BAB I PENDAHULUAN -...

57
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak yang dipungut kepada objek pajak atas penghasilan yang diperolehnya. PPh akan selalu dikenakan terhadap perseorangan atau badan usaha selaku wajib pajak yang memperoleh penghasilan. Sistem pemungutan pajak yang dianut di Indonesia saat ini adalah self assestment system, dengan pengertian bahwa wajib pajak bertanggung jawab atas segala pembukuan atau pencatatan yang diperlukan untuk menetapkan besarnya pajak terutang, yang disampaikan melalui Surat Pemberitahuan (SPT). Wajib pajak menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang dengan cara mengalihkan tariff orisinil dengan Dasar Pengenaan Pajaknya, kemudian memperhitungkan berapa besar pajak yang telah dilunasi dalam tahun berjalan yang dikenal dengan istilah Kredit Pajak, yang akan menghasilkan pajak yang Kurang Bayar atau Nihil Bayar atau Lebih Bayar. Bagi Negara, pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang paling besar dan sumber penerimaan penting yang digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.Namun bagi perusahaan, pajak merupakan sumber pengeluaran (cash disbursement) tanpa adanya imbalan secara langsung untuk perusahaan tersebut. Sehingga biasanya banyak perusahaan melakukan upaya untuk membayar pajak terutangnya sekecil

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak yang dipungut kepada objek

pajak atas penghasilan yang diperolehnya. PPh akan selalu dikenakan terhadap

perseorangan atau badan usaha selaku wajib pajak yang memperoleh

penghasilan.

Sistem pemungutan pajak yang dianut di Indonesia saat ini adalah self

assestment system, dengan pengertian bahwa wajib pajak bertanggung jawab atas

segala pembukuan atau pencatatan yang diperlukan untuk menetapkan besarnya

pajak terutang, yang disampaikan melalui Surat Pemberitahuan (SPT). Wajib

pajak menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang dengan cara mengalihkan

tariff orisinil dengan Dasar Pengenaan Pajaknya, kemudian memperhitungkan

berapa besar pajak yang telah dilunasi dalam tahun berjalan yang dikenal dengan

istilah Kredit Pajak, yang akan menghasilkan pajak yang Kurang Bayar atau

Nihil Bayar atau Lebih Bayar.

Bagi Negara, pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang paling besar

dan sumber penerimaan penting yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

Negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.Namun bagi

perusahaan, pajak merupakan sumber pengeluaran (cash disbursement) tanpa

adanya imbalan secara langsung untuk perusahaan tersebut. Sehingga biasanya

banyak perusahaan melakukan upaya untuk membayar pajak terutangnya sekecil

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

2

mungkin selama hal tersebut memungkinkan.

Usaha penghematan pajak dapat dilakukan dengan cara penyelundupan

pajak (tax evasion) penghindaran pajak (tax avoidance). Menurut Harry Graham

Balter (dalam Zain 2003 : 49) mengatakan:

Bahwa penyelundupan pajak mengadung arti sebagai usaha yang dilakukan Wajib Pajak apakah berhasil atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali mengahapus utang pajak yang berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran terhadap Undang-undang perpajakan, seperti meninggikan harga pembelian, merendahkan penghasilan yang diperoleh, meninggikan beban usaha atau melakukan pembayaran deviden secara diam-diam.

Sehingga dengan adanya self assessment system, maka perusahaan sebagai

pemotong pajak atas penghasilan karyawan hendaknya memiliki strategi

perhitungan pajak yang dapat menguntungkan perusahaan, tetapi tidak

merugikan karyawan maupun Negara. Upaya meminimalkan pajak secara efisien

sering disebut dengan perencanaan pajak (tax planning), dan pada umumnya

perencanaan pajak merujuk pada proses-proses rekayasa usaha dan kegiatan

Wajib Pajak supaya hutang pajak berada pada jumlah yang minimal tetapi tidak

melanggar peraturan perpajakan.Uapaya dalam melakukan penghematan pajak

secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak.Namun perlu diingat

bahwa legalitas manajemen pajak tergantung dari instrument yang dipakai.Secara

umum manajemen pajak dapat diartikan sebagai sarana untuk memenuhi

kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak dibayar dapat ditekan

serendah mungkin untuk memperoleh laba yang diharapkan.

Definisi Perencanaan Pajak (tax planning) itu sendiri menurut Siagian

(1994:108) perencanaan pajak dapat didefinisikan sebagai proses pemikiran dan

penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

3

akan datang.

Dalam perhitungan laba rugi, PPh yang ditanggung perusahaan tidak boleh

dimasukkan sebagai unsur biaya. Hal ini akan menyebabkan laba perusahaan

menjadi lebih besar, sehingga pajak terutang badan akak menjadi besar pula.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara menggunakan metode lainnya, yaitu

pajak atas penghasilan karyawan yang dipotongkan dari gaji bersih karyawan

ditambah dengan tunjangan pajak. Tunjangan pajak tersebut besarnya sama

dengan pajak yang dipotongkan dari karyawan, metode ini dikenal dengan

metode gross up. Tambahan penghasilan ini disebut tunjangan PPh pasal 21.

Pemberian tunjangan PPh pasal 21 karyawan merupakan benefit in cash dan

telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, maka biaya ini merupakan

pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya. Tunjangan dapat diakui

sebagai biaya oleh perusahaan, dan biaya yang ditambahkan dapat mengurangi

laba perusahaan. Sehingga secara otomatis pajak yang ditanggung oleh

perusahaan akan menjadi lebih kecil atau jumlahnya dapat diminimalkan. Metode

gross up merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk

meminimalkan pajak yang akan dibayarkan ke pemerintah.

Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak

dengan pemerintah. Wajib Pajak berusaha untuk membayar pajak sekecil

mungkin karena dengan membayar pajak berarti mengurangi kemampuan

ekonomis Wajib Pajak. Dilain pihak, pemerintah memerlukan dana guna

membiayai pembangunan yang sebagian besar berasal dari penerimaan pajak.

Dalam praktek bisnis, umumnya pengusaha mengidentifikasikan pembayaran

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

4

pajak sebagai beban sehingga akan berusaha untuk meminimakan beban tersebut

guna mengoptimalkan laba karena setiap keputusan bisnis sebagian besar

dipengaruhi oleh pajak baik secara langsung maupun tidak langsung. Keputusan

bisnis yang baik jika tidak berhubungan dengan pajak bisa menjadi keputusan

bisnis yang kurang baik.Besarnya pembayaran pajak dipengaruhi oleh berbaai

faktor, baik internal maupun eksternal.

Secara administratif pungutan pajak dapat dikelompokan menjadi pajak

langsung dan tidak langsung, Dari aliran sumber daya, pajak dapat dipungut

berdasarkan aliran masuk dan aliran keluarnya sumber daya tersebut. Pajak

langsung dikenakan atas masuknya aliran sumber daya yaitu penghasilan,

sedangkan pajak tidak langsung yaitu pajak yang dikenakan terhadap keluarnya

sumber daya yaitu pengeluaran untuk konsumsi atas barang maupun jasa. Beban

pajak langsung umumnya dikenakan oleh orang maupun badan yang menerima

atau memperoleh penghasilan, sedangkan beban pajak tidak langsung dikenakan

oleh masyarakat. Bagi perusahaan, pajak yang dikenakan terhadap penghasilan

yang diterima atau diperoleh dianggap sebagai biaya atau beban dalam

menjalankan usaha.

Disamping itu, untuk lebih meringankan beban atau kewajiban masyarakat

ekonomi menengah kebawah, pemerintah telah banyak melakukan

penyempurnaan-penyempurnaan sistem perundang-undangan yang ada di

Indonesia. Semakin pesatnya perkembangan sosial ekonomi sebagai hasil

pembangunan nasional dan untuk mengevaluasi pelaksanaan Undang-undang

perpajakan selama lima tahun terakhir, khususnya Undang-undang pajak

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

5

penghasilan, maka dipandang perlu dilakukan perubahan Undang-undang tersebut

guna untuk meningkatkan fungsi dan perannya dalam rangka mendukung

kebijakan pembangunan nasional khususnya di bidang ekonomi.

Dan perlu diketahui bahwa PT. Inter Orient Logistics termasuk perusahaan

baru dan tidak memiliki bagian pajak tersendiri sehingga terjadi kesalahan dalam

pajak kemungkinan besar karena tidak adanya pengalaman dalam bidang pajak.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Bagaimana pengaruh perencanaan pajak penghasilan badan pada akhir tahun

terhadap laba perusahaan?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah suatu sasaran yang hendak dicapai dari hasil

penelitian. Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perencanaan pajak penghasilan badan

pada akhir tahun terhadap laba perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah suatu nilai kegunaan atas hasil penelitian,

berdasar konsep dalam penelitian, maka manfaat yang diharapkan adalah

sebagai berikut :

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

6

1.4.1. Manfaat Teoritis

Bisa bermanfaat bagi dunia kerja dan dunia pendidikan agar bias mendalami

tentang perencanaan pajak dengan benar.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis

Untuk mengetahui sejauh mana penerapan dari perencanaan pajak badan

pada akhir tahun tersebut mampu mempengaruhi besar kecilnya laba

perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Untuk lebih mengetahui seberapa besar manfaat yang diperoleh, dengan

adanya penerapan kebijakan pemerintah tersebut dalam perkembangan

perusahaan.

3. Bagi Almamater dan Pembaca lainnya

Untuk menyumbangkan pengetahuan penulis sehingga dapat bermanfaat

dan untuk menambah karya-karya yang dimiliki almamater serta

menambah pengetahuan serta wawasan dari pembaca lainnya.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

7

BAB II

TELAAH PUSTAKA

1.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Pajak

Iuran yang dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah berdasarkan atas Undang-undang serta aturan pelaksanaan

pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana dari sektor swasta (Wajib

Pajak yang membayar pajak) ke sektor Negara (pemungut pajak pemerintah)

dalam diperuntukan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka

menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan tanpa balas

jasa yang dapat ditunjukkan secara langsung.

Dalam melaksanakan pembangunan nasional, pemerintah memerlukan

dana yang cukup memadai. Dana yang digunakan salah satunya berasal dari

penerimaan kas Negara dalam bentuk pajak. Pungutan pajak ada ditangan

pemerintah bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

Sebagai bahan pembanding penulis akan memberikan definisi mengenai

pajak. Ada beberapa batasan atau definisi tentang pajak yang dapat dikemukakan,

namun dalam penulisan ini akan diutarakan beberapa pandangan tentang pajak

secara umum antara lain dikemukakan adalah :

Menurut Soemitro (2003:1) yang menyatakan pajak adalah :

Iuran rakyat kepada kas Negara (peralihan kekayaan dari kas rakyat ke sektor pemerintah berdasarkan Undang-undang) dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi) yang langsung dapat

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

8

ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Menurut Suandy (2006:1) definisi pajak adalah pajak merupakan pungutan

berdasarkan Undang-undang oleh pemerintah, yang sebagian dipakai untuk

pentediaan barang dan jasa publik.

Sedangkan menurut Seligman dalam buku Essay In Taxation yang

diterbitkan di Amerika menyatakan :

Tax is compulsary contribution from the person , to the government to depray the expenses incurred in the common interest of all, without reference to special conferred.

Definisi diatas terlihat adanya kontribusi seseorang yang ditunjukan

kepada Negara tanpa adanya manfaat yang ditunjukkan secara khusus kepada

seseorang. Namun demikian halnya bahwa bagai manapun juga pajak itu

ditujukan manfaatnya kepada masyarakat.

Dengan demikian pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara

berdasakan Undang-undang, dimana rakyat tidak medapatkan imbalan jasa secara

langsung tapi dalam bentuk pembangunan di segala bidang.

2.1.2. Fungsi Pajak

Biaya pajak penghasilan yang dikeluarkan pada suatu periode masa pajak

akan bergantung pada besarnya pajak penghasilan yang diperoleh dalam periode

itu. Sedangkan pajak itu sendiri memiliki dua fungsi, yaitu :

1. Fungsi Anggaran (Budgetair)

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membayar pengeluaran-

pengeluarannya. Dapat diartikan pajak sebagai instrument untuk menarik dana

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

9

dari masyarakat dan dimasukkan sebagai anggaran yang dapat digunakan

untuk membiayai jalannya roda pemerintahan dan pembangunan.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melakukan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, dan untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Biasanya fungsi mengatur ini akan

kontradiktif dengan fungsi anggaran. Untuk menjalankan fungsi mengatur ini,

pemerintah biasanya insentif berupa kemudahan-kemudahan kepada

masyarakat tertentu, sehingga akan mengurangi penerimaan pajak.

Contoh :

a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi

konsumsi minuman keras.

b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk

mengurangi gaya hidup yang konsumtif.

c. Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% berguna untuk mendorong ekspor

produk Indonesia di pasaran dunia.

Selain itu terdapat juga beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan

justifikasi pemberian hak kepada Negara untuk memungut pajak. Adapun teori

pembenaran teori pemungutan pajak antara lain :

1. Teori Asumsi

Teori tersebut mengibaratkan bahwa membayar pajak sebagai premi asuransi.

Mengapa demikian?Hal ini disebabkan bahwasanya Negara melindungi

keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

10

2. Teori Kepentingan

Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan (misalnya

perlindungan) masing-masing orang. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap

warga negarayang memiki tingkat kepetingan yang berbeda, karena semakin

banyak kepentingan masyarakat kepada Negara semakin tinggi pula pajak

yang harus dibayarkan kepada Negara.

3. Teori Bakti

Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan

negaranya. Sebagai warga Negara yang berbakti, rakyat harus selalu

menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban.

4. Teori Daya Pikul

Pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang, setiap

Wajib Pajak memiliki kemampuan yang berbeda sehingga besarnya

pembayaran pajaknya juga harus disesuaikan dengan kemampuan. Untuk

mengukur daya besarnya daya pikul dapat digunakan dua pendekatan yaitu

unsure objektif dan subjektif. Unsur obektif adalah melihat besarnya

penghasilan atau kekayaan yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan unsur

subyektif adalah dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil yang

harus dipenuhi.

5. Teori Asas Gaya Beli

Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak maksudnya memungut

pajak berarti menarik gaya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah

tangga Negara. Selanjutnya Negara akan menyalurkan kembali ke masyarakat

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

11

dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat.

2.1.3. Pengelompokkan Pajak

Pengelompokkan pajak menurut Mardiasmo (2006:5) dapat dilakukan

berdasarkan golongan, sifatnya, maupun lembaga pemungutannya.

1. Berdasarkan golongannya pajak dibagi menjadi dua yaitu :

a. Pajak Langsung

Pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

b. Pajak Tidak Langsung

Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada

orang lain.

2. Berdasarkan sifatnya pajak dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Pajak Subjektif

Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti

memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak

b. Pajak Obejktif

Pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri

Wajib Pajak.

3. Berdasarkan Lembaga Pemungutannya atau berdasarkan wewenangnya pajak

dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Pajak Pusat

Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

12

membiayai rumah tangga Negara.

b. Pajak Daerah

Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk

membiayai keperluan rumah tangga daerah.

2.1.4. Syarat Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2006:2) agar pemungutan pajak tidak menimbulkan

hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memeuhi syarat sebagi

berikut :

1. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, Undang-undang

dan pelaksanaan pemungutan harus adil.Adil dalam perundang-undangan

diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan

dengan kemampuan masing-masing.Sedang adil dalam pelaksanaanya yakni

dengan memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan,

penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis

Pertimbangan Pajak.

2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang (Syarat Yuridis)

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini

memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan baik Negara maupun

warganya.

3. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomi)

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

13

maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekenomian

masyarakat.

4. Pemungutan pajak harus efisiensi (Syarat Finansiil)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan

sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong

masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah

dipenuhi oleh Undang-undang perpajakan yang baru.

2.1.5. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak menurut Mardiasmo (2006:7) terdiri dari :

1. Official Assessment System

Suatu sistem pemungutan yang member wewenang keada pemerintah

(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.

b. Wajib Pajak bersifat pasif.

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

2. Self Assessment System

Suatu sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada Wajib

Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya

adalah sebagai berikut :

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

14

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib

Pajak sendiri.

b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan

sendiri pajak yang terutang.

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

3. With Holding System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak

ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk

menentukan besarnya pajak yang terhutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya :

wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga,

pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

2.1.6.Tinjauan Umum Pajak Penghasilan di Indonesia

2.1.6.1 Hubungan antara Akuntansi dan Pajak

Perlu diketahui bahwa akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat besar

dalam merancang Undang-undang Perpajakan. Sebab seandainya akuntansi tidak

meyumbangkan konsep tentang cara menetapkan laba bersih dari suatu periode

tertentu, pasti akan sulit sekali untuk merumuskan dan memberlakukan Undang-

undang Perpajakan. Akuntansi sebagai bahasa perusahaan harus melihat pajak

dari berbaai aspek dan penaruhnya terhadap perusahaan. Adapun pengaruh pajak

terhada perusahaan adalah :

1. Pajak merupakan beban yang menjadi salah satu unsur pengurang laba

perusahaan.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

15

2. Pajak merupakan kewajiban kepada Negara yang harus disetor pada waktu

tertentu sehingga berpengaruh pada kas perusahaan.

3. Penggelapan, penundaan dan kesalahan dalam pembayaran pajak

mengakibatkan sanksi administrasi maupun pidana.

2.1.7. Pajak Penghasilan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan/IAI (2004;46.2) Pajak Penghasilan

adalah :

Pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak Perusahaan.Pajak Penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak terhadap penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.Pengenaan Pajak Penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima dalam tahun pajak terhadap penghasilanya.Subjek Pajak atau Wajib Pajak dikenakan atas penghasilan yang diterima selama satu tahun atau dapat pula berkenaan untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak.

1. Menurut Muljono, subjek pajak penghasilan adalah Wajib Pajak yang menurut

ketentuan harus membayar, memotng atau memungut pajak yang terutang atas

objek pajak. Dan sesuai Pasal 2 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000,

subjek pajak dapat dibedakan menjadi 2 antara lain:

a. Subjek Pajak Dalam Negeri

1) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi

yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12

bulan, atau orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di

Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

2) Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.

3) Warisan yang belum terbagi kesatuan, menggantikan yang berhak.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

16

b. Subjek Pajak Luar Negeri

1) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di

Indonesia tidak melebihi 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan

badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di

Indonesia yang,

2) Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha

tetap di Indonesia.

3) Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan

dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha

tetap di Indonesia.

4) Yang dimaksud bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang

dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di

Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau

badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di

Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di

Indonesia.

Berdasarkan pasal 4 ayat 1 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000, yang

menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yang dimaksud dalam

perpajakan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima oleh

Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat

dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang

bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Jenis penghasilan yang

dikenakan pajak dikelompokkan sebagai berikut :

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

17

1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima

atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,

gratifikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali

ditentukan lain dalam Undang-undang.

2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan.

3. Laba usaha.

4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :

a. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan

badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyerta modal.

b. Keuntungan karena diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya

karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota.

c. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,

pemecahan, atau pengambil alihan usaha.

d. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau

sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis

keturunan satu derajat dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau

badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh

Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,

pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang

bersangkutan.

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai

biaya.

f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

18

pengembalian utang.

g. Deviden dengan nama dam bentuk apapun termasuk deviden dari

perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian dari sisa hasil

koperasi.

h. Royalti.

i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.

j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

k. Keuntungan karena pembebasan pembayaran utang, kecuali sampai

dengan jumlah tertentu yang telah ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah.

l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.

m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

n. Premi asuransi.

o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang

terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.

p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak.

2.1.7. 1. Pajak Penghasilan Pribadi

Merupakan pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diterima atau

diperoleh karyawan berkenaan dengan penghasilannya.

Menurut pasal 4 (1) UU Nomor 17 Tahun 2000, Penghasilan adalah setiap

tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik

berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

19

konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,

dengan nama dan dalam bentuk apapun. Secara umum orang akan diperkerjakan

oleh badan usaha untuk menjalankan usahanya disebut sebagai karyawan. Imbalan

yang diterima oleh karyawan atas jasanya disebut upah, dan setiap upah yang

diterima oleh karyawan baik itu yang dibayarkan setiap satu minggu sekali atau

satu bulan sekali wajib dikenakan pajak yang disebut dengan pajak penghasilan.

Sebelum perusahaan memotong pajak pengasilan karyawan, terlebih dahulu

mengetahui apa saja yang menjadi unsur pengurang dari penghasilan bruto, dan

unsur-unsur tersebut adalah:

1. Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan yang besarnya 5% (Lima persen) dari penghasilan bruto,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) Undang-Undang nomor 7

tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Undang-Undang nomor 36 tahun 2008 yang dikenakan

setinggi-tingginya Rp. 6.000.000 (Enam juta rupiah) setahun atau Rp. 500.000

(Lima ratus ribu) sebulan.

2. Iuran yang melekat pada gaji (iuran pensiun) adalah biaya untuk mendapatkan,

menagih dan memelihara uang pensiun yang besarnya 5% (Lima persen) dari

penghasilan bruto, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) Undang-

Undang nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 36 tahun 2008

yang dikenakan setinggi-tingginya Rp. 2.400.000 (Dua juta empat ratus ribu

rupiah) setahun atau Rp. 200.000 (Dua ratus ribu rupiah) sebulan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

20

3. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) adalah sejumlah penghasilan yang

tidak dikenakan pajak penghasilan.

Pengertian Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak

Tarif Pajak adalah dasar pengenaan pajak terhadap objek pajak yang menjadi

tanggungannya. Tarif pajak biasanya berupa persentase (%). Dasar Pengenaan

Pajak adalah Nilai berupa uang yang dijadikan dasar untuk menghitung pajak

yang terutang.

Tabel 2.1 Tarif Dasar Pajak Penghasilan Pasal 21 Pribadi

LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF PAJAK

Sampai dengan Rp 50.000.000,- 5%

di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,- 15%

di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,- 25%

di atas Rp 50.000.000,- 30%

Pengertian PTKP

PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) adalah penghasilan yang menjadi batasan

tidak kena pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, dengan kata lain apabila

penghasilan neto Wajib Pajak Orang Pribadi jumlahnya dibawah PTKP tidak akan

terkena Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25/29 dan apabila berstatus sebagai

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

21

pegawai atau penerima penghasilan sebagai objek PPh Pasal 21, maka

penghasilan tersebut tidak akan dilakukan pemotongan PPh Pasal 21.

Besarnya PTKP Untuk Tahun Pajak 2012

Besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP) untuk tahun pajak 2012 sebagai

berikut :

1. Rp.15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu

rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi.

2. Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk

Wajib Pajak yang kawin;

3. Rp.15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu

rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan

penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 TAHUN

2008;

4. Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk

setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan

lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak

3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

2.1.7.2. Pajak Penghasilan Badan

Menyebutkan bahwa Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

22

atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

1. Subjek Pajak Badan

Pengertian badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang

merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak

melakukan usaha yang meliputi :

a. Perseroan Terbatas,

b. Perseroan Komanditer,

c. Perseroan lainnya,

d. Badan usaha milik Negara atau Daerah dalam bentuk apapun,

e. Firma,

f. Kongsi,

g. Yayasan,

h. Bentuk badan lainnya.

Berdasarkan domisili atau tempat kedudukan badan terdiri dari :

1) Badan Pusat yaitu badan yang menjadi Wajib Pajak pusat dan terdaftar di

Kantor Pelayanan Pajak Pusat.

2) Badan Tunggal yaitu badan yang tidak mempunyai cabang.

3) Badan Cabang yaitu badan yang menjadi Wajib Pajak cabang dan terdaftar

di Kantor Pelayanan Pajak Cabang.

2. Bukan Subjek Pajak Badan

Unit tertentu dari badan pemerintahan yang memenuhi kriteria tidak

termasuk sebagai Subjek Pajak, yaitu :

a. Dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

23

b. Dibiayai dengan dana yang bersumber dari APBN (Anggaran Pengeluaran

Belanja Negara) atau APBD (Anggaran Pengeluaran Belanja Daerah.

c. Penerimaan lembaga tersebut dimasukkan dalam anggaran Pemerintah

Pusat atau Daerah.

d. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional Negara.

3. Karakteristik yang Menjadi Objek Pajak Penghasilan Final

a. Penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan Final tidak perlu

digabungkan dengan pengasilan terutang lain (non final) dalam

perhitungan Pajak Penghasilan pada SPT (Surat Pemberitahuan) Tahunan.

b. Jumlah Pajak Penghasilan Final yang telah dibayar sendiri atau dipotong

pihak lain sehubungan dengan penghasilan tersebut tidak dapat dikreditkan

(non prepaid taxes).

c. Biaya-biaya yang digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan yang pengenaan Pajak Penghasilannya bersifat

final tidak dapat diperhitungkan sebagai perngurang penghasilan.

4. Karakteristik yang Bukan Menjadi Objek Pajak

a. Alasan pengalihan titik pemajakan, seperti : sumbangan, harta, hibahan,

dan lainnya.

b. Alasan pengalihan saat pemajakan, seperti : iuran dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dimana pajak saat

pembayaran pensiun dialihkan pada saat menerima pensiun.

c. Alasan insentif investasi, seperti : dividen atau bagian laba dari BUMN

(Badan Usaha Milik Negara) atau BUMD (Badan Usaha Milik Daerah)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

24

dari cadangan laba yang ditahan, deviden yang kepemilikannya paling

rendah 25% dan usaha aktif, penghasilan dari penanaman dalam dana

pensiun, bunga obligasi, dan lainnya.

d. Alasan penegasan standar akuntansi, seperti : harta termasuk setoran tunai

yang diterima oleh badan sebgai pengganti saham atau sebagai laba yang

diterima dari CV(Commanditaire Vennootschap), Firma, dan lain

sebagainya yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham.

5. Tarif Pajak Penghasilan Badan

Tarif Pajak Penghasilan Badan atau tarif Pajak Penghasilan Pasal 25/29

untuk Wajib Pajak Badan untuk tahun pajak 2012 dan tahun pajak 2011

adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan pasal 17 Undang-Undang nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan :

Wajib Pajak Badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah 25% (Dua

puluh lima persona) dikalikan Penghasilan Kena Pajak.

b. Berdasarkan pasal 31 E Undang-Undang nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan :

Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp.

50.000.000.000 (Lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas baru

pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dan tarif sebagaimana

dimaksud dalam pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas

Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan

Rp.4.800.000.000 (Empat miliar delapan ratus juta rupiah).

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

25

c. Untuk keperluan penerapan tarif pajak jumlah Penghasilan Kena Pajak

dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh. Penerapan tarif Pajak

Penghasilan Badan tahun 2012 dan tahun 2011 dalam perhitungan Pajak

Penghasilan terutang :

1) Untuk peredaran usaha bruto sampai dengan Rp.4.800.000.000 (Empat

miliar delapan ratus juta rupiah) tarif Pajak Penghasilan Badan dikenakan

sebesar 25% X 50% X Penghasilan Kena Pajak.

2) Untuk peredaran usaha diatas Rp.4.800.000.000 (Empat miliar delapan

ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000.000 (Lima puluh miliar

rupiah) tarif Pajak Penghasilan Badan dikenakan sebesar :

a) Bagian peredaran usaha bruto sampai dengan Rp.4.800.000.000

(Empat miliar delapan ratus rupiah) 25% X 50% X Penghasilan Kena

Pajak.

b) Bagian peredaran bruto diatas Rp.4.800.000.000 (Empat miliar

delapan ratus rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000.000 (Lima puluh

miliar rupiah) yaitu 25% X Penghasilan Kena Pajak.

3) Untuk peredaran usaha bruto diatas Rp.50.000.000.000 (Lima puluh miliar

rupiah) tarif Pajak Penghasilan Badan dikenakan sebesar 25% X

Penghasilan Kena Pajak.

Referensi :

a. Pasal 17 dan 31 E Undand-Undang nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan.

b. Surat Edaran Dirjen Pajak No.66/PJ./2010 tentang Penegasan pelaksanaan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

26

Undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Tabel 2.2 Tarif Dasar Pajak Penghasilan Pajak UU Nomor 36 Tahun 2008

Tarif dasar UU Nomor 36 Tahun 2008

Lapisan PKP

Tahun Tarif Dasar

Berapapun nilai PKP

2009 28%

2010 25%

2011 (dst) 12.50%

Tarif Pasal 31E

Namun demikian, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 ini juga

memberikan fasilitas sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan

Pasal 17 ayat (2b) berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif normal.

Lalu, Siapa yang berhak untuk mendapatkan fasilitas pengurangan tarif? Pasal

31E ayat (1) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa

Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp

50.000.000.000,00. Bagi wajib pajak tersebut diberikan fasilitas berupa

pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal

17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a).

Dengan demikian, Wajib Pajak yang berhak atas fasilitas pengurangan

tarif ini adalah Wajib Pajak badan dalam negeri yang peredaran brutonya tidak

lebih dari Rp 50 Milyar. Jadi, selain Wajib Pajak badan dalam negeri dengan

peredaran bruto kurang dari Rp 50 Milyar tidak berhak atas pengurangan tarif

ini, misalnya Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri ataupun Wajib Pajak

luar negeri. Begitu Juga, Wajib Pajak badan dalam negeri yang peredaran

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

27

brutonya lebih dari Rp 50 Milyar juga tidak mendapatkan fasilitas ini.

Masih di Pasal 31E di Pasal 31E ayat (1), penerapan pengurangan tarif

sebesar 50% inipun dibatasi yaitu hanya atas Penghasilan Kena Pajak dari

bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00. Hal ini berarti

bahwa untuk Penghasilan Kena Pajak atas bagian peredaran bruto di atas

Rp4,8 Milyar sampai dengan Rp50 Milyar, tetap dikenakan tarif normal 28%

(tahun pajak 2009) atau 25% (tahun pajak berikutnya).

Ketentuan pengurangan tarif di atas dimaksudkan untuk mendukung

program Pemerintah dalam pemberdayaan Wajib Pajak badan dalam skala

usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ketentuan ini juga bertujuan

untuk mengurangi beban pajak bagi Wajib Pajak badan tersebut akibat

penerapan tarif tunggal sejak tahun 2009. Padahal, pada tahun sebelumnya,

tarif pajak bagi Wajib Pajak UMKM ini mungkin hanya 10% atau 15% saja.

a. Cara Menghitung Pajak Penghasilan Badan

Apabila kita terjemahkan dalam bahasa matematika yang sederhana,

dengan peredaran bruto kita singkat PB dan tarif PPh Badan adalah T,

maka akan kita peroleh pernyataan sebagai berikut :

1. Jika PB ≤4,8 Milyar, maka T = 12,5%

2. Jika PB > 50 Milyar, maka T = 25%

Sementara itu, tarif efektif apabila peredaran bruto di atas Rp4,8 Milyar

tapi tidak lebih dari Rp50 Milyar harus dapat kita hitung dengan

persamaan sebagai berikut :

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

28

PPh adalah PPh terutang untuk tahun pajak 2010 dan tahun pajak

berikutnya. PB adalah peredaran bruto (dalam rupiah) untuk satu Wajib

Pajak badan dalam negeri tahun pajak 2010 atau tahun pajak berikutnya.

PKP adalah Penghasilan Kena Pajak (dalam rupiah) untuk Wajib Pajak

badan dalam negeri tersebut. Sementara M adalah menunjukkan angka

dalam Milyar Rupiah.

Mengingat bahwa besarnya PPh = T x PKP, maka tarif efektif PPh

Badan bagi mereka yang memiliki peredaran bruto berada di kisaran Rp4,8

Milyar sampai dengan Rp50 Milyar adalah :

Dengan demikian, misalkan apabila ada Wajib Pajak badan dalam negeri

dalam tahun 2011 memiliki peredaran bruto Rp20 Milyar, maka tarif

efektif PPh Badan adalah :

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

29

Terlihat bahwa tarif efektif PPh Badan merupakan fungsi dari peredaran

brutonya. Apabila kita gambarkan dalam bentuk grafik, dengan tarif

efektif berada di sumbu y dan peredaran bruto di sumbu x, maka

gambarnya adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1 Grafik tarif efektif dan peredaran bruto

2.1.8. Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan kena pajak (taxable income) adalah selisih yang didapat dari

penghasilan yang merupakan objek pajak penghasilan dikurangi dengan biaya

yang diperkenankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak dan ditambah

dengan penghasilan lainnya yang merupakan objek pajak. Dan laba yang dihitung

berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku yaitu Undang-ndang Nomor 7

Tahun 1983 yang kemudian diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun

2000 tentang Pajak Penghasilan beserta peraturan-peraturannya.

Penghasilan Kena Pajak berdasarkan prinsip taxability deductability,

dengan prinsip ini suatu biaya baru dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

apabila pihak yang menerima pengeluaran atas biaya yang bersangkutan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

30

melaporkannya sebagai penghasilan dan penghasilan tersebut dikenakan pajak.

Misalnya tunjangan yang diberikan perusahaan kepada karyawan dianggap

sebagai biaya dan mengurangi laba kotor jika karyawan yang menerima tunjangan

tersebut mengakui tunjangan yang diberikan sebagai bagian dari penghasilan

bruto dan dikenakan Pajak Penghasilan (Wahyudi, Dudi.Widyaiswara Muda

Pusdiklat Pajak).

1.2. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan perbandingan, dalam penulisan skrpsi ini penyusun

mengambil sebagian data berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Ayu Puspita dan Eka Dian yang dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam

rumusan masalah dan hasil penelitian yang diperoleh.

Berikut tabel yang menggambarkan perbandingannya.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

31

Tabel 2.3 Perbandingan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Ayu Puspita Eka Dian Tahun Penelitian 2011 2011

Judul Penelitian Perencanaan pajak (tax planning) atas penghasilan badan pada PT. Pacific Paint di Surabaya

Penerapan pernecanaan paak untuk meminimalkan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Superdry Indonesia di Surakarta

Rumusan Masalah

Apakah PT. Pacific Paint di Surabaya menerapkan perencanaan pajak sesuai dengan perpajakan yang berlaku?

Bagaimana upaya yang dilakukan untuk melakukan efisiensi terhadap pembayaran Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Superdry Indonesia di Surakarta?

Hasil Penelitian 1. PT. Pacific Paint dapat meminimalkan biaya fiskal untuk optimalisasi kredit pajak, biaya yang dapat diperkenankan oleh Undang-undang perpajakan yaiu pasal 6 ayat 1 tentang biaya pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Dengan demikian perusahaan dapat dua keuntungan sekaligus, yaitu penurunan pajak dan peningkata kualitas karyawan dimasa yang akan datang.

2. Pemberian tunjangan pajak penghasilan seabiknya dimasukkan kedalam daftar gaji karyawan sebagai tambahan penghasilan karyawan agar dapat berfungsi sebagai faktor pengurang terhadap penghasian bruto perusahaan.

1. Perusahaan dapat meminimalkan pajak, dengan memanfaatkan peraturan dalam Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku yaitu UU PPN Nomor 18 tahun 2000.

2. Perusahaan bila melakukan penundaan pembuatan faktur pajak standarnya paling lambat bisa dibuat sampai akhir bulan berikutnya setelah penyerahan BKP dan atau penyerahan keseluruhan JKP yang pembayarannya belum diterima setelah bulan penyerahan BKP atau JKP tersebut kecuali pembayaran terjadi sebelum akhir bulan berikutnya atau pembayaran mendahului penyerahan BKP atau JKP, maka faktur standar harus dibuat selambat-lambatnya pada waktu penerimaan pembayaran. Hal ini akan menunda pembayaran Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Superdry Indonesia.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

32

1.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang dapat dijabarkan sebagai tuntutan untuk

memecahkan masalah penelitian dalam skripsi ini, diwakili oleh bagan alur. Dasar

penelitian ini dalam melakukan tax planning adalah melalui laporan keuangan

dari PT. Inter Orient Logistics yaitu laporan Laba Rugi. Laporan Laba Rugi

tersebut akan dianalisa dan haslnya dibandingkan antara laporan keuangan laba-

rugi yang dilakukan tax planning berdasarkan ketentuan undang-undang

perpajakan yang berlaku, dalam hal ini digunakan Undang-undang Pajak

Penghasilan tahun 2010 dengan laporan keuangan PT. Inter Orient Logistics tanpa

tax planning.

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumber : Data olahan penulis

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

3.1.1. Jenis Data

Menurut Indiarto dan Supomo (1999), pada dasanya data yang digunakan

dalam penelitian ada dua, yaitu :

1. Data Subjek (Self Report Data)

Adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman,

karakteristik dan seseorang atau sekelompok orang menjadi subjek penelitian

(responden). Dengan demikian subjek merupakan data penelitian yang

diberikan oleh responden dalam hal ini bagian administrasi pajak dan

akuntansi.

2. Data Dokumenter (Document Data)

Adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur, jurnal, surat,

notulen hasil rapat, memo ataupun dalam bentuk laporan program laporan

keuangan.

3.1.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data, yaitu :

1. Data Primer

Berupa data subjek yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yang

berupa data mengenai aktivitas operasional perusahaan yang terjadi selama

tahun 2012 dan gambaran umum tentang perusahaan jasa forwarding.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

34

2. Data Sekunder

Berupa data internal yang diperoleh dari objek yang diteliti yaitu berupa

struktur organisasi, sejarah perusahaan, dan laporan keuangan PT. Inter Orient

Logistics cabang Surabaya tahun 2012.

3.2. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1. Pengertian Variabel

Menurut Hatch dan Farhady (1981) bahwa yang dimaksud dengan variabel

penelitian adalah sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi

antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Strategi perencanaan pajak penghasilan badan

Strategi perencanaan pajak penghasilan badan akhir tahun merupakan

tindakan penstrukturan yang menekankan kepada pengendalian setiap

transaksi yang memiliki konsekuensi pajak. Tujuan tindakan ini adalah

mengefisienkan jumlah pajak yang akan di transfer ke pemerintah, melalui

penghindaran pajak atau tax avoidance, bukan penyelundupan pajak atau tax

evasion. Strategi yang dilakukan perusahaan pada akhir tahun adalah menunda

transaksi yang akan menghasilkan laba ke tahun 2013 dan merpercepat

pengakuan biaya atau rugi pada akhir tahun 2012.

2. Laba perusahaan

Merupakan keuntungan atau kelebihan dari suatu jumlah yang biasanya

dinilai dengan uang. Kebanyakan tujuan perusahaan adalah bagaimana

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

35

mendapatkan laba tersebut secara optimal. Laba sangat penting bagi suatu

perusahaan, karena berhasil atau tidak suatu perusahaan pada umumnya

diukur dengan laba yang diperoleh. Untuk dapat mengukur tingkat laba

perusahaan bias dilihat melalui umur perusahaan, semakin umur perusahaan

tersebut bertambah semakin meningkat juga laba yang diperoleh perusahaan

karena adanya suatu pengalaman perusahaan untuk memperoleh laba. Dan

bisa juga diukur melalui tingkat penjualan dan perubahan laba masa lalu.

3.3. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan informasi

secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan kepada responden.

Wawancara ini bersifat tidak terstruktur dan dilakukan kepada pihak manajemen

PT. Inter Orient Logistics, khususnya pada bagian keuangan dan pemasaran.

Metode ini digunakan dalam rangka mendapatkan data primer berupa data

mengenai aktivitas operasional perusahaan yang terjadi selama tahun 2012 dan

gambaran umum tentang perusahaan jasa.

2. Dokumentasi

Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data

sekunder dengan cara mengkopi dan mencatat dokumen-dokumen yang ada di PT.

Inter Orient Logistics yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun dokumen-

dokumen tersebut adalah laporan keuangan PT. Inter Orient Logistics tahun 2012

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

36

dan SPT Tahunan 2012 Pajak Penghasilan Badan.

3. Studi Pustaka

Sebagai bagian dari langkah studi eksploratif yang merupakan suatu

metode pengumpulan data dengan mencari informasi-informasi yang dibutuhkan

melalui dokumen-dokumen, buku-buku, majalah atau sumber data tertulis lainnya

baik yang berupa teori, laporan penelitian yang berhubungan dengan Pajak

Penghasila Badan.

4. Observasi

Teknik pengumpulan data yang melakukan pengamatan langsung pada PT.

Inter Orient Logistics mengenai kebijakan perencanaan Pajak Penghasilan.

3.4. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisa terhadapa data-data yang diperoleh ada dua

metode yang digunakan menurut Arikunto (2000:245) yaitu :

1. Metode Deskriptif

Metode analisis yang menggambarkan suatu keadaan secara objektif,

sehingga memperoleh penyelesaian dari suatu masalah yang dihadapi oleh

perusahaan.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

37

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

4.1. Penyajian Data

4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Inter Orient Logistics merupakan suatu badan usaha berupa

perusahaan ekspedisi yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman barang ke luar

negeri maupun dalam negeri atau bisa disebut ekspor dan impor. Berdasarkan

surat permohonan PT. Inter Orient Logistics tanggal 20 Juni 2011 nomor :

10/IOL/III/2011 diberikan Surat Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi

(SIUJPT) dan sesuai berdasarkan SK Menteri Kehakiman Nomor :

167/SIUJPT/DISHUB/VII/2011 berpusat di Jalan Gatot Subroto, Gedung Graha

Mustika Ratu Lantai 6 Jakarta dan bercabang di Jalan Perak Barat No. 139 Lantai

3 Surabaya, dan selaku yang bertanggung jawab atas PT. Inter Orient Logistics

yaitu Bapak Djohan Salim. Pada awal usahanya PT. Inter Orient Logistics telah

memiliki beberapa karyawan yang menempati beberapa cabang yang ada di

Surabaya. Dan PT. Inter Orient Logistics cabang Surabaya mempunyai karyawan

sebanyak 11 (sebelas) karyawan meliputi posisi Branch Manager, Finance

Manager, Cashier, Marketing, Document, Customer Services, Driver, dan

Messenger.

a. Visi Perusahaan

Visi dari PT. Inter Orient Logistics adalah dapat menjadi salah satu

perusahaan jasa pengiriman barang yang terbesar dan terpercaya di dunia.

b. Misi Perusahaan

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

38

Misi dari PT. Inter Orient Logistics adalah dapat memberikan jasa pelayanan

transportasi atau pengiriman barang yang cepat dengan harga yang terjangkau

serta jaminan atas barang yang dikirim sampai di tujuan dengan baik.

Saat ini PT. Inter Orient Logistics telah memiliki 2 kantor yaitu Pusat yang

berada di kota Jakarta dan cabang yang berada di kota Surabaya. PT. Inter

Orient Logistics yang berpusat di Jakarta yang beralamatkan di Jalan Gatot

Subroto, Gedung Graha Mustika Ratu Lantai 6 Jakarta dan dipimpin oleh

Baspak Ton Pereira. Untuk yang berpusat di Surabaya beralamatkan di Jalan

Perak Barat No 139 Lantai 3 Surabaya dan dipimpin oleh Ibu Feny Chandra.

4.1.2. Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan

Struktur organisasi perusahaan adalah salah satu persyaratan penting yang

harus dimiliki oleh setiap perusahaan, karena struktur organisasi merupakan suatu

alat penting dalam proses manajemen dan proses bisnis perusahaan agar semua

tanggung jawab dan wewenang bagi setiap orang yang terlibat dalam menjalankan

perusahaan dapat dipertanggung jawabkan.

Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap individu yang terlibat

dalam proses bisnis perusahaan dapat menjalankan tugas atau kewajibannya yang

jelas sesuai dengan bidangnya masing-masing dengan baik sehingga mampu

mencapai tujuan perusahaan.

Uraian pekerjaan atau tanggung jawab masing-masing di PT. Inter Orient

Logistics adalah sebagi berikut :

1. Director atau Direktur

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

39

Pada PT. Inter Orient Logistics, direktur yang berwenang merumuskan dan

menetapkan suatu kebijaksanaan dan program umum perusahaan, atau

organisasi sesuai dengan batas wewenang yang yang diberikan oleh suatu

badan pengurus atau badan pimpinan yang serupa seperti dewan komisaris.

2. Branch Manager atau Manajer Cabang

Manajer pada setiap cabang di PT. Inter Orient Logistics memiliki wewenang

diantaranya :

a. Wewenang untuk mewakili direksi pusat untuk menjalankan perusahaan di

cabang tersebut.

b. Memberikan laporan kemajuan cabang kepada direksi pusat termasuk

keuangannya.

c. Mengambil semua tindakan yang diperlukan agar cabang berjalan lancar.

d. Menjalakan program perusahaan untuk cabang tersebut atau mengejar

target.

e. Dan berhak atas promosi dan bonus jika cabang maju melebihi target

perusahaan.

3. Finance Manager atau Manajer Keuangan

Kesusksesan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan manajer

keuangan untuk beradaptasi terhadap perubahan, meningkatkan dana

perusahaan sehingga kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam

asset-aset perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara bijakasana. Dan

di PT. Inter Orient Logistics cabang Surabaya manajer keuangan mempunyai

tugas untuk membuat laporan penjualan yang terjadi selama satu periode yang

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

40

lalu dilaporkan ke pusat. Adapun keputusan keuangan yang menjadi tanggung

jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga jenis, diantaranya :

a. Mengambil keputusan investasi / pembelanjaan aktif (investment

decision).

b. Mengambil keputusan pendanaan / pembelanjaan pasif (financing

decision).

c. Mengambil keputusan dividen (dividend decision).

Keputusan-keputusan tersebut harus diambil dalam kerangka tujuan yang

seharusnya dipergunakan oleh perusahaan yaitu memaksimumkan nilai

perusahaan.

4. Kasir atau cashier

Kasir di PT. Inter Orient Logistics bertugas untuk menjalankan proses

penjualan dan pembayaran, melakukan pencatatan atas semua transaksi,

membantu pelanggan dalam memberikan informasi mengenai tagihannya,

membuat laporan transaksi dan kemudian laporan tersebut diberikan kepada

manajer keuangan.

5. Pemasaran atau marketing

Bertugas dalam menangani kegiatan pemasaran perusahaan, pengembangan

bisnis dan jaringan penjualan, dan menawarkan serta memberi informasi

kepada pelanggan.

6. Dokumen

Bertugas mengerjakan dokumen yang diperlukan dalam suatu ekspor, impor

ataupun dalam negeri milik pelanggan lewat bagian pemasaran.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

41

7. Customer Service

Memberikan pelayanan kepada pelangga untuk menginformasikan tentang

jadwal keberangkatan kapal ataupun semua yang berhubungan dan yang

dibutuhkan pelanggan.

8. Sopir atau Driver

Bertugas mengantarkan bagian pemasaran untuk menemui pelanggannya guna

untuk membicarakan tentang penjualan jasanya.

9. Massanger

Bertugas dalam proses pengambilan dokumen bill of lading di pelayaran,

memasukkan nota penjualan kepada konsumen, menyetor atau mengambil

uang di bank serta membantu seluruh kelancaran perusahaan.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber : PT. Inter Orient Logistics cabang Surabaya

4.1.3. Proses Bisnis

Proses bisnis untuk pengurusan jasa ekpor impor maupun dalam negeri di

PT. Inter Orient Logistics melalui beberapa tahapan, diantaranya:

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

42

1. Proses penerimaan order (delivery order) dari pelanggan, dimana pihak

marketing mengkonfirmasi kembali ke pelanggan untuk menanyakan rincian

barang yang akan dikirim oleh pelanggan ke suatu tempat yang ditentukan

oleh pelanggan. Misalnya menanyakan tentang jenis barang yang akan

dikirim, jumlah barang, berat barang, dimensi barang, alamat secara rinci serta

pembayaran pembayaran biaya jasa pengiriman dibebankan kepada pihak

pengirim atau penerima. Yang kemudian akan akan dikonfirmasikan pada

pihak penerima barang di lokasi tujuan.

2. Proses perjanjian jasa pengiriman atau biasa yang disebut dengan Purchase

Order dikirim kepada perusahaan yang menunjukkan bahwa

pelanggan/pengirim barang setuju dengan harga yang ditawarkan oleh bagian

pemasaran. Dengan adanya purchase order ini perusahaan memiliki hukum

yang kuat bahwa terdapat perjanjian kerjasama pengiriman barang dengan

pelanggan.

3. Proses pemilihan shipping atau perusahaan pelayaran yang sesuai dengan

harga yang ditawarkan oleh pengirim sehingga terdapat keuntungan atau laba

yang dapat dihasilakan sehubungan dengan kegiatan pemuatan barang

tersebut. Dapat memberikan pilihan kepada pengirim untuk pemakaian

pelayaran yang diinginkan, sehingga pengirim atau pelanggan merasa

memiliki hak untuk berpendapat dan nyaman dengan jasa perusahaan.

4. Proses pengambilan barang yang sudah ditentukan oleh pelanggan di depo

atau pelabuhan tujuan, dan tentunya dokumen yang diperlukan sudah

diselesaikan oleh bagian dokumen dari PT. Inter Orient Logistics.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

43

5. Penebusan bill of lading dalam istilah pelayaran adalah dokumen untuk proses

pengambilan barang di lokasi tujuan. Bill of lading sudah dapat terbit apabila

kapal sudah berangkat dari pelabuhan muat yang kemudian di ambil oleh

massanger dari PT. Inter Orient Logistics yang kemudian diserahkan kepada

bagian kasir.

6. Proses pembuatan tagihan untuk pengiriman barang yang sudah selesai

pengerjaan. Dan tagihan tersebut ditagihkan kepada pelanggan yang sesuai

dengan syarat pembayaran yang sebelumnya sudah ada dalam perjanjian kerja

dengan bagian pemasaran. Pada saat proses pembayaran tagihan ataupun

hanya penagihan, dilampiri dengan adanya bill of lading asli serta fotokopi

dokumen sebagi tanda terima bahwa dokumen sudah diserahkan kepada

pelanggan beserta nota atau faktur penjualan.

4.1.4 Ancaman Bisnis

Seiring dengan perkembangan suatu perusahaan, tentunya sekecil apapun

kemungkinan adanya pesaing itu selalu membayangi suatu perusahaan. Tentunya

dala perusahaan tersebut sudah memiliki manajemen yang akan mengevaluasi

setiap kinerja dan manjadi kualitas jasa perusahaan sehingga pelanggan tidak

melirik perusahaan jasa lainnya. Berikut ini ancaman adanya pesaing yang kerap

dihadapi oleh PT. Inter Orient Logistics, diantaranya :

1. Persaingan antar perusahaan sejenis

Persaingan antar perusahaan sejenis merupakan ancaman yang berasal dari

perusahaan competitor atau saingan yang bergerak pada bidang yang sama.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

44

Dalam hal ini dalam bidang jasa pengiriman barang. Perusahaan yang

memberikan ancaman serius bagi perusahaan pada umumnya berasal dari

perusahaan yang telah lama berdiri yang sudah banyak memiliki banyak

pengalaman dalam bidang jasa pengurusan transportasi serta memiliki

keunggulan dalam hal penerapan teknologi informasi yang dapat mendukung

proses bisnis perusahaan.

2. Potensi masuknya pesaing baru

Potensi masuknya pesaing baru merupakan suatu ancaman yang cukup penting

selain ancaman dari perusahaan sejenis, dimana para pesaing baru mampu

memberikan harga yang kompetitif dan mampu bersaing dengan perusahaan

jasa pengurusan transportasi serupa yang telah lama ada dalam bidang jasa

pengiriman barang. Dengan masih banyaknya kesempatan yang terbuka lebar,

banyak perusahaan mencoba untuk masuk ke bidang jasa pengurusan

transportasi. Sehingga dapat membuat PT. Inter Orient Logistics berusaha

lebih meningkatkan daya saing perusahaan dengan terus memperbaiki sistem

manajemen perusahaan yang ada dan berusaha memenuhi keinginan

pelanggan.

3. Potensi meluasnya jaringan kinerja shipping atau pelayaran.

Semakin banyaknya perusahaan pelayaran, PT. Inter Orient Logistics harus

semakin teliti dalam pencarian harga yang terjangkau oleh pelanggan seingga

pelanggan merasa berpaling ke perusahaan saingan lainnya.

4. Daya tawar pelanggan

Daya tawar dari pelanggan juga teramasuk ancaman yang juga perlu

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

45

diperhatikan oleh PT. Inter Orient Logistics karena memberikan dampak yang

cukup besar terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Dengan semakin

berkembangnya teknologi informasi, telah banyak perusahaan pesaing yang

menerapkan teknologi informasi di perusahaan mereka sehingga menuntut PT.

Inter Orient Logistics agar mampu menyediakan pelayanan yang lebih kepada

pelanggan serta arus informasi yang cepat kepada pelanggan agar tidak beralih

ke perusahaan pesaing.

4.2. Analisis Data

4.2.1. Penyajian Data

Laporan keungan fiskal adaah laporan keuangan yang disusun sesuai

peraturan perpajakan dan digunakan untuk perhitungan pajak. Dalam kerangka

dasar Standar Akuntansi Keuangan disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan

adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

serta perusahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

PT. Inter Orient Logistics merupakan perusahaan yang juga melakukan

pembukuan dalam rangka menyediakan informasi keuangan perusahaan, yang

pada akhirnya dapat memperoleh penghasilannya dari kegiatan servis yang

dilakukan berupa jasa pengiriman barang melalui beberapa kategori servis

diantaranya :

1. Inter Island

Pengiriman dalam negeri ke seluruh pulau-pulau yang ada di Indonesia.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

46

Secara umum dapat diartikan sebagai jasa pengiriman barang dari pulau satu

ke pulau tujuan yang ada di seluruh Indonesia. Wilayah pengiriman biasanya

seperti pulau Kalimantan, pulau Sumatera, pulau Sulawesi, pulau Irian Jaya,

pulau Nusa Tenggara Barat, pulau Nusa Tenggara Timur bahkan jasa

pengiriman ini dapat mencakup wilayah-wilayah di kepulauan Indonesia yang

sulit dijangkau dan jauh dari alat transportasi lainnya. Pilihan yang ditawarkan

PT. Inter Orient Logistics dalam jasa pengiriman Inter Island ini, diantaranya :

a. Port to port (pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar)

Jasa ini hanya mencakup pengiriman barang mulai dari pelabuhan muat

sampai di pelabuhan bongkar saja.

b. Port to door (pelabuhan ke pintu)

Jasa ini hanya mencakup pengiriman barang mulai dari pelabuhan muat

sampai di alamat pabrik atau tujuan.

c. Door to port (Gudang pengirim ke pelabuhan tujuan)

Jasa ini hanya mencakup pengiriman barang mulai dari gudang atau pabrik

pengirim barang sampai di pelabuhan tujuan. Dimana nanti proses

pengambilan barang akan dilanjutkan oleh penerima barang tujuan.

d. Door to door (Gudang pengirim ke gudang penerima)

Jasa ini hanya mencakup pengiriman barang mulai dari gudang atau pabrik

pengirim barang sampai di lokasi gudang penerima barang.

2. Export Import yaitu jasa pengiriman keluar negeri atau barang masuk dalam

negeri dari dan ke seluruh dunia. Ekspor yaitu dengan mengirim barang dari

Indonesia ke Negara lain secara legal dan sebaliknya untuk impor. Istilah yang

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

47

ada di ekspor dan impor seperti :

a. Air Waybill

Suatu kontrak mutlak yang dikeluarkan perusahaan angkutan udara.

b. Bill of lading

Surat tanda terima barang yang dimuat d atas kapal dan merupakan bukti

kepemilikan atas barang serta perjanjian pengangkutan barang melalui

laut.

c. C and F (Cost and Freight)

Seluruh biaya produksi dan pengapalannya masuk dalam harga barang.

d. Clearance

1) Hak kapal untuk meninggalkan pelabuhan.

2) Ijin berangkat kapal dari pelabuhan.

3) Ijin mengeluarkan barang dari pabean.

e. Consignee

Nama dan alamat penerima barang atau pembelinya.

f. F.O.B (free on board)

Suatu kewajiban penjual hanya sebatas sampai pelabuhan pengirim.

g. Packing list

Faktur atau nota yang berisi jumlah dan berat barang.

h. Commodity

Barang yang merupakan hail pertanian, namun saat ini disebut produk.

i. Phytosanitary certificate

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

48

Sebuah surat yang dikeluarkan oleh lembaga karantina hewan dan

tumbuhan, Departemen Pertanian Republik Indonesia. Proses

mendapatkannya melalui serangkaian prosedur dan uji laboratorium, agar

tidak terjadi penyebaran penyakit antar Negara maupun antar pulau di

Indonesia (surat karantina antar pulau).

j. Weight

Berat kotor suatu barang yang menyangkut isi dan pembungkusnya.

4.2.2. Analisis Data

Dalam kegiatan operasional perusahaan, biaya pajak merupakan biaya

yang harus diperhitungkan oleh PT. Inter Orient Logistics dalam mencapai laba

maksimal yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, sesuai dengan struktur organisasi

yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa PT. Inter Orient Logistics tidak

memiliki karyawan khusus untuk menangani pajak di cabang Surabaya. Cashier

yang bertugas membuat faktur pajak yang kemudian faktur tersebut di setorkan ke

pusat di Jakarta agar bisa dilaporkan ke kantor pelayanan pajak yang ada di

Jakarta.

Secara khusus untuk menangani perpajakan tidak ada untuk cabang di

Surabaya, karyawan hanya melakukan kewajiban dan melakukan perhitungan

berdasarkan apa yang sudah ditetapkan di kantor pusat Jakarta. Dan hal ini

sebenarnya kurang menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan kondisi

seperti ini, ada kemungkinan-kemungkinan tertentu dari kebijakan perpajakan

yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan yang mungkin dapat mengurangi biaya

pajak terutang.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

49

Laporan keuangan yang disajikan oleh PT. Inter Orient Logistics dengan

Standar Akuntansi Keuangan dan dapat menggambarkan dengan jelas akun-akun

yang tersedia dengan nilai nominalnya masing-masing. Laporan keuangan PT.

Inter Orient Logistics setiap bulannya dapat dilihat pada lampiran.

Berikut Daftar Gaji Bruto karyawan yang berakhir tahun 2012 pada PT.

Inter Orient Logistics

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

50

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

51

Penyesuaian pada akhir Desember 2012

1. Dijurnal sebagai hutang gaji atas bonus gaji karyawan akhir tahun sebesar Rp.

13.000.500 yang seharusnya dibayar pada pertengahan Januari 2013.

2. Dibeli mesin fotokopi seharga Rp. 18.000.000 dengan masa manfaat selama 5

tahun dengan metode garis lurus.

3. Dibeli fingerspot seharga Rp. 1.800.000 dengan masa manfaat selama 2 tahun

dengan metode garis lurus.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

52

Tabel 4.3 LAPORAN LABA / RUGI PERIODE 2012 SEBELUM DILAKUKAN TAX PLANNING PT. INTER ORIENT LOGISTICS SURABAYA

PT. INTER ORIENT LOGISTICS Jl. Perak Barat 139 Lt 3

Surabaya LAPORAN LABA / RUGI PERIOD JAN - DEC 2012

(Dalam IDR) (Sebelum tax planning)

Penjualan jasa Akun Penjualan : Penjualan 10,401,989,500.00 Akun Pembelian : Pembelian 9,400,256,350.00 Laba Kotor 1,001,733,150.00 Beban-beban Operasional Perusahaan : Beban Telepon 47,209,050.00 Beban Perlengkapan Kantor 4,921,900.00 Beban Gaji 329,591,000.00 Beban Pemeliharaan Kendaraan 3,420,300.00 Beban Perjalanan 8,009,900.00 Beban Sewa Kantor 48,000,000.00 Beban Peny. Mobil 19,800,000.00 Beban Peny. Komputer 6,600,000.00 Beban Peny. Meja dan Kursi 4,800,000.00 Beban Entertain Pelanggan 5,347,600.00 Beban Listrik 16,845,900.00 Beban Pajak PPh 21 8,240,600.00 Beban Lain-lain 7,090,000.00

Total beban-beban operasional perusahaan 509,876,250.00

Laba Bersih sebelum Pajak 491,856,900.00 PPh Badan 61,482,112.50 Laba Bersih setelah Pajak 430,374,787.50

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

53

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari kegiatan pengamatan dan analisa data yang telah dilakukan dimulai

bulan Januari 2012 sampai akhir Desember 2012 telah banyak menambah

wawasan mengenai dunia kerja seutuhnya dan adanya pemahaman tentang

manajemen maupun struktur dalam perusahaan di bidang perpajakan

khususnya kegiatan tax planning di PT. Inter Orient Logistics. Kesimpulan

yang dapat diambil yaitu :

1. Dengan dilakukannya perencanaa pajak pada PT. Inter Orient Logistics

Surabaya hasilnya sangat berpengaruh dan juga perlu diingat bahwa PT.

Inter Orient Logistics Surabaya adalah perusahaan jasa ekspedisi yang

sudah berkembang dan maju pesat di Surabaya. Dan dengan menggunakan

perencanaan pajak pada tahun pajak 2012 perusahaan bisa mengurangi

beban pajak yang terutang sehingga perusahaan bisa menggunakan sisa

dari beban pajak untuk kegiatan selanjutnya. Seperti telah diuraikan di

atas, antara Tunjangan PPh Pasal 21 dengan PPh Pasal 21 Ditanggung

mendapat perlakuan (treatment) perpajakan yang berbeda, baik dari sisi

penghitungan PPh Pasal 21 maupun PPh Pemberi Kerja. Tunjangan PPh

Pasal 21 merupakan objek PPh Pasal 21 yang harus ditambahkan ke dalam

penghasilan karyawan saat penghitungan PPh Pasal 21. Perlakuannya

sama seperti tunjangan-tunjangan lainnya. Namun di sisi PPh Pemberi

Kerja, Tunjangan PPh Pasal 21 ini dapat dibiayakan (deductible expense)

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

55

sehingga akan mengurangi penghasilan bruto dan otomatis akan

mengurangi PPh Pemberi Kerja. PPh Pasal 21 Ditanggung, di sisi lain,

bukan merupakan objek PPh Pasal 21 dan tidak perlu dimasukkan ke

dalam tunjangan atau penghasilan karyawan pada saat menghitung PPh

Pasal 21. Akan tetapi, sebagai konsekuensinya, perusahaan atau pemberi

kerja tidak boleh membiayakan PPh Pasal 21 Ditanggung tersebut saat

menghitung PPh pemberi kerja karena PPh Pasal 21 Ditanggung adalah

salah satu biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto

perusahaan atau pemberi kerja.

5.2. Saran

Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan berdasarkan pengamatan atas

kejadian dan data-data yang diperoleh dari perusahaan dan adanya dasar teori

yang dipelajari. Pada kesempatan ini penulis memberikan saran diantaranya :

1. Pemberian manfaat pengembangan karyawan menjadi alternative dalam

minimalisasi. Hal ini dikarenakan adanya 2 (dua) keuntungan yang akan

diperoleh yaitu, penurunan pajak atas biaya yang bertambah dan

peningkatan kualitas karyawan dimasa yang akan datang.

2. PT. Inter Orient Logistics memberikan pelatihan tentang perpajakan

secara khusus bagi karyawan bagian cashier atau sebagai alternative lain

adalah menambah karyawan untuk cabang yang ada di Surabaya dalam

bidang perpajakan secara khusus.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

56

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Harry, Graham Balter. (2003). Tax Evasion (dalam buku Manajemen Perpajakan oleh Mohammad Zain). Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Hatch, E dan H. Farhady. (1981). Research Design And Statistics:For Applied Linguistics (dalam buku Sugiyono). Tehran : Penerbit SAMT.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen (Edisi Pertama). Yogyakarta : Penerbit BPFE.

Ikantan Akuntan Indonesia. (2004). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Mardiasmo. (2006). Perpajakan (Edisi Revisi 2006). Yogyakarta : Penerbit PT Andi.

Muljono, Djoko. (2007). Pajak Penghasilan. Yogyakarta : Penerbit PT Andi.

Seligman, Erdwin RA. (1925). Essay In Taxation. New York.

Siagian, Sondang P. (1994). Manajemen. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Soemitro, Rochman. (2003). Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan. Jakarta : Penerbit PT Eresco.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uwp.ac.iddigilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/4/--fitridewia-155-2-skripsi... · telah dikenakan pemotongan PPh pasal 21, ... penerimaan kas Negara dalam

57

Suandy, Erly. (2006). Perencanaa Pajak. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Wahyudi, Dudi. Widyaiswara Muda Pusdiklat Pajak. www.bppk.depkeu.go.id. Website.