Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

52
Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG DITAMBAHKAN CAIRAN RUMEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) KAMAR FITRAH 105940069611 PROGRAM STUDI BUBIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

Transcript of Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

Page 1: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

Skripsi

FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG DITAMBAHKAN

CAIRAN RUMEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN

BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

KAMAR FITRAH

105940069611

PROGRAM STUDI BUBIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

Page 2: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

i

FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG DITAMBAHKAN

CAIRAN RUMEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN

BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

SKRIPSI

KAMAR FITRAH

105940069611

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan Pada

Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI BUBIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

Page 3: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Frekuensi Pemberian Pakan Komersil Yang Ditambahkan Cairan

Rumen Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Nila

(Oreocrhomis niloticus)

Nama : Kamar Fitrah

Nim : 105940069611

Jurusan : Budidaya Perairan

Fakultas : Pertanian

Telah Diperiksa dan Disetujui:

Komisi Pembimbing,

Makassar, 6 Mei 2017

Pembimbing I, Pembimbing II,

Murni,S.Pi, M.Si DR. Abdul Haris Sambu, S.Pi, M.Si

NIDN. 0903037306 NIDN. 0021036708

Diketahui Oleh:

Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Prodi,

H. Burhanuddin, S.Pi. M.P. Murni, S.Pi, M.Si

NIDN. 092066901 NIDN. 0903037306

Page 4: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Frekuensi Pemberian Pakan Komersil Yang Ditambahkan

Cairan Rumen Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Ikan

Nila (Oreocrhomis niloticus)

Nama : Kamar Fitrah

Stambuk : 105940069611

Jurusan : Perikanan

Program Studi : Budidaya Perairan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Muhammadiyah Makassar

SUSUNAN PENGUJI

No. Nama Tanda Tangan

1. Murni, S.Pi, M.Si ....................................

Pembimbing I

2. DR. Abdul Haris Sambu, S.Pi, M.Si .....................................

Pembimbing II

3. H. Burhanuddin, S.Pi, M.P .....................................

Penguji I

4. Asni Anwar, S.Pi, M.Si ......................................

Penguji II

Page 5: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

iv

HALAMAN HAK CIPTA

@ Hak cipta milik Universitas Muhammadiyah Makassar, Tahun 2017. Hak

cipta dilindungi undang-undang.

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis tanpa mencantumkan atau

menyebutkan sumber.

a. Pengutip hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya

ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutip tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Universitas Muhammadiyah Makassar

Page 6: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Kamar Fitrah

NIM : 105940069611

Jurusan : Perikanan

Program Studi : Budidaya Perairan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau

pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari skripsi ini adalah hasil karya tulisan

atau pemikiran orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 6 April 2017

Kamar Fitrah

Nim. 105940069611

Page 7: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

vi

ABSTRAK

Kamar Fitrah 105940069611. Frekuensi Pemberian Pakan Komersil

yang Ditambahkan Cairan Rumen Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan

Benih Ikan Nila. Dibimbing Oleh Murni, S.Pi, M.Si dan Dr. Abdul Haris Sambu,

S.Pi, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan frekuensi pemberian pakan

komersil yang ditambahkan cairan rumen yang paling optimal dalam peningkatan

kinerja pertumbuhan dan sintasan benih ikan nila. Cairan rumen yang digunakan

berasal dari rumen sapi yang kemudian di tambahkan kedalam pakan komersil

dengan dosis 20 ml/kg pakan. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak

lengkap dengan 4 perlakuan yaitu Perlakuan A (pemberan pakan 3 kali sehari),

perlakuan B (pemberian pakan 4 kali sehari), perlakuan C (pemberian pakan 5 kali

sehari) dan perlakuan D (pemberian pakan 6 kali sehari).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B (pemberian pakan 4 kali

sehari) adalah perlakuan dengan tingkat pertumbuhan tertinggi dibandingkan

perlakuan lainnya dengan rata-rata pertumbuhan mutlak 25,99 g.

Kata kunci : Frekuensi, Cairan rumen, Pertumbuhan

Page 8: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur tak henti-hentinya berderu atas hikmah yang diberikan oleh Allah

SWT, Karena atas nikmat, rahmat, hidayah dan petunjuk-Nyalah sehigga penulis

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Frekuensi Pemberian Pakan Komersil

Yang Ditambahkan Cairan Rumen Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan

Nila (Oreocrhomis niloticus)”.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang penulis jumpai,

namun semua itu dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan dan pengarahan

serta doa restu dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu dan mendukung, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pihak pihak tersebut diantaranya :

1. Terkhusus untuk Orang tuaku tercinta atas segala pengorbanan, dukungan, doa

restu demi kelancaran dan kebaikan penulis dimasa akan datang.

2. Ibu Murni, S.Pi.,M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan dan

masukan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak DR. Abdul Haris Sambu, S.Pi, M,Si selaku pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

4. Ibu Murni, S.Pi.,M.Si selaku ketua jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Semua rekan-rekan seperjuanganku angkatan 2011 dan adik-adikku Jurusan

Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

viii

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan pendapat dan solusi demi

penyempurnaan yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat

kepada semua pihak terutama bagi penulis secara pribadi.

“fastabiqul khaerat”

Makassar, 6 Mei 2017

Penyusun

Page 10: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................................................ iii

HALAMAN HAK CIPTA ............................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ............................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar belakang ................................................................................. 1

1.2. Tujuan dan kegunaan penelitian ...................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4

2.1. Klasifikasi dan morfologi ikan nila .................................................. 4

2.2. Kebutuhan nutrisi ikan nila .............................................................. 6

2.3. Cairan rumen ................................................................................. 10

2.4. Pertumbuhan ikan nila ................................................................... 15

2.5. Sintasan ......................................................................................... 16

2.6. Kualitas air .................................................................................... 17

III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 19

3.1. Waktu dan tempat penelitian ......................................................... 19

Page 11: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

x

3.2. Alat dan bahan .............................................................................. 19

3.3. Wadah pemeliharaan ..................................................................... 20

3.4. Hewan uji ...................................................................................... 20

3.5. Pakan uji ....................................................................................... 20

3.6. Prosedur penelitian ........................................................................ 20

3.7. Rancangan penelitian .................................................................... 21

3.8. Perubahan yang diamati ................................................................ 22

3.9. Analisis data .................................................................................. 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 24

4.1. Laju pertumbuhan harian ............................................................... 24

4.2. Pertumbuhan mutlak ..................................................................... 25

4.3. Sintasan ......................................................................................... 27

4.4. Kualitas air .................................................................................... 28

V. PENUTUP............................................................................................ 30

5.1. Kesimpulan ................................................................................... 30

5.2. Saran ............................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN

BIOGRAFI PENULIS .....................................................................................

Page 12: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

xi

DAFTAR TABEL

No. Uraian Halaman

1. Kebutuhan protein ikan nila dengan bobot tubuh berbeda 7

2. Komposisi asam amino dan makro-mikro mineral tepung ikan 9

3. Kandungan enzim dalam cairan rumen 11

4. Alat yang digunakan 19

5. Bahan yang digunakan 19

6. Laju pertumbuhan harian ikan nila 24

7. Hasil pengamatan pertumbuhan mutlak 25

8. Rata-rata sintasa 27

9. Kualitas air 28

Page 13: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Halaman

1. Grafik laju pertumbuhan harian 33

2. Rata-rata laju pertumbuhan harian 33

3. Hasil test of varians 33

4. Grafik pertumbuhan mutlak 34

5. Pertumbuhan mutlak 34

6. Hasil analisis varians pertumbuhan mutlak 35

7. Dokumentasi selama penelitian 36

Page 14: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ikan nila merupakan salah satu komoditi penting perikanan budidaya air

tawar di Indonesia. Selain itu, ikan nila disukai karena ikan Nila mudah dipelihara,

laju pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat, serta tahan terhadap gangguan

hama dan penyakit.

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam sistem budidaya ikan nila adalah

pakan, sementara harga pakan komersil relatif mahal. Selama ini perkembangan

pakan ikan nila umumnya masih bertumpu pada pakan komersil sebagai sumber

protein utama. Penurunan produksi pakan komersil dan meningkatnya permintaan

pakan ikan menyebabkan terjadinya peningkatan harga secara signifikan. Menurut

jurnal aquakultur rawa indonesia (JARI, 2013) Penggunaan bahan pakan impor

selama ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan impor bahan pakan

maka otomatis akan mengakibatkan banyak menguras devisa negara, dan efeknya

adalah mahalnya harga pakan. Peningkatan harga pakan menimbulkan masalah

yang besar di sektor budidaya, sehingga perlu dicari bahan campuran pakan

alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor. Upaya yang dilakukan

adalah dengan pengaplikasian bahan lokal yang berkualitas, persediaannya terjamin

dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, yaitu pemberian cairan rumen pada

pakan komersil.

Nilai kualitas pakan ikan sangat ditentukan oleh seberapa lengkap

ketersediaan komponen penyusunnya. Semakin lengkap komponen penyusunnya,

maka semakin tinggi pula kualitas pakan tersebut. Komponen pakan yang lengkap

Page 15: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

2

itu meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. (Arie Tri Nugroho,

2010). Dengan pemberian cairan rumen pada pakan komersil maka akan

meningkatkan kandungan nutrisi pada pakan, sehingga pemanfaatan dalam

pertumbuhan, kebutuhan energi dan metabolisme ikan nila akan terpenuhi dengan

maksimal dan dengan enzim yang dikandungnya akan membantu sistem

pencernaan ikan.

Cairan rumen merupakan sumber daya lokal yang potensial untuk

digunakan sebagai salah satu sumber protein, karbohidrat dan lemak dalam pakan

ikan di dalam cairan rumen ini berdasarkan penelitian diketahui mengandung enzim

pendegradasi serat (Williams dan Withers, 1992). Martin et al. (1999) mendapatkan

bahwa enzim-enzim pencerna karbohidrat dalam cairan rumen antara lain adalah

amilase, xilanase, avicelase, α-Dglukosidase, α-L-arabinofuranosidase, β-D-

glukosidase, dan β-D-xylosidase. Penelitian Budiansyah (2010) menyatakan bahwa

di dalam enzim cairan rumen mengandung enzim selulase, xilanase, mannanase,

amilase, protease, dan fitase yang mampu menghidrolisis bahan pakan komersil.

Lebih lanjut penelitian Fitriliyani (2010); Pamungkas (2011) bahwa di dalam rumen

terdapat aktifitas enzimenzim selulase, amilase, protease, lipase, dan fitase.

Pamungkas (2011) menyatakan bahwa penggunaan ekstrak cairan rumen domba

100 ml/kg bahan dengan lama inkubasi 24 jam mampu menurunkan serat kasar dari

17,54% ke 6,69% dan meningkatkan nilai. Berdasarkan kandungan enzim dalam

cairan rumen tersebut tentu dapat membantu memperlancar dan mempermudah

proses cerna pada ikan nila.

Page 16: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

3

1.2 Tujuan dan kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan frekuensi pemberian pakan

komersil yang ditambahkan cairan rumen yang paling optimal dalam peningkatan

kinerja pertumbuhan dan sintasan benih ikan nila.

Page 17: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Adapun klasifikasi lengkap ikan nila menurut Iwantoro (2002) adalah

sebagai berikut :

Filum : Chordata

Sub-filum : Vertebrata

Kelas : Osteichtyes

Sub-kelas : Acanthoptherigii

Ordo : Percomorphi

Sub-ordo : Percoidea

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Gambar 1. ikan nila

Ikan nila termasuk kelompok Tilapia yang memiliki bentuk tubuh

memanjang, ramping dan relatif pipih. Ikan nila dapat hidup di perairan yang dalam

Page 18: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

5

dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal. Ikan nila juga dapat hidup di

sungai yang tidak terlalu deras alirannya, di waduk, danau, rawa, sawah, tambak air

payau atau di dalam jaring terapung. Salah satu sifat biologi ikan nila yang penting

sehingga ikan ini cocok untuk dibudidayakan adalah respon yang luas terhadap

pakan yakni dapat tumbuh dengan memanfaatkan pakan alami serta pakan buatan

(Khoironi 1996). Ikan nila bersifat herbivora, omnivora dan pemakan plankton

(Rachmiwati, 2008). Sifat penting lain dari ikan nila adalah pertumbuhannya relatif

cepat dibandingkan ikan jenis lainnya. Ikan nila dikenal sebagai ikan yang relatif

tahan terhadap perubahan lingkungan hidup walaupun hidup di perairan tawar, nila

adalah spesies akuakultur yang cukup menarik karena pertumbuhannya cepat, trofik

level feeding-nya rendah sehingga dapat digunakan sebagai filter feeder,

reproduksinya cepat dan mampu menstabilkan kelimpahan fitoplankton

(Rachmiwati 2008).

Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap

melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ikan nila yang masih

kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai

50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan

jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin

sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang

berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma.

Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke

belakang yang memberi kesan kokoh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian

perutnya besar.

Page 19: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

6

2.2 Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila

Kebutuhan nutrisi tiap spesies tentunya akan berbeda. Hal ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor yakni spesies ikan, ukuran ikan, umur ikan, temperatur air,

kandungan energi pakan, kecernaan terhadap nutrien dan kualitas atau komposisi

dari nutrien (NRC 1983) Kebutuhan nutrisi ikan nila akan terpenuhi dengan adanya

pakan. Komponen pakan yang berkontribusi terhadap penyediaan materi dan energi

tumbuh adalah protein, karbohidrat dan lemak. Protein merupakan molekul

kompleks yang terdiri dari asam amino essensial dan non essensial. Protein adalah

nutrien yang sangat dibutuhkan untuk perbaikan jaringan tubuh yang rusak,

pemeliharaan protein tubuh, penambahan protein tubuh untuk pertumbuhan, materi

untuk pembentukan enzim dan beberapa jenis hormon dan juga sebagai sumber

energi (NRC 1993).

Kebutuhan ikan nila akan protein dipengaruhi oleh berbagai faktor

diantaranya ukuran ikan, temperatur air, kadar pemberian pakan, kandungan energi

dalam pakan yang dapat dicerna dan kualitas protein (Furuichi 1988). Kebutuhan

protein ikan berbeda-beda menurut spesiesnya, namun pada umumnya ikan

membutuhkan protein sekitar 30-40% dalam pakannya (Jobling 1994). Ikan air

tawar umumnya dapat tumbuh baik dengan pemberian pakan yang mengandung

kadar protein 25-35% dengan rasio energi berbanding protein adalah sekitar 8

kkal/gram protein.

Page 20: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

7

Tabel 1. Kebutuhan protein ikan nila dengan bobot tubuh yang berbeda

Spesies

Bobot

tubuh

ikan (g)

Keperluan

protein

(%)

Pustaka

O. mossambicus Fry 50 Jauncey and Ross (1982)

0,5-1,0 40 Jauncey and Ross (1982)

1,0-2,5 29-38 Cruz and Laudencia (1977)

1,8 40 Jauncey (1982)

6,0-30,0 30-35 Jauncey and Ross (1982)

O. niloticus 0,012 45 El-Sayed and Teshima (1992)

0,838 40 Siddiqui et al. (1988)

1,5-7,5 36 Kubaryk (1980)

3,2-3,7 30 Wang et al. (1985)

24 27,5-35 Wee and Tuan (1988)

40 30 Siddiqui et al. (1988)

O. aureus 0,16 40 Santiago and Laron (1991)

0,3-0,5 36 Davis and Stickney (1978)

Tilapia zillii 1,65 35 Mazid et al. (1979)

1,7 35-40 Teshima et al. (1978)

O.niloticus x O. Aureus 0,6-1,1 32 Shiau and Peng (1993)

21 28 Twibell and Brown (1998)

Sumber : Webster and C. Lim (2002)

Tinggi rendahnya kandungan protein optimum dalam pakan dipengaruhi

oleh kandungan energi non protein yaitu yang berasal dari karbohidrat dan lemak.

Menurut Stickney (1979) dalam Pelawi (2003), energi yang terkandung dalam

pakan yang berasal dari non-protein dapat mempengaruhi jumlah protein yang

digunakan untuk pertumbuhan. Jika pakan kekurangan energi yang berasal dari

non-protein maka sebagian besar protein yang seharusnya digunakan untuk

pertumbuhan, akan dimanfaatkan sebagai sumber energi. Sebaliknya jika energi

dalam pakan terlalu besar maka keadaan ini akan membatasi jumlah pakan yang

dimakan oleh ikan yang selanjutnya akan membatasi jumlah protein yang dimakan

sehingga pertumbuhan menjadi rendah.

Page 21: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

8

Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting meskipun kandungan

karbohidrat dalam pakan berada dalam jumlah yang relatif rendah. Karbohidrat

dalam pakan dapat berupa serat kasar serta bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)

(NRC 1993). BETN mengandung banyak gula dan pati yang bersifat mudah dicerna

sedangkan serat kasar kaya akan lignin dan selulosa yang sukar untuk dicerna.

Pfeiffer (1980) menyatakan bahwa energi dari karbohidrat sama efektifnya dengan

energi dari lemak. Sedangkan Lovell (1989) mengemukakan bahwa pemberian

tingkat energi optimum dalam pakan sangat penting karena kelebihan dan

kekurangan energi dapat menurunkan pertumbuhan ikan.

Pemanfaatan karbohidrat oleh ikan berbeda-beda bergantung kepada

kompleksitas karbohidrat. Ikan-ikan karnivora tidak mampu memanfaatkan

karbohidrat kompleks seperti glukosa, sukrosa dan laktosa sebagai energi utama

dalam pakannya pada level yang tinggi. Ikan-ikan omnivora dan herbivora dapat

mencerna karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Yamada 1983). Ikan-

ikan karnivora dapat memanfaatkan karbohidrat optimum pada tingkat 10-20%

dalam pakannya sedangkan ikan-ikan omnivora mampu memanfaatkan karbohidrat

optimum sebesar 30-40% dalam pakan (Furuichi 1988).

Lemak pakan merupakan sumber asam lemak esensial (essential fatty acid

=EFA) yang dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan metabolisme

tubuh (NRC 1993). Lemak sebagai salah satu makronutrien bagi ikan karena selain

sebagai sumber energi nonprotein dan asam lemak essensial, juga berfungsi

memelihara bentuk dan fungsi fosfolipid, membantu dalam absorbsi vitamin yang

larut dalam lemak dan mempertahankan daya apung tubuh (NRC 1993).

Page 22: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

9

Komponen lain yang dibutuhkan dalam pakan ikan yaitu vitamin dan mineral.

Jumlah yang dibutuhkan dari vitamin dan mineral dalam pembuatan pakan

sangatlah kecil namun kehadirannya dalam pakan sangat penting karena

dibutuhkan tubuh ikan untuk tumbuh dan menjalani beberapa fungsi tubuh. NRC

(1993) menjelaskan bahwa mineral merupakan senyawa yang digunakan untuk

proses respirasi, osmoregulasi dan pembentukan kerangka tulang. Vitamin

merupakan senyawa organik kompleks yang diperlukan untuk tumbuh secara

normal, reproduksi, kesehatan dan metabolisme secara umum.

Tabel 2. Komposisi asam amino dan makro-mikro mineral dalam tepung ikan

Jenis asam amino esensial (g/16g N) Tepung

ikan

Arginina 4,6

Histidina 2,0

Isoleusina 3,0

Leusina 5,5

Lisina 6,2

Metionina 1,6

Fenilalanina 3,2

Treonina 3,1

Triptofan 2,3

Valina 3,2

Makro & mikro mineral

Kalsium (%) 4,00

Phospor (%) 2,60

Sodium (%) 0,87

Potassium (%) 0,70

Magnesium (%) 0,25

Klorin (%) -

Mangan (mg/kg) 2,00

Iron (mg/kg) 246

Tembaga (mg/kg) 111

Cupper (mg/kg) 11,0

Selenium (mg/kg) -

Iodin (mg/kg) -

Sumber : Hertrampf and Pascual (2000)

Page 23: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

10

2.3 Cairan Rumen

Di dalam rumen ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba)

terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Cairan rumen

mengandung bakteri dan protozoa. Konsentrasi bakteri sekitar 109 setiap cc isi

rumen, sedangkan protozoa bervariasi sekitar 105 - 106 setiap cc isi rumen (Tillman,

1991). Isi rumen diperoleh dari rumah potong hewan. Isi rumen kaya akan nutrisi,

limbah ini sebenarnya sangat potensial bila dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Kandungan rumen sapi menurut Rasyid (1981), meliputi protein 8,86%, lemak

2,60%, serat kasar 28,78%, kalsium 0,53%, phospor 0,55%, BETN 41,24%, abu

18,54%, dan air 10,92%.

Rumen diakui sebagai sumber enzim pendegradasipolisakarida. Di dalam

retikulo rumen terdapat mikrobia rumen yang terdiri atas protozoa dan bakteri yang

berfungsi melaksanakan fermentasi untuk mensintesis asam amino, vitamin B-

komplek dan vitamin K sebagai sumber zat makanan bagi hewan induk semang

(Hungate 1966). Mikroba-mikroba rumen mensekresikan enzim-enzim pencernaan

ke dalam cairan rumen untuk membantu mendegradasi partikel makanan. Enzim-

enzim tersebut antara lain adalah enzim yang mendegradasi substrat selulosa yaitu

selulase, hemiselulosa/xylosa adalah hemiselulase/xylanase, pati adalah amilase,

pektin adalah pektinase, lipid/lemak adalah lipase, protein adalah protease dan lain-

lain (Kamra 2005). Aktivitas enzim dalam cairan rumen juga tergantung dari

komposisi atau perlakuan makanan (Moharrey and Das 2001).

Page 24: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

11

Tabel 3. Kandungan enzim dalam cairan rumen

Enzim

Lee et al. (2002)1

Agarwal et al.

(2003) Enzim hanya dalam

cairan rumen domba

Enzim dalam

semua isi rumen

domba

Total Enzim (IU)

Selulase

- CMCase 362,7 ± 12,80 (IU/ml

enzim/menit)

1183,7 ± 20,39

(IU/ml

enzim/menit)

3,60 ± 0,63 umol

glukosa/jam/ml

Hemiselulase

- Xylanase 528,6 ± 29,03 (IU/ml

enzim/menit)

1751 ± 26,53

(IU/ml

enzim/menit)

0,29 ± 0,05 umol

xylosa/menit/ml

- Amilase 439,0 ± 16,53 (IU/ml

enzim/menit

637,9 ± 14,80

(IU/ml

enzim/menit)

0,33 ± 0,09 (umol

glukosa/menit/ml)

- Protease 84,80 ± 2,52 (IU/ml

enzim/menit)

125,6 ± 3,83

(IU/ml

enzim/menit)

452,7 ± 154,3 Ug

hidrolisis

protein/jam/ml)

Aktivitas Spesifik (IU/mg protein)

Selulase

- CMCase 206,7 ± 9,03 (IU/mg

protein/menit)

720,2 ± 19,43

(IU/mg

protein/menit)

Hemiselulase

- Xylanase 300,2 ± 11,34 (IU/mg

protein/menit)

1068,6 ± 53,48

(IU/mg

protein/menit)

- Amilase 250,90 ± 14,82

(IU/mg protein/menit)

390,2 ± 25,68

(IU/mg

protein/menit)

- Protease 48,30 ± 1,85 (IU/mg

protein/menit)

76,7 ± 4,70

(IU/mg

protein/menit)

Pemanfaatan materi dan energi pakan untuk pertumbuhan terlebih dahulu

melalui suatu proses pencernaan dan metabolisme. Dalam proses pencernaan,

makanan yang tadinya merupakan senyawa kompleks akan dipecah menjadi

senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah diserap melalui dinding usus dan

Page 25: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

12

disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Protein dihidrolisis

menjadi asam amino bebas dan peptida-peptida pendek, karbohidrat dipecah

menjadi gula-gula sederhana dan lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol.

Proses-proses di atas dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan (Tillman et al. 1991).

Menurut Hepher (1990) kecernaan pakan dipengaruhi oleh keberadaan

enzim dalam saluran pencernaan ikan; tingkat aktivitas enzim-enzim pencernaan

dan lama kontak pakan yang dimakan dengan enzim pencernaan. Dengan demikian

peranan enzim pencernaan dalam proses pencernaan sangat dominan, yaitu

berperan dalam menghidrolisis senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana

yang siap untuk diserap. Enzim adalah katalisator biologis dalam reaksi kimia yang

sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Enzim adalah protein, yang disintesis di dalam

sel dan dikeluarkan dari sel yang membentuknya melalui proses eksositosis. Enzim

yang disekresikan ke luar sel digunakan untuk pencernaan di luar sel (di dalam

rongga pencernaan) atau ”extra cellular digestion”, sedangkan enzim yang

dipertahankan di dalam sel digunakan untuk pencernaan di dalam sel itu sendiri

atau disebut ”intra cellular digestion” (Affandi et al. 1992). Enzim pencernaan

yang disekresikan dalam rongga pencernaan berasal dari sel-sel mukosa lambung,

pilorik kaeka, pankreas dan mukosa usus. Oleh karena itu pekembangan sistem

pencernaan erat kaitannya dengan perkembangan aktivitas enzim di dalam rongga

saluran pencernaan (Watford and Lam 1993). Enzim-enzim tersebut berperan

sebagai katalisator dalam hidrolisis protein, lemak dan karbohidrat menjadi bahan-

bahan yang sederhana. Sel-sel mukosa lambung menghasilkan enzim protease

dengan suatu aktivitas proteolitik optimal pada pH rendah. Pilorik kaeka yang

Page 26: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

13

merupakan perpanjangan usus terutama mensekresikan enzim yang sama seperti

yang dihasilkan pada bagian usus yaitu enzim pencernaan protein, lemak dan

karbohidrat yang aktif pada pH netral dan sedikit basa. Cairan pankreatik kaya akan

tripsin, yaitu suatu protease yang aktivitasnya optimal sedikit di bawah pH basa. Di

samping itu cairan ini juga mengandung amilase, maltase dan lipase. Ikan yang

tidak memiliki lambung dan pilorik kaeka, aktivitas proteolitik terutama berasal

dari cairan pankreatik. Kecernaan (digestibility) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu

(1) jenis pakan yang dimakan dan kadar kepekaan pakan terhadap pengaruh enzim

pencernaan, (2) aktivitas enzim-enzim pencernaan, (3) lama waktu pakan yang

dimakan terkena aksi enzim pencernaan. Masing-masing faktor di atas dipengaruhi

oleh berbagai faktor sekunder yang berkaitan dengan ikan itu sendiri (spesies, umur,

ukuran) dan kondisi fisiologis, yang berkaitan dengan lingkungan (temperatur), dan

yang berkaitan dengan pakannya (komposisi pakan, ukuran partikel dan jumlah

pakan yang dimakan). Kecernaan berbeda antar spesies ikan, hal ini terjadi akibat

perbedaan sistem dan enzim-enzim pencernaan. Kemampuan ikan dalam mencerna

makanan sangat bergantung pada kelengkapan organ pencernaan dan ketersediaan

enzim pencernaan. Perkembangan saluran pencernaan tersebut berlangsung secara

bertahap dan setelah mencapai ukuran/umur tertentu saluran pencernaan mencapai

kesempurnaannya. Perkembangan struktur alat pencernaan ini diikuti oleh

perkembangan enzim pencernaan dan perubahan kebiasaan makan (food habit).

Kandungan nutrien pakan nampaknya berpengaruh pada aktivitas enzim

pencernaan. Kuzmina (1996) mengungkapkan bahwa tersedianya substrat

merupakan faktor yang nyata dalam pengaturan aktivitas enzim pada ikan dan

Page 27: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

14

mamalia. Stickney and Shumway (1974) menyatakan bahwa enzim selulosa

diproduksi oleh mikroflora usus, yang dihubungkan dengan aktivitas selulosa

dalam usus dengan jumlah selulase/bakteri selulitik. Enzim protease menguraikan

rantai-rantai peptida dari protein. Berdasarkan letak ikatan peptida pada tengah atau

akhir molekul, peptidase diklasifikasikan menjadi endopeptidase dan

eksopeptidase. Endopeptidase menghidrolisis protein dan peptida-peptida rantai

panjang menjadi peptida-peptida pendek. Endopeptidase penting antara lain pepsin

yang dihasilkan dari zimogen pepsinogen, tripsin dari tripsinogen dan kimotripsin

dari kimotripsinogen. Eksopeptidase menghidrolisis peptida menjadi asam-asam

amino. Karboksipeptidase, aminopeptidase dan dipeptidase termasuk dalam

kelompok eksopeptidase. Alfa amilase adalah enzim yang bertanggung jawab

menghidrolisis pati menjadi glukosa. Enzim ini memutuskan ikatan 1,4- -

glukosidik dan mengubah pati menjadi glukosa dan maltosa. Sedangkan lipase

adalah enzim penting dalam pencernaan lemak. Lipase memecah lemak menjadi

gliserol dan asam lemak (Steffens 1989; Hepher 1990).

Enzim berperan dalam mengubah laju reaksi, sehingga kecepatan reaksi

yang diperlihatkan dapat dijadikan ukuran keaktivan enzim. Satu unit enzim adalah

jumlah enzim yang mengkatalisis transfoimasi 1 mikromol substrat dalam waktu 1

menit pada suhu 25oC dan pada keadaan pH optimal (Well 1979 dalam Affandi

1992). Aktivitas enzim bergantung pada konsentrasi enzim dan substrat, suhu, pH

dan inhibitor. Huisman (1976) menyatakan bahwa enzim pencernaan yang

dihasilkan oleh lambung ikan aktif pada pH 2 sampai 4.

Page 28: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

15

2.4 Pertumbuhan Ikan Nila

Menurut Mudjiman (1998), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan

dalam berat, ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu.

Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal

merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur,

dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan

makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang

berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia

air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.

Berat dapat di anggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang

dan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari

panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian

karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. (Effendi. 2002). Perbedaan nilai

berat pada ikan tidak saja antara populasi yang berbeda dari spesies yang sama,

tetapi juga antara populasi yang sama pada tahun – tahun yang berbeda yang

barangkali dapat diasosiasikan dengan kondisi nutrisi mereka. Hal ini bisa terjadi

karena pengaruh faktor ekologis dan biologis. ( Ricker, 1975 ). Ukuran ikan

ditentukan berdasarkan panjang atau beratnya. Ikan yang lebih tua, umumnya lebih

panjang dan gemuk. Pada usia yang sama, ikan betina biasanya lebih berat dari ikan

jantan. Pada saat matang telur, ikan mengalami penambahan berat dan volume.

Setelah bertelur beratnya akan kembali turun. Tingkat pertumbuhan ikan juga

dipengaruhi oleh ketersediaan makanan dilingkungan hidupnya (Poernomo, 2002).

Pengukuran panjang ikan dalam penelitian biologi perikanan hendaknya mengikuti

Page 29: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

16

suatu ketentuan yang sudah lazim digunakan. Dalam hal ini panjang ikan dapat

diukur dengan menggunakan sistem metrik ataupun sistem lainnya (Effendie,

1979). Faktor kondisi ini menunjukan keadaan ikan, baik dilihat dari kapasitas fisik

maupun dari segi survival dan reproduksi. Dalam penggunaan secara komersial,

pengetahuan kondisi ikan dapat membantu untuk menentukan kualitas dan

kuantitas daging ikan yang tersedia agar dapat dimakan. Faktor kondisi nisbih

merupakan simpangan pengukuran dari sekelompok ikan tertentu dari berat rata-

rata terhadap panjang pada kelompok ikan tertentu dari berat rata-rata terdapat

panjang gelombang umurnya, kelompok panjang atau bagian dari populasi

(Weatherley, 1972 dalam Yasidi,dkk 2005).

2.5 Sintasan

Menurut Effendi (1997) sintasan adalah persentase jumlah organisme yang

hidup dalam kurung waktu tertentu. Sintasan yang dicapai suatu populasi

merupakan gambaran hasil intraksi dengan daya dukung lingkungan tersebut,

kondisi perairan yang tidak cocok dapat menyebabkan kematian pada ikan.

Royce (1973) mengatakan bahwa mortalitas ikan dapat ditentukan oleh

faktor luar meliputi: Komposisi makanan, ruang gerak ikan antara spesies, predator

dan parasit. Faktor dari dalm tubuh ikan yang mempengaruhi mortalitas adalah

umur dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Selain itu

Menurut Mudjiman (2004). Pakan yang mempunyai nutrisi yang baik sangat

berperan dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan mempercepat

pertumbuhan ikan. Istilah sintasan biasanya dipakai dalam konteks populasi

individu muda yang harus bertahan hidup hingga siap berkembang biak. Dengan

Page 30: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

17

pemberian cairan rumen pada pakan komersil, diharapkan akan berpengaruh

terhadap peningkatan sintasan ikan nila.

2.6 Kualitas Air

Penentuan kualitas air dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

2.6.1 Suhu

Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan

pertumbuhan organisme serta memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi

organisme perairan. Suhu juga memengaruhioksigen terlarut dalam perairan. Suhu

optimal untuk hidup ikan nila pada kisaran 14-38 °C. Secara alami ikan ini dapat

memijah pada suhu 22-37 °C namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya

berkisar antara 25-30 °C.

2.6.2 pH

Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan . Beberapa faktor

yang memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas fotosintesis, suhu, dan

terdapatnya anion dan kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara 5

hingga 11, tetapi pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal adalah pada

kisaran pH 7–8 ..

2.6.3 Oksigen terlarut

Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses pembakaran makanan,

aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Sumber oksigen

perairan dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan

aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar oksigen terlarut

yang optimal bagi pertumbuhan ikan nila adalah lebih dari 5 mg/l.

Page 31: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

18

Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam juga akan

memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh

adanya plankton; air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau

kecoklatan karena banyak mengandung diatom. Plankton ini baik sebagai makanan

ikan nila, sedangkan plankton biru kurang baik. Tingkat kecerahan air karena

plankton harus dikendalikan.

Page 32: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

19

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat

Penelitian ini telah dilakukan selama bulan November 2016 sampai dengan

bulan Desember 2016 selama 35 hari di BBI (Balai Benih Ikan) Limbung

Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan selama penelitian adalah :

Tabel 4. Alat yang digunakan

No Nama Alat Fungsi

1

2

3

5

6

7

8

9

Baskom volume 10 liter

Selang Aerasi

Gelas Ukur

Haemocytometer

Timbangan

Thermometer

pH meter

Timbangan digital

Tempat pembiakan benih ikan nila

Untuk menyuplai oksigen

Untuk mengukur jumlah cairan rumen

Mengukur salinitas

Untuk menimbang pakan

Untuk mengukur suhu

Untuk mengukur pH

Untuk mengukur berat ikan

Tabel 5. Bahan yang digunakan

No Nama Bahan Fungsi

1

2

3

Ikan Nila(Oreochromisniloticus)

Pakan Komersil

Cairan Rumen

Hewan uji

Sumber pakan ikan

Campuran pakan

Page 33: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

20

3.3. Wadah Pemeliharaan

Wadah penelitian yang digunakan adalah baskom plastik berkapasitas 20 liter

sebanyak 12 buah. Masing–masing baskom diisi air sebanyak 15 liter dan

dilengkapi dengan aerasi.

3.4. Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan nila dengan

berat 15 gram yang berumur 15 - 20 hari yang diperoleh dari Balai Benih Ikan

(BBI) Limbung dan ditebar dengan kepadatan 10 ekor/wadah

3.5. Pakan Uji

Pakan uji yang digunakan adalah pakan komersil yang ditambahkan cairan

rumen dengan dosis 20 ml/kg pakan, hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Muchtaromah et al. (2006) bahwa pemberian cairan rumen sebesar

20% dalam pakan memberikan nilai konsumsi pakan terbaik untuk ikan nila

(Oreocromis Niloticus).

3.6. Prosedur Penelitian

3.6.1. Wadah dan Peralatan

Wadah dan peralatan terlebih dahulu di bersihkan dan dikeringkan selama 1

hari sebelum digunakan.

3.6.2. Cairan Rumen

Isi rumen sapi diambil dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Sungguminasa

Gowa. Cairan rumen sapi diambil dari isi rumen sapi dengan cara filtrasi

(penyaringan dengan kain katun) dibawah kondisi dingin. Cairan rumen hasil

Page 34: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

21

filtrasi disentrifuse dengan kecepatan 100 rpm selama 15 menit pada suhu 40C

untuk memisahkan supernatan dari sel-sel dan isi sel mikroba (Lee et al. 2000).

3.6.3. Pemeliharaan Benih

Sebelum melakukan penebaran benih peralatan dibersihkan terlebih dahulu.

Kemudian menetapkan tingkat kualitas air sesuai dengan yang dianjurkan. Benih

dipelihara selama 35 hari. Selama masa pemeliharaan diberi pakan komersil yang

ditambahkan cairan rumen dengan dosis 20 ml/kg pakan.

3.7. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) perlakuan dan 3(tiga) kali ulangan. Perlakuan

yang diberikan adalah pakan komersil yang telah di campurkan dengan cairan

rumen. Tata letak satuan percobaan setelah pengacakan seperti disajikan :

Gambar 2. Tata letak wadah

Perlakuan A : Pemberian pakan 3 kali

Perlakuan B : Pemberian pakan 4 kali

Perlakuan C : Pemberian pakan 5 kali

Perlakuan D : Pemberian pakan 6 kali

A3 B1 D1 C3

D 2 A2 B3 C1

B2 C2 D3

C

A1

Page 35: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

22

3.8. Perubahan yang Diamati

Perubahan yang akan diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.8.1. Pertumbuhan Mutlak

Pertumbuhan mutlak atau pertambahan bobot dihitung dengan rumus

Everhart et al (1975) dalam Effendie (1997), yaitu:

H = Wt – Wo

Keterangan:

H = Pertumbuhan mutlak.

Wt = Bobot total ikan uji pada akhir percobaan.

Wo = Bobot total ikan uji pada awal percobaan.

3.8.2. Laju Pertumbuhan Harian

Untuk menghitung laju pertumbuhan mutlak dilakukan dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Zonneveld, dkk(1991) yaitu :

In Wt – In W0

SGR = --------------- x 100 %

t

Keterangan:

SGR = Laju pertumbuhan individu

Wt = Bobot hewan uji pada akhir penelitian (g)

W0 = Bobot hewan uji pada awal penelitian (g).

t = Lamanya percobaan (hari)

Page 36: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

23

3.8.3. Sintasan

Sintasan benih ikan nila dilakukan dengan cara mengambil hewan uji

kemudian dilakukan penyamplingan tiap wadah, adapun rumus yang dianjurkan

oleh Effendi (1997) dalam menghitung sintasan adalah sebagai berikut:

𝑆𝑅 =𝑁𝑡

𝑁𝑜 𝑋 100%

Dimana: SR = Sintasan (%)

Nt = Jumlah individu pada akhir penelitian (ind)

No = Jumlah individu pada awal penelitian (ind)

3.8.4. Kualitas Air

Selama penelitian, untuk menjaga agar kualitas air tetap layak sebagai

media pemeliharaan ikan, maka dilakukan penyiponan air media pemeliharaan ikan

setiap kali kualitas air mengalami penurunan. Sebagai data penunjang dilakukan

pengukuran parameter kualitas air yang meliputi: suhu, DO, dan pH.

3.9. Analisis data

Untuk mengetahui penggunaan cairan rumen sebagai pupuk pakan

komersil. Maka dianalisis menggunakan analisis sidik ragam pada tingkat

kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) untuk

melihat perbedaan antar perlakuan (Gasperz, 1991).

Page 37: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian benih ikan Nila setiap perlakuan selama penelitian

dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 6. Laju Petumbuhan harian (g) ikan Nila :

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3

A(3 kali) 0.29 0.306 0.307 0.903 0.301

B(4 kali) 0.7 0.753 0.775 2.228 0.743

C(5 kali) 0.163 0.155 0.154 0.472 0.157

D(6 kali) 0.147 0.15 0.149 0.446 0.149

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata laju pertumbuhan yang

optimal benih ikan diperoleh pada perlakuan B (4 kali) sebesar 0,743 g/hari, disusul

perlakuan A (3 kali) sebesar 0,301 g/hari, kemudian perlakuan C(5 kali) 0,157

g/haridan terendah pada perlakuan D (6 kali) dengan rata-rata 0,149 g/hari.

Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pakan

komersil yang ditambahkan cairan rumen berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap laju

pertumbuhan benih ikan nila. Hasil uji lanjut menunjukkan adanya pengaruh antar

perlakuan.

Tingginya laju pertumbuhan harian pada perlakuan B (pemberian 4 kali)

dibandingkan perlakuan A (pemberian 3 kali), perlakuan C (pemberian 5 kali), dan

perlakuan D (pemberian 6 kali) disebabkan karena pada perlakuan B (pemberian 4

kali) merupakan frekuensi pemberian pakan yang sesuai untuk menenuhi

kebutuhan benih ikan nila. Selain itu pakan komersil yang diberikan ditambahkan

cairan rumen, sehingga pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan nila lebih mudah

Page 38: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

25

dicerna karena sudah terhidrolisis oleh mikroba pada cairan rumen akibatnya energi

yang digunakan untuk mencerna lebih sedikit dan energi yang digunakan untuk

memperbaiki jaringan lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Polisakarida

dihidrolisis di rumen disebabkan pengaruh sinergis dan interaksi dari komplek

mikro-organisme, terutama selulase dan xilanase (Trinci et al. 1994); mikroba-

mikroba rumen mensekresikan enzim-enzim pencernaan ke dalam cairan rumen

untuk membantu mendegradasi partikel makanan. Enzim- enzim tersebut antara

lain adalah enzim yang mendegradasi substrat selulosa yaitu selulase,

hemiselulosa/xylosa adalah hemiselulase/xylanase, pati adalah amilase, pektin

adalah pektinase, lipid/lemak adalah lipase, protein adalah protease dan lain-lain

(Kamra 2005). Aktivitas enzim dalam cairan rumen juga tergantung dari komposisi

atau perlakuan makanan (Moharrey and Das 2001). Affandi dan Tang

(2002),bahwa kebutuhan energi untuk metabolisme harus dipenuhi terlebih dahulu,

baru apabila berlebih maka kelebihannya akan digunakan untuk pertumbuhan.

4.2. Pertumbuhan Mutlak

Hasil pengamatan pertumbuhan mutlak benih Ikan Nila selama penelitian pada

setiap perlakuan dapat dilihat pada table 7.

Tabel 7. Hasil Pengamatan Pertumbuhan mutlak (gr) benih ikan Nila selama

Penelitian pada Semua Perlakuan

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3

A(3 kali) 10.15 10.71 10.75 31.61 10.54

B(4 kali) 24.5 26.35 27.13 77.98 25.99

C(5 kali) 5.71 5.43 5.39 16.53 5.51

D(6 kali) 5.13 5.25 5.21 15.59 5.2

Page 39: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

26

Berdasarkan tabel 7 didapatkan bahwa frekuensi pemberian pakan yang optimal

diperoleh pada perlakuan B (pemberian 4 kali) dengan rata-rata pertumbuhan

sebesar 25,99 g, disusul perlakuan A (frekuensi 3 kali) sebesar 10.54 g, kemudian

perlakuan C (frekuensi 5 kali) sebesar 5.51 g, dan terendah perlakuan D (frekuensi

6 kali) sebesar sebesar 5.2 g. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa

frekuensi pemberian pakan komersil berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap

pertumbuhan mutlak benih ikan nila. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan adanya

pengaruh antar perlakuan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik pertumbuhan mutlak benih ikan

nila berikut:

Gambar 3. Rata-rata pertumbuhan mutlak (g) benih ikan nila

Tingginya pertumbuhan mutlak pada pelakuan B (frekuensi 4 kali)

disebabkan karena tercukupinya jumlah nutrisi yang dimiliki pakan sudah mampu

memenuhi kebutuhan dasar benih ikan Nila dan frekuensi pemberian pakan yang

10.54

25.99

5.51 5.2

0

5

10

15

20

25

30

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D

Pertumbuhan Mutlak (g)

Page 40: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

27

tepat dapat memacu pertumbuhan benih dengan baik. Peningkatan efisiensi pakan

bergantung kepada banyaknya pakan yang dicerna dan diserap oleh tubuh ikan,

sehinggah dapat memacu pertumbuhan pada ikan. Hal ini sesuai dengan soetomo

(1987) bahwa benih umur 15 sampai 30 hari dapat diberi pakan sebanyak 3-5 kali

sehari.

Pertumbuhan mutlak pada perlakuan A lebih rendah dibandingkan

perlakuan B disebabkan kadar protein lebih rendah dari perlakuan B dan frekuensi

pemberian pakan yang berbeda sehingga mempengaruhi komposisi nutrisi dalam

pakan.

Pada perlakuan C dan D pertumbuhan rata-rata ikan lebih rendah dari

perlakuan B dan A disebabkan karna kadar protein dan kadar serat tinggi sehingga

tidak dapat dicerna dengan baik dan akan menimbulkan pengotoran dalam wadah,

menurut Watanabe (1996) pakan yang mengandung serat tinggi akan

mengakibatkan daya cerna menurun, penyerapan menurun, meningkatnya sisa

metabolisme.

4.3. Sintasan (SR)

Setelah penelitian sintasan benih ikan Nila pada setiap perlakuan dapat dilihat

pada tabel :

Tabel 8. Rata-rata Sintasan (%) Benih Ikan Nila Setelah Penelitian :

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3

A (3 kali) 100 100 100 300 100

B (4 kali) 100 100 100 300 100

C (5 kali) 100 100 100 300 100

D (6 kali) 100 100 100 300 100

Page 41: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

28

Sesuai hasil pengamatan terhadap tingkat kelangsungan hidup selama masa

penelitian, sintasan rata-rata adalah sebesar 100 %. Tingkat kelangsungan hidup

merupakan nilai persentase jumlah ikan yang hidup selama periode pemeliharaan

(Effendie, 1979). Data perrlakuan A, B, C dan D semuanya memiliki nilai sintasan

sebesar 100% yang berarti tidak terjadi kematian sampai akhir penelitian. Menurut

Wardoyo (1985) kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kualitas air.

4.4.Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diamati selama penelitian meliputi suhu, oksigen

terlarut (DO) dan derajat keasaman (pH). Suhu air berkisar antara 27ºC - 28ºC, pH

air berkisar antara 7-7,5. Oksigen terlarut berkisar antara 5 – 6 mg/L. Sehingga

secara umum terlihat kualitas air selama penelitian masih pada kondisi yang

optimum untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila.

Ikan nila mampu mentolelir pH air antara 5-11, dan menurut Boyd and

Lichtkoppler (1991) kandungan oksigen terlarut yang baik untuk ikan adalah lebih

dari 5 ppm.

Selama penelitian berlangsung dilakukan pengukuran beberapa parameter

kualitas air media penelitian meliputi suhu, pH dan DO.

Tabel 9. Kualitas air selama penelitian

Parameter Perlakuan

A B C D

Suhu (˚C) 25-29 25-29 25-29 25-29

pH

DO

7-8

7-8

7-8

7-8

7-8

7-8

7-8

7-8

Dengan melihat pada tabel di atas, maka kisaran suhu yang diperoleh selama

penelitian adalah 250C - 290C. Suhu mempengaruhi aktivitas ikan, seperti

Page 42: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

29

pernafasan, pertumbuhan, dan reproduksi (Huet, 1970). Suhu air sangat berkaitan

erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dan laju konsumsi oksigen hewan air.

Toksisitas suatu senyawa kimia dipengaruhi oleh derajat keasaman suatu media.

Sedang titik batas kematian organisme air tehadap pH adalah 4 dan 11. Kisaran

suhu optimal bagi kehidupan ikan Nila antara 25ºC - 29ºC (Sucipto, 2005).

DO merupakan perubahan mutu air paling penting bagi organisme air, pada

konsentrasi lebih rendah dari 50℅ konsentrasi jenuh, tekanan parsial oksigen dalam

air kurang kuat untuk mempenetrasi lamela, akibatnya ikan akan mati lemas

(Ahmad et al., 2005). Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk

pernafasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan

energi untuk pertumbuhan dan pembiakkan. Disamping itu, oksigen juga

dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses

aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses

difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan

tersebut (Salmin, 2000). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup

mendukung kehidupan organisme (Swingle, 1968). Kadar keasaman (pH) selama

penelitian adalah 7-8. Kondisi ini baik optimal untuk pemeliharaan ikan nila.

Page 43: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

30

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan:

1. Penambahan cairan rumen pada pakan ikan Nila memberikan pertumbuhan

yang baik bagi benih ikan Nila.

2. Pada perlakuan B dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 4 kali

memperoleh pertumbuhan yang tertinggi dari perlakuan lainnya.

3. Hasil pengamatan sintasan yang diberikan penambahan cairan rumen pada

pakan ikan Nila rata-rata 100%.

5.2 Saran

Disarankan dalam pemberian pakan dengan penambahan cairan rumen, perlu

memperhatikan frekuensi pemberian pakan yang tepat agar hasil yang diperoleh

bisa lebih baik lagi. Menjaga kualitas air agar selama penelitian atau pemeliharaan

masih dalam keadaan yang layak untuk menunjang pertumbuhan dan sintasan benih

ikan nila.

Page 44: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

31

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R; Syafei D.S; Raharjo M.F; Sulistiono., 1992. Fisiologi Ikan. Pencernaan

dan Penyerapan Makanan. Pusat antar Universitas Ilmu Hayat. IPB,

Bogor.

Anggorodi, 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum, PT Gramedia, Jakarta.

Amin. 1997. Pengembangan Proses Pembuatan Selulosa Asetat dari Pulp Tandon

Kosong Sawit Proses Etanol. [Tesis]. Institut Teknologi Bandung.

Budiansyah A. 2010. Aplikasi cairan rumen sapi sebagai sumber enzim, asam

amino, mineral dan vitamin pada ransum broiler berbasis pakan lokal.

Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha

Kecil (PPUK) Budidaya Pembesaran Ikan Nila. Jakarta: Bank

Indonesia.

Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ellisma. 2013. Pemberian Pakan Dengan Kadar Protein yang Berbeda Terhadap

Tampilan Reproduksi Induk Ikan Belingka (Puntius Belinka Blkr).

[Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.. Universitas Bung

Hatta, Padang

Furuichi M. 1988. Dietary vity of Carbohydrates. In: Fish Nutrition and

Mariculture. Watanabe, T. Departement of Aquatic Biosciences Tokyo

University of Fishes. Tokyo: p 1-77.

Khoironi. 1996. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Merah

(Oreochromis sp.) pada Suhu Media 28±0,25°C dengan Salinitas 0, 10

dan 20 ppt. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Mudjiman. A. 1998. Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Poemono, T., 2002. Biologi Perikanan. Brawijaya, Malang.

Pamungkas WS. 2011. Uji Efektifitas penambahan enzim cairan rumen domba

terhadap penurunan serat kasar dan nilai kecernaan bungkil kelapa

sebagai pakan benih ikan patin siam Pangasius hypopthalmus. Tesis.

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Page 45: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

32

Rosmawati. 2005. Hidrolisis Pakan Buatan Oleh Enzim Pepsin dan Pankreatin

Untuk Meningkatkan Daya Cerna dan Pertumbuhan Benih Ikan Gurami

(Osphronemus gouramy). [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana. Institut

Pertanian Bogor.

Suyanto, R. 2010. Pembenihan dan Pembesaran Nila. Jakarta: Penebar Swadaya

Suhartono M dan Rukayadi Y. 1995. Penuntun Praktikum Biokimia. Program

Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Pamungkas WS. 2011. Uji Efektifitas penambahan enzim cairan rumen domba

terhadap penurunan serat kasar dan nilai kecernaan bungkil kelapa

sebagai pakan benih ikan patin siam Pangasius hypopthalmus. Tesis.

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Wardoyo T. H. 1991. Pengelolaan Kualitas Air. Proyek Peningkatan Mutu

Perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor.

Wardoyo, S.T.H. 1975. Pengelolaan Kualitas Air. Proyek Peningkatan Mutu

Perguruan Tinggi IPB. Bogor. 41 hal.

Watanabe T. 1988. Nutrition and Mariculture. Department of Aquatic Bioscience.

Tokyo University of Fisheries. JICA.

Widyanti, Widya. 2009. Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Oreochromis niloticus

Yang Diberi Berbagai Dosis Enzim Cairan Rumen Pada Pakan Berbasis

Daun Lamtorogung Leucaena leucocephala. Institut Teknologi

Bandung.

Zonneveld N, Huisman EA DAN Boon JH. 1191. Prinsip-prinsip budidaya ikan.

PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.336 hlm.

Zuraida, et al. (2013) Efektivitas Penambahan Enzim Cairan Rumen Domba

Terhadap Penurunan Serat Kasar Bungkil Kelapa Sebagai Bahan Baku

Pakan Ikan. Program Magister Mayor Ilmu Akuakultur SPs-Institut

Pertanian Bogor (IPB) Bogor.

Page 46: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

33

Page 47: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

33

Lampiran 1. Laju pertumbuhan harian

Lampiran 2. Rata-rata laju pertumbuhan harian

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3

A(3 kali) 0.29 0.306 0.307 0.903 0.301

B(4 kali) 0.7 0.753 0.775 2.228 0.743

C(5 kali) 0.163 0.155 0.154 0.472 0.157

D(6 kali) 0.147 0.15 0.149 0.446 0.149

Lampiran 3. Hasil Test of varians laju pertumbuhan harian

Test of Homogeneity of Variances

hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4,877 3 8 ,033

ANOVA

hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,701 3 ,234 519,383 ,000

Within Groups ,004 8 ,000

Total ,705 11

Hasil

A (3 kali) B (4 kali) C (5 kali) D (6 kali)

berat awal 15 15 15 15

minggu 1 17.2 19.48 16.24 16.16

minggu 2 19.43 26.32 17.27 17.53

minggu 3 21.27 31.55 18.45 18.43

minggu 4 23.2 35.17 19.21 19.16

minggu 5 25.54 40.99 20.51 20.2

05

1015202530354045

Grafik laju pertumbuhan (g)

Page 48: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

34

Duncana

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

d 3 ,1500

c 3 ,1567

a 3 ,3033

b 3 ,7433

Sig. ,710 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Lampiran 4. Grafik pertumbuhan mutlak

Lampiran 5. Rata-rata pertumbuhan mutlak (g)

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3

A(3 kali) 10.15 10.71 10.75 31.61 10.54

B(4 kali) 24.5 26.35 27.13 77.98 25.99

C(5 kali) 5.71 5.43 5.39 16.53 5.51

D(6 kali) 5.13 5.25 5.21 15.59 5.2

Perlakuan A (3kali)

Perlakuan B (4kali)

Perlakuan C (5kali)

Perlakuan D (6kali)

Ulangan 1 10.15 24.5 5.71 5.13

Ulangan 2 10.71 26.35 5.43 5.25

Ulangan 3 10.75 27.13 5.39 5.21

0

5

10

15

20

25

30

Pertumbuhan Mutlak (g)

Page 49: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

35

Lampiran 6. Hasil Analisis varian Pertumbuhan Mutlak Benih Ikan Nila

Test of Homogeneity of Variances

hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

6,364 3 8 ,016

ANOVA

hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 858,643 3 286,214 580,763 ,000

Within Groups 3,943 8 ,493

Total 862,586 11

Hasil

Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

D 3 5,1967

C 3 5,5100

A 3 10,5367

B 3 25,9933

Sig. ,600 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Page 50: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

36

Lampiran 7. Dokumentasi selama penelitian

Page 51: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

37

BIOGRAFI PENULIS

Penulis dilahirkan di Bonerate pada hari jum’at tanggal 17

September 1989. Penulis merupakan anak bungsu dari dua

bersaudara, dari ayahanda Muhammad Misi dan Ibunda Siti

Aisya. Penulis memulai pendidikan formal di TK Dharma

Wanita Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

1995, kemudian melanjutkan pendidikan ke SDN kaburea Kabupaten Ngada

Provinsi NTT pada Tahun 1996 dan tamat pada tahun 2002, kemudian melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 1 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar pada

Tahun 2002 dan selesai pada Tahun 2005, lalu melanjutkan pendidikan di SMK

Negeri 1 Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dan mengambil jurusan

Administrasi Manajemen pada Tahun 2005 dan tamat Tahun 2008. Selama Tahun

2008 sampai Tahun 2010 pernah bekerja sebagai operator di kantor Kecamatan

Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar. Pada Tahun 2011 kembali

melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah

Makassar pada Fakultas Pertanian dengan memilih Program Studi Budidaya

Perairan jurusan Perikanan sebagai bidang keilmuan yang akan digeluti di masa

depan. Penulis pernah melakukan magang budidaya di Balai Benih Ikan Limbung

selama dua bulan.

Akhirnya setelah melakukan penelitian pada bulan November sampai

Desember 2016 dengan judul “Frekuensi Pemberian Pakan Komersil yang

Ditambahkan Cairan Rumen Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Benih

Ikan Nila”, maka penulis berhasil menyelesaikan dan mempertahankan karya

Page 52: Skripsi FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIL YANG ...

38

ilmiah tersebut sekaligus menyelesaikan studi di perguruan tinggi tersebut dan

berhak atas gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) pada tahun 2017 dengan IPK 3,43.