SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

96
PROBLEMATIKA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : RODHI NUR WAHID NIM : 20102000012 NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PACITAN (STAI NU PACITAN) TAHUN 2014

description

SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM Problematika Manajemen Berbasis Sekolah MI Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun 2014Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan(STAINU Pacitan)2014

Transcript of SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

  • PROBLEMATIKA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

    DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

    KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN

    TAHUN PELAJARAN 2013/2014

    SKRIPSI

    Oleh :

    RODHI NUR WAHID

    NIM : 20102000012

    NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PACITAN

    (STAI NU PACITAN)

    TAHUN 2014

  • i

    PROBLEMATIKA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

    DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

    KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN

    TAHUN PELAJARAN 2013/2014

    SKRIPSI

    Oleh :

    RODHI NUR WAHID

    NIM : 20102000012

    NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PACITAN

    (STAI NU PACITAN)

    TAHUN 2014

  • ii

    PROBLEMATIKA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

    DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

    KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN

    TAHUN PELAJARAN 2013/2014

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada

    Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan

    Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh :

    RODHI NUR WAHID

    NIM : 20102000012

    NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PACITAN

    (STAI NU PACITAN)

    TAHUN 2014

  • iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Naskah skripsi yang disusun oleh : Rodhi Nur Wahid, NIM : 20102000012,

    NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012 dengan judul Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I

    Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014 Telah diadakan bimbingan, pemeriksaan, maupun perbaikan seperlunya dan dipandang

    telah telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqosah/ujian skripsi.

    Pacitan, 04 Juli 2014

    Pembimbing I

    Drs. H. Mukarom, M.Pd.I

    Pembimbing II

    Drs. H. Abdulloh Sajad, MSI

  • iv

    PENGESAHAN

    Skripsi yang disusun oleh : Rodhi Nur Wahid Nim : 2010200012, NIMKO :

    2010.4.106.0020.1.00012 dengan judul Problematika Manajemen Berbasis

    Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan

    Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014 telah dipertahankan di

    depan dewan penguji skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAI

    NU) Pacitan dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

    gelar sarjana pendidikan Islam pada tanggal : 07 Juli 2014.

    DEWAN PENGUJI

    1. Ketua Sidang :

    Drs. H. Imam Faqih, MSI

    2.

    Sekretaris : Zaenal Nurudin, S.Pd., MSI

    3.

    Penguji I : Drs. H. M. Kholid Masruri, MSI

    4.

    Penguji II : Dra. Hj. Henny Nailufary, MM

    Pacitan, 07 Juli 2014

    Mengesahkan

    Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAI NU) Pacitan

    K e t u a

    Drs. H. IMAM FAQIH, M.S.I

    NIY. 01.04.07.2005

  • v

    MOTTO

    ....Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

    orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

    mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujaadilah : 11).*

    Barang Siapa Yang Mengamalkan Ilmu,

    maka ia akan semakin memilikinya.

    * Al-Quranul dan Terjemahnya Semarang, CV. Alwaah, 1993, 910 Aminatus Zahroh, Total Quality Management, Teori Praktik manajemen untuk

    mendongkrak mutu pendidikan, Yogyakarta, Arruz Media, 2014, 5

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini ku persembahkan kepada :

    Ayah dan Ibu yang telah membesarkanku dan membiayai kuliah;

    Adikku yang telah banyak memberikan semangat;

    Sahabat-sahabat senasib dan seperjuangan;

    Keluarga Besar Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I yang telah

    memberikan izin sebagai lokasi penelitian;

    Almamaterku STAINU Pacitan

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmaanirrahim.

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam.

    Dengan berkat, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    dengan lancar.

    Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi

    Muhammad SAW. Yang telah membimbing umat manusia menuju kebenaran dan

    kejujuran sehingga eksistensi kemanusiaannya tetap senantiasa terpelihara.

    Semata penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul Problematika

    Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah

    Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014,

    sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen Pendidikan Islam

    pada Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan (STAI NU Pacitan).

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

    adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, semoga amal baik

    tersebut dibalas oleh Allah SWT. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih

    yang sedalam-dalamnya kepada:

    1. Bapak Drs. H. Imam Faqih, MSI., Selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

    Nahdlatul Ulama Pacitan (STAI NU Pacitan) yang telah memberikan izin

    kepada penulis untuk mengadakan penelitian terkait dengan judul skripsi ini.

  • viii

    2. Bapak Drs. H. Mukarom, M.Pd.I dan Drs. H. Abdulloh Sajad, MSI selaku

    Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran

    dalam penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan lancar.

    3. Bapak Sufyan S.Pd.I., selaku kepala MI Muhammadiyah Jatigunung I dan juga

    stafnya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian,

    yang dengan suka rela juga telah banyak membantu penulisan berupa informasi

    dan data-data yang penulis perlukan.

    4. Sahabat-sahabatku dan semua pihak yang telah membantu demi

    terselesaikannya skripsi ini.

    Sekalipun Penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan

    kekuatan yang ada untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis sadar skripsi

    ini tidak lepas dari kekurangan, Oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan

    saran yang konstruktif dari para pembaca.

    Akhirnya, hanya kepada Allah SWT. Penulis tawakkal dan senantiasa

    berdoa semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri penulis dan bagi para pembaca

    sekalian. Amin.

    Pacitan, 1 September 2014

    Rodhi Nur Wahid

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ..................................................................... i

    HALAMAN PENGAJUAN .............................................................. ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iv

    HALAMAN MOTTO ........................................................................ v

    HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... vi

    KATA PENGANTAR ....................................................................... vii

    DAFTAR ISI ..................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................. xiii

    DAFTAR BAGAN ............................................................................ xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv

    ABSTRAK ........................................................................................ xvi

    BAB I. PENDAHULUAN ................................................................. 1

    A.a Latar belakang masalah .................................................... 1

    B.a Penegasan Istilah .............................................................. 4

    C.a Rumusan Masalah ............................................................ 6

    D. Tujuan Penelitian .............................................................. 6

    E. Kegunaan Penelitian .......................................................... 6

    F. Sistematika Pembahasan ................................................... 7

  • x

    BAB II. LNDASAN TEORI .............................................................. 9

    A. Pengertian Manajemen .................................................... 9

    B. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah ........................ 10

    C. Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah .......... 12

    D. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah ..................... 14

    E. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat

    dalam Manajemen Berbasis Sekolah. .............................. 14

    F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Berbasis

    Sekolah ........................................................................... 20

    G. Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Berbasis

    Sekolah ........................................................................... 21

    H. Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah .......................... 22

    BAB III. METODE PENELITIAN .................................................... 24

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................... 24

    B. Kehadiran Peneliti ......................................................... 25

    C. Data dan Sumber Data ................................................... 25

    D. Lokasi Penelitian ........................................................... 27

    E. Metode Pengumpulan Data ............................................ 27

    F. Metode Analisis Data .................................................... 31

    G. Pengecekan Keabsahan Data .......................................... 32

    H. Tahap-tahap Penelitian .................................................. 34

  • xi

    BAB IV. TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. 36

    A. Deskripsi Objek Penelitian .............................................. 36

    1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Muhammadiyah

    Jatigunung I ............................................................ 36

    2. Letak Geografis dan Identitas MI Muhammadiyah

    Jatigunung I ............................................................ 37

    3. Visi Misi MI Muhammadiyah Jatigunung I .............. 38

    4. Tujuan Berdirinya MI Muhammadiyah Jatigunung I. 39

    5. Kurikulum MI Muhammadiyah Jatigunung I .......... 39

    6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI

    Muhammadiyah Jatigunung I ................................... 41

    7. Keadaan Siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I ..... 42

    8. Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Jatigunung I 43

    B. Temuan Penelitian ................................................................ 45

    1. Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di

    Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I.......... 45

    a.nFaktor Pendidik .......................................................... 45

    b.nKurangnya Sarana dan Prasarana pendukung

    Pendidikan ...................................................................... 46

    c.nProses Manajemen Berbasis Sekolah .......................... 46

    C. Pembahasan ......................................................................... 50

    1. Problematika Manajemen Berbasis Sekolah di MI

    Muhammadiyah Jatigunung I ........................................ 50

  • xii

    2. Proses Manajemen Berbasis Sekolah di MI

    Muhammadiyah Jatigunung I ......................................... 55

    3. Perencanaan dan Pembelian Sarana dan Prasarana .......... 56

    4. Pendistribusian Sarana dan Prasarana .............................. 56

    5. Penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

    Pendidikan ..................................................................... 57

    6. Hasil Peningkatan Kualitas Mutu Pendidikan Melalui Manajemen

    Berbasis Sekolah .......................................................... 58

    BAB V. PENUTUP .......................................................................... 59

    A. Kesimpulan .................................................................. 59

    B. Implikasi ....................................................................... 60

    C. Saran ............................................................................. 60

    DAFTAR KEPUSTAKAAN ............................................................. 62

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. KURIKULUM MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I ............... 40

    Tabel 2. KEADAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

    MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I TAHUN 2013/2014 ........ 41

    Tabel 3. KEADAAN SISWA MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I ....... 42

    Tabel 4. SARANA PRASARANA MI MUHAMMADIYAH

    JATIGUNUNG I ............................................................................... 43

    Tabel 5. SARANA YANG DIBUTUHKAN DALAM MENINGKATKAN

    KUALITAS MUTU PENDIDIKAN DI MI MUHAMMADIYAH

    JATIGUNUNG I................................................................................. 54

    Tabel 6. PRASARANA YANG DIBUTUHKAN DALAM MENINGKATKAN

    KUALITAS MUTU PENDIDIKAN DI MI MUHAMMADIYAH

    JATIGUNUNG I ................................................................................ 54

  • xiv

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 1. STRUKTUR ORGANISASI MI MUHAMMADIYAH

    JATIGUNUNG I ........................................................................... 44

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Surat Ijin Penelitian

    2. Surat Keterangan Penelitian

    3. Pedoman Wawancara

    4. Transkrip Wawancara

    5. Foto Hasil Observasi

    6. Foto Wawancara

    7. Surat Keterangan Keaslian

    8. Daftar Riwayat Hidup

  • xvi

    ABSTRAK

    Oleh : Rodhi Nur Wahid, NIM : 20102000012, Nimko : 2010.4.106.0020.1.00012

    dengan Judul Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah

    Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan

    Tahun Pelajaran 2013/2014. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah

    Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan (STAINU) Pacitan Dosen

    Pembimbing I : Drs. H. Mukarom, M.Pd., Pembimbing II : Drs. H. Abdulloh Sajad,

    MSI.

    Latar Belakang : Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh

    perkembangan dunia pendidikan, di mana didalamnya mempunyai peran yang

    sangat strategis dalam menentukan arah maju mundurnya kualitas pendidikan. Hal

    ini bisa dirasakan ketika sebuah lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan

    pendidikan yang benar-benar bagus, maka dapat dilihat kualitasnya, berbeda

    dengan lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan hanya dengan

    sekedarnya maka hasilnya pun biasa-biasa saja.

    Rumusan Penelitian : (1) Bagaimana Proses Pengelolaan Manajemen

    Berbasis Sekolah (MBS) di MI Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan

    Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014?, (2) Adakah Problematika

    Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di MI Muhammadiyah Jatigunung I

    Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.

    Tujuan Penelitian : tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

    bagaimana proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan

    mengetahui Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah

    Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan

    Tahun Pelajaran 2013/2014.

    Metode Penelitian : Sesuai dengan tujuan, maka dalam melakukan

    penelitian ini metode yang digunakan deskriptif populasi yang dijadikan sasaran

    adalah kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan MI Muhammadiyah

    Jatigunung I sedangkan sampelnya diambil sebanyak 4 orang guru serta 1 Tenaga

    kependidikan untuk memperoleh data dilakukan interview/wawancara, dan

    dokumentasi.

    Hasil Penelitian : (1) Pengelolaan manajemen berbasis sekolah di Madrasah

    Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I sudah menerapkan manajemen berbasis

    sekolah akan tetapi masih banyak kekurangan dari berbagai faktor guna

    meningkatkan mutu pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah, (2)

    Problematika yang timbul yakni kurangnya sarana prasarana pendidikan,

    transparansi keuangan dan profesionalitas seorang pendidik dan tenaga

    kependidikan.

    Penutup : Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut maka disarankan,

    adanya supervisi diklat-diklat tentang peningkatan kompetensi guru/pendidik.

    Merealisasikan kebutuhan sarana dan prasarana guna faktor penunjang dalam

    kegiatan belajar dan mengajar sehingga peningkatan mutu pendidikan melalui

    manajemen berbasis sekolah dapat tercapai dengan maksimal.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Hidup tidak dapat lepas dari istilah pendidikan, terciptanya pendidikan yang

    berkualitas tidak terlepas dari unsur-unsur dan faktor pendorong berjalanya proses

    pendidikan, dilihat dari segi praktisnya bahwasanya faktor pendorong tersebut adalah

    pengelolaan yang optimal manajemen yang baik kemudian juga mempunyai pendidik

    dan tenaga kependidikan yang profesional serta fasilitas pendidikan yang banyak, dari

    segi tersebut kualitas pendidikan bisa dapat berjalan lancar dan dapat mendongkrak

    mutu pendidikan di Indonesia.

    Administrasi dan Manejemen pendidikan pada setiap sekolah memegang

    peranan yang sangat penting, karena kelancaran seluruh kegiatan sekolah sangat

    ditentukan oleh Administrasi dan Manajemen sekolah itu, jika Administrasinya bagus

    dan manajemen jelas maka segala kegiatan di sekolah itu akan berjalan dengan baik

    namun demikian tidak jarang kita temukan di lapangan administrasi pendidikan

    kurang diperhatikan dan manajemen tidak jelas, sehingga proses pembelajaran kurang

    efektif. Kenyataan ini menimbulkan kehawatiran bagi guru dan kepala sekolah yang

    akhirnya memaksa mereka untuk bertindak melanggar etika dan moralitas manajemen

    pendidikan.

    Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Definisi manajemen sendiri berasal dari

    bahasa latin yaitu asal kata manus yang berarti tangan, dan agere yang berarti

    melakukan kemudian dua kata tersebut digabungkan menjadi managere yang artinya

    menangani. Kemudian manager diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan kata

  • 2

    to manage, kata benda management dan manager untuk orang yang melakukan

    kegiatan manajemen. Akhirnya management diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

    menjadi manajemen yang artinya pengelolaan1.

    Selain diatas definisi manajemen banyak dikemukakan oleh para ahli dengan

    redaksi yang berbeda-beda, manajemen adalah suatu proses yang terdiri atas

    perencanaan, pengorganisasian, pergerakan pelaksanaan dan pengawasan agar dapat

    menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya2.

    Aminatus Zahroh menuliskan dalam bukunya Mutu pendidikan memang

    dititiktekankan pada siswa dan proses didalamnya. Tanpa adanya proses yang baik,

    sekolah yang bermutu juga akan mustahil untuk dicapai3.

    Manajemen pendidikan untuk saat ini merupakan hal yang harus diprioritaskan

    untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan.

    Kenyataan yang ada, sekarang ini banyak institusi pendidikan yang belum memiliki

    manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang

    digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan

    terkesan tertinggal dari modernitas.

    Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa

    dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya terkadang para pengelola

    pendidikan tidak menyadari akan hal tersebut, oleh karena itu, tulisan ini akan sedikit

    mengulas tentang problematika, tantangan serta isu-isu yang berkaitan dengan

    Manajemen Pendidikan.

    1 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep Strategi dan

    Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2011,1. 2 G.R Terry, Manajemen Teori Strategi dan Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2009,1. 3 Aminatus Zahroh, Total Quality Management, Teori Praktik manajemen untuk mendongkrak

    mutu pendidikan, Yogyakarta, Arruz Media, 2014,28.

  • 3

    Manajemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Manajemen Berbasis

    Sekolah (MBS) yang lebih cenderung kepada pengelolaan keuangan sekolah/madrasah

    yang diteliti. Sehingga peneliti nantinya dapat mengetahui bagaimana proses

    pengelolaan/manajemen administrasi keuangan, sarana dan prasarana, tenaga pendidik

    dan kependidikan di sekolah/madrasah tersebut.

    Untuk mencapai keberhasilan Pendidikan yang optimal tidak hanya cukup

    ditempuh melalui usaha-usaha lewat jalur evaluasi kegiatan pembelajaran Pendidikan

    formal saja, melainkan sangat diperlukan adanya pengelolaan dan realisasi keuangan,

    pengelolaan sarana prasarana, pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan guna

    mendukung fasilitas kegiatan belajar mengajar tersebut yang kemudian akan menjadi

    dampak positif baik pada peserta didik maupun kepada tenaga pendidik.

    Manajemen Pendidikan Islam merupakan manajemen kelembagaan Islam yang

    bertujuan untuk menunjang perkembangan dan penyelenggaraan pengajaran dan

    pembelajaran. Dengan demikian Manajemen Pendidikan Islam berkaitan erat dengan

    penerapan berfikir rasional untuk mengorganisasikan kegiatan yang menunjang

    pembeajaran, kegiatan tersebut perlu direncanakan dan dikelola sebaik mungkin agar

    bisa mencapai tujuan yang diharapkan4.

    Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I adalah sebuah lembaga

    yang telah lama berdiri dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan prosesnyapun

    berjalan lancar akan tetapi output masih standard dan bisa dikatakan belum

    memuaskan bagi pendidik kemudian melihat dari pernyataan diatas peneliti

    menyimpulkan pertanyaan dari mana penyebab masalah output tersebut sehingga

    belum memuaskan, setelah penulis mengadakan penelitian bahwa telah diketahui,

    4 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Tulungagung, Teras, 2009, 34

  • 4

    penyebab tersebut adalah muncul dari bidang Manajemen/Pengelolaan baik di sarana

    dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan maupun keuangan.

    Berkaitan dengan pemahaman diatas yaitu yang dimaksud tujuan/rencana

    adalah peningkatan mutu pendidikan dan mutu pendidikan tersebut berindikasi pada

    hasil keluaran (Output) yang diproses secara maksimal oleh lembaga pendidikan itu

    sendiri5.

    Menurut Kementerian Pendidikan Nasional sebagaimana dikutip Mulyasa,

    pengertian mutu pendidikan mencakup input, proses dan output pendidikan6.

    Dalam proses globalisasi yang sedang dan akan dihadapi oleh lembaga

    pendidikan di Indonesia saat ini semakin lama semakin intens, Salah satu tantangan

    besar lembaga-lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan Islam adalah

    bagaimana cara mengoptimalkan Manajemen Berbasis Sekolah. maka pertanyaan

    segera muncul, bagaimanakah mengelola sistem pendidikan agar dapat sejalan dengan

    dinamika yang sedang dan akan terjadi serta berjalan sesuai dengan tujuan.

    Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan, sebuah

    lembaga keluarga, tentu saja harus dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga

    pendidikan dan lembaga sosial, sehingga ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhanya,

    administrasi termasuk dalam memenuhi kebutuhan pendukung dalam pendidikan

    kegiatan pembelajaran bagi peserta didik dan tenaga pendidik.

    B. Penegasan Istilah

    Sebelum penulis melanjutkan penulisan skripsi ini, penulis memandang perlu

    untuk memberikan penegasan berupa istilah yang terdapat dalam penulisan skripsi ini.

    5 Aminatul Zahroh, Total Quality Manajemen, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2014, 27 6 Enco Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam konteks menyukseskan MBS dan

    KBK, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003, 76

  • 5

    Adapun istilah yang penulis pandang perlu untuk ditegaskan antara lain sebagai

    berikut:

    1. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan

    dan atau poengarahan suatu kelompok orang-orang kea rah tujuan-tujuan

    organisasional atau maksud-maksud yang nyata7.

    2. Manajemen berbasis sekolah secara konseptual dapat digambarkan sebagai suatu perubahan formal struktur penyelenggaraan, sebagai suatu bentuk desentralisasi

    yang mengidentifikasi sekolah itu sendiri sebagai unit utama peningkatan serta

    bertumpu pada redistribusi kewenangan pembuatan keputusan sebagai sarana

    penting yang dengannya peningkatan dapat didorong dan ditopang8.

    3. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Adalah bentuk alternatif sekolah sebagai

    hasil dari desentralisasi pendidikan. MBS Dimaksudkan meningkatkan otonomi

    sekolah/madrasah, mengelola madrasah dengan sumber daya yang ada untuk

    berinovasi9.

    Asumsi diatas perlu dibuktikan oleh peneliti dilapangan (di Madrasah

    Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan),

    dimana pengelolaan di lembaga tersebut masih kurang baik sehingga proses

    berjalannya kegiatan pembelajaran masih terganggu dengan disebabkan oleh

    pengelolaan/Manajemen Berbasis Sekolah yang kurang baik.

    Berkenaan dengan hal tersebut diatas, penulis dalam rangka penyusunan

    skripsi berusaha mengungkap masalah/problem apa saja yang timbul di madrasah

    Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I dengan judul Problematika Manajemen

    Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I

    Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.

    7 Tery & Rue Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep Strategi dan

    Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2011,2. 8 http://komunitaspenulisjepara.blogspot.com 9 Op. Cit. 3 hlm 33-34

  • 6

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah penelitian ini dirumuskan

    sebagai berikut :

    1. Bagaimana Proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di

    Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan

    Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014?.

    2. Adakah Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah

    Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten

    Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.

    D. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui bagaimana proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah

    (MBS) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan

    Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.

    2. Untuk mengetahui adakah Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

    pada Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan

    Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.

    E. Kegunaan Penelitian

    Diharapkan Penelitian ini dapat memberikan Kegunaan baik teoritis maupun

    praktis, antara lain:

    1. Kegunaan Teoritis:

    a. Menambah pengetahuan/wawasan bagi penulis khususnya dan bagi para

    pembaca umumnya.

  • 7

    b. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang

    Manajemen Pendidikan Islam.

    2. Kegunaan praktis.

    Sebagai bahan literatur/referensi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah

    Jatigunung I untuk melakukan evaluasi madrasah yang dimana letak masalah

    itu ada sehingga dapat di atasi secara optimal.

    F. Sistematika Pembahasan

    Sistematika Pembahasan merupakan suatu urutan yang saling keterkaitan

    antara satu dengan yang lain.

    BAB I : Pendahuluan, yang berisi pokok-pokok pemikiran yang melatarbelakangi

    penulisan skripsi ini yaitu berisi, latar belakang masalah, penegasan istilah,

    perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika

    pembahasan.

    BAB II : Landasan Teori berisi pembahasan yang lebih fokus untuk menuju titik

    penelitian mengenai Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di

    Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I kecamatan Tulakan

    Kabupaten Pacitan tahun Pelajaran 2013/2014, kemudian Konsep

    Manajemen Berbasis Sekolah dimana di bagian ini dijelaskan tentang

    Pengertian Manajemen, Pengertian manajemen manajemen Berbasis

    Sekolah, Tujuan dan manfaat Manajemen Berbasis Sekolah dan

    Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah pada poin akhir di BAB ini

    adalah Proses Manajemen Berbasis Sekolah di poin pembahasan ini dibagi

    menjadi empat bagian yakni, Pertama Faktor-faktor yang menjadi

  • 8

    pendukung dan penghambat dalam Manajemen Berbasis Sekolah. Kedua

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Berbasis Sekolah Ketiga

    Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Berbasis Sekolah dan yang

    terakhir adalah Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah.

    BAB III : Metode Penelitian merupakan sumber untuk bahan bagian inti yaitu di

    BAB ini akan dibahas pendekatan dan jenis penelitian, Kehadiran

    peneliti, data dan sumber data, lokasi penelitian, metode pengumpulan

    data, metode analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap

    penelitian.

    BAB IV : Temuan Penelitian dan Pembahasan, BAB ini akan menjabarkan

    masalah/kesenjangan dari istilah BAB III kemudian disini

    mendeskripsikan objek penelitian, temuan penelitian dan membahas

    temuan-temuan dalam penelitian tersebut.

    BAB V : Adalah Penutup yang berisi kesimpulan atas pembahasan yang dilakukan,

    saran-saran dan kata-kata penutup.

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Manajemen

    Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi dikatakan sebagai

    ilmu oleh luther gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan

    yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja

    sama1.

    Berbeda dengan asumsi diatas bahwa manajemen adalah suatu seni untuk

    mengkoordinir sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sumberdaya

    organisasi tersebut meliputi manusia, bahan baku (materials) dan mesin (machines).

    Koordinasi dimaksudkan agar tujuan organisasi bisa dicapai dengan efisien sehingga

    dapat memenuhi harapan berbagai pihak (stake-holders) yang mempunyai kepentingan

    terhadap organisasi.

    Manajemen pada hakikatnya dapat dipahami sebagai proses kerja dengan

    menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan1.

    Pengertian manajemen sebagaimana yang telah diutarakan diatas adalah

    manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau

    pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau

    maksud-maksud yang nyata.

    Selain itu Penjelasan-penjelasan tentang manajemen diatas bahwa pengertian

    manajemen tersebut yang dikemukakan oleh para ahli cenderung berbeda antara yang

    1 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan........, 1

  • 10

    satu dengan yang lainnya. Karena sangat tergantung dengan sudut pandang masing-

    masing.

    B. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

    Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan

    karena manajemen diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan, seperti apa

    yang diatur? Kenapa harus diatur? Siapa yang mengatur? Bagaimana mengaturnya? Di

    mana harus diatur?.

    Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

    manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan

    tertentu2. Selebihnya beliau menyatakan bahwa manajemen adalah satu proses yang

    khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

    pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

    telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

    Sejalan dengan asumsi diatas penulis mendifinisikan Manajemen Berbasis

    Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian

    kepada sekolah atau madrasah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang

    melibatkan secara langsung semua warga sekolah atau madrasah sesuai dengan standar

    pelayanan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota.

    Ada kaitan yang erat antara Organisasi, Administrasi dan Manajemen. Pengertian

    organisasi yaitu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih bekerjasama untuk

    mencapai tujuan tertentu nampak sudah ada kesepakatan dari para ahli. Tetapi

    2 Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah ,Jakarta, Bumi Aksara, 2001, 1

  • 11

    pengertian administrasi dengan pengertian manajemen masih kelihatan tidak terpisah

    secara jelas3. Seringkali kata administrasi dikaitkan dengan kata manajemen.

    Administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan dan harus merupakan suatu

    kesatuan, hanya saja kegiatannya yang dapat dibedakan sesuai dengan perbedaan kedua

    wawasan. Administrasi lebih luas daripada manajemen, administrasi bersifat

    menentukan tujuan dan kebijakan umum yang mengikat seluruh atau departemental.

    Akhirnya tanpa manajemen tak mungkin administrasi mencapai tujuannya.

    Dalam administrasi tercakup dalam manajemen. Secara spesifik administrasi

    merupakan satu bidang dari manajemen sebab manajemen terdiri dari enam bidang,

    yakni production, marketing, financial, personal, human relation dan administrative

    management4.

    Yang dimaksud Manajemen Berbasis Sekolah yakni semua komponen ataupun

    bagian-bagian manajemen dalam sebuah lembaga telah terstruktur secara rapih

    kemudian juga melaksanakan tugasnya masing-masing sehingga semua bagian-bagian

    manajemen tersebut dapat mewujudkan/menjawab tujuan yang ada.

    Manajemen Berbasis Sekolah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan

    pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah dan guru di SD/MI, dibantu

    oleh komite sekolah dalam mengelola kegiatan pendidikan (Penjelasan Pasal 51 Ayat (1)

    UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).

    Dengan apa yang dijelaskan diatas maka Manajemen berbasis sekolah

    merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif. Manajemen

    berbasis sekolah merupakan paradigma baru manajemen pendidikan, yang memberikan

    otonomi luas pada sekolah, dan pelibatan masyarakat dalam kerangka kebijakan

    3 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, Bina Aksara,1988,1 4 Harbangan Siagian, Administrasi Pendidikan, Semarang,Setya Wacana, 1989, 54

  • 12

    pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya,

    sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta

    lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.

    C. Tujuan dan manfaat Manajemen Berbasis Sekolah

    Pada hakikatnya muara penerapan Manajemen Berbasis Sekolah adalah untuk

    meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, baik menyangkut kualitas

    pembelajaran, kurikulum, sumber daya manusia maupun tenaga kependidikan lainnya,

    dan pelayanan pendidikan.

    Aspek yang dijadikan motif diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah di

    sekolah antara lain adalah motif ekonomi, profesional, politik, efisiensi administrasi,

    finansial, prestasi siswa, akuntabilitas, dan efektivitas sekolah.

    Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia didasari oleh Empat alas

    an yakni : Pertama, sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan

    ancaman bagi dirinya sehingga sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber

    daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya. Kedua, sekolah lebih mengetahui

    kebutuhannya. Ketiga, keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan

    keputusan dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat. Keempat,

    akuntabilitas sekolah tentang mutu pendidikan kepada pemerintah, orang tua siswa, dan

    masyarakat, mendorong sekolah untuk berupaya semaksimal mungkin melaksanakan

    dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang direncanakan, dengan melakukan upaya-

    upaya inovatif dengan dukungan orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Dibawah ini

    adalah beberapa Tujuan dan Manfaat penerapan Manajemen Berbasis Sekolah yaitu :

    1. Memperkenan-kan orang-orang yang kompeten di sekolah untuk mengambil

    keputusan yang akan dapat meningkatkan pembelajaran.

  • 13

    2. Memberikan kesempatan kepada komunitas sekolah (guru, staf sekolah, orang

    tua dan masyarakat) dalam keterlibatan mengambil keputusan kunci (prioritas).

    3. Memfokuskan akuntabilitas pada keputusan; mengarahkan pada kreativitas dan

    fleksibilitas yang lebih besar dalam mendesain program sehingga dapat

    memenuhi kebutuhan siswa

    4. Mengatur ulang sumber daya untuk mendukung tujuan yang dikembangkan di

    sekolah.

    5. Mengarahkan pada penganggaran yang realistik yang mendorong orang tua dan

    guru semakin menyadari akan status keuangan sekolah, batasan pembelanjaan

    dan biaya dari setiap program

    6. Meningkatkan moral para guru dan memelihara kepemimpinan baru pada setiap

    tingkat.

    7. Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan fleksibilitas komunikasi di antara

    komunitas sekolah.

    Untuk mencapai tujuan dan manfaat Manajemen Berbasis Sekolah secara

    maksimal terdapat implikasi yang harus dipenuhi melalui penerapan Manajemen

    Berbasis Sekolah di suatu sekolah. Implikasi tersebut berupa perubahan peran-peran dari

    para pihak yang aktif, yang mencakup pejabat dinas pendidikan, para pengawas sekolah,

    para kepala sekolah, para guru dan siswa di sekolah maupun masyarakat dan orang tua

    siswa.

    Di samping itu terdapat pula sejumlah kendala yang potensial menghadang

    pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah yaitu daya tahan para pelaksana, harapan-

    harapan yang tidak realistik, dukungan dewan sekolah yang tidak memadai,

    ketidaksejalanan harapan guru dan kebijakan yang ada, hembatan-hambatan dalam

    pengambilan keputusan dan kegagala para pihak untuk fokus pada tujuan utama

  • 14

    Manajemen Berbasis Sekolah yaitu peningkatan kualitas pendidikan di sekolah yang

    bersangkutan.

    D. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

    Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah sangat berbeda dengan ciri

    pengelolaan pada waktu masih menganut kebijakan terpusat. Karakteristik Manajemen

    Berbasis Sekolah menurut pemerintah lebih menekankan pada model manajemen yang

    memberikan otonomi kepada sekolah artinya sekolah mempunyai kebijakan tersendiri

    dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam hal pengelolaan meliputi

    pelatihan tim pelatih tingkat kabupaten, pelatihan terhadap sekolah/madrasah dan

    masyarakat (Kepala Sekolah, Guru Staf dan juga mitra kerja/Komite sekolah) dalam

    penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sekolah (RIPS) dan Rencana Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) oleh sekolah dan masyarakat. Adapun

    karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah yang dikemukakan oleh Nurkholis Bahwa :

    Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah meliputi misi sekolah, setrategi-setrategi

    manajemen, penggunaan sumber daya, perbedaan peran, hubungan antar manusia,

    kualitas para administrator, indikator-indikator pada efektifitas5.

    E. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam Manajemen

    Berbasis Sekolah.

    Yang dimaksud faktor pendukung adalah sesuatu yang dapat menjadikan

    pendidikan itu maju dan berhasil dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan

    pendidikan dapat dicapai. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor penghambat adalah

    5 Nurkholis, manajemen berbasis sekolah, teori, model dan aplikasi, jakarta, PT Grasindo, 2003,

    56-64

  • 15

    segala sesuatu yang dapat mengganggu jalannya pendidikan sehingga pendidikan tidak

    terwujud dengan baik.

    1. Faktor Pendukung

    a. Peserta Didik

    Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah setiap manusia yang

    sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Jadi, bukan hanya

    anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tuanya,

    bukan pula hanya anak-anak dalam usia sekolah. Pengertian ini didasarkan

    atas tujuan pendidikan yaitu manusia sempurna secara utuh, yang untuk

    mencapainya manusia berusaha terus menerus hingga akhir hayatnya6.

    Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan berjalan

    dengan lancar, efektif, dan efisien serta dapat mencapai tujuan pendidikan

    apabila peserta didik mengikuti pelajaran dengan tenang, memperhatikan

    penjelasan guru dengan seksama, belajar dengan rajin, mampu

    mengembangkan potensinya melalui diskusi-diskusi dengan temannya,

    disiplin waktu serta yang tak kalah pentingnya fasilitas-fasilitas dalam

    pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

    b. Faktor Pendidik dan Tenaga kependidikan

    Pendidik tidak sama dengan pengajar sebab pengajar hanya sekadar

    menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Menurut UU RI No.

    20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada bab XI pasal 39 ayat 2 disebutkan

    bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan

    dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

    6 Heri Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1999, 113

  • 16

    melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan

    pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik perguruan tinggi.

    Sedangkan pada pasal 42 ayat 1 disebutkan: pendidik harus memiliki

    kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan

    mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

    mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.

    Bagi guru Agama, disamping harus memiliki syarat-syarat tersebut,

    masih harus ditambah dengan syarat yang lain, yang oleh Direktorat

    Pendidikan Agama telah ditetapkan sebagai berikut: 1) memiliki pribadi

    mukmin, muslim dan muhsin; 2) taat untuk menjalankan agama

    (menjalankan syariat Agama Islam, dapat memberi contoh teladan yang baik

    kepada peserta didik); 3) memiliki jiwa pendidik dan rasa kasih sayang

    kepada anak didiknya dan ikhlas jiwanya; 4) mengetahui tentang dasar-dasar

    ilmu pengetahuan tentang keguruan, terutama didaktik dan metodik; 5)

    menguasai ilmu pengetahuan agama dan 6) tidak memiliki cacat rohaniah

    dan jasmaniyah dalam dirinya.

    Sedangkan tenaga kependidikan berperan penting yang mana dalam

    lembaga pendidikan jika tidak di dukung oleh tenaga kependidikan yang ahli

    atau teknisi data yang profesional maka lembaga tersebut akan semakin

    kurang dalam pelayanan baik dalam administrasi dan maupun pembelajaran.

    Jadi tenaga pendidikan di zaman seperti saat ini mau atau tidak mau harus

    dimiliki oleh sebuah lembaga guna memberikan pelayanan yang baik.

    c. Sarana dan Prasarana Manajemen Berbasis Sekolah

    Sebuah sekolah/lembaga pendidikan tak terlepas akan sebuah fasilitas

    ataupun sarana dan prasarana yang hal tersebut sangat memberikan pengaruh

  • 17

    terhadap proses Manajemen Berbasis Sekolah selanjutnya dibawah ini adalah

    beberapa sarana dan prasarana yang sangat menjadi jantung didalam sebuah

    lembaga : (Ruang Administrasi) administrasi yang terpisah dengan kantor

    guru akan mudah dalam, di tingkat SD/MI ruang TU yang terpisah masih

    jarang ditemui kebanyakan masih menyatu dengan ruang guru. (komputer)

    dunia teknologi semakin hari semakin canggih oleh karena itu apa bila

    lembaga pendidikan yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah pasti

    akan memberikan hal yang terbaik dalam hal pelayanan, (Aplikasi

    Pendukung Manajemen Berbasis Sekolah) dimana kebutuhan-kebutuhan

    yang banyak baik dalam soft copy maupun hard copy ini dalam lembaga

    pendidikan sangat dibutuhkan dan di masa ini menjadi persaingan di bidang

    teknologi, (Almari) Menjadi indah dan tertata rapi jika ada almari yang

    sesuai untuk diisi berbagai file-file yang kemudian memudahkan seorang

    Pendidik dan Tenaga Pendidik untuk mengurus perlengkapan dalam

    bertugas. (Ruang/Rak Arsip) Pendidik dan Tenaga Pendidik akan merasakan

    sebuah kenyamanan dalam menata sebuah file-file ataupun dokumen arsip

    yang disana jika rak arsip dimiliki dan dimanfaatkan oleh sebuah lembaga

    dan hal ini sangat mempengaruhi proses manajemen berbasis sekolah

    disebuah lembaga.

    d. Alat/Fasilitas pendidikan

    Alat pendidikan atau yang pada saat ini kerap disebut sarana dalam

    pembelajaran hal ini tentu menjadi sebuah faktor yang sangat berpengaruh

    dalam kualitas pendidikan disebuah lembaga dan apabila sebuah lembaga

    kurang memiliki banyak fasilitas belajar yang pasti akan sulit untuk

    menyajikan mutu yang baik.

  • 18

    Alat pendidikan sangat menunjang proses pembelajaran PAI, untuk

    itu pihak sekolah/madrasah harus menyediakan alat-alat pendidikan tersebut.

    Di mana alat pendidikan tersebut di antaranya adalah:

    1) Gedung sekolah yang memadai.

    2) Perpustakaan sekolah yang lengkap isinya, sehingga siswa dapat belajar

    secara mandiri dengan cara membaca buku.

    3) Alat peraga dan media pendidikan yang lengkap, sehingga penyampaian

    materi dari guru dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

    4) Sarana dan prasarana untuk ibadah.

    e. Faktor kurikulum

    Kurikulum merupakan suatu program bagi unit periodisasi sekolah

    dalam rangka mengantar anak-anak kepada taraf pendidikan, tingkah laku

    dan pola pikir yang diharapkan serta berusaha pula mengangkat derajat hidup

    masyarakat mereka dan merealisasikan tujuan akhirnya. Sistem pendidikan

    Islam menuntut pengkajian kurikulum yang Islami pula yang tercermin dari

    sifat dan karakteristiknya. Kurikulum seperti itu hanya mungkin, apabila

    bertopang dan mengacu pada dasar pemikiran yang Islami pula, serta

    bertolak dari pandangan hidup serta pandangan tentang manusia (pandangan

    antropologis) serta diarahkan kepada tujuan pendidikan yang dilandasi

    kaidah-kaidah Islami. Untuk memenuhi kriteria tersebut, suatu kurikulum

    yang Islami perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini : Perkembangan

    kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insani sehingga memiliki peluang

    untuk menyucikannya dan menjaganya dari penyimpangan sosial Kurikulum

    hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam, yaitu

    ikhlas, taat dan beribadah kepada Allah. Pentahapan serta pengkhususan

  • 19

    kurikulum hendaknya memperhatikan periodisasi perkembangan peserta

    didik. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum hendaknya tidak

    bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan, bahkan sebaliknya; dan

    terarah kepada pola hidup Islami.

    2. Faktor Penghambat

    a. Faktor Pendidik dan Tenaga Pendidik

    Karakteristik seorang Pendidik dan Tenaga Pendidik yang menjadi

    penghambat bagi peningkatan kualitas pembelajaran, di antaranya adalah:

    1. Seorang Pendidik dan Tenaga Pendidik tidak ikhlas dalam mengerjakan

    tugas semata-mata materialistik.

    2. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak mempunyai sifat penyabar dan

    pemaaf.

    3. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak berakhlak mulia dan tidak

    dapat memberikan contoh teladan kepada murid-muridnya dan para

    personil lainnya.

    4. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak menguasai bahan tugas dan

    pelajaran yang akan diberikan.

    5. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak bersikap dinamis, tidak mau

    menambah wawasan dan pengetahuannya.

    b. Sarana dan Prasarana Manajemen Berbasis Sekolah

    Seperti apa yang telah uraikan di faktor pendukung dalam poin

    Sarana dan Prasarana Manajemen Berbasis Sekolah ini yang pasti ada sebuah

    Sebuah titik lemahnya artinya keterbatasan dalam hal sarana dan maupun

    prasarana baik dalam bidang komputerisasi maupun perabot yang lain

  • 20

    sehingga sarpras tersebut bisa jadi penghambat apabila masih banyak yang

    kurangdimiliki.

    c. Faktor Alat Pendidikan

    Sedangkan alat pendidikan/fasilitas/sarana yang dapat menghambat

    Dalam manajemen berbasis sekolah adalah:

    1. Gedung sekolah yang kurang terawat

    2. Kurangnya manajemen sarana dan prasarana, sehingga kurang

    mendukung tercapainya manajemen berbasis sekolah yang optimal.

    3. Minimnya dana pendidikan sehingga menyebabkan sulitnya pengadaan

    sarana pendukung dalam MBS yang dibutuhkan.

    F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Berbasis Sekolah

    Selain mempunyai manfaat dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

    juga banyak faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Manajemen Berbasis Sekolah

    terhadap kemajuan sekolah oleh karena itu implementasi Manajemen Berbasis

    Sekolah membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak agar dapat terlaksana dengan

    baik.

    Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Manajemen Berbasis

    Sekolah yaitu : kewajiban sekolah, kebijakan dan prioritas sekolah peranan orang tua

    dan masyarakat, peranan profesionalisme, manajerial dan pengembangan profesi. Di

    lain sisi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Manajemen Berbasis Sekolah

    secara keseluruhan yakni pada keterbatasan sumber daya.

  • 21

    G. Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Berbasis Sekolah

    Konsep mutu (kualitas) telah menjadi fenomena dan kenyataan dalam seluruh

    aspek dan dinamika masyarakat global memasuki persaingan pasar bebas dewasa ini7.

    Dalam rangka meningkatkan kualitas Manajemen Berbasis Sekolah, maka

    peningkatan materi perlu mendapatkan perhatian karena dengan lengkapnya materi yang

    diberikan tentu akan menambah lebih luas pengetahuan dalam pengelolaan Manajemen

    Berbasis Sekolah. Materi/pelatihan tidak boleh menyimpang dari tujuan Manajemen

    Berbasis Sekolah yang telah dirumuskan.

    Mutu yang baik selalu menjadi dambaan setiap orang, terlebih pada bidang

    pendidikan kemudian mutu pendidikan pada dasarnya terdiri dari berbagai indikator dan

    komponen yang saling berkaitan8. Hal tersebut akhirnya lebih membawa kepada

    manajemen pengelolaan pendidikan yang kemudian sangat berpengaruh pada mutu

    pendidikan tersebut.

    Setiap proyek yang hendak dilaksanakan mempunyai sarana-sarana yang sesuai

    dengannya dan akan mewujudkan tujuannya. Mendirikan sebuah bangunan besar

    umpamanya, membutuhkan mesin-mesin, para arsitektur, bahan-bahan bangunan dan

    para pekerja. Demikian pula pendidikan merupakan satu proyek yang bertujuan

    mengarahkan dan memelihara perkembangan generasi manusia, guna merealisasikan

    tujuan akhir umat, yaitu tujuan yang diserukan oleh Allah SWT, agar kita menjadi

    sebaik-baik umat yang dikeluarkan demi kepentingan manusia.

    Tentang tujuan harus jelas dan tidak terlalu tinggi sehingga akan mudah tercapai

    sukses di dalam Manajemen Berbasis Sekolah. Sebagaimana seorang pemain sandiwara

    menarik perhatian penonton, demikian pula seorang guru/staf/manajer harus mampu

    7 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan........,117 8 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan........,139

  • 22

    memberikan perfomance terbaik didepan publik artinya agar dapat menarik perhatian

    simpati kepada mereka sehingga lembaga pendidikan dapat terpercaya dan sukses dalam

    mengelola pendidikan.

    H. Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah

    Dengan perencanaan kegiatan atau penyusunan program-program sekolah

    dengan melibatkan unsur guru-guru, masyarakat dan pihak pihak terkait yang dilakukan

    oleh kepala sekolah/madrasah hal ini akan mendorong terwujudnya keterbukaan dalam

    pelaksanaan program kerja sekolah/madrasah. Kegiatan perencanaan dilaksanakan

    dengan matang dan dimusyawarahkan secara terbuka dengan melibatkan semua unsur-

    unsur yaitu Kepala Sekolah, Guru, Komite dan wali murid hal ini mempunyai dampak

    yang positif terhadap keberhasilan sekolah, dengan melibatkan semuan unsur sekolah,

    maka guru, komite sekolah, orang tua, dan tokoh masyarakat merasa dilibatkan dan

    mempunyai rasa kepercayaan terhadap madrasah dan kegiatan madrasah. Hal ini

    menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi pihak tersebut untuk merasa memiliki terhadap

    sebuah madrasah dilingkungannya, sehingga dapat tercapai prestasi sekolah seperti yang

    diharapkan. Apabila program tersebut di atas tidak dilaksanakan, maka akan berdampak

    pada berkurangnya tingkat kepercayaan orang tua siswa terhadap transparansi kegiatan

    Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten

    Pacitan.

    Tindakan kepala sekolah dalam mengimplementasikan program kerja sekolah,

    dengan berupaya untuk menciptakan suasana kebersamaan dan kepercayaan antara guru

    dan pengurus sekolah, yang selaras dengan prinsip penerapan program Manajemen

    Berbasis Sekolah yaitu adanya keterbukaan partisipasi dan akuntabilitas, mempunyai

    dampak terhadap peran serta masyarakat, dan beralihnya pandangan masyarakat semula

  • 23

    masyarakat beranggapan bahwa pendidikan merupakan tugas sekolah, beralih pada

    pandangan bahwa keberhasilan pendidikan bukannya hanya menjadi tanggung jawab

    sekolah tetapi merupakan tanggung jawab sekolah dan masyarakat.

    Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I ini memang sudah

    menggunakan sistem Manajemen Berbasis Sekolah akan tetapi dimana masih banyak

    sektor-sektor kekurangan yang dimaksudkan untuk membangun Manajemen Berbasis

    Sekolah tersebut yang saat ini semakin jelas terlihat adalah dari segi tenaga pendidik dan

    kependidikan dimana sumber daya mereka sangat menjadi titik puncaknya pendidikan

    kepada peserta didik dalam menghadapi dan menjawab dunia global dengan demikian

    dari sisi inilah peningkatan mutu pendidikan ini yang sangat dan harus diutamakan oleh

    manajer dan pihak-pihak terkait.

    Selanjutnya setelah penulis mengamati jika dipilah-pilah dari beberapa masalah

    yang ada bahwa prosentase terbesar kedua adalah dari sisi pengelolaan keuangan

    madrasah ini adalah madrasah penerima Bantuan Operasional Sekolah sehingga pada

    setiap tiga bulan sekali laporan rutin penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah

    tersebut, meski madrasah ini sudah membuat laporan rutin namun hanya laporan

    Bantuan Operasional Sekolah yang rapi dalam pembukuannya entah mengapa

    permasalahannya ataukah memang dari instansi naungan belum ada form-form tentang

    pembukuan yang jelas untuk pengarsipan sebagai bukti authentik. Selain itu bukti

    pembelanjaan dalam setiap kegiatan pembelanjaan juga kurang sesuai, dari pernyataan

    diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab manajemen ini keuangan dan manajemen

    keuangan disebabkan pelatihan/pembinaan dalam mengelola hal itu sangat kurang dan

    atau mungkin sumber daya pengelola yang memang juga lemah.

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Menurut Bogdan

    dan Taylor dalam Moleong L.J penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian

    yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

    orang dan prilaku yang diamati1. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan

    pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Sejalan dengan definisi

    tersebut, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi

    tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

    pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan

    orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    deskriptif, karena dengan pendekatan deskriptif akan dihasilkan data yang berupa

    kata-kata, sebagaimana ciri-ciri yang ada dalam penelitian kualitatif. Penelitian

    deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

    informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut

    apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak

    dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa

    adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Ada beberapa jenis penelitian

    yang dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif yaitu : penelitian survai

    (survey studies), studi kasus (case studies), penelitian perkembangan

    (developmental studies), penelitian tindak lanjut (follow-up studies), analisis

    1 L.J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002, 3

  • 25

    dokumen (documentary analyses) dan penelitian konvensional (correlation

    studies)2. Dan penelitian ini termasuk dalam kategori studi kasus (case studies).

    B. Kehadiran Peneliti

    Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini

    dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu

    sendiri. Sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Dr. Sugiyono dalam penelitian

    kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri

    oleh karena itu peneliti juga harus siap divalidasi seberapa jauh peneliti siap untuk

    melakukan kualitatif3.

    Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi

    segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Ciri-ciri umum manusia sebagai

    instrumen mancakup segi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan

    keutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses data secepatnya, dan

    memanfaatkan kesempatan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan, dan

    memanfaatkan kesempatan mencari respon yang tidak lazim atau idiosinkratik.

    C. Data dan Sumber Data

    Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari

    mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau

    wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden

    yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik

    pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi,

    2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta Rineka Cipta, 1995), 309 3 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif R & D, Bandung, Alfabeta,

    2013,222.

  • 26

    maka sumber datanya bisa berupa benda gerak atau proses sesuatu. Apabila

    peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi

    sumber data. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data maka sumber

    data dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 (Tiga) dengan huruf

    depan P, singkatan dari bahasa Inggris, yaitu:

    Person : sumber data berupa orang, yaitu sumber data yang dapat

    memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis

    melalui angket. Dalam penelitian ini sumber data yang berupa person adalah;

    Kepala Sekolah, Staf TU, KTU dan Guru.

    Place : sumber data berupa tempat, yaitu sumber data yang menyajikan

    tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Dalam penelitian ini yang berperan

    sebagai sumber data berupa place adalah gedung sekolah, kantor kepsek, ruang

    guru, kantor staff sekolah, kantor TU, Ruang Administrasi, dan kelas-kelas untuk

    pelaksanaan proses belajar mengajar.

    Paper : sumber data berupa simbol, yaitu sumber data yang menyajikan

    tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol yang lain. Peneliti

    mengambil data dari file-file yang berada di dokumentasi sekolah dan dijadikan

    sebagai sumber data. Seperti dokumentasi mengenai data para guru dan karyawan,

    data siswa, dan data inventaris sarana dan prasarana pendidikan yang ada di

    Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I.

    Sedangkan Penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan penggalian data

    melalui wawancara. Yang dengan menggunakan sumber tersebut peneliti sudah

    dapat mendapat informasi berupa data yang akurat serta didukung dokumen-

    dokumen terkait.

  • 27

    D. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di sebuah lembaga pendidikan milik Yayasan

    Muhammadiyah yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I

    kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan, ditingkat Madrasah Ibtidaiyah

    Sekolah/Madrasah ini merpakan madrasah yang tidak begitu ketinggalan dalam

    hal prestasi dan juga output-output yang berkualitas.

    Alasan peneliti mengambil lokasi di sekolah ini dikarenakan dari tahun ke

    tahun Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I kecamatan Tulakan

    Kabupaten Pacitan terus mengalami kemajuan dalam bidang prestasi siswanya

    dan sarana dan prasarananya, dimulai dari perbaikan dan penambahan ruang kelas

    sebagai ruang belajar mengajar dan perlengkapan sarana pendidikan. Kualitas

    pembelajaran yang ditawarkan juga mengalami peningkatan, terutama pendidikan

    agama Islam dan olah raga. Walaupun guru Pendidikan Agama Islam ada 3

    Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebenarnya hanya 1 orang dan dibantu oleh 1

    orang guru BP, namun kualitas pembelajaran MI Muhammadiyah Jatigunung I

    kecamatan Tulakan. dapat dikatakan cukup baik. Salah satu faktor penunjangnya

    yakni sarana dan prasarana yang sudah memadai, fasilitas Manajemen yang bisa

    dikatakan cukup sehingga meski belum sebegitu canggih namun sudah dapat

    melaksanakan Proses Manajemen Berbasis Sekolah.

    E. Metode Pengumpulan data

    teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

    penelitian karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data tanpa

  • 28

    teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

    memenuhi standar yang diterapkan4.

    Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat

    pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup reliabel dan valid, maka

    datanya juga akan cukup reliabel dan valid. Selain itu metode serta cara dalam

    pengambilan data juga harus diperhatikan5. Dalam Penelitian ini peneliti

    menggunakan 3 metode yang sudah lazim di gunakan dalam penelitian kualitatif

    deskriptif, diantaranya adalah :

    1. Metode Observasi/Pengamatan

    Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data

    dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

    berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar,

    siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil

    kepegawaian.

    Dipandang dari sisi lain observasi atau pengamatan digunakan dalam

    rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil

    perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya

    sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja

    dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis

    dengan jalan mengamati dan mencatat.

    Yang dilakukan waktu pengamatan adalah mengamati gejala-gejala sosial atau problematika yang muncul dalam kategori yang tepat,

    mengamati berkali-kali dan mencatat segera dengan memakai alat bantu

    seperti alat pencatat, formulir dan alat mekanik. Dalam pelaksanaannya

    4 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian........, 224 5 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali, 1990, 92

  • 29

    digunakan alat Bantu seperti checklist, skala penilaian atau alat mekanik

    seperti tape recorder dan lainnya6.

    Metode ini digunakan peneliti untuk mengamati kondisi fisik dan non

    fisik yang berupa gedung, sarana dan prasarana penunjang Manajemen

    Pengelolaan Madrasah dan kegiatan belajar mengajar Di MI Muhammadiyah

    Jatigunung I Kecamatan Tulakan, serta sarana kerja kepala sekolah dan tenaga

    edukatif dalam rangka mengembangkan lembaga sekolah selanjutnya.

    2. Metode interview/wawancara

    Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan

    peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-

    cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan

    keterangan pada peneliti7. Wawancara ini dapat dipakai untuk

    melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Dalam penelitian ini,

    peneliti menggunakan metode interview dalam bentuk interview bebas

    terpimpin. bahwasannya interview bebas terpimpin yaitu kombinasi dari

    interview bebas dan interview terpimpin. Sedangkan Interview dapat

    dibagi menjadi 3 yaitu :

    a) Interview berstruktur, yaitu interview dimana hal-hal yang

    diberikan telah ditentukan terlebih dahulu.

    b) Interview non struktur, yaitu belum ada persiapan jawaban

    sebelumnya dari responden.

    c) Interview terarah, merupakan perpaduan dari dua macam interview

    diatas.

    6 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1999,

    11 7 Mardalis, Metode Penelitian ........, 64

  • 30

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan interview bebas

    terpimpin (terarah) sebagai metode bantu. Metode interview ini digunakan

    untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran pendidikan dan

    Proses Manajemen Berbasis Sekolah pada MI Muhammadiyah I

    Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan.

    Data yang diperoleh dengan metode interview ini mengenai

    informasi tentang Problematika Manajemen Berbasis Sekolah apa saja

    yang dapat diangkat dan sangat menjadi pengaruh dalam peningkatan

    mutu MBS di MI Muhammadiyah Jatigunung I bagaimana proses

    manajemen pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

    pendidikan di MI Muhammadiyah Jatigunung I serta bagaimana hasil

    peningkatan kualitas pembelajaran. melalui Manajemen Berbasis Sekolah.

    3. Metode Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,

    dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

    dari seseorang8.

    Mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-

    data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah

    yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-

    dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.

    Pengumpulan data melalui teknik ini digunakan untuk melengkapi

    data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Dengan analisis

    dokumentasi ini diharapkan data yang diperlukan benar-benar valid.

    8 Prof. Dr Sugiyono, Metode Penelitian........, 240

  • 31

    Metode ini dipergunakan untuk mencari data jumlah karyawan, data

    pendaftar, data kelulusan, data sarana-prasarana dan catatan-catatan lain

    yang relevan dengan permasalahan penelitian.

    Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan peneliti menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi, dari

    asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di

    dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

    benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,

    peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dokumentasi

    manajemen pendidikan dan lain sebagainya9.

    Dengan metode ini peneliti mendapatkan data-data mengenai

    kondisi obyektif MI Muhammadiyah Jatigunung I, data karyawan, data

    guru serta data siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I. Dan juga berbagai

    kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan di MI Muhammadiyah

    Jatigunung I.

    F. Metode Analisis Data

    Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis data

    untuk memperoleh kesimpulan dalam menganalisis data tersebut dilakukan secara

    deskriptif (menutur kata dengan apa adanya secara kualitatif) dengan metode

    induktifmetode induktif yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta

    atau peristiwa-peristiwa khusus kemudian ditarik generalisasi yang bersifat

    umum.

    Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber dengan

    menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacm-macam (triangulasi)10.

    Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

    dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

    9 L.J Moleong, Metodologi Penelitian....., 135 10 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian........, 243

  • 32

    dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Tujuan

    analisa di dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-

    penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti.

    Proses analisis data dianjurkan agar secepatnya dilakukan oleh peneliti,

    jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah

    menjadi kadaluwarsa. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan

    perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan fikiran peneliti. Agar hasil penelitian

    dapat tersusun sistematis, maka langkah peneliti dalam menganalisis data adalah;

    pertama, dengan mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok

    dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Kedua, mendisplay data yaitu

    menyajikan data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel dan

    sejenisnya. Dan ketiga melalui verifikasi/penarikan kesimpulan, yaitu kesimpulan

    yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang bersifat kredibel dan dapat

    menjawab rumusan masalah yang dikemukakan sejak awal.

    G. Pengecekan Keabsahan Data

    Pengecekan keabsahan data/validitas dalam suatu penelitian sangat

    penting dan harus dilakukan, karena kegiatan ini merupakan pembuktian bahwa

    apa yang telah diamati/data yang diperoleh sesuai dengan apa yang sesungguhnya

    menjadi kenyataan. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik

    pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria

    tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan

    (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan

    kepastian (confirmability).

  • 33

    Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi

    kesalahan dalam proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas

    terhadap hasil akhir dari suatu penelitian. Maka dari itu, dalam proses pengecekan

    keabsahan data pada penelitian ini harus melalui beberapa teknik pengujian data.

    Adapun teknik pengecekan keabsahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

    1. Perpanjangan Keikutsertaan

    Dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti dapat menguji

    ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang

    berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun

    kepercayaan subyek. Perpanjangan keikutsertaan juga menuntut peneliti

    agar terjun ke dalam lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna

    mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data.

    Distorsi dapat berasal dari responden, banyak di antaranya terjadi tanpa

    sengaja. Di pihak lain perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan untuk

    membangun kepercayaan para subyek terhadap peneliti dan juga

    kepercayaan diri peneliti sendiri.

    2. Ketekunan Pengamatan

    Maksud ketekunan pengamatan adalah untuk menemukan ciri-ciri

    dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau

    isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

    tersebut secara rinci. Peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan

    teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang

    menonjol. Kemudian ia menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik

    sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh

    faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa.

  • 34

    Kekurangtekunan pengamatan terletak pada pengamatan terhadap pokok

    persoalan yang dilakukan secara terlalu awal. Hal itu mungkin dapat

    disebabkan oleh tekanan subyek atau sponsor atau barangkali juga

    ketidaktoleransian subyek, atau sebaliknya peneliti terlalu cepat

    mengarahkan fokus penelitiannya walaupun tampaknya belum patut

    dilakukan demikian.

    3. Triangulasi

    Triangulasi Susan Stainback dalam buku Dr Sugiyono Tujuan

    Triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena.,

    tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah

    ditemukan11.

    Melihat pendapat diatas Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

    keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

    untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

    Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan

    melalui sumber lainnya.

    H. Tahap-tahap Penelitian

    1. Tahap Persiapan

    a) observasi pendahuluan

    b) mengurus surat izin penelitian

    c) membuat rancangan/desain penelitian

    d) mencari beberapa buku untuk dijadikan sebagai referensi agar penelitian

    lebih fokus dan terarah

    11 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian........, 241.

  • 35

    e) Membuat pedoman interview, sehingga data yang diperoleh lebih

    sistematis dan mendalam.

    2. Tahap Pelaksanaan

    a) Peneliti melaksanakan wawancara kepada para guru guna memperoleh

    data awal tentang proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan

    pelayanan manajemen di MI Muhammadiyah Jatigunung I Bersamaan

    dengan itu peneliti melaksanakan observasi langsung terhadap tugas-tugas

    guru dan staf MI Muhammadiyah Jatigunung I, agar penelitian lebih

    efisien maka peneliti hanya mengamati Kepala Madrasah, Guru dan TU

    staf. Serta mengadakan pengamatan langsung terhadap dokumen-dokumen

    penting yang ada di MI Muhammadiyah Jatigunung I guna mengetahui

    tentang hasil Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah.

    b) Peneliti melakukan wawancara yang lebih terarah dan mendalam,

    wawancara ini ditujukan kepada Kepala Mi Muhammadiyah Jatigunung I,

    untuk mengetahui kualitas mutu pendidikan di madrasah tersebut serta

    hambatan yang sering dikeluhkan oleh guru TU dan juga Stafnya.

    Wawancara dilanjutkan kepada Urusan kebendaharaan, wawancara ini

    dilakukan untuk mengetahui upaya yang akan dan sedang dilakukan guna

    meningkatkan kualitas realisasi pendanaan yang relevan dan akuntabel.

    Wawancara juga dilakukan Kepada Tata Usaha guna mengetahui proses

    manajemen pengelolaan teknisi data pendidikan yang ada di MI

    Muhammadiyah Jatigunung I. Wawancara yang terakhir ditujukan kepada

    guru guna mengetahui problem-problem yang mereka alami dan yang

    sangat intens berpengaruh dalam Manajemen Berbasis Sekolah di MI

    Muhammadiyah Jatigunung I.

  • 36

    BAB IV

    TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Diskripsi Objek Penelitian

    1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Muhammadiyah Jatigunung I

    Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 berdiri sejak tanggal 04 Juli 1963. Berawal dari kegiatan mengaji pada sore hari di

    masjid yang dipimpin oleh seorang tokoh Agama yang bernama Mbah

    Kasan Mustat, kegiatan mengaji tersebut santrinya cukup banyak akan

    tetapi jarang yang selesai mengaji atau sudah dewasa melanjutkan ke

    pondok atau madrasah lain namun ada dua orang santri yang

    melanjutkan ke pondok pesantren yaitu bpk Qomari dan Bpk Abdul

    Hamid, dengan kepulangan kedua sanitri tersebut ke kampung

    halamnya maka timbulah gagasan-gagasan dari masyarakat Dusun

    Pinggir Desa Jatigunung ingin merubah dari kegiatan mengaji tersebut

    seperti halnya TPA menjadi Madrasah Diniyah. Melihat semakin pesat

    santri yang belajar di Madrasah diniyah tersebut sehingga pada tahun

    1963 secara resmi Madrasah Diniyah itu berubah menjadi Madrasah

    Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1, dengan menempati sebuah

    rumah seorang warga masyarakat dusun pinggir Mbah Paikem Namun karena kurang strategis dan letaknyapun terlalu sulit dijangkau

    dengan demikian madrasah tersebut dipindahkan untuk menempati

    tanah hibah dari Mbah Paijem/Mbah Jumawan1.

    Meskipun Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 sudah

    dikatakan resmi akan tetapi belum ada surat izin operasional dari pemerintah

    ataupun Kementrian Agama serta Yayasan Muhammadiyah, tepatnya pada

    tanggal 04 Juli 1963 Surat Izin Operasional diterbitkan dan dengan demikian

    Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 sudah resmi.

    Dengan dipelopori oleh para pendiri madrasah tersebut yang

    diantaranya Mbah Minarjo, Mbah Marlan, Mbah Jumawan, Mbah Qomari

    1 Arsip/Dok Sejarah Berdiri MI Muhammadiyah Jatigunung I

  • 37

    serta Mbah Abdul Hamid para pendiri tersebut dan masyarakat berupaya

    memajukan Madrasah tersebut dan membangun kader kader Madrasah.

    Di bawah naungan Yayasan Muhammadiyah akhirnya Madrasah

    Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 lama kelamaan sekolah subur karena

    tidak ada saingan dari sekolah lain. Dan syukur alhamdulillah sampai saat ini

    sekolah masih tetap berjalan dengan lancar dan muridnyapun juga tidak kalah

    banyaknya dengan sekolah lainnya.

    2. Letak Geografis dan Identitas MI Muhammadiyah Jatigunung I

    Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I berada di Rt 01 Rw

    14 dusun Pinggir Desa Jatigunung Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan. Secara

    geografis Desa Jatigunung ini berbatasan dengan :

    a. Sebelah utara : Berbatasan dengan Desa Ngile

    b. Sebelah timur : Berbatasan dengan Desa Tulakan

    c. Sebelah selatan : Berbatasan dengan Desa Wonoanti

    d. Sebelah barat : Berbatasan dengan Desa Kalikuning

    Sedangkan batas batas MI Muhammadiyah Jatigunung I dengan Sekolah

    Lain adalah sebagai berikut :

    a. Sebelah utara : Berbatasan dengan SDN Jatigunung III

    b. Sebelah timur : Berbatasan dengan SDN Tulakan 1

    c. Sebelah selatan : Berbatasan dengan MI Muhammadiyah Wonoanti III

    d. Sebelah barat : Berbatasan dengan SDN Jatigunung 1

  • 38

    Sedangkan Identitas Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah

    Jatigunung I adalah sebagai berikut:

    Nama Madrasah : MI Muhammadiyah Jatigunung I

    Lokasi/Alamat : Jl. Pinggir-Jatigunung KM. 2 Tulakan

    Kabupaten : Pacitan

    Provinsi : Jawa Timur

    NPSN : 60714231

    NSM : 111235010082

    Status Madrasah : Swasta

    Akreditasi : B

    Tahun Berdiri : 04 Juli 1963

    Pimpinan : SUFYAN, S.Pd.I

    NIP : 19601115 200604 1 016

    3. Visi dan Misi Madrasah

    a) Visi

    Membentuk insan yang berakhlak mulia, bertaqwa, cerdas, iman,

    dan terampil. (BERCITRA).

    b) Misi

    Mengembangkan kreatifitas, potensi anak didik untuk mencapai

    harapan dan cita-cita.

  • 39

    4. Tujuan Berdirinya MI Muhammadiyah Jatigunung I

    a) Dapat mengamalkan ajaran Agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan

    pembelajaran.

    b) Meningatkan pengamalan salat lima waktu berjamaah, mengucapkan

    salam serta menguasai hafalan surat-surat pendek dan doa sehari-hari

    c) Menciptakan alumni MI Muhammadiyah Jatigunung I yang berkualitas,

    meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat

    Kecamatan ataupun provinsi.

    5. Kurikulum MI Muhammadiyah Jatigunung I

    Eksistensi kurikulum dalam sebuah lembaga mempunyai fungsi yang

    sangat penting, karena merupakan operasionalisasi yang dicita-citakan.

    Bahkan tujuan pendidikan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum

    pendidikan nasional. Kurikulum yang diterapkan di MI Muhammadiyah

    Jatigunung I mengacu pada kurikulum Kementerian Agama dan Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    (KTSP). Sehingga materi pelajaran yang diajarkan memuat materi yang ada di

    kedua instansi terkait tersebut ditambah dengan materi yang mengandung

    muatan lokal. Kurikulum MI Muhammadiyah Jatigunung I bisa dilihat dalam

    tabel berikut:

  • 40

    Tabel. 1

    KURIKULUM MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

    NO MATA PELAJARAN

    ALOKASI WAKTU

    KELAS

    I II III IV V VI

    A Pendidikan Agama Islam

    1. a) Bahasa arab 1 1 1 2 2 2

    b) Al-quran hadits 2 2 2 2 2 2

    c) SKI 2 2 2 2

    d) Akhidah akhlaq 2 2 1 1 1 1

    e) Fiqih 2 2 2 2 2 2

    2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

    3. Bahasa Indonesia 6 6 6 6 6 6

    4. Matematika 6 6 6 6 6 6

    5. Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 6 6 6 6

    6. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 3 3 3 3

    7. Seni Budaya Dan Keterampilan 2 2 2 2 2 2

    8. Pend. Olahraga 3 3 3 3 3 3

    B Muatan Lokal

    a) Bahasa inggris 2 2 2 2

    b) Bahasa daerah 2 2 2 2 2 2

    c) Kemuhammadiyahan 1 1 1 1 1 1

    d) Pengembangan Diri 2 2 2 2 2 2

    Jumlah jam/ Minggu 39 39 43 44 44 44

    Adapun pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MI Muhammadiyah

    Jatigunung I adalah :

    a) Waktu belajar menggunakan sistem semester.

    b) Pembelajaran menggunakan system guru kelas kecuali guru Bahasa

    Indonesia, Matematika dan Pendidikan Olah Raga.

    c) Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pukul 07:30 sampai dengan

    12 : 25 WIB. Dan alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit.

  • 41

    6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI Muhammadiyah

    Jatigunung I

    Di MI Muhammadiyah Jatigunung I mempunyai 6 Guru kelas dan 5

    Guru bidang studi yang semuanya masih berstatus Guru Tetap Yayasan.

    Untuk lebih rincinya bisa dilihat di tabel berikut:

    Tabel. 2

    KEADAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MI

    MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I TAHUN 2013/2014

    No Nama L/P Ijazah Jabatan

    1 SUFYAN, S.Pd.I L S1 Kepala Sekolah

    2 SUPARLAN L SLTA GTY

    3 PAERAN, S.Pd.I L S1 GTY

    4 RUDY SUSANTO, S.Pd L S1 GTY

    5 SURANTO, A.MA L D II GTY

    6 ENDRO RIYANTO, S.Pd.I L S1 GTY

    7 DWI SUCONDRO, S.Pd.I L S1 GTY

    8 ENIK WIDYAWATI, S.Pd.I P S1 GTY

    9 RINA RATIH, S.Pd.I P S1 GTY

    10 RENI PUSPITASARI, S.Pd P S1 GTY

    11 NOVIYANTI, S.Pd.I P S1 GTY

    12 MUAMAR ZAINUDIN L SLTA TU

    Sumber : Arsip Data Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI

    Muhammadiyah Jatigunung I

  • 42

    7. Keadaan Siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I

    Jumlah murid yang dimiliki MI Muhammadiyah Jatigunung I dari kelas 1

    sampai kelas 6 berjumlah 78 Siswa. Keadaan murid ini dapat dilihat di tabel

    berikut :

    Tabel. 3

    KEADAAN SISWA MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

    No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

    1 I 4 9 13

    2 II 5 10 15

    3 III 7 5 12

    4 IV 6 6 12

    5 V 7 5 12

    6 VI 10 4 14

    JUMLAH 39 39 78

    Sumber : Arsip Data Siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I

    Keadaan Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Jatigunung I

    Walaupun berada di lokasi pedesaan, namun sarana prasarana yang

    dimiliki MI Muhammadiyah Jatigunung I tidak kalah dengan yang berada di

    lokasi kecamatan/kota/kabupaten. Berdiri di atas tanah seluas 1463 M2 dan

    luas bangunan 390M2, sarana prasarana yang dimiliki MI Muhammadiyah

    Jatigunung I yakni :

  • 43

    Tabel. 4

    SARANA PRASARANA MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

    No Nama Sarana/Prasarana Jumlah Keterangan

    1. Ruang Kelas 6 Lokal

    2. Ruang Perpustakaan 1 Sudut

    3. Laboratorium IPA - -

    4. Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang

    5. Ruang Guru 1 Ruang

    6. Ruang Komputer 1 Ruang

    7. LCD Proyektor 1 Paket

    8. Ruang Kesehatan (UKS) 1 Sudut

    9. Kamar Mandi/WC Guru 1 Ruang

    10. Kamar Mandi/WC Siswa 1 Ruang

    11. Gudang 1 Ruang

    12. Ruang Administrasi 1 Sudut

    13. Tempat Bermain/Tempat Olahraga 3 Lokal

    14. Komputer 2 Paket

    15. Laptop 1 Buah

    16 Printer 2 Buah

    17. Sumber penerangan 1 Listrik PLN

    18. Papan Tulis 6 Buah

    19. Meja & kursi Guru 12 Paket

    20. Meja & kursi Siswa 45 Paket

    21. TV 21 inchi 1 Buah

    22. Sound Sistem 1 Paket

    Sumber : Data Sarpras MI Muhammadiyah Jatigunung I

    8. Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Jatigunung I

    Organisasi di MI Muhammadiyah Jatigunung I terstruktur mulai dari

    jabatan paling atas ditempati oleh bapak kepala sekolah dan selanjutnya

    ditempati oleh para staf dan guru mata pelajaran berada di bawah para staf.

    Untuk lebih jelasnya apat dilihat pada bagan berikut ini :

  • 44

    Bagan. 1

    STRUKTUR ORGANISASI MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

    WK Bendahara

    Rina Ratih, S.Pd.I

    BK

    Suranto, A.Ma

    WK Kurikulum

    PAERAN, ,S.Pd.I

    Komite Madrasah

    KHOIRUDIN

    Kepala Madrasah

    SUFYAN, S.Pd.I

    KTU Muamar Zainudin

    BK Suranto

    WK Humas

    Endro Ri