Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

71
BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Manusia adalah makluk individu sekaligus makluk sosial. Sebagai makluk individu setiap pribadi bebas memilih jalan hidupnya sendiri. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa manusia bebas menentukan jalan hidupnya sendiri. Keindividuannya menunjukan bahwa manusia merdeka. Sementara sebagai makluk sosial, setiap pribadi dituntut untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Sebab melalui komunikasi atau relasi dengan pihak lain seseorang dapat mengembangkan dirinya. Dengan komunikasi seseorang mampu mengungkapkan dirinya, perasaan, ide-ide dan harapan-harapannya. Kedua hal ini harus dimiliki oleh setiap orang. Pemilikan keduanya menjadikan seseorang hidup dan berkembangan secara sempurna. Sebaliknya kalau hanya memiliki salah satunya maka manusia itu pincang, kerdil, mandul, hidup segan mati tak mau. Kalau terlalu individual maka akan kehilangan bantuan dan penyempurnaan dari orang lain, sebaliknya kalau hanya hidup untuk orang lain dan tidak dapat mengurus dirinya sendiri maka akan menjadi kotor, sakit, lapar kurus bahkan mati. 1 Artinya bahwa setiap orang harus memiliki kemampuan baik komunikasi intrapersonal maupun interpersonal. Dalam kaitan dengan itu, seseorang tidak mampu untuk menilai dirinya sendiri secara sempurna. Manusia yang satu membutuhkan manusia lain yang 1 Udin S. Winaputra, Materi dan Pembelajaran IPS SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), kode 4.3-4.4

Transcript of Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

Page 1: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Manusia adalah makluk individu sekaligus makluk sosial. Sebagai makluk

individu setiap pribadi bebas memilih jalan hidupnya sendiri. Dengan kata lain

dapat dikatakan bahwa manusia bebas menentukan jalan hidupnya sendiri.

Keindividuannya menunjukan bahwa manusia merdeka. Sementara sebagai

makluk sosial, setiap pribadi dituntut untuk menjalin komunikasi dengan orang

lain. Sebab melalui komunikasi atau relasi dengan pihak lain seseorang dapat

mengembangkan dirinya. Dengan komunikasi seseorang mampu mengungkapkan

dirinya, perasaan, ide-ide dan harapan-harapannya. Kedua hal ini harus dimiliki

oleh setiap orang. Pemilikan keduanya menjadikan seseorang hidup dan

berkembangan secara sempurna. Sebaliknya kalau hanya memiliki salah satunya

maka manusia itu pincang, kerdil, mandul, hidup segan mati tak mau. Kalau

terlalu individual maka akan kehilangan bantuan dan penyempurnaan dari orang

lain, sebaliknya kalau hanya hidup untuk orang lain dan tidak dapat mengurus

dirinya sendiri maka akan menjadi kotor, sakit, lapar kurus bahkan mati.1 Artinya

bahwa setiap orang harus memiliki kemampuan baik komunikasi intrapersonal

maupun interpersonal.

Dalam kaitan dengan itu, seseorang tidak mampu untuk menilai dirinya

sendiri secara sempurna. Manusia yang satu membutuhkan manusia lain yang

1 Udin S. Winaputra, Materi dan Pembelajaran IPS SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2009), kode 4.3-4.4

Page 2: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

2

nantinya melalui penilaiannya dapat menyempurnakan dirinya sendiri. Dengan

demikian kehidupanya semakin baik apabila ada penilaian dari pihak lain yang

tentunya demi kemajuan pribadinya. Selain itu, sebagai pribadi, setiap individu

harus mampu untuk merefleksikan atau merenungkan hidupnya. Artinya harus ada

waktu untuk menilai dirinya sendiri. Hal ini dimaksud agar menemukan arah

hidupnya. Dengan demikian hidupnya semakin berharga dan bermakna.2

Refleksi dan permenungan dalam bidang pendidikan juga sangat

dibutuhkan. Sebagai suatu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan dalam rangka mencerdaskan dan menciptakan manusia-manusia yang

mandiri, berintelektual dan mampu bersaing, dibutuhkan suatu waktu yang tepat

untuk melaksanakan evaluasi atau penilaian. Evaluasi ini harus melingkupi segala

unsur dalam bidang pendidikan tersebut; misalnya: tujuan yang ingin dicapai,

menguji kemampuan peserta didik terkait materi yang telah diperoleh, pengaruh

kurikulum, managemen pendidikan dan sekaligus untuk mengetahui kemampuan

para pendidik dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.3

Secara umum evaluasi dapat dimengerti sebagai suatu kegiatan yang

dilakukan untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan atau dikerjakan. Hal ini

dimaksud untuk mengetahui seberapa jauh keuntungan atau keberhasilan yang

telah diperoleh. Dengan dan melalui evaluasi seseorang mengetahui kinerja kerja

yang telah dilakukan. Selain untuk mengetahui hasil atau keuntungan yang telah

dicapai juga untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kegagalan sehingga

2Adi Suryanto, Evaluasi Pembelajaran di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,2009), kode

1.10-1.11 3 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarata: Bumi Aksara, 2009), hlm.

156

Page 3: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

3

dicarikan solusi demi perbaikan mutu dan strategi dalam mencapai hasil yang

lebih baik di masa mendatang.

Kegiatan evaluasi yang sama juga sangat diperlukan dalam bidang

pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi untuk menciptakan gererasi

penerus bangsa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi merupakan

bagian penting dalam pembelajaran. Dalam bidang pendidikan evaluasi

dimengerti sebagai “suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau

membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai

oleh siswa”.4 Evaluasi juga dapat dimengerti sebagai suatu proses penilaian.

Proses penilaian yang dimaksud adalah memberikan bobot atas mutu kerja dan

mutu pribadi yang dicapai oleh setiap peserta didik yang telah menempuh sebuah

pelaksanaan pembelajaran. Kriteria untuk mengukur mutu ditentukan berdasarkan

indikator-indikator yang tercantun dalam silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran. Dan secara umum setiap penilaian dikhususkan pada tiga aspek

pembelajaran yakni aspek kognitif, aspek afektif, dan psikomotorik. Penilaian

juga harus terjadi sepanjang pelaksanaan pembelajaran dan biasanya dilakukan

melalui pengamatan langsung oleh guru terhadap peserta didik. Penilaian ini

merupakan salah satu bentuk penilaian yang sebenarnya. Sebagaimana dikatakan

oleh Daryanto; evaluasi berarti memberikan penilaian terhadap hasil belajar

siswa”.5 Dengan demikian melakukan evaluasi berarti memusatkan perhatian

pada pekerjaan-pekerjaan serius untuk mengungkap kemajuan belajar siswa,

4Ibid. 5 Daryanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), hlm. 169

Page 4: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

4

mendapatkan informasi penguasaan materi pembelajaran oleh siswa, menemukan

kompetensi siswa secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif,

psikomotor dan lainnya, yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran.

Selain itu Evaluasi juga dimengerti sebagai proses penaksiran terhadap

pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah

ditetapkan di dalam kurikulum, dalam arti melakukan evaluasi itu untuk

menemukan ukuran keberhasilan belajar siswa dengan standar ketercapaian tujuan

pembelajaran yang disajikan. Guru sebagai pelaku proses pembelajaran memiliki

tanggung jawab untuk melakukan evaluasi ini dalam upaya memenuhi tuntutan

kurikulum dan untuk menentukan sikap bagi proses pembelajaran berikutnya.6

Proses pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan oleh guru sebelum, selama

dan setelah pembelajaran dilangsungkan yang meliputi input, proses dan output.

Dalam bidang pendidikan ada beberapa metode dalam melakukan penilaian atau

evaluasi. Dan setiap jenis evaluasi mempunyai kelebihan dan kekurangannya.7

Penilaian ini sangat membantu dalam memberikan bobot atau nilai yang tepat

kepada siswa terutama dalam hal keaktifan, penguasaan materi dalam diskusi

bersama, baik saat pleno maupun saat mempertanggungjawabkan hasil yang

dicapai.

Penilaian yang dilakukan pada awal atau sebelum kegiatan proses belajar

mengajar dimulai di sebut pre-tes atau penilaian awal. Ini dimaksud untuk

mengukur kemampuan siswa terutama tentang materi yang telah berlalu dan

sekaligus dijadikan oleh guru sebagai patokan atau standar untuk melangkah pada

6 Oemmar Hamalik, Op, Cit., hlm. 157 7 AdiSuryanto, Op. Cit., hlm. 18

Page 5: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

5

tingkat selanjutnya. Tanpa penilaian ini guru bisa salah berasumsi untuk proses

pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Selain penilaian yang dilakukan pada awal

ada juga yang di sebut penilaian proses dan penilaian akhir pada akhir kegiatan

pembelajaran. Yang dimaksud dengan penilaian proses adalah penilaian yang

terjadi pada saat sedang terjadinya pembelajaran. Sementara penilaian yang

dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran dimaksud untuk mengetahui

penguasaan siswa terkait materi yang baru disajikan terutama indikator-

indikatornya tercapai atau tidak.

Mengenai penilaian pilihan ganda, ia termasuk dalam evaluasi proses,

sebab evaluasi pilihan ganda dapat dilakukan pada akhir semester tertentu untuk

mengukur sejauh mana ketercapaian tujuan belajar siswa. Evaluasi pilihan ganda

merupakan salah satu bentuk evaluasi dalam proses pembelajaran. Evaluasi

pilihan ganda adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau

informasi sampai di mana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap

bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu. Sebagai

salah satu bentuk alat penilaian evaluasi pilihan ganda juga mempunyai

kekurangan dan kelebihan serta berpengaruh terhadap mental belajar murid.8

Terdorong oleh rasa ingin tahu akan pengaruh evaluasi pilihan ganda

terhadap mental belajar anak didik, maka penulis terpanggil untuk melakukan

Penulisan lebih lanjut tentang evaluasi dalam pendidikan terutama evaluasi

pilihan ganda. Penulis ingin melakukan penulisan lebih lanjut tentang kelebihan

dan kekurangan evaluasi pilihan ganda dan pengaruhnya terhadap mental belajar

8Pengertian dan Konsep Penilaian, Evaluasi, dan Assessment. Diunduh tanggal 30 Maret

2012 dari http://faesalsabilla.blogspot.com/

Page 6: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

6

anak didik. Agar penulisan ini mudah dicerna, dapat dipahami dengan mudah dan

bekesinambungan maka Penulis merumuskannya dalam judul “PENGARUH

EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

KELAS IV SDK NIAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah adalah segala sesuatu yang membutuhkan penyelesaian. Dengan

kata lain dapat dikatakan bahwa masalah adalah segala sesuatu bertentangan

dengan sesuatu yang lain. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan penyelesaian demi

mencapai tujuan bersama. Dalam kaitan dengan Penulisan ini dan berdasarkan

uraian latar belakang di atas, maka Penulis dapat merumuskan beberapa persoalan

yang menjadi dasar Penulisan ini. Persoalan-persoalan itu antara lain:

1. Apa itu evaluasi pendidikan?

2. Kelebihan dan kekurangan evaluasi pendidikan terutama pilihan ganda?

3. Pengaruh evaluasi pendidikan terutama pilihan ganda terhadap mental belajar

siswa.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan adalah segala sesuatu yang ingin dicapai. Dengan kata lain tujuan

adalah impian atau segala sesuatu yang berada jauh di depan yang akan dicapai.

Berdasakan pengertian di atas maka Penulisan ini pun mempunyai tujuan yang

ingin dicapai. Tujuan yang dimaksud antara lain:

Page 7: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

7

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari Penulisan ini yakni:

1. Meningkatkan kemampuan belajar siswa melalui evaluasi.

2. Memotivasi siswa untuk terus mempersiapkan masa depannya melalui

pembelajaran.

1.3.2 Tujuan Khusus

Meningkatkan kemampuan Penulis dan pembaca tentang beberapa hal

sebagai berikut: 1). Evaluasi pendidikan pada umumnya, 2). Kekurangan dan

kelebihan penilaian pendidikan terutama bentuk soal pilihan ganda, 3). Pengaruh

evaluasi pilihan ganda terhadap mental belajar siswa. 4). Tujuan ini juga

dimaksudkan sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi Penulis untuk

memperoleh Gelar Sarjana Agama pada Sekolah Tinggi Pastoral Santo Petrus

Keuskupan Atambua.

1.4 Kegunaan Penulisan

1.4.1 Bagi Civitas Akademika

Penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi yang dapat

digunakan untuk melakukan Penulisan lebih lanjut terutama tentang peranan

evaluasi dalam bidang pendidikan.

1.4.2 Bagi Guru

Agar guru mengetahui seberapa pentingnya evaluasi dalam pembelajaran

terutama dalam usaha untuk mempersiapkan anak didik demi masa depannya.

Page 8: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

8

1.4.3 Bagi Siswa

Agar siswa dapat memahami bahwa evaluasi adalah salah satu cara untuk

mengukur kemampuannya selama proses pembelajaran.

1.4.4 Bagi Penulis

Dengan melakukan Penulisan tentang pengaruh evaluasi pilihan ganda

terhadap mental belajar siswa maka Penulis menyadari bahwa evaluasi

mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran terutama dapat digunakan

untuk mengukur kemampuan siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

1.5 Metode Penulisan

1.5.1. Penelitian Pustaka

Penelitian pustaka dilakukan dengan menghimpun sumber-sumber buku

yang berhubungan dengan skripsi ini. Penulis berusaha mengumpulkan berbagai

sumber buku yang berkaitan dengan tulisan ini dan mengulasnya menjadi sebuah

tulisan ilmiah

1.5.2. Penelitian Lapangan

Setelah penulis melakukan penelitian pustaka, selanjutnya Penulis

mengkaji tulisan ini dalam kehidupan praksis di lapangan khususnya di lokasi

yang telah ditentukan. Penulis menyebarkan angket dan diisi oleh para responden.

Selanjutnya angket dianalisa dan diinterpretasi berdasarkan skala persentase.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab. Bab pertama berupa

pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan

Page 9: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

9

penulisan, kegunaan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab

dua berbicara tentang evaluasi pendidikan dan pengaruh pilihan ganda terhadap

mental belajar siswa dan terdiri dari evaluasi, karakteristik dan fungsi evaluasi,

prinsip-prinsip evaluasi, syarat dan tujuan evaluasi, tahap–tahap evaluasi,

pengaruh evaluasi pilihan ganda terhadap mental belajar siswa, evaluasi pilihan

ganda, aturan penyusunan soal pilihan ganda, kelebihan dan kelemahan tes pilihan

ganda, mental belajar siswa, kondisi belajar dan faktor yang mempengaruhinya.

Bab tiga menguraikan tentang gambaran umum tentang Sekolah Dasar Katolik

Nian. bab ini terdiri dari sejarah singkat berdirinya SDK Nian, kepanitiaan awal,

peresmian, keadaan siswa dan guru pada awal berdirinya SDK Nian, keadaan

siswa, guru dan kegiatan pada saat sekarang, kelulusan siswa pada tahun terakhir,

gambaran siswa dari kelas satu sampai dengan kelas enam, perincian siswa atas

jenis kelamin, perincian siswa menurut agama, keadaan guru pada saat sekarang,

visi, misi dan tujuan sekolah, letak, luas dan keadaan alam SDK St. Petrus

Kanisius Nian. Bab empat merupakan analisa dan interpretasi data, hambatan,

solusi serta upaya mengatasi pengaruh evaluasi pilihan ganda terhadap mental

belajar siswa kelas IV SDK Nian. Bab ini berbicara tentang, gambaran tentang

responden, laporan penulisan dan penyajian data, analisa dan interpretasi data

kuesioner, analisa dan interpretasi data wawancara, hambatan, penyebab, solusi,

dan upaya perencanaan ke pengaruh evaluasi pilihan ganda terhadap mental

belajar siswa kelas IV SDK Nian. Dan bab lima merupakan penutup yang berisi

kesimpulan dan saran.

Page 10: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

10

BAB II

EVALUASI PENDIDIKAN DAN PENGARUH PILIHAN GANDA

TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

2.1. Evaluasi

Evaluasi dalam pembelajaran mempunyai beberapa arti yang berbeda.

Berikut ini beberapa arti evaluasi yang secara umum dapat diterima:

Menurut Adi Suryanto evaluasi berarti:

“Penilaian keseluruhan program pendidikan mulai dari perencanaan

program suatu substansi pendidikan termasuk kurikulum, pelaksanaan, pengadaan, dan peningkatan kemampuan guru, manajemen pendidikan

dan reformasi pendidikan secara keseluruhan”.9

Lebih jauh ia mengatakan bahwa evaluasi dalam arti penilaian berarti

suatu kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektivan suatu sistem

pendidikan secara keseluruhan.

Dari pendapat Suryanto di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan evaluasi bukan hanya dalam arti untuk mengukur sejauh mana siswa

memahami materi yang disampaikan tetapi lebih dari itu meliputi semua unsur

pendidikan yakni kurikulum, pelaksanaan, peningkatan kemampuan guru dan

manajemen pendidikan. Evaluasi bukan hanya untuk mengukur kemampuan siswa

melainkan meliputi semua unsur yang terdapat dalam pendidikan yakni

kemampuan guru, kurikulum dan proses penyampaian materi kepada siswa. Bila

kurikulum yang disiapkan tepat, relevan dan baik maka hasilnya juga akan baik.

Sebab kurikulum merupakan standar untuk mengukur perincian selanjutnya yakni

pada saat pelaksanaan. Perlu diperhatikan bahwa baik kurikulum maupun

9 Adi Suryanto, Op. Cit., hlm.18

Page 11: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

11

pelaksanaannya keduanya saling berkaitan erat. Artinya bahwa kurikulum yang

baik harus dilaksanakan dengan baik pula. Sebab jika kurikulumnya baik tetapi

pelaksanaannya acuh tak acuh, salah dan tidak sesuai dengan yang semestinya

maka hasil yang ingin dicapai pun tidak akan tercapai atau mungkin tercapai

tetapi tidak sesuai yang diharapkan.

Tyeler dalam bukunya Suryanto mengatakan bahwa evaluasi merupakan

“proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah dicapai.10

Di sini Tyeler melihat evaluasi sebagai suatu proses untuk mengetahui

atau menentukan sudah sejauh mana tujuan dari pendidikan dicapai. Dengan kata

lain dapat dikatakan bahwa evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian

tujuan dari pendidikan yakni mencerdaskan peserta didik. Tujuan itu adalah

apakah materi yang disampaikan kepada siswa diterima atau tidak? Dipahami atau

tidak? Selain itu sebenarnya dalam evaluasi bukan hanya bertujuan pada siswa

dan materi yang diberikan melainkan juga menguji kemampuan guru apakah cara

guru menyampaikan materi kepada siswa berhasil atau tidak? Jadi dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi bukan saja menguji siswa dalam

menguasai materi dari guru melainkan juga menguji kemampuan guru dalam

memberikan materi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam evaluasi guru

juga menguji diri apakah guru mampu memberikan materi dengan baik dan

dipahami atau tidak?

10Ibid.

Page 12: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

12

Selain itu, Hamalik dalam bukunya mendefenisikan evaluasi sebagai

“Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengelolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”.11

Hamalik melihat evaluasi sebagai usaha mengumpulkan data kemudian

diolah, ditafsir dan timbang dengan maksud untuk mengetahui hasil belajar

peserta didik. Data yang dimaksud dalam hal ini adalah keseluruhan proses belajar

mengajar terutama penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan oleh

guru. Data atau materi yang telah diperoleh kemudian diuji untuk mengetahui

kemampuan siswa dan pada akhirnya menentukan tafsiran berdasarkan hasil tes,

serta menemukan solusi-solusi atas kegagalan-kegagalan yang terjadi baik yang

disebabkan oleh guru, cara penyampaian materi maupun oleh siswa itu sendiri.

Dengan demikian segala kegagalan yang terjadi dapat diperbaiki pada tahap-tahap

berikutnya.

Asep Herry Hermawan dalam bukunya Pembelajaran Terpadu

mengatakan bahwa evaluasi adalah “program penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran yang telah

dilakukan”.12 Hal yang sama ditekankan oleh Ad. Rooijakkers. Dalam bukunya ia

mendefenisikan evaluasi sebagai “cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh

mana sasaran belajar atau suatu rangkaian pembelajaran dapat tercapai”.13

11 Oemar Hamalik, Op, Cit., hlm. 159 12 Asep Herry Hermawan, Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional, 2008), hlm 54 13 Ad. Rooijakkers, Mengajar Dengan Sukses, (Jakarata: PT. Gramedia Widiasarana

Indonesis. 2005), hlm. 141

Page 13: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

13

Sementara menurut Cross dalam Sukardi mengatakan bahwa evaluasi

merupakan “proses yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah

dicapai”.14 Sukardi sendiri melihat evaluasi sebagai “proses penilaian

pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar”. 15

Dari pernyataan-pernyataan di atas secara umum disimpulkan bahwa

evaluasi adalah usaha atau proses yang sengaja dibuat oleh lembaga pendidikan

dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, kurikulum,

pelaksanaan, peningkatan kemampuan guru dan manajemen pendidikan.

2.1.1. Karakteristik Dan Fungsi Evaluasi

2.1.1.1. Karakteristik Evaluasi

Pada umumnya karakteristik dimengerti sebagai ciri khas yang dimiliki

oleh sesuatu atau seseorang. Ciri khas atau kekhasan yang sama terdapat dalam

evaluasi dalam pembelajaran.

Oleh karena itu kegiatan evaluasi dalam proses belajar mengajar

mempunyai beberapa karakteristik yang penting. Karakteristik-karakteristik itu

antara lain:16

1. Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi; artinya

guru melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa yang tidak nampak,

misalnya guru dapat menafsir melalui beberapa aspek penting melalui

penampilan, keterampilan, dan atau reaksi mereka terhadap suatu stimulasi

yang diberikan secara terencana. Penampilan yang dimaksud antara lain cara

14 H. M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 1 15Ibid. 16Ibid., hlm. 3-4

Page 14: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

14

berbusana, gerak-gerik pembawaan dan pergaulan. Sementara keterampilan

yang menjadi penilaian yakni kemampuan untuk menyampaikan segala

sesuatu secara baik dan benar, mudah dipahami dan menggunakan pilihan kata

yang tepat, dapat mengungkapkan ide-ide atau pendapat dengan kata-kata

yang baik dan juga kemampuan untuk mempraktekan teori yang diperoleh.

2. Lebih bersifat tidak lengkap; artinya apa yang dievaluasi hanya sebatas apa

yang ditanyakan oleh guru secara terencana. Evaluasi seperti ini tidak atau

kurang memberi kemungkinan bagi guru untuk berkreasi dalam menilai diri

siswa. Jika siswa memiliki angka dibawah standar kelulusan maka ia

dinyatakan tidak lulus.

3. Mempunyai sifat bermakna relatif; artinya apa yang dievaluasi oleh guru

tergantung pada tolok ukur yang digunakan oleh guru. Penilaian semacam ini

memberi peluang kepada guru agar menggunakan hak otonominya. Artinya

tentu ada siswa yang pintar tetapi bisa dinyatakan tidak berhasil dan

sebaliknya karena nilai yang diberikan tidak terikat pada hasil yang diperoleh

saat ujian tetapi faktor-faktor lain bisa dapat membantunya, atau dapat

menentukan hasilnya.

2.1.1.2 . Fungsi Evaluasi

H. M. Sukardi dalam bukunya Evaluasi Pendidikan mengemukakan

beberapa fungsi dari evaluasi antara lain:(a). Sebagai alat guna mengetahui

apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan

yang telah diberikan oleh guru. Penguasaan terhadap pengetahuan artinya dapat

menyebutkan, menghafal, dan menjelaskan apa yang telah dipelajari secara benar,

Page 15: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

15

tepat, dan memuaskan. Sedangkan penguasaan nilai-nilai yang dimaksudkan

disini yaitu bahwa apa yang telah dipelajari menyangkut sikap hidup, tutur kata,

dan perbuatan senantiasa dapat dipertanggung jawabkan karena sesuai dengan

norma agama, norma sosial kemasyarakatan, dan tata hidup dalam kebersamaan.

Sedangkan ketrampilan yang dimaksudkan disini berkaitan erat dengan cara

mempersiapkan fasilitas untuk kepentingan bersama secara baik dan

menyenangkan banyak orang. Mereka yang terampil biasa mencerna dan

mengaplikasikan pengetahuan atau apa yang dipelajari melalui lukisan-lukisan,

kiasan-kiasan, dan bagaimana menata fasilitas-fasilitas yang dimiliki untuk

kehidupan.(b). Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam

melakukan kegiatan belajar, (c). Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam

kegiatan belajar,(d). Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang

bersumber dari siswa, (e). Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar

siswa,(f). Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua

siswa.17

Selain itu, Oemar Hamalik dalam bukunya mengemukakan beberapa

fungsi dari evaluasi yakni:(a). Untuk diagnosa dan pengembangan. Hasil evaluasi

menggambarkan kemajuan, kegagalan dan kesulitan masing-masing siswa.

Berdasarakan hasil data yang diperoleh dari hasil evaluasi selanjutnya didiagnosa

jenis kesulitan apa yang dialami oleh siswa, dan selanjutnya dapat dicarikan

alternatif cara mengatasinya melalui proses bimbingan dan perbaikan,(b). Untuk

Seleksi. Hasil evaluasi dapat digunakan dalam rangka menyeleksi calon siswa

17Ibid., hlm. 4

Page 16: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

16

baru atau untuk mengetahui siswa yang berprestasi, (c). Untuk Kenaikan Kelas.

Hasil evaluasi digunakan untuk menetapkan siswa mana yang memenuhi rangking

atau ukuran yang ditetapkan untuk kenaikan kelas, (d). Untuk Penempatan. Para

lulusan yang ingin bekerja pada suatu instansi atau perusahaan perlu menyiapkan

transkrip program studi yang telah ditempuh, yang juga memuat hasil-hasil

evaluasi belajar.18

Sementara itu, Gronlund dan Linn dalam bukunya Adi Suryanto

mengatakan bahwa “evaluasi berfungsi sebagai alat monitor yang berfungsi untuk

memonitoring proses belajar”.19

Fungsi evaluasi, antara lain: (a). Fungsi Kurikuler ; yaitu sebagai alat pengukur

ketercapaian tujuan mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang ditetapkan untuk

diajarkan di sekolah ditentukan tujuan yang hendak dicapai. Mata pelajaran

tersebut diyakini bahwa setelah siswa mempelajari dalam jangka waktu tertentu

akan membuat siswa memiliki pengetahuan sikap dan keterampilan demi

kehidupan bersama orang lain. (b). Fungsi Instruksional; yaitu sebagai alat ukur

ketercapaian tujuan proses belajar mengajar. Setiap proses pembelajaran

mempunyai tujuan yang hendak dicapai sebagai dukungan atas mata pelajaran

yang sudah dicantumkan dalam kurikulum. Proses pembelajaran biasanya

berlangsung selama satu semester dan sekitar minimal 18 kali tatap muka. Bila 18

kali tatap muka dan setiap kali tatap muka mempunyai tujuan yang harus dicapai

maka itu berarti terdapat juga 18 tujuan untuk mendukung ketercapaian tujuan

mata pelajaran. (c). Fungsi Diagnostik; untuk mengetahui kelemahan siswa,

18 Oemar Hamalik, Op, Cit., hlm. 159 19 Adi Suryanto, Op, Cit., hlm. 34

Page 17: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

17

penyembuhan atau penyelesaian berbagai kesulitan belajar siswa. Dalam

pembelajaran banyak siswa mengalami berbagai kesulitan dan karena itu

dibuatkan diagnosa untuk mengetahui apa saja penyebab permasalahan dan

bagaimana mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. (d). Fungsi

Placement; yaitu sebagai penempatan siswa sesuai dengan bakat dan minatnya,

serta kemampuannya. Dalam menempatkan siswa dalam kelompok tertentu

dibutuhkan juga bakat dan minat yang dimiliki sehingga tidak menjadi beban bagi

siswa. (e). Fungsi Administratif BP; yaitu pendataan berbagai permasalahan yang

dihadapi siswa dan alternatif bimbingan dan penyuluhannya.20

Hal yang sama ditekankan oleh Eko Putro Widoyoko dalam bukunya. Ia

mengemukakan beberapa fungsi dari evaluasi pembelajaran, yaitu: (a). Remedial,

artinya bahwa melalui evaluasi siswa dapat memperbaiki kesalahan atau

memperbaiki nilai yang belum tuntas. Hal ini mengandaikan bahwa pada tahap

remedial ini seorang siswa dapat benar-benar mempersiapkan diri dengan baik

sehingga ia memperoleh nilai yang baik. (b). Umpan balik, artinya bahwa melalui

evaluasi siswa diberi rangsang untuk kembali mengingat materi-materi yang telah

diberi sehingga materi tersebut tidak hanya diingat pada saat sedang terjadi proses

belajar melainkan dapat memamahami secara benar demi kehidupannnya kelak.

(c). Memotivasi dan membimbing anak, artinya melalui evaluasi diharapkan

memberikan motivasi kepada siswa sekaligus membimbingnya agar siswa terus

giat dalam belajar. Untuk itu perlu disiapkan rangsangan atau motivasi bukan

hanya sebatas pemberian nilai melainkan lebih dari itu guru menyiapkan hadiah

20Ibid.

Page 18: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

18

atau penghargaan bagi siswa yang memenuhi target dalam percapaian nilai. Bila

hal ini diperhatikan maka siswa akan berusaha untuk terus belajar. (d). Perbaikan

kurikulum dan program pendidikan, ini berarti bahwa evaluasi harus dilihat secara

keseluruhan yang meliputi seluruh aspek penting terutama kurikulum dan

program pendidikan. Artinya kalau hasil belajar di kelas tidak mencapai apa yang

diharapkan maka mereka yang berwewenang terkait penyusunan kurikulum perlu

mengadakan evaluasi demi perbaikan mutu pendidikan di masa akan datang. e).

Pengembangan ilmu, artinya melalui evaluasi diharapkan agar ilmu yang

diperoleh dikembangkan dengan demikian siswa tidak hanya mendapat materi

hanya sebatas di kelas tetapi dapat dikembangkan di lingkungan demi

kehidupnanya kelak.21

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses evaluasi yang

dilakukan berfungsi sebagai alat untuk mengetahui kemampuan belajar siswa,

untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi yang diperoleh,

untuk mengukur kualitas guru dalam memberikan materi, sistem atau managemen

pendidikan dalam lembaga pendidikan dan kurikulum yang berlaku.

2.1.2 Prinsip-Prinsip Evaluasi

Ada beberapa prinsip dalam evaluasi menurut para ahli seperti:

1. Menurut Asep Herry Hermawan

Menurutnya ada beberapa prinsip dalam evaluasi. Prinsip-prinsip yang

dimaksud adalah: Pertama: Prinsip komprehensif dan integral yaitu: Prinsip

21Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2011), hlm. 12

Page 19: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

19

ini menunjukkan pada betapa pentingnya cakupan yang luas dari alat ukur

yang digunakan, sesuai dengan materi pelajaran. Cakupan itu bukan semata-

mata dilihat dari luas materi yang diujikan, tetapi juga domain (aspek) yang

diukur. Komprehensif berarti evaluasi yang dilakukan harus menyeluruh yang

mencakup seluruh aspek dari pendidikan termasuk pada materi, pembentukan

karakter dan mental siswa. Sementara integral berarti bahwa evaluasi yang

dilakukan secara menyeluruh tetapi harus tetap dalam satu kesatuan, artinya

seluruhnya satu. Seluruh aspek diuji tetapi tetap satu yakni sesuai dengan

materi dan kurikulum yang berlaku. Kedua: Prinsip Berkesinambungan:

Evaluasi yang baik bukanlah dilakukan pada awal dan akhir suatu kegiatan

saja atau sesuatu bersifat sewaktu atau momentum, melainkan hendaklah

dilakukan secara terus menerus. Evaluasi yang dilakukan secara tidak

kontinyu, kurang dapat merekam semua keadaan dalam proses belajar

mengajar, sehingga hasil evaluasi itu belum dapat menggambarkan hasil

belajar secara keseluruhan. Ini berarti bahwa proses evaluasi tidak boleh

dilihat atau hanya terjadi pada awal atau akhir dari materi yang disediakan

selama kurun waktu tertentu tetapi harus berjalan terus menerus artinya ketika

sedang terjadi proses belajar di sana harus ada evaluasi juga yang meliputi

cara siswa menyimak atau menerima materi. Dengan demikian siswa tidak

hanya mempersiapkan diri pada saat awal atau hendak mengikuti ujian nanti

melainkan selalu membekali diri. Ketiga:Prinsip Objektif: Hasil belajar yang

terkumpul dengan menggunakan alat ukur selanjutnya ditafsirkan dengan jelas

dan tegas, serta tidak memihak. Artinya, gambaran hasil belajar itu tidak

Page 20: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

20

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar hasil yang dicapai siswa.

Hendaknya ada patokan atau norma yang jelas dengan klasifikasi yang tegas,

sehingga apa yang didapat siswa itu akan menjamin ketepatan kecakapan

siswa yang sebenarnya.22

Sementara itu, menurut Mathews dalam Herry Hermawan

mengemukakan beberapa prinsip umum dalam evaluasi yaitu: (a). Berbasis

pada kerja siswa, artinya bahwa evaluasi yang dilakukan harus berdasarkan

pada yang telah dipelajari dan harus didasarkan pada lemabaran kerja

siswa,(b). Melibatkan siswa dalam proses evaluasi, dalam proses

pembelajaran ada siswa dan guru. Yang dievaluasi bukanlah materinya

melainkan siswa karena itu siswa menjadi perhatian utama dan mau tidak mau

siswa harus ada. Tidak ada evaluasi tanpa siswa. Maka itu siswa harus ada dan

melibatkan siswa dalam proses evaluasi belajar. Siswa dievaluasi apakah

memahami materi atau tidak, (c). Memberikan perhatian pula pada refleksi

diri siswa, artinya bahwa dalam proses evaluasi harus melibatkan kemampuan

atau memberikan pertanyaan yang mana melalui pertanyaan itu menunjukan

refleksinya tentang proses belajar mengajar. (d). Adanya umpan balik untuk

mengembangkan baik individu maupun sosial siswa. Umpan balik yang

dimaksud adalah memberikan rangsangan kepada siswa untuk meningkatkan

pengetahuan. Melalui proses evaluasi diharapkan memberikan umpan balik

atau tanggapan balik terhadap pertanyaan yang diberikan. Dengan demikian

siswa semakin berkembang baik secara pribadi maupun mengembangkan

22 Asep Herry Hermawan, Op, Cit., hlm. 55

Page 21: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

21

lingkungan sosial. (e). Bersifat multidemensional, konprehensif, dan

sistematis. Artinya suatu evaluasi yang baik harus bersifat menyeluruh dan

sistematis.23

2. Menurut H. M. Sukardi

Ada beberapa prinsip dalam evaluasi menurut Sukardi yakni: (a).

Harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan, (b). Sebaiknya

dilaksankana secara komprehensif, (c). Diselenggarakan dalam proses yang

kooperatif antara guru dan peserta didik, (d). Bersifat kesinambungan, (e).

Harus mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.24

Prinsip-prinsip yang sama dikemukakan oleh Slamet dalam Sukardi

yakni: (a). Terpadu, (b). Menganut cara belajar siswa aktif, (c). Bersifat

kontinyu, (d). Koherensi dengan tujuan, (e). Menyeluruh, (f). Obyektif, dan

(g). Pedagogis.25

Dari kedua pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya

prinsip utama dari sebuah evaluasi harus dilaksanakan secara terus menerus,

menyeluruh, berdasarkan pada materi dan hasil kerja siswa serta mengandung

nilai-nilai pendidikan. Artinya bahwa dalam setiap evaluasi seorang siswa

harus merasakan suatu kemajuan atau perubahan ke arah yang lebih baik, baik

dalam ilmu, karakter, maupun kemandirian dalam meyelesaikan suatu msalah.

23Ibid. 24 H. M. Sukardi, Op, Cit., hlm. 5 25Ibid.

Page 22: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

22

3. Menurut Ngalim Purwanto

Menurutnya ada beberapa prinsip dalam evaluasi yakni:

1. Evaluasi yang baik berpijak pada tujuan yang jelas

Perumusan tujuan yang jelas dan mendapat prioritas, akan dapat

membantu terwujudnya evaluasi kegiatan belajar yang baik. Tujuan itu

hendaklah terjabar dengan baik, jelas dan mudah diukur atau dinilai,

sehingga dapat memberi bimbingan dalam menyusun alat ukur yang tepat.

Tujuan di sini berarti arah yang ingin dicapai. Dengan demikian sebuah

evaluasi harus mencapai apa yang ingin dicapai. Dalam hal ini siswa

bukan hanya berhasil menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh

guru melainkan mencapai apa yang benar-benar menjadi tujuan utama dari

pendidikan yang memperoleh pengetahuan yang benar, cerdas dan

berwawasan luas.

2. Evaluasi yang baik menggunakan alat ukur yang ganda

Tidak ada alat penilaian tunggal yang dapat menilai semua

kemajuan siswa dalam belajar. Untuk menilai pengetahuan dapat

digunakan tes dalam bentuk true false: tetapi bentuk ini tidak baik

digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman, keterampilan berpikir

atau perubahan sikap siswa. Untuk yang terakhir itu, guru hendaklah

mencari atau menyusun alat ukur lain yang lebih cocok.

Oleh karena itu, gunakan bermacam-macam tipe alat ukur atau alat

penilaian, sehingga dapat merangkum semua yang dibutuhkan sesuai

dengan keadaan siswa yang sesungguhnya. Artinya bahwa dalam

Page 23: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

23

melakukan suatu evaluasi segala sesuatu yang berhubungan dengan

kepribadian dan kehidupan siswa harus diuji, bukan hanya intelektualnya

dalam hal ini siswa mengingat atau menghafal materi dan menjawab

pertanyaan guru tetapi juga logikanya dalam memecahkan masalah, dan

yang berkaitan dengan pengembangan minat atau bakatnya. Untuk itu

dalam suatu evaluasi harus memperhatikan seluruh aspek itu. Dengan

demikian yang berkembang bukannya saja salah satu aspek dalam diri

siswa melainkan diri siswa seutuhnya.

3. Evaluasi yang baik hendaknya dilakukan oleh suatu tim

Cara ini dapat mengurangi beberapa subjektivitas yang mungkin

timbul dibanding dengan apabila penilaian itu dilakukan oleh satu orang

saja. Hal ini dimaksud agar penilaian yang diberikan benar-benar obyektif

artinya didasarkan pada satuan pendidikan yang sedang berlangsung dan

mencakup seluruh materi yang diajarkan. Sebab andai evaluasi hanya

dilakukan oleh seseorang maka bahayanya bahwa ada hal-hal tertentu

yang berkaitan dengan aspek-aspek lain dalam diri siswa kurang

diperhatikan dan tidak menutup kemungkinan aspek subyektif akan sangat

menonjol.

4. Evaluasi bukanlah tujuan, melainkan adalah cara untuk mencapai suatu

tujuan.

Banyak kesalahan yang mungkin terjadi pada alat penilaian yang

dipakai. Kesalahan pertama akan ada pada waktu menyusun instrument.

Kesalahan lain terletak pada betulkah yang diuji telah mencakup semua

Page 24: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

24

aspek ataukah aspek-aspek yang dimunculkan itu telah mewakili keadaan

yang sebenarnya?

Mengingat kelemahan-kelemahan mungkin terjadi, baik pada alat

ukur maupun aspek yang dinilai, maka hendaklah di pandang bahwa

penilaian itu adalah untuk menyediakan informasi tentang siswa yang

digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan.26

Ini berarti bahwa evaluasi bukanlah tujuan yang ingin dicapai pada

akhir dari suatu mata pelajaran melainkan evaluasi digunakan untuk

mencapai apa yang diharapkan dari pendidikan itu sendiri. Di sini evaluasi

harus dilihat sebagai jalan untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu

sendiri.

4. Menurut Anas Sudijono

Evaluasi memiliki beberapa prinsip-prinsip, yaitu sebagai berikut:27 (a).

Keterpaduan: Evaluasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara

tujuan intruksional pengajaran, materi pembelajaran, dan metode pengajaran,

(b). Keterlibatan peserta didik: Prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak,

karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif, tetapi

kebutuhan mutlak, (c). Koherensi: Evaluasi harus berkaitan dengan materi

pengajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan aspek kemampuan peserta

26Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 3

27AnasSudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan,( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),

hlm. 8

Page 25: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

25

didik yang hendak diukur, (d). Pedagogis: Perlu adanya tool penilaian dari

aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada

akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa, (e).

Akuntabel: Hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan

pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa,

sekolah, dan lainnya.

2.1.3.Syarat Dan Tujuan Evaluasi

2.1.3.1 Syarat Evaluasi

Oemar Hamalik dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran

mengemukakan beberapa syarat umum dalam evaluasi. Syarat-syarat yang

dimaksud seperti:28

1. Memiliki validitas; artinya penilaian harus benar-benar mengukur apa yang

hendak diukur. Misalnya, tes intelegensi, validitasnya dapat diperkirakan

dengan kriteria lain, yakni dengan ukuran yang diperkirakan oleh guru.

Misalnya ia telah lama bergaul dengan si siswa. Apabila antara hasil tes

dengan pendapat guru tidak seberapa berbeda, maka dapat dikatakan bahwa

tes itu mempunyai validitas yang tinggi.

2. Mempunyai reliabilitis; artinya siswa yang di tes mendapat nilai yang sama

bila dites kembali dengan alat uji yang sama. Dan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk mengetahui besar kecilnya reliabilitas suatu tes ialah dengan

cara mengulang kembali tes (test-retest).

28 Oemar Hamalik, Op, Cit., hlm. 157

Page 26: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

26

3. Objektivitas; artinya alat yang digunakan dalam evaluasi harus benar-benar

mengukur apa yang diukur, tanpa adanya interpretasi yang tidak ada

hubungannya dengan alat evaluasi itu. Guru harus menilai siswa dengan

kriteria yang sama bagi setiap pekerjaan tanpa membedakan antara siswa A

dan siswa B.

4. Efesiansi; artinya alat evaluasi sedapat mungkin dipergunakan tanpa

membuang waktu dan uang yang banyak. Dengan kata lain dikatakan bahwa

alat evaluasi diharapkan dapat digunakan dengan sedikit biaya dan usaha yang

sedikit, dalam waktu yang singkat dan hasil yang memuaskan. Dan efesiansi

dapat dicapai dengan cara : Pertama: si penilai mampu memilih alat yang

tepat untuk tujuan yang ingin dicapai, kedua: penilai dapat

mempertimbangkan perlu tidaknya mempergunakan beberapa macam alat

penilaian, dan ketiga: penilai hanya memperhatikan hal-hal yang berhubungan

dengan tujuan yang ingin dicapai.

5. Kegunaan; artinya alat evaluasi bertujuan untuk mempeoleh keterangan

tentang siswa. Hal ini dimaksud agar guru dapat memberikan bimbingan yang

sebaik-baiknya kepada siswa.

Sementara Sukardi dalam bukunya Evaluasi Pendidikan mengemukakan

beberapa syarat dalam evaluasi yakni: valid, andal, objektif, seimbang,

membedakan, norma, fair, dan praktis.29

Hal yang sama dikatakan oleh H Udin S. Winataputra dalam bukunya

Strategi Belajar Mengajar. Winataputra mengatakan bahwa suatu evaluasi harus

29 H. M. Sukardi,Op, Cit., hlm. 8

Page 27: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

27

memenuhi beberapa kriteria yakni:30(a). Harus berorientasi pada tujuan

pembelajaran. Artinya bahwa evaluasi yang dilakukan harus benar-benar mengacu

pada tujuan pembelajaran yang selama ini terjadi. Artinya yang diuji adalah yang

dipelajari. Dengan demikan evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan dari

pendidikan itu sendiri, (b). Harus berdasar pada pengembangan kegiatan belajar

mengajar, ini berarti bahwa suatu evaluasi harus mampu mengembangkan

kegiatan belajar itu sendiri. (c).Harus memperhatikan waktu yang tersedia, suatu

evaluasi yang baik harus memperhatikan waktu yang pas. Artinya evaluasi yang

dilakukan tidak tergesah-gesah atau tidak terlalu lambat. Waktu untuk suatu

evaluasi harus disediakan tersendiri. Hal ini dimaksud agar siswa sungguh-

sungguh mempersiapkan diri untuk evaluasi tersebut. (d). Harus memungkinkan

ada kegiatan tindak lanjut, artinya bahwa setelah ada evaluasi sangat diharapkan

ada kegiatan lanjutan dalam hal ini meningkatkan kemampuan dan pengetahuan

siswa. Sekaligus sebagai langkah awal untuk mengetahui seberapa jauh

pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diperoleh,(e).

Harus memberikan umpan balik bagi siswa.Umpan balik yang dimaksud bahwa

evaluasi harus memberikan ransangan sekaligus memacunya siswa untuk

mengingat kembali apa yang telah dipelajari dan memahaminya secara

menyeluruh. (f). Harus berdasarkan pada bahasan materi. Suatu evaluasi akan

dikatakan berhasil jika bahan yang dievaluasi didasarkan pada materi yang telah

diperoleh.

30 H. Udin S. Winataputra, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional, 2005), hlm. 68

Page 28: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

28

Selain itu, Adi Suryanto dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran di SD juga

mengemukakan beberapa syarat dalam evaluasi, yakni:31(a). Berorientasi pada

pencapaian kompetensi; artinya harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian

siswa dalam pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam

kurikulum, (b). Valid; artinya dapat mengukur apa yang harus diukur, (c). Adil;

artinya evaluasi yang digunakan harus adil dan sama bagi semua siswa atau

dengan kata lain semua siswa harus memperoleh kesempatan dan perlakuan yang

sama, (d). Objektif; artinya evaluasi harus benar-benar objektif terhadap semua

siswa, (e). Berkesinambungan; artinya evaluasi yang di laksanakan harus

terencana, bertahap, teratur, terus menerus, berkesinambungan untuk memperoleh

informasi hasil belajar dan perkembangan siswa, (f). Menyeluruh; artinya evaluasi

yang dilaksankan harus mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat

dalam kurikulum yang mungkin meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik,

(g). Terbuka; artinya evaluasi harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga

keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, (h).

Bermakna; artinya evaluasi harus bermakna bagi siswa dan pihak-pihak terkait.

2.1.3.2. Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi

dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu :

input, transformasi dan output. Input adalah proses di mana peserta didik yang

telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran.

31 Adi Suryanto, Op, Cit., hlm. 10

Page 29: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

29

Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran

yaitu ; guru, media dan bahan belajar, metode pengajaran, sarana penunjang dan

sistem administrasi. Dengan kata lain transformasi meliputi bahan, media dan

metode yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan output adalah

hasil atau nilai yang dicapai atau dihasilkan dari proses pembelajaran. Dengan

kata lain output berarti hasil akhir yang diperoleh selama proses belajar mengajar.

output inilah yang menentukan apakah suatu proses pendidikan berhasil atau

tidak. Atau dengan kata lain output adalah merupakan penilaian terakhir dari suatu

proses pendidikan.

Menurut Hamalik, ada beberapa tujuan dari evaluasi yakni:32(a).

Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-

tujuan belajar melalui berbagai kegiatan, (b). Memberi informasi yang dapat

digunakan untuk membina kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut, (c).

Memberi informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa,

menetapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatan-kegiatan

perbaikan, (d). Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuan sendiri dan

merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan, (e). Memberikan informasi

tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu

perkembangannya menjadi pribadi yang berkualitas, (f). Memberikan informasi

yang tepat untuk membimbing siswa dalam mengembangkan apa yang dimiliki.

32 Oemar Hamalik, Op, Cit., hlm. 160

Page 30: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

30

Selain itu, Sukardi dalam bukunya mengemukakan beberapa tujuan dari

evaluasi yakni:33(a). Menilai ketercapaian tujuan: Di sini ada keterkaitan antara

tujuan belajar, metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi menentukan

cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi

yang digunakan, (b). Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi:

Pada dasarnya aspek-aspek yang ingin dicapai dalam suatu proses pembelajaran

adalah aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Dan untuk mencapainya guru

memilih sarana evaluasi yang pada umumnya sesuai dengan tipe atau tujuan yang

ingin dicapai. Proses ini akan menjadi lebih mudah dilaksanakan, jika guru

menyatakan tujuan dan merencanakan evaluasi yang berkaitan dengan tujuan

tersebut. (c). Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui:

Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda misalnya; latar belakang

kehidupan keluarga, ekonomi dan mungkin perpecahan dalam keluarga. Hal-hal

ini perlu diketahui oleh guru. Hal ini dimaksud untuk dapat membantu siswa

dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar anak. Dan ini dilakukan dalam

proses evaluasi, (d). Memotivasi Belajar Siswa: Dengan merencanakan secara

sistematis sejak pretes hingga sampai pada postes, guru dapat membangkitkan

semangat belajar siswa untuk tekun belajar secara kontiniu, (e). Menyediakan

informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling: Seringkali terjadi bahwa siswa

meminta guru untuk membantu memecahkan masalah pribadinya (kemampuan,

kualitas pribadi, adaptasi sosial, dan beberapa kemampuan belajar). Pada posisi

demikian, guru perlu mengetahui informasi tentang pribadi siswa untuk kemudian

33 H. M. Sukardi, Op. Cit. hlm. 8-11

Page 31: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

31

dapat mengambil keputusan secara tepat dan benar, (f). Menjadikan hasil evaluasi

sebagai dasar perubahan kurikulum: Evaluasi tidak hanya digunakan untuk

mengevaluasi proses belajar mengajar, secara lebih luas evaluasi juga digunakan

untuk menilai program dan sistem yang ada di lembaga pendidikan. Pengalaman

kerja siswa, analisis, kebutuhan masyarakat dan analisis pekerjaan merupakan

teknik konvensional yang sering digunakan untuk mengubah kurikulum.

Sementara itu menurut Suryanto, evaluasi bertujuan untuk: “meningkatkan

kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan

programnya.

Menurut Sri Anitha W dkk, ada dua tujuan dari evaluasi yakni:34

1. Tujuan Umum yakni: Pertama: Mengukur efektifitas pengajaran dan metode

– metode pengajaran yang telah diterapkan dan dilaksanakan oleh pendidik

serta kegiatan belajar yang telah dilaksanakan peserta didik.

Kedua:Menghimpun data sebagai bukti dan petunjuk terhadap tingkat

kemampuan dan keberhasilan peserta didik mencapai tujuan – tujuan kurikuler

pada proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.

2. Tujuan Khusus yakni: Pertama: Memberikan rangsangan kepada peserta didik

dalam melaksanakan program pendidikan. Kedua: Menemukan faktor – faktor

keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam mengikuti program pendidikan,

sehingga dapat dicarikan solusinya.

34 Sri Anitha W dkk, Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional, 2008), hlm 27

Page 32: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

32

2.1.4 . Tahap–Tahap Evaluasi

Menurut Hamalik ada beberapa tahap dalam evaluasi yaitu:35

1. Persiapan

Pada tahap ini guru menyusun kisi-kisi.

Langkah-langkah penyusunannya adalah:

a. Menetapkan ruang lingkup materi pelajaran yang akan diujikan

berdasarkan pokok bahasan, satuan bahasan atau topik yang telah

ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Program Pembelajran.

b. Merumuskan tujuan pengajaran khusus sesuai dengan tujuan pembelajaran

dalam GBPP

c. Menetapkan jumlah butir soal berdasarkan topik-topik berdasarkan materi

ajar.

d. Mengidentifikasi bentuk-bentuk soal.

e. Menetapkan tingkat proporsi tingkat kesulitan butir-butir soal yang

mengcakup keseluruhan perangkat instrumen penilaian,

2. Penyususnan Alat Ukur

Pada tahap ini guru menentukan alat ukur yang akan digunakan dalam

penilaian.

3. Pelaksanaan

Pada tahap ini pelaksanaan tes dapat dilakukan berdasarkan alat ukur yang

telah ditetapkan dan tentu berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.

35 Oemar Hamalik, Op, Cit., Hlm. 163-170

Page 33: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

33

Secara singkat suatu evaluasi harus memperhatikan dan mengikuti tahap-

tahap dalam suatu evaluasi mulai dengan persiapan awal hingga pada

pelaksanaannya yakni menyiapkan materi yang didasarkan pada bahan yang telah

diajar, merumuskan tujuan dari pengajaran, menetapkan jumlah soal berdasarkan

topik, mengidentifikasi bentuk-bentuk soal, menetapkan tingkat proporsi dan

tingkat kesulitan soal, penyususnan alat ukur dan Pelaksanaan

2.2. Pengaruh Evaluasi Pilihan Ganda Terhadap Mental Belajar Siswa

2.2.1. Evaluasi Pilihan Ganda

Pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes atau alat atau instrumen

yang digunakan dalam proses pendidikan untuk menilai hasil belajar siswa.

Secara kasat mata tes pilihan ganda dilihat gampang tetapi sebenarnya sulit. Hal

ini karena apabila jawaban yang diberikan tidak sesuai pertanyaan maka secara

otomatis akan salah.

Soal-soal dalam tes pilihan ganda (multiple choice) biasanya berupa

pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab dengan memilih salah satu dari

empat atau lima alternatif jawaban yang mengiringi setiap soal artinya pilihan-

pilihan telah disediakan guru untuk dipilih siswa sesuai dengan pernyataan atau

pertanyaannya, sehingga terjadi kesesuaian antara pertanyaan atau pernyataan

yang disajikan dengan jawaban yang dipilih siswa.

Pilihan berganda disajikan dengan teknik tertentu yang memungkinkan

terjadinya kesetaraan antara soal-soal yang disajikan, dengan demikian ketika

dilakukan pemilihan jawaban mana yang sesuai dengan pertanyaan atau

Page 34: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

34

pernyataan, siswa dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang mirip, dengan

demikian perlu adanya seleksi yang ketat dari siswa tersebut. Ketika terjadi proses

pemilihan jawaban yang tepat inilah sebenarnya kompetensi seorang siswa diuji.

Kesanggupan siswa memilih jawaban yang tepat menunjukan ia menguasai

pertanyaan atau pernyataan yang disajikan, artinya ia menguasai suatu kompetensi

tertentu dalam pembelajaran yang diikuti sebelumnya. Jika ini terjadi, sama

artinya dengan siswa tersebut telah mencapai tujuan belajarnya.

2.2.1.1. Aturan Penyusunan Soal Tes Pilihan Ganda

Menurut Rooijakkers ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

membuat soal tes pilihan ganda yakni:

1. Mengusahakan agar pertanyaan atau soal yang dibuat dapat mengukur hal

yang ingin diukur. Artinya jika yang ingin diukur adalah aspek intelektualnya

maka soal yang di susun harus mencakup aspek intelektualnya.

2. Merumuskan pokoknya sesederhana mungkin. Sebagaimana telah dijelaskan

di atas tentang tes pilihan ganda, di mana guru telah menyediakan jawaban-

jawaban yang mirip dan penyusunannya harus melingkupi semua bahan ajar

yang ditentukan maka dalam merumuskan pokok-pokok soal harus diusahakan

agar sesederhana mungkin dan sesuai dengan pokok-pokok bahan ajar yang

telah diajarkan.

3. Mengusahakan agar pertanyaan tidak berupa cerita panjang. Harus dibedakan

antara tes pilihan ganda dan uraian. Tes pilihan ganda berbeda dengan tes

uraian. Tes uraian membutuhkan penjelasan sementara tes pilihan ganda

membutuhkan pilihan yang tentu didasarkan pada jawaban yang telah

Page 35: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

35

disediakan. Karena jawaban telah disediakan maka pertanyaan yang dibuat

harus singkat tetapi mencakupi materi yang diajarkan.

4. Mengusahakan agar hanya ada satu jawaban yang benar. Keistimewaan dari

tes pilihan ganda adalah bahwa pertanyaan yang diberikan sudah disediakan

jawaban. Maka itu jawaban yang disediakan harus satu. Oleh karena itu, siswa

harus mengetahui jawabannya dengan pasti dan benar.

5. Mengusahakan agar hanya satu jawaban yang jelas sehingga siswa dapat

mengerti bahan pelajaran dan dapat memilih dengan benar. Artinya bahwa

jawaban yang disediakan tidak bercampur baur yang nantinya mengacaukan

siswa dalam memilih. Jawaban yang disediakan harus benar-benar pasti dan

tidak mengacaukan.

6. Mengusahakan agar pilihan tidak saling menutupi. Artinya pilihan-pilihan

harus saling berpisah. Maksudnya jawaban yang disediakan tidak tumpang

tindih. Hal ini dimaksud agar siswa dapat menentukan jawaban dengan benar.

7. Dalam ujian pilihan ganda, kalimat ingkar harus digarisbawahi. Artinya

bahwa kunci jawaban yang jawabannya kata pengecualian harus

digarisbawahi. Hal ini dimaksud agar siswa tidak salah pilih.

8. Susunan empat macam pilihan tidak harus merupakan keharusan. Artinya

pilihan yang disediakan guru hanya satu yang benar.

9. Tingkat kesulitan soal dapat dipertinggi dengan menerapkan gabungan

beberapa perubahan.

10. Mengusahakan agar dalam bentuk ujian pilihan ganda terdapat sejumlah soal

yang meliputi semua bahan pelajaran.

Page 36: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

36

11. Mengusahakan agar setiap soal terlepas dari item yang lain.

12. Mengusahakan agar soal yang sama tidak terletak pada tempat yang sama.

2.2.1.2. Kelebihan dan Kelemahan Soal Tes Pilihan Ganda

Tes pilihan ganda menrupakan salah satu bentuk tes yang digunakan

dalam pendidikan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi

yang telah diajarkan. Sebagai salah satu alat ukur, maka tes pilihan ganda

mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.

2.2.1.2.1. Kelebihan Soal Tes Pilihan Ganda

Sebagai suatu bentuk alat tes, kurang lebih ada beberapa kelebihan tes pilihan

berganda seperti:36

1. Test pilihan berganda dapat disusun untuk meneliti secara efektif kemampuan

pelajar untuk membuat tafsiran, melakukan pemilihan, mendiskriminasikan,

menentukan pendapat, menarik kesimpulan.

2. Cara penilaian dapat mudah dan cepat dilakukan serta obyektif.

3. Faktor terkaan (menebak-nebak) dapat dihilangkan atau setidak-tidaknya

dapat dikurangi sampai minimal.

2.2.1.2.2. Kelemahan Soal Tes Pilihan Ganda

Adapun beberapa kelemahan dari tes pilihan ganda yakni: 37

1. Membuat butir soal pilihan ganda yang berkualitas baik cukup sulit

2. Peluang kerja sama antar peserta tes sangat besar.

3. Peserta didik cenderung menerka jika tidak mengetahui jawaban

36 2011. Pengertian dan Konsep Penilaian, Evaluasi, dan Assessment. Diunduh tanggal

30 Maret 2012 dari http://faesalsabilla.blogspot.com/

37Ibid.

Page 37: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

37

4. Kurang mendorong kreativitas ranah cipta dan karsa siswa, karena ia hanya

merasa disuruh berspekulasi, yakni menebak dan menyilang secara untung-

untungan.

5. Sering terdapat dua jawaban (diantara empat atau lima alternatif) yang identik

atau sangat mirip, sehingga terkesan kurang diskriminatif.

6. Sering terdapat satu jawaban yang sangat mencolok kebenarannya, sehingga

jawaban-jawaban lainnya terlalu gampang untuk ditinggalkan.

2.2.2. Mental Belajar Siswa

2.2.2.1. Belajar

Secara umum belajar dapat dimengerti sebagai suatu proses perubahan

dari hal yang tidak diketahui menjadi tahu. Dalam arti lain belajar dapat dipahami

sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui apa yang belum

diketahuinya.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap kata belajar berarti “berusaha

untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau

tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.38

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan

yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman. Di sini siswa mengalami suatu proses belajar.

Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya

untuk mempelajari bahan ajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan

38 Daryanto S.S, Op, Cit., hlm. 24

Page 38: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

38

menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan,

adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar,

akan kemampuan dirinya.

2.2.2.2. Kondisi Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya

Di dalam proses pembelajaran guru atau pendidik sangat berperan penting

dalam mendidik, mengajar bahkan mengawasi peserta didik dalam menjalankan

proses kegiatan pembelajaran. Guru harus bisa mengetahui karakteristik masing-

masing siswa, agar tujuan kegiatan pembelajaran dapat tercapai secara baik dan

optimal. Disamping itu guru harus mengetahui dan mendalami tentang kondisi

belajar anak serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar anak sebagai

berikut:

2.2.2.2.1.Kondisi Belajar

Kondisi belajar dapat dimengerti sebagai suatu keadaan yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kondisi belajar yang baik akan

mempengaruhi proses dan hasil belajar yang baik, begitu pula sebaliknya.Kondisi

belajar terbagi atas dua, yaitu:39

1. Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada

diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh

seperangkat proses transformasi. Kondisi ini perlu dibina dan digali. Sebab

jika dibiarkan maka kemampuan inipun tidak akan nampak. Dengan kata lain

kondisi internal adalah kemampuan bawaan sejak lahir.

39http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengertian-belajar.html

Page 39: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

39

2. Kondisi Eksternal (eksternal condition) adalah situasi perangsang di luar diri

siswa atau dengan kata lain kemampuan yang diperoleh seseorang dari

lingkungan berkat relasi ataupun karena siswa mengikuti berbagai kegiatan.

Ini berbeda dengan kamampuan bawaan yang sudah ada sejak awal.

Kondisi belajar ini dibagi atas lima kategori belajar sebagai berikut:

1. Keterampilan intelektual (Intellectual Skill)

Kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali

keterampilan- keterampilan bawahan (yang sebelumnya), pembimbing dengan

kata-kata atau alat lainnya, pendemonstrasian penerapan oleh siswa dengan

diberikan balikan, pemberian review. Artinya bahwa untuk mencapai

keterampilan intelektual dibutuhkan alat bantu atau sarana sebagai pendukung

untuk mendukung perkembangn intelektual anak didik.

2. Informasi verbal (Verbal Information)

Kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali konteks

dari informasi yang bermakna, kinerja (performance) dari pengetahuan baru

yang konstruktsi, Yang dimaksud di sini adalah suatu kondisi berupa

informasi yang dibutuhkan sesuai dengan situasi atau kondisi belajar siswa.

Dengan kata lain informasi ini berkaitan erat dengan proses belajar yang

sedang terjadi. Dengan demikian informasi yang diperoleh menjadi sumber

bagi pembelajaran siswa.

3. Strategi kognitif (Cognitive Strategy/problem solving)

Kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali aturan-

aturan dan konsep-konsep yang relevan, penyajian situasi masalah baru yang

Page 40: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

40

berhasil, pendemonstrasian solusi oleh siswa. Ini berarti bahwa perlu ada cara

atau strategi dalam meningkatkan kemampuan siswa. Cara dan strategi ini

sangat penting mengingat kemampuan siswa dapat dipacu tidak hanya dengan

satu cara. Karena itu, seorang pendidik harus pandai dan kreatif dalam

menciptakan cara demi peningkatan kemampuan siswa.

4. Sikap (Attitude)

Kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali

informasi dan keterampilan intelektual yang relevan dengan tindakan pribadi

yang diharapkan. Pembentukan atau pengingatan kembali model manusia

yang dihormati, penguatan tindakan pribadi dengan pengalaman langsung

yang berhasil maupun yang dialami oleh orang lain dengan mengamati orang

yang dihormati.

5. Keterampilan motorik (Motor Skill)

Kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali

rangkaian unsur motorik, pembentukan atau pengingatan kembali kebiasaan-

kebiasaan yang dilaksanakan, pelatihan keterampilan-keterampilan

keseluruahn. Artinya perlu adanya kegiatan-kegiatan ekstra yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan siswa. Kegiatan-kegiatan itu misalnya

pelatihan atau kursus-kursus yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan

atau kemampuan siswa. Dengan demikan siswa tidak hanya disiapkan pada

taraf ilmu pengetahuan melainkan juga pada taraf keterampilan atau

kemampuan lainnya.

Page 41: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

41

2.2.2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran terdapat faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Secara umum faktor-

faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu, faktor internal dan

faktor eksternal. Kedua faktor itu sangat mempengaruhi perkembangan proses

belajar siswa tiap individu. Faktor-faktor itu seperti:40

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam individu

yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini meliputi faktor fisiologis dan

faktor psikologis.

1. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologi ini berhubungan dengan kondisi fisik individu,dan

faktor ini dibedakan menjadi dua macam.Pertama, keadaan tonus jasmani.

Keadaan ini umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar anak, apabila

kondisi fisik sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif dalam

kegiatan belajar anak dan sebaliknya apabila kondisi anak dalam keadaan

kurang baik atau sakit maka prestasinya akan menurun. Dengan demikan

dapat dikatakan bahwa prestasi belajar ini tergantung pada situasi atau

perasaan batin. Kedua, keadaan fungsi jasmani. Selama dalam proses belajar

berlangsung, peran dari pada fungsi fisiologis sangat memengaruhi hasil

40http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html

Page 42: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

42

belajar terutama panca indra. artinya siswa saat pengajaran siswa harus

melibatkan seluruh panca indra.

2. Faktor Psikologis

Faktor ini berhubungan dengan keadaan psikologis seseorang yang

dapat mempengaruhi proses belajar. Terdapat beberapa faktor psikologis yang

utama adalah kecerdasan siswa, motifasi, minat, sikap dan bakat.

1. Kecerdasan (intelegensia) siswa

Kecerdasan ini diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.

Kecerdasan merupakan faktor sangat penting dalam proses belajar siswa

dan menentukan kualitas belajar siswa. Artinya siswa harus mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana siswa berada. Dengan kata

lain siswa harus mampu menciptakan suatu kondisi dan keadaan yang

memungkinkannya untuk merasa nyaman selama proses belajar mengajar

berlangsung.

2. Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keefektifan kegiatan belajar siswa. Ahli psikologi mendefinisikan

motivasi sebagai proses dalam diri individu yang aktif, mendorong,

memberikan arah dan menjaga perilaku. 41

Secara umum motivasi dimengerti sebagai dorongan dari dalam

diri siswa, yang tumbuh dari dalam diri siswa yang memampukan siswa

41 Sardiman N. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2000), hlm. 71

Page 43: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

43

untuk memacunya untuk mencapai prestasi. Motivasi ini merupakan

motor penggerak yang nantinya menghantar siswa untuk meningkatkan

kemampuannya. Tanpa motivasi yang baik maka sia-sialah suatu

perjuangan.

3. Minat

Minat dimengerti sebagai keinginan atau kecenderungan atau

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk mengetahui

sesuatu dan kemauan untuk berkembang. Dengan kata lain minat berarti

rasa ketertarikan. Untuk mencapai sesuatu yang diinginkan hal pertama

yang harus dilakukan adalah merasa memiliki. Hanya dengan rasa

memiliki seseorang akan mempunyai ketertarikan untuk mengerjakan

sesuatu.

4. Sikap

Secara umum sikap dimengerti sebagai cara atau tingkah laku

yang timbul sebagai reaksi atas sesuatu. Selain itu sikap dapat

dimengerti sebagai gejala internal yang berupa kecenderungan untuk

merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang ,

peristiwa, dan lain-lain, baik secara positif maupun negatif. Karena itu

sikap yang baik sangat diperlukan.

5. Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu

komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Setiap orang

Page 44: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

44

telah dikaruniai kemampuan. Oleh karena itu kemampuan-kemampuan

ini perlu dikembangkan.

Bakat juga dimengerti sebagai kemampuan atau talenta yang

diberikan oleh Tuhan. Melalui bakat inilah seseorang dapat

mengembangkan apa yang dimiliki dan mengungkapkan dirinya. Untuk

itu seorang siswa harus mampu mengenal bakatnya dan

mengembangkannya.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri individu yang

dapat mempengaruhi proses belajar. Faktor eksternal dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Lingkungan Sosial

1. Lingkungan sosial sekolah,yang dimaksud dengan lingkungan sosial

sekolah adalah lingkungan di sekitar sekolah seperti: guru, administrasi,

dan teman-teman sekelas. Ketiga lingkungan ini dapat mempengaruhi

proses belajar siswa, hubungan yang harmonis ketiganya juga dapat

menjadi motivasi bagi siswa untuk meningkatkan belajar yang lebih baik

di sekolah. Untuk itu siswa harus mampu menciptakan suatu kondisi yang

nyaman sehingga mendukung siswa dalam meningkatkan prestasi

belajarnya.

2. Lingkungan sosial masyarakat,lingkungan sosial mempunyai pengaruh

penting dan turut menentukan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan

siswa mempunyai waktu dan tinggal di lingkungan. Oleh karena itu, setiap

siswa harus mampu menempatkan diri dengan baik dan menjadikan

Page 45: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

45

lingkungan sebagai salah satu sumber pembelajaran. Siswa dapat

menjadikan lingkungan sebagai tempat untuk belajar.

3. Lingkungan sosial keluarga,keluarga merupakan tempat pertama bagi

siswa untuk belajar. Oleh karena itu hubungan antar anggota keluarga

yang terdiri dari orang tua, anak, kakak, adik yang hubungannya harmonis

akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan sebaik

mungkin. Siswa dapat belajar dari anggota keluarga yang lain demi

meningkatkan prestasinya. Dengan demikian sangat diharapkan agar setiap

anggota menjalin relasi yang harmonis demi memajukan prestasi belajar

anak-anak.

4. Lingkungan Non Sosial.Lingkungan yang terdiri dari: lingkungan alamiah,

faktor instrumental dan materi pelajaran. (a). Lingkungan alamiah, seperti

kondisi udara yang segar dan suasana yang sejuk serta ketenangan dapat

mempengaruhi aktivitas belajar siswa.(b). Faktor instrumental, perangkat

belajar yang terdiri dari hardware seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,

fasilitas belajar dan lain-lain.(c). Faktor materi pelajaran, apa yang di

ajarkan ke siswa hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa.

Begitu juga dengan metode mengajar guru disesuaikan dengan kondisi

perkembangan siswa.

Page 46: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

46

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG SEKOLAH DASAR KATOLIK NIAN

3.1 Sejarah Singkat Berdirinya SDK Nian

Sejarah berkaitan erat dengan semua peristiwa yang benar-benar terjadi

pada masa lampau atau berkaitan erat dengan asal usul.

SDK St. Petrus Kanisius Nian sebagai suautu lembaga pendidikan juga

mempunyai sejarahnya tersendiri. Awalnya wilayah Miomaffo Barat di bagi

menjadi 3 kevetoran yakni kevetoran Naktimun, Kevetoran Noetoko dan

Kevetoran Aplal. Setiap Kevetoran mempunyai sekolahnya sendiri, jumlahnya

sangat terbatas dan letaknya sangat jauh dari jangkauan masyarakat. Lembaga

pendidikan pada saat itu dikenal dengan sebutan sekolah rakyat.

Melihat kondisi ini, Hendrikus Taeki Kune (Vetor Noetoko, saat itu),

mendekati bapak Babi Tefnai (temukung Nian) dan bapak Nikolas Oenunu

(temukung Oemanas, pada saat itu) dan mulai memprakarsai berdirinya sebuah

sekolah rakyat di Nian (wilayah kevetoran Noetoko). Tawaran ini mendapat

sambutan baik dari kedua temukung dan tua-tua adat dari dua suku besar di Nian

yakni Suku Toan dan Suku Bano serta dukungan dari Pastor Paroki Noemuti pada

saat itu, Pater Nikolas Van Ammers, SVD.

Pada tanggal 1 Agustus 1955 berdirilah Sekolah Rakyat (SR) Nian,

dengan nama SR St. Petrus Kanisius Nian. Nama ini diberi sesuai nama Kepala

Sekolah saat itu, bapak Petrus Lopis. Jumlah murid pada saat itu sebanyak 18

orang, jumlah ruang kelas 1 buah dan berlokasi di “Beba”.

Page 47: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

47

Dalam perjalanan dan disebabkan oleh lajunya angka pertumbuhan

penduduk dan pengaruh alam, SR St. Petrus Kanisiu mengalami beberapa kali

perpidahan lokasi yakni pada tahun 1956 berpindah dari Beba ke tengah

perkampungan dengan alasan pada musim hujan para murid mengalami kesulitan

menuju ke sekolah, perpindahan kedua pada tahun 1959 dengan alasan tidak

adanya lapangan agar anak-anak dapat bermain. Di lokasi baru ini SR St. Petrus

Kanisius berubah nama menjadi Sekolah Dasar (SD) akibat perubahan kurikulum

1968 dan di bawah naungan Yayasan Persekolahan Snuna (YAPERNA). Dengan

demikain, berubah nama menjadi SD Katolik St. Petrus Kanisius Nian. Dan pada

tahun 1979 berpindah lagi sekitar 100 meter dari lokasi lama. Pada tanggal 1

Agustus 2005 lalu, SDK Nian telah merayakan pesta emas.

3.1.1. Kepanitiaan Awal

Usaha untuk membangun atau memulai sesuatu yang baru tidaklah mudah

dan gampang. Ini membutuhkan pengorbanan dan perjuangan keras. Harus ada

korban materi, waktu, tenaga dan perasaan. Harkat dan martabat pribadi pun

menjadi taruhannya.

SDK St. Petrus Kanisius memiliki para pencetus sebagai panitian awal. Di

dorong oleh semangat dan cinta akan masa depan anak cucu dan generasi penerus

serta di dukung oleh pemerintah dan masyarakat, panitia awal membuat

perencanaan, pelaksanaan dan pada akhirnya berdirilah sebuah sekolah yang kini

dikenal dengan nama SDK St. Petrus Kanisius di Nian.

Page 48: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

48

3.1.2. Peresmian

Peresmian SDK St. Petrus Kanisius Nian tidak diketahui pada tahun

berapa dan oleh siapa. Hal ini dikarenakan pada waktu itu, masa pemerintahan

masih dalam bentuk kevetoran. SDK Nian lahir dari kebutuhan akan pendidikan

mengingat jarak tempuh yang di tempuh terlalu jauh. Atas dasar pemenuhan

kebutuhan akan pendidikan SDK Nian lahir sebagai suatu pendekat pelayanan.

Hingga pada tahun 1968 beralih dari SR menjadi sebuah sekolah dasar.

3.1.3. Keadaan Siswa dan Guru Pada Awal Berdirinya SDK Nian

3.1.3.1. Keadaan Siswa

Pada awal berdirinya sekolah SDK Nian, muridnya berjumlah 18 orang.

Namun jumlah ini terus bertambah dari tahun ke tahun hingga sekarang.

Walaupun pada awalnya jumlah siswanya sedikit namun tidak mengurangi

kemauan pemerintah, yayasan dan masyarakat untuk tetap mendirikan sekolah ini.

Masyarakat sangat antusias dengan lahirnya sekolah di tengah-tengah kehidupan

mereka. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak usia sekolah yang disekolahkan

di sekolah ini. Keadaan ini membuat pemerintah dan masyarakat berkeyakinan

untuk terus mendirikan sekolah ini untuk mendidik dan membina anak-anak

menjadi anak bangsa dan Gereja yang berpendidikan dan berwawasan luas. Ke 18

murid ini menjadi embrio pertama berdirinya sekolah ini.

3.1.3.2. Keadaan Guru

Sesuai data yang diperoleh tidak dietahui berapa jumlah guru yang

menjadi tenaga pengajar dan pendidik pada saat awal berdirinya SDK St. Petrus

Kanisius Nian. Namun dari data yang diambil, yang menjadi kepala sekolah pada

Page 49: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

49

saat itu adalah bapak Petrus Lopis yang menjabat sebagai kepala sekolah pada

tahun 1955 sampai dengan tahun 1960.

3.2 Keadaan Siswa, Guru Dan Kegiatan Pada Saat Sekarang

Segala sesuatu yang dilakukan atau dikerjakan mempunyai dampak yang

berbeda yakni menuju perkembangan yang lebih baik ataupun sebaliknya

mengalami penurunan tergantung dari cara kerjanya. Keadaan siswa, guru dan

kegiatan pada saat ini selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu-

ke waktu. Kemajuan ini menunjukkan suatu hal positif terutama bagi

perkembangan kehidupan intelektual generasi muda.

3.2.1. Keadaan Siswa Sekarang

Keadaan siswa setiap tahun mengalami peningkatan atau bertambah.

Sampai sekarang jumlah siswa SDK St. Petrus Kanisius Nian berjumlah 189

orang, dengan perincian siswa laki-laki sebanyak 105 orang dan siswa perempuan

sebanyak 84 orang.

3.2.1.1. Kelulusan Siswa pada Tahun Terakhir

Ujian Akhir Nasional merupakan penentu terakhir apakah seorang siswa

benar-benar menguasai apa yang telah dipelajari atau tidak. Selain itu, juga

merupakan ujian bagi para guru apakah berhasil dalam meyampaikan materi

kepada siswa. Berkat usaha, pembinaan pendampingan para guru maka para siswa

dapat berhasil dalam menghadapi ujian nasional.

Persentase kelulusan siswa pada tahun terakhir adalah 100 persen, dengan

jumlah siswa 25 orang. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa baik guru maupun

Page 50: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

50

siswa sama-sama berhasil melaksanakan apa yang diamanatkan dalam kurikulum.

Keberhasilan ini menandakan bahwa guru berhasil menyampaikan materi dan

siswa benar-benar menguasai materi yang diberikan.

3.2.1.2. Gambaran siswa dari kelas I sampai dengan kelas VI42

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Guru Kelas

L P

1 VI 12 13 25 Robertus Selan, A.Ma

2 13 10 23 Theabalda Ivoni Battu, S.Pd.SD

3 16 14 30 Yasintha Olo Bau, A.Ma.Pd.SD

4 8 9 17 Maria Goretti Oenunu, A.Ma.Pd.SD

5 9 8 17 Rosadalima Mauloko, A.Ma

6 13 6 19 Herman Afoan

7 14 6 20 Maria K.K.Kono, A.Ma.Pd.SD

8 9 9 18 Dominikus Funay

9 11 9 20 Florentina Fuka

Jumlah 105 84 189 Orang

Pada tabel data siswa di atas ditemukan bahwa jumlah siswa pada jenjang

kelas yang lebih tinggi mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh beberapa

hal yakni: tahan atau ulang kelas dan pindah sekolah. Dalam usaha untuk

menciptakan generasi muda yang berkualitas tidaklah mudah. Semua komponen

berusaha sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik bagi generasi muda,

namun hal lain yang turut mempengaruhinya adalah kemampuan anak didik yang

berbeda-beda. Hal ini mengungkapkan bahwa perlu ada kerja sama dan

42Sumber data: SDK St. Petrus Kanisius Nian

Page 51: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

51

perjuangan yang sama pula antara pendidik. Siswa dan orang tua untuk mendidik

dan membina generasi penerus yang tidak lain adalah anak didik itu sendiri.

3.2.1.2.1. Perincian Siswa Atas Jenis Kelamin dan Menurut Agama

No Agama Jenis Kelamin

Jumlah Keterangan L P

1 Islam - - -

2 Protestan 2 1 3

3 Katolik 103 83 186

4 Hindu - - -

5 Budha - - -

Jumlah ` 105 84 189

3.2.2. Keadaan Guru pada Saat Sekarang

No Nama/NIP/NUPTK L/P Status

Kepegawaian Pangkat/Golongan

1 Kornelis Naat, S. Pd. SD

19581231 198202 1 104

L PNS Pembina IV/A

2 Robertus Selan, A. Ma. Pd

19601231 198311 1 016

L PNS Pembina IV/A

3 Dominikus Funay

19531008 197402 1 003

L PNS Pembina IV/A

4 Herman Afoan

19521231 197402 1 197

L PNS Pembina IV/A

5 Yasintha Olo Bau, A. Ma. Pd. SD

19660207 199408 2 002

P PNS Penata TK I III/D

6 Daniel Nesi, S. Ag

19710702 200003 1 004

L PNS Penata Muda III/D

Page 52: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

52

7 Theabalda Ivoni Battu, S. Pd. SD

19850608 201001 2 042

P PNS Pengatur Muda II/B

8 Florentina Fuka

NUPTK 2559 7476 5011 0032

P PTT

9 Rosadelima Mua Loko, A. Md

NUPTK 6050 7526 5521 0013

P PTT

10 Maria G. Oenunu, A. Ma. Pd. SD

NUPTK 8743 7606 6221 0082

P Guru Komite

11 Krispina Ika Tafuni, A. Ma. Pd. SD

NUPTK 1258 7596 6221 0023

P Guru Komite

12 Maria I. Tpoi, A. Ma. Pd. SD

NUPTK 0556 7496 5221 0012

P Guru Komite

13 Maria D. E. Kefi, A. Ma. Pd. SD

NUPTK 6540 7586 6221 0003

P Guru Komite

14 Agustinus Laurensius Bere, S. Pd. L Guru Komite

15 Maria Kresensia Kaso Kono Guru Komite

16 Magdalena Neno Mamo P Guru Komite

17 Simon Fatu, S. Pd. SD

19631231 198407 1 051

L PNS Pembina IV/A

18 Donatus Jeharut A. Ma. Pd. SD

19620328 198908 1 002

L PNS Pembina IV/A

Page 53: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

53

3.2.2.1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Visi Sekolah Dasar Katolik St. Petrus Kanisius Nian

“Meningkatnya prestasi, terbinanya kepribadian dan akhlak yang didasari

nilai-nilai luhur sesuai ajaran agama”.

Misi Sekolah Dasar Katolik St. Petrus Kanisius Nian

Untuk mencapai visi di atas, maka Sekolah Dasar Katolik Nian

merumuskan misinya sebagai berikut :

1. Melaksanakan pola pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan

menyenangkan (PAIKEM).

2. Melaksanakan kegiatan remedial/pengayaan/ekstrakurikulum.

3. Menyediakan sarana prasarana belajar yang memadai.

4. Melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan lomba sesuai bakat, minat,dan

potensi siswa.

5. Menata taman sekolah menjadi laboratorium hidup sebagai.sumber

belajar.

6. Mengembangkan ketrampilan siswa dalam kegiatan anyam-menganyam.

7. Menanamkan nilai-nilai ajaran agama katolik melalui pembinaan-

pembinaan rohani dan pembiasaan.

8. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan.

Page 54: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

54

Tujuan Sekolah Dasar Katolik St. Petrus Kanisius Nian

Sebagai aplikasi dari visi dan misi diatas maka tujuan yang diharapkan

akan di capai pada SDK Nian adalah sebagai berikut:

1. Agar siswa dapat secara aktif dalam kegiataan pembelajaraan.

2. Dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan siswa sebagai modal untuk

belajar mandiri, kreatif dan merasa nyaman saat belajar.

3. Dapat membantu siswa untuk belajar mandiri, kreatif dan merasa nyaman saat

belajar.

4. Membantu siswa untuk meraih prestasi, baik akademik maupun non akademik

di tingkat gugus, kecamatan maupun kabupaten.

5. Agar siswa semakin mencintai lingkungannya.

6. Dapat menjadi modal untuk hidup mandiri di kemudian hari.

7. Dapat meningkatkan iman dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

8. Agar sekolah semakin diminati masyarakat.

3.2.2.2. Kegiatan Kurikuler

Kegiataan kurikuler yakni kegiatan belajar mengajar dengan rincian mata

pelajaran seperti agama Katolik, PKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS,

PJOK, SBK, dan Muatan Lokal.

3.2.2.3. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiataan ekstrakurikuler adalah kegiataan di luar jam pembelajaran tatap

muka yang berkaitan dengan mata pelajaran yang telah ditentukan secara

nasional. Kegiatan ekstrakurikuler meliputi pembinaan adventus, APP, BKSN,

Rosario, rekreasi ke tempat wisata, ziarah ke tempat rohani. Kegiataan ini

Page 55: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

55

merupakan pengembangan dari kurikuler. Kedua hal ini sangat berbeda dan tidak

mudah dipisahkan satu sama lain. Keduanya saling mendukung dari

pengembangan kemampuan anak secara integral.

3.3. Letak, Luas dan Keadaan Alam SDK St. Petrus Kanisius Nian

3.3.1. Letak

Secara geografis,Sekolah Dasar Katolik St.Petrus Kanisius Nian terletak di

Desa Nian,Kecamatan Miomaffo Tengah,Kabupaten Timor Tengah Utara,dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ainan

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Noemuti

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bijaepasu

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Oetalus

3.3.2. Luas

Luas Sekolah Dasar Katolik St.Petrus Kanisius Nian adalah 2 Ha.

Luasnya. Sekolah ini memungkinkan pengembangan pembelajaran lebih lanjut.

Cita-cita pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hanya di raih bila

peralatan dan lahan diciptakannya praktik-praktik sebagai sarana penyederhanaan

dan penggunaan teknologi bagi anak-anak. Kedepan anak tidak hanya berteori

saja tetapi hendaknya dikonkritkan dengan praktik untuk menyederhanakan ilmu

yang dipelajari.

Page 56: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

56

3.3.3. Keadaan Alam

Iklim yang terjadi di Desa Nian, sama dengan iklim yang berada pada

Miomaffo tengah, bahkan menyeluruh untuk Pulau Timor yakni iklim Tropis

yang terdiri dari dua musim hujan dan kemarau.

Page 57: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

57

BAB IV

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA, HAMBATAN, SOLUSI SERTA

UPAYA MENGATASI PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA

TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NIAN

4.1. Gambaran Tentang Responden

Jumlah responden dalam tulisan ini adalah 30 orang siswa. Pertanyaan-

pertanyaan angket yang diberikan kepada responden sebanyak 30 orang.

Sedangkan wawancara diberikan kepada 15 informan. Pertanyaan angket

diberikan kepada para siswa sementara wawancara ditujukan kepada para guru.

4.2. Laporan Penulisan dan Penyajian Data

Pelaksanaan penulisan dalam tulisan ini berlangsung selama dua bulan

yakni bulan November dan Desember tahun 2013. Proses Penulisan ini

berlangsung sesuai dengan apa yang telah diuraikan dalam bab III tentang

metodologi. Data-data diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan pengisian

angket.

Variabel penulisan ini adalah pokok permasalahan yang telah dikaji dalam

variabel penulisan. Variabel utama dalam penulisan adalah pengaruh evaluasi

pilihan ganda terhadap mental belajar siswa. Sementara variabel pendukung

lainnya adalah evaluasi pilihan ganda dan mental belajar siswa. Masing-masing

variabel terdiri dari 1 indikator dan 5 rincian sehingga menjadi 2 indikator dan 10

rincian. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 58: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

58

TABEL I: VARIABEL, INDIKATOR DAN RINCIAN

Variabel Indikator Rincian

Pengaruh

evaluasi pilihan

ganda terhadap

mental belajar

siswa

Pemahaman

siswa terhadap

evaluasi

pendidikan

Mental Belajar

Siswa

1. Apakah evaluasi pendidikan itu

penting

2. Siswa dapat mengetahui syarat-

syarat dalam evaluasi pendidikan

3. Apakah evaluasi pilihan ganda dapat

meningkatkan logika berpikir siswa

4. Evaluasi pilihan ganda berpengaruh

terhadap mental belajar siswa

5. Apakah mental belajar siswa

berpengaruh terhadap mutu

pendidikan

1. Siswa malas belajar

2. Siswa bersikap acuh tak acuh

3. Siswa tidak serius mempersiapkan

diri mennjelang evaluasi

4. Siswa tidak memiliki daya kreasi

dalam berpikir

5. Logika berpikir siswa sempit

Page 59: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

59

4.2.1. Analisa dan Interpretasi Data Kuesioner

Analisa dan interpretasi data penulisan dilakukan menurut indikator dan

rincian untuk menentukan variabel penulisan. Data yang dikumpulkan

dikategorikan berdasarkan jawaban angket “setuju” atau “tidak setuju” dan

dilakukan analisa dan interpretasi untuk menetapkan persentase atas jawaban

setuju atau tidak setuju.

Sedangkan interpretasi data dapat dilakukan menurut tabel berikut:

Tabel 2: Skala Persentase

No % Interpretasi

1 81-100 Keadaan sangat baik dan dan berfungsi dengan baik sekali

2 61-80 Keadaan baik dan berfungsi dengsn baik

3 41-60 Keadaan terbatas dan berfungsi secara minimal saja

4 21-40 Keadaan kurang baik dan kurang berfungsi sebagaimana

mestinya

5 0-20 Keadaan sangat kurang baik dan hampir tidak berfungsi

Penulisan ini terdiri dari satu variabel dengan dua indikator dan masing-

masing indikator terdiri dari lima rincian

Indokator 1: Pemahaman siswa terhadap evaluasi pendidikan.

Page 60: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

60

Tabel 3: Skor Data Indikator 1: Pemahaman Siswa Terhadap Evaluasi

Pendidikan.

Data tabel dikumpulkan dari 30 responden mengenai indikator 1 dapat

dilihat dalam tabel berikut:

No Rincian Jawaban

Setuju Tidak Setuju

1 Apakah evaluasi pendidikan itu penting 30 100% - -

2 Apakah siswa tidak boleh mengetahui

tujuan, fungsi dan prinsip-prinsip

dalam evaluasi

15 50% 15 50%

3 Apakah evaluasi pilihan ganda dapat

meningkatkan logika berpikir siswa

27 90% 3 10

4 Apakah evaluasi pilihan ganda

berpengaruh terhadap mental belajar

siswa

26 87 % 4 13%

5 Apakah mental belajar seorang siswa

berpengaruh terhadap prestasinya

8 27% 22 73%

Jumlah 106 354 44 146%

Prosentase 70,8% 29,2%

Tabel indikator 1: Pemahaman siswa terhadap evaluasi pendidikan adalah

jawaban setuju 354/5=70,8 % dan jawaban tidak setuju 146/5=29, 2 %.

Berdasarkan tabel skala persentase di atas maka mengenai indikator satu

berdasarkan skor setuju 70, 8% , maka dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa

Page 61: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

61

terhadap evaluasi pendidikan adalah dalam keadaan baik dan berfungsi dengan

baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa perlu mengetahui apa itu

evaluasi pendidikan sebelum proses evaluasi itu terjadi.

Tabel 4 Skor Data Indikator 2: Mental Belajar Siswa

No Rincian Jawaban

Setuju Tidak Setuju

1 Siswa malas belajar 22 73% 8 27%

2 Siswa bersikap acuh tak acuh 16 53% 14 47%

3 Siswa tidak serius mempersiapkan diri

menjelang ujian

19 63% 11 37%

4 Siswa tidak memiliki daya kreasi

dalam berpikir

24 80% 6 20%

5 Logika berpikir siswa sempit 27 90% 3 10%

Jumlah 108 359% 42 141%

Persentase 71,8% 28,2%

Tabel 4 indikator 2: mental belajar siswa menjelang ujian adalah jawaban

setuju 359/5=71,8 % dan jawaban tidak setuju 141/5=28,2%. Berdasarkan tabel

skala persentase di atas maka mengenai indikator 2 berdasarkan skor setuju

terhadap mental belajar siswa yang negatif = 71,8% sedangkan mental belajar

siswa yang positif hanya terdapat 28,2% maka dapat dikatakan bahwa skala

positif seperti itu berarti mental belajar siswa yang baik sesuai tabel interpretasi

dapat dikatakan bahwa keadaannya kurang baik dan kurang berfungsi

sebagaimana mestinya.

Page 62: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

62

Dari perhitungan data kedua indikator yang telah diuraikan di atas,

variabel pengaruh evaluasi pilihan ganda terhadap mental belajar siswa dapat

ditampilkan pada rekapitulasi persentase kedua indikator pada tabel berikut:

Tabel 3

Persentasi kedua indikator lewat variabel pengaruh evaluasi pilihan ganda

No. Indikator Jawaban

Setuju Tidak Setuju

1 I 70,8 29,2

2 II 28,2 71,8

Jumlah 99/2 = 49,5 101/2 = 50,5

Dari perolehan skor kedua indikator di atas, untuk jawaban setuju

memperoleh skor 49,5 sedangkan jawaban tidak setuju memperoleh skor 50,5.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel pengaruh evaluasi pilihan

ganda tergolong keadaannya terbatas dan berfungsi secara minimal saja.

Dengan demikian maka indikator yang harus diupayakan untuk

ditingkatkan adalah indikator kedua yaitu mental belajar belajar siswa masih

rendah. Tindakan yang harus dilakukan pada kedua indikator tersebut adalah

mempertahankan dan meningkatkan keadaan yang sudah baik dan terjadi sesuai

dengan kenyataan di lapangan.

Page 63: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

63

4.2.2. Analisa dan Interpretasi Data Wawancara

Analisa dan interpretasi data wawancara adalah sebagai berikut:

1. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi sikap mental siswa dalam belajar

terutama menjelang saat evaluasi?

Sesuai dengan informasi yang diperoleh dari para informan ialah

bahwa evaluasi pilihan ganda telah menyediakan jawabannya. Sehingga

siswa tidak pelu repot-repot untuk belajar dan memahami materi secara

sungguh-sungguh. Siswa tinggal mencocokan pertanyaan dengan jawaban

yang telah tersedia.

2. Usaha apa yang ditawarkan untuk mengatasi sikap mental tersebut?

Solusi yang ditawarkan oleh para informan adalah memberikan

kesadaran kepada para siswa bahwa proses belajar bukan hanya semata-

mata untuk memenuhi tuntutan kurikulum melainkan siswa harus belajar

sungguh-sungguh demi masa depannya. Bukan hanya pada saat ujian saja.

4.3. Hambatan, Penyebab, Solusi, dan Upaya Perencanaan ke depan pada

Pengaruh Evaluasi Pilihan Ganda Terhadap Mental Belajar Siswa

Kelas IV SDK Nian

4.3.1. Hambatan

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data maka hal-hal yang menjadi

penghambat adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap pentingnya belajar.

Oleh karena itu, paga guru maupun orang tua harus mampu memotivasi siswa

agar terus belajar.

Page 64: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

64

4.3.2. Penyebab

Yang menyebabkan mental belajar siswa semakin menurun adalah

kurangnya pengawasan baik dari para guru maupun dari orang tua dan lingkungan

sekitar. Pandangan yang tidak dibenarkan adalah bahwa selama ini para orang tua

seakan lepas tangan dan membiarkan anak-anak hanya menjadi tanggung jawab

guru sepenuhnya.

4.3.3. Solusi

Solusi yang ditawarkan adalah meningkatkan kesadaran, baik para guru,

orang tua maupun lingkungan. Bahwa semua komponen masyarakat, baik di

sekolah, rumah maupun lingkungan mempunyai tanggung jawab yang sama yakni

menyediakan suatu keadaan yang kondusif bagi anak-anak didik untuk dapat

mengembangkan apa yang mereka miliki terutama yang diperoleh dari sekolah.

4.3.4. Upaya Mengatasi Pengaruh Pilihan Ganda Terhadap Mental Belajar

Siswa

Kehidupan manusia tidak terlepas dari persoalan. Hampir dalam setiap segi

kehidupan manusia selalu menjumpai permasalahan. Permasalahan-permasalahan

tersebut menuntut penyelesaian demi kelangsungan hidup manusia. Hal yang

sama terdapat dalam bidang pendidikan terutama sebagaimana yang dibicarakan

dalam tulisan ini. Di sini penulis menawarkan beberapa solusi dalam upaya

meningkatkan mutu belajar siswa, yang tentunya akan berdampak pada

prestasinya. Solusi yang ditawarkan adalah:

Page 65: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

65

4.3.4.1. Melestarikan Budaya Baca

Hidup adalah proses belajar yang dilakukan terus-menerus untuk mencapai

kehidupan yang lebih baik. Kebudayaan lahir dari suatu kebiasaan yang dilakukan

terus-menerus. Dengan demikan menjadi budaya. Dalam kehidupan akademik

budaya baca perlu ditanamkan sejak anak didik masih kecil. Hal ini dimaksud

agar siswa mempunyai kebiasaan untuk membaca. Dengan membaca siswa dapat

menambah wawasan dan meningkatkan daya berpikirnya. Oleh karena itu,

kebiasaan membaca harus dijaga dan dilestarikan mengingat perkembangan terus

melaju dan menuntut pemenuhannya. Salah satu cara untuk memenuhi tuntutan

kemajuan adalah terus membaca dan membaca.

4.3.4.2. Menanamkan Disiplin Waktu Belajar di Rumah dan di Sekolah

Rumah adalah tempat anak mendapat pendidikan pertama dan utama.

Sebagai tempat pertama dan utama orang tua sebagai guru bagi anak. Oleh karena

itu, orang tua dan anak harus sama-sama sepakat untuk menentukan waktu belajar

bagi anak. Orang tua pun harus turut serta mengawasi saat anak belajar. Hanya

dengan disiplin belajar yang benar dan tekun, anak dapat berkembang ke arah

yang lebih baik. Selain itu, orang tua juga harus memberikan pandangan kepada

anak tentang pentingnya disiplin dalam belajar.

Disiplin yang sama perlu ditanamkan di sekolah juga, artinya pihak sekolah

menetapkan waktu efektif bagi anak didik dan terus mengawasi siswa pada saat

jam efektif. Pengawasan ini bukan berarti siswa ditekan melainkan menciptakan

suatu situasi yang aman bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Apabila hal

ini diperhatikan baik di rumah maupun di sekolah maka penulis yakin bahwa

Page 66: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

66

perkembangan anak didik dalam hal pengetahuan akan semakin baik dan

berkembang maju.

4.3.4.3. Pemberian Les Tambahan pada Sore Hari

Selain jam efektif pelajaran pada pagi hari, guru dan siswa juga harus

sepakat untuk diadakan les tambahan pada sore hari. Les ini bisa berupa

penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti oleh siswa pada pagi hari

atau berupa les privat di mana siswa diberi tambahan pengetahuan secara lebih

mendalam. Hal ini dimaksud agar siswa benar-benar disiapkan demi masa depan

bangsa dan Gereja.

4.3.4.4. Pemberian Kesadaran akan Pentingnya Pendidikan

Sebagaimana telah dikatakan di atas bahwa kehidupan manusia adalah

suatu proses menuju arah yang lebih baik. Untuk mencapai maksud tersebut perlu

ada motivasi. Salah satu caranya adalah terus memberikan kesadaran tentang

pentingnya pendidikan. Yang dimaksud di sini adalah agar peserta didik

menyadari bahwa pendidikan bukan suatu kewajiban yang tidak berarti melainkan

suatu masa persiapan menuju masa depan yang lebih baik. Dengan demikian,

setiap anak didik menyadari bahwa dengan belajar ia mempersiapkan diri demi

masa depannya. Ia belajar untuk dapat hidup.

4.3.4.5. Pemberian Latihan dan Tugas Secara Rutin

Pemberian latihan dan tugas secara rutin dimaksud untuk meningkatkan

daya pikir dan kemampuan siswa dalam bernalar dan berpikir. Oleh karena itu,

sebagai pendidik perlu menciptakan cara untuk meningkatkan apa yang dimiliki

oleh anak didik.

Page 67: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

67

4.3.4.6. Pembentukan Kelompok Belajar

Pembentukan kelompok belajar perlu ditingkatkan, artinya siswa dapat

belajar sendiri bersama dengan teman-temannya. Hal ini sangat penting agar

siswa sendiri dapat menemukan persoalan dan penyelesaiannnya. Dengan

demikain, di antara siswa saling memberi masukan dan saling melengkapi.

4.3.4.7. Pengadaan Perlombaan Cerdas-Cermat antara Kelompok Belajar

Salah satu cara untuk merangsang kemauan siswa dalam belajar adalah

diadakan perlombaan. Hal ini dimaksud agar siswa berpacu dalam belajar.

Memang hal ini bukanlah yang pokok tetapi perlu ada demi merangsang kemauan

siswa untuk belajar. Sebab siswa akan berlomba-lomba untuk memberikan yang

terbaik. Apabila kebiasaan ini diperhatikan dengan serius maka akan menciptakan

suatu kebiasaan bagi siswa untuk terus belajar. Dengan demikian dapat

meningkatkan mental belajar siswa, artinya mempunyai kebiasaan untuk terus

belajar tanpa kenal waktu.

4.3.4.8. Memilih Jenis Evaluasi Penilaian Yang Dapat Merangsang Logika

Berpikir Siswa

Lembaga pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan swasta

bertujuan untuk menciptakan dan menyiapkan peserta didik dalam segala aspek.

Oleh karena itu, setiap kali diadakan evalusi semua aspek tersebut harus

diperhatikan. Artinya bahwa evaluasi tersebut harus juga bukan hanya

menyangkut aspek pengetahuannya saja melainkan aspek lain juga harus

diperhatikan misalnya, logika berpikirnya, kemampuan untuk menganalisa dalam

daya kreasinya dan menyelesaikan persoaalan.

Page 68: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

68

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kehidupan yang tidak pernah direfleksikan adalah suatu kehidupan yang

tidak layak untuk dihidupi. Atau sebaliknya suatu kehidupan yang apabila dalam

prosesnya tidak mau menerima tantangan adalah suatu kehidupan yang rapuh dan

sangat lemah. Maka suatu kehidupan akan berkualitas dan mempunyai makna

besar apabila setiap persoalan yang dijumpai direfleksikan dan direnungkan demi

menemukan makna hidup yang sesungguhnya.

Evaluasi dalam pendidikan adalah salah satu bagian dari pendidikan yang

bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai apa yang telah

diperoleh selama kurun waktu tertentu. Dengan demikian, evaluasi mempunyai

peranan penting. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa evaluasi tersebut

harus mencakup seluruh aspek yang ada dalam diri siswa. Maka sangatlah penting

untuk memperhatikan jenis evaluasi yang digunakan dalam mengevaluasi hasil

belajar siswa.

5.2. Saran

Masalah pendidikan bukan hanya tugas dari para guru di sekolah,

melainkan semua unsur yang berkiatan dengan masa depan generasi muda adalah

tanggung jawab bersama. Keluarga dan siswa itu sendiri mempunyai tugas dan

tanggung jawab yang sama. Orang tua perlu membantu pihak sekolah dalam

Page 69: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

69

mengawasi anak didik dan menyiapkan suatu lingkungan yang nyaman bagi siswa

untuk dapat mengembangkan dan menerapkan apa yang telah diperoleh di

lingkungan sekolah. Sementara itu, siswa sendiri harus sadar bahwa masa

pendidikan adalah masa mempersiapkan masa depan. Dengan demikian, peserta

didik tidak merasa berjuang sendiri melainkan selalu di dukung.

Page 70: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

70

DAFTAR PUSTAKA

KAMUS

S, Daryanto, S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo, 1997

BUKU-BUKU

Hermawan, Asep Herry, Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional, 200

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarata: Bumi Aksara, 2009 M , Sardiman N, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2000

Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000

Rooijakkers, Ad, Mengajar Dengan Sukses, Jakarata: PT. Gramedia Widiasarana Indonesis. 2005

Sudijono, Anas,Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2006

Sukardi, H. M, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010

Suryanto, Adi, Evaluasi Pembelajaran di SD, Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional, 2009

W , Sri Anitha dkk, Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2008 Winataputra, H. Udin S., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2005

Widoyoko, Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011

Page 71: Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA

71

INTERNET

2011. Pengertian dan Konsep Penilaian, Evaluasi, dan Assessment. Diunduh

tanggal 30 Maret 2012 dari http://faesalsabilla.blogspot.com/

http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengertian-belajar.html