Skripsi PDF
-
Upload
dony-nugroho -
Category
Documents
-
view
155 -
download
0
Transcript of Skripsi PDF
1
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI MELAKUKAN
PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS II
TPm4 SMK WIWOROTOMO PURWOKERTO
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Universitas Negri Semarang
Oleh
Mugi Waluyo
NIM 5201407043
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh:
Nama : Mugi Waluyo
NIM : 5201407043
Program studi : Pendidikan Teknik Mesin S1
Judul : “Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Melakukan
Pekerjaan dengan Mesin Bubut Melalui Pembelajaran
Kooperatif tipe Learning Together Siswa Kelas II TPm-4 SMK
Wiworotomo Purwokerto”.
Telah dipertahankan di depan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan
memperoleh gelar Serjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Panitia Ujian,
Ketua : Dr. M Khumaedi, MPd (.................................)
NIP. 19620913 199102 1 001
Sekretaris : Wahyudi, S.Pd. M.Eng. (.................................)
NIP. 19800319 200501 1 001
Dewan Penguji,
Pembimbing I : Drs. Boenasir, MPd (.................................)
NIP. 19490305 197603 1 001
Pembimbing II : Drs. Supraptono, MPd (.................................)
NIP. 19550809 198203 1 002
Penguji Utama : Drs. Masugino, M.Pd (.................................)
NIP. 19520721 198012 1 001
Penguji pendamping I : Drs. Boenasir, MPd (.................................)
NIP. 19490305 197603 1 001
Penguji pendamping II : Drs. Supraptono, MPd (.................................)
NIP. 19550809 198203 1 002
Ditetapkan di Semarang
Tanggal:
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknik
Drs. M. Harlanu, M.Pd
NIP. 19660215 199102 1 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul
“Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
Bubut Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Learning Together Siswa Kelas II
TPm-4 SMK Wiworotomo Purwokerto” disusun berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi dengan judul
seperti di atas belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program
sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang, Januari 2012
Mugi Waluyo
5201407043
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
1. Jadilah yang terbaik untuk semua.
2. Jangan cepat merasa puas sama apa yang telah kita miliki dan kita capai.
3. Adanya besar, itu semua berawal dari hal yang kecil.
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan Kepada
1. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa
memanjatkan doa dan mencurahkan kasih
sayang yang tulus kepada penulis.
2. Kedua kakak yang tersayang.
3. Kekasihku tercinta yang selalu memberikan
semangat.
4. SMK Wiworotomo Purwokerto.
5. Keluarga besar Gank Ijo Kost.
6. Keluarga besar “Betonan” yang selalu
memberikan doa dan nasihat.
7. Teman-teman PTM angkatan 2007.
8. Almamaterku UNNES.
v
ABSTRAK
Mugi Waluyo. 2011. Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Melakukan
Pekerjaan Dengan Mesin Bubut Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning
Together Siswa kelas II TPm-4 SMK Wiworotomo Purwokerto. Skripsi. Jurusan
Teknik Mesin Fakutas Teknik Universitas Negeri Semarang. Drs. Boenasir, MPd,
Drs. Supraptono, MPd.
Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah tentang
peningkatan kualitas pembelajaran jika menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe learning together pada kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
siswa kelas II TPm-4 SMK Wiworotomo Purwokerto. Sebelumnya dalam
penyampaian materi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, guru masih
menngunakan model ceramah biasa, yang menyebabkan proses pembelajaran
menjadi kurang efektif dan siswa terkesan pasif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi
belajar siswa setelah adanya pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe
learning together dan seberapa besar peningkatan prestasi belajar pada
kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut. Variable hasil dalam
penelitian ini adalah prestasi belajar siswa adapun pembelajaran dengan
menggunakan kooperatif tipe learning together sebagai variable tindakan. Analisis
data menggunakan deskriptif presentase, dengan menghitung nilai rata-rata pada
tiap siklus.
Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan prestasi belajar
siswa pada kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut. Hasil tes untuk
kerja siklus I nilai rata-rata 76,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,91,
nilai rata-rata yang di atas nilai KKM yaitu 75.00. Sehingga dapat dikatakan
bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe learning together pada
kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut telah berjalan dengan baik
karena kualitas belajar siswa yang mengikuti pembelajaran kompetensi
melakukan pekerjaan dengan mesin bubut mengalami peningkatan 4,91 %.
Kata Kunci : melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, kooperatif tipe learning
together, prestasi belajar
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan limpahan nikmat-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan peran
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak berikut:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. M. Herlanu, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Unversitas Negeri Semarang.
3. Dr. M. Khumaedi, Ketua Jurusan Teknik Mesin Unversitas Negeri Semarang.
4. Drs. Boenasir, MPd, pembimbing I dan penguji yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Drs. Supraptono, MPd, pembimbing II dan penguji yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Drs. Masugino, M.Pd, penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan,
motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Drs. Susilo Riyantono, M. T, Kepala SMK Wiworotomo Purwokerto
vii
8. Drs. Susilo, Wakil Kepala bidang Kurikulum selaku pembimbing di sekolahan
yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran dan masukan
kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Budi Prasetya, S.Pd, dan Nur Rahmat Wibowo, S.Pd. selaku guru praktik dan
ketua jurusan Teknik Pemesinan yang berkenan sebagia guru pengamat.
10. Rekan – rekan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin S1 yang telah
membantu dari awal hingga penyelesaian skripsi ini.
11. Semua pihak yang membantu hingga selesainya karya tulis ini ini.
Semoga bantuan yang telah diberikan dengan ikhlas tersebut mendapat
imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan
skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca
umumnya dan penyusun pada khususnya.
Semarang, Desember 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
E. Penegasan Istilah ................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Belajar dan Pembelajaran .................................................................... 10
1. Pembelajaran ............................................................................. 10
2. Prestasi Belajar ............................................................................. 11
3. Materi Praktik Teknik Pemesinan ................................................ 13
B. Pengertian Pembelajaran Kooperatid tipe Learning Together ...... 22
C. Kerangka Berfikir.......................................................................... 27
D. Hopotesis Tindakan ....................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian dan Latar Belakang Subjek Penelitian .............. 30
B. Rancangan Penelitian .......................................................................... 31
C. Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan .......................................... 31
D. Prosedur Observasi dan Rafleksi Tindakan ..................................... 33
E. Prosedur Analisis Data ........................................................................ 34
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data ..................................................................................... 36
1. Siklus I ................................................................................... 36
a. Observasi awal .............................................................................. 36
b. Perencanaan ................................................................................... 36
c. Pelaksanaan .................................................................................... 38
d. Observasi dan Evaluasi ................................................................. 40
e. Refleksi .......................................................................................... 44
2. Siklus II ......................................................................................... 45
a. Perencanaan ........................................................................... 45
b. Pelaksanaan ........................................................................... 46
c. Observasi dan Evaluasi .......................................................... 48
B. Uji Hipotesis ......................................................................................... 51
C. Pembahasan .......................................................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................ 58
B. Saran ...................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 60
LAMPIRAN ............................................................................................................. 61
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pahat rata kanan ............................................................................. 18
Gambar 2. Alur kerangka berfikir .................................................................... 29
Gambar 3. Grafik Aktifitas Guru Siklus I ........................................................ 41
Gambar 4. Grafik Aktifitas Siswa Siklus I...................................................... 42
Gambar 5. Grafik Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ................................. 43
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I. ..................................... 44
Gambar 7. Grafik Aktifitas Guru Siklus II................. ..................................... 48
Gambar 8. Grafik Aktifitas Siswa Siklus II ..................................................... 49
Gambar 9. Grafik Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ............................... 50
Gambar 10. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ................................... 51
Gambar 11. Grafik Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru ............................... 52
Gambar 12. Grafik Rekapitulasi Pengamatan Keaktifan Siswa....................... 53
Gambar 13. Grafik Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siswa .................................... 54
Gambar 14. Grafik Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa ............................ 55
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tabel kecepatan potong ..................................................................... 20
Table 2. Fase pembelajaran kooperatif ............................................................ 24
Tabel 3. Hasil Observasi aktifitas Guru Siklus I .............................................. 40
Tabel 4. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Suklus I ..................................... 42
Tabel 5. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ................................................ 43
Tabel 6. Hasil Observasi aktifitas Guru Siklus II ............................................ 48
Tabel 7. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Suklus II .................................... 49
Tabel 8. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ............................................... 50
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru atau Peneliti............................ 52
Tabel 10. Rekapitulasi Pengamatan Keaktifan Siswa ...................................... 53
Tabel 11.Rekapitulasi Hasil Evaluasi Belajar Siswa ....................................... 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lembar Pengamatan Guru Siklus I Pengamat I........................... 62
Lampiran 2. Lembar Pengamatan Guru Siklus I Pengamat II ......................... 63
Lampiran 3. Lembar Pengamatan Guru Siklus II Pengamat I ......................... 64
Lampiran 4. Lembar Pengamatan Guru Siklus II Pengamat II ........................ 65
Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru .......................................... 66
Lampiran 6. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Pengamat I ................ 67
Lampiran 7. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Pengamat II ............... 68
Lampiran 8. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Pengamat I ............... 69
Lampiran 9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Pengamat II ............. 70
Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa ...................... 71
Lampiran 11. Hasil Nilai Pree Test .................................................................. 72
Lampiran 12. Daftar Nilai Siklus I ................................................................... 73
Lampiran 13. Daftar Nilai Siklus II ................................................................. 74
Lampiran 14. LKS Siklus I .............................................................................. 75
Lampiran 15. LKS Siklus I .............................................................................. 76
Lampiran 16. Soal Kuis Siklus I ...................................................................... 77
Lampiran 17. Soal Kuis Siklus II ..................................................................... 78
Lampiran 18. Soal Evaluasi Siklus I ................................................................ 79
Lampiran 19. Soal Evaluasi Siklus II ............................................................... 81
Lampiran 20. Soal Evaluasi Praktik Siklus I .................................................. 84
Lampiran 21. Lembar Penilaian Praktik Siklus I ............................................. 85
xiii
Lampiran 22. Kriterian Penilaian Praktik Siklus I ........................................... 86
Lampiran 23. Soal Evaluasi Praktik Siklus II (Job Sheet) ............................... 87
Lampiran 24. Lembar Penilaian Siklus II ........................................................ 88
Lampiran 25. Kriterian Penilaian Praktik Siklus II ......................................... 89
Lampiran 26. Soal Pree Test ............................................................................ 90
Lampiran 27. RPP Siklus I .............................................................................. 96
Lampiran 28. RPP Siklus II ............................................................................. 101
Lampiran 29. Surat Pernyataan ........................................................................ 106
Lampiran 30. Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 107
Lampiran 31. Foto Kegiatan Penelitian ........................................................... 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik,
diharapkan ada komponen yang dapat menunjang pendidikan. Salah satunya
adalah model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Model
pembelajaran kooperatif tipe Learning Together berperan penting membantu
tercapainya proses belajar mengajar, penyelenggaraannya mencakup interaksi
belajar mengajar antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran dan
kebutuhan belajar siswa.
Saat ini dunia perindustrian mengharapkan dari sekolah yang bergerak
dibidang teknologi, yakni : Sekolah Menengah Kejuruan yang mempunyai
ketrampilan, kreativitas dan mempunyai daya saing yang tinggi. SMK sebagai
salah satu bentuk pendidikan yang dilengkapi praktik perbengkelan atau
pemesinan dan laboratorium yang bertujuan agar lulusan SMK dapat siap masuk
dunia kerja serta mengembangkan sikap profesionalisme. Salah satu kompetensi
pada bidang keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK
adalah kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut dengan kompetensi
ini diharapkan siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan
untuk mencapai kompetensi dalam menghasilkan suatu benda kerja dengan mesin
bubut.
2
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung
secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat
cepat menangkap apa yang dipelajari dan terkadang juga teramat sulit. Masalah
utama dalam pembelajaran kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
adalah penggunaan metode atau model pembelajaran secara tepat, sehingga dalam
penyampainya pada saat proses pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh
peserta didik atau siswanya, baik pembelajaran secara praktik maupun teori. Hal
ini yang belum tercapai dengan baik seperti apa yang diharapkan.
Berdasarkan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran kompetensi
melakukan pekerjaan dengan mesin bubut dan observasi pada saat proses
pembelajaran berlangsung di kelas II TPm-4 diperoleh keterangan selama ini guru
melakukan proses pembelajaran lebih menekankan pada hasil akhir penilaian
praktik dan teori, tidak menekankan pada proses pembelajaran yang diberiakan
secara teori maupun praktik. Di samping itu dalam proses pembelajaran secara
teori guru masih menggunakan model pembelajaran ceramah yang dibantu dengan
modul pegangan siswa, sehingga dalam penyampaian materi guru lebih aktif
menjelaskan materi yang disampaikan sedangkan siswa cenderung mendengarkan
apa yang guru jelaskan dan terkesan pasif. Pemberian teori dilakukan selama satu
bulan penuh atau empat kali pertemuan yang menyebabkan kurang efektifnya
penyerapan materi yang siswa terima. Pada saat proses pembelajaran praktik,
masih banyak siswa yang belum bisa menjalankan mesin bubut dengan baik, hal
ini dikarenakan kurangnya latihan langsung atau pengenalan langsung yang guru
berikan terhadap penggunaan mesin bubut dan pendampingan yang guru berikan
3
selama praktik dan keterbatasan mesin yang ada pada bengkel pemesinan,
sehingga dalam praktik di laboratorium masih banyak siswa yang cenderung
bermain sendiri, meninggalkan laboratorium dengan alasan tidak mendapatkan
mesin, atau hanya menonoton temen-temennya melakukan praktik membubut.
Sementara dari nilai hasil pree test yang peneliti lakukan pada siswa kelas II TPm-
4 sebelum penelitian ini dilakukan diperoleh nilai rata-rata 63.44, sebuah rata-rata
yang masih jauh dari standar nilai kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin
bubut dengan nilai KKM 75.00, dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 51
(lihat pada lampiran 11).
Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang fungsi job sheet dan
pemahaman tentang praktik pemesinan, maka dipandang perlu untuk memberikan
pelatihan kepada para siswa yang akan malaksanakan praktik pemesinan agar
siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik dan akan melaksanakan praktik
dengan optimal. Untuk itu dalam penelitian ini akan diterapkan pola pembelajaran
kooperatif tipe Learning Together baik dalam pembelajaran teori dan selama
praktik. David dan Roger Jhonson dari Universitas Minnesota mengembangkan
model Learning Together dari pembelajarn koperatif ( Johnson dan Johnson ),
1987 ; Johnson, Johnson & Smith, 1991 ) (dikutip dari Slavin, 2009 : 25 ), oleh
karena itu dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe Learning Together
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa terutama
ketrampilan pada saat membubut dan ketepatan ukuran dalam menghasilkan
benda kerja. Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak
yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu
4
memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper mengungkapkan
keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain: siswa mempunyai
tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, siswa dapat
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan ingatan
siswa, dan meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran (dikutip
dari Yasa, 2008).
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas
penulis tertarik untuk melakukan perbaikan terhadap proses belajar mengajar yang
diharapakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswanya dengan judul
“Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
Bubut Melalui Pembelajarn Kooperatif tipe Learning Together pada Siswa Kelas
II TPm-4 SMK Wiworotomo Purwokerto”.
B. Rumusan Masalah
Apakah pembelajaran model koopertif tipe Learning Together pada
pembelajaran kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut siswa kelas II
TPm-4 SMK WIWOROTOMO Purwokerto dapat meningkatkan prestasi belajar ?
Pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan pada kelas II TPm-4 SMK
Wiworotomo Purwokerto dengan memberikan atau menerapkan model
pembelajaran tipe Learning Together yang dilakukan dua siklus penelitian. Setiap
siklus penelitian dilakukan dua kali pertemuan dengan rincian kegiatan sebagai
berikut.
1. Pertemuan Pertama
5
a. Melakukan pembagian kelompok.
b. Memaparkan dan menjelaskan materi yang akan dipelajari.
c. Mendiskusikan materi yang dijelasakan dalam bentuk kelompok kecil, jika
sudah selesai di paparkan di depan dengan cara berdiskusi bersama-sama
dengan kelompok yang lain.
d. Melakukan latihan praktik langsung pada mesin bubut dengan cara belajar
bersama ( learning together ) sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi.
2. Pertemuan Kedua
a. Melakukan praktik dengan pembelajaran kooperatif tipe Learning
Together pada setiap kelompok yang sudah di bagi.
b. Evaluasi ( tertulis dan praktik ).
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar pada mata
pelajaran Diklat- G kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
pada siswa Kelas II TPm-4 Teknik Pemesinan SMK Wiworotomo
Purwokerto.
2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar pada mata
pelajaran Diklat- G kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
pada siswa Kelas II TPm-4 Teknik Pemesinan SMK Wiworotomo
Purwokerto.
6
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber refrensi untuk
penelitian lebih lanjut terutama tentang mata diklat atau praktik Teknik
Pemesinan. Disamping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat dan sumbangan pada proses pembelajaran demi kemajuan dunia
pendidikan di Indonesia pada umumnya dan di lingkup SMK Wiworotomo
Purwokerto pada khususnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, diharapkan dengan adanya metode pembelajaran seperti ini
siswa dapat dengan mudah memahami teori dan praktik Teknik
Permesinan, sehingga minat untuk belajar menjadi tinggi.
b. Bagi guru, dapat membantu dalam meningkatkan pembelajaran siswanya
pada praktik Teknik Pemesinan, sehingga dapat menciptakan metode-
metode yang lebih kreatif untuk menunjang pembelajaran, mampu
menarik perhatian dan bakat siswanya.
c. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pemahaman baru pada media
pembelajaran yang dapat berguna setelah lulus dan menjadi guru di
sekolah formal.
7
d. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan dalam upaya peningkatan
kualitas pembelajaran di SMK Wiworotomo pada umumnya dan jurusan
Teknik Pemesinan pada khususnya.
E. Penegasan Istilah
Untuk mempertegas makna yang terkandung dalam judul skripsi dengan jelas
dan menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian
“Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
Bubut Melalui Pembelajarn Kooperatif tipe Learning Together pada Siswa Kelas
II TPm-4 SMK Wiworotomo Purwokerto” maka penulis perlu memberikan
penjelasan beberapa istilah yang digunakan dalam judul penelitian. Berikut
dijelaskan batasan-batasan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan
Meningkatakan adalah menaikan (derajat, taraf, dsb), mempertinggi,
memperhebat dan mengangkat diri atau individu.
(http://kamusbahasaindonesia.org/meningkatkan).
Meningkatakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keberhasialan bimbingan belajar kooperatif Learning Together dalam
pembelajaran paraktik Teknik Pemesinan yang ditunjukan dengan prestasi
belajar siswa.
8
2. Kooperatif.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep
yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan
memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa
bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan
teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi
narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: untuk
menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok
secara kooperatif, kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, jika dalam kelas
terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya
jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap
kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang
berbeda pula, dan penghargaan lebih diutamakan pada kerja
kelompok dari pada perorangan (Yasa, 2008).
Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif itu sendiri
adalah sebagai berikut :
a. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja
siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini
dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep yang sulit.
9
b. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar
belakang.
c. Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa diantaranya:
berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide,
dan bekerja dalam kelompok (Aprilio, 2010).
3. Learning Together.
Learning Together dari pembelajarn koperatif ( Johnson dan Johnson ),
1987 ; Johnson, Johnson & Smith, 1991 ). Metode yang diteliti melibatkan
siswa yang terdiri atas empat atau lima kelompok dengan belakang berbeda
mengerjakan tugas ( dikutip dari Slavin, 2009 : 25 ).
Dalam penelitian ini pembagaian kelompok dibagi menjadi enam
kelompok yang terdiri dari enam sampai tujuh siswa tiap kelompoknya.
4. Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru (http://kamusbahasaindonesia.org/prestasi belajar).
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
meningkatanya prestasi belajar praktik pada siswa setelah adanya
pembelajaran kooperatif tipe learning together, yang ditandai dengan nilai
rata-rata yang diperoleh siswa diatas nilai minimal, yaitu 75.00 sebagai nilai
minimal dalam ketuntasan belajar teori dan praktik kompetensi melakukan
pekerjaan dengan mesin bubut.
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pembelajaran
Kegiatan belajar tidak dapat di pisahkan dengan kegiatan pembelajaran.
Belajar pada dasarnya merupakan aktifitas yang secara sadar dilakukan oleh
siswa. Pembelajaran merupakan akatifitas guru dalam usaha membantu siswa
melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran diartikan mengajar, yaitu kesesuaian
strategi dan metode dengan kompetensi yang akan dicapai, efisien dan
produktivitas, dan penggunaan teknologi pembelajaran dan sumber informasi dan
belajar, misal tentang keaktifan siswa dan motivasi siswa untuk mengembangkan
kompetensi, tata nilai, sikap dan kemandirian (Susilo, 2008 : 165 ). Tujuan
pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan
atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah terjadi (Gerlach dan
Ely, 1980) (dikutip dari Anni,dkk, 2007 : 5).
Istilah lain dari pembelajaran adalah proses belajar mengajar (PBM) atau
kegiatan belajar mengajar (KBM). Proses belajar mengajar akan senantiasa
merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsure manusiawai yaitu siswa
sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa
sebagai pokoknya.
11
2. Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
oleh guru (http://kamusbahasaindonesia.org/prestasi belajar). Prestasi ini
dapat dinyatakan dengan kuantitatif dan kualitatif. Prestasi kuantitatif adalah
prestasi yang dinyatakan dengan angka. Sedangkan prestasi kualitatif adalah
prestasi yang dinyatakan dengan kata-kata, seperti baik, cukup, sedang, kurang,
dan lain-lain. Dengan mengutip pendapat Gagne yang mengungkapkan bahwa
prestasi belajar (educational echievement) terwujud berkat adanya perubahan
dalam kecakapan, tingkah laku, ataupun pematangan yang dapat bertahan lama,
beberapa waktu dan yang tidak disebabkan oleh proses pertumbuhan tetapi oleh
adanya suatu situasi proses belajar. Perwujudanya berupa perbuatan variabel-
variabel maupun tulisan, keterampilan, keterampilan yang bersifat mekanikal dan
pemecahan masalah yang langsung dapat diukur atau dinilai dengan mengunakan
tes-tes yang sudah standar. Perubahan dalam hal kecakapan, tingkah laku, ataupun
kemampuan itu diukur dengan apa yang mungkin dan dapat diperbuat setelah
melalui proses belajar tersebut.
Aktivitas belajar dapat dikatakan berprestasi dengan baik apabila perubahan
yang diharapkan tersebut tercapai pada waktu yang ditentukan, sehingga evaluasi
belajar merupakan keharusan untuk dilaksanakan secara bertahap hingga akhir
dari proses belajar itu dapat mengetahui taraf keberprestasian siswa. Sehingga
untuk mempermudah dalam mengistilahkan pengertian identik dengan nilai
12
belajar, yaitu suatu nilai yang diberikan guru pada siswanya karena siswa
melakukan suatu kegiatan sebagaimana yang telah diprogramkan dalam proses
belajar-mengajar diadakan.
Sehingga untuk mempermudah dalam mengistilahkan dengan “nilai belajar”,
yaitu suatu nilai yang diberikan guru kepada siswanya karena siswanya
melakukan suatu kegiatan sebagaimana yang telah diprogramkan dalam proses
belajar mengajar yang diadakan, nilai disini dimaksudkan nilai raport siswa.
Berdasarkan pengertian diatas untuk sementara dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan ukuran keberprestasian peserta didik di dalam
melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar dapat diperoleh dengan perangkat tes
dan prestasi tes yang akan memberikan informasi-informasi tentang apa yang
dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik dapat dikatakan berprestasi dalam
belajar apabila prestasi yang diperoleh menunjukkan nilai yang tinggi atau sesuai
dengan target yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Prestasi belajar dapat
dilihat pada prestasi evaluasi, sedangkan evaluasi yang dimaksud untuk
mengetahui sejauh mana siswa menguasai berbagai hal yang pernah diajarkan
sehingga dapat diperoleh gambaran tentang pencapaian program pendidikan
secara menyeluruh.
Untuk mengetahui peningkatan prestasi siswa, peneliti tidak hanya
mengambil hasil dari evaluasi siswa, tetapi dalam penelitian ini dilakukan
penilaian dari proses dan hasil pembelajaran siswa. Proses pembelajaran dilihat
dari pengamatan aktifitas siswa meliputi bertanya, menjawab pertanyaan,
berpendapat dan mengerjakan tugas meningkat, aktifitas guru dalam melakukan
13
proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnnya,
dari peningkatan-peningkatan baik oleh guru dan siswa selama proses
pembelajaran, kemampuan siswa dalam melakukan pekerjaan membubut atau
ketrampilan siswa dalam menghasilkan benda kerja yang tepat ukuran dengan
menggunakan metode yang guru gunakan yaitu kooperatif tipe learning together
makin meningkat. Prestasi belajar dalam penelitian ini di ambil dari data
pengamatan siswa dan pengamatan guru, dan hasil evaluasi siswa dari
penggabungan nilai teori dan nilai praktik dengan nilai KKM 75.00.
3. Materi Praktik Teknik Pemesinan
Berdasarkan silabus dengan kompetensi dasar memperhatikan keselamatan
kerja dan pengoprasian mesin bubut dengan indikator yang tercantum dalam RPP
yang dibuat untuk kompetensi dasar Program Diklat Teknik Pemesinan
(melakukan pekerjaan dengan mesin bubut) SMK WIWOROTOMO yang
diberikan pada kelas II TPm-4. Kompetensi yang diberikan memiliki kriteria nilai
minimal (KKM) yaitu 75.00, dengan adanya penelitian ini diharapkan nilai rata-
rata siswa dapat meningkat dan nilai rata-rata siswa di atas nilai KKM 75.00.
Berikut penjelasan materi mesin bubut dengan kompetensi melakukan pekerjaan
dengan mesin bubut dengan indikator sesuai dengan RPP yang sudah dibuat (lihat
pada lampiran 27 dan 28 ).
a. Prinsip kerja mesin bubut
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian
mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut.
14
Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar
benda silindris atau bubut rata : Dengan benda kerja yang berputar, dengan satu
pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool), dan dengan
gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga
akan membuang permukaan luar benda kerja.
Proses bubut permukaan adalah proses bubut yang identik dengan proses
bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda
kerja. Proses bubut tirus sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas,
hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja.
Demikian juga proses bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi
kedalaman potong, sehingga mengha-silkan bentuk yang diinginkan. Walaupun
proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong tunggal, tetapi
proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut juga, karena pada
dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri. Selain itu proses pengaturan
(setting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu. Fungsi utama mesin bubut
konvensional adalah untuk membuat/memproduksi benda-benda berpenampang
silindris,misalnya poros lurus, poros bertingkat (step shaft), poros tirus (cone
shaft), poros beralur (grooveshaft), poros berulir (screw thread) dan berbagai
bentuk bidang permukaan silindris lainnya misalnya anak buah catur (raja, ratu,
pion dll).
Ada berapa jenis – jenis dari mesin bubut itu sebdiri, diantaranya adalah :
Dilihat dari segi dimensinya, mesin bubut konvensional dibagi dalam beberapa
15
kategori, yaitu : mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin bubut standar,
dan mesin bubut berat. Mesin bubut berat digunakan untuk pembuatan benda
kerja yang berdimensi besar, terbagi atas mesin bubut beralas panjang, mesin
bubut lantai, mesin bubut tegak.
b. Bagian-bagian utama mesin bubut
Bagian-bagian utama pada mesin bubut konvesional pada umumnya sama
walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi
handel/tuas, tombol, tabel penunjukan pembubutan dan rangkaian penyusunan
roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak/posisinya berbeda. Demikian
juga cara pengoperasianya karena memilki fasilitas yang sama juga tidak jauh
berbeda. Berikut ini akan diuraikan bagian-bagian utama mesin bubut konvesional
(biasa) yang pada umumnya dimilki oleh mesin tersebut, adalah :
1. Sumbu Utama (Main Spindle)
Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu
utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat
pembawa, kolet, center tetapdan lain-lain.
2. Meja Mesin (bed)
Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan
waktu pembubutan. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan
ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
16
3. Eretan (carriage)
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang
bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang(cross carriage) yang
bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang
bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang.
Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikanpemakanan yang besarnya
dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan
ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya.
4. Kepala Lepas (tail stock)
Kepala lepas sebagaimana digunakan untuk dudukan center putar sebagai
pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus
dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser
sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan
tangkai bor untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi center
tetap.
5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa
6. Pelat table
7. Tuas pengubah pembalik transporter dan sumbu pembawa
8. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama
9. Tuas-Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama
10. Penjepit Pahat (Tools Post)
11. Eretan Atas
17
Eretan atas sebagaimana berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang
sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses
pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul) dan lain-lain yang
ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm.
12. Keran pendingin
13. Roda Pemutar
14. Transporter dan Sumbu pembawa
Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau
trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa
eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur dan
atau pekerjaan pembubutan lainnya.
15. Tuas Penghubung
Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda
gigi yang terdapat pada eretan dengan poros ranspoter sehingga eretan
akan dapat berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin.
16. Eretan Lintang
c. Alat potong atau pahat
Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang digunakan untuk
menyayat produk/benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan salah satu alat
potong yang sering digunakan adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat bubut yang
banyak digunakan di industri-industri dan bengkel-bengkel antara lain baja
karbon, HSS, karbida, diamond dan ceramik. Slah satu contohnya adalah pahat
18
bubut rata kanan. Pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang
yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.
Pahat bubut yang akan digunakan dijepit dahulu pada pada rumah pahat atau
toll post. Sedang kedudukan pahat harus diatur sedemikian rupa, agar tinggi ujung
pahatnya sama tingginya dengan tinggi ujung center kepala lepas ( Boenasir, 1994
: 21-21). Pengaturan pahat dibuat setinggi center bertujuan untuk menghasilkan
benda kerja yang presisi dan hasil sayatan yang bagus pada saat proses
pembubutan. Teknik pemasangan pahat agar tepat setinggi center dilakukan
pengukuran antara jarak center kepala lepas dengan rumah pahat, kemudian
dikurangi tebal pahat yang digunakan untuk menghasilkan tebal plat-plat tipis
yang digunakan sebagai pengganjal pahat agar stinggi center.
Gambar 1. Pahat Bubut Rata Kanan (Sumbodo,dkk, 2008 : 255)
d. Alat Pelindung Anggota Badan (K3)
1. Baju pelindung/pakaian kerja (Work Pack)
Pakaian yang harus dipakai ketika bekerja adalah baju kerja yang dalam
keadaan rapih dan baik. Untuk menghindari tersangkutnya pada bagian-
19
bagian mesin yang bergerak. Buah baju harus terkancing tidak perlu
memakai dasi dan lebih baik lengan baju dibuat pendek di atas siku.
2. Alat Pelindung Mata
Alat pelindung mata atau kacamata ini dipakai supaya mata terhindar dari
percikan/loncatan beram atau tatal benda kerja pada saat melakukan
pembubutan.
3. Alat Pelindung Kepala
Topi/ikat kepala hanya diperuntukkan apabila rambut peserta
diklat/operator panjang dengan alasan untuk menjaga kemungkinan
terpuntirnya rambut oleh putaran mesin.
4. Alat Pelindung Hidung
Masker hidung adalah alat pelindung hidung yang dipakai untuk
menghindari terisapnya gas-gas yang beracun dan digunakan apabila
benda kerja yang dikerjakan menimbulkan serbuk/debu.
5. Alat Pelindung Kaki
Sepatu pengaman harus selalu dipakai pada saat kerja di bengkel, guna
menghindari telapak kaki menginjak beram yang tajam atau tertimpa alat
perkakas yang digunakan. Pilih sepatu dari kulit yang pada bagian
ujungnya dilapisi dengan baja dan alasnya anti selip/tidak licin pada saat
dipakai.
e. Kecepatan putaran mesin
Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu utama
20
(spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per
menit (rotations per minute, rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam
proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speed atau v) atau kecepatan
benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja. Secara sederhana
kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda kerja dikalikan
dengan kecepatan putar, dengan rumus :
Keterangan :
n = kecepatan putaran mesin ….putaran / menit
V = kecepatan potong ……………meter /menit
D = Diameter benda kerja………….mm
Tabel 1. Kecepatan Potong untuk Pahat HSS
f. Cara Membubut
Membubut permukaan hendaklah diperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. jangan terlalu panjang keluar benda kerja terikat pada cekam
2. pahat harus setinggi center
KECEPATAN POTONG YANG DIANJURKAN UNTUK PAHAT HSS
PEMBUBUTAN DAN
PENGEBORAN
PENGULIRAN
MATRIAL PEKERJAAN
KASAR
PEKERJAAN
PENYELESAIAN
m/min ft/min m/min ft/min m/min ft/min
Baja mesin 27 90 30 100 11 35
Baja
perkakas
21 70 27 90 9 30
Besi tuang 18 60 24 80 8 25
Perunggu 27 90 30 100 8 25
Aluminium 61 200 93 300 18 60
21
3. gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran benda
kerja searah jarum jam atau gerakan pahat maju menuju sumbu benda
kerja dengan putaran benda kerja berlawanan arah jarum jam (putaran
mesin harus berlawanan dengan arah mata sayat alat potong).
g. Membubut Lurus
Proses membubut lurus adalah menyayat benda kerja dengan gerak pahat
sejajar dengan sumbu benda kerja. Perencanaan proses penyayatan benda kerja
dilakukan dengan cara menentukan arah gerakan pahat, kemudian menghitung
elemen dasar proses bubut sesuaiPekerjaan membubut lurus untuk jenis pekerjaan
yang panjangnya relatif pendek, dapat dilakukan dengan pencekaman langsung.
Untuk pekerjaan membubut lurus yang dituntut hasil kesepusatan yang presisi,
maka pembubutannya harus dilakukan diantara dua center. Sedangkan pekerjaan
membubut lurus untuk benda yang panjang dan berdiameter kecil maka harus
diperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. benda kerja didukung dengan dua buah center.
2. gunakan penyangga, plat pembawa dan pembawa bila benda kerjanya
panjang.
3. pahat harus setinggi center.
4. pilih besarnya kecepatan putaran menggunakan rumus atau menggunakan
tabel.
5. setel posisi pahat menyentuh benda kerja dan set dial ukur pada eretan
melintang menunjuk posisi nol.
6. setel posisi pahat pada batas ujung maksimum awal langkah pada dial
eretan memanjang posisi nol.
7. pengukuran sebaiknya menggunakan alat ukur mesin itu sendiri.
8. gunakan pahat yang mempunyai sudut potong yang tepat.
9. jalankan mesin dan perhatikan besarnya pemakanan serta hasil
penyayatannya.
22
B. Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Learning Together
Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung
satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Siswa yakin bahwa tujuan
mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan
tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok bertanggung jawab atas
keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran
kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka
harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan pertama
pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih
mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki
orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran
kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang
mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain
perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting
ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan keterampilan
sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya,
mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki
dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah
sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang
signifikan. Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode
23
pembelajaran kooperatif, antara lain: 1) siswa mempunyai tanggung
jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, 2) siswa dapat
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, 3)
meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan siswa
terhadap materi pembelajaran.
Menurut Ibrahim, unsur-unsur dasar pembelajaran
kooperatif sebagai berikut: 1) siswa dalam kelompok haruslah
beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, 2)
siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya,
3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam
kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota
kelompoknya, 5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan
penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota
kelompok, 6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya, dan 7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif
(dikutip dari Yasa, 2008).
Dalam pembelajaran kooperatif, setiap anggota kelompok harus menyadari
bahwa tujuan pembelajaran akan lebih baik hasilnya jika dikerjakan secara
bersama-sama. Dengan adanya jiwa ini lah akan timbul rasa kebersamaan dan
tekad untuk belajar, juga tanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya
untuk menjadi yang terbaik. Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan
sekedar belajar dalam kelompok.
Terdapat enam langkah-langkah kooperatif, dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi siswa untuk belajar. Fase ini
diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan daripada secara
verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahapan ini
diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan
tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi fersentasi
hasil kerja kelompok atau evaluasi tentang apa tang telah mereka pelajari dan
24
memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Adapun
langkah-langkah model pembelajaran kooperatif dapat di lihat pada table berikut :
Tabel 2. Fase Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
memotifasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut
dan memotifasi siswa belajar
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
Fase 3
Mengorganisasikan siswa
kedalam kelompok-kelompok
belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
Fase 4
Membimbing kelompok kerja
dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka
Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-
masing mempersentasikan hasil kerjanya
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok
(Aprilio, 2010)
Learning Together berasal dari bahasa inggris yang artinya belajar bersama.
Diharapkan dengan mengunakan pembelajaran seperti ini para siswa dapat dengan
mudah menangkap apa yang guru sampaikan atau materi yang di berikan. Peran
guru tidak hanya memberikan materi dengan ceramah, diskusi, praktik atau
dengan demonstrasi tetapi dalam melakukan proses pembelajaran guru
25
memberikan bimbingan belajar yang dilakukan pada tiap- tiap kelpmpok,
sehingga proses peembelajaran secara bersama dapat berjalan dengan baik.
Metode kooperatif learning together menekankan pada
empat unsur, yaitu: Interaksi tatap muka : para siswa bekerja dalam
kelompok yang beranggotakan empat sampai lima orang.
Interdependensi positif : para siswa bekerja sama untuk mencapai
tujuan kelompok. Tanggung jawab individual : para siswa harus
memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai
materinya. Kemampuan- kemampuan interpersonal dan kelompok
kecil : para siswa diajari ,ngenai saran-sarana yang efektif untuk
bekerja sama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka
bekerja dalam mencapai tujuan mereka (Slavin, 2009 : 250 ).
Pada pembelajaran kooperatif tipe learning together menurut Robert E.
Slavin, penelitian mengenai metode-metode ini telah menemukan bahwa
penghargaan yang diberikan kepada kelompok didasarkan pada pembelajaran
individual semua anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe learning
together yang peneliti terapkan, sebelumnya peneliti melakukan pree test untuk
mengetahui kemapuan dasar siswa dan nilai tersebut dijadikan sebagai dasar
dalam pembentukan kelompok, sehingga kelompok tersebut menjadi heterogen.
Data awal pada saat pree test diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 63.44 (lihat
lampiran 11), nilai yang masih jauh dari nilai KKM yaitu 75.00. Dalam hal ini
guru memberikan materi pelajaran kepada siswanya sesuai dengan materi yang
akan dipelajari tentang kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut.
Pertemuan pertama siswa diminta berkelompok sesuai dengan kelompoknya
masing-masing, tiap kelompok ada salah satu siswa yang menjadi ketua
kelompoknya. Setelah siswa membentuk kelompok kecil, guru membagikan
modul belajar sebagai pegangan dalam proses belajar mengajar, kemudian guru
atau peneliti menyampaikan materi sesuai dengan RPP (lihat lampiran 27 dan 28)
26
yang ada. Dalam penyampaian materi yang diberikan, guru lebih menekankan
keaktifan masing-masing individu dan kelompok untuk bertanya atau menjawab
pertanyaan. Untuk menembah wawasan atau gambaran langsung tentang mesin-
mesin perkakas atau mesin bubut, dalam penyampainya guru memberikan
penjelasan langsung di bengkel atau di laboratorium teknik pemesinan, hal ini
betujuan agar siswa dapat bersinggungan langsung dan mengerti apa itu mesin
bubut, jenis mesin bubut bagian utama dari mesin bubut, prinsip kerja mesin
bubut, alat potong yang digunakan, yang diharapkan siswa tidak hanya bisa secara
teori tetapi terampil dalam praktik pemesinan. Siswa diberikan LKS atau lembar
kerja siswa yang dikerjakan secara kelompok, dalam mengerjakan tugasanya tiap
kelompok dibagi menjadi dua bagian, bagian yang pertama mengerjakan tiap soal
menurut pendapat mereka sesuai apa yang diketahui, sedangkan bagian yang
kedua mengerjakan soal menurut pendapat yang diketahui. Kemudian mereka
bertukar peran dan memperdebatkan sisi atau jawaban yang berlawanan, sehingga
didapatkan jawaban yang benar pada tiap kelompoknya. Setelah itu salah satu
kelompok memaparkan hasil dari kerja kelomponya didepan kelas, yang
diharapkan didapat jawaban yang tepat dan mencapai kesepakatan. Pada
pertemuan berikutnya atau pada Siklus II peneliti melakukan perlakuan yang sama
dengan adanya perbaikan yang tidak ditemui pada Siklus I, yang diharapkan
hasilnya lebih meningkat.
Para siswa harus mengikuti aturan saat bekerja, yaitu : Saya kritis
terhadap gagasan, bukan orang, saya ingat bahwa kami semua
melakukan hal ini bersama, saya mendorong semua orang untuk ikut
berpartisipasi, saya mendengarkan gagasan yang dilontarkan setiap
orang, sekalipun saya tidak setuju dengan mereka, saya mengulang
kembali apa yang dikatakan seseorang apabila memang tidak jelas,
27
saya mencoba memahami kedua belah sisi dari isu tersebut, pertama-
tama saya akan mengeluarkan semua gagasan, baru saya kumpulkan
jadi satu (Slavin, 2009 : 251 ).
Pada pembelajaran praktik membubut, siswa diajarkan cara membubut muka
dan rata. Secara berkelompok dengan bimbingan guru siswa mengerjakan satu
benda kerja untuk melatih kerja sama dan ketepatan ukuran dalam menghasilkan
benda kerja, jadi setiap siswa membubut rata dengan diameter dan panjang benda
kerja yang berbeda-beda (dilakukan berurutan, dari diameter terbesar sampai yang
terkecil). Jadi dalam pembelajaran kooperatif tipe learning together, siswa
berkelompok untuk belajar teori dan belajar praktik membubut, yang diharapakan
ketrampilan membubut semakin meningkat.
C. Kerangka Berfikir
Untuk meningkatkan prestasi belajar banyak diperlukan cara dalam
menyampaikan materi atau mata diklat, terutama dengan suatu model
pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar dengan tujuan materi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik.
Model pembelajaran yang dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan
guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatakn, metode dan teknik
pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajra mengajar di
kelas. Penggunaan model pemebelajaran yang tepat dan sesuai akan mendukung
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Model merupakan model yang paling
sederhana yang menekankan adanya umpan balik (Susilo, 2008 : 52).
28
Model pembelajaran kooperatif tipe leraning together mendukung siswa
aktif dalam proses pembelajaran, dalam hal ini siswa bisa aktif bertanya,
mengeluarkan pendapat, saling membantu teman sebaya dalam kelompoknya atau
kelompok laen jika ada yang belum jelas tentang apa yang guru terangkan, dan
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik.
Model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi tersebut adalah dengan
menerapkan pembelajaran model kooperatif tipe learning together yang dapat
memberikan suatu alternative yang dapat diterapkan di kelas dalam proses
pembelajaran. Dengan model pembelajaran tipe learning together memungkinkan
siswa untuk berdiskusi dalam suatu kelompok kecil dan dalam kelompok besar,
yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan pemahaman materi yang berbeda
dari pendapat kelompok yang lain.
Dalam kaitannya proses pembelajaran didalam kelas, mendapatkan
pemahaman materi dari penjelalasan guru, setelah itu guru memberikan latihan
soal yang dikerjakan dengan cara kelompok sesuai pendapat masing-masing
kelompok, setelah selesai salah satu kelompok maju untuk memaparkan hasil
yang didiskusikan dalam kelompoknya tersebut dan kelompok yang lain
menambah atau membetulkan jika ada kesalahan, sehingga di dapat hasil jawaban
yang benar dalam latian yang di bombing dan diberikan oleh guru. Untuk
mengetahui seberapa besar siswa menangkap penjelasan dari guru dan diskusi
yang dilakukan oleh temen sebaya, guru memberikan kuis yang dikerjakan oleh
masing-masing siswa. Dengan adanya pembelajaran tipe leraning together
diharapkan bukan hanya menguasai dalam hal teorinya tapi terampil dalam
29
melakukan praktik pada mesin, hal ini dapat dilakukan dengan cara belajar
bersama, baik dengan teman sebaya atau dengan bimbingan guru langsung.
Adapun gambaran tentang pembelajarn dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :
Gambar 2. Alur Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini hipotesis yang di ambil oleh peneliti adalah dengan
adanya pembelajaran model kooperatif tipe learning together dapat meningkatkan
prestai belajar siswa pada kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut.
Pembelajaran dengan
kooperatif tipe learning
together
Memperkuat Pemahaman
Materi baik teori dan praktik
Prestasi belajar meningkat dan
lebih baik
Menimbulkan Motivasi
Belajar
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian dan Latar Belakang subjek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II TPm-4 SMK Wiworotomo
Purwokerto, dengan jumlah 37 siswa dan semuanya adalah laki-laki.
2. Pihak yang Dilibatkan
Pihak-pihak yang dilibatkan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Guru pengampu mata pelajaran Diklat-G kompetensi melakakukan
pekrjaan dengan mesin bubut.
b. Kepala SMK Wiworotomo Purwokerto
c. Wakil Kepala SMK Wiworotomo Purwokerto bidang kurikulum selaku
pembimbing.
d. Ketua Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Wiworotomo
Purwokerto.
3. Variabel yang Diselidiki
Variabel yang akan di ungkap dalam penelitian ini adalah (1) variable proses
pembelajaran kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut dengan
pembelajaran model kooperatif tipe Learning Together. (2) variable prestasi
belajar siswa dalam kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut.
31
B. Rancangan Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus penelitian. Tiap-
tiap siklus penelitian terdiri atas tahap perencanaan, implementasi tindakan,
observasi dan interprestasi, serta analisis dan refleksi.
C. Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan dan pelaksanaan tindakan terdiri dari berbagai macam tahap dan
masing – masing tahap adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan obsevasi awal tentang kegiatan pembelajaran yang ada di SMK
Wiworotomo Purwokerto, dengan tahapan sebagai berikut : tahap pertama
melakukan wawancara terhadap guru pengampu mata pelajaran yang akan
diteliti, tahap kedua melihat langsung proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru pengampu (observasi awal), tahap ketiga memberikan pree test
sebelum di adakan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa
tentang materi yang guru sampaikan.
b. Konsultasi dengan guru pengampu mata pelajaran yang akan di teliti.
c. Menentukan materi yang akan di pelajari.
2. Tahap Perencanaan
Melakukan konsultasi dengan pembimbing sekolah untuk menyusun RPP
yang sesuai dengan silabus Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan SMK Program
Keahlian Teknik Pemesinan pada kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan
Mesin Bubut.
32
a. Menyusun rancangan tindakan dalam bentuk satuan-satuan pembelajaran.
b. Menyusun pedoman pengamatan dan monitoring terhadap aspek-aspek
yang akan di observasi.
c. Menyusun rancangan evalaluasi program.
3. Tahap Implementasi Tindakan
Melakukan implementasi tindakan dengan menerapkan model pembelajaran
model kooperatif tipe Learning Together, siklus I kompetensi melakukan
pekerjaan dengan mesin bubut pada pokok bahasan, prinsip kerja mesin bubut
dipahami dengan benar, bagian-bagian utama dan fungsi meisn bubut dapat
diidentifikasi dengan cermat, pemilihan pahat bubut sesuai dengan jenis
pekerjaan, teknik pencekaman benda kerja dilaksanakan sesuai SOP, siklus II
kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut pada pokok bahasan, teknik
penyayatan dapat dipahami dengan benar, keselamatan kerja selalu diutamakan,
kecepatan putaran/gerakan mesin dapat diatur sesuai spesifikasi benda kerja,
Pembubutan muka dan memanjang dapat dipahami dengan benar, dengan
langkah- langkah sebagai berikut :
a. Mengatur siswa kedalam kelompok sesuai hasil penilaian pada pree test
yang dilakukan oleh peneliti sebelum dilakukan penelitian.
b. Menjelaskan materi yang akan disampaikan.
c. Pembagian lembar kerja siswa yang dikerjakan dan didiskusikan dalam
kelompok.
d. Menerapkan pembelajaran model kooperatif tipe Learning Together
selama diskusi. Pada pembelajaran teori, diskusi dilakukan pada saat
33
pengerjaan LKS secra kelompok kecil, setelah itu diskusi dilanjutkan
didepan kelas dengan salah satu kelompok memaparkan jawabannya, yang
diharapkan siswa jadi lebih aktif dalam pembelajaran yang dilakukan
secara bersama-sama. Untuk pembelajaran praktik, dengan panduan guru
siswa melakukan latihan praktik membubut, dari membubut muka dan
membubut rata atau memanjang.
e. Mempresentasikan hasil diskusi lembar kerja siswa yang dikerjakan secara
kelompok di depan kelas, dengan dipandu oleh peneliti atau guru.
f. Latian praktik langsung pada mesin bubut dengan cara belajar bersama
sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi.
g. Evaluasi.
D. Prosedur Observasi dan Refleksi Tindakan
1. Prosedur Observasi terdiri dari :
a. Melakukan observasi atau pengamatan terhadap kaktifan guru dan
keaktifan siswa pada saat penelitian tindakan kelas ini di terapkan.
b. Melakukan penyekoran sesuai dengan standar penilaian yang telah
disiapkan.
c. Melakukan evaluasi secara individu.
2. Prosedur refleksi terdiri dari :
a. Melakukan refleksi terhadap hasil observasi dan hasil penyekoran.
b. Menyusun rencana tindakan pada siklus dengan mempertimbangkan
temuan-temuan pada siklus pertama.
34
E. Prosedur Analisa Data
1. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah dari guru pengamat, peneliti dan siswa
TPm-4 yang melaksanakan proses pembelajaran melakukan pekerjaan dengan
mesin bubut.
2. Jenis Data
a. Data kuantitatif berupa skor teori dan praktik melakukan pekerjaan dengan
mesin bubut, dan teknik pemasangan pahat dan benda kerja pada mesin
bubut dengan rentang nilai 1 – 10.
b. Data kualitatif berupa deskripsi hasil observasi yang telah dikelompokan
sesuai aspek-aspek yang di observasi.
3. Alat Pengambil Data
a. Lembar pengamatan terhadap peneliti atau guru peneliti, lembar
pengamatan terlampir menurut buku Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas (Kunandar, 2009 : 302).
b. Lembar pengamatan terhadap keaktifan siswa pada saat diskusi.
c. Kuis terhadap siswa.
d. Soal test teori dan praktik.
4. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data berupa teknik tes yang digunakan untuk
mendapatkan skor teori dan praktik pemasangan pahat dan benda kerja pada
mesin bubut dan melakukan pekrejaan dengan mesin bubut yang dihasilkan
oleh siswa baik pada siklus I maupun pada siklus II.
35
5. Teknik Analisis Data
Data penelitian yang terkumpul, setelah di tabulasi kemudian di analsisi
menggunakan teknik deskripif analitik, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif presentase. Nilai
yang diperoleh siswa dirata-rata untuk ditemukan keberhasilan individu
dan keberhasilan klasikal sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
b. Data kualitatif yang berasal dari hasil pengamatan guru peneliti dan siswa
diklasifikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan focus analisis, untuk
kemudian dikaitkan dengan data kuantitatif sebagai dasar untuk
mendeikripsikan kebrhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan di tandai
semakin meningkatnya prestasi siswa dalam pembelajarn kompetensi
melakukan pekrjann dengan mesin bubut.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Siklus I
a. Observasi Awal
Hasil pree test dengan materi dasar-dasar melakukan pekerjaaan dengan
mesin bubut yang dilaksanakan pada tanggal 8 September 2011 diperoleh data
awal atau nilai rata-rata pree test pada siswa kelas II TPm-4 sebesar 63,44 (lihat
pada lampiran 11). Siswa mempunyai kemampuan dasar untuk melakukan
pekerjaan dengan mesin bubut dan bisa mempraktikan dengan baik cara
menggunakan mesin bubut yang baik dan benar sesuai dengan penggunaannya.
Hasil observasi di kelas II TPm-4 dan wawancara dengan guru pengampu mata
pelajaran melakukan pekerjaan dengan mesin bubut menunjukan partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran masih kurang, hal ini terlihat guru terkesan lebih aktif
dalam penyampain materi yang diberikan. Dalam hal praktik penggunaan mesin
bubut siswa masih kurang terampil hal ini dikarenakan siswa kurang memahami
dan kurangnya latian dalam menggunakan mesin bubut.
Untuk hasil pree test akan di gunakan sebagai dasar pembentukan kelompok
belajar, dari nilai yang paling tinggi sampai ke nilai yang paling rendah pada tiap
kelompoknya.
b. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan beberapa persiapan yang peneliti lakukan,
yaitu :
37
1. Persiapan pelaksanaan pembelajaran.
Persiapan yang harus dilakukan sebelum proses pembelajaran adalah
membuat RPP (lihat lampiran 27 dan 28) yang berpedoman pada silabus Teknik
Pemesinan SMK, menentukan materi pembelajaran yang akan disampaikan
dengan materi pembelajarannya adalah menjelaskan teknik pengoprasian mesin
bubut pada kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, membuat
instrument evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan teknik
pengoprasian mesin bubut.
2. Persiapan proses pembelajaran.
Persiapan proses pembelajaran terdiri dari menyiapkan instrument observasi
aktivitas guru atau instrument pengamatan aktifitas terhadap guru, dan
mempersiakan lembar pengamatan terhadap keaktifan siswa selama mengikuti
proses diskusi kelompok, menyiapakan instrument evaluasi untuk mengukur
kemampuan siswa dalam melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, menyiapkan
evaluasi praktik dalam melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, dan
menyiapakn instrument penilaian terhadap evaluasi praktik membubut,
menyiapkan daftar pembagian kelompok menjadi 6 kelompok belajar bersama
yang terdiri dari 6 sampai 7 siswa tiap kelompoknya, pembagian kelompok dibagi
sesuai dari nilai hasil pree test (dari nilai paling tinggi, sedang, rendah),
mengadakan diskusi dengan guru pembimbing, kepala jurusan teknik pemesinan
dan guru pengamat dengan tujuan untuk mengetahui kesiapan peneliti dalam
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together.
38
3. Persiapan setelah proses pembelajaran.
Setelah proses pembelajaran selesai dilakukan persiapan yang terdirir dari
menyiapakan format-format pengolahan data kualitatif dan data kwantitatif,
menyiapakan daftar rekapitulasi hasil pengamatan guru di kelas, pengamatan
terhadap keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran.
c. Pelaksanaan
Dengan berpedoman pada RPP (lihat lampiran 27 dan 28) yang telah disusun
oleh peneliti untuk melakukan proses belajar mengajar melakukan pekerjaan
dengan mesin bubut dengan cara learning together atau belajar bersama pada
kelas II TPm-4 SMK Wiworotomo Purwokerto.
Pertemuan pertama siswa diminta berkelompok sesuai dengan kelompoknya
masing-masing, tiap kelompok ada salah satu siswa yang menjadi ketua
kelompoknya. Setelah siswa membentuk kelompok kecil, guru membagikan
modul belajar sebagai pegangan dalam proses belajar mengajar, kemudian guru
menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang ada (lihat lampiran 27 dan 28).
Dalam penyampaian materi yang diberikan, guru lebih menekankan keaktifan
masing-masing individu dan kelompok untuk bertanya atau menjawab pertanyaan.
Untuk menambah wawasan atau gambaran langsung tentang mesin-mesin
perkakas atau mesin bubut, dalam penyampainya guru memberikan penjelasan
langsung di bengkel atau di laboratorium teknik pemesinan, hal ini bertujuan agar
siswa dapat bersinggungan langsung dan mengerti apa itu mesin bubut, jenis
mesin bubut bagian utama dari mesin bubut, prinsip kerja mesin bubut, alat
potong yang digunakan, yang diharapkan siswa tidak hanya bisa secara teori tetapi
39
terampil dalam praktik pemesinan. Setelah semua siswa merasa jelas, untuk
menambah pengetahuan siswa, guru memberikan LKS atau lembar kerja siswa
(lihat lampiran 14) yang dikerjakan secara kelompok. Pada saat pengerjaan, siswa
mendiskusikan dalam kelompoknya untuk menjawab setiap pertanyaan dengan
cara belajar bersama-sama. Setelah itu salah satu kelompok memaparkan
jawabannya di depan kelas, yang diharapkan ada keaktifan siswa dalam
menjawab, berpendapat/menyanggah, dan mengajukan pertanyaan. Sebelum
pemebelajaran selesai, peneliti memberikan kuis yang dikerjakan secara individu,
untuk mengetahui seberapa besar siswa menangkap materi yang guru berikan
sebelum diadakan evaluasi secara praktik dan teori.
Pada awal pertemuan kedua, siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan
kelompok minggu sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan pengarahan tentang
evaluasi yang akan diberikan. Sebelum evaluasi secara praktik ( memasang pahat
dan benda kerja ) dan teori, masing-masing kelompok menuju mesin bubut yang
sudah dibagi dan diberikan waktu untuk berlatih praktik memasang pahat dan
diberikan penjelasan tentang pemasangan pahat dengan dibimbing oleh guru
dengan dibantu ketua kelompok pada tiap kelompoknya. Pada pembelajaran
praktik, setiap siswa dalam kelompoknya belajar bersama dalam pemasangan
pahat dengan salah satu siswa sebagai tutor sebaya. Setiap siswa diberi waktu
untuk berlatih memasng pahat dan benda kerja yang sesuai prosedur dengan
dibantu teman sebaya dan guru apabila mengalami kesulitan. Setelah selese, pada
akhir pertemuan guru memberikan evaluasi secara praktik dan teori untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam melakuakn pemasangan pahat dan benda
40
kerja pada mesin bubut, dan kemampuan secara teori dalam melakukan pekerjaan
dengan mesin bubut.
Hasil pelaksanaan tindakan siklus I berupa, (1) hasil belajar bersama (learning
together) antara siswa kelas II TPm-4 dengan guru sebagai pembimbing antara
lain tentang macam-macam bagian utama dari mesin bubut, prinsip kerja mesin
bubut, cara pemilihan pahat bubut, dan cara memasang pahat dan benda kerja
pada mesin bubut yang baik dan benar, dan (2) prestasi belajar dari siswa setelah
metode ini diterapkan, sebagaimana dijelaskan pada sub observasi dan evaluasi.
d. Observasi dan Evaluasi
Berdasarkan observasi atau pengamatan terhadap tindakan selama proses
pembelajaran diperoleh data sebagai berikut :
1. Aktifitas Guru ( Peneliti )
Tabel 3. Hasil observasi aktifitas guru siklus I
NO Aktifitas Guru Nilai
1 Apersepsi 2
2 Penjelasan materi 2
3 Penjelasan metode kooperatif 2
4 Teknik pembagian kelompok 2.5
5 Pengelolaan kegiatan diskusi 2.5
6 Pemberiaan pertanyaan atau kuis 2.5
7 Kemampuan melakukan evaluasi 2.5
8 Memberikan penghargaan individu dan kelompok 3
9 Menentukan nilai individu dan kelompok 3
10 Menyimpulkan materi pembelajaran 3
11 Menutup pembelajaran 3
Jumlah
Nilai
Kriteria
28
63,63
Cukup baik
41
Gambar 3. Grafik Aktifitas Guru Siklus I
Hasil pengamatan guru pada siklus I, diperoleh nilai 63,63 (lihat lampiran 1)
artinya bahwa guru dalam pengelolaan kelas dengan menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe learning together masuk dalam kategori cukup baik, terutama
dalam memberikan penghargaan individu dan kelompok, menentukan nilai secara
individu maupun kelompok, menyimpulkan materi yang ada dan menutup
pembelajaran. Adapun aktifitas guru yang perlu mendapat perhatian yaitu, guru
dalam menjelaskan meteri sudah cukup baik dilihat dari pengulangan materi yang
sebelumnya dibahas kembali sebelum memulai pembelajaran yang baru, cara
pembagian kelompok yang sudah cukup baik dengan menggunakan hasil pree
test, cara guru membimbing dalam diskusi dan pembelajaran sudah cukup baik,
hal ini ditunjukan dengan keaktifan guru membimbing tiap kelompok dan tiap
siswa, cara guru memberikan kuis dan evaluasi sudah cukup baik dengan
pembuatan soal yang mencakup materi yang sudah dipelajari sebelumnya, cara
2 2 2
2.5 2.5 2.5 2.5
3 3 3 3
2.55
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
nilai pengamatan
rata-rata
Aktifitas Guru
Nila
i
42
21.88 28.13
9.36
100
39.85
0
20
40
60
80
100
bertanya berpendapat menyanggah mengerjakantugas
rata-rata
aktifitas siswa
rata-rata aktifitas siswa
guru memanfaatkan waktu, ruangan dan perlengkapan pembelajaran sudah cukup
baik, namun dalam hal ini masalah pembagian waktu perlu diperbaiki, agar siswa
lebih mudah menyerap apa yang guru sampaikan.
2. Aktifitas Siswa
a. Aktifitas siswa selama pembelajaran
Tabel 4 . Hasil pengamatan keaktifan siswa Siklus I
No Aktifitas siswa Rata-rata
1
2
3
4
Menyampaikan pertanyaan
Menyampaikan pendapat
Menyampaikan sanggahan
Mengerjakan tugas terstruktur dengan baik
21,88%
28,13%
9,36%
100%
Rata-Rata 39,85%
Gambar 4. Grafik Aktifitas Siswa Siklus I
Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dengan materi pokok macam-macam bagian utama mesin bubut, cara pemilihan
pahat bubut, pemasangan benda kerja dan pahat pada mesin bubut, dan prinsip
Pro
sen
tase
43
70
90.7
76
0
20
40
60
80
100
Nilai Minimum Nilai Maksimum rata-rata
Nilai yang dperoleh nilai rata-rata
kerja mesin bubut, rata-rata sebesar 39,85% (lihat lampiran 6 dan 7). Dilihat dari
jumlah rata-rata selama pembelajaran dapat dikatakan masih sangat kurang
partisipasi atau keaktifan siswanya, karena masih kurang dari 50% dari jumlah
siswanya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang bertanya sebanyak 21,88%,
jumlah siswa yang menyampaikan pendapat 28,13%, jumlah siswa yang
menyanggah hanya 9, 26% dan pengerjaan tugas terstruktur 100%. Dari keaktifan
siswa dapat dikatakan cukup baik, namun perlu ditingkatkan pada siklus II.
b. Hasil evaluasi / Prestasi siswa
Tabel 5 . Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I
No. Pencapaian Siklus I
1
2
3
4
5
Nilai minimum
Nilai maksimum
Nilai rata-rata
Nilai ketuntasan belajar
Nilai belum tuntas belajar
70
90,7
76,00
45,95%
54,05%
Gambar 5. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I
Nila
i Per
ole
han
44
45.95 54.05
0
20
40
60
80
100
Tuntas BelumTuntas
ketuntasan belajar
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
e. Refleksi
Berdasarkan rekaman hasil pengamatan terhadap kemampuan guru atau
peneliti selama proses pembelajaran kompetensi melakukan pekerjaan dengan
mesin bubut dengan menerapak model pembelajaran kooperatif tipe learning
together ( belajar bersama ) berjalan cukup baik, namun belum maksimal dalam
membantu meningkatkan cara belajar bersama dengan teman satu kelompoknya,
sehingga terdapat interaksi yang baik antar kelompok dalam meningkatakan
ketrampilan siswa dalam membubut. Untuk itu masih banyak yang perlu
diperbaiki pada pertemuan berikutnya, diantaranya adalah: memeperbaiki gaya
mengajar dengan kalimat yang baku dan mudah dipahami siswa, lebih
mendekatkan pada siswa-siswa yang mengalami kesulitan dengan cara
memberikan bimbingan dan penejelasan yang lebih banyak, memanfaatkan waktu
belajar yang ada dengan baik, sehingga tidak ada waktu yang terbuang, dan
Pro
sen
tase
45
memberikan motivasi terhadap siswanya agar dapat mengikuti pelajaran dengan
baik dan aktif didalam kelas.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan beberapa persiapan, yaitu :
1. Persiapan pelaksanaan pembelajaran.
Memepersiapkan pelaksanaan pada siklus II antara lain membuat RPP (lihat
lampiran 28) yang berpedoman pada proses pembelajaran bersama (learning
together), baik secara teori maupun pelatihan praktik dan temuan-temuan
pada siklus I, penentuan materi pembelajaran. Materi pembelajaranya adalah
teknik penyayatan, keselamatan kerja yang harus diutamakan, kecepatan
putar pada mesin bubut dan praktik pembubutan muka dan memanjang,
menyiapakan mesin bubut, benda kerja, pahat dan kelengkapan yang lain
untuk proses pembelajran, menyiapakn instrument evaluasi untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam melakukan proses pembubutan muka dan
memanjang.
2. Persiapan proses pembelajaran.
Persiapan untuk proses pembelajaran pada siklus II dengan dilakukan
perbaikan yaitu menyiapakan instrument observasi yang terdiri dari lembar
pengamatan guru dalam mengajar atau memberikan pembelajaran dengan
kooperatif tipe learning together, dan instrument keaktifan siswa mengikuti
diskusi kelompok, menyiapkan daftar pembagian kelompok menjadi 6
kelompok yang belajar bersama yang terdiri dari 6 sampai 7 siswa tiap
46
kelompoknya, pembagian kelompok dibagi sesuai hasil pree test,
mengadakan diskusi dengan guru pembimbing, kepala jurusan teknik
pemesinan dan guru pengamat dengan tujuan untuk mengetahui kesiapan
guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together.
3. Persiapan paska proses pembelajaran.
Setelah pembelajaran pada siklus II selesai persiapan setelah pembelajaran
yaitu menyiapakan format-format pengolahan data kualitatif dan data
kwantitatif, menyiapakan daftar rekapitulasi hasil pengamatan guru di kelas,
pengamatan terhadap keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada pertemuan pertama, guru memberikan pertanyaan kepada siswanya
tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah iu
siswa kembali berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk. Jika
siswa sudah berkelompok, guru memberikan atau menjelaskan materi yang akan
dipelajari, kegiatan ini dilakukan dengan cara tiap kelompok memegang mesin
bubut, agar apa yang disampaikan lebih dimengerti, jadi tidak hanya teori tapi
juga bisa mempraktikan langsung tentang apa yang guru sampaikan. Setelah
semaunya selesai, guru membagikan siswa LKS ( lihat lampiran 15) yang
dikerjakan secara kelompok, dengan cara diskusi pada tiap kelompoknya. Tugas
yang dikerjakan bersama diharapakan adanya proses belajar bersama dalam
kelompok kecil, sebelum diadakan diskusi kelompok. Pada waktu siswa sedang
melakukan diskusi kelompok, guru membimbing siswa untuk aktif dalam
bertanya, berpendapat, dan menyamnggah, sehingga suasana belajar secra
47
bersama dapat tercipta dengan baik. Disamping LKS selama diskusi, guru
memberikan siswa gambar kerja, setelah itu siswa disuruh membuat langkah kerja
yang sesuai dari gambar kerja atau job sheet yang guru berikan, seperi
menghitung kecepatan, proses dari awal sampai akhir,alat-alat yang digunakan,
dan keselamatan kerja yang perlu diutamakan. Hal ini bertujuan agar siswa
bekerja sesuai prosedur yang benar dan tidak secara hafalan karena sudah ditulis
oleh siswa dan dipahami di lembar persiapan kerja, sehingga pada saat evaluasi
praktik siswa tinggal mempraktikan langsung apa yang tertulis di lembar
persiapan kerja. Terakhir guru memberikan kuis untuk mengetahui kemampuan
tiap individu.
Pada awal pertemuan kedua, siswa diminta untuk berkelompok sesuai
dengan kelompok minggu sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan pengarahan
tentang evaluasi yang akan diberikan. Sebelum evaluasi secara praktik (
memasang pahat dan benda kerja ) dan teori, masing-masing kelompok menuju
mesin bubut yang sudah dibagi dan diberikan waktu untuk berlatih praktik
melakuakn penyetelan kecepatan mesin , membubu muka dan memanjang, dengan
dibimbing oleh guru dan dibantu ketua kelompok pada tiap kelompoknya. Setelah
selesai, pada akhir pertemuan guru memberikan evaluasi secara praktik dan teori
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakuakn pekerjaan dengan mesin
bubut dan memahai job sheet dengan baik, dan kemampuan secara teori dalam
melakukan pekerjaan dengan mesin bubut.
Hasil pelaksanaan tindakan siklus II berupa, (1) hasil belajar bersama
(learning together) antara siswa kelas II TPm-4 dengan guru sebagai pembimbing
48
3.5 3.5 3
4 3.5 3.5 3.5 3
4 4 4 3.59
00.5
11.5
22.5
33.5
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
nilai pengamatan rata-rata
antara lain cara mengatur kecepatan putar pada mesin, keselamatan kerja yang
harus diutamakan dan teknik membubut muka dan memanjang, dan (2) prestasi
belajar dari siswa setelah metode ini diterapkan, sebagaimana dijelaskan pada sub
observasi dan evaluasi.
c. Observasi dan Evaluasi
1. Aktivitas Guru ( peneliti )
Tabel 6 . Hasil observasi aktifitas guru siklus II
NO Aktifitas Guru Nilai
1 Apersepsi 3.5
2 Penjelasan materi 3.5
3 Penjelasan metode kooperatif 3
4 Teknik pembagian kelompok 4
5 Pengelolaan kegiatan diskusi 3.5
6 Pemberiaan pertanyaan atau kuis 3.5
7 Kemampuan melakukan evaluasi 3.5
8 Memberikan penghargaan individu dan kelompok 3
9 Menentukan nilai individu dan kelompok 4
10 Menyimpulkan materi pembelajaran 4
11 Menutup pembelajaran 4
Jumlah
Nilai
Kriteria
39.5
89.78
Baik
Gambar 7. Grafik Hasil observasi aktifitas guru siklus II
Nila
i
Aktifitas Guru
49
46.15
38.46
19.23
100
50.96
0
20
40
60
80
100
bertanya berpendapat menyanggah mengerjakan
tugas
rata-rata
aktifitas siswa
rata-rata aktifitas siswa
Hasil pengamatan kegiatan guru atau peneliti pada saat proses pembelajaran
terhadap kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran menunjukan ada
peningkatan yang baik bila dibandingkan dengan proses pembelajaran pada siklus
I. Pada siklus II hasil pengamatan kaktifan guru pada saat proses belajar mengajar
mendapat nilai 89,78, nilai ini dapat dikatakan baik dibandingkan pada siklus I
yang mendapat 63,63, jadi ada peningkatan sebanyak 24,15 (lihat lampiran 3 dan
4).
2. Aktifitas siswa selama pembelajaran
Tabel 7. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II
No Aktifitas siswa Rata-rata
1
2
3
4
Menyampaikan pertanyaan
Menyampaikan pendapat
Menyampaikan sanggahan
Mengerjakan tugas terstruktur dengan baik
46,15%
38,46%
19,23%
100%
Rata-Rata 50,96%
Gambar 8. Grafik Aktifitas Siswa Siklus II
Pro
sen
tase
50
70
90.8
80.91
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Minimum Nilai Maksimum rata-rata
Nilai yang dperoleh
nilai rata-rata
Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa pada siklus II mengalami
peningkatan keaktifan siswa dalam berdiskusi yaitu sebanyak 11,11%, dari hal
tersebut menunjukan adanya antusias atau semangat belajar yang dimiliki para
siswa dan sikap keingin tauan terhadap materi yang diberikan lebih meningkat.
Hal ini terlihat dari siswa yang bertanya sebanyak 46,15%, siswa yang
mengeluarkn pendapatnya sebanyak 38,46%, siswa yang menyanggah jawaban
atau pendapat temen yang lain sebanyak 19,23%, dan siswa yang mengerjakan
tugas terstruktur masih sama sebanyak 100% (lihat lampiran 8 dan 9).
3. Hasil evaluasi / Prestasi siswa
Tabel 8. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II
No. Pencapaian Siklus II
1
2
3
4
5
Nilai minimum
Nilai maksimum
Nilai rata-rata
Nilai ketuntasan belajar
Nilai belum tuntas belajar
70
90.8
80.91
83.78%
16.22%
Gambar 9. Grafik Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II
Nila
i Per
ole
han
51
83.78
16.22
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tuntas BelumTuntas
ketuntasan belajar
Gambar 10. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
B. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan adanya pembelajaran model
kooperatif tipe learning together dapat meningkatkan prestai belajar siswa pada
kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut. Adapun keberhasilan
dalam penelitian ini diukur dari adanya peningkatan prestasi siswa selama dalam
pembelajaran melakukan pekerjaan dengan mesin bubut pada tiap individu.
Keberhasilan individu ditentukan dengan nilai minimal yang harus dicapai oleh
siswa yaitu bernilai 75,00. Hal ini terlihat dari peningkatan ketuntasan belajar
pada siklus I sebesar 45,95 % menjadi 83,78% pada siklsu II (lihat lampiran 12
dan 13), sehingga hipotesis dalam penelitian ini terbukti dapat meningkatkan
prestasi siswa. Selain itu adanya perubahan sikap dan keaktifan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran serta antusias dan semangat siswa dalam belajar
melakukan pekerjaan dengan mesin bubut lebih meningkat.
Pro
sen
tase
52
Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian dan hasil evaluasi siswa
dijelaskan pada uraian rekapitulasi sebagai berikut.
1. Hasil pengamatan guru atau peneliti.
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Pengamatn Guru atau Peneliti
NO Aktifitas Guru Penilain
Siklus I
Penilain
Siklus II
1 Apersepsi 2 3.5
2 Penjelasan materi 2 3.5
3 Penjelasan metode kooperatif 2 3
4 Teknik pembagian kelompok 2.5 4
5 Pengelolaan kegiatan diskusi 2.5 3.5
6 Pemberiaan pertanyaan atau kuis 2.5 3.5
7 Kemampuan melakukan evaluasi 2.5 3.5
Memberikan penghargaan individu dan
kelompok
3 3
9 Menentukan nilai individu dan
kelompok
3 4
10 Menyimpulkan materi pembelajaran 3 4
11 Menutup pembelajaran 3 4
Jumlah
Nilai
Kriteria
28
63,63
Cukup baik
39.5
89.78
Baik
Gambar 11. Grafik Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
nilai siklus I 2 2 2 2.5 2.5 2.5 2.5 3 3 3 3
nilai siklus II 3.5 3.5 3 4 3.5 3.5 3.5 4 4 4 4
rata-rata siklus I 2.55
rata-rata siklus II 3.59
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Nila
i
53
21.88 28.13
9.36
100
46.15 38.46
19.23
100
39.85
50.96
0
20
40
60
80
100
bertanya berpendapat menyanggah mengerjakantugas
rata-rata
siklus I siklus II rata-rata siklus I rata-rata siklus II
2. Hasil pengamatan keaktifan siswa.
Tabel 10. Rekapitulasi Pengamatan Keaktifan Siswa
No Aktifitas siswa Siklus I Siklus II
1
2
3
4
Menyampaikan pertanyaan
Menyampaikan pendapat
Menyampaikan sanggahan
Mengerjakan tugas terstruktur dengan
baik
21,88%
28,13%
9,36%
100%
46,15%
38,46%
19,23%
100%
Rata-Rata 39,85% 50,96%
Gambar 12. Grafik Rekapitulasi Pengamatan Keaktifan Siswa
Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa pada siklus II mengalami
peningkatan terhadapa keaktifan siswa dalam berdiskusi yaitu sebanyak 11,11%,
dari hal tersebut menunjukan adanya antusias atau semangat belajar yang dimiliki
para siswa dan sikap keingin tauan terhadap materi yang diberikan lebih
meningkat.
Dalam hal ini meunjukan adanya perubahan sikap dan aktifitas siswa yang
positif yaitu siswa lebih berani bertanya, menjawab atau dalam hal menyanggah
54
dan berpendapat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melalui model
pemeblajaran kooperatif tipe learning together aktifitas siswa dan pertisispasi
siswa kelas II TPm-4 SMK Wiworotomo Purwokerto pada kompetensi melakukan
pekerjaan dengan mesin bubut meningkat.
3. Hasil evaluasi belajar siswa.
Tabel. 11. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Belajar Siswa
No. Pencapaian Siklus I Siklus II
1
2
3
4
5
Nilai minimum
Nilai maksimum
Nilai rata-rata
Nilai ketuntasan belajar
Nilai belum tuntas belajar
70
90,7
76,00
45,95%
54,05%
70
90.8
80.91
83.78%
16.22%
Gambar 13. Grafik Rekapitulasi Hasil Evaluasi Belajar Siswa
70
90.7
70
90.8
76 80.91
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
nilai minimum nilai maksimum rata-rata
siklus I siklus II nilai rata-rata siklus I nilai rata-rata siklus II
55
45.95
54.05
83.78
16.22
0
20
40
60
80
100
Tuntas Belum Tuntas
Siklus I
Siklus II
Gambar 14. Grafik Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa
Adanya peningkatan prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa, dari
perolehan nilai siswa pada siklus I yang rata-ratanya 76,00 menjadi 80,91 pada
siklus II, dan banyaknya ketuntasan belajar pada siklus I 45,95% menjadi 83,78%
pada siklus II, dalam hal ini adanya peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 37,
83 %. Dengan hal ini hasil evaluasi siswa dan ketuntasan belajar selama proses
pembelajaran menggunakan koopertaif tipe learning together mengalami
peningktan, dan dapat dikatakan dengan adanya pembelajaran menggunakan
kooperatif tipe learning together prestasi belajar siswa kelas II TPm-4 SMK
Wiworotomo Purwokerto pada kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin
bubut meningkat.
C. Pembahasan
Pada siklus I, pembelajaran melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
kompetensi dasar menjelaskan teknik pengoprasian mesin bubut berjalan sesuai
56
yang direncanakan. Siswa terlihat antusias dalam kelompoknya melakukan diskusi
dan belajar bersama dengan teman satu kelompoknya, baik pembelajaran teori
maupun praktik. Kemampuan diskusi siswa menjadi lebih baik, siswa lebih berani
untuk menyampaikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, memeberikan sanggahan
atau memberikan pendapat. Namun dalam hal parktik, masih banyak siswa yang
masih ragu-ragu dalam bekerja dan masih merasa takut salah, hal ini dikarenakan
masih kurangnya waktu latihan yang dimliki siswa, untuk itu guru perlu
memberikan pelatihan dan bimbingan yang lebih banyak agar kemampuan siswa
lebih meningkat. Pada pertemuan ke dua, dilakukan evaluasi secara tertulis dan
secara praktik secara individu untuk mengukur prestasi belajar siswa setalah di
adakan pembelajaran dengan cara learning together.
Pada siklus II, pembelajaran melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
kompetensi dasar menjelaskan teknik pengoprasian mesin bubut berjalan sesuai
yang direncanakan. Siswa dalam hal ini lebih antusias dan lebih memiliki
semangat belajar yang tinggi, hal ini ditunjukan dengan kaktifan siswa dalam
berdiskusi, serta kosentarsi siswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya. Dalam
pembelajaran praktik dan latian membubut, siswa terlihat lebih antusias dalam
melakuakan proses pembubutan, hal ini ditunjukan kurangya siswa yang keluar
masuk bengkel dan banyaknya siswa yang mengikuti latian praktik dengan baik.
Hal ini ditunjukn dengan tanggung jawab siswa dan kelompok menyelesaikan
benda kerja tepat waktu dan dengan hasil yang cukup baik pada taraf latian.
Jumlah kehadrian siswa juga meningkat, kurangnya siswa yang alfa atau alasan
tidak mengikuti pembelajaran, menunjukan pemebelajaran dengan kooperatif tipe
57
learning together dapat menarik siswa untuk belajar dengan baik. Ini menandakan
bahawa perubahan yang guru berikan selama proses pemebelajran, baik dalam
membantu siswa dalam praktik membubut atau dalam berdiskusi, menjadikan
siswa memiliki kepercayaan diri yang cukup baik, hal ini terlihat dari keaktifan
siswa yang meningkat dari 39,85 % pada siklus I menjadi 50,96 % pada siklus II.
Dari hasil evaluasi belajar antara siklus I dan siklus II mengalami peningkatan,
baik dari nilai maupun jumlah ketuntasan belajar siswanya. Pada siklus I nilai
rata-ratanya adalah 76,00 dengan ketuntasan belajar sebesar 45,95 %, pada siklus
II mengalami peningkatan dengan nilai rata-ratanya 80,91 dengan ketuntasan
belajar sebesar 83,78 %. Karena partisipasi siswa dan keaktifan siswa meningkat
hal ini berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada saat diadakan evaluasi
secara teori dan praktik pada pertemuan berikutnya.
58
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis terhadap pelaksanaan tindakan dan hasil tes kemampuan
dalam proses pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe learning
together dapat disimpulkan metode yang digunakan lebih efektif, hal ini dapat
dilihat dari :
1. Adanya peningkatan-peningkatan baik oleh guru dan siswa selama proses
pembelajaran, kemampuan siswa dalam melakukan pekerjaan membubut atau
ketrampilan siswa dalam menghasilkan benda kerja yang tepat ukuran dengan
menggunakan metode yang guru gunakan yaitu kooperatif tipe learning
together makin meningkat.
2. Dilihat dari hasil evaluasi dan pengamatan terhadap keaktifan siswa,
pembelajaran dengan model kooperatif tipe learning together lebih efektif
dan memudahkan siswa dalam menerima materi yang guru berikan, sehingga
memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami materi yang guru
berikan yang menyebabkan prestasi belajar siswa jadi lebih meningkat.
B. Saran
Bertolak dari kesimpulan hasil pembelajran kooperatif tipe learning together
ada dua rekomendasi penting untuk ditindak lanjuti, yaitu :
1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together pada kompetensi
melakukan pekerjaan dengan mesin bubut dapat dijadikan alternatif untuk
59
meningkatkan prestasi belajar siswa dan kemampuan ketrampilan siswa
dalam melakukan praktik pekerjaan membubut untuk menghasilkan benda
kerja yang berkualitas.
2. Hasil penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together pada kelas II
Tpm-4 hanya sampai batasan pembubutan muka dan memanjang, belum
sampai ke proses pembubutan yang lain, seperti pembuatan ulir, bubut dalam,
pembuatan tirus, pembuatan alur dan proses pembuatan kartel menggunakan
mesin bubut. Untuk itu perlu ditindaklanjuti adanya penelitian lain yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam proses membubut yang menghasilkan
benda kerja tepat ukuran serta berkualitas sesuai yang diharapkan.
60
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri, Achmad Rifa’I, Eddy Purwanto, Daniel Purnomo. 2007.
Psikologi Belajar. Semarang : UPT UNNES Press
Aprilio, Muhammad Firdaus, 2010. Model Pembelajaran Kooperatif.
http://muhfida.com/model-pembelajaran-kooperatif/ ( Diunduh 25
November 2011)
Boenasir. 1994. Mesin Perkakas Produksi. Semarang : IKIP Semarang Press
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung : PN. Nusa Media
Sumbodo, Wirawan, Sigit Pujiono, Agung Pambudi, Komariyanto, Samsudin
Anis, Widi Widayat. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri, Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Susilo, Muhammad Joko. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Yasa, Doantara. 2008. Metode Pembelajaran Kooperatif.
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif
( Diunduh 25 November 2011)
(http://kamusbahasaindonesia.org/meningkatkan)( Diunduh 4 Januari 2012)
(http://kamusbahasaindonesia.org/prestasi belajar )( Diunduh 4 Januari 2012)
58
LAMPIRAN-LAMPIRAN
62
LEMBAR PENGAMATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
RESPONDEN GURU
Nama Sekolah : SMK WIWOROTOMO Purwokerto
Tahun Pelajaran : 2011 / 2012
Kelas / Semester : II TPm-4 / 3
Pokok Bahasan : a. Prinsip kerja mesin bubut dipahami dengan benar.
b. Bagian-bagian utama dan fungsi meisn bubut dapat
diidentifikasi dengan cermat.
c. Pemilihan pahat bubut sesuai dengan jenis pekerjaan.
d. Teknik pencekaman benda kerja dilaksanakan sesuai
SOP.
SIKLUS I ( Pertemuan ke satu )
Berikan penilaian dengan menuliskan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia
NO KEGIATAN 4 3 2 1
1 Apersepsi √
2 Penjelasan materi √
3 Penjelasan metode kooperatif √
4 Teknik pembagian kelompok √
5 Pengelolaan kegiatan diskusi √
6 Pemberiaan pertanyaan atau kuis √
7 Kemampuan melakukan evaluasi √
8 Memberikan penghargaan individu dan kelompok √
9 Menentukan nilai individu dan kelompok √
10 Menyimpulkan materi pembelajaran √
11 Menutup pembelajaran √ Keterangan :
SB : Sangat baik ( 4 )
B : Baik ( 3 )
C : Cukup ( 2 )
K : Kurang ( 1 )
Purwokerto, 20 Oktober 2011
Guru Pengamat I
Budi Prasetya, S.Pd.
NIP. 19580117 198702 1 001
63
LEMBAR PENGAMATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
RESPONDEN GURU
Nama Sekolah : SMK WIWOROTOMO Purwokerto
Tahun Pelajaran : 2011 / 2012
Kelas / Semester : II TPm-4 / 3
Pokok Bahasan : a. Prinsip kerja mesin bubut dipahami dengan benar.
b. Bagian-bagian utama dan fungsi meisn bubut dapat
diidentifikasi dengan cermat.
c. Pemilihan pahat bubut sesuai dengan jenis pekerjaan.
d. Teknik pencekaman benda kerja dilaksanakan sesuai
SOP.
SIKLUS II ( Pertemuan ke satu )
Berikan penilaian dengan menuliskan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia
NO KEGIATAN 4 3 2 1
1 Apersepsi √
2 Penjelasan materi √
3 Penjelasan metode kooperatif √
4 Teknik pembagian kelompok √
5 Pengelolaan kegiatan diskusi √
6 Pemberiaan pertanyaan atau kuis √
7 Kemampuan melakukan evaluasi √
8 Memberikan penghargaan individu dan kelompok √
9 Menentukan nilai individu dan kelompok √
10 Menyimpulkan materi pembelajaran √
11 Menutup pembelajaran √ Keterangan :
SB : Sangat baik ( 4 )
B : Baik ( 3 )
C : Cukup ( 2 )
K : Kurang ( 1 )
Purwokerto, 20 Oktober 2011
Guru Pengamat II
Nur Rahmat Wibowo, S.Pd.
NIK. 750910.1.36
64
LEMBAR PENGAMATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
RESPONDEN GURU
Nama Sekolah : SMK WIWOROTOMO Purwokerto
Tahun Pelajaran : 2011 / 2012
Kelas / Semester : II TPm-4 / 3
Pokok Bahasan : a. Teknik penyayatan dapat dipahami dengan benar.
b. Keselamatan kerja selalu diutamakan.
c. Kecepatan putaran / gerakan mesin dapat diatur sesuai
spesifikasi benda kerja.
d. Pembubutan muka dan memanjang dapat dipahami
dengan benar.
SIKLUS II ( Pertemuan ke tiga )
Berikan penilaian dengan menuliskan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia
NO KEGIATAN 4 3 2 1
1 Apersepsi √
2 Penjelasan materi √
3 Penjelasan metode kooperatif √
4 Teknik pembagian kelompok √
5 Pengelolaan kegiatan diskusi √
6 Pemberiaan pertanyaan atau kuis √
7 Kemampuan melakukan evaluasi √
8 Memberikan penghargaan individu dan
kelompok
√
9 Menentukan nilai individu dan kelompok √
10 Menyimpulkan materi pembelajaran √
11 Menutup pembelajaran √ Keterangan :
SB : Sangat baik ( 4 )
B : Baik ( 3 )
C : Cukup ( 2 )
K : Kurang ( 1 )
Purwokerto,3November 2011
Guru Pengamat I
Budi Prasetya, S.Pd.
NIP. 19580117 198702 1 001
65
LEMBAR PENGAMATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
RESPONDEN GURU
Nama Sekolah : SMK WIWOROTOMO Purwokerto
Tahun Pelajaran : 2011 / 2012
Kelas / Semester : II TPm-4 / 3
Pokok Bahasan : a. Teknik penyayatan dapat dipahami dengan benar.
b. Keselamatan kerja selalu diutamakan.
c. Kecepatan putaran / gerakan mesin dapat diatur sesuai
spesifikasi benda kerja.
d. Pembubutan muka dan memanjang dapat dipahami
dengan benar.
SIKLUS II ( Pertemuan ke tiga )
Berikan penilaian dengan menuliskan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia
NO KEGIATAN 4 3 2 1
1 Apersepsi √
2 Penjelasan materi √
3 Penjelasan metode kooperatif √
4 Teknik pembagian kelompok √
5 Pengelolaan kegiatan diskusi √
6 Pemberiaan pertanyaan atau kuis √
7 Kemampuan melakukan evaluasi √
8 Memberikan penghargaan individu dan
kelompok
√
9 Menentukan nilai individu dan kelompok √
10 Menyimpulkan materi pembelajaran √
11 Menutup pembelajaran √ Keterangan :
SB : Sangat baik ( 4 )
B : Baik ( 3 )
C : Cukup ( 2 )
K : Kurang ( 1 )
Purwokerto,3November 2011
Guru Pengamat II
Nur Rahmat Wibowo, S.Pd.
NIK. 750910.1.36
66
LEMBAR PENGAMATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
RESPONDEN GURU
Nama Sekolah : SMK WIWOROTOMO Purwokerto
Tahun Pelajaran : 2011 / 2012
Kelas / Semester : II TPm-4 / 3
REKAPITULASI HASIL
PENGAMATAN AKTIFITAS GURU
NO Aktifitas Guru Penilain
Siklus I
Penilain
Siklus II
1 Apersepsi 2 3.5
2 Penjelasan materi 2 3.5
3 Penjelasan metode kooperatif 2 3
4 Teknik pembagian kelompok 2.5 4
5 Pengelolaan kegiatan diskusi 2.5 3.5
6 Pemberiaan pertanyaan atau kuis 2.5 3.5
7 Kemampuan melakukan evaluasi 2.5 3.5
Memberikan penghargaan individu dan
kelompok
3 3
9 Menentukan nilai individu dan
kelompok
3 4
10 Menyimpulkan materi pembelajaran 3 4
11 Menutup pembelajaran 3 4
Jumlah
Nilai
Kriteria
28
63,63
Cukup baik
39.5
89.78
Baik
Purwokerto, 1 Desember 2011
Guru Pengamat I, Guru Pengamat II,
Budi Prasetya, S.Pd. Nur Rahmat Wibowo,S.Pd.
NIP. 19580117 198702 1 001 NIK. 750910.1.36
58
SATUAN PENDIDIKAN : SMK Wiworotomo Purwokerto
Standar Kompetensi : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Kompetensi Dasar : Menjelaskan teknik pengoperasian mesin bubut
Kelas / Semester : II TPm- 4 / 3
Alokasi Waktu : 4 Jam x @ 45 Menit
Hari / Tanggal : 20 Oktober 20011
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I PENGAMAT ( I )
Berikan penilaian dengan menuliskan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia
NO NAMA SISWA KELOMPOK AKTIVITAS SISWA
1 2 3 4
1 Rizal Maulid √ √
2 Rohmat Santoso √
3 Syarif Hidayatulloh KELOMPOK √
4 Pratomo Adi Laksono (1) √
5 Rialvindra Yudhatama Putra √ √ √
6 Rial Aji Laksana √
7 Rifki Subagyo √
8 Oni Wiyoga √ √ √
9 Singgih V. G √
10 Sabar Pambudi KELOMPOK √
11 Sigit Julianto ( II ) √
12 Wisnu Panji Asmoro √
13 Siswo Handi Yatno √
14 Rijal Khulefi keluar
15 Triono Subekti √ √ √
16 Pamela risky Saputra √
17 Ranto Wibowo KELOMPOK √
18 Nurul Mufti (III) √
19 Sahlan Haryono √
20 Samsul Anwar √
21 Panji Nur Hidayat √ √ √
22 Oni Ramadhan √
23 Rizki Maulan Akbar KELOMPOK √ √
24 Yanuar Ilham Bintang (IV) √
25 Yoga Prasteyio √
26 Teguh Setyawan √
27 Yoga Agung Kurniawan √ √ √
28 Puput Adi Winarno √
29 Wiwit Suseno KELOMPOK √
30 Randhi Cahyadi (V) √ √ √
31 Vava Febry Kurniawan √
32 Wawan Egi Rianto √
33 Yuni Anto √ √ √
34 Wismo Nur .F √
35 Rudi Priyono KELOMPOK √ √ √
36 Purijan Karisman dely (VI) √
37 Randitya Aji Banurestyo √
38 Yanuar Rismiaji √
JUMLAH 7 9 3 37
PRESENTASE 21,88 % 28,13% 9,36 % 100 %
Keterangan jenis kegiatan
1. Menyampaikan pertanyaan
2. Menyampaikan pendapat Purwokerto, 20 Oktober 2011
3. Menjawab pertanyaan Guru Pengamat I,
4. Mengerjakan tugas terstruktur
Budi Prasetya, S.Pd.
68
NIP. 19580117 198702 1 001
SATUAN PENDIDIKAN : SMK Wiworotomo Purwokerto
Standar Kompetensi : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Kompetensi Dasar : Menjelaskan teknik pengoperasian mesin bubut
Kelas / Semester : II TPm- 4 / 3
Alokasi Waktu : 4 Jam x @ 45 Menit
Hari / Tanggal : 20 Oktober 20011
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I PENGAMAT ( II )
Berikan penilaian dengan menuliskan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia
NO NAMA SISWA KELOMPOK AKTIVITAS SISWA
1 2 3 4
1 Rizal Maulid √ √
2 Rohmat Santoso √
3 Syarif Hidayatulloh KELOMPOK √
4 Pratomo Adi Laksono (1) √
5 Rialvindra Yudhatama Putra √ √ √
6 Rial Aji Laksana √
7 Rifki Subagyo √
8 Oni Wiyoga √ √ √
9 Singgih V. G √
10 Sabar Pambudi KELOMPOK √
11 Sigit Julianto ( II ) √
12 Wisnu Panji Asmoro √
13 Siswo Handi Yatno √
14 Rijal Khulefi keluar
15 Triono Subekti √ √ √
16 Pamela risky Saputra √
17 Ranto Wibowo KELOMPOK √
18 Nurul Mufti (III) √
19 Sahlan Haryono √
20 Samsul Anwar √
21 Panji Nur Hidayat √ √ √
22 Oni Ramadhan √
23 Rizki Maulan Akbar KELOMPOK √ √
24 Yanuar Ilham Bintang (IV) √
25 Yoga Prasteyio √
26 Teguh Setyawan √
27 Yoga Agung Kurniawan √ √ √
28 Puput Adi Winarno √
29 Wiwit Suseno KELOMPOK √
30 Randhi Cahyadi (V) √ √ √
31 Vava Febry Kurniawan √
32 Wawan Egi Rianto √
33 Yuni Anto √ √ √
34 Wismo Nur .F √
35 Rudi Priyono KELOMPOK √ √ √
36 Purijan Karisman dely (VI) √
37 Randitya Aji Banurestyo √
38 Yanuar Rismiaji √
JUMLAH 7 9 3 37
PRESENTASE 21,88 % 28,13% 9,36 % 100 %
Keterangan jenis kegiatan
1. Menyampaikan pertanyaan
2. Menyampaikan pendapat Purwokerto, 20 Oktober 2011
3. Menjawab pertanyaan Guru Pengamat II,
4. Mengerjakan tugas terstruktur
5.
Nur Rahmat Wibowo, S.Pd.
69
NIK. 750910.1.36
SATUAN PENDIDIKAN : SMK Wiworotomo Purwokerto
Standar Kompetensi : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Kompetensi Dasar : Menjelaskan teknik pengoperasian mesin bubut
Kelas / Semester : II TPm- 4 / 3
Alokasi Waktu : 4 Jam x @ 45 Menit
Hari / Tanggal : 3 November 2011
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II PENGAMAT ( I )
Berikan penilaian dengan menuliskan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia
NO NAMA SISWA KELOMPOK AKTIVITAS SISWA
1 2 3 4
1 Rizal Maulid √ √ √
2 Rohmat Santoso √
3 Syarif Hidayatulloh KELOMPOK √
4 Pratomo Adi Laksono (1) √ √
5 Rialvindra Yudhatama Putra √ √ √
6 Rial Aji Laksana √
7 Rifki Subagyo √
8 Oni Wiyoga √ √ √ √
9 Singgih V. G √ √
10 Sabar Pambudi KELOMPOK √ √
11 Sigit Julianto ( II ) √
12 Wisnu Panji Asmoro √
13 Siswo Handi Yatno √
14 Rijal Khulefi keluar
15 Triono Subekti √
16 Pamela risky Saputra √
17 Ranto Wibowo KELOMPOK √ √ √
18 Nurul Mufti (III) √ √
19 Sahlan Haryono √
20 Samsul Anwar √
21 Panji Nur Hidayat √ √
22 Oni Ramadhan √ √ √
23 Rizki Maulan Akbar KELOMPOK √
24 Yanuar Ilham Bintang (IV) √ √
25 Yoga Prasteyio √
26 Teguh Setyawan √
27 Yoga Agung Kurniawan √
28 Puput Adi Winarno √
29 Wiwit Suseno KELOMPOK √ √
30 Randhi Cahyadi (V) √ √ √ √
31 Vava Febry Kurniawan √ √
32 Wawan Egi Rianto √
33 Yuni Anto √
34 Wismo Nur .F √
35 Rudi Priyono KELOMPOK √ √ √
36 Purijan Karisman dely (VI) √ √
37 Randitya Aji Banurestyo √
38 Yanuar Rismiaji √ √ √
JUMLAH 12 10 5 37
PRESENTASE 46,15% 38,46% 19,23 % 100 %
Keterangan jenis kegiatan
1. Menyampaikan pertanyaan
2. Menyampaikan pendapat Purwokerto, 3 November 2011
3. Menjawab pertanyaan Guru Pengamat I,
4. Mengerjakan tugas terstruktur
Budi Prasetya, S.Pd.
NIP. 19580117 198702 1 001
70
SATUAN PENDIDIKAN : SMK Wiworotomo Purwokerto
Standar Kompetensi : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Kompetensi Dasar : Menjelaskan teknik pengoperasian mesin bubut
Kelas / Semester : II TPm- 4 / 3
Alokasi Waktu : 4 Jam x @ 45 Menit
Hari / Tanggal : 3 November 2011
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II PENGAMAT ( II )
Berikan penilaian dengan menuliskan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia
NO NAMA SISWA KELOMPOK AKTIVITAS SISWA
1 2 3 4
1 Rizal Maulid √ √ √
2 Rohmat Santoso √
3 Syarif Hidayatulloh KELOMPOK √
4 Pratomo Adi Laksono (1) √ √
5 Rialvindra Yudhatama Putra √ √ √
6 Rial Aji Laksana √
7 Rifki Subagyo √
8 Oni Wiyoga √ √ √ √
9 Singgih V. G √ √
10 Sabar Pambudi KELOMPOK √ √
11 Sigit Julianto ( II ) √
12 Wisnu Panji Asmoro √
13 Siswo Handi Yatno √
14 Rijal Khulefi keluar
15 Triono Subekti √
16 Pamela risky Saputra √
17 Ranto Wibowo KELOMPOK √ √ √
18 Nurul Mufti (III) √ √
19 Sahlan Haryono √
20 Samsul Anwar √
21 Panji Nur Hidayat √ √
22 Oni Ramadhan √ √ √
23 Rizki Maulan Akbar KELOMPOK √
24 Yanuar Ilham Bintang (IV) √ √
25 Yoga Prasteyio √
26 Teguh Setyawan √
27 Yoga Agung Kurniawan √
28 Puput Adi Winarno √
29 Wiwit Suseno KELOMPOK √ √
30 Randhi Cahyadi (V) √ √ √ √
31 Vava Febry Kurniawan √ √
32 Wawan Egi Rianto √
33 Yuni Anto √
34 Wismo Nur .F √
35 Rudi Priyono KELOMPOK √ √ √
36 Purijan Karisman dely (VI) √ √
37 Randitya Aji Banurestyo √
38 Yanuar Rismiaji √ √ √
JUMLAH 12 10 5 37
PRESENTASE 46,15% 38,46% 19,23 % 100 %
Keterangan jenis kegiatan
1. Menyampaikan pertanyaan
2. Menyampaikan pendapat Purwokerto, 3 November 2011
3. Menjawab pertanyaan Guru Pengamat II,
4. Mengerjakan tugas terstruktur
Nur Rahmat Wibowo, S.Pd.
NIK. 750910.1.36
71
SATUAN PENDIDIKAN : SMK Wiworotomo Purwokerto
Standar Kompetensi : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Kompetensi Dasar : Menjelaskan teknik pengoperasian mesin
bubut
Kelas / Semester : II TPm- 4 / 3
Alokasi Waktu : 4 Jam x @ 45 Menit
REKAPITULASI HASIL
PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA
No Aktifitas siswa Siklus I Siklus II
1
2
3
4
Menyampaikan pertanyaan
Menyampaikan pendapat
Menyampaikan sanggahan
Mengerjakan tugas terstruktur dengan
baik
21,88%
28,13%
9,36%
100%
46,15%
38,46%
19,23%
100%
Rata-rata 39,85% 50,96%
Purwokerto, 1 Desember
2011
Guru Pengamat I, Guru Pengamat II,
Budi Prasetya, S.Pd. Nur Rahmat Wibowo,S.Pd.
NIP. 19580117 198702 1 001 NIK. 750910.1.36
72
SATUAN PENDIDIKAN : SMK Wiworotomo Purwokerto
Standar Kompetensi : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Kompetensi Dasar : Menjelaskan teknik pengoperasian mesin bubut
Kelas / Semester : II TPm- 4 / 3
Alokasi Waktu : 4 Jam x @ 45 Menit
NO NAMA SISWA NILAI PREE TEST 1 Rizal Maulid 80
2 Rohmat Santoso 76
3 Syarif Hidayatulloh 74
4 Pratomo Adi Laksono 72
5 Rialvindra Yudhatama Putra 72
6 Rial Aji Laksana 56
7 Rifki Subagyo
8 Oni Wiyoga 78
9 Singgih V. G 76
10 Sabar Pambudi 78
11 Sigit Julianto 72
12 Wisnu Panji Asmoro 67
13 Siswo Handi Yatno 51
14 Rijal Khulefi
15 Triono Subekti 80
16 Pamela risky Saputra 76
17 Ranto Wibowo 74
18 Nurul Mufti 72
19 Sahlan Haryono 67
20 Samsul Anwar
21 Panji Nur Hidayat 78
22 Oni Ramadhan 78
23 Rizki Maulan Akbar 76
24 Yanuar Ilham Bintang 72
25 Yoga Prasteyio 62
26 Teguh Setyawan
27 Yoga Agung Kurniawan 78
28 Puput Adi Winarno 76
29 Wiwit Suseno 74
30 Randhi Cahyadi 72
31 Vava Febry Kurniawan 60
32 Wawan Egi Rianto
33 Yuni Anto 80
34 Wismo Nur .F 76
35 Rudi Priyono 74
36 Purijan Karisman dely 72
37 Randitya Aji Banurestyo 51
38 Yanuar Rismiaji
Rata-rata Hasil Pree Test 63.44
Purwokerto, Oktober 2011
Mengetahui,
Penelit
DAFTAR NILAI SIKLUS I
Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut SMK Wiworotomo Purwokerto
NO NAMA SISWA KELOMPOK Nilai Tes Siklus I
Teori 30% Praktik 70% Nilai Rata-rata
1 Rizal Maulid 90 27 82 57,1 84,1
2 Rohmat Santoso 70 21 70 49 70
3 Syarif Hidayatulloh KELOMPOK 90 27 91 63,7 90,7
4 Pratomo Adi Laksono (1) 70 21 70 49 70
5 Rialvindra Yudhatama Putra 70 21 87 60,9 81,9
6 Rial Aji Laksana 70 21 70 49 70
7 Rifki Subagyo 70 21 70 49 84,1
Jumlah Rata-Rata Kelompok 78,69
8 Oni Wiyoga 70 21 70 49 70
9 Singgih V. G 70 21 70 49 70
10 Sabar Pambudi KELOMPOK 80 24 85 59,5 83,5
11 Sigit Julianto ( II ) 70 21 70 49 70
12 Wisnu Panji Asmoro 70 21 70 49 70
13 Siswo Handi Yatno 70 21 70 49 70
Jumlah Rata-Rata Kelompok 72,25
15 Triono Subekti 90 27 87 60,9 87,9
16 Pamela risky Saputra 80 24 80 56 80
17 Ranto Wibowo KELOMPOK 70 21 70 49 70
18 Nurul Mufti (III) 80 24 85 59,5 83,5
19 Sahlan Haryono 70 21 70 49 70
20 Samsul Anwar 70 21 70 49 70
Jumlah Rata-Rata Kelompok 76,9
21 Panji Nur Hidayat 90 27 77 53,9 80,9
22 Oni Ramadhan 80 24 89 62,3 86,3
23 Rizki Maulan Akbar KELOMPOK 70 21 70 49 70
24 Yanuar Ilham Bintang (IV) 70 21 70 49 70
25 Yoga Prasteyio 80 24 83 58,1 82,1
26 Teguh Setyawan 80 24 85 59,5 83,5
Jumlah Rata-Rata Kelompok 78,8
27 Yoga Agung Kurniawan 90 27 85 59,5 86,5
28 Puput Adi Winarno 70 21 70 49 70
29 Wiwit Suseno KELOMPOK 70 21 85 59,5 80,5
30 Randhi Cahyadi (V) 70 21 87 60,9 81,9
31 Vava Febry Kurniawan 70 21 70 49 70
32 Wawan Egi Rianto 70 21 70 49 70
Jumlah Rata-Rata Kelompok 76,48
33 Yuni Anto 80 24 85 59,5 83,5
34 Wismo Nur .F 90 27 79 55,3 82,3
35 Rudi Priyono KELOMPOK 90 27 82 57,1 84,1
36 Purijan Karisman dely (VI) 70 21 70 49 70
37 Randitya Aji Banurestyo 70 21 70 49 70
38 Yanuar Rismiaji 70 21 70 49 70
Jumlah Rata-Rata Kelompok 76,65
Total nilai rata-rata 76,00
Ketuntasan belajar 45,95%
Belum tuntas belajar 54,05 %
Nilai terendah 70
Nilai Tertinggi 90,7
DAFTAR NILAI SIKLUS I
Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut SMK Wiworotomo Purwokerto
NO NAMA SISWA KELOMPOK Nilai Tes Siklus II
Teori 30% Praktik 70% Nilai Rata-rata
1 Rizal Maulid 87 26,1 85 59,5 85,6
2 Rohmat Santoso 80 24 85 59,5 83,5
3 Syarif Hidayatulloh KELOMPOK 87 26,1 90 63 89,1
4 Pratomo Adi Laksono (1) 87 26,1 85 59,5 85,6
5 Rialvindra Yudhatama Putra 87 26,1 90 63 89,1
6 Rial Aji Laksana 80 24 85 59,5 83,5
7 Rifki Subagyo 80 24 80 56 80
Jumlah Rata-Rata Kelompok 85,2
8 Oni Wiyoga 80 24 85 59,5 83,5
9 Singgih V. G 80 24 87 60,9 84,9
10 Sabar Pambudi KELOMPOK 87 26,1 85 59,5 85,6
11 Sigit Julianto ( II ) 80 24 85 59,5 83,5
12 Wisnu Panji Asmoro 70 21 70 49 70
13 Siswo Handi Yatno 70 21 70 49 70
Jumlah Rata-Rata Kelompok 79,58
15 Triono Subekti 87 26,1 85 59,5 85,2
16 Pamela risky Saputra 80 24 85 59,5 83,5
17 Ranto Wibowo KELOMPOK 70 21 70 49 70
18 Nurul Mufti (III) 87 26,1 87 60,9 80,5
19 Sahlan Haryono 70 21 85 59,5 70
20 Samsul Anwar 70 21 70 49 87
Jumlah Rata-Rata Kelompok 79,37
21 Panji Nur Hidayat 90 27 85 59,5 80,5
22 Oni Ramadhan 87 26,1 90 63 70
23 Rizki Maulan Akbar KELOMPOK 80 24 85 59,5 86,5
24 Yanuar Ilham Bintang (IV) 80 24 85 59,5 89,1
25 Yoga Prasteyio 87 26,1 85 59,5 83,5
26 Teguh Setyawan 87 26,1 87 60,9 83,5
Jumlah Rata-Rata Kelompok 82,18
27 Yoga Agung Kurniawan 87 26,1 87 60,9 85,6
28 Puput Adi Winarno 87 26,1 85 59,5 87
29 Wiwit Suseno KELOMPOK 80 24 87 60,9 87
30 Randhi Cahyadi (V) 87 26,1 91 63,7 90,8
31 Vava Febry Kurniawan 80 24 85 59,5 83,5
32 Wawan Egi Rianto 70 21 70 49 70
Jumlah Rata-Rata Kelompok 84,13
33 Yuni Anto 87 26,1 85 59,5 85,6
34 Wismo Nur .F 87 26,1 80 56 82,1
35 Rudi Priyono KELOMPOK 87 26,1 87 60,9 87
36 Purijan Karisman dely (VI) 87 26,1 85 59,5 85,6
37 Randitya Aji Banurestyo 70 21 70 49 70
38 Yanuar Rismiaji 80 24 85 59,5 83,5
Jumlah Rata-Rata Kelompok 82,3
Total nilai rata-rata 80,91
Ketuntasan belajar 83,78%
Belum tuntas belajar 16,22%
Nilai terendah 70
Nilai Tertinggi 90,8
75
LEMBAR KERJA SISWA (LKS ) SIKLUS I
PERTEMUAN KE SATU
Petunjuk :
1) Dikerjakan secara berkelompok.
2) Setiap kelompok mengumpulkan satu lembar jawab.
3) Setiap anak menyalin jawaban pada buku.
4) Tulis ketua kelompok lengkap dengan anggotanya.
5) Waktu pengerjaan 50 menit.
1. Jelaskan prinsip kerja dari mesin bubut?
2. Sebutkan bagian-bagian utama dan fungsi mesin bubut?
3. Ada berapa eretan yang ada pada mesin bubut? Jelaskan !
4. Jelaskan fungsi dari mesin bubut itu sendiri !
5.
Dari gambar di atas ada beberapa proses pembubutan, jelaskan sesuai gambar
6. Sebutkan jenis pahat yang digunakan dalam pengerjaan benda kerja di atas
dan jelaskan fungsinya !
76
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS ) SIKLUS II
PERTEMUAN KE TIGA
Petunjuk :
1) Dikerjakan secara berkelompok.
2) Setiap kelompok mengumpulkan satu lembar jawab.
3) Setiap anak menyalin jawaban pada buku.
4) Tulis ketua kelompok lengkap dengan anggotanya.
5) Waktu pengerjaan 50 menit.
1. Sebutkan dua teknik penyayatan yang ada?
2. Jelaskan cara membubut muka yang benar dan alat pelindung tubuh apa yang
harus digunakan pada saat membubut ?
3. Bagaimana cara berpakaian yang benar pada saat kita praktik ?
4. Secara berkelompok, siswa berdiskusi kecelakaan apa saja yang bisa terjadi
apabila mengabaikan keselamatan kerja.
5. Mengapa harus menggunakan kacamata pada saat membubut? Jelaskan
bagaimana pentingnya penggunaan kacamata pada saat membubut !
6. Apa manfaat dari penggunaan keselamatan kerja yang baik, jelaskan !
7. Sebutkan rumus yang di gunakan untuk menghitung putaran mesin bubut dan
beri keterangannya!
8. Hitung kecepatan putar pada benda kerja di bawah ini, dengan Vc 20 m /
menit.
Kecepatan putar yang di sediakan : 55, 110, 200, 300, 410, 600, 1100, 2200
77
SOAL KUIS SIKLUS I
Nama : ……………………………………………………………………
No Absent : …………………………………………………………………...
Kelas : ……………………………………………………………………
Jurusan : ……………………………………………………………………
Hari/tanggal : ……………………………………………………………………
Petunjuk :
1) Dikerjakan secara individu.
2) Dikerjakan langsung pada lembar jawab.
3) Tulis jawaban dengan benar,tepat dan jelas.
4) Waktu pengerjaan 20 menit.
LEMBAR JAWAB SOAL KUIS
1. Bagaimana prinsip kerja mesin bubut ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
2. Bagaimana cara memasang pahat pada mesin bubut ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
3. Apa fungsi dara pahat rata kanan ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………
4. Sebutkan bagian utama dari mesin bubut dan jelaskan fungsinya !
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………
Start pengerjaan :……........WIB Purwokerto, Oktober 2011
Selesai pengerjaan :…………WIB Mengetahui siswa,
(……………………)
78
SOAL KUIS SIKLUS II
Nama : ……………………………………………………………………
No Absent : …………………………………………………………………...
Kelas : ……………………………………………………………………
Jurusan : ……………………………………………………………………
Hari/tanggal : ……………………………………………………………………
Petunjuk :
1) Dikerjakan secara individu.
2) Dikerjakan langsung pada lembar jawab.
3) Tulis jawaban dengan benar,tepat dan jelas.
4) Waktu pengerjaan 20 menit.
LEMBAR JAWAB SOAL KUIS
9. Sebutkan dua teknik penyayatan yang ada?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
10. Apa syarat utama pakaian kerja operator mesin bubut?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
11. Jelaskan cara mengurangi diameter pada benda kerja di mesin bubut?
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
12. Berapa kecepatan putaran mesin, jika mau membubut baja lunak ( Vc = 35 m
/men ) diameter 30 mm, akan di bubut dengan pahat HSS.
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Start pengerjaan :……........WIB Purwokerto, November 2011
Selesai pengerjaan :…………WIB Mengetahui siswa,
(………………………….)
79
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Nama : ……………………………………………………………………
No Absent : …………………………………………………………………...
Kelas : ……………………………………………………………………
Jurusan : ……………………………………………………………………
Hari/tanggal : ……………………………………………………………………
Petunjuk :
5) Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada lembar jawaban yang tersedia.
6) Apabila anda ingin mengganti jawaban anda yang salah, coretlah dengan
memberi tanda (=) pada jawaban yang salah tersebut dan silanglah jawaban
yang anda anggap paling benar.
7) Periksalah jawaban anda sekali lagi, sebelum anda mengakhirinya.
8) Dilarang mencontek dan bekerja sama dengan teman, karena kejujuran dan
kesungguhan anda dalam mengerjakan soal ini sangat diharapkan.
9) Waktu pengerjaan 20 menit.
10) Dikerjakan pada lembar soal ini.
1. Fungsi utama mesin bubut adalah...
a. Mengebor atau membuat lubang pada benda kerja
b. Menyayat sebagian bahan/benda kerja
c. Mengubah dan membentuk permukaan bidang rata
d. Menajamkan sisi – sisi sayat perkakas
2. Bagian manakah dari mesin bubut yang berfungsi untuk penempatan pahat?
a. Kepala lepas c. Eretan
b. Kepala tetap d. Alas mesin/bed
3. Di bawah ini yang merupakan bagian utama mesin bubut, kecuali…
a. Kepala tetap c. Pahat bubut
b. Kepala lepas d. Alas mesin
4. Dari gambar di bawah, bagian yang ditunjuk dengan no 1 adalah…
a. Kepala tetap c. Kepala lepas
b. Eretan d. Mekanis kecepatan
5. Dari gambar no. 4, bagian yang ditunjuk no. 2 adalah…
a. Kepala tetap c. Kepala lepas
b. Eretan d. Mekanis kecepatan
6. Dari gambar no. 4, bagian yang ditunjuk no. 3 adalah…
a. Kepala tetap c. Mekanis kecepatan
b. Eretan d. Kepala lepas
3 1 2
80
7. Gambar pahat bubut di bawah ini yang disebut pahat potong adalah no…..
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
8. Dari gambar no. 7, pahat bubut yang digunakan untuk membubut rata adalah no…
a. 5 c. 7
b. 6 d. 8
9. Di bawah ini yang merupakan fungsi kepala lepas, kecuali…
a. Penyangga bnda kerja yang panjang.
b. Tempat senter.
c. Tempat mata bor.
d. Pemegang benda kerja.
10. Pahat bubut berfungsi untuk….
a. Alat penjepit benda kerja
b. Memegang titik sumbu dari kedua ujung dari benda kerja
c. Memotong/menyayat benda kerja
d. Membawa benda kerja supaya ikut berputar
1 2 3 4 5 6 7 8 9
81
SOAL EVALUASI SIKLUS II
Nama : ……………………………………………………………………
No Absent : …………………………………………………………………...
Kelas : ……………………………………………………………………
Jurusan : ……………………………………………………………………
Hari/tanggal : ……………………………………………………………………
Petunjuk :
11) Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(X) pada lembar jawaban yang tersedia.
12) Apabila anda ingin mengganti jawaban anda yang salah, coretlah dengan
memberi tanda (=) pada jawaban yang salah tersebut dan silanglah
jawaban yang anda anggap paling benar.
13) Periksalah jawaban anda sekali lagi, sebelum anda mengakhirinya.
14) Dilarang mencontek dan bekerja sama dengan teman, karena kejujuran dan
kesungguhan anda dalam mengerjakan soal ini sangat diharapkan.
15) Waktu pengerjaan 20 menit.
16) Dikerjakan pada lembar soal ini.
11. Fungsi utama mesin bubut adalah...
a. Mengebor atau membuat lubang pada benda kerja
b. Menyayat sebagian bahan/benda kerja
c. Mengubah dan membentuk permukaan bidang rata
d. Menajamkan sisi – sisi sayat perkakas
12. Bagian manakah dari mesin bubut yang berfungsi untuk penempatan pahat?
a. Kepala lepas c. Eretan
b. Kepala tetap d. Alas mesin/bed
13. Di bawah ini yang merupakan bagian utama mesin bubut, kecuali…
a. Kepala tetap c. Pahat bubut
b. Kepala lepas d. Alas mesin
14. Dari gambar di bawah, bagian yang ditunjuk dengan no 1 adalah…
a. Kepala tetap c. Kepala lepas
b. Eretan d. Mekanis kecepatan
15. Dari gambar no. 4, bagian yang ditunjuk no. 2 adalah…
a. Kepala tetap c. Kepala lepas
b. Eretan d. Mekanis kecepatan
16. Dari gambar no. 4, bagian yang ditunjuk no. 3 adalah…
a. Kepala tetap c. Mekanis kecepatan
b. Eretan d. Kepala lepas
3 1 2
82
17. Di bawah ini yang merupakan fungsi kepala lepas, kecuali…
a. Penyangga bnda kerja yang panjang.
b. Tempat senter.
c. Tempat mata bor.
d. Pemegang benda kerja.
18. Pahat bubut berfungsi untuk….
a. Alat penjepit benda kerja
b. Memegang titik sumbu dari kedua ujung dari benda kerja
c. Memotong/menyayat benda kerja
d. Membawa benda kerja supaya ikut berputar
19. Untuk mendapatkan hasil bubutan yang rata dan halus sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, kecuali...
a. Kecepatan putaran mesin
b. Bentuk mata pahat
c. Diameter benda kerja
d. Kecepatan dan tebal pemakanan pahat
20. Di bawah ini termasuk tanda – tanda pahat tumpul sewaktu dipakai, kecuali…
a. Hasil sayatan pahat halus c. Berbunyi menggerit
b. Pahat berasap d. Mesin bergetar
21. Apa akibatnya jika pemasangan benda kerja pada cekam miring?
a. Pemakanan benda kerja tidak rata.
b. Garis sumbu benda kerja tegak lurus dengan diameternya
c. Hasil benda kerja miring
d. Hasil sayatan kasar
22. Apa yang terjadi jika ujung pisau pahat tidak setinggi ujung senter?
a. Timbul tonjolan pada sumbu benda kerja
b. Timbul cekungan pada sumbu benda kerja
c. Hasil benda kerja miring
d. Hasil sayatan kasar
23. Di bawah ini gambar senter adalah…
a. c.
b. d.
24. Rumus di bawah ini yang termasuk rumus kecepatan potong adalah…
a. V =
c. V = n
LD
b. V = d. V = nD
L
L
nD
Dxn
83
25. Benda kerja dari besi tuang dengan diameter (D)= 50mm, panjang (L)=
1000mm, akan dibubut pada putaran mesin (n)= 160 put/menit. Berapakah
kecepatan potong mesin?
a. 25 mm/menit c. 98 mm/menit
b. 80 mm/menit d. 160 mm/menit
84
SOAL TEST PRAKTIK SIKLUS I
1. Praktik memasang pahat pada mesin bubut dan pemasangan benda
kerja pada mesin bubut yang baik dan benar, dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Pahat dipasang setinggi center.
b. Benda kerja dipasang pada cekam dengan tepat.
c. Waktu pemasangan 10 menit.
d. Dikerjakan secara individu.
e. Panjang pemasangan pahat dan benda kerja disesuaikan.
85
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK MEMASANG PAHAT DAN BENDA
KERJA SIKLUS I
Nama : ……………………………………………………………………
No Absent : …………………………………………………………………...
Kelas : ……………………………………………………………………
Jurusan : ……………………………………………………………………
Hari/tanggal : ……………………………………………………………………
BOBOT EVALUASI RENTANG
SKOR
SKOR JUMLAH
PERSIAPAN
20 % Mempersiapkan alat kerja 20
PROSES DAN HASIL PEMASANGAN
1. Keselamatan kerja 5
70 % 2. Perawatan alat 5
3. Pahat setinggi center *) 20
4. Pemasangan panjang benda kerja
tepat *)
20
5. Pemasangan panjang pahat tepat
*)
20
WAKTU
1. Sesuai alokasi waktu 10
10 % 2. Lebih cepat 10
3. Lebih lambat 6
100 % TOTAL SKOR Keterangan :
*) Penilaian ditentukan dengan :
- Masuk sesuai ketentuan = skor maksimum x 100 %
- Menyimpang dari ketentuan = skor maksimum x 80 %
- Gagal = skor 1
Purwokerto, Oktober
2011
Peneliti / Penguji,
Mugi Waluyo
NIM. 520140743
86
KRITERIA PENILAIAN PRAKTIK PEMASANGAN PAHAT DAN BENDA
KERJA PADA MESIN BUBUT
1. KRITERIA PENILIAN EVALUASI PRAKTIK SIKLUS I
JENIS PEKERJAAN NILAI YANG
DIBERIKAN
Menggunakan alat kerja sesuai dengan fungsinya
dan memeprsiapkan alat-alat dengan baik.
20
Mempersiapkan alat kurang lengkap dan
penggunaan alat kurang tepat.
15-18
Persiapan kerja kurang baik dan penggunaannya
tidak pada mestinya.
5-8
Keselamatan
kerja
Bekerja sesuai
keselamatan kerja
Kurang
mengindahkan
keselamatan kerja
Tidak
memperhatikan
keselamatan
kerja
Nilai 5 3-4 2
Perawatan alat Penggunaan alat
yang sesuai
Penggunaan alat
kurang tepat
Penggunaan alat
salah
Nilai 5 3-4 2
90
SOAL TEST PRAKTIK SIKLUS II
1. Melakukan praktik membubut muka dan rata sesuai benda kerja.
LEMBAR PENILAIAN
MEMBUBUT
Nama Job : BUBUT BENDA PANJANG
Nama Siswa/ No : ...........................................
BOBOT EVALUASI RENTANG
SKOR
SKOR JUMLAH
PROSES
1. Pemasangan alat 1 – 5
20 % 2. Prosedur 1 – 5
3. Keselamatan kerja 1 – 5
4. Perawatan alat 1 – 5
HASIL BUBUTAN
1. Panjang………*) 20
2. Panjang ……….*) 10
70 % 3. Diameter………*) 15
4. Diameter………*) 15
5. Kehalusan 2 – 5
6. Kerataan 2 – 5
WAKTU
1. Sesuai alokasi waktu 10
10 % 2. Lebih cepat 10
3. Lebih lambat 6
100 % TOTAL SKOR
Keterangan :
*) Penilaian ditentukan dengan :
- Masuk pada daerah toleransi = skor maksimum x 100 %
- Menyimpang daerah tpleransi = skor maksimum x 80 %
- Gagal = skor 1
Purwokerto,November 2011
Mengetahui,
Peneliti
91
KRITERIA PENILAIAN PRAKTIK MEMBUBUT MUKA DAN RATA PADA
SIKLUS II
Pemasangan alat Pemasangan alat
tepat
Pemasangan alat
kurang tepat
Pemasangan alat
salah
Nilai 5 3-4 2
Prosedur Bekerja sesuai
prosedur
Prosedur kurang
tepat
Tidak bekerja
sesuai prosedur
Nilai 5 3-4 2
Keselamatan
kerja
Bekerja sesuai
keselamatan kerja
Kurang
mengindahkan
keselamatan kerja
Tidak
memperhatikan
keselamatan
kerja
Nilai 5 3-4 2
Perawatan alat Penggunaan alat
yang sesuai
Penggunaan alat
kurang tepat
Penggunaan alat
salah
Nilai 5 3-4 2
Kehalusan N7 N8 N9
Nilai 5 3-4 2
Kerataan Rata Kurang rata Benda pejal
Nilai 5 3-4 2
92
Instrumen Tes Hasil Belajar Teori
Pokok Bahasan : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Waktu : 45 menit
Petunjuk :
a. Tuliskan nama sebelumnya pada lembar jawaban yang tersedia.
b. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(X) pada lembar jawaban yang tersedia.
c. Apabila anda ingin mengganti jawaban anda yang salah, coretlah dengan
memberi tanda (=) pada jawaban yang salah tersebut dan silanglah
jawaban yang anda anggap paling benar.
d. Periksalah jawaban anda sekali lagi, sebelum anda mengakhirinya.
e. Dilarang mencontek dan bekerja sama dengan teman, karena kejujuran dan
kesungguhan anda dalam mengerjakan soal ini sangat diharapkan.
Soal :
26. Fungsi utama mesin bubut adalah...
a. Mengebor atau membuat lubang pada benda kerja
b. Menyayat sebagian bahan/benda kerja
c. Mengubah dan membentuk permukaan bidang rata
d. Menajamkan sisi – sisi sayat perkakas
27. Di bawah ini yang tidak termasuk jenis Mesin Bubut adalah…
a. Mesin Bubut Potong c. Mesin bubut biasa
b. Mesin bubut revolver d. Mesin bubut karosel
28. Jenis mesin bubut yang digunakan untuk membubut benda kerja dengan
diameter besar adalah...
a. Mesin Bubut Potong c. Mesin bubut biasa
b. Mesin bubut revolver d. Mesin bubut karosel
29. Bagian manakah dari mesin bubut yang berfungsi untuk penempatan pahat?
a. Kepala lepas c. Eretan
b. Kepala tetap d. Alas mesin/bed
30. Di bawah ini yang merupakan bagian utama mesin bubut, kecuali…
a. Kepala tetap c. Pahat bubut
b. Kepala lepas d. Alas mesin
31. Dari gambar di bawah, bagian yang ditunjuk dengan no 1 adalah…
a. Kepala tetap c. Kepala lepas
b. Eretan d. Mekanis kecepatan
32. Dari gambar no. 6, bagian yang ditunjuk no. 2 adalah…
1 2
4 5
3
93
a. Kepala tetap c. Kepala lepas
b. Eretan d. Mekanis kecepatan
33. Dari gambar no. 6, bagian yang ditunjuk no. 3 adalah…
a. Kepala tetap c. Mekanis kecepatan
b. Eretan d. Kepala lepas
34. Di bawah ini adalah jenis bidang atau alas permukaan landas mesin bubut,
kecuali...
a. Alas Eropa c. Alas Finlandia
b. Alas Amerika d. Alas Schaerrer
35. Di bawah ini yang merupakan fungsi kepala lepas, kecuali…
a. Penyangga bnda kerja yang panjang.
b. Tempat senter.
c. Tempat mata bor.
d. Pemegang benda kerja.
36. Di bawah ini yang merupakan alat perlengkapan mesin bubut, kecuali…
a. Pahat bubut c. Alat pencekam benda kerja
b. Kepala lepas d. Senter
37. Pahat bubut berfungsi untuk….
a. Alat penjepit benda kerja
b. Memegang titik sumbu dari kedua ujung dari benda kerja
c. Memotong/menyayat benda kerja
d. Membawa benda kerja supaya ikut berputar
38. Gambar pahat bubut di bawah ini yang disebut pahat potong adalah no…..
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
39. Dari gambar no. 13, pahat bubut yang berfungsi untuk membuat ulir adalah
no…
a. 2 c. 7
b. 3 d. 8
40. Dari gambar no. 13, pahat bubut yang digunakan untuk membubut rata adalah
no…
a. 5 c. 7
b. 6 d. 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9
94
41. Gambar di bawah ini yang termasuk alat pencekam adalah…
a. c.
b. d.
42. Di bawah ini gambar senter adalah…
a. c.
b. d.
43. Sudut senter yang digunakan untuk menahan benda kerja ringan adalah
sebesar...
a. 600 c. 80
0
b. 750 d. 90
0
44. Flens pembawa berfungsi untuk…
a. Menyangga benda kerja agar tidak melengkung.
b. Membawa serta benda kerja agar ikut berputar seirama sumbu mesin.
c. Memegang titik sumbu dari kedua ujung benda kerja
d. Alat penjepit benda kerja.
45. Yang termasuk pekerjaan membubut, kecuali…
a. Memotong benda kerja c. Mengkartel
b. Mengebor benda kerja d. Membuat roda gigi
46. Alat yang berfungsi untuk mengetes baiktidaknya putaran benda kerja
adalah…
a. Plat Cekam c. Jarum pengukur
b. Flens pembawa d. Penyangga/kaca mata
95
47. Alat yang berfungsi untuk menjaga benda kerja agar tidak bergetar dan
putarannya stabil adalah…
a. Plat Cekam c. Jarum pengukur
b. Flens pembawa d. Penyangga/kaca mata
48. Gambar no 1di bawah adalah gambar…
a. Plat Cekam c. Jarum pengukur
b. Flens pembawa d. Penyangga/kaca mata
49. Alat yang berfungsi untuk membuat alur – alur kecil pada benda kerja agar
tidak licin saat dipegang adalah…
a. Pahat bubut c. Alat pencekam benda kerja
b. Kartel d. Senter
50. Membuat benda kerja dengan diameter yang tetap disebut…
a. Membubut tirus c. Membubut ulir
b. Membubut lurus d. Membubut alur
51. Apakah fungsi dari lonceng ulir?
a. Agar penyayatan pahat tetap pada kedudukan semula
b. Agar tebal pemakanan pahat sama
c. Supaya benda yang dibubut hasilnya dapat halus
d. Supaya cekam dapat berputar dengan baik
52. Yang termasuk dalam bahan pendingin pahat bubut, kecuali...
a. Cairan sabun c. Bensin
b. Udara d. Terpentin
53. Manakah bentuk tirus di bawah ini yang benar?
a. Tirus tegak c. Tirus jurno
b. Tirus keras d. Tirus Universal
54. Bagian mesin yang berfungsi untuk meneruskan putaran dari poros (sumber)
ke poros yang lainnya adalah…
a. Kopling c. Arbor
b. Sabuk d. Jack
55. Untuk mendapatkan hasil bubutan yang rata dan halus sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, kecuali...
a. Kecepatan putaran mesin
b. Bentuk mata pahat
c. Diameter benda kerja
d. Kecepatan dan tebal pemakanan pahat
56. Posisi yang benar pada saat akan membubut adalah...
a. Pahat miring ke kiri sehingga sisi sejajar membentuk sudut
b. Ujung mata pahat setinggi ujung senter
c. Putaran mesin cepat untuk benda kerja diameter besar
3 2
1
96
d. Putaran mesin cepat untuk benda kerja yang panjang
57. Di bawah ini termasuk tanda – tanda pahat tumpul sewaktu dipakai, kecuali…
a. Hasil sayatan pahat halus c. Berbunyi menggerit
b. Pahat berasap d. Mesin bergetar
58. Apa akibatnya jika pemasangan benda kerja pada cekam miring?
a. Pemakanan benda kerja tidak rata.
b. Garis sumbu benda kerja tegak lurus dengan diameternya
c. Hasil benda kerja miring
d. Hasil sayatan kasar
59. Apa yang terjadi jika ujung pisau pahat tidak setinggi ujung senter?
a. Timbul tonjolan pada sumbu benda kerja
b. Timbul cekungan pada sumbu benda kerja
c. Hasil benda kerja miring
d. Hasil sayatan kasar
60. Apa akibatnya jika pada saat membubut tanpa adanya pendingin? Kecuali...
a. Hasil sayatan kasar c. Timbul asap
b. Pahat cepat rusak d. Hasil benda kerja miring
61. Berikut ini adalah cara membubut rata bagian luar, kecuali...
a. Menjepit benda kerja dengan plat cekam
b. Harus menggunakan kaca mata diam atau jalan
c. Dengan menggunakan dua senter
d. Dengan menggunakan satu senter
62. Bagaimana cara untuk membubut dalam?
a. Benda kerja harus sudah berlubang
b. Benda kerja harus masih rata
c. Benda kerja tidak harus rata maupun berlubang
d. Tidak dapat menggunakan pahat tetapi menggunakan bor
63. Ketika kita mengebor pada mesin Bubut maka kecepatan mesin yang kita
gunakan sebagai berikut…
a. Sesuai diameter bor c. Lambat
b. Cepat d. Sesuai diameter benda
64. Berikut adalah cara membubut tirus, kecuali...
a. Dengan menggeser posisi kepala lepas ke arah melintang
b. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat)
c. Dengan perkakas pembentuk
d. Dengan memiringkan benda kerja saat dicekam
65. Dalam memotong benda kerja dengan menggunakan mesin bubut sebaiknya
posisi pisau bubut adalah...
a. Tegak lurus benda kerja c. Miring ke kanan benda kerja
b. Miring ke kiri benda kerja d. Sejajar benda kerja
66. Bagaimana rumus pergeseran senter kepala lepas ketika membuat tirus?
a. c.
X = X =
b. d.
X = X =
dl
DL
2
l
dD
2
l
LdD
2
L
Dld 2
97
67. Sebuah benda kerja yang akan dibuat tirus dengan panjang benda seluruhnya
L= 20mm, dan panjang yang akan ditirus l= 10mm dengan diameter besar D=
10mm dan diameter kecil d= 5mm. Berapakah jarak pergeseran
kedalamannya?
a. 5 mm c. 15 mm
b. 10 mm d. 20 mm
68. Rumus di bawah ini yang termasuk rumus kecepatan potong adalah…
a. V = c. V = n
LD
b. V = d. V = nD
L
69. Benda kerja dari besi tuang dengan diameter (D)= 50mm, panjang (L)=
1000mm, akan dibubut pada putaran mesin (n)= 160 put/menit. Berapakah
kecepatan potong mesin?
a. 25 mm/menit c. 98 mm/menit
b. 80 mm/menit d. 160 mm/menit
70. Diketahui diameter suatu benda kerja D= 1,5", kecepatan sayat 90 feet/menit.
Berapakah kecepatan putar mesin?
a. 60 put/menit c. 180 put/menit
b. 120 put/menit d. 240 put/menit
-----Selamat mengerjakan-----
L
nD
Dxn
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Wiworotomo Purwokerto
Program Studi Keahlian : Teknik Mesin
Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Kelas / Semester : II / 3
Standar Kompetensi : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Kompetensi Dasar : Menjelaskan teknik pengoperasian mesin bubut
Indikator :
a. Prinsip kerja mesin bubut dipahami dengan
benar.
b. Bagian-bagian utama dan fungsi meisn bubut
dapat diidentifikasi dengan cermat.
c. Pemilihan pahat bubut sesuai dengan jenis
pekerjaan.
d. Teknik pencekaman benda kerja dilaksanakan
sesuai SOP.
Pertemuan Ke / Siklus : 1 , 2 dan 3 / I
Alokasi Waktu : 4 Jam x @ 45 Menit
A. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum :
a. Memahami prisnsip kerja mesin bubut, bagian –
bagian utama dan fungsi dari mesin bubut dengan
benar.
b. Menguasai pemasangan pahat dan cekam sesuai
standar yang ditetapkan.
2. Tujuan Instruksional Khusus :
a. Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja mesin bubut.
b. Siswa dapat menyebutkan bagian utama mesin bubut
dan dapat menjelaskan fungsinya dari setiap bagian.
99
c. Siswa dapat memahami dan mempraktikan
pemilihan pahat bubut sesuai dengan jenis
pekerjaan.
d. Siswa dapat memahami dan mempraktikan teknik
pencekaman benda kerja yang sesuai SOP.
B. Materi pembelajaran
a. Prinsip kerja mesin bubut.
b. Bagian-bagian utama mesin bubut.
c. Pemilihan pahat bubut.
d. Teknik pencekaman
C. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Model Pembelajaran : Kooperatif
2. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab,
dan Pemberian tugas
D. Langkah-langkah pembelajaran
a. Kegiatan awal ( 30 menit ):
a. Salam pembuka
b. Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan
baik.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 6 - 7
orang dengan kemampuan yang berbeda-beda.
b. Kegiatan inti ( 120 menit ):
No. Kegiatan Al. Waktu
1 Siswa mengamati mesin bubut dan bagian – bagian
utamanya. Setelah itu Guru menjelaskan materi
tentang prinsip kerja mesin bubut, bagian utama
dari mesin bubut beserta funsinya
15
2 Membagikan LKS kepada masing – masing
kelompok
5
100
3 Menyuruh siswa mengerjakan LKS secara bersama
– sama dalam kelompoknya.
Catatan :
Saat siswa mengerjakan LKS, guru berkeliling
mengamati pekerjaan siswa dan mendorong siswa
kerjasama sambil memberikan bimbingan dan
bantuan apabila siswa mengalami kesulitan.
50
4 Membahas LKS secara bersama – sama melalui
diskusi paripurna.
50
c. Penututp / kegiatan akhir ( 30 menit ) :
a. Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran.
b. Memberikan kuis / posttest
c. Mengingatkan materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Pertemuan kedua :
a. Kegiatan awal ( 30 menit ):
a. Salam pembuka.
b. Guru melakukan absensi terhadap siswanya.
c. Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan
baik.
d. Sebelum melanjutkan materi, guru mengadakan
tanya jawab tentang materi yang sudah di bahas
pada pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan inti ( 120 menit ):
No Kegiatan Al. Waktu
1 Menjelaskan tentang penggunaan pahat dan
pencekaman pada mesin bubut yang baik dan benar.
15
2 Guru membagikan gambar kerja / jobsheet atau LKS
secara berkelompok.
5
101
3 Secara berkelompok siswa mengamati gambar kerja
untuk memahami pahat jenis apa yang digunakan
dalam pengerjaan benda kerja tersebut.
Catatan :
Guru memberikan bibimbingan selama proses belajar
berlangsung, jika sudah selesai siswa bisa belajar
memppraktikan cara pemasangan pahat dan benda
kerja.
50
4 Membahas hasil kerja kelompok secara bersama –
sama.
50
c. Penututp / kegiatan akhir ( 30 menit ) :
a. Pengkondisian kembali tempat kerja siswa :
pengembalian alat, kebersihan mesin dan bengkel.
b. Berdoa dan salam penutup.
Pertemuan ketiga :
a. Kegiatan awal ( 30 menit ):
a. Salam pembuka.
b. Guru melakukan absensi terhadap siswanya.
c. Memberikan pengarahan tentang evaluasi
pembelajaran yang akan dikerjakan.
b. Kegiatan inti ( 120 menit ):
a. Mengadakan evaluasi atau ujian praktik yang
dikerjakan seluruh siswa secara individu.
c. Penututp / kegiatan akhir ( 30 menit ) :
a. Pengkondisian kembali tempat kerja siswa :
pengembalian alat, kebersihan mesin dan bengkel.
b. Berdoa dan salam penutup.
102
E. Alat / bahan / sumber belajar
a. Mesin bubut
b. Alat bantu mesin bubut
c. Gambar kerja
d. Modul siswa dan LKS
F. Soal test
a. Materi Evaluasi : cara kerja mesin bubut dan bagian utama
beserta fungsinya, macam- macam pahat bubut dan
pencekaman benda kerja.
b. Bentuk Evaluasi :
1) Evaluasi dengan bentuk pilihan ganda 30 %.
2) Penilaian pengamatan dan kemampuan praktik dengan
bobot 70 %.
Purwokerto, 10 Oktober 2011
Guru Mata Diklat, Peneliti,
Budi Prasetya, S. Pd. Mugi Waluyo
NIP. 19580117 198702 1 001 NIM. 5201407043
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Ketua Program TP,
Drs. Susilo Riyantono, M.T. Nur Rahmat Wibowo, S. Pd.
NIP. 19601110 198603 1 028 NIK. 750910.1.36
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Wiworotomo Purwokerto
Program Studi Keahlian : Teknik Mesin
Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Kelas / Semester : II / 3
Standar Kompetensi : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Kompetensi Dasar : Menjelaskan teknik pengoperasian mesin bubut
Indikator :
a. Teknik penyayatan dapat dipahami dengan
benar.
b. Keselamatan kerja selalu diutamakan.
c. Kecepatan putaran / gerakan mesin dapat diatur
sesuai spesifikasi benda kerja.
d. Pembubutan muka dan memanjang dapat
dipahami dengan benar.
Pertemuan Ke / Siklus : 4, 5 dan 6 / II
Alokasi Waktu : 4 Jam x @ 45 Menit
A. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum :
a. Memahami teknik penyayatan pada mesin bubut
dengan benar.
b. Memahami dan menguasai cara membubut muka
dan memanjang dengan pengaturan kecepatan mesin
yang sesuai spesifikasi benda kerja.
2. Tujuan Instruksional Khusus :
104
a. Siswa dapat menjelaskan dan memahami teknik
penyayatan dengan benar.
b. Siswa dapat menjelaskan keselamatan kerja dan selalu
mengutamakannya.
c. Siswa dapat mempraktikan cara membubut muka dan
memanjang dengan benar.
d. Siswa dapat menghitung putaran mesin sesuai
spesifikasi benda kerja dan dapat mengatur pada
mesin bubut.
B. Materi pembelajaran
a. Putaran mesin.
b. Teknik penyayatan.
c. Pembubutan muka.
d. Pembubutan memanjang.
C. Kegiatan Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Kooperatif
2) Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab,
dan Pemberian tugas
D. Langkah-langkah pembelajaran
a. Kegiatan awal ( 30 menit ):
a. Salam pembuka.
b. Mengkondisikan siswa untuk memulai pelajaran.
c. Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan
baik.
d. Menyampaikan ruang lingkup materi pelajaran yang
akan dibahas.
e. Mengingatkan kepada siswa tentang kelompok
belajar tidak ada perubahan.
105
b. Kegiatan inti ( 120 menit ):
No Kegiatan Al. Waktu
1 Menjelaskan materi tentang teknik penyayatan pada
benda kerja dan keselamatan kerja yang harus di
utamakan.
15
2 Membagikan LKS kepada masing – masing
kelompok.
5
3 Menyuruh siswa mengerjakan LKS secara bersama –
sama dalam kelompoknya.
Catatan :
Saat siswa mengerjakan LKS, guru berkeliling
mengamati pekerjaan siswa dan mendorong siswa
kerjasama sambil memberikan bimbingan dan
bantuan apabila siswa mengalami kesulitan.
50
4 Membahas LKS secara bersama – sama melalui
diskusi paripurana.
50
c. Penututp / kegiatan akhir ( 30 menit ) :
a. Membimbing siswa menyimpulkan materi
pelajaran.
b. Memberikan kuis / posttest
c. Mengingatkan materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Pertemuan kedua :
a. Kegiatan awal ( 30 menit ):
a. Salam pembuka.
b. Guru melakukan absensi terhadap siswanya.
c. Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan
baik.
106
d. Sebelum melanjutkan materi, guru mengadakan
tanya jawab tentang materi yang sudah di bahas
pada pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan inti (120 menit ):
No Kegiatan Al. Waktu
1 Menjelaskan tentang pembubutan muka dan
memanajng dengan pengaturan kecepatan yang
sesuai benda kerja.
15
2 Guru membagikan gambar kerja / jobsheet dan WP
secara berkelompok dan individu.
5
3 Secara berkelompok siswa mengamati gambar
kerja untuk menghitung kecepatan mesin, dan
langkah kerja yang sesuai pada lembar langkah
kerja.
Catatan :
Guru memberikan bibimbingan selama proses
belajar berlangsung, jika sudah selesai siswa bisa
belajar mempraktikan cara pada mesin bubut.
50
4 Membahas hasil kerja kelompok secara bersama –
sama.
50
c. Penututp / kegiatan akhir ( 30 menit ) :
a. Pengkondisian kembali tempat kerja siswa :
pengembalian alat, kebersihan mesin dan bengkel.
b. Berdoa dan salam penutup.
Pertemuan ketiga :
a. Kegiatan awal ( 30 menit ):
a. Salam pembuka.
b. Guru melakukan absensi terhadap siswanya.
107
c. Memberikan pengarahan tentang evaluasi
pembelajaran yang akan dikerjakan.
b. Kegiatan inti ( 120 menit ):
a. Mengadakan evaluasi atau ujian praktik yang
dikerjakan seluruh siswa secara individu.
c. Penututp / kegiatan akhir ( 30 menit ) :
a. Pengkondisian kembali tempat kerja siswa :
pengembalian alat, kebersihan mesin dan bengkel.
b. Berdoa dan salam penutup.
E. Alat / bahan / sumber belajar
a. Mesin bubut
b. Alat bantu mesin bubut
c. Gambar kerja
d. Modul siswa dan LKS
108
F. Soal test
a. Materi Evaluasi : cara kerja mesin bubut dan bagian utama
beserta fungsinya, macam- macam pahat bubut dan
pencekaman benda kerja.
b. Bentuk Evaluasi :
1) Evaluasi dengan bentuk pilihan ganda 30 %.
2) Penilaian pengamatan dan kemampuan praktik dengan
bobot 70 %
Purwokerto, 10 Oktober 2011
Guru Mata Diklat, Peneliti,
Budi Prasetya, S. Pd. Mugi Waluyo
NIP. 19580117 198702 1 001 NIM. 5201407043
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Ketua Program TP,
Drs. Susilo Riyantono, M.T. Nur Rahmat Wibowo, S. Pd.
NIP. 19601110 198603 1 028 NIK. 750910.1.36
110
Foto 1. Pengamat dan peneliti memantau kegiatan diskusi siswa
Foto 2. Siswa melakukan praktik membubut dengan teliti
111
Foto 3. Siswa berdiskusi dan belajar bersama secara kelompok
Foto 4. Siswa antusias memperhatikan penjelasan guru
112
Foto 5. Guru memberikan penjelasan singkat dengan didampingi guru pengamat
Foto 6. Peneliti memantau kegiatan praktik siswa