SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin...

106
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN KRIM ANTI-INFLAMASI EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus Benth.) SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA AGUSTUS 2016

Transcript of SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin...

Page 1: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN

KRIM ANTI-INFLAMASI EKSTRAK ETANOL 70%

HERBA KUMIS KUCING

(Orthosiphon stamineus Benth.)

SKRIPSI

RISHA NATASYA ANDRIANI

1112102000024

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2016

Page 2: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN

KRIM ANTI-INFLAMASI EKSTRAK ETANOL 70%

HERBA KUMIS KUCING

(Orthosiphon stamineus Benth.)

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

RISHA NATASYA ANDRIANI

1112102000024

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2016

Page 3: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

iii

Page 4: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

iv

Page 5: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

v

Page 6: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

vi

ABSTRAK

Nama : Risha Natasya Andriani

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim Anti-inflamasi

Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis Kucing (Orthosiphon

stamineus Benth.)

Herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) merupakan tanaman herbal

yang berpotensi memiliki aktivitas anti-inflamasi karena mengandung senyawa

flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak herba kumis

menjadi sediaan krim. Krim dibuat dalam 3 formula dengan memvariasikan

konsentrasi asam stearat yaitu krim F1 (12%), F2 (13%), dan F3 (14%). Evaluasi

stabilitas fisik sediaan krim dilakukan setiap minggu selama 3 minggu

penyimpanan di suhu ruang (26 ± 2oC) dan di suhu tinggi (40

oC) dengan

parameter pengujian meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas dan sifat

alir, sentrifugasi, cycling test, pengukuran daya sebar, dan pengukuran ukuran

diameter globul rata-rata. Hasil menunjukkan bahwa krim F3 yang memiliki

konsentrasi asam stearat paling tinggi memiliki konsistensi yang lebih kental dan

kaku. Variasi konsentrasi asam stearat mempengaruhi stabilitas fisik krim selama

3 minggu penyimpanan. Dari segi organoleptis, homogenitas, dan uji sentrifugasi

semua krim stabil setelah 3 minggu penyimpanan karena tidak mengalami

perubahan. Peningkatan konsentrasi asam stearat menyebabkan penurunan

viskositas krim sehingga daya sebar meningkat dan ukuran diameter globul rata-

rata krim menurun selama 3 minggu penyimpanan. Nilai pH dan ukuran diameter

globul rata-rata semua krim masih berada dalam rentang normal yang diharapkan.

Hasil analisis data menggunakan One-Way ANOVA memperlihatkan tidak

adanya perbedaan yang bermakna terhadap variasi konsentrasi asam stearat dan

lama penyimpanan pada pengujian pH, viskositas, dan ukuran diameter globul

rata-rata (p >0,05). Pengujian daya sebar pada suhu 26 ± 2oC menunjukkan

perbedaan yang bermakna pada formula 1 dan 3 (p <0,05) sedangkan pengujian

daya sebar pada suhu 40oC tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p >0,05).

Kata kunci : Ekstrak herba kumis kucing, krim, Orthosiphon stamineus Benth.,

stabilitas fisik

Page 7: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

vii

ABSTRACT

Name : Risha Natasya Andriani

Program Study : Pharmacy

Title : Formulation and Physical Stability Test of Anti-inflammatory

Cream Containing 70% Ethanolic Kumis Kucing Herb Extract

(Orthosiphon stamineus Benth.)

Kumis kucing herb (Orthosiphon stamineus Benth.) is one of herbal medicine that

has an anti-inflammatory activity due to the content of flavonoid. This research

aimed to formulate Kumis Kucing Herb Extract into a cream. Creams were made

with various concentration of stearic acid, they are F1 (12%), F2 (13%), and F3

(14%). Physical stability evaluation was done at room temperature ((26 ± 2oC)

and high temperature (40oC) for three weeks based on organoleptic, homogeneity,

pH, viscosity and rheology, spreadability, droplets size, centrifugation, and

cycling test. The result showed that the consitency of cream F3 was thick and stiff

related with the highest stearic acid concentration. variation of stearic acid

concentration affected their physical stability after three weeks stored. All creams

are stable based on their organoleptic, homogeneity, and centrifugation.

Increasing of stearic acid concentration would decrease the viscosity of cream so

that spreadability increases and droplets size decreases during three weeks

storage. The pH and droplets size are still within the normal value. The result of

One-Way ANOVA analysis showed that was not significantly different between

the various concentration of stearic acid and storage time for pH, viscosity, and

droplets size. Spreadability at 26 ± 2oC showed that was significantly different for

F1 and F3 preparation (p <0.05), meanwhile, spreadability at 40oC was not

significantly different (p >0.05).

Keywords : Cream, kumis kucing herb extract, Orthosiphon stamineus Benth.,

physical stability

Page 8: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat

dan anugerah-Nya sehingga dengan seizin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Formulasi dan Uji Stabilitas

Fisik Sediaan Krim Anti-inflamasi Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis

Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)”. Shalawat dan salam tak lupa penulis

sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan

jalan kebenaran dan suri tauladan kepada umatnya.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Program Studi Farmasi, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selama masa perkuliahan hingga penelitian dan

penyusunan skripsi ini telah memperoleh bantuan, bimbingan, dan motivasi dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Arif Sumantri S.KM., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt, selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Nelly Suryani, PhD., M.Si., Apt dan Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku

dosen pembimbing yang telah sabar dan meluangkan banyak waktu untuk

memberikan ilmu, bimbingan, arahan, dan motivasi selama penelitian hingga

penulisan skripsi.

4. Bapak Drs. Umar Mansyur, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing dan memberikan dukungan selama masa

perkuliahan.

5. Bapak dan Ibu staf pengajar serta karyawan yang telah memberikan ilmu,

bimbingan, dan bantuan selama menempuh pendidikan di Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 9: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

ix

6. Kedua orangtua tercinta, Ibunda Eris Defita dan Ayahanda Haryadi yang

selalu ikhlas memberikan cinta dan kasih sayang, dukungan, pengorbanan,

serta doa yang tak pernah putus untuk penulis.

7. Kedua adikku tersayang Ridwan Nugraha dan Alwan Harris Alfarizi serta

keluarga besar yang selalu mendoakan, membantu, menghibur dan memberi

semangat kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat “CA” Afina Almas, Khoirun Nisak, Nisa Utami, Annissa

Fadilla, Moethia, Zakiyah Zahra, Putri Wulandari, Azmi Indillah, Lailatul

Khotimah, Endang Suryani, Aprilia Intan, Dian Aulia yang selalu mewarnai

kehidupan perkuliahan penulis, yang selalu memberikan dukungan dan

bantuan serta menjadi tempat berbagi dalam suka maupun duka.

9. Sahabat-sahabat yang selalu membantu dan menjadi tempat berbagi selama

perkuliahan hingga penyusunan skripsi, Siti Windi Hariani, Lilis Hermawati,

Fenny Delfiyanti, Noni Tri Utami, Ade Rachma, Nurul Fitri, Gadis Fujiastuti,

Denny Bachtiar, Nur Khasanah.

10. Sahabat-sahabat semasa sekolah dulu yang selalu ada mendengar keluh kesah

dan menghibur penulis disaat penat, Fairuz Thifal, Atthina Ayu, Ika Fitriyana,

Prisca Rety Wandari, Happy Serevia Adisty, Tiara Desfita, Debie Maya

Puspita.

11. Teman-teman seperjuangan Farmasi 2012, khususnya kelas AC atas

kebersamaan dan kebaikannya selama masa perkuliahan.

12. Keluarga besar HMPS Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode

2014-2015 yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis.

13. Laboran Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kak Eris, Kak Lisna, Kak

Suryani, Kak Tiwi, Mba Rani, Kak Walid, Kak Rahmadi yang telah

membantu penulis selama penelitian.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan

penulisan skripsi hingga selesai, yang namanya tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Page 10: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

x

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca.

Jakarta, 8 Agustus 2016

Penulis

Page 11: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

xi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Risha Natasya Andriani

NIM : 1112102000024

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,

dengan judul :

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN KRIM ANTI-

INFLAMASI EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KUMIS KUCING

(ORTHOSIPHON STAMINEUS BENTH.)

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada Tanggal : 8 Agustus 2016

Yang menyatakan,

(Risha Natasya Andriani)

Page 12: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

xii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5

2.1. Tanaman Kumis Kucing ............................................................. 5

2.1.1. Klasifikasi Tanaman ....................................................... 5

2.1.2. Nama Latin ...................................................................... 6

2.1.3. Nama Tanaman di Wilayah Lain .................................... 6

2.1.4. Ekologi ............................................................................ 6

2.1.5. Morfologi ........................................................................ 6

2.1.6. Kandungan Kimia ........................................................... 7

2.1.7. Efek Farmakologis .......................................................... 7

2.2. Ekstraksi ...................................................................................... 8

2.2.1. Pengertian ekstraksi ........................................................ 8

2.2.2. Metode ekstraksi ............................................................. 9

2.2.2.1. Ekstraksi Cara Dingin ..................................... 9

2.2.2.2. Ekstraksi Cara Panas ...................................... 10

2.2.2.3. Teknik Ekstraksi Lain ..................................... 11

2.3. Kulit ............................................................................................ 11

2.3.1. Anatomi Fisiologi Kulit .................................................. 11

2.3.2. Lapisan Kulit ................................................................... 13

2.3.3. Penetrasi Obat Melalui Kulit ........................................... 14

2.3.3.1. Mekanisme Transepidermal .............................. 14

2.3.3.2. Mekanisme Transappendageal........................ 15

2.4. Krim ........................................................................................... 15

2.4.1. Definisi Krim .................................................................. 15

2.4.2. Tipe Krim ........................................................................ 16

2.4.3. Formulasi Krim ............................................................... 17

2.4.3.1 Setil Alkohol ................................................... 17

Page 13: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

xiii

2.4.3.2. Asam Stearat ................................................... 18

2.4.3.3. Trietanolamin .................................................. 18

2.4.3.4. Gliserin .......................................................... 19

2.4.3.5. Metil Paraben ................................................. 19

2.4.3.6. Propil Paraben ................................................ 20

2.4.3.7. Aquades ......................................................... 21

2.4.4. Stabilitas Krim ............................................................... 21

2.5. Inflamasi .................................................................................... 24

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 27

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 27

3.2. Bahan dan Alat Penelitian ......................................................... 27

3.2.1. Bahan Penelitian ............................................................. 27

3.2.2. Alat Penelitian ................................................................. 28

3.3. Prosedur Penelitian .................................................................... 28

3.3.1. Pemeriksaan Flavonoid Ekstrak Herba Kumis Kucing .. 28

3.3.2. Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Herba Kumis Kucing . 28

3.3.3. Evaluasi Fisik Sediaan Krim ........................................... 29

3.3.3.1.Pengamatan Organoleptis.................................... 29

3.3.3.2.Pengujian Homogenitas ...................................... 29

3.3.3.3.Pengukuran pH .................................................... 30

3.3.3.4.Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir ................. 30

3.3.3.5.Pemeriksaan Daya Sebar ..................................... 30

3.3.3.6.Pengukuran Diameter Globul Rata-rata .............. 31

3.3.3.7.Pengujian Sentrifugasi ........................................ 31

3.3.3.8.Pengujian Cycling Test ........................................ 31

3.3.4. Analisis Data ................................................................... 31

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 32

4.1. Hasil Pemeriksaan Flavonoid Ekstrak Herba Kumis Kucing .. 32

4.2. Hasil Formulasi Sediaan Krim ................................................. 33

4.3. Hasil Evaluasi Fisik Sediaan Krim ........................................... 34

4.3.1. Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Krim .............. 35

4.3.2. Hasil Pengamatan Homogenitas Sediaan Krim ............. 36

4.3.3. Hasil Pengukuran pH Sediaan Krim .............................. 37

4.3.4. Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir ................... 38

4.3.5. Hasil Pengukuran Daya Sebar Sediaan Krim ................ 40

4.3.6. Hasil Pengukuran Diameter Globul Rata-rata Krim ...... 42

4.3.7. Hasil Pengujian Sentrifugasi .......................................... 43

4.3.8. Hasil Pengujian Cycling Test ......................................... 44

BAB 5 SARAN DAN KESIMPULAN .......................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 47

LAMPIRAN .................................................................................................... 53

Page 14: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)..... 5

Gambar 2.2 Penampang Struktur Kulit ...................................................... 12

Gambar 2.3 Struktur Setil Alkohol ............................................................. 17

Gambar 2.4 Struktur Asam Stearat ............................................................. 18

Gambar 2.5 Struktur Trietanolamin............................................................ 19

Gambar 2.6 Struktur Gliserin ..................................................................... 19

Gambar 2.7 Struktur Metil Paraben ............................................................ 20

Gambar 2.8 Struktur Propil Paraben .......................................................... 21

Gambar 4.1 Hasil Pemeriksaan Kandungan Flavonoid .............................. 32

Gambar 4.2 Hasil Uji Cycling Test ............................................................. 45

Gambar 6.1 Sifat Alir Minggu 0 ................................................................. 60

Gambar 6.2 Sifat Alir F1 Penyimpanan Suhu 26 ± 2oC ............................. 60

Gambar 6.3 Sifat Alir F2 Penyimpanan Suhu 26 ± 2oC ............................. 61

Gambar 6.4 Sifat Alir F3 Penyimpanan Suhu 26 ± 2oC ............................. 61

Gambar 6.5 Sifat Alir F1 Penyimpanan Suhu 40oC ................................... 62

Gambar 6.6 Sifat Alir F2 Penyimpanan Suhu 40oC ................................... 62

Gambar 6.7 Sifat Alir F1 Penyimpanan Suhu 40oC ................................... 63

Page 15: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

xv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Kandungan Kimia Tanaman Kumis Kucing ................................. 7

Tabel 3.1 Data Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis Kucing ........................... 27

Tabel 3.2 Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Herba Kumis Kucing .... 28

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Penyimpanan Suhu 26 ± 2oC ..... 36

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Organoleptis Penyimpanan Suhu 40oC ........... 36

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Homogenitas Sediaan Krim............................. 37

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran pH Sediaan Krim ............................................. 37

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan Krim .................................. 39

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Daya Sebar ....................................................... 41

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Diameter Globul Rata-rata Sediaan Krim ........ 42

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Sentrifugasi Sediaan Krim .................................. 44

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Cycling Test ........................................................ 44

Tabel 6.1 Tabel Pengamatan Homogenitas ................................................... 56

Tabel 6.2 Tabel pH Krim Suhu 26 ± 2oC ...................................................... 57

Tabel 6.3 Tabel pH Krim Suhu 40oC ............................................................ 57

Tabel 6.4 Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir Minggu 0 ................. 58

Tabel 6.5 Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir Minggu 1 ................. 58

Tabel 6.6 Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir Minggu 2 ................. 58

Tabel 6.7 Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir Minggu 3 ................. 59

Tabel 6.8 Luas Daya Sebar Krim F1 Suhu 26 ± 2oC (cm

2) ........................... 64

Tabel 6.9 Luas Daya Sebar Krim F2 Suhu 26 ± 2oC (cm

2) ........................... 64

Tabel 6.10 Luas Daya Sebar Krim F3 Suhu 26 ± 2oC (cm

2) ........................... 65

Tabel 6.11 Luas Daya Sebar Krim F1 Suhu 40oC (cm

2) ................................. 65

Tabel 6.12 Luas Daya Sebar Krim F2 Suhu 40oC (cm

2) ................................. 66

Tabel 6.13 Luas Daya Sebar Krim F3 Suhu 40 oC (cm

2) ................................ 66

Tabel 6.14 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 26 ± 2oC Minggu 0 .............. 67

Tabel 6.15 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 26 ± 2oC Minggu 1 .............. 67

Tabel 6.16 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 26 ± 2oC Minggu 2 .............. 67

Tabel 6.17 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 26 ± 2oC Minggu 3 .............. 68

Tabel 6.18 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 26 ± 2oC Minggu 0 .............. 68

Tabel 6.19 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 26 ± 2oC Minggu 1 .............. 68

Tabel 6.20 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 26 ± 2oC Minggu 2 .............. 69

Tabel 6.21 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 26 ± 2oC Minggu 3 .............. 69

Tabel 6.22 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 26 ± 2oC Minggu 0 .............. 69

Tabel 6.23 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 26 ± 2oC Minggu 1 .............. 70

Tabel 6.24 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 26 ± 2oC Minggu 2 .............. 70

Tabel 6.25 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 26 ± 2oC Minggu 3 .............. 70

Tabel 6.26 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 40oC Minggu 0 .................... 71

Tabel 6.27 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 40oC Minggu 1 .................... 71

Tabel 6.28 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 40oC Minggu 2 .................... 71

Tabel 6.29 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 40oC Minggu 3 .................... 72

Tabel 6.30 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 40oC Minggu 0 .................... 72

Tabel 6.31 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 40oC Minggu 1 .................... 72

Tabel 6.32 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 40oC Minggu 2 .................... 73

Page 16: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

xvi

Tabel 6.33 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 40oC Minggu 3 .................... 73

Tabel 6.34 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 40oC Minggu 0 .................... 73

Tabel 6.35 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 40oC Minggu 1 .................... 74

Tabel 6.36 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 40oC Minggu 2 .................... 74

Tabel 6.37 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 40oC Minggu 3 .................... 74

Tabel 6.38 Hasil Pengamatan Sentrifugasi ...................................................... 75

Page 17: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Gambar Alat Penelitian ............................................................. 53

Lampiran 2 Hasil Pengamatan Organoleptis ................................................ 54

Lampiran 3 Hasil Pengamatan Homogenitas ............................................... 56

Lampiran 4 Data Hasil Pengujian pH........................................................... 57

Lampiran 5 Data Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir ..................... 58

Lampiran 6 Data Hasil Pengukuran Daya Sebar .......................................... 64

Lampiran 7 Data Hasil Pengukuran Diameter Globul Rata-rata .................. 67

Lampiran 8 Hasil Pengamatan Sentrifugasi ................................................. 75

Lampiran 9 Hasil Statistik pH Krim ............................................................ 76

Lampiran 10 Hasil Statistik Viskositas Krim ................................................. 78

Lampiran 11 Hasil Statistik Daya Sebar Krim ............................................... 80

Lampiran 12 Hasil Statistik Ukuran Diameter Globul Rata-rata Krim .......... 83

Lampiran 13 Sertifikat Analisis Asam Stearat ............................................... 86

Lampiran 14 Sertifikat Analisis Trietanolamin .............................................. 87

Lampiran 15 Sertifikat Analisis Gliserin ....................................................... 88

Lampiran 16 Sertifikat Analisis Setil Alkohol ............................................... 89

Page 18: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi penggunaan tanaman obat di Indonesia sangat berkembang pesat.

Dari kurang lebih 40.000 jenis tanaman, 1300 diantaranya sudah digunakan

sebagai tanaman obat (Muktiningsih et al., 2001). Salah satu tanaman yang

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah tanaman kumis kucing

(Orthosiphon stamineus Benth,). Tanaman kumis kucing merupakan tanaman

yang tumbuh luas di daratan Asia Tenggara seperti di negara Indonesia, Thailand,

Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Myanmar. Secara empirik,

kumis kucing digunakan dalam pengobatan batu empedu, batu ginjal, diabetes,

edema, epilepsi, demam, hepatitis, hipertensi, dan rematik (Koay dan Amir,

2012). Pada awal abad ke 20, peneliti di Eropa tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai manfaat tanaman ini karena tanaman ini mudah

dibudiayakan dan banyak tumbuh di lingkungan sekitar (Himani et al., 2013).

Tanaman kumis kucing memiliki metabolit sekunder seperti terpenoid

(diterpen dan triterpen), polifenol, flavonoid, sterol dan minyak esensial (Hossain

dan Rahman, 2011). Dari senyawa yang dikandungnya, kumis kucing memiliki

aktivitas antioksidan, antibakteri, anti inflamasi, antifungi, dan mempunyai fungsi

hepatoprotektif (Himani et al., 2013). Flavonoid yang terkandung dalam tanaman

ini diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi (Shin et al., 2012). Aktivitas

antiinflamasi terjadi karena cincin benzopiron yang terdapat pada struktur

flavonoid berikatan dengan enzim siklooksigenase dan lipooksigenase (Narayana

et al., 2001).

Infusa herba kumis kucing diketahui memiliki daya antiinflamasi yang

diujikan pada tikus putih jantan galur Wistar dengan konsentrasi 5%, 10%, dan

20% (Anindhita, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Prayoga (2008)

menunjukan bahwa ekstrak etanol 70% daun kumis kucing dapat menghambat

inflamasi lebih dari 50%. Pada penelitian lain menunjukan bahwa kandungan

flavoinod seperti sinensetin, eupatorin, dan eupatorin-5-metil ether (TMF)

1

Page 19: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki aktivitas antiinflamasi dengan menghambat sintesis prostaglandin dan

mengurangi produksi nitrit oksida (NO) (Yam et al., 2010).

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, penelitian mengenai

manfaat dan aktivitas farmakologis tanaman kumis kucing juga semakin banyak.

Akan tetapi, sejauh ini masyarakat hanya memanfaatkan tanaman kumis kucing

secara tradisional seperti untuk pengobatan rematik, batu ginjal, dan

memperlancar pengeluaran air seni yang dikonsumsi dalam bentuk infusa (air

rebusan) dan kapsul. Dengan memanfaatkan metabolit sekunder yang memiliki

aktivitas antiinflamasi, maka pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan

sediaan topikal semi solid yang ditujukan untuk antiinflamasi. Inflamasi

merupakan respon protektif tubuh terhadap cedera jaringan yang ditandai dengan

kemerahan, pembengkakan, rasa panas, dan nyeri. Penggunaan sediaan topikal

yang mengandung ekstrak herba kumis kucing diharapkan dapat mencegah

terjadinya inflamasi karena penghantarannya memiliki keuntungan dibanding

bentuk sediaan oral yaitu dapat meningkatkan kepatuhan pasien, mudah

dihentikan penggunaannya jika terjadi efek yang tidak diinginkan, dan dapat

langsung menghantarkan obat ke kulit yang mengalami kelainan atau cedera

jaringan (Chien et al., 2002).

Sediaan semisolid yang akan dibuat pada penelitian ini adalah krim

dengan tipe minyak dalam air ekstrak etanol 70% herba kumis kucing

(Orthosiphon stamineus Benth.). Krim merupakan sediaan topikal setengah padat

dengan sistem emulsi yang dapat bercampur dengan sekresi kulit, sediaan krim

dapat diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa sebagai efek terapeutik,

pelindung atau profilaksis yang tidak membutuhkan efek oklusif (Marriot, John, et

al., 2010). Krim juga sebagai bahan pembawa substansi obat pada pengobatan

kulit, sebagai bahan pelembab, dan pelindung kulit dengan mencegah kontak

antara permukaan kulit dengan larutan berair dan rangsangan kulit (Anief, 2000).

Sediaan krim tipe minyak dalam air dapat memberikan efek hidrasi pada kulit.

Efek hidrasi dapat meningkatkan permeabilitas kulit sehingga penetrasi obat

meningkat. Sediaan krim dengan tipe minyak dalam air dipilih karena mudah

diaplikasikan pada bagian tubuh, lebih nyaman dikulit dan tidak lengket,

memberikan efek melembabkan kulit serta mudah dicuci dengan air dibanding

Page 20: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sediaan topikal semi solid lain (salep, gel, dan pasta) (Hendradi et al., 2013).

Sediaan krim terdiri dari dua fase cairan yang tidak dapat menyatu, dimana salah

satu fase terdispersinya sebagai tetesan seragam di dalam fase lainnya.

Penggunaan emulgator dapat berfungsi untuk menyatukan dan

menstabilkan krim tersebut. Emulgator akan menurunkan tegangan antar muka

antara fase terdispersi dan pendispersi serta mengelilingi cairan yang terdispersi

membentuk suatu lapisan tipis. Lapisan ini dapat mencegah terjadinya kontak atau

berkumpulnya kembali fase terdispersi. Pemilihan jenis emulgator dengan

konsentrasi yang tepat dapat menghasilkan basis krim yang baik dan stabil.

Beberapa literatur menunjukan bahwa kombinasi asam stearat dan trietanolamin

(TEA) sebagai emulgator pada konsentrasi tertentu dapat menghasilkan krim yang

stabil dan membentuk basis yang kental (Rowe et al., 2009 ; Wardiyah, 2015).

Asam stearat merupakan salah satu komponen fase minyak. Penggunaan asam

stearat yang tidak tepat dapat menghasilkan konsistensi basis krim yang encer

atau keras dan dapat merubah warna menjadi lebih gelap sehingga menimbulkan

rasa kurang nyaman (Dini, 2015). Dengan demikian perlu dilakukan penelitian

mengenai pengaruh variasi konsentrasi asam stearat yang dapat menghasilkan

formulasi krim ekstrak etanol 70% herba kumis kucing yang memenuhi syarat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak etanol 70% herba kumis kucing dapat diformulasikan

menjadi sediaan krim yang stabil selama proses penyimpanan?

2. Bagaimana stabilitas fisik krim ekstrak etanol 70% herba kumis kucing

yang mengandung variasi konsentrasi asam stearat selama

penyimpanan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Memformulasikan sediaan krim tipe M/A ekstrak etanol 70% herba

kumis kucing yang stabil secara fisik selama jangka waktu proses

penyimpanan dengan menggunakan emulgator yang sesuai.

2. Mengetahui stabilitas fisik sediaan krim ekstrak etanol 70% herba

kumis kucing dengan menggunanakan variasi konsentarsi asam stearat.

Page 21: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai formulasi

krim ekstrak herba kumis kucing sebagai antiinflamasi serta diharapkan dapat

meningkatkan nilai ekonomis dari tanaman kumis kucing sehingga semakin

banyak masyarakat yang menggunakannya.

Page 22: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kumis Kucing

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman kumis kucing adalah sebagai berikut (Almatar dan

Rahmat, 2014)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tacheobionta

Supervision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Subclass : Asteridae

Order : Lamiales

Family : Lamiaceae

Genus : Orthosiphon

Species : aristatus, labiatus, grandiflorum,

spicatus, stamineus

Gambar 2.1 Tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) (Almatar dan Rahmat, 2014)

5

Page 23: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.2 Nama Latin

Tanaman kumis kucing memiliki beberapa sebutan nama latin, diantaranya

adalah Orthosiphon stamineus Benth, Orthosiphon aristatus (Blume) Miq,

Orthosiphon longiflorum Ham, Orthosiphon grandiflorum et aristatum BL,

Orthosiphon spiralis Merr, Orthosiphon grandiflorus Bold (Adnyana et al, 2013).

2.1.3 Nama Tanaman di Wilayah Lain

Di Indonesia tanaman kumis kucing disebut dengan berbagai nama lokal,

seperti kumis kucing (Sumatra), kumis ucing (Sunda), bunga laba-laba, remujung,

sesalayeyan (Jawa), dan soengot koceng (Madura). Sedangkan di negara lain

kumis kucing memiliki nama java tea, cat’s whisker, Indian kidney tea (Inggris),

mao xu cao (China), misai kucing, ruku hutan (Malaysia), kabling gubat, kabling

parang (Filipina), se-cho, myit-shwe (Myanmar), rau-meo (Vietnam), neko no

hige (Jepang), katzenbart (Jerman) dan yaa-nuad-maew, pa-yab-mek (Thailand)

(Adnyana et al, 2013).

2.1.4 Ekologi

Tanaman kumis kucing merupakan tanaman yang banyak tumbuh liar di

lingkungan sekitar. Tanaman ini banyak ditemukan di negara tropis seperti Asia

dan Australia. Kumis kucing dapat dibudi dayakan pada dataran dengan

ketinggian 500-1200 mdpl dengan curah hujan lebih dari 3000 mm/tahun. Untuk

budi daya, sebaiknya kumis kucing ditanam pada tanah yang subur dan gembur

yang memiliki pH 5-7,7, mengandung banyak humus, memiliki aliran air yang

baik serta terkena sinar matahari langsung (Herliana, 2013).

2.1.5 Morfologi

Tanaman kumis kucing tumbuh tegak dengan tinggi mencapai hingga 1,5

meter. Memiliki akar tunggang yang kuat. Batangnya berwarna cokelat kehijauan,

berkayu, segi empat agak beralur, beruas, bercabang, dan berambut pendek.

Bunga majemuk berwarna ungu pucat atau putih dengan benang sari lebih

panjang dari tabung bunga. Daunnya berwarna hijau berbentuk tunggal, bulat telur

atau memanjang, berambut halus, tepi bergerigi, ujung dan pangkalnya runcing,

Page 24: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

panjang daun 2-10 cm sedangkan lebarnya 1-5 cm. Memiliki buah yang berbentuk

bulat telur, buah yang masih muda berwarna hijau sedangkan yang sudah masak

berwarna coklat (Dalimartha, 2006).

2.1.6 Kandungan Kimia

Menurut Herbal Medicines 3th

edition , tanaman kumis kucing memiliki

kandungan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kandungan Kimia Tanaman Kumis Kucing

Diterpen

Orthosiphonon A dan B ; Orthosiphol A, B, E, F, G, H, I,M,

N, P, R, S, T ; Staminol A ; Neo-orthosiphol A dan B ; Neo-

orthosiphon A ; Norstaminolacton A ; Norstaminol B dan C

; Norstaminone A ; Seco-orthosiphol A, B, C

Benzochromene

Orthochromene A ; Methylripariochromene A ;

Acetovanillochromene

Flavonoid

Sinensetin ; Tetramethylscutellarein ; Eupatorin ; 5-

hydroxy-6,7,3’,4’-tetramethoxyflavon ; 3’-hydroxy-5,6,7,4’-

tetramethoxyflavon ; Salvigenin ; Trimethylapigenin ;

Tetramethoxyluteolin

Phenylpropanoid Asam rosmarinat ; caffeoyl tartrat ; dicaffeoyltartrat ; 4

asam dipepsida kafeat

Minyak esensial

(0,02-0,7%)

β-caryophyllen ; α-humulen ; β-caryophyllen oksida ;

can-2-one ; asam palmitat

Senyawa lain Inositol ; phytosterol (β -sitosterol) ; esculetin (α-coumarin)

; garam potassium

2.1.7 Efek Farmakologis

Tingginya frekuensi penggunaan tanaman kumis kucing sebagai tanaman

obat oleh masyarakat terdahulu, membuat penelitian akan manfaatnya

berkembang pesat. Telah dilaporkan pada beberapa penelitian bahwa tanaman ini

dapat meregulasi kadar gula darah pada pengobatan diabetes, menghambat

pembekuan darah dan mempunyai sifat hemolitik yang kuat sehingga dapat

menurukan tekanan darah yang berguna untuk pengobatan hipertensi

Page 25: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ekstrak etanol daun kumis kucing memiliki daya antiinflamasi pada tikus

putih jantan galur Wistar (Prayoga, 2008). Kandungan flavonoid dari ekstrak daun

kumis kucing terbukti dapat menghambat sintesis prostaglandin dan nitrit oksida

(NO) yang berperan sebagai mediator inflamasi (Yam et al., 2010 dan Laavola et

al., 2012). Ekstrak metanol-air (50 : 50) daun kumis kucing dapat menurunkan

suhu tubuh (antipiretik) tikus galur Sprague Dawley pada dosis 500 dan 1000

mg/kg BB setelah 4 jam pemberian injeksi subkutan (Yam et al., 2009). Ekstrak

metanol daun kumis kucing dilaporkan dapat menghambat aktivitas bakteri Vibrio

parahaemolyticus yang banyak terdapat pada makanan (Ho et al., 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Nair et al (2014) juga menunjukan bahwa fraksi

dengan berbagai pelarut dari daun kumis kucing mampu menghambat

pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila, Pseudomonas aeroginosa, dan

Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol daun kumis kucing juga memiliki aktivitas

antioksidan yang tinggi dan juga mempunyai aktivitas hepatoprotektif karena

dapat menurunkan kadar bilirubin pada tikus yang terkena penyakit jaundice

(Himani et al., 2013). Pada uji toksisitas ekstrak metanol kumis kucing tidak

menunjukan adanya abnormal fungsi organ dan kematian pada hewan uji (Yam et

al., 2013)

2.2 Ekstraksi

2.2.1 Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses penyarian zat kimia yang terdapat dalam bahan

alam menggunakan pelarut dan metode yang sesuai. Ekstraksi merupakan teknik

pemisahan suatu senyawa berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut diantara

dua pelarut yang saling bercampur (Harun, 2014). Prinsip ekstraksi adalah

melarutkan dan menarik senyawa aktif menggunakan pelarut yang sesuai. Hasil

yang didapat dari proses ekstraksi disebut ekstrak.

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Ekstrak adalah sediaan kental

yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau

simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai. Selanjutnya semua atau

hampir semua pelarut diuapkan, massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan

sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.

Page 26: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Proses yang terjadi pada saat ekstraksi adalah penetrasi dan disolusi

pelarut ke dalam sel tanaman sehingga terjadi pengembangan sel. Setelah itu zat

yang terekstraksi berdifusi keluar sel. Proses diatas diharapkan terjadi

kesetimbangan antara zat terlarut dan pelarut. Kesetimbangan begantung pada

beberapa faktor diantaranya adalah suhu, pH, ukuran partikel, dan gerakan

partikel (Emilan et al, 2011)

2.2.2 Metode Ekstraksi

Struktur kimia yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan dan

stabilitas senyawa tersebut terhadap terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam

berat, dan derajat keasaman. Dengan mengetahui sifat senyawa aktif yang

terkandung dalam simplisia akan mempermudah dalam pemilihan pelarut dan

metode ekstraksi (Depkes RI, 2000). Pemilihan metode ekstraksi yang tepat

bergantung pada tekstur, kandungan air tanaman yang diekstraksi, dan jenis

senyawa yang akan diisolasi (Wardiyah, 2015).

Ditjen POM (2000) membagi metode ekstraksi menggunakan pelarut

kedalam dua kelompok, yaitu cara dingin dan cara panas.

2.2.2.1 Ekstraksi Cara Dingin

a. Maserasi

Maserasi merupakan proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu ruang.

Ekstraksi dengan metode maserasi dilakukan pengadukan yang kontinu sehingga

disebut juga dengan maserasi kinetik. Remaserasi adalah proses penambahan

pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya (Depkes

RI, 2000). Maserasi dilakukan pada wadah yang gelap dan tertutup. Metode

ekstraksi ini sangat sederhana dan dapat digunakan untuk mengesktraksi zat yang

tahan dan tidak tahan pemanasan, akan tetapi kekurangannya adalah

membutuhkan waktu yang lama hingga beberapa hari serta membutuhkan pelarut

dalam jumlah banyak.

b. Perkolasi

Perkolasi merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

penyarian yang sempurna (exhaustive extraction) yang dilakukan pada suhu ruang

Page 27: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menggunakan alat yang disebut perkolator. Proses perkolasi terdiri dari tahap

pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan ekstrak), dan terus-menerus sampai diperoleh ekstrak

yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Depkes RI, 2000)

2.2.2.2 Ekstraksi Cara Panas

a. Sokletasi

Sokletasi merupakan metode esktraksi menggunakan pelarut yang selalu

baru yang dilakukan menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu

dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik

(Depkes RI, 2000).

b. Refluks

Refluks merupakan metode ekstraksi dengan pelarut pada titik didihnya,

selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan

adanya pendingin balik. Pada metode refluks, dilakukan pengulangan proses pada

residu pertama sampai 3-5 kali (Depkes RI, 2000).

c. Digesti

Digesti merupakan maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruang, pada umunya dilakukan pada

temperatur 40-50oC (Depkes RI, 2000).

d. Infusa

Infusa merupakan ekstraksi dengan pelarut air pada suhu 90oC selama 15

menit. Menurut Depkes RI (2000), infusa adalah metode esktraksi menggunakan

pelarut air pada temperatur penangas air dimana bejana infus tercelup dalam

penangas air mendidih dengan temperatur 96-98oC selama 15-20 menit.

e. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama, yaitu lebih dari 30 menit

dan temperatur sampai titik didih air.

Page 28: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.2.3 Teknik Ekstraksi Lain

a. Supercritical Fluid

pada metode ini, fase gas dapat berfungsi sebagai cairan ketika berada

dibawah tekanan. Salah satu contoh gas yang digunakan untuk mengekstraksi

adalah karbon dioksida (CO2). Dengan tekanan dan temperatur yang sesuai, akan

diperoleh spesifikasi kondisi polaritas tertentu yang sesuai untuk melarutkan

golongan senyawa kandungan tertentu. Setelah tekanan dihilangkan, molekul gas

akan menguap dan menghasilkan ekstrak (Depkes RI, 2000).

b. Sonikasi

metode ekstraksi ini memanfaatkan penggunaan getaran gelombang

ultrasonik dengan frekuensi lebih dari 20 kHz. Prinsipnya adalah meningkatkan

permeabilitas dinding sel dan menimbulkan kavitasi. Hasil ekstraksi tergantung

pada frekuensi getaran , kapasitas alat, dan lamanya proses ultrasonikasi.

Kelemahan ekstraksi dengan metode ini adalah efek yang merusak dari energi

ultrasonik yang menyebabkan konstituen tanaman membentuk radikal bebas yang

tidak diharapkan (Wardiyah, 2015).

c. Ekstraksi Berkesinambungan

Proses ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan pelarut yang

berbeda atau resirkulasi cairan pelarut dan prosesnya tersusun berturutan beberapa

kali. Proses ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi (jumlah pelarut) dan

dirancang untuk bahan dalam jumlah besar yang terbagi dalam beberapa bejana

ekstraksi (Depkes RI, 2000).

d. Ekstraksi Energi Listrik

Energi listrik digunakan dalam bentuk medan listrik, medan magnet, dan

electric-discharges yang dapat mempercepat proses dan meningkatkan hasil

dengan prinsip menimbulkan gelembung spontan dan menyebarkan gelombang

tekanan berkecepatan ultrasonik (Depkes RI, 2000).

2.3 Kulit

2.3.1 Anatomi Fisiologi Kulit

Kulit merupakan lapisan terluar tubuh yang menutupi dan melindungi

permukaan tubuh dari berbagai gangguan dan rangsangan luar. Kulit manusia

Page 29: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki berat 10 kg dengan lemak dan 4 kg jika tanpa lemak. Ketebalan kulit

manusia berkisar antara 0,5 mm sampai 5 mm dengan luas permukaan rata-rata 2

m2 (Tranggono dan Latifah, 2007). Variasi tebal kulit manusia tergantung pada

letak, umur, dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, kulit bagian

medial lengan atas, dan kulit pada kelamin seperti kulit penis dan kulit labia

minor. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki,

punggung, bahu, dan bokong (Perdanakusuma, 2007).

Kulit memiliki fungsi sebagai pengatur panas dan sebagai indera peraba.

Selain itu, kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air.

Jaringan adiposa dibawah kulit befungsi sebagai penyimpanan lemak utama

dalam tubuh. Kulit tidak dapat tertembus air, sehingga dapat menghindari

kehilangan cairan dari jaringan dan menghindari masuknya air ke dalam tubuh

(Pearce, 2011)

Fungsi perlidungan kulit terjadi melalui mekanisme biologis, seperti

pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (proses keratinisasi dan

pelepasan sel yang telah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi

sebum dan keringat, serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi dari

bahaya sinar ultraviolet (Tranggono dan Latifah, 2007).

Kulit terdiri dari dua lapisan yang berbeda, lapisan luar (epidermis) yang

merupakan lapisan epitel yang berasal dari ektoderm, dan lapisan dalam (dermis

atau korium) berasal dari mesoderm yang merupakan jaringan ikat.

Gambar 2.2 Penampang Struktur Kulit (Gibson, 2002)

Page 30: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.2 Lapisan Kulit

a. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar yang terdiri dari epitel skuamosa

bertingkat. Sel-sel yang menyusunnya secara berkesinambungan dibentuk oleh sel

germinal dalam epitel silindris dan mendatar ketika didorong oleh sel-sel yang

baru kearah permukaan. Epidermis membentuk perisai fisik untuk melindungi

tubuh dari ancaman lingkungan. Epidermis mengandung keratinosit yang

merupakan tempat pembentukan keratin (Gibson, 2002). Ketebalan epidermis

berbeda-beda pada bagian tubuh. Bagian yang paling tebal terdapat pada telapak

kaki dan telapak tangan dengan ketebalan 1 mm, sedangkan lapisan yang tipis

dengan ketebalan berkisar 0,1 mm terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan

perut (Tranggono dan Latifah, 2007).

Lapisan epidermis dari bagian terluar hingga kedalam terbagi menjadi 5

lapisan sel. Sel-sel ini berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara

mitosis. Lapisan sel tersebut terdiri dari (Tranggono dan Latifah, 2007) :

Lapisan Tanduk (stratum corneum )

Lapisan ini sebagian besar terdiri dari keratin, yaitu jenis protein yang

tidak larut dalam air. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel yang

pipih, tidak berinti, tidak mengalami metabolisme, tidak berwarna dan

hanya mengandung sedikit air karena adanya penguap air, elastisitasnya

kecil dan efektif untuk mencegah penguapan air dari lapisan yang lebih

dalam. Keratin sangat resisten terhadap zat kimia, sehingga lapisan ini

yang berfungsi sebagai proteksi tubuh dari pengaruh luar. Permukaan

lapian tanduk dilapisi oleh lapisan pelindung lembab yang tipis dan

bersifat asam (mantel asam kulit).

Lapisan Jernih (stratum lucidum)

Lapisan yang letaknya tepat dibawah lapisan tanduk ini merupakan lapisan

tipis, jernih, mengandung eleidin. Lapisan ini sangat jelas terlihat pada

bagian kulit yang tebal seperti telapak tangan dan kaki.

Lapisan Berbutir (stratum granulosum)

Stratum granulosum terdiri atas sel-sel keratinosit yang berbenttuk

poligonal, berbulir kasar, dan berinti mengkerut. Pada lapisan ini terdapat

Page 31: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

logam tembaga yang berfungsi sebagai katalisator proses pertandukan

kulit.

Lapisan Malphigi (stratum spinosum atau malphigi layer)

Stratum spinosum memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri.

Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri dari serabut protein.

Memiliki inti sel yang besar dan berbentuk oval. Pada lapisan malphigi ini,

masih ditemukan cairan limfe yang mengelilingi sel-sel dalam lapisan.

Lapisan Basal (stratum germinativum atau membran basalis)

Lapisan basal merupakan lapisan terbawah epidermis yang mengandung

sel-sel melanosit. Sel melanosit berungsi membentuk pigmen melanin dan

memberikannya kepada sel-sel keratinosit melalui dendrit. Sel melanosit

tidak mengalami keratinisasi. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel

keratinosit sehingga disebut dengan unit melanin epidermal.

b. Dermis

dermis atau korium merupakan lapisan kulit bagian dalam yang tersusun

atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Lapisan dermis memiliki

ketebalan 2-3 mm. Pada lapisan dermis ditemukan folikel rambut, papila rambut,

ujung saraf peraba, pembuluh darah kapiler, kelenjar minyak kulit, dan kelenjar

keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit yang banyak jumlahnya serta

sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit

(hipodermis/subkutis).

2.3.3 Penetrasi Obat Melalui Kulit

Absorbsi obat melalui kulit (absorbsi perkutan) bermula dari luar kulit

msuk ke dalam jaringan kulit melewati membran stratum corneum. Faktor

fisikokimia obat dalam formulasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

jalur absorbsi. Absorbsi obat melalui stratum corneum dapat terjadi karena adanya

proses difusi melalui mekanisme transepidermal dan transappendageal.

2.3.3.1 Mekanisme Transepidermal

Mekanisme transepidermal terjadi melalui dua jalur, yaitu transelular

dimana transpor molekul menembus membran sel dan jalur paraselular transpor

Page 32: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

molekul melalui celah antar sel. Jumlah obat yang berpenetrasi bergantung dari

koefisien partisi suatu obat dalam pembawa dan stratum corneum. Molekul obat

yang bersifat hidrofilik cenderung melalui jalur paraselular sedangkan molekul

obat bersifat lipofilik melalui jalur transelular (Bhowmick dan Sengodan, 2013).

Penetrasi transepidermal terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama merupakan

pelepasan obat dari pembawa ke stratum corneum, kemudian terjadi difusi

melalui epidermis dan dermis dengan bantuan aliran darah yang terdapat dalam

lapisan dermis (Prabawati, 2015).

2.3.3.2 Mekanisme Transappendageal

Pada jalur ini obat akan masuk ke dalam membran melalui folikel rambut

dan kelenjar keringat. Penetrasi obat melalui jalur transepidermal lebih baik

dibandingkan jalur transappedageal karena kecilnya luas permukaan pada jalur

transappedageal (Prabawati, 2015).

Menurut Barrett (1969), absorbsi secara perkutan dipengaruhi oleh :

a. Usia

b. Suhu kulit dan sirkulasi periferal

c. Keadaan kulit (normal atau terjadi inflamasi)

d. Daerah pemberian, frekuensi pemberian, dan waktu kontak obat dengan

kulit

e. Derajat hidrasi kulit

f. Perlakuan pada kulit sebelum diberi obat

g. Perbedaan spesies (jika diaplikasikan pada hewan)

h. Karakteristik penetrant

i. Molekul pembawa

j. Hubungan penetrant dan pembawa

2.4 Krim

2.4.1 Definisi Krim

Menurut Farmakope Indonesia III, krim adalah sediaan setengah padat

berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan

untuk pemakaian luar. Sedangkan menurut Farmakope Indonesia IV, krim

Page 33: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

merupakan sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat

terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Umumnya krim memiliki konsistensi yang lebih ringan dan kurang kental

dari salep. Krim juga lebih mudah menyebar di kulit sehingga mudah digunakan,

selain itu juga mudah dibersihkan karena sifatnya tidak berminyak. Krim

mempunyai estetik lebih besar dari salep dan lebih cepat berpenetrasi ke dalam

kulit. Oleh karena itu, penggunaan krim saat ini lebih disenangi daripada

penggunaan salep (Ansel, 2011)

Sediaan krim berfungsi sebagai pembawa obat pada pengobatan topikal,

selain itu juga banyak digunakan dalam bidang kosmetik seperti krim pelembab

dan krim pelindung dari rangsangan luar. Krim diaplikasikan pada kulit yang

secara umum sensitivitasnya lebih tinggi dari bagian tubuh lain, sehingga kualitas

dan stabilitasnya perlu diperhatikan. Menurut Moh. Anief (2005), sediaan krim

harus memenuhi kualitas dasar sebagai berikut :

Stabil selama penyimpanan pada suhu kamar, dan bebas dari

inkompatibilitas.

Mudah digunakan dan terdistribusi merata pada kulit serta mudah

dihilangkan

Mengandung zat yang lunak, halus dan bercampur sehingga sediaan

homogen

Obat terdistribusi merata pada dasar krim

2.4.2 Tipe Krim

Krim merupakan sistem emulsi yang terdiri dari dua fase cair yang tidak

tercampurkan, dimana salah satu fase bersifat polar (misalnya fase air) dan fase

lainnya bersifat nonpolar (misalnya fase minyak). Jika fase minyak didispersikan

sebagai globul dalam fase kontinu berair, maka sistem tersebut merupakan krim

dengan tipe minyak dalam air (m/a) atau oil-in-water (o/w). Krim minyak dalam

air mengandung air lebih dari 31%. Tipe ini lebih banyak disukai karena mudah

diaplikasikan pada kulit, tidak berminyak, dan mudah dicuci. Sedangkan jika fase

air didispersikan kedalam fase kontinu minyak, maka sistem tersebut adalah krim

tipe air dalam minyak (a/m) atau water in oil (w/o) (Martin, 1983). Krim tipe air

Page 34: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam minyak mengandung air kurang dari 25% dengan minyak sebagai medium

pendispersinya. Tipe ini lebih berminyak dibanding tipe m/a saat diaplikasikan

pada kulit, sehingga kurang disukai penggunaannya. Untuk memperoleh sediaan

yang stabil maka diperlukan adanya bahan pengemulsi saat proses pembuatan.

Bahan pengemulsi dapat terlarut dalam kedua fase cairan dan mengelilingi cairan

yang terdispersi membentuk titik-titik air mikro yang terlarut dalam medium

pendispersi. Bahan pengemulsi yang sering digunakan adalah surfaktan, polimer,

maupun kombinasi keduanya (Asmara et al., 2012).

2.4.3 Formulasi Krim

2.4.3.1 Setil Alkohol (Rowe et al., 2009)

Setil alkohol berbentuk serpihan licin, granul atau kubus yang berwarna

putih dan memiliki bau khas lemah. Nama lain dari alcohol cetylicus, Avol,

Crodacol C70, Crodacol C90, Crodacol C95, dan Ethal ini memiliki titik lebur 45-

52oC. Setil alkohol mudah larut dalam ethanol 95% dan eter, kelarutannya akan

meningkat dengan peningkatan suhu, praktis tidak larut dalam air, bercampur

ketika dilebur bersama lemak, parafin cair dan padat serta isopropil miristat.

Setil alkohol digunakan secara luas dalam pembuatan kosmetik,

suppositoria, sediaan solid, dan sediaan semisolid. Setil alkohol dapat digunakan

sebagai stiffening agent (2-10%), emulgator (2-5%), emolien (2-5%), dan

penyerap air (5%). Pada sediaan emulsi m/a, penggunaan setil alkohol yang

dikombinasikan dengan emulgator larut air dapat meningkatkan stabilitas dengan

mencegah terjadinya koalesen pada droplet.

Setil alkohol stabil (tidak tengik) dengan adanya asam, basa, cahaya, dan

udara. Akan tetapi tidak kompatibel dengan pengoksidasi kuat. Sebaiknya

disimpan pada tempat yang kering, sejuk, dan tertutup

Gambar 2.3 Struktur Setil Alkohol (Rowe et al., 2009)

Page 35: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.3.2 Asam Stearat (Rowe et al., 2009)

Asam stearat dengan nama lain Acidum stearicum. Cetylacetic acid,

Crodacid dan lain-lain berbentuk serbuk atau kristal padat berwarna putih atau

kuning pucat mengkilap dan berbau tajam. Titik lelehnya adalah 69-70oC. Asam

stearat mudah larut dalam benzene, karbon tetraklorida, kloroform, dan eter. Larut

dalam etanol 95%, heksana, dan propilen glikol, praktis tidak larut dalam air.

Asam stearat banyak digunakan dalam bidang farmasi. dalam pembuatan

sediaan topikal, asam stearat digunakan sebagai emulgator dan solubilizing agent.

Pada sediaan krim dan salep digunakan pada konsentrasi 1-20%. Ketika

dikombinasikan dengan alkali seperti trietanolamin (TEA), akan terbentuk basis

krim setelah pengadukan selama 5-15 kali dari berat cairannya.

Asam stearat merupakan bahan yang stabil dan dapat ditambah dengan

agen antioksidan. Sebaiknya ditempatkan pada wadah tertutup, kering, dan sejuk.

Gambar 2.4 Struktur Asam Stearat (Rowe et al., 2009)

2.4.3.3 Trietanolamin (TEA) (Rowe et al., 2009)

TEA merupakan cairan kental tidak berwarna hingga kuning pucat,

memiliki bau lemah seperti amonia. TEA memiliki titk leleh 20-21oC. Pada suhu

20oC dapat bercampur dengan aseton, karbon tetraklorida, metanol, dan air.

Sangat mudah larut dalam benzen (1 dalam 24 bagian) dan etil eter (1 dalam 633

bagian).

TEA berfungsi sebagai alkalizing agent dan emulsifying agent dengan

konsenstrasi 2-4% v/v. Ketika bercampur dengan asam lemak seperti asam stearat

atau asam oleat, TEA akan membentuk garam larut air yang memiliki

karakteristik seperti sabun dengan pH 8, sehingga dapat digunakan sebagai

emulgator yang dapat menstabilkan emulsi tipe m/a.

TEA akan berubah warna menjadi coklat jika terpapar cahaya dan udara,

sehingga harus ditempatkan pada tempat yang kering dan sejuk serta terlindung

dari cahaya. TEA akan bereaksi dengan tembaga membentuk garam kompleks,

Page 36: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

reaksi TEA dengan reagen tionil klorida dapat menggantikan gugus hidroksi

dengan halogen yang menyebabkan hasil dari reaksi ini sangat beracun.

Gambar 2.5 Struktur Trietanolamin (Rowe et al., 2009)

2.4.3.4 Gliserin (Rowe et al., 2009)

Gliserin atau glicerol merupakan cairan kental higroskopis yang tidak

berwarna, tidak berbau, dan memiliki rasa manis 0,6 lebih besar dari sukrosa.

Memiliki titik leleh 17,8oC. Gliserin praktis tidak larut dalam benzene, kloroform,

dan minyak, larut dalam metanol dan air, akan tetapi agak sukar larut dalam

aseton.

Pada sediaan topikal, gliserin sering digunakan sebagai humektan dan

emolien dengan konsentrasi ≤30%. Gliserin juga sering digunakan sebagai pelarut

atau co-solvent pada sediaan krim dan emulsi.

Gliserin tidak mudah teroksidasi, tetapi mudah terdekomposisi pada

pemanasan. Selain itu gliserin dapat meledak jika bercampur dengan agen

pengoksidasi kuat seperti chromium trioxide, pottasium chlorate atau pottasium

permanganat. Gliserin akan berubah warna menjadi hitam atau keruh jika terpapar

cahaya atau bercampur dengan zink oksida atau bismut nitrat.

Gambar 2.6 Struktur Gliserin (Rowe et al., 2009)

2.4.3.5 Metil Paraben (Rowe et al., 2009)

Metil paraben memiliki nama lain nipagin, asam 4-hidroksibenzoat metil

ester, metil p-hidroksibenzoat. Berbentuk serbuk atau kristal yang tidak berwarna,

tidak berbau, dan memiliki rasa agak terbakar. Sangat mudah larut dalam 2 bagian

etanol, 3 bagian etanol 95%, 6 bagian etanol 50%, dan 5 bagian propilen glikol.

Page 37: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mudah larut dalam 10 bagian eter dan 60 bagian gliserin. Metil paraben praktis

tidak larut dalam minyak mineral.

Metil paraben berfungsi sebagai zat pengawet. Pada sediaan topikal,

digunakan pada konsenstrasi 0,02-0,3%. Metil paraben dapat menghambat

aktivitas mikroba pada pH 4-8. Dengan meningkatkanya pH akan membentuk

anion phenolat yang dapat menyebabkan penurunan efektfitas antimikroba.

Aktivitas antimikrobanya akan meningkat jika dikombinasi dengan paraben lain

seperti metil-, etil-, propil-, dan butil paraben. Penambahan propilen glikol (2-

5%), feniletil alkohol atau asam adetat dilaporkan juga dapat meningkatkan

aktivitas antimikroba metil paraben.

Larutan metil paraben pada pH 3-6 stabil selama penyimpanan 4 tahun di

suhu ruang dan dapat disterilkan dengan autoklaf selama 20 menit tanpa adanya

dekomposisi. Sedangkan larutan metil paraben pada pH 8 akan cepat terhidrolisis.

Aktvitas antimikrobanya akan berkurang dengan adanya surfaktan nonionik

seperti polisorbat 80. Selain itu, metil paraben tidak kompatibel dengan adanya

bentonit, magnesium trisilikat, talkum, tragakan, natrium alginat, dan minyak

esensial.

Gambar 2.7 Struktur Metil Paraben (Rowe et al., 2009)

2.4.3.6 Propil Paraben (Rowe et al., 2009)

Propil paraben memiliki nama lain nipasol, propil parahidroksibenzoat dan

lain-lain. Merupakan serbuk hablur putih atau kristalin, yang tidak berbau dan

tidak berasa. Sangat mudah larut dalam etanol 95%, etanol 50%, dan propilen

glikol. Mudah larut dalam aseton, eter, dan air mendidih. Propil paraben sangat

sukar larut dalam air.

Page 38: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penggunaan sebagai antimikroba pada sediaan topikal digunakan pada

konsentrasi 0,01-0,6%. Sama halnya dengan metil paraben, aktivitas

antimikrobanya akan menurun pada pH lebih dari 8. Kombinasi dengan paraben

lain dapat meningkatkan efektifitasnya.

Gambar 2.8 Struktur Propil Paraben (Rowe et al., 2009)

2.4.3.7 Aquades (Rowe et al., 2009)

Aquades digunakan sebagai pelarut. Aquades memiliki karakteristik

jernih, tidak berwarrna, tidak berbau, dan tidak berasa. Pada umumnya aquades

larut pada berbagai pelarut polar. Aquades stabil pada berbagai kondisi fisik (es,

cair, atau uap).

2.4.4 Stabilitas Krim

Stabilitas didefinisikan bahwa suatu sediaan farmasi selama penyimpanan

dan distribusi tidak menunjukan adanya perubahan yang bermakna dan masih

dalam batas yang diperbolehkan. Stabilitas krim identik dengan stabilitas emulsi.

Stabilitas farmasetik emulsi ditandai dengan tidak adanya penggabungan fase

internal atau fase terdispersi, terjadinya pengkriman, dan tidak terjadinya

perubahan tampilan fisik seperti perubahan bau, warna, perubahan dan pemisahan

fase, pecahnya emulsi, perubahan konsistensi, tebentuknya gas, dan tumbuhnya

mikroorganisme (Martin, 1983).

Emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika selama penyimpanan fase

internal (fase terdispersi) membentuk agregat dari globul-globulnya. Apabila

globul yang besar atau agregat ini naik ke permukaan atau turun ke dasar emulsi,

maka akan terbentuk lapisan pada fase internal dan pada akhirnya akan terjadi

pemisahan fase (Ansel, 2011). Ketidakstabilan emulsi dapat dikelompokan

sebagai berikut

Page 39: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Flokulasi

Flokulasi merupakan penggabungan partikel-partikel terdispersi

membentuk agregat yang lebih besar. Fenomena flokulasi dapat

diredispersi dengan pengocokan.

Creaming

Creaming merupakan pemisahan emulsi akibat droplet fase terdispersi

memisah dari pendispersinya akibat gaya gravitasi. Pengkriman ke atas

terjadi karena kecepatan sedimentasi negatif akibat densitas fase

terdispersi lebih kecil daripada fase pendispersinya. Pengkriman ke atas

banyak terjadi pada tipe emulsi m/a. Pengkriman ke bawah terjadi jika

densitas fase terdispersinya lebih besar daripada fase pendispersinya,

sehingga globul akan mengendap pada dasar emulsi. Pengkriman ke

bawah banyak terjadi pada tipe emulsi a/m. Fenomena creaming dapat

diminimalisir dengan meningkatkan viskositas, mengurangi ukuran

partikel globul dengan homogenisasi, dan menyamakan densitas dari

kedua fase. Creaming bersifat reversibel, yaitu dapat didispersikan

kembali melalui pengadukan. Hal ini dikarenakan globul minyak masih

terlapisi oleh pelindung zat pengemulsi (Martin, 1983).

Koalesen

Koalesen terjadi akibat pembentukan droplet yang besar sehingga

menyebabkan pemisahan sempurna (breaking). Koalesen tidak dapat

diredispersi karena lapisan pelindung sekitar globul tidak ada lagi.

Koalesen dapat dicegah dengan pembentukan lapisan antarmuka yang

mengandung makromolekul atau partikulat padat (Iswindari, 2014).

Inversi fase

Inversi fase merupakan proses terjadinya perubahan fase tipe emulsi.

Inversi fase akan menghasilkan produk emulsi yang lebih bagus jika dapat

dikontrol dengan baik, tetapi apabila tidak dapat dikontrol dapat

menyebabkan masalah ketidakstabilan emulsi (Martin, 1983).

Nilai kestabilan suatu sediaan kosmetik atau farmasetika dapat diperoleh

dengan melakukan uji stabilitas dipercepat. Uji stabilitas dipercepat bertujuan

untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari sediaan dalam waktu yang

Page 40: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sesingkat mungkin dengan menyimpannya pada kondisi yang dirancang untuk

mempercepat terjadinya perubahan yang biasanya terjadi pada kondisi normal.

Jika hasil pengujian pada uji stabilitas dipercepat diperoleh hasil yang stabil, dapat

disimpulkan bahwa sediaan tersebut stabil pada penyimpanan suhu kamar selama

setahun. Menurut Djadidisastra (2004), pengujian yang dilakukan pada uji

stabilitas dipercepat antara lain :

Cycling Test

Cycling test merupakan simualsi adanya perubahan suhu yang terjadi

setiap tahun atau setiap harinya. Uji ini dilakukan pada suhu atau

kelembaban pada interval waktu tertentu, tujuannya adalah untuk menguji

kestabilan sediaan terhadap kemungkinan terjadinya kristalisasi atau

berawan.

Peningkatan Suhu (Elevated Temperature)

Adanya kenaikan suhu setiap 10oC akan mempercepat reaksi 2 hingga 3

kalinya. Akan tetapi metode ini agak terbatas karena suhu yang jauh diatas

normal akan menyebakan perubahan sediaan yang tidak terjadi pada suhu

normal.

Peningkatan Kelembaban (Elevated Humidities)

Uji ini dilakukan untuk menguji kemasan produk. Terjadinya perubahan

pada sediaan dalam kemasan karena pengaruh kelembaban menandakan

bahwa kemasannya tidak dapat memberi perlindungan yang cukup

terhadap atmosfer.

Selain uji stabilitas dipercepat, parameter lain yang digunakan dalam uji

kestabilan fisik suatu sediaan antara lain :

Organoleptis

Organoleptis atau penampilan fisik suatu sediaan berhubungan dengan

kenyaman pengguna, pemeriksaan ini bertujuan untuk mengamati adanya

perubahan warna, bau, dan tekstur sediaan selama proses penyimpanan.

Viskositas dan Sifat Alir

Viskositas suatu sediaan dipengaruhi oleh ukuran partikel, fase terdispersi,

medium pendispersi, emulgator, bahan tambahan lain atau faktor

Page 41: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lingkungan. Secara umum, kenaikan viskositas dapat meningkatkan

kestabilan sediaan (Maulina, 2011)

pH

sediaan setengah padat sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH

kulit, yaitu antara 4,5-7,0. Jika krim memiliki pH yang terlalu basa dapat

menyebabkan kulit bersisik, sedangkan pH yang terlalu asam dapat

menyebabkan iritasi kulit (Wasitaatmadja, 1997).

Ukuran Partikel

Ukuran partikel atau distribusi ukuran globul merupakan indikator utama

kecenderungan terjadinya creaming dan koalesensi. Emulsi keruh

diharapkan memiliki diameter globul antara 0,5-50µm. Semakin kecil

ukuran partikel dan semakin besar volume rasionya, maka semakin tinggi

viskositasnya yang berarti stabilitas sediaan juga meningkat (Djadidisastra

2004 ; Ansel, 2011).

Homogenitas

Homogenitas berpengaruh terhadap efektivitas terapi karena berhubungan

dengan kadar obat yang sama pada setiap pemakaian. Jika sediaan telah

homogen maka kadar zat aktif diasumsikan pada saat pemakaian atau

pengambilan akan selalu sama (Swastika et al., 2013).

Daya Sebar

Semakin besar daya sebar, luas permukaan kulit yang kontak dengan krim

akan semakin luas dan zat aktif akan terdistribusi dengan baik (Swastika et

al., 2013).

2.5 Inflamasi

Inflamasi adalah respon protektif tubuh terhadap cedera jaringan dan

infeksi yang disebabkan oleh trauma fisik, zat mikrobiologi, atau zat kimia yang

merusak. Inflamasi merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan tubuh

untuk menetralisir agen-agen berbahaya pada tempat cedera dan mempersiapkan

keadaan untuk perbaikan dan pembentukan jaringan serta peningkatan aliran

darah (Prayoga, 2008). Pada proses terjadinya inflamasi, terjadi reaksi vaskular

dimana cairan, komponen darah, sel darah putih, dan mediator kimia berkumpul

pada tempat terjadinya cedera jaringan atau infeksi.

Page 42: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Inflamasi terjadi melalui dua tahap, tahap vaskular terjadi ketika

vasodilatasi dan meningkatnya permeabilitas kapiler sehingga komponen darah

dan cairan meninggalkan plasma dan pergi menuju tempat cedera. Setelah itu

tahap lambat terjadi ketika sel darah putih menginfiltrasi jaringan inflamasi

(Hayes dan Kee, 1996).

Inflamasi terbagi dalam tiga fase yaitu fase inflamasi akut, fase respon

imun, dan fase inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respon awal terhadap

cedera jaringan yang terjadi akibat lepasnya autokoid yaitu zat farmakologi aktif

yang dibentuk di dalam tubuh yang berfungsi dan bekerja lokal ditempat

pembentukannya, seperti histamin, serotonin, prostaglandin, bardikinin, dan

leukotrin. Respon imun merupakan fase aktifnya sel kekebalan tubuh untuk

merespon organisme asing atau substansi antigenik yang terlepas selama respon

inflamasi akut dan kronis. Pada inflamasi kronis, terjadi pelepasan mediator yang

tidak menonjol di fase inflamasi akut (Katzung, 2002).

Mediator yang paling berperan dalam terjadinya inflamasi adalah

prostaglandin dan leukotrin. Ketika membran sel terjadi kerusakan atau cedera,

enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipid menjadi asam

arachidonat. Sebagian asam arachidonat akan diubah menjadi asam endoperoksida

oleh enzim siklooksigenase dan kemudian diubah lagi menjadi prostaglandin

sebagian asam arachidonat yang lain diubah menjadi leukotrin oleh enzim

lipooksigenase (Prayoga, 2002). Mediator inflamasi seperti prostaglandin

menyebabkan vasodilatasi, relaksasi otot polos, meningkatkan permeabilitas

kapiler, dan sensitisasi sel-sel saraf terhadap nyeri. Sehingga obat-obat yang

mempunyai mekanisme menghambat sintesis prostaglandin digunakan untuk

antiinflamasi (Hayes & Kee, 1996).

Menurut Hayes dan Kee (1996), tanda-tanda utama inflamasi adalah

sebagai berikut :

a. Eritema (kemerahan)

Eritema terjadi pada tahap awal inflamasi. Eritema terjadi karena darah

berkumpul pada daerah cedera jaringan akibat lepasnya mediator kimia

tubuh (kinin, prostaglandin, dan histamin). Histamin akan mendilatasi

arteriol.

Page 43: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Edema (pembengkakan)

Edema merupakan tahap kedua dari inflamasi. Plasma masuk kedalam

jaringan interstisial pada tempat cedera. Kinin mendilatasi arteriol dan

meningkatkan permeabilitas kapiler.

c. Panas

Panas disebabkan oleh bertambahnya pengumpulan darah pada daerah

cedera jaringan dan adanya pirogen yang dapat mengganggu pusat

pengatur panas pada hipotalamus.

d. Nyeri

Nyeri disebabkan oleh pembengkakan dan pelepasan mediator-mediator

kimia.

e. Hilangnya fungsi

Hilangnya fungsi disebabkan akibat dari penumpukan cairan pada daerah

cedera jaringan dan akibat rasa panas dan nyeri yang dapat mengurangi

mobilitas jaringan yang cedera.

Page 44: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian I, laboratorium penelitian

II, laboratorium biologi, dan laboratorium kimia obat Program Studi Farmasi,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada bulan Februari 2016 sampai

Mei 2016.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

3.2.1 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah setil alkohol (Shadhong

Bio-Technology), gliserin (Shadhong Bio-Technology), trietanolamin (TEA)

(Shadhong Bio-Technology), asam stearat (Shadhong Bio-Technology), metil

paraben (Bratachem, Jakarta), propil paraben (Bratachem, Jakarta), aquades,

etanol 70%, asam klorida pekat, serbuk Mg, dan ekstrak etanol 70% herba kumis

kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) yang diperoleh dari Nurmeilis,

Laboratorium Penelitian Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun data

ekstrak etanol 70% herba kumis adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Data Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis Kucing

Hasil determinasi Spesies : Orthosiphon stamineus Benth

Famili : lamiaceae

Organoleptis Berbentuk kering, berwarna cokelat

kehitaman, berasa pahit, berbau khas

Rendemen 9,11%

Susut pengeringan 1,49%

Kadar abu 12,587%

Kadar abu tidak larut

asam

0,78%

Kadar sinensetin 0,128%

27

Page 45: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2.2 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah homogenizer (Nissei), pH

meter (Horiba F-52, Japan), centrifuge 5417 R (Eppendorf), hot plate (Cimarex),

lemari pendingin (Sanyo Medicool, Japan), oven (Eyela NDO-500), mikroskop

optik (Olympus IX 71), viscotester HAAKE 6R (Thermo Scientific, Japan),

tabung reaksi, timbangan analitik, cawan penguap, batang pengaduk, termometer,

spatula, pipet tetes, kaca objek, lempeng kaca, kertas perkamen, anak timbangan,

penggaris, wadah krim, dan alat gelas (Iwaki pyrex) lain yang biasa digunakan.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pemeriksaan Flavonoid Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis Kucing

Sebanyak 100 mg ekstrak dimasukan ke dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan 1 mL etanol 70%. Selanjutnya ditambahkan serbuk Mg dan asam

klorida pekat. Ekstrak yang mengandung flavonoid ditandai dengan terbentuknya

warna orange, merah atau kuning (Arifin et al., 2006)

3.3.2 Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis Kucing

(Orthosiphon stamineus Benth.)

Formulasi pembuatan krim diambil berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan oleh (Sharon et al., 2013) dengan modifikasi yaitu variasi konsentrasi

asam stearat yang digunakan

Tabel 3.2 Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis Kucing

Bahan Konsentrasi (%)

F1 F2 F3

Ekstrak Etanol 70% Daun Kumis Kucing

(Orthosiphon stamineus Benth,) 4 4 4

Setil Alkohol 0,2 0,2 0,2

Gliserin 10 10 10

TEA 2 2 2

Asam Stearat 12 13 14

Metil Paraben 0,1 0,1 0,1

Propil Paraben 0,08 0,08 0,08

Vitamin E 0,02 0,02 0,02

Aquades Ad 100 Ad 100 Ad 100

Keterangan : F1 = Formula 1 ; F2 = Formula 2 ; F3 = Formula 3

Page 46: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Cara pembuatan :

Pembuatan krim diawali dengan menimbang bahan-bahan yang akan digunakan

sesuai dengan perhitungan. Fase minyak yang terdiri asam stearat dan setil

alkohol dicampur dalam satu wadah dan dilebur di atas penangas hingga

temperatur 70oC (campuran A). Pada wadah yang lain, bahan-bahan yang

tergolong fase air seperti gliserin, TEA, metil paraben, propil paraben, aquades

dipanaskan diatas penangas air hingga suhu 70oC (campuran B). Setelah semua

melebur, campuran A sedikit demi sedikit dimasukan kedalam campuran B lalu

dihomogenkan menggunakan homogenizer pada kecepatan 3000 rpm selama 10

menit hingga diperoleh massa krim seperti putih susu yang homogen. Tambahkan

vitamin E dan ekstrak etanol 70% herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus

Benth.) yang telah dilarutkan dengan aquades ke dalam basis krim, kemudian

homogenkan kembali menggunakan homogenizer pada kecepatan 3000 rpm

selama 5 menit. Krim yang terbentuk dimasukan ke dalam wadah.

3.3.3 Evaluasi Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis

Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

Evaluasi fisik sediaan krim dilakukan setiap minggu selama 3 minggu

penyimpanan. Masing-masing formula disimpan pada pada suhu 26 ± 2oC dan

suhu 40oC. Parameter yang dievaluasi meliputi pengamatan organoleptis (tekstur,

bau dan warna), pengujian homogenitas, pengukuran pH, pengukuran viskositas

dan sifat alir, pemeriksaan daya sebar, pengukuran diameter globul, dan pengujian

sentrifugasi, serta uji cycling test.

3.3.3.1 Pengamatan Organoleptis

Pengamatan organoleptis dapat dinilai dengan pengamatan dari segi

tekstur, bau, dan warna sediaan. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 3

minggu penyimpanan pada suhu 26 ± 2oC dan suhu 40

oC.

3.3.3.2 Pengujian Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan krim pada

kaca objek yang bersih. Kaca objek tersebut di katupkan dengan kaca objek lain,

Page 47: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kemudian diamati apakah krim tersebut homogen dan apakah permukaannya

halus merata atau terdapat granul yang masih kasar. Sediaan harus homogen dan

tidak terdapat adanya butiran kasar. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama

3 minggu penyimpanan pada suhu 26 ± 2oC dan suhu 40

oC (Aryani, 2015).

3.3.3.3 Pengukuran pH

Pengukuran pH krim dilakukan menggunakan pH meter. Sebelum

digunakan pH meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan buffer standar (pH

4,5 dan pH 6,5). Sediaan krim ditempatkan dalam wadah, kemudian diukur pH

nya. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 3 minggu penyimpanan pada

suhu 26 ± 2oC dan suhu 40

oC Nilai pH sediaan yang aman untuk kulit menurut

SNI 16-4399-1996 adalah 4,5-8,0.

3.3.3.4 Pengukuran Viskositas dan sifat alir

Pengukuran viskositas dan sifat alir krim dilakukan dengan menggunakan

viscotester HAAKE 6R menggunakan spindel R5. Krim dituang ke dalam gelas

beaker. Spindel dipasang pada alat kemudian spindel diturunkan hingga tanda

batas. Kecepatan alat dipasang pada kecepatan pada yang sesuai dan kecepatan

yang diatur pada kecepatan 2 rpm, 4 rpm, 10 rpm, 20 rpm, dan kemudian dibalik

20 rpm, 10 rpm, 4 rpm 2 rpm. Sifat alir diperoleh dengan membuat kurva antara

tegangan geser dan laju geser. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 3

minggu penyimpanan pada suhu 26 ± 2oC dan suhu 40

oC (Dewi et al., 2014).

3.3.3.5 Pemeriksaan Daya Sebar

Ditimbang 0,5 gram krim, kemudian diletakan diantara 2 lempeng kaca.

Lempeng kaca bagian atas ditimbang terlebih dahulu kemudian diletakan diatas

krim dan dibiarkan 1 menit. Diatasnya diberi 50 gram beban tambahan, dibiarkan

1 menit dan diukur diameter sebarnya. Kemudian ditambah kembali beban dengan

berat maksimum 150 gram dan diukur kembali diameter sebarnya. Pengukuran

dilakukan setiap minggu selama 3 minggu penyimpanan pada suhu 26 ± 2oC dan

suhu 40oC (Swastika et al., 2013).

Page 48: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.3.6 Pengukuran Diameter Globul Rata-rata

Pengukuran diameter globul rata-rata krim dilakukan dengan

menggunakan mikroskop optis dengan perbesaran 40x. Diameter globul yang

diamati diukur. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 3 minggu

penyimpanan pada suhu 26 ± 2oC dan suhu 40

oC.

3.3.3.7 Uji Pemisahan Fase (sentrifugasi)

Sebanyak 10 gram krim ditempatkan pada tube sentifugasi, kemudian

disentrifugasi selama 30 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Pengukuran

dilakukan setiap minggu selama 3 minggu penyimpanan pada suhu 26 ± 2oC dan

suhu 40oC (Elya, 2013).

3.3.3.8 Pengujian Cycling Test

Ketiga formula krim ditempatkan pada suhu 4 ± 2 oC selama 24 jam, dan

kemudian dipindahkan pada suhu 40o ± 2

oC selama 24 jam (satu siklus).

Pengujian ini dilakukan sebanyak 6 siklus (12 hari). Pengamatan berupa

organoleptis, nilai pH dan uji sentrifugasi dilakukan pada sediaan krim sebelum

dan sesudah cycling test (Elya, 2013).

3.3.4 Analisa Data

Hasil yang diperoleh dari pengamatan stabilitas fisik krim berupa data

deskriptif dan kuantitatif. Data deskriptif diperoleh dari pengamatan organoleptis,

homogenitas, dan sentrifugasi. Data kuantitatif diperoleh dari pengujian pH,

viskositas, daya sebar dan ukuran diameter globul rata-rata krim. Data kuantitatif

dianalisis secara statistik menggunanakan program pengolah data statistik SPSS

16 yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji parametrik (One-Way

ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference).

Page 49: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pemeriksaan Flavonoid Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis

Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

Pemeriksaan flavonoid ekstrak etanol 70% herba kumis kucing dilakukan

secara kualitatif menggunakan serbuk Mg dan asam klorida pekat. Pemeriksaan

ini bertujuan untuk memastikan bahwa ekstrak yang digunakan masih

mengandung flavonoid yang berperan sebagai aktivitas antiinflamasi. Sejumlah

100 mg ekstrak dilarutkan 1 mL etanol 70%, kemudian ditambahkan serbuk Mg

dan asam klorida pekat. Hasil pemeriksaan positif mengandung flavonoid dengan

indikasi terjadinya perubahan warna menjadi jingga setelah ditambahkan pereaksi.

Perubahan warna ini disebabkan karena serbuk Mg dan asam klorida bereaksi

dengan kandungan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak dengan cara

mereduksi inti cincin benzopiron dan membentuk garam flavilium yang berwarna

jingga (Setyowati et al., 2014). Sebagai antiinflamasi, flavonoid bekerja dengan

menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase membentuk prostaglandin

dan leukotrin yang berfungsi sebagai mediator inflamasi (Rathee et al., 2009 ;

Narayana et al., 2001).

Gambar 4.1 Hasil Pemeriksaan Kandungan Flavonoid

32

Page 50: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2 Hasil Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis

Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan stabilitas fisik

krim yang mengandung ekstrak etanol herba kumis kucing. Kestabilan suatu

sediaan merupakan hal penting dan harus diperhatikan dalam kegiatan formulasi.

Sediaan krim yang stabil yaitu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat

diterima selama penyimpanan dan penggunaan oleh konsumen dengan

karakteristik yang tetap sama seperti saat dibuat (Dewi et al., 2014).

Bahan dasar krim terdiri dari fase air dan fase minyak yang dicampur

dengan zat pengemulsi (emulgator) hingga membentuk basis krim. Pada formulasi

ini, zat aktif yang digunakan adalah ekstrak etanol herba kumis kucing yang

penggunaannya ditujukan sebagai antiinflamasi. Ekstrak herba kumis kucing

memiliki kelarutan yang baik dalam air dibanding dalam etanol (Pattamadilok et

al., 2003), sehingga cocok diformulasikan menjadi krim minyak dalam air.

Konsentrasi ekstrak etanol herba kumis kucing yang digunakan pada formulasi

diambil berdasarkan penelitian yang telah dilakukan secara in vivo oleh Sigit

Prayoga (2008) dan secara in vitro oleh Rini Hendriani et al (2016).

Penelitian in vivo yang telah dilakukan oleh Sigit Prayoga (2008),

menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun kumis kucing yang diberikan pada

tikus jantan galur Wistar dengan dosis 490 mg/KgBB dapat menghambat

inflamasi lebih dari 50%. Penelitian secara in vitro yang telah dilakukan oleh Rini

Hendriani et al (2016) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kumis kucing

memiliki persen inhibisi sebesar 81,7% pada konsentrasi 200 μg/mL dengan nilai

IC50 sebesar 92,14 μg/mL. Fase minyak krim terdiri dari asam stearat yang

berfungsi sebagai emulgator, setil alkohol sebagai bahan pengeras, dan propil

paraben sebagai pengawet fase minyak. Fase air krim terdiri dari TEA yang

berfungsi sebagai emulgator, gliserin sebagai humektan, metil paraben sebagai

pengawet fase air, vitamin E sebagai zat antioksidan sediaan, dan aquades sebagai

pelarut.

Emulgator berfungsi untuk mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya

dua fase dengan membentuk lapisan (film) di sekeliling tetesan terdispersi.

Emulgator yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam stearat dan

Page 51: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

trietanolamin (TEA). Kombinasi asam stearat dan TEA merupakan emulgator

yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi pada kulit saat digunakan. Asam

stearat dapat meningkatkan konsistensi krim sehingga krim tampak lebih kaku,

sementara TEA dapat menurunkan konsistensi krim sehingga krim lebih encer dan

mudah dituang. Pada saat bercampur dengan asam stearat, TEA juga akan

membentuk garam larut air yang memiliki karakteristik seperti sabun sehingga

dapat menstabilkan krim (Rowe et al., 2009).

Pada penelitian ini dilakukan variasi konsentrasi asam stearat sebagai

emulgator guna melihat karakteristik dan stabilitas fisik sediaan krim ekstrak

etanol herba kumis kucing selama penyimpanan. Basis yang dipilih dalam

formulasi adalah basis vanishing cream. Vanishing cream merupakan basis yang

umum digunakan karena memiliki persentase air yang besar sehingga krim yang

terbentuk adalah tipe minyak dalam air (M/A). Tipe krim minyak dalam air dapat

memberikan efek hidrasi pada kulit. Efek hidrasi dapat meningkatkan

permeabilitas kulit sehingga penetrasi obat meningkat dan mengurangi resiko

timbulnya peradangan (Dermawan et al., 2015).

Langkah awal dalam pembuatan krim ekstrak herba kumis kucing adalah

memisahkan bahan-bahan yang larut dalam fase air dan fase minyak. Kedua fase

tersebut dilebur hingga mencapai suhu 70oC. Setelah keduanya melebur, fase

minyak ditambahkan kedalam fase air dalam keadaan panas. Masa campuran

dihomogenkan menggunakan homogenizer dengan kecepatan 3000 rpm selama 10

menit. Ekstrak dan vitamin E ditambahkan kedalam masa krim setelah suhunya

mulai turun, kemudian campuran masa krim dihomogenkan kembali dengan

kecepatan 3000 rpm selama 5 menit. Proses homogenisasi merupakan proses

penting karena pada proses ini terjadi emulsifikasi yang bertujuan untuk

memperkecil ukuran fase terdispersi agar terdispersi dengan baik pada medium

pendispersinya (Nabiela, 2013).

4.3 Hasil Evaluasi Fisik Sediaan Krim Ektrak Etanol 70% Herba Kumis

Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

Ketiga formula krim disimpan pada salah satu kondisi pengujian stabilitas

dipercepat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui stabilitas sediaan setelah

disimpan selama 3 minggu. Pada pengujian stabilitas dipercepat, sediaan disimpan

Page 52: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada suhu yang lebih tinggi dari suhu lingkungan (Bajaj et al., 2012). Pengujian

dapat dilakukan pada suhu 25oC, 40

oC, 50

oC, 60

oC, dan 70

oC. Pada penelitian ini

ketiga formula krim dilakukan uji stabilitas dipercepat pada suhu ruang (26 ± 2oC)

dan suhu 40oC. Pemilihan suhu 26 ± 2

oC dan suhu 40

oC karena basis krim sudah

mengalami peleburan pada suhu 40oC, sehingga jika krim disimpan pada suhu

diatas 40oC dikhawatirkan akan mengalami ketidakstabilan dari awal

penyimpanan dan akan mempengaruhi stabilitas krim tersebut. Selain itu,

pemilihan suhu 40oC juga berdasarkan rekomendasi World Health Organization

(WHO) dan International Conference on Harmonization (ICH) untuk negara yang

termasuk ke dalam zona IV climatic zone dengan kategori panas dan lembab,

seperti Indonesia (Bajaj et al., 2012 ; Malik et al., 2011).

4.3.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Krim

Pengamatan organoleptis dilakukan secara subjektif dengan menilai

warna, bau, dan tekstur dari sediaan yang dihasilkan. Organoleptis akan

berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna, oleh karena itu sediaan yang

dihasilkan sebaiknya memiliki warna yang menarik, bau yang menyenangkan dan

tekstur yang lembut di kulit. Hasil pengamatan organoleptis krim ekstrak etanol

70% herba kumis kucing pada hari ke-0 menunjukkan bahwa formula 1, formula

2, dan formula 3 memiliki karakteristik yang sama, yaitu berwarna cokelat

keemasan, berbau khas, dan memiliki tekstur yang lembut serta tidak lengket

ketika diaplikasikan ke kulit. Setelah dilakukan penyimpanan selama 3 minggu

pada suhu 26 ± 2oC dan suhu 40

oC, dilakukan kembali pengamatan setiap

minggunya terhadap ketiga formula dan hasil menunjukkan bahwa formula 1,

formula 2, dan formula 3 tidak mengalami perubahan warna, bau, dan tekstur

setiap minggunya (tabel 4.1 dan tabel 4.2). Hal ini menunjukkan bahwa sediaan

krim stabil secara organoleptis selama 3 minggu penyimpanan.

Page 53: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Penyimpanan suhu 26 ± 2oC

Penyimpanan Warna Bau Tekstur

Krim F1

Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Krim F2

Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Krim F3

Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Organoleptis Penyimpanan suhu 40oC

Penyimpanan Warna Bau Tekstur

Krim F1

Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Krim F2

Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Krim F3

Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

4.3.2 Hasil Pengamatan Homogenitas Sediaan Krim

Pengamatan homogenitas bertujuan untuk melihat penyebaran zat aktif

dalam sediaan. Jika sediaan krim telah homogen maka diasumsikan kadar zat aktif

akan selalu sama pada saat pemakaian atau pengambilan (Swastika, Mufrod,

Purwanto, 2013). Hasil pengamatan homogenitas pada formula 1, formula 2, dan

formula 3 yang disimpan pada suhu 26 ± 2oC maupun suhu 40

oC selama 3 minggu

masa penyimpanan menunjukkan hasil yang homogen (tabel 4.3). Hal ini ditandai

Page 54: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan tidak adanya butiran-butiran kasar ketika sediaan dihimpitkan dengan dua

kaca objek.

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Homogenitas Krim Ekstrak Herba Kumis Kucing

Krim Penyimpanan Homogenitas

Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

F1 Suhu 26 ± 2

oC + + + +

Suhu 40oC + + + +

F2 Suhu 26 ± 2

oC + + + +

Suhu 40oC + + + +

F3 Suhu 26 ± 2

oC + + + +

Suhu 40oC + + + +

Keterangan : (+) homogen, (-) tidak homogen

4.3.3 Hasil Pengukuran pH Sediaan Krim

Pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman dan

kebasaan dari sediaan agar tidak mengiritasi kulit. Menurut SNI 16-4399-1996,

pH sediaan krim yang ideal sebaiknya sesuai dengan pH fisiologis kulit yaitu 4,5-

8, karena jika krim memiliki pH yang terlalu basa akan menyebabkan kulit kering

dan jika pH terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit (Djajadisastra, 2004).

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran pH Krim Ekstrak Herba Kumis Kucing

Krim Penyimpanan pH

Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

F1 Suhu 26 ± 2

oC

6,974 7,059 7,200 7,236

Suhu 40oC 6,806 6,901 6,940

F2 Suhu 26 ± 2

oC

6,867 6,998 7,125 7,150

Suhu 40oC 6,911 6,948 6,990

F3 Suhu 26 ± 2

oC

6,458 6,981 7,122 7,157

Suhu 40oC 6,945 7,013 7,039

Nilai pH dari ketiga formula sediaan krim yang disimpan pada suhu 26 ±

2oC dan suhu 40

oC berkisar antara 6,458 sampai 7,236, dimana setiap minggunya

mengalami peningkatan pH. Data diatas menunjukkan nilai pH pada F3 lebih

tinggi dibanding F1 dan F2, hal ini dikarenakan konsentrasi asam stearat pada F3

lebih tinggi diantara dua formula lainnya. Semakin tinggi konsentrasi asam stearat

maka nilai pH sediaan akan semakin menurun (bersifat asam) karena banyaknya

gugus asam yang terkandung dalam asam stearat. pH krim yang disimpan pada

suhu 40oC lebih rendah daripada pH krim yang disimpan pada suhu 26 ± 2

oC, hal

Page 55: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ini dikarenakan pada suhu tinggi kandungan ion H+ dalam asam stearat meningkat

sehingga pH menjadi lebih rendah (lebih asam).

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji statistik Kolmogorov

Smirnov untuk mengetahui normalitas data. Uji Kolmogorov Smirnov pada

penyimpanan suhu 26 ± 2oC menghasilkan nilai signifikansi 0,534 (p > 0,05) dan

pada penyimpanan suhu 40oC menghasilkan nilai signifikansi 0,419 (p > 0,05),

maka diketahui bahwa populasi data uji memenuhi persyaratan uji normalitas.

Selanjutnya dilakukan uji Test of Homogenity of Variance Levene untuk

mengetahui populasi data yang diuji mempunyai varian yang homogen atau tidak.

Hasil tes ini menunjukkan data uji pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC memiliki

varian yang homogen dengan nilai signifikansi 0,183 (p > 0,05) sehingga dapat

dilanjutkan dengan uji One-Way ANOVA, sedangkan data uji pada penyimpanan

suhu 40oC memiliki varian yang tidak homogen dengan nilai signifikansi 0,045 (p

< 0,05) sehingga dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis. Hasil analisis dengan

One-Way ANOVA dan Kruskal Wallis, pH ketiga formula yang disimpan pada

suhu 26 ± 2oC dan suhu 40

oC menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang

bermakna (p >0,05).

Meskipun mengalami peningkatan pH selama 3 minggu penyimpanan di

dua suhu berbeda, ketiga formula sediaan masih berada dalam rentang pH normal

kulit dan hasil analisis statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan yang

bermakna pada setiap formula.

4.2.4 Hasil Pengkuran Viskositas dan Sifat Alir

Pengukuran krim dilakukan menggunakan viscotester HAAKE 6R dengan

spindel R5 pada kecepatan 20 rpm. Hasil pengukuran viskositas menunjukkan

bahwa krim F3 memiliki viskositas paling tinggi dari krim F1 dan F2, hal ini

dikarenakan konsentrasi asam stearat pada krim F3 lebih besar dari krim F1 dan

F2. Kekentalan krim dipengaruhi oleh adanya asam lemak. Asam lemak dalam

formula ini adalah asam stearat, sehingga semakin banyak jumlah asam stearat

semakin banyak pula kandungan asam lemak yang menyebabkan krim semakin

kental dan tingginya nilai viskositas (Fitriana, 2015).

Page 56: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Viskositas Krim Ekstrak Herba Kumis Kucing

Krim Penyimpanan Viskositas

Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

F1 Suhu 26 ± 2

oC

13685 11170 10332 9640

Suhu 40oC 11090 9730 9500

F2 Suhu 26 ± 2

oC

15760 11700 11650 8110

Suhu 40oC 13240 10280 8630

F3 Suhu 26 ± 2

oC

18575 16850 14210 11960

Suhu 40oC 13500 12380 10390

Pada tabel terlihat bahwa hasil pengukuran pada minggu ke-0 hingga

minggu ke-3 yang disimpan pada suhu 26 ± 2oC dan suhu 40

oC terjadi penurunan

nilai viskositas pada ketiga formula krim. Penurunan viskositas dapat disebabkan

karena peningkatan ukuran diameter partikel krim yang menyebabkan luas

permukaannya semakin kecil dan mengakibatkan viskositas menjadi menurun.

Pengukuran diameter partikel krim akan dibahas lebih lanjut di subbab 4.2.6.

Berdasarkan tabel diatas, nilai viskositas krim pada penyimpanan suhu

40oC lebih rendah daripada penyimpanan suhu 26 ± 2

oC. Hal ini dikarenakan

viskositas cairan menurun jika adanya peningkatan temperatur (Sinko., 2011).

Penurunan ini disebabkan karena panas yang diperoleh akan memperbesar jarak

antar atom sehingga gaya antar atom berkurang dan viskositas krim menjadi

menurun (Alfred et al., 1993). Menurut Swastika et al., (2013), adanya perubahan

viskositas dapat dipengaruhi oleh perubahan kondisi fase dispers, medium dispers,

emulgator, dan lingkungan.

Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov menunjukkan populasi

data uji memenuhi persyaratan uji normalitas dengan nilai signifikansi 0,775 (p

>0,05) pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC dan 0,940 (p >0,05) pada penyimpanan

suhu 40oC. Hasil uji Test of Homogenity of Variance Levene diperoleh nilai

signifikansi 0,611 (p >0,05) pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC dan 0,526 (p >0,05)

pada penyimpanan suhu 40oC yang berarti populasi data uji memiliki varian yang

homogen dan dapat dilanjutkan untuk uji One-Way ANOVA. Hasil uji One-Way

ANOVA menunjukkan bahwa perubahan nilai viskositas pada ketiga formula

tidak berbeda bermakna dengan nilai signifikansi 0,108 (p >0,05) pada

penyimpanan suhu 26 ± 2oC dan 0,450 (p >0,05) pada penyimpanan suhu 40

oC

(lampiran 10).

Page 57: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil pengujian sifat alir menunjukkan bahwa sediaan krim memiliki sifat

alir tiksotropik dan tidak terjadi perubahan selama 3 minggu penyimpanan baik

pada suhu 26 ± 2oC maupun pada suhu 40

oC (lampiran 10). Pada reogram sifat

alir terlihat bahwa dengan meningkatnya kecepatan geser, maka tegangan geser

(torque) semakin meningkat dan viskositas sediaan menurun. Pada aliran

tiksotropik terjadi pemecahan struktur yang tidak terbentuk kembali dengan

segera jika tekanan tersebut dikurangi atau dihilangkan dan akan pulih kembali

dengan pendiaman (Dewi et al., 2014). Hal ini menyebabkan kurva menurun

berada di sebelah kiri (berada diatas) kurva menaik, seperti yang terlihat pada

lampiran 6. Aliran tiksotropik merupakan aliran yang diharapkan pada sediaan

krim karena memiliki konsistensi yang tinggi dalam wadah namun dapat dituang,

dapat menyebar dengan mudah dan mampu berpentrasi yang baik ke dalam kulit

(Martin et al., 2008).

4.2.5 Hasil Pengukuran Daya Sebar Sediaan Krim

Pengujian daya sebar bertujuan untuk melihat kemampuan menyebar krim

diatas permukaan kulit saat diaplikasikan (Voight, 1994). Krim yang baik

memiliki daya sebar yang besar sehingga dapat diaplikasikan pada permukaan

kulit tanpa adanya penekanan yang berlebihan. Kemampuan daya sebar pada krim

berkaitan dengan seberapa luas permukaan kulit yang kontak dengan sediaan

ketika diaplikasikan. Semakin luas daya sebar, luas permukaan kulit yang kontak

dengan krim akan semakin luas dan zat aktif akan terdistribusi dengan baik

(Pratama dan Zulkarnain, 2015).

Page 58: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Daya Sebar Krim Ekstrak Herba Kumis Kucing

Penyimpanan Suhu 26 ± 2oC

Krim Beban

(gram) Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

F1

65,5 13,21 13,86 11,44 15,68

85,5 15,46 16,62 13,42 19,37

105,5 17,88 18,86 16,23 22,05

125,5 19,41 21,24 17,69 24,62

145,5 21,26 23,46 18,93 27,63

F2

65,5 10,37 10,25 8,90 14,10

85,5 12,98 12,77 10,95 16,16

105,5 14,74 14,51 11,94 18,61

125,5 16,61 16,37 13,42 20,45

145,5 18,08 18,91 14,97 22,11

F3

65,5 7,07 8,23 6,77 9,83

85,5 9,26 10,39 8,74 11,58

105,5 9,99 11,35 10,21 13,24

125,5 11,35 12,58 10,81 16,67

145,5 11,78 13,43 12,18 17,14

Penyimpanan Suhu 40oC

Krim Beban

(gram) Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

F1

65,5 10,21 10,17 10,75 15,68

85,5 11,79 12,14 11,95 19,37

105,5 14,07 13,63 16,64 22,05

125,5 15,20 15,21 17,86 24,62

145,5 16,15 16,62 19,40 27,63

F2

65,5 8,89 7,06 8,55 14,10

85,5 9,07 8,54 10,18 16,16

105,5 11,94 9,26 12,14 18,61

125,5 14,06 10,74 13,42 20,45

145,5 14,96 11,34 13,86 22,11

F3

65,5 8,54 7,71 9,25 9,83

85,5 8,89 9,26 11,33 11,58

105,5 11,13 9,43 12,98 13,24

125,5 12,58 11,94 14,97 16,67

145,5 14,30 13,63 15,70 17,14

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada ketiga formula krim,

daya sebar krim mengalami penurunan dan peningkatan yang tidak beraturan

namum cenderung meningkat pada penyimpanan minggu ke-3. Krim F3 memiliki

daya sebar yang paling kecil karena konsistensinya lebih kental diantara krim F2

dan F1. Penurunan daya sebar krim sebanding dengan peningkatan konsentrasi

Page 59: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

asam stearat dalam formula. Kenaikan konsentasi asam stearat akan menyebabkan

konsistensi krim semakin kental dan viskositas yang semakin besar sehingga daya

sebar krim menjadi semakin kecil. Kemampuan menyebar krim ekstrak etanol

70% herba kumis kucing tiap formula baik, hal ini ditunjukkan dengan

meningkatnya beban yang diberikan, daya sebar krim semakin meningkat. Daya

sebar berkaitan dengan viskositas krim, apabila viskositas krim menurun dan

tahanan cairan untuk mengalir semakin berkurang maka daya sebar krim semakin

meningkat (Swastika et al., 2013), hal ini dibuktikan dengan menurunnya

viskositas krim selama penyimpanan, daya sebar ketiga formula cenderung

meningkat.

Hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa populasi data

daya sebar krim yang disimpan pada suhu 26 ± 2oC dan suhu 40

oC memenuhi

persyaratan uji normalitas dan homogenitas. Pada analisis menggunakan One-

Way Anova menunjukkan adanya perberdaan yang bermakna pada daya sebar

krim yang disimpan pada suhu 26 ± 2oC, dengan nilai signifikansi 0,007 (p

<0,05). Uji LSD menunjukkan bahwa formula 1 dan formula 3 yang disimpan

pada suhu 26 ± 2oC adalah formula yang berbeda secara bermakna (p <0,05).

Sedangkan daya sebar krim yang disimpan pada suhu 40oC tidak berbeda

bermakna dengan nilai signifikansi 0,252 (p >0,05).

4.2.6 Hasil Pengukuran Diameter Globul Rata-rata Krim

Pengukuran diameter globul rata-rata krim dilakukan menggunakan

mikroskop optis dengan perbesaran 40x. Diameter globul rata-rata krim yang

disimpan selama 3 minggu pada suhu 26 ± 2oC dan suhu 40

oC cenderung

mengalami peningkatan.

Tabel 4.7 Pengukuran Diameter Globul Rata-rata Krim Ekstrak Kumis Kucing

Krim penyimpanan Diameter Globul Rata-rata (µm)

Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

F1 Suhu 26 ± 2

oC

2,820 3,385 3,778 3,900

Suhu 40oC 2,447 2,763 3,193

F2 Suhu 26 ± 2

oC

2,386 3,156 3,584 4,085

Suhu 40oC 2,578 2,772 2,873

F3 Suhu 26 ± 2

oC

2,526 3,220 3,451 3,551

Suhu 40oC 2,621 2,808 2,838

Page 60: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Peningkatan ukuran diameter globul ini dapat disebabkan oleh rusaknya

lapisan pelindung dari emulgator selama penyimpanan sehingga menyebabkan

penggabungan globul-globul minyak membentuk aglomerat yang selanjutnya

dapat terjadi koalesen (pembentukan satu globul yang besar). Selama masa

penyimpanan, droplet-droplet fase terdispersi berusaha menstabilkan diri dengan

menurunkan energi bebas permukaan dengan memperkecil luas permukaan

melalui penggabungan droplet-droplet fase terdispersi sehingga ukuran globul

menjadi meningkat (Sinko, 2011 ; Pudyastuti et al., 2015). Akan tetapi

peningkatan ukuran diameter globul rata-rata yang terjadi pada ketiga formula

tetap memenuhi persayaratan ukuran diameter untuk emulsi yaitu 0,1-10 µm

(Alfred et al., 1993). Peningkatan asam stearat membuat viskositas krim semakin

tinggi. Menurut hukum stokes, jika viskositas krim tinggi, maka ukuran diameter

globul rata-ratanya semakin rendah dan hal ini dapat menurunkan kecepatan

terjadinya penggabungan fase terdispersi. Akan tetapi pada formula 3 yang

memiliki viskositas tertinggi tidak menunjukkan ukuran globul rata-rata yang

paling rendah.

Hasil analisis statistik dengan One-Way ANOVA menunjukkan bahwa

peningkatan ukuran diameter globul rata-rata dari ketiga formula tidak berbeda

bermakna dengan nilai signifikansi 0,782 (p >0,05) pada penyimpanan suhu 26 ±

2oC dan 0,646 (p >0,05) pada penyimpanan suhu 40

oC (lampiran 12). Data

pengukuran diameter globul rata-rata krim dapat dilihat pada lamipran 7.

4.2.7 Hasil Pengujian Sentrifugasi

Pengujian stabilitas dengan metode sentrifugasi bertujuan untuk

mengetahui kestabilan krim setelah adanya pengocokan yang kuat. Sediaan yang

diberikan pengocokan kuat menggunakan alat sentrifugasi, akan mengalami gaya

sentrifugasi sehingga akan menyebabkan pemisahan fase. Pemisahan fase terjadi

karena adanya perbedaan densitas, fase minyak yang memiliki densitas lebih kecil

dari pada fase air akan berada dipermukaan atas. Sediaan yang stabil tidak akan

terjadi pemisahan fase, adanya pemisahan fase menyebabkan umur simpan

sediaan semakin cepat (Hadyanti, 2008).

Page 61: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil dari pengujian sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 30

menit menujukkan bahwa semua sediaan tidak mengalami pemisahan fase baik

setelah pembuatan maupun setelah masa penyimpanan selama 3 minggu.

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Sentrifugasi Krim Ekstrak Herba Kumis Kucing

Krim penyimpanan Hasil Uji Sentrifugasi

Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

F1 Suhu 26 ± 2

oC - - - -

Suhu 40oC - - - -

F2 Suhu 26 ± 2

oC - - - -

Suhu 40oC - - - -

F3 Suhu 26 ± 2

oC - - - -

Suhu 40oC - - - -

Keterangan : (+) terjadi pemisahan fase, (-) tidak terjadi pemisahan fase

4.2.8 Hasil Pengujian Cycling Test

Uji stabilitas dengan metode cycling test dilakukan sebanyak 6 siklus (12

hari). Pada uji ini sediaan krim disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4oC

selama 24 jam, kemudian dipindahkan ke dalam oven pada suhu 40oC selama 24

jam. Metode cycling test dilakukan untuk menguji ketahanan sediaan setelah

penyimpanan dengan adanya fluktuasi suhu.

Tabel 4.9 Hasil Cycling Test Krim Ekstrak Herba Kumis Kucing

Sebelum Cycling Test

Krim Warna Bau Tekstur pH Sentrifuse

F1 Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 7,327 -

F2 Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 7,356 -

F3 Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 7,174 -

Sesudah Cycling Test

Krim Warna Bau Tekstur pH Sentrifuse

F1 Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 6,901 +

F2 Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 6,855 +

F3 Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 6,880 +

Keterangan : (+) terjadi pemisahan fase, (-) tidak terjadi pemisahan fase

Evaluasi organoleptis yang meliputi pemeriksaan warna, bau, dan tekstur

pada sediaan krim tidak mengalami perubahan setelah dilakukan cycling test.

Pengukuran pH yang dilakukan setelah uji menunjukkan terjadinya penurunan

pH, akan tetapi masih berada direntang pH normal. Penurunan pH dapat

disebabkan karena pengaruh karbondioksida (CO2). Karbondioksida dapat

Page 62: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bereaksi dengan air sehingga membentuk asam, hal ini dapat menjadikan pH

sediaan menjadi lebih asam (Georgina, 2007).

(a)

(b)

Gambar 4.2 Hasil Uji Cycling Test (F1 asam stearat 12%), (F2 asam stearat

13%), (F3 asam stearat 14%), (a) Hasil Uji Sentrifugasi Sebelum Cycling Test, (b)

Hasil Uji Sentrifugasi Setelah Cycling Test

Sebelum dilakukan uji cycling test, semua sediaan krim tidak mengalami

pemisahan fase setelah dilakukan uji sentrifuse pada kecepatan 5000 rpm selama

30 menit, akan tetapi setelah dilakukan uji cycling test sebanyak 6 siklus semua

sediaan krim mengalami pemisahan fase. Pemisahan fase ini disebabkan karena

terjadinya kristalisasi selama proses cycling test. Saat mengalami proses

pendinginan pada suhu 4oC akan terbentuk kristal es pada krim yang strukturnya

rapat dan teratur sehingga krim tidak dapat mengalir, sedangkan saat proses

pemanasan pada suhu 40oC kristal akan mencair dan airnya akan kembali

menyebar pada sistem. Lapisan film pada zat pengemulsi tidak dapat bekerja

kembali dibawah tekanan yang diinduksi oleh es sebelum koalesen terjadi

sehingga terjadi pemisahan fase (Zulkarnain et al., 2013 ; Holloway et al., 2007).

Pemisahan fase yang paling sedikit terjadi pada krim F3, sesuai dengan hukum

Stokes dimana kecepatan pemisahan fase berbanding terbalik dengan viskositas

krim. Semakin tinggi konsentrasi asam stearat, maka viskositas krim akan

semakin tinggi dan kecepatan pemisahan fase akan semakin lambat (Pudyastuti et

al., 2015).

Page 63: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Variasi konsentrasi asam stearat berpengaruh terhadap stabilitas fisik krim

anti-inflamasi ekstrak etanol 70% herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus

Benth.) yang disimpan selama 3 minggu pada suhu 26 ± 2oC dan 40

oC. Dari segi

organoleptis, homogenitas, dan uji sentrifugasi, sediaan krim tidak terjadi

perubahan hingga minggu ketiga. Peningkatan konsentrasi asam stearat

menyebabkan penurunan viskositas krim sehingga daya sebar meningkat dan

ukuran diameter globul rata-rata krim menurun selama 3 minggu penyimpanan.

Uji Cycling test yang dilakukan selama 6 siklus menunjukkan variasi konsentrasi

asam stearat dapat menurunkan pH dan terjadi pemisahan fase setelah diuji

sentrifugasi.

Nilai pH, viskositas, ukuran diameter globul rata-rata, dan daya sebar yang

disimpan pada suhu 40oC tidak memiliki perbedaan yang bermakna setelah

dianalisis menggunakan One-Way Anova, sedangkan nilai daya sebar pada

penyimpanan 26 ± 2oC memiliki perbedaan yang bermakna pada formula 1 dan

formula 3.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan uji stabilitas secara kimia dan mikrobiologi untuk melihat

stabilitas krim lebih lanjut

2. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut secara in-vivo untuk mengetahui

efektivitas krim ekstrak etanol 70% herba kumis kucing sebagai anti-

inflamasi

46

Page 64: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I. K., Setiawan, F., dan Insanu, M. 2013. From Ethnopharmacology to

Clinical Study of Orthosiphon stamineus Benth. International Journal of

Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol. 5. Hal : 66-73.

Agustin, R., Oktadefitri, Y., dan Lucida, H. 2013. Formualsi Krim Tabir Surya

dari Kombinasi Etil p-metoksisinamat dengan Katekin. Prosiding Seminar

Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III.

Almatar, Manaf dan Rahmat, Zaidah. 2014. Identifying the Developmental Stages

and Optimizing the Sample Preparation for Anatomical Study of

Orthosiphon stamineus. Journal of Applied Pharmaceutical Science. Vol. 4

(03). Hal : 66-74.

Anief, Moh. 2005. Farmasetika Cetakan III. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Anindhita, M. A., 2007, Efek Antiinflamasi Infusa Herba Kumis Kucing

(Orthosiphon spicatus B.B.S) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Skripsi.

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ansel, Horward C. 2011. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug

Delivery Systems 9th

edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins.

Arifin, H., Anggraini, N., Handayani, D., dan Roslinda, R. 2006. Standarisasi

Ekstrak Etanol Daun Eugenia cumini Merr. J. Sains Tek Far. Vol 11 (2).

Hal 1-7.

Aryani, Ratih. 2015. Formulasi dan Uji Stabilitas Krim Kombinasi Alfa Tokoferol

Asetat dan Etil Vitamin C sebagai Pelembab Kulit. Jurnal Kesehatan Bakti

Tunas Husada. Vol 14 no. 1.

Asmara, A., Daili, S.F., Noegrohowati, T., dan Zubaedah, I. 2012. Vehikulum

dalam Dermatoterapi Topikal. MDVI. Vol.39. No.1. Tahun 2012: 25-35.

Bajaj, S., Singla, D., Sakhuja, N. 2012. Stability Testing of Pharmaceutical

Products. Journal of Applied Pharmaceutical Science. Vol. 02(03). Hal:

129-138

Barnes, Joanne, et al. 2007. Herbal Medicines Third edition. USA :

Pharmaceutical Press.

Barrett, C.W. 1969. Skin Penetration. Journal of the Society of Cosmetic Chemist.

Hal : 487-499.

44

47

Page 65: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bhowmick, Mithun dan Sengodan, Tamizharasi. 2013. Mechanisms, Kinetics and

Mathematical Modelling of Transdermal Permeation- an Updated Review.

International Journal of Research and Development in Pharmacy and Life

Sciences. Vol. 2 No.6. Hal : 636-641.

Chien, Y.W. Novel Drug Delivery Systems. In: Gupta, P., Garg, S. 2002. Recent

advances in semisolid dosage forms for dermatological application.

Pharmaceutical Technolog.

Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tanaman Obat Indonesia Jilid II. Depok :

Trubus Agriwidya.

Dini, Alifah Anastya. 2015. Formulasi Sediaan Skin Cream Aloe Vera (Aloe

barbadensis): Evaluasi Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan. Naskah Publikasi.

Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dermawan, A. M., Pratiwi, L., dan Kusharyanti, I. 2015. Efektivitas Krim

Antijerawat Ekstrak Metanol Daun Pacar Air (Impatiens balsamina L.).

Traditional Medicine Journal. Vol 20(3).

Dewi, Rosmala., Anwar, E., dan K.S, Yunita. 2014. Uji Stabilitas Fisik Formula

Krim yang Mengandung Ekstrak Kacang Kedelai (Glycine max). Journal of

Pharmaceutical Sciences and Research. Vol 1, No. 3. Hal 194-208.

Djajadisastra, J. 2004. Cosmetic Stability. Depok : UI.

Elya, B., Dewi, R., dan Budiman, M.H. 2013. Antioxidant Cream of Solanum

lycopersicum L. International Journal of PharmTech Research. Vol. 5 No.

1. Hal : 233-238.

Emilan, Tommy, et al., 2011. Konsep Herbal Indonesia: Pemastian Mutu Produk

Herbal. Departemen Farmasi Program Studi Magister Ilmu Herbal

Universitas Indonesia.

Page 66: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fitriana, Rizka Astikah. 2015. Optimasi Formula Krim Antibakteri Ekstrak Kulit

Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn) Menggunakan Asam Stearat

sebagai Emulgator dan Trietanolamin sebagai Alkalizing Agent dengan

Metode Desain Faktorial. Naskah Publikasi. Surakarta: Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gethin, Georgina. 2007. The Significance of Surface pH in Chronic Wounds.

Wounds UK. Vol 3 No. 3.

Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi II.

Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Hadyanti. 2008. Pengaruh Tretionin terhadap Penetrasi Kafein dan Aminofilin

sebagai Antiselulit dalam Sediaan Krim, Gel, dan Salep Secara In Vitro.

Skripsi. Depok : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia.

Hariana, H Arief. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar

Swadaya.

Harun, Desy Syifa Nurmillah. 2014. Formulasi dan Uji Aktivitas Krim Anti-

Aging Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

dengan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picril hydrazil). Skripsi. Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hendradi, E., Chasanah, U., Indriani, T., dan Fionnayuristy, F. 2013. Pengaruh

Gliserin dan Propilenglikol Terhadap Karakteristik Fisik, Kimia, dan SPF

Sediaan Krim Tipe O/W Ekstrak Biji Kakao (Theobroma cacao L.) (Kadar

Ekstrak Kakao 10%, 15%, dan 20%). PharmaScienta. Vol 2, No. 1. Hal :

31-42.

Hendriani, Rini., Sukandar, E.Y., Anggadireja, K., Sukrasno. 2016. In Vitro

Evaluation of Xanthine Oxidase Inhibitory Activity of Selected Medicinal

Plants. International Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. Vol.

8(4). Hal : 235-238

Herliana, Ersi. 2013. Diabetes Kandas Berkat Herbal. Jakarta : Fmedia (Imprint

AgroMedia Pustaka).

Himani, Bajaj, et al. 2013. Misai Kuching : A Glimpse of Maestro. International

Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research. Vol. 22(2). Hal :

55-59.

Ho, C.H., Noryati, I., Sulaiman, S.F., dan Rosma, A. 2010. In Vitro Antibacterial

and Antioxidant Activities of Orthosiphon stamineus Benth Extracts

Against Food-Borne Bacteria. Food Chemistry. Vol. 122. Hal : 1168-1172.

Page 67: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Holloway, J.L., Lowman, A.M., dan Palmese, G.R. 2013. The Role of

Crystallization and Phase Separation in the Formation of Physically Cross-

Linked PVA Hydrogels. Soft Matter Paper. Vol 9. Hal : 826-833.

Hossain, M. A., dan Rahman, S.M.M. 2011. Isolation and Characterisation of

Flavonoids from the Leaves of Medicinal Plant Orthosiphon stamineus.

Arabian Journal of Chemistry. Hal : 218-221.

Iswindari, Desti. 2014. Formulasi dan Uji Antioksidan Krim Rice Bran Oil.

Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Katzung, R-Bertram G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC.

Kee, J.L dan Hayes, E.R. 1996. Farmakologi Proses Pendekatan Keperawatan.

Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Koay, Yen Chin dan Amir, Faheem. 2012. A Survey of the Chemical Constituents

and Biological Activity of Orthosiphon stamineus. Science International.

Vol. 24(2). Hal : 133-138.

Laavola, Mirka, et al. 2012. Flavonoids Eupatorin and Sinensetin Present in

Orthosiphon stamineus Leaves Inhibit Inflammatory Gene Expressions and

STAT1 Activation. Journal of Medical Plant and Natural Product

Research.

Malik, Ajay, et al. 2011. World Health Organization’s Guidelines for Stability

Testing of Pharmaceutical Products. Journal of Chemical and

Pharmaceutical Research. Vol. 3(2). Hal : 892-898.

Marriot, John F, et al. 2010. Pharmaceutical Compounding and Dispensing

Second Edition. London : Pharmaceutical Press.

Martin A., Swarbick, J., Cammarata, A. 1993. Farmasi Fisik Jilid II, edisi ke-3.

Terj. dari Physical Pharmacy, oleh Josihta. Jakarta: UI Press.

Maulina, Ika Dwi. 2011. Uji Stabilitas Fisik dan Aktivitas Antioksidan Sediaan

Krim yang Mengandung Ekstrak Umbi Wortel (Daucus carota L.). Skripsi.

Program Studi Farmasi Universitas Indonesia.

Muktiningsih, S.R, et al. 2001. Review Tanaman Obat yang Digunakan oleh

Pengobat Tradisional di Sumatra Utara, Sumatera Selatan, Bali, dan

Sulawesi Selatan. Media Litbang Kesehatan. Volume XI Nomor 4.

Nabiela, Warda. 2013. Formulasi Emulsi Tipe M/A Minyak Biji Jinten Hitam

(Nigella sativa L.). Skripsi. Jakarta: Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 68: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nair, A., D, Kiruthika., B, Dheeba dan Tilton, F. 2014. Cytotoxic Potentials of

Orthosiphon stamineus Leaf Extracts Againts Pathogenic Bacteria and

Colon Cancer Cells. Asian Journal of Science and Technology. Vol. 5 (3).

Hal : 221-225.

Narayana, K.R., Reddy, M.S., Chaluvadi, M. R, dan Krishna, D.R. 2001.

Bioflavonoids Classification Pharmacological, Biochemical Effects and

Therapeutic Potential. Indian Journal Pharmacology. Vol. 33. Hal : 2-16.

Pattamadilok, Duangpen, et al. 2003. Chemical Specification of Orthosiphon

aristatus (Blume) Miq. Medical Plant Research Institute. Vol. 44 (3). Hal :

189-200

Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Perdanakusuma, David.S. 2007. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka.

Surabaya : Dept. Operasi Plastik Universitas Airlangga.

Prayoga, Sigit. 2008. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Kumis Kucing

(Orthosiphon stamineus Benth.) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar.

Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prabawati, Charinna Agus. 2015. Evaluasi Daya Penetrasi Etil P-metoksisinamat

Hasil Isolat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) pada Sediaan

Salep, Krim, dan Gel. Skripsi. Program Studi Farmasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pudyastuti, B., Marchaban, Kuswahyuning, R., 2015. Pengaruh Konsentrasi

Xanthan Gum terhadap Stabilitas Fisik Krim Virgin Coconut Oil (VCO).

Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas. Vol. 12(1). Hal : 6-14.

Rathee, P, et al. 2009. Mechanism of Action of Flavonoids as Anti-inflammatory

Agents: A Review. Inflammation & Allergy – Drug Targets. Vol 8, No. 3.

Hal : 229-235.

Rowe, Raymond C, dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth

Edition. London: Pharmaceutical Press.

Setyowati, Widyastuti A. E, et al. 2014. Skrining Fitokimia dan Identifikasi

Komponen Utama Ekstrak Metanol Kulit Durian (Durio zibethinus Murr.)

Varietas Petruk. Kimia Organik Bahan Alam. ISBN : 979363174-0.

Sharon, N., Syariful, A dan Yulier. 2013. Formualsi Krim Antioksidan Ekstrak

Etanol Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr). Online Jurnal of

Natural Science. Vol 2 (3). Hal : 111-122.

Page 69: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Shin, Hye-Sun, et al. 2012. Sinensetin Attenuates LPS-Induced Inflammation by

Regulating the Protein Level of IkB-α. Biosci, Biotechnol, Biochem. Vol.

76(4). Hal : 847-849.

Swastika NSP, Alissya., Mufrod, Purwanto. 2013. Aktivitas Antioksidan Krim

Ekstrak Sari tomat (Solanum lycopersicum L.). Traditional Medicine

Journal, 18(3): 132-140.

Tranggono, R.I dan Latifah, F. 2007. Buku Pengantar Ilmu Kosmetik. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

Wardiyah, Sry. 2015. Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep yang

Mengandung Etil P-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur

(Kaempferia galanga Linn.). Skripsi. Program Studi Farmasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta : UI Press.

Yam, M. F., Asmawi, M.Z., dan Basir, R. 2008. An Investigation of the Anti-

Inflammatory and Analgesic Effects of Orthosiphon Stamineus Leaf

Extract. Journal of Medicinal Food. Vol. 11(2). Hal : 362-368.

Yam, Mun. Fei, et al. 2009. Evaluation of the Anti-pyretic Potential of

Orthosiphon stamineus Benth Standardized Extract.

Inflammopharmacology. Vol. 17. Hal : 50–54.

Yam, Mun Fei, et al. 2010. HPLC and Anti-Inflammatory Studies of the

Flavonoid Rich Chloroform Extract Fraction of Orthosiphon Stamineus

Leaves. Open Acces Molecules. Vol. 115. Hal : 4452-4466.

Yam, Mun. Fei, et al. 2013. Antioxidant and Toxicity Studies of 50% Methanolic

Extract of Orthosiphon stamineus Benth. Hindawi Publishing Corporation.

Vol. 2013.

Zulkarnain, A.K., Ernawati, N dan Sukardani, N.I. 2013. Aktivitas Amilum

Bengkuang (Pachyrrizus erosus (L.) Urban) sebagai Tabir Surya pada

Mencit dan Pengaruh Kenaikan Kadarnya terhadap Viskositas Sediaan.

Traditional Medicine Journal. Vol 18 (1).

Page 70: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Alat Penelitian

Timbangan Analitik

Viskometer Brookfield

Homogenizer

pH Meter

Centrifuge

Hot Plate

Lemari Pendingin

Oven

Mikroskop Olympus IX

71

53

Page 71: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Hasil Pengamatan Organoleptis

Minggu

0

Keterangan : F1 ; F2 ; F3 Penyimpanan suhu 26 ± 2oC

Minggu

1

Keterangan : F1 ; F2 ; F3 Penyimpanan suhu 26 ± 2oC

Minggu

2

Keterangan : F1 ; F2 ; F3 Penyimpanan suhu 26 ± 2oC

Minggu

3

Keterangan : F1 ; F2 ; F3 Penyimpanan suhu 26 ± 2oC

Page 72: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Minggu

0

Keterangan : F1 ; F2 ; F3 Penyimpanan suhu 40oC

Minggu

1

Keterangan : F1 ; F2 ; F3 Penyimpanan suhu 40oC

Minggu

2

Keterangan : F1 ; F2 ; F3 Penyimpanan suhu 40oC

Minggu

3

Keterangan : F1 ; F2 ; F3 Penyimpanan suhu 40oC

Page 73: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Hasil Pengamatan Homogenitas

Tabel 6.1 Tabel Pengamatan Homogenitas

Waktu

Uji Suhu 26 ± 2

oC Suhu 40

oC

Minggu

0

Minggu

1

Minggu

2

Minggu

3

Page 74: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Data Hasil Pengujian pH

Tabel 6.2 Hasil Uji pH Krim Suhu 26 ± 2oC

Formula Minggu ke-0 Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3

F1

6,982 ± 0,006 7,064 ± 0,008 7,195 ± 0,006 7,236 ± 0,008

6,970 ± 0,006 7,050 ± 0,008 7,198 ± 0,006 7,245 ± 0,008

6,972 ± 0,006 7,064 ± 0,008 7,208 ± 0,006 7,228 ± 0,008

Rata-rata 6,974 7,059 7,200 7,236

F2

6,804 ± 0,010 7,007 ± 0,007 7,109 ± 0,014 7,151 ± 0,007

6,803 ± 0,010 6,994 ± 0,007 7,131 ± 0,014 7,143 ± 0,007

6,785 ± 0,010 6,993 ± 0,007 7,137 ± 0,014 7,158 ± 0,007

Rata-rata 6,867 6,998 7,125 7,150

F3

6,422 ± 0,032 6,972 ± 0,012 7,092 ± 0,026 7,152 ± 0,012

6,483 ± 0,032 6,995 ± 0,012 7,132 ± 0,026 7,148 ± 0,012

6,471 ± 0,032 6,977 ± 0,012 7,143 ± 0,026 7,171 ± 0,012

Rata-rata 6,458 6,981 7,122 7,157

Tabel 6.3 Hasil Uji pH Krim Suhu 40oC

Formula Minggu ke-0 Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3

F1

6,982 ± 0,006 6,818 ± 0,010 6,891 ± 0,009 6,939 ± 0,003

6,970 ± 0,006 6,798 ± 0,010 6,906 ± 0,009 6,944 ± 0,003

6,972 ± 0,006 6,802 ± 0,010 6,908 ± 0,009 6,938 ± 0,003

Rata-rata 6,974 6,806 6,901 6,940

F2

6,804 ± 0,010 6,893 ± 0,016 6,947 ± 0,013 6,972 ± 0,016

6,803 ± 0,010 6,918 ± 0,016 6,963 ± 0,013 7,004 ± 0,016

6,785 ± 0,010 6,923 ± 0,016 6,936 ± 0,013 6,994 ± 0,016

Rata-rata 6,867 6,911 6,948 6,990

F3

6,422 ± 0,032 6,957 ± 0,020 7,003 ± 0,010 7,036 ± 0,009

6,483 ± 0,032 6,957 ± 0,020 7,013 ± 0,010 7,033 ± 0,009

6,471 ± 0,032 6,921 ± 0,020 7,023 ± 0,010 7,05 ± 0,009

Rata-rata 6,458 6,945 7,013 7,039

Page 75: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Data Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir

Tabel 6.4 Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir Minggu 0

rpm F1 F2 F3

cPs % torque cPs % torque cPs % torque

2 44475 22,2 57300 32,3 66780 33,3

4 27865 27,8 36265 36,3 42475 42,5

10 17490 43,7 20620 51,5 25460 63,6

20 13685 68,4 15760 78,8 18575 86,8

10 10040 25 12670 31,9 14160 35,4

4 17085 17 21530 21,5 24055 24

2 24765 12,4 32030 16,5 35860 17,9

Tabel 6.5 Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir Minggu 1

Penyimpanan rpm

F1 F2 F3

cPs %

torque cPs

%

torque cPs

%

torque

Suhu 26 ± 2oC

2 43400 21,7 44390 22,1 59780 29,8

4 22230 22,2 23550 23,5 34560 34,5

10 14140 35,3 13620 34 21190 57,9

20 11170 55,8 11700 58,5 16850 83,7

10 11740 29,3 11350 28,3 14340 35,8

4 17520 17,5 20160 20,1 22700 22,7

2 26050 13 29130 14,5 35740 17,8

Suhu 40oC

2 54830 27,4 57180 28,5 58100 29

4 29240 29,2 32250 32,2 32440 32,4

10 16090 41,7 19290 48,2 19200 48

20 11090 55,4 13240 66,2 13500 67,8

10 10380 25,8 10760 26,9 12440 31,1

4 18550 18,5 18940 18,9 22920 22,9

2 28700 14,3 28370 14,1 34010 17

Tabel 6.6 Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir Minggu 2

Penyimpanan rpm

F1 F2 F3

cPs %

torque cPs

%

torque cPs

%

torque

Suhu 26 ± 2oC

2 43430 21,7 56810 28,4 68110 34

4 22480 22,4 27690 27,6 33440 33,4

10 12580 31,4 14390 35,5 18810 47

20 10320 51,6 11750 51,7 14210 71

10 11620 29 11350 28,3 13260 33,1

4 17690 17,6 20470 20,4 23860 23,8

2 27930 13,9 33080 16,5 40830 20,4

Suhu 40oC

2 44860 22,4 44670 22,3 41360 20,6

4 22580 22,5 24280 24,2 26060 26

10 12940 32,3 14280 35,7 15360 39

20 9730 48,6 10280 51,4 12380 61,5

Page 76: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10 9480 23,7 11070 27,6 11520 28,8

4 16680 16,6 18560 18,5 18860 17,9

2 27460 13,7 27050 13,5 29160 14,5

Tabel 6.7 Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir Minggu 3

Penyimpanan rpm

F1 F2 F3

cPs %

torque cPs

%

torque cPs

%

torque

Suhu 26 ± 2oC

2 42770 21,3 60660 30,3 53800 26,9

4 21860 21,8 24250 24,2 27430 27,4

10 12430 31 12530 31,4 15250 38,1

20 9640 49,2 8110 41,8 11960 59,8

10 11110 27,7 10660 26,6 13570 33,9

4 16730 16,7 19400 19,6 24520 24,4

2 24730 12,3 31810 15,9 40050 20

Suhu 40oC

2 43940 21,9 41480 20,7 42610 21,3

4 23760 23,7 22730 22,7 24150 24,1

10 13080 32,5 12390 30,9 14520 36,3

20 9500 46,7 8630 43 10390 51,9

10 9370 23,4 9400 23,5 10190 25,4

4 17620 17,6 16980 16,9 19360 19,3

2 27220 13,6 27230 13,6 30440 15,2

Page 77: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 6.1 Sifat Alir Minggu 0

Gambar 6.2 Sifat Alir F1 Penyimpanan Suhu 26 ± 2oC

Page 78: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 6.3 Sifat Alir F2 Penyimpanan Suhu 26 ± 2oC

Gambar 6.4 Sifat Alir F3 Penyimpanan Suhu 26 ± 2oC

Page 79: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 6.5 Sifat Alir F1 Penyimpanan Suhu 40oC

Gambar 6.6 Sifat Alir F2 Penyimpanan Suhu 40oC

Page 80: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 6.7 Sifat Alir F3 Penyimpanan Suhu 40oC

Page 81: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Data Hasil Pengukuran Daya Sebar

Tabel 6.8 Luas Daya Sebar Krim F1 Suhu 26 ± 2oC (cm

2)

Beban Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

65,5 gram

11,93 14,51 14,51 13,84

14,51 12,56 10,74 16,61

13,19 14,51 9,07 16,61

Rata-rata 13,21 13,86 11,44 15,68

85,5 gram

13,84 17,34 17,34 18,08

17,34 15,19 13,84 20,41

15,19 17,34 9,07 19,62

Rata-rata 15,46 16,62 13,42 19,37

105,5 gram

15,89 19,62 19,62 22,05

20,41 17,34 15,89 22,05

17,34 19,62 13,19 22,05

Rata-rata 17,88 18,86 16,23 22,05

125,5 gram

17,34 22,89 21,22 23,74

22,05 20,41 17,34 25,50

18,84 20,41 14,51 24,61

Rata-rata 19,41 21,24 17,69 24,62

145,5 gram

19,62 24,61 22,05 28,26

23,74 22,89 18,84 27,32

20,41 22,89 15,89 27,32

Rata-rata 21,26 23,46 18,93 27,63

Tabel 6.9 Luas Daya Sebar Krim F2 Suhu 26 ± 2oC (cm

2)

Beban Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

65,5 gram

11,33 12,56 9,61 15,89

10,17 10,17 8,54 12,56

9,6 8,03 8,54 13,84

Rata-rata 10,37 10,25 8,90 14,10

85,5 gram

13,19 13,19 10,74 15,89

13,19 12,56 11,93 18,08

12,56 12,56 10,17 14,51

Rata-rata 12,98 12,77 10,95 16,16

105,5 gram

15,19 15,19 11,93 18,08

14,51 14,51 12,56 20,41

14,51 13,84 11,33 17,34

Rata-rata 14,74 14,51 11,94 18,61

125,5 gram

16,61 17,34 13,19 18,84

16,61 15,89 14,51 22,89

16,61 15,89 12,56 19,62

Rata-rata 16,61 16,37 13,42 20,45

145,5 gram

18,08 22,05 14,51 20,41

18,08 17,34 15,89 25,50

18,08 17,34 14,51 20,41

Rata-rata 18,08 18,91 14,97 22,11

Page 82: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 6.10 Luas Daya Sebar Krim F3 Suhu 26 ± 2oC (cm

2)

Beban Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

65,5 gram

6,60 9,61 7,06 11,33

7,06 7,06 7,54 8,54

7,54 8,03 5,72 9,61

Rata-rata 7,07 8,23 6,77 9,83

85,5 gram

9,61 11,93 9,61 13,19

9,61 9,07 9,07 9,61

8,54 10,17 7,54 11,93

Rata-rata 9,26 10,39 8,74 11,58

105,5 gram

9,61 12,56 10,74 15,19

10,74 10,17 11,33 11,33

9,61 11,33 8,54 13,19

Rata-rata 9,99 11,35 10,21 13,24

125,5 gram

11,33 13,84 11,33 18,84

12,56 11,33 12,56 13,84

10,17 12,56 8,54 17,34

Rata-rata 11,35 12,58 10,81 16,67

145,5 gram

11,33 14,51 13,19 19,62

13,84 11,93 13,19 15,19

10,17 13,84 10,17 16,61

Rata-rata 11,78 13,43 12,18 17,14

Tabel 6.11 Luas Daya Sebar Krim F1 Suhu 40oC (cm

2)

Beban Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

65,5 gram

11,93 10,17 10,17 13,84

9,61 10,17 11,33 16,61

9,07 10,17 10,74 16,61

Rata-rata 10,21 10,17 10,75 15,68

85,5 gram

13,19 11,93 12,56 18,08

12,56 12,56 12,56 20,41

9,61 11,93 10,74 19,62

Rata-rata 11,79 12,14 11,95 19,37

105,5 gram

14,51 13,19 14,51 22,05

14,51 14,51 18,08 22,05

13,19 13,19 17,34 22,05

Rata-rata 14,07 13,63 16,64 22,05

125,5 gram

15,89 14,51 15,89 23,74

15,19 16,61 19,62 25,50

14,51 14,51 18,08 24,61

Rata-rata 15,20 15,21 17,86 24,62

145,5 gram

17,34 15,89 18,08 28,26

16,61 18,08 22,05 27,32

14,51 15,89 18,08 27,32

Rata-rata 16,15 16,62 19,40 27,63

Page 83: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 6.12 Luas Daya Sebar Krim F2 Suhu 40 oC (cm

2)

Beban Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

65,5 gram

8,54 7,06 8,54 15,89

9,07 7,06 8,03 12,56

9,07 7,06 9,07 13,84

Rata-rata 8,89 7,06 8,55 14,10

85,5 gram

9,07 8,54 11,33 15,89

9,07 8,54 9,61 18,08

9,07 8,54 9,61 14,51

Rata-rata 9,07 8,54 10,18 16,16

105,5 gram

12,56 8,54 11,93 18,08

11,33 9,61 11,93 20,41

11,93 9,61 12,56 17,34

Rata-rata 11,94 9,26 12,14 18,61

125,5 gram

13,84 10,74 12,56 18,84

13,84 10,74 13,19 22,89

14,51 10,74 14,51 19,62

Rata-rata 14,06 10,74 13,42 20,45

145,5 gram

15,19 10,74 13,19 20,41

14,51 11,33 13,19 25,50

15,19 11,93 15,19 20,41

Rata-rata 14,96 11,34 13,86 22,11

Tabel 6.13 Luas Daya Sebar Krim F3 Suhu 40 oC (cm

2)

Beban Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

65,5 gram

8,54 8,03 9,61 11,33

8,54 7,06 9,07 8,54

8,54 8,03 9,07 9,61

Rata-rata 8,54 7,71 9,25 9,83

85,5 gram

8,54 9,61 11,33 13,19

9,07 8,54 11,33 9,61

9,07 9,61 11,33 11,93

Rata-rata 8,89 9,26 11,33 11,58

105,5 gram

10,74 9,61 13,19 15,19

11,33 9,07 13,19 11,33

11,33 9,61 12,56 13,19

Rata-rata 11,13 9,43 12,98 13,24

125,5 gram

11,33 12,56 15,89 18,84

12,56 11,33 14,51 13,84

13,84 11,93 14,51 17,34

Rata-rata 12,58 11,94 14,97 16,67

145,5 gram

13,19 13,84 18,08 19,62

14,51 13,19 14,51 15,19

15,19 13,84 14,51 16,61

Rata-rata 14,30 13,63 15,70 17,14

Page 84: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Data Hasil Pengkuran Diameter Globul Rata-rata

Tabel 6.14 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 26 ± 2oC Minggu 0

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,360 - 1,740 1,700 22 37,400

1,740 - 2,120 2,040 53 108,120

2,120 - 2,500 2,380 101 240,380

2,500 - 2,880 2,720 110 299,200

2,880 - 3,260 3,060 111 339,660

3,260 - 3,640 3,438 51 175,340

3,640 - 4,020 3,755 29 108,907

4,020 - 4,400 4,250 15 63,750

4,400 - 4,780 4,590 6 27,540

4,780 - 5,160 4,984 2 9,968

500 1410,265

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.15 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 26 ± 2oC Minggu 1

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

2,047 - 2,347 2,210 5 11,050

2,347 - 2,647 2,550 31 79,050

2,647 - 2,947 2,890 82 236,980

2,947 - 3,247 3,102 105 325,732

3,247 - 3,547 3,400 77 261,800

3,547 - 3,847 3,662 107 391,825

3,847 - 4,147 3,943 50 197,156

4,147 - 4,447 4,250 27 114,750

4,447 - 4,747 4,592 12 55,099

4,747 - 5,047 4,872 4 19,487

500 1692,929

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.16 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 26 ± 2oC Minggu 2

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,831 - 2,231 2,020 2 4,041

2,231 - 2,631 2,434 9 21,906

2,631 - 3,031 2,890 42 121,380

3,031 - 3,431 3,230 102 329,460

3,431 - 3,831 3,636 138 501,792

3,831 - 4,231 4,080 84 342,720

4,231 - 4,631 4,420 77 340,340

4,631 - 5,031 4,787 29 138,830

5,031 - 5,431 5,103 11 56,131

5,431 - 5,831 5,476 6 32,854

500 1889,455

Ukuran diameter globul rata-rata =

Page 85: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 6.17 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 26 ± 2oC Minggu 3

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

2,404 - 2,864 2,725 22 59,957

2,864 - 3,324 3,079 73 224,755

3,324 - 3,784 3,586 145 519,992

3,784 - 4,244 3,925 101 396,400

4,244 - 4,704 4,422 94 415,634

4,704 - 5,164 4,906 42 206,073

5,164 - 5,624 5,345 16 85,516

5,624 - 6,084 5,674 5 28,370

6,084 - 6,544 6,496 1 6,496

6,544 - 7,004 6,937 1 6,937

500 1950,129

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.18 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 26 ± 2oC Minggu 0

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

0,760 - 1,060 0,760 1 0,760

1,060 - 1,360 1,360 6 8,160

1,360 - 1,660 1,530 21 32,130

1,660 - 1,960 1,870 65 121,550

1,960 - 2,260 2,127 108 229,669

2,260 - 2,560 2,404 126 302,925

2,560 - 2,860 2,720 80 217,600

2,860 - 3,160 2,910 70 203,695

3,160 - 3,460 3,270 18 58,860

3,460 - 3,760 3,606 5 18,031

500 1193,381

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.19 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 26 ± 2oC Minggu 1

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,870 - 2,160 2,061 8 16,489

2,160 - 2,450 2,380 36 85,680

2,450 - 2,740 2,589 54 139,826

2,740 - 3,030 2,895 95 275,025

3,030 - 3,320 3,135 128 401,235

3,320 - 3,610 3,442 98 337,339

3,610 - 3,900 3,740 36 134,640

3,900 - 4,190 4,080 33 134,640

4,190 - 4,480 4,357 9 39,217

4,480 - 4,770 4,668 3 14,004

500 1578,094

Ukuran diameter globul rata-rata =

Page 86: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 6.20 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 26 ± 2oC Minggu 2

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,700 - 2,130 1,870 5 9,350

2,130 - 2,560 2,404 22 52,892

2,560 - 2,990 2,890 65 187,850

2,990 - 3,420 3,234 122 394,605

3,420 - 3,850 3,606 125 450,781

3,850 - 4,280 4,080 89 363,120

4,280 - 4,710 4,449 47 209,118

4,710 - 5,140 4,825 20 96,494

5,140 - 5,570 5,443 3 16,328

5,570 - 6,000 5,853 2 11,707

500 1792,244

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.21 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 26 ± 2oC Minggu 3

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

2,386 - 2,726 2,639 5 13,196

2,726 - 3,066 2,935 25 73,366

3,066 - 3,406 3,248 44 142,905

3,406 - 3,746 3,606 76 274,075

3,746 - 4,086 3,914 104 407,024

4,086 - 4,426 4,280 106 453,732

4,426 - 4,766 4,603 69 317,578

4,766 - 5,106 4,942 50 247,086

5,106 - 5,446 5,281 13 68,652

5,446 - 5,786 5,627 8 45,014

500 2042,627

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.22 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 26 ± 2oC Minggu 0

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,521 - 1,781 1,700 26 44,200

1,781 - 2,041 1,990 56 111,429

2,041 - 2,301 2,210 56 123,760

2,301 - 2,561 2,404 145 348,604

2,561 - 2,821 2,720 74 201,280

2,821 - 3,081 2,935 85 249,446

3,081 - 3,341 3,230 28 90,440

3,341 - 3,601 2,895 22 63,690

3,601 - 3,861 3,742 6 22,452

3,861 - 4,121 4,013 2 8,027

500 1263,326

Ukuran diameter globul rata-rata =

Page 87: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 6.23 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 26 ± 2oC Minggu 1

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

2,040 - 2,420 2,380 29 69,020

2,420 - 2,800 2,620 80 209,584

2,800 - 3,180 3,012 134 403,663

3,180 - 3,560 3,340 115 384,097

3,560 - 3,940 3,670 102 374,319

3,940 - 4,320 4,087 28 114,438

4,320 - 4,700 4,420 9 39,780

4,700 - 5,080 4,774 2 9,547

5,080 - 5,460 0 0 0,000

5,460 - 5,840 5,782 1 5,782

500 1610,231

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.24 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 26 ± 2oC Minggu 2

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,901 - 2,351 2,217 15 33,248

2,351 - 2,801 2,556 67 171,229

2,801 - 3,251 3,079 132 406,406

3,251 - 3,701 3,550 115 408,216

3,701 - 4,151 3,897 108 420,878

4,151 - 4,601 4,334 45 195,037

4,601 - 5,051 4,702 11 51,722

5,051 - 5,501 5,403 5 27,013

5,501 - 5,951 5,802 1 5,802

5,951 - 6,401 6,318 1 6,318

500 1725,870

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.25 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 26 ± 2oC Minggu 3

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

2,103 - 2,543 2,386 13 31,019

2,543 - 2,983 2,890 78 225,420

2,983 - 3,423 3,234 136 439,888

3,423 - 3,863 3,606 126 454,387

3,863 - 4,303 4,080 103 420,240

4,303 - 4,743 4,501 34 153,034

4,743 - 5,183 4,942 7 34,592

5,183 - 5,623 5,356 2 10,713

5,623 - 6,063 0 0 0,000

6,063 - 6,503 6,469 1 6,469

500 1775,761

Ukuran diameter globul rata-rata =

Page 88: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 6.26 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 40oC Minggu 0

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,360 - 1,740 1,700 22 37,400

1,740 - 2,120 2,040 53 108,120

2,120 - 2,500 2,380 101 240,380

2,500 - 2,880 2,720 110 299,200

2,880 - 3,260 3,060 111 339,660

3,260 - 3,640 3,438 51 175,340

3,640 - 4,020 3,755 29 108,907

4,020 - 4,400 4,250 15 63,750

4,400 - 4,780 4,590 6 27,540

4,780 - 5,160 4,984 2 9,968

500 1410,265

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.27 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 40oC Minggu 1

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,190 - 1,450 1,360 9 12,240

1,450 - 1,710 1,700 31 52,700

1,710 - 1,970 1,870 34 63,580

1,970 - 2,230 2,150 93 199,982

2,230 - 2,490 2,380 93 221,340

2,490 - 2,750 2,573 115 295,845

2,750 - 3,010 2,890 66 190,740

3,010 - 3,270 3,065 43 131,783

3,270 - 3,530 3,400 9 30,600

3,530 - 3,790 3,574 7 25,018

500 1223,829

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.28 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 40oC Minggu 2

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

0,701 - 1,281 0,701 1 0,701

1,281 - 1,861 1,700 16 27,200

1,861 - 2,441 2,210 131 289,510

2,441 - 3,021 2,720 186 505,920

3,021 - 3,601 3,230 140 452,200

3,601 - 4,181 3,910 20 78,200

4,181 - 4,761 4,334 5 21,671

4,761 - 5,341 0 0 0,000

5,341 - 5,921 0 0 0,000

5,921 - 6,501 6,462 1 6,462

500 1381,864

Ukuran diameter globul rata-rata =

Page 89: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 6.29 Diameter Globul Rata-rata F1 Suhu 40oC Minggu 3

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,870 - 2,160 2,210 12 26,520

2,160 - 2,450 2,386 14 33,405

2,450 - 2,740 2,661 61 162,316

2,740 - 3,030 2,890 78 225,420

3,030 - 3,320 3,176 137 435,093

3,320 - 3,610 3,417 118 403,201

3,610 - 3,900 3,740 42 157,080

3,900 - 4,190 3,925 27 105,968

4,190 - 4,480 4,253 9 38,281

4,480 - 4,770 4,677 2 9,353

500 1596,637

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.30 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 40oC Minggu 0

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

0,760 - 1,060 0,760 1 0,760

1,060 - 1,360 1,360 6 8,160

1,360 - 1,660 1,530 21 32,130

1,660 - 1,960 1,870 65 121,550

1,960 - 2,260 2,127 108 229,669

2,260 - 2,560 2,404 126 302,925

2,560 - 2,860 2,720 80 217,600

2,860 - 3,160 2,910 70 203,695

3,160 - 3,460 3,270 18 58,860

3,460 - 3,760 3,606 5 18,031

500 1193,381

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.31 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 40oC Minggu 1

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,190 - 1,480 1,360 7 9,520

1,480 - 1,770 1,700 22 37,400

1,770 - 2,060 1,938 58 112,421

2,060 - 2,350 2,217 44 97,527

2,350 - 2,640 2,550 155 395,250

2,640 - 2,930 2,767 117 323,786

2,930 - 3,220 3,060 43 131,580

3,220 - 3,510 3,248 41 133,162

3,510 - 3,800 3,586 7 25,103

3,800 - 4,090 3,912 6 23,471

500 1289,220

Ukuran diameter globul rata-rata =

Page 90: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 6.32 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 40oC Minggu 2

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,020 - 1,360 1,111 2 2,222

1,360 - 1,700 1,656 10 16,564

1,700 - 2,040 1,878 24 45,065

2,040 - 2,380 2,217 80 177,322

2,380 - 2,720 2,550 146 372,300

2,720 - 3,060 2,890 116 335,240

3.060 - 3,400 3,230 77 248,710

3,400 - 3,740 3,570 37 132,090

3,740 - 4,080 3,910 7 27,370

4,080 - 4,420 4,413 1 4,413

500 1361,297

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.33 Diameter Globul Rata-rata F2 Suhu 40oC Minggu 3

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,238 - 1,748 1,553 42 65,241

1,748 - 2,258 2,047 93 190,378

2,258 - 2,768 2,550 140 357,000

2,768 - 3,278 3,060 94 287,640

3,278 - 3,788 3,488 59 205,798

3,788 - 4,298 4,080 30 122,400

4,298 - 4,808 4,590 24 110,160

4,808 - 5,318 5,050 8 40,399

5,318 - 5,828 5,537 7 38,762

5,828 - 6,338 6,290 3 18,870

500 1436,649

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.34 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 40oC Minggu 0

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,521 - 1,781 1,700 26 44,200

1,781 - 2,041 1,990 56 111,429

2,041 - 2,301 2,210 56 123,760

2,301 - 2,561 2,404 145 348,604

2,561 - 2,821 2,720 74 201,280

2,821 - 3,081 2,935 85 249,446

3,081 - 3,341 3,230 28 90,440

3,341 - 3,601 2,895 22 63,690

3,601 - 3,861 3,742 6 22,452

3,861 - 4,121 4,013 2 8,027

500 1263,326

Ukuran diameter globul rata-rata =

Page 91: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 6.35 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 40oC Minggu 1

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,371 - 1,671 1,539 8 12,315

1,671 - 1,971 1,870 39 72,930

1,971 - 2,271 2,210 81 179,010

2,271 - 2,571 2,404 117 281,287

2,571 - 2,871 2,720 79 214,880

2,871 - 3.171 2,935 107 314,008

3,171 - 3,471 3,248 44 142,905

3,471 - 3,771 3,570 14 49,980

3,771 - 4,071 3,910 8 31,280

4,071 - 4,371 4,087 3 12,261

500 1310,857

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.36 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 40oC Minggu 2

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

0,850 - 1,550 1,461 28 40,913

1,550 - 2,250 1,990 134 266,633

2,250 - 2,950 2,589 154 398,762

2,950 - 3,650 3,340 105 350,697

3,650 - 4,350 3,925 44 172,689

4,350 - 5,050 4,590 23 105,570

5,050 - 5,750 5,408 8 43,263

5,750 - 6,450 5,979 3 17,937

6,450 - 7,150 0 0 0,000

7,150 - 7,850 7,753 1 7,753

500 1404,218

Ukuran diameter globul rata-rata =

Tabel 6.37 Diameter Globul Rata-rata F3 Suhu 40oC Minggu 3

Rentang (µm) Nilai Tengah (d) Jumlah Globul (n) nd

1,089 - 1,429 1,089 1 1,089

1,429 - 1,769 1,708 3 5,125

1,769 - 2,109 2,047 23 47,083

2,109 - 2,449 2,380 81 192,780

2,449 - 2,789 2,720 136 369,920

2,789 - 3,129 2,910 124 360,831

3,129 - 3,469 3,248 97 315,041

3,469 - 3,809 3,574 29 103,647

3,809 - 4,149 3,910 5 19,550

4,149 - 4,489 4,413 1 4,413

500 1419,480

Ukuran diameter globul rata-rata =

Page 92: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Hasil Pengamatan Sentrifugasi

Tabel 6.38 Hasil Pengamatan Sentrifugasi

Waktu

uji Suhu 26 ± 2

oC Suhu 40

oC

Minggu

0

Minggu

1

Minggu

2

Minggu

3

Page 93: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Hasil Statistik pH Krim

1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov Smirnov Test

Tujuan : untuk melihat data pH krim terdistribusi normal atau tidak

Uji normalitas pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

pH_Suhu_26oC

N 12

Normal Parametersa Mean 7.02725

Std. Deviation .208984

Most Extreme Differences Absolute .233

Positive .159

Negative -.233

Kolmogorov-Smirnov Z .806

Asymp. Sig. (2-tailed) .534

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas pada penyimpanan suhu 40oC

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

pH_Suhu_40oC

N 12

Normal Parametersa Mean 6.89933

Std. Deviation .152852

Most Extreme Differences Absolute .254

Positive .180

Negative -.254

Kolmogorov-Smirnov Z .881

Asymp. Sig. (2-tailed) .419

a. Test distribution is Normal.

Kesimpulan : pH krim terdistribusi normal

2. Uji Homogenitas Levene

Tujuan : untuk melihat varian data pH krim homogen atau tidak

Uji homogenitas pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

Page 94: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Test of Homogeneity of Variances

pH_Suhu_26oC

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.064 2 9 .183

Uji homogenitas pada penyimpanan suhu 40oC

Test of Homogeneity of Variances

pH_Suhu_40oC

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.465 2 9 .045

Keismpulan : pH krim pada suhu 26oC menunjukkan data yang homogen,

sedangkan pH krim pada suhu 40oC menunjukkan data yang tidak homogen.

3. Uji One-Way ANOVA dan Uji Kruskal Wallis

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada data pH krim

Uji One-Way ANOVA pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

ANOVA

pH_Suhu_26oC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .071 2 .035 .779 .488

Within Groups .410 9 .046

Total .480 11

Uji Kruskal Wallis pada penyimpanan suhu 40oC

Test Statisticsa,b

pH_suhu_40oC

Chi-Square .962

df 2

Asymp. Sig. .618

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Formula

Kesimpulan : secara umum tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada setiap

formula krim.

Page 95: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Hasil Statistik Viskositas Krim

1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov Smirnov Test

Tujuan : untuk melihat data viskositas krim terdistribusi normal atau tidak

Uji normalitas pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Viskositas_suhu_26oC

N 12

Normal Parametersa Mean 12803.50

Std. Deviation 3093.301

Most Extreme Differences Absolute .191

Positive .191

Negative -.080

Kolmogorov-Smirnov Z .661

Asymp. Sig. (2-tailed) .775

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas pada penyimpanan suhu 40oC

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Viskositas_suhu_40oC

N 12

Normal Parametersa Mean 12230.00

Std. Deviation 2902.085

Most Extreme Differences Absolute .154

Positive .154

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .532

Asymp. Sig. (2-tailed) .940

a. Test distribution is Normal.

Kesimpulan : viskositas krim terdistribusi normal

2. Uji Homogenitas Levene

Tujuan : untuk melihat varian data viskositas krim homogen atau tidak

Page 96: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji homogenitas pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

Test of Homogeneity of Variances

Viskositas_suhu_26oC

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.520 2 9 .611

Uji homogenitas pada penyimpanan suhu 40oC

Test of Homogeneity of Variances

Viskositas_suhu_40oC

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.691 2 9 .526

Keismpulan : viskositas krim menunjukkan data yang homogen

3. Uji One-Way ANOVA

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada data viskositas

krim

Uji One-Way ANOVA pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

ANOVA

Viskositas_suhu_26oC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4.113E7 2 2.056E7 2.886 .108

Within Groups 6.413E7 9 7125098.389

Total 1.053E8 11

Uji One-Way ANOVA pada penyimpanan suhu 40oC

ANOVA

Viskositas_suhu_40oC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.507E7 2 7535368.750 .874 .450

Within Groups 7.757E7 9 8619145.833

Total 9.264E7 11

Kesimpulan : secara umum tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada setiap

formula krim

Page 97: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Hasil Statistik Daya Sebar Krim

1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov Smirnov Test

Tujuan : untuk melihat data daya sebar krim terdistribusi normal atau tidak

Uji normalitas pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Daya_sebar_suhu_26oC

N 12

Normal Parametersa Mean 18.3233

Std. Deviation 4.80416

Most Extreme Differences Absolute .116

Positive .116

Negative -.087

Kolmogorov-Smirnov Z .403

Asymp. Sig. (2-tailed) .997

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas pada penyimpanan suhu 40oC

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Daya_sebar_suhu_40oC

N 12

Normal Parametersa Mean 16.9033

Std. Deviation 4.39046

Most Extreme Differences Absolute .229

Positive .229

Negative -.145

Kolmogorov-Smirnov Z .792

Asymp. Sig. (2-tailed) .558

a. Test distribution is Normal.

Kesimpulan : daya sebar krim terdistribusi normal

2. Uji Homogenitas Levene

Tujuan : untuk melihat varian data daya sebar krim homogen atau tidak

Page 98: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji homogenitas pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

Test of Homogeneity of Variances

Daya_sebar_suhu_26oC

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.342 2 9 .719

Uji homogenitas pada penyimpanan suhu 40oC

Test of Homogeneity of Variances

Daya_sebar_suhu_40oC

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.408 2 9 .294

Keismpulan : daya sebar krim menunjukkan data yang homogen

3. Uji One-Way ANOVA

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada data daya sebar

krim

Uji One-Way ANOVA pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

ANOVA

Daya_sebar_suhu_26oC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 169.047 2 84.523 8.967 .007

Within Groups 84.833 9 9.426

Total 253.879 11

Uji One-Way ANOVA pada penyimpanan suhu 40oC

ANOVA

Daya_sebar_suhu_40oC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 55.974 2 27.987 1.614 .252

Within Groups 156.063 9 17.340

Total 212.037 11

Page 99: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kesimpulan : secara umum terdapat perbedaan yang bermakna pada formula krim

yang disimpan pada suhu 26 ± 2oC dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna

pada setiap formula krim yang disimpan pada suhu 40oC

4. Uji LSD (Least Significant Difference)

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan daya sebar antar

formula krim

Uji LSD pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

Multiple Comparisons

Daya_sebar_suhu_26oC

LSD

(I)

Formula

(J)

Formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

F1 F2 4.30250 2.17093 .079 -.6085 9.2135

F3 9.18750* 2.17093 .002 4.2765 14.0985

F2 F1 -4.30250 2.17093 .079 -9.2135 .6085

F3 4.88500 2.17093 .051 -.0260 9.7960

F3 F1 -9.18750* 2.17093 .002 -14.0985 -4.2765

F2 -4.88500 2.17093 .051 -9.7960 .0260

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Kesimpulan : Formula 1 dan formula 3 yang disimpan pada suhu 26 ± 2oC

berbeda secara bermakna (p <0,05).

Page 100: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Hasil Statistik Ukuran Diameter Globul Rata-rata Krim

1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov Smirnov Test

Tujuan : untuk melihat data ukuran diameter globul krim terdistribusi normal

atau tidak

Uji normalitas pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Diameter_Globul_suhu_26oC

N 12

Normal Parametersa Mean 3.32017

Std. Deviation .527905

Most Extreme Differences Absolute .132

Positive .100

Negative -.132

Kolmogorov-Smirnov Z .458

Asymp. Sig. (2-tailed) .985

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas pada penyimpanan suhu 40oC

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Diameter_globul_suhu_40oC

N 12

Normal Parametersa Mean 2.71875

Std. Deviation .220954

Most Extreme Differences Absolute .163

Positive .159

Negative -.163

Kolmogorov-Smirnov Z .564

Asymp. Sig. (2-tailed) .909

a. Test distribution is Normal.

Kesimpulan : ukuran diameter globul krim terdistribusi normal

Page 101: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Uji Homogenitas Levene

Tujuan : untuk melihat varian data ukuran diameter globul krim homogen

atau tidak

Uji homogenitas pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

Test of Homogeneity of Variances

Diameter_Globul_suhu_26oC

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.520 2 9 .611

Uji homogenitas pada penyimpanan suhu 40oC

Test of Homogeneity of Variances

Diameter_globul_suhu_40oC

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.356 2 9 .710

Keismpulan : ukuran diameter globul krim menunjukkan data yang homogen

3. Uji One-Way ANOVA

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada data ukuran

diameter globul krim

Uji One-Way ANOVA pada penyimpanan suhu 26 ± 2oC

ANOVA

Diameter_Globul_suhu_26oC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .163 2 .081 .252 .782

Within Groups 2.903 9 .323

Total 3.066 11

Page 102: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji One-Way ANOVA pada penyimpanan suhu 40oC

ANOVA

Diameter_globul_suhu_40oC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .050 2 .025 .458 .646

Within Groups .487 9 .054

Total .537 11

Kesimpulan : secara umum tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada

setiap formula krim

Page 103: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Sertifikat Analisis Asam Stearat

Page 104: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Sertifikat Analisis Trietanolamin

Page 105: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Sertifikat Analisis Gliserin

Page 106: SKRIPSI RISHA NATASYA ANDRIANI 1112102000024 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN … · 2016. 12. 21. · uin syarif hidayatullah jakarta formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim anti-inflamasi

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Sertifikat Analisis Setil Alkohol