Skripsi Jipin PDF
-
Upload
jipin-altiro -
Category
Documents
-
view
232 -
download
3
Transcript of Skripsi Jipin PDF
PEMANTAUAN MUKA AIR TANAH
DI KECAMATAN TELUK SEGARA
KOTA BENGKULU
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu
Sebagai Salah Satu Sarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
OLEH :
JIPIN ALTIRO : 07060032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU
2011
SKRIPSI Oleh JIPIN ALTIRO
Telah di periksa dan disetujui untuk di uji
Bengkulu , April 2011
Pembimbing I
Drs. Nofirman, M.T
Bengkulu, April 2011
Pembimbing II
Drs. Zairin, M.Pd
Mengetahui
Dekan FKIP UNIHAZ
Dr. Edwar, M.Pd
NIP.150 940 883
SKRIPSI Oleh JIPIN ALTIRO
Telah diperiksa di depan Dewan Penguji pada hari Kamis, 24 Maret 2011
Bengkulu, April 2011
Dewan Penguji
Ketua,
Drs. Nofirman, M.T
Anggota I
Dedi Guntar, S.Pd, M.Si
Anggota II
Drs. Syamsudin, S.Pd
Mengetahui :
Dekan FKIP UNIHAZ
Dr. Edwar, M.Pd
NIP.150 940 883
ABSTRAK SKRIPSI
JIPIN ALTIRO. NPM. 06070032. Judul Skripsi “ Pemantauan Muka Air
Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu ” Pembimbing Utama Drs.
Nofirman, M.T dan Pembimbing Pendamping Drs. Zairin, M.Pd Skripsi Program
Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UNIHAZ
Bengkulu.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang : untuk mengetahui
Variasi Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu dan untuk
mengetahui Pola Kontur Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota
Bengkulu. Populasi penelitian Pemantauan Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk
Segara Kota Bengkulu ini prinsipnya adalah posisi muka air tanah di wilayah
Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Sesuai dengan data yang telah telah
dikumpulkan maka metode yang digunkan adalah metode diskriptif engineering.
Sedangkan alat pengumpulan data dalam penelitian ini ada yaitu Data ketinggian
tempat, serta kedalam muka air tanah diukur berdasarkan ketentuan SNI-03-2004.
Data skunder, data primer. Data skunder adalah semua data yang berkaitan dengan
morpologi, topografi, satuan litologi, dan variasi muka air tanah yang telah diukur
ataupun dipublikasi oleh pihak lain. Sedangkan data primer adalah data tinggi tempat,
morpologi, topografi, dan muka air tanah yang diperoleh dari hasil pengukuran
lapangan.
Untuk dapat menyajikan data sesuai dengan penomena alaminya, kegiatan
analisis data dalam penelitian ini dikemukakan dengan prosedur: (1) Melakukan
editing terhadap posisi lintang, bujur, ketinggian tempat dan muka air tanah. (2)
Menyajikan data dalam format excel, autocad dan menampilkan kecendrungan data
dengan sajian grafik. (3) Mengolah data dari format excel kedalam format surfer dan
melakukan rekayasa dengan metode kringging sehingga diproleh kontur muka air
tanah sebagai metode pendekatan
Maka didapatkan hasil dari pengolah data yng didapat dari pengukuran sumur
dilapangan adalah sebagai berikut: (1) Dari hasil survey dan pembahasan Pemantauan
Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu didapatkan hasil dari
pengukuran dan penghitungan ketinggian tempat dan dibandingakan dengan
ketinggian dimana sumur berada dan kedalaman sumur maka di perolehlah pola
kontur Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Berdasarkan sumur yang dijadikan
sampel pengukuran dari didapatkan Pola Kontur Muka Air Tanah di Kecamatan
Teluk Segara Kota Bengkulu adalah mulai dari 0-9 meter dari permukaan laut. (2)
Berdasarkan hasil dari survey dan pengukuran di lapangan dan dilakukan
penghitungan dengan membandingkan tinggi tempat pengukuran sumur berada, maka
didapatkan variasi muka air tanah kecamatan teluk segara bahwa variasi muka air
tanah tidak tergantung dengan ketinggian tempat
MOTTO
Bertindak dengan kata hati adalah jalan hidup yang benar,
karena kata hati bukanlah keinginan atau nafsu tapi kebenaran
ada dalam diri yang harus diyakini (Herro Yuy)
Dunia ini serba mungkin, asalkan kita mau berusaha dan
berdoa
Hidup ini bisa berupa petualangan yang mendebarkan atau bisa
juga bukan apa-apa.
Keberanian menghadapi perubahan dan menjalaninya sebagai
orang berjiwa bebas dalam menghadapi perubahan dan
menjalaninya sebagai orang berjiwa bebas dalam menghadapi
nasib merupakan kekuatan yang tak terkalahkan (Hellen
Keller).
PERSEMBAHAN BISMILLAHIRROMANIRROHIM
Sebagai Rasa Terima Kasihku Ku
Persembahkan Karya Kecilku Ini
Kepada
Agamaku Sebagai Penuntun Dan Pedoman Hidupku
Orangtuaku
Bapakku (Burnan) Dan Ibuku (Henli) Yang Penuh
Rasa Sabar Membesarkanku , Mendidik, Mendo’akan
Serta Menanti Keberhasilanku
Kakak Dan Adikku
Ayuk (Yessy Marliani), Kakak (Elson Arianto), Dan
Adiku, Apiko Berlin Dan Emilia Julianti
Yang Selalu Memberikan Kecerian, Semangat Dan
Motivasi Dalm Menyelesaikan Studi
Keluarga Besarku
Seluruh Keluarga Besarku Yang Selalu Menanti
Kesuksesan Dan Keberhasilanku
Adikku Tersayang
Bertha Uli Silaban
Yang Selalu Berada Disampingku, Memberikan
Semangat, Kasih Sayang, Dan Do’a Untuk
Keberhasilanku Ini
Sobat Dekatku
Emil Aries, Amirrulah Sabar Alam, Rian Saputra
Budiman, Adi Kristiansyah, Sapone, Nover Liansyah,
Vebryadi, Eko, Luter, Zefri, Hendra, Hengki, Rian
Dan Ardika
Yang Selalu Memberikan Motivasi, Semangat, Dan
Do’a, Didalam Menyusun Skripsi Ini
Temen Satu Jurusan Angkatan 2007 Yang Tidak Bisa
Aku Sebutkan Satu Persatu
Almamaterku Tercinta “ Universitas Prof. Dr.
Hazairin. S.H Bengkulu “ Yang Telah Mendidik Dan
Mendewasakanku
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat allah SWT, karena dengan
nikmat dan redhonya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis skripsi ini membahas masalah “Pemantauan Muka Air Tanah Di
Kecamatan Teluk Segara”
Atas selesainya skrisi ini, penulis yakin disana-sini masih banyak kekurangan
dan keemahan yang tidak disadari oleh penulis, hal ini di karenakan terbatasnya akan
kemampuan dan penggetahuan yang di miliki olh penulis.
Penulisan skripsi ini tidak luput dari bantuan, bimbingan dan pembinaan, baik
langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan
yang baik ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Yth. Bapak Fakhri Fahmi, SE, M.Si, selaku Rektor Universitas Prof. Dr.
Hazairin, SH Bengkulu.
2. Yth. Bapak Dr. Edwar, M.Pd, selaku Dekan FKIP UNIHAZ Bengkulu.
3. Yth. Bapak Drs. Warsa Sugandi K, M.Pd selaku Ketua Jurusan FKIP UNIHAZ
Bengkulu.
4. Yth. Bapak Drs. Nofirnman M.T selaku pembimbing utama
5. Yth. Bapak Drs. Zairin M.Pd selaku pembimbing pendamping
6. Yth. Bapak dan Ibu dosen program studi pendidikan Geografi Universitas
Hazairin Bengkulu yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis
belajar di bangku kuliah.
7. Teman-temanku angkatan 2007
8. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
9. Kedua orang tua beserta kakak dan adikku tercinta
Semoga allah SWT memberikan imbalan yang seimbang dengan perbuatan
kita dan tak lupa penulis penulis mengucapkan semoga skripsi ini berguna bagi
kita semua
Bengkulu, April 2011
penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJAUN SKRIPSI ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
LEMBAR MOTTO ........................................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kondisi Tofografi Wilayah Bengkulu ........................................... 8
B. Siklus Hidrologi ............................................................................... 8
C. Konsepsi Air Tanah ........................................................................ 11
D. Muka Air Tanah .............................................................................. 14
E. Konseptual ....................................................................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................... 20
B. Metode Penelitian ............................................................................ 20
C. Defenisi Operasional Variabel ....................................................... 21
D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 22
E. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 26
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 26
G. Metode Analisi Data ........................................................................ 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Geografi Daerah Penelitian............................................ 28
B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 30
C. Pembahasan ..................................................................................... 35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 53
B. Saran ................................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel 4.1 ..................................................................................................... 29
2. Tabel 4.2 ..................................................................................................... 31
3. Tabel 4.3 ...................................................................................................... 31
4. Tabel 4.4 ...................................................................................................... 31
5. Tabel 4.5 ...................................................................................................... 31
6. Tabel 4.6 ...................................................................................................... 31
7. Tabel 4.7 ...................................................................................................... 32
8. Tabel 4.8 ..................................................................................................... 32
9. Tabel 4.9 ..................................................................................................... 32
10. Tabel 4.10 ................................................................................................... 32
11. Tabel 4.11 .................................................................................................... 32
HALAMAN GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar 1.1 Siklus Hidrologi ....................................................................... 10
2. Gambar 1.2 Butir dan Rongga .................................................................... 12
3. Gambar 1.3 Diaram Fasa ............................................................................ 13
4. Gambar 1.4 Penampang Aquifer ................................................................ 14
5. Gambar 1.5 Flownet ..................................................................................... 16
6. Gambar 1.6 Metode Three Point Problem ................................................. 17
7. Gambar 1.7 Garis Aliran Air Tanah .......................................................... 18
8. Gambar 1.8 Contoh Grid ............................................................................. 23
9. Gambar 1.9 Alat ukur dengan pemberat ................................................... 25
10. Gambar 1.10 Peta titik pengukuran .......................................................... 36
11. Gambar 1.11 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.076' dan
03°47.132' ...................................................................................................... 37
12. Gambar 1.12 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.172' dan
03°47.195' ...................................................................................................... 39
13. Gambar 1.13 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.165' dan
03°47.198' ........................................................................................................ 43
14. Gambar 1.14 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.266' dan
03°47.326' ...................................................................................................... 46
15. Gambar 1.15 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.410' dan
03°47.542' ...................................................................................................... 49
16. Gambar 1.16 Variasi muka air tanah ........................................................ 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Data Hasil Penelitian Muka Air Tanah di kecamatan Teluk Segara
2. Peta kecamatan teluk segara
3. Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi
4. Persetujuan judul skripsi
5. Surat perjanjian
6. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
7. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Kantor Kecamatan Teluk Segara
8. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari KESBANG Kota Bengkulu
9. Surat Rekomendasi Penelitian KESBANG Propinsi Bengkulu
10. Surat Keterangan Selesai Penelitian
11. Kartu Bimbingan Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air menyelimuti kurang lebih 2/3 bagian bumi, dan hanya 1/3 bagian dari
planet ini yang muncul sebagai daratan kering. Total jumlah kandungan air di
bumi hampir 326 juta kubik mil, menurut Lembaga Survei Geologi Amerika
Serikat Sebanyak 72% permukaan bumi tertutup oleh air, tetapi 97% air
tersebut asin dan tidak baik untuk diminum. Diantara 70% air minum tersebut
berbentuk es, kurang dari 1% air minum yang ada di dunia siap dimanfaatkan
secara langsung.http://www.blogspot.com/_szhuf1v51ms/waterword.jpg
Jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai lebih dari 200 juta, akan
mengakibatkan kebutuhan air bersih menjadi semakin mendesak. Menurut
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indonesia memiliki 6% potensi
air dunia atau 21% potensi air di Asia Pasifik. (Pikiran Rakyat, 22 Maret
2005). Salah satu potensi air itu adalah air tanah yang berbentuk mata air
alami (water spring).
Air merupakan sumberdaya yang sangat esensial bagi kehidupan umat
manusia. Ketersediaan sumberdaya air di bumi tidak merata, dinamis dari
waktu ke waktu, dan berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Sementara
disisi lain pertumbuhan populasi manusia semakin besar dengan tuntutan
urbanisasi dan industrialisasi yang semakin meluas berimplikasi pada
meningkatnya kebutuhan akan sumberdaya air. Ketimpangan antara tingkat
kebutuhan dan keterdapatan sumberdaya air akan mengakibatkan adanya
krisis air.
Peningkatan kebutuhan atau Demand air secara umum dapat dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Air untuk kebutuhan konsumsi domestik atau rumah tangga misalnya
untuk mandi, mencuci, mamasak, dan untuk minum.
2. Air untuk keperluan pengairan lahan pertanian misalnya untuk irigasi,
mengairi sawah, perikanan, dan usaha tani lainya.
3. Air untuk kegiatan industry misalnya untuk pembangkit listrik, proses
produksi, transfortasi, dan kegiatan yang lainya.
Diperkirakan kebutuhan rata–rata air bersih setiap individu adalah sekitar
27 hingga 200 liter perhari. Kebutuhan dasar tersebut bias berbeda–beda
tergantung keadaan geografis dan karateristik individu yang bersangkutan.
Namun secara keseluruhan, baku minimum kebutuhan untuk memenuhi
kebutuhan dasar minum, sanitasi, mandi, dan memasak rata–rata sebanyak 50
liter perorang per hari (Gleick, 1996). (http://www.lablink.or.id/. 2006)
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air
dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga
sumber air tersebut air tanahlah yang paling banyak digunakan karena air
tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya
antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat
pencemaran yang relatif kecil (Jovita, 2002 : 1).
Sisi pasokan adalah sesuatu yang sudah harus diterima seperti apa yang
telah disediakan oleh alam; serta penggunaan saling mendukung. Perencanaan
juga sudah harus dapat menetapkan cara dan bagaimana pengembangan
sumber daya air, operasional dan pemeliharaan, pemantauan dan pengawasan,
serta usaha konservasi sumberdaya air dan lingkungan.
Perkembangan dinamika kota terjadi karena bertambahnya jumlah
penduduk yang juga dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupan
terutama pada daerah perkotaan, khususnya kota Bengkulu.
Kota Bengkulu dengan jumlah penduduk 346.712 jiwa, dan terletak pada
ketinggian antara 0–100 m diatas permukaan laut dengan persebaran sporadis
pada setiap wilayah kota, sehingga menyebabkan morfologi kota Bengkulu
bergelombang, Berdasarkan tofografi, bentuk permukaan wilayah Kota
Bengkulu relative datar, sebagian besar wilayah berada pada
kemiringan/kelerengan 0-15% yaitu seluas 14.224 Ha (98,42%) dan hanya
sebagian kecil 1,58% yakni seluas 228 Ha dari wilayah Kota Bengkulu yang
memiliki kelerangan 15-40%. Kecamatan Teluk Segara berada dalam wilayah
administrasi Kota Bengkulu dan Topografi wilayahnya ini relatif datar
begelombang. Kecamatan teluk segara terbagi atas 13 kelurahan yaitu Bajak,
Berkas, Jitra, Kampung Bali, Kebun Keling, Kebun Ros, Malabero, Pasar
Baru, Pasar Melintang, Pintu Batu, Pondok Besi, Sumur Meleleh, Tengah
Padang.
Masyarakat di Kecamatan Teluk Segara rata–rata mempunyai sumur
pribadi dirumahnya baik itu sumur bor ataupun sumur galian untuk
kebutuahan akan air sehari–hari baik itu untuk mandi, mencuci dan keperluan
lainya.
Intinya adalah, bahwa saat ini kebutuhan akan air dari sumber air tanah
menjadi semakin kompleks tidak hanya didasarkan atas hal-hal yang bersifat
teknik, tetapi mungkin justru yang paling penting adalah hal-hal yang bersifat
sosial. Namun demikian tulisan ini hanya membatasi pada hal-hal yang
bersifat teknik, meskipun mungkin secara sepintas menyinggung hal-hal di
luar itu.
Tulisan ini bermaksud menguraikan secara singkat bahwa kebutuhan akan
air meningkat ini karena Perkembangan yang pesat dalam pembangunan
perumahan, industri, pertanian, infrastruktur, dan lain-lain. baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan, serta peningkatan jumalah penduduk,
memberikan konsekuensi. memaksa masyarakat mencari alternatif lain yaitu
mencari air yang ada didalam tanah dengan cara membuat sumur. Dewasa ini
sumur mudah kita jumpai karena rata–rata setiap rumah sudah mempunyai
sumur bor atau pun itu sumur galian.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul “
Pemantauan Muka Air Tanah Di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu
Propinsi Bengkulu” dengan alasan seabgai berikut:
1. Belum adanya peta kontur mengenai tinggi muka air tanah di kecamatan
teluk segara kota Bengkulu
2. Pola kontur muka air tanah di kecamatan teluk segara kota Bengkulu
memberikan informasi yang berguna sebagai bahan dalam menentukan
kebijakan perencanaan atau pengolahan didaerah yang bersangkutan.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang berkaitan dengan pemantauan muka air tanah Kecamatan Teluk
Segara Kota Bengkulu adalah sebagai berikut:
1. Secara geomorfologi wilayah Kecamatan Teluk Segara di bentuk oleh
daerah pematang pantai, rawa dan dataran rendah bergelombang
2. Antara daerah pematang pantai, rawa, dataran rendah dan dataran
bergelombang ditemukan patahan.
3. Satuan litologi daerah pematang pantai, dan rawa di susun oleh material-
material yang berbeda dengan dataran rendah bergelombang
4. Berdasarkan ketiga kondisi diatas, maka keberadaan air dan muka air
tanah juga bervariasi.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya masalah yang akan di teliti maka penulis membatasi
penelitian pada :
1. Wilayah Kecamatan Teluk Segara secara administrasi.
2. Muka air tanah yang dimaksudkan dari muka air sumur gali yang dimiliki
oleh masyarakat Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka
rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah variasi muka air tanah diwilayah Kecamatan Teluk Segara
Kota Bengkulu ?
2. Bagaimna pola kontur muka air tanah Kecamatan Teluk Segara Kota
Bengkulu ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalm penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui variasi muka air tanah pada setiap Kelurahan di
Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu
b. Untuk mengetahui pola kontur muka air tanah di Kecamatan Teluk
Segara Kota Bengkulu.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil pelaksanaan pemantaun air muka
tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu ini meliputi:
1. Manfaat teoritis
Sebagai bahan menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan geografi dalam mata kuliah hidrologi , terutama mahasiswa
jurusan geografi program studi ilmu pendidikan ilmu sosial UNIHAZ
Bengkulu.
2. Manfaat praktis
a. Pengembangan ilmu pengetahuan
Memberi pengetahuan bagi pembaca mengenai bagaimana cara
mengukur tinggi air muka tanah dan kontur tinggi muka air tanah
dikecamatan teluk segara kota bengkulu sekaligus sebagai sarana
pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tinggi muka air
tanah dan kontur tinggi muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara
Kota Bengkulu
c. Bagi penulis
Memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan yang baru tentang
bagaimana cara mengukur tinggi muka air tanah dan membuat peta
kontur muka air tanah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kondisi Topografi Wilayah Bengkulu
Kota Bengkulu terletak pada ketinggian antara 0–100 m diatas permukaan
laut dengan persebaran sporadis pada setiap wilayah kota, sehingga
menyebabkan morfologi kota Bengkulu bergelombang. Kondisi topografi dan
bentuk permukaan wilayah Kota Bengkulu dalam www.bengkulukota.go.id.
Kota-bengkulu relatife datar, sebagian besar wilayah berada pada
kemiringan/kelerengan 0-15% yaitu seluas 14.224 Ha (98,42%) dan hanya
sebagian kecil 1,58% yakni seluas 228 Ha dari Wilayah Kota Bengkulu yang
memiliki kelerangan 15-40%.
B. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi merupakan perputaran air di permukaan bumi yang
diawali dari penguapan air laut, air danau, dan air sungai akibat pemanasan
sinar matahari. Selain penguapan dari badan air, semua benda yang
mengandungair juga akan mengalami penguapan, seprti tumbuhan, tubuh
hewan, dan benda lainnya.
Dalam hidrologi, penguapan dari badan air secara langsung disebut
evaporasi, sedangkan penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan disebut
transpirasi. Jadi jika evapotranspirasi adalah gabungan hasil penguapan air
yang terkandung dalam tumbuhan dan juga badan air secara tidak lagsung.
Selain itu penguapan air yang membasahi dedaunan disebut intersepsi.
Proses intersepsi berlangsung selama berlangsungnya hujan dan setelah hujan
berhenti. Air yang diuapkan bukan merupakan air yang ada di dalam
tumbuhan tetapi hanya yang menempel di bagian luar ada di dedaunan, batang
pohon, kelopak bunga. Uap air hasil evapotranspirasi dan intersepsi mengisi
udara dan menjadi awan. Akibat proses angin berhembus, awan akan
dibawake puncak-puncak pegunungan. Sebagian ada awan yang sebelum
sampai daerah pegunungan sudah diturunkan sebagai hujan. Sebagian
lainnnya diturunkan di pegunungan.
Hujan dalam istilah hidrologi disebut presipitasi. Presipitasi merupakan
tetes air yang jatuh ke permukaan tanah. Jika tetes air tidak sampai ke
permukaan tanah disebut virga. Virga ini terjadi akibat tetes air yang jatuh
menguap kembali menjadi awan hal ini sering terjadi didaerah panas, seperti
gurun pasir.
Hujan yang turun langsung ke permukaan tanah, permukaan air danau,
sungai, dan laut, di hutan atau perkebunan. Hujan yang langsung mengenai
permukaan bumi disebut intersepsi saluran (channel interception). Hujan di
hutan yang mengenai tajuk dan mengalir di pelepahnya, lalu turun melalui
batang pohon disebut stemflow.
Namun, karena di hutan tidak selamanya rapat oleh pepohonan, air hujan
yang jatuh melalui celah-celah antartunbuhan. Air yang mengalir langsung ke
permukaan disebut air lolos atau thoughfall. Air yang mengenai permukaan
tanah dan meresap disebut infiltrasi. Akan tatapi sebelum masuk ke dalam
tanah, air hujan biasanya menggenang sementara dalam cekungan-cekungan
kecil, proses penampungan semcam ini disebut Surface.
Jika genang air telah penuh dan hujan tetap berlangsung, terjadilah aliran
menuju parit-parit dan sungai kecil. Air yang mengalir diatas pernukaan tanah
menuju sungai disebut overlandflow. Sebagian air hujan yang terinfiltrasi,
tetapi tidak sampai bergabung dengan air tanah disebut aliran bawah
permukaan (subsurface). Overlandflow dan subsurface dinamakan air
limpasan atau run-off.
Gambar 1.1 siklus hidrologi
Air yang terus meresap sampai kedalaman tertentu dan mencapai
permukaan air tanah (groundwater) disebut perkolasi. Air tanah juga terus
bergerak mecari lereng yang lebih rendah. Apabila air tanah keluar atau
muncul akan menjadi mata air. Mata air yang memancar disebut Spring,
sedangkan yang tidak memancar disebut Seepage. Aliran sungai yang
langsung menuju laut atau samudra, tetapi sebagian dibelokan ke persawahan
( irigasi) dan ada pula yang ditampung di danau-danau buatan. Air yang ada
pada aliran sungai, permukaan sawah, dan danau dipanasi kembali oleh
matahari sehingga kembali terjadi evaporasi.
Air bawah pemukaan dan air tanah diresap akar akar tumbuhan dan
menjadi bagian batang, rantin, dan daun pepohonan. Air yang terkandung
dalam pepohonan dipanasi lagi oleh matahari lalu terjadi kembali transpirasi.
Hasilnya menjadi awan dan kembali menjadi hujan dan begitu seterusnya.
Perputaran air di permukaan bumi itulah yang disebut siklus hidrologi.
Keterdapatan air tanah dalam rangkaian siklus hidrologi terjadi setelah
uap air di udara mengalami kondensasi dan turun kebawah sebagai hujan
(presipitasi) selanjutnya air permukaan mengalami infiltrasi dan tercampur
sebagai storage air tanah.
C. Konsepsi air tanah
Konsepsi air tanah dalam kajian ini menerapkan konsep ground water dan
hidrogiologi yang menyatakan bahwa air tanah adalah semua masa air yang
berada dalam material geologi. Kondisi material geologi yang menjadi media
air tanah adalah berupa :
1. Material berupa butir dan rongga
2. Material batuan yang masih rawan mempunyai selah–selah sehingga air
berada didalam fracturenya.
3. Material berupa bahan sedimen kimia linestore, dolonit adalah dimana
keberadaan air mengalami solution.
Gambar 1.2 Butir dan Rongga
Berdasarkan parameter hidrolik air tanah Krusman dan Ridder (1990:41-
42) membedakan aquifer menjadi :
1. Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di
atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan
water table (preatiklevel), yaitu lapisan bawah permukaan tanah yang
langsung berintraksi dengan kondisi atmosfer. Lapisan ini memiliki
kondisi dinamika diagram fasa adalah bentuk zona kering, zona kapiler,
dan zona jenuh.muka air tanah berada pada berada pada zona jenuh seperti
gambar berikut:
Gambar 1.3 Diagarm fasa
2. Akifer Tertekan (Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruh volume air yang dibatasi oleh lapisan kedap
air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh
lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
3. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi
oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap
air.
4. Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air,
sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga
pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air.
Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas
dengan aquifer semi tertekan. http://www.geologi.iagi.or.id.
Gambar 1.4 Penampang aquifer
D. Muka Air Tanah
Muka air tanah merupakan tingkat yang dapat dicapai oleh air pada sumur
terbuka atau permukaan badan air tanah yang bertekanan air sama dengan
tekanan Atmosfir. http://www.malang.ac.id.
Berdasarkan dengan defenisi muka air tanah di atas bahwa muka air tanah
merupakan tingkat yang dapat dicapai air pada sumur, sehubungan dengan hal
ini maka muka air tanah bisa kita ukur kedalamannya dan menentukan titik
konturnya berdasarkan tempat dimana sumur berada karena muka air tanah
suatu tempat dengan tempat lain jelas bevariasi sesuai dengan keadaan tempat
dan ketinggian tempat itu dengan laut. Jika yang kita ketahui hanyalah data
keadalaman sumur maka untuk menetukan kontur muka air tanah bisa di
ilustrasikan ke flownet, flownet merupakan peta yang berisikan kontur air
tanah dan daerah aliran air tanah. Garis kontur menunjukan daerah–daerah
yang mempunyai tinggi muka air tanah yang sama yang dapat di buat melalui
interpolasi dari titik tinggi muka air tanah yang telah diketahui sebelumnya.
Sedangkan arah aliran airtanah dapat ditentukan dengan menarik garis tegak
lurus kontur tinggi muka airtanah.
Selain dapat mengetahui arah aliran airtanah, flownet juga berfungsi
untuk memprediksi arah pencemaran airtanah, menentukan debit dan volum
(potensi) airtanah di daerah tertentu, mengetahui daerah tangkapan (recharge)
dan daerah pemanfaatan (discharge), serta mengetahui perubahan pola aliran
/anomali karena penyerapan airtanah. Sedangkan cara pembuatan flownet
adalah sebagai berikut :
1. Plot tinggi muka air tanah (TMA) pada tiap – tiap sumur
Plot tinggi muka air tanah (TMA) pada tiap – tiap sumur adalah apabila
yang ada hanyalah data kedalaman muka air sumur, maka terlebih dahulu
diubah menjadi data tinggi muka air tanah, yaitu data elevasi (ketinggian)
tempat dimana sumur berada dikurangi kedalaman sumur maka akan di
peroleh nilai tinggi muka ar tanah.
Cara memperoleh data kedalaman sumur dilapangan dapat di ilustrasikan
pada gambar berikut :
Gambar 1.5 flownet
Dalam hal ini perlu diingat bahwa apa yang dimaksud kedalaman air
sumur adalah berbeda dengan apa yang dimaksud ketinggian muka air
tanah. Pada gambar di atas, apabila diketahui kedalaman air sumur (c)
adalah 10 meter,sedangkan lokasi di mana sumur tersebut berada
mempunyai ketinggian 245 mdpal, maka nilai TMA = 245-10=235.
http://guthin.blogspot.com.
2. Hubungkan titik-titik yang memiliki nilai TMA sehingga diperoleh kontur
TMA (equipotensial line). Pembuatan kontur TMA dapat menggunakan
metode Three Point Problem, seperti yang dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar : 1.6 Metode Three Point Problem dalam Pembuatan Flownet
(Todd, 1980)Metode Three Point Problem ini didasarkan pada data-data
ketinggian muka airtanah yang telah diperoleh dari hasil pengolahan data
kedalaman muka airtanah. Titik-titik ketinggian muka airtanah yang telah
diketahui digunakan untuk mencari titik-titik ketinggian muka airtanah
yang belum diketahui, yaitu dengan cara interpolasi. Titik-titik yang
mempunyai nilai TMA sama selanjutnya dihubungkan dengan garis yang
kemudian disebut dengan Equipotensial line atau garis kontur.
3. Buatlah garis arah aliran airtanah, yaitu dengan menarik garis dari daerah
dengan TMA tinggi menuju daerah dengan TMA rendah dengan
membentuk sudut 900 pada setiap perpotongan dengan garis kontur yang
dilaluinya. Konsep ini merujuk pada sifat air yang mengalir dari tempat
tinggi menuju ketempat rendah.
Gambar. 1.7 Garis arah aliran air tanah
Apabila arah aliran telah terbentuk, maka flownet airtanah telah jadi dan
siap untuk digunakan sebagai dasar analisis potensi airtanah suatu daerah.
Flownet airtanah yang ideal adalah apabila antara garis-garis kontur dan
garis-garis arah aliran membentuk jaring-jaring persegi. Akan tetapi,
flownet ideal hanya akan terbentuk pada daerah yang datar dan isottropis.
http://guthin.blogspot.com/2010/04/flownet-airtanah.htm
E. Konseptual
Keterdapatan muka air tanah disuatu daerah sangat ditentukan oleh
kondisi litologi, morfologi wilayah, topografi dan hidrologi. Kompleknya
kondisi yang mempengaruhi itu akan menyebabkan variasi muka air tanah
antara suatu tempat dengan tempat yang lain.
Data muka air tanah dapat di peroleh dari data kedalam suatu sumur
dengan sumur lainnya dan di formulasikan menjadi flownet. Flownet
merupakan peta yang berisikan kontur airtanah dan arah aliran airtanah. Garis
kontur menunjukkan daerah-daerah yang mempunyai tinggi muka airtanah
sama yang dapat dibuat melalui interpolasi dari titik-titik tinggi muka airtanah
yang telah diketahui sebelumnya. Sedangkan arah aliran airtanah dapat
ditentukan dengan menarik garis tegak lurus kontur tinggi muka airtanah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian di Kecamatan
Teluk Segara Kota Bengkulu Propinsi Bengkulu. Dan waktu penelitiannya
bulan januari sampai bulan februari tahun 2011.
B. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah – langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan – peraturan yang terdapat dalam
penelitian.di tinjau dari sudut filsafat metodologi penelitian merupakan
epistimologi penelitian yaitu menyangkut bagaimana kita melakukan
penelitian ( husaini usman. (2008:41 bumi aksara )
Sesuai dengan data yang telah telah dikumpulkan maka metode yang
digunkan adalah metode diskriptif engineering. Menurut suharsini arikunto
(2007:234) metode diskriptif ini tidak dimaksudkan untuk menguji hepotesis
tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel,
gejala dan keadaan. Metode penelitian dalam bidang ilmu teknik, Teknik
(engineering)
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana variable penelitian
itu diukur Randong siahan(2003:25), variabel adalah objek penelitian atau
yang menjadi titik perhatian suatu peneltian, Suharsini arikunto (2006:118)
berdasarkan pendapat diatas perlu adanya batasan definisi operasional
variabel. Definisi Operasiaonal variabel dari penelitian ini yang di maksud
dengan pemantauan muka air tanah adalah :
1. Variasi muka air tanah
Variasi muka air tanah adalah variasi naik turunnya muka air tanah
2. Pola kontur muka air tanah
Bentuk kontur muka air tanah dari hasil pengukuran.
Dari definisi variable diatas maka variasi dan pola kontur muka air
tanah dapat kita tentukan dengan terlebih dahulu kita menyiapkan data-data
pendukung dan alat-alat yang dibutuhkan seperti :
1. Peta titik ketinggian kecamatan teluk segara
2. Peta kontur garis ketnggian teluk segara dan konturnya
3. GPSMAP 60CSx1
4. Meteran plastik standar SNI 03 2004
D. Populasi dan Sampel
1. Popualsi penelitian
Populasi penelitian pemantauan muka air tanah di Kecamatan Teluk
Segara Kota Bengkulu ini prinsipnya adalah posisi muka air tanah di
wilayah Kecamatan Teluk Segara. Akan tetapi keterdapatan muka air
tanah itu sangat berkaitan dengan bentuk morfolologi wilayah, dan satuan
litologi yang menyusun daerah tersebut, yang berhubungan erat dengan
kondisi topografi Kecamatan Teluk Segara.
Variasi muka air tanah dapat juga berubah akibat aktifitas
pengambilan air tanah dengan intensitas tinggi. Berdasarkan kondisi
tersebut maka penentuan kondisi populasi dilakukan dengan pendekatan
metode gridding diantara sumur gali (dug well) di wilayah Kecamatan
Teluk Segara.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterristik yang di miliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
meneliti semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu.
Apa yang di pelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Unuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul – betul refrenstatif(mewakili). Maka sampel dalam penelitian
ini adalah:
a. Sampel area
Sesuai dengan karateristik populasi yang telah diuraikan, maka
penentuan sampel penelitian dilakukan dengan dengan pemetaan
sampel area (sampel wilayah). Penentuan sampel area dilakukan
dengan pendekatan:
1) Semua wilayah kecamatan teluk segara dplot kedalam metode grid
dengan jarak 200 meter seperti gambar berikut :
Gambar 1.8 Contoh Grid
2) Untuk daerah yang kontur dan ketinggiannya relatife sama, dan
posisi muka air tanahnya sama dianggap posisi muka air tanahnya
dianggap stabil.
3) Pada daerah yang kondisi topgrafi dan ketinggian muka air
tanahnya berubah, akan dterapkan sebagai sampel pengukuran.
b. Sampel pengukuran muka air tanah
Sampel pengukuran muka air tanah dilakukan terhadap sumur gali(dug
well) yang telah memenuhi kretria populasi dan sampel area. Sampel
muka air tanah dalam penelitian ini dilakukan terhadap 39 sumur
wilayah kecamatan teluk segara dengan letak dan ketinggian berbeda
berdasarkan peta yng sudah digrid seperti penjelasan
sebelumnya.Teknik pengkuran menggunakan pendekatan SNI T-03-
2004. Sepeti terdapat pada gamabar berikut:
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah merupakan teknik untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sehubungan dengan itu teknik
dalam pengambilan sampel haruslah tepat. Dan untuk memeroleh sampel
yang tepat penulis menggunakan teknik sampel acak.sehingga setiap elemen
mempunyai kesempatan yang sama unuk dipilih sebagai contoh.
F. Teknik Pengumpulan data
1. Jenis data
Data penelitian ini terdiri dari data sekunder dan data primer. Data
skunder adalah semua data yang berkaitan dengan morpologi, topografi,
satuan litologi, dan variasi muka air tanah yang telah diukur ataupun
dipublikasi oleh pihak lain. Sedangkan data primer adalah data tinggi
tempat, morpologi, topografi, dan muka air tanah yang diperoleh dari hasil
pengukuran lapangan.
2. Teknik pengumpulan data
Data ketinggian tempat, serta kedalam muka air tanah diukur
berdasarkan ketentuan SNI-03-2004.
G. Teknik Analisis Data
Untuk dapat menyajikan data sesuai dengan penomena alaminya,
kegiatan analisis data ini dikemukakan dengan prosedur:
1. Melakukan editing terhadap posisi lintang, bujur, ketinggian tempat dan
muka air tanah.
2. Menyajikan data dalam format excel, autocad dan menampilkan
kecendrungan data dengan sajian grafik.
3. Mengolah data dari format excel kedalam format surfer dan melakukan
rekayasa dengan metode kringging sehingga diproleh kontur muka air
tanah sebagai metode pendekatan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Geografis Wilayah Penelitian
1. Letak dan Luas Wilayah Kecamatan Teluk Segara
Bedasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) propinsi/kota
Bengkulu, Kecamatan Teluk Segara secara geografis terletak antara 2°16’-
3°31’ lintang selatan 101°01’-103°41’ bujur timur dan batas-batas wialyah
teluk seagara meliputi:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Muara Bangkahulu
b. Sebelah timur berbatasan Kecamatan Sungai Serut
c. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ratu Samban
Wilayah Kecamatan Teluk Segara berada dalam wilayah administrasi
Kota Bengkulu dan Topografi wilayahnya ini relatif datar begelombang,
pemerintahanya terbagi menjadi 13 belas kelurahan dengan luas wilayah
276,3 Ha.
2. Topografi dan Iklim
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kecamatan teluk segara
tahun 2009, bahwa topografi dan iklim kecamatan teluk segara sebagai
berikut:
ketinggian tempat kecamatan teluk segara adalah 5-15 meter dari
permukaan laut sedangkan bentuk permukaan tanahnya datar
bergelombang, rata-rata temperatur 26°C, maksimum 29,0-31,4 dan
minimum 23,1-24,0, curah hujan 21-796 mm pertahun,
3. Keadaan Penduduk
Penduduk kecamatan teluk segara secara keseluruhan berdasarkan dari
data kantor kecamtan teluk segara berjumlah 24.631 jiwa, yang terdiri dari
laki-laki 12.292 jiwa dan perempuan berjumlah 12.339 jiwa. Adapun
jumlah rasio jenis kelamin 100,38. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut: sumber kantor kecamatan teluk segara
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin,
Menurut Kelurahan Di Kecamatan Teluk Segara
2010
Kelurahan Penduduk Rasio Jenis
Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kebun Keling 612 656 1.268 93,29
Malabero 1.238 1.277 2.515 103,15
Sumur Melele 529 566 1.095 93,46
Pasar Berkas 914 917 1.831 99,67
Pasar Baru 701 756 1.457 92,72
Pasar Jitra 540 534 1.074 101,12
Pasar Melintang 959 1.019 1.978 94,11
Pondok Besi 900 823 1.723 109,36
Kebun Ros 983 1.032 2.015 95,25
Tengah Padang 2.241 1.815 4.056 123,47
Bajak 1.156 1.214 2.37 95,22
Kampung Bali 880 1.14 2.02 77,19
Teluk Segara 12.292 12.339 24.631 100,38
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Setelah melaksanakan penelitian, dan pengukuran sumur untuk
mendapatkan berapa tinggi muka air tanah di kecamatan teluk segara dan
penghitungan menggunakan rumus flownet maka pola kontur muka air tanah
dan variasi muka air tanah kecamatan teluk segara berikut ini dikemukakan
hasil penelitian dan pengukuran, dalam penelitian tentang“ Pemantauaan
Muka Air Tanah Di Kecamatan Teluk Segara “ berdasarkan masalah yang
akan di teliti yaitu pola kontur dan variasi muka aiar tanah kecamatan teluk
segara.
Pola kontur dan variasi muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara
dari hasil penelitian ini dilakukan terhadap beberapa sumur yang dijadikan
sampel berdasarkan titik-titik sumur yang sudah ditandai dalam peta yang
sudah digrid dan diskalakan, maka dilakukan pemotongan garis lintang
terhadap garis bujur sehinggah didapatkan titik dimana kita akan memulai
untuk mengukur kedalaman sumur. Setelah melakuakn pengukuran maka data
yang didapatkan dihitung berdasarkan ketinggian tempat dan kedalaman
sumur maka didapatkan nilai muka air tanah dan variasi muka air tanah
kcamatan teluk segara. Maka data pengukuran sumur yang dilakukan terhadap
39 sumur dengn tempat dan ketinggian berbeda maka didapatkan pola kontur
muka air tanah dan variasi berdasarkan potong lintang dengan bujur pada
peta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan penjelasannya di
bawah ini dibwah ini:
1. Garis Potongan Vertikal Lintang (S) 03°47.076'
Pada potongan lintang ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan
didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah
ini rata-rata 2-7 meter permukaan laut
2. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.132'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan
didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah
ini rata-rata 1-3 meter dari permukaan laut
3. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.172'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur dan
didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah
ini rata-rata 1-9 meter dari permukaan laut
4. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.195'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 6 sumur dan
didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah
ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut
5. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.165'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan
didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah
ini rata-rata 0-5 meter dari permukaan laut
6. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.198'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 4 sumur dan
didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah
ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut
7. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.266'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur dan
didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah
ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut
8. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.326'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur dan
didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah
ini rata-rata 1-6 meter dari permukaan laut
9. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.410'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur dan
didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah
ini rata-rata 0-6 meter dari permukaan laut
10. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.542'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan
didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah
ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut
Berdasarkan dari hasil tersebut bahwa dikecamatan teluk segara tinggi
muka air dan variasi muka air tanah dari permukaan laut 0-9 meter
C. Pembahasan
1. Pola Kontur Muka Air Tanah
Sebaran kontur muka tanah wilayah Kecamatan Teluk Segara
berdasarkan peta kontur Kecamatan Teluk Segara, 5-15 meter dari
permukaan laut dan bentuk permukaan tanahnya datar bergelombang yang
terdiri dari cekungan-cekungan,rawa dan anak sungai. Ketinggian antara
10-15 merupakan daerah dataran tinggi, ketinggian antara 5-10 meter dari
permukaan laut merupakan dataran rendah, sedangkan ketinggian antara
0-5 meter dari permukaan laut merupakan daerah rawa, dan disepanjang
pesisir pantai.
Berikut hasil penelitian dan pengukuran dilapangan di Kecamatan
Teluk Segara yang digamabarkan pada peta dan grafik. Dari peta yang
sudah grid maka didapatkan titik-titik dimana tempat dilakukan
pengukuran terhadap sumur yang akan dijadikan sampel untuk
menentukan muka air tanah dikecamatan teluk segara. Hasil dari
pengukuran dilapangan dan di hitung dengan metode perumusan flownet
maka didapatkan nilai dan pola kontur muka air tanah kecamatan teluk
segara yang digambarkan dengan grafik garis. Lebih jelasnya bisa dilihat
pada peta dan grafik dibawah ini:
Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s)
03°47.076', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan Ibnu hajar dengan
ketinggian tempat 9.5 meter, Dilakukan pengukuran terhadap sumur
dengan kedalaman 6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah
dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah
dijalan Ibnu hajar 5.4 meter dan tinggi muka air tanah 4.1 meter dari
permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan lettu
hanifah dengan ketinggian tempat 9 meter, dengan kedalaman sumur 3.5
meter, tinggi bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di
jalan Lettu Hanifah 2 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 7
meter.
Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s)
03°47.132', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan lettu hanifah dengan
ketinggian tempat 3.9 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur
dengan kedalaman 1.6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah
dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan
lettu hanifah 1 meter dan tinggi muka air tanah 2.9 meter dari permukaan
laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan Tapak padri I
dengan ketinggian tempat 4.4 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter,
tinggi bibir sumur 0.6 meter. Maka didapatkan muka air tanah 2.2 Meter
dan ketinggian muka air tanah dari laut 2.2 meter.
Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s)
03°47.172', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan pariwisata dengan
ketinggian tempat 4.4 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur
dengan kedalaman 1.6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah
dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan
pariwisata 1 meter dan tinggi muka air tanah 3.4 meter dari permukaan
laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan malioboro dengan
ketinggian tempat 5 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter, tinggi
bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di jalan malioboro
1.8 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 3.2 meter. Dijalan siti
khodijah dilakukan pengukuran dengan ketinggian tempat 5.1 meter.
dengan kedalaman sumur 3.6 meter. dan tinggi bibir sumur 0.8 meter.
maka didapatkan muka air tanah 2.8 dan tinggi muka air tanah 2.3 meter
dari permukaan laut. Selanjutnya dilakukan pengkuran dilokasi jalan
zaham dengan ketinggian tempat 11.4 meter, dengan kedalaman sumur 5.0
meter, tinggi bibir sumur 1 meter, maka didapatkan muka air tanah 4
meter dan tinggi muka air tanah 7.4 meter dan dilokasi jalan sentot ali
basah dengan ketinggian tempat 12 meter di lakukan pengukuran sumur
dengan kedalaman 4.5 meter, Tinggi bibir sumur 0.8 meter maka
diperoleh muka air tanah 3.7 dan ketinggian muka air tanah 8.3 dari
permukaan laut
Berdasarkan garfik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s)
03°47.195', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan benteng dengan
ketinggian tempat 5 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan
kedalaman 4 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan
pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan benten
3.4 meter dan tinggi muka air tanah 1.6 meter dari permukaan laut.
Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan pasar ikan dengan
ketinggian tempat 4.7 meter, dengan kedalaman sumur 2.6 meter, tinggi
bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di jalan malioboro
1.8 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 2.9 meter. Di jalan
borniat dilakukan pengukuran sumur dengan ketinggian tempat 4.39
meter. dengan kedalaman sumur 3.6 meter. dan tinggi bibir sumur 0.8
meter. maka didapatkan pola kuntur muka air tanah 2.8 dan tinggi muka
air tanah 1.59 meter dari permukaan laut. Selanjutnya dilakukan
pengukuran dilokasi jalan salin batu bara dengan ketinggian tempat 6.93
meter dengan kedalaman sumur 5.0 meter tinggi bibir sumur 1 meter
maka didapatkan muka air tanah 4 meter dan tinggi muka air tanah 2.93
meter dari permukaan laut, dilokasi tengah padang dengan ketinggian
tempat 7.71 meter di lakukan pengukuran sumur dengan kedalaman 3.9
meter, Tinggi bibir sumur 0.7 meter maka diperoleh muka air tanah 3.2dan
ketinggian muka air tanah 4.51 meter dari permukaan laut. Dijalan ahmat
dahlan dengan ketinggian tempat 8.8 meter dengan kedalaman sumur 6.8,
tinggi bibir sumur 0.8 maka didapatkan muka air tanah 6 meter dan tinggi
muka air tanah dari prmukaan laut 2.8 meter.
Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)
03°47.165', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan pariwisata dengan
ketinggian tempat 1.1 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur
dengan kedalaman 0.8 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah
dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan
lettu hanifah 0.2 meter dan tinggi muka air tanah 0.9 meter dari
permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di lorong teratai
dengan ketinggian tempat 11.4 meter, dengan kedalaman sumur 4.4
meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Maka didapatkan muka air tanah 3.9
Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 7.5 meter. Di jlan zulkifli di
lakukan pengukuran sumur pada ketiggian 11.65 meter dengan dalam
sumur 7.3 meter tinggi bbir sumur 0.6 maka didapatkan muka air tanah
6.7 meter dan tinggi muka air tanah dari laut 4.95 meter
Berdasarkan garfik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)
03°47.198', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan colonel burlian dengan
ketinggian tempat 2.2 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur
dengan kedalaman 2 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah
dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan
lettu hanifah 1.4 meter dan tinggi muka air tanah 0.8 meter dari
permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur jalan veteran
dengan ketinggian tempat 10.8 meter, dengan kedalaman sumur 6.2
meter, tinggi bibir sumur 0.5 meter. Maka didapatkan muka air tanah 5.7
Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 5.1 meter. Di jl ahmat
dahlan di lakukan pengukuran sumur pada ketiggian 12.4 meter dengan
dalam sumur 4.5 meter tinggi bbir sumur 0.6 maka didapatkan muka air
tanah 3.9 meter dan tinggi muka air tanah dari laut 8.5 meter, di jalan
kapten sahril dengan ketinggian tempat 12.6 dilakukan pengukuran sumur
dengan kedalaman 5.5 meter bibir sumur 0.7 maka mdidapatkan muka air
tanah 4.8 meter dan ketinggian muka air tanah 7.8 meter dari permukaan
laut.
Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)
03°47.266', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan araw dengan ketinggian
tempat 2.5 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan
kedalaman 1.6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan
pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan
pariwisata 1 meter dan tinggi muka air tanah 1.5 meter dari permukaan
laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan blato dengan
ketinggian tempat 2.07 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter, tinggi
bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di jalan 2 Meter
dan ketinggian muka air tanah dari laut 0.07 meter. Dijalan veteran
dilakukan pengukuran dengan ketinggian tempat 11.65 meter. dengan
kedalaman sumur 7.3 meter. dan tinggi bibir sumur 0.6 meter. maka
didapatkan muka air tanah 6.7 dan tinggi muka air tanah 4.95 meter dari
permukaan laut. Selanjutnya dilakukan pengukuran dipasar melintang
dengan ketinggian tempat 12.2 meter dengan kedalaman sumur 5.0 meter
tinggi bibir sumur 0.8 meter maka didapatkan muka air tanah 4.2 meter
dan tinggi muka air tanah 8 meter dan dilokasi jalan pintu batu dengan
ketinggian tempat 6.22 meter di lakukan pengukuran sumur dengan
kedalaman 2 meter, Tinggi bibir sumur 0.6 meter maka diperoleh muka air
tanah 1.4 dan ketinggian muka air tanah 4.83 dari permukaan laut
Berdasarkan garfik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)
03°47.326', dapat diketahui bahwa dilokasi blato dengan ketinggian
tempat 2.1 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan
kedalaman 1 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan
pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah 0.4 meter dan
tinggi muka air tanah 1.7 meter dari permukaan laut. Selajutnaya
dilakukan pengukuran sumur di jalan M. hasan dengan ketinggian tempat
7.6 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter, tinggi bibir sumur 0.8
meter. Maka didapatkan muka air tanah 2 Meter dan ketinggian muka air
tanah dari laut 5.6 meter. dilakukan pengukuran sumur di jalan santoso
dengan ketinggian tempat 10 meter, dengan kedalaman sumur 3.5 meter,
tinggi bibir sumur 0.6 meter. Maka didapatkan muka air tanah 2.9 Meter
dan ketinggian muka air tanah dari laut 7.9 meter.
Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)
03°47.1410', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan pariwisaa dengan
ketinggian tempat 1.7 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur
dengan kedalaman 1 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah
dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan
lettu hanifah 0.4 meter dan tinggi muka air tanah 1.3 meter dari
permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur jalan M. hasan
dengan ketinggian tempat 6.8 meter, dengan kedalaman sumur 2.6 meter,
tinggi bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah 1.8 Meter
dan ketinggian muka air tanah dari laut 5 meter. Di dijalan cenderawasih
di lakukan pengukuran sumur pada ketiggian 6.3 meter dengan dalam
sumur 3.4 meter tinggi bbir sumur 0.8 maka didapatkan muka air tanah
2.6 meter dan tinggi muka air tanah dari laut 3.7 meter,
Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)
03°47.1542', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan kerapu dengan
ketinggian tempat 3 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan
kedalaman 2 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan
pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan lettu
hanifah 1.4 meter dan tinggi muka air tanah 1.6 meter dari permukaan
laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur jalan DB.06 dengan
ketinggian tempat 6 meter, dengan kedalaman sumur 5.8 meter, tinggi
bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah 5 Meter dan
ketinggian muka air tanah dari laut 1 meter.
2. Variasi Muka Air Tanah
Berdasarkan hasil penelitian dan pengukuran dilapangan maka variasi
muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara ditemukan muka air tanah dari
bibir sumur -0.3 meter sampai dengan -7 dari permukaan tanah setempat.
Maka dilakukan pemodelan dengan program surfer V.7 dengan
metode kringging diperoleh variasi muka air tanah gambar dibawah ini
Gambar 1.16 Variasi Muka Air Tanah
Dari gambar diatas dapat diketahui adanya cekungan muka air tanah
yang terbentuk sesuai dengan ketinggian tempat, topografi setempat
dememikian juga punggungan muka air tanah.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survey dan pembahasan dilapangan yang meliputi
pola kontur muka air tanah dan variasi muka air tanah di Kecamatan Teluk
Segara dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil survey dan pembahasan pemantauan muka air tanah di
Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu didapatkan hasil dari
pengukuran dan penghitungan ketinggian tempat dan dibandingakan
dengan ketinggian dimana sumur berada dan kedalaman sumur maka
di perolehlah pola kontur kecamatan teluk segara. Berdasarkan sumur
yang dijadikan sampel pengukuran dari didapatkan pola kontur muka
air tanah kecamatan teluk segara adalah mulai dari 0-9 meter dari
permukaan laut
2. Berdasarkan hasil dari survey dan pengukuran di lapangan dan
dilakukan penghitungan dengan membandingkan tinggi tempat
pengukuran sumur berada, maka didapatkan variasi muka air tanah
kecamatan teluk segara bahwa variasi muka air tanah tidak tergantung
dengan ketinggian tempat, ini berdasarkan dari data hasil penelitian
dan pengukuran dilapangan dibawah ini:
a. Garis Potongan Vertikal Lintang (S) 03°47.076'
Pada potongan lintang ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur
dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah
pada wilayah ini rata-rata 2-7 meter permukaan laut
b. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.132'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur
dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah
pada wilayah ini rata-rata 1-3 meter dari permukaan laut
c. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.172'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur
dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah
pada wilayah ini rata-rata 1-9 meter dari permukaan laut
d. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.195'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 6 sumur
dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah
pada wilayah ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut
e. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.165'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur
dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah
pada wilayah ini rata-rata 0-5 meter dari permukaan laut
f. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.198'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 4 sumur
dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah
pada wilayah ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut
g. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.266'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur
dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah
pada wilayah ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut
h. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.326'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur
dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah
pada wilayah ini rata-rata 1-6 meter dari permukaan laut
i. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.410'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur
dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah
pada wilayah ini rata-rata 0-6 meter dari permukaan laut
j. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.542'
Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur
dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah
pada wilayah ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut
Berdasarkan dari hasil tersebut bahwa dikecamatan teluk segara tinggi
muka air dan variasi muka air tanah dari permukaan laut 0-9 meter
B. SARAN
Berdasakan kesimpulan diatas maka peneliti mengajukan saran sebagai
berikut:
1. Perlukan adanya pembuatan peta dan pembahasan kontur muka air
tanah di Kecamatan Teluk Segara sehingga lebih memudahkan
didalam mengetahui keadaan kontur muka air tanah dan melakukan
evaluasi dalam pengelolaan sumber daya air.
2. Kepada pihak yang berwenang pemerintahan kota dan dinas-dinas
yang yag terkait dengan pengelolaan sumber daya air di kot Bengkulu
hendaknya memperhatikan keadaan muka air tanah di kecamatan teluk
segara karena dari hasil survey hamper semua masyarakat kecamatan
mempunyai sumur. Ini keadaan ini sangat berpengaruh terhadap muka
air tanah di Kecamatan Teluk Segara.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. metode penelitian. Jakarta. Reneka cipta
Gleick, 1996. Kebutuhan air. http://www.lablink.or.id/. 2006.
(12 desember 2010)
Handoyo. 2004. http://www.malang.ac.id/ geografi3.htm
Jovita. 2002. Kulitas air bersih. http://www.blokspot.com
Nofirman. Pembimbing I
-------- 2005. siklusair. http//:id.wikipedia.org/wiki/berkas
(15 desember 2010)
-------- 2010.profil-kota-bengkulu.http://www.bengkulukota.go.id/?q=content/
(15 november 2010)
-------- 2008. pengertian-hidrologi. http://eddysyahrizal.blogspot
(15 november 2010)
-------- 2006.airtanah-apa-dan-bagaimana-mencarinya. http://geologi.iagi.or.id
(15 november 2010)
-------- 2003.hidrologi/kompetensiahlihidrologi/ahlihidrogeologi.
http://wiki.openthinklabs.com/science-corner
(15 november 2010)
-------- 2010. flownet-airtanah. http://guthin.blogspot.com
(1 desember 2010)
-------- 2010. waterword. http://www.blogspot.com/_szhuf1v51ms
(12 desember 2010)
-------- 2004.SNI.Tata cara penentuan tinggimuka air tanah pada lubang bor
atau sumur pantau.
Siahan, Randong. (2003:25). Metode penelitian. Jakarta. Bumi aksara
Todd. 1980. Metode Three Point Problem dalam Pembuatan Flownet.
http://guthin.blogspot.com
Usman, husaini. MT.2008:41. metode penelitian sosiai. Jakarta. bumi aksara