SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/364/1/Umi Nur...
Transcript of SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/364/1/Umi Nur...
i
PENINGKATAN KOMPETENSI PENGUASAAN MATERI
BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA KOMIK ANAK
PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH BEJI
TULUNG KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun oleh:
Umi Nur Chasanah
11510091
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI (STAIN) SALATIGA
2 0 1 5
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Hidup lebih indah jika kita bersyukur
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa hormat teruntukmu orang-orang tercinta:
Suamiku, Maheswariku,
Bapak dan Ibu ku
Martijo dan Siti Amaroh,
Saudara dan Sahabatku...
Semua ditaqdirkan untuk bertemu dan bersama menuju jalanNya.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puja dan puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya dalam penyusunan skripsi berjudul
Peningkatan Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia melalui Media
Komik Anak pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten Tahun
Pelajaran 2014/2015. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW. yang telah menerangi dunia dengan kesempurnaan
agama Islam.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas untuk
mengetahui keberhasilan dengan menumbuhkan minat membaca siswa melalui
media komik dalam meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa
Indonesia pada siswa kelas V. Analisis data dilakukan terhadap temuan data
pembelajaran pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III yang pada akhirnya
dapat mencapai ketuntasan hasil belajar optimal.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan semua pihak yang terkait. Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga,
vi
2. Suwardi, M. Pd. sebagai Ketua Jurusan Tarbiyah, Peni Susapti, M. Si. selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, dan Drs. Sumarno Widjadipa,
M. Pd. sebagai Dosen pembimbing akademik,
3. Imam Mas Arum, M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi,
4. Rastuti Yubaidah, S. Pd. I. selaku Kepala MI Muhammadiyah Beji, segenap guru,
karyawan, siswa MI Muhammadiyah Beji,
5. Bapak dan Ibu, Martijo dan Siti Amaroh
6. Semua pihak yang telah membantu penulis: termasuk dosen, karyawan,
Slamet, Samiyem, Khoerul Muqorrobin, Ma‟wa „indana Maheswari, Mayura,
Andar Ifazatul Nurlatifa, Muhammad Lutfi Mubarok, Alfi Nasichatul Ummah,
„Arifah Imtichani, Nawiroh Rahmawati, serta yang tidak dapat disebutkan satu
persatu,
7. Ma‟had Comunity 2010
8. Keluarga Besar Teater Getar
9. Pembaca yang budiman
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Penulis harapkan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para Pembaca dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 11 Januari 2015
Penulis
vii
ABSTRAK
Chasanah, Umi Nur. 2015. Peningkatan Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa
Indonesia melalui Media Komik Anak pada Siswa Kelas V MI
Muhammadiyah Beji Tulung Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Imam Mas Arum M. Pd.
Kata kunci: peningkatan, kompetensi penguasaan materi, Bahasa Indonesia,
media komik anak
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi
penguasaan materi Bahasa Indonesia melalui media komik anak pada siswa kelas
V. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang
didalamnya paling banyak membaca, sedangkan siswa yang pernah membaca
cerita yang terdapat dalam pembelajarannya tidak berminat untuk membaca
kembali, sehingga siswa sangat sulit menguasai materinya. Media komik anak
adalah hal baru bagi siswa, menjadikan mereka tumbuh minat membaca materi
kembali dengan begitu siswa mampu menguasai materi pelajaran Bahasa
Indonesia. Keberhasilan upaya meningkatkan kompetensi penguasaan materi
melalui media komik menjadi kajian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini.
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan langkah perencanaan
(planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
Keempat langkah tersebut dilakukan dalam pra siklus, siklus I, II, dan III pada
penelitian ini secara berkesinambungan antara satu siklus dan siklus yang lain.
Temuan data dan hasil analisis mengenai melalui media komik dapat
meningkatkan penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI
Muhammadiyah Beji Tulung Klaten menunjukan hasil positif. Kriteria Ketuntasan
Minimal mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Muhammadiyah Beji
adalah 75. Rata-rata kelas untuk hasil belajar siswa adalah 69,33 atau hanya 40%
siswa tuntas belajar, dan meningkat pada siklus I rata-rata kelas 62,66 atau 53%
ketuntasan siswa, dan meningkat ketuntasan belajar 73% pada siklus II dengan
rata-rata 78,46 dan terakhir pada siklus ke III sudah 93% siswa tuntas dengan rata-
rata 86,20. Berdasarkan hasil tersebut keberhasilan dengan media komik anak
diharapkan dapat memicu semangat siswa untuk membaca dan mendorong para Guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan media demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................ 7
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
F. Definisi Operasional ...................................................................... 10
G. Metode Penelitian .......................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan .................................................................... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 19
A. Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia........................ 19
1. Kompetensi penguasaan materi pembelajaran ........................ 23
2. Materi Bahasa Indonesia ......................................................... 24
B. Media Komik ................................................................................. 28
1. Pengertian media komik .......................................................... 28
2. Komik sebagai media pembelajaran ........................................ 33
ix
3. Kelebihan dan kelemahan media komik .................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 41
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 41
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ........................................... 49
C. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus ................................................. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 65
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 65
1. ....................................................................................... P
ra siklus ................................................................................... 65
2. ....................................................................................... S
iklus I ...................................................................................... 70
3. ....................................................................................... S
iklus II ..................................................................................... 74
4. ....................................................................................... S
iklus III ................................................................................... 78
B. Pembahasan .................................................................................. 84
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 93
A. Kesimpulan ................................................................................... 93
B. Saran ............................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 98
RIWAYAT HIDUP PENULIS .......................................................................... 170
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Beji ............................ 46
Tabel 3.2 Data Guru MI Muhammadiyah Beji ........................................... 47
Tabel 3.3 Data Siswa MI Muhammadiyah Beji Tahun Pelajaran
2014/2015 ................................................................................... 48
Tabel 3.4 Nama Siswa-Siswi Kelas V MI Muhammadiyah Beji Tahun
Pelajaran 2014/2015 ................................................................... 50
Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Siswa Pra Siklus ................................ 66
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Pra Siklus ............................................................ 68
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pra Siklus ................................ 69
Tabel 4.4 Nilai Evaluasi Siklus I ................................................................ 71
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I .................................... 73
Tabel 4.6 Nilai Evaluasi Siklus II ............................................................... 75
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ................................... 77
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Dengan Siswa Pasca Siklus ........................... 79
Tabel 4.9 Nilai Evaluasi Siklus III .............................................................. 81
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ................................. 83
Tabel 4.11 Perbandingan Minat Membaca Siswa Melalui Wawancara ....... 85
Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Evaluasi Siswa ............................................ 86
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Observasi Aktifitas Siswa .......................... 88
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Siklus Kegiatan ........................................................... 13
Gambar 2.1 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran.............................. 30
Gambar 2.2 Contoh Komik Anak Cerita Rakyat Timun Emas.................. 36
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Minat Membaca Siswa melalui
Wawancara ............................................................................. 86
Gambar 4.2 Grafik Hasil Penilaian Evaluasi ............................................. 88
Gambar 4.3 Grafik Penilaian Aspek Kognitif ............................................ 89
Gambar 4.4 Grafik Penilaian Aspek Afektif .............................................. 90
Gambar 4.5 Grafik Penilaian Aspek Psikomotorik .................................... 91
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Pra Siklus ....................................................................... 98
Lampiran 2 RPP Siklus I ........................................................................... 104
Lampiran 3 RPP Siklus II .......................................................................... 110
Lampiran 4 RPP Siklus III ......................................................................... 115
Lampiran 5 Hasil Nilai Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, II, dan III .......... 126
Lampiran 6 Lembar Observasi Penilaian Aktifitas Siswa Pra Siklus........ 128
Lampiran 7 Lembar Observasi Penilaian Aktifitas Siswa Siklus I ........... 129
Lampiran 8 Lembar Observasi Penilaian Aktifitas Siswa Siklus II .......... 130
Lampiran 9 Lembar Observasi Penilaian Aktifitas Siswa Siklus III ......... 131
Lampiran 10 Hasil Wawancara mengenai Minat Membaca dengan Guru Pra
Siklus ...................................................................................... 132
Lampiran 11 Hasil Wawancara mengenai Minat Membaca dengan Guru Pasca
Siklus ...................................................................................... 134
Lampiran 12 Hasil Wawancara Minat Membaca Siswa Pra Siklus Siswa 1 136
Lampiran 13 Hasil Wawancara Minat Membaca Siswa Pra Siklus Siswa 2 138
Lampiran 14 Hasil Wawancara Minat Membaca Siswa Pasca Siklus Siswa 1140
Lampiran 15 Hasil Wawancara Minat Membaca Siswa Pasca Siklus Siswa 2141
Lampiran 16 Profil Siswa ............................................................................ 142
Lampiran 17 Foto ........................................................................................ 144
Lampiran 18 Model Media Komik Anak .................................................... 147
xiii
Lampiran 19 Lembar Kerja Siswa ............................................................... 148
Lampiran 20 Surat Ijin Penelitian ................................................................ 160
Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 161
Lampiran 22 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ........................................... 162
Lampiran 23 Lembar Konsultasi Skripsi ..................................................... 163
Lampiran 24 SKK ........................................................................................ 165
Lampiran 25 Riwayat Hidup Penulis ........................................................... 170
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan peserta didik. Melalui pembelajaran Bahasa
Indonesia diharapkan peserta didik dapat mencapai perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari
mata pelajaran yang lainnya. Di samping itu, melalui pembelajaran Bahasa
Indonesia diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya,
dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan dan menemukan
serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam
dirinya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Hal ini sesuai
dengan tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia seperti yang terdapat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar
Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
2
2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
3. Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai ciri budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
Membaca merupakan proses awal mula belajar membaca bagi siswa
kelas awal, karena disinilah pertama kali siswa diajarkan untuk bisa
menggunakan keterampilan membaca khususnya Bahasa Indonesia. Oleh
karena itu seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang efektif
dan kondusif agar suasana pembelajaran bisa menyenangkan dan tidak
terkesan membosankan.
Kegiatan pembelajaran akan berhasil baik, apabila guru dalam
menyajikan materi menggunakan prosedur yang tepat, diantaranya metode
yang tepat, media yang sesuai, bahasa pengantar yang menarik, sehingga
motivasi dan minat anak akan bangkit. Sering terjadi guru menghadapi
berbagai kendala ketika memberikan materi pembelajaran kurang berjalan
maksimal dan hasil yang didapat kurang memuaskan.
3
Media merupakan sesuatu bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara
kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan mereka sesuai denga tujuan yang ingin dicapai (M.
Basyirudin Usman 2002:15). Media komik dapat dibuat oleh siapapun bahkan
sekarang banyak beredar komik yang bagus dan mendidik tidak seperti dahulu
hanya untuk dewasa. Belajar dengan komik tentunya sangat menyenangkan,
cerita rakyat yang tadinya berupa tulisan tanpa gambar dapat dibuat seperti
film baca, gambar berjalan mempunyai alur dan mengharuskan siswa
membaca. Banyaknya film-film di televisi juga secara tidak langsung sangat
mempengaruhi minat membaca siswa, cerita dalam buku yang di filmkan
tentunya tidak selengkap dengan cerita buku, hanya mengambil garis
besarnya.
Setelah diadakan pra survei sebelum pengajuan proposal skripsi, di MI
Muhammadiyah Beji terlihat banyak siswa yang belum berminat untuk belajar
di perpustakaan. Hanya terdapat beberapa siswa dua sampai empat orang yang
aktif memasuki dan membaca di perpustakaan itupun rata-rata siswa
perempuan. Siswa yang lain memasuki perpustakaan hanya untuk mengambil
buku paket atau ada tugas dari guru untuk mencari informasi tentang
pembelajaran di perpustakaan, bahkan pada umumnya siswa jarang tergerak
untuk mencari informasi sendiri yang tidak ditugaskan oleh bapak dan ibu
guru. Siswa kelas tinggi pada umumnya sudah asik dengan kelompok seperti
4
yang diungkapkan Muhibin Syah (1995:51) dalam bukunya ,”usia 6 sampai 12
tahun dengan ciri memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki
kelompok sebaya (peer group)”. Sehingga mereka kurang berminat untuk
memasuki perpustakaan apabila salah satu siswa dalam kelompok pergi jajan.
Guru kelas lima MI Muhammadiyah Beji mengaku bahwa nilai rata-rata
siswanya kurang memuaskan khususnya di mapel Bahasa Indonesia karena
banyaknya materi yang mengharuskan mereka membaca. Nilai siswa kelas
lima hanya 40% yang tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Nilai KKM
yang ditetapkan di MI Muhammadiyah Beji mencapai nilai 75 untuk pelajaran
Bahasa Indonesia.
Di MI Muhammadiyah Beji para guru kesulitan untuk sekedar
membuat media, itu pun bukan karena tidak ada bahan dan alatnya, tetapi
karena kurang menguasai pembuatan media dan tentunya membutuhkan waktu
tidak sebentar. Media di MI Muhammadiyah Beji kebanyakan dari
pemerintah, yang ditakutkan oleh para guru adalah apabila ada siswa yang
meminjam dan tidak di kembalikan karena mereka menyukai media tersebut,
sehingga jarang menggunakan media dari pemerintah. Selain itu sangatlah
terbatas jumlah dan penggunaanya, misalnya media yang ada adalah: peta,
tengkorak, lup. Jadi jarang sekali alat-alat tersebut digunakan, hanya materi
dan pelajaran tertentu.
5
Setelah melakukan prasurvei inilah kondisi guru dan siswa kelas V di
MIM Beji:
1. Ruang kelas yang menjadi satu dengan perpustakaan dan ruang komputer
ada sekat berupa rak buku, membuat siswa terkadang ketika proses belajar
mengajar berlangsung ada siswa kelas lain masuk untuk mengambil buku
paket atau mengikuti pembelajaran komputer membuat pembelajaran
tidak khidmat sebagaimana mestinya.
2. Guru menilai KKM pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 75 masih
memberatkan, KKM telah ditentukan oleh yayasan yang berwenang.
Sebenarnya para Guru tidak perlu merasa was-was karena siswanya tidak
naik kelas karena kurikulum yang berlaku yaitu KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) adalah apabila ada siswa yang belum
mencapai KKM diadakan remidial, begitu seterusnya sampai siswa
mencapai tuntas KKM.
3. Penunjang lain yang dapat menarik minat siswa dalam belajar adalah buku
paket dan media pembelajaran, buku paket yang digunakan siswa di
madrasah sudah sejak tahun 2006 itupun dari pemerintah dan sampai
sekarang belum pernah ada lagi buku paket terbaru untuk pembelajaran.
Media untuk pelajaran Bahasa Indonesia sangatlah kurang karena
memang sangat sulit mengguanakan media dalam pembelajaran yang
membutuhkan banyak membaca ini, sedangkan pada umumnya siswa
kelas lima kurang berminat membaca. Mereka berminat ketika ada hal
baru atau belum pernah mereka lihat dan baca, seperti siswa disuruh
6
mencari informasi di koran, majalah, internet. Untuk mendapatkan media
tersebut tentu memerlukan waktu dan biaya, membuat para guru enggan
menggunakan media dengan alasan tidak ada waktu dan media yang
mudah dibuat yang diperbaharui untuk pembelajaran adalah LKS untuk
guru dan siswa itupun tidak semua mata pelajaran menggunakan LKS,
karena sifatnya hanya sebagai pendukung pembalajaran isinya berupa
rangkuman pelajaran dan banyak latihan soal untuk siswa.
Untuk meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia
melalui media komik anak, maka dicoba dilaksanakan kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas yaitu Peningkatan Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa
Indonesia melalui Media Komik Anak sebagai acuan proses pembelajaran
selanjutnya.
Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan tema melalui media
komik anak dapat meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa
Indonesia bagi para siswa kelas V di MI Muhammadiyah Beji sangat
bermanfaat untuk merangsang minat siswa dalam membaca.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut: Apakah melalui media komik anak
dapat meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia pada
siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten tahun pelajaran
2014/2015?
7
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan
penelitian harus sesuai dengan jawaban atas rumusan masalah tersebut.
Dengan demikian, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: Untuk
mengetahui melalui media komik anak dapat meningkatkan kompetensi
penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah
Beji Tulung Klaten tahun pelajaran 2014/2015.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis
Dalam penelitian tindakan kelas ini, dirumuskan hipotesis sebagai
berikut: Diduga melalui media komik anak dapat meningkatkan
kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI
Muhammadiyah Beji Tulung Klaten tahun pelajaran 2014/2015.
2. Indikator keberhasilan
Tolak ukur keberhasilan suatu penelitian harus dapat ditentukan
secara jelas. Hal ini terinci dalam indikator keberhasilan yang berfungsi
menghindari kerancuan dalam menentukan standar keberhasilan suatu
penelitian. Dalam penelitian ini diindikasikan melalui media komik anak
berdampak pada peningkatan kompetensi penguasaan materi Bahasa
Indonesia yaitu berupa hasil belajar siswa itu sendiri.
Untuk mengetahui adanya peningkatan kompetensi penguasaan
materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V melalui hasil belajar siswa
pada pra siklus yaitu sebelum penggunaan media komik anak dalam
8
pembelajaran selanjutnya penggunaan media komik anak dimulai dari
siklus I hingga siklus akhir. Nilai KKM untuk pelajaran Bahasa Indonesia
adalah 75, dengan nilai tersebut sebagai penentu siswa tuntas dan tidak
tuntas dalam belajar. Dikatakan berhasil meningkatkan kompetensi
penguasaan materi Bahasa Indonesia apabila persentase ketuntasan siswa
minimal 85% siswa tuntas belajar.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan, apabila ternyata hipotesis
tersebut terbukti validitasnya, maka diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat
secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini memberi sumbangsih yang kreatif dan
inovatif untuk meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa
Indonesia melalui penggunaan media komik anak. Selain itu, komik anak
dapat dijadikan media alternatif yang mudah ditemukan di berbagai media
cetak.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
1) Memperkenalkan pada siswa jenis bacaan komik untuk pendidikan.
2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tercapainya
tujuan pembelajaran.
3) Dapat menumbuhkan minat membaca siswa, dan memahami akan
pentingnya membaca.
9
b. Bagi guru
1) Memudahkan guru dalam proses belajar mengajar yaitu
ketertarikan siswa pada materi pembelajaran.
2) Sebagai alat pantau keberhasilan siswa dan dapat mengembangkan
kemampuan secara lebih professional dalam bidangnya.
3) Memberi semangat dan dorongan untuk selalu kreatif dan inovatif
dalam memanfaatkan benda-benda di lingkungan sekitar untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
c. Bagi lembaga sekolah
1) dengan meningkatnya prestasi dalam pembelajaran dapat
meningkatkan keprofesionalan guru dengan demikian mutu
pendidikan akan meningkat yang akhirnya prestasi sekolah
meningkat juga.
2) Penelitian ini turut membantu sekolah/madrasah dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang bersangkutan.
d. Bagi peneliti
1) Penelitian ini dapat mendorong dan mengilhami para peneliti lain
untuk mengembangkan ide kreatif dan inovatifnya dalam
melakukan penelitian.
2) Penelitian ini dapat dijadikan kajian yang perlu ditelaah lebih lanjut
untuk ditingkatkan kualitasnya dalam penelitian-penelitian
selanjutnya.
10
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang salah dan pemahaman yang
berbeda pada judul tersebut di atas, maka penulis perlu menjelaskan berbagai
istilah yang sekaligus sebagi batasan penelitian. Adapun istilah-istilah tersebut
adalah:
1. Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia
Kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh
para siswa pada tahap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (Martinus
Yamin, 2005:127-128). Kompetensi penguasaan materi adalah
kemampuan dasar siswa untuk menguasai materi yang di ajarkan oleh
guru, dapat dilihat dari hasil belajar mereka khususnya pelajaran Bahasa
Indonesia. Salah satu kesulitan belajar siswa adalah kurang atau tidak
dapat menguasai materi karena adanya faktor-faktor internal maupun
eksternal pada siswa tersebut. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila
rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai nilai 75 atau minimal 85%
siswa tuntas belajar.
2. Media komik anak
Secara luas dapat dikatakan bahwa media adalah orang, benda atau
kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap tertentu
(Ensiklopedia Nasional Indonesia 1990:50). Sedangkan komik adalah
bacaan dengan model percakapan langsung seperti dalam film hanya saja
komik berbentuk gambar dan tulisan seperti diungkapkan oleh Kurt Franz
11
(1996:55) “Media komik terdiri atas paduan kata-kata (bahasa) dan
gambar. Dalam pada itu fungsi bahasanya tidak hanya menjelaskan,
melengkapkan atau memperdalam pengertian teksnya. Dibandingkan
dengan kisah gambar, disini bahasannya (dalam gelembung-gelembung
yang menyatakan percakapan dan pemikiran), dan gambarnya (dalam
kurungan gambar) secara langsung saling terpadukan”.
Kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia melalui media komik
anak adalah penelitian untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menguasai materi Bahasa Indonesia agar mencapai tujuan pembelajaran secara
maksimal dengan penggunaan media komik anak, sekaligus untuk menarik
minat membaca siswa.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian berisi rancangan penelitian, subjek penelitian,
langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan
analisis data. Berikut rincian datametode penelitian:
1. Rancangan penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan adalah strategi pemecahan masalah dengan tindakan
nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil
jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Rancangan penelitian
tindakan kelas ini mengenai peningkatan kompetensi penguasaan materi
Bahasa Indonesia melalui media komik di MI Muhammadiyah Beji,
dikarenakan belum seluruh siswa tuntas atau memperoleh nilai yang
12
sempurna. Media untuk pembelajaran Bahasa Indonesia di MIM Beji
sangatlah kurang efektif hanya buku paket Bahasa Indonesia. Sesuai jenis
penelitian yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan model tindakan
dari Suharsimi Arikunto. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
2. Subjek penelitian
Kegiatan penelitian bertempat di Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Beji yang beralamat di Beji, Tulung, Klaten.
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V pada tahun
pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 15 siswa, terdiri dari 8 perempuan
dan 7 laki-laki. Hampir seluruh siswa merupakan penduduk yang
bertempat tinggal sekitar madrasah ibtidaiyah.
Penelitian ini dilakukan pada bulan November meliputi tiga tahap,
yaitu siklus I, siklus II, siklus III ditiap siklusnya satu kali pertemuan.
Tanggal pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal yang berlaku di
MI Muhammadiyah Beji sesuai kesepakatan antara peneliti dan pihak
madrasah.
3. Langkah-langkah penelitian
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto dkk
(2010:16), menyebutkan bahwa ada beberapa ahli yang mengemukakan
model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis
besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui (lihat gambar 1.1) yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
13
Gambar 1.1 Bagan Siklus Kegiatan
a. Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, dibuat
perencanaan yang berupa persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam
proses belajar pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan
media komik, diantaranya:
1) Silabus dan Promes
2) RPP
3) Buku materi pembelajaran siswa sebagai acuan pembuatan media
komik anak
4) Lembar observasi dan alat dokumentasi.
?
Planning
Acting SIKLUS I
Observing
Reflecting
Planning
Acting SIKLUS II
Observing
Reflecting
14
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diadaptasikan dari
RPP yang telah dibuat. Dalam tahap ini PTK terdapat 3 siklus yang
akan dilaksanakan pada akhir bulan Oktober tahun 2014. Pada tahap
pelaksanaan meliputi Pelaksanaan belajar mengajar dengan
menggunakan media komik, evaluasi, observasi, serta refleksi sebagai
satu kesatuan proses belajar mengajar.
c. Pengamatan (Observasi)
Observasi bertujuan mengamati atau melihat langsung proses
belajar mengajar, serta mendokumentasikan hasil dari tindakan yang
dilakukan. Peneliti akan disini akan mengamati siswa selama proses
belajar mengajar. Mengukur indikator ketercapaian, serta menganalisis
dampak yang timbul adanya media komik anak.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas hasil dari pelaksanan dan
pengamatan selama proses belajar mengajar, bagaimanakah
penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa melalui media komik
anak ini. Guru dan peneliti dapat merefleksikan diri mengenai tingkat
keberhasilan dengan media komik anak dalam di kelas V MI
Muhammadiyah Beji dan sebagai patokan untuk menentukan tindakan
tahap siklus berikutnya. Jika pada hasil evaluasi kurang memuaskan
atau belum mencapai 85% siswa yang tuntas KKM maka peneliti
merancang untuk melanjutkan PTK dengan siklus berikutnya.
15
4. Instrumen Penelitian
Dalam PTK ini penulis menggunakan beberapa instrumen sebagai
bahan pengumpul data berupa:
a. Silabus dan promes
b. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
c. Lembar Observasi Siswa
d. Instrumen untuk wawancara guru dan siswa
5. Pengumpulan Data
Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah objek penelitian,
dan juga untuk merumuskan dan menguji hipotesis. Peneliti
mengumpulkan informasi mengenai objek penelitian menggunakan
metode sebagai berikut:
a. Pengamatan / Observasi
Penulis mengamati langsung maupun tidak langsung untuk
mengetahui sejauh mana adanya peningkatkan kompetensi penguasaan
materi Bahasa Indonesia dengan adanya media komik anak. Adanya
gejala-gejala yang timbul setelah penerapan media komik anak.
b. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara terhadap guru mapel Bahasa
Indonesia kelas lima, beserta beberapa siswa guna mengetahui sejauh
mana kompetensi penguasaan materi siswa sebelum dan sesudah
adanya media komik anak
16
c. Melakukan Tes
Penulis melakukan tes, evaluasi yang disesuaikan dengan RPP
disediakan oleh guru. Tes dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan
kompetensi penguasaan materi dari sebelum adanya tindakan dan
sesudahnya dengan melihat hasil lembar kerja siswa.
6. Analisis Data
Dalam teknik analisis data ini penulis mengolah hasil observasi,
wawancara, dan hasil evaluasi dengan mendiskripsikannya kemudian
menganalisis dan menyimpulkannya. Jenis data yang di kumpulkan adalah
sebagai berikut:
a. Penelitian kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan
menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa sama
dengan tingkatan kompetensi penguasaan materi dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas V MIM Beji. Nilai persentase dihitung
dengan ketentuan sebagai berikut:
NP =
Keterangan:
NP = Nilai Persentase
∑Skor = Jumlah Skor
∑Skor Maksimal = Jumlah Skor Maksimal
17
b. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari observasi dan wawancara
diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dianalisis. Data
kuantitatif dan kualitatif dikaitkan sebagai dasar untuk
mendiskripsikan keberhasilan dari penelitian dengan media komik
anak, dan perubahan terhadap peningkatan kompetensi penguasaan
materi khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan mata
pelajaran yang lainnya selain itu diharapkan adanya dampak lain
dengan adanya tindakan penggunaan media komik anak yaitu minat
membaca siswa yang membaik.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Secara garis besar sistematika penulisan skripsi dalam penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1. Bagian awal yang terdiri dari: Halaman Sampul, Lembar Logo, Halaman
Judul, Lembar Persetujuan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Mutu dan
Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi dan Daftar Lampiran.
2. Bagian inti dari skripsi terdiri dari:
BAB I Pendahuluan, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator
Keberhasilan, Manfaat Penelitian, Definisi Operasianal,
Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II Kajian Pustaka terdiri dari kompetensi penguasaan materi,
Media komik anak.
18
BAB III Gambaran umum lokasi penelitian, Lokasi, subyek dan
waktu penelitian, Deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana
pelaksanaan, pengamatan/penyimpulan data dan refleksi),
deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi siklus III.
BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan mengenai: Hasil Prasiklus,
hasil pelaksanaan siklus I, hasil pelaksanaan siklus II,
deskripsi siklus III, dan pembahasan
BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran
3. Bagian Akhir terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan Daftar
Riwayat Hidup Penulis.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia
1. Kompetensi penguasaan materi pembelajaran
Kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh
para siswa pada tahap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (Martinus
Yamin, 2005:127-128). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Kompetesi Kerja adalah
kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Terlepas dari tahap pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai
kemampuan dasar tentu yang paling berperan untuk mewujudkan adanya
kemampuan dasar adalah guru. Guru sebagai pendidik yang mengajarkan
materi agar tercapainya suatu tujuan yang direncanakan, maka harus
berawal dari guru yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Syarat
guru agar berhasil dalam proses pembelajaran:
a. Guru mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik
b. Mampu menguasai materi sehingga ketika ada siswa yang bertanya
dapat langsung menjawab tanpa mencari-cari di dalam buku
c. Mampu menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan baik
d. Mampu mampu beradaptasi dengan cepat dalam situasi kelas baru
dan kondisi tertentu
e. Dapat menerapkan prinsip-prinsip psikologi
20
f. Dapat mengadakan evaluasi dengan tepat.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah dibutuhkan adanya
lingkup materi untuk guru maupun siswa. Ruang lingkup yang harus
dikuasai oleh guru dan siswa adalah:
a. Guru
Guru harus menguasai seluruh materi yang tercantum dalam
GBPP (Garis-Garis Besar Program Pengajaran) sehingga perlu
adanya buku pegangan guru, dan diharuskan untuk guru mencari
materi dari sumber lain seperti majalah, artikel, dan internet selain
dari buku sumber pegangan guru.
b. Siswa
Siswa minimal harus menguasai materi yang tercantum dalam
GBPP, sehingga perlu adanya buku tersendiri yaitu buku sumber
pegangan siswa.
Upaya meningkatkan penguasaan materi guru adalah dengan
adanya musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) atau kelompok
kegiatan guru (KKG), buku sumber, dan pendidikan. Selain itu perlu juga
adanya kompetensi guru artinya kemampuan dan kewenangan guru dalam
menjalankan profesi keguruannya. Menurut Undang-Undang No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. (UPMA Stain Salatiga 2010:34)
21
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru
dalam mengelola pembelajaran, kompetensi ini dapat dilihat dari
kompetensi menyusun rencana pembelajaran, kompetensi
melaksanakan proses belajar mengajar, kompetensi melaksanakan
penilaian proses belajar mengajar.
1) Kompetensi menyusun rencana pembelajaran meliputi mampu
mendiskripsikan tujuan pembelajaran, mampu memilih materi,
mampu mengorganisir materi, mampu menentukan metode atau
strategi pembelajaran, mampu menentukan media pembelajaran,
mampu menyusun perangkat penilaian, mampu menentukan
teknik penilaian dan mampu mengalokasikan waktu untuk
diterapkan dalam proses belajar mengajar.
2) Kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar adalah guru
mampu melaksanakan program yang telah direncanakan
sebelumnya, guru dituntut aktif menciptakan dan menumbuhkan
kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Guru dapat menentukan penilaian mengubah teknik, metode
demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pada tahap ini tentunya
seorang guru harus terampil dan mahir menggunakan alat bantu
ajar, pengguanaan metode dan menilai hasil belajar siswa.
22
3) Kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar
adalah guru mampu membuat menentukan nilai hasil belajar
siswa, penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk
mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar
yang telah disusun dan dilaksanakan. Pada dasarnya penilaian
sangatlah penting untuk mengetahui tercapai tidaknya suatu
tujuan pembelajaran, sehingga diketahui tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar agar dapat diupayakan
tindak lanjut hasil belajar siswa. Kompetensi penilaian belajar
peserta didik meliputi mampu memilih soal berdasarkan tingkat
kesukaran, mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda,
mampu memperbaiki soal yang tidak valid, mampu memeriksa
jawab, mampu mengklarifikasi hasil-hasil penilaian, mampu
mengolah dan menganalisis penilaian, dan sebagainya.
b. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian ini mengharuskan guru mampu
bersifat dan bersikap baik dimanapun dan dalam keadaan apapun.
Karena sekolah adalah lingkungan yang sangat mendasari
terbentuknya kepribadian siswa setelah lingkungan keluarga, maka
segala hal yang ada di sekolah yaitu sikap guru di kelas maupun di
luar kelas akan menjadi cermin bagi para siswanya. Tidak hanya bagi
siswa tetapi juga terhadap masyarakat, pada umumnya masyarakat
23
mempunyai anggapan bahwa seorang guru adalah teladan yang baik
dilingkungannya.
c. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang
dapat menunjang tercapainya tugas seorang guru, kompetensi ini
meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan
bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung
jawab atas tugasnya dan rasa kebersamaan dengan guru lainnya.
Kompetensi profesional mencakup kemampuan dalam hal mengerti
dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis maupun
psikologis, mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai tingkat
kemampuan peserta didik, mampu menangani berbagai bidang studi
yang dibebankan kepadanya, mampu menggunakan media yang ada,
mampu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, mampu
mengevaluasi pembelajaran, dan mampu memotivasi siswa agar
berminat belajar.
d. Kompetensi sosial
Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan
guru dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik secara
efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kemampuan ini tidak kalah
penting dengan kompetensi sebelumnya, terciptanya sekolah yang
baik dan berhasil tidak lepas dari campur tangan semua pihak dalam
24
lingkungan sekolah. Seorang guru harus mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang baik dengan kemampuan
untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi
kehidupan yang akan datang. Kompetensi sosial guru tercermin
melalui indikator interaksi dengan siswa, kepala sekolah, sesama
guru/rekan kerja, orangtua siswa, dan masyarakat.
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sehingga dapatlah dirumuskan
bahwa kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat
terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar
ditetapkan. Yang paling berperan dalam berhasil tidaknya seorang siswa
di sekolah adalah guru, selain dari kemampuan siswa dalam menguasai
materinya terlebih dahulu seorang guru harus memiliki kompetensi yang
lebih luas dari siswanya.
2. Materi Bahasa Indonesia
Materi dalah isi dari pembelajaran, penguasaan materi siswa tidak
lepas dari kompetensi penguasaan materi guru, materi yang disajikan
terkesan sangat luas dan banyak untuk dikuasai oleh guru dalam satu
pokok bahasan saja, adanya silabus sangat membantu membatasi pokok
bahasan yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran. Guru harus
25
mempunyai tolak ukur dalam pembelajaran agar dapat menciptakan
situasi pembelajaran dan pengalaman belajar yang menyenangkan.
Sebelum sekolah anak sudah mempunyai bahasa sejak lahir yaitu
bahasa ibu (daerah) atau bahasa pertama seperti di Jawa Tengah dan Jawa
Timur masyarakat menggunakan Bahasa Jawa dan di Jawa Barat
umumnya berbahasa Betawi untuk berkomunikasi. Karena di daerah
masing-masing memiliki bahasa tersendiri, dan sebagaian besar warga
negara menggunakan bahasa daerah. Untuk dapat saling berkomunikasi
daerah satu dengan yang lain perlu adanya bahasa pemersatu disebut
bahasa kedua. Menurut Broto (1980:30) pengertian kedua adalah kedua
dari bahasa pertama (bagi anak-anak yang bahasa pertamanya bukan
Bahasa Indonesia) dan tidak dihubungkan dengan pengertian: politik,
nilai, derajat, dan martabat bahasa. Apalagi dengan mengingat bahwa
bahasa yang dimaksud bahasa kedua dalam uraian ini, adalah Bahasa
Nasional, Bahasa Indonesia, bahasa resmi Negara Republik Indonesia.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa kebudayaan bangsa, bahasa
nasional, Bahasa Indonesia adalah bahasa utama bangsa Indonesia. Di
sekolah kita belajar bahasa. Bahasa yang kita pelajari di sekolah adalah
bahasa nasional (Bahasa Indonesia), bahasa internasional (Bahasa
Inggris), dan bahasa daerah (bahasa lokal dimana kita sekolah, misanya di
Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Batak, dan lainnya) (Zulela, 2012:2).
Diwajibkan di semua sekolah Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran
pokok.
26
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) saat
ini, pembelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang SD/MI mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra meliputi 4
aspek:
1. Mendengarkan (Menyimak)
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis (Zulela, 2012:5)
Di MIM Beji mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V terdapat
5 jam pelajaran tiap minggu. Ruang lingkup materi Bahasa Indonesia:
Standar Kompetensi : 1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita
rakyat secara lisan
Kompetensi Dasar : 1.2. Mengidentifikasi unsur cerita tentang rakyat
yang didengarnya
Berikut ringkasan materi Bahasa Indonesia kelas V dengan subpokok
bahasan mengidentifikasi unsur cerita:
Dalam sebuah cerita rakyat ada beberapa unsur yang harus
dipelajari yaitu mengenai:
a. Menentukan nama-nama tokoh dan wataknya
Tokoh cerita adalah orang yang berperan dalam cerita. Tokoh
yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh
utama. Selain tokoh utama, terdapat tokoh pendamping. Tokoh
27
pendamping peranannya lebih kecil dari tokoh utama. Selain itu tokoh
juga mempunyai watak atau sifat seperti manusia pada umumnya.
b. Latar atau Setting
Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai tempat,
waktu dan suasana dalam cerita. Latar dibagi menjadi tiga yaitu latar
tempat adalah segala sesuatu menjelaskan tentang terjadinya
peristiwa dalam cerita, yang kedua adalah latar waktu yaitu waktu
terjadinya peristiwa dalam cerita, dan yang ketiga latar suasana
adalah penjelasan mengenai suasana yang terjadi saat peristiwa itu
terjadi.
c. Menentukan alur cerita
Alur merupakan salah satu unsur pembangun cerita dari dalam
(unsur intrinsik). Alur merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki
hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi 3 yaitu alur
maju yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita tersebut
diceritakan secara urut dari awal hingga akhir, yang kedua adalah alur
mundur (flashback) yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita
diceritakan dari akhir, kemudian kembali ke awal, alur yang ketiga
yaitu alur campur merupakan gabungan dari alur maju dan alur
mundur.
28
d. Menentukan tema dan amanat
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut
juga topik cerita, sedangkan amanat atau pesan biasanya mengandung
nasehat baik yang dapat menjadi pembelajaran para pembaca.
e. Menceritakan kembali isi cerita
Menceritakan kembali isi cerita merupakan bukti bahwa siswa
telah mendengarkan dan menguasai materi bacaan. Menulis garis
besar cerita dan menarik kesimpulan dengan jeli dan benar sudah
dapat menjadi nilai tambah bahwa siswa telah sungguh-sungguh
dalam belajar dan menguasai materi.
Subpokok materi siswa kelas V yang akan diteliti adalah unsur
cerita rakyat, sehingga dapat dikatakan kompetensi penguasaan materi
pada bab ini adalah apabila seorang siswa mampu menguasai materi
unsur cerita rakyat sehingga dapat menjadi dorongan tersendiri untuk
menguasai materi Bahasa Indonesia yang lain.
Materi Bahasa Indonesia yang menggunakan media komik anak
agar siswa menguasai materi pembelajaran adalah pada aspek membaca
dengan subpokok bahasan unsur cerita rakyat.
B. Media Komik
1. Pengertian media komik
a. Media pembelajaran
Secara luas dapat dikatakan bahwa media adalah orang,
benda atau kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan
29
seseorang memperoleh pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap
tertentu. Dalam situasi kelas, yang menjadi media adalah guru, buku
pelajaran, dan lingkungan kelas secara keseluruhan. Namun istilah
media pendidikan sering dipakai secara khusus untuk peralatan
tampak-dengar, seperti gambar, dan alat-alat elektronik lain
(Ensiklopedia Nasional Indonesia 1990:50). Pada pembahasan ini
media yang dimaksud adalah media pendidikan, yaitu media yang
digunakan sebagai bahan atau alat pembelajaran. Media merupakan
sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan
media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk
belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai (M. Basyirudin Usman 2002:15).
Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan
proses belajar mengajar (Cecep kustandi, dkk, 2013:8). Banyak
pengertian mengenai media antara lain:
1) Media pembelajaran digunakan dalam komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
2) Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik yang dikenal
sebagai software perangkat lunak, yaitu kandungan pesan yang
terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin
30
disampaikan kepada siswa pada proses belajar, baik di dalam
maupun di luar kelas.
3) Media memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal,
didengar, atau diraba dengan panca indra.
4) Media pembelajaran dapat digunakan secara massal (misal:
radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misal:
film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: buku,
komputer, radio tape, kaset, video recorder) (Cecep Kustandi,
2013:9).
Proses pembelajaran adalah proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran adalah
hal pokok dalam sistem pembelajaran ini. Tanpa media, komunikasi
tidak akan berjalan dengan baik atau dapat dikatakan berjalan tetapi
tidak akan berlangsung secara optimal. Posisi media pembelajaran
sebagai komponen komunikasi ditunjukkan oleh Daryanto (2013:7)
dalam bentuk gambar sebagai berikut;
Gambar 2.1 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran
(Sumber: www.google.co.id)
31
Fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju
penerima (siswa). Maksud gambar posisi media dalam sistem
pembelajaran adalah sumber melalui pengalaman menyampaikan
materi yang berkaitan melalui media, dan penerima manafsirkan
yang dimaksud dari media tersebut.
b. Fungsi media pembelajaran
Fungsi media pembelajaran sebagai pembawa informasi dari
sumber (guru) menuju penerima (siswa). Maksud gambar posisi
media dalam sistem pembelajaran adalah sumber melalui
pengalaman menyampaikan materi yang berkaitan melalui media,
dan penerima manafsirkan yang dimaksud dari media tersebut.
Menurut Daryanto (2013:5-6) secara umum media dapat digunakan
antara lain:
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis1
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara
siswa dengan sumber belajar
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visualnya, auditori dan kinestetiknya memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama
1 Bersifat hafalan: kata-kata yang dipakai secara saja yanpa diketahui maknanya yang jelas
32
5) Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi,
guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran,
siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
c. Komik Anak
Komik adalah cerita bergambar yang sekarang ini sudah
banyak beredar di majalah, bahkan dalam bentuk buku. Komik
selalu menjadi bacaan menarik bagi setiap anak, dengan berbagai
alasan mereka menyukai penyajian cerita dengan komik. Komik
adalah cerita bergambar serial sebagai perpaduan karya seni rupa
atau seni gambar dan seni sastra. Di prancis orang menyebutnya
sastra ekspresi grafis. Komik berbentuk rangkaian gambar. Masing-
masing dalam kotak, yang keseluruhannya merupakan rentetan satu
cerita. Gambar-gambar itu pada umumnya dilengkapi balon-balon
ucapan dan adakalanya masih disertai narasi sebagai penjelasan.
Komik dimuat secara sebagai cerita bersambung dalam majalah atau
surat kabar, atau diterbitkan sebagai buku dan dalam bentuk majalah
(Ensiklopedia Nusantara Indonesia 1990:54).
Menurut Kurt Franz (1996:55) Komik adalah bacaan dengan
model percakapan langsung seperti dalam film, hanya saja komik
33
berbentuk gambar dan tulisan. Ketika dialog ditulis dalam
gelembung-gelembung kecil disertai gambar pemeran dan
mempunyai alur cerita dapat disebut sebagai komik. Banyaknya
media secara tidak langsung mempengaruhi pola pembelajaran
siswa, seperti dampak adanya televisi dan film secara bebas dapat
ditonton oleh anak maupun dewasa membuat mereka lebih
menyukai duduk atau tiduran sambil menonton ketimbang membaca
buku yang menurut mereka membutuhkan waktu lama.
Media komik untuk pendidikan sudah banyak beredar sejak
dulu, sehingga dapat disimpulakan bahwa media komik sebagai alat
penyampai materi dengan bentuk komik. Materi Bahasa Indonesia
yang berupa cerita rakyat pada umumnya berupa bacaan tanpa
gambar dibuat menjadi dialog seperti drama televisi untuk
menumbuhkan minat baca siswa.
2. Komik sebagai media pembelajaran
Menurut M. Basyirudin Usman (2002:55) Komik merupakan
media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami. Oleh
sebab itu media komik dapat berfungsi sebagai media informatif dan
edukatif.
Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan
atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-
maksud pengajaran. Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan
34
hasil belajar dan membuat proses belajar menjadi menarik dan
menyenangkan, dapat mengurangi kesalahpahaman dan ketidakjelasan.
Komik sebagai media berperan sebagai alat yang mempunyai
fungsi menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini
pembelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara pelajar
dan sumber belajar (dalam hal ini komik pembelajaran). Komunikasi
belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran
disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Terdapat jenis-jenis komik,
sebagai berikut:
a. Komik karikatur
Komik karikatur biasanya hanya berupa satu tampilan saja,
dimana didalamnya bisa terdapat beberapa gambar yang dipadu
dengan tulisan-tulisan. Biasanya komik tipe kartun/karikatur ini
berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau politik
(sindiran) dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si pembaca dapat
memahami maksud dan tujuannya.
b. Komik Strips
Komik Strip (Strip comics) adalah sebuah gambar atau
rangkaian gambar yang berisi cerita. Komik Strip ditulis dan
digambar oleh seorang kartunis, dan diterbitkan secara teratur
(biasanya harian atau mingguan) di surat kabar dan di internet.
Biasanya terdiri dari 3 hingga 6 panel atau sekitarnya. Penyajian isi
35
cerita juga dapat berupa humor/banyolan atau cerita yang serius dan
menarik untuk disimak setiap periodenya hingga tamat.
c. Buku Komik
Rangkaian gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam
bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku Komik (Comic
Book) ini sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya
dalam Buku Komik berisikan 32 halaman, biasanya pada umumnya
ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman, dimana didalamnya
berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain
(http://yukomikus.wordpress.com/komiksebagaimediapembelajaran/).
Cara membuat komik sederhana sebagai media pembelajaran
sekaligus manarik minat membaca siswa adalah:
a. Menentukan subpokok bahasan materi bahasa indonesia, penulis
menekankan pada materi identifikasi unsur cerita rakyat
b. Mencari film mengenai materi cerita rakyat, bisa mendownload di
situs internet seperti youtube, film tentang cerita rakyat
c. Memotong video cerita rakyat dalam bentuk foto bersambung untuk
menentukan alur
d. Menentukan alur cerita
e. Merangkai foto bersambung tersebut untuk diisi dialog atau
gelembung-gelembung berisi dialog supaya mempunyai alur yang
jelas.
36
Contoh dari potongan komik yang digunakan sebagai media
pembelajaran:
Gambar 2.2 Contoh Komik Anak Cerita Rakyat Timun Emas
(Sumber: www.youtube.com film dengan perubahan dialog)
3. Kelebihan dan kelemahan media komik
Komik sebagai media pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan
kelemahan, media komik ini dapat diterapkan di berbagai kelas tentu
dengan penggolongan kata yang baik, kenapa komik? Untuk menarik
minat membaca siswa tentu media harus berbentuk grafis. Media grafis
termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari
sumber ke penerima pesan (reserver), dimana pesan dituangkan melalui
lambang atau simbol komunikasi visual. Selain itu media grafis berfungsi
37
untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila
tidak digrafiskan (M. Basyirudin Usman 2002:33).
Kelebihan dan kelemahan komik sebagai media pembelajaran
adalah:
a. Kelebihan komik sebagai media pembelajaran
Metode mengajar seorang pendidik dalam menyampaikan
pesan pembelajaran sangatlah terbatas dan sangat monoton. Hanya
sebatas ceramah, tanya jawab, diskusi dan simulasi sehingga
pengalaman belajar yang didapatkan peserta didik sangat tidak
variatif dan merasa belum memahami pesan yang disampaikan oleh
pendidik.
Bukan hanya itu, komik pun dapat menarik semangat siswa
untuk belajar dan mengajari siswa untuk menerjamahkan cerita ke
dalam gambar bahkan seolah-seolah siswa dihadapkan pada konteks
yang nyata sehingga muncul efek yang membekas pada siswa dan
dapat mengingat sesuatu lebih lama.
Materi yang terdapat di dalam komik dapat dijelaskan secara
sungguh-sungguh, yang artinya bahwa materi yang berbentuk gambar
dapat menjelaskan keseluruhan cerita atau materi yang dibarengi oleh
ilustrasi gambar untuk mempermudah siswa dengan mengetahui
bentuk atau contoh kongkret apa maksud dari materi tersebut.
38
Menurut Trimo (1992:22) kelebihan komik sebagai media untuk
menumbuhkan minat membaca adalah:
1) Komik menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya;
2) Mempermudah siswa menangkap hal-hal atau rumusan yang
abstrak;
3) Dapat mengembangkan minat baca anak dan mengembangkan satu
bidang studi yang lain;
4) Seluruh jalan cerita komik menuju pada satu hal yakni kebaikan
atau studi yang lain. (http://astimutiara.blogspot.com/komik
sebagai media pembelajaran.html).
b. Kelemahan media komik sebagai media pembelajaran
Salah satu kelemahan komik adalah tidak semua orang bisa
belajar efektif dengan gaya visual, karena setiap orang mempunyai
gaya belajar masing-masing. Oleh karena itu komik tidak dapat selalu
dijadikan media pembelajaran. Dengan kata lain media belajar harus
menyesuaikan dengan gaya belajar masing-masing siswa.
Komik juga dapat membuat orang menjadi malas karena orang
cenderung hanya ingin melihat gambar yang menarik menurut mereka
saja, tidak memahami materi secara utuh. Bahkan enggan untuk
membaca keseluruhan cerita sehingga daya serap siswa terhadap
materi rendah.
Terkadang komik yang terjual di pasaran atau di toko-toko
buku terdapat gaya bahasa yang kotor dan terlalu khayal sehingga
39
pesan atau materi yang disampaikan tidak mengenai target sasaran
dan terjadi kesalahan presepsi. Banyak aksi-aksi yang menonjolkan
kekerasan atau tingkah laku yang sinting dan sulit diterima oleh akal
sehat atau kurang logis, sehingga siswa hanya hanyut dengan cerita
khayal yang terdapat dalam komik tanpa ada kesan materi atau pesan
yang disampaikan tidak dapat dicerna oleh siswa.
Adapun kekurangan komik yang lainnya antara lain adalah
terlalu banyak mengkonsumsi komik bisa menumpulkan imajinasi
pembaca. Perhatikanlah prosa, seperti novel atau cerpen yang banyak
menggambarkan wajah tokoh tertentu dengan kata-kata daripada
gambar. Pembaca diajak untuk membayangkan seperti apa wajah
tokoh tersebut. Atau ketika penulis menggambarkan latar tempat.
Aspek-aspek inilah yang dalam komik diterjemahkan dalam gambar
dan membuat pembaca langsung menikmatinya, tanpa harus
membayangkan penggambaran tersebut lewat pikirannya. Mula-mula,
imajinasi hanya terbatas pada apa yang digambarkan. Namun
akhirnya, imajinasi bisa tumpul. Misalnya, hanya bisa
membayangkan latar tempat sebagaimana digambarkan pada komik
atau hanya bisa menggambar tokoh-tokoh seperti yang digambarkan
komikus terkait.
Menurut Trimo (1992:21) kelemahan media komik antara lain:
40
1) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca
sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku
yang tidak bergambar;
2) Ditinjau dari segi bahasa komik hanya menggunakan kata-kata
kotor atau kalimat-kalimat yang kurang dapat
dipertanggungjawabkan;
3) Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan atau tingkah laku
yang prevented;
4) Banyak adegan percintaan yang menonjol.
(http://astimutiara.blogspot.com/ komik sebagai media
pembelajaran. html).
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan media komik untuk
pembelajaran, tentu saja semua media ada kelebihan dan kekurangan,
hanya saja perlu pertimbangan masak-masak pemilihan media dalam
pembelajaran untuk mengurangi resiko dari kelamahan yang
berdampak pada peserta didik. Media digunakan jika terdapat
masalah yang perlu penanganan dan mengguanakan cara biasa belum
mempan atau berubah menjadi baik. Media komik juga tidak dapat
digunakan secara terus menerus, hanya beberapa hal saja yang benar-
benar membutuhkan media komik ini seperti pelajaran Bahasa
Indonesia, sebagai pendorong semangat para guru untuk lebih
inovatif menciptakan media pembelajaran untuk peserta didik.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah berdirinya MI Muhammadiyah Beji
MI Muhammadiyah Beji berdiri pada tahun 1967 Masehi.
Madrasah ini berdiri disebabkan karena banyaknya siswa Sekolah Dasar
yang kurang paham dan mengerti tentang keislaman. Banyak sekali anak-
anak yang pandai dalam bidang akademi tetapi akhlak dan budi pekertinya
kurang sesuai dengan sosial keagamaan yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Berawal dari itulah para pemuka agama dan tokoh
masyarakat berusaha mewadahi pandidikan yang menggabungkan antara
pendidikan umum dan pendidikan agama.
Maka dibentuklah sebuah madrasah yang diberi nama Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Beji. Dalam perkembangannya MI
Muhammadiyah Beji mengalami kemajuan yang pesat terutama tiga tahun
terakhir. Jumlah muridnya mengalami peningkatan yang sangat
menggembirakan. Namun demikian dengan bertambahnya murid ternyata
juga memunculkan tantangan baru yaitu kurangnya ruangan kelas sarana
dan prasarananya.
Saat ini Madrasah Ibtidaiyah Beji memiliki enam ruang kelas dan
satu ruang kantor dan guru dan ruangan lain yang sifatnya darurat yaitu
gudang dan mushola. Idealnya ruangan yang harus disediakan adalah dua
42
belas ruangan yaitu sembilan ruang untuk kelas, tiga lainnya untuk kantor,
perpustakaan, dan laboratorium, namun karena darurat maka ruang kantor
saat ini menjadi ruang guru, kepala, perpustakaan, ruang tamu, UKS dan
ruangan rapat.
2. Letak geografis
a. Batas – batas wilayah Desa Beji
Desa Beji merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Tulung Kabupaten Klaten yang memiliki luas wilayah 1596050,8
hektar, dengan batas sebagai berikut:
1) Batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Jati sari.
2) Batas sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tombol.
3) Batas sebelah barat berbatasan dengan Desa Bono.
4) Batas sebelah timur berbatasan dengan Desa Majegan.
b. Iklim dan curah hujan
Desa Beji beriklim tropis dengan udara yang sejuk ketinggian
tanah dari permukaan laut adalah 480 dan termasuk dataran rendah.
Curah hujan rata-rata 2.5583 mm/ tahun dan musim hujan antara 130
sampai dengan160 pertahun, suhu udara rata-rata 23 sampai 32 derajat
Celsius.
c. Letak MI Muhammadiyah Beji
MI Muhammadiyah Beji terletak di Dusun Bandung Desa Beji,
Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa tengah. Dusun
Bandung terletak di tengah dari dusun-dusun yang ada di desa Beji.
43
Sebelah barat MI Muhammadiyah Beji adalah Mushola dan sebelah
timur, selatan dan barat bersebelahan dengan rumah warga Dusun
Bandung terletak di tengah-tengah perkampungan yang letaknya
sangat strategis.
3. Visi, misi dan tujuan madrasah
Adapun visi madrasah adalah menumbuh kembangkan manusia
yang cerdas, terampil, berbudaya berlandaskan iman, dan taqwa.
Sedangkan misi madrasah adalah:
a. Meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang kreatif menyenangkan
dan berkualitas
b. Mengembangkan bakat, minat, dan potensi siswa secara optimal
c. Menciptakan suasana sekolah yang ramah, kondusif serta menerapkan
nilai-nilai luhur budaya bangsa
d. Meningkatkan kegiatan keagamaan
e. Menciptakan komunikasiyang efektif, menyenangkan dan disiplin.
Selain visi dan misi di atas madrasah juga mempunyai tujuan,
tujuan MIM beji adalah:
a. Mencerdaskan bangsa
b. Beriman dan bertaqwa kepada Allah
c. Berakhlak mulia
d. Senang membaca Al-Qur‟an dan Hadits
e. Mandiri, berbakat, terampil, dan bertanggung jawab
44
f. Menjadikan masyarakat, bernuansa islam, senang beribadah dan
bekerja.
4. Identitas sekolah
a. Nama Sekolah : MI Muhammadiyah Beji
b. No Statistik Sekolah : 111233100037
c. Akreditasi Madrasah : Terakreditasi B
d. Alamat Lengkap Madrasah : Bandung, Beji
Desa/Kecamatan : Beji/Tulung
Kabupaten : Klaten
Provinsi : Jawa Tengah
No. Telp : 085725510328
e. NPWP :-
f. Nama Kepala Sekolah : Rastuti Yubaidah, S.PdI
g. No. Telp/ HP : 085725610328
h. Nama Yayasan : Muhammadiyah
i. Alamat yayasan : Beji, Tulung, Klaten
j. No. Telp Yayasan : -
k. No Akte pendirian Yayasan : No. WK/5C/3998/19.A/MI/1983
l. Kepemilikan Tanah : Milik Yayasan
a. Status Tanah : Bersertifikat
b. Luas Tanah : 675 m2
45
m. Status Bangunan :
Yayasan
n. Luas Bangunan : 504 m2
5. Data fisik Madrasah
Gedung permanen dan representative
1. Status tanah: a. Luas : 675 m2
b. Luas : Bangunan 504 m2
c. Status Tanah: Wakaf
2. Surat kepemilikan tanah sertifikat/Akte
3. Ruang kelas : 6 lokal
4. Ruang lab. Computer : Ada
5. Ruang Perpustakaan : Ada
6. Ruang UKS : -
7. Ruang BP : -
8. Ruang Guru : 1 lokal
9. Ruang Kepala Madrasah : Ada
46
10. Struktur organisasi
Struktur organisasi MI Muhammadiyah Beji tahun ajaran
2014/2015
----------------------------------
--------------------------------------------
Tabel 3.1 Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Beji
Kepala Sekolah Dewan/Komite
Rastuti Yubaidah, S.Pdi
Unit Perpustakaan Tata Usaha
Wijayanta Khoerul Muqorrobin
Jabatan
Wali Kelas III Wali Kelas IV Wali Kelas II Wali Kelas I
Anni Rohmawati Zakiyah. M Kurnianingsih Siti Marfuah
Guru Guru Guru Penjas Wali Kelas V Wali Kelas VI
Umi .N.A Wijayanta Puji Riyanto Khoerul .M Hastuti Sri .U
Siswa
Masyarakat
47
11. Keadaan guru dan siswa MI Muhammadiyah Beji
a. Keadaan guru MI Muhammadiyah Beji
Jumlah keseluruhan guru di MI Muhammadiyah Beji
adalah 11 orang dengan rincian Kepala sekolah (PNS) dan 10
guru wiyata bakti. Berikut data guru yang mengajar di MI
Muhammadiyah Beji:
No. Nama L/P Pendidikan Jabatan
1. Rastuti Yubaidah, S.PdI P S1 Kepala
Sekolah
2. Siti Marfu'ah, S.PdI P S1 Guru Kelas
1A
3. Hastuti Sri Utami, S.PdI P S1 Guru Kelas 6
4. Kurnianingsih, S.Ag P S1 Guru Kelas 2
5. Anni Rohmahwati, S.Ag P S1 Guru Kelas 1B
6. Zakiyah Mubarokah,
A.Ma
P D2 Guru Kelas 4
7. Puji Riyanto, SE L S1 Guru Mapel
Penjaskes
8. Umi Nur'aliyah P SMA Guru Mapel
Matematika
9. Khoerul Muqorobin,
S.PdI
L S1 Guru Kelas 5
10. Wijayanta, S.PdI L S1 Guru Mapel
Penjaskes
11. Yeni Ratnasari, S.Ag P S1 Guru Mapel
Akidah
Akhlak
Tabel 3.2 Data Guru MI Muhammadiyah Beji
48
b. Keadaan siswa MI Muhammadiyah Beji
Jumlah keseluruhan siswa di MI Muhammadiyah Beji
tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut:
No. Kelas Laki-laki Perempuan Total
1. I 18 12 30 siswa
2. II 12 12 24 siswa
3. III 9 10 19 siswa
4. IV 7 9 16 siswa
5. V 7 8 15 siswa
6. VI 6 7 13 siswa
Jumlah 59 58 117 siswa
Tabel 3.3 Data Siswa MI Muhammaditah Beji Tahun Pelajaran
2014/2015
12. Ekstrakurikuler
Untuk memberikan pelayanan yang maksimal di madrasah
mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler tidak
wajib diikuti semua siswa hanya yang menginginkan berbakat dan
berminat dibidangnya. Di MIM Beji terdapat beberapa jenis
ekstrakurikuler yang bisa menjadi pilihan para siswanya yaitu:
a. Drumband
b. Qiro‟ah dan tartil Al-Qur‟an
c. Pencak silat
d. Pramuka
e. Komputer
Data ini diperoleh pada tanggal 23 september 2014.
49
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
penelitian guna memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan
di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Beji, Kecamatan Tulang,
Kabupaten Klaten.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah saat penelitian dilangsungkan. Berikut
adalah jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas:
a. Kegiatan prasiklus Waktu
1) Persiapan 23 Oktober 2014
2) Pelaksanaan 27 Oktober 2014
b. Kegiatan Siklus I
1) Persiapan 28 Oktober 2014
2) Pelaksanaan 30 Oktober 2014
c. Kegiatan Siklus II
1) Persiapan 31 Oktober 2014
2) Pelaksanaan 3 November 2014
d. Kegiatan Siklus III
1) Perencanaan 4 November 2014
50
2) Pelaksanaan 6 November 2014
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji,
Tulung, Klaten pada tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 15 anak
dengan rincian perempuan delapan anak dan laki-laki tujuh anak.
No. Nama Siswa Jenis
Kelamin
Usia Mata Pelajaran
yang disukai
Hobi
1. Mirna Wati P 12 th IPA Membaca
2. Reza Fahlefi L 11 th IPA Bermain Bulu
Tangkis
3. Rahmad R.
Arridho
L 11 th Penjaskes Berenang
4. Sifa Salsabilla N. P 10 th IPS dan Sains Menggambar
5. Azizah
Muthoharoh
P 10 th IPA/SAINS Menggambar
6. Dela Wulandari P 11 th Penjaskes Membaca
7. Dhian Darmastuti P 10 th Bahasa Inggris Menulis
8. Inge Angelina P 11 th SBK Mewarnai
9. Muhammad
Hasan
L 10 th Penjaskes Berenang
10. Shofati Asadah P 10 th Al-Qur‟an Hadits Membaca
11. Zakiyyah
Markhamah A.
P 9 th IPA Menulis
12. Sinung Agus
Susilo
L 11 th Penjaskes Berenang
51
13. Fajar Adi Tama L 10 th Penjaskes Bermain Sepak
Bola
14. Nur Wakhid L 10 th SBK Menyanyi
15. Muhammad Rizki
F.
L 9 th Bahasa Indonesia Membaca
Tabel 3.4 Nama Siswa-Siswi Kelas V MI Muhammadiyah Beji Kecamatan Tulung,
Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015
Alasan yang paling mendasar pemilihan subjek penelitian ini adalah
lokasi MI Muhammadiyah Beji paling dekat, selain itu sekolah paling
maju dan jumlah siswa yang paling banyak diantara sekolah dasar yang
terletak di Desa Beji dan sekitarnya. Setelah diadakan pra survei di MI
Muhammadiyah Beji terdapat kendala dalam proses belajar mengajar di
kelas V yaitu kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia masih di
bawah rata-rata ketuntasan minimal.
Penelitian tindakan kelas ini adalah salah satu upaya dalam rangka
penerapan media komik anak untuk meningkatkan kompetensi penguasaan
materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji,
Tulung, Klaten. Dengan harapan siswa cepat menguasai materi Bahasa
Indonesia dengan baik sehingga tercapai tujuan pembelajaran selain itu
diharapkan adanya peningkatan semangat membaca materi siswa.
C. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus
Penelitian tindakan kelas ini dipilih dengan menggunakan model dari
Suharsimi Arikunto yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-
52
tindakan pada siklus sebelumnya. Dalam setiap siklusnya terdiri dari empat
elemen penting, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1. Persiapan
a. Permohonan ijin kepada kepala sekolah MI Muhammadiyah Beji,
Tulung, Klaten
b. Observasi dan wawancara. Observasi ini dilakukan di dalam kelas V
ketika kegiatan pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, sedangkan
kegiatan wawancara dilakukan dengan guru Bahasa Indonesia yang
mengajar di kelas V dan siswa kelas V yang nilai pelajaran Bahasa
Indonesia sudah tuntas dan belum tuntas KKM mengenai minat
membaca dan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia.
c. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
d. Menyusun rencana penelitian.
2. Pra Siklus
a. Perencanaan
1) Observer menyiapakan materi untuk pembelajaran mengenai
unsur cerita rakyat
2) Observer membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
53
3) Observer membuat instrumen penelitian berupa tugas untuk
siswa, lembar pengamatan siswa dan lembar observasi.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan awal
Apersepsi dan Motivasi
a) Salam pembuka
b) Bertanya kabar siswa
c) Absensi untuk mempersiapkan siswa belajar
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
(1) Siswa membaca cerita rakyat dengan judul “Malin
Kundang” secara bergantian perparagraf
(2) Disela-sela pembacaan cerita diuraikan unsur cerita
rakyat yang pertama yaitu tentang tokoh dan
wataknya.
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
(1) Siswa dibuat tiga kelompok untuk mendiskusikan
tentang unsur cerita rakyat yang lain yaitu alur, tema
dan amanat serta meringkas atau menceritakan kembali
cerita Malin kundang
54
(2) Kembali ke bangku masing-masing untuk melanjutkan
identifikasi cerita Malin Kundang secara mandiri.
(3) Tanya jawab dan penugasan secara mandiri
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru,
(1) Menanyakan pada siswa berkenaan dengan materi,
tentang hal-hal yang belum diketahui
(2) Bersama-sama siswa tanya jawab meluruskan
kesalahpahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan.
3) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup,
a) Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan
hasil
b) Siswa ditanya kesan dan pesan selama pembelajaran.
c) Siswa diberi wejangan untuk rajin membaca dan belajar.
c. Pengamatan
1) Guru mengamati kesiapan siswa dalam menerima pelajaran
2) Guru mengamati perhatian siswa terhadap pelajaran dan minat
siswa untuk membaca materi
3) Guru mengamati kegiatan siswa selama di dalam kelas
d. Refleksi
55
1) Guru dan observer mengumpulkan data berupa hasil belajar
tanpa menggunakan media, lembar pengamatan, lembar
observasi untuk dianalisis. Hasil dari pra siklus siswa masih
kesulitan menguasai materi, dan tidak mempunyai minat
membaca.
2) Observer menyiapkan langkah untuk melaksanakan siklus I
dengan media komik anak.
3. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 dimulai
jam 9.35 s.d 10.45 durasi 2 jam pelajaran. Materi pembelajaran pada
siklus I masih sama yaitu Unsur cerita rakyat.
a. Perencanaan
1) Observer mempersiapkan materi pembelajaran unsur cerita
rakyat
2) Observer menyiapkan media komik anak dengan judul
“Legenda Seribu Candi”
3) Observer menyiapkan instrumen penelitian berupa tugas untuk
siswa, tabel pengamatan dan observasi.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan awal
Apersepsi dan Motivasi
a) Salam Pembuka
56
b) Absensi untuk mempersiapkan siswa belajar
c) Siswa mempersiapkan alat tulis dan buku untuk memulai
pelajaran
d) Siswa diajak senam keseimbangan otak kanan dan kiri
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
(1) Guru memperlihatkan komik Legenda Seribu candi
kepada siswa
(2) Guru bertanya pada siswa mengenai komik
(3) Selanjutnya Guru bertanya pada siswa mengenai cerita
rakyat dan unsur-unsur yang terkandung didalamnya
b) Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi,
(1) Guru memberikan jawaban yang tepat mengenai cerita
rakyat dan unsurnya
(2) Siswa membaca komik Legenda seribu candi seperti
drama secara bergantian
57
(3) Siswa menentukan tokoh dan wataknya, jenis alur,
tema dan amanat yang terkandung didalam cerita
rakyat Legenda seribu candi melalui tanya jawab dan
penugasan
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
(1) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
unsur cerita rakyat yang belum mereka kuasai
(2) Bersama-sama guru siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahpahaman, memberikan penguatan materi dan
penyimpulan.
3) Kegiatan penutup
a) Siswa dan Guru mengadakan refleksi tentang proses dan
hasil
b) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi cerita rakyat
yang lain dan mempersentasikan pada pembelajaran
berikutnya
c. Pengamatan
1) Guru mengamati kesiapan siswa mengikuti pembelajaran
Bahasa Indonesia
2) Guru mengamati minat membaca siswa terhadap komik
pertama yaitu Legenda seribu candi
58
3) Guru melakukan observasi terhadap penguasaan materi unsur
cerita rakyat, minat membaca siswa, serta kelebihan dan
kekurangan dalam pelaksanaan siklus I.
d. Refleksi
Guru dan observer melakukan refleksi siklus I dengan
melihat tabel pengamatan dan tabel observasi untuk mengetahui
minat membaca sebagai acuan untuk menentukan tahap siklus II.
Mengumpulkan hasil belajar siswa untuk mengetahui adanya
peningkatan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia.
Refleksi tersebut antara lain:
1) Bagaimana agar siswa mampu meringkas dan menceritakan
kembali isi cerita yang dibuat dalam bentuk komik anak.
2) Bagaimana tingkat kompetensi penguasaan materi unsur cerita
rakyat. Hasil akhir dari siklus I masih belum sesuai dengan
harapan.
4. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 3 November 2014 pada
jam 9.35 s.d 10.45 dengan durasi 2 jam pelajaran. Materi pada siklus II
yaitu Unsur cerita rakyat. Untuk meningkatkan penguasaan materi guru
melaksanakan siklus II sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Observer menyiapkan RPP untuk siklus II
59
2) Observer menyiapakan komik anak kedua dengan judul
“Timun Emas”
3) Observer menyiapkan instrumen penelitian berupa tugas untuk
siswa, lembar pengamatan dan lembar observasi
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Apersepsi dan motivasi
a) Salam pembuka
b) Tanya kabar siswa
c) Absensi
d) Siswa disuruh mempersiapkan alat tulis untuk belajar
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
(1) Guru membagi kelompok menjadi tiga
(2) Komik anak berjudul Timun Emas dibagikan pada
siswa
(3) Siswa diminta mendiskusikan dan mengemukakan
tokoh serta wataknya, jenis alur, tema dan amanat dari
cerita rakyat Timun Emas.
(4) Secara berlomba salah satu kelompok akan mendapat
poin bila selesei lebih awal dan benar ketika
mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya.
60
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
(1) Kelompok yang selesei lebih dulu mempersentasikan
hasil diskusinya.
(2) Sementara kelompok lain mencocokkan bersama
dengan hasil diskusi kelompok masig-masing
(3) Guru memberikan hukuman bagi yang mendapat poin
terendah, dan sebaliknya kelompok yang mendapat
poin tertinggi mendapat hadiah.
(4) Bertanya jawab tentang komik Timun emas dan
penugasan
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
(1) Guru menanyakkan pada siswa berkenaan dengan
materi unsur cerita rakyat, tentang perihal yang belum
dimengerti
(2) Bersama-sama siswa meluruskan kesalahpahaman dan
memberikan penguatan serta penyimpulan
3) Kegiatan Penutup
a) Guru dan siswa melakukan refleksi tentang proses dan
hasil.
b) Guru mengingatkan agar siswanya selalu gemar membaca
walaupun jenis bacaannya tidak komik, dan rajin belajar
61
c) Salam penutup.
c. Pengamatan
1) Guru mengamati siswa yang pada siklus I masih belum tuntas
untuk lebih fokus di dampingi
2) Guru mengamati adanya peningkatan minat membaca
3) Guru mencatat kekurangan dan kelebihan pengajaran pada
siklus II
4) Guru melakukan observasi terhadap penguasaan materi pada
siklus II
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II yaitu:
1) Bagaimana agar siswa mau tetap fokus terhadap materi unsur
cerita rakyat
2) Guru dan observer mengumpulkan hasil belajar, tabel
pengamatan, tabel observasi sebagai acuan untuk melaksanakan
siklus III. Hasil belajar siswa dari siklus II ini belum semua
tuntas bahkan belum mencapai 85 % sehingga perlu diadakan
siklus III.
5. Siklus III
Siklus III harus dilaksanakan karena siswa yang tuntas KKM baru
mencapai 75%. Siklus III dilaksanakan pada hari kamis 6 November
2014 jam 9.35-10.45 satu kali pertemuan.
a. Perencanaan
62
1) Observer mempersiapkan RPP untuk siklus III
2) Observer menyiapkan cerita rakyat dalam bentuk komik ke tiga
berjudul “Keong Emas”
3) Observer menyiapakan instrumen penelitian dan penugasan
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Apersepsi dan Motivasi
a) Salam pembuka
b) Tanya kabar
c) Absensi
d) Membentuk kelompok
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
(1) Beberapa siswa berperan sebagai tokoh dalam cerita
keong emas mendialogkan komik tersebut.
(2) Teman yang mendengar sambil mencatat hal-hal yang
penting
(3) Siswa mendiskusikan kembali tokoh dan wataknya,
alur dari cerita keong emas, tema dan amanat
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
63
(1) Salah satu siswa mulai membacakan hasil diskusi
kelompok
(2) Bersama-sama seluruh siswa menceritakan kembali
cerita keong emas
(3) Mencocokan bersama hasil diskusi kelompok,
kelompok lain menilai hasil kelompok yang persentasi
dengan memberi poin
(4) Setelah poin terkumpul maka kelompok yang
mendapat poin terbanyak mendapat penghargaan,dan
yang mendapat poin terendah mendapat hukuman
(5) Penugasan dan evaluasi terakhir siklus tiga
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
(1) Guru bertanya pada siswa mengenai materi yang telah
disampaikan selama 3 kali pertemuan menggunakan
media komik
(2) Guru menanyakan pada siswa tentang hal-hal yang
belum diketahui serta melakukan penyimpulan dan
penguatan
3) Kegiatan Penutup
a) Guru menanyakan kesan belajar dengan media komik anak
b) Guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil
64
c) Pesan dan kesan selama melakukan penelitian bersama
siswa
d) Salam penutup
c. Pengamatan
1) Guru mengamati siswa-siswa yang pada siklus II masih
memerlukan perhatian khusus.
2) Guru mengamati bagaimana perhatian siswa terhadap pelajaran
Bahasa Indonesia
3) Guru mengamati peningkatan minat membaca ketika pelajaran
dan istirahat berlangsung
4) Guru mengamati siswa dalam penguasaan materi pembelajaran.
d. Refleksi
1) Karena hasil akhir dari siklus III sudah lebih dari 85% tuntas
maka peneliti mencukupkan hanya sampai siklus III
2) Masih ada satu siswa yang memang belum tuntas karena
adanya kendala lingkungan keluarganya.
3) Hampir seluruh siswa menyukai cerita dalam bentuk komik
anak dengan alasan lebih menarik dan menantang, pada
umumnya siswa telah membaca cerita rakyat tetapi baru pada
pelajaran kali disampaikan melalui media komik anak
4) Dalam siklus III ini siswa juga semua aktif mengikuti
pembelajaran dari awal hingga akhir dengan penuh semangat.
65
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Dari hasil wawancara dilakukan pada tanggal 23 September 2014
dengan Hastuti Sri Utami selaku guru pengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas V MI Muhammadiyah Beji, Tulung, Klaten
menyatakan bahwa proses belajar mengajar yang selama ini terjadi dapat
dikatakan belum sepenuhnya mencapai tujuan pembelajaran.
permasalahan yang mendasar sebenarnya adalah siswa yang kurang
mampu menguasai materi, terbukti dari nilai prasiklus yang masih banyak
siswa belum tuntas KKM. Banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi
penguasaan materi pada siswa faktor eksternal dan internal, salah satu
faktor internal adalah minat membaca siswa. Menurut para Guru memang
minat membaca siswa di MI Muhammadiyah sangatlah rendah, perlu
adanya peningkatan minat membaca siswa terutama kelas V yang akan
segera menghadapi persiapan di kelas VI. Berikut Hasil penelitian yang
telah dilaksanakan:
a. Minat membaca siswa pada pra siklus
1) Hasil wawancara dengan siswa mengenai minat membaca
67
Untuk mengetahui persentase minat membaca siswa
sebelum adanya tindakan dilakukan wawancara terhadap siswa.
Berikut hasil dari olahan data wawancara siswa:
No. Indikator minat membaca siswa Ya Tidak Jumlah
1. Siswa menyukai pelajaran Bahasa
Indonesia
1 13 15
2. Siswa membaca buku pelajaran terlebih
dahulu sebelum dimulainya pelajaran
0 15 15
3. Siswa menganggap membaca sangat
penting
13 2 15
4. Membaca karena disuruh atau tidak
karena kesadaran sendiri
5 10 15
5. Mencari informasi mengenai materi dari
sumber lain
6 9 15
6. Mengulangi membaca materi
pembelajaran dirumah
3 12 15
7. Menggunakan waktu istirahat untuk
membaca buku di perpustakaan
2 13 15
8. Menyukai semua jenis buku bacaan 2 13 15
9. Berusaha membaca dan memahami
materi pelajaran
3 12 15
10. Membaca minimal dua buku ditiap
minggunya
11 4 15
Jumlah Skor 47 103 150
Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Siswa Pra Siklus
Keterangan: Minat membaca siswa Sangat Baik (A) jika jumlah skor 100 – 150
Minat membaca siswa Baik (B) jika jumlah skor 50 – 100
Minat membaca siswa Cukup (C) jika jumlah skor 25 – 50
Minat membaca siswa Kurang (D) jika jumlah skor 00 – 25
a) Jumlah skor minat membaca pada kondisi awal diperoleh 47
68
b) Jumlah skor maksimal adalah 15 (skor maksimal tiap item)x
10 (item)= 150
c) Dari keterangan diatas dapat dikategorikan bahwa minat
membaca siswa untuk kondisi sebelum dilakukan tindakan
kelas adalah C (Cukup) sedangkan hasil yang ingin diperoleh
adalah minimal B (Baik).
d) Persentase minat siswa sebelum dilakukan tindakan kelas
adalah 47/150x100% = 31%.
b. Kompetensi penguasaan materi siswa pada pra siklus
1) Hasil belajar siswa
Hasil dari pra siklus sebelum penggunaan media komik
anak dalam pembelajaran dan sebagai bukti bahwa penguasaan
materi Bahasa Indonesia masih sangat rendah. Berikut hasil
evaluasi siswa sebelum adanya tindakan:
No. Nama Siswa L/P Skor Nilai
Pra siklus Ketentuan
1. Mirna Wati P 43 Tidak Tuntas
2. Reza Fahlefi L 72 Tidak Tuntas
3. Rahmad R. Arridho L 78 Tuntas
4. Sifa Salsabilla N. P 80 Tuntas
5. Azizah Muthoharoh P 72 Tidak Tuntas
6. Dela Wulandari P 68 Tidak Tuntas
7. Dhian Darmastuti P 88 Tuntas
8. Inge Angelina P 83 Tuntas
69
9. Muhammad Hasan L 68 Tidak Tuntas
10. Shofati Asadah P 83 Tuntas
11. Zakiyyah Markhamah A. P 82 Tuntas
No. Nama Siswa L/P Skor Nilai
Pra siklus Ketentuan
12 Sinung Agus Susilo L 26 Tidak Tuntas
13. Fajar Adi Tama L 70 Tidak Tuntas
14. Nur Wakhid L 68 Tidak Tuntas
15. Muhammad Rizki F. L 59 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 26
Rata-rata 69,33
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Pra Siklus
a) Jumlah siswa seluruhnya 15 anak
b) Jumlah siswa yang tuntas sebelum penggunaan media komik
anak adalah 6 siswa
c) Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 9 anak
d) Persentase ketuntasan siswa adalah 6/15x100%= 40% masih
jauh dari kata tuntas pembelajaran, dikatakan tuntas dan
berhasilnya suatu tindakan kelas apabila persentase ketuntasan
keseluruhan siswa mencapai 85%.
e) Rata-rata nilai siswa kelas V adalah 69,33 itu artinya belum
tercapainya tujuan pembelajaran.
70
2) Hasil observasi terhadap aktifitas siswa
Hasil pengamatan aktifitas siswa selama pembelajaran
Bahasa Indonesia berlangsung (lihat lampiran) sebagai berikut:
No. Aspek Penilaian Persentase
B% C% K%
1. Kognitif (Kemampuan) 33,33 46,67 20
2. Afektif (Perhatian) 26,67 46,67 26,67
3. Psikomotorik (Keaktifan) 26,67 53,33 20
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pra siklus
a) Dari hasil tabel 4.3 pengamatan aktifitas siswa dapat dilihat
kemampuan siswa yang sudah baik baru mencapai 33,33%
sedangkan sisanya masih cukup dan kurang
b) Perhatian siswa sangatlah kurang, dari hasil pengamatan
persentase siswa pada kategori baik hanya 26,67%, sedangkan
untuk siswa yang perhatiannya cukup 46,67% dan yang
kurang memperhatikan pelajaran sebanyak 26,67%
c) Begitu juga dengan persentase keaktifan siswa lebih banyak
jumlah siswa yang mempunyai keaktifan cukup yaitu 53,33%,
dibandingkan dengan siswa yang keaktifan mengikuti
pelajaran baik hanya 26,67%, dan yang tersisa adalah siswa
pasif berjumlah 20%.
71
c. Refleksi
1) Hal yang menghambat proses pembelajaran antara lain kurang
aktifnya siswa karena tingkat minat membaca siswa rendah, siswa
tidak mau membaca cerita berjudul Malin kundang karena mereka
sudah sering membacanya di buku lain.
2) Hal yang mendukung dalam proses belajar mengajar adalah seluruh
siswa duduk memperhatikan.
3) Yang dilakukan peneliti setelah adanya hasil pembelajaran adalah
lebih fokus pada siswa yang belum tuntas serta mencari informasi
mengenai mereka.
2. Siklus I
Pada siklus I sudah digunakan media komik berjudul Legenda
seribu candi untuk mengetahui kompetensi penguasaan materi siswa.
Hasil dari pengamatan terhadap minat membaca siswa terhadap materi
sangat baik, seluruh siswa sangat bersemangat untuk mempelajari komik.
Bagi siswa di MI Muhammadiyah Beji komik memang hal baru sehingga
perlu belajar membaca komik. Selain hal baru untuk mereka komik
merupakan bacaan yang membutuhkan kejelian untuk memahami maksud
bacaan. Berikut hasil belajar siswa sesudah adanya tindakan dan hasil
pengamatan aktifitas siswa.
72
a. Hasil belajar siswa
Berikut ini nilai siswa setelah diadakan tindakan kelas dengan
menggunakan media komik anak ketika pembelajaran Bahasa
Indonesia:
No. Nama Siswa L/P Skor Nilai
Pra siklus Ketentuan
1. Mirna Wati P 45 Tidak Tuntas
2. Reza Fahlefi L 55 Tidak Tuntas
3. Rahmad R. Arridho L 20 Tidak Tuntas
4. Sifa Salsabilla N. P 75 Tuntas
5. Azizah Muthoharoh P 65 Tidak Tuntas
6. Dela Wulandari P 45 Tidak Tuntas
7. Dhian Darmastuti P 95 Tuntas
8. Inge Angelina P 85 Tuntas
9. Muhammad Hasan L 45 Tidak Tuntas
10. Shofati Asadah P 75 Tuntas
11. Zakiyyah Markhamah A. P 80 Tuntas
12. Sinung Agus Susilo L 20 Tidak Tuntas
13. Fajar Adi Tama L 75 Tuntas
14. Nur Wakhid L 75 Tuntas
15. Muhammad Rizki F. L 85 Tuntas
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 20
73
Rata-rata 62,66
Tabel 4.4 Nilai Evaluasi Siklus I
1) Pada tabel 4.4 adalah nilai dari siklus I rata-rata kelas mencapai
62,66. Rata-rata tersebut lebih rendah dari pra siklus yang
sebelumnya rata-rata kelas adalah 69,33. Komik anak adalah hal
baru bagi mereka, sehingga para siswa memerlukan waktu untuk
belajar membaca komik anak sebagai media pembelajaran
mereka.
2) Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I adalah 8 anak, lebih banyak
daripada pelaksanaan pra siklus yaitu 6 siswa
3) Jumlah siswa yang belum tuntas adalah 7 lebih sedikit
dibandingkan pra siklus yaitu 9 siswa.
4) Persentase ketuntasan rata-rata kelas adalah 8/15x100%= 53% itu
artinya masih belum tuntas. Penelitian tindakan kelas dilanjutkan
pada siklus II.
b. Hasil observasi terhadap aktifitas siswa
Selain dari hasil evaluasi siswa, peningkatan kompetensi
penguasaan materi diukur dengan observasi terhadap aktifitas siswa
selama mengikuti pelajaran dengan media komik anak. Berikut tabel
persentase hasil observasi terhadap aktifitas siswa, adapun tabel
observasi aktifitas siswa (lihat lampiran):
74
No. Aspek Penilaian Persentase
B% C% K%
1. Kognitif (Kemampuan) 53,33 33,33 13,33
2. Afektif (Perhatian) 73,33 13,33 13,33
3. Psikomotorik (Keaktifan) 66,67 20 13,33
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I
1) Tabel hasil observasi 4.5 menunjukkan adanya peningkatan
persentase kemampuan siswa yang sebelumnya 33,33%, menjadi
53,33% baik, dan jumlah siswa yang masih dalam kategori
cukup sebanyak 33,33% menurun 14% dari pra siklus, begitu
juga dengan siswa yang kognitifnya masih kurang berjumlah 2
orang atau 13,33% dari keseluruhan siswa.
2) Nilai kedua dari observasi adalah perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran meningkat hingga 47% menjadi 73,33% siswa
memperhatikan dengan baik pelajaran Bahasa Indonesia dan
penggunaan media komik anak berjudul Legenda seribu candi.
Pada siklus I ini sudah dimulai pengguanaan media komik dan
berdampak pada penurunan persentase siswa yang cukup dan
kurang memperhatikan pembelajaran menjadi 13,33%.
3) Tidak hanya perhatian siswa yang meningkat baik, tetapi juga
persentase keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
75
meningkat baik, dalam siklus I siswa diharuskan belajar terlebih
dahulu membaca komik, karena pada umumnya mereka belum
pernah membaca cerita dalam jenis komik anak. Keaktifan siswa
berjumlah 66,67% naik hingga 40% baik. Sisanya masih dalam
kategori cukup aktif dan kurang aktif yaitu 20% dan 13,33%.
c. Refleksi
1) Hal yang mendukung adalah tampak dari awal antusias para siswa
membaca komik anak pertama, bahkan para siswa mau membaca
komik seperti bermain drama setiap siswa memainkan tokoh
masing-masing
2) Hal yang terhitung menghambat dalam proses pembelajaran pada
siklus II adalah ada satu siswa yang belum terampil membaca,
serta pada umumnya mereka belum pernah membaca komik. Para
siswa diharuskan belajar membaca komik, dan mereka belum
menguasai materi unsur cerita rakyat dengan baik
3) Guru dan observer terus memantau siswa yang mengalami
kesulitan menguasai materi dan belum terampil membaca untuk
terus didampingi. Diadakan tutor sebaya agar siswa yang belum
tuntas lebih leluasa mengungkapkan kekurangan dalam
menguasai materi pada siswa yang lebih unggul dari mereka.
3. Siklus II
Kompetensi penguasaan materi siswa pada siklus II dapat dilihat
pada tabel hasil belajar dan tebel pengamatan aktifitas siswa. Pada siklus
76
II digunakan komik kedua berjudul Timun emas. Dari hasil pengamatan
menunjukkan bahwa minat membaca siswa semakin membaik, dengan
antusias mereka membaca komik kedua sebagai awal pembelajaran
Bahasa Indonesia pada siklus II. Berikut disajikan hasil belajar siswa
setelah penggunaan media komik Timun emas:
a. Hasil belajar siswa
Perolehan hasil evaluasi siswa pada siklus II dapat dilihat pada
tabel :
No. Nama Siswa L/P Skor Nilai
Pra siklus Ketentuan
1. Mirna Wati P 80 Tuntas
2. Reza Fahlefi L 75 Tuntas
3. Rahmad R. Arridho L 84 Tuntas
4. Sifa Salsabilla N. P 72 Tidak Tuntas
5. Azizah Muthoharoh P 75 Tuntas
6. Dela Wulandari P 72 Tidak Tuntas
7. Dhian Darmastuti P 77 Tuntas
8. Inge Angelina P 89 Tuntas
9. Muhammad Hasan L 84 Tuntas
10. Shofati Asadah P 80 Tuntas
11. Zakiyyah Markhamah A. P 84 Tuntas
12. Sinung Agus Susilo L 74 Tidak Tuntas
13. Fajar Adi Tama L 75 Tuntas
14. Nur Wakhid L 72 Tidak Tuntas
15. Muhammad Rizki F. L 84 Tuntas
77
Nilai Tertinggi 89
Nilai Terendah 72
Rata-rata 78,46
Tabel 4.6 Nilai Evaluasi Siklus II
1) Rata-rata penilaian dari siklus II adalah 78,46. Rata-rata kelas
tersebut mengalami kenaikan yang cukup baik, yang pada siklus I
nilai rata-rata kelas hanya 62,66 selisih 15,80. Nilai rata-rata
kelas tersebut dapat dikatakan memenui standar KKM yaitu ≥75.
Pada siklus II siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran
menggunakan media komik. Komik yang digunakan pada siklus
dua berjudul Timun emas para siswa sebelumnya
mengungkapkan bahwa cerita rakyat ini sudah sering mereka
membaca dan juga menonton filmnya, tetapi mereka belum
pernah membaca cerita rakyat dalam bentuk komik anak.
2) Jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran siklus II adalah 11
siswa lebih banyak 3 anak dibandingkan dengan siklus I yang
hanya berjumlah 9 anak..
3) Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas tentunya mengalami
penurunan yang sebelumnya 7 siswa dan pada siklus II berjumlah
4 siswa.
4) Persentase jumlah ketuntasan siswa adalah 11/15x100%= 73%.
Pada siklus II ini persentase ketuntasan siswa belum mencapai
85% sehingga dilakukan siklus berikutnya yaitu siklus III.
b. Hasil observasi terhadap aktifitas siswa
78
Berikut hasil observasi terhadap aktifitas siswa selama
pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung pada siklus II selengkapnya
(lihat lampiran):
No. Aspek Penilaian Persentase
B% C% K%
1. Kognitif (Kemampuan) 40 53,33 6,67
2. Afektif (Perhatian) 66,67 33,33 0
3. Psikomotorik (Keaktifan) 86,67 6,67 6,67
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
1) Kemampuan siswa dalam menguasai materi pada siklus II
menurun, persentase jumlah siswa yang mampu menguasai
materi dengan baik berjumlah 40% dikarenakan siswa mulai
bosan dengan materi Bahasa Indonesia walaupun pada dasarnya
mereka belum menguasai materi dengan baik atau sempurna,
sedangkan menurut hasil observasi pada tabel 4.7 masih ada
siswa yang kemampuannya kurang berjumlah 6,67%, dan sisanya
adalah mempunyai kemampuan cukup yaitu 53,33%.
2) Perhatian siswa menurut hasil observasi masih terhitung baik,
meski menurun dari hasil persentase pada siklus sebelumnya,
pada siklus II siswa yang memperhatikan pelajaran dengan baik
terhitung 66,67% dari keseluruhan siswa, walaupun begitu pada
siklus II ini sudah tidak ada siswa yang tidak memperhatikan
materi yang disampaikan oleh Guru. Dari 15 siswa sekitar
79
33,33% yang cukup memperhatikan pembelajaran pada siklus II
ini.
3) Pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa dengan media komik
anak, sehingga hampir seluruh siswa aktif mengikuti jalannya
pembelajaran Bahasa Indonesia, dari tabel 4.7 dapat dilihat
bahwa keaktifan siswa mencapai 86,67% sudah baik, meningkat
19% dari siklus sebelumnya. Masih ada siswa yang cenderung
pasif mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari tabel di atas
siswa yang cukup aktif dan kurang aktif masing-masing 6,67%.
c. Refleksi
1) Hal yang mendukung pada pembelajaran di siklus II ini adalah para
siswa mulai menguasai media komik anak dan materi unsur cerita
rakyat melalui tutor sebaya. Minat siswa dalam pembelajaran
yang semakin meningkat jumlahnya.
2) Masih ada beberapa kendala yang perlu adanya tindakan khusus
yaitu para siswa belum sepenuhnya menguasai unsur cerita rakyat
yaitu pada saat menceritakan kembali isi cerita dengan bahasa
sendiri, kebanyakan dari mereka malah menulis isi komik. Selain
itu sudah merasa bosan dengan materi unsur cerita rakyat.
3) Guru mengadakan semacam perlombaan antar kelompok tutor
sebaya untuk meningkatkan minat menguasai materi. Apabila
kelompok mendapat poin terendah mereka dihukum dan
sebaliknya yang mendapat poin tertinggi mendapat hadiah.
80
4. Siklus III
a. Minat membaca siswa pada siklus III
1) Hasil wawancara dengan siswa mengenai minat membaca
Pada akhir siklus III diadakan wawancara kembali serta
kesan dan pesan selama diadakan penelitian dengan penggunaan
media Komik anak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Hasilnya pada umumnya siswa menyukai adanya media komik
anak ini, berikut tabel hasil dari peningkatan minat membaca
siswa melalui wawancara:
No. Indikator minat membaca siswa Ya Tidak Jumlah
1. Siswa menyukai pelajaran Bahasa
Indonesia
14 1 15
2. Siswa membaca buku pelajaran terlebih
dahulu sebelum dimulainya pelajaran
13 2 15
3. Siswa menganggap membaca sangat
penting
15 0 15
4. Membaca karena disuruh atau tidak
karena kesadaran sendiri
15 0 15
5. Mencari informasi mengenai materi dari
sumber lain
8 7 15
6. Mengulangi membaca materi
pembelajaran dirumah
12 3 15
7. Menggunakan waktu istirahat untuk
membaca buku di perpustakaan
13 2 15
8. Menyukai semua jenis buku bacaan 15 0 15
9. Berusaha membaca dan memahami
materi pelajaran
14 1 15
10. Membaca minimal dua buku ditiap
minggunya
15 0 15
81
Jumlah Skor 134 16 150
Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa Pasca Siklus
Keterangan: Minat membaca siswa Sangat Baik (A) jika jumlah skor 100 –
150
Minat membaca siswa Baik (B) jika jumlah skor 50 – 100
Minat membaca siswa Cukup (C) jika jumlah skor 25 – 50
Minat membaca siswa Kurang (D) jika jumlah skor 00 – 25
a) Jumlah skor minat membaca pada kondisi akhir atau pasca
diadakan siklus I sampai siklus III adalah 134
b) Jumlah skor maksimal adalah 15 (skor maksimal tiap item)x
10 (item)= 150
c) Dari keterangan diatas dapat dikategorikan bahwa minat
membaca siswa untuk kondisi akhir penelitian adalah A
(Sangat Baik). Kategori A adalah peningkatan minat
membaca yang sangat baik sehingga dapat di katakan media
Komik anak dapat meningkatkan minat membaca, yang
sebelumnya banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran
Bahasa Indonesia dan tidak mempunyai minat membaca
sehingga nilai minat membaca siswa kelas V adalah C
(Cukup) menjadi A (Sangat Baik) dengan kata lain semakin
banyak siswa yang berminat membaca.
d) Persentase minat siswa setelah dilakukan tindakan kelas
adalah 134/150x100% = 90% mengalami peningkatan minat
sebesar 59%.
82
b. Kompetensi penguasaan materi siswa pada siklus III
1) Hasil belajar siswa
Alasan diadakan siklus III karena pada siklus II jumlah
siswa yang tuntas belum mencapai 85%. Dapat dilihat pada tabel
dibawah ini hasil penilaian siklus III, hampir 100% siswa tuntas
belajar:
No. Nama Siswa L/P Skor Nilai
Pra siklus Ketentuan
1. Mirna Wati P 80 Tuntas
2. Reza Fahlefi L 86 Tuntas
3. Rahmad R. Arridho L 100 Tuntas
4. Sifa Salsabilla N. P 80 Tuntas
5. Azizah Muthoharoh P 94 Tuntas
6. Dela Wulandari P 86 Tuntas
7. Dhian Darmastuti P 94 Tuntas
8. Inge Angelina P 94 Tuntas
9. Muhammad Hasan L 86 Tuntas
10. Shofati Asadah P 86 Tuntas
11. Zakiyyah Markhamah A. P 80 Tuntas
12. Sinung Agus Susilo L 67 Tidak Tuntas
13. Fajar Adi Tama L 94 Tuntas
14. Nur Wakhid L 80 Tuntas
15. Muhammad Rizki F. L 86 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 67
Rata-rata 86,2
83
Tabel 4.9 Nilai Evaluasi Siklus III
a) Rata-rata pada siklus III ini telah memenui KKM yaitu 86,2
untuk 15 anak. Pada siklus III ini hanya ada 1 siswa yang
belum tuntas KKM yaitu Sinung Agus Susilo, disamping itu
ada siswa yang mencapai nilai 100 yaitu Rahmad R. Arridho.
b) Jumlah siswa yang tuntas pada siklus III ini 14 anak, meningkat
3 anak dari siklus sebelumnya.
c) Jumlah siswa yang tidak tuntas ada 1 anak yang pada siklus
sebelumnya masih 4 anak yang belum tuntas.
d) Persentase ketuntasan siswa pada siklus III ini adalah
14/15x100%= 93%. Pada siklus III para siswa sudah dapat
menguasai materi yang disajikan oleh Guru atau peneliti, yang
terpenting adalah siswa berminat membaca. Siswa sudah
terbiasa dengan bacaan jenis komik anak dan sebagai media
pembelajaran mereka, bahkan banyak siswa yang masih
menginginkan komik selanjutnya. Dikarenakan pada siklus III
persentase ketuntasan siswa kelas V pada pembelajaran Bahasa
Indonesia telah memenui 85% maka siklus dicukupkan sampai
pada siklus III.
84
2) Hasil observasi terhadap aktifitas siswa
No. Aspek Penilaian Persentase
B% C% K%
1. Kognitif (Kemampuan) 73,33 20 6,67
2. Afektif (Perhatian) 80 20 0
3. Psikomotorik (Keaktifan) 73,33 26,67 0
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus III
a) Hasil akhir dari pengamatan aktifitas siswa adalah masih
terdapat siswa yang kemampuannya terhitung kurang yaitu
6,67% dari keseluruhan siswa kelas V, dan yang mempunyai
kemampuan cukup baik sebanyak 20%. Rata-rata siswa
mengalami peningkatan pada kognitif atau kemampuannya
dapat dilihat pada tabel bahwa persentase siswa pada siklus III
ini meningkat dari siklus II yang hanya 40% untuk siswa
berkemampuan baik meningkat sebanyak 33% menjadi
73,33%.
b) Perhatian siswa pada kategori baik terhitung meningkat
dibanding pada siklus II. Karena setiap siklus berganti cerita
atau komik anak membuat mereka tetap memperhatikan
pelajaran Bahasa Indonesia dengan baik dan hasil observasi
adalah 80% memperhatikan dengan baik. Untuk kategori
cukup perhatian dalam pelajaran sebanyak 20%, dan 0%
artinya sudah tidak ada siswa yang perhatiannya kurang.
85
c) Tingkat keaktifan siswa juga mengalami pasang surut, seperti
hasil observasi pada siklus III ini keaktifan siswa menurun
12% menjadi 73,33% siswa masih bertahan dengan keaktifan
baik. Sedangkan untuk keaktifannya cukup menjadi 26,67%,
dan yang terakhir menurut pengamatan sudah tidak ada siswa
yang tidak aktif di dalam kelas atau 0% siswa kurang aktif
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
c. Refleksi
Pada siklus III ini terhitung sudah tidak ada hambatan yang
berarti, sudah hampir 100% siswa aktif dalam proses belajar mengajar
dan mempunyai minat yang tinggi dalam belajar maupun membaca.
Pada siklus III hanya terdapat satu siswa yang belum tuntas walaupun
selama siklus berlangsung siswa yang bersangkutan telah mendapat
perhatian khusus dari pengajar. Siswa yang belum tuntas dalam
pembelajaran dapat dilihat dalam profil siswa terlampir.
B. Pembahasan
Dari rincian tiap siklus terlihat adanya peningkatan kompetensi
penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah
Beji, dapat dilihat pada perolehan nilai siswa dan observasi mengenai aktifitas
siswa dikelas. Untuk lebih jelasnya di bawah ini digambarkan perbandingan
hasil wawancara, perolehan nilai evaluasi, dan hasil observasi aktifitas siswa
dalam sajian tabel dan grafik:
86
1. Perbandingan Hasil Wawancara mengenai minat membaca siswa Pra
Siklus dengan Pasca Siklus
Dari hasil wawancara terhadap siswa pada prasiklus dan pasca
siklus ditemukan data perbandingan pada tabel 4.11. Sebelum adanya
tindakan berupa pembelajaran dengan media komik anak, siswa yang telah
melaksanakan indikator penilaian minat baca hanya 31,33%. Perbandingan
persentase pada tabel 4.11 menyebutkan bahwa sesudah adanya tindakan
kelas minat membaca siswa naik hingga 58% menjadi 89,33%. Berikut
tabel perbandingan minat membaca siswa melalui wawancara prasiklus
dengan pasca siklus:
No. Alternatif
Jawaban
Pra Siklus Pasca Siklus
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. Ya 47 31,33% 134 89,33%
2. Tidak 103 68,67% 16 10,67%
Jumlah 150 100% 150 100%
Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Minat Membaca Siswa melalui Wawancara
Selain dari penyajian dalam bentuk tabel perlu digambarkan dalam
bentuk grafik supaya lebih terlihat perbandingan dan peningkatan minat
baca siswa. Berikut gambar 4.1 adalah perbandingan minat baca siswa
melalui wawancara prasiklus dengan pasca siklus:
87
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Minat Membaca Siswa melalui Wawancara
Keterangan:
Ya : Jumlah siswa yang setuju dan melaksanakan indikator pencapaian minat
membaca.
Tidak : Jumlah siswa yang masih belum mau melaksanakan indikator pencapaian
minat membaca.
2. Perbandingan Hasil Evaluasi Siswa
Pada tabel 4.12 berupa penyajian perbandingan hasil belajar siswa
tuntas dan tidak tuntas dari pra siklus, siklus I, II dan III. Nilai KKM 75
sebagai tolak ukur ketuntasan belajar siswa, berikut adalah tabel
perbandingan hasil evaluasi siswa:
KKM=75 Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
f % f % f % f %
Tuntas >75 6 40 8 53 11 73 14 93
Tidak Tuntas <75 9 60 7 47 4 27 1 7
Rata-rata 69,33 62,66 78,46 86,2
Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100
88
Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Evaluasi Siswa
Untuk lebih jelasnya telah disajikan dengan grafik hasil belajar
siswa pada pra siklus, siklus I, II, dan III. Dalam grafik terdapat
perbandingan tuntas, tidak tuntas, dan rata-rata kelas. Berikut grafik
perbandingan hasil belajar siswa:
Gambar 4.2 Grafik Hasil Penilaian Evaluasi
Dari rincian tabel 4.12 dan gambar 4.2 terdapat rincian peningkatan
kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia bahwasannya untuk nilai
ketuntasan siswa sudah mencapai 93% pada siklus III. Dari tabel
perbandingan 4.12 peningkatan hasil evaluasi siswa sangatlah bertahap
dari banyaknya siswa yang belum menguasai materi pada pra siklus yaitu
hanya 6 siswa tuntas belajar, dan rata-rata kelas masih dibawah KKM
69,63, meningkat 8 siswa tuntas pada siklus I dengan rata-rata kelas 62,66
juga masih jauh dari kata Tuntas. Rata-rata kelas menurun di siklus I
karena siswa pertama kali belajar membaca menggunakan media komik.
Pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa menggunakan media komik
89
sebagai bahan bacaan sekaligus materi pembelajaran, nilai rata-rata kelas
siswa 78,46 rata-rata siswa menunjukkan sudah banyak yang tuntas belajar
yaitu 11 siswa, sampai pada 14 siswa tuntas belajar di siklus III atau
terakhir siklus.
3. Perbandingan Hasil Observasi Aktifitas Siswa
Tabel 4.13 menyajikan data berupa perbandingan hasil observasi
terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari hasil observasi
aktifitas siswa dapat dipastikan adanya peningkatan pada ketiga aspek
tersebut di tiap siklusnya. Berikut tabel perbandingan hasil observasi
aktifitas siswa:
Siklus Kategori Skala Penilaian Jumlah
Baik Cukup Kurang f %
f % f % f %
Pra Kognitif (Kemampuan)
Afektif (Perhatian)
Psikomotorik (Keaktifan)
5
4
4
33,33
46,67
53,33
7
7
8
46,67
46,67
53,33
3
4
3
20
26,67
20
15
15
15
100
100
100
I Kognitif (Kemampuan)
Afektif (Perhatian)
Psikomotorik (Keaktifan)
8
11
10
53,33
73,33
66,67
5
2
3
33,33
13,33
20
2
2
2
13,33
13,33
13.33
15
15
15
100
100
100
II Kognitif (Kemampuan)
Afektif (Perhatian)
Psikomotorik (Keaktifan
6
10
13
40
66,67
86,67
8
5
1
53,33
33,33
6,67
1
0
1
6,67
0
6,67
15
15
15
100
100
100
III Kognitif (Kemampuan)
Afektif (Perhatian)
Psikomotorik (Keaktifan)
11
12
11
73,33
80
73,33
3
3
4
20
20
26,67
1
0
0
6,67
0
0
15
15
15
100
100
100
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Observasi Aktifitas Siswa
90
a) Penilaian aspek kognitif
Aspek kognitif siswa pada bagian ini dikhususkan pada
kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal lisan yang diberikan
guru selama pembelajaran berlangsung. Belum termasuk pada
penilaian dari evaluasi siswa. Berangsur-angsur membaik pada aspek
kognitif dapat dilihat pada gamabar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Grafik Penilaian Aspek Kognitif
b) Penilaian aspek afektif
Dalam hasil observasi aktifitas siswa, menghasilkan penilaian
aspek afektif atau perhatian siswa. Perhatian siswa yang dimaksut
adalah bagaimana sikap perhatian selama pembelajaran berlangsung,
berikut grafik perbandingan hasil penilaian aspek afektif
91
Gambar 4.4 Grafik Penilaian Aspek Afektif
c) Penilaian aspek psikomotorik
Pada hasil observasi berupa pengamatan pada keaktifan siswa
ketika pembelajaran berlangsung, keaktifan siswa dalam
menggunakan media komik anak. Tingkat keaktifan siswa memang
tidak menentu, tergantung pada banyak faktor salah satunya adalah
tepat tidaknya pasangan belajarnya, sudah mulai asik berbicara
dengan temannya ketika tepat pasangan belajarnya, atau sebaliknya
karena tidak tepat pasangan belajar menjadikan mereka bersaing di
dalam kelompok. Berikut gambar perbandingan aspek psikomotorik:
92
Gambar 4.5 Grafik Penilaian Aspek Psikomotorik
Selain perbandingan nilai evaluasi siswa, hasil observasi terhadap
aktifitas siswa ini juga dapat dilihat sejauh mana siswa mempunyai keinginan
dan kemampuan belajar Bahasa Indonesia di materi selanjutnya. Pada tabel
4.13 dapat dilihat bahwa aspek-aspek yang dinilai tidaklah terus ada
peningkatan, pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik terdapat pasang
surut hasil observasi, tetapi tidak menjadi alasan untuk tidak tuntas dalam
hasil evaluasi tiap siklus.
Faktor yang dapat menumbuhkan minat membaca siswa sehingga
meningkatkan kompetensi penguasaan materi antara lain:
1. Penyajian materi dengan media yang belum pernah mereka kenal
sebelumnya
2. Minat siswa terhadap hal-hal yang baru, yaitu Komik sebagai media
pembelajaran
93
3. Rencana pembelajaran yang sudah tersusun rapi sebelumnya, dan
terlaksana dengan baik
4. Perhatian khusus terhadap siswa yang nilainya belum tuntas
5. Pelaksanaan pembelajaran sesuai urutan langkah-langkah pembelajaran
serta penggunaan waktu yang efektif dan efisien.
Selain dari faktor-faktor tumbuhnya minat membaca pada siswa, akan
diuraikan keterbatasan penelitian, dalam penelitian terdapat beberapa
keterbatasan bisa dari siswa, guru, sekolah, peneliti. Berikut keterbatasan
penelitian:
1. Ruang kelas yang kurang layak karena ruang kelas, ruang perpustakaan,
ruang komputer dan ruang serbaguna menjadi satu ruangan, banyak fakor
yang mempengarui keberhasilan siswa dalam belajar termasuk ruang
kelas yang tenang dan kondusif.
2. Tidak adanya penilaian atau observasi guru praktikan, karena memang
guru mapel Bahasa Indonesia yang bersangkutan telah menyerahkan
sepenuhnya kelas V untuk diteliti. Tentu menjadikan tidak adanya tolak
ukur peningkatan proses penelitian.
3. Media komik anak yang digunakan dapat meningkatkan minat membaca
siswa di MI Muhammadiyah beji dengan sangat baik, belum tentu dapat
meningkatkan minat membaca siswa pada sekolah lain, selain dari itu
media komik anak berisikan cerita rakyat hanya dapat digunakan pada
materi unsur cerita rakyat kelas V.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian dengan judul Peningkatan Kompetensi Penguasaan Materi
Bahasa Indonesia melalui Media Komik Anak pada Siswa Kelas V MI
Muhammadiyah Beji Tulung Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015
menghasilkan kesimpulan bahwa melalui media komik anak dapat
meningkatkan kompetensi kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia
pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji, Tulung, Klaten tahun pelajaran
2014/2015. Berikut adalah uraian kesimpulan berupa data angka:
Peningkatan yang sangat baik mengenai minat membaca siswa
terhadap materi Bahasa Indonesia yaitu dari 30% siswa setuju atau menjawab
iya menjadi 90% siswa setuju dan melaksanakan indikator minat membaca.
Peningkatan yang baik pada minat membaca siswa mengindikasikan bahwa
penggunaan media komik dalam pembelajaran berdampak pada peningkatan
kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia. Hasil evaluasi siswa juga
menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan siswa dalam belajar. Pada pra
siklus sebelum digunakan media komik anak dan hasilnya siswa yang tuntas
hanya 40%, meningkat menjadi 53% siswa tuntas belajar pada siklus I, 73%
pada siklus II, dan dengan terus ditumbuhkan minat membaca dengan cerita
rakyat berbentuk komik anak dan selalu berganti cerita ditiap siklusnya
95
menjadikan ketuntasan siswa pada siklus III atau akhir mencapai 93%.
Berdasarkan hasil temuan data tersebut dapat disimpulkan melalui media
komik dapat meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia
pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten tahun pelajaran
2014/2015.
B. Saran
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan sebelumnya
serta data dan bukti nyata yang didapat setelah penggunaan media komik
anak pada pelajaran Bahasa Indonesia yang pada hasilnya mampu
meningkatkan kompetensi penguasaan materi pada pelajaran Bahasa
Indonesia, peneliti mempunyai saran sebagai berikut:
1. Penelitian lebih lanjut
Mengingat pelaksanaan penelitian ini hanya berjalan sebatas
waktu yang diperlukan saja, serta dengan subjek penelitian yang belum
merata pada kelas-kelas lainnya, maka diharapkan Guru dapat
meneruskan tindakan tersebut di kelas-kelas lainnya, selain itu
diharapkan Guru dapat terus berkreasi untuk menemukan media baru
yang lebih efektif untuk kelas rendah (I, II, III) yang sedang dalam proses
terampil membaca. Diharapkan juga Guru semakin kreatif dan inovatif
menciptakan media dan metode pembelajaran terlebih dalam proses
KBM.
96
2. Penerapan hasil penelitian
Mengingat media komik anak telah terbukti dapat meningkatkan
kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia yang disampaikan.
Diharapkan guru lain mencoba membuat media ini untuk kelas lainnya.
Di jaman yang modern ini tentu banyak media komik sebagai
pembelajaran di internet dan majalah semakin memudahkan para guru
mendapatkan media pembelajarannya. Selain itu tentu Guru perlu
memperhatikan metode, dan trik mengajar yang efektif dan efisien.
97
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan
Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Suhardjono; Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Asnawir dan Usman, Basyaruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta Selatan:
Ciputat Pers.
Broto, A.S. 1980. Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua Di
Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif. Jakarata:
Bulan Bintang.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Perannanya Sangat Penting Dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Ensiklopedia Nusantara Indonesia. 1990. Ensiklopedia Nuasantara Indonesia
Jilid 9. Jakarta: PT Cipta Adi Kusuma
Franz, Kurt/ Bernard Meler. 1983. Membina Minat Membaca. Terjemahan oleh
Soeparno. 1986. Bandung: Remadja Karya.
Gunarsa, Singgih D.. 1995. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:
Gunung Mulia.
Kusnandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kustandi, Cecep. & Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran Manual dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grafindo Persada.
98
Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press.
Syah, Muhubbin. 2003. Psikologi dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Unit Penjaminan Mutu Akademik (UPMA). 2010. Materi Ujian Komprehensif
Lisan (UKL) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah
(PGMI). Salatiga: UPMA Stain Salatiga.
Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Yusuf, Syamsu. & Nani M. Sugandhi.2013. Perkembangan Peserta Didik Mata
Kuliah Dasar Profesi (MKDP) bagi Para Mahasiswa Calon Guru di
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://blog.menghafalcepat.com/faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca/
(Dinduh pada tanggal 30 September 2014 pukul 11.30)
http://rizcafitria.wordpress.com/2010/07/05/komik-sebagai-media-pembelajaran/
(Diunduh Pada tanggal 30 September 2014 pukul 02.45)
http://pelitaku.sabda.org/komikdiantaraprodankontramenggalinilaidarijalinangam
bar(Diunduh pada tanggal 30 September 2014 pukul 03.45)
http://yukomikus.wordpress.com/2012/07/10/komik-sebagai-media-pembelajaran/
(Diunduh Pada tanggal 30 September 2014 pukul 01.55)
http://astimutiara.blogspot.com/2014/07/komik-sebagai-media-pembelajaran.html
(Diunduh pada tanggal 30 September 2014 pukul 02.10)
1
LAMPIRAN- LAMPIRAN
2
3
4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) PRA SIKLUS
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah Beji
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 5 (Lima)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2x35menit (09.35-10.45)
Hari Pelaksanaan : Senin, 27 Oktober 2014
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan
B. KOMPETENSI DASAR
1.2. Mengidentifikasi unsur cerita tentang rakyat yang didengarnya
C. INDIKATOR
1. Mendengarkan cerita rakyat.
2. Menentukan nama-nama tokoh.
3. Menetukan sifat atau watak tokoh dengan tepat.
4. Menyebutkan macam-macam alur dalam cerita.
5. Menentukan tema dan amanat dalam cerita.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mendengarakan cerita rakyat.
2. Siswa dapat menentukan nama-nama tokoh.
3. Siswa menyebutkan safat atau watak tokoh dengan tepat
4. Siswa menyebutkan macam-macam alur dalam cerita.
5. Siswa dapat menentukan tema dan amanat dari cerita.
Karakter siswa yang diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa
hormat dan perhatian (Respect), Tekun (Diligence), Tanggung jawab
(Responsibility), Berani (Courge)
Lampiran 1
5
E. MATERI PEMBELAJARAN
Unsur Cerita Rakyat
Dalam sebuah cerita rakyat ada beberapa unsur yang harus dipelajari
yaitu mengenai:
1. Menentukan nama-nama tokoh dan wataknya
Tokoh cerita adalah orang yang berperan dalam cerita. Tokoh yang
menggerakkan cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh utama.
Selain tokoh utama, terdapat tokoh pendamping. Tokoh pendamping
peranannya lebih kecil dari tokoh utama. Selain itu tokoh juga
mempunyai watak atau sifat seperti manusia pada umumnya.
Contoh tokoh dan wataknya dalam cerita rakyat berjudul “Malin
Kundang” ini adalah Malin Kundang adalah tokoh yang berwatang
sombong, dan dia durhaka pada ibunya.
2. Menentukan alur cerita
Alur merupakan salah satu unsur pembangun cerita dari dalam (unsur
intrinsik). Alur merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki
hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi 3 yaitu alur maju
yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita tersebut diceritakan
secara urut dari awal hingga akhir, yang kedua adalah alur mundur
(flashback) yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita diceritakan
dari akhir, kemudian kembali ke awal, alur yang ketiga yaitu alur
campur merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.
Alur dalam cerita rakyat “Malin Kundang” disebut alur campuran
karena jalan ceritanya pada awal menggunakan alur maju, kemudian
ditengah diceritakan kembali sewaktu Malin kundang kecil alurnya
mundur kemudian maju ketika akhir cerita hingga Malin kundang
menjadi batu.
3. Menentukan tema dan amanat
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga
topik cerita, sedangkan amanat atau pesan biasanya mengandung
nasehat baik yang dapat menjadi pembelajaran para pembaca.
6
Tema dalam cerita rakyat “Malin kundang” adalah seorang anak yang
sangat dimanjakan oleh Ibunya berubah setelah menjadi saudagar kaya
raya, Malin melupakan Ibunya dan dia tidak mau mengakui ibu
kandungnya sehingga dikutuk menjadi batu. Cerita malin kundang
bertemakan Durhaka kepada orang tua
Amanat yang terkandung dalam cerita tersebut adalah sebagai
pembelajaran kita semua bahwa seorang ibu sangatlah besar
pengorbanannya untuk anak, jadi tidaklah patut durhaka pada orang tua.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi kelompok
3. Tanya jawab
4. Penugasan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
Apersepsi dan Motivasi
d) Salam pembuka
e) Bertanya kabar siswa
f) Absensi untuk mempersiapkan siswa belajar
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
(3) Siswa membaca cerita rakyat dengan judul “Malin kundang”
secara bergantian per paragraf
(4) Di sela-sela pembacaan cerita diuraikan unsur cerita rakyat yang
pertama yaitu tentang tokoh dan wataknya.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
7
1) Siswa dibuat tiga kelompok untuk mendiskusikan tentang unsur
cerita rakyat yang lain yaitu alur, tema dan amanat.
2) Kembali ke bangku masing-masing untuk melanjutkan
identifikasi cerita Malin kundang secara mandiri.
3) Tanya jawab dan penugasan secara mandiri
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru,
1) Menanyakan pada siswa berkenaan dengan materi, tentang hal-
hal yang belum diketahui
2) Bersama-sama siswa tanya jawab meluruskan kesalahpahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup,
d) Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil
e) Siswa ditanya kesan dan pesan selama pembelajaran.
f) Siswa diberi wejangan untuk rajin membaca dan belajar.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Buku paket Bahasa indonesia untuk SD/MI kelas 5
2. Buku kumpulan cerita rakyat
3. Pengertian unsur-unsur cerita rakyat (online)
I. PENILAIAN
1. Teknik tes: tertulis
2. Bentuk Instrumen: Essay
LEMBAR KERJA
Soal
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Cerita rakyat yang berjudul Malin Kundang, berasal dari… .
2. Cerita yang tokohnya binatang disebut … .
3. Unsur cerita yang menjelaskan tempat terjadinya peristiwa disebut… .
4. Amanat yang dapat kita ambil dari cerita rakyat yang berjudul Malin
Kundang adalah....
8
5. Tokoh istri Malin kundang dalam cerita rakyat berjudul Malin Kundang
berwatak....
6. Malam itu rumah putri sangat ramai. Ruangan sudah dihias dengan
balon, bunga, pita. Dalam sebuah cerita, cuplikan diatas
termasuk...cerita.
7. Soni adalah anak yang nakal, ia susah diatur, keras kepala dan pemarah.
Gambaran tokoh Soni dalam cerita tersebut merupakan gambaran....
8. Apabila sebuah cerita diceritakan secara urut dari awal hingga akhir
maka disebut alur....
9. Amanat adalah... yang disamapaikan penulis kepada para pembaca
10. Yang mendasari sebuah cerita disebut dengan....
Kunci Jawaban
1. Sumatra Barat
2. Fabel
3. Latar tempat
4. Tidak boleh durhaka pada orang tua
5. Angkuh dan sombong
6. Latar tempat dan latar waktu
7. Watak tokoh
8. Alur maju
9. Pesan
10. Tema
J. PEDOMAN PENILAIAN
Nilai= Benar X 10= 100
9
10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah Beji
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 5 (Lima)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2x35menit (09.35-10.45)
Hari Pelaksanaan : Kamis, 30 Oktober 2014
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan
B. KOMPETENSI DASAR
1.2. Mengidentifikasi unsur cerita tentang rakyat yang didengarnya
C. INDIKATOR
1. Menentukan nama-nama tokoh dalam cerita rakyat.
2. Menyebutkan tokoh utama dan tokoh pendamping dalam cerita rakyat.
3. Menentukan alur dalam cerita yang dibaca
4. Menentukan tema dan amanat dari cerita
5. Meringkas cerita rakyat yang dibaca
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menentukan nama-nama tokoh dalam cerita rakyat yang
dibaca.
2. Siswa dapat menyebutkan tokoh utama dan tokoh pendamping dalam
cerita rakyat.
3. Siswa dapat menentukan alur dalam cerita yang dibaca
4. Siswa dapat menentukan tema dan amanat dari cerita
Lampiran 2
11
5. Siswa mampu meringkas cerita rakyat yang dibaca dengan tepat
Karakter siswa yang diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa
hormat dan perhatian (Respect), Tekun (Diligence), Tanggung jawab
(Responsibility), Berani (Courge).
E. MATERI PEMBELAJARAN
Unsur Cerita Rakyat
Dalam sebuah cerita rakyat ada beberapa unsur yang harus dipelajari
yaitu mengenai:
4. Menentukan nama-nama tokoh dan wataknya
Tokoh cerita adalah orang yang berperan dalam cerita. Tokoh yang
menggerakkan cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh utama.
Selain tokoh utama, terdapat tokoh pendamping. Tokoh pendamping
peranannya lebih kecil dari tokoh utama. Selain itu tokoh juga
mempunyai watak atau sifat seperti manusia pada umumnya.
Contoh tokoh dan wataknya dalam cerita rakyat berjudul “Legenda
Seribu candi” ini adalah Bandung Bondowoso memiliki watak yang
sombong dan sangat kejam
5. Menentukan alur cerita
Alur merupakan salah satu unsur pembangun cerita dari dalam (unsur
intrinsik). Alur merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki
hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi 3 yaitu alur maju
yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita tersebut diceritakan
secara urut dari awal hingga akhir, yang kedua adalah alur mundur
(flashback) yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita diceritakan
dari akhir, kemudian kembali ke awal, alur yang ketiga yaitu alur
campur merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.
Alur dalam cerita rakyat “Legenda Seribu candi” disebut alur maju
karena peristiwa yang diceritakan berurutan dari awal hingga akhir.
12
6. Menentukan tema dan amanat
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga
topik cerita, sedangkan amanat atau pesan biasanya mengandung
nasehat baik yang dapat menjadi pembelajaran para pembaca.
Tema dalam cerita rakyat “Legenda Seribu candi” adalah keserakahan
kerajaan pengging.
7. Meringkas cerita rakyat
Menulis garis besar cerita dan menarik kesimpulan dengan jeli dan
benar sudah dapat menjadi nilai tambah bahwa siswa telah sungguh-
sungguh dalam belajar dan menguasai materi.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Penugasan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
Apersepsi dan Motivasi
e) Salam Pembuka
f) Absensi untuk mempersiapkan siswa belajar
g) Siswa mempersiapkan alat tulis dan buku untuk memulai pelajaran
h) Siswa diajak senam keseimbangan otak kanan dan kiri
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
(4) Guru memperlihatkan komik Legenda Seribu candi kepada
siswa
(5) Guru bertanya pada siswa mengenai komik
(6) Selanjutnya Guru bertanya pada siswa mengenai cerita rakyat
dan unsur-unsur yang terkandung didalamnya
13
b. Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi,
(4) Guru memberikan jawaban yang tepat mengenai cerita rakyat
dan unsurnya
(5) Siswa membaca komik Legenda seribu candi seperti drama
secara bergantian
(6) Siswa menentukan tokoh dan wataknya, jenis alur, tema dan
amanat yang terkandung didalam cerita rakyat Legenda seribu
candi melalui tanya jawab dan penugasan
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
(3) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai unsur cerita
rakyat yang belum mereka kuasai
(4) Bersama-sama guru siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahpahaman, memberikan penguatan materi dan
penyimpulan
3. Kegiatan penutup
c) Siswa dan Guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil
d) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi cerita rakyat yang lain dan
mempersentasikan pada pembelajaran berikutnya
e) Salam penutup
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Buku paket E-book “Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia kelsa V”
hal. 42-44
2. Komik “Legenda Seribu Candi”
3. Pengertian alur dan contohnya (Online)
I. PENILAIAN
1. Teknik tes: tertulis
2. Bentuk Instrumen: Uraian
14
LEMBAR KERJA
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan uraian yang tepat!
Soal
1. Sebutkan tokoh utama dalam cerita rakyat “Seribu Candi”!
2. Sebutkan bagaimana watak para tokoh dalam cerita rakyat “Seribu
Candi”!
3. Tentukan alur cerita tersebut! Jelaskan dengan urutan ceritanya secara
singkat!
4. Tentukan tema dan amanat cerita tersebut!
5. Buatlah rangkuman isi cerita rakyat “Legenda Seribu Candi”!
Kunci jawaban
1. Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso
2. Tokoh dan watak yang terdapat dalam cerita rakyat “Legenda seribu candi”
Roro Jonggrang mempunyai watak yang baik tetapi curang
Bandung Bondowoso mempunyai watak yang angkuh, sombong,
serakah, kejam
Raja Pengging wataknya sama dengan Bandung Bondowoso arogan,
serakah dan juga sangat kejam
Raja Baka memiliki watak yang sangat baik, bijaksana, dan
mengayomi rakyatnya
3. Alur dalam cerita rakyat “Legenda seribu candi” ialah maju karena
kejadiannya diceritakan secara urut dari awal hingga akhir.
Mulai dari Kerajaan Pengging yang mempunyai raja sangat kejam dan
serakah menginginkan kerajaan Prambanan yang dipimpin oleh Raja Baka
hingga pengutukan Roro jonggrang dikutuk oleh Bandung bondowoso
menjadi batu candi untuk melengkapi candi ke seribu.
4. Tema dari cerita tersebut adalah keserakahan Bandung bondowoso
menjadikan dendam Roro jonggrang
15
16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah Beji
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 5 (Lima)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2x35menit (09.35-10.45)
Hari Pelaksanaan : Senin, 3 November 2014
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan
B. KOMPETENSI DASAR
1.2. Mengidentifikasi unsur cerita tentang rakyat yang didengarnya
C. INDIKATOR
1. Menyebutkan macam-macam jenis cerita rakyat.
2. Membaca dengan intonasi yang benar.
3. Menulis garis besar cerita dan menyimpulkan.
4. Menceritakan kembali isi cerita dengan bahasa mereka sendiri.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam jenis cerita rakyat.
2. Siswa mampu membaca dengan intonasi yang benar.
3. Siswa dapat menulis garis besar cerita dan menyimpulkan.
4. Siswa mampu menceritakan kembali isi cerita dengan bahasa mereka
sendiri.
Karakter siswa yang diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa
hormat dan perhatian (Respect), Tekun (Diligence), Tanggung jawab
(Responsibility), Berani (Courge).
Lampiran 3
17
E. MATERI PEMBELAJARAN
Unsur Cerita Rakyat
Cerita rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah
masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut diwariskan
atau disebarkan secara lisan dari mulut ke mulut. Berikut ini macam-macam
cerita rakyat:
1. Fabel (cerita binatang), yaitu cerita rakyat yang tokoh-tokohnya
binatang, misalnya, Kancil yang Cerdikdan Serigala yang Licik.
2. Legenda, yaitu cerita yang isinya dikaitkan dengan asal-usul terjadinya
suatu tempat, misalnya,Asal-Usul Banyuwangi, Danau Toba, dan
Tangkuban Perahu.
3. Mite, yaitu cerita yang isinya tentang dewa-dewi atau cerita yang
bersifat sakral, misalnya, Nyi Roro Kidul,Dewi Sri, dan Hikayat Sang
Boma.
4. Sage, yaitu cerita yang mengandung unsur sejarah, misalnya,
Damarwulan, Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang.
5. Epos, yaitu cerita kepahlawanan, misalnya, Ramayanadan Mahabarata.
6. Cerita jenaka, yaitu cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu
yang lucu, misalnya, Pak Pandir, Pak Belalang, dan Si Kabayan.
Dalam sebuah cerita rakyat ada beberapa unsur yang harus dipelajari
yaitu mengenai:
1. Menulis garis besar cerita rakyat
Menulis garis besar cerita dan menarik kesimpulan dengan jeli dan
benar sudah dapat menjadi nilai tambah bahwa siswa telah sungguh-
sungguh dalam belajar dan menguasai materi.
2. Menceritakan kembali isi cerita
Menceritakan kembali isi cerita merupakan bukti bahwa siswa telah
mendengarkan dan menguasai materi bacaan.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi
18
3. Tanya jawab
4. Penugasan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
Apersepsi dan motivasi
e) Salam pembuka
f) Tanya kabar siswa
g) Absensi
h) Siswa disuruh mempersiapkan alat tulis untuk belajar
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
(5) Guru membagi kelompok menjadi tiga
(6) Komik anak berjudul Timun Emas dibagikan pada siswa
(7) Siswa diminta mendiskusikan dan mengemukakan tokoh serta
wataknya, jenis alur, tema dan amanat dari cerita rakyat Timun
emas.
(8) Secara berlomba salah satu kelompok akan mendapat poin bila
selesei lebih awal dan benar ketika mempersentasikan hasil
diskusi kelompoknya.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
1) Kelompok yang selesei lebih dulu mempersentasikan hasil
diskusinya.
2) Sementara kelompok lain mencocokkan bersama dengan hasil
diskusi kelompok masing-masing
3) Guru memberikan hukuman bagi yang mendapat poin terendah,
dan sebaliknya kelompok yang mendapat poin tertinggi
mendapat hadiah.
4) Bertanya jawab tentang komik Timun emas dan penugasan
19
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
1) Guru menanyakkan pada siswa berkenaan dengan materi unsur
cerita rakyat, tentang perihal yang belum dimengerti
2) Bersama-sama siswa meluruskan kesalahpahaman dan
memberikan penguatan serta penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
d) Guru dan siswa melakukan refleksi tentang proses dan hasil.
e) Guru mengingatkan agar siswanya selalu gemar membaca walaupun
jenis bacaannya tidak komik, dan rajin belajar
f) Salam penutup
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Buku paket E-Book “Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SD/MI kelas V
2. Komik anak kedua berjudul Timun Emas
I. PENILAIAN
Indikator
Pencapaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
Membuat ringkasan atau menceritakan
kembali dengan
bahasa sendiri
Tertulis dan
penampilan
Uraian Ceritakan kembali cerita rakyat Timun Emas
dengan bahasamu
sendiri!
J. PEDOMAN PENILAIAN
Hasil diskusi
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep Semua benar
Sebagian besar benar
Sebagian kecil benar
Semua salah
50
40
30
10
20
21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS III
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah Beji
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 5 (Lima)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2x35menit (09.35-10.45)
Hari Pelaksanaan : Kamis, 6 November 2014
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan
B. KOMPETENSI DASAR
1.2. Mengidentifikasi unsur cerita tentang rakyat yang didengarnya
C. INDIKATOR
1. Menentukan nama-nama tokoh.
2. Menentukan sifat atau watak tokoh dalam cerita dengan tepat.
3. Menyebutkan alur cerita rakyat.
4. Menentukan alur dalam cerita.
5. Menentukan tema dan amanat yang terkandung dalam cerita.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menentukan nama-nama tokoh.
2. Siswa dapat menentukan sifat atau watak dalam cerita dengan tepat.
3. Siswa dapat menyebutkan alur cerita.
4. Siswa dapat menentukan alur dalam cerita.
5. Siswa dapat menentukan tema dan amanat yang terkandung dalam
cerita.
Lampiran 4
22
Karakter siswa yang diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa
hormat dan perhatian (Respect), Tekun (Diligence), Tanggung jawab
(Responsibility), Berani (Courge).
E. MATERI PEMBELAJARAN
Unsur Cerita Rakyat
Dalam sebuah cerita rakyat ada beberapa unsur yang harus dipelajari
yaitu mengenai:
1. Menentukan nama-nama tokoh dan wataknya
Tokoh cerita adalah orang yang berperan dalam cerita. Tokoh yang
menggerakkan cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh utama.
Selain tokoh utama, terdapat tokoh pendamping. Tokoh pendamping
peranannya lebih kecil dari tokoh utama. Selain itu tokoh juga
mempunyai watak atau sifat seperti manusia pada umumnya.
Contoh tokoh dan wataknya dalam cerita rakyat berjudul “Keong
Emas” ini adalah tokoh Dewi Galuh adik kandung dari Putri Candra
kirana mempunyai watak tang sangan jahat, iri dan pendengki.
2. Menentukan alur cerita
Alur merupakan salah satu unsur pembangun cerita dari dalam (unsur
intrinsik). Alur merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki
hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi 3 yaitu alur maju
yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita tersebut diceritakan
secara urut dari awal hingga akhir, yang kedua adalah alur mundur
(flashback) yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita diceritakan
dari akhir, kemudian kembali ke awal, alur yang ketiga yaitu alur
campur merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.
Alur dalam cerita rakyat “Keong Emas” disebut alur maju karena
peristiwa yang diceritakan berurutan dari awal hingga akhir.
23
3. Menentukan tema dan amanat
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga
topik cerita, sedangkan amanat atau pesan biasanya mengandung
nasehat baik yang dapat menjadi pembelajaran para pembaca.
Tema dalam cerita rakyat “Keong Emas” adalah rasa iri Dewi Galuh
membuatnya berbuat jahat walaupun terhadap kakak kandungnya
sendiri
Amanat dari cerita tersebut bahwa sifat iri dapat membawa petaka bagi
diri sendiri dan orang lain.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi kelompok
3. Tanya jawab
4. Penugasan
5. Reading Aloud
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
Apersepsi dan Motivasi
e) Salam pembuka
f) Tanya kabar
g) Absensi
h) Membentuk kelompok
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
1) Beberapa siswa berperan sebagai tokoh dalam cerita keong emas
mendialogkan komik tersebut.
2) Teman yang mendengar sambil mencatat hal-hal yang penting
3) Siswa mendiskusikan kembali tokoh dan wataknya, alur dari
cerita keong emas, tema dan amanat
24
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
1) Salah satu siswa mulai membacakan hasil diskusi kelompok
2) Bersama-sama seluruh siswa menceritakan kembali cerita keong
emas
3) Mencocokan bersama hasil diskusi kelompok, kelompok lain
menilai hasil kelompok yang persentasi dengan memberi poin
4) Setelah poin terkumpul maka kelompok yang mendapat poin
terbanyak mendapat penghargaan,dan yang mendapat poin
terendah mendapat hukuman
5) Penugasan dan evaluasi terakhir siklus tiga
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
1. Guru bertanya pada siswa mengenai materi yang telah
disampaikan selama 3 kali pertemuan menggunakan media
komik
2. Guru menanyakan pada siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui serta melakukan penyimpulan dan penguatan
3. Kegiatan Penutup
e) Guru menanyakan kesan belajar dengan media komik anak
f) Guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil
g) Pesan dan kesan selama melakukan penelitian bersama siswa
h) Salam penutup
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Buku paket E-Book “Indahnya Bahasa dan Sastra Bahaa Indonesia
untuk SD/MI kelas V”
2. Komik ketiga cerita rakyat berjudul “Keong Emas”
I. PENILAIAN
1. Teknik tes: lisan dan tulis
2. Bentuk instrumen: pilihan ganda
25
LEMBAR KERJA
Soal dan Kunci Jawaban serta pembahasan
Berikan tanda silang (x) pada huruf a, b c atau d di depan jawaban yang
benar !
Bacalah cerita di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1 !
Raja Agung mempunyai dua orang putri, yaitu Ajeng Ayu dan Ajeng Rara. Ajeng
Ayu sangat cantik. Ia tidak pernah membeda-bedakan orang. Semua orang yang
bertemu dengan dia disapanya. Semua orang sangat menyukai Ajeng Ayu. Ajeng
Rara menjadi benci kepada saudaranya. Ajeng Rara juga menjadi tidak suka
melihat kecantikan Ajeng Ayu. Karena itu, ia ingin mencelakakan saudaranya.
Dia menyuruh pelayannya untuk membubuhkan racun ke dalam makanan
saudaranya. Ia ingin saudaranya menjadi buruk rupanya.
1. Perbedaan watak Ajeng Ayu dan Ajeng Rara adalah ....
a. Ajeng Ayu sangat cantik jelita, sebaliknya Ajeng Rara sangat buruk.
b. Ajeng Ayu sangat baik hati dan Ajeng Rara sangat jahat.
c. Ajeng Ayu sangat ramah dan Ajeng Rara pendengki.
d. Ajeng ayu sangat cantik dan Ajeng Rara juga cantik.
Watak adalah sifat yang dimiliki oleh seorang tokoh. Watak Ajeng Ayu adalah
ramah karena tidak pernah membeda-bedakan orang dan menyapa siapa saja
yang ditemuinya. Watak Ajeng Rara adalah pendengki karena ia merasa dengki
atau iri terhadap kecantikan Ajeng Ayu (c).
Bacalah teks berikut kemudian jawablah untuk menjawab pertanyaan nomor 2
s.d. 5 !
Si Lancang
Si Lancang sudah mulai bosan dengan kehidupan yang serba kekurangan. Ia
mengeluh. Tampak putus asa. Berkali-kali ibunya memberi nasihat kepada si
Lancang agar anaknya tekun bekerja. "Sabarlah, Nak! Janganlah kamu terus-
terusan mengeluh! Kita memang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
26
hidup sehari-hari. Jangan putus asa dan jangan menyerah." Begitu ibu si Lancang
menasihati anak semata wayangnya itu.
Dikutip dari ”Si Lancang” dalam Kumpulan Cerita Rakyat, Citra Aji Parama,
2007)
2. Berikut ini merupakan sifat si Lancang, kecuali ....
a. suka mengeluh
b. mudah putus asa
c. tekun bekerja
d. tidak sabar
Menurut isi cerita, sifat tokoh si Lancang, yaitu suka mengeluh, mudah putus
asa, dan tidak sabar. Jadi, yang bukan sifat si Lancang, yaitu tekun bekerja (c).
3. Ibu si Lancang bersifat ....
a. pemarah
b. penyabar
c. pemalas
d. mudah menyerah
Ibu si Lancang bersifat penyabar. Dapat dilihat dari ucapan tokoh Ibu si
Lancang dalam cerita di atas (b).
4. Cerita di atas memiliki alur ....
a. maju
b. mundur
c. campuran
d. gabungan
Cerita tersebut menggunakan alur maju, karena kejadian diceritakan dari awal
hingga akhir (a).
5. Amanat cerita di atas adalah ....
a. Nikmatilah hidup dengan berhura-hura.
b. Mengeluh boleh dilakukan sesering mungkin.
c. Bosan adalah sifat yang manusiawi.
d. Jangan pernah putus asa dan jangan menyerah.
27
Cerita si Lancang mengandung amanat agar kita tidak mudah putus asa dan
tidak mudah menyerah (d).
Bacalah cerita berikut ini !
Di suatu kampung yang damai, hidup sepasang suami istri yang miskin.
Mereka tinggal di sebuah gubuk berdinding kulit kayu dan beratap rumbia di
pinggir hutan. Sebagian atapnya sudah berlubang. Jika hujan datang, suami istri
itu sibuk menambal atap tersebut dengan daun-daun kayu yang besar.
6. Berdasarkan kutipan di atas, latar ceritanya adalah ...
a. desa yang ramai
b. kota yang ramai
c. negeri yang aman dan damai
d. suatu kampung di pinggiran hutan
Latar pada cerita di atas disebutkan pada kalimat pertama dan kalimat kedua.
Di suatu kampung yang damai, hidup sepasang suami istri yang miskin.
Mereka tinggal di sebuah gubuk berdinding kulit kayu dan beratap rumbia di
pinggir hutan (d)
7. Jika kejadian dalam cerita diceritakan dari akhir menuju awal, berarti cerita
tersebut menggunakan alur ....
a. maju
b. mundur
c. campuran
d. gabungan
Alur maju, jika jika kejadian diceritakan dari awal hingga akhir.
Alur mundur, yaitu jika peristiwa bagian akhir diceritakan terlebih dahulu, baru
kemudian diikuti peristiwa bagian awal.
Alur campuran atau alur gabungan merupakan gabungan antara alur maju dan
alur mundur (b).
8. Cerita rakyat dari Kalimantan Barat adalah ....
a. Batu Menangis
b. Andhe-Andhe Lumut
28
c. Bawang Merah dan Bawang Putih
d. Tangkuban Perahu
Cerita rakyat Batu Menangis berasal dari Kalimantan Barat.
Cerita rakyat Andhe-Andhe Lumut berasal dari Jawa
Cerita rakyat Tangkuban Perahu dari Jawa Barat. (a)
9. Asal Mula Sungai Barito termasuk cerita rakyat yang berbentuk ....
a. fabel
b. epos
c. mitos
d. legenda
Legenda yaitu dongeng tentang asal mula suatu tempat (d).
Bacalah penggalan cerita berikut untuk menjawab soal nomor 10 !
Siti sangat menghormati orang tuanya. Dia juga sayang kepada keduanya,
meskipun hanya sebagai pedagang soto. Sepulang sekolah, Siti selalu membantu
orang tuanya melayani pembeli.
10. Amanat yang dapat diambil dari cerita diatas adalah.....
a. berbakti kepada orang tua
b. pantang menyerah dalam mencapai cita-cita
c. bersabar dalam menjalani hidup
d. berusaha menjadi pelayan yang baik
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penulis cerita kepada
pembacanya (a).
Bacalah cerita berikut untuk menjawab soal nomor 11 s.d. 13 !
Bayi Bertanduk...
Namun kegembiraan mereka mendadak lenyap setelah mengetahui ternyata di
kepala si bayi laki-laki itu ada tanduknya. Mereka merasa malu dan takut dihina
maupun diejek oleh orang-orang desa.
Pada malam hari, bayi laki-laki itu dimasukkan ke dalam peti, bersama sebutir
29
telur ayam dan secangkir beras lalu dihanyutkan ke sungai.
Kakak perempuan si bayi mengetahui perbuatan orang tuanya. Ia sangat sedih.
Diam-diam ia meninggalkan rumah dan mengikuti adiknya yang dihanyutkan ke
sungai.
11. Watak tokoh kakak perempuan dalam penggalan cerita rakyat di atas
adalah...
a. penyayang
b. tidak peduli
c. pemarah
d. tidak menghormati orang tua
Watak tokoh kakak perempuan pada cerita di atas adalah penyayang karena ia
merasa sayang pada adiknya, maka ia mengikuti adiknya yang dihanyutkan ke
sungai oleh orang tuanya (a).
12. Bagaimanakah watak tokoh orang tua dalam cerita di atas?
a. sayang anak
b. penakut
c. kejam terhadap anak
d. tidak peduli
Watak tokoh orang tua dalam penggalan cerita di atas adalah kejam terhadap
anak karena mereka tega membuang bayinya ke sungai hanya karena bayinya
memiliki tanduk. (c)
13. Tokoh-tokoh yang ada dalam penggalan cerita rakyat di atas adalah ....
a. kakak perempuan, bayi laki-laki, orang tua
b. orang tua dan kakak perempuan
c. orang tua dan bayi laki-laki
d. kakak perempuan
Tokoh yang ada dalam penggalan cerita di atas adalah orang tua, kakak
perempuan, dan bayi laki-laki (a).
30
Bacalah penggalan cerita di bawah ini untuk menjawab soal no 14 !
Setelah belajar Hani selalu memadamkan lampu belajarnya. Pada malam hari, di
kamarnya yang menyala hanyalah lampu tidur. Ketika mandi pun, Hani tidak suka
berlama-lama. Dia menggunakan air secukupnya.
14. Tema dari cerita di atas adalah ....
a. pemborosan
b. hidup sederhana
c. hidup hemat
d. pendidikan
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. (c)
15. Cerita rakyat termasuk fiktif. Maksud dari Fiktif adalah…
a. anak
b. nyata terjadi
c. rekaan/tidak nyata
d. palsu
fiktif adalah rekaan atu tidak nyata, tidak pernah ada. (c)
J. PEDOMAN PENILAIAN
Nilai= =100
31
32
Tabel Observasi penilaian aktifitas siswa Pra Siklus
No. Nama Siswa Aspek yang Diamati
Kognitif
(Kemampuan)
Afektif
(Perhatian)
Psikomotorik
(Keaktifan)
B C K B C K B C K
1. Mirna Wati V V V
2. Reza Fahlefi V V V
3. Rahmad R.
Arridho
V V V
4. Sifa Salsabilla N. V V V
5. Azizah
Muthoharoh
V V V
6. Dela Wulandari V V V
7. Dhian Darmastuti V V V
8. Inge Angelina V V V
9. Muhammad Hasan V V V
10. Shofati Asadah V V V
11. Zakiyyah
Markhamah A.
V V V
12. Sinung Agus
Susilo
V V V
13. Fajar Adi Tama V V V
14. Nur Wakhid V V V
15. Muhammad Rizki
F.
V V V
Jumlah 5 7 3 4 7 4 4 8 3
Lampiran 6
33
Tabel Observasi penilaian aktifitas siswa Siklus I
No. Nama Siswa Aspek yang Diamati
Kognitif
(Kemampuan)
Afektif
(Perhatian)
Psikomotorik
(Keaktifan)
B C K B C K B C K
1. Mirna Wati V V V
2. Reza Fahlefi V V V
3. Rahmad R.
Arridho
V V V
4. Sifa Salsabilla N. V V V
5. Azizah
Muthoharoh
V V V
6. Dela Wulandari V V V
7. Dhian Darmastuti V V V
8. Inge Angelina V V V
9. Muhammad Hasan V V V
10. Shofati Asadah V V V
11. Zakiyyah
Markhamah A.
V V V
12. Sinung Agus
Susilo
V V V
13. Fajar Adi Tama V V V
14. Nur Wakhid V V V
15. Muhammad Rizki
F.
V V V
Jumlah 8 5 2 11 2 2 10 3 2
Lampiran 7
34
Tabel Observasi penilaian aktifitas siswa Siklus II
No. Nama Siswa Aspek yang Diamati
Kognitif
(Kemampuan)
Afektif
(Perhatian)
Psikomotorik
(Keaktifan)
B C K B C K B C K
1. Mirna Wati V V V
2. Reza Fahlefi V V V
3. Rahmad R.
Arridho
V V V
4. Sifa Salsabilla N. V V V
5. Azizah
Muthoharoh
V V V
6. Dela Wulandari V V V
7. Dhian Darmastuti V V V
8. Inge Angelina V V V
9. Muhammad Hasan V V V
10. Shofati Asadah V V V
11. Zakiyyah
Markhamah A.
V V V
12. Sinung Agus
Susilo
V V V
13. Fajar Adi Tama V V V
14. Nur Wakhid V V V
15. Muhammad Rizki
F.
V V V
Jumlah 6 8 1 10 5 0 13 1 1
Lampiran 8
35
Tabel Observasi penilaian aktifitas siswa Siklus III
No. Nama Siswa Aspek yang Diamati
Kognitif
(Kemampuan)
Afektif
(Perhatian)
Psikomotorik
(Keaktifan)
B C K B C K B C K
1. Mirna Wati V V V
2. Reza Fahlefi V V V
3. Rahmad R.
Arridho
V V V
4. Sifa Salsabilla N. V V V
5. Azizah
Muthoharoh
V V V
6. Dela Wulandari V V V
7. Dhian Darmastuti V V V
8. Inge Angelina V V V
9. Muhammad Hasan V V V
10. Shofati Asadah V V V
11. Zakiyyah
Markhamah A.
V V V
12. Sinung Agus
Susilo
V V V
13. Fajar Adi Tama V V V
14. Nur Wakhid V V V
15. Muhammad Rizki
F.
V V V
Jumlah 11 3 1 12 3 0 11 4 0
Lampiran 9
36
CATATAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : 23 September 2014
Jam : 07.00
Informan : Guru mapel Bahasa Indonesia
Lokasi : MI Muhammadiyah Beji
Fokus : Minat membaca siswa pra siklus
Nama : Hastuti Sri Utami
Peneliti : Selamat pagi Bu Hastuti...Ma‟af sebelumnya mengganggu, boleh
saya minta waktu sebentar untuk wawancara? Mengenai siswa
kelas V dan minat membacanya
Informan : Siang juga mbak...iya silakan...
Peneliti : Bagaimana menurut Ibu tentang minat membaca siswa dan
penguasaan materi siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia?
Informan : Bisa dilihat sendiri ya mbak, bagaimana minat membaca mereka?
Kelas mereka itu jadi satu dengan perpustakaan tetapi kalau
istirahat tidak ada yang tinggal dikelas untuk membaca
diperpustakaan. Mungkin mereka sudah bosen melihat buku
hehe...
Bagaimana ya mbak...dibilang menguasai ya belum, dibilang
sudah nyatannya mereka selalu langganan remidi setiap test. Nilai
akhir mereka harus tuntas, kalau belum tuntas ya... remidi lagi
sampai tuntas KKM.
Peneliti : Apa faktor yang paling dominan dalam penurunan minat
membaca?
Lampiran 10
37
Informan : Yaitu tadi mbak...mungkin bosan dengan suasana perpustakaan,
atau juga mereka itu tidak menemukan buku baru yang perlu
dibaca.
Peneliti : Upaya apa yang pernah dilakukan untuk meningkatkan minat
membaca siswa?
Informan : Sebenarnya sudah banyak buku baru dari pemerintah, diadakan
tugas mencari informasi di internet atau majalah biar mereka
membaca, kalau di paket ya sama saja tidak berminat membaca
karena mungkin sudah sering mereka baca. LKS tiap semester
berganti juga dapat membantu agar siswa mau membaca.
Peneliti : Bagaimana pendapat Ibu tentang komik? Apakah pernah
menerapkan komik sebagai media pembelajaran?
Informan : Komik itu dulu bacaan yang sangat buruk untuk pendidikan, kalau
sekarang mungkin sudah banyak ya...komik yang khusus untuk
media pembelajaran.
Cukup menarik saya rasa komik sebagai media pembelajaran,
karena belum pernah ada apalagi menerapkannya dalam
pembelajaran. selamat mencoba ya mbak...
Peneliti : Terimakasih Bu...
Informan : Iya..sama-sama
38
CATATAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : 9 Oktober 2014
Jam : 11.40
Informan : Guru mapel Bahasa Indonesia
Lokasi : MI Muhammadiyah Beji
Fokus : Minat membaca siswa pasca siklus
Nama : Hastuti Sri Utami
Peneliti : Selamat siang bu...
Informan : Ya mbak selamat siang, sudah selesei ya...
Peneliti : Iya buk penelitian dengan media komik sudah selesei, boleh saya
mengaggu ibu sebentar?
Informan : Silakan...
Peneliti : Menurut pengamatan Ibu ada perubahan apa pada siswa kelas V
terutama ketika pembelajaran Bahasa Indonesia?
Informan : Jujur ya mbak... saya senang melihat banyak perubahan pada
siswa-siswi kelas V, perubahan yang paling terlihat adalah jam
ketika jam istirahat pertama ada yang membaca di kelas, nilai
mereka juga bagus akhir-akhir ini.
Peneliti : Berarti media komik ini berhasil menumbuhkan minat membaca
ya bu?
Informan : Ya begitulah mbak... ketika ada hal baru dalam pembelajaran ya
mereka suka dan semangat, menurut saya berhasil meningkatkan
keduanya minat membaca dan penguasaan materi ya...
Peneliti : Benar bu... pada intinya siswa butuh hal yang dapat menyegarkan
atau baru ya...
Informan : ya...mereka juga perlu sadar bahwa membaca itu penting tidak
harus komik, semua buku lah... dan lebih penting lagi adalah
menguasai materi pembelajaran untuk bekal UAS mereka.
Lampiran 11
39
Peneliti : iya...tentu bu...terimakasih atas waktu dan bantuannya bu...
Informan : iya mbak sama-sama...sukses ya besok-besok lagi boleh kok
penelitian dengan media lain mungkin hehe...
40
CATATAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : 22 Oktober 2014
Jam : 11.30
Informan : Siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji
Lokasi : MI Muhammadiyah Beji
Fokus : Minat membaca siswa pra siklus
Nama : Sinung Agus Susilo
Peneliti : Apa pelajaran yang kamu sukai? Alasannya apa kamu menyukai
pelajaran tersebut?
Informan : Penjaskes, ya..senang saja
Peneliti :Apakah kamu suka membaca?
Informan :Suka sekali
Peneliti :Mengapa kamu suka membaca?
Informan : Karena hobi
Peneliti :Apakah sepulang sekolah kamu membaca kembali materi
pelajaran sekolah?
Informan :Iya
Peneliti :Buku apa sih yang paling kamu sukai?
Informan : Komik
Peneliti : Menurut kamu, apakah membaca itu penting?
Lampiran 12
41
Informan : Penting sekali
Peneliti : Berapa buku yang kamu baca dalam satu minggu?
Informan :Banyak sekali
Peneliti : Darimana kamu mendapat buku yang kamu baca?
Informan : perpustakaan
Peneliti :Apakah kamu membaca karena disuruh?
Informan : Disuruh
Peneliti :Siapa yang sering memotivasi kamu membaca?
Informan :Buguru dan kedua orang tua
42
CATATAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : 22 Oktober 2014
Jam : 12.00
Informan : Siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji
Lokasi : MI Muhammadiyah Beji
Fokus : Minat membaca siswa pra siklus
Nama : Inge Angelina
Peneliti : Apa pelajaran yang kamu sukai? Alasannya apa kamu menyukai
pelajaran tersebut?
Informan : KTK /SBK karena aku suka mewarnai
Peneliti :Apakah kamu suka membaca?
Informan : Suka
Peneliti :Mengapa kamu suka membaca?
Informan :Karena membaca kita bisa pintar
Peneliti :Apakah sepulang sekolah kamu membaca kembali materi
pelajaran sekolah?
Informan :Kadang-kadang
Peneliti :Buku apa sih yang paling kamu sukai?
Informan : Dongeng
Peneliti : Menurut kamu, apakah membaca itu penting?
Lampiran 13
43
Informan : Penting sekali, agar kita bisa membaca
Peneliti : Berapa buku yang kamu baca dalam satu minggu?
Informan : 8 sampai sembilan buku
Peneliti : Darimana kamu mendapat buku yang kamu baca?
Informan :Orang tua
Peneliti :Apakah kamu membaca karena disuruh?
Informan : Kadang disuruh kadang juga tidak
Peneliti :Siapa yang sering memotivasi kamu membaca?
Informan :Ibu
44
CATATAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : 9 November 2014
Jam : 15.15
Informan : Siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji
Lokasi : Dirumah Informan Beji
Fokus : Minat membaca siswa pasca siklus
Nama : Rahmad R. Ar ridho
Peneliti : Apakah kamu suka dengan komik?
Informan : Suka bu...apalagi kalo dibaca bersama-sama seru..
Peneliti : Sepulang sekolah dibaca tidak komiknya?
Informan : Dibaca kok...sebelum pembelajaran juga dibaca
Peneliti : Membaca itu sangat penting ya?
Informan : Iya sangat penting
Peneliti : Sudah tambah rajin membaca? Dan mempelajari materi dengan
baik?
Informan : ya begitulah, komik sangat bagus dan menarik dalam
pembelajaran
Peneliti : Perubahan apa selama belajar dengan komik dan ibu?sudah
bertambahkah buku yang kamu baca di tiap minggunya?
Informan : Ya..jadi sering membaca dan memahami materi agar lulus, ya
sekarang tambah komik untuk dibaca dirumah.
Terimakasih bu.. atas tiga komiknya dan belajarnya.
Peneliti : Iya sama-sama terus semangat belajar ya...dan terus membaca
apapun jenis bukunya.
Lampiran 14
45
CATATAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : 9 November 2014
Jam : 13.00
Informan : Siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji
Lokasi : Di rumah informan Beji
Fokus : Minat membaca siswa pasca siklus
Nama : Inge Angelina
Peneliti : Apakah kamu suka dengan komik?
Informan : Sangat suka komik buatan ibu...
Peneliti : Sepulang sekolah dibaca tidak komiknya?
Informan : Dibaca lagi, saya baca terus
Peneliti : Membaca itu sangat penting ya?
Informan : Tetap penting
Peneliti : Sudah tambah rajin membaca? Dan mempelajari materi dengan
baik?
Informan : Iya, karena penting sekali jadi membaca untuk memahami materi
pembelajaran.
Peneliti : Perubahan apa selama belajar dengan komik dan ibu?sudah
bertambahkah buku yang kamu baca di tiap minggunya?
Informan : Ya..banyak, belajar bersama teman-teman secara berkelompok
dan membahas cerita itu menyenangkan membuat kita saling
berlomba untuk memahami materi pembelajaran, mengajarlah
disini lagi bu...
Terimakasih sudah memberi ilmu baru
Peneliti : Iya sama-sama, berarti tugas saya berhasil sukses membuat kalian
suka membaca, jangan hanya membaca komik ya...pahami juga
Lampiran 15
46
unsur-unsur ceritanya agar makin memahami materi
pembelajaran. Saya juga masih perlu banyak belajar.
PROFIL SISWA
1. Nama Lengkap : Sinung Agus Susilo
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 1 Agustus 2003
4. Agama : Islam
5. Umur : 11 tahun
6. Cita-cita : Perenang profesional
7. Hobi : Berenang
8. Kelas : V (Lima)
9. Alamat Rumah : Dk. Karang Joho Rt.04/Rw.02 Ds.
Kiringan Kec. Tulung, Kab. Klaten
10. Keterangan Pendidikan : kelas I- IV SD N Kiringan pindah ke MI
Muhammadiyah Beji Tulung karena SD
Bono I tutup
11. Keterangan Keluarga
a. Nama Ayah : Slamet Riyadi
b. Pekerjaan Ayah : Pedagang ayam
c. Nama Ibu : Jumiati
d. Pekerjaan Ibu : Pekerja pabrik
12. Keterangan Tinggal
a. Tinggal dengan : Nenek
b. Kesekolah dengan : Diantar ayah
13. Keterangan lain
a. Kerapian : Rapi
b. Persentase kehadiran : Sering tidak masuk sekolah
c. Tipe pergaulan : Menyendiri
Di dalam pengumpulan data penulis memperoleh data tentang kesulitan
siswa dalam menguasai materi. Seluruh siswa kelas V mengalami peningkatan
Lampiran 16
47
baik hasil belajar, minat membaca, keaktifan mengikuti pelajaran Bahasa
Indonesia. Namun Sinung memiliki masalah yaitu hasil belajar yang rendah.
Dari hasil wawancara dengan walikelas dan pengamatan langsung selama
proses pembelajaran Sinung siswa yang seolah-olah memperhatikan tetapi
ternyata jika ditanya tidak mengerti, selain itu dia juga belum terampil
membaca. Dia dipindahkan pada kelas V karena SD tempat sekolah akan tutup,
pernah tinggal kelas di SD N Kiringan ketika kelas IV, Sinung dapat bergaul
dengan kelompok tetapi terkadang siswa yang satu kelompok dengannya
mengolok-olok Sinung tidak pernah berfikir. Sinung tinggal bersama neneknya
karena orang tuanya sangat sibuk mengurusi pekerjaan. Alasan yang
diungkapkan oleh orang tua ketika dipindahkan di MIM Beji adalah agar
Sinung mau belajar agama dengan baik. Tampak aktif dan mempunyai minat
yang baik terhadap pembelajaran ketika pembelajaran berlangsung, tetapi
ketika diminta mengerjakan tugas pribadi dia mengerjakan dengan semaunya.
Ketika berkelompok Sinung dapat mengimbangi teman-temannya dalam hal
minat membaca, karena tugas kelompok dikerjakan bersama maka dia juga
mengerjakan dengan baik.
Jadi dapat disimpulkan kenapa Sinung Agus Sulistiyo belum tuntas
sampai pada siklus III, karena adanya beberapa masalah dalam belajar yaitu
belum terampil membaca, tidak ada yang mengontrol belajar ketika dirumah,
dan juga masih terbawa dengan lingkungan sekolah yang terdahulu. Di sekolah
yang dahulu Sinung tidak adanya persaingan untuk belajar karena siswanya
hanya 3-5 satu kelasnya sehingga akan ditutup.
48
FOTO-FOTO KEGIATAN
Lampiran 17
Ruang Kelas V yang Bersebelahan dengan
Perpustakaan dan Ruang Serba Guna
Proses belajar mengajar pra siklus sebelum penggunaan
media komik anak pada Hari Senin, 27 Oktober 2014
Guru Bahasa Indonesia mulai menggunakan media komik
Legenda seribu candi pada Hari Kamis, 30 Oktober 2014
49
Siswa kelas V antusias menggunakan media komik.
(Sumber: dokumen pribadi)
Wawancara terhadap Siswa untuk Mengetahui Minat
Membaca Siswa sebelum Tindakan pada Hari Rabu 22
Oktober 2014.
Wawancara dengan Guru mapel Bahasa Indonesia
pada Hari Kamis, 9 Oktober 2014
50
Ruang Perpustakaan MI Muhammadiyah Beji
Tulung Klaten
Kegiatan Apel Pagi sebelum Pelajaran Dimulai
(sumber: dokumen pribadi)
Ketiga Komik yang Menjadi Media
Pembelajaran Bahasa Indonesia.
51
MO
DE
L M
ED
IA K
OM
IK A
NA
K
dal
am S
kri
psi
:
Pen
ingkat
an K
om
pet
ensi
Pen
guas
aan M
ater
i B
ahas
a In
dones
ia m
ela
lui
Med
ia K
om
ik A
nak
pad
a
Sis
wa
Kel
as V
MI
Muham
mad
iyah
Bej
i T
ulu
ng K
late
n T
ahun P
elaj
aran
2014/2
015
ole
h:
Um
i N
ur
Chas
anah
NIM
. 11510091
Lam
pir
an 1
8
52
53
54
55
56
57
58
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Umi Nur Chasanah, sering dipanggil Nur waktu kecil dan
Umi panggilan akrab pada umumnya. Umi adalah anak
pertama dari empat bersaudara pasangan suami istri Martijo
dan Siti Amaroh yang lahir di Bojonegoro pada tanggal 25
Mei 1992. Masa kecilnya seperti masyarakat jaman dulu
Nomaden atau sering berpindah-pindah tempat mengikuti
orang tua dari kontrakan satu ke kontrakan yang lain sampai
tujuh kali baru menetap sebagai masyarakat Magelang Kota
Seribu Bunga. Masa TK tahun 1996-1998 ada di TK Pertiwi II Bangkle Blora,
Tahun 1998 kelas satu di SD N II Kalianyar Bojonegoro sampai kelas tiga, mulai
tahun 2000 dia pindah dan menetap sekolah di SD N Giritengah II( lulus tahun
2004), melanjutkan di MTsN Borobudur (lulus tahun 2007), MA Ma‟arif
Borobudur (lulus tahun 2010), dan sedang menyeleseikan sekolah di Program
studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Salatiga.
Semasa sekolah di STAIN Salatiga dia aktif menjadi pengurus Teater
Getar (tahun 2010-sekarang), pernah Studypentas dengan judul Tembok-tembok
Kardus karya semalam Cebleng (Siti Maunah) tahun 2011 dan Pentas produksi
Duka Bumi karya dan sutradara Candra Harjanto tahun 2011. Dia menikah
dengan Khoerul Muqorrobin di tahun 2012 dan mendapat anugerah bidadari kecil
di awal 2013. Sekarang aktif di kepengurusan Aisyiah Beji tempatnya tinggal
bersama suami dan putrinya, Dia kini sedang belajar dan terus belajar menjadi
istri, anak, dan Ibu yang diidamkan surga untuk keluarganya. Dia dapat dihubungi
melalui facebook add: Umi SyifaulQolby dan Email: [email protected].
Lampiran25