Skripsi Jipin PDF

73
PEMANTAUAN MUKA AIR TANAH DI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu Sebagai Salah Satu Sarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan OLEH : JIPIN ALTIRO : 07060032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU 2011

Transcript of Skripsi Jipin PDF

Page 1: Skripsi Jipin PDF

PEMANTAUAN MUKA AIR TANAH

DI KECAMATAN TELUK SEGARA

KOTA BENGKULU

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu

Sebagai Salah Satu Sarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

OLEH :

JIPIN ALTIRO : 07060032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU

2011

Page 2: Skripsi Jipin PDF

SKRIPSI Oleh JIPIN ALTIRO

Telah di periksa dan disetujui untuk di uji

Bengkulu , April 2011

Pembimbing I

Drs. Nofirman, M.T

Bengkulu, April 2011

Pembimbing II

Drs. Zairin, M.Pd

Mengetahui

Dekan FKIP UNIHAZ

Dr. Edwar, M.Pd

NIP.150 940 883

Page 3: Skripsi Jipin PDF

SKRIPSI Oleh JIPIN ALTIRO

Telah diperiksa di depan Dewan Penguji pada hari Kamis, 24 Maret 2011

Bengkulu, April 2011

Dewan Penguji

Ketua,

Drs. Nofirman, M.T

Anggota I

Dedi Guntar, S.Pd, M.Si

Anggota II

Drs. Syamsudin, S.Pd

Mengetahui :

Dekan FKIP UNIHAZ

Dr. Edwar, M.Pd

NIP.150 940 883

Page 4: Skripsi Jipin PDF
Page 5: Skripsi Jipin PDF

ABSTRAK SKRIPSI

JIPIN ALTIRO. NPM. 06070032. Judul Skripsi “ Pemantauan Muka Air

Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu ” Pembimbing Utama Drs.

Nofirman, M.T dan Pembimbing Pendamping Drs. Zairin, M.Pd Skripsi Program

Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UNIHAZ

Bengkulu.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang : untuk mengetahui

Variasi Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu dan untuk

mengetahui Pola Kontur Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota

Bengkulu. Populasi penelitian Pemantauan Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk

Segara Kota Bengkulu ini prinsipnya adalah posisi muka air tanah di wilayah

Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Sesuai dengan data yang telah telah

dikumpulkan maka metode yang digunkan adalah metode diskriptif engineering.

Sedangkan alat pengumpulan data dalam penelitian ini ada yaitu Data ketinggian

tempat, serta kedalam muka air tanah diukur berdasarkan ketentuan SNI-03-2004.

Data skunder, data primer. Data skunder adalah semua data yang berkaitan dengan

morpologi, topografi, satuan litologi, dan variasi muka air tanah yang telah diukur

ataupun dipublikasi oleh pihak lain. Sedangkan data primer adalah data tinggi tempat,

morpologi, topografi, dan muka air tanah yang diperoleh dari hasil pengukuran

lapangan.

Untuk dapat menyajikan data sesuai dengan penomena alaminya, kegiatan

analisis data dalam penelitian ini dikemukakan dengan prosedur: (1) Melakukan

editing terhadap posisi lintang, bujur, ketinggian tempat dan muka air tanah. (2)

Menyajikan data dalam format excel, autocad dan menampilkan kecendrungan data

dengan sajian grafik. (3) Mengolah data dari format excel kedalam format surfer dan

melakukan rekayasa dengan metode kringging sehingga diproleh kontur muka air

tanah sebagai metode pendekatan

Maka didapatkan hasil dari pengolah data yng didapat dari pengukuran sumur

dilapangan adalah sebagai berikut: (1) Dari hasil survey dan pembahasan Pemantauan

Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu didapatkan hasil dari

pengukuran dan penghitungan ketinggian tempat dan dibandingakan dengan

ketinggian dimana sumur berada dan kedalaman sumur maka di perolehlah pola

kontur Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Berdasarkan sumur yang dijadikan

sampel pengukuran dari didapatkan Pola Kontur Muka Air Tanah di Kecamatan

Teluk Segara Kota Bengkulu adalah mulai dari 0-9 meter dari permukaan laut. (2)

Berdasarkan hasil dari survey dan pengukuran di lapangan dan dilakukan

penghitungan dengan membandingkan tinggi tempat pengukuran sumur berada, maka

didapatkan variasi muka air tanah kecamatan teluk segara bahwa variasi muka air

tanah tidak tergantung dengan ketinggian tempat

Page 6: Skripsi Jipin PDF

MOTTO

Bertindak dengan kata hati adalah jalan hidup yang benar,

karena kata hati bukanlah keinginan atau nafsu tapi kebenaran

ada dalam diri yang harus diyakini (Herro Yuy)

Dunia ini serba mungkin, asalkan kita mau berusaha dan

berdoa

Hidup ini bisa berupa petualangan yang mendebarkan atau bisa

juga bukan apa-apa.

Keberanian menghadapi perubahan dan menjalaninya sebagai

orang berjiwa bebas dalam menghadapi perubahan dan

menjalaninya sebagai orang berjiwa bebas dalam menghadapi

nasib merupakan kekuatan yang tak terkalahkan (Hellen

Keller).

Page 7: Skripsi Jipin PDF

PERSEMBAHAN BISMILLAHIRROMANIRROHIM

Sebagai Rasa Terima Kasihku Ku

Persembahkan Karya Kecilku Ini

Kepada

Agamaku Sebagai Penuntun Dan Pedoman Hidupku

Orangtuaku

Bapakku (Burnan) Dan Ibuku (Henli) Yang Penuh

Rasa Sabar Membesarkanku , Mendidik, Mendo’akan

Serta Menanti Keberhasilanku

Kakak Dan Adikku

Ayuk (Yessy Marliani), Kakak (Elson Arianto), Dan

Adiku, Apiko Berlin Dan Emilia Julianti

Yang Selalu Memberikan Kecerian, Semangat Dan

Motivasi Dalm Menyelesaikan Studi

Page 8: Skripsi Jipin PDF

Keluarga Besarku

Seluruh Keluarga Besarku Yang Selalu Menanti

Kesuksesan Dan Keberhasilanku

Adikku Tersayang

Bertha Uli Silaban

Yang Selalu Berada Disampingku, Memberikan

Semangat, Kasih Sayang, Dan Do’a Untuk

Keberhasilanku Ini

Sobat Dekatku

Emil Aries, Amirrulah Sabar Alam, Rian Saputra

Budiman, Adi Kristiansyah, Sapone, Nover Liansyah,

Vebryadi, Eko, Luter, Zefri, Hendra, Hengki, Rian

Dan Ardika

Yang Selalu Memberikan Motivasi, Semangat, Dan

Do’a, Didalam Menyusun Skripsi Ini

Temen Satu Jurusan Angkatan 2007 Yang Tidak Bisa

Aku Sebutkan Satu Persatu

Almamaterku Tercinta “ Universitas Prof. Dr.

Hazairin. S.H Bengkulu “ Yang Telah Mendidik Dan

Mendewasakanku

Page 9: Skripsi Jipin PDF

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat allah SWT, karena dengan

nikmat dan redhonya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis skripsi ini membahas masalah “Pemantauan Muka Air Tanah Di

Kecamatan Teluk Segara”

Atas selesainya skrisi ini, penulis yakin disana-sini masih banyak kekurangan

dan keemahan yang tidak disadari oleh penulis, hal ini di karenakan terbatasnya akan

kemampuan dan penggetahuan yang di miliki olh penulis.

Penulisan skripsi ini tidak luput dari bantuan, bimbingan dan pembinaan, baik

langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan

yang baik ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Yth. Bapak Fakhri Fahmi, SE, M.Si, selaku Rektor Universitas Prof. Dr.

Hazairin, SH Bengkulu.

2. Yth. Bapak Dr. Edwar, M.Pd, selaku Dekan FKIP UNIHAZ Bengkulu.

3. Yth. Bapak Drs. Warsa Sugandi K, M.Pd selaku Ketua Jurusan FKIP UNIHAZ

Bengkulu.

4. Yth. Bapak Drs. Nofirnman M.T selaku pembimbing utama

5. Yth. Bapak Drs. Zairin M.Pd selaku pembimbing pendamping

Page 10: Skripsi Jipin PDF

6. Yth. Bapak dan Ibu dosen program studi pendidikan Geografi Universitas

Hazairin Bengkulu yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis

belajar di bangku kuliah.

7. Teman-temanku angkatan 2007

8. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

9. Kedua orang tua beserta kakak dan adikku tercinta

Semoga allah SWT memberikan imbalan yang seimbang dengan perbuatan

kita dan tak lupa penulis penulis mengucapkan semoga skripsi ini berguna bagi

kita semua

Bengkulu, April 2011

penulis

Page 11: Skripsi Jipin PDF

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJAUN SKRIPSI ....................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

LEMBAR MOTTO ........................................................................................... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5

C. Batasan Masalah ............................................................................. 6

D. Rumusan Masalah ........................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kondisi Tofografi Wilayah Bengkulu ........................................... 8

B. Siklus Hidrologi ............................................................................... 8

C. Konsepsi Air Tanah ........................................................................ 11

D. Muka Air Tanah .............................................................................. 14

E. Konseptual ....................................................................................... 18

Page 12: Skripsi Jipin PDF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................... 20

B. Metode Penelitian ............................................................................ 20

C. Defenisi Operasional Variabel ....................................................... 21

D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 22

E. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 26

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 26

G. Metode Analisi Data ........................................................................ 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Geografi Daerah Penelitian............................................ 28

B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 30

C. Pembahasan ..................................................................................... 35

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 53

B. Saran ................................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Skripsi Jipin PDF

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel 4.1 ..................................................................................................... 29

2. Tabel 4.2 ..................................................................................................... 31

3. Tabel 4.3 ...................................................................................................... 31

4. Tabel 4.4 ...................................................................................................... 31

5. Tabel 4.5 ...................................................................................................... 31

6. Tabel 4.6 ...................................................................................................... 31

7. Tabel 4.7 ...................................................................................................... 32

8. Tabel 4.8 ..................................................................................................... 32

9. Tabel 4.9 ..................................................................................................... 32

10. Tabel 4.10 ................................................................................................... 32

11. Tabel 4.11 .................................................................................................... 32

Page 14: Skripsi Jipin PDF

HALAMAN GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar 1.1 Siklus Hidrologi ....................................................................... 10

2. Gambar 1.2 Butir dan Rongga .................................................................... 12

3. Gambar 1.3 Diaram Fasa ............................................................................ 13

4. Gambar 1.4 Penampang Aquifer ................................................................ 14

5. Gambar 1.5 Flownet ..................................................................................... 16

6. Gambar 1.6 Metode Three Point Problem ................................................. 17

7. Gambar 1.7 Garis Aliran Air Tanah .......................................................... 18

8. Gambar 1.8 Contoh Grid ............................................................................. 23

9. Gambar 1.9 Alat ukur dengan pemberat ................................................... 25

10. Gambar 1.10 Peta titik pengukuran .......................................................... 36

11. Gambar 1.11 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.076' dan

03°47.132' ...................................................................................................... 37

12. Gambar 1.12 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.172' dan

03°47.195' ...................................................................................................... 39

13. Gambar 1.13 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.165' dan

03°47.198' ........................................................................................................ 43

14. Gambar 1.14 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.266' dan

03°47.326' ...................................................................................................... 46

15. Gambar 1.15 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.410' dan

03°47.542' ...................................................................................................... 49

16. Gambar 1.16 Variasi muka air tanah ........................................................ 51

Page 15: Skripsi Jipin PDF

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data Hasil Penelitian Muka Air Tanah di kecamatan Teluk Segara

2. Peta kecamatan teluk segara

3. Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi

4. Persetujuan judul skripsi

5. Surat perjanjian

6. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

7. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Kantor Kecamatan Teluk Segara

8. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari KESBANG Kota Bengkulu

9. Surat Rekomendasi Penelitian KESBANG Propinsi Bengkulu

10. Surat Keterangan Selesai Penelitian

11. Kartu Bimbingan Skripsi

Page 16: Skripsi Jipin PDF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air menyelimuti kurang lebih 2/3 bagian bumi, dan hanya 1/3 bagian dari

planet ini yang muncul sebagai daratan kering. Total jumlah kandungan air di

bumi hampir 326 juta kubik mil, menurut Lembaga Survei Geologi Amerika

Serikat Sebanyak 72% permukaan bumi tertutup oleh air, tetapi 97% air

tersebut asin dan tidak baik untuk diminum. Diantara 70% air minum tersebut

berbentuk es, kurang dari 1% air minum yang ada di dunia siap dimanfaatkan

secara langsung.http://www.blogspot.com/_szhuf1v51ms/waterword.jpg

Jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai lebih dari 200 juta, akan

mengakibatkan kebutuhan air bersih menjadi semakin mendesak. Menurut

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indonesia memiliki 6% potensi

air dunia atau 21% potensi air di Asia Pasifik. (Pikiran Rakyat, 22 Maret

2005). Salah satu potensi air itu adalah air tanah yang berbentuk mata air

alami (water spring).

Air merupakan sumberdaya yang sangat esensial bagi kehidupan umat

manusia. Ketersediaan sumberdaya air di bumi tidak merata, dinamis dari

waktu ke waktu, dan berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Sementara

disisi lain pertumbuhan populasi manusia semakin besar dengan tuntutan

Page 17: Skripsi Jipin PDF

urbanisasi dan industrialisasi yang semakin meluas berimplikasi pada

meningkatnya kebutuhan akan sumberdaya air. Ketimpangan antara tingkat

kebutuhan dan keterdapatan sumberdaya air akan mengakibatkan adanya

krisis air.

Peningkatan kebutuhan atau Demand air secara umum dapat dibagi

menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Air untuk kebutuhan konsumsi domestik atau rumah tangga misalnya

untuk mandi, mencuci, mamasak, dan untuk minum.

2. Air untuk keperluan pengairan lahan pertanian misalnya untuk irigasi,

mengairi sawah, perikanan, dan usaha tani lainya.

3. Air untuk kegiatan industry misalnya untuk pembangkit listrik, proses

produksi, transfortasi, dan kegiatan yang lainya.

Diperkirakan kebutuhan rata–rata air bersih setiap individu adalah sekitar

27 hingga 200 liter perhari. Kebutuhan dasar tersebut bias berbeda–beda

tergantung keadaan geografis dan karateristik individu yang bersangkutan.

Namun secara keseluruhan, baku minimum kebutuhan untuk memenuhi

kebutuhan dasar minum, sanitasi, mandi, dan memasak rata–rata sebanyak 50

liter perorang per hari (Gleick, 1996). (http://www.lablink.or.id/. 2006)

Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air

dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga

sumber air tersebut air tanahlah yang paling banyak digunakan karena air

Page 18: Skripsi Jipin PDF

tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya

antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat

pencemaran yang relatif kecil (Jovita, 2002 : 1).

Sisi pasokan adalah sesuatu yang sudah harus diterima seperti apa yang

telah disediakan oleh alam; serta penggunaan saling mendukung. Perencanaan

juga sudah harus dapat menetapkan cara dan bagaimana pengembangan

sumber daya air, operasional dan pemeliharaan, pemantauan dan pengawasan,

serta usaha konservasi sumberdaya air dan lingkungan.

Perkembangan dinamika kota terjadi karena bertambahnya jumlah

penduduk yang juga dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupan

terutama pada daerah perkotaan, khususnya kota Bengkulu.

Kota Bengkulu dengan jumlah penduduk 346.712 jiwa, dan terletak pada

ketinggian antara 0–100 m diatas permukaan laut dengan persebaran sporadis

pada setiap wilayah kota, sehingga menyebabkan morfologi kota Bengkulu

bergelombang, Berdasarkan tofografi, bentuk permukaan wilayah Kota

Bengkulu relative datar, sebagian besar wilayah berada pada

kemiringan/kelerengan 0-15% yaitu seluas 14.224 Ha (98,42%) dan hanya

sebagian kecil 1,58% yakni seluas 228 Ha dari wilayah Kota Bengkulu yang

memiliki kelerangan 15-40%. Kecamatan Teluk Segara berada dalam wilayah

administrasi Kota Bengkulu dan Topografi wilayahnya ini relatif datar

begelombang. Kecamatan teluk segara terbagi atas 13 kelurahan yaitu Bajak,

Page 19: Skripsi Jipin PDF

Berkas, Jitra, Kampung Bali, Kebun Keling, Kebun Ros, Malabero, Pasar

Baru, Pasar Melintang, Pintu Batu, Pondok Besi, Sumur Meleleh, Tengah

Padang.

Masyarakat di Kecamatan Teluk Segara rata–rata mempunyai sumur

pribadi dirumahnya baik itu sumur bor ataupun sumur galian untuk

kebutuahan akan air sehari–hari baik itu untuk mandi, mencuci dan keperluan

lainya.

Intinya adalah, bahwa saat ini kebutuhan akan air dari sumber air tanah

menjadi semakin kompleks tidak hanya didasarkan atas hal-hal yang bersifat

teknik, tetapi mungkin justru yang paling penting adalah hal-hal yang bersifat

sosial. Namun demikian tulisan ini hanya membatasi pada hal-hal yang

bersifat teknik, meskipun mungkin secara sepintas menyinggung hal-hal di

luar itu.

Tulisan ini bermaksud menguraikan secara singkat bahwa kebutuhan akan

air meningkat ini karena Perkembangan yang pesat dalam pembangunan

perumahan, industri, pertanian, infrastruktur, dan lain-lain. baik di daerah

perkotaan maupun pedesaan, serta peningkatan jumalah penduduk,

memberikan konsekuensi. memaksa masyarakat mencari alternatif lain yaitu

mencari air yang ada didalam tanah dengan cara membuat sumur. Dewasa ini

sumur mudah kita jumpai karena rata–rata setiap rumah sudah mempunyai

sumur bor atau pun itu sumur galian.

Page 20: Skripsi Jipin PDF

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul “

Pemantauan Muka Air Tanah Di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu

Propinsi Bengkulu” dengan alasan seabgai berikut:

1. Belum adanya peta kontur mengenai tinggi muka air tanah di kecamatan

teluk segara kota Bengkulu

2. Pola kontur muka air tanah di kecamatan teluk segara kota Bengkulu

memberikan informasi yang berguna sebagai bahan dalam menentukan

kebijakan perencanaan atau pengolahan didaerah yang bersangkutan.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah yang berkaitan dengan pemantauan muka air tanah Kecamatan Teluk

Segara Kota Bengkulu adalah sebagai berikut:

1. Secara geomorfologi wilayah Kecamatan Teluk Segara di bentuk oleh

daerah pematang pantai, rawa dan dataran rendah bergelombang

2. Antara daerah pematang pantai, rawa, dataran rendah dan dataran

bergelombang ditemukan patahan.

3. Satuan litologi daerah pematang pantai, dan rawa di susun oleh material-

material yang berbeda dengan dataran rendah bergelombang

4. Berdasarkan ketiga kondisi diatas, maka keberadaan air dan muka air

tanah juga bervariasi.

Page 21: Skripsi Jipin PDF

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang akan di teliti maka penulis membatasi

penelitian pada :

1. Wilayah Kecamatan Teluk Segara secara administrasi.

2. Muka air tanah yang dimaksudkan dari muka air sumur gali yang dimiliki

oleh masyarakat Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka

rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah variasi muka air tanah diwilayah Kecamatan Teluk Segara

Kota Bengkulu ?

2. Bagaimna pola kontur muka air tanah Kecamatan Teluk Segara Kota

Bengkulu ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalm penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui variasi muka air tanah pada setiap Kelurahan di

Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu

b. Untuk mengetahui pola kontur muka air tanah di Kecamatan Teluk

Segara Kota Bengkulu.

Page 22: Skripsi Jipin PDF

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil pelaksanaan pemantaun air muka

tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu ini meliputi:

1. Manfaat teoritis

Sebagai bahan menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan

dengan geografi dalam mata kuliah hidrologi , terutama mahasiswa

jurusan geografi program studi ilmu pendidikan ilmu sosial UNIHAZ

Bengkulu.

2. Manfaat praktis

a. Pengembangan ilmu pengetahuan

Memberi pengetahuan bagi pembaca mengenai bagaimana cara

mengukur tinggi air muka tanah dan kontur tinggi muka air tanah

dikecamatan teluk segara kota bengkulu sekaligus sebagai sarana

pengembangan ilmu pengetahuan.

b. Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tinggi muka air

tanah dan kontur tinggi muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara

Kota Bengkulu

c. Bagi penulis

Memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan yang baru tentang

bagaimana cara mengukur tinggi muka air tanah dan membuat peta

kontur muka air tanah.

Page 23: Skripsi Jipin PDF

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kondisi Topografi Wilayah Bengkulu

Kota Bengkulu terletak pada ketinggian antara 0–100 m diatas permukaan

laut dengan persebaran sporadis pada setiap wilayah kota, sehingga

menyebabkan morfologi kota Bengkulu bergelombang. Kondisi topografi dan

bentuk permukaan wilayah Kota Bengkulu dalam www.bengkulukota.go.id.

Kota-bengkulu relatife datar, sebagian besar wilayah berada pada

kemiringan/kelerengan 0-15% yaitu seluas 14.224 Ha (98,42%) dan hanya

sebagian kecil 1,58% yakni seluas 228 Ha dari Wilayah Kota Bengkulu yang

memiliki kelerangan 15-40%.

B. Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi merupakan perputaran air di permukaan bumi yang

diawali dari penguapan air laut, air danau, dan air sungai akibat pemanasan

sinar matahari. Selain penguapan dari badan air, semua benda yang

mengandungair juga akan mengalami penguapan, seprti tumbuhan, tubuh

hewan, dan benda lainnya.

Dalam hidrologi, penguapan dari badan air secara langsung disebut

evaporasi, sedangkan penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan disebut

transpirasi. Jadi jika evapotranspirasi adalah gabungan hasil penguapan air

yang terkandung dalam tumbuhan dan juga badan air secara tidak lagsung.

Page 24: Skripsi Jipin PDF

Selain itu penguapan air yang membasahi dedaunan disebut intersepsi.

Proses intersepsi berlangsung selama berlangsungnya hujan dan setelah hujan

berhenti. Air yang diuapkan bukan merupakan air yang ada di dalam

tumbuhan tetapi hanya yang menempel di bagian luar ada di dedaunan, batang

pohon, kelopak bunga. Uap air hasil evapotranspirasi dan intersepsi mengisi

udara dan menjadi awan. Akibat proses angin berhembus, awan akan

dibawake puncak-puncak pegunungan. Sebagian ada awan yang sebelum

sampai daerah pegunungan sudah diturunkan sebagai hujan. Sebagian

lainnnya diturunkan di pegunungan.

Hujan dalam istilah hidrologi disebut presipitasi. Presipitasi merupakan

tetes air yang jatuh ke permukaan tanah. Jika tetes air tidak sampai ke

permukaan tanah disebut virga. Virga ini terjadi akibat tetes air yang jatuh

menguap kembali menjadi awan hal ini sering terjadi didaerah panas, seperti

gurun pasir.

Hujan yang turun langsung ke permukaan tanah, permukaan air danau,

sungai, dan laut, di hutan atau perkebunan. Hujan yang langsung mengenai

permukaan bumi disebut intersepsi saluran (channel interception). Hujan di

hutan yang mengenai tajuk dan mengalir di pelepahnya, lalu turun melalui

batang pohon disebut stemflow.

Namun, karena di hutan tidak selamanya rapat oleh pepohonan, air hujan

yang jatuh melalui celah-celah antartunbuhan. Air yang mengalir langsung ke

permukaan disebut air lolos atau thoughfall. Air yang mengenai permukaan

Page 25: Skripsi Jipin PDF

tanah dan meresap disebut infiltrasi. Akan tatapi sebelum masuk ke dalam

tanah, air hujan biasanya menggenang sementara dalam cekungan-cekungan

kecil, proses penampungan semcam ini disebut Surface.

Jika genang air telah penuh dan hujan tetap berlangsung, terjadilah aliran

menuju parit-parit dan sungai kecil. Air yang mengalir diatas pernukaan tanah

menuju sungai disebut overlandflow. Sebagian air hujan yang terinfiltrasi,

tetapi tidak sampai bergabung dengan air tanah disebut aliran bawah

permukaan (subsurface). Overlandflow dan subsurface dinamakan air

limpasan atau run-off.

Gambar 1.1 siklus hidrologi

Air yang terus meresap sampai kedalaman tertentu dan mencapai

permukaan air tanah (groundwater) disebut perkolasi. Air tanah juga terus

bergerak mecari lereng yang lebih rendah. Apabila air tanah keluar atau

muncul akan menjadi mata air. Mata air yang memancar disebut Spring,

sedangkan yang tidak memancar disebut Seepage. Aliran sungai yang

Page 26: Skripsi Jipin PDF

langsung menuju laut atau samudra, tetapi sebagian dibelokan ke persawahan

( irigasi) dan ada pula yang ditampung di danau-danau buatan. Air yang ada

pada aliran sungai, permukaan sawah, dan danau dipanasi kembali oleh

matahari sehingga kembali terjadi evaporasi.

Air bawah pemukaan dan air tanah diresap akar akar tumbuhan dan

menjadi bagian batang, rantin, dan daun pepohonan. Air yang terkandung

dalam pepohonan dipanasi lagi oleh matahari lalu terjadi kembali transpirasi.

Hasilnya menjadi awan dan kembali menjadi hujan dan begitu seterusnya.

Perputaran air di permukaan bumi itulah yang disebut siklus hidrologi.

Keterdapatan air tanah dalam rangkaian siklus hidrologi terjadi setelah

uap air di udara mengalami kondensasi dan turun kebawah sebagai hujan

(presipitasi) selanjutnya air permukaan mengalami infiltrasi dan tercampur

sebagai storage air tanah.

C. Konsepsi air tanah

Konsepsi air tanah dalam kajian ini menerapkan konsep ground water dan

hidrogiologi yang menyatakan bahwa air tanah adalah semua masa air yang

berada dalam material geologi. Kondisi material geologi yang menjadi media

air tanah adalah berupa :

1. Material berupa butir dan rongga

2. Material batuan yang masih rawan mempunyai selah–selah sehingga air

berada didalam fracturenya.

Page 27: Skripsi Jipin PDF

3. Material berupa bahan sedimen kimia linestore, dolonit adalah dimana

keberadaan air mengalami solution.

Gambar 1.2 Butir dan Rongga

Berdasarkan parameter hidrolik air tanah Krusman dan Ridder (1990:41-

42) membedakan aquifer menjadi :

1. Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)

yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di

atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan

water table (preatiklevel), yaitu lapisan bawah permukaan tanah yang

langsung berintraksi dengan kondisi atmosfer. Lapisan ini memiliki

kondisi dinamika diagram fasa adalah bentuk zona kering, zona kapiler,

dan zona jenuh.muka air tanah berada pada berada pada zona jenuh seperti

gambar berikut:

Page 28: Skripsi Jipin PDF

Gambar 1.3 Diagarm fasa

2. Akifer Tertekan (Confined Aquifer)

yaitu aquifer yang seluruh volume air yang dibatasi oleh lapisan kedap

air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh

lebih besar dari pada tekanan atmosfer.

3. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)

yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi

oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap

air.

4. Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)

yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air,

sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga

pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air.

Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas

dengan aquifer semi tertekan. http://www.geologi.iagi.or.id.

Page 29: Skripsi Jipin PDF

Gambar 1.4 Penampang aquifer

D. Muka Air Tanah

Muka air tanah merupakan tingkat yang dapat dicapai oleh air pada sumur

terbuka atau permukaan badan air tanah yang bertekanan air sama dengan

tekanan Atmosfir. http://www.malang.ac.id.

Berdasarkan dengan defenisi muka air tanah di atas bahwa muka air tanah

merupakan tingkat yang dapat dicapai air pada sumur, sehubungan dengan hal

ini maka muka air tanah bisa kita ukur kedalamannya dan menentukan titik

konturnya berdasarkan tempat dimana sumur berada karena muka air tanah

suatu tempat dengan tempat lain jelas bevariasi sesuai dengan keadaan tempat

dan ketinggian tempat itu dengan laut. Jika yang kita ketahui hanyalah data

keadalaman sumur maka untuk menetukan kontur muka air tanah bisa di

ilustrasikan ke flownet, flownet merupakan peta yang berisikan kontur air

tanah dan daerah aliran air tanah. Garis kontur menunjukan daerah–daerah

yang mempunyai tinggi muka air tanah yang sama yang dapat di buat melalui

Page 30: Skripsi Jipin PDF

interpolasi dari titik tinggi muka air tanah yang telah diketahui sebelumnya.

Sedangkan arah aliran airtanah dapat ditentukan dengan menarik garis tegak

lurus kontur tinggi muka airtanah.

Selain dapat mengetahui arah aliran airtanah, flownet juga berfungsi

untuk memprediksi arah pencemaran airtanah, menentukan debit dan volum

(potensi) airtanah di daerah tertentu, mengetahui daerah tangkapan (recharge)

dan daerah pemanfaatan (discharge), serta mengetahui perubahan pola aliran

/anomali karena penyerapan airtanah. Sedangkan cara pembuatan flownet

adalah sebagai berikut :

1. Plot tinggi muka air tanah (TMA) pada tiap – tiap sumur

Plot tinggi muka air tanah (TMA) pada tiap – tiap sumur adalah apabila

yang ada hanyalah data kedalaman muka air sumur, maka terlebih dahulu

diubah menjadi data tinggi muka air tanah, yaitu data elevasi (ketinggian)

tempat dimana sumur berada dikurangi kedalaman sumur maka akan di

peroleh nilai tinggi muka ar tanah.

Cara memperoleh data kedalaman sumur dilapangan dapat di ilustrasikan

pada gambar berikut :

Page 31: Skripsi Jipin PDF

Gambar 1.5 flownet

Dalam hal ini perlu diingat bahwa apa yang dimaksud kedalaman air

sumur adalah berbeda dengan apa yang dimaksud ketinggian muka air

tanah. Pada gambar di atas, apabila diketahui kedalaman air sumur (c)

adalah 10 meter,sedangkan lokasi di mana sumur tersebut berada

mempunyai ketinggian 245 mdpal, maka nilai TMA = 245-10=235.

http://guthin.blogspot.com.

2. Hubungkan titik-titik yang memiliki nilai TMA sehingga diperoleh kontur

TMA (equipotensial line). Pembuatan kontur TMA dapat menggunakan

metode Three Point Problem, seperti yang dapat dilihat pada gambar

berikut :

Page 32: Skripsi Jipin PDF

Gambar : 1.6 Metode Three Point Problem dalam Pembuatan Flownet

(Todd, 1980)Metode Three Point Problem ini didasarkan pada data-data

ketinggian muka airtanah yang telah diperoleh dari hasil pengolahan data

kedalaman muka airtanah. Titik-titik ketinggian muka airtanah yang telah

diketahui digunakan untuk mencari titik-titik ketinggian muka airtanah

yang belum diketahui, yaitu dengan cara interpolasi. Titik-titik yang

mempunyai nilai TMA sama selanjutnya dihubungkan dengan garis yang

kemudian disebut dengan Equipotensial line atau garis kontur.

3. Buatlah garis arah aliran airtanah, yaitu dengan menarik garis dari daerah

dengan TMA tinggi menuju daerah dengan TMA rendah dengan

membentuk sudut 900 pada setiap perpotongan dengan garis kontur yang

dilaluinya. Konsep ini merujuk pada sifat air yang mengalir dari tempat

tinggi menuju ketempat rendah.

Page 33: Skripsi Jipin PDF

Gambar. 1.7 Garis arah aliran air tanah

Apabila arah aliran telah terbentuk, maka flownet airtanah telah jadi dan

siap untuk digunakan sebagai dasar analisis potensi airtanah suatu daerah.

Flownet airtanah yang ideal adalah apabila antara garis-garis kontur dan

garis-garis arah aliran membentuk jaring-jaring persegi. Akan tetapi,

flownet ideal hanya akan terbentuk pada daerah yang datar dan isottropis.

http://guthin.blogspot.com/2010/04/flownet-airtanah.htm

E. Konseptual

Keterdapatan muka air tanah disuatu daerah sangat ditentukan oleh

kondisi litologi, morfologi wilayah, topografi dan hidrologi. Kompleknya

kondisi yang mempengaruhi itu akan menyebabkan variasi muka air tanah

antara suatu tempat dengan tempat yang lain.

Data muka air tanah dapat di peroleh dari data kedalam suatu sumur

dengan sumur lainnya dan di formulasikan menjadi flownet. Flownet

merupakan peta yang berisikan kontur airtanah dan arah aliran airtanah. Garis

kontur menunjukkan daerah-daerah yang mempunyai tinggi muka airtanah

sama yang dapat dibuat melalui interpolasi dari titik-titik tinggi muka airtanah

Page 34: Skripsi Jipin PDF

yang telah diketahui sebelumnya. Sedangkan arah aliran airtanah dapat

ditentukan dengan menarik garis tegak lurus kontur tinggi muka airtanah

Page 35: Skripsi Jipin PDF

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian di Kecamatan

Teluk Segara Kota Bengkulu Propinsi Bengkulu. Dan waktu penelitiannya

bulan januari sampai bulan februari tahun 2011.

B. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

mempunyai langkah – langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

pengkajian dalam mempelajari peraturan – peraturan yang terdapat dalam

penelitian.di tinjau dari sudut filsafat metodologi penelitian merupakan

epistimologi penelitian yaitu menyangkut bagaimana kita melakukan

penelitian ( husaini usman. (2008:41 bumi aksara )

Sesuai dengan data yang telah telah dikumpulkan maka metode yang

digunkan adalah metode diskriptif engineering. Menurut suharsini arikunto

(2007:234) metode diskriptif ini tidak dimaksudkan untuk menguji hepotesis

tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel,

gejala dan keadaan. Metode penelitian dalam bidang ilmu teknik, Teknik

(engineering)

Page 36: Skripsi Jipin PDF

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana variable penelitian

itu diukur Randong siahan(2003:25), variabel adalah objek penelitian atau

yang menjadi titik perhatian suatu peneltian, Suharsini arikunto (2006:118)

berdasarkan pendapat diatas perlu adanya batasan definisi operasional

variabel. Definisi Operasiaonal variabel dari penelitian ini yang di maksud

dengan pemantauan muka air tanah adalah :

1. Variasi muka air tanah

Variasi muka air tanah adalah variasi naik turunnya muka air tanah

2. Pola kontur muka air tanah

Bentuk kontur muka air tanah dari hasil pengukuran.

Dari definisi variable diatas maka variasi dan pola kontur muka air

tanah dapat kita tentukan dengan terlebih dahulu kita menyiapkan data-data

pendukung dan alat-alat yang dibutuhkan seperti :

1. Peta titik ketinggian kecamatan teluk segara

2. Peta kontur garis ketnggian teluk segara dan konturnya

3. GPSMAP 60CSx1

4. Meteran plastik standar SNI 03 2004

Page 37: Skripsi Jipin PDF

D. Populasi dan Sampel

1. Popualsi penelitian

Populasi penelitian pemantauan muka air tanah di Kecamatan Teluk

Segara Kota Bengkulu ini prinsipnya adalah posisi muka air tanah di

wilayah Kecamatan Teluk Segara. Akan tetapi keterdapatan muka air

tanah itu sangat berkaitan dengan bentuk morfolologi wilayah, dan satuan

litologi yang menyusun daerah tersebut, yang berhubungan erat dengan

kondisi topografi Kecamatan Teluk Segara.

Variasi muka air tanah dapat juga berubah akibat aktifitas

pengambilan air tanah dengan intensitas tinggi. Berdasarkan kondisi

tersebut maka penentuan kondisi populasi dilakukan dengan pendekatan

metode gridding diantara sumur gali (dug well) di wilayah Kecamatan

Teluk Segara.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterristik yang di miliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin

meneliti semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu.

Apa yang di pelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Unuk itu sampel yang diambil dari populasi

Page 38: Skripsi Jipin PDF

harus betul – betul refrenstatif(mewakili). Maka sampel dalam penelitian

ini adalah:

a. Sampel area

Sesuai dengan karateristik populasi yang telah diuraikan, maka

penentuan sampel penelitian dilakukan dengan dengan pemetaan

sampel area (sampel wilayah). Penentuan sampel area dilakukan

dengan pendekatan:

1) Semua wilayah kecamatan teluk segara dplot kedalam metode grid

dengan jarak 200 meter seperti gambar berikut :

Gambar 1.8 Contoh Grid

2) Untuk daerah yang kontur dan ketinggiannya relatife sama, dan

posisi muka air tanahnya sama dianggap posisi muka air tanahnya

dianggap stabil.

Page 39: Skripsi Jipin PDF

3) Pada daerah yang kondisi topgrafi dan ketinggian muka air

tanahnya berubah, akan dterapkan sebagai sampel pengukuran.

b. Sampel pengukuran muka air tanah

Sampel pengukuran muka air tanah dilakukan terhadap sumur gali(dug

well) yang telah memenuhi kretria populasi dan sampel area. Sampel

muka air tanah dalam penelitian ini dilakukan terhadap 39 sumur

wilayah kecamatan teluk segara dengan letak dan ketinggian berbeda

berdasarkan peta yng sudah digrid seperti penjelasan

sebelumnya.Teknik pengkuran menggunakan pendekatan SNI T-03-

2004. Sepeti terdapat pada gamabar berikut:

Page 40: Skripsi Jipin PDF
Page 41: Skripsi Jipin PDF

E. Teknik Pengambilan Sampel

Page 42: Skripsi Jipin PDF

Teknik pengambilan sampel adalah merupakan teknik untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sehubungan dengan itu teknik

dalam pengambilan sampel haruslah tepat. Dan untuk memeroleh sampel

yang tepat penulis menggunakan teknik sampel acak.sehingga setiap elemen

mempunyai kesempatan yang sama unuk dipilih sebagai contoh.

F. Teknik Pengumpulan data

1. Jenis data

Data penelitian ini terdiri dari data sekunder dan data primer. Data

skunder adalah semua data yang berkaitan dengan morpologi, topografi,

satuan litologi, dan variasi muka air tanah yang telah diukur ataupun

dipublikasi oleh pihak lain. Sedangkan data primer adalah data tinggi

tempat, morpologi, topografi, dan muka air tanah yang diperoleh dari hasil

pengukuran lapangan.

2. Teknik pengumpulan data

Data ketinggian tempat, serta kedalam muka air tanah diukur

berdasarkan ketentuan SNI-03-2004.

G. Teknik Analisis Data

Untuk dapat menyajikan data sesuai dengan penomena alaminya,

kegiatan analisis data ini dikemukakan dengan prosedur:

1. Melakukan editing terhadap posisi lintang, bujur, ketinggian tempat dan

muka air tanah.

Page 43: Skripsi Jipin PDF

2. Menyajikan data dalam format excel, autocad dan menampilkan

kecendrungan data dengan sajian grafik.

3. Mengolah data dari format excel kedalam format surfer dan melakukan

rekayasa dengan metode kringging sehingga diproleh kontur muka air

tanah sebagai metode pendekatan

Page 44: Skripsi Jipin PDF

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Geografis Wilayah Penelitian

1. Letak dan Luas Wilayah Kecamatan Teluk Segara

Bedasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) propinsi/kota

Bengkulu, Kecamatan Teluk Segara secara geografis terletak antara 2°16’-

3°31’ lintang selatan 101°01’-103°41’ bujur timur dan batas-batas wialyah

teluk seagara meliputi:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Muara Bangkahulu

b. Sebelah timur berbatasan Kecamatan Sungai Serut

c. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia

d. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ratu Samban

Wilayah Kecamatan Teluk Segara berada dalam wilayah administrasi

Kota Bengkulu dan Topografi wilayahnya ini relatif datar begelombang,

pemerintahanya terbagi menjadi 13 belas kelurahan dengan luas wilayah

276,3 Ha.

2. Topografi dan Iklim

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kecamatan teluk segara

tahun 2009, bahwa topografi dan iklim kecamatan teluk segara sebagai

berikut:

Page 45: Skripsi Jipin PDF

ketinggian tempat kecamatan teluk segara adalah 5-15 meter dari

permukaan laut sedangkan bentuk permukaan tanahnya datar

bergelombang, rata-rata temperatur 26°C, maksimum 29,0-31,4 dan

minimum 23,1-24,0, curah hujan 21-796 mm pertahun,

3. Keadaan Penduduk

Penduduk kecamatan teluk segara secara keseluruhan berdasarkan dari

data kantor kecamtan teluk segara berjumlah 24.631 jiwa, yang terdiri dari

laki-laki 12.292 jiwa dan perempuan berjumlah 12.339 jiwa. Adapun

jumlah rasio jenis kelamin 100,38. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut: sumber kantor kecamatan teluk segara

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin,

Menurut Kelurahan Di Kecamatan Teluk Segara

2010

Kelurahan Penduduk Rasio Jenis

Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah

Kebun Keling 612 656 1.268 93,29

Malabero 1.238 1.277 2.515 103,15

Sumur Melele 529 566 1.095 93,46

Pasar Berkas 914 917 1.831 99,67

Pasar Baru 701 756 1.457 92,72

Pasar Jitra 540 534 1.074 101,12

Pasar Melintang 959 1.019 1.978 94,11

Pondok Besi 900 823 1.723 109,36

Kebun Ros 983 1.032 2.015 95,25

Tengah Padang 2.241 1.815 4.056 123,47

Bajak 1.156 1.214 2.37 95,22

Kampung Bali 880 1.14 2.02 77,19

Teluk Segara 12.292 12.339 24.631 100,38

Page 46: Skripsi Jipin PDF

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Setelah melaksanakan penelitian, dan pengukuran sumur untuk

mendapatkan berapa tinggi muka air tanah di kecamatan teluk segara dan

penghitungan menggunakan rumus flownet maka pola kontur muka air tanah

dan variasi muka air tanah kecamatan teluk segara berikut ini dikemukakan

hasil penelitian dan pengukuran, dalam penelitian tentang“ Pemantauaan

Muka Air Tanah Di Kecamatan Teluk Segara “ berdasarkan masalah yang

akan di teliti yaitu pola kontur dan variasi muka aiar tanah kecamatan teluk

segara.

Pola kontur dan variasi muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara

dari hasil penelitian ini dilakukan terhadap beberapa sumur yang dijadikan

sampel berdasarkan titik-titik sumur yang sudah ditandai dalam peta yang

sudah digrid dan diskalakan, maka dilakukan pemotongan garis lintang

terhadap garis bujur sehinggah didapatkan titik dimana kita akan memulai

untuk mengukur kedalaman sumur. Setelah melakuakn pengukuran maka data

yang didapatkan dihitung berdasarkan ketinggian tempat dan kedalaman

sumur maka didapatkan nilai muka air tanah dan variasi muka air tanah

kcamatan teluk segara. Maka data pengukuran sumur yang dilakukan terhadap

39 sumur dengn tempat dan ketinggian berbeda maka didapatkan pola kontur

muka air tanah dan variasi berdasarkan potong lintang dengan bujur pada

peta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan penjelasannya di

bawah ini dibwah ini:

Page 47: Skripsi Jipin PDF
Page 48: Skripsi Jipin PDF

1. Garis Potongan Vertikal Lintang (S) 03°47.076'

Pada potongan lintang ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan

didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah

ini rata-rata 2-7 meter permukaan laut

2. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.132'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan

didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah

ini rata-rata 1-3 meter dari permukaan laut

3. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.172'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur dan

didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah

ini rata-rata 1-9 meter dari permukaan laut

4. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.195'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 6 sumur dan

didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah

ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut

5. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.165'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan

didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah

ini rata-rata 0-5 meter dari permukaan laut

6. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.198'

Page 49: Skripsi Jipin PDF

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 4 sumur dan

didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah

ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut

7. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.266'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur dan

didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah

ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut

8. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.326'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur dan

didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah

ini rata-rata 1-6 meter dari permukaan laut

9. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.410'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur dan

didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah

ini rata-rata 0-6 meter dari permukaan laut

10. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.542'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan

didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah

ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut

Berdasarkan dari hasil tersebut bahwa dikecamatan teluk segara tinggi

muka air dan variasi muka air tanah dari permukaan laut 0-9 meter

Page 50: Skripsi Jipin PDF

C. Pembahasan

1. Pola Kontur Muka Air Tanah

Sebaran kontur muka tanah wilayah Kecamatan Teluk Segara

berdasarkan peta kontur Kecamatan Teluk Segara, 5-15 meter dari

permukaan laut dan bentuk permukaan tanahnya datar bergelombang yang

terdiri dari cekungan-cekungan,rawa dan anak sungai. Ketinggian antara

10-15 merupakan daerah dataran tinggi, ketinggian antara 5-10 meter dari

permukaan laut merupakan dataran rendah, sedangkan ketinggian antara

0-5 meter dari permukaan laut merupakan daerah rawa, dan disepanjang

pesisir pantai.

Berikut hasil penelitian dan pengukuran dilapangan di Kecamatan

Teluk Segara yang digamabarkan pada peta dan grafik. Dari peta yang

sudah grid maka didapatkan titik-titik dimana tempat dilakukan

pengukuran terhadap sumur yang akan dijadikan sampel untuk

menentukan muka air tanah dikecamatan teluk segara. Hasil dari

pengukuran dilapangan dan di hitung dengan metode perumusan flownet

maka didapatkan nilai dan pola kontur muka air tanah kecamatan teluk

segara yang digambarkan dengan grafik garis. Lebih jelasnya bisa dilihat

pada peta dan grafik dibawah ini:

Page 51: Skripsi Jipin PDF
Page 52: Skripsi Jipin PDF

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s)

03°47.076', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan Ibnu hajar dengan

ketinggian tempat 9.5 meter, Dilakukan pengukuran terhadap sumur

dengan kedalaman 6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah

Page 53: Skripsi Jipin PDF

dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah

dijalan Ibnu hajar 5.4 meter dan tinggi muka air tanah 4.1 meter dari

permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan lettu

hanifah dengan ketinggian tempat 9 meter, dengan kedalaman sumur 3.5

meter, tinggi bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di

jalan Lettu Hanifah 2 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 7

meter.

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s)

03°47.132', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan lettu hanifah dengan

ketinggian tempat 3.9 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur

dengan kedalaman 1.6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah

dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan

lettu hanifah 1 meter dan tinggi muka air tanah 2.9 meter dari permukaan

laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan Tapak padri I

dengan ketinggian tempat 4.4 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter,

tinggi bibir sumur 0.6 meter. Maka didapatkan muka air tanah 2.2 Meter

dan ketinggian muka air tanah dari laut 2.2 meter.

Page 54: Skripsi Jipin PDF

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s)

03°47.172', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan pariwisata dengan

ketinggian tempat 4.4 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur

dengan kedalaman 1.6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah

dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan

Page 55: Skripsi Jipin PDF

pariwisata 1 meter dan tinggi muka air tanah 3.4 meter dari permukaan

laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan malioboro dengan

ketinggian tempat 5 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter, tinggi

bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di jalan malioboro

1.8 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 3.2 meter. Dijalan siti

khodijah dilakukan pengukuran dengan ketinggian tempat 5.1 meter.

dengan kedalaman sumur 3.6 meter. dan tinggi bibir sumur 0.8 meter.

maka didapatkan muka air tanah 2.8 dan tinggi muka air tanah 2.3 meter

dari permukaan laut. Selanjutnya dilakukan pengkuran dilokasi jalan

zaham dengan ketinggian tempat 11.4 meter, dengan kedalaman sumur 5.0

meter, tinggi bibir sumur 1 meter, maka didapatkan muka air tanah 4

meter dan tinggi muka air tanah 7.4 meter dan dilokasi jalan sentot ali

basah dengan ketinggian tempat 12 meter di lakukan pengukuran sumur

dengan kedalaman 4.5 meter, Tinggi bibir sumur 0.8 meter maka

diperoleh muka air tanah 3.7 dan ketinggian muka air tanah 8.3 dari

permukaan laut

Berdasarkan garfik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s)

03°47.195', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan benteng dengan

ketinggian tempat 5 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan

kedalaman 4 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan

pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan benten

3.4 meter dan tinggi muka air tanah 1.6 meter dari permukaan laut.

Page 56: Skripsi Jipin PDF

Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan pasar ikan dengan

ketinggian tempat 4.7 meter, dengan kedalaman sumur 2.6 meter, tinggi

bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di jalan malioboro

1.8 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 2.9 meter. Di jalan

borniat dilakukan pengukuran sumur dengan ketinggian tempat 4.39

meter. dengan kedalaman sumur 3.6 meter. dan tinggi bibir sumur 0.8

meter. maka didapatkan pola kuntur muka air tanah 2.8 dan tinggi muka

air tanah 1.59 meter dari permukaan laut. Selanjutnya dilakukan

pengukuran dilokasi jalan salin batu bara dengan ketinggian tempat 6.93

meter dengan kedalaman sumur 5.0 meter tinggi bibir sumur 1 meter

maka didapatkan muka air tanah 4 meter dan tinggi muka air tanah 2.93

meter dari permukaan laut, dilokasi tengah padang dengan ketinggian

tempat 7.71 meter di lakukan pengukuran sumur dengan kedalaman 3.9

meter, Tinggi bibir sumur 0.7 meter maka diperoleh muka air tanah 3.2dan

ketinggian muka air tanah 4.51 meter dari permukaan laut. Dijalan ahmat

dahlan dengan ketinggian tempat 8.8 meter dengan kedalaman sumur 6.8,

tinggi bibir sumur 0.8 maka didapatkan muka air tanah 6 meter dan tinggi

muka air tanah dari prmukaan laut 2.8 meter.

Page 57: Skripsi Jipin PDF
Page 58: Skripsi Jipin PDF

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)

03°47.165', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan pariwisata dengan

ketinggian tempat 1.1 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur

dengan kedalaman 0.8 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah

dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan

lettu hanifah 0.2 meter dan tinggi muka air tanah 0.9 meter dari

permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di lorong teratai

dengan ketinggian tempat 11.4 meter, dengan kedalaman sumur 4.4

meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Maka didapatkan muka air tanah 3.9

Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 7.5 meter. Di jlan zulkifli di

lakukan pengukuran sumur pada ketiggian 11.65 meter dengan dalam

sumur 7.3 meter tinggi bbir sumur 0.6 maka didapatkan muka air tanah

6.7 meter dan tinggi muka air tanah dari laut 4.95 meter

Berdasarkan garfik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)

03°47.198', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan colonel burlian dengan

ketinggian tempat 2.2 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur

dengan kedalaman 2 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah

dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan

lettu hanifah 1.4 meter dan tinggi muka air tanah 0.8 meter dari

permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur jalan veteran

dengan ketinggian tempat 10.8 meter, dengan kedalaman sumur 6.2

Page 59: Skripsi Jipin PDF

meter, tinggi bibir sumur 0.5 meter. Maka didapatkan muka air tanah 5.7

Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 5.1 meter. Di jl ahmat

dahlan di lakukan pengukuran sumur pada ketiggian 12.4 meter dengan

dalam sumur 4.5 meter tinggi bbir sumur 0.6 maka didapatkan muka air

tanah 3.9 meter dan tinggi muka air tanah dari laut 8.5 meter, di jalan

kapten sahril dengan ketinggian tempat 12.6 dilakukan pengukuran sumur

dengan kedalaman 5.5 meter bibir sumur 0.7 maka mdidapatkan muka air

tanah 4.8 meter dan ketinggian muka air tanah 7.8 meter dari permukaan

laut.

Page 60: Skripsi Jipin PDF
Page 61: Skripsi Jipin PDF

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)

03°47.266', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan araw dengan ketinggian

tempat 2.5 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan

kedalaman 1.6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan

pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan

pariwisata 1 meter dan tinggi muka air tanah 1.5 meter dari permukaan

laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan blato dengan

ketinggian tempat 2.07 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter, tinggi

bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di jalan 2 Meter

dan ketinggian muka air tanah dari laut 0.07 meter. Dijalan veteran

dilakukan pengukuran dengan ketinggian tempat 11.65 meter. dengan

kedalaman sumur 7.3 meter. dan tinggi bibir sumur 0.6 meter. maka

didapatkan muka air tanah 6.7 dan tinggi muka air tanah 4.95 meter dari

permukaan laut. Selanjutnya dilakukan pengukuran dipasar melintang

dengan ketinggian tempat 12.2 meter dengan kedalaman sumur 5.0 meter

tinggi bibir sumur 0.8 meter maka didapatkan muka air tanah 4.2 meter

dan tinggi muka air tanah 8 meter dan dilokasi jalan pintu batu dengan

ketinggian tempat 6.22 meter di lakukan pengukuran sumur dengan

kedalaman 2 meter, Tinggi bibir sumur 0.6 meter maka diperoleh muka air

tanah 1.4 dan ketinggian muka air tanah 4.83 dari permukaan laut

Page 62: Skripsi Jipin PDF

Berdasarkan garfik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)

03°47.326', dapat diketahui bahwa dilokasi blato dengan ketinggian

tempat 2.1 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan

kedalaman 1 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan

pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah 0.4 meter dan

tinggi muka air tanah 1.7 meter dari permukaan laut. Selajutnaya

dilakukan pengukuran sumur di jalan M. hasan dengan ketinggian tempat

7.6 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter, tinggi bibir sumur 0.8

meter. Maka didapatkan muka air tanah 2 Meter dan ketinggian muka air

tanah dari laut 5.6 meter. dilakukan pengukuran sumur di jalan santoso

dengan ketinggian tempat 10 meter, dengan kedalaman sumur 3.5 meter,

tinggi bibir sumur 0.6 meter. Maka didapatkan muka air tanah 2.9 Meter

dan ketinggian muka air tanah dari laut 7.9 meter.

Page 63: Skripsi Jipin PDF
Page 64: Skripsi Jipin PDF

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)

03°47.1410', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan pariwisaa dengan

ketinggian tempat 1.7 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur

dengan kedalaman 1 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah

dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan

lettu hanifah 0.4 meter dan tinggi muka air tanah 1.3 meter dari

permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur jalan M. hasan

dengan ketinggian tempat 6.8 meter, dengan kedalaman sumur 2.6 meter,

tinggi bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah 1.8 Meter

dan ketinggian muka air tanah dari laut 5 meter. Di dijalan cenderawasih

di lakukan pengukuran sumur pada ketiggian 6.3 meter dengan dalam

sumur 3.4 meter tinggi bbir sumur 0.8 maka didapatkan muka air tanah

2.6 meter dan tinggi muka air tanah dari laut 3.7 meter,

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s)

03°47.1542', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan kerapu dengan

ketinggian tempat 3 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan

kedalaman 2 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan

pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan lettu

hanifah 1.4 meter dan tinggi muka air tanah 1.6 meter dari permukaan

laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur jalan DB.06 dengan

ketinggian tempat 6 meter, dengan kedalaman sumur 5.8 meter, tinggi

Page 65: Skripsi Jipin PDF

bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah 5 Meter dan

ketinggian muka air tanah dari laut 1 meter.

2. Variasi Muka Air Tanah

Berdasarkan hasil penelitian dan pengukuran dilapangan maka variasi

muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara ditemukan muka air tanah dari

bibir sumur -0.3 meter sampai dengan -7 dari permukaan tanah setempat.

Maka dilakukan pemodelan dengan program surfer V.7 dengan

metode kringging diperoleh variasi muka air tanah gambar dibawah ini

Gambar 1.16 Variasi Muka Air Tanah

Page 66: Skripsi Jipin PDF

Dari gambar diatas dapat diketahui adanya cekungan muka air tanah

yang terbentuk sesuai dengan ketinggian tempat, topografi setempat

dememikian juga punggungan muka air tanah.

Page 67: Skripsi Jipin PDF

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil survey dan pembahasan dilapangan yang meliputi

pola kontur muka air tanah dan variasi muka air tanah di Kecamatan Teluk

Segara dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari hasil survey dan pembahasan pemantauan muka air tanah di

Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu didapatkan hasil dari

pengukuran dan penghitungan ketinggian tempat dan dibandingakan

dengan ketinggian dimana sumur berada dan kedalaman sumur maka

di perolehlah pola kontur kecamatan teluk segara. Berdasarkan sumur

yang dijadikan sampel pengukuran dari didapatkan pola kontur muka

air tanah kecamatan teluk segara adalah mulai dari 0-9 meter dari

permukaan laut

2. Berdasarkan hasil dari survey dan pengukuran di lapangan dan

dilakukan penghitungan dengan membandingkan tinggi tempat

pengukuran sumur berada, maka didapatkan variasi muka air tanah

kecamatan teluk segara bahwa variasi muka air tanah tidak tergantung

dengan ketinggian tempat, ini berdasarkan dari data hasil penelitian

dan pengukuran dilapangan dibawah ini:

Page 68: Skripsi Jipin PDF

a. Garis Potongan Vertikal Lintang (S) 03°47.076'

Pada potongan lintang ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur

dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah

pada wilayah ini rata-rata 2-7 meter permukaan laut

b. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.132'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur

dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah

pada wilayah ini rata-rata 1-3 meter dari permukaan laut

c. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.172'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur

dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah

pada wilayah ini rata-rata 1-9 meter dari permukaan laut

d. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.195'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 6 sumur

dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah

pada wilayah ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut

e. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.165'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur

dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah

pada wilayah ini rata-rata 0-5 meter dari permukaan laut

f. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.198'

Page 69: Skripsi Jipin PDF

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 4 sumur

dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah

pada wilayah ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut

g. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.266'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur

dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah

pada wilayah ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut

h. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.326'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur

dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah

pada wilayah ini rata-rata 1-6 meter dari permukaan laut

i. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.410'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur

dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah

pada wilayah ini rata-rata 0-6 meter dari permukaan laut

j. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 03°47.542'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur

dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah

pada wilayah ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut

Page 70: Skripsi Jipin PDF

Berdasarkan dari hasil tersebut bahwa dikecamatan teluk segara tinggi

muka air dan variasi muka air tanah dari permukaan laut 0-9 meter

B. SARAN

Berdasakan kesimpulan diatas maka peneliti mengajukan saran sebagai

berikut:

1. Perlukan adanya pembuatan peta dan pembahasan kontur muka air

tanah di Kecamatan Teluk Segara sehingga lebih memudahkan

didalam mengetahui keadaan kontur muka air tanah dan melakukan

evaluasi dalam pengelolaan sumber daya air.

2. Kepada pihak yang berwenang pemerintahan kota dan dinas-dinas

yang yag terkait dengan pengelolaan sumber daya air di kot Bengkulu

hendaknya memperhatikan keadaan muka air tanah di kecamatan teluk

segara karena dari hasil survey hamper semua masyarakat kecamatan

mempunyai sumur. Ini keadaan ini sangat berpengaruh terhadap muka

air tanah di Kecamatan Teluk Segara.

Page 71: Skripsi Jipin PDF

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2006. metode penelitian. Jakarta. Reneka cipta

Gleick, 1996. Kebutuhan air. http://www.lablink.or.id/. 2006.

(12 desember 2010)

Handoyo. 2004. http://www.malang.ac.id/ geografi3.htm

Jovita. 2002. Kulitas air bersih. http://www.blokspot.com

Nofirman. Pembimbing I

-------- 2005. siklusair. http//:id.wikipedia.org/wiki/berkas

(15 desember 2010)

-------- 2010.profil-kota-bengkulu.http://www.bengkulukota.go.id/?q=content/

(15 november 2010)

-------- 2008. pengertian-hidrologi. http://eddysyahrizal.blogspot

(15 november 2010)

-------- 2006.airtanah-apa-dan-bagaimana-mencarinya. http://geologi.iagi.or.id

(15 november 2010)

-------- 2003.hidrologi/kompetensiahlihidrologi/ahlihidrogeologi.

http://wiki.openthinklabs.com/science-corner

(15 november 2010)

-------- 2010. flownet-airtanah. http://guthin.blogspot.com

(1 desember 2010)

-------- 2010. waterword. http://www.blogspot.com/_szhuf1v51ms

(12 desember 2010)

Page 72: Skripsi Jipin PDF

-------- 2004.SNI.Tata cara penentuan tinggimuka air tanah pada lubang bor

atau sumur pantau.

Siahan, Randong. (2003:25). Metode penelitian. Jakarta. Bumi aksara

Todd. 1980. Metode Three Point Problem dalam Pembuatan Flownet.

http://guthin.blogspot.com

Usman, husaini. MT.2008:41. metode penelitian sosiai. Jakarta. bumi aksara

Page 73: Skripsi Jipin PDF