SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

89
SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK (STUDI KASUS PADA KANTOR KECAMATAN PANGKAJENE, KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN) OLEH : AFRIANI NOMOR INDUK MAHASISWA :105611125416 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Transcript of SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

Page 1: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

SKRIPSI

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK

(STUDI KASUS PADA KANTOR KECAMATAN PANGKAJENE,

KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN)

OLEH :

AFRIANI

NOMOR INDUK MAHASISWA :105611125416

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

i

SKRIPSI

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK

(STUDI KASUS PADA KANTOR KECAMATAN PANGKAJENE,

KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh :

AFRIANI

Nomor Stambuk :105611125416

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 3: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

ii

Page 4: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

iii

Page 5: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Afriani

Nomor Induk Mahasiswa : 105611125416

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi penelitian ini adalah karya saya sendiri dan

bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya bua dengan

sesungguhnya dan apa bila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 10 September 2021

Yang Menyatakan

Afriani

Page 6: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

v

ABSTRAK

Afriani, Muhlis Madani, dan Ihyani Malik. Kepemimpinan Perempuan

dalam Jabatan Publik (Studi Kasus pada Kantor Kecamatan Pangkajene,

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepemimpinan perempuan dalam

jabatan publik pada Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Data

penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi. Adapun jumlah

informan dalam penelitian ini adalah 7 orang. Hasil Penelitian menunjukkan

bahwa (1) Pemimpin perempuan sebagai the mother sudah terlaksana dengan baik

yakni pemimpin ada untuk mendengar bawahannya, (2) Pemimpin perempuan

sebagai obyek seksual atau penyemangat yang baik sudah berjalan dengan baik

karena para bawahan mampu bekerja tanpa diperintah, (3) Pemimpin perempuan

sebagai kesayangan terbukti ada karena para staff menjadikan kepala seksi

sebagai orang terdekat dan menyayangi mereka, (4) Pemimpin perempuan sebagai

wanita besi ada dalam kepemimpinan kepala seksi dilihat dari mereka yang tegas

kepada para staffnya guna memberi kedisiplinan dengan baik.

Kata Kunci: Kepemimpinan perempuan, jabatan publik

Page 7: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji syukur, penulis hatur dan panjatkan untuk kehadirat Allah

SWT, sang pencipta yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Kepemimpinan Perempuan

dalam Jabatan Publik (Studi Kasus pada Kantor Kecamatan Pangkajene,

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan)”.

Berbagai pihak yang telah memberikan semangat, dukungan dan bantuan

kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini, maka dari itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.

3. Bapak Nasrulhaq, S.Sos., MPA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara dan Ibu Nurbiah Tahir, S.Sos., M.AP selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk Universitas

Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.

4. Bapak Dr. Muhlis Madani, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Ihyani

Malik, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing II yang tak kenal lelah telah memberikan

Page 8: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

vii

bimbingan, mengarahkan, mengkoreksi, serta selalu mendorong dan membantu

untuk memberi semangat penulis hingga penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen baik Pengajar atau Asistennya, seluruh Staff

Pegawai di ruang lingkup Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk Universitas

Muhammadiyah Makassar.

6. Kedua Orang Tua dan segenap Keluarga Besar yang senantiasa memberikan

semangat dan spirit bantuan baik bentuk moril maupun materil.

7. Teman-teman seperjuangan Administrasi Negara terimakasih sudah

menemaniku berproses mulai dari maba hingga penulisan skripsi.

8. Segenap Pemerintah di Kantor Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan , dan seluruh Informan yang telah membantu dan memberikan

arahan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Saudara seperjuangan Angkatan Ilmu Administrasi Negara Federasi 2016

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai

rekan-rekan seperjuangan dalam memperjuangkan Toga.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang bersifatnya

membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 27 Agustus 2021

Afriani

Page 9: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8

A. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 8

B. Konsep dan Teori ................................................................................. 10

C. Kerangaka Pikir .................................................................................... 31

D. Fokus Penelitian ................................................................................... 32

E. Deskripsi Fokus Penelitian ................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 37

A. Waktu dan Lokasi ................................................................................ 37

Page 10: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

ix

B. Jenis dan Tipe Penelitian ...................................................................... 37

C. Sumber Data ......................................................................................... 38

D. Informan ............................................................................................... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 39

G. Teknik Pengabsahan Data .................................................................... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .............................. 42

A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. 42

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 45

C. Pembahasan .......................................................................................... 62

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 67

A. Kesimpulan .......................................................................................... 67

B. Saran ..................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Informan ................................................................................. 39

Tabel 4.1 Data Kepemimpinan ....................................................................... 44

Page 12: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir .......................................................................... 32

Gambar 4.1 Peta Pangkajene dan Kepulauan ............................................... 42

Page 13: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterlibatan perempuan menjadi syarat mutlak dalam upaya mewujudkan

pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan. Negara tidak mungkin

sejahtera jika para perempuannya dibiarkan tertinggal serta mengalami

diskriminasi, tersisihkan dan tertindas serta negara dan bangsa yang tidak

menghormati kaum perempuannya tidak akan pernah menjadi besar, baik di saat

ini maupun dimasa yang akan datang. Satu alasan mendasar sebagai penyebab

jatuhnya bangsa secara drastis adalah karena tidak memiliki rasa hormat dan

menghargai pada kehidupan perempuan yang di lukiskan sebagai kuat dan sakti.

Sehingga pembangunan yang utuh dan menyeluruh dari suatu negara

menuntut peranan penuh dari kaum perempuan dalam segala bidang. Bahwa

wanita baik sebagai warga negara maupun sebagai sumber insan pembangunan itu

mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria dalam

segenap kegiatan pembangunan di segala bidang kehidupan saat ini.

Selama ini wanita bukanlah sebagai subjek tetapi hanya dijadikan objek

dalam pelaksanaan pembangunan diberbagai negara, dan sebagian kebijakan yang

diputuskan juga tidak inspiratif dan tidak representatif terhadap wanita bahkan

wanita tidak disuarakan, tidak bersuara, dan tidak didengarkan suaranya bahkan

sering mendapat tindak diskriminasi. Agar wanita dapat diterima dalam semua

bidang tentunya perlu pengakuan, pembelaan dan dukungan dari masyarakat, dan

lingkungan sosial juga perlu mendukung untuk memposisikan wanita setara

Page 14: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

2

dengan laki-laki. Ini merupakan suatu kondisi masyarakat yang sangat erat

kaitannya dengan perubahan budaya patrialki yang selama ini sudah berkembang.

Dan iklim ini tentunya harus diciptakan oleh pemerintah dengan merancang

berbagai program sesuai dengan perspektif gender guna mempertegas kedudukan

kaum dalam kehidupan masyarakat. Serta banyaknya argumen-argumen yang

menunjukkan bahwa laki-laki lebih superior dibanding perempuan yang

menghambat munculnya pemimpinan perempuan. Asumsi bahwa pihak laki-laki

memiliki aset kekayaan yang mampu menghidupi istri dalam bentuk maskawin

dan pembiayaan hidup keluarga sehari-hari

Selama ini di masyarakat tradisional kuatnya budaya patrialki menyebabkan

tugas dan peran wanita diidentifikasikan sebagai pelaku peranan domestik saja.

Hal ini disebabkan karena wanita dianggap memiliki berbagai keterbatasan jika

melakukan peranan publik, serta keterbatasan dalam hubungan sosial budaya.

Peran wanita menurut pandangan ini, terbatas disektor domestik yang menyangkut

reproduksi biologis saja. Seharusnya peran wanita disektor domestik maupun

disektor publik dianggap berkedudukansama, namun tampaknya hal ini belum

terwujud walaupun telah mendapat pengakuan secara yuridis, dan hak wanita

dalam kehidupan politik serta pemerintah nyatanya sudah dijamin. Wanita

mempunyai hak untuk bekerja dalam berbagai bidang selagi pekerjaan yang

dilakukannya dalam keadaan sopan, memelihara agamanya, tidak melanggar

peraturan dan menghindari kesan-kesan negatif terhadap diri, berlandaskan hukum

dan sekitarnya. Keterlibatan wanita dalam pekerjaan tidak membebaskan mereka

dari tanggungjawabnya kepada keluarga. Ini menunjukkan wanita mempunyai 3

Page 15: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

3

(tiga) peranan serentak yaitu sebagai ibu kepada anak, isteri kepada suami dan

pekerja kepada Negara.

Namun terlepas dari kontroversi yang ada pada saat ini, negara Indonesia dan

juga negara lain, upaya peningkatan peran dan kedudukan wanita terus berlanjut.

Secara Konstitusional dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 1

dinyatakan pula bahwa “setiap warga negara bersamaan kedudukannya didalam

hukum dan pemerintahan, dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan

itu dengan tidak ada kecualinya”. Pembinaan peranan wanita sebagai mitra

sejajar pria ditujukan untuk meningkatkan peran aktif dalam kegiatan

pembangunan.” Dijelaskan bahwa wanita, baik sebagai warga negara maupun

sebagai sumber daya insani pembangunan mempunyai hak dan kewajiban yang

sama dengan pria dalam pembangunan disegala bidang. Wanita diakui sebagai

mitra sejajar pria. Jadi, tidak ada masalah bagi wanita untuk mengembangkan

potensinya disuatu bidang. Meskipun saat ini masih banyak terjadi perlakuan

diskriminasi terhadap wanita, namun jumlah wanita yang menduduki posisi

strategis sebagai perumus serta pelaksana kebijakan negara semakin bertambah.

Faktor yang menghambat kemajuan perempuan adalah kurangnya kebijakan

dalam organisasi yang mendukung keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan,

khususnya bagi perempuan yang memiliki keluarga. Kendati demikian, sudah

mulai banyak perusahaan yang women-friendly. Perusahaan memberikan

kesempatan bagi wanita untuk meniti kariernya, serta menghasilkan para

perempuan yang sukses dalam karier dan keluarga. Mereka sadar bahwa

Page 16: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

4

memberikan kesempatan bagi perempuan untuk naik ke posisi kepemimpinan

merupakan langkah strategis dan humanis untuk memajukan organisasi.

Struktur peranan wanita Indonesia, ide atau pemikiran dari Barat masuk

bersamaan dengan diperkenalkannya serta disebar luaskan pendidikan dari Barat

dalam kaitannya dengan politik etika yang dijalankan oleh kaum wanita

pemerintah Hindia dan belanda. Walaupun jumlahnya masih sangat terbatas,

namun mulai ada wanita yang berkesempatan menikmati pendidikan Barat itu.

Oleh karena itu, muncullah orang-orang yang sadar akan diri dan statusnya.

Banyak kendala serta masalah baru yang diterima wanita jika ia memainkan

peran gandanya. Namun berdasarkan Undang-undang nomor 12 tahun 2008

tentang Pemerintah Daerah khususnya dalam hubungannya dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia nomor 13 tahun 2002 tentang perubahan atas

Peraturan pemerintah nomor 100 tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam

Jabatan Struktural beserta peraturan pelaksanaannya, merupakan salah satu dari

Pengarusutamaan gender sebagai strategi paling mutakhir penyetaraan gender,

dengan maksud percepatan terciptanya suatu keadilan gender di masyarakat

dengan menggunakan sarana advokasi, studi dan perencanaan kebijakan,

menempatkan Otonomi Daerah sebagai momen yang sangat memberi harapan

secara khusus bagi wanita untuk menaikkan kedudukannya terutama di jabatan

publik.

Peran wanita pada era modern saat ini yang menggambarkan rendahnya peran

wanita dalam jabatan publik yaitu pada kantor Kecamatan, Kabupaten Pangkajene

setiap kantor Kecamatan di Kabupaten Pangkep dengan jabatan publik

Page 17: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

5

kepemimpinannya sebagian besar yang menempati posisi kepemimpinan tersebut

adalah laki-laki, kecuali pada kantor Kecamatan Pangkajene. Terdapat beberapa

perempuan yang berhasil menjadi pemimpin pada jabatan publik sebagai kepala

seksi di kantor Kecamatan Pangkajene diantaranya yaitu Henny Rosmala HS, SE,

M.si sebagai kepala seksi ketentraman dan tata tertib, Sukriah, S. Kom sebagai

kepala seksi perekonomian serta Sudarmiati, SP sebagai kepala seksi

pemerintahan, ini menunjukkan rendahnya peran wanita pada jabatan publik

kepemimpinan.

Penelitian ini penting dilakukan oleh peneliti agar dapat dijadikan

rekomendasi bagi Kantor Kecamatan Pangkajene khususnya bagi pemimpin

perempuan pada jabatan publik di kantor tersebut sekaligus dapat dijadikan

sebagai pedoman guna meningkatkan peran pemimpin wanita dalam jabatan

publik pada Kantor Kecamatan Pangkajene.

Menariknya penelitian ini karena akan mendeskripsikan dan menganalisis

peran kepemimpinan wanita pada Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan dengan menggunakan teori-teori dan konsep-konsep

terkait Ilmu Administrasi Negara dan Kepemimpinan Perempuan. Berdasarkan

gambaran yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik mengadakan

penelitian dengan judul “Kepemimpinan Perempuan dalam Jabatan Publik

(Studi Kasus pada Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada maka rumusan masalahnya adalah :

Page 18: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

6

1. Bagaimanakah pemimpin perempuan menjalankan kepemimpinannya

dalam jabatan publik di Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan?

2. Apakah faktor penghambat kepemimpinan perempuan dalam jabatan

publik di Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana pemimpin perempuan menjalankan

kepemimpinannya dalam jabatan publik di Kantor Kecamatan Pangkajene,

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat kepemimpinan perempuan dalam

jabatan publik di Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dalam skripsi ini terbagi dua yaitu:

1. Manfaat teoritis, penulis dapat berpartisipasi dalam perkembangan Ilmu

Pengetahuan Sosial dimasa yang akan datang, terutama Ilmu Administrasi

Negara.

2. Manfaat praktis, Dapat menjadi masukan dan memberikan rekomendasi

bagi instansi yang penulis jadikan objek penelitian.

Page 19: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai peran perempuan dalam jabatan publik telah diteliti

beberapa peneliti terdahulu, berikut beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan

rujukan untuk memahami kepemimpinan perempuan dalam jabatan publik.

Adapun yang menjadi rujukan dalam penelitian ini yaitu beberapa penelitian

terdahulu sebagai berikut :

1. Sultan Syarif Kasim (2016) dalam Judul "Analisis Peranan Wanita dalam

Jabatan Publik". Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan wanita

dalam jabatan publik pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Rokan

Hilir tergolong masih rendah, dikarenakan wanita itu sendiri yang

mencakup pendidikan, pengalaman terhadap peran, mentalitas dan

pemahaman wanita terhadap peran yang diemban.

a. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu Penelitian

terdahulu dengan penelitian sekarang membahas mengenai wanita

yang menjabat dalam jabatan publik, metode penelitian yang

digunakan kualitatif, menjelaskan faktor penghambat.

b. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu Penelitian

terdahulu menjelaskan mengenai peran sedangkan penelitian sekarang

fokus membahas mengenai kepemimpinan, narasumber penelitian

terdahulu hanya pemimpin perempuan, tanpa melibatkan staff,

Page 20: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

8

penelitian terdahulu mengambil objek Dinas Pendidikan Rokan Hilir

sedangkan penelitian sekarang di Kantor Kecamatan Pangkajene,

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

2. Firda Amalia (2018) dalam Judul "Kepemimpinan Perempuan dalam

Jabatan Publik di Provinsi Banten (Studi Kasus Bupati Lebak Periode

2014-2019". Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bupati lebak dalam

menjalankan Kepemimpinannya belum maksimal karena beberapa

indikator kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh pemimpin.

Kelebihannya seperti transparansi, Pemantauan dilakukan dengan tegas,

dan Visi misi yang sejalan. Sedangkan kekurangannya seperti konsultasi

belum sesuai harapan masyarakat.

a. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu Penelitian

terdahulu dengan penelitian sekarang fokus membahas mengenai

kepemimpinan, metode penelitian yang digunakan kualitatif, sumber

data primer,hasil penelitian memiliki kesamaan dengan penelitian

sekarang yaitu kepemimpinan perempuan belum terlalu maksimal.

b. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu Penelitian

terdahulu menambahkan penjelasan mengenai gaya kepemimpinan,

penelitian terdahulu mengambil objek Kantor Bupati Lebak sedangkan

penelitian sekarang di Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan.

3. Djumar Soewito (2018) dalam Jurnal Vol, 3 No. 1 yang berjudul "Peran

Kepemimpinan Perempuan dalam Jabatan Publik di Kantor Kelurahan Air

Page 21: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

9

Hitam Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda". Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa peran kepemimpinan perempuan dalam jabatan

publik belum optimal dalam melakukan pengawasan maka perlu adanya

pengawasan yang harus ditingkatkan oleh Lurah Kelurahan Air Hitam agar

bawahannya dapat meningkatkan semangat kerjanya.

a. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah Metode

penelitian yang digunakan kualitatif, sumber data primer, hasil

penelitian terdahulu memiliki kesamaan dengan penelitian sekarang

yaitu kepemimpinan perempuan dalam jabatan publik belum terlalu

maksimal, menjelaskan faktor penghambat kepemimpinan perempuan.

b. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian

terdahulu menjelaskan mengenai peran sedangkan penelitian sekarang

fokus membahas mengenai kepemimpinan, menjelaskan faktor faktor

pendukung, penelitian terdahulu mengambil objek Kantor Kelurahan

Air Hitam Kecamatan Samarinda sedangkan penelitian sekarang di

Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan.

B. Konsep dan Teori

Konsep adalah defenisi yang digunakan oleh para peneliti untuk

menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial-ekonomi. Sedangkan teori

adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk

mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam organisasi, (Sugiyono,

2010:55). Sebagai landasan atau teori-teori untuk menerangkan peran wanita

Page 22: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

10

dalam jabatan publik, khususnya peran perempuan dalam jabatan publik pada

kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan kepulauan. Maka

teori–teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Teori Kepemimpinan

Menurut (Uswatun 2012) beberapa teori yang terdapat dalam

kepemimpinan yaitu:

a. Teori Karakter

Suatu teori yang berusaha mengidentifikasikan beberapa karakteristik

atau sifat pemimpin yang khas yang dihubungkan dengan keberhasilan

seorang pemimpin. Karakter yang dapat diperhatikan seperti intelegensia,

kepribadian, fisik karakter, kemampuan pengawasan dan sebagainya.

Intelegensia, seorang pemimpin lebih pintar dan cerdik dari pengikut.

Namun perbedaan intelegensia dapat menimbulkan masalah antara

pemimpin dan pengikut. Kelebihan kepintaran seorang pemimpin mampu

membuat kepemimpinan lebih efisien dan efektif. Kepribadian, seorang

pemimpin memiliki sifa yang selalut siaga, integritas secara pribadi,

kepercayaan diri, dan penuh inisiatif. Pada prinsipnya ada kepribadian tertentu

yang membedakan pemimpin juga yang bukan pemimpin. Karakteristik fisik,

seorang pemimpin dapat terlihat dari karakter fisiknya. Dengan pengertian lain

menganggap sikap fisik membedakan antara pemimpin dan bukan yang

pemimpin (penampilan fisik). Akan tetapi semua anggapan ini menimbulkan

diskusi yang sangat tajam. Kenyataan banyak menunjukkan sulit melihat

efektifitas pemimpin dari penampilan fisikis.

Page 23: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

11

Stogdil (dalam Sobry S, 2014) mengatakan terdapat hampir sama

banyaknya definisi kepemimpinan dengan banyaknya orang yang

mendefinisikannya seperti menemukan terdapat hubungan yang sangat positif

antara tingkat berbagai pengawasan dengan tingkat hirarki. Krikpatrick dan

Locke menambahkan bahwa pemimpin tidak juga harus memiliki intelegensi

yang tinggi akan tetapi pemimpin harus memiliki “hal-hal yang bagus dan

tepat atau karakter/sifat untuk menjadi efisien dan efektif.

Adapun beberapa hal yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin

adalah: ambisi dan energi, hasrat untuk memimpin bawahannya juga

kejujuran, kepercayaan diri, dan sosiabilitas, pengetahuan serta stabilitas

emosi. Adapun beberapa alasan teori yang cirinya kurang tepat di dalam

menerangkan bentuk efektifitas kepemimpinan. Karena mengabaikan pengikut

atau bawahan, kurang mampu dapat menjelaskan pentingnya beberapa ciri,

dan mengabaikan beberapa faktor situasional.

Hasil ringkasan (Chozin 2016) dalam One Two Leadership yaitu

sebagai berikut:

1) Pemimpin harus mempunyai rasa tanggung jawab yang kuat dan memiliki

keinginan menyelesaikan tugas.

2) Keras hati untuk mencapai tujuan.

3) Suka berpetualang sehingga dapat menyelesaikan masalah.

4) Dorongan-dorongan yang berinisiatif dalam situasi sosial.

5) Rasa percaya diri yang baik dan memiliki identitas pribadi.

Page 24: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

12

6) Kemauan menerima konsekuensi dengan keputusan dan tindakan yang

dilakukan.

7) Kesiapan hati dan mental dalam menerima tekanan.

8) Kemauan dalam memberi toleransi terhadap frustrasi dan penundaan.

9) Kemampuan mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain.

10) Kapasitas yang membuat struktur sistem interaksi sosial sesuai dengan

tujuan-tujuan yang dikehendaki.

b. Teori Perilaku

Teori perilaku kepemimpinan adalah teori-teori yang mengemukakan

bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Dalam

teori perilaku terdapat dua pendekatan yaitu: job centered dan employee

centered. Job centered adalah pemimpin yang berpusat pada pekerjaan, yang

mengawasi secara ketat dan memperhatikan kerja orang lain. Sedangkan

employee centered adalah memperhatikan hubungan dengan karyawan,

memperhatikan kepuasan pengikut. Teori perilaku dapat memperlihatkan

bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya

dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan serta gaya atau perilaku

kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara

memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara

mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara

menegakkan disiplin, cara memimpin rapat serta cara menegur dan

memberikan sanksi.

Page 25: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

13

c. Teori Kontingensi

Teori Kontigensi yang dikembangkan oleh Fiedler. Menurut Fiedler suatu

prestasi kerja suatu kelompok sangat dipengaruhi beberapa sistem motivasi

dari hal kepemimpinan dan sejauh mana pemimpin bisa melakukan

pengendalian dan mempengaruhi situasi tertentu. Kepemimpinan dapat dilihat

sebagai suatu hubungan yang didasari oleh kekuatan dan pengaruh-

pengaruhnya.

1) Kepemimpinan yang efektif berada di “belajar seperti pemimpin yang

baik”.

2) Penolakan-penolakan terhadap pemikiran “satu jalan menjadi terbaik”.

3) Perilaku dan sikap pemimpin sesuai tergantung dengan karakteristik

tertentu dari pemimpin, situasi yang terjadi pada bawahan (mereka-mereka

yang dipimpin).

4) Dasar teori kontingensi sendiri ialah perilaku dan sikap pemimpin berubah

sesuai dengan kondisi dan keadaan tertentu.

Terdapat dua pertimbangan yang sangat penting yaitu

sejauh mana kondisi dan situasi memberikan seorang pemimpin kekuatan dan

pengaruh yang dibutuhkan agar menjadi efektif dan sampai sejauh mana

pemimpin bersikap sehingga dapat meramalkan efek dari gaya-gaya pemimpin

pada perilaku atau prestasi-prestasi pengikut. Adapun efektifitas

kepemimpinan yang dicetuskan oleh Fiedler tergantung pada interaksi antara

gaya kepemimpinan dengan situasi yang mendukung, sebagai berikut:

Page 26: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

14

1) Struktur-struktur kebutuhan pemimpin; apakah motivasi pada pencapaian

tugas serta beberapa hubungan antar pribadi.

2) Kendali kondisi dan situasi pemimpin, yakni keyakinan pemimpin bahwa

tugas bisa diselesaikan. Kendali situasi adalah fungsi dari; hubungan

pemimpin ke anggota (tingkat-tingkat keyakinan, kepercayaan, dan respek

bawahan terhadap beberapa pemimpin mereka), struktur tugas (tingkat di

mana penugasan pekerjaan diprosedurkan yakni terstruktur dan yang tidak

terstruktur), kekuasaan serta jabatan-jabatan (tingkat pengaruh yang

dimiliki seorang pemimpin mempunyai variabel kekuasaan seperti

mempekerjakan, dan memecat, mendisiplinkan, juga mempromosikan, dan

menaikan gaji bawahan).

3) Interaksi dalam struktur kebutuhan pemimpin dengan kendali situasi.

Fiedler mengevaluasi situasi dalam ketiga variabel kemungkinan tersebut

(hubungan pemimin-anggota, struktur beberapa tugas dan juga kekuasaan

jabatan). Hubungan pemimpin dan anggota baik atau buruk, struktur tugas

tinggi maupun rendah, kekuasaan jabatan yang kuat atau lemah. Fiedler

mengatakan bahwa semakin baik hubungan antara pemimpin dengan

bawahan-bawahan dan anggotanya, makin terstruktur pekerjaan itu, dan

makin kuat kekuasaan posisi, makin banyak kendali atau pengaruh yang

dimiliki pemimpin itu.

d. Teori Kepemimpinan Situasional (Situasional Leadership Theory).

Teori kepemimpinan situasional, yang pernah dikembangkan oleh Hersey

dan Blanchard. Teori ini selalu berusaha memberikan beberapa pemahaman

Page 27: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

15

kepada pemimpin mengenai kaitan antara gaya kepemimpinan yang efisien

dan efektif dengan tingkat-tingkat kematangan dari pengikutnya. Hersey dan

Blanchard berpendapat bahwa anggota itu merupakan faktor yang sangat

penting di situasi kepemimpinan. Tingkat-tingkat kematangan dari bawahan

menentukan gaya efektif dari seorang pemimpin. Dengan demikian konsep

dari teori kepemimpinan yang situasional sangat menekankan bahwa seorang

pemimpin hendaknya menganalisa dengan cermat tingkat kematangan anggota

ketika melaksanakan tugasnya. Misalnya beberapa anggota yang sudah bisa

memotivasi dirinya sendiri dan akan sangat sesuai jika ia dipimpin dengan

cara-cara delegasi.

Artinya dia bisa dipercaya penuh mengerjakan tugas-tugasnya secara

mandiri tanpa perlu ada beberapa pengawasan melekat. Jadi dalam hal ini

seorang pemimpinlah yang menyesuaikan dirinya dengan tuntutan-tuntunan

situasi. Sehingga Teori Situasional mengusulkan bahwa pemimpin harus

bertindak yang terbaik berdasarkan variabel situasional. Gaya-gaya

kepemimpinan yang sangat berbeda mungkin lebih tepat untuk beberapa jenis

tertentu dalam pengambilan keputusan tertentu. Seperti, seorang pemimpin

berada dalam kelompok yang anggotanya berpengetahuan dan berpengalaman,

gaya otoriter mungkin paling tepat. Dalam kasus lain di mana anggota

kelompok adalah ahli yang terampil, gaya demokratis akan lebih efektif.

e. Teori Partisipatif

Teori kepemimpinan partisipatif ini harus bias menunjukkan bahwa gaya-

gaya kepemimpinan yang ideal adalah mengambil masukan dari orang lain.

Page 28: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

16

Para pemimpin harus bisa mendorong partisipasi dan kontribusi dari anggota

kelompok dan bisa membantu bebrapa anggota kelompok merasa lebih

berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap berbagai proses pengambilan

keputusan. Dalam teori partisipatif, sehigga pemimpin berhak untuk

memungkinkan beberapa masukan pendapat dari orang lain.

f. Teori Manajemen

Teori manajemen juga dikenal dengan teori transaksional, yang fokus pada

peran-peran pengawasan kinerja, beberapa organisasi dan kelompok. Teori ini

diliht berdasarkan pada sistem imbalan dan hukuman. Teori manajemen sering

digunakan dalam bisnis, ketika karyawan berhasil mereka dihargai, ketika

mereka gagal mereka ditegur atau dihukum.

g. Teori Hubungan

Teori hubungan dikenal sebagai teori transformasi, yang dimana teori ini

fokus pada hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikut.

Pemimpin transformasional tersebut hrus bias memotivasi dan menginspirasi

sehingga bisa membantu beberapa anggota kelompok melihat penting dan

baiknya suatu tugas. Pemimpin fokus pada kinerja anggota kelompok dan juga

ingin setiap orang untuk memaksimalkan potensinya. Pemimpin dengan gaya

ini sering memiliki standar etika dan moral yang tinggi.

h. Teori Greatman

Menurut teori Greatmen ini, seorang pemimpin yang besar dilahirkan

dengan berbagai karakteristik tertentu seperti sesuatu yang memiliki karisma,

keyakinan, kepintaran dan kecerdasan dan keterampilan sosial yang

Page 29: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

17

membuatnya dapat terlahir sebagai pemimpin yang alamiah. Teori greatman

mengasumsikan bahwa beberapa kapasitas untuk memimpin adalah sesuatu

yang melekat, pemimpin besar dilahirkan bukan dibuat. Teori ini

menggambarkan seorang pemimpin yang heroik dan memang sudah

ditakdirkan dengan menjadi pemimpin atau memimpin karena beberapa

kondisi sudah membutuhkannya

Kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata “pimpin” yang artinya bimbing

atau tuntun. Sedangkan kepemimpinan yaitu kemampuan seseorang dalam

mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan, Pasolong (2013:107).

Menurut Kadarusman (2012) Kepemimpinan (leadership) dibagi tiga yaitu:

(1) Self Leadership, (2) Team Leadership, (3) Organizational Leadership. Self

Leadership yang dimaksud adalah memimpin diri sendiri agar jangan sampai

gagal atau melakukan kesalahan dalam menjalani hidup. Team Leadership

diartikan sebagai memimpin orang lain. Pemimpinnya dikenal dengan istilah team

leader (pemimpin berkelompok) yang memahami segala bentuk tanggung jawab

kepemimpinannya, serta menyelami kondisi bawahannya. Kesediaannya dalam

meleburkan diri dengan berbagai tuntutan dan konsekuensi dari tanggung jawab

yang dipikulnya, serta mampu berkomitmen untuk membawa bawahannya

mengeksplorasi kapasitas yang ada dalam dirinya hingga mampu menghasilkan

prestasi tertinggi.

Sedangkan organizational leadership dilihat dalam konteks suatu organisasi

yang dipimpin oleh Organizational Leader (pemimpin organisasi) yang mampu

memahami persoalan dan masalah bisnis perusahaan yang dipimpinnya,

Page 30: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

18

membangun visi dan misi pengembangan bisnisnya, serta kesediaan untuk

melebur dengan berbagai tuntutan dan konsekuensi tanggung jawab sosial, serta

komitmen yang tinggi untuk menjadika perusahaan yang dipimpinnya sebagai

pembawa berkah bagi komunitas baik itu tingkat lokal, nasional, maupun yang

internasional.

Kepemimpinan secara dinamis dapat melibatkan hubungan seseorang atau

beberapa orang dan hanya terbentuk dalam suatu lingkungan. Seorang hanya bisa

diklaim sebagai seorang pemimpin jika dirinya mempunyai sejumlah pengikut.

Selanjutnya adanya ikatan emosional dan rasional yang terjalin antara para

pemimpin dan pengikutnya terkait kesamaan nilai yang ingin ditanam dan disebar

serta pencapaian tujuan yang sama. Walaupun dalam kenyataannya pemimpin

yang biasanya memperkenalkan atau bahkan merumuskan nilai dan tujuan. Dalam

kepemimpinan ada beberapa unsur dan karakter yang sangat menentukan untuk

pencapaian tujuan suatu organisasi.

Menurut Gibb dalam Salusu (2006:203), terdapat empat elemen utama dalam

kepemimpinan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu pemimpin

yang mennjukkan kepribadian pemimpin, kelompok, bawahan yang muncul

dengan berbagai kebutuhannya, sikap serta masalah-masalahnya, dan situasi yang

meliputi beberapa keadaan fisik dan tugas kelompok.

Menurut Robbert (2002: 352) bahwa pemimpin ialah seorang yang diharapkan

memiliki keahlian dalam memberi petunjuk serta mempengaruhi individu untuk

mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan di pandang sangat penting karna dua

hal yaitu adanya realita bahwa pergantian pemimpin sering kali mengubah kinerja

Page 31: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

19

suatu unit, lembaga atau organisasi salah satu faktor internal berpengaruh terhadap

keberhasilan ialah kepemimpinan dimana proses kepemimpinan pada setiap

jenjang organisasi, kompetensi, dan tindakan pemimpin yang bersangkutan.

Kepemimpinan merupakan inti dari pada suatu organisasi karena

kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat

manusia dan alat lainnya dalam suatu organisasi. Pentingnya peran kepemimpinan

dalam usaha pencapaian tujuan suatu organisasi sehingga bisa dikatakan bahwa

kegagalan atau sukses yang pernah dialami suatu organisasi ditentukan oleh

sebagian besar dari kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh orang yang diserahi

tugas memimpin dalam organisasi itu. Menurut Thoha (2003:9) Kepemimpinan

merupakan kegiatan dalam mempengaruhi sikap orang lain atau seni dalam

mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Sedangkan

kepemimpinan sendiri dalam konteks islam dapat dijadikan nilai-nilai dasar

pengetahuan untuk mempelajari lebih dalam model dan karakteristik

kepemimpinan dalam lembaga-lembaga islam.

Terdapat pula beberapa argumen atau pertanyaan yang dikemukakan

beberapa ulama kontemporer yang menyatakan bahwa dari tradisi terdahulu tidak

memunkinkan untuk perempuan dalam memimpin suatu jabatan karna legitimasi

dan tidak dihormati oleh masyarakat jika mereka atau perempuan yang

memimpin. Walau perlu dipahami oleh seorang pemimpin mengenai prinsip yang

berkaitan langsung dengan kepemimpinan yaitu bagaimana menjadi pengikut

yang baik (followership). Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang juga

Page 32: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

20

dapat menjadi pengikut yang efektif, seperti ungkapan yang sering diucapkan,

“sebelum engkau mampu memimpin, maka engkau harus belajar mengikuti”.

Menurut teori West Point bahwa “pemimpin yang mampu lahir dari

tingkatan pengikut yang mampu” karena kebanyakan orang di dalam organisasi

pada keadaan tertentu menjadi seorang pemimpin, dan dalam keadaan tertentu

juga adalah sebagai pengikut. Oleh karena itu, agar mampu menjadi seorang

pemimpin yang efektif dan berhasil, maka perlu adanya pemimpin yang mampu

mengembangkan kemampuannya sebagai pengikut dan juga pada saat yang sama

mampu mengembangkan bawahannya menjadi pengikut yang efektif.

Menurut U.S. Army, ada sebelas dasar kepemimpinan yang dimiliki oleh

seorang pemimpin :

1) Layak Teknis: pemimpin harus memahami tugasnya dan tanggung jawaabnya

serta memiliki pemahaman yang kuat terhadap tugas yang diberikan dari

karyawan-karyawannya;

2) Mengembangkan rasa tanggung jawab bawahan: Membantu dalam

mengembangkan perilaku-perilaku yang baik sehingga dapat membantu

bawahan dalam mempertanggung jawabkan serta professional;

3) Memastikan tugasnya dipahami, serta diselesaikan: Komunikasi adalah kunci.

Seorang pemimpin harus mampu untuk berkomunikasi secara efektif.

Pemimpin harus menghabiskan seluruh harinya dengan berkutat pada

komunikasi. Penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa manager (pemimpin

organisatorial) menghabiskan 70 hingga 90 persen waktunya setiap hari

dengan komunikasi serta aktivitas terkait .

Page 33: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

21

4) Memastikan bawahan memperoleh informasi yang jelas, memahami

bagaimana berkomunikasi tidak hanya staf muda tetapi dengan staf senior juga

orang lain dengan sebaik-baiknya;

5) Memahami bawahan dan memperhatikan perilakunya: selalu menunjukkan

sikap baik dan mengetahui seberapa pentingnya perhatian awal kepada

bawahan;

6) Memahami diri sendiri dan meningkatkan mutu (kaizen): Selain memahami

diri sendiri, pemimpin harus memahami siapa dirinya, apa yang ia ketahui,

dan apa yang bisa ia kerjakan. Melakukan peningkatan diri sendiri

maksudnya terus mengerjakan dan memperkuat perilaku dan skill. Hal ini

dapat dicapai dengan belajar sendiri, mengerjakan pendidikan formal,

megikuti pelatihan, refleksi, serta berinteraksidengan orang .

7) Membuat keputusan yang jelas dan permanen: dengan metode yang bagus

untuk digunakan dalam penyelesaian masalah, dalam perencanaan juga

dalam pengambilan keputusan.

8) Bertanggung jawab dengan mengambil tindakan di atasnya: mencari jalan

yang terbaik sehingga bisa membimbing suatu organisasi menuju level yang

baru. Apabila adanya hal-hal yang yang tidak baik terjadi, tidak

menyalahkan orang lain tetapi menganalisis terlebih dahuluu situasi yang

terjadi, selanjutnya melakukan tindakan perbaikan, dan segera bergerak

mencari tantangan baru.

9) Menjadi teladan yang baik bagi bawahan. Bawahan tidak hanya diberi tahu

apa yang menjadi target tujuan mereka tetapi melihat bagaimana pemimpin

Page 34: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

22

mengejawantahkan dalam mewujudkan kualitas dan etika organisasi.

Pemimpin harus bisa mengerjakan apa yang menjadi harapan bawahan saat

terlihat oleh mereka.

10) Melatih sebagai anggota tim: tidak hanya fokus pada divis, bagian, atau

bawahan, tetapi menganggap seluruh organisasi sebagai suatau kesatuan

untuk terus belajar dan sukses bersama.

11) Menggunakan keahlian penuh dari organisasi anda: Dengan meningkatkan

semangat organisasi, anda akan bisa memanfaatkan kemampuan dari seluruh

anggota organisasi menuju pencapaian tujuan suatu organisasi.

Selain itu, Menurut US Army ada empat factor yang penting di dalam suatu

kepemimpinan :

1) Pemimpin

2) Pengikut

3) Komunikasi serta

4) Situasi

Hargreaves and Fink (2006) menuliskan tujuh prinsip kepemimpinan :

1) Kepemimpinan yang berlanjut menyediakan dan menciptakan

pembelajaran yang berlanjut.

2) Kepemimpinan yang berlanjut menjamin kesuksesan setiap saat.

3) Kepemimpinan yang berlanjut memelihara keberlangsungan

kepemimpinan kepada pihak lain.

4) Kepemimpinan yang berlanjut memberi pesan keadilan sosial.

5) Kepemimpinan yang berlanjut cenderung mengembangkan dibandingkan

Page 35: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

23

menghabisi sumber daya material dan manusia.

6) Kepemimpinan yang berlanjut meningkatkan keberagaman juga kapasitas

lingkungan.

7) Kepemimpinan yang berlanjut mengerjakan aktivitas yang berkaitan

dengan lingkungan.

Menurut Gibson kepemimpinan adalah suatu usaha untuk menggunakan gaya

mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai

tujuan sedangkan menurut Fleishman (Gibson dkk,1998) kepemimpinan adalah

suatu usaha mempengaruhi anggota kelompok atau orang antar perseorangan,

lewat proses komunikasi, untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan. Definisi

ini mengandung arti :

1) Bahwa kepemimpinan mencakup penggunaan pengaruh, dan bahwa semua

hubungan antar perseorangan dapat menyangkut kepemimpinan;

2) bahwa kepemimpinan berhubungan dengan pentingnya komunikasi, kejelasan

dan ketelitian komunikasi mempengaruhi perilaku dan hasil kerja para anggota

atau bawahan; dan

3) bahwa kepemimpinan memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan,

efektivitas pemimpin secara khusus dipertimbangkan dari segi tingkat

tercapainya satu atau beberapa tujuan.

Menurut Kanter (1977) Kepemimpinan yaitu suatu usaha

memberdayakan orang lain, membentuk visi misi, dan mendorong orang dari

berbagai fungsi. Disiplin untuk memperbaiki industry, komunitas, negara dan

antar negara.

Page 36: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

24

Dari beberapa pendapat ahli diatas peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa kepemimpinan merupakan inti dalam suatu organisasi baik mengerjakan

segala sesuatu dalam organisasi maupun dalam mempengaruhi anggota

kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Konsep Kepemimpinan Perempuan

Kepemimpinan adalah suatu sikap mempengaruhi orang lain untuk

mencapai suatu tujuan dengan visi dan misi yang kuat. Masalah kepemimpinan

telah lama muncul bersamaan dengan awal mula sejarah manusia, yaitu sejak

manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai tujuan

bersama. Mereka saling membutuhkan satu sama lain karena semuanya memiliki

kelebihannya masing-masing. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena manusia

selalu mempunyai keterbatasan serta kelebihan-kelebihan tertentu.Pemikiran

masyarakat pada umumnya jika berbicara mengenai kepempinan, identik dengan

kaum laki-laki padahal jika kita telaah lagi perempuan juga memiliki jiwa

kepemimpinan, yang tidak jauh berbeda kemampuannya dalam memberi arahan

dalam berorasi juga beretorika bahkan memberi gagasan dan berbagai pemikiran

yang baik.

Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota

organsasi untuk mencapai tujuan organisasi serta merupakan unsur penentu bagi

keberhasilan suatu organisasi, terlebih lagi dalam menuju perubahan. Menurut

Nurkolis Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh

peimpin kepada pengikutnya dalam upaya pencapaian tujuan organisasi

sedangkan kepemimpinan yang diajukan oleh Mullins (2005) yaitu kepemimpinan

Page 37: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

25

adalah a relathionship through wich one person influentcheste behaviour or

actions of other people. Definisi mullins menekankan pada konsep “hubungan”

yang dilalui seseorang dapat mempengaruhi perilaku sesorang atau orang lain

dalam berprilaku baik di organisasi formal, informal ataupun informal. Asalkan

dapat membentuk kelompok , maka kepemimpinan dapat hadir guna mengarahkan

kelompok tersebut.

Pada dasarnya semua orang dapat menjadi pemimpin. Perempuan tidak

semuanya lemah, perempuan layaknya sebuah bangunan yang kokoh dan fondasi

yang berstruktur kuat. Hal ini terlihat dari perannya pada kehidupan

bermasyarakat, bahkan dalam kenyataannya banyak peran seorang perempuan

tradisional hanya sebagai “cadangan” Terwujudnya peran wanita untuk memiliki

kesempatan memegang peranan sebagai kepemimpinan membawa dampak yang

mengarah lebih baik bahwa permasalahan akan kesetaraan gender ditandai dengan

tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Dengan demikian,

antara perempuan dan laki-laki memiliki akses dan kesempatan yang sama dalam

mencapai sebuah peran kepemimpinan. Kini para perempuan dapat memberikan

sumbangsi suara dalam berpartisipasi yang mengontrol setiap pembangunan

negara yang lebih baik. Tentu hal ini adalah sebuah kebijakan dalam memperoleh

manfaat kesetaraan yang adil dari pembangunan. Saatnya para wanita maju dan

memiliki peran-peran yang penting dalam kepemimpinan.

Berdasarkan uraian sebelumnya mengenai “peran” dan “perempuan” maka

yang dimaksud dengan “peran perempuan” dalam penelitian ini adalah “manusia

Page 38: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

26

yang bersikap halus melakukan serangkaian perilaku yang menduduki posisi

tertentu baik dalam organisasi maupun dalam kelompok”.

Adanya peran perempuan yang berkesempatan dalam peran sebagai pemimpin

yang membawa dampak positif yaitu berbagai permasalahan kesetaraan gender

ditandai dengan tidak adanya perbedaan yang timbul (diskriminasi) antara

perempuan dan laki-laki. Perempuan dan laki-laki memiliki peluang atau akses

yang sama dalam bidang kepemimpinan serta menduduki posisi dalam jabatan-

jabatan tertentu. Ditandai dengan kemampuan perempuan yang bisa memberikan

suara, berpartisipasi dalam pembangunan negara yang lebih baik. Tentu hal ini

merupakan kebijakan tersendiri yang memiliki manfaat persamaan serta adil dari

pembangunan dan kehidupan.

Untuk mengetahui pemimpin perempuan dalam jabatan publik dapat

digunakan teori fungsionalisme yang merupakan arus utama (mainstream) dalam

ilmu sosial. Teori fungsionalisme mempunyai pendapat bahwa dalam setiap

masyarakat pasti memiliki beberapa fungsi–fungsi yang harus dijalankan demi

kelangsungan hidup masyarakat itu. Setiap orang dan manusia mempunyai

peranan yang harus dilakukannya melalui interaksi dan bersosialisasi dengan

individu lain. Mansur (1999:109) peran serta wanita itu bukan hanya sekedar

partisipasi, tapi lebih jauh lagi perempuan dituntut untuk mampu bergerak dalam

berbagai tatanan konseptual. Wanita sebagai pejabat publik harus bisa melihat

bagaimana peran mereka didalam pemerintahan, menjalankan roda pemerintahan

secara sungguh-sungguh tanpa ada tekanan dari pihak manapun sehingga dapat

menjalankan tugas dengan baik.

Page 39: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

27

Tugas dan wewenang wanita sebagai pejabat publik adalah menjalankan

semua aktivitas yang berhubungan dengan publik dan menerima laporan dari

masyarakat mengenai tata cara system pemerintahan. Wanita dituntut untuk bisa

menjalankan semua urusan dan mengurus segala hal yang menyangkut masalah

publik. Seorang pejabat publik dilingkungan pemerintah harus bisa menunjukkan

bahwa ia bisa melaksanakan semua tugas yang diberikan kepadanya dan

menjalankannya dengan baik sehingga orang menilai bahwa mereka ditunjuk

untuk menduduki suatu jabatan sesuai dengan keahliannya.

Seorang perempuan dalam hal kepemimpinan terutama di bidang

pembangunan sekarang ini sangat diperlukan ketika dalam segi pemikiran serta

kreatif dalam mengembangkan dalam mewujudkan kehidupan maupun lembaga

dan organisasi. Kata perempuan dapat diartikan sebagai sosok yang tangguh,

mandiri, aktif, berperan dan berdaya, sehingga peneliti menilai kata perempuan

pantas disandingkan dengan kata pembangunan yang juga perlu peran aktfi dari

seluruh masyarakat.

3. Indikator Kepemimpinan Perempuan

Dalam suatu proses kepemimpinan terdapat beberapa cara memimpin

yang berbeda-beda, namun kepemimpinan memiliki tujuan yang serupa.

Dalam sudut pandang ilmu, perempuan dan laki-laki memiliki potensi yang

sama untuk menjadi pemimpin namun dalam sudut pandang seni

kepemimpinan perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan. Perbedaan-

perbedaan tersebut mempengaruhi pola kepemimpinan, perempuan memimpin

dengan cara yang berbeda namun belum tentu kepemimpinan perempuan lebih

Page 40: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

28

jelek daripada kepemimpinan laki-laki. Kanter (1977) menjelaskan beberapa

indikator Kepemimpinan Perempuan yaitu sebagai berikut :

a. Pemimpin Perempuan sebagai The Mother (Simpatik)

The mother atau keibuan dalam jabatan publik diasumsikan bahwa

pemimpin perempuan memiliki sikap simpatik lebih dari pada pemimpin

laki-laki, seperti halnya seorang ibu yang sigap menyediakan obat, selalu

bersedia menjadi pendengar yang baik serta pemimpin perempuan juga

mudah diajak bertukar pikiran dan berbicara masalah pribadi.

Dengan asumsi tersebut diharapkan staff dapat lebih santai ketika

bercerita atau menyampaikan keluh kesah, menyampaikan pendapat dan

kritikan serta bercerita kepada atasan, peran ibu relative aman bagi

pemimpin perempuan karna mudah tersedia untuk semua orang ketika

dibutuhkan sehingga hal ini menjadi salah satu indikator yang dapat

mengembangkan lingkungan kerja yang lebih baik.

b. Pemimpin perempuan sebagai Seductress (Penyemangat)

Kepemimpinan perempuan sebagai Seductress atau penggoda ini

adalah pemimpin perempuan yang cenderung lebih memperkenalkan

unsur persaingan dan kecemburuan pada karyawannya dan pemimpin

perempuan terkadang tidak sadar bahwa sikap menggoda itulah yang dapat

menimbulkan semangat pada karyawannya atau bawahannya. Dalam hal

ini pemimpin perempuan dianggap sebagai faktor yang mampu

memotivasi karyawan atau staffnya untuk lebih giat dalam bekerja dan

Page 41: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

29

mempunyai cara memberi semangat yang berbeda lebih baik daripada

pemimpin laki-laki.

c. Pemimpin perempuan sebagai The pet (Kekeluargaan)

Pemimpin perempuan sebagai kesayangan para staff merupakan hal

yang sering ditemui dalam dunia kerja, karakter kesayangan tersebut

diadopsi oleh para karyawan sebagai hal yang mampu menunjukkan

kehebatan dalam kepemimpinan perempuan bahwa pemimpin perempuan

mampu membuat pendekatan yang lebih baik kepada karyawan daripada

kepemimpinan laki-laki.

Dalam hal ini para atasan memiliki sikap yang cepat menganggap

bawahan sebagai orang terdekat atau sebagai keluarga sehingga staff akan

menganggap bahwa pemimpin perempuan sebagai orang dekat, hal inilah

yang membuat para staff tidak merasa canggung lagi ketika berkolaborasi

dengan atasannya atau ketika menyampaikan sesuatu. Hal tersebut cukup

membangun dalam menciptakan suasana kerja dan lingkungan kerja yang

lebih baik.

d. Pemimpin perempuan sebagai The iron maiden (Tegas)

The “iron maiden” yaitu peran yang dimana pemimpin perempuan

memiliki sikap tegas dalam memimpin. Peran iron maiden ini cenderung

membuat pemimpin perempuan lebih bersikap tegas dalam memimpin

bawahannya, hal tersebut agar mampu membuat bawahannya lebih baik

dalam bekerja atau lebih disiplin lagi dalam dunia kerja hal ini cenderung

menimbulkan kesan tegas. Peranan iron maiden ini terkadang menjadikan

Page 42: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

30

pemimpin perempuan sebagai atasan yang tidak diperhatikan oleh staff

karena lebih kerap tegas dan keras dalam berbicara kepada bawahan

sehingga ketika pemimpin perempuan tersebut memiliki masalah maka

staff skurang memperhatikannya berbeda dengan seductress dan pet.

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan untuk mengetahui kepemimpinan perempuan

khususnya dalam jabatan publik dimana rendahnya kepemimpinan perempuan

dalam jabatan publik yaitu pada kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan. Setiap kantor Kecamatan di Kabupaten Pangkep

dengan jabatan publik sebagian besar yang menempati posisi jabatan

kepemimpinan tersebut adalah laki-laki, kecuali pada kantor Kecamatan

Pangkajene. Ada beberapa perempuan yang berhasil menempati dan duduk

sebagai pemimpin dijabatan publik tersebut, ini menunjukkan bahwa masih

rendahnya kepemimpinan perempuan pada struktur kepemimpinan dijabatan

publik.

Penelitian tentang kepemimpinan perempuan di Kantor Kecamatan

Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ini akan dianalisis

berdasarkan indikator: (1) Pemimpin perempuan sebagai the mother (Simpatik);

(2) Pemimpin perempuan sebagai seductress (Penyemangat); (3) Pemimpin

perempuan sebagai the pet (Kekeluargaan); (3) Pemimpin perempuan sebagai the

iron maiden (Tegas).

Page 43: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

31

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah kepemimpinan perempuan dalam jabatan

publik dikantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan kepulauan,

yaitu perempuan yang bisa menduduki posisi jabatan publik yang biasanya hanya

diduduki oleh laki-laki.

Kepemimpinan Perempuan dalam Jabatan

Publik Pada Kantor Kecamatan Pangkajene,

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Indikator Kepemimpinan

Perempuan, Kanter (1977) :

1. Sebagai The mother

(Simpatik)

2. Sebagai Seductress

(Penyemangat)

3. Sebagai The pet

(Kekeluargaan)

4. Sebagai The Iron Maiden

(Tegas)

Faktor Penghambat

Kepemimpinan

Perempuan dalam Jabatan

Publik

1. Stereotype Gender

2. Peran Domestik

Perempuan

Mengetahui bagaimana pemimpin perempuan

menjalankan kepemimpinannya dalam jabatan

publik di Kantor Kecamatan Pangkajene,

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Page 44: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

32

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun sub-sub fokus dari fokus penelitian kepemimpinan perempuan

dalam jabatan publik dikantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan, adalah :

1. Pemimpin perempuan sebagai the mother (Simpatik)

Pemimpin perempuan sebagai ibu dalam jabatan publik di Kantor Kecamatan

Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan memiliki sikap simpatik yang

lebih baik dari pada pemimpin laki-laki, seperti halnya pada saat anak sakit maka

ibu dengan sigap menyediakan obat, menjadi pendengar yang baik serta mudah

diajak bertukar pikiran dan berbicara masalah pribadi.

Sehingga staff di Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan dapat lebih santai ketika menyampaikan keluh kesah, menyampaikan

pendapat dan kritikan serta bercerita kepada atasan, peran ibu relative aman bagi

pemimpin perempuan karna mudah tersedia untuk semua orang ketika dibutuhkan

sehingga hal ini menjadi salah satu indikator yang dapat mengembangkan

lingkungan kerja yang lebih baik.

2. Pemimpin perempuan sebagai Seductress(Penyemangat)

Pemimpin perempuan sebagai Seductress atau penggoda di Kantor Kecamatan

Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan cenderung menjadi penggoda

tapi dengan sikap menggoda inilah mereka secara tidak sadar mampu

menyemangati bawahannya walaupun dengan cara menimbulkan kecemburuan

dan persaingan. Dalam hal ini pemimpin perempuan dianggap sebagai faktor

Page 45: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

33

penggoda yang mampu memotivasi karyawan atau staffnya untuk lebih giat dan

mempunyai cara yang lebih baik daripada pemimpin laki-laki. Seperti dalam

intonasi dalam memotivasi yang lebih baik, yang lebih menunjukkan karakter

pemimpin yang lebih semangat lagi sehingga semangat dari pemimpin perempuan

mampu membuat bawahan semangat dan bekerja lebih giat lagi bukan karena

perintah melainkan dorongan dari dalam.

3. Pemimpin perempuan sebagai The pet (kekeluargaan)

Pemimpin perempuan sebagai kesayangan para staff di Kantor Kecamatan

Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sering ditemui dalam

lingkungan kerja, karakter kesayangan tersebut diadopsi oleh para karyawan

sebagai hal yang dapat menunjukkan kehebatan dalam kepemimpinan perempuan

bahwa pemimpin perempuan mampu membuat pendekatan yang lebih baik

kepada karyawan daripada kepemimpinan laki-laki.

Dalam hal ini para Kepala Seksi memiliki sikap yang cepat menganggap

bawahan sebagai orang terdekat atau sebagai keluarga sehingga staff akan

menganggap bahwa pemimpin perempuan sebagai orang dekat, hal inilah yang

membuat para staff setiap seksi di Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan tidak lagi merasa canggung lagi ketika berkolaborasi

dengan atasannya atau ketika menyampaikan sesuatu. Hal tersebut cukup

membangun dalam menciptakan suasana kerja dan lingkungan kerja yang lebih

baik.

4. Pemimpin perempuan sebagai The iron maiden (Tegas)

Page 46: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

34

The “iron maiden” adalah perubahan untuk masa kini, yaitu peran yang

dimana perempuan kuat ditempatkan. Peran iron maiden di Kantor Kecamatan

Pangkajene membuat pemimpin perempuan lebih bersikap tegas dalam memimpin

bawahannya, karena para kepala seksi ingin membuat bawahannya lebih baik

dalam bekerja atau lebih disiplin lagi dalam dunia kerja hal ini cenderung

menimbulkan kesan tegas. Peranan iron maiden ini terkadang menjadikan

pemimpin perempuan sebagai atasan yang tidak diperhatikan oleh staff karena

lebih kerap tegas dan keras dalam berbicara kepada bawahan sehingga ketika

pemimpin perempuan tersebut memiliki masalah maka staff kurang

memperhatikannya berbeda dengan seductress dan pet.

5. Stereotype Gender

Ketimpangan gender ini adalah sebuah keadaan dimana ada salah satu jenis

gender yang merasa kedudukannya lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan

dengan jenis gender yang lain. Perempuan dan laki-laki dikonstruksikan memiliki

perbedaan seperti pada Kantor Kecamatan Pangkajene dan Kepulauan yang kedua

jenis gender tersebut diposisikan berbeda serta dipengaruhi oleh masyarakat maka

dari itu terkadang ditemui kondisi yang tidak seimbang antara laki-laki dan

perempuan dikarenakan hasil dari pemikiran masyarakat itu sendiri. Konstruksi

pemikiran tersebut pada dasarnya dipicu oleh stereotype gender yang memberikan

kesan atau keyakinan mengenai perilaku apa yang tepat dilakukan oleh

perempuan dan laki-laki.

6. Peran Domestik Perempuan

Page 47: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

35

Peran domestik yang maksudnya adalah ruang lingkup kegiatan perempuan

yang berhubungan dengan kegiatan di rumah dan kodratnya sebagai seorang

perempuan, misalnya menjadi ibu yang bertanggung jawab dalam hal pengasuhan

anak dan urusan rumah tangga lainnya, seperti membersihkan rumah, juga

memasak. Terdapatnya anggapan yang mengatakan bahwa perempuan

mempunyai kewajiban hanya pada dapur untuk mengurusi rumah tangga.

Hal tersebut membuat perempuan yang ada dalam Kantor Kecamatan

Pangkajene dan Kepulauan tidak memiliki ruang bebas dalam ranah publik serta

tidak mampu membuat perempuan bersaing dalam birokrasi.

Page 48: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal

25 Januari 2021 sampai tanggal 25 Maret 2021. Lokasi penelitian ini dilakukan

pada kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

karena peneliti melihat di kantor-kantor Kecamatan di Kabupaten Pangkep masih

sangat rendah akan adanya pemimpin perempuan dalam jabatan publik. Akan

tetapi di kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

masih ada perempuan yang bisa menjabat sebagai pemimpin di dalamnya. Jadi

peneliti ingin mengetahui peran kepemimpinan perempuan dalam jabatan publik

serta faktor rendahnya peran kepemimpinan perempuan dalam jabatan publik.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yang

dapat menggambarkan fenomena sesuai dengan objek penelitian tentang

Peran Kepemimpinan Perempuan dalam Jabatan Publik pada Kantor

Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

2. Tipe Penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah tipe

fenomenologi, dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai peran

Kepemimpinan Perempuan dalam Jabatan Publik pada Kantor Kecamatan

Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Page 49: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

37

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data yang peneliti peroleh melalui kegiatan penelitian langsung dengan

melakukan wawancara kepada narasumber dan observasi di lokasi

penelitian.

2. Data Sekunder

Data yang peneliti dapatkan melalui sumber kedua, seperti :

a. Buku-buku referensi

b. Struktur Organisasi

d. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi, Wewenang, Visi dan Misi,

Tujuan dan sasaran

D. Informan

Informan yang dimaksud adalah subjek penelitian yang akan memberikan

informasi selama penelitian ini berlangsung, berdasarkan uraian tersebut maka

peneliti menentukan informan dengan menggunakan purposive sampling yaitu

menentukan informan tidak di dasarkan atas strata, kedudukan, pedoman ataupun

wiayah tapi didasarkan atas tujuan tertentu yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian agar diperoleh data yang representatif.

Informan penelitian yang dimaksud adalah wanita yang menjadi pemimpin

dalam jabatan publik di Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan serta staf-staf yang terlibat dan berhubungan dengan penelitian.

Page 50: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

38

Adapun yang menjadi informan-informan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.1. Data Informan

No. NAMA JABATAN

1 HENNY ROSMALA HS, SE, M.Si Kasi Trantib

2 SUKRIAH, S.Kom Kasi Perekonomian

3 SUDARMIATI, SP Kasi Pemerintahan

4 YULIA ANWAR Staff Kasi Ketentraman dan Tata

Tertib

5 ABDUL AZIS, SM Staff Kasi Perekonomian

6 SITI NURHAYATI, SE Staff Kasi Pemerintahan

7 USMAN, S.Sos Staff Kasi Pemerintahan

Sumber : Tabel Kepemimpinan Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Wawancara

Yaitu dengan melakukan dialog atau wawancara langsung dengan

Narasumber untuk mendapatkan keterangan yang bersangkutan dengan

penelitian.

2. Observasi

Yaitu mengumpulkan data melalui pengamatan secara langsung

dilokasi penelitian agar mendapatkan data yang erat hubungannya dengan

penelitian ini.

Page 51: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

39

F. Teknik Analisis Data

Menurut Milla & Schumacher 2001 analisis data adalah suatu proses induktif

dalam mengorganisir data dalam beberapa kategori dan mengidentifikasinya,

kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan deskriptif kualitatif untuk

menggambarkan secara utuh kenyataan mengenai peranan wanita dalam jabatan

publik, dan data tersebut disajikan untuk mendukung dalam pengambilan

kesimpulan.

G. Teknik Pengabsahan Data

Triangulasi yang digunakan dalam pengujian yang kredibilitas ini adalah

sebagai pengecekan data dari sumber-sumber yang ada dengan berbagai macan

cara dan berbagai waktu, Terdapat triangulasi sumber, triangulasi waktu, serta

triangulasi pengumpulan data, sebagaimna yang dijelaskan dalam Sugiyono

(2017) yaitu sebagai berikut:

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk mengkaji kredibilitas data yang dilakukan dengan

cara mnegecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji data agar memiliki kredibilitas yang

dilakukan dengan cara sumber yang sama dengan teknik yang beda.

Contohnya data diperoleh dari hasil wawancara, lalu dicek dan dilihat dari

observasi, dan dokumentasi.

c. Triangulasi waktu

Page 52: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

40

Triangulasi waktu sangat penting dan mempengaruhi kredibilitas data. Data

dikumpulkan menggunakan teknik wawancara dan lebih baik dilakukan

pada pagi hari pada saat semua narasumber semangat dan masih segar,

belum banyak masalah sehingga mampu dan akan memberikan data yang

lebih valid sehingga hasilnya lebih kredibel. Pengujian keabsahan data

dilakukan dengan cara pengecekan pada hasil wawancara, observasi dan

teknik dalam waktu-waktu dan situasi yang berbeda. Jika hasil uji tersebut

menghasilkan data berbeda, maka dilakukan dengan berulang-ulang

sehingga dapat ditemukan kapasitas datanya.

Page 53: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar 4.1 Peta Pangkajene dan Kepulauan

Kecamatan Pangkajene adalah kecamatan yang ada di Kabupaten

pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kotanya

adalah Pangkajene. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan di resmikan pada

tanggal 8 Februari 1960. Kawasan yang kental dengan budaya ini, pada hasil

sensus tahun 2017, kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.132,08 km² dan jumlah

penduduk sebesar 361.636 jiwa dengan sebaran penduduk 319 jiwa/km².

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang struktur wilayah terdiri atas 2

bagian utama yang membentuk kabupaten pangkajene dan kepulauan yaitu: 1.

Wilayah Daratan Secara garis besar wilayah daratan Kabupaten Pangkajene, dan

Kepulauan ditandai dengan bentang alam wilayah dari daerah dataran rendah

sampai pegunungan, di mana potensi cukup besar juga terdapat pada wilayah

daratan Kabupaten Pangkajene, dan Kepulauan yaitu ditandai dengan terdapatnya

Page 54: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

42

sumber daya alam berupa hasil tambang, seperti batu bara, marmer, dan semen.

Disamping itu potensi pariwisata alam yang mampu menembah pendapatan

daerah

2. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kota Pangkajene merupakan ibukota Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

(Pangkep), Provinsi Sulawesi Selatan. Pangkajene merupakan satu dari 13

kecamatan yang ada di Kabupaten Pangkep. Ketigabelas kecamatan itu tersebar di

daratan Sulawesi, sembilan kecamatan (Pangkajene, Balocci, Bungoro,

Labakkang, Ma’rang, Segeri, Minasatene, Tondong Tallasa dan Mandalle). dan di

kepulauan empat kecamatan (Liukang Tupabiring, Liukang Tupabiring Utara,

Liukang Kalmas, dan Liukang Tangaya).

Luas Kota Pangkajene 50,78 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun

2010 sebanyak 41.601 jiwa, sehingga kepadatan penduduk mencapai 819 jiwa per

km2. Jumlah penduduk Kecamatan Pankajene masih lebih sedikit dibanding

jumlah penduduk Kecamatan Labakkang yang mencapai 43.645 jiwa, merupakan

kecamatan berpenduduk paling banyak di Kabupaten Pangkep. Sedangkan

kecamatan yang memiliki wilayah paling luas ialah Kecamatan Balocci 147,29

km2.

Kota Pangkajene meliputi sembilan kelurahan, yaitu Sibatua, Bonto Perak,

Anrong Appaka, Tekolabbua, Jagong, Tumampua, Paddoang-doangan,

Mappasaile dan Pabundukang.

Dengan batas wilayah Kota Pangkajene dan Kepulauan adalah sebagai

berikut :

a) Sebelah Utara : Berbatasan Kecamatan Bungoro

b) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Minasatene

Page 55: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

43

c) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Maros

d) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Liukang Tupabbiring.

3. Data Kepemimpinan pada Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan

Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan telah

menyediakan struktur serta data kepemimpinan dan kepegawaian yang ada

dikantor kecamatan pangkajene dan Kepulauan, sehingga memudahkan

masyarakat untuk melihat data atau informasi-informasi yang terdapat pada kantor

kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Adapun data kepemimpinan yang ada di kantor kecamatan pangkajene,

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebagai berikut :

Tabel 4.1. Data Kepemimpinan

No Nama GOL. Jabatan

1 Drs. KHAIRUL AZWAR, M.Si IV/a Sekcam

2 H. RIZAL SAM SAM, SE III/d Kasi Kessos

3 HENNY ROSMALA HS, SE, Msi III/d Kasi Trantib

4 SUKRIAH, S.Kom III/c Kasi Perekonomian

5 SUDARMIATI, SP III/c Kasi Pemerintahan

6 AWALUDDIN DJAYA, S.Sos III/c Kasi Pembangunan

7 ABDULLAH RIDWAN, S. Sos III/b

Ka Sub Bagian

Perencanaan & Pelaporan

Keuangan

8 ABDUL AZIS, SM III/a

Ka Sub Bagian Umum &

Kepegawaian

9 LUTFI LANTI, SPI III/d Staff

10 USMAN, S.Sos III/b Staff

11 BESSE SYUKRIAH, SE III/b Staff

12 ANDI INDRAWATI IDRIS, A. Md III/a Staff

13 HALIMAH, SE III/a Staff

14 NURJANNA II/d Staff

15 ABDUL JALIL II/d Staff

16 YOHANNES II/c Staff

Page 56: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

44

17 TAJUDDIN II/b Staff

Sumber : Peta Data Kepemimpinan Kantor Kecamatan Pangkajene

B. Hasil Penelitian

1. Kepemimpinan Kerempuan dalam Jabatan Publik

Kepemimpinan adalah suatu sikap mempengaruhi orang lain untuk

mencapai suatu tujuan dengan visi dan misi yang kuat, terciptanya peran wanita

dalam berkesempatan memegang peranan sebagai kepemimpinan dapat membawa

dampak yang positif yaitu permasalahan kesetaraan gender ditandai dengan tidak

adanya perbedaan (diskriminasi) antara perempuan dan laki-laki. Dengan

demikian perempuan dan laki-laki memiliki peluang atau akses yang sama dalam

kepemimpinan.

Kepemimpinan perempuan dalam jabatan publik dapat diartikan sebagai

serangkaian perilaku yang dilakukan oleh perempuan sesuai dengan

kedudukannya sebagai pemimpin dalam jabatan publik. Dalam manajemen

kepemimpinan perempuan tak jauh berbeda dari laki-laki, perempuan juga

memiliki kecerdasan dan kekuatan dalam menempatkan diri di tempat kerja, di

rumah, bahkan dalam lingkungan masyarakat sekitar. Dengan memberikan

kesempatan dan menyemangati perempuan untuk berperan sebagai pemimpin.

Kepemimpinan yang dilakukan oleh para pemimpin perempuan

menggunakan beberapa pola komunikasi yang baik seperti tindakan pemimpin

perempuan terhadap bawahan, baik yang tampak maupun tidak tampak oleh

bawahannya, pemimpin perempuan ini juga mengambarkan beberapa kombinasi

seperti keterampilan motivasi, sifat, dan sikap yang mendasari prilaku seseorang.

Page 57: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

45

Sehingga mampu memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan,

serta mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Dalam Kepemimpinan perempuan menurut Kanter 1977 terdiri dari

empat indikator yaitu : kepemimpinan perempuan sebagai the mother (Simpatik),

kepemimpinan perempuan sebagai seductress (Penyemangat), kepemimpinan

perempuan sebagai the pet (Kekeluargaan), kepemimpinan perempuan sebagai the

iron maiden (Tegas).

a. Pemimpin Perempuan Sebagai The mother (Simpatik)

Pemimpin perempuan sebagai ibu dalam jabatan publik diasumsikan

bahwa perempuan memiliki sikap simpatik, seperti pada saat anak sakit maka

ibu menyediakan obat, pendengar yang baik dan mudah diajak berbicara

masalah pribadi. Dengan asumsi tersebut diharapkan bahwa staff dapat lebih

santai ketika bercerita kepada atasan, sehingga hal ini menjadi salah satu

indikator yang dapat mengembangkan lingkungan kerja yang lebih baik.

Sebagaimana hasil wawancara dari Kepala Seksi Trantib yang

mengatakan bahwa :

“Saya selaku kepala seksi trantib di kantor kecamatan ini

memperhatikan betul jika ada yang sedang bermasalah lalu kemudian

bingung mencari solusinya, saya akan membantu mencari jalan keluar

dari masalah itu contohnya sebagai ibu yang mendengarkan staff

dengan baik. Karna kan juga staff saya perempuan jadi saya

memposisikan diri seperti itu.”

(Hasil wawancara HR, Tanggal 07 Maret 2021).

Dalam hal ini Kepala seksi trantib selalu memperhatikan staff dan

bawahannya dibidang ketentraman dan tata tertib serta membantu memberikan

solusi disetiap masalah yang ada, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk perhatian

Page 58: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

46

dengan memposisikan diri sebagai ibu dan tanggung jawabnya sebagai seorang

pemimpin.

Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Kepala Seksi Perekonomian

sebagai berikut :

”Kita harus mengetahui betul fungsi kita sebagai seorang pemimpin,

terutama bagaimana komunikasi kita terhadap bawahan, sehingga

ketika bawahan ingin menyampaikan keluh kesahnya, kita siap

menampung dan mendengarkan. Berbicara keibuan yah sudah termasuk

seperti itu, merangkul staff sehingga para staff juga santai dalam

menyampaikan keluh kesahnya pada pimpinan. Yah, kalau saya seperti

itu terhadap bawahan”

(Hasil wawancara S, Tanggal 07 Maret 2021).

Hal ini juga dituturkan oleh Kepala Seksi Perekonomian dalam hal pemimpin

perempuan sebagai the mother , yang mengatakan bahwa ia mengetahui betul

fungsinya sebagai seorang pemimpin perempuan sehingga mampu menampung

pengaduan dan menerima keluh kesah bawahannya serta mampu berkomunikasi

dengan baik terhadap bawahan ketika ada masalah sehingga mampu mencari jalan

keluar bersama.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Pemerintahan yang

mengatakan bahwa :

“Sebagai seorang pemimpin saya dengan bawahan cukup bekerja sama

dengan baik, karena staff juga cepat memberitahu ketika melaksanakan

sesuatu dan ada yang kurang maka kita sebagai atasan juga cepat

membantu begitupun kalau ada masalah atau ada yang ingin mereka

sampaikan, yah saya persilahkan saja bicara semuanya karena saya juga

memposisikan diri saya sebagai pendengar yang baik.

(Hasil wawancara DR, Tanggal 07 Maret 2021)

Dalam hal ini Kepala Seksi Pemerintahan cukup bekerja sama dengan baik

terhadap bawahan sehingga ketika bawahan menyampaikan sesuatu atau masalah

Page 59: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

47

maka atasan memposisikan diri sebagai pendengar yang baik juga cepat

membantu untuk mencari solusi terhadap masalah yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara dari 3 Kepala seksi diatas dapat disimpulkan

bahwa peran kepemimpinan perempuan sebagai The mother (keibuan) di Kantor

Kecamatan Pangkajene dan Kepulauan cukup baik hal ini terlihat ketika mereka

memberi kesempatan, memberi ruang kepada bawahannya untuk menyampaikan

segala keluh kesah dan memposisikan dirinya sebagai pendengar yang baik.

Hal tersebut senada dengan hasil wawancara dari Staff Seksi Trantib

yaitu sebagai berikut :

“Kalau ibu di trantib menurut saya baik dalam merespon. Jadi saya juga

tidak memendam jika ada masalah, karena ibu membantu jika ditanya.

Sikap ibu juga baik dalam mendengarkan seperti sahabat kalau

mendengarkan, sikap simpatiknya juga cukup baik”.

(Hasil wawancara YA, Tanggal 07 Maret 2021)

Dalam hal ini Kepala Seksi Ketentraman dan Tata Tertib cepat dalam

merespon ketika staff mempertanyakan sesuatu hal yang tidak diketahui atau

sedang bermasalah serta cukup baik dalam hal mendengarkan bawahannya.

Seperti yang diungkapkan oleh Staff Seksi Perekonomian dalam wawancara

sebagai berikut :

“Ibu diseksi Perekonomian sangat jeli ketika ada bawahannya yang

sedang bermasalah, beliau tidak banyak berbicara dalam hal yang tidak

terlalu penting atau bukan urusan kantor tapi cepat dalam bertindak.

Beliau juga sangat berjiwa keibuan sehingga kita juga merasa

diperhatikan. Menurut saya beliau adalah pemimpin perempuan yang

baik”

(Hasil wawancara AA, Tanggal 07 Maret 2021)

Hal ini juga dituturkan oleh Staff Seksi Perekonomian yang mengatakan

bahwa Kepala Seksi Perekonomian baik dalam hal mendengarkan bawahannya,

Page 60: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

48

mencari solusi atas masalah yang ada serta membantu setiap kesulitan

bawahannya serta menfasilitasi kebutuhan pegawainya ketika ada yang

kekurangan, jiwa kepemimpinannya sebagai perempuan sangat terasa.

Adapun hasil wawancara dengan Staff Seksi Pemerintahan, mengatakan

bahwa :

“Selaku pemimpin perempuan diseksi pemerintahan, menurut kami ibu

baik dalam menjalankan tugasnya. Beliau tegas tapi relasinya terhadap

bawahan sangat baik, terutama dalam mendengar pengaduan

bawahannya, dan selalu bersiap menerima kritikan dan keluh kesah

bawahannya. Karakter beliau keibuan menurut saya karna tegas tapi

menjadi pendengar yang baik juga”

(Hasil wawancara SN, Tanggal 07 Maret 2021, U Tanggal 07 Maret

2021)

Berdasarkan hasil wawancara 4 informan diatas dapat disimpulkan bahwa

peran kepemimpinan perempuan sebagai the mother (keibuan) pada Kantor

Kecamatan Pangkajene dan Kepulauan cukup baik. Hal ini terlihat dari cara

Kepala Seksi membangun kepercayaan bawahannya dengan menjadi pendengar

yang baik, ada disaat staffnya ingin mencurahkan masdeskrialahnya.

b. Pemimpin Perempuan Sebagai Seductress (Penyemangat)

Peran kepemimpinan perempuan sebagai penggoda ini cenderung

menimbulkan unsur persaingan dan kecemburuan namun pemimpin perempuan

terkadang menimbulkan sikap menyemangati bawahannya atau menjadi

penyemangat bagi bawahannya dari hal itu. Dalam hal ini pemimpin perempuan

dianggap sebagai faktor yang lebih baik dibanding dengan pemimpin laki-laki

dalam hal menyemangati dan memotivasi karyawan untuk lebih giat. Sehingga

bawahan bekerja lebih giat bukan karena perintah melainkan dorongan dari dalam.

Page 61: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

49

Didukung oleh hasil wawancara Kepala Seksi Ketentraman dan Tata Tertib

yang mengatakan bahwa :

“ Mengenai pemimpin perempuan sebagai Seductress, apalagi

pemimpin perempuan yang dianggap lebih memiliki sikap lembut atau

dalam pengertian menggoda yah terkadang menggunakan hal itu agar

bawahan juga tidak terlalu kaku, mengenai kecemburuan menurut saya

itu munkin tidak ada yah, nah seperti itu salah satu cara agar saya dapat

menjalin komunikasi yang baik dengan bawahan.”.

(Hasil wawancara HR, Tanggal 07 Maret 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Seksi Ketentraman dan Tata Tertib,

seorang pemimpin perempuan harus bisa berperan banyak jika itu bisa

meningkatkan kemampuan bawahan apalagi jika bisa sebagai penyemangat

terhadap bawahan atau pemimpin yang selalu harus menjalin komunikasi dengan

bawahannya. Dan selama masa jabatan Kepala Seksi telah berusaha untuk selalu

menjalin komunikasi yang baik dengan staffnya dengan cara memberi semangat

kerja.

Senada dengan hasil wawancara dari Kepala Seksi Perekonomian yang

mengatakan bahwa :

“Saya sebagai pemimpin sadar yang namanya pemimpin ya harus

pintar-pintar dalam mengambil hati bawahannya, contohnya itu

menyemangati mereka dengan cara menggoda yang sewajarnya saja

yah. Tentu setiap pemimpin mempunyai cara yang berbeda tapi saya

menyemangati dengan cara memberi kata pembangkit yang baik juga

terkadang memberi mereka hadiah agar lebih giat dalam bekerja”.

(Hasil wawancara S, Tanggal 07 Maret 2021)

Mampu menjadi penyemangat yang baik dengan bawahan merupakan hal

yang sangat penting dalam memimpin, penerapan komunikasi yang baik dalam

menyemangati bawahan dengan komunikasi yang baik Kepala Seksi dengan Staff

akan lebih bersinergi dalam bekerja.

Page 62: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

50

Sejalan dengan hasil wawancara dari Kepala Seksi Pemerintahan yang

mengatakan bahwa :

“Saya selaku pemimpin sangat menjaga komunikasi dengan bawahan,

seperti menyemangati mereka disaat lagi down, saat lagi kecapean.

Dengan begitu mereka juga merasa lebih diperhatikan juga hal itu dapat

menarik simpati mereka bahwa kita adalah pemimpin yang baik”.

(Hasil wawancara DR, Tanggal 07 Maret 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dari 3 Informan diatas dapat disimpulkan

bahwa para pemimpin perempuan atau Kepala Seksi mampu menciptakan serta

menjadi penyemangat yang baik bagi bawahannya, dilihat dari kemampuan kepala

seksi mendekati staff dan membangun relasi dengan baik dengan cara

menyemangati bawahan.

Sejalan dengan hasil wawancara dari Staff Ketentraman dan Tata Tertib

yang mengatakan bahwa :

“Ibu cukup baik ketika menjadi penyemangat dengan staff, mengenai

ada unsur kecemburuan kalau bagi saya itu tidak ada. Dan mengenai

persaingan yah pasti ada tapi lebih ke persaingan secara sehat saja tapi

tetap membuat kita nyaman dan merasa tersemangati.”

(Hasil wawancara YA, Tanggal 07 Maret 2021)

Menyemangati adalah hal sangat penting dalam kepemimpinan perempuan

terhadap bawahan dalam jabatan publik, yang menurut penjelasan dari Staff

Ketentraman dan Tata Tertib yang mengatakan bahwa Kepala Seksi Trantib tegas

dalam menyemangati akan tetapi tetap membuat bawahannya merasa semangat

dalam bekerja.

Sejalan dengan hasil wawancara dari Staff Seksi Perekonomian yang

mengatakan bahwa :

“Sebagai pemimpin, ibu diseksi perekonomian sangat baik dan bagus

dalam menyemangati staff, sikap beliau yang lemah lembut semakin

Page 63: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

51

membuat jiwa penyemangatnya lebih bagus begitu. Mengenai kesan

cemburu terhadap staff yang lain gara-gara perilaku menggoda menurut

saya itu tidak ”.

(Hasil wawancara AA, Tanggal 07 Maret 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dari Staff Seksi Perekonomian dalam hal

menyemangati, Kepala Seksi Perekonomian telah menjalankan dengan cukup baik

karena Kepala Seksi harus mampu menjadi penyemangat bagi bawahannya agar

bawahan juga tetap semangat dan kerjanya semakin giat lagi.

Sejalan dengan hasil wawancara dari Staff Seksi Pemerintahan yang

mengatakan bahwa :

“Ibu dikantor baik dalam hal menyemangati bawahan karena beliau

sangat memperhatikan staff, beliau juga selalu mengecek staff ketika

melakukan sesuatu apakah sudah selesai atau belum. Jika belum beliau

menyemangati kembali jadi kita sebagai staff merasa diperhatikan juga,

ibu juga bertutur kata yg lembut terhadap staff”

(Hasil wawancara SN, Tanggal 07 Maret 2021, U Tanggal 07 Maret

2021).

Berdasarkan hasil wawancara dari 4 informan diatas dapat disimpulkan

bahwa Kepala Seksi Ketentraman dan Tata tertib, Kepala Seksi Perekonomian

dengan Kepala Seksi Pemerintahan telah memberikan semangat yang baik bagi

bawahannya, perhatian kepada bawahannya dilihat dari cara pemimpin perempuan

yang memberi semangat berbeda dengan pemimpin laki-laki.

c. Pemimpin Perempuan Sebagai The Pet (Kekeluargaan)

Karakter kesayangan diadopsi oleh karyawan sebagai hal yang dapat

menunjukkan kehebatan dalam kepemimpinan perempuan daripada

kepemimpinan laki-laki. Dalam hal ini staff akan menganggap bahwa pemimpin

perempuan sebagai orang dekat, sehingga tidak terdapat rasa canggung.

Page 64: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

52

Didukung oleh hasil wawancara dari Kepala Seksi Ketentraman dan Tata

Tertib yang mengatakan sebagai berikut :

“Sebagai pemimpin saya tidak tau ya apakah mereka menjadikan saya

sebagai kesayangan, tapi dilihat dari cara mereka yang sudah tidak

canggun kepada saya serta cara saya juga kepada mereka memang

memperlakukan bawahan saya seperti orang terdekat saya sehingga

mereka lebih santai dalam berkolaborasi dengan saya di pekerjaan”

(Hasil wawancara HR, Tanggal 07 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Seksi Ketentraman dan Tata Tertib

seorang pemimpin harus mampu menarik simpatik bawahannya dengan cara

menganggap bawahan adalah orang terdekat, sehingga bawahan dapat bekerja

dengan baik tanpa ada rasa canggung dan malu-malu dan tujuan organisasi dapat

tercapai.

Senada dengan hasil wawancara dari Kepala Seksi Perekonomian yang

mengatakan bahwa :

“Saya selaku pemimpin sadar bahwa saya harus membina hubungan

baik dengan bawahan, salah satunya dengan menjadikan staff sebagai

orang terdekat, menganggap mereka keluarga dengan begitu kita

sebagai pemimpin perempuan lebih memiliki nilai lebih daripada

pemimpin laki-laki”.

(Hasil wawancara S, Tanggal 07 Maret 2021).

Bagi seorang pemimpin Kepala Seksi harus bisa mendekatkan diri bawahan

karena hal tersebut juga dapat menumbuhkan jiwa dan dorongan tersendiri bagi

staff atau pegawai dalam bekerja sehingga ketika ada masalah tidak canggung lagi

untuk bertanya.

Senada dengan hasil wawancara dari Kepala Seksi Pemerintahan yang

mengatakan sebagai berikut :

“Saya sebagai pemimpin perempuan diseksi pemerintahan ini memang

dalam bersikap kebawahan ya selayaknya orang terdekat dengan

Page 65: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

53

memperlakukan mereka dengan baik sehingga staff juga bisa timbul

semangat dalam bekerja dan menjalankan tugas yang diberikan dengan

cepat dan lebih optimal lagi”

(Hasil wawancara DR, Tanggal 07 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dari 3 Informan diatas dapat disimpulkan

bahwa para Kepala Seksi dalam hal menjadi kesayangan bagi bawahan sejauh ini

cukup baik dilihat dari cara para kepala seksi atau pemimpin perempuan

menganggap bawahan sebagai orang terdekat sehingga mereka tidak canggung

kepada pemimpin perempuan dan hal tersebut bersifat positif dan membangun

kepada bawahannya.

Sejalan dengan hasil wawancara dari Staff Seksi Ketentraman dan Tata Tertib

sebagai berikut :

“Ibu di kantor termasuk kesayangan bagi staffnya karna beliau memang

pintar mengambil hati bawahan, kita juga sebagai staff merasa harus

lebih giat dalam bekerja dan tidak mau mengecewakan pemimpin

perempuan yang sudah bersikap baik kepada staff. Hal itu juga cukup

baik dalam hal atasan dengan bawahan”

(Hasil wawancara YA, Tanggal 07 Maret 2021).

Senada dengan hasil wawancara dari Staff Perekonomian yang mengatakan

bahwa :

“Dilihat dari cara ibu memberikan perhatian, menganggap staff sebagai

keluarga menurut kami itu sudah sangat bagus, karna ibu juga selalu

dekat dengan staffnya jadi kami juga merasa tidak canggung lagi jika

ada masalah pekerjaan dan ingin menceritakan kepada ibu. Mengenai

kesayangan yah ibu termasuk kesayangan para staffnya”.

(Hasil wawancara AA, Tanggal 07 Maret 2021)

Dalam hal pemimpin perempuan sebagai the pet, Kepala Seksi Perekonomian

sangat dengan bawahannya sehingga bawahan telah menganggap mereka sebagai

Page 66: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

54

kesayangan, hal kekeluargaan yang dilakukan atasan termasuk factor yang penting

dalam tercapainya suatu tujuan organisasi.

Sejalan dengan hasil wawancara dari Staff Seksi Pemerintahan yaitu sebagai

berikut :

“Ibu di seksi pemerintahan termasuk kesayangan para staffnya, karena

memang dari perlakuannya yang sudah menganggap kami orang

terdekatnya, perilakunya dalam berkolaborasi juga cukup baik. Jadi

kami tidak pernah lagi canggung ketika ingin berbicara dengan ibu juga

tidak canggung lagi menceritakan ketika ada masalah di kantor”.

(Hasil wawancara ST, 07 Maret 2021, U 07 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dari 4 informan diatas dapat disimpulkan

bahwa Kepala Seksi Ketentraman dan Tata Tertib, Perekonomian dan

Pemerintahan cukup menjadi kesayangan para staffnya dilihat dari cara para staff

yang tidak lagi canggung dalam menceritakan keluh kesah kepada para pemimpin,

dan menganggap mereka orang terdekat. Hal tersebut cukup baik untuk mencapai

tujuan yang ingin dicapai.

d. Pemimpin Perempuan Sebagai The Iron Maiden (Tegas)

The “iron maiden” adalah perubahan untuk masa kini, peran yang dimana

perempuan kuat ditempatkan. Peran iron maiden ini cenderung membuat

perempuan bersikap tegas dalam memimpin bawahannya, sehingga timbul kesan

tegas. Peranan iron maiden ini terkadang menjadikan pemimpin perempuan tidak

diperhatikan oleh staff ketika memiliki masalah, berbeda dengan seductress dan

pet.

Didukung oleh hasil wawancara dari Kepala Seksi Ketentraman dan Tata

Tertib yang mengatakan sebagai berikut :

Page 67: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

55

“Saya menjalani kepemimpinan saya terkadang juga tegas dalam

memimpin. Tegas nya yah berbeda dengan tegas laki-laki yang

keseringan dianggap tegas tapi memarahi juga. Kalau perempuan kan

tegas tapi tidak keras jdi tegasnya tetap lembut begitu”

(Hasil Wawancara HR, Tanggal 07 Maret 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Seksi Ketentraman dan Tata Tertib

ia mengatakan bahwa pemimpin perempuan sebagai the iron maiden itu ada,

yakni tegas dalam memimpin. Tapi tetap membedakan tegas dengan keras yang

identic dengan pemimpin laki-laki, hal tersebut agar komunikasi dengan staff

tetap baik dan tujuan organisasi dapat tercapai.

Senada dengan hasil wawancara dari Kepala Seksi Pereknomian yang

mengatakan bahwa :

“Berbicara tegas, ya saya tegas ketika menghadapi beberapa

permasalahan di kantor sebagai pemimpin perempuan. Karna menurut

saya itu hal yang baik juga dalam membuat bawahan disiplin tapi

bukan juga yang tegas dalam artian memarahi, tidak. Tapi dalam hal

tertentu saja.

(Hasil Wawancara S, Tanggal 07 Maret 2021)

Kepemimpinan perempuan dengan indikator yang tegas itu ada dan menurut

Kepala Seksi Perekonomian hal tersebut baik agar bawahan tetap dalam keadaan

yang baik dan disiplin dalam bekerja.

Sejalan dengan hasil wawancara dari Kepala Seksi Pemerintahan yang

mengatakan bahwa :

“Sebagai pemimpin perempuan yang tegas ya saya juga seperti itu,

tegas dalam memimpin itu harus tapi tetap tegas yang sewajarnya,

apalagi perempuan yang identik dengan emosionalnya yang terkadang

tidak bisa dikontrol. Jangan sampai tegas tapi sudah masuk dalam rana

memarahi atau keras. Kalau saya dibilang tegas dalam memimpin ya

tegas ji juga”.

(Hasil Wawancara DR, Tanggal 07 Maret 2021)

Page 68: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

56

Berdasarkah hasil wawancara dari 3 informan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa kepemimpinan perempuan sebagai wanita besi atau the iron maiden itu ada

terlihat dari cara mereka tetap tegas dalam memimpin bawahannya. Tapi hal

tersebut mereka lakukan secara baik dan tetap berwibawa karena mereka ingin

berbeda dengan pemimpin laki-laki yang cenderung tegas namun juga terlihat

keras oleh bawahannya.

Sejalan dengan hasil wawancara dari Staff Seksi Ketentraman dan Tata

Tertib sebagai berikut :

“Berbicara tegas, ya ibu di kantor tegas tapi tetap baik, dalam

artian tegasnya itu bukan yang bikin kita takut untuk bekerja tapi

tegas yang kami sukai. Seperti ketika ada program atau hal yang

harus dikerjakan staff maka beliau dengan tegas mengatakan

bahwa program itu harus bisa selesai tepat waktu tapi tegasnya

tetap baik. Jadi saya sebagai staff suka karena berbeda dengan

tegasnya pemimpin laki-laki pada umumnya”

(Hasil Wawancara YA, Tanggal 07 Maret 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dari Staff, sikap tegas dimiliki Kepala Seksi

Ketentraman dan Tata Tertib hal tesebut terlihat dari cara pemimpin perempuan

pada seksi tersebut tegas dalam menyampaikan dan tegas dalam mengingatkan

bawahannya mengenai suatu program yang harus cepat terlaksana.

Senada dengan hasil wawancara dari Staff Seksi Perekonomian yang

mengatakan bahwa :

“Beliau sebagai pemimpin menurut saya sebagai staffnya yah

beliau tegas. Tidak banyak bicara yang tidak berfaedah tapi tegas

dalam membimbing staffnya dan juga mengajari staffnya sehingga

karna tegasnya itulah kita juga giat bekerja. Beda sih dengan

tegasnya pemimpin laki-laki”

(Hasil Wawancara AA, Tanggal 07 Maret 2021)

Page 69: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

57

The iron maiden ada dalam kepemimpinan perempuan pada Seksi

Perekonomian. Tegas tapi tidak merasa yang paling kuat dan merasa yang paling

benar, akan tetapi tegas yang membuat staff giat dalam bekerja terlihat dari sikap

pemimpin yang tegas dalam membimbing staffnya dan tegas dalam mengajari

staffnya.

Sejalan dengan hasil wawancara dari Staff Seksi Pemerintahan yang

mengatakan bahwa :

“Kami selaku staff melihat beliau memang tegas, tapi tetap baik

dan seperti tegas yang menyayangi. Kami sebagai staff suka

pemimpin apalagi perempuan yang seperti ibu baik walaupun

dalam memimpin beliau tegas namun jiwa perempuannya masih

terlihat begitu”

(Hasil wawancara ST, 07 Maret 2021, U 07 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dari 4 informan diatas dapat di tarik

kesimpulan bahwa para pemimpin perempuan atau kepala seksi tegas atau sebagai

the iron maiden dalam kepemimpinannya akan tetapi tegasnya dalam hal yang

baik tidak merasa dirinya paling benar serta ketegasan mereka yang berbeda

dengan ketegasan pemimpin laki-laki yang cenderung tegas namun juga keras

seperti pada ketegasan perkataan.

2. Faktor penghambat kepemimpinan perempuan dalam jabatan publik

Berdasarkan pemaparan sebelumnya , dapat diketahui bahwa sampai saat

ini kaum perempuan masih menghadapi banyak hambatan dalam menjalankan

kepemimpinannya dalam jabatan publik. Hal tersebut dapat terlihat dari masih

rendahnya angka perempuan yang menempati posisi strategis sebagai

pemimpin dalam jabatan publik.

a) Stereotype Gender

Page 70: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

58

Dalam kehidupan sosial ada dampak yang bisa terjadi akibat adanya

perbedaan jenis gender yaitu posisi yang timpang. Ketimpangan gender ini

adalah sebuah kondisi dimana ada salah satu jenis gender yang

kedudukannya lebih tinggi dan lebih rendah dibandingkan dengan gender

yang lain. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh faikh

(dalam mahmud 2011:21), menyatakan bahwa perbedaan gender yang

telah melahirkan ketidakadilan yang mengakibatkan lahirnya sifat yang

masyarakat anggap kodrati. Seperti dalam dunia kerja perempuan

cenderung dianggap tidak memiliki kompetensi yang mumpuni, lebih

emosian serta selalu membawa urusan perasaan dalam pekerjaan.

Sebagaimana hasil wawancara dari Kepala Seksi Ketentraman dan

Tatatertib sebagai berikut :

“Saya sebagai perempuan yang awalnya, dulu ingin menjabat

sebagai pemimpin merasakan betul jika ada yang namanya

perbedaan gender seperti halnya kita dianggap cepat emosian

dibanding laki-laki, dan laki-laki lebih dianggap berwibawa ketika

ia memimpin. Jadi kita sebagai perempuan haruspi betul-betul

mampu meyakinkan kalau kita juga bisa menjadi pemimpin”

(Hasil wawancara HR, Tanggal 07 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Seksi Ketentraman dan

Tata Tertib, gender masih ada dalam hal melihat kemampuan perempuan

dan laki-laki baik itu secara emosionalnya, serta cenderung melihat bahwa

laki-laki lebih memiliki kompetensi disbanding perempuan.

Sejalan dengan hasil wawancara dari Kepala Seksi Perekonomian

yang mengatakan bahwa :

“Berbicara mengenai gender pasti ada apalagi ketika ingin menjabat sebagai pejabat publik, kita kerap dibandingkan dalam hal kepemimpinanya terkadang lebih emosian ditambah lagi ketika

Page 71: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

59

banyak saingan laki-laki jadi kita juga kadang merasa akan gagal. Tapi tetap semangat juga dan tetap membuktikan kalau kita bisa”

(Hasil Wawancara S, Tanggal 07 Februari 2021).

Melihat Kepemimpinan dalam jabatan publik, gender masih menjadi

penghambat sebelum perempuan menjadi pemimpin, berdasarkan hasil

wawancara dari Kepala Seksi Perekonomian yang mengatakan bahwa laki-

laki dan perempuan masih kerap dibandingkan terutama dalam hal

emosional.

Senada dengan hasil wawancara dari Kepala Seksi Pemerintahan

yang mengatakan bahwa :

“Mengenai gender sebenarnya bukan penghambat, namun terkadang pemegang atau pemimpin tertinggi lebih memberi daya jangkau yang luas kepada laki-laki. Namun bila ada perempuan yang betul-betul mampu memimpin kedepan itu bukan masalah”.

(Hasil Wawancara DR, Tanggal 07 Februari 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Seksi Pemerintahan

mengatakan bahwa persoalan gender dalam dunia kerja terkadang dan

masih kerap kita temui akan tetapi hal tersebut jangan dianggap sebagai

penghambat ketika perempuan ingin menjadi pemimpin. Tapi dijadikan

sebagai motivasi ketika ingin menjadi pemimpin perempuan dalam jabatan

publik.

b) Peran Domestik Perempuan

Budaya patriarki yang membawa banyak implikasi pada tataran

kehidupan perempuan. Salah satunya adalah masih ada anggapan bahwa

perempuan mempunyai kewajiban mengurus rumah tangga. Peran

domestik perempuan yang telah tertanam dalam pola pikir masyarakat

cenderung membuat perempuan tidak bebas di ranah publik. Lebih lanjut

Page 72: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

60

lagi ketika perempuan di identikkan dengan peran domestiknya dan juga

berkarir di ranah publik maka terjadi beban ganda yang dapat menghambat

perkembangan karir perempuan. Beban ganda disini merujuk pada kondisi

dimana perempuan harus menjalankan peran sebagai istri dan ibu serta

melakukan pekerjaan lain di bidang kerjanya. Logika tersebut pula yang

menjadi dasar pemikiran bahwa perempuan yang ada di birokrasi

pemerintah di Kantor Pangkajene dan Kepulauan tidak memiliki banyak

ruang untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk

menjadi pemimpin. Hal itulah yang kemudian dapat menghambat

kepemimpinan perempuan.

Sebagaimana hasil wawancara dari Kepala Seksi Ketentraman dan

Tatatertib sebagai berikut :

“Menghambat kepemimpinan munkin bisa ya karna sudah banyak

yang kemarin-kemarin seperti itu, namun bagaimana kitanya

sebagai perempuan yang membuktikan kalau kita bisa bekerja

lebih berpotensi dibanding dengan apa yang mereka fikiran”

(Hasil Wawancara HR, Tanggal 09 April 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Seksi Ketentraman dan

Tata Tertib, peran domestik perempuan masih ada dalam hal melihat

kemampuan perempuan dari potensinya, serta cenderung memiliki

keraguan dalam melihat kompetensi yang dimiliki perempuan.

Sejalan dengan hasil wawancara dari Kepala Seksi Perekonomian

yang mengatakan bahwa :

“Adanya pandangan yang mengatakan bahwa perempuan bagusnya

mengurus rumah tangga saja, kita sebagai perempuan harus

membantahnya dengan cara layakkan diri untuk jadi pemimpin.

Jangan melihat hambatannya tapi buktikan saja potensi kita”

(Hasil Wawancara S, Tanggal 09 April 2021)

Page 73: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

61

Melihat Kepemimpinan dalam jabatan publik, peran domestik

perempuan masih menjadi penghambat sebelum perempuan menjadi

pemimpin, berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Seksi Perekonomian

yang mengatakan bahwa kepemimpinan tertinggi masih melihat bahwa

laki-laki lebih memiliki kapasitas dalam bekerja dari pada perempuan.

Senada dengan hasil wawancara dari Kepala Seksi Pemerintahan

yang mengatakan bahwa :

“Menghambat mungkin bisa apalagi yang selalu mengidentikkan

perempuan dengan banyak urusan rumah tangga, jadi mereka

berpendapat bahwa kita tidak mampu memimpin tapi seiring

berjalannya zaman hal seperti ini sudah lumayan langka ditemui”

(Hasil Wawancara DR, Tanggal 09 April 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Seksi Pemerintahan

mengatakan bahwa persoalan peran domestik perempuan dalam dunia

kerja terkadang masih kita temui akan tetapi hal tersebut membuat

perempuan harus membuktikan bahwa perempuan bisa berpotensi

memimpin lebih baik.

C. Pembahasan

1) Kepemimpinan Perempuan

Kepemimpinan perempuan dalam jabatan publik dapat di artikan sebagai

serangkaian perilaku yang di lakukan oleh perempuan sesuai dengan

kedudukannya sebagai pemimpin dalam jabatan publik. Menurut Saputra (2013)

dalam kepemimpinan perempuan harus tetap memiliki sikap yang dimiliki oleh

rasulullah SAW yaitu memiliki sikap yang jujur, benar serta berintegritas tinggi,

cerdas dan memiliki intelektualitas yang tinggi, senanstisa menyampaikan risalah

Page 74: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

62

dengan baik dan amanah, menjalin hubungan sosial dan berinteraksi dengan

bawahan serta memiliki kelebihan mengatur dan mengrahkan bawahannya dengan

baik.

Menurut Sutikno (2014: 29) kepemimpinan perempuan sangat

bergantung pada kelebihan seorang pemimpin dalam mengerti situasi dan

kondisi bawahannya serta mempunyai sikap keluhuran budi pekerti yang

membuat bawahannya menyukai atasannya selama masa kepemimpinannya.

Hal serupa dikemukakan oleh Sulaeman (2010) dalm sudut pandang

biologis erempuan yang memiliki sikap keibuan, simpatik dan lemah lembut,

mudah menyayangi namun mampu mengembangkan diri dengan baik dan

memiliki semangat motivasi yang cukup baik pula.

Sejalan dengan beberapa teori mengenai kepemimpinan perempuan

maka dalam penelitian ini menggunakan empat indikator menurut Kanter 1977

yaitu :

a. Pemimpin Perempuan Sebagai The mother (Simpatik)

Kepemimpinan perempuan mulai bangkit dari tidur panjang sejak isu hak

asasi manusia dan persamaan gender seacara lanatang disuarakan ooleh aktivis

feminisme. Kiprah perempuan tersebut semakin menonjol pada abad ke 21 karena

perempuan sudah menunjukkan kepercayan diri dan integritasnya dengan rasa

simpatik yang baik (Sutikno, 2014)

Pemimpin perempuan sebagai the mother dalam jabatan publik dikatakan

bahwa seorang perempuan memiliki sikap yang simpatik, seperti halnya para

Kepala Seksi dalam Kantor Kecamatan Pangkajene dan Kepulauan yang memiliki

Page 75: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

63

sikap the mother atau sikap keibuan yang cukup baik. Hal ini dikarenakan Kepala

Seksi Perempuan yang ada di Kantor Kecamatan Pangkajene dan Kepulauan

mampu memberi kesempatan, dan memberi ruang kepada bawahannya untuk

menyampaikan segala keluh kesahnya bahkan terbuka ketika diajak berbicara

mengenai masalah pribadi.

Dalam hal ini Kepala Seksi Ketentraman dan Tata Tertib, Kepala Seksi

Perekonomian dan Kepala Seksi Pemerintahan juga mampu memposisikan dirinya

sebagai pendengar yang baik kepada bawahannya sehingga para bawahan disetiap

seksi merasa lebih santai dalam menyampaikan sesuatu seperti pendapat dan

kritikan sehingga staff merasa diperhatikan oleh atasannya. Hal ini menjadi salah

satu indikator yang dapat mengembangkan lingkungan kerja yang lebih baik

sebagai pemimpin perempuan The Mother .

b. Pemimpin perempuan sebagai Seductress (Penyemangat)

Kepemimpinan perempuan sebagai obyek seksual adalah kemampuan

menyemangati dengan baik hal ini sejalan dengan pendapat Kaloh (2009). Di

Kantor Kecamatan Pangkajene dan Kepulauan perempuan sebagai seductress

cukup baik, karena Kepala Seksi cenderung rajin menyemangati bawahannya.

Dalam hal ini Kepala Seksi perempuan yang ada di Kantor Kecamatan

Pangkajene dan Kepulauan mampu memotivasi staffnya dengan cara

menyemangati yang lebih baik daripada pemimpin laki-laki.

Terlihat dari Kepala Seksi Ketentraman dan Tata Tertib yang tegas namun

jiwa menyemangatinya membuat para staffnya lebih giat, juga Kepala Seksi

Perekonomian yang menyemangati bawahannya wssalaupun dengan suara yang

Page 76: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

64

lembut namun mampu membangkitkan semangat staffnya serta Kepala Seksi

Pemerintahan yang menyemangati dengan memberi hadiah juga mampu

menambah semangat sehingga membuat bawahan bekerja lebih giat lagi bukan

karena perintah melainkan dorongan .

c. Pemimpin perempuan sebagai The pet (Kekeluargaan)

Pemimpin perempuan yang mendapat gelar kesayangan oleh bawahannya

adalah mereka yang mampu dekat dan menjalin sikap kekeluargaan yang baik

dengan bawahannya sesuai dengan Kaloh (2009).

Kepala Seksi Perempuan di Kantor Kecamatan Pangkajene dan Kepulauan

menyandang kata The Pet atau kesayangan. Karakter kesayangan diadopsi oleh

para staff kepada atasannya karna Kepala Seksi Perempuan dapat menunjukkan

kehebatan mereka dalam kepemimpinannya daripada kepemimpinan laki-laki.

Dalam hal ini pemimpin perempuan di Kantor Kecamatan Pangkajene dan

Kepulauan mampu memperlakukan bawahan seperti orang terdekat atau

menganggap bawahannya seperti keluarga sehingga bawahan lebih santai dalam

berkolaborasi dengan atasannya dan bawahan tidak canggung lagi dalam

menyampaikan sesuatu. Hal inilah yang membuat staff merasa lebih dekat dengan

para Kepala Seksi Perempuan, dan karakteristik yang dibangun oleh para

pemimpin perempuan dalam jabatan publik tersebut yang mampu menjadikan

mereka kesayangan bagi para staffnya cukup baik.

Page 77: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

65

d. Pemimpin perempuan sebagai The iron maiden (Tegas)

Kepemimpinan perempuan dalam jabatan publik tidak terlepas dari kata

The “iron maiden” yang cenderung membuat perempuan bersikap tegas dalam

memimpin bawahannya, sehingga timbul kesan tegas sejalan dengan Sutikno

(2014). Seperti Kepala Seksi Perempuan pada Kantor Kecamatan Pangkajene

dan Kepulauan yang memiliki sikap tegas dalam memimpin bawahannya.

Kepala Seksi Ketentraman dan Tata Tertib yang memiliki sikap tegas namun

tetap mempertahankan karakter lembutnya ketika menyampaikan sesuatu, juga

Kepala Seksi Perekonomian dan Kepala Seksi Pemerintahan yang bersikap tegas

untuk membuat bawahannya tetap disiplin, namun tegasnya tetap berbeda

dengan tegas laki-laki yang cenderung tegas tapi juga keras dalam memimpin.

2) Faktor Penghambat Kepemimpinan Perempuan dalam Jabatan Publik

Faktor penghambat kepemimpinan perempuan dalam jabatan publik di

Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, dapat

dilihat bahwa perbedaan gender dan peran domestik perempuan masih menjadi

hal penentu dalam terpilihnya suatu pemimpin, dilihat dari Kepala Seksi

Ketentraman dan Tata Tertib dan Kepala Seksi Perekonomian yang mengatakan

bahwa seringnya muncul asumsi perbedaan mengenai perempuan yang lebih cepat

emosional dibanding laki-laki ketika menjadi pemimpin dan laki-laki dianggap

lebih berwibawa dan memiliki kompetensi lebih dibanding dengan pemimpin

perempuan. Persoalan gender dan peran domestik perempuan dalam dunia kerja

masih kerap ditemui dalam Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan seperti yang dikatakan oleh Kepala Seksi

Page 78: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

66

Pemerintahan bahwa pemegang atau pemimpin tertinggi lebih memberi daya

jangkau yang luas kepada laki-laki sehingga hal tersebut menjadi faktor

penghambat kepemimpinan perempuan dalam jabatan publik.

Page 79: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menarik kesimpulan secara

umum sesuai dengan judul skripsi “Kepemimpinan Perempuan dalam Jabatan

Publik (Studi Kasus pada Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan)” maka dari itu, penulis dapat menyimpulkan dari beberapa

indikator sebagai berikut :

1. Kemimpinan perempuan sebagai the mother (Simpatik) dilihat dari para

Kepala Seksi yang selalu menjadi pendengar yang baik, mendengar keluh

kesah bawahannya, serta selalu ada ketika dibutuhkan staff atau

bawahannya.

2. Kepemimpinan perempuan sebagai seductress (Penyemangat) atau Kepala

Seksi pada Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan dapat dilihat bahwa para Kepala Seksi cukup baik dalam

menjadi penyemangat bagi karyawannya walaupun dalam hal ini

menimbulkan unsur persaingan. Dilihat dari cara menyemangati mereka

lebih lembut namun cenderung menggoda dan lebih membangkitkan,

sehingga karyawan bekerja karena dorongan dari dalam.

3. Kepemimpinan perempuan sebagai the pet (kekeluargaan) dapat dilihat

bahwa para Kepala Seksi pada Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan mampu memberikan pendekatan yang baik

kepada bawahannya, dilihat dari bagaimana staff tidak canggung lagi

Page 80: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

68

karena telah menganggap mereka sebagai orang terdekat dan menyayangi

pemimpin perempuan mereka.

4. Kepemimpinan Perempuan sebagai the iron maiden (Tegas) dapat dilihat

bahwa para Kepala Seksi tegas dalam menjalani kepemimpinannya. Tegas

yang berbeda dengan tegas dari kepemimpinan laki-laki, dimana tegasnya

kepemimpinan perempuan tetap terlihat jiwa lemah lembutnya sedangkan

laki-laki cenderung lebih keras ketika mencoba tegas, sebagaimana

pengakuan dari pemimpin serta staff itu sendiri.

5. Faktor Penghambat Kepemimpinan Perempuan dalam jabatan publik dapat

dilihat bahwa perbedaan gender masih menjadi hal yang cenderung dilihat

apalagi perbedaan mengenai perempuan yang lebih cepat emosional

dibanding laki-laki serta laki-laki yang dianggap lebih memiliki

kompetensi disbanding dengan perempuan.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian diatas maka dapat disampaikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Diharapkan agar pemimpin perempuan dalam hal ini Kepala Seksi yang

ada di Kantor Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan lebih berperan aktif lagi sebagai the mother atau simpatik yaitu

tetap menjadi pendengar yang baik bagi bawahannya, selalu ada untuk

bawahannya serta memberi solusi atas permasalahan yang ada.

2. Kepala Seksi diharapkan lebih aktif lagi dalam menjadi penyemangat bagi

bawahannya sehingga lingkungan kerja dapat terjalin lebih baik lagi.

Page 81: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

69

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,

khususnya bagi penulis itu sendiri dalam pengembangan ilmu

pengetahuan.

4. Keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya minat informan dalam

memberi informasi kepada peneliti sehingga diharapkan untuk penelitian

selanjutnya informan benar-benar memberikan informasi yang lebih

relevan.

Page 82: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

70

DAFTAR PUSTAKA

Afifah Dara (2017). Islam, Kepemimpinan Perempuan dan Seksualitas.Jakarta :

PT. Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Amalia, Agustino, Waseh (2018). Kepemimpinan Perempuan dalam jabatan

publik di Provinsi Banten (Studi Kasus Bupati Lebak Periode 2014-2019).

(Doctoral Dissertation, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).

Repository.fisip-untirta.ac.id/990/

Anin, Rasimin, Atamimi (2015). Hubungan Self Monitoring dengan Buying

Terhadap Produk Fashion Pada Remaja. Jurnal Psikologi, Vol 35.No 2.

Bedong, M. Ali Rusdi, Ahmad Fauziah. Kepemimpinan Wanita di Dunia Publik

(Kajian Tematik Hadis). AL-MAIYYAH: Media Transformasi Gender

dalam Paradigma Sosial Keagamaan, Vol (2), Hal ( 214-231).

Budiman Arif (1995). Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta s: PT Raja

Grafindo Persada

Chozin Dahlan. (2016). One Two Leadership, New York: the free press

Darwin, M. Muhadjir ( 2005). Negara dan Perempuan: Reorientasi Kebijakan

Publik. Yogyakarta: Media Wacana

Eko, Bambang S. (2005). Wanita, Martabat, dan Pembangunan. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Eowito. D, Saidi, A., & Nagong, A (2019). Peran Kepemimpinan Perempuan

dalam Jabatan Publik di Kantor Kelurahan Air Hitam Kecamatan

Samarinda Ulu Kota Samarinda. FisiPublik: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, 3(1),1-13.

Fakih Mansyur. (1999). Analisis Gender dan Transformasi Sosial.Yogyakarta :

Pustaka Belajar

Harbani Pasolong. (2013). Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : CV.Alfabeta.

Harbani Pasolong. (2008). Kepemimpinan Birokrasi.Bandung : CV.Alfabeta.

Hargreaves, Fink. (2006). Sustainable Leadership. San Francisco : Jossey – Bass

Hasanah Uswatun. (2012). Teori Kepemimpinan.

http://uswtunhasanah.wordprees/teorikepemimpinan

Irawati, D. (2011). Perkembangan Teori Kepemimpinan : Suatu Tinjauan

Page 83: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

71

Pustaka. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 7 No.1

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : Pustaka Setia.

Mullins, Laurie J. (2005). Management And Organization, Seventh Edition.

England : Prentice Hall Financial Times.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitafif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Stogdill.(2014). Pemimpin dan Gaya Kepemimpinan, Edisi Pertama.Lombok :

Holistica

Syarif Sultan. (2016). Analisis Peran Wanita dalam Jabatan Publik. Jurnal

Administrasi Negara.

UA Army. (2000). Hec-Hms Applications Guide, Hydrologic Engineering Center.

Wibowo, U. B. (2011). Teori Kepemimpinan. Badan Kepegawaian Daerah Kota

Yogyakarta.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/C, 20201113.

Yudiaatmaja F. (2013). Kepemimpinan: Konsep, Teori dan Karakternya. Media

Komunikasi FPIPS

Yulianti, Reni dkk. (2018). Women Leadership : Telaah Kapasitas Perempuan

sebagai pemimpin : Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan, Vol. 10,

No.2

Peraturan Perundang-Undangan

Instruksi Presiden nomor 9 tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan Nasional.

Undang-Undang nomor 25 tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional

(PROPERNAS) tahun 2000-2004.

Undang-Undang nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah yang

berhubungan dengan PP RI nomor 13 tahun 2002 tentang perubahan atas

peraturan pemerintah nomor 100 tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS

dalam jabatan Struktural beserta peraturan pelaksanaannya.

Page 84: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

72

LAMPIRAN

Page 85: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

Gambar Wawancara dengan Kepala Seksi Ketentraman dan Tata Tertib

(Henny Rosmala HS, SE, M.Si)

Gambar Wawancara dengan Kepala Seksi Pemerintahan

(Sudarmiati, SP)

Page 86: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

Gambar Wawancara dengan Kepala Seksi Perekonomian

(Sukriah, S.Kom)

Gambar Wawancara dengan Staff Kepala Seksi Ketentraman dan Tata Tertib

(Yulia Anwar)

Page 87: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

Gambara Wawncara dengan Staff Kepala Seksi Perekonomian

(Abdul Azis, SM)

Gambar Wawancara dengan Staff Kepala Seksi Pemerintahan

(Siti Nurhayati, SE)

Page 88: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

Wawancara dengan Staff Kepala Seksi Pemerintahan

(Usman, S.Sos)

Page 89: SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK …

RIWAYAT HIDUP

Afriani atau yang lebih dikenal dengan nama Vhia,

lahir di Belawa Wajo 14 September 1998. Anak

Pertama dari 2 bersaudara, lahir dari pasangan suami

istri Bapak Padlang dan Ibu Suriani. Penulis pertama

kali menempuh pendidikan di Sekolah Dasar di SD

Negeri No.220 Sappa dan selesai pada tahun 2010,

pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah

Menengah Pertama di SMPN 2 Belawa dan selesai pada tahun 2013. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 7 Luwu Utara pada tahun

2013 dan selesai pada tahun 2016. Karena memiliki keinginan yang kuat dalam

hal pendidikan penulis melanjutkan jenjang pendidikan di salah satu perguruan

tinggi swasta di Makassar yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar, dan

terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

jurusan Ilmu Administrasi Negara, dengan nomor stambuk 10561 11254 16.

Berkat petunjuk serta pertolongan dari Allah SWT, usaha dan doa kedua orang tua

dalam menjalani aktivitas akademik di perguruan tinggi Universitas

Muhammadiyah Makassar, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir skripsi dengan judul “Kepemimpinan Perempuan dalam Jabatan Publik

(Studi Kasus pada Kantor Kecamatan Pangkajene dan Kepulauan).