BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1 ......Dalam tahap perencanaan siklus 1 kelas IV SD...

32
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Karangduren 03 Tengaran Kabupaten Semarang semester 2 tahun 2013-2014 nampak bahwa pembelajaran tematik belum pernah dilakukan. Pembelajaran yang dilakukan berdasarkan mata pelajaran yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, PPKn, dan SBdP. Guru tidak pernah mendesain pembelajaran menggunakan model dan pendekatan tertentu seperti desain pembelajaran menggunakan model STAD dengan pendekatan scientific. Langkah pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific adalah membentuk kelompok, menyimak atau mengamati, menanya, belajar bersama, mencoba, menyimpulkan, mengkomunikasikan, melakukan kuis, memberi penghargaan dan refleksi. Proses pembelajaran seperti dengan desain STAD tidak nampak dalam pembelajaran yang dilaksanakan karena guru tidak menyiapkan sendiri RPP yang digunakan tetapi menggunakan RPP dari internet. Dalam melaksanakan pembelajaran guru tidak sesuai dengan langkah-langkah RPP yang menjadi pedomannya. Pembelajaran yang dilakukan bersifat konvensional yakni pembelajaran berpusat pada guru. Proses pembelajaran yang nampak adalah siswa memberi salam pada guru, guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menyampaikan materi pelajaran dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, siswa tidak pernah membentuk kelompok sehingga interaksi antar siswa kurang, siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menemukan konsep sendiri, dan siswa hanya aktif berbicara ketika diberi pertanyaan oleh guru. Dalam pembelajaran seperti ini siswa nampak pasif dan sulit untuk mengembangkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini tentu berdampak pula terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar merupakan total skor yang diperoleh siswa melalui pengukuran pada saat belajar dan pada hasil belajar sebagai hasil dari proses belajar. Hasil belajar dapat diperoleh dari skor tes dan non tes. Berdasarkan data rapor semester

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1 ......Dalam tahap perencanaan siklus 1 kelas IV SD...

  • 41

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus (Kondisi Awal)

    Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Karangduren 03

    Tengaran Kabupaten Semarang semester 2 tahun 2013-2014 nampak bahwa

    pembelajaran tematik belum pernah dilakukan. Pembelajaran yang dilakukan

    berdasarkan mata pelajaran yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, PPKn,

    dan SBdP. Guru tidak pernah mendesain pembelajaran menggunakan model dan

    pendekatan tertentu seperti desain pembelajaran menggunakan model STAD

    dengan pendekatan scientific. Langkah pembelajaran STAD dengan pendekatan

    scientific adalah membentuk kelompok, menyimak atau mengamati, menanya,

    belajar bersama, mencoba, menyimpulkan, mengkomunikasikan, melakukan kuis,

    memberi penghargaan dan refleksi. Proses pembelajaran seperti dengan desain

    STAD tidak nampak dalam pembelajaran yang dilaksanakan karena guru tidak

    menyiapkan sendiri RPP yang digunakan tetapi menggunakan RPP dari internet.

    Dalam melaksanakan pembelajaran guru tidak sesuai dengan langkah-langkah

    RPP yang menjadi pedomannya. Pembelajaran yang dilakukan bersifat

    konvensional yakni pembelajaran berpusat pada guru. Proses pembelajaran yang

    nampak adalah siswa memberi salam pada guru, guru tidak menyampaikan tujuan

    pembelajaran, guru menyampaikan materi pelajaran dan siswa hanya

    mendengarkan penjelasan guru, siswa tidak pernah membentuk kelompok

    sehingga interaksi antar siswa kurang, siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk

    menemukan konsep sendiri, dan siswa hanya aktif berbicara ketika diberi

    pertanyaan oleh guru. Dalam pembelajaran seperti ini siswa nampak pasif dan

    sulit untuk mengembangkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini tentu

    berdampak pula terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.

    Hasil belajar merupakan total skor yang diperoleh siswa melalui pengukuran

    pada saat belajar dan pada hasil belajar sebagai hasil dari proses belajar. Hasil

    belajar dapat diperoleh dari skor tes dan non tes. Berdasarkan data rapor semester

  • 42

    1 nampak bahwa hasil belajar siswa masih jauh dari harapan. Hasil belajar hanya

    diperoleh dari tes saja, baik itu ulangan harian tertulis, tugas atau PR, UTS, dan

    UAS. Untuk menentukan hasil belajar tidak menggunakan penskoran unjuk kerja

    siswa.

    Berdasarkan data distribusi hasil belajar prasiklus nampak bahwa skor

    maksimal yang diperoleh siswa adalah 25, skor minimal adalah 20, dan rata-rata

    skor secara klasikal adalah 22. Skor ini masih berupa angka-angka berdasarkan

    hasil pengukuran dan belum memiliki makna. Maka dari itu perlu diadakan

    penilaian untuk mengetahui apakah skor yang didapatkan siswa sudah dapat

    dinyatakan tuntas atau belum tuntas. Skor siswa apat diukur menggunakan

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang dipergunakan dalam penelitian

    ini adalah KKM >90. Hasil penelitian pra siklus menunjukkan bahwa hasil belajar

    siswa dengan KKM >90 diperoleh data dari 30 siswa kelas IV belum ada yang

    dinyatakan tuntas.

    Berdasarkan perolehan skor hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri

    Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester 1 tahun

    2013-2014, maka perlu diadakan tindakan perbaikan pembelajaran demi membatu

    meningkatkan hasil belajar siswa. Perlu upaya untuk menindak lanjutinya melalui

    penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah

    diuraikan pada bab sebelumnya. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat dan

    guru memberikan kesimpulan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang

    mampu membuat hasil belajar siswa meningkat dan memberdayakan siswa dalam

    pembelajaran tematik dengan mengembangkan aktifitas siswa. Strategi

    pembelajaran yang akan digunakan dalam tindakan kelas yaitu pembelajaran pada

    kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan scientific dan model

    pembelajaran STAD yang akan dilaksanakan dalam tiga siklus.

    4.1.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus I

    Dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 menggunakan model STAD dengan

    pendekatan scientific kelas IV SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang semester 2 tahun 2013/2014 melalui 3 prosedur. Prosedur

  • 43

    yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus 1 yaitu tahap perencanaan, tahap

    implementasi dan observasi, dan tahap refleksi.

    1. Perencanaan

    Dalam tahap perencanaan siklus 1 kelas IV SD Negeri Karangduren 03

    Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang disusun RPP dan perangkat

    pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan, alokasi waktu 5 x 35 menit

    dengan rincian pada pertemuan pertama 2 x 35 menit dan pada pertemuan kedua 3

    x 35 menit, tema Aku dan Cita-Citaku, sub tema SDA dan Jenis Pekerjaan.

    Dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia

    dengan KD 3.3 Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis usaha

    dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan guru dan

    teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah

    kosakata baku dan KD 4.3 Mengolah dan menyajikan teks wawancara tentang

    jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi secara

    mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa

    kata baku. Mata pelajaran IPS dengan KD 3.1 Mengenal karya dua dan tiga

    dimensi berdasarkan pengamatan dan KD 4.1 Menggambar alam berdasarkan

    keindahan alam. Mata pelajaran IPA dengan KD 3.7 Mendeskripsikan hubungan

    antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat dan KD

    4.7 Menyajikan laporan tentang sumber daya alam dan pemanfaatannya oleh

    masyarakat. Secara rinci integrasi antar KD dengan tema Aku dan Cita-Citaku

    dapat disajikan melalui gambar 4.1 di bawah ini.

  • 44

    Gambar 4.1

    Jaring Tema “Aku dan Cita-Citaku” Silkus 1

    Perangkat pembelajaran yang disusun dalam RPP ini meliputi lembar

    observasi untuk mengamati pelaksanaan aktivitas-aktivitas selama proses

    pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran STAD dengan

    pendekatan scientific, kisi-kisi penilaian, butir soal kuis, dan rubrik penilaian

    kinerja. materi pembelajaran dengan judul Sumber Daya Alam dan Jenis

    Pekerjaan.

    2. Implementasi Tindakan dan Observasi Siklus 1

    Implementasi tindakan siklus dilaksanakan pada tanggal 22-24 Maret 2014

    melalui kegiatan pembelajaran yang terbagi dalam 2 kali pertemuan.

    a. Pertemuan pertama

    Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan “selamat pagi

    pak guru” kemudian guru menjawab salam dari siswa, setelah itu guru mengecek

    kehadiran siswa apakah semua siswa sudah berada alam kelas. Siswa bernyanyi

    “naik delman” bersama guru, kemudian siswa menyimak informasi tentang tema

    dan tujuan pembelajaran yang akan di capai, serta menyimak penjelasan langkah-

    langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan

    pendekatan scientific tentang sumber daya alam kaitannya dengan jenis pekerjaan.

    Kompetensi Dasar

    1. Bahasa Indonesia

    3.3 Menggali informasi dari teks

    wawancara tentang jenis-

    jenis usaha dan pekerjaan

    serta kegiatan ekonomi dan

    koperasi dengan bantuan

    guru dan teman dalam

    bahasa Indonesia lisan dan

    tulis dengan memilih dan

    memilah kosakata baku.

    4.3 Mengolah dan menyajikan

    teks wawancara tentang

    jenis-jenis usaha dan

    pekerjaan serta kegiatan

    ekonomi dank operasi secara

    mandiri dalam bahasa

    Indonesia lisan dan tulis

    dengan memilih dan

    memilah kosa kata baku.

    Kompetensi Dasar

    2. IPS

    3.1 Mengenal karya

    dua dan tiga

    dimensi

    berdasarkan

    pengamatan.

    4.1 Menggambar alam

    berdasarkan

    keindahan alam.

    Kompetensi Dasar

    3. IPA

    3.7 Mendeskripsikan hubungan

    antara sumber daya alam

    dengan lingkungan,

    teknologi, dan masyarakat.

    4.7 Menyajikan laporan tentang

    sumber daya alam dan

    pemanfaatannya oleh

    masyarakat.

    SDA dan Jenis

    Pekerjaan

  • 45

    Dalam kegiatan inti siswa membentuk kelompok dengan masing-masing

    kelompok beranggotakan 5 siswa. Kemudian siswa menyimak teks materi tentang

    sumber daya alam kaitannya dengan jenis pekerjaan, guru meminta siswa dengan

    nomer absen 5 untuk membacakan teks materi dengan suara yang keras dan jelas

    sedangkan siswa lain diminta untuk menyimaknya. Setelah itu guru memancing

    siswa untuk menanya tentang materi kaitan antara sumber daya alam di sustu

    daerah dengan jenis pekerjaan masyarakatnya. Selanjutnya siswa membuat daftar

    pertanyaan sesuai dengan data sumber daya alam kaitannya dengan jenis

    pekerjaan dalam lembar kerja siswa secara berkelompok. Daftar pertanyaan yang

    dibuat siswa ditukarkan dengan kelompok lain. Daftar pertanyaan dari kelompok

    1 ditukarkan dengan kelompok 2, daftar pertanyaan kelompok 3 ditukarkan

    dengan kelompok 4, dan daftar pertanyaan kelompok 4 ditukarkan dengan

    kelompok 6. Setelah semua kelompok mendapatkan daftar pertanyaan, kemudian

    siswa dalam kelompok belajar bersama untuk menalar jawaban dari pertanyaan

    yang ada. Setelah semua kelompok selesai dengan tugasnya kemudian siswa

    bersama guru membahas jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat kelompok.

    Kegiatan penutup, siswa bersama guru membuat penegasan kembali tentang

    keterkaitan antara sumber daya alam dengan jenis pekerjaan yang memanfaatkan

    sumber daya alam di suatu daerah tertentu. Mengakhiri pembelajaran guru

    bersama siswa berdoa sesuai keyakinan masing-masing.

    b. Pertemuan kedua

    Kegiatan awal siswa mengucapkan selamat pagi kepada guru, kemudian

    guru mengecek kehadiran siswa. Siswa mengungkapkan kembali keterkaitan

    antara sumber daya alam dan jenis pekerjaan yang telah dilakukan pada

    pertemuan sebelumnya. Siswa menyimak tujuan yang akan dicapai menjelaskan

    berbagai jenis sumber daya alam yang digunakan dalam melakukan kerja atau

    usaha serta langkah-langkah pembelajaran menggunakan model STAD dengan

    pendekatan scientific.

    Kegiatan inti siswa membentuk kelompok sesuai kelompok pada pertemuan

    sebelumnya. Kemudian, dengan bimbingan guru siswa melakukan wawancara

  • 46

    untuk mengetahui sumber daya alam yang ada di suatu daerah serta jenis

    pekerjaan yang ada. Setiap kelompok menunjuk salah satu anggota kelompoknya

    untuk diwawancarai. Sebelum melakukan wawancara siswa membuat daftar

    pertanyaan terlebih dahulu tentang kaitan sumber daya alam dan jenis pekerjaan.

    Setelah itu siswa melakukan wawancara bersama dengan teman satu

    kelompoknya. Setelah siswa memperoleh informasi tentang sumber daya alam di

    suatu daerah dan pekerjaan yang dilakukan masyarakat, siswa menceritakan hasil

    wawancaran tentang SDA dan jenis pekerjaan. Berdasarkan data wawancara yang

    diperoleh, siswa menggambarkan sebuah pekerjaan dan mendeskripsikan gambar

    yang dibuatnya. Setelah itu, siswa mempresentasikan hasil wawancara dan

    deskripsi gambar kaitannya dengan sumber daya alam dan jenis pekerjaan.

    Presentasi dimulai dari kelompok 1, kemudian dilanjutkan kelompok 2, kelompok

    3, kelompok 4, kelompok 5, dan yang terkhir adalah kelompok 6. Setelah semua

    kelompok selesai presentasi, siswa mengerjakan lembar kerja yang berisi

    menjodohkan data sumber daya alam dengan jenis pekerjaan yang sesuai. Dari

    data tersebut siswa dapat menyimpulkan tentang pengelompokkan sumber daya

    alam hayati dan sumber daya alam nonhayati. Langkah terakhir siswa melakukan

    kuis secara individu untuk menjelaskan berbagai jenis sumber daya alam yang

    digunakan dalam melakukan kerja/usaha. Soal yang diajukan sebanyak 10 soal.

    Pada sesi pertama guru memberi pertanyaaan pada tiap kelompok secara

    berurutan dimulai dari kelompok 1, kemudian kelompok 2, kelompok 3,

    kelompok 4, kelompok 5, dan yang terakhir adalah kelompok 6. Masing-masing

    kelompok diberi 1 pertanyaan berupa pertanyaan uraian. Pada sesi kedua, guru

    memberi kesempatan pada siswa untuk menjawab satu kali lagi pertanyaan yang

    diajukan oleh guru. Guru membacakan 1 pertanyaan diajukan pada kelompok 1

    dan kelompok 2. Masing-masing anggota kelompok berupaya untuk menjawab

    pertanyaan dari guru. Kemudian guru membacakan 1 pertanyaan untuk kelompok

    3 dan kelompok 4, dan masing-masing anggota berupaya untuk menjawab

    pertanyaan. Setelah itu guru membacakan 1 pertanyaan untuk kelompok 5 dan

    kelompok 6, dan msing-masing anggota berupaya untuk menjawab pertanyaan.

  • 47

    Pertanyaan terakhir, diajukan untuk siswa yang belum berkesempatan menjawab

    pada sesi kedua.

    Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat penyimpulan dari

    pembelajaran, memberi kesempatan pada siswa untuk menyakan hal-hal yang

    belum dipahami dari materi pembelajaran. Kemudian guru mengumumkan

    perolehan skor tertinggi yang diperoleh kelompok dan refleksi pembelajaran.

    Untuk menutup proses pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa menurut

    kepercayaan masing-masing.

    Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan observasi

    terhadap langkah-langkah menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan

    pendekatan scientific. Obeserver yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran

    dari awal sampai akhir adalah teman sejawat. Lembar observasi implementasi

    tindakan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan

    scientific sub tema Aku dan Cita-Citaku terdiri dari 22 butir.

    3. Refleksi Siklus 1

    Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini maka

    selanjutnya diadakan refleksi. Refleksi dilakukan melalui diskusi antara observer,

    guru kelas dan peneliti tentang hasil observasi implementasi tindakan. Sedangkan

    refleksi terhadap hasil belajar dilakukan berdasarkan hasil analisis statistik

    sederhana. Penskoran hasil belajar siklus I menggunakan penilaian tes dan non

    tes. Penskoran tes siklus I melalui kuis secara individu dan penskoran no tes

    melalui unjuk kerja siswa. Bobot skor unjuk kerja adalah 70% dan kuis adalah

    30%. Pembelajaran yang nampak dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah:

    1. Rancangan pembelajaran sudah di desain sesuai dengan langkah-langkah

    pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific.

    2. Pembelajaran nampak berjalan baik sesuai dengan RPP yang telah disiapkan

    meskipun guru baru menerapkan pembelajaran tematik menggunakan model

    pembelajaran tipe STAD pendekatan scientific.

    3. Siswa dapat terlibat secara langsung dalam aktivitas pembelajaran tematik

    yang menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan

    scientific.

  • 48

    Di sisi lain, melalui pembelajaran tematik pada siklus 1 menunjukkan ada

    beberapa kelemahan yaitu:

    1. Dalam pembentukan kelompok memerlukan waktu yang agak lama yaitu

    ±15 menit. Solusinya guru membantu proses pembentukan kelompok.

    2. Belum semua anggota kelompok aktif bekerjasama dalam menyelesaikan

    tugas dari guru. Solusinya guru selalu memantau belajar siswa dan

    memotivasi siswa.

    3. Dalam pelaksanaan kuis belum berjalan baik karena siswa belum tertib

    dalam menjawab soal. Solusinya sebelum melakukan kuis guru memberikan

    penegasan kembali tentang peraturan kuis.

    4. Alokasi waktu kurang terkontrol dengan baik ketika siswa mengerjakan

    tugas dari guru. Solusinya guru lebih tegas dalam memberi waktu siswa

    dalam mengerjakan tugas.

    5. Ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Karangduren 03 Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang dalam pembelajaran tematik siklus I belum

    mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu 90% dari 30 siswa

    dengan KKM >90. Siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa (43%) dari 30

    siswa. Solusinya guru melakukan perbaikan pada siklus II.

    Hasil belajar tema “aku dan cita-citaku” siklus 1 nampak ada distribusi

    penyebaran skor yang secara rinci disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

    Tabel 4.1

    Distribusi Hasil Belajar Tematik SDA dan Jenis Pekerjaan Siklus 1

    Skor Hasil Belajar Frekuensi Presentase (%)

    71-80 9 30

    81-90 8 26,7

    91-100 13 43,3

    Jumlah 30 100

    Sumber: Data Primer

  • 49

    0

    5

    10

    15

    71-80 81-90 91-100

    Jum

    lah S

    isw

    a

    Skor

    Berdasarkan tabel 4.1 hasil belajar siswa kelas IV pada siklus I

    menunjukkan peolehan skor minimal adalah 71, skor maksimal adalah 100,

    sedangkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa adalah 86,4. Siswa yang

    memperoleh skor pada interval 71-80 sebanyak 9 siswa atau 30% sedangkan

    siswa yang memperoleh skor pada interval 91-100 sebanyak 13 siswa atau 43,3%.

    Persebaran distribusi skor hasil belajar dapat disajikan dalam bentuk histogram

    4.1 berikut ini.

    Sumber: data primer

    Gambar 4.2

    Histogram Distribusi Hasil Belajar Tematik SDA

    Dan Jenis Pekerjaan Siklus 1

    Gambar nomor 4.2 tentang histogram disribusi hasil belajar tematik SDA

    dan jenis pekerjaan siklus I nampak bahwa batang teringgi diperoleh sebanyak 13

    siswa atau 43,3% dari 30 siswa pada interval skor 91-100. Sedangkan batang

    terendah diperoleh sebanyak 8 siswa atau 26,7% dari 30 siswa pada interval skor

    81-90.

    Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar.

    Dalam menentukan ketuntasan belajar yang dipergunakan adalah kriteria

    ketuntasan minimal (KKM) sebesar >90. Bila skor siswa >90 maka siswa

    dinyatakan tuntas sedangkan siswa yang memperoleh skor

  • 50

    43%

    57% Tuntas

    Tidak Tuntas

    Tabel 4.2

    Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik SDA

    dan Jenis Pekerjaan Siklus 1

    Sumber: Data Primer

    Berdasarkan tabel 4.2 tentang Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik SDA

    dan Jenis Pekerjaan, nampak bahwa pada siklus 1 terdapat 17 siswa atau 57% dari

    30 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM >90 dan

    sebanyak 13 siswa atau 43% dari 30 siswa dinyatakan tuntas dengan KKM >90.

    Disamping tabel 4.2 tentang Ketuntasan belajar siswa juga dapat digambarkan

    dengan diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar seperti disajikan melalui

    gambar 4.3 di bawah ini.

    Sumber: data primer

    Gambar 4.3

    Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik SDA

    dan Jenis Pekerjaan Siklus I

    Dengan melihat gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar

    Siklus 1 di atas nampak bahwa siswa yang tuntas lebih kecil presentasenya

    dibanding siswa yang tidak tuntas. Sebanyak 43% siswa dinyatakan tuntas

    ditunjukkan oleh warna biru sedangkan 57% siswa dinyatakan tidak tuntas

    No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

    1 >90 Tuntas 13 43%

    2

  • 51

    ditunjukkan oleh warna merah pada gambar diagram lingkaran. Penilaian pada

    siklus 1 menggunakan tes melalui kuis dan penilaian non tes melalui penilaian

    unjuk kinerja siswa, bobot skor tes adalah 70% dan bobot skor non tes 30%.

    4.1.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus II

    Dalam pelaksanaan tindakan siklus II menggunakan model STAD dengan

    pendekatan scientific kelas IV SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang semester 2 tahun 2013/2014 melalui 3 prosedur. Prosedur

    yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus 1 yaitu tahap perencanaan, tahap

    implementasi dan observasi, dan tahap refleksi.

    1. Perencanaan

    Dalam tahap perencanaan siklus II kelas IV SD Negeri Karangduren 03

    Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dilakukan penyusunan RPP dan

    perangkat pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan, alokasi waktu 5

    x 35 menit dengan rincian pada pertemuan pertama 2 x 35 menit dan pada

    pertemuan kedua 3 x 35 menit, tema Aku dan Cita-Citaku, sub tema Jenis

    Pekerjaan di Bidang Seni.

    Dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata pelajaran IPS dengan KD 3.4

    Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan,

    dan budaya di masyarakat sekitar dan KD 4.4 Mendiskripsikan kehidupan

    manusia dalam kelembagaan sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya di

    masyarakat seitar. Untuk mata pelajaran SBdP dengan KD 3.4 Mengetahui

    berbagai alur, cara, dan pengolahan media karya kreatif dan KD 4.2 Membuat

    karya seni kolase dengan berbagai bahan. Bahasa Indonesia dengan KD 3.1

    Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak,

    energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa

    Indnesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku dan KD 4.1

    Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang

    gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan

    tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. Integrasi antar KD dengaan

    tema Aku dan Cita-Citaku dapat disajikan melalui gambar 4.4 berikut ini.

  • 52

    Gambar 4.4

    Jaring Tema “Aku dan Cita-Citaku” Siklus II

    Perangkat pembelajaran yang disusun dalam RPP ini meliputi lembar

    observasi untuk mengamati pelaksanaan aktivitas-aktivitas selama proses

    pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran STAD dengan

    pendekatan scientific, materi pembelajaran dengan judul Kolase dan Jenis

    Pekerjaan Dibidang Seni, kisi-kisi penilaian, butir soal kuis, dan rubrik penilaian

    kinerja.

    2. Implementasi Tindakan dan Observasi Siklus II

    Implementasi tindakan siklus dilaksanakan pada tanggal 28-29 Maret 2014

    melalui kegiatan pembelajaran yang terbagi dalam 2 kali pertemuan dengan

    alokasi waktu pertemuan pertama 2x35 menit dan pertemuan kedua 3x35 menit.

    a. Pertemuan pertama

    Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan “selamat pagi

    pak guru” kemudian guru menjawab salam dari siswa. Guru mengecek kehadiran

    Kompetensi Dasar

    2. Bahasa Indonesia

    3.1 Menggali informasi dari teks

    laporan hasil pengamatan

    tentang gaya, gerak, energi

    panas, bunyi, dan cahaya

    dengan bantuan guru dan

    teman dalam bahasa Indnesia

    lisan dan tulis dengan memilih

    dan memilah kosakata baku.

    4.1. Mengamati, mengolah, dan

    menyajikan teks laporan hasil

    pengamatan tentang gaya,

    gerak, energi panas, bunyi,

    dan cahaya dalam bahasa

    Indonesia lisan dan tulis

    dengan memilih dan memilah

    kosakata baku

    Kompetensi Dasar

    2. IPS

    3.4 Memahami kehidupan

    manusia dalam

    kelembagaan sosial,

    ekonomi, pendidikan, dan

    budaya di masyarakat

    sekitar.

    4.4 Mendiskripsikan kehidupan

    manusia dalam

    kelembagaan sosial,

    pendidikan, ekonomi, dan

    budaya di masyarakat

    seitar.

    Kompetensi Dasar

    3. SBdP

    3.4 Mengetahui berbagai

    alur, cara, dan

    pengolahan media karya

    kreatif.

    4.2 Membuat karya seni

    kolase dengan berbagai

    bahan.

    Pekerjaan di

    Bidang Seni

  • 53

    siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan

    lagu naik kereta api, siswa menyimak informasi tentang tema dan tujuan

    pembelajaran yang akan di capai, serta menyimak penjelasan tentang langkah-

    langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan

    pendekatan scientific.

    Dalam kegiatan inti siswa membentuk kelompok dengan masing-masing

    kelompok beranggotakan 5 orang sesuai kelompok pada siklus 1. Siswa

    menyimak gambar jenis pekerjaan di bidang seni. Setelah menyimak gambar

    siswa membuat daftar pertanyaan sesuai gambar jenis pekerjaan di bidang seni

    yang ada. Setelah itu, daftar pertanyaan yang telah dibuat oleh tiap kelompok

    ditukarkan dengan kelompok lain. Daftar pertanyaan kelompok 1 ditukarkan

    dengan kelompok 2, kelompok 3 dengan kelompok 4, dan kelompok 5 dengan

    kelompok 6. Masing-masing kelompok yang sudah mendapat pertanyaan belajar

    bersama dalam menalar jawaban pertanyaan tentang jenis pekerjaan di bidang

    seni. Setelah masing-masing kelompok selesai dengan tugasnya, guru

    membimbing siswa membahas bersama pertanyaan dan jawaban yang telah

    dikerjakan oleh kelompok. Selanjutnya siswa menganalisis kata sambung yang

    ada dalam teks materi kaitannya dengan karya seni kolase. berdasarkan hasil

    analisis, siswa berupaya untuk menjelaskan fungsi kata sambung yang ada dalam

    teks materi. Setelah semua kelompok selesai dengan tgasnya, guru menunjuk

    secara acak untuk menyebutkan kata sambung yang ada dan menjelaskan

    fungsinya.

    Pada kegiatan siswa bersama guru membuat penyimpulan dari pembelajaran

    yang telah dilakasanakan dan membuat penegasan terhadap analisis siswa.

    Kemudian guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa.

    b. Pertemuan kedua

    Dalam kegiatan awal siswa mengucapkan “selamat pagi pak guru”

    kemudian guru menjawab salam dari siswa. Siswa mengungkapkan kembali

    tentang karya seni kolase dan jenis pekerjaan dibidang seni, siswa menyimak

    tujuan dan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model STAD dengan

    pendekatan scientific tentang pekerjaan dibidang seni.

  • 54

    Pada kegiatan inti, siswa membentuk kelompok dengan anggota 5 siswa tiap

    kelompok, guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengaitkan materi

    dengan pertemuan sebelumnya tentang pekerjaan dibidang seni. Kemudian guru

    mendemonstrasikan contoh mendekorasi sebuah gambar menggunakan teknik

    kolase. Sesuai dengan demonstrasi guru, secara berkelompok siswa bekerjasama

    untuk mendekorasi gambar yang sudah disediakan oleh guru. Selesai mendekorasi

    gambar, siswa diminta untuk mendeskripsikan karya yang telah dibuatnya.

    Setelah semua kelompok selesai dengan tugasnya guru membimbing siswa untuk

    mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Siswa mempresentasikan mengenai

    bahan yang digunakan untuk membuat karya seni kolase, cara membuatnya, dan

    deskripsi gambar yang didekorasi. Kelompok pertama yang mempresentasikan

    hasil kerjanya adalah kelompok 6, kemudian kelompok 5, kelompok 4, kelompok

    3, kelompok 2, dan yang terakhir adalah kelompok 1. Dengan pemberian

    penghargaan, secara lisan siswa dapat menyebutkan pekerjaan di bidang seni yang

    ada di masyarakat. Setelah itu guru mengadakan kuis secara individu yaitu siswa

    diminta menjelaskan berbagai pekerjaan seni dan peranannya di masyarakat.

    Sebelum melakukan kuis guru menjelaskan aturan dan mengadakan kesepakatan

    dengan siswa agar kuis dapat berjalan baik.

    Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat penyimpulan dari

    pembelajaran mengenai pekerjaan di bidang seni dikaitkan dengan cita-cita, guru

    memberi kesempatan pada siswa untuk menyakan hal-hal yang belum dipahami

    dari materi pembelajaran. Kemudian guru mengumumkan perolehan skor tertinggi

    yang diperoleh kelompok dan refleksi pembelajaran. Untuk menutup proses

    pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa menurut kepercayaan masing-

    masing.

    Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan observasi

    terhadap langkah-langkah menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan

    pendekatan scientific. Obeserver yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran

    dari awal sampai akhir adalah teman sejawat. Lembar observasi implementasi

    tindakan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan

    scientific sub tema Aku dan Cita-Citaku terdiri dari 22 butir.

  • 55

    3. Refleksi Siklus II

    Langkah selanjutnya, pembelajaran pada siklus II ini diadakan refleksi.

    Refleksi dilakukan melalui diskusi antara observer, guru kelas dan peneliti tentang

    hasil observasi implementasi tindakan. Sedangkan refleksi terhadap hasil belajar

    dilakukan berdasarkan hasil analisis statistik sederhana. Penskoran hasil belajar

    siklus I menggunakan penilaian tes dan non tes. Penskoran tes siklus I melalui

    kuis secara individu dan penskoran no tes melalui unjuk kerja siswa. Bobot skor

    unjuk kerja adalah 70% dan kuis adalah 30%. Pembelajaran yang nampak dalam

    pelaksanaan tindakan siklus II adalah:

    1. Rancangan pembelajaran sudah di desain sesuai dengan langkah-langkah

    pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific.

    2. Pembelajaran nampak berjalan baik sesuai dengan RPP yang telah disiapkan

    meskipun guru baru menerapkan pembelajaran tematik menggunakan model

    pembelajaran tipe STAD pendekatan scientific.

    3. Siswa dapat terlibat secara langsung dalam aktivitas pembelajaran tematik

    yang menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan

    scientific.

    4. Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dengan baik, hal ini nampak dari

    interaksi siswa ketika melaksanakan tugas dari guru.

    Di sisi lain, melalui pembelajaran tematik pada siklus II menunjukkan ada

    kelemahan yaitu:

    1. Alokasi waktu kurang termenejemen dengan baik ketika siswa membuat

    karya seni kolase solusinya guru lebih tegas pada siswa dalam memberi

    batasan waktu mengerjakan tugas.

    2. Ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Karangduren 03 Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang dalam pembelajaran tematik siklus II belum

    mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu 90% dari 30 siswa

    dengan KKM >90. Siswa yang tuntas adalah 21 siswa (70%) dari 30 siswa.

    Solusinya guru melakukan perbaikan pada siklus III.

  • 56

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    71-80 81-90 91-100

    Jum

    lah

    Sis

    wa

    Skor

    Hasil belajar siklus II dengan menggunakan penilaian hasil tes melalui kuis

    dan non tes melalui unjuk kerja. Secara rinci hasil belajar pada siklus II dapat

    ditunjukkan dalam tabel 4.3 tentang distribusi hasil belajar berikut.

    Tabel 4.3

    Distribusi Hasil Belajar Tematik Jenis Pekerjaan

    di Bidang Seni Siklus II

    Skor Hasil Belajar Frekuensi Presentase (%)

    71-80 2 6,7 %

    81-90 7 23,3 %

    91-100 21 70 %

    30 100

    Sumber data primer

    Berdasarkan pada tabel 4.3 hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan

    perolehan skor minimal adalah 78, skor maksimal adalah 100, dan skor rata-rata

    adalah 94,1. Siswa yang memperoleh skor pada interval 71-80 sebanyak 2 siswa

    atau 6,7% sedangkan siswa yang memperoleh skor pada interval 91-100 sebanyak

    21 siswa atau 70%. Persebaran distribusi skor hasil belajar dapat disajikan dalam

    bentuk histogram 4.5 berikut ini.

    Sumber: data primer

    Gambar 4.5

    Histogram Distribusi Hasil Belajar Pekerjaan di Bidang Seni Siklus II

  • 57

    Pada gambar nomor 4.3 tentang histogram disribusi hasil belajar pekerjaan

    di bidang seni siklus II nampak bahwa batang teringgi diperoleh sebanyak 21

    siswa atau 70% pada interval 91-100. Sedangkan batang terendah diperoleh

    sebanyak 2 siswa atau 6,7% pada interval skor 71-80.

    Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar.

    Untuk menentukan ketuntasan belajar ditentukan menggunakan kriteria

    ketuntasan minimal (KKM) sebesar >90. Secara rinci ketuntasan belajar 30 siswa

    kelas IV SD Negeri Karangduren 03 disajikan melalui tabel 4.4 tentang distribusi

    ketuntasan belajar berikut.

    Tabel 4.4

    Distribusi Ketuntasan Belajar Pekerjaan di Bidang Seni Siklus II

    Sumber : Data Primer

    Berdasarkan tabel 4.3 diatas, nampak bahwa pada siklus II terdapat 21 siswa

    atau 70% dari 30 siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM >90 dan

    sebanyak 9 siswa atau 30% dari 30 siswa belum mencapai ketuntasan dengan

    KKM >90. Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan skor terendah 78

    dengan rata-rata skor 92. Disamping tabel 4.3 tentang Ketuntasan belajar siswa

    juga dapat digambarkan dengan diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar

    seperti disajikan melalui gambar 4.6 di bawah ini.

    No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

    1 >90 Tuntas 21 70%

    2

  • 58

    70%

    30%

    Tuntas

    Tidak Tuntas

    Sumber data primer

    Gambar 4.6

    Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar

    Jenis Pekerjaan di Bidang Seni Siklus II

    Pada gambar di atas nampak bahwa siswa yang tidak tuntas lebih kecil

    persentasenya dibanding siswa yang tuntas. Sebanyak 70% siswa dinyatakan

    tuntas ditunjukkan oleh warna biru sedangkan 30% siswa dinyatakan tidak tuntas

    ditunjukkan oleh warna merah dalam diagram lingkaran. Penilaian tes pada siklus

    II menggunakan tes melalui kuis dan penilaian non tes melalui penilaian observasi

    kinerja siswa, bobot skor tes adalah 70% dan bobot skor non tes 30%.

    4.1.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus III

    Dalam pelaksanaan tindakan siklus III menggunakan model STAD dengan

    pendekatan scientific kelas IV SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang semester 2 tahun 2013/2014 melalui 3 prosedur. Prosedur

    yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus 1 yaitu tahap perencanaan, tahap

    implementasi dan observasi, dan tahap refleksi.

    1. Perencanaan

    Dalam tahap perencanaan siklus III kelas IV SD Negeri Karangduren 03

    Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dilakukan penyusunan RPP dan

    perangkat pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan, alokasi waktu 4

    x 35 menit dengan rincian pada pertemuan pertama 2 x 35 menit dan pada

    pertemuan kedua 3 x 35 menit, tema Aku dan Cita-Citaku, sub tema Jenis

    Pekerjaan di Bidang Seni.

  • 59

    Dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata pelajaran Matematika

    dengan KD 3.15 Mengenal sifat dari garis parallel. Mata pelajaran PPKn dengan

    KD 3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-

    hari di rumah, sekolah dan masyarakat dan KD 4.2 Melaksanakan kewajiban

    sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Mata pelajaran IPS

    dengan KD 3.4 Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial,

    ekonomi, pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar dan KD 4.4

    Mendeskripsikan kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, pendidikan,

    ekonomi, dan budaya di masyarakat sekitar. Integrasi antar KD dengaan tema

    Cita-Citaku dapat disajikan melalui gambar 4.7 berikut ini.

    Gambar 4.7

    Jaring Tema “Aku dan Cita-Citaku” Siklus III

    Perangkat pembelajaran yang disusun dalam RPP ini meliputi lembar

    observasi untuk mengamati pelaksanaan aktivitas-aktivitas selama proses

    pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran STAD dengan

    pendekatan scientific, materi pembelajaran dengan judul Garis, materi Jenis

    Pekerjaan Dibidang Seni, kisi-kisi penilaian, butir soal kuis, dan rubrik penilaian

    kinerja.

    Kompetensi Dasar

    1. Matematika

    3.15 Mengenal sifat dari

    garis parallel

    Kompetensi Dasar

    2. IPS

    3.4 Memahami kehidupan

    manusia dalam

    kelembagaan sosial,

    ekonomi, pendidikan, dan

    budaya di masyarakat

    sekitar.

    4.4 Mendeskripsikan

    kehidupan manusia dalam

    kelembagaan sosial,

    pendidikan, ekonomi, dan

    budaya di masyarakat

    sekitar.

    Kompetensi Dasar

    2. PPKn

    3.2 Memahami hak dan

    kewajiban sebagai warga

    dalam kehidupan sehari-

    hari di rumah, sekolah

    dan masyarakat.

    4.2 Melaksanakan kewajiban

    sebagai warga di

    lingkungan rumah,

    sekolah dan masyarakat.

    Peduli

    Lingkungan

  • 60

    2. Implementasi Tindakan dan Observasi Siklus III

    Implementasi tindakan siklus dilaksanakan pada tanggal 2-3 April 2014

    melalui kegiatan pembelajaran yang terbagi dalam 2 kali pertemuan dengan

    alokasi waktu pertemuan pertama 2 x 35 menit dan pertemuan kedua 2 x 35

    menit.

    a. Pertemuan pertama

    Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam kepada

    guru, kemudian guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan apersepsi

    dengan bercerita tentang pembangunan yang mengganggu kelestarian lingkungan

    hidup dengan menunjukkan contoh menggunakan gambar, kemudian siswa

    menyimak informasi tentang tema dan tujuan pembelajaran yang akan di capai

    dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan menggunakan model

    pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific.

    Dalam kegiatan inti siswa membentuk kelompok dengan masing-masing

    kelompok beranggotakan 5 orang disesuaikan dengan kelompok pada pertemuan

    sebelumnya. Siswa menyimak gambar yang berkaitan dengan garis dan

    lingkungan hidup. Kemudian siswa membuat daftar pertanyaan kaitannya dengan

    materi garis dan lingkungan hidup sesuai pada gambar. Siswa belajar bersama

    dalam menalar jawaban pertanyaan tentang garis dan lingkungan hidup sesuai

    pertanyaan yang ada dalam lembar kerja siswa. Setelah itu, siswa melakukan

    percobaan menggunakan lidi untuk menemukan sifat garis parallel dan garis

    berpotongan. Berdasarkan percobaan yang dilakukan siswa dapat menyimpulkan

    konsep garis paralel dan berpotongan dan menjelaskannya. Siswa menganalisis

    gambar yang ada dalam lembar kerja siswa kemudian menjawab pertanyaan

    tentang garis paralel dan garis berpotongan serta membedakankannya.

    Pada kegiatan akhir siswa bersama guru menegaskan kembali konsep garis

    paralel dan berpotongan. Kemudian guru mengakhiri dengan salam penutup.

    b. Pertemuan kedua

    Pada kegiatan awal guru menerima salam dari siswa. Siswa mengungkapkan

    kembali tentang pengertian garis parallel dan berpotongan serta perbedaannya.

  • 61

    Siswa menyimak tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai

    pada pertemuan saat ini.

    Pada kegiatan inti, siswa membentuk kelompok sesuai pertemuan

    sebelumya. Siswa menganalisis gambar kenampakan hutan kemudian siswa

    belajar bersama dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan kaitannya dengan

    kenampakan alam. Siswa mengungkapakan pendapatnya mengenai perubahan

    kenampakan hutan dari tahun ke tahun sesuai gambar yang diamati, menyebutkan

    contoh pembangunan yang menyebabkan perubahan hutan, menjelaskan dampak

    apa yang dapat ditimbulkan dari perubahan kenampakan hutan itu, dan pendapat

    siswa untuk membangun daerahnya. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas,

    guru membimbing siswa untuk mempresentasikan pekerjaannya. Dengan

    pemberian penghargaan siswa menyebutkan ide untuk melestarikan hutan. Setelah

    itu, dengan arahan guru siswa melakukan kuis untuk menjelaskan kegiatan yang

    dapat dilakukan di lingkungan masyarakat kaitannya dengan kegiatan menjaga

    lingkungan.

    Dalam kegiatan penutup guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

    menyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Siswa dengan bimbingan guru

    menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan

    penghargaan pada kelompok yang memperoleh skor kuis tertinggi. Guru menutup

    pembelajaran dengan salam.

    Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan observasi

    terhadap langkah-langkah menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan

    pendekatan scientific. Obeserver yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran

    dari awal sampai akhir adalah teman sejawat. Lembar observasi implementasi

    tindakan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan

    scientific sub tema Aku dan Cita-Citaku terdiri dari 22 butir.

    3. Refleksi Siklus III

    Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus III ini maka

    selanjutnya diadakan refleksi. Refleksi dilakukan melalui diskusi antara observer,

    guru kelas dan peneliti tentang hasil observasi implementasi tindakan. Sedangkan

  • 62

    refleksi terhadap hasil belajar dilakukan berdasarkan hasil analisis statistik

    sederhana. Hasil di refleksi menunjukkan bahwa dalam pembelajaran sub tema

    Aku dan Cita-Citaku pada siklus III menggunakan model pembelajaran STAD

    dengan pendekatan scientific memiliki kelebihan sebagai berikut:

    1. Rancangan pembelajaran sudah di desain sesuai dengan langkah-langkah

    pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific.

    2. Pembelajaran nampak berjalan baik sesuai dengan RPP yang telah disiapkan

    menggunakan model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific

    karena sudah mendapat pengalaman pada siklus 1 dan siklus II.

    3. Diskusi kelompok dapat berjalan dengan baik karena guru memberikan

    bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dan siswa

    mengerjakan dengan tenang.

    4. Pelaksanaan kuis dapat berjalan lancar hal ini nampak ketika siswa

    menjawab pertanyaan kuis bisa tertib.

    5. Ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Karangduren 03 Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang dalam pembelajaran tematik siklus III sudah

    mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu 90% dari 30 siswa

    dengan KKM >90. Siswa yang tuntas sebanyak 28 siswa (93,3%) dari 30

    siswa.

    Hasil belajar siklus III dengan menggunakan penilaian hasil tes melalui kuis

    dan non tes melalui unjuk kerja. Secara rinci hasil belajar pada siklus III dapat

    ditunjukkan dalam tabel 4.5 tentang distribusi hasil belajar siklus III berikut ini.

    Tabel 4.5

    Distribusi Hasil Belajar Peduli Lingkungan Siklus III

    Hasil Belajar Frekuensi Presentase (%)

    71-80 2 6,7%

    81-90 0 0%

    91-100 28 93,3%

    Sumber: data primer

  • 63

    Berdasarkan tabel 4.5 tentang distribusi hasil belajar siswa kelas IV SDN

    Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang 03 pada siklus III

    menunjukkan siswa yang memperoleh skor pada interval 71-80 sebanyak 2 siswa

    atau 6,7%, siswa yang memperoleh skor pada interval 81-90 sebanyak 0 siswa,

    sedangkan siswa yang memperoleh skor pada interval 91-100 sebanyak 28 siswa

    atau 93,3%.

    Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar.

    Untuk menentukan ketuntasan belajar ditentukan menggunakan kriteria

    ketuntasan minimal (KKM) sebesar >90. Secara rinci ketuntasan belajar 30 siswa

    kelas IV SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

    disajikan melalui tabel 4.6 tentang distribusi ketuntasan belajar tema “aku dan

    cita-citaku” siklus III berikut ini.

    Tabel 4.6

    Distribusi Ketuntasan Belajar Peduli Lingkungan Siklus III

    Sumber : Data Primer

    Berdasarkan tabel 4.6 tentang distribusi ketuntasan belajar peduli

    lingkungan siklus III diatas, nampak bahwa pada siklus III terdapat 28 siswa atau

    93% dari 30 siswa dinyatakan tuntas dengan KKM >90 dan sebanyak 2 siswa

    atau 7% dari 30 siswa dinyatakan tidak tuntas. Distribusi ketuntasan belajar siswa

    dapat digambarkan dengan diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar seperti

    disajikan melalui gambar 4.8 di bawah ini.

    No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

    1 >90 Tuntas 28 93%

    2

  • 64

    93%

    7%

    Tuntas

    Tidak tuntas

    Sumber data primer

    Gambar 4.8

    Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Peduli

    Lingkungan Siklus III

    Pada gambar di atas nampak bahwa siswa yang tuntas lebih besar

    presentasenya dibanding siswa yang tidak tuntas. Sebanyak 2 siswa atau 7% dari

    30 siswa dinyatakan tidak tuntas mencapai KKM >90 ditunjukkan oleh warna

    merah sedangkan sebanyak 28 siswa atau 93% dari 30 siswa dinyatakan tuntas

    mencapai KKM >90 ditunjukkan oleh warna biru dalam diagram lingkaran

    distribusi ketuntasan hasil belajar siklus III. Penilaian hasil belajar siklus III

    menggunakan tes melalui kuis dan penilaian non tes melalui penilaian observasi

    kinerja siswa, bobot skor tes adalah 70% dan bobot skor non tes 30%.

    Berdasarkan efektivitas tindakan yang diberikan pada siklus 3 dan

    berdasarkan observasi pada implementasi RPP siklus 3 menunjukan hasil seperti

    pada seluruh kegiatan pada siklus telah dilaksanakan oleh guru. Pada kegiatan inti

    yang meliputi 22 kegiatan telah dilakukan seluruhnya oleh guru. Jadi seluruh

    kegiatan pada siklus 3 telah dilaksanakan oleh guru secara efektif sehingga

    pembelajaran dapat berjalan lancar dan mencapai hasil belajar yang optimal.

    4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

    Pada kondisi pra siklus nampak pembelajaran siswa kelas IV SDN

    Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tidak diberikan

    pembelajaran tematik seperti pembelajaran tematik tema “Aku dan Cita-Citaku”.

    Pembelajaran yang dilakukan berdasarkan mata pelajaran seperti Bahasa

    Indonesia, SBdP, IPA, IPS, Metematika, dan PPKn. Pembelajaran yang dilakukan

  • 65

    di kelas masih bersifat konvensional yaitu pembelajaran berpusat pada guru.

    Keaktifan peserta didik masih sebatas menerima pembelajaran. Ketika guru

    menjelaskan siswa menyimak penjelasan guru dan ketika guru memberi tugas

    peserta didik aktif mengerjakan tugas dari guru. Pembelajaran yang inovatif tidak

    pernah dilakukan di kelas apalagi pembelajaran yang menggunakan model dan

    pendekatan. Padahal menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar

    Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran

    pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

    menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

    aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan

    kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

    didik.

    Hasil belajar siswa kelas IV SDN Karangduren 03 Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang menunjukan bahwa tidak ada siswa yang mencapai

    ketuntasan dengan KKM >90 terutama dalam pembelajaran tematik. Hal ini

    nampak pada skor tertinggi yang diperoleh adalah 25, skor terendah adalah 20,

    sedangkan rata-rata hasil belajar adalah 22. Angka ini sangat jauh dari KKM yang

    diharapkan yaitu sebesar >90. Skor hasil belajar tersebut hanya mendasarkan pada

    hasil tes saja sedangkan proses tidak dinilai.

    Menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 Tentang Standar proses

    pendidikan dasar dan Menengah menyatakan bahwa sasaran pembelajaran

    mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

    dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Dalam proses pembelajaran ini tidak

    hanya ranah kognitif siswa yang akan dinilai namun sikap dan keterampilan siswa

    juga perlu dinilai. Hal ini sejalan dengan Taksonomi Bloom yang disusun oleh

    Benjamin S. Bloom bersama Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl pada tahun 1956 dan membagi tujuan pembelajaran menjadi 3 domain yaitu kognitif

    (intelektual), afektif (sikap) dan psikomotor (ketrampilan). Ranah Kognitif berisi

    perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,

    pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah Afektif berisi perilaku-perilaku yang

    menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara

  • 66

    penyesuaian diri. Ranah Psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan

    aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan

    mengoperasikan mesin.

    Objek dalam penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap

    proses dan hasil belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Wardani

    Nanik Sulistya yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah besarnya skor yang

    diperoleh melalui pengukuran pada saat proses belajar (non tes) dan pengukuran

    pada hasil belajar (tes). Penilaian kognitif dapat dilakukan dengan tes yang dapat

    berupa tes sedangkan penilaian afektif dan psikomotor tidak dapat dilakukan

    hanya dengan penilaian tes. Sikap dan keterampilan siswa dapat diamati selama

    proses pembelajaran berlangsung. Namun kenyataan yang terjadi pada pra siklus

    guru belum melakukan pengukuran afektif dan psikomotor sehingga pengukuran

    yang dilakukan oleh guru baru dalam segi kognitifnya saja.

    Berdasarkan hasil belajar siswa pada pra siklus maka diadakan tindakan

    menggunakan model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific pada

    siswa kelas IV SDN Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

    Penilaian pada semua siklus dilakukan dengan tes dan unjuk kerja yang dianalisis

    dengan statistik sederhana melalui penjumlahan dan persentase. Tes yang

    dilakukan dengan menggunakan kuis. Kuis ini dilakukan di akhir pembelajaran

    pertemuan kedua. Soal yang diajukan berupa soal uraian sehingga 1 soal bisa

    dijawab lebih dari 2 siswa. Sedangkan unjuk kerja untuk berisi setiap kriteria

    pembelajaran yang dilakukan siswa. Siswa dinyatakan tuntas apabila skor yang

    diperoleh siswa mencapai KKM >90 sedangkan siswa memperoleh skor

  • 67

    bahwa tujuan pembelajaran dibagi menjadi 3 domain yaitu kognitif (intelektual),

    afektif (sikap) dan psikomotor (ketrampilan). Pada siklus 1 dilakukan penskoran

    terhadap unjuk kerja siswa dan juga skor kuis yang dilakukan oleh siswa dengan

    persentase 70% skor unjuk kerja dan 30% skor kuis. Siswa dinyatakan tuntas

    apabila skor hasil belajar siswa dapat mencapai KKM >90 dan sebaliknya siswa

    dianggap tidak tuntas apabila skor hasil belajar 90 dan 57% (17 siswa) tidak tuntas.

    Perolehan skor tertinggi adalah 100, skor terendah 71, dan rata-rata 86,4. Maka

    dari itu diadakan perbaikan pada siklus II.

    Pembelajaran siklus II berjalan dengan baik sesuai desain yang

    dirancanakan. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan bekerjasama dengan

    kelompok, siswa mulai berani berpendapat, dalam mengikuti kuis siswa dapat

    tertib. Pada siklus II ketuntasan belajar meningkat menjadi 70% (21 siswa) dan

    30% (9 siswa) tidak tuntas. Skor rata-rata sebesar pada siklus II adalah 92 dengan

    perolehan skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah adalah 78. Ketuntasan

    belajar pada siklus II menunjukkan peningkatan yang baik tetapi belum sesuai

    harapan yaitu belum mencapai ketuntasan belajar 90% dari 30 siswa. Maka

    diadakan perbaikan pada siklus III.

    Pada siklus III pembelajaran dapat berjalan baik dan sesuai alokasi waktu

    yang telah direncanakan, siswa dapat tertib ketika berpendapat dan melakukan

    kuis, siswa aktif mengikuti pembelajaran dan bekerja kelompok. Ketuntasan

    belajar pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 93,3% (28 siswa) dan

    6,7% (2 siswa) tidak tuntas. Skor rata-rata 94,1 dengan skor tertinggi adalah 100

  • 68

    dan skor terendah adalah 78. Siswa yang tidak tuntas karena siswa kurang aktif

    dalam pembelajaran baik dalam diskusi kelompok maupun ketika guru memberi

    penjelasan. Selain itu siswa nampak kurang aktif dalam menjawab pertanyaan

    kuis sehingga perolehan skor yang didapat kurang maksimal. Perbandingan

    ketuntasan belajar lebih rinci disajikan dalam tabel 4.7 berikut ini.

    Tabel 4.7

    Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar Tema “Aku Dan Cita-Citaku”

    Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III

    Sumber: Data Primer

    Berdasarkan tabel 4.7 tentang distribusi perbandingan ketuntasan belajar

    tema “Aku dan Cita-Citaku” nampak bahwa ketuntasan belajar sebelum diadakan

    tindakan adalah tidak ada siswa yang tuntas dengan KKM >90. Ketuntasan belajar

    pada siklus I setelah diadakan tindakan meningkat menjadi 43% (13 siswa) dan

    57% (17 siswa) dinyatakan tidak tuntas. Kemudian pada siklus II ketuntasan

    belajar meningkat menjadi 70% (21 siswa) dan 30% (9 siswa) dinyatakan tidak

    tuntas. Selanjutnya pada siklus III ketuntasan belajar meningkat menjadi 93,3%

    (28 siswa) dan 6,7% (2 siswa) tidak tuntas. Selain menggunakan tabel 4.7

    perbandingan ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III

    dapat disajikan menggunakan histogram 4.9 berikut ini.

    Kriteria

    Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

    Freku

    ensi

    % freku

    ensi

    % freku

    ensi

    % freku

    ensi

    %

    Tuntas 0 0% 13 43% 21 70% 28 93,3%

    Tidak Tuntas 30 100% 17 57% 9 30% 2 6,7%

    Jumlah 30 100 30 100 30 100 30 100

  • 69

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    pra siklus siklus 1 siklus 2 siklus 3

    Tuntas

    Tidak Tuntas

    Sumber: Data Primer

    Gambar 4.9

    Histogram Perbandingan Ketuntasan Belajar Tema “Aku Dan Cita-Citaku”

    Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III

    Dengan melihat gambar 4.9 tentang histogram perbandingan ketuntasan

    belajar tema “aku dan cita-citaku” nampak bahwa 30 siswa tidak tuntas

    ditunjukkan batang berwarna merah sedangkan siswa yang dinyatakan tunttas

    adalah 0 ditunjukkan oleh batang warna biru. Pada siklus I sebanyak 13 dari 30

    siswa tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna biru sedangkan 17 siswa tidak

    tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna merah. Pada siklus II sebanyak 21 dari

    30 siswa tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna biru sedangkan 9 siswa tidak

    tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna merah. Pada siklus II sebanyak 28 dari

    30 siswa tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna biru sedangkan 2 siswa tidak

    tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna merah. Perbandingan skor minimal, skor

    maksimal, dan rata-rata secara rinci disajikan pada tabel 4.8 berikut ini.

    Tabel 4.8

    Distribusi Perbandingan Skor Minimal, Skor Maksimal, dan Rata-Rata pada

    Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III

    Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

    Skor Minimal 20 71 78 78

    Skor Maksimal 25 100 100 100

    Rata-rata 22 87,3 92 94,1

    Sumber : Data Primer

  • 70

    20

    7178 78

    25

    100 100 100

    22

    86,492 94,1

    0

    43

    70

    93,3

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III

    Skor Minimal

    Skor Maksimal

    Rata-rata

    Ketuntasan

    Berdasarkan tabel 4.8 nampak bahwa pada pra siklus skor minimalnya

    adalah 20 dan skor maksimal adalah 25 dengan rata-rata 22. Kemudian pada

    siklus I Skor minimal meningkat menjadi 71 dan skor maksimal 100 dengan rata-

    rata 87,3. Rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 92 dengan skor minimal 78

    dan skor maksimal 100. Kemudian pada siklus III rata-rata meningkat menjadi

    94,1 dengan skor minimal 78 dan skor maksimal 100. Peningkatan skor minimal,

    skor maksimal, dan rata-rata pada siklus I, siklus II, dan siklus III berdampak pula

    terhadap ketuntasan belajar tema “Aku dan Cita-Citaku” pada siswa kelas IV

    SDN Karangduren 03. Secara lebih rinci perbandingan ketuntasan belajar tema

    “Aku dan Cita-Citaku”, skor minimal, skor maksimal, dan skor rata-rata dapat

    disajikan melalui diagram garis berikut ini.

    Sumber : Data primer

    Gambar 4.10

    Diagram Garis Perbandingan Ketuntasan Belajar Tema “Aku dan Cita-

    Citaku”, Skor Minimal, Skor Maksimal, dan Skor Rata-Rata pada Pra

    Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

    Pada gambar 4.10 nampak bahwa pada pra siklus menunjukkan skor

    minimal sebesar 20, kemudian pada siklus I skor minimal mengalami kenaikan

    menjadi 71, selanjutnya pada siklus II dan siklus III skor minimal menjadi 78.

  • 71

    Skor maksimal pada pra siklus adalah 25, kemudian pada siklus I, siklus II dan

    siklus III skor maksimal meningkat menjadi 100. Rata-rata pada pra siklus adalah

    22, kemudian meningkat menjadi 87,3 pada siklus I, rata-rata pada siklus II

    meningkat menjadi 92 dan pada siklus III menjadi 94,1. Ketuntasan pada pra

    siklus adalah 0%, kemudian ketuntasan belajar tema “Aku dan Cita-Citaku”

    mengalami kenaikan sebesar 43% pada siklus I, kemudian pada siklus II

    ketuntasan belajar meningkat menjadi 70%, selanjutnya ketuntasan pada siklus III

    meningkat menjadi 93,3%.

    Berdasarkan hasil penelitan tindakan yang dilakukan pada siklus I, siklus II,

    dan siklus III menunjukkan bahwa hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa

    mengalami kenaikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan pembelajaran

    yang dilakukan menggunakan model STAD dengan pendekatan scientific dapat

    dikatakan efektif. Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa

    peningkatan hasil belajar tema ”Aku dan Cita-Citaku” dapat diupayakan melalui

    model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific siswa kelas IV SDN

    Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun

    2013/2014.

  • 72