SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan...
Transcript of SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan...
EFEK ANALGESIK JUS UMBI WORTEL ( Daucus carota L.)
PADA MENCIT PUTIH BETINA
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi ( S. Farm )
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Albertus Hendra Widhianata
NIM : 028114038
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEK ANALGESIK JUS UMBI WORTEL ( Daucus carota L.)
PADA MENCIT PUTIH BETINA
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi ( S. Farm )
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Albertus Hendra Widhianata
NIM : 028114038
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persembahanku teruntuk Yesusku yang baik hati
Bundaku Anakku..
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
oleh karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Efek Analgesik Jus Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada Mencit Putih
Betina” ini dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi ( S. Farm. ) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penyelesaian skipsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu
penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Yosef Wijoyo, M.Si, Apt, selaku pembimbing utama skripsi ini atas segala
kesabaran untuk selalu mendukung, membimbing, dan memberi masukan
kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
2. Drs. Mulyono, Apt., selaku penguji skripsi atas bantuan dan masukkan
kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
3. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes, selaku penguji skripsi atas bantuan dan
masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
4. Rita Suhadi, MSi. Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
5. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes selaku pembimbing akademik penulis
atas segala pendampingan dan bimbingan selama ini.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Ign. Kristio Budiasmoro, M.Si., Mas Sigit, dan Mas Andre, atas
bantuannya dalam mendeterminasi dan pembuatan herbarium.
7. Mas Parjiman, Mas Heru, dan Mas Kayat selaku laboran bagian
farmakologi, atas segala bantuan, kesenangan, dan sikap kekeluargaan
selama di laboratorium
8. Bpk H.Y Subardi, B.A, Ibu M.G Kardjiati, B.A, Orangtua yang
melahirkanku, terima kasih atas dukungan, kasih sayang, dan selalu
dibelakangku disaat aku menghadapi masalah, baik materi maupun imateri
terutama dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bpk dan Ibu Sukamto atas dorongan dan dukungan dalam penyelesaian
skripsi ini.
10. Epiphana Ratri, pendamping hidupku, makasih atas kasih sayang,
perhatian dan dalam menjadi bagian tubuhku, yang mengisi segala
kelemahanku, serta sebagai suporter sejati dalam penyusunan skripsi ini.
11. Matheas Rapha Pradana, putraku yang tercinta, sumber inspirasi, motivasi
dan semangat hidupku.
12. Kedua kakakku dan keponakanku, terima kasih atas segala dinamika
selama ini.
13. Supri, Andi, Yudha, Ari, Miliandani, Nia (03) Yogi, Bambang, dan Roy
atas segala bantuan di laboratorium.
14. Kelas Kuliah A angkatan 2002 atas persahabatan, suka dan duka selama
ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Kelompok Praktikum B Angkatan 2002 atas persahabatan dan
kekompakan dalam belajar di laboratorium.
16. Teman-teman yang mengkontrak kost tempat aku berteduh, terimakasih
atas kebersamaan, atas tempatnya, dan dinamika yang telah membuat aku
menjadi lebih dewasa.
17. Pihak-pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat
disebutkan satu persatu.
‘Tak ada gading yang tak retak”. Penulis menyadari bahwa hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan,. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
adanya kritik, saran, dan masukan demi kemajuan di masa yang akan datang.
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………. v
PRAKATA…………………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xv
INTISARI…………………………………………………………………... xvii
ABSTRACT………………………………………………………………... xviii
BAB I. PENGANTAR……………………………………………............... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………….. 1
B. Permasalahan penelitian……………………………………………....... 2
C. Keaslian Penelitian……………………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….... 6
E. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6
BAB II. PENELAHAAN PUSTAKA............................................................ 7
A. Uraian tanaman......................................................................................... 7
B. Karotenoid................................................................................................ 10
C. Nyeri......................................................................................................... 11
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Analgetika................................................................................................ 17
E. Parasetamol.............................................................................................. 20
F. Metode Pengujian Daya Analgesik.......................................................... 21
G. Kromatografi Lapis Tipis......................................................................... 25
H. Landasan Teori......................................................................................... 26
I. Hipotesis .................................................................................................. 28
BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 29
A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................... 29
B. Variabel dan Definisi Operasional........................................................... 29
C. Alat dan Bahan.......................................................................................... 30
D. Tata Cara Penelitian ................................................................................. 31
BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 36
A. Determinasi Tanaman............................................................................... 36
B. Identifikasi dan Uji Kualitatif Bahan........................................................ 37
C. Uji Pendahuluan........................................................................................ 38
D. Pengujian Daya Analgesik....................................................................... 47
E. Perbandingan Profil Parasetamol Dengan Jus Umbi Wortel................... 56
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 59
A. Kesimpulan............................................................................................... 59
B. Saran......................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 60
LAMPIRAN................................................................................................... 63
BIOGRAFI PENULIS................................................................................... 88
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I . Data hasil uji kualitatf KLT...................................................... 38
Tabel II. Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat.......... 39
Tabel III. Hasil analisis variansi satu arah penetapan konsentrasi
asam asetat................................................................................ 40
Tabel IV. Hasil uji Scheffe penetapan dosis asam asetat........... 41
Tabel V. Rata-rata jumlah geliat pada berbagai selang waktu pemberian
asam asetat....................................................................................... 42
Tabel VI. Analisis satu arah penentuan selang waktu pemberian
asam asetat................................................................................ 43
Tabel VII. Uji Scheffe selang waktu pemberian asam asetat..................... 43
Tabel VIII. Nilai % Penghambatan Jumlah Geliat pada Orientasi Dosis
Parasetamol............................................................................... 44
Tabel IX. Hasil analisis variansi satu arah pada orientasi parasetamol.... 45
Tabel X. Hasil uji Scheffe pada orientasi parasetamol............................45
Tabel XI. Rata-rata jumlah kumulatif geliat pada orientasi
kontrol negatif........................................................................... 46
Tabel XII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat pada
kelompok perlakuan.................................................................. 48
Tabel XIII. Persen penghambatan nyeri pada kelompok uji............... 50
Tabel XIV. Analisis variansi 1 arah persen penghambatan nyeri
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada kelompok uji.................................................................... 51
Tabel XV. Hasil uji Scheffe persen penghambatan rangsang nyeri pada
kelompok uji............................................................................. 51
Tabel XVI. Perubahan persen penghambatan nyeri.................................... 54
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Beta karoten................................................................ 10
Gambar 2. Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi......................................... 12
Gambar 3. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri
setelah kerusakan jaringan........................................................ 14
Gambar 4. Diagram perombakan asam arakhidonat menjadi
prostaglandin dan leukotrien.................................................... 15
Gambar 5. Bagan kemungkinan pengaruh macam–macam obat
terhadap nyeri............................................................................ 20
Gambar 6. Struktur kimia parasetamol....................................................... 21
Gambar 7. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada orientasi
dosis asam asetat....................................................................... 40
Gambar 8. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi selang
waktu pemberian asam asetat.................................................... 42
Gambar 9. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada penetapan
dosis parasetamol...................................................................... 44
Gambar 10. Diagram jumlah kumulatif geliat mencit pada
penetapan kontrol negatif.......................................................... 47
Gambar 11. Gambar rata-rata kumulatif jumlah geliat
kelompok perlakuan.................................................................. 49
Gambar 12. Diagram batang proteksi rangsang nyeri kelompok uji............ 50
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 13. Diagram batang perubahan persen penghambatan
rangsang nyeri kelompok uji..................................................... 55
Gambar 14. Grafik profil kelompok perlakuan jus umbi wortel dan
parasetamol............................................................................... 57
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pengesahan Determinasi.............................................. 63
Lampiran 2. Surat pemeriksaan keaslian bahan......................................... 64
Lampiran 3. Foto perkebunan wortel di Kopeng........................................65
Lampiran 4. Foto tanaman wortel.............................................................. 65
Lampiran 5. Foto tanaman wortel secara keseluruhan .............................. 66
Lampiran 6. Foto jus umbi wortel.............................................................. 66
Lampiran 7. Foto larutan pembanding β-karoten....................................... 67
Lampiran 8. Foto hasil KLT pada sinar tampak....................................... 67
Lampiran 9. Foto Hasil KLT pada sinar UV 254 nm................................ 68
Lampiran 10. Foto geliat mencit yang memenuhi syarat............................. 69
Lampiran 11. Penetapan peringkat dosis jus umbi wortel pada
kelompok perlakuan............................................................... 70
Lampiran 12. Data jumlah geliat pada penetapan dosis asam asetat dan
selang waktu pemberian......................................................... 71
Lampiran 13. Data jumlah geliat penetapan dosis parasetamol dan
penetapan kontrol negatif....................................................... 72
Lampiran 14. Data jumlah geliat pada kelompok perlakuan
daya analgesik........................................................................ 73
Lampiran 15. Analisis statistik penetapan dosis asam asetat....................... 75
Lampiran 16. Analisis statistik penetapan selang waktu pemberian............ 77
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17. Analisis statistik penetapan dosis parasetamol...................... 79
Lampiran 18. Analisis statistik penetapan kontrol negatif........................... 81
Lampiran 19. Analisis statistik persen penghambatan nyeri pada
kelompok perlakuan............................................................... 82
Lampiran 20. Analisis statistik perubahan persen penghambatan nyeri...... 85
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan khasiat jus umbi wortel (Daucus carota L) sebagai analgetika, dan besarnya proteksi untuk menghambat rasa nyeri terhadap mencit putih betina.
Penelitian ini merupakan penelitian tipe eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Metode penelitian efek analgesik yang digunakan adalah metode rangsang kimia. Subyek uji yang digunakan adalah mencit putih betina galur Swiss, berumur 2-3 bulan, dengan berat antara 20-30 gram. Dibagi dalam 7 kelompok, 2 kelompok sebagai kelompok kontrol (positif dan negatif), sedangkan 5 kelompok lainnya merupakan kelompok perlakuan dengan jus umbi wortel. Kontrol negatif menggunakan aquades sebagai pelarutnya, kontrol positif menggunakan parasetamol dosis 113,75 mg/kgBB.
Pemberian jus umbi wortel dilakukan secara peroral 10 menit sebelum disuntikkan asam asetat sebagai rangsang nyeri yang diberikan secara intra peritonial. Geliat yang terjadi diamati dan dicatat setiap 5 menit selama 60 menit
Data kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis menggunakan one-way Anova test dan dilanjutkan dengan Scheffe test dengan taraf kepercayaan 95 %.
Hasil penelitian membuktikan bahwa jus umbi wortel ( Daucus carota L) mempunyai efek analgesik. Terbukti dengan kemampuan untuk mengurangi nyeri pada kelompok perlakuan. Persen proteksi terhadap geliat dosis 0,5; 1; 2; 4; dan 8 g/kg BB berturut-turut adalah 17,70%; 27,04%; 36,77%; 56,03%; 41,25%. Kata kunci : analgesik, wortel, rangsang kimia, mencit putih betina
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This research has purpose to prove the effect of carrot juice ( Daucus carota L) as analgesic, and to know how much it’s protection to obstruct pain in the white female mice.
This research was a pure experiment research with one-way completely randomized design. The research method that has been used is writhing test method. Subject in this experiment that used was white female Swiss mice, 2-3 months old, weight between 20-30 grams. Divided in 7 groups, 2 groups as a control group (positive and negative), and the other 5 groups was treatment group with carrot juice. The negative control has used aquadest as the solven, and the positive control has used paracetamol dosage 113, 75 mg/kgBB.
The carrot juice had been given 10 minutes before acetic acid was given as a chemical agent induced writhing on mice. Acetic acid here as pain stimulator that give by interperitonial. The observation time was record every 5 minutes in 60 minutes.
The obstruction quantitative data toward writhing were analyzed with one-way Anova test continued with Scheffe test on 95% significance level.
The result of this research proved that carrot juice had analgesic effect. It was proved with the capability to reduce pain in treatment groups. The protection percentage toward writhing dosage 0,5; 1; 2; 4; and 8 g/kg BB dosage were 17,70%; 27,04%; 36,77%; 56,03%; 41,25%.
Key word : analgesic, carrot, chemical stimulation, white female mice
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Saat ini, perkembangan dari obat-obatan tradisional khususnya di
Indonesia sangat pesat. Selain dikarenakan sebagai salah satu pengobatan
alternatif, juga dilatarbelakangi oleh kecenderungan masyarakat untuk mencoba
kembali ke alam (back to nature), setelah banyaknya dijumpai efek samping yang
tidak dikehendaki sebagai akibat penggunaan obat kimia murni.
Salah satu obat tradisional yang berkembang saat ini adalah umbi wortel.
Umbi wortel biasanya digunakan masyarakat sebagai diuretik, pengobatan busung
lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi makanan, obat kuat, gangguan
pencernaan, karminatif, dan sedatif untuk semua organ tubuh (Perry dan Metzger,
1980). Menurut hasil penelitian, wortel mengandung senyawa beta-karoten yang
merupakan suatu antioksidan yang dipercaya dapat berfungsi melindungi terhadap
radikal bebas penyebab kanker.
Atas dasar keterangan di atas, adanya kandungan beta-karoten dalam
wortel yang dapat menetralkan radikal bebas, maka diduga juga mempunyai daya
anti inflamasi. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian Utami (2006) tentang efek anti
inflamasi beta-karoten pada mencit putih jantan. Dari penelitian ini disimpulkan
bahwa beta-karoten pada dosis 0,65; 0,92; 1,30 dan 1,85 mg/KgBB memberikan
daya anti inflamasi berturut-turut 3,24 %; 40,94 %; 25,08 % dan 29,28 %.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Salah satu golongan obat anti inflamasi adalah obat antiinflamasi golongan non
steroid (OAINS). Obat golongan ini juga dapat berkhasiat sebagai analgesik,
antipiretik, serta anti radang dengan bekerja berdasarkan hambatan sintesis
prostaglandin, dengan menghambat kedua jenis siklooksigenase.
Untuk beta-karoten yang dapat berefek antiinflamasi maka dapat
dikatakan juga berefek analgesik, antipiretik, dan antiradang Ditunjukkan oleh
penelitian Esvandiary (2006) tentang efek analgesik beta karoten pada mencit
putih betina. Dari penelitian ini disimpulkan beta-karoten pada dosis 0,6523;
0,9225; 1,3046 dan 1,845 mg/KgBB memberikan efek analgesik berturut-turut
sebesar 41,04%; 78,01%; 66,11% dan 59,95%.
Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang umbi
wortel dan efek analgesiknya. Bentuk sediaan umbi wortel yang akan diteliti
adalah jus, dimana di dalamnya terdapat beta-karoten yang ada dalam pelarut
(aquades) dan ampasnya, tidak seperti pada sediaan perasan/ sari umbi wortel.
Oleh karena itu disini peneliti ingin mengetahui apakah jus umbi wortel dapat
memberikan efek analgesik dengan adanya kandungan beta-karoten pada pelarut
dan ampasnya.
A. Permasalahan Penelitian
Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas, timbul beberapa permasalahan :
1. apakah jus umbi wortel ( Daucus carota L.) mempunyai efek analgesik?
2. seberapa besarkah proteksi geliat (daya analgesik) jus umbi wortel ( Daucus
carota L.) tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
C. Keaslian Penelitian
Setelah dilakukan penelusuran peneliti, belum ditemukan penelitian
mengenai efek analgesik dari jus umbi wortel (Daucus carota L.). Penelitian yang
pernah dilakukan antara lain seperti dibawah ini :
1. Efek Analgesik Beta Karoten Pada Mencit Putih Betina (Esvandiary, 2006)
Beta karoten dapat memberikan efek analgesik pada mencit putih betina
dengan metode rangsang kimia. Ditunjukkan dengan pemberian beta karoten
dosis 0,6523; 0,9225; 1,3046 dan 1,845 mg/KgBB memberikan efek analgesik
berturut-turut sebesar 41,04%; 78,01%; 66,11% dan 59,95%.
2. Efek Antiinflamasi Beta Karoten pada Mencit Putih Jantan (Utami, 2006).
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa beta karoten mempunyai efek
antiinflamasi pada mencit putih jantan dengan metode induksi karagenin.
Ditunjukkan dengan beta karoten pada dosis 0,65; 0,92; 1,30 dan 1,85
mg/KgBB memberikan daya anti inflamasi berturut-turut 3,24 %; 40,94 %;
25,08 % dan 29,28 %.
3. Kombinasi Sari Wortel (Daucus Carota L.) dan Tomat (Lycopersicon
lycopersicum L.) sebagai Hepatoprotektor Mencit terinduksi Parasetamol
(Febriyana, 2005)
Pemberian kombinasi sari wortel dan tomat dapat memberikan efek
hepatoprotektif terhadap mencit terinduksi parasetamol. Kombinasi paling
baik sebagai hepatoprotektif adalah 1:1 yang dibuktikan dengan nilai GPT-
serum paling rendah dan gambaran histopatologi hanya menunjukkan
perlemakan dengan sedikit peradangan. Efek hepatoprotektif kombinasi sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
wortel dan tomat dengan perbandingan 1:¼ ; 1:½ ; 1:1 ; 1:2 dan 1:4 berturut-
turut adalah 32% ; 40% ; 64% ; 52% dan 56%. Pemberian bahan uji ternyata
memperlihatkan perbaikan hati pada kelompok perlakuan.
4. Daya Analgesik Kombinasi Jus Wortel (Daucus carota .L) dan Tomat
(Lycopersicon lycopersicum L.) pada Mencit Jantan (Wiandini, 2005).
Pemberian Kombinasi sari wortel dan tomat dapat memberikan efek analgesik
pada mencit jantan dengan metode rangsang kimia. Kombinasi paling kuat
sebagai analgesik dimiliki oleh kombinasi jus wortel : jus tomat 1:4 yaitu
sebesar 85%. Untuk kombinasi jus wortel dan tomat yang lain yaitu 1:¼, 1:½,
1:1 dan 1:2 mempunyai daya analgesik berturut–turut sebesar 42%, 52%,
58%, dan 72%. Jadi dapat dikatakan bahwa peningkatan jumlah jus tomat
ternyata meningkatkan daya analgesic dari kombinasi yang digunakan.
5. Daya anti inflamasi sari umbi wortel (Daucus carota. L) pada mencit jantan
(kajian terhadap lama masa pemberian) oleh Rasmandani (2004).
Pemberian sari umbi wortel dengan dosis 5 mg/KgBB dari hari ke-1 sampai
hari ke-4 menunjukkan penurunan berat rata-rata udema kaki mencit
dibandingkan hari sebelumnya. Lama masa pemberian mempengaruhi daya
anti inflamasi sari umbi wortel pada mencit jantan yang ditunjukkan dengan
pemberian sari umbi wortel secara berlebihan ternyata menurunkan daya anti
inflamasi sari umbi wortel.
6. Efek Analgesik Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota. L) pada Mencit
Putih Betina (Putra, 2003)
Air perasan umbi wortel dapat memberikan efek analgesik pada mencit betina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan metode rangsang kimia. Daya analgesik air perasan umbi wortel
dengan dosis : 1,25; 2,5; 5; 10; dan 20 ml/kgBB berturut turut sebesar 29,72%;
43,68%; 67,36%; 60,74%; dan 31,18%.
7. Daya Anti-inflamasi Kombinasi Jus Wortel (Daucus carota L.) dan Tomat
(Lycopersicon lycopersicum L.) pada Mencit Putih Jantan. (Inaktia, 2005).
Kombinasi Jus Wortel (Daucus carota L.) dan Tomat (Lycopersicon
lycopersicum L.) mempunyai daya anti inflamasi. Persen daya anti-inflamasi
kombinasi jus wortel dan tomat pada perbandingan 1 : ¼; 1 : ½; dan 1 : 1
terhadap natrium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB berturut-turut adalah 85,88
%; 103,50 %; dan 122,24 %.
8. Uji Toksisitas Akut Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) terhadap
Artemia Salina Leach serta Profil Kromatografinya (Utami, 2002)
Perasan umbi wortel (Daucus carota .L) dengan pelarut aquades mempunyai
LC 50 sebesar 3622 μg/ml, sedangkan larutan β karoten mempunyai LC 50
sebesar 45 μg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa perasan umbi wortel dengan
pelarut aquades mempunyai aktivitas toksisitas jauh lebih kecil dibandingkan
dengan larutan β karoten terhadap Artemia Salina Leach.
Penelitian mengenai Efek Analgesik Jus Umbi Wortel (Daucus carota
L.) pada Mencit Putih Betina belum pernah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai efek analgesik dari jus umbi wortel ( Daucus carota
L.) ini diharapkan mempunyai manfaat, seperti :
1. Manfaat teoritis
Menambah informasi yang sudah ada dibidang ilmu kefarmasian
mengenai khasiat umbi wortel.
2. Manfaat praktis
Menambah metode pengobatan tradisional, dan informasi ilmiah
mengenai jus umbi wortel terutama sebagai salah satu alternatif obat pengurang
nyeri.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah informasi
mengenai khasiat jus umbi wortel terutama yang digunakan sebagai pengurang
rasa nyeri.
2. Tujuan Khusus
a. Membuktikan adanya efek analgesik jus umbi wortel ( Daucus carota L.)
yang diuji menggunakan mencit putih betina dengan metode rangsang kimia.
b. Mengetahui besarnya efek proteksi geliat dari tiap dosis yang digunakan dari
jus umbi wortel ( Daucus carota L.) pada metode rangsang kimia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
Dari judul penelitian yaitu Efek Analgesik Jus Umbi Wortel (Daucus
carota L.) yang telah dikemukakan dalam Bab I, maka dalam bab ini akan
ditelaah mengenai uraian tanaman wortel, karotenoid, nyeri, analgetika,
parasetamol, metode pengujian daya analgesik, kromatografi lapis tipis, landasan
teori, dan hipotesis.
A. Uraian Tanaman
1. Taksonomi tanaman wortel
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Umbelliferales
Familia : Apiaceae (Umbelliferae)
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carota L.
(Backer and Backhuizen van den Brink, 1963; 1965)
2. Morfologi tanaman
Tumbuhan wortel terdiri atas daun dan tangkainya, batang dan akar.
Secara keseluruhan sosok wortel merupakan tumbuhan terna tahunan atau
setahun, yang tumbuh tegak setinggi 30-100 cm atau lebih.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Daun wortel bersifat majemuk menyirip ganda dua atau tiga, anak-anak daunnya
berbentuk lanset atau garis dengan bagian pinggirnya bercangap melekat pada
tangkai daun yang ukurannya agak panjang.
Batangnya sangat pendek seolah-olah tidak tampak. Sementara akar
tunggangnya dapat berubah bentuk dan fungsinya sebagai penyimpan cadangan
makanan atau disebut “umbi”. Bentuk umbi wortel sangat bervariasi, tergantung
varietas dan kultivarnya. Meskipun demikian bentuk umbi wortel pada umumnya
dibedakan atas tiga macam yaitu bulat panjang berujung runcing, bulat panjang
berujung tumpul, dan bentuk peralihan dari dua bentuk umbi tadi. Warna kulit dan
daging umbi pada umumnya kuning atau jingga. Bunga berbentuk payung
berganda, kuntum bunga terletak pada bidang lengkung yang sama, warnanya
putih atau merah jambu agak pucat. Bunga payung majemuk, ibu tangkai bunga
majemuk panjangnya 2-25 cm, terdapat bunga steril berwarna merah gelap,
tangkai bunga 0,5-1,5 cm, banyak terdapat daun-daun pembalut dengan panjang
3-5 cm, tepi daun berbagi menyirip berwarna putih dari ujung sampai pangkal,
daun-daun pembalut yang lebih kecil pada pangkal percabangan sebanyak 5-7,
utuh sampai berbagi menyirip dengan panjang 0,5-2 cm. Bunga wortel dapat
menghasilkan biji yang ukurannya kecil-kecil dan dapat digunakan sebagai alat
perbanyakan wortel secara generatif (Backer and Bakhuizen van den Brink, 1965;
Rukmana,1995).
2. Nama daerah
Sunda/Priangan : Boktel, bortol.
Jawa : Wertel, Wertol, Bortol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Madura : Ortel
(Rukmana, 1995)
3. Kandungan kimia
Dalam setiap 100 gram umbi segar mengandung 42,00 kal kalori; 1,20
gram protein; 0,30 gram lemak; 9,30 gram karbohidrat; 39,00 mg kalsium; 37,00
mg fosfor; 0,80 mg zat besi; 12.000,00 S.I vitamin A; 0,06 mg vitamin B1; 6,00
mg vitamin C; 88,20 g air; dan bagian yang dapat dicerna sebesar 88,00 %.
(Rukmana, 1995). Selain zat-zat tersebut diatas, terdapat pula pirolidin, dausin,
daukosterin, minyak yang penting adalah limonen, pinen, dan sineol. Di dalam
benih terdapat asam tiglat, asaron, bisabol (Perry and Metzger, 1980). Kandungan
penting yang lain yang terdapat di dalam wortel adalah β-karoten dan α-karoten
(Watson, 2001)
5. Kegunaan
Bagian utama yang dikonsumsi masyarakat dari tanaman wortel adalah
umbinya. Meskipun demikian, hampir semua bagian tanaman tersebut dapat
digunakan untuk berbagai keperluan hidup dan penghidupan manusia.
Tanaman wortel mengandung senyawa β-karoten. Kandungan β-karoten
(pro-vitamin A) pada umbi wortel dapat mencegah penyakit rabun senja (buta
ayam), menambah daya tahan tubuh, anti bakteri dalam rongga mulut (Rukmana,
1995). Selain itu digunakan juga untuk pengobatan cacing kremi, luka bakar,
pemeliharaan mata (Soedibyo,1998)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Karotenoid
Karotenoid yaitu tetraterpenoid C40, merupakan golongan pigmen yang
larut lipid dan tersebar luas, terdapat dalam semua jenis tumbuhan. Pada
tumbuhan karotenoid mempunyai 2 (dua) fungsi, yaitu sebagai pigmen pembantu
dalam fotosintesis, dan sebagai pewarna dalam bunga dan buah. Dalam bunga,
karotenoid biasanya berupa zat warna kuning, sedangkan dalam buah dapat juga
berupa zat warna jingga/ merah (tomat/ cabe). Beberapa contoh karotenoid yang
telah diketahui yaitu : Xantofil, Likopen, Lutein, β-karoten, α-karoten, γ-karoten
(Harborne, 1987).
Karotenoid yang penting untuk tubuh adalah β karoten karena
merupakan sumber vitamin A (setelah mengalami hidrasi dan molekulnya
terpecah menjadi 2). Karotenoid yang terkenal adalah hidrokarbon tak jenuh
turunan Likopen yaitu Xantofil. Struktur kimia likopen berupa rantai panjang yang
terdiri dari 8 satuan isoprena, merangkai dari kepala sampai pada ekor sehingga
terbentuk sistem ikatan terkonjugasi lengkap yang merupakan kromofor penyebab
terjadinya warna. pembentukan 2 cincin likopena pada kedua ujungnya
menghasilkan β karoten (Harborne, 1987).
CH3
CH3
CH3
CH3 CH3
CH3 CH3 CH3
H3C
H3C
Gambar 1. Struktur β karoten (Anonim, 1976)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Beta karoten mempunyai dua peran, yaitu sebagai prekursor vitamin A
dan antioksidan. β karoten yang terdapat pada wortel, pepaya, sayur mayur yang
berwarna kemerahan dan minyak kelapa sawit berpotensi sebagai antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memberikan perlindungan terhadap
penyakit karena dapat menetralkan radikal bebas. Mengkonsumsi β karoten, baik
berupa makanan maupun suplemen, akan memberikan efek positif bagi
pencegahan tumor maupun membunuh tumor yang telah ada dalam tubuh
(Anonim, 2003).
Karotenoid bekerja sebagai antioksidan serta menangkap radikal bebas,
terutama untuk radikal peroksil (R-OO•) dan hidroksil (•OH) serta oksigen singlet
(O2•). β-karoten (C40H56) dapat melindungi tubuh dan mencegah berbagai
penyakit, yakni menghambat pertumbuhan sel kanker, mencegah katarak,
meningkatkan sistem kekebalan, mencegah dan mengobati penyakit kulit (Silalahi
dan Tambunan, 2003).
C. Nyeri
Nyeri (pain) merupakan suatu gejala yang umum dan sering terjadi
mengikuti salah satu atau lebih penyakit. Hampir sebagian besar penyakit
memberi gejala nyeri yang dimanifestasikan dalam bentuk rasa sakit pada organ
atau jaringan pada tubuh (Anonim, 1995). Sebenarnya nyeri berfungsi
mengingatkan dan melindungi tubuh serta sering memudahkan dalam diagnosis
suatu penyakit, namun pasien sering merasakannya sebagai suatu hal yang tidak
mengenakkan bahkan menyiksa, sehingga pasien berusaha untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
membebaskannya (Mutschler, 1986)
Nyeri menurut tempat terjadinya dibagi atas nyeri somatik dan nyeri
dalaman (viseral). Nyeri somatik dibagi lagi menjadi dua kualitas yaitu nyeri
permukaan dan nyeri dalam. Nyeri permukaan rangsangnya bertempat dalam kulit
sedang nyeri yang berasal dari otot persendian, tulang, dan jaringan ikat disebut
nyeri dalam.
Nyeri Permukaan
Nyeri kesatu
Nyeri kedua Kulit
Otot, jaringan ikat, tulang dan sendi
Nyeri Dalaman
Nyeri Somatik
Perut Nyeri Visceral
Contoh nyeri permukaan : tusukan jarum.
Contoh nyeri dalaman : kejang otot, sakit kepala.
Contoh nyeri visceral : kolik empedu, nyeri lambung, appendix.
Gambar 2. Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi (Mutschler, 1986)
Nyeri permukaan mempunyai karakter ringan dapat dilokalisasi dengan
baik dan hilang dengan cepat setelah berakhirnya rangsang. Nyeri yang disebut
nyeri pertama ini menyebabkan suatu reaksi menghindar secara refleks dengan
demikian melindungi organisme dari kerusakan lebih lanjut. Nyeri pertama ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sering diikuti oleh nyeri kedua yang bersifat menekan dan membakar yang sukar
untuk dilokalisasi dan kebanyakan menyebar ke sekitarnya. Nyeri kedua atau
nyeri dalam sering kali diikuti oleh reaksi afektif dan vegetatif seperti tidak
bergairah, mual berkeringat, dan penurunan tekanan darah.
Sifat menekan dan reaksi vegetatif yang menyertai nyeri dalaman atau
nyeri perut mirip dengan nyeri dalam. Nyeri terjadi antar lain pada tegangan organ
perut, aliran darah kurang, dan penyakit disertai radang (Mutschler,1986).
Mediator nyeri adalah senyawa dalam tubuh yang dibebaskan dari sel-sel
tubuh yang rusak yang menyebabkan perangsangan reseptor nyeri. Mediator nyeri
yang penting antara lain histamin, serotonin (5-HT), plasmakinin (bradikinin)
prostaglandin, ion kalium, asam, dan enzim proteolitik (Tjay and Rahardja, 2002;
Guyton, 1996). Mediator nyeri yang potensinya kecil adalah ion hidrogen dan ion
kalium. Pada kenaikan konsentrasi ion H+ serta penurunan pH di bawah 6 akan
menyebabkan terjadinya nyeri. Hal demikian juga terjadi bila ion kalium keluar
dengan konsentrasi >20 mmol/l dari ruang intrasel setelah terjadi kerusakan
jaringan. Bradikinin dan prostaglandin dapat menyebabkan stimulasi ujung serat
syaraf nyeri tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada serat syaraf,
sedangkan enzim proteolitik menimbulkan nyeri karena ia dapat langsung
menyebabkan kerusakan ujung syaraf nyeri (Mutschler, 1986; Guyton, 1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Noksius
Kerusakan Jaringan
Pembebasan : Pembentukan : H+ (pH < 6) Kinin (Bradikinin) K+ (> 20 mmol / L) Prostaglandin Asetilkolin Serotonin Histamin Sensibilitas reseptor Nyeri Pertama Nyeri Lama Gambar 3. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri setelah kerusakan jaringan.
(Mutschler, 1986)
Mediator nyeri ini terdapat di seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali
di susunan saraf pusat (SSP). Mediator–mediator nyeri yang juga disebut
autocoida ini terdiri dari antara lain histamin, prostaglandin, serotonin, bradikinin,
dan leukotrien. Mediator nyeri ini dapat menyebabkan terjadinya reaksi
peradangan, kejang–kejang dan demam (Tjay dan Rahardja, 2002).
Pelepasan mediator–mediator nyeri ini dapat disebabkan oleh rangsangan
yang berbeda–beda, dapat berupa rangangan mekanis, fisis (kalor dan listrik) atau
kimiawi. Setelah mediator–mediator nyeri ini dilepaskan, maka akan diterima
oleh reseptor nyeri yang spesifik (Mutschler, 1986 ; Tjay dan Rahardja, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Fosfolipida (Membran sel)
Fosfolipase
Asam Arakhidonat
Siklooksigenase Lipooksigenase
Endoperoksida O2• Asam Hidroperoksida
Leukotrien LTA
Prostaglandin PGE2 / F2
Prostasiklin PGI2
Tromboxan TXA2
LTB4 LTC4-LTF4-LTE4 -vaso< -proteksi peradangan peradangan -vaso< -bronchi lambung -permeab> -agregasi> -vaso> -anti agregasi Gambar 4. Diagram perombakan asam arakhidonat menjadi prostaglandin dan leukotrien
(Tjay dan Rahardja, 2002)
Bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi,
fisik, atau mekanis maka enzim fosfolipase A2 diaktifkan untuk mengubah
fosfolipida yang terdapat disitu menjadi asam arakhidonat. Asam arakhidonat
dimetabolisme melalui dua alur utama yaitu alur siklooksigenase (COX) dan alur
lipoksigenase. Skema dari mediator-mediator yang berasal dari asam arakhidonat
dapat dilihat pada gambar 3. Enzim siklooksigenase yang terlibat dalam reaksi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
terdiri dari dua isoenzim, yakni siklooksigenase-1 (COX-1) dan siklooksigenase-2
(COX-2). Enzim siklooksigenase-1 terdapat di kebanyakan jaringan antara lain di
pelat-pelat darah, ginjal, dan saluran cerna (Tjay dan Rahardja, 2002). Enzim
siklooksigenase-1 bersifat konstitutif (bersifat pokok, selalu ada) dan cenderung
menjadi homeostasis dalam fungsinya. Enzim siklooksigenase-2 dalam keadaan
normal tidak terdapat di jaringan tapi dibentuk selama proses peradangan (Tjay
dan Rahardja, 2002).
Asam arakhidonat yang dikatalisis oleh siklooksigenase diubah menjadi
endoperoksida dan seterusnya menjadi zat prostaglandin. Peroksida melepaskan
radikal bebas oksigen yang juga memegang peranan timbulnya nyeri.
Prostaglandin yang dibentuk ada tiga kelompok yaitu prostaglandin (PG),
prostasiklin (PGI2), dan tromboksan (TXA2, TXB2). Prostaglandin (PG) dapat
dibentuk oleh semua jaringan. Yang terpenting adalah PGE2 dan PGF2 yang
berdaya vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh dan
membran sinovial sehingga terjadi radang dan nyeri. Prostasiklin terutama
dibentuk di dinding pembuluh dan berdaya vasodilatasi. Tromboksan khusus di
bentuk dalam trombosit berdaya vasokonstriksi (antara lain di jantung) (Tjay dan
Rahardja, 2002).
Bagian lain dari arakhidonat diubah oleh enzim lipoksigenase menjadi
zat leukotrien (LT). LTB4, LTC4, LTD4, dan LTE4 dibentuk sebagai hasil dari
metabolisme ini. LTC4, LTD4, dan LTE4 terutama dibentuk di eosinofil (Tjay dan
Rahardja, 2002) dan menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskuler. Dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ini LTB4 khusus disintesis di makrofag dan neutrofil alveolar dan bekerja
kemotaksis yaitu menstimulasi migrasi leukosit (Tjay dan Rahardja, 2002).
Reseptor nyeri (nosiseptor) merupakan ujung syaraf bebas yang
berfungsi menerima rangsang nyeri. Reseptor nyeri tersebar luas dalam lapisan
interstitial kulit dan juga dalam jaringan dalam tertentu, seperti dinding arteri dan
permukaan sendi. Reseptor nyeri dibagi menjadi tiga yaitu mekanoreseptor,
termoreseptor, dan kemoreseptor. (Mutschler, 1986)
D. Analgetika
Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis teraupetik meringankan
atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum (Mutschler, 1986)
efek analgesik dapat tercapai dengan berbagai cara, seperti menekan kepekaan
reseptor terhadap rangsang nyeri, mekanik, kimiawi, termik atau listrik di pusat
(Anonim, 1991).
Kemajuan penelitian dalam dasawarsa terakhir ini memberikan
penjelasan mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi
dan efek samping. Ternyata sebagian besar efek samping dan terapinya
berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (Anonim, 1995).
Analgesik dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu analgesik opioid
(narkotik) dan analgesik non narkotik.
1. Analgesik Opioid (narkotik)
Analgesik narkotik merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat
seperti opium dan morfin. Meskipun memperlihatkan berbagai efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
farmakodinamik yang lain, golongan obat ini terutama digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri.
Tetapi semua analgesik opioid menimbulkan adiksi, maka usaha untuk
mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan dengan tujuan
mendapatkan suatu analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya adiksi
(Anonim, 1995)
Yang termasuk golongan obat opioid antara lain :
a. obat yang berasal dari opium-morfin.
b. senyawa semi sintetik morfin; dan
c. senyawa sintetik yang berefek seperti morfin
Obat yang mengantagonis efek opioid disebut antagonis opioid. Reseptor
tempat terikatnya opioid ke sel otak disebut reseptor opioid (Anonim, 1995).
2. Analgesik non narkotik
Analgesik non narkotik mempunyai aktivitas antipiretik, disamping
meringankan nyeri. Obat-obatan golongan ini terbukti mempengaruhi
metabolisme atau kerja sejumlah mediator biokimia dan sel pada proses
peradangan. Mekanisme kerjanya yakni menghambat atau menghalangi
biosintesis prostaglandin dan metabolisme yang bersangkutan yang merupakan
penyebab nyeri, demam dan radang. Analgesik non narkotik mempunyai
mekanisme perifer maupun sentral dalam meredakan nyeri (Hite, 1995).
Analgesik golongan ini diabsorbsi dengan baik dan cepat. Kebanyakan
analgesik golongan ini berdaya antipiretik dan/ antiradang. Oleh karena itu obat
ini tidak hanya digunakan sebagai obat anti nyeri saja tetapi juga pada gangguan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
demam dan peradangan. Obat ini banyak digunakan pada nyeri ringan sampai
sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, otot, perut, haid, dll. (Tjay dan Rahardja,
2002)
Menurut Tjay dan Rahardja (2002), rasa nyeri dapat dilawan dengan
beberapa cara yakni :
1. merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer dengan
analgetika perifer
2. merintangi penyaluran rangsangan di saraf–saraf sensoris, misalnya dengan
anastetika lokal.
3. blokade pusat di SSP dengan analgetika sentral (narkotika) atau dengan
anastetika umum.
Untuk memperoleh efek analgesik yang optimal dari suatu obat,
diperlukan beberapa kriteria atau sifat–sifat farmakokinetika sebagai berikut :
1. diabsorbsi dengan cepat dan sempurna, dengan ketersediaan hayati absolut
(100 %).
2. terdistribusi secara cepat dan baik ke jaringan target dengan konsentrasi yang
tidak terlalu tinggi di organ–organ untuk mengurangi efek samping.
3. eliminasinya cepat, baik melalui hepar maupun ginjal untuk mencegah
terjadinya penimbunan obat, khususnya pada penderita ginjal dan hepar
(Soelistiono, 2002 cit Wiandini, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Psikofarmaka Otak Anestetika Analgetika yang bekerja sentral
Sumsum tulang belakang Saraf Anestetika konduksi Reseptor Nyeri Anestetika permukaan
Analgetika yang bekerja perifer
Gambar 5. Bagan kemungkinan pengaruh macam–macam obat terhadap nyeri (Mutschler, 1986)
E. Parasetamol
Parasetamol diindikasikan sebagai penghilang nyeri ringan sampai
sedang. Kemanjurannya mirip dengan asetosal, tetapi tidak memiliki aktivitas
antiinflamasi yang berarti, parasetamol kurang mengiritasi lambung, oleh karena
itu sekarang secara umum lebih disukai daripada asetosal. Overdosis pada
parasetamol khususnya berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan hati
yang kadang-kadang tidak tampak dalam 4-6 hari pertama (Anonim, 2000).
Sebagai analgesik sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena
kemungkinan menimbulkan nefropati analgesik (Wilmana, 1995). Gambaran
umum dari nefropati analgetik meliputi gagal ginjal kronis, hipertensi, anemia.
Kebanyakan penderita mengalami nefropati karena memakai kombinasi fenasetin,
aspirin, asetaminofen dalam waktu lama dan jumlah yang berlebihan (Robbins
dan Kumar, 1995)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
NHCOCH3HO
Gambar 6. Struktur kimia parasetamol (Anonim, 1995)
F. Metode Pengujian Daya Analgesik
Secara umum pengujian daya analgesik dilakukan secara invitro dan
invivo. Uji invivo lebih banyak dilakukan untuk menguji aktivitas analgesik
sentral, yaitu dengan menguji kemampuan suatu zat uji dalam menduduki/
berikatan dengan reseptor (Vogel, 2002)
Uji invitro yang digunakan untuk menguji aktivitas analgesik sentral
antara lain : survei, ikatan 3H-Naloxone dengan jaringan, 3H-Dihydromorphine
yang terikat reseptor μ opiat otak tikus, 3H-Bremazocine yang terikat reseptor κ
opiat pada otak kecil babi Guinea, penghambatan enkephalinase, reseptor yang
terikat nociceptin, vasoactive intestinal polypeptid (VIP), reseptor yang terikat
cannabinoid, reseptor yang terikat vanilloid. (Vogel, 2002). Senyawa-senyawa
tersebut mengandung suatu molekul Hidrogen yang bersifat radioaktif 3H
(tritium). Dengan adanya senyawa tersebut akan mempermudah dalam
monitoring.
Pengujian daya analgesik oleh Turner (1965), dikelompokkan
berdasarkan golongan analgesik narkotik dan non narkotik.
1. Golongan analgetika narkotik
a. Metode Jepit Ekor
Sekelompok tikus diinjeksi dengan senyawa uji dengan dosis tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
secara subkutan atau intra vena. Setelah beberapa menit penjepit langsung
dipasang pada pangkal ekor yang telah dilapisi karet tipis selama 30 menit. Tikus
yang diberi analgetik tidak akan berusaha untuk melepaskan jepitan, sedangkan
yang tidak diberi analgetik akan berusaha untuk melepaskan jepitan. Sehingga
respon yang dicatat adalah ada atau tidaknya usaha untuk melepaskan diri dari
jepitan tersebut.
b. Metode rangsang panas
Pada metode ini alat yang digunakan adalah lempeng panas (hot plate)
yang terdapat silindernya untuk mengendalikan panas. Lempeng panas diatur
suhunya antara 50-55ºC, dilengkapi dengan penangas yang berisi campuran
aseton dan etil formiat dengan perbandingan 1 : 1. Hewan uji yang telah diberi
larutan uji secara subkutan atau peroral diletakkan pada hot plate, kemudian
diamati reaksinya ketika hewan uji mulai menjilat kaki belakang dan kemudian
melompat.
c. Metode pengukuran tekanan
Alat yang digunakan pada metode ini menggunakan dua buah syringe
yang dihubungkan pada kedua ujungnya, bersifat elastis, fleksibel, serta terdapat
pipa plastik yang diisi dengan cairan. Sisi dari pipa dihubungkan dengan
manometer. Syringe yang pertama diletakkan dengan posisi vertikal dengan
ujungnya menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di bawah penghisap syringe,
ketika tekanan diberikan pada syringe kedua, maka tekanan akan terhubung pada
sistem hidrolik pada syringe pertama lalu pada ekor tikus. Tekanan yang sama
pada syringe kedua akan meningkatkan tekanan pada ekor tikus, sehingga akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menimbulkan respon dan akan terbaca pada manometer. Respon tikus yang
pertama adalah meronta-ronta kemudian akan mengeluarkan suara (mencicit)
sebagai tanda kesakitan.
d. Metode antagonis nalorfin.
Uji analgetik dengan menggunakan metode ini untuk mengetahui aksi
dari obat-obat seperti morfin, karena mempunyai kemampuan untuk meniadakan
aksi dari morfin. Hewan uji yang bisa digunakan pada metode ini adalah tikus,
mencit dan anjing. Hewan tersebut diberi obat dengan dosis toksik kemudian
segera diberi nalorfin (0,5-10,0 mg/kg BB) secara intravena. Teori menyebutkan
bahwa nalorfin dapat menggantikan ikatan morfin dengan reseptornya, sehingga
ikatan antara morfin dengan reseptornya terlepas.
e. Metode potensiasi petidin
Metode ini kurang baik karena hewan uji yang cukup banyak, tiap
kelompok terdiri dari tikus sebanyak 20 ekor, setengah kelompok dibagi menjadi
3 bagian yang diberi petidin dengan dosis 2, 4, dan 8 mg/kg. Setengah kelompok
yang lainnya diberi senyawa uji dengan dosis 20% dari LD50. Persen daya
analgesik dihitung dengan metode rangsang panas.
f. Metode kejang oksitosin
Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituari
posterior, yang dapat menyebabkan konstraksi uterus sehingga menimbulkan
kejang pada tikus. Responnya berupa kontraksi abdominal, sehingga menarik
pinggang dan kaki ke belakang. Penurunan jumlah kejang diamati dan ED50 dapat
diperkirakan. Selain morfin senyawa analgetik yang dapat diuji dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menggunakan metode ini adalah heroina, metadon, kodein, dan meperidina.
g. Metode pencelupan pada air panas
Tikus disuntik secara intra peritonial dengan senyawa uji, kemudian ekor
tikus dicelupkan pada air panas (suhu 58º C). Respon tikus terlihat dari hentakan
ekornya menghindari panas.
2. Golongan analgetika non narkotika
a. Metode rangsang kimia
Metode ini menggunakan zat kimia yang diinjeksikan pada hewan uji
secara intraperitoneal, sehingga akan menimbulkan nyeri. Beberapa zat kimia
yang biasanya digunakan antara lain asam asetat dan fenil kuinon. Metode ini
sederhana, reproducible (dapat diulang-ulang hasilnya), dan cukup peka untuk
menguji senyawa analgetik dengan daya analgetik lemah, namun mempunyai
kekurangan yaitu masalah kespesifikasinya. Oleh karena itu metode ini sering
digunakan untuk penapisan (screening). Daya analgetik dapat dievaluasi
menggunakan persen penghambatan terhadap geliat menggunakan persamaan
menurut Handershot dan Forsaith.
% proteksi rangsang nyeri = %100100 ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−
KP
P : jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi perlakuan. K: jumlah kumulatif geliat mencit kelompok kontrol.
Hewan uji yang digunakan pada metode ini dapat bermacam-macam,
antara lain : anjing, marmot, tikus, merpati, dan mencit.. Untuk mencit, yang
sering digunakan adalah mencit betina, dikarenakan kepekaan terhadap rangsang
lebih besar daripada yang jantan. Respon mencit yang biasa diamati adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
lompatan dan konstraksi perut dengan disertai tarikan kaki belakang (rentangan)
yang disebut geliat (Soerjandari, 1991 cit Putra, 2003).
b. Metode pedodolometri
Hewan uji diletakkan pada kandang yang bagian atasnya terbuat dari
kepingan metal sehingga bisa dialiri arus listrik. Respon yang timbul yaitu ketika
hewan uji mengeluarkan teriakan dengan pengukuran dilakukan tiap 10 menit
selama 1 jam.
c. Metode rektodolometri
Tikus diletakkan di sebuah kandang yang dibuat dengan alas tembaga
yang dihubungkan dengan sebuah penginduksi berupa sebuah gulungan. Ujung
lain dari gulungan tersebut dihubungkan dengan silinder elektrode tembaga.
Sebuah voltmeter yang sensitif untuk mengubah 0,1 volt dihubungkan dengan
konduktor pada gulungan di bagian atas. Pada penggunaan tegangan 1 sampai 2
volt akan menimbulkan teriakan pada tikus.
G. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah merupakan metode pemisahan
fisikokimia. KLT dapat digunakan untuk dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya
sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparatif.
Kedua, dipakai untuk menjajaki sistem pelarut dan penyangga yang akan dipakai
dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi.
Kromatografi Lapis Tipis pada kaca objek dapat memisahkan campuran
yang mengandung sampai empat komponen dalam waktu 5 menit memakai alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
gelas laboratorium yang normal. (Gritter; Bobbitt; dan Schwarting, 1991).
Pada hakikatnya KLT melibatkan dua peubah : sifat fase diam atau sifat
lapisan, dan sifat fase gerak atau campuran pelarut pengembang. Fase diam dapat
berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap (kromatografi
cair padat) atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair. Hampir
segala macam serbuk dapat dan telah dipakai sebagai penyerap pada KLT, tetapi
yang paling umum dipakai adalah: silika gel (asam silikat), alumina (aluminium
oksida), kiselgur (tanah diatome), dan selulose. Fase gerak dapat berupa hampir
segala macam pelarut atau campuran pelarut (Gritter, dkk, 1991).
Pengembangan ialah proses pemisahan campuran cuplikan akibat pelarut
pengembang merambat naik dalam lapisan. Pengembangan sederhana yaitu
perambatan satu kali sepanjang 10 cm keatas, sedangkan pengembangan ganda
dilakukan untuk memperbaiki efek pemisahan yaitu dua kali merambat 10 cm ke
atas secara berurutan. Deteksi yang sering sederhana jika senyawa menunjukkan
penyerapan di daerah ultraviolet gelombang pendek (radiasi utama kira-kira 254)
atau jika senyawa tersebut dapat dieksitasi ke fluoresensi radiasi ultra violet
gelombang pendek. Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya
dinyatakan dengan angka Rf atau hRf. (Stahl, 1985)
H. Landasan Teori
Wortel adalah tanaman yang banyak digunakan masyarakat untuk
mencegah penyakit rabun senja (buta ayam), menambah daya tahan tubuh, anti
bakteri dalam rongga mulut. Selain itu digunakan juga untuk pengobatan cacing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kremi, luka bakar, pemeliharaan mata.
Dalam setiap 100 gram umbi segar mengandung 42,00 kal kalori; 1,20
gram protein; 0,30 gram lemak; 9,30 gram karbohidrat; 39,00 mg kalsium; 37,00
mg fosfor; 0,80 mg zat besi; 12.000,00 S.I vitamin A; 0,06 mg vitamin B1; 6,00
mg vitamin C; 88,20 gram air; dan bagian yang dapat dicerna sebesar 88,00 %.
Selain zat-zat tersebut diatas, terdapat pula pirolidin, dausin, daukosterin, minyak
yang penting adalah limonen, pinen, dan sineol. Di dalam benih terdapat asam
tiglat, asaron, bisabol. Kandungan penting yang lain yang terdapat di dalam wortel
adalah β karoten dan α-karoten.
Beta karoten mempunyai dua peran, yaitu sebagai prekursor vitamin A
dan antioksidan. Beta karoten yang terdapat pada wortel, pepaya, sayur mayur
yang berwarna kemerahan dan minyak kelapa sawit berpotensi sebagai
antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memberikan
perlindungan terhadap penyakit karena dapat menetralkan radikal bebas.
Mengkonsumsi beta karoten, baik berupa makanan maupun suplemen, akan
memberikan efek positif bagi pencegahan tumor maupun membunuh tumor yang
telah ada dalam tubuh (Anonim, 2003).
Sari wortel terbukti efektif menghambat kehepatoksikan parasetamol.
Dalam penelitian selanjutnya (Rasmandani, 2004) ternyata perasan umbi wortel
juga terbukti sebagai anti inflamasi, dan senyawa yang bertanggungjawab adalah
β karoten. Efek anti inflamasi β karoten berhubungan dengan aktivitasnya sebagai
antioksidan. Beta karoten mampu menangkap oksigen reaktif dan radikal peroksil
(Paiva dan Russel, 1999) lalu menetralkannya, menghambat oksidasi asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
arakhidonat menjadi endoperoksida dan menurunkan aktivitas enzim
lipoksigenase (Lieber dan Leo, 1999), sehingga berakibat biosintesis
prostaglandin sebagai mediator dalam proses peradangan juga akan terganggu dan
peradangan dapat dihambat. Konversi arakhidonat menjadi endoperoksida akan
melepaskan radikal bebas oksigen, yaitu suatu molekul yang kekurangan elektron
sehingga bersifat sangat reaktif. Pelepasan radikal bebas oksigen sebenarnya
berguna bagi tubuh, karena dapat membantu dalam pencegahan kuman serta
eliminasi zat-zat asing. Akan tetapi jika pelepasan radikal bebasnya terlalu banyak
dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Atas dasar β karoten yang dapat mencegah sintesis prostaglandin,
menetralkan radikal-radikal bebas dan penghambatan enzim siklooksigenase
maka dipastikan rangsang nyeri dapat dihambat dan akan mengurangi rasa nyeri.
I. Hipotesis
Jus umbi wortel (Daucus carota L.) mempunyai efek analgesik terhadap
mencit putih betina yang terinduksi asam asetat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang efek analgesik jus umbi wortel (Daucus carota L.)
pada mencit betina ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
a. Variabel bebas : dosis jus umbi wortel (Daucus carota L.).
Dosis jus umbi wortel adalah jumlah gram umbi wortel tiap kilogram
berat badan hewan uji.
b. Variabel tergantung : jumlah geliat mencit dalam 1 jam
Daya analgesik jus umbi wortel adalah kemampuan jus tersebut
mengurangi rasa nyeri dengan ditandai adanya penurunan jumlah geliat pada
hewan uji.
2. Variabel terkendali
a. mencit putih galur Swiss
b. berat badan 20-30 gram
c. jenis kelamin betina
d. umur 2-3 bulan
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Variabel tak terkendali
Keadaan patologis dan ketahanan tubuh hewan uji (mencit putih betina).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. alat pembuat jus (blender)
b. stopwatch
c. spuit injeksi ukuran 1 ml dan spuit per oral 1 ml
d. seperangkat alat gelas yang berupa : labu ukur, beker glass, pengaduk,
erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes.
e. neraca analitik
f. morter dan stamper
g. lempeng KLT
h. bejana
i. kamera
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. mencit betina galur Swiss, usia 2-3 bulan, berat badan 20-30 gram.
b. umbi wortel yang diperoleh dari perkebunan sayur dan buah Kopeng,
Jawa Tengah.
c. asam asetat sebagai perangsang nyeri.
d. parasetamol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
e. natrium karboksimetil
f. β karoten
g. sikloheksan
h. silika gel GF 254 , sebagai fase diam
D. Tata Cara Penelitian
1. Pengumpulan dan determinasi tanaman
Tanaman wortel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sentra
buah dan sayuran Kopeng, Jawa Tengah. Setelah mendokumentasikan tanaman,
kemudian dideterminasi di laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Sehingga, bisa dipastikan bahwa tanaman yang
digunakan untuk percobaan adalah benar-benar tanaman wortel.
2. Pembuatan jus umbi wortel
Umbi wortel dipilih yang tidak mengalami kerusakan, lalu dikupas
kemudian diblender dengan penambahan aquades, sehingga didapatkan jus umbi
wortel yang masih mengandung ampas yang terdispersi didalamnya. Selanjutnya
agar dapat diinjeksikan peroral, maka konsentrasi jus umbi wortel yang digunakan
adalah 25% (konsentrasi yang dapat ditarik masuk spuit peroral).
3. Uji kualitatif
Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui adanya senyawa beta-karoten
(C40H56) dalam umbi wortel, menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Fase
diam yang digunakan adalah silika gel GF254, sedangkan fase geraknya campuran
sikloheksan : dietil eter (80 : 20 V/V). pembanding yang digunakan adalah larutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
β karoten dalam kloroform.
4. Penentuan dosis jus umbi wortel
Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,5; 1; 2; 4; 8 g/kgBB.
Penentuan besarnya dosis ini dapat dilihat pada lampiran.
5. Pemilihan dosis asam asetat
Penentuan dilakukan pada konsentrasi 1%, dimana larutan ini dibuat
dengan cara pengenceran asam asetat glasial. kemudian larutan ini diuji pada 3
peringkat dosis, yaitu : 25 mg/kgBB; 50 mg/kgBB; dan 75 mg/kgBB. dicari dosis
yang menyebabkan jumlah geliat yang tidak terlalu banyak dan sedikit, sehingga
memudahkan pengamatan.
6. Penetapan kriteria geliat
Penentuan besarnya daya analgesik dengan metode rangsang kimia
tergantung dengan pengamatan dan jumlah geliat yang terjadi, sehingga disini
perlu ditetapkan kriteria geliat yang sering terjadi. Geliat yang diamati yaitu geliat
dengan kriteria menarik satu atau kedua kaki kebelakang.
11. Penentuan waktu pemberian rangsang
Penentuan ini dilakukan dengan harapan pada selang waktu pemberian
bahan uji dengan asam asetat, telah terjadi absorbsi sehingga dapat segera
menimbulkan efek.
8. Pembuatan larutan CMC Na 1%
Larutan CMC Na 1% dibuat dengan cara melarutkan serbuk CMC Na
sebanyak 1 gram dalam air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
mengembang kemudian ditambahkan air sampai 100 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
9. Pembuatan suspensi parasetamol 1%
Suspensi parasetamol 1% dibuat dengan cara menimbang 100 mg
parasetamol kemudian digerus dan ditambahkan CMC Na 1% sedikit demi sedikit
hingga volumenya 10 ml.
10. Penentuan dosis parasetamol
Dosis parasetamol yang biasa digunakan manusia sebesar 500 mg/50kg
BB. Dikonversikan pada mencit diperoleh dosis 91 mg/kg BB, sedangkan kedua
dosis lainnya diperoleh dengan menaikkan dosis 91 mg/kg BB sebesar satu
seperempat dan satu setengahnya. Hasil orientasi ini digunakan sebagai kontrol
positif.
11. Pemilihan kontrol negatif
Kontrol negatif digunakan sebagai pembanding terhadap zat yang akan
diuji, karena tidak mempunyai efek analgesik. Disini kontrol negatif yang diuji
adalah aquades dan CMC Na 1%. Adapun dosis yang digunakan masing-masing
sebesar 20 ml/kg BB dan 200 mg/kg BB, sehingga diperoleh volume pemberian
secara peroral sekitar 0,5 ml.
12. Perlakuan pada hewan uji
Sebelum diperlakukan mencit dipuasakan selama 18 jam dengan tetap
melakukan pemberian minum. Mencit sebanyak 42 ekor dalam keadaan sehat
dibagi menjadi 7 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 6 ekor dengan pembagian
secara acak. Kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif dengan pemberian
aquades, sedangkan kelompok II sebagai kontrol positif diberi suspensi
parasetamol dengan dosis hasil orientasi dalam CMC Na 1%. Kelompok III – VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
merupakan kelompok perlakuan dengan pemberian jus umbi wortel secara oral.
Sepuluh menit kemudian diberi rangsang kimia berupa asam asetat 1% dengan
dosis hasil orientasi diberikan secara intra peritoneal kemudian respon geliat
diamati dengan selang waktu 5 menit selama 1 jam.
13. Perhitungan persen proteksi geliat
Besarnya penghambatan jumlah geliat dihitung dengan menggunakan
persamaan Handershot dan Forsaith, yaitu :
% proteksi rangsang nyeri = %100100 ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−
KP
Keterangan :
P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian jus buah tomat. K = Jumlah rata–rata kumulatif geliat hewan uji kontrol negatif.
Data prosentase proteksi geliat tersebut kemudian dianalisis
menggunakan analisa variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95%.
Perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif dihitung
menggunakan rumus :
Perubahan % proteksi rangsang nyeri = %100)(×
−Kp
PKp
Keterangan :
P = % proteksi rangsang nyeri pada tiap kelompok perlakuan Kp = rata–rata % proteksi rangsang nyeri pada kontrol positif (Utami, 2000 cit Putra, 2003).
14. Analisis data
Setelah melalui proses diatas, data yang terkumpul dari pengamatan
geliat selama 1 jam pada masing-masing kelompok kemudian dianalisis dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kolmogorof-Smirnov untuk melihat distribusi data. Apabila diketahui data
berdistribusi normal maka analisis dilanjutkan dengan anava satu arah dengan
taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antar
kelompok. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak,
dilakukan dengan uji Scheffe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa
tanaman serta bagian tanaman yang akan digunakan memang benar dan sesuai
dengan buku acuan determinasi, sehingga tidak ada terjadi kesalahan bahan yang
akan dipakai. Determinasi dilakukan terhadap tanaman wortel hingga status
spesies di laboratorium Kebun Tanaman Obat, Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma. Dengan buku acuan yaitu buku kunci determinasi yang disusun
oleh Van Steenis. Hasil determinasi umbi wortel sampai spesies adalah :
1b – 2b – 3b – 4b – 12b – 13b – 14b – 17b – 18b – 19b – 20b – 21b – 22b – 23b –
24b – 25b – 26b – 27a – 28b – 29b – 30b – 31a – 32a – 33a – 34a – 35a – 36d –
37b – 38b – 39b – 41b – 42b – 44b – 45b – 46e – 50b – 51b – 53b – 54b – 56b –
57b – 58b – 59b – 72b – 73b – 74a – 75b – 76b – 77a – 78a – 103c – 104b – 106b
– 107a – 108b – 109a – 115a – 116b – 117b – 118b – (………. 148. Apiaceae)
1a – 2b – 13b – 15a – 15b – (……….. 20. Daucus)
1(………………………………(Daucus carota, L.)
Dari hasil kunci determinasi diatas dapat diketahui tanaman wortel
merupakan spesies tanaman Daucus carota, L.. Foto tanaman terlampir.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
B. Identifikasi dan Uji Kualitatif Bahan
1. Identifikasi makroskopis
Umbi wortel berwarna jingga dan berbentuk bulat memanjang yang
berujung runcing seperti kerucut. Panjang antara 10-15 cm, mempunyai diameter
yang beragam dari ujung ke pangkal, berasa agak manis dan mengeluarkan bau
yang khas.
2. Uji kualitatif bahan
Uji ini bertujuan mengetahui adanya beta karoten yang diduga
mempunyai efek analgesik. Metode yang digunakan adalah Kromatografi Lapis
Tipis (KLT), dasar dari metode ini adalah terelusinya zat uji di dalam fase gerak
sehingga akan terbentuk bercak yang akan dibandingkan dengan kontrol atau
pembanding. Alasan menggunakan metode ini karena alatnya sederhana, elusi
bercak yang relatif cepat sehingga segera dapat diketahui hasilnya, dan tidak
membutuhkan zat yang banyak.
Fase diam yang digunakan adalah silika Gel GF 254, sedangkan fase
geraknya adalah sikloheksan : dietil eter (80 : 20 v/v) (Dewi, 2000). Beta karoten
akan terelusi / bergerak naik bersama fase geraknya karena sifat kepolarannya
yang relatif sama. pembanding yang digunakan adalah larutan beta karoten dalam
kloroform.
Sampel dan larutan pembanding ditotolkan pada plat dengan
menggunakan pipa kapiler, kemudian ditunggu beberapa saat agar mengering.
Setelah kering kemudian dielusi dalam bejana berisi fase gerak yang telah jenuh.
setelah fase gerak sampai pada batas elusi dengan panjang 10 cm, kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
bercak diamati dengan sinar tampak dan sinar UV pada panjang 254. Hasil
pengamatan dapat dilihat dari Tabel berikut.
Tabel I . Data hasil uji kualitatf KLT
Pengamatan Sampel Pembanding
Sinar tampak kuning kuning
Sinar UV 254 nm Kuning kegelapan Kuning kegelapan
Rf 0.82 0.82
C. Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan perlu dilakukan sebagai orientasi untuk mempersiapkan
segala sesuatu yang nantinya diperlukan dalam pengambilan data sebenarnya. Uji
ini meliputi : penentuan kriteria geliat, pemilihan dosis asam asetat, penentuan
selang waktu pemberian asam asetat, pemilihan dosis parasetamol yang digunakan
sebagai kontrol positif dan penetapan kontrol negatif.
1. Penentuan kriteria geliat mencit
Kriteria geliat yang digunakan dalam penelitian adalah dengan gerakan 1
atau 2 kaki mencit memanjang lurus kebelakang dengan disertai perut mencit
yang menempel ke alas. Respon geliat ini timbul setelah mencit diberi perlakuan
dengan asam asetat 1% secara intraperitonial, yang nantinya akan menimbulkan
rasa sakit berupa nyeri terhadap mencit. Respon yang diberikan setiap mencit
tidak akan sama, dikarenakan ketahanan tubuh dari masing-masing mencit
tersebut. Kemudian dilakukan pengamatan dan penghitungan geliat setiap 5 menit
setelah pemberian asam asetat selama 60 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Pemilihan dosis asam asetat
Pemilihan dosis asam asetat bertujuan untuk mendapatkan dosis asam
asetat yang memberikan respon geliat dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
ataupun sedikit, agar memudahkan pengamatan. Asam asetat merupakan suatu
iritan yang merusak jaringan secara lokal yang menyebabkan nyeri pada rongga
perut. Hal tersebut terjadi dikarenakan oleh kenaikan ion H+ akibat dari penurunan
nilai pH dibawah 6 yang akan menyebabkan luka pada membran sel. Keadaan
nyeri yang diakibatkan kerusakan jaringan ini ditanggapi mencit dengan cara
menggeliat untuk menyesuaikan keadaan.
Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan penelitian
sebelumnya yaitu 1% (Putra, 2003), karena pada konsentrasi ini sudah dapat
menghasilkan geliat yang tidak terlalu banyak. Dosis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 25; 50; dan 75 mg/kgBB. Hasil orientasi berupa geliat pada
ketiga peringkat dosis dapat dilihat dari tabel I.
Tabel II. Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat
Kelompok perlakuan
(mg/kgBB)Rata-rata jumlah geliat ( X ± SE )
25 42,00 ± 1.53
50 53,67 ± 1.45
75 78,00 ± 4.62
Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4252.67
78
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Rat
a-ra
ta ju
mla
h ge
liat
1 2 3
Kelompok
Penetapan Dosis Asam Asetat
Gambar 7. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat.
Keterangan : 1 = kelompok perlakuan asam asetat dengan dosis 25 mg/kgBB 2 = kelompok perlakuan asam asetat dengan dosis 50 mg/kgBB 3 = kelompok perlakuan asam asetat dengan dosis 75 mg/kgBB
Tabel III. Hasil analisis variansi satu arah penetapan konsentrasi asam asetat
Sumber
variansi
Jumlah
kuadrat
Derajat
bebas
Rata-rata
kuadrat Fhit Probabilitas
Antar
kelompok 2024.222 2 1012,111 39.263 0.000
Dalam
kelompok 154.667 6 25,778
Dari hasil analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya
0,000 (≤ 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok terdapat perbedaan.
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar kelompok berbeda secara
bermakna atau tidak, dilanjutkan dengan uji Scheffe. Data dan analisisnya dapat
dilihat dalam tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel IV. Hasil uji Scheffe
Kelompok Dosis 25 mg/kgBB 50 mg/kgBB 75 mg/kgBB
25 mg/kgBB - TB B
50 mg/kgBB TB - B
75 mg/kgBB B B -
Keterangan : TB = Berbeda tidak bermakna (P > 0,05) B = Berbeda bermakna (P ≤ 0,05) Dari hasil diatas diketahui bahwa pemberian asam asetat pada dosis 75
mg/kgBB berbeda bermakna dengan dosis 25 mg/kgBB dan dengan dosis 50
mg/kgBB. Sedangkan pada dosis 25 mg/kgBB dan 50 mg/kgBB berbeda tidak
bermakna yang berarti bahwa dengan adanya peningkatan dosis tersebut, tidak
menimbulkan peningkatan jumlah yang signifikan. Pada dosis 75 mg/kgBB
menunjukkan jumlah geliat yang cukup banyak jika dibandingkan dengan dosis
25 mg/kgBB dan 50 mg/kgBB yang jumlahnya sedikit, maka dipilih dosis 75
mg/kgBB agar memudahkan pengamatan.
3. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat
Penentuan selang waktu pemberian asam asetat ini perlu diorientasi
terlebih dahulu bertujuan untuk menentukan saat pemberian asam asetat setelah
pemberian jus umbi wortel (bahan yang akan diteliti) secara peroral. Sehingga
pada selang waktu tersebut, jus umbi wortel sudah diabsorpsi dan dapat
memberikan efek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Bahan yang digunakan adalah umbi wortel, dengan dosis tertinggi yaitu
8 g/kgBB. Penentuan dosis tertinggi dapat dilihat pada lampiran. Rata-rata jumlah
geliat pada berbagai selang waktu dapat dilihat pada tabel V.
Tabel V. Rata-rata jumlah geliat pada berbagai selang waktu pemberian asam asetat
Kelompok Jumlah geliat
( X ± SE)
5 menit 38,33 ± 1,202
10 menit 50,33 ± 0,882
15 menit 66,00 ± 0,577
Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)
Penetapan Selang Waktu Pemberian
38.33
50.33
66
0
10
20
30
40
50
60
70
5 10 15
Waktu (menit)
Rat
a-ra
ta ju
mla
h ge
liat
Gambar 8. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi selang waktu pemberian asam
asetat.
Keterangan : 5 = selang waku pemberian 5 menit 10 = selang waktu pemberian 10 menit 15 = selang waktu pemberian 15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dari tabel V pada selang waktu 5 menit dan 10 menit menghasilkan
jumlah geliat yang lebih sedikit dibandingkan dengan selang waktu 15 menit.
Untuk melihat adanya perbedaan pada ketiga kelompok tersebut maka dilakukan
analisis variansi satu arah dan uji Scheffe. Hasilnya dapat dilihat pada tabel VI.
Tabel VI. Analisis satu arah penentuan selang waktu pemberian asam asetat
Sumber
variansi
Jumlah
kuadrat
Derajat
bebas
Rata-rata
kuadrat Fhit Probabilitas
Antar
kelompok 1154,889 2 577,444 225,957 0,000
Dalam
kelompok 15,333 6 2,556
Dari analisis variansi satu arah diketahui probabilitasnya 0,000 (≤ 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga kelompok mempunyai perbedaan.
Untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak bermakna maka
dilakukan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95 %.
Tabel VII. Uji Scheffe selang waktu pemberian asam asetat
Kelompok Waktu 5 menit 10 menit 15 menit
5 menit - B B
10 menit B - B
15 menit B B -
Keterangan : TB = Berbeda tidak bermakna (P > 0,05) B = Berbeda bermakna (P ≤ 0,05)
Dari tabel VII dapat diketahui bahwa antar waktu pemberian
menunjukkan perbedaan yang bermakna, dipilihlah waktu pemberian 10 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4. Pemilihan dosis parasetamol
Parasetamol berfungsi sebagai kontrol positif karena parasetamol sudah
terbukti mempunyai daya analgesik sehingga digunakan sebagai pembanding.
Orientasi ini diperlukan untuk menentukan dosis parasetamol yang memberikan
jumlah geliat yang tidak terlalu banyak dan terlalu sedikit. Dosis yang digunakan
sebesar 91; 113,75; dan 136,5 mg/kgBB. Besarnya penghambatan terhadap nyeri
dapat dilihat pada tabel VIII.
Tabel VIII. Nilai % Penghambatan Jumlah Geliat pada Orientasi Dosis Parasetamol
Dosis Parasetamol
(mg/kgBB)
Jumlah geliat
(X ± SE)
91 81,00 ± 1,732
113,75 47,33 ± 2,333
136,5 37,00 ± 0,577
Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
81
47.3337
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Jum
lah
gelia
t
1 2 3
Kelompok
Penentuan Dosis Parasetamol
Gambar. 9. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada penetapan dosis paracetamol.
Keterangan : Kelompok dosis 1 = Dosis parasetamol 91 mg/kgBB Kelompok dosis 2 = Dosis parasetamol 113,75 mg/kgBB Kelompok dosis 3 = Dosis parasetamol 136,5 mg/kgBB
Dari tabel VIII, dapat dilihat bahwa dosis parasetamol 91 mg/kgBB
mempunyai jumlah geliat yang lebih banyak dibandingkan dengan dosis 113,75
mg/kgBB dan 136,5 mg/kgBB. Hasil ini kemudian dianalisis variansi satu arah
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar kelompok.
Tabel IX. Hasil analisis variansi satu arah pada orientasi parasetamol
Sumber
variansi
Jumlah
kuadrat
Derajat
bebas
Rata-rata
kuadrat Fhit Probabilitas
Antar
kelompok 3176,222 2 1588,111 180,924 0,000
Dalam
kelompok 52,667 6 8,778
Dari analisis variansi satu arah diketahui bahwa probabilitasnya 0,000
(≤ 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok mempunyai perbedaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kemudian untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak, maka
dianalisis dengan uji Scheffe.
Tabel X. Hasil uji Scheffe pada orientasi parasetamol
Kelompok Dosis 91 mg/kgBB 113,75 mg/kgBB 136,5 mg/kgBB
5 menit - B B
10 menit B - B
15 menit B B -
Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)
Dari uji Scheffe didapat bahwa antar kelompok dosis mempunyai
perbedaan yang bermakna. Maka dipilih dosis 113,75 mg/kgBB yang mempunyai
geliat yang tidak terlalu banyak dan sedikit, sehingga memudahkan pengamatan.
5. Pemilihan kontrol negatif
Pada penelitian ini terdapat dua zat yang tidak memiliki efek analgesik
yaitu aquades dan CMC Na sehingga sama-sama digunakan sebagai kontrol
negatif. Aquades digunakan sebagai pelarut jus umbi wortel sedangkan CMC Na
sebagai pensuspensi prasetamol. Oleh karena itu, penentuan kontrol ini diperlukan
untuk menentukan zat mana yang digunakan sebagai pembanding terhadap bahan
uji dalam aktifitasnya menurunkan geliat mencit. Data rata-rata jumlah geliat
dapat dilihat pada tabel XI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel XI. Rata-rata jumlah kumulatif geliat pada orientasi kontrol negatif
Kontrol Negatif Jumlah geliat
(X ± SE)
Aquades 85,67 ± 2,60
CMC Na 1% 67,67 ± 1,76
Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)
85.67
67.67
0102030405060708090
Jum
lah
gelia
t
I II
Kelompok
Penentuan Kontrol Negatif
Gambar 10. Diagram jumlah kumulatif geliat mencit pada penetapan kontrol negatif
Keterangan : I : Kelompok Aquades II : Kelompok CMC Na Dari gambar 10 diatas, dapat dilihat bahwa antara kedua kontrol negatif
mempunyai rata-rata jumlah geliat yang hampir sama,.yang diperkuat dengan
hasil dari uji t. Hasil dari uji t menunjukkan bahwa probabilitasnya lebih besar
dari 0,05 yaitu 0,609. Yang dapat diartikan bahwa kedua kelompok mempunyai
perbedaan yang tidak nyata, sehingga kedua bahan tersebut dapat digunakan
sebagai kontrol negatif. Selanjutnya dipilih aquades sebagai kontrol negatif dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
penelitian dikarenakan aquades adalah bahan yang digunakan sebagai pelarut
dalam pembuatan jus umbi wortel.
D. Pengujian Daya Analgesik
Daya analgetik atau kemampuan jus umbi wortel untuk mengurangi rasa
nyeri dapat diukur setelah semua data orientasi diperoleh. Dari hasil orientasi
diperoleh bahwa zat perangsang nyeri yang digunakan adalah asam asetat 1%
dengan dosis 75 mg/kgBB, kontrol negatif adalah aquades dan kontrol positifnya
adalah parasetamol dosis 113,75 mg/kgBB.
Dengan menggunakan hasil orientasi, diperoleh rata-rata kumulatif pada
kelompok perlakuan dengan jus umbi wortel beserta kelompok kontrol negatif dan
kontrol positif. Hasilnya dapat dilihat dari table XII.
Tabel XII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat pada kelompok perlakuan
Kelompok uji Jumlah
subjek uji
Jumlah geliat
(X ± SE)
Aquades 6 85,67 ± 2,108
Parasetamol 6 45,17 ± 1,701
Jus umbi wortel dosis 0,5 g/kgBB 6 70,50 ± 1,176
Jus umbi wortel dosis 1 g/kgBB 6 62,50 ± 1,544
Jus umbi wortel dosis 2 g/kgBB 6 54,17 ± 0,601
Jus umbi wortel dosis 4 g/kgBB 6 37,67 ± 1,856
Jus umbi wortel dosis 8 g/kgBB 6 50,33 ± 1,961
Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
85.67
45.17
70.562.5
54.17
37.67
50.33
0
1020
30
40
50
60
70
80
90R
ata-
rata
jum
lah
gelia
t
I II III IV V VI VII
Kelompok
Jumlah Geliat Kelompok Perlakuan
Gambar 11. Gambar rata-rata kumulatif jumlah geliat kelompok perlakuan
Keterangan :
I = kelompok kontrol negatif aquades II = kelompok kontrol positif parasetamol 113,75 mg/kgBB III = kelompok dosis jus umbi wortel 0,5 g/kgBB IV = kelompok dosis jus umbi wortel 1 g/kgBB V = kelompok dosis jus umbi wortel 2 g/kgBB VI = kelompok dosis jus umbi wortel 4 g/kgBB VII = kelompok dosis jus umbi wortel 8 g/kgBB
Setelah didapatkan jumlah kumulatif geliat kelompok perlakuan, maka
data tersebut diolah secara statistik, dan didapatkan persen proteksi terhadap nyeri
yang dibandingkan dengan kontrol negatif, dan perudahan persen daya analgesik
terhadap kontrol positif.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel XIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel XIII. Persen penghambatan nyeri pada kelompok uji
Kelompok uji Jumlah subjek uji
Persen penghambatan nyeri
(X ± SE) Aquades 6 00,00 ± 2,46
Parasetamol 6 47,28 ± 1,99
Jus umbi wortel dosis 0,5 g/kgBB 6 17,70 ± 1,37
Jus umbi wortel dosis 1 g/kgBB 6 27,04 ± 1,80
Jus umbi wortel dosis 2 g/kgBB 6 36,77 ± 0,70
Jus umbi wortel dosis 4 g/kgBB 6 56,03 ± 2,17
Jus umbi wortel dosis 8 g/kgBB 6 41,25 ± 2,29
Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)
0
47.28
17.71
27.04
36.77
56.03
41.25
0
10
20
30
40
50
60
Persen
I II III IV V VI VII
Kelompok uji
Persen Proteksi Rangsang Nyeri
Gambar 12. Diagram batang proteksi rangsang nyeri kelompok uji Keterangan :
I = kelompok kontrol negatif aquades II = kelompok kontrol positif parasetamol 113,75 mg/kgBB III = kelompok dosis jus umbi wortel 0,5 g/kgBB IV = kelompok dosis jus umbi wortel 1 g/kgBB V = kelompok dosis jus umbi wortel 2 g/kgBB VI = kelompok dosis jus umbi wortel 4 g/kgBB VII = kelompok dosis jus umbi wortel 8 g/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Persen proteksi nyeri pada masing-masing kelompok uji kemudian
dianalisis menggunakan analisis variansi satu arah dengan taraf kepercayaan
95%, dan dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel
XIV.
Tabel XIV. Analisis variansi 1 arah persen penghambatan nyeri pada kelompok uji
Sumber variansi
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Rata-rata kuadrat Fhit Probabilitas
Antar kelompok 13028,331 6 2171,389 99,128 0,000
Dalam kelompok 766,669 35 21,905
Dari tabel XIV dapat dilihat bahwa probabilitasnya adalah 0,000 yang
berarti lebih kecil daripada 0,05, sehingga menunjukkan bahwa pada seluruh
kelompok uji terdapat perbedaan. Oleh karena itu, untuk melihat perbedaan
tersebut bermakna atau tidak bermakna, maka dilanjutkan dengan uji Scheffe.
Hasil uji Scheffe dapat dilihat pada tabel XIV.
Tabel XV. Hasil uji Scheffe persen penghambatan rangsang nyeri pada kelompok uji
Kelompok I II III IV V VI VII I - B B B B B B II B - B B B TB TB III B B - TB B B B IV B B TB - TB B B V B B B TB - B TB VI B TB B B B - B VII B TB B B TB B -
Keterangan : B = Berbeda bermakna ( P≤ 0,05) TB = Berbeda tidak bermakna ( P > 0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari tabel XV dapat dilihat bahwa antara kontrol negatif yaitu aquades
berbeda bermakna dengan kontrol positif yaitu parasetamol dan berbeda
bermakna juga dengan kelompok perlakuan dengan jus umbi wortel dalam
berbagai tingkatan dosis. Hal ini dikarenakan perbedaan jumlah geliat yang cukup
besar dengan semua kelompok perlakuan, dikarenakan tidak adanya daya
analgesik sebagai penghambat nyeri pada kontrol negatif. Jadi dengan demikian
dapat diartikan bahwa dengan perlakuan dengan parasetamol dan jus umbi wortel
dalam berbagai tingkatan dosis dapat menghasilkan daya analgesik. Daya
analgesik ini berupa penghambatan terhadap nyeri yang ditimbulkan oleh asam
asetat, dengan ditandai menurunnya jumlah geliat dibandingkan perlakuan dengan
kontrol negatif.
Kelompok kontrol positif yaitu parasetamol dosis 113,75 mg/kgBB
memang secara teoritis mempunyai efek analgesik dengan penghambatannya
terhadap sintesis prostaglandin. Dimana, dilihat dari tabel ada dua kelompok
perlakuan dengan jus umbi wortel yang mempunyai perbedaan tidak bermakna
dengan parasetamol yaitu: kelompok VI (dosis 4 g/kgBB), dan kelompok VII
(dosis 8 g/kgBB). Dari data tersebut dapat diartikan bahwa kedua kelompok
tersebut mempunyai kemampuan menghambat nyeri yang hampir sama dengan
parasetamol. Pada kontrol positif persen penghambatan nyeri sebesar 47,28 %
sedangkan pada kelompok jus umbi wortel dosis 4 g/kgBB sebesar 56,03 %, dan
pada dosis 8 g/kgBB sebesar 41,25 %.
Persen penghambatan terhadap nyeri mengalami peningkatan pada saat
terjadi penambahan dosis jus umbi wortel, dari dosis jus umbi wortel 0,5 g/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
sampai pada puncaknya yaitu dosis 4 g/kgBB, dan kemudian terjadi penurunan
pada dosis 8 g/kgBB. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dosis 4 g/kgBB
mempunyai kemampuan penghambatan terhadap nyeri yang paling besar
dibanding dengan dosis lainnya. Penurunan persen proteksi ini terjadi dikarenakan
telah melewati dosis optimun. Sehingga dapat disimpulkan dosis optimum
perlakuan dengan jus umbi wortel ini berkisar dari dosis 4 g/kgBB sampai pada
dosis 8 g/kgBB
Pada dosis 4 g/kgBB dapat dikatakan mempunyai efek analgesik,
dikarenakan dengan besarnya persen penghambatannya yang lebih besar dari 50
%. Hal ini berdasarkan ketentuan bahwa adanya aktivitas analgetika dinyatakan
lebih sedikit terjadi jumlah geliat mencit sebesar ≥ 50 % dari kelompok kontrol
(Anonim,1991). Dari semua dosis kelompok perlakuan, yang memenuhi
persyaratan hanyalah pada dosis 4 g/kgBB. Sehingga peneliti menyarankan untuk
menggunakan dosis jus umbi wortel 4 g/kgBB sebagai pengurang rasa nyeri.
Rasa nyeri timbul bersamaan dengan terjadinya peradangan, karena
mediator yang memperantarai peradangan (prostaglandin, leukotrien, dll.) akan
mengaktivasi reseptor nyeri. Pada penelitian, dimungkinkan bahwa mekanisme
kerja daripada jus umbi wortel sama dengan kontrol positif, yang disini adalah
parasetamol. Kerja dari parasetamol yaitu menghambat enzim siklooksigenase,
sehingga perubahan asam arakhidonat menjadi endoperoksida tidak terbentuk dan
mediator perantara peradangan dan radikal bebas oksigen tidak terjadi. Radikal
bebas oksigen ini akan menyebabkan kerusakan pada jaringan, yang nantinya
akan terbentuk kembali asam arakhidonat yang akan diubah menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
endoperoksida yang bertanggungjawab terhadap terjadinya peradangan.
Dalam penelitian menggunakan jus umbi wortel, diduga β-karoten yang
terkandung dalam wortel dapat mengurangi rasa nyeri, dengan penghambatannya
terhadap oksidasi asam arakhidonat. Penghambatan oksidasi tersebut
mengakibatkan terhambatnya terbentuknya oksigen reaktif dan prostaglandin
yang ditandai dengan penghambatan rasa nyeri seperti pada kelompok perlakuan.
Jadi, dapat dikatakan jus umbi wortel yang mempunyai kandungan beta-karoten
memiliki aktivitas analgesik (penghambatan terhadap rasa nyeri). Dibuktikan juga
dengan penelitian dari Esvandiary (2006) tentang efek analgesik beta-karoten
pada mencit putih betina dengan menghasilkan persen proteksi geliat pada dosis
0,6523; 0,9225; 1,3046; 1,8450 mg/KgBB berturut-turut sebesar 41,04; 78,01;
66,11; 59,95 %.
Perubahan persen penghambatan rangsang nyeri terhadap kontrol positif
dapat dilihat pada tabel XIV.
Tabel XVI. Perubahan persen penghambatan nyeri
Kelompok uji Jumlah subjek uji
Persen penghambatan nyeri
(X ± SE) Aquades 6 99,99 ± 5,21
Parasetamol 6 0,20 ± 0.38
Jus umbi wortel dosis 0,5 g/kgBB 6 62,55 ± 2,90
Jus umbi wortel dosis 1 g/kgBB 6 42,80 ± 3,81
Jus umbi wortel dosis 2 g/kgBB 6 22,22 ± 1,48
Jus umbi wortel dosis 4 g/kgBB 6 - 18,52 ± 4,58
Jus umbi wortel dosis 8 g/kgBB 6 12,76 ± 4,84
Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
99.99
0.2
62.55
42.8
22.22
-18.52
12.76
-20
0
20
40
60
80
100
Pers
en
I II III IV V VI VII
Kelompok Uji
Perubahan Persen Penghambatan Rangsang Nyeri
Gambar 13. Diagram batang perubahan persen penghambatan rangsang nyeri kelompok
uji
Keterangan : I = kelompok kontrol negatif aquades II = kelompok kontrol positif parasetamol 113,75 mg/kgBB III = kelompok dosis jus umbi wortel 0,5 g/kgBB IV = kelompok dosis jus umbi wortel 1 g/kgBB V = kelompok dosis jus umbi wortel 2 g/kgBB VI = kelompok dosis jus umbi wortel 4 g/kgBB VII = kelompok dosis jus umbi wortel 8 g/kgBB
Berdasarkan tabel XVI, kontrol negatif dengan perubahan persen
penghambatan sebesar 99,99 ± 5,21 mempunyai perbedaan 100 % dengan kontrol
positif. Hal tersebut dikarenakan dalam kontrol negatif tidak terjadi panghambatan
rangsang nyeri, sehingga dapat dikatakan tidak mempunyai efek analgesik. Nilai
terendah perubahan persen proteksi ditunjukkan oleh kelompok perlakuan dosis 4
g/kgBB, yaitu sebesar ( - 18,52) ± 4,58 %, yang diartikan pada dosis ini dapat
menyebabkan penurunan jumlah geliat yang lebih banyak daripada pada kontrol
positif. Sedangkan pada dosis 8 g/kgBB, persen penghambatannya mendekati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kontrol positif yaitu sebesar 12,76 ± 4,84 %. Hal ini berarti, pada dosis ini mampu
menghambat nyeri dengan kemampuan yang mendekati kontrol positif.
Sedangkan pada ketiga dosis yang lainnya, ketiganya mempunyai kemampuan
untuk menghambat nyeri namun tidak terlalu kuat.
Berdasarkan data-data dari tabel XVI dan gambar 13, maka dosis yang
dipilih oleh peneliti adalah dosis 4 g/kgBB. Dikarenakan mempunyai persen
proteksi yang paling besar dibanding dengan dosis lainnya, dan juga mempunyai
penurunan jumlah geliat lebih daripada 50 % dibanding kelompok kontrol negatif.
Pada penelitian sebelumnya mengenai Efek Analgetik β-karoten pada
mencit putih betina (Esvandiary, 2005) telah terbukti bahwa β-karoten
mempunyai efek analgesik. Kemampuan ini berkait dengan aktivitas β-karoten
sebagai anti oksidan. Beta karoten mampu menangkap oksigen reaktif dan radikal
peroksil (Paiva dan Russel, 1999) lalu menetralkannya, menghambat oksidasi
asam arakhidonat menjadi endoperoksida dan menurunkan aktivitas enzim
Lipooksigenase (Lieber dan Leo, 1999).
E. Perbandingan profil parasetamol dengan jus umbi wortel
Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa parasetamol dan jus umbi
wortel mempunyai kemampuan analgesik (penghambatan terhadap terjadinya rasa
nyeri), yang ditunjukkan dengan adanya persen penghambatan nyeri. Profil dari
keduanya dapat dilihat dari gambar 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Profil kelompok perlakuan
02468
101214161820
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60Menit
Rat
a-ra
ta g
elia
t
Series1 Series2 Series3 Series4 Series5 Series6 Gambar 14. Grafik profil kelompok perlakuan jus umbi wortel dan parasetamol
Keterangan : Series 1 = Parasetamol 113,75 mg/kgBB Series 2 = Jus umbi wortel dosis 0,5 g/kgBB Series 3 = Jus umbi wortel dosis 1 g/kgBB Series 4 = Jus umbi wortel dosis 2 g/kgBB Series 5 = Jus umbi wortel dosis 4 g/kgBB Series 6 = Jus umbi wortel dosis 8 g/kgBB Dari gambar 14, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara profil
kelompok perlakuan jus umbi wortel dengan parasetamol. Pada kelompok
perlakuan dengan jus umbi wortel jumlah geliat yang terbanyak berada pada
menit 10 setelah pemberian asam asetat yang terus menurun sampai pada menit
60, sedangkan pada parasetamol jumlah geliat yang terbanyak berada di menit 15
setelah pemberian asam asetat.
Dapat dikatakan bahwa beta-karoten yang terdapat dalam umbi wortel
mempunyai mekanisme ikatan dengan reseptor yang berbeda dengan parasetamol,
walaupun keduanya menghambat pada jalur yang sama. Sehingga menghasilkan
puncak (peak) jumlah geliat yang terbanyak dalam waktu yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Hal ini dimungkinkan oleh perbedaan sifat fisika kimia antara beta-
karoten dan parasetamol ataupun titik tangkap reseptor yang berbeda, sehingga
mempengaruhi hubungannya dengan reseptor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu seperti berikut ini.
1. Jus umbi wortel terbukti mempunyai kemampuan analgesik dengan
metode rangsang kimia pada mencit putih betina.
2. Efek analgesik jus umbi wortel dosis 0,5 g/kgBB, 1 g/kgBB, 2 g/kgBB, 4
g/kgBB, dan 8 g/kgBB berturut-turut adalah 17,71%, 27,04%, 36,77%,
56,02%, dan 41,25%.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka perlu dilanjutkan dengan
penelitian tentang :
1. penelitian efek analgesik jus umbi wortel dalam berbagai jenis sediaan,
yang kemudian dibandingkan besar efek analgesiknya.
2. penelitian mengenai efek analgesik jus umbi wortel dengan peringkat
dosis yang berbeda.
3. penelitian efek analgesik jus umbi wortel dengan metode yang berbeda.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1976, The Merck Index. An Encyclopedia of Chemical and Drugs, 9th edition, 313-314, Merck & Co, INC, USA.
Anonim, 1991, Penapisan Farmakologis, Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik, 259, Yayasan Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam Phytomedika, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 649, Depkes RI, Jakarta. Anonim, 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 189-190; 210-213, Bagian
Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. Anonim, 2000, Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional, Edisi I, 1,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Anonim, 2003, Beta Karoten, Nusaindah.tripod.com, diakses pada 11 Oktober
2003. Backer, C.A., and Bakhuizen Van den Brink Jr., R.C., 1963, Flora of Java, Vol I,
1-11, N.V.P.,Noordhoff, Groningen, The Netherlands. Backer, C.A., and Bakhuizen Van dea Brink Jr., R.C., 1965, Flora of Java, Vol II,
171-172, 178, N.V.P.,Noordhoff, Groningen, The Netherlands. Esvandiary, J., 2006, Daya Analgesik Beta Karoten pada Mencit Putih Betina,
Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Gritter, J.R; Bobbitt, J.M; Schwarting, A.E, 1991, Introduction to
Chromatography, 3rd edition, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, 107-109, Penerbit ITB, Bandung.
Guyton, A.C, 1996, Textbook of Medical Physiology, 4th edition, 141, 142,
diterjemahkan oleh Dharma dan Lukmanto, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Febriyana, A. SM., 2005, Efek Hepatoprotektif Kombinasi Sari Wortel (Daucus
carota L.) dan Tomat (Lycopersicon lycopersicum L.), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Fessenden, R. J., and Fessenden, J. S., 1997, Organic Chemistry, 3rd edition, 237-
240, diterjemahkan oleh Aloysius Hadyana P., Penerbit Erlangga, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Harborne, J.B.,1987, Phytochemical Method, diterjemahkan oleh Kosasih, Padmawinata dan Iwang Sudiro, Edisi II, 158-169. ITB Bandung.
Hite, G.J., 1981, Principles of Medical Chemistry, diterjemahkan oleh Rasyid, R.,
Firma, K., Haryanto, Suwarno, T., dan Mursadad, A., Edisi II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Inaktia, 2005, Daya Anti-inflamasi Kombinasi Sari Wortel (Daucus carota L.)
dan Tomat (Lycopersicon lycopersicum L.), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Lieber, C.S., dan Leo M.A., 1999, Alcohol, Vitamin A, and β carotene: Adverse
Interactions, Including Hepatotoxicity and Carcinogenicity, Am. J. Clin. Nut., 69 (6), 1071-1085
Mutschler, E., 1986, Arzneimittelmirkungen, diterjemahkan oleh Widianto dan
Ranti, edisi V, 177-182; 193; 194, ITB Bandung. Paiva dan Russel, 1999, β-Caroten and Other Carotenoids as Antoxidants, Journal
of the American College of Nutrition, 18 (5), 426-433 Perry, M.L dan Metzger, J., 1980, Medical Plant of East and Southeust Asia :
Atrributed Properties and Uses, 415, The MIT Press, Chambridge Massashusetts and London.
Putra, D.K, 2003, Efek Analgesik Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.)
pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Rasmandani, N.W.A., 2004, Daya anti inflamasi sari umbi wortel (Daucus carota,
L.) pada Mencit Jantan (kajian terhadap lama masa pemberian), Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Robbins, S.L., dan Kumar, V.N., 1995, Pathophysiology, diterjemahkan oleh
Peter Anugrah, Patofisiologi, edisi IV, buku I, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Rukmana, 1995, Bertanam Wortel, 13-18, Kanisius, Yogyakarta. Silalahi, J dan Tambunan, M.L.,2003, Zat Bersifat Antikanker dalam Makanan,
Medika, 29(7), 443, Soedibyo, M, 1998, Alam Sumber Kesehatan, 381-382, Balai Pustaka, Jakarta. Stahl, E., 1985, Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopis, 3-11, ITB,
Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Tjay, T.H.dan Rahardja, K., 2002, Obat Obat Penting, Edisi V, 295-298, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta. Turner, R.A., 1965, Screening Method in Pharmacology, 100-107, Academic
Press, New York. Utami, E.B., 2002. Daya Analgesik Ekstrak Etanol Daun Sere
(Chymbopogonnardus L Rendle) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Utami, M.F., 2006. Efek Anti Inflamasi Beta Karoten pada Mencit Putih Jantan,
Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Vogel, H.G., 2002. Drug Discovery and Evaluation : Pharmacological Assay, 2nd
edition, 669-691, Springer, Germany. Watson, R.R., 2001, Vegetables, Fruits, and Herbs in Health Promotion, 24, CRC
Press, New York. Wiandini, I.G.A., 2005, Daya Analgesik Kombinasi Jus Wortel (Daucus carota
L.) dan Tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) pada Mencit Jantan, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Wilmana, P.F., 1995, Analgesik – Antipiretik, Analgesik Anti – Inflamasi
Nonsteroid dan Obat Pirai, dalam Ganiswara, S.G., Setiabuy, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi (Editor), Farmakologi dan Terapi, 207 – 215, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Lampiran 1. Surat Pengesahan Determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Lampiran 2. Surat pemeriksaan keaslian bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Lampiran 3. Foto perkebunan wortel di Kopeng
Lampiran 4. Foto tanaman wortel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Lampiran 5. Foto tanaman wortel secara keseluruhan
Lampiran 6. Foto jus umbi wortel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Lampiran 7. Foto larutan pembanding β-karoten
Lampiran 8. Foto KLT pada sinar tampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Lampiran 9. Foto KLT pada sinar UV 254 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Lampiran 10. Foto geliat mencit yang memenuhi syarat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Lampiran 11. Penetapan peringkat dosis jus umbi wortel pada kelompok perlakuan Dasar penetapan:
o Bobot tertinggi mencit = 30 g
o Konsentrasi jus umbi wortel yang dapat masuk ke dalam spuit peroral =
0,25 g/ml.
o Pemberian maksimal cairan peroral pada mencit yaitu sebesar 1 ml
Rumus :
V x C = BB x D
Keterangan : V = Volume pemberian jus umbi wortel C = Konsentrasi jus umbi wortel BB = Berat badan mencit D = Dosis jus umbi wortel Dengan ketentuan tersebut maka dapat ditetapkan dosis tertinggi jus umbi wortel :
VxC = BBxD
1 ml x 0,25 g/ml = 30 g x D
D = 0,25 / 30
= 0,00833 g/gBB
= 8,33 g/kgBB
Dibulatkan menjadi 8 g/kgBB (Dosis tertinggi).
Untuk 4 peringkat dosis yang lain, dosis ini dibagi 2 terus menerus.
Sehingga didapatkan 5 peringkat dosis : 0,5 g/kgBB; 1 g/kgBB; 2 g/kgBB; 4
g/kgBB; 8 g/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Lampiran 12. Data jumlah geliat pada penetapan dosis asam asetat dan selang waktu pemberian
Data jumlah geliat pada penetapan dosis Asam Asetat
Dosis 25 mg/kgBB Dosis 50 mg/kgBB Dosis 75 mg/kgBB Menit A B C A B C A B C
5 0 0 0 3 0 0 0 1 3 10 5 9 1 15 5 3 6 11 8 15 7 6 7 9 9 5 9 14 9 20 4 6 7 7 7 8 11 9 11 25 2 1 6 5 7 7 9 7 8 30 6 1 7 3 5 8 6 7 10 35 4 3 4 4 4 6 7 7 8 40 4 3 3 4 4 2 6 5 5 45 6 3 2 0 3 7 9 6 3 50 1 3 2 1 4 2 8 4 2 55 1 5 3 0 3 5 10 5 1 60 1 0 3 0 3 3 5 2 2 Σ 41 40 45 51 54 56 86 78 70
Data jumlah geliat pada penetapan selang waktu pemberian
Waktu Pemberian 5 menit
Waktu Pemberian 10 menit
Waktu Pemberian 15 menit
Menit A B C A B C A B C 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 7 3 7 8 9 6 8 9 9 15 6 5 7 12 12 11 7 13 15 20 6 6 3 5 7 4 5 8 8 25 4 6 4 6 5 7 9 10 3 30 2 3 2 3 5 4 7 5 6 35 3 3 4 3 4 2 8 6 8 40 1 3 3 3 2 10 5 3 4 45 2 5 3 3 1 4 7 8 3 50 3 2 2 3 2 3 4 1 4 55 1 3 3 2 2 1 4 3 3 60 1 1 1 1 1 0 2 1 2 Σ 36 40 39 49 50 52 66 67 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Lampiran 13. Data jumlah geliat penetapan dosis parasetamol dan penetapan kontrol negatif
Data jumlah geliat pada penetapan dosis parasetamol
Dosis 91 mg/kgBB Dosis 113,75 mg/kgBB
Dosis 136,5 mg/kgBB
Menit A B C A B C A B C 5 7 2 3 0 0 0 0 0 0 10 15 15 13 5 6 3 5 1 1 15 10 16 13 12 10 15 7 9 7 20 13 13 10 5 11 7 8 10 9 25 13 9 10 5 6 5 7 4 6 30 7 10 9 9 8 6 4 4 6 35 4 4 7 3 6 2 3 3 3 40 4 6 5 3 2 3 1 1 2 45 4 3 4 1 0 2 1 1 1 50 1 3 2 2 2 1 0 2 2 55 2 2 1 0 0 1 1 1 0 60 1 1 1 0 1 0 0 0 1 Σ 81 84 78 45 52 45 37 36 38
Data jumlah geliat pada penetapan kontrol negatif
Aquadest 20 ml/kgBB
CMC Na 200 mg/kgBB
Menit A B C A B C 5 3 5 5 3 1 1 10 25 21 19 16 18 16 15 10 14 15 12 16 18 20 15 10 15 11 11 8 25 9 7 8 6 9 4 30 9 6 8 6 3 5 35 5 7 5 3 2 4 40 7 2 3 2 4 7 45 2 4 3 3 3 2 50 3 1 2 1 2 1 55 1 2 2 2 1 0 60 1 2 1 0 1 1 Σ 90 81 86 65 71 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 14. Data jumlah geliat pada kelompok perlakuan daya analgesik
Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji daya analgesik
Kontrol Negatif Kontrol Positif Menit A B C D E F A B C D E F
5 3 5 5 0 1 3 0 2 0 0 0 0 10 25 21 19 22 24 25 5 8 6 3 3 2 15 10 14 15 17 8 13 12 10 10 16 15 11 20 15 10 15 13 14 10 5 5 11 12 7 9 25 9 7 8 8 9 10 5 8 6 4 5 6 30 9 6 8 7 7 5 9 7 8 0 6 4 35 5 7 5 7 2 4 3 4 6 3 2 3 40 7 2 3 5 5 7 3 0 2 3 3 1 45 2 4 3 2 3 6 1 1 0 1 2 2 50 3 1 2 4 3 2 2 1 2 1 1 0 55 1 2 2 3 1 2 0 0 0 1 1 0 60 1 2 1 3 1 1 0 0 1 0 0 1 Σ 90 81 86 91 78 88 45 46 52 44 45 39 X 85,667 45,167
Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji daya analgesik (lanjutan)
D = 0,5 g/kgBB D = 1 g/kgBB Menit A B C D E F A B C D E F
5 1 3 0 0 2 5 4 5 1 3 1 3 10 20 18 19 15 20 22 16 16 14 15 16 17 15 10 12 13 10 14 13 7 7 10 10 10 11 20 12 13 15 12 11 14 6 5 6 10 9 6 25 7 7 9 7 7 4 5 5 4 6 6 4 30 7 6 4 8 4 8 6 5 6 5 6 4 35 3 5 3 5 6 5 5 5 5 4 6 3 40 3 2 3 5 2 3 5 6 4 3 5 5 45 1 1 2 3 0 1 4 3 3 0 4 2 50 2 2 1 4 1 0 3 3 4 2 2 0 55 1 1 0 2 0 0 2 2 3 2 1 1 60 0 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 Σ 67 71 70 72 68 75 65 63 61 61 68 57 X 70.500 62.500
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji daya analgesik (lanjutan)
D = 2 g/kgBB D = 4 g/kgBB Menit A B C D E F A B C D E F
5 5 2 4 2 3 3 0 0 0 1 3 0 10 11 13 11 14 17 15 12 4 13 9 12 12 15 6 9 8 8 11 11 8 13 9 6 10 6 20 7 5 5 7 6 6 3 8 3 6 9 6 25 4 4 7 5 5 4 2 5 2 2 3 5 30 6 4 5 5 4 4 3 4 1 2 2 2 35 4 3 5 3 3 3 5 3 2 2 0 0 40 2 1 2 3 3 1 1 2 2 1 2 4 45 3 6 4 2 2 2 2 0 1 1 2 2 50 3 3 0 2 0 2 1 0 1 0 1 1 55 2 1 2 3 1 1 0 1 0 1 0 0 60 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 Σ 55 52 54 55 56 53 37 41 35 31 44 38 X 54.167 37.667
Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji daya analgesik (lanjutan)
D = 8 g/kgBB Menit A B C D E F
5 0 0 0 0 0 0 10 13 12 11 15 14 14 15 10 14 12 13 12 12 20 6 4 7 8 9 6 25 4 5 5 7 7 4 30 3 3 4 5 6 4 35 4 0 3 4 3 3 40 2 0 2 2 2 3 45 2 1 0 0 1 1 50 2 2 2 0 1 2 55 1 1 1 1 0 0 60 1 2 1 1 1 1 Σ 48 44 48 56 56 50 X 50.333
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 15. Analisis statistik penetapan dosis asam asetat NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Jumlah geliat N 9
Mean 57.89Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 16.503
Absolute .212Positive .212
Most Extreme Differences
Negative -.139Kolmogorov-Smirnov Z .637Asymp. Sig. (2-tailed) .812
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway Descriptives
Jumlah geliat
95% Confidence Interval for Mean N Mean Std.
Deviation Std. Error Lower Bound
Upper Bound
Minimum Maximum
Dosis 25 mg/kgBB 3 42.00 2.646 1.528 35.43 48.57 40 45
Dosis 50 mg/kgBB 3 53.67 2.517 1.453 47.42 59.92 51 56
Dosis 75 mg/kgBB 3 78.00 8.000 4.619 58.13 97.87 70 86
Total 9 57.89 16.503 5.501 45.20 70.57 40 86
Test of Homogeneity of Variances Jumlah geliat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.492 2 6 .298 ANOVA Jumlah geliat
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 2024.222 2 1012.111 39.263 .000 Within Groups 154.667 6 25.778 Total 2178.889 8
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: jumlahgeliatScheffe
-11.667 4.146 .080 -24.96 1.63-36.000* 4.146 .000 -49.30 -22.7011.667 4.146 .080 -1.63 24.96
-24.333* 4.146 .003 -37.63 -11.0436.000* 4.146 .000 22.70 49.3024.333* 4.146 .003 11.04 37.63
(J) DosisDosis 50 mg/kgBBDosis 75 mg/kgBBDosis 25 mg/kgBBDosis 75 mg/kgBBDosis 25 mg/kgBBDosis 50 mg/kgBB
(I) DosisDosis 25 mg/kgBB
Dosis 50 mg/kgBB
Dosis 75 mg/kgBB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Homogeneous Subsets Jumlah geliat Scheffe
Subset for alpha = .05 Dosis N 1 2 Dosis 25 mg/kgBB 3 42.00 Dosis 50 mg/kgBB 3 53.67 Dosis 75 mg/kgBB 3 78.00Sig. .080 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 16. Analisis statistik penetapan selang waktu pemberian NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Jumlah geliatN 9Normal Parameters(a,b) Mean 51.56 Std. Deviation 12.095Most Extreme Differences
Absolute .200
Positive .164 Negative -.200Kolmogorov-Smirnov Z .601Asymp. Sig. (2-tailed) .864
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway Descriptives
Jumlah geliat
95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
N Mean Std. Deviation
Std. Error Lower
Bound Upper Bound
waktu pemb 5 mnt 3 38.33 2.082 1.202 33.16 43.50 36 40 waktu pemb 10 mnt 3 50.33 1.528 .882 46.54 54.13 49 52
waktu pemb 15 mnt 3 66.00 1.000 .577 63.52 68.48 65 67
Total 9 51.56 12.095 4.032 42.26 60.85 36 67
Test of Homogeneity of Variances Jumlah geliat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.171 2 6 .372
ANOVA Jumlah geliat
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1154.889 2 577.444 225.957 .000 Within Groups 15.333 6 2.556 Total 1170.222 8
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable: geliatScheffe
-12.000* 1.305 .000 -16.19 -7.81-27.667* 1.305 .000 -31.85 -23.4812.000* 1.305 .000 7.81 16.19
-15.667* 1.305 .000 -19.85 -11.4827.667* 1.305 .000 23.48 31.8515.667* 1.305 .000 11.48 19.85
(J) Waktuwaktu pemb 10 mntwaktu pemb 15 mntwaktu pemb 5 mntwaktu pemb 15 mntwaktu pemb 5 mntwaktu pemb 10 mnt
(I) Waktuwaktu pemb 5 mnt
waktu pemb 10 mnt
waktu pemb 15 mnt
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Homogeneous Subsets
Jumlah geliat Scheffe
Subset for alpha = .05 Waktu N 1 2 3 waktu pemb 5 mnt 3 38.33 waktu pemb 10 mnt 3 50.33 waktu pemb 15 mnt 3 66.00Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 17. Analisis statistik penetapan dosis parasetamol NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test geliat N 9
Mean 55.11Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 20.090
Absolute .248Positive .248
Most Extreme Differences
Negative -.206Kolmogorov-Smirnov Z .745Asymp. Sig. (2-tailed) .636
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway Descriptives
Jumlah geliat
95% Confidence Interval for Mean
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
Dosis 91 mg/kgBB 3 81.00 3.000 1.732 73.55 88.45 78 84 Dosis 113,75 mg/kgBB 3 47.33 4.041 2.333 37.29 57.37 45 52 Dosis 136,5 mg/kgBB 3 37.00 1.000 .577 34.52 39.48 36 38 Total 9 55.11 20.090 6.697 39.67 70.55 36 84
Test of Homogeneity of Variances Jumlah geliat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.619 2 6 .152 ANOVA Jumlah geliat
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 3176.222 2 1588.111 180.924 .000 Within Groups 52.667 6 8.778 Total 3228.889 8
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable: geliatScheffe
33.667* 2.419 .000 25.91 41.4344.000* 2.419 .000 36.24 51.76
-33.667* 2.419 .000 -41.43 -25.9110.333* 2.419 .015 2.57 18.09
-44.000* 2.419 .000 -51.76 -36.24-10.333* 2.419 .015 -18.09 -2.57
(J) DosisDosis 113,75 mg/kgBBDosis 136,5 mg/kgBBDosis 91 mg/kgBBDosis 136,5 mg/kgBBDosis 91 mg/kgBBDosis 113,75 mg/kgBB
(I) DosisDosis 91 mg/kgBB
Dosis 113,75 mg/kgBB
Dosis 136,5 mg/kgBB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Homogeneous Subsets Jumlah geliat Scheffe
Subset for alpha = .05 Dosis N 1 2 3 Dosis 136,5 mg/kgBB 3 37.00 Dosis 113,75 mg/kgBB 3 47.33 Dosis 91 mg/kgBB 3 81.00 Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 18. Analisis statistik penetapan kontrol negatif NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test geliat N 6
Mean 76.67Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 10.443
Absolute .206Positive .206
Most Extreme Differences
Negative -.161Kolmogorov-Smirnov Z .505Asymp. Sig. (2-tailed) .960
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
T-Test Group Statistics
3 85.67 4.509 2.6033 67.67 3.055 1.764
variableAquades 20 ml/kgBBCMC Na 200 mg/kgBB
geliatN Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
.306 .609 5.724 4 .005 18.000 3.145 9.269 26.731
5.724 3.517 .007 18.000 3.145 8.775 27.225
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
geliat F Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Std. Error Difference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of theDifference
t-test for Equality of Means
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 19. Analisis statistik persen penghambatan nyeri pada kelompok perlakuan NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Persen N 42
Mean 32.2960Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 18.34294
Absolute .122Positive .058
Most Extreme Differences
Negative -.122Kolmogorov-Smirnov Z .791Asymp. Sig. (2-tailed) .559
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway Descriptives
Persen penghambatan nyeri
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean Min. Max.
Lower Bound
Upper Bound
Kontrol negatif 6 .0005 6.02799 2.46092 -6.3255 6.3265 -6.23 8.95Kontrol positif 6 47.2765 4.86453 1.98593 42.1715 52.3815 39.30 54.48Dosis 0,5 g/kgBB 6 17.7047 3.36282 1.37287 14.1756 21.2337 12.45 21.79Dosis 1 g/kgBB 6 27.0430 4.41408 1.80204 22.4107 31.6753 20.62 33.46Dosis 2 g/kgBB 6 36.7708 1.71823 .70146 34.9677 38.5740 34.63 39.30Dosis 4 g/kgBB 6 56.0312 5.30669 2.16645 50.4621 61.6002 48.64 63.81Dosis 8 g/kgBB 6 41.2453 5.60603 2.28865 35.3622 47.1285 34.63 48.64Total 42 32.2960 18.34294 2.83038 26.5799 38.0121 -6.23 63.81
Test of Homogeneity of Variances Persen penghambatan nyeri
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.147 6 35 .356
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ANOVA Persen penghambatan nyeri
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 13028.331 6 2171.389 99.128 .000 Within Groups 766.669 35 21.905 Total 13795.001 41
Homogeneous Subsets Persen penghambatan nyeri Scheffe
variable N Subset for alpha = .05
1 2 3 4 5 6 Kontrol negatif 6 .0005 Dosis 0,5 g/kgBB 6 17.7047 Dosis 1 g/kgBB 6 27.0430 27.0430 Dosis 2 g/kgBB 6 36.7708 36.7708 Dosis 8 g/kgBB 6 41.2453 41.2453 Kontrol positif 6 47.2765 47.2765Dosis 4 g/kgBB 6 56.0312Sig. 1.000 .094 .071 .835 .555 .139
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.
Post Hoc Tests
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Multiple Comparisons
Dependent Variable: PersenScheffe
-47.27600* 2.70215 .000 -57.4695 -37.0825-17.70417* 2.70215 .000 -27.8976 -7.5107-27.04250* 2.70215 .000 -37.2360 -16.8490-36.77033* 2.70215 .000 -46.9638 -26.5769-56.03067* 2.70215 .000 -66.2241 -45.8372-41.24483* 2.70215 .000 -51.4383 -31.051447.27600* 2.70215 .000 37.0825 57.469529.57183* 2.70215 .000 19.3784 39.765320.23350* 2.70215 .000 10.0400 30.427010.50567* 2.70215 .039 .3122 20.6991-8.75467 2.70215 .139 -18.9481 1.43886.03117 2.70215 .555 -4.1623 16.2246
17.70417* 2.70215 .000 7.5107 27.8976-29.57183* 2.70215 .000 -39.7653 -19.3784
-9.33833 2.70215 .094 -19.5318 .8551-19.06617* 2.70215 .000 -29.2596 -8.8727-38.32650* 2.70215 .000 -48.5200 -28.1330-23.54067* 2.70215 .000 -33.7341 -13.347227.04250* 2.70215 .000 16.8490 37.2360
-20.23350* 2.70215 .000 -30.4270 -10.04009.33833 2.70215 .094 -.8551 19.5318
-9.72783 2.70215 .071 -19.9213 .4656-28.98817* 2.70215 .000 -39.1816 -18.7947-14.20233* 2.70215 .002 -24.3958 -4.008936.77033* 2.70215 .000 26.5769 46.9638
-10.50567* 2.70215 .039 -20.6991 -.312219.06617* 2.70215 .000 8.8727 29.2596
9.72783 2.70215 .071 -.4656 19.9213-19.26033* 2.70215 .000 -29.4538 -9.0669
-4.47450 2.70215 .835 -14.6680 5.719056.03067* 2.70215 .000 45.8372 66.2241
8.75467 2.70215 .139 -1.4388 18.948138.32650* 2.70215 .000 28.1330 48.520028.98817* 2.70215 .000 18.7947 39.181619.26033* 2.70215 .000 9.0669 29.453814.78583* 2.70215 .001 4.5924 24.979341.24483* 2.70215 .000 31.0514 51.4383-6.03117 2.70215 .555 -16.2246 4.162323.54067* 2.70215 .000 13.3472 33.734114.20233* 2.70215 .002 4.0089 24.3958
4.47450 2.70215 .835 -5.7190 14.6680-14.78583* 2.70215 .001 -24.9793 -4.5924
(J) variableKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBB
(I) variableKontrol negatif
Kontrol positif
Dosis 0,5 g/kgBB
Dosis 1 g/kgBB
Dosis 2 g/kgBB
Dosis 4 g/kgBB
Dosis 8 g/kgBB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 20. Analisis statistik perubahan persen penghambatan nyeri NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Persen N 42
Mean 31.7162Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 38.60828
Absolute .123Positive .123
Most Extreme Differences
Negative -.066Kolmogorov-Smirnov Z .795Asymp. Sig. (2-tailed) .553
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway Descriptives perubahan persen proteksi
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum
Maximum
Lower Bound
Upper Bound
Kontrol negatif 6 99.9955 12.75010 5.20521 86.6151 113.3759 81.07 113.17
Kontrol positif 6 .2043 .93526 .38182 -.7772 1.1858 -.41 2.06Dosis 0,5 g/kgBB 6 62.5512 7.11319 2.90395 55.0863 70.0160 53.91 73.66Dosis 1 g/kgBB 6 42.7987 9.33663 3.81166 33.0005 52.5969 29.22 56.38Dosis 2 g/kgBB 6 22.2225 3.63441 1.48374 18.4084 26.0366 16.87 26.75Dosis 4 g/kgBB 6 -18.5168 11.22468 4.58246 -30.2964 -6.7373 -34.98 -2.88Dosis 8 g/kgBB 6 12.7582 11.85804 4.84103 .3139 25.2024 -2.88 26.75Total 42 31.7162 38.60828 5.95739 19.6850 43.7474 -34.98 113.17
Test of Homogeneity of Variances perubahan persen proteksi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.038 6 35 .017
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
ANOVA Perubahan persen proteksi
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 58209.431 6 9701.572 116.881 .000 Within Groups 2905.127 35 83.004 Total 61114.558 41
Homogeneous Subsets perubahan persen penghambatan Scheffe
Subset for alpha = .05 variable N 1 2 3 4 5 Dosis 4 g/kgBB 6 -18.5168 Kontrol positif 6 .2043 .2043 Dosis 8 g/kgBB 6 12.7582 12.7582 Dosis 2 g/kgBB 6 22.2225 Dosis 1 g/kgBB 6 42.7987 Dosis 0,5 g/kgBB 6 62.5512 Kontrol negatif 6 99.9955Sig. .077 .473 .774 .052 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000. Post Hoc Tests
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
74
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Persen Scheffe
99.79117* 5.26003 .000 79.9485 119.633937.44433* 5.26003 .000 17.6016 57.287057.19683* 5.26003 .000 37.3541 77.039577.77300* 5.26003 .000 57.9303 97.6157
118.51233* 5.26003 .000 98.6696 138.355087.23733* 5.26003 .000 67.3946 107.0800
-99.79117* 5.26003 .000 -119.6339 -79.9485-62.34683* 5.26003 .000 -82.1895 -42.5041-42.59433* 5.26003 .000 -62.4370 -22.7516-22.01817* 5.26003 .020 -41.8609 -2.175518.72117 5.26003 .077 -1.1215 38.5639
-12.55383 5.26003 .473 -32.3965 7.2889-37.44433* 5.26003 .000 -57.2870 -17.601662.34683* 5.26003 .000 42.5041 82.189519.75250 5.26003 .052 -.0902 39.595240.32867* 5.26003 .000 20.4860 60.171481.06800* 5.26003 .000 61.2253 100.910749.79300* 5.26003 .000
29.9503 69.6357
-57.19683* 5.26003 .000 -77.0395 -37.3541
* 5.26003 .000 -107.0800 -67.394612.55383 5.26003 .473 -7.2889 32.3965
-49.79300* 5.26003 .000 -69.6357 -29.9503-30.04050* 5.26003 .000 -49.8832 -10.1978-9.46433 5.26003 .774 -29.3070 10.378431.27500* 5.26003 .000 11.4323 51.1177
(J) variableKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBB
(I) variable Kontrol negatif
Kontrol positif
Dosis 0,5 g/kgBB
Dosis 1 g/kgBB
Dosis 2 g/kgBB
Dosis 4 g/kgBB
Dosis 8 g/kgBB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BIOGRAFI PENULIS
Penulis yang bernama lengkap Albertus
Hendra Widhianata merupakan anak ketiga
dari pasangan H.Y Subardi, B.A., dan M.G
Kardjiati, B.A. penulis dilahirkan di Pakem
pada tanggal 23 september 1984 sebagai
anak bungsu dari tiga bersaudara. Penulis
pernah mengenyam pendidikan di SDN
Banteng ( 1990-1996 ).
Kemudian melanjutkan ke SMPN 4 Pakem ( 1996-1999 ) dan SMU PL Van Lith (
1999-2002 ). Setelah itu penulis melanjutkan studi di fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2007. selama
masa kuliah, penulis aktif di berbagai kepanitiaan dan kegiatan organisasi. Penulis
pernah menjadi sie organisasi BEM Farmasi ( 2002-2003 ), asisten praktikum
Famasetika ( 2005 ) dan menjadi ketua Muda /i Katholik di lingkungan dan Paroki
Pakem.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI