SKRIPSI -...

162
PENGARUH PEMBINAAN & PELATIHAN SDM DAN AKSES PEMASARAN TERHADAP KINERJA UMKM (Kerja Sama Kemitraan LotteMart Cabang Bintaro dengan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.,Sy) Oleh: IDEA SUKMA BAKTI NIM : 109046100212 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M

Transcript of SKRIPSI -...

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

PENGARUH PEMBINAAN & PELATIHAN SDM DAN AKSES

PEMASARAN TERHADAP KINERJA UMKM

(Kerja Sama Kemitraan LotteMart Cabang Bintaro dengan Pemerintah

Daerah Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.,Sy)

Oleh:

IDEA SUKMA BAKTI NIM : 109046100212

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

v

ABSTRAK

IDEA SUKMA BAKTI 109046100212. PENGARUH PEMBINAAN & PELATIHAN SDM DAN AKSES PEMASARAN TERHADAP KINERJA UMKM (Kerja Sama Kemitraan LotteMart Cabang Bintaro dengan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan). Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435 H/2014 M, 129 halaman + 14 halaman Lampiran

Potensi UMKM yang sangat besar dilihat dari kuantitasnya sebagai penggerak ekonomi kerakyatan ternyata tidak diikuti dengan kualitas kinerja yang sepadan, terbukti dari daya ekspor produk-produk UMKM yang sangat lemah apabila dibandingkan dengan produk-produk Usaha Besar. Padahal skala UMKM merupakan penyumbang PDB terbesar yang berhasil menyerap tenaga kerja jauh lebih banyak daripada Usaha Besar. Hal ini disebabkan karena kurangnya akses UMKM terhadap permodalan dari lembaga keuangan formal, diperparah dengan maraknya pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak dari perjanjian perdagangan bebas yang baru-baru ini gencar disepakati oleh pemerintah, sehingga membuat produk-produk UMKM semakin tersingkir karena lemahnya daya saing pemasaran terhadap produk-produk asing yang justru semakin digemari konsumen lokal. Melihat problematika tersebut, Pemerintah Daerah Dinas Koperasi & UKM Tangerang Selatan bersama LotteMart cabang Bintaro berupaya menggali dan mengangkat kembali potensi kinerja UMKM dengan cara melakukan kemitraan usaha. Skripsi ini meneliti bagaimana pola kemitraan yang terjalin oleh pihak-pihak terkait dan bagaimana pengaruh dari aspek kemitraan dilihat dari pembinaan & pelatihan SDM dan akses permodalan tersebut terhadap kinerja UMKM.

Penelitian dalam skripsi ini menggunakan dua variabel terikat (X) dan satu variabel bebas (Y) yaitu pembinaan & pelatihan SDM (X1), akses pemasaran (X2), dan Kinerja UMKM (Y). Penulisan skripsi ini menggunakan metode kuantitatif, data primer diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada 59 responden yaitu pelaku UMKM anggota kemitraan di LotteMart cabang Bintaro. Data primer diolah menggunakan teknik analisa regresi linier berganda. Sebagai tambahan untuk memperkuat teori, penulis juga mengadakan studi kepustakaan. Studi kepustakaan ini dilakukan dengan menelaah buku-buku, dokumen-dokumen, rujukan, artikel yang berkaitan dengan penelitian ini.

Kesimpulan penelitian ini adalah kemitraan di LotteMart cabang Bintaro termasuk ke dalam Pola Kemitraan Tahap Madya, yaitu pengusaha besar (LotteMart cabang Bintaro) memberikan pembinaan & pelatihan serta menjamin pemasaran produk-produk UMKM dan Pemerintah Daerah yaitu Dinas Koperasi & UKM

Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

vi

Tangerang Selatan berperan sebagai fasilitator dan regulator terbentuknya kemitraan di LotteMart.

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel pembinaan & pelatihan SDM dengan Kinerja UMKM, diperoleh hasil print out nilai thitung pembinaan & pelatihan SDM (X1) = 0,583 dengan tingkat signifikansi untuk variabel pembinaan dan pelatihan 0,562 yang menandakan lebih besar dari 0,05. Nilai thitung < ttabel atau 0,583 < 1.671. Artinya variabel pembinaan & pelatihan SDM tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja UMKM. Hal ini bisa dikarenakan metode pelatihan & pembinaan SDM kurang sesuai dengan jenis usaha, dan masih terdapat anggota UMKM kemitraan di LotteMart cabang Bintaro yang tidak menerima pembinaan & pelatihan SDM.

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel akses pemasaran dengan Kinerja UMKM diperoleh hasil print out nilai thitung akses pemasaran (X2) = 3,484 dengan tingkat signifikansi untuk variabel akses pemasaran sebesar 0,001 yang menandakan lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung > ttabel atau 3,484 > 1.671, artinya variabel akses pemasaran berpengaruh nyata terhadap kinerja UMKM. Hal ini berarti bahwa strategi kemitraan yang dibangun di LotteMart cabang Bintaro dalam memberikan akses pemasaran kepada produk-produk UMKM sudah berdampak pada peningkatan nilai tambah UMKM, dalam penelitian ini nilai tambah yang dimaksud adalah peningkatan aset usaha dan peningkatan pendapatan UMKM setelah mengikuti kemitraan di LotteMart cabang Bintaro.

Kata kunci: Pola Kemitraan, SDM, Pemasaran, Kinerja UMKM

Pembimbing: Dr. Nurhasanah M.Ag

Daftar Pustaka: Tahun 1992 sampai dengan Tahun 2012.

Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Tidak lupa shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi dan Rasul kita Muhammad

SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Dengan izin Allah SWT, penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembinaan & Pelatihan SDM dan Akses Pemasaran

Terhadap Kinerja UMKM (Kerja Sama Kemitraan LotteMart Cabang Bintaro dengan

Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan)” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penelitian untuk penulisan skripsi ini tidak dapat

terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak, karena

banyak rintangan yang dilalui penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, tetapi dengan

kesabaran hati, kerja keras, serta bantuan dan do’a dari berbagai pihak, akhirnya

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ayah Idaman Bakti dan Ibu Nani Hanifah yang senantiasa selalu

mencurahkan kasih sayang, do’a, dukungan, bimbingan, serta kesabaran

bagi anak-anaknya.

2. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

viii

3. Dr. Euis Amalia, M.Ag., Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Mu’min Rouf, S.Ag., M.Ag., Sekretaris Konsentrasi Perbankan Syariah

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Nurhasanah, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang senantiasa

memberikan bimbingan dan arahan, serta meluangkan waktunya untuk

penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu kepada penulis semasa

kuliah. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan mendapat balasan

dari Allah SWT.

7. Segenap karyawan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan

Nasional Jakarta yang telah memfasilitasi penulis dalam mencari bahan

literatur yang berkaitan dengan skripsi ini.

8. Koordinator dan staff Outlet UKM di LotteMart cabang Bintaro, Ibu Sri

Lestari yang telah memberikan informasi dan bantuannya untuk

kebutuhan penyusunan skrpsi ini.

9. Segenap keluarga Soewarno dan Keluarga Susnendar yang telah

memberikan bimbingan dan dukungan.

Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

ix

10. Segenap keluarga besar KKN AKSARA 2012 yang telah memberikan

inspirasi dan pengalaman.

11. Segenap teman-teman FSH yang menemani dan memberikan kritik

membangun dalam penulisan skripsi ini di antaranya Nur

Wakhidurrohman dan Gandy Perdana Putra.

12. Segenap teman-teman komplek Kranggan Permai yang telah rela

menghabiskan waktunya untuk bercanda tawa diantaranya Yoga Budi

Satria, Fadlil Luthfi dan Tika Prapti Aryanti

13. FIKSIKATA, sebagai sarana bernaungnya semua syair keluhan hati

bentuk nada dan irama, yaitu Muhammad Faisal Kahfi, Bagus Arie dan

Abdul Hakim

14. Teruntuk seorang kasih yang menemani dalam suka maupun maupun,

serta dukungannya yang tidak terbatas ruang dan waktu, Dina Raisa

Oktaviana.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,

namun penulis berharap bahwa skripsi ini bisa bermanfaat dan memberikan

kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang

kewirausahaan dan ekonomi islam.

Ciputat, 18 Desember 2013

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

x

Penulis

Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG .............................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 14

C. Perumusan Masalah ................................................................................... 15

D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 15

E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 16

F. Tinjauan Studi Terdahulu ........................................................................... 16

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 20

BAB II: KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Teori Kemitraan Usaha

1. Konsep & Definisi Kemitraan Usaha .................................................. 22

Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

xi

2. Manfaat & Kendala Kemitraan Usaha ................................................. 24

3. Kemitraan Usaha sebagai Strategi Bisnis ............................................ 28

4. Kemitraan Usaha dalam Sudut Pandang Islam .................................... 30

5. Aspek Kemitraan Usaha ...................................................................... 31

6. Pola Kemitraan Usaha .......................................................................... 34

B. Teori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

1. Kriteria UMKM ................................................................................... 45

2. Karakteristik UMKM ........................................................................... 49

3. Permasalahan UMKM ......................................................................... 50

4. Definisi Akses Pemasaran .................................................................... 53

5. Definisi Pembinaan & Pelatihan Sumber Daya Manudia (SDM) ....... 54

6. Definisi Kinerja UMKM ........................................................................ 55

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Pembinaan Manajemen & SDM terhadap Kinerja UMKM 57

2. Pengaruh Akses Pemasaran Terhadap Kinerja UMKM ...................... 59

BAB III: METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 61

B. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 61

C. Jenis Penelitian .......................................................................................... 62

D. Sumber Data .............................................................................................. 63

E. Populasi ...................................................................................................... 64

F. Variabel Penelitian ..................................................................................... 64

Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

xii

G. Teknis Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 66

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 71

3. Analisa Regresi Linier Berganda ......................................................... 74

4. Koefisien Determinasi (R2) .................................................................. 75

5. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 75

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Kemitraan Usaha di LotteMart cabang Bintaro

1. Sejarah Kemitraan di LotteMart cabang Bintaro ................................. 78

2. Pola Kemitraan .................................................................................... 81

3. Prosedur Pelaksanaan Teknis .............................................................. 86

4. Kendala Kemitraan .............................................................................. 88

5. Strategi Kemitraan ............................................................................... 90

B. Profil Responden

1. Jenis Kelamin ....................................................................................... 93

2. Usia ...................................................................................................... 94

3. Status Pernikahan ................................................................................. 95

4. Profesi Utama ...................................................................................... 96

5. Jenis Usaha .......................................................................................... 97

6. Sumber Permodalan............................................................................. 99

C. Pembahasan

1. Hasil Penjelasan Responden ................................................................ 100

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

xiii

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas .......................................................................... 111

b. Multikolinieritas ....................................................................... 111

c. Heteroskedastisitas ................................................................... 112

d. Uji Autokorelasi ....................................................................... 113

3. Analisa Regresi Linier Berganda

a. Fungsi Regresi ......................................................................... 115

b. Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 116

c. Uji Parsial (t) ........................................................................... 118

d. Uji Simultan (F) ....................................................................... 122

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 123

B. Saran .......................................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 123

LAMPIRAN – LAMPIRAN................................................................................... 130

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

DAFTAR TABEL

xiv

Tabel 1.A.1 Perkembangan Unit Usaha Tahun 2011 – 2012 ............................ 1

Tabel 1.A.2 Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Usaha tahun 2011-2012 ........... 2

Tabel 1.A.3 Kontribusi PDB sektor usaha pada tahun 2011-2012 .................... 3

Tabel 1.A.4 Kontribusi Ekspor Non-Migas sektor usaha tahun 2011-2012 ...... 5

Tabel 2.B.1 Kriteria UMKM Menurut Pasal 6 UU nomor 20 Tahun 2008 ...... 48

Tabel 2.B.2 Kriteria UMKM menurut Badan Pusat Statistik ............................ 49

Tabel 3.C.1 Teknik pengukuran skala Likert..................................................... 63

Tabel 3.G.1 Uji Validitas Variabel Pembinaan & Pelatihan SDM ................. 67

Tabel 3.G.2 Uji Validitas Variabel Akses Pemasaran ....................................... 68

Tabel 3.G.3 Uji Validitas Variabel Kinerja UMKM ......................................... 69

Tabel 3.G.4 Uji Reliabilitas Variabel Pembinaan dan Pelatihan SDM ............. 70

Tabel 3.G.7 Uji Reliabilitas Variabel Akses Pemasaran ................................... 71

Tabel 3.G.8 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja UMKM ..................................... 71

Tabel 4.C.2 Kurangnya pembinaan & pelatihan SDM ..................................... 100

Tabel 4.C.4 Metode pelatihan & pembinaan sudah sesuai ................................

102

Tabel 4.C.12 Uji Multikolinieritas ......................................................................

112

Tabel 4.C.14 Uji Autokorelasi ............................................................................

114

Tabel 4.C.15 Analisa Regresi Linier Berganda .................................................. 115

Tabel 4.C.16 Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 116

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

DAFTAR TABEL

xv

Tabel 4.C.17 Uji Parsial (t) .................................................................................. 116

Tabel 4.C.18 Uji Simultan (F) ..............................................................................

121

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.A.1 Faktor yang mempengaruhi Kinerja UMKM..................... 33

xv

Gambar 2.C.1 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................ 60

Gambar 3.F.1 Variabel-Variabel yang di teliti ......................................... 65

Gambar 3.F.2 Indikator-Indikator Variabel X .......................................... 66

Gambar 3.F.3 Indikator variabel Y ........................................................... 66

Gambar 3.G.9 Model Uji Regresi .............................................................. 74

Gambar 4.A.1 Pola Kemitraan Tahap Madya LotteMart cabang Bintaro.. 83

Gambar 4.B.1 Jenis Kelamin Responden .................................................. 93

Gambar 4.B.2 Usia Responden ................................................................. 88

Gambar 4.B.3 Status Pernikahan Responden ............................................ 95

Gambar 4.B.4 Profesi Utama Responden ................................................. 96

Gambar 4.B.5 Jenis Usaha Responden ..................................................... 97

Gambar 4.C.1 Sumber Permodalan Responden ........................................ 99

Gambar 4.C.3 Metode pembinaan & pelatihan .........................................

101

Gambar 4.C.5 Lokasi outlet LotteMart .....................................................

103

Gambar 4.C.6 Produk yang dijual di outlet LotteMart lebih mahal ...........

104

Gambar 4.C.7 Nilai nilai aset usaha Responden .......................................

106

Gambar 4.C.8 Peningkatan nilai aset usaha Responden ............................

107

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.A.1 Aspek Kemitraan Usaha yang Diteliti ............................... 32

Gambar 4.C.9 Pendapatan (omzet) usaha per bulan Responden ............... 108

Gambar 4.C.10 Peningkatan Pendapatan (omzet) usaha responden ...........

109

Gambar 4.C.11 Uji Normalitas ................................................................... 108

Gambar 4.C.13 Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 113

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I HASIL UJI VALIDITAS........................................ 130

LAMPIRAN II HASIL UJI RELIABILITAS.................................. 131

LAMPIRAN III HASIL UJI ASUMSI KLASIK.............................. 131

LAMPIRAN IV HASIL UJI REGRESI LINIER BERGANDA....... 132

LAMPIRAN V TABEL HASIL OLAH DATA SPSS VERSI 21.0 133

LAMPIRAN VI KUESIONER PENELITIAN ................................ 141

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

UMKM memiliki peran penting dalam pengembangan kegiatan

ekonomi di berbagai sektor dan pemberdayaan masyarakat, juga sebagai

alternatif usaha di tengah krisis ekonomi global yang melanda para pelaku

usaha besar Indonesia di ranah internasional. Hal ini dapat dibuktikan

berdasarkan data yang tersedia mengenai peningkatan jumlah unit usaha mulai

dari tahun 2011-2012

Tabel 1.A.1 Perkembangan Unit Usaha Tahun 2011 – 2012

No Unit Usaha Tahun 2011 Tahun 2012 Perkembangan Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 UMKM+UB 55.211.396 56.539.560 1.328.163 2,41 2 UMKM 55.206.444 99,99 56.534.592 99,99 1.328.147 2,41 3 UMi 54.559.969 99 55.856.176 99,79 1.296.207 2,38 4 UK 602.195 1,09 629.418 1,11 27.223 4,52 5 UM 44.280 0,08 48.997 0,09 4.717 10,65 6 UB 4.952 0,01 4.968 0,01 16 0,32

Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah Republik Indonesia, 2013

Ket.: UMi : Usaha Mikro UK : Usaha Kecil UM : Usaha Menengah UB : Usaha Besar

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa unit UMKM merupakan skala usaha

terbesar di Indonesia, tercatat sekitar 56.534.592 unit usaha atau sekitar

99,99% pangsa unit usaha dengan peningkatan sebanyak 1.328.147 unit pada

tahun 2012. Hal yang menarik adalah seluruh perkembangan unit usaha

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

2

didominasi penuh oleh Usaha Mikro dengan jumlah 55.856.176 unit usaha.

Artinya UMKM memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

perkembangan dunia usaha, sangat jelas bahwa UMKM berperan penting

dalam penyerapan tenaga kerja karena merupakan unit usaha yang dominan

dijalani para pelaku usaha, sehingga UMKM masih memiliki potensi besar

terhadap pengembangan yang lebih prospektif.

Sebagaimana dijelaskan oleh Tulus Tambunan bahwa di negara-negara

sedang berkembang (NSB) khususnya di Asia, Afrika dan Amerika Latin,

UMKM juga berperan sangat penting khususnya dari perspektif kesempatan

kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan

dan pengurangan kemiskinan serta pembangunan ekonomi pedesaan.1 Di

Indonesia, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mencatat

secara statistik mengenai bagaimana peran UMKM dalam menyerap tenaga

kerja.

Tabel 1.A.2 Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Usaha tahun 2011-2012

No Indikator Tenaga Kerja Tahun 2011 Tahun 2012 Perkembangan Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 UMKM+UB 104.613.681 110.808.154 6.194.473 5,92 2 UMKM 101.722.458 97,24 107.657.509 97,16 5.935.051 5,83 3 Usaha Mikro (UMi) 94.957.797 90,77 99.859.517 90,12 4.901.720 5,16 4 Usaha Kecil (UK) 3.919.992 3,75 4.535.970 4,09 615.977 15,71 5 Usaha Menengah (UM) 2.844.669 2,72 3.262.023 2,94 417.354 14,67 6 Usaha Besar (UB) 2.891.224 2,76 3.150.645 2,84 259.422 8,97

Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2013

1 Tulus Tambunan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-isu Penting

(Jakarta: LP3ES, 2012), h. 1.

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

3

Berdasarkan data statistik pada tabel 1.2, terlihat bahwa UMKM

adalah sektor usaha yang memberikan kontribusi penyerapan tenaga kerja

terbanyak dari semua sektor usaha yang ada, sebesar 97,16% dengan angka

hampir setengah penduduk Indonesia yaitu 107.657.509 jiwa apabila

dibandingkan dengan Usaha Besar yang hanya mencapai 2,84%. Hal yang

menarik adalah penyerapan tenaga kerja terbesar secara signifikan

dikontribusi penuh oleh sektor Usaha Mikro sebesar 90,12%, artinya UMKM

adalah sektor usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan hampir

seluruhnya diserap oleh skala Usaha Mikro. Dengan demikian UMKM

memiliki peran penting dalam mengurangi pengangguran sehingga

memungkinkan adanya pemerataan distribusi pendapatan terutama pada

masyarakat dengan kemampuan ekonomi rendah.

Melihat banyaknya tenaga kerja yang diserap oleh sektor UMKM,

menjadikan UMKM sebagai pionir dalam memberikan kontribusi terhadap

pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) secara nasional, ditinjau juga

dari data statistik yang dirangkum oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menegah, sebagai berikut.

Tabel 1.A.3 Kontribusi PDB sektor usaha pada tahun 2011-2012

No Indikator PDB Tahun 2011 Tahun 2012 Perkembangan Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 UMKM+UB 7.427.086,1 8.241.864,3 814.778,2 10,97 2 UMKM 4.303.571,5 57,94 4.869.568,1 59,08 565.996,7 13,15 3 Usaha Mikro (UMi) 2.579.388,4 34,73 2.951.120,6 35,81 371.732,2 14,41 4 Usaha Kecil (UK) 722.012,8 9,72 798.122,2 9,68 76.109,4 10,54 5 Usaha Menengah (UM) 1.002.170.3 13,49 1.120.325.3 13,59 118.155,0 11,79 6 Usaha Besar (UB) 3.123.514,6 42,06 3.372.296,1 40,92 248.781,5 7,96

Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2013

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

4

Berdasarkan data statistik pada Tabel 1.3, juga terlihat bahwa sektor

UMKM memberikan kontribusi PDB sebesar 57,94% pada tahun 2011 dan

terus meningkat menjadi 59,08% pada tahun 2012. Disisi lain, Usaha Besar

juga hampir mengungguli UMKM dengan kontribusi PDB sebesar 42.06%

pada tahun 2011, namun pada tahun 2012 PDB Usaha Besar menurun ke

angka 40,92%. Hal yang menarik adalah nilai kontribusi skala Usaha Mikro

terhadap pertumbuhan ekonomi nasional lebih besar bila dibandingkan

dengan skala Usaha Kecil dan Usaha Menengah. Terhitung bernilai Rp

2.579.388,4 Miliar hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh Usaha Mikro

pada tahun 2011 dan nilainya terus meningkat hingga menembus angka Rp

2.5951.120,6 Miliar hingga tahun 2012.

Namun ramainya dominasi unit UMKM belum tentu berbanding lurus

dengan kemampuan produktivitasnya dalam menghasilkan barang dan jasa.

Sebagaimana yang dikemukakan Tulus Tambunan, apabila melihat kenyataan

bahwa jumlah unit usahakelompok UMKM jauh melebihi kelompok Usaha

Besar, maka dapat dikatakan bahwa kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan

PDB yang secara besar tersebut dari UMKM lebih disebabkan oleh jumlah

unitnya yang banyak, bukan karena tingkat produktivitasnya (secara individu

menurut faktor produksi, misalnya produktivitas tenaga kerja atau

produktivitas faktor total) yang tinggi.2. Pernyataan ini didukung berdasarkan

data statistik yang menunjukkan lemahnya kontribusi jumlah ekspor non-

2ibid., h. 50

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

5

migas, khususnya produk-produk manufaktur pada UMKM apabila disanding

dengan Usaha Besar, sebagai berikut.

Tabel 1.A.4 Kontribusi Ekspor Non-Migas sektor usaha pada tahun 2011-2012

No Indikator Tenaga Kerja Tahun 2011 Tahun 2012 Perkembangan Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 UMKM+UB 1.254.685,3 1.185.391,0 (69.294,4) (5,52) 2 UMKM 187.441,82 14,94 166.625,5 14,06 (20.815,4) (11,10) 3 Usaha Mikro (UMi) 17.249,3 1,37 15.235,2 1,29 (2.014,1) (11,68) 4 Usaha Kecil (UK) 39.311,7 3,13 32.508,8 2,74 (6.802,9) (17,31) 5 Usaha Menengah (UM) 130.880 10,43 118.882,4 10,03 (11.998.4) (9,17) 6 Usaha Besar (UB) 1.067.243,5 85,06 1.018.764,5 85,94 (48,479,0) (4,54)

Sumber:Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2013 Berdasarkan data statistik pada Tabel 1.4, Usaha Besar membuktikan

kemampuan produktivitasnya dengan menyumbangkan kontribusi ekspor

sebesar 85,06% dengan total ekspor bernilai Rp 1.067.243,5Miliar pada tahun

2011 dan mengalami penurunan sebesar Rp 48.479,0Miliar menjadi Rp

1.067.243,55Miliar hingga tahun 2012, walaupun kemampuan ekspornya

menurun, pangsa Usaha Besar sedikit naik dari 85,06% menjadi 85,94%.

Diikuti oleh perkembangan ekspor UMKM yang melemah sebesar 11,10%

dari Rp 187.441,82Miliar menjadi Rp 166.625,5Miliar dalam kurun waktu 1

tahun. Hal yang menarik dapat dilihat dari skala Usaha Mikro yang

sebelumnya berhasil menyumbangkan kontribusi unit usaha terbanyak namun

hanya dapat memberikan kontribusi ekspor non-migas terkecil sebesar 1,29%

dengan nilai Rp 15.235,2Miliar hingga tahun 2012.

Dilihat dari Kontribusi PDB, UMKM adalah sektor usaha yang

memberikan kontribusi terbesar dibanding dengan Usaha Besar, hal ini

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

6

disebabkan karena perbandingan jumlah unit skala UMKM jauh melebihi

jumlah unit pada skala Usaha Besar. Tetapi dari segi produktivitasnya dilihat

dari jumlah Ekspor non-migas yang dihasilkan, kinerja UMKM masih belum

pantas di setarakan dengan Usaha Besar karena kemampuan ekspornya yang

tergolong rendah terhadap Usaha Besar.

Menurut hasil kajian Snordgrass dan Biggs3, lemahnya perkembangan

UMKM di negara berkembang termasuk Indonesia disebabkan oleh berbagai

faktor dilihat dari:

1. Aspek Internal, meliputi keterbatasan modal, keahlian tenaga

kerja, akses pasar hingga teknologi dan modernisasi UKM.

2. Aspek Eksternal seperti kebijakan pemerintah yang masih belum

terimplementasi dengan baik dan ekonomi biaya yang tinggi

seperti pungutan liar yang menghambat UKM untuk tumbuh dan

berkembang.

Untuk mengatasi problematika tersebut, pemerintah memberikan

kebijakan melalui payung hukum yaitu Undang-Undang Dasar Nomor 20

Tahun 2008 tentang peran UMKM dalam memperluas lapangan kerja, proses

pemerataan dan peningkatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi

dan mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu untuk mengatasi permasalahan

3 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Integrasi Sektor Usaha Mikro Kecil

dan Menengah,(UMKM) Dalam Strategi Perencanaan Ekonomi Nasional, (Jakarta: Sekretariat Jenderal DPD RI, 2009), h. 2.

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

7

permodalan, pemerintah juga memberikan pedoman mengenai jumlah

maksimal pinjaman atau kredit yang diberikan dari Lembaga Keuangan

Pelaksana (LPK) kepada nasabah yang bergerak di sektor UMKM4. Artinya

pemerintah mendukung kegiatan wirausaha serta memberikan pedoman dalam

upaya peningkatan perekonomian sektor UMKM dan menghimbau lembaga

keuangan dalam hal ini perbankan formal untuk memberikan akses

permodalan dan kredit usaha dalam rangka mengatasi permasalahan pada

pertumbuhan UMKM.

Namun pada kenyataannya hingga tahun 2011 baru sekitar 25% atau

sekitar 13 juta pelaku Usaha Mikro dan Kecil yang mendapat akses ke

lembaga keuangan5. Hal ini bisa dikarenakan oleh bermacam-macam hal, ada

yang tidak pernah dengar atau menyadari adanya skim-skim tersebut, ada

yang pernah mencoba tetapi ditolak karena usahanya dianggap tidak layak

untuk didanai atau mengundurkan diri karena rumitnya prosedur administrasi,

atau tidak bisa memenuhi persyaratan termasuk penyediaan jaminan, atau ada

banyak pengusaha kecil yang dari awal memang tidak berkeinginan

meminjam dari lembaga-lembaga keuangan formal6. Artinya peran lembaga

4 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor 40/KMK.06/2003

tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil, Bab II (Tujuan), Pasal 3 Usaha yang dibiayai.

5Herderu Purnomo, “52 Juta UMK di Indonesia, 60% Dijalankan Perempuan”, artikel diakses pada 28 Desember 2012 dari http://finance.detik.com/read/2011/12/05/160638/1783039/5/52-juta-umk-di-indonesia-60-dijalankan-perempuan.

6Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu Penting, (Jakarta: LP3ES, 2012), h.53.

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

8

keuangan dalam melayani dan memberikan pembiayaan kepada kegiatan

Usaha Mikro belum dikatakan maksimal.

Sebaliknya dari perspektif UMKM, permodalan tidak hanya menjadi

salah satu permasalahan krusial karena pada kenyataannya hingga saat ini

UMKM mau tidak mau juga dihadapkan oleh persaingan pasar dengan Usaha

Besar milik swasta. Terutama dengan maraknya pembangunan dan

keberadaan Mall serta ritel besar di ibukota yang terbukti memberikan

kemudahan, keberagaman, kenyamanan dan keamanan dalam menjajakan

produk hasil usaha pada satu tempat. Kelebihan-kelebihan tersebut membuat

masyarakat konsumen lebih memilih Mall dan ritel modern skala besar

lainnya dalam bertransaksi pemenuhan kebutuhan hidupnya ketimbang pergi

ke pasar tradisional tempat para UMKM kebanyakan menjual hasil usahanya.

Dampaknya adalah UMKM sulit untuk memasarkan hasil usahanya, bahkan

output UMKM juga bisa tidak tersentuh oleh golongan masyarakat dengan

daya beli yang tinggi sehingga berujung pada ketimpangan kesempatan

berusaha dan makin melebarnya kesenjangan pendapatan.

Ditambah lagi dengan maraknya perdagangan bebas yang saat ini

dapat digambarkan sebagai kesepakatan untuk membuka pintu akses keluar

dan masuknya beragam produk dari berbagai belahan dunia dengan kualitas

dan harga yang pastinya sangat bersaing, hal ini bisa mempengaruhi

pemasaran produk yang dihasilkan oleh pengusaha lokal. Semenjak

disepakatinya kebijakan China-Asean Free Trade Area (CAFTA), semakin

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

9

banyak masuknya produk murah yang dihasilkan dari beberapa negara benua

Asia khususnya Cina, hal bisa berdampak pada melemahnya pemasaran

produk buatan lokal dari UMKM dan jika terus menerus dibiarkan maka

berkurangnya kesejahteraan para pelaku UMKM tidak dapat terelakkan.

Menyikapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh UMKM

membuat pemerintah tidak tinggal diam menghadapi skala usaha yang banyak

ditekuni oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini, namun terfokusnya

pemerintah pada akar permasalahan UMKM yaitu lemahnya akses

permodalan, membuat pemerintah memberikan solusi khusus untuk

membantu permasalahan para pelaku UMKM, mengingat bahwa hal ini

merupakan upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan perekonomian

negara. Salah satu solusi yang telah diimplementasikan adalah dengan

mengaplikasikan program skim kredit usaha bernama Kredit Usaha Rakyat

(KUR).

KUR adalah kredit/pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah

Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi

yang didukung fasilitas penjaminan usaha produktif. KUR adalah program

yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal

sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap

risiko KUR sebesar 70% sementara sisanya 30% ditanggung oleh bank

pelaksanaan. Penjaminan KUR diberikan dalam rangka mendorong

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

10

pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 6 bank pelaksanaan,

yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri (BSM).7

Seiring berjalannya waktu, faktanya program KUR belum sepenuhnya

maksimal dalam mengatasi permasalahan UMKM. Sebagaimana

dikemukakan oleh Tulus Tambunan pada laporan BI tahun 2009 mengenai

evaluasi terhadap penyaluran KUR disebutkan sejumlah kendala dan

permasalahan, seperti pemahaman yang belum sama terhadap skim KUR, baik

oleh para petugas bank lapangan maupun masyarakat, sehingga muncul

persepsi yang keliru tentang KUR, misalnya tentang ketentuan agunan,

persyaratan administrasi, dan sumber dana KUR. 8

Kurang berhasilnya program KUR membuktikan bahwa tidaklah

mudah dalam mengatasi salah satu permasalahan UMKM, padahal tantangan

utama yang dihadapi oleh UMKM terlihat bukan hanya dari segi permodalan,

namun juga akses pemasaran yang semakin menyempit serta lemahnya tata

kelola usaha (manajemen) dan sumber daya manusia (SDM) bagi para pelaku

usaha. Lepasnya penyertaan pembinaan dalam hal manajemen ketika

memberikan kredit kepada pala pelaku usaha juga berakibat pada lemahnya

pemasaran, selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kwik Kwan Gie

yaitu “...yang khas untuk pembinaan usaha kecil adalah penyuntikan modal

7 Bernard Limbong, Ekonomi Kerakyatan dan Nasionalisme Ekonomi, (Jakarta

Selatan: Margaretha Pustaka: 2011), h. 645 8Tulus Tambunan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-isu Penting,

(Jakarta: LP3ES, 2012), h. 173

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

11

yang mutlak harus disertai dengan bimbingan dan pembinaan manajemen.

Pemasaran merupakan titik lemah, yang tidak berdiri sendiri, karena

kemungkinan berhasilnya yang begitu erat kaitannya dengan kualitas produk

yang dihasilkan. Ini pada gilirannya sangat tergantung pada kemampuan

manajemen tadi.”9

Dengan kata lain tidak mudah bagi UMKM dengan hanya diberikan

permodalan lalu dibiarkan sendiri untuk mengembangkan usahanya tanpa

adanya pembinaan multi aspek dari pihak pemberi pinjaman. Oleh karena itu

untuk memperkokoh keberadaan UMKM sebagai ujung tombak dari ekonomi

kerakyatan, dibutuhkan adanya solusi alternatif peningkatan kinerja UMKM

yang mencakup aspek permodalan, aspek manajemen, dan aspek pemasaran,

melalui kerjasama antara pelaku usaha khususnya antara skala Usaha Besar

dengan UMKM dalam bentuk kemitraan usaha.

Salah satu upaya solusi yang dianggap tepat dalam memecahkan

masalah kesenjangan ini adalah melalui kemitraan usaha yang besar dan yang

kecil, antara yang kuat dan yang lemah.10 Kemitraan Usaha adalah hubungan

kerjasama usaha di antara berbagai pihak yang strategis, bersifat sukarela dan

berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling

menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh

9Kwik Kwan Gie, Praktek Bisnis dan Orientasi Ekonomi Indonesia, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 216-217 10Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, (Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 2000), h. 4.

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

12

usaha besar.11 Dalam hal kemitraan usaha, yang perlu diciptakan adalah

situasi kerja sama yang saling menguntungkan antara Usaha besar dan

UMKM, sehingga tujuan dari Kemitraan Usaha adalah supaya UMKM dapat

berkembang dalam meningkatkan pendapatannya dan mampu bersaing serta

mengatasi permasalahan pada aspek pemasaran di era globalisasi seperti

sekarang ini.

Konsep mekanisme kerjasama atau keterkaitan dengan perusahaan

besar dalam bentuk kemitraan sudah dicetuskan sejak tahun 1980 dan

dicanangkan melalui Gerakan Kemitraan Usaha Nasional (GKUN) pada tahun

1996. Tujuan dilakukannya kemitraan usaha adalah sebagai upaya untuk

mempersempit kesenjangan yang terjadi antara usaha kecil menengah yang

sebagian besar memayungi masyarakat miskin dengan BUMN dan swasta. 12

Untuk mewujudkan situasi kemitraan usaha yang kondusif, diperlukan

adanya legalitas hukum yang mengatur secara khusus mengenai kemitraan

usaha. Lahirnya Undang-Undang No.9 tahun 1995 dalam Peraturan

Pemerintah (PP) merupakan upaya Pemerintah melalui berbagai departemen

dan organisasi kemasyarakatan untuk membina dan mendorong terlaksananya

kemitraan usaha. Namun demikian karena kompleksnya permasalahan yang

11Titik Sartika Pratomo & Abd Rachman Soedjono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah

& Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2002), h. 30 12Saparuddin M & Basri Badodo, “Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja

Usaha Pada UKM dan Koperasi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan,” (Jurnal Econosains, Volume IX, Nomor 2, Agustus 2011), h. 164

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

13

timbul dan belum terkoordinasinya pihak-pihak yang akan bermitra maka

sasaran utama dari upaya-upaya ke arah kemitraan masih perlu pembuktian.13

Hingga saat ini, salah satu bukti konkret penerapan kemitraan usaha

antara Usaha Besar swasta milik asing dengan UMKM di Indonesia yaitu

pada perusahaan LotteMart milik konglomerat Korea bernama Shin Kyuk-Ho

yang telah berdiri sejak 1 April 1998 dan hingga 1 November 2013 telah

memiliki 244 cabang yang tersebar di Korea, Cina, Vietnam dan Indonesia.

Perusahaan divisi dari Lotte Co, Ltd ini bergerak pada industri ritel atau

eceran, yaitu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang

melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung ke konsumen akhir

untuk penggunaan pribadi atau keluarga.14 LotteMart juga disebut sebagai

Hypermarket yang menjual berbagai bahan makanan, pakaian, mainan,

elektronik dan barang kebutuhan lainnya dengan kapasitas yang sangat besar.

Di Indonesia, LotteMart merupakan hasil afiliasi dan akuisisi 100 persen

saham milik PT. Makro Indonesia, sehingga sekarang ini perusahaan ritel

Makro Indonesia telah berubah nama dan kepemilikan menjadi PT LotteMart

Indonesia selama hampir 5 tahun sejak bulan Oktober 2008. Dalam

melaksanakan kemitraan dengan UMKM, LotteMart cabang Bintaro juga

melakukan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan

melalui Dinas Koperasi & UKM sebagai fasilitator terjalinnya kemitraan.

13 Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, h. 5. 14Levy Weitz, Retailing Management, (New York: The McGraw-Hilll Companies,

Inc. 2007), h. 7.

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

14

Melihat bahwa potensi UMKM yang masih sangat besar namun

ternyata skala usaha ini masih membutuhkan bantuan berupa stimulus untuk

meningkatkan kinerjanya, LotteMart berupaya untuk menggali potensi

UMKM tersebut dengan cara kemitraan usaha, namun yang menjadi

pertanyaan dasar adalah apakah LotteMart cabang Bntaro dan Pemerintah

Daerah Kota Tangerang Selatan terbukti berhasil meningkatkan kinerja dan

perekonomian UMKM?. Lalu bagaimana pola kemitraan yang ditawarkan

antara Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan dengan LotteMart kepada

UMKM serta dilihat dari aspek apa saja LotteMart fokus dalam meningkatkan

kinerja usaha UMKM tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul“PENGARUH

PEMBINAAN& PELATIHAN SDM DAN AKSES PEMASARAN

TERHADAP KINERJA UMKM (Kerja sama kemitraan LotteMart

Cabang Bintaro dengan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan)”.

B. Identifikasi Masalah

Penulis mengidentifikasi beberapa uraian yang menjadi permasalahan

terkait dengan topik penelitian, di antaranya:

1. Aspek pembinaan SDM, lepasnya penyertaan pembinaan dalam

hal manajemen ketika lembaga keuangan memberikan kredit

modal usaha kepada para pelaku UMKM

2. Aspek akses pemasaran, UMKM dihadapkan pada persaingan

pasar dengan Usaha Besar milik swasta semenjak maraknya

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

15

pembangunan dan keberadaan Mall serta ritel besar di ibukota,juga

perdagangan bebas semenjak disepakatinya kebijakan China-

Asean Free Trade Area (CAFTA), ini memberikan dampak pada

melemahnya pemasaran produk UMKM buatan lokal.

C. Perumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dijelaskan, maka rumusan masalah yang harus dikaji dan dianalisis adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana polakemitraan yang terjalin antara denganLotteMart

cabang Bintaro dan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan

dalam meningkatkan Kinerja UMKM?

2. Bagaimana pengaruhPembinaan & Pelatihan SDM terhadap

kinerja UMKM?

3. Bagaimana Pengaruh Akses Permodalan terhadap Kinerja

UMKM?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana pola kemitraan yang terjalin antara dengan

LotteMart cabang Bintaro dan Pemerintah Daerah Kota Tangerang

Selatan dalam meningkatkan Kinerja UMKM.

2. Mengetahui bagaimana pengaruh Pembinaan & Pelatihan SDM

terhadap kinerja UMKM.

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

16

3. Mengetahui bagaimana Pengaruh Akses Permodalan terhadap

Kinerja UMKM

E. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada

pemerintah melalui kementrian koperasi dan UMKM sebagai informasi dalam

mengambil keputusan, menetapkan kebijakan dan mengambil langkah-

langkah konkret dalam pembinaan pengusaha UMKM khususnya di kota

Tangerang Selatan dan pemerintah Indonesia umumnya. Disamping itu

penelitian ini juga bermanfaat sebagai pedoman informasi dalam upaya

meningkatkan kinerja UMKM melalui kemitraan usaha dengan ritel

LotteMart cabang Bintaro atau dengan perusahaan ritel lainnya yang

menawarkan kemitraan usaha kepada UMKM yang memiliki potensi dan

kompetensi.

F. Tinjauan Studi Terdahulu

Untuk mendukung serta menunjang informasi kepustakaan dan

metode yang digunakan dalam penelitian ini dan juga untuk menghindari

adanya plagiat, penulis melihat beberapa penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, diantaranya.

1. Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja Usaha Pada

Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Koperasi di Kabupaten

Jeneponto Sulawesi Selatan - Saparuddin M dan Basri Bado

(Jurnal Econo Sains Volume 2, 2 Agustus 2011)

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

17

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efek kemitraan

usaha antara Usaha Kecil dan Usaha Menengah, pemerintah,

perbankan dan institusi lainnya dilihat dari aspek pemasaran,

pengembangan SDM, akses permodalan terhadap kinerja UKM

dilihat dari segi finansial dan non-finansial di Jeneponto, Sulawesi

Selatan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif

deskriptif menggunakan metode pengumpulan data survey dengan

teknik random sampling dengan 21 unit usaha sebagai sampel.

Data primer dan data sekunder dikumpulkan dengan cara studi

kepustakaan, observasi dan angket kuesioner. Data dianalisis

menggunakan metode Path Analysis. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa secara simultan dan secara parsial terdapat

pengaruh positif yang signifikan pada program kemitraan usaha

terhadap kinerja finansial dan kinerja non-finansial UKM. Kinerja

Finansial UKM lebih banyak dipengaruhi oleh aspek akses

pengembangan SDM dan kinerja non-finansial UKM paling

banyak dipengaruhi oleh aspek organisasi manajemen.

2. Analisis Dampak Program kemitraan terhadap Pemasaran

Produk Usaha Kecil dan Menengah pada PT. Jasa Raharja

(Persero) Cabang Kalimantan Barat - Oscar Ryandi Andjioe

dan Syarif Agussaid Alkadrie (Jurnal EKSOS Volume 8,

Nomor 2, Juni 2012)

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

18

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak

implementasi Program Kemitraan Terhadap Pemasaran Produk

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di PT Jasa Raharja (Persero)

cabang Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif deskriptif. Objek penelitian adalah semua pemilik Usaha

Kecil menengah (UKM) sebagai mitra yang dibina pada Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Jasa Raharja Cabang

Kalimantan Barat. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat

56,67% Pemilik UKM yang memiliki omzet sebesar Rp. 1.000.001

- Rp. 5.000.000,-. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan

jumlah UKM dengan omzet yang sama dari sebelumnya program

kemitraan yang hanya 46,67% sehingga Kemitraan usaha PT. Jasa

Raharja (Persero) Cabang Kalimantan Barat memiliki dampak

pada jaringan pemasaran produk-produk UKM. Sebanyak 64,70%

dari pemilik UKM yang telah mengikuti Program Kemitraan

mengatakan produk jaringan pemasaran mereka sudah cukup baik

sehingga bisa dikatakan bahwa program kemitraan PT. Layanan

Raharja (Persero) berdampak pada peningkatan jaringan

pemasaran produk UKM.

3. Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan

Usaha Kecil di Bogor – Intan Fitriyanti (Institut Pertanian

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

19

Bogor, Fakultas Ekonomi dan Manajemen/Departemen

Manajemen. 2011)

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui karakteristik umum

Mitra Binaan dalam Program Kemitraan PT Bank X, di Bogor, (2)

Menganalisis efektivitas program kemitraan PT Bank X Bogor, (3)

Menganalisis hubungan antara karakteristik mitra binaan dengan

efektivitas program, dan (4) Menganalisis hubungan antara

efektivitas program kemitraan dengan loyalitas mitra binaan. Data

primer diperoleh dari 40 Mitra Binaan PT Bank X dengan

wawancara langsung dan kuesioner. Metode yang digunakan

adalah analisis Deskriptif dengan skala Likert, Importance

Performance Analysis (IPA), Uji Tabulasi silang (Crosstabs), dan

uji korelasi Rank Spearman dengan bantuan software SPSS versi

17 dan Microsoft Excel 2007. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa karakteristik pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan PT

Bank X Bogor memiliki proporsi yang sama antara perempuan dan

laki-laki, rentang usia >40 tahun, pendidikan terakhir SMU/SMK,

Jenis usaha yang dijalankan adalah usaha Makanan, dan Lama

bermitra antara 1-3 tahun. Untuk efektivitas Program Kemitraan

PT Bank X Bogor, dari segi realisasi program yang paling efektif

diperoleh mitra binaan adalah program pelatihan. Dari segi

ketercapaian tujuan, secara keseluruhan program kemitraan dapat

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

20

dikatakan efektif dengan program yang paling tinggi efektivitasnya

adalah program Kredit Murah (Sangat Efektif). Berdasarkan hasil

uji Tabulasi silang (Crosstabs) terdapat hubungan yang signifikan

antara lama bermitra dengan efektivitas kredit murah. Berdasarkan

hasil uji korelasi Rank Spearman terdapat hubungan linier yang

positif antara efektivitas program kemitraan dengan Loyalitas

mitra binaan dengan koefisien korelasi 0,421 (tingkat korelasi

Sedang) dan nilai p = 0,006 (signifikan), sehingga semakin efektif

program kemitraan PT Bank X Bogor maka mitra binaan semakin

loyal.

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari 6 BAB dengan beberapa sub-

bab. Agar mendapatkan arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang

tertulis, berikut ini sistematika penulisan penelitian secara ringkas.

BAB 1: PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta tinjauan kepustakaan beserta sistematika penulisan penelitian.

BAB II: KAJIAN KEPUSTAKAAN

Bab ini memuat kajian kepustakaan tentang teori kemitraan usaha

beserta aspek dalam kemitraan serta implementasi kemitraan usaha sebagai

solusi peningkatan kinerja UMKM, dan Teori UMKM beserta definisi dan

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

21

karakteristik UMKM serta permasalahan-permasalahan utama yang dihadapi

oleh UMKM dilihat dari segi permodalan, manajemen dan pemasaran.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis membahas Metode Penelitian yang digunakan

sebagai alat untuk menganalisis data yang didapat dari angket kuesioner yang

telah diisi oleh objek penelitian yaitu unit UMKM yang mengikuti kemitraan

usaha di LotteMart cabang Bintaro.

BAB IV: HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini menjawab rumusan permasalahan yaitu pola dan

prosedur, strategi serta kendala kemitraan di LotteMart cabang Bintaro, dan

Uji Validitas, Reliabilitas, Normalitas, Autokorelasi,profil responden,

pembahasan deskriptif serta analisa pengaruh kemitraan usaha terhadap

kinerja UMKM.

BAB V: PENUTUP

Bab ini memuat uraian kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian

serta beberapa saran yang akan ditujukan kepada para pihak terkait.

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

22

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Teori Kemitraan Usaha

1. Konsep & Definisi Kemitraan Usaha

Secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemitraan

berasal dari kata dasar “mitra” yang berarti teman, kawan kerja, pasangan

kerja, rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan kerja sama

sebagai mitra. Secara terminologi, konsep kemitraan merupakan terjemahan

kebersamaan (partnership) atau bagian dari tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap lingkungannya sesuai dengan konsep manajemen

berdasarkan sasaran atau partisipatif. Karena sesuai konsep manajemen

partisipatif, perusahaan besar harus bertanggung jawab mengembangkan

usaha kecil dan masyarakat pelanggannya, karena pada akhirnya hanya

konsep kemitraan (partnership) yang dapat menjamin eksistensi perusahaan

besar, terutama untuk jangka panjang.1

Thee Kian Wie dalam dialognya menyimpulkan bahwa Kemitraan

merupakan kerja sama usaha antara perusahaan besar/menengah yang

bergerak di sektor produksi barang-barang maupun di sektor jasa-jasa dengan

industri kecil berdasarkan asas (1) saling membutuhkan, (2) saling

1 Marbun, Manajemen Perusahaan Kecil, (Jakarta: Pustaka Binaman Pressiondo,

1996), h.34-35

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

23

memperkuat, dan (3) saling menguntungkan.2 Jafar Hafsah mendefinisikan

kemitraan sebagai suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau

lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan

prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.3 Jadi kesimpulannya

adalah bahwa kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dalam bentuk kerja

sama yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam waktu tertentu dengan

prinsip saling membutuhkan, saling membesarkan, saling memperkuat dan

tentunya saling membutuhkan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995

Tentang Usaha Kecil, konsep kemitraan dirumuskan dalam pasal 26 yang

berisi beberapa butir ayat sebagai berikut

(1) Usaha menengah dan Usaha Besar melaksanakan hubungan kemitraan

dengan Usaha Kecil, baik yang memiliki maupun tidak memiliki

keterkaitan usaha

(2) Pelaksanaan hubungan kemitraan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) diupayakan ke arah terwujudnya keterkaitan usaha.

(3) Kemitraan dilaksanakan dengan disertai pembinaan dan

pengembangan dalam salah satu atau lebih bidang produksi dan

2 Thee Kian Wie, Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Usaha Besar & Kecil dalam

sektor Industri Pengolahan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 2 3 Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, (Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 2000), h. 43

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

24

pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, dan

teknologi.

(4) Dalam melaksanakan hubungan kedua belah pihak mempunyai

kedudukan hukum yang setara.

2. Manfaat & Kendala Kemitraan Usaha

Dengan kemitraan atau partnership, pelaku usaha besar bisa

melakukan usaha bersama dengan pelaku usaha kecil melalui kerja sama

dalam mengelola dan mengoperasikan kegiatan usahanya agar sama-sama

saling berkembang dan saling menguntungkan. Manfaat yang dapat diperoleh

bagi UMKM dan Usaha Besar yang melakukan kemitraan yaitu:4

1. Meningkatnya produktivitas

2. Efisiensi

3. Jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas

4. Menurunkan risiko kerugian

5. Memberikan social benefit yang cukup tinggi

6. Meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional

Selain manfaat yang diberikan melalui kemitraan, juga terdapat

kelebihan dan kelemahan dari teknis pelaksanaan kemitraan. Zimmerer dan

4 Kemitraan Usaha dan Masalahnya Artikel di Akses pada 11 Oktober 2013 dari

tautan http://infoukm.wordpress.com/2008/08/11/kemitraan-usaha-dan-masalahnya/

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

25

Scarborough mengemukakan tentang faktor-faktor kelebihan dan kelemahan

dari kemitraan, yaitu:5

1. Kelebihan Kemitraan

a) Mudah pendiriannya

Seperti juga usaha perseorangan, kemitraan juga mudah dan

murah pendiriannya. Pemilik harus memperoleh perizinan

bisnis dan menyerahkan formulir-formulir yang tidak terlalu

banyak.

b) Keterampilan yang saling melengkapi

Dalam kemitraan yang berhasil, keterampilan dan kemampuan

masing-masing anggota kemitraan saling melengkapi satu

sama lain, sehingga memperkuat landasan manajemen

perusahaan.

c) Pembagian laba

Tidak ada pembatasan mengenai cara para anggota kemitraan

membagi laba perusahaan sejauh konsisten dengan anggaran

dasar kemitraan dan tidak melanggar hak anggota yang mana

pun.

d) Pengumpulan modal yang lebih besar

5 Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarborough, Essentials of

Entrepreneurship and Small Business Management, (New Jersey : Prentice Hall, 2007), h.168-170

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

26

Bentuk kepemilikan kemitraan secara nyata memperluas

kumpulan modal yang tersedia untuk suatu bisnis.

e) Kemampuan menarik anggota mitra

Apabila para mitra berbagi dalam memiliki, mengoperasikan,

dan mengelola suatu bisnis, mereka umumnya adalah mitra

aktif. Mitra aktif memiliki kewajiban tidak terbatas dan

biasanya memiliki peran aktif di perusahaan.

f) Tidak banyak Peraturan Pemerintah

Bentuk operasi kemitraan tidak banyak dibebani oleh

peraturan-peraturan pemerintah.

g) Keluwesan

Kemitraan biasanya dapat bereaksi cepat terhadap situasi pasar

yang berubah, sebab tidak ada organisasi raksasa yang dapat

bergerak cepat memberi tanggapan kreatif terhadap peluang-

peluang baru.

h) Pajak

Kemitraan tidak terkena pajak pemerintah. Kemitraan dinilai

langsung dari laba dan rugi yang dihasilkan; pendapatan bersih

atau kerugian langsung masuk ke dalam pendapatan pribadi

anggota kemitraan, dan anggota kemitraanlah yang membayar

pajak penghasilan sesuai dengan biaya laba yang diterimanya.

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

27

Kemitraan terhindar dari kelemahan pajak ganda sehubungan

dengan bentuk kepemilikan perseroan.

2. Sedangkan kelemahan kemitraan, adalah:

a) Kewajiban yang terbatas pada minimal seorang anggota

kemitraan

Paling sedikit seorang anggota dari setiap kemitraan haruslah

seorang mitra aktif. Mitra aktif memiliki kewajiban pribadi tak

terbatas, meskipun sering kali dialah anggota kemitraan yang

memiliki kekayaan pribadi paling sedikit.

b) Akumulasi modal

Meskipun bentuk kepemilikan kemitraan lebih baik

dibandingkan usaha perseorangan dalam menarik modal, tetapi

umumnya tidak seefektif bentuk kepemilikan perseroan.

c) Kesulitan menyingkirkan anggota kemitraan tanpa

membubarkan kemitraan

Kebanyakan anggaran dasar kemitraan membatasi cara

anggota boleh melepas saham dalam bisnis itu. Umum terjadi

bahwa anggota kemitraan disyaratkan untuk menjual

sahamnya kepada anggota lain. Bila anggota kemitraan

mengundurkan diri kemitraan akan bubar, kecuali ada

keterangan khusus yang mengatur proses perubahan ini

dengan lancar.

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

28

d) Kurangnya kesinambungan

Bila seorang anggota kemitraan meninggal, keruwetan

muncul. Saham anggota sering kali tidak dapat dialihkan

kepada ahli warisnya, karena anggota lain mungkin tidak

menginginkan bermitra dengan orang yang mewarisi saham

anggota kemitraan yang meninggal.

e) Potensi konflik pribadi dan wewenang

Tidak peduli bagaimana cocoknya mitra, ketidakcocokan

dalam kerja sama tidak dapat dihindari. Kuncinya adalah

adanya mekanisme seperti perjanjian kerja sama dan

komunikasi terbuka untuk mengendalikan hal itu.

3. Kemitraan Usaha sebagai Strategi Bisnis

Menurut Marzuki dalam Saparuddin & Basri, agar kemitraan antara

usaha besar dengan usaha kecil dan dapat berlangsung secara alamiah dan

langgeng, maka dalam menjalin hubungan bisnis didasarkan pada kaidah-

kaidah bisnis sebagai berikut:6

1. Saling menguntungkan, dan saling membutuhkan

2. Berorientasi pada peningkatan daya saing

3. Memenuhi aspek:

6 Saparuddin M & Basri Badodo, “Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja

Usaha Pada UKM dan Koperasi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan,” (Jurnal Econosains, Volume IX, Nomor 2, Agustus 2011), h. 167

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

29

a) Harga yang bersaing dibandingkan dengan harga yang

ditawarkan pihak lain

b) Kualitas atau mutu yang baik sesuai dengan yang

diperjanjikan

c) Kuantitas, yaitu dapat memenuhi jumlah yang ditentukan

d) Delivery, yaitu pemenuhan penyerahan barang/jasa tepat

waktu sesuai yang disepakati.

4. Ada kesediaan dari pihak usaha besar untuk melakukan

pembinaan terhadap usaha kecil sebagai mitra usahanya.

Karena kemitraan usaha juga merupakan strategi bisnis, maka dalam

penerapannya membutuhkan etika bisnis, seperti yang diungkapkan Jafar

Hafsah bahwa keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya

kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis. Jhon L.

Mariotti dalam Jafar Hafsah mengemukakan 6 dasar etika bisnis yang harus

dipenuhi dalam kemitraan usaha, yaitu adalah:7

1. Karakter, Integritas dan Kejujuran

2. Kepercayaan

3. Komunikasi yang terbuka

4. Adil

5. Keinginan pribadi dari pihak yang bermitra

7 Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000), h. 47-50

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

30

6. Keseimbangan antara insentif dan risiko

Kemitraan usaha yang dilakukan selaras dengan etika bisnis

memungkinkan adanya suatu penerapan kemitraan usaha yang berjalan secara

alamiah atau sesuai dengan keinginan masing-masing pihak yang bermitra,

hal ini diperkuat oleh Kwik Kwan Gie bahwa “...kalau kemitraan terwujud,

itu akan terjadi dengan sendirinya, karena mereka yang bermitra saling

membutuhkan. Imbauan setengah paksa hanya akan menghasilkan kerja sama

yang semu, karena pengusaha besar menganggapnya sebagai kewajiban sosial

atau sarana public relation.”8

4. Kemitraan Usaha dalam Sudut Pandang Islam

Karena dalam melaksanakan suatu kemitraan usaha dibutuhkan

adanya etika bisnis yang menjunjung tinggi kejujuran, keadilan dan

kepercayaan antara pihak-pihak yang bermitra, maka dalam hal ini ajaran

Islam membenarkan adanya suatu kemitraan usaha dalam hal bisnis selama

tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Hal ini didukung dengan adanya

praktek muamalah dalam kegiatan ekonomi yang telah dilakukan semenjak

zaman Rasulullah SAW, sehingga diketahui bahwa kemitraan usaha bukan

merupakan hal yang baru dalam kegiatan bisnis Syariah.

8 Kwik Kwan Gie, Praktek Bisnis dan Orientasi Ekonomi Indonesia, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 217

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

31

Praktek muamalah dalam bisnis yang dimaksud dilakukan dengan

skema Mudharabah dan Musyarakah. Kedua skema ini adalah bentuk kerja

sama antara dua belah pihak dalam hal bisnis yang mana salah satu pihak

memberikan kontribusi berupa harta sebagai modal usaha dan pihak lain

memberikan kontribusi berupa tenaga atau keahlian untuk mengelola usaha

tersebut. Perbedaannya terletak dari jumlah atau presentasi pembagian

kontribusi modal harta dan modal keahlian, pada skema Mudharabah, pihak

Shohibul Mal berperan sebagai pihak yang memberikan modal harta secara

menyeluruh untuk kegiatan usaha, sedangkan Mudharib adalah pihak yang

memiliki modal keahlian untuk menjalankan kegiatan usaha yang didanai

oleh Shohibul Mal. Sedangkan pada skema Musyarakah, kedua belah pihak

sama-sama memberikan kontribusi modal harta dan modal keahlian namun

besaran persentase pembagiannya disesuaikan dan disepakati oleh kedua

belah pihak. Begitu pula pembagian keuntungan yang berupa bagi hasil,

pembagiannya harus dilakukan secara adil berdasarkan kontribusi yang

dikeluarkan sehingga kedua belah pihak menyepakati dan tidak merasa

dirugikan.

5. Aspek Kemitraan Usaha

Implementasi kemitraan bisa dilakukan melalui beberapa aspek utama

yaitu peningkatan sumber-sumber finansial seperti akses permodalan serta

memberikan akses terhadap informasi dan teknologi melalui pembinaan dan

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

32

pelatihan serta peningkatan terhadap akses pemasaran. Selaras dengan

pendapat Muflih dalam Saparuddin dan Basri bahwa kemitraan mengandung

beberapa unsur yaitu pemberian kesempatan pelatihan sumber daya manusia,

ada redistribusi aset produktif dari yang kuat kepada yang lemah, ada akses

terhadap sumber-sumber pendanaan, ada akses informasi dan teknologi, dan

ada akses terhadap pasar.9

Karena kemitraan usaha merupakan upaya stimulus untuk

meningkatkan kinerja UMKM, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Saparuddin dan Basri (2011) bahwa aspek kemitraan yang menjadi

faktor dalam mempengaruhi kinerja UMKM adalah sebagai berikut10:

1. Akses permodalan

2. Pembinaan dan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM)

3. Akses pemasaran

4. Keterkaitan manajemen pengelolaan usaha dan organisasi

Pada penelitian ini dibatasi pada 2 faktor yaitu akses pemasaran, dan

pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini didasarkan pada hasil

wawancara penulis dengan koordinator UMKM di LotteMart cabang Bintaro,

bahwa kemitraan di LotteMart cabang Bintaro terjalin untuk meningkatkan

9 Saparuddin M & Basri Badodo, “Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja

Usaha Pada UKM dan Koperasi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan,” (Jurnal Econosains, Volume IX, Nomor 2, Agustus 2011), h. 164

10 ibid,, h. 189

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

33

pemasaran UMKM disertai dengan pembinaan & pelatihan SDM kepada

pelaku UMKM anggota kemitraan11.

Faktor yang mempengaruhi kinerja usaha adalah akses pemasaran, ini

didasarkan menurut Kaplan dan Norton dalam Soetjipto12 yang

mengemukakan bahwa untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan ada

beberapa aspek yang menjadi ukuran, salah satu aspeknya adalah kemampuan

perusahaan untuk memperoleh pelanggan (customer) yang dilihat penguasaan

pasar. Sebagaimana dikutip dari hasil penelitian Saparuddin & Basri (2011)

bahwa dalam penguasaan pangsa, maka perusahaan harus menyusun sebuah

strategi untuk membangun akses pasar dan informasi pasar akan yang akan

berdampak pada meningkatnya nilai tambah sebagai hasil akhir dari

timbulnya transparansi mengenai jumlah, kualitas, harga dari produk yang

dihasilkan.13

Selanjutnya bahwa salah satu faktor dalam meningkatkan kinerja

usaha adalah pembinaan & pelatihan SDM, ini didasarkan menurut Marco

Sumampouw yang menyatakan bahwa perkembangan bisnis atau organisasi

tidak dapat dipisahkan dari kualitas sumber daya manusia, perusahaan yang

11 Wawancara dengan Sri Lestari, tanggal 23 September 2013, pukul 9.10-11.45.

bertempat di LotteMart cabang Bintaro, Kota Tangerang Selatan. 12 Budi W. Soetjipto.”Mengukur Kinerja Bisnis dengan Balance Scorecard”,

(Usahawan No.6, XXVI, Juni 1997) h. 21 13 Saparuddin M & Basri Badodo, “Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja Usaha Pada

UKM dan Koperasi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan,” (Jurnal Econosains, Volume IX, Nomor 2, Agustus 2011), h. 182

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

34

Kinerja UMKM

Pembinaan & Pelatihan SDM

Akses Pemasaran

ingin meningkatkan kinerjanya harus mempunyai komitmen terhadap

pengembangan kualitas SDM.14

Gambar 2.A.1 Faktor yang mempengaruhi Kinerja UMKM di LotteMart

Cabang Bintaro

6. Pola Kemitraan Usaha

Menurut Mudrajat Kuncoro, pola kemitraan di Indonesia dapat

dikategorikan menjadi dua, yaitu pola keterkaitan langsung dan keterkaitan

tidak langsung.15

a. Pola Keterkaitan Langsung

1. Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat), dimana bapak angkat

(usaha besar) sebagai inti, sedangkan petani kecil sebagai

plasma.

2. Pola Dagang, dimana bapak angkat bertindak sebagai pemasar

produk yang dihasilkan oleh mitra usahanya.

14 Marco Sumampouw, “Investasi sumber daya manusia dan perkembangan

perusahaan/organisasi”, (Manajemen Usahawan Indonesia, Volume 26, No 7,1997) h. 20 15 Mudrajad Kuncoro, Ekonomika Industri Indonesia : Menuju Negara Industri Baru 2030, (Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2007), h. 374

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

35

3. Pola Vendor, dimana produk yang dihasilkan oleh anak angkat

tidak memiliki hubungan kaitan ke depan maupun ke belakang

dengan produk yang dihasilkan oleh bapak angkatnya.

4. Pola Subkontrak, dimana produk yang dihasilkan oleh anak

angkat merupakan bagian proses produksi usaha yang

dilakukan oleh bapak angkat, lalu terdapat interaksi antara

anak dan bapak angkat dalam bentuk keterkaitan teknis,

keuangan, atau informasi

b. Pola Keterkaitan Tidak Langsung, merupakan pola pembinaan

murni. Dalam pola ini tidak ada hubungan bisnis langsung antara

usaha besar dengan mitra usaha. Hal ini yang dilakukan oleh

Perguruan Tinggi sebagai bagian salah satu Tri Dharma Perguruan

Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Pola pembinaan

melalui program ini meliputi : pelatihan pengusaha kecil,

pelatihan calon konsultan pengusaha kecil, bimbingan usaha,

konsultasi bisnis, monitoring usaha, temu usaha, dan lokakarya

atau seminar usaha kecil.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

1995 Tentang Usaha Kecil, terdapat 6 pola kemitraan Usaha yang diurai

secara dalam pasal 27, yaitu inti plasma, subkontrak, dagang umum,

waralaba, keagenan, dan bentuk-bentuk lain, penjelasannya sebagai berikut:

Page 52: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

36

a. Inti plasma

Pola inti plasma adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil

dengan usaha menengah atau besar, yang di dalamnya usaha

menengah atau besar bertindak sebagai inti dan usaha kecil

bertindak sebagai plasma; perusahaan inti melaksanakan

pembinaan mulai dari penyediaan sarana produksi, bimbingan

teknis, sampai dengan pemasaran hasil produksi.

Beberapa keunggulan dari pelaksanaan pola inti plasma adalah

sebagai berikut:16

1. Memberikan keuntungan timbal balik antara perusahaan

inti dengan plasma melalui pembinaan dan penyediaan

sarana produksi, pengolahan serta pemasaran hasil,

sehingga tumbuh ketergantungan yang saling

menguntungkan.

2. Meningkatkan keberdayaan plasma dalam hal

kelembagaan, modal sehingga pasokan bahan baku kepada

perusahaan inti lebih terjamin dalam jumlah dan kualitas

3. Usaha skala kecil/gurem yang dibimbing inti mampu

memenuhi skala ekonomi, sehingga usaha kecil ini mampu

mencapai efisiensi.

16 Lala M. Kolopaking, Kemitraan dalam Pengembangan Usaha Ekonomi Skala Kecil/Gurem, Makalah Lokakarya Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah Melalui Sinergitas Pengembangan Kawasan, (Jakarta: 2002), h. 9

Page 53: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

37

4. Perusahaan inti dapat mengembangkan komoditas, barang

produksi yang mempunyai keunggulan dan mampu

bersaing di pasaran.

5. Keberhasilan pola inti-plasma dapat menjaadi daya tarik

bagi investor lainnya sehingga dapat menumbuhkan pusat-

pusat pertumbuhan ekonomi yang baru yang pada

gilirannya membantu pemerataan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan pelaksanaan di lapangan, harus diakui banyak

kendala yang dihadapi, yaitu:17

1. Kelompok atau koperasi yang menaungi masyarakat

apabila belum mandiri, maka tidak dapat mewakili

aspirasi anggotanya

2. Pemahaman atas hak dan kewajiban umumnya belum

baik

3. Perusahaan inti belum sepenuhnya memenuhi fungsi

dan kewajiban sebagaimana diharapkan

4. Belum ada kontrak yang benar-benar bisa menjamin

terpenuhinya persyaratan komoditas yang diharapkan

17 Ibid, h. 11.

Page 54: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

38

5. Belum adanya lembaga arbitrase yang mampu menjadi

penengah kala terjadi perselisihan.

b. Subkontrak

Pola Subkontrak adalah hubungan kemitraan antara usaha

kecil dengan usaha menengah atau besar, yang dalam hubungan

kemitraan usaha kecil memproduksi komponen yang diperlukan

oleh usaha menengah atau usaha besar sebagai bagian dari

produksinya.

Model Kemitraan Sub-Kontrak ini dibedakan menjadi 3 (tiga)

kategori, yaitu:18

1. Sub-contracting up-stream

Bilamana bahan baku atau produk dalam bentuk setengah

jadi dibuat oleh usaha kecil, dan finishing-nya

dilaksanakan oleh usaha menengah atau usaha besar.

2. Sub-contracting down-stream

Bilamana bahan baku atau barang setengah jadi dibuat

oleh usaha menengah dan usaha besar, sedangkan

finishing-nya dilaksanakan oleh usaha kecil. Jadi pada

18 Martani Huseini, Keterkaitan antara Industri Kecil dengan Industri

Menengah/Besar Melalui Pola Kerjasama Bapak-Anak Angkat di Daerah Perkotaan, (Jakarta: PAU UI, 1991)

Page 55: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

39

dasarnya merupakan kebalikan dari sub-contracting up-

stream

3. Sub-contracting partikel

Bilamana hanya sebagian dari mata rantai proses produksi

yang dikerjakan oleh usaha menengah atau usaha besar

dikerjakan oleh usaha kecil

Terdapat keuntungan dan kelemahan Pola kemitraan

subkontrak, yaitu:19

1. Keuntungan

Dapat mendorong terciptanya alih teknologi, modal, dan

keterampilan serta menjamin pemasaran kelompok mitra

usahanya.

2. Kelemahan

Kecenderungan mengisolasi produsen kecil sebagai sub

kontrak pada satu bentuk hubungan monopoli dan

monopsoni. Hal itu terutama dirasakan dalam penyediaan

bahan baku dan pemasaran. Akibatnya, sering terjadi

penekanan terhadap harga input yang tinggi dan harga

produk yang rendah, kontrol kualitas produk yang ketat,

dan sistem pembayaran yang sering terlambat, serta

19 Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000), h. 72-73

Page 56: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

40

adanya gejala eksploitasi tenaga untuk mengejar target

produksi.

c. Dagang Umum

Pola dagang umum adalah hubungan kemitraan antara Usaha

Kecil dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar, yang di

dalamnya Usaha Menengah atau Usaha Besar memasarkan hasil

produksi Usaha Kecil atau Usaha Kecil memasok kebutuhan yang

diperlukan oleh Usaha Menengah atau Usaha Besar mitranya.

Keuntungan dari pola ini adalah adanya jaminan harga atas

produk yang dihasilkan dan kualitas sesuai dengan yang telah

ditentukan atau disepakati. Sedangkan kelemahan pola ini

memerlukan permodalan yang kuat sebagai modal kerja dalam

menjalankan usahanya baik oleh kelompok mitra usaha maupun

perusahaan mitra usaha, juga pengusaha besar seperti swalayan

menentukan dengan sepihak mengenai harga dan volume yang

sering merugikan pengusaha kecil.20

d. Waralaba

Pola waralaba adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya

pemberi waralaba memberikan hal penggunaan lisensi, merek

20 Ibid, h. 75-76

Page 57: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

41

dagang, dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima

waralaba dengan disertai bantuan bimbingan manajemen.

Perusahaan mitra usaha sebagai pemilik waralaba,

bertanggung jawab terhadap sistem operasi, pelatihan, program

pemasaran, merk dagang, dan hal-hal lainnya, kepada mitra

usahanya sebagai pemegang usaha yang diwaralabakan.

Sedangkan pemegang usaha waralaba, hanya mengikuti pola yang

telah ditetapkan oleh pemilik waralaba serta memberikan sebagian

pendapatannya berupa royaltu dan biaya lainnya yang terkait dari

kegiatan usaha tersebut.

Kelebihan dari pola waralaba ini antara lain:21

1. Perusahaan pewaralaba dan perusahaan terwaralaba sama-

sama mendapatkan keuntungan sesuai dengan hak dan

kewajibannya berupa: adanya alternatif sumber dana,

penghematan modal, efisiensi.

2. Membuka kesempatan kerja yang sangat luas.

Kelemahan pola waralaba:

1. Apabila salah satu pihak ingkar dalam menepati

kesepakatan yang telah ditetapkan sehingga terjadi

perselisihan.

21 Ibid, h. 78

Page 58: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

42

2. Ketergantungan yang sangat besar dari perusahaan

terwaralaba terhadap perusahaan pewaralaba dalam hal

teknis dan aturan atau petunjuk yang mengikat.

3. Perusahaan pewaralaba tidak mampu secara bebas

mengontrol dan mengendalikan perusahaan terwaralaba

terutama dalam hal jumlah penjualan

.

e. Keagenan

Pola Keagenan adalah hubungan kemitraan, yang di dalamnya

Usaha Kecil diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa

Usaha Menengah atau Usaha Besar mitranya

Usaha menengah atau usaha besar sebagai perusahaan mitra

usaha bertanggung jawab terhadap produk (barang dan jasa) yang

dihasilkan, sedangkan usaha kecil sebagai kelompok mitra diberi

kewajiban untuk memasarkan barang atau jasa tersebut. bahkan

disertai dengan target-target yang harus dipenuhi, sesuai dengan

ketentuan yang telah disepakati.

Keuntungan yang diperoleh dari hubungan kemitraan pola

keagenan dapat berbentuk komisi atau fee yang diusahakan oleh

usaha besar atau menengah.

Page 59: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

43

Kelebihan dari pola keagenan antara lain bahwa agen dapat

merupakan tulang punggung dan ujung tombak pemasaran usaha

besar dan usaha menengah. Namun peranan agen harus lebih

profesional, handal dan ulet dalam pemasaran, karena dalam

pemasaran tidak cukup dengan pengetahuan akan tetapi

diperlukan kepiawaian dalam mencari nasabah dan pelanggan

serta memberikan kepuasan kepada pelanggan.22

f. Pola bentuk-bentuk lain di luar pola sebagaimana tertera dalam

huruf a,b,c,d, dan e pasal ini adalah pola kemitraan yang pada saat

ini sudah berkembang tetapi belum dibakukan, atau pola baru

yang akan timbul di masa yang akan datang.

Menurut Hafsah bahwa pola kemitraan dapat dikembangkan mulai

dari yang paling sederhana sampai pola ideal yang mewujudkan

ketergantungan yang besar antara pihak-pihak yang bermitra, yaitu:23

a. Pola Kemitraan Sederhana (pemula)

1) Perusahaan/pengusaha besar memberikan bantuan atau

kemudahan memperoleh permodalan untuk mengembangkan

usaha, penyediaan sarana produksi, teknologi (alat mesin)

untuk meningkatan produksi dan mutu produksi.

22 Ibid, h. 76-77 23 Ibid, h, 88

Page 60: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

44

2) Pengusaha usaha kecil yang menjadi mitra mempunyai

kewajiban untuk memasokkan hasil produksinya kepada

pengusaha besar mitranya dengan jumlah dan standar mutu

sesuai dengan standar yang telah disepakati bersama

3) Pemerintah memberikan fasilitas dan kemudahan dalam

berinvestasi, penyediaan/pembangunan sarana prasarana

transportasi, telekomunikasi, listrik serta perangkat perundang-

undangan yang mendukung kemitraan usaha

b. Pola Kemitraan Tahap Madya

1) Usaha besar memberikan pembinaan dalam bantuan teknologi,

alat mesin, industri pengolahan (agrobisnis) serta jaminan

pemasaran

2) Usaha kecil telah mampu mengembangkan usahanya mulai

dari merencanakan usaha serta sampai pengadaan sarana

produksi dan permodalan

3) Sedangkan peran pemerintah dan lembaga terkait tetap sama

sebagaimana peran dalam pola sederhana yaitu sebagai

fasilitator

c. Pola Kemitraan Tahap Utama

1) Pihak pengusaha kecil bersama-sama mempunyai patungan

atau menanamkan modal usaha pada usaha besar misalnya

dalam bentuk saham

Page 61: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

45

2) Peran pemerintah sebagai fasilitator dan pembina kemitraan

usaha.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan koordinator

kemitraan di LotteMart24 terkait penjelasan pola kemitraan yang

terjalin, bahwa LotteMart sebagai usaha besar memberikan sarana

pemasaran produk-produk UMKM, namun tidak memberikan bantuan

maupun akses permodalan kepada UMKM. lalu pemerintah daerah

yaitu dinas koperasi & UKM Tangerang Selatan berperan sebagai

fasilitator berlangsungnya kemitraan dengan cara membayar biaya

sewa lokasi outlet khusus untuk dipasarkannya produk-produk

UMKM. Artinya pola kemitraan yang terjalin di LotteMart dalam

perkembangannya termasuk pola kemitraan tahap Madya, karena

UMKM sudah bisa menyediakan permodalannya sendiri dalam

mengembangkan usahanya.

B. Teori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

1. Kriteria UMKM

24 Wawancara dengan Ibu Sri Lestari, Koordinator UMKM di LotteMart cabang Bintaro. 23

September 2013 pukul 09.00 - 11.45 WIB di LotteMart cabang Bintaro.

Page 62: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

46

Pada prinsipnya, definisi dan kriteria UKM di negara-negara asing

didasarkan pada aspek-aspek jumlah tenaga kerja, pendapatan dan jumlah

aset. Berikut ini adalah kriteria-kriteria UKM menurut World Bank.25

1. Medium Enterprise, dengan kriteria:

a. Jumlah karyawan maksimal 300 orang

b. Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta

c. Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta

2. Small Enterprise, dengan kriteria:

a. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang

b. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta

c. Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta

3. Micro Enterprise, dengan kriteria:

a. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang

b. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu

c. Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu

Dari sudut pandang perkembangannya Usaha Kecil dan Menengah

dapat dikelompokkan dalam beberapa kriteria Usaha Kecil dan Menengah

yaitu:26

25 Definisi dan Kriteria UKM menurut Lembaga dan Negara Asing, artikel diakses pada 14

Oktober 2013 dari tautan http://infoukm.wordpress.com/2008/08/11/definisi-dan-kriteria-ukm-menurut-lembaga-dan-negara-asing/

26 Klasifikasi UKM, artikel diakses pada 14 Oktober 2013 dari tautan http://infoukm.wordpress.com/2008/08/29/klasifikasi-ukm/

Page 63: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

47

1. Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang

digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang

lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah

pedagang kaki lima.

2. Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang

memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat

kewirausahaan.

3. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah

yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima

pekerjaan subkontrak dan ekspor

4. Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang

telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan

transformasi menjadi Usaha Besar (UB).

Di Indonesia, istilah UKM telah berkembang menjadi UMKM

semenjak pemerintah membuat produk hukum UMKM dalam Undang-

Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, berisi

definisi UMKM beserta penjelasan kriteria-kriteria yang digunakan untuk

mendefinisikan UMKM:

(1) Usaha Mikro adalah Usaha Produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha

mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Page 64: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

48

(2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar

yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam

undang-undang ini.

(3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atas hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini.

Selanjutnya dalam pasal 6 disebutkan bahwa usaha yang digolongkan

sebagai UMKM memiliki kriteria sebagaimana disajikan dalam tabel berikut

ini:

Tabel 2.B.1 Kriteria UMKM Menurut Pasal 6 UU nomor 20 Tahun 2008

No Uraian Kriteria

Kekayaan Bersih Hasil Penualan Tahunan (HPT)

Page 65: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

49

1 Usaha Mikro

Maksimal Rp 50 Juta. Tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

Maksimal Rp 300 Juta

2 Usaha Kecil

Minimal Rp 50 Juta, maksimal Rp 500 Juta. Tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

Lebih dari Rp 300 Juta, Maksimal Rp 2,5 Miliar

3 Usaha Menengah

Minimal Rp 50 Juta, maksimal Rp 10 Miliar. Tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

Lebih dari 2,5 Miliar, Maksimal Rp 50 Miliar

Sumber: Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2008

Lembaga pemerintah seperti Departemen Perindustrian dan Badan

Pusat Statistik (BPS) selama ini juga menggunakan jumlah pekerja sebagai

ukuran untuk membedakan skala usaha antara UMKM dan Usaha Besar,

sebagaimana disajikan berdasarkan dalam tabel berikut.

Tabel 2.B.2 Kriteria UMKM menurut Badan Pusat Statistik No Unit Usaha Jumlah Pekerja Tetap 1 Usaha Mikro Hingga 4 orang 2 Usaha Kecil 5 hingga 19 orang 3 Usaha Menengah 20 hingga 99 orang 4 Usaha Besar lebih dari 99 orang

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

2. Karakteristik UMKM

Besaran aset dan pekerja tetap yang dimiliki oleh skala UMKM dapat

menunjukkan kemampuan UMKM dalam menghasilkan barang dan jasa,

namun kemampuan suatu UMKM tidak dapat disamakan dengan UMKM

lainnya atau bahkan Usaha Besar. Hal ini karena terdapat karakteristik-

Page 66: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

50

karakteristik tersendiri bagi UMKM. Pada dasarnya, karakteristik UMKM

secara umum dianggap sama dilihat dari ciri-cirinya yaitu sebagai berikut;27

1. Struktur organisasi yang sangat sederhana

2. Tanpa staf yang berlebihan

3. Pembagian kerja yang kendur

4. Memiliki hierarki manajerial yang pendek

5. Aktivitas sedikit formal, sedikit menggunakan proses perencanaan

6. Kurang membedakan aset pribadi dan aset perusahaan.

Karakteristik UMKM juga dijelaskan berdasarkan penelitian Balton

yang menyatakan bahwa terdapat jenis kegiatan yang disebut kerajinan yang

bisa dibedakan yaitu kerajinan yang bermutu tinggi dan yang bermutu rendah.

Kerajinan yang bermutu mempunyai nilai seni yang tinggi dan pembelinya

dari kalangan tertentu, sedang yang bermutu rendah untuk dijual lokal dengan

harga yang relatif murah.28

Berdasarkan dari karakteristik yang telah dijelaskan di atas,

dikemukakan bahwa karakteristik UMKM dilihat dari pelaksanaan aktivitas

operasional dan manajerial masih terbilang sederhana dan produk UMKM

berupa kerajinan tangan memiliki wilayah pemasaran yang sempit atau hanya

terbatas pada cakupan lokal.

27 Titik Sartika Pratomo & Abd Rachman Soedjono, Ekonomi Skala

Kecil/Menengah & Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2002), h. 15. 28 Ibid., h. 18.

Page 67: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

51

3. Permasalahan UMKM

Menurut Mohammad Jafar Hafsah permasalahan yang dihadapi

UMKM bisa dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal.29

1. Faktor Internal

a) Kurangnya Permodalan

b) Sumber Daya Manusia (SDM) yang Terbatas

c) Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar

2. Faktor Eksternal

a) Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif

b) Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha

c) Implikasi Otonomi Daerah

d) Implikasi Perdagangan Bebas

e) Sifat Produk Dengan Lifetime Pendek

f) Terbatasnya Akses Pasar

Berdasarkan temuan survei BPS sejak tahun 2003 dan 2005 yang

dikutip dari Tulus Tambunan, salah satu permasalahan utama yang dihadapi

oleh sebagian besar responden (usaha mikro dan kecil) setelah keterbatasan

permodalan adalah kesulitan pemasaran. Seiring dengan Ina Primiana,

29 Mohammad Jafar Hafsah, “Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah”,

(Jurnal Infokop Nomor 25 tahun XX, 2004), h. 41-43.

Page 68: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

52

menjelaskan bahwa beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan

pemasaran UMKM.30

1. Sulitnya akses pasar dikarenakan keterbatasan-keterbatasan

antara lain: membaca selera pasar, mengenal pesaing dan

produknya, memposisikan produknya di pasar, mengenal

kelemahan produknya di antara produk pesaing.

2. Keterbatasan SDM. Dalam UMKM pada umumnya pemilik

masih melakukan semua kegiatan sendiri atau dibantu

beberapa pegawai seperti produksi, atau pengawasan produksi,

sehingga mencari pasar menjadi terbengkelai.

3. Standarisasi produk lemah, hal ini menyebabkan pesanan

dikembalikan (retur) karena kualitas produk yang dihasilkan

spesifikasinya tidak sesuai dengan pada saat pesan.

4. Hilangnya kepercayaan pelanggan akibat ketidakmampuannya

memenuhi permintaan dalam jumlah besar, antara lain,

dikarenakan tidak tersedianya dana untuk memenuhi

permintaan tersebut.

Selain karena pemasaran, permasalahan UMKM juga dapat

disebabkan karena kurangnya kemampuan manajerial dan profesionalisme

dari para pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan operasional UMKM.

30 Ina Primiana, Menggerakkan Sektor Riil UKM dan Industri, (Bandung, Alfabeta:

2009), h. 50-51

Page 69: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

53

Seperti yang diungkapkan oleh Rustam Effendi bahwa salah satu

permasalahan intern yang dihadapi oleh UMKM adalah rendahnya

profesionalisme tenaga pengelola usaha kecil, dan permasalahan extern yang

dihadapi salah satunya adalah adalah masih kurangnya pembinaan dalam

bidang manajemen maupun peningkatan kualitas SDM31.

4. Definisi Akses Pemasaran

Secara bahasa, Akses memiliki arti jalan masuk. Peluso dan Ribot

mendefinisikan akses sebagai kemampuan menghasilkan keuntungan dari sesuatu,

termasuk diantaranya objek material, perorangan, institusi, dan simbol.32 Jadi akses

adalah jalan atau kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dari satu objek,

perorangan, institusi dan simbol.

Berbicara mengenai pemasaran, pemasaran tidak hanya berbicara

mengenai penjualan semata, seiring yang dikemukakan oleh American

Marketing Association (AMA) dalam Machfoedz bahwa pemasaran adalah

proses perencanaan dan penerapan konsepsi, penetapan harga, dan distribusi

barang, jasa, dan ide untuk mewujudkan pertukaran yang memenuhi tujuan

individu atau organisasi. Pemasaran bukan hanya periklanan dan personal

selling. Pemasaran mencakup berbagai aktivitas yang ditujukan pada

rangkaian berbagai jenis barang, jasa dan ide. Aktivitas ini meliputi

31 Mohammad Jafar Hafsah, “Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah”,

(Infokop: Nomor 25 tahun XX, 2004), h. 38-39 32 Jesse C. Ribot dan Nancy C Pelusso, “A Theory of Acces”, Rural Sociology,

Volume 68, Nomer 2 (2003: The Rural Sociology Society), H. 153

Page 70: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

54

pengembangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi untuk memenuhi

kebutuhan barang jasa oleh konsumen maupun industri pengguna.33

Berdasarkan definisi akses dan pemasaran yang telah dikemukakan

para ahli, pemasaran dalam penelitian ini dibatasi pada indikator lokasi,

penetapan harga (pricing), promosi dan inovasi.

5. Definisi Pembinaan & Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM)

Pembinaan berasal dari kata bina, yang berarti proses, cara, perbuatan

membina, pembaharuan/penyempurnaan usaha, tindakan, dan kegiatan yang

dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih

baik.34 Pelatihan menurut Good dalam Marzuki bahwa pelatihan adalah suatu

proses membantu orang lain dalam memperoleh skill dan pengetahuan.35 Jadi

pembinaan & pelatihan adalah proses usaha secara efektif dan efisien melalui

penyempurnaan skill dan pengetahuan.

Pembinaan dan pelatihan yang diberikan koordinator UMKM di

LotteMart cabang Bintaro mengacu kepada aspek manajemen usaha dan

manajemen SDM. Menurut Machfoedz, manajemen ialah proses yang

digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan melalui perencanaan,

33 Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, Kewirausahaan: Metode

Manajemen, dan Implementasi, (Yogyakarta: BPFE, 2005) h.85-86 34 Definisi Pembinaan diakses pada 22 Januari 2013 dari tautan

http://kbbi.web.id/bina 35 M. Saleh Marzuki, Strategi dan Model Pelatihan, (Malang: IKIP Malang, 1992)

h. 5

Page 71: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

55

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian manusia dan sumber daya

organisasi lainnya.36 Sedangkan manajemen sumber daya manusia dapat

diartikan sebagai proses penggajian, pengembangan, motivasi, dan evaluasi

karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.37

Dalam penelitian ini pembinaan & Pelatihan SDM dilihat pada

indikator pengetahuan dan metode pembinaan & pelatihan yang diterima oleh

UMKM anggota kemitraan LotteMart cabang Bintaro.

6. Definisi Kinerja UMKM

Menurut Wirawan, kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh

fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi

dalam waktu tertentu.38 Armstrong dan Baron dalam Wibowo juga

menjelaskan secara rinci bahwa kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan

dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa

yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan

hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis

organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.39 Di

dalam suatu perusahaan yang melaksanakan suatu bisnis, kinerja adalah suatu

tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu,

36 Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, Kewirausahaan: Metode Manajemen, dan Implementasi, (Yogyakarta: BPFE, 2005) h.205

37 Ibid., h. 187 38 Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan

Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 5. 39 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 2.

Page 72: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

56

merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional

perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.40 Oleh karena

itu dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan keluaran atau hasil dari suatu

usaha yang memanfaatkan sumber daya selama periode waktu tertentu dan

didasarkan pada indikator-indikator tertentu selaras dengan tujuan strategis

dari suatu organisasi.

Pengukuran kinerja suatu organisasi atau perusahaan dapat dilakukan

melalui berbagai macam cara atau ukuran. Zou dan Stan mengemukakan tiga

hal dalam mengukur kinerja perusahaan, yaitu:41

1. Pengukuran finansial, seperti penjualan (sales), keuntungan

(profit), dan pertumbuhan (growth)

2. Pengukuran non finansial, seperti kepuasan (satisfaction),

pencapaian tujuan (goal achievement), dan proses bisnis (Business

process)

3. Pengukuran gabungan

Dalam penelitian ini, Kinerja UMKM dibatasi pada pengukuran

finansial yaitu pemanfaatan & pertumbuhan sumber daya berupa nilai aset

atau kekayaan usaha, dan pertumbuhan pendapatan (omzet) usaha setelah

40 Erich A. Helfert, Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis Untuk Mengelola

dan Mengukur Kinerja Perusahaan Edisi 8, (Jakarta: Elangga, 1996) 41 Zou dan Stan, The Determinants of Export performance: A Review of The

Emphirical Literature Between 1987 and 1997. (International Marketing Review Vol. 15 No. 5: MCB University Press, 1998), h.342

Page 73: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

57

mengikuti kemitraan usaha di LotteMart cabang Bintaro. Aset yang dimaksud

adalah aset tetap dan tidak tetap, berdasarkan PSAK 16 paragraf 6 aset tetap

didefinisikan sebagai aset berwujud yang:42

1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administratif, dan

2. Diharapkan untuk digunakan selama lebah dari satu periode.

Dalam penelitian ini, aset tetap yang dimaksud berupa peralatan,

Mesin produksi, kendaraan, toko/outlet selain di LotteMart. Aset tidak tetap

atau aset tidak terwujud dapat berupa, merek dagang, hak cipta, paten dan

kekayaan intelektual lainnya. Sedangkan pendapatan (omzet) yang dimaksud

berupa dari nilai hasil penjualan sebelum dikurangi dengan biaya-biaya dalam

kurun waktu per bulan.

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Pembinaan Manajemen & SDM terhadap Kinerja UMKM

Manajemen ialah proses yang digunakan untuk mencapai tujuan

perusahaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian manusia dan sumber daya organisasi lainnya. Sedangkan

manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai proses

42 Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan: Aset Tetap

ED PSAK 16 Revisi 2011 (Menteng, Dewan Standar Akuntansi Keuangan: 2011) h. 16.2

Page 74: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

58

penggajian, pengembangan, motivasi, dan evaluasi karyawan untuk

mencapai tujuan perusahaan.

Pembinaan dan Pelatihan SDM pada UMKM sangatlah dibutuhkan

mengingat bahwa tata kelola usaha dan kualitas SDM UMKM masih

rendah, apabila pelaku UMKM diberikan pembinaan atau pelatihan dan

informasi-informasi terbaru mengenai perkembangan dunia bisnis, ini

bisa berpengaruh terhadap kinerja UMKM itu sendiri karena adanya

perubahan gaya pengelolaan serta peningkatan kualitas SDM UMKM

sehingga terjadi inovasi dan bisa beradaptasi dengan situasi bisnis yang

dinamis.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan koordinator UMKM

kemitraan di LotteMart cabang Bintaro, kemitraan yang dibangun fokus

akan pentingnya pembinaan dan pelatihan SDM para anggotanya yaitu

pelaku UMKM. Dengan diadakannya pertemuan per 3 bulan, ditambah

dengan sanksi tegas bagi UMKM yang tidak hadir dalam pertemuan,

maka pembinaan dan pelatihan ini bisa memberikan dampak positif

kepada kinerja UMKM, mengingat bahwa banyaknya UMKM yang

belum bisa mandiri karena manajemen dan kualitas SDM yang rendah.

Berdasarkan uraian di atas maka diduga bahwa pembinaan

manajemen dan SDM dalam kemitraan usaha LotteMart cabang Bintaro

berpengaruh langsung terhadap kinerja UMKM, dengan kata lain variabel

Page 75: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

59

pembinaan manajemen & SDM berpengaruh langsung terhadap variabel

kinerja UMKM.

2. Pengaruh Akses Pemasaran terhadap Kinerja UMKM

Pemasaran adalah proses perencanaan dan penerapan konsepsi,

penetapan harga, dan distribusi barang, jasa, dan ide/inovasi untuk

mewujudkan kegiatan usaha bisnis yang memenuhi tujuan individu atau

organisasi. Pemasaran bukan hanya periklanan dan personal selling.

Pemasaran mencakup berbagai aktivitas yang ditujukan pada rangkaian

berbagai jenis barang, jasa dan ide/inovasi. Aktivitas ini meliputi

pengembangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi untuk

memenuhi kebutuhan barang jasa oleh konsumen maupun industri

pengguna. Akses pemasaran diartikan sebagai sejauh mana kemampuan

dalam mendapatkan kemudahan akan fasilitas atau sarana pemasaran

berupa lokasi maupun informasi-informasi pasar dalam mendukung

peningkatan pendapatan dan penjualan UMKM

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan koordinator UMKM

kemitraan di LotteMart cabang Bintaro, kemitraan yang dibangun sangat

fokus dalam meningkatkan akses pemasaran UMKM. Hal ini dibuktikan

dari kemudahan dan spesifikasi khusus penempatan lokasi outlet yang

disediakan oleh LotteMart agar pengunjung/konsumen dengan mudah

mengetahui dan bertransaksi produk-produk UMKM, tentunya ini sangat

Page 76: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

60

Kinerja UMKM

- Pertumbuhan nilai aset & pendapatan

Pembinaan & Pelatihan SDM (X1)

- Pengetahuan- Metode

Akses Pemasaran (X2)

- Lokasi- Pricing- Promosi- Inovasi

berpotensi dalam memberikan dampak positif kepada peningkatan

pemasaran produk UMKM anggota kemitraan.

Berdasarkan uraian di atas maka diduga bahwa akses pemasaran

dalam kemitraan berpengaruh langsung terhadap kinerja UMKM. dengan

kata lain variabel akses pemasaran berpengaruh langsung terhadap kinerja

UMKM.

Gambar 2.C.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Page 77: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

61

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian survey

dengan pendekatan analisis data kuantitatif, yaitu menggambarkan dengan

menganalisis Kinerja UMKM di LotteMart cabang Bintaro. Berdasarkan

pengertian yang dikemukakan oleh Arikunto, informasi yang diperoleh dari

penelitian survey dapat dikumpulkan dari seluruh populasi dan dapat pula

dari halnya sebagian saja dari populasi. Survey yang dilakukan kepada semua

populasi dinamakan penelitian survey populasi atau penelitian sensus,

sedangkan jika pengumpulan data hanya dilakukan pada sebagian dari

populasi disebut sebagai survey sampel.1

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada outlet UMKM yang berada di LotteMart

cabang Bintaro, hal ini dilakukan karena outlet UMKM tersebut merupakan

tempat khusus pemasaran dari produk-produk UMKM, juga tempat

berkumpulnya seluruh anggota UMKM yang terdaftar pada saat pertemuan

yang diadakan tiap 3 bulan sekali.

C. Jenis Penelitian

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penilitian: Suatu Pendeketan Praktek, (Jakarta,

Rineka Cipta, 1998), h. 245.

Page 78: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

62

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif atau penelitian

survey yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen

penelitian.2 Penelitian ini meneliti tentang data kajian yang bersifat

numerik/angka yang nantinya akan menghasilkan interpretasi data. Adapun

data yang dikaji adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang

di angkakan (scoring).3

Adapun skala pengukuran pada data yang digunakan yaitu:4

1. Nominal, adalah skala yang paling sederhana di mana angka yang

diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan

kategori tersebut terhadap kategori lainnya tetapi hanya sekedar

kode maupun label.

2. Ordinal, skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling

rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan

interval yang tidak harus sama.

Selain itu, juga digunakan teknik pengukuran skala Likert untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut

2 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

Aplikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h. 49 3 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung, Alfabeta: 2007), h. 24 4 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta, Rajawali Press:

1996), h.44

Page 79: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

63

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat

berupa pernyataan atau pertanyaan. Untuk keperluan analisis kuantitatif,

maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:5

Tabel 3.C.1 Teknik pengukuran skala Likert

Respons Skor Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5 Setuju/sering/positif/diberi skor 4 Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3 Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2 Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor 1

Sumber: Sugiyono (2005)

D. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari para

responden melalui penyebaran kuesioner atau angket, yaitu teknik

pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar

pertanyaan-pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.6 Responden di

dalam penelitian ini adalah pelaku usaha yang mengikuti Kemitraan

LotteMart cabang Bintaro.

2. Data Sekunder

5 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2005) h.86-87 6 Soehartono Irawan, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 65

Page 80: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

64

Merupakan data-data yang diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, artikel,

internet yang dapat mendukung penelitian serta untuk melengkapi data

yang dibutuhkan dengan masalah penelitian serta untuk melengkap data

yang dibutuhkan.

E. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang

memiliki karateristik tertentu. Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh

pelaku UMKM yang mengikuti atau menjadi anggota Kemitraan di LotteMart

cabang Bintaro yaitu berjumlah 59 UMKM.

Karena penelitian ini termasuk penelitian sensus, yaitu dilakukan pada

seluruh jumlah populasi sebagai objek penelitian yang hanya berjumlah 59

responden, maka teknik pengambilan sampel tidak diperlukan.

F. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.7

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen (X) dan

variabel dependen (Y)

Variabel Independen atau variabel bebas sering disebut sebagai

variabel stimulus, predikator, atecedent. Variabel bebas merupakan variabel

yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

7 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung, Alfabeta: 2007)., h. 3

Page 81: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

65

dependen (terikat).8 Variabel independen (X) dalam penelitian ini yaitu

pembinaan & pelatihan SDM dan Akses Pemasaran, variabel-variabel ini

merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja UMKM

Variabel Dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel

dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja UMKM, kinerja UMKM

merupakan akibat karena adanya Pembinaan & Pelatihan SDM dan Akses

Pemasaran di LotteMart cabang Bintaro. Dari permasalahan yang akan diteliti

maka penjelasan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 3.F.1 Variabel-Variabel yang di teliti

Variabel X1 yaitu Pembinaan & Pelatihan SDM dan variabel X2 yaitu

Akses Pemasaran merupakan aspek yang menjadi stimulus dalam kinerja

UMKM, indikatornya diukur sebagai berikut:

Gambar 3.F.2

Indikator-Indikator Variabel X

8 Ibid., h. 4

YKINERJA

UMKM

X2Akses

Pemasaran

X1Pembinaan

& Pelatihan

SDM

X

Page 82: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

66

X2

AKSES PEMASARAN

X1

PEMBINAAN & PELATIHAN

SDM

Y

KINERJA UMKM

Sedangkan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja

UMKM, adapun indikator-indikatornya yaitu:

Gambar 3.F.3 Indikator variabel Y

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Pengujian Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau validnya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

LokasiPenetapan Harga (pricing)Promosi

Inovasi

Pengetahuan UMKM & Kemitraan

Metode Pembinaan & Pelatihan

Pertumbuhan Nilai Aset & Pendapatan

Page 83: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

67

kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut.9

Uji validitas dilakukan dengan cara melihat korelasi skor butir

pertanyaan dengan total skor variabel. Jadi validitas ingin mengukur

apakah pertanyaan dalam kuesioner atau instrumen penelitian yang

dibuat sudah betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Dengan kata lain, jika sebuah kuesioner penelitian sudah dinyatakan

valid berarti kuesioner mampu memperoleh data yang tepat dari yang

hendak diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada

hasil output SPSS pada tabel Correlations, jika butir pertanyaan itu

valid terdapat tanda (*) pada hasil Pearson Correlation.

Tabel 3.G.1

9 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006) h. 45

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Ca1 52,27 23,201 ,553

Ca3 52,27 23,546 ,463

Ca4 52,31 23,009 ,550

Ca5 51,98 23,776 ,486

Ca6 52,19 24,809 ,383

Ca7 51,59 25,211 ,354

Ca8 52,53 23,081 ,477

Ca9 53,24 22,908 ,411

Ca10 51,90 23,748 ,562

Ca11 52,47 23,426 ,390

Page 84: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

68

Uji Validitas Variabel Pembinaan

& Pelatihan SDM

Sumber: Data primer yang diolah

Nilai rtabel pada taraf signifikasi 5% (0,05) sebesar 0,252. Pada

lampiran uji validitas untuk pertanyaan variabel pembinaan dan pelatihan

SDM sebanyak 13 butir dinyatakan valid karena lebih dari 0,252 dan 2 butir

pertanyaan dihapus karena dinyatakan tidak valid karena kurang dari 0,252.

Tabel 3.G.2

Ca12 53,25 22,400 ,470

Cb13 52,76 23,977 ,361

Cb14 52,71 20,002 ,336

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Da1 47,75 16,020 ,264

Da2 46,68 16,291 ,425

Db4 46,37 17,169 ,371

Db5 46,54 15,597 ,698

Db6 49,25 13,986 ,383

Page 85: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

69

Uji Validitas Variabel Akses

Pemasaran

Sumber: Data primer yang diolah

Nilai rtabel pada taraf signifikasi 5% (0,05) sebesar 0,252. Pada

lampiran uji validitas untuk pertanyaan variabel akses pemasaran sebanyak

11 butir dinyatakan valid karena lebih dari 0,252 dan 1 butir pertanyaan

dihapus karena dinyatakan tidak valid karena kurang dari 0,252.

Tabel 3.G.3 Uji Validitas

Variabel Kinerja UMKM

Dc7 46,49 15,806 ,676

Dc8 46,51 15,703 ,692

Dc9 46,47 15,805 ,692

Dd10 46,51 15,565 ,733

Dd11 46,54 15,218 ,809

Dd12 46,53 15,288 ,802

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Ea1 71,92 25,044 ,619

Ea2 72,07 23,926 ,749

Ea3 71,95 24,290 ,769

Ea4 72,03 23,413 ,863

Ea5 72,00 24,276 ,747

Ea6 71,98 24,569 ,689

Page 86: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

70

Sumber: Data primer yang diolah

Nilai rtabel pada taraf signifikasi 5% (0,05) sebesar 0,252. Pada

lampiran uji validitas untuk pertanyaan variabel kinerja UMKM sebanyak 17

butir dinyatakan valid karena lebih dari 0,252.

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu

pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu

pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya

(reliabel).10 Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

instrumen penelitian yang merupakan indikator dari variabel. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu.11

Hasil penelitian dikatakan reliabel, apabila terdapat kesamaan

data dalam waktu yang berbeda. Menghitung reliabilitas

menggunakan rumus Alpha Cronbach, maka batasan reliabilitas

sebenarnya sudah ditentukan, batasan tersebut adalah:

1) Koefisien Alpha mendekati 1 sangat baik

10 Edwin Mustafa dan Hardius Usman, Proses Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007), h. 116

11 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006) h. 41

Page 87: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

71

2) Koefisien Alpha berada di atas 0.8 baik

3) Koefisien Alpha berada di bawah 0.6 tidak reliabel

Tabel 3.G.4 Uji Reliabilitas Variabel Pembinaan dan Pelatihan SDM

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil print out menjelaskan bahwa Croanbach’s Alpha untuk uji

reliabilitas variabel pembinaan dan pelatihan sebesar 0,804 yang berarti

variabel pembinaan dan pelatihan reliabel. Hal ini dikarenakan 0,804 > 0,6.

Maka, variabel pembinaan dan pelatihan ini reliabel untuk diuji.

Tabel 3.G.5 Uji Reliabilitas Variabel Akses Pemasaran

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil print out menjelaskan bahwa Croanbach’s Alpha untuk uji

reliabilitas variabel akses pemasaran sebesar 0,818 yang berarti variabel

akses pemasaran reliabel. Hal ini dikarenakan 0,818 > 0,6. Maka, variabel

akses pemasaran pada penelitian ini reliabel untuk diuji.

Tabel 3.G.6

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items

N of Items

,779 ,821 13

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items

N of Items

,844 ,898 11

Page 88: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

72

Uji Reliabilitas Variabel

Kinerja UMKM

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil print out menjelaskan bahwa Croanbach’s Alpha untuk uji

reliabilitas variabel kinerja UMKM sebesar 0,886 yang berarti variabel

kinerja UMKM reliabel. Hal ini dikarenakan 0,886 > 0,6. Maka, variabel

kinerja UMKM pada penelitian ini reliabel untuk diuji.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak karena data yang bagus

adalah data yang berdistribusi normal. Salah satu cara untuk

mendeteksi normalitas adalah dengan melihat tabel normal P-Plot

pada hasil print-out analisis data program komputer SPSS. Data yang

terdistribusi normal membentuk barisan yang sejajar dengan garis

diagonal.12

b. Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan di antara satu variabel

bebas terhadap variabel bebas lainnya. Jika terdapat korelasi yang

12 Joseph F. Hair Jr, dkk., Multivariate Data Analisis: A Global Perspective Seventh

Edition, (USA: Pearson, 2010) h. 72

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,887 ,886 6

Page 89: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

73

sempurna di antara variabel-variabel bebas, sehingga nilai koefisien

korelasi sama dengan satu akan menyebabkan koefisien regresi

menjadi tak terhingga.

Salah satu cara untuk mendeteksi terjadinya multikolinieritas yaitu

dengan melihat nilai VIF hasil olahan data dengan menggunakan

program SPSS. Pada umumnya batas terendah nilai tollerance yaitu

0.10 dengan nilai VIF kurang dari 1013. Apabila nilai tollerance lebih

dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari sepuluh (VIF<10) maka variabel

tersebut tidak mempunyai masalah multikolinieritas.

c. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui

ketidaksamaan varians dalam suatu fungsi regresi. Model regresi yang

baik adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk

mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat Scatter Plot

pada print laut program SPSS.

Data yang baik adalah ketika titik sampel pada tabel Scatter Plot

menyebar dan tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik harus

menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Jika sebaran

data tidak mengumpul di suatu sudut atau bagian maka disimpulkan

13 Ibid h, 204

Page 90: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

74

tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga dikatakan data adalah

homogen.14

d. Autokorelasi

Autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi

antar observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu.15

Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi

adalah varians sample tidak dapat menggambarkan varians

populasinya. Lebih jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak

dapat digunakan menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel

independen tertentu.

Uji auto korelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin Watson

(DW Test). Adapun cara mendeteksi terjadinya autokorelasi secara

umum dapat diambil patokan sebagai berikut:16

a. Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

b. Angka DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi

c. Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

3. Analisa Regresi Linier Berganda

14 Wahana Komputer, Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12,

(Jakarta: Salemba Infotek, 2005), h. 38 15 Agus Widarjono, Ekonometrika Teori dan aplikasinya (Yogyakarta: Ekonsia.

2005) h. 177 16 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: elex media

komputindo 2000), h. 218

Page 91: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

75

Y = a+b1x1..........bnxn

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis regresi berganda. Regresi linier berganda (multiple linier

regresion) bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih

variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel

terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.17 Berdasarkan

definisi tersebut makan model rancangan uji regresinya adalah sebagai

berikut:18

Gambar 3.G.9 Model Uji Regresi

Perumusan umum dari regresi linier berganda adalah:

Y = Kinerja UMKM X1 = Pembinaan Manajemen & SDM

a = Konstanta X2 = Akses Pemasaran

b = Koefisien regresi

4. Koefisien Determinasi (R2)

R2 disebut juga koefisien penentu atau koefisien determinan.

Koefisien penentu menyatakan seberapa besar variabel tidak bebasnya

17 Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS,

(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 138 18 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi ekonomi dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 232.

X1

X2

Y

Page 92: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

76

(Kinerja UMKM) dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya (Kemitraan

Usaha). Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R

square yang telah disesuaikan atau tertulis Adjusted R square, karena

telah disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan

dalam penelitian.19 Untuk mengetahui nilai koefisien determinan dapat

dilihat di tabel Model Summary pada hasil print-out SPSS.

5. Pengujian Hipotesis

a. Uji Parsial (t)

Uji parsial bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial)

terhadap variabel dependen. Untuk mengetahuinya, perlu melihat nilai

Sig. pada tabel Coefficients dari tingkat standar eror atau α = 5% =

0.05. Apabila nilai Sig. melebihi 0,05 maka variabel bebasnya (X1

dan X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat

(Y). Hipotesis yang digunakan adalah:

1) H0 : H1 = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata antara

variabel independen dengan variabel dependen.

2) H0 : H1 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang nyata antara variabel

independen dengan variabel dependen.

19 Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian

dengan SPSS, (Yogyakarta: ANDI, 2005), Ed. 1, h. 51

Page 93: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

77

Pada tingkat signifikan 5 persen dengan kriteria pengujian yang

digunakan sebagai berikut :

1) Jika sig > 0.05, maka H1 diterima

2) Jika sig < 0.05, maka H1 ditolak

b. Uji Simultan (F)

Uji statistik F digunakan untuk mencari apakah semua variabel

independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependen.20 Untuk

mengetahuinya, perlu melihat nilai Sig. pada tabel Anova dari tingkat

standar eror atau α = 5% = 0.05. apabila nilai Sig. melebihi 0,05 maka

variabel bebasnya (X1 dan X2) tidak berpengaruh secara simultan

terhadap variabel terikat (Y). Hipotesis yang digunakan adalah:

1) H0 : β1, β2, β3 = 0, variabel independen tidak berpengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen.

2) H1 : β1, β2, β3 ≠ 0, variabel independen berpengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen.

Pada tingkat signifikan 5% dengan kriteria pengujian yang

digunakan sebagai berikut :

20 Duwi Priyatno, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, (Yogyakarta:

Mediakom, 2011) h. 67.

Page 94: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

78

1) H0 ditolak dan H1 diterima, apabila F hitung > F tabel tabel,

artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen secara nyata.

2) H0 diterima dan H1 ditolak, apabila F hitung < F tabel, artinya

variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen secara nyata.

Page 95: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

78

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kemitraan Usaha di LotteMart cabang Bintaro

1. Sejarah Kemitraan di LotteMart cabang Bintaro1

Terbentuknya kemitraan di LotteMart cabang Bintaro bermula dari

kendala yang dihadapi oleh rekan-rekan UMKM di Tangerang Selatan.

Pertemuan Ibu Sri Lestari dengan pihak pengusaha Korea hampir 1

dekade yang lalu sebagai salah satu titik temu dalam upaya

menumbuhkan eksistensi wirausaha di Indonesia, pertemuan tersebut

membuahkan hasil dengan diberikannya referensi kegiatan usaha disertai

dengan penyerahan 1000 perangkat mesin jahit pakaian sebagai sarana

permodalan usaha untuk pelaku wirausaha di seluruh Indonesia. Sebagian

dari seluruh jumlah mesin jahit tersebut sebanyak 33 perangkat

diserahkan untuk masyarakat daerah Tangerang (pada saat itu belum

dipecah menjadi Tangerang Selatan) yang memiliki keinginan untuk

menjadi wirausaha atau pelaku usaha penghasil sandang atau pakaian.

Seiring dengan berhasilnya upaya tersebut, beberapa tahun kemudian

muncul kendala bagi para pelaku usaha di Tangerang yang telah

memproduksi sandang atau pakaian dari mesin jahit tersebut, para pelaku

usaha memiliki kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya lantaran

1 Wawancara dengan Ibu Sri Lestari, Koordinator UMKM di LotteMart cabang

Bintaro. 23 September 2013 pukul 09.00 - 11.45 WIB di LotteMart cabang Bintaro

Page 96: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

79

lokasi di tempat mereka melakukan produksi sangatlah kurang strategis

dalam arti kurang menguntungkan untuk sekaligus memasarkan hasil

usahanya, sedangkan mereka juga memiliki keterbatasan modal sehingga

belum mampu untuk menyewa tempat di lokasi yang strategis seperti

Mall ataupun toko-toko di pusat keramaian kota. Selain itu mereka juga

belum mengerti bagaimana prosedur untuk mengajukan pinjaman modal

usaha ke lembaga keuangan dikarenakan oleh rumitnya prosedur dan

lemahnya pengetahuan dari pelaku UMKM tersebut.

Salah satu solusi yang mereka inginkan adalah diupayakan untuk

disediakan sebuah Outlet di lokasi yang strategis sebagai tempat untuk

memamerkan sekaligus memasarkan hasil usaha mereka. Melihat dari

kendala dan dorongan keinginan dari para pelaku UMKM tersebut, Ibu

Sri Lestari tergerak untuk menjadi koordinator yang mengupayakan

penyediaan lokasi outlet sebagai tempat untuk pemasaran hasil produksi

dari para pelaku UMKM di Tangerang, namun dengan persyaratan yaitu

para pelaku UMKM harus patuh dengan aturan terkait dengan

pelaksanaan serta ketentuan-ketentuan umum agar upaya penyediaan dan

pemanfaatan lokasi outlet dapat berjalan secara berkesinambungan.

Akhirnya beliau mengajukan permohonan alokasi dana APBD kepada

Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Koperasi dan UKM

Tangerang Selatan untuk keperluan pemberdayaan UMKM. Anggaran

tersebut ditujukan untuk administrasi birokrasi, kesepakatan sewa lokasi

Page 97: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

80

pemasaran dan alat-alat perlengkapan pemasaran seperti stand dan etalase

untuk memajang dan menaruh produk-produk UMKM. Lokasi pemasaran

akhirnya ditentukan di salah satu pusat perbelanjaan atau mall yang saat

ini dimiliki oleh pihak swasta asing Korea yaitu ritel LotteMart. Lokasi

yang dipilih pun terletak pada LotteMart di kawasan Bintaro yang dikenal

sebagai salah satu daerah perumahan yang banyak dihuni oleh kalangan

menengah dan menengah ke atas di Tangerang Selatan, sehingga

diharapkan kendala pemasaran dari produk-produk yang dihasilkan

UMKM dapat teratasi.

Terhitung semenjak berlangsungnya kesepakatan antara Pemda Dinas

Koperasi dan UKM dengan Pihak LotteMart cabang Bintaro pada tahun

2011, hingga saat ini hingga akhir tahun 2013 sudah terdapat 59 UMKM

yang telah menitipkan hasil usahanya di outlet UMKM yang telah

disediakan, beberapa di antaranya bergerak dalam produksi sandang

seperti pakaian, batik, sepatu, perlengkapan alat Salat, dan kerajinan

tangan seperti pernak-pernik perhiasan, suvenir, bahkan produk daur

ulang limbah dan sampah seperti tas tangan serta dompet, hingga hiasan-

hiasan untuk dekorasi isi rumah. Tidak hanya itu saja, beberapa produk

yang dipajang juga termasuk obat ataupun suplemen untuk meningkatkan

metabolisme tubuh dan produk makanan seperti kue dan roti serta

beragam camilan tradisional.

Page 98: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

81

Diharapkan kemitraan ini dapat berjalan secara berkesinambungan

demi tumbuh kembangnya gejolak wirausaha, melihat semakin sesaknya

lahan pekerjaan yang ditawarkan oleh instansi-instansi baik pemerintahan

maupun swasta.

2. Pola Kemitraan

Kemitraan dalam hal bisnis atau usaha pada dasarnya adalah strategi

kerja sama dalam bentuk bisnis antara usaha mikro, kecil maupun

menengah dengan usaha besar dengan tujuan saling memperkuat, saling

membesarkan dan saling menguntungkan. Terkait dengan pola kemitraan

yang dilaksanakan di LotteMart cabang Bintaro, terdapat 3 pihak yang

saling berhubungan, yaitu: 2

a. Pihak pertama, Perusahaan Swasta sebagai usaha besar yaitu

LotteMart cabang Bintaro.

b. Pihak kedua, UMKM sebagai anggota kemitraan yang saat ini

terdiri dari 59 pelaku usaha.

c. Pihak ketiga, Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan melalui

lembaga Dinas Koperasi dan UKM Tangerang Selatan

Untuk mengetahui bagaimana pola kemitraan di LotteMart cabang

Bintaro, pertama-tama akan dijelaskan bagaimana peran dari masing-

masing pihak:

2 Wawancara dengan Sri Lestari, Koordinator UMKM di LotteMart cabang Bintaro.

23 September 2013 pukul 09.00 - 11.45 WIB di LotteMart cabang Bintaro

Page 99: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

82

1. Usaha Besar yaitu LotteMart cabang Bintaro:

a. Memberikan bimbingan dalam meningkatkan kualitas SDM

UMKM, melalui pelatihan, manajemen dan keterampilan

teknis produksi & pemasaran.

b. Promosi hasil produk untuk mendapatkan pasar yang baik

dengan cara menyediakan lokasi khusus untuk pemasaran

produk hasil UMKM.

2. UMKM anggota Kemitraan di LotteMart cabang Bintaro:

a. Bersama dengan LotteMart cabang Bintaro melakukan

penyusunan rencana usaha untuk disepakati.

b. Mengembangkan profesionalisme untuk meningkatkan

kemampuan atau keterampilan teknis produksi dan pemasaran.

3. Pemerintah yaitu Dinas Koperasi & UKM kota Tangerang Selatan

serta Koordinator outlet UMKM di LotteMart berperaan sebagai:

a. Menyediakan fasilitas permodalan untuk biaya sewa lokasi

outlet khusus UMKM di LottMart cabang Bintaro.

b. Mengadakan evaluasi, dan penyuluhan yang dibutuhkan untuk

pengembangan UMKM anggota kemitraan.

c. Sebagai arbitrase dalam pembinaan dan pengawasan

pelaksanaan kemitraan di lapangan agar berjalan sebagaimana

yang diharapkan

Page 100: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

83

Melihat dari peran masing-masing pihak, maka dapat disimpulkan

bahwa bentuk kemitraan di LotteMart cabang Bintaro termasuk

kedalam Pola Kemitraan Tahap Madya, yaitu pengusaha besar dalam

hal ini LotteMart cabang Bintaro memberikan pembinaan & pelatihan

serta menjamin pemasaran produk-produk UMKM. Di samping itu

Pemerintah Daerah yaitu Dinas Koperasi & UKM Tangerang Selatan

berperan sebagai fasilitator dan regulator terbentuknya kemitraan di

LotteMart. ini selaras dengan pola Kemitraan Tahap Madya yang

dikemukakan oleh Jafar Hafsah, bahwa usaha besar menjamin

pemasaran usaha kecil sedangkan pemerintah berperan sebagai

fasilitator.3

Gambar 4.A.1 Pola Kemitraan Tahap Madya di LotteMart cabang Bintaro

Pembina / Fasilitator

Kemitraan

Usaha Besar Usaha Kecil

3 Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, (Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 2000), h. 90

LOTTE

MART UMKM

PEMDA: DINAS KOPERASI & UKM

TANGERANG SELATAN

Page 101: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

84

Selain itu, terdapat kemiripan antara pola kemitraan di LotteMart

cabang Bintaro dengan pola-pola kemitraan yang dijelaskan

berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

1995 Tentang Usaha Kecil pada pasal 27, bahwa pola kemitraan di

LotteMart Cabang Bintaro memiliki kemiripan dengan pola dagang

umum. Pada dasarnya pola dagang umum adalah usaha besar

memasarkan produk-produk usaha kecil, memasarkan di sini artinya

mengelola pemasaran termasuk menentukan harga-harga produk yang

dipasarkan. Namun di kemitraan LotteMart cabang Bintaro, pihak

LotteMart memberikan kebebasan bagi UMKM dalam memasarkan

produk-produknya, dengan kata lain UMKM sendirilah yang

mengelola dan menentukan harga-harga produk yang hendak

dipasarkannya. Artinya LotteMart hanya menyediakan akses ke lokasi

outlet untuk memasarkan produk-produk UMKM, sehingga

pemasaran produk-produk UMKM dalam kemitraan ini tidak secara

langsung dikelola oleh LotteMart.

Berbicara lokasi, berdasarkan observasi penulis bahwa lokasi

outlet UMKM terpisah dengan lokasi outlet ritel LotteMart. Lokasi

keduanya masih tetap dalam satu gedung hanya saja berbeda lantai,

outlet LotteMart berada pada lantai 2 dan 3 sedangkan outlet UMKM

berada pada lantai dasar (basement)

Page 102: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

85

Karena kemitraan merupakan strategi kerja sama antara pihak-

pihak dengan salah satu tujuan utama yaitu saling menguntungkan,

kemitraan di LotteMart cabang Bintaro juga memberikan keuntungan

kepada masing-masing pihak, keuntungan dalam kemitraan ini bisa

berupa keuntungan secara material maupun non material.

a. Keuntungan bagi Pemerintah Daerah Dinas Koperasi & UKM

1) Terserapnya anggaran belanja kepada UMKM & Masyarakat

2) Program pemberdayaan UMKM berhasil direalisasikan

3) Mudah untuk membina dan mengevaluasi pemberdayaan

UMKM karena berada di satu tempat.

b. Keuntungan bagi pihak perusahaan milik swasta yaitu pengelola

LotteMart cabang Bintaro

1) Tersewanya lahan/lapak gedung yang kosong

2) Meningkatnya daya tarik pengunjung

3) Meningkatnya pemasukan pendapatan

c. Keuntungan bagi pelaku UMKM anggota kemitraan

1) Tersedianya lokasi berupa outlet untuk pemasaran

2) Mudah mempromosikan & mendemonstrasikan keunggulan

produk

3) Produk menjadi terangkat (dikenal)

Page 103: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

86

4) Kualitas dan kuantitas nilai jual produk meningkat sehingga

lebih menguntungkan

5) Informasi pasar mudah didapat

6) Mendapatkan pembinaan SDM melalui pelatihan &

penyuluhan

3. Prosedur Pelaksanaan Teknis4

Agar kemitraan dapat berlangsung secara berkesinambungan, maka

diperlukan beberapa aturan main untuk pelaku UMKM anggota

kemitraan. Berikut beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap

anggota UMKM yang menitipkan produknya di outlet UKM LotteMart

ini, perjanjian ini dibuat sesederhana mungkin oleh koordinator selaku

sosok yang berperan penuh dalam pelaksanaan kemitraan.

a. Pelaku UMKM anggota kemitraan tidak diberikan spesifikasi

khusus mengenai produk yang hendak di pasarkan di lokasi outlet.

Dengan kata lain, pelaku UMKM bebas memasarkan produk apa

saja asalkan produk tersebut merupakan hasil produksi UMKM,

bukan Usaha Besar.

b. Pelaku UMKM anggota kemitraan diharuskan membayar

sejumlah biaya operasional sebesar 10% dari omzet penjualan

produk dan dibayarkan setiap 2 Minggu. Pembayaran secara

4 Wawancara dengan Sri Lestari, Koordinator UMKM di LotteMart cabang Bintaro.

23 September 2013 pukul 09.00 - 11.45 WIB di LotteMart cabang Bintaro

Page 104: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

87

konsinyasi artinya taruh barang terlebih dahulu lalu ketika produk

laku terjual, baru dibayarkan 10% dari omzet penjualan.

c. Pelaku UMKM anggota kemitraan diwajibkan hadir dalam

pertemuan yang diadakan oleh koordinator setiap 3 bulan. Dalam

pertemuan akan dilakukan pembinaan & pelatihan serta diskusi

ragam informasi penting terkait perkembangan pasar dan

pemberdayaan UMKM. Apabila pelaku UMKM dua kali tidak

hadir dalam pertemuan, maka akan di diskualifikasi yaitu tidak

boleh menitip atau memasarkan produknya di outlet.

Nantinya seluruh (100%) dari biaya 10% yang diwajibkan kepada

UMKM yang menitipkan produknya di outlet akan dikelola untuk

operasional maupun keperluan koordinasi yang dilakukan oleh

koordinator, pembagiannya adalah:

a. 15% untuk kas cadangan

b. 15% untuk biaya keperluan rapat pertemuan dan koordinasi

c. 70% untuk operasional outlet termasuk gaji SPG (Pegawai) dan

perlengkapan-perlengkapan di outlet.

Sistem pembayaran biaya secara konsinyasi memungkinkan tidak

terjadinya ‘harga putus’, maksudnya adalah barang yang telah diambil

(dibeli) bisa dikembalikan (retur). Ini diberlakukan agar pelaku UMKM

Page 105: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

88

tidak merasa rugi karena akibat dari biaya yang terlanjur dibayar di muka

sehingga mengurangi keuntungan ketika barang dikembalikan.

Koordinator juga memiliki tugas untuk mencegah hal-hal yang tidak

diinginkan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di lokasi outlet,

tugas koordinator UMKM yaitu melakukan evaluasi ketersediaan dan

peletakan barang-barang produk UMKM per akhir bulan dan melakukan

koordinasi apabila terjadi permasalahan. Melihat banyaknya produk yang

dititipkan dan masing-masing dari letak antara 59 UMKM yang berbeda

produk tersebut sangatlah berdekatan posisinya, sehingga sering terjadi

dislokasi atau salah peletakan dari pengunjung yang hendak melihat-lihat

serta mencoba produk barang tersebut.

4. Kendala Kemitraan5

Suatu kerja sama dalam kemitraan yang kelihatannya berjalan sesuai

dengan keinginan masing-masing pihak juga tidaklah luput dari

permasalahan yang menghambat kemitraan itu sendiri. Hal ini juga

berlaku dalam kemitraan UMKM di LotteMart, ikut sertanya pihak

pemerintah sebagai fasilitator terciptanya kerja sama juga dapat

menimbulkan kendala yang menyebabkan kemitraan yang telah dibangun

menjadi rentan, mengingat bahwa pemerintah sebagai pihak yang

5 Wawancara dengan Sri Lestari, Koordinator UMKM di LotteMart cabang Bintaro.

23 September 2013 pukul 09.00 - 11.45 WIB di LotteMart cabang Bintaro

Page 106: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

89

memiliki kebijakan serta kekuatan untuk mengalokasikan anggarannya

demi terciptanya keterkaitan bisnis antara UMKM dengan LotteMart.

Kendala ataupun hambatan yang dihadapi yaitu:

a. Kurangnya sinergi antara kebijakan pemerintah daerah dengan

kebutuhan sarana dan prasarana yang diajukan oleh koordinator

outlet kemitraan di LotteMart.

b. Lemahnya dukungan pihak-pihak pemerintah terkait ketika

menyetujui anggaran-anggaran yang dibutuhkan dalam kemitraan,

sehingga sewaktu-waktu kemitraan sempat tidak mengalami

kesinambungan.

c. Rendahnya persaingan pasar karena kurangnya dukungan

pemerintah dan pihak LotteMart dalam hal mempromosikan

produk-produk UMKM melalui media-media penyiaran.

Di samping itu, salah satu kendala utama adalah minimnya

pengetahuan dan kesadaran UMKM tentang kesepakatan kemitraan

karena anggota UMKM hanya berpikir tentang memasarkan barang di

lokasi Outlet, oleh karena itu dibutuhkan adanya kontrol dari pihak

pemerintah juga ketegasan koordinator UMKM dalam membina dan

mendidik serta memberi dukungan agar terbentuk kondisi UMKM yang

mandiri dan responsif atas segala fenomena dan kendala yang terjadi.

Page 107: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

90

5. Strategi Kemitraan6

Dalam melaksanakan kemitraan juga dibutuhkan penerapan strategi

dalam meningkatkan berbagai aspek vital untuk mendukung kinerja

UMKM anggota kemitraan itu sendiri, berikut adalah strategi kemitraan

pola segi tiga emas di LotteMart cabang Bintaro dilihat pada, pembinaan

& pelatihan SDM dan akses pemasaran, yaitu:

a. Pembinaan & Pelatihan SDM

Kemitraan yang mantap adalah kemitraan yang di dalamnya tidak

hanya terjalin kerja sama antara berbagai pihak, namun juga

terdapat pembinaan terhadap pihak yang membutuhkan

perkembangan serta kemandirian sehingga tujuan kemitraan

semakin terkontrol ke arah yang diinginkan. Dalam kemitraan di

LotteMart ini, pembinaan diberikan oleh koordinator UMKM

maupun pihak pemerintah daerah dinas koperasi dan UKM. Tidak

lupa dari pihak LotteMart yang juga memberikan ragam informasi

fasilitas-fasilitas lokasi outlet yang dapat dimanfaatkan oleh

UMKM.

Pembinaan diberikan kepada Sumber Daya Manusia (SDM)

UMKM yaitu para pelaku usaha. Pembinaan dilaksanakan pada

pertemuan koordinasi setiap 3 bulan sekali. Pembinaan bisa

6 Wawancara dengan Sri Lestari, Koordinator UMKM di LotteMart cabang Bintaro.

23 September 2013 pukul 09.00 - 11.45 WIB di LotteMart cabang Bintaro

Page 108: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

91

berupa update informasi dan pengetahuan para pelaku UMKM

dalam bentuk pelatihan serta penyuluhan mengenai beberapa hal,

yaitu:

1) Tata Kelola Usaha (Manajemen)

2) Produk dan Pemasaran

3) HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual)

4) Perizinan dan Birokrasi

5) Koordinasi kebijakan-kebijakan baru

6) Informasi pameran dan permodalan

b. Akses Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor penentu apakah produk yang

dihasilkan UMKM dapat diterima oleh masyarakat sebagai

konsumen akhir. Pemasaran sering diartikan secara sempit yaitu

hanya penjualan, padahal pemasaran merupakan proses siklus

kegiatan usaha yang di dalamnya juga terdapat penjualan, di

samping itu pemasaran dalam arti sebenarnya mencakup strategi

yang dilakukan mulai dari pengenalan produk, promosi, lokasi,

hingga diterimanya produk tersebut ke tangan konsumen dan

bagaimana cara menjaga kepuasan konsumen atas produk yang

telah diciptakan. Kebanyakan pelaku usaha hanya berpikir di

mana menjual produknya, bukan bagaimana cara agar produknya

bisa laku di pasaran.

Page 109: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

92

Dalam kemitraan ini para pelaku UMKM diberikan fasilitas

berupa lokasi outlet dalam rangka mengatasi permasalahan

pemasaran produk-produknya, namun tidak hanya sampai di situ

saja, pelaku UMKM anggota kemitraan juga diberikan arahan oleh

koordinator berupa strategi-strategi ampuh dalam melakukan

pemasaran, di antaranya:

1) Membuat brosur, banner dan spanduk sebagai cara untuk

memperkenalkan produk-produk UMKM agar diketahui oleh

konsumen pengunjung LotteMart.

2) Memberikan diskon atau potongan harga pada produk-produk

UMKM dengan tujuan menarik pengunjung untuk segera

membelinya.

3) Mempromosikan dengan cara memberikan perkenalan produk-

produk UMKM secara langsung pada event atau pameran-

pameran yang diadakan oleh dinas Koperasi & UKM.

4) Koordinator UMKM menciptakan hubungan jaringan dengan

masyarakat maupun tokoh masyarakat, pihak pemerintahan

dan swasta. Ini dilakukan sebagai upaya penyebarluasan

wacana dan informasi produk UMKM anggota kemitraan,

bertujuan meningkatkan pemesanan & penjualan produk-

produk UMKM.

Page 110: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

93

Sumber: Data primer yang diolah

18

40

1

Gambar 4.B.1Jenis Kelamin Responden

Laki-laki Perempuan Tidak menjawab

68%

31%

1%

B. Profil Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada seluruh

responden yaitu 59 pelaku UMKM yang memasarkan produknya di outlet

LotteMart Bintaro, diperoleh kondisi responden menurut jenis kelamin, usia,

status pernikahan, profesi utama dan jenis usaha.

1. Jenis Kelamin

Gambar 4.B.1 menyatakan jenis kelamin dari 59 responden, yaitu

sebanyak 40 orang responden atau setara dengan 68% didominasi oleh

perempuan dan sisanya sebanyak 18 orang atau setara dengan 31%

adalah laki-laki, sedangkan terdapat 1 responden yang tidak menjawab

karena mewakili usaha yang dikelola atas nama yayasan. Ini berarti

Page 111: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

94

2

26

24

6 1

Gambar 4.B.2Usia Responden

< 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun> 50 tahun Tidak menjawab

44%

10%

3%

41%

2%

Sumber: Data primer yang diolah

bahwa UMKM yang dikelola oleh perempuanlah yang lebih banyak ikut

serta dalam kemitraan di LotteMart.

2. Usia

Gambar 4.B.2 menyatakan usia dari 59 responden, yaitu sebanyak 26

responden atau setara dengan 44% berada pada usia antara 31 – 40

tahun, usia antara 41-50 tahun sebanyak 24 responden atau setara dengan

41%, usia di atas 50 tahun sebanyak 6 responden atau setara dengan

10%. Sisanya sebanyak 2 responden atau setara dengan 3% berada pada

usia di bawah 30 tahun, sedangkan terdapat 1 responden yang tidak

menjawab karena mewakili usaha yang dikelola atas nama yayasan.

Pada penelitian ini responden pada usia di bawah 30 tahun dianggap

tengah memasuki usia produktif dan berani mengambil risiko dalam

Page 112: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

95

5

53

1

Gambar 4.B.3Status Pernikahan Responden

Lajang Menikah Tidak menjawab

90%

8%

2%

Sumber: Data primer yang diolah

menjalankan usaha. Usia 31 – 40 tahun dianggap telah mapan dalam

menjalankan usaha, lalu pada usia di atas 40 tahun responden dianggap

memiliki mental dan emosi yang lebih stabil, sehingga bisa lebih

konsisten dan berkesinambungan dalam menjalankan usaha serta bisa

lebih bertanggung jawab dalam menjalin suatu kemitraan usaha.

3. Status Pernikahan

Gambar 4.B.3 menyatakan status pernikahan dari 59 responden, yaitu

sebanyak 53 responden atau setara dengan 90% telah menikah. Sisanya

sebanyak 5 responden atau setara dengan 8% belum menikah. Sedangkan

terdapat 1 responden yang tidak menjawab karena mewakili usaha yang

dikelola atas nama yayasan.

Pada penelitian ini responden yang telah menikah dianggap lebih

mampu untuk menjalin suatu kemitraan, karena dengan adanya

Page 113: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

96

52

7 0

Gambar 4.B.4Profesi Utama Responden

Wirausaha Pegawai Swasta Pegawai Negeri

88%

12%

0%

Sumber: Data primer yang diolah

pernikahan mereka dituntut untuk melakukan kerja sama antara suami

dan istri demi memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Hal ini bisa

menunjang jalinan kemitraan usaha karena dasar dari suatu kemitraan

adalah bekerja sama.

4. Profesi Utama

Gambar 4.B.4 menyatakan profesi utama dari 59 responden, yaitu

sebanyak 52 responden atau setara dengan 88% berprofesi sebagai

wirausaha. Sisanya sebanyak 7 responden atau setara dengan 12%

berprofesi sebagai pegawai swasta, dan tidak terdapat responden yang

berprofesi utama sebagai pegawai negeri.

Pada penelitian ini responden yang berprofesi utama sebagai

wirausaha dianggap lebih fokus dalam menjalankan kegiatan usahanya,

Page 114: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

97

25

28

311

6

Gambar 4.B.5Jenis Usaha Responden

Kerajinan Tangan Busana / PakaianPangan Obat-obatan / MedisPerabotan Rumah / Furniture Alat Elektronik

44%

39%

9%

5%

2%2%

Sumber: Data primer yang diolah

karena responden tidak memiliki profesi lain yang bisa menghambat dan

membebani kegiatan usahanya. Begitu pula dengan kemitraan usaha yang

terjalin, profesi utama responden yang hanya sebagai wirausaha bisa

mendukung responden untuk fokus dan berkesinambungan dalam

menjalankan kerja sama usaha dengan pihak-pihak terkait.

5. Jenis Usaha

Gambar 4.B.5 menyatakan jenis-jenis usaha dari 59 responden, yaitu

sebanyak 28 responden atau setara dengan 44% mengelola usaha di

bidang sandang atau busana siap pakai, selanjutnya sebanyak 25

responden atau setara dengan 39% mengelola usaha kerajinan tangan, di

samping itu terdapat 6 responden atau setara dengan 9% yang mengelola

Page 115: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

98

usaha berupa alat-alat elektronik. Tidak hanya produk-produk tahan lama

saja yang dipajang di outlet UKM LotteMart karena terdapat 3 responden

atau setara dengan 5% yang mengelola usaha pangan atau makanan siap

saji, sisanya terdapat 1 responden yang mengelola usaha medis atau obat-

obatan dan 1 responden yang mengelola usaha furnitur atau perabotan

rumah.

Pada penelitian ini jenis-jenis usaha yang dijalankan oleh responden

sebagian besar bergerak di bidang sandang atau pakaian. Usaha di bidang

sandang atau pakaian dianggap sebagai usaha yang paling cepat

mengalami perubahan permintaan pasar seiring dengan perkembangan

trend fashion di dunia. Melihat bahwa sebagian besar produk pakaian

jadi di Indonesia mengalami persaingan dengan produk-produk Cina, di

sinilah peran kemitraan usaha dalam meningkatkan produksi dan

memasarkan produk-produk dalam negeri. Hal ini bertujuan supaya

produk pakaian jadi di Indonesia khususnya yang di pajang di outlet

UKM LotteMart Bintaro tidak kalah saing dengan produk-produk asing

dan bisa memenuhi kebutuhan primer konsumen lokal.

Selain dari produk pakaian, produk kerajinan tangan juga dianggap

sebagai produk padat karya karena bisa memaksimalkan potensi SDM

yang lemah karena rendahnya keahlian, di samping itu usaha di bidang

kerajinan tangan juga membutuhkan kreativitas yang tinggi karena

memanfaatkan suatu bahan baku yang biasanya sudah tidak terpakai dan

Page 116: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

99

tidak bernilai menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.

Kenyataannya bahwa terdapat produk kerajinan tangan yang dijual di

outlet UKM LotteMart berupa produk daur ulang atau memanfaatkan

sampah plastik kemasan menjadi produk siap pakai seperti tas, dompet

dsb. Hal ini menunjukkan bahwa responden memanfaatkan setiap detail

kecil bahan baku yang awalnya tidak bernilai untuk dijadikan produk

yang memiliki nilai ekonomis dan tentunya bisa mengurangi polusi

karena pembuangan dan pembakaran sampah.

6. Sumber Permodalan

Gambar 4.C.1 Sumber Permodalan Responden

Sumber: Data p

rimer yang diolah

Berdasarkan gambar 4.C.1 mengenai sumber utama modal usaha

responden, diperoleh data sebesar 20 responden atau setara dengan

34% memiliki modal usaha yang bersumber dari Lembaga Keuangan

20

18

8

13

0

Lembaga Keuangan Formal PatunganPinjaman ke keluarga/kerabat Penghasilan pribadi/tabunganJasa Rentenir

34%

30%

22%

14%

Page 117: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

100

Formal (Bank, BPR, Koperasi, BMT), sebanyak 18 responden atau

setara dengan 30 % memiliki modal yang bersumber dari patungan

usaha, sebanyak 13 responden atau setara dengan 22% bersumber dari

penghasilan pribadi atau tabungan, sisanya sebanyak 8 responden atau

setara dengan 14% bersumber dari pinjaman keluarga atau kerabat

dan tidak ada responden yang mempergunakan jasa rentenir.

C. Pembahasan

1. Hasil Penjelasan Responden

Berikut adalah beberapa hasil penjelasan kuesioner tentang pengaruh

kemitraan usaha terhadap kinerja UMKM di LotteMart cabang Bintaro.

a. Pembinaan & Pelatihan SDM

Dalam penelitian ini pembinaan & pelatihan SDM terbagi

menjadi 2 aspek yaitu pengetahuan dan metode pembinaan &

pelatihan SDM

Tabel 4.C.2

S

u

mber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.C.2 diperoleh data sebesar 15 responden atau

setara dengan 25% sangat setuju kurangnya pembinaan & pelatihan

kurangnya pembinaan dan pelatihan merupakan permasalahan UMKM Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang Setuju 7 11,9 11,9 11,9 Setuju 37 62,7 62,7 74,6 Sangat setuju 15 25,4 25,4 100,0 Total 59 100,0 100,0

Page 118: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

101

SDM merupakan permasalahan UMKM, sebanyak 37 responden atau

setara dengan 63% setuju bahwa kurangnya pembinaan & pelatihan

SDM merupakan permasalahan UMKM, sisanya sebanyak 7

responden atau setara dengan 12% kurang setuju dengan pernyataan

tersebut. Dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden

memahami permasalahan lemahnya SDM dalam menjalankan

usahanya dan masih membutuhkan pembinaan & pelatihan SDM

untuk meningkatkan kinerja usahanya.

Sumber: Data primer yang diolah

Dalam hal metode pembinaan & pelatihan yang diberikan kepada

59 responden atau para anggota UMKM dalam kemitraan di

LotteMart cabang Bintaro, berdasarkan tabel 4.C.3 bahwa sebanyak

55 responden menyatakan telah menerima pembinaan & pelatihan

55 53 54

20 21

0

10

20

30

40

50

60

PelatihanManajemen

KeterampilanProduk

KeterampilanPemasaran

Birokrasi &Perizinan

MotivasiMinat & Bakat

Usaha

Resp

onde

n

Gambar 4.C.3Metode pembinaan & pelatihan yang telah diterima

Responden

Page 119: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

102

manajemen, juga sebanyak 53 responden menyatakan telah menerima

pelatihan & pembinaan berupa keterampilan produk, selain itu

sebanyak 54 responden menyatakan menerima pembinaan & pelatihan

SDM dalam bentuk keterampilan pemasaran, namun hanya sebanyak

21 responden telah menerima pembinaan & pelatihan dalam hal

motivasi minat & bakat usaha, dan sebanyak 20 responden menerima

pengetahuan dalam hal birokrasi & perizinan. Artinya bentuk-bentuk

pembinaan & pelatihan SDM yang diterima sebagian besar responden

di antaranya pelatihan dari segi manajemen atau pengelolaan usaha

maupun keuangan, keterampilan dalam membuat produk dan

keterampilan dalam memasarkan produk, akan tetapi terdapat lebih

dari setengah dari seluruh responden yang belum menerima

pembinaan & pelatihan SDM dalam bentuk informasi

birokrasi/perizinan dan motivasi usaha.

Di samping itu sebanyak 41 responden atau setara dengan 70%

menyatakan bahwa metode pembinaan & pelatihan SDM sudah sesuai

dengan jenis usaha responden, sedangkan sebanyak 17 responden atau

setara dengan 29% menyatakan bahwa metode pelatihan & pembinaan

SDM kurang sesuai dengan jenis usaha responden dan terdapat 1

responden yang tidak menjawab pertanyaan, hal ini berdasarkan tabel

berikut:

Page 120: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

103

42

12

1 13

strategiskurang strategistidak strategissangat tidak strategistidak menjawab

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.C.4

Sumber: Data primer diolah

b. Akses Pemasaran

Dalam penelitian ini akses pemasaran terbagi menjadi 4 aspek,

yaitu lokasi, penetapan harga, promosi, dan inovasi.

Gambar 4.C.5 Lokasi outlet LotteMart

B

e

r

d

asarkan gambar 4.C.5, sebanyak 42 responden atau setara dengan 71%

Metode pelatihan dan pembinaan sudah sesuai dengan jenis usaha Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

0 1 1,7 1,7 1,7 Kurang Sesuai 17 28,8 28,8 30,5 Sesuai 41 69,5 69,5 100,0 Total 59 100,0 100,0

Page 121: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

104

26

18

8

5

2

sangat tidak setujutidak setujukurang setujusetujusangat setuju

menyatakan bahwa lokasi outlet LotteMart cabang Bintaro merupakan

lokasi yang strategis untuk memperluas pemasaran produk-produk

usaha. Sebanyak 12 responden atau setara dengan 20% menyatakan

bahwa lokasi outlet LotteMart cabang Bintaro kurang strategis.

Sisanya sebanyak 1 responden atau setara dengan 2% menyatakan

bahwa lokasi tidak strategis dan juga 1 responden atau setara dengan

2% menyatakan bahwa lokasi outlet tidak strategis, terdapat 3

responden yang tidak menjawab pertanyaan. Artinya lokasi outlet

LotteMart cabang Bintaro merupakan lokasi yang strategis untuk

pemasaran produk-produk UMKM sehingga besar kemungkinan

meningkatkan kinerja UMKM.

Karena lokasi outlet di LotteMart merupakan lokasi yang

strategis, bukan berarti UMKM semerta-merta menaikkan harga jual

karena mempertimbangkan tingginya potensi daya beli konsumen

yaitu pengunjung Mall LotteMart cabang Bintaro. Hal ini dapat dilihat

berdasarkan gambar berikut:

Gambar 4.C.6 Produk yang dijual di outlet LotteMart lebih mahal dari harga pasaran

Page 122: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

105

Sumber: Data primer yang diolah

Dari gambar 4.C.6 dapat diambil kesimpulan bahwa 26 responden

atau setara dengan 44% sangat tidak setuju bahwa produknya yang di

jual di outlet LotteMart lebih mahal dari harga pasaran, sebanyak 18

responden atau setara dengan 30% tidak setuju bahwa harga jual

produknya lebih mahal dari pasaran dan sebanyak 8 responden atau

setara dengan 14% juga kurang setuju dengan pernyataan tersebut,

sisanya sebanyak 5 responden atau setara dengan 2% setuju bahwa

produk yang dijual di outlet LotteMart lebih mahal dari harga pasaran,

dan 2 responden atau setara dengan 3% sangat setuju dengan

pernyataan tersebut. Artinya sebagian besar responden tetap

menyesuaikan harga produk yang dijual di outlet LotteMart cabang

Bintaro dengan harga pasaran, hal ini merupakan strategi mengingat

bahwa dengan adanya potensi daya beli konsumen yang tinggi tidak

pula menjamin meningkatnya kualitas penjualan, karena konsumen

kemungkinan akan lebih mencari produk-produk UMKM dengan

harga yang kompetitif.

Tentunya bahwa agar produk bisa laku di pasaran juga dibutuhkan

adanya promosi. Dapat dilihat dalam lampiran pada tabel “Responden

setuju melakukan promosi melalui brosur / pamflet / banner” bahwa

Page 123: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

106

6

2825

10

15

20

25

30

Resp

onde

n

sebanyak 43 responden atau setara dengan 73% sangat setuju

melakukan promosi melalui brosur / pamflet / banner, sisanya

sebanyak 16 responden atau setara dengan 27% setuju dengan

pernyataan tersebut. artinya responden menganggap bahwa promosi

sangat diperlukan oleh UMKM agar produknya tetap laku di pasaran

khususnya outlet LotteMart cabang Bintaro.

Di samping itu agar produk UMKM bisa bersaing dengan produk-

produk kompetitor juga dibutuhkan adanya inovasi. Dapat dilihat

dalam lampiran pada tabel ”Responden setuju melakukan inovasi

produk” sebanyak 42 responden atau setara dengan 71% sangat setuju

untuk melakukan inovasi pada produk-produknya, sisanya sebanyak

17% setuju terhadap pernyataan tersebut. artinya responden menyadari

bahwa untuk bisa bersaing dengan produk-produk kompetitor

dibutuhkan adanya inovasi agar bisa memperluas segmentasi pasar

sehingga bisa meningkatkan kinerjanya.

c. Kinerja UMKM

Dalam penelitian ini kinerja UMKM dapat dilihat dari

pertumbuhan nilai aset usaha & Pendapatan (omzet) Usaha setelah

mengikuti Kemitraan di LotteMart cabang Bintaro

Gambar 4.C.7 Nilai aset usaha Responden (tidak termasuk bangunan & tanah)

Page 124: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

107

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan gambar 4.C.7, sebanyak 28 responden atau setara

dengan 47,5% memiliki nilai kekayaan bersih dari usahanya sebanyak

50-100 Juta, selain itu sebanyak 25 responden atau setara dengan 42%

memiliki kekayaan bersih dari usahanya sebanyak Rp 101 – 250 Juta.

Hal ini berarti bahwa sebagian besar atau sebanyak 53 responden

anggota UMKM kemitraan usaha di LotteMart cabang Bintaro

menjalani skala Usaha Kecil, sisanya sebanyak sebanyak 6 responden

atau setara dengan 10% yang memiliki kekayaan bersih dari usahanya

sebanyak dibawah Rp 50 Juta merupakan skala Usaha Mikro.

Selanjutnya adalah peningkatan nilai aset usaha dari tiap-tiap

responden UMKM anggota kemitraan di LotteMart cabang Bintaro

setelah mengikuti Kemitraan, berikut penjelasannya melalui gambar

di bawah ini.

Gambar 4.C.8 Peningkatan nilai aset usaha Responden setelah mengikuti kemitraan

40

1015202530354045

Resp

onde

n

Page 125: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

108

6

21

31

10

15

20

25

30

35

Resp

onde

n

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan gambar 4.C.8 bahwa sebanyak 40 responden atau

setara dengan 68% mengalami peningkatan kekayaan usaha berkisar

antara 50-79%, lalu sebanyak 6 responden atau setara dengan 10%

mengalami peningkatan di bawah 50%, selanjutnya sebanyak 5

responden atau setara dengan 8% mengalami peningkatan antara 80-

100%, dan sebanyak 4 responden atau setara dengan 7% mengalami

peningkatan kekayaan usaha hingga melebihi 100%. Sisanya sebanyak

3 responden atau setara dengan 5% tidak mengalami peningkatan dan

terdapat 1 responden yang tidak menjawab pertanyaan. Jadi kemitraan

usaha yang terjalin di LotteMart berhasil meningkatkan kekayaan

usaha sebanyak 54 dari 59 UMKM anggota kemitraan, peningkatan

ini juga memungkinkan terjadinya peningkatan kinerja terhadap

UMKM tersebut.

Gambar 4.C.9 Pendapatan (omzet) per bulan dari usaha responden

Page 126: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

109

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan gambar 4.C.9, sebanyak 31 responden atau setara

dengan 52% memiliki pendapatan usaha sekitar 51-100 Juta, selain itu

sebanyak 21 responden atau setara dengan 36% memiliki pendapatan

usaha sekitar Rp 25 – 50 Juta, sebanyak 6 responden atau setara

dengan 10% memiliki pendapatan usaha dibawah Rp 25 juta dan

sisanya sebanyak 1 responden memiliki pendapatan usaha antara 101

– 200 Juta. Lalu bagaimana peningkatannya setelah mengikuti

kemitraan usaha di LotteMart cabang Bintaro, berikut penjelasannya.

Gambar 4.C.10 Peningkatan pendapatan (omzet) usaha responden setelah

mengikuti kemitraan

58

39

6

10

5

10

15

20

25

30

35

40

45

> 100% 80-100% 50-79% <50% tidak meningkat

Resp

onde

n

Page 127: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

110

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan gambar 4.C.10, setelah mengikuti kemitraan di

LotteMart cabang Bintaro, bahwa sebanyak 39 responden atau setara

dengan 66% mengalami peningkatan pendapatan usaha berkisar antara

50-79%, lalu sebanyak 8 responden atau setara dengan 14%

mengalami peningkatan pendapatan usaha berkisar antara 80-90%,

selanjutnya sebanyak 6 responden atau setara dengan 10% mengalami

peningkatan pendapatan usaha antara 80-100%, dan sebanyak 5

responden atau setara dengan 8% mengalami peningkatan kekayaan

usaha hingga melebihi 100%. Sisanya sebanyak 1 responden tidak

mengalami peningkatan pendapatan usaha setelah mengikuti

kemitraan. Jadi sebanyak 58 dari 59 responden mengalami

peningkatan pendapatan setelah mengikuti kemitraan usaha di

LotteMart cabang Bintaro, namun untuk mengetahui apakah

peningkatan tersebut benar-benar secara nyata dipengaruhi oleh

karena adanya kemitraan usaha, maka dilakukan uji regresi pada

penjelasan selanjutnya.

2. Uji Asumsi Klasik

Page 128: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

111

Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk memastikan bahwa alat uji

regresi berganda bisa digunakan atau tidak. Bila tidak terdapat masalah

dalam pengujian asumsi klasik, maka alat uji regresi berganda bisa

digunakan.

a. Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak karena data yang bagus

adalah data yang berdistribusi normal. Salah satu cara untuk

mendeteksi normalitas adalah dengan melihat tabel Histogram dan

Normal P-Plot pada hasil print-out analisis data program komputer

SPSS 21 for windows.

Gambar 4.C.11 Uji Normalitas

Sumber: Data primer yang diolah

Page 129: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

112

Berdasarkan gambar 4.C.11 di atas, dapat disimpulkan bahwa

data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal

atau grafik histogram. Jadi, data menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas dan berbentuk

simetris tidak miring ke kanan atau ke kiri.

b. Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dilakukan

dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) pada output SPSS

versi 21.0. Pada umumnya apabila nilai tollerance lebih dari 0,1 dan

nilai VIF kurang dari sepuluh (VIF<10) maka variabel tersebut tidak

mempunyai masalah multikolinieritas.

Tabel 4.C.12 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 8,715 2,835 3,074 ,003

SkorX1 ,039 ,067 ,086 ,583 ,562 ,554 1,806

SkorX2 ,285 ,082 ,513 3,484 ,001 ,554 1,806 a. Dependent Variable: SkorY

Sumber: Data primer yang diolah

Dari Tabel 4.C.12 diperoleh bahwa nilai Tolerance untuk variabel

bebasnya lebih dari 0,1 dan nilai VIF untuk variabel bebas lebih kecil

Page 130: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

113

dari 10 (VIF < 10), sehingga persamaan regresi ini terbebas dari

asumsi multikolinieritas.

c. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui

ketidaksamaan varians dalam suatu fungsi regresi. Salah satu cara

untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat

Scatterplot pada print out SPSS. Data yang baik adalah ketika titik

sampel pada tabel scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola

yang jelas, serta titik-titik harus menyebar di atas dan di bawah angka

nol pada sumbu Y.

Gambar 4.C.13 Uji Heteroskedastisitas

Page 131: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

114

Sumber: Data primer yang diolah

Dari gambar 4.C.13 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y (daerah positif dan negatif) serta

secara tidak membentuk pola yang jelas. Jadi, dapat diambil

kesimpulan bahwa persamaan regresi terbebas dari asumsi

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menggunakan nilai pada durbin watson untuk

mendeteksi apakah di dalam data yang digunakan untuk sebuah

penelitian mengandung autokorelasi. Konsekuensi dari adanya

autokorelasi dalam suatu model regresi adalah model regresi tidak

dapat digunakan menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel

independen tertentu. Data yang baik adalah data yang tidak

mengandung autokorelasi di dalamnya. Untuk mendiagnosis adanya

autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian

terhadap nilai Uji Durbin Watson. Jika nilai Durbin Watson berada di

antara -2 dan +2, maka tidak ada masalah autokorelasi pada data

tersebut.

Tabel 4.C.14 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Page 132: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

115

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 4.C.14 nilai Durbin-Watson yang ada dalam hasil print

out pada tabel model summary menunjukan angka 1,517. Karena data

berada di antara -2 sampai dengan +2, artinya data di dalam penelitian

ini tidak mengandung autokorelasi.

3. Analisa Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis regresi linier untuk pembuktian hipotesis penelitian. Analisis ini

menggunakan input berdasarkan data primer yang diperoleh dari lembar

kuesioner yang telah disebar ke 59 responden. Perhitungan statistik dalam

penelitian ini menggunakan aplikasi berbasis windows yaitu SPSS versi

21.

a. Fungsi Regresi

Tabel 4.C.15 Analisa Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8,715 2,835 3,074 ,003

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,573a ,329 ,305 1,792973 1,517

a. Predictors: (Constant), SkorX1, SkorX2

b. Dependent Variable: SkorY

Page 133: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

116

SkorX1 ,039 ,067 ,086 ,583 ,562 ,554 1,806

SkorX2 ,285 ,082 ,513 3,484 ,001 ,554 1,806 a. Dependent Variable: SkorY

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.C.15 di atas diperoleh hasil persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2

Y = 8,715 + 0.039 X1 + 0,285 X2

Untuk menunjukkan model regresi ini sudah benar dan layak, bisa

dilihat pada penjelasan berikut:

1) Nilai konstanta (a) 8,715 artinya apabila tidak ada variabel,

variabel pembinaan & pelatihan SDM (X1) dan variabel akses

pemasaran (X2) atau nilai variabel-variabel X bernilai 0 , maka

kinerja UMKM (Y) bernilai 9 satuan (dibulatkan dari 8,715)

2) Nilai koefisien regresi variabel pembinaan & pelatihan SDM (X2)

sebesar 0,039. Koefisien regresinya bernilai positif (0,039)

artinya apabila nilai variabel pembinaan & pelatihan SDM

meningkat 1 satuan, maka nilai kinerja UMKM akan meningkat

sebesar 0,039 satuan. Semakin meningkat pembinaan dan

pelatihan SDM diikuti dengan meningkatnya kinerja UMKM.

3) Nilai koefisien regresi variabel akses penasaran (X3) sebesar

0,285. Koefisien regresinya bernilai positif (0,285) artinya apabila

nilai akses penasaran meningkat 1 satuan maka kinerja UMKM

Page 134: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

117

meningkat sebesar 0,285 satuan Semakin meningkatnya akses

pemasaran diikuti dengan meningkatnya kinerja UMKM.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yaitu

pembinaan & pelatihan SDM (X1) dan akses pemasaran (X2),

terhadap kinerja UMKM (Y) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.C.16 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,305. Hal

ini menunjukkan bahwa 30,5% variabel kemitraan usaha terhadap

kinerja UMKM (Y) dapat dijelaskan oleh variabel pembinaan &

pelatihan SDM (X1) dan akses pemasaran (X2). Sedangkan sisanya

sebesar 69,5% mungkin dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

c. Uji Parsial (t)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,573a ,329 ,305 1,792973 1,517

a. Predictors: (Constant), SkorX1, SkorX2

b. Dependent Variable: SkorY Sumber: Data primer yang diolah

Page 135: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

118

Uji parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara

parsial pada variabel independen (pembinaan dan pelatihan SDM,

akses pemasaran) terhadap variabel dependen (kinerja UMKM)

1) Hipotesis pertama

Ho1: Pembinaan dan pelatihan SDM tidak berpengaruh nyata

terhadap kinerja UMKM

Ha1: Pembinaan dan pelatihan berpengaruh nyata terhadap kinerja

UMKM

2) Hipotesis kedua

Ho2: Akses pemasaran tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja

UMKM

Ha2: Akses pemasaran berpengaruh nyata terhadap kinerja

UMKM.

Tabel 4.C.17 Uji Parsial (t)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 8,715 2,835 3,074 ,003

SkorX1 ,039 ,067 ,086 ,583 ,562 ,554 1,806

SkorX2 ,285 ,082 ,513 3,484 ,001 ,554 1,806 a. Dependent Variable: SkorY

Page 136: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

119

Sumber: Data primer yang diolah

Dilihat dari hasil print out nilai thitung pembinaan & pelatihan

SDM (X1) = 0,583 dengan tingkat signifikansi untuk variabel

pembinaan dan pelatihan 0,562 yang menandakan lebih besar dari

0,05. Nilai thitung < ttabel atau 0,583 < 1.671. Hal ini berarti bahwa Ho1

diterima dan Ha1 ditolak, artinya variabel pembinaan & pelatihan

SDM tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja UMKM.

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel

pembinaan & pelatihan SDM dengan Kinerja UMKM, diperoleh hasil

bahwa kinerja UMKM yang bermitra dengan LotteMart tidak

dipengaruhi oleh pembinaan & pelatihan, padahal Sumampow

menyatakan bahwa perkembangan bisnis atau organisasi tidak dapat

dipisahkan dari kualitas sumber daya manusia.7 Hal ini bisa

disebabkan karena metode pembinaan & pelatihan yang diberikan

dalam kemitraan cenderung masih belum sesuai dengan kebutuhan

kondisi usaha sebagian UMKM, berdasarkan hasil temuan pada

bagian Hasil Penjelasan Reaponden bahwa 17 responden atau setara

dengan 29% menyatakan bahwa metode pelatihan & pembinaan SDM

kurang sesuai dengan jenis usaha.

7 Marco Sumampouw, “Investasi sumber daya manusia dan perkembangan

perusahaan/organisasi”, (Manajemen Usahawan Indonesia, Volume 26, No 7,1997) h. 20

Page 137: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

120

Selain itu sebab tidak berpengaruhnya pembinaan & pelatihan

SDM terhadap kinerja UMKM pada penelitian ini juga didukung

berdasarkan temuan yang dibahas pada bagian Hasil Penjelasan

Responden, bahwa terdapat beberapa anggota UMKM kemitraan di

LotteMart cabang Bintaro yang tidak menerima metode pembinaan &

pelatihan SDM, yaitu 4 UMKM anggota kemitraan tidak menerima

pembinaan & pelatihan dalam hal manajemen, 6 UMKM tidak

menerima pembinaan & pelatihan keterampilan produk dan 4 UMKM

tidak menerima pembinaan & pelatihan keterampilan pemasaran.

Selain itu sebanyak 39 UMKM tidak menerima pembinaan &

pelatihan Birokrasi/Perizinan usaha dan sebanyak 38 UMKM tidak

menerima pembinaan & pelatihan motivasi Minat & Bakat Usaha.

Artinya pembinaan & pelatihan yang diberikan oleh pihak-pihak

usaha besar, koordinator & fasilitator dalam kemitraan di LotteMart

cabang Bintaro, belum mampu meningkatkan kinerja UMKM.

Selanjutnya dilihat dari hasil print out nilai thitung akses pemasaran

(X2) = 3,484 dengan tingkat signifikansi untuk variabel akses

pemasaran sebesar 0,001 yang menandakan lebih kecil dari 0,05. Nilai

thitung > ttabel atau 3,484 > 1.671. Hal ini berarti bahwa Ho2 ditolak dan

Ha2 diterima, artinya variabel akses pemasaran berpengaruh nyata

terhadap kinerja UMKM.

Page 138: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

121

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel akses

pemasaran dengan kinerja UMKM, diperoleh hasil bahwa kinerja

UMKM yang bermitra dengan LotteMart dipengaruhi oleh akses

pemasaran, hal ini didukung oleh Kaplan dan Norton dalam Sotjipto

yang mengemukakan bahwa untuk mengukur kinerja sebuah

perusahaan ada beberapa aspek yang menjadi ukuran, salah satu

aspeknya adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh

pelanggan (customer) yang dilihat penguasaan pasar.8 Seiring dengan

hasil penelitian Saparuddin & Basri bahwa dalam penguasaan pangsa,

maka perusahaan harus menyusun sebuah strategi untuk membangun

akses pasar dan informasi pasar akan yang akan berdampak pada

meningkatnya nilai tambah sebagai hasil akhir dari timbulnya

transparansi mengenai jumlah, kualitas, harga dari produk yang

dihasilkan.9 Artinya strategi kemitraan yang dibangun di LotteMart

cabang Bintaro dalam memberikan akses pemasaran kepada produk-

produk UMKM sudah berdampak pada peningkatan nilai tambah

UMKM, dalam penelitian ini nilai tambah yang dimaksud adalah

peningkatan aset usaha dan peningkatan pendapatan UMKM setelah

mengikuti kemitraan di LotteMart cabang Bintaro.

8 Budi W. Soetjipto.”Mengukur Kinerja Bisnis dengan Balance Scorecard”,

(Usahawan No.6, XXVI, Juni 1997) h. 21 9 Saparuddin M & Basri Badodo, “Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja

Usaha Pada UKM dan Koperasi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan,” (Jurnal Econosains, Volume IX, Nomor 2, Agustus 2011), h. 182

Page 139: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

122

d. Uji Simultan (F)

Untuk menguji apakah model regresi tersebut sudah benar dan

layak maka dilakukan pengujian hubungan secara bersama-sama

antara variabel pembinaan & pelatihan SDM (X1), akses pemasaran

(X2), terhadap kinerja UMKM (Y). Untuk menemukan pengaruh

secara simultan maka dibuat hipotesis sebagai berikut:

Ho4: pembinaan & pelatihan SDM, dan akses pemasaran secara

bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap Kinerja

UMKM.

Ha4: pembinaan & pelatihan SDM, dan akses pemasaran secara

bersama-sama berpengaruh nyata terhadap kinerja UMKM.

Tabel 4.C.17 Uji Simultan (F)

S

u

m

ber: Data primer yang diolah

Dilihat dari hasil print out anova, diperoleh nilai Fhitung =

13,720 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang menandakan lebih

besar dari 0,05. Nilai Fhitung > Ftabel atau 13,720 > 2.76. Hal ini berarti

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 88,213 2 44,106 13,720 ,000b

Residual 180,026 56 3,215

Total 268,239 58

a. Dependent Variable: SkorY

b. Predictors: (Constant), SkorX1, SkorX2

Page 140: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

123

bahwa Ho4 ditolak dan Ha4 diterima, artinya secara bersama-sama

variabel independen yaitu variabel pembinaan & pelatihan SDM, dan

akses pemasaran berpengaruh nyata terhadap variabel dependen yaitu

kinerja UMKM. Artinya bahwa kinerja UMKM dipengaruhi secara

bersama-sama oleh faktor yaitu pembinaan & pelatihan SDM dan

Akses Pemasaran.

Page 141: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

123

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bentuk kemitraan di LotteMart cabang Bintaro termasuk ke dalam Pola

Kemitraan Tahap Madya, yaitu pengusaha besar dalam hal ini LotteMart

cabang Bintaro memberikan pembinaan & pelatihan serta menjamin

pemasaran produk-produk UMKM. Di samping itu Pemerintah Daerah

yaitu Dinas Koperasi & UKM Tangerang Selatan berperan sebagai

fasilitator dan regulator terbentuknya kemitraan di LotteMart.

2. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel pembinaan &

pelatihan SDM dengan Kinerja UMKM, diperoleh hasil print out nilai

thitung pembinaan & pelatihan SDM (X1) = 0,583 dengan tingkat

signifikansi untuk variabel pembinaan dan pelatihan 0,562 yang

menandakan lebih besar dari 0,05. Nilai thitung < ttabel atau 0,583 < 1.671.

Artinya variabel pembinaan & pelatihan SDM tidak berpengaruh nyata

terhadap kinerja UMKM. Hal ini bisa dikarenakan metode pelatihan &

pembinaan SDM kurang sesuai dengan jenis usaha, dan masih terdapat

anggota UMKM kemitraan di LotteMart cabang Bintaro yang tidak

menerima pembinaan & pelatihan SDM.

Page 142: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

124

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel akses

pemasaran dengan Kinerja UMKM diperoleh hasil print out nilai thitung

akses pemasaran (X2) = 3,484 dengan tingkat signifikansi untuk variabel

akses pemasaran sebesar 0,001 yang menandakan lebih kecil dari 0,05.

Nilai thitung > ttabel atau 3,484 > 1.671, artinya variabel akses pemasaran

berpengaruh nyata terhadap kinerja UMKM. Hal ini berarti bahwa

strategi kemitraan yang dibangun di LotteMart cabang Bintaro dalam

memberikan akses pemasaran kepada produk-produk UMKM sudah

berdampak pada peningkatan nilai tambah UMKM, dalam penelitian ini

nilai tambah yang dimaksud adalah peningkatan aset usaha dan

peningkatan pendapatan UMKM setelah mengikuti kemitraan di

LotteMart cabang Bintaro.

B. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah;

1. Mengingat bahwa pola kemitraan di LotteMart yang terjalin bertujuan

untuk meningkatkan pemasaran UMKM disertai dengan pembinaan &

pelatihan SDM, diperlukan adanya intervensi langsung dari pihak

LotteMart untuk meningkatkan kualitas pemasaran produk-produk

UMKM. Hal ini berhubungan dengan penentuan lokasi Outlet UMKM,

kenyataannya bahwa lokasi outlet UMKM di LotteMart terpisah dengan

Lokasi Ritel LotteMart menjual produk-produk kebutuhan pengunjung,

sehingga pengunjung tidak bisa sekaligus melihat produk-produk UMKM

Page 143: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

125

ketika sedang berbelanja di Ritel LotteMart. Seharusnya lokasi Outlet

berada di dalam Lokasi Ritel LotteMart sehingga pengunjung yang

sedang berbelanja bisa langsung sekaligus melihat-lihat dan membeli

produk-produk UMKM tanpa harus keluar dari ritel sehingga pemasaran

produk UMKM bisa lebih maksimal. Namun dengan begitu pihak

LotteMart juga harus berkomitmen untuk mengelola pemasaran dari

produk-produk UMKM secara langsung.

2. Melihat bahwa variabel pembinaan & pelatihan tidak berpengaruh nyata

terhadap kinerja UMKM, seharusnya pihak koordinator kemitraan bisa

lebih spesifik dalam memberikan metode pembinaan & pelatihan, karena

belum tentu satu metode pembinaan & pelatihan yang bisa langsung

sesuai dengan beragamnya jenis usaha dari para UMKM anggota

kemitraan. Selanjutnya bahwa harus adanya kontrol dari pemerintah

sebagai fasilitator dalam memonitor apakah pembinaan & pelatihan yang

diberikan dari koordinator & LotteMart cabang Bintaro sudah sesuai

dengan kebutuhan jenis usaha para UMKM, sehingga diharapkan untuk

selanjutnya pembinaan & pelatihan yang diberikan bisa lebih spesifik dan

menyeluruh.

3. Melihat bahwa variabel akses pemasaran berpengaruh nyata terhadap

kinerja UMKM, hal ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan

dengan cara pihak LotteMart juga menyertakan produk-produk UMKM

dalam promosinya melalui katalog produk yang dibuat oleh LotteMart.

Page 144: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

126

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Euis. Keahlian Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan

UMKM di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penilitian: Suatu Pendeketan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 1998.

Definisi dan Kriteria UKM menurut Lembaga dan Negara Asing,

http://infoukm.wordpress.com/.

Helfert, Erich A. Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis Untuk Mengelola dan

Mengukur Kinerja Perusahaan Edisi 8. Jakarta: Erlangga, 1996.

Gie, Kwik Kwan. Praktek Bisnis dan Orientasi Ekonomi Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Gozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hafsah, Mohammad Jafar. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah.

Jurnal Infokop Nomor 25 tahun XX, 2004.

Hafsah, Mohammad Jafar. Kemitraan Usaha: Konsepsi dan Strategi. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 2000.

Hair Jr, Joseph F, dkk., Multivariate Data Analisis: A Global Perspective Seventh

Edition. USA: Pearson, 2010.

Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan: Aset Tetap ED

PSAK 16 Revisi 2011. Menteng: Dewan Standar Akuntansi Keuangan, 2011.

Irawan, Seohartono. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Page 145: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

127

Kasmir. Kewirausahaan: Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Kemitraan Usaha dan Masalahnya. http://infoukm.wordpress.com/

Klasifikasi UKM, http://infoukm.wordpress.com/.

Komputer, Wahana. Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12, Jakarta:

Salemba Infotek, 2005.

Limbong, Bernard. Ekonomi Kerakyatan dan Nasionalisme Ekonomi, Jakarta

Selatan: Margaretha Pustaka, 2011.

M, Saparuddin & Badodo, Basri. Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja

Usaha Pada UKM dan Koperasi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan.

Jurnal Econosains, Volume IX, Nomor 2, Agustus 2011.

Machfoedz, Mas’ud & Machfoedz, Mahmud. Kewirausahaan: Metode Manajemen,

dan Implementasi, Yogyakarta: BPFE, 2005.

Marbun. Manajemen Perusahaan Kecil. Jakarta: Pustaka Binaman Pressiondo, 1996.

Mustafa, Edwin & Usman, Hardius. Proses Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2007.

Nugroho, Bhuono Agung. Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian dengan

SPSS. Yogyakarta: ANDI, 2005.

Prasetyo, Bambang & Jannah, Lina Miftahul. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori

dan Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.

Pratomo, Titik Sartika & Soedjono, Abd Rachman, Ekonomi Skala Kecil/Menengah

& Koperasi. Bogor: Ghalia Indonesia. 2002.

Page 146: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

128

Primiana, Ina. Menggerakkan Sektor Riil UKM dan Industri. Bandung, Alfabeta:

2009.

Priyatno, Duwi. Paham analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom,

2011.

Purnomo, Bernard. 52 Juta UMK di Indonesia, 60% Dijalankan Perempuan,

http://finance.detik.com/read/2011/12/05/160638/1783039/5/52-juta-umk-di-

indonesia-60-dijalankan-perempuan.

Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah. Integrasi Sektor Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Dalam Strategi Perencanaan Ekonomi Nasional.

Jakarta: Sekretariat Jenderal DPD RI, 2009.

Rochaety, Ety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:

Mitra Wacana Media, 2007.

Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media

Komputindo 2000.

Soetjipto, Budi W., Mengukur Kinerja Bisnis dengan Balance Scorecard, Usahawan

No.6, XXVI Juni, 1997

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Bandung, Alfabeta: 2007.

Sumampouw, Marco. Investasi sumber daya manusia dan perkembangan

perusahaan/organisasi, Manajemen Usahawan Indonesia, Volume 26, No 7,

1997.

Tambunan, Tulus. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-isu Penting.

Jakarta: LP3ES, 2012.

Page 147: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

129

Teguh, Muhammad. Ekonomi Industri. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010.

Wirawan. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan Penelitian.

Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Weitz, Levy. Retailing Management. New York: The McGraw-Hilll Companies, Inc.

2007.

Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007.

Widarjono, Agus. Ekonometrika Teori dan aplikasinya. Yogyakarta: Ekonsia. 2005.

Wie, Thee Kian. Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Usaha Besar & Kecil dalam

sektor Industri Pengolahan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Zimmerer, Thomas W & Norman M. Scarborough. Essentials of Entrepreneurship

and Small Business Management. New Jersey : Prentice Hall, 2007.

Zou, Shaoming & Stan, Simona. The Determinants of Export performance: A Review

of The Emphirical Literature Between 1987 and 1997. International

Marketing Review Vol. 15 No. 5 : MCB University Press, 1998

Page 148: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

130

LAMPIRAN I HASIL UJI VALIDITAS

A. Variabel Pembinaan & Pelatihan SDM (X1)

B. Variabel Akses Pemasaran (X2)

C. Variabel Kinerja UMKM (Y)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation Ca1 52,27 23,201 ,553 Ca3 52,27 23,546 ,463 Ca4 52,31 23,009 ,550 Ca5 51,98 23,776 ,486 Ca6 52,19 24,809 ,383 Ca7 51,59 25,211 ,354 Ca8 52,53 23,081 ,477 Ca9 53,24 22,908 ,411 Ca10 51,90 23,748 ,562 Ca11 52,47 23,426 ,390 Ca12 53,25 22,400 ,470 Cb13 52,76 23,977 ,361 Cb14 52,71 20,002 ,336

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Da1 47,75 16,020 ,264 Da2 46,68 16,291 ,425 Db4 46,37 17,169 ,371 Db5 46,54 15,597 ,698 Db6 49,25 13,986 ,383 Dc7 46,49 15,806 ,676 Dc8 46,51 15,703 ,692 Dc9 46,47 15,805 ,692 Dd10 46,51 15,565 ,733 Dd11 46,54 15,218 ,809 Dd12 46,53 15,288 ,802

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Ea1 71,92 25,044 ,619 Ea2 72,07 23,926 ,749 Ea3 71,95 24,290 ,769 Ea4 72,03 23,413 ,863 Ea5 72,00 24,276 ,747 Ea6 71,98 24,569 ,689

Page 149: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

131

LAMPIRAN II HASIL UJI RELIABILITAS

A. Variabel Pembinaan & Pelatihan SDM (X1)

B. Variabel Akses Pemasaran (X2)

C. Variabel Kinerja UMKM (Y)

LAMPIRAN III

HASIL UJI ASUMSI KLASIK A. Uji Normalitas

B. Uji Multikolinieritas

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,779 ,821 13

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,844 ,898 11

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,887 ,886 6

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 8,946 2,880 3,106 ,003 SkorX1 ,051 ,147 ,056 ,345 ,732 ,462 2,165 SkorX2 ,025 ,083 ,053 ,295 ,769 ,370 2,706 SkorX3 ,286 ,084 ,510 3,424 ,001 ,544 1,840

Page 150: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

132

C. Uji Heteroskedastisitas

D. Uji Autokorelasi

LAMPIRAN IV

HASIL UJI REGRESI LINIER BERGANDA A. Fungsi Regresi

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8,715 2,835 3,074 ,003 SkorX1 ,039 ,067 ,086 ,583 ,562 ,554 1,806 SkorX2 ,285 ,082 ,513 3,484 ,001 ,554 1,806

B. Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,573a ,329 ,305 1,792973 1,517 a. Predictors: (Constant), SkorX1, SkorX2 b. Dependent Variable: SkorY

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,573a ,329 ,305 1,792973 1,517 a. Predictors: (Constant), SkorX1, SkorX2 b. Dependent Variable: SkorY

Page 151: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

133

C. Uji Parsial (t) Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8,715 2,835 3,074 ,003 SkorX1 ,039 ,067 ,086 ,583 ,562 ,554 1,806 SkorX2 ,285 ,082 ,513 3,484 ,001 ,554 1,806

D. Uji Simultan (F)

LAMPIRAN V

TABEL HASIL OLAH DATA SPSS VERSI 21.0

A. Identitas Responden

Umur Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

0 1 1,7 1,7 1,7 < 30 2 3,4 3,4 5,1 31-40 26 44,1 44,1 49,2 41-50 24 40,7 40,7 89,8

> 50 6 10,2 10,2 100,0 Total 59 100,0 100,0

Status Pernikahan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 1 1,7 1,7 1,7 Lajang 5 8,5 8,5 10,2 Menikah 53 89,8 89,8 100,0 Total 59 100,0 100,0

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 88,213 2 44,106 13,720 ,000b Residual 180,026 56 3,215 Total 268,239 58

a. Dependent Variable: SkorY b. Predictors: (Constant), SkorX1, SkorX2

Jenis Kelamin Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

0 1 1,7 1,7 1,7 LK 18 30,5 30,5 32,2 PR 40 67,8 67,8 100,0 Total 59 100,0 100,0

Page 152: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

134

Profesi Utama Responden

Frequency

Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Swasta 7 11,9 11,9 11,9 Wirausaha 52 88,1 88,1 100,0 Total 59 100,0 100,0

Jenis Usaha Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

KT 25 42,4 42,4 42,4 B/P 28 47,5 47,5 89,8 Pangan 3 5,1 5,1 94,9 Obat 1 1,7 1,7 96,6 Furnitur 1 1,7 1,7 98,3

Elektro 1 1,7 1,7 100,0 Total 59 100,0 100,0

Lama Usaha Responden

Frequency

Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

12 – 23 b 4 6,8 6,8 6,8 24 – 35 b 5 8,5 8,5 15,3 36 – 48 b 14 23,7 23,7 39,0

> 4 th 36 61,0 61,0 100,0 Total 59 100,0 100,0

Asal modal usaha yang didapat oleh Responden

Frequency

Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tabungan 13 22,0 22,0 22,0 Kerabat 8 13,6 13,6 35,6 Patungan 18 30,5 30,5 66,1 LKF 20 33,9 33,9 100,0 Total 59 100,0 100,0

B. Variabel Pembinaan & Pelatihan SDM (X1)

Responden mengetahui kepanjangan UMKM Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 12 20,3 20,3 20,3 Sangat Setuju 47 79,7 79,7 100,0 Total 59 100,0 100,0

Page 153: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

135

Responden setuju UMKM dapat mengurangi pengangguran Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 24 40,7 40,7 40,7 Sangat Setuju 35 59,3 59,3 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju kurangnya permodalan merupakan permasalahan UMKM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 1 1,7 1,7 1,7 Setuju 45 76,3 76,3 78,0 Sangat Setuju 13 22,0 22,0 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju kurangnya pembinaan dan pelatihan merupakan

permasalahan UMKM Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang Setuju 7 11,9 11,9 11,9 Setuju 37 62,7 62,7 74,6 Sangat Setuju 15 25,4 25,4 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju lemahnya pemasaran merupakan permasalahan UMKM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Kurang Setuju 2 3,4 3,4 3,4 Setuju 30 50,8 50,8 54,2 Sangat Setuju 27 45,8 45,8 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju kemitraan merupakan strategi dalam bentuk kerja sama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Kurang Setuju 1 1,7 1,7 1,7 Setuju 44 74,6 74,6 76,3 Sangat Setuju 14 23,7 23,7 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju tentang prinsip-prinsip dalam kemitraan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 11 18,6 18,6 18,6 Sangat Setuju 48 81,4 81,4 100,0 Total 59 100,0 100,0

Page 154: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

136

Responden setuju kemitraan bertujuan mempersempit kesenjangan antara

UMKM dengan Usaha Besar Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 41 69,5 69,5 69,5 Sangat Setuju 18 30,5 30,5 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju kemitraan LotteMart dilakukan oleh Pemda, Perusahaan

Swasta dan UMKM Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 48 81,4 81,4 81,4 Sangat Setuju 11 18,6 18,6 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju Pemda menyewa lahan outlet di LotteMart untuk pemasaran

produk UMKM Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 29 49,2 49,2 49,2 Sangat Setuju 30 50,8 50,8 100,0 Total 59 100,0 100,0

Kemitraan di LotteMart merupakan solusi akan sulitnya pemasaran produk

UMKM Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak Setuju 1 1,7 1,7 1,7 Kurang Setuju 3 5,1 5,1 6,8 Setuju 22 37,3 37,3 44,1 Sangat Setuju 33 55,9 55,9 100,0 Total 59 100,0 100,0

Metode pelatihan dan pembinaan yang didapat oleh Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

SUM1 1 1,7 1,7 1,7 SUM2 3 5,1 5,1 6,8 SUM3 27 45,8 45,8 52,5 SUM4 16 27,1 27,1 79,7 SUM5 12 20,3 20,3 100,0 Total 59 100,0 100,0

Page 155: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

137

Metode pelatihan dan pembinaan sudah sesuai dengan jenis usaha Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

0 1 1,7 1,7 1,7 Kurang Sesuai 17 28,8 28,8 30,5 Sesuai 41 69,5 69,5 100,0 Total 59 100,0 100,0

Ragam informasi yang didapatkan oleh responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 6 10,2 10,2 10,2 SUM2 1 1,7 1,7 11,9 SUM3 14 23,7 23,7 35,6 SUM4 16 27,1 27,1 62,7 SUM5 22 37,3 37,3 100,0 Total 59 100,0 100,0

Informasi bermanfaat untuk jenis usaha Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 1 1,7 1,7 1,7 Kurang Bermanfaat 1 1,7 1,7 3,4 Bermanfaat 55 93,2 93,2 96,6 Sangat bermanfaat 2 3,4 3,4 100,0 Total 59 100,0 100,0

C. Variabel Akses Pemasaran (X2)

Luas cakupan penjualan produk usaha Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

0 2 3,4 3,4 3,4 Luar Kota 23 39,0 39,0 42,4 Luar Propinsi 34 57,6 57,6 100,0 Total 59 100,0 100,0

Tingkat kestrategisan lokasi outlet UMKM di LotteMart

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 3 5,1 5,1 5,1 Sangat tidak Strategis

1 1,7 1,7 6,8

Tidak Strategis 1 1,7 1,7 8,5 Kurang Strategis 12 20,3 20,3 28,8 Strategis 42 71,2 71,2 100,0 Total 59 100,0 100,0

Page 156: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

138

Responden puas dengan outlet UMKM di LotteMart Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

0 2 3,4 3,4 3,4 Sangat Tidak Puas 1 1,7 1,7 5,1 Tidak Puas 1 1,7 1,7 6,8 Kurang Puas 20 33,9 33,9 40,7 Puas 35 59,3 59,3 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju kualitas produk menjadi prioritas utama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 9 15,3 15,3 15,3 Sangat Setuju 50 84,7 84,7 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju harga jual produk harus kompetitif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 19 32,2 32,2 32,2 Sangat Setuju 40 67,8 67,8 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju produk yang dipajang di outlet LotteMart lebih mahal dari pasaran

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Tidak Setuju 26 44,1 44,1 44,1 Tidak Setuju 18 30,5 30,5 74,6 Kurang Setuju 8 13,6 13,6 88,1 Setuju 5 8,5 8,5 96,6 Sangat Setuju 2 3,4 3,4 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju melakukan promosi melalui brosur / pamflet / banner

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 16 27,1 27,1 27,1 Sangat Setuju 43 72,9 72,9 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju promosi melalui internet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 17 28,8 28,8 28,8 Sangat Setuju 42 71,2 71,2 100,0

Page 157: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

139

Total 59 100,0 100,0

Responden setuju memberikan potongan harga/diskon di outlet LotteMart Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 15 25,4 25,4 25,4 Sangat Setuju 44 74,6 74,6 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju harus tercipta variasi produk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 19 32,2 32,2 32,2 Sangat Setuju 40 67,8 67,8 100,0 Total 59 100,0 100,0

Responden setuju variasi produk dapat memperluas segmentasi pasar

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 18 30,5 30,5 30,5 Sangat Setuju 41 69,5 69,5 100,0 Total 59 100,0 100,0

D. Variabel Kinerja UMKM (Y)

Aset usaha Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

SUM2 16 27,1 27,1 27,1 SUM3 36 61,0 61,0 88,1 SUM4 1 1,7 1,7 89,8 SUM5 6 10,2 10,2 100,0 Total 59 100,0 100,0

Kekayaan bersih dari usaha Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 101 – 250 juta 25 42,4 42,4 42,4 50 – 100 Juta 28 47,5 47,5 89,8 < 50 Juta 6 10,2 10,2 100,0

Responden setuju melakukan inovasi produk Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 17 28,8 28,8 28,8 Sangat Setuju 42 71,2 71,2 100,0 Total 59 100,0 100,0

Page 158: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

140

Total 59 100,0 100,0

Persentase peningkatan kekayaan usaha Responden setelah mengikuti kemitraan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

0 1 1,7 1,7 1,7 Tidak meningkat 3 5,1 5,1 6,8 < 50 % 6 10,2 10,2 16,9 50 – 79 % 40 67,8 67,8 84,7 80 – 100 % 5 8,5 8,5 93,2

> 100 % 4 6,8 6,8 100,0 Total 59 100,0 100,0

Perkiraan omzet per bulan dari usaha Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

101 – 200 Juta 1 1,7 1,7 1,7 51 – 100 Juta 31 52,5 52,5 54,2 25 – 50 juta 21 35,6 35,6 89,8 < 25 juta 6 10,2 10,2 100,0 Total 59 100,0 100,0

Persentase peningkatan omzet usaha Responden setelah mengikuti kemitraan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak meningkat 1 1,7 1,7 1,7 < 50 % 6 10,2 10,2 11,9 50 – 79 % 39 66,1 66,1 78,0 80 – 100 % 8 13,6 13,6 91,5

> 100 % 5 8,5 8,5 100,0 Total 59 100,0 100,0

Pendapatan digunakan kembali untuk kebutuhan usaha

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 7 11,9 11,9 11,9 Sangat Setuju 52 88,1 88,1 100,0 Total 59 100,0 100,0

Page 159: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

141

LAMPIRAN VI KUESIONER PENELITIAN

A. Tata Cara Pengisian Kuesioner Mohon isi daftar pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat anda Kerahasiaan identitas anda dijamin Mohon isi jawaban sesuai dengan kondisi anda dan kondisi usaha anda saat ini

B. Profil Responden Berilah tanda (√) pada salah satu kotak yang tersedia dari masing-masing pertanyaan! 1. Nama : ______________________________________________________ 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 3. Umur : < 30 tahun 41 – 50 tahun

31 – 40 tahun > > 50 tahun 4. Status : Lajang Janda / Duda

Menikah 5. Pekerjaan Utama : PNS/BUMN Wirausaha

Pegawai Swasta 6. Jenis Usaha : Kerajinan Tangan Obat-obatan / Medis

Busana / Pakaian Perabotan Rumah / Furniture Pangan Alat Elektronik

7. Lama Usaha : < 1 tahun 24 – 35 bulan > 4 tahun 12 – 23 bulan 36 – 48 bulan

8. Sebagian Besar modal usaha anda didapat dari? a. Lembaga keuangan formal d. Penghasilan pribadi / tabungan b. Patungan usaha e. Jasa Rentenir c. Pinjaman keluarga / kerabat

C. Variabel Pembinaan dan Pelatihan SDM

Berilah tanda (√) pada salah satu kolom yang anda pilih!

Instrumen pengetahuan seputar UMKM & Kemitraan Pernyataan SS S KS TS STS

1. UMKM adalah kepanjangan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

2. Dengan adanya UMKM, maka dapat mengurangi pengangguran

3. Kurangnya permodalan merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi UMKM

4. Kurangnya pembinaan dan pelatihan merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi UMKM

5. Lemahnya pemasaran merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi UMKM

6. Kemitraan merupakan strategi dalam bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih dalam waktu tertentu

7. Kemitraan harus berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling membesarkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

8. Kemitraan bertujuan mempersempit kesenjangan

SS = Sangat Setuju KS = Kurang Setuju STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju

Page 160: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

142

antara UMKM dengan Usaha Besar milik pemerintah maupun swasta

9. Kemitraan di LotteMart Bintaro dilakukan oleh 3 pihak yaitu pemerintah daerah, perusahaan swasta dan UMKM

10.

LotteMart Bintaro menyewakan lahan kepada Pemda Dinas Koperasi & UMKM Tangerang Selatan untuk digunakan sebagai outlet pemasaran produk-produk UMKM.

11. Kemitraan di LotteMart Bintaro merupakan solusi akan sulitnya pemasaran produk-produk UMKM di Tangerang Selatan.

Instrumen Metode Pembinaan & Pelatihan 12. Pembinaan & Pelatihan mana sajakah yang sudah anda dapatkan selama pertemuan koordinasi

di Outlet UMKM LotteMart cabang Bintaro? (berilah tanda (√) pada titik-titik di kolom yang tersedia, jawaban boleh lebih dari satu!) Pelatihan Manajemen .... Keterampilan Produk .... Keterampilan Pemasaran .... Pelatihan Birokrasi dan Perizinan .... Motivasi Minat & Bakat Usaha ....

13. Apakah metode pembinaan dan pelatihan yang diberikan selama pertemuan koordinasi sesuai dengan jenis usaha anda? a. Sangat Sesuai c. Kurang sesuai e. Sangat tidak sesuai b. Sesuai d. Tidak sesuai

14. Informasi apa sajakah yang sudah anda dapatkan selama pertemuan koordinasi di Outlet UMKM LotteMart cabang Bintaro? (berilah tanda (√) pada titik-titik di kolom yang tersedia, jawaban boleh lebih dari satu!) Informasi Peluang Pasar .... Informasi Peluang Usaha .... Informasi Pembiayaan Permodalan .... Informasi Pameran Usaha .... Informasi Hak Paten / HaKI ....

15. Apakah informasi yang diberikan selama pertemuan koordinasi bermanfaat untuk usaha anda? a. Sangat bermanfaat c. Kurang bermanfaat e. Sangat tidak bermanfaat b. Bermanfaat d. Tidak bermanfaat

D. Variabel Akses Pemasaran

Instrumen Jaringan (networking) 1. Sudah seberapa luas cakupan penjualan produk dari usaha anda hingga saat ini?

a. Luar Negara c. Luar Kota e. Sekitar Kompleks / Dusun b. Luar Propinsi d. Luar Kecamatan

2. Bagaimana tingkat kestrategisan lokasi outlet UMKM di LotteMart Bintaro sebagai tempat untuk memperluas pemasaran produk usaha anda? a. Sangat strategis c. Kurang strategis e. Sangat tidak strategis b. Strategis d. Tidak strategis

3. Apakah anda puas dengan akses pemasaran yang diberikan oleh Pemda dengan cara penyediaan outlet khusus UMKM di LotteMart Bintaro? a. Sangat puas c. Kurang puas e. Sangat tidak puas b. Puas d. Tidak puas

Instrumen Penetapan Harga (pricing)

Page 161: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

143

Pernyataan SS S KS TS STS

4. Kualitas produk menjadi prioritas utama agar memiliki nilai jual yang tinggi

5. Agar tidak kalah saing, maka harga jual dan kualitas produk harus kompetitif

6. Produk yang dipajang di outlet LotteMart lebih mahal dari pasaran karena pertimbangan tingginya daya beli konsumen

Instrumen Promosi

Pernyataan SS S KS TS STS

7. Promosi melalui brosur / pamflet / banner dibutuhkan untuk memperkenalkan produk

8. Promosi melalui media internet dibutuhkan untuk memperluas pemasaran

9. Untuk menarik lebih banyak pembeli, anda memberikan potongan harga / diskon pada produk yang di pajang di outlet LotteMart

Instrumen Inovasi Pernyataan SS S KS TS STS

10. Pembaruan atau inovasi produk diperlukan agar nilai jual produk meningkat

11. Penggunaan bahan baku harus dimanfaatkan secara maksimal agar tercipta variasi produk

12. Dengan adanya variasi produk maka dapat memperluas segmentasi pasar karena selara konsumen beragam

E. Variabel Kinerja UMKM Instrumen Aset Usaha dan Pendapatan (omzet) usaha

1. Apa sajakah aset yang telah dimiliki usaha anda saat ini? (berilah tanda (√) pada titik-titik di kolom yang tersedia, jawaban boleh lebih dari satu!) Peralatan .... Mesin Produksi .... Kendaraan .... Toko / Outlet (selain di LotteMart) .... Hak Paten / Merek Dagang ....

2. Berapa nilai kekayaan bersih dari usaha yang anda miliki saat ini? (tidak termasuk bangunan & tanah) a. < Rp 50 Juta c. Rp 101 – 250 Juta e. > Rp 500 juta b. Rp 50 – 100 Juta d. Rp 251 – 500 Juta

3. Sejak mengikuti kemitraan di LotteMart, kekayaan usaha anda meningkat sebesar? a. > 100 % c. 50-79 % e. Tidak meningkat b. 80-100 % d < 50 %

4. Berapa perkiraan omzet (pendapatan) per bulan dari usaha anda? a. < Rp. 25 Juta c. Rp 51 – 100 Juta e. > Rp 200 Juta b. Rp 25 – 50 Juta d. Rp 101 - 200 Juta

5. Sejak mengikuti kemitraan di LotteMart, omzet usaha anda meningkat sebesar? a. > 100 % c. 50-79 % e. Tidak meningkat b. 80-100 % d < 50 %

6. Sebagian besar pendapatan yang diperoleh, digunakan kembali untuk keperluan usaha?

Page 162: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25942/1/Idea... · pembangunan Mall sebagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar karena dampak

144

a. Sangat Setuju c. Kurang Setuju e. Sangat Tidak Setuju b. Setuju d. Tidak Setuju

“Kepada yang terhormat para pejuang entrepreneur, kami ucapkan SELAMAT! Dengan selesainya pengisian angket kuesioner ini, maka anda telah memberikan kontribusi dalam rangka peningkatan kualitas kinerja usaha bisnis anda dan sekitar anda, atas kerja sama dan waktu yang anda luangkan, kami ucapkan banyak terima kasih!”

–UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA-