SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

69
1 SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 6-11 BULAN DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS KOTA MAKASSAR OLEH: AYU ANGRAYNI SANDA K211 09 267 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

Page 1: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

1

SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN DUKUNGAN

KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA

BAYI UMUR 6-11 BULAN DI PUSKESMAS ANTANG

PERUMNAS KOTA MAKASSAR

OLEH:

AYU ANGRAYNI SANDA

K211 09 267

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

Page 2: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

2

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin Fakultas Kesehatan Masyarakat

Prodi Ilmu Gizi Skripsi, Mei 2013

AYU ANGRAYNI SANDA ”Gambaran Pengetahuan, Pekerjaan, Dan Dukungan Keluarga Terhadap Rendahnya Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Umur 6-11 bulan Di Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar”.

(xiv + 98 Halaman + 11 Tabel + 2 Gambar + 7 Lampiran) Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja, tanpa tambahan cairan atau makanan lain. Pemberian ASI di Indonesia baru mencapai 15,3% dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Antang Perumnas yaitu 33,3%.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Antang Perumnas. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan jumlah sampel 83 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan crosstab. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 54,2% dan ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 45,8%. Ibu dengan pengetahuan baik yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 38,9%, ibu dengan pengetahuan sedang yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 54,9%, dan ibu dengan pengetahuan kurang yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 21,4%. Ibu tidak bekerja yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 45,9% dan ibu bekerja yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 44,4%. Ibu yang mendapat dukungan dari keluarga yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 49,3% dan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif karena tidak didukung keluarga sebanyak 80,0%.

Disarankan kepada keluarga sebagai individu terdekat utamanya suami mampu memahami mengenai ASI eksklusif agar tercipta suasana kondusif demi kestabilan emosional ibu dalam menyusui.

Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian tentang edukasi ASI Eksklusif dan Manajemn Laktasi kepada ibu menyusui pada suatu komunitas.

Daftar Pustaka : 49 (1992-2012) Kata Kunci : ASI Eksklusif, Pengetahuan, Pekerjaan, Dukungan Keluarga

Page 3: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kualitas hidup manusia. Salah

satu yang memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas manusia

adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). ASI merupakan makanan yang paling

sempurna dan tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, dalam rangka

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (RSCM & PERSAGI, 1997).

Kebutuhan bayi akan zat gizi jika dibandingkan dengan orang dewasa dapat

dikatakan sangat kecil. Namun jika diukur berdasarkan persentase berat badan,

kebutuhan bayi akan zat gizi melampaui kebutuhan orang dewasa, hampir dua kali

lipat. Makanan pertama dan utama bayi adalah ASI. ASI cocok sekali untuk

memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal, yakni karbohidrat yang berupa

laktosa, asam lemak tak jenuh ganda, protein laktalbumin yang mudah dicerna,

kandungan vitamin dan mineralnya banyak, dan mengandung zat anti infeksi

(Arisman, 2004).

Praktik pemberian Air Susu Ibu (ASI) atau menyusui bayi dilakukan di

berbagai lapisan masyarakat di seluruh dunia, karena banyak manfaat yang

diperoleh dari ASI dan praktik menyusui. Pada kondisi yang kurang

menguntungkan seperti di Negara - negara berkembang, di mana masyarakat

mempunyai keterbatasan ekonomi dan higiene, menyusui atau pemberian ASI

merupakan cara pemberian makanan yang sangat tepat dan kesempatan terbaik

Page 4: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

4

bagi kelangsungan hidup bayi, serta dapat mempertemukan kebutuhan ibu dan

anak (Eregie, 1997).

Pemberian ASI eksklusif atau menyusui eksklusif sampai bayi umur 6 bulan

sangat menguntungkan karena dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit

penyebab kematian bayi. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif

juga menguntungkan ibu, yaitu mengurangi perdarahan pasca persalinan,

mengurangi kehilangan darah pada saat haid, mempercepat pencapaian berat

badan sebelum hamil, mengurangi risiko kanker payudara dan kanker rahim.

Meskipun menyusui dan ASI sangat bermanfaat, diperkirakan 85% ibu-ibu di

dunia tidak memberikan ASI secara optimal. Hal ini tampak bahwa pemberian

ASI eksklusif seperti yang direkomendasikan oleh WHO (2002) masih jarang

dipraktikan oleh ibu-ibu di berbagai negara, karena berbagai faktor, seperti sosial,

budaya, ekonomi, dan politik (Widodo, 2011).

Menurut WHO (2006), defenisi ASI Eksklusif adalah bahwa bayi hanya

menerima ASI dari ibu atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu

tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi

vitamin, suplemen mineral atau obat (Widodo, 2011).

Sedangkan menurut Depkes (2003), pemberian ASI secara eksklusif adalah

pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi makanan dan minuman lain sejak

dari lahir sampai umur 6 bulan, kecuali pemberian obat dan vitamin.

Rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi Tumbuh Kembang

Anak (TKA). Padahal, kandungan ASI kaya akan karetonoid dan selenium,

sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah

Page 5: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

5

berbagai penyakit. Setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk

pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan

kandungan yang terdapat dalam susu formula, sehingga jika anak mendapatkan

ASI bisa dihindarkan dari kematian yang seharusnya tidak perlu (Dwiharso,

2010).

ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat

alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan bayi. Definisi WHO menyebutkan bahwa ASI

ekslusif yaitu bayi hanya diberi ASI saja, tanpa cairan atau makanan padat

apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai

usia 6 bulan (Aprilia, 2009).

Sebelum tahun 2001, World Health Organization (WHO) merekomendasi

untuk memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan. Namun pada tahun 2001,

setelah melakukan telaah artikel penelitian secara sistematik dan berkonsultasi

dengan para pakar, WHO merevisi rekomendasi ASI eksklusif tersebut dari 4-6

bulan menjadi 6 bulan (180 hari), kemudian dilanjutkan selama 2 tahun dengan

panambahan makanan pendamping yang tepat waktu, aman, benar dan memadai

(Aprilia, 2009).

Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan penurunan persentase bayi yang

menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Pemberian ASI kurang

dari 1 jam setelah bayi lahir tertinggi di Nusa Tenggara Timur (56,2%) dan

terendah di Maluku (13%) dan di Sulawesi Selatan hanya 30,1%. Sebagian besar

proses menyusui dilakukan pada kisaran waktu 1- 6 jam setelah bayi lahir, namun

Page 6: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

6

masih ada 11,1 % yang dilakukan setelah 48 jam (Riskesdas, 2010). Jumlah bayi

yang diberi ASI eksklusif di Sulawesi Selatan tahun 2008 yaitu 57,48% dan tahun

2007 57,05% (Dinas Kesehatan Provinsi Sul-sel, 2009).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 di Indonesia

pemberian ASI baru mencapai 15,3% dan pemberian susu formula meningkat tiga

kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan

Ibu Anak Kementerian Kesehatan, Budiharja, menyatakan bahwa angka ini cukup

memprihatinkan. Ia menilai rendahnya kesadaran masyarakat dalam mendorong

peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah, termasuk di dalamnya

kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat, akan pentingnya ASI

(Dwiharso, 2010).

Berdasarkan data Susenas tahun 2004-2008 cakupan pemberian ASI ekslusif

di Indonesia berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Cakupan

pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% (2007) menjadi

56,2% tahun 2008, sedangkan pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% (2007)

menjadi 24,3% (2008) (Kemenkes RI, 2010). Data Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi

ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun

2003 dan 2007 (Fikawati and Syafiq, 2010).

Pemerintah telah menetapkan target cakupan pemberian ASI Eksklusif pada

tahun 2010 pada bayi 0-6 bulan sebesar 80% sehingga berbagai kebijakan dibuat

pemerintah untuk mencapai kesehatan yang optimal yaitu Keputusan Menteri

Kesehatan (Kemenkes) Nomor 237 tahun 1997 tentang pemasaran Pengganti Air

Page 7: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

7

Susu Ibu dan Kepmenkes No. 450/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara

ekslusif pada bayi di Indonesia (Depkes, 2007).

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 dan 2002

menunjukkan pemberian ASI kepada bayi satu jam setelah kelahiran menurun dari

8% menjadi 3,7%. Pemberian ASI esklusif selama enam bulan menurun dari 42,

% menjadi 39,7 %, sedangkan penggunaan susu formula meningkat 3 kali lipat

dari 10,8% menjadi 32,5%. Di Indonesia hanya 14% ibu menyusui ASI esklusif

selama 5 bulan.dan rata-rata kurang dari 2 bulan (Widjaja, 2004).

Praktik pemberian ASI di perdesaan relatif lebih tinggi dari pada di

perkotaan. Bayi dan anak baduta yang pernah diberi ASI di perdesaan 91,8 persen,

sedangkan di perkotaan 88,8 persen. Praktik pemberian ASI menurut status

ekonomi rumah tangga terdapat kecenderungan semakin tinggi status ekonomi

rumah tangga semakin rendah praktik pemberian ASI pada bayi dan baduta. Pada

kelompok status ekonomi terendah praktik pemberian ASI mencapai 92,3 persen,

sedangkan pada kelompok status ekonomi tertinggi hanya 85,7% (Riskesdas,

2007).

Pemberian ASI esklusif pada bayi sampai usia sebulan setelah kelahirannya

hanya 25-80%, pemberian ASI esklusif pada daerah kumu perkotaan (Jakarta,

Makassar, Surabaya dan Semarang) hanya sampai 40% (Arfana, 2006).

Di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 presentase yang pernah diberi ASI

menurut lamanya disusui yakni sebanyak 0 bulan (1,35%), 1-5 bulan (8,42%), 6-

11 bulan (14,26), 12-17 bulan (32-24%), 18-25 bulan (17,52%) serta lebih dari 24

bulan anak disusui (26,20%) (BPS, 2006).

Page 8: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

8

Adapun cakupan ASI Eksklusif Provinsi Sul-Sel dalam Profil Kesehatan

Sulawesi Selatan tahun 2009, pada tahun 2007 sebesar 57,05%, tahun 2008

meningkat menjadi 77,18% namun tahun 2009 mengalami penurunan menjadi

59,80% (Misriani, 2012).

Data dari DINKES Makassar, cakupan pemberian ASI eksklusif yang

tergolong rendah yaitu puskesmas Kapassa (46,4%), Pertiwi (45,7%), Barabaraya

(42,7%), Bira (37,6%), dan terakhir Antang Perumnas (33,3%).

Beberapa studi dan pengamatan menunjukkan bahwa selama dasawarsa

terakhir ini terdapat penurunan pemberian ASI eksklusif terutama di daerah

perkotaan. Ketidakberhasilan ibu memberikan ASI atau menghentikan proses

menyusui lebih dini disebabkan karena kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu

tentang keunggulan ASI dan manfaat menyusui. Akibat faktor tersebut dapat

mempengaruhi status gizi balita (Mochtadi, 1996).

Hasil penelitian Depkes menunjukkan ibu yang menyusui akan memberikan

ASI eksklusif pada anaknya sesuai dengan pengetahuan yang di dapat. Semakin

tinggi pendidikan dan pengetahuan ibu maka kemungkinan ASI eksklusif akan

diberikan kepada bayinya sampai berumur 4 bulan akan dilaksanakan, begitu juga

sebaliknya jika pengetahuan ibu tentang ASI rendah maka pemberian ASI

eksklusif pada bayinya tidak dilaksanakan (Suhendar, 2002).

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan

permasalahan penelitian adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu,

Page 9: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

9

Pekerjaan Ibu dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif di

Puskesmas Antang Perumnas, Kota Makassar?

I.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengetahuan Ibu,

pekerjaan ibu dan dukungan keluarga mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di

Puskesmas Antang Perumnas, Kota Makassar.

I.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pemberian ASI eksklusif di Puskesmas

Antang Perumnas Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI

eksklusif di Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar.

3. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI

eksklusif di Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar.

4. Untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga kepada ibu terhadap

pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Antang Perumnas Kota

Makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

a) Manfaat Institusi

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi instansi terkait, khususnya

Puskesmas Antang Perumnas dalam rangka meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 bulan.

Page 10: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

10

b) Manfaat Praktis

Sebagai bahan informasi dan menjadi bahan masukan bagi penelitian

selanjutnya serta merupakan pengalaman yang berharga bagi penulis untuk

menambah wawasan dan pengetahuan penulis.

c) Manfaat bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat setempat bahwa

betapa pentingnya pemberian ASI Eksklusif bagi bayi yang masih berumur 0-6

bulan agar dapat terhindar dari berbagai masalah kesehatan.

Page 11: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Pemberian ASI Eksklusif

Estimasi cakupan pemberian ASI eksklusif di populasi sangat tergantung

pada metode yang digunakan dalam pengumpulan data. Selain itu batasan umur

atau kategori umur bayi juga sangat penting dalam mengukur cakupan pemberian

ASI eksklusif di populasi. WHO merekomendasikan penggunaan indicator

pemberian ASI eksklusif di bawah enam bulan yang didefinisikan sebagai

proporsi bayi 0-5 bulan yang hanya diberi ASI saja dan datanya dikumpulkan

dengan metode recall 24 jam (Widodo, 2011).

WHO juga merekomendasikan untuk mengkategorikan ke dalam kelompok

umur 0-1 bulan, 2-3 bulan, dan 4-5 bulan. Pengelompokan umur hanya dapat

merepresentasikan cakupan pemberian ASI eksklusif pada kelompok umur

tersebut, dan tidak dapat merepresentasikan proporsi bayi yang diberi ASI

eksklusif sampai umur di bawah 6 bulan (5,99 bulan) (Widodo, 2011).

Sumber data cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia antara lain dari

SDKI, laporan program dan Riskesdas 2010. Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data cakupan pemberian ASI eksklusif SDKI 2002 dan 2007 adalah

metode recall 24 jam dengan batasan umur 0-5 bulan.

Riskesdas 2010 juga mengumpulkan data cakupan pemberian ASI eksklusif

menggunakan kombinasi metode recall 24 jam dengan metode recall sejak lahir

dengan batasan umur bayi 0-5 bulan. Pada Riskesdas 2010 data cakupan

Page 12: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

12

menyusui eksklusif diperoleh dari komposit empat pertanyaan berikut (Badan

Penelitian dan Pengembangan, 2010) :

1. Apakah dalam 24 jam terakhir bayi hanya disusui/diberi ASI saja?

2. Apakah sebelum ASI keluar bayi diberi minuman (cairan) atau makanan

selain ASI?

3. Sejak kapan (pada umur berapa hari/bulan) bayi mulai diberi minuman

atau makanan pendamping ASI?

4. Minuman atau makanan apa saja yang diberikan kepada bayi sebelum ASI

keluar?

B. Tinjauan Umum ASI Eksklusif

1. Pengertian

Definisi WHO menyebutkan bahwa ASI ekslusif yaitu bayi hanya diberi

ASI saja, tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau

obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. ASI merupakan makanan

pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. ASI mengandung

berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan

bayi (Aprilia, 2009).

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-

garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai

makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak konstan dan tidak sama dari

waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah

stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan diit ibu (Soetjiningsih, 1997).

Page 13: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

13

2. Komposisi ASI

Air susu ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama beberapa periode

tertentu. Perubahan ini sejalan dengan kebutuhan bayi (Aprilia, 2009):

a. Kolostrum

Kolostrum terbentuk selama periode terakhir kehamilan dan minggu pertama

setelah bayi lahir. Ia merupakan ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari

ke-4 yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Kandungan proteinnya 3 kali

lebih banyak dari ASI mature. Cairan emas ini encer dan seringkali berwarna

kuning atau dapat pula jernih yang mengandung sel hidup yang menyerupai sel

darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum merupakan

pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru

lahir. Volumenya bervariasi antara 2 dan 10 ml per feeding per hari selama 3 hari

pertama, tergantung dari paritas ibu.

b. ASI peralihan/transisi

Merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum ASI Mature

(Kadang antara hari ke 4 dan 10 setelah melahirkan). Kadar protein makin

merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. Volumenya juga

akan makin meningkat.

c. ASI mature

ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14 dan

seterusnya, komposisi relative konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI

cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk

bayi sampai umur enam bulan, tidak menggumpal jika dipanaskan.

Page 14: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

14

3. Kandungan Nutrisi Dalam ASI

a. Protein dalam ASI

Kandungan protein ASI (0,9 mg/100 ml) memang lebih rendah

dibandingkan dengan kadar protein susu formula (1,6 mg/100 ml). Namun,

kualitas protein ASI sangat tinggi dan mengandung asam-asam amino esensial

yang dibutuhkan oleh pencernaan bayi (Widjaja, 2004).

Keistimewaan protein pada ASI di antaranya adalah rasio protein whey :

kasein = 60 : 40, dibandingkan dengan Air Susu Sapi (ASS) yang rasionya 20 :

80. Hal ini menguntungkan bagi bayi karena pengendapan dari protein whey lebih

halus daripada kasein sehingga protein whey lebih mudah dicerna. Selain itu ASI

mengandung alfalaktalbumin, sedangkan ASS mengandung juga

betalaktoglobulin dan bovine serum albumin yang sering menyebabkan alergi.

Kadar tirosin dan fenilalanin pada ASI rendah, suatu hal yang sangat

menguntungkan untuk bayi terutama prematur karena pada bayi prematur kadar

tirosin yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan otak

(Soetjiningsih, 1997).

b. Karbohidrat dalam ASI

ASI mengandung karbohidrat relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan

ASS (6,5-7 gram%). Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI adalah laktosa,

disakarida spesifik yang disintesis di dalam sel-sel alveoli payudara ibu. Laktosa

adalah komponen ASI terbanyak kedua setelah air. Sekitar 90% dari total

karbohidrat ASI adalah laktosa, sedangkan 10% sisanya adalah berbagai macam

Page 15: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

15

monosakarida dan oligosakarida, termasuk glukosa, galaktosa, fruktosa, dan

glukosamin (Kretchmer and Zimmermann, 1997).

Kegunaan laktosa bagi bayi di antaranya adalah meningkatkan penyerapan

kalsium, yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang. Laktosa juga dapat

meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu Lactobacillus bifidus

(Roesli, 2001).

Selain laktosa yang merupakan 90% dari total karbohidrat ASI, juga terdapat

glukosa, galaktosa dan glukosamin. Galaktosa ini penting untuk pertumbuhan

otak dan medula spinalis, oleh karena pembentukan mielin di medula spinalis dan

sintesis galaktosida di otak membutuhkan galaktosa. Glukosamin merupakan

bifidus faktor, di samping laktosa, jadi ini memacu pertumbuhan Lactobacillus

bifidus yang sangat menguntungkan bayi (Soetjiningsih, 1997).

c. Lemak dalam ASI

Kadar lemak dalam ASI dan ASS relative sama, merupakan sumber kalori

yang utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan

K) dan sumber asam lemak yang esensial. Keistimewaan lemak dalam ASI jika

dibandingkan dengan ASS adalah bentuk emulsi lebih sempurna. Hal ini

disebabkan karena ASI mengandung enzim lipase yang memecah trigliserida

menjadi digliserida dan kemudian menjadi monogliserida sebelum pencernaan di

usus terjadi. Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali dalam ASS

(Soetjiningsih, 1997).

Page 16: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

16

d. Mineral dalam ASI

ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif rendah

tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Total mineral selama masa laktasi

adalah konstan, tetapi beberapa mineral yang spesifik kadarnya tergantung dari

diit dan stadium laktasi. Fe dan Ca adalah mineral dalam ASI yang paling stabil,

tidak dipengaruhi oleh diit ibu (Soetjiningsih, 1997).

Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium

dan natrium dari asam klorida dan fosfat. Yang terbanyak adalah kalium,

sedangkan kadar Cu, Fe dan Mn yang merupakan bahan untuk pembuat darah

relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya dalam

ASI cukup (Soetjiningsih, 1997).

e. Air dalam ASI

ASI terdiri dari 88% air. Kandungan air dalam ASI yang diminum bayi

selama pemberian ASI Eksklusif sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai

dengan kesehatan bayi. Bahkan bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI

pertama (kolostrum), tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan

dengan cukup cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan kandungan air yang lebih

tinggi biasanya akan keluar pada hari ketiga atau keempat (LINKAGES, 2002).

f. Vitamin dalam ASI

Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, D dan C cukup,

sedangkan golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam pantothenik adalah

kurang (Soetjiningsih, 1997).

Page 17: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

17

g. Energi dari ASI

Kandungan energi ASI relatif rendah, hanya 67 kalori/100 ml ASI. Sembilan

puluh persen berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 10% berasal dari

protein (Soetjiningsih, 1997).

4. Volume Asi

Selama beberapa bulan terakhir masa kehamilan sering terdapat produksi

kolostrum susu ibu. Setelah lahir, pada waktu bayi mulai mengisap maka suplai

air susu meningkat dengan cepat. Pada keadaan normal, sekitar 100 ml tersedia

pada hari ke-2 dan meningkat menjadi 500 ml pada minggu ke-2. Produksi ASI

yang paling efektif biasanya dicapai pada 10-14 hari setelah melahirkan. Selama

beberapa bulan selanjutnya, bayi yang sehat mengkonsumsi sekitar 700-800 ml

per 24 jam. Namun demikian konsumsi bayi bervariasi antara yang satu dengan

yang lainnya, ada yang mengkonsumsi 600 ml atau kurang dan ada pula yang

lebih bahkan sampai 1 liter selama 24 jam meskipun keduanya memiliki laju

pertumbuhan yang sama (Suhardjo, 1992).

5. Manfaat Asi

a. Manfaat ASI bagi bayi

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang dapat

dirasakan yaitu ASI sebagai nutrisi, ASI meningkatkan daya tahan tubuh,

menurunkan risiko mortalitas, risiko penyakit akut dan kronis, meningkatkan

kecerdasan, menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang, sebagai makanan

tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia selama

enam bulan, mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak

Page 18: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

18

sehingga bayi yang diberi ASI Ekslusif lebih pandai, mengurangi resiko terkena

penyakit kencing manis, kanker pada anak dan mengurangi kemungkinan

menderita penyakit jantung, serta menunjang perkembangan motorik (Roesli,

2000).

b. Manfaat ASI bagi ibu

1. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan

Menyusui bayi segera setelah melahirkan sangat bermanfaat bagi si Ibu hal

ini dapat mengurangi terjadinya pendarahan setelah melahirkan (post partum).

Pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk

kontraksi/penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih cepat

berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan

(Purwanti, 2004).

2. Menjarangkan kehamilan

Menyusui secara eksklusif merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah

dan cukup berhasil, metode alat kontrasepsi alamiah ini dikenal dengan istilah

Metode Amenorea Laktasi (MAL) yaitu tidak haid, menyusui secara eksklusif,

umur bayi kurang dari 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama ibu

memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan

pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12

bulan (Purwanti, 2004).

3. Mencegah kanker

Ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif, umumnya kemungkinan

menderita kanker payudara dan indung telur berkurang. Beberapa penelitian

Page 19: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

19

menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker

payudara. Kejadian kanker payudara akan berkurang sampai 25%, jika semua

wanita melanjutkan menyusui bayinya sampai berumur 2 tahun atau lebih.

Penelitian lain menemukan bahwa menyusui akan melindungi ibu dari kanker

indung telur hingga 20-25% (Purwanti, 2004).

4. Mengurangi anemia

Ibu ketika menyusui terasa perut ibu mulas yang menandakan kandungan

mengalami kontraksi dan dengan demikian terjadi pengecilan kandungan lebih

cepat dibandingkan jika tidak menyusui (Roesli, 2008).

5. Mempercepat kembali ke berat semula

Selama ibu hamil menimbulkan lemak di bawah kulit. Lemak ini akan

terpakai untuk membentuk ASI sehingga bila ibu tidak menyusui, lemak tersebut

akan tertimbun dalam tubuh (Roesli, 2008).

c. Manfaat ASI bagi keluarga

Adapun manfaat ASI bagi keluarga yaitu tidak perlu uang untuk membeli

susu formula, kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan, bayi

sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan

kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit, penjarangan kelahiran

karena efek kontrasepsi dari ASI ekslusif, menghemat waktu keluarga bila bayi

lebih sehat, pemberian ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi

keluarga sebab ASI selalu siap tersedia (Aprilia, 2009).

Page 20: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

20

6. Faktor penyebab berkurangnya ASI

a. Faktor Menyusui

Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan

inisiasi, menjadwal pemberian ASI, bayi diberi minum dari botol atau dot

sebelum ASI keluar, kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat

menyusui .

b. Faktor Psikologi Ibu

Persiapan psikologi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang

tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umumnya produksi ASI

akan berkurang. Stress, khawatir, ketidak bahagiaan ibu pada periode menyusui

sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI ekslusif. Peran keluarga

dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar.

c. Faktor Bayi

Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi misalnya bayi sakit,

prematur, dan bayi dengan kelainan bawaan sehingga ibu tidak memberikan ASI-

nya menyebabkan produksi ASI akan berkurang.

d. Faktor Fisik Ibu

Ibu sakit, lelah, menggunakan pil kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain yang

mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil lagi, peminum alkohol, perokok

atau ibu dengan kelainan anatomis payudara dapat mengurangi produksi ASI

(Depkes, 2005).

Page 21: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

21

7. Perilaku pemberian ASI

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2005) ada tiga faktor

yang mempengaruhi perilaku individu, yaitu:

1. Faktor yang mempermudah (Predisposing factor) yang mencakup

pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial dan unsur lain yang

terdapat dalam diri individu maupun masyarakat.

2. Faktor pendukung (Enabling factor) antara lain umur, status sosial

ekonomi, pendidikan, promosi susu formula dan sumber daya manusia.

3. Faktor pendorong (Reinforcing factor) yaitu faktor yang memperkuat

perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami,

orang tua, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI

a. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan didefinisikan secara sederhana sebagai informasi yang

disimpan dalam ingatan. Pengetahuan termasuk didalamnya pengetahuan gizi,

dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan informal. Pendidikan formal

diperoleh dari sekolah dengan kurikulum dan jenjang yang telah ditetapkan,

sedangkan pendidikan informal dapat diperoleh dari seluruh aspek kehidupan

(Purwanti, 2004).

Menurut Notoatmodjo pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra, yakni indra penglihatan, pendengaran,

Page 22: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

22

penciuman, perasa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Misriani, 2012).

Menurut Soekanto (2002) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan yaitu :

a) Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak

dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula

ilmu atau pengetahuan seseorang.

b) Tingkat pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan agar

terjadi perubahan perilaku bertambah yang meningkat. Semakin tinggi

tingkat pendidikan, maka akan mengakibatkan kesadaran dasar akan

pentingnya ilmu pengetahuan.

c) Informasi, seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih

banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas, melalui media

elektronik maupun media massa.

d) Budaya, tingkah laku manusia atau sekolompok manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

e) Pengalaman, sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

f) Sosial Ekonomi, tingkat kemampuan seseorang yang memenuhi keutuhan

hidup semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan mendapat tingkat

pengetahuan dengan semakin luasnya cara informasi.

Pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara

pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa

Page 23: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

23

lalunya. Dalam hal ini perlu motivasi dalam dirinya secara sukarela dan penuh

rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengalaman ini akan

memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan memberikan sikap

positif terhadap masalah menyusui (Misriani, 2012).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan gizi ibu berhubungan

nyata dengan cara pemberian ASI. Semakin baik tingkat pengetahuan gizi ibu

maka pemberian ASI semakin sering (Zai, 2003). Semakin tinggi tingkat

pengetahuan ibu tentang ASI maka ibu akan mengetahui cara dan posisi menyusui

yang benar serta cara meningkatkan produksi ASI (Adwinanti, 2004).

Brown et al. (2003) menyatakan kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI

menjadi salah satu penghambat keberlangsungan pemberian ASI. Pengetahuan ibu

tentang ASI eksklusif dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi. Foo et al.

(2005) menyatakan menjelang akhir kehamilan, ibu membutuhkan berbagai

informasi penting yang umumnya disediakan oleh pelayanan dan tenaga

kesehatan. Selain itu, informasi yang berasal dari suami, keluarga, teman, jaringan

sosial dan berbagai media berpengaruh terhadap pengetahuan ibu.

Arifin (2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa rendahnya

pendidikan dan kurangnya informasi menjadi faktor yang berpengaruh tehadap

kegagalan pemberian ASI eksklusif.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkatan–tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2003).

Page 24: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

24

Pengkategorian pengetahuan dibagi menjadi 3 yaitu (Nursalam, 2003) :

1) Pengetahuan Baik : 76 – 100%

2) Pengetahuan Cukup : 56 – 75%

3) Pengetahuan Kurang : < 55%

b. Pekerjaan Ibu

Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kegiatan

sehari-hari yang berpengaruh terhadap orang lain yang bersifat menghasilkan

uang sehingga pendapatan keluarga dapat memadai. Pekerjaan yang diberikan

merupakan kepuasan pada seseorang, sedangkan pada ibu bekerja memiliki kaitan

erat dalam pemberian ASI. Oleh karena itu bekerja akan berpengaruh terhadap

ASI yang diberikan pada bayinya (Dwiharso, 2010).

Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang

yang tidak bekerja, karena dengan bekerja akan mempunyai banyak informasi dan

pengalaman. Pekerjaan sangat berpengaruh bagi ibu untuk memberikan ASI

secara eksklusif pada bayinya. Ibu yang mempunyai pekerjaan diluar atau wanita

karir enggan memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya, mereka lebih

memilih susu formula yang dipandang lebih cocok untuk bayinya (Roesli, 2001).

Pengaruh pekerjaan terhadap pemberian ASI umumnya masih negatif

karena berbagai penyebab yang belum dapat diatasi yaitu lamanya berpisah dari

bayi dan belum adanya kebijakan yang benar-benar dapat mendukung pemberian

ASI. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lamanya pemberian ASI

disebutkan antara lain sector kerja ibu, jumlah jam kerja, lokasi tempat kerja dan

lamanya cuti pasca melahirkan.

Page 25: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

25

Salah satu factor yang menghambat pelaksanaan menyusui secara eksklusif

di Indonesia adalah belum terlaksananya hak-hak pekerja wanita, cuti melahirkan

yang diberikan bagi pekerja wanita belum memadai. Lama cuti hamil dan

melahirkan di setiap Negara berbeda-beda, bahkan dalam satu Negara pun

terdapat perbedaan lamanya cuti antara pegawai negeri dan swasta. Bagi ibu yang

bekerja kemungkinan untuk menyusui secara eksklusif sampai dengan 6 bulan

masih sukar (Suradi, 1994).

Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif

selama bayi berusia 6 bulan meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan

pengetahuan yang besar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI, dan

lingkungan kerja seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara

eksklusif. Bagi ibu bekerja tidak dapat membawa bayinya ke tempat kerja,

pemberian ASI perah akan tetap memungkinkan bayi memperoleh ASI eksklusif

selama 6 bulan tanpa harus mendapat cuti tambahan (Roesli, 2000).

Keinginan untuk memberi ASI selama periode menyusui secara psikologis

tergantung pada kepribadian, kondisi lingkungan social, situasi hidup nyata,

keluarga, adat istiadat, pengetahuan, pengalaman yang diperoleh, pekerjaan

promosi susu formula, peranan petugas dan pelayanan kesehatan. Pada ibu-ibu

yang bekerja dengan mendapat cuti melahirkan, tersedianya waktu menyusui,

adanya tempat penyimpanan ASI, serta adanya tempat penitipan bayi akan lebih

meningkatkan keinginan ibu untuk menyusui secara eksklusif. Keberhasilan

pemberian ASI terutama ASI eksklusif pada wanita bekerja tampaknya masih

menghadapi beberapa kendala. Banyaknya wanita yang memasuki dunia kerja

Page 26: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

26

akan sangat berpengaruh terhadap menurunnya pemberian ASI khususnya ASI

eksklusif (Arfana, 2006).

Ibu-ibu yang bekerja atau kesibukan social lainnya, meningkatnya

partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi dalam segala

bidang kerja dan kebutuhan masyarakat menurunkan kesediaan menyusui dan

lamanya menyusui (Depkes RI, 2005).

c. Faktor Fisik Ibu

Kondisi ibu yang sakit dapat menyebabkan ibu tidak menyusui bayinya.

Sebenarnya jarang sekali ada penyakit yang mengharuskan berhenti menyusui dan

jauh lebih berbahaya apabila mulai memberikan bayinya makanan buatan

daripada membiarkan bayi yang menyusui pada ibunya yang sakit (Roesli, 2000).

d. Dukungan Keluarga

Dukungan adalah sesuatu dukungan atau untuk memberi semangat kepada

seseorang. Dukungan sangat berpengaruh terhadap psikologi seseorang, sehingga

hal ini juga berpengaruh terhadap praktik pemberian ASI eksklusif oleh ibu.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan ibu menyusui bayinya secara esklusif. Keluarga (suami,

orang tua, mertua, ipar dan sebagainya) perlu diinformasikan bahwa seorang ibu

perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu berhasil menyusui secara ekslusif.

Bagian keluarga yang mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap

keberhasilan dan kegagalan menyusui adalah suami. Masih banyak suami yang

berpendapat salah, yang menganggap menyusui adalah urusan ibu dan bayinya.

Peranan suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let

Page 27: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

27

down reflek) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu

(Roesli, 2008).

House dalam Depkes (2002) membedakan empat jenis atau dimensi

dukungan social menjadi dukungan emosional mencakup ungkapan empati,

kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan ini dapat

memberikan perasaan aman dan nyaman, perasaan dimiliki dan dicintai, dalam

situasi stress; dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat atau

penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan

gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang

lain, misalnya orang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah

harga diri ). Dukungan ini memberikan perasaan berharga , menganggap dirinya

mempunyai kemampuan yang berbeda dengan orang lain sehingga menimbulkan

rasa percaya diri; dukungan instrumental mencakup bantuan langsung misalnya

orang memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong

dengan memberi pekerjaan kepada orang yang tidak punya pekerjaan; dukungan

informasional mencakup pemberian nasihat, saran , pengetahuan dan informasi

serta petunjuk.

Dukungan dari suami bisa meningkatkan jumlah produksi hormon oksitosin,

yakni hormon yang berperan penting meningkatkan jumlah ASI dan mengurangi

stres pada ibu menyusui. Kebanyakan ibu menyusui sering merasa khawatir

jumlah ASI-nya tak cukup untuk si bayi, sehingga menyebabkan ibu merasa stres

yang mempengaruhi jumlah ASI. Saat ini peran suami dibutuhkan. Seorang suami

harus membuat ibu merasa nyaman, dan harus meyakinkan ibu bahwa ASI nya

Page 28: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

28

bisa lancar. Ayah terlibat dalam menyusui. Dari semua dukungan bagi ibu

menyusui, dukungan sang ayah adalah dukungan yang paling berarti bagi ibu.

Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Ayah

cukup memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan yang praktis.

Untuk membesarkan seorang bayi, masih banyak yang dibutuhkan selain

menyusui, seperti menyendawakan bayi, menggendong, menenangkan bayi yang

gelisah, mengganti popok, memandikan bayi, membawa bayi jalan-jalan,

memberikan ASI perah, dan memijat bayi (Roesli, 2008).

Menurut Caplan (1976) dalam Friedman (1998), menerangkan bahwa

keluarga memiliki fungsi supportif termasuk :

a. Dukungan informasional (keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor

dan disseminator informasi tentang dunia).

b. Dukungan penilaian (keluarga bertindak sebagai sebuah penilaian

umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan

sebagai sumber (validator identitas anggota keluarga)).

c. Dukungan instrumental (keluarga merupakan sebuah sumber

pertolongan praktis dan konkrit).

d. Dukungan emosional (keluarga sebagai tempat yang aman dan damai

untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap

emosi).

Pada penelitian yang dilakukan di Malaysia diperoleh fakta bahwa

pemberian ASI eksklusif oleh ibu empat kali lebih banyak jika suami memberikan

Page 29: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

29

dukungan kepada istrinya dibandingkan dengan istri yang tidak mendapat

dukungan dari suami (OR = 4,20; 95% Cl: 1,12-15,75) (Tan, 2011).

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Hikmawati (2008) di Kabupaten

Bayumas, dukungan suami justru tidak berhubungan dengan kegagalan praktik

ASI eksklusif (OR = 1,00; P = 1,00 ; Cl 95% 0,31-3,25) (Misriani, 2012).

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Green L dalam Notoatmodjo, 2005

Faktor Predisposisi: - Pengetahuan - Sikap - Pendidikan - Pekerjaan - Keadaan emosi ibu -Keadaan gizi ibu

Faktor Pendukung: - Pendapatan keluarga - Tersedianya fasilitas

kesehatan - Tersedianya waktu - Promosi susu formula

Faktor Pendorong: - Dukungan tenaga kesehatan - Dukungan suami dan keluarga - Dukungan masyarakat

Pemberian ASI Eksklusif

Page 30: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

30

E. Kerangka Teori

Keterangan :

= Variabel Independent

= Variabel Dependent

= Variabel yang Diteliti

= Variabel yang Tidak Diteliti

Gambar 2.2 Skema kerangka pikir

Sumber: Green L dalam Notoatmodjo, 2005

F. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa

diberi makanan dan minuman lain sejak lahir sampai umur 6 bulan, kecuali obat

dan vitamin (Departemen Kesehatan RI, 2003).

Pengetahuan Ibu

Sikap Ibu

Pekerjaan Ibu

Pendidikan Ibu

Dukungan Petugas Kesehatan

Dukungan Keluarga

Pemberian ASI Eksklusif

Page 31: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

31

Kriteria objektif :

Ya : Bila ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sejak lahir sampai 6

bulan

Tidak: Bila ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sejak lahir

sampai 6 bulan

2. Pengetahuan ibu

Pengetahuan ibu adalah hal-hal yang diketahui atau tidak diketahui ibu yang

ditentukan berdasarkan kemampuan menjawab dengan benar pertanyaan tentang

ASI eksklusif yang meliputi pengertian, manfaat, kandungan ASI, kolostrum, dan

Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

Kriteria objektif :

Jumlah pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu sebanyak 20 nomor

dengan 2 pilihan jawaban, yaitu “benar” dan “salah”. Skor 1 untuk jawaban

“benar” dan skor 0 untuk jawaban “salah”. Dengan demikian, skor tertinggi

adalah 20 dan skor terendah adalah 0. Kategori tingkat pengetahuan ibu

ditentukan berdasarkan kriteria Khomsan (2000).

Baik : Jika skor > 80% menjawab benar

Sedang : Jika skor = 60-80% menjawab benar

Kurang : Jika skor < 60% menjawab benar

3. Pekerjaan ibu

Pekerjaan ibu adalah pekerjaan yang dilakukan oleh ibu dan mendapat

imbalan untuk menambah penghasilan keluarga.

Page 32: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

32

Kriteria objektif :

Bekerja : apabila ibu bekerja diluar rumah dan mendapat imbalan.

Tidak bekerja : apabila ibu tidak memiliki pekerjaan, atau sebagai ibu rumah

tangga.

4. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah perilaku keluarga yang terbentuk dalam

pemberian nasihat kepada si ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya yang

meliputi aspek emosi, informasi, penilaian dan instrument. Dukungan yang

dimaksud berasal dari suami, orang tua dan semua orang yang berada satu rumah

dengan ibu menyusui.

Kriteria objektif :

Tinggi : Bila skor jawaban ≥ median yaitu ≥ 9,5

Rendah : Bila skor jawaban < median yaitu < 9,5

Page 33: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah survey analitik yaitu penelitian

yang mencoba mengapa dan bagaimana fenomena itu terjadi. Penelitian ini

menggunakan desain “cross sectional”, dimana peneliti melakukan pengumpulan

data hanya satu kali dan pada jangka waktu tertentu.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Antang Perumnas, Kota Makassar.

Penelitian ini dilakukan kurang lebih 1 bulan yang dimulai pada Bulan Maret

2013.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur

6-11 bulan yaitu sebanyak 87 orang di Puskesmas Antang Perumnas, Kota

Makassar.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik Total Sampling

yaitu mengambil seluruh populasi yang ada. Tetapi yang didapatkan sebanyak 83

responden dikarenakan ada 4 responden yang dinyatakan drop out yang

disebabkan karena 1 orang ibu pindah alamat dan 3 orang lainnya tidak bersedia

menjadi responden.

Page 34: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

34

D. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah

kuesioner , pulpen dan kamera.

E. Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer di peroleh melalui kuesioner yang diberikan kepada ibu yang

mempunyai bayi umur 6-11 bulan dan memenuhi kriteria penelitian berdasarkan

kuesioner yang telah disediakan. Data tersebut berisi tentang pengetahuan ibu,

pekerjaan ibu, dan dukungan keluarga terhadap ibu menyusui.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi terkait berhubungan dengan penelitian

ini yaitu Puskesmas Antang Perumnas, Kota Makassar.

F. Pengolahan dan Penyajian Data

Data diolah dengan menggunakan computer program SPSS 16. Data yang

sudah diolah selanjutnya disusun dan disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan

narasi.

G. Analisa Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang

dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan menggunakan tabel

distribusi frekuensi sehingga menghasilkan distribusi dan persentase setiap

variabel penelitian.

Page 35: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis

Puskesmas Antang Perumnas berdiri pada tahun 1992 dan merupakan salah

satu dari 3 puskesmas yang ada di Kecamatan Manggala dengan wilayah meliputi

Kelurahan Manggala. Luas wilayah Puskesmas Antang Perumnas sekitar 521 Ha

yang pembagian wilayahnya terdiri dari 11 RW, 55 ORT dan memiliki Puskesmas

Pembantu (Pustu). Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Antang Perumnas

adalah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Biringkanaya

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Persiapan Bangkala dan

Kelurahan Tamangapa

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Antang.

b. Keadaan Demografis

Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kelurahan Manggala sebanyak ± 19.771

jiwa, dengan 5.455 KK, dengan 9.838 laki-laki dan 9.933 perempuan.

c. Tingkat pendidikan dan mata pencaharian

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Antang Perumnas

bervariasi mulai dari Perguruan Tinggi, SLTA, SLTP, Tamat SD, Tidak Tamat

Page 36: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

36

SD, hingga tidak sekolah. Adapun mata pencaharian penduduk sebagian besar

berturut-turut adalah pegawai negeri sipil (PNS), pegawai swasta, wiraswasta,

TNI, petani, dan buruh.

2. Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan dengan responden sebanyak 87 orang ibu yang

memiliki bayi 6-11 bulan. Namun pada saat penelitian, responden yang

didapatkan hanya 83 orang. Ada 4 responden yang dinyatakan drop out yang

disebabkan karena 1 orang ibu sudah pindah alamat dan 3 orang lainnya tidak

bersedia menjadi responden. Dari penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Responden di Wilayah Kerja

Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar No Karakteristik Responden Jumlah (n) Persen (%) 1 Kelompok Umur (Tahun) < 20 tahun 11 13,3 20-30 tahun 51 61,4 >30 tahun 21 25,3

2 Pekerjaan PNS 1 1,2 Honorer 1 1,2 Swasta 6 7,2 Wiraswasta 1 1,2 Tidak bekerja/ibu rumah tangga 74 89,2

3 Pendidikan SD 6 7,2 SMP 10 12,0 SMA 53 63,9 Akademi/sederajat 4 4,8 Universitas/sederajat 10 12,0

Sumber : data primer, 2013

Umur responden bervariasi mulai dari 15 tahun sampai 50 tahun.

Pengelompokan umur dibagi dalam 3 kelas berdasarkan reproduksi sehat yaitu

<20 tahun, 20-30 tahun dan >30 tahun. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden

Page 37: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

37

dengan kelompok umur terbanyak adalah kelompok umur 20-30 tahun sebanyak

51 orang (61,4%) dan yang termasuk kelompok umur terendah adalah kelompok

umur < 20 tahun sebanyak 11 orang (13,3%).

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa pekerjaan responden yang paling banyak

adalah sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 74 orang (89,2%). Sisanya, sebanyak

9 orang (10,8%) masing-masing bekerja sebagai PNS, Honorer, swasta, dan

wiraswasta.

Tingkat pendidikan responden juga bervariasi dari tingkat SD sampai

tingkat universitas. Yang terbanyak yaitu responden berpendidikan hingga tingkat

SMA sebanyak 53 orang (63,9%).

3. Pemberian ASI Eksklusif

Distribusi responden menurut pemberian ASI dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pemberian ASI Di Wilayah Kerja

Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar Pemberian ASI Jumlah (n) Persen (%)

Ya 71 85,5 Tidak 12 14,5

Jumlah 83 100,0 Sumber : data primer, 2013

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 83 responden ada sebanyak 71

responden (85,5%) yang memberikan ASI kepada bayinya dan 12 responden

(14,5%) yang tidak memberikan ASI kepada bayinya. Dari 71 responden yang

memberikan ASI ada yang memberikan ASI eksklusif (0-6 bulan) dan ada yang

tidak. Berikut ini merupakan tabel distribusi responden menurut pemberian ASI

eksklusif.

Page 38: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

38

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah

Kerja Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar Pemberian ASI Eksklusif Jumlah (n) Persen (%)

Tidak memberikan ASI eksklusif 45 54,2 Memberikan ASI eksklusif 38 45,8

Jumlah 83 100,0 Sumber : data primer, 2013

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 83 responden yang berada di wilayah

kerja Puskesmas Antang Perumnas yang memberikan ASI eksklusif kepada

bayinya sebanyak 38 responden (45,8%). Sedangkan yang tidak memberikan ASI

eksklusif sebanyak 45 responden (54,2%).

4. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan

menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga menghasilkan distribusi dan

persentase setiap variabel penelitian. Dalam penelitian ini ada 3 variabel yang

diteliti yaitu pekerjaan ibu, pengetahuan ibu dan dukungan keluarga terhadap ibu

menyusui.

a) Status Pekerjaan

Dari beberapa jenis pekerjaan yang telah ditetapkan seperti PNS, swasta,

wiraswasta, dan ibu rumah tangga, responden dibagi berdasarkan status pekerjaan

yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Status Pekerjaan di Wilayah Kerja

Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar Pekerjaan Jumlah (n) Persen (%)

Bekerja 9 10,8 Tidak bekerja 74 89,2

Jumlah 83 100 Sumber : data primer, 2013

Page 39: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

39

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja lebih banyak

dengan jumlah 74 orang (89,2%) sedangkan yang bekerja hanya 9 orang (10,8%).

b) Pengetahuan ibu

Pengetahuan ibu dapat diukur dengan memberi pertanyaan-pertanyaan

sebanyak 20 pertanyaan yang kemudian diberikan skor pada jawaban benar diberi

skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Setelah diberi skor, responden

dikelompokkan menjadi 3 yaitu responden dengan pengetahuan baik (>80%),

pengetahuan sedang (60-80%) dan pengetahuan rendah (<60%). Distribusi

jawaban responden terhadap pertanyaan dalam variabel pengetahuan ibu dapat

dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Tentang ASI Eksklusif

Di Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar No Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Benar Salah Total

n % n % n % Tentang ASI Eksklusif 1. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa

makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan.

82

98.8

1

1.2

83

100

2. Bayi dapat diberi ASI saja cukup sampai usia 4 bulan (tanpa makanan/ minuman tambahan lain).

21

25.3

62

74.7

83

100

3. ASI diberikan pada bayi segera setelah bayi lahir.

82 98.8 1 1.2 83 100

4. ASI lebih baik dari susu sapi karena mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari penyakit infeksi.

79 95.2 4 4.8 83 100

Manfaat ASI 5. ASI dapat melindungi terhadap penyakit

seperti ISPA & Diare 65 78.3 18 21.7 83 100

6. Memberikan ASI pada bayi dapat membuat ibu menjadi gemuk dan membuat ibu repot karena tidak bisa pergi meninggalkan anak.

16 19.3 67 80.7 83 100

7. Manfaat ASI bagi ibu adalah menurunkan resiko kanker rahim dan kanker payudara.

48 57.8 35 42.2 83 100

Page 40: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

40

No Pengetahuan Tentang ASI eksklusif Benar Salah Total n % n % n %

8. Salah satu manfaat ASI eksklusif bagi keluarga adalah penghematan untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.

82 98.8 1 1.2 83 100

Kandungan ASI 9. ASI mengandung zat antibody (kekebalan

untuk tubuh bayi) 83 100 0 0 83 100

10. ASI mempunyai kandungan gizi yang lebih baik dibanding susu formula

79 95.2 4 4.8 83 100

11. ASI sebagai nutrisi lengkap mengandung lemak, karbohidrat, protein, vitamin, garam dan mineral.

64 77.1 19 22.9 83 100

12. Kandungan yang terdapat dalam ASI belum lengkap jika tidak diselingi dengan pemberian makanan/ minuman lain seperti susu formula dan buah – buahan.

30 36.1 53 63.9 83 100

Tentang Kolostrum 13. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-

hari pertama kelahiran, yakni sekitar 3 sampai 4 hari.

65 78.3 18 21.7 83 100

14. Warna cairan kolostrum adalah berwarna kekuningan dan agak kental.

70 84.3 13 15.7 83 100

15. ASI pertama (yang berwarna kekuningan) tidak baik bagi bayi.

10 12.0 73 88.0 83 100

16. Manfaat kolostrum dapat membantu pengeluaran kotoran bayi.

30 36.1 53 63.9 83 100

Inisiasi Menyusui Dini 17. Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi diberikan

ASI dalam waktu 30 menit setelah melahirkan.

68 81.9 15 18.1 83 100

18. Pelaksanaan Inisiasi menyusui Dini adalah meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya, kontak kulit bayi kekulit ibunya paling sedikit 1 jam, mengetahui tanda – tanda bayi yang siap menyusui serta bayi menemukan putting susunya tanpa dibantu sampai selesai menyusu.

75 90.4 8 9.6 83 100

19. Kontak dini adalah membantu ibu menjalin kasih sayang dengan bayinya.

80 96.4 3 3.6 83 100

20 Selama IMD ibu dan bayi tidak boleh ditemani oleh keluarga.

26 31.3 57 68.7 83 100

Sumber : data primer, 2013

Page 41: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

41

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada kelompok tentang ASI eksklusif

sedikit ibu (25,3%) yang mengetahui bayi dapat diberi ASI saja cukup sampai

usia 4 bulan (tanpa makanan/minuman tambahan lain). Pada kelompok manfaat

ASI, sedikit ibu (19,3%) yang beranggapan bahwa memberikan ASI pada bayi

dapat membuat ibu menjadi gemuk dan membuat ibu repot karena tidak bisa pergi

meninggalkan anak. Pada kelompok kandungan ASI, sedikit ibu (36,1%) yang

mengetahui kandungan yang terdapat dalam ASI belum lengkap jika tidak

diselingi dengan makanan/minuman lain. Pada kelompok kolostrum hanya sedikit

ibu (12,0%) yang mengetahui bahwa ASI pertama (yang berwarna kekuningan)

tidak baik bagi bayi. Dari hasil jawaban atas pertanyaan tersebut didapatkan hasil

bahwa sebanyak 18 responden (21,7%) memiliki pengetahuan baik, sebanyak 51

responden (61,4%) dan sedikit ibu (16,9%) yang memiliki pengetahuan kurang.

Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Tentang ASI

Di Wilayah Kerja Puskesmas Antang Perumnas Antang Kota Makassar Tingkat pengetahuan ibu Jumlah

n % Baik 18 21,7

Sedang 51 61,4 Kurang 14 16,9 Jumlah 83 100,0

Sumber : data primer, 2013

c) Dukungan Keluarga

Untuk mengukur dukungan keluarga kepada ibu menyusui, penelitian ini

menggunakan 19 pertanyaan yang dinilai untuk mengelompokkan dukungan

keluarga menjadi 2 yaitu yang mendukung dan tidak mendukung. Jawaban

responden didistribusikan sebagai berikut :

Page 42: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

42

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mendapat Dukungan Dari

Keluarga Di Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar

No Dukungan Keluarga Ya Tidak Total n % n % N %

1. Apakah ada pihak keluarga yang mendukung ibu untuk memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lain selama 6 bulan pada bayi.

73 88.0 10 12.0 83 100

Dukungan Informasi 2. Apakah keluarga memberi tahu pada ibu bahwa

bayi usia 0-6 bulan hanya diberikan ASI saja tanpa boleh makanan lain seperti pisang, susu botol, atau nasi lembek?

75 90.4 8 9.6 83 100

3. Apakah keluarga juga mencari informasi dari luar (seperti buku, majalah dan lain-lain) tentang pemberian ASI eksklusif kepada bayi?

53 63.9 30 36.1 83 100

4. Apakah keluarga ikut mendampingi ibu konsultasi ke petugas kesehatan untuk memperoleh informasi tentang ASI eksklusif?

61 73.5 22 26.5 83 100

Dukungan Penilaian 5. Apakah keluarga mengingatkan ibu untuk

memberikan ASI sampai usia bayi 6 bulan tanpa makanan lainnya?

75 90.4 8 9.6 83 100

6. Apakah keluarga menanyakan kepada ibu masalah apa yang dihadapi selama masa menyusui?

34 41.0 49 59.0 83 100

7. Apakah keluarga menemani ibu menyusui bayi pada waktu luang?

34 41.0 49 59.0 83 100

8. Apakah keluarga membimbing ibu tentang cara memerah ASI dan cara menyimpan ASI perah?

12 14.5 71 85.5 83 100

9. Apakah keluarga menyarankan ibu agar menyusui lebih sering, dan membiarkan bayinya tidur bersamanya untuk disusui.

67 80.7 16 19.3 83 100

Dukungan Instrumental 10. Apakah keluarga menyediakan makanan bergizi

bagi ibu selama memberi ASI? 80 96.4 3 3.6 83 100

11. Apakah keluarga membantu ibu dalam merawat bayi selama masa menyusui (0-6 bulan)?

81 97.6 2 2.4 83 100

12. Apakah keluarga membantu ibu melakukan tugas-tugas rumah tangga (memasak, mencuci pakaian) selama masa menyusui?

83 100 0 0 83 100

13. Apakah keluarga berperan serta membantu ibu membawa bayinya untuk memeriksakan kesehatan si bayi ke puskesmas, klinik atau sarana kesehatan lain selama menyusui?

62 74.7 21 25.3 83 100

14. Apakah keluarga membantu ibu bila memerlukan sesuatu (mengambilkan popok bayi, mengambilkan minum Ibu) pada saat ibu menyusui bayi?

80 96.4 3 3.6 83 100

Page 43: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

43

No Dukungan Keluarga Ya Tidak Total n % n % N %

Dukungan Emosional 15. Apakah keluarga mendengarkan keluhan-keluhan

yang ibu sampaikan selama memberi ASI eksklusif?

48 57.8 35 42.2 83 100

16. Apakah keluarga memasang musik/TV di rumah agar suasana nyaman ketika ibu menyusui bayinya?

24 28.9 59 71.1 83 100

17. Apakah keluarga meyakinkan ibu bahwa ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan?

61 73.5 22 26.5 83 100

18. Apakah keluarga menyarankan pada ibu agar tidak takut menyusui bayi karena perubahan fisik/tubuhnya?

41 49.4 42 50.6 83 100

Sumber : data primer, 2013

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa peran keluarga pada kelompok dukungan

informasi paling banyak (90,4%) adalah keluarga memberi tahu ibu bahwa bayi

usia 0-6 bulan hanya diberikan ASI saja. Pada kelompok dukungan penilaian,

paling sedikit (14,5%) adalah keluarga membimbing ibu tentang cara memerah

ASI dan cara menyimpan ASI perah. Pada kelompok dukungan instrumental,

paling banyak (100%) adalah keluarga membantu melakukan tugas rumah tangga

(memasak, mencuci pakaian) selama masa menyusui. Pada kelompok dukungan

emosional, paling sedikit (28,9%) adalah keluarga memasang musik/TV di rumah

agar suasana nyaman ketika ibu menyusui bayinya. Dari hasil jawaban dari

pertanyaan tersebut, dapat diketahui dukungan keluarga terhadap ibu yang

menyusui. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8:

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Di Wilayah Kerja

Puskesmas Antang Perumnas Antang Kota Makassar Dukungan keluarga Jumlah (n) Persen (%)

Mendukung 73 88.0 Tidak mendukung 10 12.0

Jumlah 83 100.0 Sumber : data primer, 2013

Page 44: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

44

Sebanyak 73 ibu (88,0%) didukung keluarga dan 10 ibu (12,0%) tidak

didukung keluarga. Dukungan keluarga dapat berasal dari mana saja. Dari suami,

orangtua, mertua atau saudara. Pada penelitian ini yang paling banyak

mendukung adalah suami sebanyak 59 orang (71,1%) dan yang paling sedkit

mendukung adalah dari saudara sebanyak 2 orang (2,4%). Hal ini dapat dilihat

pada tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Dari Pihak Keluarga Di Wilayah

Kerja Puskesmas Antang Perumnas Antang Kota Makassar Dukungan keluarga Jumlah (n) Persen (%)

Tidak mendukung 10 12,0 Suami 59 71,1

Orang tua 6 7,2 Mertua 3 3,6 Saudara 2 2,4

Keluarga lain yang tinggal serumah

3 3,6

Jumlah 83 100.0 Sumber : data primer, 2013

d) Status Pekerjaan dengan Pemberian ASI eksklusif

Status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.10 Distribusi Responden Menurut Status Pekerjaan Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar

Pekerjaan Pemberian ASI Eksklusif Total Tidak memberikan

ASI eksklusif ASI eksklusif

n % N % n % Tidak bekerja 40 54,1 34 45,9 74 89,2 Bekerja 5 55,6 4 44,4 9 10,8 Jumlah 45 54,2 38 45,8 83 100 Sumber : data primer, 2013

Page 45: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

45

Ada tidaknya pekerjaan responden dapat mempengaruhi pemberian ASI

eksklusif kepada bayinya. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 9 orang yang

bekerja hanya ada 4 orang (44,4%) yang memberikan ASI eksklusif kepada

bayinya dan ada 5 orang (55,6%) ibu bekerja yang tidak memberikan ASI

eksklusif kepada bayinya. Sedangkan ibu yang tidak bekerja yang memberikan

ASI eksklusif sebanyak 34 orang (45,9%).

e) Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI eksklusif

Berikut ini adalah tabel pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI

eksklusif.

Tabel 4.11 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Di Wilayah Kerja Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar Tingkat

pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif Total

Tidak memberikan ASI eksklusif

ASI eksklusif

n % n % n % Baik 11 61,1 7 38,9 18 21,7 Sedang 23 45,1 28 54,9 51 61,5 Kurang 11 78,6 3 21,4 14 16,8 Jumlah 45 54,2 38 45,8 83 100 Sumber : data primer, 2013

Dari Tabel 4.10 dapat menunjukkan bahwa responden yang mempunyai

pengetahuan baik dan memberikan ASI eksklusif hanya 7 orang (38,9%).

Sedangkan responden yang berpengetahuan sedang dan memberikan ASI

eksklusif sebanyak 28 orang (54,9%). Dan responden yang berpengetahuan

kurang dan memberikan ASI eksklusif hanya 3 orang (21,4%).

Page 46: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

46

f) Dukungan keluarga dengan Pemberian ASI eksklusif

Dukungan keluarga yang baik dapat memberikan ibu rasa nyaman untuk

menyusui. Hal ini berdampak pada volume ASI yang dikeluarkan oleh ibu.

Berikut ini adalah tabel dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif.

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian ASI

Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar Dukungan Keluarga

Pemberian ASI Eksklusif Total Tidak memberikan

ASI eksklusif ASI eksklusif

n % n % n % Tidak mendukung 8 80,0 2 20,0 10 12,0 Mendukung 37 50,7 36 49,3 73 88,0 Jumlah 45 54,2 38 45,8 83 100 Sumber : data primer, 2013

Dari Tabel 4.11 menunjukkan bahwa ibu yang tidak memberikan ASI

eksklusif karena tidak didukung keluarga sebanyak 8 orang (80,0%) dan ibu yang

mendapat dukungan dari keluarga dan memberikan ASI eksklusif sebanyak 36

orang (49,3%).

B. PEMBAHASAN

Air Susu Ibu (ASI) pada masa bayi merupakan makanan yang terbaik dan

terpenting untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pemberian ASI

eksklusif akan membantu pertumbuhan bayi yang adekuat dalam empat bulan

pertama kehidupannya. (Thaib, Firdaus, Fauzah dan Manoeroeng, 1996).

Pemberian ASI eksklusif dapat mempercepat penurunan angka kematian

bayi dan sekaligus dapat meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya

kualitas sumberdaya manusia yang memadai (Depkes, 1997).

Page 47: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

47

Pemberian ASI eksklusif biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Misalnya sikap ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan, dukungan dari ibu itu sendiri,

kesehatan fisik ibu, dan lain-lain. Pada penelitian ini akan dibahas beberapa faktor

sebagai berikut :

1. Pekerjaan ibu

Partisipasi angkatan kerja wanita dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Salah satu hal yang menyebabkan hal tersebut adalah faktor ekonomi yang

mendesak wanita turut serta dalam pencarian nafkah keluarga. Ibu yang bekerja

memiliki waktu yang terbatas untuk menyusui bayinya, selain itu tenaga yang

terkuras selama bekerja biasanya menjadikan ibu terlalu letih untuk menyusui

bayinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ibu yang memiliki pekerjaan

tetap sebanyak 9 orang (10,8%) dan yang tidak bekerja sebanyak 74 orang

(89,2%). Dari hasil tabulasi silang (crosstab) menunjukkan bahwa dari 9 orang

ibu yang bekerja sebanyak 4 orang (44,4%) yang memberikan ASI eksklusif

kepada bayinya dan dari 74 responden yang tidak bekerja sebanyak 34 orang

(45,9%) yang memberikan ASI eksklusif. Ini berarti bahwa masih banyak ibu

yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, baik ibu yang bekerja

ataupun yang tidak bekerja.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, ibu yang bekerja memiliki masalah

pada payudara misalnya puting susu kecil, ASI tidak keluar, dan ada yang

penyakit jantung sehingga tidak menyusui bayinya sampai usia 6 bulan secara

eksklusif. Sedangkan untuk ibu yang tidak bekerja, pemberian ASI eksklusif yang

Page 48: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

48

tidak lancar diakibatkan kurangnya produksi air susu, keadaan ibu yang sedang

hamil lagi, payudara ibu sakit, atau bahkan ASI tidak keluar sehingga selain

menggunakan ASI mereka juga menambahkan susu formula sebagai asupan

tambahan. Selain itu, ibu yang bekerja tidak memberikan ASI kepada bayinya

disebabkan karena kurangnya waktu ibu dirumah bersama bayinya. Waktu ibu

dihabiskan diluar rumah untuk bekerja. Sedangkan untuk ibu yang tidak bekerja

mempunyai lebih banyak waktu dirumah sehingga memiliki kesempatan yang

lebih banyak untuk dapat menyusui setiap kali sang bayi meminta.

Hasil penelitian tentang status pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI

eksklusif di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Salmiah (2003) di

Puskemas Sudiang Makassar yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara

status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian oleh Salmiah

mengemukakan bahwa hal tersebut terjadi dikarenakan adanya cuti melahirkan

panjang, jarak rumah dan tempat kerja yang relative dekat sehingga

memungkinkan ibu untuk pulang memberikan ASI kepada bayinya, dan ibu yang

memeras ASI untuk ditinggalkan kepada bayinya sebelum berangkat kerja.

2. Pengetahuan ibu

Pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara

pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa

lalunya. Dalam hal ini perlu motivasi dalam dirinya secara sukarela dan penuh

rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengalaman ini akan

memberikan pengetahuan, pandangan, dan nilai yang akan memberikan sikap

positif terhadap masalah menyusui (Adwinanti, 2004).

Page 49: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

49

Pengetahuan ibu yang tinggi tentang ASI eksklusif akan mendukung

pelaksanaan pemberian ASI eksklusif oleh ibu. Menurut Soekanto (2002) ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, tingkat

pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi.

a. Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung

sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin

bertambah pula ilmu atau pengetahuan seseorang.

b. Tingkat pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan

agar terjadi perubahan perilaku bertambah yang meningkat.

Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan mengakibatkan

kesadaran dasar akan pentingnya ilmu pengetahuan.

c. Informasi, seseorang yang mempunyai sumber informasi yang

lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas,

melalui media elektronik maupun media massa.

d. Budaya, tingkah laku manusia atau sekolompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

e. Pengalaman, sesuatu yang pernah dialami seseorang akan

menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

f. Sosial Ekonomi, tingkat kemampuan seseorang yang memenuhi

keutuhan hidup semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan

medapat tingkat pengetahuan dengan semakin luasnya cara

informasi.

Page 50: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

50

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki

pengetahuan baik sebanyak 18 orang (21,7%), yang berpengetahuan sedang

sebanyak 51 orang (61,4%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 14 orang

(16,9%). Dari hasil tabulasi silang (crosstab) menunjukkan bahwa dari 18

responden yang berpengetahuan baik sebanyak 7 orang (38,9%) yang memberikan

ASI eksklusif kepada bayinya. Dari 51 responden yang berpengetahuan sedang

sebanyak 28 orang (54,9%) yang memberikan ASI eksklusif dan dari 14

responden yang berpengetahuan kurang hanya 3 orang (21,4%) yang memberikan

ASI eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang baik tidak

menjamin pemberian ASI yang baik pula kepada bayinya.

Menurut Notoatmojo (1996), bahwa pengetahuan merupakan unsur yang

sangat penting bagi terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak. Dengan semakin tingginya

tingkat pengetahuan ibu maka tentunya ibu akan mempunyai perilaku yang baik

pula dalam pemberian ASI kepada anaknya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, ibu yang berpengetahuan baik dan

sedang memiliki masalah pada pengeluaran ASI yang sangat kurang sehingga

tidak menyusui bayinya sampai usia 6 bulan secara eksklusif.

Hasil penelitian yang berbeda dilakukan oleh Gita Aprilia (2009) di Desa

Harjobinangun Purworejo Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo. Pengujian

hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis Chi Square yang

menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

dengan pemberian ASI Eksklusif dengan X2hitung= 9,908 (p=0,007). Dalam

Page 51: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

51

penelitian ini didapatkan bahwa ibu yang memiliki tingkat pengetahuan tentang

ASI eksklusif baik sebagian besar memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya.

Sedangkan responden dengan pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang sebagian

besar tidak memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini disebabkan karena faktor

ekonomi yang kurang sehingga mereka hanya memberikan ASI saja pada bayinya.

3. Dukungan Keluarga

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi suksesnya pemberian ASI

eksklusif adalah adanya dukungan keluarga. Keluarga adalah orang terdekat dari

ibu yang dapat berhubungan langsung secara emosional. Adanya dukungan dari

keluarga dapat berupa motivasi bagi ibu untuk terus menyusui seperti membantu

pekerjaan rumah selagi ibu menyusui, menjaga kakak sang bayi, membantu

menyediakan makanan yang bergizi bagi ibu, dapat mempengaruhi psikologis ibu

sehingga produksi ASI lebih lancar.

Adapun dukungan keluarga yang diperoleh ibu saat memberikan ASI

eksklusif seperti keluarga menganjurkan ibu untuk menyusui dibanding

memberikan susu formula, membantu mengurusi rumah selama ibu menyusui,

membantu menjaga kakak si bayi saat ibu sedang menyusui, dan tidak pernah

disarankan dalam memberi makanan tambahan pada usia bayi 6 bulan pertama.

Dukungan keluarga yang rendah akan mengurangi motivasi ibu untuk

memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 36 orang (49,3%) yang

memberikan ASI eksklusif didukung oleh keluarganya, sedangkan sebanyak 8

orang (80%) yang tidak memberikan ASI eksklusif karena tidak didukung oleh

Page 52: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

52

keluarga. Hal tersebut menunjukkan bahwa persentase ibu yang mendapat

dukungan keluarga dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya lebih besar

jika dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapat dukungan dari keluarganya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa dukungan keluarga

banyak didapatkan dari dukungan suami sebanyak 71,1%. Sedangkan dukungan

yang berasal dari orangtua sebanyak 7,2%. Dan dukungan dari mertua sebanyak

3,6%. Dukungan yang paling sedikit berasal dari saudara sebanyak 2,4%. Hal ini

mungkin disebabkan karena yang paling dekat dengan ibu adalah suaminya

sendiri. Orangtua juga ataupun mertua juga dekat dengan ibu namun hanya sedikit

dari mereka yang mendukung ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Hal ini

mungkin disebabkan karena ibu tidak tinggal serumah dengan orangtua/mertua.

Pada beberapa pertanyaan yang diberikan pada ibu, yang paling banyak

dilakukan keluarga untuk membantu ibu saat dalam masa menyusui adalah

keluarga membantu ibu melakukan tugas-tugas rumah tangga seperti memasak

atau mencuci pakaian. Namun yang sedikit dilakukan keluarga adalah memasang

music atau TV dirumah agar tercipta suasana nyaman ketika ibu menyusui

bayinya. Hal ini bisa disebabkan karena keadaan sosial ekonomi keluarga yang

kurang mampu menyediakan TV. Ibu yang tidak mendapat dukungan dari

keluarga mempunyai beberapa alasan misalnya karena payudara sakit, ibu sedang

dalam keadaan hamil lagi, ASI tidak keluar, dan bayinya sudah 6 bulan jadi tidak

perlu didukung lagi dalam memberikan ASI.

Hasil penelitian tentang dukungan keluarga terhadap pemberian ASI

eksklusif ini terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh Patiung (2007) di

Page 53: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

53

Kabupaten Tana Toraja yang menyatakan ada hubungan antara dukungan suami

dengan pemberian ASI eksklusif. Dalam penelitiannya Patiung menjelaskan

bahwa hal yang paling banyak dilakukan sebagai bentuk dukungan yaitu

membantu pekerjaan ibu sehari-hari.

Dari penelitian Eki Ekiawati (2002) di Kelurahan Kedung Waringin,

Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor menunjukkan bahwa dari hasil tabulasi

silang menunjukkan kecenderungan ibu dengan dukungan keluarga baik,

persentase perilaku pemberian ASI baik lebih kecil dibandingkan dengan ibu

dengan dukungan keluarga sedang yang mempunyai perilaku pemberian ASI baik.

Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan yang nyata antara

dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI (p<0,05). Dengan

dukungan keluarga baik dari suami maupun orang tua dapat tercipta suatu suasana

yang nyaman bagi ibu dan bayinya, sehingga proses menyusui dapat berjalan

dengan baik.

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Kendala yang ditemukan di dalam penelitian ini turut berperan dalam

memperoleh informasi yang lengkap. Kendala yang dimaksud merupakan

keterbatasan dalam penelitian dimana pencatatan alamat di buku register bayi tiap

posyandu tidak lengkap, sehingga pencarian alamat sepenuhnya mengandalkan

informasi dari kader dan masyarakat sekitar. Hanya dengan memanfaatkan waktu

luang kader, sehingga waktu yang diperlukan untuk meneliti lebih lama.

Page 54: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan, pekerjaan dan

dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas

Antang Perumnas Kota Makassar, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sebanyak

54,2% dan ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

sebanyak 45,8%.

2. Ibu dengan pengetahuan baik yang memberikan ASI eksklusif

kepada bayinya sebanyak 38,9%, ibu dengan pengetahuan sedang

yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 54,9%, dan ibu dengan

pengetahuan kurang yang memberikan ASI eksklusif sebanyak

21,4%.

3. Ibu tidak bekerja yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 45,9%

dan ibu bekerja yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 44,4%.

4. Ibu yang mendapat dukungan dari keluarga dan memberikan ASI

eksklusif sebanyak 49,3% dan ibu yang tidak memberikan ASI

eksklusif karena tidak didukung keluarga sebanyak 80,0%.

Page 55: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

55

B. Saran

1. Perlunya peran aktif keluarga sebagai individu terdekat utamanya suami

dalam mendukung ibu menyusui. Pemahaman pada anggota keluarga

lainnya mengenai ASI eksklusif juga dibutuhkan agar mereka mengerti

sehingga dapat menciptakan suasana kondusif demi kestabilan emosional

ibu dalam menyusui.

2. Bagi puskesmas agar meningkatkan penyampaian informasi tentang ASI

eksklusif kepada masyarakat bukan hanya kepada ibu tetapi juga kepada

suami agar mampu meningkatkan pengetahuan.

3. Bagi bidang pendidikan agar pada penelitian selanjutnya perlu

dipertimbangkan untuk memberikan intervensi berupa penyuluhan atau

pembagian buku/bacaan tentang ASI eksklusif.

Page 56: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

56

DAFTAR PUSTAKA

Adwinanti, V. 2004. Hubungan Praktek Pemberian Asi Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Asi, Kekhawatiran Ibu, Dukungan Keluarga Dan Status Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan. S1 Undergraduate, Institut Pertanian Bogor.

Aprilia, Y. 2009. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini Dan Asi

Eksklusif Kepada Bidan Di Kabupaten Klaten. S2 Postgraduate, Universitas Diponegoro.

Aprilia, Gita. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif

Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Harjobinangun Purworejo. Arfana. 2006. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif

Pada Bayi Di Kelurahan Wameo Kec. Betoambari Kota Bau-Bau S1 Undergraduate, Universitas Hasanuddin.

Arifin. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Pemberian Asi

Eksklusif. S1 Undergraduate, Ipb. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, Jakarta, Buku

Kedokteran Egc. Badan Pusat Statistik, Bkkbn, Departemen Kesehatan. Survei Demografi Dan

Kesehatan Indonesia 2006-2007. Jakarta: Badan Pusat Statistik ; 2007. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Hasil Riset Kesehatan

Dasar 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan, R.I. Jakarta, 2010. Boyle Ma. 2003. Community Nutrition In Action 3rd Ed. Usa: Wadsworth,

Thomson Learning Inc. Brown Je Et Al. 2005. Nutrition Through The Life Cycle. Balmont, Usa: Thomson

Wadsworth. Departemen Kesehatan Republic Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

2010. Jakarta : Depkes Ri; 2010. Departemen Kesehatan RI. 2005. Manajemen Laktasi: Buku Panduan Bagi Bidan

Dan Petugas Kesehatan Di Puskesmas, Dit. Gizi Masyarakat-Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI. 2003. Ibu Bekerja Tetap Memberikan Air Susu Ibu (Asi). Jakarta :

Dirjen Binakesmas Direktorat Gizi Masyarakat.

Page 57: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

57

Depkes RI. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Asi Eksklusif Direktorat Jenderal Binkesmas Dan Direktorat Jenderal Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Dinas kesehatan Provinsi Sul-Sel, 2009. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi

Selatan 2010. Dwiharso, C. N. 2010. Tingkat Pemberian Asi Eksklusif Di Indonesia Masih

Rendah. Ekiawati, Eki. 2002. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku

Pemberian ASI Pada Ibu Tidak Bekerja. Jurusan Gizi Masyarakat Dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian. IPB.

Eregie, C. O. 1997. Observations On Certain Factors Associated With Exclusive

Breastfeeding. International Child Health: A Digest Of Current Information. An International Pediatrics Association Publication In Collaboration With Unicef And Who, Viii, 49-54.

Fikawati, S. & Syafiq, A. 2010. Kajian Implementasi Dan Kebijakan Air Susu Ibu

Eksklusif Dan Inisiasi Menyusu Dini Di Indonesia. Makara, Kesehatan. 14, 17-24.

Friedman, M. M. 1998. Family Nursing : Theory And Practice, Jakarta, Egc. Khomsan, A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Diktat yang tidak

Dipublikasikan, Jurusan Gizi Masyarakat Dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian. IPB.

Kretchmer, N. & Zimmermann, M. 1997. Developmental Nutrition, Allyn And

Bacon. London, P, 170-298. Linkages, 2002, Pemberian Asi Eksklusif Atau Asi Saja: Satu-Satunya Sumber

Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini, Diakses Pada Tanggal 16 Agustus 2006, Dari Www.Linkagesproject.Org.

Misriani. 2012. Faktor Resiko Kegagalan Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Yang

Tidak Bekerja Di Puskesmas Baraka Kab.Enrekang Tahun 2011. S1 Undergraduate, Universitas Hasanuddin.

Mochtadi, D. 1996. Gizi Untuk Bayi, Asi, Susu Formula, Dan Makanan

Tambahan, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan. Notoatmodjo, S. 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Page 58: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

58

Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta. Nursalam 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika. Purwanti, H. 2004. Konsep Penerapan Asi Eksklusif, Jakarta, Egc. Patiung, Niaty. 2007. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Sa’dan Malimbong Kecamatan Sa’dan Balusu Kabupaten Tana Toraja Tahun 2007. Skripsi FKM Unhas.

Riskesdas. 2007. Laporan Nasional 2007.

Riskesdas. 2010. Laporan Nasional 2010.

Roesli, U. 2000. Mengenal Asi Eksklusif, Trubus. Roesli, U. 2001. Bayi Sehat Berkat Asi Eksklusif, Makanan Pendamping Tepat

Dan Imunisasi Lengkap, Jakarta, Pt. Gramedia Pustaka Utama. Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus Asi Esklusif, Jakarta, Pustaka Bunda. Rscm & Persagi, 1997. Penuntut Diet. Pt. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Pranadji Dk. 1988. Pendidikan Gizi (Proses Belajar Mengajar) [Diktat]. Bogor: Fakultas Pertanian, Ipb.

Salmiah, Sitti. 2003. Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pada Bayi (0-4 bulan) Di Puskesmas Sudiang Tahun 2003. Makassar : Fakultas Kedokteran Unhas.

Soetjiningsih 1997. Asi Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran Egc.

Suhendar, K. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi Eksklusif

Dan Status Gizi Bayi Usia 4-6 Bulan S1 Undergraduate, Ipb. Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan Pada Bayi Dan Anak. Kerja Sama Kanisius

Dan Pau, Ipb. Jakarta. Soekanto, S. 2002. Sosiologi suatu pengantar Cetakan V. Jakarta :PT Raya

Grafindo Persada. Suradi, R. 1994. Cuti Menyusui 4 Bulan, Suatu Analisis Pembenaran.

Page 59: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

59

Tan, K. 2011. Factors Associated With Exclusive Breastfeeding Among Infants Under Six Months Of Age In Peninsular Malaysia. Inter Breastfeeding J 6, 2.

Thaib, T.M., Firdaus, Fausah & Manoeroeng, S.M. 1996. Pola Pemberian ASI

Pada Bayi Umur 0-12 bulan dan Beberapa Aspek Sosial Keluarga Pengunjung Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Tapaktuan. Majalah Kedokteran Indonesia, 46, (12) 666-672.

Widodo Y. 2011. Cakupan Pemberian Asi Eksklusif: Akurasi Dan Interpretasi

Data Survei Dan Laporan Program. Widjaja, M. C. 2004. Gizi Tepat Untuk Perkembangan Otak Dan Kesehatan

Balita, Jakarta, Kawan Pustaka. WHO. 2002. Preventing and Managing the Global Epidemic. Geneva. Zai, H. E. 2003. Pola Pemberian Asi Dan Mp-Asi Serta Status Gizi Anak Baduta

Di Desa Maliwa'a Dan Desa Bobozioli Loloana'a Kecamatan Idanogawo Kabupaten Nias Propinsi Sumatera Utara S1 Undergraduate, Ipb.

Page 60: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

60

LAMPIRAN 1 IDENTITAS IBU

Keterangan_umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid < 20 tahun 11 13.3 13.3 13.3

20-30 tahun 51 61.4 61.4 74.7

>30 tahun 21 25.3 25.3 100.0

Total 83 100.0 100.0

Jumlah Anggota Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 3 47 56.6 56.6 56.6

4 26 31.3 31.3 88.0 5 8 9.6 9.6 97.6 6 2 2.4 2.4 100.0 Total 83 100.0 100.0

Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tamat SD/sederajat 6 7.2 7.2 7.2

tamat SMP/sederajat 10 12.0 12.0 19.3

tamat SMA/sederajat 53 63.9 63.9 83.1

Akademi/sederajat 4 4.8 4.8 88.0

Universitas 10 12.0 12.0 100.0

Total 83 100.0 100.0

Page 61: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

61

Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 1 1.2 1.2 1.2

Honorer 1 1.2 1.2 2.4

Swasta 6 7.2 7.2 9.6

Wiraswasta 1 1.2 1.2 10.8

tidak bekerja/ibu rumah tangga

74 89.2 89.2 100.0

Total 83 100.0 100.0

Ket_pemberian_ASI_eksklusif

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak diberikan ASI eksklusif 45 54.2 54.2 54.2

ASI eksklusif 38 45.8 45.8 100.0

Total 83 100.0 100.0

Page 62: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

62

LAMPIRAN 2 JAWABAN RESPONDEN TENTANG PEMBERIAN

ASI EKSKLUSIF

Apakah ibu menyusui/memberikan ASI kepada bayinya sejak dari lahir?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 12 14.5 14.5 14.5 ya 71 85.5 85.5 100.0 Total 83 100.0 100.0

Sejak usia berapa ibu memberikan ASI pada bayi?Sebutkan...bulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak diberi 12 14.5 14.5 14.5

0 bulan 70 84.3 84.3 98.8 3 bulan 1 1.2 1.2 100.0 Total 83 100.0 100.0

Sampai usia berapa bayi ibu di berikan ASI saja? Sebutkan……. bulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak diberi 12 14.5 14.5 14.5

1 bulan 1 1.2 1.2 15.7 2 bulan 1 1.2 1.2 16.9 3 bulan 8 9.6 9.6 26.5 4 bulan 10 12.0 12.0 38.6 5 bulan 13 15.7 15.7 54.2 6 bulan 32 38.6 38.6 92.8 7 bulan 5 6.0 6.0 98.8 8 bulan 1 1.2 1.2 100.0 Total 83 100.0 100.0

Page 63: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

63

Selain ASI, pada usia berapa ibu memberikan makanan tambahan?Sebutkan….bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak diberi 12 14.5 14.5 14.5 0 bulan 8 9.6 9.6 24.1 2 bulan 1 1.2 1.2 25.3 3 bulan 2 2.4 2.4 27.7 4 bulan 11 13.3 13.3 41.0 5 bulan 7 8.4 8.4 49.4 6 bulan 24 28.9 28.9 78.3 7 bulan 15 18.1 18.1 96.4 8 bulan 1 1.2 1.2 97.6 9 bulan 2 2.4 2.4 100.0 Total 83 100.0 100.0

Jenis bahan makanan apa saja yang diberikan selain ASI?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 0 11 13.3 13.3 13.3

susu formula 19 22.9 22.9 36.1 bubur susu 3 3.6 3.6 39.8 nasi tim 4 4.8 4.8 44.6 lain-lain 16 19.3 19.3 63.9 susu formula & bubur susu 10 12.0 12.0 75.9

susu formula & nasi tim 2 2.4 2.4 78.3 susu formula & lain-lain 15 18.1 18.1 96.4 bubur susu & lain-lain 1 1.2 1.2 97.6 nasi tim & lain-lain 2 2.4 2.4 100.0 Total 83 100.0 100.0

Page 64: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

64

Apa alasan ibu sehingga tidak memberikan ASI (kecuali sirop obat) kepada bayi? Jelaskan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak diisi 61 73.5 73.5 73.5 asi sedikit/kurang 11 13.3 13.3 86.7 hamil lagi 2 2.4 2.4 89.2 payudara sakit 1 1.2 1.2 90.4 asi tidak keluar 3 3.6 3.6 94.0 sibuk 1 1.2 1.2 95.2 hamil lagi & payudara sakit 2 2.4 2.4 97.6

sakit jantung 1 1.2 1.2 98.8 agar bayi dapat merasakan makanan lain 1 1.2 1.2 100.0

Total 83 100.0 100.0

Apa alasan ibu sehingga memberikan makanan/minuman kepada bayi sebelum ASI

keluar?Jelaskan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak diisi 64 77.1 77.1 77.1

asi sedikit/kurang 9 10.8 10.8 88.0 hamil lagi 2 2.4 2.4 90.4 payudara sakit 1 1.2 1.2 91.6 asi tidak keluar 5 6.0 6.0 97.6 sibuk 1 1.2 1.2 98.8 agar bayi bisa merasakan makanan lain 1 1.2 1.2 100.0

Total 83 100.0 100.0

Page 65: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

65

LAMPIRAN 3 PENGETAHUAN, PEKERJAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

Total_skor Jawaban Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 7 1 1.2 1.2 1.2

8 1 1.2 1.2 2.4

9 4 4.8 4.8 7.2

10 1 1.2 1.2 8.4 11 7 8.4 8.4 16.9

12 3 3.6 3.6 20.5

13 11 13.3 13.3 33.7

14 18 21.7 21.7 55.4 15 19 22.9 22.9 78.3

16 10 12.0 12.0 90.4

17 5 6.0 6.0 96.4

18 1 1.2 1.2 97.6 19 2 2.4 2.4 100.0

Total 83 100.0 100.0

Persentase_Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 35 1 1.2 1.2 1.2

40 1 1.2 1.2 2.4

45 4 4.8 4.8 7.2

50 1 1.2 1.2 8.4

55 7 8.4 8.4 16.9

60 3 3.6 3.6 20.5

65 11 13.3 13.3 33.7

70 18 21.7 21.7 55.4

75 19 22.9 22.9 78.3

80 10 12.0 12.0 90.4

85 5 6.0 6.0 96.4

90 1 1.2 1.2 97.6

95 2 2.4 2.4 100.0

Total 83 100.0 100.0

Page 66: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

66

Keterangan_pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 18 21.7 21.7 21.7

Sedang 51 61.4 61.4 83.1

Kurang 14 16.9 16.9 100.0

Total 83 100.0 100.0

Total_dukungan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 5 1 1.2 1.2 1.2

7 2 2.4 2.4 3.6 8 3 3.6 3.6 7.2 9 4 4.8 4.8 12.0 10 9 10.8 10.8 22.9 11 7 8.4 8.4 31.3 12 7 8.4 8.4 39.8 13 7 8.4 8.4 48.2 14 8 9.6 9.6 57.8 15 5 6.0 6.0 63.9 16 12 14.5 14.5 78.3 17 9 10.8 10.8 89.2 18 7 8.4 8.4 97.6 19 2 2.4 2.4 100.0 Total 83 100.0 100.0

Ket_dukungan_keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak mendukung 10 12.0 12.0 12.0

mendukung 73 88.0 88.0 100.0 Total 83 100.0 100.0

Page 67: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

67

Pihak keluarga yang mendukung ibu untuk memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lain selama 6 bulan pada bayi adalah sebutkan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak mendukung 10 12.0 12.0 12.0 suami 59 71.1 71.1 83.1 orang tua 6 7.2 7.2 90.4 Mertua 3 3.6 3.6 94.0 saudara 2 2.4 2.4 96.4 keluarga yang tinggal serumah 3 3.6 3.6 100.0

Total 83 100.0 100.0

Apa alasan pihak keluarga sehingga tidak mendukung ibu untuk tidak memberikan ASI saja selama 6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak diisi 78 94.0 94.0 94.0 payudara sakit 1 1.2 1.2 95.2 ibu hamil lagi 2 2.4 2.4 97.6 asi tidak keluar 1 1.2 1.2 98.8 bayi sudah 6 bulan 1 1.2 1.2 100.0 Total 83 100.0 100.0

Ket_pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak bekerja 74 89.2 89.2 89.2

bekerja 9 10.8 10.8 100.0 Total 83 100.0 100.0

Page 68: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

68

LAMPIRAN 4

CROSSTAB PENGETAHUAN, PEKERJAAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Ket_pekerjaan * Ket_pemberian_ASI_eksklusif Crosstabulation Ket_pemberian_ASI_eksklusif

Total Tidak ASI

eksklusif ASI eksklusif Ket_pekerjaan tidak bekerja Count 40 34 74

% within Ket_pekerjaan 54.1% 45.9% 100.0%

bekerja Count 5 4 9 % within Ket_pekerjaan 55.6% 44.4% 100.0%

Total Count 45 38 83 % within Ket_pekerjaan 54.2% 45.8% 100.0%

Keterangan_pengetahuan * Ket_pemberian_ASI_eksklusif Crosstabulation Ket_pemberian_ASI_eksklusif

Total Tidak ASI

eksklusif ASI eksklusif Ket_pengetahuan Baik Count 11 7 18

% within Keterangan_pengetahuan 61.1% 38.9% 100.0%

Sedang Count 23 28 51 % within Keterangan_pengetahuan 45.1% 54.9% 100.0%

Kurang Count 11 3 14 % within Keterangan_pengetahuan 78.6% 21.4% 100.0%

Total Count 45 38 83 % within Keterangan_pengetahuan 54.2% 45.8% 100.0%

Page 69: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN …

69

Ket_dukungan_keluarga * Ket_pemberian_ASI_eksklusif Crosstabulation Ket_pemberian_ASI

_eksklusif

Total Tidak ASI

eksklusif ASI

eksklusif Ket_dukungan_keluarga

tidak mendukung

Count 8 2 10 % within Ket_dukungan_keluarga

80.0% 20.0% 100.0%

mendukung Count 37 36 73 % within Ket_dukungan_keluarga

50.7% 49.3% 100.0%

Total Count 45 38 83 % within Ket_dukungan_keluarga

54.2% 45.8% 100.0%