SKRIPSI -...
Transcript of SKRIPSI -...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA
MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOMATIC
AUDITORY VISUAL INTELLECTUAL (SAVI)
PADA SISWA KELAS V MI KLERO
KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
YAMTI DAMAYANTI
NIM: 115-14-087
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA
MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOMATIC
AUDITORY VISUAL INTELLECTUAL (SAVI)
PADA SISWA KELAS V MI KLERO
KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
YAMTI DAMAYANTI
NIM: 115-14-087
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
iv
Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Yamti Damayanti
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Yamti Damayanti
NIM : 11514087
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : PGMI
Judul : Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Melalui
Pendekatan Pembelajaran Somatic Auditory Visual
Intellectual (SAVI) Pada Siswa Kelas V MI Klero
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2018
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 13 Maret 2018
Pembimbing
Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
NIP. 19700529 200003 2001
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yamti Damayanti
NIM : 115-14-087
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di Publikasikan oleh Perpustakaan
IAIN Salatiga.
Salatiga, 28 Maret 2018
Yang menyatakan
Yamti Damayanti
NIM: 115-14-087
vi
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI
PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUAL
INTELLECTUAL (SAVI) PADA SISWA KELAS V MI KLERO
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018
Disusun oleh:
YAMTI DAMAYANTI
NIM: 115-14-087
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibitidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 28 Maret 2018 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.
Sekretaris : Dr. Maslikhah, S.Ag. M.Si.
Penguji I : Peni Susapti, M.Si.
Penguji II : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
Salatiga, 28 Maret 2018
Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
vii
MOTTO
فمن ي عمل مث قال ذرة خيرا ي ره “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)Nya” (QS. Al-Zalzalah: 7)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini
penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku dan Ibuku tersayang, Dwi Hartono dan Monah sebagai wujud baktiku
padanya, yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang,
dan motivasi dalam kehidupanku;
2. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku;
3. Sahabat-sahabatku yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini; dan
4. Sahabat seperjuangan angkatan 2014 khususnya jurusan PGMI.
ix
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, senantiasa penulis panjatkan
kepada Allah Swt yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan Hasil
Belajar IPA Materi Gaya Melalui Pendekatan Pembelajaran Somatic Auditory
Visual Intellectual (SAVI) Pada Siswa Kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun 2018.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.
Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd;
2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Suwardi, M.Pd;
3. Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatga, Peni Susapti, M.Si;
4. Dr. Maslikhah, S.Ag.,M.Si. selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;
5. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingannya;
x
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmu dan bantuan kepada penulis;
7. Aynun Mardliyah, S.Pd.I selaku kepala MI Klero yang telah memberikan izin
melakukan penelitian di MI Klero; dan
8. Budi Hartanto, S.Pd.I selaku guru kelas V MI Klero yang telah berkenan
bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat terlaksana dengan
lancar;
9. Siswa kelas V MI Klero yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
melakukan penelitian;
10. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, semoga
segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah Swt. Serta
tercatat sebagai amal baik. Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta
pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 12 Maret 2018
Yamti Damayanti
NIM: 115-14-087
xi
ABSTRAK
Damayanti, Yamti. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Melalui
Pendekatan Pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual
(SAVI) Pada Siswa Kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun 2018. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Maslikhah,
S.Ag., M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Pendekatan Pembelajaran Somatic Auditory
Visual Intellectual (SAVI)
Hasil belajar IPA di MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
masih rendah terbukti dengan hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 65.
Hal ini dikarenakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran hanya
menggunakan metode ceramah sehingga sulit dipahami oleh siswa. Gaya belajar
siswa sangat memengaruhi siswa dalam memahami materi pembelajaran,
sehingga pendekatan pembelajaran yang dipilih guru harus diubah menjadi
pendekatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi semua jenis gaya belajar.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah pendekatan pembelajaran
SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI
Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018?. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya melalui
pendekatan pembelajaran SAVI pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang
berjumlah 26 siswa meliputi 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Instrumen penelitian meliputi lembar observasi dan soal tes. Metode pengumpulan
data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Data dianalisis secara statistik
menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus
dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran SAVI dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang tahun 2018. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari
Siklus I ke Siklus II 27% dan Siklus II ke Siklus III 19%. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I 42% siswa tuntas belajar,
Siklus II 69% siswa tuntas belajar, dan Siklus III 88% siswa tuntas belajar.
xii
DAFTAR ISI
Sampul ..................................................................................................................... i
Lembar Berlogo ...................................................................................................... ii
Halaman Judul ........................................................................................................ iii
Persetujuan Pembimbing ........................................................................................ iv
Pernyataan Keaslian Tulisan Dan Kesediaan Dipublikasikan ................................ v
Pengesahan Kelulusan ............................................................................................ vi
Motto ..................................................................................................................... vii
Persembahan ........................................................................................................ viii
Kata Pengantar ....................................................................................................... ix
Abstrak ................................................................................................................... xi
Daftar Isi................................................................................................................ xii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ....................................................................................................... xv
Daftar Lampiran ................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................... 5
E. Manfaat Hasil Penelitian......................................................................... 5
F. Definisi Operasional ............................................................................... 6
G. Metode Penelitian ................................................................................... 8
1. Rancangan Penelitian ........................................................................ 8
2. Subjek Penelitian ............................................................................. 10
3. Langkah-Langkah Penelitian .......................................................... 10
4. Instrumen Penelitian........................................................................ 13
5. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 14
6. Analisis Data ................................................................................... 15
H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 16
xiii
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 17
A. Kajian Teori.......................................................................................... 17
1. Hakikat Hasil Belajar ...................................................................... 17
2. Hakikat IPA ..................................................................................... 31
3. Pendekatan Pembelajaran SAVI ...................................................... 34
4. Gaya ................................................................................................ 50
B. Kajian Pustaka ...................................................................................... 65
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 68
A. Gambaran Umum Sekolah ................................................................... 68
B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 72
1. Deskripsi Siklus I ............................................................................ 72
2. Deskripsi Siklus II ........................................................................... 78
3. Deskripsi Siklus III ......................................................................... 83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 90
A. Deskripsi Paparan Siklus ...................................................................... 90
1. Deskripsi Data Siklus I.................................................................... 90
2. Deskripsi Data Siklus II .................................................................. 92
3. Deskripsi Data Siklus III ................................................................. 94
B. Pembahasan .......................................................................................... 96
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 101
A. Kesimpulan ........................................................................................ 101
B. Saran ................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 103
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identitas Sekolah ................................................................................... 68
Tabel 3.2 Data Guru MI Klero .............................................................................. 69
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Klero ............................................................. 70
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V MI Klero ............................................................ 70
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.................................... 72
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................................................... 90
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ........................................................ 92
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III....................................................... 94
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I-Siklus III ............................ 96
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Rancangan PTK .......................................................................... 9
Gambar 2.1 Hakikat Hakikat Belajar .................................................................... 21
Gambar 2.2 Bagan Hakikat Hasil Belajar ............................................................. 30
Gambar 2.3 Bagan Hakikat IPA............................................................................ 34
Gambar 2.4 Magnet Menarik Besi ....................................................................... 57
Gambar 2.5 Contoh Gaya Gravitasi Bumi ............................................................ 51
Gambar 2.6 Gaya Gesek saat Mendorong Kardus ............................................... 52
Gambar 2.7 Permukaan Halus dan Kasar Benda .................................................. 53
Gambar 2.8 Contoh Adanya Gaya Gesek ............................................................. 54
Gambar 2.9 Magnet Menarik Besi ........................................................................ 57
Gambar 2.10 Contoh Benda Magnetis .................................................................. 58
Gambar 2.11 Contoh Benda Nonmagnetis ........................................................... 59
Gambar 2.12 Dua Kutub Magnet .......................................................................... 61
Gambar 2.13 Cara Induksi .................................................................................... 62
Gambar 2.14 Cara Digosok ................................................................................... 63
Gambar 2.15 Cara Dialiri Arus Listrik ................................................................. 64
Gambar 2.16 Bagan Materi IPA tentang Gaya ..................................................... 64
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ..................................... 97
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II .................................... 98
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ................................... 99
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I-Siklus III ..................... 99
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Penulis ........................................................ 108
Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa .................................................................... 109
Lampiran 3. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ................................................... 113
Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi ............................................................. 114
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian........................................................................ 116
Lampiran 6. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) .................................................. 117
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.................................. 119
Lampiran 8. Lembar Kerja Kelompok Siklus I ................................................... 125
Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I ..................................................................... 127
Lampiran 10. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I ....................................... 130
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .............................. 136
Lampiran 12. Lembar Kerja Kelompok Siklus II ............................................... 145
Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II .................................................................. 147
Lampiran 14. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II ...................................... 149
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ............................. 154
Lampiran 16. Lembar Kerja Kelompok Siklus III .............................................. 165
Lampiran 17. Soal Evalusai Siklus III ................................................................ 169
Lampiran 18. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III .................................... 171
Lampiran 19. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ........................................... 176
Lampiran 20. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian..................................... 183
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan terjadinya
perubahan perilaku seseorang yang relatif tetap baik dalam berpikir,
merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, 2013:5). Belajar merupakan
kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan
dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan. Allah Swt menjanjikan
akan mengangkat derajat orang yang mempelajari ilmu pengetahuan
sebagaimana firman Allah Swt dalam Alquran Surat Al-Mujaadilah ayat
11 (Depag, 2012: 544):
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
“Berdirilah kamu,” Maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang- orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
2
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran
pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang
sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada
sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Guru khususnya yang mengajar
IPA di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat
pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran guru tidak kesulitan
dalam mendesain pembelajaran (Susanto, 2013: 167).
Guru dalam mendesain pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Guru bertanggung jawab untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan
kegiatan di dalam kelas. Siswa akan lebih berhasil dalam belajar apabila
guru memiliki kompetensi dan kualitas yang baik dalam melaksanakan
pembelajaran.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata
pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar siswa.
Sebagian besar siswa yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit
adalah benar, terbukti dari hasil perolehan ujian akhir sekolah (UAS) yang
dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan
(Susanto, 2013: 165).
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan pada Februari
2018 di MI Klero menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata
3
pelajaran IPA masih rendah. Hal ini terbukti dengan adanya hasil
wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V MI Klero yaitu Bapak
Budi Hartanto S.Pd.I pada 10 Februari 2018. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mempunyai nilai ulangan
IPA di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari 26 siswa kelas V
MI Klero yang memiliki nilai di atas KKM hanya 26,9% (7 siswa),
sedangkan sebanyak 73,1% (19 siswa) mendapat nilai di bawah KKM.
Berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan guru mata pelajaran
IPA kelas V MI Klero, diduga faktor penyebab rendahnya hasil belajar
siswa terhadap mata pelajaran IPA dikarenakan pemberian materi
pembelajaran dari guru yang sulit dipahami oleh siswa. Guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah
sehingga tidak dapat memfasilitasi semua gaya belajar siswa. Gaya belajar
siswa sangat memengaruhi siswa dalam memahami materi pembelajaran,
sehingga pendekatan pembelajaran yang dipilih guru harus diubah menjadi
pendekatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi semua jenis gaya
belajar.
Gunawan (2012: 139) pada hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan gaya belajar siswa yang
dominan, saat mengerjakan tes, akan mencapai nilai yang jauh lebih tinggi
dibandingkan apabila siswa yang belajar dengan cara yang tidak sejalan
dengan gaya belajar siswa sendiri. Pendekatan pembelajaran yang dapat
menfasilitasi semua gaya belajar siswa adalah pendekatan Somatic,
4
Auditory, Visual dan Intellectual (SAVI). SAVI meliputi somatic yang
berarti belajar dengan bergerak dan berbuat; auditory yang berarti belajar
dengan berbicara dan mendengar; visual yang berarti belajar dengan
mengamati dan menggambarkan; dan intellectual yang berarti belajar
dengan memecahkan masalah dan merenung (Suyanto, 2013: 91).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA
Materi Gaya melalui Pendekatan Pembelajaran SAVI pada Siswa Kelas V
MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2018.”
B. Rumusan Masalah
Apakah pendekatan pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya melalui
pendekatan pembelajaran SAVI pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018.
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang
paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk
diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 105). Hipotesis tindakan ini
adalah: jika pendekatan pembelajaran SAVI dilaksanakan dengan baik
pada mata pelajaran IPA materi gaya diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang tahun 2018.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur tingkat
ketercapaian dari tindakan yang diberikan. Pendekatan pembelajaran
SAVI dinyatakan berhasil jika indikator yang diharapkan tercapai.
Indikator keberhasilan siswa dapat dilihat secara individual dan
klasikal. Indikator keberhasilan siswa secara individual dinyatakan
berhasil apabila siswa dapat mencapai skor ≥ 65 (nilai KKM) pada
materi gaya. Depdikbud (dalam Trianto, 2009: 241) menyatakan
“Indikator keberhasilan siswa secara klasikal siswa dinyatakan berhasil
apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 65”.
6
E. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan kontribusi untuk perbaikan kualitas pembelajaran;
b. Mengembangkan pendekatan pembelajaran di MI; dan
c. Sebagai motivasi untuk meneliti bidang studi lain dan sebagai
acuan penelitian berikutnya yang sejenis.
2. Manfaat Praksis
a. Bagi Siswa
1) Siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas yang
lebih baik; dan
2) Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan lebih mudah.
b. Bagi Guru
1) Guru mendapat masukan dalam meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran IPA; dan
2) Guru dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya
dalam pembelajaran IPA; dan
2) Sekolah dapat mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah
dan di tingkat kelas.
7
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu (Brahim dalam Susanto, 2013: 4). Hasil belajar yang
digunakan dalam PTK ini adalah nilai langsung yang diperoleh siswa
pada saat melakukan penelitian bukan nilai raport.
Atmaja (2016: 32) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
hasil atau perubahan dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
yang menyangkut aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik.
a. Aspek kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, evaluasi;
b. Aspek afektif meliputi: kemampuan menerima, kemampuan
menanggapi, ketekunan; dan
c. Aspek psikomotorik meliputi: menggunakan, membersihkan,
menampilkan, menghubungkan, menyusun, menemukan,
mengambil, dan menyatukan.
2. Pendekatan Pembelajaran SAVI
Pendekatan pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual,
Intellectual) adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan bahwa
belajar haruslah memanfaatkan alat indra yang dimiliki siswa. Istilah
8
SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan
tubuh (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan
melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan
melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi;
Visual yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata
melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca,
menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectual yang bermakna
bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds- on)
belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih
menggunakannya melalui menalar, menyelidiki, menemukan,
mengkontruksi, dan memecahkan masalah (Ngalimun, 2016: 234).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian
tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat
mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan
praktik dan proses pembelajaran (Susilo, 2010: 16).
Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
karena untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
yang dilakukan guru di dalam kelas melalui pendekatan pembelajaran
SAVI. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran SAVI diharapkan dapat meningkat terutama pada mata
9
pelajaran IPA materi gaya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
digunakan adalah kolaboratif, dimana guru kelas melaksanakan proses
belajar mengajar dan peneliti bertindak sebagai pengamat.
Arikunto, dkk (2014: 16) mengemukakan empat tahapan dalam
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut dapat
ditampilkan pada gambar.
Gambar Bagan Rancangan PTK
Sumber: Arikunto, dkk (2014: 16)
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
?
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Pelaksanaan Refleksi
10
2. Subjek Penelitian
1) Siswa
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Klero
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada mata pelajaran
IPA materi gaya. Jumlah siswa kelas V MI Klero ada 26 siswa
meliputi 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
2) Guru
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi
dengan guru IPA kelas V MI Klero (Budi Hartanto, S.Pd.I).
3. Langkah-Langkah Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum
dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi
keseluruhan aspek yang terkait PTK. Perencanaan khusus
dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus.
Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan menyiapkan suatu
kegiatan belajar mengajar (Kusumah, 2010: 39).
Perencanaan penelitian meliputi hal-hal yang dilakukan
sebelum pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Merancang desain pembelajaran dengan pendekatan SAVI,
yaitu dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP);
11
2) Mempersiapkan setting kelas dan sarana pendukung yang
diperlukan saat proses pembelajaran;
3) Menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui
kinerja guru dan kondisi siswa saat pelaksanaan pendekatan
pembelajaran SAVI dalam proses pembelajaran; dan
4) Menyusun instrument tes hasil belajar untuk siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan
isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu
diingat adalah bahwa dalam pelaksanaan guru harus ingat dan
berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan,
tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk,
2014: 18).
Guru pada tahap ini melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan desain pembelajaran yang telah direncanakan. Pada tahap
ini dilakukan apersepsi, pembelajaran dan evaluasi. Peneliti
menggunakan pedoman observasi yang telah direncanakan dalam
melaksanakan pengamatan pembelajaran yaitu terhadap guru dan
siswa, meliputi masalah-masalah yang muncul dan hal-hal yang
mendukung.
c. Pengamatan
Pengamatan memberikan tanda tentang pencapaian refleksi.
Pengamatan dapat memberikan andil pada perbaikan praktik
12
melalui pemahaman yang lebih baik dan tindakan yang secara lebih
kritis dipikirkan (Priansa, 2014: 329). Pengamatan seharusnya
dilakukan secara langsung pada waktu tindakan sedang dilakukan,
jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pengamatan
dapat dilakukan sendiri atau kolaborator, yang memang diberi
tugas untuk hal itu. Pengamat pada saat mengamati haruslah
mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian,
misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap
siswa, serta penyajian atau pembahasan materi (Kusumah, 2010:
40).
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang
dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas.
Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai
masalah yang muncul di kelas penelitian yang diperoleh dari
analisis data sebagai bentuk pengaruh tindakan yang telah
dirancang (Susilo, 2010: 23).
Data yang diperoleh pada tahap pengamatan selama proses
pembelajaran dilakukan analisis dan dilakukan refleksi sebagai
bahan penyusun rencana tindakan selanjutnya. Apabila indikator
keberhasilan belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan siklus
berikutnya dengan materi yang berbeda melalui tahap yang sama
dengan siklus sebelumnya.
13
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh guru atau
observer untuk mengambil data yang akan digunakan sebagai bahan
untuk menentukan keberhasilan dari rencana tindakan yang telah
dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini yaitu lembar observasi dan soal tes.
a. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan suatu cara yang tepat untuk
menilai perilaku. Untuk menilai perilaku itu diperlukan lembaran
pengamatan yang berisi hal-hal yang menjabarkan tingkah laku
subyek yang diamati. Observasi dapat dilaksanakan secara
sistematik, yaitu dengan menggunakan pedoman observasi
(Djamarah, 2000: 220).
Lembar observasi berisi indikator yang didesain
berdasarkan fokus penelitian. Observasi dilakukan untuk
mengamati guru dan siswa dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran SAVI. Lembar observasi yang digunakan adalah
lembar observasi guru dan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran SAVI.
b. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif
berupa nilai yang menggambarkan pencapaian kompetensi pada
mata pelajaran IPA materi gaya. Soal tes disusun berdasarkan
14
indikator pencapaian kompetensi yang telah ditentukan oleh
sekolah.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas yaitu observasi dan tes.
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mendapatkan keterangan
mengenai situasi dengan melihat dan mendengar apa yang terjadi,
kemudian semua dicatat dengan cermat. Observer akan menerima
kesan dan mencatat apa yang terjadi selama proses pengamatan
(Patmonodewo, 2003: 139).
Observasi ini dilakukan terhadap kinerja guru dan sikap
siswa selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan pendekatan pembelajaran SAVI dalam
pembelajaran IPA materi gaya.
b. Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban,
atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan
tujuan mengukur tingkat kemampuan siswa atau mengungkap
aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Suyanto, 2013: 236).
Tes dilaksanakan terhadap siswa untuk mengetahui hasil
belajar siswa kelas V MI Klero pada mata pelajaran IPA matrei
gaya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI.
15
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses yang menghubung-hubungkan,
memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga
dapat ditarik kesimpulan yang benar. Arikunto (2014: 131)
mengemukakan bahwa jenis data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ada dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis
secara deskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.
Dalam penelitian ini, ada dua nilai yang harus dihitung yaitu
sebagai berikut:
1) Menghitung nilai rata-rata kelas; dan
2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal.
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar
klasikal dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
P =
x 100% (Djamarah, 2000: 226)
Keterangan:
P: Jumlah nilai dalam persentase;
F: Jumlah siswa yang telah tuntas belajar; dan
N: Jumlah seluruh siswa.
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk
narasi yang memberikan gambaran tentang keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran.
16
H. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, indikator
keberhasilan, manfaat hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori. Bab ini memuat tentang kajian teori
meliputi kajian materi penelitian, hakikat hasil belajar, hakikat IPA,
pendekatan pembelajaran SAVI, dan penelitian tindakan kelas serta kajian
pustaka berupa hasil penelitian yang relevan.
BAB III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini memuat tentang gambaran
umum MI Klero dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang
deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Penutup. Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Hasil Belajar
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada
diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan
individu dengan lingkungannya. Seseorang setelah mengalami
proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik
aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek
sikapnya (Usman, 2002: 5). Hosnan (2014: 7-8) berpendapat
bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa.
Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada
pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai
pengalaman yang diciptakan guru.
Gangne (dalam Susanto, 2013: 1-2) berpendapat bahwa
belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan
tingkah laku. Belajar sebagai upaya untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi. Intruksi yang
18
dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari
seorang pendidik atau guru.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian
belajar di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah proses atau
suatu usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku
(pengetahuan, keterampilan, kebiasaan) sebagai hasil dari
pengalaman yang terjadi pada diri setiap individu.
2) Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar terdiri dari perubahan perilaku,
belajar merupakan proses, dan belajar merupakan bentuk
pengalaman (Suprijono, 2011: 4-5). Masing-masing prinsip
belajar tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a) Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki
ciri-ciri:
(1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu
perubahan yang disadari;
(2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku
lainnya;
(3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup;
(4) Positif atau berakumulasi;
(5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan
dilakukan;
19
(6) Permanen atau tetap;
(7) Bertujuan dan terarah; dan
(8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
b) Belajar merupakan Proses
Belajar merupakan proses yang terjadi karena
didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar
adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan
organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari
berbagai komponen belajar.
c) Belajar merupakan Bentuk Pengalaman
Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman
pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara siswa
dengan lingkungannya.
3) Tujuan Belajar
Sardiman (1994: 28-29) menyatakan tujuan belajar
adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan, serta pembentukan sikap. Masing-masing tujuan
belajar dijelaskan sebagai berikut:
a) Mendapatkan Pengetahuan
Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan,
hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pengetahuan
dan kemampuan berpikir tidak dapat dipisahkan. Seseorang
tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa
20
bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan
memperkaya pengetahuan. Tujuan ini yang memiliki
kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam
kegiatan belajar.
b) Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga
memerlukan suatu keterampilan. Jadi, soal keterampilan
yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan
jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat
dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada
keterampilan gerak atau penampilan dari anggota tubuh
seseorang yang sedang belajar. Keterampilan rohani lebih
rumit karena tidak selalu berurusan dengan masalah-
masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung
pangkalnya tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-
persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir serta
kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu
masalah atau konsep.
c) Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap adalah salah satu tujuan belajar.
Guru dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan
pribadi siswa, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam
pendekatannya. Guru membutuhkan kecakapan
21
mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau
model.
Guru bertugas membentuk sikap mental dan perilaku
siswa, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai,
transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekedar
“pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan
memindahkan nilai-nilai itu kepada siswa. Guru dengan
berlandaskan nilai-nilai tersebut, siswa akan tumbuh
kesadaran dan kemauannya untuk mempraktikkan segala
sesuatu yang sudah dipelajarinya.
Kajian teori tentang hakikat belajar dapat ditampilkan
pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagan Hakikat Belajar
Sumber: Sardiman (1994); Suprijono (2011)
22
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh
siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh sesuatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Guru dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan
instruksional, biasanya menetapkan tujuan belajar. Siswa yang
berhasil dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto,
2013: 5).
Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
siswa. Siswa yang menguasai hasil belajar dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan
pengutahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan
motorik. Hasil belajar siswa di sekolah ini dapat dilihat dari
penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya
(Sukmadinata, 2011:102-103).
Hasil belajar pada umumnya dapat dikelompokkan
menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan
afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga
23
ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda
(Ratnawulan, 2015: 57).
Berdasarkan beberapa pendapat tentang hasil belajar di
atas dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah kemampuan
atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa baik ranah kognitif,
psikomotor, maupun afektif yang diperoleh setelah melalui
proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, dan analisis yang diraih siswa.
2) Macam-Macam Hasil Belajar
Suprijono (2011: 5-6) berpendapat bahwa hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Macam-macam hasil
belajar adalah sebagai berikut:
a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dan bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Kemampuan merespons secara spesifik terhadap
rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah
maupun penerapan aturan;
b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan untuk
mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan
intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis-sisntesis fakta-konsep dan
24
mengembangkan prinsi-prinsip keilmuan. Keterampilan
intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas
kognitif bersifat khas;
c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah;
d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; dan
e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.
3) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Wasliman (dalam Susanto, 2013: 12) berpendapat
bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor
internal maupun faktor eksternal.
a) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri siswa, yang memengaruhi kemampuan
25
belajarnya. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan
psikologis.
(1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu tonus jasmani dan keadaan fungsi-fungsi
fisiologis tertentu. Keadaan tonus jasmani pada
umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi
aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang segar akan lain
pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang
segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya
daripada yang tidak lelah (Suryabrata, 2007: 235).
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama
fungsi panca indra sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Kondisi organ-organ khusus siswa seperti
tingkat kesehatan indra pendengar dan indra penglihat,
sangat memengaruhi kemampuan siswa dalam
menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang
disajikan kelas (Syah, 2010: 145).
(2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang dapat memengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan hasil belajar meliputi
tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa, sikap siswa, bakat
siswa, minat siswa, motivasi siswa (Syah, 2010: 148).
26
(a) Kecerdasan atau Inteligensi
Inteligensi pada umumnya, dapat diartikan
sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan cara yang tepat (Sunarto, 2013:
184).
Tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa
sangat mentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Hal ini memberikan rmakna bahwa semakin tinggi
kemampuan inteligensi seorang siswa maka
semakin besar peluangnya untuk meraih sukses,
sebaliknya semakin rendah kemampuan inteligensi
seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya
untuk memperoleh sukses (Islamuddin, 2012: 167).
(b) Sikap
Bruno (dalam Islamuddin, 2012: 167)
berpendapat bahwa sikap adalah kecenderungan
yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara
baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.
Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat
dianggap suatu kecenderungan siswa untuk
bertindak dengan cara tertentu.
27
(c) Bakat
Chaplin (dalam Susanto, 2013: 16)
berpendapat bahwa bakat adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang.
(d) Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Minat memengaruhi kualitas pencapaian
hasil belajar siswa. Guru dalam kaitan ini
seharusnya berusaha membangkitkan minat siswa
untuk menguasai pengetahuan (Syah, 2010: 152.)
(e) Motivasi Belajar
Motivasi belajar berkembang dari interaksi
kompleks lingkungan dengan faktor internal,
individu adalah pengolah informasi yang aktif, dan
keyakinan yang terkait dengan prestasi adalah
informasi eksplisit (Gredler, 2013: 515).
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam yaitu
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Faktor
eksternal tersebut dijelaskan sebagai berikut:
28
(1) Lingkungan Sosial
(a) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang memengaruhi belajar
ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, dan keadaan gedung (Slameto,
1991: 66-67).
(b) Faktor Keluarga
Faktor keluarga merupakan lingkungan
sosial yang lebih memengaruhi kegiatan belajar.
Sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak
rumah), semuanya dapat memberi dampak baik
ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil
yang dicapai oleh siswa (Islamuddin, 2012: 189).
(c) Faktor Masyarakat
Islamuddin (1991: 190) berpendapat bahwa
faktor masyarakat yang memengaruhi hasil belajar
siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-
teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa
tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh
yang serba kekurangan dan anak-anak
29
pengangguran misalnya, sangat memengaruhi
aktivitas belajar siswa. Siswa yang berada di
lingkungan tersebut akan menemukan kesulitan
ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi.
(2) Lingkungan Non Sosial
Baharuddin (2015: 33-34) berpendapat bahwa
faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial
adalah:
(a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang
segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak
terlalu silau, atau tidak terlalu gelap, suasana yang
sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut
merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi
aktivitas belajar siswa. Sebaliknya bila kondisi
lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar
siswa akan terhambat.
(b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang
dapat digolongkan dua macam. Pertama hardware
seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, dan
fasilitas belajar. Kedua, software seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku
panduan, dan silabus.
30
(c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia
perkembangan siswa, begitu juga dengan metode
mengajar guru disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap
aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai
materi pelajaran dan berbagai metode mengajar
yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
Kajian teori tentang hakikat hasil belajar dapat
ditampilkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Bagan Hakikat Hasil Belajar
Sumber: Baharuddin (2015); Suprijono (2011); Susanto (2013);
dan Syah (2010)
31
2. Hakikat IPA
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang ada di alam semesta beserta
isinya dengan sikap ilmiah yang rasional dan objektif. Mata
pelajaran IPA diterapkan mulai dari sekolah dasar (SD) sampai
perguruan tinggi (PT), hal tersebut melihat pentingnya IPA sebagai
disiplin ilmu yang berperan dalam setiap aspek kehidupan (Azizah,
dkk, 2016: 492).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan
yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala
isinya. IPA merupakan suatu pengetahuan yang bisa diterima di
khalayak umum sebagai suatu produk ilmu (produk ilmiah) yang
penemuannya melalui serangkaian penyelidikan panjang yang
terstruktur (proses ilmiah), yang keberhasilannya dalam melakukan
penyelidikan ini ditentukan oleh sikap ilmiah yang dimiliki
(Desstya, 2014: 194)
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan
pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap
ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Pembelajaran IPA di
sekolah dasar dapat dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan
bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA (Susanto, 2013:
170).
32
Berdasarkan uraian hakikat IPA di atas, dapat dipahami
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang
mempelajari tentang diri sendiri dan alam semesta beserta isinya
dengan sikap ilmiah yang rasional dan objektif melalui pengamatan
dan percoban-percobaan sederhana dengan prinsip IPA sebagai
produk, proses, dan hasil.
b. Karakteristik Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik
sebagai dasar untuk memahaminya. Jacobson & Bergman (dalam
Susanto, 2013: 170) berpendapat bahwa karakteristik pembelajaran
IPA meliputi:
1) IPA merupakan kumpulan konsep-konsep, prinsip-prinsip,
hukum, dan teori;
2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental serta mencermati
fenomena alam, termasuk juga penerapannya;
3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam; dan
4) IPA tidak dapat membuktikan semua, akan tetapi hanya
sebagian atau beberapa saja.
33
c. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan
Standar Nasional Pendidikan (dalam Susanto, 2013: 171-172)
yaitu:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan;
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan;
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
34
Kajian teori tentang hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
dapat ditampilkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Bagan Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sumber: Azizah, dkk (2016); Desstya (2014);
dan Susanto (2013)
3. Pendekatan Pembelajaran SAVI
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran SAVI
SAVI adalah akronim dari Somatic, Auditory, Visual, dan
Intellectual. Pembelajaran somatic, auditory, visual, dan
intellectual (SAVI) adalah pembelajaran yang menekankan bahwa
belajar haruslah memanfaatkan alat indra yang dimiliki siswa.
Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: somatic yang
bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar
35
dengan mengalami dan melakukan; auditory yang bermakna bahwa
belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak,
berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan
menanggapi; visual yang bermakna belajar haruslah menggunakan
indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan,
membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan intellectual
yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan
berpikir (minds- on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran
dan berlatih menggunakannya melalui menalar, menyelidiki,
mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkontruksi,
memecahkan masalah, dan menerapkan (Ngalimun, 2016: 234).
Keempat cara belajar ini harus ada agar belajar berlangsung
optimal. Unsur-unsur ini semuanya terpadu, sehingga belajar yang
paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan secara
simultan (Hernowo, 2015: 157).
Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh
orang berdiri dan bergerak ke sana ke mari. Pembelajaran adalah
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intellectual dan
penggunaan semua indra (Hernowo, 2015: 157). Dave Meirer
(dalam Suyanto, 2013: 91) menyatakan bahwa gerakan fisik
meningkatkan proses mental. Pembelajaran yang menghalangi
gerakan tubuh berarti mengalangi pikiran untuk berfungsi secara
36
maksimal, sebaliknya melibatkan tubuh dalam belajar cenderung
membangkitkan kecerdasan terpadu manusia sepenuhnya.
Pendekatan pembelajaran SAVI dalam belajar
memunculkan sebuah konsep belajar yang disebut Belajar Berbasis
Aktivitas (BBA). Belajar dengan bergerak aktif dan memanfaatkan
indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh dan pikiran
terlibat dalam proses belajar. Belajar menggunakan pendekatan
SAVI jauh lebih efektif daripada yang didasarkan pada prestasi,
materi, dan media, karena gerakan fisik meningkatkan proses
mental (Suyadi, 2013: 102).
Senada dengan hal tersebut, Suyanto (2013: 91)
menyatakan dalam pengelolaan siswa, hal mendasar yang mesti
dikembangkan adalah agar siswa dapat bergerak aktif ketika
belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan
membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar.
Pembelajaran yang semakin banyak melibatkan panca indra
berpengaruh baik terhadap hasil belajar yang bisa dicapai.
Sebaliknya, pola pembelajaran yang cenderung membuat siswa
tidak aktif secara fisik dalam jangka waktu lama, akan
menyababkan kejenuhan otak, belajar menjadi lambat, bahkan
kemampuan belajar dapat terhenti, dengan kata lain hilangnya
semangat belajar pada diri siswa.
37
Huda (2014: 284-285) mengemukakan bahwa cara-cara
yang bisa menjadi starting point guru dalam melaksanakan
pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:
1) Somatic: Learning by Doing
a) Proyek dirancang untuk mendorong siswa bergerak di
tempat-tempat yang berbeda;
b) Waktu istirahat disediakan sesering mungkin ketika siswa
tengah belajar, kemudian siswa diajak untuk segera
bergerak ketika sedang menemukan gagasan baru;
c) Siswa dibiarkan berdiri dan berjalan ketika siswa tengah
mendengarkan, menonton, atau berpikir; dan
d) Siswa diminta untuk menulis dalam sebuah kartu tentang
apa yang telah dipelajari.
2) Auditory (Learning by Hearing)
a) Siswa diminta untuk menjelaskan apa yang telah dipelajari
dari orang lain;
b) Siswa diminta untuk membaca buku atau handout dengan
suara keras;
c) Proses presentasi pengajaran direkam, dan siswa diminta
untuk mendengarkannya sejenak di ruang kelas; dan
d) Siswa dilibatkan dalam diskusi dan tukar pendapat dengan
siswa-siswa lain.
38
3) Visual: Learning by Seeing
a) Siswa diberikan tugas untuk membaca satu atau dua
paragraf, kemudian diminta untuk membuat sinopsis
singkat tentang apa yang dibacanya;
b) Siswa diminta untuk terus mencatat setiap penjelasan
penting yang disampaikan di ruang kelas;
c) Siswa diajak untuk membuat semacam gambar tentang
gagasan siswa lalu ditempel di dinding kelas; dan
d) Mindmap digambar di papan tulis, dan siswa diminta untuk
memperhatikannya dengan seksama.
4) Intellectual: Learning by Thinking
a) Siswa diminta untuk duduk sejenak setelah menyelesaikan
sesuatu pengalaman belajar untuk merefleksikan apa yang
telah dipelajari dan menghubungkannya dengan apa yang
telah diketahui;
b) Siswa diminta untuk membuat semacam diagram,
flowchart, atau piktogram yang bisa menggambarkan apa
yang direfleksikan;
c) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan probing
mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan dan siswa
diminta untuk berpikir tentang pemecahannya;
d) Analogi-analogi dibuat untuk merangsang siswa berpikir
tentang apa yang terkandung di dalamnya; dan
39
e) Pokok-pokok pelajaran dibuat yang memungkinkan siswa
untuk menyusunnya.
b. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran SAVI
1) Somatic
Somatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-
soma (seperti dalam psikosomatic). Belajar somatic berarti
belajar dengan indra peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik
dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar
(Hernowo, 2015: 157-158).
Suasana belajar yang dapat membuat siswa bangkit dan
berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke
waktu diciptakan untuk merangsang hubungan pikiran-tubuh.
Pembelajaran tidak semuanya membutuhkan aktivitas fisik,
tetapi dengan berganti-ganti menjalankan aktivitas belajar aktif
dan pasif secara fisik (Hernowo, 2015: 159).
Fanany (2013: 85) berpendapat bahwa hal-hal yang bisa
dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan belajar dengan
menyerap informasi melalui gerakan fisik adalah sebagai
berikut:
a) Siswa melaksanakan praktik lapangan;
b) Siswa melakukan demonstrasi atau pertunjukan langsung
terhadap suatu proses;
c) Siswa membuat model atau contoh-contoh;
40
d) Siswa dalam belajar tidak harus duduk secara formal, bisa
dilakukan dengan duduk dengan posisi yang nyaman
walaupun tidak biasa dilakukan oleh siswa lain;
e) Siswa melaksanakan praktik di laboratorium;
f) Siswa melaksanakan simulasi dan role playing; dan
g) Siswa diminta berdiri saat menjelaskan sesuatu.
2) Auditory
Belajar auditory, yaitu gaya belajar yang dilakukan
siswa untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan
indra telinga. Belajar auditory sangat mengandalkan telinga
untuk mencapai kesuksesan belajar, misalnya dengan cara
mendengar seperti ceramah, radio, berdialog, dan berdiskusi
(Subini, 2013: 119).
Pikiran auditory siswa lebih kuat daripada yang
disadari. Telinga siswa terus-menerus menangkap dan
menyimpan informasi auditory, bahkan tanpa disadari. Siswa
ketika membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area
penting di otak menjadi aktif (Hernowo, 2015: 161).
Pelajaran dirancang menarik bagi saluran auditory yang
kuat dalam diri siswa, dengan mencari cara untuk mengajak
siswa membicarakan apa yang sedang siswa pelajari. Siswa
diminta menerjemahkan pengalamannya dengan suara dan
diajak berbicara ketika sedang memecahkan masalah, membuat
41
model, mengumpulkan informasi, pengalaman belajar, atau
menciptakan makna-makna pribadi bagi diri sendiri (Hernowo,
2015: 163-164).
Fanany (2013: 85) berpendapat bahwa hal-hal yang bisa
dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan belajar dengan
menyerap informasi melalui pendengaran adalah sebagai
berikut:
a) Guru menggunakan audio dalam pembelajaran, misalnya
musik dan radio;
b) Siswa ketika belajar dibiarkan membaca dengan nyaring
dan suara keras;
c) Guru sering memberi pertanyaan kepada siswa;
d) Siswa diminta membuat diskusi kelas;
e) Siswa diminta menjelaskan dengan kata-kata;
f) Siswa menuliskan apa yang siswa pahami tentang satu mata
pelajaran; dan
g) Siswa belajar berkelompok.
3) Visual
Belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat
sehingga mata sangat memegang peranan penting. Gaya belajar
secara visual dilakukan siswa untuk memperoleh informasi
seperti melihat gambar, diagram, peta, poster, dan grafik
(Subini, 2013: 119)
42
Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada
sebagian orang, sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya
adalah bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat
untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang
lain (Hernowo, 2015: 165).
Belajar visual paling baik jika siswa dapat melihat
contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar
dan gambaran dari segala macam hal ketika siswa sedang
belajar. Teknik yang bisa dilakukan semua siswa, terutama
siswa dengan keterampilan visual yang kuat, adalah meminta
siswa mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan serta
mebicarakan situasi itu (Hernowo, 2015: 166).
Fanany (2013: 84) berpendapat bahwa hal-hal yang bisa
dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan belajar dengan
menyerap informasi melalui mata adalah sebagi berikut:
a) Siswa dibiarkan duduk di bangku paling depan, sehingga
siswa bisa langsung melihat apa yang dituliskan atau
digambarkan guru di papan tulis;
b) Guru membuat lebih banyak bagan-bagan, diagram, untuk
menjelaskan sesuatu;
c) Siswa diminta menuliskan poin-poin penting yang harus
dihafalkan;
43
d) Guru memberikan ilustrasi dan gambar digunakan dalam
pembelajaran; dan
e) Siswa diminta menulis ulang apa yang ada di papan tulis.
4) Intellectual
Intellectual adalah pencipta makna dalam pikiran,
sarana yang digunakan manusia untuk “berpikir”, menyatukan
pengalaman, menciptakan jaringan syaraf baru, dan belajar.
Intellectual menghubungkan pengalaman mental, fisik,
emosional, dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi
dirinya sendiri. Intellectual merupakan sarana yang digunakan
pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan.
Pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman
(diharapkan) menjadi kearifan (Hernowo, 2015: 168).
Meier (dalam Hernowo, 2015: 168) berpendapat bahwa
intellectual bukanlah pendekatan belajar yang tanpa emosi,
tidak berhubungan, rasionalistis, “akademis”, dan terkotak-
kotak. Kata “intellectual” menunjukkan apa yang dilakukan
pembelajar dalam pikiran secara internal ketika menggunakan
kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan
menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari
pengalaman tersebut. Intellectual adalah bagian diri yang
merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan membangun
makna.
44
Siswa memiliki perbedaan dalam bidang intellectual
yang perlu diketahui dan dipahami oleh guru, terutama dalam
hubungannya dengan pengelompokan siswa di kelas. Siswa
yang kurang cerdas jangan dikelompokkan dengan siswa yang
kecerdasannya setingkat dengannya, tetapi perlu dimasukkan
ke dalam kelompok siswa-siswa yang cerdas. Hal ini dilakukan
agar siswa yang kurang cerdas itu terpacu untuk lebih kreatif
(Djamarah, 2000: 58).
Hamzah (2015: 251) mengemukakan indikator
intellectual adalah sebagai berikut:
a) Mudah menangkap pelajaran;
b) Mudah mengingat kembali;
c) Memiliki perbendaharaan kata yang luas;
d) Penalaran tajam (berpikir logis, kritis, memahami hubungan
sebab akibat);
e) Daya konsentrasi baik (perhatian tidak mudah teralihkan);
f) Menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik; dan
g) Senang membaca.
Sanaky (2015: 299) berpendapat bahwa cara
memberdayakan intellectual siswa adalah dengan mengarahkan
siswa pada penggunaan pengetahuan dan keterampilan secara
lebih dalam dan berkembang (misalnya keterampilan berpikir
45
kritis). Guru dalam memberdayakan intellectual siswa dapat
menggunakan beberapa cara yaitu:
a) Guru memadukan antara tugas dan hasil yang ingin dicapai;
b) Guru menguji proses berpikir dan bukan sekadar informasi
terpisah yang dihafalkan;
c) Guru memanfaatkan pengetahuan atau riset yang dilakukan
siswa sendiri;
d) Guru memberikan tantangan yang menekankan kedalaman
pengetahuan dan pengertian; dan
e) Guru merangsang dan mendidik siswa sehingga siswa dapat
belajar dari proses pengujian sendiri.
c. Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran SAVI
Shoimin (2014: 178-180) menyatakan bahwa, langkah-
langkah pendekatan pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
Tahap persiapan ini guru membangkitkan minat siswa,
memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar
yang akan dilakukan, dan menempatkan siswa dalam situasi
optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a) Guru memberikan sugesti positif;
b) Guru memberikan tujuan yang jelas dan bermakna;
c) Guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa;
46
d) Guru menciptakan lingkungan emosional yang positif;
e) Guru menenangkan rasa takut siswa;
f) Guru menyingkirkan hambatan-hambatan belajar;
g) Guru memberikan kesempatan siswa bertanya dan
mengemukakan berbagai masalah; dan
h) Guru mengajak siswa terlibat penuh sejak awal.
2) Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)
Tahap penyampaian guru hendaknya membantu siswa
menemukan materi belajar yang baru dengan cara melibatkan
pancaindra dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal-hal yang
dapat dilakukan guru adalah:
a) Guru mengajak siswa mengamati fenomena dunia nyata;
b) Guru merangsang siswa untuk melibatkan intellectual dan
seluruh panca indra dalam pembelajaran;
c) Guru membangun presentasi interaktif;
d) Guru memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa;
e) Guru melatih siswa menemukan pengetahuan (sendiri,
berpasangan, berkelompok); dan
f) Guru memberikan pengalaman belajar di dunia nyata yang
kontekstual.
3) Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)
Tahap pelatihan ini guru hendaknya membantu siswa
mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan
47
baru dengan berbagai cara. Hal-hal yang dilakukan guru Secara
spesifik, yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
a) Guru memberikan usaha aktif, umpan balik atau renungan;
b) Guru memberikan permainan dalam belajar;
c) Guru melatih aksi pembelajaran;
d) Guru melatih aktivitas pemecahan masalah;
e) Guru memberikan pengajaran dan tinjauan kolaboratif; dan
f) Guru melatih aktivitas praktis membangun keterampilan.
4) Tahap Penampilan Hasil (Tahap Penutup)
Tahap penampilan hasil ini guru hendaknya membantu
siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau
keterampilan baru siswa pada pekerjaan sehingga hasil belajar
akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal-
hal yang dapat dilakukan guru adalah:
a) Guru menekankan penerapan pembelajaran pada dunia
nyata dalam waktu yang segera;
b) Guru membangun aktivitas dukungan kawan antar siswa;
c) Guru membantu siswa menciptakan dan melaksanakan
rencana aksi;
d) Guru memberikan aktivitas penguatan penerapan;
e) Guru menyampaikan materi penguatan persepsi; dan
f) Guru memberikan umpan balik dan evaluasi kinerja.
48
d. Kelebihan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Shoimin (2014: 182) mengemukakan bahwa kelebihan
pendekatan pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:
1) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh
melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intellectual;
2) Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun
pengetahuannya sendiri;
3) Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena
siswa merasa diperhatikan sehingga tidak cepat bosan untuk
belajar;
4) Memupuk kerjasama karena siswa yang lebih pandai
diharapkan dapat membantu yang kurang pandai;
5) Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik, dan
efektif;
6) Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan
kemampuan psikomotor siswa;
7) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa;
8) Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar lebih baik;
9) Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan
pendapat dan berani menjelaskan jawabannya; dan
10) Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar.
49
e. Kekurangan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Shoimin (2014: 182) mengemukakan bahwa kekurangan
pendekatan pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:
1) Siswa yang sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu
sering mengalami kesulitan menemukan jawaban ataupun
gagasannya sendiri;
2) Pendekatan pembelajaran SAVI membutuhkan waktu yang
lama terutama bila siswa memiliki kemampuan yang lemah;
3) Pendekatan pembelajaran SAVI cenderung mensyaratkan
keaktifan siswa sehingga bagi siswa yang kemampuannya
lemah bisa merasa minder.
f. Cara Menyiasati Kekurangan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Peneliti berpendapat bahwa cara yang dapat dilakukan
untuk menyiasati kekurangan pendekatan pembelajaran SAVI
adalah sebagai berikut:
1) Guru memberikan stimulus kepada siswa, sehingga siswa akan
lebih mudah dalam menemukan gagasannya sendiri;
2) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
mempertimbangkan alokasi waktu yang tepat, sehingga semua
siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik; dan
3) Guru memotivasi semua siswa agar aktif dalam pembelajaran
dan memberikan perhatian lebih kepada siswa yang
kemampuannya lemah.
50
Kajian teori tentang hakikat pendekatan pembelajaran SAVI
dapat ditampilkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Bagan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Sumber: Djamarah (2000); Fanany (2013); Hernowo (2015);
dan Shoimin (2014)
4. Gaya
Gaya merupakan salah satu materi pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) yang terdapat pada kelas V di SD/MI. Materi tentang gaya
memuat tentang tiga materi pokok yaitu gaya gravitasi bumi, gaya
gesek, dan gaya magnet.
a. Gaya Gravitasi Bumi
Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik bumi. Gaya graviasi
bumi adalah gaya yang menarik benda-benda untuk jatuh ke
permukaan bumi. Setiap benda dalam keadaan bebas di atas bumi
akan tertarik ke bumi. Benda ditarik selalu menuju ke permukaan
51
bumi. Pusat bumi yang menarik benda di permukaan bumi disebut
gaya gravitasi bumi.
Benda bergerak karena gaya gravitasi bumi tidak
dipengaruhi oleh berat, dan ukuran benda. Kekuatan gaya gravitasi
bumi terhadap benda tergantung pada jarak benda dari pusat bumi.
Jika semakin jauh letak benda dari pusat bumi, maka gaya gravitasi
semakin kecil. Gravitasi bumi membuat seseorang tetap
dipermukaan bumi, dapat berjalan di atas tanah, benda-benda dan
makhluk yang ada di bumi tidak melayang-layang di udara. Buah
kelapa yang jatuh ke bawah merupakan salah satu contoh dari
adanya gravitasi bumi (Sulistyowati, 2009: 80). Gambar tentang
contoh gaya gravitasi bumi kelapa jatuh akibat gaya gravitasi bumi
ditampilkan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Contoh Gaya Gravitasi Bumi
(Sumber: Sulistyowati, 2009: 80)
Benda dapat jatuh menuju bumi karena bumi menarik
benda tersebut. Jadi, bumi memiliki gaya tarik, gaya tarik bumi
dinamakan gaya gravitasi bumi. Gaya inilah yang menarik semua
52
benda jatuh menuju bumi. Gerak jatuh yang disebabkan oleh gaya
gravitasi disebut gerak jatuh bebas (Haryanto, 2012: 131).
Gaya gravitasi bumi membuat makhluk hidup maupun
benda tidak hidup dapat bertahan di bumi. Gaya gravitasi bumi
membuat segala sesuatu di bumi mengalami peristiwa-peristiwa
yang wajar. Jika tidak ada gaya gravitasi bumi, seseorang tidak
akan diam di satu tempat (Haryanto, 2012: 131).
b. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah kekuatan hambatan akibat gesekan.
Seseorang ketika mendorong kardus terjadi gesekan antara
permukaan kardus dengan lantai. Jadi, gaya gesek merupakan gaya
yang menimbulkan hambatan ketika dua permukaan benda saling
bersentuhan (Azmiyawati, 2008 : 84). Gambar tentang adanya gaya
gesek ditampilkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2. 6 Gaya Gesek saat Mendorong Kardus
(Sumber Azmiyawati, 2008: 84)
Permukaan benda-benda itu berbeda-beda, ada yang kasar,
licin, bergelombang, atau datar. Gerak benda di permukaan yang
53
halus lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan gerak benda di
atas permukaan kasar (Susilowati, 2010: 121). Gambar tentang
perbedaan permukaan benda yang mempengaruhi gaya gesek
ditampilkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 (a) Permukaan halus; (b) Permukaan kasar
(Sumber: Winarti, 2009: 64)
1) Manfaat Gaya Gesek
Manfaat gaya gesek yaitu membantu benda bergerak
tanpa tergelincir; menghentikan benda yang sedang bergerak;
dan menahan benda-benda agar tidak bergeser.
a) Membantu Benda Bergerak Tanpa Tergelincir
Gaya gesek membantu seseorang bergerak tanpa
tergelincir. Contohnya adalah ketika seseorang berjalan.
Jika antara kaki atau sepatu dengan lantai tidak ada gaya
gesek, maka seseorang tidak dapat bergerak karena
tergelincir.
b) Menghentikan Benda yang Sedang Bergerak
Gaya gesek menghentikan benda yang sedang
bergerak, contohnya adalah pada saat mengerem sepeda.
54
Karet rem akan mencengkeram pelek agar roda berhenti
berputar. Cengkeraman karet rem tersebut memberi gaya
gesek kepada pelek. Antara permukaan ban dan jalanan
juga terjadi gesekan sehingga sepeda dapat berhenti.
c) Menahan Benda-Benda agar Tidak bergeser
Gaya gesek mampu menahan benda agar tidak
tergelincir, termasuk juga berbagai benda dalam kehidupan
sehari-hari seperti perabotan rumah. Tanpa adanya gaya
gesek, perabotan rumah mudah tergeser. Gambar tentang
manfaat gaya gesek ditampilkan pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Orang dapat bersepeda dengan lancarkarena adanya gaya gesek
(Sumber: Priyono, 2010: 117)
2) Benda-Benda yang Memperbesar Gaya Gesek
Benda-benda yang memperbesar gaya gesek contohnya
adalah bahan karet dan paku-paku.
a) Bahan Karet
Bahan karet menghasilkan gaya gesek yang kuat jika
bersentuhan dengan permukaan jalan atau lantai.
55
Contohnya adalah rem sepeda, sol sepatu, tali timba sumur,
dan berbagai ban kendaraan.
b) Paku-Paku atau Pul
Paku-paku atau pul adalah struktur seperti paku yang
biasanya terdapat di bagian bawah sepatu. Pul atau paku-
paku ini dapat mencengkeram permukaan lapangan rumput
atau salju. Contohnya adalah sepatu pemain sepak bola dan
sepatu pendaki gunung bersalju.
3) Kerugian Akibat Gaya Gesek
Gaya gesek tidak hanya memberi manfaat, namun gaya
gesek juga bisa merugikan. Beberapa kerugian akibat gaya
gesek yaitu menghambat gerakan, mengikis permukaan yang
bergesekan, dan memboroskan energi untuk mengatasi gaya
gesek.
a) Menghambat Gerakan
Gaya gesek menghambat gerakan suatu benda, hal ini
sesuai dengan sifat gaya gesek. Benda yang bergerak selalu
ditahan oleh gaya gesek. Akibatnya, gerakan benda menjadi
terhambat.
b) Mengikis Permukaan yang Bergesekan
Permukaan sol sepatu lama atau sepatu bekas terlihat
telah aus. Permukaannya aus karena selalu terkikis saat
bergesekan dengan lantai dan jalanan.
56
c) Memboroskan Energi untuk Mengatasi Gaya Gesek
Gaya gesek yang muncul harus dilawan agar benda
dapat bergerak, sehingga perlu adanya gaya tambahan.
Gaya tambahan diperoleh dari energi. Gaya gesek yang
memboroskan energi contohnya adalah ketika seseorang
memerlukan tenaga yang lebih kuat untuk menarik benda di
atas karpet daripada benda di atas lantai yang licin.
4) Cara Mengurangi Gaya Gesek
Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian
akibat gaya gesek adalah dengan mengecilkan gaya gesek
tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi gaya gesek yaitu memasang roda, memasang
bantalan peluru, dan menghaluskan permukaan benda.
a) Memasang Roda
Roda menggelinding memudahkan benda di atasnya
untuk bergerak. Roda saat menggelinding hanya sebagian
permukaan roda yang menyentuh permukaan jalan. Ini akan
memperkecil gaya gesek. Roda banyak ditemukan di
berbagai kendaraan. Roda juga dipasamg pada meja atau
kursi agar mudah digeser.
b) Memasang Bantalan Peluru
Roda yang berputar membutuhkan sumbu. Sementara
roda berputar, sumbu tersebut diam terhadap benda di atas
57
roda. Oleh karena itu, timbul gesekan antara roda dengan
sumbu. Bantalan peluru digunakan untuk mengurangi
gesekan antara roda dengan sumbu. Bola-bola dilapis
minyak pelumas agar bebas bergerak. Gesekan menjadi
kecil dan roda pun menjadi lebih leluasa berputar.
c) Menghaluskan Permukaan Benda
Gaya gesek dapat diperkecil dengan cara
menghaluskan permukaan benda yang bergesekan.
Permukaan yang halus akan mempermudah benda bergerak.
c. Gaya Magnet
Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan logam yang
dapat menarik benda-benda lain yang juga terbuat dari logam.
Gaya magnet berasal dari magnet. Istilah magnet berasal dari kata
“magnesia”. Magnesia adalah nama sebuah daerah di Yunani
(Haryanto, 2012: 116). Gambar magnet yang dapat menarik besi
ditampilkan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Magnet Menarik Besi
(Sumber: Susilowati, 2010: 104)
58
1) Benda Magnetis dan Nonnmagnetis
a) Benda Magnetis
Benda magnetis adalah benda-benda yang dapat
ditarik atau digerakkan oleh magnet. Benda magnetis antara
lain mengandung besi, baja, nikel, dan kobalt. Contohnya
paku, mur, baut, pisau, dan sebagainya. Benda yang dapat
ditarik oleh magnet disebut juga benda ferromagnetis
(Winarti, 2009: 66). Benda magnetis contohnya
ditampilkan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Contoh Benda Magnetis Pisau dan Paku
(Sumber: Winarti, 2009: 66)
b) Benda Nonmagnetis
Benda nonmagnetis adalah benda yang tidak dapat
ditarik atau digerakkan oleh magnet. Bendan nonmagnetis
banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berupa
benda-benda yang tidak dapat ditarik magnet. Benda
nonmagnetis dapat berupa unsur logam maupun nonlogam.
Benda nonmagnetis contoh yaitu aluminium, seng, plastik,
59
kayu, kapur, kertas, dan kaca (Winarti, 2009: 66). Benda
nonmagnetis contohnya ditampilkan pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Contoh Benda Nonmagnetis Buku dan Kapur Tulis
(Sumber: Winarti, 2009: 67)
2) Kekuatan Gaya Magnet
Kekuatan gaya magnet mampu menembus penghalang,
yaitu benda nonmagnetis. Gaya tarik magnet masih
berpengaruh terhadap benda magnetis di balik penghalang
tersebut. Jika penghalang itu terlalu tebal, maka pengaruh
magnet bisa hilang. Kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi
oleh ketebalan penghalang antara magnet dan benda magnetis
(Haryanto, 2012: 119).
Gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda-benda
logam meskipun ada penghalang di antara magnet dan benda
yang ditariknya. Daya tembus gaya magnet besarnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis penghalang,
tebal tipisnya penghalang, dan kekuatan magnet. Gaya magnet
pengaruhnya juga ditentukan oleh jarak magnet dengan benda
(Azmiyawati, 2008: 89).
60
Benda dan magnet yang jaraknya makin dekat membuat
kekuatan gaya magnet makin kuat. Gaya tarik magnet ini
menyebabkan magnet harus disimpan dengan hati-hati. Magnet
harus dijauhkan dari peralatan elektronik yang rumit, seperti
jam, telepon genggam, radio, televisi, komputer. (Haryanto,
2012: 120).
Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah merata di seluruh
sisi atau bagiannya. Gaya magnet terkuat di kedua kutubnya.
Pada magnet batang, gaya magnet terkuat berada di kedua
ujungnya, yaitu kutub-kutubnya. Jika beberapa benda magnetis
didekatkan magnet, maka benda-benda tersebut cenderung
untuk segera ditarik ke kutub-kutub tersebut (Haryanto, 2012:
121).
Daerah sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh
gaya magnet disebut medan magnet. Area medan magnet itu
biasa ditunjukkan dengan garis-garis gaya magnet. Garis-garis
gaya magnet tersebut saling bertemu di ujung kedua kutubnya
(Azmiyawati, 2008: 89).
3) Magnet Memiliki Dua Kutub
Magnet memiliki dua kutub. Jika magnet bisa bergerak
bebas, maka ada satu kutub yang menunjuk ke arah utara.
Kutub itu dinamakan kutub utara magnet, biasanya diberi
warna merah atau huruf N (north). Kutub satunya lagi yang
61
mnunjuk ke arah selatan, disebut kutub selatan magnet,
biasanya diberi warna biru atau huruf S (south) (Haryanto,
2012: 123).
Magnet pada keadaan bebas akan selalu menunjuk ke
arah utara dan selatan. Ujung magnet yang mengarah ke utara
disebut kutub utara, sedangka ujung magnet yang mengarah ke
selatan disebut kutub selatan (Azmiyawati, 2008: 90).
Kutub-kutub magnet mempunyai sifat-sifat khusus. Saat
kutub magnet yang sama dari dua buah magnet batang saling
didekatkan, kedua magnet akan saling menolak. Sebaliknya
jika kutub magnet yang berbeda saling didekatkan, akan terjadi
tarik-menarik (Azmiyawati, 2008: 90). Gambar tentang dua
kutub magnet ditampilkan pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Dua Kutub Magnet yang Saling Didekatkan
(Sumber: Susilowati, 2010: 111)
62
4) Cara Membuat Magnet
Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat
dibuat menjadi magnet dengan cara-cara tertentu (Azmiyawati,
2008: 91).
a) Cara Induksi
Magnet dibuat secara induksi sangat mudah
dilakukan, akan tetapi sifat kemagnetan hasil induksi ini
bersifat sementara. Cara membuat magnet secara induksi
adalah dengan menempelkan benda-benda yang terbuat dari
logam (besi atau baja) dengan magnet. Benda yang terbuat
dari logam ini akan menjadi sifat magnet. Sifat kemagnetan
benda tersebut akan hilang apabila magnet dilepaskan
(Azmiyawati, 2008: 91). Magnet yang dibuat dengan cara
induksi ditampilkan pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Magnet yang Dibuat dengan Cara Induksi
(Sumber: Winarti, 2009: 69)
63
b) Cara Gosokan
Magnet yang digosokkan ke suatu batang besi atau
baja dapat menyebabkan batang besi atau baja mempunyai
sifat kemagnetan. Sifat kemagnetan akan bertahan semakin
lama di dalam batang besi atau baja tersebut apabila waktu
penggosokan semakin lama pula (Azmiyawati, 2008: 92).
Magnet yang dibuat dengan cara digosok ditampilkan pada
Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Magnet yang Dibuat dengan Cara Digosok
(Sumber: Winarti, 2009: 69)
c) Dialiri Arus Listrik
Magnet dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus
listrik searah ke dalam suatu penghantar. Magnet yang
ditimbulkan disebut elektromagnetik. Elektromagnetik
bersifat sementara. Arus listrik yang diputus menyebabkan
sifat magnet itu akan hilang. Elektromagnetik yang
mempunyai kekuatan lebih besar bisa dibuat dengan
menambah jumlah baterai dan menambah jumlah lilitan
64
(Azmiyawati, 2008: 92). Magnet yang dibuat dengan cara
dialiri arus listrik ditampilkan pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Magnet yang Dibuat dengan Cara Dialiri Arus Listrik (Sumber: Winarti, 2009: 70)
Materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang terdapat
pada kelas V di SD/MI dapat ditampilkan Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Bagan Materi Ipa tentang Gaya
Sumber: Azmiyawati (2008); Haryanto (2012); Sulistyowati (2009);
dan Winarti (2009)
65
B. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu, 2016 dengan “Peningkatan
Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang melalui Model
Somatic Auditory Visualization Intelectualy (SAVI) pada Siswa kelas V
di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun
2016”. Rumusan masalah dalam penelitian yaitu: Apakah penerapan
model Somatic Auditory Visualization Intelectualy (SAVI) dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun ruang pada
siswa kelas V di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang Tahun 2016? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
Mengetahui model Somatic Auditory Visualization Intelectualy (SAVI)
dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun ruang
pada siswa kelas V di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun 2016. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar
siswa mata pelajaran Matematika materi bangun ruang kelas V kelas V
di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun
2016. Hal ini terbukti dari hasil siklus I terdapat 10 siswa atau 63%
siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 67,2. Siklus II jumlah
siswa yang tuntas ada 13 siswa atau 81% dengan nilai rata-rata 76,8.
Penelitian yang dilakukan Wahyu ini memiliki kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penggunaan pendekatan
66
pembelajaran SAVI untuk meningkatkan hasil belajar dan jenis
penelitian sama-sama penelitian tindakan kelas, sedangkan
perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan
waktu pelaksanaan penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Desi, 2015 dengan judul penelitian ini
adalah “Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya bagi Siswa Kelas V
Semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran
2014/2015”. Rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua yaitu: 1)
Apakah penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar
IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya bagi siswa kelas V semester II MI
Ma’arif Pulutan Sidorejo Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran
2014/2015?; 2) Apakah penerapan pendekatan SAVI dapat memenuhi
target pencapaian KKM mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-
sifatnya bagi siswa kelas V semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo
Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015? Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk: 1) Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi
cahaya dan sifat-sifatnya melalui penerapan pendekatan SAVI bagi
siswa kelas V semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo Sidorejo
Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015; 2) Memenuhi target pencapaian
KKM mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya bagi siswa
kelas V semester II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo Sidorejo Salatiga
Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
67
penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya kelas V semester
II MI Ma’arif Pulutan Sidorejo Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
Hal ini terbukti dari hasil siklus I terdapat 8 siswa atau 40% siswa
yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 59,75. Siklus II jumlah siswa
yang tuntas ada 15 siswa atau 75% dengan nilai rata-rata 72,5. Siklus
III sebanyak 18 siswa atau 90% tuntas belajar dengan nilai rata-rata
83,5. Penelitian yang dilakukan Desi ini memiliki kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penggunaan pendekatan
pembelajaran SAVI untuk meningkatkan hasil belajar dan jenis
penelitian sama-sama penelitian tindakan kelas, sedangkan
perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan
waktu pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan dua hasil penelitian tentang penerapan pendekatan
pembelajaran SAVI di atas, semuanya menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran SAVI.
Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian dengan judul
peningkatan hasil belajar IPA materi gaya melalui pendekatan
pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI) pada siswa
kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018.
68
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Identitas Sekolah
Tabel 3.1 Identitas Sekolah
No. Identitas Keterangan
1. Nama MI Klero
2. Akreditasi B
3. Yayasan Penyelenggara Lembaga YASPINAMAT
4. Nomor Statistik 11123322011
5.
Alamat:
Dusun Ngadirno
Desa Klero
Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang
Provinsi Jawa Tengah
Kode Pos 50775
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
2. Visi dan Misi
Visi MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
unggul dalam prestasi, pelopor dalam imtaq dan iptek serta teladan
dalam bersikap dan berperilaku.
Misi MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang:
a. Mewujudkan peningkatan kualitas tamatan;
b. Membentuk muda generasi yang bertaqwa, mandiri, hormat dan
santun;
69
c. Membentuk generasi muda yang cerdas, kreatif dan cinta
almamater;
d. Meningkatkan prestasi kerja yang dilandasi semangat
kekeluargaan; dan
e. Menciptakan keseimbangan intellectual dan emosional serta
spiritual dalam mewujudkan situasi kondusif ke arah terwujudnya
tujuan pendidikan nasional.
3. Keadaan Guru
Keadaan guru MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Data Guru MI Klero
No. Nama Tempat Tanggal Lahir L/P Ijazah
1. Aynun Mardliyah Kab. Smg 31-7-1980 P S1/PAI
2. Budi Hartanto Kab Smg 28-11-1979 L S1/PAI
3. Sri Martini Kab Smg 23-03-1980 P S1/PAI
4. Siswanti Kab. Byl 23-09-1984 P S1/PAI
5. Rofik Anwari Kab Smg 04-07-1976 L S1/PAI
6. Muhamad Syafi’i Kab Smg 26-09-1975 L S1/PAI
7. Siyamti Kab. Byl 12-06-1982 P S1/PAI
8. Arwidatul Rahmawati Kab Smg 11-08-1987 P S1/PGMI
9. Afidatun Kab Smg 30-04-1985 P S1/TBI
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
70
4. Keadaan Siswa
Keadaan siswa MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang pada tahun 2018 berjumlah 187 siswa dengan rincian pada
Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Klero
Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan
I 23 16 39
II 14 15 29
III 23 13 36
IV 15 14 29
V 15 11 26
VI 16 12 28
Jumlah 106 81 187
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
5. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah
siswa kelas V di MI Klero yang berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari
15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Rincian data siswa kelas V
dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V MI Klero
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Rohmad Tri Wahyono Laki-laki
2. Candra Dwi Setyawan Laki-laki
3. Dimas Ahmad Muzakki Laki-laki
4. Eka Amelia Febriana Perempuan
5. Ikhsanul Yakin Laki-laki
6. Laila Dwi Nofiani Perempuan
Bersambung…
71
Sambungan….
7. Mahendra Arya Faiz Laki-laki
8. M. Alfa Riski Romadhon Laki-laki
9. Tarisa Indriyani Perempuan
10. Titis Achirta Sari Perempuan
11. Zahra Amelia Perempuan
12. Risky Raditiya Pratama Laki-laki
13. Anas Fauzul Hakim Laki-laki
14. Amalia Putri Widyawati Perempuan
15. Bima Hafiish Sadhewa Laki-laki
16. Eko Febriyanto Laki-laki
17. Kiandaru Angestu Putra Laki-laki
18. Latifatun Nikmah Perempuan
19. Muhammad Hanif Laki-laki
20. M. Sidiq Bakhrudin Laki-laki
21. M. Wahyu Dzawin Niam Laki-laki
22. Nadia Budhi Ananda Perempuan
23. Neysa Firdania Perempuan
24. Rafi Zakiudin Laki-laki
25. Regina Riti Perempuan
26. Septiana Wahyu Utami Perempuan
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
6. Kolaborator Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran
bersama siswa. Peneliti membantu guru dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan media pembelajaran yang
dibutuhkan serta melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa
berkaitan dengan langkah-langkah proses pembelajaran dan
pelaksanaan pendekatan pembelajaran SAVI.
72
7. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan 3 kali pertemuan (3 siklus)
di MI Klero. Waktu Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel
3.5.
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No. Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I Jumat, 02 Maret 2018
2. Siklus II Senin, 05 Maret 2018
3. Siklus III Senin, 12 Maret 2018
(Sumber: Data Primer)
B. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus
penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap
perencanaan tindakan Siklus I adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran IPA materi gaya gravitasi bumi dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI;
2) Peneliti membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akan
digunakan siswa saat proses pembelajaran;
3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran;
73
4) Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi;
5) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun; dan
6) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA
menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada Jumat,
02 Maret 2018 pukul 07.00 sampai 08.10 WIB di ruang kelas V MI
Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan jumlah
siswa sebanyak 26 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian
tindakan kelas ini berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 35
menit). Materi yang diajarkan pada siklus I adalah tentang gaya
gravitasi bumi. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan
siklus I:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam;
b) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a;
c) Guru menyapa siswa dan melakukan presensi;
d) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi gaya
gravitasi bumi; dan
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
74
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang
gaya gravitasi bumi di buku pelajaran IPA halaman 129
dan melihat contoh gambar gaya gravitasi bumi;
(2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya
gravitasi bumi yang telah dibaca siswa;
(a) Pengertian Gaya
Gaya gravitasi bumi merupakan gaya tarik
bumi. Setiap benda dalam keadaan bebas di atas
bumi akan tertarik ke bumi.
(b) Akibat Gaya Gravitasi Bumi
Gaya gravitasi bumi mengakibatkan makhluk
hidup maupun benda tidak hidup dapat bertahan di
bumi. Gaya gravitasi mengakibatkan gerak jatuh ke
bawah yang disebut sebagai gerak jatuh bebas.
(3) Guru membentuk kelompok belajar siswa sebanyak 5
kelompok dengan cara berhitung;
(4) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk melakukan eksperimen tentang gerak jatuh benda
dan perbandingan kecepatannya; dan
(5) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen
tentang gerak jatuh benda dan perbandingan
kecepatannya sesuai dengan lembar kerja siswa yang
telah dibagikan terlebih dahulu.
b) Elaborasi
(1) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil
eksperimen tentang gaya gravitasi bumi dengan
kelompoknya;
(2) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di
lembar kerja siswa;
75
(3) Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi tentang gaya gravitasi
bumi di depan kelas dan siswa lain menanggapi;
(4) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa
dengan bertepuk tangan dan meminta siswa untuk
menempelkan hasil kerja siswa di dinding kelas; dan
(5) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya
gravitasi bumi.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap
hasil kerja siswa;
(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami;
dan
(3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
yang sudah disiapkan oleh guru.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
hasil pembelajaran;
b) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan;
c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;
d) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan
berikutnya yaitu materi tentang gaya gesek;
e) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a; dan
f) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
76
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung selama
proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disusun. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan
menggunakan dua lembar observasi. Lembar observasi pertama
digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar
observasi kedua digunakan untuk mengamati keterampilan guru
dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA
menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI. Hasil pengamatan
berupa lembar observasi akan dilampirkan pada lembar catatan
lapangan.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan
pembelajaran pada penelitian Siklus I untuk mengetahui kelemahan
kegiatan pembelajaran yang yang dilakukan guru dengan siswa
sehingga dapat digunakan sebagai acuan melaksanakan perbaikan
pada siklus berikutnya untuk mencapai indikator keberhasilan
belajar. Kelemahan-kelemahan yang dihadapi pada pelaksanaan
Siklus I dapat dijelaskan di bawah ini:
1) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas
dan bermakna;
77
2) Siswa kurang aktif dalam mengamati fenomena dunia nyata;
3) Kelompok belajar dibuat tidak berdasarkan tingkat kecerdasan
siswa;
4) Guru kurang membangkitkan intellectual dan rasa ingin tahu
siswa;
5) Guru kurang dalam melatih aktivitas pemecahan masalah; dan
6) Guru kurang memberikan umpan balik kepada siswa.
Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan
pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI pada
Siklus I. Hal ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan supaya
siklus berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana
perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan
bermakna;
2) Guru memberikan stimulus kepada siswa supaya aktif dalam
mengamati fenomena dunia nyata;
3) Guru merencanakan pembagian kelompok belajar berdasarkan
tingkat kecerdasan siswa;
4) Guru membangkitkan intellectual dan rasa ingin tahu siswa;
5) Guru melatih siswa aktivitas pemecahan masalah; dan
6) Guru memberikan umpan balik kepada siswa.
78
Kelemahan-kelemahan yang telah peneliti paparkan
merupakan salah satu komponen yang menyebabkan indikator
keberhasilan belum tercapai, pada Siklus II diharapkan melalui
pendekatan pembelajaran SAVI pada pembelajaran IPA materi gaya
hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap
perencanaan tindakan Siklus II adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran IPA materi gaya gesek dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran SAVI;
2) Peneliti membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akan
digunakan siswa saat proses pembelajaran;
3) Peneliti merencanakan pembagian kelompok berdasarkan
prestasi siswa;
4) Peneliti menyiapkan media pembelajaran;
5) Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi;
6) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun; dan
79
7) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA
menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada Senin,
05 Maret 2018 pukul 08.10 sampai 09.20 WIB di ruang kelas V MI
Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan jumlah
siswa sebanyak 26 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian
tindakan kelas ini berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 35
menit). Materi yang diajarkan pada siklus II adalah tentang gaya
gesek. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus II:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam;
b) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a kemudian mengabsen siswa;
c) Guru bertanya kepada siswa, apakah siswa sudah siap
mengikuti pembelajaran;
d) Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari di
pertemuan sebelumnya, dilanjutkan bertanya jawab tentang
fenomena dunia nyata yang berkaitan dengan materi gaya
gesek yang akan dipelajari untuk membangkitkan rasa ingin
tahu siswa; dan
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
80
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang
gaya gesek dan melihat contoh gambar yang ada di
buku pelajaran IPA halaman 133;
(2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya gesek
yang telah dibaca siswa;
(a) Pengertian Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang menimbulkan
hambatan ketika dua permukaan benda saling
bersentuhan.
(b) Manfaat Gaya Gesek: Membantu benda bergerak
tanpa tergelincir, menghentikan benda yang sedang
bergerak, menahan benda-benda agar tidak bergeser.
(3) Guru membentuk kelompok belajar siswa menjadi 5
kelompok berdasarkan prestasi;
(4) Guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah
tentang pengaruh bentuk permukaan benda terhadap
gaya gesek dengan melakukan eksperimen;
(5) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk melakukan eksperimen tentang gaya gesek; dan
(6) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen
tentang gaya gesek.
b) Elaborasi
(1) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya tentang gaya gesek yang telah diamati
oleh siswa melalui kegiatan eksperimen;
(2) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di
lembar kerja siswa;
81
(3) Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi tentang gaya gesek di
depan kelas dan siswa lain menanggapi;
(4) Guru memberikan umpan balik terhadap tanggapan
siswa;
(5) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa
dengan bertepuk tangan dan meminta siswa untuk
menempelkan hasil kerja siswa di dinding kelas; dan
(6) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya
gesek.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap
hasil kerja siswa;
(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertaya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami;
dan
(3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
yang sudah disiapkan oleh guru.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
hasil pembelajaran;
b) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan;
c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;
d) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan
berikutnya;
e) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a; dan
f) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
82
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung selama
proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan
yang telah disusun oleh sebagaimana pada Siklus I. Peneliti dalam
melaksanakan pengamatan menggunakan dua lembar observasi,
masing-masing lembar observasi ini digunakan untuk mengamati
apakah ada perubahan aktivitas guru dan siswa dari siklus
sebelumnya pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Lembar
observasi pertama digunakan untuk mengamati keterampilan guru
dalam melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar
observasi kedua digunakan untuk mengamati keterampilan guru
dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA
menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI. Hasil pengamatan
berupa lembar observasi akan dilampirkan pada lembar catatan
lapangan.
d. Refleksi
Refleksi dilaksanakan pada hasil pelaksanaan penelitian
Siklus II untuk mengetahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang
yang telah terlaksana pada Siklus II sehingga dapat digunakan
sebagai acuan melaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya
untuk mencapai indikator keberhasilan belajar. Kelemahan-
83
kelemahan yang dihadapi pada pelaksanaan Siklus II dapat
dijelaskan di bawah ini:
1) Terdapat 9 (sembilan) siswa yang belum terlibat penuh dalam
pembelajaran;
2) Saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi,
terdapat 4 (empat) siswa yang tidak memperhatikan; dan
3) Terdapat 5 (lima) siswa yang belum bisa dalam menemukan
pengetahuannya sendiri.
Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi
kendala-kendala yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran
menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI pada Siklus II. Hal
ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan supaya siklus
berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana
perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru memberikan perhatian kepada semua siswa agar terlibat
penuh dalam pembelajaran;
2) Guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing kelompok
untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain yang telah
presentasi di depan kelas; dan
3) Guru memotivasi dan memberikan stimulus yang bermakna
agar siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri.
84
3. Deskripsi Siklus III
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap
perencanaan tindakan Siklus III adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran IPA materi gaya magnet dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran SAVI;
2) Peneliti membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akan
digunakan siswa saat proses pembelajaran;
3) Peneliti merencanakan pembagian kelompok berdasarkan
prestasi siswa;
4) Peneliti menyiapkan media pembelajaran;
5) Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi;
6) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun; dan
7) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA
menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas Siklus III dilaksanakan pada
Senin, 12 Maret 2018 pukul 08.10 sampai 09.20 WIB di ruang
kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
85
dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa dan seluruh siswa hadir.
Penelitian tindaka kelas ini berlangsung selama satu kali pertemuan
(2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada Siklus III adalah
tentang gaya magnet. Berikut ini adalah langkah-langkah
pelaksanaan Siklus III:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam;
b) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a kemudian mengabsen siswa;
c) Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar siswa siap
belajar dan aktif dalam melaksanakan pembelajaran;
d) bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari di
pertemuan sebelumnya, dilanjutkan bertanya jawab tentang
fenomena dunia nyata yang berkaitan dengan materi gaya
magnet yang akan dipelajari untuk membangkitkan rasa
ingin tahu siswa; dan
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang
gaya magnet di buku pelajaran IPA halaman 116 dan
melihat contoh gambar gaya magnet;
(2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya
magnet yang telah dibaca siswa;
(a) Pengertian Gaya Magnet
Gaya magnet merupakan gaya yang ditimbulkan
logam yang dapat menarik benda-benda lain yang
juga terbuat dari logam. Gaya magnet berasal dari
magnet.
86
(b) Benda Magnetis dan Benda Nonmagnetis
(b.1) Benda Magnetis adalah benda-benda yang
dapat ditarik atau digerakkan oleh magnet.
(b.2) Benda nonmagnetis adalah benda yang tidak
dapat ditarik atau digerakkan oleh magnet.
(c) Kekuatan Gaya Magnet
Kekuatan gaya magnet dipengaruhi oleh jenis
penghalang, tebal tipisnya penghalang, dan jarak
magnet dengan benda.
(d) Magnet Memiliki Dua Kutub
Kutub yang sama dari dua buah magnet batang
yang saling didekatkan, keduanya akan saling
menolak. Sebaliknya jika kutub yang berbeda saling
didekatkan, maka akan terjadi tarik-menarik.
(e) Cara Membuat Magnet: cara induksi, cara gosokan,
cara dialiri arus listrik.
(3) Guru membentuk kelompok belajar siswa menjadi 5
kelompok berdasarkan prestasi;
(4) Guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah
tentang faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya
magnet terhadap suatu benda dengan melakukan
eksperimen;
(5) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk melakukan eksperimen tentang gaya magnet; dan
(6) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen
benda magnetis dan benda nonmagnetis serta kekuatan
gaya magnet sesuai dengan lembar kerja siswa yang
telah dibagikan terlebih dahulu.
87
b) Elaborasi
(1) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya tentang gaya magnet yang telah diamati
oleh siswa melalui kegiatan eksperimen;
(2) Guru memberikan stimulus kepada siswa, agar siswa
dapat menemukan pengetahuannya sendiri;
(3) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di
lembar kerja siswa;
(4) Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi tentang gaya magnet di
depan kelas;
(5) Guru meminta perwakilan dari masing-masing
kelompok untuk menanggapi hasil presentasi dari
kelompok lain;
(6) Guru memberikan umpan balik terhadap tanggapan
siswa;
(7) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa
dengan bertepuk tangan dan meminta siswa untuk
menempelkan hasil kerja siswa di dinding kelas; dan
(8) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya
magnet.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap
hasil kerja siswa;
(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertaya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami;
dan
(3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
yang sudah disiapkan oleh guru.
88
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
hasil pembelajaran;
b) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan;
c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;
d) Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan
berikutnya;
e) Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
berdo’a; dan
f) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
c. Pengamatan
Peneliti melaksanakan pengamatan secara langsung selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah disusun sebagaimana pada Siklus I dan
Siklus II. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan menggunakan
dua lembar observasi, masing-masing lembar observasi ini
digunakan untuk mengamati apakah ada perubahan aktivitas guru
dan siswa dari siklus sebelumnya. Lembar observasi pertama
digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar
observasi kedua digunakan untuk mengamati keterampilan guru
dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA
menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI. Hasil pengamatan
89
berupa lembar observasi akan dilampirkan pada lembar catatan
lapangan.
d. Refleksi
Refleksi yang dilakukan peneliti pada hasil pelaksanaan
penelitian Siklus III menunjukkan bahwa pada Siklus III sudah
tidak ditemukan kelemahan-kelemahan dalam proses
pembelajaran. Kelemahan-kelemahan yang terjadi di Siklus II
dapat diatasi pada Siklus III ini. Penelitian dihentikan sampai
Siklus III karena hasil belajar siswa sudah menunjukkan indikator
ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu ≥ 85% siswa tuntas
belajar. Siswa yang Tidak Tuntas pada Siklus III akan diberikan
tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidi yang dipantau
oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
90
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada Jumat, 02 Maret 2018.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus I adalah gaya gravitasi bumi. Hasil pengamatan
yang peneliti lakukan pada Siklus I menunjukkan bahwa siswa terlihat
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran SAVI, meskipun belum semua siswa aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. RTW 60 Tidak Tuntas
2. CDS 50 Tidak Tuntas
3. DAM 60 Tidak Tuntas
4. EAF 60 Tidak Tuntas
5. IY 50 Tidak Tuntas
6. LDN 80 Tuntas
7. MAF 50 Tidak Tuntas
8. ARR 50 Tidak Tuntas
9. TI 60 Tidak Tuntas
10. TAS 60 Tidak Tuntas
11. ZA 90 Tuntas
12. RRP 70 Tuntas
13. AFH 90 Tuntas
14. APW 70 Tuntas
Bersambung…
91
Sambungan….
15. BHS 80 Tuntas
16. EF 40 Tidak Tuntas
17. KAP 80 Tuntas
18. LN 30 Tidak Tuntas
19. MH 70 Tuntas
20. MSB 60 Tidak Tuntas
21. WDN 100 Tuntas
22. NBA 60 Tidak Tuntas
23. NF 30 Tidak Tuntas
24. RZ 80 Tuntas
25. RR 80 Tuntas
26. SWU 60 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 30
Rata-rata 64,23
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 11 siswa
Tidak Tuntas = 15 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P =
x 100%
=
x 100%
= 42, 3%
= 42% (Pembulatan)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada Siklus I mencapai 64,23. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM)
terdapat 11 siswa (42%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (di
92
bawah KKM) 15 siswa (58%). Hasil belajar pada Siklus I secara klasikal
belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (nilai KKM)
hanya mencapai 42% dari jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil
persentase belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal yaitu
85% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan siklus selanjutnya
yaitu Siklus II pada waktu yang telah ditentukan.
2. Deskripsi Data Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Senin, 05 Maret 2018.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus II adalah gaya gesek. Kelemahan-kelemahan
yang terjadi pada pembelajaran Siklus I diperbaiki pada Siklus II. Hasil
pengamatan yang peneliti lakukan pada Siklus II menunjukkan bahwa
masih ada sembilan siswa yang belum terlibat penuh dalam pembelajaran.
Nilai hasil belajar siswa pada Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. RTW 60 Tidak Tuntas
2. CDS 80 Tuntas
3. DAM 90 Tuntas
4. EAF 50 Tidak Tuntas
5. IY 60 Tidak Tuntas
6. LDN 100 Tuntas
7. MAF 70 Tuntas
8. ARR 70 Tuntas
9. TI 70 Tuntas
10. TAS 50 Tidak Tuntas
11. ZA 90 Tuntas
Bersambung…
93
Sambungan….
12. RRP 60 Tidak Tuntas
13. AFH 90 Tuntas
14. APW 90 Tuntas
15. BHS 100 Tuntas
16. EF 80 Tuntas
17. KAP 60 Tidak Tuntas
18. LN 70 Tuntas
19. MH 60 Tidak Tuntas
20. MSB 60 Tidak Tuntas
21. WDN 90 Tuntas
22. NBA 70 Tuntas
23. NF 70 Tuntas
24. RZ 80 Tuntas
25. RR 100 Tuntas
26. SWU 70 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50
Rata-rata 71,92
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 18 siswa
Tidak Tuntas = 8 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P =
x 100%
=
x 100%
= 69,23%
= 69%
94
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada Siklus II mencapai 71,92. Siswa yang sudah tuntas belajar terdapat
18 siswa (69%), sedangkan yang tidak tuntas belajar 8 siswa (31%). Hasil
belajar pada Siklus II secara klasikal belum berhasil karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 (nilai KKM) hanya mencapai 69% dari jumlah
siswa secara keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai indikator
keberhasilan secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa, jadi
harus dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu Siklus III.
3. Deskripsi Data Siklus III
Penelitian Siklus III dilaksanakan pada Senin, 12 Maret 2018.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus III adalah gaya magnet. Kelemahan-kelemahan
yang terjadi pada pembelajaran Siklus II berhasil diperbaiki pada Siklus
III. Nilai hasil belajar siswa pada Siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus III
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. RTW 90 Tuntas
2. CDS 90 Tuntas
3. DAM 90 Tuntas
4. EAF 80 Tuntas
5. IY 60 Tidak Tuntas
6. LDN 100 Tuntas
7. MAF 80 Tuntas
8. ARR 50 Tidak Tuntas
9. TI 80 Tuntas
10. TAS 60 Tidak Tuntas
11. ZA 90 Tuntas
Bersambung…
95
Sambungan….
12. RRP 90 Tuntas
13. AFH 100 Tuntas
14. APW 100 Tuntas
15. BHS 100 Tuntas
16. EF 80 Tuntas
17. KAP 80 Tuntas
18. LN 70 Tuntas
19. MH 80 Tuntas
20. MSB 80 Tuntas
21. WDN 80 Tuntas
22. NBA 70 Tuntas
23. NF 70 Tuntas
24. RZ 80 Tuntas
25. RR 80 Tuntas
26. SWU 70 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50
Rata-rata 80,77
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 23 siswa
Tidak Tuntas = 3 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P =
x 100%
=
x 100%
= 88,46 %
= 88%
96
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada Siklus III mencapai 80,77. Siklus III siswa yang tuntas belajar
terdapat 23 siswa (88%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 3
siswa (12%). Siklus III menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sudah
mencapai indikator ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 85%
dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 65 (nilai KKM). Pembelajaran pada
Siklus III dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai Siklus
III.
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian berdasarkan analisis pengumpulan data
diperoleh rekapitulasi data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar siswa
dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I - III
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
I 64,23 Tuntas 11 42%
Tidak Tuntas 15 58%
II 71,92 Tuntas 18 69%
Tidak Tuntas 8 31%
III 80,77 Tuntas 23 88%
Tidak Tuntas 3 12%
(Sumber: Data Primer)
Tabel 4.4 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan. Hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan pada
setiap siklus merupakan bukti keberhasilan penggunaan pendekatan
pembelajaran SAVI pada proses pembelajaran.
97
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat 11
siswa (42%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (di
bawah KKM) 15 siswa (58%) dengan nilai rata-rata 64,23. Hasil persentase
belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal yang telah ditetapkan,
jadi penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu yang
berbeda. Data ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I dapat dicermati
pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
(Sumber: Data Primer)
Data yang diperoleh dari hasil belajar pada Siklus II menunjukkan
bahwa terdapat 18 siswa (69%) yang tuntas belajar, sedangkan yang tidak
tuntas belajar 8 siswa (31%) dengan nilai rata-rata 71,92. Hasil belajar yang
diperoleh siswa dari Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan 27%. Hasil
belajar pada Siklus II secara klasikal belum berhasil karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 (nilai KKM) hanya mencapai 69% dari jumlah siswa
42%
58%
Tuntas
Tidak Tuntas
98
secara keseluruhan, sehingga penelitian ini dilanjutkan pada Siklus III dengan
materi dan waktu yang berbeda. Data ketuntasan hasil belajar siswa pada
Siklus II dapat dicermati pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
(Sumber: Data Primer)
Hasil belajar siswa pada Siklus III terdapat 23 siswa (88%) yang tuntas
belajar dan 3 siswa (12%) yang tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata
80,77. Data yang didapatkan pada Siklus III menunjukkan bahwa nilai hasil
belajar siswa dari Siklus II ke Siklus III mengalami peningkatan lagi 19%.
Hasil belajar pada Siklus III sudah mencapai indikator ketuntasan klasikal
yang telah ditetapkan yaitu 85% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 65
(nilai KKM) sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada Siklus III ini.
Siswa yang tidak tuntas belajar pada Siklus III akan diberikan tindakan
mandiri berupa latihan-latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga
69%
31%
Tuntas
Tidak Tuntas
99
diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar. Data ketuntasan hasil belajar
siswa pada Siklus III dapat dicermati pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
(Sumber: Data Primer)
Pembahasan ketuntasan belajar siswa Sikul I- SiklusIII dapat dicermati
pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I – Siklus III
(Sumber: Data Primer)
88%
12%
Tuntas
Tidak Tuntas
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Siklus I Siklus II Siklus III
100
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah diterapkan
pendekatan pembelajaran SAVI terjadi peningkatan dari Siklus I terdapat 42%
siswa tuntas belajar, Siklus II 69% siswa tuntas belajar, Siklus III 88% siswa
tuntas belajar. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke Siklus II
27% dan Siklus II ke Siklus III 19%.
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI
Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2018. Peningkatan
siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke Siklus II 27% dan Siklus II ke Siklus
III 19%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan hasil belajar siswa
pada Siklus I 42% siswa tuntas belajar, Siklus II 69% siswa tuntas belajar, dan
Siklus III 88% siswa tuntas belajar.
B. Saran
1. Siswa
a. Siswa hendaknya terlibat penuh dalam pembelajaran sejak awal;
b. Siswa hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran; dan
c. Siswa hendaknya melibatkan seluruh indra dan intellectual dalam
proses pembelajaran.
2. Guru
a. Guru hendaknya menerapkan pendekatan pembelajaran SAVI pada
mata pelajaran IPA dalam pokok bahasan yang lain, karena hasil
penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa pendekatan
pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa; dan
102
b. Guru hendaknya memberikan stimulus kepada siswa agar siswa
melibatkan seluruh indra dan intellectual yang dimilikinya sehingga
dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan
pembelajaran SAVI dapat berjalan dengan lancar.
C. Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru tentang
penggunaan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta dapat
memfasilitasi semua gaya belajar siswa
103
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono & Supardi. 2014. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Atmaja, Nanda Pratama. 2016. Buku Super Lengkap Evaluasi Belajar-
Mengajar. Yogyakarta: Diva Press.
Azizah, Nur, Atep Sujana & Isrokatun. 2016. Penerapan Pendekatan Somatis
Auditori Visual Intelektual pada Materi Sumber Energi Bunyi untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Online), Vol. 1, No. 1, (http://
ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/viewfile/2978/, diakses
19 Februari 2018).
Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati & Rohana Kusumawati. 2008.
IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. 2015. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Desstya, Anatri. 2014. Kedudukan dan Aplikasi Pendidikan Sains di Sekolah
Dasar, (Online), Vol. 1, No. 2, (http://journals.ums.ac.id/index.php//
ppd/article/download/, diakses 20 Februari 2018).
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah. Bekasi: Sukses Publishing.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fanany, El. 2013. Guru Sejati Guru Idola. Yogyakarta: Araska.
Gredler, Margaret. 2013. Learning and Instruction: Teori dan Praktek.
Jakarta: Kencana.
104
Gunawan, Adi W. 2012. Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis untuk
Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Hamzah & Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM.
Jakarta: PT Buni Aksara.
Haryanto. 2012. Sains untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Erlangga.
Hernowo. 2015. Quantum Reading. Bandung: Kaifa.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Kusumah, Wijaya & Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas, Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks.
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ngalimun. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Nuraini, Desi. 2015. Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya bagi Siswa Kelas V
105
Semseter II MI Ma’arif Pututan Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran
2014/2015. Skripsi. Tidak diterbitkan. Salatiga: IAIN Salatiga.
Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Siswa Prasekolah. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Priansa, Donni Juni. 2014. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung:
Alvabeta.
Priyono & Titik Sayekti. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.
Ratnawulan, Elis & Rusdiana. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Sanaky, Hujair AH. 2015. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif.
Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Subini, Nini. 2013. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Siswa. Jogjakarta:
Javalitera.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011.Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sulistyowati & Sukarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas V SD/MI.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
106
Sunarto & Agung Hartanto. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teoridan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Susilo. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Susilowati, Eko, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Kelas 5 SD/MI.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.
Suyanto & Asep Jihad. 2013. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru
Professional. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Utami, Wahyu. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun
Ruang melalui Model Somatic Auditory Visualization Intelectualy
107
(SAVI) pada Siswa kelas V di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun 2016. Skrisi. Tidak diterbitkan. Salatiga:
IAIN Salatiga.
Winarti, Wiwik, Joko Winarto & Widha Sunarno. 2009. Ilmu Pengetahuan
Alam untuk SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
108
Daftar riwayat hidup
109
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Yamti Damayanti
NIM : 115-14-087
Fakultas/ Jurusan : FTIK/ PGMI
Dosen PA : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai
1.
Sertifikat OPAK STAIN
Salatiga 2014.
18-19 Agustus
2014
Peserta 3
2.
Sertifikat OPAK Jurusan
Tarbiyah STAIN Salatiga 2014.
20-21 Agustus
2014
Peserta 3
3.
Sertifikat Orientasi Dasar
Keislaman (ODK)
“Pemahaman Islam Rahmatan
Lil’alamin sebagai Langkah
Awal Menjadi Mahasiswa
Berkarakter”
21 Agustus 2014 Peserta 2
4.
Sertifikat Workshop
Entrepreneurship
“Menanamkan Nilai-Nilai Jiwa
Kewirausahaan Mahasiswa
yang Kreatif dan Inovatif”
22 Agustus 2014 Peserta 2
5.
Sertifikat Achievement
Motivation Training (AMT)
“Dengan AMT Semangat
Menyongsong Prestasi”
23 Agustus 2014 Peserta 2
110
6.
Sertifikat Pengakraban
Mahasiswa Baru PGMI STAIN
Salatiga “Harmoni Keluarga
PGMI yang Humanis dan
Berkarakter”
27 Agustus 2014 Peserta 2
7.
Sertifikat Library User
Education UPT Perpustakaan
IAIN Salatiga.
28 Agustus 2014 Peserta 2
8.
Sertifikat Training
Pengembangan Diri dan
Komunikasi
18 September 2014 Peserta 2
9.
Sertifikat Diskusi Terbuka
“Mahasiswa Menulis”
25 September 2014 Peserta 2
10.
Sertifikat Masa Taaruf 2014
“Membentuk Pribadi,
Kembangkan Diri, Lahirkan
Potensi”
26 September 2014 Peserta 2
11.
Sertifikat Penghargaan dalam
acara Pentas Seni & Diskusi
“Potret Kebudayaan Papua
Bagian dari Kekayaan
Indonesia”
11 Desember 2014 Peserta 2
12.
Sertifikat Seminar Nasional
“Memperoleh Pondasi
Kebangsaan”
07 Maret 2015 Peserta 8
13.
Sertifikat Regional
“Membumikan Peran dan
Tantangan Pemuda dalam
Masyarakat Ekonomi ASEAN”
22 April 2015 Panitia 4
14.
Sertifikat Seminar Nasional
“Mencegah Generasi Pemuda
Islam dari Pengaruh
Radikalisme ISIS”
06 Mei 2015 Peserta 8
111
15.
Sertifikat PLCPP XXV
“Racana sebagai Garda
Terdepan Pelaku Perubahan”
25-27 September
2015
Peserta 2
16.
Sertifikat Dialog Interaktif
“Peran UU Sisdiknas dan
Permendikbud dalam
Penerapan Kurikulum 2013”
02 Mei 2016 Peserta 8
17.
Sertifikat Seminar Nasional
“Pembangunan Karakter
Bangsa Upaya Mewujudkan
Generasi Muda yang Berbudaya
untuk Indonesia Bermartabat”
09 April 2016 Peserta 8
18.
Sertifikat Seminar Nasional
“Esensi Dakwah Kontemporer”
21 Mei 2016 Peserta 8
19.
Sertifikat Seminar Nasional
“Penerapan Nilai-Nilai
Lingkungan kepada Individu”
21 September 2016 Peserta 8
20.
Sertifikat Seminar Nasional
“Serukan Persatuan Ummat
Islam dalam Mewaspadai
Konspirasi Pemurtadan”
15 Mei 2017 Peserta 8
21.
Sertifikat Pelatihan Penyusunan
Proposal Penelitian
“Mengembangkan Kemampuan
Menulis sebagai Aktualisasi
Diri dalam Bidang Penelitian”
14–15 Juni 2017 Peserta 2
22.
Sertifikat Ramadhan In Campus
“Bersahabat dengan Al-Qur’an,
menjadi Keluarga Terdekat
Sang Maha Rahman”
15 Juni 2017 Peserta 2
23.
Sertifikat Seminar Nasional
“Menakar Untung Rugi Pemilu
Serentak Tahun 2019 untuk
12 Oktober 2017 Peserta 8
112
SKK TTD
113
PEMBIMBING
114
KONSULTASI
115
116
IZIN PENELITIAN
117
Nilai Ulangan Harian (Prasiklus)
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. RTW 65 50 Tidak Tuntas
2. CDS 65 60 Tidak Tuntas
3. DAM 65 80 Tuntas
4. EAF 65 40 Tidak Tuntas
5. IY 65 50 Tidak Tuntas
6. LDN 65 80 Tuntas
7. MAF 65 50 Tidak Tuntas
8. ARR 65 60 Tidak Tuntas
9. TI 65 60 Tidak Tuntas
10. TAS 65 50 Tidak Tuntas
11. ZA 65 70 Tuntas
12. RRP 65 60 Tidak Tuntas
13. AFH 65 60 Tidak Tuntas
14. APW 65 90 Tuntas
15. BHS 65 70 Tuntas
16. EF 65 40 Tidak Tuntas
17. KAP 65 60 Tidak Tuntas
18. LN 65 30 Tidak Tuntas
19. MH 65 40 Tidak Tuntas
20. MSB 65 60 Tidak Tuntas
21. WDN 65 80 Tuntas
22. NBA 65 60 Tidak Tuntas
23. NF 65 50 Tidak Tuntas
24. RZ 65 60 Tidak Tuntas
25. RR 65 80 Tuntas
26. SWU 65 60 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi
90
Nilai Terendah
30
Rata-rata
59,6
Tuntas
7 Siswa
Bersambung…
118
Sambungan….
Persentase Ketuntasan
26,9%
Tidak Tuntas
19 Siswa
Persentase Tidak Tuntas
73,1%
119
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Klero
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Gaya Gravitasi
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
Indikator
5.1.1 Menjelaskan pengertian gaya.
5.1.2 Menjelaskan pengertian gaya gravitasi.
5.1.3 Menyebutkan contoh gaya gravitasi dalam kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah belajar dengan pendekatan pembelajaran SAVI siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian gaya dengan benar.
2. Menjelaskan pengertian gaya gravitasi dengan benar.
3. Menyebutkan contoh gaya gravitasi dalam kehidupan sehari-hari dengan
benar.
D. Materi Ajar
Gaya dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu gaya gravitasi, gaya
gesek, dan gaya magnet.
1. Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik bumi. Gaya graviasi bumi
adalah gaya yang menarik benda-benda untuk jatuh ke permukaan bumi.
Setiap benda dalam keadaan bebas di atas bumi akan tertarik ke bumi.
120
Benda ditarik selalu menuju ke permukaan bumi. Pusat bumi yang
menarik benda di permukaan bumi inilah yang disebut gaya gravitasi
bumi.
Benda bergerak karena gaya gravitasi bumi tidak dipengaruhi oleh
berat, dan ukuran benda. Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda
tergantung pada jarak benda dari pusat bumi. Jika semakin jauh letak
benda dari pusat bumi, maka gaya gravitasi semakin kecil. Gravitasi bumi
membuat seseorang tetap dipermukaan bumi, dapat berjalan di atas tanah,
benda-benda dan makhluk yang ada di bumi tidak melayang-layang di
udara. Buah kelapa yang jatuh ke bawah merupakan salah satu contoh dari
adanya gravitasi bumi.
Gambar 1. Kelapa jatuh dipengaruhi gaya gravitasi bumi
(Sumber: Sulistyowati, 2009: 80)
Benda dapat jatuh menuju bumi karena bumi menarik benda
tersebut. Jadi, bumi memiliki gaya tarik. Gaya tarik bumi dinamakan gaya
gravitasi bumi. Gaya inilah yang menarik semua benda jatuh menuju
bumi. Gerak jatuh yang disebabkan oleh gaya gravitasi disebut gerak jatuh
bebas.
Gaya gravitasi bumi membuat makhluk hidup maupun benda tidak
hidup dapat bertahan di bumi. Gaya gravitasi bumi membuat segala
sesuatu di bumi mengalami peristiwa-peristiwa yang wajar. Jika tidak ada
gaya gravitasi bumi, seseorang tidak akan diam di satu tempat.
121
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)
2. Metode : Ceramah, diskusi, eksperimen, penugasan
F. Media dan Sumber Belajar
1. Media
a. Lembar Kerja Kelompok (LKK) f. Kerikil
b. Bolpoin g. Kelereng
c. Pensil h. Kertas
d. Penghapus i. Kapas
e. Daun
2. Sumber Belajar
a. Buku Sains untuk SD/MI kelas V, Pengarang Haryanto, Penerbit
Erlangga, tahun 2012, hlm. 129-131
b. Lingkungan kelas
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam;
b. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a;
c. Guru menyapa siswa dan melakukan presensi;
d. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi gaya gravitasi bumi;
dan
e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang gaya gravitasi
bumi di buku pelajaran IPA halaman 129 dan melihat contoh
gambar gaya gravitasi bumi;
2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya gravitasi bumi
yang telah dibaca siswa;
3) Guru membentuk kelompok belajar siswa sebanyak 5 kelompok
dengan cara berhitung;
122
4) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan eksperimen tentang gerak jatuh benda dan
perbandingan kecepatannya; dan
5) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen tentang
gerak jatuh benda dan perbandingan kecepatannya sesuai dengan
lembar kerja siswa yang telah dibagikan terlebih dahulu.
b. Elaborasi
1) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil eksperimen
tentang gaya gravitasi bumi dengan kelompoknya;
2) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di lembar kerja
siswa;
3) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi tentang gaya gravitasi bumi di depan kelas dan siswa
lain menanggapi;
4) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa dengan
bertepuk tangan dan meminta siswa untuk menempelkan hasil
kerja siswa di dinding kelas; dan
5) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya gravitasi
bumi.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil kerja
siswa;
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab
tentang hal-hal yang belum dipahami; dan
3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi yang sudah
disiapkan oleh guru.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan hasil
pembelajaran;
b. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan;
123
c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
serta mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekitar dan
kekuasaan Allah Swt;
d. Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan berikutnya
yaitu materi tentang gaya gesek;
e. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a; dan
f. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
H. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian: tes tertulis
2. Instrumen Penilaian: soal uraian singkat
Ayo jawablah dengan benar, jangan lupa berdoa terlebih dahulu.
1. Apakah yang dimaksud dengan gaya?
2. Sebutkan macam-macam gaya!
3. Apakah yang dimaksud gaya gravitasi bumi?
4. Mengapa setiap benda yang dilempar ke atas akhirnya jatuh ke bawah?
5. Sebutkan contoh gaya gravitasi bumi!
6. Apakah yang terjadi jika bumi tidak memiliki gaya gravitasi?
7. Apakah manfaat gaya gravitasi bumi?
8. Jika kamu melempar bulu ayam dan batu secara bersamaan, benda
manakah yang akan lebih dulu jatuh ke tanah?
9. Apakah ketinggian suatu tempat mempengaruhi gaya gravitasi bumi?
10. Mengapa astronot di bulan terlihat melayang-layang?
124
Kunci Jawaban:
1. Gaya adalah tarikan dan dorongan
2. Gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet
3. Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik bumi
4. Karena terdapat gaya gravitasi bumi
5. Durian jatuh dari pohon
6. Kemungkinan benda-benda akan melayang
7. Menahan semua benda tetap berada di bumi
8. Batu
9. Mempengaruhi
10. Karena gaya gravitasi bulan lebih kecil daripada bumi
Pedoman Penilaian:
Skor = Setiap nomor mempunyai nilai 2
Nilai = Jumlah perolehan skor x 5
*Nilai tertinggi = 20 x 5= 100
Klero, ……………
Guru Pembimbing Peneliti
Budi Hartanto, S. Pd. I Yamti Damayanti
NIP : 197911282005011004 NIM : 115 14 087
Mengetahui,
Kepala MI Klero
Aynun Mardliyah, S. Pd. I
NIP. 198007312005012002
125
126
SOAL
127
128
129
CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS I
A. Lembar Observasi Guru
Nama Sekolah : MI Klero
Guru : Budi Hartanto S.Pd.I
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Materi Gaya (Gaya Gravitasi Bumi)
Kelas/ Semester : V/ II
Waktu Pelaksanaan : Jumat, 02 Maret 2018 (Pukul 07.00 - 08.10 WIB)
Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang
disediakan pada setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan yang
dilakukan.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar √
2. Guru melakukan kegiatan apersepsi √
3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran √
Kegiatan Inti
Eksplorasi
4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
SAVI √
5. Guru mengajak siswa untuk mengaitkan materi ajar
dengan realitas kehidupan √
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya atau menjawab pertanyaan √
7. Guru melakukan pembagian kelompok secara heterogen √
8. Guru memberikan penjelasan/intruksi secara jelas, rinci
serta menarik perhatian saat melaksanakan eksperimen √
9. Guru melibatkan siswa secara langsung dalam √
130
penggunaan alat peraga/media pembelajaran
Elaborasi
10. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan
mengerjakan LKK √
11. Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama KBM √
12. Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas √
13. Guru memberikan penguatan dan menghargai
keberhasilan siswa dalam menyelesaikan LKK √
Konfirmasi
14. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa √
15. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami √
16. Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa √
Penutup
17. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran √
18. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan √
19. Guru memberikan apresiasi terhadap pencapaian belajar
siswa √
20. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
berikutnya dan menutup pembelajaran √
131
No. Langkah Pendekatan
Pembelajaran SAVI
Deskripsi
Guru Siswa
Pendahuluan
1. Memberikan sugesti positif
Guru memberikan
sugesti positif kepada
siswa
Terdapat 4 (empat)
siswa yang tidak
memperhatikan
guru
2. Memberikan tujuan yang
jelas dan bermakna
Guru dalam
menyampaikan tujuan
pembelajaran kurang
jelas dan bermakna
Siswa tidak
diberikan waktu
untuk menghayati
tujuan
pembelajaran
3. Membangkitkan rasa ingin
tahu
Guru tidak
membangkitkan rasa
ingin tahu siswa
Siswa belum
memiliki rasa ingin
tahu terhadap
materi gaya
gravitasi bumi
4. Menciptakan lingkungan
emosional yang positif
Guru menciptakan
lingkungan emosional
yang positif
Terdapat 2 (dua)
siswa yang tidak
menciptakan
lingkungan
emosional yang
positif
5. Menyingkirkan hambatan-
hambatan belajar
Guru tidak
menyingkirkan
hambatan belajar
ketika ada suara gaduh
dari liar kelas
Siswa tidak
menyingkirkan
hambatan belajar
6.
Banyak bertanya dan
mengemukakan berbagai
masalah
Guru kurang dalam
memberikan
kesempatan siswa
untuk bertanya dan
mengemukakan
berbagai masalah
Terdapat 11
(sebelas) siswa
yang bertanya dan
mengemukakan
masalah
132
B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Petunjuk : Berikan penilaian dengan cara memberikan keterangan pada
kolom deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
No. Langkah Pendekatan
Pembelajaran SAVI
Deskripsi
Guru Siswa
Pendahuluan
1. Memberikan sugesti positif
Guru memberikan
sugesti positif kepada
siswa
Terdapat 4 (empat)
siswa yang tidak
memperhatikan guru
2. Memberikan tujuan yang
jelas dan bermakna
Guru dalam
menyampaikan tujuan
pembelajaran kurang
jelas dan bermakna
Siswa tidak diberikan
waktu untuk
menghayati tujuan
pembelajaran
3. Membangkitkan rasa ingin
tahu
Guru tidak
membangkitkan rasa
ingin tahu siswa
Siswa belum
memiliki rasa ingin
tahu terhadap materi
gaya gravitasi bumi
4. Menciptakan lingkungan
emosional yang positif
Guru menciptakan
lingkungan emosional
yang positif
Terdapat 2 (dua)
siswa yang tidak
menciptakan
lingkungan emosional
yang positif
5. Menyingkirkan hambatan-
hambatan belajar
Guru tidak
menyingkirkan
hambatan belajar
ketika ada suara
gaduh dari liar kelas
Siswa tidak
menyingkirkan
hambatan belajar
6.
Banyak bertanya dan
mengemukakan berbagai
masalah
Guru kurang dalam
memberikan
kesempatan siswa
untuk bertanya dan
mengemukakan
berbagai masalah
Terdapat 11 (sebelas)
siswa yang bertanya
dan mengemukakan
masalah
7. Siswa terlibat penuh sejak
awal
Guru kurang dalam
memberi umpan balik
terhadap siswa
Terdapat 11 (sebelas)
siswa yang terlibat
penuh sejak awal
Tahap Penyampaian
8. Pengamatan fenomena
dunia nyata
Guru kurang dalam
mengaitkan materi
gaya gravitasi bumi
dengan fenomena
Siswa kurang dalam
mengamati fenomena
dunia nyata
133
dunia nyata yang
sesuai dengan
karakteristik siswa
9. Perlibatan intellectual dan
seluruh panca indra
Guru kurang
membangkitkan
intellectual siswa
Siswa kurang dalam
melibatkan
intellectual
10. Presentasi interaktif
Guru mengajak siswa
agar mengikuti
presentasi interaktif di
depan kelas
Terdapat 11 (sebelas)
siswa yang
melakukan presentasi
interaktif
11. Memfasilitasi seluruh gaya
belajar
Guru memfasilitasi
seluruh gaya belajar
siswa
Siswa melaksanakan
pembelajaran dengan
semua gaya belajar
12.
Latihan menemukan
(sendiri, berpasangan,
berkelompok)
Guru membiarkan
siswa untuk
menemukan
pengetahuannya
sendiri
Terdapat 7 (tujuh)
siswa yang bisa
menemukan
pengetahuannya
sendiri
13.
Pengalaman belajar di
dunia nyata yang
kontekstual
Guru mengajak siswa
mengalami
pembelajaran secara
langsung (nyata)
Siswa mengalami
belajar di dunia nyata
Tahap Pelatihan
14.
Usaha aktif, umpan balik,
renungan, atau usaha
kembali
Guru kurang
memberikan umpan
balik kepada siswa
Terdapat 14 (empat
belas) siswa yang
memperlihatkan
usaha aktif, namun
kurang dalam
renungan
15. Melatih aksi pembelajaran
Guru melatih aksi
pembelajaran
Siswa melaksanakan
aksi pembelajaran
sesuai intruksi guru
16. Aktivitas pemecahan
masalah
Guru tidak mengajak
siswa untuk
memecahkan suatu
masalah yang
berkaitan dengan
materi gaya gravitasi
bumi
Siswa tidak diminta
untuk memecahkan
suatu masalah yang
berkaitan dengan
materi gaya gravitasi
bumi
134
17.
Aktivitas praktis
membangun keterampilan
Guru membangun
keterampilan siswa
melakukan
eksperimen
Siswa melakukan
aktivitas praktis
membangun
keterampilan
melakukan
eksperimen
Tahap Penyampaian
Hasil
18. Penciptaan dan
pelaksanaan rencana aksi
Guru meminta siswa
mendiskusikan hasil
eksperimen dan
mempresentasikannya
di depan kelas
Siswa mendiskusikan
hasil eksperimen dan
mempresentasikannya
di depan kelas
19. Aktivitas penguatan
penerapan
Guru kurang
memberikan
penguatan kepada
siswa dalam
menerapkan hasil
pembelajaran
Siswa tidak
melakukan aktivitas
penguatan penerapan
hasil pembelajaran
20. Aktivitas dukungan kawan
Guru meminta siswa
untuk bekerja sama
Siswa bekerja sama
dalam kelompoknya
masing-masing
21. Materi penguatan persepsi
Guru memberikan
penguatan persepsi
siswa terhadap materi
gaya gravitasi bumi
Siswa memperhatikan
guru saat memberikan
penguatan persepsi
tentang materi gaya
gravitasi bumi
22. Umpan balik dan evaluasi
kinerja
Guru memberikan
evaluasi hasil belajar
siswa
Siswa mengerjakan
sendiri soal evaluasi
yang diberikan guru
dengan tertib
Klero, 02 Maret 2018
Pengamat
Yamti Damayanti
135
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI Klero
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Gaya Gesek
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
Indikator
5.1.1 Menjelaskan pengertian gaya gesek.
5.1.2 Mengidentifikasi manfaat dan kerugian gaya gesek dalam kehidupan
sehari-hari.
5.1.3 Menyebutkan cara memperbesar dan memperkecil gaya gesek.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah belajar dengan pendekatan pembelajaran SAVI siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian gaya gesek dengan benar.
2. Mengidentifikasi manfaat dan kerugian gaya gesek dalam kehidupan
sehari-hari dengan benar.
3. Menyebutkan cara memperbesar dan memperkecil gaya gesek dengan
benar.
D. Materi Ajar
Gaya Gesek
Gaya gesek adalah kekuatan hambatan akibat gesekan. Seseorang
ketika mendorong kardus terjadi gesekan antara permukaan kardus dengan
lantai. Gaya gesekan tersebut akan menghambat gerakan kardus. Jadi, gaya
136
gesek merupakan gaya yang menimbulkan hambatan ketika dua permukaan
benda saling bersentuhan.
Gambar 1. Gaya gesek terjadi saat mendorong kardus
(Sumber Azmiyawati, 2008: 84)
Permukaan benda-benda itu berbeda-beda, antara lain kasar, licin,
bergelombang, atau datar. Benda yang bergerak pada permukaan kasar dan
halus pasti gerakannya berbeda. Hal ini disebabkan gaya yang dihasilkan
dipengaruhi oleh keadaan yang bersentuhan dengan benda. Gerak benda di
permukaan yang halus lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan gerak
benda di atas permukaan kasar.
Gambar 2. (a) Permukaan halus; (b) Permukaan kasar
(Sumber: Winarti, 2009: 64)
1. Manfaat Gaya Gesek
a. Membantu Benda Bergerak Tanpa Tergelincir
Gaya gesek membantu seseorang bergerak tanpa tergelincir.
Contohnya adalah ketika seseorang berjalan, antara kaki atau sepatu
dengan lantai harus ada gesekan. Jika tidak ada gaya gesek, maka
seseorang tidak dapat bergerak karena tergelincir.
137
b. Menghentikan Benda yang Sedang Bergerak
Gaya gesek menghentikan benda yang sedang bergerak,
contohnya adalah pada saat mengerem sepeda. Karet rem akan
mencengkeram pelek agar roda berhenti berputar. Cengkeraman karet
rem tersebut memberi gaya gesek kepada pelek. Antara permukaan ban
dan jalanan juga terjadi gesekan sehingga sepeda dapat berhenti.
c. Menahan Benda-Benda agar Tidak bergeser
Gaya gesek mampu menahan benda agar tidak tergelincir.
Termasuk juga berbagai benda dalam kehidupan sehari-hari, seperti
perabotan rumah. Tanpa adanya gaya gesek, perabotan rumah mudah
tergeser.
Gambar 3. Orang dapat bersepeda dengan lancar karena adanya gaya gesek
(Sumber: Priyono, 2010: 117)
2. Benda-Benda yang Memperbesar Gaya Gesek
Benda-benda yang memperbesar gaya gesek contohnya adalah
bahan karet dan paku-paku.
a. Bahan Karet
Bahan karet menghasilkan gaya gesek yang kuat jika
bersentuhan dengan permukaan jalan atau lantai. Contohnya adalah
rem sepeda, sol sepatu, tali timba sumur, dan berbagai ban kendaraan.
138
b. Paku-Paku atau Pul
Paku-paku atau pul adalah struktur seperti paku yang biasanya
terdapat di bagian bawah sepatu. Pula tau paku-paku ini dapat
mencengkeram permukaan lapangan rumput atau salju. Contohnya
adalah sepatu pemain sepak bola dan sepatu pendaki gunung bersalju.
3. Kerugian Akibat Gaya Gesek
Gaya gesek tidak hanya memberi manfaat, namun gaya gesek juga
bisa merugikan. Berikut adalah contoh-contoh kerugian gaya gesek.
a. Menghambat Gerakan
Gaya gesek menghambat gerakan suatu benda, hal ini sesuai
dengan sifat gaya gesek. Benda yang bergerak selalu ditahan oleh gaya
gesek. Akibatnya, gerakan benda menjadi terhambat.
b. Mengikis Permukaan yang Bergesekan
Permukaan sol sepatu lama atau sepatu bekas terlihat telah aus.
Permukaannya aus karena selalu terkikis saat bergesekan dengan lantai
dan jalanan.
c. Memboroskan Energi untuk Mengatasi Gaya Gesek
Gaya gesek yang muncul harus dilawan agar benda dapat
bergerak, sehingga perlu adanya gaya tambahan. Gaya tambahan
diperoleh dari energi. Gaya gesek yang memboroskan energy
contohnya adalah ketika seseorang memerlukan tenaga yang lebih kuat
untuk menarik benda di atas karpet daripada benda di atas lantai yang
licin.
4. Cara Mengurangi Gaya Gesek
Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat gaya
gesek adalah dengan mengecilkan gaya gesek tersebut. Berikut ini adalah
beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya.
a. Memasang Roda
Roda menggelinding memudahkan benda di atasnya untuk
bergerak. Dengan menggelinding, hanya sebagian permukaan roda
yang menyentuh permukaan jalan. Ini akan memperkecil gaya gesek.
139
Roda banyak ditemukan di berbagai kendaraan. Roda juga dipasamg
pada meja atau kursi agar mudah digeser.
b. Memasang Bantalan Peluru
Roda yang berputar membutuhkan sumbu. Sementara roda
berputar, sumbu tersebut diam terhadap benda di atas roda. Oleh
karena itu, timbul gesekan antara roda dengan sumbu. Bantalan peluru
digunakan untuk mengurangi gesekan antara roda dengan sumbu.
Bola-bola dilapis minyak pelumas agar bebas bergerak. Akibatnya,
gesekan menjadi kecil dan roda pun menjadi lebih leluasa berputar.
c. Menghaluskan Permukaan Benda
Gaya gesek dapat diperkecil dengan cara menghaluskan
permukaan benda yang bergesekan. Permukaan yang halus akan
mempermudah benda bergerak. Mobil yang melintas di jalan aspal
akan lebih mudah melaju dibanding dengan mobil yang melintas di
jalan batu-batuan.
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)
2. Metode : Ceramah, diskusi, eksperimen, penugasan
F. Media dan Sumber Belajar
1. Media
a. Lembar Kerja Kelompok (LKK)
b. Papan triplek sebanyak 4 buah
c. Kertas kuarto
d. Kain flanel
e. Plastik mika
f. Kotak korek api berisi pasir
g. Kertas ukur
h. Kayu
140
2. Sumber Belajar
a. Buku Sains untuk SD/MI kelas V, Pengarang Haryanto , Penerbit
Erlangga, tahun 2012, hlm. 132-136
b. Lingkungan kelas
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam;
b. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a kemudian
mengabsen siswa;
c. Guru bertanya kepada siswa, apakah siswa sudah siap mengikuti
pembelajaran;
d. Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari di pertemuan
sebelumnya, dilanjutkan bertanya jawab tentang fenomena dunia nyata
yang berkaitan dengan materi gaya gesek yang akan dipelajari untuk
membangkitkan rasa ingin tahu siswa;
1) “Ada yang masih ingat pertemuan sebelumnya kita telah belajar
tentang apa?”
2) “Pernahkah kalian naik sepeda kemudian mengeremnya? Kenapa
sepeda bisa berhenti?”
e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan jelas
dan bermakna.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang gaya gesek
dan melihat contoh gambar yang ada di buku pelajaran halaman
133;
2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya gesek yang telah
dibaca siswa;
3) Guru membentuk kelompok belajar siswa menjadi 5 kelompok
berdasarkan prestasi;
141
4) Guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah tentang
pengaruh bentuk permukaan benda terhadap gaya gesek dengan
melakukan eksperimen;
5) Guru bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk melakukan eksperimen tentang gaya gesek; dan
6) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen tentang
gaya gesek.
b. Elaborasi
1) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya
tentang gaya gesek yang telah diamati oleh siswa melalui kegiatan
eksperimen;
2) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di lembar kerja
siswa;
3) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi tentang gaya gesek di depan kelas dan siswa lain
menanggapi;
4) Guru memberikan umpan balik terhadap tanggapan siswa;
5) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa dengan
bertepuk tangan dan meminta siswa untuk menempelkan hasil
kerja siswa di dinding kelas; dan
6) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya gesek.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil kerja
siswa;
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertaya jawab
tentang hal-hal yang belum dipahami; dan
3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi yang sudah
disiapkan oleh guru.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan hasil
pembelajaran;
142
b. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan;
c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
serta mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekitar dan
kekuasaan Allah Swt;
d. Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan
berikutnya;
e. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a; dan
f. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
H. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian: tes tertulis
2. Instrumen Penilaian: soal uraian singkat
Ayo jawablah dengan benar, jangan lupa berdoa terlebih dahulu.
1. Apa yang dimaksud gaya gesek?
2. Apakah sifat gaya gesek?
3. Gaya apa yang dibutuhkan untuk menghentikan gerakan suatu benda?
4. Untuk mempermudah gerakan suatu benda, maka gaya gesek harus
diperbesar atau diperkecil?
5. Untuk menghambat gerakan suatu benda, maka gaya gesek harus
diperbesar atau diperkecil?
6. Sebutkan hal-hal yang mempengaruhi gaya gesek!
7. Bahan-bahan apa saja yang dapat memperbesar gaya gesek?
8. Sebutkan cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil gaya gesek!
9. Apakah manfaat adanya gaya gesek ketika orang berjalan?
10. Apakah kerugian adanya gaya gesek pada ban kendaraan?
Kunci Jawaban:
1. Gaya gesek adalah hambatan yang terjadi ketika dua permukaan benda
saling bersentuhan
2. Gaya gesek bersifat menahan gerakan benda
3. Gaya gesek
4. Diperkecil
143
5. Diperbesar
6. Jenis permukaan benda (kasar atau halus)
7. Bahan karet dan paku-paku pul
8. Memasang roda, memasang bantalan peluru, menghaluskan
permukaan benda
9. Membantu orang berjalan tanpa tergelincir
10. Menyebabkan ban kendaraan menjadi aus
Pedoman Penilaian:
Skor = Setiap nomor mempunyai nilai 2
Nilai = Jumlah perolehan skor x 5
*Nilai tertinggi = 20 x 5= 100
Klero, ……………
Guru Pembimbing Peneliti
Budi Hartanto, S. Pd. I Yamti Damayanti
NIP : 197911282005011004 NIM : 115 14 087
Mengetahui,
Kepala MI Klero
Aynun Mardliyah, S. Pd. I
NIP. 198007312005012002
144
SOAL
145
146
147
148
CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS II
B. Lembar Observasi Guru
Nama Sekolah : MI Klero
Guru : Budi Hartanto S.Pd.I
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Materi Gaya (Gaya Gesek)
Kelas/ Semester : V/ II
Waktu Pelaksanaan : Senin, 05 Maret 2018 (Pukul 08.10 - 09.20 WIB)
Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang
disediakan pada setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan yang
dilakukan.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar √
2. Guru melakukan kegiatan apersepsi √
3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran √
Kegiatan Inti
Eksplorasi
4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
SAVI √
5. Guru mengajak siswa untuk mengaitkan materi ajar
dengan realitas kehidupan √
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya atau menjawab pertanyaan √
7. Guru melakukan pembagian kelompok secara heterogen
berdasarkan prestasi siswa √
8. Guru memberikan penjelasan/intruksi secara jelas, rinci
serta menarik perhatian saat melaksanakan eksperimen √
149
9. Guru melibatkan siswa secara langsung dalam
penggunaan alat peraga/media pembelajaran √
Elaborasi
10. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan
mengerjakan LKK √
11. Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama KBM √
12. Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas √
13. Guru memberikan penguatan dan menghargai
keberhasilan siswa dalam menyelesaikan LKK √
Konfirmasi
14. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa √
15. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami √
16. Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa √
Penutup
17. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran √
18. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan √
19. Guru memberikan apresiasi terhadap pencapaian belajar
siswa √
20. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
berikutnya dan menutup pembelajaran √
150
B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Petunjuk : Berikan penilaian dengan cara memberikan keterangan pada
kolom deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
No. Langkah Pendekatan
Pembelajaran SAVI
Deskripsi
Guru Siswa
Pendahuluan
1. Memberikan sugesti positif
Guru memberikan
sugesti positif kepada
siswa
Siswa memperhatikan
uru memberikan
sugesti positif
2. Memberikan tujuan yang
jelas dan bermakna
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
dengan jelas dan
bermakna
Siswa dapat
menghayati tujuan
pembelajaran
3. Membangkitkan rasa ingin
tahu
Guru membangkitkan
rasa ingin tahu siswa
dengan memberikan
pertanyaan yang
berkaitan dengan
materi gaya gesek
Siswa menunjukkan
rasa ingin tahu
terhadap materi gaya
gesek
4. Menciptakan lingkungan
emosional yang positif
Guru menciptakan
lingkungan emosional
yang positif
Terdapat 2 (dua)
siswa yang tidak
menciptakan
lingkungan emosional
yang positif
5. Menyingkirkan hambatan-
hambatan belajar
Guru tidak
menyingkirkan
hambatan belajar
ketika ada siswa yang
tidak memperhatikan
saat pembelajaran
Siswa tidak
menyingkirkan
hambatan belajar
6.
Banyak bertanya dan
mengemukakan berbagai
masalah
Guru memberikan
kesempatan siswa
untuk bertanya dan
mengemukakan
berbagai masalah
Terdapat 9 (sembilan)
siswa yang tidak aktif
bertanya dan
mengemukakan
masalah
7. Siswa terlibat penuh sejak
awal
Guru kurang dalam
memberi motivasi
kepada siswa untuk
terlibat penuh dalam
Terdapat 9 (sembilan)
siswa yang tidak
terlibat penuh sejak
awal
151
pembelajaran
Tahap Penyampaian
8. Pengamatan fenomena
dunia nyata
Guru memberikan
stimulus kepada
siswa supaya aktif
mengamati dunia
nyata
Siswa mengamati
fenomena dunia nyata
yang berkaitan
dengan materi gaya
gesek
9. Perlibatan intellectual dan
seluruh panca indra
Guru membangkitkan
intellectual siswa
Siswa melibatkan
intellectual dan
seluruh panca indra
dalam melaksanakan
pembelajaran
10. Presentasi interaktif
Guru mengajak siswa
agar mengikuti
presentasi interaktif
di depan kelas
Terdapat 4 (empat)
siswa yang tidak
memperhatikan
kelompok lain saat
presentasi
11. Memfasilitasi seluruh gaya
belajar
Guru memfasilitasi
seluruh gaya belajar
siswa
Siswa melaksanakan
pembelajaran dengan
semua gaya belajar
12.
Latihan menemukan
(sendiri, berpasangan,
berkelompok)
Guru meminta siswa
untuk menemukan
pengetahuannya
sendiri
Terdapat 5 (lima)
siswa yang belum
bisa menemukan
pengetahuannya
sendiri
13.
Pengalaman belajar di
dunia nyata yang
kontekstual
Guru mengajak siswa
mengalami
pembelajaran secara
langsung (nyata)
Siswa mengalami
belajar di dunia nyata
Tahap Pelatihan
14.
Usaha aktif, umpan balik,
renungan, atau usaha
kembali
Guru memberikan
umpan balik kepada
siswa
Siswa menanggapi
umpan balik dari guru
dan memperlihatkan
usaha aktif,
merenungkan materi
gaya gesek
15. Melatih aksi pembelajaran
Guru melatih aksi
pembelajaran
Siswa melaksanakan
aksi pembelajaran
sesuai intruksi guru
152
16. Aktivitas pemecahan
masalah
Guru mengajak siswa
untuk memecahkan
suatu masalah yang
berkaitan dengan
materi gaya gesek
Siswa memecahkan
suatu masalah yang
berkaitan dengan
materi gaya gesek
17. Aktivitas praktis
membangun keterampilan
Guru membangun
keterampilan siswa
melakukan
eksperimen,
memecahkan masalah
Siswa melakukan
aktivitas praktis
membangun
keterampilan
melakukan
eksperimen,
memecahkan masalah
Tahap Penyampaian
Hasil
18. Penciptaan dan
pelaksanaan rencana aksi
Guru meminta siswa
mendiskusikan hasil
eksperimen dan
mempresentasikannya
di depan kelas
Siswa mendiskusikan
hasil eksperimen dan
mempresentasikannya
di depan kelas
19. Aktivitas penguatan
penerapan
Guru memberikan
penguatan kepada
siswa dalam
menerapkan hasil
pembelajaran
Siswa melakukan
aktivitas penguatan
penerapan hasil
pembelajaran
20. Aktivitas dukungan kawan
Guru membagi
kelompok belajar
berdasarkan prestasi
siswa dan meminta
siswa untuk bekerja
sama
Siswa bekerja sama
dan saling bertukar
pengetahuan dalam
kelompoknya
masing-masing
21. Materi penguatan persepsi
Guru memberikan
penguatan persepsi
siswa terhadap materi
gaya gesek
Siswa memperhatikan
guru saat memberikan
penguatan persepsi
tentang materi gaya
gesek
22. Umpan balik dan evaluasi
kinerja
Guru memberikan
evaluasi hasil belajar
siswa
Siswa mengerjakan
sendiri soal evaluasi
yang diberikan guru
dengan tertib
Klero, 05 Maret 2018
Pengamat,
Yamti Damayanti
153
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III
Satuan Pendidikan : MI Klero
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Gaya Magnet
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
Indikator
5.1.1 Menjelaskan tentang gaya magnet.
5.1.2 Mengidentifikasi benda magnetis dan non magnetis.
5.1.3 Menjelaskan cara pembuatan magnet.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah belajar dengan pendekatan pembelajaran SAVI siswa dapat:
1. Menjelaskan tentang gaya magnet dengan benar.
2. Mengidentifikasi benda magnetis dan nonmagnetis dengan benar.
3. Menjelaskan cara pembuatan magnet dengan benar.
D. Materi Ajar
Gaya Magnet
Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan logam yang dapat menarik
benda-benda lain yang juga terbuat dari logam. Gaya magnet berasal dari
magnet. Istilah magnet berasal dari kata “magnesia”. Magnesia adalah nama
sebuah daerah di Yunani. Dahulu, di tempat itulah orang pertama kali
154
menemukan batu yang mampu menarik besi. Batu itu kemudian dinamakan
magnet. Batu itu tergolong magnet alam.
Gambar 1. Magnet menarik besi
(Sumber: Susilowati, 2010: 104)
1. Benda Magnetis dan Nonmagnetis
a. Benda Magnetis
Benda magnetis adalah benda-benda yang dapat ditarik atau
digerakkan oleh magnet. Benda magnetis antara lain mengandung besi,
baja, nikel, dan kobalt. Contohnya paku, mur, baut, pisau, dan
sebagainya. Benda yang dapat ditarik oleh magnet disebut juga benda
ferromagnetis.
Gambar 2. Contoh benda magnetis pisau dan paku
(Sumber: Winarti, 2009: 66)
b. Benda Nonmagnetis
Benda nonmagnetis adalah benda yang tidak dapat ditarik atau
digerakkan oleh magnet. Benda nonmagnetis ini dapat berupa unsur
logam maupun nonlogam. Contoh benda nonmagnetis yaitu
aluminium, seng, plastik, kayu, kapur, kertas, dan kaca.
155
Gambar 3. Contoh benda nonmagnetis buku dan kapur tulis
(Sumber: Winarti, 2009: 67)
2. Kekuatan Gaya Magnet
Kekuatan gaya magnet mampu menembus penghalang, yaitu benda
nonmagnetis. Gaya tarik magnet masih berpengaruh terhadap benda
magnetis di balik penghalang tersebut. Meskipun demikian, jika
penghalang itu terlalu tebal, maka pengaruh magnet bisa hilang. Dengan
demikian, kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi oleh ketebalan
penghalang antara magnet dan benda magnetis.
Gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda-benda logam
meskipun ada penghalang di antara magnet dan benda yang ditariknya.
Daya tembus gaya magnet besarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain jenis penghalang, tebal tipisnya penghalang,dan kekuatan
magnet. Selain itu, pengaruh gaya magnet juga ditentukan oleh jarak
magnet dengan benda.
Makin dekat jarak benda ke magnet, maka makin kuat gaya tarik
magnet tersebut. Gaya tarik magnet ini menyebabkan magnet harus
disimpan dengan hati-hati. Magnet harus dijauhkan dari peralatan
elektronik yang rumit, seperti jam, telepon genggam, radio, televisi,
komputer, dan lain-lain.
Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah merata di seluruh sisi atau
bagiannya. Gaya magnet terkuat di kedua kutubnya. Pada magnet batang,
gaya magnet terkuat berada di kedua ujungnya, yaitu kutub-kutubnya. Jika
beberapa benda magnetis didekatkan magnet maka benda-benda tersebut
cenderung untuk segera ditarik ke kutub-kutub tersebut.
156
Daerah sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet
disebut medan magnet. Area medan magnet itu biasa ditunjukkan dengan
garis-garis gaya magnet. Garis-garis gaya magnet tersebut saling bertemu
di ujung kedua kutubnya.
3. Magnet Memiliki Dua Kutub
Magnet memiliki dua kutub. Jika magnet bisa bergerak bebas,
maka ada satu kutub yang menunjuk ke arah utara. Kutub itu dinamakan
kutub utara magnet, biasanya diberi warna merah atau huruf N (north).
Kutub satunya lagi yang mnunjuk ke arah selatan, disebut kutub selatan
magnet, biasanya diberi warna biru atau huruf S (south). Sifat inilah yang
menjadi prinsip dasar kompas.
Magnet pada keadaan bebas akan selalu menunjuk ke arah utara
dan selatan. Ujung magnet yang mengarah ke utara disebut kutub utara,
sedangka ujung magnet yang mengarah ke selatan disebut kutub selatan.
Biasanya kedua ujung magnet diberi warna yang berbeda untuk
membedakan kedua kutub magnet itu.
Kutub-kutub magnet mempunyai sifat-sifat khusus. Saat kutub
yang sama dari dua buah magnet batang saling didekatkan, keduanya akan
saling menolak. Sebaliknya jika kutub yang berbeda saling didekatkan,
akan terjadi tarik-menarik.
Gambar 4. Magnet menarik besi
(Sumber: Susilowati, 2010: 111)
157
4. Cara Membuat Magnet
Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat dibuat menjadi
magnet dengan cara-cara tertentu.
a. Cara Induksi
Magnet dibuat secara induksi sangat mudah dilakukan. Akan
tetapi sifat kemagnetan hasil induksi ini bersifat sementara. Caranya
dengan menempelkan benda-benda yang terbuat dari logam (besi atau
baja) dengan magnet. Benda yang terbuat dari logam ini akan menjadi
sifat magnet. Namun, jika magnet dilepaskan, sifat kemagnetan benda
tersebut juga akan hilang.
Gambar 5. Magnet yang dibuat dengan cara induksi
(Sumber: Winarti, 2009: 69)
b. Cara Gosokan
Magnet yang digosokkan ke suatu batang besi atau baja dapat
menyebabkan batang besi atau baja mempunyai sifat
kemagnetan.semakin lama waktu penggosokan, semakin lama pula
sifat kemagnetan bertahan didalam batang besi atau baja tersebut.
Gambar 6. Magnet yang dibuat dengan cara digosok
(Sumber: Winarti, 2009: 69)
158
c. Dialiri Arus Listrik
Magnet dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik
searah ke dalam suatu penghantar. Magnet yang ditimbulkan disebut
elektromagnetik. Elektromagnet bersifat sementara. Artinya, jika arus
listrik diputus, sifat magnet itu akan hilang. Kita dapat membuat
elektromagnet yang mempunyai kekuatan lebih besar dengan
menambah jumlah baterai dan menambah jumlah lilitan.
Gambar 7. Magnet yang dibuat dengan cara dialiri arus listrik
(Sumber: Winarti, 2009: 70)
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)
2. Metode : Ceramah, diskusi, eksperimen, penugasan
F. Media dan Sumber Belajar
1. Media
a. Lembar Kerja Kelompok (LKK) i. Tanah
b. Magnet j. Penghapus
c. Paku k. Kelereng
d. Gunting l. Klip kertas
e. Peniti m. Plastik mika
f. Pensil n. Kardus
g. Uang logam o. tebal
h. Kertas p. Tutup botol
159
2. Sumber Belajar
a. Buku Sains untuk SD/MI kelas V, Pengarang Haryanto, Penerbit
Erlangga, tahun 2012, hlm. 116-129
b. Lingkungan kelas
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam;
b. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a kemudian
mengabsen siswa;
c. Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar siswa siap belajar dan
aktif dalam melaksanakan pembelajaran;
d. Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari di pertemuan
sebelumnya, dilanjutkan bertanya jawab tentang fenomena dunia nyata
yang berkaitan dengan materi gaya magnet yang akan dipelajari untuk
membangkitkan rasa ingin tahu siswa; dan
1) “Ada yang masih ingat pertemuan sebelumnya kita telah belajar
tentang apa?”
2) “Pernahkah kalian melihat magnet menarik benda-benda di
sekitarnya?”
e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan jelas
dan bermakna.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang gaya magnet
di buku pelajaran halaman 116 dan melihat contoh gambar gaya
magnet;
2) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya magnet yang
telah dibaca siswa;
3) Guru membentuk kelompok belajar siswa menjadi 5 kelompok
berdasarkan prestasi;
160
4) Guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah tentang faktor
yang mempengaruhi kekuatan gaya magnet terhadap suatu benda
dengan melakukan eksperimen;
5) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan eksperimen tentang gaya magnet; dan
6) Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen tentang
benda magnetis dan benda nonmagnetis serta kekuatan gaya
magnet sesuai dengan lembar kerja siswa yang telah dibagikan
terlebih dahulu.
b. Elaborasi
1) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya
tentang gaya magnet yang telah diamati oleh siswa melalui
kegiatan eksperimen;
2) Guru memberikan stimulus kepada siswa, agar siswa dapat
menemukan pengetahuannya sendiri;
3) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di lembar kerja
siswa;
4) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi tentang gaya magnet di depan kelas;
5) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain;
6) Guru memberikan umpan balik terhadap tanggapan siswa;
7) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa dengan
bertepuk tangan dan meminta siswa untuk menempelkan hasil
kerja siswa di dinding kelas; dan
8) Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya magnet.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil kerja
siswa;
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertaya jawab
tentang hal-hal yang belum dipahami; dan
161
3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi yang sudah
disiapkan oleh guru.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan hasil
pembelajaran;
b. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan;
c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
serta mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekitar dan
kekuasaan Allah Swt;
d. Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan
berikutnya;
e. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a; dan
f. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
H. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian: tes tertulis
2. Instrumen Penilaian: soal uraian singkat
Ayo jawablah dengan benar, jangan lupa berdoa terlebih dahulu.
1. Apakah magnet itu?
2. Apakah benda magnetis itu?
3. Apa yang dimaksud benda nonmagnetis?
4. Berikan 2 contoh benda magnetis!
5. Berikan 2 contoh benda nonmagnetis!
6. Faktor apakah yang mempengaruhi kekuatan gaya magnet?
7. Apakah medan magnet itu?
8. Berapakah jumlah kutub yang dimiliki magnet?
9. Apa yang terjadi jika kutub selatan magnet didekatkan dengan kutub
utara magnet?
10. Sebutkan tiga cara membuat magnet!
162
Kunci Jawaban:
1. Magnet adalah logam yang dapat menarik benda-benda lain yang
juga terbuat dari logam
2. Benda magnetis adalah benda-benda yang dapat ditarik atau
digerakkan oleh magnet
3. Benda nonmagnetis adalah benda yang tidak dapat ditarik atau
digerakkan oleh magnet
4. Pisau dan paku
5. Plastik dan kayu
6. Tebal tipisnya penghalan antar magnet dan benda; jarak magnet
dengan benda
7. Medan magnet adalah daerah sekitar magnet yang masih
dipengaruhi oleh gaya magnet
8. Magnet memiliki dua kutub
9. Tarik-menarik
10. Cara induksi, cara digosok, cara dialiri dengan arus listrik
Pedoman Penilaian:
Skor = Setiap nomor mempunyai nilai 2
Nilai = Jumlah perolehan skor x 5
*Nilai tertinggi = 20 x 5= 100
163
Klero, ……………
Guru Pembimbing Peneliti
Budi Hartanto, S. Pd. I Yamti Damayanti
NIP : 197911282005011004 NIM : 115 14 087
Mengetahui,
Kepala MI Klero
Aynun Mardliyah, S. Pd. I
NIP. 198007312005012002
164
SOAL
165
166
167
168
169
170
CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS III
A. Lembar Observasi Guru
Nama Sekolah : MI Klero
Guru : Budi Hartanto S.Pd.I
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Materi Gaya (Gaya Magnet)
Kelas/ Semester : V/ II
Waktu Pelaksanaan : Senin, 12 Maret 2018 (Pukul 08.10 - 09.20 WIB)
Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang
disediakan pada setiap tahapan pembelajaran berdasarkan pengamatan yang
dilakukan.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar √
2. Guru melakukan kegiatan apersepsi √
3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran √
Kegiatan Inti
Eksplorasi
4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
SAVI √
5. Guru mengajak siswa untuk mengaitkan materi ajar
dengan realitas kehidupan √
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya atau menjawab pertanyaan √
7. Guru melakukan pembagian kelompok secara heterogen √
8. Guru memberikan penjelasan/intruksi secara jelas, rinci
serta menarik perhatian saat melaksanakan eksperimen √
9. Guru melibatkan siswa secara langsung dalam √
171
penggunaan alat peraga/media pembelajaran
Elaborasi
10. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan
mengerjakan LKK √
11. Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama KBM √
12. Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas √
13. Guru memberikan penguatan dan menghargai
keberhasilan siswa dalam menyelesaikan LKK √
Konfirmasi
14. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa √
15. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami √
16. Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa √
Penutup
17. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran √
18. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan √
19. Guru memberikan apresiasi terhadap pencapaian belajar
siswa √
20. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
berikutnya dan menutup pembelajaran √
172
B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran SAVI
Petunjuk : Berikan penilaian dengan cara memberikan keterangan pada
kolom deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
No. Langkah Pendekatan
Pembelajaran SAVI
Deskripsi
Guru Siswa
Pendahuluan
1. Memberikan sugesti positif
Guru memberikan
sugesti positif kepada
siswa
Siswa memperhatikan
uru memberikan
sugesti positif
2. Memberikan tujuan yang
jelas dan bermakna
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
dengan jelas dan
bermakna
Siswa dapat
menghayati tujuan
pembelajaran
3. Membangkitkan rasa ingin
tahu
Guru membangkitkan
rasa ingin tahu siswa
dengan memberikan
pertanyaan yang
berkaitan dengan
materi gaya magnet
Siswa menunjukkan
rasa ingin tahu
terhadap materi gaya
magnet
4. Menciptakan lingkungan
emosional yang positif
Guru menciptakan
lingkungan emosional
yang positif
Siswa menciptakan
lingkungan emosional
yang positif
5. Menyingkirkan hambatan-
hambatan belajar
Guru menyingkirkan
hambatan belajar
Siswa menyingkirkan
hambatan belajar
6.
Banyak bertanya dan
mengemukakan berbagai
masalah
Guru memberikan
kesempatan siswa
untuk bertanya dan
mengemukakan
berbagai masalah
Siswa aktif bertanya
dan mengemukakan
berbagai masalah
7. Siswa terlibat penuh sejak
awal
Guru memberi
stimulus dan motivasi
kepada siswa supaya
terlibat penuh sejak
awal dalam
pembelajaran
Siswa terlibat penuh
sejak awal dalam
pembelajaran
Tahap Penyampaian
173
8. Pengamatan fenomena
dunia nyata
Guru memberikan
stimulus kepada
siswa supaya aktif
mengamati dunia
nyata
Siswa mengamati
fenomena dunia nyata
yang berkaitan
dengan materi gaya
magnet
9. Perlibatan intellectual dan
seluruh panca indra
Guru membangkitkan
intellectual siswa
Siswa melibatkan
intellectual dan
seluruh panca indra
dalam melaksanakan
pembelajaran
10. Presentasi interaktif
Guru meminta
perwakilan siswa dari
masing-masing
kelompok untuk
menanggapi hasil
diskusi kelompok lain
yang telah presentasi
di depan kelas
Siswa melakukan
presentasi interaktif,
antar kelompok saling
menanggapi hasil
presentasi
11. Memfasilitasi seluruh gaya
belajar
Guru memfasilitasi
seluruh gaya belajar
siswa
Siswa melaksanakan
pembelajaran dengan
semua gaya belajar
12.
Latihan menemukan
(sendiri, berpasangan,
berkelompok)
Guru memberikan
motivasi dan stimulus
yang bermakna
supaya siswa dapat
menemukan
pengetahuannya
sendiri
Siswa dapat
menemukan
pengetahuannya
sendiri
13.
Pengalaman belajar di
dunia nyata yang
kontekstual
Guru mengajak siswa
mengalami
pembelajaran secara
langsung (nyata)
Siswa mengalami
belajar di dunia nyata
Tahap Pelatihan
14.
Usaha aktif, umpan balik,
renungan, atau usaha
kembali
Guru memberikan
umpan balik kepada
siswa
Siswa menanggapi
umpan balik dari guru
dan memperlihatkan
usaha aktif,
merenungkan materi
gaya magnet
15. Melatih aksi pembelajaran
Guru melatih aksi
pembelajaran
Siswa melaksanakan
aksi pembelajaran
sesuai intruksi guru
174
16.
Aktivitas pemecahan
masalah
Guru mengajak siswa
untuk memecahkan
suatu masalah yang
berkaitan dengan
materi gaya magnet
Siswa memecahkan
suatu masalah yang
berkaitan dengan
materi gaya magnet
17. Aktivitas praktis
membangun keterampilan
Guru membangun
keterampilan siswa
melakukan
eksperimen,
memecahkan masalah
Siswa melakukan
aktivitas praktis
membangun
keterampilan
melakukan
eksperimen,
memecahkan masalah
Tahap Penyampaian
Hasil
18. Penciptaan dan
pelaksanaan rencana aksi
Guru meminta siswa
mendiskusikan hasil
eksperimen dan
mempresentasikannya
di depan kelas
Siswa mendiskusikan
hasil eksperimen dan
mempresentasikannya
di depan kelas
19. Aktivitas penguatan
penerapan
Guru memberikan
penguatan kepada
siswa dalam
menerapkan hasil
pembelajaran
Siswa melakukan
aktivitas penguatan
penerapan hasil
pembelajaran
20. Aktivitas dukungan kawan
Guru membagi
kelompok belajar
berdasarkan prestasi
siswa dan meminta
siswa untuk bekerja
sama
Siswa bekerja sama
dan saling bertukar
pengetahuan dalam
kelompoknya
masing-masing
21. Materi penguatan persepsi
Guru memberikan
penguatan persepsi
siswa terhadap materi
gaya magnet
Siswa memperhatikan
guru saat memberikan
penguatan persepsi
tentang materi
magnet
22. Umpan balik dan evaluasi
kinerja
Guru memberikan
evaluasi hasil belajar
siswa
Siswa mengerjakan
sendiri soal evaluasi
yang diberikan guru
dengan tertib
Klero, 12 Maret 2018
Pengamat
Yamti Damayanti
175
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambar 1. Papan Nama Sekolah
Gambar 2. Wawancara Sebelum Tindakan
Gambar 3. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus I
176
Gambar 4. Siswa Membaca Materi
Pembelajaran Siklus I
Gambar 5. Guru Menjelaskan Langkah-
Langkah SAVI Siklus I
Gambar 6. Siswa Belajar dengan Melakukan
secara Langsung pada Siklus I
177
Gambar 7. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok
pada Siklus I
Gambar 8. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi
di Depan Kelas pada Siklus I
Gambar 9. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi
Siklus I
178
Gambar 10. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus II
Gambar 11. Siswa Membaca Materi
Pembelajaran Siklus II
Gambar 12. Siswa Belajar dengan Melakukan
secara Langsung pada Siklus II
179
Gambar 13. Siswa Berdiskusi Kelompok
untuk Memecahkan Masalah pada Siklus II
Gambar 14. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi
di Depan Kelas pada Siklus II
Gambar 15. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi
Siklus II
180
Gambar 16. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus III
Gambar 17. Siswa Belajar dengan Melakukan
pada Siklus III
Gambar 18. Siswa Belajar dengan Menemukan
Pengetahuannya Sendiri pada Siklus III
181
Gambar 19. Siswa Melakukan Presentasi
Interaktif pada Siklus III
Gambar 20. Siswa Menempel Hasil Kerja Siswa
di Dinding Kelas
Gambar 21. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi
pada Siklus III
182
SURAT KETERANGAN SD