SKRIPSI PENGARUH STRATEGI ACTIVE LEARNING...
Transcript of SKRIPSI PENGARUH STRATEGI ACTIVE LEARNING...
SKRIPSI
PENGARUH STRATEGI ACTIVE LEARNING (BELAJAR AKTIF) TEKNIK
INFORMATION SEARCH/MENCARI INFORMASI TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA
DISUSUN OLEH :
MAHFUZHDIN
103017027238
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
i
ABSTRAK
MAHFUZHDIN, Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning
Strategy) Teknik Search Information/Mencari Informasi Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa , Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
matematika siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif (active
learning strategy) teknik search information / mencari informasi, dibanding
dengan siswa yang menggunakan pembelajaran Konvensional. Penelitan
dilaksanakan di MTs Al Wahab Jakarta, dari tanggal 24 Januari sampai dengan 11
Februari tahun ajaran 2010/2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah quasi eksperimen dengan rancangan penelitian The Randomized Postest
Control Group Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Cluster
Random Sampling. Instrumen yang diberikan berupa test objektif berjumlah 21
butir item soal.
Teknik analisa data dilakukan dengan uji Lilifors untuk menguji
normalitas data dari dua kelompok. Dari perhitungan normalitas diperoleh bahwa
data kelompok eksperimen mempunyai Lhitung = 0,112 dan data kelompok kontrol
mempunyai Lhitung = 0,141 sedangkan Ltabel = 0,157 (Lhitung < Ltabel), maka data dari
dua kelompok berdistribusi normal. Sementara untuk menguji apakah data
tersebut homogen atau tidak digunakan uji Fisher, dari perhitungan didapatkan
Fhitung = 1,58 sedangkan Ftabel = 1,82 (Fhitung < Ftabel), maka data homogen. Dan
yang terakhir untuk menguji hipotesis data digunakan uji t. Dari hasil perhitungan
uji Hipotesis diperoleh harga thitung > ttabel (1,83 > 1,68), maka hipotesis nol (Ho)
ditolak, sementara Ha diterima, dengan demikian bahwa hasil belajar matematika
siswa yang menggunakan pembelajaran aktif (active learning strategy) teknik
search information /mencari informasi lebih besar dari pada hasil belajar siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Kata kunci : strategi pembelajaran aktif (active learning strategy) teknik search
information / mencari information, hasil belajar.
ii
ABSTRACT
MAHFUZHDIN, Effect of Active Learning Strategies Techniques Search
Information on Student Learning Outcomes Mathematics, Thesis, Department
of Mathematics Education, Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aims to determine differences in students' mathematics learning
outcomes using active learning strategies, information search techniques,
compared with students who use conventional learning. Research conducted in
MTs Al Wahab Jakarta, from January 24 until February 11 of the school year
2010/2011. The method used in this study was quasi experimental design study
The randomized posttest Control Group Design. Sampling was done by cluster
random sampling. Instruments are provided in the form of objective test items
totaled 21 points matter.
Technique of data analysis conducted by Lilifors test to test the normality
of data from two groups. From the normality calculation shows that the
experimental group data have Lcount = 0.112 and control group data have Lcount =
0.141 while Ltable = 0,157 (Lcount < Ltable), then the data from two groups of normal
distribution. Meanwhile, to test whether the data is homogeneous or not, Fisher
test was used, the calculation is obtained Fcount = 1.58 while Ftable = 1.82 (Fcount <
Ftable), then the homogeneous data. And finally to test the hypothesis of data, used
t test From the calculation, hypothesis test obtained by value t count > ttable (1.83>
1.68), then Ho is rejected, while Ha is received, so that mathematics learning
outcomes of students who use active learning, information search technique is
greater than on student learning outcomes using conventional learning.
Keywords: active learning strategies, information search techniques, learning
outcomes.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa atas segala daya
dan upaya manusia, rahmat dan hidayah-Nya yang selalu tercurah pada hamba-
hamba-Nya tak terkecuali pada penulis yang teraplikasikan dalam pikiran, energi
dan kemampuan diri penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan pekerjaan
yang sulit dan penuh dinamika yaitu penulisan skripsi yang merupakan tugas
yang harus diselesaikan untuk meraih gelar Strata Satu (SI) pada Jurusan
Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, do‟a,
dan kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian
skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang penuh kesabaran dan
keikhlasan membimbing selama masa perkuliahan.
3. Bpk Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam
membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Bpk. Firdausi, S. Si., M.Pd, Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran
dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
iv
6. Bpk Ahmad Firdaus, S.Kom, Kepala MTs Al Wahab Jakarta yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut, serta dewan guru khususnya Bpk. Achmad Saefudin, S.Pd sebagai
guru matematika kelas VIII yang telah membantu penulis melaksanakan
penelitian ini.
7. Perpustakaan UPI (Bandung), Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta Staf yang telah memberikan
fasilatas berupa kemudahan dalam meminjam buku.
8. Paling istimewa untuk kedua orang tuaku Ayahanda H. A. Gani Ahmad,
S.Ag (My Abbi) dan Ibunda Hj. Maemunah (My Ummi) yang telah
memberikan dukungan secara moril dan materil. Ketulusan dengan penuh
kasih sayang, motivasi mereka serta kesabaran dalam mengunggu penulis
dalam menuntut ilmu dan menyelesaikan skripsi seperti sekarang ini.
Semoga Allah membalas kebaikan dan cinta yang mereka berikan kepada
penulis. Kakak-kakakku Saifur Rijal dan Rafidah (terima kasih atas do‟a
dan dukungannya selama ini), dan adik Fauzan yang telah memberi
inspirasi dan cerita, semoga apa yang kita telah kerjakan membuahkan
hasilnya nanti. Semoga Allah memberikan balasan terindah untuk
semuanya.
9. Buat “De”, yang menghilang dan yang seharusnya ikut menikmati hasil ini.
10. Sahabat-sahabat sejatiku; Asqol, Rafli, Hadi, Dofir, Malkan, Emon, Bang
Napi, Obay, Ki Darman, dan Sukron (terima kasih buat semua masukan yg
menginspirasikan dan cerita2 indah selama “masa pengejaran”).
11. Basecamp tercinta “Amazon” dan sang operatornya (Ruri) terima kasih
untuk tempat yang nyaman dan penuh inspirasi.
12. Kepada semua teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan
2003, kelas A dan B. Terima kasih atas kebersamaannya, dukungan, bantuan
dan motivasinya. Tiada hal terindah kecuali mengenang masa kita berjuang
bersama di kampus.
Akhirnya, segala kebenaran hanya milik-Nya, semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi khalayak ramai dan akademisi dan senantiasa Allah membalas jasa
v
kebaikan mereka di atas dengan balasan yang setimpal. Aamiin Yaa Rabbal
„Aalamiin.
Jakarta, 28 Februari 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 6
D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori Tentang Hasil Belajar Matematika
1. Pengertian Belajar .................................................................... 9
2. Pengertian Hasil Belajar .......................................................... 11
3. Macam-Macam Hasil Belajar .................................................. 14
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................. 17
5. Pengertian dan Karakteristik Matematika ................................ 20
6. Hasil Belajar Matematika ........................................................ 26
B. Pembelajaran Konvensional .................................................................. 27
C. Kajian Teori Tentang Strategi Active Learning Teknik Information
Search
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Matematika ................................. 30
2. Pengertian Strategi Active Learning Teknik Information Search ..... 32
vii
3. Karakteristik Strategi Pembelajaran Active Learning
Teknik Information Search .............................................................. 38
4. Urgensi/Pertimbangan Memilih Strategi Pembelajaran Active
Learning Teknik Information Search ............................................... 39
5. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Active Learning
Teknik Information Search .............................................................. 41
D. Kerangka Berfikir ................................................................................. 41
E. Perumusan Hipotesis ............................................................................ 42
BAB III METODOLIGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 43
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 43
C. Metode Penelitian ......................................................................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 45
E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 46
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 50
G. Hipotesis Statistik ......................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .............................................................................. 55
B. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................................ 61
C. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 63
D. Interpretasi Data ........................................................................... 63
E. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 65
B. Saran ............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Desain Penelitian .......................................................................................... 44
Tabel 2 Indikator Kompetensi Tes Akhir .................................................................. 46
Tabel 3 Klasifikasi Daya Beda .................................................................................. 49
Tabel 4 Tingkat Kesukaran ....................................................................................... 49
Tabel 5 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................................... 56
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Kelompok Eksperimen .................... 57
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Kelompok Kontrol ........................... 59
Tabel 7 Gambaran Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol dan
Eksperimen .................................................................................................... 61
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok Eksperimen dan Kontrol ......... 62
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 62
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Efektifitas Model Pembelajaran .......................................................... 35
Gambar 2 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Tes Akhir Kelompok
Eksperimen .......................................................................................... 58
Gambar 3 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Tes Akhir Kelompok
Kontrol ................................................................................................. 60
Gambar 4 Kurva Distribusi Normal ..................................................................... 64
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelompok Kontrol ...........................................................................70
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelompok Eksperimen ....................................................................94
Lampiran 3 Kisi – Kisi Uji Coba Instrumen ......................................................118
Lampiran 4 Soal Uji Coba ..................................................................................120
Lampiran 5 Kisi – Kisi Instrumen ......................................................................124
Lampiran 6 Soal Post Test .................................................................................126
Lampiran 7 Kunci Jawaban Uji Coba Tes Pilihan Ganda ..................................129
Lampiran 8 Perhitungan Validitas Instrumen ....................................................130
Lampiran 9 Langkah – Langkah Perhitungan
Validitas Test Pilihan Ganda ........................................................131
Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas Test Pilihan Ganda ................................133
Lampiran 11 Langkah – Langkah Perhitungan
Reliabilitas Test Pilihan Ganda .....................................................134
Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran Test Pilihan Ganda ....................135
Lampiran 13 Langkah – Langkah Perhitungan
Tingkat Kesukaran Test Pilihan Ganda ........................................136
Lampiran 14 Perhitungan Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda ..........................137
Lampiran 15 Langkah – Langkah Perhitungan
Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda ..............................................138
Lampiran 16 Hasil Perhitungan Validitas, Tingkat Kesukaran dan
Daya Pembeda Soal ......................................................................139
Lampiran 17 Nilai Post Test Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen .................................................................140
Lampiran 18 Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen .................................................................141
Lampiran 19 Perhitungan Hasil Test Akhir Kelompok Kontrol ........................147
xi
Lampiran 20 Uji Normalitas Hasil Post Test
Kelompok Kontrol ........................................................................148
Lampiran 21 Langkah – Langkah Perhitungan Uji Normalitas
Test Akhir Kelompok Kontrol ......................................................149
Lampiran 22 Perhitungan Hasil Test Akhir Kelompok Eksperimen .................151
Lampiran 23 Uji Normalitas Hasil Post Test
Kelompok Eksperimen .................................................................152
Lampiran 24 Langkah – Langkah Perhitungan Uji Normalitas
Test Akhir Kelompok Eksperimen ...............................................153
Lampiran 25 Uji Homogenitas ...........................................................................155
Lampiran 26 Uji Hipotesis .................................................................................156
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi demikian cepat, menuntut
tersedianya manusia berkualitas. Dalam kaitan itu, bangsa Indonesia perlu
mengadakan pembaharuan di berbagai aspek kehidupan agar tidak tertinggal
jauh dari negara lain yang lebih maju. Salah satu bidang yang perlu reformasi
adalah pendidikan, karena hanya melalui pendidikan dapat dihasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas, baik kualitas IPTEK maupun IMTAK.
Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 mengamanatkan kepada
Pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu pendidikan
nasional yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Hal ini senada dengan apa yang tertuang dalam Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1
Tantangan untuk menjadikan manusia Indonesia yang berkualitas
seperti tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional di atas
tidaklah mudah. Selain pemerataan pendidikan yang masih belum setara,
beberapa permasalahan pendidikan yang masih sangat kompleks diantaranya
menurunya kualitas pendidikan, kurangnya relevansi pendidikan dan
kebutuhan masyarakat yang sedang membangun, dan belum mekarnya alat
organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam
1 Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II, Pasal II hlm. 6.
2
masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh
keadaan sekarang dan yang akan datang. Untuk mengatasi persoalan tersebut
perlu diciptakan pendidikan yang unggul yaitu pendidikan yang dapat
mengembangkan potensi dan prestasi belajar siswa. Salah satunya adalah
prestasi belajar matematika siswa. Kualitas dan kuantitas belajar siswa di
dalam kelas tergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan
pribadi antara siswa alam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam
kelas.2
Salah satu di antara masalah besar dalam bidang pendidikan di
Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan
yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar. Keadaan pendidikan
di Indonesia sangat jauh dari harapan bahkan peringkatnya sampai menurun.
Hal tersebut didukung oleh hasil laporan dari Badan Dunia PBB mengenai
peringkat pendidikan di Indonesia. Menurut laporan Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan atau yang biasa kita sebut
badan UNESCO yang dirilis pada tanggal 29 November 2007, bahwa
peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari peringkat 58 menjadi 62
diantara 130 negara di dunia. Yang jelas, Education Development Index (EDI)
adalah 0,935, di bawah Malaysia (0,945) dan Brunei Darussalam (0,965). Mau
tidak mau, hal itu mengilustrasikan bahwa kualitas pendidikan Indonesia
semakin menurun.3
Sejalan dengan keadaan pendidikan Indonesia, kualitas bidang studi
matematika juga sangat memprihatinkan. Untuk level nasional dalam Ujian
Nasional tingkat SLTP yang dalam beberapa tahun terakhir diadakan, mata
pelajaran matematika merupakan mata pelajaran dengan nilai rata-rata
terendah kedua dari empat bidang studi yang lain. Keadaan ini semakin
2 Drs. M. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008),
cet. 22. hlm. 10. 3 Jaringan Inovasi Pendidikan (JIP) Kendal, “Peringkat Pendidikan Turun dari 58 ke 62”, dari:
http://jipkendal.blogspot.com/2007/12/peringkat-pendidikan-turun-dari-58-ke.html , 29 Desember
2007, 09:24 WIB.
3
menegaskan paradigma yang berkembang bahwa mata pelajaran matematika
merupakan mata pelajaran yang sulit.
Selain itu, Guru besar ilmu pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia, Prof. Muhammmad Ali (dalam Media Indonesia Online 2005)
mengatakan, indikator rendahnya kualitas pendidikan dapat dilihat dari
kemampuan lulusan berdasarkan hasil ujian pada jenjang pendidikan dasar
yang merupakan sasaran pelaksanaan wajib belajar 9 tahun. Lebih lanjut, ia
mengatakan bahwa rata-rata nilai ujian dalam enam mata pelajaran di SLTP
negeri dan swasta selama lima tahun terakhir secara nasional hampir tidak
pernah mencapai angka rata-rata 6.00. Sementara hasil untuk nilai mata
pelajaran IPA selama lima tahun menduduki angka paling rendah dengan nilai
di bawah angka lima. Sedangkan untuk mata pelajaran matematika dan bahasa
Inggris hanya menempati urutan kedua dan ketiga dalam hal rendahnya
perolehan rata-rata nilai.4
Sejalan dengan keadaan pendidikan Indonesia, kualitas bidang studi
matematika juga sangat memprihatinkan. Menurut penelitian Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMMS) peringkat mata
pelajaran matematika di Indonesia berada pada posisi 34 dari 38 negara (data
UNESCO). Padahal kalau kita tilik lebih dalam lagi, berdasarkan penelitian
yang juga dilakukan oleh TIMMS yang di publikasikan 26 Desember 2006,
jumlah jam pengajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak
dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di
Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika. Sementara di
Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam. Tapi
kenyataannya, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara tersebut.
Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411.
Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475
= menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Artinya “Waktu yang
4 Mediaindo.co.id., “Memprihatinkan, Kualitas Peserta Didik di Indonesia”,. dari:
http://www.mediaindo.co.id/newsprint.asp?Id=56029&Jenis=a&cat_name=Pendidikan, 10
Oktober 2006, 15:56 WIB.
4
dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang
diraih.5
Di sekolah terdapat serangkaian bidang studi yang harus dikuasai oleh
siswa salah satunya adalah matematika. Matematika merupakan suatu mata
pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia.
Matematika merupakan pelajaran yang sangat diperlukan di dalam dunia
pendidikan. Dengan matematika, siswa dilatih untuk berfikir logis, sistematis,
dan kritis. Sehingga sangat berguna dalam menyelesaikan persoalan-persoalan
dalam kehidupan sehari-hari. Matematika dari tahun ke tahun berkembang
semakin meningkat sesuai dengan tuntutan zaman. Tuntutan zaman
mendorong manusia untuk lebih kreatif dalam mengembangkan atau
menerapkan matematika sebagai ilmu dasar.
Apabila diamati, kesalahan seputar rendahnya nilai mata pelajaran
matematika dipengaruhi juga sikap masyarakat (khususnya orang tua) itu
sendiri yang memandang secara sempit assessment pembelajaran matematika,
yaitu jika rangking anaknya rendah, maka resahlah orang tua atau jika nilai
raportnya rendah maka langsung menuding anaknya bodoh. Isu lainnya yang
juga tampak mengemuka adalah seputar kapasitas materi yang disampaikan,
yaitu hingga saat ini belum banyak guru atau suatu sekolah manyampaikan
materi/ soal-soal yang dapat merangsang siswa berpikir kreatif, inovatif, dan
alternatif. Akibatnya, masih sedikit ditemukan guru maupun sekolah yang
memperhatikan kaidah percepatan belajar siswa, yaitu melayani pengayaan
pembelajaran pada anak unggul dan berbakat dan memperhatikan perbaikan
belajar (remedial) pada anak yang rendah. Selain itu, dari hasil penelitian
akhir-akhir ini berkembang pula isu seputar rendahnya kompetensi
matematika guru dan calon guru. Hal ini menjadi penting mengingat faktor
keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh strategi pembelajaran, sistem
penilaian, interaksi di kelas, dan faktor guru. Itulah sekelumit problematika
pembelajaran matematika di sekolah saat ini.
5 Zainurie, ” Pakar Matematika bicara tentang, Prestasi Pendidikan Matematika Indonesia”,
Dari: http://zainurie.wordpress.com/2007/05/14/pakar-matematika-bicara-tentang-prestasi-
pendidikan-matematika-indonesia/ , 20 Juli 2007; 09:40 WIB.
5
Kondisi pembelajaran matematika tersebut juga didukung oleh
pernyataan dari beberapa pakar, diantaranya Soedjadi dan Marpaung yang
dikutip oleh Muhammad A. menyebutkan bahwa:
(1) pembelajaran matematika yang selama ini dilaksanakan guru
adalah pendekatan konvensional, yakni ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas atau mendasarkan pada “behaviorist” atau
“strukturalist”; (2) pengajaran matematika secara tradisional
mengakibatkan siswa hanya bekerja secara prosedural dan memahami
matematika secara mendalam; (3) pembelajaran matematika yang
berorientasi pada psikologi perilaku dan strukturalis yang lebih
menekankan pada hafalan dan drill merupakan penyiapan yang
kurang baik untuk kerja professional bagi para siswa nantinya; (4)
kebanyakan guru mengajar dengan menggunakan buku paket sebagai
“resep” mereka mengajar matematika halaman per halaman sesuai
dengan apa yang ditulis; dan (5) strategi pembelajaran lebih
didominasi oleh upaya untuk meneyelesaikan materi pembelajaran
dan kurang adanya upaya agar terjadi proses dalam diri siswa untuk
mencerna materi secara aktif dan konstruktif.6
Upaya perbaikan juga dilakukan dengan lebih mempertimbangkan
berbagai pandangan/filsafat pembelajaran yang mutakhir, seperti bergesernya
pandangan belajar dari teacher centre ke student centre atau lebih
memfokuskan pada pandangan perkembangan mental (development mental)
yang mengutamakan proses dengan tidak mengesampingkan pandangan
tingkah laku (behavioristik) yang mengutamakan produk.
Oleh karena itu berbagai model belajar matematika diterapkan dengan
maksud meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa. Dalam hal ini
peneliti mencoba menggunakan salah satu strategi pembelajaran aktif. Yang
bertujuan untuk lebih meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Salah
satunya dengan startegi belajar aktif Information Search. Dengan strategi
belajar ini, paradigma teacher centre akan berkurang. Dalam strategi
Information Search, siswa dituntut untuk dapat menjawab bahkan
6 N. Setyaningsih, Ariyanto dan Rita P Khotimah, “Aplikasi Pendekatan Model Kooperatif
Dalam Pembelajaran Matematika”, dari: http://eprints.ums.ac.id/386/01/5._NINING_S.pdf, 30
Juli 2007; 11:46 WIB
6
menyimpulkan informasi yang mereka dapatkan untuk menjawab permasalah
yang didapatkan.
Apa yang ditawarkan Information Search sangat membantu guru
dalam penyampaian materi yang membosankan. Untuk itu peneliti tertarik
untuk membandingkan hasil prestasi belajar matematika siswa MTs yang
diajarkan dengan strategi belajar aktif teknik Information Search (Mencari
Informasi) dengan strategi konvensional.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah mengenai penerapan strategi
belajar aktif teknik Information Search tersebut, maka permasalahan dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah cara yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep
yang diajarkan pada mata pelajaran matematika sehingga siswa dapat
menggunakan dan mengingat konsep tersebut lebih lama?
2. Pembelajaran apakah yang efektif untuk mata pelajaran matematika?
3. Apakah pembelajaran dengan menggunakan teknik information search
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa?
4. Apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang
diajar dengan menggunakan teknik information search dengan hasil
belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode
konvensional?
5. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan teknik
information search lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode
konvensional?
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut penelitian ini dibatasi pada masalah
pengaruh penerapan teknik Information Search dibandingkan dengan metode
konvensional terhadap hasil belajar matematika siswa. Siswa yang
7
dimaksudkan adalah siswa kelas VII semester ganjil MTs Al Wahab Jakarta
pada pokok bahasan Lingkaran.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut, maka
rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan strategi konvensional?
2. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif learning (active learning
strategy) teknik information search/mencari informasi?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif teknik information
search/mencari informasi dengan siswa yang diajar dengan metode
konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan karena diharapkan dapat memberikan
masukan terhadap penyelenggaraan pembelajaran matematika kelas VIII MTs
Al Wahab khususnya dalam materi pecahan, karena soal-soal pada materi
pecahan memerlukan pemahaman yang mendalam terutama dalam
kemampuan memecahkan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa yang diajar
mengunakan strategi konvensional.
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa yang diajar
mengunakan strategi pembelajaran aktif teknik information
search/mencari informasi
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif
teknik information search/mencari informasi.
8
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut di atas, maka dengan
dilakukannya penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat bagi setiap
masyarakat pendidikan, diantaranya:
1. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif model
pembelajaran di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi Siswa, dapat mendorong mereka lebih aktif dan kreatif dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan
matematika yang sedang dipelajari, dapat menyimpulkan berbagai
informasi yang didapatkan sebagai bahan untuk menyelesaikan/menjawab
permasalahan yang didapat.
Bagi Sekolah, meningkatkan kinerja tenaga pengajar dalam meningkatkan prestasi
belajar para siswa serta meningkatkan mutu pendidikan.
9
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Pengertian Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut definisi yang paling sederhana adalah “proses yang
dilakukan seseorang untuk mengubah keadaannya dari tidak tahu menjadi
tahu.”7 Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar adalah proses perubahan
diri untuk memperoleh pengetahuan. Dan belajar merupakan hasil dari hal-
hal yang dialami seseorang yang relatif tetap dalam diri seseorang
tersebut. Hal ini seperti yang diterangkan oleh Erman Suherman dkk.,
dalam bukunya Strategi Pembelajaran Kontemporer yang menyebutkan,
“Pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang
relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.”8 Pengertian yang lain
menerangkan, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.9 Menurut Witherington, “belajar merupakan perubahan
dalam kepribadian dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai
pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan.”10
7 Teknologi dan Proses Belajar, dalam
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-proc-2000-arif-619-
knowledge 18 Maret 2008 00:40. 8 Erman Suherman, dkk.(ed.), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
JICA, 2003), hal.7 9 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rieneka Cipta,
2010), hal. 2 10
Nana Syaodih Sukmadinata (ed.), Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2003), Cet.I, h.155.
10
Sedangkan Biggs mendefinisikan belajar kepada tiga macam rumusan,
yaitu:11
a. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan
pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya.
b. Secara intitusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai
proses ”validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas
materi-materi yang telah ia pelajari.
c. Secara kualitatif (tinjauan mutu), belajar ialah proses memperoleh arti-
arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di
sekeliling siswa.
Lebih ringkas tentang definisi belajar diungkapkan oleh Gage yang
mendefinisikan belajar adalah “suatu proses di mana organisme berubah
perilakunya diakibatkan pengalaman”. Demikian juga Harold Spear
mendefinisikan bahwa belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran,
membaca dan meniru.12
Morgan mengemukakan belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman.13
Muhibbin Syah dalam bukunya
Psikologi Pendidikan menyimpulkan bahwa, “secara umum dapat
dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dangan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif.”14
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dialami
dan yang akan merubah kemampuan diri seseorang dari tidak tahu menjadi
tahu yang relatif tetap dan didapat melalui pengamatan, pendengaran,
membaca, dan meniru.
11
Muhibbin Syah (ed.), Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
Cet.IX, h.91 12
Martinis Yamin (eds.), Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2004), Cet. II, h.99. 13
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet.
XX, hal. 84 14
Muhibbin Syah (ed.), Psikologi.............., Cet.IX, h.92.
11
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah laku. Aspek perubahan ini mengacu kepada
taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson,
dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.15
Aspek
kognitif berkaitan dengan pengetahuan dan pemikiran, aspek afektif
berkaitan dengan sikap, sedangkan aspek psikomotorik berkaitan dengan
keterampilan dan gerak tubuh. Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan
dengan menggunakan alat evaluasi yang berupa tes hasil belajar. Tes hasil
belajar adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran
yang telah diberikan guru kepada murid-muridnya.16
Oleh karena itu,
seorang guru perlu mengetahui kemampuan siswanya setelah terjadi
proses pembelajaran dengan cara mengadakan tes. Hasil tes tersebut dapat
berfungsi sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar,
dan dapat memberikan gambaran kenajuan belajar siswa bagi siswa.
Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu
yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan
dengan belajar berarti hasil menunjuk pada sesuatu yang dicapai oleh
seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Keberhasilan
pengajaran dapat dilihat dari segi hasilnya. Proses belajar yang baik
memungkinkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar merupakan
puncak dari proses belajar. Hasil belajar terjadi berkat evaluasi guru. Hasil
belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua
dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.17
Di dalam proses
belajar mengajar tingkat penguasaan siswa dapat diketahui dari hasil
belajar. Dalam hal ini tingkat keberhasilan siswa dalam belajar dapat
terlihat dari hasil tes yang diberikan setelah proses belajar mengajar.
15
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar), h. 45 16
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung :
Remaja Rosdakarya) h. 33 17
Dimyati Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta), h.20.
12
Sedangkan menurut Mulyono Abdurahman, hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.18
Belajar itu sendiri merupakan suatu proses diri seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan, mengungkapkan bahwa
hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman
atau latihan, perubahan tersebut berupa perilaku yang baru atau
memperbaiki perilaku yang sudah ada.19
Setiap guru memiliki pandangan yang berbeda sejalan dengan
filsafatnya untuk mengatakan bahwa suatu proses belajar mengajar telah
dapat dikatakan berhasil. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu
bahan pengajaran dapat dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional
khusus (TIK)-nya dapat tercapai.20
Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya.21
Menurut Howard dan Kingsley hasil belajar dibagi menjadi
tiga macam, yaitu: ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan
pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat
diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Gagne dan Briggs menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti proses belajar.
Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, Gagne dan Briggs juga
mengemukakan adanya lima kemampuan yang dapat diperoleh seseorang
sebagai hasil belajar, yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, ketrampilan motorik dan sikap.22
18
Mulyono Abdurahman Abror, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1999), h.37. 19
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2007)Cet. III, h.55. 20
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet Ke-3, h. 105. 21
Baso Intang S, Pengaruh Metode Mengajar dan ragam Tes Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Dengan Mengontrol Sikap Siswa,
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/search.html 22
Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori
Terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir,
(http://www.ligatama.org/Jurnal/Edisi5/StrategiPemb.htm)
13
Hasil belajar adalah nilai hasil pengajaran yang telah diberikan oleh
guru kepada murid-murid dalam jangka waktu tertentu. Kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar
dengan merencanakan indikator untuk tujuan pengajaran dan untuk
mengetahui apakah tujuan bidang studi sudah dicapai. Maka tes evaluasi
sebagai alat evaluasi dan juga sebagai alat ukur.
Dalam proses belajar mengajar guru berusaha semaksimal mungkin
agar input yang dalam hal ini berupa mata pelajaran yang disampaikan
dapat diproses di dalam kelas dengan pola-pola tertentu, sehingga
outputnya adalah peserta didik mendapatkan pemahaman, pemecahan,
pengertian, dan kemampuan dalam pemecahan masalah, untuk kemudian
bila diperlukan dapat diproduksi kembali.
Hasil belajar merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya seorang
subyek didik dalam menyelesaikan program belajar yang dibebankan
kepada siswa, sehingga terlihat adanya perubahan tingkah laku secara
keseluruhan. Dalam hal ini penentu baik atau tidaknya hasil belajar siswa
adalah siswa itu sendiri, karena siswalah yang bertanggung jawab terhadap
komitmen dirinya menjalani proses belajar dari gurunya, hasil belajar
dapat diukur melalui tes dalam bentuk nilai atau diamati dengan jalan
membandingkan sebelum dan sesudah belajar.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar
adalah segala sesuatu yang dicapai dalam proses perubahan tingkah laku
yang dilakukan secara sengaja dan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan
proses perubahan tingkah laku seseorang terjadi secara bertahap. Dari
tahapan tersebut seseorang akan mendapatkan pengalaman yang nantinya
akan dijadikan pelajaran dalam mengambil sebuah keputusan. Dari
penambahan pengalaman atau latihan inilah maka perubahan tingkah laku
pun terjadi dan sifatnya menetap. Perubahan yang terjadi merupakan
perubahan secara merata, maksudnya sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan. Dan hasil belajar merupakan salah satu hal yang
14
dijadikan pusat perhatian dalam dunia pendidikan, karena hasil belajar
menentukan tingkat keberhasilan dari proses belajar mengajar.
3. Macam-Macam Hasil Balajar
Howard Kinsley membagi tiga macam hasil belajar yakni (a)
keterampilan dan kebiasaan (b) pengetahuan dan kebiasaan (c) sikap dan
cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yaitu:23
1. Informasi verbal
Kecakapan untuk mengkomunikasikan secara verbal pengetahuannya
tentang fakta-fakta. Dengan kata lain individu mampu menyatakan
secara proporsional apa yang telah dipelajari. Pengungkapan
informasi yang telah disimpan di dalam „tempat penyimpanan ingatan‟
itu dapat juga menggunakan „kunci‟ verbal yang lain. Misalnya
dengan menunjukan diagram tertentu, siswa dapat mengingat kembali
pengertian fungsi. Informasi verbal ini diperoleh dengan lisan,
membaca buku , mendengar radio, dan sebagainya.
Fungsi yang dimaksud itu adalah:
1) Prasyarat untuk belajar lebih lanjut
2) Kepraktisan dalam kehidupan sehari-hari dari individu
3) Pengetahuan yang terorganisasikan sehingga menjadi bentuk-
bentuk yang saling berkaitan merupakan acuan berfikir.
2. Keterampilan intelektual
Kapabilitas untuk membuat diskriminasi, menguasai konsep dan
aturan serta memecahkan masalah. Kapabilitas tersebut merupakan
kemampuan yang diperoleh manusia dengan belajar. Begitu sesuatu
itu dipelajari, kapabilitas itu dapat muncul berulang kali dalam
berbagai penampilan.
23
Nana, Sudjana, Penelitaian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung:Remaja Rosdakarya,
2004)
15
Menurut Gagne kemampuan intelektual dibagi lagi menjadi delapan
sud-kategori yang urutannya berdasarkan kekomplekan operasi
mentalnya. Kedelapan tipe tersebut adalah:
a) Belajar sunyal (signal learning). Belajar dengan sinyal adalah
belajar tanpa kesengajaan yang dihasilkan dari sejumlah stimilus
ulangan atau stimulus tunggal yang akan menimbulkan suatu
respon emosional di dalam individu yang bersangkutan.
b) Belajar S-R (S-R learning). Belajar jenis ini adalah belajar yang
disengaja dan secara fisik untuk merespon suatu sinyal. Belajar
S-R menghendaki suatu stimulus yang datangnya dari luar yang
menyebabkan otot-otot terangsang yang kemudian diiringi respon
yang dikehendaki sehingga terjadi hubungan langsung yang
menunggal antara stimulus dan respon.
c) Belajar merangkai tingkah laku (chaining). Jenis belajar ini
menunjukan lebih dari sati S-R yang dirangkaikan berurutan agar
peserta didik dapat menyelesaikan tugas
d) Belajar asosiasi verbal (verbal chaining). Belajar asosiasi verbal
terjadi pada waktu memberi nama suatu benda.
e) Belajar diskriminasi (discremination learning). Belajar
diskriminasi untuk membedakan hubungan S-R agar dapat
memhami berbagai macam obyek fisik dan konsep. Dengan
demikian diharapkan siswa dapat membedakan dan menyebutkan
antara simbol yang satu dengan yang lain.
f) Belajar konsep (concept learning). Adalah belajar memahami
kebersamaan sifat-sifat dari benda-benda konkrit atau peristiwa-
peristiwa untuk dikelompokan menjadi satu jenis
g) Belajar aturan (rule learning). Belajar aturan-aturan didasarkan atas
konsep-konsep yang telah dipelajari. Seseorang telah belajar
aturan memungkinkan orang tersebut mengikuti aturan itu dalam
tingkah lakunya, menampilkan tingkah laku tertib dalam menurut
16
aturan, merespon sekumpulan hal dalam bentuk sekumpulan
tingkah laku.
h) Belajar memecahkan masalah (problem solving). Belajar
memecahkan masalah merupakan tipe belajar yang menyangkut
dua atau lebih aturan-aturan yang telah dipelajari siswa dimana
aturan-aturan itu dikombinasikan agar menghasilkan suatu aturan
yang tadinya belum diketahui siswa. Aturan baru inilah yang
kemudian dipergunakan untuk memecahkan masalah.
3. Strategi kognitif
Strategi kognitif adalah kecakapan untuk mengelola dan
mengembangkan proses berfikir dengan cara merekam, membuat
analisis dan sintesis, mengendalikan tingkah laku peserta didik itu
sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan, cara untuk melakukan
proses belajar,termasuk retensi dan berfikir. Adapun tipe-tipe hasil
belajar kognitif. Bloom membagi tingkat kemampuan atau tipe hasil
belajar yang termasuk aspek kognitif menjadi enam yaitu, Yaitu
pengetahuan hafalan, pemahaman atau komprehensi, penerapan
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.24
a) Yang dimaksud dengan pengetahuan hafalan atau yang dikatakan
bloom dalam istilah knowledge adalah tingkat kemampuan yang
hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui adanya
konsep, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat
menilai, atau dapat menggunakannya. Dalam hal ini responden
biasanya hanya dituntut untuk menyebutkan kembali atau
menghafal saja.
b) Yang dimaksud dengan pemahaman atau komprehensi adalah
tingkat kemampuan yang mengharapkan responden mampu
memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang
diketahuinya. Dalam hal ini responden tidak hanya hafal secara
24
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Rosda
Karya, 2004) h. 43-47
17
verbalistis, tetapi memehami konsep dari masalah atau fakta yang
ditanyakan.
c) Kemampuan berfikir yang ketiga adalah aplikasi atau penerapan.
Responden dituntut kemampuannya untuk menerapkan atau
menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam suatu situasi yang
baru baginya.
d) Tingkat kemampuan analisis, yaitu kemempuan respondenuntuk
menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau suatu situasi
tertentu ke dalam komponen-komponen atau unsur-unsur
pembentukannya.
e) Tipe hasil belajar kognitif yang terakhir adalah evaluasi. Dengan
kemampuan evaluasi, responden responden diminta untuk
membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi,
dan sebagainya berdasarkan kriteria tertentu.
4. Sikap
Sikap adalah kecendrungan untuk merespon secara ajeg terhadap
stimulus itu. Respon tersebut dapat positif (menerima) atau negatif
(menolak) terhadap suatu obyek tergantung terhadap penilaian
terhadap obyek yang dimaksud sebagai obyek yang berharga atau
tidak berharga.
5. Keterampilan motorik
Keterampilan motorik adalah kecakapan yang dicerminkan oleh
adanya kecepatan, ketepatan dan kelancaran gerakan otot dan anggota
badan.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Terdapat dua macam faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:25
25
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta)
18
a. Faktor internal
1) Faktor biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik
yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan
sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus
meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Cacat tubuh
dapat mempengaruhi belajar. Kedua, kondisi kesehatan fisik.
Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum
yang teratur, olahraga serta cukup tidur.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini
meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan
belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor
psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi.
Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Dalam
waktu yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat
intelegensi yang rendah. Kedua, perhatian. Untuk dapat menjamin
hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak
menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia
tidak lagi suka belajar. Ketiga, minat. Minat besar pengaruhnya
terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Keempat, bakat.
Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang
19
dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi
rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, agar siswa dapat belajar
dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan
dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas
dari kelelahan.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan
pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar
seseorang. Cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga
yang baik, suasana rumah yang nyaman, keadaan ekonomi keluarga
yang baik dan latar belakang kebudayaan keluarga terbiasa dengan
kewbiasaan-kebiasaan yang baik maka akan mempengaruhi
keberhasilan belajarnya.
2) Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi
keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang
ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
3) Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat
yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakt merupkan
faktor ekstern yang juga berpengruh terhadap belajar siswa karena
keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat
menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-
lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing,
bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.
20
7
5. Pengertian dan Karakteristik Matematika
Pendapat mengenai istilah matematika diantaranya, Matematika adalah
mamiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang
jelas dan sistematis, dan struktur atau keterkaitan antara konsep yang kuat.
Unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif yang
berharga atas dasar asumsi (kebenaran konsistensi). Selain itu matematika
juga bekerja melalui penalaran induktif yang didasarkan fakta dan gejala
yang muncul untuk sampai pada perkiraan tertentu tetapi perkiraan ini,
tetap harus dibuktikan secara deduktif, dengan argument yang konsisten.
Menurut Ruseffendi ET bahwa matematika terbentuk sebagai hasil
pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses penalaran pada
tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman manusia dari dunia
secara empiris, karena matematika sebagai aktifitas manusia kemudian
pengalaman itu diproses dunia rasio diolah secara analisis dan sintesis
didalam struktur kognitif, sehingga sampailah pada suatu kesimpulan
berupa konsep-konsep matematika, agar konsep-konsep itu dipahami oleh
orang-orang dan dapat dengan mudah dimanipulasi secara tepat, maka
digunakan notasi dan istilah yang cermat dan disepakati bersama secara
global yang dikenal dengan bahasa matematika.26
Matematika merupakan pelajaran yang sangat berkaitan dengan
simbol-simbol abstrak, konsep-konsep, hubungan, pola bilangan dan lain
sebagainya, yang semuanya menyertakan logika dan pola pikir untuk biasa
menganalisa, juga untuk dapat dibuat kesimpulan. Seperti pendapat james
dan james dalam kamus matematikanya, mengatakan bahwa, matematika
adalah ilmu tentang logika bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep
yang berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam
tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Matematika merupakan ilmu yang dipelajari disemua jenjang
pendidikan. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.
26
Eman Suherman Ar, Strategi Pembelajaran Matematika kontemporer, (Bandung:
FMIPA UPI, 2003).h 15
21
Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika, karena
matematika merupakan “ (1). Sarana berfikir yang jelas dan logis (2).
Sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari (3). Sarana mengenal pola-
pola hubungan dan generalisasi pengalaman (4). Sarana untuk
meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”. 27
Menurut Johnson dan Rising dalam bukunya mengatakan bahwa
matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian
yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan
symbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada
mengenai bunyi.28
Selain dari definisi matematika di atas ada beberapa definisi lain yang
dikemukakan oleh para tokoh matematika diantaranya:
Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktisnya mengekspresikan hubungan-
hubungan kuantitatif dan keruangan. Sedangkan fungsi teoritisnya
adalah untuk memudahkan berfikir. Lener mengemukakan bahwa
matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan
bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat,
dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Kline
juga mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis
dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi
juga melupakan cara bernalar induktif.29
Matematika merupakan pelajaran yang sangat berkaitan dengan
simbol-simbol abstrak, konsep-konsep, hubungan, pola bilangan dan lain
sebagainya, yang semuanya menyertakan logika dan pola pikir untuk bisa
menganalisis, juga untuk dapat dibuat kesimpulan. Seperti pendapat James
dan james dalam kamus matematikanya, mengatakan bahwa, matematika
adalah ilmu tentang logika bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep
yang berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam
27
Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, ( Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1999), h.253 28
Erman suherman, Strategi........., h. 17. 29
Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi anak,...h.252
22
tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.30
Sedangkan pendapat
lain menyebutkan matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan
hubungan-hubungannya, memerlukan simbol untuk membantu
memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan.31
Konsep-konsep matematika dipelajari menurut tahap-tahap bertingkat
seperti halnya dengan tahap periode perkembangan intelektualnya.
Menurut Hudoyo, tahap-tahap itu adalah:32
a. Permainan bebas (Free Play). Permainan bebas adalah tahap belajar
konsep yang terdiri dari aktifitas yang tidak terstruktur dan tidak
diharapkan yang memungkinkan peserta didik mengadakan
eksperimen dan memanipulasi benda-benda konkrit dan abstrak dari
unsur-unsur konsep yang dipelajari itu.
b. Permainan yang menggunakan aturan (Games). Di dalam tahap ini
peserta didik mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat di
dalam konsep (peristiwa-peristiwa).
c. Permainan mencari kesamaan sifat (Searching for communalities).
Membantu peserta didik dalam permainan yang menggunakan aturan
untuk dapat melihat kesamaan struktur dengan mentranslasikan dari
suatu permainan kebentuk permainan yang lain, sedang sifat-sifat
abstrak yang diwujudkan dalam permainan itu tetap tidak berubah
dengan translasi itu.
d. Permainan dengan representasi (Representation). Dalam tahap ini
peserta didik mencari kesamaan sifat dari situasi yang serupa.
e. Permainan dengan simbolisasi (Simbolization). Permainan dengan
menggunakan simbol ini merupakan tahap belajar konsep dimana
peserta didik perlu merumuskan representasi dari tiap konsep dengan
menggunakan simbol matematika.
30
http://www.maswins.com/2010/06/pengertian-matematika.html 31
Joula Ekaningsih Paimin, Agar Anak Pintar Matematika, (Jakarta : Puspa Swara),
1998, h. 5 32
Herman Hudoyo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Depdiknas), hlm. 59-61
23
f. Formalisasi (Formalization). Setelah peserta didik mempelajari suatu
konsep dan struktur matematika yang saling berhubungan, peserta
didik harus mengurut sifat-sifat itu untuk dapat merumuskan sifat-sifat
baru.
Kesadaran akan manfaat matematika tersebut diharapkan dapat
membantu seseorang dalam memecahkan permasalahan-permasalahan
yang dihadapi, baik yang langsung berhubungan dengan menghitung
ataupun dengan cara berfikir logis, karena setelah mempelajari matematika
seseorang diharapkan dapat berfikir logis, kritis, praktis, dan kreatif.
Matematika adalah memiliki bahasa dan aturan terdefinisi dengan baik,
penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur atau keterkaitan antara
konsep yang kuat. Unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran
deduktif yang berharga atas dasar asumsi ( kebenaran kosistensi). Selain
itu matematika juga bekerja melalui penalaran induktif yang didasarkan
fakta dan gejala yang muncul untuk sampai pada perkiraan tertentu tetapi
perkiraan ini, tetap harus dibuktikan secara deduktif, dengan argumen
yang konsisten.
Dari pendapat-pendapat yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan
bahwa matematika adalah merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan
simbol-simbol dan konsep, pola bilangan dan lain sebagainya. Matematika
terbentuk oleh hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide,
proses dan penalaran. Matematika adalah cara atau metode berpikir dan
bernalar. Matematika dapat digunakan untuk memutuskan apakah suatu
ide itu benar atau salah, atau paling sedikit ada kemungkinan benar.
Matematika adalah suatu medan eksplorasi dan penemuan, di situ setiap
hari ide-ide baru diketemukan. Matematika adalah cara berpikir yang
digunakan untuk memecahkan semua jenis persoalan di dalam sains,
pemerintah dan industri ia adalah bahasa lambang yang dipahami oleh
semua bangsa berbudaya di dunia bahkan dipercaya bahwa matematika
akan menjadi bahasa yang dipahami oleh penduduk di planet mars (jika di
sana ada penduduknya!). matematika adalah seni, seperti halnya musik,
24
penuh dengan simetri, pola dan irama yang dapat sangat menyenangkan.
Jadi matematika dapat diartikan sebagai berikut:
1) Sesuatu yang abstrak
2) Sesuatu pola untuk berfikir
3) Suatu bahasa yang menggunakan istilah-istilah
4) Suatu alat untuk membantu manusia memahami permasalahan yang
ada.
Adapun karakteristik matematika dapat dapat dikelompokan menjadi
dua, yaitu:33
1. Karakteristik Umum Matematika
a) Memiliki Objek Kajian yang Abstrak
Matematika mempunyai objek kajian yang abstrak, walaupun tidak
setiap objek abstrak adalah matematika. Sementara beberapa
matematikawan menganggap objek matematika itu “kongkret”
dalam pikiran mereka, maka kita dapat menyebut objek
matematika secara lebih tepat sebagai objek mental atau pikiran.
Ada empat objek kajian matematika, yaitu :
1) Fakta
Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika
yang biasanya diungkapkan lewat symbol tertentu.
2) Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek,
apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan.
3) Operasi dan Relasi
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan
pengerjaan matematika lainnya. Sementara relasi adalah
hubungan antara dua atau lebih elemen.
33
Karakteristik Matematika dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Matematika, dalam
p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP04_KarMtk.pdf
25
4) Prinsip
Prinsip adalah objek matematika yang kompleks, yang terdiri
atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu
relasi atau pun operasi.
b) Bertumpu pada Kesepakatan
Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan
kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan simbol dan
istilah yang telah disepakati dalam matematika maka pembahasan
selanjutnya akan menjadi mudah dilakukan dan dikomunikasikan.
c) Berpola Pikir Deduktif
Dalam matematika hanya diterima pola pikir yang bersifat
deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan
pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan
kepada hal yang bersifat khusus.
d) Konsisten Dalam Sistemnya
Dalam matematika terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk
dari beberapa aksioma dan memuat beberap teorema. Ada sistem-
sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan lainnya. Sistem-
sistem aljabar dengan sistem-sistem geometri dapat dipandang
lepas satu dengan lainnya.
e) Memiliki Simbol yang Kosong dari Arti
Di dalam matematika banyak sekali terdapat simbol baik yang
berupa huruf Latin, Yunani, maupun simbol-simbol khusus
liannya.
f) Memperhatikan Semesta Pembicaraan
Shubungan dengan kosongnya arti dari simbol-simbol matematika,
maka bila kita menggunakannya, kita seharusnya memperhatikan
pula lingkup pembicaraannya. Lingkup atau sering disebut semesta
pembicaraan bisa sempit bisa pula luas.
26
2. Karakteristik Matematika Sekolah
Ada sedikit perbedaan antara matematika sebagai “ilmu” dengan
matematika sekolah, perbedaan itu dalam hal :
a) Penyajian
Penyajian matematika tidak harus diawali dengan teorema maupun
definisi, tetapi haruslah disesuaikan dengan perkembangan
intelektual siswa.
b) Pola Pikir
Pembelajaran matematika sekolah dapat menggunakan pola pikir
deduktif maupun pola pikir induktif. Hal ini harus disesuaikan
dengan topik bahasan dan tingkat intelektual siswa. Sebagai
kriteria umum, biasanya di SD menggunakan pendekatan induktif
lebih dulu karena hal ini lebih memungkinkan siswa menangkap
pengertian yang dimaksud. Sementara untuk tingkat SMP dan
SMA, pola pikir deduktif sudah semakin ditekankan.
c) Semesta Pembicaraan
Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, maka
matematika yang disajikan dalam jenjang pendidikan juga dalam
kekomplekan semestanya.
d) Tingkat Keabstrakan
Seperti pada poin sebelumnya, tingkat keabstrakan matematika
juga harus menyesuaikan perkembangan intelektual siswa.
6. Hasil Belajar Matematika
Belajar adalah proses yang dialami dan yang akan merubah
kemampuan diri seseorang dari tidak tahu menjadi tahu yang relatif tetap
dan didapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru. Bila
belajar merupakan suatu proses, maka hasil belajar merupakan hasil dari
proses yang telah dilalui siswa. Hasil adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menunjuk suatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu
usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yang
27
dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Hasil
Belajar termasuk dalam kelompok atribut kognitif yang ‟respon‟ hasil
pengukurannya tergolong pendapat yaitu respon yang dapat dinyatakan
benar atau salah.34
Hasil belajar tersebut akan tersimpan dalam jangka
waktu yang lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena
hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu
ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara
berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Matematika sebagai bahan pelajaran yang obyektif berupa fakta,
konsep, operasi, dan prinsip yang semuanya adalah abstrak. Matematika
merupakan sarana berfikir jelas dan logis, yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Maka dapat dikatakan hasil belajar matematika
siswa sebagian besar dinilai oleh guru pada ranah kognitifnya,
penilaiannya dilakukan dengan tes hasil belajar matematika.35
Dari semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika adalah tingkat penguasaan siswa yang dicapai oleh pelajar
tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat
didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara
konsep-konsep dan struktur-struktur matematika tersebut sesuai tujuan
pendidikan yang ditetapkan.
B. Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran yang
kegiatannya meliputi :
1) Guru menerangkan suatu konsep
2) Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya
3) Guru memberikan soal latihan
4) Siswa menyimak, mengerjakan tugas-tugas serta ulangan atas tes yang
diberikan guru.
34
Baso, Intang, S., Pengaruh Metode Mengajar dan Ragam Tes,
httm://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/search.html 35
Baso, Intang, S., Pengaruh…
28
Selanjutnya Nasution memberikan ciri-ciri pembelajaran konvensional
yaitu :
1) Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok tanpa memperhatikan siswa
secara individual
2) Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk ceramah, tugas tertulis dan
media lainnya menurut pertimbangan guru
3) Siswa bersifat pasif karena harus mendengarkan penjelasan guru
4) Dalam kecepatan belajar, siswa harus belajar menurut kecepatan pada
umumnya yang ditentukan oleh kecepatan guru mengajar
5) Keberhasilan belajar umumnya dinilai oleh guru secara subjektif
6) Hanya sebagian kecil yang menguasai bahan pelajaran secara tuntas
7) Guru terutama berfungsi sebagai sumber informasi atau pengetahuan
Jadi pada pembelajaran konvensional diutamakan hasil bukan proses.
Guru mendominasi kegiatan dikelas dan siswa dianggap sebagai penonton.
Biasanya pembelajaran dilakukan dengan metode ekspositori. Metode
ekspositori memberikan siswa konsep yang telah dipersiapkan secara rapi,
matematis dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan
mencernanya saja secara tertib dan teratur , secara garis besar prosedur ini
adalah: 36
.
1) Preparasi. Guru mempersiapkan (preparasi) bahan selengkapnya secara
sistematis an rapi
2) Apersepsi. Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk
mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan
3) Presentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau
menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks
tertentu atau yang ditulis guru sendiri
4) Resitasi. Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan
yang dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-
36
Syaiful Bahri Djamarah. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,
2006), hlm. 21.
29
kata sendiri (resitasi) tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari,
baik yang telah dipelajari secara lisan atau tulisan.
Demikian juga dalam metode drill, dari waktu ke waktu soal yang
diberikan adalah soal-soal dengan tipe yang sama dan tidak bervariasi
sehingga soal-soal latihan tahun sebelumnya bisa dipakai dan guru tidak perlu
membuat lagi yang baru. Dengan menggunakan metode ini materi ini bisa
cepat selesai dan informasi yang diberikan lebih banyak daripada model
lainnya, serta guru bisa santai karena tidak usah membuat persiapan-
persiapan pembelajaran yang rumit. Oleh karena itu metode ini sering
dipakai di sekolah-sekolah sampai saat ini.
Pembelajaran ekspositori adalah termasuk pembelajaran konvensional
yang terdiri dari beberapa metode, seperti ceramah, diskusi, tanya jawab dan
metode yang lainnya yang dapat digabungkan dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Pembelajaran ekspositori juga merupakan
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru dengan sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi secara optimal. Roy Killen (1998) mennamkan
pembelajaran ekspositori ini dengan istilah pembelajaran langsung. Mengapa
demikian? Karena dalam pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan
langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu.
Materi seakan-akan sudah jadi.37
Terdapat beberapa karakteristi pembelajaran ekspositori. Pertama,
Pembelajaran ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi
verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama, oleh karena itu
sering kali orang menyebutnya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi
yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau
fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga menuntut siswa
untuk berfikir ulang. Ketiga, tujuan utamanya setelah proses pembelajaran
37
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran “Berorientasi Standar Proses Pendidikan”, (Jakarta:
Kencana, 2006), hlm. 177
30
berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara
dapat mengungkapkan kembali meteri yang telah diuraikan
Seperti yang sudah dikatakan diatas ada juga metode ceramah yang
merupakan bagian dari pembelajaran ekspositori yang masih ruang lingkup
pembelajaran konvensional. Dengan metode ini, pengajaran disampaikan
secara lisan oleh guru kepada siswa. Pada dasarnya ceramah murni
cenderung pada bentuk komunikasi satu arah. Apabila guru menyampaikan
informasi kepada siswa maka guru berfungsi sebagai transmitter dan siswa
sebagai receiver. Bahasa, baik verbal maupun nonverbal, merupakan satu-
satunya media komunikasi.
C. Kajian Teori Tentang Strategi Belajar Aktif dengan Teknik Information
Search
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Matematika
Pembelajaran dalam arti luas diartikan “suatu konsep yang bisa
berkembang seirama dengan tuntunan kebutuhan hasil pendidikan yang
berkaitan dengan kemajuan teknologi yang melekat pada wujud
perkembangan kualitas sumber daya manusia.”38
Sedangkan pengertian
pembelajaran yang berkaitan dengan sekolah diartikan “kemampuan dalam
mengelola secara operasional dan efesien terhadap komponen-komponen
yang berkaitan dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan nilai tambah
terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.”39
Disebutkan pula “pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan
yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang
secara optimal.”40
Pembelajaran merupakan proses yang dilakukan untuk membantu para
siswa untuk mengoptimalkan belajarnya. “Pembelajaran adalah proses
38
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual
Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h.21-22 39
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan...., h.22 40
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran ..., hal.7.
31
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.”41
Sedangkan tanda umum telah terjadinya proses pembelajaran didapatnya
perubahan tingkah laku siswa yang lebih maju, lebih tinggi, dan lebih baik
dari tingkah laku sebelum terjadinya proses pembelajaran. Pengertian
pembelajaran ini menyebutkan bahwa “Pembelajaran adalah perubahan
tingkah laku. Perubahan tingkah laku melalui pembelajaran yaitu
perubahan yang lebih maju, lebih tinggi dan lebih baik daripada tingkah
laku yang sedia ada sebelum aktifitas pembelajaran.”42
Secara luas dapat
dibedakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh siswa secara
individu dan pembelajaran adalah proses yang sengaja dilakukan agar
kegiatan belajar siswa lebih optimal. Menurut Usman, “...proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.”43
Sedangkan matematika sendiri sebenarnya cukup sulit untuk
didefinisikan secara konkret, namun menurut sebagian pendapat ada yang
mencoba mendefinisikan arti dari matematika. Seperti Johnson dan Rising
yang mengatakan bahwa “matematika adalah pola berpikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa
yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.”44
Dengan demikian pembelajaran matematika merupakan suatu proses
kegiatan yang dilakukan guru terhadap siswa untuk membantu siswa
dalam belajar matematika ke arah perubahan tingkah laku dan pola pikir
yang lebih maju, lebih tinggi, dan lebih baik dari sebelumnya.
41
Pembelajaran, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran 10 April 2008, 23:12. 42
Pengenalan, dalam http://sabri23.tripod.com/tugasan5.htm 10 April 2008, 23:20 43
Ragam Metode Pembelajaran Interaktif, dalam
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/18/ragam-metode-pembelajaran/ 3 April 2008 23:49. 44
Erman Suherman, dkk. (eds.), Strategi Pembelajaran Matematika..., hal.17
32
2. Pengertian Strategi Active Learning Teknik Information Search
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan method, or
series of actifities designed to acheaves a particular educational goal J. R
David, 1976). Jadi dengan dengan demikian strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.45
Ada dua hal yang perlu kita cermati dari pengertian diatas, pertama
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumberdaya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu
strategi baru sampai penyusunan rencana kerja belum sampai pada
tindakan. Kedua, Strategi digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan sebagai fasililitas dan sumber belajar semuanya diarahkan
dalam upaya pencapaian tujuan.
Adapun strategi pembelajaran aktif, Pembelajaran aktif atau Active
Learning adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk
interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses
pembelajaran tersebut.46
Active learning juga sebuah pembelajaran aktif
yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan potensi yang
dimiliki anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil
belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka
miliki. Dalam active learning, cara belajar dengan mendengarkan saja
akan cepat lupa, dengan mendengar dan melihat akan ingat sedikit,
dengan mendengar, melihat, dan mendiskusikan dengan siswa lain akan
paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan
45
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran, “Berorientasi Standar Proses Pendidikan”,
(Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 124. 46
Ari, Samadhi, “Pembelajaran Aktif (Active Learning)”, dari Engineering Education
Development Project.
33
memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dan cara untuk menguasai
pelajaran yang terbagus adalah dengan mengajarkan belajar aktif yang
merupakan langkah cepat, menyenangkan dan menarik.47
Di samping itu
pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau
anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. “Active Learning
juga suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara
aktif”.48
Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang
mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif
menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi,
memecahkan persoalan atau mengaflikasikan apa yang telah mereka
pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam dunia nyata. Dengan
belajar aktif ini siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses
pembelajaran tidak hanya mental akan tetapi melibatkan fisik juga.
Dengan cara ini siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan
sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
Keuntungan lain menggunakan strategi Active Learning bahwasanya
sertiap realita siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda, ada siswa
yang lebih senang membaca, ada yang senang berdiskusi, dan ada juga
yang senang praktek langsung inilah yang disebut dengan gaya belajar
atau learning style. Untuk membantu siswa dengan maksimal dalam
belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan.
Untuk dapat mengakomodir kebutuhan tersebut adalah dengan
menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang
mengandalkan indera belajar yang banyak. Seperti kutipan satu
pertanyaan, “ Mengapa Belajar aktif ?..” alasannya karena belajar aktif itu
sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimum.
Adapun dari sisi guru sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran
aktif akan sangat membantu dalam melaksanakan tugas-tugas keseharian.
47
Pembelajaran Aktif “Humanisasi Pendidikan”, dari www.utem.edu.com 21/11/2008. 48
Hisyam, Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:CTSD, 2004).
34
Bagi guru yang sibuk mengajar strategi ini dapat dipakai dengan variasi
yang tidak membosankan.
Pembelajaran aktif merujuk kepada kaedah dimana pelajar melakukan
sesuatu termasuk memproses, mengguna, dan membuat refleksi terhadap
apa yang diberikan. Dengan menggunakan kaedah pembelajaran aktif
bukan berarti pengajar tidak perlu lagi memberikan arahan, walau
bagaimanapun pemberian arahan merupakan suatu yang penting untuk
disampaikan.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik
berkurang dengan berlalunya waktu. Penelitian Polio menunjukan bahwa
siswa dalam ruang kelas hanya memerhatikan pelajaran sekitar 40%dari
waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian Mc.Keachie
menyebutkan bahwa dalam 10 menit pertama perhatian siswa dapat
mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit
terakhir.49
Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi
dilingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan
dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang
kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan
visual, sehingga apa yang dipelajari dikelas tersebut cenderung untuk
dilupakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk membuat membuat
proses belajar mengajar lebih berkesan pelajar harus melakukannya lebih
dari mendengar saja, seperti terlihat pada bagan pembelajaran Edgar Dale
berikut ini :50
49
Mel Silberman. Active Learning, ( Yogyakarta: Bumimedia, 2002) 50
http://www.ctl.utm.my/buletin/edisi3/artikel.htm
35
Reading
Hearing Words
Looking at Pictures
Watching a Video
Watching a Demonstration
Seeing it Done on Location
Participating in a Discussion
Giving a Talk
Simulating the Real Experience
Doing a Dramatic Presentation
Doing the Real Thing
Looking at an Exhibit
PA
SS
IVE
AC
TIV
E
Level of Involvement
Verbal
Receiving
Visual
Receiving
Participating
Doing
Tend to Remember
about:
90%
70%
50%
30%
10%
20%
Gambar 1. Efektifitas Model Pembelajaran
Gambaran di atas menunjukkan dua kelompok model pembelajaran
yaitu pembelajaran pasif dan pembelajaran aktif. Gambaran tersebut juga
menunjukan bahwa kelompok pembelajaran aktif cenderung membuat
siswa lebih mengingat (retention rate of knowledge) materi. Oleh karena
itu pembelajaran aktif merupakan alternatif yang harus diperhatikan jika
kualitas lulusan ingin diperbaiki. Penggunaan pembelajaran aktif baik
sepenuhnya atau sebagai pelengkap cara-cara belajar tradisional akan
meningkatkan kualitas pembelajaran.51
Adapun konsep belajar aktif, sebagaimana yang diungkapkan
Confusius :
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
51
Ari, Suhadi, “Active Learning”, dari http/ilstu.edu.deps/CAT, h. 46
36
Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar
apa yang dipelajari dikursi sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia.
Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi
dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik
terhadap materi pembelajaran.
Mel Silberman telah memodifikasi dan memperluas pernyataan
Confusius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham belajar aktif.
What I hear, I forget
What I hear and see, I remember a little
What I hear and see, and ask questions about or discuss with someone
else, I begin to understand.
What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill.
What Iteach to another, I master.52
Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa
kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah
satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara
kecepatan berbicara guru dengan tingkat kemampuan siswa
mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara
sekitar 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu
mendengarkan 50-100 kata per menitnya, karena siswa mendengarkan
pembicaraan guru sambil berfikir.
Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikan ingatan
dari 14% ke 38%. Dengan penambahan visual disamping auditori dalam
pembelajaran kesan yang masuk dalam diri anak didik semakin kuat
sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan hanya
menggunakan audio (pendengaran) saja. Hal ini disebabkan karena
fungsi sensasi perhatian yang dimiliki siswa . Saling menguatkan, apa
yang didengar dikuatkan oleh penglihatan (visual), dan apa yang dilihat
dikuatkan oleh pendengaran. Dalam arti kata pembelajaran seperti ini
52
Mel Silberman, Active Learning, (Yogyakarta: Bumi Media, 2002).
37
sudah diikuti oleh reinforcement yang sangat membantu bagi pemahaman
anak didik terhadap materi pembelajaran.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-
stimulus kepada anak didik, agar terjadinya respon yang positif pada diri
anak didik. Kesediaan dan kesiapan mereka dalam mengikuti proses
demi proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respon yang
baik terhadap stimulus yang mereka terima dalam proses pembelajaran.
Respon akan menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan
terhadap stimulus dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan
respon, sehingga respon yang di timbulkan akan menjadi kuat.
Active learning pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan
memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran,
sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak
menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan
strategi actif learning pada anak didik dapat membantu ingatan (memory)
mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran
dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan dalam pembelajaran
konvensional.
Dalam strategi active learning setiap materi pelajaran yang baru harus
dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada
sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan
pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru
perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga
peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta
didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif,
berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka
secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari
materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang
baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan
nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam
38
proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.
Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih
menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
Adapun salah satu teknik yang digunakan dalam strategi pembelajaran
aktif adalah Teknik Information Search. Yaitu suatu cara yang digunakan
oleh guru dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta
didik sendiri, kemudian mencari informasi jawabannya lewat membaca
untuk menemukan informasi yang akurat.53
Teknik ini merupakan strategi
dimana pengajar membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil,
kemudian menyiapkan sumber informasi yang nantinya dapat digunakan
klompok kecil tadi untuk menjawab pertanyaan mengenai topik yang
dibahas. pengajar dapat menjadikan sebuah kompetisi kecil untuk
mendorong partisipasi anggota kelompok. Pengajar juga dapat
memodifikasi pertanyaan, agar siswa tidak langsung menemukan jawaban
dari sumber informasi yang sudah diberikan, melainkan
menyimpulkannya.54
3. Karakteristik Strategi Pembelajaran Active Learning Teknik
Information Search
Menurut Bonwell, Pembelajaran aktif memiliki karakteristik-
karakteristik sebagai berikut:
Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi
oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran
analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
Siswa tidak hanya mendengarkan materi secara pasif tetapi
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi.
Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi.
53
http://www.informasismpn9cimahi.files.wordpress.com/../pembelajaran-aktif-learning.pdf 54
Mel Silberman, Active Learning, (Yogyakarta: Bumi Media, 2002),h.144
39
Siswa lebih banyak di tuntut untuk berfikir kritis, menganalisa dan
melakukan evaluasi.
Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses
pembelajaran.55
Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses
pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal.
Pertama,interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan
menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan
yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui
eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan
penilaian untuk setiap peserta didik sehingga terdapat individual
ccountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan
dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan
memupuk social skills. Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat
ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat.56
4. Pertimbangan Memilih Strategi Pembelajaran Active Learning
Teknik Information Search
Strategi pembelajaran merupakan rancangan kegiatan untuk mencapai
tujuan tertentu, di mana didalamnya termasuk pemanfaatan sumber daya
pembelajaran yang diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Bisa
diartikan sebuah strategi pembelajaran merupakan suatu penyusunan
rencana kerja dan belum sampai pada tindakan. Dalam pembelajaran
active learning, yang memiliki kelebihan antara lain : berpusat pada
peserta didik, penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima
pengetahuan, sangat menyenangkan, memberdayakan semua potensi dan
55
Ari Samadhi, TMMA, “Pembelajaran Aktif (Active Learning)”, dari Engineering
Education Development Project. 56
http://www.informasismpn9cimahi.files.wordpress.com/../pembelajaran-aktif-
learning.pdf
40
indera peserta didik, menggunakan metode yang bervariasi, menggunakan
banyak media, dan disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada,
sangat menunjang dalam rangka upaya pencapaian tujuan pembelajaran.
Pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar tidak lagi didominasi
oleh guru, bila paradigma lama menyebutkan sumber pendidikan adalah
guru, dalam active learning kegiatan pembelajaran justru berpusat pada
siswa. Siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran, mereka juga
diarahkan untuk dapat menemukan pengetahuan dan bukan hanya
menerima pengetahuan. Guru berperan sebagai motivator, pengarah, dan
pemberi stimulus agar semua potensi dari peserta didik dapat
diberdayakan dengan maksimal, hal ini sejalan dengan pendapat
Thorndike yang mengemukakan tiga hukum belajar yaitu:
1. Law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat
memperlancar hubungan antara stimulus dan respons.
2. Law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan yang selalu
dikerjakan maka hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi
lancar
3. Law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan
menjadi lebih baik jika dapat menimbulkan hal-hal yang
menyenangkan dan hal ini cenderung akan diulang57
.
Dalam strategi pembelajaran active learning, terdapat banyak teknik
yang salah satunya adalah Information Search. Dalam teknik information
search, siswa diarahkan untuk mampu mengumpulkan dan menggali
informasi dari berbagai sumber belajar. Dengan demikian potensi siswa
dapat diberdayakan. Siswa tidak lagi sebagai penerima pengetahuan, dan
guru dapat berperan sebagai motivator, pengarah, dan pemberi stimulus.
57
http://sditalqalam.wordpress.com/2008/01/09/strategi-pembelajaran-active-learning/
41
5. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Active Learning Teknik
Information Search
Tahapan-tahapan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran aktif
teknik Information Search adalah sebagai berikut:58
1. Guru menyiapkan sumber materi yang bisa mencakup:
a. Selebaran
b. Dokumen
c. Buku teks
d. Buku panduan
e. Computer mengakses informasi
f. Barang hasil karya manusia
g. Perlengkapan keras
2. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil
3. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan topik
4. Peserta didik mencari informasi dari sumber materi yang telah
diberikan, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
diberikan oleh guru
D. Kerangka Berpikir
Belajar adalah proses yang dialami dan yang akan merubah kemampuan
diri seseorang dari tidak tahu menjadi tahu yang relatif tetap dan didapat
melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru. Dalam proses
belajar matematika siswa diharapkan mampu untuk mengobservasi, menarik
kesimpulan dari informasi yang didapat, dan membagi pengetahuan. Hal ini
dapat dilakukan dengan strategi belajar aktif teknik Information
Search/Mencari Informasi,
Pada strategi belajar aktif teknik information search penekanan proses
pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan
pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik
atau permasalahan yang dibahas. Dengan demikian siswa tidak hanya
58
Mel Silberman, Active……
42
mendengarkan materi secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan
dengan materi. Kegiatan tidak hanya menjadi pembelajaran satu arah, antara
guru dan murid.
Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan
materi. Siswa diajak untuk dapat menggali ide-ide yang mereka punya.
Kemampuan otak mereka lebih terbiasa untuk mendapatkan ide-ide baru.
Siswa lebih banyak di tuntut untuk berfikir kritis, menganalisa dan
melakukan evaluasi. Siswa lebih bebas menyampaikan pendapatnya tentang
materi atau topik yang sedang dibahas. Sehingga kegiatan belajar mengajar
dalam kelas lebih hidup.
Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Karena dalam proses pembelajaran aktif (active learning) salah satunya dalam
teknik information search, proses pembelajaran tidak hanya berkutat dalam hal
pembahasan materi. Siswa diminta untuk mencari berbagai informasi dari
materi yang sedang dibahas, kemudian siswa menjawab pertanyaan seputar
materi tersebut.
Dengan menggunakan teknik belajar ini, siswa dapat belajar lebih aktif
lagi. Belajar menemukan jawaban dari permasalahan matematika, mampu
menyimpulkan jawaban dari informasi yang didapat dan berkompetisi dengan
baik. Dengan demikian, apabila pembelajaran ini diterapkan dengan baik,
maka siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam menyelesaikan suatu
permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan matematika yang sedang
dipelajari. Pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar matematikanya.
E. Perumusan Hipotesis
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan active learning teknik
Information Search/mencari informasi lebih besar dari siswa yang diajar
menggunakan metode konvensional
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan penelitian ini adalah di MTs Al Wahab Kelas
VIII Semester II Tahun ajaran 2010/2011, sedangkan waktu penelitian
yang digunakan yaitu Semester II tahun ajaran 2010/2011.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu harus ditentukan
populasi penelitian. Populasi adalah suatu himpunan dengan sifat-sifat
yang ditentukan oleh peneliti sedemikian rupa sehingga setiap
individu/variabel/data dapat dinyatakan dengan tepat apakah individu
tersebut menjadi anggota atau tidak.59
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa MTs Al Wahab Jakarta.
2. Sampel
Sampel diambil dari populasi dengan teknik Cluster Random
Sampling, yaitu pengambilan 2 unit kelas dari 3 kelas yang ada. Dari 2
kelas tersebut diundi, kelas mana yang akan dijadikan kelas
eksperimen dan kontrol.
C. Metode Penelitian
Metode penelitan merupakan kerangka, pola, atau rancangan yang
menggambarkan alur dan arah penelitian yang di dalamnya terdapat
langkah-langkah atau tahap-tahap yang menunjukan suatu urutan kerja.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
quasi eksperimen, yaitu penelitian yang tidak dapat memberikan kontrol
59
Kadir, Statistika: Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial ( Jakarta: Rosemata Sampurna,
2010)h. 85
44
penuh. Penelitian ini dilakukan terhadap kelompok-kelompok homogen,
dengan membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok
pengamatan, yaitu kelompok X1 dan kelompok X2. Kelompok X1 adalah
kelompok dengan perlakuan pemberian teknik Information Search dan
kelompok X2 adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan teknik
Information Search. Perlakuan ini diberikan selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Setelah penguasaan materi pelajaran, kedua kelompok diberi tes yang
sama. Hasil tes tersebut kemudian diolah sehingga dapat diketahui apakah
rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
kelompok kontrol.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian berbentuk Two
Group Randomized Subject Post test only. Rancangan ini terdiri atas dua
kelompok yang keduanya ditentukan secara acak.
Untuk pelaksanaan penelitian diperlukan 2 kelompok kelas, yaitu:
1. Kelas eksperimen adalah kelompok siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran aktif learning (active learning) teknik
information search/mencari informasi.
2. Kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang diajarkan dengan metode
pembelajaran konvensional.
Tabel 1
Desain Penelitian
Kelas Treatment Test
Eksperimen Information Search (XE) Hasil Belajar (Y)
Kontrol Konvensional (XP) Hasil Belajar (Y)
Keterangan:
XE : Treatment yang dilakukan di kelas eksperimen, yaitu penerapan
45
pembelajaran active learning dengan teknik information search
XP : Treatment yang dilakukan pada kelas kontrol, yaitu pembelajaran
konvensional dengan metode konvensional
Y : Tes Akhir
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
a) Melakukan observasi ke sekolah.
b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan
ajar pada pokok bahasan yang dipilih.
c) Menyusun instrument penelitian
d) Melakukan uji coba instrument penelitian.
e) Analisis hasil uji coba instrument.
f) Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok control secara
acak menggunakan teknik Cluster Random Sampling
(Pengambilan Sampel Menurut Kelompok).
2. Tahap Pelaksanaan
a) Pemberian tes awal untuk mengetahui pengetahuan awal siswa
pada kelompok eksperimen dan kelompok control.
b) Menerapkan strategi belajar aktif teknik information search pada
kelompok eksperimen dan metode konvensional pada kelompok
kontrol dengan jumlah jam pelajaran, pengajar dan pokok bahasan
yang sama.
c) Pemberian tes akhir pada kedua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebagai evaluasi pembelajaran.
46
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan tes akhir (postest). Tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes ini berupa tes
akhir (postes), dengan bentuk soal pilihan ganda untuk menentukan
seberapa jauh hasil belajar matematika. Adapun indikator kompetensi
yang digunakan dalam tes akhir, adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Indikator Kompetensi Tes Akhir
No Indikator Kompetensi Tingkat Pengetahuan
1. Menyebutkan unsur-unsur dan
bagian-bagian lingkaran: pusat
lingkaran, jari-jari, diameter, busur,
talibusur, juring, apotema, dan
tembereng.
C1
2. Menemukan nilai phi (π). C2
3. Menentukan rumus keliling dan
luas lingkaran.
C2
4. Menghitung keliling dan luas
lingkaran.
C3
5. Mengenal hubungan sudut pusat
dan sudut keliling jika menghadap
busur yang sama.
C2
6. Menentukan besar sudut keliling
jika menghadap diameter dan busur
yang sama.
C3
7. Menentukan panjang busur, luas
juring, dan luas tembereng.
C4
8. Menggunakan hubungan sudut
pusat, panjang busur, luas juring
dalam pemecahan masalah
C5
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pegukur harus
memenuhi persyaratan tes, yaitu memiiki validitas, reabilitas dan
objektivitas. Maka sebelum soal tersebut diberikan kepada siswa, soal itu
harus dianalisis validitas, reabilitasnya dan daya pembeda serta indeks
kesukaran soal. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur
47
apa yang hendak diukur. Reabilitas berkaitan dengan masalah
kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Sehingga kedua
hal tersebut sangat penting di uji terlebih dahulu, agar hasil yang
didapatkan dapat memenuhi standar penilaian.
1. Uji Validitas Butir Soal
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien validitas ini
adalah dengan menggunakan rumus korelasi point biserial.
rpbi = q
p
SD
MM
t
tp dengan SDt =
2
22
)(
)(
N
X
N
X tt
Keterangan:
rpbi = Angka indeks korelasi poin biserial
Mp = Mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta
tes yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya
dengan tes secara keseluruhan.
Mt = Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta
tes (testee)
SDt = Deviasi standar total (Deviasi Standar dari skor total).
P = Proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir
soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara
keseluruhan.
q = 1 – p
2. Uji Reabilitas
Pengujiannya reliabilitis ini menggunakan rumus K- R 20 ( Kuder-
Richardson), yaitu60
:
2
2
111
t
t
s
pqs
k
kr dengan SDt =
2
22
)(
)(
N
X
N
X tt
Dimana : r11 = koefisien Reliabilitas tes
60
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evauasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2005) h. 100
48
k = Banyak butir soal yang valid
p = Proporsi subjek yang menjawab item soal
dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item soal
dengan salah ( q = 1-p)
pq = Jumlah perkalian antara p dan q
St = Standar deviasi total yang valid
3. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Seluruh peserta tes akan dibagi dalam
kelompok upper group(kelompok atas) dan lower group(kelompok
bawah). Adapun cara menentukan daya beda dapat menggunakan
rumus berikut:61
B
B
A
A
J
B
J
BD
Dimana: D = Indeks daya beda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab
soal itu dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang
menjawab soal itu dengan salah
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
61
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005).Cet.V,
h.213
49
Adapun Kriteria daya beda dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3
Klasifikasi Daya Beda
4. Uji Taraf Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Soal yang baik tidak hanya didasarkan pada validitas dan
reliabilitasnya saja tetapi juga perlu dilakukan tes tarap kesukaran.
Untuk menghitung indeks kesukaran setiap butir soal digunakan
rumus:62
JS
BP
Dimana: P = Indeks kesukaran untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan
betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 4:
Tabel 4
Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Nilai I
Sukar
Sedang
Mudah
0,00 – 0,25
0,26 – 0,75
0,76 – 1,00
62
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2001), Cet.II, h. 180
Klasifikasi Daya Beda Indeks Daya Beda
DP < 0,00 Sangat Jelek
0,00 < D < 0,20 Jelek
0,20 < D < 0,40 Cukup
0,40 < D < 0,70 Baik
0,70 < D < 1,00 Baik sekali
50
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini untuk menguji
hipotesis. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan
hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi
active learning teknik information search dengan siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran konvensional.
1. Pengujian Prasyarat analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan
pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data hasil penelitian hasil uji
Persyaratan analisis dari nilai tes hasil belajar matematika siswa
sebagai beritut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel yang ditiliti berdistribusi normal atau tidak. Uji
kenormalan yang digunakan adalah uji lilifors, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:63
1. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar.
2. Tentuksan nilai S
XXZ i
i
Dengan: Zi = Skor baku Xi = Skor data
X = Nilai rata-rata S = Simpangan baku
3. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi
berdasarkan table Zi dan sebut dengan F(Zi ) dengan aturan:
Jika Zi > 0, maka F(Zi ) = 0,5 + Nilai tabel
Jika Zi < 0, maka F(Zi ) = 1- (0,5 + Nilai tabel)
4. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2,…, Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Zi jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z), maka:
S(Zi) =
n
zyangzzzBanyaknya in...,..........,2,1
63
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung:Tarsito,2001),h.46
51
5. Hitunglah selisih F(Zi ) - S(Zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
6. Ambil nilai terbesar antara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Nilai ini kita namakan Lo =
7. Memberikan interpretasi, Lo dengan membandingkannya
dengan Lt, Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis
uji Liliefors.
8. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang
telah didapat. Apabila Lo < Lt maka sample berasal dari
distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan
kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah
Uji Fisher. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan Hipotesis:64
Ho = Data Memiliki Varians homogen
Ha = Data tidak memiliki varians homogen
2. Bagi data menjadi dua kelompok
3. Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok
4. Tentukan Fhitung dengan rumus
Fhitung = 2
2
2
1
S
S =
5. Tentukan taraf nyata yang akan digunakan.
6. Tentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut
(varians terkecil).
7. Tentukan kriteria pengujian:
a) Jika Fhitung Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians
kedua populasi homogen.
b) Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians
kedua populasi tidak homogen. 64
Sudjana, Metode Statistik…h. 249
52
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis dengan
menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, langkah selanjutnya
adalah melakukan pengujian hipotesis.
a. Tentukan uji statistik:65
1) Jika data berdistribusi normal dan varians populasi homogen:
thit =
21
21
11
nnS
XX
Di mana :
)2(
)1()1(
21
2
22
2
11
nn
SnSnS g
Dengan db = n1 + n2 – 2 , taraf signifikansi (α) = 0,05
2) Jika data berdistribusi normal dan varians populasi tidak
homogen:
thit =
2
2
2
1
2
1
21
ns
ns
XX
Dengan db = n – 2 , taraf signifikansi (α) = 0,05
Keterangan :
1X = Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
2X = Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
n1 = Jumlah sampel pada kelompok eksperimen
n2 = Jumlah sampel pada kelompok kontrol
S12 = Varian kelompok eksperimen.
S22 = Varians kelompok kontrol.
65
Sudjana, Metode Statistik…h. 239
53
3) Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis
menggunakan analisis statistik non parametrik dengan
menggunakan rumus uji Mann-Whitney (Uji “U”) untuk
sampel besar dengan taraf signifikansi α = 0,05. Rumus Uji
Mann-Whitney (Uji “U”) yang digunakan yaitu66
:
U
UUz
dengan: 2
21nnU dan
12
12121 nnnnU
Keterangan:
U : nilai rata-rata
U : nilai simpangan baku
1n : banyaknya anggota kelompok 1
2n : banyaknya anggota kelompok 2
b. Tentukan Kriteria pengujian
Untuk menentukan Kriteria pengujian pada pengolahan data
dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan
melihat perbandingan antara thitung dengan ttabel
c. Lakukan pengambilan kesimpulan
Jika operasi perhitungan pada langkah sebelumnya ternyata:
1. thitung ttabel, maka terima Ho
2. thitung > ttabel, maka tolak Ho
66
Kadir, Statistika (Untuk penelitian Ilmu-Ilmu Sosial),(Jakarta:PT. Rosemata Sampurna,
2010), h. 275
54
G. Hipotesis Statistik
1) Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho : 1 ≤ 2
Ha : 1 > 2
Keterangan:
1 = Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
2 = Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol
2) Untuk Uji Mann-Whitney (Uji “U”)
H0:
H1:
Keterangan:
z = nilai z hasil penghitungan Uji “U”
z = nilai z pada taraf signifikansi 05,0
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Proses penelitian ini dilakukan selama delapan kali pertemuan. Materi
matematika yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi geometri dan
pengukuran yang ditekankan pada pokok bahasan unsur-unsur lingkaran,
bagian dan ukurannya. Pada proses pembelajaran kedua kelompok
mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen dengan pembelajaran
menggunakan teknik search information (mencari informasi) sebagai bagian
dari strategi pembelajaran aktif (active learning), sedangkan kelas kontrol
dengan pendekatan konvensional. Oleh karena itu adanya perubahan yang
terjadi setelah perlakuan (kelas eksperimen) disebabkan karena adanya
perlakuan dalam pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan search
information (mencari informasi) dan kelas kontrol tidak menggunakan teknik
search information (mencari informasi). Sehingga pada akhir pembelajaran
kedua kelompok diberikan post test yang digunakan untuk mengetahui
kelompok mana yang memiliki hasil belajar yang lebih baik.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil
belajar matematika yang berbentuk pilihan ganda. Instrumen penelitian pada
awalnya berjumlah 30 butir soal pilihan ganda. Setelah diujicobakan dan telah
dianalisis karakteristiknya, meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran butir
soal, dan daya pembeda butir soal, jumlah soal yang dipakai pada tes akhir
hasil belajar matematika menjadi 21 butir soal, dengan hasil perhitungan
reliabilitas soal sebesar 0,834 yang berada dikisaran nilai 0,80 – 1,00, maka
test bentuk pilihan ganda tersebut memiliki reliabilitas sangat tinggi. Adapun
rincian butir soal yang dipakai setelah diujicobakan, dapat dilihat pada Tabel 5
berikut ini.
56
Tabel 5
Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
No.
Soal Validitas Indeks Kesukaran Daya Beda Ket.
1. Valid Sedang Cukup Dipakai
2. Invalid Sedang Sangat Jelek Tdk Dipakai
3. Valid Sedang Cukup Dipakai
4. Invalid Mudah Jelek Tdk Dipakai
5. Valid Mudah Cukup Dipakai
6. Valid Sedang Jelek Dipakai
7. Invalid Sedang Sangat Jelek Tdk Dipakai
8. Valid Mudah Cukup Dipakai
9. Valid Mudah Cukup Dipakai
10. Invalid Sedang Jelek Tdk Dipakai
11. Valid Sedang Baik Dipakai
12. Valid Mudah Cukup Dipakai
13. Invalid Sedang Baik Tdk Dipakai
14. Valid Mudah Cukup Dipakai
15. Valid Mudah Baik Dipakai
16. Valid Sedang Jelek Dipakai
17. Invalid Sedang Jelek Tdk Dipakai
18. Valid Sedang Cukup Dipakai
19. Valid Sedang Cukup Dipakai
20. Valid Sedang Baik Dipakai
21. Invalid Sedang Jelek Tdk Dipakai
22. Valid Sedang Cukup Dipakai
23. Valid Sedang Cukup Dipakai
24. Valid Sedang Cukup Dipakai
25. Invalid Sedang Sangat Jelek Tdk Dipakai
26. Valid Sedang Baik Dipakai
27. Valid Sedang Baik Dipakai
28. Invalid Sedang Sangat Jelek Tdk Dipakai
29. Valid Mudah Jelek Dipakai
30 Valid Mudah Cukup Dipakai
.
1. Hasil Belajar Matematika siswa Kelompok Eksperimen
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil belajar matematika pada
materi geometri dan pengukuran yang ditekankan pada pokok bahasan
lingkaran dengan menggunakan strategi active learning teknik information
search. nilai terendah adalah 38 dan nilai tertinggi adalah 85. Untuk lebih
jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen
57
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi
Absolut Kumulatif Persentase (%)
38 – 45 1 1 3,13
46 – 53 3 4 9,38
54 – 61 5 9 15,63
62 – 69 13 22 40,63
70 – 77 7 29 21,88
78 – 85 3 32 9,38
Jumlah 32 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil tes akhir kelompok
kontrol di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang berkemampuan rendah ada
4 orang yaitu yang memperolah nilai antara 38 – 45, sedangkan pada siswa
yang berkemampuan tinggi ada 3 orang yang berada pada kisaran nilai 78
- 85. Sedangkan siswa yang paling banyak yaitu 8 orang yang mendapat
nilai antara 54 - 61. Dapat pula dilihat bahwa banyak kelas interval adalah
6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 8. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,25, median sebesar 65,81,
modus sebesar 66,07, simpangan baku sebesar 9,63, varians sebesar 92,83,
kemiringan sebesar -0,09 (kurva model negatif atau kurva menceng ke
kiri), dan ketajaman atau kurtosis sebesar 2,764 (distribusi platikurtik atau
bentuk kurvanya mendatar). Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika kelompok
eksperimen tersebut dapat pula disajikan dalam grafik histogram dan
poligon berikut:
58
Gambar 2
Histogram dan Poligon Frekuensi
Hasil Tes Akhir Kelompok Eksperimen
2. Hasil Belajar Matematika siswa kelompok kontrol
Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada kelompok kontrol yang
dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional,
diperoleh nilai terendah adalah 38 dan nilai tertinggi adalah 85. Untuk
lebih jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 6.
59
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi
Absolut Kumulatif Persentase (%)
38 – 45 4 4 12,50
46 – 53 6 10 18,75
54 – 61 8 18 25,00
62 – 69 6 24 18,75
70 – 77 5 29 15,63
78 – 85 3 32 9,38
Jumlah 32 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil tes akhir kelompok
kontrol di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang berkemampuan rendah ada
4 orang yaitu yang memperolah nilai antara 38 – 45, sedangkan pada siswa
yang berkemampuan tinggi ada 3 orang yang berada pada kisaran nilai 78
- 85. Sedangkan siswa yang paling banyak yaitu 8 orang yang mendapat
nilai antara 54 - 61. Dapat pula dilihat bahwa banyak kelas interval adalah
6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 8. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,25, median sebesar 59,5,
modus sebesar 57,5, simpangan baku sebesar 12,12, varians sebesar
147,03, kemiringan sebesar 0,227 (kurva model positif atau kurva
menceng ke kanan), dan ketajaman atau kurtosis sebesar 1,94 (distribusi
platikurtik atau bentuk kurvanya mendatar). Untuk perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Distribusi frekuensi hasil
belajar matematika kelompok eksperimen tersebut dapat pula disajikan
dalam grafik histogram dan poligon berikut:
60
Gambar 3
Histogram dan Poligon Frekuensi
Hasil Tes Akhir Kelompok Kontrol
Berdasarkan uraian mengenai hasil belajar matematika siswa
kelompok eksperimen dan hasil belajar matematika siswa kelompok
kontrol di atas, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas
perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok eksperimen
(kelompok yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi belajar
aktif/active learning teknik information search/mencari informasi) dengan
kelompok kontrol (kelompok yang dalam pembelajarannya menggunakan
pembelajaran konvensional), dapat dilihat pada tabel berikut:
61
Tabel 8
Gambaran Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen
Hasil Belajar Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Nilai terendah 38 38
Nilai tertinggi 85 85
Jumlah 1928 2088
Mean 60,25 65,25
Median 59,5 65,81
Modus 57,5 66,07
Varians 147,03 92,83
Standar deviasi 12,12 9,63
Kurtosis 1,94 2,76
Berdasarkan tabel di atas nilai kurtosis kelompok eksperimen sebesar 2,76
dan kelompok control sebesar 1,94, karena nilai kurtosis kedua kelompok
kurang dari 3, maka bentuk kurvanya agak datar (platikurtik). Sehingga pada
hasil tes akhir kedua kelompok nilai-nilai datanya tersebar secara merata
sampai jauh dari nilai rata-ratanya.
B. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum data dianalisis lebih jauh perlu dilakukan pengujian prasyarat
analisis. Adapun pengujian prasyarat analisis yang dilakukan adalah uji
normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan adalah uji Lilifors.
Dari hasil perhitungan uji normalitas data, untuk kelas eksperimen
(lampiran) diperoleh nilai Lhitung atau L0 sebesar 0,112 dan pada tabel harga
kritis Lt untuk n = 32 pada taraf signifikan 05,0 adalah 0,157. Karena
L0 Lt )157,0150,0( maka sampel pada kelas eksperimen berdistribusi
62
normal. Sedangkan untuk kelas kontrol (lampiran) diperoleh nilai Lhitung
atau L0 sebesar 0,142 dan pada tabel harga kritis Lt untuk n = 32 pada taraf
signifikan 05,0 adalah 0,157. karena L0 Lt )157,0122,0( maka
sampel pada kelas kontrol berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas tes hasil belajar matematika siswa disajikan pada
tabel 8 dibawah ini:
Tabel 9
Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Jumlah
sampel
Taraf
signifikansi
Lhitung
(Lo)
Ltabel
(Lt) Keterangan
Kontrol 32 0,05 0,142 0,157 Normal
Eksperimen 32 0,05 0,112 0,157 Normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan varian antara
dua sampel, uji homogenitas dilakukan dengan uji fisher.
Dari hasil perhitungan (lampiran), diperoleh nilai varians kelas
eksperimen adalah 119,5 dan varians kelas kontrol adalah 177,2. sehingga
diperoleh nilai Fhit = 1,58. Dengan taraf signifikan 05,0 untuk
dkpembilang = 31 dan dkpenyebut = 31 didapat nilai Ftabel = 1,84. Karena Fhitung <
Ftabel (1,25 < 1,84) maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
sampel berasal dari varians yang sama/homogen.
Hasil uji homogenitas tes akhir hasil belajar matematika siswa kedua
kelas tersebut disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 10
Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Varians Taraf
signifikan
Fhitung
(Lo)
Ftabel
(Lt) Keterangan
Kontrol 177,2 0,05 1,58 1,84 Homogen
Eksperimen 119,5 0,05
63
C. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data, diketahui bahwa data
tersebut berdistribusi normal dan homogen. Langkah selanjutnya adalah
melakukan pengujian hipotesis dengan uji t. Dalam penelitian ini
menggunakan hipotesis satu ekor–pihak kanan, dengan kriteria pengujiannya
adalah: jika hasil perhitungan suatu ukuran statistik yang diperoleh nilainya
lebih dari nilai kritis pada kurva distribusi untuk suatu harga dk = 62 dan =
0,05, dengan Ho = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan menggunakan Active Learning teknik Information Search/mencari
informasi kurang dari atau sama dengan hasil belajar matematika siswa yang
diajar dengan menggunakan metode konvensional, sedangkan Ha = rata-rata
hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan Active
Learning teknik Information Search / mencari informasi lebih tinggi dari
siswa yang diajar menggunakan metode konvensional.
D. Interpretasi Data
Pada perhitungan skor kelas kontrol diperoleh rata – rata 60,25,
sementara pada kelas eksperimen diperoleh rata – rata 65,25. dari hasil
perhitungan hipotesis diperoleh harga thitung sebesar 1,83 dan harga ttabel
sebesar 1,68 (thitung > ttabel), dengan demikian tolak Ho dan terima Ha, atau
dengan kata lain rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok
eksperimen yang diajar menggunakan aktive learning teknik information
search lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika siswa pada
kelompok kontrol yang diajar dengan menggunakan pendekatan konvensional.
Visualisasi distribusi normal digambarkan pada kurva dibawah ini.
64
Gambar 4
Kurva Distribusi Normal
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya
telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian
masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan tidak dapat
dikendalikan. Sehingga hasil dari penelitian ini pun belum optimal. Hal-hal itu
antara lain:
1. Penelitian ini baru dilaksanakan pada mata pelajaran matematika pokok
bahasan Lingkaran.
2. Kondisi siswa yang belum terbiasa dengan metode pembelajaran Aktif
(Active Learning Strategy) membuat kondisi awal masih pasif.
3. Alokasi waktu yang sangat terbatas.
Kontrol terhadap kemampuan siswa hanya pada hasil belajarnya saja. Sementara
variabel lain seperti, intelegensi, minat, motivasi dan lingkungan belajar tidak
dapat terkontrol secara penuh, sehingga tidak mustahil jika hasil penelitian ini
dapat dipengaruhi oleh hal-hal lain.
Daerah
Penerimaan Ho
Daerah
Penolakan Ho
ttabel = 1,68 thitung = 1,83
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dengan melihat deskripsi data hasil
pengujian hipotesis maka beberapa kesimpulan dapat dibuat sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan, rata – rata hasil belajar matematika siswa pada
kelas kontrol (yang diajar dengan menggunakan metode konvensional)
lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen (yang diajar dengan
strategi pembelajaran aktif teknik information search/mencari informasi).
Proses pembelajaran siswa pada kelas kontrol menggunakan teknik
konvensional dimana siswa diberikan materi kemudian dijelaskan secara
monolog dan tanpa melibatkan siswa dengan aktif dan proaktif, guru
menjadi satu-satunya sumber belajar siswa.
2. Melihat rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan
strategi pembelajaran aktif teknik information search/mencari informasi
yang lebih besar dari rata-rata hasil belajar matematika siswa yang
diajarkan dengan metode konvensional. Hal ini, dikarenakan proses
pembelajaran siswa pada kelas eksperimen menggunakan strategi aktif
learning (Active Learning Strategy) teknik information search/mencari
informasi, yakni pembelajaran yang menitik beratkan pada optimalisasi
aktifitas siswa selama proses pembelajaran di kelas.
3. Dari perhitungan Uji t diperoleh kesimpulan bahwa rata – rata hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi Active
Learning teknik information search/mencari informasi lebih besar dari rata
– rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan
strategi konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan metode
konvensional dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi
66
active learning (belajar aktif) teknik information search/mencari
informasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti dapat
memberi saran sebagai berikut:
1. Mengarahkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, yang pada
akhirnya diharapkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2. Mengarahkan siswa pada pemahaman bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sangat penting yang berguna bagi kehidupan sehari – hari,
sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.
3. Mengusahakan adanya sumber informasi yang lain dalam pembelajaran
sebagai sarana penunjang pembelajaran aktif dan menarik.
Pembelajaran dengan metode pembelajaran aktif (active learning strategy) teknik
information search/mencari informasi dapat dijadikan alternatif serta variasi
pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh bosan.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1999)
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evauasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara,
2005)
Baso, Intang, S., Pengaruh Metode Mengajar dan Ragam Tes, httm, 10/4/2006
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2001)
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006)
Ekaningsih Paimin, Joula, Agar Anak Pintar Matematika, (Jakarta : Puspa Swara,
1998)
Hudojo, Herman, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1988)
http://www.informasismpn9cimahi.files.wordpress.com/../pembelajaran-aktif-
learning.pdf
http://sditalqalam.wordpress.com/2008/01/09/strategi-pembelajaran-active-
learning/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran
http://sabri23.tripod.com/tugasan5.htm
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/18/ragam-metode-pembelajaran/
http://www.p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP04_KarMtk.pdf
http://jipkendal.blogspot.com/2007/12/peringkat-pendidikan-turun-dari-58-
ke.html
http://www.mediaindo.co.id/newsprint.asp?Id=56029&Jenis=a&cat_name=Pendi
dikan
http://zainurie.wordpress.com/2007/05/14/pakar-matematika-bicara-tentang-
prestasi-pendidikan-matematika-indonesia/
68
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-proc-
2000-arif-619-knowledge
http://www.ctl.utm.my/buletin/edisi3/artikel.htm
Mudjiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta)
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Rosda Karya, 2004)
N. Setyaningsih, Ariyanto dan Rita P Khotimah, “Aplikasi Pendekatan Model
Kooperatif Dalam Pembelajaran Matematika”, dari:
http://eprints.ums.ac.id/386/01/5._NINING_S.pdf
Samadhi, Ari, “Pembelajaran Aktif (Active Learning)”, dari Engineering
Education Development Project.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran, “Berorientasi Standar Proses
Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2006)
Silberman, Mel. Active Learning, ( Yogyakarta: Bumimedia, 2002)
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rieneka
Cipta, 2010)
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung:Tarsito,2001)
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001)
Suhadi, Ari, “Active Learning”, dari http/ilstu.edu.deps/
Suherman, Erman, dkk.(ed.), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung: JICA, 2003)
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kopetensi dan Praktiknya ( Jakarta:
Bumi aksara, 2005)
Sukmadinata, Nana Syaodih (ed.), Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003)
Syah, Muhibbin (ed.), Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004)
Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
69
Usman, M. Uzer, Menjadi Guru Professional, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2008)
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007)
Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001)
Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan
Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir,
(http://www.ligatama.org/Jurnal/Edisi5/StrategiPemb.htm)
Yamin, Martinis (eds.), Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2004)
Zaini, Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:CTSD, 2004).
70
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-1
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran.
Indikator
Menyebutkan unsur-unsur pada lingkaran : pusat lingkaran, jari-jari,
diameter, busur, tali busur, tembereng, juring, apotema.
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menyebutkan
unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran: pusat lingkaran, jari-jari, diameter,
busur, tali busur, tembereng, juring, apotema.
B. Materi Ajar
Unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
Lampiran 1
71
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menjelaskan materi tentang unsur-unsur pada lingkaran.
Guru memberikan contoh soal berdasarkan materi yang telah
disampaikan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
Guru memberikan soal latihan.
Salah satu siswa diminta untuk mempersentasikan hasilnya di depan
kelas, kemudian siswa lain menanggapinya. Guru meluruskan jika ada
yang menyimpang.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
72
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Perhatikan gambar berikut ini!
Pada gambar tersebut, sebutkan semua garis yang merupakan:
a. Jari-jari, dan
b. Diameter
2. Perhatikan gambar berikut ini!
a. daerah yang diarsir disebut...
b. sebutkan semua garis yang
merupakan :
(i) jari-jari...
(ii) Apothema...
(iii) diameter...
(iv) tali busur...
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
73
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-2
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Indikator
Menentukan nilai phi (π).
Alokasi Waktu: 1 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menentukan nilai
phi (π).
B. Materi Ajar
Keliling dan luas lingkaran.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
74
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menjelaskan materi tentang menentukan pendekatan nilai phi (π)
pada lingkaran.
Guru memberikan contoh soal berdasarkan materi yang telah
disampaikan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
Guru memberikan soal latihan.
Salah satu siswa diminta untuk mempersentasikan hasilnya di depan
kelas, kemudian siswa lain menanggapinya. Guru meluruskan jika ada
yang menyimpang.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
75
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Dengan menyediakan uang logam Rp. 100,00, Rp. 200,00, dan Rp.
500,00. Ukurlah panjang diameter dan keliling uang tersebot. Buatlah
table seperti berikut dan isikan hasil pengukuranmu pada table tersebut
Mata uang Diameter Keliling Keliling
Diameter
Rp100,00
Rp200,00
Rp500,00
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-3
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Indikator
Menetukan rumus keliling dan luas lingkaran.
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menentukan
rumus keliling dan luas lingkaran.
B. Materi Ajar
Keliling dan luas lingkaran.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
77
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menjelaskan materi tentang cara menentukan rumus keliling dan
luas pada lingkaran.
Guru memberikan contoh soal berdasarkan materi yang telah
disampaikan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
Guru memberikan soal latihan.
Salah satu siswa diminta untuk mempersentasikan hasilnya di depan
kelas, kemudian siswa lain menanggapinya. Guru meluruskan jika ada
yang menyimpang.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
78
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Sebutkan rumus keliling lingkaran yang berjari-jari P !
2. Sebutkan rumus luas lingkaran yang berjari-jari Q !
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-4
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Indikator
Menghitung keliling dan luas lingkaran..
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menghitung
keliling dan luas lingkaran.
B. Materi Ajar
Keliling dan luas lingkaran.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
80
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menjelaskan materi tentang menghitung keliling dan luas pada
lingkaran.
Guru memberikan contoh soal berdasarkan materi yang telah
disampaikan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
Guru memberikan soal latihan.
Salah satu siswa diminta untuk mempersentasikan hasilnya di depan
kelas, kemudian siswa lain menanggapinya. Guru meluruskan jika ada
yang menyimpang.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
81
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Hitunglah keliling lingkaran jika diketahui:
a. Jari-jari 49 m
b. Diameter 2,8 cm
c. Jari-jari 5 cm
d. Diameter 50 m
2) Hitunglah luas lingkaran jika diketahui:
a. Jari-jari 21 m
b. Diameter 3,5 cm
c. Jari-jari 10 cm
d. Diameter 30 m
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-5
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring
dalam pemecahan masalah.
Indikator
Mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap
busur yang sama.
Alokasi Waktu: 1 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat mengenal
hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama.
B. Materi Ajar
Sudut Pusat dan Sudut Keliling.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
83
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menjelaskan materi tentang hubungan sudut pusat dan sudut
keliling pada lingkaran, jika menghadap busur yang sama.
Guru memberikan contoh soal berdasarkan materi yang telah
disampaikan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
Guru memberikan soal latihan.
Salah satu siswa diminta untuk mempersentasikan hasilnya di depan
kelas, kemudian siswa lain menanggapinya. Guru meluruskan jika ada
yang menyimpang.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
84
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Pada gambar di samping, hubungan yang
tepat antara AOB dengan ACB adalah
2) Dari gambar di bawah ini, berapakah nilai x
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
A B
O
C
x
110⁰
A
B
O C
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-6
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring
dalam pemecahan masalah.
Indikator
Menentukan besar sudut keliling yang menghadap diameter dan busur
yang sama.
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menentukan
besar sudut keliling yang menghadap diameter dan busur yang sama.
B. Materi Ajar
Sudut Pusat dan Sudut Keliling.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
86
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menjelaskan materi tentang sudut-sudut keliling pada lingkaran
yang menghadap diameter dan busur yang sama.
Guru memberikan contoh soal berdasarkan materi yang telah
disampaikan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
Guru memberikan soal latihan.
Salah satu siswa diminta untuk mempersentasikan hasilnya di depan
kelas, kemudian siswa lain menanggapinya. Guru meluruskan jika ada
yang menyimpang.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
87
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Diketahui ABC = 65º dengan AB diameter
lingkaran. Hitunglah besar CAB.
2) Dari gambar di samping ini, diketahui besar
ACD = 20º . Hitunglah besar:
a. BOC
b. AOC
c. BOD
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
A
B
O
C
D
A B O
C
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-7
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring
dalam pemecahan masalah.
Indikator
Menentukan panjang busur, luas juring, dan luas tembereng.
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menentukan
panjang busur, luas juring, dan luas tembereng.
B. Materi Ajar
Sudut Pusat dan Sudut Keliling.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
89
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menjelaskan materi tentang menentukan panjang busur, luas
juring dan tembereng pada lingkaran.
Guru memberikan contoh soal berdasarkan materi yang telah
disampaikan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
Guru memberikan soal latihan.
Salah satu siswa diminta untuk mempersentasikan hasilnya di depan
kelas, kemudian siswa lain menanggapinya. Guru meluruskan jika ada
yang menyimpang.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
90
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Diketahui AOB = 80º dengan panjang
OA = OB = 7 cm. Hitunglah:
a. Panjang Busur AB
b. Luas juring AOB
2) Hitunglah daerah yang diarsir jika panjang
OP = 10 cm!
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
B O
Q
90⁰
O
P
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-8
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring
dalam pemecahan masalah.
Indikator
Menggunakan hubungan sudut pusat, luas juring, dan panjang busur
dalam memecahkan masalah.
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menggunakan
hubungan sudut pusat, luas juring, dan panjang busur dalam memecahkan
masalah.
B. Materi Ajar
Sudut Pusat dan Sudut Keliling.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
92
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menjelaskan materi tentang hubungan sudut pusat, panjang busur
dan luas juring pada lingkaran.
Guru memberikan contoh soal berdasarkan materi yang telah
disampaikan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
Guru memberikan soal latihan.
Salah satu siswa diminta untuk mempersentasikan hasilnya di depan
kelas, kemudian siswa lain menanggapinya. Guru meluruskan jika ada
yang menyimpang.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
93
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Diketahui luas juring ROQ = 15 cm² dan
panjang busur PQ = 20 cm. Hitunglah:
a. Panjang Busur RQ
b. Luas juring POQ
2) Pada suatu lingkaran dengan pusat O diketahui titik A, B, C, dan D
pada keliling lingkaran, sehingga AOB = 35º dan COD = 140º. Jika
Panjang busur AB = 14 cm, hitunglah panjang busur CD !
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
P
Q O
R
45⁰
75⁰
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-1
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran.
Indikator
Menyebutkan unsur-unsur pada lingkaran : pusat lingkaran, jari-jari,
diameter, busur, tali busur, tembereng, juring, apotema.
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menyebutkan
unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran: pusat lingkaran, jari-jari, diameter,
busur, tali busur, tembereng, juring, apotema.
B. Materi Ajar
Unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Aktif Teknik Information Search
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
Lampiran 2
95
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru memberikan pengantar materi.
Guru memberikan sumber materi pembelajaran berupa selebaran
kepada para siswa.
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang topik pembelajaran.
Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendiskusikan
jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan dengan teman sebangku
mereka.
Guru meninjau kembali jawaban para siswa.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah selebaran (hand-out), papan
tulis, spidol dan penggaris.
96
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Perhatikan gambar berikut ini!
Pada gambar tersebut, sebutkan semua garis yang merupakan:
a. Jari-jari, dan
b. Diameter
2. Perhatikan gambar berikut ini!
a. daerah yang diarsir disebut...
b. sebutkan semua garis yang
merupakan :
(i) jari-jari...
(ii) Apothema...
(iii) diameter...
(iv) tali busur...
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-2
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Indikator
Menentukan nilai phi (π).
Alokasi Waktu: 1 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menentukan nilai
phi (π).
B. Materi Ajar
Keliling dan luas lingkaran.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Aktif Teknik Information Search
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
98
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru memberikan pengantar materi.
Guru memberikan sumber materi pembelajaran berupa selebaran
kepada para siswa.
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang topik pembelajaran.
Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendiskusikan
jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan dengan teman sebangku
meraka.
Guru meninjau kembali jawaban para siswa.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah selebaran (hand-out), papan
tulis, spidol dan penggaris.
99
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Dengan menyediakan uang logam Rp. 100,00, Rp. 200,00, dan Rp.
500,00. Ukurlah panjang diameter dan keliling uang tersebut. Buatlah
table seperti berikut dan isikan hasil pengukuranmu pada tabel
tersebut
Mata uang Diameter Keliling Keliling
Diameter
Rp100,00
Rp200,00
Rp500,00
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-3
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Indikator
Menetukan rumus keliling dan luas lingkaran.
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menentukan rumus
keliling dan luas lingkaran.
B. Materi Ajar
Keliling dan luas lingkaran.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Aktif Teknik Information Search
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
101
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru memberikan pengantar materi.
Guru memberikan sumber materi pembelajaran berupa selebaran
kepada para siswa.
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang topik pembelajaran.
Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendiskusikan
jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan dengan teman sebangku
meraka.
Guru meninjau kembali jawaban para siswa.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah selebaran (hand-out), papan
tulis, spidol dan penggaris.
102
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Sebutkan rumus keliling lingkaran yang berjari-jari P !
2) Sebutkan rumus luas lingkaran yang berjari-jari Q !
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-4
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Indikator
Menghitung keliling dan luas lingkaran..
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menghitung
keliling dan luas lingkaran.
B. Materi Ajar
Keliling dan luas lingkaran.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Aktif Teknik Information Search
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
104
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru memberikan pengantar materi.
Guru memberikan sumber materi pembelajaran berupa selebaran
kepada para siswa.
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang topik pembelajaran.
Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendiskusikan
jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan dengan teman sebangku
meraka.
Guru meninjau kembali jawaban para siswa.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah selebaran (hand-out), papan
tulis, spidol dan penggaris.
105
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Hitunglah keliling lingkaran jika diketahui:
a. Jari-jari 49 m
b. Diameter 2,8 cm
c. Jari-jari 5 cm
d. Diameter 50 m
2) Hitunglah luas lingkaran jika diketahui:
a. Jari-jari 21 m
b. Diameter 3,5 cm
c. Jari-jari 10 cm
d. Diameter 30 m
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-5
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring
dalam pemecahan masalah.
Indikator
Mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap
busur yang sama.
Alokasi Waktu: 1 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat mengenal hubungan
sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama.
B. Materi Ajar
Sudut Pusat dan Sudut Keliling.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Aktif Teknik Information Search
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
107
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru memberikan pengantar materi.
Guru memberikan sumber materi pembelajaran berupa selebaran
kepada para siswa.
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang topik pembelajaran.
Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendiskusikan
jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan dengan teman sebangku
meraka.
Guru meninjau kembali jawaban para siswa.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah selebaran (hand-out), papan
tulis, spidol dan penggaris.
108
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Pada gambar di samping, hubungan yang tepat antara AOB dengan
ACB adalah
2) Dari gambar di bawah ini, berapakah nilai x
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
A
B
O C
A B O
C
x
110º
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-6
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring
dalam pemecahan masalah.
Indikator
Menentukan besar sudut keliling yang menghadap diameter dan busur
yang sama.
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menentukan
besar sudut keliling yang menghadap diameter dan busur yang sama.
B. Materi Ajar
Sudut Pusat dan Sudut Keliling.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Aktif Teknik Information Search
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
110
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru memberikan pengantar materi.
Guru memberikan sumber materi pembelajaran berupa selebaran
kepada para siswa.
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang topik pembelajaran.
Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendiskusikan
jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan dengan teman sebangku
meraka.
Guru meninjau kembali jawaban para siswa.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah selebaran (hand-out), papan
tulis, spidol dan penggaris.
111
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
dalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Diketahui ABC = 65º dengan AB
diameter lingkaran. Hitunglah besar
CAB.
2) Dari gambar di samping ini, diketahui besar
ACD = 20º . Hitunglah besar:
a. BOC
b. AOC
c. BOD
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
A B O
C
A
B
O
C
D
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-7
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring
dalam pemecahan masalah.
Indikator
Menentukan panjang busur, luas juring, dan luas tembereng.
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menentukan
panjang busur, luas juring, dan luas tembereng.
B. Materi Ajar
Sudut Pusat dan Sudut Keliling.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Aktif Teknik Information Search
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
113
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru memberikan pengantar materi.
Guru memberikan sumber materi pembelajaran berupa selebaran
kepada para siswa.
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang topik pembelajaran.
Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendiskusikan
jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan dengan teman sebangku
meraka.
Guru meninjau kembali jawaban para siswa.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
114
Media pembelajaran yang digunakan adalah selebaran (hand-out), papan
tulis, spidol dan penggaris.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
dalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Diketahui AOB = 80º dengan panjang OA = OB = 7 cm.
Hitunglah:
a. Panjang Busur AB
b. Luas juring AOB
2) Hitunglah daerah yang diarsir jika panjang OP = 10 cm!
Jakarta, ……………2011
Peneliti
A
B O
Q
90º
O
P
115
Mahfuzhdin
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-8
Sekolah : MTs AL WAHAB
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Lingkaran
Standar Kompetensi
Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring
dalam pemecahan masalah.
Indikator
Menggunakan hubungan sudut pusat, luas juring, dan panjang busur
dalam memecahkan masalah.
Alokasi Waktu: 2 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menggunakan
hubungan sudut pusat, luas juring, dan panjang busur dalam memecahkan
masalah.
B. Materi Ajar
Sudut Pusat dan Sudut Keliling.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Aktif Teknik Information Search
116
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru memberikan pengantar materi.
Guru memberikan sumber materi pembelajaran berupa selebaran
kepada para siswa.
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang topik pembelajaran.
Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendiskusikan
jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan dengan teman sebangku
meraka.
Guru meninjau kembali jawaban para siswa.
3. Penutup (10 menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan
siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
117
- Buku paket Matematika: Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. Penerbit: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah selebaran (hand-out), papan
tulis, spidol dan penggaris.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
dalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Diketahui luas juring ROQ = 15 cm² dan panjang busur PQ = 20 cm.
Hitunglah:
a. Panjang Busur RQ
b. Luas juring POQ
2) Pada suatu lingkaran dengan pusat O diketahui titik A, B, C, dan D
pada keliling lingkaran, sehingga AOB = 35º dan COD = 140º.
Jika Panjang busur AB = 14 cm, hitunglah panjang busur CD !
Jakarta, ……………2011
Peneliti
Mahfuzhdin
P
Q O
R
45º
75º
118
KISI – KISI UJI COBA INSTRUMEN
Tingkat Pendidikan : MTs
Kelas/Semester : VIII / II
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Menentukan Unsur, Bagian dan Ukurannya
Kompetensi
Dasar Indikator Kompetensi
Kemampuan Nomor
Soal
Bentuk
Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
Menentu kan
unsur dan
bagian-bagian
lingkaran
Menyebutkan unsur-
unsur dan bagian-
bagian lingkaran:
pusat lingkaran, jari-
jari, diameter, busur,
talibusur, juring,
apotema dan
tembereng.
1,7,11,
13
PG
Menghitung
keliling dan
luas lingkaran
Menemukan nilai phi
2,8,16 PG
Menentukan rumus
keliling dan luas
lingkaran
3,4,9,1
7
PG
Lampiran 3
119
Menghitung keliling
dan luas lingkaran.
12,15,1
8,19
PG
Menggunakan
hubungan
sudut pusat,
panjang busur,
luas juring
dalam
pemecahan
masalah
Mengenal hubungan
sudut pusat dan sudut
keliling jika
menghadap busur
yang sama
5,6,10,
14
PG
Menentukan besar
sudut keliling jika
menghadap diameter
dan busur yang
sama.
20,21,2
2
PG
Menentukan panjang
busur, luas juring
dan luas tembereng.
23,24,2
5,26
PG
Menggunakan
hubungan sudut
pusat, panjang busur,
luas juring dalam
pemecahan masalah
27,28,2
9,30
PG
SOAL UJI COBA
Lampiran 4
120
Nama :
Kelas :
Waktu :
1. Dari gambar di samping, daerah yang diarsir
adalah….
a. tembereng c. juring
b. apotema d. busur
2. Jika diketahui keliling sebuah lingkaran adalah 47,1 cm dengan panjang
diameter lingkarannya 15 cm, maka pendekatan nilai phi (π) yang tepat
adalah….
a. 3 b. 3,1 c. 3,14 d. 3,15
3. Jika panjang jari-jari lingkaran = r maka rumusan yang tepat untuk mencari
keliling lingkaran adalah….
a. c.
b. d.
4. Panjang diameter lingkaran adalah d maka rumus keliling yang tepat
adalah….
a. c.
b. d.
5. AOB adalah sudut pusat, ACB adalah sudut keliling, jika AOB dan
ACB menghadap busur AB, maka hubungan yang tepat adalah….
a. c.
b. d.
6. Besar sudut keliling dari lingkaran di samping
adalah….
a. 22⁰ c. 30⁰
b. 22,5⁰ d. 30,5⁰
7. Pada gambar di samping daerah I disebut…..
a. juring c. apotema
b. tembereng d. tali busur
I
III
II
45⁰
121
8. Nilai phi yang tepat untuk tabel di bawah ini adalah….
Diameter Keliling Phi (π)
14cm 44cm …
a. b. c. d.
9. Jika panjang jari-jari lingkaran = r maka rumusan yang tepat untuk mencari
luas lingkaran adalah….
a. c.
b. d.
10. Besar sudut POQ adalah…..
a. 70⁰ c. 15⁰
b. 75⁰ d. 17,5⁰
11. Yang merupakan tali busur adalah….
a. OA c. EF
b. OB d. FG
12. Andri akan berlari mengitari sebuah taman yang berbentuk lingkarn, bila
diameter taman tersebut 10m, berapa jarak yang ditempuh Andri dalam satu
kali putaran….
a. 3,14m c. 314m
b. 31,4m d. 3140m
13. Garis OB pada gambar di samping merupakan unsur
lingkaran yang disebut…
a. Juring c. Apotema
b. Tali busur d. Busur
14. Sudut pusat FOG dan sudut keliling FHG sama-sama menghadap busur FG,
jika FOG = 80⁰, maka besar sudut FHG adalah….
a. 30⁰ c. 50⁰
b. 40⁰ d. 60⁰
15. Luas lingkaran di samping adalah….
A
E
F
O
G
D
C B
A
O
C B
A
O
3,5dm
35º
R
P
O
Q
122
a. 3,85dm² c. 385dm²
b. 38,5dm² d. 3850dm²
16. Jika keliling sebuah lingkaran adalah K dan panjang diameternya D, maka
rumusan yang tepat untuk mencari pendekatan nilai phi (π) adalah….
a. c.
b. d.
17. Jika r = d/2, maka rumus luas lingkaran menjadi….
a. c.
b. d.
18. Sebuah taman akan ditanami rumput, jika diameter taman 14m dan biaya tiap
1m² = Rp. 25.000,00, maka biaya yang dibutuhkan seluruhnya adalah….
a. Rp. 3.000.000,00 c. Rp. 3.850.000,00
b. Rp. 3.800.000,00 d. Rp. 3.855.000,00
19. Luas daerah yang diarsir adalah….
a. 41 cm² c. 43 cm²
b. 42 cm² d. 44 cm²
20. Besar sudut ACB adalah….
a. 45⁰ c. 180⁰
b. 90⁰ d. 270⁰
21. Jika ACB dan ADB adalah dua sudut keliling yang menghadap busur
AB, maka hubungan keduanya adalah….
a. c.
b. d.
22. Besar PRS adalah….
a. 130⁰ c. 32,5⁰
b. 65⁰ d. 115⁰
23. Panjang busur AB adalah….
a. 7,33 cm c. 733 cm
b. 73,3 cm d. 737 cm
14 cm
14 cm
O
C
B A
P
65⁰
Q R
S
A
30⁰
14cm
O
B
123
24. Juring POQ, dengan POQ = 60⁰ dan panjang OP = 10 cm, Luas juring POQ
adalah….
a. 10,46 cm² c. 52,33 cm²
b. 104,6 cm² d. 523,3 cm²
25. MON = 90⁰, panjang OM=ON=14 cm. Luas daerah
yang diarsir adalah….
a. 59 cm² c. 57 cm²
b. 58 cm² d. 56 cm²
26. Jika COD = 120⁰, luas daerah yang di arsir
adalah….
a. 462 cm² c. 464 cm²
b. 463 cm² d. 465 cm²
27. Jika busur BC = 14 cm, maka panjang busur AB
adalah….
a. 6 cm c. 8 cm
b. 7 cm d. 9 cm
28. POQ = 12⁰, luas juring POQ = 10 cm². Jika QOR = 30⁰, maka luas juring
QOR adalah….
a. 24 cm² c. 26 cm²
b. 25 cm² d. 27 cm²
29. Jika panjang KL = 28 cm dan panjang LM = 36 cm.
Maka besar KOL adalah….
a. 35⁰ c. 55⁰
b. 25⁰ d. 65⁰
30. Dari gambar di smping diketahui luas AOB = 36 cm²,
panjang AB = 27 cm. Jika luas COD = 48 cm², maka
panjang CD = ……
a. 52 cm c. 24 cm
b. 36 cm d. 9 cm
KISI – KISI INSTRUMEN
Tingkat Pendidikan : MTs
O
N M
C
O
D
21cm
O 70⁰
30⁰
C
B
A
O
45⁰
M
L K
O
D
C
B
A Lampiran 5
124
Kelas/Semester : VIII / II
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Menentukan Unsur, Bagian dan Ukurannya
Kompetensi
Dasar Indikator Kompetensi
Kemampuan Nomor
Soal
Bentuk
Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
Menentu kan
unsur dan
bagian-bagian
lingkaran
Menyebutkan unsur-
unsur dan bagian-
bagian lingkaran:
pusat lingkaran, jari-
jari, diameter, busur,
talibusur, juring,
apotema dan
tembereng.
1,7 PG
Menghitung
keliling dan
luas lingkaran
Menemukan nilai phi
5,11 PG
Menentukan rumus
keliling dan luas
lingkaran
2,6 PG
Menghitung keliling
dan luas lingkaran.
8,10,12
,13
PG
125
Menggunakan
hubungan
sudut pusat,
panjang busur,
luas juring
dalam
pemecahan
masalah
Mengenal hubungan
sudut pusat dan sudut
keliling jika
menghadap busur
yang sama
3,4,9 PG
Menentukan besar
sudut keliling jika
menghadap diameter
dan busur yang
sama.
14,15 PG
Menentukan panjang
busur, luas juring
dan luas tembereng.
16,14,
18
PG
Menggunakan
hubungan sudut
pusat, panjang busur,
luas juring dalam
pemecahan masalah
19,20,
21
PG
SOAL POS TEST
Nama :
Lampiran 6
126
Kelas :
Waktu :
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan
jawaban A, B, C, atau D
1. Dari gambar di samping, daerah yang diarsir
adalah….
a. tembereng c. juring
b. apotema d. busur
2. Jika panjang jari-jari lingkaran = r maka rumusan yang tepat untuk mencari
keliling lingkaran adalah….
a. c.
b. d.
3. AOB adalah sudut pusat, ACB adalah sudut keliling, jika AOB dan
ACB menghadap busur AB, maka hubungan yang tepat adalah….
a. c.
b. d.
4. Besar sudut keliling dari lingkaran di samping
adalah….
c. 22⁰ c. 30⁰
d. 22,5⁰ d. 30,5⁰
5. Nilai phi yang tepat untuk tabel di bawah ini adalah….
Diameter Keliling Phi (π)
14cm 44cm …
a. b. c. d.
6. Jika panjang jari-jari lingkaran = r maka rumusan yang tepat untuk mencari
luas lingkaran adalah….
a. c.
b. d.
7. Yang merupakan tali busur adalah….
c. OA c. EF
d. OB d. FG
A
E
F
O
G
D
C B
45º
127
8. Andri akan berlari mengitari sebuah taman yang berbentuk lingkarn, bila
diameter taman tersebut 10m, berapa jarak yang ditempuh Andri dalam satu
kali putaran….
c. 3,14m c. 314m
d. 31,4m d. 3140m
9. Sudut pusat FOG dan sudut keliling FHG sama-sama menghadap busur FG,
jika FOG = 80⁰, maka besar sudut FHG adalah….
a. 30⁰ c. 50⁰
b. 40⁰ d. 60⁰
10. Luas lingkaran di samping adalah….
c. 3,85dm² c. 385dm²
d. 38,5dm² d. 3850dm²
11. Jika keliling sebuah lingkaran adalah K dan panjang diameternya D, maka
rumusan yang tepat untuk mencari pendekatan nilai phi (π) adalah….
c. c.
d. d.
12. Sebuah taman akan ditanami rumput, jika diameter taman 14m dan biaya tiap
1m² = Rp. 25.000,00, maka biaya yang dibutuhkan seluruhnya adalah….
c. Rp. 3.000.000,00 c. Rp. 3.850.000,00
d. Rp. 3.800.000,00 d. Rp. 3.855.000,00
13. Luas daerah yang diarsir adalah….
a. 41 cm² c. 43 cm²
b. 42 cm² d. 44 cm²
14. Besar sudut ACB adalah….
a. 45⁰ c. 180⁰
b. 90⁰ d. 270⁰
15. Besar PRS adalah….
a. 130⁰ c. 32,5⁰
b. 65⁰ d. 115⁰
A
O
3,5dm
14 cm
14 cm
O
C
B A
65⁰
Q R
P
S
128
16. Panjang busur AB adalah….
a. 7,33 cm c. 733 cm
b. 73,3 cm d. 737 cm
17. Juring POQ, dengan POQ = 60⁰ dan panjang OP = 10 cm, Luas juring POQ
adalah….
a. 10,46 cm² c. 52,33 cm²
b. 104,6 cm² d. 523,3 cm²
18. Jika COD = 120⁰, luas daerah yang di arsir
adalah….
a. 462 cm² c. 464 cm²
b. 463 cm² d. 465 cm²
19. Jika busur BC = 14 cm, maka panjang busur AB
adalah….
a. 6 cm c. 8 cm
b. 7 cm d. 9 cm
20. Jika panjang KL = 28 cm dan panjang LM = 36 cm.
Maka besar KOL adalah….
a. 35⁰ c. 55⁰
b. 25⁰ d. 65⁰
21. Dari gambar di samping diketahui luas AOB = 36
cm², panjang AB = 27 cm. Jika luas COD = 48 cm²,
maka panjang CD = ……
a. 52 cm c. 24 cm
b. 36 cm d. 9 cm
A
30⁰
14cm
O
B
O 70⁰
30⁰
C
B
A
O
45⁰
M
L K
O
D
C
B
A
C
O
D
21cm
129
Kunci Jawaban Uji Coba Soal Test Pilihan Ganda
No soal Jawaban
21 B
22 B
23 A
24 C
25 D
26 A
27 A
28 B
29 A
30 B
No soal Jawaban
1 A
2 C
3 B
4 A
5 C
6 B
7 A
8 B
9 C
10 A
11 D
12 B
13 C
14 B
15 B
16 A
17 D
18 C
19 B
20 B
Lampiran 7
130
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
02
12
22
32
42
52
62
72
82
93
0
1S1
00
10
01
11
10
01
01
10
00
10
10
10
00
00
10
12
144
2S2
11
10
11
11
10
11
11
11
01
11
11
10
01
11
01
24
576
3S3
01
11
11
01
01
01
11
10
10
11
11
11
01
11
11
23
529
4S4
00
01
10
10
00
00
01
11
10
00
10
00
10
01
00
10
100
5S5
01
11
01
11
01
10
00
01
10
10
10
10
00
01
10
15
225
6S6
11
11
11
01
11
11
11
10
01
11
01
11
01
00
11
23
529
7S7
01
11
11
11
11
11
11
10
00
11
01
11
11
00
01
22
484
8S8
11
01
11
11
01
11
11
11
10
01
10
11
01
10
11
23
529
9S9
00
11
11
11
11
01
01
01
00
10
01
00
11
11
11
19
361
10S10
11
00
11
11
01
11
11
10
00
01
10
11
00
00
11
18
324
11S11
11
11
11
11
11
11
01
11
10
10
00
10
00
10
11
21
441
12S12
10
01
10
11
11
11
11
11
00
01
11
00
01
11
11
21
441
13S13
11
11
10
01
11
10
11
10
10
11
10
11
00
10
11
21
441
14S14
10
11
11
01
11
11
11
10
11
11
01
11
10
10
11
24
576
15S15
00
01
01
10
11
11
00
11
00
00
10
11
00
10
11
15
225
16S16
11
10
01
01
10
11
11
10
01
11
00
10
00
10
11
18
324
17S17
01
11
11
11
11
00
01
01
00
10
10
10
10
10
10
17
289
18S18
10
11
00
01
00
01
11
00
10
11
00
10
10
01
01
14
196
19S19
10
11
10
11
11
11
01
11
01
10
10
01
01
00
11
20
400
20S20
10
11
11
01
11
11
11
10
11
11
00
10
01
10
11
22
484
21S21
10
11
11
11
00
01
11
11
00
11
10
11
11
10
11
22
484
22S22
11
11
10
01
01
01
11
00
00
11
00
00
00
00
11
14
196
23S23
11
10
11
11
10
11
11
10
11
11
00
10
11
11
11
24
576
24S24
01
01
10
00
01
00
00
10
10
00
00
00
10
01
00
864
25S25
10
10
10
11
00
01
11
10
10
11
10
10
11
11
11
20
400
26S26
11
10
11
11
10
01
01
10
01
10
00
00
01
00
11
16
256
27S27
11
01
10
11
01
01
10
00
10
01
10
00
10
11
01
16
256
28S28
01
01
10
11
01
01
10
10
10
01
00
11
10
01
01
16
256
29S29
10
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
11
01
10
11
25
625
30S30
10
11
11
00
11
00
01
00
00
10
11
11
10
11
11
18
324
20
17
22
23
25
20
20
26
18
21
16
24
11
25
23
19
14
922
19
17
922
13
13
14
18
13
23
25
561
11055
P0,67
0,57
0,73
0,77
0,83
0,67
0,67
0,87
0,60
0,70
0,53
0,80
0,37
0,83
0,77
0,63
0,47
0,30
0,73
0,63
0,57
0,30
0,73
0,43
0,43
0,47
0,60
0,43
0,77
0,83
q0,33
0,43
0,27
0,23
0,17
0,33
0,33
0,13
0,40
0,30
0,47
0,20
0,63
0,17
0,23
0,37
0,53
0,70
0,27
0,37
0,43
0,70
0,27
0,57
0,57
0,53
0,40
0,57
0,23
0,17
pq
0,22
0,25
0,20
0,18
0,14
0,22
0,22
0,12
0,24
0,21
0,25
0,16
0,23
0,14
0,18
0,23
0,25
0,21
0,20
0,23
0,25
0,21
0,20
0,25
0,25
0,25
0,24
0,25
0,18
0,14
Mt
SDt
Mp
20,20
18,76
19,73
18,65
19,48
20,05
18,80
19,62
20,11
19,10
21,00
19,67
18,82
19,64
19,48
20,53
18,36
21,78
19,73
20,53
18,82
22,11
19,86
20,77
17,69
21,71
20,72
17,54
19,61
19,96
rpbi
0,66
0,16
0,60
0,21
0,68
0,61
0,21
0,85
0,55
0,33
0,69
0,69
0,12
0,76
0,55
0,71
0,05
0,54
0,60
0,71
0,18
0,59
0,65
0,52
-0,09
0,76
0,72
-0,12
0,61
0,92
r-tabel
ket
VIV
VIV
VV
IVV
VIV
VV
IVV
VV
IVV
VV
IVV
VV
IVV
VIV
VV
0, 3
74
4,34
No
Nam
aX
18,70
Buti
r S
oal
2x
PE
RH
ITU
NG
AN
VA
LID
ITA
S I
NS
TR
UM
EN
Lampiran 8
131
Langkah-Langkah Perhitungan Validitas Test Pilihan Ganda
Contoh mencari validitas item soal nomor 1 :
Menentukan nilai p = siswaseluruh Jumlah
1nomor soalbenar menjawab yang siswabanyak
= 30
20
= 0,67
Menentukan nilai q = 1 – p
= 1- 0,67
= 0,33
Menentukan nilai Mp = rata-rata skor siswa yang menjawab benar soal
nomor 1
21
182526
162024142222201418
242112122118232324
= 21
404
= 20,20
Menentukan nilai Mt = rata-rata skor total
= 30
561
= 18,70
Menentukan nilai SDt = standar deviasi dari skor total
=
22
N
X
N
X
= 2
2
30
561
30
11055
= 4,34
Lampiran 9
132
Menentukan nilai rpbi = koefisien korelasi poin biserial
= q
p
SDt
MtMp
=
= 0,66
Mencari rtabel, dengan dk = n -2 = 30 – 2 = 28 dan tingkat signifikansi sebesar
5%,diperoleh nilai rtabel = 0,374
Langkah selanjutnya adalah, konsultasikan nilai rpbi = 0,66 dengan nilai rtabel =
0,374,karena rpbi <rtabel (0,66 > 0,374) maka soal nomor 1 valid.
Untuk nomor 2 dan seterusnya perhitungannya sama dengan perhitungan
validitas pada soal nomor 1.
133
PE
RH
ITU
NG
AN
RE
LIA
BIL
ITA
S T
ES
PIL
IHA
N G
AN
DA
13
56
89
11
12
14
15
16
18
19
20
22
23
24
26
27
29
30
1S1
01
01
11
01
11
00
10
01
00
01
010
100
2S2
11
11
11
11
11
11
11
11
01
10
119
361
3S3
01
11
10
01
11
00
11
11
11
11
116
256
4S4
00
10
00
00
11
10
00
00
00
00
04
16
5S5
01
01
10
10
00
10
10
01
00
01
08
64
6S6
11
11
11
11
11
01
11
11
11
01
119
361
7S7
01
11
11
11
11
00
11
11
11
00
116
256
8S8
10
11
10
11
11
10
01
01
11
11
116
256
9S9
01
11
11
01
10
10
10
10
01
11
114
196
10S10
10
11
10
11
11
00
01
01
10
01
113
169
11S11
11
11
11
11
11
10
10
01
00
11
116
256
12S12
10
10
11
11
11
10
01
10
01
11
115
225
13S13
11
10
11
10
11
00
11
01
10
11
115
225
14S14
11
11
11
11
11
01
11
11
10
11
119
361
15S15
00
01
01
11
01
10
00
01
10
11
111
121
16S16
11
01
11
11
11
01
11
01
00
11
116
256
17S17
01
11
11
00
10
10
10
01
00
11
011
121
18S18
11
00
10
01
10
00
11
01
00
00
19
81
19S19
11
10
11
11
11
11
10
00
11
01
116
256
20S20
11
11
11
11
11
01
11
01
01
11
118
324
21S21
11
11
10
01
11
10
11
01
11
11
117
289
22S22
11
10
10
01
10
00
11
00
00
01
110
100
23S23
11
11
11
11
11
01
11
01
01
11
118
324
24S24
00
10
00
00
01
00
00
00
00
00
02
4
25S25
11
10
10
01
11
00
11
01
01
11
114
196
26S26
11
11
11
01
11
01
10
00
01
01
114
196
27S27
10
10
10
01
00
00
01
00
00
10
17
49
28S28
00
10
10
01
01
00
01
01
10
00
18
64
29S29
11
11
11
11
11
01
11
11
11
11
120
400
30S30
11
11
01
00
10
00
10
11
10
11
113
169
2022
2520
2618
1624
2523
119
2219
922
1314
1823
2540
460
52
P0,66
70,73
0,83
0,67
0,87
0,6
0,53
0,8
0,83
0,77
0,37
0,3
0,73
0,63
0,3
0,73
0,43
0,47
0,6
0,77
0,83
q0,33
30,27
0,17
0,33
0,13
0,4
0,47
0,2
0,17
0,23
0,63
0,7
0,27
0,37
0,7
0,27
0,57
0,53
0,4
0,23
0,17
pq
0,22
20,2
0,14
0,22
0,12
0,24
0,25
0,16
0,14
0,18
0,23
0,21
0,2
0,23
0,21
0,2
0,25
0,25
0,24
0,18
0,14
4,19
S r11
S^2
20,382
30
4,51
5
0,83
4
No
Nam
aX
2x
Lampiran 10
134
Langkah-langkah Perhitungan Reliabilitas Test Pilihan Ganda
Contoh perhitungan Reliabilitas item soal nomor 1
Menentukan nilai p = siswaseluruh Jumlah
1nomor soalbenar menjawab yang siswabanyak
= 30
20
= 0,67
Menentukan nilai q = 1 – p
= 1- 0,67
= 0,33
Menentukan nilai p q = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
= 4,19
Menentukan nilai SDt = standar deviasi dari skor total
=
22
N
X
N
X
= 2
2
30
561
30
11055
= 4,34
Menentukan nilai k = banyaknya item soal yaitu 21
Menentukan nilai r11 = 2
2
1 S
pqS
k
k
= 2
2
515,4
19,4515,4
121
21
= 0,834
Berdasarkan kriteria reliabilitas, nilai r11 = 0,834 berada diantara kisaran
nilai 0,80 – 1,00, maka test bentuk pilihan ganda tersebut memiliki reliabilitas
sangat tinggi.
Lampiran 11
135
PE
RH
ITU
NG
AN
PE
RH
ITU
NG
AN
TIN
GK
AT
KE
SU
KA
RA
N T
ES
PIL
IHA
N G
AN
DA
Lampiran 12
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
02
12
22
32
42
52
62
72
82
93
0
1S
10
01
00
11
11
00
10
11
00
01
01
01
00
00
01
0
2S
21
11
01
11
11
01
11
11
10
11
11
11
00
11
10
1
3S
30
11
11
10
10
10
11
11
01
01
11
11
10
11
11
1
4S
40
00
11
01
00
00
00
11
11
00
01
00
01
00
10
0
5S
50
11
10
11
10
11
00
00
11
01
01
01
00
00
11
0
6S
61
11
11
10
11
11
11
11
00
11
10
11
10
10
01
1
7S
70
11
11
11
11
11
11
11
00
01
10
11
11
10
00
1
8S
81
10
11
11
10
11
11
11
11
00
11
01
10
11
01
1
9S
90
01
11
11
11
10
10
10
10
01
00
10
01
11
11
1
10S
10
11
00
11
11
01
11
11
10
00
01
10
11
00
00
11
11S
11
11
11
11
11
11
11
01
11
10
10
00
10
00
10
11
12S
12
10
01
10
11
11
11
11
11
00
01
11
00
01
11
11
13S
13
11
11
10
01
11
10
11
10
10
11
10
11
00
10
11
14S
14
10
11
11
01
11
11
11
10
11
11
01
11
10
10
11
15S
15
00
01
01
10
11
11
00
11
00
00
10
11
00
10
11
16S
16
11
10
01
01
10
11
11
10
01
11
00
10
00
10
11
17S
17
01
11
11
11
11
00
01
01
00
10
10
10
10
10
10
18S
18
10
11
00
01
00
01
11
00
10
11
00
10
10
01
01
19S
19
10
11
10
11
11
11
01
11
01
10
10
01
01
00
11
20S
20
10
11
11
01
11
11
11
10
11
11
00
10
01
10
11
21S
21
10
11
11
11
00
01
11
11
00
11
10
11
11
10
11
22S
22
11
11
10
01
01
01
11
00
00
11
00
00
00
00
11
23S
23
11
10
11
11
10
11
11
10
11
11
00
10
11
11
11
24S
24
01
01
10
00
01
00
00
10
10
00
00
00
10
01
00
25S
25
10
10
10
11
00
01
11
10
10
11
10
10
11
11
11
26S
26
11
10
11
11
10
01
01
10
01
10
00
00
01
00
11
27S
27
11
01
10
11
01
01
10
00
10
01
10
00
10
11
01
28S
28
01
01
10
11
01
01
10
10
10
01
00
11
10
01
01
29S
29
10
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
11
01
10
11
30S
30
10
11
11
00
11
00
01
00
00
10
11
11
10
11
11
2017
2223
2520
2026
1821
1624
1925
2311
149
2219
179
2213
1314
1813
2325
P0,67
0,57
0,73
0,77
0,83
0,67
0,67
0,87
0,60
0,70
0,53
0,80
0,63
0,83
0,77
0,37
0,47
0,30
0,73
0,63
0,57
0,30
0,73
0,43
0,43
0,47
0,60
0,43
0,77
0,83
Kri
ter
ia
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
sedang
Sedang
sedang
Sedang
sedang
Sedang
Mudah
Mudah
No
Nam
aB
uti
r S
oal
136
Langkah-Langkah Perhitungan Tingkat Kesukaran Test Pilihan Ganda
Contoh perhitungan tingkat kesukaran untuk soal nomor 1 adalah sebagai berikut :
Menentukan nilai B = banyaknya siswa yang menjawab soal nomor 1
dengan benar
Jumlah siswa (JS) = 30
Menentukan IK = Indeks/Tingkat Kesukaran
IK = JS
B
= 30
20
= 0,67
Berdasarkan klasisifikasi indeks kesukaran, nilai IK = 0,67 berada diantara
kisaran 0,30 < IK < 0,70 : (soal sedang), maka soal nomor 1 memiliki tingkat
kesukaran soal ”sedang ”
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sama
dengan perhitungan tingkat kesukaran pada soal nomor 1
Lampiran 13
137
PE
RH
ITU
NG
AN
DA
YA
PE
MB
ED
A T
ES
PIL
IHA
N G
AN
DA
Lampiran 14
kelompok
12
34
56
78
910
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jum
lah
10
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
11
01
10
11
25
11
10
11
11
10
11
11
10
11
11
00
10
11
11
11
24
10
11
11
01
11
11
11
10
11
11
01
11
10
10
11
24
11
10
11
11
10
11
11
11
01
11
11
10
01
11
01
24
01
11
11
01
01
01
11
10
10
11
11
11
01
11
11
23
11
11
11
01
11
11
11
10
01
11
01
11
01
00
11
23
11
01
11
11
01
11
11
11
10
01
10
11
01
10
11
23
01
11
11
11
11
11
11
10
00
11
01
11
11
00
01
22
10
11
11
01
11
11
11
10
11
11
00
10
01
10
11
22
10
11
11
11
00
01
11
11
00
11
10
11
11
10
11
22
11
11
11
11
11
11
01
11
10
10
00
10
00
10
11
21
10
01
10
11
11
11
11
11
00
01
11
00
01
11
11
21
11
11
10
01
11
10
11
10
10
11
10
11
00
10
11
21
10
11
10
11
11
11
01
11
01
10
10
01
01
00
11
20
10
10
10
11
00
01
11
10
10
11
10
10
11
11
11
20
13
813
12
15
11
10
15
11
11
12
14
13
15
15
68
713
13
97
13
94
12
12
513
15
334
00
11
11
11
11
01
01
01
00
10
01
00
11
11
11
19
11
00
11
11
01
11
11
10
00
01
10
11
00
00
11
18
11
10
01
01
10
11
11
10
01
11
00
10
00
10
11
18
10
11
11
00
11
00
01
00
00
10
11
11
10
11
11
18
01
11
11
11
11
00
01
01
00
10
10
10
10
10
10
17
11
10
11
11
10
01
01
10
01
10
00
00
01
00
11
16
11
01
10
11
01
01
10
00
10
01
10
00
10
11
01
16
01
01
10
11
01
01
10
10
10
01
00
11
10
01
01
16
01
11
01
11
01
10
00
01
10
10
10
10
00
01
10
15
00
01
01
10
11
11
00
11
00
00
10
11
00
10
11
15
10
11
00
01
00
01
11
00
10
11
00
10
10
01
01
14
11
11
10
01
01
01
11
00
00
11
00
00
00
00
11
14
00
10
01
11
10
01
01
10
00
10
10
10
00
00
10
12
00
01
10
10
00
00
01
11
10
00
10
00
10
01
00
10
01
01
10
00
01
00
00
10
10
00
00
00
10
01
00
8
79
911
10
910
11
710
410
610
85
62
96
82
94
82
68
10
10
226
DP
0,4
-0,07
0,267
0,067
0,333
0,133
00,267
0,267
0,067
0,533
0,267
0,467
0,333
0,467
0,067
0,133
0,333
0,267
0,467
0,067
0,333
0,267
0,333
-0,27
0,667
0,4
-0,2
0,2
0,333
Kri
teri
a
Cukup
Sangat Jelek
Cukup
Jelek
Cukup
Jelek
Sangat Jelek
Cukup
Cukup
Jelek
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Jelek
Jelek
Cukup
Cukup
Baik
Jelek
Cukup
Cukup
Cukup
Sangat Jelek
Baik
Baik
Sangat Jelek
Jelek
Cukup
Kelompok Atas Kelompok Bawah
138
Langkah-Langkah Perhitungan Daya Pembeda Test Pilihan Ganda
Contoh mencari daya pembeda untuk item soal nomor 1 :
Menentukan nilai BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab
soal dengan benar
Menentukan nilai BB = banyaknya kelompok bawah yang
menjawab soal dengan benar
Menentukan nilai JA = banyaknya peserta test kelompok atas
Menentukan nilai JB = banyaknya peserta test kelompok bawah
Misal, untuk soal nomor 1 perhitungan daya pembedanya sebagai berikut :
BA = 13, BB = 7, JA = 15, JB = 15
Menentukan DP = JB
BB
JA
BA
= 15
7
15
13
= 0,4
Berdasarkan klarifikasi daya pembeda, nilai DP = 0,4 berada pada kisaran
nilai 0,20 < DP < 0,40 : (baik), maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya
pembeda yang ”cukup”.
Untuk nomor 2 dan seterusnya perhitungannya sama dengan perhitungan daya
pembeda pada soal nomor 1.
Lampiran 15
139
Hasil Perhitungan Validitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal
No.
Soal Validitas Indeks Kesukaran Daya Beda
1. Valid 0,66 Sedang 0,67 Cukup 0,40
2. Invalid 0,16 Sedang 0,57 Sangat Jelek -0,07
3. Valid 0,60 Sedang 0,73 Cukup 0,27
4. Invalid -0,48 Mudah 0,77 Jelek 0,07
5. Valid 0,68 Mudah 0,83 Cukup 0,33
6. Valid 0,61 Sedang 0,67 Jelek 0,13
7. Invalid -0,01 Sedang 0,67 Sangat Jelek 0,00
8. Valid 0,85 Mudah 0,87 Cukup 0,27
9. Valid 0,55 Mudah 0,60 Cukup 0,27
10. Invalid 0,33 Sedang 0,70 Jelek 0,07
11. Valid 0,69 Sedang 0,53 Baik 0,53
12. Valid 0,69 Mudah 0,80 Cukup 0,27
13. Invalid 0,12 Sedang 0,63 Baik 0,47
14. Valid 0,76 Mudah 0,83 Cukup 0,33
15. Valid 0,55 Mudah 0,77 Baik 0,47
16. Valid 0,71 Sedang 0,37 Jelek 0,07
17. Invalid 0,05 Sedang 0,47 Jelek 0,13
18. Valid 0,54 Sedang 0,30 Cukup 0,33
19. Valid 0,60 Sedang 0,73 Cukup 0,27
20. Valid 0,71 Sedang 0,63 Baik 0,47
21. Invalid 0,18 Sedang 0,57 Jelek 0,07
22. Valid 59 Sedang 0,30 Cukup 0,33
23. Valid 0,65 Sedang 0,73 Cukup 0,27
24. Valid 0,52 Sedang 0,43 Cukup 0,33
25. Invalid -0,09 Sedang 0,43 Sangat Jelek -0,27
26. Valid 0,76 Sedang 0,47 Baik 0,67
27. Valid 0,72 Sedang 0,60 Baik 0,40
28. Invalid -0,12 Sedang 0,43 Sangat Jelek -0,20
29. Valid 0,61 Mudah 0,77 Jelek 0,20
30 Valid 0,92 Mudah 0,83 Cukup 0,33
Lampiran 16
140
Nilai Postest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kode
siswa
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Postest Postest
S1 38 62
S2 62 48
S3 76 67
S4 52 62
S5 62 62
S6 57 48
S7 52 76
S8 62 67
S9 48 57
S10 62 67
S11 38 62
S12 76 86
S13 52 71
S14 57 48
S15 67 38
S16 38 71
S17 67 67
S18 85 67
S19 57 62
S20 57 57
S21 57 76
S22 38 71
S23 71 76
S24 57 57
S25 85 86
S26 48 62
S27 48 67
S28 71 57
S29 85 67
S30 71 71
S31 57 86
S32 57 57
Lampiran 17
141
Distribusi Frekuensi Tes Akhir Kelompok Kontrol
1. Banyak Data (n) = 32
2. Distribusi nilai =
38 38 38 38 48 48 48 52 52
52 57 57 57 57 57 57 57 57
62 62 62 62 67 67 71 71 71
76 76 85 85 85
3. Jangkauan = Data terbesar – Data terkecil
= 85 - 38
= 47
4. Banyaknya Kelas Interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 5,96 6 (dibulatkan ke atas)
5. Panjang Kelas Interval = B
J
= 6
47
= 7,83 8 (dibulatkan ke atas)
Interval BB BA ix 2
ix if kf ii xf . 2
. ii xf xx i 4)( xxi 2).( xxf i
38 - 45 37,5 45,5 41,5 1722,25 4 4 166 6889 -18,75 123596,19 494384,766
46 - 53 45,5 53,5 49,5 2450,25 6 10 297 14701,5 -10,75 13354,691 80128,1484
54 - 61 53,5 61,5 57,5 3306,25 8 18 460 26450 -2,75 57,191406 457,53125
62 - 69 61,5 69,5 65,5 4290,25 6 24 393 25741,5 5,25 759,69141 4558,14844
70 - 77 69,5 77,5 73,5 5402,25 5 29 367,5 27011,25 13,25 30822,191 154110,957
78 - 85 77,5 85,5 81,5 6642,25 3 32 244,5 19926,75 21,25 203908,69 611726,074
JML 1928 120720 1345365,63
Lampiran 18
142
6. Mean = fi
fixi
= 32
1928
= 60,25
7. Median = l + fm
fkmn.2/1 .c
= 53,5 + 8
1032.2/1.8
= 59,5
8. Modus = l + 21
1
bb
b.c
= 53,5 + 22
2.8
= 57,5
9. Varians
s2
= )1(
22
nn
fixifixin
= 13232
1928120720322
= 992
37171843863040
= 992
145856
= 147,03
10. Simpangan Baku
s = Varians
= 03,147
= 12,12
143
11. Kemiringan
=12,12
5,5725,60
=12,12
75,2
= 0,227
Karena hasilnya positif, maka model kurvanya sedikit miring ke kanan
12. Ketajaman/Kurtosis
=96,21577
63,134536532
1
=96,21577
67,42042
= 1,94
Karena nilai kurtosisnya kurang dari 3, maka distribusinya adalah distribusi
platikurtik atau bentuk kurvanya mendatar.
144
Distribusi Frekuensi Tes Akhir Kelompok Eksperimen
1. Banyak Data (n) = 32
2. Distribusi nilai =
38 48 48 48 57 57 57 57 57
62 62 62 62 62 62 67 67 67
67 67 67 67 71 71 71 71 76
76 76 85 85 85
3. Jangkauan = Data terbesar – Data terkecil
= 85 - 38
= 47
4. Banyaknya Kelas Interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 5,96 6 (dibulatkan ke atas)
5. Panjang Kelas Interval = B
J
= 6
47
=7,8 8 (dibulatkan ke atas)
Interval BB BA ix 2
ix if kf ii xf . 2
. ii xf xx i 4)( xxi 2).( xxf i
38 - 45 37,5 45,5 41,5 1722,25 1 1 41,5 1722,25 -23,75 318166,5 318166,504
46 - 53 45,5 53,5 49,5 2450,25 3 4 148,5 7350,75 -15,75 61535,004 184605,012
54 - 61 53,5 61,5 57,5 3306,25 5 9 287,5 16531,25 -7,75 3607,5039 18037,5195
62 - 69 61,5 69,5 65,5 4290,25 13 22 851,5 55773,25 0,25 0,0039063 0,05078125
70 - 77 69,5 77,5 73,5 5402,25 7 29 514,5 37815,75 8,25 4632,5039 32427,5273
78 - 85 77,5 85,5 81,5 6642,25 3 32 244,5 19926,75 16,25 69729,004 209187,012
JML 2088 139120 762423,625
145
6. Mean = fi
fixi
= 32
2088
= 65,25
7. Median = l + fm
fkmn.2/1.c
= 61,5 + 13
932.2/1.8
= 65,81
8. Modus = l + 21
1
bb
b.c
= 61,5 + 68
8.8
= 66,07
9. Varians
s2 =
)1(
22
nn
fixifixin
= 13232
2088139120322
= 992
43597444451840
= 992
92096
= 92,83
10. Simpangan Baku
s = Varians
= 83,92
= 9,63
146
11. Kemiringan
= 63,9
07,6625,65
= 63,9
82,0
= - 0,09
Karena hasilnya negatif, maka model kurvanya sedikit miring ke kiri
12. Ketajaman/Kurtosis
= 13,8600
625,76242332
1
= 13,8600
73,23835
= 2,764
Karena nilai kurtosisnya kurang dari 3, maka distribusinya adalah distribusi
platikurtik atau bentuk kurvanya mendatar.
147
PE
RH
ITU
NG
AN
HA
SIL
TE
S A
KH
IR K
EL
OM
PO
K K
ON
TR
OL
Lampiran 19
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
02
1
S1
10
01
00
10
01
00
11
00
10
10
08
38
S2
11
11
00
01
11
00
11
10
00
11
113
62
S3
01
01
11
11
00
11
10
11
11
11
116
76
S4
11
10
01
11
00
11
00
10
10
00
111
52
S5
11
01
10
11
01
11
00
11
10
01
013
62
S6
11
11
10
11
00
11
00
10
00
10
112
57
S7
00
11
00
10
11
00
11
01
11
00
111
52
S8
10
01
11
11
00
11
01
11
00
11
013
62
S9
01
10
11
00
11
00
01
10
00
01
110
48
S1
01
11
00
11
10
01
11
00
11
11
00
13
62
S1
10
00
00
00
11
10
00
01
11
10
01
83
8
S1
20
01
11
11
11
11
01
11
10
01
11
16
76
S1
30
11
01
11
01
10
01
00
01
01
10
11
52
S1
41
10
01
11
00
01
10
01
10
01
11
12
57
S1
51
11
10
10
10
01
10
11
00
11
11
14
67
S1
61
00
10
01
00
01
00
01
01
10
10
83
8
S1
71
10
00
11
10
11
01
11
01
11
10
14
67
S1
81
10
11
11
11
00
11
11
11
11
11
18
85
S1
91
11
00
11
01
11
00
00
01
11
10
12
57
S2
01
11
00
11
10
01
11
01
10
00
10
12
57
S2
11
00
11
10
01
10
01
10
01
11
10
12
57
S2
21
00
10
00
10
00
10
00
01
11
10
83
8
S2
30
11
10
11
01
11
01
10
11
01
11
15
71
S2
41
01
11
01
10
01
11
00
11
10
00
12
57
S2
50
11
11
11
10
11
11
11
01
11
11
18
85
S2
60
01
00
01
11
01
00
11
10
10
01
10
48
S2
71
00
11
11
00
00
10
11
01
00
10
10
48
S2
81
01
11
11
01
11
10
01
01
10
11
15
71
S2
91
11
10
11
11
01
11
10
11
11
11
18
85
S3
01
10
11
10
10
11
00
11
11
10
11
15
71
S3
11
10
10
01
10
00
11
01
10
01
11
12
57
S3
21
10
01
01
10
10
10
11
10
10
10
12
57
Ju
mla
h2
32
01
72
11
62
02
52
11
31
62
01
81
61
72
21
72
11
81
92
41
84
02
19
11
Ra
ta-r
ata
0,6
05
0,5
26
0,4
47
0,5
53
0,4
21
0,5
26
0,6
58
0,5
53
0,3
42
0,4
21
0,5
30
,47
0,4
20
,45
0,5
80
,45
0,5
50
,47
40
,50
,63
0,4
71
0,5
85
9,7
3
Nila
i K
od
e S
isw
aN
om
or
Bu
tir
So
al
Ju
mla
h
148
UJI
NO
RM
AL
ITA
S H
AS
IL P
OS
T T
ES
T K
EL
OM
PO
K K
ON
TR
OL
Lampiran 20
xi
f if k
f i.x
ix
i²f i
.xi²
zz
tf(
z)
s(z)
f(z)-
s(z)
|f(z
)-s(
z)|
38
44
152
1444
5776
-1,6
29602
0,4
474
0,0
526
0,1
25
-0,0
724
0,0
724
48
37
144
2304
6912
-0,8
78287
0,3
078
0,1
922
0,2
1875
-0,0
2655
0,0
2655
52
310
156
2704
8112
-0,5
77761
0,2
157
0,2
843
0,3
125
-0,0
282
0,0
282
57
818
456
3249
25992
-0,2
02104
0,0
793
0,4
207
0,5
625
-0,1
418
0,1
418
62
422
248
3844
15376
0,1
735537
0,0
675
0,5
675
0,6
875
-0,1
20,1
2
67
224
134
4489
8978
0,5
492111
0,2
054
0,7
054
0,7
5-0
,0446
0,0
446
71
327
213
5041
15123
0,8
49737
0,2
996
0,7
996
0,8
4375
-0,0
4415
0,0
4415
76
229
152
5776
11552
1,2
253944
0,3
888
0,8
888
0,9
0625
-0,0
1745
0,0
1745
85
332
255
7225
21675
1,9
015778
0,4
713
0,9
713
1-0
,0287
0,0
287
jum
lah
32
1910
119496
rera
taan
59,6
9
vari
ans
177,2
sim
pang
an b
aku
13,3
1
L t
abel
0,1
57
L h
itung
0,1
42
149
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UJI NORMALITAS
HASIL POSTEST KELOMPOK KONTROL
Pengujian normalitas dilakukan dengan uji lilifors, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Hipotesis
b. Menentukan Zi dari masing-masing data dengan rumus:
S
ii , untuk Zi = 19,0
92,10
84,6467
dan seterusnya sampai data ke-n.
c. Dengan mengacu kepada tabel distribusi normal baku, besar peluang untuk
masing-masing Zi berdasarkan tabel Z dengan rumus F(Zi) = 0,5 ± Z (
tanda (-) berarti dikurang dan tanda (+) berarti ditambah).
Untuk F(Zi) = 0,5 + 0,19
= 0,5 + 0,075 (lihat tabel Z) = 0,575 Untuk baris
berikutnya perhitungannya sama.
d. Menghitung proporsi Zi, …, Zn yang dinyatakan oleh
S(Zi) = n
ZiyangZZbanyaknyaZ n,..., 21 didapat untuk S(Zi) =
687,032
22 dan seterusnya. Selanjutnya menghitung selisih
absolut antara F(Zi) dan S(Zi) pada masing-masing data.
L tebel dari harga kritis Uji Lilifors untuk n = 32 dan 0,05 didapat
harga Ltabel = 157,032
886,0
e. Menentukan statistik lilifors dengan memilih nilai maksimum dari nilai-
nilai masing-masing selisih absolut antara F(Si) dan S(Zi), disebut dengan
L hitung. Dari perhitungan didapat bahwa L hitung = 0,141
f. Menentukan kriteria pengujian
Lampiran 21
150
Jika L hitung < L tabel maka Ho diterima, yang berarti data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Jika L hitung > L tabel maka Ho ditolak yang berarti data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
g. Kesimpulan
Karena L hitung < L tabel (0,141 < 0,157), maka dapt disimpulkan,
terima Ho. Dengan demikian data pada kelompok kontrol setelah
perlakuan berdistribusi normal.
151
PE
RH
ITU
NG
AN
HA
SIL
TE
S A
KH
IR K
EL
OM
PO
K E
KS
P[E
RIM
EN
Lampiran 22
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
02
1
S1
10
01
11
01
11
01
10
11
00
01
113
62
S2
00
10
10
01
10
01
11
10
00
11
010
48
S3
11
01
11
10
01
11
00
01
11
11
014
67
S4
11
01
10
11
01
01
11
01
00
10
113
62
S5
01
10
11
01
11
10
10
01
00
11
113
62
S6
10
10
01
00
11
01
01
10
01
10
010
48
S7
11
11
01
11
01
11
11
00
01
11
116
76
S8
11
11
00
11
11
01
11
10
11
00
014
67
S9
10
11
00
11
10
11
01
01
00
10
112
57
S1
00
10
01
11
11
11
10
00
01
11
11
14
67
S1
11
10
01
01
11
01
01
11
00
01
11
13
62
S1
21
11
10
11
11
10
11
11
11
01
11
18
85
S1
31
11
10
11
01
11
11
00
00
11
11
15
71
S1
40
10
11
10
10
01
01
00
10
01
01
10
48
S1
51
00
10
11
01
01
00
10
01
00
00
83
8
S1
61
11
10
10
11
10
11
11
01
11
00
15
71
S1
71
11
00
11
11
01
10
01
00
11
11
14
67
S1
80
11
10
10
11
10
10
11
01
11
10
14
67
S1
91
10
11
10
01
11
00
11
10
00
11
13
62
S2
01
10
11
01
01
01
10
00
11
00
11
12
57
S2
11
01
11
10
11
11
11
00
11
11
10
16
76
S2
21
01
11
01
11
10
00
01
11
11
11
15
71
S2
31
10
01
11
11
10
10
11
11
01
11
16
76
S2
41
10
01
11
11
01
10
01
10
01
012
57
S2
51
11
10
11
11
01
11
11
11
11
10
18
85
S2
61
01
01
11
00
11
10
01
11
00
11
13
62
S2
70
10
10
11
11
00
11
11
00
11
11
14
67
S2
80
11
11
11
10
00
11
11
00
00
10
12
57
S2
90
01
11
10
11
11
01
11
10
01
114
67
S3
01
11
10
00
11
10
01
11
10
11
11
15
71
S3
11
11
01
11
01
11
11
11
10
11
11
18
85
S3
21
10
01
11
00
01
11
00
01
10
11
12
57
Ju
mla
h2
42
31
92
11
92
42
12
32
52
01
92
41
91
91
91
81
51
62
32
52
04
36
20
73
Ra
ta-r
ata
0,6
32
0,6
05
0,5
0,5
53
0,5
0,6
32
0,5
53
0,6
05
0,6
58
0,5
26
0,5
0,6
30
,50
,50
,50
,47
0,3
90
,42
10
,61
0,6
60
,53
11
,47
64
,79
Nila
i K
od
e S
isw
aN
om
or
Bu
tir
So
al
Ju
mla
h
152
UJI
NO
RM
AL
ITA
S H
AS
IL P
OS
T T
ES
T K
EL
OM
PO
K E
KS
PE
RIM
EN
Lampiran 23
xi
f if k
f i.x
ix
i²f i
.xi²
zz
tf(
z)
s(z)
f(z)-
s(z)
|f(z
)-s(
z)|
38
11
38
1444
1444
-2,4
55702
0,4
929
0,0
071
0,0
3125
-0,0
2415
0,0
2415
48
34
144
2304
6912
-1,5
40889
0,4
382
0,0
618
0,1
25
-0,0
632
0,0
632
57
59
285
3249
16245
-0,7
17557
0,2
612
0,2
388
0,2
8125
-0,0
4245
0,0
4245
62
615
372
3844
23064
-0,2
6015
0,1
026
0,3
974
0,4
6875
-0,0
7135
0,0
7135
67
722
469
4489
31423
0,1
972566
0,0
754
0,5
754
0,6
875
-0,1
121
0,1
121
71
426
284
5041
20164
0,5
63182
0,2
123
0,7
123
0,8
125
-0,1
002
0,1
002
76
329
228
5776
17328
1,0
205887
0,3
461
0,8
461
0,9
0625
-0,0
6015
0,0
6015
85
332
255
7225
21675
1,8
439208
0,4
671
0,9
671
1-0
,0329
0,0
329
jum
lah
32
2075
138255
rera
taan
64,8
4
var
ians
119,5
sim
pan
g
an b
aku
10,9
3
L t
abel
0,1
57
L h
itung
0,1
12
153
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UJI NORMALITAS
HASIL POSTEST KELOMPOK EKSPERIMEN
Pengujian normalitas dilakukan dengan uji lilifors, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Hipotesis
b. Menentukan Zi dari masing-masing data dengan rumus:
S
ii , untuk Zi = 2021,0
31,13
68,5957
dan seterusnya sampai data ke-n.
c. Dengan mengacu kepada tabel distribusi normal baku, besar peluang untuk
masing-masing Zi berdasarkan tabel Z dengan rumus F(Zi) = 0,5 ± Z (
tanda (-) berarti dikurang dan tanda (+) berarti ditambah).
Untuk F(Zi) = 0,5 – 0,2021
= 0,5 – 0,0793 (lihat tabel Z) = 0,5793 Untuk baris
berikutnya perhitungannya sama.
d. Menghitung proporsi Zi, …, Zn yang dinyatakan oleh
S(Zi) = n
ZiyangZZbanyaknyaZ n,..., 21 didapat untuk S(Zi) =
5625,032
8 dan seterusnya. Selanjutnya menghitung selisih
absolut antara F(Zi) dan S(Zi) pada masing-masing data.
L tebel dari harga kritis Uji Lilifors untuk n = 32 dan 0,05 didapat
harga Ltabel = 157,032
886,0
e. Menentukan statistik lilifors dengan memilih nilai maksimum dari nilai-
nilai masing-masing selisih absolut antara F(Si) dan S(Zi), disebut dengan
L hitung. Dari perhitungan didapat bahwa L hitung = 0,112
f. Menentukan kriteria pengujian
Lampiran 24
154
Jika L hitung < L tabel maka Ho diterima, yang berarti data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Jika L hitung > L tabel maka Ho ditolak yang berarti data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
g. Kesimpulan
Karena L hitung < L tabel (0,112 < 0,157), maka dapt disimpulkan,
terima Ho. Dengan demikian data pada kelompok kontrol setelah
perlakuan berdistribusi normal.
155
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS
Uji homogenitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
dilakukan dengan uji Fisher, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
Ho : Data memiliki varians homogen
Ha : Data tidak memiliki varians homogen
1. Jumlah sampel
ne = 32
nk = 32
2. Derajat kebebasan
Db1 (pembilang) = ne-1 = 32 - 1 = 31
Db2 (penyebut) = nk-1 = 32 - 1 = 31
Rumus Uji Fisher Fhitung = terkecilvarians
terbesarvarians=
2
2
2
1
S
S dengan
S2 =
)1(
)( 22
nn
fxfxn ii
3. Menentukan kriteria pengujian:
Jika F hitung < F tabel maka terima ho
Jika F hitung > F tabel maka terima ha
4. Menentukan F tabel
Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F(0,05:33,31) = 1,82
a. Uji homogenitas nilai test akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Diketahui : Varians Eksperimen : 119,5
Varians Kontrol : 177,2
F hitung: 5,119
2,177 1,58
F hitung = 1,58
F tabel = 1,82
Karena Fhitung < Ftable (1,58 < 1,82 ), maka Ho diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai tes akhir kelompok kontrol dan eksperimen memiliki
varians yang homogen.
Lampiran 25
156
PERHITUNGAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Perumusan hipotesis
Ho : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2
Keterangan:
µ1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
Strategi Active Learning teknik Search Information.
µ2 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
pembelajaran konvensional..
b. Menentukan kriteria pengujian
Terima Ho, Jika thitung < ttabel, dalam hal lainnya Ha ditolak.
c. Menentukan uji statistik
Stotal = 2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSn
= 23232
14713284,92132
= 62
455704,2878
= 92,119
= 10,95
t =
21
21
11
nnS
xx
total
=
32
1
32
195,10
25,6025,65
=0625,095,10
00,5
Lampiran 19
Lampiran 26
157
=7375,2
00,5
= 1,83
Nilai thitung = 1,83
Untuk menentukan ttabel , dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut,
ttabel = t(1-α)(db).
Dengan db = (n1 + n2 – 2) = (32 + 32 – 2) = 62 dan taraf signifikan α =
0,05, didapat (1 – (0,05)) = 0,95. Jadi ttabel = t(0,95)(62) adalah 1,68.
Maka ttabel = 1,68
d. Pengambilan kesimpulan
Karena thitung > ttabel (1,83 > 1,68), maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Kesimpulan yang diambil adalah rata-rata siswa yang diajarkan dengan
strategi active learning teknik information search lebih besar dari rata-rata
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode konvensional..