BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 › bitstream › 123456789...IV sebanyak 36 siswa. Letak...

36
50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian kelas IV sebanyak 36 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Tengaran berada diwilayah kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dalam proses pembelajaran guru masih belum menggunakan metode yang tepat sehingga siswa kelas IV SD N Tengaran dalam proses pembelajaran sikap kepemimpinan siswa tidak terarah dan hasil belajar cenderung menurun. SD ini terletak di lingkungan pedesaan yang strategis untuk pembelajaran di lingkungan desa Tengaran. Letak SD ini berdekatan dengan TK Pertiwi, SD Siti Hajar, dan SMP N Tengaran 1, SMP Islam Sudirman, MTs , sehingga sangat mudah untuk mendapatkan transportasi karena dekat dengan jalan raya. 4.2 Pelaksanaan Tindakan 4.2.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas Siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi pada kondisi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar dan sikap kepemimpinan siswa. Metode yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran tidak tepat yaitu metode ceramah sehingga siswa tidak tertarik dalam proses pembelajaran, yang mengakibatkan sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) dan rendahnya sikap kepemimpinan siswa didalam kelas dikarenakan metode yang digunakan guru tidak tepat.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 › bitstream › 123456789...IV sebanyak 36 siswa. Letak...

  • 50

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Subyek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri Tengaran

    Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian kelas

    IV sebanyak 36 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Tengaran berada

    diwilayah kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dalam proses

    pembelajaran guru masih belum menggunakan metode yang tepat sehingga

    siswa kelas IV SD N Tengaran dalam proses pembelajaran sikap

    kepemimpinan siswa tidak terarah dan hasil belajar cenderung menurun.

    SD ini terletak di lingkungan pedesaan yang strategis untuk

    pembelajaran di lingkungan desa Tengaran. Letak SD ini berdekatan dengan

    TK Pertiwi, SD Siti Hajar, dan SMP N Tengaran 1, SMP Islam Sudirman,

    MTs , sehingga sangat mudah untuk mendapatkan transportasi karena dekat

    dengan jalan raya.

    4.2 Pelaksanaan Tindakan

    4.2.1 Kondisi Awal

    Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas Siklus I dan

    Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi pada kondisi

    awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar dan sikap

    kepemimpinan siswa. Metode yang digunakan guru pada saat proses

    pembelajaran tidak tepat yaitu metode ceramah sehingga siswa tidak

    tertarik dalam proses pembelajaran, yang mengakibatkan sebagian

    besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM ≥ 70) dan rendahnya sikap kepemimpinan siswa

    didalam kelas dikarenakan metode yang digunakan guru tidak tepat.

  • 51

    Data hasil ketuntasan pretest table dan dilengkapi dengan

    diagram sebagai berikut :

    Tabel 4.1

    Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Pretest

    Dari hasil analisis nilai pretest, masih ada 20 siswa yang belum

    tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 70.

    Secara lebih rinci, ketuntasan hasil pretest dapat dilihat pada gambar 4.1

    berikut :

    Gambar 4.1

    Diagram Ketuntasan Hasil Pretest

    Dari table dan rekapitulasi hasil pretest dan diagram diatas

    dapat disimpulkan bahwa dari 36 siswa SD Negeri Tengaran, hanya 16

    siswa (45 %) yang tuntas ( yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan

    minimal yaitu 70 ) dan 20 siswa (55%) yang tidak tuntas (belum

    memenuhi kriteria ketuntasan minimal) serta nilai rata-rata yang masih

    sangat rendah yaitu 66,36 hal tersebut disebabkan karena kurangnya

    Diagram Ketuntasan Hasil Pretest

    Kelas IV

    Indikator 20

    Prosentase 55%

    Ketercapaian BelumTercapai

    KKM Hasil

    Belajar Indikator Prosentase Ketercapaian

    ≥ 70 < 70 20 56% Belum

    Tercapai 100 % Siswa ≥ 70 16 44%

  • 52

    ketrampilan guru dalam memvariasikan model pembelajaran dan alat

    peraga dalam proses pembelajaran yang berlangsung serta kurangnya

    keterlibatan siswa sehingga sikap kepemimpinan siswa rendah dan

    bahkan tidak berkembang ditandai dengan siswa yang pandai tidak mau

    memimpin temannya yang belum bisa bahkan cenderung mengganggu

    teman yang lain.

    Oleh karena itu, perlu menerapkan model yang dapat

    meningkatkan sikap kepemimpinan siswa pada siklus I untuk

    meningkatkan kepemimpinan siswa menjadi 80 % secara klasikal.

    Berdasarkan data hasil belajar Matematika dan Sikap

    kepemimpinan siswa yang rendah dari siswa kelas IV SD Negeri

    Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semseter II Tahun

    Pelajaran 2014/2015 peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas

    (PTK) sesuai dengan rencana penelitian yang diuraikan pada bab

    sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode

    tutor sebaya untuk meningkatkan sikap kepemimpinan siswa dan hasil

    belajar matematika yang akan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus I

    pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “ Pecahan Biasa dan

    Pecahan Campuran “ dan pada siklus II pembahasan akan dilanjutkan

    dengan pokok bahasan “ Pecahan Desismal”.

    4.2.2 Pelaksanaan Siklus I

    Penelitian Siklus I terdiri dari tiga tindakan, dimana terdapat empat

    tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai

    berikut :

    a. Perencanaan

    Pada siklus pertama perencanaan yang akan dilakukan oleh

    peneliti adalah :

    1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan dalam

    bentuk RPP lengkap

    2. Membuat lembar observasi

  • 53

    3. Membentuk dan menyiapkan tim

    4. Indikator ketercapaian, penulis menetapkan indikator

    ketercapaian hasil penelitian sebagai berikut :

    a. Hasil belajar dengan KKM ≥ 70 dengan 80 % siswa tuntas

    b. Hasil sikap kepemimpinan ≥ 4 atau dalam Kriteria baik

    (≥1= sangat kurang, ≥2 = kurang, ≥3 = cukup, ≥4 = baik, 5

    = sangat baik )

    c. Kinerja guru ≥ 4 atau dalam Kriteria baik (≥1= sangat

    kurang, ≥2 = kurang, ≥3 = cukup, ≥4 = baik, 5 = sangat

    baik )

    b. Pelaksanaan Penelitian

    Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan,

    yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga yang terbagi menjadi

    tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan

    kegiatan akhir. Masing–masing berlangsung selama 2 jam

    pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

    Senin tanggal 23 Maret 2015, pertemuan kedua dilaksanakan pada

    hari Selasa tanggal 24 Maret 2015 dan pertemuan ketiga

    dilaksanakan pada hari Rabu 25 Maret.

    a. Pertemuan Pertama

    1) Kegiatan Awal

    Pada pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada

    tanggal 23 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru

    mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa,

    mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit

    pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang

    akan dipelajari yaitu “pecahan” dilanjutkan menyampikan

    tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.

  • 54

    2) Kegitan Inti

    Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam

    pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya kertas lipat dan

    permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa,

    lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar

    observasi peneliti.

    Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru

    menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang pecahan.

    Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam

    kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru

    membagikan lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu

    siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur kerja

    kelompok untuk mengidentifikasi pengertian pecahan, cirri

    pecahan dan macam. Siswa merencanakan tugas dan mengambil

    alat dan bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa

    mulai mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota

    kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan

    menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok

    mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor

    sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota

    kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri

    dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan tugas

    dalam kelompok masing-masing. Setelah selesai berdiskusi,

    salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor

    didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan

    memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru

    menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir

    pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja

    kelompok yang telah dilakukan.

  • 55

    3) Kegitan Akhir

    Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta

    mempelajari lagi “ penjumlahan dan pengurangan pecahan” dan

    siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari

    ini.

    b. Pertemuan Kedua

    1) Kegiatan Awal

    Pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada

    tanggal 24 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru

    mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa,

    mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit

    pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang

    akan dipelajari yaitu “penjumlahan dan pengurangan

    pecahan biasa” dilanjutkan menyampikan tujuan

    pembelajaran, dan memotifasi siswa.

    2) Kegitan Inti

    Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam

    pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya permainan

    pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar

    observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi

    peneliti.

    Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru

    menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang

    pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa

    kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa,

    guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda

    setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan

    prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi

    pengertian pecahan, cirri pecahan dan macam. Siswa

    merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang

    disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai

  • 56

    mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota

    kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan

    menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok

    mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok

    tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat,

    anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok

    biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian

    mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-masing.

    Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa

    mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan

    kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan

    memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan

    guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada

    akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan

    terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.

    3) Kegitan Akhir

    Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta

    mempelajari lagi “penjumlahan dan pengurangan pecahan”

    dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang

    pembelajaran hari ini.

    c. Pertemuan Ketiga

    1) Kegiatan Awal

    Pada pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada

    tanggal 25 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru

    mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa,

    mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit

    pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang

    akan dipelajari yaitu “penjumlahan dan pengurangan

    pecahan campuran” dilanjutkan menyampikan tujuan

    pembelajaran, dan memotifasi siswa.

  • 57

    2) Kegitan Inti

    Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam

    pembelajaran, seperti alat peraga yaitu permainan pecahan,

    materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi

    sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.

    Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru

    menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang

    pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa

    kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa,

    guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda

    setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan

    prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi

    pengertian pecahan, cirri pecahan dan macam. Siswa

    merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang

    disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai

    mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota

    kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan

    menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok

    mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok

    tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat,

    anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok

    biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian

    mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-masing.

    Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa

    mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan

    kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan

    memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan

    guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada

    akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan

    terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.

  • 58

    3) Kegitan Akhir

    Setelah pembelajaran dan evaluasi selesai guru

    membarikan tindak lanjut untuk siswa mempelajari

    “pecahan desimal”. Siswa mengemukakan pendapat

    tentang pembelajaran hari ini

    c. Hasil Penelitian

    Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan pertama

    berlangsung, peneliti meminta bantuan observer guru kelas IV

    dan satu guru untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal

    hingga ahir pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan

    aktivitas peneliti dan lembar sikap kepemimpinan siswa yang

    telah dipersiapkan. Hasil pengamatan aktivitas guru disajikan

    pada lampiran 20 dan sikap kepemimpinan siswa disajikan pada

    lampiran 37. Adapun kekurangan pada pertemuan pertama akan

    diperbaiki pada pertemuan kedua.

    Tabel 4.2

    Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan Siswa

    Siklus I

    Hasil

    SIKLUS I

    Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

    Jumlah % Jumlah % Jumlah %

    ≤ 4 15 41 13 36 10 27

    ≥ 4 21 59 23 64 26 73

    Tabel 4.2 menunjukkan sikap kepemimpinan siswa dalam

    mengikuti pembelajaran matematika menggunakan metode tutor

    sebaya. Pada siklus I pertemuan I siswa yang memiliki sikap

    kepemimpinan ≥ 4 sebanyak 21 siswa, sedangkan pada pertemuan

    2 sebanyak 23 siswa dan pada pertemuan ketiga siklus I sikap

    kepemimpinan siswa dimiliki 26 siswa dalam satu kelas . Jadi

  • 59

    dapat disimpulkan sikap kepemimpinan siswa dengan

    menggunakan metode tutor sebaya belum berhasil dan akan

    diperbaiki pada siklus II. Gambar hasil penelitian sikap

    kepemimpinan siswa kelas IV SD Negeri Tengaran dapat dilihat

    sebagai berikut :

    Gambar 4.2

    Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV

    Hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh

    tindakan yang dilakukan pada akhir pertemuan III pada siklus I

    mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar

    matematika pra siklus. Hasil belajar ini disajikan pada lampiran.

    Hasil belajar matematika kelas IV SD N Tengaran siklus I tersaji

    pada tabel 4.3 dibawah ini:

    Tabel 4.3

    Hasil Belajar Matematika

    Siklus I

    KKM Hasil Belajar Indikator Prosentase Ketercapaian

    ≥ 70 < 70 10 28% Tercapai

    100 % Siswa ≥ 70 26 72%

    21

    59

    23

    64

    26

    73

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    Jumlah % Jumlah % Jumlah %

    Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

    SIKLUS I

    Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV SD N Tengaran Siklus I

    ≤ 4

    ≥ 4

  • 60

    Dari tabel 4.3 menunjukkan ketercapaian hasil belajar

    matematika siswa kelas IV SD N Tengaran pada siklus I

    meningkat. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I meningkat

    menjadi 26, sementara pada pra siklus hanya 14. Hasil belajar

    matematika siswa kelas IV SD N Tengaran melalui metode Tutor

    Sebaya sudah memenuhi KKM. Hasil evaluasi pada siklus I

    apabila dianalis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan

    dalam bentuk gambar dibawah ini :

    Gambar 4.3

    Presentase Ketuntasan Belajar Matematika

    Siklus I

    Siswa yang nilainya ≥70 pada siklus I meningkat

    mencapai 72%, sedangkan siswa yang nilainya

  • 61

    d. Hasil Observasi

    Pada siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran

    menggunakan metode Tutor Sebaya diamati oleh dua observer.

    Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar observasi kegiatan

    guru dalam menggunakan metode tutor sebaya. Hasil pengamatan

    disajikan pada lampiran.Adapun pengamatan kegiatan guru dalam

    pembelajaran matematika menggunakan metode tutor sebaya

    tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini:

    Tabel 4.4 Hasil Penilaian Per Item Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran

    Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus I

    Frekuensi

    Observer I Observer 2

    0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5

    Siklus I

    Pertemuan I 0 0 0 6 20 10 0 0 0 5 21 10

    Siklus I

    Pertemuan II 0 0 0 8 12 16 0 0 0 9 17 10

    Siklus I

    Pertemuan III 0 0 0 2 14 20 0 0 0 1 16 15

    Tabel 4.5

    Hasil Penilaian Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran

    Menggunakan Metode Tutor Sebaya

    Pertemuan Materi Total

    skor

    Nilai

    Aktivitas Kriteria

    Siklus I 1. Pengertian

    pecahan.

    144 4,00 Baik Pertemuan I 2. Macam-macam

    pecahan

    3. Sifat-sifat pecahan.

    Siklus I 1. Penjumlahan

    pecahan biasa. 146 4,05 Baik

    Pertemuan II 2. Pengurangan

    pecahan biasa

  • 62

    Siklus I 1. Penjumlahan

    pecahan campuran. 148 4,11 Baik

    Pertemuan

    III

    2. Pengurangan pecahan campuran

    Dari hasil pengamatan aktivitas peneliti siklus I pertemuan I

    saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan

    metode tutor sebaya jumlah 4,00. Secara umum dapat dikatakan

    pembelajaran sudah memenuhi indikator pencapaian. Ada

    beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang

    memberi acuan materi yang tepat untuk menggali materi yang

    akan dipelajari, kurang efektif menggunakan media pelajaran,

    belum menyampaikan materi sesuai tujuan pelajaran, dalam

    kegiatan konfirmasi materi belum runtut serta belum dapat

    membuat kesimpulan secara bersama. Pada siklus I pertemuan II

    mendapatkan skor 146 dengan nilai aktivitas 4,05. Secara umum

    dapat dikatakan pembelajaran sudah memenuhi indikator

    pencapaian. Aspek yang belum dilakukan yaitu ketidak tepatan

    penggunaan media dalam eksplorasi Pada siklus Pada siklus I

    pertemuan III mendapatkan skor 148 dengan nilai aktivitas 4,11.

    Secara umum dapat dikatakan pembelajaran sudah memenuhi

    indikator pencapaian. Aspek yang belum dilakukan yaitu ketidak

    tepatan penggunaan media dalam eksplorasi , belum mengkaitkan

    materi secara luas dalam kehidupan anak, dalam kegiatan

    konfirmasi materi belum runtut. Aspek yang belum dilakukan

    adalah menggunakan cara yang efektif dalam proses apersepsi.

    Jadi dari pertemuan I sampai III pada siklus I terdapat

    peningkatan nilai aktivitas.

    e. Hasil Refleksi

    Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap penggunaan

    metode tutor sebaya pada mata pelajaran matematika SD N

    Tengaran menunjukkan peningkatan hasil meskipun masih ada

  • 63

    beberapa hal yang belum sesuai dengan indikator yang

    diharapkan. Hasil refleksi pada siklus I sebagai berikut:

    1) Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan

    metode tutor sebaya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran. Terjadi perubahan kondisi belajar siswa setelah

    melakukan pembelajaran dengan metode tutor sebaya yang

    berdampak pada pengetahuan guru akan bermacam-macam

    model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    2) Terjadi perubahan sikap siswa yaitu sikap kepemimpinan

    siswa terarah setelah melakukan pembelajaran dengan metode

    tutor sebaya.

    3) Terjadi perubahan hasil belajar setelah melakukan

    pembelajaran dengan metode tutor sebaya.

    Hasil Refleksi pada Pra siklus sebagai berikut :

    1) Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

    metode yang dipilih dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    yang dibuat, namun metode yang digunakan tidak tepat

    sehingga siswa tidak tertarik dalam pembelajaran.

    2) Sikap kepemimpinan siswa tidak terarah disebabkan metode

    yang dipilih guru tidak melibatkan siswa dalam proses

    pembelajaran.

    3) Hasil belajar cenderung menurun

    Hasil Refleksi pada Pra Siklus dan Siklus I menunjukkan

    perubahan pada metode yang digunakan guru, hasil belajar dan

    sikap kepemimpinan yang dimiliki siswa.

  • 64

    Berikut adalah table perbandingan pra siklus dan siklus I :

    Tabel 4.6

    Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan, Hasil Belajar dan

    Metode yang Digunakan Pada Kondisi Awal dan Siklus I

    Kondisi Awal Siklus I

    Sikap

    Kepemimpinan

    Hasil

    Belajar Metode

    Sikap

    Kepemimpinan

    Hasil

    Belajar Metode

    Sikap

    Kepemimpinan

    Siswa Rendah

    ≥ 70 ,

    61 % Ceramah

    Sikap

    Kepemimpinan

    terarah (Baik ≥

    4)

    ≥ 70 ;

    72 %

    Tutor

    Sebaya

    Pada siklus I sikap kepemimpinan siswa meningkat tetapi

    belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Hasil

    belajar meningkat tetapi belum mencapai indikator keberhasilan.

    Kinerja guru dalam menggunakan metode tutor sebaya sudah

    mencapai indikator keberhasilan, namun masih terdapat

    kekurangan dalam pelaksanaanya. Berdasarkan hasil tindakan,

    maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Beberapa hal yang

    perlu diperhatikan dan ditindak lanjuti pada siklus II adalah:

    1) Pada saat pembagian kelompok siswa kebingungan dan butuh

    waktu untuk menjadikan siap.

    2) Pada saat pembagian kelompok siswa cenderung tidak mau

    berkelompok dengan siswa-siswa tertentu

    3) Siswa cenderung tidak memperhatikan ketika tutor

    memberikan pengarahan pada saat mengerjakan LKS

    4) Ketuntasan hasil belajar belum mencapai indikator penelitian.

    5) Kegiatan guru dalam pembelajaran belum maksimal

    4.2.3 Pelaksanaan Siklus II

    Setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam siklus I

    selanjutnya praktik pembelajaran Siklus II dilakukan dengan pokok

  • 65

    bahasan “Pecahan Desimal” Dalam siklus II ini dilakukan melalui 2 kali

    pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

    a) Perencanaan

    a. Pertemuan Pertama

    Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar peneliti

    mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    dengan pokok bahasan “Pecahan Desimal.” Persiapan alat dan

    bahan untuk menunjang proses pembelajaran diantaranya

    permainan pecahan dan kartu bilangan, lembar kerja kelompok,

    lembar observasi peneliti dan lembar observasi sikap

    kepemimpinan siswa.

    b. Pertemuan kedua

    Perencanaan siklus II pertemuan kedua sebagai tindak

    lanjut dari hasil belajar, sikap kepemimpinan siswa dan

    kekurangan / kelebihan pada pertemuan pertama. Peneliti

    menyiapakan RPP, permainan pecahan, kartu bilangan, lembar

    kerja sisiwa, lembar evaluasi yang berisi butur-butir soal

    setelah di uji validitas dan reliabilitas untuk mengukur hasil

    belajar dari siklus II, lembar observasi peneliti, dan lembar

    observasi sikap kepemimpinan siswa.

    b) Pelaksanaan

    Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu

    pertemuan pertama dan kedua yang terbagi menjadi tiga kegiatan

    pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

    penutup. Masing–masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70

    menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal

    6 April 2015 dan pertemua kedua dilaksanakan pada hari Selasa

    tanggal 7 April 2015.

  • 66

    a. Pertemuan Pertama

    1) Kegiatan Awal

    Pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal

    6 April 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran

    dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa,

    selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya,

    menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “Pecahan

    Desimal ” dilanjutkan menyampikan tujuan pembelajaran, dan

    memotifasi siswa.

    2) Kegitan Inti

    Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam

    pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya permainan pecahan

    dan kartu bilangan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar

    observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.

    Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja

    yang mereka ketahui tentang pecahan desimal. Guru menyampikan

    materi dan membagi siswa kedalam kelompok tutor sebaya yang

    beranggota 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik

    berbeda setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur

    kerja kelompok untuk mengidentifikasi pengertian pecahan desimal,

    cirri pecahan decimal, cara mengubah pecahan biasa menjadi

    pecahan decimal, serta cara mengubah pecahan decimal menjadi

    pecahan biasa. Siswa merencanakan tugas dan mengambil alat dan

    bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai

    mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok

    sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan.

    Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan.

    Setelah kelompok tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan

    singkat, anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa

    yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan

    tugas dalam kelompok masing-masing. Setelah selesai berdiskusi,

  • 67

    salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor

    didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan

    memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru

    menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir

    pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja

    kelompok yang telah dilakukan.

    3) Kegitan Akhir

    Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta mempelajari

    lagi “ penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal” dan siswa

    menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.

    b. Pertemuan Kedua

    1) Kegiatan Awal

    Pada pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 7

    April 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran

    dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa,

    selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya,

    menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “Penjumlahan

    dan Pengurangan Pecahan Desimal” dilanjutkan menyampikan

    tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.

    2) Kegitan Inti

    Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam

    pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya kartu bilangan,

    permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar

    observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.

    Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa

    saja yang mereka ketahui tentang penjumlahan dan pengurangan

    pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam

    kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru membagikan

    lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu siswa mengamati dan

    guru menjelaskan prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi

    penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal. Siswa

  • 68

    merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang disediakan

    oleh guru, selanjutnya siswa mulai mengidentifikasi, berdiskusi,

    mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja

    masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok

    mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor sebaya

    selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota kelompok masuk

    dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1

    tutor. Kemudian mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-

    masing. Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa

    mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain.

    Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas

    kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama

    pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan

    penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.

    3) Kegitan Akhir

    Setelah pembelajaran dan evaluasi selesai guru membarikan

    tindak lanjut untuk siswa mempelajari kembali. Siswa

    mengemukakan pendapat tentang pembelajaran hari ini

    c) Hasil Pengamatan

    Hasil penelitian sikap kepemimpinan siswa selama mengikuti

    pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II

    tersaji pada table 4.14 dibawah ini :

    Tabel 4.7

    Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan

    Siklus II

    Hasil

    SIKLUS II

    Pertemuan I Pertemuan II

    Jumlah % Jumlah %

    ≤ 4 10 27 7 20

    ≥ 4 26 73 29 80

  • 69

    Tabel 4.7 menunjukkan sikap kepemimpinan siswa dalam

    mengikuti pembelajaran matematika menggunakan metode tutor

    sebaya. Pada siklus II pertemuan I siswa yang memperoleh skor ≥ 4

    sebanyak 26 siswa dengan nilai dikatakan baik dan mencapai

    KKM, pada siklus II pertemuan II siswa yang memperoleh skor ≥ 4

    sebanyak 29 siswa dikatakan sangat baik dan mencapai KKM, Jadi

    dapat disimpulkan sikap kepemimpinan siswa dengan

    menggunakan metode tutor sebaya mengalami peningkatan pada

    setiap pertemuan. Peningkatan sikap kepemimpinan siswa pada

    siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4

    Gambar 4.4

    Peningkatan Sikap Kepemimpinan Siswa Siklus II

    Hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh tindakan

    yang dilakukan pada akhir pertemuan II pada siklus II mengalami

    peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar matematika siklus I.

    Hasil belajar matematika kelas IV SD N Tengaran siklus II tersaji

    pada tabel diberikut ini:

    26

    73

    29

    80

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    Jumlah % Jumlah %

    Pertemuan I Pertemuan II

    SIKLUS II

    ≤ 4

    ≥ 4

  • 70

    Tabel 4.8

    Hasil Belajar Matematika Siswa

    Siklus II

    KKM Hasil Belajar Indikator Prosentase Ketercapaian

    ≥ 70 < 70 8 20%

    Tercapai 100 %

    Siswa ≥ 70 28 80%

    Dari tabel 4.3 menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas IV SD

    N Tengaran pada siklus I yaitu 72,08, terjadi peningkatan pada

    siklus II yaitu 80,41. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I 26

    siswa, sementara pada siklus II mencapai 28 atau 80% mencapai

    KKM. Hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Tengaran

    melalui metode tutor sebaya sudah memenuhi KKM. Hasil evaluasi

    pada siklus II apabila dianalis berdasarkan ketuntasan belajar dapat

    disajikan dalam bentuk diagram dibawah ini:

    Gambar 4.5

    Diagram Hasil Belajar Matematika Siklus II

    SD N Tengaran

    80%

    20%

    Prosentase Hasil Belajar Matematika Siklus II

  • 71

    Gambar 4.5 menunjukkan prosentase hasil belajar yang

    diperoleh siswa pada siklus II sudah mencapai standar yang telah

    ditetapkan pada indikator kinerja. Indikator keberhasilan penelitian ini

    dikatakan berhasil apabila 28 siswa dari 36 siswa kelas IV SD Negeri

    Tengaran tuntas hasil belajarnya. Dari data di atas dapat diperoleh

    informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus II sudah

    mencapai 80% (28 siswa). Jadi, dari hasil data siklus II di atas

    menunjukkan bahwa keberhasilan ketuntasan belajar siswa sudah

    sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian.

    d) Hasil Observasi

    Kegiatan observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan

    pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II baik

    pada pertemuan I dan pertemuan II yang dinilai observer sudah

    menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus I :

    Tabel 4.9

    Hasil Penilaian Per Item Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran

    Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus II

    Tabel 4.10

    Hasil Penilaian Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Matematika

    Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus II

    Pertemuan Frekuensi

    Observer I Observer 2

    0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5

    Siklus II

    Pertemuan I 0 0 0 5 20 11 0 0 0 4 21 11

    Siklus II

    Pertemuan II 0 0 0 2 14 16 0 0 0 1 15 20

    Pertemuan Materi Total

    skor

    Nilai

    Aktivitas Kriteria

    Siklus II

    Pertemuan

    1. Pengertian pecahan desimal. 155 4,30 Baik

    2. Ciri-ciri pecahan decimal

  • 72

    Hasil pengamatan aktivitas peneliti siklus II pertemuan I

    saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan

    metode tutor sebaya peneliti mendapatkan jumlah skor 155 dengan

    nilai aktivitas 4,30 hal tersebut menunjukan aktivitas peneliti sudah

    mencapai indikator pencapaian yang ditentukan. Aspek yang belum

    dilakukan yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam

    eksplorasi, belum mengkaitkan materi secara luas dalam kehidupan

    anak, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut. Ada

    beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang

    efektif menggunakan media pelajaran, dalam kegiatan konfirmasi

    materi belum runtut serta belum dapat membuat kesimpulan secara

    bersama. Pada siklus II pertemuan II terjadi peningkatan yaitu

    mendapatkan skor 165 dengan nilai aktivitas 4,58. Aspek yang

    belum dilakukan adalah belum mengkaitkan materi secara luas

    dalam kehidupan anak. Jadi dari pertemuan I sampai II pada siklus

    II terdapat peningkatan nilai aktivitas yang cukup baik.

    e) Refleksi

    Setelah melaksanakan kegitan pembelajaran pada Siklus II,

    selanjutnya diadakan refleksi dari kegitan yang telah dilakukan

    berdasarkan pengamatan atau temuan dari observasi pada Siklus II,

    yaitu:

    I 3. Cara mengubah pecahan

    biasa menjadi pecahan

    decimal

    4. Cara mengubah pecahan

    decimal menjadi pecahan

    biasa

    Siklus II

    Pertemuan

    II

    1. Penjumlahan pecahan

    desimal. 165 4,58 Baik

    2. Pengurangan pecahan

    decimal

  • 73

    Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap sikap

    kepemimpinan siswa dan peningkatan hasil belajar pertemuan pertama

    menggunakan metode tutor sebaya pada mata pelajaran matematika

    kelas IV SD Negeri Tengaran menunjukkan hasil yang lebih baik.

    Nilai Sikap kepemimpinan pada pertemuan I siklus II meningkat yaitu

    4,16 dibandingkan pertemuan II siklus II nilai sikap kepemimpinan

    4,44. Siswa lebih aktif dalam bekerja kelompok, kreatif dalam

    menyelesaika soal atau masalah, dan dapat membantu atau memimpin

    temannya yang kesulitan dalam mengerjakan soal.

    Pada pertemuan II siklus II hasil belajar siswa meningkat yaitu 28

    siswa atau 80% siswa tuntas. Pembelajaran yang dilaksanakan

    menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II juga meningkat yaitu

    dari 4,05 menjadi 4,44. Berikut adalah table perbandingan siklus I dan

    siklus II :

    Tabel 4.11

    Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan, Hasil Belajar dan

    Metode yang Digunakan Pada Siklus I dan Siklus II

    Siklus I Siklus II

    Sikap

    Kepemimpinan

    Hasil

    Belajar Metode

    Sikap

    Kepemimpinan

    Hasil

    Belajar Metode

    Rata-rata sikap

    kepemimpinan

    3.42 (Cukup)

    ≥70 ,

    72 %

    Tutor

    Sebaya

    Rata-rata sikap

    kepemimpinan

    4.3 (Baik)

    ≥ 70 ;

    80%

    Tutor

    Sebaya

    Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir Siklus II

    didapatkan bahwa hasil belajar siswa meningkat jika dibandingkan

    dengan Siklus I, terbukti dari nilai yang diperoleh setelah

    mengunakan metode tutor sebaya mencapai ketuntasan belajar

    (KKM=70) sebanyak 80% atau 28 siswa. Karena hasil belajar pada

    siklus II yang tuntas 80% atau sebanyak 28 siswa maka sudah

    memenuhi indikator tingkat keberhasilan hasil belajar mengunakan

  • 74

    metode tutor sebaya yang seharusnya dicapai yaitu 80% atau 28

    siswa yang tuntas.

    Hasil observasi sikap kepemimpinan siswa pada Siklus I

    dilanjutkan Siklus II dari pertemuan pertama hingga kedua

    menunjukan sikap kepemimpinan siswa meningkat. Sikap

    kepemimpinan siswa pada kondisi terakhir Siklus II pertemuan

    kedua menunjukan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan.

    Dari kondisi terahir tersebut diketahui bahwa banyak siswa yang

    sudah mencapai indikator. Hal tersebut sudah memenuhi indikator

    keberhasilan sikap kepemimpinan siswa yaitu 80% dengan

    menggunakan metode tutor sebaya.

    Hasil observasi aktivitas peneliti dalam proses belajar

    mengajar mengalami peningkatan dari siklus I sampai pada siklus

    II. Dapat dikatakan aktivitas peneliti sudah mencapai indikator

    keberhasilan dalam proses belajar mengajar menggunakan metode

    tutor sebaya.

    4.3 Hasil Analisis Data

    Berdasarkan hasil tindakan dari Siklus I dan Siklus II yang meliputi

    sikap kepemimpinan siswa, hasil belajar dan kegiatan guru dalam

    menggunakan metode tutor sebaya pada proses pembelajaran, diperoleh

    data sebagai berikut :

    4.3.1 Hasil Penilaian Sikap Kepemimpinan Siswa Dalam Pembelajaran

    Matematika Menggunakan Metode Tutor Sebaya

    Pada saat proses pembelajaran berlangsung antusias dan

    ketertarikan siswa dalam membimbing teman untuk mengerjakan

    tugas dalam kelompok menunjukan adanya peningkatan sikap

    kepemimpinan siswa dalam proses pembelajaran. Rekapitulasi sikap

    kepemimpinan siswa kondisi awal, Siklus I (pertemuan pertama,

  • 75

    kedua dan ketiga ) dan Siklus II ( pertemuan pertama dan kedua)

    dapat dilihat pada Tabel berikut :

    Tabel 4.12

    Perbandingan Nilai Sikap Kepemimpinan Siswa

    Dalam Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya

    Siklus I dan Siklus II

    Hasil

    SIKLUS I SIKLUS II

    Pertemuan Pertemuan

    I II III I II

    Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

    ≤ 4 15 41 13 36 10 27 10 27 7 20

    ≥ 4 21 59 23 64 26 73 26 73 29 80

    Dilihat dari tabel di atas jumlah siswa yang mendapat skor ≥ 4

    pada siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Hasil

    pengamatan sikap kepemimpinan disajikan pada lampiran. Dapat

    disimpulkan dari table tersebut bahwa pembelajaran matematika

    menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan sikap

    kepemimpinan siswa. Jika dilihat dari keseluruhan data yang

    diperoleh, dapat dikatakan sikap kepemimpinan siswa pada tiap siklus

    berhasil atau meningkat. Perbandingan dan peningkatan sikap

    kepemimpinan siswa dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

  • 76

    Gambar 4.6

    Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa Siklus I dan Siklus II

    4.3.2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri

    Tengaran

    Hasil belajar Matematika berdasarkan kondisi awal, Siklus I

    dan Siklus II selalu mengalami kenaikan. Rekapitulasi ketuntasan

    hasil belajar siswa kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II dapat dilihat

    pada Tabel 4.13

    Tabel 4.13

    Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

    SD Negeri Tengaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

    No. KKM Kondisi Awal Siklus I Siklus II

    Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

    1 ≥ 70 16 44 26 72 28 80

    2 < 70 20 54 10 28 8 20

    Jumlah 36 100 36 100 36 100

    21 59

    23 64

    26

    73

    26

    73

    29

    80

    020406080

    100

    Jum

    lah %

    Jum

    lah %

    Jum

    lah %

    Jum

    lah %

    Jum

    lah %

    Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan I Pertemuan II

    SIKLUS I SIKLUS II

    Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa

    Siklus I dan Siklus II

    ≤ 4

    ≥ 4

  • 77

    Berdasarkan Tabel 4.20, dapat diketahui bahwa adanya

    peningkatan hasil belajar Matematika yang memenuhi kriteria

    ketuntasan (KKM = 70). Terbukti untuk presentase ketuntasan pada

    kondisi awal hanya 44% kemudian pada saat penerapan metode tutor

    sebaya presentase ketuntasan siklus I sebesar 72% dan pada Siklus II

    presentase ketuntasan menjadi 80%. Ini membuktikan bahwa

    pembelajaran dengan mengunakan metode tutor sebaya dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    Rekapitulasi peningkatan hasil belajar pada kondisi awal, siklus

    I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar Diagram 4.7 berikut:

    Gambar 4.7

    Diagram Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

    Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata

    dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan

    mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 67 dengan ketuntasan

    klasikal 38% atau 14 siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan

    dengan menggunakan metodel tutor sebaya rata-rata dalam

    16

    26 28

    20

    10 8

    Kondisi Awal Siklus I Siklus II

    Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

    SD Negeri Tengaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

    Nilai ≥ 70 Nilai < 70

  • 78

    pembelajaran siklus I menjadi 75 dengan ketuntasan klasikal 72% atau

    26 siswa tuntas. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa

    meningkat menjadi 81 dengan ketuntasan klasikal mencapai 80% atau

    28 siswa tuntas hasil belajaranya.

    4.3.3 Hasil Penilaian Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Metode

    Tutor Sebaya

    Hasil pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan guru

    dalam mengajar menggunakan metode tutor sebaya yang dilakukan

    dua observer diperoleh data di bawah ini

    Tabel 4.14

    Perbandingan Nilai Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan

    Metode Tutor Sebaya pada Siklus I dan Siklus II

    Kegiatan guru mengajar menggunakan metode tutor sebaya pada

    siklus I pertemuan I mendapat nilai aktivitas 4,00 dengan kriteria

    baik, pertemuan II mendapat nilai aktivitas 4,05 dengan kriteria baik

    dan pertemuan III mendapat nilai aktivitas 4,11 dengan kriteria baik.

    Sedangkan pada siklus II pertemuan I mendapat nilai aktivitas 4,3

    Aktivitas

    Mengajar

    Jumlah

    Skor

    Nilai

    Aktivitas Kriteria

    Siklus I

    pertemuan I

    144 4 Baik

    Siklus I

    pertemuan II

    146 4.05 Baik

    Siklus I

    pertemuan III

    148 4.11 Baik

    Siklus II

    pertemuan I

    155 4.3 Baik

    Siklus II

    pertemuan II

    165 4.58 Baik

  • 79

    dengan kriteria baik dan pertemuan II yaitu 4,58 dengan kriteria baik.

    Jadi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan

    metode tutor sebaya pada pelajaran matematika siswa kelas IV SD

    Negeri Tengaran dari setiap pertemuan mengalamai peningkatan yang

    ditunjukkan dari nilai aktivitas kegiatan guru mengajar. Jika dilihat

    dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat

    dikatakan kegiatan pembelajaran siklus II berhasil.

    4.4 Pembahasan

    4.4.1 Sikap Kepemimpinan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran

    Menggunakan Metode Tutor Sebaya.

    Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian, pembelajaran

    menggunakan metode Tutor Sebaya pada pelajaran matematika

    meningkatkan sikap kepemimpinan siswa kelas IV SD Negeri

    Tengaran, hal ini dapat dilihat dari prosentase sikap kepemimpinan

    siswa pada setiap pertemuan setelah dilaksanakan tindakan.

    Peningkatan sikap kepemimpinan siswa dari kondisi awal, siklus I

    dan siklus II dapat dilihat pada table perbandingan berikut :

    Tabel 4.15

    Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV SD N

    Tengaran pada Siklus I dan Siklus II

    Hasil

    PERTEMUAN

    Siklus I Siklus II

    Jumlah % Jumlah %

    ≤ 4 10 27 5 14

    ≥ 4 26 73 31 86

    Pertemuan I pada siklus I siswa masih ramai sendiri, sering

    menggangu teman yang lain sehingga ketika diberi soal tidak dapat

    menjawab, siswa yang mampu mengerjakan soal dengan cepat selalu

  • 80

    menggangu teman yang belum dapat menyelesaikan soal, sehingga

    pada pertemuan selanjutnya guru berusaha agar siswa mampu

    membimbing teman yang belum dapat menyelesaikan tugas sehingga

    semua dapat menjawab soal.

    Pertemuan II siklus I siswa yang senang menggangu teman lain

    berkurang, beberapa siswa mulai memberikan penejalasan kepada

    teman lain dalam kelompok. Pertemuan III siklus I hanya siswa

    tertentu yang ramai dan tidak mau mendengarkan penjelasan tutor

    dalam kelompok, siswa lain mengikuti pelajaran dengan baik, berani

    maju ke depan kelas menyampaikan jawaban. Siklus II pertemuan I

    mengalami peningkatan yang cukup baik, semua siswa mengikuti

    pembelajaran dengan tenang, membimbing teman yang belum bisa

    mengerjakan , aktif dalam menyelesaikan masalah, berani maju ke

    depan menyampaikan jawaban. Pada pertemuan II siklus II nilai sikap

    kepemimpinan siswa mengalami peningkatan, semua siswa mengikuti

    pembelajaran dengan tenang, membimbing teman yang belum bisa

    mengerjakan soal, aktif dalam menyelesaikan masalah dan banyak

    siswa yang antusias mengikuti pembelajaran. Hal tersebut sejalan

    dengan kelebihan dari penggunaan metode tutor sebaya yaitu

    adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa siswa yang mempunyai

    perasaan takut atau enggan kepada gurunya, bagi tutor pekerjaan

    tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas, bagi

    tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung

    jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran dan

    mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan

    sosial.

  • 81

    Peningkatan Sikap kepemimpinan siswa dapat dilihat pada

    gambar berikut :

    Gambar 4.8

    Gambar Peningkatan Sikap Kepemimpinan Siswa pada Siklus I dan

    Siklus II

    Dengan hasil pengamatan dan penilaian maka diambil

    kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya

    dapat meningkatkan sikap kepemimpinan siswa kelas IV SD N

    Tengaran. Terjadinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini

    membuktikan bahwa menggunakan metode Tutor Sebaya dapat

    meningkatkan sikap kepemimpinan siswa. Hal ini sesuai dengan

    kelebihan metode pembelajaran tutor sebaya yaitu siswa dapat belajar

    bertanggung jawab, siswa yang takut atau enggan bertanya kepada

    gurunya mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, memperkuat

    konsep yang akan dibahas, dan mempererat hubungan antar siswa

    sehingga mempertebal perasaan sosial.

    26

    73

    31

    86

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    Jumlah % Jumlah %

    Siklus I Siklus II

    PERTEMUAN

    ≤ 4

    ≥ 4

  • 82

    4.4.2 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran.

    Berdasarkan hasil analisis data penilaian, pembelajaran

    menggunakan metode tutor sebaya pada pelajaran matematika dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tengaran. Hal

    ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar dan nilai rata-rata tes siswa

    sebelum dilaksanakan tindakan dan sesudah dilaksanakan tindakan.

    Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri

    Tengaran pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada

    tabel di bawah ini:

    Tabel 4.16

    Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N Tengaran

    Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

    Pra Siklus Siklus I Siklus II

    Kategori Jumlah

    Siswa Persentase

    Jumlah

    Siswa Persentase

    Jumlah

    Siswa Persentase

    Nilai ≥70 16 46% 26 72% 28 80%

    Nilai

  • 83

    Kategori dua yaitu siklus I atau setelah dilaksanakan

    pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya diperoleh hasil yaitu

    siswa yang tuntas 26 siswa dengan ketuntasan klasikal 72%,

    sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 10 siswa atau 28%,

    dengan nilai rata-rata 75. Pada siklus I hasil belajar siswa sudah

    meningkat tetapi ketuntasan klasikal nilai siswa yang dicapai belum

    memenuhi indikator yang sudah ditetapkan.

    Kategori tiga yaitu siklus II diperoleh hasil belajar siswa yang

    tuntas adalah 28 siswa atau 80% dengan nilai rata-rata 81. Jumlah

    siswa yang tidak tuntas ada 8 siswa dari jumlah siswa. Ketuntasan

    hasil belajar tersebut dapat dilihat dari gambar dibawah ini :

    Gambar 4.9

    Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

    Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

    Dengan hasil tersebut maka diambil saran bahwa pembelajaran

    menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan sikap

    kepemimpinan dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tengaran.

    Terjadinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini membuktikan

    JumlahSiswa

    Persentase

    JumlahSiswa

    Persentase

    JumlahSiswa

    Persentase

    Pra Siklus Siklus I Siklus II

    Nilai ≥70 16 46% 26 72% 28 80%

    Nilai

  • 84

    bahwa penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan sikap

    kepemimpinan siswa dan hasil belajar matematika siswa.

    4.4.3 Penggunaan Metode Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran

    Matematika.

    Pembelajaran dalam penelitian ini berlangsung selama dua

    siklus, siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dan siklus II terdiri dari

    dua kali pertemuan. Pada siklus I pertemuan I dengan materi

    pengertian pecahan, macam-macam pecahan, sifat-sifat pecahan. Dari

    pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan ada

    beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang

    memberi acuan materi yang tepat untuk menggali materi yang akan

    dipelajari, kurang efektif menggunakan media pelajaran, belum

    menyampaikan materi sesuai tujuan pelajaran, dalam kegiatan

    konfirmasi materi belum runtut serta belum dapat membuat

    kesimpulan secara bersama. Sehingga pada pertemuan II guru harus

    berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sudah

    direncanakan dengan maksimal.

    Pada siklus I pertemuan II dengan materi penjumlahan dan

    pengurangan pecahan biasa. Dari pengamatan terhadap proses

    pembelajaran yang dilakukan ada beberapa kegiatan yang belum

    dilakukan yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam eksplorasi,

    belum mengkaitkan materi secara luas dalam kehidupan anak.

    Sehingga pada pertemuan III guru harus terus berusaha maksimal

    untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran sesuai yang

    direncanakan.

    Pada siklus I pertemuan III masih ada kegiatan yang belum

    dilakukan, tetapi berkurang dibandingkan dengan pertemuan

    sebelumnya yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam

    eksplorasi , dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut. Kegiatan

    guru pada siklus I pertemuan I memperoleh nilai aktivitas 4,00

  • 85

    dengan kriteria baik, pertemuan II 4,05 dengan kriteria baik dan

    pertemuan III 4,11 dengan kriteria baik.

    Pada siklus II pertemuan I semua kegiatan sudah dilakukan oleh

    guru namun belum optimal dengan nilai aktivitas 4,35 baik.

    Sedangkan pada pertemuan II semua kegiatan sudah dilakukan oleh

    guru nilai aktivitasnya meningkat yaitu 4,58 dengan kriteria baik.

    Secara keseluruhan guru sudah melaksanakan kegiatan sesuai

    dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II

    ada peningkatan.

    .