Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI...

101
PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Skripsi Oleh : Widiana K2304057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI...

Page 1: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

SISWA DI SMP

Skripsi

Oleh :

Widiana

K2304057

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

ii

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

SISWA DI SMP

Oleh :

Widiana

K2304057

Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Dalam

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Fisika jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Hari :

Tanggal :

Persetujuan Pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Jamzuri, M.Pd

NIP. 19521118 198103 1 002

Pembimbing II

Drs. Supurwoko, M.Si

NIP. 19630409 199802 1 001

Page 4: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si ( )

Sekretaris : Dwi Teguh Raharjo, S.Si, M.Si ( )

Anggota I : Drs. Jamzuri, M.Pd ( )

Anggota II : Drs. Supurwoko, M.Si ( )

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

v

ABSTRAK

Widiana. PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, September 2009.

Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Ada atau tidak adanya perbedaan

pengaruh antara penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode

eksperimen dan demonstrasi terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika

siswa pada sub pokok bahasan Gerak, (2) Ada atau tidak adanya perbedaan

pengaruh antara motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah terhadap peningkatan

pemahaman konsep Fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak, dan (3) Ada atau

tidak adanya interaksi pengaruh antara penggunaan metode pembelajaran dan

motivasi belajar terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa pada sub

pokok bahasan Gerak.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan

desain faktorial 2x3. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII

SMP Negeri 3 Mojolaban tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 6 kelas, yaitu

kelas VIIA sampai VIIF. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling.

Sampel yang diambil terdiri dari dua kelas yakni kelas VIIA berjumlah 39 siswa

sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIB berjumlah 40 siswa sebagai kelas

kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan angket.

Teknik tes digunakan untuk memperoleh data berupa nilai kemampuan kognitif

pemahaman konsep Fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak setelah diberikan

perlakuan. Teknik angket digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar

siswa dilihat dari dimensi afektif dan psikomotorik. Teknik analisis data yang

digunakan adalah anava dua jalan dengan isi sel tak sama, kemudian dilanjutkan

dengan uji lanjut anava dengan metode Scheffe dengan taraf signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian dapat

disimpulkan bahwa: (1) Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan

konstruktivisme melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap

peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak, (2)

Page 6: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

vi

Ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah

terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa pada sub pokok bahasan

Gerak, dan (3) Ada interaksi pengaruh antara penggunaan metode pembelajaran

dan motivasi belajar terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa pada

sub pokok bahasan Gerak.

Page 7: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

vii

ABSTRACT Widiana. THE EFFECT OF CONSTRUCTIVISM APPROACH IN IMPROVING THE UNDERSTANDING OF MOVEMENT CONCEPT VIEWED FROM THE STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION IN JUNIOR HIGH SCHOOL. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, September 2009.

The objectives of research are to find out: (1) whether there is or not the

effect difference between the use of constructivism approach through experiment

and demonstration method on the improvement of students’ physics concept

understanding in the Movement subject matter, (2) whether there is or not the

effect difference between the high, medium and low learning motivation on the

improvement of students’ physics concept understanding in the Movement subject

matter, and (3) whether there is or not the effect interaction of the use of learning

method and the learning motivation on the improvement of students’ physics

concept understanding in the Movement subject matter.

The research employed an experimental method with 2 x 3 factorial

design. The population of research was all grade VII students of SMP Negeri 3

Mojolaban in the School Year of 2007/2008 as many as 6 classes: classes VIIA to

VIIF. The sample was taken using cluster random sampling technique. The

sample taken consists of two classes: VII A with 39 students as the experimental

class and class VIIB with 40 students as the control class. Techniques of

collecting data employed were test and questionnaire. The test technique was used

for obtaining data on cognitive competence value of students’ physics concept

understanding in the Movement subject matter after given the treatment. The

questionnaire technique was used to measure the students’ motivation level

viewed from the affective and psychomotor dimensions. Technique of analyzing

data employed was a two-ways anava with different cell, followed by the anava

advanced test using Scheffe method at significance level of 0.05.

Based on the result of data analysis and discussion of research, it can be

concluded that: (1) there is an effect difference between the use of constructivism

approach through experiment and demonstration method on the improvement of

students’ physics concept understanding in the Movement subject matter, (2) there

Page 8: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

viii

is an effect difference between the high, medium and low learning motivation on

the improvement of students’ physics concept understanding in the Movement

subject matter, and (3) there is an effect interaction of the use of learning method

and the learning motivation on the improvement of students’ physics concept

understanding in the Movement subject matter.

Page 9: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

ix

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(QS. Insyirah: 6-8)

When you’re alone and your friends are too busy, Allah by your side.(Penulis)

Mentari tak pernah benar-benar sendiri, bersinar dengan cinta, selalu tersenyum,

senyum yang hangat dan menghidupkan, cahaya di hati dan di mata setiap yang

hidup.(Shangrila WYZ)

Page 10: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan dengan sepenuh hati

kepada:

1. Ibu, Bapak, serta keluargaku tersayang, yang

selalu mendukung dan mendoakanku setiap

waktu. Semoga Allah meridhoi kita.

2. Seseorang yang kelak mendampingiku.

3. Teman-teman P. Fisika FKIP UNS 2004, Keep

our spirit and our Ukhuwah always.

4. Adik-adikku di Program Studi Fisika FKIP

UNS.

5. Almamater.

Page 11: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

hanya dengan rahmat, karunia dan hidayahnya-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Gerak Ditinjau Dari Motivasi Belajar

Siswa Di SMP” dapat terselesaikan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Selama menyusun skripsi ini penulis telah mendapat bantuan dari berbagai

pihak, baik berupa pukiran, tenaga, biaya serta doa. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd, selaku Ketua Program Fisika.

4. Bapak Drs. Sutadi Waskito, M.Pd, selaku Koordinator Skripsi Program Fisika.

5. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si, selaku pembimbing I skripsi Program Fisika.

6. Bapak Drs. Jamzuri, M.Pd, selaku pembimbing II skripsi Program Fisika.

7. Bapak Drs. Bambang Sugiri, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3

Mojolaban yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di

sekolah tersebut.

8. Bapak Drs. Joko Kartiko, selaku Guru Bidang Studi mata pelajaran Fisika

yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian hingga selesai.

9. Bapak, Ibu guru, segenap karyawan, dan siswa SMP Negeri 3 Mojolaban,

yang telah memberikan dukungan dan nuansa keakraban.

10. Orang tua dan keluargaku yang telah memberi dorongan dan do‘a restu

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman dan semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Page 12: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xii

Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan pengorbanan yang

telah diberikan kepada penulis menjadi amal baik dan mendapat imbalan dari

Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis sendiri pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, September 2009

Penulis

Page 13: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

MOTTO........................................................................................................ ix

PERSEMBAHAN......................................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 3

C. Pembatasan Masalah.............................................................. 4

D. Perumusan Masalah .............................................................. 4

E. Tujuan Penelitian................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 5

BAB II. LANDASAN TEORI................................................................... 6

A. Kajian Teori........................................................................... 6

1. Belajar ............................................................................. 6

a. Pengertian Belajar ...................................................... 6

b. Tujuan Belajar............................................................ 7

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................ 8

2. Mengajar.......................................................................... 8

a. Pengertian Mengajar .................................................. 8

b. Prinsip-Prinsip Mengajar ............................................ 9

c. Proses Belajar Mengajar............................................. 11

Page 14: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xiv

3. Hakikat Pembelajaran ...................................................... 13

a. Pengertian Pembelajaran ............................................ 13

b. Ciri-ciri Pembelajaran ................................................ 13

4. Hakikat Fisika.................................................................. 14

5. Pendekatan Konstruktivisme dalam Pengajaran Fisika ..... 17

a. Hakikat Pendekatan Pengajaran.................................. 17

b. Hakikat Pendekatan Pengajaran Konstruktivisme ....... 18

c. Pengertian Konstruktivisme........................................ 18

d. Ciri Pola Belajar dengan Pendekatan

Konstruktivisme ......................................................... 20

e. Tahapan Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme .... 20

6. Metode Mengajar ............................................................. 21

a. Metode Eksperimen.................................................... 21

b. Metode Demonstrasi .................................................. 23

7. Motivasi Belajar............................................................... 25

8. Pre Tes dan Post Tes ........................................................ 28

9. Kemampuan Awal ........................................................... 29

10. Hakikat Konsep................................................................ 30

11. Konsep Gerak .................................................................. 32

B. Kerangka Berpikir ................................................................. 37

C. Hipotesis................................................................................ 40

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN................................................... 41

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 41

B. Metode Penelitian .................................................................. 41

C. Populasi dan Sampel.............................................................. 41

D. Variabel Penelitian................................................................. 42

1. Variabel Bebas................................................................. 42

2. Variabel Terikat ............................................................... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 43

1. Teknik Tes ....................................................................... 43

2. Angket ............................................................................. 44

Page 15: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xv

F. Instrumen Penelitian .............................................................. 44

1. Instrumen Tes .................................................................. 44

2. Angket ............................................................................. 47

G. Teknik Analisis Data ............................................................. 50

1. Uji Kemampuan Awal...................................................... 50

2. Uji Prasyarat Analisis....................................................... 51

H. Pengujian Hipotesis ............................................................... 53

1. Uji Anava Dua Jalan (Frekuensi Sel Tidak Sama) ............ 53

2. Uji Lanjut Anava ............................................................. 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 61

A. Deskripsi Data ....................................................................... 61

1. Data Skor Angket Motivasi Belajar Siswa........................ 61

2. Data Skor Try Out Tes Pemahaman Konsep Fisika........... 61

3. Data Nilai Kemampuan Awal Siswa ................................ 62

4. Data Skor Motivasi Belajar .............................................. 63

5. Data Nilai Pemahaman Konsep Fisika Siswa ................... 65

B. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................. 67

1. Uji Kemampuan Awal...................................................... 67

2. Persyaratan Analisis......................................................... 67

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................... 69

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Frekuensi Sel

Tidak Sama...................................................................... 69

2. Uji Lanjut Pasca Anava Dua Jalan.................................... 70

D. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................. 73

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............................. 77

A. Kesimpulan............................................................................ 77

B. Implikasi................................................................................ 78

C. Saran ..................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 81

LAMPIRAN ................................................................................................. 83

Page 16: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel No Halaman

3.1 Desain Penelitian................................................................................... 41

3.2 Tabel Kerja Uji Homogenitas (Metode Bartlett) .................................... 52

3.3 Draft Anava Dua Jalan Faktor 2x3 ........................................................ 54

3.4 Data Sel Anava Dua Jalan ..................................................................... 55

3.5 Rerata Sel AB Anava Dua Jalan ........................................................... 56

3.6 Rangkuman Analisis Anava Dua Jalan .................................................. 58

4.1 Rata-rata, Standar Deviasi, dan Variansi Nilai Kemampuan Awal

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ..................................... 62

4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen

dengan Metode Eksperimen .................................................................. 62

4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol

Metode Demonstrasi ............................................................................. 63

4.4 Sebaran Skor Motivasi Belajar .............................................................. 64

4.5 Rata-rata, Standar Deviasi, dan Variansi Nilai Prestasi Belajar

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kontrol ........................ 65

4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen

Metode Eksperimen............................................................................. 65

4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol

Metode Demonstrasi3.1Desain Penelitian.............................................. 66

4.8 Rangkuman Hasil Uji Normaitas Sampel dengan Uji Lilliefors

pada Taraf Signifikansi (α) = 0,05 ......................................................... 68

4.9 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas....................................................... 69

4.10 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Frekuensi Sel Tak Sama......... 69

Page 17: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Diagram Jenis Gerak ............................................................................ 32

2.2 Grafik Hubungan antara v dan t; s dan t GLB....................................... 34

2.3 Grafik Hubungan antara v dan t; s dan t GLB Dipercepat ..................... 37

2.4 Grafik Hubungan antara v dan t; s dan t GLB Diperlambat................... 37

2.5 Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................. 40

4.1 Histogram Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen

Metode Eksperimen ............................................................................. 62

4.2 Histogram Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol

Metode Demonstrasi ........................................................................... 63

4.3 Histogram Sebaran Skor Motivasi Belajar ............................................ 65

4.4 Histogram Nilai Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen

Metode Eksperimen ............................................................................ 66

4.5 Histogram Nilai Prestasi Belajar Kelompok Kontrol

Metode Demonstrasi ........................................................................... 66

Page 18: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Kegiatan Penelitian ..................................................................... 83

2. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ................................................. 84

3. Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa............................................... 85

4. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar............................ 89

5. Contoh Perhitungan Validitas Angket Motivasi Belajar Siswa................. 93

6. Contoh Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa ............. 94

7. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Materi Pokok Gerak ................................................................................ 95

8. Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................................... 123

9. Kisi-kisi Soal Try Out Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa.................. 132

10. Soal Try Out Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa ................................ 133

11. Kunci Jawaban Soal Try Out Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa........ 140

12. Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda

Soal Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa ............................................. 141

13. Kisi-kisi Soal Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa............................... 144

14. Soal Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa ............................................. 145

15. Kunci Jawaban Soal Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa..................... 151

16. Lembar Jawab Soal Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa...................... 152

17. Contoh Perhitungan Validitas Soal Try Out Tes Pemahaman Konsep

Fisika Siswa ............................................................................................ 153

18. Contoh Perhitungan Reliabilitas Soal Try Out Tes Pemahaman Konsep

Fisika Siswa ............................................................................................ 154

19. Rangkuman Hasil Analisis Instrumen Try Out Tes Pemahaman Konsep

Fisika Siswa ............................................................................................ 155

20. Uji Kemampuan Awal............................................................................. 156

21. Daftar Nama Siswa Kelas VIIA dan VIIB ............................................... 157

22. Daftar Kelompok Siswa dengan Metode Eksperimen .............................. 159

23. Data Induk Penelitian.............................................................................. 160

Page 19: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xix

24. Rangkuman Motivasi Belajar Siswa ........................................................ 161

25. Uji Normalitas Variabel Penelitian.......................................................... 162

26. Uji HomogenitasVariabel Penelitian........................................................ 179

27. Perhitungan Anava Dua Jalan Sel Tidak Sama ........................................ 195

28. Uji Lanjut Pasca Anava Dua Jalan........................................................... 199

29. Perhitungan Uji Lanjut Anava Dua Jalan................................................. 202

30. Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors............................................................ 204

31. Nilai Kritis χ2 untuk Uji Bartlett .............................................................. 205

32. Harga Kritik dari r Product-Moment........................................................ 206

33. Nilai Presentil untuk Distribusi F ............................................................ 207

34. Nilai Presentil untuk Distribusi t ............................................................. 211

35. Nilai Distribusi Normal Baku.................................................................. 212

36. Permohonan Ijin Research/ Try Out......................................................... 213

37. Surat Keterangan Penelitian .................................................................... 215

38. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi................................................ 216

Page 20: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya manusia secara sadar yang tujuannya

bersifat ganda, yaitu mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia.

Upaya yang sadar tersebut menandakan sifat kesengajaan dari pendidikan.

Pendidikan adalah salah satu cara utama, bagaimana masyarakat mempengaruhi

perilaku warganya. Menurut Cece Wijaya, Djaja Djauhari, dan A. Tabrani Rusyan

(1988: 11-12):

"Pendidikan nasional di Indonesia tidak hanya bertugas membentuk warga negara yang baik, tetapi juga mencerdaskan bangsa secara terus-menerus, khususnya untuk generasi muda di seluruh Indonesia. Pendidikan dilakukan secara formal di sekolah dan secara nonformal di lembaga-lembaga di luar sekolah, dengan maksud yang lulus dan tidak lulus dapat merasakan pendidikan tersebut. Sebabnya ialah Negara dan masyarakat mengharapkan orang muda dan orang dewasa, benar-benar memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan bangsa yang bermacam-macam tenaga profesional yang ahli yang semuanya berkepribadian, sama-sama serasi dengan tujuan dan strategi pembangunan."

Proses pendidikan bukan merupakan suatu proses yang statis dalam arti

selalu terjadi perubahan berupa penyempurnaan-penyempurnaan yang pada

akhirnya menghasilkan produk atau hasil pendidikan yang berkualitas. Usaha-

usaha ke arah peningkatan kualitas pendidikan masih terus dilakukan secara

sistematis. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk

memperoleh kualitas maupun kuantitas pendidikan dalam rangka meningkatkan

prestasi belajar siswa. Namun kenyataannya upaya meningkatkan prestasi belajar

siswa tidak mudah untuk dicapai secara maksimal karena banyaknya faktor yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Page 21: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxi

Belajar merupakan hal yang komplek. Kompleksitas belajar tersebut dapat

dipandang dari dua subyek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar

dialami sebagai proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan

belajar. Belajar bagi siswa juga merupakan proses internal yang komplek, yang

terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari segi guru, belajar adalah mengubah

tingkah laku siswa sesuai tujuan pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dalam

pengajaran

Nana Syaodih S. (2003: 72) berpendapat bahwa: "Aspek pemahaman

mengacu pada kemampuan memahami makna materi yang dipelajari. Pada

umumnya unsur pemahaman ini menyangkut kemampuan menangkap makna

suatu konsep, yang ditandai antara lain dengan kemampuan menjelaskan arti suatu

konsep dengan kata-kata sendiri". Pemahaman terhadap siswa sangat penting bagi

tenaga pengajar. Sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi yang tepat

dalam suatu proses belajar mengajar serta memberi pengaruh yang optimal bagi

siswa untuk berhasil mencapai prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar yang

baik dapat dicapai dengan meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu konsep

pelajaran.

Pada proses pembelajaran, siswalah yang menentukan terjadi atau

tidaknya proses belajar. Untuk bertindak belajar, siswa menghadapi berbagai

faktor intern maupun ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam

diri siswa, antara lain: sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar,

rasa percaya diri siswa, intelejensi dan keberhasilan belajar, kebiasaan belajar,

serta cita-cita siswa. Menurut Ngalim Purwanto (1995: 73) menyatakan bahwa:

"Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu

para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan

prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang

diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah". Faktor ekstern adalah

faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain guru, sarana dan prasarana

pembelajaran, lingkungan sosial siswa di sekolah, keluarga, dan faktor budaya.

Page 22: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxii

Untuk menyampaikan konsep pelajaran diperlukan cara yang dalam

pembelajaran disebut metode. Metode yang digunakan dalam proses belajar

mengajar diantaranya ialah metode ceramah, diskusi-tanya jawab, demonstrasi,

eksperimen dan sebagainya. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan deduktif, konstruktivisme, discovery inquiry dan sebagainya. Pada

umumnya guru cenderung menggunakan metode ceramah dengan pendekatan

konsep, yaitu guru menyampaikan pelajaran atau konsep dengan penuturan atau

penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.

Aktivitas belajar bagi siswa tidak selamanya berjalan lancar, pada

kenyataannya dalam proses balajar mengajar selalu ada siswa yang memerlukan

bantuan, baik dalam mencerna bahan pelajaran maupun dalam mengatasi

kesulitan-kesulitan belajar mereka. Siswa yang tidak dapat belajar sebagaimana

mestinya berarti siswa tersebut mengalami kesulitan belajar. Dengan demikian

kesulitan tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa terhadap

suatu konsep pelajaran.

Dalam belajar Fisika perlu visualisasi dan contoh-contoh konkret yang

dapat dilihat secara langsung oleh siswa. Juga perlu keaktifan siswa dalam proses

belajar mengajar. Dalam mengajar guru bisa menggunakan metode eksperimen

dan metode demonstrasi. Rini Budiharti (1998: 33-34) menyatakan bahwa

"Metode demonstrasi dapat digunakan pada saat guru menunjukkan suatu gejala

atau proses pada anak didiknya. Metode eksperimen dihubungkan dengan metode

pemecahan masalah, antara lain dengan penggunaan laboratorium sebab sesuai

dengan ciri IPA yang berkembang atas dasar observasi dan eksperimentasi".

Dengan kedua metode tersebut siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar

mengajar dan dapat mengamati secara langsung suatu peristiwa yang berkaitan

dengan materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru, sehingga memberikan

kesan yang lebih dalam di dalam ingatan siswa dan penguasaan konsep akan lebih

mantap.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengambil

Page 23: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxiii

skripsi dengan judul "PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR SISWA DI SMP".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern.

2. Dalam memilih pendekatan pengajaran, metode mengajar harus disesuaikan

dengan tujuan pengajaran, materi pengajaran, bentuk pengajaran

(kelompok/individu), kemampuan pendidik dan fasilitas yang tersedia.

3. Perolehan konsep Fisika oleh siswa harus dikontruksikan secara terus-

menerus dengan melengkapi dan memperbaiki konsep-konsep sebelumnya.

4. Karakteristik pribadi siswa, seperti motivasi belajar berpengaruh terhadap

pencapaian prestasi belajar siswa.

5. Masih adanya anggapan bahwa Fisika adalah pelajaran yang sulit sehingga

tidak disukai oleh kebanyakan siswa.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi, maka penulis

membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Pengajaran Fisika dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontruktivisme

melalui metode eksperimen dan demonstrasi.

2. Tingkat pemahaman siswa dibatasi pada pencapaian keberhasilan akademik

pada sub pokok bahasan Gerak.

3. Variabel yang paling berpengaruh dalam penelitian dibatasi hanya motivasi

belajar yang telah dimiliki siswa sebelumnya.

4. Aspek motivasi belajar dalam pembelajaran Fisika dibatasi pada motivasi

siswa dalam mempelajari dan mengikuti pembelajaran Fisika di sekolah.

5. Indikator efisiensi pengajaran dibatasi pada prestasi belajar Fisika dari hasil

tes yang dilakukan pada akhir penelitian untuk kelompok ekperimen maupun

kelompok kontrol.

Page 24: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxiv

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas dirumuskan permasalahannya

sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan konstruktivisme

melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap peningkatan

pemahaman konsep Fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak?

2. Adakah perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah

terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa pada sub pokok

bahasan Gerak?

3. Adakah interaksi pengaruh antara penggunaan metode pembelajaran dan

motivasi belajar terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa pada

sub pokok bahasan Gerak?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh antara penggunaan

pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dan demonstrasi

terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa?

2. Untuk mengetahui adakah perbedaan pengaruh antara motivasi belajar

terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa?

3. Untuk mengetahui adakah interaksi pengaruh antara penggunaan metode

pembelajaran dan motivasi belajar terhadap peningkatan pemahaman konsep

Fisika siswa?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk:

1. Para siswa agar dapat memahami dan menyenangi pelajaran Fisika dengan

baik dan optimal yang akan membantu siswa untuk mencapai prestasi

akademik yang memuaskan.

Page 25: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxv

2. Sebagai masukan bagi para guru Fisika dalam pengajaran Fisika

menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan metode eksperimen atau

metode demonstrasi agar tercapai hasil yang maksimal.

3. Memperhatikan motivasi siswa dalam belajar Fisika yang merupakan awal

dalam mendesain pembelajaran.

4. Memberikan gambaran kepada mahasiswa agar dapat mengkaji suatu

penelitian dengan benar.

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut pendapat Nasution (1982: 38), "Pengertian belajar adalah

menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan". Pada proses belajar

dipentingkan pendidikan intelektual. Kepada peserta didik diberikan bermacam-

macam mata pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya. Menurut

A.Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar dan Zainal Arifin (1994: 78-79) "Belajar

adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungan". Pada dasarnya belajar merupakan perubahan

tingkah laku hanya berbeda dengan cara atau usaha pencapaiannya. Pengertian

belajar menitikberatkan interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam

interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar. Perilaku atau tingkah laku

mengandung pengertian yang luas mencakup pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, sikap dan sebagainya.

W.S. Winkel (1996: 53) merumuskan tentang belajar yaitu, "Belajar

merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat

Page 26: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxvi

secara relatif konstan dan berbekas". Sedangkan Nana Sudjana (1990: 5)

menyatakan, "belajar merupakan perubahan tingkah laku yang disadari dan timbul

akibat praktek, pengalaman, latihan bukan secara kebetulan".

Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan

yang dapat menghasilkan perubahan pada diri seseorang. Perubahan-perubahan

tersebut berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu

relatif lama dan terjadi karena usaha sadar yang dilakukan individu yang sedang

belajar. Perubahan tersebut diperoleh dari latihan-latihan dan hasil pengalamannya

dalam berinteraksi dengan lingkungan.

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang

sangat penting. Karena semua komponen dalam sistem pembelajaran atas dasar

pencapaian tujuan belajar. Dalam suatu pencapaian tujuan belajar perlu

diciptakannya adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang kondusif. Sistem

lingkungan belajar dipengaruhi oleh berbagai komponen yaitu: tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru, siswa, sarana

dan prasarana dan lain-lain yang masing-masing akan saling mempengaruhi.

Menurut Sardiman A.M. (1992: 28-30), tujuan belajar ada tiga jenis yaitu:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan.

3) Pembentukan sikap Pembentukan sikap mental atau perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu, guru tidak sekedar ”pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.

Jadi, pada intinya tujuan belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan,

keterampilan, dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar

berarti akan menghasilkan hasil belajar. Tujuan belajar yang ingin dicapai

dikategorikan menjadi tiga bidang yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Page 27: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxvii

Guru dapat menimbulkan semangat belajar pada diri siswa melalui

penyajian pelajaran yang menarik dengan menggunakan metode dan alat bantu

belajar yang disesuaikan dengan materi dan tujuannya, serta memberi penguatan

kepada siswa untuk mendorong siswa lebih baik. Sistem lingkungan tersebut

terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan

intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, jenis kegiatan yang

dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Ngalim Purwanto (1995: 102), faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual yaitu faktor kematangan, pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

2. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial yang meliputi faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar dan mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

Keberhasilan dari proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh dua

faktor yang berasal dari dalam pribadi masing-masing. Seseorang yang belajar

akan mendapat hasil yang baik apabila memiliki kematangan, pertumbuhan,

kecerdasan, dan motivasi dari pribadi untuk belajar. Selain faktor tersebut

didukung pula oleh adanya faktor sosial yang berasal dari keluarga, guru dan cara

mengajarnya, sarana dan prasarana, serta lingkungan dan keadaan sosial di

sekitarnya.

2. Mengajar

a. Pengertian Mengajar

Menurut Gagne yang dikutip oleh Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan

Sutijan (1998: 32), "mengajar adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar,

yaitu usaha terjadinya perubahan tingkah laku". Menurut William H Burton yang

dikutip oleh A. Tabrani Rusyan et al (1994: 26): "Mengajar adalah upaya dalam

memberikan perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada

siswa agar terjadi proses belajar".

Page 28: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxviii

Rochman Nata Wijaya dalam Gino et al (1998: 31-32) memberikan

batasan "Mengajar sebagai upaya guru untuk membangkitkan yang berarti

menyebabkan atau mendorong seorang siswa belajar". Dalam batasan tersebut

mengandung maksud agar guru dapat menimbulkan semangat belajar pada diri

siswa melalui penyajian pelajaran yang menarik dengan menggunakan metode

dan alat bantu belajar yang disesuaikan dengan materi dan tujuannya, serta

memberi penguatan kepada siswa untuk mendorong siswa belajar lebih baik.

Dari pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mengajar

adalah upaya guru dalam memberikan perangsang (stimulus), bimbingan,

pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar melalui

penyajian pelajaran yang menarik. Dalam proses belajar mengajar, siswa bukan

lagi sebagai obyek yang lebih banyak diam, mendengar dan menerima, tetapi

sebagai subyek yang aktif. Kegiatan mengajar memiliki kecenderungan untuk

lebih mengaktifkan siswa dalam proses belajar. Siswa yang aktif akan

memperoleh hasil belajar yang baik dengan bimbingan dari guru. Keaktifan guru

dan siswa akan menghasilkan kegiatan pembelajaran yang baik dan dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Mengajar merupakan suatu bimbingan

pada siswa agar mengalami proses belajar.

b. Prinsip-Prinsip Mengajar

Ada beberapa prinsip-prinsip mengajar yang dirangkum dari Slameto

(1995: 35-39) sebagai berikut:

1). Perhatian

Di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian anak pada

pelajaran yang disampaikan. Perhatian lebih besar bila anak mempunyai

minat dan bakat.

2). Aktifitas

Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktifitas anak

dalam berfikir maupun berbuat. Bila anak menjadi partisipan yang aktif,

maka akan memiliki ilmu pengetahuan dengan baik, dan dapat

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 29: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxix

3). Apersepsi

Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan

diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki anak, ataupun

pengalamannya. Dengan demikian anak akan memperoleh hubungan

antara pengetahuan yang telah menjadi miliknya dengan pelajaran yang

akan diterimanya.

4). Peragaan

Saat mengajar di depan kelas, guru harus dapat berusaha menunjukkan

benda-benda yang asli. Bila mengalami kesulitan boleh menunjukkan

model, gambar, benda tiruan, atau dengan menggunakan media lain seperti

radio, TV, dan sebagainnya.

5). Repetisi

Penjelasan suatu unit pelajaran perlu diulang-ulang sehingga pengertian

tersebut makin lama semakin lebih jelas dan dapat digunakan untuk

memecahkan masalah.

6). Korelasi

Hubungan antara setiap mata pelajaran perlu diperhatikan, agar dapat

memperluas dan memperdalam pengetahuan siswa sendiri.

7). Konsentrasi

Hubungan antara mata pelajaran dapat diperluas yaitu dapat dipusatkan

kepada salah satu pusat minat, sehingga anak memperoleh pengetahuan

secara luas dan mendalam.

8). Sosialisasi

Dalam perkembanganya, anak perlu bergaul dengan temanya, karena anak

di samping sebagai individu juga mempunyai segi yang perlu

dikembangkan. Bekerja di dalam kelompok dapat meningkatkan cara

berpikir sehingga dapat memecahkan masalah dengan lebih baik dan

lancar.

9). Individualisasi

Page 30: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxx

Setiap individu mempunyai perbedaan yang khas, seperti perbedaan

intelektual, minat dan bakat, hobi, tingkah laku, maupun sikapnya.

Sehingga guru diharapkan dapat mendalami perbedaan anak secara

individu, agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaan

anak.

10). Evaluasi

Semua kegiatan belajar mengajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat

memberikan motivasi bagi guru maupun murid agar lebih giat belajar dan

meningkatkan proses berfikir. Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan

anak, prestasinya, hasil rata-ratanya, tetapi dapat juga menjadi bahan

umpan balik bagi guru. Demikian guru dapat meneliti dirinya dan

berusaha memperbaiki dalam perencanaan maupun teknik penyajian.

c. Proses Belajar Mengajar

1). Pengertian Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar memiliki empat komponen yaitu tujuan,

bahan, metode dan alat penilaian. Masing-masing komponen itu harus

dipandang sebagai suatu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling

mendukung. Bertolak dari pernyataan proses belajar mangajar sebagai

suatu sistem, A. Tabrani Rusyan et al (1994: 29) menyatakan :

Pada dasarnya proses belajar mengajar (pengajaran) merupakan proses mengkoordinasikan sejumlah tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menimbulkan kegiatan belajar pada diri peserta didik seoptimal mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Tujuan merupakan langkah pertama yang harus ada dalam proses

belajar mengajar. Karena tujuan merupakan rumusan tingkah laku dan

kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa setelah menyelesaikan

kegiatan belajar. Dari tujuan yang jelas dan operasional dapat diterapkan

Page 31: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxxi

bahan pelajaran yang harus menjadi isi dari kegiatan belajar mengajar.

Bahan pengajaran mendukung tercapainya tujuan yang diharapkan untuk

dimiliki oleh peserta didik. Metode dan alat berfungsi sebagai jembatan

atau media tranformasi bahan pelajaran terhadap tujuan yang hendak

dicapai. Metode dan alat pengajaran dapat mempengaruhi prestasi belajar

siswa. Penilaian berperan sebagai barometer untuk mengukur tercapainya

tujuan. Sehingga fungsi penilaian pada dasarnya adalah mengukur tujuan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar

mengajar adalah suatu proses yang dialami oleh peserta didik dan guru

yang didalamnya terjadi suatu kegiatan bagaimana komponen-komponen

pembelajaran diatur dan dikoordinasi sedemikian rupa sehingga satu sama

lain saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

2). Ciri-Ciri Proses Belajar Mengajar

Proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Keberhasilan dari

proses belajar tersebut diukur dari ketercapaian tujuan pembelajaran yang

ditetapkan. Sehingga pengajaran yang baik haruslah secara jelas

merumuskan tujuan pembelajaran tersebut. Namun perlu diingat meskipun

tujuan pembelajaran tersebut dirumuskan dengan baik dan jelas, belum

tentu hasil pengajaran yang diperoleh optimal. Karena tujuan hanyalah

merupakan salah satu saja dari komponen-komponen yang lain dan

terutama begaimana keterlibatan dan aktivitas siswa sebagai subjek

belajar. Sardiman A.M (1992: 48) menyatakan bahwa: "Suatu proses

belajar mangajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat

membangkitkan kegiatan belajar yang efektif". Dari kutipan tersebut dapat

dijelaskan bahwa proses belajar mengajar yang baik apabila menghasilkan

hasil belajar yang baik pula. Menurut Sardiman A.M (1992: 49) bahwa :

"Hasil pengajaran itu dikatakan baik apabila hasil belajar itu tahan lama

dan merupakan pengetahuan asli atau otentik". Hasil belajar tersebut masih

diingat oleh siswa setelah lewat satu minggu, satu bulan, satu tahun dan

Page 32: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxxii

seterusnya. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa

seolah-olah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa sehingga

akan selalu ada.

3. Hakikat Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran sama dengan “instruction“ atau “pengajaran”.

Soeharso dan Retnoningsih (2007: 21) menyatakan bahwa pengajaran mempunyai

arti: cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Bila pengajaran diartikan

sebagai perbuatan mengajar, maka ada yang mengajar yaitu guru dan ada yang

diajar atau belajar yaitu siswa. Dengan demikian pengajaran diartikan sama

dengan perbuatan belajar (oleh siswa), mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar-

mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan searah. Kegiatan belajar

adalah kegiatan yang primer dalam kegiatan mengajar tersebut, sedangkan

mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk mendapatkan

kegiatan belajar yang optimal. Kegiatan belajar-mengajar merupakan suatu

kegiatan yang melibatkan beberapa komponen yaitu: siswa, guru, tujuan, isi

pelajaran, metode, dan evaluasi. Sedangkan menurut Hasibuan J.J. (1995: 3)

memberikan batasan mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang

memungkinkan terjadinya proses belajar.

Dengan demikian dapat diperoleh gambaran atau pengertian tentang apa

yang dinamakan “pembelajaran” atau ”instruction”, “instruksional” atau

“pengajaran” sebagai berikut: pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja

oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern

dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar-mengajar.

b. Ciri-ciri Pembelajaran

Page 33: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxxiii

Adapun ciri-ciri pembelajaran yang dinyatakan oleh Gino et al

(1998:36-39) terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar

siswa berikut ini:

1) Motivasi belajar Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak senang/suka itu.

2) Bahan belajar Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi belajar peru berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.

3) Alat bantu belajar Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat yang dapat membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar misalnya media cetak, media elektronik dan lain-lain.

4) Suasana Belajar Suasana belajar yang dapat menimbulkan aktivitas atau kegiatan dalam belajar siswa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) Adanya komunikasi dua arah (antara guru-siswa, siswa dengan

siswa) yang intim dan hangat, sehingga hubungan guru-siswa yang hakiki setara, dan dapat berbuat bersama.

b) Adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal itu dapat terjadi apabila isi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.

5) Kondisi siswa yang belajar Mengenai kondisi siswa dapat dikemukakan sebagai berikut: a) Anak/siswa memiliki sifat yang unik artinya anak satu dengan yang

lain berbeda. b) Disamping adanya ketidaksamaan pada diri anak, terdapat juga

adanya kesamaan, yaitu memiliki angkah-langkah perkembangan dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran.

Ciri-ciri pembelajaran sebenarnya adalah adanya upaya guru mengatur

unsur-unsur dalam pembalajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan belajar dapat

tercapai. Pembelajarn dapat terjadi apabila unsur-unsur dinamis dapat terpenuhi.

Adanya motivasi belajar, bahan ajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan

kondisi siswa belajar sangat mempengarui keberhasilan proses belajar mengajar.

4. Hakikat Fisika

a. Pengertian Fisika

Page 34: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxxiv

Fisika merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam yang mempunyai

karakteristik tertentu. Untuk mengenal tentang hakikat fisika berikut dikemukakan

beberapa pendapat tentang definisi ilmu pengetahuan alam. IPA merupakan

pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan

langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil

eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus

disempurnakan.

Pengertian IPA atau science (sains) menurut Margono (1998: 20) meliputi

3 hal yaitu:

1. Hasil-hasil IPA yaitu berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. 2. Proses IPA atau metode ilmiah yaitu cara kerja yang dilakukan untuk

memperoleh hasil-hasil IPA. 3. Nilai dan sikap IPA, yaitu semua tingkah laku yang diperlukan selama

melakukan proses IPA, sehingga diperoleh hasil-hasil IPA.

IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan pengetahuan yang tersusun

secara sistematis tentang gejala alam. Perkembangan IPA tidak hanya

ditunjukkan oleh kumpulan fakta tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan

sikap ilmiah. Dari definisi IPA yang dikemukakan oleh Margono tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengertian IPA meliputi 3 hal yaitu: produk, proses, dan sikap

ilmiah.

Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa ilmu pngetahuan alam

dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala alam. Pengetahuan yang

diperoleh terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala-gejala alam yang

ada.kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil

pemikirannya. Selanjutnya, dari peningkatan kemampuan daya pikir ini,manusia

mampu melakukan ekperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari

suatu pengetahuan. Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dari eksperimen

kemudian diperoleh pengetahuan baru setelah manusia mampu memadukan

kemampuan penalaran dengan eksperimen lahirlah Imu Pengetahuan Alam yang

mantap.

Fisika merupakan cabang dari IPA, maka konsep-konsep yang dimiliki

IPA berlaku pula pada Fisika. Definisi Fisika yang dikemukakan oleh

Page 35: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxxv

Brandt/Dahmen (1977) yang dikutip oleh Druxes, Siemsen, dan Born (1986: 3)

menyatakan bahwa "Fisika adalah suatu uraian tertutup tentang semua kejadian

fisikalis yang berdasarkan beberapa hukum dasar". Menurut Gerthsen (1958) yang

dikutib oleh Druxes et al (1986: 3) mengatakan bahwa "Fisika adalah suatu teori

yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana-sederhananya dan berusaha

menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataannya. Persyaratan dasar untuk

pemecahan persoalannya ialah mengamati gejala-gejala tersebut".

Menurut Brakhous (1972), yang dikutip oleh Druxes et al (1986: 3)

menyatakan bahwa "Fisika adalah pelajaran tentang kejadian dalam alam, yang

memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat,

penyajian secara matematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum".

Berdasarkan kutipan di atas Fisika merupakan suatu teori yang

mempelajari gejala-gejala alam, yang hasilnya dirumuskan dalam bentuk definisi

ilmiah dan proses matematika berdasarkan hasil pengamatan dan penyelidikan.

Bisa juga dikatakan bahwa Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang

menguraikan dan menganalisa struktur dan peristiwa alam kemudian menjelaskan

dengan cara yang sederhana, sehingga menghasilkan aturan-aturan hukum.

Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa Fisika adalah suatu ilmu

yang menerangkan tentang gejala-gejala alam yang dapat dipelajari melalui

pengamatan, pengukuran, percobaan atau eksperimen dan penyajian secara

matematis.

b. Pengajaran Fisika di SMP

Fisika mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari

sehingga perlu diberikan dalam dunia pendidikan. Salah satu fungsi mata

pelajaran Fisika di SMP adalah memberikan bekal pengetahuan dasar untuk dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan untuk melakukan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan tujuan pengajaran Fisika di SMP adalah agar

siswa mampu menguasai konsep-konsep Fisika dan saling keterkaitannya serta

mampu menggunakan metode ilmiah untuk lebih menyadari keagungan Tuhan

Yang Maha Esa. Sedangkan dasar yang digunakan dalam melihat hubungan

hakikat Fisika dan pengajaran Fisika menurut taksonomi Bloom yang

Page 36: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxxvi

dikemukakan oleh Sudirman N, A. Tabrani Rusyan, Zainal Arifin, dan Toto

Fathoni (1987: 54) adalah sebagai berikut:

1) Ranah kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah.

2) Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi, dan penyesuaian peranan sosial.

3) Ranah psikomotor mencakup tujuan berkaitan dengan keterampilan (skil) yang bersifat manual dan motorik.

Berdasarkan tujuan dan fungsi di atas, penyajian pelajaran Fisika

hendaknya dapat membimbing siswa untuk memecahkan masalah Fisika dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dihadapkan pada pengalaman

atau gejala fisis yang dihadapi secara kualitatif, sehingga siswa harus mengamati

gejala-gejala tersebut. Sehingga untuk mengajarkan Fisika diperlukan pendekatan

dan metode yang tepat dan sesuai dengan karakteristik Fisika sendiri. Salah satu

pendekatan pengajaran yang sesuai dengan hakikat Fisika adalah pendekatan

konstruktivisme, yang mengutamakan keaktifan siswa untuk menemukan konsep-

konsep Fisika dengan menggunakan pengalaman-pengalaman yang diperoleh

dalam kehidupan sehari-hari serta berdasarkan konsep-konsep Fisika yang telah

dipelajari. Dengan mempergunakan pengetahuan-pengetahuan yang telah ada,

penalaran logis dan pengalamannya siswa secara aktif diajak untuk menganalisis

hasil pengamatannya.

5. Pendekatan Kontruktivisme dalam Pengajaran Fisika

a. Hakikat Pendekatan Pengajaran

Pada proses pembelajran dikenal strategi belajar mengajar yaitu suatu

teknik yang dipakai guru agar tujuan belajar dapat dicapai. Seorang guru

sebaiknya tepat dalam memilih strategi dalam belajar mengajar. Salah satu

strategi belajar diantaranya adalah memilih pendekatan pengajaran yang tepat

sesuai dengan karakteristik materi dan siswa yang dihadapi. Pengertian

pendekatan dikemukakan oleh Rini Budiharti (1998: 2) yaitu:

"Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau obyek kajian, sehingga berdampak ibarat seorang menggunakan kaca mata dengan warna tertentu di dalam memandang alam sekitar, kacamata yang berwarna hijau akan menyebabkan dunia akan menjadi kehijau-hijauan, kacamata

Page 37: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxxvii

berwarna coklat membuat dunia kelihatan kecoklat-coklatan dan seterusnya."

Sedangkan W Gulo (2004: 6) mengungkapkan bahwa :

"Pendekatan lain yang berpangkal dari pengertian mengajar sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Mengajar dalam pengertian ini adalah usaha menciptakan suasana belajar bagi siswa secara optimal, yang menjadi pusat perhatian dalam proses belajar mengajar ialah siswa atau peserta didik."

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pengajaran adalah usaha seseorang yaitu peserta didik dan guru dalam

memandang permasalahan atau obyek kajian sehingga dapat mengembangkan

keaktifan belajar sehingga tujuan pengajaran tercapai.

b. Hakikat Pendekatan Pengajaran Konstruktivisme

Tujuan dari pendidikan Fisika dicapai melalui beberapa faktor, salah

satunya adalah pendekatan yang digunakan. Pendekatan konstruktivisme

menekankan pada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui

pengetahuan yang dianggap benar bila pengetahuan tersebut dapat berguna untuk

memecahkan dan menghadapi persoalan atau fenomena yang sesuai. Bagi

konstruktivisme pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang

kepada orang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing

orang.

Tiap orang harus mengkonstruksi sendiri pengetahuannya sehingga

pengetahuan yang didapat bukan merupakan sesuatu yang jadi melainkan melalui

proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses tersebut keaktifan

seseorang dan rasa ingin tahu memegang peranan yang sangat penting.

Dalam dunia pendidikan terdapat bermacam-macam pendekatan salah

satunya adalah pendekatan konstruktivisme. Berikut ini akan dijelaskan hal-hal

yang berkaitan dengan pendekatan konstruktivisme.

c. Pengertian Konstruktivisme

Paul Suparno (2001: 8) menyatakan bahwa "Filsafat konstruktivisme

adalah filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan bagaimana

pengetahuan tersebut terjadi". Menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan

Page 38: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxxviii

adalah bentukan (konstruksi) diri sendiri yang sedang menekuninya. Bila yang

sedang menekuni adalah siswa, maka pengetahuan tersebut adalah bentukan siswa

sendiri. Maka pengetahuan.bukanlah sesuatu yang sudah jadi, tetapi sesuatu yang

harus dibentuk sendiri dalam pikiran. Menurut Bettencourt dalam Paul Suparno

(2001:8) menyatakan bahwa "Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu

konstruksi kognitif melalui kegiatan berpikir seseorang".

Menurut Piaget (1971) yang dikutip dalam Paul Suparno (2001: 8)

menyatakan bahwa "Pengetahuan bukanlah suatu yang lepas dari subyek, tetapi

merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman ataupun dunia

sejauh dialaminya. Proses pembentukan tersebut berjalan terus-menerus dengan

setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru".

Siswa haruslah aktif sendiri mengkonstruksi dalam belajar. Siswa harus

aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya yang

terpenting merangkumkannya sebagai suatu pengertian yang utuh. Tanpa

keaktifan siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri, mereka tidak

akan mengerti apa-apa. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat

dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa. Pengetahuan hanya dapat ditawarkan

kepada siswa untuk dikonstruksi sendiri secara aktif oleh siswa. Banyaknya siswa

yang salah menangkap dan mengerti dari apa yang diajarkan oleh gurunya

menunjukkan bahwa pengetahuan harus dikonstruksikan sendiri atau paling

sedikit diinterpretasikan sendiri oleh siswa dan tidak begitu saja dapat

dipindahkan. Menurut Paul Suparno (2001: 15) menyatakan bahwa "Peran

seorang guru Fisika bukanlah untuk menstransfer pengetahuan yang telah ia

punyai kepada siswa, tetapi lebih sebagai mediator dan fasilitator yang membantu

siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka secara cepat dan efektif".

Bagi kaum konstruktivis menurut Paul Suparno (2001: 13), "belajar adalah

proses yang aktif dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya". Siswa

mencari arti sendiri, menyesuaikan konsep dan ide-ide baru yang mereka pelajari

dengan kerangka berpikir yang telah mereka miliki. Siswa membuat penalaran

dengan mencari makna, membandingkannya dengan apa yang telah mereka

ketahui dengan pengalaman baru. Belajar bukanlah suatu kegiatan mengumpulkan

Page 39: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xxxix

fakta, tetapi suatu perkembangan berpikir dengan membuat kerangka pengertian

yang baru. Belajar yang sungguh-sungguh akan terjadi bila siswa mengadakan

pemecahan konflik pengertian dan selalu memperbarui pemikiran yang tidak

lengkap.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar

dengan konstruktivisme adalah proses pembentukan konsep ilmu pengetahuan

yang melibatkan keaktifan siswa dengan struktur kognitif tertentu yang telah

terbentuk sebelumnya dengan membentuk dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya dalam situasi dan pengalaman yang baru. Sedangkan

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat yang beranggapan bahwa pengetahuan

merupakan konstruksi (bentukan) dari pengetahuan-pengetahuan yang telah ada

pada diri seseorang.

d. Ciri Pola Belajar dengan Pendekatan Konstruktivisme

Ciri pola belajar dengan pendekatan konstruktivisme adalah keaktifan

siswa dan tercermin dalam berdikusi, menggunakan istilah, konsep, dan prinsip

yang baru mereka pelajari diantara mereka, sedangkan guru berperan sebagai nara

sumber yang bijak dan berpengetahuan. Selain sebagai nara sumber guru juga

berperan sebagai sutradara yang mengendalikan dari jauh dan membantu siswa

apabila diskusi macet atau menyimpang arah. Sehingga dibutuhkan sisipan

informasi-informasi untuk mempermudah siswa dalam pencapaian suatu konsep

atau kesimpulan.

e. Tahapan-Tahapan Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme

Tahapan-tahapan pembelajaran di kelas yang dilakukan dengan

Pendekatan Konstruktivisme adalah:

1) Invitasi: pemanfaatan struktur kognitif yang telah ada pada siswa oleh guru

untuk membahas konsep-konsep baru sehingga siswa tergugah motivasinya

dalam belajar.

2) Eksplorasi: hal-hal yang menyangkut interaksi siswa dengan lingkungan alam

atau lingkungan fisik disekitarnya. Dalam tahapan eksplorasi guru bertindak

sebagai fasilitator agar siswa aktif menggunakan konsep-konsep baru.

Page 40: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xl

3) Solusi atau eksplanasi: siswa dapat dihadapkan pada situasi masalah yang

menyangkut konsep atau prinsip yang baru diterimanya untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi.

4) Tindak lanjut: siswa mengembangkan sikap dan perilaku untuk berkembang

lebih jauh.

5) Eksplanasi: siswa diminta untuk belajar sendiri mengenai aplikasi dan

perluasan berbagai konsep dan prinsip yang telah dipelajari.

Dari uraian di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa pendekatan

konstruktivisme siswa diharapkan aktif untuk mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya dengan pengarahan guru berdasarkan konsep, prinsip, fakta, dan

sebagaimana yang telah dimiliki siswa sebelumnya.

6. Metode Mengajar

Menurut Nana Sudjana (2000: 76) "Metode mengajar adalah cara yang

digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pelajaran". Sedangkan Winarno Surakhmad (1990: 95)

mengungkapkan bahwa, "Metode mengajar adalah suatu cara yang merupakan

alat untuk menyampaikan materi pelajaran guna mencapai tujuan pengajaran".

Dari pendapat Nana Sudjana dan Winarno Surakhmad peneliti

menyimpulkan bahwa metode mengajar merupakan cara-cara untuk menyajikan

suatu materi pelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Seorang guru harus

pandai-pandai memilih metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi,

karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, besar kelas, fasilitas yang tersedia,

kemampuan guru.

Metode mengajar yang biasa digunakan dalam pembelajaran Fisika antara

lain: metode ceramah, metode diskusi, metode diskusi-informasi, metode

demonstrasi, metode eksperimen, metode inquiry dan metode discovery. Dalam

penelitian ini menggunakan dua metode mengajar yaitu metode eksperimen dan

metode demonstrasi.

a. Metode Eksperimen

Metode eksperimen pada umumnya berkembang pada pelajaran IPA,

sebab sesuai dengan ciri dari IPA sendiri yang berkembang atas dasar observasi

Page 41: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xli

dan eksperimentasi. Metode eksperimen lebih dikenal dengan nama metode

percobaan. Metode eksperimen atau percobaan adalah suatu cara belajar mengajar

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, menganalisa,

membuktikan dan mengalami sendiri obyek-obyek, keadaan seperti menarik

kesimpulan mengenai hal-hal yang telah dialaminya kemudian membandingkan

dengan teori.

Metode eksperimen bertujuan agar siswa dengan percobaan di

laboratorium, mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban atas persoalan-

persoalan yang dihadapinya, sehingga siswa dapat berlatih untuk berpikir secara

ilmiah. Dengan eksperimen siswa dapat menemukan bukti kebenaran suatu teori

yang sedang dipelajarinya, hal tersebut sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Rini Budiharti (1998: 34) bahwa: "Tujuan eksperimen

hendaknya tidak hanya membuktikan kebenaran suatu prinsip atau hukum yang

telah diajarkan, melainkan juga melihat apa yang terjadi dan baru kemudian

membandingkan dengan teori. Bahkan kalau mungkin eksperimen diarahkan pada

penemuan sesuatu yang baru". Dengan metode eksperimen siswa akan dapat

berlatih menggunakan metode ilmiah sehingga dapat memotivasi belajarnya.

Menurut Nail Ozek yang dikutip dari Journal Of Physics Teacher

Education Online Vol. 2, No. 3 (2005:19)

The following methods can be used by a science teacher considering the scientific skills of those students: 1. The teacher explains a problem and some possible solutions to the

students and asks them to solve the problem. 2. The teacher explains a problem and asks for solutions from students who

have moderate cognition levels or scientific process skills. 3. The teacher explains neither a problem nor any solutions; students

identify problems and find out some solutions.

Metode yang digunakan guru dengan mempertimbangkan kemampuan siswa

dapat dilakukan dengan:

1. Guru menjelaskan sebuah masalah dan beberapa solusi yang mungkin

digunakan kepada siswa, serta meminta mereka untuk menyelesaikan atau

memecahkan masalah tersebut.

Page 42: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xlii

2. Guru menjelaskan sebuah masalah dan meminta solusi dari siswa yang

memiliki tingkat kemampuan yang cukup atau memiliki kemampuan tentang

proses ilmiah.

3. Guru memberi penjelasan dan siswa mengidentifikasi masalah dan mencari

beberapa solusi.

Langkah-langkah, keunggulan, serta kelemahan metode eksperimen yang

diungkapkan oleh Rini Budiharti (1998: 34-35) yaitu:

Langkah-langkah dalam melakukan eksperimen: 1) Menyadari adanya masalah yang dirasakan penting oleh siswa. 2) Merumuskan masalah. 3) Mengumpulkan dan mengorganisasikan data. 4) Mengajukan hipotesis. 5) Mengetes kebenaran hipotesis. Dalam hal ini dilakukan dengan

eksperimen. 6) Menarik kesimpulan. 7) Menerapkan hasil eksperimen. Keunggulan metode eksperimen: 1) Siswa terlibat di dalamnya, sehingga merasa ikut menemukan sesuatu

serta mendapatkan pengalaman-pengalaman baru dalam hidupnya. 2) Mendorong siswa untuk menggunakan metode ilmiah dalam melakukan

sesuatu. 3) Menambah minat siswa dalam belajar. Kelemahan metode eksperimen: 1) Guru dituntut tidak hanya menguasai ilmunya, tapi juga keterampilan. 2) Dibutuhkan waktu yang cukup lama. 3) Dibutuhkan alat yang relatif banyak. 4) Dibutuhkan sarana dan prasarana yang lebih memenuhi syarat, baik

keamanan maupun ketertiban.

Penerapan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen adalah

dengan cara siswa melakukan eksperimennya sendiri di bawah bimbingan guru.

Setelah melakukan eksperimen, siswa diharapkan dapat menemukan konsep

sendiri. Selain berdasarkan data yang diperoleh dari eksperimen dalam

menemukan konsep siswa diharapkan menggali potensi yang ada pada dirinya

berdasarkan pengalamannya. Dari eksperimen dan pengalaman tadi siswa

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri kemudian mencocokkannya dengan teori

yang sudah ada, sehingga konsep baru yang diketahui benar-benar sesuai dengan

teori dan tujuan pembelajaran yang sudah ada. Jadi dalam hal ini siswa aktif

Page 43: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xliii

sedangkan guru berfungsi sebagai fasilitator, tetapi keduanya bekerja sama untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.

Dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen dapat

memberikan gambaran yang jelas tentang konsep yang dipelajarinya karena siswa

melakukan percobaannya sendiri untuk menemukan konsep yang baru di bawah

bimbingan guru.

b. Metode Demonstrasi

Menurut Rini Budiharti (1998: 33), "Demonstrasi adalah suatu teknik

mengajar di mana dikombinasikan penjelasan lisan dengan suatu perbuatan, sering

dengan menggunakan suatu alat". Sedangkan menurut Roestiyah NK (2001: 83),

"Metode demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang instruktur atau guru

menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses, sehingga seluruh siswa dalam

kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-raba, dan

merasakan prosess yang dipertunjukkan oleh guru tersebut".

Dari kedua tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi

adalah suatu cara penyajian dalam suatu materi pelajaran dimana seorang guru

atau siswa sesekali ditunjuk untuk memperjelas suatu konsep atau menunjukkan

sebuah proses. Metode demonstrasi dapat dilakukan pada awal, saat berlangsung,

atau pada akhir pelajaran. Dengan demonstrasi, penerimaan pemahaman siswa

terhadap pelajaran lebih mendalam.

Menurut Jerod L. Gross yang dikutip dari Journal Of Physics Teacher

Education OnlineVol.1, No.3 (2002:3) . Fundamental Abilities of Inquiry:

1. Identify questions and concepts that guide scientific investigations. Demonstrations can be used to prompt student questions about the physical principles on display.

2. Design and conduct scientific investigations. Demonstrations can be used to show how various pieces of scientific equipment and apparatus function.

3. Use of technology and mathematics to improve investigations and communications. Students should be expected to collect and use data from a teacher-led demonstration..

4. Formulate and revise scientific explanations and models using logic and evidence. Recognize and analyze alternative explanations and models.

Kemampuan pokok yang dilihat dari metode demonstrasi:

Page 44: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xliv

1. Mengidentifikasi pertanyaan dan konsep-konsep yang dapat memberi

petunjuk/pedoman penelitian ilmiah. Demonstrasi dapat digunakan untuk

mendorong siswa mengajukan pertanyaan tentang prinsip-prinsip Fisika yang

diperlihatkan

2. Mendesain dan mengadakan penelitian. Demonstrasi dapat digunakan untuk

menunjukkan beragam jenis peralatan ilmiah dan fungsi peralatan.

3. Menggunakan teknologi dan matematika untuk memperbaiki penelitian dan

hubungan-hubungannya. Siswa sebaiknya diharap mengumpulkan dan

menggunakan data dari demonstrasi yang diberikan oleh guru.

4. Merumuskan dan memperbaiki model dan penjelasan ilmiah menggunakan

logika dan fakta-fakta atau bukti. Mengenalkan dan menganalisis pilihan

model dan penjelasan

Keuntungan dan kelemahan metode eksperimen yang diungkapkan oleh

Rini Budiharti (1998: 33) yaitu:

Keuntungan dari metode demonstrasi adalah : 1) Memberi gambaran dan pengertian yang lebih jelas daripada hanya

dengan keterangan lisan. 2) Demonstrasi menunjukkan dengan jelas langkah-langkah suatu proses

atau keterampilan. 3) Lebih mudah dan lebih efisien daripada siswa melakukan eksperimen. 4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati sesuatu dengan

cermat. 5) Pada akhirnya demonstrasi dapat dilakukan diskusi, diperbaiki atau

mempertajam pemahaman. Kelemahan dari metode demonstrasi adalah : 1) Dibutuhkan sarana lain selain papan tulis 2) Waktu yang dibutuhkan relatif lebih panjang. 3) Sulit dijalankan untuk jumlah siswa yang cukup besar. 4) Dibutuhkan kemampuan guru untuk menjalankan dan menangani alat.

Penerapan pendekatan konstruktivisme melalui metode demonstrasi akan

berjalan jika disertai dengan diskusi. Diskusi merupakan cara penyajian pelajaran

dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat berupa

pertanyaan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan

dipecahkan bersama.

Page 45: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xlv

Metode demonstrasi merupakan cara mengajar dimana siswa dapat

mengamati apa yang didemonstrasikan menyangkut materi yang diajarkan

sehingga siswa jadi lebih paham atau mengerti. Jadi siswa tidak hanya menghafal

konsep saja tetapi juga benar-benar mengerti penerapan konsep tersebut. Dalam

metode demonstrasi perlu didukung diskusi untuk menambah pengetahuan yang

ada.

7. Motivasi Belajar

Motivasi berkaitan dengan keseimbangan atau equilibrium yaitu upaya

untuk membuat dirinya memadai dalam hidup, sehingga individu dapat mengatur

sendiri, relatif bebas dari dorongan orang lain untuk menjadi lebih kompeten.

Menurut A. Suhaenah Suparno (2000: 83), "Motivasi juga berkaitan dengan emosi

sehingga bisa menjadi kekuatan pendorong (driving forces) untuk mempelajari

sesuatu". Muhibbin Syah (1995 : 136) menyebutkan bahwa "motivasi adalah

keadaan internal individu atau organisme yang mendorongnya untuk berbuat

sesuatu atau pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah".

Motivasi menurut Ngalim Purwanto (1995: 71) merupakan "suatu usaha

yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku

seseorang agar ia terdorong untuk bertindak (beraktivitas) sehingga dapat

mencapai hasil atau tujuan tertentu". Dalam kegiatan belajar, motivasi ini

bertujuan untuk menggerakkan dan menggugah seseorang agar timbul keinginan

dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Motivasi merupakan

suatu proses pemberi arah perilaku seseorang.

Dilihat dari proses terjadinya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik

merupakan motivasi yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Motivasi

ekstrinsik merupakan motivasi yang terjadi akibat adanya rangsangan-rangsangan

dari luar. Motif yang timbul didorong oleh adanya tujuan yang kadang kala tidak

esensial, misalnya keinginan belajar siswa karena ingin mendapat pujian dari

temannya bukan kareana mencari sesuatu yang lebih asensial. Sardiman A.M.

(1992: 75) menyatakan bahwa "Motivasi belajar adalah motivasi merupakan

Page 46: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xlvi

faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Siswa yang memiliki motivasi kuat,

akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar".

Dengan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi kondusif, serta

diberikan penguatan-penguatan diharapkan akan dapat merubah motivasi

ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik. Sebagian guru berpendapat bahwa motivasi

belajar siswa adalah bersumber dari siswa sendiri, dan siswalah yang harus

berusaha untuk mengatasi masalahnya sendiri dalam meningkatkan motivasi

belajarnya sendiri. Apabila siswa memiliki motivasi positif, siswa akan: 1)

memperlihatkan minat, memiliki perhatian, dan ingin ikut serta, 2) bekerja keras,

serta memberikan waktu kepada usaha tersebut, dan 3) terus bekerja sampai tugas

yang diberikan kepadanya selesai.

Motivasi sangat dipengaruhi oleh tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang

hendak dicapai oleh suatu perbuatan yang pada gilirannya akan memuaskan

kebutuhan individu. Adanya tujuan yang jelas dan disadari akan mempengaruhi

kebutuhan, dan akan mendorong timbulnya motivasi, sehingga tujuan akan dapat

membangkitkan timbulnya motivasi.

Motivasi berperan dalam merangsang seorang individu agar dapat bekerja

atau belajar secara optimal. Oemar Hamalik (2000: 175) menyatakan bahwa

Motivasi memiliki beberapa fungsi, yaitu untuk: 1) mendorong timbulnya suatu

kelakuan atau perbuatan, 2) sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan

dalam pencapaian tujuan yang didinginkan, 3) sebagai penggerak dalam

melakukan kegiatan. Terkait dengan kegiatan pembelajaran, motivasi belajar

memiliki peran yang sangat strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Sardiman A.M. (1992: 75) menyatakan bahwa "motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar

dan menjamin kelangsungan belajar demi mencapai tujuan pembelajaran". Dalam

kegiatan belajar, motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam

memberikan semangat dan rasa senang. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan

menampakkan semangat yang tinggi untuk melaksanakan kegiatan belajar.

Dengan motivasi yang tinggi pula, siswa diharapkan akan memperoleh hasil

belajar yang baik. Beberapa ciri siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi

Page 47: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xlvii

diantaranya adalah memiliki rasa ketertarikan kepada guru dalam arti tidak

bersikap acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang dipelajari, memperlihatkan

antusiasme yang tinggi, ingin identitasnya diketahui dan diakui, selalu mengingat

pelajaran dan mempelajarinya kembali, serta memiliki kebiasaan moral yang

selalu terkontrol. Siswa tersebut juga tekun dalam menghadapi tugas yang

diberikan serta dapat bekerja dalam waktu yang lama, ulet dalam menghadapi

kesulitan dan tidak mudah puas atas apa yang diperolehnya.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

dalam bidang studi Fisika adalah kemampuan atau kekuatan serta semangat untuk

melakukan proses belajar dalam bidang studi Fisika. Dengan motivasi belajar

yang tinggi, diharapkan para siswa akan meraih prestasi belajar Fisika yang

memuaskan.

Motivasi belajar Fisika meliputi:

1) Keinginan untuk meningkatkan pengetahuan, yaitu: a) dorongan untuk

membaca dan mengerjakan soal-soal Fisika, b) dorongan untuk mengajukan

pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas, dan c) dorongan untuk membaca

buku baru.

2) Keinginan untuk mencapai hasil yang optimal, yaitu: a) dorongan untuk

selalu maju dalam menekuni pelajaran Fisika, b) dorongan untuk selalu

mendapat nilai baik, c) dorongan untuk menyelesaikan tugas-tugas, dan d)

kesungguhan siswa dalam merespon pelajaran Fisika.

3) Rasa percaya diri dan kepuasan, yaitu: a) dorongan untuk mengusai materi

pembelajaran secara mandiri, b) memiliki kepuasaan dalam mengikuti proses

pembelajaran, dan c) adanya keinginan umpan balik dalam pembelajaran.

8. Pre Tes dan Post Tes

a. Pre Tes

Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre tes.

Pre tes ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran yang

akan dilaksanakan. Oleh karenanya pre tes memegang peranan yang cukup

penting dalam proses pembelajaran. Fungsi pre tes menurut Mulyasa (2006:100)

adalah sebagai berikut :

Page 48: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xlviii

1. Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre tes maka pikiran mereka kan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan.

2. Untuk Mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pre tes dengan post tes.

3. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.

4. Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus.

Untuk mencapai fungsi yang ketiga dan keempat maka hasil pre tes harus

segera diperiksa, sebelum proses pembelajaran inti dilaksanakan (sebelum siswa

mempelajari modul). Pemeriksaan harus dilakukan secara cepat dan cermat,

jangan sampai menggangu suasana belajar, dan jangan sampai mengalihkan

perhatian peserta didik. Sehingga pada waktu memeriksa pre tes perlu diberikan

kegiatan lain, misalnya membaca hand out atau teks books. Pre tes sebaiknya

dilakukan secara tertulis, meskipun bisa saja dilaksanakan secara lisan atau

perbuatan.

b. Post Tes

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post tes. Sama

halnya dengan pre tes, post tes juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam

melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi post tes menurut Mulyasa (2006:102)

antara lain dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan hasil pre tes dan post tes.

2. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan dengan kompetensi dan tujuan yang belum dikuasai ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali (remedial teaching).

3. Untuk mengetahui peserta didik-peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul (kesulitan belajar).

4. Sebagian bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen modul, dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan baik terhadap perencaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

Page 49: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xlix

Dari pembelajaran di atas dapat disimpulkan post tes digunakan untuk

mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang

ditentukan. Tingkat kemajuan atau peningkatan pemahaman siswa terhadap

konsep dapat dilihat dengan membandingkan pre tes dan post tes.

9. Kemampuan Awal

Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor dari dalam

diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor

yang berasal dari dalam diri siswa terutama adalah kemampuan atau penguasaan

konsep-konsep dan aturan-aturan yang merupakan prasyarat untuk memahami

bahan atau materi pelajaran baru atau memecahkan masalah berkaitan dengan

materi belajar. Kemampuan awal merupakan faktor internal yang akan dapat

memberikan suatu gambaran bagi seorang guru untuk mengetahui apakah siswa

siap untuk menerima pelajaran selanjutnya. Kemampuan tersebut akan

memberikan pengaruh juga pada prestasi belajar siswa terutama kemampuan

kognitifnya. Ngalim Purwanto (1995: 118) berpendapat bahwa "Untuk menerima

pelajaran yang baru diperlukan pengetahuan dari bahan-bahan lama yang telah

dipelajari pada waktu yang lalu". Sedangkan A. Tabrani Rusyan et al (1994: 24)

mengatakan bahwa: "Pengalaman masa lampau dan pengertian-pengertian yang

telah dimiliki oleh siswa menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman

baru dan pengertian-pengertian baru".

Kemampuan awal dapat dilihat dari hasil pre-test yang dilaksanakan

sebelum siswa menerima pelajaran. Hasil pre-test digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan penguasaan konsep Fisika. Jadi kemampuan awal

yang dilihat dari hasil pre-test menjadi dasar untuk mempelajari pengetahuan baru

dan untuk mendapatkan kemampuan yang lebih tinggi.

10. Hakikat Konsep

a. Pengertian Konsep

Rosser (1984) dalam Ratna Wilis Dahar (1989: 80) mengemukakan

"konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-

Page 50: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

l

kejadian kegiatan atau hubungan-hubungan, yang mempunyai atribut-atribut yang

sama".

Menurut Rosser dalam Ratna Wilis Dahar (1989: 93-95) suatu konsep

terdiri dari:

1) Nama konsep, nama konsep perlu untuk berkomunikasi tentang konsep tersebut.

2) Atribut-atribut, kriteri dan variabel konsep, atribut kriteria dari suatu konsep adalah ciri-ciri konsep yang perlu untuk membedakan contoh dan bukan contoh, dan untuk menentukan apakah suatu obyek merupakan suatu contoh dari konsep. Sedangkan atribut variabel konsep adalah ciri-ciri yang mungkin berbeda antara contoh-contoh tanpa mempengaruhi inklusi dalam kategori konsep tersebut.

3) Definisi konsep, merupakan pernyataan dari konsep. Kemampuan untuk menyatakan suatu definisi dari suatu konsep dapat digunakan sebagai suatu kriteria bahwa siswa telah belajar konsep tersebut.

4) Contoh-contoh, digunakan untuk pengembangan konsep. 5) Hubungan konsep dengan konsep lain, pada sebagian besar konsep-

konsep, kita dapat mengembangkan suatu hierarki dari konsep-konsep yang berhubungan yang memperlihatkan bagaimana suatu konsep terkait pada konsep-konsep yang lain.

Dari pendapat di atas konsep adalah abstraksi atau maksud dari sebuah

obyek atau kejadian yang digunakan untuk mempermudah komunikasi dari sifat-

sifat yang merupakan karakteristik suatu obyek, kejadian atau fenomena tertentu.

b. Pemahaman Konsep

Aspek pemahaman konsep merupakan aspek yang mengacu pada

kemampuan memahami makna materi yang dipelajari. Pada umumnya aspek

pemahaman menyangkut kemampuan menangkap makna konsep, salah satunya

ditandai dengan kemampuan menjelaskan arti suatu konsep dengan kata-kata

sendiri. Benyamin Bloom dalam Nana Syaodih S (2003: 72-73) menyatakan

bahwa:

"Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu penerjemahan (misalnya dari lambang ke arti), penafsiran dan ekstrapolasi (menyimpulkan sendiri sesuatu yang telah diketahui). Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan, sehingga untuk mencapai tujuan dalam tingkatan pemahaman dituntut keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar."

Page 51: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

li

Nana Sudjana (2000: 50) mengemukakan "Pemahaman memerlukan

kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep". Dari pendapat di atas

pemahaman adalah tingkat kemampuan dalam mendefinisikan dan

mengungkapkan konsep dengan benar melalui pemikiran sendiri.

Ada tiga macam pemahaman yang dikemukan oleh Nana Sudjana

(2000:51) yaitu:

1) Pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya.

2) Pemahaman penafsiran, misalnya memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.

3) Pemahaman ekstrapolasi, yakni kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu, atau memperluas wawasan.

Ketiga macam tipe pemahaman di atas kadang-kadang sulit dibedakan,

dan bergantung kepada kontek isi pelajaran. Kata-kata operasional untuk

merumuskan tujuan instruksional dalam bidang pemahaman, antara lain:

membedakan, menjelaskan, meramalkan, menafsirkan, memperkirakan, memberi

contoh, mengubah, membuat rangkuman, menuliskan kembali, melukiskan

dengan kata-kata sendiri.

11. Konsep Gerak

a. Pengertian Gerak

Gerak adalah perpindahan tempat kedudukan benda. Suatu benda

dikatakan bergerak bila kedudukan atau posisi benda berubah bersamaan dengan

perubahan waktu. Gerak suatu benda bersifat relatif, sebab gerak benda

bergantung dari titik acuan dan pengamat. Benda bergerak adalah benda yang

mengalami perpindahan sehingga terjadi perubahan jarak. Perpindahan suatu

benda adalah perubahan kedudukan yaitu kedudukan akhir dikurangi kedudukan

awal, atau dapat dituliskan:

awalakhir xxx

(Budi Purwanto & Arinto Nugroho, 2007: 177)

Sedangkan jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh (besaran skalar).

Jenis gerak dapat digambarkan pada Gambar 2.1:

Gerak Jenis gerak

Menurut lintasan

Gerak lurus

Gerak parabola

Gerak melingkar

Page 52: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lii

Gambar 2.1 Diagram Jenis Gerak

Dari gambar di atas terlihat bahwa gerak dapat ditinjau berdasarkan lintasannya

antara lain:

1) Gerak lurus: gerak benda yang lintasannya lurus.

Contoh: gerak buah kelapa jatuh dari pohonnya.

2) Gerak parabola: gerak benda yang lintasannya berbentuk garis lengkung.

Contoh: gerak melempar peluru dengan sudut lempar tertentu.

3) Gerak melingkar: gerak benda yang lintasannya berbentuk lingkaran.

Contoh: gerak jarum jam.

(Tim Abdi Guru, 2004: 46-47)

b. Kecepatan

Kecepatan yaitu perpindahan tiap satuan waktu, yang dapat dituliskan:

tsv

Dimana:

v : kecepatan (m/s)

s : perpindahan (m)

t : waktu tempuh (s)

Bila kecepatan benda berubah-ubah, cara terbaik menyatakan

kecepatannya adalah dalam bentuk kecepatan rata-rata, yaitu dengan cara

membagi selisih perpindahan (perubahan perpindahan) dengan selang waktu yang

dibutuhkan. Dinyatakan dengan persamaan:

tsvr

Dimana:

rv : kecepatan rata-rata (m/s)

Page 53: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

liii

s : selisih perpindahan (m)

t : selang waktu (s)

Kelajuan adalah jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Dapat dinyatakan

dengan persamaan:

tsv

Dimana: v : kelajuan (m/s)

s : jarak (m)

t : selang waktu tempuh (s)

Bila kelajuan benda berubah-ubah, cara terbaik menyatakan kelajuannya

adalah dalam bentuk kelajuan rata-rata, yaitu dengan cara membagi selisih jarak

dengan selang waktu yang dibutuhkan. Dapat dituliskan dalam bentuk persamaan:

tsvr

Dimana:

rv : kelajuan rata-rata (m/s)

s : selisih jarak (m)

t : selang waktu (s)

Dalam satuan SI satuan kecepatan dan kelajuan adalah m/s, tetapi dalam

kehidupan sehari-hari dinyatakan dengan km/jam. Perbedaan kelajuan dan

kecepatan adalah sebagai berikut: kelajuan hanya menyatakan seberapa cepatnya

sebuah benda bergerak dan merupakan besaran skalar. Sedangkan kecepatan

menyatakan cepatnya dan arah gerakannya, kecepatan merupakan besaran vektor.

(Marthen Kanginan, 2006: 188-192)

c. Gerak Lurus Beraturan

Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda dengan lintasan lurus

dengan kecepatan tetap (konstan).

Contoh:1. Gerak bus di jalan tol yang lurus dengan kecepatan stabil.

2. Kereta api yang berjalan di rel yang lurus dengan kecepatan tetap.

Page 54: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

liv

Hubungan antara besarnya kecepatan (v), jarak (s) dan waktu (t)

digambarkan dalam grafik pada Gambar 2.2:

a) b)

Gambar 2.2 a) Grafik Hubungan antara v dan t

b) Grafik Hubungan antara s dan t

(Budi Purwanto & Arinto Nugroho, 2007: 179-180)

d. Gerak Lurus Berubah Beraturan

Sebuah benda dikatakan bergerak lurus berubah beraturan jika gerak benda

mempunyai lintasan lurus dan kecepatannya berubah secara beraturan. Gerak

lurus berubah beraturan ada dua macam:

1) Gerak Lurus Berubah Beraturan Dipercepat

Gerak lurus berubah dipercepat beraturan adalah gerak lurus yang

kecepatannya selalu bertambah secara beraturan setiap selang waktu tertentu.

Penambahan kecepatan tiap detik disebut percepatan, yang persamaannya:

tvva t 0

Kecepatan akhir benda ( tv ) dirumuskan: atvvt 0

Jika jarak tempuh diberi notasi s, maka: 20

2

1 attvs

Dimana: a : percepatan benda (m/s2)

s : jarak (m)

t : selang waktu tempuh (s)

vt : kecepatan awal benda (m/s)

v0 : kecepatan akhir benda (m/s)

Contoh gerak lurus dipercepat beraturan adalah gerak jatuh bebas. Gerak

jatuh bebas merupakan GLBB tanpa kecepatan awal (v0=0). Percepatan (a)

sama dengan percepatan gravitasi (g). Sesuai dengan persamaan GLBB, maka:

v

t

s

t

Page 55: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lv

a) Kecepatan setiap saat (vt) dirumuskan:

atvvt 0 karena gav ;00 , maka gtvt

b) Jarak tempuh diberi notasi s, maka:

20

2

1 attvs karena gav ;00 , maka 2

2

1 gts

Dimana:

g : percepatan gravitasi bumi (m/s2) tv : kecepatan awal benda (m/s)

s: jarak tempuh benda (m) 0v : kecepatan akhir benda (m/s)

Contoh lain: seorang naik sepeda pada jalan yang lurus dan menurun, akan

mengalami percepatan.

2) Gerak Lurus Berubah Beraturan Diperlambat

Gerak lurus berubah diperlambat beraturan adalah gerak lurus yang

kecepatannya selalu berkurang secara beraturan setiap selang waktu tertentu.

Pengurangan kecepatan tiap detik disebut perlambatan, yang persamaannya:

tvva t 0

Kecepatan akhir benda ( tv ) dirumuskan: atvvt 0

Jika jarak tempuh diberi notasi s, maka: 20

2

1 attvs

Dimana: a : percepatan benda (m/s2)

s: jarak tempuh benda (m)

t : selang waktu tempuh (s)

vt : kecepatan awal benda (m/s)

v0 : kecepatan akhir benda (m/s)

Untuk perlambatan biasanya a bernilai minus.

Contoh gerak lurus diperlambat beraturan:

a). Bola yang dilempar ke atas.

(1). Kecepatan setiap saat ( tv ) dirumuskan: atvvt 0

Karena a = g ( karena mengalami perlambatan maka a minus)

Page 56: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lvi

Maka gtvvt 0

(2). Ketinggian benda setiap saat (h), maka:

20

2

1 attvh

Karena a = g (karena mengalami perlambatan maka a minus)

Maka 20

2

1 gttvh

Dimana:

g : percepatan gravitasi bumi (m/s2)

s : jarak tempuh benda (m)

t : selang waktu tempuh (s)

vt : kecepatan awal benda (m/s)

v0 : kecepatan akhir benda (m/s)

b). Bola yang menggelinding di atas pasir.

Grafik gerak lurus berubah beraturan dipercepat seperti pada Gambar 2.3:

a) b)

Gambar 2.3 a) Grafik Hubungan antara v dan t

b) Grafik Hubungan antara s dan t

Untuk gerak lurus beraturan diperlambat grafiknya ditunjukkan pada Gambar

2.4:

a) b)

Gambar 2.4 a) Grafik Hubungan antara v dan t

b) Grafik Hubungan antara s dan t

(Budi Purwanto & Arinto Nugroho, 2007: 183-185)

V0

t

s

t

s

t

v0

t

vt

v

Page 57: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lvii

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di muka, maka dapat

dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian. Guru dalam proses belajar-

mengajar selalu bertujuan agar materi yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.

Tetapi pada kenyataannya harapan tersebut belum dapat diwujudkan sepenuhnya.

Dalam hal yang demikian suatu strategi belajar-mengajar sangatlah diperlukan

sebagai penunjang dari suatu metodologi pembelajaran.

Tinggi rendahnya prestasi belajar Fisika siswa sebagai salah satu alat ukur

keberhasilan pembelajaran Fisika dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor

internal maupun faktor eksternal pada diri siswa. Salah satu faktor eksternal siswa

adalah metode pembelajaran sedangkan faktor internalnya adalah motivasi belajar

siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang digunakan guru cukup besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Dengan demikian guru

harus mengetahui metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pada pokok

bahasannya.

1. Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme melalui Metode Eksperimen dan

Demonstrasi terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Siswa

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain

yaitu cara penyajian materi pelajaran. Dengan pemilihan cara penyajian materi

yang tepat akan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien

dalam rangka untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan konstruktivisme dengan metode

eksperimen dan demonstrasi. Pembelajaran dengan metode eksperimen

dilaksanakan dengan melakukan praktikum di laboratorium. Sedangkan

pembelajaran dengan metode demonstrasi dilakukan di kelas, dengan pengamatan

atas kegiatan yang didemonstrasikan. Berdasarkan kajian teori tersebut dapat

dikatakan bahwa menggunakan metode mengajar demonstrasi dapat memberikan

hasil prestasi belajar yang baik melalui pengamatan terhadap benda-benda yang

dimunculkan guna memperjelas konsep yang diajarkan. Dalam metode

demonstrasi diperlukan keprofesionalan guru dalam mengutarakan ide-ide.

Page 58: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lviii

Metode eksperimen memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan

sendiri jawaban atas masalah yang dihadapi sehingga siswa terlibat langsung dan

dapat menambah kemampuan dalam memahami konsep. Agar terjadi pemahaman,

siswa harus banyak dilibatkan aktif dalam proses belajar mengajarnya dengan

lebih mengaktifkan siswa dan guru hanya sebagai pendamping dalam proses

belajar.

Dengan demikian dituntut adanya penggunaan metode mengajar yang

menekankan pada peran aktif siswa sedangkan guru sebagai pembimbing. Dengan

peran aktif diharapkan siswa akan menemukan sendiri konsep-konsep yang

diajarkan sehingga penguasaannya lebih mendalam.

2. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Peningkatan Pemahaman

Konsep Fisika Siswa

Dalam proses belajar mengajar, motivasi belajar sangat penting karena

merupakan salah satu penggerak untuk meraih prestasi yang lebih baik dan

memberikan arah kegiatan-kegiatan yang bertujuan meraih prestasi sehingga

menimbulkan gairah untuk berprestasi dan semangat dalam usaha untuk

meningkatkan prestasi dan mempertahankan prestasi yang telah diraih. Dengan

adanya penggerak dan semangat berprestasi maka diharapkan prestasi belajar

yang optimal dapat tercapai.

Prestasi belajar setiap siswa belum tentu sama. Perbedaan tersebut salah

satunya dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Seorang siswa yang mempunyai

motivasi belajar yang tinggi maka aktivitas belajar yang dilakukan tentunya akan

tinggi pula dan lebih bermutu baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga akan

lebih cepat memahami konsep yang dipelajari dan lebih menguasai materi yang

diberikan. Jadi siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi prestasi belajarnya

akan meningkat dibandingkan siswa yang motivasi belajarnya rendah.

3. Interaksi Pengaruh antara Pendekatan Konstruktivisme melalui Metode

Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Peningkatan Pemahaman

Konsep Fisika Siswa

Pemilihan pendekatan pengajaran yang tepat mempengaruhi hasil prestai

belajar siswa. Pendekatan pengajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi

Page 59: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lix

materi akan membantu siswa dalam menerima segala yang disajikan guru,

sehingga diharapkan meningkatkan prestasi belajar siswa. Penggunaan metode

eksperimen dan demonstrasi dalam pengajaran Fisika akan membangkitkan

motivasi belajar siswa karena dalam metode eksperimen dan demonstrasi aktivitas

belajar Fisika siswa akan bertambah karena ia turut memperagakan model

percobaan. Metode kontruktivisme akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang

lebih baik tetapi hal tersebut terdapat pada siswa-siswa yang mempunyai motivasi

tinggi atau sedang. Karena dalam pendekatan konstruktivisme menuntut keaktifan

siswa yang tinggi, sehingga dengan keaktifan siswa yang tinggi tersebut dapat

diperoleh pengetahuan konsep yang mendalam.

Bertolak dari dasar pemikiran di atas, maka hubungan antara variabel-

variabel dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.5 Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan konstruktivisme

melalui metode eksperimen (A1) dan demonstrasi (A2) terhadap peningkatan

pemahaman konsep Fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak

Motivasi Belajar Tinggi

Motivasi Belajar

Sedang

Motivasi Belajar Rendah

Kelompok eksperimen

Kelompok kontrol

Kemampuan awal

Pendekatan melalui metode

eksperimen

Pendekatan melalui metode

demonstrasi

Motivasi Belajar Tinggi

Motivasi Belajar

Sedang

Motivasi Belajar Rendah

Pemahaman konsep siswa

Page 60: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lx

2. Ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi (B1), sedang (B2) dan

rendah (B3) terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa pada sub

pokok bahasan Gerak.

3. Ada interaksi pengaruh antara penggunaan metode pembelajaran (A) dan

motivasi belajar (B) terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa

pada sub pokok bahasan Gerak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Mojolaban, Kabupaten

Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII

semester 2 SMP Negeri 3 Mojolaban. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan

April 2008 s/d bulan Juli 2008. Jadwal kegiatan penelitian selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 1.

B. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x3.

Faktor pertama adalah pendekatan konstruktivisme dengan metode eksperimen

dan metode demonstrasi. Faktor kedua adalah motivasi belajar Fisika siswa, yaitu

motivasi belajar Fisika kategori tinggi, sedang dan rendah. Adapun rancangan

eksperimen dapat ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Faktor B (Motivasi Belajar) Pendekatan

Konstruktivisme (A) Tinggi/B1 Sedang/B2 Rendah/B3

Metode Eksperimen (A1) A1B1 A1B2 A1B3

Metode Demonstrasi (A2) A2B1 A2B2 A2B3

Page 61: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxi

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3

Mojolaban Sukoharjo, tahun ajaran 2007/2008 yang terdiri dari 6 kelas.

Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Sampel yang

diambil terdiri dari dua kelas yakni kelas VIIA berjumlah 39 siswa sebagai

kelompok eksperimen dan kelas VIIB berjumlah 40 siswa sebagai kelompok

kontrol.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian adalah pendekatan konstruktivisme dan

motivasi belajar siswa.

a. Pendekatan Konstruktivisme

1) Definisi operasional

Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan yang melibatkan

proses pembentukan konsep ilmu pengetahuan yang melibatkan keaktifan

siswa dengan struktur kognitif tertentu yang telah terbentuk sebelumnya

dengan membentuk dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dalam

situasi dan pengalaman yang baru.

2) Skala pengukuran

Nominal, ada dua kategori yaitu:

a) Pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen

b) Pendekatan konstruktivisme melalui metode demonstrasi

3) Simbol: A

b. Motivasi Belajar Siswa

Variabel motivasi belajar sebagai variabel bebas moderator merupakan

variabel atribut, yaitu yang diukur tapi tidak dimanipulasi secara

eksperimental. Variabel tersebut dimasukkan dalam rancangan penelitian

untuk dijadikan variabel moderator sehingga dapat dilihat interaksinya dengan

variabel yang lain dalam mempengaruhi variabel terikat.

1) Definisi Operasional

Page 62: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxii

Motivasi belajar siswa dalam bidang studi Fisika adalah kemampuan atau

kekuatan serta semangat untuk melakukan proses belajar dalam bidang

studi fisika. Dengan motivasi belajar yang tinggi, diharapkan para siswa

akan meraih kemampuan kognitif Fisika yang memuaskan.

2) Skala Pengukuran

Skala internal yang kemudian diubah ke skala ordinal dengan cara

mengelompokkan tinggi, sedang dan rendah. Penggolongan dilakukan

dengan menjumlahkan skor subyek kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol kemudian dirata-rata. Kemudian dikelompokkan ke dalam tiga

kategori berdasarkan rata-rata yaitu:

Motivasi belajar tinggi = x > Rataan Gab+1/2 SD

Motivasi belajar sedang = Rataan Gab-1/2 SD ≤ x ≤ Rataan Gab+1/2SD

Motivasi belajar rendah = x < Rataan Gab-1/2 SD

3) Indikator: skor hasil angket motivasi belajar fisika siswa.

4) Simbol: B

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian adalah pemahaman konsep siswa pada

bab Gerak.

a. Definisi Operasional: pemahaman konsep gerak adalah tingkat penguasan

siswa terhadap konsep Gerak.

b. Skala pengukuran: Interval

c. Indikator: hasil post tes materi Gerak.

d. Simbol : Y

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan angket.

1. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah

diberikan perlakuan. Pengamat menyiapkan alat penilaian kemampuan siswa

setelah diberikan perlakuan yang sudah diujicobakan validitas dan reliabilitasnya.

Langkah-langkah pembuatan tes obyektif adalah sebagai berikut :

Page 63: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxiii

a. Menentukan tujuan mengadakan tes.

b. Membuat kisi-kisi soal tes untuk pokok bahasan Gerak dengan membuat tabel

spesifikasi yang berisi pokok materi, aspek yang akan diungkap dan

presentase atau jumlah soal.

c. Menuliskan butir-butir.

d. Mengujicobakan soal untuk memperoleh soal yang berkualitas. Soal yang

berkualitas adalah soal yang memenuhi persyaratan, yaitu soal yang valid,

reliabel, dapat membedakan antara siswa kelompok rendah dengan siswa

kelompok tinggi dan mempunyai tingkat kesulitan soal sedang. Untuk

mengetahui apakah soal yang dibuat sudah memenuhi persyaratan di atas atau

belum, maka dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda soal dan

tingkat kesulitan soal.

Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan tes objektif dengan

pola tes sebagai berikut:

a. Bentuk tes pilihan ganda (multiple choise test).

b. Jumlah soal yang harus dikerjakan siswa sebanyak 30 soal.

c. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan soal adalah 2x40 menit.

Tes dilaksanakan dua kali. Tes pertama disebut pre-tes diberikan sebelum

pembelajaran dengan metode eksperimen untuk kelompok eksperimen dan dengan

metode demonstrasi untuk kelompok kontrol. Tes kedua disebut post-tes diberikan

setelah selesai pembelajaran.

2. Angket

Teknik non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk

mengukur tingkat motivasi belajar siswa dilihat dari dimensi afektif.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Tes Sebelum tes digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu diadakan uji coba

soal untuk mengetahui kualitas soal yang digunakan untuk mendapatkan

Page 64: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxiv

perangkat tes yang berkualitas. Syarat yang harus dipenuhi adalah validitas,

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran

a. Validitas Tes

Perangkat tes dikatakan valid, apabila perangkat tes tersebut

mempunyai kesejajaran dengan skor total. Untuk mengetahui validitas tes

tersebut digunakan teknik analisis butir soal dengan korelasi point biserial,

yang menurut Suharsimi Arikunto (1989: 76), perumusannya sebagai berikut:

qp

SMM

rt

tppbis

Dimana:

pbisr : Koefisien korelasi point biserial

Mp: Mean skor dari subyek-subyek yang menjawab benar dari item yang

dicari korelasinya dengan tes.

Mt : Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)

p : Banyaknya siswa yang menjawab benar dibagi jumlah seluruhnya

q : proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 - p)

St : Standart deviasi skor total

1.

. 222

nnXXn

St

Kriteria:

rpbis ≥ rtabel berarti item valid

rpbis < rtabel berarti item tidak valid

b. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah keajegan suatu tes yang apabila diteskan kepada

subyek yang sama dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek yang tidak

sama dalam waktu yang sama. Untuk mengukur reliabilitas tes dalam

penelitian digunakan rumus Kuder Richardson (KR-20), yang menurut

Suharsimi Arikunto (1989: 96) adalah sebagai berikut:

2

2

11 1 SpqS

nnr

Page 65: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxv

Dimana:

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subyek yang menjawab item soal dengan benar.

q : Proporsi subyek yang menjawab item soal dengan salah.

Σpq: Jumlah hasil perkalian antara p dan q.

n : Banyaknya item.

S2 : Standart deviasi dari test.

Kriteria:

0,00 ≤ r11 < 0,20 : reliabilitas sangat rendah

0,20 ≤ r11 < 0,40 : reliabilitas rendah

0,40 ≤ r11 < 0,60 : reliabilitas cukup

0,60 ≤ r11 < 0,80 : reliabilitas tinggi

0,80 ≤ r11 < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah. Angka

yang menunjukkan daya beda disebut indeks diskriminasi.

Untuk menentukan daya pembeda, seluruh peserta tes dibagi dua sama

besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh peserta tes

diurutkan mulai skor teratas sampai bawah. Adapun rumus yang digunakan

untuk menghitung daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto

(1989:213-221) adalah:

BAB

B

A

A PPJB

JBDp

Dimana:

Dp : Daya pembeda

JA : Banyaknya siswa kelompok atas.

JB : Banyaknya siswa kelompok bawah.

BA : Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar.

Page 66: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxvi

BB : Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar.

PA : Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar.

PB : Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar.

Daya pembeda (nilai D) diklasifikasikan sebagai berikut:

0,00 ≤ D < 0,20 : Jelek

0,20 ≤ D < 0,40 : Cukup

0,40 ≤ D < 0,70 : Baik

0,70 ≤ D ≤ 1,00 : Baik sekali

D : Negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai

D negatif sebaiknya dibuang saja.

d. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran suatu soal adalah ukuran indeks kesukaran suatu soal

yaitu bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Menurut

Suharsimi Arikunto (1989: 209-212), untuk mengukur taraf kesukaran soal

digunakan rumus:

JSBP

Dimana:

P : Derajat Kesulitan

B : Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Penggolongan derajat kesukaran soa tes sebagai berikut: 0,10 ≤ P ≤ 0,30 : Soal sukar

0,30 < P ≤ 0,70 : Soal sedang

0,70 < P ≤ 1,00 : Soal mudah

2. Angket

Angket atau kuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang laporan pribadinya

atau hal-hal yang ia ketahui.

Langkah-langkah pembuatan angket motivasi belajar:

a. Membuat kisi-kisi angket motivasi belajar, yaitu dengan:

Page 67: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxvii

1) Menentukan kemampuan yang akan diukur.

2) Menentukan indikator dari kemampuan yang akan diukur.

3) Menentukan ruang lingkup dan banyaknya pernyataan untuk masing-

masing sub variabel.

b. Menyusun item pertanyaan angket sesuai dengan indikator yang dapat dilihat

pada lampiran.

c. Mengujicobakan angket motivasi belajar untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas dari angket yang telah dibuat.

Prosedur pemberian skor berdasarkan tingkat motivasi belajar Fisika

siswa, antara lain:

a. Untuk angket motivasi belajar Fisika siswa pada item positif

1) Jawaban hampir selalu dengan skor 4 menunjukkan motivasi belajar

Fisika siswa paling tinggi.

2) Jawaban seringkali dengan skor 3 menunjukkan motivasi belajar Fisika

siswa tinggi.

3) Jawaban kadang-kadang dengan skor 2 menunjukkan motivasi belajar

Fisika siswa rendah.

4) Jawaban hampir tidak pernah dengan skor 1 menunjukkan motivasi

belajar Fisika siswa paling rendah.

b. Untuk angket motivasi belajar fisika siswa pada item positif

1) Jawaban hampir selalu dengan skor 1 menunjukkan motivasi belajar

Fisika siswa paling tinggi.

2) Jawaban seringkali dengan skor 2 menunjukkan motivasi belajar Fisika

siswa tinggi.

3) Jawaban kadang-kadang dengan skor 3 menunjukkan motivasi belajar

Fisika siswa rendah.

4) Jawaban hampir tidak pernah dengan skor 4 menunjukkan motivasi

belajar Fisika siswa paling rendah.

Reliabilitas dan validitas angket motivasi belajar dapat diketahui dengan

menggunakan rumus-rumus berikut:

a. Reliabilitas Angket Motivasi Belajar

Page 68: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxviii

Oleh karena skor pada pengukuran motivasi belajar merupakan

rentangan, maka digunakan rumus Alpha. Suharsimi Arikunto (1998: 171)

menyatakan, "Rumus alpha digunakan untuk mencari tingkat reliabilitas

instrumen tes yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk

uraian". Adapun alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut:

2

2

11 11 t

b

kkr

Dimana:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya pertanyaan atau butir soal

∑σb2 = jumlah varians skor tiap item

σt2 = varians total

1.

. 222

nnXXn

t

Hasil perhitungan uji reliabilitas dengan rumus alpha ini

didinterpretasikan sebagai berikut:

Besarnya nilai r Interpretasi

0,80 < r11 ≤ 1,00 sangat tinggi

0,60 < r11 ≤ 0,80 tinggi

0,40 < r11 ≤ 0,60 cukup

0,20 < r11 ≤ 0,40 rendah

0,00 < r11 ≤ 0,20 sangat rendah

b. Validitas Angket Motivasi Belajar

Menurut Suharsimi Arikunto (1989: 69), untuk menghitung validitas

item angket motivasi belajar Fisika digunakan rumus product moment:

2222 YYNXXN

YXXYNrXY

Dimana:

rXY : koefisien korelasi

Page 69: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxix

N : jumlah sampel

X : skor item untuk masing-masing responden

Y : skor total jumlah dari keseluruhan item masing-masing responden

Kriteria:

rXY ≥ rtabel berarti item valid

rXY < rtabel berarti item tidak valid

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Kemampuan Awal

Pengujian kemampuan awal bertujuan untuk melihat apakah sampel

berasal dari populasi yang mempunyai kemampuan sama. Untuk menguji

kemampuan awal dilakukan dengan menggunakan Uji t Dua Ekor. Adapun rumus

yang digunakan untuk uji kemampuan awal menurut Sudjana (1996: 239) adalah

sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 :µ1 = µ2 ; tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

H1 :µ1 ≠ µ2 ; ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol.

b. Statistik Uji

21

21

11nn

s

xxt

dengan

2)1()1(

21

222

2122

nn

snsns

Dimana 1x : rata-rata kelompok eksperimen

2x : rata-rata kelompok kontrol

n1 : jumlah sampel kelompok eksperimen

n2 : jumlah sampel kelompok kontrol

s12 : Varians kelompok eksperimen

s22 : Varians kelompok kontrol

Page 70: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxx

c. Kriteria Pengujian

Derajat kebebasan uji t adalah dk = (n1 + n2 - 2)

H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

H0 ditolak jika thitung > ttabel atau thitung <- ttabel

2. Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas (metode Lillifors)

Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji

normalitas digunakan metode Lilliefors yang menurut Sudjana (1996:466)

adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1: sampel tak berasal dari populasi berdistribusi normal

2) Statistik Uji

L = Maksimum |F(zi)-S(zi)|

Dimana:

sxxz i

x = rata-rata

s = simpangan baku sampel

F(zi) = P(z ≤ zi) = probabilitas kumulatif dari z

S(zi) = )(

,...,, 21

nobservasisemuacacahzyangzzzbanyaknya in

Maks {|F(zi)-S(zi)|} adalah harga maksimum dari barisan bilangan

|F(z1)-S(z1)|, |F(z2)-S(z2)|,…, |F(zn)-S(zn)|

3) Daerah Kritik

Lobs ≥ Lα,v dimana v = ukuran sampel = n

Page 71: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxi

Lα,v diperoleh dari tabel Lilliefors

4) Keputusan Uji

H0 ditolak jika Lobs ≥ Lα,v

H0 diterima jika Lobs < Lα,v

b Uji Homogenitas (metode Bartlett)

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah populasi

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk mengujinya digunakan

metode Bartlett yang dikemukakan oleh Budiyono (2000: 174-177) dengan

prosedur sebagai berikut:

1) Membuat tabel kerja

Tabel 3.2 Tabel Kerja

Sampel fj SSj sj

2 log sj2 fj log sj

2

Jumlah

2) Hipotesis

H0: σ12 = σ2

2 = σ32 = … = σk

2 (populasi-populasi homogen)

H1: tidak semua variansi sama (populasi-populasi tidak homogen)

3) Statistik Uji

22 loglog303,2jj sfRKGf

c

Dimana:

ffk

cj

11)1(3

11

11

)1(

2

22

2

jj

j

jj

jjj

jjj

j

j

nfnSS

s

snnX

XSS

fSS

RKG

Dimana:

Page 72: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxii

k = cacah sampel

f = derajat bebas untuk RKG = N-k

j = 1, 2, 3, …, k

nj = cacah pengukuran pada sampel ke-j

N = cacah semua pengukuran

4) Daerah Kritik

χ2 > χ2α; k-1

5) Membandingkan harga χ2 dengan tabel

6) Keputusan Uji

Ho ditolak jika χ2 > χ2α; k-1, untuk α = 0,05 (sampel berasal dari populasi

yang tidak homogen)

Ho diterima jika χ2 ≤ χ2α; k-1, untuk α = 0,05 (sampel berasal dari populasi

yang homogen)

H. Pengujian Hipotesis

1. Uji Anava Dua Jalan (Frekuensi Sel Tidak Sama)

Pada penelitian ada tiga hipotesis seperti yang telah disebutkan di atas.

Untuk menguji ketiga hipotesis tersebut digunakan analisis variansi (Anava) dua

jalan dengan frekuensi sel tidak sama. Langkah-langkah Anava dua jalan

frekuensi sel tidak sama menurut Budiyono (2000: 224-228) adalah sebagai

berikut:

a. Asumsi

1) Populasi-populasi berdistribusi normal

2) Populasi-populasi homogen

3) Sampel dipilih secara acak

4) Variabel terikat berskala pengukuran interval

5) Variabel bebas berskala pengukuran nominal

b. Model

Xijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

Page 73: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxiii

Dimana:

Xijk = data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j;

µ = rerata dari seluruh data amatan (rerata besar, grand mean);

αi = efek baris ke-i pada variabel terikat;

βj = efek kolom ke-j pada variabel terikat;

(αβ)ij= kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat;

εijk = deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µn) yang berdistribusi

normal dengan rataan 0. Deviasi amatan terhadap rataan populasi juga

disebut galat (error);

i = 1, 2, 3, ..., p; p = banyak baris

j =1, 2, 3, ..., q; q = banyak kolom

k =1, 2, 3, ..., nij; nij = banyak data amatan pada sel ij

c. Hipotesis

H0A :αi = 0; tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan

konstruktivisme melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap

peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa.

H1A :αi ≠ 0; ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan

konstruktivisme melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap

peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa.

H0B :βj = 0; tidak ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar terhadap

peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa.

H1B :βj ≠ 0; ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar terhadap

peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa.

H0AB :αβij = 0; tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan metode

pembelajaran dan motivasi belajar terhadap peningkatan pemahaman

konsep Fisika siswa.

H1AB :αβij ≠ 0; ada interaksi pengaruh antara penggunaan metode

pembelajaran dan motivasi belajar terhadap peningkatan pemahaman

konsep Fisika siswa.

d. Komputasi

1) Tabel Data

Page 74: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxiv

Tabel 3.3 Draft Anava 2x3

Faktor B (Motivasi Belajar) Pendekatan Konstruktivisme (A) Tinggi/B1 Sedang/B2 Rendah/B3

Metode Eksperimen (A1) A1B1 A1B2 A1B3

Metode Demonstrasi (A2) A2B1 A2B2 A2B3

2) Tabel Data Sel

Tabel 3.4 Data Sel

B1 B2 B3

A1

nij

∑Xij

ijX

∑X2ij

Cij

SSij

n11

∑X11

11X

∑X211

C11

SS11

n12

∑X12

12X

∑X212

C12

SS12

n13

∑X13

13X

∑X213

C13

SS13

A2

npj

∑Xpj

pjX

∑X2pj

Cpj

SSpj

n21

∑X21

21X

∑X221

C21

SS21

n22

∑X22

22X

∑X222

C22

SS22

n23

∑X23

23X

∑X223

C23

SS23

nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

= banyaknya data amatan pada sel ij

= frekuensi sel ij

hn = rataan harmonik seluruh sel =

ji ijn

pq

,

1

N = ji

ijn,

= banyaknya seluruh data amatan

Page 75: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxv

ijSS = nXCCXn

XX

ijk

kijk

kijk

22

2

2 ;

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

ijAB = rataan pada sel ij

Ai = j

ijAB jumlah rataan pada baris ke-i

Bi = i

ijAB jumlah rataan pada baris ke-j

G = ji

ijAB,

jumlah rataan semua sel

3) Tabel Rerata Sel AB

Tabel 3.5 Rerata Sel AB

B

A B1 B2 B3 Total

A1 11BA 21BA 31BA A1

A2 12BA 22BA 32BA A2

Total B1 B2 B3 G

a) Komponen Jumlah Kuadrat

(1) = pqG2

(2) =ji

ijSS,

(3) = i

i

qA2

(4) j

j

pB 2

(5) = ji

ijAB,

2

b) Jumlah Kuadrat

JKA = 13 hn

JKB = 14 hn

JKAB = )4(3)5(1 hn

JKG = (2)

Page 76: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxvi

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

c) Derajat Kebebasan

dkA = p - 1

dkB = q - 1

dkAB = (p - 1) (q - 1)

dkG = N - pq

dkT = N – 1

d) Rataan Kuadrat

RKA = dkAJKA

RKB = dkBJKB

RKAB = dkABJKAB

RKG = dkGJKG

e) Statistik Uji

(1) Untuk H0A adalah RKGRKAFa yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan

N-pq,

(2) Untuk H0B adalah RKGRKBFb yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q-1 dan

N-pq,

(3) Untuk H0AB adalah RKGRKABFab yang merupakan nilai dari

variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan

(p-1)(q-1) dan N-pq.

f) Daerah Kritik

(1) Daerah kritik untuk Fa adalah DK = {F│F > Fα;p-1,N-pq}

(2) Daerah kritik untuk Fb adalah DK = {F│F > Fα;q-1,N-pq}

Page 77: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxvii

(3) Daerah kritik untuk Fab adalah DK = {F│F > Fα;(p-1)(q-1),N-pq}

g) Keputusan Uji

H01 ditolak jika Fa > Fα;p-1,N-pq

H02 ditolak jika Fb > Fα;q-1,N-pq

H03 ditolak jika Fab > Fα;(p-1)(q-1),N-pq

h) Rangkuman Analisis

Tabel 3.6 Rangkuman Analisis Anava Dua Jalan

Sumber

Variasi

JK dk Rk Fobs F P

Efek Utama

A (Baris)

B (Kolom)

Interaksi AB

Kesalahan

JKA

JKB

JKAB

JKG

p-1

q-1 (p-1)(q-1)

N-pq

RKA

RKB

RKAB

RKG

Fa

Fb

Fab

-

F*

F*

F*

-

<α atau > α

<α atau > α

<α atau > α

-

Total JKT N-1 - - - -

Ket: p adalah probabilitas amatan, F* adalah niai F yang diperoeh dari

tabel.

2. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut Anava (Komparasi Ganda) merupakan tindak lanjut dari analisis

variansi apabila hasil analisis variansi menunjukkan hipotesis H0 ditolak. Uji

lanjut Anava digunakan untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata

setiap pasangan kolom, baris, dan setiap pasangan sel. Tujuan dari uji lanjut

Anava adalah untuk mengetahui lebih anjut rerata mana yang berbeda dan rerata

mana yang sama.

Metode komparasi yang digunakan dalam penelitian menurut Budiyono

(2000: 209-211) adalah metode Scheffe, yaitu:

Page 78: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxviii

a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan yang ada. Jika terdapat k

perlakuan, maka ada 2

)1( kk pasangan rataan. Merumuskan hipotesis yang

bersesuaian dengan komparasi tersebut.

b. Menentukan tingkat signifikansi α (pada umumnya α yang dipilih sama

dengan pada uji analisis variansinya).

c. Mencari statistik uji F dengan menggunakan formula berikut:

1) Komparasi rataan antar baris

..

2..

..11

ji

jiji

nnRKG

XXF

2) Komparasi rataan antar kolom

ji

jiji

nnRKG

XXF

..

2..

..11

3) Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama (sel ij dan sel kj)

kjij

kjijkjij

nnRKG

XXF11

2

4) Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama (sel ij dan sel ik)

ikij

ikijikij

nnRKG

XXF11

2

d. Menentukan daerah kritik dengan formula berikut:

1) Komparasi rataan antar baris

Dki.-j. = Fi-j > (p-1) Fα;p-1,N-pq

2) Komparasi rataan antar kolom

Page 79: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxix

Dk.i-.j = Fi-j > (q-1) Fα;q-1,N-pq

3) Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama (sel ij dan sel kj)

Dk.ij-.kj = Fij-kj > (pq-1) Fα;(pq-1),N-pq

4) Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama (sel ij dan sel ik)

Dkij.-ik. = Fij-ik ≥ (pq-1) Fα;(pq-1),N-pq

.iX = rerata pada baris ke-i

.jX = rerata pada baris ke-j

iX . = rerata pada kolom ke-i

jX . = rerata pada kolom ke-j

ijX = rerata pada sel ij

kjX = rerata pada sel kj

ikX = rerata pada sel ik

ni. = cacah observasi pada baris ke-i

nj. = cacah observasi pada baris ke-j

n.i = cacah observasi pada kolom ke-i

n.j = cacah observasi pada kolom ke-j

nij = cacah observasi pada sel ij

nkj = cacah observasi pada sel kj

nik = cacah observasi pada sel ik

e. Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi ganda.

f. Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian meliputi data skor try out tes prestasi belajar Fisika

pada pokok bahasan Gerak, data try out angket motivasi belajar Fisika siswa, data

skor pemahaman konsep Fisika siswa pada pokok bahasan Gerak dan skor angket

motivasi belajar Fisika siswa dari masing-masing kelompok sampel penelitian.

Page 80: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxx

1. Data Skor Angket Motivasi Belajar Siswa

Dari hasil try out angket motivasi belajar siswa diperoleh:

a. Untuk uji validitas dari 46 soal angket diperoleh 40 soal angket yang valid dan

6 soal angket yang invalid, sehingga untuk penelitian digunakan 40 soal

angket, dan dari 40 soal angket telah memenuhi semua indikator: mental,

emosi, fisik (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5).

b. Untuk uji reliabilitas diperoleh r11=0,915, maka soal angket tergolong tingkat

reliabilitasnya tinggi, karena r11=0,915>0,8 uji reliabilitas sangat tinggi

(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 6).

2. Data Skor Try Out Pemahaman Konsep Fisika Siswa

Dari hasil try out tes pemahaman konsep Fisika siswa pada materi pokok

bahasan Gerak diperoleh:

a. Untuk uji validitas dari 35 soal diperoleh 30 soal yang valid dan 5 soal yang

invalid, sehingga untuk penelitian digunakan 30 soal, karena dari 30 soal telah

memenuhi indikator: pengetahuan, pemahaman, dan penerapan (perhitungan

dapat dilihat pada lampiran 17).

b. Untuk uji reliabilitas diperoleh r11=0,826, maka tes tergolong tingkat

reliabilitasnya tinggi, karena r11=0,826>0,8 uji reliabilitas sangat tinggi

(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 18).

c. Untuk rangkuman hasil analisis instrumen try out tes pemahaman konsep

Fisika siswa selengkapnya, yang meliputi uji validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 19.

3. Data Nilai Kemampuan Awal Siswa

Tabel 4.1.Rata-rata, Standar Deviasi, dan Variansi Nilai Kemampuan Awal

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Rata-rata 5,43 5,27

Standar Deviasi 1,15 1,02

Variansi 1,32 1,04

Page 81: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxxi

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen

dengan Metode Eksperimen

No. Interval Tengah Interval Frekuensi Mutlak Frekuensi Relatif (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

3,30 – 4,00

4,10 – 4,80

4,90– 5,60

5,70 – 6,40

6,50 – 7,20

7,30 – 8,00

3,65

4,45

4,85

6,05

6,85

7,65

6

9

5

11

7

1

15,38

23,08

12,82

28,21

17,95

2,56

6

9

5

11

7

1

0

2

4

6

8

10

12

Tengah Interval

Frek

uens

i

Gambar 4.1 Histogram Nilai Kemampuan Awal Kelompok

Eksperimen Metode Eksperimen

Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol

Metode Demonstrasi

No. Interval Tengah Interval Frekuensi Mutlak Frekuensi Relatif (%)

1.

2.

3.

4.

5.

3,3 – 3,8

3,9 – 4,4

4,5 – 5,0

5,1 – 5,6

5,7 – 6,2

3,55

4,15

4,75

5,35

5,95

3

6

10

6

6

7,5

15

25

15

15

3,65 4,45 4,85 6,05 6,85 7,65

Page 82: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxxii

6.

7.

6,3 – 6,8

6,9 – 7,4

6,55

7,15

5

4

12,5

10

3

6

10

6 65

4

0

2

4

6

8

10

12

Tengah Interval

Frek

uens

i

Gambar 4.2 Histogram Nilai Kemampuan Awal Kelompok

Kontrol Metode Demonstrasi

4. Data Skor Motivasi Belajar

Data tentang motivasi belajar diperoleh dari siswa melalui angket motivasi

belajar yang meliputi keinginan untuk meningkatkan pengetahuan, keinginan

untuk mencapai hasil yang optimal, serta rasa percaya diri dan kepuasan siswa.

Adapun sebaran frekuensi dari data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.4. Sebaran Skor Motivasi Belajar

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

No. Interval Tengah

Interval Frekuensi

Mutlak

Frekuensi

Relatif

(%)

Frekuensi

Mutlak

Frekuensi

Relatif

(%)

3,55 4,15 4,75 5,35 5,95 6,55 7,15

Page 83: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxxiii

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

97 – 101

102 – 106

107 – 111

112 – 116

117 – 121

122 – 126

127 – 131

132 – 136

99

104

109

114

119

124

129

134

3

5

11

8

4

6

2

0

7,69

12,82

28,21

20,51

10,26

15,38

5,13

0

8

1

13

10

6

1

0

1

20

2,5

32,5

25

15

2,5

0

2,5

Kategori motivasi belajar siswa:

Tinggi = X > Rataan Gab+1/2 SD

= X > 115,98

Sedang = Rataan Gab-1/2 SD ≤X ≤ Rataan Gab+1/2SD

= 107,51 ≤X ≤ 115,98

Rendah = X < Rataan Gab-1/2 SD

= X < 107,51

(Kategori motivasi belajar siswa yang lebih lengkap bisa dilihat pada lampiran 23

dan lampiran 24).

Page 84: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxxiv

8

1

13

10

6

10 1

35

11

8

46

2

0

024

68

10

1214

Frekuensi

Kelompok EksperimenKelompok Kontrol

Gambar 4.3. Histogram Sebaran Skor Motivasi Belajar

5. Data Nilai Pemahaman Konsep Fisika Siswa

Tabel 4.5. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Variansi Nilai Prestasi Belajar

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Rata-rata 7,07 6,47

Standar Deviasi 0,9 1,02

Variansi 0,81 1,04

Tabel 4.6.Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelompok

Eksperimen Metode Eksperimen

No. Interval Tengah Interval Frekuensi Mutlak Frekuensi Relatif (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

4,7 – 5,3

5,4 – 6,0

6,1 – 6,7

6,8 – 7,4

7,5 – 8,1

8,2 – 8,9

5,0

5,7

6,4

7,1

7,8

8,6

1

6

9

10

8

5

2,56

15,38

23,08

25,64

20,51

12,82

99 104 109 114 119 124 129 134 Tengah Interval

Page 85: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxxv

5,0 5,7 6,4 7,1 7,8 8,60

2

4

6

8

10

12

Tengah interval

Frek

uens

i

Gambar 4.4. Histogram Nilai Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelompok

Eksperimen Metode Eksperimen

Tabel 4.7.Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelompok

Kontrol Metode Demonstrasi

No. Interval Tengah Interval Frekuensi Mutlak Frekuensi Relatif (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

4 – 4,6

4,7 – 5,3

5,4 – 6,0

6,1 – 6,7

6,8 – 7,4

7,5 – 8,2

4,3

5,0

5,7

6,4

7,1

7,9

2

4

9

10

10

5

5

10

22,5

25

25

12,5

4,3 5,0 5,7 6,4 7,1 7,90

2

4

6

8

10

12

Tengah Interval

Frek

uens

i

Gambar 4.5. Histogram Nilai Pemahaman Konsep Fisika Siswa

Kelompok Kontrol Metode Demonstrasi

Page 86: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxxvi

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Teknik uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis

variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama (2 x 3). Prasyarat yang harus

dipenuhi untuk menggunakan anava tersebut adalah populasi yang normal dan

homogen yang dapat diketahui dengan melakukan uji prasyarat yang terdiri dari

uji normalitas dengan teknik uji Lilliefors, dan uji homogenitas dengan teknik uji

Bartlett. Hasil uji prasyarat adalah:

1. Uji Kemampuan Awal

Uji persyaratan eksperimen menggunakan uji keseimbangan. Data yang

akan diuji dalam uji keseimbangan diambil dari nilai Fisika hasil ujian

sebelumnya yaitu nilai raport semester 1. Untuk kelas VIIA sebagai kelompok

eksperimen dengan jumlah siswa 39 orang diperoleh rerata 5,43 dan variansi 1,32.

Untuk kelas VIIB sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa 40 orang

diperoleh rerata 5,27 dan variansi 1,04.

Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan uji-t 2 ekor diperoleh

tobs=0,6552 dengan t0,975(77) = 1,98, karena harga -t0,975(77) = -1,98 < thitung = 0,6552

< t0,975(77) = 1,98, maka H0 diterima. Hal tersebut berarti bahwa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan kedua kelompok tersebut

dalam keadaaan seimbang (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

20).

2. Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Untuk melakukan uji normalitas masing-masing sampel digunakan

metode Lilliefors. Rangkuman perhitungan dalam memperoleh harga statistik

uji untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah sebagai berikut:

Page 87: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxxvii

Tabel 4.8. Rangkuman hasil Uji Normalitas Sampel dengan Uji Lilliefors pada

Taraf Signifikansi (α) = 0,05

No. Kelompok L0 Ltabel Keputusan

Pretest 0,1352 0,1419 Normal

Postest 0,0872 0,1419 Normal

Selisih Pos-Pre 0,0983 0,1419 Normal 1. A1

Skor motivasi 0,1023 0,1419 Normal

Pretest 0,113 0,1401 Normal

Postest 0,0811 0,1401 Normal

Selisih Pos-Pre 0,1361 0,1401 Normal 2 A2

Skor motivasi 0,0981 0,1401 Normal

3 B1 0,1481 0,1847 Normal

4 B2 0,1275 0,1437 Normal

5 B3 0,1866 0,2088 Normal

6 A1B1 0,2105 0,2558 Normal

7 A1B2 0,1943 0,2088 Normal

8 A1B3 0,211 0,2953 Normal

9 A2B1 0,2274 0,2671 Normal

10 A2B2 0,1857 0,1981 Normal

11 A2B3 0,1466 0,2953 Normal

Dari tabel 4.8. tampak bahwa L0 < Ltabel, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sampel pada penelitian ini berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 25.

Page 88: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxxviii

b. Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas dengan menggunakan metode Bartlett diperoleh

sebagai berikut:

Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas

No. Sumber χobs2 χ2

tabel Keputusan

1. Pretest 0,5382 3,841 Homogen

2. Postest 0,6075 3,841 Homogen

3. Selisih Post-Pre 3,6942 3,841 Homogen

4. Skor Motivasi 0,1580 3,841 Homogen

Tampak bahwa harga statistik uji χobs2 tidak melampaui harga kritiknya

χ2 yaitu 3,841. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel pada

penelitian berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 26.

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Setelah prasyarat analisis dipenuhi, maka uji analisis dengan anava dapat

dilanjutkan. Teknik analisis variansi yang digunakan adalah anava dua jalan 2 x 3.

Bila terdapat pengaruh atau interaksi variabel bebas terhadap variabel terikat,

maka diuji lanjut analisis menggunakan uji komparasi ganda Scheffe.

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Frekuensi Sel Tidak Sama

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tidak sama

disajikan pada tabel berikut (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 27).

Tabel 4.10. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Frekuensi Sel Tidak Sama

Sumber JK dK RK Fobs Fα Keputusan

Metode Mengajar (A)

Motivasi Belajar (B)

Interaksi (AB)

Galat

2,8863

5,1046

7,4674

42,671

1

2

2

73

2,8863

2,5523

3,7337

0,5845

4,9381

4,3666

6,3878

-

3,98

3,13

3,13

-

H0A Ditolak

H0B Ditolak

H0AB Ditolak

-

Total 58,1293 78 - - - -

Page 89: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

lxxxix

2. Uji Lanjut Pasca Anava Dua Jalan

Dari tabel 4.10 diketahui bahwa semua H0 ditolak, maka dilakukan uji

lanjutan yaitu uji komparasi ganda dengan metode Scheffe untuk mengetahui

perbedaan reratanya. Dari uji Scheffe yang dapat dilihat pada lampiran 28

diperoleh:

a. Nilai FA = 4,9381

Ftabel = 3,98

Ternyata Fhitung > Ftabel

Maka pengaruh metode pembelajaran memberikan perbedaan rerata yang

signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa.

b. Nilai FB = 4,3666

Ftabel = 3,13

Ternyata Fhitung > Ftabel

Maka pengaruh motivasi belajar memberikan perbedaan rerata yang signifikan

terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa.

c. Nilai FAB = 6,3878

Ftabel = 3,13

Ternyata Fhitung > Ftabel

Maka terdapat kombinasi efek antara metode pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa.

d. Nilai Fa1-a2 = 48,9726

Ftabel = 3,98

Ternyata Fhitung > Ftabel

Maka terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode eksperimen

dan metode demonstrasi terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika

siswa.

e. Nilai Fb1-b2 = 17,7043

Ftabel = 6,26

Ternyata Fhitung > Ftabel

Page 90: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xc

Maka terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kelompok siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar

sedang.

f. Nilai Fb1-b3 = 28,5040

Ftabel = 6,26

Ternyata Fhitung > Ftabel

Maka terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kelompok siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah.

g. Nilai Fb2-b3 = 3,9419

Ftabel = 6,26

Ternyata Fhitung < Ftabel

Maka tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kelompok siswa

yang memiliki motivasi belajar sedang dan siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah.

h. Nilai Fa1b1-a2b1 = 15,0472

Ftabel = 11,75

Ternyata Fhitung > Ftabel

Maka untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, antara kelompok

yang dikenai metode eksperimen dan metode demonstrasi terdapat perbedaan

rerata yang signifikan.

i. Nilai Fa1b2-a2b2 = 1,4468

Ftabel = 11,75

Ternyata Fhitung < Ftabel

Maka untuk siswa yang memiliki motivasi belajar sedang, antara kelompok

yang dikenai metode eksperimen dan metode demonstrasi tidak terdapat

perbedaan rerata yang signifikan.

j. Nilai Fa1b3-a2b3 = 0,8554

Ftabel = 11,75

Ternyata Fhitung < Ftabel

Page 91: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xci

Maka untuk siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, antara kelompok

yang dikenai metode eksperimen dan metode demonstrasi tidak terdapat

perbedaan rerata yang signifikan.

k. Nilai Fa1b1-a1b2 = 9,8538

Ftabel = 11,75

Ternyata Fhitung < Ftabel

Maka untuk kelompok siswa yang dikenai metode eksperimen, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi

belajar sedang tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

l. Nilai Fa1b1-a1b3 = 17,9385

Ftabel = 11,75

Ternyata Fhitung > Ftabel

Maka untuk kelompok siswa yang dikenai metode eksperimen, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

m. Nilai Fa1b2-a1b3 = 2,9188

Ftabel = 11,75

Ternyata Fhitung < Ftabel

Maka untuk kelompok siswa yang dikenai metode eksperimen, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar sedang dan siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

n. Nilai Fa2b1-a2b2 = 0,0243

Ftabel = 11,75

Ternyata Fhitung < Ftabel

Maka untuk kelompok siswa yang dikenai metode demonstrasi, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi

belajar sedang tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

o. Nilai Fa2b1-a2b3 = 0,1745

Ftabel = 11,75

Ternyata Fhitung < Ftabel

Page 92: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xcii

Maka untuk kelompok siswa yang dikenai metode demonstrasi, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

p. Nilai Fa2b2-a2b3 = 0,1041

Ftabel = 11,75

Ternyata Fhitung < Ftabel

Maka untuk kelompok siswa yang dikenai metode demonstrasi, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar sedang dan siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel

tidak sama diperoleh Fobs = 4,9381 > 3,98 = F0,05;1;73. Hal tersebut berarti H0A

ditolak. Jadi terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan

konstruktivisme melalui metode eksperimen (A1) dan demonstrasi (A2) terhadap

peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak.

Karena H0A ditolak maka dilakukan uji lanjutan yaitu uji komparasi ganda untuk

mengetahui perbedaan rerata antar kelompok metode pembelajaran. Berdasarkan

hasil uji dengan metode Scheffe diperoleh nilai FA = 4,9381 kemudian

dikonsultasikan dengan harga kritiknya yaitu Ftabel = 3,98. Karena Fhitung > Ftabel

maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh metode pembelajaran memberikan

perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa.

Melihat deskripsi data, rerata untuk pembelajaran dengan metode

eksperimen sebesar = 7,07; sedangkan rerata dengan metode demonstrasi sebesar

= 6,47. Hal tersebut berarti pada materi Gerak bila diajarkan dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen

prestasinya lebih baik dibandingkan bila diajarkan dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme melalui metode demonstrasi.

Page 93: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xciii

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan perhitungan analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel

tidak sama diperoleh Fobs = 4,3666 > 3,13 = F0,05;2;73 sehingga H0B ditolak. Jadi

terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi (B1), sedang (B2) dan

rendah (B3) terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa pada sub

pokok bahasan Gerak. Karena H0B ditolak, maka dilakukan uji lanjutan yaitu uji

komparasi ganda untuk mengetahui perbedaan rerata antar kelompok motivasi

belajar. Berdasarkan hasil uji dengan metode Scheffe diperoleh nilai

Fb1-b2 = 17,7043; Fb1-b3 = 28,5040; Fb2-b3 = 3,9419 kemudian dikonsultasikan

dengan harga kritiknya yaitu Ftabel = 6,26. Tampak bahwa terdapat perbedaan

rerata yang signifikan antara kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar sedang, dimana rerata

peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi lebih besar dibanding rerata peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa

yang memiliki motivasi belajar sedang. Demikian juga pada kelompok siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah, dimana rerata peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi lebih besar dibanding rerata peningkatan

pemahaman konsep Fisika siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Namun,

pada kelompok siswa dengan motivasi belajar sedang dan rendah tidak terdapat

perbedaan rerata yang signifikan. Melihat deskripsi data, siswa dengan motivasi

belajar tinggi memiliki rerata peningkatan pemahaman konsep sebesar = 3,5288.

Siswa dengan motivasi belajar sedang memiliki rerata peningkatan pemahaman

konsep sebesar = 2,6789. Siswa dengan motivasi belajar rendah memiliki rerata

peningkatan pemahaman konsep sebesar = 2,2445. Hal tersebut berarti bahwa

pada materi Gerak, siswa dengan motivasi belajar tinggi memiliki peningkatan

pemahaman konsep yang lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang

memiliki motivasi belajar sedang dan rendah. Namun pada kelompok siswa

dengan motivasi belajar sedang dan rendah tidak terdapat perbedaan rerata

peningkatan pemahaman konsep yang signifikan, dengan kata lain, pada materi

Page 94: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xciv

Gerak siswa yang memiliki motivasi belajar sedang dan rendah memiliki tingkat

kemampuan kognitif yang hampir sama.

3. Hipotesis Ketiga

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel

tidak sama diperoleh Fobs = 6,3878 > 3,13 = F0,05;2;73 sehingga H0AB ditolak. Jadi

terdapat interaksi pengaruh antara penggunaan metode pembelajaran (A) dan

motivasi belajar (B) terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa pada

sub pokok bahasan Gerak. Karena H0AB ditolak, maka dilakukan uji lanjutan yaitu

uji komparasi ganda untuk mengetahui perbedaan rerata peningkatan pemahaman

konsep Fisika siswa dengan motivasi belajar tinggi (B1), sedang (B2), dan rendah

(B3) bila diajarkan dengan menggunakan metode eksperimen dan metode

demonstrasi. Berdasarkan hasil uji dengan metode Scheffe diperoleh nilai Fa1b1-

a2b1 = 15,0472; Fa1b2-a2b2 = 1,4468; Fa1b3-a2b3 = 0,8554; Fa1b1-a1b2 = 9,8538; Fa1b2-a1b3

= 17,9385; Fa1b2-a1b3 = 2,9188; Fa2b1-a2b2 = 0,0243; Fa2b1-a2b3 = 0,1745; Fa2b2-a2b3 =

0,1041. dari hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan harga kritiknya

yaitu Ftabel = 11,75. Setelah harga Fhitung dikonsultasikan dengan harga Ftabel dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, antara kelompok yang

dikenai metode eksperimen dan metode demonstrasi terdapat perbedaan rerata

yang signifikan.

Untuk siswa yang memiliki motivasi belajar sedang, antara kelompok

yang dikenai metode eksperimen dan metode demonstrasi tidak terdapat

perbedaan rerata yang signifikan.

Untuk siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, antara kelompok yang

dikenai metode eksperimen dan metode demonstrasi tidak terdapat perbedaan

rerata yang signifikan.

Untuk kelompok siswa yang dikenai metode eksperimen, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar

sedang tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

Page 95: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xcv

Untuk kelompok siswa yang dikenai metode eksperimen, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

Untuk kelompok siswa yang dikenai metode eksperimen, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar sedang dan siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

Untuk kelompok siswa yang dikenai metode demonstrasi, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar

sedang tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

Untuk kelompok siswa yang dikenai metode demonstrasi, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

Untuk kelompok siswa yang dikenai metode demonstrasi, antara siswa

yang memiliki motivasi belajar sedang dan siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan.

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu

pada perumusan masalah yang telah diuraikan di depan, maka dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

4. Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan konstruktivisme

melalui metode eksperimen (A1) dan demonstrasi (A2) terhadap peningkatan

pemahaman konsep Fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak

5. Ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi (B1), sedang (B2) dan

rendah (B3) terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa pada sub

pokok bahasan Gerak

6. Ada interaksi pengaruh antara penggunaan metode pembelajaran (A) dan

motivasi belajar (B) terhadap peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa

pada sub pokok bahasan Gerak.

Page 96: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xcvi

7. Instrumen tes kemampuan kognitif yang diujikan kepada siswa, terdapat lima

soal yang sukar bagi siswa yang rata-rata hanya satu siswa menjawab benar

dari masing-masing soal. Kesukaran soal dikarenakan banyak yang kurang

paham tentang pengembangan dari perhitungan rumus kecepatan dan

percepatan sehingga masih perlu ditekankan lagi.

8. Sebagian besar jumlah siswa mempunyai motivasi belajar sedang, hanya

sebagian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi atau rendah.

9. Siswa putri cenderung mempunyai motivasi belajar tinggi dibandingkan siswa

putra karena siswa putri lebih rajin dan semangat dalam mengikuti kegiatan

belajar-mengajar. Juga dikarenakan jumlah siswa putri lebih banyak

dibandingkan siswa putra.

10. Media penunjang laboratorium yang kurang lengkap serta waktu praktikum

yang terbatas menyebabkan hasil percobaan kurang maksimal.

11. Syarat keberhasilan dari sebuah pembelajaran diantaranya pemilihan metode

pembelajaran yang tepat, adanya dorongan motivasi dari diri siswa untuk

maju, sarana penunjang yang memadai, waktu yang cukup, serta profil guru

yang disamping cerdas diharapkan dapat lebih kreatif, hangat dan

komunikatif.

B. Implikasi

Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian, maka

penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun

praktis dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep Fisika siswa.

1. Implikasi Teoritis

Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dan

demonstrasi terbukti berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep

Fisika siswa kelas VII semester 2 SMP N 3 Mojolaban tahun ajaran 2007/2008.

Peningkatan pemahaman konsep Fisika lebih baik bila menggunakan metode

eksperimen daripada metode demonstrasi.

Metode eksperimen pada umumnya berkembang pada pelajaran IPA,

sebab sesuai dengan ciri dari IPA itu sendiri yang berkembang atas dasar

Page 97: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xcvii

observasi dan eksperimentasi. Metode eksperimen lebih dikenal dengan nama

metode percobaan. Metode eksperimen atau percobaan adalah suatu cara belajar

mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan,

menganalisa, membuktikan dan mengalami sendiri obyek-obyek, keadaan seperti

menarik kesempatan mengenai hal-hal yang telah dialaminya kemudian

membandingkan dengan teori. Metode ini bertujuan agar siswa dengan percobaan

di laboratorium, mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban atas persoalan-

persoalan yang dihadapinya, sehingga siswa dapat berlatih untuk berpikir secara

ilmiah.

Karakteristik siswa yang berupa motivasi belajar dapat pula menyebabkan

bervariasinya peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa. Dari temuan

penelitian bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi mempunyai

peningkatan pemahaman konsep Fisika yang lebih baik, apalagi bila dikenai

metode eksperimen. Hal ini bisa dimengerti, sebab pada rancangan pendekatan

konstruktivisme melalui metode eksperimen, menuntut keaktifan siswa dalam

banyak kegiatan serta faktor-faktor yang memotivasi dan mendukung siswa untuk

meraih nilai yang optimal dengan suasana kegiatan pembelajaran yang sangat

menyenangkan. Dengan metode eksperimen siswa akan dapat berlatih

menggunakan metode ilmiah sehingga dapat memotivasi belajarnya.

2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dari penelitian menunjukkan bahwa pendekatan

konstruktivisme melalui metode eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu

pilihan model pembelajaran Fisika khususnya dan pembelajaran IPA pada

umumnya. Sebab metode eksperimen, siswa merasa ikut menemukan sesuatu

serta mendapatkan pengalaman-pengalaman baru dalam hidupnya. Siswa

terdorong untuk menggunakan metode ilmiah dalam melakukan sesuatu serta

menambah minat siswa dalam belajar. Pada pendekatan konstruktivisme siswa

diharapkan aktif untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dengan

pengarahan guru berdasarkan konsep, prinsip, fakta, dan sebagaimana yang telah

dimiliki siswa sebelumnya.

Page 98: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xcviii

Oleh karena itu, pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen

seharusnya dapat menjadi pilihan untuk diterapkan pada bidang studi yang selama

ini diasumsikan sulit dan menakutkan.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam usaha

mengembangkan dan memajukan proses pembelajaran di sekolah, maka peneliti

mengajukan beberapa saran:

1. Bagi pendidik

Dalam penyampaian materi pelajaran Fisika khususnya untuk Sekolah

Menengah Pertama (SMP), guru dan calon guru bidang studi Fisika perlu

memperhatikan adanya pemilihan metode pembelajaran yang tepat yaitu sesuai

dengan materi pada pokok bahasan yang dipelajari. Metode yang dipilih juga

harus memperhatikan karakteristik pribadi siswa diantaranya adalah motivasi

belajar siswa.

2. Kepala Sekolah

Pihak sekolah hendaknya mengusahakan terciptanya lingkungan yang

kondusif untuk kegiatan pembelajaran siswa, meliputi: penyediaan sarana dan

prasarana yang lengkap dan baik, untuk mendukung dan memberi kemudahan

dalam proses pembelajaran di sekolah.

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan

konstruktivisme melalui metode eksperimen pada pokok bahasan Fisika yang lain,

seperti pokok bahasan pemuaian zat, perubahan wujud dan pengukuran, serta

dengan memperhatikan aspek pribadi siswa yang lain, seperti kemampuan awal,

aktivitas belajar, EQ (Emotional Quotient), serta kreativitas siswa.

Semoga hasil penelitian dapat dilanjutkan oleh peneliti yang lain dengan

penelitian yang lebih mendalam, serta dapat memberikan manfaat dan sumbangan

pemikiran bagi para pendidik pada umumnya dan peneliti sendiri khususnya.

Page 99: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

xcix

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, & Zainal Arifin. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya.

A.Suhaenah Suparno. 2000. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Dikjen

Dikti Depdiknas. Budi Purwanto & Nugroho Arinto. 2007. Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 1.

Surakarta: Tiga Serangkai. Budiyono. 2000. Statistik Dasar untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Cece Wijaya, Djadja Djauhari, & A. Tabrani Rusyan. 1988. Upaya Pembaharuan

dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remadja Karya.

Druxes, H., Siemsen, F., dan Born, G.. 1986. Kompendium Didaktik Fisika. Terjemahan Soeparmo. Bandung: Remaja Karya.

Gino H.J., Suwarni, Suripto, Maryanto, & Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta : UNS Press

Gross, Jerod L. 2002. "Seeing Is Believing: Classroom Demonstrations As Scientific Inquiry." Journal Of Physics Teacher Education. 1 (3), 3-4.

Hasibuan J.J.. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Margono. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press.

Marten Kanginan. 2006. IPA Fisika untuk SMP kelas VIII. Jakarta:

Erlangga.

Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:

Remadja Rosdakarya.

Page 100: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

c

Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda

Karya

Nana Sudjana. 1990. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta:

Lembaga Penerbit FE UI.

Nana Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Nana Syaodih S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution. 1982. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: Jemmars.

Ngalim Purwanto. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo. Ozek, N. & Gönen, S. 2005. "Use Of J. Bruner’s Learning Theory In A Physical

Experimental Activity." Journal Of Physics Teacher Education. 2 (3), 19. Paul Suparno. 2001. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan

Menyenangkan. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Rini Budiharti. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press.

Roestiyah N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman A. M. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Page 101: Skripsi - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP Oleh : Widiana K2304057 Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi

ci

Soeharso & Retnoningsih, A.. 2007. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Semarang: Grand Media Pustaka.

Sudirman N, A. Tabrani Rusyan, Zainal Arifin, & Toto Fathoni. 1987. Ilmu

Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Suharsimi Arikunto. 1989. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Abdi Guru. 2004. Sains Fisika untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga.

W. Gulo 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Winarno Surakhmad. 1990. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito.

W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo