SKRIPSI -...

121
i PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIANORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATAPELAJARAN AKIDAH AKHLAQ PADA SISWA KELAS VIII MTs AL USWAH BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN 2017-2018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: PUJI NUR HASTUTIK NIM: 11111104 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of SKRIPSI -...

  • i

    PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIANORANG TUA TERHADAPPRESTASI BELAJAR MATAPELAJARAN AKIDAH AKHLAQ PADA SISWA KELAS

    VIII MTs AL USWAH BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN 2017-2018

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    PUJI NUR HASTUTIK

    NIM: 11111104

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2018

  • ii

  • iii

    PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIANORANG TUATERHADAP PRESTASI BELAJAR MATAPELAJARAN AKIDAH

    AKHLAQ PADA SISWA KELAS VIII MTs AL USWAH BERGAS KAB.SEMARANG TAHUN 2017-2018

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    PUJI NUR HASTUTIK

    NIM: 11111104

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2018

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    �㌳䁙�䀀 ������翿 �က�Ĺ�က �Ro �˴�ϭف��� �쳀�♀�ϭ�䖄� �쳀�က䖄�䕥�䖄�က� �� �쳀�♀Rϭف��香 �က�Ĺ�က �㌳䁙�䀀 ����� �쳀�♀�쳀䕥 �䤨��ԯRက� 䖄��Ĺ��� 䖄��

    䖄�䖄�a �Ro�翿 �က䖄�����䖄 �က�ϴ� �˶က� �쳀�香翿�� �䤨��ԯRက��翿 �က�Ĺ�♀�쳀 �쳀�♀�쳀䕥 �䤨��ԯRက� �Ro �Ϯ��Η�� �翿�쀀�♠�猠䖄� �翿�쀀�♠�猠�

    �Η䁙���翿 �ή쳀�ϴ�䖄� �˶香

    “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-

    lapanglah di dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi

    kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah,

    niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

    orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

    Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah (58): 11)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya persembahkan untuk:

    1. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa selalu mencurahkan kasih

    sayang, mendidik dan membimbingku, dan do’a restunya yang tak pernah

    putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu kurindukan.

    2. Kepada suamiku tercinta yang selalu memberi semangat, motivasi, dan

    membantu dalam menyelesaikan skripsi.

    3. Kedua adikku tercinta yang senantiasa selalu membuatku semangat dalam

    belajar dan membuatku lebih bertanggung jawab dalam segala hal.

    4. Keluarga besarku yang tak henti- hentinya memberi semangat dan

    bimbingan.

    5. Teman- teman seperjuangan mahasiswa PAI angkatan 2011, dan teman-

    teman PPL, serta teman- teman KKN angkatan 2011, terimakasih atas

    kebersamaan kita dalam menuntut ilmu. Semoga senantiasa kita dapat

    menggapai cita- cita yang selama ini kita impikan.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    �Ꙁ䕁☠�Ꙁ䕁鹿䗌Ꙁ �Ꙁ䕁☠䕁Ꙁ䕁鹿䗌Ꙁ �䕁࠱ �Ꙁ䕁☠�Ꙁ

    Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha

    Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, serta hidayah- Nya skripsi dengan judul

    Pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar Aqidah

    Aklak pada siswa kelas VIII Mts Al Uswah Bergas bisa diselesaikan. Sholawat dan salam

    penulis haturkan kepada bagindan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW, serta kepada

    para sahabat, keluarga, dan orang yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajaran-

    ajaran Beliau.

    Penulis mengakui dan sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi,

    dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi

    kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu

    penulis ucapkan terima kasih dengan setulusnya kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

    3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

    4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku pembimbing yang telah mengarahkan,

    membimbing, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

    5. Ibu Dra. SitiAsdiqoh,M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa

    mengarahkan dan membimbing penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

    6. Bapak/Ibu, Dekan beserta karyawan yang telah membantu penulis untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

  • x

  • xi

    ABSTRAK

    Hastutik, PujiNur. 2015. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan PerhatianOrang TuaTerhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran AqidahAkhlaqpada SiswaKelasVIII MTs Al UswahBergaskabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015-2016. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan IlmuKeguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Bapak ImamMas Arum, M.Pd.

    Kata Kunci: Pendidikan orang tua, Prestasi belajar siswa

    Pendidikan dan perhatian orang tua berpengaruh besar terhadap prestasi belajarAkidah Akhlak pada siswa MTs Al-Uswah Bergas. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua terhadap prestasibelajar dan pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasibelajar siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergas Kabupaten Semarang tahunpelajaran 2015-2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahdengan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini denganmenggunakan angket dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 64 siswadari 144 siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergas Kabupaten Semarang tahunpelajaran 2015-2016 atau 25% dari keseluruhan populasi. Adapun dalampengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling.

    Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statisticdengan menggunakan rumusan alisis regresi satu prediktor.Pengujian hipotesis penelitianmenunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua berbeda.Untuk tingkat pendidikanorang tua di ketahui bahwa siswa yang memiliki kategori pendidikan orang tua siswadengan kategori tinggi 29 siswa (45%) kategori sedang 26 siswa (41%) kategori rendah 8orang (13%) ini berarti tingkat pendidikan orang tua di MTs Al Uswah Bergas KabupatenSemarang adalah tinggi. Dengan demikian dapat dibuktikan dari kategori kecenderunganprestasi belajar menunjukkan kategori tuntas sebanyak 40 siswa (62%) belum tuntas 24siswa (38%).

    Berdasarkan perhitungan determinasi (R2) sebesar 0,267menunjukkanbahwa tingkat pendidikan orang tua dan perhatian berpengaruh sebesar 26%terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergas KabupatenSemarang tahun 2015/2016.Berdasarkan hasil analisis regresi ganda dapat diketahui tingkat pendidikan orang tua memberikan relative sebesar 0,27% danprestasi belajar siswa 99,73% sedangkan sumbangan variabel tingkat pendidikanorang tua sebesar 0,07% dan variabel prestasi belajar siswa sebesar 26,63%.Sumbangan efektif total sebesar 26,7% yang berarti variabel tingkat pendidikanorang tua dan prestasi belajar siswa secara bersama – sama memberikan efektif26,7% sedangkan yang 73,3% di berikan oleh variabel yang lain.

    Berdasarkan penelitian di atas, dapat di simpulkan bahwa semakin tinggitingkat pendidikan dan perhatian orang tua akan semakin tinggi pula prestasibelajar siswa.

  • xii

    DAFTAR ISI

    SAMPUL ......................................................................................................................... i

    LEMBAR BERLOGO ..................................................................................................... ii

    HALAMAN JUDUL......................................................................................................... iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................................ vi

    MOTTO ........................................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN............................................................................................................. iii

    KATA PENGANTAR...................................................................................................... ix

    ABSTRAK........................................................................................................................ xi

    DAFTAR ISI.....................................................................................................................xii

    DAFTAR TABEL.............................................................................................................xiv

    DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………….. xvi

    BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1

    A... Latar Belakang Masalah................................................................................ 1

    B... Rumusan Masalah......................................................................................... 8

    C... TujuanPenelitian............................................................................................ 8

    D... Hipotesis Penelitian....................................................................................... 9

    E....Kegunaan Penelitian...................................................................................... 9

    F....Definisi Operasional......................................................................................10

    G...Metode Penelitian..........................................................................................13

    H... Sistematika Penulisan Skripsi....................................................................... 18

    BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................20

    A... Pendidikan..................................................................................................... 20

    B... Perhatian Orang Tua......................................................................................24

    C... PrestasiBelajar............................................................................................... 27

    D... Pengaruh Pendidikan Orang TuaTerhadapPrestasiBelajar...........................31

  • xiii

    BAB III METODE PENELITIAN........................................................................39

    A...DesainPenelitian.................................................................................. 39

    B...Tempat Dan WaktuPenelitian..............................................................39

    C...VariabelPenelitian……………………………………………………40

    D...DefinisiOperasionalVariabelPenelitian…………………………….. 40

    E... Populasi………………………………………………………………42

    F... TeknikPengumpulan Data……………………………………………42

    G...InstrumenPenelitian………………………………………………….43

    H...UjiCoba Instrument…………………………………………………. 44

    I.... TeknikAnalisis Data………………………………………………… 45

    BAB IV HasilPenelitian Dan Pembahasan........................................................... 60

    A...GambaranUmum................................................................................. 60

    B...Deskripsi Data..................................................................................... 69

    C...Interpretasi Data.................................................................................. 79

    D...Pengujian Hipotesis............................................................................. 81

    E... Pembahasan Hasil Penelitian............................................................... 86

    BAB V PENUTUP................................................................................................ 90

    A....Kesimpulan......................................................................................... 90

    B.... Implementasi...................................................................................... 91

    C....Saran………………………………………………………………... 92

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiv

  • xv

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Angket Penelitian

    Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup

    Lampiran 3 Lembar Konsultasi

    Lampiran 4 Nota Pembimbing

    Lampiran 5 Daftar Nilai SKK

    Lampiran 6 Permohonan Izin Penelitian

    Lampiran 7 SK Bukti Penelitian

    Lampiran 8 Surat Tugas Pembimbing

    Lampiran 9 Dokumentasi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANGMASALAH

    Dewasa ini umat Islam belum bisa terlepas dari perilaku dan moral

    yang tidak sesuai dengan nilai agama yang seharusnya mereka jauhi. Hal ini

    akan terus berlanjut dan berlarut-larut jika kaum muslimin tidak mencoba

    untuk mencari terapinya, yaitu dengan mengganti perilaku-perilaku terlarang

    ini dengan akhlak mulia yang telah diajarkan Islam (Mahmud,2004:70). Islam

    menetapkan keseimbangan tersempurna dalam akhlak. Islam memandang

    bahwa akhlak merupakan dasar utama bagi kaidah-kaidah dalam kehidupan

    sosial. Akhlak dalam Islam merupakan sekumpulan prinsip dan kaidah yang

    mengandung perintah atau larangan dari Allah. Prinsip-prinsip dan kaidah-

    kaidah tersebut dijelaskan oleh Rasulullah saw. Dalam perkataan, perbuatan,

    dan ketetapan-ketetapan beliau yang mempunyai kaitan dengan Tasyri’. Dan

    dalam menghadapi kehidupan, setiap muslim wajib berpegang pada prinsip-

    prinsip dan kaidah-kaidah tersebut (Mahmud, 2004:81). Maka dari itu upaya

    untuk memperbaiki akhlak diperlukan sistem pendidikan yang lebih baik.

    Hampir setiap hari, kita melihat contoh-contoh yang menyedihkan

    melalui film dan televisi, yang secara bebas mempertontonkan perilaku

    sadisme, mutilasi, kekerasan, premanisme, kejahatan, perselingkuhan, kawin

    siri, penyalahgunaan obat terlarang, dan korupsi, yang telah membudaya

    dalam sebagian masyarakat, bahkan di kalangan pejabat dan artis. Kita juga

    melihat, mendengar, dan menyaksikan, betapa para pemuda, pelajar, dan

  • 2

    mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa telah terlibat

    dengan VCD porno, pelecehan seksual, narkoba, geng motor, dan perjudian.

    Contoh-contoh tersebut erat kaitannya dengan kualitas pendidikan dan

    kualitas sumber daya manusia, serta menunjukkan betapa rendah dan

    rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa (Mulyasa, 2013:14).

    Sehubungan dengan kondisi tersebut, seharusnya pendidikan dan teknologi

    didayagunakan untuk mempengaruhi pola dan sikap serta gaya hidup

    masyarakat, guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan.

    Memasuki abad ke-21, perbaikan sektor pendidikan di Indonesia

    semakin diperhatikan, tidak hanya dalam jalur pendidikan umum, tetapi

    semua jalur dan jenjang pendidikan, bahkan upaya advokasi untuk jalur

    pendidikan yang dikelola oleh beberapa departemen teknis, dengan tuntutan

    social equity sangat kuat yang tidak hanya disuarakan oleh departemen terkait

    sebagai otoritas pengelola jalur pendidikan tersebut, tetapi juga para praktisi

    dan pengambil kebijakan dalam pembangunan sektor pembinaan sumber daya

    manusia, karena semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan merupakan unsur-

    unsur yang memberikan konstribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

    nasional (Rosyada, 2007:1).

    .Dody Heriawan Priatmoko, dengan mengutip pernyataan Schutz dan

    Solow, menegaskan bahwa pendidikan merupakan faktor penting dalam

    pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia

    (Rosyada, 2007:2). Pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat

    berpengaruh terhadap perkembangan SDM.

  • 3

    Dengan demikian, gagasan-gagasan tentang reformasi pendidikan di

    Indonesia menjadi sangat relevan, terutama dalam konteks penyiapan SDM

    yang berkualitas yang harus dimulai dengan perbaikan pendidikan pada semua

    jenis, jalur dan jenjang, dengan perbaikan komprehensif, baik pada wilayah

    makro dengan perkembangan regulasi, sistem dan berbagai kebijakan

    standarisasi pendidikan, maupun pada wilayah mikro di tingkat sekolah

    dengan berbagai perbaikan dalam aspek perencanaan, proses pembelajaran,

    dukungan alat dan sarana, serta perbaikan manajemen, yang semua itu perlu

    dilakukan untuk mencapai perbaikan pada hasil pendidikan (Rosyada, 2007:3).

    Sejalan dengan Joseph Murphy, Decker F. Walker menegaskan bahwa

    reformasi pendidikan itu menjangkau semua orang, kelompok dan unsur-

    unsur yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan, yakni siswa-siswa sekolah

    itu sendiri, para guru, orang tua siswa, pimpinan sekolah, kantor pemerintah,

    buku teks dan penerbit buku teks serta unsur-unsur lainnya (Walker,1997:80).

    Reformasi pendidikan tidak cukup hanya perbaikan dan perubahan

    dalam sektor kurikulum, namun siswa-siswanya sendiri harus diberi arah

    pandangan tentang belajar itu sendiri, bahwa bersekolah bukanlah sebuah

    formalitas sebagai warga Negara yang baik, tetapi mereka harus memperoleh

    kompetensi-kompetensi yang telah disepakati oleh kepala sekolah, guru, orang

    tua, serta user dari pendidikan itu sendiri (Rosyada, 2007:13). Untuk

    menjadikan Negara yang maju, harus mencetak generasi pemuda yang

    berprestasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah faktor

  • 4

    pendidikan. Pendidikan harus lebih diperhatikan dan dikembangkan baik

    metode pendidikan maupun tenaga kependidikan yang profesional. Oleh

    karena itu, untuk mendukung kegiatan kependidikan agar tercapainya generasi

    pemuda Indonesia yang berprestasi dan memiliki skill yang bagus adanya

    hubungan kerja sama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa.

    Antara keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa

    dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Di mana ada

    orang tua di situ ada anak merupakan suatu unsur dalam keluarga. Sebagai

    lembaga pendidikan, maka pendidikan yang berlangsung dalam keluarga

    bersifat kodrati karena adanya hubungan darah antara orang tua dan anak

    (Djamarah, 2004:3). Maka dari itu, peran orang tua dalam mendidik anak

    merupakan suatu hal yang penting.

    Untuk terjalin hubungan yang baik tentu saja banyak faktor yang

    mempengaruhinya. Misalnya, faktor pendidikan, kasih sayang, profesi,

    pemahaman terhadap norma agama, dan mobilitas orang tua. Hubungan yang

    baik antara orang tua dan anak tidak hanya diukur dengan pemenuhan

    kebutuhan materiil saja, tetapi kebutuhan mental spiritual merupakan ukuran

    keberhasilan dalam menciptakan hubungan tersebut. Keberhasilan

    membangun komunikasi keluarga yang harmonis dalam rangka mendidik

    anak cerdas tidak terlepas dari perhatian orang tua dalam memanfaatkan

    sejumlah prinsip etika komunikasi Islam ( Djamarah, 2004:4-6).

    Masalah kasih sayang yang diberikan orang tua terhadap anaknya

    adalah faktor yang sangat penting dalam keluarga. Kehilangan kasih sayang

  • 5

    akan mengganggu dan menggoncangkan jiwanya (Daradjat, 1995:24). Selain

    memberikan perhatian orang tua harus memberikan contoh yang baik dalam

    kehidupan, karena anak akan meniru tingkah laku orang tuanya.

    Orang tua memiliki peranan strategis dalam mentradisikan ritual

    keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan ke dalam jiwa anak.

    Kebiasaan orang tua dalam melaksanakan ibadah, misalnya seperti salat,

    puasa, infaq, dan sadaqah menjadi suri teladan bagi anak untuk mengikutinya.

    Di sini nilai-nilai agama dapat bersemi dengan suburnya di dalam jiwa anak.

    Kepribadian yang luhur agamis yang membalut jiwa anak menjadikannya

    insan-insan yang penuh iman dan takwa kepada Allah SWT. Cinta kasih

    memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan suami istri, orang tua

    dengan anak, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan antargenerasi

    sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh

    cinta kasih lahir dan batin (Djamarah, 2004:19-20)

    �Djama jỘ�a mŴ�j�m� �Ộ�a �mŴm䕉䦐m䲀m䦐 �䦐ma �mm♀ j��j䲀Ŕmh �䦐m呂䖢䦐䘡jjŔ �Ộma m䦐j呂Ŕmh ��h䦐䦐j䁣m䘡jj��䕉 j䦐䦐šj䦐mh m䦐�呂m䦐�呂jŔ �=�hm䦐 �m䘡䦐䖢�m呂

    � �䦐呂䦐š䦐j呂Ŕ

    Pembinaan ketaatan beribadah pada anak, juga mulai dari dalam

    keluarga. Pengalaman keagamaan, merupakan unsur-unsur positif di dalam

    pembentukan kepribadian yang sedang tumbuh dan berkembang

    (Daradjat,1995:60). Maka dari itu, orang tua perlu memilih sekolah yang tepat

    bagi anak-anaknya, misalnya sekolah yang bernuansakan Islami. Seperti MI,

    MTs, MAN dll.

  • 6

    MTs Al Uswah Bergas merupakan salah satu madrasah di naungan

    Kementrian Agama yang beralamatkan di jalan Masjid Tegalsari Bergaslor

    Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. MTs Al Uswah Bergas

    berkomitmen menyelenggarakan pendidikan baik dalam pendidikan formal

    maupun pendidikan keagamaan. Saat ini MTs Al Uswah Bergas memiliki 45

    orang tenaga pendidik dan 7 orang karyawan dengan jumlah siswa 765 siswa.

    Dalam menyelenggarakan pendidikan MTs Al Uswah Bergas menggalami

    berbagai macam fenomena, dengan keadaan jaman yang serba modern seperti

    sekarang ini. Melihat dari letak madrasah yang berada di kabupaten semarang

    yang mayoritas mata pencaharian orang tua siswa sebagai pekerja pabrik

    maka terjadi berbagai macam sifat dan tingkah laku siswa madarasah tersebut.

    Observasi yang dilakukan mayoritas latar belakang orang tua siswa

    terutama ibu berasal dari luar kabupaten semarang yang mata pencaharian

    mereka bekerja di sebuah pabrik di wilayah kabupaten semarang dengan

    jenjang pendidikan tertinggi di jenjang SMA, mengingat jam kerja di pabrik

    begitu ketat maka pengawasan dan perhatian yang seharusnya diberikan

    sangat minim. Mereka mendapatkan pengawasan dan perhatian ketika libur

    kerja, bahkan ketika orang tua mendapatkan jadwal lembur bekerja, dalam

    satu bulan sama sekali tidak mendapatkan perhatian karena orang tua bekerja

    berangkat pagi pulang malam. Hal ini sangat rentan karena banyak pengaruh

    yang tidak baik di lingkungan sekitar.

    Orang tua yang seharusnya sebagai filter dan mengarahkan akhirnya

    tidak terjadi. Jangankan memberikan perhatian, mengatur waktu untuk

  • 7

    bertemu saja kesulitan. Sehingga akhlak dan kepribadian anak tidak terbentuk,

    anak cenderung bersikap temperamen, sikap dan tutur kata kurang sopan,

    dalam berpakaian juga tidak rapi.

    Dalam hal ini orang tua cenderung berpikir menyekolahkan anaknya di

    MTs Al Uswah Bergas dengan harapan akhlak dan kepribadian anak akan

    terbentuk. Padahal tanpa adanya perhatian dan pengawasan dari orang tua

    anak kurang semangat dalam belajar, karena sedikit banyak perhatian yang di

    berikan orang tua menjadikan anak lebih percaya diri dalam belajar.

    Salah satu mata pelajaran agama di MTs Al Uswah Bergas yang sangat

    dominan untuk mendidik sifat dan tingkahlaku siswa-siswa madrasah yaitu

    mata pelajaran Akidah Akhlaq. Oleh karena itu dengan berbagai macam latar

    belakang pendidikan orang tua siswa di madarasah tersebut apakah

    berpengaruh terhadap prestasi belajar yang di peroleh siswa MTs Al Uswah

    Bergas khususnya mata pelajaran Akidah Akhlaq . Sehingga penulis terdorong

    untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul:

    PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIAN ORANG

    TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA

    SISWA KELAS VIII MTs AL USWAH BERGAS KABUPATEN

    SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015-2016.

  • 8

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil beberapa

    permasalahan yang terjadi antara lain:

    1. Bagaimana tingkat pendidikan orang tua siswa kelas VIII MTs AlUswah

    Bergas kabupaten Semarang?

    2. Bagaimana perhatian orang tua terhadap prestasi belajar Aqidah

    Akhlakpada siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

    3. Apakah tingkat pendidikanberpengaruhterhadap prestasi belajar siswa VIII

    MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

    4. Apakah perhatian orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

    VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

    5. Adakah pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap

    prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

    C. TUJUAN PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Mengetahui tingkat pendidikan orang tua pada siswa kelas VIII MTs

    AlUswah Bergas kabupaten Semarang.

    2. Mengetahui perhatian orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran

    Akidah Akhlak pada siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten

    Semarang.

    3. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap prestasi belajar siswa

    VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

  • 9

    4. Mengetahui perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs

    AlUswah Bergas kabupaten Semarang?

    5. Mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang

    tua terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten

    Semarang?

    D. HIPOTESIS PENELITIAN

    Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

    sementera terhadap terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

    data yang terkumpul (Arikunto,2006:71). Dikatakan sementara karena

    jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum

    didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

    Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan

    penelitian yang mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis akan diterima

    jika benar dan ditolak jika salah.

    Berdasarkan asumsi sementara, hipotesis penelitian ini adalah ada

    pengaruh yang positif antara tingkat pendidikan dan perhatian orang tua

    terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten

    Semarang.

    E. MANFAAT PENELITIAN

    1. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

    pengembangan pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan.

  • 10

    2. Secara praktis, pendidik dapat memperoleh pemahaman tentang

    pentingnya tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasi

    belajar aqidah akhlak.

    F. PENEGASAN ISTILAH

    Untuk menghindari kekurangjelasan atau pemahaman yang berbeda antara

    pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul

    penelitian. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang

    berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat dalam skripsi

    supaya pembaca dapat memahaminya.

    a. Tingkat Pendidikan

    Program pendidikan terdiri dari pendidikan formal, pendidikan non

    formal, dan pendidikan khusus. tingkat pendidikan formal diantaranya

    pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah umum terdiri atas sekolah

    menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA), pendidikan

    menengah kejuruan (SMK), dan pendidikan tinggi (S1,S2,S3). Pendidikan

    non formal adalah pendidikan keluarga dan pendidikan luar sekolah.

    Pendidikan khusus diantaranya sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah

    menengah pertama luar biasa(SMPLB), sekolah menegah atas luar biasa

    (SMALB), (Mulyasa,2009:30-33). Adapun indikator pada tingkat

    pendidikan adalah:

    1. Pendidikan Dasar (SD/MI)

    2. Pendidikan Menengah Pertama (SMP/MTs)

    3. Pendidikan Menengah Atas (SMA/SMK/MA)

  • 11

    4. Pendidikan Tinggi (S1,S2,S3)

    b. Perhatian

    Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek,

    baik di dalam maupun diluar dirinya(Ahmadi dan Umar, 1982:106).

    Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek

    yang direaksi pada suatu waktu. Objek yang menjadi sasaran mungkin hal-

    hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan, pengertian,

    perasaan, dan sebagainya. hal-hal yang berada di luar dirinya, misalnya :

    keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan sebagainya.

    Peneliti sendiri mengartikan perhatian merupakan suatu tindakan

    yang sering ditunjukan oleh seseorang terhadap apa yang disayangi,

    seperti orang tua mengingatkan anaknya ketika berbuat salah, lupa, dan

    bertindak kurang sopan. Guru menegur siswa yang nakal.

    Adapun indikator dalam perhatian adalah:

    1. Mengingatkan untuk selalu berdoa

    2. Mengingatkan untuk selalu berusaha

    3. Mengingatkan untuk selalu bersyukur

    4. Mengingatkan untuk menghindari sifat putus asa.

    5. Memberi contoh dalam kehidupan sehari – hari

    (sholat,mengaji,berbuat baik dll)

    6. Memberi nasehat kepada anak.

  • 12

    c. Orang Tua

    Orang tua adalah orang yang menjadi panutan anaknya. Setiap

    anak, mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua tingkah laku

    orang tuanya ditiru oleh anak itu. Orang tua adalah pendidik utama dan

    pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik

    utama, karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik pertama, karena

    merekalah yang pertama mendidik anaknya (Ahmad, 1995:7-8). Orang tua

    merupakan orang yang pertama memberikan pendidikan yang akan

    dibekalkan kepada seorang anak untuk menghadapi kehidupan yang

    semakin modern.

    d. Prestasi belajar

    Prestasi adalah suatu hasil akhir dari sebuah aktivitas belajar.

    Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi

    perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan

    kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-

    obatan (Sriyati,Lilik, 2011:17). Prestasi belajar yang dikehendaki peneliti

    adalah nilai tes semester siswa dan hasil yang dicapai tertinggi mencapai

    nilai 87.

    e. Akidah Akhlak

    Akidah adalah suatu kepercayaan atau keyakinan. Sedangkan

    akidah yang benar adalah dengan menyakini zat Allah, sifat-sifat, dan

    nama-nama sesuai dengan yang dia agungkan kepada zat-Nya sendiri

    (Mahmud, 2004:85). Sedangkan Akhlak adalah sebuah sistem yang

  • 13

    lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik atau tingkah laku yang

    menjadikan seseorang itu istimewa (Mahmud, 2004:26). Jadi, dasar

    pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang benar

    terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari akidah dan

    pancaran darinya. Oleh karena itu, jika seseorang berakidah dengan benar

    niscaya akhlaknya pun akan benar, baik, dan lurus. Begitu pula sebaliknya,

    jika akidahnya salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar.

    G. METODE PENELITIAN

    Metodologi penelitian sering disebut sebagai metodologi research

    yang berarti sebagai usaha untuk menentukan, mengembangkan, dan menuju

    suatu kebenaran pengetahuan. Usaha itu dilakukan dengan menggunakan

    metode ilmiah.

    Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa untuk menentukan

    kebenarannya ilmiah, harus memahami metode ilmiah. Adapun metode ilmiah

    yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

    1. Populasi dan Sampel

    Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang

    ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

    penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sampel adalah sebagian atau

    wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:130). Arikunto berpendapat,

    bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus orang lebih baik di ambil

    semua, sedangkan apabila lebih dari seratus maka di ambil sampel antara

    10-25% atau 25-50% atau lebih

  • 14

    Berdasarkan penjelasan tentang populasi di atas, maka penulis

    mengambil populasi pada siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergasyang

    berjumlah 144 siswa. Peneliti mengambil sampel 25% dari 144 siswa

    adalah 36 siswa.

    2. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang penyusun gunakan dalam penelitian

    ini adalah:

    a. Observasi

    Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut

    pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian

    terhadap Sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra

    (Arikunto, 2006:156). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

    metode observasi untuk mengamati keadaan atau lokasi penelitian

    apakah sekolah tersebut layak untuk diadakan penelitian dan untuk

    menghasilkan apa yang ingin diperoleh.

    b. Metode kuisioner (angket)

    Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

    untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

    pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151)

    Angket digunakan peneliti untuk disebarkan kepada responden

    yang berisi tentang pertanyaan dan jawaban sehingga untuk dijawab

    dan mengetahui hasilnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan

    data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan

  • 15

    diukur atau apa yang bisa diharapkan dari responden. (Sugiyono,

    2009:199)

    c. Metode dokumentasi

    Dokumentasi, asal dari katanya dokumen, yang artinya barang-

    barang tertulis (Arikunto, 2006:158). Metode dokumentasi yang

    peneliti gunakan yaitu untuk mendapatkan data-data yang

    berhubungan dengan masalah misalnya: Gambaran umum madrasah,

    letak geografis, visi dan misi, tujuan madrasah, sarana prasarana,

    struktur organisasi, data guru dan karyawan serta daftar nama

    responden.

    Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk

    memperoleh keterangan-keterangan yang berwujud data catatan

    penting atau dokumentasi penting yang berhubungan dengan masalah

    yang akan diteliti dari lembaga yang berperan dalam masalah tersebut.

    Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data nama, jumlah dan

    nilai siswa.

    d. Analisis Data

    Setelah data selesai dikumpulkan maka langkah selanjutnya

    adalah menganalisa atau mengolah data. Dalam penelitian ini penulis

    menggunakan analisis data statistik yaitu:

    a) Untuk mengetahui analisis pendahuluan digunakan teknik analisis

    data prosentase frekuensi dengan rumus Regresi Ganda. Analisis ini

  • 16

    digunakan untuk mengetahui prosentase skor dari masing-masing

    variabel.

    b) Analisis lanjut

    Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan

    orang tua terhadap hasil belajar dan pengaruh perhatian orang tua

    terhadap hasil belajar menggunakan rumus Product Moment.

    Sedangkan untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat pendidikan

    orang tua dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar Aqidah

    Akhlak menggunakan rumus Regrensi Ganda. Karena dalam

    penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam 2

    kategori meliputi variabel independent(variabel bebas) yaitu tingkat

    pendidikan orang tua (X1) dan perhatian orang tua (X2). Sedangkan

    variabel yang ketiga adalah variabel dependent(variabel terikat) yaitu

    prestasi belajar Aqidah Akhlak (Y). Adapun rumusnya yang terdapat

    dalam bukunya Sugiyono (2010: 225) adalah sebagai berikut:

    1) Mencari pengaruh variabel X1 terhadap Y sebagai berikut:

    rX1Y=N.∑x₁y− (∑x₁)(∑y)

    N x∑ ₁2−(∑x₁)² N∑y²−(∑y)²

    Keterangan:

    rX1Y : Angka indeks korelasi “r” Product Moment

    N : Number of case

    ∑X1Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor Y

    ∑X1 : Jumlah seluruh skor X1

    ∑Y : Jumlah seluruh skor Y

  • 17

    2) Mencari pengaruh variabel X2 terhadap Y sebagai berikut:

    rX2Y=N.∑x₂y− (∑x₂)(∑y)

    N∑x₂²−(∑x₂)² N∑y²−(∑y)²

    Keterangan:

    rX2Y : Angka indeks korelasi “r” product moment

    N : Number of case

    ∑X2Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X2dan skor Y

    ∑X2 : Jumlah seluruh skor X2

    ∑Y : Jumlah seluruh skor Y

    3) Mencari korelasi X1 dan X2 sebagai berikut:

    rX1X2=N.∑x₁x₂− ∑x₁ ∑x₂

    N∑x₁²− ∑x₁ ² N∑x₂²− ∑x₂ ²

    4) Untuk menguji Regrensi Ganda dengan mengkorelasikan ketiga

    variabel rumusnya sebagai berikut:

    RX₁X₂Y= r2x1y+r2x2y−2rx1y.rx2y.rx1x2

    1−r2x1x2

    Keterangan:

    R X1X2Y : Korelasi ganda antara X1X2 dan Y

    rX1Y : Korelasi antara rx1y

    rX2Y : Korelasi antara rx2y

    rX1X2 :Korelasi antara rx1x2

  • 18

    Korelasi yang dihasilkan baru berlaku untuk sampel yang diteliti.

    Apakah hubungan itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus

    diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut:

    Fh =�2�t

    (1 − �2)�(a − t − 1)

    Keterangan:

    R : Koefisien korelasi ganda

    k : Jumlah variabel independent

    n : Jumlah anggota sampel

    Hasil ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel (Ft),

    dengan dk pembilang = k dan dk penyebut (n-k-1) dan taraf kesalahan

    5% dan 1%. Dalam hal ini berlaku ketentuan apabila Fh lebih besar

    dari Ft maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan,

    yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Atau bisa dikatakan

    Ho ditolak.

    H. SISTEMATIKA PENULISAN

    Skripsi ini disusun terdiri dari lima bab yang secara sistematis

    dijabarkan sebagai berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Pada pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,

    Rumusan masalah, tujuan, Hipotesis, manfaat penelitian, definisi

    operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  • 19

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Pada bab ini, diuraikan sebagai pembahasan teori yang

    menjadi landasan teori penelitian, yaitu tentang pengertian

    Pendidikan, orang tua, perhatian, dan pengaruhnya terhadap

    prestasi belajar Aqidah Akhlak bagi anak.

    BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

    Pada bab ini laporan tentang gambaran umum MTs Al-

    uswah Bergas, sejarah umum berdirinya MTs Al-Uswah Bergas,

    visi dan misi, keadaan siswa,struktur orgnisasi, data tentang

    tingkat pendidikan, perhatian orang tua dan prestasi belajar

    Aqidah Akhlak siswa.

    BAB IV : ANALISIS DATA

    Dalam bab ini meliputi analisa pertama, kedua, dan analisa

    hipotesis.

    BAB V : PENUTUP

    Dalam bab ini diakhiri dengan kesimpulan, saran, dan

    penutup.

  • 20

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Pendidikan

    1. Pendidikan

    Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani paedagogie

    yang berarti ‘’pendidikan’’ dan paedagogia yang berarti ‘’ pergaulan

    dengan anak-anak’’. Pendidikan bisa diartikan sebagai usaha yang

    dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan dengan anak-anak

    untuk membimbing/memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya

    kearah kedewasaan. Atau dengan kata lain, pendidikan ialah bimbingan

    yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak

    dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani, agar berguna bagi

    diri sendiri dan masyarakatnya.

    Dalam bahasa Inggris, kata yang menunjukkan pendidikan adalah

    ‘’education’’ yang berarti pengembangan atau bimbingan (Muslih,

    2008:12-16). Pendidikan merupakan media dalam menyiapkan generasi

    muda muslim yang bertaqwa kepada Allah, hidup dengan aqidahnya,

    melakukan syiar agamanya, bargaul dengan sesama dengan cara yang

    lurus, mengaplikasikan perintah agama dan menjauhi larangannya dalam

    seluruh aspek kehidupan individu, keluarga, sosial kemasyarakatan,

    masyarakat lokal atau internasional (Hafidz, kastolani, 2009:1).

    Terbentuknya masyarakat dimulai dari ketidaktahuan dan tanpa

    ilmu pengetahuan, kemudian belajar dengan mengikuti proses pendidikan

  • 21

    berdasar pada standar sosial kemasyarakatan, sesuai dengan ideologi,

    sistem aturan, dan lembaga-lembaga keilmuan dan pendidikan yang

    bertanggungjawab atas proses pengajaran masyarakat dan bangsa ( Hafidz,

    Kastolani, 2009:5).

    Pendidikan pada saat yang era modern ini sangat penting bagi anak

    didik, karena dengan adanya berbagai macam perkembangan baik

    teknologi dan ilmu pengetahuan kita harus bisa mendidik anak dengan

    penuh kesungguhan dan kematangan dalam mengembangkan suatu ilmu

    pengetahuan, agar tidak ketinggalan dengan zaman yang penuh dengan

    kecanggihan. Anak harus kita bekali dengan berbagai ilmu pengetahuan

    baik ilmu agama sebagai pondasi atau modal utama dalam membentuk

    suatu kepribadian anak dan juga membekali ilmu pengetahuan yang

    bersifat keduniaan seperti: Ilmu Matematika, Biologi, Fisika, Bahasa

    Inggris dan Bahasa Arab . Kedua ilmu itu harus kita tekuni agar

    kehidupan kita mencapai keseimbangan antara kehidupan dunia dan

    kehidupan akherat agar kita termasuk dalam orang –orang yang

    beruntung di dunia maupun keberuntungan kelak di akherat.

    Pendidikan yang paling utama bagi anak adalah pendidikan di

    dalam keluarga, oleh karena itu maka tingkat pendidikan orang tua

    berpengaruh besar terhadap perkembangan pendidikan anak, karena

    keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat

    tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan

  • 22

    batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan

    saling menyerahkan diri (Djamarah,Syaiful,Bahri.2004:17).

    Untuk menciptakan keluarga sejahtera tidak mudah, kaya atau

    miskin bukan satu-satunya indikator untuk menilai sejahtera atau tidaknya

    suatu keluarga. Tidak mustahil dalam keluarga yang miskin secara

    ekonomi ditemukan kesejahteraan. Banyakaspek yang ikut menentukan

    diantaranya pendidikan, kesehatan, budaya, kemandirian keluarga, dan

    mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk

    mencapai keluarga sejahtera.

    Penyelenggaraan pengembangan keluarga yang berkualitas

    ditujukan agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil

    sehingga dapat menjalankan fungsi keluarga secara optimal. Sedangkan

    fungsi keluarga itu sendiri berkaitan langsung dengan aspek-aspek

    keagamaan, budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi, dan

    pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan

    (Djamarah,Syaiful,Bahri,2004:19).

    Cinta kasih adalah tali jiwa antara orang tua dan anak. Cinta kasih

    memberikan landasan yang kokoh terhadap suami istri, orang tua dengan

    anak, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan antargenerasi

    sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang

    penuh cinta kasih lahir dan batin. Rasa aman dalam kebersamaan mampu

    menumbuhkan kehangatan cinta kasih secara timbal balik. Cinta kasih

    yang disemai oleh orang tua mendapat sambutan hangat dari anak untuk

  • 23

    membalasnya. Oleh karena itu, perpaduan cinta kasih dan kerinduan

    dapat mengakrabkan hubungan orang tua dengan anak dalam keluarga.

    2. Pengertian Pendidikan Menurut Agama Islam

    Pengertian agama dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu: ‘’

    kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban–

    kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Menurut M.A. Tihami

    pengertian agama yaitu:

    a. Al-din (agama) menurut bahasa terdapat banyak makna, antara lain al-

    Tha’at (ketaatan), al-Ibadat (ibadah), al-Jaza (pembalasan), al-Hisab

    (perhitungan).

    b. Dalam pengertian syara’, al-din (agama) ialah keseluruhan jalan hidup

    yang ditetapkan Allah melalui lisan Nabi-Nya dalam bentuk

    ketentuan-ketentuan (hukum). Agama itu dinamakan al-din karena

    kita manusia menjalankan ajarannya berupa keyakinan (kepercayaan)

    dan perbuatan. Agama dinamakan juga al-millah, karena Allah

    menuntut ketaatan kepada Rasul dan kemudian Rasul menuntut

    ketaatan kepada kita (manusia). Agama juga dinamakan syara’

    (syariah) karena Allah menetapkan atau menentukan cara hidup

    kepada kita (manusia) melalui lisan Nabi.

    Islam itu sendiri adalah ‘’ agama yang diajarkan oleh Nabi

    Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an, yang

    diturunkan kedunia melalui wahyu Allah SWT.

  • 24

    Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa

    pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai

    pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama

    islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun

    masyarakat (Muslih, 2008:12-16).

    B. Perhatian Orang Tua

    1. Perhatian

    Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek,

    baik di dalam maupun diluar dirinya(Ahmadi dan Umar, 1982:106).

    Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek

    yang direaksi pada suatu waktu. Objek yang menjadi sasaran mungkin hal-

    hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan, pengertian,

    perasaan, dan sebagainya mungkin hal-hal yang berada di luar dirinya,

    misalnya : keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan

    sebagainya. Selain itu perhatian juga berpengaruh dalam kehidupan

    bersosialisasi di rumah, sekolah, maupun di masyarakat.

    Peneliti sendiri mengartikan perhatian merupakan suatu tindakan

    yang sering ditunjukkan oleh seseorang terhadap apa yang disayangi.

    Contoh : orang tua mengingatkan anaknya ketika berbuat salah, lupa, dan

    bertindak kurang sopan, Guru menegur siswa yang nakal.

    2. Orang Tua

    Orang tua adalah orang yang menjadi panutan anaknya. Setiap

    anak, mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua tingkah laku

  • 25

    orang tuanya ditiru oleh anak itu. Orang tua adalah pendidik utama dan

    pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik

    utama, karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik pertama,

    karena merekalah yang pertama mendidik anaknya (Ahmad, 1995: 7-8).

    Teori psikologi telah dikembangkan oleh para ahli dalam kaitannya

    dengan upaya mendidik dan mengajar anak. Teori Tabularasa J.Locke

    (Soegarda Poerbakawatja),1981:194), umpamanya, manyatakan bahwa

    anak adalah laksana kertas putih bersih yang diatasnya boleh dilukis apa

    saja menurut keinginan orang tua dan para pendidik, atau laksana lilin

    lembut yang bisa dibentuk menjadi apa saja menurut keinginan para

    pembentuknya.

    Bagi orang tua yang tingkat pendidikannya rendah akan

    memberikan coretan diatas kertas putih tadi berupa coretan-coretan tetapi

    belum diketahui dengan jelas makna dari tulisan tersebut berbeda dengan

    orang tua yang berpendidikan tinggi akan memberikan tulisan yang

    bermakna jelas pada lembar kertas. Maksudnya bagi orang tua yang

    berpendidikan tinggi akan memberikan arah atau pandangan hidup kepada

    anaknya sehingga anak dapat memilih pilihannya sendiri tanpa adanya

    paksaan dari orang tuanya. Selain dilihat dari tingkat pendidikan orang tua,

    perhatian orang tua terutama dalam beribadah berpengaruh terhadap

    prestasi belajar anak.

  • 26

    3. Belajar

    Belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum lahir sudah

    terjadi belajar atau dikenal dengan pendidikan prenatal, dan akan terus

    berlanjut hingga ajal tiba. Belajar adalah perubahan relatif permanen

    dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman

    dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam

    penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyati,Lilik, 2011:17).

    Kegiatan pembelajaran akan berhasil apabila sering diadakan

    latihan-latihan. Latihan akan meningkatkan hasil apabila masing-masing

    anak mengetahui hasil akhir dari latihan tersebut. Selain dengan latihan

    seorang anak akan meningkatkan prestasi belajarnya apabila mendapatkan

    perhatian dari orang tuanya karena menjadikan anak untuk semangat

    dalam belajar.

    4. Aqidah Akhlaq

    Islam menetapkan keseimbangan tersempurna dalam akhlak. Islam

    memandang bahwa akhlak merupakan dasar utama bagi kaidah-kaidah

    dalam kehidupan sosial. Akhlak dalam Islam merupakan sekumpulan

    prinsip dan kaidah yang mengandung perintah atau larangan dari Allah.

    Prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah tersebut dijelaskan oleh Rasulullah

    SAW. Dalam perkataan, perbuatan, dan ketetapan-ketetapan beliau yang

    mempunyai kaitan dengan Tasyri’. Dan dalam menghadapi kehidupan,

    setiap muslim wajib berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah

    tersebut (Mahmud, 2004:81). Maka dari itu upaya untuk memperbaiki

  • 27

    akhlak diperlukan sistem pendidikan yang lebih baik. Dalam pendidikan

    formal di tuangkan dalam mata pelajaran aqidah akhlaq.

    C. Prestasi Belajar

    1. Pengertian Prestasi Belajar

    Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. (Tim Penyusun Kamus

    Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3, hlm895).Sedangkan

    belajar adalah erangakaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh

    suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu

    dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif,

    dan psikomotor. (Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Ed. 2,

    (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 13.)

    Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan terhadap

    materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil belajar yang dinyatakan

    dengan skore setelah mengikuti kegiatan belajar. Dapat puladiambil

    kesimpulan bahwa prestasi seseorang itu tidak selalu merupakan

    gambaran dari kemampuan yang sebenarnya dari orang yang

    bersangkutan. Dengan kata lain, prestasi belajar tidak selalu sama dengan

    kecakapan sebenarnya hanya merupakan sebagian dari unsur-unsur

    pembentukan suatu prestasi. Sesuai dengan hadits “Carilah ilmu walau di

    negeri Cina, sesungguhnya mencari ilmu wajib atas setiap muslim.”

    (H.R.Al Baihaqi).

    Berdasarkan hadits diatas, menunjukkan bahwa belajar adalah

    sesuatu yang sangat ditekankan dan dianjurkan bahkan diwajibkan bagi

  • 28

    kaum muslim. Sehingga kecakapan yang tinggi bukan jaminan yang

    mutlak atas tercapainya prestasi yang tinggi. Sebaliknya kecakapan yang

    rendah tidak selalu menghasilkan prestasi yangrendah pula.

    2. Ranah Prestasi Belajar

    Menurut Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan

    Baru, hlm. 148-150.Prestasi belajar ini dilihat dari tiga ranah yang

    meliputi:

    1) Ranah cipta (kognitif), menitik beratkan pada kecerdasan dan

    kemampuan akal dalam menguasai pengetahuan yang diterima.

    Meliputi:

    a) Pengamatan: dapat menunjukkan, dapat membandingkan dan

    dapat menghubungkan.

    b) Ingatan: dapat menyebutkan dan dpat menunjukkan kembali.

    c) Pemahaman: dapat menjelaskan dan dapat mendefinisikan

    dengan lisan sendiri.

    d) Penerapan: dapat memberikan contoh dan dapat menggunakan

    secara tepat.

    e) Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti):dapat

    menguraikan dan dapat mengklasifikasikan/memilah-milah.

    f) Sintesis (membuat paduan baru dan utuh): dapat

    menghubungkan, dapat menyimpulkan dan dapat

    menggeneralisasikan (membuat prinsip umum).

  • 29

    2) Ranah rasa (afektif), yang menyangkut pada bidang sikap.

    Meliputi:

    a) Penerimaan: menunjukkan sikap menerima dan

    menunjukkansikap menolak

    b) Sambutan: kesediaan berpartisipasi dan kesediaan

    memanfaatkan.

    c) Apresiasi (sikap menghargai): menganggap penting

    danbermanfaat, menganggap indah dan harmonis dan

    mengagumi.

    d) Internalisasi (pendalaman): mengakui dan meyakini, dan

    mengingkari.

    e) Karakterisasi (penghayatan): melembagakan atau meniadakan

    dan menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari.

    3) Ranah karsa (psikomotor), menekankan pada ketrampilan atauskill.

    Meliputi:

    a) Keterampilan bergerak dan bertindak: mengkoordinasikan

    gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya.

    b) Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal: mengucapkan dan

    membuat mimik dan gerakan jasmani.

    Dari ketiga ranah tersebut yang lebih penting adalah ranah afektif,

    karena walaupun mempunyai kecerdasan yang tinggi dan ketrampilan

    yang memadai, namun dalam diri anak itu tidak mempunyai sifat yang

    terpuji, tentunya kedua ranah yang lain tidak berfungsi.

  • 30

    3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Menurut Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan

    Baru, hlm. 129-136. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi

    belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:

    1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi

    jasmani (aspek fisiologis) dan rohani (aspek psikologis) siswa.

    a) Aspek fisiologis, seperti:

    (1) Tonus (tegangan otot): yang menandai tingkat

    kebugaranorgan-organ tubuh dan sendi-sendinya dalam

    mengikutipelajaran.

    (2) Mata dan telinga.

    b) Aspek psikologis, meliputi:

    (1) Inteligensi siswa: kemampuan psiko-fisik untuk

    mereaksirangsangan atau menyesuaikan diri dengan

    lingkungandengan cara yang tepat.

    (2) Sikap siswa: gejala internal yang berdimensi afektif

    berupakecenderungan untuk mereaksi atau merespons

    (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap

    objekorang, barang, dan sebagainya, baik secara positif

    maupunnegatif.

  • 31

    (3) Bakat siswa: kemampuan potensial yang dimiliki

    seseoranguntuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

    datang.

    (4) Minat siswa: kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

    ataukeinginan yang besar terhadap sesuatu.

    (5) Motivasi siswa: keadaan internal organisme, baik

    manusiaataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat

    sesuatu.

    2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungandi

    sekitar siswa.

    a) Lingkungan sosial, meliputi orang tua dan keluarga,tenagapendidik

    dan kependidikan, teman sebaya, dan masyarakat.

    b) Lingkungan nonsosial, meliputi: gedung sekolah dan

    letaknya,rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar,

    keadaancuaca dan waktu belajar yang digunakan.

    3. Faktor pendekatan belajar (appoarch to learning), yakni jenis upaya

    belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

    untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

    D. Pengaruh Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar

    1. Keluarga sebagai lembaga pendidikan

    Keluarga merupakan kelompok sosial dimana ia belajar

    mengatakan dirinya sebagai manusia sosial. Kehidupan sosial dalam

    keluarga ini sangat mempengaruhinya bila kelak ia berhubungan atau

  • 32

    berinteraksi dengan orang luar lingkungan keluarga.Orang tua dituntut

    berbagai macam kebutuhan yang antara lain adalah kebutuhan akan

    pendidikan. Maka pengaruh keluarga besar sekali atas perkembangan

    anak. Dasar-dasar kelakuan daripada anak didik tertanam sejak dalam

    keluarga, juga sikap hidup dan kebiasaanya. Didalamkeluargalah anak itu

    hidup sebagian dari waktunya. Jelaslah bahwa pendidikan dalam keluarga

    merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.

    Pada dasarnya, dalam lingkungan keluarga telah terjadi proses

    pendidikan bagi pembentukan kepribadian anak. Hal ini karena segala

    sesuatu yang ada dalam keluarga, sangat berpengaruhdan menentukan

    corak perkembangan anak.

    Keluarga memiliki karakteristik tersendiri, terhadap bagaimana

    fungsi dan perannya sehingga dominasi dalam pembinaan anak,

    kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tualah sebagai pendidik pertama

    dan utama, dituntut agar pandai mensiasati dan bertanggung jawab atas

    keberhasilan pendidikan putra-putrinya agar mencapai kebahagiaan.

    2. Kedudukan orang tua dalam keluarga

    Pada umumnya pendidikan dalam keluarga itu bukan berpangkal

    tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir daripengetahuan mendidik,

    melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan

    kemungkinan-kemungkinan alami membangun situasi dan interaksi

    pendidikan di dalam lingkungan keluarga.

  • 33

    Bukan hal yang aneh bila dikatakan bahwa orang tua adalah

    segala-galanya bagi anak, sebagai pelindung, figur yang harus ditiru

    tingkah lakunya, termasuk pula pengalaman akademisnya. Orang tua

    memiliki andil yang besar dalam kemajuan pendidikan anak. Karena

    kemungkinan adanya kemampuan membeikan bantuan yang sangat

    diperlukan anak, baik sebagai pembimbing dalam belajar dan dalam

    memecahkan kesulitan belajar maupun sebagai motivator,

    sebagaitumpahan bertanya dan sebagai sumber informasi bagi anak.Di

    samping itu, hal yang perlu disebutkan meskipun kurang begitu dominan

    bagi anak, yaitu bahwa orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang

    baik dapat juga mempengaruhi prosesidentifikasi anak

    dengan dengan orang tuanya. Identifikasi itu sendiri dapat diartikan

    sebagai dorongan untuk menjadi atau sama dengan orang lain.

    Dalam kedudukannya memang sudah seharusnya orang tua

    melaksanakan pendidikan dan pengajaran terhadap anak. Maka dalam hal

    ini jelas orang tua harus mampu bertindak seperti guru untuk mendidik

    dan mengajar sebaik-baiknya kepada anak mengenai bekal utama dalam

    mengarungi bahtera kehidupan kelak setelah ia dewasa. Orang tua sebagai

    kepala keluarga bertanggung jawabuntuk mencukupi segala kebutuhan

    hidup. Demikian pula orang tua berkewajiban untuk menjaga keselamatan

    diri dalam keluarga dari segala macam ancaman dan gangguan agar dapat

    mencapai kebahagiaan, ketentraman, ketenangan, kesejahteraan hidup

    baik di dunia maupun di akhirat.

  • 34

    Dengan demikian orang tua harus dapat memberikan bimbingan,

    pengarahan, dan tauladan yang baik terhadap anaknya baik dalam bentuk

    ucapan maupun sikap. Karena pada hakikatnya sikap dapat dibentuk

    dalam beberapa suasana dan lingkungan.

    3. Kewajiban orang tua terhadap anaknya

    Anak adalah buah kasih sayang keluarga, buah cinta suami istri.

    Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Seperti diketahui, anak

    dilahirkan dalam sutu lingkungan keluarga. Keluargamerupakan wadah

    yang ertama-tama dan merupakan dasar yang fundamental bagi

    perkembangan dan ertumbuhan anak. Kebiasaan dan jalan hidup orang

    tua memberikan dasar terhadap pembentukan kepribadian anak. Dan ini

    dapat menjurus kearah ang positif/baik dan kearah negatif/buruk.

    Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan bersifat

    alamiah. Dalam lingkungan keluarga dipersiapkan, anak jalani tingkatan

    perkembangan untuk memasuki dunia orang dewasa dalam bahasa adat

    istiadat dan kebiasaan, ibu dan bapak saling melengkapi, isi mengisi

    dalam menerima dan mengolah proses pembudayan itu. Maka orang

    tualah menjadi pendidik utama dan pertama. Karena dari merekalah anak

    mula-mula menerima pendidikan. Dan pendidikan orangtua akan

    menetukan baik buruknya anak.

    “In more and more families today, both parents holdfull-time or

    part-time jobs outside the home. This means that these parents must make

  • 35

    special arrangements for the needs of their children”.(Dalam keluarga

    semakin banyak hari ini, baik orang tua memiliki pekerjaan penuh waktu

    atau paruh waktu dari luar rumah. Ini berarti bahwa orang tua harus

    membuat pengaturan khusus untuk kebutuhananak-anak mereka. Semakin

    banyak perempuan memasuki dunia kerja, maka perlu cara-cara kreatif

    untuk memberikan perawatan yang berkualitas dalam program

    pendidikan anak-anak).

    Oleh karena itu, orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya

    dalam semua bidang, apakah itu ilmu pengetahuan umum, agama, adab,

    moral, kepribadian serta perilaku yang utama. Berhasil tidaknya proses

    pendidikan anak, tergantung bagaimana cara orang tuanya dalam

    memberikan arahan dan bimbingan. Adapun kewajiban orang tua

    terhadap anak-anaknya tidak cukup dengan bekal pendidikan

    formal.Pendidikan formal dapat dilakukan lembaga pemerintah maupun

    swasta, adapun tujuan pendidikan formal adalah untuk memberikan bekal

    bagi kehidupa anak-anak dimasa mendatang sehingga akan menjadi anak

    yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.

    4. Perlunya kebijaksanaan orang tua dalam mendidik anak

    Keluarga merupakan lingkungan yang primer dan bersifat

    fundamental. Di dalam keluargalah anak dibesarkan untuk memperoleh

    penemuan-penemuan dan belajar yang memungkinkan dirinya untuk

    perkembangan lebih lanjut.

  • 36

    Sebagai orang tua yang bertangung jawab mengasuh dan mendidik

    ankanya, segala keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakantanggung

    jawab tidak lepas dari tudingan mereka. Berbagai macam cara mendidik

    yang dilakukan oleh orang tua antara satu dengan yang lain tidak sama

    sesuai dengan prinsip mereka masing-masing. Namun banyak juga yang

    sering mengeluh keadaan anak-anaknya, misalnya saja nakal, tidak mau

    belajar, tidah patuh dan sebagainya. Sehingga tidak semua cara dan taknik

    mendidik yang dilaksanakan orang tua dalam mendidik anak dalam

    keluarga bisa menghasilkan sesuai yang diharapkan. Adapun sifat-sifat

    kepemimpinan orang tua di dalam keluarga meliputi:

    a) Sifat kepemimpinan otoriter

    Orang tua adalah pemegang peranan utama dan semua kekuasan

    ada padanya. Sedang anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk

    mengemukakan pendapat. Anak selalu dianggap sebagaianak kecil

    dan tidak mendapat kesempatan untuk bereksplorasi dan

    berexperimen sendiri. Karena semuanya ditentukan oleh orang tua,

    akibatnya tidak pernah terpenuhi semua kebutuhan anak yang

    akhirnya merupakan tekanan jiwa anak.

    Sebagai akibat yang lebih jauh akan berpengaruh kepada sifat-

    sifat kepribadaian anak. Sehingga kemungkinan sifatanak dari

    keluarga otoriter adalah kurang inisiatif, gugup, ragu-ragu, suka

    membangkang, menentang kewibawaan orang tua, penakut, dan

    penurut.

  • 37

    b) Sifat kepemimpinan yang liberal

    Pimpinan orang tua di dalam keluarga kurang begitu tegas.

    Anak menentukan sendiri apa yang dikehendaki, karena orang tua

    memberikan kebebasan kepada anaknya.orang tua tidak memegang

    fungsi sebagai pemimpi yang berwibawa, sehingga suasana keluarga

    menjadi bebas. Karena tidak adanya norma-norma yangharus dianut.

    Keadaan yang demikian mempunyai pengaruh yang negatif

    kepada perkembangan kepribadian anak. Anak tidak mengenal tata

    tertib, tidak dapat mematuhi pimpinan, tidak dapat memimpin tidak

    dapat untuk dipimpin. Anak tidak dapat menghargai orang lain

    sehingga anak selalu mementingkan diri sendiri. Sehingga

    kemungkinan sifat anak adalah agresif, menentang atau tak dapat

    bekerja sama dengan orang lain, emosi kurang stabil, selalu

    berekspresi bebas dan selalu mengalami kegagalan karena tidak ada

    bimbingan.

    c) Sifat kepemimpinan yang demokratis

    Keluarga seperti ini memandang anak sebagai individu yang

    sedang berkembang. Sebab itu perlu adanya kewibawaan yang

    memimpinnya atau pendidikannya (orang tua), tetapi bukan

    kekuasaan otoriter. Pimpinan ini disesuaikan dengan taraf-taraf

    perkembangan anak dengan cita-citanya, minatnya, kecakapan-

    kecakapan dan pengalamannya. Anak mempunyai kebebasan untuk

    berinisiatif dan aktif, sehingga anak mempunyai sifat terbuka dan

  • 38

    bersedia mendengarkan pendapat orang lain. Anak dapat dipimpin dan

    dapat memimpin, dengan penuh kreatif dan aktif.

    Sifat-sifat pribadi dari keluarga yang demokrasi antara lain anak

    aktif di dalam hidupnya, penuh inisiatif, percaya pada diri sendiri,

    perasaan sosial, penuh tanggung jawab, menerima kritik dengan

    terbuka, emosi lebih stabil, dan mudah menyesuaikandiri.

    Meskipun demikian namun sulit bahkan tidak mungkin

    diterapkan satu persatu dalam mendidik anak secara tepat. Karena

    mengingat bahwa anak selalu mengalami pertumbuhan dan

    perkembangan,maka pertumbuhan luas artinya mencakup mengenai

    perkembangan jiwa, penguasaan ilmu, penguasaan diri terhadap

    lingkungan sosial.

  • 39

    BAB III

    HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum

    Pra Madrasah

    Pada tahun 1970 an guru-guru agama se Kecamatan Klepu(Dulu)

    musyawarah sepakat untuk membuat gedung pertemuan. Kemudian

    memohon kepada Kepala Desa (Bp Kartubi ayah dari Bp. H. Sukaemi) untuk

    memakai tanahnya sebagai rencana tempat pendirian bangunan tersebut (saat

    itu berdampingan dengan kantor KUA).

    Setiap guru guru agama se Kecamatan Klepu sepakat dipotong

    gajinya Rp 5,- tiap bulan sampai bangunan selesai. Disamping itu juga

    meminta bantuan tokoh masyarakat untuk memohon kepada donatur yang

    dipandang mampu ( berupa bahan bagunan atau bantuan lain yang dapat

    diuangkan) dan sumbangan dari instansi/dinas secara suka rela. Sambil

    berjalannya waktu gedung pertemuan dapat terwujud pada awal tahun 1972.

    Awal Madrasah

  • 40

    Dua tahun berjalan sampai akhir tahun 1973 gedung pertemuan itu

    dipandang kurang bermanfaat, sehingga memunculkan ide untuk digunakan

    sebagai sekolah. Maka guru-guru agama dan tokoh masyarakat (selanjutnya

    disebut BP3) sepakat untuk membuka pendaftaran siswa baru bulan Januari

    tahun 1974 dengan jumlah 14 siswa sampai akhir tahun dengan nama

    Madrasah Menengah Pertama (MMP) Karangjati dengan Kepala sekolah Bp

    Sukaemi dan ujian menginduk di MTs Negeri Bekonang Sukoharjo

    Karena kurangnya minat pendaftar siswa baru nama lembaga berubah

    menjadi SMP Islam Karangkati (1976) dengan Kepala Bp Dimyati, BA

    dengan muatan kurukulum Madrasah dan tetap menginduk di MTs.N

    Bekonang Sukoharjo. Sambil mengurus status lembaganya SMP Islam

    Karangjati berjalan sampai tahun 1977 beralih menginduk di PGAN Salatiga

    selama 6 tahun.

    Untuk menyesuaikan peraturan penyelenggaran lembaga pendidikan

    yang berada di bawah Departemen Agama (waktu itu), maka diwajibkan

    untuk menyesuaikan nama lembaga ke Dinas terkait (Depag) untuk

    mendaftarkan diri menjadi Madrasah Tsanawiyah Karangjati dan

    mendapatkan piagam dari Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa

    Tengah dengan status TERDAFTAR dengan nama MTs. Karangjati dengan

    Nomor : Wk./5.c/539/Pgm/Ts/1981 tertanggal 29 Desember 1981. Kemudian

    mulai menginduk pada MTs Negeri Susukan.

    Masa Perkembangan

  • 41

    Seiring berjalannya waktu Madrasah harus memiliki Yayasan sebagai

    penyelenggara pendidikan, sehingga BP3 membentuk Yayasan dengan nama

    Yayasan Al Uswah dengan Akte No 8 tanggal 14 April 1986 dan kemudian

    mengusulkan penilaian yang kedua kalinya dan mendapat status

    TERDAFTAR dengan nama MTs Karangjati dengan nomor :

    Wk./5.c/23/Pgm/Ts/1987 tertanggal 10 Desember 1987 dan tetap mengunduk

    pada MTs Negeri Susukan.

    Untuk menyesuaikan peraturan Pemerintah, lembaga pendidikan

    harus mengikuti program akreditasi. Dan tahun 1993 mendapatkan status

    diakui sehingga dapat menyelenggarakan ujian mandiri dan menyesuaikan

    nama madrasah sesuai dengan nama yayasan dan tempat keberadaannya

    menjadi MTs Al Uswah Bergas. Tahun 1994 Kepala Madrasah dipegang

    oleh Bp. Nur Amin. Selanjutnya madrasah mengikuti Akreditasi lanjutan

    tahun 1998 dengan status DISAMAKAN. Demikian juga akreditasi tahun

    2003 dengan status AKREDITASI A dengan kepala madrasah dipimpin oleh

    Ibu Dra. Sri Haryati Khoiriyah. Kemudian akreditasi tahun 2008 dengan

    status AKREDITASI B. Dengan pembenahan-pembenahan di semua bagian

    sebagai penunjang kemajuan mardasah pada tahun 2014 dalam akreditasi

    mendapatan peringkat sangat baik, sehimgga mendapatkan status

    terakreditasi A hingga sekarang.

    1. Letak Geografis MTs Al Uswah Bergas

    MTs Al Uswah Bergas kabupaten semarang merupakan sebuah

    madrasah di bawah naungan kementrian agama yang terletak di belakang

  • 42

    terminal karangjati tepatnya di Jl Masjid Tegalsari Bergaslor Kecamatan

    Bergas Kabupeten Semarang 50552. Madrasah ini berdiri di atas tanah

    seluas 900m2, sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut :

    a. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan karangjati

    b. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan ngempon

    c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bergas Kidul

    d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pagersari

    Jika dilihat dari letaknya MTs Al Uswah Bergas kabupaten

    semarang memiliki letak yang sangat strategis karena mudah dijangkau

    dari arah mana saja. Dalam menyelenggarakan pembelajaran sangat baik

    kaena tidak begitu dekat dengan jalan raya ±100m dari jalan raya,

    sehingga tidak begitu bising.

    2. Visi dan misi MTs Al Uswah Bergas

    a. Visi

    Beriman, bertaqwa, disiplin, prestasi dan berakhlakulkarimah

    b. Misi

    Menyelenggarakan pendidikan berbasis sekolah dan menggali potensi

    peserta didikuntuk dikembangkan secara optimal.

    c. Tujuan penyelenggaraan pendidikan di MTs Al Uswah

    BergasKabupaten semarang

    1. Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus dan

    kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan secara optimal.

  • 43

    2. Menempatkan MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang untuk

    dijadikan pusat keunggulan sehingga tercapai persaingan yang

    sehat dan mandiri.

    3. Mengupayakan peserta didik yang mempunyai tingkat

    keberhasilan ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional maupun

    internasional.

    4. Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM :

    a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

    secara mantab

    b) Nasionalisme dan patriotism dan berkepribadian pancasila

    c) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi

    dan keunggulan

    d) Wawasan IPTEK yang mendalam

    e) Kepekaan sosial sifst kepemiminan yang baik

    f) Disiplin yang tinggi

    g) Kondisi fisik yang prima

    h) Gemar membaca dan menulis

    i) Mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar

    d. Dasar pengembngan

    1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal belajar dengan

    SMP

    2) Penataan bangunan yang kurang teratur

    e. Arah pengembangan

  • 44

    1) Mempersiapkan peserta didik untuk mampu bersaing masuk ke

    sekolah-sekolah favorit. Hal ini secara umum masih dipandang

    sebagai ukuran bermutu atau tidaknya madrasah atau sekolah.

    2) Mempersiapkan peserta didik :

    a) Melanjutkan ke SMU atau sekolah sederajat yang favorit

    b) Mengantarkan peserta didik bias hidup mandiri

    c) Membekali enak didik dengan penguasaan IPTEK yang

    hasilnya sejajar dengan SMP sera penguasaan ilmu

    keagamaan, praktik dan pengalaman ibadahnya sesuai cirri

    khusus madrasah.

    d) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan pendidik

    dalam terampil melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta

    penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas

    e) Melengkapi sarana dan prasarana secara optimal mungkin

    f) Menambah niat baca peserta didik sejak dini untuk

    menembah wawasan peserta didik

    3. Sarana dan Prasarana MTs Al Uswah Bergas

    No Ruang/Sarana Jumlah Kondisi

    1 Ruang kelas/belajar 18 Baik

    2 Ruang kepala Madrasah 1 Baik

    3 Ruang Guru 1 Baik

    4 Ruang Tata Usaha 1 Baik

    5 Ruang BK 1 Baik

  • 45

    6 Perpuatakaan 1 Baik

    7 Ruang Lab IPA 1 Baik

    8 Ruang Lab TIK 1 Baik

    9 Ruang Lab Bahasa 1 Baik

    10 Ruang Lab Jahit/Tata Busana 1 Baik

    11 Ruang Lab Musik 1 Baik

    12 Ruang aula 1 Baik

    13 Lapangan olah raga 2 Baik

    14 Lapangan upacara 1 Baik

    15 Ruang UKS putra 1 Baik

    16 Ruang UKS putrid 1 Baik

    17 Masjid 1 Baik

    18 Kamar mandi Guru/TU 3 Baik

    19 Kamar mandi siswa 8 Baik

    20 Gudang 2 Baik

    21 Koperasi simpan pinjam 1 Baik

    22 Koperasi penjualan alat tulis 1 Baik

    23 Kantin 6 Baik

    24 Tempat parker 1 Baik

    25 Dapur 3 Baik

    26 Mes jaga malam 1 Baik

    27 Pos satpam 2 Baik

    28 Tempat wudhu putra 2 Baik

    29 Tempat wudhu putrid 1 Baik

  • 46

    Table 8 daftar sarpras di MTs Al Uswah Bergas

    4. Struktur Organisasi MTs Al Uswah Bergas

    No Nama Jabatan

    1 Dra Hj Sri Haryati Khoiriyah, M.PdI Kepala Madrasah

    2 Siti Masri’ah, S.Pd Waka Kurikulum

    3 Ekovani Setiawan, S.Pd Waka Kesiswaan

    4 Ahmad Yasin, S.HI Waka Sarpras

    5 Sutarni, S.Pd Waka keuangan

    6 Juwarti, S.Ag Bendahara BOS

    7 Susi Dwi Irawati Ka Tata Usaha

    Tabel 9 daftar struktur organisasi di MTs Al Uswah Bergas

    5. Keadaan Peserta Didik, Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    a. Keadaan peserta didik MTs Al Uswah Bergas Kabupaten semarang

    NO KelasPeserta Didik

    JUMLAHLk Pr

    1 VII-A 17 21 38

    2 VII-B 17 20 37

    3 VII-C 18 20 38

  • 47

    4 VII-D 15 23 38

    5 VII-E 21 17 38

    6 VII-F 16 20 36

    7 VIII-A 17 19 36

    8 VIII-B 18 18 36

    9 VIII-C 16 20 36

    10 VIII-D 15 21 36

    11 VIII-E 14 24 38

    12 VIII-F 15 21 36

    13 VIII-G 19 16 35

    14 IX-A 14 24 38

    15 IX-B 17 19 36

    16 IX-C 15 21 36

    17 IX-D 16 22 38

    18 IX-E 13 24 37

    19 IX-F 18 18 36

    20 IX-G 21 17 38

    Tabel 10 Data Peserta Didik Mts Al Uswah Bergas Tahun 2015/2016

    b. Keadaan pendidik MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang

    Pendidik MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang merupakan

    pendidik professional, mereka mengajar sesuai bidangnya. Sebagian

    besar adalah lulusan S1. Untuk mengetahui lebih rinci keadaan

    pendidik di MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang perhatikan

    tabelberikut:

  • 48

    No Nama Pengampu mapel

    1 Juwarti, S.Ag Al Qur’an Hadist

    2 Sri Manri, S.Pd.Kn PKn

    3 Mahrun Fiqih

    4 Sutarni, S.Pd Matematika

    5 Siti Masri’ah, SPd Bahasa Indonesia

    6 Suryatni Adi N, S.Pd Bahasa Inggris

    7 Emy Astuti, S.Pd IPA

    8 Amin Faizin, SH IPS

    9 Rahmawati Sopiah, S.Ag Akidah Akhlak

    10 Ahamad Asnawi, S.Ag Bahasa Arab

    11 Lutvi Muzaki, S.Kom TIK

    12 M. Muchlas, S.Pd Olah raga

    Tabel 11 Data Pendidik Tenaga Kependidikan Serta Tugasnya Di Mts Al UswahBergas Tahun 2015/2016

    B. Penyajian Data

    Dalam penelitian ini terdapat 3 buah variabel yaitu adalah Tingkat

    Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua dan Prestasi Belajar Aqidah

    Akhlak . Untuk mendiskripsikan dan menguji pengaruh antara variabel bebas

    dan variabel terikat dalam penelitian ini, akan disajikan deskripsi data yang

    meliputi Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), dan Standar Deviasi (SD).

    Di samping itu disajikan tabel distribusi frekuensi dan histogram.

  • 49

    Berikut ini adalah hasil pengolahan data yang telah dilakukan

    menggunakan bantuan program komputer SPSS 20.

    1. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

    Data tentang Prestasi Belajar Aqidah Akhlak dideskripsikan oleh

    rata-rata nilai ulangan harian dan Ujian Semester. Sesuai data yang

    diperoleh skor tertinggi 87 dan skor terendah 58. Dari skor tersebut

    diperoleh nilai rata-rata atau Mean (M) sebesar 75,31; Median (Me) sebesar

    76,00; danModus (Mo) sebesar 76,00.Untuk mengetahui jumlah kelas interval

    digunakan rumus jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log n, maka dapat diketahui

    jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 64 sebesar 7,01 dibulatkan menjadi 7.

    Rentang data sebesar 87 - 58 = 29. Dengan diketahuinya rentang data, maka

    dapat diperoleh panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu 29/7=

    4,14 dan kemudian dibulatkan menjadi 4. Distribusi frekuensi Prestasi Belajar

    Aqidah Akhlak Siswa Kelas VIII MTs Al Uswah BergasKabupaten

    semarang2015/2016 sebagai berikut:

    No Skor FrekuensiAbsolud Relative% Komulatif %1 58-61 2 3,125 3,1252 62-65 3 4.6875 7.81253 66-69 6 9.375 17.18754 70-73 9 14.0625 31.255 74-77 20 31.25 62.56 78-81 12 18.75 81.257 82-87 12 18.75 100Total 64 100Tabel 12 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa

    Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan

    histogram distribusi frekuensi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak sebagai

    berikut:

  • 50

    Gambar 1 Histogram Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

    Identifikasi kecenderungan atau tinggi rendahnya Prestasi Belajar

    Aqidah Akhlak dalam penelitian ini tidak menggunakan penentuan mean

    atau rata-rata dan standard deviasi ideal, tetapi menggunakan nilai

    ketuntasan belajar minimal sesuai dengan aturan yang diberikan sekolah,

    jika ketercapaian belajarnya ≥ 75 maka dapat dikatakan siswa tuntas

    belajar atau kompeten. Berdasarkan data tersebut di atas dapat dibuat

    kategori kecenderungan sebagai berikut:

    No Skor Frekuensi KategoriAbsolut Relatif Komulatif %1 ≥75 40 62,5 68,75 Tuntas2

  • 51

    Gambar 2 Diagram Lingkaran Prestasi Belajar Akidah Akhlak

    Berdasarkan diagram lingkaran di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi

    kecenderungan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Siswa Kelas VIII MTs

    AlUswah Bergas Tahun Ajaran 2015/2016 pada kategori tuntas sebanyak 40

    siswa (62%) dan pada kategori belum tuntas 24 siswa (38%).Berdasarkan

    perbandingan rerata skor, dapat dikatakan skor untuk Prestasi Belajar Akidah

    Akhlak Siswa Kelas VIII MTs AlUswah Bergas Tahun Ajaran 2015/2016

    termasuk dalam kategori tuntas.

    2. Tingkat Pendidikan Orang Tua

    Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua (X1) diukur melalui 2

    pernyataan. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa untuk

    variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua diperoleh skor tertinggi 17 dan

    skor terendah sebesar 10. Dari skor tersebut diperoleh nilai rata-rata atau

    Mean (M) sebesar 12,92; Median (Me) sebesar 13,00; Modus (Mo)

    sebesar 12,00; dan Standar Deviasi (SD) sebesar 7. Untuk mengetahui

    jumlah kelas interval digunakan rumus jumlah kelas interval = 1 +3,3 log

  • 52

    n, maka dapat diketahui jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 65 sebesar

    6,98 dibulatkan menjadi 7. Rentang data sebesar 17 - 10 = 7, dengan

    diketahuinya rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas interval

    masing-masing kelompok yaitu 7/7 = 1. Berdasarkan perhitungan tersebut,

    maka distribusi frekuensi variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini:

    No Skor FrekuensiAbsolut Relatif % Komulatif %1 10 – 10,9 8 12,5 12,52 11 – 11.9 2 3,12 15,62

    12 – 12.9 21 32,81 48,4313 – 13.9 8 12,5 60,9314– 14.9 18 28,12 89,0615 – 15.9 3 4,68 93,7516– 17 4 6,25 100

    Total 64 100Tabel 14 Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua

    Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan histogram

    distribusi data variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua sebagai berikut:

    Gambar 3 Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Orang Tua

  • 53

    Berdasarkan histogram di atas menunjukkan bahwa frekuensi

    terbesar pada skor 12 sampai 12,9 dengan frekuensi 21 siswa sebesar

    32,81%.Tingkat Pendidikan Orang Tua dikategorikan menjadi 4 (empat)

    kecenderungan yaitu:

    Kategori sangat tinggi= X > (Mi + 1.SDi)

    Kategori tinggi= Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)

    Kategori sedang= (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi

    Kategori rendah= X < (Mi - 1.SDi)

    Hasil perhitungan Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi)

    adalah sebagai berikut:

    Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah)

    = ½ (21 + 6)

    = ½ (27)

    = 13,5

    SDi = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)

    = 1/6 (21 - 6)

    = 1/6 (27)

    = 2,5

    Setelah diketahui Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi),

    kemudian dapat disusun kriteria sebagai berikut:

    Kategori sangat tinggi= X > (Mi + 1.SDi)= X > (13,5 + 2,5)= X >16

    Kategori tinggi = Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)= 13,5 ≤ X ≤ (13,5+ 2,5)

  • 54

    = 13,5 ≤ X ≤ 16

    Kategori sedang = (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi= (13,5 – 2,5) ≤ X

  • 55

    sangat tinggi sebanyak 1 siswa (2%), kategori tinggi sebanyak 29 siswa

    (45%) kategori sedang sebanyak 26 siswa (41%), dan kategori rendah 8

    siswa (13%). Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

    kecenderungan Tingkat Pendidikan Orang Tua pada siswa kelas VIII MTs

    Al Uswah Bergas kabupaten Semarang adalah tinggi.

    3. Prestasi Belajar

    Variabel Perhatian Orang Tua Terhadap Siswa (X2) diukur melalui

    15 pernyataan.Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa diperoleh

    skor tertinggi 36 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai sebesar 44 (4 x

    11) dan skor terendah sebesar 21 dari skor terendah yang mungkin dicapai

    sebesar 11 (1 x 11). Dari skor tersebut diperoleh nilai rata-rata atau Mean

    (M) sebesar 28,2; Median (Me) sebesar 28,00; Modus (Mo) sebesar 26,00;

    dan Standar Deviasi (SD) sebesar 3,833. Untuk mengetahui jumlah kelas

    interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas interval = 1 +3,3 log n, maka

    dapat diketahui jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 65 sebesar 6,98

    dibulatkan menjadi 7. Rentang data sebesar 36 - 21 = 15, dengan

    diketahuinya rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas interval

    masing-masing kelompok yaitu 15/7 = 2,15. Berdasarkan perhitungan

    tersebut, maka distribusi frekuensi variable Perhatian Orang Tua Terhadap

    Siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    No SkorFrekuensi

    Absolut Relatif % Komulatif %1 25-28 1 1,56 1,562 29-32 0 0 1,563 33-36 2 3,12 4,68

  • 56

    4 37-40 6 9,38 14,065 41-44 11 17,19 31,256 45-48 23 35,94 67,197 49-54 21 32,81 100

    Total 64 100Tabel 16 Distribusi Frekuensi

    Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan

    histogram variabel Perhatian Orang Tua Siswa sebagai berikut:

    Gambar 5 Histogram Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua Siswa

    Dari histogram di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbesar pada

    skor 45 sampai 48 dengan frekuensi 23 siswa sebesar 35,9%. Status Sosial

    Ekonomi Orang Tua dikategorikan menjadi 4 (empat) kecenderungan

    yaitu:

    Kategori sangat tinggi = X > (Mi + 1.SDi)

    Kategori tinggi = Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)

    Kategori rendah = (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi

    Kategori sangat rendah = X < (Mi - 1.SDi)

  • 57

    Hasil perhitungan Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi)

    adalah sebagai berikut:

    Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah)= ½ (60 + 15)= ½ (75)= 37,5

    SDi = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)= 1/6 (60 - 15)= 1/6 (45)= 7,5

    Setelah diketahui Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi),

    kemudian dapat disusun kriteria sebagai berikut:

    Kategori sangat tinggi = X > (Mi + 1.SDi)= X > (37,5 + 7,5)= X >45

    Kategori tinggi = Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)= 37,5 ≤ X ≤ (27,5 + 5,5)= 37,5 ≤ X ≤ 45

    Kategori rendah = (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi= (37,5 – 7,5) ≤ X

  • 58

    Selanjutnya data kategori kecenderungan variabel di atas maka dapat

    digambarkan diagram lingkaran sebagai berikut:

    Gambar 6 Diagram Lingkaran Disiplin Belajar Siswa

    Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa Perhatian

    Orang Tua terhadap siswa pada kategori sangat rendah sebanyak 1 siswa (2%),

    kategori rendah sebanyak 4 siswa (6%), kategori tinggi sebanyak 22 siswa

    (34%) dan kategori sangat tinggi 37 siswa (58%). Sehingga dapat diambil

    kesimpulan bahwa kecenderungan perhatian Belajar siswa kelas VIII MTs

    AlUswah Bergas kabupaten Semarang adalah sangat tinggi.

    C. Interpretasi Data

    1. Uji Linearitas

    Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui linier atau tidaknya

    hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hubungan antara

    variabel bebas dengan variabel terikat dikatakan linier jika harga Fhitung

    ≤ Ftabel pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan analisis data yang

    dilakukan dengan bantuan program SPSS Statistics 20 diperoleh bahwa

    hasil uji linieritas yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas

  • 59

    dengan variabel terikat (semuanya) menunjukkan hasil yang linier yaitu

    Fhitung ≤ Ftabel. Untuk lebih jelasnya hasil uji linieritas dapat dilihat pada

    tabel berikut :

    No Variabel Fhitung Ftabel Keterangan1. X1-Y 1,553 3,15 Linier2. X2-Y 1,407 3,15 Linier

    Tabel 18 Ringkasan Hasil Uji Linieritas

    Tabel di atas menunjukkan bahwa Fhitung masing-masing variabel

    lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%, maka korelasi

    masing-masing vaiabel bebas dengan variabel terikat memiliki hubungan

    linier sehingga dapat digunakan untuk analisis regresi linier.

    2. Uji multi kolinieritas

    Dari hasil uji multikolinieritas yang dilakukan dengan bantuan

    program SPSS Statistics 20 diketahui bahwa interkorelasi antar variabel

    0,330. Dengan demikian tidak terjadi multikolinieritas karena interkorelasi

    antar variabel bebas kurang dari 0,800. Dari hasil pengujian prasyarat

    tersebut dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian memenuhi syarat

    untuk dianalisis dengan menggunakan regresi ganda :

    VariabelTingkat

    Pendidikan OrangTua

    Keterangan

    TingkatPendidikanOrang Tua

    1 0,330 NonMultikolinier

    PerhatianBelajar Siswa

    0,330 1 NonMultikolinier

    Tabel 19 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas

  • 60

    D. Pengujian Hipotesis

    Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan

    kedua pada penelitian ini adalah analisis satu prediktor, sedangkan hipotesis

    ketiga dengan analisis regresi ganda dua prediktor. Penjelasan tentang hasil

    pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Pengujian hipotesis I

    Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah Pengaruh

    Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

    Siswa Kelas VIII MTs Al Uswah Bergas kabupaten Semarang 2015/2016.

    Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis regresi sederhana.

    Variabel Konst