SKRIPSI PROSPEK PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI …
Transcript of SKRIPSI PROSPEK PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI …
i
SKRIPSI
PROSPEK PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN
DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
OLEH:
EZRA OCTAVIA
130501177
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
iii
Universitas Sumatera Utara
iv
Universitas Sumatera Utara
i
ABSTRAK
Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di
Kabupaten Humbang Hasundutan
Tujuan utama Penelitian ini adalah untuk menganalisis prospek
pembangunan sektor pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi
Sumatera Utara.Produksi hasil pertanian menjadi faktor penting dalam
meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah.Data yang digunakan adalah
data primer dan data sekunder yakni pada tahun 2012-2015.Metode yang
digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Sub sektor tanaman pangan dan
perkebunan yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif di
tiap Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dijadikan sebagai
penyedia bahan baku untuk industri pertanian sehingga dapat memberikan nilai
tambah dari produksi-produksi pertanian dan dapat memacu pertumbuhan
ekonomi daerah serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hasil Produksi tanaman pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan
yang potensial dikembangkan di tiap kecamatan di Kabupaten Humbang
Hasundutan dapat menjadi arah pengembangan produksi dengan menjadikan
kecamatan-kecamatan tersebut menjadi pusat produksi yang potensial agar arah
pengembangan sektor pertanian ini lebih terfokus dan terkonsentrasi pada potensi
wilayah sehingga pengembangan akan mudah tercapai.
Kata kunci: Luas Lahan,PDRB dan Pembangunan Ekonomi Daerah
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRACT
The Development of Agriculture Sector of Humbang Hasundutan District
The main purpose of this research is to analyze the development of
agriculture sector of Humbang Hasundutan District, North Sumatera Province.
Agricultural production becomes important factor in promoting economic growth.
The data which is for this research is primary data and secondary data in 2012-
2015. The method used is descriptive qualitative analysis.
Based on the result of this research is known that the sub-sectors of food
crops and plantations have comparative and competitive advantage in every sub-
district and district ofHumbang Hasundutan that can be become as a provider of
raw material for the agricultural industry so give value-added from the
agricultural productions and can be Spurring regional economic growth and
improving people's welfare.
The result of agricultural crop in district of Humbang Hasundutan is
potential to be developed in every sub-district and districtof Humbang
Hasundutan can be the direction of the prodution development by becoming that
sub-districts as a potential main production so that the direction of development
agricutural sector more focused andconcentrated on potential of the region so
that the development will be easily achieved.
Keywords : Land Area, PDRB and Regional Economic Development
Universitas Sumatera Utara
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yesus Kristus yang tak henti-
henti nya memberikan berkat kepada dari masa awal perkuliahan hingga akhir
perkuliahan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Adapun guna penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
Adapun Skripsi ini berjudul „‟Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di
Kabupaten Humbang Hasundutan’’ dimana isi dan materi skripsi ini
didasarkan pada studi lapangan dan literatur dengan menganalisis data-data primer
dan sekunder yang diperoleh dari para petani di Kecamatan Pollung, Kecamatan
Paranginan, Kecamatan Bakti Raja, dan Kecamatan Dolok Sanggul,Kecamatan
Tarabintang,Kecamatan Onan Ganjang,Kecamatan Lintong nihuta,Kecamatan
Parlilitan,Kecamatan Pakkat dan Kecamatan Sijama Pollang serta di masing-
masing KantorKecamatan.
Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, memberikan bimbingan, saran, dan dorongan moril
baik selama masa perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi, antara lain :
Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
Bapak Prof.Dr.Ramli,SE,M.S.Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
SumateraUtara.
Bapak Drs.Coki Ahmad Syahwier,MPKetua Departemen Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
iv
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas SumateraUtara.
Ibu Inggrita Gusti Sari NST, SE., MSi Selaku Sekretaris Program S1 Ekonomi
Pembanguna Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bapak Drs.Syahrir Hakim Nasution.M,Si. Sebagai dosen wali saya yang telah
memberikan arahan-arahan selama masaperkuliahan.
Bapak Prof. Dr Sya‟ad Afifuddin, SE, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan arahan-arahan selama masa perkuliahan dan meluangkan
waktu dalam memberikan masukan, saran, dan bimbingan guna penyelesaian
skripsi ini mulai dari awal penulisan hingga selesainyaskripsi ini.
Bapak Irsyad Lubis,SE.,M.Soc.Sc,Ph.D selaku dosen penguji I yang telah
memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam rangka penyempurnaan
skripsiini.
Ibu Dr.Murni Daulay,SE,M.Si Selaku dosen penguji II yang telah memberikan
saran dan masukan bagi penulis dalam rangka penyempurnaan skripsiini.
Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara khususnya Departemen EkonomiPembangunan.
Seluruh petani Kabupaten Humbang Hasundutan yang telah bersedia di
wawancarai dalam pengambilan data primer skripsiini.
Seluruh staf di Kabupaten Humbang Hasundutan yang telah banyak
Universitas Sumatera Utara
v
membantu dalam memberikan data yang berhubungan dengan skripsi ini. Seluruh
staf pegawai Badan Pusat Statistik Tingkat I Sumatera Utara dan Badan Pusat
Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan serta Dinas Pertanian,Dinas
Perdagangan,Perindustrian dan Koperasi yang telah banyak membantu dalam
memperoleh data yang berhubungan dengan skripsiini.
Teristimewa kepada orang tua terkasih alm.Wisler Sihombing,S.STdanOrdince
Sibuea,yangtelahmengasuh,telahbersabarrmendidiksaya yangbanyak kesalahan,
memberikan nasehat serta motivasi baik moril maupun materi, juga kepada
Saudara-saudariku tercinta (Kak Renta,abang Ranto,kak Risda,abang Henry, dan
kakak Lina) yang telah banyak memberikan motivasi dan sabar menghadapisaya.
Kepada sahabat-sahabat EP‟ 13 terspesial buat grup C yang telah banyak
memberikan kenangan yang berharga selama 4 Tahun di masa Perkuliahan
penulis.
Tidak lupa Kepada teman-teman “Rumlid Squad” Lidya Ginting,Chichi
Harfaini,Rachel Ignatya,Fiona Kane,Anria Josephine, dan Irma Yunita yang telah
banyak berpartisipasi dalam menghibur dan memberikan bantuan penulis dari
awal sampai akhir penulisan skripsi.
Sangat berterimakasih banyak kepada Yoga Altian Saragih atas pemberian
masukan dan membantu mencari data-data yang belum ada dan memberikan
dukungan penuh selama proses pembuatan skripsi.
Terimakasih kepada Kakak senior Tengku Zahara yang sangat sabar
Universitas Sumatera Utara
vi
memberikan masukan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penulis
tanyakan selama pengerjaan skripsi.
Teman yang memberikan masukan setiap hari dan yang membantu penulis dalam
memberikan info yang penulis butuhkan,Suci Lumban Tobing,Lambok
Andreas,Sere Kristina,Popy Dayani,Rio Pratama,Bella Sihombing.
Teman satu Grup semasa kuliah terimakasih atas kerjasama yang baik nya selama
masa perkuliahan,Difa Octavianus,Yopi Pratama,Frans Julio dan Edward Bangun.
Tidak lupa juga ucapan terimakasih sebesar-besarnya buat pembimbing rohani
serta penasehat yang baik hati abang Rosario Kevin Nainggolan.
Dan buat semua sahabat dan teman lama yang telah memberikan doa dan
semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan
namanya satu persatu.
Medan,24 Agustus2017
Penulis
EZRA OCTAVIA
Universitas Sumatera Utara
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL..................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Perumusan Masalah ................................................................................... 6
Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah ............................................... 8
Teori Pertumbuhan Akumulatif ................................................................. 9
Teori Pertumbuhan Ekonomi ..................................................................... 9
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ............................................................. 9
Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi ............................................................ 11
Pembangunan Sektor Pertanian.................................................................. 13
Pengertian Pembangunan ........................................................................... 13
Syarat-syarat Pembangunan Pertanian ....................................................... 14
Tujuan Pembangunan Pertanian ................................................................. 18
Perkembangan Ekspor Hasil Pertanian ...................................................... 19
Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pertanian ............................................. 21
Peranan Sektor Pertanian Dalam Pembanguan Ekonomi .......................... 22
Tahapan Peranan Pertumbuhan Pertanian .................................................. 22
Kontribusi Ekonomi Sektor Pertanian ....................................................... 25
Keterkaitan Terhadap Sektor Pertanian ..................................................... 29
Keterikatan Pertanian dengan Industri Pengolahan ................................... 31
Pertanian sebagai Sektor Pemimpin ........................................................... 33
Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pertanian ............................................. 35
Penelitian Terdahulu .................................................................................. 35
Kerangka Konseptual ................................................................................. 37
Universitas Sumatera Utara
viii
BAB III LANDASAN TEORI
Lokasi Penelitian .............................................................................. 39
Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 39
Jenis Data 39
Sumber Data 40
Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 40
Populasi 40
Sampel 40
Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 41
Metode Analisis 42
Definisi Operasional................................................................................ 42
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Daerah Penelitian ................................................................... 44
Geografis Daerah .............................................................................. 44
Kondisi Iklim dan Topografi ................................................................... 46
Kondisi Demografi .................................................................................. 47
Potensi Wilayah 48
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Humbang Hasundutan ................... 50
Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan ...... 50
Perkembangan Ekspor Hasil Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 61
Program Pembangunan Sektor Pertanian Kabupaten Humbang
Hasundutan 64
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani............................................ 64
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) ......... 64
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan
Perkebunan 65
Program Peningkatan Produksi Pertanian dan Perkebunan ....................... 66
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan .......... 66
Langkah Strategis Memanfaatkan Keunggulan Komperatif ...................... 67
Perkembangan Pengeluaran Pembangunan pada Sektor Pertanian di
Kabupaten Humbang Hasundutan.............................................................. 70
Karakteristik Identitas Responden ............................................................. 72
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ............................................. 72
Karakteristik Responden Berdasarkan Agama........................................... 73
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................................... 73
Universitas Sumatera Utara
ix
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .................................... 74
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan...................... 75
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani ...................... 76
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Tanaman ................................... 76
Karakteristik Identitas Produksi Responden .............................................. 77
Karakteristik Responden Berdasarkan Panen Per Tahun ........................... 78
Karakteristik Responden Berdasarkan Produksi Per Panan ....................... 78
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pekerja.............................. 79
Karakteristik Identitas Modal dan Pemasaran Responden ......................... 80
Karakteristik Sumber Modal Responden ................................................... 80
Karakteristik Pemasaran Responden .......................................................... 81
Karakteristik Peran Pemerintah Menurut Responden.................................. 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..................................................................................... 84
Saran 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 87
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
x
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Halaman
4.1 Nama Ibukota Kecamatan di Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2015 ....................................................................................... 45
4.2 Perkembangan PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2012-2015 .................................................. 51
4.3 Luas Tanaman (Ha) Produksi Tanaman Pangan (Ton)
di Kabupaten Humbang Hasundutan ......................................................... 52
4.4 Perkembangan Produksi Buah-buahan (Ton) di
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012-2015 ................................ 53
4.5 Perkembangan Produksi Sayur-sayuran (Ton) di
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012-2015 ................................ 55
4.6 Luas T4anam dan Produksi Padi Ladang dan Sawah
(Ha/Ton) di Kabupaten Humbang Hasundutan.......................................... 56
4.7 Perkembangan Populasi Ternak Rakyat (Ekor) Tahun
2012-2015 ................................................................................... 57
4.8 Produksi Ikan Menurut Tempat Pemeliharaan (Ton)
Tahun 2012-2015 ....................................................................................... 58
4.9 Perkembangan Produksi (Ton) di Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2012-2015 ................................................................... 60
4.10 Realisasi Ekspor di Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2012-2015 ....................................................................................... `61
4.11 Luas Lahan Tanam, Luas Panen dan Jumlah Produksi
Tanaman Pangan dan Holtikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2012-2015 ....................................................................................... 63
4.12 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Daerah
Kabupaten Humbang Hasundutan di Sektor Pertanian Tahun 2012-2016
(Juta Rupiah) ................................................................................... 71
Universitas Sumatera Utara
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ..................................................... 37
4.1 Peta Kabupaten Humbang Hasundutan ......................... 46
4.2 Usia Responden Petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan ................................................................................... 72
4.3 Agama Responden Petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan ................................................................................... 73
4.4 Jenis Kelamin Petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan ................................................................................... 74
4.5 Pendidikan Petani di Kabupaten Humbang Hasundutan 74
4.6 Jumlah Tanggungan Petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan ................................................................................... 75
4.7 Pengalaman Bertani Petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan ................................................................................... 76
4.8 Jenis Tanaman Petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan ................................................................................... 77
4.9 Panen Per Tahun Petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan ................................................................................... 78
4.10 Produksi Per Panen Petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan ................................................................................... 79
4.11 Jumlah Pekerja Para Petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan ................................................................................... 80
4.12 Sumber Modal Petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan ................................................................................... 81
4.13 Pemasaran Hasil Pertanian Petani di Kabupaten
Humbang Hasundutan ............................................................................... 82
4.14 Peran Pemerintah Terhadap Pemasaran Pertanian
Petani di Kabupaten Humbang Hasundutan .............................................. 83
Universitas Sumatera Utara
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran Judul
1 Kuesioner Penelitian
2 Tabulasi Kuesioner Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan sektor pertanian merupakan hal yang sangat penting dalam
pembangunan Indonesia, karena Indonesia merupakan Negara agraris yang
melakukan kegiatannya di sektor pertanian.Indonesia yang merupakan Negara
dengan basis perekonomian agraris, tidak mungkin melepaskan pembangunan
pertanian dalam seluruh kebijakan pembangunan nasional,bahkan merupakan
kewajiban menjadikan pembangunan pertanian sebagai prioritas.
Menurut Hanani AR et.al (2003:31) bahwa pembangunan pertanian di Indonesia
dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional dengan alasan
sebagaiberikut:
Potensi sumber dayanya besar danberagam
Pangsa terhadap pendapatan nasional cukupbesar
Besarnya pangsa terhadap ekspornasional
Besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektorpertanian
Peranannya dalam menyediakan panganmasyarakat
Menjadi basis pertumbuhan dipedesaan
Kondisi Geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau baik besar dan kecil
dengan wilayah daratan dan lautan yang sangat luas serta posisi silang Indonesia
yang sangat strategis membawa implikasi adanya kandungan sumber kekayaan
alam yang berlimpah dan beraneka ragam yang tersebar di seluruh wilayah
nusantara. Dengan melihat kondisi lingkungan geografis Indonesia serta sebagian
Universitas Sumatera Utara
2
besar mata pencaharian utama masyarakat Indonesia yang sebagai petani, sudah
barang tentu hal tersebut menjadikan sektor pertanian sebagai sektor penting
dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya
perekonomian bangsa yang mencanangkan masa depan Indonesia menuju era
industrialisasi tentunya tetap dipertimbangkan pula untuk memperkuat sektor
pertanian.
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting karena
dari sektor inilah sebagian besar kebutuhan manusia dipenuhi.Oleh karena itu,
pertanian perlu ditangani secara sungguh-sungguh sehingga dapat memberikan
manfaat sesuai dengan kebutuhan manusia. Secara umum pertanian terdiri dari
pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman holtikultura.
Sekarang ini sektor pertanian tidak dipandang sebagai sektor yang pasif yang
mengikuti sektor industri, tetapi sebaliknya.Pembangunan pertanian didorong dari
segi penawaran dan dari segi fungsi produksi melalui penelitian-penelitian,
pengembangan, teknologi pertanian yang terus-menerus, pembangunan prasarana
sosial dan ekonomi di pedesaan dan investasi oleh negara dalam jumlah besar.
Kegiatan Pertanian merupakan mata pencarian terbesar penduduk di dunia
termasuk di Indonesia. Sejarah Indonesia pun tidak terlepas dari sektor pertanian
(menghasilkan bahan baku seperti padi, jagung, sagu, dll) dan perkebunan
(menghasilkan buah-buahan). Sektor pertanian mampu menjangkau kebutuhan
utama manusia yaitu dalam pemenuhan kebutuhan pangan.
Saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997, yang dampaknya
terlihat pada tahun 1998 dimana secara langsung mempengaruhi struktur
Universitas Sumatera Utara
3
perekonomian Indonesia. Hampir semua sektor cenderung menurun kecuali sektor
pertanian yang tumbuh sebesar 2,48 % sehingga sektor pertanian menjadi salah
satu tumpuan yang positif untuk perbaikan ekonomi.
Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia dimana sektor
pertanian merupakan penyumbang nilai tambah yang potensial bagi PDRB
Sumatera Utara. Dan jika berbicara mengenai kesempatan kerja, maka sebagian
besar penduduk Sumatera Utara hingga saat ini bekerja pada sektor pertanian
sebesar 66,88%, pada sektor industri sebesar 4,77%, pada sektor perdagangan
sebesar 8,57% dan sektor Iain-lain sebesar 7,93%. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor pertanian merupakan sektor utama dalam perekonomian Sumatera Utara.
Melihat pentingnya sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi, tiap-
tiap daerah meningkatkan pembangunan di sector ini seperti di daerah Kabupaten
Humbang Hasundutan.Sektor ini merupakan penyumbang terbesar terhadap
PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan hingga saat ini Peranan sektor ini
terhadap PDRB Humbang Hasundutan yaitu dalam harga berlaku tercatat sebesar
48,06% pada tahun 2012 dan 45,78% pada tahun 2015, sedangkan dalam harga
konstan tahun 2012 ialah 1,40% dan 1,58% pada tahun 2015. Tanaman komoditas
yang paling unggul pada saat ini adalah jenis tanaman pangan dan perkebunan.
Tanaman seperti kopi, kemenyan, kelapa, kelapa sawit, aren, kakao, andaliman,
tembakau dan nilam komoditas pertanian terbesar adalah kopi dengan luas panen
11.353,85 Ha dan produksi 6.191,47 ton pada tahun 2015 terakhir. Selain kopi
kabupaten ini juga kaya dengan karet dengan luas panen 4.290,50 Ha
menghasilkan 2.177,50 ton selain jenis tanaman perkebunan Kabupaten Humbang
Universitas Sumatera Utara
4
Hasundutan juga kaya akan tanaman berjenis holtikultura yaitu jagung,kacang
tanah,kacang kedelai.
Beberapa program pemerintah dalam membantu peningkatan produksi
petani yang telah berjalan seperti Program Peningkatan Produksi Pertanian
Perkebunan,Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunandan
Program Pemberdayaan Penyuluh PertanianPerkebunan Lapanganyang
dicanangkan pemerintah dalam membantu para petani agar dapat lebih mandiri
yang telah memberi dampak yang besar terhadap kesejahteraan para petani dan
menjadikan posisi tawar petani lebih baik.
Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting, karena
sebagian besar anggota masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan
menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.Perencanaan pembangunan
daerah dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki sumber daya publik
yang tersedia di daerah tersebut. Perencanaan itu dapat dilakukan dengan
pengembangan sektor pertanian hal tersebut dilakukan berdasarkan bahwa sektor
pertanian sangat berkontribusi besar terhadap nilai PDRB di Kabupaten Humbang
Hasundutan.
Pembangunan bukan saja sebagai pembangunan potensial komoditas saja,
tetapi dalam implementasinya pembangunan pertanian harus terkait dengan
pembangunan wilayah guna meningkatkan pendapatan wilayah Kabupaten
Humbang Hasundutan. Pendekatan ini didasarkan atas kenyataan bahwa
khususnya kepemilikan lahan petani perlu mengoptimalkan sumber daya lahan
dengan pelaksanaan diversifikasi usaha dengan tetap menjaga kelestarian sumber
Universitas Sumatera Utara
5
daya alam dan lahan.
Pembangunan pertanian Kabupaten Humbang mempunyai peranan yang
kuat dalam rangka memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
masyarakat melalui kegiatan pengelolaan sumber daya pertanian secara terencana
dan ramah lingkungan.Dalam rangka meningkatkan pembangunan pertanian
diperlukan kelompok tani yang professional yang didukung oleh penyuluh
pertanian yang berkompeten dibidangnya. Melihat realita di lapangan,menurut
data Dinas Pertanian jumlah petani saat ini sebanyak 155,542 yang tersebar di 10
kecamatan yang terdiri dari 153 desa, seyogianya 1 orang PPL per 1 Desa.
Dalam pembangunan pertanian, berbagai usaha pengembangan produktivitas
dilakukan, dimana usaha pokok mutlak dilakukan dengan intensifikasi pertanian
melalui pengadaan sarana produksi yang optimal. Sarana produksi ini mencakup
bibit/benih, pupuk . Semua sarana produksi ini memiliki peranan penting dan
sangat mempengaruhi dalam proses produksi. Pemerintah harus mampu
membantu petani dalam menyediakan dan menyalurkan sarana tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
“Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di Kabupaten Humbang
Hasundutan”
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimanakah prospek pembangunan sektor pertanian dalam upaya peningkatan
perekonomian Kabupaten Humbang Hasundutan?
Universitas Sumatera Utara
6
Apakah ada pengaruh pembangunan sektor pertanian Kabupaten Humbang
Hasundutan terhadap perekonomian masyarakat Kabupaten Humbang
Hasundutan?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui seberapa besar prospek pembangunan sektor pertanian
Kabupaten Humbang Hasudutan dalam mencapai pembangunan ekonomi
KabupatenHumbang Hasundutan.
Untuk mengetahui pengaruh pembangunan sektor pertanian Kabupaten
Humbang Hasundutan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakakat
KabupatenHasundutan.
Untuk mengetahui berapa jauh pemerintah daerah bekerja dalam pembangunan
sector pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Mendapatkan,mengetahui informasi tentang perkembangan pembangunan sektor
pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas
Ekonomi terutama Depertemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan
penelitian selanjutnya.
Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin
ilmu yang penulis tekuni.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah merupakan fungsi dari potensi sumberdaya
alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal, prasarana dan
sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,
situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan dan
pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan, kelembagaan daerah dan
lingkungan pembangunan secara luas.Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah
pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan
seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi di wilayah tersebut (Robinson
Tarigan 2005 : 46).
Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga
berlaku.Namun agar dapat melihat pertambahan dari waktu ke waktu
berikutnya,harus dinyatakan dalam nilai riil,artinya dinyatakan dalam
hargakonstan.Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor
produksi yang beroperasi di daerah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, dan
teknologi), yang berarti secara kasar dapat menggambarkan kemakmuran daerah
tersebut. Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah
yang tercipta di wilayah tersebut, yaitu bagian pendapatan yang mengalir ke luar
wilayah atau mendapat aliran dana dari luar wilayah.
Universitas Sumatera Utara
8
2.1.1. Teori Pertumbuhan Akumulatif (AccumulativeCausation Theory)
Teori pertumbuhan akumulatif lebih berorientasi pasar dengan membuat
kebijakan dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif terhadap wilayah
lain. Untuk itu setiap kebijakan harus mampu menarik modal, ketrampilan, dan
kepakaran ke wilayah tersebut. Teori ini memberi kesempatan setiap wilayah
bersaing dengan wilayah lain tanpa tenggang rasa. Misalnya, kebijakan wilayah
tertentu menyebabkan wilayah lain terbelakang bukan masalah. Proses semacam
ini adalah alamiah dan tidak perlu dirisaukan.
Model pertumbuhan akumulatif memungkinkan suatu wilayah bertumbuh
cepat jika menerapkan kebijakan ekonomi yang tepat.Namun sebaliknya
kebijakan yang keliru berakibat pada merosotnya pertumbuhan ekonomi wilayah.
Model ini memberi perhatian pada: stok entrepreneur, proses pembelajaran,
pendidikan, peningkatan kapasitas kelembagaan, adopsi teknologi dan
perpindahan usaha.
Teori PertumbuhanEkonomi
2.2.1. Pengertian PertumbuhanEkonomi
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kesejahteraan meningkat. Setiap periode kemampuan suatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan ini disebabkan
karena factor-faktor produksi akan selalu mengalami peningkatan dalam jumlah
dan kualitas. Menurut Kuznets (Todaro, 2000:163), pertumbuhan ekonomi
adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan
Universitas Sumatera Utara
9
untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan
kapasitas itu sendiri atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-
penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan), dan ideologis terhadap
berbagai tuntutan keadaan yang ada. Adapun komponen yang terkandung
dalam defenisi diatas adala sebagai berikut:
Kenaikan output secara berkesinambungan adalah manifestasi atau perwujudan
dari apa yang disebut pertumbuhan ekonomi sedangkan kemampuan ekonomi
menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan tanda kematangan
ekonomi (economy maturity) di suatu negara bersangkutan
Perkembangan teknologi merupakan dasar atau prakondisi bagi berlangsungnya
suatu pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, tetapi tidak cukup itu
saja masih dibutuhkan faktor-faktorlain.
Guna mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung di dalam teknologi,
maka perlu diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan, sikap dan
teknologi. (Todaro,2000:144).
Ada tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, yaitu:
Akumulasi modal, meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau sumber dayamanusia.
Pertumbuhan penduduk, yang berapa tahun selanjutnya akan memperbanyak
jumlah angkatankerja.
Kemajuanteknologi.
2.2.2. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Adam Smith
Universitas Sumatera Utara
10
Adam Smith bukan saja terkenal sebagai pelopor ilmu ekonomi dan ahli
ekonomi yang pertama kali mengemukakan pentingnya kebijakan lasissez-faire,
tetapi juga merupakan ahli ekonomi pertama yang banyak menumpahkan
perhatian kepada masalah pembangunan, seperti dapat dilihat dari judul
bukunya,An inqury into the Nature and Causes of the Wealth of Nation.
Tulisan tersebut terutama menganalisis sebab-sebab berkembangnya ekonomi
suatu Negara.Smith mengatakan mengenai corak proses pertumbuhan ekonomi,
bahwa apabila pembangunan sudah terjadi, maka proses tersebut akan terus-
menerus berlangsung secara kumulatif. Apabila pasar berkembang, pembagian
kerja dan spesialisasi akan terjadi, dan yang belakangan ini akan menimbulkan
kenaikan produktivitas.
Teori David Richardo
David Ricardo mengungkapkan pandangannya mengenai pembangunan ekonomi
dengan cara yang tidak sitematis dalam bukunya The Principles of Political
Ecnomy and Taxation. David Ricardo mengungkapkan bahwa faktor yang penting
dalam pertumbuhan ekonomi adalah buruh, pemupukan modal, dan perdagangan
luarnegeri.Seperti ahli ekonomi modern, teori Ricardo menekankan pentingnya
tabungan bagi pembentukkan modal.Dibanding pajak, Ricardo lebih menyetujui
pemupukan modal melalui tabungan.
Tabungan dapat dibentuk melalui penghematan pengeluaran, memproduksi lebih
banyak, dan dengan meningkatkan keuntungan serta mengurangi harga
barang.Semakin banyak tabungan berarti semakin banyak pula pemupukan modal
bagi kegiatan penanaman modal berikutnya. Selain itu, Ricardo juga memberikan
Universitas Sumatera Utara
11
tekanan khusus pada perdagangan luar negeri sebagai sarana memperbaiki
perekonomian, sebab perdagangan luar negeri akan menyebabkan pemanfaatan
sumber daya secara maksimum dan meningkatkan pendapatan.
Teori Neo-Klasik
Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori-teori Neo-Klasik sebelumnya,
yang dikembangkan oleh Solow.Teori ini terfokus pada pembahasan pertumbuhan
ekonomi dimana akumulasi stok barang modal dan keterkaitannya dengan
keputusan masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi.
Teori ini menggambarkan suatu tingkat output tertentu dapat dicapai dengan
menggunakan berbagai kombinasi atau gabungan modal dan tenaga kerja. Oleh
sebab itu dengan tenaga kerja yang tetap akan tetapi dengan tambahan modal
maka output akan dapat ditingkatkan. Hal ini umumnya berlaku pada sector padat
modal dan dengan kemajuan teknologi canggih.
Teori Schumpeter
Schumpeter berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh
komponen kewirausahawan.Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha yang
mempunyai kemampuan dan keberanian mengaplikasikan penemuan-penemuan
baru dalam aktivitas produksi.
Dalam teori ini kemajuan perekonomian kapitalis disebabkan karena diberinya
keleluasaan untuk paraentrepreneurship.Sayangnya keleluasaan tersebut
cenderung menjadi monopoli kekuatan pasar.Monopoli inilah yang akhirnya
memunculkan masalah-masalah non ekonomi, terutama politik, yang
akhirnyamenghancurkan kapitalis itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
12
Teori Harord-Domar
Teori ini dikembangkan secara terpisah dalam periode yang bersamaan oleh E.S.
Domar dan R.F. Harord. Keduanya melihat pentingnya investasi terhadap
pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan meningkatkan stok barang modal
yang memungkinkan peningkatan output. Sumber dana untuk keperluan investasi
berasal dari bagian produksi (pendapatan nasional) yang ditabung.
2.3. Pembangunan Sektor Pertanian
2.3.1. Pengertian Pembangunan
Secara ringkas pembangunan adalah perubahan dan pertumbuhan,
khususnya perubahan struktur dan pertumbuhan ekonomi.Dengan demikian
pembangunan adalah usaha sadar guna mengadakan perubahan struktur dan
pertumbuhan ekonomi yang dilakukan secara berkelanjutan untuk mencapai
kesejahteraan yang lebih baik. Adapun sasaran pembangunan dalam upaya meraih
kehidupan/ kesejahteraan yang lebih baik adalah :
meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barang-barang kebutuhan
pokok,
meningkatkan kualitas/taraf hidup,tidak hanya yang bersifat material, tetapi juga
menumbuhkan rasa percaya diri sebagai individu maupun bangsa,dan
memperluas pilihan-pilihan ekonomi dan dengan membebaskan diri dari
perbudakan,ketergantungan,kebodohan dan kesengsaran.
Peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena
sebagian besar anggota masyarakat di Indonesia menggantungkan hidupnya pada
sektor pertanian. Pembangunan pertanian merupakan suatu proses yang
Universitas Sumatera Utara
13
ditunjukkan untuk selalu meningkatkan produksi pertanian yang sekaligus
mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap petani dengan menambah
modal, skill, dan campur tangan manusia. Tujuan pembangunan pertanian antara
lain adalah meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, membuka lapangan
kerja dan meningkatkan ketahanan pangan. Misi pembangunan pertanian antara
lain, melaksanakan pembangunan pertanian dengan pendekatan agribisnis,
memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal dan meningkatkan aktivitas
pedesaan. Peranan pembangunan pertanian dalam pembangunan ekonomi antara
lain, menyediakan bahan pangan dan bahan baku, menyediakan tenaga potensial
nonpertanian, menghasilkan tambahan modal dan sebagai syarat pokok
pembangunan pertanian.
2.3.2. Syarat-Syarat Pembangunan Pertanian
Menurut Suhendra (2004) di banyak negara, sektor pertanian yang berhasil
merupakan prasyarat bagi pembangunan sektor industri dan jasa. Untuk
keberhasilan suatu pembangunan pertanian diperlukan beberapa syarat atau pra-
kondisi yang untuk tiap-tiap negara atau daerah berbeda-beda. Pra-kondisi ini
meliputi bidang-bidang teknis, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain. Tetapi sekor
industri secara simultan memproduksi sarana-sarana produksi serta alat-alat untuk
meningkatkan produksi pertanian. Peningkatan hasil-hasil produksi pertanian
mendapat pasaran baik di kota. Pemerintah disamping mengadakan investasi-
investasi dalam prasarana berupa jalan-jalan ekonomi dan bangunan-bangunan
irigasi memberikan pula penyuluhan-penyuluhan kepada petani dan organisasi-
organisasi petani mengenai berbagai penemuan teknologi baru. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
14
maka iklim yang baik diciptakan untuk merangsang kegiatan membangun seluruh
sektor pertanian.
(AT.Mosher.1987) menganalisis syarat-syarat pembangunan pertanianjika
pertanian ingin dikembangkan dengan baik.Mosher mengelompokkan syarat-
syarat pembangunan tersebut menjadi dua yaitu syarat-syarat mutlak dan syarat-
syarat pelancar.
Syarat-syarat mutlak menurut Mosher adalah:
Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani
Pembangunan pertanian akan meningkatkan produksi hasil-hasil usahatani. Hasil-
hasil ini tentunya akan dipasarkan dan dijual dengan harga yang cukup tinggi
untuk menutupi biaya dan tenaga yang telah dikeluarkan para petani sewaktu
memproduksinya. Di dalam memasarkan produk hasil-hasil pertanian ini
diperlukan adanya permintaan (demand) akan hasil-hasil pertanian tersebut,
sistem pemasaran, dan kepercayaan para petani pada sistem pemasaran tersebut.
Teknologi yang senantiasa berkembang
Teknologi pertanian berarti cara-cara bertani. Di dalamnya termasuk cara- cara
bagaimana para petani menyebarkan benih, memelihara tanaman dan memungut
hasil serta memelihara sumber-sumber tenaga. juga termasuk berbagai kombinasi
jenis usaha oleh para petani agar dapat menggunakan tenaga dan tanah mereka
sebaik mungkin.
Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal
Sebagian besar metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian
memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi yang khusus oleh
Universitas Sumatera Utara
15
para petani. Diantaranya termasuk bibit, pupuk, obat-obatan pemberantasan hama,
makanan dan obat ternak. Pembangunan pertanian memerlukan semua faktor di
atas tersedianya di berbagai tempat dalam jumlah yang cukup banyak untuk
memenuhi keperluan tiap petani yang mungkin mau menggunakannya.
Adanya perangsang produksi bagi petani
Para petani, sebagai orang yang menginginkan kehidupan yang layak bagi dirinya
dan keluarganya, tentu harus berusaha untuk mencapai tujuan- tujuannya tersebut
dengan usaha taninya.Faktor utama yang merangsangpetani lebih bergairah untuk
meningkatkan produksinya adalah perangsang yang bersifat ekonomis.Faktor
perangsang tersebut adalah harga hasil produksi pertanian yang menguntungkan,
pembagian hasil yang wajar, dan tersedianya barang-barang dan jasa yang ingin di
beli oleh para petani untuk keluarganya.
Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu
Syarat mutlak kelima adalah pengangkutan, tanpa pengangkutan yang efisien dan
murah, keempat syarat mutlak lainnya tidak dapat berjalan dengan efektif, karena
produksi pertanian harus tersebar luas, oleh karena itu diperlukan suatu jaringan
pengangkutan yang bercabang luas untuk membawa bahan-bahan perlengkapan
produksi setiap usaha tani, dan membawa hasil usaha tani ke konsumen di kota-
kota besar dan kecil. Syarat-syarat atau sarana pelancar menurut Mosher adalah :
Pendidikan pembangunan
Pendidikanpembangunandi sini dititik-beratkan pada Pendidikan nonformal yaitu
berupa kursus-kursus,latihan-latihan,penyuluhan-penyuluhan dan
sebagainya.Pendidikan pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
16
produktivitas petani.
Kredit produksi
Untuk meningkatkan produksi, para petani harus lebih banyak mengeluarkan uang
untuk membeli bibit unggul dan obat-obatan pemberantasan hama,pupuk dan alat-
alat lainnya.Pengeluaran-pengeluaran seperti itu harus dibiayai dari tabungan atau
dengan meminjam untuk jangka waktu antara saat bahan-bahan produksi, dan
peralatan itu dibeli dan saat hasil panendapat dijual.Oleh karena itu lembaga-
lembaga perkreditan yang memberikan kredit produksi kepada para petani
merupakan suatu faktor pelancar yang penting bagi pembangunan pertanian.
Kegiatan gotong royong petani
Kegiatan gotong royong petani biasanya dilakukan secara informal.Para petani
bekerjasama dalam menanami tanaman mereka atau dalam memanen hasil panen.
Perbaikan dan perluasan tanah pertanian
Sebagian besar usaha pembangunan pertanian ditujukan untuk menaikan hasil
panen tiap tahun dari tanah yang telah menjadi usaha tani. Ada dua cara tambahan
untuk mempercepat pembangunan pertanian yaitu : Pertama, yaitu memperbaiki
mutu tanah yang telah menjadi usaha tani, misalnya dengan pupuk, irigasi, dan
pengaturan pola tanah. Kedua, mengusahakan tanah baru, misalnya pembukaan
petak-petak sawah baru (ekstensifikasi).
Perencanaan nasional pembangunan pertanian
Perencanaan pertanian adalah proses memutuskan apa yang hendak dilakukan
pemerintah mengenai tiap kebijaksanaan dan kegiatan yang mempengaruhi
pembangunan pertanian selama jangka waktu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
17
2.3.3. Tujuan Pembangunan Pertanian
Salah satu tujuan pembangunan pertanian adalah untukmeningkatkan
produksi hasil pertanian.Hasil-hasil pertanian membutuhkan pasar serta harga
yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya tunai dan daya upaya
yang telah dikeluarkan petani sewaktu memproduksikannya sehingga pasar
menjadi salah satu syarat mutlak dari pembangunan pertanian (Mosher, 1987),
sebaliknya pertanian juga berperan dalam terbentuk dan berkembangnnya pasar
(Mellor, 2013; Kohansal et. al, 2013).
Selanjutnya pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan hasil
dan mutu produksi, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, peternak,
nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan kerja, menunjang
pembangunan industri serta meningkatkan ekspor.Untuk itu semua dilanjutkan
dan ditingkatkan usaha-usaha diversifikasi, intensifikasi, dan enkstensifikasi, serta
rehabilitasi tanah-tanah kritis.
2.3.4. Perkembangan Ekspor Hasil Pertanian
Teori mengenai ekspor terdiri dari Teori Klasik dan Teori Modern. Teori
Klasik dikemukakan oleh beberapa tokoh seperti Adam Smith dengan Teori
Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage/ Absolut Cost) mengemukakan bahwa
negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional karena melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara ini memiliki keunggulan
mutlak tersebut dan akan mengimpor barang bila tidak memiliki keunggulan
mutlak. Walaupun negara yang satu dengan negara yang lain sama-sama dapat
menghasilkan dua jenis barang yang berbeda, tetapi salah satu dari kedua jenis
Universitas Sumatera Utara
18
barang tersebut harus dipilih. Dimana barang yang dipilih adalah barang yang
lebih menguntungkan bagi suatu negara untuk menghasilkan sendiri yang
didasarkan pada keuntungan mutlak (absolute advantage).Tokoh lain dalam teori
Klasik adalah David Ricardo dengan Teori Biaya Relatif (Comparative Cost)
yang mengemukakan bahwa nilai atau harga suatu cost comparative produk
ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk
memproduksinya. Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency),
suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut
dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara
tersebut berproduksi relatif kurang/tidakefisien.
Selain Teori Klasik terdapat juga teori modern yang membahas tentang
ekspor.Diantaranya adalah 1) Teori Heberler yang mengatakan bahwa harga
barang di pasar bukan hanya disebabkan pemakaian tenaga kerja, tetapi
merupakan kombonasi pemakaian faktor produksi (tanah, tenaga kerja dan
modal). Untuk itu Heberler menggunakan konsep opportunity cost atau ongkos
alternatif, yang dapat dijelaskan dengan possibility curve dan digabungkan dengan
indeferencecurve untuk melihat terjadinya perdagangan antar dua negara, dan
sekaligus dapat memperlihatkankeuntungan dari perdagangan internasional
tersebut. 2) Teori Hecksher – Ohlin (H-O) yang menyatakan bahwa perdagangan
internasional antar dua negara yang terjadi karena biaya alternatif (opportunity
cost) berbeda antara kedua negara tersebut, yang disebabkan oleh adanya
perbedaan dalam jumlah faktor produksi (tenaga kerja, modal, dan tanah) yang
Universitas Sumatera Utara
19
dimiliki oleh kedua negara tersebut. Sehingga struktur perdagangan luar negeri
dari suatu negara tergantung pada ketersediaan dan intesitas pemakaian faktor-
faktor produksi dan yang terakhir ditentukan oleh teknologi. Suatu negara akan
berspesialisasi dalam produksi dan mengekspor barang-barang relatif banyak di
negara tersebut dan mengimpor barang yang input utamanya tidak dimiliki oleh
negara tersebut (jumlahnya terbatas). 3) Teori ini dikemukakan oleh Michael E.
Porter. Menurut Porter dalam era persaingan global saat ini, suatu bangsa atau
Negara yang memiliki competitiveadvantage of nation dapat bersaing di pasar
internasional bila memiliki empat faktor penentu yakni Human resources(Sumber
Daya Manusia),Physical resources (Sumberdaya alam),knowledge
resources(IPTEK), capitalresources (permodalan),infrastructure resources
(prasarana).
Ekspor adalah barang-barang atau komoditi yang diperdagangkan di luar
negeri dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing juta dollar US.
kemudian diperdagangkan kepada negara lain dengan tujuan mendapatkan devisa.
Suatu negara dapat mengekspor komoditi-komoditi yang dihasilkannya kepada
negara lain yang tidak dapat menghasilkan komoditi tersebut atau mengalami
kekurangan komoditi yang dihasilkan negara pengeskpor.
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang
berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara
ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada
suatu tahun tertentu (Priadi, 2000)
Universitas Sumatera Utara
20
Fungsi penting komponen ekspor dari perdagagan luar negeri adalah
negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada
gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan
tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan
pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan (Jhingan, 2008).
2.3.5. Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pertanian
Pengeluaran pemerintah di sektor pertanian diarahkan sebagai anggaran
pembangunan pertanian. Anggaran pembangunan sektor pertanian ditujukan
untuk pembiayaan program dan proyek pembangunan sektor pertanian yang
bertujuan sebagai upaya pembangunan pertanian rakyat terpadu, program
pembangunan usaha tani, program diversifikasi pangan dan gizi, program
pengembangan sumber daya, sarana dan prasarana pertanian, program
pengembangan koperasi, program pembinaan daerah pantai, program pembinaan
dan pengelolaan lingkungan hidup, program pendidikan kedinasan, program
peranan wanita, program teknik produksi, program penguasaan teknologi,
program pengkajian dan penelitian, ilmu pengetahuan terapan, dan program
inventarisasi. Pengeluaran pemerintah di sektor pertanian dinilai sebagai investasi
untuk tujuan kekuatan dan ketahanan ekonomi sektor pertanian di masa yang akan
datang.
2.4. Peranan Sekor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi
2.4.1. Tahapan Peranan Pertumbuhan Pertanian
Suatu perekonomian baru dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang
jika pendapatan perkapita menunjukan kecenderungan jangka panjang yang
Universitas Sumatera Utara
21
menaik. Namun tidak berarti pendapatan perkapita akanmenunjukan kenaikan
terus-menerus. Adanya resesi ekonomi, penurunan impor, kekacauan
politik.Dapat mengakibatkan perekonomian mengalami penurunan tingkat
kegiatan ekonominya.Jika kegiatan dimikian hanya bersifat sementara dan
kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun, maka
masyarakat tersebut dapat dikatakan mengalami pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan pada sektor pertanian sangat terkait dengan teori
pertumbuhan The Law of Diminishing Return dari David Ricardo.Dimana
terdapat hukum hasil yang semakin berkurang. Pertumbuhan pada sektorpertanian
juga terbatas pada aspek kuantitas atau pendapatan dan output saja. Di dalam
sektor pertanian ternyata berlaku fluktuasi produksi akibat penggunaan faktor
produksi yang digunakan. Dalam kenyataannya terdapat hukum hasil
yangsemakin berkurang ”the law of diminishing return”. Berkenaan dengan
hukum ini David Ricardo menyatakan bahwa apabila input variabel ditambahkan
penggunaannya sedangkan input lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan
dari setiap tambahan 1 unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik tetapi
kemudian akan menurun apabila input variabel tersebut terus ditambah.
Input tetap adalah tanah dimana dikatakan input tetap karena tanah bersifat
tetap berapapun variabel yang digunakan. dan input variabel adalah tenaga kerja
dan modal (produk marjinal) dari tenaga kerja dan kapital akan menurun dengan
semakin banyaknya kedua input variabel ini digunakan pada sebidang tanah
(Lincolin Arsyad. 2004 : 58-61).
Tahap-tahap pembangunan pertanian
Universitas Sumatera Utara
22
Ada 3 tahap perkembangan pembangunan pertanian, antara lain yaitu :
PertanianTradisional
Dalam pertanian tradisional, produksi dan konsumsi sama banyaknya dan hanya
satu atau dua tanaman saja (biasanya jagung atau padi) yang merupakan sumber
pokok bahan makanan. Produksi dan produktivitasnya rendah karena
hanyamenggunakan peralatan sangat sederhana (teknologi yang dipakai
rendah).Penanaman atau penggunaan modal hanya sedikit saja, sedangkan tanah
dan tenaga kerja manusia merupakan faktor produksi yang dominan.
Pada tahap ini hukum penurunan hasil (law of diminishing return)berlaku karena
terlampau banyak tenaga kerja yang pindah bekerja di lahan
pertanianyangsempit.Kegagalanpanenkarenahujan(banjir),ataukurangsuburnya
tanah, atau karena tindakan-tindakan pemerasan oleh para rentenir, merupakan hal
yang sangat ditakuti oleh para petani.Tenaga kerja banyak yang menganggur
sepanjang tahun, walaupun para pekerja tersebut mungkin bekerja penuh pada
musim tanam dan musim panen.
Para petani biasanya hanya menggarap tanah hanya sebanyak yang bias digarap
oleh keluarganya saja, tanpa memerlukan tenaga kerja bayaran, walaupun ada
sekali. Keadaan lingkungan sangat statis, teknologi sangat terbatas dan sederhana,
sistem kelembagaan sosial, pasar-pasar terpencarjauh, serta jaringan komunikasi
antara daerah pedesaaan dan perkotaan yang kurang memadai cenderung akan
menghambat perkembangan produksi. Dalam keadaan demikian, kekuatan
motivasi utama dalam kehidupan para petani ini barangkali bukanlah
meningkatkan penghasilan, tetapi berusaha untuk bias mempertahankan
Universitas Sumatera Utara
23
kehidupankeluarganya.
Tahap Pertanian Tradisional Menuju Pertanian Modern
Tahap kedua adalah tahap penganekaragaman produk pertanian sudah mulai
terjadi dimana produk pertanian sudah ada yang dijual ke sektor komersil, tetapi
pemakaian modal dan teknologi masih rendah mungkin merupakan suatu tindakan
yang tidak realistis jika menstransformasi secara cepat suatu sistem pertanian
tradisional ke dalam sistem pertanian yang modern (komersial).Upaya untuk
mengenalkan tanaman perdagangan dalam pertanian tradisional seringkali gagal
dalam membantu petani untuk meningkatkan kehidupannya.Menggantungkan diri
pada tanaman perdagangan bagi para petani kecil lebih mengundang resiko dari
pada pertanian subsistem murni karena resiko fluktuasi harga menambah keadaan
menjadi lebih tidak menentu.
Pertanian Modern
Tahap yang ketiga adalah tahap yang menggambarkan pertanian modern yang
produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh pemakaian modal dan
teknologi yang tinggi pula.Pada tahap ini produksi pertanian seluruhnya ditujukan
untuk melayani keperluan pasar komersil. Pertanian modern (spesialisasi) bias
berbeda-beda dalam ukuran dan fungsinya. Mulai dari jenis pertanian buah-
buahan dan sayur-sayuran yang ditanam secara intensif, sampai pada pertanian
gandum dan jagung yang sangat besar seperti di Amerika Utara. Hampir semua
menggunakan peralatan mekanis yang sangat hemat tenaga kerja, mulai dari jenis
traktor yang paling besar dan mesin- mesin panen yang modern, sampai pada
teknik-teknik penyemprotan udara yang memungkinkan satu keluarga bisa
Universitas Sumatera Utara
24
mengolah dan menanami beribu-ribu hektar tanah pertanian.
2.4.2.Kontribusi Ekonomi Sektor Pertanian
Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi
terletak dalamhal: (1) menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada
penduduk yang kian meningkat; (2) meningkatkan permintaan akan produk
industri dan dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder
dan tersier; (3) menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-
barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian terus-menerus;
(4) meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi Pemerintah; dan (5)
memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan.
Mengikuti analisis klasik dari Kuznets, pertanian di negara-negara sedang
berkembang merupakan suatu sektor ekonomi yang sangat potensial dalam empat
bentuk kontribusinya pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional
yaitu sebagai berikut :
Kontribusi Produk
Dalam hipotesisnya, Kuznets melihat bagaimana keterkaitan antara pangsa output
dari sektor pertanian di dalam pertumbuhan relatif dari produk-produk netto
pertanian dan non pertanian. Dalam suatu perekonomian yang sedang berkembang
dimana pendapatan meningkatkan pertumbuhan output di sektor pertanian dapat
diharapkan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan output di sektor non
pertanian dikarenakan oleh tiga alasan. Pertamaelastisitas pendapatan dan
permintaan makanan dan produk-produk pertanian lainnya pada umumnya lebih
kecil dibandingkan dengan pendapatan dan permintaan produk-produk non
Universitas Sumatera Utara
25
pertanian sesuai efek engel.Kedua, sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang pertanian, petani-petani menjadi semakin tergantung pada
input-input yang dibeli dari sektor-sektor ekonomi non pertanian, ini disebut efek
perubahan struktural sumber daya dari pertanian.Ketiga karena permintaan
terhadap produk-produk pertanian meningkat, pengeluaran pangsa petani untuk
makanan pada hargaeceran menurun seiring waktu yang disebut dengan efek
urbanisasi.
Dari segi pasar, Indonesia lebih didominasi oleh produk pertanian import, seperti
buah, beras, bahkan daging.sedangkan dari segi produksi, beberapa industri kelapa
sawit dan rotan di Indonesia mengalami kesulitan mencari bahan baku karena
sebagian besar bahan baku tersebut dijual ke luar negeri dengan harga yang kebih
tinggi.
Universitas Sumatera Utara
26
Kontribusi Pasar
Negara Indonesia dengan populasi pertanian yang tinggi memiliki potensi
pertumbuhan pasar dalam negeri bagi sektor-sektor non pertanian, khususnya
industri.Pengeluaran petani untuk produk-produk industri baik barang-barang
konsumsi maupun barang-barang produsen memperlihatkan suatu aspek dari
kontribusi pasar sektor pertanian terhadap pembangunan ekonomi.Terdapat dua
faktor penting yang dianggap sebagai prasyarat sektor pertanian lewat kontribusi
pasarnya terhadap deversifikasi dan pertumbuhan.Pertama, dampak dari
keterbukaan ekonomi dimana pasar domestik tidak hanya diisi oleh barang-barang
buatan dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Dalam suatu sistem ekonomi
tertutup kebutuhan petani akan barang-barang non makanan harus dipenuhi oleh
industri dalam negeri.
Jadi secara teoritis (dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain mendukung), efek
dari pertumbuhan pasar domestik dari pertumbuhan pasar domestik terhadap
perkembangan dan pertumbuhan industri domestik lebih terjamin daripada dalam
suatu sistem ekonomi terbuka.Sedangkan dalam sistem ekonomi terbuka, industri
dalam negeri menghadapi persaingan dari barang impor. Dengan kata lain,
pertumbuhan konsumsi yang tinggi dari petani tidak menjamin adanya
pertumbuhan yang tinggi di sektor-sektor non pertanian dalam negeri. Kedua,
teknologi yang digunakan di sektor pertanian menentukan tinggi rendahnya
tingkat mekanisasi atau modernisasi sektor tersebut.Permintaan terhadap barang-
Universitas Sumatera Utara
27
barang produksi dari sektor pertanian tradisional lebih kecil dibandingkan
permintaan sektor pertanian modern.
Kontribusi faktor-faktor produksi
Faktor produksi yang dapat dialihkan dari sektor pertanian ke sektor-sektor non
pertanian tanpa harus mengurangi produktivitas di sektor pertanian adalah tenaga
kerja. Secara teoritis banyaknya tenaga kerja di sektor pertanian tidak akan
menurun sampai suatu titik dimana laju pertumbuhan tenaga kerja di sektor non
pertanian melewati tingkat pertumbuhan tenaga kerja (titik balik). Keberhasilan
komtribusi pasar dari sektor pertanian ke sektor non pertanian bergantung kepada
pengaruh keterbukaan ekonomi dan jenis teknologi sektor pertanian.Keterbukaan
ekonomi membuat produk impor turut bersaing di pasar sektor non pertanian
sehingga konsumsi yan tinggi dari petani tidak menajmin pertumbuhan yang
tinggi di sektor non pertanian. Selain itu, semakin modern teknologi yang
digunakan oleh sektor pertanian maka akan semakin tinggi juga demand produk
industri non pertanian.
Di Indonesia hubungan investasi antara sektor pertanian dan sektor non pertanian
harus ditingkatkan agar dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada
pinjaman luar negeri. Untuk dapat merealisasikan hal ini, harus ada surplus
produk pertanianagar dapat dijual ke sektor lain. Hal ini juga tergantung kepada
faktor penawaran yaitu teknologi, infrastruktur dan sumber daya manusia dan juga
faktor permintaan seperti nilai tukar produk pertanian dannon pertanian baik di
pasar domestik dan luar negeri. Petani juga harus net savers, pengeluaran
konsumsi oleh petani (produksi. Tabungan petani) investasi sektor pertanian.
Universitas Sumatera Utara
28
Kontribusi Devisa
Kontribusi sektor pertanian suatu negara terhadap pendapatan devisa adalah lewat
pertumbuhan ekspor dan pengangguran impor negara tersebut atas komoditi-
komoditi pertanian. Kontribusi sektor itu terhadap ekspor juga bersifat tidak
langsung, misalnya lewat peningkatan ekspor atau pengangguran impor produk-
produk berbasis pertanian, seperti makanan, minuman, tekstil dan produk-
produknya, barang-barang dari kulit, ban mobil, dan lain-lain.
Namun peranan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan devisa dapat
berlawanan dengan perannya sebagai kontributor terhadap pasar domestik. Suplai
dari pertanian ke pasar bisa kecil karena sebagian besar dari hasil produksi sektor
tersebut diekspor. Dengan kata lain usaha untuk memenuhi kebutuhan pasar
dalam negeri bisa menjadi suatu faktor penghambat bagi pertumbuhan ekspor.
Untuk menghindari gejala trade-offini, maka ada dua hal yang perlu dilakukan di
sektor pertanian, yakni menambah kapasitas produksi di satu pihak dan
meningkatkan daya saing produk-produknya dipihak lain.
2.4.3. Keterkaitan Terhadap Sektor Pertanian
Keterkaitan produksi antara sektor pertanian dengan sektor-sektor lain
dapat dianalisis dengan memakai metodologi input-output (I-O).Keterkaitan
produksi menunjukkan ketergantungan dalam proses produksi antara satu sektor
dengan sektor lain.
Dalam bentuk keterkaitan ekonomi, sektor pertanian mempunyai tiga
fungsi utama.Pertama sebagai sumber investasi di sektor-sektor non pertanian.
Surplus uang di sektor pertanian menjadi sumber dana investasi di sektor-sektor
Universitas Sumatera Utara
29
lain. Kedua sebagai sumber bahan baku atau input bagi sektor-sektor lain,
khususnya agroindustri dan sektor perdagangan. Ketiga melalui peningkatan
permintaan di pasar output dimana output pertanian sebagai sumber diversifikasi
produksi di sektor-sektor ekonomi lainnya.
Dalam hal ini, sektor ekonomi mempunyai keterkaitan dengan sektor lain
melalui ke empat media yaitu :
Keterkaitan Produk
Merupakan keterkaitan yang terjadi melalui penggunaanproduk suatu sektor
sebagai bahan baku bagi sektor lain.
Keterkaitan Konsumsi
Keterkaitan yang tercipta karena suatu sektor dapat menemukan nilai tambah
suatuproduk dari sektor lain sehingga produk tersebut dikonsumsi oleh rumah
tangga.
Keterkaitan Investasi
Keterkaitan ini tercipta karena nilai tambah dari suatu sektor dipergunakan untuk
membeli barang-barang modal dalam rangka meningkatkan produksi berbagai
ekspor.
Keterkaitan Fiskal
Merupakan keterkaitan yang tercipta karena pajak yang ditarik dari suatu sektor
dipergunakan untuk membiayai investasi dan pelayanan pemerintah yang
berperan dalam meningkatkan produksi-produksi sektor lainnya.
Dari uraian di atas dapat diprediksi apabila sektor pertanian mengalami
stagnasi, kerugian yang dihadapi ekonomi domestik akan sangat besar
Universitas Sumatera Utara
30
akibat industri dan sektor lain yang terkait langsung maupun tidak langsung
dengan pertanian juga mengalami stagnasi.
2.4.4. Keterkaitan Pertanian dengan Industri Pengolahan
Tidak dapat diingkari bahwa krisis ekonomi di Indonesia pada tahun
1997/1998 lalu salah satu penyebabnya adalah karena kesalahan dalam memilih
pola industrilisasi selama pemerintahan orde baru yang tidak berbasis pada
pertanian.Selama krisis juga terbukti bahwa sektor pertanian masih mampu
mengalami laju pertumbuhan yang positif, walaupun sangat kecil, sedangkan
industri pengolahan mengalami suatu laju pertumbuhan yang negatif di atas satu
digit.
Ada beberapa alasan kenapa sektor pertanian yang kuat sangat esensial
dalam proses industrialisasi di negara seperti Indonesia, yakni sebagai berikut :
Sektor pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan terjamin, dan ini merupakan
salah satu prasyarat penting agar proses industrialisasi pada khsuusnya
danpembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung terus. Ketahanan
pangan juga berarti tidak ada kelaparan dan ini menjamin kestabilan sosial dan
politik.
Dari sisi permintaan agregat, pembangunan pertanian yang baik membuat
tingkat pendapatan rill per kapita di sektor tersebut tinggi yang merupakan salah
satu sumber permintaan terhadap barang-barang non makanan, terutama produk-
produk industri.Keterkaitan ini bukan keterkaitan produksi, tetapi keterkaitan
konsumsi atau pendapatan, peningkatan pendapatan di sektor pertanian membuat
permintaan akhir terhadap output di sektor industri juga meningkat. Khususnya di
Universitas Sumatera Utara
31
Indonesia, dimana sebagian besar penduduk tinggal dan kerja di perdesaan dan
mempunyai sumber pendapatan langsung maupun tidak langsung dari kegiatan-
kegiatan pertanian, jelas sektor pertanian merupakan motor utama penggerak
industrialisasi lewat keterkaitan konsumsi atau pendapatan. Selain itu, sektor
pertanian juga berfungsi sebagai sumber
n = 21 ne
N
pertumbuhan output dan diversifikasi produksi di sektor industri lewat efek
permintaan antara: output dari industri menjadi input bagi pertanian.
Dari sisi penawaran agregat, sektor pertanian merupakan salah satu sumber input
bagi industri pengolahan yang mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif,
misalnya industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian jadi,
industri kulit, dan sebagainya.
Masih dari sisi penawaran agregat, pembangunan di pertanian dapat menghasilkan
surplus uang (MS) di sektor tersebut yang bisa menjadi sumber investasi di
sektor-sektor lain, terutama industri pengolahan, misalnya industri skala kecil di
perdesaan. Ini disebut keterkaitan investasi: pertumbuhan output pertanian
menghasilkan dana investasi bagi sektor-sektor lain.
Pembahasan teori mengenai keterkaitan ekonomi antar pertanian dan industri, dan
studi-studi kasus di negara-negara Afrika, Asia, dan Amerika Latin yang
membuktikan betapa pentingnya pertanian bagi pertumbuhan produksi di industri.
Pembahasan teori mengenai keterkaitan ekonomi antar pertanian dan
industri, dan studi-studi kasus di negara-negara Afrika, Asia, dan Amerika Latin
yang membuktikan betapa pentingnya pertanian bagi pertumbuhan produksi di
Universitas Sumatera Utara
32
Industri.Studi tersebut menunjukkan bahwa keterkaitan antar kedua sektor
tersebut didominasi oleh efek keterkaitan pendapatan, bukan efek keterkaitan
produksi dan sangat sedikit bukti mengenai keterkaitan investasi. Oleh karena itu
pertanian memerankan suatu peranan penting dalam pertumbuhan output di
industri.
2.4.5. Pertanian sebagai Sektor Pemimpin
Pentingnya sektor pertanian di dalam perekonomian nasional tidak hanya
diukur dari kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDB atau
pendapatan nasional, kesempatan kerja, dan sebagai salah satu sumber pendapatan
devisa negara, tetapi potensinya juga harus dilihat sebagai salah satu motor
penggerak pertumbuhan output dan diversifikasi produksi di sektor-sektor
ekonomi lainnya. Dalam hal ini pertanian disebut sebagai sektor
“pemimpin”.Artinya, semakin besar ketergantungan daripada pertumbuhan di
sektor-sektor lain terhadap pertumbuhan di sektor pertanian semakin besar peran
pertanian sebagai sektor pemimpin.
Konsep dasar dari pentingnya pertanian sebagai sektor pemimpin di dalam
pembangunan ekonomi nasional dapat dilihat dalam pernyataan dari Simatupang
dan Syafa‟at (2000) sebagai berikut : sektor andalan perekonomian adalah sektor
yang memiliki ketangguhan dan kemampuan tinggi. Sektor andalan merupakan
tulang punggung (backbone) dan mesin penggerak perekonomian (engine of
growth) sehingga dapat pula disebut sebagai sektor kunci atau sektor pemimpin
(leading sector) perekonomian nasional. Menurut mereka, ada lima syarat yang
Universitas Sumatera Utara
33
harus dilihat sebagai kriteria dalam mengevaluasi pertanian sebagai sektor kunci
dalam perekonomian nasional. Kelima syarat tersebut adalah sebagai berikut :
Strategis, dalam artian esensial dan besar kontribusinya dalam mewujudkan
sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan daripada pembangunan ekonomi nasional,
seperti pertumbuhan ekonomi (PDRB) dan kesempatan kerja, peningkatan devisa
negara, pembangunan ekonomi daerah, dan sebagainya.
Tangguh, yang berarti unggul dalam persaingan baik di dalam negeri maupun di
pasar global dan mampu menghadapi gejolak ekonomi, politik, maupun alam.
Pertanian sebagai sektor andalan harus memiliki keunggulan kompetitif, berbasis
pada kemampuan sendiri (domestik) atau kemandirian dan dapat menyesuaikan
terhadap perubahan lingkungan strategis (sosial, ekonomi, politik, dan alam)
Artikulatif, yang artinya pertanian sebagai sektor andalan harus memiliki
kemampuan besar sebagai dinamisator dan fasilitator bagi pertumbuhan output di
sektor-sektor ekonomi lainnya dalam suatu spektrum yang luas.
Progresif, yang berarti pertanian dapat tumbuh secara berkelanjutan tanpa
menimbulkan efek-efek negatif terhadap kualitas lingkungan hidup. Hanya jika
output pertanian tumbuh positif dan berkelanjutan, sektor tersebut dapat berfungsi
sebagai motor pertumbuhan bagi perekonomian nasional.
Responsif, dalam arti pertanian sebagai sektor andalan mampu memberi respons
yang cepat dan besar terhadap setiap kebijaksaan pemerintah.
2.4.6. Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pertanian
Pengeluaran pemerintah di sektor pertanian diarahkan sebagai anggaran
pembangunan pertanian. Anggaran pembangunan sektor pertanian ditujukan
Universitas Sumatera Utara
34
untuk pembiayaan program dan proyek pembangunan sektor pertanian yang
bertujuan sebagai upaya pembangunan pertanian rakyat terpadu, program
pembangunan usaha tani, program diversifikasi pangan dan gizi, program
pengembangan sumber daya, sarana dan prasarana pertanian, program
pengembangan koperasi, program pembinaan daerah pantai, program pembinaan
dan pengelolaan lingkungan hidup, program pendidikan kedinasan, program
peranan wanita, program teknik produksi, program penguasaan teknologi,
program pengkajian dan penelitian, ilmu pengetahuan terapan, dan program
inventarisasi. Pengeluaran pemerintah di sektor pertanian dinilai sebagai investasi
untuk tujuan kekuatan dan ketahanan ekonomi sektor pertanian di masa yang akan
datang.
2.5. Penelitian Terdahulu
Hamonangan (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Prospek Pembangunan
Sektor Pertanian di Kabupaten Karo”.
Tujuan utama Penelitian ini adalah untuk menganalisis prospek pembangunan
sektor pertanian Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.Produksi hasil
pertanian menjadi faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan
perekonomian daerah.Keberhasilan pembangunan sektor pertanian ini dapat
dilihat dari volume dan nilai ekspor hasil pertanian yang terus meningkat.Data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yakni pada tahun 1999-
2008. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, dan hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagai daerah yang termasuk dalam Kawasan Agribisnis
Holtikultura Sumatera (KAHS) memiliki keunggulan kompetitif dalam
Universitas Sumatera Utara
35
perdagangan internasional, khususnya komoditi sayur mayur yang telah lama
menjadi andalan komoditi ekspor.
Putri (2012) dalam penelitiannya ang berjudul “Prospek Pembangunan Sektor
Pertanian di Kabupaten Deli Serdang”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prospek pembangunan sektor
pertanian Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.Produksi Pertanain menjadi
faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah sebagai
bentuk keberhasilan pembangunan pertanian.Datayang digunakan data primer
dan sekunder yakni pada tahun 2010-2014.Metode yang digunakan adalah
metode analisis deskriptif kualitatif.Hasil penelitian ini menunjukan bahwahasi
produksi pertanian 2010-2014 cenderung meningkat.Hal ini dapat dilihat dari
besaran kontribusi produksi pertanian dalam PDRB.Kabupaten Deli Serdang
masih termasuk sebagai daerah kawasan agribisnis tanaman pangan,holtikultura,
perkebunan,peternakandanperikanan yang memiliki keunggulan dalam
pemenuhan pangan yang berkelanjutan.Untuk meningkatkan daya saing produk
pertanian pemerintah berperan aktif dalam memberdayakan petugas dan
masyrakat serta mendorong partisipatif aktif seluruh stekholder untuk
mewujudkan Pertanian yang mau mandiri dan sejahtera.
2.6. Kerangka Konseptual
Prospek pembangunan sektor pertanian merupakan suatu tujuan untuk
mencapai tingkat usaha tani sejalan dengan perkembangan teknologi pertanian di
era globalisasi,maka diharapkan pelaksaan pembangunan kedepan mengalami
kemajuan untuk mencapai tujuan pembangunan yang prospektif.
Universitas Sumatera Utara
36
Hingga saat ini pembangunan sektor pertanian masih memiliki prospek yang
cukup baik untuk dikembangkan mengingat kebutuhan pangan yang semakin
meningkat,ini disebabkan besarnya penduduk Indonesia yang masih
mengandalkan pangan dari produk yang dihasilkan sektor pertanian.Harga yang
semakin stabil dan meningkat pula permintaan terhadap produk pertanian.
Dengan demikin dapat dilihat dan dapat dikatakan bahwa usaha sektor pertanian
sangat prospektif dilihat dari Pengeluaran Pemerintah di sektor pertanian.
Universitas Sumatera Utara
37
Gambar 2.1.
Skema Kerangka Konseptual
Usaha Tani Sektor Pertanian
Produksi
Sektor Pertanian
Layak Secara
Ekonomi untuk
dikembangkan
Produksi
Hasil
Pertanian
Pengeluaran
Pemerintah Daerah di
Sektor Pertanian
Prospektif
Universitas Sumatera Utara
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan
dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan
dan menguji hipotesis penelitian.Dalam mengumpulkan data yang diperlukan
untuk penelitian ini,metode penelitiannya adalah sebagai berikut:
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di kecamatan-kecamatan Kabupaten Humbang
Hasundutan yaitu:
Kecamatan Pakkat
Kecamatan Lintong ni Huta
Kecamatan Onan Ganjang
Kecamatan Doloksanggul
Kecamatan Parlilitan
Kecamatan Pollung
Kecamatan Bakti Raja
Kecamatan Sijama Polang
Kecamatan Paranginan
Kecamatan Tara Bintang.
Universitas Sumatera Utara
39
3.2. Jenis dan Sumber Data
3.2.1. Jenis Data
Jenis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama yang
menjadi objek penelitian.Data Primer dalam penelitian ini diperoleh dari
wawancara dan pengisian kuisioner terhadap para petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan yang dijadikan sampel penelitian.
Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik
oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data sekunder dalam penelitian
ini berfungsi sebagai data pendukung.Data yang dijadikan referensi diperoleh
melalui Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten
Humbang Hasundutan.
3.2.2. SumberData
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen-
dokumenDinas Pertanian,Bappeda,BPS Kabupaten Humbang Hasundutan,serta
beberapa sumber seperti, studi kepustakaan,penelusuran internet,serta sumber-
sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.Data primer diperoleh dari
hasil kuisioner.
Universitas Sumatera Utara
40
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri dari atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2001).Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh petani yaitu 155,542 orang petani yang
bergerak di sektor pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random
sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
dan dimana tiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama
untuk terpilih menjadi sampel. (Sugiyono,2001:93).Dalam penarikan sampel
maka jumlahnya harus representif untuk nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk
memenuhi persyaratan tersebut diambil menggunakan rumus Slovin, yaitu:
n = 21 ne
N
Keterangan:
n = Besar Sampel
N = Jumlah petani di Kabupaten Humbang Hasundutan
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir (tolerance degree of error sampling) yaitu 10%
Universitas Sumatera Utara
41
Dengan menggunakan rumus Slovin tersebut maka :
n = 21 ne
N
= 01)155,542x0.+(1
155,542
=99,93
n = 100 Responden (dibulatkan)
Dari perhitungan tersebut didapat 100 orang.Dengan demikian sampel
yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden.Penentuan jumlah
sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel secara teknik sampel
random sampling, yaitu suatu tipe sampling probabilitas. Teknik ini sangat
populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada
teknik acak ini, secara teoritis, semua anggota dalam populasi mempunyai
probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini
merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan teknik-teknik
sampling yang lain.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya yaitu:
Observasi
Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang
akan diteliti, dalam hal ini adalah petani atau peternak di Kabupaten Humbang
Hasundutan.
Universitas Sumatera Utara
42
Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan
mengadakan tanya jawab dengan para petani atau peternak, pemerintah daerah
Kabupaten Humbang Hasundutan
Kuisioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data atau informasi dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tulis yang berkaitan dengan penelitian,yang
diajukan kepada responden yaitu para petani di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Teknik StudiKepustakaan
Dalam teknik studi kepustakaan ini, penulis mencatat dan mengumpulkan data
atau literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di dalam penelitian
ini, yaitu diperoleh dari buku-buku, artikel, tulisan-tulisan ilmiah, koran, dan
jurnal.
3.5. MetodeAnalisis
Data yang diperoleh dari poin diatas akan dianalisis dengan analisa
deskriptif,yaitu dengan metode analisis dengan menggumpulkan data secara
sistematis,menganalisis dan menginterpretasikan data dengan melalui gambaran-
gambaran sehingga mendapatan kesimpulan.
3.6. Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi tentang variable-variable yang digunakan dan
menghindari terjadinya perbedaan penafsiran, maka penulis memberi definisi dan
batasan variable operasional sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
43
Prospek Pembangunan Sektor Pertanian merupakan suatu potensi pertanian yang
memiliki nilai dalam mendukung pembangunan ekonomi.
Pembangunan Ekonomi menunjuk pada peningkatan pemanfaatan sumber daya
yang ada secaraefisien.
Pengeluaran Pembangunan di Sektor Pertanian adalah biaya yang dikeluarkan
oleh pemerintah untuk melaksanakan program dan proyekpembangunan di sektor
pertanian daerah Kabupaten Humbang Hasundutan yang dinyatakan dalam juta
rupiah.
Universitas Sumatera Utara
44
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Daerah Penelitian
4.1.1.Geografis Daerah
Secara astronomis Humbang Hasundutanterletakpadagaris201‟-2
028‟
Lintang Utara dan 98010‟-98
058‟ Bujur Timur.
Berdasarkan posisi geografisnya, Humbang Hasundutan memiliki batas-
batas:
Utara - Kabupaten Samosir,
Timur- Kabupaten Tapanuli Utara,
Selatan - Kabupaten Tapanuli Tengah,
Barat - Kabupaten Pakpak Bharat.
Kabupaten Humbang Hasundutan sebelumnya merupakan bagian dari
Kabupaten Tapanuli Utara Utara.Kemudian, melalui Undang-undang Nomor 9
Tahun 2003, Humbang Hasundutan dimekarkan menjadisebuah kabupaten yang
otonom.Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri atas 10 kecamatan, 153 desa,
dan 1 kelurahan.Sejak berdirinya, Kabupaten Humbang Hasundutan telah terjadi
perkembangan yang cukup signifikan.
Universitas Sumatera Utara
45
Tabel 4.1.
Nama Ibukota Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan, 2015
Sumber: BPS Kabupaten Humbang Hasundutan 2016
NO Kecamatan Ibukota Kecamatan
1. Pakkat Pakkat Hauagong
2. Onan Ganjang Onan Ganjang
3. Sijamapolang Bonan Dolok
4. Doloksanggul Pasar Doloksanggul
5. Lintong Nihuta Sibuntuon Parpea
6. Paranginan Sihonongan
7. Baktiraja Marbun Toruan
8. Pollung Hutapaung
9. Parlilitan Sihotang Hasugian Tonga
10. Tarabintang Tarabintang
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 4.1.
Peta Kabupaten Humbang Hasundutan
4.1.2.Kondisi Iklim Dan Topografi
Iklim di Kabupaten Humbang Hasundutan tergolong dalam daerah tropis
basah dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.Musim
kemarau biasanya terjadi pada bulan April sampai dengan bulan Agustus dan
musim penghujan biasanya terjadi pada bulan September s/d bulan
Maret.Ketinggian tempat dari permukaan air laut berpengaruh terhadap suhu
udara, yaitu setiap naik 100 m suhu akan turun rata-rata 0,60
sehingga makin
tinggi suatu tempat akan menyebabkan daerah tersebut memiliki suhu lebih
rendah. Suhu udara di Kabupaten Humbang Hasundutan berkisar antara 170C –
290C dan rata-rata kelembaban udara (RH) sebesar 85,94 persen dimana sebagian
besar wilayah barat dari Kabupaten Humbang Hasundutan beriklim panas dan
wilayah timur yang merupakan dataran tinggi berhawa dingin.
Universitas Sumatera Utara
47
Rata-rata tinggi curah hujan yang terjadi di Kabupaten Humbang
Hasundutan setiap bulan tahun 2015 sebesar 251,18 mm dengan jumlah hari hujan
sebanyak 18 hari.
Kabupaten Humbang Hasundutan berada pada ketinggian 330-2.075 m
diatas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan yang berada
pada ketinggian dibawah 500 mdpl hanya sekitar 12% meliputi sebagian
Kecamatan Pakkat dan Tarabintang, 500-1000 mdpl sekitar 36% meliputi
Kecamatan Tarabintang, Baktiraja, sebagian wilayah Kecamatan Pakkat dan
Parlilitan, ketinggian antara 1000-1500 mdpl sekitar 48% meliputi Kecamatan
Doloksanggul, Pollung, Lintongnihuta, Paranginan, Onanganjang, Sijamapolang,
sebagian wilayah Kecamatan Pakkat dan Parlilitan, ketinggian diatas 1500 mdpl
sekitar 3% meliputi daerah Dolok Pinapan. Jika dilihat dari kemiringan tanah
yang tergolong datar hanya 11%, landai sebesar 20%, dan miring terjal 69%.
4.1.3.Kondisi Demografi
Humbang Hasundutan adalah sebuahkabupatendi Sumatera
Utara,Indonesia. Dibentuk pada 28 Juli 2003, kabupaten ini mempunyai luas
sebesar 2.335,33 km² dan beribu kotakan Doloksanggul.Kondisi fisik kabupaten
ini berada pada ketinggian 330-2.075 meter dpl.
Semboyan Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Humbang Hasundutan
HEBAT. Kabupaten Humbang Hasundutan dipimpin oleh Bupati Dosmar
Banjarnahor dan Saut Parlindungan Simamora sebagai wakil bupati.
Mayoritas penduduk Humbang Hasundutanadalah petani.Komoditas
pertanian terbesar adalah kopi.Perkebunan kopi terdiri dari 48.45% luas lahan
Universitas Sumatera Utara
48
mencapai 23,16%. Komoditas lainnya adalah karet, kulit manis, kemikir, coklat,
kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkeh, andaliman, dan jangung.
Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2014
sebesar 181.026 jiwa yang terdiri dari 89.906 jiwa laki-laki dan 91.120 jiwa
perempuan. Dari komposisi penduduk tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk
laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.Jumlah
penduduk terbesar berada di Kecamatan Doloksanggul sebesar 46.715 jiwa
sedangkan penduduk terkecil berada di Kecamatan Sijamapolang sebesar 5.315
jiwa.Perkembangan penduduk yang sangat pesat terdapat di Kecamatan
Doloksanggul sebagai dampak dari tingginya tingkat perpindahan penduduk ke
Kota Doloksanggul sebagai ibukota Kabupaten Humbang Hasundutan.
4.1.4. Potensi Wilayah
Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki banyak potensi, salah satunya
Kopi Lintong dengan luas panen 9.246 Ha dari luas wilayah 251.765,93 Ha
dengan hasil produksi 6.461 ton pertahun.Di Kecamatan Lintongnihuta sentra
penghasil kopi Lintong ini tidak sulit dijumpai pengusaha kopi berkewarga
negaraan asing. Bahkan kalau kebun kopi ini dibuat jadi sasaran pariwasata masih
sangat memungkinkan seperti yang dibuat oleh Gani Silaban, Jimmi Panjaitan
yang mengajak wisatawan mancanegara dan lokal field trip ke kebun kopi untuk
memetik kopi, menjemur kopi, menggiling lalu meminum kopi Lintong itu
langsung di kebun kopi yang berada di punggung Bukit Barisan. Potensi yang
sedang hangat-hangatnya diminati sekarang oleh pengusaha adalah potensi air
terjun yang dirubah menjadi listrik atau Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro
Universitas Sumatera Utara
49
(PLTMH). Ada 23 potensi, dimana ada 2 perusahaan sudah beroperasi, 3
perusahaan sedang melakukan konstruksi, 14 perusahaan pembebasan lahan dan 1
perusahaan melakukan studi kelayakan. Pengusaha yang berminat ada dari dalam
negeri dan luar negeri seperi Singapura, Hongkong.Listrik yang dihasilkan dari
kabupaten ini diharapkan memenuhi kebutuhan listrik Sumatera Utara yang
minus. Dengan penduduk 191.927 yang mayoritas petani masih banyak
ditemukan lahan kosong yang cocok ditanami tanaman muda seperti cabe, kol,
tomat, kentang, wortel, bawang daun, terong, buncis, ubi taiwan/ubi rambat,
lobak. Hanya saja masih terkendala dengan modal, pupuk dan harga yang
fluktuatif. Kalau sektor pertanian ini bisa dikembangkan dengan bagus apalagi
dengan cara pertanian organik maka akan terbuka pasar ke Singapura yang
meminati produk-produk pertanian organik. Saat ini saja ubi taiwan/ubi rambat
dan lobak organik dari kabupaten ini menjadi sangat diminati oleh warga
Jepang.Ubi dan lobak dikemas di pabrik pengolahannya di Kecamatan Paranginan
oleh PT. Toba Agri Mandiri (TAM) selanjutnya dikirim ke Pelabuhan Belawan-
Medan untuk diekspor ke Jepang memakai kontainer berpendingin. Lahan kosong
dengan padang rumput yang memiliki iklim sejuk juga cocok mengembangkan
peternakan sapi, kerbau dan babi. Lihat saja saat ini di Kecamatan Pollung,
sekelompok orang mantan dosen dan mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor
(IPB) membuat integrated farming system atau sistem pertanian tepadu. Dimana
dihamparan ladang yang kosong, mereka memelihara kerbau dan babi.Sedangkan
untuk pakan ternak itu, mereka menanam rumput gajah dan jagung.Kotoran ternak
diolah menjadi biogas yang mampu menghidupkan lampu dan kompor untuk
Universitas Sumatera Utara
50
memasak.Kalau sistem pertanian ini ada di setiap desa dimana rakyat diorganisir
mewujudkannya maka sejahteralah anak negeri disini. Ditingkat masyarakat
potensi ini belum tergali, masih banyak kita temui laki-laki di desa di 10
kecamatan di Kabupaten Humbahas banyak menghabiskan waktu di warung kopi
mengobrol ngalur-ngidul tak karuan, bermain dam batu, joker karo dan bermain
catur.
4.2. Pertumbuhan Ekonomi KabupatenHumbang Hasundutan
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak
kebijaksanaan pembagunan yang dilaksanakan, khususnya bidang
ekonomi.Pertumbuhan tersebut merupakan perubahan jumlah produksi yang
dibentuk dari berbagai macam sector ekonomi yang secara tidak langsung, hal ini
merupakan gambaran tingkat perubahan ekonomi yang terjadi di suatu daerah.
Bagi suatu daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan
pembangunan yang dicapai dan juga berguna untuk menentukan arah kebijakan
pembangunan yang akan datang.
Untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat melalui
perubahan PDRB atas dasar harga konstan.
4.3. Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan
Sektor pertanian adalah penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten
Humbang Hasundutan hingga saat ini. Hal tersebut dapat dipahami karena daerah
Kabupaten Humbang merupakan daerah pertanian dataran tinggi. Jumlah luas
hutan dan perairan pada saat ini adalah 129.984,jumlah luas hutan lindung adalah
59.731,07 ha. Kemudian hutan suaka alam ada seluas 56.266,87 ha.Perkembangan
Universitas Sumatera Utara
51
PDRB sektor pertanian dapat dilihat pada tabel 4.6 dimana pendapatan sektor
pertanian setiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai 2015
atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan yang dimana sekitar 85%
penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan bekerja sebagai petani yang persenan
nya lebih banyak dari semua sektor yang hanya beberapa persen lagi disebabkan
lebih dari setengah persen telah dikuasai oleh sektor pertanian di kabupaten
Humbang Hasundutan yang terdiri dari 10 kecamatan.
Tabel 4.2.
Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun2012-2015
Sumber:BPS Kabupaten Humbang Hasundutan 2016
Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar dalam perekonomian Kabupaten
Humbang Hasundutan tidak lepas dari komoditi pertanian yang menjadi
andalan.Adapun jenis tanaman yang dibudidayakan di Kabupaten Humbangadalah
jenis tanaman pangan,holtikultura, dan perkebunan.Sebagai gambaran atas
kegiatan pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, perkembangan kegiatan
pertanian dari tahun 2012-2015 adalah diuraikan seperti berikut ini.
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2012-2015
Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2010
2012 1.570.013,5 1.406.596,7
2013 1.749.554,7 1.477.479,0
2014 1.892.628,9 1.525.322,4
2015 2.051.964,5 1.585.938,7
Universitas Sumatera Utara
52
Dari jenis tanaman jagung, tanaman jagung adalah merupakan tanaman
yang paling dominan dimana pada tahun 2012 luas pertanaman padi tercatat 19,73
Ha, dan pada tahun 2015 seluas 18,41 ha. Walaupun terlihat adanya fluktuasi luas
pertanaman padi dari tahun 2012 hingga tahun 2015 namun jenis tanaman adalah
tetap sebagai jenis tanaman terluas dalam tanaman umbi umbian. Perkembangan
luas dan produksi tanaman umbi-umbian dimaksud selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3.
Luas Tanam (Ha) Produksi Tanaman Pangan (Ton)
Kabupaten Humbang Hasundutan
No Uraian 2012 2013 2014 2015
01 Luas Panen Padi 19,73 19,00 18,77 18,41
02 Luas Panen Jagung 0,59 0,47 0,40 0,52
03 Luas Panen Kacang Kedelai 9,00 0,01 - -
04 Luas Panen Kacang Tanah 4,2 4,1 4,6 4,4
05 Luas Panen Ubi Kayu 4,6 4,5 4,6 0,39
06 Luas Panen Ubi Jalar 0,54 0,39 0,46 0,39
07 Produksi Padi 103,93 103,96 103,72 101,89
08 Produksi Jagung 2,65 1,30 1,36 2,52
09 Produksi Kacang Kedelai 9,90 0,0042 - -
10 Produksi Kacang Tanah 0,64 0,54 0,63 0,66 11 Produksi Ubi Kayu
14,64 15,92 16,50 12,47 12 Produksi Ubi Jalar 6,77 7,65 7,33 8,17
Sumber:BPS Kabupaten Humbang Hasundutan 2016
Perkembangan produksi padi di Kabupaten Humbang adalah sebagai
berikut: pada tahun 2012 produksi padi adalah sebesar 103,93 ton, pada tahun
2013 sebesar 104,96 ton, tahun 2014 sebesar 103,72 ton, dan pada tahun 2015
produksi padi sebesar 101,89 ton. Produksi padi terlihat fluktuatif sesuai dengan
fluktuasi luas penanamannya dan kondisi musim. Bila dilihat dari produktivitas
Universitas Sumatera Utara
53
padi per unit luas lahan tanaman maka terlihat adanya penurunan produksi dari
tahun ke tahun.
Jenis tanaman lainnya yang juga cukup banyak dihasilkan petani di
Kabupaten Humbang Hasundutan yang tersebar di 10 kecamatan yang dimana
hasil nya adalah jenis tanaman buah-buahan seperti buah mangga, durian, jeruk,
pisang, salak, pepaya, nenas, markisa, terong belanda. Perkembangan produksi
tanaman buah-buahan di Kabupaten Humbang Hasundutan dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2015 dimana ada yang mengalami peningkatan dan ada yang
mengalami penurunan yang ditunjukan pada tabel berikut selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4.
Perkembangan Produksi Buah-buahan (Ton) Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2012-2015
No Uraian 2012 2013 2014 2015
01 Mangga 475,6 343,2 317,0 233,3
02 Durian 1..634,1 2.060,5 959,5 3.514,1
03 Jeruk 1.488,0 2.277,0 15.176,2 1.240,9
04 Pisang 1.734,4 2.220,8 2.336,9 2.146,4
05 Pepaya 100,1 183,5 117,6 107,5
06 Salak 3.645,0 5.933,3 5.368,8 7.264,0
07 Nenas 92,6 179,3 128,3 127,9
Sumber:BPS Kabupaten Humbang Hasundutan 2016
Dari tabel 4.4 dapat dilhat bahwa produksi buah-buahan dari tahun ke tahun
mengalami kecenderungan penurunan setiap tahun nya,hanya produksi buah
salak
yang mengalami peingkatan yang cukup signifikan yakni meningkat dari 3645 ton
pada tahun 2012 menjadi 5933,3 ton pada tahun 2013, 5.368,8ton pada tahun
Universitas Sumatera Utara
54
2014 menjadi 7.264 pada tahun 2015.
Kabupaten Humbang Hasundutan juga cukup terkenal sebagai penghasil
sayur-sayuran di Propinsi Sumatera Utara.Jenis sayur-sayuran yang dihasilkan
dari Kabupaten Humbang Hasundutan antara lain adalah bawang, kentang,
kubis,kembang kol, wortel, tomat, buncis, dan lain sebagainya. Perkembangan
produksi sayur-sayuran di Kabupaten Humbang Hasundutan dari tahun 2012
sampai dengantahun 2015 selengkapya dapat dilihat pada tabel 4.5 Dari tabel 4.5
dapat dilihat bahwa produksi sayur-sayuran di Kabupaten Humbang Hasundutan
dari tahun 2012 hingga tahun 2015 berfluktuasi yakni pada tahun 2012 produksi
bawang merah sebesar 1.361,2 ton, tahun 2013 menurun menjadi 772,9 ton,
tahun 2014 meningkat kembali menjadi 997,1ton, tahun 2015 menjadi
985,1.Kecenderungan penurunan produksi sayur-sayuran disebabkan oleh
beberapa faktor seperti adanya penyakit dan kondisi iklim serta kondisi pasar
.pada tabel 4.5 terlihat ada yang mengalami penurunan ada yang mengalami
peningkatan setiap tahun nya.perkembangan produksi sayur-sayuran di kabupaten
HumbangHasundutan tidak terlalu menghasilkan hasil produksi yang banyak
masih berada dibawah hasil produksi perkebunan seperti kopi,kemenyan dan yang
hasil perkebunan yang lainnya yang banyak menghasilkan produksi walaupun
demikian produksi tanaman sayur-sayuran salah satu yang terbaik.
Tabel 4.5.
Perkembangan Produksi Sayur-sayuran (Ton)
Humbang Hasundutan Tahun 2012-2015
Universitas Sumatera Utara
55
No Uraian 2012 2013 2014 2015
01 Bawang Merah 1.361,2 772,9 997,1 985,1
02 Bawang Putih - - - -
03 Bawang Daun/ Pere 794,2 666,2 1115,9 1250,0
04 Kentang 2.752,1 2.846,9 2.853,0 2.306,9
05 Kubis 4.306,2 ..383,7 6.069,0 5.562,1
06 Kembang kol 275,8 418,1 731,0 637,2
07 Petsai 828,8 887,2 1205,9 1323,7
08 Wortel 1.027,8 1.497,3 1.734,5 1.609,1
09 Kacang Merah - 88,5 119,1 178,4
10 Kacang Panjang 253,8 293,2 265,7 222,7
11 Cabe Rawit 735,7 1.424,3 1.013,7 1.716,0
12 Cabe 3.408,4 4.121,2 3.952,9 5.258,5
13 Tomat 1.979,7 2.974,3 2.545,1 2.953,5
14 Terung 273,0 243,9 273,9 435,1
15 Buncis 156,9 205,3 218,9 400,1
16 Ketimun 239,7 182,8 287,8 449,6
17 Labu siam - - 98,0 136,4
18 Kangkung - 9,9 15,2 30,2
Sumber : BPS Kabupaten Humbang Hasundutan 2016
Kabupaten Humbang Hasundutan termasuk daerah yang swasembada beras
hingga saat ini.Namun demikian ada kecenderungan akan terancam akibat
Universitas Sumatera Utara
56
pertambahan jumlah akibat terjadinya pengurangan kapasitas sumber daya air
irigasi. Perkembangan luas tanam dan produksi padi ladang dan padi sawah di
Kabupaten Humbang Hasundutan terhitung mulai dari tahun 2012 hingga tahun
2015 ialah seperti diperlihatkan pada tabel 4.5 dimanaproduksi padi ladang dan
padi sawah ada yang mengalami peningkatan dan ada yang mengalami
penurunan,produksi padi ladang dan padisawah tidak sedikit juga yang beredar ke
berbagai kabupaten seperti kabupaten samosir,tapanuli bahkan kabupaten deli
serdang juga ada terdapat hasil produksi dari padi sawah dan padi ladang dari
kabupaten Humbang Hasundutan.Luas tanam dan hasil produksi sangat jauh
perbandingan nya dimana kalau di lihat dari tabel hasil produksi dengan luas
tanambanyak keuntungan yang petani hasilkan dari tahun ke tahun seperti terlihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.6.
Luas Tanam dan Produksi Padi Ladang dan Sawah (Ha/ Ton)
Kabupaten Humbang Hasundutan
No Uraian 2012 2013 2014 2015
1 Luas panen padi ladang 1 .426 1 .425 1 .593 1 .421
2 Luas panen padi sawah 18 .302 17. 577 17 .174 16 .988
3 Produksi padi ladang 4 .459,65 5 .001,31 5. 945,80 6 .144,95
4 Produksi padi sawah 99 .468,52 99. 954,83 97 .771,60 95. 749,63
TOTAL `123.656,17 123,892,14 122.484,4 120.303,58
Sumber : BPS Kabupaten Humbang Hasundutan 2016
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa luas tanam padi ladang dari tahun 2012 sampai
dengan 2015 ada kecenderungan peningkatan yang diikuti dengan jumlah
Universitas Sumatera Utara
57
produksi padi sawah hingga tahun 2012 sampai tahun 2015 mengalami
penurunan.Untuk produktivitas padi ladang dapat dilihat berturut-turut dari tahun
2012 sampai dengan 2015 adalah 4.459,65 ton/ha 5.001,31 ton/ha 5.945,80
ton/ha6.144,95 ton/ha;
Sementara itu produktivitas padi sawah berturut-turut dari tahun 2012
sampai dengan 2015 adalah 99 .468,52 ton/ha;ton/ha; 99. 954,83 ton/ha;ton/ha;
97.771,60 ton/ha; 95.749,63 ton/ha;.Dalam rangka meningkatkan konsumsi
protein hewani yang bersumber dari ternak dan hasil ikutannya di Kabupaten
Humbang Hasundutan, pemerintah daerah selalu berusaha meningkatkan produksi
ternak baik melalui pembinaan ke lapangan maupun melalui bantuan-bantuan
yang telah diberikan kepada masyarakat. Di bawah ini dapat kita lihat populasi
ternak di Kabupaten Humbang dari tahun 2012 sampai dengan 2015 sebagaimana
terlihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7.
Perkembangan Populasi Ternak Rakyat (Ekor) Tahun 2012-2015
No Uraian 2012 2013 2014 2015
01 Sapi 1.021 1 .102 1 .225 1. 282
02 Kerbau 13 .449 9 .830 10 .910 10. 975
03 Kuda 604 554 525 488
04 Kambing 2 .086 2 .370 2 .665 2. 460
05 Babi 36 .693 33 .752 40 .260 41. 173
Sumber : BPS Kabupaten Humbang Hasundutan 2016
Dari tabel 4.7 di atas dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis ternak
yaitu Ruminansia Monogastrik dan jenis unggas. Sedangkan Ruminansia dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu Ruminansia besar (sapi,kerbau,kuda), Ruminansia kecil
Universitas Sumatera Utara
58
(kambing), sedangkan yang masuk Monogastrik adalah ternak babi dan yang
termasuk unggas adalah ayam dan itik. Apabila dilihat dari kecenderungan
populasi ternak di Kabupaten Humbang dari tahun 2012 ke tahun 2015
mengalami peingkatan populasi ternak.diantara Populasi terna Ruminansia besar
hanya ternak kuda yang mengalami penurunan selebihnya mengalami
peningkatan.Jenis ternak Ruminansia kecil yaitu ternak kambing pada tahun
2012 sampai 2014 mengalami peningkatan akan tetapi mengalami penurunan
pada tahun 2015.Jenis ternak monogastrik yaitu ternak babi pada tahun 2012
sampai pada tahun 2013 mengalami penurunan sedangkan pada tahun 2014
sampai tahun 2015 mengalami peningkatan dari 40.260 ke 41.173 ekor.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan dan konsumsi protein hewani
yang bersumber dari ikan di Kabupaten Humbang telah diupayakan intensifikasi,
extensifikasi dan diversifikasi usaha. Perkembangan populasi ikan di Kabupaten
Humbang dari tahun 2012 hingga tahun 2015 selengkapnya dapat dilihat dibawah.
Tabel 4.8.
Produksi Ikan Menurut Tempat Pemeliharaan (Ton) Tahun 2012-2015
No Uraian 2012 2013 2014 2015
01 Kolam 642,84 577,80 548,5 491,6
02 Jaring Apung 1.024,80 972,80 501,7 394,3
03 Sawah 342,35 153,90 113,9 102,5
Sumber : BPS Kabupaten Humbang Hasundutan 2016
Dari tabel 4.8 tersebut di atas dapat dilihat bahwa secara umum produksi ikan di
Kabupaten Humbang terjadi penurunan yang cukup derastis dari tahun ke tahun,
hal ini dapat dilihat dari produksi ikan di kolam pada tahun 2012 produksi sebesar
Universitas Sumatera Utara
59
642,84 ton, sedangkan pada tahun 2013 sudah menjadi 577,80 ton. Produksi ikan
dari 59 jaring apung juga mengalami penurunan yaitu pada tahun 2014 501,7 pada
tahun 2015 menjadi 394,3 ton.Produksi ikan di sawah juga mengalami hal yang
sama dimana setiap tahun nya terjadi nya penurunan produksi.Produksi ikan di
Kabupaten Humbang Hasundutan tidak begitu berkembang seperti terlihat pada
tabel diatas tidak adanya yang terlalu berkembang dari hasil ikan menurut tempat
pemeliharaan di kabupaten Humbang Hasundutan.
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.9.
Perkembangan Produksi Perkebunan (Ton) Kabupaten Humbang
Hasundutan 2012-2015
Sumber : BPS Kabupaten Humbang Hasundutan 2016
Pada table 4.9 dapat diketahui produksi yang paling unggul dan meningkat
dari tahun ke tahun adalah jenis tanaman karet dan kopi yaitu karet pada tahun
2012 produksi nya sebesar 2.084,70 ton meningkat pada tahun 2015 terakhir
sebesar 2.177,50 ton dengan total luas tanaman sebesar 4.290,50 ha.Produksi
Kopi meningkat dari tahun 2012,2013,2014 dan 2015 seperti terlihat pada tabel
produksi terakhir pada tahun 2015 adalah sebesar 4 290,50 ton dengan luas
tanaman 11.353,85 ha Produksi dan luas lahan cenderung berfluktuasi dipengaruhi
kemajuan teknologi pertanian meskipun luas lahan menurun namun produksi tetap
meningkat.
No Uraiain 2012 2013 2014 2015
1 Karet 2. 084,70 2 .139,70 2 .171,40 2. 177,50
2 Kelapa 154,50 156,40 156,10 157,57
3 Kelapa Sawit 340,90 346,40 346,15 346,50
4 Aren 123,22 123,26 125,41 -
5 Kopi 5 .981,62 6. 118,81 6 .143,50 6. 191,47
6 Kakao 444,30 454,34 465,30 470,40
7 Kemenyan 860,60 859,31 859,15 861,30
8 Andaliman - 1,86 1,85 -
9 Tembakau 153,80 153,05 153,90 155,38
10 Nilam 2,20 2,22 2,21 -
Universitas Sumatera Utara
61
4.3.1. Perkembangan Ekspor Hasil Pertanian KabupatenHumbang Hasundutan
Perkembangan datak omoditi ekspor dari Kabupaten Humbang
Hasundutan terhitung sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 dari Kabupaten
Humbang Hasundutan secara garis besar dapat dilihat pada table 4.10 dibawah ini
yang dimana kemenyan di ekspor 100% langsung dari hasil produksi yang
dihasilkan sedangkan hasil produksi dari kopi di ekspor sekitar 85% dari hasil
produksi petani di kabupaten Humbang Hasundutan dimana penghasil kopi
terbaik berada di kecamatan Lintong nihuta yang menghasilkan kopi yang paling
besar dari semua kecamatan.
Tabel 4.10.
Realisasi Ekspor Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012 – 2015
Sumber : Dinas Perindagkop Humbang Hasundutan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa volume ekspor pada tahun 2012sebesar
5.944,97 ton, tahun 2013 sebesar 6.060,29 ton, tahun 2014 adalah 6.081,12 ton
danpadatahun2015 sebesar 6.124,04 ton.
Negara tujuan ekspor dari Kabupaten Humbang Hasundutan adalah ke
negara Singapura dan Amerika,Dari tabel realisasi ekspor Kabupaten Humbang
No Komoditi
2012 2013 2014 2015
VL (TON) VL (TON) VL (TON) VL (TON)
01 Kopi 5.084,37 5.200,98 5.221,97 5.262,74
02 Kemenyan 860,60 859,31 859,15 861,30
Jumlah 5.944,97 6.060,29 6.081,12 6.124,04
Universitas Sumatera Utara
62
memperlihatkan hanya 2 komoditi yang di ekspor yang berjenis tanaman
perkebunan,hal ini disebabkan menurunnya kualitas produk untuk dapat bersaing
di pasar internasional dan Hal ini menunjukkan kurangnya perhatian dan
keseriusan para petani dan pemerintah dalam membenahi hasil hasil produksi
pertanian.
Selain itu faktor kurang terbukanya masyarakat terhadap kemajuan
teknologi, dimana mereka hanya mengandalkan cara tradisional memperlambat
perkembangan produktivitas dari sektor pertanian .Pemerintah sudah banyak
mengadakan penyuluhan-penyuluhan pertanian dalam membantu para petani
menghasilkan produksecara maksimal dan memperhatikan faktor kualitasnya.
Perkembangan teknologi yang semakin maju telah membantu petani dalam
meningkatkan produksi komoditi-komoditi pertanian, baik itu berupa mesin-mesin
yang mempermudah pengolahan lahan dan produk.Selain itu semakin baiknya
fasilitas-fasilitas yang ada baik dari bantuan pemerintah maupun swasta telah
memotivasi para petani. Dari seluruh kecamatan di daerah Kabupaten Humbang
Hasundutan diharapkan telah terjamah teknologi pertanian, dan itu menjadi tujuan
pemerintah daerah guna mempertahankan prestasi yang telah dicapai bahkan
meningkat kan prestasi tersebut dan peranan pemerintah lebih banyak berperan
untuk meningkatkan hasil-hasil ekspor yang sangat penting untuk kemajuan
pertanian yang berada di di seluruh kecamatan-kecamatan di Kabupaten Humbang
Hasundutan.
Universitas Sumatera Utara
63
Tabel 4.11.
Luas Lahan Tanam, Luas Panen, dan jumlah Produksi Tanaman Pangan
dan Holtikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012-2015
Sumber: BPS Humbang Hasundutan 2016
Tabel 4.11 memperlihatkan perkembangan yang berluktuasi antara luas
lahan tanam, luas panen, dan jumlah produksi. Luas lahan tanam meningkat dari
tahun 2012- 2014 tetapi menurun pada tahun 2015, hal ini disebabkan bergesernya
fungsi lahan menjadi daerah pemukiman dan bangunan-bangunan sebagai wujud
dari pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Luas lahan produktif sangat
menentukan terhadap luas panen dan jumlah produksi. Luas lahan tanam akan
sebanding dengan luas panen, apabila luas tanam meningkat. Makaluas panen
juga akan meningkat dan sebaliknya. Kecuali terjadi faktor-faktor luar yang tidak
dapat diperhitungkan seperti bencana alam.
Tahun Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
2012 22.571,00 24.162,00 247.175,05
2013 23.696,00 23.060,00 152.292,98
2014 24.086,00 23.088,00 151,917,18
2015 23.485,00 6.227,00 150.916,08
Universitas Sumatera Utara
64
4.4. Program Pembangunan Sektor Pertanian Kabupaten Humbang
Hasundutan
4.4.1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Program Peningkatan Kesejahteraan petani bertujuan untuk mewujudkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat petani pedesan, sasaran dalam program ini
adalah meningkatnya produksi, produktivitas pertanian perkebunan dan
peternakan indikator keberhasilan program ini dapat dilihat dari tingkat produksi
hasil pertanian, perkebunan, peternakan yang meningkat sehingga dapat menjadi
ukuran kesejahteraan petani daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dilihat dari
segi pendapatannya yang menigkat.
Pemberian bantuan kepada penyuluh berupa biaya operasional penyuluh
dan diberikan honorarium bagi tenaga harian lepas tenaga bantu penyuluh
pertanian.
Kegiatan pokok program ini meliputi:
Penyelenggaraaan program penyuluhan dan pendampingan petani dalam Program
Peningkatan kemampuan lembaga petani.
Biaya Operasional Penyuluh Pertanian.
4.4.2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
Program ini bertujuan untuk meninngkatkan produksi dan produktivitas
pertanian, perkebunan dan dalam pengembangan peningkatan ketahanan
pangan.Untuk mendukung ketahanan pangan dilaksanakan melalui intensifikasi
dan ekstensifikasi khususnya perbaikan sarana dan prasarana pertanian.
Kegiatan program ini meliputi :
Universitas Sumatera Utara
65
Pembangunan Embung
Pembangunan Dam Parit.
Pengembangan Jaringan Irigasi Tersier (P-JIT).
Rehabilitasi Jalan Usaha Tani (JUT).
Bantuan alat dan mesin pertanian serta bantuan bibit.
Sasaran program ini adalah agar setiap tahun nya terjadi produktifitas
pertanian khususnya tanaman pangan seperti padi (sawah dan ladang) dari 5,236
ton per hektar pada tahun 2011 menjadi 5,268 ton per hektar pada tahun
2012,jagung dari 4,3 ton per hektar menjadi 4,5 ton per hektar,ubi kayu dari 28,46
ton per hektar menjadi 12,53 ton per hektar.
4.4.3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan
Perkebunan
Program ini bertujuan agar pemasaran hasil produksi pertanian dan
perkebunan di Kabupaten Humbang Hasundutan semakin meningkat.
Kegiatan pokok yang dilakukan program ini adalah:
Pekan Pasar Petani
Fasilitas Penangkar
Pembangunan sarana dan prasarana pasar di kecamatan atau pedesaan untuk
memaksimalkan produksi hasil pertanian danperkebunan.
Dilakukannya promosi atas hasil produksi pertanian dan perkebunan
unggulandaerah.
Penyuluhan dan pemasaran produksi pertanian dan perkebunan.
Universitas Sumatera Utara
66
4.4.4. Program Peningkatan Produksi Pertanian danPerkebunan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi baik pertanian
maupun perkebunan agar lebih maksimal produktifitas yang dihasilkan di
kabupaten Humbang Hasundutan.
Kegiatan pokok program ini adalah:
Peningkatan Mutu Tembakau
Pembinasaan Petani Karet
Rapat Posko Kecamatan
Rapat Posko Kabupaten
Pendampingan dan monitoring Evaluasi PUAP
Rembug Kelomp[ok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan
Rembug Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten
Jambore Penyuluh Pertanian
Pengembangan Komoditi Buah Jeruk
Pembinaan Petani Penerima Bibit Apel
Penyuluhan peningkatan produksi pertanian
Penyuluhan peningkatan produksi perkebunan
Penyediaan Sarana Produksi Pertanian danPerkebunan
Pengembangan Bibit Unggul Pertanian danPerkebunan
Sertifikasi bibit unggul pertanian danperkebunan
Monitoring, evaluasi danpelaporan
Universitas Sumatera Utara
67
4.4.5. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Program peningkatan penerapan teknologi peetanian/perkebunan ini
bertujuan agar penerapan Teknologi pertanian yang semakin canggih dapat
semakin terdoktrin di mindset pertanian dan perkebunan Kabupaten Humbang
Hasundutan.
KegiatanProgram ini meliputi:
Pembangunan Embung
Pembangunan Dam Parit
Pengembangaan/Pembangunan Jaringan Irigasi Tersier (P-JIT)
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (R-JIT)
Pencacahan Curha Hujan/Iklim
Biaya OPerasional Pemeliharaan Traktor Besar 2015
Penyusuhanan Data Base Lahan
Survey Penyusunan SID dan RAB Rencana Kegiatan T.A 2016
4.4.6. Langkah Strategis Memanfaatkan Keunggulan Komperatif
Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki Visi disini
adalah cara pandang jauh ke depan ke mana dan bagaimana Dinas Pertanian
Kabupaten Humbang Hasundutan harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten
dan dapat eksis, antisipatif, dan inovatif serta produktif guna memberikan
pelayanan sebagaimana telah dirumuskan dan disepakati bersama guna
mewujudkan kondisi dan kompetensi yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Maka Visi Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan yang
ditetapkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
68
“Terwujudnya petani profesional,tangguh,mandiridan sejahtera“
Pernyataan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan
mengacu kepada Misi Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. Sesuai
dengan Misi Kabupaten Humbang Hasundutan, maka ditetapkan Misi Dinas
Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai berikut :
Meningkatkankualitas dan produktifitas SDM Aparatur dan masyarakat petani.
Menumbuhkembangkan agribisnis yang berbasis ekonomi kerakyatan dan
berwawasan lingkungan.
Mempertahankan dan meningkatkan swasembada pangan
Memberdayakan masyarakat petani dengan pembekalan teknologi informasi dan
melengkapi sarana pendukung.
Mengembangkan investasi dengan pola kemitraan yang saling sinergi.
Untuk melaksanakan misi dimaksud, dilakukan langkah – langkah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kemampuan SDM aparatur dan masyarakat petani dengan
tujuan:
a. Meningkatkan kemampuan, keahlian, disiplin, dan dedikasi aparatur dalam
penyelenggaraan pembangunan dan kemasyarakatan
b. Meningkatkan kualitas koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar
instansipemerintah dan pihak terkait, demikian juga intern dinas.
c. Meningkatkan ketrampilan, keahlian, disiplin, dam etos kerja masyarakat
petani dalam mekasanakan usahanya.
Universitas Sumatera Utara
69
2. Menumbuh kembangkan agribisnis yang berbasis ekonomi kerakyatan dan
berwawasan lingkungan dengan tujuan.
a. Meningkatkan peran serta pelaku ekonomi kerakyatan dalam
mengembangkan agribisnis.
b. Mengembangkan sentra-sentra produksi unggulan untu menghasilkan
komoditas yang mampu berdaya saing dipasar nasional, regional dan
internasional.
c. Meningkatkan pemamfaatan sarana/produksi pengolahan (alsintan).
d. Meningkatkan peluang usaha pertanian
3. Mempertahankan swasembada pangan dan tujuan:
a. Meningkatkan diversifikasi usaha budidaya
b. Meningkatkan ketersediaan pangan dan gizi
c. Pembangunan lumbung pangan di daerah rawan pangan
4. Memberdayakan masyarakat petani dengan pembekalan teknologi
informasi dan melengkapi sarana pendukung dan tujuan:
a. Meningkatkan peran aktif masyarakat petani / kelompok akan pentingnya
pembangunan
b. Mendorong masyarakatkelompok tani untuk mandiri dalam berusaha
c. Menumbukan insan-insan pembangunan pertanian
d. Mempercepat tujuan pencapaian kesejahteraan masyarakat petani
5. Mengembangkan investasi dengan pola kemitraan yang saling sinergi
dengan tujuan
a. Meningkatkan peran serta investor untuk membangun pertanian
Universitas Sumatera Utara
70
b. Meningkatkan kemitraan antara investor dengan kelompok tani
Renstra Pertanian di atas maka ditetapkan beberapa strategi pembangunan
pertanian yaitu:
1. Meningkatkan produktivitas tanamanpertanian;
2. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana produksi tanaman
pertanian
3. Meningkatkan produktivitas tanaman perkebunanrakyat;
4. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana produksi tanaman
perkebunanrakyat;
5. Meningkatkan populasi ternak dan produksidaging;
6. Meningkatkan pengembangan sarana prasarana produksipeternakan;
7. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian,
perkebunan dan peternakan;
8. Meningkatkan pemasaran hasil pertanian, perkebunan danpeternakan;
9. Optimalisasi kelembagaan petani dan meningkatkan SDMpertanian;
10. Pengembangan teknologi pertanian, perkebunan danpeternakan.
4.5. Perkembangan Pengeluaran Pembangunan Pada Sektor Pertanian di
Kabupaten Humbang Hasundutan
Walaupun posisinya tidak pada posisi utama, pengeluaran pemerintah di
sektor pertanian mengalami peningkatan dalam tahun-tahun terakhir.Peningkatan
tersebut sebagai upaya dalam membangun sektor pertanian dalam melaksanakan
Program Revitalisasi Pertanian yang telah dicanangkan pemerintah pusat.
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel 4.12.
Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang
Hasundutan di Sektor PertanianTahun 2012-2016
(juta rupiah)
Tahun Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian
2012 7.283,3
2013 12.887,8
2014 16.501,6
2015 23.593,3
2016 12.153,9
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan
Universitas Sumatera Utara
72
Karekteristik Identitas Responden
Karekteristik Responden Berdasarkan Umur
Dalam Penelitian ini di lakukan di 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten
Humbang Hasundutan terhadap 100 responden.Responden dalam penelitian ini
terdiri dari para petani di Kabupaten Humbang Hasundutan yang bertujuan untuk
mengetahuai usia terendah dan ter-tua para petani di kabupaten
tersebut.Kelompok Usia responden para petani dapat dilihat dengan di dominasi
pada usia 15-45 tahun yaitu sebesar 74% selanjutnya pada usia 46-75 tahun yaitu
sebesar 26% dan pada usia di atas 75 tahun sebesar 0%.
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.2
Usia Responden Petani Kabupaten Humbang Hasundutan
Universitas Sumatera Utara
73
Karekteristik Responden Berdasarkan Agama
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 reponden diperoleh data karekteristik
responden berdasarkan umur yang akan disajikan pada gambar berikut ini:
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.3.
Agama Responden Petani Kabupaten Humbang Hasundutan
Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa untuk Agama para petani
Kabupaten Humbang Hasundutan di dominasi oleh Protestan 64%, Khatolik 25%
dan yang terakhir Islam sebanyak 11% sedangkan agama yang lai lain 0%.
Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh data karekteristik
responden berdasarkan jenis kelamin yang akan disajikan pada gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
74
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.4.
Jenis Kelamin Petani Kabupaten Humbang Hasundutan
Untuk responden petani jenis kelamin di menangkan terbanyak oleh laki-laki
sebesar 66% dibandingkan dengan perempuan hanya sebesar 34&
Karekteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden dierleh data karekteristik
responden berdasarkan tingkat pendidikan yang akan disajikan pada gambar
berikut ini:
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.5.
Pendidikan Petani Kabupaten Humbang Hasundutan
Universitas Sumatera Utara
75
Dari data diatas dapat dilihat berdasarkan riwayat tingkat pendidikan para petani
pendidikan terendah yaitu pendidikan yang lulus jenjang SD sebanyak
22%,sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan jenjang SMP sebanyak 42%
dan di ikuti pendidikan jenjang SMA/sederajat sebanyak 30% dan pendidikan
tertinggi yaitu jenjang D3/S1 sebanyak 6%.
Karekteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh data karekteristik
responden berdasarkan jumlah tanggungan yang akan disajikan pada gambar
berikut ini:
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.6.
Jumlah Tanggungan Petani Kabupaten Humbang Hasundutan
Para petani tidak terlepas dengan jumlah tanggungan mereka di masing-
masing keluarga,jumlah tanggungan petani melalui hasil yang di dapat di duduki
terbesar yaitu 87% dengan jumlah 1-5 orang dan menyusul dengan yang memiliki
tanggungan 6-11 orang tanggungan hanya 13% dan lebih dari 11 orang tidak
memiliki nilai yaitu 0%.
Universitas Sumatera Utara
76
Karekteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh data karekteristik
responden berdasarkan pengalaman bertani yang akan disajikan pada gambar
berikut ini:
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.7.
Pengalaman Bertani petani Kabupaten Humbang Hasundutan
Pengalaman bertani para petani Kabupaten Humbang Hasundutan terbesar 54%
dengan nilai 1-10 tahun, diikuti 42% 11-20 tahun dan terkecil 4% 21-30 tahun.
Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Tanaman
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh data karekteristik
responden berdasarkan pengalaman bertani yang akan disajikan pada gambar
berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
77
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.8.
Jenis tanaman Petani Kabupaten Humbang Hasundutan
Jenis tanaman Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari Perkebunan,
Holtikultura dan jenis tanaman Pangan.di Kabupatan Humbang Hasundutan
menurut hasil penelitian jenis tanaman pangan menduduki tingkat tertinggi jenis
tanaman yang ditanam masyarakat dengan jumlah 41% di ikuti jenis tanaman
Perkebunan sebesar 34% dan yang terakhir jenis tanaman Holtikultura sebesar
25%.
KarekteristikIdentitas Produksi Responden
Karekteristik Responden Berdasarkan Panen per Tahun
Intensitas panen setiap jenis tanaman berbeda-beda tergantung jenis
tanaman yang di tanam, termasuk di dalam golongan tanaman jangka panjang atau
jangka pendek. Jenis tanaman yang berumur pendek berumur antara 1-6 bulan
dengan frekuensi panen 1 sampai 2 kali dalam setahun, sedangkan untuk tanaman
Universitas Sumatera Utara
78
berumur panjang bisa berumur lebih dari 10 tahun dengan frekuensi panen yang
berbeda tiap tahunnya. Seperti yang terlihat gambar berikut ini yaitu hasil dari
kuesioner 100 responden:
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.9.
Panen per tahun petani Kabupaten Humbang Hasundutan
Berdasarkan keterangan tersebut dapat di simpulkan frekuensi panen petani di
tentukan oleh tanaman yang mereka pilih untuk di tanam. Produksi yang di
hasilkan petani juga di pengaruhi oleh jenis tanaman yang mereka tanam. Iklim
dan cuaca berpengaruh besar terhadap kuantitas produksi yang akan di panen
petani. Di Kabupaten Humbang Hasundutan panen per tahun 1-3 kali panen yaitu
74%, sedangkan 4-7 kali panen ada 24% dan ada 2% panen terbanyak yaitu lebih
dari 7 kali panen per tahun nya.
Karekteristik Berdasarkan Produksi per Panen
Hasil produksi petani dalam 1 kali panen menghasilkan perbedaan,hasil
produksi yang berbeda-beda setiap jenis nya di karenakan adanya jenis tanaman
di setiap masing-masing petani juga berbeda dan juga karena adanya perbedaan
Universitas Sumatera Utara
79
luas lahan,luas tanam dan berdasarkan perawatan/pengelolaan pada setiap
tanaman yang ditanam oleh petani,seperti pemberian pupuk,pembasmian hama
serta setiap apa yang dibutuhkan oleh tanaman itu untuk menghasilkan Produksi
yang maksimal di setiap panen nya.Seperti terlihat pada gambar berikut yaitu hasil
dari kuesioner 100 responden:
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.10.
Produksi per panen petani Kabupaten Humbang Hasundutan
Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa 40% yaitu petani yang menghasilkan 1-5
ton dalam jangka waktu 1 kali panen,dilanjut 51% yaitu petani yang menghasilkan
6-10 ton per 1 kali panen dan 11-16 ton ada. 9% per 1 kali panen nya.
Karekteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pekerja
Dalam proses memproduksi hasil panen, petani di Kabupaten Humbang
Hasundutan menggunakan jasa pekerja untuk membantu segala hal dalam
pertanian. Para pekerja membantu di mulai dari masa tanam hingga masa panen.
Kontribusi pekerja sangat di butuhkan petani untuk membantu kegiatan tanam
menanam sampai pada panen.Seperti terlihat pada gambar berikutyaitu hasil dari
Universitas Sumatera Utara
80
kuesioner 100 responden:
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.11.
Jumlah pekerja para petani Kabupaten Humbang Hasundutan.
Dapat disimpulkan dari gambar bahwa 67% petani memperkerjakan 1-5 orang
pekerja, 33% petani memperkerjakan 6-11 orang pekerja di lahan pertanian
mereka.
Karakteristik Identitas modal dan pemasaran Responden
Karekteristik Sumber Modal Responden
Para petani tidak hanya memikirkan bagaimana cara agar dapat menghasilkan
produksi yang baik, untung yang di dapat serta memikirkan tanaman apa yang
cocok untuk di tanam. Di balik itu semua para petani juga membutuhkan modal
untuk membeli bibit tanamanan, pupuk tanaman serta banyak yang lainnya.Seperti
yang terlihat pada gambar berikut ini yaitu hasil dari kuesioner 100 responden:
Universitas Sumatera Utara
81
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.12.
Sumber Modal Petani Kabupaten Humbang Hasundutan
Petani di Kabupaten Humbang Hasundutan sebagian besar memiliki sumber
modal dari dana pribadi dimana jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan
sumber modal dari dana meminjam/pinjaman,hal ini juga menunjukan bahwa
petani Kabupaten Humbang Hasundutan cukup sejahtera terlihat dari penggunaan
modal dalam memulai bertani. Penelitian ini menunjukkan modal dana pribadi
mendominasi dengan 81% sedangkan yang menggunakan modal pinjaman hanya
sebesar 19%.
Karekteristik Pemasaran Responden
Setelah semua proses tanam dan panen, hasil produksi panen petani akan di
pasarkan ketempat penampungan hasil produksi pertanian. Adapun hasil tersebut
akan di jual seperti ke pasar, distributor dan koperasi.Seperti pada gambae berikut
ini yaitu hasil dari kuesioner 100 responden:
Universitas Sumatera Utara
82
Sumber: Data Primer,2017
Gambar 4.13.
Pemasaran Hasil Pertanian Petani Kabupaten Humbang Hasundutan
Dari hasil penelitian menunjukkan 50% hasil pertanian di jual ke pasar, 35%
dijual ke distributor dan 15% dijual kepada koperasi. Hal ini menunjukan para
petani masih menginginkan hasil yang lebih sehingga mereka menjual hasil tani
mereka langsung ke pasar tanpa perantara distributor maupun koperasi.
Karekteristik Peran Pemerintah Menurut Responden
Peran pemerintah juga sangat mempengaruhi dalam proses pertanian di
Kabupaten Humbang Hasundutan. Program pemerintah dalam mensejahterakan
dan mengembangankan para petani dalam hal konseling dan jajak pendapat yang
sering di lakukan dinas terkait sehingga para petani dapat memasarkan hasil tani
mereka dengan baik dan lancar karena bantuan pemerintah setempat.Sepertipada
gambar berikut ini yaitu hasil dari kuesioner 100 responden:
Universitas Sumatera Utara
83
Gambar 4.14.
Peran Pemerintah terhadap pemasaran pertanian petani Kabupaten
Humbang Hasundutan
Dari 4 pilihan yang di ajukan kepada para petani 59% menyatakan peran
pemerintah dalam pemasaran hasil produksi pertanian Baik, yang menyatakan
kurang baik sebanyak 35%, yang menyatakan sangat baik sebesar 4% sedangkan
sebaliknya tidak baik sebesar 2%.itu artinya peran pemerintah yang mengatakan
baik unggul di kabupaten ini yang dimana artinya program terealisasi dengan baik
di tengah-tengah masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dari bab sebelumnya,penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan mengenai prospek pembangunan sektor pertanian di
Kabupaten Humbang Hasundutan. Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
Sektor pertanian memberi kontribusi besar terhadap perekonomian Kabupaten
Humbang Hasundutan dimana sektor pertanian sumber pendapatan terbesar
daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.
Ekspor hasil pertanian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan pendapatan daerah KabupatenHumbang Hasundutan.
Pengeluaran pembangunan di sektor pertanian mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan produksi hasilpertanian.
Upaya membangun sektor pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan
mengalamikemajuan dilihat dari peningkatan produksi pertanian, tingkat
kesehjahteraan petani dan peran pemerintah memberikakan program dalam
membangun sektor pertanian
5.2. Saran
Sebagai penutup penulisan penelitian ini, penulis memberikan saran pada semua
pihak yang terkait dengan penulisan skripsi ini yang diambil dari kehidupan
perkembangan pembangunan pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.
Universitas Sumatera Utara
85
Bagi Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan
Bagi pemerintah diharapkan harus lebih peka dan tanggap terhadap apa yang
menjadi potensi kabupaten Humbang,Serta harus lebih pro aktif terhadap
program-program dan aturan yang dimuat untuk pelaksanaan pembanguan
pertanian di kabupaten demi kemajuan dan pembangunan pertanian yang lebih
baik agar pembangunan sektor pertanian dapat sesuai dengan yang diharapkan dan
berjalan secara efektif dan efisien.
Agar Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan lebih
menggalakkan pembangunan di sektor pertanian dan memberi kompenen-
komponen pendukung pembangunan pertanian mengingat perkembangan sektor
pertanian di masa globalisasi tetap bertahan dan bahkan mengalami peningkatan
produksi, peningkatan angka penyerapan kerja, peningkatan ekspor dengan
tahun-tahunsebelumnya.
Agar pemerintah lebih memperhatikan taraf hidup kaum petani melalui
penetapan kebijaksanaan pertanian yang memihak kaum petani seperti kebijakan
harga, kebijakan pemasaran, dan kebijakan struktural. Pengelolaan SDM dan
pengenalan teknologi yang tepat guna terhadap kaum petani. Upaya-upaya
pemerintah tersebut dapat meningkatkan produksipertanian.
Bagi Masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan
Agar masyarakat dapat melihat dan mengambil kesempatan ekonomi
yang lebih besar dari sektor pertanian melalui usaha bisnis pertanian yakni
agroindustri maupun agribisnis untuk meningkatkan produksi dan daya saing
produk pertaniandaerah dan dalam pembangunan sektor pertanian masyarakat
Universitas Sumatera Utara
86
harus turut mengambil andil dalam pembanguan dan ikut meningkatkan hasil
produksi yang lebih baik lagi agar realisasi ekspor lebih banyak lagi dari tahun
sebelumnya. Masyarakat juga harus proaktif dalam mengikuti perkembangan
dalam pelaksanaan program pemerintah serta dapat menyumbangkan saran dan
ide yang bagus untuk pembangunan sektor pertanian yang lebih baik lagi.Selain
itu hal ini juga dapat dilaksanakan dengan memberi dukungan dan kepercayaan
bagi pemerintah yang menjadi pemandu.Masyarakat juga tentunya dapat
melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah.
Bagi Dinas Pertanian
Agar lebih melengkapi data dan dikelompokkan secara tepat karena masih banyak
terdapat kesalahan dan ketidaklengkapan data dan lebih dipermudah untuk
masyarakat yang ingin melaksanakan riset dalam mencari data untuk kebutuhan
ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
87
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin, 1999. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah.
Yogyakarta: BPFE.
Hanani, A.R.,N.J.T. Ibrahim., Mangku,P.,2003. Strategi Pembangunan Pertanian
Sebuah Pemikiran Baru. Lappera Pustaka Utama,Yogyakarta.
Jhingan, M.L.2008. Economics Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Survey.
Kohansel,et al.2013. “The Of Development Role Of Financial Markets On The
Agriculture Sector Growth Iran”. Journal Of Novel Applied Sciences.ISSN
2322-5149.2013.
Mellor, J.W.2013. Economics Of Agriculture Development. Cornell University
Press.
Nazir Moh, 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D.Alfabeta,Bandung.
Suhendra,E.S. 2004.Analisis Struktur Sektor Pertanian Indonesia: Analisis Model
Input-Output.
Tambunan, Tulus, 2003. PerkembanganSektorPertaniandiIndonesia, Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. PT. Bumi Aksara.
Jakarta.
Todaro, Michael P,2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Utomo,Yuni Priadi.2000. Ekspor Mendorong Pertumbuhan atau Pertumbuhan
Mendorong Ekspor,Jurnal Manajemen,Vol.1,No.VII.Yogyakarta.
, 2016. Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka Kabupaten
Humbang Hasundutan. BPS Kabupaten Humbang Hasundutan.
2016. Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka: BPS Kabupaten
Humbang Hasundutan.
2016. Laporan Perekonomian Kabupaten Humbang Hasundutan. BPS
Kabupaten Humbang Hasundutan.
Universitas Sumatera Utara
88
Website:
Hadwinsaleh5.blogspot.co.id/2013/01pembangunan-sektor-pertanian-dapat.html.
www.waspada.co.id, Potret Pertanian Indonesia.
www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2007/11/05/2380.html.
http://yokowebs.com/node/513.
www.kompas.com/ver1/Ekonomi/0711/05/153656.htm
https://humbanghasundutankab.bps.go.id/frontend/
www.pertanian.go.id/file/RENSTRA_2015-2019.
www.harian-global.com,PembangunanSektor Pertanian.
https://sumut.bps.go.id/fronted/:
Universitas Sumatera Utara
89
LAMPIRAN I
KUISIONER UNTUK PETANI DI KABUPATEN Humbang Hasundutan
(Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di Kabupaten Humbang
Hasundutan)
Kuisioner ini dibutuhkan sehubungan dengan tugas peneliti dalam
menyusun skripsi, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada
perguruan tinggi.
Penulis memohon bantuan dan kesediaan Bapak Ibu Sdr/i untuk menjawab
pertanyaan yang ada.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Alamat :
Desa :
Kecamatan :
Umur :
15-45 Tahun
46-75 Tahun
>75 Tahun
Agama :
Kristen Protestan
Katholik
Islam
dll
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
Universitas Sumatera Utara
90
Pendidikan :
SD
SMP
SMA
D3/S1
Jumlah anggota keluarga :
0-5 Tahun
6-11 Tahun
>11 Tahun
Jumlah tanggungan :
1-10 Tahun
11-20 Tahun
21-30 Tahun
Pengalaman sebagai petani : ........ tahun
Pekerjaan sampingan :
Jenis tanaman yang dikerjakan:
Perkebunan
Holtikultura
Pangan
IDENTITAS LAHAN
Status lahan yang dikerjakan......................................................
Jika menyewa, biaya sewa per Ha Rp........................................
Luas lahan penanam.....................................Ha
Luas lahan produksi.....................................Ha
Setiap tahunnya ada penambahan/pengurangan lahan, jika ada
sebutkan..........................................
Universitas Sumatera Utara
91
IDENTITAS PRODUKSI
Panen yang dapat dilakukan per tahun adalah:
1. 1-3 kali
2. 4-7 kali
3.>7 kali
Hasil Produksi yang dapat diperoleh dalam satu kali panen..........ton
1-5 Ton
6-10 Ton
11-16 Ton
>16 Ton
Pupuk atau obat yang digunakan adalah ........................ kali
.................kg, harga per kg nya Rp.........................
.................kg, harga per kg nya Rp.........................
..................kg, harga per kg nya Rp........................
..................kg, harga per kg nya Rp........................
..................kg, harga per kg nya Rp.........................
Dalam penggunaan bibit yang digunakan adalah :
...................kg, harga per kg nya Rp........................
...................kg, harga per kg nya Rp........................
...................kg, harga per kg nya Rp........................
..................kg, harga per kg nya Rp..........................
..................kg, harga per kg nya Rp..........................
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ..................... orang
1-5 Tahun
6-11 Tahun
12-17 Tahun
>17 Tahun
Upah tenaga kerja per hari Rp.................................
Universitas Sumatera Utara
92
Adakah bantuan Pemerintah dalam penanaman atau produksi, jika ada sebutkan....
1.
2.
3.
4.
5.
IDENTITAS MODAL DAN PEMASARAN
Untuk mengerjakan lahan pertanian, modal yang diperoleh dari:
Modal sendiri
Pinjaman
Hasil produksi di jual ke
Pasar
Distributor
Koperasi
Sebutkan alasan mengapa ke pihak tersebut............................
Sebutkan harga jualnya Rp......................./kg
Adakah kebijakan pemerintah terhadap pembangunan pemerintah di daerah, jika
ada sebutkan :
............................................
............................................
Sampai sejauh ini bagaimana peran Pemerintah dalam menangani pemasaran hasil
produksi pertanian:
Sangat baik
Baik
Kurang baik
Tidak baik
Universitas Sumatera Utara
93
TABEL TABULASI PROSPEK PEMBANGUNAN PERTANIAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
JAWABAN RESPONDEN
No Umur Agama Jenis
Kelamin Pendidikan
Jumlah Tanggungan
Pengalaman Bertani
Jenis Tanaman
Panen per
Tahun
Hasil 1 kali
Panen
Jumlah Pekerja
Sumber Modal
Pemasaran Peran
Pemerintah
1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2
2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2
3 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 4
4 1 2 1 3 2 1 2 1 1 1 2 1 3
5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3
6 1 3 1 3 1 1 2 1 2 1 2 1 2
7 1 1 1 3 2 2 2 1 2 1 1 1 3
8 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2
9 1 3 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 3
10 1 1 1 3 1 1 2 1 2 2 1 1 3
11 1 1 1 4 1 1 3 1 3 1 1 3 4
12 1 2 2 4 1 1 2 1 2 2 1 3 2
13 1 1 1 1 1 1 3 1 3 2 2 1 3
14 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2
15 1 3 2 2 1 1 3 1 2 1 2 1 3
16 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2
17 2 1 1 2 1 1 1 2 3 2 1 1 2
18 2 1 2 2 1 2 3 1 1 2 1 2 2
19 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2
20 1 3 1 1 1 1 3 1 2 1 2 1 2
21 1 1 2 1 1 1 3 1 2 2 1 1 1
22 2 1 1 4 1 2 1 1 2 2 1 2 3
23 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2
24 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 3
Universitas Sumatera Utara
94
25 1 1 1 1 2 1 3 1 3 2 2 3 2
26 1 1 2 4 1 1 3 1 1 1 1 3 2
27 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 3 2
28 1 1 1 3 2 1 3 1 2 2 2 1 3
29 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3
30 2 1 2 3 1 1 2 2 2 2 1 2 3
31 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2
32 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 3
33 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2
34 1 1 1 3 1 1 2 1 2 2 2 1 3
35 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2
36 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2
37 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2
38 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 3
39 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3
40 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2
41 1 3 1 3 2 2 3 2 1 1 1 2 2
42 1 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2
43 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2
44 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 1 3
45 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2
46 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2
47 2 1 1 3 1 2 2 2 3 2 1 1 1
48 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 1 3
49 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1
50 2 2 2 4 2 1 2 2 3 2 1 1 1
51 1 2 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 3
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2
Universitas Sumatera Utara
95
53 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2
54 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2
55 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2
56 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 3 3
57 1 1 1 3 1 2 3 1 1 1 1 1 2
58 1 2 1 3 1 1 3 1 1 1 1 2 3
59 1 2 2 2 2 1 3 1 1 1 1 2 3
60 1 2 1 2 1 2 3 1 1 1 1 2 2
61 2 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 2 2
62 2 2 2 2 1 1 3 1 2 1 1 2 3
63 2 1 2 3 1 1 3 1 2 1 1 1 2
64 1 3 1 3 1 1 3 1 1 1 1 2 2
65 2 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 2 2
66 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1 1 3
67 1 1 1 3 1 2 1 3 2 2 1 1 2
68 2 3 1 3 1 2 1 3 2 2 1 1 2
69 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2
70 1 3 2 2 1 1 3 1 1 2 1 2 3
71 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2
72 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 3
73 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 1 3 2
74 1 2 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 3
75 1 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2
76 1 1 1 3 1 1 3 1 2 2 1 1 2
77 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 1 2 2
78 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 1 2 2
79 1 2 2 2 1 1 3 1 2 2 1 1 2
80 1 2 2 3 1 1 3 1 2 2 1 2 2
Universitas Sumatera Utara
96
81 2 1 1 3 1 2 1 1 2 1 1 2 2
82 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2
83 1 2 1 2 1 2 3 1 2 1 1 3 3
84 1 1 1 3 1 1 2 1 3 1 1 1 2
85 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3
86 1 1 1 3 1 2 2 1 3 1 1 1 2
87 1 2 2 2 1 2 3 1 2 1 1 3 3
88 1 1 1 3 1 2 3 1 2 1 1 3 2
89 1 1 2 2 1 3 3 1 2 1 1 2 3
90 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2
91 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2
92 1 1 1 1 1 3 1 2 2 1 2 2 2
93 1 3 1 2 1 3 1 2 2 1 2 1 2
94 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2
95 1 3 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 3
96 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2
97 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 3 3
98 2 2 2 2 1 2 3 1 1 1 1 3 2
99 1 2 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 3
100 1 1 2 2 1 3 3 1 2 1 1 2 3
Universitas Sumatera Utara