SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ESAI FOTO JURNALISTIK MAJALAH NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA (Studi Analisis Semiotik terhadap Makna Esai Foto Jurnalistik Tentang Islam di Indonesia dalam Majalah National Geographic Indonesia edisi Oktober 2009) Disusun Oleh : Agoes Rudianto D 1207565 Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

Page 1: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

SKRIPSI

ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA

DALAM ESAI FOTO JURNALISTIK

MAJALAH NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA

(Studi Analisis Semiotik terhadap Makna Esai Foto Jurnalistik Tentang Islam di

Indonesia dalam Majalah National Geographic Indonesia edisi Oktober 2009)

Disusun Oleh :

Agoes Rudianto

D 1207565

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

persyaratan memperoleh gelar Sarjana

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Disetujui Untuk Dipertahankan

Dihadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si Drs Subagyo, SU

NIP 19580617 19870 21 001 NIP. 19520917 19800 31 001

Page 3: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Telah Diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari :

Tanggal :

Panitia Penguji :

1. Ketua : Drs. Mursito, SU

NIP 19530727 198003 1001 ( ………………………… )

2. Sekretaris : Diah Kusumawati, M.Si

NIP. 19760101 260812 2002 ( ………………………… )

3. Penguji I : Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si

NIP 19580617 19870 21 001 ( ………………………… )

4. Penguji II : Drs Subagyo SU

NIP. 19520917 19800 31 001 ( ………………………… )

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Drs. Pawito Ph.D

NIP. 19540805 19850 31 002

Page 4: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MM OOTTTT OO

· Semua akan indah pada waktunya, tapi hanya untuk orang yang mau berusaha

· Setiap perjalanan adalah pelajaran

· Sesungguhnya di mana ada kesulitan di situ ada kelapangan (Q.S Al Insyirah : 5)

Page 5: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya sederhana ini untuk mereka, orang-orang yang telah

menjadikanku bisa berusaha dengan keras dan tekad untuk lulus :

· Bapak dan Ibu yang bagai nyala sepasang lilin di dalam hakiki kesabaran dan

jiwa kesederhanaannya, yang telah mendidik, membimbing dan membuatku

seperti sekarang ini, semoga diriku menambah kebanggaan serta tidak

mengecewakan keluarga.

· Buat adik-adikku Miko Bagus dan Basuki Wahyu Utomo, semoga bisa

mengeyam pendidikan yang lebih tinggi.

Page 6: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah Robbill’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas kebesaran rahmat dan karunia-Nya, serta sholawat dan

salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Skripsi berjudul Islam Radikal dan Moderat di Indonesia Dalam Esai Foto

Jurnalistik Majalah National Geographic Indonesia (Studi Analisis Semiotik terhadap

Makna Foto Jurnalistik Tentang Islam di Indonesia dalam Majalah National

Geographic Indonesia edisi Oktober 2009) ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari

bimbingan dan petunjuk serta arahan dari berbagai pihak yang dengan penuh

kesadaran memberi dan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta motivasi baik

secara langsung maupun tidak langsung. Apabila ada rangkaian kata yang lebih indah

melebihi ucapan terima kasih, dengan segenap ketulusan dan keihklasan serta

kerendahan hati akan penulis sampaikan kepada yang terhormat dan tercinta Bapak

dan Ibu serta seluruh keluarga yang menanti keberhasilan atas doa, dukungan dan

kasih sayang yang diberikan selama ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Special thanks for ALLAH SWT dan Al-Qur’an ( penjawab semua keraguan

dan misteri ).

2. Prof. Drs. Pawito Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret.

3. Dra Prahastiwi Utari, Ph D selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

Page 7: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

4. Drs. Subagyo SU, selaku pembimbing akademik, yang telah berkenan

memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

5. Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si dan Drs. Subagyo SU selaku dosen

pembimbing yang telah merelakan waktu untuk membimbing penulis dalam

menyusun skripsi ini.

6. Segenap dosen pengajar yang telah memberikan bekal pengetahuan,

ketrampilan dan bimbingan selama menempuh pendidikan di FISIP

Universitas Sebelas Maret.

7. Terima kasih kepada redaksi Majalah National Geographic Indonesia yang

sudah memberi bantuan selama penulis melakukan penelitian dan

pengumpulan data.

8. Bapak, Ibu dan adik-adikku (Miko dan Wahyu) atas segala doa dan dukungan

untuk tetap bersabar dan berjuang menyelesaikan skripsi ini.

9. Amin Maulin Nastria, yang selalu mendukung di masa-masa sulit studiku dan

juga semua perhatiaanya hingga skripsi ini terselesaikan.

10. Keluarga keduaku, Hasan Sakri Gozali dan Kesturi Haryunani yang

selalu mengingatkan bahwa waktu itu terbatas. Juga Ratna, Elya dan

Eko yang menjadi tempat berbagi ilmu serta motivasi.

11. FFC dan semua penghuninya yang membawa saya menjadikan fotografi

bagian dari hidup saya.

12. Desk foto Fadjar Roosdianto, Verdy Bagus, Ratna Puspita Dewi, Dwi

Prasetyo, Sunaryo Haryo Bayu, Burhan Aris Nugraha, Widodo dan Wachid.

Serta rekan kerja di Harian Umum SOLOPOS lainnya yakni Anton

Prihantono, Rina Yurini, Danang Nur Ihsan, Yusmei Sawitri, Sholahudin

Muyazin, Priyono.

13. Teman-teman Pewarta Foto Indonesia (PFI) Solo Andika, Akbar, Nuno,

Taufan, Azzam, Arie, Jimbung, Arif, Mas Boy, Mas Gembeng, Mas Andri,

Mas Blontank, Pak Ali Lutfi.

Page 8: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

14. Semua saudara dan teman yang belum atau tidak tertulis disini, yang penulis

anggap telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, bukanlah

suatu ketidakinginan karena diri-dirimu telah terlukis dalam hatiku (dan juga

karena keterbatasan penulis dalam menyusun siapa saja yang harus

disebutkan), dan juga disebabkan akan keterburu-buruan penulis untuk segera

menulis ”these thanks to things” dikarenakan dateline untuk mendaftar

wisuda yang sudah mepet.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan kepada

semuanya, Amin. Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu

penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan

penulis dan dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis mengharapkan

adanya kritik serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan skripsi ini

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Mei 2011

Penulis

Agoes Rudianto

Page 9: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 11

E. Kerangka Teori Kerangka Pemikiran

1. Semiotika.................................................................... .............. 11

2. Foto Jurnalistik.......................................................................... 24

3. Islam Radikal dan Moderat ....................................................... 31

4. Tempat Kejadian ....................................................................... 33

F. Kerangka Pikir ................................................................................ 34

G. Defenisi Konsep

1. Semiotik .................................................................................... 36

2. Makna ....................................................................................... 36

3. Foto Jurnalistik.......................................................................... 37

4. Islam Radikal dan Moderat ....................................................... 37

H. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian.......................................................................... 38

2. Metode Penelitian...................................................................... 38

3. Sumber Data.............................................................................. 39

4. Analisa Data .............................................................................. 40

Page 10: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB II DESKRIPSI MAJALAH NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA

A. Profil Majalah NGI ....................................................................... 43

B. Visi Dan Misi Majalah NGI .......................................................... 44

C. Alur Peliputan ................................................................................. 45

D. Pengawakan Redaksi ...................................................................... 47

E. Fotografer James Natchwey ............................................................ 50

F. Liputan NGI Mengenai Islam di Indonesia .................................... 52

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Konsep Esai Foto Islam di Indoensia.............................................. 55

B. Analisa Obyek Foto ........................................................................ 56

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 109

B. Saran ............................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRAK Agoes Rudianto, D 1207565 : ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ESAI FOTO JURNALISTIK MAJALAH NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA (Studi Analisis Semiotik terhadap Makna Esai Foto Jurnalistik Tentang Islam di Indonesia dalam Majalah National Geographic Indonesia edisi Oktober 2009), Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011.

Majalah mempunyai fungsi sebagai pemberi informasi kepada khalayak, informasi bisa berupa tulisan dan juga foto yang termuat. Foto jurnalistik yang menjadi salah satu bagian dari media massa mampu memberikan penjelasan secara virtual dalam suatu berita. Selain untuk kebutuhan berita, foto mempunyai pesan berita tersendiri yang ingin disampaikan melalui sebuah visual. Penelitian ini berfokus pada bagaimana membaca sebuah foto yang termuat dalam sebuah media massa, membaca makna dalam foto majalah.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotik Roland Barthes, yang berguna untuk menganalisis makna dalam foto jurnalistik di majalah. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan unit analisis denotasi dan konotasi yang terdapat dalam objek penelitian yang berupa foto dan caption dalam majalah yang berjumlah sepuluh foto. Akhirnya temuan dari studi ini tidak lain adalah jawaban dari rumusan masalah sebelumnya, pembentukan makna yang secara keseluruhan diperoleh setelah melewati tahapan analisis, disertai dengan tahapan identifikasi hubungan pertandaan yang memakai model Barthez.

Pemeluk Islam di Indonesia terdiri dari berbagai kelompok gerakan keagamaan yang berbeda dalam pelaksanaan syariah. Perbedaan tersebut muncul karena dipengaruhi oleh pemahaman mengenai Al Quran dan Hadist yang berbeda pula. Ada kelompok yang berusaha menegakkan syariat Islam dengan kekerasan, sedangkan kelompok lainnya berusaha menyelaraskan syariat Islam dengan perkembangan jaman.

Selanjutnya karya ilmiah ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian lanjutan dengan menggunakan metode yang berbeda, dan agar dapat lebih dikembangkan lagi dari berbagai segi, baik dalam hal analisis, content dari karya ilmiah yang akan ditulis oleh peneliti-peneliti selanjutnya.

Page 12: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRACT

Agoes Rudianto, D 1207565: RADICAL AND MODERATE ISLAM IN INDONESIA OF ESSAY JOURNALISTIC PHOTOGRAPHY IN INDONESIAN NATIONAL GEOGRAPHIC MAGAZINE (Study of Semiotic analysis of The Meaning of Jornalistic Photography about Islam in Indonesia in Indonesia National Geographic Magazine 2009 October edition). Thesis. Major in Communication Science. Faculty of Social Science and Political Science. Sebelas Maret University of Surakarta. 2011

Magazine has a function as an information source for public, this information can be a written material and also photojournalism be contained in a publication. Photojournalism, as one part of mass media, are able to explain news virtually. In addition to needs of news, photojournalism has its own news message that needs to be to be conveyed through a visual. This research is focused on how to read a published photo in a mass media, read the meaning of a photo in a magazine.

The purpose of this research is finding out the meanings that contained in photos about Islam in Indonesia by James Natchwey on Indonesian National Geographic Magazine October 2009 edition. This research is an interpretative qualitative research. Data in this research is a qualitative data (non numeric data), so it is categorized as substantive data that will be interpreted with scientific reference.

The methodology used in this research is a semiotic analysis of Roland Barthes, which is useful for analyzing the meanings of photojournalism in magazines. The analysis is done qualitatively with the unit of analysis denotation and connotation contained in the object of research in the form of a photo and caption in the magazine, amounting to 10 photos. The result of this research is the answer of previous problem formulation, the whole of formation meaning is obtained after passing through the stages of analysis, followed by signified relation identification stage of Barthez’s model.

Moslem in Indonesia consists of various groups of different religious movements in the implementation of syariah. These differences arise because it is influenced by different understanding of Al-Quran and Hadist. There is a group trying to enforce Islamic laws by violence, while another group tried to harmonize Islamic law with the developmental period.

For the further step, this scientific work is expected to be useful for further research using different methods, and that can be developed from various aspects, both in terms of analysis, content of scientific work to be written by subsequent researchers.

Page 13: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setahun setelah bom Bali 2002, terjadi pengeboman pertama hotel JW

Marriott di Jakarta, kemudian pada tahun 2004 serangan bom menimpa Kantor

Kedutaan Australia yang juga berada di Jakarta. Sementara pada tahun 2005 terjadi

tiga kali bom bunuh diri di Bali. Setelah cukup lama tidak terjadi aksi pengeboman

yang membuat pakar mulai yakin bahwa ancaman terorisme sudah sangat berkurang,

terjadilah pengeboman di Hotel Ritz-Carlton dan di Hotel JW Marriott. Semua

kejadian tersebut tersebar dibeberapa titik saja di negara Indonesia yang luas. Hal

tersebut menegaskan kekhawatiran dunia barat bahwa negara Indonesia menjadi

tempat berlindung para teroris.

Selama beberapa dasawarsa, masyarakat Indonesia semakin terbuka

keislamannya. Jama’ah mesjid bertambah banyak dan busana Muslim menjadi

semakin populer. Pada tahun 2000, semakin banyak pemerintah daerah yang mulai

memberlakukan peraturan yang diinspirasi oleh syariah atau hukum Islam dan

dukungan untuk partai politik Islam terus meningkat. Makin lama, kelompok militan

Islam yang mendukung perjuangan dengan kekerasan untuk membentuk Indonesia

sebagai republik Islam tampaknya telah menenggelamkan suara mayoritas Muslim

Page 14: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Indonesia yang berpendapat bahwa keimanan mereka dapat hidup berdampingan

dengan mulus bersama kehidupan modern dan nilai-nilai demokrasi.

Penyebaran Islam ke Indonesia berlangsung secara bertahap dan damai. Islam

turut berperan mempersatukan penduduk yang sebelumnya terpecah-pecah menjadi

budaya kawasan tunggal. Pada saat VOC yang dikelola Belanda menguasai

perdagangan rempah-rempah pada abad ke-17, Islam telah menyebar ke hampir

semua masyarakat pesisir Indonesia.

Meskipun demikian, ketika penataan kembali dunia pasca Perang Dunia II

membuka jalan menuju kemerdekaan dari penjajahan Belanda, Presiden pertama

Indonesia Sukarno memilih untuk tidak menetapkan agama resmi negara.

Menciptakan republik Islam, menurut Sukarno, dapat mengucilkan kalangan

minoritas non-Muslim. Presiden kedua Indonesia Soeharto mengambil alih kekuasaan

pada 1966, ketika meletus kekerasan antikomunis yang menewaskan setengah juta

jiwa, dan untuk sementara waktu dia berhasil meredam kekejaman dan memupuk

pertumbuhan ekonomi. Namun, rezim pemerintahannya sarat penindasan dan bergaya

militer. Pengunduran diri Soeharto pada 1998 dipicu oleh gerakan pro-demokrasi

yang dipimpin mahasiswa, berkekuatan jutaan orang yang sebagian besar Muslim.

Namun, akhir rezim Suharto juga menegaskan perpecahan di dalam

masyarakat Muslim, antara pihak yang mendukung perpaduan tradisional antara

Islam dengan kepercayaan setempat dan pihak yang berupaya “menyucikan” Islam

dan mengikis nuansa regionalnya. Pertikaian ini berlanjut sampai sekarang,

Page 15: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

dikobarkan antara lain oleh ide dan praktik yang berasal dari aliran Wahabi yang

ketat di Arab Saudi.

Radikalisme belakangan ini menjadi gejala umum di dunia Islam, termasuk di

Indonesia. Gejala radikalisme di dunia Islam bukan fenomena yang datang tiba-tiba.

Ia lahir dalam situasi politik, ekonomi, dan sosial-budaya yang oleh pendukung

gerakan Islam radikal dianggap sangat memojokkan umat Islam.

Islam radikal, tampaknya, terus mencoba melawan. Perlawanan itu muncul

dalam bentuk melawan kembali kelompok yang mengancam keberadaan mereka atau

identitas yang menjadi taruhan hidup. Mereka berjuang untuk menegakkan cita-cita

yang mencakup persoalan hidup secara umum, seperti keluarga atau institusi sosial

lain. Mereka berjuang dengan kerangka nilai atau identitas tertentu yang diambil dari

warisan masa lalu maupun konstruksi baru. Dan, berjuang melawan musuh-musuh

tertentu yang muncul dalam bentuk komunitas atau tata sosial keagamaan yang

dipandang menyimpang.

Kini, gerakan radikal Islam telah terfragmentasi dalam beragam organisasi.

Namun, ada sejumlah benang merah yang bisa ditarik dari berbagai kelompok Islam

radikal. Yaitu, keyakinan yang sangat kuat bahwa Islam adalah satu-satunya solusi

untuk menyelesaikan berbagai krisis di negeri ini, perjuangan yang tak kenal lelah

menegakkan syariat Islam, resistensi terhadap kelompok yang berbeda pemahaman

dan keyakinan, serta penolakan dan kebencian yang nyaris tanpa cadangan terhadap

segala sesuatu yang berbau Barat.

Page 16: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Pasca tragedi 11 September 2001, Islam moderat di Asia Tenggara menjadi

kebalikan atas Islam radikal. Banyak tokoh dari dalam dan luar negeri yang berharap

agar Islam moderat tampil dan memberikan andil dalam meredam gejolak teror

berlabel agama.

Kondisi semacam ini mendorong umat Islam di Asia Tenggara merespon

maraknya terorisme berlabel agama dengan menggelar konferensi yang bermaksud

membalikkan berkembangnya pengaruh Islam radikal di kalangan umat Islam pada

umumnya, dan mencegah terbentuknya opini internasional yang mengidentikkan

Islam dengan terorisme. “Deklarasi Jakarta 2001”, yang merupakan hasil Summit of

World Muslim Leaders, menyatakan bahwa Islam adalah agama moderat yang cinta

damai, anti-kekerasan, dan tidak anti-kemajuan. Berikutnya adalah The Jakarta

International Islamic Conference (JIIC) yang dilaksanakan atas kerjasama NU-

Muhammadiyah pada tanggal 13-15 Oktober 2003. Konferensi ini ingin mempertegas

peran Islam moderat Asia Tenggara yang direpresentasikan oleh NU dan

Muhammadiyah dalam meredam gelombang radikalisme. 1

Saat ini, Islam di Indonesia terus berkembang dan sebagian terkotak-kotak

sesuai dengan keyakinan yang mereka anut. Islam radikal menunjukkan eksistensi

dengan munculnya sejumlah organisasi massa kerap menggelar razia tempat-tempat

maksiat semisal bar dan rumah penampungan tunsusila. Di sisi lain, Islam moderat

mendengungkan pentingnya hidup berdampingan dengan agama lain, bersikap

1http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=202816&kat_id=105&kat_id1=147 &kat_id2=291 diakses pada 9 November 2009, pukul 19.30WIB.

Page 17: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

terbuka dalam beragama dan tidak mementingkan sikap eksklusif satu agama atas

agama lainnya.

Harus diakui bahwa media massa memegang peranan penting dalam

meningkatkan pemahaman bahwa umat Islam memang terbagi menjadi berbagai

golongan. Namun, untuk itu diperlukan pula kesamapahaman makna perbedaan agar

tidak dijadikan jurang pemisah dan perlunya toleransi dari berbagai golongan umat

Islam untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing.

Umat masih berdebat tentang bagaimana Islam sesungguhnya. Tetapi bila kita

mengamati foto-foto tentang praktik keagaamaan, serta keberagaman Islam yang ada

di Indonesia yang terdapat dalam majalah National Geographic Indonesia edisi

Oktober 2009, tak dapat dipungkiri lagi bahwa Islam di Indonesia memang terbagi

dalam berbagai kelompok. Tapi perbedaan bukanlah sebuah alasan untuk berselisih.

Dari berbagai cara yang digunakan dalam berkomunikasi, salah satu

mediumnya adalah fotografi. Fotografi adalah bahasa gambar yang merupakan hasil

akhir dari komunikasi percetakan.2 Sebagai salah satu media berkomunikasi, fotografi

menyampaikan makna-makna serta pesan yang terekam dalam wujud bingkai foto.

Penemuan fotografi sendiri bukanlah sebuah sensasi sekejap, melainkan

melalui proses yang panjang selama berabad-abad dan merupakan fenomena dimana

bidang fisika dan kimia yang dikaji oleh para ilmuwan dikombinasikan dengan

pencetusan ide para seniman. Kelahiran fotografi dicanangkan pada tahun 1839 di

Perancis. Pada tahun tersebut, di negara Perancis dinyatakan bahwa fotografi adalah 2 Andreas Freininger, The Complete Photographer, Jakarta, Dahara Prize, 1985, hal 1

Page 18: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

sebuah terobosan teknologi.3 Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata

telah dapat dibuat secara permanen.

Fotografi adalah seni mengamati keadaan dan efektivitas fotografi ditentukan

oleh kuat dan intensnya pengamatan., Hanya pengamatan dan keutusan hasil

pengamatan yang kuat akan menghasilkan foto bermutu. Fotografi hanya tersaji pada

selembar kertas, namun dengan keterbatasannya, apabila di olah dengan benar maka

sebuah foto akan memiliki kekuatan yang besar.4

Istilah “photojourmalism” pertama kali diperkenalkan dalam dunia kampus

(Universitas Missouri) oleh Prof. Clift Edom pada 19737., maka praktek jurnalisme

visual itu telah dikenalkan dengan sejumlah pendekatannya. Pada 1980 hingga 1908,

pendekatan tradisi foto dokumenter sosial diperkenalkan Jacob Riis dan Lewis Hine

sebagai reporter “New York Sun”.

Fotografi adalah bahasa gambar, berbeda dengan tulisan atau pesan yang

disampaikan dengan kata-kata, fotografi merupakan bentuk komunikasi yang dapat

dipahami oleh seluruh dunia. Tujuan hakiki dari fotografi adalah komunikasi. Dalam

merekam suatu gambar dengan menggunakan kamera foto, tidak banyak orang yang

melakukannya hanya untuk menyenangkan dirinya sendiri. Kebanyakan orang

memotret sesuatu agar karya fotonya dapat dilihat orang lain.5

3 Arbain Rambey, Sejarah Fotografi dan Sejarah Teknologi, Kompas, 23 Juni 2003, hal 20 4 FOTOMEDIA, Fokus : Foto Jurnalistik, Agustus 2001, hal 23 5 Andreas Freininger, loc.cit

Page 19: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Sebuah foto jurnalistik yang baik bisa menjelaskan elemen minimal berita,

yaitu: what, who, where, when, why, dan how (5W+1H), sedang untuk foto kadang

ada tambahan unsur: komposisi, isi, konteks, kreativitas, dan jelas.

Henri Cartier-Bresson, salah satu pendiri agen foto terkemuka “Magnum”

menjabarkan, “Foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar,

melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya

berlangsung seketika saat suatu citra tersembul mengungkap sebuah cerita.”

Fotografi jurnalistik muncul dan berkembang di dunia sudah lama sekali,

tetapi lain halnya dengan di Indonesia, foto pertama yang di buat oleh seorang warga

negara Indonesia terjadi pada detik-detik ketika bangsa ini berhasil melepaskan diri

dari belenggu rantai penjajahan. Alex Mendur (1907-1984) yang bekerja sebagai

kepala foto kantor berita Jepang Domei, dan adiknya Frans Soemarto Mendur (1913-

1971), mengabadikan peristiwa pembacaan teks Proklamasi kemerdekaan Republik

Indonesia dengan kamera Leica, dan pada saat itulah pada pukul 10 pagi tanggal 17

Agustus 1945 foto jurnalis Indonesia lahir.

Semua foto pada dasarnya adalah dokumentasi dan foto jurnalistik adalah

bagian dari foto dokumentasi. (Kartono Ryadi, Editor foto Kompas). Perbedaan foto

jurnalistik dengan foto dokumentasi terletak pada pilihan, membuat foto jurnalis

berarti memilih foto mana yang cocok. (contoh : di dalam peristiwa pernikahan,

dokumentasi berarti mengambil / memfoto seluruh peristiwa dari mulai penerimaan

tamu sampai selesai, tapi seorang wartawan foto hanya mengambil yang menarik,

Page 20: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

apakah public figure atau saat pemotongan tumpeng saat tumpengnya jatuh, itu akan

jauh lebih menarik) hal lain yang membedakan antara foto dokumentasi dengan foto

jurnalis hanya terbatas pada apakah foto itu dipublikasikan atau tidak.

Kehadiran foto dalam media massa cetak memiliki 'suara' tersendiri dalam

mengkonstruksikan sebuah peristiwa. Bahasa foto merupakan bahasa visual yang

lebih mudah dipahami oleh semua orang yang bisa melihat dibandingkan dengan

bahasa verbal. Pers di Indonesia terutama media cetak yang dulunya sarat dengan

tulisan kini berubah menjadi dominasi gambar (foto). Hal ini terjadi karena

positioning, kompetisi dan tuntutan pasar mengharuskan media cetak tampil lewat

komunikasi yang lebih memikat. 6

Dalam edisi Oktober majalah National Geographic Indonesia terdapat esai

foto mengenai gambaran umat Islam di Indonesia karya fotografer James Natchwey.

Foto-foto tersebut menampilkan aktifitas pemeluk agama Islam di Indoensia dari

berbagai sisi kehidupan, baik saat beribadah maupun berbaur dengan masyarakat

umum.

Sebagai contoh adalah foto Romaeni binti Hasan Basri yang mulai

mengenakan cadar pada semester terakhir ketika kuliah di Institut Kesenian Jakarta.

Teman-temannya menggodanya. Tetapi, mereka menjadi terbiasa. Foto tersebut

menggambarkan kehidupan Romaeni yang menggunakan cadar saat beraktifitas

bersama teman-temannya dari berbagai latarbelakang dan pemahaman tentang

agama. 6 Majalah Cakram, Fotografi Jurnalistik, 2002, hal.52

Page 21: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

Selain itu juga terdapat foto seorang anggota Front Pembela Islam (FPI) yang

mengenakan penutup kepala dengan tulisan semboyan ”Hidup terhormat atau mati

syahid” dengan huruf merah. Setiap tahun, mereka berpatroli di daerah permukiman

di Jakarta sebelum dan selama bulan suci Ramadan, mengintimidasi tempat maksiat,

seperti pemilik bar dan para tunasusila.

Lewat majalah ini juga definisi foto jurnalistik pun menjadi lebih melebar dan

meluas karena foto-foto yang terpilih tidak sekadar menyajikan sebuah peristiwa

penting dan kuat unsur dokumentasinya, tapi juga kuat dari segi unsur estetikanya.

Contoh mudah adalah dengan melihat sampul depan dari majalah ini yang

menunjukkan kaum wanita di komunitas An-Nadzir saat memulai salat dalam rangka

peryaan hari raya Kurban. Mukena seorang anak yang berwarna putih dengan

motifwarna-warni terlihat lebih menonjol dengan latar belakang mukena sejumlah

perempuan dewasa yang berwarna hitam pekat.

Diharapkan analisis dengan menggunakan teori semiotika pada skripsi ini

dapat mengungkapkan Islam di Indoensia dari sejumlah sisi, dari foto-foto yang

terdapat dalam majalah National Geographic Indonesia edisi Oktober 2009 yang

berisi esai foto jurnalistik berjudul “Moderat dan Radikal dalam Satu Tempat,

bernama Indonesia”

Faktor utama kajian dalam penelitian ini adalah bagaimana suatu pesan dapat

diketahui pemaknaannya secara denotatif dan konotatif. Artinya bahwa makna yang

terkandung pada foto-foto jurnalistik dalam majalah National Geographic Indonesia

Page 22: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

edisi Oktober 2009 dalam artikel berjudul “Moderat dan Radikal dalam Satu Tempat,

bernama Indonesia” dapat diketahui pemaknaannya secara tersirat dan tersurat.

Berangkat dari berbagai uraian diatas, penulis tertarik dengan asumsi bahwa

tidak semua pesan yang disampaikan melalui esai foto jurnalistik berjudul “Moderat

dan Radikal dalam Satu Tempat, bernama Indonesia” dalam majalah National

Geographic Indonesia edisi Oktober 2009 dapat dengan mudah dipahami, maka

peneliti akan mencoba meneliti sekaligus mengintepretasikan makna dalam foto

jurnalistik tersebut agar dapat membuka tabir mengenai simbol-simbol Islam yang

kerap kali dipakai oleh masyarakat. Sebagai salah satu penelitian komunikasi,

penelitian ini setidaknya bisa memberikan makna yang lebih bisa dipahami dalam

pertukaran simbol Islam yang dipakai oleh media massa, seperti cadar atau polisi

syariah. Fotojurnalistik merupakan bagian dari sebuah media, kajian tentang foto

jurnalistik tentu membantu ilmu komunikasi dalam membuka pesan atau makna yang

ditampilkan fotojurnalistik sebagai bentuk berita yang dikonsumsi masyarakat luas.

B. Perumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Makna-makna apa yang

disampaikan fotografer James Nacthwey atas esai foto dalam majalah National

Geographic Indonesia edisi Oktober 2009 yang berisi kumpulan foto jurnalistik

berjudul “Moderat dan Radikal dalam Satu Tempat, bernama Indonesia”.

C. Tujuan Penelitian

Page 23: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang disampaikan

fotografer James Nacthwey atas esai foto dalam majalah National Geographic

Indonesia edisi Oktober 2009 yang berisi foto jurnalistik berjudul “Moderat dan

Radikal dalam Satu Tempat, bernama Indonesia”.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

· Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

teoritis berupa penambahan kajian semiotika menggunakan kode-kode

fotografi untuk membedah makna pada foto jurnalistik.

2. Manfaat praktis

· Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi

media, pakar semiotika, pemerhati komunikasi, masyarakat akademis dan

masyarakat pada umumnya dengan memberikan pengetahuan secara lebih

mendalam bagaimana Islam di Indonesia dalam foto jurnalistik. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai titik balik untuk

melaksanakan penelitian serupa secara lebih mendalam.

E. Kerangka Teori

1. Semiotik

Ilmu komunikasi mencakup segala aspek ilmu sosial dan kebahasaan. Dalam

lingkup yang sangat luas itu, ada satu pendekatan yang sangat penting, yaitu

Page 24: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

semiotika. Semiotika adalah ilmu tanda; berasal dari kata dalam bahasa Yunani

semeion yang berarti “tanda”. Secara sederhana, semiotika didefinisikan sebagai teori

tentang tanda atau sistem tanda. Sedangkan tanda atau sign adalah sesuatu yang

memiliki makna, yang mengkomunikasikan pesan-pesan kepada seseorang.7

Human minds ‘cognize’and ‘signify’ as complementary aspects of their capacity to think and feel. If we accept the metaphore of ‘higher’ and ‘lower’ levels of cognition, and the idea of seeing the ‘higher levels of cognition’ as those responsible for abstraction, language, discourse, institutions, law, science, music, visual arts, and cultural practicesn general, grounde in the use of conventionally established and intentionallyused signs (often called symbols), then semiotics is the discipline commited to the study of these ‘higher levels’. 8 (Manusia memiliki kemamampuan untuk mengetahui dan menandai sebagai aspek yang saling melengkapi untuk berfikir dan merasakan.Konsep pengetahuan untuk memaknai itu sendiri masih terbagi ke dalam dua tingkatan yaitu tingkatan yang lebih tinggi dan tingkatan yang lebih rendah. Tingkat pengetahuan untuk memaknai tanda dengan tingkatan yang lebih tinggi terdapat pada bahasa, pidato, musik, hukum, senivisual dan kebudayaan pada umumnya. Semiotik merupakan disiplin ilmu untuk mengetahui pemaknaan tanda pada tingkat yang lebih tinggi).

Jika kita mengikuti Charles Sanders Peirce, maka semiotika tidak lain

daripada sebuah nama lain bagi logika, yakni “doktrin formal tentang tanda-tanda”

(the formal doctrine of signs); sementara bagi Ferdinand de Saussure, semiologi

adalah sebuah ilmu umum tentang tanda, “suatu ilmu yang mengkaji kehidupan

tanda-tanda di dalam masyarakat” (a science that studies the life of signs within

7 Ratna Noviani, Jalan Tengah Memahami Iklan, Pustaka Pelajar, 2002, hal 76 8 Andreassen, Lars. Brandt & Vang. “Cognitive Semiotics Issue 0 (Spring 2007)”,

http://www.cognitivesemiotics.com/wp-content/uploads/2007/05/cognitive-semiotics-0.pdf diakses pada 5 Februari 2010 pukul 20.15 WIB

Page 25: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

society).9 Perbedaan pendekatan semiotik di antara keduanya adalah, bagi Peirce

pendekatan semiotikanya lebih menekankan pada logika, sedangkan Saussure lebih

menekankan pada linguistik.

Some general features of the proposed domain of inquiry may be discerned. In the first place, Peirce’s early attention to the science of semiotic follows from an endeavour to find a definition of logic that would avoid the pitfalls of psychologism. This, it is evident that the representations, which the various branches of semiotic study, are not to be explicated by an examination of the actual workings of the human mind. Secondly, it is of some interest to note that semiotic is one member of the basic trivium of science, of which the other components are the science of forms (formal science) and the science of things (positive science). This primary trivium can be connected to his work on the theory of categories. In “An Unpsychological View of Logic” Peirce claims that form and matter can be abstracted from the phenomenon considered as an image or a representation. All three phenomenal aspects or elements may be generalised, giving three supposable objects: representations in general, things, and qualities. Positive science studies material things, while formal science examines qualitative forms for Semiotic, as the science of representations, would naturally be concerned with objects of the first kind, that is, with internal and external representations. Using later terminology, we could say that its proper domain is objects as thirds.10 (Beberapa tulisan umum mengemukakan domain penelitian yang bisa dilihat. Pertama, perhatian awal Peirce pada ilmu semiotik mengikuti dari usahanya menemukan definisi logic yang akan menghindarkan dari kesukaran ilmu psikologi. Demikian, ini adalah pendukung representasi dimana beberapa cabang studi semiotik tidak dapat dijabarkan oleh pemeriksaan dari pengerjaan aktual pemikiran manusia. Kedua, ini menjadi catatan yang menarik bahwa semiotik adalah satu anggota dari ilmu trivium dasar, dimana komponen lain seperti ilmu formal dan ilmu positif. Tribium utama ini bisa dihubungkan pada pengerjaannya dalam kategori teori. Dalam “An Unpsychological View of Logic” Pierce menyatakan bahwa bentuk dan masalah bisa dimasukkan dalam fenomena yang dapat dipertimbangkan sebagai gambar atau representasi. Ketiga aspek atau elemen fenomenal bisa digeneralisasikan, memberikan tiga objec perkiraan yaitu representasi secara umum, sesuatu dan kualitas. Ilmu positif mempelajari tentang suatu benda, sedangkan ilmu formal meneliti bentuk

9 Kris Budiman, Semiotika Visual, Yogyakarta, Penerbit Buku Baik, 2004, hal 3 10 Berger, Mats. The secret of rendering signs effective: the import of C. S. Peirce’s semiotic rhetoric.

The Public Journal of Semiotics. 1(2),4. http://www.semiotics.ca/issues/pjos-1-2.pdf diakses pada 5 Februari 2010 pukul 20.35 WIB

Page 26: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvii

kualitatif dari semiotik sebagai ilmu representasi yang secara alami menjadi berkonsentasi pada objek jenis pertama yaitu representasi internal dan eksternal. Menggunakan terminologi berikutnya, kita bisa katakan itu domain yang tepat adalah objek sebagai yang ketiga).

Menurut Peirce, sebuah tanda mengacu pada suatu acuan, dan representasi

adalah fungsi utamanya. Hal ini sesuai dengan definisi dari tanda itu sendiri, yaitu

sebagai sesuatu yang memiliki bentuk fisik, dan harus merujuk pada sesuatu yang

lain dari tanda tersebut. Dalam pengertian semiotik, yang termasuk tanda adalah kata-

kata, citra, suara, bahasa tubuh atau gesture, dan juga obyek.11

Tanda terdapat dimana-mana. Kata adalah tanda, demikian pula gerak isyarat,

lampu lalu lintas, bendera, dan sebagainya. Oleh karena itu, segala sesuatu bisa

menjadi sebuah tanda, misalnya struktur karya sastra, struktur film, orang, bangunan,

atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Peirce yang adalah ahli filsafat

Amerika menegaskan bahwa kita hanya dapat berpikir dengan sarana tanda. Berarti,

sudah pasti bahwa tanpa tanda kita tidak dapat berkomunikasi.12

Bahasa dianggap sebagai unsur terpenting dalam komunikasi. Dengan bahasa

tersebut, manusia mengadakan komunikasi satu dengan yang lainnya. Diantara

lambang-lambang atau simbol yang digunakan dalam proses komunikasi, seperti

bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya, bahasa adalah yang paling

banyak digunakan. Hanya bahasa yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang

kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini. Baik mengenai hal

11 Ratna Noviani, op. cit, hal 77 12 Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest, Serba-serbi Semiotik, PT. Karya Nusantara, Jakarta, 1996, hal

vii

Page 27: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxviii

yang konkret maupun yang abstrak. Bukan saja tentang hal atau peristiwa pada saat

sekarang, tetapi juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang.

Fotografi dapat dipadankan dengan bahasa, karena layaknya bahasa, fotografi

kerap berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi, yaitu dengan bahasa gambar.13

Di dalam fotografi, gambar adalah sarana bagi seorang fotografer untuk

mengungkapkan apa yang ingin disampaikan, sebagaimana kata-kata yang digunakan

oleh seorang penulis. Jadi melalui bahasa gambar tersebut, seorang fotografer

menyampaikan pesannya secara visual, yang mencakup berbagai jenis pesan, yaitu

berupa penyampaian pesan, ide, gagasan, visi, sikap fotografer dan penikmatnya.

Asumsi yang paling mendasar dari semiotika adalah menentukan bahwa

segala sesuatu adalah tanda. Prinsipnya, segala sesuatu yang dapat menimbulkan

kesan arti dapat pula berfugsi sebagai tanda, dan kesan arti itu tidak perlu harus

berkaitan dengan kesan arti yang terbentuk dari sesuatu yang diartikan atau

ditandakan.14 Bukan hanya bahasa atau unsur-unsur komunikasi tertentu saja yang tak

tersusun sebagai tanda-tanda.

Pada dasarnya, konsep utama semiotika, mencakup tiga elemen dasar yang

dapat digunakan untuk melakukan intepretasi tanda, yaitu :

- Tanda (sign), adalah yang memimpin pemahaman obyek kepada subyek.

Tanda selalu menunjukkan kepada suatu hal yang nyata, seperti benda,

13 FOTOMEDIA, Warna-warni : Memahami Arti Komposisi, Juni 1996, hal 27 14 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1995, hal 182

Page 28: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxix

kejadian, tulisan, peristiwa dan sebagainya. Tanda adalah arti yang statis,

lugas, umum, dan obyektif.

- Lambang (symbol), adalah keadaan yang memimpin pemahaman subyek

kepada obyek. Pemahaman masalah lambang akan mencakup penanda

(signifier), dan petanda (signified). Penanda adalah yang menandai sesuatu

yang tidak seorang pun manusia yang sanggup berhubungan dengan realitas

kecuali dengan perantara bernacam tanda. Menurut Ferdinand de Saussure,

tanda atau lambang mempunyai entitas, yaitu :

1) Signifier (sound image), tanda atau penanda, merupakan bunyi dari

tanda atau kata

2) Signified (concept), makna atau petanda, merupakan suatu konsep atau

makna dari tanda tersebut

Hubungan antara signifier dan signified menurut Saussure bersifat arbitrary,

yang berarti tidak ada hubungan yang logis. Menurutnya, tanda

“mengekspresikan” gagasan sebagai kejadian mental yang berhubungan

dengan pemikiran manusia. Jadi secara implisit, tanda berfungsi sebagai alat

komunikasi antara dua orang manusia yang secara disengaja dan bertujuan

untuk menyatakan maksud.15

- Isyarat (signal), adalah suatu hal atau keadaan yang diberikan oleh si subyek

kepada obyek

15 Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest, Op. Cit , hal 43

Page 29: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxx

Charles Sanders Peirce membagi tanda menjadi 3 kategori, yaitu icon, index,

dan symbol.16

1. Icon (ikon)

Di dalam ikon, hubungan antara tanda dan obyeknya terwujud sebagai

kesamaan dalam berbagai kualitas yakni dalam kesamaan atau kesesuaian

rupa yang terungkap oleh penerimanya. Sebuah diagram peta, peta, atau

lukisan misalnya, memiliki hubungan ikonik dengan obyeknya, sejauh

diantaranya terdapat keserupaan.

2. Index (indeks)

Indeks adalah tanda yang mempunyai hubungan langsung dengan objek.

Indeks merupakan fakta yang lansung dapat ditangkap, dan disamping itu

masih memberikan informasi tambahan tentang fakta-fakta lain yang tidak

dapat ditangkap. Di samping itu masih memberikan informasi tambahan

mengenai fakta-fakta lain yang tidak dapat ditangkap secara langsung.

Misalnya, basah merupakan indikasi adanya air, atau kecepatan bicara

seseorang merupakan isyarat dari perasaan si pembicara. Dengan demikian,

semua isyarat komunikasi juga mrupakan tanda adanya indikasi.

3. Symbol (simbol)

Simbol adalah bentuk tanda yang terjadi karena hasil konsensus dari para

pengguna. Contoh simbol seperti menggelengkan kepala tanda tidak setuju

atau Sang merah putih yang merupakan simbol dari negara Indonesia. 16 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal 43

Page 30: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxi

Sebuah tanda dapat dikatakan sebagai ikon, indeks, maupun simbol, bahkan

kombinasi dari ketiganya. Dapat dijelaskan dengan ilustrasi berikut. Sebuah peta

adalah indeks, karena menunjukkan suatu tempat. Dapat pula disebut sebagai ikon,

apabila menunjuk pada tempat-tempat yang saling berhubungan secara topografis.

Dan juga bisa dikatakan sebagai simbol karena adanya sistem penotasiannya yang

harus dipelajari lebih dahulu.

Semiotik dapat dideskripsikan sebagai studi dan aplikasi dari tanda (sign).

Tanda menjadi segalanya yang merefleksikan makna. Dalam hal ini, fotografi adalah

sebuah tanda, tanda yang memanifestasikan baik informasi maupun emosi. Dalam

perkembangannya saat ini, analisa semiologi merupakan metode yang diterapkan

untuk mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam kehidupan sosial, dia mungkin akan

menjadi bagian dari psikologi sosial dan dengan sendirinya psikologi umum.

Semiologi akan menunjukkan kepada kita terdiri dari apa saja tanda-tanda tersebut

dan hukum apayang akan mengaturnya. Pendekatan yang digunakan dalam studi

hubungan antara pola persepsi dan pemaknaan inilah yang disebut semiologi.17

Penerapan analisa semiologi komunikasi secara pasti akan membuka peluang

untuk menyingkap lebih banyak arti dalam pesan yang disampaikan secara

keseluruhan, daripada yang mungkin akan dilakukan dengan hanya mengikuti kaidah

bahasa atau berpedoman dari arti kamus dan tanda-tanda yang terpisah.

Memperhatikan kecenderungan ini, kaitannya lalu dapat dikatakan bahwa sebenarnya

analisis semiotika lebih bersifat serba guna. 17 Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Yayasan Indonesiatera, Magelang, 2001, hal 14-15

Page 31: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxii

Seperti beberapa istilah lain yang dipakai dalam semiotik bergambar, fotografi

adalah pengertian umum gagasan, yang hal dalam hal ini adalah dengan analisis

semiotika untuk menyusunnya. Sebagaimana fotografi dirancang dengan cara tertentu

untuk menghasilkan sebuah tanda pada suatu permukaan yang akan menambah

khayalan dari pemandangan dunia yang diproyeksikan pada permukaan tersebut.18

Dalam hal ini, fotografi adalah sebuah tanda, tanda yang memanifestasikan baik

informasi maupun emosi. Menurut Aart Van Zoest, semiologi memiliki dua

pendekatan yang dipelopori oloh Charles Sanders Peirce dan Ferdinand de Saussure.

Menurut Peirce, penalaran dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-tanda yang

memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna

pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Sedangkan kekhasan teori Saussure

terletak pada kenyataan bahwa ia menganggap bahasa sebagi sistem tanda.19

Peneliti akan menggunakan teori Roland Barthes yang dikenal sebagai

pengikut Saussurean yang berpandangan bahwa sebuah sistem tanda yang

mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.

Pengolahan teks dalam praktek semiotika Roland Barthes didasarkan pada

beberapa kode-kode, yakni20:

1. Kode hermeneutik, kode ataupun teka-teki yang berkisar pada harapan pembaca

untuk mendapatkan kebenaran bagi pertanyaan yang muncul pada teks.

18 Goran Sonesson, The Interne Semiotics Encyclopedia, www.arthist.lu.se diakses pada 5 Februari

2010 pukul 18.45 WIB 19 Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoost, opcit, hal 1 20 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 2003, hal 65-67

Page 32: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiii

2. Kode semik (makna konotatif), banyak menawarkan banyak sisi. Dalam proses

pembacaan, pembaca menyusun tema suatu teks. Ia melihat bahwa konotasi kata

atau frase tertentu dalam teks dapat dikelompokan dengan konotasi kata atau frase

yang mirip.

3. Kode simbolik, merupakan aspek pengkodean fiksi yang paling khas bersifat

struktural.

4. Kode proaretik (kode tindakan), dianggap sebagai perlengkapan utama teks yang

dibaca orang. Artiny semua teks bersifat naratif.

5. Kode gnomik (kode kultural), kode-kode ini merupakan acuan teks ke benda-

benda yang sudah diketahui dan dimodifikasi oleh budaya.

Tujuan analisis Barthes ini bukan hanya untuk membangun sistem klasifikasi

unsur-unsur narasi yang sangat formal, namun lebih banyak untuk menunjukan

bahwa tindakan yang paling masuk akal, rincian yang paling meyakinkan, atau teka-

teki yang paling menarik, merupakan produk buatan, dan bukan tiruan dari nyata.

Menurut Roland Barthes, semiotik tidak hanya meneliti mengenai penanda dan

petanda, tetapi juga hubungan yang mengikat mereka secara keseluruhan.21 Barthes

mengaplikasikan semiologinya ini hampir dalam setiap bidang kehidupan, seperti

mode busana, iklan, film, sastra dan fotografi.

Barthes mengembangkan dua tingkatan pertandaan (two way of signification),

yang memungkinkan untuk dihasilkannya makna yang juga bertingkat-tingkat, yaitu

tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan 21 Alex Sobur, op. cit, hal 123

Page 33: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiv

hubungan antara penanda dan petanda atau antara tanda dan rujukannya pada realitas

yang menghasilkan makna eksplisit, langsung dan pasti. 22 Sedangkan konotasi adalah

tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda yang

didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti

(artinya terbuka terhadap berbagai kemungkinan).

Ia menciptakan makna-makna lapis kedua, yang terbentuk ketika penanda dikaitkan

dengan berbagai aspek psikologis seperti perasaan, emosi atau keyakinan. 23

Model Barthes ini dikenal dengan signifikasi dua tahap (two way of

signification) seperti yang terlihat dalam gambar di bawah.

Peta Tanda Roland Barthes

1. Signifier

(penanda)

2. Signified

(petanda)

2. Denotative sign

( tanda denotative )

4. Conotative Signifier

(penanda konotatif)

Conotative sigfnified

(petanda konotatif)

Conotative sign (tanda konotatif)

22 Yasraf Amir Piliang, Hiper-Realitas Kebudayaan, LKiS, Yagyakarta, 1999, hal 261 23 Ibid

Page 34: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxv

Sumber : Dikutip dari Paul Cobey & Litza Jansz, 1999, Introducing Semiotics, NY, Totem Book, hal

51 dalam Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 2003,hal 69

Dari peta Brathes diatas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda

(1) dan petanda (2). Akan tetapi pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga

penanda konotatif (4). Dengan kata lain hal tersebut merupakan unsur material.

Dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan

namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaanya.

Roland Barthes juga melihat makna yang lebih dalam tingkatannya, yaitu

makna-makna yang berkaitan dengan mitos. Mitos adalah cerita yang digunakan

untuk menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari realitas atau alam. Bagi

Barthes, mitos merupakan cara berpikir dari suatu kebudayaan tentang sesuatu, cara

untuk mengkonseptualisasikan atau memahami sesuatu. Tidak ada mitos yang

universal pada suatu kebudayaan. Mitos ini bersifat dinamis. Mitos berubah dan

beberapa diantaranya dapat berubah dengan cepat guna memenuhi kebutuhan

perubahan dan nilai-nilai kultural dimana mitos itu sendiri menjadi bagian dari

kebudayaan tersebut. Konotasi dan mitos merupakan cara pokok tanda-tanda

berfungsi dalam tatanan kedua pertandaan, yakni tatanan tempat berlangsungnya

interkasi antara tanda dan pengguna / budayanya yang sangat aktif. 24

Teori tentang mitos tersebut kemudian diterangkannya dengan

mengetengahkan konsep konotasi, yakni pengembangan segi signifed (petanda) oleh

pemakai bahasa. Pada saat konotasi menjadi mantap, ia akan menjadi mitos, dan

24 John Fiske, op. cit, hal 121-126

Page 35: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvi

ketika mitos menjadi mantap, ia akan menjadi ideologi. Akibatnya, suatu makna tidak

lagi dirasakan oleh masyarakat sebagai hasil konotasi. 25

Seperti pada gambar di bawah:

tatanan pertama tatanan kedua

realitas tanda kultur

bentuk

i s i

Dua tatanan pertandaan Barthes. Pada tatanan kedua, sistem tanda dari tatanan pertama disisipkan ke

dalam sistem nilai budaya26

Denotasi dalam arti umum adalah makna yang sesungguhnya, bahkan

terkadang dirancukan sebagai referansi atau acuan. Denotasi adalah penggunaan

bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Namun menurut Barthes,

denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama. Sedangkan konotasi

merupakan signifikasi tingkat kedua.

25 Benny H. Hoed, Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI Depok, Jakarta, 2008, hal 153 26 Alex Sobur, op. cit, hal 70

denotasi Penanda

petanda

konotasi

mitos

Page 36: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvii

Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang

disebutnya sebagai mitos dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberi

pembenaran nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.27

2. Foto Jurnalistik

Bahasa merupakan alat komunikasi. Hakekat fotografi bisa dipadankan

dengan bahasa. Fotografi kerap berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi.28

Tak berbeda dengen berita tulis, foto jurnalistik juga harus mengandung nilai berita,

yakni: Prominence / Importance, pentingnya suatu berita diukur dari dampaknya

bagaimana dia mempengaruhi anda. Korban yang meninggal lebih penting ketimbang

kerusakan materi. Human interest, suatu yang menarik perhatian orang seperti berita

mengenai seleberitis, gossip politik dan drama yang menceritakan kehidupan

manusia. Conflict / Controversy, konflik biasanya lebih menarik daripada

keharmonisan. The Unusual, suatu yang tidak biasa atau unik umumnya menarik.

Timeliness, berita adalah tepat waktu, artinya unsur kecepatan menyampaikan berita

sesuai waktu atau actual merupakan hal yang penting, melewatinya maka berita

tersebut dianggap sudah basi atau kadaluarsa. Proximity, kegiatan yang terjadi dekat

kita dinilai mempunyai nilai yang lebih tinggi.

Dasar foto jurnalistik adalah gabungan antara gambar dan kata.

Keseimbangan data tertulis pada teks gambar adalah mutlak.

27 Alex Sobur, op. cit, hal 71 28 FOTOMEDIA, Warna-warni: Memahami Arti Komposisi, Juni 1996, hal 27

Page 37: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxviii

Menurut Wilson Hicks, seorang redaktur foto majalah LIFE dan perintis

kemajuan foto jurnalistik, foto jurnalistik adalah gambar dan kata. Kombinasi dari

kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan

antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya.

Sementara untuk mengenali sifat foto jurnalistik itu, Wilson Hicks dalam

buku “Word and Pictures” menjabarkan tujuh karakteristik khas dalam ranting ilmu

komunikasi tersebut, yakni sebagai berikut :29

Pertama, dasar foto jurnalistik adalah gabungan antara gambar dan kata.

Keseimbangan data tertulis pada teks gambar adalah mutlak. Caption sangat

membantu informasi dan pengertian suatu imaji / gambar bagi masyarakat. Foto esai

yang sangat personal pun membutuhkan caption.

Kedua, medium foto jurnalistik biasanya tercetak (saat ini, media online pun

dimasukkan dalam kategori ini), bisa media cetak, kantor berita, koran atau majalah

tanpa memperhatikan tirasnya. Berbeda sekali dengan foto penerangan yang

muatannya adalah kisah sukses yang biasanya positif, maka informasi yang disebar

dan foto jurnalistiknya adalah sebagaimana adanya, disajikan dengan sejujur-

jujurnya.

Ketiga, lingkup jurnalistik adalah manusia. Itu sebabnya seorang jurnalis harus punya

kepentingan mutlak kepada manusia. Posisinya berada dipuncak piramida sajian dan

pesan visual.

29 Yuniadhi Agung, Pengantar Fotografi Jurnalistik, 2004.

Page 38: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxix

Keempat, bentuk liputan foto jurnalistik adalah suatu upaya yang muncul dari bakat

dan kemampuan seorang foto jurnalis yang bertujuan melaporkan beberapa aspek dari

berita itu sendiri. Tugas pewarta foto adalah melaporkan berita sehingga bisa

memberi kesan pembaca seolah-olah mereka hadir dalam peristiwa itu.

Kelima, foto jurnalistik adalah foto fotografi komunikasi, dimana komunikasi bisa

diekspresikan seorang foto jurnalis terhadap subjeknya. Objek pemotretan hendaknya

mampu dibuat berperan aktif dalam gambar yang dihasilkan sehingga lebih pantas

menjadi subjek aktif.

Keenam, pesan yang disampaikan dari suatu hasil visual foto jurnalistik harus jelas

dan segera bisa dipahami seluruh lapisan masyarakat. Pendapat pribadi atau

pengertian sendiri tidak dianjurkan dalam foto jurnalistik. Gaya pemotretan yang

khas dan bahkan polesan seni tidak menjadi batasan dalam berkarya. Yang penting

pesan harus tetap komunikatif bagi lapisan masyarakat luas.

Ketujuh, foto jurnalistik membutuhkan tenaga penyunting yang handal, berwawasan

visual luas, populis, arif dan jeli dalam menilai karya-karya foto yang dihasilakn,

serta mampu membina dan membantu mematangkan ide atau konsep sebelum

memberi penugasan. Penyuntingan meliputi pemilihan gambar, menyunting

teknisnya, saran-saran.

Sebuah foto sebenarnya dapat berdiri sendiri, namun jurnalistik tanpa foto

tidak akan lengkap, karena foto merupakan salah satu media visual untuk merekam

atau menceritakan suatu peristiwa. Pada dasarnya semua foto adalah dokumentasi,

Page 39: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xl

dan foto jurnalistik merupakan bagian dari foto dokumentasi. Karena foto

dokumentasi adalah sebutan yang dapat dikenakan pada semua foto berita dan

sejarah, yang bertujuan untuk merekam suatu peristiwa, untuk disimpan, sebagai

arsip.30 Yang membedakan di antara keduanya adalah pada apakah foto tersebut

dipublikasikan atau tidak.31

Ciri dalam foto jurnalistik memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri,

melengkapi berita atau artikel dan dimuat dalam media massa.32 Foto jurnalistik

terbagi menjadi beberapa bagian:

· Spot news / Hard News (Berita Hangat)

Foto beragam peristiwa yang langka dan dapat mengubah sejarah dunia,

seperti peristiwa bencana alam, kecelakaan yang merenggut ratusan jiwa,

hingga aksi terorisme.

· General news (Berita Umum)

Foto rekaman peristiwa yang terjadwal atau bersifat seremoni, seperti

kunjungan presiden, peresmian sebuah gedung, dan HUT suatu negara.

· Portraits / People in the News (Potret dalam segala kondisi)

Foto yang menyajikan karakteristik sesuai dengan hati sang subyek, apakah

dalam kondisi yang gembira atau sedih, seperti orang yang menangis karena

kehilangan saudara saat perang atau orang yang gembira setelah

memenangkan sebuah perlombaan.

30 R. M. Soelarko, Pengantar Foto Jurnalistik, PT Karya Nusantara, Bandung, 1985, hal 55 31 FOTOMEDIA, loc. cit. 32 Ibid.

Page 40: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xli

· Sports (Olahraga)

Foto event olahraga seperti turnamen sepakbola Piala Eropa.

· Culture and the Art

Foto kegiatan kebudayaan dan kesenian, seperti acara Grebeg Sekaten.

· Science and Technology

Foto peristiwa ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti penerbangan pesawat

ulang aling atau operasi kembar siam.

· Nature and Environment (Alam dan Lingkungan)

Foto peristiwa yang berhubungan dengan alam dan lingkungan, seperti

gunung meletus, banjir atau kebakaran hutan.

· Daily Life (Celah Kehidupan / Keseharian)

Foto kegiatan manusia sehari-hari. Kategori ini tidak terikat dengan unsur

kehangatan berita. Hal yang diutamakan dalam kategori foto ini adalah segi

keunikan, humor, maupun perjuangan seseorang dalam menjalani kehidupan

sehari-hari, seperti aktivitas pedagang asongan, pekerja bangunan atau

nelayan.

· Feature

Foto feature bukan sekedar snapshot, tapi usaha wartawan untuk memilih

sudut pandang yang khas dan bukan sekedar didikte oleh peristiwa itu sendiri,

sehingga memberi makna lebih dalam terhadap sebuah peristiwa. Sebagai

Page 41: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlii

contoh, saat terjadi kebakaran, wartawan tidak hanya memotret api yang

menyala dan petugas pemadam kebakaran yang berusaha menjinakkan api,

tapi juga memotret ekspresi pemilik rumah yang sedih kehilangan tempat

tinggal. 33

· Esai foto

Kumpulan beberapa foto features yang dapat bercerita ini dibangun melalui

sebuah imaji, yaitu foto-foto yang bercerita secara sequentatif dan teks yang

menyertainya.34

Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek. Pertama, isi pesan (content of

message), yang kedua adalah lambang (symbol). Kongkritnya, isi pesan itu adalah isi

foto dan caption. Isi pesan yang bersifat latent, yakni pesan yang melatarbelakangi

sebuah pesan, dan pesan yang bersifat manifest, yaitu pesan yang tampak tersurat.35

Dalam hal ini, isi pesan yang dimaksud adalah isi (content) dari esai foto jurnalistik

dan foto features yang berupa lambang-lambang berbentuk foto begitu juga konteks

yang menyertainya.

Pada hakekatnya, esensi dari sebuah foto jurnalistik secara umum tidak

berbeda dengan jurnalistik tulis. Hanya saja dalam foto, yang menjadi media utama

adalah foto dengan bahasa visualnya. Dalam menyampaikan permasalahan yang akan

diangkat, foto merupakan elemen utama, sedangkan naskah atau caption yang

menyertainya menjadi sekunder, atau bersifat sebagai komplemen. Karena elemen

33 Yuniahi Agung, loc. cit. 34 FOTOMEDIA, loc. cit. 35 Onong U. Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1993, hal 38

Page 42: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliii

utamanya adalah foto, maka konsekuensinya foto harus mampu dalam menggantikan

kata-kata. Sementara hal-hal yang tidak bisa tergambarkan oleh foto, terungkap

sebagai naskah atau caption.36

Dalam foto jurnalistik yang baik, seorang fotografer jurnalistik harus

mengetahui teknik-teknik pengambilan foto secara baik sehingga akan mendapatkan

hasil yang baik pula. Yang dimaksud dengan proses teknik foto yaitu urutan atau

tahapan pengambilan objek yang dilakukan oleh fotografer sehingga menghasilkan

sebuah karya foto yang dapat dinikmati, melibatkan perasaan dan menggugah emosi

khalayak yang melihat hasil foto.

Urutan dan tahap pengambilan objek foto meliputi penggunaan kamera foto,

yang berarti seorang fotografer harus sudah memahami terlebih dahulu bagian-bagian

dari kamera seperti pengaturan kecepatan, pengaturan diafragma, dan pengaturan

ruang tajam yang merupakan hal-hal yang paling mendasar dalam fotografi, tetapi

sangat berpengaruh terhadap hasil foto yang akan dibuat.

Setelah itu, seorang fotografer juga harus memahami tentang pencahayaan,

artinya objek yang diabadikan membutuhkan pengukuran cahaya secara tepat agar

objek yang diambil terlihat secara jelas, yang secara teknik, penggunaan cahaya itu

melalui pengukuran gelang diafragma dan kecepatan. Komposisi objek juga salah

satu faktor pendukung yang akan memperkuat sebuah foto, artinya tata letak objek

yang meliputi aturan sepertigaan, aturan seperlimaan, serta irisan emas dan komposisi

frame yang berarti tata letak kamera yang meliputi posisi pengambilan gambar secara 36 Erik Prasetya, Op. cit., hal 52

Page 43: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliv

horisontal dan vertikal37 juga harus dipahami. Baru setelah teknik fotografi yang

umum telah dikuasai, unsur jurnalistik akan ditambahkan, yang akan membuat foto

tersebut jadi mempunyai nilai berita.

Objek dan peristiwa merupakan hal yang sangat penting untuk diabadikan

oleh seorang fotografer. Hal ini bersifat natural mengingat insting dari seorang

fotografer yang sangat tinggi untuk selalu mengabadikan momen atau peristiwa yang

langka. Banyak hal yang dapat diperoleh dari suatu peristiwa atau objek foto, karena

biasanya menyangkut pokok pikiran dari sebuah artikel yang akan di muat dalam

media cetak.

Selain itu objek dan peristiwa yang akan diabadikan bersifat universal. Foto

jurnalistik yang diabadikan berdasarkan objek dan peristiwa harus memiliki isi berita

karena ukurannya, bukan seberapa jauh berita itu menjangkau tetapi bagaimana foto

itu dapat menyentuh emosi dan perasaan pembaca. Gambar-gambar yang diambil

oleh seorang fotografer juga harus bisa mewakili dari keadaan yang terjadi

sebenarnya. Hal ini harus dilakukan agar bisa dinikmati oleh pembaca dan juga untuk

menggugah emosi dan melibatkan perasaan pembaca melalui media cetak.

3. Islam Radikal dan Moderat di Indonesia

John L Esposito (1997) misalnya menyamakan istilah Islam politik dengan

“fundamentalisme Islam: atau dengan gerakan-gerakan Islam lainnya. Sementara

Oliver Roy (1994) cenderung menafsirkan Islam Politik sebagai aktivitas kelompok- 37 Prof. Dr. R.M. Soelarko. Op. cit, hal 77

Page 44: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlv

kelompok yang meyakini Islam sebagai agama dan sekaligus ideologi politik. Sedikit

berbeda dengan Esposito, Roy lebih spesifik merujuk pada apa yang dia sebut sebagai

gerakan neofundamentalisme yang antara lain menghendaki berlakunya

pemberlakuan syariat Islam. 38

Istilah “fundamentalisme” biasanya dipakai untuk merujuk pada gerakan-

gerakan Islam politik yang berkonotasi negative seperti “radikal, ekstrem, militan”

serta “anti Barat/Amerika”. Namun, tak jarang pula julukan “fundamentalisme”

diberikan kepada semua orang Islam yang menerima Qur’an dan Hadist sebagai jalan

hidup mereka. Dengan kata lain kebanyakan dari penegasan kembali agama dalam

politik dan masyarakat tercakup dalam istilah fundamentalisme Islam. 39

Islam moderat bukanlah “Islam baru” seperti Islam liberal yang ingin

membuat syariat baru. Namun, Islam moderat adalah Islam asli. Ia adalah usaha

untuk mengembalikan umat Islam kepada Islam original sesuai dengan tuntunan

Nabi. Moderat dalam Islam bisa dilihat dari sikap tengah Islam terhadap ajarannya

yang berupa akidah, ibadah, akhlak, ruhani-materi, hukum, dan privat-publik.

Moderat di dalam Islam sangat cocok untuk agama abadi seperti Islam. Moderat di

dalam Islam berarti adil, istiqamah, bukti kebaikan, personifikasi keamanan, bukti

kekuatan, dan pusat.

Berbeda halnya dengan Islam radikal, Islam moderat menawarkan wacana

pembebasan yang mencerahkan, sebab tidak berpijak pada pendekatan kekerasan dan

38 Endang Turmudi, Riza Sihbudi, Islam dan Radikalisme di Indonesia, Jakarta:, LIPI Press, 2005, hal.2. 39 Majalah National Geographic Indonesia edisi Oktober 2009

Page 45: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvi

ketergesa-gesaan. Pembebasan dan keberpihakan pada kaum yang lemah diwujudkan

dalam bentuk yang elegan, sistematis, dan evolutif. Penggunaan metode dan

pendekatan inilah yang membedakan Islam moderat dengan Islam radikal.

Fakta membuktikan bahwa agama merupakan kebutuhan asasi manusia.

Karena itu, masalah agama adalah masalah yang senantiasa menyertai kehidupan

umat manusia sepanjang sejarah sebagaimana masalah sosial lainnya,seperti ekonomi

dan politik. Ilmu pengetahuan sosial, dengan berbagai paradigma dan metode,

dikembangkan dalam rangka mengkaji perilaku manusia, tak terkecuali perilaku

dalam beragama.

Perilaku dalam beragama meliputi, perilaku individu dalam hubungannya

dengan keyakinan yang dianut seperti pengalaman beragama, perilaku individu dalam

hubungannya dengan kelompok, perilaku individu dalam hubungannya dengan

kelompok pimpinannya, perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok,

perilaku individu dalam hubungannya dengan sistem simbol/doktrin agama tertentu,

perilaku kelompok dalam hubungannya dengan pemimpin, stratifikasi sosial, perilaku

pemimpin agama dalam sistem simbol, perilaku pemimpin agama dengan stratifikasi

sosial.

4. Tempat atau Kejadian

Tempat atau kejadian merupakan hal yang terpenting karena menyangkut

keberadaan objek dan terjadinya sebuah peristiwa, sehingga pembaca mengetahui

Page 46: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvii

kapan dan dimana peristiwa itu terjadi. Selain itu kondisi sosiokultural masyarakat

dapat dikaitkan sebagai tempat atau kejadian yaitu sebagai pengukur sejauh mana

kejadian yang berlangsung dapat mempengaruhi pola pikir dan sejauh mana kondisi

tersebut berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

F. Kerangka Pikir

Kerangka pikir penelitian ini bertolak dari adanya aksi-aksi terorisme berupa

serangan bom yang terjadi di Indonesia, sementara di sisi lain sebagian umat Islam

berpikir terbuka dalam menjalankan syariat Islam. Maka dari itu, sesungguhnya umat

Islam di Indonesia terbagi menjadi sejumlah golongan yang mempunyai keyakinan

masing-masing dalam menjalankan syariatnya dan berbeda dalam perilaku beragama.

Padahal sesungguhnya Islam adalah agama yang membawa kedamaian.

Majalah National Geographic Indonesia edisi Oktober 2009, menampilkan

sebuah liputan mengenai perilaku umat Islam di Indonesia dalam tulisan dan esai foto

jurnalistik. Dari sinilah peneliti tertarik untuk menganalisis perilaku beragama umat

Islam Indonesia dalam esai foto jurnalistik yang berjudul “Moderat dan Radikal

dalam Satu Tempat, bernama Indonesia” karya James Natchwey. Dari esai foto

tersebut kemudian dikategorikan dalam sejumlah aspek.

Page 47: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlviii

Berbekal hasil analisis foto tersebut, peneliti kemudian menemukan model

analisis semiotik yang paling relevan.

Kerangka Pikir Penelitian

Pendekatan Analisis Semiotik Oleh Peneliti

G. Definisi Konsepsional

Dalam penelitian ini, penjelasan konsep diperlukan sebagai dasar-dasar

konsep yang jelas bagi unsur-unsur masalah yang akan diteliti dengan tujuan

menghindari kesesatan, perbedaan pengertian ataupun penafsiran mengenai variabel-

variabel penelitian yang diketengahkan antara konsep peneliti dan pembaca.

Esai Foto jurnalistik karya James Natchwey di Majalah National Geographic Indonesia edisi Oktober 2009 tentang Islam di Indonesia

Simbol-simbol mempresentasikan :

1. Aspek aktivitas beribadah

2. Aspek aktivitas kehidupan sosial

3. Aspek ideologi 4. Aspek identitas

Kode-kode fotografi (cara pengambilan gambar)

Kode-kode sosial (ekspresi, penampilan, gestur dll)

MAKNA

Page 48: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlix

1. Semiotik

Adalah konsep tentang lambang atau tanda ada beberapa perbedaan teori

antara ahli semiotik modern terutama dalam penerapan konsep-konsep dan hasil

karya. Perbedaan itu mungkin disebabkan oleh perbedaan yang mendasar. Penalaran

secara hipotesis dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda tersebut memungkinkan kita

untuk berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna terhadap apa

yang ditampilkan oleh alam semesta. Semiotik merupakan sebuah ilmu yang

mengkaji kehidupan tanda-tanda ditengah masyarakat tujuanya adalah untuk

menunjukkan bagaimana terbentuknya tanda-tanda beserta kaidah yang mengaturnya.

2. Makna

Makna adalah hasil dari perilaku menyandi. Suatu makna terdiri dari

lambang-lambang verbal maupun nonverbal yang mewakili perasaan dan pikiran

sumber pada suatu saat dan tempat tertentu. Meskipun encoding merupakan suatu

kegiatan internal yang menghasilkan suatu pesan, pesannya itu sendiri besifat

eksternal bagi sumber. Pesan adalah apa yang harus sampai dari sumber ke penerima

bila sumber bermaksud mempengaruhi penerima.40 Pesan harus menggunakan suatu

alat untuk memindahkannya dari sumber ke penerima. Dalam hal ini fotografi

40 Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya, Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya, Remaja Rosdakarya, Jakarta, 2001, hal 15

Page 49: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

l

menjadi berita yang digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan pesan kepada

komunikan.

3. Foto Jurnalistik

Foto jurnalistik adalah suatu medium sajian untuk menyampaikan beragam

bukti visual atas suatu peristiwa pada masyarakat seluas-luasnya, bahkan hingga

kerak di balik peristiwa tersebut, tentu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Foto merupakan sarana bagi seorang fotografer, sebagaimana kata-kata yang

digunakan sebagai seorang penulis untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya.

Melalui bahasa gambar tersebut, seorang fotografer menyampaikan pesan secara

visual mencakup berbagai jenis pesan, yaitu berupa penyampaian pesan, ide, gagasan,

visi, sikap fotografer dan penikmatnya.

Fotojurnalistik menunjukkan kepada kita hal-hal yang tidak biasanya kita

lihat, membawa kita ketempat-tempat yang tidak biasanya kita kunjungi, ia

menjelaskan kompleksitas seluruh kehidupan dunia. Fotojurnalistik yang baik tidak

hanya sekedar fokus secara teknis, namun juga fokus secara cerita. Fokus dengan

teknis adalah gambar mengandung ketajaman dan kekaburan yang beralasan, dalam

artian memenuhi syarat secara tekhis fotografi. Fokus secara cerita, yakni pesan dan

misi yang akan disampaikan kepada pembaca mudah dimengerti dan dipahami.

4. Islam Radikal dan Moderat di Indonesia

Page 50: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

li

Islam terbagi menjadi sejumlah golongan yang mempunyai keyakinan masing-

masing dalam menjalankan syariatnya dan dalam menerjemahkan Al Quran serta

hadist Nabi Muhammad SAW, tak terkecuali di Indonesia. Diantaranya adalah

radikal dan moderat.

Islam radikal merupakan reaksi dari adanya ketidakadilan, kezaliman,

kemungkaran yang terjadi dalam masyarakat. Kelompok ini memperjuangkan Islam

secara kaffah (totalitas), syariat Islam sebagai hukum negara, Islam sebagai dasar

negara, sekaligus Islam sebagai sistem politik sehingga bukan demokrasi yang

menjadi sistem politik nasional. Mereka juga berdasarkan praktik keagamaannya

pada orientasi masa lalu. Selain itu, mereka sangat memusuhi Barat dengan segala

produk peradabannya, seperti sekularisasi dan modernisasi. Cenderung menggunakan

cara kekerasan dalam mencapai tujuannya

Islam moderat cenderung kepada golongan yang mengambil jalan tengah

diantara dua hal yang berbeda. Penganutnya selalu memelihara keseimbangan dalam

beragama dan bermasyarakat, menerima perkembangan yang terjadi dengan tetap

memegang ajaran Islam. Mempertimbangkan segala sesuatunya tanpa ada kehendak

mengikuti hawa nafsu dengan tetap mengikuti ketentuan Allah dan Rasul-Nya.

H. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Page 51: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lii

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan

pendekatan analisa semiologi komunikasi. Sebagai sebuah penelitian deskriptif,

penelitian ini hanya memaparkan situasi atau wacana, tidak menguji hipotesis atau

membuat prediksi. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif (data yang

bersifat tanpa angka-angka atau bilangan), sehingga data bersifat kategori substantif

yang kemudian diinterpretasikan dengan rujukan, acuan dan refrensi-referensi

ilmiah.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk mencermati foto jurnalistik dalam majalah

National Geographic Indonesia edisi Oktober 2009 yang berisi esai foto jurnalistik

berjudul “Moderat dan Radikal dalam Satu Tempat, bernama Indonesia” dengan tema

Islam di adalah metode analisis semiotik. Merupakan cara atau metode atau

menganalis dan memberikan makna – makna terhadap lambang-lambang pesan atau

teks.41 Metode analisis pendekatan semiotik bersifat deskriptif kualitatif, maka secara

umum tehnik analisis datanya menggunakan alur yang lazim dikonversikan ke dalam

bentuk-bentuk narasi yang bersifat deskriptif sebelum dianalisis, diinterpretasi, dan

kemudian disimpulkan. Metode ini memfokuskan pada tanda dan teks sebagai objek

kajiannya, serta bagaimana peneliti menafsirkan dan memahami kode dibalik tanda

dan teks objek yang diteliti.

3. Sumber Data 41 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakata: Lkis, 2007, hal 155

Page 52: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liii

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua jenis sumber data, yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah majalah National Geographic Indonesia

edisi Oktober 2009 yang berisi esai foto jurnalistik berjudul “Moderat dan

Radikal dalam Satu Tempat, bernama Indonesia”

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diambil

dari buku-buku, artikel, jurnal, majalah, situs internet.

4. Analisa Data

Sesuai dengan metode penelitian bersifat kualitatif, analisa data sama sekali

tidak menggunakan perhitungan secara kuantitatif. Semiotika digunakan untuk

menganalisa makna dari tanda-tanda yang ada dari pesan-pesan komunikasi dalam

esai foto yang berjudul “Moderat dan Radikal dalam Satu Tempat, bernama

Indonesia” karya James Natchwey

Tahap pertama, foto ditelaah bagian mana yang merepresentasikan Islam

radikal maupun moderat yang ada di Indonesia. Bagian-bagian inilah yang menjadi

korpus penelitian. Korpus penelitian berisi : makna-makna apa yang terkandung

Page 53: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liv

dalam Islam radikal maupun moderat di Indonesia” Langkah yang dilakukan dalam

analisis data yakni dengan mengelompokkan foto menjadi beberapa bagian.

Korpus-korpus itu kemudian berdasarkan dua aspek sosial dan aspek

fotografis. Pada aspek sosial digunakan dua tahap analisis yakni tahap denotatif dan

konotatif. Sedangkan aspek fotografis yang berupa angle, lighting, dan setting hanya

digunakan satu tahap yaitu tahap konotatif. Dari dua aspek tersebut akan diperoleh

tema radikal dan moderat Islam di Indonesia yang kemudian memasuki tahap analisis

terakhir yaitu mitos. Dengan tahapan diatas, tujuan penelitian akan tercapai.

Secara ringkas, peneliti melakukan proses analisisnya dengan menggunakan

jabaran langkah yang mengadopsi bagan/skema model semiologi Roland Barthes dari

Introduction to Communications Studies yang ditulis John Fiske, yakni sebagai

berikut: 42

1. Essai foto mengenai Islam radikal dan moderat di Indonesia karya James

Natchwey yang menjadi bahasan dalam penelitian ini diamati untuk mengenali

penanda-penandanya (signifier).

2. kemudian dari data tersebut dicari makna denotasi dan ditransformasikan dari

gambar ke verbal. Denotasi didapat dari pengamatan langsung dari tanda-tanda

yang ada yang menghasilkan makna nyata, makna yang sebenarnya hadir.

3. berdasarkan makna denotasi yang telah didapatkan maka akan didapat makna-

makna konotasi dari lambang-lambang komunikasi yang ada. Makna konotasi

merupakan penciptaan makna lapis kedua yang terbentuk ketika lambang denotasi 42 John Fiske, Introduction to Communications Studies, Jalasutra,Yogyakarta, 1990, hal 121.

Page 54: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lv

dikaitkan dengan aspek psikologis, seperti perasaan, emosi, atau keyakinan.

Karena pada dasarnya penanda konotasi dibangun dari tanda-tanda dari sistem

denotasi. Biasanya beberapa tanda denotasi dapat dikelompokkan bersama untuk

membentuk satu konotator tunggal, sedang petanda konotasi berciri sekaligus

umum, global, dan tersebar. Petanda ini memiliki komunikasi yang sangat dekat

dengan budaya, pengetahuan, dan sejarah.43

4. menemukan mitos-mitos yang terkandung dalam foto, yang berlaku di dalam

masyarakat.

5. untuk dapat membongkar sebuah makna ideologis dari praktik pertandaan,

diperlukan prinsip-prinsip intertektualitas dan intersubyektifitas. Teks dalam

pengertian umum adalah dunia semesta ini, bukan hanya teks tertulis atau teks

lisan. Adat istiadat, kebudayaan, film, iklan secara pengertian umum adalah teks.

Dimulai dengan analisis bersifat teknis (kode-kode verbal dan nonverbal dalam

iklan), kajian semiotika senantiasa menghubungkan isi teks dengan ”teks” lain

berupa isi media lain dan bahkan fenomena sosiokultural masyarakat yang lebih

luas. Asumsi dasar interteks adalah sebuah teks tidak dapat dilepaskan sama

sekali dari teks lain atau tidak dapat berdiri sendiri.44 Prinsip intertekstualitas

adalah di dalam suatu teks terdapat suatu teks lain yang dipengaruhi oleh latar

43 Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Magelang, Yayasan Indonesia Tera,2001, hal. 68. 44 Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta, Penerbit Pustaka Widyatama,2003, hal. 131.

Page 55: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvi

belakang teks tersebut. Begitu pula dengan intersubyektifitas, pemaknaan

terhadap suatu teks akan dipengaruhi oleh latar belakang dan pola pikir subyek

lain yang memaknai teks tersebut sebelumnya, sehingga akan mempengaruhi

hasil dari pemaknaan teks tersebut.

Page 56: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvii

BAB II

GAMBARAN UMUM MAJALAH NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA,

FOTOGRAFER JAMES NATCHWEY

DAN LIPUTAN ISLAM DI INDONESIA

A. Profil Majalah National Geographic (NGI)

Majalah National Geographic Indonesia (NGI) merupakan salah satu edisi

bahasa lokal (Local Language Editions/LLE) dari National Geographic Magazine

(NGM), majalah yang diterbitkan dan menjadi jurnal resmi National Geographic

Society yang berkantor pusat di Washington DC, AS.

Hingga saat ini, NGM memiliki 31 LLE yang terbit dalam 28 bahasa. Pada

garis besarnya, LLE diterbitkan oleh institusi penerbitan di suatu negara di luar AS

dengan status mitra aliansi dan lisensi internasional (International Lisences and

Aliances Partners) dari NGM. Untuk kasus NGI, mitra ILA dari NGM adalah

Gramedia Majalah, sebuah kelompok usaha yang merupakan bagian dari Kelompok

Kompas Gramedia.

Kerja sama antara Gramedia Majalah dengan NGM untuk menerbitkan NGI

dimulai sejak 2004. Adapun terbitan pertama NGI adalah edisi April 2005 dengan

cover Manusia Flores (Homo Floresiensis). Edisi reguler yang terbit setiap satu bulan

sekali dimulai dengan Edisi April 2005.

Page 57: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lviii

NGI tidak memiliki SIUPP karena sejak diberlakukannya UU No.40 Tahun

1999 tentang Pers, lembaga Surat Izin Usaha Penerbitan Pers ditiadakan. Penerbitan

NGI didasarkan pada surat kesepakatan kerja sama antara Gramedia Majalah dengan

NGM pada akhir 2004.

National Geographic Indonesia merupakan jurnal resmi dari National

Geographic Society yang secara global menyajikan tulisan tentang “Dunia dan Segala

Isinya: dengan subyek utama mengenai sejarah alam semesta, kehidupan flora dan

fauna, beragam kebudayaan manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dan

pelestarian alam dalam tulisan popular yang akurat serta didukung oleh foto-foto

yang memukau.

B. Visi dan Misi

Visi: menjadi perusahaan penyedia informasi dan layanan edutainment yang

terbesar pilihan utama masyarakat indonesia dan memuaskan serta membanggakan

stakeholders.

Mission statements: menginspirasi masyarakat untuk makin peduli pada bumi

beserta segala isinya dengan menghadirkan media cetak dan digital berkualitas dunia

dengan topik sejarah alam, penjelajahan, kehidupan liar, peradaban, dan ilmu

pengetahuan secara populer di tingkat pembaca dan komunitas.

Page 58: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lix

C. Alur Peliputan

Artikel Internasional :

- Secara berkala, NGI memperoleh daftar artikel yang disediakan oleh NGM

yang bisa digunakan oleh seluruh LLE. Seluruh artikel dalam daftar adalah

sama dengan artikel yang digunakan oleh NGM-US yang langsung diterbitkan

oleh NGS di AS.

- Redaksi NGM melalui rapat redaksi memutuskan artikel internasional mana

saja yang dipilih untuk sebuah edisi.

- Artikel diambil dari basket yang menggunakan sistem web-base.

- Artikel yang berbahasa Inggris tersebut diterjemahkan oleh penerjemahan.

- Artikel terjemahan diedit oleh tim editor.

- Secara paralel, artikel terjemahan juga diresensi oleh peresensi independen

yang ditunjuk oleh redaksi NGI.

- Proses tata letak.

- Proses editing akhir.

- Cetak.

Dalam alur tersebut, NGI berpanduan pada Buku Panduan editorial yang berlaku

sama untuk seluruh edisi NGM di seluruh dunia.

Secara berkala pula, divisi International Language Editions (ILE) yang ada di

Washington DC memberi masukan dalam semua segi terhadap produk akhir NGI

Page 59: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lx

(majalah), seperti saturasi warna, tata letak, dan penerjemahan. Mereka juga secara

berkala mengunjungi kantor-kantor LLE di seluruh dunia untuk memberikan

masukan.

Artikel nasional :

- Tema artikel yang hendak digarap ditentukan dalam rapat redaksi NGI

- Rancangan tema itu diinformasikan kepada ILE. Dari langkah ini, terjadi

diskusi sehingga ketika dikerjakan, tema tersebut merupakan pilihan NGM

secara utuh, bukan NGI saja atau NGM di AS saja.

- Setelah tulisan dan foto selesai dibuat, tim editor memeriksa kedua komponen

artikel tersebut dan melakukan pengeditan.

- Tata letak artikel dibuat dengan penanggung jawab Art Director di NGI.

- Teks artikel diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk diinformasikan ke

ILE.

- Tata letak juga diinformasikan ke ILE.

- Proses editing akhir.

- Cetak.

Secara umum, terdapat dua bagian besar dalam rubrikasi NGI yaitu

Departemen (berisi artikel, esai foto, tajuk, dan lain-lain di luar feature panjang) dan

Fitur atau Feature.

Departemen berisi:

- Forum (surat pembaca dan editorial)

Page 60: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxi

- Gambaran Dunia

- Core (berupa artikel ringkas 1-2 halaman dengan beragam tema seperti

kehidupan liar, kesehatan, geografi, budaya, arkeologi, dan lain-lain)

- Jurnal Foto

- Foto Kita (halaman bagi foto-foto karya pembaca NGI)

- Dari Editor (tajuk yang dibuat oleh Editor in Chief NGM)

- Di Balik Layar (berupa kisah yang dialami penulis/fotografer dalam proses

menyusun artikel National Geographic)

- Kilas Balik (berisi kilasan arsip artikel National Geographic)

- Edisi Depan (Preview isi edisi mendatang)

D. Pengawakan Redaksi

Secara garis besar, NGI terdiri atas empat bagian yaitu redaksi, sirkulasi,

iklan, dan promosi. Tiga bagian terakhir merupakan editorial support team yang

mendukung sisi bisnis produk (majalah) dari segi sebaran pembaca, pendapatan, tiras,

dan sebagainya.

1. Redaksi

a. Pemimpin Redaksi.

Merupakan penanggung jawab keseluruhan isi majalah, dan pengambil

kebijakan strategis secara keseluruhan, seperti dalam hal penerjemahan visi

dan misi, manajemen, dan SDM.

Page 61: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxii

b. Redaktur Pelaksana

Merupakan wakil Pemimpin Redaksi dan penanggungjawab terhadap

pelaksanaan harian institusi NGI.

c. Editor Teks

Merupakan penanggung jawab terhadap kualitas isi dan gaya bahasa

seluruh artikel NGI.

d. Editor Foto

Penanggung jawab terhadap kualitas isi dan gaya jurnalistik foto NGI.

e. Artistik

Terdiri atas Art Director dan Art Designer. Penanggung jawab terhadap

tata letak dan perwajahan majalah.

f. Penanggungjawab Web

Bertugas menjalankan dan mengembangkan situs nationalgeographic.co.id

g. Divisi Peta.

Terdiri atas disainer dan koordinator. Bertugas dalam membuat peta,

poster, ilustrasi, dan infografik dengan akurasi perwajahan dan isi yang sesuai

dengan standar NGI.

h. Penerjemah.

Page 62: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiii

Bertanggungjawab menerjemahkan artikel internasional ke dalam bahasa

Indonesia.

Dari segi jumlah, keseluruhan unsur redaksi itu terdiri atas sembilan staf di luar

penerjemah. Dengan jumlah yang relatif kecil, umumnya setiap staf dituntut memiliki

kemampuan multi tasking. Sementara itu, hingga saat ini, NGI memiliki tujuh tenaga

penerjemah.

2. Sirkulasi

National Geographic Indonesia terbit setiap bulan dengan tiras 40.300 eksemplar ke

seluruh Indonesia

JABOTABEK (57%)

Jawa Barat (12%)

Jawa Tengah (9%)

Jawa Timur (10%)

Sumatera (6%)

Indonesia Timur (6%)

(Data Sirkulasi Gramedia Majalah)

Sedangkan segmentasi pasar Majalah NGI yakni:

Usia : 16 – 55 tahun (core: 25 – 35 tahun)

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Status Sosial : A dan B

Pendidikan : SMU, Mahasiswa, S1, S2

Page 63: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiv

Pekerjaan : Karyawan, Eksekutif, Pengusaha, Pelajar

E. Fotografer James Natchwey

Dianggap oleh banyak orang sebagai fotografer perang terbesar yang pernah,

wartawan foto James Nachtwey telah menghasilkan foto yang menggambarkan isu-

isu sosial besar dan konflik di lebih dari 30 wilayah. Nachtwey merupakan fotografer

yang dihormati karena memperoleh berbagai gelar dan terus menjelajahi di seluruh

dunia untuk meliput sejumlah konflik dan perang.

James Nachtwey yang lahir 14 Maret 1948, berasal dari Massachusetts. Ia

lulus dengan gelar di bidang Sejarah Seni dan Ilmu Politik dari Dartmouth College

pada tahun 1970. Sewaktu menuntut ilmu di perguruan tinggi, dua peristiwa

bersejarah terjadi, yakni Gerakan Hak Sipil Amerika dan Perang Vietnam. Peristiwa

ini menjadi motivasi utamanya untuk mengembangkan karir fotografi. Ia belajar

fotografi secara mandiri sambil bekerja sebagai sopir truk dan sebagai editor berita

paruh waktu.

Pada tahun 1976, Nachtwey memulai karirnya sebagai seorang fotografer di

New Mexico. Empat tahun kemudian ia pindah ke New York untuk bekerja sebagai

fotografer lepas. Setahun setelah itu, dia ditugaskan meliput perang saudara di

Page 64: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxv

Irlandia Utara yang menjadikan dirinya fokus sebagai seorang jurnalis foto

dokumentasi yang mengkhususkan diri dalam konflik, perang dan isu sosial.

Nachtwey telah bekerja untuk Majalah Time sebagai fotografer kontrak sejak

tahun 1984. Ia bekerja untuk Black Star dari tahun 1980 sampai 1985 dan merupakan

anggota Magnum Foto dari tahun 1986 sampai tahun 2001. Pada tahun 2001, dia

menjadi anggota pendiri VII Photo Agency. Untuk melaksanakan tugasnya,

Nacthwey telah ke berbagai belahan dunia, termasuk: Thailand, Indonesia, Filipina,

Sri Lanka, Korea Selatan, El Salvador, Guatemala, Nikaragua, Brasil, Somalia,

Sudan, Rwanda, Afrika Selatan, Tepi Barat, Gaza, Rusia, Chechnya, Bosnia,

Rumania, Kosovo dan, tentu saja, Amerika Serikat.

Foto-foto Nachtwey telah dipamerkan ke seluruh Eropa dan Amerika Serikat

dan dia telah menerima banyak penghargaan dan penghargaan termasuk penghargaan

World Press Photo tahun 1994. Nachtwey juga telah dianugerahi Overseas Press

Club, Robert Capa Gold Medal pada tahun 1983 1984, 1986, 1994 dan 1998. Pada

tahun 2001, sebuah film dokumenter berjudul War Photographer dirilis, yang

berfokus pada Nachtwey dan karyanya. Disutradarai oleh Christian Frei, film ini

menerima nominasi Academy Award untuk film dokumenter terbaik. Film ini

mengikuti Nachtwey erat selama dua tahun-di Kosovo, Balkan (Juni 1999), Jakarta,

Indonesia (Mei / Juni 1999), Ramallah, Palestina (Oktober / November 2000), Kawah

Page 65: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvi

Ijen, Tambang Belerang A, di Jawa Timur, Indonesia (Oktober 1999) dan di kota

New York dan Hamburg. 45

Salah satu kualitas mengagumkan James Nachtwey adalah dedikasinya untuk

pekerjaan. Dia menghabiskan uangnya untuk pergi ke wilayah yang secara publikasi

peliputan media kurang menarik seperti panti asuhan di Rumania dan kelaparan di

Somalia. Nachtwey tidak ragu-ragu untuk dekat dengan obyeknya, sehingga dia

mengalammi kedekatan rasa sama dengan subjek ke pemirsanya. 46

Natchwey dipilih oleh redaksi National Geographic untuk melakukan liputan

mengenai Islam di Indonesia karena Natchwey dianggap mengenal karakter bangsa

Indonesia. Hal yang mendasarinya karena Natchwey kerap berkeliling Indonesia

selama beberapa tahundan memotret isu-isu sosial. 47

F. Liputan NGI mengenai Islam di Indonesia

Tempat dan peran surat kabar begitu unik. Kehadirannya melengkapi berita

dan menjadikannya bagian yang organis dari surat kabar.Tidaklah lengkap jika surat

kabar tidak berfoto. Dengan kehadiran foto, lengkaplah seluruh peliputan dalam surat

kabar yang bersangkutan. Kelengkapan itu berupa kelengkapan deskripsi peristiwa

terutama dalam dimensi keharuan, tragedi keceriaan atau dramatisasi. 48

45 http://en.wikipedia.org/wiki/James_Nachtwey diakses pada 17 Januari 2011 pukul 07.00 WIB. 46 http://photography.nationalgeographic.com/photography/photographers/photographer-james-

nachtwey.html diakses pada 17 Januari 2011 pukul 07.15 WIB. 47 Wawancara dengan Editor Foto NGI, Reynold Sumayku (Kantor NGI, Jakarta, Selasa, 1 Februari

2011, jam 16.00 – 17.00) 48 Jacob Oetama, Prakata, Mata Hati 1965-2007, PT Gramedia, Jakarta, 2007, hal.20.

Page 66: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvii

Kehadiran foto dalam media massa cetak memiliki “suara” tersendiri dalam

mengkontruksi sebuah peristiwa. Ketika media cetak memperoleh persaingan dari

media elektronik, posisi dan peran foto di media cetak memperoleh tantangan baru.

Terutama karena media elektronik seperti televisi menyatakan segala informasi dan

narasinya dengan medium gambar bergerak dan hidup. Berita dan peristiwa disajikan

sebagai tontonan, bukan sebagai bacaan.

Peliputan mengenai Islam di Indonesia didasari oleh kondisi Islam di

Indonesia yang dianggap unik oleh redaksi majalah National Geographic pusat di

Amerika Serikat. Keberagaman aktifitas beragama terutama adanya golongan radikal

dan moderat dalam sebuah negara dianggap pantas untuk disampaikan ke masyarakat

internasional.

Redaksi kemudian menugaskan fotografer James Natchwey untuk pergi ke

Indonesia. Kurang lebih selama setahun, Natchwey melakukan peliputan dengan

berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia yang kemudian menghasilkan 14 foto

yang dipilih redaksi.

Salah satu foto Natchwey berupa seorang anak kecil jemaah An Nadzir saal

melaksanakan salat Idul Adha di Sulawesi Selatan akhirnya dipilih oleh redaksi

majalah NGI sebagai foto cover karena menarik secara visual, terkait kontras warna

dan wajah obyek yang mengarah ke kamera. Selain itu, foto tersebut dianggap cukup

mewakili adanya keberagaman Islam di Indonesia.

Page 67: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxviii

BAB III

ANALISIS FOTO JURNALISTIK ISLAM DI INDONESIA

MAJALAH NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA

EDISI SEPTEMBER 2009

Media massa mempunyai fungsi memberi informasi kepada publik,

menghibur dan mendidik masyarakat, sekaligus memainkan fungsi perekat sosial dan

kontrol sosial, juga fungsi ekonomi dan transfer ilmu pengetahuan dan budaya.

Media massa merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah

komunikasi multikultur. Media massa memiliki posisi yang strategis dalam

masyarakat. Secara konseptual, keberadaan dan relasi antara media massa dan

masyarakat perlu dua arah. Media massa dapat membentuk atau mempengaruhi

masyarakat dan juga sebaliknya, yakni media massa sebagai cermin atau dipengaruhi

realitas masyarakat.

Media massa dengan kekuatannya mampu memegang peranan penting

sebagai katalisator masyarakat, Media massa juga berperan sebagai media “pendidik”

yang memiliki pengaruh kuat dalam membangun dan memberikan pemahaman

tentang Islam di Indonesia dalam masyarakat yang multikultur. Karena perannya

yang sangat potensial untuk mengangkat opini publik sekaligus wadah berdialog

Page 68: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxix

antar lapisan masyarakat dan tak menutup kemungkinan antar golongan dalam Islam

di Indonesia.

Foto jurnalistik sebagai salah satu produk media massa, telah

mempertimbangkan adanya keberagaman dan kemajemukan dalam masyarakat

Indonesia, dimana dalam penyajian foto sebagai pelengkap berita (ilustrasi), foto

tunggal ataupun essai selalu memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek

kultural. Sehingga media massa berperan untuk menyadarkan tentang keberagaman

Islam di Indonesia dan jangan menjadikannya jurang pemisahan dan penyebab

perpecahan. Yakni dengan cara mendekatkan isi media pada realitas umat Islam yang

berbeda satu sama lain dalam menjalankan syariat karena semuanya berakar pada Al

Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW.

A. Konsep Esai Foto Islam di Indonesia

Esai foto mengenai Islam di Indonesia disajikan dalam Majalah National

Geographic Indonesia edisi September 2009 karena Islam di Indonesia dipandang

unik. Indonesia sebagai negara dengan penduduk yang beragama Islam terbesar di

dunia, memiliki sejumlah kelompok yang hidup didalamnya. Meski semuanya

menjalankan ibadah salat wajib dan membaca Al Quran, namun ternyata ada

kelompok garis keras yang menghendaki syariat Islam seutuhnya dan ada kalangan

moderat yang mengetengahkan kebebasan umat.

Page 69: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxx

Lewat foto-foto yang disajikan, kita dapat mengerti bahwa foto tidak hanya

sebagai pelengkap dari sebuah surat kabar, foto sanggup berdiri sendiri sebagai

sesuatu yang memiliki peran dan mampu berbicara sendiri melebihi ribuan kata.

Liputan berupa esai foto mengenai Islam di Indonesia berikut, tak hanya

dimuat di Majalah National Geographic Indonesia tapi juga disajikan sejumlah

penerbitan di berbagai negara di dunia dengan status mitra aliansi dan lisensi

internasional (International Lisences and Aliances Partners) dari National

Geographic Magazine yang berpusat di Amerika Serikat.

B. Analisa Obyek Foto

Dengan menggunakan metode analisa semiotika untuk menginterpretasikan

segala bentuk tanda yang terkandung dalam sebuah gambar, makna-makna baik yang

dapat terlihat langsung maupun yang tersirat dapat diungkapkan dan dipaparkan.

Dalam analisis semiotik, analisa yang diungkapkan mengacu pada tanda yang muncul

dan diverifikasi dari hubungan-hubungan antar signifier dan acuan signified.

Dalam menganalisa esai foto mengenai Islam di Indonesia yang disajikan

dalam Majalah National Geographic Indonesia edisi September 2009 karya James

Natchwey menggunakan metode semiotik Barthes, penulis membahas sepuluh

korpus. Masing-masing korpus yang dibahas akan meliputi makna denotatif dan

konotatif. Selain itu juga akan dibahas mengenai mitos tentang Islam di Indonesia.

Page 70: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxi

Esai foto jurnalistik yang dihasilkan merupakan sebuah karya perorangan

namun merupakan representasi dari sikap institusi media yang memayungi mereka.

Artinya foto-foto jurnalistik ini adalah bagian dari opini redaksi.

Berikut analisa makna dan tanda pada kesepuluh korpus yang diambil dari

foto mengenai Islam di Indonesia yang disajikan dalam Majalah National Geographic

Indonesia edisi September 2009. Foto-foto tersebut dianggap penulis dapat

menggambarkan kondisi Islam di Indonesia yang ditangkap oleh fotografer James

Natchwey.

Page 71: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxii

Korpus 1

Caption : Masjid Istiqlal di Jakarta dapat menampung 120.000 jiwa untuk salat

Jumat. Para saudagar Arab membawa Islam ke kawasan ini 1.000

tahun silam. Sekarang 86 persen dari 240 juta penduduk Indonesia

beragama Islam.

Page 72: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiii

Analisis Foto :

Denotatif : Gambar tersebut menunjukkan ribuan umat Islam sedang sujud saat

melaksanakan salat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta. Sejumlah tiang

masjid tampak menonjol. Komposisi foto diambil secara horizontal,

menggunakan lensa wide, secara ekstrem long shot49 dan sudut dari

atas untuk menggambarkan banyaknya umat Islam yang melaksanakan

salat dan juga pilar-pilar penyangga gedung yang tampak kokoh.

Konotatif : Foto pada korpus 1 menggunakan komposisi garis untuk membawa

perhatian pembaca pada subjek utama. Tiang-tiang penyangga masjid

yang diumpamakan sebagai garis. Garis juga dapat menimbulkan

kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Dalam

Islam, salat merupakan tiang agama, salat menunjukkan kualitas

spiritual seorang muslim. Salat dalam Islam pada dasarnya merupakan

institusi tauhid, peng-Esaan Allah, refleksi sekaligus perjalanan

mengarah ke sana. Tubuh melakukan aktivitas ritual secara fisik,

sedangkan hati merefleksikan kebesaran Allah dan pikiran berurusan

dengan legalitas yang mengatur salat, semua aktivitas ini mengarah

pada yang Satu.

Foto tersebut menggunakan pengambilan secara ekstrem long shot

yang merupakan jarak kamera paling jauh dari obyeknya. Wujud fisik 49 Himawan Pratista, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008, hal.104.

Page 73: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiv

manusia nyaris tidak tampak. Tehnik ini umumnya untuk

menggambarkan panorama yang luas atau obyek yang sangat jauh.50

Pengambilan foto ini yang menggunakan ekstrem long shot diharapkan

mampu menggambarkan jumlah umat Islam yang mengikuti salat

Jumat sangat banyak.

Seperti pada foto, manusia yang sedang sujud terlihat sangat jauh dan

sangat banyak. Sujud merupakan gerakan kepala yang menunduk

kebawah, dua lutut diletakkan terlebih dulu kemudian dua tapak

tangan kemudian dahi dan hidung, jari-jari dirapatkan, siku tangan

agak direnggangkan dan ujung jari di tempelkan ke tanah.51 Sujud

merupakan rahasia salat dan merupakan rukunnya yang paling mulia.

Ia juga menjadi penutup rakaat. Rukun lainnya merupakan pengantar

saja baginya, sujud merupakan tujuan utama salat. Saat sujud, maka

kepala yang dianggap mulia tadi diletakkan ke atas tanah. Kepala yang

dianggap mulia tadi diletakkan sama ratanya dengan kaki,diatas tanah

yang biasa diinjak. Ini bermakna bahwa ketika sujud manusia tunduk

kepada Allah yang Maha Tinggi dengan merendahkan diri serendah-

rendahnya. Sudah sepantasnya kita sebagai manusia tunduk dihadapan

Allah karena Allah merupakan Dzat yang Maha Segala-galanya.

Perintah sujud merupakan bentuk kekhusyukan kepada-Nya,

50 Ibid, hal 105. 51 Faisal Najib Munir, Tuntunan Ibadah Salat, Solo: Cita Abadi , 1997, hal.24.

Page 74: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxv

sebagaimana memohon ampunan atas apa yang telah dilakukan, untuk

menunjukan pasrahnya manusia pada Allah.

Gerakan salat dimanapun adalah sama, mulai takbirratul ihram hingga

salam. Hal ini menandakan bahwa ajaran Islam menyembah Tuhan

yang sama. Salat Jumat juga diwajibkan secara berjamaah. Berjamaah

dimaksudkan untuk memperkokoh jalinan tali silaturahmi dan

menanamkan kepekaan sosial. Berjamaah merupakan pintu masuk

untuk menggapai solidaritas dan jalinan sosial itu, untuk menopang

persaudaraan sesama umat Islam. Salat berjamaah lebih utama

dibanding salat sendirian dengan rasio perbandingan pahala 27:1.

Hitungan itu tidak hanya mengacu kepada angka yang dinisbahkan

kepada pahala, namun karena di balik berjamaah tersimpan hikmah

yang tidak ditemukan saat salat sendirian. Saat berjamaah terdapat

imam dan makmum dalam sebuah masjid dengan sistem yang

ditekankan tertib, lurus, rapat dan tidak menyisakan ruang kosong.

Semua makmum harus mengetahui dan mengikuti imam, jangan

mendahului saat melaksanakan rukun-rukun salat.52

52 Asep Muhyudin, Asep Salahudin, Salat Bukan Sekedar Ritual, Bandung: Rosdakarya, 2006, hal 274

Page 75: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvi

Korpus 2

Caption : Siswa tunanetra membaca Al Quran di Raudlatul Makfufin, sekolah

dan yayasan di Jakarta yang membagikan Al Quran braile secara

gratis. Sedekah semacam ini menjadi bagian jaring penyelamat bagi

yang tidak berpunya.

Page 76: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvii

Analisis Foto :

Denotatif : Siswa tunanetra membaca Al Quran berhuruf braile di sekolah

Raudlatul Makfufin, Jakarta. Komposisi foto diambil secara horizontal

dan medium close up53 pada tangan yang meraba Al Quran braile

dengan latar belakang seseorang yang mengenakan pakaian warna

putih dan berpeci.

Konotatif : Foto dalam korpus 2 diambil menggunakan komposisi Rule of thirds

, membayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan

buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar.

Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang

pusat akan mendapat daya tarik maksimum. Detail Al Quran braile

diletakkan di pojok kanan bawah.

Umumnya, medium close up memperlihatkan wajah, tangan, kaki atau

sebuah obyek kecil lainnya. Tehnik ini memperlihatkan sangat

mendetil suatu obyek.54 Foto ini menekankan pada tangan yang

meraba huruf braile Al Quran tapi masih memperlihatkan latar

belakang lokasi di pondok pesantren. Pesantren mengajarkan cara

membaca Al Quran serta mengamalkan isinya yang berupa aturan-

aturan hidup umat Islam secara detail.

53 Himawan Pratista, loc.cit. 54 Himawan Pratista, loc.cit.

Page 77: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxviii

Al Quran merupakan kalam Allah Swt. Al-Qur’an adalah kitab yang

diturunkan dengan penuh berkah. Al-Qur’an memberikan petunjuk

manusia kepada jalan yang lurus. Tidak ada keburukan di dalamnya,

oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari

Al-Qur’an dan mengajarkannya. Allah telah menjamin bagi siapa yang

membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan

tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, dengan firmanNya: “….

Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan

celaka.” (Thaha:123)

Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik kamu adalah orang yg

mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Al Quran memuat ringkasan dari ajaran-ajaran ketuhanan yang pernah

dimuat kitab-kitab suci sebelumnya seperti Taurat, Zabur, Injil dan

lain-lain. Juga ajaran-ajaran dari Tuhan yang berupa wasiat. Alquran

juga mengokohkan perihal kebenaran yang pernah terkandung dalam

kitab-kitab suci terdahulu yang berhubungan dengan peribadatan

kepada Allah Yang Maha Esa, beriman kepada para rasul,

membenarkan adanya balasan pada hari akhir, keharusan menegakkan

hak dan keadilan, berakhlak luhur serta berbudi mulia dan lain-lain

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al Qur’an

pada setiap kesempatan, meluangkan waktu untuk tadarrus Al Qur’an,

Page 78: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxix

mempelajarinya, mengajarkannya dan juga berusaha untuk

mengamalkannya agar beruntung mendapatkan syafa’at dari Al

Qur’an yang dibaca serta mendapatkan ridha dan Surga dari Allah di

akherat kelak.

Dengan berbekal Al Quran braile, para tuna netra seolah bertekad tak

mau kalah dengan manusia normal lain dalam membaca dan

mempelajari ayat-ayat ilahi. Keterbatasan fisik tidak menghalangi

seseorang untuk terus beribadah. Islam merupakan agama “rahmatan

lil alamin” yakni rahmat bagi semesta alam. Islam merupakan rahmat

bagi semua umat, tidak hanya manusia yang sempurna tapi juga yang

terlahir dalam keadaan kurang secara fisik. Mempelajari ajaran Islam

juga merupakan hak semua pemeluk Islam secara sama tanpa

membedakan ras, golongan ataupun kekurangan fisik.

Sistem tulisan Braille untuk orang-orang buta diciptakan oleh Louis

Braille asal Perancis. Dalam perkembangannya, sistem penulisan

braile digunakan dalam mencetak Al Quran. Perkembangan ilmu

pengetahuan dari berbagai pihak tidak menutup kemungkinan

digunakan untuk mengembangkan Islam itu sendiri.

Page 79: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxx

Korpus 3

Caption : “Hidup Terhormat atau Mati Syahid” begitu yang tertulis dalam

huruf merah di penutup kepala angota Front Pembela Islam.Setiap

tahun, kelompok ini berpatroli di Jakarta sebelum dan selama

Ramadhan, menekan “sumber maksiat” seperti pemilik bar dan para

Page 80: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxi

tunasusila. Pada tahun 2008, pemimpinnya divonis penjara karena

menghasut tindak kekerasan.

Analisis Foto :

Denotatif : Seorang anggota Front Pembela Islam (FPI) dengan posisi jari-

jarinya membentuk simbol pistol yang diarahkan ke kepala.

Menggunakan kaos warna putih bertuliskan BOM di dada, penutup

muka dan kepala dengan logo kelompok FPI berwana hijau dan tulisan

berwarna merah “Hidup mulia mati syahid” dalam bahasa arab.

Dibelakangnya tampak kerumunan anggota FPI, salah satu

mengalungkan syal warna hijau di leher. Menggunakan medium close

up55 secara frontal dalam pengambilan gambar.

Konotatif : Foto dalam korpus 3 diambil menggunakan komposisi Rule of thirds

, membayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan

buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar.

Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang

pusat akan mendapat daya tarik maksimum. Dalam korpus 3, posisi

jari-jari anggota FPI yang membentuk simbol pistol mendapat daya

maksimum karena diletakkan di pojok kiri atas.

Pada medium close up, memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke

atas, sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar tidak lagi 55 Himawan Pratista, loc.cit.

Page 81: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxii

dominan.56 Foto memfokuskan pada salah satu anggota FPI tetapi

juga masih memperlihatkan anggota-anggota lainnya pada latar

belakang, hal ini menunjukkan bahwa anggota FPI dalam aksinya

bergerak secara berkelompok, tidak secara individual. Foto ini diambil

secara frontal, anggota PFI tersebut menatap kamera menunjukkan

keberanian yang mereka miliki.

Front Pembela Islam (FPI) merupakan gerakan Islam yang muncul

pada tahun 1998 di Jakarta. Arti front mengacu pada pengertian

“depan” dan dalam konteks Islam menjadi “pembela paling depan”.

”Pembela” diambil dari dari ayat Al Quran: Ya ayyuha al ladzina

amanu kunu ansharallah, artinya: Wahai orang-orang yang beriman,

jadilah pembela/penolong Allah (QS. Ash-Shaff:14). Menurut Habib

Rizieq, menjadi “pembela Allah” maksudnya menjadi “pembela

agama Allah”, yakni Islam. Jadi pembela agama Allah adalah pembela

Islam. 57 Semboyan “Hidup mulia atau mati syahid” berasal dari

kalimat terakhir Sayyid Qutb, tokoh Ihwanul Muslimin Mesir yang

mati ditiang gantungan di era Jamal Abdul Nasser. Kalimat ini

mengandung pengertian, hanya orang mulia yang mati syahid dan juga

kesyahidan hanya dicapai oleh orang yang hidupnya mulia.58

56 Himawan Pratista, loc.cit. 57 Andri Rosadi, Hitam Putih FPI (Front Pembela Islam), Jakarta: Nun Publisher, hal 88. 58 Ibid, hal 100.

Page 82: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiii

Orang yang difoto menggunakan penutup kepala hingga muka

dimaksudkan untuk menyembunyikan wajah. Penutup wajah model

ini, awal mulanya digunakan oleh para algojo saat mengeksekusi mati

seorang terdakwa yang dinyatakan bersalah, menggunakan tiang

gantungan maupun memenggal kepala. Pemakaian penutup wajah oleh

anggota Front Pembela Islam (FPI) ini terkait aktivitas kelompok yang

kerap melakukan aksi lapangan yang terkadang berujung pada tindak

kekerasan di sejumlah tempat yang mereka anggap lokasi maksiat.

Mereka menyembunyikan wajah agar identitasnya tidak diketahui oleh

orang lain diluar kelompok mereka, untuk menghindari beban yang

mungkin ditanggung oleh diri sendiri maupun keluarganya. Posisi jari

yang membentuk simbol pistol serta tulisan BOM di bagian depan

kaus mengindikasikan bahwa mereka siap menghadapi lawan yang

mereka anggap melawan syariat Islam, hingga menggunakan senjata.

Page 83: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiv

Korpus 4

Caption : Sebelum dieksekusi pada November 2008, Muklas,bagian dari

kelompok pendukung Al Qaeda, tampil dari balik jeruji besi. Pada

2002 dia ikut merencanakan bom Bali yang menewaskan 202 orang.

Beberapa serangan terjadi lagi, termasuk ledakan bom pada Juli 2009.

Page 84: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxv

Analisis Foto :

Denotatif : Muklas, terdakwa kasus bom bali terlihat dibalik jeruji besi dengan

bibir tersenyum di Lapas Nusakambangan. Muklas mengenakan

pakaian serba putih termasuk peci. Foto diambil dengan menggunakan

medium shot59. Membuat komposisi foto, dengan memainkan

background atau foreground memang sering dilakukan oleh para

fotografer untuk memberikan setting lokasi pengambilan gambar,

termasuk fotografer Jurnalistik.60 Dalam foto tersebut, fotografer

menggunakan keadaan sekitar yang penuh jeruji besi sehingga dapat

menguatkan bahwa Muklas berada dalam lembaga pemasyarakatan

terkait kasus yang dialaminya.

Konotatif : Dalam beberapa keadaan termasuk foto dalam korpus 4, pilihan

komposisi terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit bagi orang yang

melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik

perhatian. Umumnya makin “ramai” sebuah gambar, makin kurang

menarik gambar itu. Foto korpus 4 berkonsentrasi pada satu titik

59 Himawan Pratista, loc cit. 60 Wawancara dengan Hasan Sakri Gozali, pewarta Harian Tribun Jogja. (Manahan, Solo, Minggu, 6

Februari 2011, jam 16.00 – 17.00)\

Page 85: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvi

perhatian yakni sosok Muklas dan memaksimalkan daya tariknya

sebagai terdakwa kasus pengeboman di Bali.

Pengambilan gambar diatas menggunakan medium shot dimana

memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas, gesture serta

ekspresi wajah mulai nampak. Pada gambar tersebut, sosok manusia

mulai dominan dalam frame61. Dengan kondisi seorang tahanan yang

berada dibalik jeruji besi yang cukup dominan, menunjukkan

kebebasan oarang didalam penjara dikekang sehingga tidak bebas

berperilaku selayaknya orang biasa.

Sebagai seorang tahanan, seharusnya Muklas tampak murung dan

kurang bahagia, tetapi dalam foto tersebut Muklas tampak bahagia

dengan memperlihatkan ekspresi senyum. Senyum yang merupakan

bagian dari ekspresi wajah bahagia, namun seringkali muncul saat

seseorang tidak bahagia, senyum dapat digunakan untuk menutupi

emosi yang lain, seperti saat mengalami ketakutan, mengindikasikan

sikap tunduk padahal yang tidak menyenangkan. Senyuman juga dapat

digunakan untuk membuat situasi yang tegang menjadi lebih

nyaman.62Senyum yang diekspresikan Muklas sebelum ekskusi mati

pada tahun 2008, bisa diartikan bahwa dia bahagia karena akan mati

syahid, dia beranggapan bahwa aksinya dalam bom Bali pada tahun

61 Himawan Pratista, loc cit. 62 Paul Ekman dan Wallace V Riesen, Buku Dulu Topengmu, Yogyakarta: Baca, 2003, hal 161.

Page 86: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvii

2002 dengan sasaran non Muslim dan tempat maksiat yang

menewaskan 202 orang63 merupakan perjuangan dijalan Allah.

Muklas dalam foto tersebut mengenakan baju lengan panjang

berwarna putih. Dalam buku The American Girls Handy Book, hal.

369, warna putih ataupun warna perak melambangkan kecerahan,

ketulenan, kebaikan, dan kesucian hati. 64 Dengan mengenakan baju

berwarna putih, Muklas ingin dianggap suci hati oleh orang yang

melihatnya. Jeruji besi yang menjadi latar pengambilan gambar

menunjukkan tertahannya atau terkurungnya seseorang karena

perbuatan yang dianggap salah oleh masyarakat.

63 Majalah National Geographic Indonesia edisi September 2009, hal 97. 64 Dikutip dari http://ms.wikipedia.org/wiki/Putih diakses pada 1 Maret 2011 pukul 06.00 WIB

Page 87: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxviii

Korpus 5

Caption : Unit Polisi Syariah Banda Aceh yang berseragam lengkap

melakukan razia kepada sejumlah pria yang diwajibkan untuk

Page 88: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxix

melakukan salat Jumat. Polisi syariah adalah polisi kota yang bertugas

mengawasi kepatuhan menjalankan peraturan daerah. Pada hari Jumat,

menurut peraturan Provinsi Aceh semua pria Muslim harus ke masjid.

Analisis Foto :

Denotatif : Dua polisi wanita Syariah Aceh yang berseragam lengkap dengan

jilbab hingga menutup dada serta menganakan topi melakukan razia,

didepannya seorang pria mengeluarkan KTP dari dalam dompet.

Mereka berkeliling kota pada hari Jumat untuk menghimbau para pria

bersegera ke masjid menunaikan salat Jumat. Gambar diambil secara

medium long shot.65

Konotatif : Gambar diatas diambil menggunakan medium long shot dimana

memperlihatkan tubuh manusia dari lutut sampai ke atas. Pada gambar

tersebut, tubuh fisik manusia dan lingkungan terlihat secara

seimbang.66 Syariat Islam juga berlangsung di semua tempat, tidak

hanya di ruang pribadi tapi juga lingkungan publik. Oleh karena itu,

polisi syariat melakukan razia hingga pasar.

Polisi wanita pada umumnya mengenakan seragam berupa baju lengan

pendek dan rok atau celana panjang, tapi polisi syariah dalam gambar

65 Himawan Pratista, loc. cit 66 Himawan Pratista, loc. cit

Page 89: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xc

tersebut mengenakan seragam berupa baju lengan panjang dan jilbab

yang menutup dada. Hal itu sesuai dengan syariat Islam yang

mengajarkan wanita harus menutup tubuhnya saat berada di luar

rumah.

Seorang lelaki yang ditemui saat razia hari Jumat mengeluarkan KTP

dari dalam dompet. KTP merupakan identitas diri yang didalamnya

tercantum data mengenai agama yang dianut serta asal domisili

pemiliknya.

Gagasan Islam merupakan solusi terhadap semua masalah terdapat

pada hampir semua gerakan Islam. Islam sebagai solusi berjalan

melalui penetapan syariat. Syariat Islam adalah hukum dan aturan

Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain

berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian

masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam,

syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh

permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.. Salah satu

gagasan utama dalam hukum Islam adalah amar makruf nahi

mungkar. Untuk itu, adalah suatu kebutuhan mutlak adanya undang-

undang yang berdasarkan syariat Islam.67

Aceh adalah satu-satunya propinsi di Indonesia yang sejak tahun 1999

telah mendapatkan hak untuk menerapkan hukum Islam secara penuh 67 Andri Rosadi, Op. Cit, hal. 144

Page 90: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xci

dan secara perlahan-lahan telah mulai meletakkan sebuah kerangka

kelembagaan untuk menegakkan Syari’at Islam.

Dikenal sebagai "Serambi Mekkah", Aceh terkenal sebagai salah satu

daerah di Indonesia yang tradisi Islamnya amat kuat, tetapi juga salah

satu daerah yang etnosentris. Di satu pihak, menjadi orang Aceh

berarti berasal dari kelompok etnis yang berbahasa Aceh. Di pihak

lain, berarti hidup dimanapun yang berada dalam lingkup kesultanan

Aceh di masa lampau dan merasa memiliki hubungan yang erat

dengan sejarahnya. Identitas masyarakat Aceh tak pernah didasarkan

hanya kepada ajaran Islam saja.

Latar belakang diberlakukannya syariat Islam di Aceh diantaranya

karena Islam adalah identitas utama masyarakat dan kebudayaan Aceh

dan Syari’at pernah diterapkan di Aceh pada masa kesultanan, jadi ada

preseden historis. Selain itu juga keinginan sebagian besar masyarakat

yang didasari oleh teori-teori eksistensi hukum yang sudah

diberlakukan sejak zaman penjajah belanda, yaitu teori Receptio In

Complexu yang pada waktu itu dikeluarkan oleh Snouck Hurgronje

yang mengatakan bahwa bagi setiap penduduk berlaku hukum

agamanya masing-masing, bagi orang Islam berlaku hukum agama

Islam, demikian juga yang lain dan juga karena predikat Aceh sebagai

serambi Mekah, sehingga menjadi semangat spiritual. Semangat

Page 91: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcii

tersebut kemudian didukung oleh UU No 11 Tahun 2006 memberikan

keleluasaan kepada Aceh untuk membuat Qanun yang mengatur

pelaksanaan syariat Islam.68

Institusi yang dibentuk dibawah hukum Islam salahsatunya yaitu

wilayatul hisbah (WH). WH adalah petugas patrol yang ditugaskan

untuk mengawasi ketaatan warga terhadap Syari’at Islam. Pada

peraturan pertama tentang Syari’at yang diadopsi mengikuti undang-

undang tahun 1999, pemerintah propinsi diberi mandat untuk

membentuk WH sebagai sebuah institusi yang “mengontrol dan

mengawasi” pelaksanaan Syari’at Islam.

Pelanggaran pidana dibagi menjadi tiga kategori. Pelanggaran hudud

meliputi zina, tuduhan palsu tentang berzina; mencuri, merampok,

mengkonsumsi minuman keras, kemurtadan dan pemberontakan,

adalah pelanggaran yang hukumannya ditetapkan dalam Al Quran.

Qishashdiyat berhubungan dengan masalah pembunuhan dan

penganiayaan, dan biaya dari pelaku kepada keluarga korban.

Pelanggaran ta’zir adalah pelanggaran diluar hudud dan qishash, yaitu

kejahatan yang mana hukumannya tidak ditetapkan dalam Al Quran,

karena itu tergantung kebijaksanaan hakim. Pelanggaran ini termasuk

perjudian, penipuan, pemalsuan dokumen, khalwat, tidak berpuasa

68 Suparman Ustman, Hukum Islam, Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001 Hal. 111

Page 92: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xciii

dalam bulan Ramadan dan meninggalkan shalat. Ta’zir juga dapat

termasuk pelanggaran yang mengganggu ketertiban umum atau

merusak kepentingan umum seperti pelanggaran lalu lintas.

Korpus 6

Caption : Kaum Wanita di komunitas An Nadzir memulai hari raya Kurban. Di

saat Matahari terbit, doa mereka menyatu dengan doa yang

Page 93: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xciv

dipanjatkan kaum Muslim Indonesia lainnya, baik pendukung aliran

fundamentalis maupun aliran moderat, “Allahu Akbar” Allah Maha

Besar.

Analisis Foto :

Denotatif : Memperlihatkan seorang anak kecil yang sedang melakukan salat

Idul Adha bersama sejumlah perempuan. Anak kecil mengenakan

mukena berwarna mayoritas putih tampak menonjol dibandingkan

perempuan-perempuan yang mengenakan mukena dan cadar berwarna

hitam dibelakangnya. Komposisi foto diambil menggunakan medium

long shot 69, mengambil sudut dari depan secara frontal dengan

komposisi simetrik.70

Konotatif : Kontras warna mukena dimaksudkan agar menarik secara visual dan

tentunya juga agar menarik perhatian pembaca, selain itu juga

menentukan focus of interest suatu obyek. Pengambilan medium long

shot dimaksudkan untuk melihat keadaan sekitar, dimana anak kecil

berada di dekat sejumlah perempuan bermukena dan bercadar hitam.

Sedangkan komposisi simetrik yang diambil bersifat statis, obyek

terlihat ditengah frame dan proposorsi ruang di sisi kanan dan kiri

69 Himawan Pratista, loc. cit 70 Himawan Pratista, loc. cit

Page 94: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcv

relatif seimbang. Komposisi simetrik dapat digambarkan untuk untuk

berbagai macam motif dan simbol seperti tertutup, terperangkap atau

keterasingan.

Mukena yang dikenakan anak kecil yang terlihat dalam foto

menandakan bahwa dia sedang menjalankan ibadah salat. Salat

merupakan ibadah yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri

salam. Takbiratul ihram yang berbunyi Allahu Akbar, Allah Maha

Besar sembari mengangkat kedua tangan sembari mengangkat kedua

tangan bermakna bahwa Allah swt lebih besar dari yang dapat kita

bayangkan, lebih besar dari seluruh kekuatan dan kekuasaan yang

paling menakutkan sekalipun, yang dijadikan sandaran sekaligus

tempat bergantung umat manusia. Allah harus ditempatkan sebagai

pusat orientasi hidup umat Islam, selain itu juga menyimbolkan rasa

kedulatan dan kekuasaan Tuhan. Jika Tuhan merupakan Sang

Penguasa, maka umat Islam merupakan hamba Nya yang wajib

memenuhi semua ketentuan Nya.

Jemaah An Nadzir merupakan kelompok yang memilih menetap jauh

dari keramaian dengan harapan bisa lebih khusyuk beribadah. Mereka

menetap di pedalaman, dipinggir Danau Mawang dan jumlah anggota

komunitas mereka telah mencapai 700 orang (bahkan ada yang

mengklaim jumlah mereka sekitar 1000 orang lebih) yang berasal dari

Page 95: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcvi

berbagai daerah di seluruh Indonesia, seperti Sumatera, Jawa,

Kalimantan, Flores, namun kebanyakan diantara mereka berasal dari

Luwu. 71 Sejumlah wanita yang tampak dalam foto mengenakan cadar

berwarna hitam. Cadar dalam bahasa Arab disebut An-Niqab adalah

sesuatu yang berguna untuk menutupi seluruh wajah perempuan. An

Niqab kenal pula dengan sebutan Al Barqa atau Al Qina yang berarti

kain yang menutup seluruh wajah muslimah. Pakaian hitam yang

dipakai wanita kaun An Nadzir, selain untuk salat juga digunakan

dalam aktifitas keseharian.

Model pakaian yang longgar ini untuk menutup aurat serta tidak

menampakkan lekuk tubuh. Warna hitam dipilih karena warna hitam

tidak tembus pandang. Warna memiliki makna tersendiri, Molly E

Holzschlag, seorang pakar mengenai warna, dalam tulisannya

”Creating Color Scheme” menyatakan bahwa warna hitam mempunyai

makna kekuatan, seksualitas, kematian, misteri, dan keanggunan.72

Kaum wanita An Nadzir yang menggunakan cadar berwarna hitam

ingin dianggap mempunyai kekuatan untuk menjalankan syariat Islam

yang mereka yakini berbeda dibanding mayoritas umat Islam lainnya

di Indonesia. Anak yang berada di depan tidak menggunakan pakaian

warna hitam, bahkan mayoritas putih dan sedikit berwarna-warni di

71 Dikutip dari http://annadzir.blogspot.com/2009/02/mengenal-jamaah-nadzir-ditulis-pada.html

diakses pada 8 Maret 2011. 72 Adi Kusrianto, Pengantar Deskomvis, Yogya, 2007, Hal.46

Page 96: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcvii

ujung mukena. Hal ini karena anak-anak belum memasuki usia yang

cukup untuk melaksanakan syariat. Namun seiring perkembangan

usia, nantinya dia juga akan berubah mengikuti peraturan yang berlaku

di lingkungan dia tinggal.

Korpus 7

Caption : Kaum pria di komunitas An Nadzir Sulawesi Selatan menjauhi

teknologi, mengenakan sorban seperti yang menurut mereka dilakukan

Nabi Muhammad, dan mengutuk kekerasan.

Page 97: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcviii

Analisis Foto :

Denotatif : Seorang pria, kaum An Nadzir mengenakan surban di Sulawesi

Selatan. Baju yang dikenakan berwarna merah, kontras dengan warna

hitam disekelilingnya. Gambar diambil dengan tehnik low key

lighting73 secara medium close up74, dari belakang pundak untuk

mendapatkan pantulan kaca yang berbentuk segitiga dan tehnik

framing melalui siku tangan. Gambar tersebut juga diambil dengan

kondisi pencahayaan low key lighting, yang merupakan suatu tehnik

dengan menciptakan batasan yang jelas antara gelap dan terang,

mengutamakan unsur bayangan yang tegas.75

Konotatif : Foto pada korpus 7 menggunakan komposisi leading lines. Garis

yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau

melintas gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk : Garis-garis

yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat

secara langsung misalnya bayangan, refleksi.

73 Himawan Pratista, op. cit, hal 79. 74 Himawan Pratista, loc. cit 75 Himawan Pratista, op. cit

Page 98: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcix

Pada medium close up, memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke

atas, sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar tidak lagi

dominan.76 Jemaaah An Nadzir lebih mengutamakan pelaksanaan

syariat Islam dalam kehidupan sehingga urusan duniawi bukan lagi

menjadi sesuatu yang diutamakan, terlihat dari cara hidup mereka

dalam kesederhanaan.

Refleksi kaca dalam korpus ini memantulkan aktivitas pemakaian

sorban yang merupakanan sunnah dan ciri khas kaum muslimin, baik

dalam sholat maupun di luar sholat. Salat bukanlah permainan, tapi

merupakan tanda ketundukan dan kerendahan diri di hadapan Allah.

Sepantasnya seorang hamba saat dia menghadap, dia mengenakan

pakaian yang layak digunakan. Diantara perhiasan seorang pria

muslim adalah penutup kepala, seperti songkok, dan surban (imamah).

Pencerminan tersebut juga sebagai bentuk upaya meniru kebiasaan

Nabi Muhammad SAW, dan para sahabatnya, baik dalam sholat,

maupun di luar sholat, mereka senantiasa mengenakan surban

(imamah), jurnus (penutup kepala yang bersambung dengan pakaian),

atau songkok. Amr bin Huroits -radhiyallahu ‘anhu- berkata, "Nabi -

Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah berkhutbah, sedang beliau

memakai surban hitam". (HR. Muslim (1359), Abu Dawud (4077),

Ibnu Majah (1104 & 3584)). Jadi, disunnahkan bagi setiap orang yang 76 Himawan Pratista, loc. cit

Page 99: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c

mau melaksanakan shalat untuk mengenakan pakaian yang layak dan

paling sempurna.

Di antara kesempurnaan busana shalat adalah dengan memakai

imamah (sorban), songkok, atau lainnya yang biasa dikenakan di

kepala ketika beribadah, kepala hanya menjadi aurat bagi kaum

wanita, bukan untuk kaum pria. Penggunaan penutup kepala

dimaksudkan untuk menahan rambut agar tidak menutup kening.

Kening merupakan salah satu anggota badan yang harus menempel ke

tanah secara langsung saat umat Islam bersujud ketika menjalankan

ibadah salat. Jemaah pria kaum An Nadzir memakai surban (imamah)

dalam keseharian terutama saat beribadah, semata-mata untuk

mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW. Pemakaian surban (imamah)

juga merupakan bentuk pemakaian simbol Islam dan komunitasnya.

Page 100: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ci

Korpus 8

Page 101: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cii

Caption : Tradisi mengharuskan siswi berpakaian tertutup di Pesantren

Sunanul Husna, Jakarta. Kecenderungan menerapkan hukum Islam

secara lebih ketat tidaklah otomatis berarti dukungan kepada kaum

militan.

Analisis Foto :

Denotatif : Fokus foto berupa seorang pelajar pesantren Sunanul Husna, Jakarta

yang menggunakan jilbab dan bercadar hitam tampak menunduk pada

saat kegiatan belajar mengajar. Dua pelajar yang juga berpakaian

tertutup, salah satunya sedang memegang pena, tampak blur menjadi

latar belakang foto tersebut. Foto diambil dengan menggunakan

medium close up.77

Konotatif : Foto dalam korpus 8 diambil menggunakan komposisi Rule of thirds

, membayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan

buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar.

Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang

pusat akan mendapat daya tarik maksimum. Dalam foto ini, elemen

gambar yang paling kuat muncul adalah cadar dan kacamata yang

dipakai oleh siswi pesantren. 77 Himawan Pratista, loc. cit

Page 102: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ciii

Umumnya, medium close up memperlihatkan wajah, tangan, kaki atau

sebuah obyek kecil lainnya.78 Tehnik ini memperlihatkan cukup

mendetailnya suatu obyek, dalam foto ini adalah wajah siswi yang

mengenakan cadar. Pengambilan ini untuk menegaskan kewajiban

pemakaian cadar oleh siswi pesantren, dikuatkan dnegan terlihatnya

terlihat dua orang siswi yang juga menggunakan cadar di latar

belakang.

Sebagian muslim yang menggunakan cadar, mempunyai keyakinan

bahwa dirinya harus menutup keseluruhan anggota badan, termasuk

wajah. Warna hitam yang digunakan dimaksudkan agar tidak

transparan sebagaimana warna putih atau terang. Warna hitam dipilih

karena warna hitam tidak tembus pandang. Warna memiliki makna

tersendiri, Molly E Holzschlag, seorang pakar mengenai warna, dalam

tulisannya ”Creating Color Scheme” menyatakan bahwa warna hitam

mempunyai makna kekuatan, seksualitas, kematian, misteri, dan

keanggunan.79 Mereka yang menggunakan cadar berwarna hitam ingin

dianggap mempunyai kekuatan untuk menjalankan syariat Islam yang

mereka yakini berbeda dibanding mayoritas umat Islam lainnya di

Indonesia.

78 Himawan Pratista, loc. cit 79 Adi Kusrianto, Loc. Cit

Page 103: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

civ

Tidak ada yang lebih bisa menggambarkan interaksi antara ketentuan

Al Quran dengan praktik adat selain perkembangan cadar kaum

perempuan pada awal Islam. Keduanya adalah adat yang diasimiliasi

dari masyarakat Persia dan Bizantium yang dipandang sebagai

perwujudan utama norma dan nilai Al Quran. Al Quran tidak

mewajibkan cadar, sebaliknya Al Quran cenderung menekankan pada

partisipasi dan tanggungjawab agama baik laiki-laki maupun

perempuan di masyarakat. Penggunaan cadar sejatinya untuk

melindungi, menghormati dan mengistimewakan kaum perempuan.80

Di dalam Islam lebih mengutamakan tindakan yang sifatnya

pencegahan (preventif), sebelum tindakan yang sebenarnya terjadi.

Jilbab, niqab, dan burqa, bukan simbol Islam garis keras. Tetapi,

sesungguhnya langkah preventif bagi muslimah untuk menjaga dan

melindungi diri mereka dari fitnah, dan tindak kejahatan.

Perbuatan dosa besar manusia, tak lain berawal dari mata, yang

memandang perempuan yang bukan menjadi muhrimnya. Karena

segala kejahatan itu, bermula dari mata, yang diteruskan ke hati,

pikiran, dan kemudian mendorong manusia bertindak. Mata dapat

mendorong lahirnya syahwat birahi, yang tidak terkendali, bagi

seseorang. Mata yang tidak terjaga dengan iman, yang kuat, hanya

melahirkan nafsu, yang menyebabkan manusia berubah menjadi 80 John L Esposito, IslamWarna Warni, Jakarta: Paramadina, 1991, Hal 123.

Page 104: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cv

binatang, sekalipun manusia masih berstatus sebagai manusia.

Misalnya, seandainya di kantor-kantor dan tempat-tempat umum

(publik), dibolehkan dan dibiarkan para wanita berpakaian sangat

terbuka, maka dampaknya setiap laki-laki melihat tubuh-tubuh

mereka, dan bagian-bagian tubuh lainnya, yang dapat menimbulkan

nafsu syahwat yang tidak terkendali. Wanita memiliki yang disebut

dengan ‘sex appeal’, yang dapat mempengaruhi birahi laki-laki. Lebih

jauh, suara wanita saja, juga dapat menimbulkan nafsu syahwat. Maka,

Islam selalu bertindak preventif, mencegah segala bentuk perbuatan

fasad (kerusakan), yang mungkin akan timbul. Dengan cara-cara

mendahului dari perbuatan dosa besar, yang bakal timbul, diakibatkan

interaksi manusia melalui mata, dan indera lainnya.

Burqa dan niqab melindungi wanita dari setiap orang yang bukan

menjadi muhrim mereka. Tidak ada yang berhak melihat bagian-

bagian tubuh mereka, selain muhrim mereka sendiri. Apabila para

wanita menggunakan burqa dan niqab, pasti akan menyebabkan

kehidupan lebih bersih. Tidak akan mungkin mata laki-laki dapat

melihat tubuh, dan bagian tubuh wanita. Sehingga, mata, hati dan

pikiran setiap laki-laki menjadi bersih, dan terbebas dari dosa besar.

Tidak akan ada kerusakan yang ditimbulkan dari 'zina' mata oleh para

lelaki, dan para lelaki akan mendapatkan ketenangan dengan wanita,

Page 105: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cvi

yang selalu menjaga dirinya dengan cara berpakaian yang Islami. Pada

jaman modern, perempuan mempunyai dua model yakni gaya hidup

yang relatif baru, kebarat-baratan dan gaya hidup Islami tradisional

yang menjalani kehidupan sama dengan generasi terdahulu.

Foto ini diambil menggunakan tehnik blur pada latar belakang. Dalam

sebuah foto tehnik blur pada latar depan atau belakang sangatlah

bermanfaat untuk menguatkan focus of interest dalam sebuah foto.

Korpus 9

Page 106: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cvii

Caption : Krisis ekonomi mengharuskan banyak keluarga Indonesia untuk

tidak hanya mengandalkan kaum pria dalam mencari nafkah. Lebih

dari separuh penduduk wanita memiliki pekerjaan, jumlah yang terus

bertambah.

Analisis Foto :

Denotatif : Dalam foto ini terlihat dua petugas SPBU yang mengenakan jilbab

melayani konsumen di Sumatera. Salah satunya mengalirkan bensin ke

dalam tangki sepeda motor menggunakan selang. Komposisi foto

diambil secara medium long shot serta low angle.81

Konotatif : Foto dalam korpus 9 diambil menggunakan komposisi center.

Sebenarnya meletakkan obyek tepat ditengah – tengah adalah salah

satu isu kunci dalam fotografi. Obyek berada di tengah frame, tapi

tidak selamanya bahwa subjek harus tepat ditengah – tengah sepanjang

waktu. Centering digunakan untuk menarik perhatian untuk obyek

tertentu, karena menciptakan dimensi ruang serta untuk mengatasi

kesulitan lokasi. Posisi wanita, pegawai SPBU terlihat ditengah

81 Himawan Pratista, loc. cit

Page 107: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cviii

dengan kombinasi foreground dan background yang memperlihatkan

kondisi lingkungan kerjanya.

Pengambilan secara medium long shot merupakan pengambilan

dengan jarak pada tubuh manusia terlihar dari lutut hingga atas, tubuh

fisik manusia dan lingkungannya sekitar relatif seimbang.82

Memperlihatkan dua orang wanita yang bekerja di luar rumah, yakni

SPBU. Wanita yang bekerja, saat ini bukan menjadi sesuatu yang tabu

dan sudah dianggap biasa oleh masyarakat di Indonesia.

Sedangkan sudut low angle, membuat tubuh manusia tampak

dominan, percaya diri dan kuat.83 Seperti pada gambar, low angle

untuk menggambarkan sosok wanita pekerja SPBU yang kuat, bekerja

di luar rumah karena tuntutan ekonomi bahkan mereka seringkali

mengerjakan sesuatu yang berat, tak kalah dengan para pria.

Pakaian berlengan pendek berwarna merah yang dipakai wanita dalam

foto merupakan seragam SPBU, sebagai bentuk penyesuaian syariat

Islam bagi wanita berjilbab yang keluar rumah maka pemakaian baju

seragam ditambah lengan panjang berwarna hitam.

Dalam bukunya Syubuhat Haula Al-Islam, Muhammad Quthb lebih

jauh menjelaskan: Perempuan pada awal zaman Islam pun bekerja,

ketika kondisi menuntut mereka untuk bekerja. Masalahnya bukan

82 Himawan Pratista, loc. cit 83 Himawan Pratista, op. cit hal 107.

Page 108: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cix

terletak pada ada atau tidaknya hak mereka untuk bekerja,

masalahnya adalah bahwa Islam tidak cenderung mendorong wanita

keluar rumah kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang sangat perlu,

yang dibutuhkan oleh masyarakat, atau atas dasar kebutuhan wanita

tertentu. Misalnya kebutuhan untuk bekerja karena tidak ada yang

membiayai hidupnya, atau karena yang menanggung hidupnya

tidak mampu mencukupi kebutuhannya.84

Tentu saja tidak semua bentuk dan ragam pekerjaan yang terdapat

pada masa kini telah ada pada masa Nabi Muhammad SAW. Namun,

betapapun, sebagian ulama menyimpulkan bahwa Islam

membenarkan kaum wanita aktif dalam berbagai kegiatan, atau

bekerja dalam berbagai bidang di dalam maupun di luar rumahnya

secara mandiri, bersama orang lain, atau dengan lembaga pemerintah

maupun swasta, selama pekerjaan tersebut dilakukan dalam kondisi

sopan, serta mereka dapat memelihara agamanya, dan dapat pula

menghindarkan dampak-dampak negatif pekerjaan tersebut terhadap

diri dan lingkungannya.

84 Dikutip dari http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Perempuan2.htm diakses pada 1 Maret

2011 pukul 16.00 WIB

Page 109: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cx

Korpus 10

Page 110: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxi

Caption : Romaeni binti Hasan Basri (kedua dari kiri) mengenakan cadar pada

semester terakhir ketika kuliah di Institut Kesenian Jakarta. Teman-

temannya pun menggoda: “Kamu berkumis ya?” Namun, akhirnya

mereka terbiasa. “Keyakinan itu proses” katanya. “Aku sedang

menjalani proses itu, dengan atau tanpa cadar”

Analisis Foto :

Denotatif : Romaeni binti Hasan Basri (kedua dari kiri) yang mengenakan jilbab

dan cadar berada ditengah teman-temannya yang mengenakan baju

kasual dan salah satunya sedang merokok, saat makan di Institut

Kesenian Jakarta (IKJ). Dibelakangnya tampak lukisan mural yang

menghiasi dinding. Foto diambil secara medium shot85 menggunakan

lensa wide untuk mendapatkan gambar secara keseluruhan, termasuk

gelas plastik minuman yang menjadi foreground.

Konotatif : Foto dalam korpus 10 diambil menggunakan komposisi Number of

subject. Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif seragam,

kurang menarik dari pandangan komposisi. Menemukan salah satu

subyek yang “berbeda” diantara sekian banyak subyek, akan 85 Himawan Pratista, loc. cit

Page 111: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxii

menonjolkan subyek tersebut. Berbeda diartikan berbeda gerakan,

bentuk dan warna. Dalam foto ini, elemen gambar yang paling kuat

muncul adalah Romaeni karena berbeda dalam penampilan

dibandingkan dengan teman-temannya.

Pengambilan gambar diatas menggunakan medium shot dimana

memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas, gesture serta

ekspresi wajah mulai nampak. Pada gambar tersebut, sosok manusia

mulai dominan dalam frame.86 Menggambarkan keadaan wanita

Muslim dengan kondisi lingkungannya. Meski sedang berproses untuk

lebih mengenal Islam dengan menggunakan cadar, Romaeni tidak

memilih-milih teman dengan berbagai karakter yang berbeda-beda.

Mural yang menjadi latar belakang pengambilan gambar merupakan

bentuk ungkapan ekspresi. Sebagai sekolah seni, maka Institut

Kesenian Jakarta (IKJ) membebaskan mahasiswanya untuk

berekspresi.

Tidak seperti wanita Muslim bercadar lainnya yang membatasi

pergaulan dengan lingkungannya bahkan hanya mau berkumpul

sesama perempuan saja, Romaeni tetap bersosialisasi dengan teman-

temannya di kampus yang menganut kebebasan. Hal ini ditunjukkan

dengan gambar saat Romaeni berkumpul dengan teman-teman prianya

yang tentu saja berbeda jenis kelamin bahkan salah satunya merokok. 86 Himawan Pratista, loc. cit

Page 112: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxiii

Proses seseorang menjadi muslim dapat melewati beberapa pintu

alternatif, salah satunya adalah melalui pengalaman dan pergumulan

hidup spiritual yang dialami secara pribadi. Proses yang harus dilalui

itu bisa melalui aktivitas membaca, proses pencaharian dengan

menggunakan akalnya dan hidayah dari Allah. Pendidikan Islam untuk

membangun keyakinan yang kukuh mestinya lewat proses ini.

Sayangnya proses tersebut belum banyak dipikirkan, dan yang terjadi

selama ini lebih banyak lewat doktrin yang tak banyak memberi ruang

gerak indera dan juga pikiran melakukan pergumulan dan

pengembaraan untuk memperoleh keyakinan tentang kebenaran

agamanya. Padahal dengan cara itu sesungguhnya keimanan yang

diperoleh menjadi lebih kukuh dan tahan dari berbagai godaan dari

manapun datangnya.

Foto ini mempunyai kesulitan sendiri dalam pencariannya, tidak

mudah menemukan keterbukaan seorang wanita bercadar terhadap

lingkungannya, apalagi komunitas dimana dia berada juga mau

menerima keberadaannya. Wanita bercadar yang biasanya hanya

ditemui di masjid, ternyata juga beraktifitas di kantin yang merupakan

tempat publik dimana semua orang dari berbagai golongan hadir.

Page 113: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxiv

C. Analisis Mitos

Dalam pembagian agama menurut bentuk sumbernya, Islam dikategorikan

sebagai agama teks, dalam arti bahwa asas-asas umum yang menjadi landasan

berdirinya agama tersebut bahkan juga doktrin-doktrinnya didasarkan pada dua teks

yakni Al Quran dan Hadist. Umat Islam percaya bahwa untuk dapat selamat di dunia

dan akhirat, maka harus berpedoman kepada Al Quran dan Hadist karena

didalamnya mencakup segala aspek dalam kehidupan manusia sebagai acuan segala

tindakan perilaku dalam menjalani kehidupan tersebut.

Yang membedakan Islam dengan agama lain, tentu saja dalam hal

pelaksanaan ibadah dan syariatnya. Salah satu perbedaan itu berupa rukun Islam

yakni, membaca kalimat syahadat, menjalankan salat, berpuasa di bulan Ramadan,

Page 114: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxv

berzakat dan pergi berhaji bila mampu. Sebagai bentuk rukun Islam kedua, pemeluk

Islam diwajibkan melaksanakan salat karena salat adalah komunikasi langsung antara

Pencipta dan hambanya maka pada saat seseorang sadar dan menjalankan perintah

sholat, berarti dia sadar akan adanya Tuhan dan patuh akan perintah dan larangannya.

Umat Islam akan terpecah menjadi berbagai kelompok hingga akhir jaman.

Kelompok ini terbagi karena perbedaan dalam berbagai pandangan mengenai agama,

termasuk penafsiran teks-teks dalam Al Quran maupun Hadist Nabi Muhammad

SAW. Perbedaan dan kefanatikan dari golongan tertentu menyebabkan mereka

merendahkan golongan lainnya. Mereka hanya menghargai pendapat mereka sendiri.

Kepercayaan atau pendapat golongan lain yang berlawanan atau mempunyai

perbedaan walau sedikit dari pendapat mereka dianggap tidak layak, tidak masuk akal

atau sesat.

Salah satu perbedaan dalam penafsiran Al Quran adalah pemakaian cadar dan

jilbab. Kelompok moderat beranggapan bahwa wajah dan kedua telapak tangan

wanita bukanlah termasuk aurat dan boleh ditampakkan, karena yang dilarang adalah

menampakkan apa yang menjadi bagian dari auratnya. Mengenakan penutup wajah

bagi wanita merupakan akhlak yang mulia dan dengannya seseorang telah

meneladani wanita-wanita utama dari kalangan istri-istri Nabi Muhammad SAW.

Adapun hukum mengenakannya adalah sunnah yang dianjurkan dan tidak sampai

pada suatu kewajiban yang bersifat mutlak. Meskipun membuka wajah itu

Page 115: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxvi

diperbolehkan, tetapi menutupnya adalah lebih utama karena hal ini telah

dicontohkan para wanita mulia di zaman Nabi saw.

Tingkat pemahaman keagamaan umat Islam berbeda satu sama lain, hal ini

berdasarkan pemahaman masing-masing terhadap syariat, tidak serta merta

terpengaruh otoritas lembaga namun sebatas tidak melanggar syariat lainnya. Hal ini

nampak dalam penggunaan pakaian oleh sejumlah wanita muslim, dari penambahan

lengan panjang dalam seragam petugas SPBU hingga pakaian jeans yang dikenakan

oleh Romaeni. Adaptasi pakaian itu dilakukan sebatas tetap menutup aurat dan tidak

menonjolkan bentuk tubuh.

Aktifitas wanita di ranah publik juga terus berkembang. Dulu wanita hanya

terkurung di dalam rumah, kini banyak wanita yang berani keluar rumah, baik untuk

menuntut ilmu maupun bekerja karena tuntutan atau keterpaksaan ekonomi.

Keterpaksaan harus dilihat dari segi kepentingannya, oleh karena itu seorang wanita

terpaksa harus bekerja diluar rumahnya,maka dia harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

1. Mendapatkan izin dari walinya, yaitu Ayah atau suaminya untuk suaktu pekerjaan

yang halal seperti menjadi tenaga pendidik para siswi atau menjadi perawat khusus

wanita.

2. Tidak bercampur baur dengan kaum laki laki, atau melakukan khalwat dengan laki

laki yang bukan mahramnya. Rasulullah bersabda : “ Janganlah sekali kali seorang

Page 116: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxvii

laki - laki berkhalwat (berduan )dengan wanita, karena yang ketiganya adalah

syaithan”. (HR At Tirmidzi ).

3. Tidak berlaku tabaruj dan menampakan perhiasaan yang dapat mengundang fitnah.

menurut syeikh Almaududi, kata tabaruj, bila dikaitkan dengan seorang wanita

memiliki tiga pengertian :

a. Menampakan keelokan wajah dan bagian bagian tubuh yang membangkitkan

birahi,

b. Memamerkan pakaian dan perhiasaan yang indah dihadapan kaum laki laki yang

bukan mahram.

c. Memamerkan diri dan berjalan berlenggak lenggok dihadapan kaum laki-laki yang

bukan mahram .

4. Tidak memakai parfum yang menyengat hidung atau parfum yang membangkitkan

birahi seseorang,dalam sebuah hadistRasullah . bersabda : “ Setiap mata adalah

penzina,dan sesungguhnya apabila wanita itu mengenakan wewangian kemudian dia

berlalu melewati majlis, maka dia adalah penzina”. { HR Abu Daud, dan At Tirmidzi

}.

5 .Memakai hijab menurut ketentuan syar`i,

Perdebatan mengenai identitas Islam dan peran perempuan di masyarakat

tampak jelas dalam hal pakaian dan perilaku pribadi. Hal ini juga merujuk pada

munculnya bentuk-bentuk baru dalam pakaian Islami yang sopan non tradisional

yang dikenakan para mahasiswi dan pekerja profesional. Bagi sebagian mereka,

Page 117: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxviii

bentuk yang Islami adalah mengenakan cadar yang membungkus kepala, sedangkan

bagi yang lain adalah bentukmodis dari pakaian Islami yang terdiri dari jilbab dan

pakaian panjang dengan lengan baju yang menutup seluruh lengan. Kembali

digunakannya sebagian model pakaian Islami mencerminkan rasa keprihatinan atas

apa yang dipandang sebagai kemerosotan sosial dan moral di banyak masyarakat

Muslim, keprihatinan untuk menundukkan perubahan sosial kepada nila-nilai dan

ideal yang lebih Islami. Pakaian Islamis juga memiliki manfaat praktis yang

memungkinkan perempuan untuk menyatakan kesopanan, kehormatan dan harga diri,

dalam hal-hal publik di masyarakat dimana pakaian Islami mencerminkan kesopanan

dan kesantunan, sementara pakaian Barat sering menjadi simbol gaya hidup yang

lebih modern. Pakaian Islami menciptakan suatu ruang kehormatan yang terlindungi

di tengah-tengah atmosfer permisif dan pelecehan di keramaian atau perkotaan.

Penggunaan jilbab maupun cadar oleh mahasiswi merupakan salah satu gejala

kebangkitan keagamaan Islam dikampus. Kebangkitan ini dimulai dikampus-kampus

sekuler, tidak dikampus Islam seperti IAIN. Gerakan ini lebih memberi perhatian

pada penguatan intelektual perorangan dengan ide-ide agama. Disamping adanya

perhatian dalam mempelajari dan memahami Islam, yang cukup mengejutkan gejala

ini adalah kecenderungan untuk menegaskan Islam dalam praktik keseharian

kehidupan mereka. Jilbab dan cadar telah digunakan sebagai identitas pakaian wanita

muslim karena sesuai dengan apa yang telah diperintahkan agama. Memakai jilbab

dan cadar bukan hanya kecenderungan temporer di kalangan wanita Islam,tetapi telah

Page 118: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxix

menjadi keharusan tugas religius yang disertai oleh kepercayaan agamis. Memakai

pakaian Islami merupakan masalah kebanggan bagi mereka sebagaimana kebanggaan

memakai pakaian untuk pesta.

Dalam kelompok-kelompok Islam yang tumbuh di Indonesia, ada kelompok

yang keras dalam menjalankan syariat Islam. Dalam menegakkannya mereka

berpendirian amar makruf nahi mungkar. Ketika melihat dunia yang penuh dengan

kemaksiatan dan degradasi moral hadits Nabi yang mendorong melakukan amar

maruf nahi mungkar menjadi pecut mereka untuk jihad fi sabilillah, yakni :

Man raa minkum munkaran fal yughoyyir biyadihi fainlam ya’sathi’ fabilisanih,

wainlam ya’tathi’ fa biqolbih,wadzalika adl’aful iman. Artinya barang siapa melihat

kemungkaran, maka rubahlah dengan tanganmu jika tidak mampu maka dengan

lisanmu, kalau tidak mampu maka ingkarilah dalam hatimu, dan itu adalah iman yang

paling lemah,.

Mereka juga berkeyakinan bahwa mati karena membela agama merupakan

mati syahid. Syahid, bentuk pluralnya syuhada, terulang sebanyak 55 kali dalam Al

Quran. Secara etimologis berarti saksi. Dalam bahasa sehari-hari, biasanya diartikan

pahlawan yang gugur dalam medan perang atau di jalan Allah. Para pengikut FPI

maupun pelaku pemboman tempat-tempat yang dianggap maksiat serta simbol

Amerika Serikat yang tewas dalam memberantas kemungkaran mereka anggap telah

mati syahid.

Page 119: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxx

Berdasarkan ajaran Islam, tiada imbalan bagi yang mati syahid selain surga di

akhirat. Dalam Al Quran dikatakan:

Wa la taqulu liman yuqtalu fi sabili Allahi amwatan bal ahyau walakin la tay’urun.

Artinya: Dan janganlah kamu mengatakan bahwa orang-orang yang gugur di jalan

Allah itu mati. Sebenarnya mereka itu hidup tapi kamu tidak menyadarinya. (QS. AL

Baqarah: 154).

Syahid ini penting dijadikan landasan perjuangan, sebab penegakan amar

makruf nahi mungkar merupakan sesuatu yang beresiko tinggi, hanya orang-orang

yang mengharap mati syahid yang mau berjuang menanggung resiko yang berat.

Keinginan untuk meraih syahid menjadikan para kaun radikal tidak takut mati.

Kalaupun mati, mereka beranggapan akan langsung masuk surga

Fenomena bangkitnya gerakan radikalisme keagamaan pasca reformasi 1998

ditandai dengan maraknya aksi-aksi yang melibatkan massa dalam skala masif yang

dimotori berbagai kelompok Islam seperti FPI. Maraknya gerakan tersebut terkait erat

dengan berbagai persoalan, seperti tiadanya proses penegakan hukum secara adil,

ketidakadilan di sektor ekonomi, maupun politik. Selain itu juga muncul sebagai

reaksi atas maraknya kemaksiatan dan premanisme yang tidak terjangkau oleh

hukum.

Selain itu juga terjadi sejumlah serangan bom yang menyasar simbol-simbol

barat yang dianggap sebagai musuh Islam oleh kelompok radikal. Salah satunya

adalah Bom Bali yang kemudian diidentikkan dengan perbuatan teroris karena

Page 120: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxi

menimbulkan teror atau kecemasan didalam masyarakat dan menimbulkan kerusakan

serta kematian sejumlah warga. Terorisme merupakan kombinasi ideologi (sosial,

budaya, ekonomi) termasuk memasukkan unsur agama. Agama dituduh sebagai akar

dari terorisme. Memang, agama memberikan aura supernatural atau dimensi ukhrawi

terhadap terorisme, entah itu berbentuk jihad melawan kebatilan hingga hari kiamat,

pengorbanan dan perjuangan kepada agama dan Tuhan. Agama lebih sering dipakai

dalam penyebarannya agar lebih mudah dan cepat dikenal. Dan media massa kerap

terperangkap sekedar memotret agama sebagai representasi teroris tersebut.

Hampir semua pengamat terorisme di Indonesia, yang berlatar belakang

agama kuat atau lemah, orang sekuler atau agamis, cenderung melihat agama sebagai

biang kerok terorisme. Masyarakat juga beranggapan bahwa teroris telah dicuci

otaknya atau diindoktrinasi oleh para pemimpinnya dengan ajaran “Islam” yang

mewajibkan mereka melakukan kekerasan untuk menegakkan agama ini.

Kekerasan yang dilakukan sejumlah kelompok keagamaan yang terjadi akhir-

akhir ini telah mencoreng image keberislaman di Indonesia yang dikenal damai.

Bahkan sebagian orang secara ekstrem berpandangan bahwa Islam moderat di

Indonesia hanya mitos belaka. Ini karena kelompok-kelompok pro-kekerasan makin

berani unjuk kekuatan di tengah diamnya kelompok atau ormas keagamaan yang

berhaluan moderat. Islam yang mengajarkan damai terkikis oleh aksi segelintir orang

yang melakukan aksi kekerasan. Akibatnya, di tengah pergaulan global, umat Islam

akan semakin terkucilkan dan terisolasi karena image buruk tersebut.

Page 121: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxii

Hal ini membuktikan bahwa membangun Islam yang santun dan anti

kekerasan perlu menjadi skala prioritas di masa-masa mendatang. Tentu, tak cukup

hanya dengan mengutuk berbagai tragedi kekerasan atas nama agama Islam tersebut,

melainkan disertai pula oleh langkah-langkah yang lebih maju. Di antaranya, adalah

memberikan pemahaman kepada segenap umat Islam untuk menyikapi perbedaan

agama dan tafsir keagamaan secara arif dan tanpa kekerasan.

Di sisi lain, kelompok Islam garis keras mengutamakan formalisasi syariat

Islam melalui keputusan politik formal. Keputusan formal seperti ini penting karena

dengan begitu penerapan syariat Islam mempunyai landasan hukum yang kuat. Ini

berarti bahwa semua aspek dalam hukum Islam akan digunakan dalam sumber

hukum di Indonesia. Isu tentang penerapan syariat Islam itu menarik perhatian

banyak tokoh Islam dan kalangan intelektual, tetapi tidak berarti bahwa ide penerapan

ini bisa langsung diterima oleh mereka dan umat Islam secara umum karena dalam

kenyataannya ketidaksetujuan dikalangan umat Islam moderat juga berkembang.

Ketidaksetujuan ini terutama berkaitan dengan hukum pidana., banyak orang yang

akan membayangkan akan banyak bekas copet yang terpotong tangan karena menurut

hukum pidana syariat Islam mereka yang mencuri harus dipotong tangannya sebagai

hukuman.

Pandangan mengenai keharusan berlakunya syariat Islam secara penuh

didasari oleh penilaian kelompok radikal gagalnya sistem dan hukum modern dalam

Page 122: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxiii

memecahkan masalah yang dihadapi umat Islam. Sebagai jalan keluar untuk

mengubah situasi yang ada, mereka berusaha sekuat tenaga menerapkan syariat

Islam, selain itu juga karena sistem sekuler dipandang merupakan buatan manusia,

sementara syariat adalah ciptaan Allah.

Page 123: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxiv

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebuah gambaran tentang sebuah makna mengenai studi semiotik, pada

dasarnya esai foto jurnalistik di Majalah National Geographic Indonesia (NGI) edisi

Oktober 2009 yang berjudul “Moderat dan Radikal dalam Satu Tempat, bernama

Indonesia” karya James Natchwey adalah representasi aktual majalah National

Geographic Indonesia (NGI) mengenai keberagaman pelaksanaan syariat Islam oleh

berbagai kelompok gerakan keagamaan yang ada di Indonesia. Interpretasi yang

demikian memberi pemaknaan bahwa esai foto jurnalistik di Majalah National

Geographic Indonesia (NGI) tidak ubahnya sebuah informasi visual majalah tersebut

dalam menyajikan sebuah gambaran keberagaman pemeluk Islam di Indonesia yang

ditujukan kepada pembacanya yang nantinya bisa menggugah emosi pembaca untuk

memahami bahwa Islam Indonesia memang terdiri dari berbagai kelompok yang

beragam, termasuk didalamnya kelompok radikal dan moderat.

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap esai foto jurnalistik

Majalah National Geographic Indonesia (NGI) edisi Oktober 2009 yang berjudul

“Moderat dan Radikal dalam Satu Tempat, bernama Indonesia” karya James

Page 124: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxv

Natchwey dapat disimpulkan bahwa esai foto jurnalistik tersebut menunjukkan

makna-makna sebagai berikut:

1. Sujud merupakan tujuan utama salat. Ini bermakna bahwa ketika sujud

manusia tunduk kepada Allah yang Maha Tinggi dengan merendahkan

diri serendah-rendahnya. Seperti ditunjukkan dalam korpus 1, kepala yang

dianggap mulia tadi diletakkan ke atas tanah saat sujud. Kepala yang

dianggap mulia tadi diletakkan sama ratanya dengan kaki, diatas tanah

yang biasa diinjak. Salat Jumat juga diwajibkan secara berjamaah.

Berjamaah dimaksudkan untuk memperkokoh jalinan tali silaturahmi dan

menanamkan kepekaan sosial.

2. Al Quran merupakan pedoman hidup umat Islam tanpa terkecuali, tanpa

membedakan berdasar kelompok bahkan fisik. Seperti ditunjukkan dalam

korpus 2, yakni keterbatasan fisik juga tidak menghalangi seseorang untuk

terus beribadah dan mempelajari Al Quran.

3. Terbukanya kran kebebasan berekspresi di era reformasi (pada tahun

1998) mendorong munculnya berbagai kelompok Islam yang mengusung

paham dan gerakan keagamaan yang berbeda-beda. Ada yang muncul

dalam bentuk organisasi dan kekerasan kerap dilakukan sejumlah

kelompok untuk menegakkan syariat Islam di Indonesia. Antara lain Front

Pembela Islam (FPI) yang merusak tempat-tempat yang digunakan untuk

perbuatan maksiat, seperti terlihat dalam korpus 3 yakni anggota FPI yang

Page 125: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxvi

menggunakan kaus bertuliskan BOM dan jari yang membentuk simbol

pistol.

4. Islam dikaitkan dengan aksi-aksi terorisme, salah satunya adalah Bom

Bali pada tahun 2002. Para pelakunya yang diekskusi mati merasa bahagia

karena mati syahid dan beranggapan bahwa menewaskan 202 orang

merupakan perjuangan dijalan Allah seperti ditunjukkan dalam korpus 4

berupa foto saat Muklas tersenyum di dalam penjara.

5. Gagasan Islam merupakan solusi terhadap semua masalah terdapat pada

hampir semua gerakan Islam. Islam sebagai solusi berjalan melalui

penetapan syariat. Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang

mengatur seluruh sendi kehidupan umat Islam. Syariat Islam juga

berlangsung di semua tempat, tidak hanya di ruang pribadi tapi juga ruang

publik seperti ditunjukkan dalam korpus 5, polisi syariat yang merazia

pria-pria di pasar yang merupakan tempat umum.

6. Islam di Indonesia terdiri dari berbagai kelompok gerakan keagamaan

yang berbeda-beda dalam pelaksanaan syariat. Seperti ditunjukkan dalam

korpus 7, yakni komunitas An Nadzir yang berbeda dalam penggunaan

pakaian sehari-hari dibandingkan dengan mayoritas pemeluk Islam di

Indonesia.

7. Jilbab, cadar bukan simbol Islam garis keras. Tetapi, sesungguhnya

langkah preventif bagi muslimah untuk menjaga dan melindungi diri

Page 126: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxvii

mereka dari fitnah, dan tindak kejahatan.Seperti ditunjukkan dalam korpus

8 bahwa penggunaan cadar diajarkan di pesantren.

8. Wanita Islam terpaksa bekerja di luar rumah karena keterpaksaan ekonomi

dan mereka melakukan penyesuaian dalam berbusana saat keluar rumah

agar sejalan dengan syariat Islam, seperti terlihat dalam korpus 9 yakni

petugas SPBU yang melalukan penyesuaian seragam dengan

menambahkan lengan panjang.

9. Kebangkitan keagamaan Islam muncul di kampus. Gerakan ini lebih

memberi perhatian pada penguatan intelektual perorangan dengan ide-ide

agama. Di samping adanya perhatian dalam mempelajari dan memahami

Islam, juga kecenderungan untuk menegaskan Islam dalam praktik

keseharian kehidupan mereka sebagaimana tergambar dalam korpus 10,

yakni mahasiswa Institut Seni Jakarta yang menggunakan cadar dalam

berproses mempelajari dan memahami Islam.

B. Saran

Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode analisis

semiotika, di mana metode ini hanyalah sebatas cara, teknik atau alat dalam

menganalisa atau menginterprestasikan foto. Keterbatasan metode ini tidaklah

memungkinkan peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai alasan yang

melatarbelakangi majalah National Geographic Indonesia (NGI) dalam pemuatan

foto-foto jurnalistiknya. Di sisi lain, keterbatasan literatur mengenai length focus

Page 127: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxviii

kamera menjadikan penelitian kurang mendalam. Untuk itu perlu penelitian lebih

lanjut dengan metode penelitian yang lain yang sesuai untuk mengetahui

permasalahan-permasalahan tersebut.

Sedangkan untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan metode analisis

semiotika, semiotika memungkinkan seorang peneliti untuk melihat sebuah foto

secara sekilas tetapi jelas. Hal tersebut memungkinkan terjadinya perbedaan

interprestasi terhadap gambar tersebut, akibat perbedaan cara pandang dengan orang

lain.

Akhirnya temuan dari studi ini tidak lain adalah jawaban dari rumusan

masalah sebelumnya. Pembentukan makna secara keseluruhan di peroleh setelah

melewati tahapan analisis, disertai dengan tahapan identifikasi hubungan pertandaan

yang memakai model Barthes. Yang paling penting tentunya karya ilmiah ini

diharapkan akan berguna bagi peneliti-peneliti selanjutnya.yang perlu digaris bawahi

dari penelitian ini adalah agar dapat diperbanyak dan lebih dikembangkan lagi dari

berbagai segi, baik dalam hal analisis, konten dari karya ilmiah yang akan ditulis oleh

peneliti-peneliti selanjutnya.

Page 128: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxix

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Kris. Semiotika Visual. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik. 2004.

Effendy, Onong U. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya

Bakti. 1993.

Fiske , John. Introduction to Communications Studies. Yogyakarta: Jalasutra. 1990.

Freininger, Andreas. The Complete Photographer. Jakarta: Dahara Prize. 1985.

Hoed, Benny H. Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya UI Depok. 2008.

Kurniawan. Semiologi Roland Barthes. Magelang: Yayasan Indonesiatera. 2001.

McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

1995.

Munir, Faisal Najib. Tuntunan Ibadah Salat. Solo: Cita Abadi. 1997.

Noviani , Ratna. Jalan Tengah Memahami Iklan. Jakarta: Pustaka Pelajar. 2002.

Oetama Jacob. Prakata, Mata Hati 1965-2007. Jakarta: PT Gramedia. 2007.

Piliang, Yasraf Amir. Hiper-Realitas Kebudayaan. Yogyakarta: LKiS. 1999.

Page 129: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxx

Rakhmat, Deddy Mulyana dan Jalaluddin. Komunikasi Antarbudaya, Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Jakarta: Remaja

Rosdakarya. 2001.

Riesen, Paul Ekman dan Wallace V. Buku Dulu Topengmu. Yogyakarta: Baca. 2003.

Rosadi, Andri. Hitam Putih FPI (Front Pembela Islam). Jakarta: Nun Publisher.

2008.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakata: Lkis. 2007.

Pratista, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. 2008.

Sihbudi , Endang Turmudi dan Riza. Islam dan Radikalisme di Indonesia. Jakarta:

LIPI Press. 2005.

Soelarko , R. M. Pengantar Foto Jurnalistik. Bandung: PT Karya Nusantara. 1985.

Sobur¸ Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003.

Zoest, Panuti Sudjiman dan Aart Van. Serba-serbi Semiotik. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama. 1996.

Jurnal Internasional

Andreassen, Lars. Brandt & Vang. “Cognitive Semiotics Issue 0 (Spring 2007)”,

http://www.cognitivesemiotics.com/wp-content/uploads/2007/05/cognitive-

semiotics-0.pdf pada 5 Februari 2010 pukul 20.15 WIB

Page 130: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxxi

Berger, Mats. The secret of rendering signs effective: the import of C. S. Peirce’s semiotic rhetoric.

The Public Journal of Semiotics. 1(2),4. http://www.semiotics.ca/issues/pjos-1-2.pdf diakses

pada 5 Februari 2010 pukul 20.35 WIB

Goran Sonesson, The Interne Semiotics Encyclopedia, www.arthist.lu.se diakses pada 5 Februari 2010

pukul 18.45 WIB

Majalah dan Surat Kabar

Arbain Rambey, Sejarah Fotografi dan Sejarah Teknologi, Kompas, 23 Juni 2003

FOTOMEDIA, Fokus : Foto Jurnalistik, Agustus 2001

FOTOMEDIA, Fotojurnalistik, Gabungan Gambar dan Kata, April 2003

FOTOMEDIA, Warna-warni : Memahami Arti Komposisi, Juni 1996

Majalah National Geographic Indonesia edisi Oktober 2009\

Makalah

Yuniadhi Agung, Pengantar Fotografi Jurnalistik, 2004

Website

http://annadzir.blogspot.com/2009/02/mengenal-jamaah-nadzir-ditulis-pada.html

diakses pada 8 Maret 2011 pukul 14.00 WIB

http://blog.re.or.id/bagaimana-hukum-memakai-cadar.htm diakses pada 7 Maret 2011

pukul 18.30 WIB

Page 131: SKRIPSI ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxxii

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/02/tgl/28/time/134736/idnews/5490

00/idkanal/10 diakses pada 1 Maret 2011 pukul 06.10 WIB

http://en.wikipedia.org/wiki/James_Nachtwey diakses pada 17 Januari 2011 pukul

08.15 WIB

http://langitan.net/?p=162 diakses pada 8 Maret 2011 pukul 15.00 WIB

http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Perempuan2.htm diakses pada 1 Maret

pukul 16.00 WIB

http://ms.wikipedia.org/wiki/Putih diakses pada 1 Maret 2011 pukul 06.00 WIB

http://photography.nationalgeographic.com/photography/photographers/photographer

-james-nachtwey.html diakses pada 17 Januari 2011 pukul 08.00 WIB

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=202816&kat_id=1

05&kat_id1=147&kat_id2=291 diakses pada 9 November 2009, pukul 19.30

WIB