Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh...

144
KONSELING RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGEMBANGKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI REHABILITAS BERBASIS MASYARAKAT MANDIRI CIREBON JAWA BARAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.) Oleh Sondi Silalahi NIM: 1113052000002 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M./1440 H.  

Transcript of Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh...

Page 1: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

KONSELING RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY

DALAM MENGEMBANGKAN KEPERCAYAAN DIRI

PADA KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI

REHABILITAS BERBASIS MASYARAKAT MANDIRI

CIREBON JAWA BARAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)

Oleh

Sondi Silalahi

NIM: 1113052000002

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M./1440 H.

 

Page 2: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 3: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 4: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 5: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

i

ABSTRAK

Sondi Silalahi, NIM 1113052000002, Konseling Rational

Emotive Behavior Theraphy Dalam Mengembangkan

Kepercayaan Diri Korban Penyalahgunaan NAPZA di

Rehabilitas Bberbasis Masyarakat Mandiri Cirebon Jawa

Barat, di bawah Bimbingan Drs. M Lutfi Jamal, MA. NIP

19671006 1994003 1 006

Penyalahgunaan NAPZA merupakan masalah kompleks

dan tidak dapat di selesaikan secara tuntas hanya oleh pemerintah

saja, melaikan butuh penanganan oleh semua lapisan masyarakat.

Dampak NAPZA yang dirasakan menurunnya kualitas

sumberdaya manusia dan gangguan berinteraksi dengan

lingkungan serta cendrung tidak percaya diri. Bahaya ini dapat

mengamcam Korban NAPZA terjadinya relapse apabila Korban

tidak percaya diri, oleh karenanya perlu adanya pengambangan

kepercayaan diri pada korban NAPZA.

Penelitian ini menjawab rumusan masalah yakni

Bagaimana pelaksanaan konseling Rational Emotive Behavior

Theraphy dalam Mengambangkan kepercayaan diri pada korban

penyalahgunaan NAPZA. Adapun teori yang digunakan teori A-

B-C menurut Albert Ellis, ada tiga pilar yang membangun

tingkah laku individu, yaitu pristiwa Activating event (A),

keyakinan Belief (B), konsekuansi Emotional consequence (C).

Metode penelitian yang digunakan adalah metodologi

pendekatan kualitatif, dengan jenis deskriptif. Informan dalam

penelitian ini berjumlah empat orang, terdiri dari dua konselor

RBM, dan dua Residen Korban NAPZA. Teknik pengumpulan

data melalui, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini ditemukan Konseling Rational

Emotive Behavior Therapy dalam mengembangkan kepercayaan

diri korban penyalahgunaan NAPZA di lakukan Rehabilitas

Berbasisi Masyarakat Mandiri Cirebon Jawa Barat dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan konseling Rational Emotive

Behavior Therapy dapat mengembangkan kepercayaan diri

residen di Rehabilitas Berbasis Masyarakat Mandiri Cirebon

Jawa Barat. Dimana residen yang memiliki masalah kepercayaan

dri kini sudah mengalami peningkatan kepercayaan diri.

Kata Kunci : Konseling Rational Emotive Behavior Therapy

(REBT), kepercayaan diri, Korban Penyalahgunaan NAPZA.

 

Page 6: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

ii

 

Page 7: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa,karna dengan segala berkat dan rahmatnya,penulis

dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Konseling

Rational Emotive Behaviour Therapy Dalam

Mengembangkan Kepercayaan Diri Pada Korban

Penyalahgunaan NAPZA di Rehabilitas Berbasis Masyarakat

Mandiri Cirebon Jawa Barat” peneliti menyadari bahwa dalam

menyelesaikan Skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan

kesalahan, namun peneliti tetap berharap Skripsi ini dapat

bermanfaat untuk memberikan informasi atau pun untuk berbagi

ilmu pengetahuan bagi berbagai kalangan secara luas.

Selain itu,penulis Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan dibidang

Bimbingan dan Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah Dan

Ilmu Komunkasi.pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak terutama kepada orang tua

tercinta ayah dan ibu (Bapak Maruli Silalahi dan Ibu Roslina

Brutu), Kakak tercinta, (Priska Silalahi, Susi Silalahi, Hotmin

Silalahi) dan adik saya (Sari Devi Silalahi , Tambun Sahman

Silalahi), yang telah menjadi dorongan penyemangat bagi penulis

untuk tetap bersemangat dalam penyelesaian Skripsi. Selain itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

 

Page 8: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

iv

2. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku wakil Dekan Bidang

Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ,

serta Dr. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang

Adkum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

3. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis.

4. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku sekretaris

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

5. Drs. M. Lutfi, MA selaku dosen Pembimbing Skripsi

yang sudah sangat membantu penulis menyelesaikan

karya ilmiah Skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen dan staff dilingkuan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu komunikasi yang telah memberikan

banyak ilmu.

7. Buat sahabat-sahabat penulis, Rustalia, Mahmuddin,

Hajrul Aswad Harahap, Taufiq, Qois Dzulfaqqor,

Almuzani Pulungan (ucok), Harry Han Dhimonk, Niko

Apriandi, Abdul Haisman, M. Sabri, Khoirul Muslim,

Adam yuliawan, Safaruddin dan tidak lupa juga seluruh

teman-teman BPI angakatan 2013, kakak dan adik

seperjuangan penulis terima kasih atas dukungan dan

doanya.

 

Page 9: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

v

8. Terima kasih juga kepada Pak Budi, Mas kris , Mas

Sulani, Sumarlan, Sumarlin, dan Keluarga Besar

Rehabilitas Berbasis Masyarakat (RBM) Mandiri Cirebon

Jawa Barat atas doa dan dukungannya selama saya

melakukan penelitian.

9. Seluruh keluarga besar BPI terimakasih buat dukungan

dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

kita jalin selama ini dapat terus terjaga dengan baik.

10. Terimakasih juga kepada Yanda Rohimuddin Husien

selaku Pimpinan Umum PTA dan keluarga besar

Pesantren Tahfidz Adh Dhuhaa, Dhuhaa Islamic School

Tangerang, yang telah mendukung dan mengizinkan saya

selama melakukan penelitian skripsi

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada

semua piha yang telah mebantu dan penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Ciputat, 04 Oktober 2018

Sondi Silalahi

 

Page 10: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

vi

 

Page 11: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………………… ..

i

KATA PENGANTAR………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………v

DAFTAR TABEL……………………………………………...ix

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………..1

A. Latar Belakang Masalah……………………………..1

B. Batasan dan Rumusan Masalah…………………….10

1. Batasan Masalah………………………………..10

2. Rumusan Masalah………………………………11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………..11

1. Tujuan Penelitian……………………………….11

2. Manfaat Penelitian……………………………...12

D. Metodologi Penelitian………………………………13

E. Teknik dan Analisis Data…………………………...15

F. Subjek dan Objek Penelitian………………………..18

G. Dasar Penetapan Lokasi Penelitian…………………19

H. Sumber Data………………………………………..19

I. Tinjauan Pustaka……………………………………20

J. Sistematika Penulisan………………………………22

BAB II : TINJAUAN TEORI………………………………...25

A. Pengertian Konseling……………………………….25

1. Pengertian Konseling…………………………...25

2. Konseling Kognitif dan Tingkah Laku…………27

3. Tujuan Konseling………………………………28

B. Konseling Rational Emotive Behavior Therapy……30

1. Pengertian Konseling Rational Emotive Behavior

Therapy (REBT)………………………………..30

2. Teori A-B-C…………………………………….33

3. Tujuan Rational Emotive Behavior Therapy…...35

C. Mengembangkan Kepercayaan Diri………………..37

1. Pengertian Kepercayaan Diri…………………...37

2. Aspek Aspek Paercaya Diri…………………….44

3. Ciri- ciri Orang yang Percaya Diri……………..45

4. Upaya Mengambangkan Kepercayaan Diri…….49

 

Page 12: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

viii

D. Korban Penyalahgunaan NAPZA…………………..51

1. Pengertian Korban NAPZA…………………….51

2. Korban Penyalahgunaan NAPZA………………53

3. Faktor-faktor Penyalahgunaan NAPZA………..57

BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA………………61

A. Sejarah dan Gambaran Umum RBM Mandiri……...61

B. Visi, Misi, dan Tujuan RBM Mandiri Cirebon……..64

C. Struktur Organisasi RBM Mandiri…………………66

D. Jadwal Kegiatan Harian di RBM Mandiri………….67

E. Program Kegiatan Pengembangan di RBM………..69

F. Sarana dan Prasarana RBM Mandiri……………….69

BAB IV : TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA 71

A. Pelaksanaan Konseling Rational Emotive Behavior

Therapy (REBT) dalam Mengembangkan

Kepercayaan Diri Korban Penyalahgunaan

NAPZA……………………………………………..71

1. Pelaksanaan Konseling Rational Emotive Behavior

Therapy (REBT)………………………………..74

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan

Konseling REBT dalam Mengembangkan

Kepercayaan Diri Korban NAPZA…………………84

1. Faktor Pendukung………………………………85

2. Faktor Penghambat……………………………..87

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN……………………..93

A. Kesimpulan…………………………………………93

B. Saran………………………………………………..94

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….96

LAMPIRAN………………………………………………….102

 

Page 13: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1………………………………………………………….66

Tabel 2………………………………………………………….67

Tabel 3………………………………………………………….69

Tabel 4 …………………………………………………………73

Tabel 5 …………………………………………………………73

Tabel 6 …………………………………………………………77

 

Page 14: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rasa percaya diri dapat diartikan sebagai suatu

keyakinan seeorang terhadap segala aspek kelebihan yang

dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa

mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam

hidupnya. Sedangkan rasa tidak percaya diri adalah suatu

keyakinan negatif seseorang terhadap kekurangan yang ada

di berbagai aspek kepribadiannya sehingga ia merasa tidak

mampu untuk mencapai berbagai tujuan di dalam

kehidupannya.1 Martin Perry menambahkan, percaya diri

berarti merasa positif tentang apa yang bisa Anda lakukan

dan tidak mengkhawatirkan apa yang tidak bisa Anda

lakukan, tetapi memiliki kemauan untuk belajar.2

Rasa tidak percaya diri ternyata sikap yang paling

merugikan dan menunjukkan ketidakcakapan seseorang.

Takut salah, takut mengalami kegagalan, takut ditolak dan

dada berdebar-debar yang diiringi oleh perasaan tak tenang

atau resah sebelum melakukan suatu tindakan, perbuatan,

atau kegiatan. Sebenarnya gejala tidak percaya diri seperti

munculnya ketakutan, keresahan, khawatir, rasa tak yakin

yang diiringi dengan dada berdebar-debar kencang dan tubuh

1 Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta:

Puspaswara, 2012), h. 6. 2 Martin Perry, Confidence Boosters Pendongkrak Kepercayaan diri,

(Bandung: PT Glora Aksara Pratama, 2011), h. 9.

 

Page 15: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

2

gemetar ini bersifat psikis atau lebih di dorong oleh masalah

kejiwaan seseorang dalam merespon rangsangan atau

stimulus dari diluar dirinya sendiri.

Dengan demikian tidak percaya diri dapat menjadikan

seseorang berfikir irrasional, yang pastinya pemikiran

tersebut dapat merugikan dan mempersulit dalam

pengembangan kepercayaan diri, sebagai contoh seorang

pemakai narkoba atau Korban penyalahgunaan NAPZA akan

berpikir kalau dirinya adalah sampah masyarakat, tidak

dibutuhkan, dan sulit mendapat identitas yang baik atas

dirinya, ditambah stigma yang terbangun dari masryarakat

yang melabelkan pemakai narkoba adalah orang yang buruk.

Hal ini dapat menghambat perkembangan rasa percaya diri

seseorang, hingga akhirnya bukan malah jera akan yang

dilakukan, malah semakin merajalela dikarenakan dia tidak

diterima sosial.

Albert Ellis dalam bukunya mengatakan, setiap

individu memiliki tendensi untuk berfikir irasion al yang

salah satunya dapat melalui belajar sosial, disamping itu

individu juga memiliki kapasitas untuk belajar kembali untuk

berpikir kembali untuk berpikir rasional.1 Samuel

menambahkan, ia menganggap manusia” rasional dan

irasional” atau masuk akal sekaligus gila.2 Angelis dalam

bukunya, dalam mengembangkan percaya diri terdapat tiga

1 Gantina K, Eka W, Karsih, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta: PT

Indeks, 2011), h. 201. 2 Samuel T. Galdding, Koseling Profesi yang Menyeluruh, (Jakarta: PT

Indeks, 2012), h. 266.

 

Page 16: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

3

aspek yaitu, 1) Tingkah laku, yang memiliki tiga indikator;

melakukan sesuatu secara maksimal, mendapat bantuan dari

orang lain, dan mampu menghadapi segala kendala, 2)

Emosi, terdiri dari empat indikator; memahami perasaan

sendiri, mengungkapkan perasaan sendiri, memperoleh kasih

sayang, dan perhatian disaat mengalami kesulitan,

memahami manfaat apa yang dapat disumbangkan pada

orang lain, 3) Spiritual, terdiri dari tiga indikator; memahami

bahwa alam semesta adalah sebuah misteri, meyakini takdir

Tuhan, dan mengagungkan Tuhan.3

Narkotika adalah obat yang jika disalahgunakan akan

membahayakan fisik dan mental. Oleh karena itu SEMA

No.4 Tahun 2010 Tentang “Penempatan Penyalahgunaan,

Korban Penyalahgunaan dan Pecandu Narkotika ke dalam

Lembaga Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial”

mewajibkan bagi penyalahguna (Pecandu) Narkotika untuk

diberi rehabilitasi, baik yang bersifat medis maupun sosial.4

Agama Islam memandang Narkoba, Psitropika, dan Zat

Adiktif (NAPZA) adalah barang yang merusak akal pikiran,

akal, hati, jiwa dan mental dan kesehatan fisik seperti halnya

Khamar. Maka Allah memerintahkan kepada manusia untuk

menjauhi penyalahgunaan khamar/narkoba agar manusia

3 Angelis, Barbara De, Confidance Percaya diri, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2012), h. 57-77. 4

http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=18869

diakses pada tanggal 12 April 2017.

 

Page 17: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

4

selamat dan bahagia. Sebagaimana firman Allah dalam QS.

Al-Maidah ayat 90 yang berbunyi:

يأيها ٱلذيه ءامىىا إوما ٱلخمز وٱلميسز وٱلأوصاب وٱلأسلم

٠٩مه عمل ٱلشيطه فٲجتىبىي لعلكم تفلحىن رجس

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya

(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,

mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan

syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu

mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah [5]: 90).

Surat Al-Maidah ayat 90 menjelaskan bahwa khamar,

berjudi, berkorban untuk berhala-berhala, mengundi nasib

dengan panah termasuk perbuatan setan yang rijs yakni

sesuatu yang kotor dan buruk yang tidak patut dilakukan oleh

manusia yang beriman kepada Allah, yang oleh karenanya

Allah menyuruh manusia untuk menjauhinya agar mendapat

keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat.

Imam Bukhari ketika menjelaskan perurutan

larangan-larangan itu mengemukakan bahwa karena

minuman keras (khamr) merupakan salah satu cara yang

paling banyak menghilangkan harta, maka disusulnya

larangan meminum khamr dengan perjudian, karena

perjudian merupakan salah satu cara yang membinasakan

harta, maka pembinasaan harta disusul dengan larangan

pengagungan terhadap berhala yang merupakan pembinasaan

agama. Begitu pula dengan pengagungan berhala, karena ia

merupakan syirik yang nyata (mempersekutukan Allah) jika

berhala itu disembah dan merupakan syirik tersembunyi bila

 

Page 18: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

5

dilakukan penyembelihan atas namanya, meskipun tidak

disembah. Maka dirangkailah larangan pengagungan berhala

itu dengan salah satu bentuk syirik tersembunyi yaitu

mengundi nasib dengan anak panah, dan setelah semua itu

dikemukakan, kesemuanya dihimpun beserta alasannya yaitu

bahwa semua itu adalah rijs (perbuatan keji).5

Haramnya NAPZA sudah disepakati oleh seluruh

ulama Islam yang pada zaman mereka barang barang

(NAPZA) ini sudah merajarela. Bahkan Syeikh Ibnu

Taimiyah mengatakan: Hasyisy (ganja) adalah benda haram,

baik orang yang mengkonsumsinya itu mabuk atau tidak.

Hanya orang orang yang durhaka saja yang

mengkonsumsinya, karena didalamnya terkandung unsur-

unsur yang memabukan, dan biasanya dicampur dengan

minuman yang memabukan.6 Menurut UU RI No. 22/1997

Narkotika dan obat-obat terlarang (Narkoba) atau narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yaitu yang

berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis

maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan

atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan.7

5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-mishbah (Jakarta: Lentera Hati, 2012),

Jilid 3, h. 192 6 Yusuf Al-Qurdhawi, Halal Dan Haram, (Jakarta: Robbani Press,

2010), h. 82. 7 Jurnal Penelitian Kesejaheraan Sosial (PKS), Vol 14, No 2 (Balai

Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial

(B2P3KS): Yogyakarta: 2015), h. 411.

 

Page 19: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

6

United Nations Office for Drugs dan Crimes

(UNODOC), melaporkan bahwa 200 juta atau lima persen

penduduk dunia menjadi pecandu penyalahgunaan narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) (Bulettin

NAPZA, 2014). Di Indonesia menurut data pusdatin,

kementrian sosial RI menunjukkan tingkat korban

penyalahgunaan NAPZA pada tahun 2010 sebanyak 80.269

jiwa, dari jumlah tersebut sebanyak 8.000 orang

menggunakan narkotika dengan alat bantu jarum suntik, 60

persennya terjangkit HIV/AIDS, sekitar 15.000 orang

meninggal setiap tahun kerna menggunakan NAPZA. Data

Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat, hingga tahun

2012 jumlah pengguna NAPZA di Indonesia mencapai

sekitar 5,8 juta, yang masih berusia remaja berjumlah 3 juta

orang (BNN, 2012).8

Data dari badan pusat statistk nasional menunjukkan,

bahwa angka tertinggi korban penyalah gunaan nakoba

adalah kalangan remaja yang bersetatus pelajar dan

mahasiswa. Pihak yang gigih menangani mereka adalah

Bandan Narkotika Nasional (BNN) dan dibantu oleh

kepolisan, bukan Konselor disekolah maupun dosen

diperguruan tinggi. Akibatnya, siswa (korban NAPZA)

cenderung diperlakukan kriminal, bukan pelajar hingga dapat

merenggut percaya diri pada korban NAPZA tersebut

walhasil, setelah dipenjara bukannya jera tetapi justru

8 Jurnal Penelitian Kesejaheraan Sosial (PKS),... h. 411.

 

Page 20: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

7

semakin merajalela (Suyadi, 2013).9 Dalam penelitian

Dadang Hawari mengatakan bahwa penyalahgunaan NAPZA

antara lain merusak hubungan kekeluargaan, menurunnya

keinginan belajar, ketidakmampuan mana yang baik mana

yang buruk, perubahan peilaku menjadi anti sosial, gangguan

kesehatan, menaiknya jumlah kecelakaan lalu lintas,

kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya baik kuantitatif

dan kualitatif.10

Dengan jumlah korban penyalahgunaan NAPZA

yang semakin tahun semakin meningkat menurut statistik

BNN, maka dengan demikian kita bertanggung jawab atas

mengembalikan kepercayaan dirinya agar korban NAPZA

dapat diterima masyarakat, tidak dikucilkan dan dapat

pekerjaan yang layak serta disisi mengembalikan hubungan

yang harmonis di keluarga, meberikan semangat belajar

hingga meningkatkan prososial agar korban penyalahgunaan

NAPZA mendapat kepercayaan dirinya kembali dan tidak

menyalahgunaakan NAPZA kembali. Pengaruh NAPZA ini

begitu nyata dirasakan dimana remaja yang sudah terkena

atau bahkan menjadi pecandu akan memiliki prilaku yang

negatif, cara berfikir yang menjadi pendek, menurunnya

semangat belajar yang berhujung pada putus sekolah dan

bahkan ada pula yang diputus hubungan kerja (PHK), pada

9 Jurnal Penelitian Kesejaheraan Sosial (PKS), Vol 14, No 2 ( Balai

Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial

(B2P3KS) : Yogyakarta: 2015), h. 412. 10

Dadang Hawari, Al-Qur’an dan Ilmu Kedokteran Jiwa dan

Kesehatan Jiwa), (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 2011), h. 133.

 

Page 21: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

8

tahun 2012 di Kecamatan Mundu terjadi kasusu overdosis

terhadap 6 orang remaja dan kesemuanya meninggal dunia,

angka kematian ini bisa saja semakin lama akan semakin

meningkat bila tidak ditanggapi dengan baik kususnya dalam

pengambangan kepercayaan diri korban penyalah gunaan

NAPZA.11

Pada 24 Desember 2015 diadakan pertemuan yang

menghadirkan perangkat desa dan seluruh RT dan RW desa

Pemengkang, pertemuan ini menghasilkan kesepakatan

bahwa untuk membentuk wadah pembinaan remaja terutama

yang sudah atau terkena indikasi NAPZA dengan nama

Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) mandiri Cirebon.

Selama kurun waktu kurang lebih dua tahun RBM mandiri

telah menjangkau sekitar 504 korban penyalahgunaan

NAPZA terdiri dari 8 desa dari dari 8 desa tersebut

didominasi oleh desa Banjarwangunan sebanyak 120 orang

dan paling sedikit adalah desa Pepen sebanyak 15 orang.

Ketergantungan secara fisik terhadap narkoba

cenderung mudah diatasi. Biasanya petugas medis yang

terlatih akan memberikan obat-obatan dengan golongan

sejenis sebagai pengganti zat yang biasa dikonsumsi pasien

untuk menghilangkan atau meminimalisir gejala putus obat

yang akan terjadi karena pemutusan penggunaan zat secara

tiba-tiba. Setelah gejala putus obat (withdrawal) tidak

muncul, pasien dinyatakan telah pulih dari

11

Dikutip dari Sejarah Latar Belakang Berdirinya RBM Mandiri,

dikutip pada tanggal 12 April 2017.

 

Page 22: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

9

ketergantungan secara fisik terhadap obat-obatan terlarang

tersebut. Seringkali seorang recovering addict atau seseorang

pecandu yang menjalani proses rehabilitasi atau pemulihan

dari ketergantungan narkoba mengalami kekambuhan

atau relapse di tengah proses pemulihan. Faktor pencetus

kekambuhan yang utama adalah rendahnya komitmen untuk

pulih, yang tergantung pada kondisi psikologis dan

kepribadian tertentu (BNN, 2009). Oleh karena itu, seseorang

yang telah berhenti menggunakan narkoba diharapkan

memiliki kondisi psikologis yang baik, diantaranya ditandai

dengan psychological well-being (kesejahteraan

psikologis) yang baik.12

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti

dengan beberapa korban penyalahgunaan NAPZA di

Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) di Cirebon Jawa

Barat, diketahui bahwa sebahagian mereka mengatakan

bahwa mereka kurang percaya diri tatkala ditawari bekerja

yang layak. AS (inisial) misalnya mengatakan bahwa ia

merasa kurang percaya diri dengan keadaannya sekarang,

kurang kepercayaan diri karena ia adalah mantan korban

penyalahgunaan NAPZA, dan menggap semua orang

membencinya dan tidak menerimanya. Kurangnya

kepercayaan diri tersebut akibat keyakinan-keyakinan

irasional yang AS rasakan, berangkat dari latar belakang

12

Lembaga penelitian dan pengembangan masyarakat Universitas Az

Zahra diakses melalui situs http://lppm.universitasazzahra.ac.id/i-pengaruh-

optimisme-dan-harga-diri-terhadap-psychological-well-being-recovering-

addict-upt-tr-bnn-lido/ diakses pada tanggal 12 April 2017.

 

Page 23: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

10

diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengembangan

kepercayaan diri pada korban penyelahgunaan NAPZA dan

melakukan penelitian dengan judul “Konseling Rational

Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam

Mengembangkan Kepercayaan Diri Pada Korban

Penyalahgunaan NAPZA di RBM Mandiri Cirebon Jawa

Barat.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk mempermudah peneliti agar lebih fokus

dalam melakukan penelitian, maka peneliti membatasi

masalah yang akan dibahas tentang bagaimana penyuluh

dalam konseling Rational Emotive Behavior Therapy

pada proses pengembangan kepercayaan diri pada korban

penyalahgunaan NAPZA.

2. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah penelitian ini sebagai

berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan konseling Rational Emotive

Behavior Therapy dalam mengembangkan

kepercayaan diri pada korban penyalahgunaan

NAPZA?

b. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat

pelaksanaan konseling Rational Emotive Behavior

Therapy (REBT) dalam mengembangkan kepercayaan

diri pada korban penyalahgunaan NAPZA ?

 

Page 24: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah titik akhir yang akan dicapai

dalam sebuah penelitian. Tujuan penelitian juga menentukan

arah penelitian agar tetap dalam koridor yang benar hingga

tercapainya sesuatu yang dituju, dan bersifat terbuka.13

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pelaksanaan konseling Rational

Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam

mengembangkan kepercayaan diri korban

penyalahgunaan NAPZA.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor

penghambat pelaksanaan konseling Rational Emotive

Behavior Therapy (REBT) dalam mengembangkan

kepercayaan diri pada korban penyalahgunaan NAPZA

.

2. Manfaat Penelitian

a. Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangsih keilmuan dalam ranah

penyuluhan agama meliputi Ilmu Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, Ilmu Dakwah, Ilmu komunikasi,

Ilmu Psikologi dan Pendidikan serta tempat penelitian

ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk

praktikum mahasiswa BPI dikemudian hari sehingga

dapat terwujud kerja sama antara Jurusan Bimbingan

13

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 89.

 

Page 25: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

12

Penyuluhan Islam dengan Rehabilitasi Berbasis

Masyarakat (RBM) mandiri Cirebon Jawa Barat.

b. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

konsep dan teori dalam sumbangan keilmuan dan

pengetahuan yang meliputi ilmu Agama, ilmu sosial,

ilmu komunikasi Penyuluhan, ilmu Psikologi dan lain-

lain. khususnya yang berkaitan dengan Penyuluhan

Agama.

c. Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan acuan peneliti lain dalam melakukan

penelitian pengembangan kepercayaan diri pada korban

NAPZA, dan hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

bagi korban NAPZA lainnya dalam upaya

pengembangan kepercayaan diri, sehingga korban

NAPZA dapat lebih mengembangkan kepercayaan dir

mereka.

D. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konseling

kualitatif dengan jenis penelitian Case Study Research (studi

kasus) dan bersifat deskriptif. Menurut Denzin dan Lincoln

penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan

latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang

terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai

metode yang ada. Adapun pengertian dari penelitian

 

Page 26: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

13

kualitatif adalah menurut Bagdan dan Taylor (1975) seperti

yang dikutip Lexy J. Moleong dalam bukunya ialah bahwa

penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.14

Creswell menambahkan penelitian kualitatif adalah

suatu proses yang ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk

memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial

dengan menciptakan gambaran meyeluruh dan kompleks yang

disajikan serta melaporkan pandangan terperinci dari sumber

informasi serta dilakukan dalam setting yang alamiah.15

Haris

Herdiansyah menyempurnakan denga mengemukakan bahwa

penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang

bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks

sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi

komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena

yang diteliti. Memberikan gambaran terhadap subjek dan

objek penelitian lapangan. Bentuk penulisan tugas ini adalah

penelitian lapangan, penulis melakukan penelitian langsung ke

lapangan guna mendapatkan data yang dibutuhkan selama

penulisan. Disini penulis menguraikan serta mendeskripsikan

apa saja ide-ide irasional yang menghambat proses

pengembangan kepercayaan diri pada korban penyalahgunaan

NAPZA. konseling kualitatif ini menitik beratkan pada data-

14

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2013), h 3. 15

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial, (Jakrta : Salemba Humanika, 2010), h. 8.

 

Page 27: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

14

data penelitan yang akan dihasilkan melalui pengamatan,

wawancara, dan studi dokumentasi dalam penulisan hasil

penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Cartwright & Cartwight mendefinisikan

observasi adalah sebagai suatu proses melihat,

mengamati, dan mencermati serta “merekam” prilaku

secara sitematis untuk suatu tujuan tertentu.18

Sugiyono

menambahkan dalam bukunya, observasi adalah

mengadakan kunjungan dan pengamatan secara

langsung terhadap objek (korban NAPZA) yang akan

diteliti serta pencatatan yang sistematis. Melalui

observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna

dari perilaku tersebut.19

Observasi diperlukan dalam

penulisan penelitian ini guna memperoleh gambaran

yang jelas tentang apa saja ide-ide irasional yang

menghambat proses pengembangan kepercayaan diri

pada korban penyalahgunaan NAPZA lembaga

Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Cirebon Jawa

Barat.

b. Wawancara

18

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial, (Jakrta : Salemba Humanika, 2010), h. 131.. 19

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,

(Bandung: ALFABETA, 2007), h. 226.

 

Page 28: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

15

Menurut Moleong (2005) mendefinisikan

awancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.20

Dedy

Mulyana menambahkan wawancara Merupakan suatu

alat pengumpulan data informasi langsung tentang

beberapa jenis data. Wawancara, merupakan bentuk

komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang

yang ingin mendapatkan informasi dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.21

Dalam penelitian ini penulis langsung mewawancarai

korban penyalahgunaan NAPZA dalam rangka

mengetahui ide-ide irasional untuk mengembangkan

kepercayaan diri.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau

menganalisis dokumen dokumen yang dibuat subjek

sendiri atau orang lain tentang subjek22

. Dokumentasi

dapat diartikan sebagai bahan tertulis, film maupun

foto. Dari dokumentasi tersebut nantinya penulis

20

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-

Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h 118. 21

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rosda,

2011), h. 180. 22

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial, (Jakrta : Salemba Humanika, 2010), h. 143.

 

Page 29: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

16

gunakan untuk mengumpulkan data dengan

mempelajari bahan sehingga untuk mengumpulkan

data dengan mempelajari bahan sehingga dapat

membantu penulis dalam mencari informasi yang

terkait dengan permasalahan penelitian dan

memperluas pemahaman dan pengertian pada teori

yang akan digunakan selama penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif Bogdan dan Biklen adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisir data, memilah-milih menjadi satuan yang

dapat dikelola mensintesiskan mencari dan menemukan

pola menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari

dan memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain.23

Setelah data-data terkumpul, selanjutnya disusun

secara sistematis dan analisis secara kualitatif dengan

menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Yaitu merangkum, mengumpulkan data dan

memilahnya sesuai dengan fokus. Setelah penulis

melakukan observasi, wawancara dan melakukan

langkah langkah pengumpulan data yang lain, data

yang terkumpul penulis rangkum dan memfilternya

sesuai dengan fokus penelitian.

23

Lexy J. Meleong, Metodologi Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya,

2011), h. 248.

 

Page 30: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

17

2. Data Display (Penyajian Data)

Yaitu berusaha mengorganisasikan dan

memaparkan data secara menyeluruh guna memperoleh

gambaran secara lengkap dan utuh. Setelah data

terfokus, penulis akan mendeskripsikan data secara

spesifik dan menyeluruh agar diperoleh gambaran yang

lengkap dan spesifik.

3. Conclution Data dan Verifikasi

Yaitu melakukan interprestasi data dan

melakukan penyempurnaan dengan mencari data baru

yang dipergunakan dengan mengambil kesimpulan.

Dalam menyimpulkan data digunakan cara berfikir

deduktif dan induktif. Setelah data terkumpul utuh

maka data selanjutnya ditarik kesimpulan sehingga

akan ditemukan jawaban dari rumusan masalah.

G. Subjek, Informan dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah menjelaskan makna

perilaku dengan menafsirkan apa yang orang lakukan.24

Atau tempat di mana bisa mendapatkan sumber

data/keterangan. Sumber data adalah mereka yang dapat

memberikan informasi tentang objek penelitian. Dalam

penelitian ini menjadi subjek utama adalah klien korban

24

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rosda,

2011), h. 32.

 

Page 31: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

18

penyalahgunaan NAPZA yang sedang menjalani

rehabilitasi di RBM Mandiri Cirebon.

2. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah subjek yang

memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku

maupun orang lain yang memahami objek penelitian.25

Adapun yang termasuk informan dalam penelitian ini

adalah konselor divisi Psikologi sub pembinaan mental di

Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Mandiri Cirebon

Jawa Barat.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian kualitatif terdiri

atas tiga komponen yaitu, place atau tempat di mana

interaksi dalam situasi sosial berlangsung, actor (pelaku)

atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu,

activity atau kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam

situasi sosial yang sedang berlangsung.26

Burhan Bungin

menambahkan, objek penelitian adalah apa yang menjadi

sasaran. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan

topik penelitian, tetapi secara konkrit tergambarkan dalam

25

M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2007), h. 78. 26

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,

(Bandung: ALFABETA, 2007), h. 229.

 

Page 32: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

19

rumusan masalahpenelitian.27

Dalam penelitian ini objek

penelitian penulis adalah mengembangkan kepercayaan diri

melalui konseling teori Rational Emotive Behavior

Therapy pada korban penyalahgunaan NAPZA di RBM

mandiri Cirebon.

H. Dasar Penetapan Lokasi Penelitian

Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian

adalah Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Mandiri

Cirebon Jl. Desa Banjarwangunan No. 45 Blok. Bulak

Rt.02/03, Kec. Mundu, Kab. Cirebon, Provinsi Jawa Barat.

Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai

pada bulan Desember 2017 sampai dengan Februari 2018.

I. Sumber Data

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan penelitian

ini, dengan berupa wawancara ataupun hal yang lainya.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung,

data ini berupa dokumen-dokumen, buku-buku, jurnal,

diktat serta sumber-sumber lain.

J. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Yoga Rahayu

Hardani (2016) dengan judul: “Pelaksanaan Konseling

27

M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya,... h. 78.

 

Page 33: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

20

Individu Menggunakan Teknik Rational Emotive Behavior

Therapy (Rebt) Untuk Meningkatkan Self Confidence

Anak Berkelainan Fisik.” Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah studi kasus kualitatif yang

bersifat descriptif. Hasil Observasi menunjukkan bahwa

setelah diberikan layanan konseling individu teknik

Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) terdapat

perubahan, yaitu konseli tidak lagi malu dengan keadaan

fisiknya, mau keluar kelas untuk bermain, konseli mau

bertanya dan maju kedepan walaupun masih merasa grogi

dan gemetaran tapi dapat di tutupi konseli dengan

cara tersenyum. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan konseling individu teknik Rational

Emotive Behavior Therapy (REBT) dapat membantu siswa

dalam meningkatkan self confidence nya. Disarankan

kepada guru BK dapat menggunakan teknik Rational

Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam meningkatkan

self confidence peserta didik pada umumnya dan

khususnya pada anak berkebutuhan khusus.

Penelitian yang dilakukan oleh Yessy Ary Estiani

Sutopo (2017) dengan judul: “Penggunaan Konseling

Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT) Dalam

Meningkatkan Percaya Diri Siswa.” Metode penelitian

yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber

data meliputi sumber data primer yang yang diperoleh

dari pengamatan langsung dan wawancara kedua subjek

penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan

 

Page 34: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

21

metode angket, observasi dan wawancara. Teknik analisis

data, yaitu: reduksi data, penyajian data dan kesimpulan

atau verifikasi data. Hasil penelitian konseling rational

emotive behaviour therapy dapat dikatakan berhasil. Hal

ini dibuktikan dengan adanya perubahan kedua subjek

pada saat sebelum dan sesudah pelaksanaan konseling

dilakukan. Perubahan yang dialami kedua subjek, seperti

yakin dengan kemampuan yang dimiliki, mampu berpikir

secara logis dan rasional, berani bersosialisasi dengan

teman-temannya, dan berani mengutarakan argumentasinya

serta bertanya ketika ada diskusi kelompok. Adapun

peningkatan percaya diri siswa setelah mengikuti

konseling dengan konseling rational emotive behaviour

therapy sebesar 51 %.

Penelitian yang dilakukan oleh Khotibul Umam

(2013) dengan judul: “Pemberdayaan Terhadap Korban

Penyalahgunaan NAPZA Melalui Rehabilitasi Sosial

Berbasis Masyarakat Bariton di Desa Argodadi

Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul”hasil penelitian

menunjukan bahwa: (1) upaya pemberdayaan yang

dilakukan Bariton dengan melalui sebuah program dengan

dua tahap: pra pelaksanaan dan pelaksanaan program.

Tahap pra pelaksanaan Bariton melakukan tindakan;

perencanaan pengorganisasian sosialisasi. Tahap

pelaksanaan program Bariton melakukan tindakan;

sosialisasi bahaya NAPZA, penguatan kapasitas

pengetahuan dan keterampilan, pendampingan korban

 

Page 35: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

22

penyalahgunaan NAPZA dan pembinaan lanjutan. (2)

Dampak pemberdayaan terhadap korban penyalahgunaan

NAPZA dan masyarakat sekitar yakni: terciptanya

lingkungan yang aman dan nyaman karena semakin

berkurangnya tindakan penyalahgunaan NAPZA yang

terlihat di Argodadi, meningkatkan pengetahuan tentang

NAPZA, bertambahnya penghasilan secara ekonomi,

adanya jaminan kesehatan murah yang diperoleh.

K. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing

bab terdiri atas beberapa sub bab yang saling berkaitan,

sehingga menjadi satu kesatuan utuh. Adapun sistematika

penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

metodologi penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menguraikan tentang pengertian teori

Rational Emotive Behavior Therapy,

pengertian kepercayaan diri, cara dan tekhnik

mengembangkan kepercayaan diri, pengertian

korban penyalahgunaan NAPZA.

 

Page 36: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

23

BAB III GAMBARAN UMUM RBM MANDIRI

CIREBON

Bab ini berisi tentang sejarah singkat

berdirinya RBM Mandiri Cirebon, visi misi

RBM Mandiri Cirebon, tujuan, program

pembinaan dan pengembangan kepercayaan

diri , struktur penKonselors RBM Mandiri

Cirebon, serta sarana dan prasarana.

BAB IV TEMUAN DAN NALISIS DATA

Bab ini terdiri dari data-data hasil penelitian

lapangan yang meliputi hasil proses

konseling Rational Emotive Behavior

Therapy (REBT) serta menganalisis hasil

konseling teori dalam mengembangkan

kepercayaan diri pada korban penyalahgunaan

NAPZA.

BAB V PENUTUP

Bab ini meliputi kesimpulan dan saran.

 

Page 37: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

24

 

Page 38: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

27

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konseling

1. Pengertian Konseling

Secara etimologis istilah konseling berasal dari

bahasa latin, yaitu “consilium” yang berarti “dengan”

atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau

“memahami”. Sedangkan Anglo-Saxon, istilah konseling

berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau

“menyampaikan”. Menurut Maclean konseling merupakan

suatu proses interaksi yang dilakukan secara tatap muka

antara seseorang individu yang terganggu oleh adanya

masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri

dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu orang

yang telah terlatih dan berpengalaman membantu orang

lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai

jenis kesulitan pribadi.1

Menurut Prayitno, layanan konseling bermakna

layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang

Konselor BK (pembimbing) terhadap seorang siswa

(konseli) secara tatap muka dalam rangka pengentasan

masalah pribadi konseli.2

Menurut Willis “konseling

1 Erman dan Prayitno. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.100 2 Ulinnuha Nur Ain. Layanan Konseling Individu dalam Membantu

Penyesuaian. http://digilib.uin-

suka.ac.id/9647/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. h.1-2

 

Page 39: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

28

individu adalah pertemuan konselor dengan konseli secara

individual dimana terjadi hubungan konseling yang

bernuansa rapport dan konselor berupaya memberikan

bantuan untuk pengembangan pribadi konseli dan konseli

dapat mengantisipasi masalah-masalah yang

dihadapinnya.”3

Sedangkan menurut Umar dan Sartono,

konseling individual adalah salah satu cara pemberian

bantuan dilaksanakan secara face to face relationsip

(hubungan langsung muka ke muka, atau hubungan

empat mata), antara konselor dengan anak (kasus).

Biasanya masalah-masalah pribadi.4

Diperkuat oleh

Tohirin, konseling individu dapat dimaknai sebagai suatu

bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (individu)

agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan

pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu

bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan

secara baik.5

Berdasarkan uraian para ahli di atas penulis

menyimpulkan bahwa layanan konseling individu atau

perorangan merupakan layanan yang memungkinkan

individu mendapatkan layanan langsung secara tatap

muka untuk mengentaskan masalah pribadi yang

dihadapinya dan perkembangan dirinya.

3 Sofyan S.Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 158. 4 M. Umar & Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: Pustaka

Setia, 2008), h. 152. 5 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah, (Berbasis

Integrasi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 26.

 

Page 40: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

29

2. Konseling Kognitif dan Tingkah Laku-Kognitif

Kognisi adalah pikiran, keyakinan, dan gambaran

internal yang dimiliki manusia mengenai peristiwa-

peristiwa di dalam kehidupannya. Teori konseling kognitif

berfokus pada peroses mental dan pengaruhnya pada

kesehatan mental dan tingkah laku. Landasan umum dari

semua pendekatan kognitif adalah apa yang dipikirkan

manusia sangat menentukan bagai mana mereka

berperilaku dan merasakan.6

Sebagai pedoman, teori kognitif cukup sukses pada

klien yang mempunyai karakteristik berikut ini:

a. Klien mempunyai intelegensi rata-rata hingga di atas

rata-rata.

b. Klien mempunyai tingkat distres fungsional

menengah hingga tinggi.

c. Klien dapat mengidentifikasi pikiran dan perasaan.

d. Klien tidak pisikotik atau dilumpuhkan oleh

permasalahan saat ini.

e. Klien mau dan mampu menyelesaikan pekerjaan

rumah yang sistemik.

f. Klien memiliki keahlian tingkah laku dan memberi

tangapan yang berulang.

g. Klien memperoses informasi pada tingkat visual dan

audio.

6 Samuel T. Galdding, Koseling Profesi yang Menyeluruh, (Jakarta:

PT Indeks, 2012), h. 266.

 

Page 41: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

30

h. Klien sering mengalami teknan fungsi mental, seperti

dipresi.7

Tiga teori yang mempunyai dasar kognitif,

rational emotive behavioral therapy (REBT), terapi

relative (RT), dan terapi kognitif (CT) tetapi yang dibahas

di sini adalah terapi kognitif. Dalam praktiknya, teori-teori

tersebut tingkah laku kognitif, karena menekankan kognisi

dan tingkah laku sekaligus. Teori ini juga humanistik.

3. Tujuan Konseling

Layanan konseling perorangan sangat penting

guna membantu konseli agar terjadinya perubahan tingkah

laku ke arah yang lebih baik dan terentaskannya masalah

yang dialami konseli, yang dapat menggangu

perkembangan konseli, baik yang berhubungan dengan

diri pribadi, sosial, karir dan belajar. Pernyataan tersebut

diperjelas oleh Prayitno dan Erman Amti “konseling

dianggap sebagai layanan yang paling utama dalam

pelaksanaan fungsi pengentasan masalah konseli.8

Konseling Individu bertujuan membantu individu

untuk mengadakan interprestasi fakta-fakta, mendalami

arti nilai hidup pribadi, kini dan mendatang. Konseling

memberikan bantuan kepada individu untuk

mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan

7 Samuel T. Galdding, Koseling Profesi yang Menyeluruh,... h.266.

8 Ilya Rahmi Risno, Asmidir Ilyas, Syahniar. Perolehan Siswa Setelah

Mengikuti Layanan Konseling Perorangan, h .62.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24869 &val= 1533.

 

Page 42: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

31

tingkah laku.9 Sedangkan menurut Prayitno di mana

tujuan dari layanan konseling perorangan ada dua, yaitu:

a. Tujuan umum: terentaskannya masalah yang dialami

konseli

b. Tujuan khusus: tujuan khusus layanan konseling

perorangan terkait dengan fungsi-fungsi konseling

diantarannya adalah konseli memahami seluk beluk

masalah yang dialami secara mendalam, komprehensif

dan dinamis sebagai fungsi pemahaman, pemahaman

itu mengarah kepada dikembangkannya persepsi dan

sikap serta kegiatan demi terentaskannya secara

spesifik masalah yang dialami konseli sebagai fungsi

pengentasan, pengembangan dan pemeliharaan potensi

konseli dan berbagai fungsi positif yang ada pada

konseli merupakan latar belakang pemahaman dan

pengentasan masalah konseli dapat dicapai sebagai

fungsi pengembangan dan perorangan dapat melayani

sasaran bersifat advokasi sebagai fungsi advokasi.10

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat penulis

simpulkan bahwa konseling individu bertujuan untuk

memberikan bantuan kepada konseli dalam megentaskan

masalah yang dialami konseli melalui layanan konseling.

9 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah, (Berbasis

Integrasi),... h. 62. 10

Ilya Rahmi Risno, dkk. Perolehan Siswa Setelah Mengikuti Layanan

Konseling Perorangan.http:// http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor, h.

6.

 

Page 43: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

32

B. Konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)

1. Pengertian Konseling Rational Emotive Behavior

Therapy (REBT)

Menurut Prayitno, layanan konseling bermakna

layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang

Konselor BK (pembimbing) terhadap seorang siswa

(konseli) secara tatap muka dalam rangka pengentasan

masalah pribadi konseli.11

. Sedangkan Pendekatan

Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah

pendekatan behavior kognitif yang melakukan pada

keterkaitan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran.12

Penemu REBT adalah Albert Ellis, menurut Gladding

teori ini memiliki kemiripan dengan terapi kognitif Aaron

Beck dan terapi mood baru oleh David Burns.13

Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)

adalah pendekatan yang dikembangkan oleh Albert Ellis

pada tengah tahun 1950an yang menekankan pada

pentingnya peran pikiran pada tingkah laku. Therapy

REBT adalah pendekatan yang bersifat direktif, yaitu

pendekatan yang membelajarkan kembali konseli untuk

memahami input kognitif yang menyebabkan gangguan

emosional, mencoba mengubah pikiran konseli agar

11

Ulinnuha Nur Ain. Layanan Konseling Individu dalam Membantu

Penyesuaian. http://digilib.uin-

suka.ac.id/9647/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. h.1-2 12

Gantina K, Eka W, Karsih, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta: PT.

Indeks, 2011), h. 201. 13

Samuel T. Galdding, Koseling Profesi yang Menyeluruh, (Jakarta:

PT. Indeks, 2012), h. 266.

 

Page 44: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

33

membiarkan pikiran irasionalnya atau belajar

mengantisipasi manfaat atau konsekuensi dari tingkah

laku yang sering muncul.14

Menurut Gerald Corey terapi

REBT adalah pemecahan masalah yang fokus pada aspek

berpikir, menilai, memutuskan, direktif tanpa lebih

banyak berurusan dengan dimensi-dimensi pikiran

ketimbang dengan dimensi-dimensi perasaan.15

Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy

(REBT) adalah pendekatan behavior kognitif yang

menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah

laku, dan pikiran. Pendekatan Rational-Emotive Behavior

Therapy (REBT) dikembangkan oleh Albert Ellis melaluli

beberapa tahapan. Pandangan dasar pendekatan ini

tentang manusia adalah bahwa individu memiliki tendensi

untuk berpikir irasional yang salah satunya didapat

melalui belajar sosial. Di samping itu, individu juga

memiliki kapasitas untuk belajar kembali untuk belajar

kembali untuk berpikir rasional. Pendekatan ini bertujuan

untuk mengajak individu untuk mengubah pikiran-pikiran

irasionalnya ke pikiran rasional melalui teori GABCDE.16

Tujuan utama dari pendekatan Rational Emotive

Behavior Therapy (REBT) berfokus pada membantu

orang untuk menyadari bahwa mereka dapar hidup lebih

14

Gantiana K, Eka.W, dan Karsih. Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta

Barat: PT Indeks, 2011), h.201-202. 15

Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi,

(Bandung: PT. Eresco, 2008), h. 13. 16

Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dan Kasih, Teori dan Teknik

Konseling, (Jakarta: PT. Index, 2011), h.201.

 

Page 45: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

34

rasional dan produktif. REBT membantu klien agar

berhenti membuat tuntutan dan merasa kesal melalui

“kekacauan”. Klien dalam REBT dapat mengekspresikan

beberapa perasaan negative, tetapi tujuan utamanya adalah

membantu klien agar tidak memberikan tanggapan

emosional melebihi yang selayaknya terhadap suatu

peristiwa, selain itu REBT juga memiliki tujuan lain yaitu

membantu orang mengubah kebiasaan berpikir atau

bertingkah laku yang menghancurkan diri sendiri.

Sedangkan menurut Arintoko REBT yaitu corak

konseling yang menekankan kebersamaan dan interaksi

antara berfikir dengan akal sehat (rational thinking),

berperasaan (emoting), dan berprilaku (acting).17

Secara

umum, rasional-emotive behavior therapy (REBT)

mendukung konseli untuk menjadi lebih toleran

terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya.18

Dari beberapa pengertian menurut para ahli di atas

dapat penulis simpulkan bahwa REBT adalah bahwa

terapi Rasional Emotif merupakan terapi yang berusaha

menghilangkan cara berpikir konseli yang tidak logis,

tidak rasional dan menggantinya dengan sesuatu yang

logis dan rasional dengan cara mengonfrontasikan konseli

dengan keyakinan keyakinan irasionalnya serta

17

Arintoko, Wawancara Konseling di Sekolah, (Andi Offset,

Yogyakarta, 2011), h. 39. 18

Triyoso Adi Puspito. Layanan Konseling Kelompok Dengan

Pendekatan Rasional-Emotive Behavior Therapy (Rebt) Untuk Pengembangan

Kemampuan Berfikir Positif Pada Siswa Kelas VIII

 

Page 46: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

35

menyerang, menentang, mempertanyakan, dan membahas

keyakinan-keyakinan yang irrasional.

2. Teori A-B-C tentang Kepribadian

Pandangan pendekatan rasional emotif tentang

kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori

Albert Ellis: ada tiga pilar yang membangun tingkah

laku individu, yaitu Activating event (A), Belief (B),

dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini

yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.

a. Activating event (A) yaitu segenap peristiwa luar

yang dialami atau memapar individu. Peristiwa

pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah

laku, atau sikap orang lain.

b. Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau

verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa.

Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu

keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan

keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau

iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara

berpikir atau sistem keyakinan yang tepat, masuk

akal, bijaksana, dan karena itu menjadi produktif.

c. Emotionalconsequence (C) merupakan konsekuensi

emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam

bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam

hubungannya dengan antecendent event (A).

Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung

dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable

 

Page 47: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

36

A B C

D E

antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB

maupun yang iB.19

Salah satu cara untuk melakukannya adalah

dengan mengajarkan model A-B-C-D-E kepada klien:

a. Berarti mengaktifkan pengalaman (peristiwa)

b. Mewakili pendapat orang mengenai pengalaman

tersebut (kepercayaan);

c. Adalah reaksi emosional terhadap B (konsekuensi);

d. Adalah menjauhkan pemikiran irasional, biasanya

dengan bantuan konselor REBT, (penolakan) dan

menggantinya dengan;

e. Pemikiran yang efektif dan filosofis pribadi baru yang

akan membantu klien mencapai kepuasan hidup yang

lebih besar (hasil), (Ellis, 2008).

Peristiwa Kepercayaan Konsekuensi

Penolakan Hasil20

Melalui proses ini, REBT membantu orang belajar

bagaimana mengenal suatu anatomi emosional, yaitu

mempelajari bagaimana perasaan terkait dengan pikiran.21

19

Boy Hartno, Psikologi Konseling, (Jakarta: Kencana, 2012), h.

134. 20

Boy Hartno, Psikologi Konseling, (Jakarta: Kencana, 2012), h.

134. 21

Samuel T. Galdding, Koseling Profesi yang Menyeluruh, (Jakarta:

PT. Indeks, 2012), h. 267.

 

Page 48: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

37

3. Tujuan Rational Emotive Behavior Therapy

Pendekatan Rational Emotive Behavioural

Therapy (REBT) merupakan pendekatan yang bertujuan

untuk mengubah keyakinan irrasional yang dimiliki

konseli (yang memberikan dampak pada emosi dan

perilaku) menjadi rasional.22

Selain itu konseling REBT

bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap,

persepsi, cara berpikir keyakinan serta pandangan

konseli yang irrasional menjadi rasional, sehingga ia dapat

mengembangkan diri dan mencapai realisasi diri yang

optimal. Menghilangkan gangguan emosional yang dapat

merusak diri seperti: benci, takut, rasa bersalah, cemas

was-was, marah sebagai akibat berfikir yang irrasional,

dan melatih serta mendidik konseli agar dapat

menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan

membangkitkan kepercayaan diri, nilai-nilai dan

kemampuan diri.23

Tujuan utama REBT berfokus pada membantu

orang untuk menyadari bahwa mereka dapat hidup lebih

rasional dan produktif. REBT membantu klien agar

berenti membuat tuntutan dan merasa kesal melaluai

“kekacauan.” Klien dalan REBT dapat mengeskpresikan

beberapa perasaan negatif, tetapi tujuaan utamanya adalah

22

Aip Badrujaman. Penggunaan Pendekatan Rational Emotif

Behaviour Therapy (REBT) Pada Setting Sekolah di Indonesia.

Https://Bkpemula.Files.Wordpress.Com/2011/12/02- Aip

Badrujaman_Rebt.Pdf, h.3 23

Samuel T. Galdding, Koseling Profesi yang Menyeluruh, (Jakarta: PT

Indeks, 2012), h. 265.

 

Page 49: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

38

membantu klien agar tidak memberikan tanggapan

emosional melebihi yan selayaknya terhada suatu

peristiwa.24

Tujuan lain dari REBT adalah membantu

orang mengubah kebiasaan berpikir atau bertingkah laku

yang menghancurkan diri sendri. Salah satu cara untuk

melakukannya adalah dengan mengajarkan model A – B

– C – D – E dari REBT kepada klien.

a. Berarti mengaktifkan pengalaman,

b. Mewakli pendapat orang mengalami pengalamn

tersebut,

c. Adalah reksi emosional tehadap B;

d. Adalah menjauhkan pemikiran irasional, biasanya

dengan bantuan konselor REBT, dan

menggantikannya dengan

e. Pemikran yang efektif dan filosofi pribadi baru yang

akan membantu klien mencapai keputusan hidup yang

lebih besar.25

Melalui proses ini, REBT membantu orang belajar

bagaimana mengenali sesuatu anatomi-emosional yaitu,

mempelajari bagaimana perasaan terkait dengan pikiran.

Pikiran mengenai sesuatu pengalaman dapat di

karaktertiskan dalam empat cara: positif, negative, netral,

dan kombinasi. REBT juga mendorog klien untuk lebih

toleran terhadap diri sendiri dan orang lain, serta

24

Samuel T. Galdding, Koseling Profesi yang Menyeluruh, (Jakarta: PT

Indeks, 2012), h. 268. 25

Samuel T. Galdding, Koseling Profesi yang Menyeluruh, (Jakarta: PT

Indeks, 2012), h. 267.

 

Page 50: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

39

mengajak mereka untuk mencapai tujuan pribadi. Tujuan

tersebut dicapai dengan mengajak orang belajar berpikir

secara rasional untuk mengubah tingkah laku

mengahncurkan diri dan dengan membantunya

mempelajari cara bertindak yang baru.

C. Mengembangkan Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Konsep percaya diri pada dasarnya merupakan

suatu keyakinan untuk menjalani kehidupan,

mempertimbangkan pilihan dan membuat keputusan

sendiri pada diri sendiri bahwa iya mampu untuk

melakukan sesuatu. Kepercayan diri diperoleh dari

pengalaman hidup dan berhubungan denga kemampuan

melakukan sesuatu dengan baik. Dengan kepercayaan diri

yang baik seseorang akan dapat mengaktualisasikan

potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Konseli yang

mempunyai kepercayaan diri memiliki perasaan positif

terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya

dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang

dimiliki.

Individu yang mempunyai kepercayaan diri

bukanlah konseli yang hanya merasa mampu tetapi

sebetulnya tidak mampu melainkan adalah konseli yang

mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan

pengalaman dan perhitungannya. Percaya diri merupakan

salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Konseli yang percaya diri merasa

 

Page 51: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

40

yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki

pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka

tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan

dapat menerimanya. Selain itu percaya diri mampu

menjadi stimulus yang mendorong konseli untuk mampu

bertindak tanpa ragu. Pada masa-masa sekolah

kepercayaan yang tinggi sangat berperan dalam

memberikan sumbangan yang bermakna dalam proses

aktivitas.

Percaya diri adalah sebuah sikap mental berkenaan

dengan keyakinan dan kepercayaan diri terhadap

kemampuannya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam

kamus besar Bahasa Indonesia bahwa “Percaya diri adalah

yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau

kelebihan seseorang”. Percaya diri merupakan sikap yakin

terhadap sesuatu, hal ini sangat bermanfaat dalam setiap

keadaan. Kepercayaan diri menurut Bandura merupakan

suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya

mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk

memperoleh hasil seperti yang diharapkan.26

Sedangkan

Shauger menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah

anggapan seseorang tentang kompetensi dan keterampilan

yang dimiliki serta kesanggupan untuk menangani

berbagai macam situasi. Selanjutnya Burns mengatakan

26

Siska, Sudardjo & Esti Hayu Purnamaningsih, Kepecayaan Diri dan

Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa,

Jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7025/ 5477.2003 h. 68.

 

Page 52: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

41

dengan kepercayaan diri yang cukup, seseorang individu

akan dapat mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya

dengan yakin dan mantap.27

Angelis dalam bukunya, dalam mengembangkan

percaya diri terdapat tiga aspek yaitu: 1) Tingkah laku,

yang memiliki tiga indikator; melakukan sesuatu secara

maksimal, mendapat bantuan dari orang lain, dan mampu

menghadapi segala kendala, 2) Emosi, terdiri dari empat

indikator; memahami perasaan sendiri, mengungkapkan

perasaan sendiri, memperoleh kasih sayang, dan perhatian

disaat mengalami kesulitan, memahami manfaat apa yang

dapat disumbangkan pada orang lain, 3) Spiritual, terdiri

dari tiga indikator; memahami bahwa alam semesta adalah

sebuah misteri, meyakini takdir Tuhan, dan

mengagungkan Tuhan.28

Menurut Fatimah mengungkapkan bahwa yang

dimaksud dengan percaya diri adalah sikap positif

individu yang merasa mampu dengan dirinya untuk

mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri

sendiri maupun terhadap lingkungan dan situasi yang

dihadapinya.29

Branden mengemukakan bahwa

27

Hamdan.Hubungan Antar Kepercayaan Diri dengan Motivasi

Berprestasi Pada Siswa SMUN 1 SETU BEKASI.

www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology.../Artikel

10504066. pdf. h. 6. 28

Angelis, Barbara De, Confidance Percaya diri, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2012), h. 57-77. 29

Nurlailiyatus Siyam dan Wagino. Hubungan Percaya Diri dengan

Hasil Belajar Siswa Tunarungu Kelas V. 2014.

ejournal.unesa.ac.id/article/11454/15/article.pdf

 

Page 53: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

42

kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang pada

kemampuan yang ada dalam dirinya.30

Selanjutnya

Radenbach menyatakan bahwa percaya diri bukan berarti

menjadi keras atau seseorang yang paling sering

menghibur dalam suatu kelompok, percaya diri tidak juga

menjadi kebal terhadap ketakutan.

McClelland bahwa kepercayaan diri merupakan

kontrol internal, perasaan akan adanya sumber kekuatan

dalam diri, sadar akan kemampuan-kemampuan dan

bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang

telah ditetapkannya. Menurut Tosi dkk mengungkapkan

bahwa kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan

dalam diri seseorang bahwa individu mampu meraih

kesuksesan dengan berpijak pada usahanya sendiri.31

Menurut Suryana kepercayaan diri adalah sikap dan

keyakinan seseorang dalam melaksanakan dan

menyelesaikan tugas-tugasnya.32

Selanjutnya Parnell mengatakan bahwa

kepercayaan diri merupakan sebagai unsur psikologis

yang penting memiliki kaitan yang signifikan dengan

keberhasilan yang dicapainya.33

Sementara itu Taylor dkk

30

Hamdan.Hubungan Antar Kepercayaan Diri dengan Motivasi

Berprestasi Pada Siswa SMUN 1 SETU BEKASI.

www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology.../Artikel

10504066. pdf. h. 6. 31

Hamdan.Hubungan Antar Kepercayaan Diri dengan Motivasi

Berprestasi Pada Siswa SMUN 1 SETU BEKASI,... h. 7. 32

Nurlailiyatus Siyam dan Wagino. ... h. 3. 33

Siti Rochmah Maulida, Dhini Rama Dhania. Hubungan Antar

Kepercayaan Dii dan Dukungan Orang Tua dengan Motivasi Berwirausaha

 

Page 54: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

43

mengatakan bahwa orang yang percaya diri memiliki

sikap yang positif terhadap diri sendiri.34

Mastuti

menyatakan kepercayaan diri adalah sikap positif

seorang individu yang memampukan dirinya untuk

mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri

sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang

dihadapinya.

Wiranegara menyatakan bahwa kepercayaan

diri sebenarnya adalah karakter seseorang dengan

kepercayaan positif terhadap dirinya sehingga ia bisa

mengontrol hidup dan rencana-rencananya. Orang yang

percaya diri adalah seseorang yang tahu kemampuan

dirinya dan menggunakan kemampuannya untuk berbuat

sesuatu. Orang yang percaya diri akan mengambil

setiap keuntungan dan kesempatan yang ada di depan

matanya.35

Supriyo mengatakan bahwa percaya diri

adalah perasaan yang mendalam pada batin seseorang,

bahwa ia mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk

dirinya, keluarganya, masyarakatnya, umatnya, dan

agamanya, yang memotivasi untuk optimis, kreatif dan

Pada Siswa SMK. ejournal.undip.ac.id/ index.php/psikologi/article/download/

6630/5444, h. 3. 34

Siska, Sudardjo & Esti Hayu Purnamaningsih. … h. 69. 35

Septry Rahayu Purwanti. Mengatasi Masalah Kepercayaan Diri

Siswa Melalui Layanan

Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2

Karangpucung Kabupaten Cilacap, 2013.

http://lib.unnes.ac.id/19305/1/1301408016.pdf. h. 16.

 

Page 55: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

44

dinamis yang positif.36

Oleh sebab itu, menurut Barbara

rasa percaya diri bersumber dari hati nurani, bukan

dibuat-buat. Rasa percaya diri berasal dari tekad dari diri

sendiri untuk melakukan segala yang diinginkan dan

dibutuhkan dalam hidup seseorang yang terbina dari

keyakinan diri sendiri.37

Percaya diri adalah keyakinan

untuk melakukan sesuatu pada diri subjek sebagai

karakteristik pribadi yang di dalamnya terdapat

kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab,

rasional dan realistik.

Sementara itu menurut Rusman kata mandiri

mengandung arti tidak tergantung kepada orang lain,

bebas dan dapat melakukan sendiri.38

Diperkuat oleh

Lauster rasa percaya diri bukan merupakan sifat yang

diturunkan (bawaan) melainkan diperoleh dari

pengalaman hidup, serta dapat diajarkan dan ditanamkan

melalui pendidikan, sehingga upaya-upaya tertentu dapat

dilakukan guna membentuk dan meningkatkan rasa

percaya diri. Dengan demikian kepercayaan diri

terbentuk dan berkembang melalui proses belajar di

36

Septry Rahayu Purwanti. Mengatasi Masalah Kepercayaan Diri

Siswa Melalui Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas VIII F

SMP Negeri 2 Karangpucung Kabupaten Cilacap, h.30. 37

Septry Rahayu Purwanti. Mengatasi Masalah Kepercayaan Diri

Siswa Melalui Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas VIII F

SMP Negeri 2 Karangpucung Kabupaten Cilacap,h. 31. 38

Yuni Tri Widianti. Peningkatan Percaya Diri dan Kemandirian Siswa

dalam Pembelajaran Matmatika Melaluii Pembelajaran Attetion Relevance

Confidence Satisfaction (ARCS). 2014.

http://eprints.ums.ac.id/28722/10/naskah_publikasi.pdf.

 

Page 56: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

45

dalam interaksi seseorang dengan lingkungannya.39

Menurut Hakim percaya diri yaitu suatu keyakinan

seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang

dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa

mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam

hidupnya.40

Berdasarkan uraian di atas maka penulis

menyimpulkan bahwa percaya diri adalah penilaian

positif terhadap diri sendiri mengenai kemampuan yang

ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai situasi dan

tantangan serta kemampuan mental untuk mengurangi

pengaruh negatif dari keragu-raguan yang mendorong

individu untuk meraih keberhasilan atau kesuksesan tanpa

tergantung kepada pihak lain dan bertanggung jawab atas

keputusan yang telah ditetapkannya. Hal ini bukan berarti

bahwa individu tersebut mampu dan kompeten

melakukan segala sesuatu seorang diri, alias “sakti”.

Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk

pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu

tersebut dimana konseli merasa memiliki kompetensi,

yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena

didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta

harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

39

Siska, Sudardjo & Esti Hayu Purnamaningsih. …. h. 3. 40

Desy Ardiyati. Peningkatan Percaya Diri Siswa dalam Belajar

Melalui Layanan Konseling Kelompok diMadrasah Aliyah Negeri 2 METRO.

2012. jurnal.fkip.unila.ac.id/index. php/ALIB/article/download/1107/726, h. 3.

 

Page 57: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

46

2. Aspek-aspek Percaya Diri

Berkaitan dengan aspek-aspek kepercayaan diri,

Kumara menyatakan bahwa ada empat aspek

kepercayaan diri, yaitu:

a. Kemampuan menghadapi masalah

b. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan

tindakannya

c. Kemampuan dalam bergaul

d. Kemampuan menerima kritik.41

Angelis mengatakan bahwa aspek-aspek percaya

diri yaitu:

a. Tingkah laku adalah kepercayaan diri untuk mampu

bertindak dan menyelesaikan tugas-tugas, baik tugas-

tugas yang paling sederhana, seperti membayar semua

tagihan tepat waktu, hingga yang bernuansa cita-cita

untuk meraih sesuatu

b. Emosi adalah kepercayaan diri untuk yakin dan

mampu menguasai segenap sisi emosi. Untuk

memahami segala yang dirasakan, menggunakan emosi

untuk melakukan pilihan yang tepat, melindungi diri

dari sakit hati, atau mengetahui cara bergaul yang sehat

dan rukun

c. Kerohanian Spiritual adalah keyakinan pada takdir

dan semesta alam, keyakinan bahwa hidup ini

41

Fitri Yulianto, H. Fuad Nashori. Kepercayaan Diri dan Prestasi

Atlet Taekwondo Daerah Istimewa. Yogyakarta. 2006.

ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/download/ 692/555. h. 58.

 

Page 58: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

47

memiliki tujuan yang positif, bahwa keberadaan punya

makna dan ada tujuan tertentu dari hidup. Kepercayaan

spiritual berawal dari kesadaran tentang siapa kita

sebenarnya, lepas dari raga dan pribadi kita, lepas dari

segala topeng yang mungkin menutupi kita. Konseli

berawal dari upaya utuk menghargai diri kita sendiri,

sebagai suatu karya cipta yang unik dan

menakjubkan. Tanpa kepercayaan spiritual, tidak

mungkin kita dapat mengembangkan kepercayaan diri

tingkah laku dan kepercayaan diri emosional.42

3. Ciri-ciri Orang yang Percaya Diri

Konseli yang memiliki rasa percaya diri akan

menunjukkan gejala-gejala percaya diri dalam setiap

tindakannya. Berikut ciri-ciri konseli yang memiliki rasa

percaya diri yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

Menurut Lauster ciri-ciri orang yang mempunyai

kepercayaan diri yaitu:

a. Percaya pada kemampuan sendiri. Kepercayaan atau

keyakinan pada kemampuan yang ada pada diri seseorang

adalah salah satu sifat orang yang percaya diri.

b. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan. Dapat

bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang

dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan

42

Desy Ardiyati. Peningkatan Percaya Diri Siswa dalam Belajar

Melalui Layanan Konseling Kelompok diMadrasah Aliyah Negeri 2 METRO.

2012. jurnal.fkip.unila.ac.id/index. php/ALIB/article/download/1107/726, h. 7.

 

Page 59: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

48

orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang

diambil.

c. Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri. Seseorang

yang memiliki kepercayaan diri, jika mendapat kegagalan

biasanya mereka tetap dapat meninjau kembali sisi positif

dari kegagalan itu.

d. Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu sikap

untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin

diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau

rasa yang dapat menghambat pengungkapan tersebut.43

Sedangkan fatimah mengemukakan beberapa ciri-ciri

atau karakteristik konseli yang mempunyai rasa percaya diri

yang proporsional adalah sebagai berikut:

a. Percaya akan kemampuan atau kompetensi diri, hingga

tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan

ataupun hormat dari orang lain.

b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis

demi diterima oleh orang lain atau kelompok.

c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain,

berani menjadi diri sendiri.

d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosi

stabil).

e. Memiliki internal locus of control (memandang

keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha sendiri

43

Siti Rochmah Maulida, Dhini Rama Dhania. Hubungan Antar

Kepercayaan Dii dan Dukungan Orang Tua dengan Motivasi Berwirausaha

Pada Siswa SMK. ejournal.undip.ac.id/ index.php/psikologi/article/download/

6630/5444, h. 4.

 

Page 60: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

49

dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta

tidak bergantung atau mengharapkan bantuan orang lain).

f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri

sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya.

g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri,

sehingga ketika harapan itu terwujud, ia tetap mampu

melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.44

Berdasarkan yang telah dikemukakan oleh para ahli

tersebut, maka dapat disimpulkan ciri-ciri individu yang

memiliki rasa percaya diri dapat sebagai berikut:

a. Percaya pada kemampuan diri sendiri.

Individu yang percaya diri telah meyakini

kemampuan dirinya dan sanggup untuk

mengembangkannya, ia akan menerima dirinya secara tulus

tanpa membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.

Artinya, orang lain bukan tolak ukur dari keberhasilan yang

dimilikinya, karena individu yang percaya sadar bahwa

manusia memiliki ukuran masing-masing. Ukuran

keberhasilan masing-masing individu tergantung dari

kapasitas dan kemampuan mereka.

b. Berani menerima dan menghadapi penolakan.

Rasa takut akan adanya penolakan mungkin

menghantui setiap orang. Rasa takut ditolak adalah

pemikiran yang membuat seseorang merasa tidak mampu,

44

Siti Rochmah Maulida, Dhini Rama Dhania. Hubungan Antar

Kepercayaan Dii dan Dukungan Orang Tua dengan Motivasi Berwirausaha

Pada Siswa SMK. ejournal.undip.ac.id/ index.php/psikologi/article/download/

6630/5444,h.5

 

Page 61: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

50

tidak kuat, dan tidak berharga. Penolakan yang dilakukan

oleh orang lain tidak selalu berarti bahwa orang tersebut

tidak suka dengan apa yang telah kita lakukan, melainkan

kadang apa yang kita berikan tidak sesuai dengan

harapannya. Tetapi jika seorang individu memiliki rasa

percaya diri yang tinggi, individu tersebut bisa mengamati

dari sisi yang lebih positif bahwa suatu penolakan adalah

pelajaran yang berharga untuk menuju kesempurnaan,

setiap penolakan disikapi dengan dada yang lapang dan

berusaha untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada

dirinya.

c. Mampu mengendalikan diri.

Pengendalian diri dapat diartikan dengan emosi.

Untuk dapat mengendalikan emosi, diperlukan suatu

kontrol yang kuat dalam diri individu agar dirinya dapat

berfikir logis. Pengendalian diri dipengaruhi oleh suasana

hati individu. Pribadi yang percaya diri mampu

mengendalikan diri dengan selalu berfikir obyektif dan

realistis.

d. Positif thinking.

“Positif thinking” adalah kata yang tepat dalam

menyikapi diri serta saat berinteraksi dengan pihak lain.

Positif thinking harus dimulai dari dalam diri individu

sendiri. Dalam menghadapi cobaan hidup individu selalu

berpikiran positif terhadap cobaan tersebut. Ia tidak pernah

mengeluh dan meyesali keadaan yang ada, melainkan

berusaha untuk menjadi individu yang lebih baik dari dari

 

Page 62: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

51

kondisi sebelumnya. Individu yang percaya diri mampu

menerima kekurangan dan kelebihan yang ada dalam

dirinya sendiri.

e. Realistis.

Realistis adalah sikap menerima diri sendiri apa

adanya karena realistis merupakan sikap yang di nilai

penting yang harus dimiliki oleh individu yang percaya

diri. Konseli yang memiliki kepercayaan diri, jika

mendapat kegagalan biasanya mereka tetap dapat meninjau

kembali sisi positif dari kegagalan itu. Individu yang

percaya diri memiliki sebuah keteguhan hati dan semangat

untuk bersikap positif sehingga ia mampu menyikapi

kegagalan dengan bijak.

f. Maju terus konseli yang percaya diri

Maju terus Individu yang percaya diri adalah konseli

yang selalu bersemangat dan berusaha bekerja keras, tidak

mudah menyerah pada nasib yang dialaminya. Konseli

menganggap kegagalan sebagai suatu keberhasilan yang

tertunda dan sebagai semangat untuk menyempurnakan dan

berusaha meraih hasil yang lebih bagus.

4. Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri

Menurut Lindefield dalam Kamil ada beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kepercayaan

diri diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Cinta Individu perlu dicintai tanpa syarat. Untuk

perkembangan harga diri yang sehat dan langgeng, mereka

 

Page 63: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

52

harus merasa bahwa dirinya dihargai karena keadaannya

yang sesungguhnya, bukan yang seharusnya, atau seperti

yang diinginkan orang lain.

b. Rasa aman bila individu merasa aman, mereka akan

mencoba mengembangkan kemampuannya dengan

menjawab tantangan serta berani mengambil resiko yang

menarik.

c. Model peran mengajar lewat contoh adalah cara yang

paling efektif agar anak mengembangkan sikap dan

kertampilan sosial untuk percaya diri. Dalam hal ini peran

orang lain sangat dibutuhkan untuk dijadikan contoh bagi

individu untuk dapat mengembangkan rasa percaya diri

d. Hubungan untuk mengembangkan rasa percaya diri

terhadap segala hal individu perlu jelas mengalami

dan bereksperimen dengan beraneka hubungan diri yang

dekat dan akrab dirumah ataupun teman sebaya.

e. Kesehatan untuk bisa menggunakan sebaik-baiknya

kekuatan dan bakat kita, kita membutuhkan energi. Jika

mereka dalam keadaan sehat, dalam masyarakat bisa

dipastikan bahwa anak yang tampak sehat biasanya

mendapatkan lebih banyak pujian, perhatian, dorongan

moral dan bahkan kesempatan.

f. Sumber daya memberikan dorongan yang kuat karena

dengan perkembangan kemampuan anak memungkinkan

mereka memakai kekuatan tersebut untuk menutupi

kelemahan yang mereka miliki.

 

Page 64: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

53

g. Dukungan individu membutuhkan dorongan dan

pembinaan bagaimana menggunakan sumber daya yang

mereka miliki. Dukungan juga merupakan faktor utama

dalam membantu individu sembuh dari pukulan rasa

percaya diri yang disebabkan karena oleh trauma, luka

dan kekecewaan.

h. Upah dan hadiah juga merupakan proses mengembangkan

rasa percaya diri agar menyenangkan dari usaha yang telah

dilakukan (Lindefield dalam Kamil, 1997: 14-15).45

D. Korban Penyalahgunaan NAPZA

1. Pengertian Korban

Terjadinya suatu tindak pidana dalam masyarakat

mengakibatkan adanya korban tindak pidana dan juga

pelaku tindak pidana. Dimana dalam terjadinya

suatu tindak pidana ini tentunya yang sangat dirugikan

adalah korban dari tindak pidana tersebut. Ada

beberapa pengertian mengenai korban, pengertian ini

diambil dari beberapa penjelasan mengeni korban.

Berbagai pengertian korban banyak dikemukakan

baik oleh para ahli maupun bersumber dari konvensi-

konvensi internasional yang membahas mengenai

korban, sebagian diantaranya sebagai berikut:

a. Menurut Arif Gosita, korban adalah mereka yang

menderita jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat

45

Nunur Yuliana Dewi. Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri

Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa KelasSumarlan1 SMA

Negeri 1 Sumber Rembang. 2012. h. 26.

 

Page 65: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

54

tindakan orang lain yang mencari pemenuhan

kepentingan diri sendiri atau orang lain yang

bertentangan dengan kepentingan hak asasi pihak

yang diru di rugikan.46

b. Romli Atmasasmita, korban adalah orang yang

disakiti dan penderitaannya itu diabaikan oleh

Negara. Sementara korban telah berusaha untuk

menuntut dan menghukum pelaku kekerasan

tersebut47

c. Muladi, korban ( victims) adalah orang-orang

yang baik secara individual maupun kolektif

telah menderita kerugian, termasuk kerugian

fisik atau mental , emosional, ekonomi, atau

gangguan substansial terhadap hak-haknya yang

fundamental, melalui perbuatan atau komisi yang

melanggar hukum pidana di masing-masing negara,

termasuk penyalahgunaan kekuasaan.48

Dengan mengacu pada pengertian-pengertian

korban di atas, dapat dilihat bahwa korban pada dasrnya

tidak hanya orang orang-perorangan atau kelompok

yang secara langsung menderita akibat dari perbuatan-

perbuatan yang menimbulkan kerugian/ penderitaan

46

Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan , (Jakarta: Akademika

Pressindo, 1993), h. 63. 47

Romli Atmasasmita, Masalah Santunan Korban Kejahatan,

(Jakarta : BPHN), h. 9. 48

Muladi, Hak Asasi Manusia, Politik d an Sistem Peradilan

Pidana. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 1997), h. 108

 

Page 66: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

55

bagi diri/ kelompoknya, bahkan lebih luas lagi termasuk

di dalamnya keluarga dekat atau tanggungan langsung

dari korban dan orang-orang yang mengalami

kerugianketika membanyu korban mengatasi

penderitaanya atau untuk mencegah viktimisasi.

Mengenai kerugian korban menurut Rika

Saraswati, mengatakan bahwa kerugian korban yang

harus diperhitungkan tidak harus selalu berasal dari

kerugian karena menjadi korban kejahatan, tetapi

kerugian atas terjadinya pelanggaran atau kerugian

yang ditimbulkan karena tidak dilakukanya suatu

pekerjaan. Walapun yng disebut terakhir lebih banyak

merupakan persoalan perdata, pihak yang dirugikan

tetap saja termasuk dalam kategori korban karena

ia mengalami kerugian baik secara materiil maupun

secara mental

2. Korban Penyalahgunaan NAPZA

Korban tidak saja dipahami sebagai obyek dari

suatu kejahatan tetapi juga harus dipahami sebagai

subyek yang perlu mendapat perlindungan secara social

dan hukum . Pada dasarnya korban adalah orang baik,

individu, kelompok ataupun masyarakat yang telah

menderita kerugian yang secara langsung telah

terganggu akibat pengalamannya sebagai target dari

kejahatan subyek lain yang dapat menderita kerugian

akibat kejahatan adalah badan hukum.

 

Page 67: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

56

Bila hendak membicarakan mengenai korban,

maka sebaiknya dilihat kembali pada budaya dan

peradaban Ibrani kuno. Dalam peradaban tersebut, asal

mula pengertian korban merujuk pada pengertian

pengorbanan atau yang dikorbankan, yaitu”

mengorbankan seseorang atau binatang untuk pemujaan

atau hirarki kekuasaan.49

Istilah korban pada saat itu merujuk pada

pengertian “setiap orang, kelompok, atau apapun yang

mengalami luka-luka, kerugian, atau penderitaan

akibat tindakan yang bertentangan dengan hukum.

Penderitaan tersebut bisa berbentuk fisik, psikologi

maupun ekonomi” menyebutkan kata korban

mempunyai pengertian:”korban adalah orang yang

menderita kecelakaan karena perbuatan (hawa nafsu

dan sebagainya) sendiri atau orang lain.50

Ditinjau dari perspektif tingkat keterlibatan

korban dalam terjadinya kejahatan, Ezzat Abde Fattah

menyebutkan beberapa tipologi korban, yaitu:

a. Nonparticipating victims adalah mereka yang

menyangkal/ menolak kejahatan dan penjahat tetapi

tidak turut berpartisipasi dalam penanggulangan

kejahatan;

49

Http://Www. Faculty.Ncwc.Edu/Toconnor/300/300lect.01.Htm

Diakses 21 April 2018 13 : 40 Wib 50

Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: P.N.

Balai Pustaka, 1976), h. 33.

 

Page 68: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

57

b. Latent or predisposed victims adalah mereka yang

mempunyai karakter tertentu cenderung menjadi

korban pelanggaran tertentu;

c. Propocative victims adalah mereka yang

menimbulkan kejahatan atau pemicu kejahatan;

d. Participating victims adalah mereka yang tidak

menyadari atau memiliki perilaku lain sehingga

memudahkan dirinya menjadi korban;

e. False victims adalah mereka yang menjadi korban

karena dirinya sendiri.51

Apabila dilihat dari presfektif tanggung jawab

Menurut Stephen Schafer. korban itu sendiri mengenal

7 (tujuh) bentuk, yakni sebagai berikut:

a. Unrelated victims adalah mereka yang tidak

ada hubungan dengan si pelaku dan menjadi

korban karena memang potensial. Untuk itu,

dari aspek tanggung jawab sepenuhnya berada

dipihak korban;

b. Provocative victims merupakan korban yang

disebabkan peranan korban untuk memicu

terjadinya kejahatan. Karena itu, dari aspek

tanggung jawab terletak pada diri korban dan

pelaku secara bersama-sama;

c. Participating victims hakikatnya perbuatan

korban tidak disadari dapat mendorong pelaku

51

Taufik Makarao, Tindak Pidana Narkotika, (Jakarta: Ghalia

Indonesia . 2005), h. 17.

 

Page 69: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

58

melakukan kejahatan. Misalnya, mengambil uang

di Bank dalam jumlah besar yang tanpa

pengawalan, kemudian di bungkus dengan tas

plastik sehingga mendorong orang untuk

merampasnya. Aspek ini pertanggungjawaban

sepenuhnya ada pada pelaku;

d. Biologically weak victim adalah kejahatan

disebabkan adanya keadaan fisik korban seperti

wanita, anak-anak, dan manusia lanjut usia

(manula) merupakan potensial korban kejahatan.

Ditinjau dari aspek pertanggungjawabannya

terletak pada masyarakat atau pemerintah

setempat karena tidak dapat memberi perlindungan

kepada korban yang tidak berdaya;

e. Social weak victims adalah korban yang tidak

diperhatikan oleh masyarakat bersangkutan

seperti para gelandangan dengan kedudukan sosial

yang lemah. Untuk itu, pertanggungjawabannya

secara penuh terletak pada penjahat atau

masyarakat;

f. Selfvictimizing victims adalah korban kejahatan

yang dilakukan sendiri (korban semu) atau

kejahatan tanpa korban. Pertanggung jawabannya

sepenuhnya terletak pada korban karena sekaligus

sebagai pelaku kejahatan;

g. Political victims adalah korban karena lawan

politiknya. Secara sosiologis, korban ini tidak dapat

 

Page 70: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

59

dipertanggungjawabkan kecuali adanya perubahan

konstelasi politik.52

Namun demikian korban penyalahgunaan narkotika

itu sepatutnya mendapatkan perlindungan agar korban

tersebut dapat menjadi baik. Double track system

merupakan system dua jalur mengenai sanksi dalam

hukum pidana, yakni jenis sanksi pidana dan sanksi

tindakan. Fokus sanksi pidana ditujukan pada perbuatan

salah yang telah dilakukan seorang melalui

pengenaan penderitaan agar yang bersangkutan

menjadi jera. Fokus sanksi tindakan lebih terarah pada

upaya pemberian pertolongan pada pelaku agar ia

berubah Jelaslah bahwa sanksi pidana lebih

menekankan pada pembalasan sedangkan sanksi

tindakan bersumber dari ide dasar perlindungan

masyarakat dan pembinaan atau perawatan si pelaku.53

3. Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Masalah penyalahgunaan narkotika itu tidak

terbatas pada kaum muda saja tetapi juga termasuk

orang-orang tua, tetapi 90% lebih memang terdiri dari

kaum muda. Prof. Dr Graham Baline seorang psikiater

terkenal. Setelah meneliti atas terjadinya

52

Taufik Makarao, Tindak Pidana Narkotika, (Jakarta: Ghalia

Indonesia . 2005) h. 162. 53

Sujono, A.R. dan Bony Daniel.. Komentar & Pembahasan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 23.

 

Page 71: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

60

penyalahgunaan pemakaian narkotika oleh kaum muda

mengemukakan bahwa sebab-sebabnya antara lain:

a. Untuk membuktikan keberanian mereka dalam

melakukan tindakan yang berbahaya.

b. Untuk mempermudah penyaluran dan perbuatan seks.

c. Untuk melepaskan diri dari kesepian dan

memperoleh pengalaman emosional.

d. Untuk menemukan arti hidup di dunia ini .

e. Untuk mengisi kekosongan dan perasaan bosan

dirumah.

f. Untuk menghilangkan rasa frustasi dan gelisah

disebabkan adanya suatu masalah yang tak dapat

dipecahkan.

g. Untuk sekedar mengikuti ajakan kawan-kawan

dalam memupuk rasa solidaritas antar kelompok.

h. Untuk sekedar ingintahu dan mencobanya saja

i. Kurang kuatnya mental dan mudah kena

pengaruh yang bersifat negatif.

j. Karena sesuatu pengobatan disebabkan penyakit yang

dideritanya.54

Menurut prof Dr Graham Blaine, sebab-sebab

penyalahgunaan narkotika dilihat dari segi pembawaan

dapat dikelompokkan menjadi tiga macam. Yaitu :

a. Ingin mengalami sendiri (The

Eksperience seekers)

54 Jannae Mandagi, Penanggulangan bahaya narkotika dan

psikotropika (Jakarta: Pramuka Saka Bayangkara, 1996), h. 85.

 

Page 72: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

61

b. Ingin menjauhi realitas (the oblivion

seekers)

c. Ingin merobah kepribadian (The

personality change)55

55

Jannae Mandagi, Penanggulangan bahaya narkotika dan

psikotropika… h. 86.

 

Page 73: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

62

 

Page 74: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

63

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Dan Gambaran Umum RBM Mandiri

Rehabilitas Berbasis Mandiri (RBM) atau Yayasan

Citra Mulya Mandiri berdomisili di Jln. Desa

Banjarwangunan No. 45 Blok. Bulak Rt.02 Rw.03 Kec.

Mundu Kab. Cirebon Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kode

Pos 45173. Yayasan Citra Mulya Mandiri - Cirebon adalah

sebuah gerakan sosial masyarakat yang hadir karena

kepedulian terhadap kondisi masyarakat khususnya generasi

muda yang rentan terhadap pengaruh buruk khususnya

NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif).

Pengaruh NAPZA ini begitu nyata dirasakan dimana

remaja yang sudah terkena atau bahkan menjadi pecandu akan

memiliki kecenderungan prilaku yang negative, cara berfikir

menjadi pendek, malas belajar hingga akhirnya putus sekolah,

bahkan ketika berada didunia kerja dampaknya masih sangat

dirasakan yaitu malas bekerja sehingga banyak yang sampai di

PHK karena hal ini. Bahkan pada puncaknya, tepatnya yaitu

pada 2012 di Kecamatan Mundu Khususnya di Desa

Pamengkang terjadi kasus overdosis terhadap 6 orang remaja

yang kesemuanya meninggal dunia1. Angka kematian ini

adalah angka kematian tragis yang terungkap dan baru berasal

1 Dokumen RBM Mandiri Cirebon, 2017.

 

Page 75: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

64

dari satu desa saja. Jumlah angka kematian remaja yang

overdosis ini tentu akan lebih besar lagi jika data dari semua

desa terkait jumlah kematian karena overdosis ini

digabungkan. Namun bagi sebagian besar desa, hal tersebut

adalah aib yang tidak perlu dipublikasikan karena akan

mencoreng nama baik desa. Padahal jika mau dilihat lebih

bijaksana lagi, menutupi hal ini justru akan membuat mereka

yang terkena NAPZA ini justru merasa terlindungi sehingga

berpeluang besar menambah jumlah angka kematian karena

overdosis lagi.

Informasi diatas adalah sedikit gambaran atas apa yang

terjadi di wilayah Kab. Cirebon khususnya Kecamatan Mundu

sehingga pada 17 Desember 2014 Dinas Sosial Kabupaten

Cirebon melalui Bidang Pemulihan dengan program UPSK

datang ke Desa Pamengkang untuk melakukan sosialisasi

terhadap bahaya NAPZA yang bertempat di Balai Desa

Pamengkang dan mengundang hampir 30 orang remaja Desa

Pamengkang dan desa yang berada disekitarnya.2

Semua peserta diberikan arahan tentang bahaya NAPZA,

pemeriksaan kesehatan dan diberikan konseling dari psikolog.

Dari hasil konseling terhadap semua peserta diperoleh data

yang cukup membuat kening berkerut bahwa sebagian besar

dari peserta remaja ternyata pernah terlibat dalam

penyalahgunaan obat. Menindaklanjuti keadaan remaja yang

cukup memprihatinkan ini, agenda dilanjutkan dengan

2 Dokumen RBM Mandiri Cirebon, 2017.

 

Page 76: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

65

pembentukan sebuah wadah yang mampu membina remaja

agar mampu berdaya dan tidak lagi bergelut dengan NAPZA.

Pada 24 Desember 2015 diadakan pertemuan yang

menghadirkan perangkat desa, seluruh RT dan RW ,dan tokoh

masyarakat Desa Pamengkang. Dalam pertemuan itu

disepakati untuk membentuk sebuah wadah pembinaan remaja

terutama yang sudah terkena atau terindikasi NAPZA dengan

nama Rehabilitas Berbasis Masyarakat (RBM) Yayasan

Citra Mulya Mandiri. Namun lingkup wilayah dari tidak

dibatasi pada satu desa saja melainkan bisa untuk satu

Kecamatan bahkan dipersiapkan menjadi Orsos dalam lingkup

Kabupaten Cirebon. Adapun data yang sudah terjangkau

sampai saat ini dan sudah mendapatkan pendampingan

diantaranya :

1. Desa Pamengkang : 90 Orang

2. Desa Banjarwangunan : 120 Orang

3. Desa Setupatok : 75 Orang

4. Desa Penpen : 15 Orang

5. Desa Keraton : 70 Orang

6. Desa Pabedilan : 57 Orang

7. Desa Tersana : 17 Orang

8. Desa Gebang Ilir : 60 Orang3

Data diatas adalah data RBM pada bulan Desember 2015,

sedangkan menurut konselor RBM mengatakan bahwa hanya

sedikit yang menetap di RBM dan mengikuti program RBM

yang ada, menurut Mas Triy Erianto salah satu konselor di

3 Dokumen RBM Mandiri Cirebon, 2017.

 

Page 77: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

66

RBM mengatakan bahwa di Banjarwangunan sendiri hanya 25

Residen yang mengikuti program.4

B. Visi, Misi dan Tujuan RBM Mandiri Cirebon

Dalam sebuah lembaga pada umumnya memiliki

Visi da Misi yang menjadi tolak ukur kesuksesan suatu

lembaga yang harus dicapai. Begitu juga Rehabilitasi

Berbasis Masyarakat (RBM) Mandiri yang merupakan

salasatu lembaga layanan rehab yang ada di wilayah Jl.

Banjarwangunan No. 45 RT.002/RW.003 Desa

Banjarwangunan Kec. Mundu Kab. Cirebon –Jawa Barat

45173.

Visi

“Menjadikan Wilayah Kabupaten Cirebon bebas dari

NAPZA”

Misi

1. Mencegah remaja dari Permasalahan yang menjurus

kepada NAPZA

2. Meningkatkan kepedulian masyarakat terkait persoalan

remaja khususnya yang terkait dengan lemahnya finansial

dan kurangnya keterampilan bimbingan kerja

3. Menciptakan lingkungan masyarakat yang kondusif dan

produktif

4 Hasil wawancara pribadi dengan Try Setya Erianto konselor RBM,

Januari 2018.

 

Page 78: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

67

4. Menyelesaikan permasalahan remaja yang kurangnya

kegiatan positif

5. Menjadikan remaja yang terkena NAPZA untuk kembali

sembuh dari ketergantungan NAPZA dan kembali berdaya

guna dimasyarakat dengan pembekalan pelatihan yang

disesuaikan peminatan.

6. Menjadikan RBM Mandiri Pamengkang sebagai RBM

Percontohan di Kabupaten Cirebon5

Tujuan

1. Mengenal, mengetahui, dan mengidentifikasi

permasalahan remaja yang berurusan dengan NAPZA di

wilayah Desa Pamengkang dan Sekitarnya.

2. Terciptanya pemahaman masyarakat tentang rehabilitasi

terhadap remaja yang terindikasi NAPZA ;

a. Membangun kesadaran tentang bahaya

penyalahgunaan dan peredaran gelap NAPZA.

b. Membangun kepedulian masyarakat dalam

penanganan masalah NAPZA.

3. Keberadaan RBM Mandiri Pamengkang dapat

dirasasakan manfaatnya oleh masyarakat

4. Agar anak yang berhadapan dengan persoalan NAPZA

dapat kembali berdaya guna dan mampu melaksanakan

fungsi sosialnya dimasyarakat, diantaranya:

a. Membangun kreatifitas diri

5 Dokumen RBM Mandiri Cirebon, 2017.

 

Page 79: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

68

b. Mengembangkan kegiatan alternatif untuk mengisi

waktu luang seperti kegiatan olah raga, kesenian dan

vokasional sesuai dengan keinginan dan keahlian

c. Membangun kemampuan dan kepercayaan diri

melalui kegiatan keagamaan

d. Membangun komunitas untuk rekan sebaya

e. Memperkaya pengalaman praktis dan organisasi untuk

meningkatkan kendali diri dari perilaku negatif

f. Menimbulkan kesadaran diri untuk menyongsong

masa depan lebih baik

Demikian gambaran singkat mengenai Yayasan Citra

Mulya Mandiri - Cirebon, kami berharap apa yang akan kami

laksanakan ke depan bisa berjalan dengan lancar dan mencapai

tujuan sesuai dengan yang diharapkan dan bermanfaat bagi

Masyarakat dan umumnya Generasi Muda sehingga terbebas

dari NAPZA yang dapat merusak masa depan anak bangsa

warga negara Indonesia secara umum. Semoga program yang

kami laksanakan ini mendapatkan dukungan dari semua pihak.

C. Struktur Organisasi di RBM Mandiri Cirebon

Tabel. 16

Sktruktur Organisasi RBM Mandiri Cirebon

6 Dokumen RBM Mandiri Cirebon, 2015.

Pembina

M. Dedi Budianto, SE, M.Si Pengawas

Rasudi

Sulani

Ketua

 

Page 80: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

69

Sktruktur Organisasi RBM Mandiri Cirebon

D. Jadwal Kegiatan Harian di RBM Mandiri

Dalam meningkatkan mutu dan peningkatan kualitas

haruslah dibekali dengan kegiatan yang mampu serta

mendorong individu untuk berkembang, beigitu pula dengan

kegiatan yang dilaksanakan di RBM Mandiri Cirebon yang

memiliki kegiatan yang menunjang kualitas dari residen.

Berikut adalah kegiatan di RBM Mandiri.

Tabel. 27

Jadwal Harian RBM Mandiri Cirebon

No Waktu / Jam Kegiatan

1 04.00 Bangun Pagi

2 04.30 – 07.00 Sholat ShubuhBerjamaah, Dikir,

Doa dan Bimbingan Spritual

3 07.00 – 08.00 Olahraga

4 08.00 – 09.30 Mandi dan Sarapan

7 Dokumen RBM Mandiri Cirebon, 2017.

Tri Setya

Erianto

Bendahara Sekretaris

Fadli Prisma

S

Taufiq

Manager

Program Tri Nopi

Priyono

Humas D. Medis Physicolog

y Div.

Rohani

Family

support

Group Vita

Virginia

dr.

Suhandri

Ayu

Honsah R Kyai

Bana

Amir

Hari

Nurozi

M. Arif

F

 

Page 81: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

70

5 10.00 – 11.30 Diskusi tentang NAPZA

(Pemateri Konselor)

6 11.30 – 13.30 Sholat Dzhur, Makan Siang,

Istirahat

7 13.30 – 17.00 Berbaur bersama

masyarakat, peningkatan

skill (komputer, lukis,

desain dan lain-lain), Solat

ashar.

8 17.00 – 21.00 Mandi, Solat Maghrib, Makan,

Bimbingan Spritual (Al- quran,

Hadits, Fiqih), Solat Isya

9 21.00 – 23.30 Nonton Bareng, FGD

(sharing kejadian yang di

dapat hari tadi atau yang di

rasa fisik/psikologi

10 23.30 – 04.00 Istirahat

Hasil data RBM Mandiri Ciebon, Dikutip pada Desember 2017.

E. Program Kegiatan Pengembangan RBM Mandiri

Cirebon

Berikut adalah program kegiatan Rehabilitas

Berbasis Massyarakat (RBM) Mandiri Cirebon dalam

menunjang peningkatan mutu dan skil keahlian residen

NAPZA.

 

Page 82: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

71

Tabel. 3

Peningkatan Skil/ Keahlian Residen Rehabilitais

Berbasis Masyarakat (RBM)

Program Sosial Peningkatan skil/ keahlian

a. Konseling Individu

b. Forum Group Discusion

(FGD)

c. Outing

d. Konseling keluarga

e. Komunikasi yang baik

dengan, keluarga, teman

dan lingkungan sekitar

f. Out Bond

g. Cek kesehatan

a. Tataboga (Memasak,

Bikin Telor Asin,

Manisan)

b. Hoby ( Olah raga)

c. Service Hand Phone

d. Service Motor

e. Lukis

f. Desain

Hasil Data RBM Mandiri Cirbon, Dikutip Desember 2017

F. Sarana dan Prasarana RBM Mandiri Cirebon

Berikut adalah sarana prasarana pendukung kegiatan

program di lembaga Rehabilitas Berbasis Masyarakat

(RBM) Mandiri Cirebon.

1. Kantor RBM (status sewa)

2. Asrama Residen, terdiri satu kamar dan ruang

tamu.(status sewa)

3. Ruang Fokasional (status sewa)

a. Komputer

 

Page 83: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

72

b. Telur Asin

c. Sandal Hotel

d. Service Motor dan HP

e. Tataboga Asinan dan Manisan

4. Kendaraan Home Visit

 

Page 84: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

73

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA

A. Pelaksanaan Konseling Rational Emotive Behavior

untuk Mengembangkan Kepercayaan diri Residen RBM

Mandiri.

1. Pelaksanaan Konseling Rational Emotive Behaviour

Therapy (REBT).

Pada tahapan pelaksanaan konseling Rational Emotive

Behaviour (REBT) pada residen korban penyalahgunaan

NAPZA di RBM Mandiri sebagai berikut:

1. Observasi awal

Pada tahapan ini adalah tahapan observasi awal

dimana konselor melakukan observasi terhadap korban

penyalahgunaan NAPZA yang memiliki kepercayaan diri

rendah. Selanjutnya memilih residen yang memiliki

kepercayaan diri yang rendah disebabkan irrasional believe.

Hal ini disampaikan oleh Pak Sulani selaku ketua

RBM Mandiri Cirebon.

“Biasanya kami melakukan observasi terhadap

residen atau klien korban NAPZA yang memiliki

kepercayaan diri rendah”1

2. Persiapan

Pada tahap ini konselor melakukan pendekatan

terhadap korban penyalahgunaan NAPZA sebelum

diberikan pelayanan konseling, serta untuk melihat

1 Hasil wawancara pak Sulani selaku ketua RBM dan Konselor dikutip

pada januari 2018.

 

Page 85: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

74

kesiapan kondisi residen untuk nantinya dapat menerima

proses konseling.

Hal ini disampaikan juga oleh Pak sulani dan Pak

Try Setya Erianto dalam wawancara pribadi dengan

peneliti.

“Setelah observasi konselor melakukan persiapan

meliputi kesepakatan antar konselor dan residen

baik kesepakatan waktu dan tempat”.2

3. Rapport

Setelah menemukan kesepakatan antar Konselor

dan Residen Korban NAPZA maka tahapan selanjutnya

adalah yang disebut Rappot. Pada tahapan ini konselor

membina hubungan baik dengan mengawali komunikasi

yang baik kepada residen, tahap ini merupakan tahap

yang sangat penting, karena akan mengawali dari proses

konseling selanjutnya. Oleh karena itu konselor membuka

dengan pertanyaan netral seperti bagaimana bagaimana

kondisi kesehatan residen serta apa yang dirasakan residen

saat , dan seterusnya agar terciptanya hubungan emosional

yang kuat antar konselor dan residen.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Sulani dalam

sesi wawancara dengan peneliti.

“Selanjutnya kami (konselor) melakukan tahapan

Rappot atau menjalin hubungan baik secara

emosional karna kami konselor sudah seperti

keluarga mereka sendiri”.3

2Hasil wawancara pak Sulani selaku ketua RBM dan Konselor dikutip

pada januari 2018 3 Hasil wawancara pak Sulani selaku ketua RBM dan Konselor dikutip

pada januari 2018.

 

Page 86: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

75

Selanjutnya konselor berupaya agar residen dapat

lebih terbuka dalam mengutarakan apa yang ia rasakan.

Setelah mulai terbuka maka pada pertemuan ini

diupayakan agar residen mau mengungkapkan segala

keluhan atas permasalahannya yaitu kepercayaan diri

yang ada pada diri korban penyalahgunaan NAPZA

terhadap konselor.

4. Pendekatan masalah

Pada tahap ini yaitu pendekatan masalah yang

dialami residen korban NAPZA setelah residen korban

NAPZA mulai terbuka dan mulai memberikan informasi

permasalahan yang dialami, konselor mengungkapkan

kembali dengan seksama dan jelas permasalah apa yang di

alami oleh residen, sehingga konselor dapat mulai

mengidentifikasi masalah apa yang dihadapi oleh residen.

Sebelumnya, peneliti terlebih dahulu menanyakan

kondisi residen hari ini, bagaimana pembelajarannya, dan

sudah siapkah untuk mengungkapkan masalahnya. Lalu

konselor memberikan pemahaman mengenai Bimbingan

Konseling dan mengajak residen korban penyalahgunaan

NAPZA agar benar-benar dapat menerima konselor

sebagai saudara sendiri sehingga permasalahan yang

dialami korban penyalahgunaan NAPZA tidak ada yang di

tutup-tutupi.

Hal ini disampaikan oleh Pak Try Setya dalam

wawancara pribadi.

 

Page 87: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

76

“Dalam mengungkap masalah yang dialami

residen, konselor harus meyakikan kepada residen

bahwa konselor adalah saudara mereka dan

memberikan kepercayaan bahwa masalah residen

akan aman”4

5. Pengungkapan

Setelah dilakukannya pendekatan masalah, residen

memberikan penjelasan masalah yang dialami residen

bahwa residen tidak percaya diri seprti minder,malu dan

takut salah. Pada tahapan ini konselor kemudian mencoba

memberikan pemahaman mengenai kepercayaan diri

sesuai dengan teori ABC yang dikembangkan Albert Ellis.

Setelah itu peneliti menggunakan Prinsip A (activating

event), B (belief), C (emotional consequence) untuk

membentuk pribadi yang rasional, dengan jalan

mengganti cara-cara berpikir irasional kepada berfikir

rasional.

6. Diagnostik

Selanjutnya pada tahapan ini konselor mengajak

residen bersama-sama menelaah dan mencoba bersam

sama menyelesaikan permasalahan yang sedang

dihadapi residen ke dalam teori A-B-C agar diketahui

penyebab timbulnya permasalahan.

Hal ini disampaikan oleh Pak Sulani dalam sesi

wawancara dengan peniliti.

“ Pada tahapan Diagnostic kami (konselor) dan

residen bersama sama menelaah dan mencari jalan

4Hasil wawancara pak Try Setya Erianto merupakan Konselor RBM

dikutip pada januari 2018.

 

Page 88: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

77

keluar dari permasalahan yang dialami residen

dengan teori ABC itu mas Sondi”.5

A (activating event) atau perilaku yang

mengawali, dimana konseli merasakan malu terhadap

keadaanya dan minder kepada teman-temannya dan ia

takut merasa takut dimarahi apabila melakukan

kesalahan. Lalu B (Belief) yaitu keyakinan, pandangan,

nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu

peristiwa, dimana konseli meyakini bahwa melakukan

kesalahan yang dapat membuat orang-orang

disekitarnya menjadi marah dengannya dan konseli

ditertawakan oleh teman-teman seasramanya. Setelah

itu C (C (consecuency) yang berupa C-perilaku.6

Dimana perilaku yang ditunjukkan residen yaitu ia

hanya diam di asrama, selain itu residen juga hanya

diam dan banyak menunduk apabila konselor lainnya

memberikan kesempatan kepada residen untuk

menjawab pertanyaan.

Tabel . 6

Penerapan teori ABC pada Korban Penyalahgunaan

NAPZA di RBM Mandiri Cirebon Jawa Barat

Penerapan Teori ABC dalam REBT pada

Residen

A Activating

Event)

Malu, minder, takut salah.

5Hasil wawancara pak Sulani selaku ketua RBM dan Konselor dikutip

pada januari 2018. 6 Boy Hartono, Psikologi Konseling, (Jakarta : Kencana, 2012), h.

134.

 

Page 89: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

78

Penerapan Teori ABC dalam REBT pada

Residen

Bir (Believe

Irrational)

Jika keluar asrama ditertawakan, diejek-ejek

oleh teman-teman yang lain. Setelah itu jika

menjawab atau bertanya akan dimarahi dan

ditertawakan oleh teman-teman di asrama.

C

(Consequen

ce)

C pada emosi = sedih

C pada prilaku = takut keluar rumah dan

berbaur dengan oang di sekelilingnya, tidak

mau bertanya apabila belum ada yang

dimengerti.

7. Prognosa

Pada tahapan ini diharapkan residen mampu

menerapkan cara berpikir logis dan empiris dalam

menyikapi setiap masalah yang dihadapinya. Oleh karena

itu pada awal-awal pertemuan konselor kembali

mengevaluasi pertemuan sebelumnya bersama dengan

residen. konselor mengajarkan cara berpikir logis dan

empiris ini dengan membandingkan pada contoh orang-

orang yang sukses atau orang terkenal dengan maksud

agar residen dapat mengambil sisi positif dari masalah

yang dihadapi orang-orang tersebut seperti contoh band

Slank.

Hal ini juga diungkapkan oleh Sulani yang

merupakan konselor dan ketua RBM.

“Saya dan teman teman yang lain juga sering kalau

konseling bersama anak anak menceritakan orang

orang yang sudah sukses walau mereka pernah

 

Page 90: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

79

menjadi korban NAPZA, dan kami juga sering

ceritakan orang orang yang beberapa kali jatuh

bangun untuk kembali seperti sebelum dia ngobat,

myanbu dll, tapi kan anak anak ndak semua bisa

memahaminya”7

Dalam proses pengarahan residen disini

konselor memberikan teknik kepercayaan diri sehingga

residen dapat mengubah pesepsinya yang irasional

menjadi rasional mengenai dirinya sendiri. Selain residen

di ajak untuk melihat teman-teman di sekitarnya

bagaimana sikap dan perilaku mereka jika berinteraksi

dengan orang lain dan respon yang ditunjukkan saat

teman-temannya berinteraksi dengan dirinya atau

menjawab pertanyaan yang diberikan agar dapat

diterapkan residen pada dirinya.

8. Treatment

Selanjutnya konselor membimbing residen untuk

mengungkapkan apa yang menjadi harapan atau tujuan

dari residen. Adapun yang menjadi tujuan konseling yang

diharapkan oleh residen adalah korban penyalahgunaan

NAPZA menginginkan berani untuk bersosialisasi dilua

RBM, berani bertanya kepada Konselor, berani untuk

mejawab pertanyaan, tidak minder lagi dan malu

dengan dirinya adalah korban penyalahgunaan NAPZA.

Hal ini disampaikan Pak Try Setya Erioanto dalam

sesi wawancara dengan peniliti di RBM Mandiri Cirebon.

7 Wawancara pribadi dengan Sulani konselor RBM Mandiri di kantor

administasi RBM, Januari 2018.

 

Page 91: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

80

“setelah kami melakukan konseling kami biasanya

menanyakan harapan mereka setelah mendapat

pelayanan konseling dari konselor”8

9. Evaluasi dan tindak lanjut

Tahap ini merupakan tahap terakhir proses

konseling. Memasuki kegiatan konseling konselor

mengevaluasi kegiatan sebelumnya yang sudah dilakukan

konseli apakah sudah membawa perubahan yang lebih

baik pada diri residen. Setelah mendengar pemaparan

residen bahwa sudah banyak perilaku residen yang

berubah, Konselor mengajak residen bersama-sama

mendiskusikan keyakinan-keyakinan irasional yang ada.

Untuk kegiatan selanjutnya residen mengevaluasi

kegiatan dari awal sampai akhir konseling dan tujuan-

tujuan yang telah dicapai oleh konseli. Kemudian

konselor bersama-sama residen mengevaluasi hasil

pertemuan selama proses konseling dengan menanyakan

pemahaman lalu perasaan yang dirasakan dan tindakan.

Berikut ini dapat dilihat hasil evaluasi yang meliputi

evaluasi pemahaman (understanding), perasaan

(comfort), dan tindakan (action).

Tahapan yang diatas ketika sudah di laksanakan

tetapi dalam melihat hasilnya terdapat hasil yang kurang

maksimal dalam mengembangkan kepercayaan diri pada

residen dan pada tahapan evaluasi maka konselor akan

mengadakan konseling kembali mulai dari tahapan observasi

8Hasil wawancara pak Try Setya Erianto selaku Konselor RBM

MAndiri dikutip pada januari 2018.

 

Page 92: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

81

pada residen hal ini di ungkapkan melalui wawancara pribadi

peneliti dengan Pak Sulani salah satu konselor di RBM

Mandiri Cirebon.

“Kalau mereka (residen) juga masih belum percaya diri

ketika kami sudah berikan konseling individu masih

belum percaya diri, maka kami akan melakukan lagi

konseling individu mulai dari awal dan kami akan terus

membantu mereka(residen) untuk keluar dari masalah

mereka”9

Dalam proses memaksimalkan hasil untuk

mengembangkan kepercayaan diri pada residen, RBM juga

mengadakan kegiatan yang memberikan stimulus bagi

residen agar dapat mengembangkan kepercayaan diri seperti

FGD (Farum Group Discussion), pelatihan keterempilan

(telor asin, sandal hotel, bungan dari plastic, dll ) dan

konseling individu. Salah satu kegiatan yang membantu

residen untuk lebih mengembagkan kepercayaan diri adalah

FGD, kegiatan ini bersifat diskusi antar konselor dan residen,

dimana konselor mengadakan sharing apa yang dirasakan

residen selama satu hari baik secara phisikis maupun

phsikologi dan bahkan kegiatan apapun, diberikan waktu

untuk sharing ke teman temanya. Kegiatan ini diharapkan

mampu memicu tumbuhnya kepercayaan diri pada residen

korban NAPZA di RBM Mandiri.

Berikut dibawah ini tabel program peningkatan

kepercayaan diri dan sekill atau keahlian yang di berikan

pihak lembaga rehabilitasi kepada residen dalam upaya

9 Hasil wawancara pribadi dengan Sulani konselor dan merupakan

ketua RBM Mandiri Cirebon pada Januari 2018.

 

Page 93: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

82

mengembalikan dan mengembangkan kepercayaan diri

residen korban penyalahgunaan NAPZA di RBM Mandiri

Cirebon.

Tabel. 8

Peningkatan Skil/ Keahlian Residen Rehabilitais

Berbasis Masyarakat (RBM)

Program Sosial Peningkatan skil/ keahlian

a. Konseling Individu

b. Forum Group Discusion

(FGD)

c. Outing

d. Konseling keluarga

e. Komunikasi yang baik

dengan, keluarga, teman

dan lingkungan sekitar

f. Out Bond

g. Cek kesehatan

a. Tataboga (Memasak,

Bikin Telor Asin,

Manisan)

b. Hoby ( Olah raga)

c. Service Hand Phone

d. Service Motor

e. Lukis

f. Desain

Sumber: Dokumen RBM Mandiri Cirebon, 2017

Sejatinya, kegiatan diatas adalah bentuk riil praktik

dalam mengembangkan kepercayaan diri pada residen

dengan menggali potensi residen melalui kegiatan tataboga,

servis HP, servis Motor, melukis dan disain. Kegiatan ini

juga memberikan residen ruang untuk berbicara di depan

teman sejawat pada kegiatan FGD, dan memberikan

peluang residen untuk berkomunikasi dengan masyarakat

melalui kegiatan berbaur dengan masyarakat.

 

Page 94: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

83

Kegiatan FGD ini dilakukan ketika setelah

menonton bersama film motivasi di RBM, kegiatan FGD

juga dianggap konselor sebagai metode yang tepat dalam

mengembangkan kepercayaan diri pada residen, hal ini

juga disampaikan oleh Pak Tri Nopi Priyono salah seorang

konselor dan juga Managemant Program (MP) di RBM

Mandiri.

“Habis makan malam biasanya kami nonton film

inspitatif mas, setelah nonton kita diskusi bersama

anak anak tentang apa aja hari ini yang anak anak

alami, bahkan beberapa dari mereka juga

menyampaikan obat apa saja yang mereka pakai

hari ini serta jumlahnya. Nah saya kira FGD ini

membuat anak anak berani bicara didepan teman

temannya, yang dulunya mah jarang yang berani,

kalau dulu kami (konselor) bertanya, mereka

hanya diam mas, tapi sekarang kami haruskan

mereka untuk bicara satu persatu”10

B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan

Konseling Rational Emotive Behavior Therapy dalam

Mengembangkan Kepercayaan Diri Pada Korban

Penyalahgunaan NAPZA.

Dalam sebuah program yang terdapat di lembaga mau

organisasi tertentu pasti tidak terlepas dari faktor pendukung

dan faktor penghambat. Begitu pula dalam pelaksanaan

kegiatan program konseling individu dengan menggunakan

Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) yang ada

10

Hasil wawancara pribadi dengan Pak Tri Nopi Priyono konselor

dan merupakan MP di RBM Mandiri Cirebon pada Januari 2018.

 

Page 95: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

84

pada Rehabilitas Berbasisi Masyarakat (RBM) Mandiri

Cirebon.

Menggunakan konseling individu Rational Emotive

Behavior Therapy (REBT) yaitu corak konseling yang

menekankan kebersamaan dan interaksi antara berfikir

dengan akal sehat (rational thinking), berperasaan (emoting),

dan berprilaku (acting)11

, dengan melaksanakan membantu

residen mengubah pemikiran irasonal ke pemikiran rasional

dan mengembangkan kepercayaan diri residen mendapati

faktor pendukung dan faktor penghambat sebagai berikut.

1. Faktor Pendukung

Didalam pengadaan pelayanan konseling individu

dengan menggunakan teknik REBT yang diterapkan di

rehabilitas berbsisi masyarakat (RBM) mandiri penulis

menemukan beberapa faktor pendukung dalam proses

pelaksanaan pelayanan konseling dalam mengembangkan

kepercayaan diri korban penyalahgunaan NAPZA.

Berdasarkan wawancara dan observasi peneliti

menemukan beberapa faktor pendukung pelaksanaan

konseling dengan menggunakan teknik REBT dalam

mengembangkan kepercayaan diri korban penyalahgunaan

NAPZA seperti beberapa korban NAPZA sangat terbuka dan

aktif dalam mengikuti konseling ini hal ini sangat membantu

konselor untuk menggali informasi dari residen dan

memudahkan konselor untuk bersama sama menyelesaikan

11

Samuel T. Galdding, Koseling Profesi yang Menyeluruh, (Jakarta:

PT. Indeks, 2012), h. 268.

 

Page 96: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

85

masalah residen. Pernyataan ini diperkuat oleh wawancara

penulis bersama Pak Sulani selaku ketua RBM.

“ketika konseling mereka sangat terbuka, jadi

kami mudah untuk menggali permasalahannya”12

Faktor pendukung lainnya tidak hanya datang dari

intren lembaga sendiri, hasil wawancara yang dilakukan

penulis menemukan adanya faktor dari pemerintah dalam

mendukung program yang ada di RBM itu sendiri khususny

kegiatan konseling dengan menggunakan teknik REBT, yaitu

anggran dana yang diberikan KEMENSOS kepada RBM

setiap tahunnya pernyataan ini diperkuat oleh pak Try Setya

selaku konselor RBM.

“Anggaran dana dari KEMENSOS sangat membantu

kami dalam melaksanakan kegiatan ya contohnya

seperti sekret ini masih bayar sewa, transport konselor

dan mendanai kegiatan lainnya.”13

Pak Try Setya Eriyanto juga menambahkan faktor

pendukung lainnya adalah RBM mempunyai konselor

konselor yang mahir dan handal dalam menangani residen

korban penyalahgunaan NAPZA karena terdiri dari psikolog

seperti Ayu Khonsah Rufaidah dan tentunya tidak kalah

pentingnya adalah konseor RBM rata rata merupakan mantan

penyalahgunaan NAPZA yang telah mendapat pelatihan

diberbagai kegiatan yang diadakan pemerintah. Pernyataan ini

disampaikan oleh pak Try Setya Erianto.

12

Hasil wawancara pribadi dengan Pak Sulani merupakan koselor di

RBM Mandiri Cirebon dikutip pada Januari 2018 13

Hasil wawancara pribadi dengan Pak Tri Setya Erianto merupakan

koselor di RBM Mandiri Cirebon dikutip pada Januari 2018

 

Page 97: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

86

“Kita juga punya SDM konselor yang ahli dalam

menangani residen seperti Psikolog, dan beberapa

konselor juga adalah mantan korban NAPZA yang

sudah pulih dan telah mendapat pelatihan diluar kota,

dan di tambah kegiatan yang sangat menunjang dalam

mengambangkan kepercayaan diri korban NAPZA”.14

Berdasarkan wawancara diatas Pak Try Stya juga

mengemukakan bahwa faktor pendukung lainnya pelaksanaan

konseling dengan menggunakan teknik REBT dalam

mengembangkan kepercayaan diri residen korban

penyalahgunaan NAPZA adalah kegiatan di RBM yang

sangat membantu mengambangkan kepercayaan diri residen

korban NAPZA.

2. Faktor Penghambat

Berdasarkan hasil wawancara dan temuan lapangan

peneliti mendapati beberapa faktor penghambat dalam

pelaksanaan pelayanan konseling denga menggunakan teknik

REBT dalam mengembangkan kepercayaan diri residen

korban penyalahgunaan NAPZA sebagai berikut lembaga

RBM belum memiliki ruang khusus dalam melaksanakan

konseling kegiatan pelayanan masih menggunakan ruang

rapat atau diluar asrama RBM hal ini dirasakan konselor

kurang fokus dalam pelaksanaan konseling pernyataan ini

diperkuat oleh pak Sulani selaku ketua RBM dalam sesi

wawancara bersama peniliti.

14

Hasil wawancara pribadi dengan Pak Tri Setya Erianto merupakan

koselor di RBM Mandiri Cirebon dikutip pada Januari 2018

 

Page 98: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

87

“Tidak ada ruangan husus untuk melakukan

konseling, jadi terkadang konselor dan residen

kurang fokus kalau mengadakan konseling diluar

sekret RBM”15

Selain ruang khusus yang belum ada pak Sulani juga

menambahkan kurang intensnya residen dalam mengikuti

kegiatan yang telah diprogramkan pihak lembaga sebagai

faktor penghambat dikarenakan banyaknya kegiatan residen

diluar RBM ditambahlagi ada beberapa orang tua juga yang

melarang residen untuk tidak ke RBM, tentunya hal ini

menjadi penghambat pelaksanaan konseling dalam

mengembangkan kepercayaan diri residen. Pernyataan ini

disampaikan dalam wawancara bersama peniliti.

“Faktor lainya adalah anak anak terkadang kurang

intens mengikuti kegiatan di RBM karena ada

yang kerja dan bahkan ada pula yang dilarang

orang tuanya untuk tidak mengikuti kegiatan di

RBM bahwa orang tuanya merasa bahwa anaknya

bukanlah korban NAPZA, Jadi kita terkadang

susah untuk melaksanakan konseling”16

Faktor penghambat lainnya adalah lembaga RBM

belum memiliki asrama sendiri yang dimiliki RBM dan dapat

menampung banyak residen hal ini juga menjadi penghambat

dikarenakan konselor harus kerumah residen untuk

mengumpulkan dan melakukan konseling serta ketiadaan

asrama juga menghambat pengamatan konselor untuk melihat

15

Hasil wawancara pribadi dengan Pak Sulani merupakan koselor di

RBM Mandiri Cirebon dikutip pada Januari 2018 16

Hasil wawancara pribadi dengan Pak Sulani merupakan koselor di

RBM Mandiri Cirebon dikutip pada Januari 2018

 

Page 99: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

88

lebih dalam perkembangan kepercayaan diri yang dialami

residen sebelum dan sesudah mendapay pelayanan konseling

Rational Emotive Therapy (REBT), pernyataan ini

disampaikan oleh pak Try Setya dalam wawancara bersama

peneliti.

“Karena RBM Mandiri masih belum memiliki asrama

sendiri yang bisa menampung banyak residen ini juga

menjadi faktor penghambat, karena ketika konselor

malakukan konseling konselor harus mencari residen.

Dan konselor juga tidak dapat intens melihat

perkembangan hasil konseling karena residen tidak

berada di satu tempat.” 17

Dari hasil temuan lapangan diatas dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan konseling Rational Emotive Behaviour

Therapy (REBT) dalam mengembangkan kepercayaan diri

pada korban penyalahgunaan NAPZA bahwa dalam

pelaksanaanya mendapati faktor pendukung dan faktor

pengahambat seperti yang telah tertulis diatas.

Berdasarkan wawancara dan observasi hasil

penelitian menunjukan bahwa setelah dilakukan konseling

REBT diperoleh hasil sebagai berikut untuk meningkatkan

kepercayaan diri residen. Kepercayaan diri merupakan suatu

keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu

berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh

hasil seperti yang diharapkan.

Kepercayaan diri adalah

anggapan seseorang tentang kompetensi dan keterampilan

yang dimiliki serta kesanggupan untuk menangani berbagai

17

Hasil wawancara pribadi dengan Pak Try setya merupakan koselor

di RBM Mandiri Cirebon dikutip pada Januari 2018

 

Page 100: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

89

macam situasi. Dengan kepercayaan diri yang cukup,

seseorang individu akan dapat mengaktualisasikan potensi

yang dimilikinya dengan yakin dan mantap.

Berdasarkan

uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa percaya diri

adalah penilaian positif terhadap diri sendiri mengenai

kemampuan yang ada dalam dirinya untuk menghadapi

berbagai situasi dan tantangan serta kemampuan mental

untuk mengurangi pengaruh negatif dari keragu-raguan yang

mendorong individu untuk meraih keberhasilan atau

kesuksesan tanpa tergantung kepada pihak lain dan

bertanggung jawab atas keputusan yang telah

ditetapkannya.18

Salah satu layanan yang dapat digunakan

dalam kegiatan bimbingan dan konseling dalam

meningkatkan kepercayaan diri residen adalah konseling

terapi REBT.

Adapun kurangnya kepercayaan diri yang dialami

oleh residen diakibatkan oleh residen yang malu akan dirinya

yang menjadi korban NAPZA yang berbeda dengan teman-

temannya, selain itu adanya ejekan-ejekan dari teman-

temannya yang membuat residen malu dan minder, setelah

itu takut salah apabila bertanya atau menjawab akan

membuat konselor marah kepada residen. Selain itu,

residen juga memiliki keyakinan-keyakinan irasional yang

membuat dia selalu takut dalam melakukan suatu hal dan

tidak meyakini bahwa dirinya memiliki kemampuan.

18

Martin Perry, Confidence Boosters Pendongkrak Kepercayaan diri,

(Bandung: PT Glora Aksara Pratama, 2011), h. 9.

 

Page 101: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

90

Mengenai hasil konseling individu dengan

menggunanakan teknik REBT di rehabilitas berbasisi

masyarakat (RBM) Cirebon memiliki implementasi yang

cukup baik terhadap residen korban penyakahgunaan

NAPZA, setelah residen mendapat layanan konseling

individu dengan teknik REBT merasakan lebih percaya diri

atas potensi yan dimiiki, serta residen mampu mengubah

pikiran irasional kepada pimikiran yang rasional, sehingga

membuat residen lebih aktif dan percaya diri.

 

Page 102: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Konseling Rational Emotive Behavior Therapy

dalam mengembangkan kepercayaan diri korban

penyalahgunaan NAPZA di lakukan Rehabilitas Berbasisi

Masyarakat Mandiri Cirebon Jawa Barat dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan konseling menggunakan teknik REBT

dapat mengembangkan kepercayaan diri residen di RBM

Mandiri Cirebon Jawa Barat. Dimana residen yang memiliki

masalah kepercayaan dri kini sudah mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya,

maka pada bab ini akan disimpulkan hasil penelitian ini.

Setelah dilakukan konseling individu dengan teknik REBT

terhadap kepercayaan diri korban penyalahgunaan NAPZA

di Rehabilitas Berbasis Mamsyarakat Mandiri Cirebon Jawa

Barat dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan konseling Rational Emotive Behavior

Therapy dalam mengembangkan kepercayaan diri pada

korban penyalahgunaan NAPZA di RBM Mandiri

Cirebon Jawa Barat, dilakukan dengan langkah-langkah;

observasi awal, persiapan, rapport, Pendekatan masalah,

pengungkapan, diagnostik, prognosa, treatment, evaluasi

dan tindak lanjut dan observasi akhir

 

Page 103: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

92

2. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan

konseling Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT)

dalam mengembangkan kepercayaan diri pada korban

penyalahgunaan NAPZA antara lain faktor pendukung

residen korban NAPZA sangat terbuka ketika mengikuti

konseling dan pemerintah dibawah Kementrian Sosial

memberikan suntikan dana dalam menjalankan program

yang ada di Rehabilitas Berbasis Masyarakat sehingga

sangat membantu konselor dan lembaga dalam

menjalankan program yang ada serta konselor terdiri dari

konselor yang handal dalam menangani korban NAPZA,

sedangkan faktor penghambat pelaksanaan konseling

antara lain ketiadaan ruang khusus dalam melaksanakan

konseling, kurang intensnya residen korban NAPZA

dalam mengikuti kegiatan yang memhambat konselor

tidak dapat melihat perubahan yang terjadi pada korban

NAPZA serta kurangnya dukungan keluarga residen

korban NAPZA, dan lembaga belum memiliki asrama

yang dapat menampung banyak residen.

A. Saran

Berdasarkan proses dan hasil penelitian,serta yang

dipahami penulis dalam penulisan skripsi ini maka ada

beberapa saran yang perlu dikemukakan penulis disini agar

menjadi kebaikan yang bisa dirasakan bersama baik pihak

lembaga, konselor dan peneliti selanjutnya yang meneliti

penelitian di Rehabilitas Berbasisis Masyarakat (RBM) yaitu:

 

Page 104: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

93

1. Untuk RBM Mandiri Cirebon Jawa Barat

Bagi pihak lembaga Rehabiltas Berbasisi

Masyarakat (RBM) diharapkan adanya satu ruangan

khusus untuk melakukan pelayanan konseling individu.

Apabila nantinya ada peneliti lainnya yang akan

mengadakan penelitian di RBM Mandiri Cirebon Jawa

Barat agar proses penelitian yang di laksanakan dapat

berjalan dengan lancar.

2. Untuk Konselor

Diharapkan konselor perlu adanya ekstra

kesebaran dalam melakukan konseling individu REBT

dan mengamati perkembangan yang terjadi setiap harinya

baik perkembangan jasamani maupun rohani yang

berkaitan dengan perubahan pada residen korban

penyalahgunaan NAPZA di Rehabilitas Berbasis

Masyarakat (RBM) Mandiri Cirebon. Karena yang

dihadapi konselor adalah korban penyalahgunaan NAPZA

yang sensitif dan sangat butuh support dari orang

sekelilingnya terutama konselor itu sendiri.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat

melakukan pengkajian lebih mendalam, berkaitan dengan

meningkatkan pelaksanaan konseling dengan teknik

REBT dalam mengembangkan kepercayaan diri pada

korban penyalahgunaan NAPZA.

 

Page 105: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

94

 

Page 106: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

95

DAFTAR PUSTAKA

Angelis, Barbara De, Confidance Percaya diri, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2012).

Arintoko, Wawancara Konseling di Sekolah, (Andi Offset,

Yogyakarta, 2011).

Badrujaman, Aip. Penggunaan Pendekatan Rational Emotif

Behaviour Therapy (REBT) Pada Setting Sekolah di

Indonesia.Https://Bkpemula.Files.Wordpress.com/20

11/12/02-Aip Badrujaman_Rebt.Pdf.

Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2007).

Corey, Gerald. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi,

(Bandung: PT. Eresco, 2008).

Dewi. Nunur Yuliana. Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri

Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa

Asrama 1 SMA Negeri 1 Sumber Rembang.

2012.h.26.Http://Lib.Unnes.Ac.Id/17322/1/13014080

47. Pdf.

Galdding, Samuel T. Koseling profesi yang menyeluruh, (Jakarta:

PT. Indeks, 2012).

Hakim, Thursan. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta:

Puspaswara, 2012).

Hamdan. Hubungan Antar Kepercayaan Diri dengan Motivasi

Berprestasi Pada Siswa SMUN 1 SETU BEKASI.

 

Page 107: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

96

www.gunadarma.ac.id/library/articles/

graduate/psychology.../Artikel 10504066. pdf.

Hartno, Boy. Psikologi Konseling, (Jakarta: Kencana, 2012).

Hawari, Dadang. Al-Qur’an dan Ilmu Kedokteran Jiwa dan

Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima

Yasa, 2011).

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-

Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010).

http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article

&sid=18869 diakses pada tanggal 12 April 2017.

Jurnal Penelitian Kesejaheraan Sosial (PKS), Vol 14, No 2

(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS):

Yogyakarta: 2015).

K, Gantina, Eka W, Karsih, Teori dan Teknik Konseling (Jakarta:

PT. Indeks, 2011).

Maulida, Siti Rochmah, Dhini Rama Dhania. Hubungan Antar

Kepercayaan di dan Dukungan Orang Tua dengan

Motivasi Berwirausaha Pada Siswa SMK.

ejournal.undip.ac.id/ index.php/psikologi/article/

download/6630/5444.

Miftahullaila. Implementasi layanan konseling kelompok untuk

meningkatkan rasa percaya diri siswa asrama VII

madrasah tsanawiyah negeri 2 bandar lampung

.2011.

 

Page 108: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

97

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2013).

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta:

Rosda, 2011).

Nusuki. Penggunaan Pendekatan Konseling Rational Emotiv

Behavioral Therapy Melalui Layanan Konseling

Individual untuk Mengatasi Siswa yang Mengalami

Kesurupan di SMAN 2 Aikmel.

Perry, Martin. Confidence Boosters Pendongkrak Kepercayaan

diri, (Bandung: PT. Glora Aksara Pratama, 2011).

Prayitno. Erman Amti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,

(Jakarta Rineka Cipta, 2009).

Purwanti, Septry Rahayu. Mengatasi Masalah Kepercayaan Diri

Siswa Melalui Layanan Konseling Kelompok Pada

Siswa Asrama VIII F SMP Negeri 2 Karangpucung

Kabupaten Cilacap, 2013. http://lib.unnes.ac.id/

19305/1/1301408016.pdf.

Puspito, Triyoso Adi. Layanan Konseling Kelompok Dengan

Pendekatan Rasional-Emotive Behavior Therapy

(Rebt) Untuk Pengembangan Kemampuan Berfikir

Positif Pada Siswa Asrama VIII MTsN Sale Rembang

Tahun Ajaran 2014/2015. Http://Simki.Unpkediri.Ac.

Id/Mahasiswa/File_Artikel/2015/11.1.01.01.0368.Pd.

Qurdhawi-Al, Yusuf. Halal dan Haram, (Jakarta: Robbani Press,

2010).

 

Page 109: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

98

Risno, Ilya Rahmi, Asmidir Ilyas, Syahniar. Perolehan Siswa

Setelah Mengikuti Layanan Konseling Perorangan,

h.62.http://download.portalgaruda.org/article.php.arti

cle=24869 &val= 1533

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-mishbah (Jakarta: Lentera Hati,

2012).

Siska, Sudardjo & Esti Hayu Purnamaningsih, Kepecayaan Diri

dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada

Mahasiswa, Jurnal.ugm.ac.id/jpsi/ article/view/7025/

5477.2003.

Siyam, Nurlailiyatus dan Wagino. Hubungan Percaya Diri

dengan Hasil Belajar Siswa Tunarungu Asrama V.

2014.ejournal.unesa.ac.id/article/11454/15/article.pdf.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,

(Bandung: ALFABETA, 2007).

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah,

(Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2012).

Umar, M & Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung:

Pustaka Setia, 2008).

Widianti, Yuni Tri. Peningkatan Percaya Diri dan Kemandirian

Siswa dalam Pembelajaran Matmatika Melaluii

Pembelajaran Attetion Relevance Confidence

Satisfaction(ARCS).2014.http://eprints.ums.ac.id/287

22/ 10/naskah_publikasi.pdf.

 

Page 110: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

99

Willis, Sofyan S. Konseling Individual Teori dan Praktek,

(Bandung: Alfabeta, 2013).

Wiwinda. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik

Assertive Training dalam Meningkatkan Rasa

Percaya Diri Korban Penyalahgunaan NAPZA

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 11

Bandar Lampung. 2015.

Yulianto, Fitri, H. Fuad Nashori. Kepercayaan Diri dan

Prestasi Atlet Taekwondo Daerah Istimewa.

Yogyakarta.2006.ejournal.undip.ac.id/index.php/psik

ologi/article/download/692/55

 

Page 111: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

100

LAMPIRAN

 

Page 112: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

FOTO KEGIATAN

Wawancara dengan Sumarlan (Alan) Wawancara Sumarlin (Alin

Wawancara Pak Sulani Pemberian Cendramata

Ruang Fokasional Memasak Manisan

 

Page 113: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 114: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 115: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 116: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 117: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 118: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 119: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 120: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 121: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 122: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 123: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 124: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 125: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 126: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 127: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 128: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 129: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 130: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 131: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 132: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 133: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 134: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 135: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 136: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 137: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 138: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 139: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 140: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 141: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 142: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 143: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang

 

Page 144: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42433/1/SONDI... · dan doanya kepada penulis semoga persaudaraan yang