Skripsi Pendidikan (155)

84
28 HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN KETRAMPILAN TAEGUK PADA TAEKWONDOIN PPUTRA PRAYUNIOR SABUK BIRU KOTA SEMARANG TAHUN 2055 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian stdi Strrata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Wiwies Widowati NIM : 6314000045 Jurusan : PKLO Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

Transcript of Skripsi Pendidikan (155)

Page 1: Skripsi Pendidikan (155)

28

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN KETRAMPILAN TAEGUK

PADA TAEKWONDOIN PPUTRA PRAYUNIOR

SABUK BIRU KOTA SEMARANG

TAHUN 2055

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian stdi Strrata 1

Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Wiwies Widowati

NIM : 6314000045

Jurusan : PKLO

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

Page 2: Skripsi Pendidikan (155)

28

Page 3: Skripsi Pendidikan (155)

28

Page 4: Skripsi Pendidikan (155)

28

Page 5: Skripsi Pendidikan (155)

28

Page 6: Skripsi Pendidikan (155)

28

Page 7: Skripsi Pendidikan (155)

28

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i

SARI ……………………………………………………………………… ii

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iv

Page 8: Skripsi Pendidikan (155)

28

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. v

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… x

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xi

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul …………………………………… 1

1.2 Permasalahan ……………………………………………… 4

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………….. 5

1.4 Penegasan Istilah ………………………………………….. 5

1.5 Kegunaan Penelitian ……....………………………………. 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ……………………... 7

2.1 Landasan Teori …………………………………………….. 7

2.1.1 Sejarah Olahraga Taekwondo ............................................ 7

2.1.2 Perkembangan Taekwondo ……………………………… 9

2.1.3 Taekwondo ………………………………………………. 9

2.1.4 Teknik-teknik Dasar Taekwondo ………………………... 11

2.1.5 Ketrampilan Taeguk …………………………………….. 13

2.1.6 Kesegaran Jasmani ……………………………………… 18

2.1.7 Komponen-komponen Kesegaran Jasmani ……………… 20

2.1.8 Analisis Hubungan Kesegaran Jasmani dengan

Ketrampilan Taeguk …………………………………. ….

22

2.2 Hipotesis ………………………………………………….. 22

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………… 24

3.1 Populasi Penelitian ……..…………………………………. 24

3.2 Sampel Penelitian ………………………………………….. 25

3.2 Variable Penelitian …………………………………………. 25

3.4 Rancangan Penelitian …………..………………………….. 25

3.5 Teknik Pengambilan Data …………………………………. 26

3.6 Prosedur Penelitian ……..…………………………………. 27

Page 9: Skripsi Pendidikan (155)

28

3.7 Instrumen Penelitian ……………………………………… 27

3.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ……………. 39

3.9 Analisa Data ………………………………………………. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 42

4.1 Diskripsi Data…………………………………………….. 42

4.2 Hasil Penelitian …………………………………………… 43

4.3 Pembahasan ………………….. …………………………… 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 48

5.1 Simpulan …………………………………………………... 55

5.2 Saran ………………………………………………………. 55

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 56

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… 58

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pembagian sabuk berdasarkan Geup………………………… 14

2. Rangkuman Hasil Perhitungan Data Statistik Deskripsi ……. 42

3. Rangkuman Uji Normalitas ………………………………… 43

Page 10: Skripsi Pendidikan (155)

28

4. Rangkuman Uji Homogenitas……………………………….. 44

5. Rangkuman Koefisien Korelasi antara X dan Y…………… 45

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Taeguk I Jang ………………………………………………… 15

Gambar 2 : Taeguk II Jang ……………………………………………….. 16

Gambar 3 : Taeguk III Jang ………………………………………………. 17

Gambar 4 : Desain Penelitian …………………………………………….. 26

Page 11: Skripsi Pendidikan (155)

28

Gambar 5 : Start berdiri pada tes lari cepat ………………………………. 28

Gambar 6 : Sikap awal tes angkat tubuh …………………………………. 29

Gambar 7 : Sikap badan tes angkat tubuh ………………………………… 30

Gambar 8 : Posisi jari-jari pada tes baring duduk ………………………… 31

Gambar 9 :Sikap permulaan tes baring duduk…………………………….. 32

Gambar 10 :Sikap duduk tes baring duduk………………………………... 32

Gambar 11: Papan loncat tegak …………………………………………… 33

Gambar 12: Sikap awal pada tes loncat tegak……………………………... 34

Gambar 13: Sikap awalan pada tes loncat tegak ………………………….. 35

Gambar 14: Sikap meloncat pada tes loncat tegak ……………………….. 36

SARI

Wiwies Widowati A (2005). “Hubungan Kesegaran Jasmani dengan

Ketrampilan Taeguk Pada Taekwondoin Putra Pra Yunior Sabuk Biru Kota

Semarang Tahun 2005”. Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah apakah ada

hubungan antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan Taeguk pada Taekwondoin

putra pra yunior kota Semarang tahun 2005?” . Sedangkan tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui: 1). Hubungan antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan

Taeguk pada Taekwondoin putra pra yunior sabuk biru kota Semarang. 2). Besarnya

sumbangan yang diberikan kesegaran jasmani terhadap ketrampilan Taeguk.

Page 12: Skripsi Pendidikan (155)

28

Populasi yang digunakan adalah taekwondoin putra pra yunior sabuk biru

kota Semarang yang berjumlah 20 orang, sedangkan sampel yang diambil berjumlah

20 orang. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survai test,

dengan pendekatan one-shot method, atau sekali dalam pengambilan data. Setelah

data diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik korelasi

Product Moment.

Dari perhitungan statistik diperoeh rxy hitung = 0.454 sedang r tabel 0.444.

Ternyata rxy hitung > r tabel 5% (20) atau 0.454 > 0.444. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan

taeguk.

Simpulan yang diperoleh adalah ada hubungan antara kesegaran jasmani

dengan ketrampilan taeguk pada Taekwondoin putra pra yunior sabuk biru kota

Semarang, dan ternyata sumbangan dari kesegaran jasmani terhadap ketrampilan

taeguk padaTaekwondoin putra pra yunior sabuk biru kota Semarang hanya 0,454

atau 45,4%. Adapun saran yang dikemukakan peneliti adalah kepada para pelatih

khususnya pelatih taekwondo kota Semarang untuk mengoptimalkan ketrampilan

Taekwondoin dalam melakukan Taeguk hendaknya menyeimbangkan pemberian

program latihan peningkatan kesegaran jasmani dan penyempurnaan gerakan dalam

pelaksanaan taeguk dan penelitian yang serupa dapat dilakukan kembali terhadap

jenis kelamin putra maupun putri dengan memperhatikan tingkat kelas pertandingan ,

Geup atau sabuk dan usia sampel.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Orang yang beruntung adalah orang yang selalu berubah menjadi baik”

(Abdullah Gymnasiar)

Page 13: Skripsi Pendidikan (155)

28

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

bapak (alm.Sucipto), ibu (Endang WS)

orang tuaku yang terbaik,teman-teman

PKLO angkatan 2000, serta almamater

FIK UNNES.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa penulis panjatkan atas

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

melaksanakan dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan Kesegaran

Jasmani dengan Ketrampilan Poomse Taeguk pada Taekwondoin Putra Pra

Yunior Sabuk Biru Kota Semarang Tahun 2005”, tanpa halangan berarti.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini karena adanya

bimbingan, bantuan, saran dan kerja sama dari berbagai pihak. Dengan segala

kerendahan hati dan rasa hormat, penulis menyampaikan terima kasih diiringi

doa semoga Allah SWT selalu menyertai, membimbing, memberikan rahmat

Page 14: Skripsi Pendidikan (155)

28

karunia dan kasihNya atas segala bantuan yang telah diberikan. Dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melaksanakan studi di UNNES

2. Dekan Fakultas Negeri Semarang, FIK, UNNES, yang telah memberikan

bimbingan serta dorongan selama penulis mengikuti kuliah di Fakultas Ilmu

Keolahragaan.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FIK, UNNES, yang telah

memberikan motivasi serta dorongan selama penulis mengikuti perkuliahan

dalam jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FIK, UNNES.

4. Dra.MM Endang Retno MS, dosen pembimbing I dan Drs. Rubianto Hadi

M.Pd, dosen pembimbing II, yang telah memberikan banyak dorongan,

petunjuk, saran dan bimbingan sehingga terwujudnya skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan khususnya bapak dan ibu

dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, yang telah memberikan

pengajaran, pengetahuan maupun bantuan selama penulis kuliah di UNNES.

6. Sabeum Nim Joko, selaku ketua Pengcab Taekwondo Kota Semarang yang

telah memberikan izin penelitian untuk Taekwondoin putra pra yunior kota

Semarang.

7. Taekwondoin putra pra yunior kota Semarang yang telah banyak membantu

dalam pelaksanaan penelitian dan kesediaannya sebagai sampel.

8. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu –persatu, yang telah

banyak membantu dalam persiapan, pelaksanaan penelitian maupun penulisan

skripsi.

Page 15: Skripsi Pendidikan (155)

28

Harapan penulis semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal dengan

kebaikan yang telah bapak, ibu dan saudara berikan dan mudah-mudahan hasil

penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, Juni 2005

Penulis

DAFTAR ISI Halaman

JUDUL……………………………………………………………………. i

SARI…………………………………………………………………………

ii

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………

iii

PENGESAHAN……………………………………………………………... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………... v

KATA PENGANTAR………………………………………………………. vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………

viii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………

x

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xi

Page 16: Skripsi Pendidikan (155)

28

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….

xiii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….. 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul…………………………………………………..

1

1.2 Permasalahan……………………………………………………………..

4

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………

5

1.4 Penegasan istilah…………………………………………………………. 5

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian……………………………………………… 6

BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS……………………………

8

2.1 Landasan Teori……………………………………………………………

8

2.1.1 Sejarah Olahraga Taekwondo………………………………………….. 8

2.1.2 Perkembangan Taekwondo……………………………………………. 10

2.1.2Taekwondo……………………………………………………………

10

2.1.4 Teknik-teknik Dasar Taekwondo………………………………………

11

2.1.3 Ketrampilan Taeguk………………………………………………….. 14

Page 17: Skripsi Pendidikan (155)

28

2.1.5 Pengertian Kesegaran Jasmani…………………………………………

20

2.1.6 Analisa Hubungan Kesegaran Jasmani dengan Ketrampilan…………

22

Taeguk

2.2 Hipotesis………………………………………………………………… 22

BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………… 23

3.1 Populasi Penelitian……………………………………………………… 23

3.2 Sampel Penelitian…………………………………………………………

24

3.3 Variabel Penelitian……………………………………………………… 24

3.4 Rancangan Penelitian…………………………………………………… 24

3.5 Teknik Pengambilan Data……………………………………………… 25

3.6 Prosedur Penelitian……………………………………………………..

25

3.7 Instrumen Penelitian……………………………………………………

26

3.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi Penelitian……………………………

37

3.9 Analisis Data……………………………………………………………… 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………… 40

4.1 Diskripsi Data………………………………………………………………

40

Page 18: Skripsi Pendidikan (155)

28

4.2 Hasil Penelitian……………………………………………………………. 41

4.3 Pembahasan……………………………………………………………….

44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 47

5.1 Simpulan……………………………………………………………………

47

5.2 Saran ……………………………………………………………………….

47

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 48

LAMPIRAN…………………………………………………………………… 49

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Sampel Penelitian…………………………………………………

2. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Lari Cepat 40 meter…………………….

3. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Angkat Tubuh 30 detik………………..

4. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Baring Duduk 30 detik…………………

5. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Loncat Tegak…………………………..

6. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Lari 600 meter…………………………

7. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Taekwondoin Putra Pra Yunior ……….

Sabuk Biru Kota Semarang.

Page 19: Skripsi Pendidikan (155)

28

8. Hasil Nilai Ketrampilan Poomse Taeguk…………………………….

9. Tabulasi Hasil Tes Kesegaran Jasmani dan Ketrampilan Poomse…..

Taeguk

10. Analisis Data…………………………………………………………

11. Daftar Nama Pembantu Penelitian dan Pengambilan Data…………..

12. Surat Keputusan Dosen Pembimbing…………………………………

13. Surat Ijin Penelitian…………………………………………………..

14. Surat Keterangan Penelitian…………………………………………

15. Surat Tera Stop Watch………………………………………………

16. Dokumentasi………………………………………………………..

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4. Pembagian sabuk berdasarkan Geup……………………………………… 14

5. Rangkuman Hasil Perhitungan Data Statistik Deskripsi …………………. 42

6. Rangkuman Uji Normalitas ……………………………………………… 43

4. Rangkuman Uji Homogenitas…………………………………………….. 44

5. Rangkuman Koefisien Korelasi antara X dan Y………………………… 45

BAB I

Page 20: Skripsi Pendidikan (155)

28

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian dari upaya

mewujudkan pembagunan manusia Indonesia seutuhnya. Karena kegiatan

olahraga merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani

dan kesegaran jasmani adalah bagian integral dari pembangunan bangsa

sekaligus merupakan wahana yang efektif untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia dan Masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri (Keputusan

Menpora, 1999:5)

Berkaitan dengan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga

pemerintah Indonesia membentuk suatu wadah organisasi nasional yaitu KONI

yang menaungi berbagai cabang olahraga antara lain olahraga beladiri

Taekwondo.

Taekwondo adalah olahraga beladiri yang berakar pada bela diri

tradisional Korea. Taekwondo memiliki banyak kelebihan dan tidak hanya

mengajarkan aspek fisik semata, seperti keahlian bertarung, melainkan juga

sangat menekankan pengajaran aspek disiplin mental. Dengan demikian,

taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi

orang yang sacara sungguh-sungguh mempelajarinya dengan benar. Taekwondo

mengandung unsur filosofi yang mendalam sehingga dengan mempelajari

taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara menyeluruh akan ditumbuhkan

dan dikembangkan.

Page 21: Skripsi Pendidikan (155)

28

Jika diartikan secara sederhana, taekwondo berarti seni atau cara

mendisiplinkan diri atau seni bela diri yang menggunakan teknik kaki dan

tangan kosong (Yoyok Suryadi,2002:xv). Tiga materi terpenting dalam berlatih

taekwondo adalah taeguk, kyukpa, dan kyoruki. Mempelajari taekwondo tidak

dapat hanya menyentuh aspek ketrampilan teknik bela dirinya saja, namun harus

meliputi aspek fisik, mental dan spiritualnya. Untuk itu, seseorang yang berlatih

taekwondo sudah seharusnya menunjukan kondisi fisik yang baik, mental yang

kuat dan semangat yang tinggi.

Dasar-dasar Taekwondo terbentuk dari kombinasi berbagai teknik gerakan

menyerang dan bertahan yang menggunakan bagian tubuh untuk menghadapi

lawan. Untuk menjadi Taekwondoin yang handal harus menguasai teknik dasar

Taekwondo yang terdiri dari : 1). Bagian tubuh yang menjadi sasaran atau Keup

So, 2). Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang atau bertahan, 3). Sikap

kuda-kuda, 4). Teknik bertahan dan menangkis atau Makki, 5). Teknik serangan

atau Kongkyok Kisul yang terdiri dari : pukulan atau Jierugi, sabetan atau Chigi,

tusukan atau Chierugi dan tendangan atau Chagi (Yoyok Suryadi ,9:2002).

Untuk berprestasi, ada beberapa faktor yang harus dimiliki oleh seorang

atlet, antara lain kemampuan teknik, taktik, fisik dan psikologis yang baik.

Untuk melatih teknik dan taktik diperlukan waktu yang lama untuk menjadikan

gerakan tersebut sempurna dan menjadi refleks yang benar pada saat dilakukan

baik pada saat berlatih maupun bertanding. Latihan dalam waktu yang lama

membutuhkan kesegaran jasmani yang tinggi. Kesegaran jasmani adalah

kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaaan sehari-hari

Page 22: Skripsi Pendidikan (155)

28

tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki

simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan (Pusat Pengkajian dan

Pengembangan Iptek Olahraga,1999:1). Kesegaran jasmani dapat meningkat

melalui latihan fisik.Latihan fisik yang dilakukan secar teratur, sistematis dan

berkesinambungan, serta dituangkan dalam sebuah program latihan akan

meningkatkan kemampuan fisik secara nyata. Latihan fisik adalah suatu upaya

yang disadari dan terprogram untuk membina kualitas fungsional dasar

olahragawan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga dapat mencapai prestasi

yang optimal. Dalam Taekwondo, latihan fisik dilakukan pada awal

dilakukannya latihan rutin pada dojang atau tempat latihan. Setelah melakukan

pemanasan, setiap awal latihan selalu dibiasakan pada Taekwondoin untuk

melakukan lari terlebih dahulu dan diikuti dengan gerakan-gerakan lain yang

menuju pada peningkatan kesegaran jasmani.

Komponen-komponen kesegaran jasmani terdiri dari 2 aspek yaitu : 1)

Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan 2) kesegaran

jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan.Dijelaskan lebih lanjut bahwa

kesegaran jasmani yang berhubungan dengan dengan kesehatan meliputi daya

tahan jantung, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh.

Sedangkan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan meliputi

kecepatan, kekuatan, keseimbangan, kelincahan, koordinasi dan kecepatan

reaksi. (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga, 1999:4-5).

Page 23: Skripsi Pendidikan (155)

28

Dari penjelasan diatas penulis tertarik untuk meneliti dengan judul

“Hubungan Kesegaran Jasmani dengan Ketrampilan Taeguk pada Taekwondoin

Putra pra-Yunior Sabuk Biru Kota Semarang”.

Selain alasan tersebut diatas bahwa judul tersebut di FIK UNNES belum

pernah diteliti.

Bertolak dari uraian diatas alasan pemilihan judul dapat disimpulkan

seperti berikut ini :

1.1.1 Kesegaran jasmani adalah pendukung utama dalam setiap kegiatan yang

dilakukan

1.1.2 Kebenaran setiap gerakan baik tendangan, pukulan dan tangkisan harus dikuasi

oleh setiap Taekwondoin.

1.1.3 Kesegaran jasmani yang tinggi disertai penguasaan teknik dasar dalam hal ini

berbentuk Taeguk sangat mempengaruhi dalam ketrampilan Taeguk.

1.2 Permasalahan

Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan kesegaran jasmani

dan hubungannya dengan ketrampilan Taeguk. Adapun yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1.2.1 “Seberapa erat hubungan antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan

Taeguk pada Taekwondoin putra pra yunior kota Semarang tahun 2005?”.

1.2.2 “Seberapa besar sumbangan kesegaran jasmani terhadap ketrampilan Taeguk

pada Taekwondoin putra pra yunior kota Semarang tahun 2005?”.

Page 24: Skripsi Pendidikan (155)

28

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan selalu mempunyai tujuan agar

memperoleh gambaran yang jelas dan bermanfaat bagi yang menggunakan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1.3.1 Hubungan antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan Taeguk pada

Taekwondoin putra pra yunior sabuk biru kota Semarang.

1.3.2 Besarnya sumbangan yang diberikan kesegaran jasmani terhadap ketrampilan

Taeguk

1.4 Penegasan Istilah

Agar permasalahan penelitian ini tidak menimbulkan salah tafsir, maka

perlu adanya penegasan istilah. Penegasan istilah disini bermaksud untuk

menyamakan anggapan atau persepsi dalam kontek permasalahan penelitian ini,

dan yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :

1.4.1 Hubungan

Hubungan adalah keadaan berhubungan atau dihubungkan

(Poerwodaminto, 2002:362). Jadi yang maksud hubungan dalam penelitian ini

ialah sebagai hubungan antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan Taeguk.

1.3.2 Kesegaran Jasmani

Yang dimaksud kesegaran jasmani menurut President’s Council on Physical Fitness and Sports yang

dikutip oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga (1999:4) adalah kemampuan untuk melakukan

kegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih cukup

energi untuk bersantai pada waktu luang dan menghadapi hal-hal yang sifatnya darurat.

1.4.2 Ketrampilan Taeguk

Page 25: Skripsi Pendidikan (155)

28

Taeguk adalah teknik keindahan Taekwondo atau jurus berupa

serangkaian gerakan kuda-kuda, pukulan, tangkisan dan tendangan yang

ditujukan pada lawan khayal (Yoyok Suryadi, 2002:9). Taeguk yang

dibicarakan dalam penelitian ini adalah Taeguk 1 sampai Taeguk 3.

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan hasil penelitian yang diperoleh adalah :

1.5.1 Sebagai acuan untuk mengingatkan pelatih taekwondo khususnya di kota

Semarang, bahwa latihan fisik sangat penting diberikan pada saat

Taekwondoin berlatih dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani yang

akan mendukung pada saat berlatih taknik dan taktik tendangan dan pukulan

dalam Taeguk.

1.5.2 Kesegaran jasmani yang baik akan mendukung ketrampilan dan prestasi

taekwondoin dalam melakukan Taeguk.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Sejarah Olahraga Taekwondo

Page 26: Skripsi Pendidikan (155)

28

Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri

dan hidupnya. Hal ini sengaja atau tidak akan memacu aktifitas fisiknya

sepanjang waktu. Dalam tumbuh dan berkembang, manusia tidak dapat lepas

dari kegiatan atau gerakan fisiknya, kapanpun dan dimanapun. Pada jaman kuno,

manusia tidak memikirkan jalan lain untuk mempertahankan dirinya kecuali

dengan tangan kosong. Hal ini secara alamiah mengembangkan teknik-teknik

bertarung dengan tangan kosong. Pada saat itu, kemampuan bertarung dengan

tangan kosong dikembangkan sebagai cara untuk menyerang dan bertahan

kemudian digunakan untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan

dijadikan pertunjukan publik dalam acara-acara ritual. Manusia mempelajari

teknik-teknik bertarung dari pengalaman melawan musuh-musuhnya. Inilah

yang diyakini menjadi dasar seni bel diri Tae Kwon Do. Pada masa lampau seni

bela diri ini dikenal sebagai Subak, Taekkyon, Takkyon, maupun beberapa nama

lainnya. Pada awal sejerah Semenanjung Korea, ada tiga suku bangsa atau

kerajaan yang mempertunjukkan kontes seni bela diri pada acara ritual mereka.

Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo,

Paekje dan Silla. Semuanya melatih para kesatria untuk dijadikan salah satu

kekuatan negara, bahkan para kesatria, yang tergabung dalam kekuatan militer,

saat itu menjadi warga negara dengan kedudukan yang sangat terpandang.

Menurut catatan, kelompok kesatria muda yang terorganisir seperti Hwarangdo

di Silla dan Chouisonin di Kaguryo, menjadi latihan seni bela diri sebagai slah

satu subyek penting yang harus dipelajari. (Yoyok Suryadi, 1-2:2002).

Page 27: Skripsi Pendidikan (155)

28

Taekwondo mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1970an yang pada

awalnya terdapat dua aliran yang berkembang yaitu : Federasi Taekeondo

Indonesia atau FTI dengan ketua umum Marsekal Muda TNI Sugiri dan

Persatuan Taekwondo Indonesia atau PTI dengan ketua umum Letjen Leo

Lopolisa. Perkembangan kedua aliran taekwondo ini berbeda dimana FTI

berafiliasi ke The World Taekwondo Federasi atau WTF yang berpusat di

Korea, sedangkan PTI berafiliasi ke The International taekwondo Federation

atau ITF yang berpusat di Kanada. Oleh karena itu atas kesepakatan bersama,

kedua organisasi Taekwodo tersebut mengadakan musyawarah Nasional

Taekwondo yang pertama di Indonesia pada tanggal 28 Maret 1981 yang

menghasilkan organisasi taekwondo baru yang dinamakan Pengurus Besar

Taekwondo Indonesia atau PBTI. Dan sebagai ketua umumnya ialah Letnan

Jendral TNI Leo Lopolisa, dengan komposisi pengurus diambil dari kedua

organisasi yang lama. Kemudian pada sidang Paripurna XI KONI Pusat tahun

1980, cabang olahraga Taekwondo telah diterima sebagai anggota KONI.

Selaras dengan keputusan Musyawarah Nasional I tahun 1984 Taekwondo

Indonesai berafiliasi kepada The World Taekwondo Federation atau WTF yang

bermarkas di Kukkiwon Korea Selatan.( Penataran Perwasitan pelatih

Taekwondo, 2001 : 3 )

2.1.2 Perkembangan Taekwondo

Sejak Korea Taekwondo Association berdiri pada 16 September 1961,

kejuaraan dunia Taekwondo mulai diadakan. Di Indonesia sendiri, Taekwondo

merupakan cabang olahraga super prioritas yang diharapkan dapat

Page 28: Skripsi Pendidikan (155)

28

menyumbangkan banyak medali pada kejuaraan-kejuaraan tingkat internasional

seperti Sea Games, Asian Games dan Olimpiade(Garuda Emas,2000:23). Hal ini

dapat dilihat dari dimasukannya Taekwondo dalam program Garuda Emas dan

Indonesia Bangkit. Sekarang ini lebih dari 40 juta orang diseluruh dunia

mempraktekkan Taekwondo, dan di Indonesia sendiri lebih dari 200.00 anggota

aktif berlatih di berbagai Dojang atau tempat berlatih Taekwondo. Kepopuleran

Taekwondo mencapai puncaknya saat Taekwondo dipertandingkan sebagai

cabang olahraga resmi pada Olimpiade Sidney 2000. Taekwondo juga telah

menjadi olahraga resmi pada Pekan Olahraga Nasional atau PON. Selain itu,

pada setiap tahunnya telah menjadi kalender tetap PBTI untuk

menyelenggarakan kejuaraan nasional tingkat senior dan yunior, baik tingkat

umum, pelajar maupun mahasiswa.

2.1.3 Taekwondo

Taekwondo berasal dari tiga kata yaitu “Tae” yang berarti menghantam

atau menghancurkan dengan kaki, “Kwon” yang berarti memukul dengan tangan

atau meninju dan “Do” yang berarti sistem atau cara. Apabila digabung

Taekwondo bisa berarti cara atau metode untuk membeladiri dengan

menggunakan kaki dan tangan kosong (Pengantar Teknik Dasar Taekwondo,

1999:1). Sebuah buku tentang seni bela diri yang disebut Muye Dobo Tongji

menyebutkan: “ Seni pertarungan tangan kosong (Tae Kwon Do) adalah seni

bela diri, yang membangun kekutan dengan melatih tangan dan kaki hingga

menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas lelusa, sehingga dapat

Page 29: Skripsi Pendidikan (155)

28

digunakan saat menghadapi situsi yang kritis, yang berarti Tae Kwon Do dpat

digunakan setiap saat ” (Yoyok Suryadi, 1-2:2002).

Merupakan bentuk seni beladiri yang merakyat dimana pokok dari konsep

Taekwondo adalah gabungan dari kekuatan, kecepatan dan ketepatan dalam

gerak bertahan dan menyerang. Semua gerakan dalam Taekwondo

membutuhkan ketelitian dan kecepatan dalam waktu yang sama. Perubahan

irama antara daya tahan dan pengendalian diri juga dibutuhkan dalam

menampilkan teknik gerakan dasar yang terlihat pada saat jurus atau Taeguk.

Oleh karena itu, kesegaran jasmani dari seorang taekwondoin sangat diperlukan

untuk menampilkan gerakan baik menendang, memukul maupun menengkis

dengan sempurna. Saat ini, Taekwondo sudah menyebar keseluruh penjuru

dunia sebagai olahraga yang populer. Sejak Korea Taekwondo Association

berdiri pada 16 September 1961, kejuaraan dunia Taekwondo mulai diadakan.

Di Indonesia sendiri, Taekwondo merupakan cabang olahraga super prioritas

yang diharapkan dapat menyumbangkan banyak medali pada kejuaraan-

kejuaraan tingkat internasional seperti Sea Games, Asian Games dan

Olimpiade(Garuda Emas,2000:23). Hal ini dapat dilihat dari dimasukannya

Taekwondo dalam program Garuda Emas dan Indonesia Bangkit.

2.1.4 Teknik-teknik Dasar Taekwondo

Teknik-teknik dasar pada Taekwondo menurut Hu-seup Song dan Jong-o

Kim (1986:39-61) antara lain: a) Kuda-kuda atau Seogi yang terdiri dari :

Apseogi adalah kuda-kuda dengan posisi berjalan. Kaki depan menahan 70%

Page 30: Skripsi Pendidikan (155)

28

berat badan. Apkoobi adalah kuda-kuda dengan dengan posisi kedua kaki dibuka

kira-kira selebar bahu dengan membentuk sudut 45 derajat. Dwitkoobi adalah

kuda-kuda dengan posisi kedua kaki dibuka lebar, berat badan 90% berada pada

kaki belakang. Beom Seogi adalah kuda-kuda dengan posisi mirip dengan posisi

harimau pada saat hendak melompat. Kaki belakang lurus, ditekuk, kaki depan

agak maju, dengan posisi kaki jinjit. Keduanya membentuk sudut 45 derajat.

Moa Seogi adalah kuda-kuda dengan posisi kaki rapat, posisi badan tegak lurus.

Apjoochoom adalah kuda-kuda dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu

kearah depan, ditekuk. Pyeonhi Seogi adalah kuda-kuda dengan posisi kedua

kaki dibuka lebar kesamping kanan kiri. Posisi ini biasanya menjadi posisi siap

melakukan gerakan teknik dasar. Koa Seogi adalah kuda-kuda dengan posisi

kedua kaki disilangkan, mengangkat ujung kaki belakang (jinjit), dengan

menekan kedua lutut. Haktari Seogi adalah kuda-kuda dengan posisi

mengangkat salah satu kaki dan meletakkannya disamping lutut yang lain.

Haktari Ogeum Seogi adalah kuda-kuda dengan posisi sama dengan kuda-kuda

Haktari Seogi, hanya saja kaki yang lain dibiarkan menggantung. Joochoom

Seogi adalah kuda-kuda dengan posisi membuka kedua kaki lebar kesamping,

lutut ditekuk. B) Pukulan dan Tangkisan atau Makki dan Jireugi yang terdiri

dari : Arae Makki adalah tangkisan untuk menangkis tendangan dari arah depan.

Eolgool Makki adalah tangkisan untuk menangkis pukulan atau tendangan

kearah muka. Montong Bakat Makki adalah tangkisan untuk menangkis pukulan

dari arah dalam tubuh lalu membuangnya keluar. Montong An Makki adalah

tangkisan untuk menangkis pukulan atau tendangan dari luar. Geodreo Montong

Page 31: Skripsi Pendidikan (155)

28

Makki adalah tangkisan untuk menangkis tendangan pukulan atau tendangan

dari luar. Soonal Arae Makki adalah tangkisan untuk menangkis tendangan

dengan arah tangkisan kearah kaki. Sonnal Montong Makki adalah tangkisan

untuk menangkis serangan kearah wajah. Eotkeoreo Eolgool adalah tangkisan

yang dilakukan dengan cara menyilangkan kedua tangan kedepan wajah.

Jebipoom Mokchigi adalah tangkisan yang dilakukan untuk menangkis serangan

arah kepala dam memukul kearah leher lawan secara bersamaan. Momtong

Jireugi adalah pukulan untuk arah perut. Eolgool Jireugi adalah pukulan kearah

muka atau kepala. Joochoom Yeop Jireugi adalah pukulan yang dilakukan

dengan posisi badan kesamping. C) Tendangan atau Balchagi yang terdiri dari

: Yeopchagi adalah tendangan menusuk kesamping. Dwitchagi adalah tendangan

dengan arah kaki kebelakang badan berputar 90 derajat. Dollyochagi adalah

tendangan melingkar kesamping . Yidan Twieo Apchagi adalah tendangan yang

yang dilakukan dengan cara melompat dengan mengangkat salah satu kaki.

Yidan Twieo Yeopchagi adalah tendangan yang dilakukan dengan cara melompat

dengan salah satu kaki ditekuk. Yidan Twieo Dwitchagi adalah tendangan yang

dilakukan dengan cara memutar tubuh 360 derajat diudara, dengan salah satu

kaki, dan menendang dengan kaki yang lain. Modeumbal Twieo Apchagi adalah

tendangan yang dilakukan dengan menendangkan kedua kaki sekaligus. Yidan

Twieo Apdollyeo Chagi adalah tendangan yang dilakukan dengan kaki

bersamaan. Pada saat di udara salah satu kaki menendang dengan arah

tendangan kesamping. Apchagi adalah tendangan kearah depan, dilakukan

dengan cara menekuk lutut didepan dada dan melepaskan tungkai bawah kearah

Page 32: Skripsi Pendidikan (155)

28

perut atau kepala. Apchaoligi adalah tendangan yang dilakukan dengan cara

mengangkat kaki lurus keatas melebihi bahu ( Hu-Seup Song dan jong-o Kim,

1986:56).

2.1.5 Ketrampilan Taeguk

Taeguk adalah rangkaian suatu gerakan dasar dalam taekwondo. Taeguk

adalah teknik keindahan Taekwondo atau jurus berupa serangkaian gerakan

kuda-kuda, pukulan, tangkisan dan tendangan yang ditujukan pada lawan khayal

Taeguk kebanyakan mewakili filsafat timur yang paling mendalam dari mana

pandangan-pandangan filosofis negeri timur mengenal dunia, kosmos, dan

kehidupan asal. Tae artinya “keagungan” sedang geuk artinya “keabadian’.

Dengan demikian, Taeguk tidak mempunyai bentuk, tidak ada permulaan, tidak

ada akhir pula. Sekalipun demikian, segala sesuatu baerasal dari Taeguk.

Dengan perkataan lain Taeguk adalah sesuatu yang mengandung hal apapun

yang sebenarnya. (Yoyok Suryadi,2002:43)

Gagasan-gagasan Taeguk adalah merupakan prinsip pikiran Jooyeok atau

buku perubahan, dimana buku ini merupakan salah satu buku pendahulu filsafat

negeri timur. Diluar, Taeguk berasal dari 8 cabang utama teori-teori filosofi yang

disebut Pal Gwe, sehingga Taeguk berjumlah 8 yang mewakili setiap sisi dari

Pal Gwe.

Segi-segi vital Taeguk ini adalah ini adalah mengatur kecepatan nafas dan

aksi secara tepat, dan menggerakan keseimbangan berat tubuh semestinya.

Dengan demikian kita bisa menyadari sepenuhnya bentuk utama Taeguk.

Pengaturan nafas dalam setiap gerakan taeguk sangat penting untuk

diperhatikan, karena dalam setiap taeguk pengaturan nafas dan gerakan berbeda.

Page 33: Skripsi Pendidikan (155)

28

Hal ini menyebabkan perlunya pengaturan enerji yang dikelurkan agar terjadi

kesempurnaan gerak dalam Taeguk. Disamping itu diperlurkan kesegaran

jasmani yang baik pula untuk memperoleh kesempurnaan gerakan Taeguk.

Taeguk diberikan berdasarakan sabuk yang disandang oleh jeja atau

murid. Pembagian Taeguk berdasarkan sabuk dapat dilihat di bawah ini:

TINGKAT WARNA SABUK TAEGUK

10 Putih -

9 Kuning -

8 Kuning strip hijau 1

7 Hijau 2

6 Hijau strip biru 3

5 Biru 4

4 Biru strip merah 5

3 Merah 6

2 Merah strip Hitam 1 7

1 Merah strip Hitam 2 8

Tabel : 1

Penjelasan Taeguk Berdasarkan Peringkat Sabuk (Penataran kepelatihan dan perwasitan pelatih taekwondo Se-kodya

Semarang, 2001 : 23-27).

Pengertian dan bentuk dari Taeguk 1 sampai 3 dapat dilihat seperti yang dibawah ini: a) Taeguk I Jang :

Adegan Taeguk I menggambarkan aksi-aksi Keon Palgwe, dimana prinsip Gwe uang terdiri dari 64 atau 8 secara

singkat. Gwes adalah buku perubahan, Keon menggambarkan langit dan sinar. Keon Gwe adalah merupakan Gwe yang

penuh kekuatan dan perkasa. Ini dapat dibandingkan dengan seekor naga naik menuju langit dari kehidupan naga itu

diatas bumi. Analoginya, Taeguk memulai dengan Keon yaitu langit. Dalam Taeguk I Jang, pukulan dibatasi pada

Momtong-Baro-Jireogi dan tangkisan (Makki) dibatasi pada Momtong–Makki (Yoyok Suryadi,2002:43)

Page 34: Skripsi Pendidikan (155)

28

Page 35: Skripsi Pendidikan (155)

28

Gambar 1

Taeguk I Jang

(Yoyok Suryadi,2002:47)

b) Taeguk II Jang : Taeguk II adalah serangkaian gaya yang menerapkan prinsip

Tae of Palgwe. Ini dinyatakan oleh simbol Tae, yang berarti ungkapan

kegembiraan. Ini merupakan keadaan dimana batin seseorang tetap teguh dan

gayanya tetap lemah lembut dan mengatasi tantangan dengan senyuman dan

kebajikan. Karena itu, gaya ini harus dilaksanakan secara lemah lembut tetapi

penuh mulai dengan tangkisan bawah dan terus sampai pukulan sasaran ulu hati,

tendangan ke muka dan tangkisan atas (Yoyok Suryadi,2002:43)

Page 36: Skripsi Pendidikan (155)

28

Gambar 2

Taeguk II Jang

(Yoyok Suryadi,2002:56)

c) Taeguk III Jang : Taeguk III Jang menerapkan prisip R1 Palgwe. Simbol ini

berarti api dan matahari. Yang membedakan manusia dengan binatang bahwa

manusia menggetahui bagaimana menggunakan api. Penyalaan api

memberikan cahaya pada manusia, kehangatan, kegembiraan dan harapan.

Gaya Taeguk III Jang harus dilaksanakan dengan variasi dan dengan penuh

keinginan besar. Gaya ini prinsipnya didasarkan pada Area Makki, Ap-Chagi,

Jireugi, Jebipoom, dalam Mok Chagi (Yoyok Suryadi,2002:44)

Page 37: Skripsi Pendidikan (155)

28

Page 38: Skripsi Pendidikan (155)

28

Gambar 3

Taeguk III Jang

(Yoyok Suryadi,2002:44)

2.1.6 Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas

dan pekerjaan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta masih

memiliki cadangan energi untuk mengisi waktu luang dan menghadapi hal-hal

darurat yang tak terduga sebelumnya (PPPITOR, 1999:3). Kantor Menpora

mendefinisikan kesegaran jasmani sebagai kemampuan seseorang untuk

melakukan kegiatan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih

memiliki cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan lain (1993:7), sedangkan

Giriwijoyo dalam Rubianto (2000:25) mendefinisikan kesegaran jasmani

sebagai kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh

fisik itu. Atau dengan kata lain untuk dapat melakukan tugas fisik tertentu

dengan hasil yang baik, diperlukan syarat-syarat tertentu yang sesuai dengan

sifat fisik itu. Depdikbud mendefinisikan kesegaran jasmani sebagai kapasitas

fungsional total seseorang untuk melakukan suatu kerja tertentu dengan hasil

baik atau memuaskan dan tanpa kelelahan yang berarti. Kesegarn jasmani

bercirikan semua bagian tubuh dapat berfungsi secara efisien saat tubuh

menyesuaikan diri dengan tuntutan sekitarnya (1992:9). Dengan demikian

kesegaran jasmani sangat dibutuhkan oleh setiap orang termasuk atlet. Tanpa

kesegaran jasmani yang baik, atlet tidak akan berhasil memperoleh prestasi yang

Page 39: Skripsi Pendidikan (155)

28

optimal walaupun memiliki ketrampilan teknik dan taktik yang baik. Kenyataan

menunjukkan bahwa kesegaran jasmani yang baik berhubungan dengan prestasi

olahraga, karena prestasi bukan lagi milik perorangan, tetapi sudah menyangkut

harkat dan martabat suatu bangsa. Oleh sebab itu berbagai daya dan upaya

dilakukan untuk mencapai prestasi tersebut.

Kesegaran jasmani harus ditingkatkan atau dipertahankan melalui latihan

yang teratur, terukur dan berkesinambungan, serta dilakukan pengkuran secara

berkala. Konsep ini hanya dapat terwujud apabila pelatih maupun atlet

memahami dan menyadari pentingnya kesegaran jasmani untuk mencapai tujuan

tersebut. Latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani memegang peranan

penting dalam program latihan fisik, dengan tujuan untuk meningkatkan

kemampuan fungsional dari seluruh tubuh.

Dalam kehidupan sehari-hari, kondisi kesegaran jasmani yang baik

meggambarkan bahwa atlet mampu melakukan aktivitas rutin baik berupa

latihan maupun bertanding sesuai cabang olahraga masing-masing, disamping

aktivitas sehari-hari. Selain itu, apabila kesegaran jasmani atlet tinggi, maka ia

akan lebih cepat menguasai teknik-teknik gerakan yang dilatihkan. Secara

psikologispun ada keuntungannya, karena atlet dengan tingkat kesegaran

jasmani yang tinggi biasanya juga merasa lebih percaya diri dan lebih siap dalam

menghadapi tantangan latihan dan pertandingan (Garuda Emas,2000:3).

Latihan kesegaran jasmani yang dilakukan secara tepat dan benar akan

memberikan manfaat bagi tubuh secara biologis, yaitu: memperlancar sendi-

sendi ligamen, meningkatkan kemampuan jantung dan paru, memperkuat otot,

Page 40: Skripsi Pendidikan (155)

28

menurunkan tekanan darah, mengurangi lemak tubuh, memperbaiki bentuk

tubuh, mengurangi kadar gula, mengurangi resiko terkena penyakit jantung

koroner dan memperlancar pertukaran gas. Secara psikologis dapat

mengendurkan ketegangan mental, membuat suasana hati menjadi senang,

nyaman dan terasa terhibur. Secara sosial dapat meningkatkan persahabatan

dalam kualitas dan kuantitas dengan orang lain serta dapat lebih menghargai

lingkungan hidup dan alam sekitar. Sedangkan secara kultural akan

membiasakan hidup teratur dan terencana, melestarikan nilai-nilai budaya yang

berhubungan dengan jenis latihan kesegaran jasmani dan olahraga terpilih

(Depdikbud, 1997:15).

2.1.7 Komponen-komponen Kesegran Jasmani

Komponen-komponen kesegaran jasmnai menurut PPPITOR terbagi

menjadi 2 aspek yaitu kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan

dan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan. Komponen

kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan diperlukan sebagai

komponen dasar untuk mencapai prestasi, yang meliputi : daya tahan jantung,

kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh. Sedangkan

komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan diperlukan

untuk komponen dasar bagi pengembangan ketrampilan sesuai dengan

karakteristik cabang olahraga yang ditekuni, yang meliputi koordinasi,

keseimbangan, kecepatan, kecepatan reaksi, kelincahan, ketepatan dan kekuatan

Page 41: Skripsi Pendidikan (155)

28

(1999:3). Komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan

sifatny lebih umum untuk setiap orang yang memungkinkan hidup sehat,

sedangkan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan lebih

spesifik dan fungsional dalam arti mengacu pada sasaran-sasaran aktivitas.

Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan gerak tidak ada kaitannya dengan

kesehatan dasar atau pencegahan atau apapun penyembuhan penyakit-penyakit

penurunan daya tahan tubuh karena pertambahan usia, tetapi memungkinkan

seseorang dapat melakukan gerakan-gerakan dengan lebih baik dan efisien.

Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro mengemukakan komponen-

komponen kesegaran jasmani yang meliputi daya tahan, kekuatan otot, tenaga

ledak otot, kecepatan, ketangkasan, kelenturan, keseimbangan, kecepatan reaksi

dan koordinasi (1984:76). Komponen kesegaran menurut Depdikbud terdiri dari

daya tahan, kekuatan otot, kecepatan, kelincahan, kelenturan, keseimbangan,

koordinasi dan komposisi tubuh (1997:10). Sedangkan Santoso Giriwijaya

(1992:44) memaparkan komponen kesegaran jasmani sebagai berikut: a.

kemampuan kualitas ergosistema primer (ES1) yang terdiri atas luas pergerakan

persendian, kekuatan dan daya tahan otot dan koordinasi fungsi otot, b.

Kemampuan kualitas dasar ergo sistema sekunder (ES2) yang berupa tahan

umum fungsi jantung dan paru-paru. Garuda Emas menyebutkan komponen

kondisi fisik terdiri dari daya tahan, kelentukan atau kelenturan, kekuatan,

kecepatan, stamina, kelincahan, daya tahan otot, dan daya tahan kecepatan

(2000:28)

Page 42: Skripsi Pendidikan (155)

28

2.1.8 Analisis Hubungan Antara Kesegaran Jasmani dengan Ketrampilan

Taeguk.

Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa kesegaran jasmani merupakan

modal dasar yang harus dimiliki oleh semua orang termasuk Taekwondoin untuk

dapat melakukan aktivitas berlatih teknik dan taktik dalam taeguk. Untuk dapat

melakukan teknik dasar dengan benar diperlukan waktu yang lama. Waktu yang

lama dalam berlatih membutuhkan kesegaran jasmani yang tinggi agar

Taekwondoin dapat melaksanakan semua materi latihan yang diberikan dan

tidak mengalami kelelahan yang berarti. Dengan berlatih, kemampuan

penguasaan teknik dasar akan meningkat dan akan berpegaruh pula pada

ketrampilan Taeguk. Oleh karena itu, teknik dasar dan peningkatan kesegaran

jasmani harus diberikan secara bersamaan.

2.2 HIPOTESIS

Berdasarkan landasan teori dan uraian hubungan antara kesegaran jasmani

dengan ketrampilan taeguk, maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut:

2.2.1 “ Ada keeratan hubungan antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan Taeguk

pada Taekwondoin putra pra yunior sabuk biru kota Semarang Tahun 2005”.

2.2.2 “ Ada sumbangan yang berarti dari kesegaran jasmani terhadap ketrampilan

Taeguk pada Taekwondoin putra pra yunior sabuk biru kota Semarang Tahun

2005”.

Page 43: Skripsi Pendidikan (155)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi adalah sekumpulan prosedur yang terdokumentasi

mendefinisikan siklus pemecahan masalah atau pengembangannya dan

menentukan bagaimana sistem akan dibangun. Metodologi penelitian disini

berisikan garis besar metode-metode pemecahan masalah yang diterapkan

dalam penelitian. Dimana yang dimaksud metode adalah cara yang telah teratur

dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud atau cara menyelidiki

ilmu pengetahuan, mengajar, dan sebagainya. (Poerwodarminto, 1985:649).

Sedangkan metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang teratur

dan terfikir baik-baik untuk pemecahan masalah guna mengetahui hubungan

antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan Taeguk. Berikut ini akan

membahas beberapa hal yang berhubungan dengan metode penelitian, yaitu :

3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Taekwondoin putra pra

yunior yaitu taekwondoin yang berusia dibawah 14 tahun (Garuda

Emas,2000:15) menyandang sabuk biru yang berdomisili di kota Semarang,

dimana jumlah populasinya adalah 20 orang taekwondoin putra. Sebab menurut

Page 44: Skripsi Pendidikan (155)

28

Sudjana ( 1996 : 6 ) bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin,

hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai

karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang

ingin dipelajari sifat-sifatnya. Adapun yang berkaitan dengan populasi mengenai

sifat dan karakteristik tertentu ialah:

1. Atlet Putra.

2. Mempunyai peringkat atau Geup yang sama yaitu sabuk biru.

3. Kelompok umur dibawah usia 14 tahun.

3.2 Sampel Penelitian

Populasi yang ada di dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 20

Taekwondoin, karena jumlahnya terbatas maka seluruh populasi digunakan

sebagai sampel. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Suharsimi

Arikunto ( 1996:107) bahwa dalam penentuan sampel apabila jumlah populasi

kecil, atau kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga tehnik

pengambilan sampel penelitian seperti ini dinamakan penelitian total sampel.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua yang meliputi :

3.3.1 Variabel bebas atau X yaitu Kesegaran Jasmani

3.3.2 Variabel terikat atau Y yaitu Ketrampilan Taeguk

3.4 Rancangan Penelitian

Page 45: Skripsi Pendidikan (155)

28

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan korelasional atau

corelational Design. Adapun desain yang dimaksud terlihat pada diagram

berikut :

Gambar 4

Corelation design

3.5 Teknik Pengambilan Data

Permasalahan dalam penelitian ini ialah ingin mengetahui hubungan

antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan Taeguk pada taekwondoin putra

pra yunior sabuk biru kota Semarang. Untuk itu sebagai variabel penelitian yang

harus di tes meliputi :

3.5.1 Tes kesegaran jasmani yang merupakan tes baterai dari depdikbud (1995: 3-

26), yang terdiri dari : lari cepat 40 meter, gantung siku tekuk selama 30 detik,

tes baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 meter.

X

Kesegaran

Jasmani

Y

Ketrampilan

Taeguk

rxy

Page 46: Skripsi Pendidikan (155)

28

3.5.2 Tes ketrampilan taeguk yang terdiri dari 3 rangkaian taeguk yaitu : taeguk 1,

taeguk 2, taeguk 3. Adapun gerakannya seperti terlampiran pada lampiran.

3.6 Prosedur Penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan dengan prosedur sebagai

berikut:

3.6.1 Diawali dari pengajuan tema ke ketua jurusan.

3.6.2 Kemudian dari jurusan apabila tema disetujui maka mahasiswa mendapatkan

Surat Keputusan Dosen pembimbing dan dilanjutkan dengan pengajuan judul

dalam bentuk proposal.

3.6.3 Apabila proposal disetujui dilanjutkan dengan pengajuan ijin penelitian.

3.6.4 Bila ijin penelitian telah diperoleh maka dilakukan penelitian, pelaksanaan

penelitian ini dilakukan pada :

Hari / tanggal : Minggu, 26 Desember 2004

Jam : 07.00 sampai selesai.

Tempat : GOR Jatidiri Semarang.

3.6.5 Bila pengambilan data telah selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan

tabulasi data dan pengolahan data hasil penelitian, kemudian pembuatan

laporan penelitian.

3.7 Instrumen Penelitian

Penelitian ini pada pokoknya ada dua instrumen yaitu :

3.7.1 Tes untuk kesegaran jasmani dari Depdikbud untuk anak usia 10-12 tahun. Tes

kesegaran jasmani : tes ini merupakan tes baterai yang diambil dari Depdikbud

Page 47: Skripsi Pendidikan (155)

28

untuk anak usia 10-12 tahun (1996:3), yang memiliki validitas 0,884 dan

reliabilitas 0, 911 dan tes tersebut terdiri dari beberapa bentuk tes sebagai

berikut : a) Tes lari 40 meter : Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

Alat dan Fasilitas : Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin berjarak 40 meter dan

masih mempunyai lintasan lanjutan. Bendera start, tiga peluit, tiang pancang,

stopwatch, serbuk kapur, formulir dan alat tulis.Petugas tes : juru

keberangkatan dan pengukur waktu merangkap pencatat hasil. Pelaksanaan : 1)

sikap permulaan : Peserta berdiri dibelakang garis start, 2) Gerakan : Pada aba-

aba “Siap” mengambil sikap start berdiri,siap lari, pada aba-aba “Ya” peserta

lari secepat mungkin menuju garis finish, menenpuh jarak 40 meter. 3) Lari

masih bisa diulang apabila : pelari mencuri start, pelari tidak melewati garis

finish, pelari terganggu dengan pelari yang lain, 4) Pengukuran waktu

dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melewati garis finish,

5) Pencatatan hasil : hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari

untuk menempuh jarak 30 meter dalam satuan waktu detik, waktu dicatat satu

angka dibelakang koma untuk stopwatch manual dan dua angka dibelakang

koma untuk stopwatch digital.

Page 48: Skripsi Pendidikan (155)

28

Gambar 5

Start berdiri pada tes lari cepat

(Depdikbud, 1995)

b) Tes gantung siku tekuk : Tes ini bertujuan untuk menukur kekuatan

dan ketahanan otot lengan dan otot bahu. Alat dan fasilitas :Palang tunggal yang

dapat dinaikkan dan diturunkan, stopwatch, formulir tes dan alat tulis, nomor

dada, serbuk kapur atau magnesium karbonat. Petugas tes : pengukur waktu

merangkap pencatat hasil. Pelaksanaan :Sikap permulaan: peserta berdiri

dibawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar

bahu dan pegangan telapak tangan menghadap kearah letak kepala. Pencatatan

hasil : hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk

mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan waktu detik.

Page 49: Skripsi Pendidikan (155)

28

Gambar 6

Sikap awal tes angkat tubuh

(Depdikbud,1995)

Gambar 7

Sikap badan pada tes angkat tubuh

(Depdikbud,1995)

C) Tes baring duduk 30 detik : Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan

ketahanan otot perut. Alat dan fasilitas : Lantai atau lapangan rumput yang

rata dan bersih, stopwatch, nomor dada, formulir tes, alat tes.Petugas tes :

pengamat waktu dan penghitung gerakan merangkap pencatat hasil.

Pelaksanaan : 1) Sikap permulaan : berbaring terlentang dilantai atau rumput,

kedua lutut ditekuk dengan sudut 900, kedua tangan jari-jarinya berselang

Page 50: Skripsi Pendidikan (155)

28

selip diletakkan dibelakang kepala. Petugas atau peserta lain memegang atau

menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.

Gambar 8

Posisi jari-jari saling berkaitan diletakkan dibelakang kepala

(Depdikbud,1995)

Page 51: Skripsi Pendidikan (155)

28

Gambar 9

Sikap permulaan tes baring duduk

(Depdikbud,1995)

2) Gerakan : pada aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk,

sehingga kedua sikunya menyentuh kedua kepala, kemudian kembali kesikap

permulaan, gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat,

selama 30 detik.

Gambar 10

Sikap duduk tes baring duduk pada tes berbaring

(Depdikbud,1995)

Pencatatan hasil : hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan

baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik, peserta

yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini hasilnya ditulis dengan angka

Page 52: Skripsi Pendidikan (155)

28

nol. d) Tes loncat tegak : Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif.

Alat dan fasilitas : Papan berskala senti meter, warna gelap, berukuran 30 x 150

cm, dipasang pada dinding atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka nol pada

skala 100 cm, serbuk kapur, alat penghapus, nomor dada, formulir tes dan alat

tes.

Gambar 11

Papan Loncat Tegak

(Depdikbud,1995)

Petugas tes : pengamat dan pencatat hasil. Pelaksanaan : 1) Sikap

permulaan : terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk

kapur atau magnesium karbonat, peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat,

papan skala berada disamping kiri atau kanannya, kemudian tangan yang didekat

dinding diangkat lurus keatas telapak tangan ditempelkan papan berskala,

sehingga meninggalkan bekas raihan jarinnya.

Page 53: Skripsi Pendidikan (155)

28

Gambar 12

Sikap awal pada tes loncat tegak

(Depdikbud,1995)

2) Gerakan : peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut

dan kedua lengan diayun kebelakang

Page 54: Skripsi Pendidikan (155)

28

Gambar 13

Sikap awalan pada loncat tegak

(Depdikbud,1995)

Kemudian peserta melompat sambil menepuk papan dengan tangan yang

terdekat sehingga menimbulkan bekas. Ulangi loncatan ini sampai 3 kali

berturut-turut.

Gambar 14

Sikap meloncat pada tes loncat tegak

(Depdikbud,1995)

Pencatatan hasil : selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak. Ketiga

selisih raihan dicatat. e) Tes lari 600 meter : Tes ini bertujuan untuk mengukur

daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan. Alat dan fasilitas : Lintasan

lari 600 meter, stopwatch, bendera start, peluit, tiang pancang, nomor dada,

formulir tes dan alat tulis. Petugas tes : juru keberangkatan, pengukur waktu,

pencatat hasil, pembantu umum. Pelaksanaan : 1) Sikap permulaan : peserta

Page 55: Skripsi Pendidikan (155)

28

berdiri dibelakang garis, 2) Gerakan : pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil

sikap start berdiri siap untuk lari. Pada aba-aba “YA” peserta lari menuju garis

finish, menempuh jarak 600 meter. Lari diulang bilamana ada pelari yang

mencuri start, lari diulang bilamana pelari tidak melewati garis finish.

Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat

melintasi garis finish. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari

untuk menenpuh jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.

3.7.1 Tes keterampilan taeguk.

Tes keterampilan taeguk ini merupakan rangkaian gerak dasar yang terdiri

dari beberapa rangkaian dan memiliki validitas 0,62 dan reliabilitas 0,767.

Instrumen ini belum dibakukan.

Adapun prosedur Pelaksanaan Taeguk adalah sebagai berikut : a)

Ketentuan dasar : Peserta adalah Taekwondoin putra pra yunior sabuk biru yang

terdaftar pada Organisasi Taekwondo Semarang atau Pengcab Semarang. b)

Taeguk dilaksanakan dalam arena yang ditetapkan luasnya yakni 4 x 4 meter

persegi empat, dengan titik yang telah ditentukan sebagai awal dan akhir

gerakan taeguk yang berada dipusat arena. c) Taeguk dinilai oleh 3 wasit nilai

dan dibantu 1 wasit waktu. d) Pelaksanaan Taeguk : Peserta melakukan Taeguk

1 sampai dengan Taeguk 3. Taeguk 1 terdiri dari gerakan : junbi, oen palmok

arae makki, oreun jumeok momtong bandae jireugi, oreun palmok arae makki,

oen jumeok momtong bandae jireugi, oen palmok arae makki, oreun jumeok

momtong baro jireugi, oen bakkat palmok momtong an makki, oreun jumeok

momtong baro jireugi, oreun bakkat palmok momtong an makki, oen jumeok

Page 56: Skripsi Pendidikan (155)

28

momtong baro jireugi, oreun palmok arae makki, oen jumeok momtong baro

jireugi, oen palmok eolgeol makki, oreun jumeok momtong bandae jireugi,

oreun palmok eolgeol makki, oen jumeok momtong bandae jireugi, oen palmok

arae makki, oreun jumeok momtong bandae jireugi, kibon-junbi. Taeguk 2

terdiri dari gerakan : junbi, kibon junbi, oen palmok arae makki, oreun jumeok

momtong bandae jireugi, oreun palmok arae makki, oen jumeok momtong

bandae jireugi, oreun bakkat palmok momtong an makki, oen bakkat palmok

momtong an makki, oen palmok arae mekki, oreun jumeok eolgeol bandae

jireugi,oreun palmok arae makki, oen jumeok eolgeol bandae jireugi, oen

palmok eolgeol makki, orean palmok eolgeol makki, oreun bakkat palmok

momtong an makki, oen bakkat momtong an makki, oreun palmok arae makki,

oreun jumeok momtong bandae jireugi, oen jumeok momtong bandae jireugi,

oreun jumeok momtong bandae jireugi, kibon-junbi . Taeguk 3 terdiri dari

gerakan : junbi, oen palmok arae makki, momtong dubeon jireugi, oeun palmok

arae makki, momtong dubeon jireugi, oreun sonnal mok chigi, oen sonnal mok

chigi, oen han-sonnal, momtong bakkat makki, oreun jumeok momtong baro

jireugi, oreun han-sonnal momtong bakkat makki, oen jumeok momtong baro

jireugi, oreun bakkat palmok momtong an makki, oen bakkat palmok momtong

an makki, oreun palmok arae makki, momtong dubeon jireugi, oreun palmok

arae makki, momtong dubeon jireugi, oen palmok arae makki, oreun jumeok

momtong baro jireugi, oreun palmok arae makki a oen jumeok, momtong baro

jireugi, oen palmok arae makki, oreun jumeok momtong baro jireugi, oreun

palmok arae makki a oen jumeok momtong baro jireugi, kibon junbi. e) Batas

Page 57: Skripsi Pendidikan (155)

28

waktu pelaksanaan Taeguk 1 sampai Taeguk 3 adalah 1 menit 30 detik. f) Nilai

Taeguk : Nilai tertinggi Taeguk adalah 20. g) Penilaian diberikan dengan

memperhatikan urutan gerakan, kebenaran gerakan, kemantapan, penghayatan

dan stamina pada saat melakukan taeguk dikurangi potongan nilai dari

kekurangan atau kelebihan waktu dan tidak kembali keposisi semula setelah

melakukan setiap taeguk h) Urutan gerakan dan kebenaran gerakan setiap

taeguk memiliki nilai tertinggi 5 dan nilai tertinggi dari pelaksanaan taeguk 1

sampai taeguk 3 adalah 15. i) Kemantapan dan penghayatan gerakan serta

stamina peserta memiliki nilai 1 sampai 5. j) .Kekurangan atau kelebihan waktu

setiap 1 sampai 10 detik menyebabkan penguranganh nilai 2, kelebihan waktu

10 sampai 20 detik menyebabkan pengurangan nilai 2 dan kelebihan waktu lebih

dari 20 detik menyebabkan pengurangan nilai 2. k) Tidak kembali ke posisi

semula setelah melakukan setiap taeguk menyebabkan pengurangan nilai 2.

3.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian

Walaupun penelitian telah diupayakan untuk mengurangi pelaksanaan

faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap hasil penelitian namun faktor-faktor

tersebut tetap ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian

adalah:

3.7.1 Faktor kondisi fisik

Hampir semua peserta tidak dapat dikontrol secara terukur sehingga untuk

mengantisipasi hal tersebut, peneliti memberi himbauan kepada anak agar

supaya tidak melakukan kegiatan yang ada hubungannya dengan materi tes,

Page 58: Skripsi Pendidikan (155)

28

himbauan tersebut dimaksud agar anak tidak merasa lelah dan dapat

melaksanakan semua tes yang diberikan dengan baik.

3.7.2 Faktor semangat

Tidak dapat dipungkiri, bahwa pada saat pelaksanan tes, anak

melakukannya dengan penuh semangat. Guna mempertahankan semangat

tersebut peneliti selalu mendekati anak, coba memberi motivasi bahwa mereka

dapat melakukannya dalam situasi yang penuh interaksi.

3.7.3 Faktor alat tes

Pengadaan alat tes yang akan digunakan untuk pengambilan data dibuat

sesuai dengan petunjuk buku tes dan pengukuran dalam Pendidikan jasmani,

tetapi dalam penggunan instrumen tes tersebut ada gerakan-gerakan yang kurang

pas, sehingga peneliti selalu mengawasi dan membetulkan gerakan-gerakan

yang salah.

3.7.4 Faktor cuaca

Faktor cuaca pada saat pengambilan data cukup panas. Oleh karena itu

peneliti menganjurkan kepada anak untuk tidak melakukan banyak aktifitas yang

dapat menimbulkan kelelahan, istirahat di tempat yang teduh dan minum air

putih secukupnya yang telah disediakan oleh peneliti.

3.8 Analisis Data

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini maka analisis data

menggunakan Korelasi Product Moment. Untuk mencari koefisien korelasi

menggunakan rumus :

Page 59: Skripsi Pendidikan (155)

28

Rxy= ( )( )

( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑

−−

2222YYNXXN

YXXYN

Dimana : rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

E = Perbedaan antara skor variabel x dengan nilai rata-rata dari variabel

X

Y = Perbedaan antara skor Y dengan nilai rata-rata variabel Y

∑xy = Jumlah dari hasil perkalian antara X dan Y

X2 = Nilai X yang dikuadratkan

Y2 = Nilai Y yang dikuadratkan

( Suharsimi Arikunto,2002:244)

Page 60: Skripsi Pendidikan (155)

Gambar 15

Alat Tes Ketrampilan Taeguk

Page 61: Skripsi Pendidikan (155)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi adalah sekumpulan prosedur yang terdokumentasi mendefinisikan

siklus pemecahan masalah atau pengembangannya dan menentukan bagaimana sistem

akan dibangun. Metodologi penelitian disini berisikan garis besar metode-metode

pemecahan masalah yang diterapkan dalam penelitian. Dimana yang dimaksud metode

adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud atau

cara menyelidiki ilmu pengetahuan, mengajar, dan sebagainya. (Poerwodarminto,

1985:649). Sedangkan metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang

teratur dan terfikir baik-baik untuk pemecahan masalah guna mengetahui hubungan

antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan Taeguk. Berikut ini akan membahas

beberapa hal yang berhubungan dengan metode penelitian, yaitu :

Page 62: Skripsi Pendidikan (155)

3.8 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Taekwondoin putra pra yunior yaitu

taekwondoin yang berusia dibawah 14 tahun (Garuda Emas,2000:15) menyandang sabuk

biru yang berdomisili di kota Semarang, dimana jumlah populasinya adalah 20 orang

taekwondoin putra. Sebab menurut Sudjana ( 1996 : 6 ) bahwa populasi adalah totalitas

semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun

kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan

jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Adapun yang berkaitan dengan populasi

mengenai sifat dan karakteristik tertentu ialah:

1. Atlet Putra.

2. Mempunyai peringkat atau Geup yang sama yaitu sabuk biru.

3. Kelompok umur dibawah usia 14 tahun.

3.9 Sampel Penelitian

Populasi yang ada di dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 20 Taekwondoin,

karena jumlahnya terbatas maka seluruh populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini

sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto ( 1996:107) bahwa dalam

penentuan sampel apabila jumlah populasi kecil, atau kurang dari 100, maka lebih baik

diambil semua, sehingga tehnik pengambilan sampel penelitian seperti ini dinamakan

penelitian total sampel.

Page 63: Skripsi Pendidikan (155)

3.10 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua yang meliputi :

3.10.1 Variabel bebas atau X yaitu Kesegaran Jasmani

3.10.2 Variabel terikat atau Y yaitu Ketrampilan Taeguk

3.11 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan korelasional atau

corelational Design. Adapun desain yang dimaksud terlihat pada diagram berikut :

Gambar 4

Corelation design

3.12 Teknik Pengambilan Data

Permasalahan dalam penelitian ini ialah ingin mengetahui hubungan antara

kesegaran jasmani dengan ketrampilan Taeguk pada taekwondoin putra pra yunior sabuk

biru kota Semarang. Untuk itu sebagai variabel penelitian yang harus di tes meliputi :

X

Kesegaran

Jasmani

Y

Ketrampilan

Taeguk

rxy

Page 64: Skripsi Pendidikan (155)

3.12.1 Tes kesegaran jasmani yang merupakan tes baterai dari depdikbud (1995: 3-26), yang

terdiri dari : lari cepat 40 meter, gantung siku tekuk selama 30 detik, tes baring duduk

30 detik, loncat tegak, lari 600 meter.

3.12.2 Tes ketrampilan taeguk yang terdiri dari 3 rangkaian taeguk yaitu : taeguk 1, taeguk 2,

taeguk 3. Adapun gerakannya seperti terlampiran pada lampiran.

3.13 Prosedur Penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

3.13.1 Diawali dari pengajuan tema ke ketua jurusan.

3.13.2 Kemudian dari jurusan apabila tema disetujui maka mahasiswa mendapatkan Surat

Keputusan Dosen pembimbing dan dilanjutkan dengan pengajuan judul dalam bentuk

proposal.

3.13.3 Apabila proposal disetujui dilanjutkan dengan pengajuan ijin penelitian.

3.13.4 Bila ijin penelitian telah diperoleh maka dilakukan penelitian, pelaksanaan penelitian

ini dilakukan pada :

Hari / tanggal : Minggu, 26 Desember 2004

Jam : 07.00 sampai selesai.

Tempat : GOR Jatidiri Semarang.

3.13.5 Bila pengambilan data telah selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan tabulasi data

dan pengolahan data hasil penelitian, kemudian pembuatan laporan penelitian.

3.14 Instrumen Penelitian

Penelitian ini pada pokoknya ada dua instrumen yaitu :

Page 65: Skripsi Pendidikan (155)

3.7.2 Tes untuk kesegaran jasmani dari Depdikbud untuk anak usia 10-12 tahun. Tes

kesegaran jasmani : tes ini merupakan tes baterai yang diambil dari Depdikbud untuk

anak usia 10-12 tahun (1996:3), yang memiliki validitas 0,884 dan reliabilitas 0, 911 dan

tes tersebut terdiri dari beberapa bentuk tes sebagai berikut : a) Tes lari 40 meter : Tes

ini bertujuan untuk mengukur kecepatan. Alat dan Fasilitas : Lintasan lurus, datar, rata,

tidak licin berjarak 40 meter dan masih mempunyai lintasan lanjutan. Bendera start, tiga

peluit, tiang pancang, stopwatch, serbuk kapur, formulir dan alat tulis.Petugas tes : juru

keberangkatan dan pengukur waktu merangkap pencatat hasil. Pelaksanaan : 1) sikap

permulaan : Peserta berdiri dibelakang garis start, 2) Gerakan : Pada aba-aba “Siap”

mengambil sikap start berdiri,siap lari, pada aba-aba “Ya” peserta lari secepat mungkin

menuju garis finish, menenpuh jarak 40 meter. 3) Lari masih bisa diulang apabila :

pelari mencuri start, pelari tidak melewati garis finish, pelari terganggu dengan pelari

yang lain, 4) Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat

melewati garis finish, 5) Pencatatan hasil : hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai

oleh pelari untuk menempuh jarak 30 meter dalam satuan waktu detik, waktu dicatat

satu angka dibelakang koma untuk stopwatch manual dan dua angka dibelakang koma

untuk stopwatch digital.

Page 66: Skripsi Pendidikan (155)

Gambar 5

Start berdiri pada tes lari cepat

(Depdikbud, 1995)

c) Tes gantung siku tekuk : Tes ini bertujuan untuk menukur kekuatan dan

ketahanan otot lengan dan otot bahu. Alat dan fasilitas :Palang tunggal yang dapat

dinaikkan dan diturunkan, stopwatch, formulir tes dan alat tulis, nomor dada, serbuk

kapur atau magnesium karbonat. Petugas tes : pengukur waktu merangkap pencatat hasil.

Pelaksanaan :Sikap permulaan: peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan

berpegangan pada palang tunggal selebar bahu dan pegangan telapak tangan menghadap

kearah letak kepala. Pencatatan hasil : hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh

peserta untuk mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan waktu detik.

Page 67: Skripsi Pendidikan (155)

Gambar 6

Sikap awal tes angkat tubuh

(Depdikbud,1995)

Gambar 7

Sikap badan pada tes angkat tubuh

(Depdikbud,1995)

D) Tes baring duduk 30 detik : Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan

otot perut. Alat dan fasilitas : Lantai atau lapangan rumput yang rata dan bersih,

stopwatch, nomor dada, formulir tes, alat tes.Petugas tes : pengamat waktu dan

penghitung gerakan merangkap pencatat hasil. Pelaksanaan : 1) Sikap permulaan :

berbaring terlentang dilantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut 900, kedua

tangan jari-jarinya berselang selip diletakkan dibelakang kepala. Petugas atau peserta

lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.

Page 68: Skripsi Pendidikan (155)

Gambar 8

Posisi jari-jari saling berkaitan diletakkan dibelakang kepala

(Depdikbud,1995)

Page 69: Skripsi Pendidikan (155)

Gambar 9

Sikap permulaan tes baring duduk

(Depdikbud,1995)

2) Gerakan : pada aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk, sehingga

kedua sikunya menyentuh kedua kepala, kemudian kembali kesikap permulaan, gerakan

ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat, selama 30 detik.

Gambar 10

Sikap duduk tes baring duduk pada tes berbaring

(Depdikbud,1995)

Pencatatan hasil : hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring

duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik, peserta yang tidak

mampu melakukan tes baring duduk ini hasilnya ditulis dengan angka nol. d) Tes loncat

tegak : Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif. Alat dan fasilitas : Papan

berskala senti meter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding atau

Page 70: Skripsi Pendidikan (155)

tiang. Jarak antara lantai dengan angka nol pada skala 100 cm, serbuk kapur, alat

penghapus, nomor dada, formulir tes dan alat tes.

Gambar 11

Papan Loncat Tegak

(Depdikbud,1995)

Petugas tes : pengamat dan pencatat hasil. Pelaksanaan : 1) Sikap permulaan :

terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur atau magnesium

karbonat, peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada disamping

kiri atau kanannya, kemudian tangan yang didekat dinding diangkat lurus keatas telapak

tangan ditempelkan papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinnya.

Page 71: Skripsi Pendidikan (155)

Gambar 12

Sikap awal pada tes loncat tegak

(Depdikbud,1995)

2) Gerakan : peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua

lengan diayun kebelakang

Gambar 13

Sikap awalan pada loncat tegak

Page 72: Skripsi Pendidikan (155)

(Depdikbud,1995)

Kemudian peserta melompat sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat

sehingga menimbulkan bekas. Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut.

Gambar 14

Sikap meloncat pada tes loncat tegak

(Depdikbud,1995)

Pencatatan hasil : selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak. Ketiga selisih

raihan dicatat. e) Tes lari 600 meter : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan

jantung, peredaran darah dan pernafasan. Alat dan fasilitas : Lintasan lari 600 meter,

stopwatch, bendera start, peluit, tiang pancang, nomor dada, formulir tes dan alat tulis.

Petugas tes : juru keberangkatan, pengukur waktu, pencatat hasil, pembantu umum.

Pelaksanaan : 1) Sikap permulaan : peserta berdiri dibelakang garis, 2) Gerakan : pada

aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri siap untuk lari. Pada aba-aba “YA”

peserta lari menuju garis finish, menempuh jarak 600 meter. Lari diulang bilamana ada

pelari yang mencuri start, lari diulang bilamana pelari tidak melewati garis finish.

Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi

Page 73: Skripsi Pendidikan (155)

garis finish. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menenpuh

jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.

3.14.1 Tes keterampilan taeguk.

Tes keterampilan taeguk ini merupakan rangkaian gerak dasar yang terdiri dari

beberapa rangkaian dan memiliki validitas 0,62 dan reliabilitas 0,767. Instrumen ini

belum dibakukan.

Adapun prosedur Pelaksanaan Taeguk adalah sebagai berikut : a) Ketentuan

dasar : Peserta adalah Taekwondoin putra pra yunior sabuk biru yang terdaftar pada

Organisasi Taekwondo Semarang atau Pengcab Semarang. b) Taeguk dilaksanakan

dalam arena yang ditetapkan luasnya yakni 4 x 4 meter persegi empat, dengan titik yang

telah ditentukan sebagai awal dan akhir gerakan taeguk yang berada dipusat arena. c)

Taeguk dinilai oleh 3 wasit nilai dan dibantu 1 wasit waktu. d) Pelaksanaan Taeguk :

Peserta melakukan Taeguk 1 sampai dengan Taeguk 3. Taeguk 1 terdiri dari gerakan :

junbi, oen palmok arae makki, oreun jumeok momtong bandae jireugi, oreun palmok

arae makki, oen jumeok momtong bandae jireugi, oen palmok arae makki, oreun jumeok

momtong baro jireugi, oen bakkat palmok momtong an makki, oreun jumeok momtong

baro jireugi, oreun bakkat palmok momtong an makki, oen jumeok momtong baro jireugi,

oreun palmok arae makki, oen jumeok momtong baro jireugi, oen palmok eolgeol makki,

oreun jumeok momtong bandae jireugi, oreun palmok eolgeol makki, oen jumeok

momtong bandae jireugi, oen palmok arae makki, oreun jumeok momtong bandae jireugi,

kibon-junbi. Taeguk 2 terdiri dari gerakan : junbi, kibon junbi, oen palmok arae makki,

oreun jumeok momtong bandae jireugi, oreun palmok arae makki, oen jumeok momtong

bandae jireugi, oreun bakkat palmok momtong an makki, oen bakkat palmok momtong an

Page 74: Skripsi Pendidikan (155)

makki, oen palmok arae mekki, oreun jumeok eolgeol bandae jireugi,oreun palmok arae

makki, oen jumeok eolgeol bandae jireugi, oen palmok eolgeol makki, orean palmok

eolgeol makki, oreun bakkat palmok momtong an makki, oen bakkat momtong an makki,

oreun palmok arae makki, oreun jumeok momtong bandae jireugi, oen jumeok momtong

bandae jireugi, oreun jumeok momtong bandae jireugi, kibon-junbi . Taeguk 3 terdiri dari

gerakan : junbi, oen palmok arae makki, momtong dubeon jireugi, oeun palmok arae

makki, momtong dubeon jireugi, oreun sonnal mok chigi, oen sonnal mok chigi, oen han-

sonnal, momtong bakkat makki, oreun jumeok momtong baro jireugi, oreun han-sonnal

momtong bakkat makki, oen jumeok momtong baro jireugi, oreun bakkat palmok

momtong an makki, oen bakkat palmok momtong an makki, oreun palmok arae makki,

momtong dubeon jireugi, oreun palmok arae makki, momtong dubeon jireugi, oen

palmok arae makki, oreun jumeok momtong baro jireugi, oreun palmok arae makki a oen

jumeok, momtong baro jireugi, oen palmok arae makki, oreun jumeok momtong baro

jireugi, oreun palmok arae makki a oen jumeok momtong baro jireugi, kibon junbi. e)

Batas waktu pelaksanaan Taeguk 1 sampai Taeguk 3 adalah 1 menit 30 detik. f) Nilai

Taeguk : Nilai tertinggi Taeguk adalah 20. g) Penilaian diberikan dengan memperhatikan

urutan gerakan, kebenaran gerakan, kemantapan, penghayatan dan stamina pada saat

melakukan taeguk dikurangi potongan nilai dari kekurangan atau kelebihan waktu dan

tidak kembali keposisi semula setelah melakukan setiap taeguk h) Urutan gerakan dan

kebenaran gerakan setiap taeguk memiliki nilai tertinggi 5 dan nilai tertinggi dari

pelaksanaan taeguk 1 sampai taeguk 3 adalah 15. i) Kemantapan dan penghayatan

gerakan serta stamina peserta memiliki nilai 1 sampai 5. j) .Kekurangan atau kelebihan

waktu setiap 1 sampai 10 detik menyebabkan penguranganh nilai 2, kelebihan waktu 10

Page 75: Skripsi Pendidikan (155)

sampai 20 detik menyebabkan pengurangan nilai 2 dan kelebihan waktu lebih dari 20

detik menyebabkan pengurangan nilai 2. k) Tidak kembali ke posisi semula setelah

melakukan setiap taeguk menyebabkan pengurangan nilai 2.

3.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian

Walaupun penelitian telah diupayakan untuk mengurangi pelaksanaan faktor-faktor

yang mempengaruhi terhadap hasil penelitian namun faktor-faktor tersebut tetap ada.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian adalah:

3.7.1 Faktor kondisi fisik

Hampir semua peserta tidak dapat dikontrol secara terukur sehingga untuk

mengantisipasi hal tersebut, peneliti memberi himbauan kepada anak agar supaya tidak

melakukan kegiatan yang ada hubungannya dengan materi tes, himbauan tersebut

dimaksud agar anak tidak merasa lelah dan dapat melaksanakan semua tes yang diberikan

dengan baik.

3.7.2 Faktor semangat

Tidak dapat dipungkiri, bahwa pada saat pelaksanan tes, anak melakukannya

dengan penuh semangat. Guna mempertahankan semangat tersebut peneliti selalu

mendekati anak, coba memberi motivasi bahwa mereka dapat melakukannya dalam

situasi yang penuh interaksi.

3.7.3 Faktor alat tes

Pengadaan alat tes yang akan digunakan untuk pengambilan data dibuat sesuai

dengan petunjuk buku tes dan pengukuran dalam Pendidikan jasmani, tetapi dalam

penggunan instrumen tes tersebut ada gerakan-gerakan yang kurang pas, sehingga

peneliti selalu mengawasi dan membetulkan gerakan-gerakan yang salah.

Page 76: Skripsi Pendidikan (155)

3.7.4 Faktor cuaca

Faktor cuaca pada saat pengambilan data cukup panas. Oleh karena itu peneliti

menganjurkan kepada anak untuk tidak melakukan banyak aktifitas yang dapat

menimbulkan kelelahan, istirahat di tempat yang teduh dan minum air putih secukupnya

yang telah disediakan oleh peneliti.

3.9 Analisis Data

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini maka analisis data menggunakan

Korelasi Product Moment. Untuk mencari koefisien korelasi menggunakan rumus :

Rxy= ( )( )

( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑

−−

2222YYNXXN

YXXYN

Dimana : rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

E = Perbedaan antara skor variabel x dengan nilai rata-rata dari variabel X

Y = Perbedaan antara skor Y dengan nilai rata-rata variabel Y

∑xy = Jumlah dari hasil perkalian antara X dan Y

X2 = Nilai X yang dikuadratkan

Y2 = Nilai Y yang dikuadratkan

Page 77: Skripsi Pendidikan (155)

Gambar 15

Alat Tes Ketrampilan Taeg

Page 78: Skripsi Pendidikan (155)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui hubungan antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan taeguk. Tes

yang dilakukan untuk mencari data dari tingkat kesegaran jasmani dan ketrampialn taeguk. Setelah data diperoleh, langkah

selanjutnya adalah mentabulasikan data. Sedangkan data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Rangkuman Hasil Perhitungan Data Statistik Deskripsi

Skor Hasil Sumber Kesegaran

jasmani

Ketrampilan

taeguk

Mean 12.55 16.75

Stand.Dev 2,37254 5,91697

Maks 17.00 20,00

Min 8,00 12,00

N 20 20

Tabel 2 diatas menyajikan data hasil pengukuran kesegaran jasmani

dengan ketrampilan Taeguk setelah dikonversi ke Skor – T. Untuk variabel

kesegaran jasmani hasil tertingginya sebesar = 16,00 dan hasil terendah sebesar

= 8,00, mean = 12.55, standart deviasi = 2.37254. Untuk variabel ketrampilan

taeguk hasil tertinggi = 20.00, terendah = 12.00 mean sebesar = 16.75

standart deviasi = 5.91697.

4.2 Hasil Penelitian

Page 79: Skripsi Pendidikan (155)

42

Dari hasil perhitungan statistik deskripsi seperti terlihat pada tabel 2,

kemudian dilanjutkan dengan uji persyaratan analisis hipotesis yang meliputi

beberapa langkah sebagai berikut :

4.2.1 Uji Persyaratan Analisis

Dari hasil perhitungan statistik deskripsi seperti terlihat pada tabel 2,

kemudian dilanjutkan dengan uji persyaratan analisis hipotesis yang meliputi

beberapa langkah sebagai berikut :

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dalam penelitian ini dengan statistik non parametrik

menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Adapun untuk menguji normalitas ini

dengan ketentuan : jika signifikansi ≥ 0.05 berarti normal, dan jika

signikansi ≤ 0.05 berarti tidak normal Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 3

Rangkuman hasil perhitungan Uji Normalitas

Berdasarkan pada perhitungan nilai pada tabel 2 menunjukkan bahwa

variabel dalam penelitian ini secara keseluruhan variabel masih berada pada batas

normal.

b) Uji Homogenitas

Variabel Signifikansi Keterangan

Kesegaran jasmani 0.530 ≥ 0.05 Normal

Ketrampilan taeguk 0. 149≥ 0.05 Normal

Page 80: Skripsi Pendidikan (155)

43

Uji Homogenitas dalam penelitian ini dengan menggunakan Chi-Square

dan dengan ketentuan jika signifikansi ≥ 0.05 berarti homogen, sedang jika

nilai signifikansi ≤ 0.05 berarti tidak homogen. Adapun dari perhitungan diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 4

Rangkuman hasil perhitungan Uji Homogenitas

Variabel Signifikansi Keterangan

Kesegaran jasmani 0.437 ≥ 0.05 Homogen

Ketrampilan taeguk 0.678 ≥ 0.05 Homogen

Dari tabel 3 tersebut diatas nampak bahwa semua variabel penelitian yang

ada menunjukkan nilai signifikansi ≥ 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa secara keseluruhan data tersebut adalah Homogen.

4.2.2 Uji Hipotesis

Dengan derajat kebebasan n-1 atau 20-1=19 dan signifikansi 5 % pada tabel

diperoleh 0.444 adalah lebih besar dari rxy hitung atau rxy hitung = 0.149 < rtabel 5%(19)=

0.444.

Berarti hipotesis nihil (Ha) yang berbunyi “Ada hubungan antara kesegaran

jasmani dengan ketrampilan taeguk pada taekwondoin putra pra yunior sabuk biru

kota Semarang,” diterima, artinya signifikan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

tabel berikut :

Rangkuman Koefisien Korelasi antara x dan y

Tabel 5

Rangkuman Koefisien Korelasi antara x dan y

Page 81: Skripsi Pendidikan (155)

44

4.3 Pembahasan

Berdasarkan uji hipotesis penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil

bahwa “Ada hubungan antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan taeguk

pada taekwondoin putra pra yunior sabuk biru se-kota Semarang”

Hasil-hasil ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

4.3.1 Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani yang tinggi dibutuhkan semua orang untuk dapat

melakukan aktivitasnya sehari-hari dengan maksimal tanpa mengalami kelelahan

yang berarti. Dangsina Moeloek (1984:2) memaparakan bahwa kesegaran

jasmani adalah kemampuan untuk malakukan pekerjaan dengan efisien tanpa

menimbulkan kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani yang dimiliki

seseorang dapat dilihat dari daya tahan jantung dan paru-paru, kekuatan otot,

daya tahan otot, fleksibility, komposisi tubuh, kecepatan, kekuatan,

keseimbangan, kelincahan, koordinasi dan kecepatan otot. Dengan memiliki

kesegaran jasmani yang baik, seseorang dapat melakukan semua aktivitasnya

dengan baik terutama pada olahraga taekwondo yang memerlukan kesegaran

jasmani yang baik pada saat berlatih. Karena dengan mobilitas gerak yang tinggi

mempengaruhi terhadap prestasi olahraga ini.

4.3.2 Program Latihan

Penelitian ini dilakukan pada saat ujian kenaikan tingkat se-kota

Semarang, materi yang diujikan meliputi fisik, teknik dan taktik dalam taeguk

Sumber variasi rxy hitung Rtabel 5% (19) Kesimpulan

rxy 0.454 0.444 Signifikan

Page 82: Skripsi Pendidikan (155)

45

dan kyoruki, dan hal tersebut dipersiapkan dengan baik dalam suatu program

latihan oleh para pelatih masing-masing dojang sesuai dengn program yang

diberikan oleh Pengcab Semarang. Dengan melihat hasil kemampuan fisik

dikaitkan dengan ketrampilan yang dicapai dalam hal ini ketrampilan kyoruki

dan ketrampilan taeguk pada khususnya menunjukkan hasil yang sangat

signifikan berarti pembinaan fisik, mental, tehnik, dikelola dan persiapkan

dengan baik. Dan juga pelatihnyapun berarti sangat profesional disamping

berdedikasi cukup tinggi. Pelatih yang profesional inipun merupakan hal penting

karena juga berarti memiliki pengetahuan dan berwawasan luas . Sebab tidak

semua pelatih memiliki pengetahuan dan wawasan yang menunjang profesinya

sebagai pelatih, seperti misalnya pelatih jadi pelatih hanya karena pernah jadi

atlet, sementara pendidikannya hanya setaraf dengan SLTP atau SLTA. Berbeda

halnya apabila pelatih taekwondo, pernah jadi atlet ditambah dengan pendidikan

yang sejalan yaitu sarjana olahraga.

4.3.3 Motivasi

Berdasarkan pengalaman apabila melalukan penelitian, sampel atau

populasi itu dilakukan terhadap atlet dan bukan atlet hasilnya lebih baik yang

dikenakan terhadap atlet, mengapa hal ini bisa terjadi. Menurut pengamatan

penulis hal itu lebih disebabkan oleh faktor motivasi. Mengapa ? karena kalau

atlet didalam melakukan tugas-tugas itu mereka menyadari bahwa apa yang

diintruksikan oleh pelatih semata-mata demi kemajuan atlet itu sendiri salah

satunya ingin jadi juara. Sementara kalau bukan atlet, sample tidak mempunyai

tantangan atau tidak mempunyai target sehingga tidak ada motivasi. Motivasi itu

Page 83: Skripsi Pendidikan (155)

46

sendiri munculnya dari dalam diri sampel meskipun bisa dimunculkan. Hal ini

yang mempengaruhi dalam perolehan nilai baik pada saat melakukan tes

kesegaran jasmani maupun tes ketrampilan taeguk.

4.3.4 Fakto-faktor yang berhubungan dengan ketrampilan

Menurut Singer, ada 12 faktor yang mempengaruhi pencapaian

ketrampilan seseorang, antara lain : ketajaman indra, persepsi, intelegensi,

ukuran fisik, pengalaman masa lalu, kesanggupan, emosi, motivasi, sikap,

faktor-faktor kepribadian yang lain, jenis kelamin dan usia. Karena setiap orang

atau pribadi berbeda-beda, baik dalam hal fisik, mental, emosional maupun

kemampuan-kemampuan. Semakin baik kemampuan dan bakat seseorang dalam

ketrampilan tertentu, maka akan semakin mudah ia untuk mengusai ketrampilan

yang dimaksud, dalam hal ini ketrampilan Taeguk. Untuk usia sampel sendiri,

yang masih berusia di bawah 14 tahun, mereka dalam melakukan tes yang

diberikan, dilakukan tanpa ada target yang harus mereka capai, dan hal ini maka

tidak dapat diperoleh hasil yang maksimal.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Page 84: Skripsi Pendidikan (155)

47

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti

menyimpulkan :

5.1.1 Ada hubungan antara kesegaran jasmani dengan ketrampilan taeguk pada

Taekwondoin putra pra yunior sabuk biru kota Semarang

5.1.2 Ternyata sumbangan dari kesegaran jasmani terhadap ketrampilan taeguk pada

Taekwondoin putra pra yunior sabuk biru kota Semarang hanya 0.454 atau

45,4 %.

5.2 SARAN

5.2.1 Kepada para pelatih khususnya pelatih taekwondo kota Semarang untuk

mengoptimalkan ketrampilan Taekwondoin dalam melakukan Taeguk

hendaknya menyeimbangkan pemberian program latihan peningkatan

kesegaran jasmani dan penyempurnaan gerakan dalam pelaksanaan taeguk.

5.2.2 Penelitian yang serupa dapat dilakukan terhadap jenis kelamin putra maupun

putri dengan memperhatikan tingkat kelas pertandingan , Geup atau sabuk dan

usia sampel