SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen...

93
MANAJEMEN RESIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT MANDIRI SYARI’AH CABANG LENDANG NANGKA UNTUK PEDAGANG BAKULAN DI PASAR UMUM LENDANG NANGKA SKRIPSI Oleh: ROHIMAH NIM. 152. 125. 033 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM TAHUN 2017

Transcript of SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen...

Page 1: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

MANAJEMEN RESIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT MANDIRI SYARI’AH CABANG LENDANG NANGKA UNTUK

PEDAGANG BAKULAN DI PASAR UMUM LENDANG NANGKA

SKRIPSI

Oleh:

ROHIMAH NIM. 152. 125. 033

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

TAHUN 2017

Page 2: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

i

MANAJEMEN RESIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT MANDIRI SYARI’AH CABANG LENDANG NANGKA UNTUK

PEDAGANG BAKULAN DI PASAR UMUM LENDANG NANGKA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ROHIMAH NIM. 152. 125. 033

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

TAHUN 2017

Page 3: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang
Page 4: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang
Page 5: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang
Page 6: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rohima

NIM : 152. 125. 033

Jurusan : Ekonomi Syari’ah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Manajemen Resiko Pembiayaan

Murabahah pada BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka untuk

Pedagang Bakulan di Pasar Umum Lendang Nangka” ini secara keseluruhan

adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang

dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan atau karya orang

lain, siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.

Mataram, Desember 2017

Rohimah

Page 7: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

vi

HALAMAN MOTTO

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS. An-Nahl (16) : 43)

Page 8: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan

shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga

kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses

tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:

1. Hj. Ani Wafiroh, M. Ag sebagai pembimbing I dan Dewi Sartika Nasution,

M. Ec sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan

koreksi mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan ditengah kesibukannya

dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat

selesai;

2. Sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi

penyempurnaan skripsi ini;

3. Bq. El Badriati, MEI sebagai Ketua Jurusan;

4. Selaku Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam;

5. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi

tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan

peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;

6. Dan seterusnya.

semoga amal kebaikan dari pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat

ganda dari Allah SWT. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaan bagi

semesta. Amin.

Mataram, Desember 2017

Rohimah

Page 9: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iii

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 3

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ............................................ 5

E. Telaah Pustaka ................................................................................. 6

F. Kerangka Teoretik ........................................................................... 8

G. Metode Penelitian ............................................................................ 16

H. Sistematika ...................................................................................... 22

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................ 24

A. BMT Mandiri Syari’ah .................................................................... 24

B. Manajemen Resiko BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang

Nangka dalam Pemberian Pembiayaan kepada Pedagang Bakulan 33

C. Cara Mengatasi Pembiayaan Bermasalah Pada Pedagang Bakulan

di BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka ...................... 41

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 43

A. Manajemen Resiko BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang

Nangka dalam Pemberian Pembiayaan kepada Pedagang Bakulan 43

Page 10: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

ix

B. Cara Mengatasi Pembiayaan Bermasalah Pada Pedagang Bakulan

di BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka ..................... 59

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 70

A. Kesimpulan ..................................................................................... 70

B. Saran ................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

x

ABSTRAK

Manajemen Resiko Pembiayaan Murabahah pada BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka Untuk Pedagang Bakulan Di Pasar Umum Lendang Nangka. Yang dibimbing oleh Ani Warifoh, M.Ag., selaku pembimbing I dan Dewi Sartika Nasution, M.Ec., Selaku pembimbing II Kata Kunci : Resiko, Pembiayaan , dan Pedagang Bakulan.

Page 12: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya setiap manusia dalam aktifitasnya baik yang bersifat

duniawi maupun ukhrowi tidak terlepas dari tujuan yang hendak diperoleh.

Proses menuju tujuan yang ingin dicapai dilakukan dengan berbagai macam

cara, salah satunya dengan cara melakukan usaha.

Islam sangat menganjurkan pemeluknya berusaha, termasuk

melakukan kegiatan-kegiatan bisnis. Dalam kegiatan bisnis, seseorang dapat

merencanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya agar dapat menghasilkan

sesuatu yang diinginkan. Akan tetapi tidak seorangpun yang bisa memastikan

hasilnya 100%.

Berbagai macam bisnis yang dilakukan oleh manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Salah satu usaha yang dilakukan yaitu menjadi pedagang

bakulan.Pedagang bakulan merupakan pedagang yang setiap harinya

menjajakan dagangannya tidak menentu tempat dan waktunya.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga keuangan bank

atau non bank yang bersifat formal beroperasi di pedesaan, pada umumnya

tidak menjangkau golongan ekonomi lemah ke bawah .Ketidak mampuan

tersebut terutama dari sisi penanggulangan resiko dan biaya operasional, juga

dalam identifikasi usaha dan pemantauan penggunaan pembiayaan yang layak

usaha.

1

Page 13: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

2

Untuk mengatasi kekosongan pada segmen pasar keuangan agar tidak

diisi oleh para rentenir yang memberatkan para pengusaha mikro (usaha

bakulan) tersebut, maka perlu adanya lembaga keuangan yang mampu menjadi

jalan tengah agar usaha kecil tetap eksis dalam melakukan usahanya.

Kehadiran BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka diharapkan

dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para pengusaha kecil,

khususnya para pedagang bakulan di pasar Lendang Nangka. Salah satu upaya

yang dilakukan oleh BMT Mandiri Syari’ah cabang Lendang Nangka, yaitu

memberikan pembiayaan murabahah kepada para pengusaha mikro.1

Dengan adanya pembiayaan murabahah yang diberikan oleh BMT

Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka diharapkan dapat memberikan

penambahan modal usaha kepada para pedagang bakulan di pasar Lendang

Nangka.

Dalam memberikan pembiayaan murabahah ini, pihak BMT Mandiri

Syari’ah Cabang Lendang Nangka tidak semerta-merta langsung mencairkan

dana pembiayaan. Pihak BMT memberikan berbagai macam persyaratan,

seperti fotocopy KTP, fotocopy KK, dan selanjutnya disurvey jenis barang

yang diperjualbelikan. Adapun tujuan dari survey ini untuk mengetahui jenis

barang apa yang layak untuk dibelikan oleh BMT kepada nasabah yang

melakukan pembiayaan murabahah.2

Pembiayaan murabahah yang diterapkan oleh pihak BMT tentu saja

memiliki resiko, terutama resiko yang sering dihadapi yaitu tentang

1Observasi, BMT Mandiri Syari’ah cabang Lendang Nangka. Lendang Nangka. 15 April 2017.

2Lalu Pipit, Wawancara, Lendang Nangka, 15 April 2017.

Page 14: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

3

pembiayaan bermasalah. Meskipun angsuran pembiayaan dikatakan sedikit,

akan tetapi banyak sekali yang penyetoran angsurannya terlambat. Untuk

menghadapi permasalahan ini, tentu saja pihak BMT memiliki strategi tertentu.

Berdasarkanuraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Manajemen Resiko Pembiayaan Murabahah pada

BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka Untuk Pedagang

Bakulan Di Pasar Umum Lendang Nangka.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat mengemukakan

beberapa rumusan masalah antara lain:

1. Bagaimana manajemen resiko BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang

Nangka dalam pemberian pembiayaan kepada pedagang bakulan?

2. Bagaimanacara mengatasi pembiayaan bermasalah pada pedagang bakulan

di BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam melakukan

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui manajemen resiko BMT Mandiri Syari’ah Cabang

Lendang Nangka dalam pemberian pembiayaan kepada pedagang

bakulan.

Page 15: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

4

b. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi pembiayaan bermasalah

pada pedagang bakulan di BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang

Nangka.

2. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat

bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.Secara umum manfaat

penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu secara teoritis dan secara praktis.

a. Secara Teoritis

Dari informasi yang diperoleh dalam penilitian ini, diharapkan

dapat menambah khasanah keilmuan dalam bidang ekonomi etika serta

ilmu pengetahuan dan ekonomi terutama penelitian yang berkaitan

dengan pembiayaan bermasalah dalam lembaga keuangan.

b. Secara Praktis

1) Bagi lokasi penelitian, informasi yang didapatkan dalam penelitian ini

diharapkan dapat mengembangkan pemikiran baru tentang bagaimana

penanganan resiko pembiayaan murabahah.

2) Bagi mahasiswa, melalui penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan pemikiran dan informasi bagi semua pihak sebagai dasar

acuan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap aspek yang

belum terjangkau dalam penelitian ini.

Page 16: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Untuk mempermudah penulisan penelitian ini, maka perlu kiranya

dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu:

a. Penelitian hanya membahas tentang penanganan pembiayaan bermasalah

di BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka.

b. Peneliti melakukan penelitian pada pedagang bakulan yang berada di

Pasar Umum Lendang Nangka dan menjadi nasdabah BMT Mandiri

Syariah Cabang Lendang Nangka.

c. Sumber informasi dalam penelitian yaitu semua karyawan BMT Mandiri

Syariah cabang Lendang Nangka dan pedagang bakulan di Pasar Umum

Lendang Nangka yang menjadi nasdabah BMT Mandiri Syariah Cabang

Lendang Nangka.

2. SettingPenelitian

Penelitian ini dilakukan diBMT Mandiri Syariah cabang Lendang

Nangka.Pemilihan lokasi penelitian ini karena di BMT Mandiri Syariah

Cabang Lendang Nangka terdapat produk murabahah yang pemasarannya

ditujukan kepada pedagang bakulan. Selain itu juga, alasan peneliti memilih

BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka sebagai lokasi penelitian,

karena lokasi BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka dekat

dengan tempat tinggal peneliti.

Page 17: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

6

E. Telaah Pustaka

1. Skripsi oleh Saudah,” Penyelesaian Pembiayaan pada PT. Bank BNI

Syari’ah Kantor Cabang Banjarmasin, 2016,” Fakultas Syari’ah dan

Ekonomi Islam (IAIN) Antasari, Banjar Masin.3

Menelaah dari skripsi Rosita, membahas tentang bagaimana cara

mengatasi pembiayaan bermasalah yang terjadi pada BNI Syari’ah cabang

Banjarmasin, selain itu juga menganalisis faktor apa saja yang

mempengaruhi sehingga terjadi pembiayaan tersebut, sedangkan peneliti

menitikberatkan penelitiannya pada pembiayaan bermasalah yang terjadi

pada pengusaha bakulan saja. Adapun persamaan skripsi Saudah dengan

penelitian peneliti yaitu membahas tentang penanganan pembiayaan

bermasalah.

2. Skripsi oleh Muhammad Zainudin, “Analisis Penanganan Pembiayaan

Murabahah Bermasalah Di BMT Surya Sekawan Mandiri Dalam Perspektif

Ekonomi Islam, 2015,” Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas

Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang.4

Menelaah dari skripsi Muhammad Zainudin, membahas tentang

Analisis Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BMT Surya

Sekawan Mandiri Dalam Perspektif Ekonomi Islam.Dalam skripsinya,

dibahas pula tentang strategi yang digunakan agar pembiayaaan Murabahah

tidak bermasalah.Adapun perbedaan penelitian Muhamad Zainudin dengan

3Saudah, “Penyelesaian Pembiayaan Pada PT. Bank BNI Syari’ah Kantor Cabang

Banjarmasin”,(Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari, Banjar Masin, 2016), 4Muhammad Zainudin, “Analisis Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di

Bmt Surya Sekawan Mandiri Dalam Perspektif Ekonomi Islam” )Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang).

Page 18: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

7

penelitian peneliti yaitu, Muhamad Zainudin lebih menitikberatkan

penelitiannya pada bagaimana strategi yang diterapkan agar pembiayaan

Murabahah tidak bermasalah, sedangkan peneliti lebih menitikberatkan

penelitiannya pada peranan pembiayaan terhadap pedagang bakulan.

Adapun persamaan penelitian Muhamad Zainudin dengan peneliti yaitu

sama-sama membahas tentang produk Murabahah, selain itu juga persamaan

yang nampak jelas yaitu sama-sama melakukan penelitian di lembaga

keuangan yaitu BMT.

3. Skripsi oleh Alfian, “Pelaksanaan Akad Murabahah untuk Pembiayaan

Modal Usaha (Studi Pada PT. BPRS Margirizki Bahagia Yogyakarta),

2012,” Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.5

Menelaah dari skripsi Alfin, membahas tentang bagaimana

pelaksanaan akad murabahah untuk pembiayaan modal usaha.Alfian

menitikberatkan penelitiannya pada alasan PT. BPRS Margirizki Bahagia

Yogyakarta menerapkan produk murabahah. Adapun alasan PT. BPRS

Margirizki Bahagia Yogyakarta menerapkan produk murabahah, yaitu

alasan ekonomi, alasan kultural dan alasan administrasi. Persamaan

penelitian Alfin dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-

sama membahas tentang produk murabahah.

5Alfian, “Pelaksanaan Akad Murabahah untuk Pembiayaan Modal Usaha (Studi Pada PT. BPRS Margirizki Bahagia Yogyakarta”)Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta).

Page 19: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

8

F. Kerangka Teoretik

1. Pedagang Bakulan

Pedagang bakulan adalah pedagang yang dengan modal yang relatif

sedikit melaksanakan aktifitas produksi dalam arti luas (produksi barang,

menjual barang, dan menyelenggarakan jasa) untuk memenuhi kebutuhan

kelompok konsumen tertentu dalam masyarakat usaha yang mana

dilaksanakan ditempat-tempat yang dianggap strategis dan ekonomis dalam

suasana lingkungan yang informal.

2. BMT

Bait Al-Māl Wa at-Tamwĭl (BMT) adalah lembaga keuangan mikro

yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis

usaha mikro dan kecil, dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta

membela kepentingan kaum fakir miskin yang beroperasi sesuai dengan

prinsip-prinsip syariat islam yang tata cara beroperasinya mengacu pada

ketentuan-ketentuan Al Quran dan Hadist. Baitu Mal Wa at-Tamwil (BMT)

beroperasi mengikuti ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya yang

menyangkut tatacara bermuamalah secara Islam.

Bait Al-Māl Wa at-Tamwĭl (BMT) merupakan kependekan kata balai

usaha mandiri terpadu atau Bait Al-Māl Wa at-Tamwĭl, yaitu lembaga

keuangan mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip

syariah.

Page 20: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

9

Adapun fungsi dan peranan BMT, yaitu:

a. Fungsi BMT di masyarakat yaitu;

1) Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki

oleh masyarakat dapat bermanpaat secara optimaldi dalam dan diluar

organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.

2) Mengembangkan kesempatan kerja.

3) Memperkuat dan meningkatkan lembaga-lembaga ekonomi dan sosial

masyarakat banyak.

b. Selain itu BMT memiliki peranan di antaranya adalah:

1) Menjauhkan masyarakat dari peraktek ekonomi yang bersifat riba’.

2) Melakukanpembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus

bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro,

misalnya dengan jalan pendamping, pembinaan, penyuluhan, dan

pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah.

3) Menjaga keadilan ekonomi masyrakat dengan distribusi yang merata.6

3. Pembiayaan Murabahah

Secara linguistik, Murabahah yang bermakna tumbuh dan

berkembang dalam perniagaan. Perniagaan yang dilakukan mengalami

perkembangan dan pertumbuhan. Menjual barang secara Murabahah berarti

menjual barang dengan adanya tingkat keuntungan tertentu.7

6Nurul Huda dan Mohamat Heykal, Lembaga Keungan Islam, Tinjauan Toritis dan

Praktis(Jakarta: kencan;2010), h.763. 7Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008), h. 103-105.

Page 21: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

10

Murabahah juga merupakan akad jual beli dengan harga jual sebesar

biaya perolehan ditambahkan keuntungan yang disepakati dan penjualnya

harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli.8

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa murabahah

merupakan prinsip jual beli yang harga jualnya terdiri dari harga pokok

yang ditambah keuntungan yang telah disepakati bersama. Akad jual beli

dimana Bait Al-Māl Wa at-Tamwĭl (BMT) bertindak sebagai penjual dan

nasabah bertindak sebagai pembeli, dengan perantara pihak ketiga

(supplier), lembaga keuangan terlebih dahulu memesan barang yang

diinginkan nasabah yang proses pengambilan atas barang tersebut dilakukan

oleh nasabah sebagai agen Bait Al-Māl Wa at-Tamwĭl (BMT) dan proses

pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh ataupun secara cicilan.

4. Jenis-jenis pembiayaan Murabahah

a. Murabahah berdasarkan pesanan

Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang

setelah ada pesanan dari pembeli. Murabahah dengan pesanan dapat

bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuik membeli barang

yang dipesannya. Murabahah yang bersifat mengikat berarti pembeli

harus membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat membatalkan

pesanannya. Adapun murabahah yang bersifat tidak mengikat bahwa

walaupun telah memesan barang tetapi pembeli tersebut tidak terikat

maka pembeli dapat menerima atau membatalkan barang tersebut.

8Kautsar Riza Salman, Akuntansi Perbankan Syariah BerbasisPSAKSyariah (Padang:

Akademi Permata, 2012), h. 141.

Page 22: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

11

b. Murabahah tanpa pesanan

Murabahahini termasuk jenis murabahah yang bersifat tidak

mengikat. Murabahah ini dilakukan tidak melihat ada yang pesan atau

tidak sehingga penyediaan barang dilakukan sendiri oleh penjual.9

5. Dasar Hukum Murabahah

a. Al Qur’an

Dasar hukummurabahah yaitu surat An-Nisa ayat 29, yaitu:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.10

b. Hadist

Hadits dari riwayat Ibnu Majah, dari Syuaib:

: البيع إلى أ ّ البرك سلّم قال: ثاث في آل ّبي صلّى ه علي ّ ال

(أجل, ا اب ماج , خلط البر بالّشعير للبي ا للبيع. )ر قـارض ال

Artinya; Tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkahan: menjual

dengan pembayaran secara tangguh, muqaradhah (nama lain dari

9Ibid, h. 145. 10 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Semarang, CV. Toha Putra,

2008), h. 118.

Page 23: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

12

mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk

keperluan rumah dan tidak untuk dijual (HR. Ibnu Majah).11

c. Kaidah Fiqh, yang menyatakan:

ا حري عاما اإباح إا ّ أ يدّل دليل على اأصل فى ال

Artinya “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan

kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”12

d. Fatwa Dewan Syariah Nasonal Majelis Ulama Indonesia No.04/DSN-

MUI/IV/2000, tentang Murabahah.

6. Manajemen Resiko

Resiko pembiayaan muncul jika pihak lembaga keuangan tidak bisa

memperoleh kembali angsuran pokok dan kesepakatan bagi hasil yang telah

ditentukan. Hal ini terjadi sebagai akibat terlalu mudahnya pihak lembaga

keuangan memberikan pinjaman. Resiko pembiayaan adalah resiko yang

disebabkan oleh adanya kegagalan Counterparty dalam memenuhi

kewajibannya.

Jika semua kerugian potensial yang mungkin menimpa suatu

perusahaan, tidak diketahui, maka tidak mungkin memanajeri resiko

perusahaan yang bersangkutan. Dalam keadaan tidak diidentifikasikan

11 Dasar-hukum-muamalat.blogspot.com 12 http://zenal-Dasar-hukum-muamalat.htmlpml.blogspot.com Rabu,28 november 2017

Pukul.14.02 WITA.

Page 24: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

13

semua risiko, berarti perusahaan yang bersangkutan menanggung resiko

tersebut secara tidak sadar. 13

Dalam suatu lembaga keuangan, secara konstan akan menghadapi

dua jenis risiko dasar yaitu, ketidak pastian tentang kejadian masa depan.

Resiko spekulatif (speculative risk), seperti investasi keuangan, melibatkan

kemungkinan untung atau rugi. Risiko murni (pure risk) melibatkan hanya

kemungkinan rugi atau tidak rugi. 14

Setiap pemberian pembiayaan mengandung resiko sebagai akibat

ketidakpastian dalam pengembaliannya. Oleh karena itu, lembaga keuangan

perlu mencegah atau memperhitungkan kemungkinan timbulnya resiko

tersebut. Adapun resiko-resiko yang mungkin timbul adalah:

a. Analisis pembiayaan yang tidak sempurna

b. Monitoring barang-barang yang dibiayai

c. Penyelesaian pembiayaan bermasalah

d. Penilaian dan peninjauan agunan

Sedangkan pada pembiayaan murabahah resiko bisa terjadi, yang

berakibat bagi lembaga keuangan yang menerapkan produk murabahah, di

antara kemungkinan resiko yang harus diantisipasi dalam pembiayaan

murabahah antara lain:

a. Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar angsuran

b. Fluktuasi harga komparatif

13 Drs. Herman Darmawi, Manajemen Risiko (Jakarta: Bumi Aksara), h. 34. 14 Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, Bisnis, Edisi Kedelapan (Jakarta: Erlangga,

2007) h. 219.

Page 25: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

14

c. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah

karena berbagai sebab antara lain adalah rusak dalam perjalanan.15

Dalam analisis risiko pembiayaan yang terkait dengan risiko

pembiayaan murabahah, menggunakan analisis risiko yang berbasis Natural

Certainty Contracts, yaitu mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari

seluruh risiko nasabah sehingga keputusan pembiayaan yang diambil sudah

memperhitungkan risiko yang ada dari pembiayaan berbasis Natural

Certainty Contracts.

7. Jenis-jenis Resiko dalam Lembaga Keuangan

a. Resiko Modal (Capital Risk)

Resiko modal berkaitan dengan kualitas asset. Lembaga keuangan

yang menggunakan sebagian besar dananya untuk mendanai asset yang

beresiko perlu memiliki modal penyangga yang besar untuk sandaran bila

kinerja asset itu tidak baik.16

b. Resiko Likuiditas

Resiko ini disebabkan karena lembaga keuangan tidak mampu

memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Lembaga keuangan

memiliki dua sumber utama bagi likuiditas, yaitu asset dan liabilitas.17

15Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani,

2001), h.107. 16Muhammad,Manajemen Bank Syari’ah (Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan,

2005), h. 358. 17Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syaria’ah (Jakarta: Pustaka Alvabet,

2005), h. 60.

Page 26: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

15

c. Resiko Pembiayaan

Resiko pembiayaan muncul jika lembaga keuangan tidak bisa

memperoleh kembali angsuran pokok dari pinjaman yang diberikan atau

investasi yang sedang dilakukan. Hal ini terjadi sebagai akibat terlalu

mudahnya lembaga keuangan memberikan pembiayaan atau melakukan

investasi karena dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditasnya

sehingga penilaian pembiayaan menjadi kurang cermat dalam

mengantisipasi berbagai kemungkinan resiko untuk usaha yang

dibiayainya.

d. Resiko Pasar

Resiko pasar adalah resiko kerugian yang dapat dialami lembaga

keuangan melalui portofolio yang dimilikinya sebagai akibat pergerakan

variabel pasar (adverse movement) yang tidak menguntungkan.

e. Resiko Operasional

Resiko operasional adalah resiko akibat kurangnya (deficience)

sistem informasi atau sistem pengawasan internal yang akan

menghasilkan kerugian yang tidak diharapkan. Resiko ini mencakup

kesalahan manusia (human error), kegagalan sistem, dan ketidak

cukupan prosedur dan kontrol yang akan berpengaruh pada operasional

lembaga keuangan.

f. Resiko Hukum

Resiko hukum adalah terkait dengan resiko lembaga keuangan

yang menanggung kerugian akibat adanya tuntunan hukum, kelemahan

Page 27: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

16

dalam aspek legal atau yuridis. Kelemahan ini diakibatkan antara lain

oleh ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau

kelemahan perikatan seperti tidak terpenuhinya syarat-syarat sahnya

kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.

g. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank tidak

mematuhi dan tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan

ketentuan yang berlaku. Sumber risiko kepatuhan antara lain timbul karena

kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun

standar bisnis yang berlaku umum.

h. Resiko Reputasi

Resiko reputasi adalah resiko yang timbul akibat adanya publikasi

negatif yang terkait dengan kegiatan usaha lembaga keuangan atau

karena adanya persepsi negatif terhadap lembaga keuangan. Hal yang

sangat berpengaruh pada reputasi lembaga keuangan, yaitu Manajemen,

pelayanan, ketaatan pada aturan, dan sebagainya.18

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu.19Adapun metode penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti yaitu metode penelitian eksperimen. Metode penelitian

eksperimen adalah suatu cara mengadakan suatu kegiatan percobaan untuk

18Bramantyo Djohanputro, Manajemen Resiko Korporat Terintagrasi, Jakarta: PPM,

2004. Hlm. 74. 19Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,

2014), h. 2.

Page 28: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

17

meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu dan

setiap gejala yang muncul dapat diamati dan dikontrol secara mungkin.

Sehingga dapat diketahui sebab akibat yang muncul pada gejala tesebut.20

1. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, pendekatan yang peneliti gunakan

adalah pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data

dekskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati.21

Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan secara jelas dan rinci

tentang segala hal seputar ”Manajemen Resiko Pembiayaan Murabahah

pada BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka Untuk Pedagang

Bakulan Di Pasar Umum Lendang Nangka.”.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan sangat mutlak dibutuhkan.Kehadiran

peneliti di sini maksudnya adalah peran dan upaya peneliti untuk

memperoleh data atau informasi.Dalam hal ini kehadiran peneliti di

lapangan bukan bertujuan untuk memberikan penilaian, mempengaruhi

subyek penelitian, atau manipulasi data dan informasi, tetapi lebih pada

usaha untuk mengetahui secara langsung.

20Erma, Metode Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 25. 21Lexy J. Moleong., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2010), h.3.

Page 29: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

18

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berusaha untuk menciptakan

hubungan yang akrab dengan responden yang menjadi sumber data dalam

penelitian.22

3. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi dalam penelitian ini yaitu sebagian besar pedagang

bakulan yang mengajukan peminjaman modal usaha di BMT Mandiri

Syariah Cabang Lendang Nangka,dikarenakan lokasi BMT Mandiri Syariah

dekat dengan pasar sehingga peneliti tertarik untuk menelitinya.

4. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat

diperoleh.Adapun yang menjadi sumber data untuk mendapatkan suatu

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah para pengusaha para

karyawan BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka.

Sumber data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu

sumber data primer dan sumber data skunder.23

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang

akan diteliti (informan). Data primer merupakan data yang diperoleh

sendiri oleh peneliti di lapangan tempat penelitian. Data-data tersebut

diperoleh melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi-dokumentasi

yang ada di lapangan.

22Ibid, h. 121. 23Ibid, h. 201.

Page 30: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

19

Adapun sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah

hasil wawancara langsung dengan Manajer dan para karyawan BMT

Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka, serta nasabahnya.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber

yang sudah ada. Adapun yang menjadi data skunder dalam penelitian ini

yaitu catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan

keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh

dari majalah, dan lain sebagainya.Tujuan penggalian data ini adalah agar

dapat diperoleh data yang dapat dipercaya dan akurat sesuai dengan

permasalahan yang diteliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Metode Observasi/Pengamatan

Teknik pengamatan menurut adanya pengamatan dari seseorang

peneliti, baik secara langsung maupung tidak langsungterhadap objek

yang diteliti dengan menggunakan instrument yang berupa pedoman

penelitian dalam bentuk lembar pengamatan atau lainya.24 Pengamatan

atau observasi yang dilkukan oleh peneliti adalah pengamatan yang

terkait dengan manajemen resiko yang dilakukan oleh BMT Mandiri

24 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif (Jakarta: PT

raja grafindo persada, 2008) h. 150.

Page 31: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

20

Syariah. Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut :

1) Observasi non sistematis yaitu pengamat tidak mempergunakan

panduan observasi dan alat perekam lainya.25

2) Observasi sitematis yaitu pengamat mempergunakan pedoman

pedoman observasi dan alat perekam lainya.26

b. Metode Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

bertanya langsung.27 Wawancara merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan

mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para informan.

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi seperti data

nasabah BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka, data nasabah

pembiayaan murabahah, dan prosedur pembiayaan murabahah.

c. Metode Dokumentasi

Sejumlah besar fakta data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi, sebagian besar data yang tersedia yaitu terbentuk surat,

catatan harian, cendra mata, laporan, ortefek, dan foto.28

Data dari dokumentasi berbentuk tulisan, gambar dan karya.

Melalui metode ini dapat diperoleh data di antaranya: sejarah berdirinya

25 Sandjaja, B dan Albertus Herianto, Panduan Penelitian (Jakarta : Prestasi Pustakkarya,

2005) h. 141. 26 Ibid., hal. 142. 27Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2005), h. 136. 28Suyanto Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Kencana, 2007), h. 69.

Page 32: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

21

BMT tempat penelitian, struktur organisasi BMT, visi misi dan tujuan

BMT.

6. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data. Analisis data yaitu penyederhanaan data dalam bentuk

yang lebih praktis dibaca dan diinterprestasikan, yaitu diadakan pemisahan

sesuai dengan jenis masing-masing data, kemudian data diuraikan dan

dijelaskan sehingga data tersebut dapat diambil pengertian dan kesimpulan

sebagai hasil penelitian.29

Secara teoritis pengumpulan data dilakukan secara berulang-ulang

dan dilanjutkan setelah pengumpulan data selesai. Ada beberapa langkah

yang ditempuh dalam analisa data:

a. Reduksi data, yaitu kegiatan memilih data dan penyederhanaannya dari

data kasarnya dan memberikan kode pada data yang dianalisa.

b. Penyajian data, yaitu setelah mereduksi data kemudian hasilnya disajikan

dalam bentuk kata-kata atau kalimat yang dapat dimengerti. Pada

kegiatan ini peneliti akan memilih data yang dapat mewakili dan data lain

yang tidak menunjang akan dihapus.

c. Verifikasi data, yaitu memberikan kesimpulan berupa pembenaran

terhadap data yang telah dianalisis.30

29Winarno Surahman, Pengantar Penelitian-Penelitian Dasar Metode Teknik. h. 34. 30Ibid., h. 178.

Page 33: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

22

Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan

metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu penelitian yang menuturkan,

menganalisa, dan mengklasifikasikan data yang ada.

Tujuan penelitimenggunakan metode analisis deskriptif, yaitu

memaparkan data tentang Pembiayaan Murabahah Terhadap Peningkatan

Pendapatan Usaha Mikro (Pedagang Bakulan). Setelah itu, menganalisis

data-data tersebut semakin mendalam dengan berbagai teori yang berkaitan

dengan pokok masalah dalam penelitian ini.

7. Validitas Data

Validitasdata ini digunakan untuk membuktikan kevalidan data yang

digunakan oleh peneliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan keabsahan

data atau temuan diperlukan tekhnik pemeriksaan keabsahan data. Hal ini

dimaksudkan agar data informasi yang dikumpulkan mengandung nilai

keabsahan data. Adapun langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Tehnik kecukupan referensi

Dalam hal ini, peneliti menggunakan dokumen atau catatan-

catatan penting yang ada kaitannya dengan fokus penelitian. Hal ini

untuk mengetahui apakah ada kesesuaian antara data tersebut dengan

kesimpulan hasil penelitian.

b. Pemeriksaan sejawat

Pemeriksaan sejawat ini bertujuan untuk memperoleh kritikan

dan pertanyaan yang tajam atas hasil yang telah didapatkan sehingga

Page 34: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

23

dapat menuju ketingkatan kepercayaan dan kebenaran dari data hasil

penelitian.

H. Sistematika

BAB I, Pendahuluan yang memuat permasalahan yang ada untuk diteliti

sehingga melahirkan judul penelitian, yaitu Manajemen Resiko Pembiayaan

Murabahah pada Bmt Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka untuk

Pedagang Bakulan di Pasar Umum Lendang Nangka.. Selanjutnya dari judul

yang didapatkan tersebut ditentukan pokok permasalahannya yang kemudian

oleh peneliti dirumuskan metode penelitiannya.Dalam pendahuluan ini,

termuat juga tujuan penelitian beserta manfaat yang diperoleh dari penelitian

ini.

BAB II, Paparan Data dan Temuan ini, memuat pemaparan data yang

ditemukan selama penelitian berlangsung. Adapun temuan dan paparan data

tersebut antara lain tentang gambaran umum lokasi penelitian, yang meliputi

sejarah berdirinya BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka, letak

geografis BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka, Keadaan

fisik/sarana dan prasarana BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka.

BAB III, Pembahasan yang merupakan inti dari penelitian ini.

Pembahasan yang dilakukan antara lain adalah mengenai gambaran umum

prosedur pembiayaan murabahah di BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang

Nangka? Cara mengatasi pembiayaan bermasalah di BMT Mandiri Syari’ah

Cabang Lendang Nangka?

Page 35: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

24

BAB IV Penutup, memuat kesimpulan penelitian yang bersumber dari

pembahasan. Pada bagian penutup ini juga memuat saran yang bermanfaat bagi

BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka.

Page 36: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

25

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. BMT Mandiri Syari’ah

1. Sejarah Berdirinya BMT Mandiri Syari’ah

Menyadari kondisi ummat yang masih banyak hidup dalam

kemiskinan sementara akses pada permodalan yang mudah dan sesuai

syariat islam masih merupakan suatu persoalan. Suatu tekad untuk

mengembangkan lembaga keuangan mikro syariah yang maju, mandiri dan

amanah telah bulat, cita-cita untuk mendarmabhaktikan diri kepada

masyarakat sebagai bagian dari aktualisasi diri dalam rangka beribadah

kepada Allah swt serta ikut serta meningkatkan kesejahteraan ummat telah

menjadi satu hasrat yang tidak dapat ditolak kehadirannya31.

Pada tanggal 19 Maret 2006 berkumpul 20 orang terdiri dari tokoh

agama, tokoh masyarakat dan beberapa kepala desa yang memiliki

keprihatinan dan visi yang sama terkait problema ummat. Diperlukan

sebuah gerakan bersama di bidang sosial ekonomi melalui lembaga koperasi

yang diberi nama “Mandiri Syariah”. Akta pendirian dibuat tanggal 21

Desember 2006 di Notaris Syekh Alkaff, SH bernomor 44 dan atas dasar

tersebut pada tanggal 30 Desember 2006 disyahkan Badan Hukum oleh

Kadis Koperasi dan Perdagangan Lotim atas nama Menteri Negara Urusan

31 Dokumentasi BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka. Lendang Nangka 10

Agustus 2017.

25

Page 37: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

26

Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah RI nomor:

235/BH/DKP.08.5/XI/2006.32

Tiga tahun sejak berdiri sampai dengan tahun 2009 kegiatan usaha

koperasi Mandiri Syariah dapat dikatakan fluktuatif karena beberapa faktor

di antaranya para pengurus banyak yang tersita waktunya untuk memajukan

kegiatan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Lombok Timur, termasuk

merintis berdirinya 10 buah BMT Daruzzakah binaan BAZDA Lotim.

Sehubungan dengan itu maka pada RAT yang diadakan tanggal 10 Januari

2010 disusun kepengurusan baru dengan strategi yang lebih fokus pada jasa

simpan pinjam syariah melalui kegiatan BMT yang berlokasi di pasar/desa.

BMT Mandiri Syariah pertama didirikan tanggal 4 Maret 2010 di

Desa Lendang Nangka dengan modal awal Rp 50 juta lalu tanggal 2 Mei

2011 di dirikan BMT Mandiri Syariah cabang Montong Gading dengan

modal Rp 30 juta dan kemudian tanggal 15 Agustus BMT Mandiri Syariah

Cabang Pringgasela dengan modal Rp 25 juta.33

Di samping itu dalam waktu hampir bersamaan didirikan pula di

Pasar Sayang-sayang Mataram tanggal 15 November 2010, di Pasar

Gerung- Lombok Barat tanggal 4 Mei 2011, di Pasar Jereneng Lombok

Barat tanggal 1 Oktober 2012 dan di Pasar Abian Tubuh Mataram tanggal 1

Pebruari 2013 dengan modal masing-masing sekitar 30 juta rupiah. Untuk

32 Dokumentasi BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka. Lendang Nangka 12

Agustus 2017. 33 Lalu hapid, Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017.

Page 38: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

27

empat lokasi terakhir di atas saat ini sudah punya Badan Hukum tersendiri

di bawah binaan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTB.34

Saat ini BMT Mandiri Syariah telah berkembang dengan baik dan

masih sepenuhnya mengandalkan dana masyarakat, nilai total aktiva/pasiva

telah mencapai milyaran rupiah dan telah dapat memberikan pelayanan pada

ribuan anggota dan calon anggota.35

a. Visi & Misi

1. Visi

BMT Mandiri Syariah: Menjadi BMT yang amanah, jujur, dan

istiqomah.

2. Misi:

1) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat.

2) Berpartisipasi dalam membangun tatanan ekonomi nasional dalam

rangka kemajuan, keadilan, dan kemakmuran.

3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.36

b. Potensi Wilayah Kerja Dan Tingkat Persaingan

1. Wilayah kerja operasi : Kabupaten

2. Segmen pasar yang dituju

a. Produk simpanan : Para Agnia’/Muzaki di desa.

b. Produk pinjaman : Pengusaha kecil, pedagang bakulan.

34 Lalu hapid, Wawancara, Lendang Nangka, 25 Juli 2017. 35Lalu hapid, Wawancara, Lendang Nangka, 25 Juli 2017. 36 Dokumentasi, BMT Mandiri Syari’ah cabang Lendang Nangka. Lendang Nangka. 25

April 2017.

Page 39: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

28

3. Pesaing utama

1) Simpanan : Bank

2) Pinjaman : Rentenir

4. Keunggulan produk dibanding pesaing

1) Simpanan: Bagi hasil, tidak ada potongan administrasi

2) Simpanan: Bagi hasil, tidak ada potongan administrasi

3) Pinjaman: Bagi hasil/Margin, hampir tanpa agunan

5. Peluang untuk meningkatkan pinjaman : Tinggi

Alasannya karena daftar tunggu calon peminjam banyak dan

kendala utama yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja yaitu

masih kekurangan modal37

2. Kelembagaan

a. Badan hukum

1) No. Akte Pendirian : 41

2) No.Tgl Pengesahan Badan Hukum :235/BH/DKP.08.5/XI/2006

3) No. Akta Perubahan Anggaran Dasar : Belum ada

4) No. Akta Perubahan Anggaran Dasar : Belum ada

5) Mulai Dibentuk BMT : 4 Maret tahun 2010

b. Legalitas usaha

1) Izin Usaha Simpan Pinjam : Ada

2) No :43/SISP/KUKM.II.04/XII/2011

3) TDP : Ada

37 Dokumentasi, BMT Mandiri Syari’ah cabang Lendang Nangka. Lendang Nangka. 25

April 2017.

Page 40: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

29

4) NPWP : Nomor 317437663915 000

5) SITU/Keterangan Domisili : Ada

c. Aturan pelaksanaan

a. Anggaran Dasar : Ada

b. Anggaran Rumah Tangga : -

c. SOP Simpanan : Ada

d. SOP Pinjaman : Ada

e. SOP Pengelolaan Kas : Ada

f. SOP Logistik/SDM : Ada

d. Susunan Pengurus, Pengawas dan Pengelola38

Jabatan Nama Masa kerja (Thn)

Thn Berakhir Masa Kerja

Telp/HP

Pengawas :

Ketua Drs. Maturidi,

MAK

6 087863439222

Anggota H. L. Sujian,

SH

3 081803614959

Kepala Pusat L. Hapid P. 5 087839623124

Accounting L. Hapid P. 4 081918186143

Kacab Ld.

Nangka

Susi Apriani,

SE

2 081803689252

Kacab Purnawarman, 5 085937030296

38 Dokumentasi, BMT Mandiri Syari’ah cabang Lendang Nangka. Lendang Nangka. 25

April 2017.

Page 41: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

30

Pringgasela S. HI

Pengurus :

Ketua Ir. H. L. Gafar

Ismail, MM

7 081339524789

Sekretaris Drs. Musa Al

Hady

7 08123713496

Bendahara H. L. Indra

Purnawadi

6 08175766202

Page 42: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

31

Struktur Pengurus dan Pengelola KSU BMT Mandiri Syariah

Page 43: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

32

e. Perkembangan anggota dan karyawan satu tahun terakhir

Tahun Anggota

Karyawan Penuh Nasabah Total

2017 357 2470 2.827 14

f. Penerapan Software

Penerapan software simpan pinjam Sudah Kerjasama dengan

USSIdengan dukungan 6 unit Komputer/ Laptop. Adapun statuskantor

yang ditempati masih bersifat sewa.

g. Permodalan

a. Setoran pokok: Nilai per anggota : Rp. 1.000.000,-

b. Nilai Sertifikat modal per lembar :-

c. Jumlah pemegang thn terakhir : 62 orang39

h. Alur pemberian modal pembiayaan

Adapun alur pembiayaan yang diberikan oleh BMT Mandiri

Syariah Lendang Nangka yaitu pertama, nasabah mengajukan jenis

pembiayaan kepada BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka dengan

menyerahkan Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP), setelah itu, pihak

BMT Mandiri Syariah melakukan observassi kepada calon nasabah

pembiayaan tersebut. Setelah itu, pihak BMT Mandiri Syariah menentukan

apakah layak atau tidak nasabah tersebut diberikan pembiayaan. Jika

layak, nasabah itu akan diberikan dana ataupun barang minimal 3 hari

39Dokumentasi, BMT Mandiri Syari’ah cabang Lendang Nangka. Lendang Nangka. 25

April 2017.

Page 44: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

33

setelah dilakukan observasi oleh pihak BMT Mandiri Syariah Lendang

Nangka. Pada tahap observasi ini, pihak BMT Mandiri Syariah yang

melakukan observasi yaitu Pekerja Lapangan (PL).

a. Pengajuan pembiayaan oleh nasabah

Pada tahap ini, calon nasabah mengajukan pembiayaan kepada

BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka dengan melampirkan poto

Copy Kartu Tanda Pendudu (KTP), selanjutnya mengisi biodata

pengajuan pembiayaan.Selain itu, calon nasabah harus memberikan

penjelasan sekilas tentang usaha yang dijalankannya.

b. Observasi oleh pihak BMT Mandiri Syariah

Pihak BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka melakukan

observasi kepada calon nasabah yang telah mengajukan pembiayaan.

Pada tahap observasi ini, pihak BMT Mandiri Syariah Lendang

Nangka, yaitu Pekerja Lapangan (PL) mencatat alamat usaha, jenis

usaha, dan memperkirakan omset yang didapatkan oleh calon nasabah

pembiayaan tersebut. Tujuan dari observasi ini untuk mengetahui

secara detail tentang calon nasabah pembiayaan untuk menghindari

pembiayaan bermasalah di BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka.

c. Kelayakan pemberian pembiayaan

Calon nasabah yang tergolong layak melakukan pembiayaan di

BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka yaitu calon nasabah yang

telah melengkapi persyaratan sebagai calon nasabah pembiayaan di

Page 45: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

34

BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka, selain itu juga nasabah yang

layak ini adalah nasabah yang telah memenuhi kriteria.40

B. Manajemen Resiko BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka dalam Pemberian Pembiayaan kepada Pedagang Bakulan

Sebagaimana yang dipaparkan oleh Sukmadi, dalam manajemen resiko

harus mampu membuat dan menjalankan program-program manajemen

resiko, agar resiko yang timbul tidak menghalangi atau menghambat aktifitas

perusahaan. Program-program tersebut tertuang ke dalam elemen-elemen

manajemen resiko, antara lain:41

1. Identifikasi Resiko

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Lalu Hafid Selaku Manajer

di BMT Mandiri Syariah untuk mengidentifikasi resiko yang timbul di

BMT Mandiri Syariah, metode yang diterapkan yaitu: 42

a. Menggunakan daftar pertanyaan untuk menganalisis resiko

Pihak BMT Mandiri Syariah menggunakan daftar pertanyaan

dalam melakukan identifikasi resiko. Tujuan penggunaan metode ini

yaitu agar dapat memberikan petunjuk yang menyangkut tentang

kegiatan operasional perusahaan.

b. Menggunakan laporan keuangan, yaitu dengan menganalisis neraca,

laporan kegiatan operasional dan catatan-catatan pendukung lainnya.

40 Fauzan (Selaku Pekerja Lapangan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka)

Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017. 41 Sukmadi, Pengantar Ekonomi Bisnis, h. 84. 42 Lalu Hafid (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017.

Page 46: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

35

Dengan menggabungkan laporan-laporan tersebut akan dapat

ditentukan penanggulangan resiko dimasa mendatang. Dengan

menggunakan laporan keuangan dalam hal ini pihak manajer

memeriksa dan mencocokkannya dengan data keuangan yang ada.

Lain halnya dengan apa yang disampaikan oleh Faozan Selaku

Pekerja Lapangan (PL) BMT Mandiri Syariah, ia mengatakan bahwa:

“ Untuk mengidentifikasi resiko pembiayaan, saya mempunyai buku pribadi untuk mencatat semua transaksi yang saya lakukan, terutama mengenai pembiayaan. Tujuan saya melakukan hal seperti itu untuk menjaga kemungkinan timbulnya resiko pembiayaan dikemudian hari. Selain itu juga tujuan saya mencatat dibuku pribadi saya, agar dapat menjadi bukti jika pada suatu hari terjadi masalah yang tidak diinginkan.43

2. Analisis resiko

Setelah mengidentifikasi resiko, selanjutnya resiko tersebut

dianalisis. Tujuan analisis resiko ini untuk mencari tahu jalan keluar atau

tindakan yang akan kita ambil agar resiko tersebut dapat diselesaikan atau

diatasi.44

Dalam tahap analisis resiko, pihak Pekerja Lapangan akan ditanya

apa kendala utama yang dihadapi sehingga timbulnya suatu resiko?

Disamping itu, selaku Pekerja Lapangan akan dituntut melakukan tindakan

yang sekiranya dapat mengatasi resiko tersebut.45

43 Faozan (Selaku Pekerja Lapangan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017. 44 Lalu Hafid (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017. 45 Lalu Pipit (Selaku Pekerja Lapangan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017.

Page 47: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

36

Berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Baiq Nita Selaku Kasir BMT

Mandiri Syariah, yakni:

“analisis resiko akan kita lakukan awalnya perorangan. Jika resiko tersebut tidak bisa kita atasi secara perorangan, maka pada saat rapat mingguan kita akan mendiskusikannya. Selanjutnya akan kita selesaikan secara bersama-sama sesuai dengan kesepakatan bersama yang telah disetujui oleh manajer BMT Mandiri Syariah”.46

3. Pengukuran resiko

Besar kecilnya suatu resiko dapat diukur dari seberapa besar

permasalahan yang dihadapi dan seberapa rumit strategi yang akan

dijalankan untuk mengatasi resiko tersebut.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Susi Apriani selaku selaku

Kabag Pembiayaan BMT Mandiri Syariah “Pengukuran suatu resiko dapat

dilihat dari seberapa banyak uang yang masih menjadi tanggungan

nasabah, bagaimana cara atau strategi yang diterapkan oleh pihak BMT

Mandiri syariah untuk menyelesaikan resiko tersebut”.47

4. Pengendalian resiko

a. Memperkecil resiko

1) Menentukan jenis-jenis aspek yang dianalisa

Jenis-jenis aspek yang dianalisa secara umum dapat dibagi

menjadi dua bagian yaitu:

46 Baiq Anita (Selaku kasir BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017. 47 Susi Apriana (Selaku Kabag Pembiayaan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang

Nangka), Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017.

Page 48: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

37

a) Analisa terhadap kemauan bayar, disebut analisa kualitatif.

Aspek yang dianalisa mencakup karakter/watak dan komitmen

dari nasabah.

Dalam menganalisa karakter/watak dan komitmen dari nasabah, pihak Pekerja Lapangan (PL) mengamati dan mencari tahu informasi tentang nasabah yang mengajukan pembiayaan tersebut. Informasi tersebut didapatkan dari tetangga, kerabat dekat ataupun rekan jualan yang merupakan orang yang bisa dipercaya sebagai sumber informasi. Jika informasi yang didapatkan sudah lengkap, maka pihak Pekerja Lapangan (PL) BMT Mandiri Syariah akan memberikan laporan kepada pihak manajer apakah nasabah tersebut layak atau tidak untuk melakukan pembiayaan di BMT Mandiri Syariah.48

b) Analisa terhadap kemampuan bayar

Sebagaimana yang dipaparkan oleh Lalu Hapid selaku

manajer BMT Mandiri Syariah, “Dalam melakukan

pembiayaan, setiap Pekerja Lapangan (PL) harus memiliki sifat

kehati-hatian. Sifat kehati-kehatian ini akan tercermin dari

pekerjaan masing-masing. Pekerjaan yang baik tidak akan

selalu memikirkan hasil, akan tetapi melihat bagaimana proses

dan ketelitian dalam bekerja.49

Pada tahap ini, pihak BMT Mandiri Syariah yakni

Pekerja Lapangan (PL) langsung mewawancarai nasabah

tersebut. Adapun poin penting dalam wawancara tersebut yaitu

menanyakan tentang : 1) Berapa pendapatan perhari? 2) Berapa

48 Susi Apriana (Selaku Kabag Pembiayaan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang

Nangka), Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017. 49 Lalu Hapid, Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017.

Page 49: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

38

jumlah belanja untuk modal selama satu hari? 3) Berapa

keuntungan yang paling minim didapatka dalam perhari? 4)

Apakah ibu melakukan pembiayaan pada lembaga keuangan

lainnya? 50

2) Kriteria Pemberian Pembiayaan

a) Tidak memberikan pembiayaan bila pertimbangan lebih

kepada :

(1) Belas kasihan

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Baiq Nita selaku Kasir di BMT Mandiri Syariah “ jika kita memberikan pembiayaan yang didasarkan pada belas kasihan maka kita tidak akan bisa maju. Memang dalam kehidupan sehari-hari kita dianjurkan untuk saling tolong menolong. Akan tetapi karena kita berada dalam ranah yang berbeda, maka kita harus memiliki sifat yang bijak. Karena dalam lembaga keuangan terutama pada produk pembiayaan tidak diperkenankan melakukan pembiayaan atas dasar belas kasihan”.51

Lebih jauh lagi sebagaimana yang diungkapkan oleh Susi Apriana selaku Kabag Pembiayaan, “Pembiayaan yang didasarkan atas belas kasihan itu tidak baik. Alasannya pada saat melakukan angsuran dikemudian hari, tidak mampu membayar. Selain itu juga orang yang dikasi belas kasihan akan melakukan angsuran pembiayaan sesuka hatinya. Maka dari itu kami tidak sembarangan dalam memberikan pembiayaan.52

50 Fauzan (Selaku Pekerja Lapangan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017. 51 Baiq Aniita (Selaku Kasir BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017. 52 Susi Apriana (Selaku Kabag Pembiayaan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang

Nangka), Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017.

Page 50: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

39

(2) Kenalan (bersaudara atau teman)

Dalam pemberian pembiayaan, kami akan wanti-wanti. Karena kami harus memiliki sifat yang konsisten. Pemberian pembiayaan pada kenalan sedikit dilarang oleh pihak BMT Mandiri Syariah. Alasannya, jika kita memberikan pembiayaan kepada kerabat dekat, jika pada saat pembayaran pembiayaan terjadi pembiayaan bermasalah maka kita sebagai karyawan BMT Mandiri Syariah akan malu untuk melakukan penagihan kepada nasabah yang merupakan kerabat dekat tersebut.53

(3) Nasabah orang terhormat (terkenal, disegani, status sosial

tinggi dan lain-lain)

Sebagaimana yang dituturkan oleh Lalu Hafid selaku Manajer BMT Mandiri Syariah “Dalam pembiayaan tidak ada istilahnya menspesialkan orang. Orang spesial yang dimaksudkan yaitu orang yang disegani, orang yang memiliki jabatan tinggi ataupun orang yang memiliki status sosial yang tinggi. Semua kriteria ini tidak berlaku dalam pemberian pembiayaan. 54

b) Utamakan berdasarkan unsur-unsur :

(1) Kelayakan usaha

Kelayakan usaha merupakan tolak ukur dari besar

kecilnya jumlah pembiayaan yang akan diberikan. Selain

itu juga, besar kecilnya jumlah pembiayaan yang diberikan

tergantung dari besar kecilnya omset yang didapatkan

dalam perhari.

53 Fauzan (Selaku Pekerja Lapangan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017. 54 Lalu Hafid (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017.

Page 51: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

40

Kelayakan usaha menjadi barometer dalam

pemberiaan pembiayaan di BMT Mandiri Syariah.

Sebagian besar nasabah pembiayaan merupakan para

pedagang tetap di pasar umum Lendang Nangka. Sebagian

besar nasabah yang melakukan pembiayaan merupakan

pedagang yang memiliki keterbatasan modal. Keterbatasan

modal usaha ini membuat pedagang bakulan sulit untuk

berkembang.

Kriteria pedagang atau nasabah yang diberikan

pembiayaan yaitu nasabah yang telah memenuhi

persyaratan. Persyaratan ini merupakan hasil dari

pengamatan yang dilakukan oleh Pekerja Lapangan (PL)

BMT Mandiri Syariah.55

(2) Kemampuan membayar

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Fauzan selaku Pekerja Lapangan (PL) di BMT Mandiri Syariah “Dalam memberikan pembiayaan kita harus melihat kemampuan membayar dari calon nasabah. Kemampuan membayar ini dapat dilihat dari laporan keuangan atau omset yang didapatkan dalam perhari.56

Begitu juga dengan yang diungkapkan oleh Susi Apriana “Kemampuan membayar harus benar-benar kita analisis, karena analisis yang baik akan mendapatkan hasil yang baik. Kami tidak akan memberikan suatu pembiayaan jika dalam analisis

55 Susi Apriana (Selaku Kabag Pembiayaan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang

Nangka), Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017. 56 Fauzan (Selaku Pekerja Lapangan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017.

Page 52: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

41

tidak memenuhi salah satu kriteria yang telah ditetapkan oleh BMT Mandiri Syariah”.57

3) Prinsip-prinsip pemberian pembiayaan

Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan suatu

lembaga keuangan, yaitu bagian Pekerja Lapangan (PL) harus

memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan

kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Prinsip penilaian

dikenal dengan 5C +1S , yaitu:58

a) Character

b) Capacity

c) Capital

d) Collateral

e) Condition

f) Syariah

5. Mengontrol resiko

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Lalu Hapid selaku Manajer BMT Mandiri Syariah “Pengontrolan resiko baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi harus tetap kita awasi. Pengontrolan resiko yang telah terjadi dilakukan dengan cara memperketat pengawasan terhadap Pekerja Lapangan dan nasabah. Pengawasan terhadap Pekerja Lapangan ini ditekankan dengan penerapan strategi yang diangkap baik dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah. Begitu juga dengan pengontrolan terhadap resiko yang belum terjadi, kami selalu memeriksa laporan

57 Susi Apriana (Selaku Kabag Pembiayaan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang

Nangka), Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017. 58 Lalu Hapid (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017.

Page 53: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

42

keuangan maupun laporan operasional yang telah dilakukan persatu minggu sekali.59 Lain halnya dengan apa yang diungkapkan oleh Lalu Pipit “Sebenarnya pengontrolan tersebut tidak hanya dilakukan oleh seorang manajer saja, akan tetapi semua karyawan harus saling mengontrol. Kesalahan tidak akan dapat dilihat jika tidak ada seseorang yang akan menegur”.60

C. Cara Mengatasi Pembiayaan Bermasalah Pada Pedagang Bakulan di BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka

Untuk menyelesaikan permasalahan mengenai pembiayaan bermasalah ini, pihak BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka melakukan pendekatan secara langsung kepada nasabah yang bermasalah, yaitu dengan cara mendatangi nasabah yang bermasalah. Jika cara ini tidak mempan, pihak BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka memberikan surat peringatan kepada nasabah. Jika cara ini juga tidak berhasil, pihak BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka terpaksa menyita barang yang sudah dibiayai oleh pihak BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka tersebut.61

1. Pendekatan secara langsung

Dalam mengatasi pembiayaan bermasalah, pihak BMT Mandiri

syariah Lendang Nangka melakukan pendekatan secara langsung

dengan nasabah yang bermasalah. Pendekatan secara langsung ini

dilakukan oleh pihak Pekerja Lapangan (PL) dengan cara langsung

melakukan tatap muka dengan nasabah yang bermasalah. 62

59 Lalu Hapid (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017. 60 Lalu Pipit (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017. 61Lalu Hapid, Wawancara, Lendang Nangka. 10 Agustus 2017. 62 Lalu Pipit (Selaku Pekerja Lapangan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017.

Page 54: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

43

Begitu juga yang diungkapkan oleh Fauzan ”Pendekatan secara

langsung ini kami lakukan dengan mendatangi rumah nasabah dan

membicarakan permasalahan yang dihadapi sehingga terjadi pembiayaan

bermasalah tersebut”.63

2. Memberikan surat peringatan kepada nasabah

Jika strategi pertama, yaitu melakukan pendekatan secara langsung

tidak berhasil, maka pihak Pekerja Lapangan akan melakukan pelaporan

kepada kasir, selanjutnya kasir yang akan melaporkan masalah tersebut

kepada Manajer BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka. Setelah

pelaporan selesai, pihak Manajemen resiko pembiayaan BMT Mandiri

Syariah Lendang Nangka akan mengeluarkan surat peringatan kepada

nasabah yang bermasalah tersebut. 64

3. Menyita barang yang telah dibiayai

Strategi trakhir yang dilakukan oleh pihak Manajemen Resiko

Pembiayaan di BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka yaitu menyita

barang yang telah dibiayai. Tujuan penyitaan barang yang telah dibiayai

ini agar nasabah yang bermasalah tersebut mau melunasi setoran

pembiayaannya. Jika nasabah tersebut tidak mampu melunasi setoran

pembiayaannya, maka barang yang telah disita itu yang akan dilelang.65

63 Fauzan (Selaku Pekerja Lapangan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017. 64 Lalu Hafid (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017. 65 Lalu Pipit (Selaku Pekerja Lapangan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017.

Page 55: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

44

Penyitaan barang ini sengaja kami lakukan karena kami sudah

memberitahukan terlebih dahulu, baik secara langsung maupun melalui

surat pemberitahuan. Tujuan penyitaan barang ini agar dapat melunasi sisa

pembiayaan yang telah dilakulkan oleh nasabah tersebut, ungkap Baiq

Nita selaku kasir BMT Mandiri Syariah.66

66 Baiq Anita (Selaku Kasir BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017.

Page 56: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

45

BAB III

PEMBAHASAN

A. Manajemen Resiko BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka dalam Pemberian Pembiayaan kepada Pedagang Bakulan

Salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu Negara adalah

adanya dukungan dari sistem keuangan yang sehat dan stabil. Perkembangan

perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan

dan peran serta lembaga keuangan. Oleh karena itu, peranan lembaga

keuangan dalam suatu negara sangat penting. Tidak ada suatu negara yang

hidup tanpa memanfaatkan lembaga keuangan. Lembaga keuangan menjadi

sangat penting dalam memenuhi kebutuhan dana bagi pihak defisit dana dalam

rangka untuk mengembangkan dan memperluas suatu usaha atau bisnis.

Lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi berfungsi mengatur

mobilisasi dana dari pihak surplus dana ke pihak defisit dana.

Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena dengan

pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang

kelangsungan usaha suatu lembaga keuangan. Sebaliknya, bila

pengelolaannya tidak baik akan menimbulkan permasalahan dan berhentinya

usaha suatu lembaga keuangan.

Suatu pembiayaan akan berjalan dengan lancar apabila ada manajemen

resiko yang siap menanganinya, karena manajemen resiko merupakan sebuah

keharusan dalam sebuah organisasi jika suatu organisasi tersebut ingin tetap

berkembang dan terus dapat menjalankan usahanya. Terlebih lagi jika

45

Page 57: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

46

organisasi tersebut adalah sebuah perusahaan bisnis yang berorientasi laba.

Dengan menerapkan manajemen resiko yang teratur, suatu perusahaan akan

bisa mengontrol setiap resiko yang terjadi. Dengan terkontrolnya resiko maka

ketenangan hati dalam menjalankan perusahaan akan terwujud.

BMT Mandiri Syariah dalam melaksanakan manajemen resiko belum

mempunyai seorang manajer resiko. Kegiatan mengkoordinir dan

mengimplementasikan/melaksanakan keputusan-keputusan yang telah diambil

untuk menanggulangi resiko yang terjadi di BMT Mandiri Syariah

dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan dari semua karyawan BMT Mandiri

Syariah.

Dalam operasionalnya, BMT Mandiri Syariah menekankan manajemen

resiko pada semua pembiayaan. Alasan pihak BMT Mandiri Syariah

menekankan manajemen resiko pada pembiayaan karena pembiayaan

merupakan produk unggulan yang diminati oleh masyarakat, terutama bagi

para pedagang bakulan di pasar umum Desa Lendang Nangka.

Pembiayaan merupakan sebagian besar asset dari suatu lembaga

keuangan sehingga pembiayaan tersebut harus dijaga kualitasnya dengan

mendasarkan pada prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian adalah pedoman

pengelolaan lembaga keuangan yang wajib dianut guna mewujudkan lembaga

keuangan yang sehat, kuat dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Penerapan prinsip kehati-hatian oleh lembaga keuangan

Page 58: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

47

salah satunya diwujudkan dalam melakukan analisa pembiayaan yaitu

menganalisa keyakinan atas kemauan dan kemampuan calon nasabah.67

Sebagaimana dalamUU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

pasal 1 poin ke 25 menjelaskan bahwa:

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan

dengan itu berupa:

1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah

2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik

3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna

4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah

dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau

diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.68

Berdasarkan prinsip syariah, pembiayaan adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

67Lalu hapid (Selaku Manajer di BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 25 Juli 2017. 68UU no 21 tahun 2008, “UU tentang Perbankan Syariah”

Page 59: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

48

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.69

Menurut M. Syafi’I Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan

merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk

memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.70

Adapun tujuan pemberian pembiayaan oleh BMT Mandiri Syariah

Lendang Nangka yaitu memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang

menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan nasabah, membantu

kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak

mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional,

membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir

dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan.71

Dalam memberikan suatu pembiayaan, setiap lembaga keuangan

berharap bahwa pembiayaan akan selalu berjalan dengan lancar, nasabah

mematuhi apa yang telah disepakati dalam perjanjian dan membayar lunas

bilamana jatuh tempo. Akan tetapi, semua itu hampir mustahil terjadi. Setiap

lembaga keuangan pasti memiliki suatu permasalahan, khususnya pada

pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah merupakan suatu penyaluran

dana yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti yang dalam

pelaksanaan pembayaran pembiayaan oleh nasabah itu terjadi hal-hal seperti

pembiayaan yang tidak lancar, pembiayaan yang debiturnya tidak memenuhi

69Karim Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2010), h.62. 70Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani

Press. 2001), h. 160. 71Wawancara Susi AprianiS.E, Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017.

Page 60: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

49

persyaratan yang dijanjikan, serta pembiayaan tersebut tidak menepati jadwal

angsuran. Sehingga hal-hal tersebut memberikan dampak negative bagi kedua

belah pihak.

Dalam hal pembiayaan bermasalah, pihak lembaga keuangan perlu

melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian.

Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa

jangka waktu atau angsuran terutama bagi pembiayaan terkena musibah atau

melakukan penyitaan bagi pembiayaan yang sengaja lalai untuk membayar

terhadap pembiayaan yang bermasalah sebaiknya dilakukan penyelamatan

sehingga suatu lembaga keuangan tidak mengalami kerugian. Akan tetapi bila

tidak dimungkinkan melakukan penyelamatan maka langkah yang ditempuh

selanjutnya adalah proses penyelesaian,dapat melalui Arbitrase,Pengadilan

maupun badan hukum terkait dengan penyelesaian pembiayaan

Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu manajemen pembiayaan yang

baik sehingga penyaluran dana pembiayaan kepada nasabah bisa efektif dan

efisien sesuai dengan tujuan dari lembaga keuangan maupun syariat Islam itu

sendiri.

Sebagaimana yang dipaparkan oleh Sukmadi, dalam manajemen resiko

harus mampu membuat dan menjalankan program-program manajemen

resiko, agar resiko yang timbul tidak menghalangi atau menghambat aktifitas

perusahaan. Program-program tersebut tertuang ke dalam elemen-elemen

manajemen resiko, antara lain:72

72Sukmadi, Pengantar Ekonomi Bisnis, h. 84.

Page 61: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

50

1. Identifikasi Tujuan

2. Penaksiran terhadap resiko atau ketidakpastian, meliputi:73

a. Identifikasi resiko

b. Analisis resiko

c. Pengukuran resiko

3. Pengendalian resiko

4. Penilaian resiko terhadap biaya, dan

5. Administrasi pelaksanaan program

Dari hasil wawancara dan pengamatan penulis dalam melakukan

proses manajemen resiko, BMT Mandiri Syariah melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Identifikasi resiko

Agar program identifikasi resiko ini berjalan dengan baik

Djojosoedarso Soeisno menyebutkan beberapa metode yang dapat

digunakan yaitu:74

a. Menggunakan daftar pertanyaan untuk menganalisis resiko

Dalam operasionalnya, BMT Mandiri Syariah telah

menerapkan daftar pertanyaan dalam menganalisis resiko yang terjadi.

Daftar pertanyaan ini sangat membantu dalam penyelesaian resiko.

Dalam penggunaan daftar pertanyaan, diharapkan dapat

memberikan petunjuk-petunjuk tentang informasi khusus yang dapat

73 Djojosoedarso Soeisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko (Jakarta: salemba empat,

2003) hal. 19.

74 Ibid., h. 23.

Page 62: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

51

dirancang secara sistematis tentang resiko yang menyangkut kekayaan

maupun operasi perusahaan.

b. Menggunakan laporan keuangan, yaitu dengan menganalisis neraca,

laporan kegiatan operasional dan catatan-catatan pendukung lainnya.

Merupakan suatu target pencarian yang pertama dalam

identifikasi resiko. Dengan menganalisis laporan keuangan, akan dapat

diketahui atau diidentifikasi semua harta kekayaan, hutang piutang,

dan sebagainya. Sehingga dengan merangkaikan laporan-laporan

tersebut dan berdasarkan ramalan-ramalan anggaran keuangan akan

dapat menentukan penanggulangan resiko dimasa mendatang.

Jika ditinjau dari tindakan yang dilakukan oleh pihak BMT

Mandiri Syariah dalam mengidentifikasi terjadinya suatu resiko, sudah

dapat menerapkan identifikasi resiko yang tergolong sangat bagus.

Karena jika tindakan ini benar-benar dilakukan maka kemungkinan

besar tidak akan terjadi resiko.

2. Penaksiran terhadap resiko atau ketidakpastian, meliputi:

a) Analisis resiko

Analisis resiko merupakan sebuah prosedur untuk mengenali

suatu ancaman dan kerentanan, kemudian menganalisisnya untuk

memastikan hasil yang telah ditentukan, dan mengawasi bagaimana

dampak yang ditimbulkan apakah dapat dihilangkan ataupun

dikurangi.

Page 63: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

52

Dalam tahap analisis resiko, BMT Mandiri Syariah menerapkan

dua proses utama, yaitu:

Mengidentifikasi dan menghitung resiko

Pihak BMT Mandiri Syariah akan menggunakan

kemampuannya dan mempertimbangan pengalaman terdahulu

untuk menghitung kegagalan atau resiko yang terjadi. Prosedur ini

melibatkan upaya menyaring atau memilah para calon nasabah

yang akan melakukan pembiayaan di BMT Mandiri Syariah.

Tujuan penyaringan nasabah ini tidak lain hanya untuk

menghindari terjadinya suatu resiko.

Mengurangi probabilitas resiko

Dalam hal ini, pihak BMT Mandiri Syariah mewajibkan

nasabah yang melakukan pembiayaan untuk menyisihkan

tabungannya di BMT Mandiri Syariah. Tujuan penyisihan

tabungan ini untuk menjaga pada saat penonggakan angsuran

pembiayaan.

Kegiatan analisis resiko yang dilakukan oleh pihak BMT

Mandiri syariah dapat dikatakan akan dapat membantu dalam

menyelesaikan resiko yang dihadapi. Keyakinan peneliti

mengungkapkan seperti itu karena memang apa yang diterapkan oleh

pihak BMT Mandiri Syariah dalam menganalisis resiko sudah

dikatakan sangat efektif. Akan tetapi strategi akan dapat dikatakan

efektif apabila dijalankan secara sungguh-sungguh dan konsisten.

Page 64: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

53

b) Pengukuran resiko

Besar kecilnya suatu resiko dapat diukur dari seberapa besar

permasalahan yang dihadapi dan seberapa rumit strategi yang akan

dijalankan untuk mengatasi resiko tersebut.

Adapun bagian-bagian yang harus diukur dalam pengukuran

resiko yaitu, frekuensi atau jumlah kejadian yang akan terjadi dan

keparahan dari kerugian yang terjadi.75

Pertama, pengukuran frekuensi atau jumlah kejadian yang

terjadi. Besarnya kemungkinan kejadian artinya berapa besar

kemungkinan suatu peristiwa yang kejadiannya menimbulkan

penyebab langsung kerugian yang dapat menimbulkan resiko dalam

suatu periode.

Kedua, keparahan dari kerugian yang terjadi. Besarnya

kerugian bila suatu resiko terjadi, artinya berapa besar kerugian yang

diderita bila suatu resiko terjadi. Jadi, dalam hal ini tingkat kegawatan

atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut, sampai seberapa besar

pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan.

Dari dua dimensi hasil pengukuran tersebut, diharapkan akan

dapat menghasilkan:

1) Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran

75 Lalu Hafid (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017.

Page 65: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

54

2) Variasi nilai kerugian dari suatu periode anggaran kepada periode

anggaran yang lain atau naik turunnya nilai kerugian dari waktu ke

waktu.

3) Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian yang terjadi, terutama

kerugian yang ditanggung sendiri.

Penerapan pengukuran resiko sangat membantu dalam kegiatan

operasional BMT Mandiri Syariah. Oleh karena itu pengukuran resiko

ini selalu diterapkan.

3. Pengendalian resiko

Pengendalian resiko merupakan suatu tindakan untuk

menyelamatkan perusahaan dari suatu kerugian. Setelah melakukan

identifikasi resiko dan analisis resiko, selanjutnya pihak BMT Mandiri

Syariah akan merespon atau dikelola dengan cara sebagai berikut:

a. Memperkecil resiko

Memperkecil resiko adalah dengan cara tidak memperbesar

setiap keputusan yang mengandung keputusan yang mengandung

resiko yang tinggi akan tetapi membatasinya bahkan

meminimalisasinya agar resiko tersebut tidak bertambah besar diluar

kontrol pihak manajemen perusahaan. Salah satu cara untuk

memperkecil kerugian ini yaitu dengan:

Page 66: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

55

Menentukan jenis-jenis aspek yang dianalisa

a) Analisa terhadap kemauan bayar, disebut analisa kualitatif.

Aspek yang dianalisa mencakup karakter/watak dan komitmen

dari nasabah.

Adapun tujuan pengamatan ini agar pada saat

pembayaran angsuran pembiayaan tidak terjadi pembiayaan

bermasalah.

b) Analisa terhadap kemampuan bayar, disebut dengan analisa

kuantitatif. Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan

kuantitatif, yaitu untuk menentukan kemampuan bayar dan

perhitungan kebutuhan modal kerja nasabah adalah dengan

pendekatan pendapatan bersih.

Setiap lembaga keuangan selalu berusaha memperkecil

resiko yang terjadi, begitu juga dengan BMT Mandiri Syariah.

Adapun tujuan memperkecil resiko yaitu untuk mengurangi

pembiayaan bermasalah.

Kriteria Pemberian Pembiayaan

Tidak memberikan pembiayaan bila pertimbangan lebih

kepada :

a) Belas kasihan

Pemberian pembiayaan yang didasarkan pada belas

kasihan, akan memberikan dampak yang tidak baik bagi

perusahaan. Alasannya, jika pemberiam pembiayaan yang

Page 67: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

56

didasari pada belas kasihan, alamatnya akan merugikan suatu

perusahaan. Karena pada saat pelunasan pembiayaan

diperkirakan nasabahnya semau-maunya dalam hal pelunasan.

b) Kenalan (bersaudara atau teman)

Pemberian pembiayaan oleh lembaga keuangan

bertujuan untuk membantu perkembangan usaha yang

dilakukan oleh masyarakat, terutama para pedagang bakulan

yang memiliki keterbatasan modal.

Proses pemberian pembiayaan tidak semudah dan

segampang yang kita bayangkan. Proses pembiayaan itu sudah

memiliki aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga

keuangan itu sendiri.

Dalam pembiayaan, pemberian pembiayaan kepada

kerabat terdekat bisa saja dilakukan. Akan tetapi pemberian

pembiayaan meskipun kepada kerabat terdekat harus kita hati-

hati.

c) Nasabah orang terhormat (terkenal, disegani, status sosial

tinggi dll)

Pembiayaan yang baik tidak akan melihat status sosial

ataupun jabatan seseorang. Akan tetapi pembiayaan yang baik

yaitu suatu pembiayaan yang tertuju kepada orang-orang yang

mampu mengembalikan pembiayaan tersebut dengan cara

melihat adanya usaha yang rill.

Page 68: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

57

Dalam pembiayaan tidak ada istilahnya menspesialkan

orang. Orang spesial yang dimaksudkan yaitu orang yang

disegani, orang yang memiliki jabatan tinggi ataupun orang yang

memiliki status sosial yang tinggi. Semua kriteria ini tidak berlaku

dalam pemberian pembiayaan. 76

Utamakan berdasarkan unsur-unsur :

c) Kelayakan usaha

Kelayakan usaha merupakan tolak ukur dari besar

kecilnya jumlah pembiayaan yang akan diberikan. Selain itu

juga, besar kecilnya jumlah pembiayaan yang diberikan

tergantung dari besar kecilnya omset yang didapatkan dalam

perhari.

Kelayakan usaha menjadi barometer dalam pemberiaan

pembiayaan di BMT Mandiri Syariah. Sebagian besar nasabah

pembiayaan merupakan para pedagang tetap di pasar umum

Lendang Nangka. Sebagian besar nasabah yang melakukan

pembiayaan merupakan pedagang yang memiliki keterbatasan

modal. Keterbatasan modal usaha ini membuat pedagang

bakulan sulit untuk berkembang.

Kriteria pedagang atau nasabah yang diberikan

pembiayaan yaitu nasabah yang telah memenuhi persyaratan.

Persyaratan ini merupakan hasil dari pengamatan yang

76 Lalu Hafid (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017.

Page 69: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

58

dilakukan oleh Pekerja Lapangan (PL) BMT Mandiri

Syariah.77

d) Kemampuan membayar

Kemampuan mengembalikan pembiayaan merupakan

indikator penting dalam penilaian suatu pembiayaan yang

dilakukan oleh calon nasabah. Oleh karena itu, kelengkapan

berkas pengajuan pembiayaan, wawancara, dan observasi

adalah suatu cara untuk memastikan calon nasabah mampu

membayar angsuran pembiayaan setelah pembiayaan

dicairkan.

Prinsip-prinsip pemberian pembiayaan

Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan

suatu lembaga keuangan, yaitu bagian Pekerja Lapangan (PL)

harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan

dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Prinsip

penilaian dikenal dengan 5C +1S , yaitu:78

a) Character Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.

b) Capacity

Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi penerima

77 Susi Apriana (Selaku Kabag Pembiayaan BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang

Nangka), Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017. 78 Lalu Hapid (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017.

Page 70: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

59

pembiayaan di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.

c) Capital Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial dan penekanan pada komposisi modalnya.

d) Collateral Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban.

e) Condition Bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan.

f) Syariah Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayaai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan fatwa DSN “Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan murabahah.”

4. Penilaian resiko terhadap biaya

Dalam hal penilaian resiko terhadap biaya, BMT Mandiri syariah

menggabungkan secara langsung pada saat analisis resiko. Jadi

pembahasan mengenai penilaian resiko tidak dibahas secara detail, karena

dianggap sudah termasuk kedalam analisis resiko.

5. Administrasi pelaksanaan program

Dari hasil penelitian yang didapatkan, ada strategi yang diterapkan

oleh BMT Mandiri Syariah dalam menangani resiko bermasalah yang

Page 71: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

60

membedakan dengan teori yang diungkapkan oleh Sukmadi. Teori tersebut

yaitu dalam hal mengontrol resiko.

Resiko yang telah terjadi harus tetap dikontrol. Tujuannya agar

resiko tersebut dapat diatasi. Mengontol resiko adalah dengan cara

melakukan kebijakan antisipasi terhadap timbulnya resiko sebelum resiko

itu terjadi. Kontrol terhadap resiko yang terjadi di BMT Mandiri Syariah

adalah dengan cara memperketat pengawasan terhadap karyawan dan

nasabah BMT Mandiri Syariah.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Lalu Hapid selaku Manajer

BMT Mandiri Syariah “Pengontrolan resiko baik yang sudah terjadi

maupun yang belum terjadi harus tetap kita awasi. Pengontrolan resiko

yang telah terjadi dilakukan dengan cara memperketat pengawasan

terhadap Pekerja Lapangan dan nasabah. Pengawasan terhadap Pekerja

Lapangan ini ditekankan dengan penerapan strategi yang diangkap baik

dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah. Begitu juga dengan

pengontrolan terhadap resiko yang belum terjadi, kami selalu memeriksa

laporan keuangan maupun laporan operasional yang telah dilakukan

persatu minggu sekali.79

Lain halnya dengan apa yang diungkapkan oleh Lalu Pipit

“Sebenarnya pengontrolan tersebut tidak hanya dilakukan oleh seorang

manajer saja, akan tetapi semua karyawan harus saling mengontrol.

79 Lalu Hapid (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017.

Page 72: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

61

Kesalahan tidak akan dapat dilihat jika tidak ada seseorang yang akan

menegur”.80

Pengontrolan terhadap suatu resiko merupakan suatu keharusan

dalam lembaga keuangan. Pengontrolan suatu resiko diharapkan akan

mampu mengurangi resiko yang terjadi. Pengontrolan suatu resiko

dilakukan dengan berbagai macam cara. Hampir setiap lembaga keuangan

memiliki cara tersendiri dalam menangani suatu resiko.

B. Cara Mengatasi Pembiayaan Bermasalah Pada Pedagang Bakulan di BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka

Saat ini ada dua jenis lembaga keuangan, yaitu lembaga keuangan

bank dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sedangkan lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga keuangan yang

menghimpun dana dari masyarakat melalui penjualan surat-surat berharga.

Bentuk dari lembaga bukan bank ini adalah: Modal Venture, anjak piutang,

dana pensiun dan pegadaian. Lembaga keuangan perbankan merupakan

lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali ke masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi

pihak yang membutuhkan, baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif.

Akan tetapi, sepandai apapun analisis pembiayaan dalam menganalisis setiap

80 Lalu Pipit (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka, 12 Agustus 2017.

Page 73: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

62

permohonan pembiayaan, kemungkinan pembiayaan tersebut bermasalah pasti

ada, penyebab utamanya adalah adanya unsur-unsur sebagai berikut: (1) Dari

pihak lembaga keuangan dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang

teliti, sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya.

Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis pembiayaan dengan pihak

nasabah sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif.(2)Dari pihak

nasabah adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak

bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga pembiayaan yang

diberikannya bermasalah. Dapat dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk

membayar. (3) Adanya unsur tidak sengaja, artinya si nasabah mau membayar

akan tetapi tidak mampu. Sebagai contoh pembiayaan yang dibiayai

mengalami musibah seperti kebakaran, kena hama,kebanjiran dan sebagainya.

Sehingga kemampuan untuk membayar pembiayaan tidak ada.

Pembiayaan bermasalah adalah suatu penyaluran dana yang dilakukan

oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah yang dalam pelaksanaan

pembayaran pembiayaan oleh nasabah itu terjdi hal-hal seperti pembiayaan

yang tidak lancer, pembiayaan yang debiturnya tidak memenuhi persyaratan

yang dijanjikan, serta pembiayaan tersebut tidak menepati jadwal angsuran.

Sehingga hal-hal tersebut memberikan dampak negative bagi kedua belah

pihak.

Pembiayaan bermasalah merupakan salah satu dari resiko dalam suatu

pelaksanaan pembiayaan. Adiwarman A. Karim menjelaskan bahwa resiko

pembiayaan merupakan resiko yang disebabkan oleh adanya counter party

Page 74: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

63

dalam memenuhi kewajibannya. Dalam bank syariah, resiko pembiayaan

mencakup resiko terkait produk dan resiko terkait dengan pembiayaan

korporasi.81

Pembiayaan bermasalah merupakan salah satu resiko yang pasti

diahadapi oleh setiap lembaga keuangan. Resiko ini dapat bersumber dari

berbagai aktivitas fungsional lembaga keuangan seperti penyaluran pinjaman,

kegiatan tresuri dan investasi, dan kegiatan jasa pembiayaan atas perdagangan,

yang tercatat dalam buku lembaga keuangan. Disisi lain resiko ini timbul

karena kinerja satu atau lebih nasabah yang buruk. Kinerja nasabah yang

buruk ini dapat berupa ketidak mampuan atau ketidak mauan nasabah untuk

memenuhi sebagian atau seluruh perjanjian pembiayaan yang telah disepakati

bersama sebelumnya. Dalam hal ini yang menjadi perhatian lembaga

keuangan bukan hanya kondisi keuangan tetapi juga karakter dari nasabah.

Secara garis besar dampak negatif yang ditimbulkan oleh pembiayaan

bermasalah yaitu82:

1. Bagi Lembaga Keuangan

a. Likuiditas

Likuiditas adalah napas kehidupan bagi setiap perusahaan,

begitu juga bank. Jika hutang atau kewajiban meningkat, maka bank

perlu mengusahakan untuk meningkatkan sisi aktiva lancar antara lain

81Karim Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2010), h. 260. 82Http://Zenal, Dampak Pembiayaan-Bermasalah-pml blogspot.com (Rabu. 19 September

2017) pukul 12.10 WITA.

Page 75: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

64

dengan meningkatkan kas melalui penerimaan pembiayaan yang jatuh

tempo.

b. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan bank untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya. Adanya pembiayaan bermasalah dapat

menimbulkan kerugian bagi lembaga keuangan.Kerugian dapat

mengganggu neraca lembaga keuangan, sehingga mengurangi

kemampuan aktivanya.Jika kerugian tersebut cukup bersar, maka bukan

tidak mungkin mengalami likuidasi.

c. Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan bank untuk memperoleh

penghasilan berupa bagi hasil.Jika pembiayaan lancar, maka bank akan

memperoleh penghasilan dengan lancar pula.

d. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan bank untuk memperoleh

keuntungan. Hal itu terlihat pada perhitungan tingkat produktivitasnya

yang dituangkan dalam rumus Return on Equity (ROE) dan Return on

Asset (ROA). Jika kredit tidak lancar, maka rentabilitasnya menjadi

kecil.

Page 76: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

65

2. Bagi Karyawan Lembaga Keuangan

a. Mental

Jatuhnya moral karyawan, seperti hilangnya rasa percaya diri,

saling menyalahkan, cuci tangan bagi sebagian orang dan mencari

kambing hitam.

b. Karir

Rusaknya karier pegawai, sehingga dapat merusak masa depan

mereka.

c. Waktu dan Tenaga

Bertambahnya pekerjaan bagi karyawan dan bankir karena harus

menyisihkan waktu dan tenaga guna menghadapi kredit bermasalah.

3. Pemilik Saham

a. Deviden

Keuntungan yang kecil akan mengecilkan perolehan deviden.

Bahkan jika bank rugi, pemilik saham dapat kehilangan kesempatan

dalam memperoleh devidennya.

b. Moral

Jika terus menerus lembaga keuangan rugi, maka pemilik saham

akan kehilangan gairah memiliki saham bank tersebut.

Page 77: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

66

4. Nasabah Sendiri

a. Nama Baik

Citra dan nama baik dikalangan perbankan dan dunia bisnisnya.

Apabila jika berkembang menjadi pembiayaan yang bermasalah, maka

selanjutnya akan masuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia yang

disiarkan keseluruh Indonesia.

b. Kepercayaan Luar

Hilangnya kepercayaan pihak luar dan relasi bisnis.Ingat, modal

utama dalam berbisnis adalah kepercayaan. Jika kepercayaan hilang,

maka akan membuat pengusaha yang bersangkutan “mati langkah”.

Berkaitan dengan pembiayaan di BMT Mandiri Syariah

Lendang Nangka, dalam memberikan pembiayaan kepada para

pedagang bakulan, pihak BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka

melakukan penilaian permohonan pembiayaan terlebih dahulu.Dalam

tahap penilaian permohonan ini, pihak BMT Mandiri Syariah Lendang

Nangka yaitu bagian Pekerja Lapangan (PL), melakukan analisis

terlebih dahulu. Adapun analisis yang dilakukan oleh Pekerja Lapangan

(PL) yaitu melihat kelancaran usaha yang dijalankan oleh pemohon

(calon nasabah pembiayaan), menanyakan pendapatan atau omset dari

pemohon (calon nasabah pembiayaan), dan melakukan observasi

langsung ke tempat usaha yang dijalankan oleh pemohon (calon

nasabah pembiayaan).83

83Wawancara Lalu Sujian, Wawancara, Lendang Nangka, 10 Agustus 2017.

Page 78: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

67

Meskipun telah menerapkan strategi yang dianggap bagus oleh

pihak BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka, akan tetapi dalam realitanya

masih saja terjadi pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah pada

BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka disebabkan oleh kurang baiknya

pemahaman atas bisnis nasabah, kurang dilakukan evaluasi keuangan

nasabah, aspek jaminan tidak diperhitungkan, karakter nasabah tidak

amanah (tidak jujur dalam memberikan informasi dan laporan tentang

kegiatannya), kemampuan pengelolaan nasabah tidak memadai sehingga

kalah dalam persaingan usaha, dan usaha yang dijalankan relatif baru.84

Untuk menyelesaikan permasalahan mengenai pembiayaan

bermasalah ini, pihak BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka melakukan

pendekatan secara langsung kepada nasabah yang bermasalah, yaitu dengan

cara mendatangi nasabah yang bermasalah. Jika cara ini tidak mempan,

pihak BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka memberikan surat peringatan

kepada nasabah. Jika cara ini juga tidak berhasil, pihak BMT Mandiri

Syariah Lendang Nangka terpaksa menyita barang yang sudah dibiayai oleh

pihak BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka tersebut.85

1. Pendekatan secara langsung

Dalam mengatasi pembiayaan bermasalah, pihak BMT Mandiri

syariah Lendang Nangka melakukan pendekatan secara langsung

dengan nasabah yang bermasalah. Pendekatan secara langsung ini

84Observasi, BMT Mandiri Syari’ah cabang Lendang Nangka. Lendang Nangka. 10

Agustus 2017. 85Lalu Hapid (Selaku Manajer BMT Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka),

Wawancara, Lendang Nangka. 10 Agustus 2017.

Page 79: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

68

dilakukan oleh pihak Pekerja Lapangan (PL) dengan cara langsung

melakukan tatap muka dengan nasabah yang bermasalah.

Pendekatan secara langsung ini dirancang dengan tujuan : 1)

penerima pesan atau nasabah lebih menyukai pesan langsung ke poin

yang dituju, 2) pesan tersebut memiliki pengaruh bagi nasabah, dan 3)

pesan disampaikan secara empati. Selain itu juga, pendekatan secara

langsung ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga image nasabah

dari warga sekitar.

2. Memberikan surat peringatan kepada nasabah

Dalam menjaga kualitas dan rutinitas operasional suatu lembaga

keuangan, pelanggaran pelanggaran kerap terjadi. Begitu juga halnya

dengan BMT Mandiri Syariah, dalam operasionalnya banyak terjadi

permasalahan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, terutama pada

pembiayaan bermasalah, pihak BMT Mandiri Syariah akan memberikan

surat peringatan kepada nasabah yang melakukan pembiayaan

bermasalah.

Sebelum memberikan surat peringatan penting untuk meninjau

fakta dan menilai situasi nasabah, pihak BMT Mandiri Syariah harus

tetap berpikir secara terbuka dan melihat sesuatu dari perspektif

nasabah. Mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi lebih dalam, alasan

dan kondisi nasabah. Memertimbangkan terlebih dahulu, mungkin saja

situasi dan keadaan yang mereka alami lebih komplek dari yang diduga.

Page 80: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

69

Surat pemberitahuan yang dikeluarkan oleh BMT Mandiri

Syariah Lendang Nangka tersebut berisikan pemberitahuan mengenai

peringatan pelunasan setoran pembiayaan ataupu tonggakan

pembiayaan yang telah dilakukan oleh nasabah yang bermasalah

tersebut.

3. Menyita barang yang telah dibiayai

Strategi trakhir yang dilakukan oleh pihak Manajemen Resiko

Pembiayaan di BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka yaitu menyita

barang yang telah dibiayai. Tujuan penyitaan barang yang telah dibiayai

ini agar nasabah yang bermasalah tersebut mau melunasi setoran

pembiayaannya. Jika nasabah tersebut tidak mampu melunasi setoran

pembiayaannya, maka barang yang telah disita itu yang akan dilelang.

Selain itu juga, strategi yang perlu ditambah oleh manajemen BMT

Mandiri Syariah Cabang Lendang Nangka dalam mengatasi pembiayaan

bermasalah, yaitu:

1. Stay Strategy

Adalah strategi saat lembaga keuangan masih ingin

mempertahankan hubungan bisnis dengan nasabah dalam konteks waktu

jangka panjang.

2. Penagihan intensif Rescheduling

Memperpanjang jangka waktu pembiayaan.Dalam hal ini si

nasabah diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu pembayaran

misalnya perpanjangan jangka waktu pembiayaan dari 6 bulan menjadi

Page 81: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

70

satu tahun sehingga si nasabah mempunyai waktu yang lebih lama untuk

mengembalikannya.

3. Reconditioning

Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti

Penundaan pembayaran marjin sampai waktu tertentu. Dalam hal

penundaan pembayaran marjin sampai waktu tertentu, maksudnya hanya

marjin yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok

pembiayaannya tetap harus dibayar seperti biasa.Penurunan marjin,

Penurunan marjin dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.

4. Restructuring

Dengan menambah jumlah pembiayaan.Dengan menambah equity.

5. Phase out Strategy

Adalah strategi saat pada prinsipnya lembaga keuangan tidak ingin

melanjutkan hubungan bisnis lagi dengan nasabah yang bersangkutan

dalam konteks waktu yang panjang, kecuali bila ada faktor-faktor lain

yang sangat mendukung kemungkinan adanya perbaikan kondisi nasabah.

Strategi yang umumnya dijalankan, secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam pendekatan, yaitu: (1) Soft

Approach; (2) Hard Approach. Apabila cara Soft Approach tidak dapat

menyelesaikan pembiayaan bermasalah yang terjadi, selanjutnya akan

ditempuh cara Hard Approach yang melibatkan jalur hukum, yaitu dapat

berupa:

Page 82: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

71

a. BASYARNAS (Badan Arbitrase Syariah Nasional), penyelesaian

tersebut dilakukan melalui keadaan setelah tidak tercapai kesepakatan

melalui musyawarah.

b. Pengadilan, dapat berupa: (i) Eksekusi Hak Tanggungan (HT) atas

agunan; (ii) Eksekusi agunan yang diikat secara Fidusia yang

didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Fidusia (KPF); Melakukan gugatan

terhadap aset-aset lainnya milik nasabah; baik yang berlokasi di dalam

maupun di luar negeri; (iv) Pelaporan pidana terhadap nasabah,dsb.

c. Melibatkan pihak kepolisian Alternatif terakhir ini (hard approach)

dilakukan apabila:

1) Nasabah tidak dapat dihubungi.

2) Nasabah melarikan diri.

3) Nasabah tidak mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan

kewajibannya sementara sesungguhnya nasabah memiliki

kemampuan untuk itu.

4) Nasabah tidak bersedia menyerahkan agunannya

Page 83: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

72

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam melakukan proses manajemen resiko, BMT Mandiri Syariah

melakukan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu:

Identifikasi resiko

Untuk mengidentifikasi risiko yang timbul di BMT Mandiri Syariah ,

dilakukan dengan cara menggunakan daftar pertanyaan untuk

menganalisis resiko, menggunakan laporan keuangan dengan cara

menganalisis neraca, laporan kegiatan operasional dan catatan-catatan

pendukung lainnya.

Pengendalian resiko dilakukan dengan cara menentukan jenis-jenis

aspek yang dianalisa seperti analisa terhadap kemauan bayar dan

analisa terhadap kemampuan bayar.

Mengontrol resiko dilakukan dengan cara melakukan kebijakan

antisipasi terhadap timbulnya resiko sebelum resiko itu terjadi.

b. Cara Mengatasi Pembiayaan Bermasalah Pada Pedagang Bakulan di

BMT Mandiri Syari’ah Cabang Lendang Nangka. Untuk menyelesaikan

permasalahan mengenai pembianyaan bermasalah ini, pihak BMT Mandiri

Syariah Lendang Nangka melekukan pendekatan secara langsung kepada

nasabah yang bermaslah, yaitu dengan cara mendatangi nasabah yang

bermasalah. Jika cara ini tidak berjalan, pihak Mandiri Syariah Lendang

72

Page 84: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

73

Nangka memberikan surat peringatan kepada nasabah. Jika cara ini tidak

berhasil, pihak BMT Mandiri Syariah Lendang Nangka terpaksa menyita

barang yang sudah dibiayai oleh pihak BMT Mandiri Syariah Lendan

Nangka tersebut.

B. Saran

1. Bagi BMT Mandiri Syariah

Keramah-tamahan dan kesopanan perlu dipertahankan oleh BMT

Mandiri Syariah. Selain itu juga dalam melakukan pembiayaan, karyawan

BMT Mandiri Syariah perlu mengetahui seluk beluk dan karakter nasabah

itu sendiri, sehingga nantinya tidak ditemukan angka pembiayaan

bermasalah.

2. Bagi Nasabah

Diharapkan kepada semua nasabah BMT Mandiri Syariah,

terutama bagi nasabah pembiayaan murabahah untuk mematuhi aturan

yang berlaku dalam pembiayaan di BMT Mandiri Syariah, selain itu juga

diharapkan agar melunasi pembiayaan yang sudah jatuh tempo bagi

nasabah yang bermasalah.

3. Bagi Mahasiswa

Bagi siapapun yang membaca skripsi ini agar bisa dijadikan

sebagai bahan pelajaran dan juga sebagai refrensi tentang pembiayaan

bermasalah dan cara mengatasi pembiayaan bermasalah berdasarkan

syari’at Islam.

Page 85: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

74

Selain itu juga diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan informasi dan refrensi

untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 86: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

75

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Pelaksanaan Akad Murabahah untuk Pembiayaan Modal Usaha (Studi Pada PT. BPRS Margirizki Bahagia Yogyakarta, Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.

Bramantyo Djohanputro, Manajmen Resiko Korporat Terintagrasi, Jakarta: PPM,

2004. Dimyauddin Djuaini, Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2008. Djojosoedarso Soeisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko (Jakarta: salemba

empat, 2003) Drs. Herman Darmawi, Manajemen Resiko, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Erma, Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. http://zenal dampak pembiayaan-bermasala pml.blogspot.com (Rabu.19

september 2017). http://zenal Dasar hukum-muamalat pml.blogspot.com (Rabu,28 november 2017. Karim Adiwarman. 2010. Bank Islam Analisis Fiqh dan keuangan, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada. 2010. Kautsar Riza Salman, Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah.

Padang: Akademi Permata, 2012. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010. Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif,

Jakarta: PT raja grafindo persada, 2008. Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan

Percetakan, 2005. Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema

Insani, 2001. Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Jakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan,

2005.

Page 87: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

76

Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.

Muhammad Nazir, Metodelogi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Muhammad Zainudin, Analisis Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah

Di Bmt Surya Sekawan Mandiri Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang.

Nurul Huda dan Mohamat Heykal, Lembaga Keuangan Islam, Tinjauan Toritis

Dan Praktis. Jakarta: kencan, 2010. Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, Bisnis Edisi kedelapan (Jakarta: Erlangga,

2007) Saudah,“Penyelesaian Pembiayaan Pada PT. Bank BNI Syari’ah Kantor Cabang

Banjarmasin”, Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari, Banjar Masin, 2016.

Sandjaja, B dan Albertus Herianto, Panduan Penelitian (Jakarta : Prestasi

Pustakkarya, 2005. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta, 2014. Suyanto Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Kencana, 2007), UU no 21 tahun 2008, “UU tentang perbankan syariah” Winarno Surahman, Pengantar Penelitian-Penelitian Dasar Metode Teknik. 2007. Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syaria’ah. Jakarta: Pustaka Alvabet,

2005.

Page 88: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

77

LAMPIRAN

Page 89: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

78

Page 90: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

79

Page 91: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

80

Page 92: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

81

Page 93: SKRIPSI - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/936/1/Rohimah152125033.pdfmanajemen resiko pembiayaan murabahah pada bmt mandiri syari’ah cabang lendang nangka untuk pedagang

82