Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk...
Transcript of Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA
PEGAWAI DINAS PU KOTA TANGERANG)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh :
Suci Febrian Dini
NIM : 1112081000101
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2019 M
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Suci Febrian Dini
Tempat/Tgl Lahir : Tangerang, 25 Februari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. KH. Dewantara Gang Nurul Huda II RT. 001
RW. 015 NO. 47 Ciputat, Tangerang Selatan.
No Telepon : 083894204074
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
JENJANG INSTITUSI TAHUN LULUS
TK ALJIHAD 2000
SD SDN 1 CIPUTAT 2006
SMP SMPN 4 PONDOK RANJI 2009
SMA SMAN 4 PONDOK RANJI 2012
viii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh antara variabel gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Dinas PU
Kota Tangerang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel jenuh
dimana seluruh populasi pegawai Dinas PU Kota Tangerang sebanyak 64 orang
dijadikan sebagai sampel. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
wawancara. Model penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik
analisa data menggunakan analisis linier berganda dan uji asumsi klasik.
Pengolahan data menggunakan software SPSS versi 20. Diperoleh hasil bahwa
gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan pada kinerja pegawai. Variabel
motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Variabel disiplin
kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Secara keseluruhan,
variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja pegawai.
Kata kunci : Gaya Kepemimpinan, Motivasi kerja, Disiplin Kerja, Kinerja
pegawai
ix
ABSTRACK
This research was conducted to analyze the influence between the variables of
leadership style, motivation and work discipline on the performance of employees
in the Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang. The sampling technique used was
a saturated sample technique in which all of the population of the Tangerang City
Public Works Department were 64 people as samples. The technique of collecting
data using questionnaires and interviews. The research model uses descriptive
qualitative data analysis techniques using multiple linear analysis and classical
assumption tests. Processing data using SPSS version 20. Results obtained that
there is a significant effect on leadership style on employee performance. Work
motivation variables results significant effect on employee performance. Work
discipline variables results significant effect on employee performance. Overall,
the variables of leadership style, motivation and work discipline simultaneously
influence the employees performance.
Keywords: Leadership Style, Work Motivation, Work Discipline, Employee
Performance
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah Rabbil’alamin. Segala puji serta syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta hidayahNya,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh gaya
Kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja Dinas PU Kota
Tangerang”. guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
Sholawat serta salam beserta keluarga dan para sahabatnya. Selama proses
penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan Bimbingan, arahan, bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
hanya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Titi Dewi Warnida, SE., M.Si selaku ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Binis.
2. Ibu Ela Patriana, MM selaku sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
3. Bapak Lili Supriyadi, MM selaku dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan ilmu
skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Segenap jajaran tenaga pengajar di jurusan Manajemen yang telah
menyampaikan banyak ilmu kepada penulis. Semoga ilmunya bermanfaat
dengan baik di masa yang akan datang.
5. Segenap pegawai di Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bantuannya
kepada penulis dalam mengurus perihal administrasi, sehingga penulis
mendapatkan kelancaran tanpa ada kendala yang berarti dalam
meyelesaikan studi.
6. Untuk REVIANA ROSSA terimakasih untuk canda tawanya yang tidak
pernah berenti menghibur .
7. Teman-teman Seperjuangan NOLO, RIFQY, HEDRA, MAKSUM,
AKBAR, TEGUH. We Did it guys!
xi
8. Kepada semua Pihak yang turut mendukung dan membantu penulis tidak
dapat disebutkan 1 persatu. Semoga Allah membalas semua kebaikannya.
Teristimewa kepada kedua orang tua Ayahanda H.Agus Sumarna, MM dan
Ibunda Dyah Farida yang selalu mendoakan, memberi Motivasi, dukungan,
memberikan kasih sayang, dan pengorbanan baik dari segi moril, serta materi
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga penulis
berterima kasih kepada Kakanda Lola Lolita,SH serta Adinda Amarul Hadi yang
telah memberikan keceriaan dan dukungan untuk terus berusaha memberikan
yang terbaik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi bahasa yang digunakan maupun sistematika penulisan. Hal tersebut
dikarenakan terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh penulis, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapan. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan
pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 25 Februari 2019
Penulis
Suci Febrian Dini
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................. .... ii
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSHIF ..................................... .... iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...........................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………........vi
ABSTRACT ................................................................................................... .... vii
KATA PENGANTAR......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xvi
DAFTAR TABEL .............................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 11
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 11
D. Perumusan Masalah ................................................................. 12
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Sumber Daya Manusia ......................................... 15
B. Gaya Kepemimpinan ................................................................ 20
1. Pengertian Gaya Kepemimpinan .................................... 20
2. Teori Kepemimpinan ...................................................... 22
3. Gaya Kepemimpinan ....................................................... 25
4. Ciri-ciri dan Peranan Kepemimpinan ............................. 32
5. Dimensi Gaya Kepemimpinan ........................................ 33
xiii
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran Gaya
Kepemimpinan ................................................................ 36
C. Motivasi.................................................................................... 36
1. Pengertian Motivasi ........................................................ 36
2. Teori-teori Motivasi ........................................................ 39
3. Jenis-jenis Motivasi......................................................... 43
4. Peran Pemimpin dalam Meningkatkan Motivasi ............ 45
D. Disiplin Kerja ........................................................................... 46
1. Pengertian Disiplin Kerja ................................................ 46
2. Teori Disiplin Kerja ........................................................ 47
3. Dimensi Disiplin Kerja ................................................... 48
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengukuran Disiplin
Kerja ................................................................................ 50
5. Jenis Disiplin Kerja ......................................................... 51
E. Kinerja ...................................................................................... 52
1. Pengertian Kinerja ........................................................... 52
2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja ........................... 52
3. Tolak Ukur Kinerja ......................................................... 55
F. Kerangka Pemikiran ............................................................... 57
G. Hipotesis Penelitian .................................................................. 57
H. Penelitian Terdahulu .............................................................. 57
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 61
1. Lokasi Penelitian ................................................................ 61
2. Fokus Penelitian ................................................................. 61
B. Populasi dan Sampel ............................................................... 61
1. Populasi ............................................................................ 61
2. Sampel .............................................................................. 62
C. Model Penelitian ...................................................................... 62
D. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 63
xiv
1. Studi Kepustakaan (Library Research) ............................ 63
2. Studi Lapangan (Field Research) .................................... 63
E. Metode Analisis Data .............................................................. 64
1. Statistik Deskriptif ............................................................ 64
2. Uji Kualitas Data .............................................................. 64
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 65
4. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda .......................... 66
5. Uji Hipotesis ..................................................................... 67
F. Operasionalisasi Variabel ........................................................ 68
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Obyek Penelitian ...................................................................... 72
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................. 72
2. Struktur Organisasi............................................................. 74
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................ 80
1. Karakteristik Responden ................................................... 80
2. Analisis Deskriptif ............................................................. 82
3. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................... 91
a. Uji Validitas ................................................................. 91
b. Uji Reliabilitas ............................................................. 93
4. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 94
a. Uji Normalitas Data ...................................................... 94
b. Uji Multikolinearitas Data ............................................ 95
c. Uji Heteroskedastisitas Data ......................................... 96
5. Uji Hipotesis Penelitian .................................................... 96
a. Uji Signifikansi Parsial (uji t) ....................................... 97
b. Uji Signifikansi Simultan (uji F) .................................. 99
6. Analisis Regresi Linier Berganda ..................................... 99
7. Uji Koefisien Determinasi ................................................ 101
xv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 103
B. Saran ....................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 105
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Hubungan dasar dari proses manajemen sumber daya manusia ............... 16
2.2 Piramida kebutuhan Abraham Maslow ..................................................... 37
2.3 Teori kebutuhan McClelland..................................................................... 40
2.4 Kerangka pikir ........................................................................................... 56
4.1 Struktur Organisasi Dinas PU Kota Tangerang ....................................... 74
xvii
DAFTAR TABEL
Nomer Keterangan Halaman
1.1 Absensi Pegawai Dinas PU Kota Tangerang 2017 ................................. 6
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 57
3.1 Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 69
4.1 Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 80
4.2 Usia Responden ....................................................................................... 80
4.3 Latar Belakang Pendidikan ..................................................................... 81
4.4 Masa Kerja Responden ........................................................................... 82
4.5 Jawaban responden pada butir pernyataan variabel gaya kepemimpinan
.......................................................................................................................... 83
4.6 Jawaban responden pada butir pernyataan variabel motivasi ................. 85
4.7 Jawaban responden pada butir pernyataan variabel disiplin ................... 87
4.8 Jawaban responden pada butir pernyataan variabel kinerja .................... 89
4.9 Hasil Uji Validitas ................................................................................... 91
4.10 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 93
4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov .............................................................. 94
4.12 Hasil Uji Multikolinieritas ...................................................................... 95
4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser ...................................................... 96
4.14 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)................................................................. 97
4.15 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................................ 99
4.16 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 100
4.17 Koefisien Determinasi ............................................................................. 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pencapaian tujuan suatu organisasi sangat erat kaitannya dengan kualitas
kinerja anggota di dalamnya. Untuk memelihara dan memaksimalkan kinerja
anggota yang baik, banyak hal yang mempengaruhi seperti kesejahteraan,
pendidikan dan pelatihan, motivasi, kepemimpinan, dan disiplin kerja. Kinerja
dalam sebuah organisasi merupakan sebuah hasil kerja dari tugas yang telah
dilaksanakan. Kinerja pegawai yang baik dapat menghasilkan sebuah hasil
pencapaian atau produktivitas yang tinggi begitupun sebaliknya, karenanya
seorang pemimpin organisasi harus memperhatikan kinerja anggotanya.
Manajemen kinerja sangat penting bagi sebuah intansi agar dapat
melakukan strategi manajemen, yaitu untuk mengidentifikasi berbagai
kekuatan dan kelemahan dari para pegawainya, menghubungkan para
pegawainya dengan pelatihan yang sesuai dan aktivitas pengembangan, serta
menghargai kinerja yang baik dengan gaji dan insentif-insentif lainnya. Sistem
manajemen kinerja dirancang agar dapat memastikan bahwa pembelajaran dan
pengembangan sejalan dengan strategi bisnis, memicu hasil-hasil bisnis, dan
para pegawai memiliki berbagai kemampuan untuk berhasil dalam pekerjaan-
pekerjaan saat ini dan masa mendatang (Noe et al, 2014:461).
1
2
Inftrastruktur dan sarana umum adalah faktor penting dalam menjalankan
roda pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. Kondisi inftrastruktur dan
sarana umum yang baik akan memacu pertumbuhan ekonomi, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan suatu
instansi yang bertugas membangun dan merawat infrastuktur pada suatu
daerah. Dinas Pekerjaan Umum (PU) kota Tangerang merupakan sebuah
intansi pemerintah yang memiliki wewenang, tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan otonomi daerah dalam bidang pekerjaan umum dengan tugas
membangun dan merawat infrastuktur serta sarana umum bagi masyarakat di
wilayah kota Tangerang. Sebagai suatu instansi, pelaksanaan tugas Dinas
Pekerjaan Umum (PU) kota Tangerang bergantung pada kualitas sumber daya
manusianya. Melihat pentingnya sumber daya manusia yang bekerja di Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) kota Tangerang, maka perlu dilakukan pengelolaan
sumber daya manusia dengan baik, agar tujuan organisasi bisa dicapai dengan
efektif dan efesien.
Menurut Hasibuan dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia”
(2016:21), Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalalah ilmu dan
seni mengatur hubungan dan perananan tenaga kerja agar terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dalam hal ini sumber daya manusia
disebut sebagai pegawai. Pegawai yang bergerak di bidang jasa guna melayani
masyarakat melalui pemeliharaan dan pembuatan jalan. Pegawai Dinas
Pekerjaan Umum melaksanakan tugas sebagai penyusun dan perumus rencana
program kegiatan dan prosedur tetap dalam rangka pelaksanaan kebijakan
3
teknis pada bidang sarana dan prasarana diwilayah Kota/kabupaten, juga
sebagai pelaksana penataan, pemenuhan dan evaluasi kebutuhan sarana dan
prasarana sesuai standar, prosedur dan norma yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah.
Menurut Soekidjo (2003:2), Sebuah instansi harus didukung sumber daya
manusia yang cakap karena sumber daya manusia sangat berperan dalam
menjalankan usaha atau kegiatan di dalam instansi tersebut. Terdapat faktor-
faktor yang dapat menyebabkan kinerja pegawai meningkat atau menurun.
Faktor- faktor negatif yang menyebakan kinerja pegawai menurun itu seperti
banyaknya tekanan, hilangnya keinginan pegawai untuk berprestasi, keadaan
di lingkungan sekitar kerja dan tidak ada panutan atau acuan dalam
pencapaian prestasi. Faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja pegawai
diantaranya adalah gaya kepemipinan yang diterapkan pimpinan, motivasi
serta disiplin kerja pegawai dalam organisasi atau instansi tersebut.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) kota Tangerang memiliki struktur
organisasi serta kebijakan dan peraturan di dalamnya. Pada struktur organisasi
Dinas Pekerjaan Umum (PU) kota Tangerang, memiliki pimpinan yang
bertugas membuat serta menerapkan kebijakan dan peraturan organisasi. Gaya
kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhan sehingga dapat mendorong para bawahannya untuk
memberikan kontribusi yang terbaik kepada instansi tersebut. Penerapan
kepemimpinan yang efektif mampu meningkatkan kinerja pegawai.
4
Pengertian gaya kepemimpinan menurut Wahjosumidjo (1991, dalam
Wibowo, 2013:14) adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin
yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan
(ability), dan kesanggupan (capability), kepemimpinan sebagai rangkaian
kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan
(posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah
proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi.
Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, bawahan atau pengikut.
Kepemimpinan melibatkan distribusi yang tidak merata dari kekuasaan
diantara pemimpin dan anggota kelompok, selain seacara sah dapat
mengarahkan bawahan atau pengikut mereka, pemimpin juga dapat
mempunyai pengaruh (Djatmiko, 2005:47).
Adanya pola penerapan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dari
pimpinan membuat pegawai sebagai bawahan kebingungan dalam
melaksanakan perintah/tugas yang diberikan. Menurut organisasi Center for
Creative Leadership yang bermarkas di North Carolina, hasil penelitian dari
763 perusahaan di China, Mesir, India, Singapura, UK, US dan Spanyol
mengungkapkan adanya enam tantangan yang dihadapi terkait kepemimpinan
perusahaan, yakni pengembangan manajerial yang efektif, menginspirasi
orang lai, pengembangan karyawan, memimpin tim, mengarahkan perubahan
dan mengelola stakeholders internal (www.ccl.org/articles/leading-effectively-
articles/top-6-leadership-challenges/). Contoh lain seperti yang dilansir
bbc.com Indonesia, dua pimpinan Pertamina dicopot karena ‘tidak bisa
5
bekerja sama’, menjadi gambaran bahwa adanya pola kepemimpinan yang
berbeda dari beberapa pimpinan dapat menjadikan sudut pandang yang
berbeda dari bawahan untuk menjalankan instruksi yang diberikan
(www.bbc.com/indonesia/indonesia-38851894).
Hal tersebut juga menjadi permasalahan pada Dinas Pekerjaan Umum
(PU) kota Tangerang. Banyaknya pengerjaan tugas/proyek dilapangan
terkadang ditemuinya instruksi/perintah kerja antara pimpinan di kantor
dengan pimpinan di lapangan berbeda. Dari hasil observasi, dapat dicontohkan
adanya perbaikan jalan dimana setelah pengukuran awal jalan yang harus
diperbaiki total sepanjang 94 meter, setelah dilaporkan ke kantor, instruksi
kepala seksi harus diselesaikan seperti laporan yang diajukan, tetapi adanya
pertimbangan lain, mandor di lapangan mengusulkan digenapkan menjadi 95
meter dengan alasan ada dua titik perbaikan yang berada di pinggir jalan
sehingga ‘tanggung’ jikalau tidak di ratakan ke tepi jalan. Contoh seperti
itulah terkadang membuat pelaksana menjadi bingung, instruksi mana yang
harus dijalankan. Pengaruh pihak eksternal di lapangan juga menjadi salah
satu penyebab adanya pertimbangan perubahan kepemimpinan dilapangan
untuk melakukan penyesuaian terhadap kepemimpinan dari kantor dinas.
Contoh kasus, pada betonisasi jalan lingkungan, terkadang ditemui adanya
permintaan dari warga setempat melalui RT/RW bahkan pihak kelurahan
untuk sekalian pengecoran pada bidang jalan yang miring agar tidak kesulitan
mengakses jalan setelah betonisasi. Hal tersebut tentunya akan menambah
beban pengerjaan dimana pelaksana akan bingung mengikuti instruksi yang
6
mana. Menurut Musdalifah (2016), mengungkapkan bahwa gaya
kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja pegawai dilapangan. Menurut
Mustapa dan Maryadi (2017:3), kepemimpinan dibutuhkan agar kegiatan
menjadi terarah dan pencapaian tujuan menjadi labih mudah dan efektif.
Motivasi merupakan faktor yang menentukan bagi seorang pegawai
dalam bekerja. Suasana yang kondusif, fasilitas yang memadai, kemampuan
yang dimiliki pegawai bila tidak memiliki motivasi untuk menyelesaikan
pekerjaan, maka hasil dari pekerjaan tidak akan berjalan dengan semestinya.
Pemberian motivasi dapat dilakukan oleh seorang pemimpin dengan caranya
tersendiri, hal ini diperlukan untuk membina pegawai dan menggerakkan para
bawahannya untuk mempererat hubungan dalam organisasi dan menciptakan
hasil produksi yang maksimal. Baik instansi pemerintah maupun swasta,
bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil tetapi
yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan mencapai hasil
kerja yang optimal. Untuk itu pimpinan hendaknya berusaha agar karyawan
mempunyai motivasi tinggi untuk melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
Disinilah pentingnya peranan motivasi untuk mendorong semangat kerja
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Hasibuan (2016:143) mengemukakan motivasi (Motivation)
dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan
bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan
daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil
7
mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Orang mau bekerja
adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari
(conscious needs) maupun kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs),
berbentuk materi maupun non materi. Menurut hasil survei Jobstreet.com pada
tahun 2016, sebanyak 36% responden mengaku tidak bahagia di tempat kerja.
Hal tersebut dikarenakan insentif berupa bonus, kesehatan, transportasi yang
mereka terima harusnya dapat lebih besar (www.merdeka.com/uang/survei-
genjot-motivasi-pekerja-muda-indonesia-tuntut-naik-gaji.html). Menurut
Sutikno (2007:173) kinerja karyawan merupakan hasil dari motivasi yang
dimiliki dengan pengetahuan kerja karyawan, sedangkan motivasi kerja
merupakan hasil dari karakter dengan lingkungan kerja. Permasalahan
motivasi yang terjadi pada pegawai di Dinas Pekerjaan Umum (PU) kota
Tangerang adalah kurang diperhatikannya kebutuhan pegawai pada saat
pengerjaan proyek dilapangan yang menggunakan peralatan sendiri terlebih
dengan adanya pengaruh cuaca dan kondisi lapangan yang tiba-tiba berubah
dari perkiraan. Hal tersebut membuat pegawai pelaksana lapangan menurun
motivasi untuk bekerja. Berdasarkan observasi di lapangan, pelaksana di
lapangan pada saat pengerjaan di luar jam kerja, mereka mengeluhkan
akomodasi yang diberikan. Menurut mereka, perhitungan lembur yang
diberikan dari pemerintah dirasa tidak dapat mengakomodir pengeluaran
kebutuhan terutama makan dan transport. Belum lagi kalau pengerjaan pada
jam kerja, hanya dibekali air minum saja karena sudah tugas pokok,
sedangkan kalau pengerjaan d lapangan belum lagi pengaruh cuaca, apalagi
8
mereka yang mengerjakan drainase atau limbah saluran. Peneliti mengkaji
berdasarkan Permenkeu No. 32 Tahun 2018 tentang satuan biaya uang lembur
bagi Pegawai ASN, untuk uang lembur golongan I: Rp. 13.000; golongan II:
Rp. 17.000 dan golongan III: Rp. 20.000. Untuk uang makan pada saat
lembur, golongan I dan II: Rp. 35.000 dan golongan III: Rp. 37.000 dengan
perhitungan minimal dua jam kerja lembur maksimal empat jam kerja lembur.
Sedangkan pengerjaan proyek biasanya lebih dari itu, belum lagi tempat
pengerjaan yang jauh dari workshop dinas PU. Menurut Mongkodompit, dkk.,
(2016), motivasi yang terperhatikan oleh perusahaan dapat meningkatkan
kinerja karyawan. Menurut Suryani dan Jhon (2018:55), kinerja yang tinggi
dihubungkan dengan motivasi yang tinggi, dan sebaliknya. Motivasi dan
kinerja yang rendah dapat mengakibatkan kegagalan pencapaian tujuan
organisasi.
Selain gaya kepemimpinan dan motivasi, kedisiplinan juga sangat
diperlukan dalam meningkatkan kinerja pegawai. Kedisiplinan yang baik
mencerminkan besarnya tanggung jawab pegawai terhadap tugas-tugas yang
diberikan kepadanya. Hal ini bertujuan mendorong seorang pegawai agar
semangat bekerja untuk mencapai cita-cita perusahan/instansi, pegawai dan
masyarakat. Masalah kinerja pegawai merupakan masalah sumber daya
manusia yang menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen instansi. Apabila
individu dalam instansi memiliki disiplin kerja yang baik, maka sumber daya
manusianya dapat bekerja dengan baik. Dengan kata lain, kelangsungan suatu
9
instansi ditentukan oleh kinerja pegawainya, seperti: pengabdian, disiplin dan
profesionalitas.
Tabel 1.1
Absensi Pegawai Dinas PU Kota Tangerang 2017
No Bulan Pegawaiyang
terlambat
Pegawaipulang
sebelumwaktunya
Totalpegawai
%keterlambatan
% pulangsebelum
waktunya
1 Januari 7 14 64 10,9% 21,9%2 Februari 3 12 64 4,7% 18,8%3 Maret 5 10 64 7,8% 15,6%4 April 2 10 64 3,1% 15,6%5 Mei 2 13 64 3,1% 20,3%6 Juni 6 8 64 9,4% 12,5%7 Juli 4 5 64 6,25% 7,8%8 Agustus 0 3 64 0 4,7%9 September 2 0 64 3,1% 010 Oktober 1 7 64 1,6% 10,9%11 November 2 6 64 3,1% 9,4%12 Desember 8 2 64 12,5% 3,1%Sumber: Absensi pegawai Dinas PU Kota Tangerang tahun 2017
Tabel 1.1 memperlihatkan jumlah pegawai yang terlambat dan pulang
tidak tepat waktu dalam kurun waktu setahun periode tahun 2017.
Berdasarkan tabel di atas, jumlah Pegawai Dinas PU Kota Tangerang yang
pulang sebelum waktunya lebih banyak dari karyawan yang hadir. Banyaknya
pegawai yang pulang sebelum waktunya secara tidak langsung memperpendek
waktu bekerja dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan,
sehingga dapat mempengaruhi hasil kerja dan penyelesaian tugas. Pegawai
yang pulang sebelum waktunya tersebut membuat pencapaian program
kedisiplinan kinerja pegawai menjadi rendah. Hasil survei Salary.com pada
tahun 2013, 70% responden menyatakan bahwa membuang waktu antara 30
menit sampai beberapa jam kerja sehari-harinya. Hal tersebut diakibatkan oleh
tidak adanya tantangan kerja, tidak ada insentif dari kerja keras yang
10
dilakukan, kurangnya kepuasan kerja serta kebosanan dalam bekerja
(www.thebalancecareers.com/ways-to-minimize-employees-wasting-time-at-
work-1918621). Waktu kerja menurut Sutrisno (2010:123) adalah mengenai
jumlah absen yang dilakukan, keterlambatan dan lamanya masa kerja dalam
tahun yang dijalani. Kedisiplinan waktu diterapkan berdasarkan kesadaran
bahwa untuk menyelesaikan setiap pekerjaan maka setiap anggota kelompok
perlu mengikuti peraturan tertentu. Kesadaran ini diharapkan dapat dicapai
dengan komitmen yang tinggi terhadap kepentingan organisasi agar tujuan
perusahaan dapat tercapai sesuai harapan (Prihantoro, 2015:18).
Gaya kepemimpinan, motivasi dan kedisiplinan pada Dinas Pekerjaan
Umum Kota Tangerang menjadi menarik untuk diteliti, karena gaya
kepemimpinan yang baik yang di terapkan pada pegawai dapat menumbuhkan
komunikasi yang baik, kepercayaan dari bawahan, empati serta rasa tanggung
jawab (Dewi, dkk., 2016). Sementara itu kedisiplinan seorang pegawai sangat
penting mengingat kedisplinan dapat meningkatkan kinerja pegawai tersebut
(Lisma, 2015). Menurut Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek),
kebanyakan pelanggaran kedisiplinan adalah pegawai yang membolos, terjadi
1759 kasus pada 2017 dengan 18 diantaranya diberhentikan dengan tidak
hormat (https://economy.okezone.com).
Dari uraian di atas penelitian ini lebih memfokuskan pada gaya
kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin kerja dari Dinas PUPR Kota Tangerang
dan untuk menganalisis kinerja serta produktivitas kerja pegawai Dinas PUPR
Kota Tangerang sehingga berdasarkan latar belakang tersebut mengangkat
11
topik “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN
DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS
PADA PEGAWAI DINAS PU KOTA TANGERANG).”
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan di Dinas PU Kota Tangerang dirasakan belum sesuai
dengan karakter pekerjaan
2. Pimpinan di Dinas PU Kota Tangerang belum maksimal mengelola
potensi pegawai
3. Motivasi pegawai di Dinas PU Kota Tangerang masih rendah
4. Disiplin pegawai di Dinas PU Kota Tangerang masih rendah
5. Kinerja pegawai di Dinas PU Kota Tangerang belum dilakukan secara
optimal
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan penelitian tidak meluas, peneliti memberikan batasan
sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan yang diteliti adalah gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh pimpinan di Dinas PU Kota Tangerang
2. Motivasi, disiplin kerja dan kinerja pegawai yang diteliti bersumber dari
pegawai pelaksana di Dinas PU Kota Tangerang
3. Variabel gaya kepemimpinan dalam penelitian ini menggunakan tipe
Transformational leadership bersumber dari Bass, Bernard M. dan Riggio,
Ronald E., 2005 dalam bukunya “Transformational leadership”
12
4. Variabel motivasi dalam penelitian ini menggunakan teori ERG dari
Clayton Alderfer, 2010, dalam bukunya “The practice of organizational
diagnosis: theory and methods”
5. Variabel disiplin kerja dalam penelitian ini menggunakan indikator dari
Bejo Siswanto, 2011, dalam bukunya “Manajemen Tenaga Kerja
Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional”
6. Variabel kinerja pegawai dalam penelitian ini menggunakan indikator dari
Stephen P.Robbins, 2006, dalam bukunya “Perilaku Organisasi”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan-batasan masalah diatas, maka perumusan
masalah yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :
1. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai pada Dinas PU Kota Tangerang ?
2. Apakah motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada
Dinas PU Kota Tangerang ?
3. Apakah disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
pada Dinas PU Kota Tangerang ?
4. Apakah gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas PU Kota Tangerang secara
simultan?
13
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian perlu ditentukan terlebih
dahulu tujuan penelitian agar tidak kehilangan arah dalam melakukan
penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja pada pegawai Dinas PU Kota Tangerang secara
langsung.
b. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja
pada pegawai Dinas PU Kota Tangerang secara langsung.
c. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja pada pegawai Dinas PU Kota Tangerang secara langsung.
d. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan,
motivasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja pada pegawai Dinas PU
Kota Tangerang secara simultan.
2. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya maupun yang terkait secara langsung didalamnya.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan tentang pegawai mengenai kinerja dan produktivitas
kerja.
14
b. Manfaat Praktis
1) Bagi pihak instansi
Memahami perilaku pegawai untuk memberikan suatu pedoman
pada Dinas PU Kota Tangerang dalam peningkatan kinerja dan
produktivitas kerja.
2) Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam
melakukan penelitian sejenis.
3) Bagi penulis
Sebagai sarana menambah cakrawala pemikiran dan menerapkan
ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perguruan
tinggi.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
Kata manajemen berasal dari bahasa perancis kuno “ménagement”, yang
berarti “seni melaksanakan dan mengatur”. Istilah manajemen juga berasal dari
kata “management” (Bahasa Inggris) yang berasal dari kata “to manage” yang
artinya mengurus atau tata laksana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Manajemen adalah : (1) orang yg mengatur pekerjaan atau kerja sama di
antara berbagai kelompok atau sejumlah orang untuk mencapai sasaran; (2) orang
yg berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin,
dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu. Menurut
Souzali Syadam (2000:3), sumber daya manusia pada dasarnya merupakan
terjemahan dari istilah ‘human recouces’, akan tetapi ada pula beberapa ahli yang
menyatakan sumber daya manusia sama saja dengan tenaga kerja ataupun ‘man
power’.
Manajemen adalah ilmu seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Manajemen sebagai ilmu artinya pengetahuan yang digunakan
untuk mencari kebenaran. Oleh karena itu untuk menjadi manajer yang baik,
disamping memerlukan bakat juga harus berilmu pengetahuan, sedangkan di
dalam manajemen diperlukan oleh para manajer untuk memilih salah satu dari
15
16
beberapa alternatif pemecahan berbagai masalah bisnis dan manajemen.
Manajemen berkembang menjadi salah satu bidang ilmu yang disebut Manajemen
Sumber Daya Manusia. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia yaitu ilmu
dan seni dari manajemen yang menitikberatkan pada masalah ketenagakerjaan
yang berkembang. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu
cabang manajemen yang menitik beratkan pada permasalahan manusia yang
mempunyai kedudukan yang utama dalam setiap perusahaan dan organisasi.
Sumber Daya Manusia merupakan asset yang sangat penting bagi suatu
perusahaan atau organisasi, walaupun perusahaan mempunyai modal yang
besar, modern, namun itu tidak berarti tanpa manusia. Oleh karena itu perusahaan
mengkoordinir memberi bimbingan, memotivasi, mengevaluasi mereka sehingga
tercipta Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Manajemen Sumber Daya
Manusia merupakan salah satu bidang manajemen untuk membentuk tenaga kerja
yang efektif dan efisien.
Menurut Hasibuan (2016:3), Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat. Terdapat berbagai perspektif yang berbeda dalam mendefinisikan
maksud dari manajemen sumber daya manusia, sehingga dapat disimpulkan
bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu rancangan sistem organisasi
berupa kebijakan secara formal yang memanfaatkan kekuatan maupun bakat
manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. Menurut
Dessler (2011:4), manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses memperoleh,
17
melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan
hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan. Menurut
Mathis dan Jackson (2008:40), manajemen sumber daya manusia dapat
menentukan produktifitas suatu organisasi. Produktifitas yang dimaksud adalah
perbandingan antara kuantitas dengan kualitas dari pekerjaan yang diselesaikan
dengan mempertimbangkan biaya-biaya atau pengeluaran yang digunakan.
Menurut Hasibuan (2016:4), menjelaskan secara singkat fungsi-fungsi
manajemen sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning). Merencanakan tenaga kerja secara efektif dan
efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mewujudkan
tujuan.
2. Pengorganisasian (Organizing). Menyusun suatu organisasi dengan
mendesain struktur dan hubungan antara tugas-tugas yang harus dikerjakan
oleh tenaga kerja yang dipersiapkan.
3. Pengarahan (Directing). Kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau
bekerjasama dan bekerja secara efektif dan efisien dalam membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
4. Pengendalian (Controlling). Kegiatan mengendalikan semua karyawan
agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai
dengan rencana.
5. Pengadaan Tenaga Kerja (Procurement). Proses penarikan, seleksi,
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
18
6. Pengembangan (Development). Proses peningkatan keterampilan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
7. Kompensasi (Compensation). Pemberian balas jasa langsung (direct), dan
tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai
imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.
8. Pengintegrasian (Integration). Kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama
yang serasi dan saling menguntungkan.
9. Pemeliharaan (Maintenance). Kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka
mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan
dengan program kesejahteraan yang berdasarkan sebagian besar
kebutuhan karyawannya.
10.Kedisiplinan (Discipline). Keinginan dan kesadaran untuk mentaati
peraturan-peraturan perusahaan dan norma – norma sosial.
11.Pemutusan Hubungan Tenaga Kerja (Termination). Putusnya hubungan
kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemutusan hubungan kerja ini
dapat disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan,
kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab lainnya.
Menurut Byars dan Rue (2008:4), fungsi manajemen sumber daya manusia
ada enam, yakni :
19
1. Perencanaan SDM, rekrutmen dan seleksi. Membuat analisis pekerjaan
(job analysis), meramalkan kebutuhan tenaga kerja, merekrut pegawai
sesuai kualifikasi, melakukan seleksi.
2. Pengembangan SDM. Melakukan orientasi dan pelatihan pegawai,
merancang program pengembangan organisasi, merancang evaluasi
kinerja pegawai, memfasilitasi pengembangan karir pegawai.
3. Kompensasi dan keuntungan. Merancang dan melaksanakan sistem
kompensasi pegawai dengan baik dan adil.
4. Keselamatan dan kesehatan. Merancang dan menerapkan sistem
keselamatan dan kesehatan pegawai, memfasilitasi permasalahan yang
dialami pegawai.
5. Hubungan ketenagakerjaan dengan pegawai. Melakukan mediasi antara
perusahaan dan pegawai, merancang tata tertib.
6. Penelitian SDM. Menyediakan data informasi SDM, merancang dan
mengimplementasikan sistem komunikasi.
Sumber : Garry Dessler, “Human Resources Management”, 2011:24
Gambar 2.1. Hubungan dasar dari proses manajemen sumber daya manusia
20
Manajemen sumber daya manusia selain memiliki fungsi manajerial dan
fungsi operasional, harus diperhatikan pula prinsip-prinsip dalam penerapannya :
a) Prinsip kemanusiaan; b) Prinsip demokrasi; c) Prinsip The Right man In The
Right Place; d) Prinsip Equal Pay for Equal Work; e) Prinsip kesatuan arah; f)
Prinsip kesatuan komando; g) Prinsip efisiensi; h) Prinsip efektivitas; i) Prinsip
produktivitas kerja; j) Prinsip disiplin; dan k) Prinsip wewenang dan tanggung
jawab.
B. Gaya Kepemimpinan
1. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerak, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang
bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Gaya kepemimpinan
adalah sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi
bawahan agar sasaran tercapai atau Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku
dan strategi yang disukai dan sering diterapkan seorang pemimpin. Gaya
kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah,
ketrampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.
Artinya, gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil
kombinasi dari falsafah, ketrampilan sifat, sikap, yang sering diterapkan
pemimpinan ketika mencoba memengaruhi kinerja bawahannya. Gaya
kepemimpinan yang paling tepat adalah gaya yang dapat memaksimalkan
produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan
21
produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan
dengan segala situasi (Sedarmayanti, 2009:131)
Kualitas kepemimpinan yang dijelaskan menurut Adair (2007:6)
a) Enthusiasm. Antusiasme berarti kegairahan yang kuat terhadap salah
satu sebab atau subyek, semangat atau minat yang berapi- api
b) Integrity. Suatu usaha yang utuh dan lengkap yang dilandasi dengan
kejujuran, kualitas, serta konsistensi karakter dari seseorang tersebut
c) Toughness. Suatu konstalasi karakteristik kepribadian yang membuat
individu menjadi lebih kuat, tahan, dan optimis dalam menghadapi stres
dan mengurangi efek negatif yang dihadapi
d) Fairness. Ukuran yang harus diberikan untuk mencapai keseimbangan
antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama
e) Warmth. Dapat menciptakan suasana yang menyenangkan
f) Humility. Sikap menyadari keterbatasan kemampuan diri, dan
ketidakmampuan diri sendiri, sehingga dengannya seseorang tidaklah
mengangkuh, dan tidak pula menyombong
g) Confidence. meyakinkan pada kemampuan dan penilaian
(judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih
pendekatan yang efektif
Bisa disimpulkan dari definisi diatas bahwa gaya kepemimpinan
merupakan tindakan pemimpin saat di dunia kerja dimana dia mempunyai
bawahan. Baik buruknya tindakan pemimpin saat berada pada waktu kerja
tersebut itu juga dinamakan gaya kepemimpinan. Penilaian baik buruknya
22
seorang pemimpin dalam pemimpin bawahannya menurut saya relatif, ingat
ilmu sosial adalah ilmu tidak pasti, artinya sesuatu yang benar bisa saja tidak
benar menurut orang lain begitu juga sebaliknya. Namun pada intinya
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mempunyai gaya kepemimpinan
yang dominan disukai oleh seluruh pegawainya, dan mereka dengan
semangant mementingkan pelaksanaan tugas, kerjasama unutk mencapai
target organisasi.
2. Teori Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang menggunakan wewenang dan
kepemimpinannya untuk mengarahkan bawahan dalam mengerjakan sebagian
pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin adalah seorang
yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan
bentuk alasannya (Hasibuan, 2016:157). Pemimpin adalah orang yang
mampu mempengaruhi orang lain dan memiliki wewenang manajerial
(Martoyo, 1996:166). Kepemimpinan adalah cara pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi (Robbins dan Coulter, 2012:124).
“Leadership is the process of directing the behaviour of others toward the
accomplishment of some objective”, yang beraarti sebuah proses
mengarahkan perilaku orang lain dalam menyelesaikan beberapa tugas (Certo
dalam Ismail, 2018:16). “Leadership is the process of inspiring others to
work hard to accomplish important tasks”, yang berarti kepemimpinan
23
adalah sebuah proses dalam menginspirasi orang lain untuk bekerja keras
dengan tujuan menyelesaikan tugas-tugas penting (Schemerhorn, 2005:19).
“Leadership is generally defined as influencing others to work willingly
toward achieve group or organizational goals”, yang berarti kepemimpinan
merupakan sebuah proses dalam mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan kelompok atau organisasi (Scott dalam Sagala, 2018:57). Menurut
House (2004:15), kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk
mempengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang lain untuk
berkontribusi menuju efektivitas dan keberhasilan organisasi yang menjadi
anggotanya.
Seorang pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program
dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota
kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga
kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang
mendorong, memotivasi dan mengkordinasikan perusahaan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Umam, 2010:270).
Robert House (dalam Mullins, 2005:299), “The path-goal theory”
menunjukkan bahwa kinerja bawahan adalah dipengaruhi oleh sejauh mana
manajer memenuhi harapan mereka. Teori tersebut menyatakan bahwa
bawahan akan melihat perilaku kepemimpinan sebagai pengaruh yang
memotivasi sejauh artinya:
a. Kepuasan kebutuhan mereka tergantung pada kinerja yang efektif; dan
24
b. Arahan, bimbingan, pelatihan dan dukungan yang diperlukan, yang
seharusnya kurang, disediakan.
Hasil studi Tannenbaum dan Schmid menunjukan bahwa gaya dan
efektifitas gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh (Kadarman, et.al. 2001:145):
a. Diri pemimpin. Kepribadian, pengalaman masa lampau, latar belakang
dan harapan pemimpin sangat mempengaruhi efektifitas kepemimpinan
disamping mempengaruhi gaya kepemimpinan yang dipilihnya.
b. Ciri atasan. Gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat
mempengaruhi orientasi kepemimpinan manajer.
c. Ciri Bawahan. Respon yang diberikan oleh bawahan akan menentukan
efektivitas kepemimpinan manajer. Latar belakang pendidikan
bawahan sangat menentukan pula cara manajer menentukan gaya
kepemimpinannya.
d. Persyaratan Tugas. Tuntutan tanggung jawab pekerjaan bawahan akan
mempengaruhi gaya kepemimpinan manajer.
e. Iklim Organisasi dan Kebijakan. Ini akan mempengaruhi harapan dan
perilaku anggota kelompok serta gaya kepemimpinan yang dipilih oleh
manajer.
f. Perilaku dan Harapan Rekan. Rekan sekerja manajer merupakan
kelompok acuan yang penting. Segala pendapat yang diberikan oleh
rekan-rekan manajer sangat mempengaruhi efektivitas hasil kerja
manajer.
25
3. Gaya Kepemimpinan
Menurut Umam (2010:274), ada lima dimensi gaya kepemimpinan yaitu:
a. Gaya kepemimpinan autokratis. Seorang pemimpin memiliki
wewenang (authority) dari suatu sumber, pengetahuan, kekuatan
atau kekuasaan untuk memberikan penghargaan ataupun
menghukum. Ia menggunakan authority ini sebagai pegangan atau
hanya sebagai alat atau metode agar sesuatunya dapat dijalankan
serta diselesaikan.
b. Gaya kepemimpinan birokratik. Kepemimpinan ini dijalankan
dengan menginformasikan kepada para anggota dan bawahannya
dapat bagaimana sesuatu itu harus dilaksanakan. Akan tetapi dasar-
dasar dari gaya kepemimpinan ini hampir sepenuhnya menyangkut
kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan peraturan-peraturan
yang terkandung dalam organisasi.
c. Gaya kepemimpinan diplomatis. Pada gaya ini dapat dikatakan
bahwa seorang pemimpin yang diplomat adalah juga seorang
seniman, yang melalui seninya berusaha melakukan persuasi secara
pribadi. Jadi, sekalipun ia memiliki wewenang atau kekuasaan yang
jelas, ia kurang suka mempergunakan kekuasaannya itu. Ia lebih
cenderung memilih cara menjual sesuatu (motivasi) kepada
bawahannya dan mereka menjalankan tugas pekerjaannya dengan
baik.
26
d. Gaya kepemimpinan partisipatif. Pemimpin yang selalu mengajak
secara terbuka kepada anggota atau bawahannya untuk berpartisipasi
atau mengambil bagian secara aktif, baik secara luas atau dalam
batas-batas tertentu dalam pengambilan keputusan.
e. Gaya kepemimpinan free Rein leader. Dalam gaya kepemimpinan
ini, pemimpin seakan-akan menunggang kuda yang melepaskan
kedua kendali kudanya. Walaupun demikian, pemipin dalam gaya ini
bukanlah seorang pemimpin yang benar-benar memberikan
kebebasan kepada anggota ataupun bawahannya untuk bekerja tanpa
pengawasan sama sekali. Hal yang dilakukan pemimpin tersebut
adalah menetapkan tujuan yang harus dicapai oleh anggota atau
bawahannya untuk bebas bekerja dan bertindak tanpa pengarahan
atau kontrol lebih lanjut apabila mereka memintanya.
House (2004:14) mengidentifikasi jenis-jenis kepemimpinan :
a. Charismatic/value-based leadership. Kepemimpinan yang
merefleksikan kemampuan untuk menginspirasi, motivasi, dan
mengharapkan kinerja tinggi
b. Team-oriented leadership. Menekankan pada pembentukan tim yang
efektif dan mengimplementasikan tujuan kepada anggota tim
c. Participative leadership. Musyawarah dengan bawahan serta
mengevaluasi dan mendapatkan saran atas opini atasan sebelum
diambil keputusan
27
d. Human-oriented leadership. Pola yang merefleksikan dukungan dan
pertimbangan sekaligus kemurahan hati dan kasih sayang kepada
anggota
e. Self-protective leadership. Berfokus pada keamanan dan
keselamatan
f. Autonomous leadership. Pemimpin independen dan individualistik
Victor Vroom, Philip Yetton, dan Arthur Jago (1973, dalam Mullins,
2010:298) mengungkapkan tipe kepemimpinan :
a. Autocratic (A1). Pemimpin membuat keputusan sendiri berdasarkan
informasi yang tersedia
b. Autocratic (A2). Dengan menggunakan gaya kepemimpinan
otokratis yang tidak terlalu ketat, pemimpin akan berkonsultasi
dengan anggota kelompok untuk mendapatkan lebih banyak
informasi, kemudian akan membuat keputusan sendiri. Keputusan
akhir dapat dibagikan atau tidak kepada grup
c. Consultative (C1). pemimpin akan berkonsultasi dengan individu
untuk mencari pendapat mereka. Pemimpin akan membuat
keputusan sendiri
d. Consultative (C2). pemimpin akan berkonsultasi dengan kelompok
untuk mencari pendapat dan saran individu. Pemimpin akan
membuat keputusan sendiri.
28
e. Collaborative (C3). Kelompok membuat keputusan. Pemimpin
membuat dukungan terhadap keputusan tersebut untuk memastikan
semua anggota sepakat terhadap keputusan yang telah dibuat
Robbins (2006:472) membagi gaya kepemimpinan menjadi :
a. Kepemimpinan Kharismatik. Yaitu kepemimpian yang membuat
para pengikut terpicu oleh kemampuan pemimpin yang heroik atau
luar biasa ketika mereka mengamati perilaku tertentu pemimpin.
Pemimpin kharismatik dapat mempengaruhi para pengikut mereka
dengan cara mengutarakan jelas visi yang menarik, visi ini
berhubungan antara masa kini dengan masa depan sehingga
karyawan tertarik untuk mengikutinya, kemudian pemimpin
mengkomunikasikan harapan akan kinerja yang tinggi dan
menyatakan bahwa karyawan dapat mencapai kinerja tersebut
dengan baik
b. Kepemimpinan Transformasional. Gaya kepemimpinan
transformasional yakni pemimpin yang menginspirasi pengikut
untuk melakukan hal yang melebihi kepentingan pribadi mereka
demi kepentingan perusahaan dan mampu memberikan dampak
mendalam dan luar biasakepada para karyawan. Kepemimpinan
transformasioanl dapat mengubah pola pikir karyawan dari pola pikir
yang menyelesaikan masalah dengan cara lama diubah menjadi
penyelesaian masalah dengan cara baru yang lebih baik
29
c. Kepemimpinan Transaksional. Pemimpin yang memotivasi pengikut
mereka untuk menuju kesasaran yang ditetapkan dengan
memeperjelas persyaratan dan tugas. Pemimpin transaksional
memeliki karakter tersendiri yaitu imbalan kontingen yang
menjanjikan imbalan untuk kinerja yang baik dan pemimpin
mengakui pencapaian yang diraih karyawan, kemudian menempuh
tindakan perbaikan, dan menghindari adanya pembuatan keputusan
yang akan diambil.
d. Kepemimpinan Visioner. kemampuan menciptakan dan
mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel dan menarik
mengenai masa depan organisasi atau unit oganisasi yang telah
tumbuh dan membaik dibanding saat ini.Visi dapat menjadikan
sebuah lompatan besar ke masa depan dengan cara membangkitkan
ketrampilan, bakat dan sumberdaya. Visi memberikan gairah yang
baru mengenai masa depan yang lebih baik, memberikan inspirsi,
dapat memberikan komitmen ke tempat kerja dan dapat
menghasilkan kualitas organisasi yang lebih unggul
Fungsi kepemimpinan menurut Adair (2007:30), yakni :
a. Planning. Pemimpin memiliki tugas merencanakan kegiatan
organisasi dan menyampaikannya kepada anggota lainnya
b. Briefing. Pemimpin melaksanakan fungsi komunikasi tatap muka
dengan anggota, khususnya dalam membahas pelaksanaan tugas-
tugas
30
c. Controlling. Pemimpin memastikan agar energi organisasi dapat
mewujudkan kegiatan terlaksana
d. Evaluating. Pemimpin memiliki fungsi evaluasi terhadap suksesnya
pencapaian tujuan
e. Motivating. Pemimpin mampu memberikan motivasi kepada anggota
dengan mengkombinasikannya melalui ganjaran dan hukuman
f. Organising. Pemimpin mempunyai fungsi mengatur atau
membentuk menjadi keseluruhan yang koheren. Ini bisa berarti
perencanaan yang sistematis
g. Systems. Pemimpin menjalankan fungsi dalam mengatur sistem-
sistem dalam organisasi
h. Administration. Pemimpin menjalankan fungsi administrasi, seperti
pengisian dokumen penilaian kerja pegawai, dokumen lembur,
pembagian tugas kerja
i. Time management. Pemimpin harus meluangkan waktu untuk
anggota, konsumen, dan bisnis yang dijalankan
Fungsi kepemimpinan menurut David Krech (1962, dalam Wijono,
2018:31) dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. The leader as executive. Pimpinan sebagai eksekutif organisasi
b. The leader as planner. Pimpinan melakukan cara-cara yang
diputuskan dan yang hendak dicapai organisasi
c. The leader as policy maker. Pemimpin membuat tujuan dan
kebijakan organisasi
31
d. The leader as expert. Pemimpin memiliki keahlian dari anggota
organisasi lainnya
e. The leader as external group representative. Pemimpin menjadi
wakil dari organisasi, baik internal maupun eksternal
f. The leader as controller of internal relations. Pemimpin menentukan
aspek-aspek khusus dari struktur kelompok
g. The leader as purveyor or reward and punishment. Pemimpin
mengendalikan organisasi dengan kekuasaannya melalui pemberian
ganjaran dan hukuman
h. The leader as arbitrator and mediator. Pemimpin mampu
mengendalikan konflik antarpribadi dalam organisasi dan melakukan
mediasi dengan pihak eksternal
i. The leader as examplar. Pemimpin menjadi model perilaku bagi
para bawahannya
j. The leader as symbol of the group. Pemimpin membangun
organisasi dengan menetapkan kebijakan secara rasional, jelas dan
terarah serta sebagai simbol yang merepresentasi kelompok
k. The leader as substitute for individual responsibility. Pemimpin
dapat menggantikan peran aggotanya
l. The leader as ideologist. Pemimpin secara proporsional sebagai
sumber yang dapat dipercaya dalam hal ideologi dalam menjalankan
organisasi
m. The leader as father figure. Pemimpin dapat mengayomi anggotanya
32
n. The leader as scapegoat. Pemimpin menjadi tameng atas kesalahan
dalam suatu kegagalan
4. Ciri-ciri dan Peranan Kepemimpinan
Ciri-ciri utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah
(Davis dalam Reksohadiprojo dan Handoko, 2000:282):
a. Kecerdasan (intelligence), penelitan-penelitian pada umumya
menujukan bahwa seorang pemimpin yang mempunyai tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dari pengikutnya, tetapi tidak sangat
berbeda.
b. Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas, pemimpin
cenderung mempunyai emosi yang dan dewasa atau matang, serta
mempunyai kegiatan dan perhatian yang luas.
c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi pemimpin secara relatif
mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi, mereka
bekerja lebih untuk nilai intristik.
d. Sikap-sikap hubungan manusiawi, seorang pemimpin yang sukses
akan mengakui harga diri dan martabat pengikutnya mempunyai
perhatian yang tinggi dan berorientassi pada bawahan.
Beberapa peranan yang dilakukan oleh seorang pemimpin, yaitu
(Stogdill dalam Rio, 2012:9):
a. Integration, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah kepada
peningkatan koordinasi.
33
b. Communication, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada
meningkatnya saling pengertian, penyebaran informasi
(transmission of information).
c. Product emphasis, yaitu tindakan-tindakan yang berorientasi pada
volume pekerjaan yang dilakukan.
d. Fraternization, yaitu tindakan-tindakan yang menjadikan
pemimpin dan bagian dari kelompok.
e. Organization, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada
perbedaan dan penyesuaian daripada tugas.
f. Evaluation, yaitu tindakan-tindakan yang berkenaan dengan
pendistribusian ganjaran-ganjaran atau hukuman-hukuman.
g. Innitiation, yaitu tindakan-tindakan yang menghasilkan perubahan-
perubahan pada organisasi.
h. Domination, yaitu tindakan-tindakan yang menolak pemikiran-
pemikiran seseorang atau anggota kelompok.
5. Dimensi gaya kepemimpinan
Pada penelitian ini, dimensi gaya kepemimpinan yang digunakan
mengacu kepada gaya kepemimpinan transformasi (Transformational
leadership) yang dikemukakan oleh Bass dan Riggio (2005:6), yaitu :
a. Idealized influence. Pemimpin transformasional berperilaku dengan
cara yang memungkinkan mereka untuk menjadi panutan bagi
pengikut mereka. Pemimpin dikagumi, dihormati, dan dipercaya.
Pengikut mengidentifikasi para pemimpin dan ingin meniru
34
mereka; pemimpin diberkahi oleh pengikut mereka karena
memiliki kemampuan, ketekunan, dan tekad yang luar biasa dalam
memimpin dengan baik
b. Inspirational motivation. Pemimpin transformasional berperilaku
dengan cara memotivasi dan menginspirasi orang-orang di sekitar
dengan membuat bawahan menjadi “berarti” dan memberikan
teladan serta tantangan pekerjaan kepada bawahan. Dapat
merangsang semangat tim dalam melakukan pekerjaan, antusias
dan optimis tinggi ditunjukkan. Pemimpin melibatkan bawahan
dalam membayangkan keadaan masa depan yang menarik; mereka
menciptakan dengan jelas harapan-harapan; mengkomunikasikan
bahwa bawahan ingin mencapai dan menunjukkan komitmen
terhadap tujuan dan visi bersama
c. Intellectual stimulation. Pemimpin transformasional merangsang
bawahan menjadi inovatif dan kreatif, mengkaji ulang masalah, dan
mendekati situasi lama dengan cara baru. Menganjurkan
melakukan kreatifitas kepada bawahan. Gagasan baru dan solusi
masalah yang kreatif diminta dari bawahan, termasuk proses
mengatasi masalah dan menemukan solusi. Bawahan didorong
untuk mencoba pendekatan baru, dan ide-ide mereka tidak dikritik
apabila berbeda dari ide para pemimpin
d. Individualized consideration. Pemimpin transformasional
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan masing-masing
35
bawahan untuk pencapaian dan berkembang sebagai pelatih atau
mentor. Bawahan dan kolega dikembangkan ke tingkat potensi
yang lebih tinggi secara bertahap. Pertimbangan individual
dipraktekkan ketika peluang belajar baru dibuat bersama dengan
iklim yang mendukung. Perbedaan individu dalam kebutuhan dan
keinginan diakomodir. Perilaku pemimpin menunjukkan
penerimaan perbedaan individu (misal, beberapa karyawan
menerima lebih banyak dorongan, beberapa lebih banyak otonomi,
yang lain standar lebih baik, dan masih banyak lagi struktur tugas
lainnya). Pertukaran dua arah dalam komunikasi didorong, dan
“manajemen dengan berjalan sekitar/walking around” ruang kerja
dipraktikkan. Interaksi dengan bawahan dipersonalisasi (misal,
pemimpin mengingat percakapan sebelumnya, sadar keprihatinan
individu, dan melihat individu sebagai pribadi yang utuh bukan
hanya sebagai karyawan). Pemimpin dapat memperhatikan
individu dengan mendengarkan secara efektif. Pemimpin
mendelegasikan tugas sebagai sarana berkembang bagi bawahan.
Tugas yang didelegasikan dipantau untuk melihat apakah bawahan
membutuhkan arahan atau dukungan tambahan dan untuk menilai
kemajuan; idealnya, pengikut tidak merasa mereka sedang
diperiksa
36
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran Gaya
Kepemimpinan
Pengukuran gaya kepemimpinan pada seseorang pada skala yang
menunjukan tingkat seseorang menguraikan secara menguntungkan atau
merugikan rekan sekerjanya merupakan hal yang paling tidak disukai
(LPC, Least Preffered Co-worker) (Feidler dalam Sunarcaya, 2008).
Tiga macam situasi gaya kepemimpinan atau variabel yang membantu
menentukan gaya kepemimpinan yang akan efektif, yaitu (Fiedler dalam
Sunarcaya, 2008):
a. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan (leader-member
relations) maksudnya bagaimana tingkat kualitas hubungan yang
terjadi antara atasan dengan bawahan. Sikap bawahan terhadap
kepribadian, watak, dan kecakapan atasan.
b. Struktur tugas (task structure) maksudnya di dalam situasi kerja
apakah tugas-tugas telah disusun kedalam suatu pola yang jelas
atau sebaliknya.
c. Kewibawaan kedudukan kepemimpinan (leader’s position power)
maksudnya adalah kewibawaan formal pemimpin di mata bawahan.
C. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang
berarti “menggerakan” (to move). Motivasi diartikan juga sebagai suatu
37
kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku
manusia. Aspek penting dalam pemberian motivasi kepada bawahannya atau
karyawan, pemimpin hendaknya dapat memberikan motivasi searah atau
sesuai dengan karakteristik yang ada di bawahan atau karyawan. Motif adalah
suatu dorongan kebutuhan dalam diri karyawan yang perlu dipenuhi agar
karyawan tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya,
sedangkan motivasi adalah suatu kondisi yang menggerakkan karyawan agar
mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Supardi dan Anwar (2007) mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan
dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan terhadap guna mencapai tujuan. Motivasi yang
ada pada seseorang akan mewujudkan suatu prilaku yang diarahkan pada
tujuan mencapai sasaran kepuasan. Menurut Handoko (2013:249),
berpendapat bahwa motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan,
menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia, keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Sedangkan menurut Veithzal (2010),
motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi
individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.
Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invesible yang memberikan
kekuatan untuk mendorong individu tersebut bertingkah laku dalam mencapai
tujuan. Apabila individu termotivasi, mereka akan membuat pilihan yang
positif untuk melakukan sesuatu, karena pada dasarnya motivasi dapat
38
memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat memuaskan keinginan
mereka dan meningkatkan produktivitas kerja mereka serta pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi. Menurut
Mangkunegara (2014:61), motivasi merupakan kondisi atau energi yang
menggerakan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk tercapai tujuan
organisasi atau perusahaan.
Menurut Winardi (2004:6), motivasi merupakan hasil sejumlah proses
yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang
menyebabkan timbulnya sikap entutiasme dan persistensi dalam hal
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Sedangkan motivasi kerja adalah
suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat
dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar
yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan non-moneter, yang
dapat mempengaruhi hasil kinerjannya secara positif atau secara negatif, hal
mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang
bersangkutan. Menurut Gomez (2000:142) motivasi atau dorongan kepada
karyawan untuk bersedia bekerja sama demi tercapainya tujuan bersama atau
tujuan perusahaan ini terdapat dua macam, yaitu Motivasi finansial yang
merupakan dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial
kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif. Kemudian
motivasi non finansial yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk
finansial, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan
manusiawi dan lain sebagainya.
39
Berdasarkan pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu dan juga bisa dikarenakan dorongan orang lain.
Akan tetapi motivasi yang baik merupakan motivasi yang muncul dari dalam
diri sendiri tanpa adanya paksaan.
2. Teori motivasi
Dalam pengembangan konsep-konsep motivasi, telah berkembang teori-
teori motivasi yang dapat memberikan penjelasan mengenai motivasi kerja
para anggota organisasi, mulai dari teori dini motivasi seperti teori hirarki
kebutuhan dari Maslow, teori X dan Y oleh McGregor, teori motivasi Higien
oleh Herzberg, teori ERG dari Alderfer, teori kebutuhan dari McClelland
yang kesemuanya bertitik tolak dari kebutuhan individu.
1) Teori Hierarki Kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hirarki yang diungkapkan
Abraham Maslow (1943). Dalam teorinya, Maslow mengemukakan
bahwa manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang ada
didalam hidupnya, yakni sebagai berikut:
1) Kebutuhan Psikologi: antara lain rasa lapar, haus, perlindungan,
pakaian, perumahan, seks, dan kebutuhan jasmani lainnya
(disebut kebutuhan paling dasar).
2) Kebutuhan Keamanan: antara keselamatan dan perlindungan
terhadap kerugian fisik dan emosional.
40
3) Kebutuhan sosial: mencakup kasih sayang, rasa memiliki,
diterima baik, dan persahabatan.
4) Kebutuhan Penghargaan: mencakup faktor penghormatan diri
seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta penghormatan dari
luar seperti misalnya status, pengakuan, dan perhatian.
5) Kebutuhan Aktualisasi: dorongan untuk menjadi seseorang atau
sesuatu sesuai ambisi, yang mencakup pertumbuhan, pencapaian
potensi, dan pemenuhan diri.
Sumber: Paul W. King. 2009. “Climbing Maslow’s Pyramid”
Gambar 2.2. Piramida kebutuhan Abraham Maslow
2) Teori X dan Y
Hasil pemikiran McGregor dalam Siagian (2004:290) dituangkannya
dalam karya tulis dengan judul The Human Side of Enterprise.
Kesimpulan yang menonjol dalam karya McGregor ialah pendapatnya
yang menyatakan bahwa para manajer menggolongkan para
bawahannya dalam dua kategori berdasarkan asumsi tertentu. Asumsi
pertama ialah bahwa para bawahan tidak menyenangi pekerjaan,
pemalas, tidak senang memikul tanggung jawab dan harus dipaksa
untuk menghasilkan sesuatu. Para bawahan yang berciri seperti itu
41
dikategorikan sebagai “Manusia X” sebaliknya dalam organisasi
terdapat pula para karyawan yang senang bekerja, kreatif,
menyenangi tanggungjawab dan mampu mengendalikan diri, mereka
dikategorikan sebagai “Manusia Y”.
3) Teori motivator dan hygiene
Teori dua faktor (Federich Herzberg, 1959) menyebutkan bahwa
Faktor motivator atau faktor instriksi dari pekerjaan adalah faktor-
faktor yang menimbulkan kepuasan kerja. Faktor-faktor ekstrinsik
berhubungan dengan ketidakpuasan. Faktor hygiene seperti kebijakan
administrasi perusahaan, penyelian dan gaji adalah faktor-faktor yang
apabila memadai dalam pekerjaan tertentu menentramkan pekerjaan,
dan bila faktor-faktor tidak memadai orang-orang tidak terpuaskan
(Robbins, 2006:127).
4) Teori ERG (Exixtence, Relatedness, and Growth)
Teori ini dikembangkan oleh Clayton Aldefer (1969), seorang guru
besar di Universitas Yale di Amerika Serikat. Alderfer
mengetengahkan teori yang mengatakan bahwa manusia mempunyai
tiga kelompok kebutuhan “inti” (core needs) yang disebutnya
eksistensi, hubungan dan pertumbuhan (exixtence, relatedness, and
Growth – ERG) (Alderfer, 2010:206).
1) Existence needs adalah suatu kebutuhan untuk dapat bertahan
hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan yang paling dasar dari
42
Maslow meliputi kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, papan)
serta rasa aman dalam bekerja dan lingkungan kerja
2) Relatedness needs merupakan kebutuhan akan terjalinnya
hubungan dengan orang lain. Hubungan dapat berupa
komunikasi dan interaksi dengan teman kerja (horizontal),
dengan atasan (vertikal) serta pihak eksternal lembaga
3) Growth needs merupakan kebutuhan akan pengembangan diri
karyawan dalam mendukung produktivitas kerja. Dapat berupa
pendidikan dan pelatihan, tantangan pekerjaan, promosi
pekerjaan
5) Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland (1961) menyatakan bahwa pencapaian,
kekuasaan/kekuatan dan hubungan merupakan tiga kebutuhan penting
yang dapat membantu menjelaskan motivasi. Kebutuhan pencapaian
merupakan dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan
berjuang untuk berhasil. Kebutuhan kekuatan dapat membuat orang
lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan
berperilaku sebaliknya, dan kebutuhan hubungan merupakan
keinginan antarpersonal yang ramah dan akrab dalam lingkungan
organisasi.
McClelland menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan
yang kuat untuk berhasil. Dorongan ini mengarahkan individu untuk
berjuang lebih keras untuk memperoleh pencapaian pribadi ketimbang
43
memperoleh penghargaan. Hal ini kemudian menyebabkan ia
melakukan sesuatu yang lebih efisien dibandingkan sebelumnya.
Sumber: Chazienul Ulum. 2016:61. “Perilaku organisasi menujuorientasi pemberdayaan”
Gambar 2.3. Teori kebutuhan McClelland
3. Jenis-jenis motivasi
Motivasi intrinsik Menurut Sardiman (2007:89) sering juga disebut
motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya timbul dari dalam diri
sendiri. Beberapa faktor pendukung motivasi instrinsik organisasi :
a. Tanggung jawab. Tanggung jawab dalam organisasi merupakan
hal yang patut diperhitungkan dalam melaksanakan tugas-tugas
tertentu dalam suatu organisasi. Adanya tanggung jawab penuh
mebuat dorongan untuk melakukan kewajiban terhadap tugas
tertentu sehingga dapat meningkatkan kinerja dari organisasi.
b. Pengakuan dan penghargaan. Kebutuhan akan pengakuan
berkaitan dengan keinginan manusia untuk dihormati dan
44
dihargai orang lain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Kebutuhan ini artinya adalah respek diri dan respek orang lain.
c. Kebutuhan untuk merelealisasikan diri. Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang sehingga
membutuhkan penyaluran kemampuan dan potensi diri dalam
bentuk nyata. Artinya setiap orang ingin tumbuh membangun
pribadi dan mencapai hasil.
d. Kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan ini berkaitan dengan
kebutuhan akan rasa aman dan proteksi diri, ancaman, atau
gangguan dari luar.
e. Percaya diri. Orang yang memiliki kepercayaan diri merasa
yakin akan kemampuan dirinya sehingga bisa menyelesaikan
masalahnya. Oleh karena itu, seseorang tahu apa yang
dibutuhkan dalam kehidupannya serta mempunyai sikap positif
yang didasari keyakinan akan kemampuannya.
Motivasi Ekstrinsik Menurut Sardiman (2007:89) adalah motivasi
yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar. Beberapa faktor pendukung
motivasi ekstrinsik :
a. Hubungan pemimpin dan anggota. Jika hubungan antara
pemimpin dengan anggota terjalin dengan baik, maka keserasian
dengan motivasi kerja dalam organisasi dapat berjalan dengan
baik pula
45
b. Pengembangan. Organisasi perlu melakukan usaha peningkatan
kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan berupa
mengikut sertakan anggota dalam latihan dasar kepempinan.
c. Hubungan dengan rekan sekerja. Melakukan kegiatan
kebersamaan yang melibatkan seluruh anggota dapat menjalin
suasana penuh keakraban.
d. Kehidupan pribadi. Kehidupan pribadi seseorang menjadi faktor
pendorong atau motivasi dalam organisiasi.
e. Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia
untuk menjadi bagian dari organisasi, mencintai, dicintai, dan
bersahabat dengan orang lain.
4. Peran Pemimpin dalam meningkatkan motivasi
Menurut Wahjosumidjo (1987, dalam Pianda, 2018) ada beberapa
langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh setiap pemimpin dalam
meningkatkan motivasi para pegawainya, diantaranya :
a. Pemimpin harus memahami semua perilaku bawahan. Apa sebab
perilakunya, kekuatan-kekuatan motif yang paling kuat, tujuan
yang ingin dicapai, dan harapan yang diinginkan.
b. Di dalam memotivasi bawahan, pemimpin harus berorientasi
kepada kerangka acuan orang. Sebab motivasi adalah untuk
bawahan bukan untuk pemimpin, oleh karenanya pemimpin
harus memungkinkan bagi bawahan untuk berperilaku dan
berbuat sesuai dengan tingkat kebutuhan yang diharapkan.
46
c. Setiap pemimpin harus memberikan keteladanan sebanyak
mungkin. Sebab dengan keteladanan, bawahan akan memperoleh
motivasi dan contoh-contoh secara konkrit.
d. Pemimpin harus berbuat dan berperilaku realistik. Harus disadari
oleh setiap pemimpin, bahwa setiap pemimpin tidak akan dapat
memberikan motivasi kepada setiap bawahan.
D. Disiplin Kerja
a. Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis
maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan. Disiplin kerja pada dasarnya
selalu diharapkan menjadi ciri setiap sumber daya manusia dalam organisasi,
karena dengan kedisplinan organisasi akan berjalan dengan baik dan bisa
mencapai tujuannya dengan baik pula (Setiyawan dan Waridin, 2006:189).
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma
yang berlaku (Rivai dan Sagala, 2009:211).
Siagian (2004:129) mengemukakan bahwa disiplin karyawan dalam
manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada
manusia yang sempurna, lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Jadi, disiplin
karyawan adalah suatu bentuk pelatihan karyawan yang berusaha
memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan
47
sehingga perilaku karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara
koperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi kerja.
Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan
suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik
tertulis maupun tidak tertulis, dan bila melanggar akan ada sanksi atas
pelanggarannya. Menurut Hasibuan (2016:193) kedisiplinan adalah kesadaran
dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu
organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit
bagi perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah
kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
b. Teori Disiplin Kerja
Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk
memperteguh pedoman-pedoman organisasi (Mangkunegara, 2001:129).
Disiplin pada hakikatnya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam
bentuk tidak melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dan bertentangan
dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang
mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan.
Disiplin kerja menurut Umar (2005:12) adalah karyawan yang taat dan
patuh dalam melaksanakan peraturan kerja yang berupa lisan maupun tulisan
dari kelompok maupun perusahaan. Disiplin juga merupakan salah satu
fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci
terwujudnya tujuan, karena tanpa adanya disiplin maka sulit mewujudkan
48
tujuan yang maksimal (Sedarmayanti, 2009). Melalui disiplin pula timbul
keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan organisasi dan norma
sosial. Namun tetap pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin tersebut perlu
dilakukan. Menurut pendapat ahli lain disiplin kerja adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan-peraturan perusahaan dan
norma yang berlaku (Hasibuan, 2016:193).
c. Dimensi Disiplin Kerja
Dimensi Disiplin Kerja menurut Siswanto (2010:291) ada 5 yaitu :
1) Frekuensi Kehadiran. Frekuensi kehadiran merupakan salah satu
tolak ukur untuk mengetahui tingkat kedisiplinan pegawai. Semakin
tinggi frekuensi kehadirannya atau rendahnya tingkat kemangkiran
maka pegawai tersebut telah memliki disiplin kerja yang tinggi
2) Tingkat Kewaspadaan Pegawai. Dalam melaksanakan pekerjaannya
selalu penuh perhitungan dan ketelitian memiliki tingkat
kewaspadaan yang tinggi terhadap dirinya maupun pekerjaannya
3) Ketaatan Pada Standar Kerja Pegawai. Dalam melaksanakan
pekerjaannya diharuskan menaati semua standar kerja yang telah
ditetapkan sesuai dengan aturan dan pedoman kerja agar kecelakaan
kerja tidak terjadi atau dapat dihindari
4) Ketaatan Pada Peraturan Kerja. Ketaatan pada peraturan kerja ini
dimaksudkan demi kenyamanan dan kelancaran dalam bekerja
49
5) Etika Kerja. Etika kerja diperlukan oleh setiap pegawai dalam
melaksanakan perkerjaannya agar tercipta suasana harmonis, saling
menghargai antar sesama pegawai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan seseorang dalam
suatu organisasi diantaranya:
a) Tujuan dan kemampuan adalah tujuan (pekerjaan) yang
dibebankan kepada karyawan yang harus sesuai dengan pegawai
yang bersangkutan.
b) Teladan pemimpin yaitu pimpinan yang dijadikan teladan dan
panutan oleh bawahannya.
c) Balas jasa adalah pemberian balas jasa yang dibayarkan oleh
pegawai berdasarkan pekerjaan yang telah diselesaikan.
d) Keadilan yaitu tidak membedakan pegawai yang satu dengan
yang lain karena instansi melakukan keadilan terhadap semua
pegawai.
e) Sanksi hukuman hendaknya bersifat mendidik dan menjadi alat
motivasi untuk memeilhara kedisiplinan dalam perusahaan.
f) Ketegasan adalah pimpinan menegur dan menghukum setiap
karyawan setiap karyawan dapat mewujudkan kedisiplinan yang
baik dalam perusahaan.
g) Hubungan kemanusiaan adalah hubungan yang harmonis
diantara sesama karyawan, ikut menciptakan kedisiplinan yang
baik pada suatu perusahaan (Hasibuan, 2016:194).
50
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran Disiplin Kerja
Menurut Singodemedjo dalam Sutrisno (2009:94) disiplin kerja dapat
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
c. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
d. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
e. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
f. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
g. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan
h. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya
disiplin.
Menurut Jennings dan Holley (2011:394), disiplin dalam kerja dapat
meningkatkan efisiensi dalam hubungannya dengan :
i. To set an example of appropriate behavior/memberikan contoh
perilaku yang sesuai. Misal, perusahaan memberikan skorsing
untuk keterlambatan
ii. To trasmit rules of the organization/menyampaikan peraturan
perusahaan.
iii. To promote effecient production/mencapai efisiensi produksi.
Penegakan disiplin pada karyawan yang tidak memnuhi standar
produksi
51
iv. To maintain respect for the supervisor/meningkatkan rasa hormat
terhadap pimpinan. Rasa hormat kepada pimpinan dapat
meningkatkan otoritas manajerial
v. To correct an employee’s behavior/mengubah perilaku karyawan.
Penegakan disiplin dapat merubah perilaku karyawan ke arah lebih
baik
e. Jenis Disiplin Kerja
Terdapat empat perspektif daftar yang menyangkut disiplin kerja
menurut Siagian (2004:130) yaitu:
1) Disiplin retributif (retributive discipline) yaitu berusaha menghukum
orang yang berbuat salah.
2) Disiplin korektif (corrective discipline) yaitu berusaha membantu
karyawan mengkoreksi perilakunya yang tidak tepat.
3) Perspektif hak-hak individu (individual right perspective) yaitu
berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-
tindakan disipliner.
4) Perspektif utilitarian (utilitarian perspective) yaitu berfokus kepada
penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi
tindakan disiplin melebihi dampak-dampak negatifnya.
Menurut Terry (1993 dalam Rao dan Krishna, 2009:461), disiplin
kerja dapat berupa:
i. Self inposed discipline, yaitu kesadaran disiplin yang tumbuh
sendiri pada diri karyawan
52
ii. Command discipline, kesadaran disiplin yang timbul karena
paksaan atau imbas dari hukuman
E. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja mengandung berbagai macam pengertian, Menurut
Mangkunegara (2012:45), kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Lalu ada Menurut
Moeheriono (2012:141), kinerja merupakan sebuah penggambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan dalam
suatu perencanaan strategis suatu organisasi. Sedangkan menurut Rivai dan
Sagala (2009:76), Kinerja adalah sebagai dari kemampuan maupun motivasi
yang digunakan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan tingkat
kemampuan tertentu.
2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Bagi perusahaan penilaian kinerja memiliki berbagai manfaat antara lain
evaluasi antar individu dalam organisasi, pengembangan dari diri setiap
individu, pemeliharaan sistem dan dokumentasi (Pereira, 2013:62). Penilaian
kinerja mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi perusahaan dan
karyawan yang dinilainya, antara lain:
53
a. Evaluasi antar individu dalam organisasi. Penilaian kinerja bertujuan
untuk menilai kinerja setiap individu dalam organisasi dalam
menentukan jumlah dan jenis kompensasi yang merupakan hak bagi
setiap individu dalam organisasi ;
b. Pengembangan dari diri setiap individu dalam organisasi. Penilaian
kinerja pada tujuan ini bermanfaat untuk pengembangan karyawan
yang memiliki kinerja rendah yang membutuhkan pengembangan
baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan ;
c. Pemeliharaan sistem. Berbagai sistem yang ada dalam organisasi
memiliki sub sistem yang saling berkaitan antara satu sub sistem
dengan sub sistem lainnya. Oleh karena itu perlu dipelihara dengan
baik.
d. Dokumentasi. Penilaian kinerja akan memberi manfaat sebagai dasar
tindak lanjut dalam posisi pekerjaan karyawan di masa akan datang.
Hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan.
Sedangkan menurut Suwatno (2011:198) penilaian kinerja mempunyai
beberapa tujuan dan manfaat bagi perusahaan dan karyawan yang dinilainya,
antara lain:
a. Memungkinkan karyawan dan manajer untuk mengambil tindakan
yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.
b. Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja
yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
54
c. Memungkinkan karyawan dan manajer untuk mengambil tindakan
yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.
d. Menentukan promosi, transfer dan demotion.
e. Mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi
karyawan agar kinerja mereka lebih optimal.
f. Memandu untuk menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat
dicapai.
g. Mempengaruhi prosedur perekrutan karyawan.
h. Mengetahui ketidaktepatan informasi dan kesalahan perancangan
pekerjaan.
i. Kesempatan yang sama dalam pekerjaan.
j. Tantangan-tantangan eksternal.
k. Umpan balik bagi karyawan dan perusahaan.
Syarat efektifnya penilaian kinerja menurut Suwatno (2011:201) antara
lain:
a. Penilai (assessor)
b. Keterkaitan (relevance)
c. Kepekaan (sensitivity)
d. Keterandalan (reliability)
e. Kepraktisan (practicallity)
f. Dapat diterima (acceptability)
55
3. Tolak Ukur Kinerja
Mutu kerja karyawan secara langsung mempengaruhi kinerja
perusahaan. Guna mendapatkan kontribusi karyawan yang optimal,
manajemen harus memahami secara mendalam strategi untuk mengelola,
mengukur dan meningkatkan kinerja, yang dimulai dengan terlebih dahulu
menentukan tolak ukur kinerja (Affandi, 2016:33).
Menurut Umar yang dikutip oleh Mangkunegara (2012:67), terdapat
dua aspek atau dimensi standar kinerja pegawai, dan kemudian
dikembangkan menjadi beberapa indikator, antara lain:
a. Kuantitatif, indikatornya meliputi:
1) Proses kerja dan kondisi pekerjaan
2) Waktu dalam bekerja
3) Jumlah kesalahan
4) Jumlah dan jenis pekerjaan
b. Kualitatif, indikatornya meliputi:
1) Kualitas pekerjaan
2) Ketepatan waktu
3) Kemampuan dan ketrampilan bekerja
4) Kemampuan mengevaluasi.
Peran kinerja sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan pemerintah,
tetapi untuk memimpin manusia merupkan hal yang cukup sulit. Tenaga
kerja selain diharapkan mampu, cakap dan terampil, juga hendaknya
berkemauan dan mempunyai kesungguhan untuk bekerja efektif dan
56
efisien. Dapat disimpulkan bahwa jika instansi pemerintahaan ditata
dengan benar dan disesuaiakan dengan kebutuhan organisasi dengan
memperhatikan kompensasi, disiplin kerja dan komitmen organisasi, maka
akan dapat meningkatkan kinerja pegawai pemerintahan yang baik.
Robbins (2006:260), mengemukakan bahwa indikator kinerja, yaitu :
a. Kualitas. Kualitas kerja dengan seberapa baik seorang
karyawan mengerjakan apa yang harus dikerjakan
b. Kuantitas. Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang
karyawan bekerja dalam satu harinya.Kuantitas kerja ini dapat
dilihat dari kecepatan kerja setiap masing-masing karyawan
c. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan
pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi
dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia
untuk aktivitas lain
d. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya
organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku)
dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap
unit dalam penggunaan sumber daya
e. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang
nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen
kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai
komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan
terhadap kantor
57
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teoritis dari penerapan diatas, maka kerangka
pemikiran digambarkan dalam model penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.4 kerangka pikir
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2014:64). Hipotesis yang diajukan sebagai jawaban
sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
HO1 : “Tidak terdapat pengaruh signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai di Dinas PU Kota Tangerang”
Ha1 : “Terdapat pengaruh signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai di Dinas PU Kota Tangerang”
58
HO2 : “Tidak terdapat pengaruh signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai di Dinas PU Kota Tangerang”
Ha2 : “Terdapat pengaruh signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai di Dinas PU Kota Tangerang”
HO3 : “Tidak terdapat pengaruh signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja
pegawai di Dinas PU Kota Tangerang”
Ha3 : “Terdapat pengaruh signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja pegawai
di Dinas PU Kota Tangerang”
HO4 : “Tidak terdapat pengaruh signifikan antara gaya kepemimpinan, motivasi
dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Dinas PU Kota Tangerang”
Ha4 : “Terdapat pengaruh signifikan antara gaya kepemimpinan, motivasi dan
disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Dinas PU Kota Tangerang”
H. Penelitian Terdahulu
Kajian pustaka tentang penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan yang
akan dilakukan. Di bawah ini peneliti akan memberikan kesimpulan hasil
penelitian yang pernah dilakukan.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti Metode penelititan Hasil penelitian
Ahmad Idrus Armanu,Achmad Sudiro danFatchur RahmanTahun 2014
1. Variabela) Kepemimpinan
birokrasib) Budaya organisasi
Hasil penelitianmenunjukan bahwakepemimpinanbirokrasi berpengaruh
59
Judul : “Pengaruhkepemimpinanbirokrasi, budayaorganisasi dankomitmen organisasiterhadap kinerjaorganisasi”
c) Komitmenorganisasi
d) Kinerja organisasi2. Sumber data
Pemerintah kota Jayapurapada 32 kantor
3. Sample96 petugas kepala SKPD
negatif signifikanterhadap komitmenorganisasi.Budaya organisasi tidakmampu mendukungperbaikan kinerjaorganisasi.Komitmen organisasimampu mendukungkinerja organisasi.
Komitmen organisasimampu menjadi
mediator pengaruhkepemimpinan
birokrasi dan budayaorganisasi terhadapkinerja organisasi.
Hernanta Pria UtamaTahun 2016Judul: “PengaruhDisiplin Kerja,Motivasi DanKomitmen OrganisasiTerhadap KinerjaPegawai Pada BadanKepegawaian Daerah(BKD) KabupatenGrobogan”
1) Variabela) Disiplin Kerjab) Motivasic) Komitmen Organisasid) Kinerja
2) Sumber dataBadan Kepegawaian Daerah(BKD) Kabupaten Grobogan
3) SampelBadan Kepegawaian Daerah(BKD) Yang Terdapat DiPemerintah KabupatenGrobogan
Berdasarkan hasilpenelitian ini diketahuibahwa variabel disiplinkerja berpengaruhterhadap kinerjapegawai. Variabelmotivasi berpengaruhterhadap kinerjapegawai. Variabelkomitmen organisasiberpengaruh terhadapkinerja pegawai
Hapid dan Acep R.SunarwanTahun 2014Judul: “Pengaruh gayakepemimpinan,motivasi dan disiplinkerja terhadap kinerjakaryawan PT FinanciaMulti Finance Palopo
Variabel: gayakepemimpinan, motivasi,disiplin kerja dan kinerjakaryawanSumber data: karyawan PTFinancia Multi FinancePalopo
variabel gayakepemimpinan,motivasi dan disiplinkerja mempunyaipengaruh terhadapkinerja karyawan.
Rista ER Febiningtyas Variabel: gaya variabel kepemimpinan
60
dan Diah EkaningtiasTahun 2014Judul: “ Pengaruh gayakepemimpinan,motivasi dan disiplinkerja terhadap kinerjapegawai pada bagiankeuangan SKPDkabupaten Tulungagung
kepemimpinan, motivasi,disiplin kerja dan kinerjakaryawanSumber data: SKPDkabupaten Tulungagung
dan disiplin kerjamemiliki pengaruhyang signifikanterhadap kinerjakaryawan, sedangkanvariabel motivasi tidakmemiliki pengaruhyang signifikanterhadap kinerja
Sonny Hersona danIwan SidhartaTahun 2017Judul: “Pengaruh gayakepemimpinan,motivasi dan disiplinkerja terhadap kinerjapegawai
Variabel: gayakepemimpinan, motivasi,disiplin kerja dan kinerjakaryawanSumber data: Dinasketenagakerjaan dantransmigrasi kabupatenKarawang
variabel kepemimpinandan disiplin kerjamemiliki pengaruhyang signifikanterhadap kinerjakaryawan, sedangkanvariabel motivasi tidakmemiliki pengaruhyang signifikanterhadap kinerjakaryawan
61
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam lingkup Kantor Dinas PU Kota Tangerang
yang beralamat: Jl. Ks. Tubun No.96, RT.01/RW.04 Kel, Koang Jaya,
Karawaci, Kota Tangerang, Banten 15112.
2. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada permasalahan mengenai Gaya
Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap kinerja pada Kantor
Dinas PU Kota Tangerang. Penelitian difokuskan menggunakan pendekatan
analisis deskriptif dengan variabel terikat yaitu kinerja serta variabel
bebasnya adalah gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Definisi populasi adalah wilayah degeneralisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2014:148). Adapun dalam penelitain ini, yang menjadi populasi
61
11
62
adalah pegawai Dinas PU Kota Tangerang sebanyak 64 orang pegawai
pelaksana.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2014:149), sampel adalah bagian dari jumlah atau
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Sampel adalah bagian
terkecil dari suatu populasi yang akan diteliti. Sampel tersebut sebagai
perwakilan, harus mempunyai sifat-sifat/ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
Teknik pengambilan data ini dilakukan dengan cara pengambilan objek dari
sampel yang dinamakan sampling/responden.
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel, yaitu sampel
acak (random sampling) dan sampel tidak acak (non random sampling).
Random sampling adalah cara pengambilang sampel yang memberikan
kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi.
Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh, yakni seluruh populasi
digunakan sebagai sampel. Berhubung populasi hanya 64 orang, maka seluruh
populasi dijadikan sebagai sampel yaitu sebanyak 64 orang pegawai
pelaksana.
C. Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan berupa model deskriptif dengan metode
kuantitatif. Model deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel
63
yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan
variabel itu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2014:35). Penelitian deskriptif
dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-
keterangan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja
terhadap kinerja pegawai.
Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2014:14), yaitu metode
penelitian yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme, digunakan dalam
meneliti terhadap sampel dan populasi penelitian, tehnik pengambilan sample
umunya dilakukan dengan acak atau random sampling, sedangkan pengumpulan
data dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen penelitian yang dipakai,
analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif/bisa diukur dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan
dua cara yaitu:
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti menggunakan data yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, artikel, internet, dan perangkat
lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti
64
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini,
yang menjadi subyek penelitian adalah Pegawai Kantor Dinas PU Kota
Tangerang. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada
Pegawai Kantor Dinas PU Kota Tangerang tersebut secara langsung. Data
primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur
dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari pegawai sebagai responden
dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing
indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner. Data primer
diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur
dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari para responden dalam
penelitian.
E. Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2011).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau validnya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
65
kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
pearson correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2011:52).
Kriteria valid atau tidak adalah jika korelasi antar skor masing masing
butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan
dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan
jika korelasi skor masing- masing butir pertanyaan dengan total skor
mempunyai tingkat signifikan diatas 0,05 maka butir pertanyaan
tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2011).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner
dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Teknik yang
digunakan adalah teknik koefisien cronbach’s alpha. Suatu variabel
dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60
(Ghozali, 2011).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji multikoloniearitas, uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Multikoloniearitas
Pengujian ini bertujuan apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Imam
66
Ghozali, 2011). Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat
besarnya variance invelations factor (VIF) dan tolerance. Jika nilai VIF
>10 dan tolerance <0,1, hal ini berarti terjadi korelasi antar variabel
independen dan sebaliknya jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1
hal ini berarti tidak terjadi korelasi antar variabel (Ghozali, 2011).
b. Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya (Ghozali, 2011).
c. Uji Normalitas
Bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel
independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi
normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011).
4. Uji persamaan regresi linier berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena ingin
mengetahui bagaimana variabel independen (X) dapat mempengaruhi
variabel dependen (Y) secara langsung. Model regresi berganda bertujuan
untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data
variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004).
Analisis regresi ini mempuyai persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
67
Keterangan:
Y = Kinerja
a = Konstanta
X1 = Gaya Kepemimpinan
X2 = Motivasi
X3 = Disiplin Kerja
b1b2 = Koefisien Regresi
e = Error
5. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan melalui:
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua variabel yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011).
b. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen yang diuji
68
secara signifikan dengan nilai 0,05 (Ghozali, 2011).
c. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikan 0.05
(Ghozali, 2011).
F. Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:96).
1. Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014:97).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai.
2. Variabel bebas atau independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(Sugiyono, 2014:96). Variabel bebas dalam penelitian ini ada tiga yaitu
gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
69
No Variabel Definisi Dimensi IndikatorNo.item
1
GayaKepemimpinan(X1)
Bass, Bernard M.Dan Riggio,Ronald E. 2005.Transformationalleadership
House(2004:15),kepemimpinanadalahkemampuanindividu untukmempengaruhi,memotivasi,danmemungkinkanorang lainuntukberkontribusimenujuefektivitas dankeberhasilanorganisasi yangmenjadianggotanya.
1. Idealized influence
2. Inspirationalmotivation
3. Intellectualstimulation
4. Individualizedconsideration
1. Pemimpindapat dipercaya2. Memilikikemampuanmemimpindengan baik
1. Memberikanmotivasi
2. Sumberinspirasi
3. Sumberteladan
1. Mendoronguntukberinovasi
2. Mengeluarkan ide/gagasan
1.Memberikanotonomi
2. Berempati3.Memberikan
kesempatanuntukberkembang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2
Motivasi Kerja(X2)
ERG theory
(exixtence,
relatedness, and
Handoko(2013:249),berpendapatbahwa motivasimerupakankegiatan yangmengakibatkan,menyalurkan,danmemelihara
1. Existenceneeds
2. Relatednessneeds
1. Terpenuhikebutuhan dasar
2.Rasa aman3.Keselamatan
dalam bekerja
1. Hubunganbaik denganrekan kerja
2. Hubungan
1
2
3
4
70
Growth–)
(Alderfer,
2010:206).
perilakumanusia,keadaan dalampribadiseseorang yangmendorongkeinginanindividu untukmelakukankegiatan-kegiatantertentu gunamencapaitujuan
3. Growth needs
baik denganatasan
3. Perhatian dariatasan
4. Hubunganbaik denganlingkungan
1. Pengembangankeahlian diri
2. Tantangankerja
3. Pengembangankesejahteraan
5
6
7
8
9
10
3
Disiplin Kerja(X3)
BejoSiswanto.2011.ManajemenTenaga KerjaIndonesiaPendekatanAdministratif danOperasional
Disiplin kerjaadalah suatualat yangdigunakan paramanajer untukberkomunikasidengankaryawan agarmerekabersedia untukmengubahsuatu perilakuserta sebagaisuatu upayauntukmeningkatkankesadaran dankesediaanseseorangmentaati semuaperaturanperusahaan dannorma-normayang berlaku(Rivai danJauvani,
1. Frekuensikehadiran
2. Tingkatkewaspadaan
3. Ketaatan padastandar kerja
4. Ketaatan padaperaturan kerja
5. Etika kerja
1. Absensi wajib2. Keterlambatan
1. Bersikap hati-hati
2. Waspadadalam bekerja
1. Sesuai SOP2. Menerapkan
keamanandalam bekerja
1. Disiplin waktu2. Disiplin
peraturan
1. Sikapmenghargai
2. Etis dalambekerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
71
2009:211)
4
Kinerja (Y)
Robbins, StephenP.,2006:260. PerilakuOrganisasi
Moeheriono(2012), kinerjamerupakansebuahpenggambaranmengenaitingkatpencapaianpelaksanaansuatu programkegiatan ataukebijakandalammewujudkansasaran, tujuan,visi, dan misiorganisasi yangdituangkandalam suatuperencanaanstrategis suatuorganisasi
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Ketepatan waktu
4. Efektifitas
5. Kemandirian
1.Pengerjaantugas denganbaik
2.Pengerjaantugas sesuaiinstruksi
1.output tugas2.beban kerja
1. Pengerjaantugas tepatwaktu
2. Pengerjaantugas sesuaijadwal
1. Penggunaansumber dayayang ada
2. Pengerjaandengan efisien
1. Menggunakaninisiatif
2. Bekerjamandiri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
72
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Obyek Penelitian
1. Gambaran umum Obyek Penelitian
Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas / Kantor yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota. Dinas merupakan perangkat daerah yang diberikan wewenang,
tugas, dan tanggung jawab melaksanakan otonomi daerah, desentralisasi dan
dekonsentrasi.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Tangerang Nomor 5 tahun 2008 tentang Pembentukan Dan Susunan
Organisasi Dinas Daerah. Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang merupakan
unsur Pemerintah Kota Tangerang yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas.
Kedudukan Kepala Dinas berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota. Dinas merupakan perangkat daerah yang diberikan wewenang, tugas
dan tanggung jawab melaksanakan otonomi daerah, desentralisasi dan
dekonsentrasi.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 5 tahun 2008 tentang
Pembentukan Dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Dinas Pekerjaan Umum
Kota Tangerang mempunyai tugas pokok:
72
73
“Melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang bina marga,
sumber daya air, drainase, air limbah, permukiman dan perumahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan”
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota
Tangerang adalah :
1. Perumusan kebijakan teknis urusan kebinamargaan sumber daya air,
drainase, air limbah, permukiman dan perumahan;
2. penyelenggaraan pengendalian dan operasional kebinamargaan, sumber
daya air, drainase, air limbah, permukiman dan perumahan;
3. pelaksanaan tugas teknis pembangunan, pemeliharaan jalan dan jembatan;
4. pelaksanaan tugas teknis pembangunan, pemeliharaan dan pemanfaatan
irigasi;
5. pelaksanaan tugas teknis pengendalian pemanfaatan air tanah;
6. pelaksanaan tugas teknis pengembangan jaringan dan peningkatan
ketersediaan air bersih;
7. pelaksanaan tugas teknis pembangunan dan pemeliharaan drainase;
8. pelaksanaan tugas teknis pelayanan air limbah;
9. pelaksanaan tugas teknis pembangunan, pengembangan, pengaturan dan
pengelolaan perumahan dan permukiman;
10. pelaksanaan teknis administratif meliputi administrasi umum,
kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, dan administrasi perlengkapan;
11. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan;
12. pengoordinasian lintas sektor;
74
Tugas pokok dan fungsi tersebut menunjukkan bahwa area inti (core area)
Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang adalah melakukan pekerjaan di bidang
kebinamargaan, Sumber Daya Air, Drainase dan Perumahan dan Permukiman.
2. Struktur Organisasi
Gambar 4.1. Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 5 tahun 2008 tentang
Pembentukan Dan Susunan Organisasi Dinas Daerah dan Peraturan Walikota
Tangerang Nomor 31 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pekerjaan Umum, mengamanatkan susunan organisasi, tugas pokok dan fungsi
Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
Mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, mengkoordinasikan dan
mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas
75
di bidang binamarga, sumber daya air, air limbah, drainase, permukiman,
dan perumahan sesuai dengan visi, misi dan program Walikota.
2. Sekretariat;
Dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas serta menyelenggarakan kegiatan
di bidang administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan perencanaan.
Sekretariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
Sekretariat dibidang administrasi umum dan administrasi
kepegawaian.
b. Sub Bagian Keuangan;
Mempunyai tugas pokok sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di
bidang administrasi keuangan.
c. Sub Bagian Perencanaan;
Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
Sekretariat dibidang perencanaan.
3. Bidang Bina Marga;
Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok
memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan
penyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup kebinamargaan.
Bidang Bina Marga, membawahkan :
76
a. Seksi Pembangunan Jalan Kota dan Jembatan;
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Bina Marga yang berkenaan dengan
pembangunan dan peningkatan jalan kota serta pembangunan dan
penggantian jembatan.
b. Seksi Pemeliharaan Jalan Kota dan Jembatan;
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Bina Marga yang berkenaan dengan
pemeliharaan serta perbaikan jalan kota dan jembatan.
c. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Lingkungan;
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Bina Marga yang berkenaan dengan
pembangunan, peningkatan, pemeliharaan, dan perbaikan jalan
lingkungan.
4. Bidang Sumber Daya Air;
Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok
memimpin, merencanakan, melaksanakan, memantau, mengevaluasi,
mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas
Dinas dalam lingkup pengelolaan, pengendalian, dan pemanfaatan sumber
daya air. Bidang Sumber Daya Air, membawahkan :
a. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi;
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Sumber Daya Air yang berkenaan dengan
77
pembangunan serta rehabilitasi sarana irigasi, sungai, rawa dan
bangunan pengendalian banjir.
b. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Pengairan;
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Sumber Daya Air yang berkenaan dengan
pengoperasian dan pemeliharaan sarana irigasi dan bangunan
pengendalian banjir serta pengelolaan dan pemanfaatan sungai dan
rawa di Daerah.
c. Seksi Pengendalian Air Bawah Tanah dan Air Bersih;
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Sumber Daya Air yang berkenaan pengelolaan
dan pemanfaatan air bawah tanah serta pembangunan dan pembinaan
prasarana dan sarana air bersih non komersial.
5. Bidang Drainase dan Air Limbah;
Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok
memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan
penyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pembangunan,
pengembangan, peningkatan kapasitas, pemeliharaan dan perbaikan sistem
drainase serta pembangunan dan pembinaan prasarana serta sarana air
limbah. Bidang Drainase dan Air Limbah membawahkan :
a. Seksi Pembangunan Drainase;
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Drainase Dan Air Limbah yang berkenaan
78
dengan pembangunan, pengembangan dan peningkatan kapasitas
sistem drainase di Daerah.
b. Seksi Pemeliharaan Drainase;
Mempunyai tugas pokok yang mempunyai tugas pokok memimpin
dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Drainase Dan Air
Limbah yang berkenaan dengan pemeliharaan dan perbaikan drainase.
c. Seksi Pengendalian Air Limbah;
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Drainase Dan Air Limbah yang berkenaan
dengan pembangunan serta pembinaan prasarana dan sarana air
limbah.
6. Bidang Permukiman dan Perumahan;
Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok
memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan
penyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup permukiman dan
perumahan. Bidang Permukiman dan Perumahan, membawahkan:
a. Seksi Pembangunan Perumahan dan Permukiman;
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Permukiman Dan Perumahan yang berkenaan
dengan pembangunan, pengembangan, peremajaan dan perbaikan
permukiman dan perumahan beserta prasarana, sarana dan fasilitas
lingkungannya.
b. Seksi Pengelolaan dan Pengaturan Perumahan;
79
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Permukiman Dan Perumahan yang berkenaan
dengan pengelolaan dan pengaturan perumahan.
c. Seksi Pengelolaan Pemakaman;
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Permukiman Dan Perumahan yang berkenaan
dengan pembangunan serta pemeliharaan prasarana dan sarana
pemakaman.
7. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rusunawa;
Dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang mempunyai tugas pokok
memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Dinas yang
berkenaan dengan pengelolaan rusunawa (rumah susun sederhana sewa)
yang dibangun oleh Pemerintah Daerah.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Karakteristik responden
a. Berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1.Jenis kelamin responden
Jenis kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 49 77%
Perempuan 15 23%
Total 64 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah karyawan didominasi oleh
laki-laki, hal ini didasarkan atas adanya jenis pekerjaan yang memerlukan
tenaga fisik.
80
b. Karakteristik responden berdasar usia
Tabel 4.2.Usia responden
Rentang usia Jumlah Persentase
25-30 6 10%
31-35 14 22%
36-40 16 25%
41-45 23 36%
46-50 4 6%
51-55 1 1%
56-60 0 0%
Total 64 100%
Berdasarkan tabel 4.2 di atas terlihat bahwa responden dengan usia 25-30
tahun berjumlah 6 atau 10% responden, responden dengan usia 31-35 tahun
berjumlah 14 atau 22% responden, responden dengan usia 36-40 tahun
berjumlah 16 atau 25% responden, responden dengan usia 41-45 tahun
berjumlah 23 atau 36%, responden, responden dengan usia 46-50 tahun
berjumlah 4 atau 6%, responden , responden dengan usia 51-55 tahun
berjumlah 1 atau 1%, dan tidak ada responden dengan usia 56-60 tahun.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa responden dari penelitian ini di
dominasi oleh pegawai yang berusia di bawah 45 tahun. Hal ini dikarenakan
dalam pekerjaan dibutuhkan tenaga muda sehingga pegawai tersebut dapat
memajukan dinas.
c. Karakteristik responden berdasar pendidikan
Tabel 4.3.Latar belakang pendidikan
Jenjang Jumlah Persentase
81
SMP/sederajat 2 4%
SMA/sederajat 23 36%
D3 4 6%
S1 35 54%
S2 0 0%
Total 64 100%
Berdasarkan tabel 4.3 di atas terlihat bahwa responden dengan lulusan
SMP/sederajat berjumlah 2 atau 4% responden, responden dengan lulusan
SMA/sederajat berjumlah 23 atau 36% responden responden dengan lulusan
D3 berjumlah 4 atau 6% responden, responden dengan lulusan S1 berjumlah
35 atau 54% responden, dan tidak ada responden dengan lulusan S2. Pada
penelitian ini di dominasi oleh pegawai yang memiliki latar belakang
pendidikan S1. Hal ini dikarenakan dalam pekerjaan ini dibutuhkan pegawai
yang memiliki pengetahuan dan pendidikan yang sesuai dengan standar
pekerjaan yang dibutuhkan.
d. Karakteristik responden berdasar masa kerja
Tabel 4.4.Masa kerja responden
Masa kerja Jumlah Persentase
1-5 tahun 21 38%
6-10 tahun 17 45%
11-20 tahun 15 17%
>20 tahun 11 0%
Total 64 100%
Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa responden dengan masa kerja
<10 tahun berjumlah 24 atau 38% responden, responden dengan masa kerja
82
>10-20 tahun berjumlah 29 atau 45% responden, responden dengan masa
kerja >20-30 tahun berjumlah 11 atau 17% responden, dan tidak ada
responden dengan masa kerja >30 tahun. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa responden dari penelitian ini di dominasi oleh pegawai yang memiliki
masa kerja di bawah 20 tahun. Hal ini dikarenakan dalam pekerjaan ini
dibutuhkan pegawai yang memiliki tenaga dan pemikiran yang fresh.
2. Analisis Deskriptif
a. Jawaban responden pada variabel gaya kepemimpinan (X1)
Kriteria dari obyek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden
pada butir pernyataan tentang variabel gaya kepemimpinan (X1) yang
diberikan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5.
Jawaban responden pada butir pernyataan variabel gaya kepemimpinan
No Pernyataan
Respon (%) Jumlah
Skor
SS S R TS STS
IDEALIZED INFLUENCE
1Pemimpin dapat dipercayaoleh bawahan 48 10 5 1 0 64 4,64
2Pemimpin memilikikemampuan untuk memimpindengan baik
34 11 8 9 2 64 4,03
Jumlah 82 21 13 10 2 128 AVG
Persentase (%) 64 16,4 10,2 7,8 1,6 100 4,335
INSPIRATIONAL MOTIVATION
83
3Pemimpin memberikanmotivasi kepada bawahan
17 20 20 4 3 64 3,69
4Pemimpin menjadi sumberinspirasi bagi bawahan
14 20 25 4 1 64 3,66
5Pemimpin menjadi teladanbagi bawahan
42 10 12 0 0 64 4,47
Jumlah 73 50 57 8 4 192 AVG
Persentase (%) 38 26 30 4 2 100 3,94
INTELLECTUALSTIMULATION
6Pimpinan mendorong bawahanuntuk berinovasi denganteknik-teknik lain atau baru
34 8 13 9 0 64 4,05
7Pemimpin meminta ide-ideuntuk pengerjaan tugas yangakan dilakukan
48 9 5 2 0 64 4,61
Jumlah 82 17 18 11 0 128 AVG
Persentase (%) 64,1 13,2 14,1 8,6 0 100 4,33
INDIVIDUALIZEDCONSIDERATION
8
Pemimpin memberikan otoritasyang lebih banyak kepadabawahan dalam pengerjaantugas
20 21 11 7 5 64 3,69
9Pemimpin mendengarkankeluhan bawahan
12 26 3 12 11 64 3,25
10
Pemimpin mendukungbawahan untuk mengikutipelatihan/tugas belajar di luarkantor
18 23 7 7 9 64 3,53
Jumlah 50 70 21 26 25 192 AVG
Persentase (%) 26 36,5 11 13,5 13 100 3,49
Total 287 158 109 55 31 640
Total persentase (%) 44,8 24,7 17 8,6 4,9 100 4,02
84
Pada variabel gaya kepemimpinan, jawaban positif tertinggi diperoleh
oleh indikator inspirational motivation dengan nilai 123 (64%). Hal
tersebut menggambarkan bahwa pimpinan telah dapat menjadi
inspirasi, motivator dan teladan bagi pegawai. Untuk item dengan
jawaban positif tertinggi diperoleh pada item nomor 7 tentang
Pemimpin meminta ide-ide untuk pengerjaan tugas yang akan
dilakukan dengan nilai 57, yang menggambarkan bahwa pemimpin
menjadikan pegawai sebagai teman dalam memberikan ide-ide.
Untuk kriteria penilaian semua pernyataan pada variabel gaya
kepemimpinan, dapat dikategorikan baik dengan rata-rata skor 4,02
dengan jawaban positif sebesar 69,5%; dimana hal tersebut
menggambarkan bahwa penerapan gaya kepemimpinan pada Dinas PU
Kota Tangerang tergolong baik.
b. Jawaban responden pada variabel motivasi (X2)
Kriteria dari obyek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden
pada butir pernyataan tentang variabel motivasi (X2) yang diberikan
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6.
Jawaban responden pada butir pernyataan variabel motivasi
No Pernyataan
Respon (%) Jumlah
Skor
SS S R TS STS
EXISTENCE NEEDS
85
1Hasil dari bekerja dapatmemenuhi kebutuhan sandang,pangan dan papan
34 19 5 2 4 64 4,20
2 Merasa aman dalam bekerja 29 19 6 4 6 64 3,95
3
Tempat bekerjamemperhatikan danmemberikan penunjangkeselamatan dalam bekerja
37 13 4 2 8 64 4,08
Jumlah 100 51 15 8 18 192 AVG
Persentase (%) 52 26,6 7,8 4,2 9,4 100 4,077
RELATEDNESS NEEDS
4Memiliki hubungan yang baikdengan teman kerja
33 14 5 3 9 64 3,92
5Memiliki hubungan yang baikdengan pimpinan
23 29 1 3 8 64 3,88
6Pimpinan memperhatikankesejahteraan pegawai nya
15 24 4 9 12 64 3,33
7Dapat berkomunikasi denganbaik dengan pihak luar padasaat pengerjaan tugas
22 28 7 6 1 64 4,00
Jumlah 93 95 17 21 30 256 AVG
Persentase (%) 36,3 37,2 6,6 8,2 11,7 100 3,78
GROWTH NEEDS
8Mudah dalam pengurusankenaikan pangkat/golongan
27 18 13 3 3 64 3,98
9 Adanya promosi jabatan 17 13 13 13 8 64 3,28
10 Adanya program pelatihan daritempat bekerja
27 17 9 6 5 64 3,86
Jumlah 71 48 35 22 16 192 AVG
Persentase (%) 37 25 18,2 11,5 8,3 100 3,71
Total 264 171 67 51 64 640
Total persentase (%) 41,2 26,7 10,5 8 10 100 3,7
86
Pada variabel motivasi, jawaban positif tertinggi diperoleh oleh
indikator relatedness needs dengan nilai 188 (73,5%). Hal tersebut
menggambarkan bahwa komunikasi dan hubungan dalam lingkungan
kerja sudah terjalin dengan baik. Untuk item dengan jawaban positif
tertinggi diperoleh pada item nomor 1 tentang Hasil dari bekerja dapat
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan dengan nilai 53,
yang menggambarkan bahwa pendapatan dari pekerjaan yang
dilakukan telah dapat memenuhi kebutuhan dasar pegawai.
Untuk kriteria penilaian semua pernyataan pada variabel motivasi,
dapat dikategorikan baik dengan rata-rata skor 3,7 dengan jawaban
positif sebesar 67,9%; dimana hal tersebut menggambarkan bahwa
motivasi yang dimiliki karyawan pada Dinas PU Kota Tangerang
tergolong baik.
c. Jawaban responden pada variabel disiplin kerja (X3)
Kriteria dari obyek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden
pada butir pernyataan tentang variabel disiplin kerja (X3)yang
diberikan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7.
Jawaban responden pada butir pernyataan variabel disiplin kerja
No Pernyataan
Respon (%) Jumlah
Skor
SS S R TS STS
FREKUENSI KEHADIRAN
1 Akumulasi kehadiran sesuai 43 7 4 5 5 64 4,22
87
dengan jumlah total hari kerja
2Akumulasi jam keterlambatanmasih dalam kategori wajar 26 10 14 12 2 64 3,72
Jumlah 69 17 18 17 7 128 AVG
Persentase (%) 54 13,3 14 13,3 5,4 100 3,97
TINGKAT KEWASPADAAN
3Bersikap hati-hati dalammelaksanakan pekerjaan
18 21 15 7 3 64 3,69
4Menjaga alat dan material yangdigunakan dalam bekerja
12 20 16 5 11 64 3,27
Jumlah 30 41 31 12 14 128 AVG
Persentase (%) 23,4 32 24,2 9,4 11 100 3,48
KETAATAN PADA STANDARKERJA
5Bekerja sesuai metode danprosedur yang ditetapkan
30 17 7 6 4 64 3,98
6 Menerapkan K3 dalam bekerja 16 21 20 5 2 64 3,69
Jumlah 46 38 27 11 6 128 AVG
Persentase (%) 36 29,7 21 8,6 4,7 100 3,83
KETAATAN PADAPERATURAN KERJA
7 Datang bekerja tepat waktu 23 13 14 9 5 64 3,63
8Tidak melakukan pelanggarandalam bekerja 23 22 5 6 8 64 3,72
Jumlah 46 35 19 15 13 128 AVG
Persentase (%) 36 27,3 14,8 11,7 10,2 100 3,68
ETIKA KERJA
9 Menghargai pegawai yang lain 29 15 10 7 3 64 3,94
10 Menggunakan seragam kerjasesuai ketentuan 22 14 23 5 0 64 3,83
Jumlah 51 29 33 12 3 128 AVG
88
Persentase (%) 39,8 22,7 25,8 9,4 2,3 100 3,89
Total 242 160 128 67 43 640
Total persentase (%) 37,8 25 20 10,5 6,7 100 3,78
Pada variabel disiplin kerja, jawaban positif tertinggi diperoleh oleh
indikator frekuensi kehadiran dengan nilai 85 (67,3%). Hal tersebut
menggambarkan bahwa frekuensi kehadiran karyawan dalam bekerja
sudah tergolong baik. Untuk item dengan jawaban positif tertinggi
diperoleh pada item nomor 1 tentang Akumulasi kehadiran sesuai
dengan jumlah total hari kerja dengan nilai 50, yang menggambarkan
bahwa kehadiran pegawai sudah baik.
Untuk kriteria penilaian semua pernyataan pada variabel motivasi,
dapat dikategorikan baik dengan rata-rata skor 3,78 dengan jawaban
positif sebesar 62,8%; dimana hal tersebut menggambarkan bahwa
disiplin yang dimiliki karyawan pada Dinas PU Kota Tangerang
tergolong baik.
d. Jawaban responden pada variabel kinerja (Y)
Kriteria dari obyek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden
pada butir pernyataan tentang variabel kinerja (Y) yang diberikan
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8.
Jawaban responden pada butir pernyataan variabel kinerja
No PernyataanRespon (%) Jumla
hSkor
89
SS S R TS STS
KUALITAS KERJA
1Pengerjaan tugas dilakukandengan baik 14 19 17 12 2 64 3,48
2Pengerjaan sesuai denganperintah kerja 27 11 11 4 11 64 3,61
Jumlah 41 30 28 16 13 128 AVG
Persentase (%) 32 23,4 21,9 12,5 10,2 100 3,55
KUANTITAS KERJA
3Jumlah output kerja sesuaitarget
43 10 5 6 0 64 4,06
4Beban kerja sesuai jobdescription
13 19 17 6 9 64 3,33
Jumlah 56 29 22 12 9 128 AVG
Persentase (%) 43,7 22,7 17,2 9,4 7 100 3,7
KETEPATAN WAKTU
5Pengerjaan tugas sesuaitenggat waktu yang diberikan
32 15 9 2 6 64 4,02
6Memulai pekerjaan sesuaijadwal yang ditentukan
23 25 2 6 8 64 3,77
Jumlah 55 40 11 8 14 128 AVG
Persentase (%) 43 31,2 8,6 6,2 11 100 3,9
EFEKTIFITAS
7Menggunakan sumber dayadengan maksimal 16 20 9 10 9 64 3,38
8Pengerjaan tugas sesuaidengan metode yang palingefisien
27 21 10 3 3 64 4,03
Jumlah 43 41 19 13 12 128 AVG
Persentase (%) 34 32 14,7 10,1 9,2 100 3,71
KEMANDIRIAN
9 Mampu bertindak 13 21 6 12 12 64 3,17
90
menggunakan inisiatif sendiri
10 Bekerja dengan baik meskipuntidak ada pimpinan yangmengawasi
16 12 19 6 11 64 3,25
Jumlah 29 33 25 18 23 128 AVG
Persentase (%) 22,7 25,8 19,5 14 18 100 3,21
Total 224 173 105 67 71 640
Total persentase (%) 35 27 16,4 10,5 11,1 100 3,61
Pada variabel kinerja, jawaban positif tertinggi diperoleh oleh
indikator ketepatan waktu dengan nilai 95 (74,2%). Hal tersebut
menggambarkan bahwa karyawan sudah optimal dalam mengerjakan
pekerjaan. Untuk item dengan jawaban positif tertinggi diperoleh pada
item nomor 3 tentang Jumlah output kerja sesuai target dengan nilai
53, yang menggambarkan bahwa jumlah output pekerjaan sudah sesuai
target.
Untuk kriteria penilaian semua pernyataan pada variabel motivasi,
dapat dikategorikan baik dengan rata-rata skor 3,61 dengan jawaban
positif sebesar 62%; dimana hal tersebut menggambarkan bahwa
kinerja yang dimiliki karyawan pada Dinas PU Kota Tangerang
tergolong baik.
3. Hasil uji validitas dan reliabilitas
a. Uji validitas
Menurut Arikunto (2006:315) untuk menguji validitas instrumen
digunakan rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh
91
Pearson. Jika rhitung > rtabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi
tersebut signifikan.
Tabel 4.9.
Hasil uji validitas
Butir
Pernyataanrtabel rhitung Keterangan
Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
PIM1 0,248 0,340 valid
PIM2 0,248 0,474 valid
PIM3 0,248 0,610 valid
PIM4 0,248 0,629 valid
PIM5 0,248 0,318 valid
PIM6 0,248 0,491 valid
PIM7 0,248 0,287 valid
PIM8 0,248 0,636 valid
PIM9 0,248 0,552 Valid
PIM10 0,248 0,630 Valid
Variabel Motivasi Kerja (X2)
MOT1 0,248 0,347 valid
MOT2 0,248 0,418 valid
MOT3 0,248 0,582 valid
MOT4 0,248 0,572 valid
MOT5 0,248 0,658 valid
MOT6 0,248 0,470 valid
MOT7 0,248 0,367 valid
MOT8 0,248 0,296 valid
MOT9 0,248 0,539 valid
MOT10 0,248 0,433 Valid
92
Variabel Disiplin kerja (X3)
DIS1 0,248 0,391 valid
DIS2 0,248 0,695 valid
DIS3 0,248 0,577 valid
DIS4 0,248 0,631 valid
DIS5 0,248 0,377 valid
DIS6 0,248 0,554 valid
DIS7 0,248 0,443 valid
DIS8 0,248 0,372 valid
DIS9 0,248 0,467 valid
DIS10 0,248 0,649 Valid
Variabel Kinerja (Y)
KIN1 0,248 0,551 valid
KIN2 0,248 0,539 valid
KIN3 0,248 0,322 valid
KIN4 0,248 0,584 valid
KIN5 0,248 0,306 valid
KIN6 0,248 0,472 valid
KIN7 0,248 0,630 valid
KIN8 0,248 0,418 Valid
KIN9 0,248 0,669 valid
KIN10 0,248 0,603 valid
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019
Dari hasil perhitungan, semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel
sebesar 0,248 sehingga nilai-nilai tersebut dapat dikatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang
digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar
93
bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten
meskipun diuji berkali-kali (Imam Ghozali, 2016:48). Menurut Ety
Rochaety (2009:54), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Tabel 4.10.
Nilai Perhitungan Reliabilitas
Variabel Cronbach alpha No of Items Keterangan
Gaya Kepemimpinan (X1) 0,677 10 Reliabel
Motivasi Kerja (X2) 0,617 10 Reliabel
Disiplin kerja (X3) 0,689 10 Reliabel
Kinerja (Y) 0,692 10 Reliabel
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha
memenuhi syarat minimum koefisien korelasi 0,6 sehingga dapat
disimpulkan bahwa seluruh instrumen penelitian dinyatakan reliabel dan
membuktikan bahwa instrumen penelitian dapat digunakan lebih lanjut.
4. Uji Asumi Klasik
a. Uji Normalitas data (Kolmogorov-Smirnov)
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
varibel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2016:154).
94
Tabel 4.11.Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019
Dari tabel 4.7 di atas, hasil pengujian dengan metode one sample
kolmogorov-smirnov (one sample K-S) test dengan nilai 0,421 serta
signifikansi 0,994 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa nilai residual terdistribusi secara normal.
b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF
(Variance Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Model regresi dikatakan
bebas dari multikolinieritas apabila nilai VIF ≤ 10, dan nilai tolerance ≥
0,1 (Ghozali, 2016: 103).
95
Tabel 4.12.
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel di atas, nilai Variance Inflation Factor (VIF)
variabel gaya kepemimpinan menunjukkan nilai 1,776; pada variabel
motivasi kerja adalah 1,531; serta variabel disiplin sebesar 1,949 . Hal
tersebut nilai VIF pada ketiga variabel independen memiliki nilai lebih
dari 10, sehingga disimpulkan tidak terjadi gejala multikolineritas pada
variabel independen. Dilihat dari nilai tolerance : gaya kepemimpinan
sebesar 0,563; motivasi kerja sebesar 0,653; serta disiplin kerja sebesar
0,513. Nilai yang dipakai pada multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤
0,1 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolinieritas dari penilaian tolerance karena memiliki nilai
tolerance lebih besar dari 0,1.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
96
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas.
Tabel 4.13.
Uji Heteroskedastisitas Glejser
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.13, signifikansi hitung variabel gaya
kepemimpinan adalah 0,338 > 0,05 ; variabel motivasi kerja adalah 0,265
> 0,05 ; serta variabel disiplin kerja adalah 0,389. Kesimpulannya adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas terhadap variabel data dalam penelitian.
5. Uji Hipotesis penelitian
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen, adapun
hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Uji signifikansi parsial (Uji t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
bebas secara masing-masing dalam menjelaskan variabel terikat.
Tabel 4.14.
Uji signifikansi parsial (Uji t)
97
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019Berdasarkan uji signifikansi parsial di atas, dapat diketahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial
(individual) terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut :
1) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai
Dari hasil uji t pada tabel 4.14, nilai signifikan pada pengaruh
variabel Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap kinerja pegawai (Y)
adalah 0,011 < 0,05 dan nilai t hitung 2,630 > t tabel 2,48.
Kesimpulannya adalah HO1 diterima dan Ha1 ditolak, berarti bahwa
gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai di Dinas PU Kota Tangerang. Hal tersebut didukung oleh
hasil penelitian Kartikasari (2017) dengan judul “Pengaruh
Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan” yang menunjukkan t hitung 7,673 lebih besar dari t tabel
2,0004; dengan hasil bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai Kodim 0728 Wonogiri.
2) Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja Pegawai
Dari hasil uji t pada tabel 4.14 diketahui nilai signifikan untuk
pengaruh variabel Motivasi kerja (X2) terhadap kinerja pegawai (Y)
98
adalah 0,012 < 0,05 dan nilai t hitung 2,580 > t tabel 2,48.
Kesimpulannya bahwa Ho3 diterima dan Ha3 ditolak, berarti disiplin
kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas PU
Kota Tangerang. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Ganta
(2014) dengan judul “Motivation in The Workplace to Improve The
Employee Performance” dengan hasil bahwa motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
3) Pengaruh Disiplin kerja terhadap Kinerja Pegawai
Hasil uji hipotesis parsial menunjukkan signifikan Motivasi kerja
(X2) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah 0,012 < 0,05 dan nilai t
hitung 2,595 > t tabel 2,48. Kesimpulannya bahwa Ho2 diterima dan Ha2
ditolak, berarti motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai di Dinas PU Kota Tangerang. Hal tersebut didukung
oleh hasil penelitian Pratama (2017) dengan judul “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Kantor Dinastransos Boyolali” dengan hasil t hitung
3,194 lebih besar dari t tabel 2,003; sehingga disiplin kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
b. Uji signifikansi simultan (Uji F)
Uji signifikansi simultan menunjukkan apakah semua variabel
bebas pada penelitian memiliki pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Uji F dilakukan untuk memenuhi semua
pengaruh variabel bebas yang di uji pada tingkat signifikan 5% (0,05).
99
Tabel 4.15.
Uji signifikansi simultan (Uji F)
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019
Hasil uji F dalam perhitungan diperoleh 25,304 sedangkan nilai F
tabel sebesar 2,75 maka dapat diketahui nilai F hitung > F tabel;
25,304 > 2,75 dengan signifikan hitung 0,000 < dari 0,05.
Kesimpulannya adalah variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan
disiplin kerja secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan
terhadap variabel kinerja pegawai.
6. Hasil analisa regresi linier berganda
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari analisis regresi, maka
dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut
Tabel 4.16.
Hasil analisis regresi linier berganda
100
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019
Dari hasil analisis regresi di atas, dapat dirumuskan suatu persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e
Y = 1,728 + 0,361 X1+ 0,300 X2 + 0,328 X3 + e
Berdasarkan tabel 4.41, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Konstanta sebesar 1,728 artinya jika variabel gaya
kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2) dan disiplin kerja
(X3) bernilai konstan, maka kinerja pegawai akan
mengalami peningkatan sebesar 1,728 dengan menganggap
nilai variabel bebas dianggap tetap.
b. Koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan (X1) bernilai
0,361. Adanya peningkatan nilai variabel gaya
kepemimpinan (X1) sebesar satu satuan dengan nilai
variabel motivasi dan disiplin kerja tetap, maka dapat
meningkatkan kinerja pegawai Dinas PU Kota Tangerang
sebesar 2,089.
101
c. Koefisien regresi variabel motivasi kerja (X2) bernilai
0,300. Adanya peningkatan nilai variabel motivasi kerja
(X2) sebesar satuan dan nilai variabel gaya kepemimpinan
tetap, maka akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas PU
Kota Tangerang sebesar 2,028.
d. Koefisien regresi variabel disiplin kerja (X3) bernilai
0,328. Adanya peningkatan nilai variabel disiplin kerja (X3)
sebesar satuan dan nilai variabel gaya kepemimpinan tetap,
maka akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas PU Kota
Tangerang sebesar 2,056.
7. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model deskriptif kuantitatif dalam menerangkan variasi
variabel dependen Ghozali (2016:95).
Tabel 4.17.
Koefisien Determinasi
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019Dari tabel di atas, nilai R Square sebesar 0,559 atau 55,9%, yang
artinya variabel kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel gaya
102
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja sebesar 55,9%. Sedangkan
44,1% merupakan faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini,
seperti insentif, pelatihan, budaya organisasi, kompetensi dan lain-
lain.
103
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan,
motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Dinas PU Kota Tangerang,
maka dapat disimpulkan :
1. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, variabel gaya kepemimpinan (X1)
secara parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap
variabel kinerja pegawai (Y).
2. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, variabel motivasi kerja (X2) secara
parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap
variabel kinerja pegawai (Y).
3. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, variabel disiplin kerja (X3) secara
parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap
variabel kinerja pegawai (Y).
4. Variabel bebas gaya kepemimpinan (X1) motivasi kerja (X2) dan disiplin
kerja (X3) secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel terikat
kinerja pegawai (Y).
B. Saran
Berdasarkan analisis hasil penelitian di atas, saran yang dapat disampaikan
adalah :
103
104
1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan
pengetahuan dan wawasan keilmuan dalam menerapkan ilmu manajemen,
khususnya manajemen sumber daya manusia dalam hal gaya
kepemimpinan yang dimiliki pimpinan, motivasi dan disiplin pegawai.
2. Bagi akademisi diharapkan dapat menjadi informasi dan pengetahuan
dalam bidang manajemen SDM, dapat pula digunakan sebagai bahan
rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan
gaya kepemimpinan, motivasi kerja serta kinerja pegawai. Dapat pula
melanjutkan penelitian ke arah yang lebih mendetail maupun sebagai
penelitian kontinu.
3. Bagi Dinas PU Kota Tangerang, diharapkan dapat menjadi sumber
informasi dan pertimbangan dalam meningkatkan kinerja pegawai Dinas
PU Kota Tangerang dalam sudut pandang gaya kepemimpinan, motivasi
serta disiplin kerja pegawai.
106
DAFTAR PUSTAKA
Adair, Jhon. “Develop your leadership skills”, Kogan Page, New York, 2007
Afandi, Pandi. “Concept & Indicator Human Resource Management ForManagement Research”, Deepublish, Yogyakarta, 2016
Alderfer, Clayton. “The practice of organizational diagnosis: theory andmethods”, Oxford university Press, New York, 2011
Bass, Bernard M. dan Riggio, Ronald E. “Transformational leadership, seconded.”, Lawrence Erlbaum Ass., New Jersey, 2005
Byars, Lloyd L. dan Rue, Leslie W. “Human Resources Management”, McGraw-Hill, New York, 2008
Certo, S.C. “Supervision Concepts and Skill-Building, 4th Ed.”, McGraw-Hill,New York, 2003
Pereira, Belarmino Da Silva. “Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi PerawatTerhadap Kinerja Perawat di Hospital Nacional Guido Valadares TimorLeste”, Tesis, Fakultas Manajemen, Universitas Padjajaran Bandung, 2013
Depdiknas. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Depdiknas, Jakarta, 2005
Dessler, Gary. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Salemba Empat, Jakarta,2011
Djatmiko, Yayat H. “Perilaku Organisasi”, CV Alfabeta, Bandung, 2005
Fahmi, Irham. “Pengantar Manajemen Keuangan”, Alfabeta, Bandung, 2013
Ganta, Vinay C. “Motivation in The Workplace to Improve The EmployeePerformance”, IJETMAS, Vol. 2, No. 6, 2014
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, BadanPenerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011
Gomes, Faustino Cardoso. “Manajemen Sumber Daya Manusia, CetakanKeempat”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2000
Hasibuan, Malayu S.P. “Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi”,Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta, 2016
107
Husein, Umar. “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”,: RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005
House, Robert J.; et.al. “Culture, leadership and organizations : The GLOBEstudy of 62 socities”, Sage Pub., California, 2004
Irawan, Prasetya dan Suryani S.F Motik dan Sri Wahyu Krida Sakti. “ManajemenSumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga”, STIA LAN Press, Jakarta, 2000
Ismail, Iriani. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepemimpinan danKinerja Karyawan Pemerintah Kabupaten di Madura”, Ekuitas Vol.12,No.1, Maret 2018
Jennings, Kenneth, William Holley dan Roger Wolters. “The Labor RelationsProcess”, Cengage Learning Mason, 2009
Kartikasari, R. Yossy. “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin KerjaTerhadap Kinerja Karyawan-Studi kasus pada karyawan Kodim 0728Wonogiri”, Prodi Manajemen, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,2017
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. “Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012
Martoyo, Susilo. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, BPFE, Yogyakarta, 1996
Mathis, Robert dan Jackson, JH. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, SalembaEmpat, Jakarta, 2008
Moeheriono. “Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi”, Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2012
Mongkodompit, M. Zamzam, Sifrid S. Pangemanan dan Merinda Pandowo.“Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Kerja TerhadapKinerja Karyawan CV Sumber Rejeki”, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi,Vol. 16, No. 04, 2016
Mullins, Laurie. “Management and organisational behaviour, 7th ed.”, PearsonEducation, Harlow, 2005
Musdalifah. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Kerja TerhadapKinerja Karyawan PT Catur Putra Harmonis Makassar”, JurnalAdministrative, Vol. 3, No. 1, 2016
Mustapa, HZ., dan Maryadi. “Kepemimpinan Pelayan: Dimensi Baru DalamKepemimpinan”, Celebes Media Perkasa, Jakarta, 2017
108
Noe, Raymond A., R Hollenbeck, Gerhart Barry, dan M. Wright Patrick.“Manajemen Sumber Daya Manusia”, Salemba Empat, Jakarta, 2014
Pratama, Rizki. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin KerjaTerhadap Kinerja Karyawan Kantor Dinastransos Boyolali”, FakultasEkonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017
Prihantoro, Agung. “Peningkatan Kinerja SDM Melalui Motivasi, Disiplin,Lingkungan Kerja dan Komitmen”, DeePublish: Yogyakarta, 2015
Rao, VSP dan Krishna, Hari. “Management: Text and Case”, Excel Books, NewDelhi, 2008
Reksohadiprojo, Sutanto dan Handoko, T. Hani. “Organisasi Perusahaan: Teori,Struktur dan Perilaku”, BPFE, Yogyakarta, 2000
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. “Manajemen Sumber Daya Manusiauntuk perusahaan”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009
Robbins, Stephen P. “Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh”, PT IndeksKelompok Gramedia, Jakarta, 2006
Robbins, Stephen dan Coulter, Mary. “Management, 11th ed.”, Prentice Hall,New Jersey, 2012
Sardiman, A.M. “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”, Rajawali Pers,Jakarta, 2007
Saydam, Gouzali. “Manajemen Sumber Daya Manusia, suatu pendekatan”,Mikro, Jakarta, 2000
Schermerhorn. “Management, 7th ed.”, John Wiley & Sons Inc., New York, 2002
Sedarmayanti. “Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja”, CV MandarMaju, Bandung, 2009
Setiyawan, Budi dan Waridin. “Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan Dan BudayaOrganisasi Terhadap Kinerja Di Divisi Radiologi RSUP Dokter KariadiSemarang”, JRBI. Vol 2. No 2. Hal: 181-198, 2006
Siagian, Sondang P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Asdi Mahasatya,Jakarta, 2004
Siswanto, Bejo. “Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratifdan Operasional”, Bumi Aksara, Jakarta, 2011
109
Soekidjo, Notoatmodjo. “Pengembangan Sumber Daya Manusia”, PT RinekaCipta, Jakarta, 2003
Sunarcaya, Putu. “Analisia Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai dilingkungan Dinas kesehatan Kabuppaten Alor NTT”, Tesis, UT, Jakarta,2008
Supardi, dan Anwar, S. “Dasar-dasar Perilaku Organisasi”, UII Press,Yogyakarta, 2004
Suwatno. “Manajemen SDM Dalam Organisasi dan Bisnis”, Alfabeta, Bandung,2011
Sutikno, Raja Bambang.”The Power of Emphaty in Leadership, enhance long-term company performance), PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 2007
Sutrisno, Edi. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Kencana Prenada MediaGroup, Jakarta, 2009
Suharso Puguh. “Metode Penelitian Kuantitatif unuk Bisnis”, PT. Remaja RosdaKarya, Jakarta, 2009
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, AlfabetaBandung, 2014
Suryani, Ni Kadek dan Jhon. “Kinerja Organisasi”. DeePublish, Yogyakarta,2018
Sutrisno, Edy. “Budaya Organisasi”, Prenadamedia Group: Jakarta, 2010
Santoso, Singgih. “Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi11.5”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004
Ulum, Chazienul M. “Perilaku Organisasi Menuju Orientasi Pemberdayaan”, UBPress, Malang, 2016
Umam, Khaerul. “Perilaku Organisasi”, Pustaka Setia, Bandung, 2010
Undang-undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian
Winardi. “Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen”, PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2004
Wibowo, Fahmi Aji. “Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap KinerjaKaryawan Bagian Produksi pada PT Sari Tembakau Harum KabupatenKendal”, Universitas Negeri Semarang, 2013
110
Wijono, Sutarto. “Kepemimpinan dalam perspektif organisasi”, PrenadamediaGroup, Jakarta, 2018
Kadarman et al.. faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinanhttp://id.shvoong.com/social-sciences/2068184-faktor-faktor-yangmepengaruhigaya/http://id.shvoong.com/writingandspeaking/2012223-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-efektifitas/.1996. Diakse pada 5Maret 2019
www.ccl.org/articles/leading-effectively-articles/top-6-leadership-challenges/.Diakses pada 5 Juli 2019
www.bbc.com/indonesia/indonesia-38851894. diakses pada 5 Juli 2019
www.merdeka.com/uang/survei-genjot-motivasi-pekerja-muda-indonesia-tuntut-naik-gaji.html. diakses pada 5Juli 2019
www.thebalancecareers.com/ways-to-minimize-employees-wasting-time-at-work-1918621. diakses pada 5 Juli 2019
https://economy.okezone.com/read/2018/08/02/320/1930829/pns-sering-dipecat-karena-tak-disiplin. diakses pada 5 Juli 2019
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ANGKET VARIABEL GAYA KEPEMIMPINAN (X1)
No PernyataanRespon
SS S R TS STS
1Pemimpin dapat dipercaya oleh
bawahan10 6 16 9 4
2Pemimpin memiliki kemampuan untuk
memimpin dengan baik8 8 19 8 2
3Pemimpin memberikan motivasi
kepada bawahan6 15 17 7 0
4Pemimpin menjadi sumber inspirasi
bagi bawahan11 8 14 6 6
5Pemimpin menjadi teladan bagi
bawahan
6
Pimpinan mendorong bawahan untuk
berinovasi dengan teknik-teknik lain
atau baru
13 15 8 5 4
7Pemimpin meminta ide-ide untuk
pengerjaan tugas yang akan dilakukan8 9 13 7 8
8
Pemimpin memberikan otoritas yang
lebih banyak kepada bawahan dalam
pengerjaan tugas
6 10 21 5 3
9Pemimpin mendengarkan keluhan
bawahan6 9 13 13 4
10
Pemimpin mendukung bawahan untuk
mengikuti pelatihan/tugas belajar di
luar kantor
9 17 16 3 0
Bass, Bernard M. Dan Riggio, Ronald E. 2005. Transformational leadership
LAMPIRAN 2 ANGKET VARIABEL MOTIVASI (X2)
No PernyataanRespon
SS S R TS STS
1Hasil dari bekerja dapat memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan17 15 8 5 0
2 Merasa aman dalam bekerja 16 19 6 4 0
3
Tempat bekerja memperhatikan dan
memberikan penunjang keselamatan
dalam bekerja
6 7 19 6 7
4Memiliki hubungan yang baik dengan
teman kerja5 7 24 4 6
5Memiliki hubungan yang baik dengan
pimpinan
6Pimpinan memperhatikan
kesejahteraan pegawai nya18 19 4 4 0
7
Dapat berkomunikasi dengan baik
dengan pihak luar pada saat
pengerjaan tugas
9 11 12 8 5
8Mudah dalam pengurusan kenaikan
pangkat/golongan10 11 10 8 6
9 Adanya promosi jabatan 12 11 13 7 2
10 Adanya program pelatihan dari tempat
bekerja16 13 12 4 0
(exixtence, relatedness, and Growth – ERG theory) (Alderfer, 2010:206)
LAMPIRAN 3 ANGKET VARIABEL DISIPLIN KERJA (X3)
No PernyataanRespon
SS S R TS STS
1Akumulasi kehadiran sesuai dengan
jumlah total hari kerja17 15 8 5 0
2Akumulasi jam keterlambatan masih
dalam kategori wajar16 19 6 4 0
3Bersikap hati-hati dalam
melaksanakan pekerjaan6 7 19 6 7
4Menjaga alat dan material yang
digunakan dalam bekerja5 7 24 4 6
5Bekerja sesuai metode dan prosedur
yang ditetapkan18 19 4 4 0
6 Menerapkan K3 dalam bekerja 9 11 12 8 5
7 Datang bekerja tepat waktu 10 11 10 8 6
8Tidak melakukan pelanggaran dalam
bekerja12 11 13 7 2
9 Menghargai pegawai yang lain 16 13 12 4 0
10 Menggunakan seragam kerja sesuai
ketentuan10 18 9 6 2
Bejo Siswanto. 2011. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif danOperasional
LAMPIRAN 4 ANGKET VARIABEL KINERJA (Y)
No PernyataanRespon
SS S R TS STS
1Pengerjaan tugas dilakukan dengan
baik14 12 11 5 3
2Pengerjaan sesuai dengan perintah
kerja15 19 6 2 3
3 Jumlah output kerja sesuai target 11 11 11 8 4
4 Beban kerja sesuai job description 16 16 10 3 0
5Pengerjaan tugas sesuai tenggat waktu
yang diberikan27 16 0 2 0
6Memulai pekerjaan sesuai jadwal yang
ditentukan5 11 15 14 0
7Menggunakan sumber daya dengan
maksimal7 10 16 5 7
8 Pengerjaan tugas sesuai dengan
metode yang paling efisien4 5 24 9 3
9 Mampu bertindak menggunakan
inisiatif sendiri11 15 12 5 2
10 Bekerja dengan baik meskipun tidak
ada pimpinan yang mengawasi7 8 18 12 0
Robbins, Stephen P., 2006:260. Perilaku Organisasi
LAMPIRAN 5 REKAP ANGKET PENELITIAN VARIABEL X1
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Σ1 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 482 5 5 5 5 5 3 5 4 5 3 453 5 5 4 4 5 5 4 5 3 5 454 5 5 4 5 3 5 5 5 4 5 465 5 5 3 4 5 4 4 5 4 5 446 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 497 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 488 5 3 4 3 5 5 3 4 4 4 409 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4610 5 5 5 3 5 5 3 3 4 5 4311 5 5 4 3 3 5 5 5 4 4 4312 5 2 3 3 5 5 4 4 4 5 4013 2 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3214 4 5 4 3 3 2 4 1 4 2 3215 3 1 4 4 5 2 5 5 5 4 3816 3 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4317 5 3 3 2 5 5 3 1 2 1 3018 5 5 4 3 3 5 5 4 4 2 4019 5 3 2 3 3 3 5 4 1 2 3120 4 4 4 2 5 5 3 5 4 1 3721 5 2 3 3 5 2 5 2 1 3 3122 5 5 3 3 3 5 5 5 2 4 4023 3 2 1 4 3 4 4 4 4 1 3024 3 2 3 3 3 2 5 3 4 3 3125 4 3 4 3 5 5 5 1 1 1 3226 3 2 5 2 5 5 5 4 1 2 3427 5 2 3 4 5 5 5 2 2 3 3628 5 2 4 3 5 5 5 4 3 4 4029 5 5 2 3 5 3 4 3 2 3 3530 5 5 3 4 5 3 5 3 5 4 4231 5 4 4 4 5 4 2 3 2 4 3732 5 5 4 3 5 2 5 3 2 5 3933 5 5 3 3 3 3 5 2 4 5 3834 5 5 3 3 3 3 3 2 4 5 3635 5 5 5 3 4 2 5 3 4 2 3836 5 5 3 4 4 5 5 4 1 2 3837 5 5 4 3 4 5 5 1 1 1 3438 5 2 4 5 4 3 5 4 5 1 3839 5 4 5 4 4 4 5 4 1 4 4040 5 3 2 4 4 3 4 2 3 3 3341 5 4 1 4 4 4 5 4 2 2 3542 5 3 3 3 4 2 2 4 2 5 3343 5 3 3 3 5 5 5 3 1 1 34
44 5 2 3 3 5 5 5 5 1 4 3845 5 5 3 1 5 2 5 3 5 1 3546 4 5 1 4 5 3 5 2 2 4 3547 4 5 2 4 5 5 5 3 1 4 3848 5 1 4 5 5 3 5 5 2 1 3649 5 5 3 3 5 4 4 2 5 4 4050 4 4 4 4 5 2 5 1 2 4 3551 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4752 4 4 5 3 4 5 5 5 1 4 4053 4 5 3 3 5 5 5 5 4 4 4354 5 5 4 4 3 3 5 5 4 4 4255 5 5 3 4 5 3 5 4 2 4 4056 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4357 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4758 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4559 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4960 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4861 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4862 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4863 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4764 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47
LAMPIRAN 6 REKAP ANGKET PENELITIAN VARIABEL X2
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Σ1 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 462 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 463 5 4 5 5 5 3 5 5 4 4 454 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 425 4 4 4 5 5 5 4 3 5 3 426 4 3 4 4 4 5 4 3 5 5 417 5 3 4 5 5 4 5 5 4 5 458 5 4 3 4 4 4 3 4 3 5 399 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4710 5 5 5 4 4 4 4 4 1 5 4111 3 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4412 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4713 4 3 5 5 5 4 4 3 5 5 4314 5 5 5 5 4 4 4 4 2 5 4315 3 5 5 5 4 5 3 3 2 5 4016 4 5 5 5 4 4 3 1 2 2 3517 5 5 3 4 5 4 4 5 2 3 4018 5 4 2 5 5 4 4 5 1 5 4019 2 5 4 2 5 1 5 4 5 4 3720 5 5 4 5 4 3 5 3 3 3 4021 5 5 3 5 4 1 1 5 4 3 3622 5 1 1 1 1 2 5 5 3 5 2923 5 5 4 4 4 4 5 1 5 5 4224 3 1 5 3 1 4 5 5 5 5 3725 4 5 4 2 2 1 2 3 1 1 2526 5 5 1 1 1 1 4 5 3 5 3127 4 2 1 5 5 2 4 5 3 4 3528 4 1 1 5 1 3 4 3 5 1 2829 5 4 5 3 4 2 4 5 4 4 4030 4 1 2 4 4 5 3 2 2 3 3031 4 3 5 3 5 2 4 4 2 3 3532 5 4 5 4 4 2 2 4 3 5 3833 4 4 1 1 1 4 4 4 3 3 2934 3 4 1 1 1 4 4 5 2 1 2635 5 5 1 5 4 4 5 3 2 1 3536 4 2 4 5 4 1 5 5 1 1 3237 5 4 5 5 5 1 5 4 5 5 4438 5 4 5 5 5 5 5 4 1 5 4439 5 5 4 1 1 1 3 1 2 4 2740 4 5 5 5 2 3 5 3 4 2 3841 5 3 5 1 5 2 2 3 3 4 3342 5 2 1 5 4 2 2 3 1 4 2943 1 4 5 4 4 1 5 4 2 4 34
44 5 5 5 5 4 1 5 5 1 5 4145 1 4 5 5 4 5 3 5 2 4 3846 1 5 5 1 2 5 4 2 1 2 2847 2 1 5 1 5 1 4 5 2 5 3148 1 1 4 5 4 2 2 5 3 5 3249 5 5 4 5 4 5 5 3 2 2 4050 5 2 3 5 1 1 5 2 3 5 3251 5 3 5 5 3 5 2 4 4 5 4152 3 5 5 2 5 1 4 5 3 5 3853 4 4 5 1 4 4 3 5 3 2 3554 4 5 5 4 5 4 5 4 5 2 4355 5 5 5 5 4 2 5 5 5 4 4556 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4457 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4558 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4159 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4860 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4561 5 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4362 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4463 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4664 4 5 5 4 4 4 4 5 5 3 43
LAMPIRAN 7 REKAP ANGKET PENELITIAN VARIABEL X3
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Σ1 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 422 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 463 3 5 5 4 4 5 5 4 5 5 454 5 4 4 4 5 4 3 5 5 5 445 5 5 4 3 5 4 4 4 5 4 436 5 5 5 5 5 4 5 3 5 4 467 5 5 5 4 5 3 4 5 4 5 458 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 469 5 5 5 2 5 4 5 3 4 5 4310 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 4611 4 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4612 5 5 3 4 4 4 5 2 5 5 4213 4 3 5 3 5 4 1 5 2 5 3714 5 2 2 4 5 3 3 4 5 4 3715 5 5 5 1 5 5 3 5 5 4 4316 4 3 2 5 3 3 3 4 3 5 3517 5 2 4 1 5 2 2 4 2 3 3018 5 2 1 3 5 3 5 1 4 3 3219 5 3 5 1 4 3 2 1 3 3 3020 3 3 1 1 3 4 5 5 3 2 3021 1 5 4 4 3 4 5 4 3 2 3522 2 5 4 4 5 4 2 4 1 3 3423 5 2 4 4 5 4 5 4 2 3 3824 5 3 3 3 5 3 1 4 1 3 3125 3 5 5 3 2 5 4 5 5 3 4026 1 4 3 1 5 3 4 5 5 3 3427 3 3 4 1 4 3 3 1 5 5 3228 5 3 5 3 1 2 3 1 4 4 3129 5 3 2 4 4 5 4 5 5 3 4030 5 2 4 5 3 4 5 5 5 3 4131 4 3 4 4 5 5 5 1 3 3 3732 4 3 3 1 5 5 5 1 1 3 3133 4 4 3 3 3 3 2 4 5 4 3534 1 1 1 1 1 2 1 4 5 3 2035 2 3 3 1 1 1 1 4 2 3 2136 5 2 3 3 1 3 1 4 5 2 2937 5 2 2 3 5 3 2 5 2 2 3138 5 1 3 2 5 3 2 5 2 3 3139 5 5 5 2 4 3 2 4 5 3 3840 5 3 5 3 2 3 5 4 4 4 3841 4 5 3 3 4 3 5 2 3 3 3542 5 2 2 3 4 4 3 2 2 3 3043 5 2 2 4 4 2 5 2 3 2 31
44 5 2 4 2 5 4 3 2 5 3 3545 5 4 4 3 4 3 5 1 5 3 3746 5 4 3 1 2 5 3 4 4 3 3447 5 5 3 4 5 1 5 4 3 3 3848 5 2 3 1 5 3 5 1 3 3 3149 1 2 2 4 2 5 3 5 5 5 3450 1 3 4 2 5 3 3 2 4 4 3151 5 5 4 4 5 2 2 3 4 5 3952 2 3 4 5 5 5 4 3 4 5 4053 5 5 3 5 2 4 5 5 4 5 4354 2 5 3 5 2 4 5 5 5 4 3355 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4756 5 5 5 3 4 4 2 5 5 5 4357 5 5 5 5 4 4 3 3 5 5 4458 2 5 5 4 4 5 3 4 5 4 4159 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4660 5 4 5 4 5 3 4 5 5 4 4461 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4562 5 5 4 5 4 3 4 5 5 5 4563 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4064 5 4 4 3 3 5 5 5 4 5 43
LAMPIRAN 8 REKAP ANGKET PENELITIAN VARIABEL Y
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Σ1 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 442 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 463 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 434 4 5 5 5 5 5 5 3 4 5 465 3 5 4 5 5 4 5 5 4 5 456 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 467 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 458 4 4 5 3 4 2 3 4 3 3 359 5 3 2 5 4 3 5 4 5 2 3810 4 3 5 3 3 4 4 3 4 3 3611 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4412 3 4 4 4 1 5 4 5 4 5 3913 5 3 5 4 4 5 5 5 4 3 4314 3 1 2 1 5 4 2 4 4 4 3015 4 3 5 1 5 2 2 5 1 4 3216 4 3 5 3 5 1 5 5 3 1 3517 3 1 5 3 5 5 1 2 1 1 2718 4 4 5 2 5 4 1 3 2 1 3119 3 2 4 4 2 4 4 4 2 1 3020 4 5 5 3 3 4 1 3 1 1 3021 2 5 5 5 3 4 4 5 3 2 3822 5 5 5 3 3 5 3 3 2 1 3523 3 5 5 4 1 4 5 5 1 5 3824 4 5 3 5 4 5 3 4 4 5 4225 4 1 4 2 5 2 1 5 2 2 2826 2 4 5 1 4 2 3 5 3 1 3027 3 4 4 3 4 4 3 4 1 5 3528 1 5 5 3 5 1 5 4 1 1 3129 1 5 5 2 5 5 4 3 5 3 3830 2 1 5 5 5 5 2 5 4 3 3731 2 1 5 3 5 5 2 1 4 5 3332 2 1 5 4 3 5 4 1 1 2 2833 3 2 3 1 5 1 4 4 2 1 2634 2 1 2 5 1 1 2 5 2 3 2435 4 3 4 2 5 5 2 5 2 3 3536 3 3 5 2 5 4 1 5 1 5 3437 3 5 5 1 1 2 5 3 2 3 3038 2 5 3 1 5 4 1 4 1 4 3039 5 1 4 3 4 4 2 4 5 3 3540 3 1 5 3 5 4 4 1 4 1 3141 4 2 2 5 4 4 4 4 3 3 3542 2 5 5 2 3 5 1 5 5 3 3643 2 5 3 5 5 4 2 4 1 3 34
44 3 3 5 1 3 1 1 5 3 5 3045 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4046 2 1 5 3 5 1 1 3 1 1 2347 4 1 5 4 4 1 2 5 2 3 3148 3 5 2 1 1 4 3 2 4 3 2849 2 5 2 1 1 4 2 2 2 2 2350 3 5 5 3 5 5 4 4 2 3 3951 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4252 4 2 5 3 2 2 3 4 4 4 3353 2 3 5 4 4 5 3 3 2 4 3554 5 4 3 3 4 5 5 5 1 2 3755 5 3 5 4 3 5 5 3 4 5 4256 4 4 5 4 5 1 4 5 5 3 4057 3 3 5 5 5 5 5 4 4 3 4258 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4559 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4860 3 5 5 4 5 5 4 4 5 3 4361 5 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4362 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4663 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4664 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 48
LAMPIRAN 9 UJI VALIDITAS VARIABEL X1
LAMPIRAN 10 UJI VALIDITAS VARIABEL X2
LAMPIRAN 11 UJI VALIDITAS VARIABEL X3
LAMPIRAN 12 UJI VALIDITAS VARIABEL Y
LAMPIRAN 13 UJI RELIABILITAS VARIABEL X1
LAMPIRAN 14 UJI RELIABILITAS VARIABEL X2
LAMPIRAN 15 UJI RELIABILITAS VARIABEL X3
LAMPIRAN 16 UJI RELIABILITAS VARIABEL Y
LAMPIRAN 17 REGRESI LINIER
LAMPIRAN 18 UJI NORMALITAS
LAMPIRAN 19 UJI MULTIKOLINIEARITAS
LAMPIRAN 20 UJI HETEROSKEDASTISITAS
LAMPIRAN 21 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PU KOTA TANGERANG
LAMPIRAN 22 TABEL F
LAMPIRAN 23 TABEL t
LAMPIRAN 24 TABEL r