Skripsi Nurlaila Musyarrofah

download Skripsi Nurlaila Musyarrofah

of 81

Transcript of Skripsi Nurlaila Musyarrofah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI POKOK HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA SISWA KELAS IV MI NW TANAK MAIK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: NUR LAELA MUSYARROPAH NIM : 231709020369 S

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH PROGRAM DUAL MODE SYSTEM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2011

PERSETUJUAN Skripsi Nurlaela Musyarropah, NIM. 231709020369. yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011 telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan. Disetujui pada tanggal, 21 Sepetember 2011.

Di bawah bimbingan :

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. H. M. Idris, M.Pdi NIP. 1952 1231 1978 031 014

Drs.Nurdin,M.Pd NIP. 1951 1231 1985 031 008

Surat Nota Dinas Pembimbing Hal : Munaqasyah Mataram,

Kepada Yth. Rektor IAIN Mataram diMataram

Assalamualaikum Wr.Wb Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Nurlaela Musyarropah, NIM. 231709020369. Yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi

Belajar Pada Materi Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011 telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram. Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih. Wassalamualaikum, Wr.Wb. Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. M. Idris, M.Pdi NIP. 1952 1231 1978 031 014

Drs.Nurdin,M.Pd NIP. 1951 1231 1985 031 008

PENGESAHAN Skripsi dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011 yang diajukan oleh Nurlaela Musyarropah, NIM. 231709020369., Jurusan PGMI, Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram telah dimunaqasyahkan pada hari Minggu, 8 Oktober-2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana.

Dewan Munaqasyah 1. Ketua Sidang / Pembimbing I : Drs. H. M. Idris, M.Pdi

2. Sekertaris Sisdang / Pembimbing II: Drs.Nurdin,M.Pd 3. Penguji I 4. Penguji II : : Drs. H. Sahrah, M.Pdi Parhaini Andriani,M.Pd.Si

Mengetahui Dekan

Dr. Muhammad,M.Pd.M.S NIP. 196801051994031003

MOTTO.Ilmu laksana cahaya,apabila kau mendekatinya maka cahaya itu akan menerangimu

PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku (Zulkarnain, S.Pd & Hauriah) yang tak pernah berucap peluh, berusap duka dan keringat yang tak kunjung reda hanya untuk keberhasilanku. Buat Suami dan anakku tercinta, kalian adalah semangat hidupku Saudara serta keluarga besar yang selalu

memanjatkan sebait doa dan memberikan motivasi tuk tercapainya cita-citaku. Teman-teman seperjuangan dan almamaterku

KATA PENGANTAR Puji syukur bagi Allah Tuhan Semesta Alam, seandaniya seluruh pohon di dunia ini dijadikan pena dan seluruh samudra di bumi dijadikan sebagai tintanya, itu semua belum dapat menuliskan seluruh ilmuNya, syukur atas rahmat dan karunia Nya. Sebagai hamba yang lemah sudah barang tentu tersusunnya skripsi ini tidak lepas berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu patut kiranya diucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada : 1. Bapak Drs. H. M. Idris, M.Pdi selaku pembimbing I dalam penelitian ini. 2. Bapak Drs. Nurdin, M.Pd selaku pembimbing II dalam penelitian ini. 3. Bapak dan Ibu Dosen yang berjasa mendidik penulis selama belajar di IAIN Mataram. 4. Bapak Dr. Muhammad, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah. 5. Bapak Dr. H. Nashudin, M.Pd selaku rektor IAIN Mataram atas kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di IAIN Mataram. 6. Bapak Ibu guru dan staf tata usaha di MI NO 3 Selong yang telah membantu dan mendukung hingga suksesnya PPL dan KKN. 7. Suami dan anak segenap keluarga tercinta yang telah ikhlas memberi dukungan moril maupun materil selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman-teman seperjuangan dan seangkatan yang telah memberi dukungan dan bantuan pinjaman buku-buku sebagai literature dalam penyusunan proposal ini.

Dalam penyusunan skripsi ini sudah barang tentu masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan anugerah Nya kepada kita semua. Amin......

Pancor, 18 September 2011

Penulis

ABSTRAK PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI POKOK HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fiqih di MI NW Tanak maik dalam menentukan permasalahan, menyusun rencana tindakan,

mengimplementasikan, memantau, dan melakukan refleksi terhadap proses pelaksanaan tindakan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran koopertaif metode Talking Stick dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa kelas IV MI NW Tanak Maik.Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan persentase keaktifan dan persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh dari proses pembelajaran.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................ii HAL NOTA DINAS PEMBIMBING...........................................................iii LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iv MOTTO.........................................................................................................v PERSEMBAHAN..........................................................................................vi KATA PENGANTAR...................................................................................vii ABSTRAK.....................................................................................................viii DAFTAR ISI..................................................................................................ix BAB I A. B. C. D. E. : PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah................................................................................1 Sasaran Tindakan 4

Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

BAB II

: KAJIAN PUSTAKA 1. a. b. 2. Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick 7 Pembelajaran Kooperatif............................7 Metode Talking Stick..................................13 Aktivitas Belajar.................................................15

3. a. b.

Prestasi Belajar....................................................16 Pengertian Prestasi Belajar.....................16 Prestasi Belajar Sebagai Hasil Penelitian 17

4.

Materi Pokok Bahasan Shalat Idul Fitri dan Idul

Adha..............................................................................18 a. b. 5. BAB III A. B. C. D. Shalat Idul Fitri.......................................18 Shalat Idul Adha.....................................24 Hipotesis Penelitian............................................27

: METODELOGI PENELITIAN

Setting Penelitian 28 Sasaran Penelitian 28 Rencana Tindakan28 Jenis Instrumen dan Cara Penggunaan 32

E. F. G. H.

Pelaksanaan Tindakan32 Cara Pengamatan 33 Analisis Data Refleksi33 Jadwal Penelitian 36

BAB IV

: HASIL PENELITIAN A. Sejarah Singkat Lembaga..........................................38 B. Pembahasan ..............................................................53

BAB V

: PENUTUP A. Kesimpulan..60 B. SARAN...60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya1. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku. Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar yang dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pengajaran, juga terkait dengan berbagai faktor yang dapat memberikan perubahan pada siswa. Faktor siswa, guru serta faktor lingkungan secara menyeluruh merupakan faktorfaktor yang berpengaruh. Menurut T. Raka Joni (1981) bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat temporer. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan adanya perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan, baik langsung1

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.2

ataupun tidak langsung. Dalam proses belajar mengajar banyak masalah yang dihadapi oleh seorang guru, diantaranya pemilihan metode mengajar yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara baik dan siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa yaitu memperbaiki metode mengajar. Menurut Dunn and Dunn 2 kondisi belajar dapat mempengaruhi konsentrasi, penerapan, dan penerimaan informasi. Pengaruh kondisi lingkungan tempat belajar terhadap seseorang dapat mengakibatkan reaksi yang berbeda-beda. Di dalam menggunakan metode mengajar, guru perlu menggunakan metode mengajar yang bervariasi, sebab mungkin siswa yang diajar memiliki tipe belajar auditif akan lebih mudah belajar melalui pendengaran, siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan. Untuk mengatasi hal tersebut maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah guru memberikan materi kepada siswa dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif dan akan meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Memberikan gairah belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan2

Harjanto. 2002. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.5

yang lebih dalam menemukan kebenaran yang akhirnya anak didik dapat menemukan hal yang sangat bermanfaat. Sedangkan cara kerja metode Talking Stick merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa. Talking Stick adalah metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari meteri pokoknya. Hasil observasi awal di MI NW Tanak Maik khususnya kelas IV terlihat bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masih kurang. Hal ini tampak dari kurangnya aktivitas siswa dalam bertanya, menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal-soal latihan yang berdampak pada kemampuan belajar fiqih siswa yang ketuntasannya masih dengan nilai rata-rata 5,0. Hal ini terlihat dari kemampuan belajar siswa pada mata pelajaran fiqih masih di bawah nilai rata-rata. Adapun kendala yang sering dihadapi pada saat proses belajar mengajar di MI NW Tanak Maik antara lain: 1) kurangnya aktivitas siswa untuk bertanya, 2) Kurangnya motivasi anak belajar fiqih, 3) kurangnya dukungan dari orang tua siswa, 4) kurang siapnya siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar, dan 5) banyaknya siswa yang nakal merupakan bagian dari kurangnya perhatian keluarga serta latar belakang keluarga yang sebagian besar adalah kurang mampu atau menengah kebawah.3 Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick3

Observasi penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2011.

Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Shalat Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Sasaran Tindakan Sasaran tindakan dari penelitian ini adalah siswa kelas IV MI NW Tanak Maik Masbagik Utara Tahun Pembelajaran 2010/2011.

C. Rumusan Masalah Bertolak dari permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Apakah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick Dapat Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Shalat Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011?

D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick Dapat

Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Shalat Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran

2010/2011.

E. Manfaat Secara umum manfaat penelitian ini dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu manfaat yang bersifat praktis dan manfaat yang bersifat teoritis. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manfaat praktis a. Bagi siswa: tentang pentingnya penerapan pembelajaran kooperatif di dalam proses pembelajaran sehingga dapat menghilangkan kejenuhan siswa terhadap penyajian materi. b. Bagi guru: dapat mengembangkan metode mengajar dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. c. Bagi sekolah: sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan dan pelaksanaan program pendidikan yang lebih baik. 2. Manfaat Teoritis a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam

pembelajaran Fiqih. b. Mengembangkan metode pembelajaran kooperatif melalui metode Talking Stick.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. a.

Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada alasan bahwa manusia sebagai makhluk individu yang berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesama.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran, membangkitkan interaksi yang efektif di antara anggota kelompok melalui diskusi, siswa bekerjasama dan mengoptimalkan keterlibatan diri dan kelompoknya dalam belajar.4 Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu metode pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama siswa dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Struktur tugas

berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu pada derajat kerjasama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk4

Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.54

mencapai tujuan maupun reward. Jadi pola belajar kelompok dengan cara kerjasama antar siswa dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan

meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran juga dapat mempertahankan nilai sosial bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan. Ketergantungan timbal balik mereka memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa untuk menghargai gagasan temannya bukan sebaliknya. Salah satu aksentuasi metode pembelajaran kooperatif adalah interaksi kelompok. Interaksi kelompok merupakan interaksi interpersonal (interaksi antar anggota). Interaksi kelompok dalam pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan intelegensi interpersonal.

intelegensi ini berupa kemampuan untuk mengerti

dan menjadi peka

terhadap perasaan, motivasi, watak dan tempramen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga termasuk dalam intelegensi ini. Interaksi kelompok dalam interaksi pembelajaran kooperatif dengan kata lain bertujuan mengembangkan keterampilan sosial. Beberapa komponen keterampilan sosial adalah kecakapan berkomunikasi, kecakapan bekerja kooperatif dan kolaboratif, serta solidaritas. Pembelajaran kooperatif memiliki lima langkah tahapan yaitu pembelajaran dimulai dengan5 :5

Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.61

1. Penyajian informasi dengan bahan bacaan, Guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik. 2. Siswa di kelompokkan dalam tim/kelompok belajar, Kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi dengan cermat. Sejumlah elemen perlu dipertimbangkan dalam

menstrukturisasi tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerjasama di dalam kelompok. Penyelesaian tugas kelompok harus merupakan tujuan kelompok. Tiap anggota kelompok memiliki akuntabilitas individual untuk mendukung tercapainya tujuan kelompok. Pada fase ketiga ini terpenting jangan sampai ada free-rider atau anggota yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya.

3. di ikuti dengan bimbingan guru pada saat siswa belajar bersama-sama untuk menyelesaikan tugas, Guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa peserta didik mengulangi hal yang sudah ditunjukkannya.

4. Persentasi hasil akhir kerja kelompok, evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari, Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran. 5. Memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok

maupun individu. Guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik. Variasi struktur reward bersifat individualistis, kompetitif, dan kooperatif. Struktur reward individualistis terjadi apabila sebuah reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain. Struktur reward kompetitif adalah jika peserta didik diakui usaha individualnya berdasarkan perbandingan dengan orang lain. Struktur reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya saling bersaing. Lingkungan kooperatif harus : 1. 2. Memberikan kesempatan terjadinya belajar berdemokrasi. Meningkatkan penghargaan peserta didik pada belajar dan sistem pengelolaan pembelajaran

pembelajaran akademik dan mengubah norma-norma yang terkait dengan prestasi. 3. Mempersiapkan peserta didik belajar mengenai kolaborasi

dan berbagai keterampilan sosial melalui peran aktif peserta didik

dalam kelompok-kelompok kecil. 4. Memberi peluang terjadinya proses partisipasi aktif peserta

didik dalam belajar dan terjadinya dialog interaktif. 5. 6. 7. 8. Menciptakan iklim sosio emosional yang positif. Memfasilitasi terjadinya Learning to live together. Menumbuhkan produktivitas dalam kelompok. Mengubah peran guru dari center stage performance

menjadi koreografer kegiatan kelompok. 9. Menumbuhkan kesadaran pada peserta didik arti penting

aspek sosial dalam individunya. Secara sosiologis pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kesadaran altruisme dalam diri peserta didik. Kehidupan sosial adalah sisi penting dari kehidupan individual.

Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam. Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu: 1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas 2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

3. Memperbaiki kehadiran 4. Angka putus sekolah menjadi rendah 5. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar 6. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil 7. Konflik antar pribadi berkurang 8. Sikap apatis berkurang 9. Pemahaman yang lebih mendalam 10. Motivasi lebih besar 11. Hasil belajar lebih tinggi 12. Retensi lebih lama 13. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Jadi, pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berpikir logis.

b.

Metode Talking Stick Talking Stick merupakan salah satu metode yang dapat

digunakan dalam model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa. Talking Stick adalah metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah

siswa mempelajari meteri pokoknya.6 Adapun langkah-langkah dalam metode pembelajaran Talking Stick adalah : a) b) Guru menyiapkan sebuah tongkat Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,

kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya c) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya

mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya d) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa,

setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. e) f) g) Guru memberikan kesimpulan Evaluasi , Yaitu berupa tes lisan dan refleksi Penutup Dalam metode ini terdapat beberapa kelebihan, dan kekurangan antara lain: Kelebihan : a) Menguji kesiapan siswa b) Melatih siswa memahami materi dengan cepat6

Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.109

c) Agar lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai) Kelemahan : Selain kelebihan di atas metode ini mempunyai kelemahan antara lain: membuat siswa tegang, ketakutan akan pertanyaan yang akan di berikan oleh guru. Berdasarkan penerapan metode diatas diharapkan siswa mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik, dan dengan kelebihan serta kekurangan metode tersebut di harapakan siswa mampu pula menikmati proses belajar mengajarnya.

2.

Aktivitas Belajar Menurut Jhon Dewey (1989)7 mengatakan bahwa aktivitas siswa

dalam proses belajar mengajar sangat penting, hal ini dikemukakan dalam proyeknya dengan semboyan Learning by doing.jadi yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah semua kegiatan kerja yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas, dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah direncanakan dan dapat nilai melalui pengamatan (observer) agar tercapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran.7

Zurriyatun Toyyibah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Indeks Card Matched Terhadap Peningkatan Aktifitas dan Prestasi Hasil Belajar Siswa Kelas X MA NW Ketangga Tahun Pelajaran 2010/2011. Selong: Skripsi STKIP Selong.16

Aktivitas belajar dalam proses belajar mengajar digolongkan dalam lima hal yaitu: 1) aktivitas visual, seperti menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi. 2) aktifitas lisan, seperti bercerita, membaca, diskusi dan tanya jawab. 3) aktifitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan dan lain-lain. 4) aktivitas gerak seperti menari dan lain-lain. Telah diketahui bahwa aktifitas belajar siswa tidak semuanya sama, dalam hal ini aktivitas belajar dipengaruhi oleh metode dan pendekatan belajar mengajar serta orientasi belajar. Ketidaksamaan tersebut mengakibatkan kadar aktivitas bergerak dari aktivitas belajar rendah menuju aktivitas belajar tinggi. Semakin tinggi aktivitas siswa, semakin berbobot aktivitas belajar serta usaha guru dalam melaksanakan proses pembelajaran juga semakin kompleks. Hal ini berarti terdapat kesinambungan antara aktivitas siswa dengan guru, dengan kata lain baik siswa ataupun guru sama-sama aktif dalam melaksanakan peran masing-masing demi tercapainya tujuan pembelajaran.

3. a.

Prestasi belajar Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni prestasi dan belajar, antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Dimana pengertian prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak

melakukan suatu kegiatan. Dalam kegiatannya, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Banyaknya kegiatan tertentu yang bisa dijadikan sarana untuk mendapatkan prestasi, maka muncullah beberapa pendapat dari para ahli sesuai keahlian mereka masing-masing untuk memberikan pengertian mengenai prestasi. Namun secara umum mereka sepakat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan. Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut Masud, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sementara Nasrun dan kawan-kawan, memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.8 b. Prestasi Belajar Sebagai Hasil Penilaian Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui bahwa penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar itu sendiri. Penilaian itu sendiri adalah terjemahan dari kata evaluasi yang berasal dari kata evoluation dalam bahasa inggris. Untuk itu tidaklah sukar memahaminya bila dikemukakan pendapat8

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.8

Nurkancana dan Sumartana yang mengatakan bahwa istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu.9 Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang menjadi kewajiban bagi setiap guru. Evaluasi diharapkan untuk memberikan informasi tentang kemajuan yang telah dicapai siswa, bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang siswa dapatkan setelah mempelajari suatu mata pelajaran. Dalam rangka untuk mendapatkan data sebagai bahan informasi guna mempermudah dan melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan pengajaran, dilaksanakan tes formatif ataupun sumatif. Penggunaan tes-tes ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi para siswa dan untuk mengetahui keefektifan proses interaksi belajar mengajar.

4. a. 1)9

Materi Pokok Bahasan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha Shalat Idul Fitri10 Hal-hal yang disunahkan

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.10 http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Fitri

10

Sebelum melaksanakan Shalat Idul Fitri ada beberapa hal yang sunah dilakukan. Hal-hal sunah tersebut antara lain: a) Mandi Sebelum Ied Mandi untuk membersihkan diri dari kotoran dan najis yang melekat di badan. Mandi merupakan hal sunah yang penting dilakukan sebelum shalat idul fitri, karena pada dasarnya shalat adalah amalan yang sangat penting dan memiliki nilai ibadah yang sangat tinggi. Shalat adalah jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT Yang Maha Agung. Oleh karena itu, sangat tidak pantas apabila orang yang akan melaksanakan shalat dalam keadaan kotor. Sedangkan bila kita akan pergi ke sekolah ataupun ke pesta kita berdandan dengan rapi. Lalu, mengapa ketika kita akan shalat untuk menghadap Allah SWT tidak berdandan rapi dan membersihkan badan. Pada hari raya ini juga kita akan bertemu dan berkumpul dengan orang banyak. Apabila kita tidak mandi sebelumnya kita akan merasa malu. Kita malu orang lain akan menjauh karena badan kita kurang bersih. Oleh karena itu, mandi sebelum melaksanakan shalat idul fitri dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. b. Memakai pakaian yang sebaik-baiknya sesuai dengan

yang kita miliki (tidak harus baru)

c. d. e.

Memperindah (berhias) Diri pada Hari Raya Menggunakan wangi-wangian Sebelum berangkat shalat idul fitri disunnahkan makan

terlebih dahul. f. Pergi untuk shalat dan pulang dari shalat hendaknya

menempuh jalan yang berlainan. g. Bertakbir untuk mengagungkan Allah SWT dengan

membaca kalimat takbir,tahlil,dan tahmid. Dalam suatu riwayat disebutkan: Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya Idul Fithri, lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir. Lafaz takbir adalah Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya) 2) Waktu shalat idul fitri Waktu shalat idul fitri dimulai dari matahari terbit di pagi hari sampai matahari tergelincir di siang hari. Shalat hari raya Idul Fitri

dilaksanakan setiap tanggal 1 syawal yakni setelah umat muslim melaksanakan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh. 3) Tata cara shalat idul fitri dan lafal niatnya Cara melaksanakan shalat idul fitri hampir sama seperti shalat yang lainnya. Sebelum mengerjakan shalat idul fitri hendaknya badan kita harus suci dari kotoran dan najis. Kemudian kita berwudhu dan memakai pakaian yang bersih dan menutup aurat. Setelah itu kita berangkat menuju ke tanah lapang atau masjid untuk melaksanakan shalat idul fitri. Tata cara melaksanakan shalat idul fitri adalah sebagai berikut : a. Sahalat idul fitri dilaksanakan dua rakaat sebagaimana

shalat biasa. b. sama). c. Sebelum duduk di masjid disunnahkan Shalat Tahiyatul Lebih baik di kerjakan dengan berjamaah (bersama-

Masjid (Shalat untuk menghormati masjid) dua rakaat. d. Bila shalat idul fitri dilaksanakan di tanah lapang, tidak

ada shalat sunnah Tahiyatul Masjid, tetapi langsung dan ikut bertakbir. e. aba-aba Setelah waktunya tiba, shalat idul fitri dimulai dengan Assalalatul jamiah. Artinya Marilah kita

melaksanakan shalat berjamaah. Jadi, dalam shalat idul fitri tidak dianjurkan azan dan iqomah. f. g. h. Kemudian niat shalat idul fitri. Membaca takbiratul ihram Membaca doa iftitah, selanjutnya membaca takbir 7

kali. Setiap selesai takbir disunnahkan membaca tasbih i. Setelah takbir 7 kali dan membaca tasbih lalu membaca

surat al fatihah dan surah pendek yang terdapat dalam al-quran j. k. Rukuk Sujud (Sebanyak dua kali) Pada rakaat kedua, sesudah berdiri kemudian membaca takbir 5 kali diselingi bacaan tasbih sebagaimana pada rakaat pertama. Selanjutnya membaca surah Al-Fatihah, kemudian membaca surah pendek yang terdapat dalam al-quran. Setelah itu rukuk, iktidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud seperti rakaat pertama. Sesudah sujud dua kali lalu tahyat akhir kemudian mengucap salam. Ketika membaca surah Al-Fatihah dan surah yang lainnya, imam melafalkannya dengan suara nyaring,sedangkan makmum tidak menyaringkan suara. Selesai shalat, khatib menyampaikan khutbah kepada para jamaah. Khutbah tersebut dilaksanakan dua kali. Pada khutbah pertama, khatib membaca takbir 9 kali secara bertrut-turut. Sedangkan

pada khutbah kedua, khatib membaca takbir 7 kali secara berturut-turut pula. Isi khutbah hendaklah berisi penerangan tentang pentingnya takwa kepada Allah SWT dan zakat fitrah atau hikmah yang

terkandung dalam hari raya idul fitri. 1. Hukum melaksanakan shalat idul fitri

Pertama : Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terus menerus melakukannya. Kedua : Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintah kaum muslimin untuk keluar rumah untuk menunaikan shalat ied. Perintah untuk keluar rumah menunjukkan perintah untuk melaksanakan shalat ied itu sendiri bagi orang yang tidak punya udzur. Di sini dikatakan wajib karena keluar rumah merupakan wasilah (jalan) menuju shalat. Jika wasilahnya saja diwajibkan, maka tujuannya (yaitu shalat) otomatis juga wajib. Ketiga : Ada perintah dalam Al Quran yang menunjukkan wajibnya shalat ied yaitu firman Allah Taala. Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).11

11

(QS. Al Kautsar: 2). Maksud ayat ini adalah perintah untuk melaksanakan shalat ied.

Keempat : Shalat jumat menjadi gugur bagi orang yang telah melaksanakan shalat ied jika kedua shalat tersebut bertemu pada hari ied. Padahal sesuatu yang wajib hanya boleh digugurkan dengan yang wajib pula. Jika shalat jumat itu wajib, demikian halnya dengan shalat ied. 5) Amalan sunah pada hari raya idul fitri Hari raya idul fitri merupakan hari besar islam. Dalam menyambut serta mengisi hari raya ini, hendaknya umat islam tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk. Umat islam hendaknya menyambut dan mengisi hari raya idul fitri dengan amalan-amalan sunnah yang bermanfaat. Amalan-amalan yang disunahkan pada hari raya Idul Fitri, yaitu: 1. 2. 3. fakir miskin. 4. Bersilaturahmi dengan mengunjungi sanak Memperbanyak bacaan takbir. Berdoa dan berzikir kepada Allah SWT. Memperbanyak infak dan sedekah kepada

keluarga dan tetangga. 5. Bersalam-salaman untuk saling memaafkan.

6) Hikmah hari raya idul fitri Hikmah yang terkandung dari Hari Raya Idul Fitri adalah: 6. Meningkatkan kasih sayang kepada fakir

miskin. 7. 8. ramadhan. 9. Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT Mempererat hubungan persaudaraan. Menyempurnakan pahala ibadah pada bulan

melalui takbir, tahlil dan tahmid, serta zikir dan doa. 10. Menghapuskan dosa dan kesalahan terhadap

orang lain dan saling memaafkan.

b. 1.

Shalat Idul Adha12 Hal-hal yang disunahkan Hari raya Idul Adha sering disebut sebagai hari raya qurban. Pada hari tersebut umat islam yang mampu, diperintahkan untuk berkurban dengan memotong hewan kurban. Pada hari raya, umat Islam dianjurkan juga untuk

melaksanakan shalat sunnah dua rakaat. Shalat ini disebut dengan shalat idul adha. Sebelum berangkat melaksanakan shalat idul fitri ada beberapa hal yang sunnah dikerjakan. Hal-hal sunnah yang dikerjakan sebelum shalat idul adha adalah : 1. najis.12

Mandi untuk membersihkan badan dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Adha

2. 3. 4. Adha. 5.

Memakai pakaian yang baik dan bersih. Berhias dan menggunakan wangi-wangian. Tidak makan dahulu sebelum Shalat Idul

Melewati jalan yang berlainan ketika pergi

dan pulang dari shalat Idul Adha. 6. Mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid

sebagaimana pada hari raya Idul Fitri. 2. Waktu shalat idul adha Waktu Shalat Idul Adha dimulai dari terbit matahari sampai tergelincirnya pada siang hari. Idul Adha jatuh setiap tanggal 10 Zulhijjah. Sebagian umat islam sedang melaksanakan ibadah haji pada saat itu dan mereka melaksanakan pemotongan hewan sebagai kurban atau pembayaran dam Haji Tamatu. Ribuan ekor unta, sapi dan kambing disembelih di sana. 3. lafal niatnya Cara melaksanakan Shalat Idul Adha sama seperti mengerjakan Shalat Idul Fitri. Shalat Idul Adha dikerjakan 2 rakaat. Hal yang membedakan hanya pada niatnya. Dalam khutbah Idul Adha, khatib hendaknya menjelaskan tentang pentingnya takwa kepada Allah SWT, ibadah haji, dan hukum kurban. 4. Hukum shalat idul adha Tata cara melaksanakan shalat idul adha dan

Hukum Shalat Idul Adha adalah sunah muakkad. Maksudnya, shalat idul Adha sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap orang islam. Shalat ini hanya satu kali dalam setiap tahun. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita melaksanakan ibadah shalat ini. 5. Amalan sunah pada hari raya idul adha Amalan-amalan sunah yang dianjurkan pada hari raya Idul Adha adalah: 1. tahmid. 2. 3. 6. Memperbanyak zikir dan doa. Memotong hewan kurban bagi yang mampu. Pemotongan hewan kurban Berkurban artinya menyembelih binatang ternak dengan maksud beribadah kepada Allah SWT. Ibadah kurban ini dilakukan pada hari raya Idul Adha sampai hari tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah). Ibadah kurban ini dianjurkan bagi orang yang mampu melaksanakannya. Orang yang melaksanakan kurban dianjurkan untuk menyaksikan penyembelihannya. Daging hewan yang disembelih tersebut dibagikan kepada fakir miskin. Hewan yang dipotong untuk kurban di antaranya kambing, sapi, kerbau, dan unta. Hewan yang dijadikan untuk kurban syaratnya sudah berumur 2 sampai 3 tahun, bertanduk, gagah, sehat dan tidak cacat. Memperbanyak membaca takbir, tahlil dan

5.

Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka diajukan hipotesis

penelitian sebagai berikut penerapan pembelajaran kooperatif metode Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar fiqih pada materi pokok shalat idul fitri dan idul adha kelas IV MI NW Tanak Maik tahun pelajaran 2010/2011.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI NW Tanak Maik Masbagik Utara.

Peneliti mengambil waktu pada akhir Semester Genap tahun pelajaran 2010/2011. B. Sasaran Penelitian Sasaran yang dikenai tindakan pada penelitian ini adalah siswa kelas IV semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011. C. Rencana Tindakan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.13 Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fiqih di MI NW Tanak maik dalam menentukan permasalahan, menyusun rencana tindakan, mengimplementasikan, memantau, dan melakukan refleksi terhadap proses pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan selama dua siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai skenario yang telah dibuat. Ada empat Perencanaan tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu Refleksi Pelaksanaan perencanaan, pelaksanaanSIKLUS I pengamatan dan refleksi. tindakan, Pengamatan Perencanaan13

Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.17

Refleksi

SIKLUS II Pengamatan

Pelaksanaan

?

Adapun penjelasan dari tahapan tersebut adalah: Siklus I a. Perencanaan Tindakan Siklus I Sebelum pelaksanaan tindakan, beberapa hal yang perlu

direncanakan secara baik, antara lain sebagai berikut: 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.

2)

Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi

untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan lembar observasi kegiatan guru, dan instrument assesmen untuk mengukur prestasi belajar siswa, serta pedoman observasi aktivitas belajar siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka rencana tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual. Tindakan dilaksanakan sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan

pembelajaran, dan tidak boleh mengganggu dan menghambat kegiatan belajar mengajar. c. Observasi Siklus I Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

menggunakan lembar observasi, di mana pada tahap ini guru dan siswa diobservasi oleh peneliti, apakah pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat bersama. d. Refleksi Siklus I Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu diurai, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lainnya., dibandingkan

dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu, dan tau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Komponen-komponen refleksi dapat digambarkan sebagai berikut: Analisis Lanjut. Siklus II Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I di mana tahap pelaksanaanya sama dengan siklus I yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan siklus II ini mengacu pada hasil refleksi pada siklus I. D. Jenis Instrument dan Cara Penggunaannya Data-data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan dua instrument penelitian yaitu: 1. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan teknik pengambilan data kualitatif yang diharapkan dengan pembelajaran melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stik, sehingga kegiatan observasi dalam kelas Pemaknaan Penjelasan Penyimpulan Tindak

selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efisien. 2. Test Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan instrument berupa tes. Jenis tes yang digunakan adalah dalam bentuk Pilihan Ganda. Setiap jenis tes terdiri dari 10 soal. Setiap siklus, skor nilai seluruh soal = 100. Soal yang digunakan diperoleh dari buku Fiqih Kelas IV dengan demikian soal dimaksud adalah standar, sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas soal.

E. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah memberikan pengajaran pada siswa kelas IV MI NW Tanak Maik. Mengenai materi yang dipelajari sesuai dengan rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran yang dibuat. Dalam pelaksanaan tindakan ini akan dilakukan dengan menggunakan dua siklus pembelajaran yang masing-masing siklus akan terdiri dari materi yang berbeda-beda. Dalam tahap ini, peneliti akan menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode Talking Stick. Peneliti meminta guru mata Pelajaran untuk mengamati dan mengobservasi cara mengajar atau proses belajar mengajar yang dilakukan hingga proses belajar mengajar selesai dilakukan, setelah itu guru mata pelajaran yang bertindak sebagai pengamat bersama peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan atau kesalahan yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk kemudian diperbaiki.

F. Cara Pengamatan (monitoring) Cara pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti faktor siswa, yang diteliti adalah keterlibatan siswa serta melihat peningkatan aktivitas dan prestasi belajar pada pembelajaran Fiqih selama proses belajar mengajar berlangsung melalui penerapan pembelajaran kooperatif metode Talking Stick.

G. Analisis Data dan Refleksi a. 1) Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, hasil tes belajar dianalisis secara deskriptif yaitu dengan rumus sebagai berikut: KK = P x100% , untuk klasikal N

Keterangan: P KK N = Nilai aktifitas siswa = Ketuntasan Belajar = Banyaknya siswa

Jika P 85%, maka belajar dikatakan tuntas secara klasikal, atau jika 65% dikatakan tuntas secara individu. 2) Data Aktivitas Siswa

Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat diketahui melalui hasil observasi terhadap prilaku siswa selama mengikuti proses belajar. Aktivitas siswa diamati dan dicatat pada lembar observasi yang telah tersedia, data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menghitung Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi) dengan rumus sebagai berikut: Mi (Mean ideal) = (skor maksimal + skor minimal) SDi (standar deviasi) =1/6 (skor

maksimal skor minimal)

Adapun penentuan kategori aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel.2 Indikator Kategori Aktivitas Siswa Interval > Mi + 1,5 Sdi Mi + 0,5 SDi Mi + 1,5 SDi Mi 0,5 SDi Mi + 0,5 SDi Mi 1,5 SDi Mi - 0,5 SDi < Mi 1,5 Sdi Kategori Sangat rendah Tinggi Cukup Kurang Rendah

Sedangkan skor untuk setiap deskriptor aktivitas siswa pada penelitian ini mengikuti aturan sebagai berikut: a. b. Nampak) 3) Data Aktifitas Guru Selain mengamati aktivitas siswa, pembelajaran yang baik juga melibatkan guru di dalamnya. Untuk menilai aktivitas guru dapat Skor 1 jika deskriptor Ya (Nampak) Skor 0 jika deskriptor Tidak (tidak

dianalisis dengan rumus sebagai berikut: Mi (Mean ideal) = (skor maksimal + skor minimal) SDi (standar deviasi) =1/6

(skor maksimal skor minimal)

Kriteria penentuan aktivitas guru dapat dijelaskan pada tabel berikut ini: Tabel 3 Indikator Kategori Aktivitas Guru Interval > Mi + 1,5 Sdi Mi + 0,5 SDi Mi + 1,5 SDi Mi 0,5 SDi Mi + 0,5 SDi Mi 1,5 SDi Mi - 0,5 SDi < Mi 1,5 Sdi b. Refleksi Refleksi diadakan pada akhir siklus. Pada tahap ini peneliti bersama guru mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan setiap siklusnya sebagai acuan dalam tahap ini adalah hasil observasi dan evaluasi. Hasil analisa data yang dilaksanakan akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. Kategori Sangat rendah Tinggi Cukup Kurang Rendah

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Setting Penelitian 1. Sejarah Singkat Lembaga Madrasah Ibtidaiyah NW Tanak Maik berdiri pada tahun 1961 di desa Tanak Maik Masbagik Utara. Madrasah ini berdiri di atas tanah yang diwakafkan oleh Inaq Saida dan Amaq Sam yang masingmasing berjumlah 12 are. Beliaulah pelopor berdirinya madrasah ini. Anggapan mereka bahwa sekolah itu sangat penting terutama untuk anak cucu mereka nanti sehingga dengan upaya dan kerja keras madrasah ini di bentuk. Awal mula madrasah ini bangunannya masih berbentuk lumbung dengan atap bambu. Disana masyarakat menimba ilmu dengan fasilitas yang seadanya. Dengan duduk bersila murid-murid belajar dengan beralaskan tikar. Namun itu tidak meruntuhkan semangat mereka untuk menuntut ilmu, buktinya baru saja sekolah ini di buka sudah lebih dari 50 siswa yang ikut bersekolah. Itu artinya orang tua disana masih sangat memikirkan pendidikan anak-anak mereka. Dan itu terbukti hingga sekarang sekolah ini masih menjadi unggulan masyarakat disana dalam memberikan pendidikan untuk anak-anak mereka. Tiga tahun lamanya akhirnya madrasah inipun direnovasi. Antusias masyarakat Tanak Maik dan sekitarnya dalam pembangunan madrasah ini sangatlah besar. Tidak hanya sumbangan materil tetapi juga

sumbangan moril dan pikiran yang mereka berikan demi terbangunnya madrasah ini. Madrasah ini juga merupakan asuhan dari yayasan Nahdlatul Wathan Pancor sehingga dalam membangun madrasah ini juga banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Sebagaimana kita ketahui bahwa Nahdlatul Wathan adalah organisasi pertama pelopor pendidikan di lombok ini sehingga pembangunan madrasah di pelosok-pelosok desa sangatlah mendapat dukungan dari pendiri Nahdlatul Wathan yaitu Almagfurlah TGKH.M.Zainuddin Abdul Majid pada masa itu. Para guru yang mengajar di madrasah Tanak Maik juga merupakan murid-murid yang pernah menimba ilmu di madrasah pancor sehingga mereka kenal betul bagaimana perjuangan Almagfurlah dalam membangun pendidikan di lombok ini. Sebagai penerus perjuaangannya patutlah murid-muridnya dapat mengambil pelajaran dari sana. Dengan bekal itulah selain bangunannya yang sudah berdiri kokoh madrasah Tanak Maik mulai menapaki dunia pendidikan dengan mengikuti sistem pendidikan dari pemerintah dengan tenaga pengajar yang memang sudah dibekali ilmu pendidikan. Namun, masih banyak kendala-kendala yang dihadapi dalam pembangunan madrasah ini. Sampai akhirnya madrasah ini berdiri kokoh hingga sekarang sudah 2 kali renovasi. Dari pertama berdirinya madrasah ini hingga sekarang sudah ada 6 kali pergantian kepala sekolah antara lain :

1. JUMIRAH (1961-1976) Beliau adalah orang pertama kali yang menjadi pimpinan di madrsah Tanak Maik. Beliau adalah orang asli Tanak Maik yang pernah menimba ilmu di MDQH.NW Pancor. Selepas dari bersekolah di pancor Beliau menjadi kepala sekolah pertama yang memimpin madrasah Tanak Maik.

2. H.SYAHDAN HAZRIN,BA (1976-1993) Adalah penduduk asli Tanak Maik Masbagik Utara. Beliau menggantikan Bapak Jumirah sebagai kepala sekolah setelah ada aturan dari pemerintah bahwa yang menjadi kepala sekolah adalah seorang yang sudah menjadi guru PNS. Sehingga Beliau dipercaya oleh masyarakat untuk memimpin madrasah ini.

3. H,M.SADLI (1993-1996) Setelah 17 tahun memimpin madrasah ini kemudian pada tahun 1993 H.Syahdan Hazrin digantikan oleh H.M.Sadli karena Beliau sudah terlalu tua sehingga harus digantikan agar dapat menjalankan tugas secara maksimal.

4. HJ.SAFRIN,A.Ma (1996-2003) Dan pada tahun 1996 pergantian kepala sekolah pun dilakukan lagi dan terpilihlah HJ.Safrin sebagai kepala sekolah di

madrasah ini. Beliau adalah satu-satunya kepala sekolah wanita yang pernah memimpin Madrasah Ibtidaiyah ini karena pada masa itu persamaan gender sudah diakui semua orang. Sehingga wanita juga dapat memimpin sebuah madrasah sebagaimana laki-laki.

5. SADUN AZIZ, BA (2003-2005) Beliau adalah kepala sekolah kelima yang memimpin Madrasah Ibtidaiyah ini. Beliau bukan dari masyarakat Tanak Maik melainkan dari Pancor. Ini pertama kalinya madrasah ini tidak dipimpin oleh orangnya mereka sendiri. Dan Beliau hanya 2 tahun memimpin madrasah ini dan kemudian digantikan lagi.

6. JAUHARI, A.Ma.pd.SD (2005-sekarang) Beliau adalah cucu dari pendiri Madrasah ini. Beliau terpilih berkat aspirasi masyarakat Tanak Maik yang memberikan kepercayaan kepada Beliau untuk memimpin madrasah Ibtidaiyah ini dan Beliau masing memegang jabatan hingga sekarang.

a.

Visi Sekolah

Visi : Cerdas, terampil berdasarkan iman dan taqwa b. Misi : 1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan Misi Sekolah

yang intensif kepada siswa. 2. Menumbuhkan semangat unggulan dan

kompetisi kepada siswa. 3. berkreasi. 4. ajaran agama. 2. Letak Geografis Penelitian dilakukan di MI NW Tanak Maik Masbagik Utara ,Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sekolah ini terletak di wilayah pedesaan, sehingga anakanak yang bersekolah di MI NW Tanak Maik Masbagik tersebut adalah anak-anak yang tinggal di desa-desa terdekat. Jarak madrasah dengan pusat kecamatan 3 km, sedangakan jarak ke pusat otonomi daerah adalah 7 km 3. Keadaan Siswa Tabel 4.1.14 Jumlah Siswa MI NW Tanak Maik14

Menumbuhkan

semangat

berkarya

dan

Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman

Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 20 Agustus 2010.

No 1 2 3 4 5 6 7

Kelas Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Jumlah guru dan Staf Adminstrasi

Jumlah 36 orang 55 orang 36 orang 30 orang 37 orang 35 orang 20 orang

4.

Keadaan Siswa dengan Orang Tuanya Sebagian besar siswa di MI NW Tanak Maik Masbagik berasal

dari keluarga yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak.Di MI NW Tanak Maik Masbagik penghasilan orang tua mereka didominasi oleh petani,karena tingkat pendidikan orang tua mereka didominasi oleh tingkat pendidikan SD sampai dengan SMP.Tingkat pendidikan orang tua / wali siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.215 Data Pendidikan Orang Tua/Wali Siswa No 1 2 3 4 Tingkat Pendidikan Tidak Bersekolah SD SMP SMA Persentase 40% 50% 5% 5%

15

Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 15 September 2010.

5.

Sarana dan Prasarana Keadaan fisik sekolah MI NW Tanak Maik Masbagik cukup bagus

untuk ukuran sekolah pedesaan.Sekolah ini tidak didukung oleh dana dari pemerintah karena merupakan sekolah swasta,sekolah ini tidak memungut SPP yang tinggi malahan siswa diberikan sekolah gratis bagi siswa yang tidak mampu.Fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MI NW Tanak Maik Masbagik tidak memadai bagi kebutuhan siswa di sekolah.Fasilitas yang dimiliki MI NW Tanak Maik dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3.16 Sarana dan Prasarana di MI NW Tanak Maik Masbagik No 1 2 3 4 5 6 7 8 Sarana dan Prasarana Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Kelas Mushalla Perpustakaan Sekolah Toilet Lapangan Basket diterapkan pembelajaran Jumlah 1 ruang 1 ruang 1 ruang 6 ruang 1 ruang 1 ruang 4 ruang 1 kooperatif metode Talking

Sebelum

Stick,guru-guru MI NW Tanak Maik lebih sering menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya.Kadang-kadang sekali waktu

dikelompokkan untuk diskusi pada saat pembelajaran berlangsung,padahal

16

Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 6 Agustus 2003.

pembentukan kelompok terhadap siswa tidak hanya terjadi pada saat itu saja. Disini proses pembelajaran dikatakan berlangsung searah atau hanya dari guru saja,sehingga seringkali siswa takut untuk berbicara bahkan takut untuk bertanya apabila ada materi yang tidak mengerti Untuk lebih jelasnya tabel ini menunjukkan persentase rata-rata rata skor aktivitas siswa yang dapat menggambarkan persentase keaktifan siswa. Tabel 4.4.17 Data Aktifitas Belajar Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 2617

Nama Siswa Agus Satriawan Putra Diana Hunawati Fitriah Abdul Malik Handayani Hafizah Hariati Hirkan Yayadi Ida Fitriani Idayatul Jumaidi M.Ridwan M.Syarif Hidayatulloh M.Makbulloh M.Nasir M.Paizan Muhsanuddin Nuraini Nurhayani Nurlaili Jumati Pahruddin Pitri Hartini Robiatul Adawiyah Rohmiati Rozita Apriana Sahibudin Sahriadi

Aktifitas Belajar Siklus I Siklus II Skor Skor 8 11 8 10 11 13 12 12 13 13 13 14 14 14 7 11 8 10 7 10 8 11 9 12 8 10 7 10 8 11 10 12 7 10 10 12 7 11 9 12 10 13 10 13 11 13 8 10 10 11 11 11

Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 20 Agustus 2010.

27 28 29 30

Sahrul Najib Sapiudin Siti Maemanah Siti Mariana Jumlah Skor Maksimal Skor Minimal Mean Ideal (Mi) Standar Devisi Ideal (Sdi) Nilai Rata-rata Keterangan

7 8 9 10 278 570 0 285 95 Cukup

10 10 11 11 342 570 0 285 95 Aktif

Berdasarkan hasil observasi,interval kriteria penilaian aktifitas yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5. Interval Perolehan Penilaian Aktifitas Siswa Interval >Mi + 1,5 Sdi Mi + 0,5 Sdi-Mi+1,5 Sdi Mi-0,5 Sdi-MI+0,5 Sdi Mi-1,5 Sdi Mi 0,5 Sdi 427,5 332,5 427,5 237,5 332,5 142,5 237,5 < 142,5 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Rendah

Pada siklus I jumlah skor aktifitas yang diperoleh seluruh siswa adalah 278, berdasarkan kriteria penilaian aktifitas siswa siklus I termasuk kategori cukup.Karena berada pada interval 237,5-332,5.Sedangkan pada siklus II,jumlah skor aktifitas yang diperoleh seluruh siswa adalah 342, berdasarkan kriteria penilaian aktifitas pada siklus II termasuk kategori aktif,karena jumlah tersebut berada pada interval 332,5 427,5. Dalam penelitian ini juga observer tidak hanya dilakukan terhadap siswa,tetapi juga kepada guru.Berdasarkan hasil penelitian,diperoleh data

aktifitas guru selama proses pembelajaran. Berikut ini adalah tabel persentase aktifitas guru selama proses pembelajaran Tabel 4.6. Data Aktifitas Guru Aktifitas Guru Siklus I Siklus II Skor % Skor % 8 76% 9 80% 15 15 0 0 7,5 7,5 1,25 1,25

No 1

Nama Guru Nurlaila Musyarropah Skor Maksimal Skor Minimal Mean Ideal (Mi) Standar Deviasi ideal (Sdi)

Berdasarkan hasil observasi,interval kriteria penilaian aktifitas yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel 4.7. Interval Perolehan Nilai Aktifitas Guru Interval > Mi + 1,5 Sdi Mi + 0,5 SDi Mi + 1,5 SDi Mi 0,5 SDi Mi + 0,5 SDi Mi 1,5 SDi Mi 0,5 SDi < Mi 1,5 Sdi Nilai Interval > 9,375 8,125 9,375 6,875 8,125 5,625 6,875 > 5,625 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Rendah

Pada siklus 1 jumlah skor aktifitas yang diperoleh guru adalah 8, hal ini menunjukkan keaktifan guru dalam proses belajar mengajar cukup,karena berada pada interval 6.875 8,125.Pada siklus II skor aktifitas guru adalah 9,hal ini menunjukkan bahwa aktifitas guru dalam pembelajaran tinggi karena jumlahnya berada pada interval 8,125 9,375. Sebelum proses belajar mengajar dimulai, telah diketahui bahwa kelas IV merupakan kelas yang nilai rata-rata mata pelajaran fiqihnya yang

terendah adalah 5,00.Tes hasil belajar diberikan untuk mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar siswa semaksimal mungkin yang diberikan melalui pembelajaran kooperatif metode Talking Stick.Dari pembelajaran tersebut guru dapat menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode Talking Stick dapat meningkatkan presetasi hasil belajar siswa,Tes hasil belajar yang digunakan 20 butir soal yang telah diuji validitasnya. Pada siklus 1 terdapat 18 orang,hal ini berarti hanya 18 orang yang dikatakan tuntas secara individu sehingga ketuntasan klasikalnya adalah 60%.Pada siklus II terdapat 26 orang yang mendapat nilai diatas 65,hal ini berarti bahwa hanya 26 orang yang dikatakan tuntas secara

individual,sehingga ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 87%.

Data peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif metode Talking Stickdapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.8. Data Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Siswa Agus Satriawan Putra Diana Hunawati Fitriah Abdul Malik Handayani Hafizah Hariati Hirkan Yayadi Ida Fitriani Idayatul Siklus I Nilai % 66 66% 68 68% 76 76% 72 72% 50 50% 70 70% 46 46% 50 50% 70 70% Siklus II Nilai % 68 68% 70 70% 78 78% 75 75% 60 60% 72 72% 55 55% 60 60% 72 72%

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jumaidi M.Ridwan M.Syarif Hidayatulloh M.Makbulloh M.Nasir M.Paizan Muhsanuddin Nuraini Nurhayani Nurlaili Jumati Pahruddin Pitri Hartini Robiatul Adawiyah Rohmiati Rozita Apriana Sahibudin Sahriadi Sahrul Najib Sapiudin Siti Maemanah Siti Mariana Jumlah Nilai rata-rata Ketuntasan Klasikal

72 58 50 56 74 68 56 66 70 68 68 70 50 60 74 70 60 66 74 60 62 1920 64 60%

72% 58% 50% 56% 74% 68% 56% 66% 70% 68% 68% 70% 50% 60% 74% 70% 60% 66% 74% 60% 62% 18

74 66 62 66 78 70 68 70 74 72 70 72 60 68 76 72 66 68 76 66 68 2072 69,1 87%

74% 66% 62% 66% 78% 70% 68% 70% 74% 72% 70% 72% 60% 68% 76% 72% 66% 68% 76% 66% 68% 26

Berdasarkan data hasil penelitian ini,ketuntasan klasikal tercapai pada siklus II yaitu 87% lebih besar dari 85%

B. Pembahasan Latar belakang semakin pentingnya PTK dalam konteks pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan karena didorong oleh kenyataan bahwa banyak penelitian dalam bidang pendidikan masih kurang memberikan kontribusi langsung terhadap perbaikan fraksis pendidikan. Sehingga para guru sebagai pelaku utama pendidikan pada tingkat mikro di kelas sering

merasakan kurangnya memperoleh manfaat atau dampak dari hasil-hasil penelitian pendidikan yang dilakukan para pakar terhadap peningkatan mutu pembelajaran di kelas, dimana guru bertugas. Hal ini boleh jadi hasil-hasil penelitian itu dalam pandangan guru masih sangat umum dan bahkan makin terasa asing. Sehingga relevansinya terhadap pemecahan persoalan

pembelajaran di kelas yang dirasakan guru, hasil penelitian tersebut kurang memiliki kaitan fungsional dengan kebutuhan guru di sekolah. Belum lagi jika dilihat diseminasi hasil-hasilnya pun relatif dirasakan guru cenderung memakan waktu lama, akibatnya guru tidak dapat menerapkannya di kelas dalam waktu yang sesegera mungkin yang pada akhirnya hasil penelitian semacam itu kehilangan momentum dan menjadi tidak up to date lagi. Akibat lebih jauh dapat memunculkan stigma dalam memandang bahwa manfaat hasil penelitian untuk perbaikan kualitas pendidikan tidak bermakna, atau sering dianggap bahwa penelitian hanya untuk penelitian, dan tidak bermakna terhadap keperluan praktis yang benar-benar riil dihadapi oleh guru di sekolah. Penelitian tindakan, secara historis sudah dirintis oleh ilmuan Jhon Dewey seperti disajikan dalam bukunya How We Think, 1993. Dewey yang terkenal dengan penggunaan metode ilmiah dalam memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi umat manusia. Menurut Dewey, pemecahan persoalan didekati dengan metode ilmiah seperti berikut tampak dalam alur pikir atau langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : (1) Klarifikasi pertanyaan utama, persoalan apa yang mau diteliti; (2) Menentukan hipotesis; (3) Koleksi data dan analisis data; (4) Menarik simpulan; dan (5) Menerima

atau menolak hipotesis. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan studi sistematis terhadap praktik pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui tindakan tertentu18. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas,guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dalam kelasnya, tindakan yang dilakukan didasarkan pada masalah yang berkembang di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian kaji tindak (action research). Kaji tindak dan penelitian tindakan kelas merupakan tindakan intervensi dalam skala kecil (terbatas) dunia nyata, khususnya terhadap praksis pendidik pada skala mikro yaitu kelas pada satuan pendidik tertentu. Intervensi yang disertai dengan pengawasan yang cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan berdasarkan permasalahan yang tampak setelah dilakukan observasi awal, permasalahan tersebut adalah terdapat kelas yang memperoleh nilai rata-rata pelajaran fiqih paling rendah dengan nilai rata-rata 5,0, pembelajaran yang sering terjadi dalam MI NW Tanak Maik hanya berpusat pada guru (teaching centred) sehingga siswa tidak memiliki keterampilan untuk mengemukakan pendapat dalam melakukan diskusi sehingga siswa tidak memiliki keterampilan berkomunikasi, bahkan menanggapi atau menanyakan materi yang belum dimengerti juga sulit dilakukan. Dari permasalahan inilah peneliti mencoba melakukan pendekatan18

Depdiknas,2004

dengan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV MI NW Tanak Maik. Pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick selain membimbing siswa bertukar pikiran dengan pasangnya,juga melatih siswa berpikir mandiri.Selain itu pembelajaran menggunakan metode Talking Stick ini juga melatih siswa untuk mengkomunikasikan hasil yang didapat melalui lisan dan tulisan. Pembelajaran ini dimulai dengan penyampain materi pokok yang akan dipelajari oleh siswa, kemudian memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada buku paketnya.Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan kepada siswa untuk menutup bukunya.Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa , setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya,demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.Kegiatan terakhir adalah guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan pemberian penguatan terhadap hasil diskusi yang dilaksankan.Hal yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan evaluasi berdasarkan hasil belajar siswa dan aktifitas belajar yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung,jika aktifitas dan hasil belajar siswa masih rendah maka dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai diperoleh peningkatan aktifitas dan hasil belajar. Penelitian ini dilakukan pada kelas IV dengan rata-rata nilai pelajaran fiqih yang paling rendah yaitu 5,0.Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha dan diberikan dalam 2 siklus

sehingga tercapailah ketuntasan klasikal yang melebihi 85% pada siklus ke II. Pada siklus I peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut : perencanaan pengajaran, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang hasilnya terdapat 18 orang yang mendapat nilai diatas 65, hal ini berarti hanya 18 orang siswa yang dikatakan tuntas secara individual sehingga ketuntasan klasikalnya adalah 60% belum mencapai ketuntasan klasikal diatas 85%. Pada siklus II ini terdapat 26 orang yang mendapatkan nilai diatas 65, hal ini berarti bahwa hanya 26 orang yang tuntas secara individual,sehingga ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 87%.Karena sudah mencapai ketuntasan klasikal diatas 85% maka pembelajaran dihentikan pada siklus ke II. Pada siklus I jumlah skor aktifitas yang diperoleh siswa adalah 278, berdasarkan kriteria penilaian aktifitas siswa siklus I termasuk ke dalam kategori cukup, karena berada pada interval 237,5-332,5 sedangkan pada siklus II jumlah skor aktifitas siswa adalah 342. Berdasarkan kriteria penilaian aktifitas siswa maka siklus II termasuk ke dalam kategori aktif, karena jumlah tersebut berada pada interval 332,5-427,5. Dalam ini juga yang diobservasi bukan hanya siswa, tetapi juga guru. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data aktifitas guru selama proses pembelajaran.Pada siklus I jumlah skor aktifitas yang diperoleh guru adalah 8,hal ini menunjukkan keaktifan guru dalam proses belajar mengajar cukup, karena jumlahnya berada pada interval 6,875 8,125. Pada siklus II skor aktifitas guru dalam pembelajaran tinggi karena berada pada interval 8,125 9,375.

Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode Talking Stick dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas IV MI NW Tanak Maik tahun pelajaran 2010/2011.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran koopertaif metode Talking Stick dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa kelas IV MI NW Tanak Maik.Hal ini dapat dibuktikan dengan

hasil perhitungan persentase keaktifan dan persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh dari proses pembelajaran.Tingkat keaktifan siswa pada siklus I berada pada kategori cukup karena ketuntasan klasikal yang diperoleh hanya 60% belum mencapai ketuntasan klasikal diatas 85%. Sedangkan pada siklus II tingkat keaktifan siswa masuk kategori aktif karena ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 87% dengan kategori dikatakan tuntas secara klasikal. B. Saran 1. Dalam mengatasi kesulitan belajar khususnya fiqih,dalam memberikan materi yang sulit dipahami siswa sebaiknya guru memilih metode yang dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa.Dalam hal ini adalah salah satunya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode Talking Stick, karena metode ini dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa sehingga diperoleh hasil belajar yang lebih baik. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian yang sejenis, diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran ini pada pokok bahasan yang lain,dan hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor lain yang memungkinkan dapat mempengaruhi hasil penelitian, sehingga

kekurangan-kekurangan yang ada dapat disempurnakan. 3. Penelitian tidak hanya dilihat dari aspek prestasi belajar tapi juga dari respon dan daya serap siswa.

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIM Program Studi Fakultas : Nurlaela Musyarropah : 231709020369 : PGMI : Tarbiyah

Institusi

: IAIN Mataram

Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap dianulir gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di IAIN Mataram.

Mataram, Saya yang menyatakan

Nurlaela Musyarropah NIM. 231709020369

RPP FIQIH

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

: MI. NW Tanak Maik : Fiqih : IV (Empat)/ 2 (Dua) : 1. Mengenal Ketentuan Shalat Id : 1.1 Menjelaskan macam-macam shalat Id :

Menjelaskan pengertian shalat Idain (Idul fitri dan Idul adha) Menyebutkan macam-macam shalat Id berikut pengertiannya Menyebutkan sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idain (shalat Idul fitri dan Idul adha) Alokasi Waktu : 1 x 15 menit ( 1 kali pertemuan )

B. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat Idain Siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat Id berikut pengertiannya Siswa dapat menyebutkan sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idain (shalat Idul fitri dan Idul adha) C. Materi Pembelajaran Pengertian shalat Idain (Idul fitri dan Idul adha) Shalat Idain berarti dua hari raya, yaitu Hari Raya Idul fitri dan Hari Raya Idul Adha. Kata Id berarti kembali, sedangkan fitri berarti suci atau bersih. Jadi, kata Idulfitri adalah kembali menjadi suci. Idul adha terdiri atas dua kata, yaitu Id dan Adha. Id berarti kembali, sedangkan adha berarti kurban. Sehingga Iduladha berari kembali berkurban. Maksudnya adalah melakukan penyembelihan hewan kuban.

Macam-macam shalat Id Shalat Id terbagi menjadi dua macam, yaitu shalat Idulfitri dan shalat Iduladha. Sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idain Sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idulfitri adalah mandi lebih dahulu, memakai pakaian yang paling bagus yang kita miliki, makan minum lebih dahulu, memakai wangi-wangian, melalui jalan yang berlainan ketika pulang dari shalat Idulfitri, mendengar khotbah Idulfitri dengan khusyuk dan tenang, mengumandangkan takbir. Sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Iduladha adalah mandi lebih dahulu, memakai pakaian yang bagus, memakai wangi-wangian , tidak makan minum lebih dahulu, memakai wangi-wangian, mengumandangkan takbir mulai dari tanggal 10 Zulhijjah sampai 13 Zulhijjah. D. Metode Pembelajaran Ceramah Tanya Jawab Penugasan dengan menggunakan strategi every one is a teacher here E. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama: Kegiatan awal : Memberi salam kepada siswa dan memulai pelajaran dengan membaca basmallah Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapian kelas Apersepsi: Siswa diminta untuk memberikan gambaran pada waktu lebaran Memotivasi: membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa

untuk menguasai materi shalat Id Meminta siswa menyiapkan buku teks Fikih

Kegiatan Inti : Guru menjelaskan tentang pengertian shalat Idain beserta macammacam shalat Idain Guru melakukan tanya jawab tentang pengertian shalat Idain beserta macammacam shalat Idain.. Guru menjelaskan sunah-sunah shalat Idain Guru meminta siswa menyebutkan sunah-sunah shalat Id Guru memberikan penugasan melalui every one is teacher here Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah disampaikan Siswa menyalin simpulan dalam buku catatan masing-masing Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan talking stick.

Kegiatan akhir :

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan Hamdalah dan Salam F. Sumber belajar dan media pembelajaran Anis Tanwir Hadi. Pengantar Fikih 4. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Buku yang relevan dengan mata pelajaran fikih Tongkat F. Penilaian Jenis Bentuk Penilaian Uraian Contoh Instrumen Jelaskan apa yang

Indikator Pencapaian

Penilaian Siswa dapat menjelaskan Tes tulis

pengertian shalat Idain SiSiswa dapat menyebutkan Tes tulis macam-macam shalat Id berikut pengertiannya Si Siswa dapat menyebutkan sunahsunah sebelum mengerjakan shalat Idain Tes Tulis Uraian Pilihan ganda

dimaksud dengan shalat Idain....? Arti adalah : Kembali menang Kembali suci Suci dan bersih kata Idulfitri

Jelaska mengenai sunahsunah sebelum mengerjakan shalat Idulfitri.........?

Soal Instrumen : 1. Shalat idain artinya shalat a. dua hari raya b. tiga hari raya c. empat hari raya d. lima hari raya 2. Maksud shalat idain adalah shalat a. idul fitri dan idul adha b. Idul adha dan ramadhan c. Idul fitri dan Isrami Miraj d. Isra Miraj dan Ramadhan 3. Mandi sebelum melaksanakan shalat idul fitri hukumnya a. Wajib b. Makruh c. Sunah d. Mubah 4. Ketika melaksanakan shalat idul fitri dianjurkan berpakaian a. Bersih b. Mewah c. Mahal d. Indah

5. Sebelum melaksankan shalat idul fitri disunnahkan memakai a. Wangi-wangian b. Obat-obatan c. Perhiasan d. Alat Kecantikan 6. Shalat idul fitri dilaksanakan sekali dalam a. 4 tahun b. 3 tahun c. 2 tahun d. 1 tahun 7. Shalat idul fitri dilaksanakan setelah berakhirnya bulan a. Muharram b. Rajab c. Ramadhan d. syakban 8. Shalat idul fitri dilaksnakan sebanyak a. 1 rakaat b. 2 rakaat c. 3 rakaat d. 4 rakaat 9. Khutbah pada hari raya idul fitri dilaksanakan sebanyak a. 5 kali b. 4 kali c. 3 kali d. 2 kali 10. Bilangan takbir pada rakat pertama dalam shalat idul fitri ialah a. 4 kali takbir b. 5 kali talbir c. 6 kali takbir d. 7 kali takbir

RPP FIQIH

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator -

: MI. NW Tanak Maik : Fiqih : IV (Empat)/ 2 (Dua) : 1. Mengenal Ketentuan Shalat Id : 1.2 Menjelaskan ketentuan shalat 'Id :

Menyebutkan hal-hal yang disunstkan sebelum shalat idul Adha Menunjukan waktu shalat idul Adha Menjelaskan tata cara shalat idul Adha Menjelaskan amalan sunah pada hari Raya idul Adha Menyebutkan hikmah hari raya idul Adha Hafal niat shalat idul Adha : 1 x 15 menit ( 1 kali pertemuan )

Alokasi Waktu

B. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang disunatkan sebelum shalat idul Adha Siswa dapat menunjukan waktu shalat idul Adha Siswa dapat menjelaskan tata cara shalat idul Adha

-

Siswa dapat menjelaskan amalan sunah pada hari Raya idul Adha Siswa dapat menyebutkan hikmah hari raya idul Adha Siswa dapat menghafal niat shalat idul Adha

C. Metode Pembelajaran Ceramah Tanya Jawab Penugasan dengan menggunakan strategi every one is a teacher here D. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama: Kegiatan awal : Memberi salam kepada siswa dan memulai pelajaran dengan membaca basmallah

Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapian kelas Apersepsi: Siswa diminta untuk memberikan gambaran pada waktu lebaran Memotivasi: membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk menguasai materi shalat Id Meminta siswa menyiapkan buku teks Fikih Kegiatan Inti : h) i) Guru menyiapkan sebuah tongkat Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya j)

Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutu

bukunya k) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan

pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan

dari guru.

Kegiatan akhir : a. Guru memberikan kesimpulan

b. Evaluasi , Yaitu berupa tes lisan dan refleksi F. Sumber belajar dan media pembelajaran c. Penutup Anis Tanwir Hadi. Pengantar Fikih 4. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Buku yang relevan dengan mata pelajaran fikih Stick atau tongkat SOAL INSTRUMEN 1. Hari raya idul adha disebut juga hari raya e. Idul fitri f. Qurban g. Tasyrik h. Idain 2. Hewan apa saja yang biasa di qurban pada hari raya idul adha a. Ikan, sapi, kerbau b. Sapi, kambing, unta c. Kuda, kelinci, sapi d. Belalang, ikan 3. a. b. c. d. 4. a. Jumlah rakaat shalat sunnah idul adha adalah 3 rakaat 4 rakaat 2 rakaat 1 rakaat Yang termasuk dalam sunnah sebelum shalat idul adha adalah Mandi

b. Makan c. Memotong hewan qurban d. Bersedekah 5. Shalat sunnat idul adha dilaksanakan pada a. 11 zulhijjah b. 12 zulhijjah c. 13 zulhijjah d. 10 zulhijjah 6. Hukum shalat sunnah idul adha adalah a. Wajib b. Mubah c. Sunnah d. sunnah muakkad 7. Hari raya qurban merupakan salah satu kisah Nabi a. Nabi Isa b. Nabi Muhammad SAW c. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail d. Nabi Yusuf 8. Berqurban artinya a. Bersedekah b. Menyembelih binatang dengan maksud beribadah kepada Allah c. Beramal d. Berzakat 9. Yang termasuk syarat-syarat hewan yang dapat di qurban adalah a. Umur 5-7 tahun b. Umur 2 3 tahun c. Tidak Bertanduk d. Cacat 10. Hari tasyrik jatuh pada tanggal a. 13,14,15 zulhijjah b. 11,12,13 zulhijjah c. 10 zulhijjah d. 1 syawal

LEMBAR OBSERVASI

Petunjuk : Berilh tanda rumpun pada kolom yang sesuai keterangan pemberian skor untuk deskriptor : NO 1 Skor 1 jika deskriptor nampak Skor 0 jika deskriptor tidak nampak INDIKATOR YANG DINILAI Mendifinisikan (Menjelaskan) Dapat menjelaskan tata cara shalat idul fitri dan idul adha Dapat menjelaskan halhal yang disunnahkan PENILAIAN YA

TIDAK

dalam shlat idul fitri dan idul adha. Dapat menjelaskan

hikmah shalat idul fitri dan idul adha. Dapat menjelaskan waktu pelaksanaan dan hukum

melaksanakan shalat idul 2 fitri dan idul adha. Mengamati Dapat menunjukkan tata cara pelaksaanaan shalat idul fitri dan idul adha. Jumlah Skor Banyaknya Deskriptor RATA-RATA KATEGORI

LEMBAR OBSERVASI GURU

Petunjuk : Berilah tanda rumput pada kolom yang sesuai Keterangan pemberian skor untuk deskriptor : Skor 1 jika deskriptor nampak Skor 0 jika deskriptor tidak nampak

NO 1 2 3 4

Kegiatan Menjelaskan topik pembelajaran Menyebutkan indikator pembelajaran Memotifasi peserta didik diawal pembelajaran Menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran

Deskriptor Ya Tidak

5

yang dibuat Menggunakan metode talking stick untuk mengevaluasi materi agar dapat diketahui bagian

6

yang belum dipahami oleh siswa. Memulai permainan dengan aturan siswa disuruh berhitung 1 sampai 10.Siswa yang mendapatkan no 10 akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

7 8

guru. Memberikan perbaikan apabila ada jawaban siswa yang salah. Memberikan penghargaan bagi prestasi masingmasing JUMLAH

Mengetahui : Observer

(NURLAELA MUSYARROPAH)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muthalib, dkk. 2009. Bina Fikih Untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya. Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Harjanto. 2002. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Zurriyatun Toyyibah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Indeks Card Matched Terhadap Peningkatan Aktifitas dan Prestasi Hasil Belajar Siswa Kelas X MA NW Ketangga Tahun Pelajaran 2010/2011. Selong: Skripsi STKIP Selong. http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Fitri http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Adha http://muhfida.com/model-pembelajaran-kooperatif/