SKRIPSI -...

198
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELLECTUAL (SAVI) PADA SISWA KELAS V MI KLERO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: YAMTI DAMAYANTI NIM: 115-14-087 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of SKRIPSI -...

Page 1: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOMATIC

AUDITORY VISUAL INTELLECTUAL (SAVI)

PADA SISWA KELAS V MI KLERO

KECAMATAN TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

YAMTI DAMAYANTI

NIM: 115-14-087

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

ii

Page 3: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOMATIC

AUDITORY VISUAL INTELLECTUAL (SAVI)

PADA SISWA KELAS V MI KLERO

KECAMATAN TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

YAMTI DAMAYANTI

NIM: 115-14-087

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 4: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

iv

Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si.

Dosen IAIN Salatiga

Persetujuan Pembimbing

Lamp : 4 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

Saudara : Yamti Damayanti

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,

kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Yamti Damayanti

NIM : 11514087

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : PGMI

Judul : Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Melalui

Pendekatan Pembelajaran Somatic Auditory Visual

Intellectual (SAVI) Pada Siswa Kelas V MI Klero

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2018

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera

dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 13 Maret 2018

Pembimbing

Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si.

NIP. 19700529 200003 2001

Page 5: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yamti Damayanti

NIM : 115-14-087

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di Publikasikan oleh Perpustakaan

IAIN Salatiga.

Salatiga, 28 Maret 2018

Yang menyatakan

Yamti Damayanti

NIM: 115-14-087

Page 6: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

vi

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI

PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUAL

INTELLECTUAL (SAVI) PADA SISWA KELAS V MI KLERO

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018

Disusun oleh:

YAMTI DAMAYANTI

NIM: 115-14-087

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibitidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 28 Maret 2018 dan telah dinyatakan

memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.

Sekretaris : Dr. Maslikhah, S.Ag. M.Si.

Penguji I : Peni Susapti, M.Si.

Penguji II : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

Salatiga, 28 Maret 2018

Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002

Page 7: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

vii

MOTTO

فمن ي عمل مث قال ذرة خيرا ي ره “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan

melihat (balasan)Nya” (QS. Al-Zalzalah: 7)

Page 8: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini

penulis persembahkan untuk:

1. Ayahku dan Ibuku tersayang, Dwi Hartono dan Monah sebagai wujud baktiku

padanya, yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang,

dan motivasi dalam kehidupanku;

2. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku;

3. Sahabat-sahabatku yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini; dan

4. Sahabat seperjuangan angkatan 2014 khususnya jurusan PGMI.

Page 9: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

ix

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرحمن الرحيم Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, senantiasa penulis panjatkan

kepada Allah Swt yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan Hasil

Belajar IPA Materi Gaya Melalui Pendekatan Pembelajaran Somatic Auditory

Visual Intellectual (SAVI) Pada Siswa Kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang Tahun 2018.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad Saw, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.

Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan

motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd;

2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Suwardi, M.Pd;

3. Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatga, Peni Susapti, M.Si;

4. Dr. Maslikhah, S.Ag.,M.Si. selaku pembimbing skripsi yang telah

membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;

5. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingannya;

Page 10: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

x

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

ilmu dan bantuan kepada penulis;

7. Aynun Mardliyah, S.Pd.I selaku kepala MI Klero yang telah memberikan izin

melakukan penelitian di MI Klero; dan

8. Budi Hartanto, S.Pd.I selaku guru kelas V MI Klero yang telah berkenan

bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat terlaksana dengan

lancar;

9. Siswa kelas V MI Klero yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

melakukan penelitian;

10. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, semoga

segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah Swt. Serta

tercatat sebagai amal baik. Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta

pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 12 Maret 2018

Yamti Damayanti

NIM: 115-14-087

Page 11: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

xi

ABSTRAK

Damayanti, Yamti. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Melalui

Pendekatan Pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual

(SAVI) Pada Siswa Kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang Tahun 2018. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Maslikhah,

S.Ag., M.Si.

Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Pendekatan Pembelajaran Somatic Auditory

Visual Intellectual (SAVI)

Hasil belajar IPA di MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

masih rendah terbukti dengan hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 65.

Hal ini dikarenakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran hanya

menggunakan metode ceramah sehingga sulit dipahami oleh siswa. Gaya belajar

siswa sangat memengaruhi siswa dalam memahami materi pembelajaran,

sehingga pendekatan pembelajaran yang dipilih guru harus diubah menjadi

pendekatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi semua jenis gaya belajar.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah pendekatan pembelajaran

SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI

Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018?. Tujuan penelitian

ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya melalui

pendekatan pembelajaran SAVI pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah

siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang

berjumlah 26 siswa meliputi 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Instrumen penelitian meliputi lembar observasi dan soal tes. Metode pengumpulan

data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Data dianalisis secara statistik

menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus

dihentikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran SAVI dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang tahun 2018. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari

Siklus I ke Siklus II 27% dan Siklus II ke Siklus III 19%. Hal ini dapat dilihat dari

perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I 42% siswa tuntas belajar,

Siklus II 69% siswa tuntas belajar, dan Siklus III 88% siswa tuntas belajar.

Page 12: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

xii

DAFTAR ISI

Sampul ..................................................................................................................... i

Lembar Berlogo ...................................................................................................... ii

Halaman Judul ........................................................................................................ iii

Persetujuan Pembimbing ........................................................................................ iv

Pernyataan Keaslian Tulisan Dan Kesediaan Dipublikasikan ................................ v

Pengesahan Kelulusan ............................................................................................ vi

Motto ..................................................................................................................... vii

Persembahan ........................................................................................................ viii

Kata Pengantar ....................................................................................................... ix

Abstrak ................................................................................................................... xi

Daftar Isi................................................................................................................ xii

Daftar Tabel ......................................................................................................... xiv

Daftar Gambar ....................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................... 5

E. Manfaat Hasil Penelitian......................................................................... 5

F. Definisi Operasional ............................................................................... 6

G. Metode Penelitian ................................................................................... 8

1. Rancangan Penelitian ........................................................................ 8

2. Subjek Penelitian ............................................................................. 10

3. Langkah-Langkah Penelitian .......................................................... 10

4. Instrumen Penelitian........................................................................ 13

5. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 14

6. Analisis Data ................................................................................... 15

H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 16

Page 13: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 17

A. Kajian Teori.......................................................................................... 17

1. Hakikat Hasil Belajar ...................................................................... 17

2. Hakikat IPA ..................................................................................... 31

3. Pendekatan Pembelajaran SAVI ...................................................... 34

4. Gaya ................................................................................................ 50

B. Kajian Pustaka ...................................................................................... 65

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 68

A. Gambaran Umum Sekolah ................................................................... 68

B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 72

1. Deskripsi Siklus I ............................................................................ 72

2. Deskripsi Siklus II ........................................................................... 78

3. Deskripsi Siklus III ......................................................................... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 90

A. Deskripsi Paparan Siklus ...................................................................... 90

1. Deskripsi Data Siklus I.................................................................... 90

2. Deskripsi Data Siklus II .................................................................. 92

3. Deskripsi Data Siklus III ................................................................. 94

B. Pembahasan .......................................................................................... 96

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 101

A. Kesimpulan ........................................................................................ 101

B. Saran ................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 103

Page 14: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identitas Sekolah ................................................................................... 68

Tabel 3.2 Data Guru MI Klero .............................................................................. 69

Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Klero ............................................................. 70

Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V MI Klero ............................................................ 70

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.................................... 72

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................................................... 90

Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ........................................................ 92

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III....................................................... 94

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I-Siklus III ............................ 96

Page 15: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Rancangan PTK .......................................................................... 9

Gambar 2.1 Hakikat Hakikat Belajar .................................................................... 21

Gambar 2.2 Bagan Hakikat Hasil Belajar ............................................................. 30

Gambar 2.3 Bagan Hakikat IPA............................................................................ 34

Gambar 2.4 Magnet Menarik Besi ....................................................................... 57

Gambar 2.5 Contoh Gaya Gravitasi Bumi ............................................................ 51

Gambar 2.6 Gaya Gesek saat Mendorong Kardus ............................................... 52

Gambar 2.7 Permukaan Halus dan Kasar Benda .................................................. 53

Gambar 2.8 Contoh Adanya Gaya Gesek ............................................................. 54

Gambar 2.9 Magnet Menarik Besi ........................................................................ 57

Gambar 2.10 Contoh Benda Magnetis .................................................................. 58

Gambar 2.11 Contoh Benda Nonmagnetis ........................................................... 59

Gambar 2.12 Dua Kutub Magnet .......................................................................... 61

Gambar 2.13 Cara Induksi .................................................................................... 62

Gambar 2.14 Cara Digosok ................................................................................... 63

Gambar 2.15 Cara Dialiri Arus Listrik ................................................................. 64

Gambar 2.16 Bagan Materi IPA tentang Gaya ..................................................... 64

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ..................................... 97

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II .................................... 98

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ................................... 99

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I-Siklus III ..................... 99

Page 16: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Penulis ........................................................ 108

Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa .................................................................... 109

Lampiran 3. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ................................................... 113

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi ............................................................. 114

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian........................................................................ 116

Lampiran 6. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) .................................................. 117

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.................................. 119

Lampiran 8. Lembar Kerja Kelompok Siklus I ................................................... 125

Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I ..................................................................... 127

Lampiran 10. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I ....................................... 130

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .............................. 136

Lampiran 12. Lembar Kerja Kelompok Siklus II ............................................... 145

Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II .................................................................. 147

Lampiran 14. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II ...................................... 149

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ............................. 154

Lampiran 16. Lembar Kerja Kelompok Siklus III .............................................. 165

Lampiran 17. Soal Evalusai Siklus III ................................................................ 169

Lampiran 18. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III .................................... 171

Lampiran 19. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ........................................... 176

Lampiran 20. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian..................................... 183

Page 17: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan

sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,

pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan terjadinya

perubahan perilaku seseorang yang relatif tetap baik dalam berpikir,

merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, 2013:5). Belajar merupakan

kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan

dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan. Allah Swt menjanjikan

akan mengangkat derajat orang yang mempelajari ilmu pengetahuan

sebagaimana firman Allah Swt dalam Alquran Surat Al-Mujaadilah ayat

11 (Depag, 2012: 544):

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,

“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah,

niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,

“Berdirilah kamu,” Maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat

(derajat) orang- orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan.

Page 18: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

2

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran

pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang

sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan usaha manusia

dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada

sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran

sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Guru khususnya yang mengajar

IPA di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat

pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran guru tidak kesulitan

dalam mendesain pembelajaran (Susanto, 2013: 167).

Guru dalam mendesain pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Guru bertanggung jawab untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

kegiatan di dalam kelas. Siswa akan lebih berhasil dalam belajar apabila

guru memiliki kompetensi dan kualitas yang baik dalam melaksanakan

pembelajaran.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata

pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar siswa.

Sebagian besar siswa yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit

adalah benar, terbukti dari hasil perolehan ujian akhir sekolah (UAS) yang

dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan

(Susanto, 2013: 165).

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan pada Februari

2018 di MI Klero menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata

Page 19: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

3

pelajaran IPA masih rendah. Hal ini terbukti dengan adanya hasil

wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V MI Klero yaitu Bapak

Budi Hartanto S.Pd.I pada 10 Februari 2018. Hasil wawancara

menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mempunyai nilai ulangan

IPA di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari 26 siswa kelas V

MI Klero yang memiliki nilai di atas KKM hanya 26,9% (7 siswa),

sedangkan sebanyak 73,1% (19 siswa) mendapat nilai di bawah KKM.

Berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan guru mata pelajaran

IPA kelas V MI Klero, diduga faktor penyebab rendahnya hasil belajar

siswa terhadap mata pelajaran IPA dikarenakan pemberian materi

pembelajaran dari guru yang sulit dipahami oleh siswa. Guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah

sehingga tidak dapat memfasilitasi semua gaya belajar siswa. Gaya belajar

siswa sangat memengaruhi siswa dalam memahami materi pembelajaran,

sehingga pendekatan pembelajaran yang dipilih guru harus diubah menjadi

pendekatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi semua jenis gaya

belajar.

Gunawan (2012: 139) pada hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan gaya belajar siswa yang

dominan, saat mengerjakan tes, akan mencapai nilai yang jauh lebih tinggi

dibandingkan apabila siswa yang belajar dengan cara yang tidak sejalan

dengan gaya belajar siswa sendiri. Pendekatan pembelajaran yang dapat

menfasilitasi semua gaya belajar siswa adalah pendekatan Somatic,

Page 20: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

4

Auditory, Visual dan Intellectual (SAVI). SAVI meliputi somatic yang

berarti belajar dengan bergerak dan berbuat; auditory yang berarti belajar

dengan berbicara dan mendengar; visual yang berarti belajar dengan

mengamati dan menggambarkan; dan intellectual yang berarti belajar

dengan memecahkan masalah dan merenung (Suyanto, 2013: 91).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA

Materi Gaya melalui Pendekatan Pembelajaran SAVI pada Siswa Kelas V

MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2018.”

B. Rumusan Masalah

Apakah pendekatan pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil

belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya melalui

pendekatan pembelajaran SAVI pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018.

Page 21: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap

masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang

paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk

diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 105). Hipotesis tindakan ini

adalah: jika pendekatan pembelajaran SAVI dilaksanakan dengan baik

pada mata pelajaran IPA materi gaya diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang tahun 2018.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur tingkat

ketercapaian dari tindakan yang diberikan. Pendekatan pembelajaran

SAVI dinyatakan berhasil jika indikator yang diharapkan tercapai.

Indikator keberhasilan siswa dapat dilihat secara individual dan

klasikal. Indikator keberhasilan siswa secara individual dinyatakan

berhasil apabila siswa dapat mencapai skor ≥ 65 (nilai KKM) pada

materi gaya. Depdikbud (dalam Trianto, 2009: 241) menyatakan

“Indikator keberhasilan siswa secara klasikal siswa dinyatakan berhasil

apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 65”.

Page 22: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

6

E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan kontribusi untuk perbaikan kualitas pembelajaran;

b. Mengembangkan pendekatan pembelajaran di MI; dan

c. Sebagai motivasi untuk meneliti bidang studi lain dan sebagai

acuan penelitian berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat Praksis

a. Bagi Siswa

1) Siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas yang

lebih baik; dan

2) Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan lebih mudah.

b. Bagi Guru

1) Guru mendapat masukan dalam meningkatkan hasil belajar

pada mata pelajaran IPA; dan

2) Guru dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

1) Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya

dalam pembelajaran IPA; dan

2) Sekolah dapat mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah

dan di tingkat kelas.

Page 23: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

7

F. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor

yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu (Brahim dalam Susanto, 2013: 4). Hasil belajar yang

digunakan dalam PTK ini adalah nilai langsung yang diperoleh siswa

pada saat melakukan penelitian bukan nilai raport.

Atmaja (2016: 32) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan

hasil atau perubahan dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang

yang menyangkut aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

psikomotorik.

a. Aspek kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis, evaluasi;

b. Aspek afektif meliputi: kemampuan menerima, kemampuan

menanggapi, ketekunan; dan

c. Aspek psikomotorik meliputi: menggunakan, membersihkan,

menampilkan, menghubungkan, menyusun, menemukan,

mengambil, dan menyatukan.

2. Pendekatan Pembelajaran SAVI

Pendekatan pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual,

Intellectual) adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan bahwa

belajar haruslah memanfaatkan alat indra yang dimiliki siswa. Istilah

Page 24: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

8

SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan

tubuh (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan

melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan

melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi;

Visual yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata

melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca,

menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectual yang bermakna

bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds- on)

belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih

menggunakannya melalui menalar, menyelidiki, menemukan,

mengkontruksi, dan memecahkan masalah (Ngalimun, 2016: 234).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian

tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat

mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan

praktik dan proses pembelajaran (Susilo, 2010: 16).

Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

karena untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran

yang dilakukan guru di dalam kelas melalui pendekatan pembelajaran

SAVI. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran SAVI diharapkan dapat meningkat terutama pada mata

Page 25: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

9

pelajaran IPA materi gaya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

digunakan adalah kolaboratif, dimana guru kelas melaksanakan proses

belajar mengajar dan peneliti bertindak sebagai pengamat.

Arikunto, dkk (2014: 16) mengemukakan empat tahapan dalam

pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut dapat

ditampilkan pada gambar.

Gambar Bagan Rancangan PTK

Sumber: Arikunto, dkk (2014: 16)

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

?

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

Page 26: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

10

2. Subjek Penelitian

1) Siswa

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Klero

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada mata pelajaran

IPA materi gaya. Jumlah siswa kelas V MI Klero ada 26 siswa

meliputi 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

2) Guru

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi

dengan guru IPA kelas V MI Klero (Budi Hartanto, S.Pd.I).

3. Langkah-Langkah Penelitian

a. Perencanaan

Perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu

perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum

dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi

keseluruhan aspek yang terkait PTK. Perencanaan khusus

dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus.

Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan menyiapkan suatu

kegiatan belajar mengajar (Kusumah, 2010: 39).

Perencanaan penelitian meliputi hal-hal yang dilakukan

sebelum pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Merancang desain pembelajaran dengan pendekatan SAVI,

yaitu dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP);

Page 27: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

11

2) Mempersiapkan setting kelas dan sarana pendukung yang

diperlukan saat proses pembelajaran;

3) Menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui

kinerja guru dan kondisi siswa saat pelaksanaan pendekatan

pembelajaran SAVI dalam proses pembelajaran; dan

4) Menyusun instrument tes hasil belajar untuk siswa.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan

isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu

diingat adalah bahwa dalam pelaksanaan guru harus ingat dan

berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan,

tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk,

2014: 18).

Guru pada tahap ini melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan desain pembelajaran yang telah direncanakan. Pada tahap

ini dilakukan apersepsi, pembelajaran dan evaluasi. Peneliti

menggunakan pedoman observasi yang telah direncanakan dalam

melaksanakan pengamatan pembelajaran yaitu terhadap guru dan

siswa, meliputi masalah-masalah yang muncul dan hal-hal yang

mendukung.

c. Pengamatan

Pengamatan memberikan tanda tentang pencapaian refleksi.

Pengamatan dapat memberikan andil pada perbaikan praktik

Page 28: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

12

melalui pemahaman yang lebih baik dan tindakan yang secara lebih

kritis dipikirkan (Priansa, 2014: 329). Pengamatan seharusnya

dilakukan secara langsung pada waktu tindakan sedang dilakukan,

jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pengamatan

dapat dilakukan sendiri atau kolaborator, yang memang diberi

tugas untuk hal itu. Pengamat pada saat mengamati haruslah

mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian,

misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap

siswa, serta penyajian atau pembahasan materi (Kusumah, 2010:

40).

d. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang

dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas.

Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai

masalah yang muncul di kelas penelitian yang diperoleh dari

analisis data sebagai bentuk pengaruh tindakan yang telah

dirancang (Susilo, 2010: 23).

Data yang diperoleh pada tahap pengamatan selama proses

pembelajaran dilakukan analisis dan dilakukan refleksi sebagai

bahan penyusun rencana tindakan selanjutnya. Apabila indikator

keberhasilan belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan siklus

berikutnya dengan materi yang berbeda melalui tahap yang sama

dengan siklus sebelumnya.

Page 29: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

13

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh guru atau

observer untuk mengambil data yang akan digunakan sebagai bahan

untuk menentukan keberhasilan dari rencana tindakan yang telah

dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini yaitu lembar observasi dan soal tes.

a. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan suatu cara yang tepat untuk

menilai perilaku. Untuk menilai perilaku itu diperlukan lembaran

pengamatan yang berisi hal-hal yang menjabarkan tingkah laku

subyek yang diamati. Observasi dapat dilaksanakan secara

sistematik, yaitu dengan menggunakan pedoman observasi

(Djamarah, 2000: 220).

Lembar observasi berisi indikator yang didesain

berdasarkan fokus penelitian. Observasi dilakukan untuk

mengamati guru dan siswa dalam menerapkan pendekatan

pembelajaran SAVI. Lembar observasi yang digunakan adalah

lembar observasi guru dan lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran SAVI.

b. Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif

berupa nilai yang menggambarkan pencapaian kompetensi pada

mata pelajaran IPA materi gaya. Soal tes disusun berdasarkan

Page 30: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

14

indikator pencapaian kompetensi yang telah ditentukan oleh

sekolah.

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas yaitu observasi dan tes.

a. Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk mendapatkan keterangan

mengenai situasi dengan melihat dan mendengar apa yang terjadi,

kemudian semua dicatat dengan cermat. Observer akan menerima

kesan dan mencatat apa yang terjadi selama proses pengamatan

(Patmonodewo, 2003: 139).

Observasi ini dilakukan terhadap kinerja guru dan sikap

siswa selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan pendekatan pembelajaran SAVI dalam

pembelajaran IPA materi gaya.

b. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban,

atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan

tujuan mengukur tingkat kemampuan siswa atau mengungkap

aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Suyanto, 2013: 236).

Tes dilaksanakan terhadap siswa untuk mengetahui hasil

belajar siswa kelas V MI Klero pada mata pelajaran IPA matrei

gaya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI.

Page 31: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

15

6. Analisis Data

Analisis data merupakan proses yang menghubung-hubungkan,

memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga

dapat ditarik kesimpulan yang benar. Arikunto (2014: 131)

mengemukakan bahwa jenis data yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas ada dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

a. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis

secara deskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.

Dalam penelitian ini, ada dua nilai yang harus dihitung yaitu

sebagai berikut:

1) Menghitung nilai rata-rata kelas; dan

2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar

klasikal dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

P =

x 100% (Djamarah, 2000: 226)

Keterangan:

P: Jumlah nilai dalam persentase;

F: Jumlah siswa yang telah tuntas belajar; dan

N: Jumlah seluruh siswa.

b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk

narasi yang memberikan gambaran tentang keterampilan guru dan

aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Page 32: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

16

H. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, indikator

keberhasilan, manfaat hasil penelitian, definisi operasional, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori. Bab ini memuat tentang kajian teori

meliputi kajian materi penelitian, hakikat hasil belajar, hakikat IPA,

pendekatan pembelajaran SAVI, dan penelitian tindakan kelas serta kajian

pustaka berupa hasil penelitian yang relevan.

BAB III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini memuat tentang gambaran

umum MI Klero dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang

deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Penutup. Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran.

Page 33: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Hasil Belajar

a. Belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada

diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan

individu dengan lingkungannya. Seseorang setelah mengalami

proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik

aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek

sikapnya (Usman, 2002: 5). Hosnan (2014: 7-8) berpendapat

bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi

terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa.

Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai

pengalaman yang diciptakan guru.

Gangne (dalam Susanto, 2013: 1-2) berpendapat bahwa

belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh

motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan

tingkah laku. Belajar sebagai upaya untuk memperoleh

pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi. Intruksi yang

Page 34: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

18

dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari

seorang pendidik atau guru.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian

belajar di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah proses atau

suatu usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku

(pengetahuan, keterampilan, kebiasaan) sebagai hasil dari

pengalaman yang terjadi pada diri setiap individu.

2) Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar terdiri dari perubahan perilaku,

belajar merupakan proses, dan belajar merupakan bentuk

pengalaman (Suprijono, 2011: 4-5). Masing-masing prinsip

belajar tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a) Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki

ciri-ciri:

(1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu

perubahan yang disadari;

(2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku

lainnya;

(3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup;

(4) Positif atau berakumulasi;

(5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan

dilakukan;

Page 35: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

19

(6) Permanen atau tetap;

(7) Bertujuan dan terarah; dan

(8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

b) Belajar merupakan Proses

Belajar merupakan proses yang terjadi karena

didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar

adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan

organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari

berbagai komponen belajar.

c) Belajar merupakan Bentuk Pengalaman

Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman

pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara siswa

dengan lingkungannya.

3) Tujuan Belajar

Sardiman (1994: 28-29) menyatakan tujuan belajar

adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan

keterampilan, serta pembentukan sikap. Masing-masing tujuan

belajar dijelaskan sebagai berikut:

a) Mendapatkan Pengetahuan

Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan,

hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pengetahuan

dan kemampuan berpikir tidak dapat dipisahkan. Seseorang

tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa

Page 36: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

20

bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan

memperkaya pengetahuan. Tujuan ini yang memiliki

kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam

kegiatan belajar.

b) Penanaman Konsep dan Keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga

memerlukan suatu keterampilan. Jadi, soal keterampilan

yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan

jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat

dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada

keterampilan gerak atau penampilan dari anggota tubuh

seseorang yang sedang belajar. Keterampilan rohani lebih

rumit karena tidak selalu berurusan dengan masalah-

masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung

pangkalnya tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-

persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir serta

kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu

masalah atau konsep.

c) Pembentukan Sikap

Pembentukan sikap adalah salah satu tujuan belajar.

Guru dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan

pribadi siswa, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam

pendekatannya. Guru membutuhkan kecakapan

Page 37: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

21

mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa

menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau

model.

Guru bertugas membentuk sikap mental dan perilaku

siswa, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai,

transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekedar

“pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan

memindahkan nilai-nilai itu kepada siswa. Guru dengan

berlandaskan nilai-nilai tersebut, siswa akan tumbuh

kesadaran dan kemauannya untuk mempraktikkan segala

sesuatu yang sudah dipelajarinya.

Kajian teori tentang hakikat belajar dapat ditampilkan

pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bagan Hakikat Belajar

Sumber: Sardiman (1994); Suprijono (2011)

Page 38: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

22

b. Hasil Belajar

1) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh

siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri

merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh sesuatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap. Guru dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan

instruksional, biasanya menetapkan tujuan belajar. Siswa yang

berhasil dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto,

2013: 5).

Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

siswa. Siswa yang menguasai hasil belajar dapat dilihat dari

perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan

pengutahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan

motorik. Hasil belajar siswa di sekolah ini dapat dilihat dari

penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya

(Sukmadinata, 2011:102-103).

Hasil belajar pada umumnya dapat dikelompokkan

menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan

afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan

satu sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga

Page 39: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

23

ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda

(Ratnawulan, 2015: 57).

Berdasarkan beberapa pendapat tentang hasil belajar di

atas dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah kemampuan

atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa baik ranah kognitif,

psikomotor, maupun afektif yang diperoleh setelah melalui

proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, dan analisis yang diraih siswa.

2) Macam-Macam Hasil Belajar

Suprijono (2011: 5-6) berpendapat bahwa hasil belajar

adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Macam-macam hasil

belajar adalah sebagai berikut:

a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dan bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

Kemampuan merespons secara spesifik terhadap

rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak

memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah

maupun penerapan aturan;

b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan untuk

mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan

intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,

kemampuan analitis-sisntesis fakta-konsep dan

Page 40: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

24

mengembangkan prinsi-prinsip keilmuan. Keterampilan

intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas

kognitif bersifat khas;

c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini

meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam

memecahkan masalah;

d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,

sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; dan

e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.

Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai

sebagai standar perilaku.

3) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Wasliman (dalam Susanto, 2013: 12) berpendapat

bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor

internal maupun faktor eksternal.

a) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri siswa, yang memengaruhi kemampuan

Page 41: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

25

belajarnya. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan

psikologis.

(1) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu tonus jasmani dan keadaan fungsi-fungsi

fisiologis tertentu. Keadaan tonus jasmani pada

umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi

aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang segar akan lain

pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang

segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya

daripada yang tidak lelah (Suryabrata, 2007: 235).

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama

fungsi panca indra sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Kondisi organ-organ khusus siswa seperti

tingkat kesehatan indra pendengar dan indra penglihat,

sangat memengaruhi kemampuan siswa dalam

menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang

disajikan kelas (Syah, 2010: 145).

(2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang dapat memengaruhi

kuantitas dan kualitas perolehan hasil belajar meliputi

tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa, sikap siswa, bakat

siswa, minat siswa, motivasi siswa (Syah, 2010: 148).

Page 42: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

26

(a) Kecerdasan atau Inteligensi

Inteligensi pada umumnya, dapat diartikan

sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi

rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan dengan cara yang tepat (Sunarto, 2013:

184).

Tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa

sangat mentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Hal ini memberikan rmakna bahwa semakin tinggi

kemampuan inteligensi seorang siswa maka

semakin besar peluangnya untuk meraih sukses,

sebaliknya semakin rendah kemampuan inteligensi

seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya

untuk memperoleh sukses (Islamuddin, 2012: 167).

(b) Sikap

Bruno (dalam Islamuddin, 2012: 167)

berpendapat bahwa sikap adalah kecenderungan

yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara

baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.

Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat

dianggap suatu kecenderungan siswa untuk

bertindak dengan cara tertentu.

Page 43: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

27

(c) Bakat

Chaplin (dalam Susanto, 2013: 16)

berpendapat bahwa bakat adalah kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang.

(d) Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Minat memengaruhi kualitas pencapaian

hasil belajar siswa. Guru dalam kaitan ini

seharusnya berusaha membangkitkan minat siswa

untuk menguasai pengetahuan (Syah, 2010: 152.)

(e) Motivasi Belajar

Motivasi belajar berkembang dari interaksi

kompleks lingkungan dengan faktor internal,

individu adalah pengolah informasi yang aktif, dan

keyakinan yang terkait dengan prestasi adalah

informasi eksplisit (Gredler, 2013: 515).

b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam yaitu

lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Faktor

eksternal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Page 44: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

28

(1) Lingkungan Sosial

(a) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang memengaruhi belajar

ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,

standar pelajaran, dan keadaan gedung (Slameto,

1991: 66-67).

(b) Faktor Keluarga

Faktor keluarga merupakan lingkungan

sosial yang lebih memengaruhi kegiatan belajar.

Sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,

ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak

rumah), semuanya dapat memberi dampak baik

ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil

yang dicapai oleh siswa (Islamuddin, 2012: 189).

(c) Faktor Masyarakat

Islamuddin (1991: 190) berpendapat bahwa

faktor masyarakat yang memengaruhi hasil belajar

siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-

teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa

tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh

yang serba kekurangan dan anak-anak

Page 45: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

29

pengangguran misalnya, sangat memengaruhi

aktivitas belajar siswa. Siswa yang berada di

lingkungan tersebut akan menemukan kesulitan

ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi.

(2) Lingkungan Non Sosial

Baharuddin (2015: 33-34) berpendapat bahwa

faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial

adalah:

(a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang

segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak

terlalu silau, atau tidak terlalu gelap, suasana yang

sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut

merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi

aktivitas belajar siswa. Sebaliknya bila kondisi

lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar

siswa akan terhambat.

(b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang

dapat digolongkan dua macam. Pertama hardware

seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, dan

fasilitas belajar. Kedua, software seperti kurikulum

sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku

panduan, dan silabus.

Page 46: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

30

(c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).

Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia

perkembangan siswa, begitu juga dengan metode

mengajar guru disesuaikan dengan kondisi

perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat

memberikan kontribusi yang positif terhadap

aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai

materi pelajaran dan berbagai metode mengajar

yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

Kajian teori tentang hakikat hasil belajar dapat

ditampilkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Bagan Hakikat Hasil Belajar

Sumber: Baharuddin (2015); Suprijono (2011); Susanto (2013);

dan Syah (2010)

Page 47: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

31

2. Hakikat IPA

a. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang ada di alam semesta beserta

isinya dengan sikap ilmiah yang rasional dan objektif. Mata

pelajaran IPA diterapkan mulai dari sekolah dasar (SD) sampai

perguruan tinggi (PT), hal tersebut melihat pentingnya IPA sebagai

disiplin ilmu yang berperan dalam setiap aspek kehidupan (Azizah,

dkk, 2016: 492).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan

yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala

isinya. IPA merupakan suatu pengetahuan yang bisa diterima di

khalayak umum sebagai suatu produk ilmu (produk ilmiah) yang

penemuannya melalui serangkaian penyelidikan panjang yang

terstruktur (proses ilmiah), yang keberhasilannya dalam melakukan

penyelidikan ini ditentukan oleh sikap ilmiah yang dimiliki

(Desstya, 2014: 194)

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan

pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap

ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Pembelajaran IPA di

sekolah dasar dapat dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan

bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA (Susanto, 2013:

170).

Page 48: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

32

Berdasarkan uraian hakikat IPA di atas, dapat dipahami

bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang

mempelajari tentang diri sendiri dan alam semesta beserta isinya

dengan sikap ilmiah yang rasional dan objektif melalui pengamatan

dan percoban-percobaan sederhana dengan prinsip IPA sebagai

produk, proses, dan hasil.

b. Karakteristik Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik

sebagai dasar untuk memahaminya. Jacobson & Bergman (dalam

Susanto, 2013: 170) berpendapat bahwa karakteristik pembelajaran

IPA meliputi:

1) IPA merupakan kumpulan konsep-konsep, prinsip-prinsip,

hukum, dan teori;

2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental serta mencermati

fenomena alam, termasuk juga penerapannya;

3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan dan ketekunan dalam

menyingkap rahasia alam; dan

4) IPA tidak dapat membuktikan semua, akan tetapi hanya

sebagian atau beberapa saja.

Page 49: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

33

c. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan

Standar Nasional Pendidikan (dalam Susanto, 2013: 171-172)

yaitu:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan;

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan;

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Page 50: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

34

Kajian teori tentang hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

dapat ditampilkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Bagan Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Sumber: Azizah, dkk (2016); Desstya (2014);

dan Susanto (2013)

3. Pendekatan Pembelajaran SAVI

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran SAVI

SAVI adalah akronim dari Somatic, Auditory, Visual, dan

Intellectual. Pembelajaran somatic, auditory, visual, dan

intellectual (SAVI) adalah pembelajaran yang menekankan bahwa

belajar haruslah memanfaatkan alat indra yang dimiliki siswa.

Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: somatic yang

bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar

Page 51: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

35

dengan mengalami dan melakukan; auditory yang bermakna bahwa

belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak,

berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan

menanggapi; visual yang bermakna belajar haruslah menggunakan

indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan,

membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan intellectual

yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan

berpikir (minds- on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran

dan berlatih menggunakannya melalui menalar, menyelidiki,

mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkontruksi,

memecahkan masalah, dan menerapkan (Ngalimun, 2016: 234).

Keempat cara belajar ini harus ada agar belajar berlangsung

optimal. Unsur-unsur ini semuanya terpadu, sehingga belajar yang

paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan secara

simultan (Hernowo, 2015: 157).

Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh

orang berdiri dan bergerak ke sana ke mari. Pembelajaran adalah

menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intellectual dan

penggunaan semua indra (Hernowo, 2015: 157). Dave Meirer

(dalam Suyanto, 2013: 91) menyatakan bahwa gerakan fisik

meningkatkan proses mental. Pembelajaran yang menghalangi

gerakan tubuh berarti mengalangi pikiran untuk berfungsi secara

Page 52: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

36

maksimal, sebaliknya melibatkan tubuh dalam belajar cenderung

membangkitkan kecerdasan terpadu manusia sepenuhnya.

Pendekatan pembelajaran SAVI dalam belajar

memunculkan sebuah konsep belajar yang disebut Belajar Berbasis

Aktivitas (BBA). Belajar dengan bergerak aktif dan memanfaatkan

indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh dan pikiran

terlibat dalam proses belajar. Belajar menggunakan pendekatan

SAVI jauh lebih efektif daripada yang didasarkan pada prestasi,

materi, dan media, karena gerakan fisik meningkatkan proses

mental (Suyadi, 2013: 102).

Senada dengan hal tersebut, Suyanto (2013: 91)

menyatakan dalam pengelolaan siswa, hal mendasar yang mesti

dikembangkan adalah agar siswa dapat bergerak aktif ketika

belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan

membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar.

Pembelajaran yang semakin banyak melibatkan panca indra

berpengaruh baik terhadap hasil belajar yang bisa dicapai.

Sebaliknya, pola pembelajaran yang cenderung membuat siswa

tidak aktif secara fisik dalam jangka waktu lama, akan

menyababkan kejenuhan otak, belajar menjadi lambat, bahkan

kemampuan belajar dapat terhenti, dengan kata lain hilangnya

semangat belajar pada diri siswa.

Page 53: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

37

Huda (2014: 284-285) mengemukakan bahwa cara-cara

yang bisa menjadi starting point guru dalam melaksanakan

pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:

1) Somatic: Learning by Doing

a) Proyek dirancang untuk mendorong siswa bergerak di

tempat-tempat yang berbeda;

b) Waktu istirahat disediakan sesering mungkin ketika siswa

tengah belajar, kemudian siswa diajak untuk segera

bergerak ketika sedang menemukan gagasan baru;

c) Siswa dibiarkan berdiri dan berjalan ketika siswa tengah

mendengarkan, menonton, atau berpikir; dan

d) Siswa diminta untuk menulis dalam sebuah kartu tentang

apa yang telah dipelajari.

2) Auditory (Learning by Hearing)

a) Siswa diminta untuk menjelaskan apa yang telah dipelajari

dari orang lain;

b) Siswa diminta untuk membaca buku atau handout dengan

suara keras;

c) Proses presentasi pengajaran direkam, dan siswa diminta

untuk mendengarkannya sejenak di ruang kelas; dan

d) Siswa dilibatkan dalam diskusi dan tukar pendapat dengan

siswa-siswa lain.

Page 54: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

38

3) Visual: Learning by Seeing

a) Siswa diberikan tugas untuk membaca satu atau dua

paragraf, kemudian diminta untuk membuat sinopsis

singkat tentang apa yang dibacanya;

b) Siswa diminta untuk terus mencatat setiap penjelasan

penting yang disampaikan di ruang kelas;

c) Siswa diajak untuk membuat semacam gambar tentang

gagasan siswa lalu ditempel di dinding kelas; dan

d) Mindmap digambar di papan tulis, dan siswa diminta untuk

memperhatikannya dengan seksama.

4) Intellectual: Learning by Thinking

a) Siswa diminta untuk duduk sejenak setelah menyelesaikan

sesuatu pengalaman belajar untuk merefleksikan apa yang

telah dipelajari dan menghubungkannya dengan apa yang

telah diketahui;

b) Siswa diminta untuk membuat semacam diagram,

flowchart, atau piktogram yang bisa menggambarkan apa

yang direfleksikan;

c) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan probing

mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan dan siswa

diminta untuk berpikir tentang pemecahannya;

d) Analogi-analogi dibuat untuk merangsang siswa berpikir

tentang apa yang terkandung di dalamnya; dan

Page 55: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

39

e) Pokok-pokok pelajaran dibuat yang memungkinkan siswa

untuk menyusunnya.

b. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran SAVI

1) Somatic

Somatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-

soma (seperti dalam psikosomatic). Belajar somatic berarti

belajar dengan indra peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik

dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar

(Hernowo, 2015: 157-158).

Suasana belajar yang dapat membuat siswa bangkit dan

berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke

waktu diciptakan untuk merangsang hubungan pikiran-tubuh.

Pembelajaran tidak semuanya membutuhkan aktivitas fisik,

tetapi dengan berganti-ganti menjalankan aktivitas belajar aktif

dan pasif secara fisik (Hernowo, 2015: 159).

Fanany (2013: 85) berpendapat bahwa hal-hal yang bisa

dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan belajar dengan

menyerap informasi melalui gerakan fisik adalah sebagai

berikut:

a) Siswa melaksanakan praktik lapangan;

b) Siswa melakukan demonstrasi atau pertunjukan langsung

terhadap suatu proses;

c) Siswa membuat model atau contoh-contoh;

Page 56: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

40

d) Siswa dalam belajar tidak harus duduk secara formal, bisa

dilakukan dengan duduk dengan posisi yang nyaman

walaupun tidak biasa dilakukan oleh siswa lain;

e) Siswa melaksanakan praktik di laboratorium;

f) Siswa melaksanakan simulasi dan role playing; dan

g) Siswa diminta berdiri saat menjelaskan sesuatu.

2) Auditory

Belajar auditory, yaitu gaya belajar yang dilakukan

siswa untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan

indra telinga. Belajar auditory sangat mengandalkan telinga

untuk mencapai kesuksesan belajar, misalnya dengan cara

mendengar seperti ceramah, radio, berdialog, dan berdiskusi

(Subini, 2013: 119).

Pikiran auditory siswa lebih kuat daripada yang

disadari. Telinga siswa terus-menerus menangkap dan

menyimpan informasi auditory, bahkan tanpa disadari. Siswa

ketika membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area

penting di otak menjadi aktif (Hernowo, 2015: 161).

Pelajaran dirancang menarik bagi saluran auditory yang

kuat dalam diri siswa, dengan mencari cara untuk mengajak

siswa membicarakan apa yang sedang siswa pelajari. Siswa

diminta menerjemahkan pengalamannya dengan suara dan

diajak berbicara ketika sedang memecahkan masalah, membuat

Page 57: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

41

model, mengumpulkan informasi, pengalaman belajar, atau

menciptakan makna-makna pribadi bagi diri sendiri (Hernowo,

2015: 163-164).

Fanany (2013: 85) berpendapat bahwa hal-hal yang bisa

dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan belajar dengan

menyerap informasi melalui pendengaran adalah sebagai

berikut:

a) Guru menggunakan audio dalam pembelajaran, misalnya

musik dan radio;

b) Siswa ketika belajar dibiarkan membaca dengan nyaring

dan suara keras;

c) Guru sering memberi pertanyaan kepada siswa;

d) Siswa diminta membuat diskusi kelas;

e) Siswa diminta menjelaskan dengan kata-kata;

f) Siswa menuliskan apa yang siswa pahami tentang satu mata

pelajaran; dan

g) Siswa belajar berkelompok.

3) Visual

Belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat

sehingga mata sangat memegang peranan penting. Gaya belajar

secara visual dilakukan siswa untuk memperoleh informasi

seperti melihat gambar, diagram, peta, poster, dan grafik

(Subini, 2013: 119)

Page 58: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

42

Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada

sebagian orang, sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya

adalah bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat

untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang

lain (Hernowo, 2015: 165).

Belajar visual paling baik jika siswa dapat melihat

contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar

dan gambaran dari segala macam hal ketika siswa sedang

belajar. Teknik yang bisa dilakukan semua siswa, terutama

siswa dengan keterampilan visual yang kuat, adalah meminta

siswa mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan serta

mebicarakan situasi itu (Hernowo, 2015: 166).

Fanany (2013: 84) berpendapat bahwa hal-hal yang bisa

dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan belajar dengan

menyerap informasi melalui mata adalah sebagi berikut:

a) Siswa dibiarkan duduk di bangku paling depan, sehingga

siswa bisa langsung melihat apa yang dituliskan atau

digambarkan guru di papan tulis;

b) Guru membuat lebih banyak bagan-bagan, diagram, untuk

menjelaskan sesuatu;

c) Siswa diminta menuliskan poin-poin penting yang harus

dihafalkan;

Page 59: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

43

d) Guru memberikan ilustrasi dan gambar digunakan dalam

pembelajaran; dan

e) Siswa diminta menulis ulang apa yang ada di papan tulis.

4) Intellectual

Intellectual adalah pencipta makna dalam pikiran,

sarana yang digunakan manusia untuk “berpikir”, menyatukan

pengalaman, menciptakan jaringan syaraf baru, dan belajar.

Intellectual menghubungkan pengalaman mental, fisik,

emosional, dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi

dirinya sendiri. Intellectual merupakan sarana yang digunakan

pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan.

Pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman

(diharapkan) menjadi kearifan (Hernowo, 2015: 168).

Meier (dalam Hernowo, 2015: 168) berpendapat bahwa

intellectual bukanlah pendekatan belajar yang tanpa emosi,

tidak berhubungan, rasionalistis, “akademis”, dan terkotak-

kotak. Kata “intellectual” menunjukkan apa yang dilakukan

pembelajar dalam pikiran secara internal ketika menggunakan

kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan

menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari

pengalaman tersebut. Intellectual adalah bagian diri yang

merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan membangun

makna.

Page 60: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

44

Siswa memiliki perbedaan dalam bidang intellectual

yang perlu diketahui dan dipahami oleh guru, terutama dalam

hubungannya dengan pengelompokan siswa di kelas. Siswa

yang kurang cerdas jangan dikelompokkan dengan siswa yang

kecerdasannya setingkat dengannya, tetapi perlu dimasukkan

ke dalam kelompok siswa-siswa yang cerdas. Hal ini dilakukan

agar siswa yang kurang cerdas itu terpacu untuk lebih kreatif

(Djamarah, 2000: 58).

Hamzah (2015: 251) mengemukakan indikator

intellectual adalah sebagai berikut:

a) Mudah menangkap pelajaran;

b) Mudah mengingat kembali;

c) Memiliki perbendaharaan kata yang luas;

d) Penalaran tajam (berpikir logis, kritis, memahami hubungan

sebab akibat);

e) Daya konsentrasi baik (perhatian tidak mudah teralihkan);

f) Menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik; dan

g) Senang membaca.

Sanaky (2015: 299) berpendapat bahwa cara

memberdayakan intellectual siswa adalah dengan mengarahkan

siswa pada penggunaan pengetahuan dan keterampilan secara

lebih dalam dan berkembang (misalnya keterampilan berpikir

Page 61: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

45

kritis). Guru dalam memberdayakan intellectual siswa dapat

menggunakan beberapa cara yaitu:

a) Guru memadukan antara tugas dan hasil yang ingin dicapai;

b) Guru menguji proses berpikir dan bukan sekadar informasi

terpisah yang dihafalkan;

c) Guru memanfaatkan pengetahuan atau riset yang dilakukan

siswa sendiri;

d) Guru memberikan tantangan yang menekankan kedalaman

pengetahuan dan pengertian; dan

e) Guru merangsang dan mendidik siswa sehingga siswa dapat

belajar dari proses pengujian sendiri.

c. Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran SAVI

Shoimin (2014: 178-180) menyatakan bahwa, langkah-

langkah pendekatan pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)

Tahap persiapan ini guru membangkitkan minat siswa,

memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar

yang akan dilakukan, dan menempatkan siswa dalam situasi

optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi meliputi hal-hal

sebagai berikut:

a) Guru memberikan sugesti positif;

b) Guru memberikan tujuan yang jelas dan bermakna;

c) Guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa;

Page 62: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

46

d) Guru menciptakan lingkungan emosional yang positif;

e) Guru menenangkan rasa takut siswa;

f) Guru menyingkirkan hambatan-hambatan belajar;

g) Guru memberikan kesempatan siswa bertanya dan

mengemukakan berbagai masalah; dan

h) Guru mengajak siswa terlibat penuh sejak awal.

2) Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)

Tahap penyampaian guru hendaknya membantu siswa

menemukan materi belajar yang baru dengan cara melibatkan

pancaindra dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal-hal yang

dapat dilakukan guru adalah:

a) Guru mengajak siswa mengamati fenomena dunia nyata;

b) Guru merangsang siswa untuk melibatkan intellectual dan

seluruh panca indra dalam pembelajaran;

c) Guru membangun presentasi interaktif;

d) Guru memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa;

e) Guru melatih siswa menemukan pengetahuan (sendiri,

berpasangan, berkelompok); dan

f) Guru memberikan pengalaman belajar di dunia nyata yang

kontekstual.

3) Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)

Tahap pelatihan ini guru hendaknya membantu siswa

mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan

Page 63: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

47

baru dengan berbagai cara. Hal-hal yang dilakukan guru Secara

spesifik, yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:

a) Guru memberikan usaha aktif, umpan balik atau renungan;

b) Guru memberikan permainan dalam belajar;

c) Guru melatih aksi pembelajaran;

d) Guru melatih aktivitas pemecahan masalah;

e) Guru memberikan pengajaran dan tinjauan kolaboratif; dan

f) Guru melatih aktivitas praktis membangun keterampilan.

4) Tahap Penampilan Hasil (Tahap Penutup)

Tahap penampilan hasil ini guru hendaknya membantu

siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau

keterampilan baru siswa pada pekerjaan sehingga hasil belajar

akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal-

hal yang dapat dilakukan guru adalah:

a) Guru menekankan penerapan pembelajaran pada dunia

nyata dalam waktu yang segera;

b) Guru membangun aktivitas dukungan kawan antar siswa;

c) Guru membantu siswa menciptakan dan melaksanakan

rencana aksi;

d) Guru memberikan aktivitas penguatan penerapan;

e) Guru menyampaikan materi penguatan persepsi; dan

f) Guru memberikan umpan balik dan evaluasi kinerja.

Page 64: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

48

d. Kelebihan Pendekatan Pembelajaran SAVI

Shoimin (2014: 182) mengemukakan bahwa kelebihan

pendekatan pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:

1) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh

melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intellectual;

2) Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun

pengetahuannya sendiri;

3) Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena

siswa merasa diperhatikan sehingga tidak cepat bosan untuk

belajar;

4) Memupuk kerjasama karena siswa yang lebih pandai

diharapkan dapat membantu yang kurang pandai;

5) Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik, dan

efektif;

6) Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan

kemampuan psikomotor siswa;

7) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa;

8) Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar lebih baik;

9) Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan

pendapat dan berani menjelaskan jawabannya; dan

10) Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar.

Page 65: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

49

e. Kekurangan Pendekatan Pembelajaran SAVI

Shoimin (2014: 182) mengemukakan bahwa kekurangan

pendekatan pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:

1) Siswa yang sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu

sering mengalami kesulitan menemukan jawaban ataupun

gagasannya sendiri;

2) Pendekatan pembelajaran SAVI membutuhkan waktu yang

lama terutama bila siswa memiliki kemampuan yang lemah;

3) Pendekatan pembelajaran SAVI cenderung mensyaratkan

keaktifan siswa sehingga bagi siswa yang kemampuannya

lemah bisa merasa minder.

f. Cara Menyiasati Kekurangan Pendekatan Pembelajaran SAVI

Peneliti berpendapat bahwa cara yang dapat dilakukan

untuk menyiasati kekurangan pendekatan pembelajaran SAVI

adalah sebagai berikut:

1) Guru memberikan stimulus kepada siswa, sehingga siswa akan

lebih mudah dalam menemukan gagasannya sendiri;

2) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

mempertimbangkan alokasi waktu yang tepat, sehingga semua

siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik; dan

3) Guru memotivasi semua siswa agar aktif dalam pembelajaran

dan memberikan perhatian lebih kepada siswa yang

kemampuannya lemah.

Page 66: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

50

Kajian teori tentang hakikat pendekatan pembelajaran SAVI

dapat ditampilkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Bagan Pendekatan Pembelajaran SAVI

Sumber: Djamarah (2000); Fanany (2013); Hernowo (2015);

dan Shoimin (2014)

4. Gaya

Gaya merupakan salah satu materi pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) yang terdapat pada kelas V di SD/MI. Materi tentang gaya

memuat tentang tiga materi pokok yaitu gaya gravitasi bumi, gaya

gesek, dan gaya magnet.

a. Gaya Gravitasi Bumi

Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik bumi. Gaya graviasi

bumi adalah gaya yang menarik benda-benda untuk jatuh ke

permukaan bumi. Setiap benda dalam keadaan bebas di atas bumi

akan tertarik ke bumi. Benda ditarik selalu menuju ke permukaan

Page 67: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

51

bumi. Pusat bumi yang menarik benda di permukaan bumi disebut

gaya gravitasi bumi.

Benda bergerak karena gaya gravitasi bumi tidak

dipengaruhi oleh berat, dan ukuran benda. Kekuatan gaya gravitasi

bumi terhadap benda tergantung pada jarak benda dari pusat bumi.

Jika semakin jauh letak benda dari pusat bumi, maka gaya gravitasi

semakin kecil. Gravitasi bumi membuat seseorang tetap

dipermukaan bumi, dapat berjalan di atas tanah, benda-benda dan

makhluk yang ada di bumi tidak melayang-layang di udara. Buah

kelapa yang jatuh ke bawah merupakan salah satu contoh dari

adanya gravitasi bumi (Sulistyowati, 2009: 80). Gambar tentang

contoh gaya gravitasi bumi kelapa jatuh akibat gaya gravitasi bumi

ditampilkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Contoh Gaya Gravitasi Bumi

(Sumber: Sulistyowati, 2009: 80)

Benda dapat jatuh menuju bumi karena bumi menarik

benda tersebut. Jadi, bumi memiliki gaya tarik, gaya tarik bumi

dinamakan gaya gravitasi bumi. Gaya inilah yang menarik semua

Page 68: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

52

benda jatuh menuju bumi. Gerak jatuh yang disebabkan oleh gaya

gravitasi disebut gerak jatuh bebas (Haryanto, 2012: 131).

Gaya gravitasi bumi membuat makhluk hidup maupun

benda tidak hidup dapat bertahan di bumi. Gaya gravitasi bumi

membuat segala sesuatu di bumi mengalami peristiwa-peristiwa

yang wajar. Jika tidak ada gaya gravitasi bumi, seseorang tidak

akan diam di satu tempat (Haryanto, 2012: 131).

b. Gaya Gesek

Gaya gesek adalah kekuatan hambatan akibat gesekan.

Seseorang ketika mendorong kardus terjadi gesekan antara

permukaan kardus dengan lantai. Jadi, gaya gesek merupakan gaya

yang menimbulkan hambatan ketika dua permukaan benda saling

bersentuhan (Azmiyawati, 2008 : 84). Gambar tentang adanya gaya

gesek ditampilkan pada Gambar 2.6.

Gambar 2. 6 Gaya Gesek saat Mendorong Kardus

(Sumber Azmiyawati, 2008: 84)

Permukaan benda-benda itu berbeda-beda, ada yang kasar,

licin, bergelombang, atau datar. Gerak benda di permukaan yang

Page 69: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

53

halus lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan gerak benda di

atas permukaan kasar (Susilowati, 2010: 121). Gambar tentang

perbedaan permukaan benda yang mempengaruhi gaya gesek

ditampilkan pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 (a) Permukaan halus; (b) Permukaan kasar

(Sumber: Winarti, 2009: 64)

1) Manfaat Gaya Gesek

Manfaat gaya gesek yaitu membantu benda bergerak

tanpa tergelincir; menghentikan benda yang sedang bergerak;

dan menahan benda-benda agar tidak bergeser.

a) Membantu Benda Bergerak Tanpa Tergelincir

Gaya gesek membantu seseorang bergerak tanpa

tergelincir. Contohnya adalah ketika seseorang berjalan.

Jika antara kaki atau sepatu dengan lantai tidak ada gaya

gesek, maka seseorang tidak dapat bergerak karena

tergelincir.

b) Menghentikan Benda yang Sedang Bergerak

Gaya gesek menghentikan benda yang sedang

bergerak, contohnya adalah pada saat mengerem sepeda.

Page 70: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

54

Karet rem akan mencengkeram pelek agar roda berhenti

berputar. Cengkeraman karet rem tersebut memberi gaya

gesek kepada pelek. Antara permukaan ban dan jalanan

juga terjadi gesekan sehingga sepeda dapat berhenti.

c) Menahan Benda-Benda agar Tidak bergeser

Gaya gesek mampu menahan benda agar tidak

tergelincir, termasuk juga berbagai benda dalam kehidupan

sehari-hari seperti perabotan rumah. Tanpa adanya gaya

gesek, perabotan rumah mudah tergeser. Gambar tentang

manfaat gaya gesek ditampilkan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Orang dapat bersepeda dengan lancarkarena adanya gaya gesek

(Sumber: Priyono, 2010: 117)

2) Benda-Benda yang Memperbesar Gaya Gesek

Benda-benda yang memperbesar gaya gesek contohnya

adalah bahan karet dan paku-paku.

a) Bahan Karet

Bahan karet menghasilkan gaya gesek yang kuat jika

bersentuhan dengan permukaan jalan atau lantai.

Page 71: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

55

Contohnya adalah rem sepeda, sol sepatu, tali timba sumur,

dan berbagai ban kendaraan.

b) Paku-Paku atau Pul

Paku-paku atau pul adalah struktur seperti paku yang

biasanya terdapat di bagian bawah sepatu. Pul atau paku-

paku ini dapat mencengkeram permukaan lapangan rumput

atau salju. Contohnya adalah sepatu pemain sepak bola dan

sepatu pendaki gunung bersalju.

3) Kerugian Akibat Gaya Gesek

Gaya gesek tidak hanya memberi manfaat, namun gaya

gesek juga bisa merugikan. Beberapa kerugian akibat gaya

gesek yaitu menghambat gerakan, mengikis permukaan yang

bergesekan, dan memboroskan energi untuk mengatasi gaya

gesek.

a) Menghambat Gerakan

Gaya gesek menghambat gerakan suatu benda, hal ini

sesuai dengan sifat gaya gesek. Benda yang bergerak selalu

ditahan oleh gaya gesek. Akibatnya, gerakan benda menjadi

terhambat.

b) Mengikis Permukaan yang Bergesekan

Permukaan sol sepatu lama atau sepatu bekas terlihat

telah aus. Permukaannya aus karena selalu terkikis saat

bergesekan dengan lantai dan jalanan.

Page 72: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

56

c) Memboroskan Energi untuk Mengatasi Gaya Gesek

Gaya gesek yang muncul harus dilawan agar benda

dapat bergerak, sehingga perlu adanya gaya tambahan.

Gaya tambahan diperoleh dari energi. Gaya gesek yang

memboroskan energi contohnya adalah ketika seseorang

memerlukan tenaga yang lebih kuat untuk menarik benda di

atas karpet daripada benda di atas lantai yang licin.

4) Cara Mengurangi Gaya Gesek

Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian

akibat gaya gesek adalah dengan mengecilkan gaya gesek

tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

mengurangi gaya gesek yaitu memasang roda, memasang

bantalan peluru, dan menghaluskan permukaan benda.

a) Memasang Roda

Roda menggelinding memudahkan benda di atasnya

untuk bergerak. Roda saat menggelinding hanya sebagian

permukaan roda yang menyentuh permukaan jalan. Ini akan

memperkecil gaya gesek. Roda banyak ditemukan di

berbagai kendaraan. Roda juga dipasamg pada meja atau

kursi agar mudah digeser.

b) Memasang Bantalan Peluru

Roda yang berputar membutuhkan sumbu. Sementara

roda berputar, sumbu tersebut diam terhadap benda di atas

Page 73: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

57

roda. Oleh karena itu, timbul gesekan antara roda dengan

sumbu. Bantalan peluru digunakan untuk mengurangi

gesekan antara roda dengan sumbu. Bola-bola dilapis

minyak pelumas agar bebas bergerak. Gesekan menjadi

kecil dan roda pun menjadi lebih leluasa berputar.

c) Menghaluskan Permukaan Benda

Gaya gesek dapat diperkecil dengan cara

menghaluskan permukaan benda yang bergesekan.

Permukaan yang halus akan mempermudah benda bergerak.

c. Gaya Magnet

Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan logam yang

dapat menarik benda-benda lain yang juga terbuat dari logam.

Gaya magnet berasal dari magnet. Istilah magnet berasal dari kata

“magnesia”. Magnesia adalah nama sebuah daerah di Yunani

(Haryanto, 2012: 116). Gambar magnet yang dapat menarik besi

ditampilkan pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Magnet Menarik Besi

(Sumber: Susilowati, 2010: 104)

Page 74: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

58

1) Benda Magnetis dan Nonnmagnetis

a) Benda Magnetis

Benda magnetis adalah benda-benda yang dapat

ditarik atau digerakkan oleh magnet. Benda magnetis antara

lain mengandung besi, baja, nikel, dan kobalt. Contohnya

paku, mur, baut, pisau, dan sebagainya. Benda yang dapat

ditarik oleh magnet disebut juga benda ferromagnetis

(Winarti, 2009: 66). Benda magnetis contohnya

ditampilkan pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Contoh Benda Magnetis Pisau dan Paku

(Sumber: Winarti, 2009: 66)

b) Benda Nonmagnetis

Benda nonmagnetis adalah benda yang tidak dapat

ditarik atau digerakkan oleh magnet. Bendan nonmagnetis

banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berupa

benda-benda yang tidak dapat ditarik magnet. Benda

nonmagnetis dapat berupa unsur logam maupun nonlogam.

Benda nonmagnetis contoh yaitu aluminium, seng, plastik,

Page 75: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

59

kayu, kapur, kertas, dan kaca (Winarti, 2009: 66). Benda

nonmagnetis contohnya ditampilkan pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Contoh Benda Nonmagnetis Buku dan Kapur Tulis

(Sumber: Winarti, 2009: 67)

2) Kekuatan Gaya Magnet

Kekuatan gaya magnet mampu menembus penghalang,

yaitu benda nonmagnetis. Gaya tarik magnet masih

berpengaruh terhadap benda magnetis di balik penghalang

tersebut. Jika penghalang itu terlalu tebal, maka pengaruh

magnet bisa hilang. Kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi

oleh ketebalan penghalang antara magnet dan benda magnetis

(Haryanto, 2012: 119).

Gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda-benda

logam meskipun ada penghalang di antara magnet dan benda

yang ditariknya. Daya tembus gaya magnet besarnya

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis penghalang,

tebal tipisnya penghalang, dan kekuatan magnet. Gaya magnet

pengaruhnya juga ditentukan oleh jarak magnet dengan benda

(Azmiyawati, 2008: 89).

Page 76: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

60

Benda dan magnet yang jaraknya makin dekat membuat

kekuatan gaya magnet makin kuat. Gaya tarik magnet ini

menyebabkan magnet harus disimpan dengan hati-hati. Magnet

harus dijauhkan dari peralatan elektronik yang rumit, seperti

jam, telepon genggam, radio, televisi, komputer. (Haryanto,

2012: 120).

Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah merata di seluruh

sisi atau bagiannya. Gaya magnet terkuat di kedua kutubnya.

Pada magnet batang, gaya magnet terkuat berada di kedua

ujungnya, yaitu kutub-kutubnya. Jika beberapa benda magnetis

didekatkan magnet, maka benda-benda tersebut cenderung

untuk segera ditarik ke kutub-kutub tersebut (Haryanto, 2012:

121).

Daerah sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh

gaya magnet disebut medan magnet. Area medan magnet itu

biasa ditunjukkan dengan garis-garis gaya magnet. Garis-garis

gaya magnet tersebut saling bertemu di ujung kedua kutubnya

(Azmiyawati, 2008: 89).

3) Magnet Memiliki Dua Kutub

Magnet memiliki dua kutub. Jika magnet bisa bergerak

bebas, maka ada satu kutub yang menunjuk ke arah utara.

Kutub itu dinamakan kutub utara magnet, biasanya diberi

warna merah atau huruf N (north). Kutub satunya lagi yang

Page 77: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

61

mnunjuk ke arah selatan, disebut kutub selatan magnet,

biasanya diberi warna biru atau huruf S (south) (Haryanto,

2012: 123).

Magnet pada keadaan bebas akan selalu menunjuk ke

arah utara dan selatan. Ujung magnet yang mengarah ke utara

disebut kutub utara, sedangka ujung magnet yang mengarah ke

selatan disebut kutub selatan (Azmiyawati, 2008: 90).

Kutub-kutub magnet mempunyai sifat-sifat khusus. Saat

kutub magnet yang sama dari dua buah magnet batang saling

didekatkan, kedua magnet akan saling menolak. Sebaliknya

jika kutub magnet yang berbeda saling didekatkan, akan terjadi

tarik-menarik (Azmiyawati, 2008: 90). Gambar tentang dua

kutub magnet ditampilkan pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Dua Kutub Magnet yang Saling Didekatkan

(Sumber: Susilowati, 2010: 111)

Page 78: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

62

4) Cara Membuat Magnet

Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat

dibuat menjadi magnet dengan cara-cara tertentu (Azmiyawati,

2008: 91).

a) Cara Induksi

Magnet dibuat secara induksi sangat mudah

dilakukan, akan tetapi sifat kemagnetan hasil induksi ini

bersifat sementara. Cara membuat magnet secara induksi

adalah dengan menempelkan benda-benda yang terbuat dari

logam (besi atau baja) dengan magnet. Benda yang terbuat

dari logam ini akan menjadi sifat magnet. Sifat kemagnetan

benda tersebut akan hilang apabila magnet dilepaskan

(Azmiyawati, 2008: 91). Magnet yang dibuat dengan cara

induksi ditampilkan pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Magnet yang Dibuat dengan Cara Induksi

(Sumber: Winarti, 2009: 69)

Page 79: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

63

b) Cara Gosokan

Magnet yang digosokkan ke suatu batang besi atau

baja dapat menyebabkan batang besi atau baja mempunyai

sifat kemagnetan. Sifat kemagnetan akan bertahan semakin

lama di dalam batang besi atau baja tersebut apabila waktu

penggosokan semakin lama pula (Azmiyawati, 2008: 92).

Magnet yang dibuat dengan cara digosok ditampilkan pada

Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Magnet yang Dibuat dengan Cara Digosok

(Sumber: Winarti, 2009: 69)

c) Dialiri Arus Listrik

Magnet dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus

listrik searah ke dalam suatu penghantar. Magnet yang

ditimbulkan disebut elektromagnetik. Elektromagnetik

bersifat sementara. Arus listrik yang diputus menyebabkan

sifat magnet itu akan hilang. Elektromagnetik yang

mempunyai kekuatan lebih besar bisa dibuat dengan

menambah jumlah baterai dan menambah jumlah lilitan

Page 80: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

64

(Azmiyawati, 2008: 92). Magnet yang dibuat dengan cara

dialiri arus listrik ditampilkan pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Magnet yang Dibuat dengan Cara Dialiri Arus Listrik (Sumber: Winarti, 2009: 70)

Materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang terdapat

pada kelas V di SD/MI dapat ditampilkan Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Bagan Materi Ipa tentang Gaya

Sumber: Azmiyawati (2008); Haryanto (2012); Sulistyowati (2009);

dan Winarti (2009)

Page 81: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

65

B. Kajian Pustaka

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu, 2016 dengan “Peningkatan

Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang melalui Model

Somatic Auditory Visualization Intelectualy (SAVI) pada Siswa kelas V

di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun

2016”. Rumusan masalah dalam penelitian yaitu: Apakah penerapan

model Somatic Auditory Visualization Intelectualy (SAVI) dapat

meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun ruang pada

siswa kelas V di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten

Semarang Tahun 2016? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

Mengetahui model Somatic Auditory Visualization Intelectualy (SAVI)

dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun ruang

pada siswa kelas V di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang Tahun 2016. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar

siswa mata pelajaran Matematika materi bangun ruang kelas V kelas V

di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun

2016. Hal ini terbukti dari hasil siklus I terdapat 10 siswa atau 63%

siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 67,2. Siklus II jumlah

siswa yang tuntas ada 13 siswa atau 81% dengan nilai rata-rata 76,8.

Penelitian yang dilakukan Wahyu ini memiliki kesamaan dengan

penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penggunaan pendekatan

Page 82: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

66

pembelajaran SAVI untuk meningkatkan hasil belajar dan jenis

penelitian sama-sama penelitian tindakan kelas, sedangkan

perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan

waktu pelaksanaan penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Desi, 2015 dengan judul penelitian ini

adalah “Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPA Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya bagi Siswa Kelas V

Semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran

2014/2015”. Rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua yaitu: 1)

Apakah penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar

IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya bagi siswa kelas V semester II MI

Ma’arif Pulutan Sidorejo Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran

2014/2015?; 2) Apakah penerapan pendekatan SAVI dapat memenuhi

target pencapaian KKM mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-

sifatnya bagi siswa kelas V semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo

Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015? Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk: 1) Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi

cahaya dan sifat-sifatnya melalui penerapan pendekatan SAVI bagi

siswa kelas V semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo Sidorejo

Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015; 2) Memenuhi target pencapaian

KKM mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya bagi siswa

kelas V semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo Sidorejo Salatiga

Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Page 83: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

67

penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa

mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya kelas V semester

II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

Hal ini terbukti dari hasil siklus I terdapat 8 siswa atau 40% siswa

yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 59,75. Siklus II jumlah siswa

yang tuntas ada 15 siswa atau 75% dengan nilai rata-rata 72,5. Siklus

III sebanyak 18 siswa atau 90% tuntas belajar dengan nilai rata-rata

83,5. Penelitian yang dilakukan Desi ini memiliki kesamaan dengan

penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penggunaan pendekatan

pembelajaran SAVI untuk meningkatkan hasil belajar dan jenis

penelitian sama-sama penelitian tindakan kelas, sedangkan

perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan

waktu pelaksanaan penelitian.

Berdasarkan dua hasil penelitian tentang penerapan pendekatan

pembelajaran SAVI di atas, semuanya menunjukkan adanya peningkatan

hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran SAVI.

Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian dengan judul

peningkatan hasil belajar IPA materi gaya melalui pendekatan

pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI) pada siswa

kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018.

Page 84: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

68

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Identitas Sekolah

Tabel 3.1 Identitas Sekolah

No. Identitas Keterangan

1. Nama MI Klero

2. Akreditasi B

3. Yayasan Penyelenggara Lembaga YASPINAMAT

4. Nomor Statistik 11123322011

5.

Alamat:

Dusun Ngadirno

Desa Klero

Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang

Provinsi Jawa Tengah

Kode Pos 50775

(Sumber: Dokumentasi Sekolah)

2. Visi dan Misi

Visi MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

unggul dalam prestasi, pelopor dalam imtaq dan iptek serta teladan

dalam bersikap dan berperilaku.

Misi MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang:

a. Mewujudkan peningkatan kualitas tamatan;

b. Membentuk muda generasi yang bertaqwa, mandiri, hormat dan

santun;

Page 85: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

69

c. Membentuk generasi muda yang cerdas, kreatif dan cinta

almamater;

d. Meningkatkan prestasi kerja yang dilandasi semangat

kekeluargaan; dan

e. Menciptakan keseimbangan intellectual dan emosional serta

spiritual dalam mewujudkan situasi kondusif ke arah terwujudnya

tujuan pendidikan nasional.

3. Keadaan Guru

Keadaan guru MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Data Guru MI Klero

No. Nama Tempat Tanggal Lahir L/P Ijazah

1. Aynun Mardliyah Kab. Smg 31-7-1980 P S1/PAI

2. Budi Hartanto Kab Smg 28-11-1979 L S1/PAI

3. Sri Martini Kab Smg 23-03-1980 P S1/PAI

4. Siswanti Kab. Byl 23-09-1984 P S1/PAI

5. Rofik Anwari Kab Smg 04-07-1976 L S1/PAI

6. Muhamad Syafi’i Kab Smg 26-09-1975 L S1/PAI

7. Siyamti Kab. Byl 12-06-1982 P S1/PAI

8. Arwidatul Rahmawati Kab Smg 11-08-1987 P S1/PGMI

9. Afidatun Kab Smg 30-04-1985 P S1/TBI

(Sumber: Dokumentasi Sekolah)

Page 86: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

70

4. Keadaan Siswa

Keadaan siswa MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang pada tahun 2018 berjumlah 187 siswa dengan rincian pada

Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Klero

Kelas Jumlah Siswa

Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan

I 23 16 39

II 14 15 29

III 23 13 36

IV 15 14 29

V 15 11 26

VI 16 12 28

Jumlah 106 81 187

(Sumber: Dokumentasi Sekolah)

5. Karakteristik Siswa

Karakteristik siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah

siswa kelas V di MI Klero yang berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari

15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Rincian data siswa kelas V

dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V MI Klero

No. Nama Siswa Jenis Kelamin

1. Rohmad Tri Wahyono Laki-laki

2. Candra Dwi Setyawan Laki-laki

3. Dimas Ahmad Muzakki Laki-laki

4. Eka Amelia Febriana Perempuan

5. Ikhsanul Yakin Laki-laki

6. Laila Dwi Nofiani Perempuan

Bersambung…

Page 87: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

71

Sambungan….

7. Mahendra Arya Faiz Laki-laki

8. M. Alfa Riski Romadhon Laki-laki

9. Tarisa Indriyani Perempuan

10. Titis Achirta Sari Perempuan

11. Zahra Amelia Perempuan

12. Risky Raditiya Pratama Laki-laki

13. Anas Fauzul Hakim Laki-laki

14. Amalia Putri Widyawati Perempuan

15. Bima Hafiish Sadhewa Laki-laki

16. Eko Febriyanto Laki-laki

17. Kiandaru Angestu Putra Laki-laki

18. Latifatun Nikmah Perempuan

19. Muhammad Hanif Laki-laki

20. M. Sidiq Bakhrudin Laki-laki

21. M. Wahyu Dzawin Niam Laki-laki

22. Nadia Budhi Ananda Perempuan

23. Neysa Firdania Perempuan

24. Rafi Zakiudin Laki-laki

25. Regina Riti Perempuan

26. Septiana Wahyu Utami Perempuan

(Sumber: Dokumentasi Sekolah)

6. Kolaborator Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian

kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran

bersama siswa. Peneliti membantu guru dalam menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan media pembelajaran yang

dibutuhkan serta melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa

berkaitan dengan langkah-langkah proses pembelajaran dan

pelaksanaan pendekatan pembelajaran SAVI.

Page 88: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

72

7. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan 3 kali pertemuan (3 siklus)

di MI Klero. Waktu Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel

3.5.

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

No. Siklus Pelaksanaan Penelitian

1. Siklus I Jumat, 02 Maret 2018

2. Siklus II Senin, 05 Maret 2018

3. Siklus III Senin, 12 Maret 2018

(Sumber: Data Primer)

B. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus

penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap

perencanaan tindakan Siklus I adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

mata pelajaran IPA materi gaya gravitasi bumi dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI;

2) Peneliti membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akan

digunakan siswa saat proses pembelajaran;

3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran;

Page 89: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

73

4) Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi;

5) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dalam

melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun; dan

6) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan

aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA

menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI.

b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada Jumat,

02 Maret 2018 pukul 07.00 sampai 08.10 WIB di ruang kelas V MI

Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan jumlah

siswa sebanyak 26 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian

tindakan kelas ini berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 35

menit). Materi yang diajarkan pada siklus I adalah tentang gaya

gravitasi bumi. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan

siklus I:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Guru mengucapkan salam;

b) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin

berdo’a;

c) Guru menyapa siswa dan melakukan presensi;

d) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi gaya

gravitasi bumi; dan

e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Page 90: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

74

2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Eksplorasi

(1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang

gaya gravitasi bumi di buku pelajaran IPA halaman 129

dan melihat contoh gambar gaya gravitasi bumi;

(2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya

gravitasi bumi yang telah dibaca siswa;

(a) Pengertian Gaya

Gaya gravitasi bumi merupakan gaya tarik

bumi. Setiap benda dalam keadaan bebas di atas

bumi akan tertarik ke bumi.

(b) Akibat Gaya Gravitasi Bumi

Gaya gravitasi bumi mengakibatkan makhluk

hidup maupun benda tidak hidup dapat bertahan di

bumi. Gaya gravitasi mengakibatkan gerak jatuh ke

bawah yang disebut sebagai gerak jatuh bebas.

(3) Guru membentuk kelompok belajar siswa sebanyak 5

kelompok dengan cara berhitung;

(4) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

untuk melakukan eksperimen tentang gerak jatuh benda

dan perbandingan kecepatannya; dan

(5) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen

tentang gerak jatuh benda dan perbandingan

kecepatannya sesuai dengan lembar kerja siswa yang

telah dibagikan terlebih dahulu.

b) Elaborasi

(1) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil

eksperimen tentang gaya gravitasi bumi dengan

kelompoknya;

(2) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di

lembar kerja siswa;

Page 91: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

75

(3) Guru meminta masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi tentang gaya gravitasi

bumi di depan kelas dan siswa lain menanggapi;

(4) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa

dengan bertepuk tangan dan meminta siswa untuk

menempelkan hasil kerja siswa di dinding kelas; dan

(5) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya

gravitasi bumi.

c) Konfirmasi

(1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap

hasil kerja siswa;

(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami;

dan

(3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi

yang sudah disiapkan oleh guru.

3) Kegiatan Penutup (10 menit)

a) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan

hasil pembelajaran;

b) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan;

c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan

lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;

d) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan

berikutnya yaitu materi tentang gaya gesek;

e) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin

berdo’a; dan

f) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.

Page 92: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

76

c. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung selama

proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang

telah disusun. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan

menggunakan dua lembar observasi. Lembar observasi pertama

digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam

melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar

observasi kedua digunakan untuk mengamati keterampilan guru

dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA

menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI. Hasil pengamatan

berupa lembar observasi akan dilampirkan pada lembar catatan

lapangan.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan

pembelajaran pada penelitian Siklus I untuk mengetahui kelemahan

kegiatan pembelajaran yang yang dilakukan guru dengan siswa

sehingga dapat digunakan sebagai acuan melaksanakan perbaikan

pada siklus berikutnya untuk mencapai indikator keberhasilan

belajar. Kelemahan-kelemahan yang dihadapi pada pelaksanaan

Siklus I dapat dijelaskan di bawah ini:

1) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas

dan bermakna;

Page 93: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

77

2) Siswa kurang aktif dalam mengamati fenomena dunia nyata;

3) Kelompok belajar dibuat tidak berdasarkan tingkat kecerdasan

siswa;

4) Guru kurang membangkitkan intellectual dan rasa ingin tahu

siswa;

5) Guru kurang dalam melatih aktivitas pemecahan masalah; dan

6) Guru kurang memberikan umpan balik kepada siswa.

Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan

pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI pada

Siklus I. Hal ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan supaya

siklus berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana

perbaikan tersebut yaitu:

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan

bermakna;

2) Guru memberikan stimulus kepada siswa supaya aktif dalam

mengamati fenomena dunia nyata;

3) Guru merencanakan pembagian kelompok belajar berdasarkan

tingkat kecerdasan siswa;

4) Guru membangkitkan intellectual dan rasa ingin tahu siswa;

5) Guru melatih siswa aktivitas pemecahan masalah; dan

6) Guru memberikan umpan balik kepada siswa.

Page 94: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

78

Kelemahan-kelemahan yang telah peneliti paparkan

merupakan salah satu komponen yang menyebabkan indikator

keberhasilan belum tercapai, pada Siklus II diharapkan melalui

pendekatan pembelajaran SAVI pada pembelajaran IPA materi gaya

hasil belajar siswa dapat meningkat.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap

perencanaan tindakan Siklus II adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

mata pelajaran IPA materi gaya gesek dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran SAVI;

2) Peneliti membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akan

digunakan siswa saat proses pembelajaran;

3) Peneliti merencanakan pembagian kelompok berdasarkan

prestasi siswa;

4) Peneliti menyiapkan media pembelajaran;

5) Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi;

6) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dalam

melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun; dan

Page 95: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

79

7) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan

aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA

menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI.

b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada Senin,

05 Maret 2018 pukul 08.10 sampai 09.20 WIB di ruang kelas V MI

Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan jumlah

siswa sebanyak 26 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian

tindakan kelas ini berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 35

menit). Materi yang diajarkan pada siklus II adalah tentang gaya

gesek. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus II:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Guru mengucapkan salam;

b) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin

berdo’a kemudian mengabsen siswa;

c) Guru bertanya kepada siswa, apakah siswa sudah siap

mengikuti pembelajaran;

d) Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari di

pertemuan sebelumnya, dilanjutkan bertanya jawab tentang

fenomena dunia nyata yang berkaitan dengan materi gaya

gesek yang akan dipelajari untuk membangkitkan rasa ingin

tahu siswa; dan

e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Page 96: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

80

2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Eksplorasi

(1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang

gaya gesek dan melihat contoh gambar yang ada di

buku pelajaran IPA halaman 133;

(2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya gesek

yang telah dibaca siswa;

(a) Pengertian Gaya Gesek

Gaya gesek merupakan gaya yang menimbulkan

hambatan ketika dua permukaan benda saling

bersentuhan.

(b) Manfaat Gaya Gesek: Membantu benda bergerak

tanpa tergelincir, menghentikan benda yang sedang

bergerak, menahan benda-benda agar tidak bergeser.

(3) Guru membentuk kelompok belajar siswa menjadi 5

kelompok berdasarkan prestasi;

(4) Guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah

tentang pengaruh bentuk permukaan benda terhadap

gaya gesek dengan melakukan eksperimen;

(5) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

untuk melakukan eksperimen tentang gaya gesek; dan

(6) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen

tentang gaya gesek.

b) Elaborasi

(1) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan

kelompoknya tentang gaya gesek yang telah diamati

oleh siswa melalui kegiatan eksperimen;

(2) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di

lembar kerja siswa;

Page 97: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

81

(3) Guru meminta masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi tentang gaya gesek di

depan kelas dan siswa lain menanggapi;

(4) Guru memberikan umpan balik terhadap tanggapan

siswa;

(5) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa

dengan bertepuk tangan dan meminta siswa untuk

menempelkan hasil kerja siswa di dinding kelas; dan

(6) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya

gesek.

c) Konfirmasi

(1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap

hasil kerja siswa;

(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertaya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami;

dan

(3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi

yang sudah disiapkan oleh guru.

3) Kegiatan Penutup (10 menit)

a) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan

hasil pembelajaran;

b) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan;

c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan

lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;

d) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan

berikutnya;

e) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin

berdo’a; dan

f) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.

Page 98: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

82

c. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung selama

proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan

yang telah disusun oleh sebagaimana pada Siklus I. Peneliti dalam

melaksanakan pengamatan menggunakan dua lembar observasi,

masing-masing lembar observasi ini digunakan untuk mengamati

apakah ada perubahan aktivitas guru dan siswa dari siklus

sebelumnya pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Lembar

observasi pertama digunakan untuk mengamati keterampilan guru

dalam melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar

observasi kedua digunakan untuk mengamati keterampilan guru

dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA

menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI. Hasil pengamatan

berupa lembar observasi akan dilampirkan pada lembar catatan

lapangan.

d. Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada hasil pelaksanaan penelitian

Siklus II untuk mengetahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang

yang telah terlaksana pada Siklus II sehingga dapat digunakan

sebagai acuan melaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya

untuk mencapai indikator keberhasilan belajar. Kelemahan-

Page 99: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

83

kelemahan yang dihadapi pada pelaksanaan Siklus II dapat

dijelaskan di bawah ini:

1) Terdapat 9 (sembilan) siswa yang belum terlibat penuh dalam

pembelajaran;

2) Saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi,

terdapat 4 (empat) siswa yang tidak memperhatikan; dan

3) Terdapat 5 (lima) siswa yang belum bisa dalam menemukan

pengetahuannya sendiri.

Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi

kendala-kendala yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran

menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI pada Siklus II. Hal

ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan supaya siklus

berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana

perbaikan tersebut yaitu:

1) Guru memberikan perhatian kepada semua siswa agar terlibat

penuh dalam pembelajaran;

2) Guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing kelompok

untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain yang telah

presentasi di depan kelas; dan

3) Guru memotivasi dan memberikan stimulus yang bermakna

agar siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri.

Page 100: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

84

3. Deskripsi Siklus III

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap

perencanaan tindakan Siklus III adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

mata pelajaran IPA materi gaya magnet dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran SAVI;

2) Peneliti membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akan

digunakan siswa saat proses pembelajaran;

3) Peneliti merencanakan pembagian kelompok berdasarkan

prestasi siswa;

4) Peneliti menyiapkan media pembelajaran;

5) Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi;

6) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dalam

melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun; dan

7) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan

aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA

menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI.

b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas Siklus III dilaksanakan pada

Senin, 12 Maret 2018 pukul 08.10 sampai 09.20 WIB di ruang

kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Page 101: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

85

dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa dan seluruh siswa hadir.

Penelitian tindaka kelas ini berlangsung selama satu kali pertemuan

(2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada Siklus III adalah

tentang gaya magnet. Berikut ini adalah langkah-langkah

pelaksanaan Siklus III:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Guru mengucapkan salam;

b) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin

berdo’a kemudian mengabsen siswa;

c) Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar siswa siap

belajar dan aktif dalam melaksanakan pembelajaran;

d) bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari di

pertemuan sebelumnya, dilanjutkan bertanya jawab tentang

fenomena dunia nyata yang berkaitan dengan materi gaya

magnet yang akan dipelajari untuk membangkitkan rasa

ingin tahu siswa; dan

e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Eksplorasi

(1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang

gaya magnet di buku pelajaran IPA halaman 116 dan

melihat contoh gambar gaya magnet;

(2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya

magnet yang telah dibaca siswa;

(a) Pengertian Gaya Magnet

Gaya magnet merupakan gaya yang ditimbulkan

logam yang dapat menarik benda-benda lain yang

juga terbuat dari logam. Gaya magnet berasal dari

magnet.

Page 102: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

86

(b) Benda Magnetis dan Benda Nonmagnetis

(b.1) Benda Magnetis adalah benda-benda yang

dapat ditarik atau digerakkan oleh magnet.

(b.2) Benda nonmagnetis adalah benda yang tidak

dapat ditarik atau digerakkan oleh magnet.

(c) Kekuatan Gaya Magnet

Kekuatan gaya magnet dipengaruhi oleh jenis

penghalang, tebal tipisnya penghalang, dan jarak

magnet dengan benda.

(d) Magnet Memiliki Dua Kutub

Kutub yang sama dari dua buah magnet batang

yang saling didekatkan, keduanya akan saling

menolak. Sebaliknya jika kutub yang berbeda saling

didekatkan, maka akan terjadi tarik-menarik.

(e) Cara Membuat Magnet: cara induksi, cara gosokan,

cara dialiri arus listrik.

(3) Guru membentuk kelompok belajar siswa menjadi 5

kelompok berdasarkan prestasi;

(4) Guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah

tentang faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya

magnet terhadap suatu benda dengan melakukan

eksperimen;

(5) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

untuk melakukan eksperimen tentang gaya magnet; dan

(6) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen

benda magnetis dan benda nonmagnetis serta kekuatan

gaya magnet sesuai dengan lembar kerja siswa yang

telah dibagikan terlebih dahulu.

Page 103: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

87

b) Elaborasi

(1) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan

kelompoknya tentang gaya magnet yang telah diamati

oleh siswa melalui kegiatan eksperimen;

(2) Guru memberikan stimulus kepada siswa, agar siswa

dapat menemukan pengetahuannya sendiri;

(3) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di

lembar kerja siswa;

(4) Guru meminta masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi tentang gaya magnet di

depan kelas;

(5) Guru meminta perwakilan dari masing-masing

kelompok untuk menanggapi hasil presentasi dari

kelompok lain;

(6) Guru memberikan umpan balik terhadap tanggapan

siswa;

(7) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa

dengan bertepuk tangan dan meminta siswa untuk

menempelkan hasil kerja siswa di dinding kelas; dan

(8) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya

magnet.

c) Konfirmasi

(1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap

hasil kerja siswa;

(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertaya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami;

dan

(3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi

yang sudah disiapkan oleh guru.

Page 104: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

88

3) Kegiatan Penutup (10 menit)

a) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan

hasil pembelajaran;

b) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan;

c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan

lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;

d) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan

berikutnya;

e) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin

berdo’a; dan

f) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.

c. Pengamatan

Peneliti melaksanakan pengamatan secara langsung selama

proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar

pengamatan yang telah disusun sebagaimana pada Siklus I dan

Siklus II. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan menggunakan

dua lembar observasi, masing-masing lembar observasi ini

digunakan untuk mengamati apakah ada perubahan aktivitas guru

dan siswa dari siklus sebelumnya. Lembar observasi pertama

digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam

melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar

observasi kedua digunakan untuk mengamati keterampilan guru

dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA

menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI. Hasil pengamatan

Page 105: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

89

berupa lembar observasi akan dilampirkan pada lembar catatan

lapangan.

d. Refleksi

Refleksi yang dilakukan peneliti pada hasil pelaksanaan

penelitian Siklus III menunjukkan bahwa pada Siklus III sudah

tidak ditemukan kelemahan-kelemahan dalam proses

pembelajaran. Kelemahan-kelemahan yang terjadi di Siklus II

dapat diatasi pada Siklus III ini. Penelitian dihentikan sampai

Siklus III karena hasil belajar siswa sudah menunjukkan indikator

ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu ≥ 85% siswa tuntas

belajar. Siswa yang Tidak Tuntas pada Siklus III akan diberikan

tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidi yang dipantau

oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.

Page 106: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Paparan Siklus

1. Deskripsi Data Siklus I

Penelitian Siklus I dilaksanakan pada Jumat, 02 Maret 2018.

Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok

yang diajarkan pada Siklus I adalah gaya gravitasi bumi. Hasil pengamatan

yang peneliti lakukan pada Siklus I menunjukkan bahwa siswa terlihat

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran SAVI, meskipun belum semua siswa aktif dalam

mengikuti pembelajaran. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I dapat

dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama Siswa Nilai Keterangan

1. RTW 60 Tidak Tuntas

2. CDS 50 Tidak Tuntas

3. DAM 60 Tidak Tuntas

4. EAF 60 Tidak Tuntas

5. IY 50 Tidak Tuntas

6. LDN 80 Tuntas

7. MAF 50 Tidak Tuntas

8. ARR 50 Tidak Tuntas

9. TI 60 Tidak Tuntas

10. TAS 60 Tidak Tuntas

11. ZA 90 Tuntas

12. RRP 70 Tuntas

13. AFH 90 Tuntas

14. APW 70 Tuntas

Bersambung…

Page 107: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

91

Sambungan….

15. BHS 80 Tuntas

16. EF 40 Tidak Tuntas

17. KAP 80 Tuntas

18. LN 30 Tidak Tuntas

19. MH 70 Tuntas

20. MSB 60 Tidak Tuntas

21. WDN 100 Tuntas

22. NBA 60 Tidak Tuntas

23. NF 30 Tidak Tuntas

24. RZ 80 Tuntas

25. RR 80 Tuntas

26. SWU 60 Tidak Tuntas

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 30

Rata-rata 64,23

(Sumber: Data Primer)

Keterangan:

Tuntas = 11 siswa

Tidak Tuntas = 15 siswa

Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

P =

x 100%

=

x 100%

= 42, 3%

= 42% (Pembulatan)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa

pada Siklus I mencapai 64,23. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM)

terdapat 11 siswa (42%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (di

Page 108: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

92

bawah KKM) 15 siswa (58%). Hasil belajar pada Siklus I secara klasikal

belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (nilai KKM)

hanya mencapai 42% dari jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil

persentase belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal yaitu

85% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan siklus selanjutnya

yaitu Siklus II pada waktu yang telah ditentukan.

2. Deskripsi Data Siklus II

Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Senin, 05 Maret 2018.

Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok

yang diajarkan pada Siklus II adalah gaya gesek. Kelemahan-kelemahan

yang terjadi pada pembelajaran Siklus I diperbaiki pada Siklus II. Hasil

pengamatan yang peneliti lakukan pada Siklus II menunjukkan bahwa

masih ada sembilan siswa yang belum terlibat penuh dalam pembelajaran.

Nilai hasil belajar siswa pada Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Nama Siswa Nilai Keterangan

1. RTW 60 Tidak Tuntas

2. CDS 80 Tuntas

3. DAM 90 Tuntas

4. EAF 50 Tidak Tuntas

5. IY 60 Tidak Tuntas

6. LDN 100 Tuntas

7. MAF 70 Tuntas

8. ARR 70 Tuntas

9. TI 70 Tuntas

10. TAS 50 Tidak Tuntas

11. ZA 90 Tuntas

Bersambung…

Page 109: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

93

Sambungan….

12. RRP 60 Tidak Tuntas

13. AFH 90 Tuntas

14. APW 90 Tuntas

15. BHS 100 Tuntas

16. EF 80 Tuntas

17. KAP 60 Tidak Tuntas

18. LN 70 Tuntas

19. MH 60 Tidak Tuntas

20. MSB 60 Tidak Tuntas

21. WDN 90 Tuntas

22. NBA 70 Tuntas

23. NF 70 Tuntas

24. RZ 80 Tuntas

25. RR 100 Tuntas

26. SWU 70 Tuntas

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 50

Rata-rata 71,92

(Sumber: Data Primer)

Keterangan:

Tuntas = 18 siswa

Tidak Tuntas = 8 siswa

Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

P =

x 100%

=

x 100%

= 69,23%

= 69%

Page 110: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

94

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa

pada Siklus II mencapai 71,92. Siswa yang sudah tuntas belajar terdapat

18 siswa (69%), sedangkan yang tidak tuntas belajar 8 siswa (31%). Hasil

belajar pada Siklus II secara klasikal belum berhasil karena siswa yang

memperoleh nilai ≥ 65 (nilai KKM) hanya mencapai 69% dari jumlah

siswa secara keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai indikator

keberhasilan secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa, jadi

harus dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu Siklus III.

3. Deskripsi Data Siklus III

Penelitian Siklus III dilaksanakan pada Senin, 12 Maret 2018.

Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok

yang diajarkan pada Siklus III adalah gaya magnet. Kelemahan-kelemahan

yang terjadi pada pembelajaran Siklus II berhasil diperbaiki pada Siklus

III. Nilai hasil belajar siswa pada Siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus III

No. Nama Siswa Nilai Keterangan

1. RTW 90 Tuntas

2. CDS 90 Tuntas

3. DAM 90 Tuntas

4. EAF 80 Tuntas

5. IY 60 Tidak Tuntas

6. LDN 100 Tuntas

7. MAF 80 Tuntas

8. ARR 50 Tidak Tuntas

9. TI 80 Tuntas

10. TAS 60 Tidak Tuntas

11. ZA 90 Tuntas

Bersambung…

Page 111: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

95

Sambungan….

12. RRP 90 Tuntas

13. AFH 100 Tuntas

14. APW 100 Tuntas

15. BHS 100 Tuntas

16. EF 80 Tuntas

17. KAP 80 Tuntas

18. LN 70 Tuntas

19. MH 80 Tuntas

20. MSB 80 Tuntas

21. WDN 80 Tuntas

22. NBA 70 Tuntas

23. NF 70 Tuntas

24. RZ 80 Tuntas

25. RR 80 Tuntas

26. SWU 70 Tuntas

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 50

Rata-rata 80,77

(Sumber: Data Primer)

Keterangan:

Tuntas = 23 siswa

Tidak Tuntas = 3 siswa

Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

P =

x 100%

=

x 100%

= 88,46 %

= 88%

Page 112: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

96

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa

pada Siklus III mencapai 80,77. Siklus III siswa yang tuntas belajar

terdapat 23 siswa (88%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 3

siswa (12%). Siklus III menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sudah

mencapai indikator ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 85%

dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 65 (nilai KKM). Pembelajaran pada

Siklus III dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai Siklus

III.

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian berdasarkan analisis pengumpulan data

diperoleh rekapitulasi data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar siswa

dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I - III

Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase

I 64,23 Tuntas 11 42%

Tidak Tuntas 15 58%

II 71,92 Tuntas 18 69%

Tidak Tuntas 8 31%

III 80,77 Tuntas 23 88%

Tidak Tuntas 3 12%

(Sumber: Data Primer)

Tabel 4.4 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah

dilakukan tindakan. Hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan pada

setiap siklus merupakan bukti keberhasilan penggunaan pendekatan

pembelajaran SAVI pada proses pembelajaran.

Page 113: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

97

Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat 11

siswa (42%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (di

bawah KKM) 15 siswa (58%) dengan nilai rata-rata 64,23. Hasil persentase

belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal yang telah ditetapkan,

jadi penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu yang

berbeda. Data ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I dapat dicermati

pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

(Sumber: Data Primer)

Data yang diperoleh dari hasil belajar pada Siklus II menunjukkan

bahwa terdapat 18 siswa (69%) yang tuntas belajar, sedangkan yang tidak

tuntas belajar 8 siswa (31%) dengan nilai rata-rata 71,92. Hasil belajar yang

diperoleh siswa dari Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan 27%. Hasil

belajar pada Siklus II secara klasikal belum berhasil karena siswa yang

memperoleh nilai ≥ 65 (nilai KKM) hanya mencapai 69% dari jumlah siswa

42%

58%

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 114: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

98

secara keseluruhan, sehingga penelitian ini dilanjutkan pada Siklus III dengan

materi dan waktu yang berbeda. Data ketuntasan hasil belajar siswa pada

Siklus II dapat dicermati pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

(Sumber: Data Primer)

Hasil belajar siswa pada Siklus III terdapat 23 siswa (88%) yang tuntas

belajar dan 3 siswa (12%) yang tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata

80,77. Data yang didapatkan pada Siklus III menunjukkan bahwa nilai hasil

belajar siswa dari Siklus II ke Siklus III mengalami peningkatan lagi 19%.

Hasil belajar pada Siklus III sudah mencapai indikator ketuntasan klasikal

yang telah ditetapkan yaitu 85% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 65

(nilai KKM) sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada Siklus III ini.

Siswa yang tidak tuntas belajar pada Siklus III akan diberikan tindakan

mandiri berupa latihan-latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga

69%

31%

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 115: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

99

diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar. Data ketuntasan hasil belajar

siswa pada Siklus III dapat dicermati pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

(Sumber: Data Primer)

Pembahasan ketuntasan belajar siswa Sikul I- SiklusIII dapat dicermati

pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I – Siklus III

(Sumber: Data Primer)

88%

12%

Tuntas

Tidak Tuntas

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Siklus I Siklus II Siklus III

Page 116: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

100

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah diterapkan

pendekatan pembelajaran SAVI terjadi peningkatan dari Siklus I terdapat 42%

siswa tuntas belajar, Siklus II 69% siswa tuntas belajar, Siklus III 88% siswa

tuntas belajar. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke Siklus II

27% dan Siklus II ke Siklus III 19%.

Page 117: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI)

dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI

Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018. Peningkatan

siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke Siklus II 27% dan Siklus II ke Siklus

III 19%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan hasil belajar siswa

pada Siklus I 42% siswa tuntas belajar, Siklus II 69% siswa tuntas belajar, dan

Siklus III 88% siswa tuntas belajar.

B. Saran

1. Siswa

a. Siswa hendaknya terlibat penuh dalam pembelajaran sejak awal;

b. Siswa hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran; dan

c. Siswa hendaknya melibatkan seluruh indra dan intellectual dalam

proses pembelajaran.

2. Guru

a. Guru hendaknya menerapkan pendekatan pembelajaran SAVI pada

mata pelajaran IPA dalam pokok bahasan yang lain, karena hasil

penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa pendekatan

pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa; dan

Page 118: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

102

b. Guru hendaknya memberikan stimulus kepada siswa agar siswa

melibatkan seluruh indra dan intellectual yang dimilikinya sehingga

dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan

pembelajaran SAVI dapat berjalan dengan lancar.

C. Sekolah

Sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru tentang

penggunaan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta dapat

memfasilitasi semua gaya belajar siswa

Page 119: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

103

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono & Supardi. 2014. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Atmaja, Nanda Pratama. 2016. Buku Super Lengkap Evaluasi Belajar-

Mengajar. Yogyakarta: Diva Press.

Azizah, Nur, Atep Sujana & Isrokatun. 2016. Penerapan Pendekatan Somatis

Auditori Visual Intelektual pada Materi Sumber Energi Bunyi untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Online), Vol. 1, No. 1, (http://

ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/viewfile/2978/, diakses

19 Februari 2018).

Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati & Rohana Kusumawati. 2008.

IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. 2015. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Desstya, Anatri. 2014. Kedudukan dan Aplikasi Pendidikan Sains di Sekolah

Dasar, (Online), Vol. 1, No. 2, (http://journals.ums.ac.id/index.php//

ppd/article/download/, diakses 20 Februari 2018).

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah. Bekasi: Sukses Publishing.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi

Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fanany, El. 2013. Guru Sejati Guru Idola. Yogyakarta: Araska.

Gredler, Margaret. 2013. Learning and Instruction: Teori dan Praktek.

Jakarta: Kencana.

Page 120: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

104

Gunawan, Adi W. 2012. Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis untuk

Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Hamzah & Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM.

Jakarta: PT Buni Aksara.

Haryanto. 2012. Sains untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Hernowo. 2015. Quantum Reading. Bandung: Kaifa.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Kusumah, Wijaya & Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas, Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks.

Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Ngalimun. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo.

Nuraini, Desi. 2015. Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPA Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya bagi Siswa Kelas V

Page 121: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

105

Semseter II MI Ma’arif Pututan Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran

2014/2015. Skripsi. Tidak diterbitkan. Salatiga: IAIN Salatiga.

Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Siswa Prasekolah. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Priansa, Donni Juni. 2014. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung:

Alvabeta.

Priyono & Titik Sayekti. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk SD dan MI

Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.

Ratnawulan, Elis & Rusdiana. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Sanaky, Hujair AH. 2015. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif.

Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

RajaGrafindo.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Subini, Nini. 2013. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Siswa. Jogjakarta:

Javalitera.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011.Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sulistyowati & Sukarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas V SD/MI.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Page 122: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

106

Sunarto & Agung Hartanto. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teoridan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Susilo. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher.

Susilowati, Eko, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Kelas 5 SD/MI.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.

Suyanto & Asep Jihad. 2013. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru

Professional. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Utami, Wahyu. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun

Ruang melalui Model Somatic Auditory Visualization Intelectualy

Page 123: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

107

(SAVI) pada Siswa kelas V di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang Tahun 2016. Skrisi. Tidak diterbitkan. Salatiga:

IAIN Salatiga.

Winarti, Wiwik, Joko Winarto & Widha Sunarno. 2009. Ilmu Pengetahuan

Alam untuk SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional.

Page 124: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

108

Daftar riwayat hidup

Page 125: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

109

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Yamti Damayanti

NIM : 115-14-087

Fakultas/ Jurusan : FTIK/ PGMI

Dosen PA : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai

1.

Sertifikat OPAK STAIN

Salatiga 2014.

18-19 Agustus

2014

Peserta 3

2.

Sertifikat OPAK Jurusan

Tarbiyah STAIN Salatiga 2014.

20-21 Agustus

2014

Peserta 3

3.

Sertifikat Orientasi Dasar

Keislaman (ODK)

“Pemahaman Islam Rahmatan

Lil’alamin sebagai Langkah

Awal Menjadi Mahasiswa

Berkarakter”

21 Agustus 2014 Peserta 2

4.

Sertifikat Workshop

Entrepreneurship

“Menanamkan Nilai-Nilai Jiwa

Kewirausahaan Mahasiswa

yang Kreatif dan Inovatif”

22 Agustus 2014 Peserta 2

5.

Sertifikat Achievement

Motivation Training (AMT)

“Dengan AMT Semangat

Menyongsong Prestasi”

23 Agustus 2014 Peserta 2

Page 126: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

110

6.

Sertifikat Pengakraban

Mahasiswa Baru PGMI STAIN

Salatiga “Harmoni Keluarga

PGMI yang Humanis dan

Berkarakter”

27 Agustus 2014 Peserta 2

7.

Sertifikat Library User

Education UPT Perpustakaan

IAIN Salatiga.

28 Agustus 2014 Peserta 2

8.

Sertifikat Training

Pengembangan Diri dan

Komunikasi

18 September 2014 Peserta 2

9.

Sertifikat Diskusi Terbuka

“Mahasiswa Menulis”

25 September 2014 Peserta 2

10.

Sertifikat Masa Taaruf 2014

“Membentuk Pribadi,

Kembangkan Diri, Lahirkan

Potensi”

26 September 2014 Peserta 2

11.

Sertifikat Penghargaan dalam

acara Pentas Seni & Diskusi

“Potret Kebudayaan Papua

Bagian dari Kekayaan

Indonesia”

11 Desember 2014 Peserta 2

12.

Sertifikat Seminar Nasional

“Memperoleh Pondasi

Kebangsaan”

07 Maret 2015 Peserta 8

13.

Sertifikat Regional

“Membumikan Peran dan

Tantangan Pemuda dalam

Masyarakat Ekonomi ASEAN”

22 April 2015 Panitia 4

14.

Sertifikat Seminar Nasional

“Mencegah Generasi Pemuda

Islam dari Pengaruh

Radikalisme ISIS”

06 Mei 2015 Peserta 8

Page 127: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

111

15.

Sertifikat PLCPP XXV

“Racana sebagai Garda

Terdepan Pelaku Perubahan”

25-27 September

2015

Peserta 2

16.

Sertifikat Dialog Interaktif

“Peran UU Sisdiknas dan

Permendikbud dalam

Penerapan Kurikulum 2013”

02 Mei 2016 Peserta 8

17.

Sertifikat Seminar Nasional

“Pembangunan Karakter

Bangsa Upaya Mewujudkan

Generasi Muda yang Berbudaya

untuk Indonesia Bermartabat”

09 April 2016 Peserta 8

18.

Sertifikat Seminar Nasional

“Esensi Dakwah Kontemporer”

21 Mei 2016 Peserta 8

19.

Sertifikat Seminar Nasional

“Penerapan Nilai-Nilai

Lingkungan kepada Individu”

21 September 2016 Peserta 8

20.

Sertifikat Seminar Nasional

“Serukan Persatuan Ummat

Islam dalam Mewaspadai

Konspirasi Pemurtadan”

15 Mei 2017 Peserta 8

21.

Sertifikat Pelatihan Penyusunan

Proposal Penelitian

“Mengembangkan Kemampuan

Menulis sebagai Aktualisasi

Diri dalam Bidang Penelitian”

14–15 Juni 2017 Peserta 2

22.

Sertifikat Ramadhan In Campus

“Bersahabat dengan Al-Qur’an,

menjadi Keluarga Terdekat

Sang Maha Rahman”

15 Juni 2017 Peserta 2

23.

Sertifikat Seminar Nasional

“Menakar Untung Rugi Pemilu

Serentak Tahun 2019 untuk

12 Oktober 2017 Peserta 8

Page 128: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

112

SKK TTD

Page 129: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

113

PEMBIMBING

Page 130: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

114

KONSULTASI

Page 131: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

115

Page 132: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

116

IZIN PENELITIAN

Page 133: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

117

Nilai Ulangan Harian (Prasiklus)

No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

1. RTW 65 50 Tidak Tuntas

2. CDS 65 60 Tidak Tuntas

3. DAM 65 80 Tuntas

4. EAF 65 40 Tidak Tuntas

5. IY 65 50 Tidak Tuntas

6. LDN 65 80 Tuntas

7. MAF 65 50 Tidak Tuntas

8. ARR 65 60 Tidak Tuntas

9. TI 65 60 Tidak Tuntas

10. TAS 65 50 Tidak Tuntas

11. ZA 65 70 Tuntas

12. RRP 65 60 Tidak Tuntas

13. AFH 65 60 Tidak Tuntas

14. APW 65 90 Tuntas

15. BHS 65 70 Tuntas

16. EF 65 40 Tidak Tuntas

17. KAP 65 60 Tidak Tuntas

18. LN 65 30 Tidak Tuntas

19. MH 65 40 Tidak Tuntas

20. MSB 65 60 Tidak Tuntas

21. WDN 65 80 Tuntas

22. NBA 65 60 Tidak Tuntas

23. NF 65 50 Tidak Tuntas

24. RZ 65 60 Tidak Tuntas

25. RR 65 80 Tuntas

26. SWU 65 60 Tidak Tuntas

Nilai Tertinggi

90

Nilai Terendah

30

Rata-rata

59,6

Tuntas

7 Siswa

Bersambung…

Page 134: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

118

Sambungan….

Persentase Ketuntasan

26,9%

Tidak Tuntas

19 Siswa

Persentase Tidak Tuntas

73,1%

Page 135: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

119

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : MI Klero

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : V/II

Materi Pokok : Gaya Gravitasi

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetensi

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Indikator

5.1.1 Menjelaskan pengertian gaya.

5.1.2 Menjelaskan pengertian gaya gravitasi.

5.1.3 Menyebutkan contoh gaya gravitasi dalam kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah belajar dengan pendekatan pembelajaran SAVI siswa dapat:

1. Menjelaskan pengertian gaya dengan benar.

2. Menjelaskan pengertian gaya gravitasi dengan benar.

3. Menyebutkan contoh gaya gravitasi dalam kehidupan sehari-hari dengan

benar.

D. Materi Ajar

Gaya dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu gaya gravitasi, gaya

gesek, dan gaya magnet.

1. Gaya Gravitasi

Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik bumi. Gaya graviasi bumi

adalah gaya yang menarik benda-benda untuk jatuh ke permukaan bumi.

Setiap benda dalam keadaan bebas di atas bumi akan tertarik ke bumi.

Page 136: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

120

Benda ditarik selalu menuju ke permukaan bumi. Pusat bumi yang

menarik benda di permukaan bumi inilah yang disebut gaya gravitasi

bumi.

Benda bergerak karena gaya gravitasi bumi tidak dipengaruhi oleh

berat, dan ukuran benda. Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda

tergantung pada jarak benda dari pusat bumi. Jika semakin jauh letak

benda dari pusat bumi, maka gaya gravitasi semakin kecil. Gravitasi bumi

membuat seseorang tetap dipermukaan bumi, dapat berjalan di atas tanah,

benda-benda dan makhluk yang ada di bumi tidak melayang-layang di

udara. Buah kelapa yang jatuh ke bawah merupakan salah satu contoh dari

adanya gravitasi bumi.

Gambar 1. Kelapa jatuh dipengaruhi gaya gravitasi bumi

(Sumber: Sulistyowati, 2009: 80)

Benda dapat jatuh menuju bumi karena bumi menarik benda

tersebut. Jadi, bumi memiliki gaya tarik. Gaya tarik bumi dinamakan gaya

gravitasi bumi. Gaya inilah yang menarik semua benda jatuh menuju

bumi. Gerak jatuh yang disebabkan oleh gaya gravitasi disebut gerak jatuh

bebas.

Gaya gravitasi bumi membuat makhluk hidup maupun benda tidak

hidup dapat bertahan di bumi. Gaya gravitasi bumi membuat segala

sesuatu di bumi mengalami peristiwa-peristiwa yang wajar. Jika tidak ada

gaya gravitasi bumi, seseorang tidak akan diam di satu tempat.

Page 137: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

121

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)

2. Metode : Ceramah, diskusi, eksperimen, penugasan

F. Media dan Sumber Belajar

1. Media

a. Lembar Kerja Kelompok (LKK) f. Kerikil

b. Bolpoin g. Kelereng

c. Pensil h. Kertas

d. Penghapus i. Kapas

e. Daun

2. Sumber Belajar

a. Buku Sains untuk SD/MI kelas V, Pengarang Haryanto, Penerbit

Erlangga, tahun 2012, hlm. 129-131

b. Lingkungan kelas

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru mengucapkan salam;

b. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a;

c. Guru menyapa siswa dan melakukan presensi;

d. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi gaya gravitasi bumi;

dan

e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang gaya gravitasi

bumi di buku pelajaran IPA halaman 129 dan melihat contoh

gambar gaya gravitasi bumi;

2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya gravitasi bumi

yang telah dibaca siswa;

3) Guru membentuk kelompok belajar siswa sebanyak 5 kelompok

dengan cara berhitung;

Page 138: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

122

4) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

melakukan eksperimen tentang gerak jatuh benda dan

perbandingan kecepatannya; dan

5) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen tentang

gerak jatuh benda dan perbandingan kecepatannya sesuai dengan

lembar kerja siswa yang telah dibagikan terlebih dahulu.

b. Elaborasi

1) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil eksperimen

tentang gaya gravitasi bumi dengan kelompoknya;

2) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di lembar kerja

siswa;

3) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan

hasil diskusi tentang gaya gravitasi bumi di depan kelas dan siswa

lain menanggapi;

4) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa dengan

bertepuk tangan dan meminta siswa untuk menempelkan hasil

kerja siswa di dinding kelas; dan

5) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya gravitasi

bumi.

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil kerja

siswa;

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab

tentang hal-hal yang belum dipahami; dan

3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi yang sudah

disiapkan oleh guru.

3. Kegiatan Penutup (10 menit)

a. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan hasil

pembelajaran;

b. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan;

Page 139: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

123

c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

serta mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekitar dan

kekuasaan Allah Swt;

d. Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan berikutnya

yaitu materi tentang gaya gesek;

e. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a; dan

f. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Teknik Penilaian: tes tertulis

2. Instrumen Penilaian: soal uraian singkat

Ayo jawablah dengan benar, jangan lupa berdoa terlebih dahulu.

1. Apakah yang dimaksud dengan gaya?

2. Sebutkan macam-macam gaya!

3. Apakah yang dimaksud gaya gravitasi bumi?

4. Mengapa setiap benda yang dilempar ke atas akhirnya jatuh ke bawah?

5. Sebutkan contoh gaya gravitasi bumi!

6. Apakah yang terjadi jika bumi tidak memiliki gaya gravitasi?

7. Apakah manfaat gaya gravitasi bumi?

8. Jika kamu melempar bulu ayam dan batu secara bersamaan, benda

manakah yang akan lebih dulu jatuh ke tanah?

9. Apakah ketinggian suatu tempat mempengaruhi gaya gravitasi bumi?

10. Mengapa astronot di bulan terlihat melayang-layang?

Page 140: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

124

Kunci Jawaban:

1. Gaya adalah tarikan dan dorongan

2. Gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet

3. Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik bumi

4. Karena terdapat gaya gravitasi bumi

5. Durian jatuh dari pohon

6. Kemungkinan benda-benda akan melayang

7. Menahan semua benda tetap berada di bumi

8. Batu

9. Mempengaruhi

10. Karena gaya gravitasi bulan lebih kecil daripada bumi

Pedoman Penilaian:

Skor = Setiap nomor mempunyai nilai 2

Nilai = Jumlah perolehan skor x 5

*Nilai tertinggi = 20 x 5= 100

Klero, ……………

Guru Pembimbing Peneliti

Budi Hartanto, S. Pd. I Yamti Damayanti

NIP : 197911282005011004 NIM : 115 14 087

Mengetahui,

Kepala MI Klero

Aynun Mardliyah, S. Pd. I

NIP. 198007312005012002

Page 141: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

125

Page 142: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

126

SOAL

Page 143: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

127

Page 144: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

128

Page 145: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

129

CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS I

A. Lembar Observasi Guru

Nama Sekolah : MI Klero

Guru : Budi Hartanto S.Pd.I

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Materi Gaya (Gaya Gravitasi Bumi)

Kelas/ Semester : V/ II

Waktu Pelaksanaan : Jumat, 02 Maret 2018 (Pukul 07.00 - 08.10 WIB)

Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang

disediakan pada setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan yang

dilakukan.

No Aspek yang Diamati Ya Tidak

Kegiatan Awal

1. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar √

2. Guru melakukan kegiatan apersepsi √

3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran √

Kegiatan Inti

Eksplorasi

4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran

SAVI √

5. Guru mengajak siswa untuk mengaitkan materi ajar

dengan realitas kehidupan √

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya atau menjawab pertanyaan √

7. Guru melakukan pembagian kelompok secara heterogen √

8. Guru memberikan penjelasan/intruksi secara jelas, rinci

serta menarik perhatian saat melaksanakan eksperimen √

9. Guru melibatkan siswa secara langsung dalam √

Page 146: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

130

penggunaan alat peraga/media pembelajaran

Elaborasi

10. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan

mengerjakan LKK √

11. Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama KBM √

12. Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas √

13. Guru memberikan penguatan dan menghargai

keberhasilan siswa dalam menyelesaikan LKK √

Konfirmasi

14. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa √

15. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

tentang materi yang belum dipahami √

16. Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa √

Penutup

17. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil

pembelajaran √

18. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan √

19. Guru memberikan apresiasi terhadap pencapaian belajar

siswa √

20. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari

berikutnya dan menutup pembelajaran √

Page 147: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

131

No. Langkah Pendekatan

Pembelajaran SAVI

Deskripsi

Guru Siswa

Pendahuluan

1. Memberikan sugesti positif

Guru memberikan

sugesti positif kepada

siswa

Terdapat 4 (empat)

siswa yang tidak

memperhatikan

guru

2. Memberikan tujuan yang

jelas dan bermakna

Guru dalam

menyampaikan tujuan

pembelajaran kurang

jelas dan bermakna

Siswa tidak

diberikan waktu

untuk menghayati

tujuan

pembelajaran

3. Membangkitkan rasa ingin

tahu

Guru tidak

membangkitkan rasa

ingin tahu siswa

Siswa belum

memiliki rasa ingin

tahu terhadap

materi gaya

gravitasi bumi

4. Menciptakan lingkungan

emosional yang positif

Guru menciptakan

lingkungan emosional

yang positif

Terdapat 2 (dua)

siswa yang tidak

menciptakan

lingkungan

emosional yang

positif

5. Menyingkirkan hambatan-

hambatan belajar

Guru tidak

menyingkirkan

hambatan belajar

ketika ada suara gaduh

dari liar kelas

Siswa tidak

menyingkirkan

hambatan belajar

6.

Banyak bertanya dan

mengemukakan berbagai

masalah

Guru kurang dalam

memberikan

kesempatan siswa

untuk bertanya dan

mengemukakan

berbagai masalah

Terdapat 11

(sebelas) siswa

yang bertanya dan

mengemukakan

masalah

Page 148: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

132

B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran SAVI

Petunjuk : Berikan penilaian dengan cara memberikan keterangan pada

kolom deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.

No. Langkah Pendekatan

Pembelajaran SAVI

Deskripsi

Guru Siswa

Pendahuluan

1. Memberikan sugesti positif

Guru memberikan

sugesti positif kepada

siswa

Terdapat 4 (empat)

siswa yang tidak

memperhatikan guru

2. Memberikan tujuan yang

jelas dan bermakna

Guru dalam

menyampaikan tujuan

pembelajaran kurang

jelas dan bermakna

Siswa tidak diberikan

waktu untuk

menghayati tujuan

pembelajaran

3. Membangkitkan rasa ingin

tahu

Guru tidak

membangkitkan rasa

ingin tahu siswa

Siswa belum

memiliki rasa ingin

tahu terhadap materi

gaya gravitasi bumi

4. Menciptakan lingkungan

emosional yang positif

Guru menciptakan

lingkungan emosional

yang positif

Terdapat 2 (dua)

siswa yang tidak

menciptakan

lingkungan emosional

yang positif

5. Menyingkirkan hambatan-

hambatan belajar

Guru tidak

menyingkirkan

hambatan belajar

ketika ada suara

gaduh dari liar kelas

Siswa tidak

menyingkirkan

hambatan belajar

6.

Banyak bertanya dan

mengemukakan berbagai

masalah

Guru kurang dalam

memberikan

kesempatan siswa

untuk bertanya dan

mengemukakan

berbagai masalah

Terdapat 11 (sebelas)

siswa yang bertanya

dan mengemukakan

masalah

7. Siswa terlibat penuh sejak

awal

Guru kurang dalam

memberi umpan balik

terhadap siswa

Terdapat 11 (sebelas)

siswa yang terlibat

penuh sejak awal

Tahap Penyampaian

8. Pengamatan fenomena

dunia nyata

Guru kurang dalam

mengaitkan materi

gaya gravitasi bumi

dengan fenomena

Siswa kurang dalam

mengamati fenomena

dunia nyata

Page 149: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

133

dunia nyata yang

sesuai dengan

karakteristik siswa

9. Perlibatan intellectual dan

seluruh panca indra

Guru kurang

membangkitkan

intellectual siswa

Siswa kurang dalam

melibatkan

intellectual

10. Presentasi interaktif

Guru mengajak siswa

agar mengikuti

presentasi interaktif di

depan kelas

Terdapat 11 (sebelas)

siswa yang

melakukan presentasi

interaktif

11. Memfasilitasi seluruh gaya

belajar

Guru memfasilitasi

seluruh gaya belajar

siswa

Siswa melaksanakan

pembelajaran dengan

semua gaya belajar

12.

Latihan menemukan

(sendiri, berpasangan,

berkelompok)

Guru membiarkan

siswa untuk

menemukan

pengetahuannya

sendiri

Terdapat 7 (tujuh)

siswa yang bisa

menemukan

pengetahuannya

sendiri

13.

Pengalaman belajar di

dunia nyata yang

kontekstual

Guru mengajak siswa

mengalami

pembelajaran secara

langsung (nyata)

Siswa mengalami

belajar di dunia nyata

Tahap Pelatihan

14.

Usaha aktif, umpan balik,

renungan, atau usaha

kembali

Guru kurang

memberikan umpan

balik kepada siswa

Terdapat 14 (empat

belas) siswa yang

memperlihatkan

usaha aktif, namun

kurang dalam

renungan

15. Melatih aksi pembelajaran

Guru melatih aksi

pembelajaran

Siswa melaksanakan

aksi pembelajaran

sesuai intruksi guru

16. Aktivitas pemecahan

masalah

Guru tidak mengajak

siswa untuk

memecahkan suatu

masalah yang

berkaitan dengan

materi gaya gravitasi

bumi

Siswa tidak diminta

untuk memecahkan

suatu masalah yang

berkaitan dengan

materi gaya gravitasi

bumi

Page 150: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

134

17.

Aktivitas praktis

membangun keterampilan

Guru membangun

keterampilan siswa

melakukan

eksperimen

Siswa melakukan

aktivitas praktis

membangun

keterampilan

melakukan

eksperimen

Tahap Penyampaian

Hasil

18. Penciptaan dan

pelaksanaan rencana aksi

Guru meminta siswa

mendiskusikan hasil

eksperimen dan

mempresentasikannya

di depan kelas

Siswa mendiskusikan

hasil eksperimen dan

mempresentasikannya

di depan kelas

19. Aktivitas penguatan

penerapan

Guru kurang

memberikan

penguatan kepada

siswa dalam

menerapkan hasil

pembelajaran

Siswa tidak

melakukan aktivitas

penguatan penerapan

hasil pembelajaran

20. Aktivitas dukungan kawan

Guru meminta siswa

untuk bekerja sama

Siswa bekerja sama

dalam kelompoknya

masing-masing

21. Materi penguatan persepsi

Guru memberikan

penguatan persepsi

siswa terhadap materi

gaya gravitasi bumi

Siswa memperhatikan

guru saat memberikan

penguatan persepsi

tentang materi gaya

gravitasi bumi

22. Umpan balik dan evaluasi

kinerja

Guru memberikan

evaluasi hasil belajar

siswa

Siswa mengerjakan

sendiri soal evaluasi

yang diberikan guru

dengan tertib

Klero, 02 Maret 2018

Pengamat

Yamti Damayanti

Page 151: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

135

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : MI Klero

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : V/II

Materi Pokok : Gaya Gesek

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetensi

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Indikator

5.1.1 Menjelaskan pengertian gaya gesek.

5.1.2 Mengidentifikasi manfaat dan kerugian gaya gesek dalam kehidupan

sehari-hari.

5.1.3 Menyebutkan cara memperbesar dan memperkecil gaya gesek.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah belajar dengan pendekatan pembelajaran SAVI siswa dapat:

1. Menjelaskan pengertian gaya gesek dengan benar.

2. Mengidentifikasi manfaat dan kerugian gaya gesek dalam kehidupan

sehari-hari dengan benar.

3. Menyebutkan cara memperbesar dan memperkecil gaya gesek dengan

benar.

D. Materi Ajar

Gaya Gesek

Gaya gesek adalah kekuatan hambatan akibat gesekan. Seseorang

ketika mendorong kardus terjadi gesekan antara permukaan kardus dengan

lantai. Gaya gesekan tersebut akan menghambat gerakan kardus. Jadi, gaya

Page 152: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

136

gesek merupakan gaya yang menimbulkan hambatan ketika dua permukaan

benda saling bersentuhan.

Gambar 1. Gaya gesek terjadi saat mendorong kardus

(Sumber Azmiyawati, 2008: 84)

Permukaan benda-benda itu berbeda-beda, antara lain kasar, licin,

bergelombang, atau datar. Benda yang bergerak pada permukaan kasar dan

halus pasti gerakannya berbeda. Hal ini disebabkan gaya yang dihasilkan

dipengaruhi oleh keadaan yang bersentuhan dengan benda. Gerak benda di

permukaan yang halus lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan gerak

benda di atas permukaan kasar.

Gambar 2. (a) Permukaan halus; (b) Permukaan kasar

(Sumber: Winarti, 2009: 64)

1. Manfaat Gaya Gesek

a. Membantu Benda Bergerak Tanpa Tergelincir

Gaya gesek membantu seseorang bergerak tanpa tergelincir.

Contohnya adalah ketika seseorang berjalan, antara kaki atau sepatu

dengan lantai harus ada gesekan. Jika tidak ada gaya gesek, maka

seseorang tidak dapat bergerak karena tergelincir.

Page 153: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

137

b. Menghentikan Benda yang Sedang Bergerak

Gaya gesek menghentikan benda yang sedang bergerak,

contohnya adalah pada saat mengerem sepeda. Karet rem akan

mencengkeram pelek agar roda berhenti berputar. Cengkeraman karet

rem tersebut memberi gaya gesek kepada pelek. Antara permukaan ban

dan jalanan juga terjadi gesekan sehingga sepeda dapat berhenti.

c. Menahan Benda-Benda agar Tidak bergeser

Gaya gesek mampu menahan benda agar tidak tergelincir.

Termasuk juga berbagai benda dalam kehidupan sehari-hari, seperti

perabotan rumah. Tanpa adanya gaya gesek, perabotan rumah mudah

tergeser.

Gambar 3. Orang dapat bersepeda dengan lancar karena adanya gaya gesek

(Sumber: Priyono, 2010: 117)

2. Benda-Benda yang Memperbesar Gaya Gesek

Benda-benda yang memperbesar gaya gesek contohnya adalah

bahan karet dan paku-paku.

a. Bahan Karet

Bahan karet menghasilkan gaya gesek yang kuat jika

bersentuhan dengan permukaan jalan atau lantai. Contohnya adalah

rem sepeda, sol sepatu, tali timba sumur, dan berbagai ban kendaraan.

Page 154: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

138

b. Paku-Paku atau Pul

Paku-paku atau pul adalah struktur seperti paku yang biasanya

terdapat di bagian bawah sepatu. Pula tau paku-paku ini dapat

mencengkeram permukaan lapangan rumput atau salju. Contohnya

adalah sepatu pemain sepak bola dan sepatu pendaki gunung bersalju.

3. Kerugian Akibat Gaya Gesek

Gaya gesek tidak hanya memberi manfaat, namun gaya gesek juga

bisa merugikan. Berikut adalah contoh-contoh kerugian gaya gesek.

a. Menghambat Gerakan

Gaya gesek menghambat gerakan suatu benda, hal ini sesuai

dengan sifat gaya gesek. Benda yang bergerak selalu ditahan oleh gaya

gesek. Akibatnya, gerakan benda menjadi terhambat.

b. Mengikis Permukaan yang Bergesekan

Permukaan sol sepatu lama atau sepatu bekas terlihat telah aus.

Permukaannya aus karena selalu terkikis saat bergesekan dengan lantai

dan jalanan.

c. Memboroskan Energi untuk Mengatasi Gaya Gesek

Gaya gesek yang muncul harus dilawan agar benda dapat

bergerak, sehingga perlu adanya gaya tambahan. Gaya tambahan

diperoleh dari energi. Gaya gesek yang memboroskan energy

contohnya adalah ketika seseorang memerlukan tenaga yang lebih kuat

untuk menarik benda di atas karpet daripada benda di atas lantai yang

licin.

4. Cara Mengurangi Gaya Gesek

Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat gaya

gesek adalah dengan mengecilkan gaya gesek tersebut. Berikut ini adalah

beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya.

a. Memasang Roda

Roda menggelinding memudahkan benda di atasnya untuk

bergerak. Dengan menggelinding, hanya sebagian permukaan roda

yang menyentuh permukaan jalan. Ini akan memperkecil gaya gesek.

Page 155: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

139

Roda banyak ditemukan di berbagai kendaraan. Roda juga dipasamg

pada meja atau kursi agar mudah digeser.

b. Memasang Bantalan Peluru

Roda yang berputar membutuhkan sumbu. Sementara roda

berputar, sumbu tersebut diam terhadap benda di atas roda. Oleh

karena itu, timbul gesekan antara roda dengan sumbu. Bantalan peluru

digunakan untuk mengurangi gesekan antara roda dengan sumbu.

Bola-bola dilapis minyak pelumas agar bebas bergerak. Akibatnya,

gesekan menjadi kecil dan roda pun menjadi lebih leluasa berputar.

c. Menghaluskan Permukaan Benda

Gaya gesek dapat diperkecil dengan cara menghaluskan

permukaan benda yang bergesekan. Permukaan yang halus akan

mempermudah benda bergerak. Mobil yang melintas di jalan aspal

akan lebih mudah melaju dibanding dengan mobil yang melintas di

jalan batu-batuan.

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)

2. Metode : Ceramah, diskusi, eksperimen, penugasan

F. Media dan Sumber Belajar

1. Media

a. Lembar Kerja Kelompok (LKK)

b. Papan triplek sebanyak 4 buah

c. Kertas kuarto

d. Kain flanel

e. Plastik mika

f. Kotak korek api berisi pasir

g. Kertas ukur

h. Kayu

Page 156: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

140

2. Sumber Belajar

a. Buku Sains untuk SD/MI kelas V, Pengarang Haryanto , Penerbit

Erlangga, tahun 2012, hlm. 132-136

b. Lingkungan kelas

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru mengucapkan salam;

b. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a kemudian

mengabsen siswa;

c. Guru bertanya kepada siswa, apakah siswa sudah siap mengikuti

pembelajaran;

d. Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari di pertemuan

sebelumnya, dilanjutkan bertanya jawab tentang fenomena dunia nyata

yang berkaitan dengan materi gaya gesek yang akan dipelajari untuk

membangkitkan rasa ingin tahu siswa;

1) “Ada yang masih ingat pertemuan sebelumnya kita telah belajar

tentang apa?”

2) “Pernahkah kalian naik sepeda kemudian mengeremnya? Kenapa

sepeda bisa berhenti?”

e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan jelas

dan bermakna.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang gaya gesek

dan melihat contoh gambar yang ada di buku pelajaran halaman

133;

2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya gesek yang telah

dibaca siswa;

3) Guru membentuk kelompok belajar siswa menjadi 5 kelompok

berdasarkan prestasi;

Page 157: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

141

4) Guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah tentang

pengaruh bentuk permukaan benda terhadap gaya gesek dengan

melakukan eksperimen;

5) Guru bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan untuk melakukan eksperimen tentang gaya gesek; dan

6) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen tentang

gaya gesek.

b. Elaborasi

1) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya

tentang gaya gesek yang telah diamati oleh siswa melalui kegiatan

eksperimen;

2) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di lembar kerja

siswa;

3) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan

hasil diskusi tentang gaya gesek di depan kelas dan siswa lain

menanggapi;

4) Guru memberikan umpan balik terhadap tanggapan siswa;

5) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa dengan

bertepuk tangan dan meminta siswa untuk menempelkan hasil

kerja siswa di dinding kelas; dan

6) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya gesek.

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil kerja

siswa;

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertaya jawab

tentang hal-hal yang belum dipahami; dan

3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi yang sudah

disiapkan oleh guru.

3. Kegiatan Penutup (10 menit)

a. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan hasil

pembelajaran;

Page 158: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

142

b. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan;

c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

serta mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekitar dan

kekuasaan Allah Swt;

d. Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan

berikutnya;

e. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a; dan

f. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Teknik Penilaian: tes tertulis

2. Instrumen Penilaian: soal uraian singkat

Ayo jawablah dengan benar, jangan lupa berdoa terlebih dahulu.

1. Apa yang dimaksud gaya gesek?

2. Apakah sifat gaya gesek?

3. Gaya apa yang dibutuhkan untuk menghentikan gerakan suatu benda?

4. Untuk mempermudah gerakan suatu benda, maka gaya gesek harus

diperbesar atau diperkecil?

5. Untuk menghambat gerakan suatu benda, maka gaya gesek harus

diperbesar atau diperkecil?

6. Sebutkan hal-hal yang mempengaruhi gaya gesek!

7. Bahan-bahan apa saja yang dapat memperbesar gaya gesek?

8. Sebutkan cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil gaya gesek!

9. Apakah manfaat adanya gaya gesek ketika orang berjalan?

10. Apakah kerugian adanya gaya gesek pada ban kendaraan?

Kunci Jawaban:

1. Gaya gesek adalah hambatan yang terjadi ketika dua permukaan benda

saling bersentuhan

2. Gaya gesek bersifat menahan gerakan benda

3. Gaya gesek

4. Diperkecil

Page 159: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

143

5. Diperbesar

6. Jenis permukaan benda (kasar atau halus)

7. Bahan karet dan paku-paku pul

8. Memasang roda, memasang bantalan peluru, menghaluskan

permukaan benda

9. Membantu orang berjalan tanpa tergelincir

10. Menyebabkan ban kendaraan menjadi aus

Pedoman Penilaian:

Skor = Setiap nomor mempunyai nilai 2

Nilai = Jumlah perolehan skor x 5

*Nilai tertinggi = 20 x 5= 100

Klero, ……………

Guru Pembimbing Peneliti

Budi Hartanto, S. Pd. I Yamti Damayanti

NIP : 197911282005011004 NIM : 115 14 087

Mengetahui,

Kepala MI Klero

Aynun Mardliyah, S. Pd. I

NIP. 198007312005012002

Page 160: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

144

SOAL

Page 161: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

145

Page 162: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

146

Page 163: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

147

Page 164: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

148

CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS II

B. Lembar Observasi Guru

Nama Sekolah : MI Klero

Guru : Budi Hartanto S.Pd.I

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Materi Gaya (Gaya Gesek)

Kelas/ Semester : V/ II

Waktu Pelaksanaan : Senin, 05 Maret 2018 (Pukul 08.10 - 09.20 WIB)

Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang

disediakan pada setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan yang

dilakukan.

No Aspek yang Diamati Ya Tidak

Kegiatan Awal

1. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar √

2. Guru melakukan kegiatan apersepsi √

3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran √

Kegiatan Inti

Eksplorasi

4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran

SAVI √

5. Guru mengajak siswa untuk mengaitkan materi ajar

dengan realitas kehidupan √

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya atau menjawab pertanyaan √

7. Guru melakukan pembagian kelompok secara heterogen

berdasarkan prestasi siswa √

8. Guru memberikan penjelasan/intruksi secara jelas, rinci

serta menarik perhatian saat melaksanakan eksperimen √

Page 165: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

149

9. Guru melibatkan siswa secara langsung dalam

penggunaan alat peraga/media pembelajaran √

Elaborasi

10. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan

mengerjakan LKK √

11. Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama KBM √

12. Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas √

13. Guru memberikan penguatan dan menghargai

keberhasilan siswa dalam menyelesaikan LKK √

Konfirmasi

14. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa √

15. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

tentang materi yang belum dipahami √

16. Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa √

Penutup

17. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil

pembelajaran √

18. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan √

19. Guru memberikan apresiasi terhadap pencapaian belajar

siswa √

20. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari

berikutnya dan menutup pembelajaran √

Page 166: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

150

B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran SAVI

Petunjuk : Berikan penilaian dengan cara memberikan keterangan pada

kolom deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.

No. Langkah Pendekatan

Pembelajaran SAVI

Deskripsi

Guru Siswa

Pendahuluan

1. Memberikan sugesti positif

Guru memberikan

sugesti positif kepada

siswa

Siswa memperhatikan

uru memberikan

sugesti positif

2. Memberikan tujuan yang

jelas dan bermakna

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

dengan jelas dan

bermakna

Siswa dapat

menghayati tujuan

pembelajaran

3. Membangkitkan rasa ingin

tahu

Guru membangkitkan

rasa ingin tahu siswa

dengan memberikan

pertanyaan yang

berkaitan dengan

materi gaya gesek

Siswa menunjukkan

rasa ingin tahu

terhadap materi gaya

gesek

4. Menciptakan lingkungan

emosional yang positif

Guru menciptakan

lingkungan emosional

yang positif

Terdapat 2 (dua)

siswa yang tidak

menciptakan

lingkungan emosional

yang positif

5. Menyingkirkan hambatan-

hambatan belajar

Guru tidak

menyingkirkan

hambatan belajar

ketika ada siswa yang

tidak memperhatikan

saat pembelajaran

Siswa tidak

menyingkirkan

hambatan belajar

6.

Banyak bertanya dan

mengemukakan berbagai

masalah

Guru memberikan

kesempatan siswa

untuk bertanya dan

mengemukakan

berbagai masalah

Terdapat 9 (sembilan)

siswa yang tidak aktif

bertanya dan

mengemukakan

masalah

7. Siswa terlibat penuh sejak

awal

Guru kurang dalam

memberi motivasi

kepada siswa untuk

terlibat penuh dalam

Terdapat 9 (sembilan)

siswa yang tidak

terlibat penuh sejak

awal

Page 167: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

151

pembelajaran

Tahap Penyampaian

8. Pengamatan fenomena

dunia nyata

Guru memberikan

stimulus kepada

siswa supaya aktif

mengamati dunia

nyata

Siswa mengamati

fenomena dunia nyata

yang berkaitan

dengan materi gaya

gesek

9. Perlibatan intellectual dan

seluruh panca indra

Guru membangkitkan

intellectual siswa

Siswa melibatkan

intellectual dan

seluruh panca indra

dalam melaksanakan

pembelajaran

10. Presentasi interaktif

Guru mengajak siswa

agar mengikuti

presentasi interaktif

di depan kelas

Terdapat 4 (empat)

siswa yang tidak

memperhatikan

kelompok lain saat

presentasi

11. Memfasilitasi seluruh gaya

belajar

Guru memfasilitasi

seluruh gaya belajar

siswa

Siswa melaksanakan

pembelajaran dengan

semua gaya belajar

12.

Latihan menemukan

(sendiri, berpasangan,

berkelompok)

Guru meminta siswa

untuk menemukan

pengetahuannya

sendiri

Terdapat 5 (lima)

siswa yang belum

bisa menemukan

pengetahuannya

sendiri

13.

Pengalaman belajar di

dunia nyata yang

kontekstual

Guru mengajak siswa

mengalami

pembelajaran secara

langsung (nyata)

Siswa mengalami

belajar di dunia nyata

Tahap Pelatihan

14.

Usaha aktif, umpan balik,

renungan, atau usaha

kembali

Guru memberikan

umpan balik kepada

siswa

Siswa menanggapi

umpan balik dari guru

dan memperlihatkan

usaha aktif,

merenungkan materi

gaya gesek

15. Melatih aksi pembelajaran

Guru melatih aksi

pembelajaran

Siswa melaksanakan

aksi pembelajaran

sesuai intruksi guru

Page 168: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

152

16. Aktivitas pemecahan

masalah

Guru mengajak siswa

untuk memecahkan

suatu masalah yang

berkaitan dengan

materi gaya gesek

Siswa memecahkan

suatu masalah yang

berkaitan dengan

materi gaya gesek

17. Aktivitas praktis

membangun keterampilan

Guru membangun

keterampilan siswa

melakukan

eksperimen,

memecahkan masalah

Siswa melakukan

aktivitas praktis

membangun

keterampilan

melakukan

eksperimen,

memecahkan masalah

Tahap Penyampaian

Hasil

18. Penciptaan dan

pelaksanaan rencana aksi

Guru meminta siswa

mendiskusikan hasil

eksperimen dan

mempresentasikannya

di depan kelas

Siswa mendiskusikan

hasil eksperimen dan

mempresentasikannya

di depan kelas

19. Aktivitas penguatan

penerapan

Guru memberikan

penguatan kepada

siswa dalam

menerapkan hasil

pembelajaran

Siswa melakukan

aktivitas penguatan

penerapan hasil

pembelajaran

20. Aktivitas dukungan kawan

Guru membagi

kelompok belajar

berdasarkan prestasi

siswa dan meminta

siswa untuk bekerja

sama

Siswa bekerja sama

dan saling bertukar

pengetahuan dalam

kelompoknya

masing-masing

21. Materi penguatan persepsi

Guru memberikan

penguatan persepsi

siswa terhadap materi

gaya gesek

Siswa memperhatikan

guru saat memberikan

penguatan persepsi

tentang materi gaya

gesek

22. Umpan balik dan evaluasi

kinerja

Guru memberikan

evaluasi hasil belajar

siswa

Siswa mengerjakan

sendiri soal evaluasi

yang diberikan guru

dengan tertib

Klero, 05 Maret 2018

Pengamat,

Yamti Damayanti

Page 169: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

153

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS III

Satuan Pendidikan : MI Klero

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : V/II

Materi Pokok : Gaya Magnet

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetensi

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Indikator

5.1.1 Menjelaskan tentang gaya magnet.

5.1.2 Mengidentifikasi benda magnetis dan non magnetis.

5.1.3 Menjelaskan cara pembuatan magnet.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah belajar dengan pendekatan pembelajaran SAVI siswa dapat:

1. Menjelaskan tentang gaya magnet dengan benar.

2. Mengidentifikasi benda magnetis dan nonmagnetis dengan benar.

3. Menjelaskan cara pembuatan magnet dengan benar.

D. Materi Ajar

Gaya Magnet

Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan logam yang dapat menarik

benda-benda lain yang juga terbuat dari logam. Gaya magnet berasal dari

magnet. Istilah magnet berasal dari kata “magnesia”. Magnesia adalah nama

sebuah daerah di Yunani. Dahulu, di tempat itulah orang pertama kali

Page 170: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

154

menemukan batu yang mampu menarik besi. Batu itu kemudian dinamakan

magnet. Batu itu tergolong magnet alam.

Gambar 1. Magnet menarik besi

(Sumber: Susilowati, 2010: 104)

1. Benda Magnetis dan Nonmagnetis

a. Benda Magnetis

Benda magnetis adalah benda-benda yang dapat ditarik atau

digerakkan oleh magnet. Benda magnetis antara lain mengandung besi,

baja, nikel, dan kobalt. Contohnya paku, mur, baut, pisau, dan

sebagainya. Benda yang dapat ditarik oleh magnet disebut juga benda

ferromagnetis.

Gambar 2. Contoh benda magnetis pisau dan paku

(Sumber: Winarti, 2009: 66)

b. Benda Nonmagnetis

Benda nonmagnetis adalah benda yang tidak dapat ditarik atau

digerakkan oleh magnet. Benda nonmagnetis ini dapat berupa unsur

logam maupun nonlogam. Contoh benda nonmagnetis yaitu

aluminium, seng, plastik, kayu, kapur, kertas, dan kaca.

Page 171: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

155

Gambar 3. Contoh benda nonmagnetis buku dan kapur tulis

(Sumber: Winarti, 2009: 67)

2. Kekuatan Gaya Magnet

Kekuatan gaya magnet mampu menembus penghalang, yaitu benda

nonmagnetis. Gaya tarik magnet masih berpengaruh terhadap benda

magnetis di balik penghalang tersebut. Meskipun demikian, jika

penghalang itu terlalu tebal, maka pengaruh magnet bisa hilang. Dengan

demikian, kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi oleh ketebalan

penghalang antara magnet dan benda magnetis.

Gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda-benda logam

meskipun ada penghalang di antara magnet dan benda yang ditariknya.

Daya tembus gaya magnet besarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain jenis penghalang, tebal tipisnya penghalang,dan kekuatan

magnet. Selain itu, pengaruh gaya magnet juga ditentukan oleh jarak

magnet dengan benda.

Makin dekat jarak benda ke magnet, maka makin kuat gaya tarik

magnet tersebut. Gaya tarik magnet ini menyebabkan magnet harus

disimpan dengan hati-hati. Magnet harus dijauhkan dari peralatan

elektronik yang rumit, seperti jam, telepon genggam, radio, televisi,

komputer, dan lain-lain.

Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah merata di seluruh sisi atau

bagiannya. Gaya magnet terkuat di kedua kutubnya. Pada magnet batang,

gaya magnet terkuat berada di kedua ujungnya, yaitu kutub-kutubnya. Jika

beberapa benda magnetis didekatkan magnet maka benda-benda tersebut

cenderung untuk segera ditarik ke kutub-kutub tersebut.

Page 172: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

156

Daerah sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet

disebut medan magnet. Area medan magnet itu biasa ditunjukkan dengan

garis-garis gaya magnet. Garis-garis gaya magnet tersebut saling bertemu

di ujung kedua kutubnya.

3. Magnet Memiliki Dua Kutub

Magnet memiliki dua kutub. Jika magnet bisa bergerak bebas,

maka ada satu kutub yang menunjuk ke arah utara. Kutub itu dinamakan

kutub utara magnet, biasanya diberi warna merah atau huruf N (north).

Kutub satunya lagi yang mnunjuk ke arah selatan, disebut kutub selatan

magnet, biasanya diberi warna biru atau huruf S (south). Sifat inilah yang

menjadi prinsip dasar kompas.

Magnet pada keadaan bebas akan selalu menunjuk ke arah utara

dan selatan. Ujung magnet yang mengarah ke utara disebut kutub utara,

sedangka ujung magnet yang mengarah ke selatan disebut kutub selatan.

Biasanya kedua ujung magnet diberi warna yang berbeda untuk

membedakan kedua kutub magnet itu.

Kutub-kutub magnet mempunyai sifat-sifat khusus. Saat kutub

yang sama dari dua buah magnet batang saling didekatkan, keduanya akan

saling menolak. Sebaliknya jika kutub yang berbeda saling didekatkan,

akan terjadi tarik-menarik.

Gambar 4. Magnet menarik besi

(Sumber: Susilowati, 2010: 111)

Page 173: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

157

4. Cara Membuat Magnet

Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat dibuat menjadi

magnet dengan cara-cara tertentu.

a. Cara Induksi

Magnet dibuat secara induksi sangat mudah dilakukan. Akan

tetapi sifat kemagnetan hasil induksi ini bersifat sementara. Caranya

dengan menempelkan benda-benda yang terbuat dari logam (besi atau

baja) dengan magnet. Benda yang terbuat dari logam ini akan menjadi

sifat magnet. Namun, jika magnet dilepaskan, sifat kemagnetan benda

tersebut juga akan hilang.

Gambar 5. Magnet yang dibuat dengan cara induksi

(Sumber: Winarti, 2009: 69)

b. Cara Gosokan

Magnet yang digosokkan ke suatu batang besi atau baja dapat

menyebabkan batang besi atau baja mempunyai sifat

kemagnetan.semakin lama waktu penggosokan, semakin lama pula

sifat kemagnetan bertahan didalam batang besi atau baja tersebut.

Gambar 6. Magnet yang dibuat dengan cara digosok

(Sumber: Winarti, 2009: 69)

Page 174: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

158

c. Dialiri Arus Listrik

Magnet dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik

searah ke dalam suatu penghantar. Magnet yang ditimbulkan disebut

elektromagnetik. Elektromagnet bersifat sementara. Artinya, jika arus

listrik diputus, sifat magnet itu akan hilang. Kita dapat membuat

elektromagnet yang mempunyai kekuatan lebih besar dengan

menambah jumlah baterai dan menambah jumlah lilitan.

Gambar 7. Magnet yang dibuat dengan cara dialiri arus listrik

(Sumber: Winarti, 2009: 70)

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)

2. Metode : Ceramah, diskusi, eksperimen, penugasan

F. Media dan Sumber Belajar

1. Media

a. Lembar Kerja Kelompok (LKK) i. Tanah

b. Magnet j. Penghapus

c. Paku k. Kelereng

d. Gunting l. Klip kertas

e. Peniti m. Plastik mika

f. Pensil n. Kardus

g. Uang logam o. tebal

h. Kertas p. Tutup botol

Page 175: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

159

2. Sumber Belajar

a. Buku Sains untuk SD/MI kelas V, Pengarang Haryanto, Penerbit

Erlangga, tahun 2012, hlm. 116-129

b. Lingkungan kelas

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru mengucapkan salam;

b. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a kemudian

mengabsen siswa;

c. Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar siswa siap belajar dan

aktif dalam melaksanakan pembelajaran;

d. Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari di pertemuan

sebelumnya, dilanjutkan bertanya jawab tentang fenomena dunia nyata

yang berkaitan dengan materi gaya magnet yang akan dipelajari untuk

membangkitkan rasa ingin tahu siswa; dan

1) “Ada yang masih ingat pertemuan sebelumnya kita telah belajar

tentang apa?”

2) “Pernahkah kalian melihat magnet menarik benda-benda di

sekitarnya?”

e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan jelas

dan bermakna.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang gaya magnet

di buku pelajaran halaman 116 dan melihat contoh gambar gaya

magnet;

2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya magnet yang

telah dibaca siswa;

3) Guru membentuk kelompok belajar siswa menjadi 5 kelompok

berdasarkan prestasi;

Page 176: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

160

4) Guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah tentang faktor

yang mempengaruhi kekuatan gaya magnet terhadap suatu benda

dengan melakukan eksperimen;

5) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

melakukan eksperimen tentang gaya magnet; dan

6) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen tentang

benda magnetis dan benda nonmagnetis serta kekuatan gaya

magnet sesuai dengan lembar kerja siswa yang telah dibagikan

terlebih dahulu.

b. Elaborasi

1) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya

tentang gaya magnet yang telah diamati oleh siswa melalui

kegiatan eksperimen;

2) Guru memberikan stimulus kepada siswa, agar siswa dapat

menemukan pengetahuannya sendiri;

3) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di lembar kerja

siswa;

4) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan

hasil diskusi tentang gaya magnet di depan kelas;

5) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk

menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain;

6) Guru memberikan umpan balik terhadap tanggapan siswa;

7) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa dengan

bertepuk tangan dan meminta siswa untuk menempelkan hasil

kerja siswa di dinding kelas; dan

8) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya magnet.

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil kerja

siswa;

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertaya jawab

tentang hal-hal yang belum dipahami; dan

Page 177: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

161

3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi yang sudah

disiapkan oleh guru.

3. Kegiatan Penutup (10 menit)

a. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan hasil

pembelajaran;

b. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan;

c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

serta mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekitar dan

kekuasaan Allah Swt;

d. Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan

berikutnya;

e. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a; dan

f. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Teknik Penilaian: tes tertulis

2. Instrumen Penilaian: soal uraian singkat

Ayo jawablah dengan benar, jangan lupa berdoa terlebih dahulu.

1. Apakah magnet itu?

2. Apakah benda magnetis itu?

3. Apa yang dimaksud benda nonmagnetis?

4. Berikan 2 contoh benda magnetis!

5. Berikan 2 contoh benda nonmagnetis!

6. Faktor apakah yang mempengaruhi kekuatan gaya magnet?

7. Apakah medan magnet itu?

8. Berapakah jumlah kutub yang dimiliki magnet?

9. Apa yang terjadi jika kutub selatan magnet didekatkan dengan kutub

utara magnet?

10. Sebutkan tiga cara membuat magnet!

Page 178: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

162

Kunci Jawaban:

1. Magnet adalah logam yang dapat menarik benda-benda lain yang

juga terbuat dari logam

2. Benda magnetis adalah benda-benda yang dapat ditarik atau

digerakkan oleh magnet

3. Benda nonmagnetis adalah benda yang tidak dapat ditarik atau

digerakkan oleh magnet

4. Pisau dan paku

5. Plastik dan kayu

6. Tebal tipisnya penghalan antar magnet dan benda; jarak magnet

dengan benda

7. Medan magnet adalah daerah sekitar magnet yang masih

dipengaruhi oleh gaya magnet

8. Magnet memiliki dua kutub

9. Tarik-menarik

10. Cara induksi, cara digosok, cara dialiri dengan arus listrik

Pedoman Penilaian:

Skor = Setiap nomor mempunyai nilai 2

Nilai = Jumlah perolehan skor x 5

*Nilai tertinggi = 20 x 5= 100

Page 179: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

163

Klero, ……………

Guru Pembimbing Peneliti

Budi Hartanto, S. Pd. I Yamti Damayanti

NIP : 197911282005011004 NIM : 115 14 087

Mengetahui,

Kepala MI Klero

Aynun Mardliyah, S. Pd. I

NIP. 198007312005012002

Page 180: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

164

SOAL

Page 181: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

165

Page 182: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

166

Page 183: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

167

Page 184: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

168

Page 185: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

169

Page 186: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

170

CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS III

A. Lembar Observasi Guru

Nama Sekolah : MI Klero

Guru : Budi Hartanto S.Pd.I

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Materi Gaya (Gaya Magnet)

Kelas/ Semester : V/ II

Waktu Pelaksanaan : Senin, 12 Maret 2018 (Pukul 08.10 - 09.20 WIB)

Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang

disediakan pada setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan yang

dilakukan.

No Aspek yang Diamati Ya Tidak

Kegiatan Awal

1. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar √

2. Guru melakukan kegiatan apersepsi √

3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran √

Kegiatan Inti

Eksplorasi

4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran

SAVI √

5. Guru mengajak siswa untuk mengaitkan materi ajar

dengan realitas kehidupan √

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya atau menjawab pertanyaan √

7. Guru melakukan pembagian kelompok secara heterogen √

8. Guru memberikan penjelasan/intruksi secara jelas, rinci

serta menarik perhatian saat melaksanakan eksperimen √

9. Guru melibatkan siswa secara langsung dalam √

Page 187: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

171

penggunaan alat peraga/media pembelajaran

Elaborasi

10. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan

mengerjakan LKK √

11. Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama KBM √

12. Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas √

13. Guru memberikan penguatan dan menghargai

keberhasilan siswa dalam menyelesaikan LKK √

Konfirmasi

14. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa √

15. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

tentang materi yang belum dipahami √

16. Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa √

Penutup

17. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil

pembelajaran √

18. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan √

19. Guru memberikan apresiasi terhadap pencapaian belajar

siswa √

20. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari

berikutnya dan menutup pembelajaran √

Page 188: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

172

B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran SAVI

Petunjuk : Berikan penilaian dengan cara memberikan keterangan pada

kolom deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.

No. Langkah Pendekatan

Pembelajaran SAVI

Deskripsi

Guru Siswa

Pendahuluan

1. Memberikan sugesti positif

Guru memberikan

sugesti positif kepada

siswa

Siswa memperhatikan

uru memberikan

sugesti positif

2. Memberikan tujuan yang

jelas dan bermakna

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

dengan jelas dan

bermakna

Siswa dapat

menghayati tujuan

pembelajaran

3. Membangkitkan rasa ingin

tahu

Guru membangkitkan

rasa ingin tahu siswa

dengan memberikan

pertanyaan yang

berkaitan dengan

materi gaya magnet

Siswa menunjukkan

rasa ingin tahu

terhadap materi gaya

magnet

4. Menciptakan lingkungan

emosional yang positif

Guru menciptakan

lingkungan emosional

yang positif

Siswa menciptakan

lingkungan emosional

yang positif

5. Menyingkirkan hambatan-

hambatan belajar

Guru menyingkirkan

hambatan belajar

Siswa menyingkirkan

hambatan belajar

6.

Banyak bertanya dan

mengemukakan berbagai

masalah

Guru memberikan

kesempatan siswa

untuk bertanya dan

mengemukakan

berbagai masalah

Siswa aktif bertanya

dan mengemukakan

berbagai masalah

7. Siswa terlibat penuh sejak

awal

Guru memberi

stimulus dan motivasi

kepada siswa supaya

terlibat penuh sejak

awal dalam

pembelajaran

Siswa terlibat penuh

sejak awal dalam

pembelajaran

Tahap Penyampaian

Page 189: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

173

8. Pengamatan fenomena

dunia nyata

Guru memberikan

stimulus kepada

siswa supaya aktif

mengamati dunia

nyata

Siswa mengamati

fenomena dunia nyata

yang berkaitan

dengan materi gaya

magnet

9. Perlibatan intellectual dan

seluruh panca indra

Guru membangkitkan

intellectual siswa

Siswa melibatkan

intellectual dan

seluruh panca indra

dalam melaksanakan

pembelajaran

10. Presentasi interaktif

Guru meminta

perwakilan siswa dari

masing-masing

kelompok untuk

menanggapi hasil

diskusi kelompok lain

yang telah presentasi

di depan kelas

Siswa melakukan

presentasi interaktif,

antar kelompok saling

menanggapi hasil

presentasi

11. Memfasilitasi seluruh gaya

belajar

Guru memfasilitasi

seluruh gaya belajar

siswa

Siswa melaksanakan

pembelajaran dengan

semua gaya belajar

12.

Latihan menemukan

(sendiri, berpasangan,

berkelompok)

Guru memberikan

motivasi dan stimulus

yang bermakna

supaya siswa dapat

menemukan

pengetahuannya

sendiri

Siswa dapat

menemukan

pengetahuannya

sendiri

13.

Pengalaman belajar di

dunia nyata yang

kontekstual

Guru mengajak siswa

mengalami

pembelajaran secara

langsung (nyata)

Siswa mengalami

belajar di dunia nyata

Tahap Pelatihan

14.

Usaha aktif, umpan balik,

renungan, atau usaha

kembali

Guru memberikan

umpan balik kepada

siswa

Siswa menanggapi

umpan balik dari guru

dan memperlihatkan

usaha aktif,

merenungkan materi

gaya magnet

15. Melatih aksi pembelajaran

Guru melatih aksi

pembelajaran

Siswa melaksanakan

aksi pembelajaran

sesuai intruksi guru

Page 190: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

174

16.

Aktivitas pemecahan

masalah

Guru mengajak siswa

untuk memecahkan

suatu masalah yang

berkaitan dengan

materi gaya magnet

Siswa memecahkan

suatu masalah yang

berkaitan dengan

materi gaya magnet

17. Aktivitas praktis

membangun keterampilan

Guru membangun

keterampilan siswa

melakukan

eksperimen,

memecahkan masalah

Siswa melakukan

aktivitas praktis

membangun

keterampilan

melakukan

eksperimen,

memecahkan masalah

Tahap Penyampaian

Hasil

18. Penciptaan dan

pelaksanaan rencana aksi

Guru meminta siswa

mendiskusikan hasil

eksperimen dan

mempresentasikannya

di depan kelas

Siswa mendiskusikan

hasil eksperimen dan

mempresentasikannya

di depan kelas

19. Aktivitas penguatan

penerapan

Guru memberikan

penguatan kepada

siswa dalam

menerapkan hasil

pembelajaran

Siswa melakukan

aktivitas penguatan

penerapan hasil

pembelajaran

20. Aktivitas dukungan kawan

Guru membagi

kelompok belajar

berdasarkan prestasi

siswa dan meminta

siswa untuk bekerja

sama

Siswa bekerja sama

dan saling bertukar

pengetahuan dalam

kelompoknya

masing-masing

21. Materi penguatan persepsi

Guru memberikan

penguatan persepsi

siswa terhadap materi

gaya magnet

Siswa memperhatikan

guru saat memberikan

penguatan persepsi

tentang materi

magnet

22. Umpan balik dan evaluasi

kinerja

Guru memberikan

evaluasi hasil belajar

siswa

Siswa mengerjakan

sendiri soal evaluasi

yang diberikan guru

dengan tertib

Klero, 12 Maret 2018

Pengamat

Yamti Damayanti

Page 191: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

175

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN

Gambar 1. Papan Nama Sekolah

Gambar 2. Wawancara Sebelum Tindakan

Gambar 3. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus I

Page 192: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

176

Gambar 4. Siswa Membaca Materi

Pembelajaran Siklus I

Gambar 5. Guru Menjelaskan Langkah-

Langkah SAVI Siklus I

Gambar 6. Siswa Belajar dengan Melakukan

secara Langsung pada Siklus I

Page 193: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

177

Gambar 7. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok

pada Siklus I

Gambar 8. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi

di Depan Kelas pada Siklus I

Gambar 9. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi

Siklus I

Page 194: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

178

Gambar 10. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus II

Gambar 11. Siswa Membaca Materi

Pembelajaran Siklus II

Gambar 12. Siswa Belajar dengan Melakukan

secara Langsung pada Siklus II

Page 195: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

179

Gambar 13. Siswa Berdiskusi Kelompok

untuk Memecahkan Masalah pada Siklus II

Gambar 14. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi

di Depan Kelas pada Siklus II

Gambar 15. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi

Siklus II

Page 196: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

180

Gambar 16. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus III

Gambar 17. Siswa Belajar dengan Melakukan

pada Siklus III

Gambar 18. Siswa Belajar dengan Menemukan

Pengetahuannya Sendiri pada Siklus III

Page 197: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

181

Gambar 19. Siswa Melakukan Presentasi

Interaktif pada Siklus III

Gambar 20. Siswa Menempel Hasil Kerja Siswa

di Dinding Kelas

Gambar 21. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi

pada Siklus III

Page 198: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4052/1/SKRIPSI.pdf · pada siswa kelas v mi klero kecamatan tengaran kabupaten semarang tahun

182

SURAT KETERANGAN SD