SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang...
Transcript of SKRIPSI OLEH ARIATNO NIM:07C20101104repository.utu.ac.id/215/1/I-V.pdf · sumber daya alam yang...
ANALISIS PENGARUH INVESTASI SUMBER DAYA
MANUSIA TERHADAP KEMISKINAN
DI KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
OLEH
ARIATNO
NIM:07C20101104
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
ABSTRAK
Ariatno. Analisa Pengaruh Investasi Sumber Daya Manusia terhadap Kemiskinan
di Kabupaten Nagan Raya. Di bawah bimbingan Yayuk EWdanYenny Ertika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Investasi SDM terhadap
Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya. Data yang diperoleh yaitu dari kantor
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya dan kantor BAPPEDA
Kabupaten Nagan Raya. Penelitian ini menggunakan metode analisis secara
kuantitatif dengan menggunakan Analisis Regresi Liner Sederhana, Analisis
Korelasi dan Koefisien Determinasi.
Koefisien korelasi (X) yang diperoleh adalah R = 0.833 secara positif
menjelaskan terdapat hubungan yang erat antara investasi SDM (X) dan
kemiskinan (Y) dengan keeratan hubungan 83.3 persen terhadap variabel
kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya. Berdasarkan hasil analisa pengaruh
investasi SDM terhadap kemiskinan di peroleh nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0.695 yang berarti bahwa Investasi SDM di Kabupaten Nagan Raya
sebesar 69.5 persen di pengaruhi oleh variabel kemiskinan, sedangkan sisanya
sebesar 30.5 persen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model ini.
Hasil pengujian terhadap nilai t-hitung diperoleh nilai sebesar -4,266 yang
lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel (α 0.05 = -2,365) di mana hal ini berarti
bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap variabel
kemiskinan.
Hasil analisis menyimpulkan bahwa selama 10 tahun terakhir secara
empirik dapat dibuktikan bahwa kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya
mengalami penurunan tiap tahunnya, investasi Sumber Daya Manusia
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Kabupaten Nagan
Raya.
Kata Kunci: Investasi Sumber Daya Manusia, Investasi Pemerintah, Jumlah
Penduduk, dan Jumlah Penduduk Miskin.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan stuktur baru
yaitu struktur global. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci
dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan sumber daya yang
berkualitas dan memiliki ketrampilan serta berdaya saing tinggi dalam persangan
global yang selama ini kita abaikan, tidask dapat dipungkiri kalau aspek ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat terutama teknologi komunikasi
dan transportasi, menyebabkan isu-isu global tersebut menjadi semakin cepat
menyebar dan menerpa pada berbagai tantanan baik tantanan politik ekonomi
social budaya maupun pertahanan keamanan.berbicara tentang ilmu pengetahuan,
teknologi dan kemiskinan tidak mustahil kita akan melihat ke masa lampau atau
masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.
Pendidikan merupakan bentuk investasi sumber daya manusia yang sama
pentingnya dengan investasi dalam modal fisik untuk mencapai kesuksesan
ekonomi jangka panjang suatu Negara. Kualitas sumber daya manusia sangat
diperlukan dalam peningkatan kualitas faktor produksi. Kualitas faktor produksi
sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kesehatan.
Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan menambah dan meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, kemandirian dan kepribadian yang merupakan modal
dasar yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan. Angkatan kerja yang terdidik
dan terlatih merupakan syarat penting bagi pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Semuanya hanya dapat dicapai dengan adanya kesehatan dan
pendidikan yang baik. Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan
2
yang mendasar, kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan, dan pendidikan
adalah hal pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga.
Pendidikan bukan hanya sekedar hak azasi manusia, tetapi juga sebagai alat
strategis untuk membangun masyarakat.
Kesehatan dan pendidikan membutuhkan campur tangan dari pemerintah
karena merupakan penyediaan barang publik. Kebijakan fiskal diyakini
merupakan ntervensi pemerintah melalui pengeluaran pemerintah untuk
pemenuhan pelayanan publik.
Dalam keuangan negara, pendapatan negara yang bersumber dari
penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak, akan digunakan
untuk mendanai belanja Pemerintah. Dalam klasifikasi ekonomi (Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara), belanja Pemerintah terdiri
dari: belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Sedangkan dalam teori ekonomi makro
belanja Pemerintah dikelompokkan dalam belanja konsumsi (Government
Consumption Expenditure=GC) dan investasi Pemerintah (Government
Investment Expenditure=GI). Oleh karena itu, penggunaan terminologi belanja
menurut klasifikasi ekonomi dan menurut ekonomi makro tidak 100 (seratus)
persen paralel.
Sejalan itu, terminologi belanja modal tidak dapat digunakan untuk
merepresentasikan belanja investasi, atau sebaliknya. Contoh lainnya, belanja
bantuan sosial tidak selalu sama dengan belanja untuk orang miskin. Selanjutnya,
dalam APBN, perkembangan pengeluaran investasi yang sebetulnya tercermin
dalam berbagai komponen APBN, sering ditafsirkan secara lebih sempit sehingga
3
diidentikkan sebagai belanja modal. Sesuai dengan karakternya, belanja modal
dalam APBN diterjemahkan sebagai belanja yang dilakukan dalam rangka
pemupukan modal dalam aset fisik, seperti tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jaringan, serta dalam bentuk fisik lainnya. Padahal, belanja
tersebut tidak hanya dilakukan pada belanja modal, tetapi juga dilakukan dalam
belanja barang dan bantuan sosial. Oleh karena itu, dalam konteks ekonomi makro
penggunaan terminologi tersebut sebagai belanja modal menjadi terlalu sempit,
dan lebih cocok untuk menggunakan pengeluaran investasi Pemerintah.
Pengeluaran investasi adalah pengeluaran Pemerintah yang digunakan
untuk mendana kegiatan yang menyangkut dimensi waktu yang lebih panjang dari
satu tahun anggaran. Pengeluaran investasi ditujukan untuk pembentukan aset
(stok barang modal/capital stock) di masa depan yang diharapkan dapat
menimbulkan multiplier effect yang besar dan lebih berkelanjutan, sedangkan
pengeluaran konsumsi ditujukan untuk membiayai operasional pemerintah yang
sifatnya rutin dan habis pakai yang multiplier effect nya bersifat jangka pendek.
Selanjutnya, pengeluaran Pemerintah untuk investasi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi pengeluaran investasi produktif yang bersifat langsung
dan tidak langsung. Pengeluaran investasi produktif yang bersifat langsung,
seperti pengadaan tanah dan pembelian barang/peralatan fisik akan dapat
meningkatkan stok barang modal (capital stock) secara fisik, dan meningkatkan
output di masa-masa mendatang. Investasi produktif yang bersifat langsung
tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang, yang disebut
investasi "infrastruktur" ekonomi dan sosial. Investasi penunjang tersebut, antara
lain berupa pembangunan jalan raya, penyediaan listrik, persediaan air bersih dan
4
perbaikan sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi dan sebagainya, yang
kesemuanya mutlak diperlukan dalam rangka menunjang dan mengintegrasikan
segenap aktivitas ekonomi produktif.
Sementara itu, pengeluaran investasi produktif yang bersifat tidak
langsung, salah satu contohnya adalah investasi untuk pengembangan sumber
daya manusia (SDM) yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap
tingkat produktivitas tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan skala hasil
produksi dan menciptakan pertumbuhan output yang berkesinambungan dalam
jangka panjang.
Masalah kemiskinan bukanlah masalah yang baru. Sejak bangsa Indonesia
merdeka, menjadi cita-cita bangsa adalah mensejahterakan seluruh rakyat karena
kenyataan yang dihadapi adalah kemiskinan yang masih diderita oleh sebagian
besar rakyat Indonesia. Sampai saat ini kita masih menghadapi kenyataan ini,
meskipun bentuk kemiskinan yang terjadi tidak sama disetiap era suatu
pemerintahan. Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi Indonesia saja
yang disebut sebagai negara berkembang, bahkan Negara-negara maju pun
mengalami kemiskinan walaupun tidak sebesar Negara dunia ketiga.
Kemiskinan menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tidak mampu
memenuhi kebutuhan hak-hak dasarnya,kemiskinan telah menjadi masalah yang
dibicarakan secara global. Berbagai program penanggulangan kemiskinan belum
mencapai hasil seperti yang diharapkan. Pembangunan sektor pertanian
khususnya dan daerah perdesaan pada umumnya, termasuk di dalamnya
infrastruktur perdesaan seperti jalan, irigasi, listrik, sarana air bersih, dan lain
5
sebagainya, perlu mendapatkan prioritas utama di dalam pelaksanaan
pembangunan daerah.
Meskipun demikian fakta rendahnya kualitas SDM dengan angka
kemiskinan yang sering kita lihat, dimana masih banyak anak usia sekolah yang
putus sekolah karena kekurangan biaya. Pendidikan dalam rangka peningkatan
sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat strategis dan mendasar
untuk mendukung dan mendorong setiap upaya pembangunan sektor lainnya.
Pendidikan juga penuh terhadap pertumbuhan ekonomi dan peradaban suatu
bangsa. Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpebgaruh terhadap
produktifitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap fertilitas, mortalitas dan
migrasi masyarakat. Pendidikan juga menjadi faktor penting dalam prosen
transpormasi sosial suatu bangsa. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila
Negara yang berpenduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mengalami
pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Kemiskinan di Aceh merupakan fenomena pedesaan dengan sejumlah
besar masyarakat Aceh masih rentan terhadap kemiskinan (memiliki pendapatan
hanya diatas garis kemiskinan). Padahal Aceh merupakan salah satu produksi
sumber daya alam yang berlimpah, namun belum bisa memerangi kemiskinan dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia di Provinsi Aceh.
Sejak tahun 1994 berbagai usaha penanggulangan kemiskinan di Provinsi
Aceh diimplementasikan dengan berbagai program pembangunan, seperti
Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Pembangunan Prasarana Pendukung Desa
Tertinggal (P3DT), Program Pembangunan Kecamatan (PKK), Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP). Pada saat krisis ekonomi telah
6
diluncurkan Program Jaring Pengaman Sosial (JPS), Program Pembangunan
Masyarakat Mulia Sejahtera (PMMS), Program Pengembangan Rakyat (PER),
Gema Assalam, dan berbagai program sosial lainnya (Anwar 2008. h. 1).
Semua program tersebut untuk merubah nasib masyarakat miskin kearah
yang lebih sejahtera dalam seluruh aspek kehidupannya. Dari laporan yang ada,
semua program yang diluncurkan telah terimplementasi dengan baik. Kendati
demikian, kenyataan di lapangan memperlihatkan efektivitas program-program
belum optimal. Hal ini diperkirakan akibat masih adanya elemen penting yang
belum lengkap keterlibatannya dalam implementasi setiap program pembangunan.
Upaya lain dalam pengentasan kemiskinan di Provinsi Aceh, pemerintah
Aceh melakukannya dengan cara menyukseskan atau menjalankan kebijakan-
kebijakan/upaya-upaya yang telah diagendakan oleh pemerintah pusat. Disamping
itu, ada beberapa kebijakan khusus dari pemerintah Aceh seperti, Program Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM), Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh (JKA),
penetapan Pidie Jaya sebagai lumbung pangan daerah, pembangunan
industrialisasi di beberapa daerah (walaupun belum terealisasi), Beasiswa
pendidikan SMA/SI/S2/S3, dan lainnya.
Pengentasan kemiskinan di Aceh di upayakan oleh pemerintah Aceh
disetiap Kabupaten, termasuk Nagan Raya salah satunya. Pemerintah Kabupaten
Nagan Raya terus berupaya mengurangi tingkat kemiskinan melalui berbagai
kebijakan dan program pengentasan kemiskinan, yaitu mengontrol agar Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MANDIRI) dapat berjalan
dengan baik, mengontrol kinerja perbankan dalam Penyaluran Kredit Usaha
Rakyat (KUR), memberikan bibit tanaman perkebunan, seperti karet dan kelapa
7
sawit dalam membuat rakyat mandiri itu semua upaya yang di lakukan pemerintah
daerah dalam rangka mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.
Mengenai pengaruh investasi sumber daya manusia terhadap kemiskinan
sehingga akan dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap kebijakan yang
harus diambil dalam rangka meningkatkan anggaran investasi sumber daya
manusia khususnya dalam bidang perekonomian di Kabupaten Nagan Raya.
Kondisi perkembangan investasi sumber daya manusia Kabupaten Nagan
Raya dalam penelitian ini dijelaskan oleh kondisi Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) yang mengalir dalam anggaran dana Investasi Sumber Daya
Manusia (ISDM) di Kabupaten Nagan Raya seperti ditunjukkan pada tabel berikut
ini :
Tabel 1
Investasi Sumber Daya Manusia di Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2004–2013
No Tahun Investasi Sumber Daya Manusia
(Rupiah)
Rencana Realisasi
1 2004 286.175.330.000 242.710.281.000
2 2005 198.073.408.000 189.282.412.000
3 2006 313.569.745.000 267.680.698.000
4 2007 401.252.314.000 359.254.159.000
5 2008 452.673.492.000 376.038.853.000
6 2009 472.640.009.000 400.502.110.000
7 2010 481.925.376.000 423.546.156.000
8 2011 545.071.170.000 502.129.188.000
9 2012 591.434.444.000 531.512.639.000
10 2013 608.610.821.000 550.210.093.000
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya (Data diolah September 2014)
Berdasarkan tabel di atas bahwa investasi sumber daya manusia di
Kabupaten Nagan Raya selama kurun waktu 2004-2013 terlihat rata-rata setiap
tahun cukup terealisasi, pada tahun 2004 rencana investasi SDM di kabupaten
Nagan Raya senilai 286.175.330.000 rupiah terealisasi sebesar 242.710.281.000
8
rupiah, pada tahun 2005 rencana investasi SDM senilai 198.073.408.000 rupiah
terealisasi sebesar 189.282.412.000 rupiah dan pada tahun 2006 rencana investasi
SDM senilai 313.569.745.000 rupiah terealisasi sebesar 267.680.698.000 rupiah.
Pada tahun 2007 rencana investasi SDM meningkat senilai 401.252.314.000
rupiah terealisasi sebesar 359.254.159.000 rupiah dan pada tahun 2008 rencana
investasi SDM kembali meningkat senilai 452.673.492.000 rupiah terealisasi
sebesar 376.038.853.000 rupiah. Pada tahun 2009 rencana investasi SDM senilai
472.640.009.000 rupiah terealisasi sebesar 400.502.110.000 rupiah, pada tahun
2010 rencana investasi SDM senilai 481.925.376.000 rupiah terealisasi sebesar
423.546.156.000 rupiah. Pada tahun 2011 rencana investasi SDM kembali
meningkat senilai 545.071.170.000 rupiah terealisasi sebesar 502.129.188.000
rupiah, pada tahun 2012 rencana investasi SDM senilai 591.434.444.000 rupiah
terealisasi sebesar 531.512.639.000 rupiah dan pada tahun 2013 rencana investasi
SDM terus mengalami peningkatan yaitu senilai 608.610.821.000 rupiah dan
terealisasi sebesar 550.210.093.000 rupiah.
Data tersebut mendeskripsikan yang bahwa selama sepuluh tahun terakhir
investasi sumber daya manusia (ISDM) di Kabupaten Nagan Raya cukup
terealisasi dan pada setiap tahunnya meningkat, hal ini dikarenakan bahwa pada
setiap tahunnya sumber investasi yang dibutuhkan semakin banyak, terutama
untuk biaya pembangunan infrastruktur, fasilitas pendidikan, dan lain-lain.
Kondisi kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya selama sepuluh tahun
terakhir pertumbuhannya cukup meningkat dan jumlah penduduk miskin pun dari
tahun ketahun semakin menurun, hal ini dikarenakan pada tiap tahunnya
pertumbuhan ekonomi cukup meningkat walaupun investasi sumber daya manusia
9
dari tahun ketahun mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan nilai yang
dibutuhkan semakin tinggi.
Berikut ini adalah tabel data kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya dalam
kurun waktu dari tahun 2004–2013.
Tabel 2
Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2004–2013
No Tahun Jumlah Penduduk Miskin
(Jiwa)
Persentase (%)
1 2004 38.305 27.86
2 2005 45.800 36,18
3 2006 43.700 35,25
4 2007 40.000 33,61
5 2008 33.210 28,11
6 2009 30.860 26,22
7 2010 33.490 24,06
8 2011 33.570 23,38
9 2012 33.520 23,26
10 2013 32.750 21,75
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya (Data diolah September 2014)
Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa jumlah penduduk miskin
di Kabupaten Nagan Raya dari tahun 2004–2013 berdasarkan Kantor Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya selama sepuluh tahun terakhir relatif
menurun, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2004
mencapai 38.305 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 27.86 persen, pada
tahun 2005 jumlah penduduk miskin mencapai 45.800 jiwa dengan tingkat
pertumbuhan sebesar 36,18 persen dan pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin
berkurang menjadi 43.700 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 35,25 persen.
Pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin kembali menurun menjadi 40.000 jiwa
dengan tingkat pertumbuhan sebesar 33,61 persen dan pada tahun 2008 jumlah
10
penduduk miskin kembali menurun hingga menjadi 33.210 jiwa dengan tingkat
pertumbuhan sebesar 28,1. Pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin menurun
hingga 30.860 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 26.22 persen dan pada
tahun 2010 menurun sebesar 33.490 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 24.06
persen. Dan pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin meningkat mencapai
33.570 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 23.38 persen, pada tahun 2012 kembali
menurun menjadi 33.520 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 23,26 persen,
dan pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin kembali menurun hingga menjadi
32.750 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar hal 21,75 persen. Hal ini
disebabkan kondisi perekonomian di Kabupaten Nagan Raya mulai mengalami
peningkatan dalam hal sumber daya manusia.
Peranan lain pemerintah Kabupaten Nagan Raya untuk menekan jumlah
penduduk miskin dapat dilakukan dengan berbagai program pada pemerintahan
tersebut, seperti membuka peluang kerja yang memadai, menumbuh kembangkan
usaha kecil menengah (UKM) agar industri kecil dan menengah serta Investasi
SDM terus dikembangkan untuk mensejahterakan masyarakat di Kabupaten
Nagan raya.
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis berkeinginan untuk
meneliti pengaruh-pengaruh investasi yang ada di Nagan Raya yang bertujuan
untuk meningkatkan pembangunan manusia dalam rangka mengurangi angka
kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, adapun judul dari
penelitian ini adalah ”Analisis Pengaruh Investasi Sumber Daya Manusia
terhadap Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya”.
11
1.2. Rumusan masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh investasi sektor sumber daya manusia terhadap kemiskinan
di Kabupaten Nagan Raya?
1.3. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh investasi
sektor sumber daya manusia terhadap kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
a. Penulis
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pelatihan pola pikir yang lebih luas
dan mengembangkan pelatihan intelektual yang berguna bagi semuanya, serta
dapat menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang
telah di pelajari dengan praktek yang di terapkan dan hasil observasi secara
langsung.
b. Lingkungan Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah bahan bacaan
bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar pada umumnya dan Fakultas Ekonomi
pada khususnya.
1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi
daerah Kabupaten Nagan Raya dalam mengambil keputusan dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah.
12
1.5. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Bagian pertama merupakan pendahuluan terdapat sub yang meliputi Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian, yakni
Manfaat Teoritis dan Manfaat Praktis.
Bagian kedua yaitu Tinjauan Pustaka yang terdiri dari Pengertian
Investasi, Pengertian Sumber Daya Manusia, Pengertian Kemiskinan, Globalisasi
dan Kemiskinan, Pertumbuhan dan Kemiskinan, dan Perumusan Hipotesis.
Bagian Ketiga yakni Metode Penelitian yang terdiri Ruang Lingkup
Penelitian, Data Penelitian. Data Penelitian Diantaranya Jenis dan Sumber Data,
Tehnik Pengumpulan Data, Model Analisis Data, Definisi Oprasional Variabel
dan Pengujian Hipotesis.
Bagian keempat adalah Hasil dan Pembahasan yang terdiri dari Gambaran
Umum Daerah Penelitian, Gambaran Umum Variabel Satistik Deskriptif Variabel
Penelitian, Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi, Uji Regresi Linier
Sederhana, Uji Signifikan Parsial (Uji t), Pembahasan Hasil Penelitian.
Bagian terakhir adalah Simpulan dan Saran yang terdiri dari Simpulan dan
Saran-saran.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penetapan daerah penelitian merupakan suatu hal yang penting didalam
melaksanakan suatu penelitian, karena suatu daerah akan memberikan kesimpulan
dari keadaan keseluruhan pada daerah tersebut.
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini menyangkut investasi SDM dan
angka kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya dalam kurun waktu 2004 – 2013.
3.2. Data Penelitian
3.2.1. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Nagan Raya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Nagan Raya dan Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Nagan Raya serta data-data yang
di publikasikan melalui Tulisan Ilmiah, Literatur yang ada kaitannya dengan
permasalahan penulisan ini. Data tersebut selanjutnya di analisis dengan melakukan
pendekatan metode kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu penyajian dan
penyusunan data kedalam tabel-tabel untuk dianalisis.
3.2.2. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
antara lain :
35
1. Studi pustaka (library research)
Metode ini digunakan untuk mengumpul data yang yang dibutuhkan dengan
cara membaca buku-buku, catatan kuliah, surat kabar dan lainnya yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti
2. Penelitian lapangan (field research)
Data tersebut didapat melalui data-data yang sudah ada artinya data tersebut
bisa berasal dari Badan Pusat Statistik, atau instansi terkait yang dapat memberikan
keterangan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian
ini.
3.3. Model Analisis Data
Metode yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan analisa regresi linier sederhana. Analisa ini digunakan sebagai alat
analisis peramalan nilai pengaruh suatu variabel bebas atau lebih terhadap suatu
variabel terikat. Menurut Gujarati (2006, h. 26) persamaan regresi sederhana adalah
sebagai berikut :
………………………………………………………… (1)
…………………………………………………… (2)
Keterangan:
Y = Jumlah Penduduk Miskin
a = Nilai Konstan (Intercept)
b = Slope ( Koefisien Regresi)
X = Jumlah Investasi Sumber Daya Manusia
36
e = Faktor Pengganggu (disturbanceterm)
3.4. Definisi Operasional Variabel
Dalam definisi operasional variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah
sebagai berikut:
a. Investasi sumber daya manusia (X) adalah jumlah pengeluaran pemerintah yang
menyangkut, investasi SDM dengan membayar fasilitas pendidikan seperti
sekolah, BLK, dan lain-lain di Kabupaten Nagan Raya pada kurun waktu 2004 –
2013 yang di ukur dalam rupiah.
b. Kemiskinan (Y) adalah tingkat kemakmuran ekonomi masyarakat yang dianggap
tidak memenuhi kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu di Kabupaten
Nagan Raya pada kurun waktu 2004 – 2013 yang diukur dalam jumlah jiwa.
3.5. Uji Hipotesis
a. Analisa Korelasi (r)
Analisa koefisien korelasi adalah suatu analisa untuk mengetahui seberapa
besar hubungan antara variabel bebas terhadap variable terikatnya. Dalam regresi
sederhana, jika angka koefisien determinasi tersebut di akarkan, maka akan didapat
koefisien korelasi (r) yang merupakan ukuran hubungan linier antara dua variabel y
dan x. adapun formula perhitungannya sebagai berikut (Nahcrowi 2006, h.133) :
2
11
2
11
1111
)(][)(
))((
YYnXXn
YXYXnr .......................................................... (3)
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
37
n = Jumlah Tahun
Y = Jumlah Penduduk Miskin
X = Jumlah Investasi Sumber Daya Manusia
b. Koefisien Determinasi (
Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variable
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Koefisien determinasi (r2) merupakan kuadrat
dari nilai koefisien korelasi. Rumus Koefisien Determinasi adalah sebagai berikut
(Hasan 2002, h. 236) :
Kp = x 100%................................................................................................. (4)
Keterangan :
Kp = Besarnya Koefisien Penentu (determinasi)
r = Koefisien Korelasi
c. Uji t
Uji signifikan parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat signifikan
dari pengaruh variabel bebas (ISDM) terhadap variabel terikat (kemiskinan) secara
individual dengan rumus sebagai berikut (Hasan 2002, h. 241) :
t = ..................................................................................................... (5)
Keterangan :
t = Jumlah Tahun
r = Koefisien Korelasi
38
Hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. H0 ; β = 0, Variabel investasi sumber daya manusia yang di teliti tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Kemiskinan di kabupaten Nagan Raya
b. H1 ; β ≠ 0, Variabel investasi sumber daya manusia yang di teliti berpengaruh
secara signifikan terhadap Kemiskinan di kabupaten Nagan Raya.
Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Apabila th > tt , maka H0 ditolak H1 diterima, artinya variabel investasi sumber
daya manusia yang di teliti berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan di
Kabupaten Nagan Raya.
b. Apabila th < tt , maka H0 ditolak H1 ditolak, artinya variabel investasi sumber daya
manusia yang di teliti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan di
Kabupaten Nagan Raya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Variabel Penelitian
4.1.1. Perkembangan Investasi Sumber Daya Manusia di Kabupaten Nagan
Raya
Kondisi perkembangan investasi sumber daya manusia di Kabupaten
Nagan Raya dalam penelitian ini dijelaskan oleh kondisi Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) yang mengalir dalam anggaran dana Investasi Sumber
Daya Manusia (ISDM) di Kabupaten Nagan Raya seperti ditunjukkan pada tabel
berikut ini :
Tabel 3
Investasi Sumber Daya Manusia di Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2004-2013
No Tahun Investasi Sumber Daya Manusia
(Rupiah)
Rencana Realisasi
1 2004 286.175.330.000 242.710.281.000
2 2005 198.073.408.000 189.282.412.000
3 2006 313.569.745.000 267.680.698.000
4 2007 401.252.314.000 359.254.159.000
5 2008 452.673.492.000 376.038.853.000
6 2009 472.640.009.000 400.502.110.000
7 2010 481.925.376.000 423.546.156.000
8 2011 545.071.170.000 502.129.188.000
9 2012 591.434.444.000 531.512.639.000
10 2013 608.610.821.000 550.210.093.000 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya (September 2014)
Berdasarkan tabel di atas bahwa investasi sumber daya manusia di
Kabupaten Nagan Raya selama kurun waktu 2004-2013 terlihat rata-rata setiap
tahun cukup terealisasi, pada tahun 2004 rencana investasi SDM di kabupaten
Nagan Raya senilai 286.175.330.000 rupiah terealisasi sebesar 242.710.281.000
rupiah, pada tahun 2005 rencana investasi SDM di kabupaten Nagan Raya
40
mengalami penurunan yang cukup drastis senilai 198.073.408.000 rupiah
terealisasi sebesar 189.282.412.000 rupiah, pada tahun tersebut investasi SDM
kabupaten Nagan Raya tidak terealisasi sesuai rencana, karena pada tahun tersebut
Kabupaten Nagan Raya mengalami pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami,
dan pada tahun 2006 rencana investasi SDM kabupaten Nagan Raya mengalami
peningkatan kembali senilai 313.569.745.000 rupiah terealisasi sebesar
267.680.698.000 rupiah. Pada tahun 2007 rencana investasi SDM meningkat
senilai 401.252.314.000 rupiah terealisasi sebesar 359.254.159.000 rupiah dan
pada tahun 2008 rencana investasi SDM kembali meningkat senilai
452.673.492.000 rupiah terealisasi sebesar 376.038.853.000 rupiah. Pada tahun
2009 rencana investasi SDM senilai 472.640.009.000 rupiah terealisasi sebesar
400.502.110.000 rupiah, pada tahun 2010 rencana investasi SDM senilai
481.925.376.000 rupiah terealisasi sebesar 423.546.156.000 rupiah. Pada tahun
2011 rencana investasi SDM kembali meningkat senilai 545.071.170.000 rupiah
terealisasi sebesar 502.129.188.000 rupiah, pada tahun 2012 rencana investasi
SDM senilai 591.434.444.000 rupiah terealisasi sebesar 531.512.639.000 rupiah,
dan pada tahun 2013 rencana investasi SDM terus mengalami peningkatan yaitu
senilai 608.610.821.000 rupiah dan terealisasi sebesar 550.210.093.000 rupiah.
Selama dekade 2004-2013 semua rencana investasi SDM di Kabupaten
Nagan Raya lebih besar dari pada yang terealisi hal ini di sebabkan pendanaan
yang dibutuhkan untuk realisasi investasi SDM tidak banyak yang dibutuhkan, ini
diakibatkan peningkatan Sumber Daya Manusia setiap tahunnya mulai ada
peningkatan.
41
Selama sepuluh tahun terakhir investasi sumber daya manusia (ISDM) di
Kabupaten Nagan Raya cukup terealisasi dan pada setiap tahunnya meningkat, hal
ini mendeskripsikan bahwa selama beberapa tahun ini investasi SDM di
Kabupatan Nagan Raya cukup terealisasi.
4.1.2. Perkembangan Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya
Berikut ini adalah tabel data kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya dalam
kurun waktu dari tahun 2004-2013.
Tabel 4
Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2004-2013
No Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Persentase (%)
1 2004 38.305 27.86
2 2005 45.800 36,18
3 2006 43.700 35,25
4 2007 40.000 33,61
5 2008 33.210 28,11
6 2009 30.860 26,22
7 2010 33.490 24,06
8 2011 33.570 23,38
9 2012 33.520 23,26
10 2013 32.750 21,75
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya (September 2014)
Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa jumlah penduduk miskin
di Kabupaten Nagan Raya dari tahun 2004-2013 berdasarkan Kantor Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya selama sepuluh tahun terakhir relatif
menurun, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2004
mencapai 38.305 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 27.86 persen, pada
tahun 2005 jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan mencapai 45.800
jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 36,18 persen dikarenakan pada tahun
tersebut Kabupaten Nagan Raya mengalami pasca bencan alam, dan pada tahun
42
2006 jumlah penduduk miskin berangsur berkurang menjadi 43.700 jiwa dengan
tingkat pertumbuhan sebesar 35,25 persen hal ini dikarenakan tingkat
pertumbuhan ekonomi di Nagan Raya mulai meningkat dan tingkat investasi
SDM mulai terealisasi dengan baik. Pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin
kembali menurun menjadi 40.000 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 33,61
persen dan pada tahun 2008 jumlah penduduk miskin kembali menurun hingga
menjadi 33.210 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 28,1. Pada tahun 2009
jumlah penduduk miskin menurun hingga 30.860 jiwa dengan tingkat
pertumbuhan sebesar 26.22 persen dan pada tahun 2010 menurun sebesar 33.490
jiwa dengan tingkat pertumbuhan 24.06 persen. Pada dekade tahun 2007-2010
jumlah penduduk miskin terus menurun, hal ini di sebabkan selama tahun-tahun
tersebut tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nagan Raya mengalami
peningkatan dan banyak tenaga kerja yang terserap, dan pada tahun 2011 jumlah
penduduk miskin meningkat mencapai 33.570 jiwa dengan tingkat pertumbuhan
23.38 persen, hal ini dikarenakan tingkat investasi kurang terealisasi dan pada
tahun 2012 kembali menurun menjadi 33.520 jiwa dengan tingkat pertumbuhan
sebesar 23,26 persen, dan pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin kembali
menurun hingga menjadi 32.750 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar hal
21,75 persen, ini disebabkan kondisi perekonomian di Kabupaten Nagan Raya
mulai mengalami peningkatan dalam hal sumber daya manusia.
4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh statistik deskriptif variabel
penelitian adalah sebagai berikut :
43
Tabel 5
Statistik Deskriptif
Sumber : Hasil Penelitian (September 2014 )
Berdasarkan tabel diatas peneliti dapat menjelaskan bahwa rata-rata
variabel investasi SDM (X) selama kurun waktu 2004-2013 adalah sebesar
26.6218 atau 384.286.658.900 rupiah dengan standar deviasi 0.35545 dan jumlah
sampel/tahun (N) sebanyak 10 tahun. Sementara rata-rata variabel Penduduk
Miskin (Y) pada kurun waktu yang sama yaitu tahun 2004-2013 adalah sebesar
10,4972 atau 36.520 jiwa dengan standar deviasi sebesar 0.13521 dan jumlah
sampel/tahun (N) sebanyak 10, ini disebabkan karena Investasi SDM di
Kabupaten Nagan Raya terus mengalami peningkatan pada tiap tahunnya.
4.3. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi
Hal ini dipergunakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keeratan
serta arah hubungan antara investasi SDM terhadap kemiskinan di Kabupaten
Nagan Raya untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6
Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
No Variabel Penduduk
Miskin Investasi SDM
1 Pearson Correlatian
a. Penduduk Miskin
b. Investasi SDM
1000
-.833
-.833
1000
2 Model
a. Koefisien Korelasi (R)
b. Koefisien Determinasi (R2)
c. Koefisien Determinasi Adjusted
.833
.695
.657
Sumber : Hasil Penelitian (September 2014 )
No Variabel Rata-rata Std. Deviasi Observasi
1 Penduduk Miskin (y) 10,4972 ,13521 10
2 Investasi SDM (x) 26,6218 ,35545 10
44
Tabel 6 memperlihatkan dimana koefisien korelasi (X) yang diperoleh
adalah R = 0.833 secara positif menjelaskan terdapat hubungan yang kuat antara
investasi SDM (X) dan kemiskinan (Y) dengan keeratan hubungan 83.3 persen
terhadap variabel kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.
Berdasarkan hasil analisa pengaruh investasi SDM terhadap kemiskinan di
peroleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.695 yang berarti bahwa
investasi SDM di Kabupaten Nagan Raya sebesar 69,5 persen di pengaruhi oleh
variabel kemiskinan, sedangkan sisanya sebesar 30,5 persen yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain diluar model ini :
4.4. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil regresi linier adalah sebagai
berikut :
Tabel 7
Regresi Linier Sederhana
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.937 1,978
LnISDM -.317 ,074 -,833
Sumber : Hasil Penelitian (September 2014 )
Tabel 7 memperlihatkan persamaan regresi linear sederhana akhir estimasi
adalah sebagai berikut:
Ln Y = 18.937 - 0,317 LnX .....................................................................(6)
Persamaan regresi linier sederhana diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
45
1. Konstanta
Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar
18.937. Nilai konstanta ini menyatakan apabila variabel investasi SDM sama
dengan nol maka kemiskinan di kabupaten Nagan Raya sebesar 18.937.
2. Koefisien Regresi X (Investasi SDM)
Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai X (investasi SDM)
sebesar -0,317. Hal ini menyatakan bahwa apabila terjadi kenaikan Investasi
Sumberdaya Manusia sebesar 1 persen, maka mengalami penurunan kemiskinan
sebesar 0,317 persen.
4.5. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji t di gunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara
variabel bebas yaitu investasi SDM (X) dan variabel terikat kemiskinan (Y) secara
individual dengan tingkat kepercayaan (level of confidence 95 persen) pada taraf
nyata (α) = 0,05. yaitu:
Tabel 8
Uji Parsial (Uji t)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coeffici
ents
t Sig.
95,0%
Confidence
Interval for B
B
Std.
Error Beta
Lower
Bound
Upper
Bound
1 (Constant) 18,937 1,978 9,572 ,000 14,375 23,500
Ln ISDM -,317 ,074 -,833 -4,266 ,003 -,488 -,146
Sumber : Hasil Penelitian (September 2014 )
Berdasarkan tabel diatas nilai thitung sebesar -4,266 < -2.365 ttabel
dikarenakan nilai signifikan lebih besar dari α 0,05. Yaitu berarti H0 ditolak H1
diterima maka secara parsial investasi SDM berpengaruh secara signifikan
terhadap kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.
46
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil regresi menunjukkan investasi SDM berkorelasi terhadap tingkat
kemiskinan Kabupaten Nagan Raya. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat
investasi SDM di Kabupaten Nagan Raya, maka kemiskinan di Nagan Raya
semakin menurun.
Bila dilihat dari hasil pengujian terhadap nilai t-hitung diperoleh nilai -4,266
yang lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (α 0.05 = -2.365) di mana hal ini
berarti bahwa variabel investasi SDM berpengaruh signifikan terhadap variabel
kemiskinan.
Berdasarkan persamaan kemiskinan di atas, maka nilai konstanta diperoleh
sebesar 18.937 hal ini berarti bahwa penurunan kemiskinan sebesar 18.937
persen jika tingkat investasi SDM semuanya bernilai 0.
Berdasarkan hasil penelitian investasi SDM terbukti memberi dampak
positif terhadap berkurangnya jumlah penduduk miskin, koefisien korelasi (X)
yang diperoleh adalah R = 0.833 secara positif menjelaskan terdapat hubungan
yang kuat antara investasi SDM (X) dan kemiskinan (Y) dengan keeratan
hubungan 83.3 persen terhadap variabel kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa, berdasarkan data BPS selama
periode 2004-2013 setelah melewati masa kritis ternyata investasi SDM yang
dicapai Nagan Raya cukup berkualitas dari sisi dampaknya terhadap pengurangan
kemiskinan.
Dampak peningkatan kontribusi dan daya serap tenaga kerja sektor
pertanian dimana banyak terdapat kantong-kantong kemiskinan dapat mengurangi
jumlah penduduk miskin. Di samping itu peningkatan penerapan teknologi hasil
47
pertanian dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian dimana sebagian besar
penduduk miskin menggantungkan hidupnya. Selain itu program-program dalam
pembangunan fasilitas pendidikan dan biaya pendidikan cukup mengalami
perubahan.
Ketertinggalan dalam penguasaan teknologi menyebabkan produktivitas
dan daya saing produk pertanian menjadi rendah sehingga pendapatan petani
menjadi rendah. Dengan kenaikan produktivitas dan daya saing produk hasil
pertanian akan meningkatkan harga jual produk yang lebih kompetitif, sehingga
hal ini akan meningkatkan pendapatan petani dan mengeluarkan mereka dari
kemiskinan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan dari hasil pengujian dan analisis yang dilakukan dalam
penelitian ini di kabupaten Nagan Raya dapat disimpulkan bahwa :
a. Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya tahun 2004-2013 rata-rata sebesar
10,4972 sedangkan rata-rata Investasi SDM dari tahun 2004-2013 di
Kabupaten Nagan Raya sebesar 26,6218.
b. Koefisien korelasi (R) rata-rata investasi SDM diperoleh sebesar 0.833
secara positif terdapat hubungan yang erat antara investasi SDM dan
kemiskinan dengan keeratan hubungan 83.3 persen sedangkan determinasi
(R2) menunjukkan bahwa investasi SDM berpengaruh terhadap kemiskinan
di Kabupaten Nagan Raya sebesar 69.5 persen sedangkan sisanya 30,5
persen dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini.
c. Hasil yang diperoleh dari nilai thitung sebesar -4,266 < ttabel sebesar -2.365,
berarti H0 ditolak H1 diterima maka secara parsial investasi SDM
berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan di kabupaten Nagan
Raya.
5.2. Saran – saran
Adapun saran kepada Pemerintah Kabupaten Nagan Raya adalah :
a. Meningkatkan pendapatan penduduk miskin melalui penyediaan lapangan
kerja yang baik, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan
meningkatkan perekonomian rakyat dan menumbuh kembangkan Usaha
Kecil Menengah (UKM) agar industri kecil dan menengah terus
49
dikembangkan untuk mempercepat investasi SDM di Kabupaten Nagan
Raya.
b. Mengembangkan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dan
kesehatan dalam jangka panjang serta meningkatkan keterampilan,
produktivitas dan pendapatan penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya.
c. Untuk menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya pemerintah
perlu kiranya melakukan pengamatan melalui instansi terkait sehingga
mengetahui lebih lanjut tentang kondisi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Edisi pertama.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Gujarati, N Damodar. 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. The
McGraw−Hill Companies.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya.
PT.Ghalia Indonesia. Bogor.
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Strategi Penanggulangan Kemiskinan dalam Buku
Otonomi dan Pembangunan Daerah. Erlangga. Jakarta.
Mankiw, N gregory. 2003. Pengantar Ekonomi. Erlangga. Jakarta.
Nachrowi, Djalal. 2006. Pendekatan Popoler dan Praktis Ekonometrika. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Nurba, Diswandi. et. al. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir.
Universitas Teuku Umar. Meulaboh.
Siahaan, Hasibuan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. PT.
Gelora Aksara. Jakarta.
Sadono, Sukirno2010. Teori Pengantar Makro Ekonomi. Edisi Ketiga. Raja Wali
Pers. Jakarta.
. 2006. Ekonomi Pembangunan. Edisi kedua. Kencana. Jakarta.
. 2006. Makroekonomi : Teori Pengantar. Edisi ketiga.
RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia &
Ketenagakerjaan. Edisi pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Todaro, Micheal & Stephen Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi
Kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional : Teori Pertumbuhan Ekonomi
Wilayah. Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.