SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan...

107
EFEK ANALGESIK JUS UMBI WORTEL ( Daucus carota L.) PADA MENCIT PUTIH BETINA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi ( S. Farm ) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Albertus Hendra Widhianata NIM : 028114038 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan...

Page 1: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

EFEK ANALGESIK JUS UMBI WORTEL ( Daucus carota L.)

PADA MENCIT PUTIH BETINA

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi ( S. Farm )

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Albertus Hendra Widhianata

NIM : 028114038

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

EFEK ANALGESIK JUS UMBI WORTEL ( Daucus carota L.)

PADA MENCIT PUTIH BETINA

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi ( S. Farm )

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Albertus Hendra Widhianata

NIM : 028114038

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

Persembahanku teruntuk Yesusku yang baik hati

Bundaku Anakku..

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

oleh karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Efek Analgesik Jus Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada Mencit Putih

Betina” ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi ( S. Farm. ) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penyelesaian skipsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai

pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu

penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yosef Wijoyo, M.Si, Apt, selaku pembimbing utama skripsi ini atas segala

kesabaran untuk selalu mendukung, membimbing, dan memberi masukan

kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

2. Drs. Mulyono, Apt., selaku penguji skripsi atas bantuan dan masukkan

kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

3. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes, selaku penguji skripsi atas bantuan dan

masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

4. Rita Suhadi, MSi. Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma.

5. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes selaku pembimbing akademik penulis

atas segala pendampingan dan bimbingan selama ini.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

6. Ign. Kristio Budiasmoro, M.Si., Mas Sigit, dan Mas Andre, atas

bantuannya dalam mendeterminasi dan pembuatan herbarium.

7. Mas Parjiman, Mas Heru, dan Mas Kayat selaku laboran bagian

farmakologi, atas segala bantuan, kesenangan, dan sikap kekeluargaan

selama di laboratorium

8. Bpk H.Y Subardi, B.A, Ibu M.G Kardjiati, B.A, Orangtua yang

melahirkanku, terima kasih atas dukungan, kasih sayang, dan selalu

dibelakangku disaat aku menghadapi masalah, baik materi maupun imateri

terutama dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bpk dan Ibu Sukamto atas dorongan dan dukungan dalam penyelesaian

skripsi ini.

10. Epiphana Ratri, pendamping hidupku, makasih atas kasih sayang,

perhatian dan dalam menjadi bagian tubuhku, yang mengisi segala

kelemahanku, serta sebagai suporter sejati dalam penyusunan skripsi ini.

11. Matheas Rapha Pradana, putraku yang tercinta, sumber inspirasi, motivasi

dan semangat hidupku.

12. Kedua kakakku dan keponakanku, terima kasih atas segala dinamika

selama ini.

13. Supri, Andi, Yudha, Ari, Miliandani, Nia (03) Yogi, Bambang, dan Roy

atas segala bantuan di laboratorium.

14. Kelas Kuliah A angkatan 2002 atas persahabatan, suka dan duka selama

ini.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

15. Kelompok Praktikum B Angkatan 2002 atas persahabatan dan

kekompakan dalam belajar di laboratorium.

16. Teman-teman yang mengkontrak kost tempat aku berteduh, terimakasih

atas kebersamaan, atas tempatnya, dan dinamika yang telah membuat aku

menjadi lebih dewasa.

17. Pihak-pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat

disebutkan satu persatu.

‘Tak ada gading yang tak retak”. Penulis menyadari bahwa hanyalah manusia

biasa yang tak luput dari kesalahan,. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

adanya kritik, saran, dan masukan demi kemajuan di masa yang akan datang.

Penulis

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………. v

PRAKATA…………………………………………………………………. vi

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ix

DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xi

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xv

INTISARI…………………………………………………………………... xvii

ABSTRACT………………………………………………………………... xviii

BAB I. PENGANTAR……………………………………………............... 1

A. Latar Belakang………………………………………………………….. 1

B. Permasalahan penelitian……………………………………………....... 2

C. Keaslian Penelitian……………………………………………………… 3

D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….... 6

E. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6

BAB II. PENELAHAAN PUSTAKA............................................................ 7

A. Uraian tanaman......................................................................................... 7

B. Karotenoid................................................................................................ 10

C. Nyeri......................................................................................................... 11

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

D. Analgetika................................................................................................ 17

E. Parasetamol.............................................................................................. 20

F. Metode Pengujian Daya Analgesik.......................................................... 21

G. Kromatografi Lapis Tipis......................................................................... 25

H. Landasan Teori......................................................................................... 26

I. Hipotesis .................................................................................................. 28

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 29

A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................... 29

B. Variabel dan Definisi Operasional........................................................... 29

C. Alat dan Bahan.......................................................................................... 30

D. Tata Cara Penelitian ................................................................................. 31

BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 36

A. Determinasi Tanaman............................................................................... 36

B. Identifikasi dan Uji Kualitatif Bahan........................................................ 37

C. Uji Pendahuluan........................................................................................ 38

D. Pengujian Daya Analgesik....................................................................... 47

E. Perbandingan Profil Parasetamol Dengan Jus Umbi Wortel................... 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 59

A. Kesimpulan............................................................................................... 59

B. Saran......................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 60

LAMPIRAN................................................................................................... 63

BIOGRAFI PENULIS................................................................................... 88

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

DAFTAR TABEL

Tabel I . Data hasil uji kualitatf KLT...................................................... 38

Tabel II. Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat.......... 39

Tabel III. Hasil analisis variansi satu arah penetapan konsentrasi

asam asetat................................................................................ 40

Tabel IV. Hasil uji Scheffe penetapan dosis asam asetat........... 41

Tabel V. Rata-rata jumlah geliat pada berbagai selang waktu pemberian

asam asetat....................................................................................... 42

Tabel VI. Analisis satu arah penentuan selang waktu pemberian

asam asetat................................................................................ 43

Tabel VII. Uji Scheffe selang waktu pemberian asam asetat..................... 43

Tabel VIII. Nilai % Penghambatan Jumlah Geliat pada Orientasi Dosis

Parasetamol............................................................................... 44

Tabel IX. Hasil analisis variansi satu arah pada orientasi parasetamol.... 45

Tabel X. Hasil uji Scheffe pada orientasi parasetamol............................45

Tabel XI. Rata-rata jumlah kumulatif geliat pada orientasi

kontrol negatif........................................................................... 46

Tabel XII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat pada

kelompok perlakuan.................................................................. 48

Tabel XIII. Persen penghambatan nyeri pada kelompok uji............... 50

Tabel XIV. Analisis variansi 1 arah persen penghambatan nyeri

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

pada kelompok uji.................................................................... 51

Tabel XV. Hasil uji Scheffe persen penghambatan rangsang nyeri pada

kelompok uji............................................................................. 51

Tabel XVI. Perubahan persen penghambatan nyeri.................................... 54

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Beta karoten................................................................ 10

Gambar 2. Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi......................................... 12

Gambar 3. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri

setelah kerusakan jaringan........................................................ 14

Gambar 4. Diagram perombakan asam arakhidonat menjadi

prostaglandin dan leukotrien.................................................... 15

Gambar 5. Bagan kemungkinan pengaruh macam–macam obat

terhadap nyeri............................................................................ 20

Gambar 6. Struktur kimia parasetamol....................................................... 21

Gambar 7. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada orientasi

dosis asam asetat....................................................................... 40

Gambar 8. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi selang

waktu pemberian asam asetat.................................................... 42

Gambar 9. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada penetapan

dosis parasetamol...................................................................... 44

Gambar 10. Diagram jumlah kumulatif geliat mencit pada

penetapan kontrol negatif.......................................................... 47

Gambar 11. Gambar rata-rata kumulatif jumlah geliat

kelompok perlakuan.................................................................. 49

Gambar 12. Diagram batang proteksi rangsang nyeri kelompok uji............ 50

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

Gambar 13. Diagram batang perubahan persen penghambatan

rangsang nyeri kelompok uji..................................................... 55

Gambar 14. Grafik profil kelompok perlakuan jus umbi wortel dan

parasetamol............................................................................... 57

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengesahan Determinasi.............................................. 63

Lampiran 2. Surat pemeriksaan keaslian bahan......................................... 64

Lampiran 3. Foto perkebunan wortel di Kopeng........................................65

Lampiran 4. Foto tanaman wortel.............................................................. 65

Lampiran 5. Foto tanaman wortel secara keseluruhan .............................. 66

Lampiran 6. Foto jus umbi wortel.............................................................. 66

Lampiran 7. Foto larutan pembanding β-karoten....................................... 67

Lampiran 8. Foto hasil KLT pada sinar tampak....................................... 67

Lampiran 9. Foto Hasil KLT pada sinar UV 254 nm................................ 68

Lampiran 10. Foto geliat mencit yang memenuhi syarat............................. 69

Lampiran 11. Penetapan peringkat dosis jus umbi wortel pada

kelompok perlakuan............................................................... 70

Lampiran 12. Data jumlah geliat pada penetapan dosis asam asetat dan

selang waktu pemberian......................................................... 71

Lampiran 13. Data jumlah geliat penetapan dosis parasetamol dan

penetapan kontrol negatif....................................................... 72

Lampiran 14. Data jumlah geliat pada kelompok perlakuan

daya analgesik........................................................................ 73

Lampiran 15. Analisis statistik penetapan dosis asam asetat....................... 75

Lampiran 16. Analisis statistik penetapan selang waktu pemberian............ 77

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

Lampiran 17. Analisis statistik penetapan dosis parasetamol...................... 79

Lampiran 18. Analisis statistik penetapan kontrol negatif........................... 81

Lampiran 19. Analisis statistik persen penghambatan nyeri pada

kelompok perlakuan............................................................... 82

Lampiran 20. Analisis statistik perubahan persen penghambatan nyeri...... 85

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan khasiat jus umbi wortel (Daucus carota L) sebagai analgetika, dan besarnya proteksi untuk menghambat rasa nyeri terhadap mencit putih betina.

Penelitian ini merupakan penelitian tipe eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Metode penelitian efek analgesik yang digunakan adalah metode rangsang kimia. Subyek uji yang digunakan adalah mencit putih betina galur Swiss, berumur 2-3 bulan, dengan berat antara 20-30 gram. Dibagi dalam 7 kelompok, 2 kelompok sebagai kelompok kontrol (positif dan negatif), sedangkan 5 kelompok lainnya merupakan kelompok perlakuan dengan jus umbi wortel. Kontrol negatif menggunakan aquades sebagai pelarutnya, kontrol positif menggunakan parasetamol dosis 113,75 mg/kgBB.

Pemberian jus umbi wortel dilakukan secara peroral 10 menit sebelum disuntikkan asam asetat sebagai rangsang nyeri yang diberikan secara intra peritonial. Geliat yang terjadi diamati dan dicatat setiap 5 menit selama 60 menit

Data kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis menggunakan one-way Anova test dan dilanjutkan dengan Scheffe test dengan taraf kepercayaan 95 %.

Hasil penelitian membuktikan bahwa jus umbi wortel ( Daucus carota L) mempunyai efek analgesik. Terbukti dengan kemampuan untuk mengurangi nyeri pada kelompok perlakuan. Persen proteksi terhadap geliat dosis 0,5; 1; 2; 4; dan 8 g/kg BB berturut-turut adalah 17,70%; 27,04%; 36,77%; 56,03%; 41,25%. Kata kunci : analgesik, wortel, rangsang kimia, mencit putih betina

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

ABSTRACT

This research has purpose to prove the effect of carrot juice ( Daucus carota L) as analgesic, and to know how much it’s protection to obstruct pain in the white female mice.

This research was a pure experiment research with one-way completely randomized design. The research method that has been used is writhing test method. Subject in this experiment that used was white female Swiss mice, 2-3 months old, weight between 20-30 grams. Divided in 7 groups, 2 groups as a control group (positive and negative), and the other 5 groups was treatment group with carrot juice. The negative control has used aquadest as the solven, and the positive control has used paracetamol dosage 113, 75 mg/kgBB.

The carrot juice had been given 10 minutes before acetic acid was given as a chemical agent induced writhing on mice. Acetic acid here as pain stimulator that give by interperitonial. The observation time was record every 5 minutes in 60 minutes.

The obstruction quantitative data toward writhing were analyzed with one-way Anova test continued with Scheffe test on 95% significance level.

The result of this research proved that carrot juice had analgesic effect. It was proved with the capability to reduce pain in treatment groups. The protection percentage toward writhing dosage 0,5; 1; 2; 4; and 8 g/kg BB dosage were 17,70%; 27,04%; 36,77%; 56,03%; 41,25%.

Key word : analgesic, carrot, chemical stimulation, white female mice

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Saat ini, perkembangan dari obat-obatan tradisional khususnya di

Indonesia sangat pesat. Selain dikarenakan sebagai salah satu pengobatan

alternatif, juga dilatarbelakangi oleh kecenderungan masyarakat untuk mencoba

kembali ke alam (back to nature), setelah banyaknya dijumpai efek samping yang

tidak dikehendaki sebagai akibat penggunaan obat kimia murni.

Salah satu obat tradisional yang berkembang saat ini adalah umbi wortel.

Umbi wortel biasanya digunakan masyarakat sebagai diuretik, pengobatan busung

lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi makanan, obat kuat, gangguan

pencernaan, karminatif, dan sedatif untuk semua organ tubuh (Perry dan Metzger,

1980). Menurut hasil penelitian, wortel mengandung senyawa beta-karoten yang

merupakan suatu antioksidan yang dipercaya dapat berfungsi melindungi terhadap

radikal bebas penyebab kanker.

Atas dasar keterangan di atas, adanya kandungan beta-karoten dalam

wortel yang dapat menetralkan radikal bebas, maka diduga juga mempunyai daya

anti inflamasi. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian Utami (2006) tentang efek anti

inflamasi beta-karoten pada mencit putih jantan. Dari penelitian ini disimpulkan

bahwa beta-karoten pada dosis 0,65; 0,92; 1,30 dan 1,85 mg/KgBB memberikan

daya anti inflamasi berturut-turut 3,24 %; 40,94 %; 25,08 % dan 29,28 %.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

2

Salah satu golongan obat anti inflamasi adalah obat antiinflamasi golongan non

steroid (OAINS). Obat golongan ini juga dapat berkhasiat sebagai analgesik,

antipiretik, serta anti radang dengan bekerja berdasarkan hambatan sintesis

prostaglandin, dengan menghambat kedua jenis siklooksigenase.

Untuk beta-karoten yang dapat berefek antiinflamasi maka dapat

dikatakan juga berefek analgesik, antipiretik, dan antiradang Ditunjukkan oleh

penelitian Esvandiary (2006) tentang efek analgesik beta karoten pada mencit

putih betina. Dari penelitian ini disimpulkan beta-karoten pada dosis 0,6523;

0,9225; 1,3046 dan 1,845 mg/KgBB memberikan efek analgesik berturut-turut

sebesar 41,04%; 78,01%; 66,11% dan 59,95%.

Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang umbi

wortel dan efek analgesiknya. Bentuk sediaan umbi wortel yang akan diteliti

adalah jus, dimana di dalamnya terdapat beta-karoten yang ada dalam pelarut

(aquades) dan ampasnya, tidak seperti pada sediaan perasan/ sari umbi wortel.

Oleh karena itu disini peneliti ingin mengetahui apakah jus umbi wortel dapat

memberikan efek analgesik dengan adanya kandungan beta-karoten pada pelarut

dan ampasnya.

A. Permasalahan Penelitian

Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas, timbul beberapa permasalahan :

1. apakah jus umbi wortel ( Daucus carota L.) mempunyai efek analgesik?

2. seberapa besarkah proteksi geliat (daya analgesik) jus umbi wortel ( Daucus

carota L.) tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

3

C. Keaslian Penelitian

Setelah dilakukan penelusuran peneliti, belum ditemukan penelitian

mengenai efek analgesik dari jus umbi wortel (Daucus carota L.). Penelitian yang

pernah dilakukan antara lain seperti dibawah ini :

1. Efek Analgesik Beta Karoten Pada Mencit Putih Betina (Esvandiary, 2006)

Beta karoten dapat memberikan efek analgesik pada mencit putih betina

dengan metode rangsang kimia. Ditunjukkan dengan pemberian beta karoten

dosis 0,6523; 0,9225; 1,3046 dan 1,845 mg/KgBB memberikan efek analgesik

berturut-turut sebesar 41,04%; 78,01%; 66,11% dan 59,95%.

2. Efek Antiinflamasi Beta Karoten pada Mencit Putih Jantan (Utami, 2006).

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa beta karoten mempunyai efek

antiinflamasi pada mencit putih jantan dengan metode induksi karagenin.

Ditunjukkan dengan beta karoten pada dosis 0,65; 0,92; 1,30 dan 1,85

mg/KgBB memberikan daya anti inflamasi berturut-turut 3,24 %; 40,94 %;

25,08 % dan 29,28 %.

3. Kombinasi Sari Wortel (Daucus Carota L.) dan Tomat (Lycopersicon

lycopersicum L.) sebagai Hepatoprotektor Mencit terinduksi Parasetamol

(Febriyana, 2005)

Pemberian kombinasi sari wortel dan tomat dapat memberikan efek

hepatoprotektif terhadap mencit terinduksi parasetamol. Kombinasi paling

baik sebagai hepatoprotektif adalah 1:1 yang dibuktikan dengan nilai GPT-

serum paling rendah dan gambaran histopatologi hanya menunjukkan

perlemakan dengan sedikit peradangan. Efek hepatoprotektif kombinasi sari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

4

wortel dan tomat dengan perbandingan 1:¼ ; 1:½ ; 1:1 ; 1:2 dan 1:4 berturut-

turut adalah 32% ; 40% ; 64% ; 52% dan 56%. Pemberian bahan uji ternyata

memperlihatkan perbaikan hati pada kelompok perlakuan.

4. Daya Analgesik Kombinasi Jus Wortel (Daucus carota .L) dan Tomat

(Lycopersicon lycopersicum L.) pada Mencit Jantan (Wiandini, 2005).

Pemberian Kombinasi sari wortel dan tomat dapat memberikan efek analgesik

pada mencit jantan dengan metode rangsang kimia. Kombinasi paling kuat

sebagai analgesik dimiliki oleh kombinasi jus wortel : jus tomat 1:4 yaitu

sebesar 85%. Untuk kombinasi jus wortel dan tomat yang lain yaitu 1:¼, 1:½,

1:1 dan 1:2 mempunyai daya analgesik berturut–turut sebesar 42%, 52%,

58%, dan 72%. Jadi dapat dikatakan bahwa peningkatan jumlah jus tomat

ternyata meningkatkan daya analgesic dari kombinasi yang digunakan.

5. Daya anti inflamasi sari umbi wortel (Daucus carota. L) pada mencit jantan

(kajian terhadap lama masa pemberian) oleh Rasmandani (2004).

Pemberian sari umbi wortel dengan dosis 5 mg/KgBB dari hari ke-1 sampai

hari ke-4 menunjukkan penurunan berat rata-rata udema kaki mencit

dibandingkan hari sebelumnya. Lama masa pemberian mempengaruhi daya

anti inflamasi sari umbi wortel pada mencit jantan yang ditunjukkan dengan

pemberian sari umbi wortel secara berlebihan ternyata menurunkan daya anti

inflamasi sari umbi wortel.

6. Efek Analgesik Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota. L) pada Mencit

Putih Betina (Putra, 2003)

Air perasan umbi wortel dapat memberikan efek analgesik pada mencit betina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

5

dengan metode rangsang kimia. Daya analgesik air perasan umbi wortel

dengan dosis : 1,25; 2,5; 5; 10; dan 20 ml/kgBB berturut turut sebesar 29,72%;

43,68%; 67,36%; 60,74%; dan 31,18%.

7. Daya Anti-inflamasi Kombinasi Jus Wortel (Daucus carota L.) dan Tomat

(Lycopersicon lycopersicum L.) pada Mencit Putih Jantan. (Inaktia, 2005).

Kombinasi Jus Wortel (Daucus carota L.) dan Tomat (Lycopersicon

lycopersicum L.) mempunyai daya anti inflamasi. Persen daya anti-inflamasi

kombinasi jus wortel dan tomat pada perbandingan 1 : ¼; 1 : ½; dan 1 : 1

terhadap natrium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB berturut-turut adalah 85,88

%; 103,50 %; dan 122,24 %.

8. Uji Toksisitas Akut Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) terhadap

Artemia Salina Leach serta Profil Kromatografinya (Utami, 2002)

Perasan umbi wortel (Daucus carota .L) dengan pelarut aquades mempunyai

LC 50 sebesar 3622 μg/ml, sedangkan larutan β karoten mempunyai LC 50

sebesar 45 μg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa perasan umbi wortel dengan

pelarut aquades mempunyai aktivitas toksisitas jauh lebih kecil dibandingkan

dengan larutan β karoten terhadap Artemia Salina Leach.

Penelitian mengenai Efek Analgesik Jus Umbi Wortel (Daucus carota

L.) pada Mencit Putih Betina belum pernah dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai efek analgesik dari jus umbi wortel ( Daucus carota

L.) ini diharapkan mempunyai manfaat, seperti :

1. Manfaat teoritis

Menambah informasi yang sudah ada dibidang ilmu kefarmasian

mengenai khasiat umbi wortel.

2. Manfaat praktis

Menambah metode pengobatan tradisional, dan informasi ilmiah

mengenai jus umbi wortel terutama sebagai salah satu alternatif obat pengurang

nyeri.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah informasi

mengenai khasiat jus umbi wortel terutama yang digunakan sebagai pengurang

rasa nyeri.

2. Tujuan Khusus

a. Membuktikan adanya efek analgesik jus umbi wortel ( Daucus carota L.)

yang diuji menggunakan mencit putih betina dengan metode rangsang kimia.

b. Mengetahui besarnya efek proteksi geliat dari tiap dosis yang digunakan dari

jus umbi wortel ( Daucus carota L.) pada metode rangsang kimia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

Dari judul penelitian yaitu Efek Analgesik Jus Umbi Wortel (Daucus

carota L.) yang telah dikemukakan dalam Bab I, maka dalam bab ini akan

ditelaah mengenai uraian tanaman wortel, karotenoid, nyeri, analgetika,

parasetamol, metode pengujian daya analgesik, kromatografi lapis tipis, landasan

teori, dan hipotesis.

A. Uraian Tanaman

1. Taksonomi tanaman wortel

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Classis : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Umbelliferales

Familia : Apiaceae (Umbelliferae)

Genus : Daucus

Spesies : Daucus carota L.

(Backer and Backhuizen van den Brink, 1963; 1965)

2. Morfologi tanaman

Tumbuhan wortel terdiri atas daun dan tangkainya, batang dan akar.

Secara keseluruhan sosok wortel merupakan tumbuhan terna tahunan atau

setahun, yang tumbuh tegak setinggi 30-100 cm atau lebih.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

8

Daun wortel bersifat majemuk menyirip ganda dua atau tiga, anak-anak daunnya

berbentuk lanset atau garis dengan bagian pinggirnya bercangap melekat pada

tangkai daun yang ukurannya agak panjang.

Batangnya sangat pendek seolah-olah tidak tampak. Sementara akar

tunggangnya dapat berubah bentuk dan fungsinya sebagai penyimpan cadangan

makanan atau disebut “umbi”. Bentuk umbi wortel sangat bervariasi, tergantung

varietas dan kultivarnya. Meskipun demikian bentuk umbi wortel pada umumnya

dibedakan atas tiga macam yaitu bulat panjang berujung runcing, bulat panjang

berujung tumpul, dan bentuk peralihan dari dua bentuk umbi tadi. Warna kulit dan

daging umbi pada umumnya kuning atau jingga. Bunga berbentuk payung

berganda, kuntum bunga terletak pada bidang lengkung yang sama, warnanya

putih atau merah jambu agak pucat. Bunga payung majemuk, ibu tangkai bunga

majemuk panjangnya 2-25 cm, terdapat bunga steril berwarna merah gelap,

tangkai bunga 0,5-1,5 cm, banyak terdapat daun-daun pembalut dengan panjang

3-5 cm, tepi daun berbagi menyirip berwarna putih dari ujung sampai pangkal,

daun-daun pembalut yang lebih kecil pada pangkal percabangan sebanyak 5-7,

utuh sampai berbagi menyirip dengan panjang 0,5-2 cm. Bunga wortel dapat

menghasilkan biji yang ukurannya kecil-kecil dan dapat digunakan sebagai alat

perbanyakan wortel secara generatif (Backer and Bakhuizen van den Brink, 1965;

Rukmana,1995).

2. Nama daerah

Sunda/Priangan : Boktel, bortol.

Jawa : Wertel, Wertol, Bortol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

9

Madura : Ortel

(Rukmana, 1995)

3. Kandungan kimia

Dalam setiap 100 gram umbi segar mengandung 42,00 kal kalori; 1,20

gram protein; 0,30 gram lemak; 9,30 gram karbohidrat; 39,00 mg kalsium; 37,00

mg fosfor; 0,80 mg zat besi; 12.000,00 S.I vitamin A; 0,06 mg vitamin B1; 6,00

mg vitamin C; 88,20 g air; dan bagian yang dapat dicerna sebesar 88,00 %.

(Rukmana, 1995). Selain zat-zat tersebut diatas, terdapat pula pirolidin, dausin,

daukosterin, minyak yang penting adalah limonen, pinen, dan sineol. Di dalam

benih terdapat asam tiglat, asaron, bisabol (Perry and Metzger, 1980). Kandungan

penting yang lain yang terdapat di dalam wortel adalah β-karoten dan α-karoten

(Watson, 2001)

5. Kegunaan

Bagian utama yang dikonsumsi masyarakat dari tanaman wortel adalah

umbinya. Meskipun demikian, hampir semua bagian tanaman tersebut dapat

digunakan untuk berbagai keperluan hidup dan penghidupan manusia.

Tanaman wortel mengandung senyawa β-karoten. Kandungan β-karoten

(pro-vitamin A) pada umbi wortel dapat mencegah penyakit rabun senja (buta

ayam), menambah daya tahan tubuh, anti bakteri dalam rongga mulut (Rukmana,

1995). Selain itu digunakan juga untuk pengobatan cacing kremi, luka bakar,

pemeliharaan mata (Soedibyo,1998)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

10

B. Karotenoid

Karotenoid yaitu tetraterpenoid C40, merupakan golongan pigmen yang

larut lipid dan tersebar luas, terdapat dalam semua jenis tumbuhan. Pada

tumbuhan karotenoid mempunyai 2 (dua) fungsi, yaitu sebagai pigmen pembantu

dalam fotosintesis, dan sebagai pewarna dalam bunga dan buah. Dalam bunga,

karotenoid biasanya berupa zat warna kuning, sedangkan dalam buah dapat juga

berupa zat warna jingga/ merah (tomat/ cabe). Beberapa contoh karotenoid yang

telah diketahui yaitu : Xantofil, Likopen, Lutein, β-karoten, α-karoten, γ-karoten

(Harborne, 1987).

Karotenoid yang penting untuk tubuh adalah β karoten karena

merupakan sumber vitamin A (setelah mengalami hidrasi dan molekulnya

terpecah menjadi 2). Karotenoid yang terkenal adalah hidrokarbon tak jenuh

turunan Likopen yaitu Xantofil. Struktur kimia likopen berupa rantai panjang yang

terdiri dari 8 satuan isoprena, merangkai dari kepala sampai pada ekor sehingga

terbentuk sistem ikatan terkonjugasi lengkap yang merupakan kromofor penyebab

terjadinya warna. pembentukan 2 cincin likopena pada kedua ujungnya

menghasilkan β karoten (Harborne, 1987).

CH3

CH3

CH3

CH3 CH3

CH3 CH3 CH3

H3C

H3C

Gambar 1. Struktur β karoten (Anonim, 1976)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

11

Beta karoten mempunyai dua peran, yaitu sebagai prekursor vitamin A

dan antioksidan. β karoten yang terdapat pada wortel, pepaya, sayur mayur yang

berwarna kemerahan dan minyak kelapa sawit berpotensi sebagai antioksidan.

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memberikan perlindungan terhadap

penyakit karena dapat menetralkan radikal bebas. Mengkonsumsi β karoten, baik

berupa makanan maupun suplemen, akan memberikan efek positif bagi

pencegahan tumor maupun membunuh tumor yang telah ada dalam tubuh

(Anonim, 2003).

Karotenoid bekerja sebagai antioksidan serta menangkap radikal bebas,

terutama untuk radikal peroksil (R-OO•) dan hidroksil (•OH) serta oksigen singlet

(O2•). β-karoten (C40H56) dapat melindungi tubuh dan mencegah berbagai

penyakit, yakni menghambat pertumbuhan sel kanker, mencegah katarak,

meningkatkan sistem kekebalan, mencegah dan mengobati penyakit kulit (Silalahi

dan Tambunan, 2003).

C. Nyeri

Nyeri (pain) merupakan suatu gejala yang umum dan sering terjadi

mengikuti salah satu atau lebih penyakit. Hampir sebagian besar penyakit

memberi gejala nyeri yang dimanifestasikan dalam bentuk rasa sakit pada organ

atau jaringan pada tubuh (Anonim, 1995). Sebenarnya nyeri berfungsi

mengingatkan dan melindungi tubuh serta sering memudahkan dalam diagnosis

suatu penyakit, namun pasien sering merasakannya sebagai suatu hal yang tidak

mengenakkan bahkan menyiksa, sehingga pasien berusaha untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

12

membebaskannya (Mutschler, 1986)

Nyeri menurut tempat terjadinya dibagi atas nyeri somatik dan nyeri

dalaman (viseral). Nyeri somatik dibagi lagi menjadi dua kualitas yaitu nyeri

permukaan dan nyeri dalam. Nyeri permukaan rangsangnya bertempat dalam kulit

sedang nyeri yang berasal dari otot persendian, tulang, dan jaringan ikat disebut

nyeri dalam.

Nyeri Permukaan

Nyeri kesatu

Nyeri kedua Kulit

Otot, jaringan ikat, tulang dan sendi

Nyeri Dalaman

Nyeri Somatik

Perut Nyeri Visceral

Contoh nyeri permukaan : tusukan jarum.

Contoh nyeri dalaman : kejang otot, sakit kepala.

Contoh nyeri visceral : kolik empedu, nyeri lambung, appendix.

Gambar 2. Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi (Mutschler, 1986)

Nyeri permukaan mempunyai karakter ringan dapat dilokalisasi dengan

baik dan hilang dengan cepat setelah berakhirnya rangsang. Nyeri yang disebut

nyeri pertama ini menyebabkan suatu reaksi menghindar secara refleks dengan

demikian melindungi organisme dari kerusakan lebih lanjut. Nyeri pertama ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

13

sering diikuti oleh nyeri kedua yang bersifat menekan dan membakar yang sukar

untuk dilokalisasi dan kebanyakan menyebar ke sekitarnya. Nyeri kedua atau

nyeri dalam sering kali diikuti oleh reaksi afektif dan vegetatif seperti tidak

bergairah, mual berkeringat, dan penurunan tekanan darah.

Sifat menekan dan reaksi vegetatif yang menyertai nyeri dalaman atau

nyeri perut mirip dengan nyeri dalam. Nyeri terjadi antar lain pada tegangan organ

perut, aliran darah kurang, dan penyakit disertai radang (Mutschler,1986).

Mediator nyeri adalah senyawa dalam tubuh yang dibebaskan dari sel-sel

tubuh yang rusak yang menyebabkan perangsangan reseptor nyeri. Mediator nyeri

yang penting antara lain histamin, serotonin (5-HT), plasmakinin (bradikinin)

prostaglandin, ion kalium, asam, dan enzim proteolitik (Tjay and Rahardja, 2002;

Guyton, 1996). Mediator nyeri yang potensinya kecil adalah ion hidrogen dan ion

kalium. Pada kenaikan konsentrasi ion H+ serta penurunan pH di bawah 6 akan

menyebabkan terjadinya nyeri. Hal demikian juga terjadi bila ion kalium keluar

dengan konsentrasi >20 mmol/l dari ruang intrasel setelah terjadi kerusakan

jaringan. Bradikinin dan prostaglandin dapat menyebabkan stimulasi ujung serat

syaraf nyeri tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada serat syaraf,

sedangkan enzim proteolitik menimbulkan nyeri karena ia dapat langsung

menyebabkan kerusakan ujung syaraf nyeri (Mutschler, 1986; Guyton, 1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

14

Noksius

Kerusakan Jaringan

Pembebasan : Pembentukan : H+ (pH < 6) Kinin (Bradikinin) K+ (> 20 mmol / L) Prostaglandin Asetilkolin Serotonin Histamin Sensibilitas reseptor Nyeri Pertama Nyeri Lama Gambar 3. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri setelah kerusakan jaringan.

(Mutschler, 1986)

Mediator nyeri ini terdapat di seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali

di susunan saraf pusat (SSP). Mediator–mediator nyeri yang juga disebut

autocoida ini terdiri dari antara lain histamin, prostaglandin, serotonin, bradikinin,

dan leukotrien. Mediator nyeri ini dapat menyebabkan terjadinya reaksi

peradangan, kejang–kejang dan demam (Tjay dan Rahardja, 2002).

Pelepasan mediator–mediator nyeri ini dapat disebabkan oleh rangsangan

yang berbeda–beda, dapat berupa rangangan mekanis, fisis (kalor dan listrik) atau

kimiawi. Setelah mediator–mediator nyeri ini dilepaskan, maka akan diterima

oleh reseptor nyeri yang spesifik (Mutschler, 1986 ; Tjay dan Rahardja, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

15

Fosfolipida (Membran sel)

Fosfolipase

Asam Arakhidonat

Siklooksigenase Lipooksigenase

Endoperoksida O2• Asam Hidroperoksida

Leukotrien LTA

Prostaglandin PGE2 / F2

Prostasiklin PGI2

Tromboxan TXA2

LTB4 LTC4-LTF4-LTE4 -vaso< -proteksi peradangan peradangan -vaso< -bronchi lambung -permeab> -agregasi> -vaso> -anti agregasi Gambar 4. Diagram perombakan asam arakhidonat menjadi prostaglandin dan leukotrien

(Tjay dan Rahardja, 2002)

Bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi,

fisik, atau mekanis maka enzim fosfolipase A2 diaktifkan untuk mengubah

fosfolipida yang terdapat disitu menjadi asam arakhidonat. Asam arakhidonat

dimetabolisme melalui dua alur utama yaitu alur siklooksigenase (COX) dan alur

lipoksigenase. Skema dari mediator-mediator yang berasal dari asam arakhidonat

dapat dilihat pada gambar 3. Enzim siklooksigenase yang terlibat dalam reaksi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

16

terdiri dari dua isoenzim, yakni siklooksigenase-1 (COX-1) dan siklooksigenase-2

(COX-2). Enzim siklooksigenase-1 terdapat di kebanyakan jaringan antara lain di

pelat-pelat darah, ginjal, dan saluran cerna (Tjay dan Rahardja, 2002). Enzim

siklooksigenase-1 bersifat konstitutif (bersifat pokok, selalu ada) dan cenderung

menjadi homeostasis dalam fungsinya. Enzim siklooksigenase-2 dalam keadaan

normal tidak terdapat di jaringan tapi dibentuk selama proses peradangan (Tjay

dan Rahardja, 2002).

Asam arakhidonat yang dikatalisis oleh siklooksigenase diubah menjadi

endoperoksida dan seterusnya menjadi zat prostaglandin. Peroksida melepaskan

radikal bebas oksigen yang juga memegang peranan timbulnya nyeri.

Prostaglandin yang dibentuk ada tiga kelompok yaitu prostaglandin (PG),

prostasiklin (PGI2), dan tromboksan (TXA2, TXB2). Prostaglandin (PG) dapat

dibentuk oleh semua jaringan. Yang terpenting adalah PGE2 dan PGF2 yang

berdaya vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh dan

membran sinovial sehingga terjadi radang dan nyeri. Prostasiklin terutama

dibentuk di dinding pembuluh dan berdaya vasodilatasi. Tromboksan khusus di

bentuk dalam trombosit berdaya vasokonstriksi (antara lain di jantung) (Tjay dan

Rahardja, 2002).

Bagian lain dari arakhidonat diubah oleh enzim lipoksigenase menjadi

zat leukotrien (LT). LTB4, LTC4, LTD4, dan LTE4 dibentuk sebagai hasil dari

metabolisme ini. LTC4, LTD4, dan LTE4 terutama dibentuk di eosinofil (Tjay dan

Rahardja, 2002) dan menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskuler. Dalam hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

17

ini LTB4 khusus disintesis di makrofag dan neutrofil alveolar dan bekerja

kemotaksis yaitu menstimulasi migrasi leukosit (Tjay dan Rahardja, 2002).

Reseptor nyeri (nosiseptor) merupakan ujung syaraf bebas yang

berfungsi menerima rangsang nyeri. Reseptor nyeri tersebar luas dalam lapisan

interstitial kulit dan juga dalam jaringan dalam tertentu, seperti dinding arteri dan

permukaan sendi. Reseptor nyeri dibagi menjadi tiga yaitu mekanoreseptor,

termoreseptor, dan kemoreseptor. (Mutschler, 1986)

D. Analgetika

Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis teraupetik meringankan

atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum (Mutschler, 1986)

efek analgesik dapat tercapai dengan berbagai cara, seperti menekan kepekaan

reseptor terhadap rangsang nyeri, mekanik, kimiawi, termik atau listrik di pusat

(Anonim, 1991).

Kemajuan penelitian dalam dasawarsa terakhir ini memberikan

penjelasan mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi

dan efek samping. Ternyata sebagian besar efek samping dan terapinya

berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (Anonim, 1995).

Analgesik dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu analgesik opioid

(narkotik) dan analgesik non narkotik.

1. Analgesik Opioid (narkotik)

Analgesik narkotik merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat

seperti opium dan morfin. Meskipun memperlihatkan berbagai efek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

18

farmakodinamik yang lain, golongan obat ini terutama digunakan untuk

meredakan atau menghilangkan rasa nyeri.

Tetapi semua analgesik opioid menimbulkan adiksi, maka usaha untuk

mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan dengan tujuan

mendapatkan suatu analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya adiksi

(Anonim, 1995)

Yang termasuk golongan obat opioid antara lain :

a. obat yang berasal dari opium-morfin.

b. senyawa semi sintetik morfin; dan

c. senyawa sintetik yang berefek seperti morfin

Obat yang mengantagonis efek opioid disebut antagonis opioid. Reseptor

tempat terikatnya opioid ke sel otak disebut reseptor opioid (Anonim, 1995).

2. Analgesik non narkotik

Analgesik non narkotik mempunyai aktivitas antipiretik, disamping

meringankan nyeri. Obat-obatan golongan ini terbukti mempengaruhi

metabolisme atau kerja sejumlah mediator biokimia dan sel pada proses

peradangan. Mekanisme kerjanya yakni menghambat atau menghalangi

biosintesis prostaglandin dan metabolisme yang bersangkutan yang merupakan

penyebab nyeri, demam dan radang. Analgesik non narkotik mempunyai

mekanisme perifer maupun sentral dalam meredakan nyeri (Hite, 1995).

Analgesik golongan ini diabsorbsi dengan baik dan cepat. Kebanyakan

analgesik golongan ini berdaya antipiretik dan/ antiradang. Oleh karena itu obat

ini tidak hanya digunakan sebagai obat anti nyeri saja tetapi juga pada gangguan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

19

demam dan peradangan. Obat ini banyak digunakan pada nyeri ringan sampai

sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, otot, perut, haid, dll. (Tjay dan Rahardja,

2002)

Menurut Tjay dan Rahardja (2002), rasa nyeri dapat dilawan dengan

beberapa cara yakni :

1. merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer dengan

analgetika perifer

2. merintangi penyaluran rangsangan di saraf–saraf sensoris, misalnya dengan

anastetika lokal.

3. blokade pusat di SSP dengan analgetika sentral (narkotika) atau dengan

anastetika umum.

Untuk memperoleh efek analgesik yang optimal dari suatu obat,

diperlukan beberapa kriteria atau sifat–sifat farmakokinetika sebagai berikut :

1. diabsorbsi dengan cepat dan sempurna, dengan ketersediaan hayati absolut

(100 %).

2. terdistribusi secara cepat dan baik ke jaringan target dengan konsentrasi yang

tidak terlalu tinggi di organ–organ untuk mengurangi efek samping.

3. eliminasinya cepat, baik melalui hepar maupun ginjal untuk mencegah

terjadinya penimbunan obat, khususnya pada penderita ginjal dan hepar

(Soelistiono, 2002 cit Wiandini, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

20

Psikofarmaka Otak Anestetika Analgetika yang bekerja sentral

Sumsum tulang belakang Saraf Anestetika konduksi Reseptor Nyeri Anestetika permukaan

Analgetika yang bekerja perifer

Gambar 5. Bagan kemungkinan pengaruh macam–macam obat terhadap nyeri (Mutschler, 1986)

E. Parasetamol

Parasetamol diindikasikan sebagai penghilang nyeri ringan sampai

sedang. Kemanjurannya mirip dengan asetosal, tetapi tidak memiliki aktivitas

antiinflamasi yang berarti, parasetamol kurang mengiritasi lambung, oleh karena

itu sekarang secara umum lebih disukai daripada asetosal. Overdosis pada

parasetamol khususnya berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan hati

yang kadang-kadang tidak tampak dalam 4-6 hari pertama (Anonim, 2000).

Sebagai analgesik sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena

kemungkinan menimbulkan nefropati analgesik (Wilmana, 1995). Gambaran

umum dari nefropati analgetik meliputi gagal ginjal kronis, hipertensi, anemia.

Kebanyakan penderita mengalami nefropati karena memakai kombinasi fenasetin,

aspirin, asetaminofen dalam waktu lama dan jumlah yang berlebihan (Robbins

dan Kumar, 1995)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

21

NHCOCH3HO

Gambar 6. Struktur kimia parasetamol (Anonim, 1995)

F. Metode Pengujian Daya Analgesik

Secara umum pengujian daya analgesik dilakukan secara invitro dan

invivo. Uji invivo lebih banyak dilakukan untuk menguji aktivitas analgesik

sentral, yaitu dengan menguji kemampuan suatu zat uji dalam menduduki/

berikatan dengan reseptor (Vogel, 2002)

Uji invitro yang digunakan untuk menguji aktivitas analgesik sentral

antara lain : survei, ikatan 3H-Naloxone dengan jaringan, 3H-Dihydromorphine

yang terikat reseptor μ opiat otak tikus, 3H-Bremazocine yang terikat reseptor κ

opiat pada otak kecil babi Guinea, penghambatan enkephalinase, reseptor yang

terikat nociceptin, vasoactive intestinal polypeptid (VIP), reseptor yang terikat

cannabinoid, reseptor yang terikat vanilloid. (Vogel, 2002). Senyawa-senyawa

tersebut mengandung suatu molekul Hidrogen yang bersifat radioaktif 3H

(tritium). Dengan adanya senyawa tersebut akan mempermudah dalam

monitoring.

Pengujian daya analgesik oleh Turner (1965), dikelompokkan

berdasarkan golongan analgesik narkotik dan non narkotik.

1. Golongan analgetika narkotik

a. Metode Jepit Ekor

Sekelompok tikus diinjeksi dengan senyawa uji dengan dosis tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

22

secara subkutan atau intra vena. Setelah beberapa menit penjepit langsung

dipasang pada pangkal ekor yang telah dilapisi karet tipis selama 30 menit. Tikus

yang diberi analgetik tidak akan berusaha untuk melepaskan jepitan, sedangkan

yang tidak diberi analgetik akan berusaha untuk melepaskan jepitan. Sehingga

respon yang dicatat adalah ada atau tidaknya usaha untuk melepaskan diri dari

jepitan tersebut.

b. Metode rangsang panas

Pada metode ini alat yang digunakan adalah lempeng panas (hot plate)

yang terdapat silindernya untuk mengendalikan panas. Lempeng panas diatur

suhunya antara 50-55ºC, dilengkapi dengan penangas yang berisi campuran

aseton dan etil formiat dengan perbandingan 1 : 1. Hewan uji yang telah diberi

larutan uji secara subkutan atau peroral diletakkan pada hot plate, kemudian

diamati reaksinya ketika hewan uji mulai menjilat kaki belakang dan kemudian

melompat.

c. Metode pengukuran tekanan

Alat yang digunakan pada metode ini menggunakan dua buah syringe

yang dihubungkan pada kedua ujungnya, bersifat elastis, fleksibel, serta terdapat

pipa plastik yang diisi dengan cairan. Sisi dari pipa dihubungkan dengan

manometer. Syringe yang pertama diletakkan dengan posisi vertikal dengan

ujungnya menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di bawah penghisap syringe,

ketika tekanan diberikan pada syringe kedua, maka tekanan akan terhubung pada

sistem hidrolik pada syringe pertama lalu pada ekor tikus. Tekanan yang sama

pada syringe kedua akan meningkatkan tekanan pada ekor tikus, sehingga akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

23

menimbulkan respon dan akan terbaca pada manometer. Respon tikus yang

pertama adalah meronta-ronta kemudian akan mengeluarkan suara (mencicit)

sebagai tanda kesakitan.

d. Metode antagonis nalorfin.

Uji analgetik dengan menggunakan metode ini untuk mengetahui aksi

dari obat-obat seperti morfin, karena mempunyai kemampuan untuk meniadakan

aksi dari morfin. Hewan uji yang bisa digunakan pada metode ini adalah tikus,

mencit dan anjing. Hewan tersebut diberi obat dengan dosis toksik kemudian

segera diberi nalorfin (0,5-10,0 mg/kg BB) secara intravena. Teori menyebutkan

bahwa nalorfin dapat menggantikan ikatan morfin dengan reseptornya, sehingga

ikatan antara morfin dengan reseptornya terlepas.

e. Metode potensiasi petidin

Metode ini kurang baik karena hewan uji yang cukup banyak, tiap

kelompok terdiri dari tikus sebanyak 20 ekor, setengah kelompok dibagi menjadi

3 bagian yang diberi petidin dengan dosis 2, 4, dan 8 mg/kg. Setengah kelompok

yang lainnya diberi senyawa uji dengan dosis 20% dari LD50. Persen daya

analgesik dihitung dengan metode rangsang panas.

f. Metode kejang oksitosin

Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituari

posterior, yang dapat menyebabkan konstraksi uterus sehingga menimbulkan

kejang pada tikus. Responnya berupa kontraksi abdominal, sehingga menarik

pinggang dan kaki ke belakang. Penurunan jumlah kejang diamati dan ED50 dapat

diperkirakan. Selain morfin senyawa analgetik yang dapat diuji dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

24

menggunakan metode ini adalah heroina, metadon, kodein, dan meperidina.

g. Metode pencelupan pada air panas

Tikus disuntik secara intra peritonial dengan senyawa uji, kemudian ekor

tikus dicelupkan pada air panas (suhu 58º C). Respon tikus terlihat dari hentakan

ekornya menghindari panas.

2. Golongan analgetika non narkotika

a. Metode rangsang kimia

Metode ini menggunakan zat kimia yang diinjeksikan pada hewan uji

secara intraperitoneal, sehingga akan menimbulkan nyeri. Beberapa zat kimia

yang biasanya digunakan antara lain asam asetat dan fenil kuinon. Metode ini

sederhana, reproducible (dapat diulang-ulang hasilnya), dan cukup peka untuk

menguji senyawa analgetik dengan daya analgetik lemah, namun mempunyai

kekurangan yaitu masalah kespesifikasinya. Oleh karena itu metode ini sering

digunakan untuk penapisan (screening). Daya analgetik dapat dievaluasi

menggunakan persen penghambatan terhadap geliat menggunakan persamaan

menurut Handershot dan Forsaith.

% proteksi rangsang nyeri = %100100 ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

×⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

KP

P : jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi perlakuan. K: jumlah kumulatif geliat mencit kelompok kontrol.

Hewan uji yang digunakan pada metode ini dapat bermacam-macam,

antara lain : anjing, marmot, tikus, merpati, dan mencit.. Untuk mencit, yang

sering digunakan adalah mencit betina, dikarenakan kepekaan terhadap rangsang

lebih besar daripada yang jantan. Respon mencit yang biasa diamati adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

25

lompatan dan konstraksi perut dengan disertai tarikan kaki belakang (rentangan)

yang disebut geliat (Soerjandari, 1991 cit Putra, 2003).

b. Metode pedodolometri

Hewan uji diletakkan pada kandang yang bagian atasnya terbuat dari

kepingan metal sehingga bisa dialiri arus listrik. Respon yang timbul yaitu ketika

hewan uji mengeluarkan teriakan dengan pengukuran dilakukan tiap 10 menit

selama 1 jam.

c. Metode rektodolometri

Tikus diletakkan di sebuah kandang yang dibuat dengan alas tembaga

yang dihubungkan dengan sebuah penginduksi berupa sebuah gulungan. Ujung

lain dari gulungan tersebut dihubungkan dengan silinder elektrode tembaga.

Sebuah voltmeter yang sensitif untuk mengubah 0,1 volt dihubungkan dengan

konduktor pada gulungan di bagian atas. Pada penggunaan tegangan 1 sampai 2

volt akan menimbulkan teriakan pada tikus.

G. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah merupakan metode pemisahan

fisikokimia. KLT dapat digunakan untuk dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya

sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparatif.

Kedua, dipakai untuk menjajaki sistem pelarut dan penyangga yang akan dipakai

dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi.

Kromatografi Lapis Tipis pada kaca objek dapat memisahkan campuran

yang mengandung sampai empat komponen dalam waktu 5 menit memakai alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

26

gelas laboratorium yang normal. (Gritter; Bobbitt; dan Schwarting, 1991).

Pada hakikatnya KLT melibatkan dua peubah : sifat fase diam atau sifat

lapisan, dan sifat fase gerak atau campuran pelarut pengembang. Fase diam dapat

berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap (kromatografi

cair padat) atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair. Hampir

segala macam serbuk dapat dan telah dipakai sebagai penyerap pada KLT, tetapi

yang paling umum dipakai adalah: silika gel (asam silikat), alumina (aluminium

oksida), kiselgur (tanah diatome), dan selulose. Fase gerak dapat berupa hampir

segala macam pelarut atau campuran pelarut (Gritter, dkk, 1991).

Pengembangan ialah proses pemisahan campuran cuplikan akibat pelarut

pengembang merambat naik dalam lapisan. Pengembangan sederhana yaitu

perambatan satu kali sepanjang 10 cm keatas, sedangkan pengembangan ganda

dilakukan untuk memperbaiki efek pemisahan yaitu dua kali merambat 10 cm ke

atas secara berurutan. Deteksi yang sering sederhana jika senyawa menunjukkan

penyerapan di daerah ultraviolet gelombang pendek (radiasi utama kira-kira 254)

atau jika senyawa tersebut dapat dieksitasi ke fluoresensi radiasi ultra violet

gelombang pendek. Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya

dinyatakan dengan angka Rf atau hRf. (Stahl, 1985)

H. Landasan Teori

Wortel adalah tanaman yang banyak digunakan masyarakat untuk

mencegah penyakit rabun senja (buta ayam), menambah daya tahan tubuh, anti

bakteri dalam rongga mulut. Selain itu digunakan juga untuk pengobatan cacing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

27

kremi, luka bakar, pemeliharaan mata.

Dalam setiap 100 gram umbi segar mengandung 42,00 kal kalori; 1,20

gram protein; 0,30 gram lemak; 9,30 gram karbohidrat; 39,00 mg kalsium; 37,00

mg fosfor; 0,80 mg zat besi; 12.000,00 S.I vitamin A; 0,06 mg vitamin B1; 6,00

mg vitamin C; 88,20 gram air; dan bagian yang dapat dicerna sebesar 88,00 %.

Selain zat-zat tersebut diatas, terdapat pula pirolidin, dausin, daukosterin, minyak

yang penting adalah limonen, pinen, dan sineol. Di dalam benih terdapat asam

tiglat, asaron, bisabol. Kandungan penting yang lain yang terdapat di dalam wortel

adalah β karoten dan α-karoten.

Beta karoten mempunyai dua peran, yaitu sebagai prekursor vitamin A

dan antioksidan. Beta karoten yang terdapat pada wortel, pepaya, sayur mayur

yang berwarna kemerahan dan minyak kelapa sawit berpotensi sebagai

antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memberikan

perlindungan terhadap penyakit karena dapat menetralkan radikal bebas.

Mengkonsumsi beta karoten, baik berupa makanan maupun suplemen, akan

memberikan efek positif bagi pencegahan tumor maupun membunuh tumor yang

telah ada dalam tubuh (Anonim, 2003).

Sari wortel terbukti efektif menghambat kehepatoksikan parasetamol.

Dalam penelitian selanjutnya (Rasmandani, 2004) ternyata perasan umbi wortel

juga terbukti sebagai anti inflamasi, dan senyawa yang bertanggungjawab adalah

β karoten. Efek anti inflamasi β karoten berhubungan dengan aktivitasnya sebagai

antioksidan. Beta karoten mampu menangkap oksigen reaktif dan radikal peroksil

(Paiva dan Russel, 1999) lalu menetralkannya, menghambat oksidasi asam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

28

arakhidonat menjadi endoperoksida dan menurunkan aktivitas enzim

lipoksigenase (Lieber dan Leo, 1999), sehingga berakibat biosintesis

prostaglandin sebagai mediator dalam proses peradangan juga akan terganggu dan

peradangan dapat dihambat. Konversi arakhidonat menjadi endoperoksida akan

melepaskan radikal bebas oksigen, yaitu suatu molekul yang kekurangan elektron

sehingga bersifat sangat reaktif. Pelepasan radikal bebas oksigen sebenarnya

berguna bagi tubuh, karena dapat membantu dalam pencegahan kuman serta

eliminasi zat-zat asing. Akan tetapi jika pelepasan radikal bebasnya terlalu banyak

dapat menyebabkan kerusakan jaringan.

Atas dasar β karoten yang dapat mencegah sintesis prostaglandin,

menetralkan radikal-radikal bebas dan penghambatan enzim siklooksigenase

maka dipastikan rangsang nyeri dapat dihambat dan akan mengurangi rasa nyeri.

I. Hipotesis

Jus umbi wortel (Daucus carota L.) mempunyai efek analgesik terhadap

mencit putih betina yang terinduksi asam asetat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang efek analgesik jus umbi wortel (Daucus carota L.)

pada mencit betina ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

a. Variabel bebas : dosis jus umbi wortel (Daucus carota L.).

Dosis jus umbi wortel adalah jumlah gram umbi wortel tiap kilogram

berat badan hewan uji.

b. Variabel tergantung : jumlah geliat mencit dalam 1 jam

Daya analgesik jus umbi wortel adalah kemampuan jus tersebut

mengurangi rasa nyeri dengan ditandai adanya penurunan jumlah geliat pada

hewan uji.

2. Variabel terkendali

a. mencit putih galur Swiss

b. berat badan 20-30 gram

c. jenis kelamin betina

d. umur 2-3 bulan

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

30

3. Variabel tak terkendali

Keadaan patologis dan ketahanan tubuh hewan uji (mencit putih betina).

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. alat pembuat jus (blender)

b. stopwatch

c. spuit injeksi ukuran 1 ml dan spuit per oral 1 ml

d. seperangkat alat gelas yang berupa : labu ukur, beker glass, pengaduk,

erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes.

e. neraca analitik

f. morter dan stamper

g. lempeng KLT

h. bejana

i. kamera

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. mencit betina galur Swiss, usia 2-3 bulan, berat badan 20-30 gram.

b. umbi wortel yang diperoleh dari perkebunan sayur dan buah Kopeng,

Jawa Tengah.

c. asam asetat sebagai perangsang nyeri.

d. parasetamol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

31

e. natrium karboksimetil

f. β karoten

g. sikloheksan

h. silika gel GF 254 , sebagai fase diam

D. Tata Cara Penelitian

1. Pengumpulan dan determinasi tanaman

Tanaman wortel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sentra

buah dan sayuran Kopeng, Jawa Tengah. Setelah mendokumentasikan tanaman,

kemudian dideterminasi di laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Sehingga, bisa dipastikan bahwa tanaman yang

digunakan untuk percobaan adalah benar-benar tanaman wortel.

2. Pembuatan jus umbi wortel

Umbi wortel dipilih yang tidak mengalami kerusakan, lalu dikupas

kemudian diblender dengan penambahan aquades, sehingga didapatkan jus umbi

wortel yang masih mengandung ampas yang terdispersi didalamnya. Selanjutnya

agar dapat diinjeksikan peroral, maka konsentrasi jus umbi wortel yang digunakan

adalah 25% (konsentrasi yang dapat ditarik masuk spuit peroral).

3. Uji kualitatif

Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui adanya senyawa beta-karoten

(C40H56) dalam umbi wortel, menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Fase

diam yang digunakan adalah silika gel GF254, sedangkan fase geraknya campuran

sikloheksan : dietil eter (80 : 20 V/V). pembanding yang digunakan adalah larutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

32

β karoten dalam kloroform.

4. Penentuan dosis jus umbi wortel

Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,5; 1; 2; 4; 8 g/kgBB.

Penentuan besarnya dosis ini dapat dilihat pada lampiran.

5. Pemilihan dosis asam asetat

Penentuan dilakukan pada konsentrasi 1%, dimana larutan ini dibuat

dengan cara pengenceran asam asetat glasial. kemudian larutan ini diuji pada 3

peringkat dosis, yaitu : 25 mg/kgBB; 50 mg/kgBB; dan 75 mg/kgBB. dicari dosis

yang menyebabkan jumlah geliat yang tidak terlalu banyak dan sedikit, sehingga

memudahkan pengamatan.

6. Penetapan kriteria geliat

Penentuan besarnya daya analgesik dengan metode rangsang kimia

tergantung dengan pengamatan dan jumlah geliat yang terjadi, sehingga disini

perlu ditetapkan kriteria geliat yang sering terjadi. Geliat yang diamati yaitu geliat

dengan kriteria menarik satu atau kedua kaki kebelakang.

11. Penentuan waktu pemberian rangsang

Penentuan ini dilakukan dengan harapan pada selang waktu pemberian

bahan uji dengan asam asetat, telah terjadi absorbsi sehingga dapat segera

menimbulkan efek.

8. Pembuatan larutan CMC Na 1%

Larutan CMC Na 1% dibuat dengan cara melarutkan serbuk CMC Na

sebanyak 1 gram dalam air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga

mengembang kemudian ditambahkan air sampai 100 ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

33

9. Pembuatan suspensi parasetamol 1%

Suspensi parasetamol 1% dibuat dengan cara menimbang 100 mg

parasetamol kemudian digerus dan ditambahkan CMC Na 1% sedikit demi sedikit

hingga volumenya 10 ml.

10. Penentuan dosis parasetamol

Dosis parasetamol yang biasa digunakan manusia sebesar 500 mg/50kg

BB. Dikonversikan pada mencit diperoleh dosis 91 mg/kg BB, sedangkan kedua

dosis lainnya diperoleh dengan menaikkan dosis 91 mg/kg BB sebesar satu

seperempat dan satu setengahnya. Hasil orientasi ini digunakan sebagai kontrol

positif.

11. Pemilihan kontrol negatif

Kontrol negatif digunakan sebagai pembanding terhadap zat yang akan

diuji, karena tidak mempunyai efek analgesik. Disini kontrol negatif yang diuji

adalah aquades dan CMC Na 1%. Adapun dosis yang digunakan masing-masing

sebesar 20 ml/kg BB dan 200 mg/kg BB, sehingga diperoleh volume pemberian

secara peroral sekitar 0,5 ml.

12. Perlakuan pada hewan uji

Sebelum diperlakukan mencit dipuasakan selama 18 jam dengan tetap

melakukan pemberian minum. Mencit sebanyak 42 ekor dalam keadaan sehat

dibagi menjadi 7 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 6 ekor dengan pembagian

secara acak. Kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif dengan pemberian

aquades, sedangkan kelompok II sebagai kontrol positif diberi suspensi

parasetamol dengan dosis hasil orientasi dalam CMC Na 1%. Kelompok III – VII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

34

merupakan kelompok perlakuan dengan pemberian jus umbi wortel secara oral.

Sepuluh menit kemudian diberi rangsang kimia berupa asam asetat 1% dengan

dosis hasil orientasi diberikan secara intra peritoneal kemudian respon geliat

diamati dengan selang waktu 5 menit selama 1 jam.

13. Perhitungan persen proteksi geliat

Besarnya penghambatan jumlah geliat dihitung dengan menggunakan

persamaan Handershot dan Forsaith, yaitu :

% proteksi rangsang nyeri = %100100 ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

×⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

KP

Keterangan :

P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian jus buah tomat. K = Jumlah rata–rata kumulatif geliat hewan uji kontrol negatif.

Data prosentase proteksi geliat tersebut kemudian dianalisis

menggunakan analisa variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95%.

Perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif dihitung

menggunakan rumus :

Perubahan % proteksi rangsang nyeri = %100)(×

−Kp

PKp

Keterangan :

P = % proteksi rangsang nyeri pada tiap kelompok perlakuan Kp = rata–rata % proteksi rangsang nyeri pada kontrol positif (Utami, 2000 cit Putra, 2003).

14. Analisis data

Setelah melalui proses diatas, data yang terkumpul dari pengamatan

geliat selama 1 jam pada masing-masing kelompok kemudian dianalisis dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

35

Kolmogorof-Smirnov untuk melihat distribusi data. Apabila diketahui data

berdistribusi normal maka analisis dilanjutkan dengan anava satu arah dengan

taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antar

kelompok. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak,

dilakukan dengan uji Scheffe.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa

tanaman serta bagian tanaman yang akan digunakan memang benar dan sesuai

dengan buku acuan determinasi, sehingga tidak ada terjadi kesalahan bahan yang

akan dipakai. Determinasi dilakukan terhadap tanaman wortel hingga status

spesies di laboratorium Kebun Tanaman Obat, Fakultas Farmasi, Universitas

Sanata Dharma. Dengan buku acuan yaitu buku kunci determinasi yang disusun

oleh Van Steenis. Hasil determinasi umbi wortel sampai spesies adalah :

1b – 2b – 3b – 4b – 12b – 13b – 14b – 17b – 18b – 19b – 20b – 21b – 22b – 23b –

24b – 25b – 26b – 27a – 28b – 29b – 30b – 31a – 32a – 33a – 34a – 35a – 36d –

37b – 38b – 39b – 41b – 42b – 44b – 45b – 46e – 50b – 51b – 53b – 54b – 56b –

57b – 58b – 59b – 72b – 73b – 74a – 75b – 76b – 77a – 78a – 103c – 104b – 106b

– 107a – 108b – 109a – 115a – 116b – 117b – 118b – (………. 148. Apiaceae)

1a – 2b – 13b – 15a – 15b – (……….. 20. Daucus)

1(………………………………(Daucus carota, L.)

Dari hasil kunci determinasi diatas dapat diketahui tanaman wortel

merupakan spesies tanaman Daucus carota, L.. Foto tanaman terlampir.

36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

37

B. Identifikasi dan Uji Kualitatif Bahan

1. Identifikasi makroskopis

Umbi wortel berwarna jingga dan berbentuk bulat memanjang yang

berujung runcing seperti kerucut. Panjang antara 10-15 cm, mempunyai diameter

yang beragam dari ujung ke pangkal, berasa agak manis dan mengeluarkan bau

yang khas.

2. Uji kualitatif bahan

Uji ini bertujuan mengetahui adanya beta karoten yang diduga

mempunyai efek analgesik. Metode yang digunakan adalah Kromatografi Lapis

Tipis (KLT), dasar dari metode ini adalah terelusinya zat uji di dalam fase gerak

sehingga akan terbentuk bercak yang akan dibandingkan dengan kontrol atau

pembanding. Alasan menggunakan metode ini karena alatnya sederhana, elusi

bercak yang relatif cepat sehingga segera dapat diketahui hasilnya, dan tidak

membutuhkan zat yang banyak.

Fase diam yang digunakan adalah silika Gel GF 254, sedangkan fase

geraknya adalah sikloheksan : dietil eter (80 : 20 v/v) (Dewi, 2000). Beta karoten

akan terelusi / bergerak naik bersama fase geraknya karena sifat kepolarannya

yang relatif sama. pembanding yang digunakan adalah larutan beta karoten dalam

kloroform.

Sampel dan larutan pembanding ditotolkan pada plat dengan

menggunakan pipa kapiler, kemudian ditunggu beberapa saat agar mengering.

Setelah kering kemudian dielusi dalam bejana berisi fase gerak yang telah jenuh.

setelah fase gerak sampai pada batas elusi dengan panjang 10 cm, kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

38

bercak diamati dengan sinar tampak dan sinar UV pada panjang 254. Hasil

pengamatan dapat dilihat dari Tabel berikut.

Tabel I . Data hasil uji kualitatf KLT

Pengamatan Sampel Pembanding

Sinar tampak kuning kuning

Sinar UV 254 nm Kuning kegelapan Kuning kegelapan

Rf 0.82 0.82

C. Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan perlu dilakukan sebagai orientasi untuk mempersiapkan

segala sesuatu yang nantinya diperlukan dalam pengambilan data sebenarnya. Uji

ini meliputi : penentuan kriteria geliat, pemilihan dosis asam asetat, penentuan

selang waktu pemberian asam asetat, pemilihan dosis parasetamol yang digunakan

sebagai kontrol positif dan penetapan kontrol negatif.

1. Penentuan kriteria geliat mencit

Kriteria geliat yang digunakan dalam penelitian adalah dengan gerakan 1

atau 2 kaki mencit memanjang lurus kebelakang dengan disertai perut mencit

yang menempel ke alas. Respon geliat ini timbul setelah mencit diberi perlakuan

dengan asam asetat 1% secara intraperitonial, yang nantinya akan menimbulkan

rasa sakit berupa nyeri terhadap mencit. Respon yang diberikan setiap mencit

tidak akan sama, dikarenakan ketahanan tubuh dari masing-masing mencit

tersebut. Kemudian dilakukan pengamatan dan penghitungan geliat setiap 5 menit

setelah pemberian asam asetat selama 60 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

39

2. Pemilihan dosis asam asetat

Pemilihan dosis asam asetat bertujuan untuk mendapatkan dosis asam

asetat yang memberikan respon geliat dalam jumlah yang tidak terlalu banyak

ataupun sedikit, agar memudahkan pengamatan. Asam asetat merupakan suatu

iritan yang merusak jaringan secara lokal yang menyebabkan nyeri pada rongga

perut. Hal tersebut terjadi dikarenakan oleh kenaikan ion H+ akibat dari penurunan

nilai pH dibawah 6 yang akan menyebabkan luka pada membran sel. Keadaan

nyeri yang diakibatkan kerusakan jaringan ini ditanggapi mencit dengan cara

menggeliat untuk menyesuaikan keadaan.

Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan penelitian

sebelumnya yaitu 1% (Putra, 2003), karena pada konsentrasi ini sudah dapat

menghasilkan geliat yang tidak terlalu banyak. Dosis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 25; 50; dan 75 mg/kgBB. Hasil orientasi berupa geliat pada

ketiga peringkat dosis dapat dilihat dari tabel I.

Tabel II. Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat

Kelompok perlakuan

(mg/kgBB)Rata-rata jumlah geliat ( X ± SE )

25 42,00 ± 1.53

50 53,67 ± 1.45

75 78,00 ± 4.62

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

40

4252.67

78

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Rat

a-ra

ta ju

mla

h ge

liat

1 2 3

Kelompok

Penetapan Dosis Asam Asetat

Gambar 7. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat.

Keterangan : 1 = kelompok perlakuan asam asetat dengan dosis 25 mg/kgBB 2 = kelompok perlakuan asam asetat dengan dosis 50 mg/kgBB 3 = kelompok perlakuan asam asetat dengan dosis 75 mg/kgBB

Tabel III. Hasil analisis variansi satu arah penetapan konsentrasi asam asetat

Sumber

variansi

Jumlah

kuadrat

Derajat

bebas

Rata-rata

kuadrat Fhit Probabilitas

Antar

kelompok 2024.222 2 1012,111 39.263 0.000

Dalam

kelompok 154.667 6 25,778

Dari hasil analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya

0,000 (≤ 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok terdapat perbedaan.

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar kelompok berbeda secara

bermakna atau tidak, dilanjutkan dengan uji Scheffe. Data dan analisisnya dapat

dilihat dalam tabel IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

41

Tabel IV. Hasil uji Scheffe

Kelompok Dosis 25 mg/kgBB 50 mg/kgBB 75 mg/kgBB

25 mg/kgBB - TB B

50 mg/kgBB TB - B

75 mg/kgBB B B -

Keterangan : TB = Berbeda tidak bermakna (P > 0,05) B = Berbeda bermakna (P ≤ 0,05) Dari hasil diatas diketahui bahwa pemberian asam asetat pada dosis 75

mg/kgBB berbeda bermakna dengan dosis 25 mg/kgBB dan dengan dosis 50

mg/kgBB. Sedangkan pada dosis 25 mg/kgBB dan 50 mg/kgBB berbeda tidak

bermakna yang berarti bahwa dengan adanya peningkatan dosis tersebut, tidak

menimbulkan peningkatan jumlah yang signifikan. Pada dosis 75 mg/kgBB

menunjukkan jumlah geliat yang cukup banyak jika dibandingkan dengan dosis

25 mg/kgBB dan 50 mg/kgBB yang jumlahnya sedikit, maka dipilih dosis 75

mg/kgBB agar memudahkan pengamatan.

3. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat

Penentuan selang waktu pemberian asam asetat ini perlu diorientasi

terlebih dahulu bertujuan untuk menentukan saat pemberian asam asetat setelah

pemberian jus umbi wortel (bahan yang akan diteliti) secara peroral. Sehingga

pada selang waktu tersebut, jus umbi wortel sudah diabsorpsi dan dapat

memberikan efek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

42

Bahan yang digunakan adalah umbi wortel, dengan dosis tertinggi yaitu

8 g/kgBB. Penentuan dosis tertinggi dapat dilihat pada lampiran. Rata-rata jumlah

geliat pada berbagai selang waktu dapat dilihat pada tabel V.

Tabel V. Rata-rata jumlah geliat pada berbagai selang waktu pemberian asam asetat

Kelompok Jumlah geliat

( X ± SE)

5 menit 38,33 ± 1,202

10 menit 50,33 ± 0,882

15 menit 66,00 ± 0,577

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Penetapan Selang Waktu Pemberian

38.33

50.33

66

0

10

20

30

40

50

60

70

5 10 15

Waktu (menit)

Rat

a-ra

ta ju

mla

h ge

liat

Gambar 8. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi selang waktu pemberian asam

asetat.

Keterangan : 5 = selang waku pemberian 5 menit 10 = selang waktu pemberian 10 menit 15 = selang waktu pemberian 15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

43

Dari tabel V pada selang waktu 5 menit dan 10 menit menghasilkan

jumlah geliat yang lebih sedikit dibandingkan dengan selang waktu 15 menit.

Untuk melihat adanya perbedaan pada ketiga kelompok tersebut maka dilakukan

analisis variansi satu arah dan uji Scheffe. Hasilnya dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Analisis satu arah penentuan selang waktu pemberian asam asetat

Sumber

variansi

Jumlah

kuadrat

Derajat

bebas

Rata-rata

kuadrat Fhit Probabilitas

Antar

kelompok 1154,889 2 577,444 225,957 0,000

Dalam

kelompok 15,333 6 2,556

Dari analisis variansi satu arah diketahui probabilitasnya 0,000 (≤ 0,05)

sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga kelompok mempunyai perbedaan.

Untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak bermakna maka

dilakukan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95 %.

Tabel VII. Uji Scheffe selang waktu pemberian asam asetat

Kelompok Waktu 5 menit 10 menit 15 menit

5 menit - B B

10 menit B - B

15 menit B B -

Keterangan : TB = Berbeda tidak bermakna (P > 0,05) B = Berbeda bermakna (P ≤ 0,05)

Dari tabel VII dapat diketahui bahwa antar waktu pemberian

menunjukkan perbedaan yang bermakna, dipilihlah waktu pemberian 10 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

44

4. Pemilihan dosis parasetamol

Parasetamol berfungsi sebagai kontrol positif karena parasetamol sudah

terbukti mempunyai daya analgesik sehingga digunakan sebagai pembanding.

Orientasi ini diperlukan untuk menentukan dosis parasetamol yang memberikan

jumlah geliat yang tidak terlalu banyak dan terlalu sedikit. Dosis yang digunakan

sebesar 91; 113,75; dan 136,5 mg/kgBB. Besarnya penghambatan terhadap nyeri

dapat dilihat pada tabel VIII.

Tabel VIII. Nilai % Penghambatan Jumlah Geliat pada Orientasi Dosis Parasetamol

Dosis Parasetamol

(mg/kgBB)

Jumlah geliat

(X ± SE)

91 81,00 ± 1,732

113,75 47,33 ± 2,333

136,5 37,00 ± 0,577

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

45

81

47.3337

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Jum

lah

gelia

t

1 2 3

Kelompok

Penentuan Dosis Parasetamol

Gambar. 9. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada penetapan dosis paracetamol.

Keterangan : Kelompok dosis 1 = Dosis parasetamol 91 mg/kgBB Kelompok dosis 2 = Dosis parasetamol 113,75 mg/kgBB Kelompok dosis 3 = Dosis parasetamol 136,5 mg/kgBB

Dari tabel VIII, dapat dilihat bahwa dosis parasetamol 91 mg/kgBB

mempunyai jumlah geliat yang lebih banyak dibandingkan dengan dosis 113,75

mg/kgBB dan 136,5 mg/kgBB. Hasil ini kemudian dianalisis variansi satu arah

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar kelompok.

Tabel IX. Hasil analisis variansi satu arah pada orientasi parasetamol

Sumber

variansi

Jumlah

kuadrat

Derajat

bebas

Rata-rata

kuadrat Fhit Probabilitas

Antar

kelompok 3176,222 2 1588,111 180,924 0,000

Dalam

kelompok 52,667 6 8,778

Dari analisis variansi satu arah diketahui bahwa probabilitasnya 0,000

(≤ 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok mempunyai perbedaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

46

kemudian untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak, maka

dianalisis dengan uji Scheffe.

Tabel X. Hasil uji Scheffe pada orientasi parasetamol

Kelompok Dosis 91 mg/kgBB 113,75 mg/kgBB 136,5 mg/kgBB

5 menit - B B

10 menit B - B

15 menit B B -

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Dari uji Scheffe didapat bahwa antar kelompok dosis mempunyai

perbedaan yang bermakna. Maka dipilih dosis 113,75 mg/kgBB yang mempunyai

geliat yang tidak terlalu banyak dan sedikit, sehingga memudahkan pengamatan.

5. Pemilihan kontrol negatif

Pada penelitian ini terdapat dua zat yang tidak memiliki efek analgesik

yaitu aquades dan CMC Na sehingga sama-sama digunakan sebagai kontrol

negatif. Aquades digunakan sebagai pelarut jus umbi wortel sedangkan CMC Na

sebagai pensuspensi prasetamol. Oleh karena itu, penentuan kontrol ini diperlukan

untuk menentukan zat mana yang digunakan sebagai pembanding terhadap bahan

uji dalam aktifitasnya menurunkan geliat mencit. Data rata-rata jumlah geliat

dapat dilihat pada tabel XI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

47

Tabel XI. Rata-rata jumlah kumulatif geliat pada orientasi kontrol negatif

Kontrol Negatif Jumlah geliat

(X ± SE)

Aquades 85,67 ± 2,60

CMC Na 1% 67,67 ± 1,76

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

85.67

67.67

0102030405060708090

Jum

lah

gelia

t

I II

Kelompok

Penentuan Kontrol Negatif

Gambar 10. Diagram jumlah kumulatif geliat mencit pada penetapan kontrol negatif

Keterangan : I : Kelompok Aquades II : Kelompok CMC Na Dari gambar 10 diatas, dapat dilihat bahwa antara kedua kontrol negatif

mempunyai rata-rata jumlah geliat yang hampir sama,.yang diperkuat dengan

hasil dari uji t. Hasil dari uji t menunjukkan bahwa probabilitasnya lebih besar

dari 0,05 yaitu 0,609. Yang dapat diartikan bahwa kedua kelompok mempunyai

perbedaan yang tidak nyata, sehingga kedua bahan tersebut dapat digunakan

sebagai kontrol negatif. Selanjutnya dipilih aquades sebagai kontrol negatif dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

48

penelitian dikarenakan aquades adalah bahan yang digunakan sebagai pelarut

dalam pembuatan jus umbi wortel.

D. Pengujian Daya Analgesik

Daya analgetik atau kemampuan jus umbi wortel untuk mengurangi rasa

nyeri dapat diukur setelah semua data orientasi diperoleh. Dari hasil orientasi

diperoleh bahwa zat perangsang nyeri yang digunakan adalah asam asetat 1%

dengan dosis 75 mg/kgBB, kontrol negatif adalah aquades dan kontrol positifnya

adalah parasetamol dosis 113,75 mg/kgBB.

Dengan menggunakan hasil orientasi, diperoleh rata-rata kumulatif pada

kelompok perlakuan dengan jus umbi wortel beserta kelompok kontrol negatif dan

kontrol positif. Hasilnya dapat dilihat dari table XII.

Tabel XII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat pada kelompok perlakuan

Kelompok uji Jumlah

subjek uji

Jumlah geliat

(X ± SE)

Aquades 6 85,67 ± 2,108

Parasetamol 6 45,17 ± 1,701

Jus umbi wortel dosis 0,5 g/kgBB 6 70,50 ± 1,176

Jus umbi wortel dosis 1 g/kgBB 6 62,50 ± 1,544

Jus umbi wortel dosis 2 g/kgBB 6 54,17 ± 0,601

Jus umbi wortel dosis 4 g/kgBB 6 37,67 ± 1,856

Jus umbi wortel dosis 8 g/kgBB 6 50,33 ± 1,961

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

49

85.67

45.17

70.562.5

54.17

37.67

50.33

0

1020

30

40

50

60

70

80

90R

ata-

rata

jum

lah

gelia

t

I II III IV V VI VII

Kelompok

Jumlah Geliat Kelompok Perlakuan

Gambar 11. Gambar rata-rata kumulatif jumlah geliat kelompok perlakuan

Keterangan :

I = kelompok kontrol negatif aquades II = kelompok kontrol positif parasetamol 113,75 mg/kgBB III = kelompok dosis jus umbi wortel 0,5 g/kgBB IV = kelompok dosis jus umbi wortel 1 g/kgBB V = kelompok dosis jus umbi wortel 2 g/kgBB VI = kelompok dosis jus umbi wortel 4 g/kgBB VII = kelompok dosis jus umbi wortel 8 g/kgBB

Setelah didapatkan jumlah kumulatif geliat kelompok perlakuan, maka

data tersebut diolah secara statistik, dan didapatkan persen proteksi terhadap nyeri

yang dibandingkan dengan kontrol negatif, dan perudahan persen daya analgesik

terhadap kontrol positif.

Hasilnya dapat dilihat pada tabel XIII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

50

Tabel XIII. Persen penghambatan nyeri pada kelompok uji

Kelompok uji Jumlah subjek uji

Persen penghambatan nyeri

(X ± SE) Aquades 6 00,00 ± 2,46

Parasetamol 6 47,28 ± 1,99

Jus umbi wortel dosis 0,5 g/kgBB 6 17,70 ± 1,37

Jus umbi wortel dosis 1 g/kgBB 6 27,04 ± 1,80

Jus umbi wortel dosis 2 g/kgBB 6 36,77 ± 0,70

Jus umbi wortel dosis 4 g/kgBB 6 56,03 ± 2,17

Jus umbi wortel dosis 8 g/kgBB 6 41,25 ± 2,29

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

0

47.28

17.71

27.04

36.77

56.03

41.25

0

10

20

30

40

50

60

Persen

I II III IV V VI VII

Kelompok uji

Persen Proteksi Rangsang Nyeri

Gambar 12. Diagram batang proteksi rangsang nyeri kelompok uji Keterangan :

I = kelompok kontrol negatif aquades II = kelompok kontrol positif parasetamol 113,75 mg/kgBB III = kelompok dosis jus umbi wortel 0,5 g/kgBB IV = kelompok dosis jus umbi wortel 1 g/kgBB V = kelompok dosis jus umbi wortel 2 g/kgBB VI = kelompok dosis jus umbi wortel 4 g/kgBB VII = kelompok dosis jus umbi wortel 8 g/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

51

Persen proteksi nyeri pada masing-masing kelompok uji kemudian

dianalisis menggunakan analisis variansi satu arah dengan taraf kepercayaan

95%, dan dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel

XIV.

Tabel XIV. Analisis variansi 1 arah persen penghambatan nyeri pada kelompok uji

Sumber variansi

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat Fhit Probabilitas

Antar kelompok 13028,331 6 2171,389 99,128 0,000

Dalam kelompok 766,669 35 21,905

Dari tabel XIV dapat dilihat bahwa probabilitasnya adalah 0,000 yang

berarti lebih kecil daripada 0,05, sehingga menunjukkan bahwa pada seluruh

kelompok uji terdapat perbedaan. Oleh karena itu, untuk melihat perbedaan

tersebut bermakna atau tidak bermakna, maka dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Hasil uji Scheffe dapat dilihat pada tabel XIV.

Tabel XV. Hasil uji Scheffe persen penghambatan rangsang nyeri pada kelompok uji

Kelompok I II III IV V VI VII I - B B B B B B II B - B B B TB TB III B B - TB B B B IV B B TB - TB B B V B B B TB - B TB VI B TB B B B - B VII B TB B B TB B -

Keterangan : B = Berbeda bermakna ( P≤ 0,05) TB = Berbeda tidak bermakna ( P > 0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

52

Dari tabel XV dapat dilihat bahwa antara kontrol negatif yaitu aquades

berbeda bermakna dengan kontrol positif yaitu parasetamol dan berbeda

bermakna juga dengan kelompok perlakuan dengan jus umbi wortel dalam

berbagai tingkatan dosis. Hal ini dikarenakan perbedaan jumlah geliat yang cukup

besar dengan semua kelompok perlakuan, dikarenakan tidak adanya daya

analgesik sebagai penghambat nyeri pada kontrol negatif. Jadi dengan demikian

dapat diartikan bahwa dengan perlakuan dengan parasetamol dan jus umbi wortel

dalam berbagai tingkatan dosis dapat menghasilkan daya analgesik. Daya

analgesik ini berupa penghambatan terhadap nyeri yang ditimbulkan oleh asam

asetat, dengan ditandai menurunnya jumlah geliat dibandingkan perlakuan dengan

kontrol negatif.

Kelompok kontrol positif yaitu parasetamol dosis 113,75 mg/kgBB

memang secara teoritis mempunyai efek analgesik dengan penghambatannya

terhadap sintesis prostaglandin. Dimana, dilihat dari tabel ada dua kelompok

perlakuan dengan jus umbi wortel yang mempunyai perbedaan tidak bermakna

dengan parasetamol yaitu: kelompok VI (dosis 4 g/kgBB), dan kelompok VII

(dosis 8 g/kgBB). Dari data tersebut dapat diartikan bahwa kedua kelompok

tersebut mempunyai kemampuan menghambat nyeri yang hampir sama dengan

parasetamol. Pada kontrol positif persen penghambatan nyeri sebesar 47,28 %

sedangkan pada kelompok jus umbi wortel dosis 4 g/kgBB sebesar 56,03 %, dan

pada dosis 8 g/kgBB sebesar 41,25 %.

Persen penghambatan terhadap nyeri mengalami peningkatan pada saat

terjadi penambahan dosis jus umbi wortel, dari dosis jus umbi wortel 0,5 g/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

53

sampai pada puncaknya yaitu dosis 4 g/kgBB, dan kemudian terjadi penurunan

pada dosis 8 g/kgBB. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dosis 4 g/kgBB

mempunyai kemampuan penghambatan terhadap nyeri yang paling besar

dibanding dengan dosis lainnya. Penurunan persen proteksi ini terjadi dikarenakan

telah melewati dosis optimun. Sehingga dapat disimpulkan dosis optimum

perlakuan dengan jus umbi wortel ini berkisar dari dosis 4 g/kgBB sampai pada

dosis 8 g/kgBB

Pada dosis 4 g/kgBB dapat dikatakan mempunyai efek analgesik,

dikarenakan dengan besarnya persen penghambatannya yang lebih besar dari 50

%. Hal ini berdasarkan ketentuan bahwa adanya aktivitas analgetika dinyatakan

lebih sedikit terjadi jumlah geliat mencit sebesar ≥ 50 % dari kelompok kontrol

(Anonim,1991). Dari semua dosis kelompok perlakuan, yang memenuhi

persyaratan hanyalah pada dosis 4 g/kgBB. Sehingga peneliti menyarankan untuk

menggunakan dosis jus umbi wortel 4 g/kgBB sebagai pengurang rasa nyeri.

Rasa nyeri timbul bersamaan dengan terjadinya peradangan, karena

mediator yang memperantarai peradangan (prostaglandin, leukotrien, dll.) akan

mengaktivasi reseptor nyeri. Pada penelitian, dimungkinkan bahwa mekanisme

kerja daripada jus umbi wortel sama dengan kontrol positif, yang disini adalah

parasetamol. Kerja dari parasetamol yaitu menghambat enzim siklooksigenase,

sehingga perubahan asam arakhidonat menjadi endoperoksida tidak terbentuk dan

mediator perantara peradangan dan radikal bebas oksigen tidak terjadi. Radikal

bebas oksigen ini akan menyebabkan kerusakan pada jaringan, yang nantinya

akan terbentuk kembali asam arakhidonat yang akan diubah menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

54

endoperoksida yang bertanggungjawab terhadap terjadinya peradangan.

Dalam penelitian menggunakan jus umbi wortel, diduga β-karoten yang

terkandung dalam wortel dapat mengurangi rasa nyeri, dengan penghambatannya

terhadap oksidasi asam arakhidonat. Penghambatan oksidasi tersebut

mengakibatkan terhambatnya terbentuknya oksigen reaktif dan prostaglandin

yang ditandai dengan penghambatan rasa nyeri seperti pada kelompok perlakuan.

Jadi, dapat dikatakan jus umbi wortel yang mempunyai kandungan beta-karoten

memiliki aktivitas analgesik (penghambatan terhadap rasa nyeri). Dibuktikan juga

dengan penelitian dari Esvandiary (2006) tentang efek analgesik beta-karoten

pada mencit putih betina dengan menghasilkan persen proteksi geliat pada dosis

0,6523; 0,9225; 1,3046; 1,8450 mg/KgBB berturut-turut sebesar 41,04; 78,01;

66,11; 59,95 %.

Perubahan persen penghambatan rangsang nyeri terhadap kontrol positif

dapat dilihat pada tabel XIV.

Tabel XVI. Perubahan persen penghambatan nyeri

Kelompok uji Jumlah subjek uji

Persen penghambatan nyeri

(X ± SE) Aquades 6 99,99 ± 5,21

Parasetamol 6 0,20 ± 0.38

Jus umbi wortel dosis 0,5 g/kgBB 6 62,55 ± 2,90

Jus umbi wortel dosis 1 g/kgBB 6 42,80 ± 3,81

Jus umbi wortel dosis 2 g/kgBB 6 22,22 ± 1,48

Jus umbi wortel dosis 4 g/kgBB 6 - 18,52 ± 4,58

Jus umbi wortel dosis 8 g/kgBB 6 12,76 ± 4,84

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

55

99.99

0.2

62.55

42.8

22.22

-18.52

12.76

-20

0

20

40

60

80

100

Pers

en

I II III IV V VI VII

Kelompok Uji

Perubahan Persen Penghambatan Rangsang Nyeri

Gambar 13. Diagram batang perubahan persen penghambatan rangsang nyeri kelompok

uji

Keterangan : I = kelompok kontrol negatif aquades II = kelompok kontrol positif parasetamol 113,75 mg/kgBB III = kelompok dosis jus umbi wortel 0,5 g/kgBB IV = kelompok dosis jus umbi wortel 1 g/kgBB V = kelompok dosis jus umbi wortel 2 g/kgBB VI = kelompok dosis jus umbi wortel 4 g/kgBB VII = kelompok dosis jus umbi wortel 8 g/kgBB

Berdasarkan tabel XVI, kontrol negatif dengan perubahan persen

penghambatan sebesar 99,99 ± 5,21 mempunyai perbedaan 100 % dengan kontrol

positif. Hal tersebut dikarenakan dalam kontrol negatif tidak terjadi panghambatan

rangsang nyeri, sehingga dapat dikatakan tidak mempunyai efek analgesik. Nilai

terendah perubahan persen proteksi ditunjukkan oleh kelompok perlakuan dosis 4

g/kgBB, yaitu sebesar ( - 18,52) ± 4,58 %, yang diartikan pada dosis ini dapat

menyebabkan penurunan jumlah geliat yang lebih banyak daripada pada kontrol

positif. Sedangkan pada dosis 8 g/kgBB, persen penghambatannya mendekati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

56

kontrol positif yaitu sebesar 12,76 ± 4,84 %. Hal ini berarti, pada dosis ini mampu

menghambat nyeri dengan kemampuan yang mendekati kontrol positif.

Sedangkan pada ketiga dosis yang lainnya, ketiganya mempunyai kemampuan

untuk menghambat nyeri namun tidak terlalu kuat.

Berdasarkan data-data dari tabel XVI dan gambar 13, maka dosis yang

dipilih oleh peneliti adalah dosis 4 g/kgBB. Dikarenakan mempunyai persen

proteksi yang paling besar dibanding dengan dosis lainnya, dan juga mempunyai

penurunan jumlah geliat lebih daripada 50 % dibanding kelompok kontrol negatif.

Pada penelitian sebelumnya mengenai Efek Analgetik β-karoten pada

mencit putih betina (Esvandiary, 2005) telah terbukti bahwa β-karoten

mempunyai efek analgesik. Kemampuan ini berkait dengan aktivitas β-karoten

sebagai anti oksidan. Beta karoten mampu menangkap oksigen reaktif dan radikal

peroksil (Paiva dan Russel, 1999) lalu menetralkannya, menghambat oksidasi

asam arakhidonat menjadi endoperoksida dan menurunkan aktivitas enzim

Lipooksigenase (Lieber dan Leo, 1999).

E. Perbandingan profil parasetamol dengan jus umbi wortel

Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa parasetamol dan jus umbi

wortel mempunyai kemampuan analgesik (penghambatan terhadap terjadinya rasa

nyeri), yang ditunjukkan dengan adanya persen penghambatan nyeri. Profil dari

keduanya dapat dilihat dari gambar 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

57

Profil kelompok perlakuan

02468

101214161820

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60Menit

Rat

a-ra

ta g

elia

t

Series1 Series2 Series3 Series4 Series5 Series6 Gambar 14. Grafik profil kelompok perlakuan jus umbi wortel dan parasetamol

Keterangan : Series 1 = Parasetamol 113,75 mg/kgBB Series 2 = Jus umbi wortel dosis 0,5 g/kgBB Series 3 = Jus umbi wortel dosis 1 g/kgBB Series 4 = Jus umbi wortel dosis 2 g/kgBB Series 5 = Jus umbi wortel dosis 4 g/kgBB Series 6 = Jus umbi wortel dosis 8 g/kgBB Dari gambar 14, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara profil

kelompok perlakuan jus umbi wortel dengan parasetamol. Pada kelompok

perlakuan dengan jus umbi wortel jumlah geliat yang terbanyak berada pada

menit 10 setelah pemberian asam asetat yang terus menurun sampai pada menit

60, sedangkan pada parasetamol jumlah geliat yang terbanyak berada di menit 15

setelah pemberian asam asetat.

Dapat dikatakan bahwa beta-karoten yang terdapat dalam umbi wortel

mempunyai mekanisme ikatan dengan reseptor yang berbeda dengan parasetamol,

walaupun keduanya menghambat pada jalur yang sama. Sehingga menghasilkan

puncak (peak) jumlah geliat yang terbanyak dalam waktu yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

58

Hal ini dimungkinkan oleh perbedaan sifat fisika kimia antara beta-

karoten dan parasetamol ataupun titik tangkap reseptor yang berbeda, sehingga

mempengaruhi hubungannya dengan reseptor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan

yaitu seperti berikut ini.

1. Jus umbi wortel terbukti mempunyai kemampuan analgesik dengan

metode rangsang kimia pada mencit putih betina.

2. Efek analgesik jus umbi wortel dosis 0,5 g/kgBB, 1 g/kgBB, 2 g/kgBB, 4

g/kgBB, dan 8 g/kgBB berturut-turut adalah 17,71%, 27,04%, 36,77%,

56,02%, dan 41,25%.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka perlu dilanjutkan dengan

penelitian tentang :

1. penelitian efek analgesik jus umbi wortel dalam berbagai jenis sediaan,

yang kemudian dibandingkan besar efek analgesiknya.

2. penelitian mengenai efek analgesik jus umbi wortel dengan peringkat

dosis yang berbeda.

3. penelitian efek analgesik jus umbi wortel dengan metode yang berbeda.

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1976, The Merck Index. An Encyclopedia of Chemical and Drugs, 9th edition, 313-314, Merck & Co, INC, USA.

Anonim, 1991, Penapisan Farmakologis, Pengujian Fitokimia dan Pengujian

Klinik, 259, Yayasan Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam Phytomedika, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 649, Depkes RI, Jakarta. Anonim, 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 189-190; 210-213, Bagian

Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. Anonim, 2000, Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional, Edisi I, 1,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Anonim, 2003, Beta Karoten, Nusaindah.tripod.com, diakses pada 11 Oktober

2003. Backer, C.A., and Bakhuizen Van den Brink Jr., R.C., 1963, Flora of Java, Vol I,

1-11, N.V.P.,Noordhoff, Groningen, The Netherlands. Backer, C.A., and Bakhuizen Van dea Brink Jr., R.C., 1965, Flora of Java, Vol II,

171-172, 178, N.V.P.,Noordhoff, Groningen, The Netherlands. Esvandiary, J., 2006, Daya Analgesik Beta Karoten pada Mencit Putih Betina,

Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Gritter, J.R; Bobbitt, J.M; Schwarting, A.E, 1991, Introduction to

Chromatography, 3rd edition, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, 107-109, Penerbit ITB, Bandung.

Guyton, A.C, 1996, Textbook of Medical Physiology, 4th edition, 141, 142,

diterjemahkan oleh Dharma dan Lukmanto, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Febriyana, A. SM., 2005, Efek Hepatoprotektif Kombinasi Sari Wortel (Daucus

carota L.) dan Tomat (Lycopersicon lycopersicum L.), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Fessenden, R. J., and Fessenden, J. S., 1997, Organic Chemistry, 3rd edition, 237-

240, diterjemahkan oleh Aloysius Hadyana P., Penerbit Erlangga, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

2

Harborne, J.B.,1987, Phytochemical Method, diterjemahkan oleh Kosasih, Padmawinata dan Iwang Sudiro, Edisi II, 158-169. ITB Bandung.

Hite, G.J., 1981, Principles of Medical Chemistry, diterjemahkan oleh Rasyid, R.,

Firma, K., Haryanto, Suwarno, T., dan Mursadad, A., Edisi II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Inaktia, 2005, Daya Anti-inflamasi Kombinasi Sari Wortel (Daucus carota L.)

dan Tomat (Lycopersicon lycopersicum L.), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Lieber, C.S., dan Leo M.A., 1999, Alcohol, Vitamin A, and β carotene: Adverse

Interactions, Including Hepatotoxicity and Carcinogenicity, Am. J. Clin. Nut., 69 (6), 1071-1085

Mutschler, E., 1986, Arzneimittelmirkungen, diterjemahkan oleh Widianto dan

Ranti, edisi V, 177-182; 193; 194, ITB Bandung. Paiva dan Russel, 1999, β-Caroten and Other Carotenoids as Antoxidants, Journal

of the American College of Nutrition, 18 (5), 426-433 Perry, M.L dan Metzger, J., 1980, Medical Plant of East and Southeust Asia :

Atrributed Properties and Uses, 415, The MIT Press, Chambridge Massashusetts and London.

Putra, D.K, 2003, Efek Analgesik Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.)

pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Rasmandani, N.W.A., 2004, Daya anti inflamasi sari umbi wortel (Daucus carota,

L.) pada Mencit Jantan (kajian terhadap lama masa pemberian), Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Robbins, S.L., dan Kumar, V.N., 1995, Pathophysiology, diterjemahkan oleh

Peter Anugrah, Patofisiologi, edisi IV, buku I, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Rukmana, 1995, Bertanam Wortel, 13-18, Kanisius, Yogyakarta. Silalahi, J dan Tambunan, M.L.,2003, Zat Bersifat Antikanker dalam Makanan,

Medika, 29(7), 443, Soedibyo, M, 1998, Alam Sumber Kesehatan, 381-382, Balai Pustaka, Jakarta. Stahl, E., 1985, Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopis, 3-11, ITB,

Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

3

Tjay, T.H.dan Rahardja, K., 2002, Obat Obat Penting, Edisi V, 295-298, PT Elex

Media Komputindo, Jakarta. Turner, R.A., 1965, Screening Method in Pharmacology, 100-107, Academic

Press, New York. Utami, E.B., 2002. Daya Analgesik Ekstrak Etanol Daun Sere

(Chymbopogonnardus L Rendle) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Utami, M.F., 2006. Efek Anti Inflamasi Beta Karoten pada Mencit Putih Jantan,

Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Vogel, H.G., 2002. Drug Discovery and Evaluation : Pharmacological Assay, 2nd

edition, 669-691, Springer, Germany. Watson, R.R., 2001, Vegetables, Fruits, and Herbs in Health Promotion, 24, CRC

Press, New York. Wiandini, I.G.A., 2005, Daya Analgesik Kombinasi Jus Wortel (Daucus carota

L.) dan Tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) pada Mencit Jantan, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Wilmana, P.F., 1995, Analgesik – Antipiretik, Analgesik Anti – Inflamasi

Nonsteroid dan Obat Pirai, dalam Ganiswara, S.G., Setiabuy, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi (Editor), Farmakologi dan Terapi, 207 – 215, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

4

Lampiran 1. Surat Pengesahan Determinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

5

Lampiran 2. Surat pemeriksaan keaslian bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

6

Lampiran 3. Foto perkebunan wortel di Kopeng

Lampiran 4. Foto tanaman wortel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

7

Lampiran 5. Foto tanaman wortel secara keseluruhan

Lampiran 6. Foto jus umbi wortel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

8

Lampiran 7. Foto larutan pembanding β-karoten

Lampiran 8. Foto KLT pada sinar tampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

9

Lampiran 9. Foto KLT pada sinar UV 254 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

10

Lampiran 10. Foto geliat mencit yang memenuhi syarat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

11

Lampiran 11. Penetapan peringkat dosis jus umbi wortel pada kelompok perlakuan Dasar penetapan:

o Bobot tertinggi mencit = 30 g

o Konsentrasi jus umbi wortel yang dapat masuk ke dalam spuit peroral =

0,25 g/ml.

o Pemberian maksimal cairan peroral pada mencit yaitu sebesar 1 ml

Rumus :

V x C = BB x D

Keterangan : V = Volume pemberian jus umbi wortel C = Konsentrasi jus umbi wortel BB = Berat badan mencit D = Dosis jus umbi wortel Dengan ketentuan tersebut maka dapat ditetapkan dosis tertinggi jus umbi wortel :

VxC = BBxD

1 ml x 0,25 g/ml = 30 g x D

D = 0,25 / 30

= 0,00833 g/gBB

= 8,33 g/kgBB

Dibulatkan menjadi 8 g/kgBB (Dosis tertinggi).

Untuk 4 peringkat dosis yang lain, dosis ini dibagi 2 terus menerus.

Sehingga didapatkan 5 peringkat dosis : 0,5 g/kgBB; 1 g/kgBB; 2 g/kgBB; 4

g/kgBB; 8 g/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

12

Lampiran 12. Data jumlah geliat pada penetapan dosis asam asetat dan selang waktu pemberian

Data jumlah geliat pada penetapan dosis Asam Asetat

Dosis 25 mg/kgBB Dosis 50 mg/kgBB Dosis 75 mg/kgBB Menit A B C A B C A B C

5 0 0 0 3 0 0 0 1 3 10 5 9 1 15 5 3 6 11 8 15 7 6 7 9 9 5 9 14 9 20 4 6 7 7 7 8 11 9 11 25 2 1 6 5 7 7 9 7 8 30 6 1 7 3 5 8 6 7 10 35 4 3 4 4 4 6 7 7 8 40 4 3 3 4 4 2 6 5 5 45 6 3 2 0 3 7 9 6 3 50 1 3 2 1 4 2 8 4 2 55 1 5 3 0 3 5 10 5 1 60 1 0 3 0 3 3 5 2 2 Σ 41 40 45 51 54 56 86 78 70

Data jumlah geliat pada penetapan selang waktu pemberian

Waktu Pemberian 5 menit

Waktu Pemberian 10 menit

Waktu Pemberian 15 menit

Menit A B C A B C A B C 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 7 3 7 8 9 6 8 9 9 15 6 5 7 12 12 11 7 13 15 20 6 6 3 5 7 4 5 8 8 25 4 6 4 6 5 7 9 10 3 30 2 3 2 3 5 4 7 5 6 35 3 3 4 3 4 2 8 6 8 40 1 3 3 3 2 10 5 3 4 45 2 5 3 3 1 4 7 8 3 50 3 2 2 3 2 3 4 1 4 55 1 3 3 2 2 1 4 3 3 60 1 1 1 1 1 0 2 1 2 Σ 36 40 39 49 50 52 66 67 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

13

Lampiran 13. Data jumlah geliat penetapan dosis parasetamol dan penetapan kontrol negatif

Data jumlah geliat pada penetapan dosis parasetamol

Dosis 91 mg/kgBB Dosis 113,75 mg/kgBB

Dosis 136,5 mg/kgBB

Menit A B C A B C A B C 5 7 2 3 0 0 0 0 0 0 10 15 15 13 5 6 3 5 1 1 15 10 16 13 12 10 15 7 9 7 20 13 13 10 5 11 7 8 10 9 25 13 9 10 5 6 5 7 4 6 30 7 10 9 9 8 6 4 4 6 35 4 4 7 3 6 2 3 3 3 40 4 6 5 3 2 3 1 1 2 45 4 3 4 1 0 2 1 1 1 50 1 3 2 2 2 1 0 2 2 55 2 2 1 0 0 1 1 1 0 60 1 1 1 0 1 0 0 0 1 Σ 81 84 78 45 52 45 37 36 38

Data jumlah geliat pada penetapan kontrol negatif

Aquadest 20 ml/kgBB

CMC Na 200 mg/kgBB

Menit A B C A B C 5 3 5 5 3 1 1 10 25 21 19 16 18 16 15 10 14 15 12 16 18 20 15 10 15 11 11 8 25 9 7 8 6 9 4 30 9 6 8 6 3 5 35 5 7 5 3 2 4 40 7 2 3 2 4 7 45 2 4 3 3 3 2 50 3 1 2 1 2 1 55 1 2 2 2 1 0 60 1 2 1 0 1 1 Σ 90 81 86 65 71 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

60

Lampiran 14. Data jumlah geliat pada kelompok perlakuan daya analgesik

Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji daya analgesik

Kontrol Negatif Kontrol Positif Menit A B C D E F A B C D E F

5 3 5 5 0 1 3 0 2 0 0 0 0 10 25 21 19 22 24 25 5 8 6 3 3 2 15 10 14 15 17 8 13 12 10 10 16 15 11 20 15 10 15 13 14 10 5 5 11 12 7 9 25 9 7 8 8 9 10 5 8 6 4 5 6 30 9 6 8 7 7 5 9 7 8 0 6 4 35 5 7 5 7 2 4 3 4 6 3 2 3 40 7 2 3 5 5 7 3 0 2 3 3 1 45 2 4 3 2 3 6 1 1 0 1 2 2 50 3 1 2 4 3 2 2 1 2 1 1 0 55 1 2 2 3 1 2 0 0 0 1 1 0 60 1 2 1 3 1 1 0 0 1 0 0 1 Σ 90 81 86 91 78 88 45 46 52 44 45 39 X 85,667 45,167

Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji daya analgesik (lanjutan)

D = 0,5 g/kgBB D = 1 g/kgBB Menit A B C D E F A B C D E F

5 1 3 0 0 2 5 4 5 1 3 1 3 10 20 18 19 15 20 22 16 16 14 15 16 17 15 10 12 13 10 14 13 7 7 10 10 10 11 20 12 13 15 12 11 14 6 5 6 10 9 6 25 7 7 9 7 7 4 5 5 4 6 6 4 30 7 6 4 8 4 8 6 5 6 5 6 4 35 3 5 3 5 6 5 5 5 5 4 6 3 40 3 2 3 5 2 3 5 6 4 3 5 5 45 1 1 2 3 0 1 4 3 3 0 4 2 50 2 2 1 4 1 0 3 3 4 2 2 0 55 1 1 0 2 0 0 2 2 3 2 1 1 60 0 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 Σ 67 71 70 72 68 75 65 63 61 61 68 57 X 70.500 62.500

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

61

Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji daya analgesik (lanjutan)

D = 2 g/kgBB D = 4 g/kgBB Menit A B C D E F A B C D E F

5 5 2 4 2 3 3 0 0 0 1 3 0 10 11 13 11 14 17 15 12 4 13 9 12 12 15 6 9 8 8 11 11 8 13 9 6 10 6 20 7 5 5 7 6 6 3 8 3 6 9 6 25 4 4 7 5 5 4 2 5 2 2 3 5 30 6 4 5 5 4 4 3 4 1 2 2 2 35 4 3 5 3 3 3 5 3 2 2 0 0 40 2 1 2 3 3 1 1 2 2 1 2 4 45 3 6 4 2 2 2 2 0 1 1 2 2 50 3 3 0 2 0 2 1 0 1 0 1 1 55 2 1 2 3 1 1 0 1 0 1 0 0 60 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 Σ 55 52 54 55 56 53 37 41 35 31 44 38 X 54.167 37.667

Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji daya analgesik (lanjutan)

D = 8 g/kgBB Menit A B C D E F

5 0 0 0 0 0 0 10 13 12 11 15 14 14 15 10 14 12 13 12 12 20 6 4 7 8 9 6 25 4 5 5 7 7 4 30 3 3 4 5 6 4 35 4 0 3 4 3 3 40 2 0 2 2 2 3 45 2 1 0 0 1 1 50 2 2 2 0 1 2 55 1 1 1 1 0 0 60 1 2 1 1 1 1 Σ 48 44 48 56 56 50 X 50.333

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

62

Lampiran 15. Analisis statistik penetapan dosis asam asetat NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Jumlah geliat N 9

Mean 57.89Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 16.503

Absolute .212Positive .212

Most Extreme Differences

Negative -.139Kolmogorov-Smirnov Z .637Asymp. Sig. (2-tailed) .812

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Oneway Descriptives

Jumlah geliat

95% Confidence Interval for Mean N Mean Std.

Deviation Std. Error Lower Bound

Upper Bound

Minimum Maximum

Dosis 25 mg/kgBB 3 42.00 2.646 1.528 35.43 48.57 40 45

Dosis 50 mg/kgBB 3 53.67 2.517 1.453 47.42 59.92 51 56

Dosis 75 mg/kgBB 3 78.00 8.000 4.619 58.13 97.87 70 86

Total 9 57.89 16.503 5.501 45.20 70.57 40 86

Test of Homogeneity of Variances Jumlah geliat

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.492 2 6 .298 ANOVA Jumlah geliat

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 2024.222 2 1012.111 39.263 .000 Within Groups 154.667 6 25.778 Total 2178.889 8

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

63

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: jumlahgeliatScheffe

-11.667 4.146 .080 -24.96 1.63-36.000* 4.146 .000 -49.30 -22.7011.667 4.146 .080 -1.63 24.96

-24.333* 4.146 .003 -37.63 -11.0436.000* 4.146 .000 22.70 49.3024.333* 4.146 .003 11.04 37.63

(J) DosisDosis 50 mg/kgBBDosis 75 mg/kgBBDosis 25 mg/kgBBDosis 75 mg/kgBBDosis 25 mg/kgBBDosis 50 mg/kgBB

(I) DosisDosis 25 mg/kgBB

Dosis 50 mg/kgBB

Dosis 75 mg/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets Jumlah geliat Scheffe

Subset for alpha = .05 Dosis N 1 2 Dosis 25 mg/kgBB 3 42.00 Dosis 50 mg/kgBB 3 53.67 Dosis 75 mg/kgBB 3 78.00Sig. .080 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

64

Lampiran 16. Analisis statistik penetapan selang waktu pemberian NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Jumlah geliatN 9Normal Parameters(a,b) Mean 51.56 Std. Deviation 12.095Most Extreme Differences

Absolute .200

Positive .164 Negative -.200Kolmogorov-Smirnov Z .601Asymp. Sig. (2-tailed) .864

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Oneway Descriptives

Jumlah geliat

95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

N Mean Std. Deviation

Std. Error Lower

Bound Upper Bound

waktu pemb 5 mnt 3 38.33 2.082 1.202 33.16 43.50 36 40 waktu pemb 10 mnt 3 50.33 1.528 .882 46.54 54.13 49 52

waktu pemb 15 mnt 3 66.00 1.000 .577 63.52 68.48 65 67

Total 9 51.56 12.095 4.032 42.26 60.85 36 67

Test of Homogeneity of Variances Jumlah geliat

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.171 2 6 .372

ANOVA Jumlah geliat

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1154.889 2 577.444 225.957 .000 Within Groups 15.333 6 2.556 Total 1170.222 8

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

65

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Dependent Variable: geliatScheffe

-12.000* 1.305 .000 -16.19 -7.81-27.667* 1.305 .000 -31.85 -23.4812.000* 1.305 .000 7.81 16.19

-15.667* 1.305 .000 -19.85 -11.4827.667* 1.305 .000 23.48 31.8515.667* 1.305 .000 11.48 19.85

(J) Waktuwaktu pemb 10 mntwaktu pemb 15 mntwaktu pemb 5 mntwaktu pemb 15 mntwaktu pemb 5 mntwaktu pemb 10 mnt

(I) Waktuwaktu pemb 5 mnt

waktu pemb 10 mnt

waktu pemb 15 mnt

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets

Jumlah geliat Scheffe

Subset for alpha = .05 Waktu N 1 2 3 waktu pemb 5 mnt 3 38.33 waktu pemb 10 mnt 3 50.33 waktu pemb 15 mnt 3 66.00Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

66

Lampiran 17. Analisis statistik penetapan dosis parasetamol NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test geliat N 9

Mean 55.11Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 20.090

Absolute .248Positive .248

Most Extreme Differences

Negative -.206Kolmogorov-Smirnov Z .745Asymp. Sig. (2-tailed) .636

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Oneway Descriptives

Jumlah geliat

95% Confidence Interval for Mean

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

Minimum

Maximum

Dosis 91 mg/kgBB 3 81.00 3.000 1.732 73.55 88.45 78 84 Dosis 113,75 mg/kgBB 3 47.33 4.041 2.333 37.29 57.37 45 52 Dosis 136,5 mg/kgBB 3 37.00 1.000 .577 34.52 39.48 36 38 Total 9 55.11 20.090 6.697 39.67 70.55 36 84

Test of Homogeneity of Variances Jumlah geliat

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.619 2 6 .152 ANOVA Jumlah geliat

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 3176.222 2 1588.111 180.924 .000 Within Groups 52.667 6 8.778 Total 3228.889 8

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

67

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Dependent Variable: geliatScheffe

33.667* 2.419 .000 25.91 41.4344.000* 2.419 .000 36.24 51.76

-33.667* 2.419 .000 -41.43 -25.9110.333* 2.419 .015 2.57 18.09

-44.000* 2.419 .000 -51.76 -36.24-10.333* 2.419 .015 -18.09 -2.57

(J) DosisDosis 113,75 mg/kgBBDosis 136,5 mg/kgBBDosis 91 mg/kgBBDosis 136,5 mg/kgBBDosis 91 mg/kgBBDosis 113,75 mg/kgBB

(I) DosisDosis 91 mg/kgBB

Dosis 113,75 mg/kgBB

Dosis 136,5 mg/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets Jumlah geliat Scheffe

Subset for alpha = .05 Dosis N 1 2 3 Dosis 136,5 mg/kgBB 3 37.00 Dosis 113,75 mg/kgBB 3 47.33 Dosis 91 mg/kgBB 3 81.00 Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

68

Lampiran 18. Analisis statistik penetapan kontrol negatif NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test geliat N 6

Mean 76.67Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 10.443

Absolute .206Positive .206

Most Extreme Differences

Negative -.161Kolmogorov-Smirnov Z .505Asymp. Sig. (2-tailed) .960

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

T-Test Group Statistics

3 85.67 4.509 2.6033 67.67 3.055 1.764

variableAquades 20 ml/kgBBCMC Na 200 mg/kgBB

geliatN Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean

Independent Samples Test

.306 .609 5.724 4 .005 18.000 3.145 9.269 26.731

5.724 3.517 .007 18.000 3.145 8.775 27.225

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

geliat F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

Difference Std. Error Difference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of theDifference

t-test for Equality of Means

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

69

Lampiran 19. Analisis statistik persen penghambatan nyeri pada kelompok perlakuan NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Persen N 42

Mean 32.2960Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 18.34294

Absolute .122Positive .058

Most Extreme Differences

Negative -.122Kolmogorov-Smirnov Z .791Asymp. Sig. (2-tailed) .559

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Oneway Descriptives

Persen penghambatan nyeri

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean Min. Max.

Lower Bound

Upper Bound

Kontrol negatif 6 .0005 6.02799 2.46092 -6.3255 6.3265 -6.23 8.95Kontrol positif 6 47.2765 4.86453 1.98593 42.1715 52.3815 39.30 54.48Dosis 0,5 g/kgBB 6 17.7047 3.36282 1.37287 14.1756 21.2337 12.45 21.79Dosis 1 g/kgBB 6 27.0430 4.41408 1.80204 22.4107 31.6753 20.62 33.46Dosis 2 g/kgBB 6 36.7708 1.71823 .70146 34.9677 38.5740 34.63 39.30Dosis 4 g/kgBB 6 56.0312 5.30669 2.16645 50.4621 61.6002 48.64 63.81Dosis 8 g/kgBB 6 41.2453 5.60603 2.28865 35.3622 47.1285 34.63 48.64Total 42 32.2960 18.34294 2.83038 26.5799 38.0121 -6.23 63.81

Test of Homogeneity of Variances Persen penghambatan nyeri

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.147 6 35 .356

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

70

ANOVA Persen penghambatan nyeri

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 13028.331 6 2171.389 99.128 .000 Within Groups 766.669 35 21.905 Total 13795.001 41

Homogeneous Subsets Persen penghambatan nyeri Scheffe

variable N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 5 6 Kontrol negatif 6 .0005 Dosis 0,5 g/kgBB 6 17.7047 Dosis 1 g/kgBB 6 27.0430 27.0430 Dosis 2 g/kgBB 6 36.7708 36.7708 Dosis 8 g/kgBB 6 41.2453 41.2453 Kontrol positif 6 47.2765 47.2765Dosis 4 g/kgBB 6 56.0312Sig. 1.000 .094 .071 .835 .555 .139

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

Post Hoc Tests

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

71

Multiple Comparisons

Dependent Variable: PersenScheffe

-47.27600* 2.70215 .000 -57.4695 -37.0825-17.70417* 2.70215 .000 -27.8976 -7.5107-27.04250* 2.70215 .000 -37.2360 -16.8490-36.77033* 2.70215 .000 -46.9638 -26.5769-56.03067* 2.70215 .000 -66.2241 -45.8372-41.24483* 2.70215 .000 -51.4383 -31.051447.27600* 2.70215 .000 37.0825 57.469529.57183* 2.70215 .000 19.3784 39.765320.23350* 2.70215 .000 10.0400 30.427010.50567* 2.70215 .039 .3122 20.6991-8.75467 2.70215 .139 -18.9481 1.43886.03117 2.70215 .555 -4.1623 16.2246

17.70417* 2.70215 .000 7.5107 27.8976-29.57183* 2.70215 .000 -39.7653 -19.3784

-9.33833 2.70215 .094 -19.5318 .8551-19.06617* 2.70215 .000 -29.2596 -8.8727-38.32650* 2.70215 .000 -48.5200 -28.1330-23.54067* 2.70215 .000 -33.7341 -13.347227.04250* 2.70215 .000 16.8490 37.2360

-20.23350* 2.70215 .000 -30.4270 -10.04009.33833 2.70215 .094 -.8551 19.5318

-9.72783 2.70215 .071 -19.9213 .4656-28.98817* 2.70215 .000 -39.1816 -18.7947-14.20233* 2.70215 .002 -24.3958 -4.008936.77033* 2.70215 .000 26.5769 46.9638

-10.50567* 2.70215 .039 -20.6991 -.312219.06617* 2.70215 .000 8.8727 29.2596

9.72783 2.70215 .071 -.4656 19.9213-19.26033* 2.70215 .000 -29.4538 -9.0669

-4.47450 2.70215 .835 -14.6680 5.719056.03067* 2.70215 .000 45.8372 66.2241

8.75467 2.70215 .139 -1.4388 18.948138.32650* 2.70215 .000 28.1330 48.520028.98817* 2.70215 .000 18.7947 39.181619.26033* 2.70215 .000 9.0669 29.453814.78583* 2.70215 .001 4.5924 24.979341.24483* 2.70215 .000 31.0514 51.4383-6.03117 2.70215 .555 -16.2246 4.162323.54067* 2.70215 .000 13.3472 33.734114.20233* 2.70215 .002 4.0089 24.3958

4.47450 2.70215 .835 -5.7190 14.6680-14.78583* 2.70215 .001 -24.9793 -4.5924

(J) variableKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBB

(I) variableKontrol negatif

Kontrol positif

Dosis 0,5 g/kgBB

Dosis 1 g/kgBB

Dosis 2 g/kgBB

Dosis 4 g/kgBB

Dosis 8 g/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

72

Lampiran 20. Analisis statistik perubahan persen penghambatan nyeri NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Persen N 42

Mean 31.7162Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 38.60828

Absolute .123Positive .123

Most Extreme Differences

Negative -.066Kolmogorov-Smirnov Z .795Asymp. Sig. (2-tailed) .553

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Oneway Descriptives perubahan persen proteksi

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum

Maximum

Lower Bound

Upper Bound

Kontrol negatif 6 99.9955 12.75010 5.20521 86.6151 113.3759 81.07 113.17

Kontrol positif 6 .2043 .93526 .38182 -.7772 1.1858 -.41 2.06Dosis 0,5 g/kgBB 6 62.5512 7.11319 2.90395 55.0863 70.0160 53.91 73.66Dosis 1 g/kgBB 6 42.7987 9.33663 3.81166 33.0005 52.5969 29.22 56.38Dosis 2 g/kgBB 6 22.2225 3.63441 1.48374 18.4084 26.0366 16.87 26.75Dosis 4 g/kgBB 6 -18.5168 11.22468 4.58246 -30.2964 -6.7373 -34.98 -2.88Dosis 8 g/kgBB 6 12.7582 11.85804 4.84103 .3139 25.2024 -2.88 26.75Total 42 31.7162 38.60828 5.95739 19.6850 43.7474 -34.98 113.17

Test of Homogeneity of Variances perubahan persen proteksi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.038 6 35 .017

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

73

ANOVA Perubahan persen proteksi

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 58209.431 6 9701.572 116.881 .000 Within Groups 2905.127 35 83.004 Total 61114.558 41

Homogeneous Subsets perubahan persen penghambatan Scheffe

Subset for alpha = .05 variable N 1 2 3 4 5 Dosis 4 g/kgBB 6 -18.5168 Kontrol positif 6 .2043 .2043 Dosis 8 g/kgBB 6 12.7582 12.7582 Dosis 2 g/kgBB 6 22.2225 Dosis 1 g/kgBB 6 42.7987 Dosis 0,5 g/kgBB 6 62.5512 Kontrol negatif 6 99.9955Sig. .077 .473 .774 .052 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000. Post Hoc Tests

73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

74

74

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Persen Scheffe

99.79117* 5.26003 .000 79.9485 119.633937.44433* 5.26003 .000 17.6016 57.287057.19683* 5.26003 .000 37.3541 77.039577.77300* 5.26003 .000 57.9303 97.6157

118.51233* 5.26003 .000 98.6696 138.355087.23733* 5.26003 .000 67.3946 107.0800

-99.79117* 5.26003 .000 -119.6339 -79.9485-62.34683* 5.26003 .000 -82.1895 -42.5041-42.59433* 5.26003 .000 -62.4370 -22.7516-22.01817* 5.26003 .020 -41.8609 -2.175518.72117 5.26003 .077 -1.1215 38.5639

-12.55383 5.26003 .473 -32.3965 7.2889-37.44433* 5.26003 .000 -57.2870 -17.601662.34683* 5.26003 .000 42.5041 82.189519.75250 5.26003 .052 -.0902 39.595240.32867* 5.26003 .000 20.4860 60.171481.06800* 5.26003 .000 61.2253 100.910749.79300* 5.26003 .000

29.9503 69.6357

-57.19683* 5.26003 .000 -77.0395 -37.3541

* 5.26003 .000 -107.0800 -67.394612.55383 5.26003 .473 -7.2889 32.3965

-49.79300* 5.26003 .000 -69.6357 -29.9503-30.04050* 5.26003 .000 -49.8832 -10.1978-9.46433 5.26003 .774 -29.3070 10.378431.27500* 5.26003 .000 11.4323 51.1177

(J) variableKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 4 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 8 g/kgBBKontrol negatifKontrol positifDosis 0,5 g/kgBBDosis 1 g/kgBBDosis 2 g/kgBBDosis 4 g/kgBB

(I) variable Kontrol negatif

Kontrol positif

Dosis 0,5 g/kgBB

Dosis 1 g/kgBB

Dosis 2 g/kgBB

Dosis 4 g/kgBB

Dosis 8 g/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ... · PDF fileData kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis ... lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, nutrisi

75

BIOGRAFI PENULIS

Penulis yang bernama lengkap Albertus

Hendra Widhianata merupakan anak ketiga

dari pasangan H.Y Subardi, B.A., dan M.G

Kardjiati, B.A. penulis dilahirkan di Pakem

pada tanggal 23 september 1984 sebagai

anak bungsu dari tiga bersaudara. Penulis

pernah mengenyam pendidikan di SDN

Banteng ( 1990-1996 ).

Kemudian melanjutkan ke SMPN 4 Pakem ( 1996-1999 ) dan SMU PL Van Lith (

1999-2002 ). Setelah itu penulis melanjutkan studi di fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2007. selama

masa kuliah, penulis aktif di berbagai kepanitiaan dan kegiatan organisasi. Penulis

pernah menjadi sie organisasi BEM Farmasi ( 2002-2003 ), asisten praktikum

Famasetika ( 2005 ) dan menjadi ketua Muda /i Katholik di lingkungan dan Paroki

Pakem.

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI