SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal...

40
RESPON OVARIUM DENGAN PEMBERIAN PROGESTERON MENGGUNAKAN CONTROLLED INTERNAL DRUG RELEASE (CIDR) PADA PERLAKUAN SINKRONISASI BERAHI DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI GnRH DAN PGF2α SKRIPSI ANDI REZKI MASFIRAH PUTRI 1111 07015 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Transcript of SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal...

Page 1: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

RESPON OVARIUM DENGAN PEMBERIAN PROGESTERONMENGGUNAKAN CONTROLLED INTERNAL DRUG RELEASE (CIDR)

PADA PERLAKUAN SINKRONISASI BERAHI DENGANMENGGUNAKAN KOMBINASI GnRH DAN PGF2α

SKRIPSI

ANDI REZKI MASFIRAH PUTRI1111 07015

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2012

Page 2: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

ii

RESPON OVARIUM DENGAN PEMBERIAN PROGESTERONMENGGUNAKAN CONTROLLED INTERNAL DRUG RELEASE (CIDR) PADA

PERLAKUAN SINKRONISASI BERAHI DENGAN MENGGUNAKANKOMBINASI GnRH DAN PGF2α

SKRIPSI

Oleh:

ANDI REZKI MASFIRAH PUTRI

I 111 07 015

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SarjanaPeternakan Pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 3: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : A.Rezki Masfirah putri

NIM : I111 07 015

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa ;

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil dan

Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan dikenakan sanksi

akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyatan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Makassar, November 2012

Ttd

ANDI REZKI MASFIRAH PUTRI

Page 4: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

iii

Judul Penelitian : Respon Ovarium dengan Pemberian Progesteron MenggunakanControlled Internal Drug Release (CIDR) pada PerlakuanSinkronisasi Berahi dengan Menggunakan Kombinasi GnRHdan PGF2α

Nama : Andi Rezki Masfirah Putri

No. Pokok : I 111 07 015

Jurusan : Produksi Ternak

Program Studi : Produksi Ternak

Fakultas : Peternakan

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui Oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Prof.Dr.Ir. Abd. Latief Toleng, M.Sc Dr. Muhammad Yusuf, S.PtNIP. 19540602 197802 1 001 NIP. 19700725199903 1 001

Dekan Fakultas Peternakan Ketua Jurusan Produksi Ternak

Prof. Dr. Ir. H. SyamsuddinHasan, M.Sc Prof.Dr.Ir. H. Sudirman Baco,M.Sc,NIP. 19520923 197903 1 002 NIP. 19641231 198903 1 025

Tanggal Lulus : 26 November 2012

Page 5: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

iv

Andi Rezki Masfirah Putri (I11107015). Respon Ovarium dengan Pemberian ProgesteronMenggunakan Controlled Internal Drug Release (CIDR) pada Perlakuan Sinkronisasi Berahi denganMenggunakan Kombinasi GnRH dan PGF2α. Dibawah bimbingan Abd. Latief Toleng SebagaiPembimbing Utama dan Muhammad Yusuf Sebagai Pembimbing Anggota.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon ovarium dengan dan tanpa pemberianprogesteron (CIDR) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasihormon GnRH dan PGF2α. Penelitian ini menggunakan 20 ekor sapi perah Fries Holland (FH)dan dibagi dalam 2 perlakuan sinkronisasi berahi yakni 10 ekor ternak sapi perah denganpemberian CIDR dan 10 ekor ternak sapi perah tanpa pemberian CIDR. Pada hari pertamaperlakuan sinkronisasi, seluruh ternak sapi perah diinjeksi dengan hormon GnRH sebanyak100 µg (fertirelin acetate) (hari-0). Pada hari yang sama, 10 ekor ternak sapi perah tersebutdiberikan progesteron dalam bentuk CIDR secara intravaginal sebagai perlakuan, sedangkan10 ekor lainnya sebagai kontrol. Pada hari ke-7 sebanyak 27,5 µg dinoprost hormon PGF2αdisuntikkan kepada seluruh ternak serta CIDR pada kelompok perlakuan dilepaskan.Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-0, hari ke-7, dan pada hari ke-10. Plasmadarah masing-masing sampel kemudian dimasukkan ke dalam tabung plasma kemudiandisimpan pada suhu -20ºC sampai pelaksanaan analisa untuk mengetahui konsentrasi hormonprogesteron dengan menggunakan teknik radioimmunoassay (RIA). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa dari total 20 ekor ternak sapi perah, terdapat perbedaan yang nyata(P=0,046) antara 12 ekor ternak sapi atau sebanyak 60% menunjukkan fase luteal danselebihnya 8 ekor ternak sapi perah atau 40% adalah fase folikul atau ovarium yang belummenujukkan aktivitas pada awal perlakuan sinkronisasi berahi. Dengan pemberian CIDR,konsentrasi progesteron yang tinggi pada hari ke-7 dan rendah pada hari ke-10 adalahsebanyak 80% sangat nyata lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan dengan tanpa pemberianCIDR. Dapat disimpulkan bahwa pemberian progesteron dalam bentuk CIDR sangat nyatalebih efektif dalam mensinkronkan munculnya berahi pada ternak sapi perah yang mendapatperlakuan sinkronisasi GnRH dan PGF2.

Kata Kunci: Sapi Perah, Sinkronisasi Berahi, Respon Ovarium, Progesteron

Page 6: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

v

Andi Rezki Masfirah Putri (I11107015). Ovarian Responses with Controlled Internal DrugRelease (CIDR) Insertion on Estrous Synchronization Using a Combination of GnRH and PGF2α.Under Abd. Latief Toleng as Main Supervisor and Muhammad Yusuf as Co-supervisor.

ABSTRACT

This study aimed to know the responses of ovarian with and without CIDR (controlledinternal drug release) insertion on estrous synchronization using a combination of GnRH andPGF2α. The study was using 20 dairy cows of Fries Holland (FH), in which the cows wereallocated into two treatment groups of estrous synchronization; 10 dairy cows with CIDRinsertion and 10 without CIDR insertion. At first day of synchronization treatment, all cowswere injected 100 µg of GnRH (fertirelin acetate) (day-0). At the same day, 10 cows wereinserted with CIDR intra-vaginally as treatment, while the remaining 10 cows as control(without CIDR insertion). On day-7, the cows were injected 27.5 µg of dinoprost (PGF2α) andremoval of CIDR in CIDR group. Blood samples were collected on day-0, day-7, and day-10.The blood plasma were separated and put into plasma tube, then kept on -20ºC until assayedwas performed using radioimmunoassay (RIA) technique. The results of this study showedthat of 20 cows, there was a significant different (P=0.046) between 12 cows or 60% showedluteal phase and 8 cows or 40% in follicular phase or inactive ovaries in the beginning ofestrous synchronization. In CIDR group, high progesterone concentration on day-7 and low onday-10 was 80% and significantly higher (P<0.01) than in cows without CIDR insertion. It canbe concluded that administration of progesterone using CIDR was significantly more effectivein synchronizing the estrus using a combination of GnRH and PGF2 treatments.

Key Words: Dairy cows, Estrous synchronization, Ovarian response, Progesterone

Page 7: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah rabbil alamin, segala Puja dan Puji bagi Allah SWT, sebanyak tetesan

air hujan, sebanyak butiran biji-bijian, sebanyak makhluk-Nya di langit, di bumi dan diantara

keduanya. Segala puja dan puji yang banyak dan tak berkesudahan untuk Allah SWT,

meskipun puja segala pemuji selalu kurang dari sewajarnya.

Rasa syukur yang sangat dalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

berkat dan pertolongan-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga

penyusunan skripsi ini, yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

sarjana pada Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moril

maupun materil. Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati, penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Abd. Latief Toleng, M.Sc Selaku pembimbing utama dan bapak

Dr. Muhammad Yusuf S,Pt. Selaku pembimbing anggota, atas segala bantuan dan

keikhlasannya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan saran-saran sejak awal

penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

Page 8: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

vii

2. Sembah sujudku kepada Ayahanda H.A.Muh Djufri dan Ibunda Hj.Ratnah yang tercinta

serta kakak yang kusayang atas segala limpahan doa, kasih sayang, kesabaran,

pengorbanan yang telah diberikan tanpa henti.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc. Selaku Dekan Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc. Sebagai Ketua Jurusan Produksi Ternak

beserta seluruh dosen dan staf Jurusan Produksi Ternak atas segala bantuan dan saran-

sarannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Prof.Dr. Ir. Muin Liwa, MS selaku penasehat akademik yang senantiasa

memberikan motivasi dan nasehat yang sangat berarti bagi penulis .

6. Sahabatku Nur Aliah S.Pt, Muthmainnah Bahri S.S, Hardianti S.Pt, Masturi, S.Pt,

Suparno, S.Pt, Ummul Masir, S.Pt, Nurul Azima, S.Pt, dan Desy Aryani, S.Pt terima

kasih atas telah mengajarkan arti persaudaraan dan persahabatan yang tulus serta semua

bantuannya selama ini memberikan dukungan dan motivasi.

7. Sahabat-sahabat “Rumput 07” yang tidak sempat saya sebutkan namanya terima kasih

yang setinggi-tingginya serta penghargaan yang sebesar-besarnya atas segala cinta,

pengorbanan, bantuan, pengertian, canda tawa serta kebersamaan selama ini, waktu yang

dilalui sungguh merupakan pengalaman hidup yang berharga dan tak mungkin untuk

terlupakan dan terimakasih telah memberiku sedikit tempat di hatimu untuk menjadikanku

sahabat dan teriring dengan doa semoga rekan dan sahabatku sukses selalu.

Page 9: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

viii

Melalui kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya mendidik,

apabila dalam penyusunan skripsi ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca Amin

Penulis

Andi Rezki Masfirah Putri

Page 10: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

ABSTRACT ................................................................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DFTAR TABEL........................................................................................... xii

LAMPIRAN................................................................................................. xiii

PENDAHULUAN .................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 3

Mekanisme Kerja CIDR .................................................................. 3

Sinkronisasi Berahi.......................................................................... 5

GnRH dan PGF2α............................................................................ 6

METODE PENELITIAN ................................................................. 8

Waktu dan Tempat........................................................................... 8

Materi Penelitian.............................................................................. 8

Prosedur Penelitian ......................................................................... 8

Parameter Penelitian ........................................................................ 12

Analisis Data ................................................................................... 12

Page 11: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

x

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Ovarium Sebelum Perlakuan Sinkronisasi Berahi........... 13

Respon Ovarium Dengan dan Tanpa Pemberian CIDR PadaPelaksanaan Sinkronisasi Berahi pada Ternak Sapi Perah ............. 15

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan.......................................................................................... 18

Saran.................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 19

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

1

PENDAHULUAN

Sapi perah memberikan konstribusi yang besar dalam upaya meningkatkan

pendapatan petani di Sulawesi Selatan. Peluang pasar sapi Perah di daerah ini

sangat cerah sehingga komoditi tersebut cukup strategis dijadikan usaha yang

dapat meningkatkan pendapatan petani maupun kalangan pengusaha peternak

(Djagra, 1989).

Permasalahan yang ditemukan pada petani peternak sapi rakyat di

Sulawesi Selatan adalah kecenderungan sapi perah mengalaini masa anestrus post

partum yang lambat, berkisar antara enam sampai empat bulan, bahkan lebih.

Dengan kata lain timbulnya estrus post partum yang lambat akan menyebabkan

interval antara kelahiran yang panjang (Marawali, 2001).

Dari beberapa hasil penelitian mengenai estrus post partum pada sapi

perah, kisaran masa anestrus post partum empat sampai enam bulan merupakan

hal yang biasa ditemukan pada sapi perah di Indonesia pada umumnya. Tetapi

percepatan timbulnya estrus post partum merupakan suatu usaha untuk

meningkatkan efisiensi reproduksi ternak tersebut (Anonim, 20ll).

Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk percepatan estrus post parturn

antara lain pemberian penambahan CIDR pada perlakuan sinkronisasi berahi

dengan menggunakan kombinasi GnRH dan PGF2α. Meskipun harga preparat

CIDR ini cukup tinggi tetapi secara ekonoinis dapat meningkatkan pendapatan

bila ditinjau dari segi keaktifan kerja hormon tersebut. Pemberian preparat CIDR

ini selain mempercepat estrus post partum sekaligus mensinkronkan estrus

Page 13: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

2

sehingga dapat diantisipasi clan diperkirakan waktu inseininasi secara cepat dan

serentak, terutama ternak pada peternak sapi rakyat yang dipelihara secara

ekstensif dimana ternak digembalakan pada ternak rumput, jarang dilihat, jarang

dikandangkan dan pendeteksian estrusnya cukup sulit dilakukan (Marawali,

2001).

Selain itu peternak dapat mengatur waktu kelahiran yang disesuaikan

dengan ketersediaan pakan pada musim tertentu, sehingga dapat mempertahankan

efisiensi waktu dan tenaga kerja serta efesiensi reproduksi, juga untuk

penyesuaian produksi dengan kebutuhan pasar. Keuntungan dalam penggunaan

preparat CIDR dengan menyuntikkan GnRH dan PGF2α dapat memunculkan

berahi pada sekelompok ternak secara serentak dan musim perkawinan dapat

dipersingkat sehingga dapat menghemat biaya terutama bila perkawinan

menggunakan Inseminasi Buatan (Anonim, 2011).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon ovarium dengan dan

tanpa pemberian progesteron (CIDR) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan

menggunakan kombinasi hormon GnRH dan PGF2α.

Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan pertimbangan tentang

pemberian CIDR pada pelaksanaan sinkronisasi berahi dengan menggunakan

kombinasi hormon GnRH dan PGF2α pada sapi perah.

Page 14: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

3

TINJAUAN PUSTAKA

Mekanisme Kerja CIDR

Controlled Internal Drug Release (CIDR) merupakan alat yang terbuat

dan sebatang silikon berbentuk huruf T dan mengandung 1,9 gram hormon

progesteron untuk hewan besar (seperti sapi dan kerbau) dan 0,33 gram hormon

progesteron untuk hewan kecil (seperti kambing dan domba). Keuntungan

penggunaan alat ini adalah untuk mengontrol siklus berahi, mengatasi problem

fertilitas seperti anovulatory anoestrus (ternak yang tidak bersiklus) dan ovarium

yang sistik, serta untuk program seleksi dan transfer embrio (Anonim 2011b).

Pemakaian CIDR yang mengandung hormon progesteron efektif dilakukan

untuk proses sinkronisasi siklus estrus pada sapi perah. Selain itu, kombinasi

penggunaan CIDR dengan penyuntikan hormon prostaglandin secara nyata dapat

meningkatkan jumlah sapi yang standing pada saat estrus (Vargas et.al.,1994).

Pemberian hCG pada proses superovulasi dengan FSH dilaporkan dapat

menghasilkan lebih banyak embrio layak transfer walaupun tidak berbeda secara

nyata dan kontrol (Armstrong, 1993).

Pemasangan CIDR dilakukan secara asepsis dengan aplikator khusus yang

sudah dicelupkan dalam larutan antiseptik standar, diberi pelumasan dengan gel

steril, netral, kemudian dimasukkan ke dalam vagina sampai di depan os uteri dari

servik, seterusnya implan dideposisikan pada tempat itu. Estrus akan timbul dalam

waktu 3 hari kemudian setelah CIDR dicabut, sehingga inseininasi buatan dapat

dilakukan antara hari ke 48 sampai 72 jam kemudian ( Putro, 2008).

Page 15: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

4

Penggunaan CIDR untuk sinkronisasi estrus sapi Holstein telah dilakukan

di Jepang oleh Vargas et al. (1994) dan menghasilkan sebanyak 90,7% induk

estrus dan 63,3% induk bunting sebagai respon terhadap penggunaan CIDR.

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa penyuntikan pada saat pencabutan

CIDR tidak berpengaruh terhadap persentase kebuntingan, tetapi berpengaruh

secara nyata terhadap peningkatan kejadian standing estrus dan jumlah CL yang

dihasilkan yaitu rata-rata per induk sebesar 3,1.

Mekanisme kerja dari alat ini, yaitu alat ini dimasukkan dan didiamkan

dalam vagina selama beberapa hari, selanjutnya progesteron yang terdapat di

dalam alat ini akan diserap oleh vagina dan segera disekresikan ke dalam aliran

darah yang akan menghambat pelepasan FSH dan LH dan adenohipofisis melalui

mekanisme umpan balik negatif. Kadar progesteron dalam darah akan meningkat

pada saat alat disisipkan dalam vagina dan tetap stabil dipertahankan selama

periode penyisipan alat ini. Setelah alat ini dicabut terjadi penurunan progesteron

secara mendadak dan mencapai level basal sehingga terjadi feedback positif pada

hipotalamus untuk melepaskan GnRH yang akhirnya terjadi pelepasan hormon

FSH dan LH dari adenohipofisis dan akan terjadi pematangan folikel, berahi dan

ovulasi. CIDR memberikan fertilitas terbaik bila diinsersikan selama 7 sampai 10

hari (Putro, 2008).

Pada pemasangan CIDR di vagina dilakukan pada hari ke-0. Setelah

selang 7 hari CIDR dicabut, tetapi 24 jam sebelum pencabutan CIDR di injeksi

PGF2α untuk melisiskan korpus luteum yang tersisa, sehingga akan lebih

Page 16: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

5

meminimumkan kadar progesteron setelah CIDR dicabut, sebagai akibatnya

proses estrus dan ovulasi akan menjadi lebih baik ( Putro, 2008).

Sinkronisasi Berahi

Sinkronisasi birahi merupakan suatu cara untuk menimbulkan gejala birahi

secara bersama-sama, atau dalam selang waktu yang pendek dan dapat diramalkan

pada sekelompok hewan. Tujuan sinkronisasi berahi adalah untuk memanipulir

proses reproduksi, sehingga hewan akan terinduksi berahi proses ovulasinya,

dapat diinseminasi serentak dan dengan hasil fertilitas yang normal. Penggunaan

teknik sinkronisasi berahi akan mampu meningkatkan efisiensi produksi dan

reproduksi kelompok ternak, disamping juga mengoptimalisasi pelaksanaan

inseminasi buatan dan meningkatkan fertilitas kelompok (Wenkoff, 1986).

Terdapat dua cara sinkronisasi berahi, yang pertama dengan melisiskan

corpus luteum misalnya dengan prostaglandin dan yang kedua substitusi fungsi

corpus luteum dengan progestagen. Lisisnya corpus luteum akan diikuti dengan

pembebasan hormon gonadotrophin yang menyebabkan birahi dan timbulnya

proses ovulasinya (Peters, 1986).

Substitusi corpus luteum dengan pemberian progesteron eksogen akan

menyebabkan penekanan pembebasan hormon gonadotrophin dari pituitaria

anterior. Penghentian pemberian progesteron eksogen ini akan diikuti dengan

pembebasan hormon gonadotrophin secara tiba-tiba yang berakibat terjadinya

berahi dan ovulasi serentak (Wenkoff, 1986).

Page 17: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

6

Gonadotropin Releasing Hormone (GnRII) dan Prostaglandm (PGF2α)

GnRH merupakan suatu dekadeptida (10 asam amino) dengan berat

molekul 1183 dalton. Hormon ini menstimulasi sekresi follicle stimulating

hormon (FSH) dan Lutinizing Hormone (LH) dari hipofisis anterior (Salisbury

dan Vandemark, 1985). Pemberian GnRH meningkatkan FSH dan LH dalam

sirkulasi darah selama 2 sampai 4 jam (Chenault dkk., 1990).

Secara alamiah, terjadinya level tertinggi (surge) LH yang menyebabkan

ovulasi merupakan basal kontrol umpan balik positif dan sekresi estrogen dan

folikel yang sedang berkembang. Berikut ini adalah mekanisme kerja GnRH.

Hipotalamus akan mensekresi GnRH, kemudian GnRH akan menstimulasi

hipofisis anterior untuk mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada tahap awal

perkembangan folikel dan dibutuhkan untuk pembentukan folikel antrum. FSH

dan LH merangsang folikel ovarium untuk mensekresikan estrogen. Menjelang

waktu ovulasi konsentrasi hormon estrohen mencapai suatu tingkatan yang cukup

tinggi untuk menekan produksi FSH dan dengan pelepasan LH menyebabkan

terjadinya ovulasi dengan menggertak pemecahan dinding folikel dan pelepasan

ovum. Setelah ovulasi maka akan terbentuk korpus luteum dan ketika tidak

bunting maka PGF2α dari uterus akan melisiskan korpus luteum. Tetapi jika

terjadi kebuntingan maka korpus luteum akan terus dipertahankan supaya

konsentrasi progesteron tetap tinggi untuk menjaga kebuntingan (Adnan dan

Ramdja, 1986).

Prostaglandin adalah senyawa C20 dengan satu cincin siklopenta yang

mirip derivate asam lemak tak jenuh seperti arakidonat (Solihati, 2005). Nama

Page 18: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

7

prostaglandin diberikan oleh Von Euler karena ia berpendapat bahwa zat ini

dihasilkan oleh kelenjar prostat manusia. Prostaglandin mempunyai implikasi

pada pelepasan gonadotropin, ovulasi, regresi CL, motilitas uterus dan motilitas

spermatozoa (Djajosoebagio, 1990).

PGF2α bersifat luteolitik sehingga mampu menginduksi terjadinya regresi

CL yang mengakibatkan estrus, akan tetapi mekanisme yang sebenarnya belum

diketahui dengan pasti walaupun salah satu dari postulat-postulat yang ada

menyatakan bahwa efek vasokonstriksi dan PGF2α dapat menyebabkan luteolisis.

Beberapa hipotesis tentang bagaimana kerja PGF2α dalam melisiskan CL yaitu

(1) PGF2α langsung berpengaruh kepada hipofisis, (2) PGF2α menginduksi

luteolisis melalui uterus dengan jalan menstimulir kontraksi uterus sehingga

dilepaskan luteolisis uterin endogen, (3) PGF2α langsung bekerja sebagai racun

terhadap sel-sel CL, (4) PGF2α bersifat sebagai antigonadotropin, baik dalam

aliran darah maupun reseptor pada CL, dan (5) PGF2α mempengaruhi aliran darah

ke ovarium (Solihati, 2005). PGF2α hanya efektif bila ada korpus luteum yang

berkembang, antara hari 7 sampai 18 dan siklus estrus (Putro, 2008).

Page 19: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

8

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian mengenai respon ovarium dengan penambahan CIDR pada

perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi GnRH dan PGF2α

telah dilaksanakan di Kabupaten Sinjai. Analisa sampel plasma darah untuk

mengetahui konsentrasi hormon progesteron, dilakukan di Divisi Isotop,

Laboratorium Terpadu, Pusat Kegiatan Penelitian Universitas Hasanuddin,

Makassar pada Bulan Mei sampai Juni 2012.

Materi Penelitian

Materi penelitian adalah 20 ekor induk sapi Perah FH (Holstein Friesian)

yang dipelihara oleh petani-peternak. Alat dan bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah aplikator CIDR, spoit injeksi, alkohol, kapas, jarum venoject,

holder, tabung sampel darah dan sampel plasma, centrifuge, dan seperangkat

peralatan analisa hormon progesteron dengan teknik radioimmunoassay (RIA).

Untuk perlakuan sinkronisasi berahi, hormon yang digunakan adalah controlled

internal drug release (CIDR), Gonadotropin releasing hormone (GnRH), dan

Prostaglandin F2α (PGF2α).

Rancangan

Ternak Sapi Perah; Sebanyak 20 ekor sapi perah yang telah diseleksi dan

digunakan dalam penelitian dibagi dalam 2 perlakuan sinkronisasi berahi dengan

Page 20: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

9

menggunakan kombinasi GnRH dan PGF2α yakni 10 ekor ternak sapi perah

dengan pemberian CIDR dan 10 ekor ternak sapi perah tanpa pemberian CIDR.

Sinkronisasi Berahi; Pada hari pertama perlakuan sinkronisasi, seluruh

ternak sapi perah diinjeksi dengan hormon GnRH sebanyak 100 µg (fertirelin

acetate) (hari-0). Pada hari yang sama, 10 ekor ternak sapi perah tersebut

diberikan progesteron dalam bentuk CIDR secara intravaginal sebagai perlakuan,

sedangkan 10 ekor lainnya sebagai kontrol. Pada hari ke-7 sebanyak 27,5 µg

dinoprost hormon PGF2α disuntikkan kepada seluruh ternak Gambar 1 dan 2).

Perlakuan 1 Tanpa CIDR

Hari

Gambar 1. Sapi perah mendapatkan perlakuan hormon GnRH, PGF2α,(perlakuan 1).

Perlakuan 2. Dengan Penambahan CIDR

Hari

Gambar 2. Sapi Perah mendapatkan perlakuan hormon GnRH, PGF2α danpemasangan CIDR (perlakuan 2).

Deteksi Berahi

DeteksiBerahi

9a

Page 21: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

10

Sampel Darah; Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-0 (pada

saat injeksi GnRH) , hari ke-7 (pada saat injeksi PGF2α), dan pada hari ke-10

(pada saat diperkirakan munculnya berahi). Sampel darah dari seluruh ternak sapi

perah diambil dari vena jugularis kira-kira sebanyak 10 ml ke dalam tabung yang

mempunyai anti-koagulan. Dalam waktu 2 jam setelah pengambilan sampel darah,

sampel-sampel tersebut disentrifugasi dengan kecepatan 1500 x g untuk

memisahkan plasma darah. Plasma darah masing-masing sampel kemudian

dimasukkan ke dalam tabung plasma kemudian disimpan pada suhu -20ºC sampai

pelaksanaan analisa untuk mengetahui konsentrasi hormon progesteron dilakukan.

Analisa Hormon Progesteron; Analisa hormon progesteron dilakukan dengan

menggunakan teknik radioimmunoassay (RIA) dengan prosedur sebagai beriukut.

1. Semua bahan reaksi diequilibrasi pada temperatur kamar

2. Tabung dilabeli secara duplikat

3. Semua bahan reaksi dan sampel dicampur sebelum digunakan dan

dihindari terjadinya busa yang berlebihan

4. Sebanyak 50 ml masing-masing standar dipipet ke dalam tabung yang

telah dilabeli

5. Ke dalam seluruh tabung, kemudian dimasukkan 100 ml larutan tracer

6. Kemudian 100 ml anti serum dimasukkan kemudian ke dalam semua

tabung kecuali tabung T dan NSB

7. Masing-masing tabung kecuali T diaduk selama 2-5 detik. Kemudian

didiamkan tabung selama 2 jam dalam temperatur kamar (20-280C)

Page 22: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

11

8. Tabung T ditempatkan pada rak terpisah. Botol yang mengandung

magnetic immunosorbent dikocok dan diaduk sampai tercampur.

Kemudian ditambahkan 500 ml ke masing-masing tabung kecuali

tabung T.

9. Seluruh tabung diaduk secara merata dan diamkan selama 15 menit pada

temperatur kamar.

10. Sentrufugasi; semua tabung disentrifugasi selama 15 menit pada 1500g

atau lebih kemudian supernatant diaspirasi.

11. Radioaktifitas semua tabung dihitung selama 60 detik.

12. Konsentrasi hormone progesterone dihitung berdasarkan persamaan di

bawah ini.

Bo/T%=100*(S1-NSB)/T

B/80%=100*(S2-b:M-NSB)/(S1-NSB)

Parameter Penelitian

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah:

1. Kondisi fisiologi reproduksi/aktivitas ovarium pada hari ke 0.

2. Konsetrasi Hornon progesteron pada hari ke 0 ke 7 dan ke 10 dengan dan

tanpa pemberian progesteron dengan menggunakan CIDR

Page 23: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

12

Analisis Data

Profil Hormon progesteron hari ke 7 dan 10 ekor ternak pada masing-

masing perlakuan digambarkan dengan menggunakan program excel konsentrasi

masing-masing pada hari ke 7 dan 10 pada perlakuan dengan dan tanpa pemberian

progesteron akan dikategorikan ke dalam fase luteal atau fase folikel persentase

fase luteal pada hari ke 7 dan persentase fase folikel pada hari ke 10 masing-

masing perlakuan di bandingkan dengan menggunakan chi-square.

Page 24: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Ovarium Sebelum Perlakuan Sinkronisasi Berahi

Pada penelitian ini pembagian ternak sapi dalam kelompok dengan dan

tanpa CIDR untuk tujuan sinkronisasi berahi dilakukan secara acak terhadap

aktivitas ovarium atau kondisi fisiologi reproduksi ternak sapi. Aktivitas ovarium

ternak sapi pada awal pelaksanaan sinkronisasi berahi yang digunakan dalam

penelitian ini ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Aktivitas Ovarium Ternak Sapi Perah pada Awal PelaksanaanSinkronisasi Berahi

Perlakuan JumlahTernak

Fase Luteal(%)

Fase Folikel/Ovarium

Tidak Aktif (%)Nilai P

CIDR 10 70 30 < 0,01

Tanpa CIDR 10 50 50 1.000

Jumlah 20 60 40 0,046

Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan bahwa pada perlakuan

dengan menggunakan CIDR, terdapat 70% ternak sapi dengan fase luteal pada

awal sinkronisasi berahi dilakukan yang ditandai dengan tingginya konsentrasi

hormon progesteron (≥1 ng/ml). Sedangkan selebihnya 30% adalah kemungkinan

fase folikel atau ovarium tidak aktif yang ditandai dengan rendahnya (konsentrasi

hormon progesteron (≤1 ng/ml). Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa

kondisi ternak pada fase luteal pada perlakuan CIDR lebih tinggi (P<0,01)

dibandingkan dengan fase folikel atau ovarium yang belum aktif. Hal ini dapat

Page 25: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

14

terjadi karena dalam satu siklus berahi ternak sapi, fase luteal lebih panjang

dibandingkan dengan fase folikel (Bearden dan Fuquay, 1992). Dengan demikian,

memungkinkan persentase fase luteal lebih tinggi dibandingkan dengan fase

folikel pada ternak yang bersiklus. Pada perlakuan dengan tanpa pemberian

CIDR, perbandingan jumlah ternak baik dengan fase luteal dan fase folikel atau

ovarium yang belum aktif adalah relatif sama (Tabel 1). Hal ini mungkin

disebabkan oleh beberapa ternak yang tidak atau berhenti bersiklus, sehingga

perbandingan antara ternak dengan fase luteal dan fase folikel secara kebetulan

menjadi seimbang.

Dengan demikian, secara keseluruhan bahwa dari total 20 ekor ternak sapi

perah yang digunakan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 12 ekor

ternak sapi atau sebanyak 60% menunjukkan fase luteal (konsentrasi hormon

progesteron tinggi; ≥ ng/ml). Selebihnya 8 ekor ternak sapi perah atau 40% adalah

fase folikul atau ovarium yang belum menujukkan aktivitas. Hasil analisis Chi-

square dari kedua fase atau aktivitas ovarium tersebut menunjukkan perbedaan

yang nyata (P=0,046) (Tabel 1).

Page 26: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

15

Respon Ovarium Dengan dan Tanpa Pemberian CIDR Pada PelaksanaanSinkronisasi Berahi pada Ternak Sapi Perah

Pada penelitian ini, respon ovarium ternak-ternak sapi perah berdasarkan

konsentrasi hormon progesteron yang tinggi pada hari ke-7 pelaksanaan

sinkronisasi berahi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Respon Ovarium pada Hari ke-7 Ternak Sapi Perah Dengan danTanpa Pemberian Progesteron Pada Perlakuan SinkronisasiBerahi

Perlakuan JumlahTernak Fase Luteal Persentase

(%) Nilai P

CIDR 10 10 100= 0,021

Tanpa CIDR 10 7 70

Jumlah 20 17 85

Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan bahwa pada perlakuan

dengan pemberian CIDR pada pelaksanaan sinkronisasi berahi, seluruh ternak

sapi perah yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan konsentrasi hormon

progesteron yang tinggi pada hari ke-7. Sedangkan dengan tanpa pemberian CIDR

jumlah ternak yang menunjukkan konsentrasi hormon progesteron yang tinggi

pada hari ke-7 pelaksanaan sinkronisasi berahi tersebut, nyata lebih rendah

(P<0.05); yang hanya 70%. Hal ini memberi indikasi bahwa dengan pemberian

CIDR pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi GnRH

dan PGF2α dapat lebih efektif. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

Vargas dkk. (1994) bahwa pemakaian CIDR yang mengandung hormon

progesteron efektif dilakukan untuk proses sinkronisasi siklus estrus pada sapi

perah. Selain itu, kombinasi penggunaan CIDR dengan penyuntikan hormon

Page 27: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

16

prostaglandin secara nyata dapat meningkatkan jumlah sapi yang standing pada

saat estrus. Pemberian hCG pada proses superovulasi dengan FSH dilaporkan

dapat menghasilkan lebih banyak embrio layak transfer walaupun tidak berbeda

secara nyata dan kontrol (Armstrong, 1993).

Pada pelaksanaan penelitian ini 3 dari 10 ekor ternak sapi perah dengan

tanpa pemberian CIDR menunjukkan tanda–tanda berahi sebelum penyuntikan

PGF2α (Hari ke-7). Ini dapat berarti bahwa dengan pemberian CIDR pada

pelaksanaan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi GnRH dan

PGF2α mencegah terjadinya berahi dini sebelum sebelum penyuntikan PGF2α.

Hasil penelitian Martinez dkk. (2002) menunjukkan bahwa pemberian

intravaginal progesterone (CIDR) dalam sinkronisasi berahi yang menggunakan

GnRH diawal perlakuan mencegah terjadinya berahi dini dan bahkan

meningkatkan angka kebuntingan pada sapi potong dara. Dengan tanpa pemberian

CIDR atau progesteron, beberapa peneliti telah menunjukkan bahwa berahi dini

akan terjadi dan dideteksi sekitar 5 – 11.8%, dimana terjadi antara injeksi GnRH

pada awal perlakuan sinkronisasi dan injeksi PGF2α (Roy dkk., 1999; DeJarnette

dkk., 2001). Sebagai tambahan terhadap munculnya berahi dini pada perlakuan

sinkronisasi dengan tanpa menggunakan CIDR atau progesteron, adalah tidak

sempurnanya regresi luteal pada saat penyuntikan PGF2α yang juga dapat

menyebabkan gagalnya konsepsi (Burke dkk., 1996).

Dengan demikian, dari 20 ekor ternak sapi perah secara keseluruhan yang

disinkronisasi berahinya, terdapat 17 atau 85% ternak tersebut dengan fase luteal

Page 28: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

17

atau konsentrasi hormon progesteron yang tinggi pada hari ke-7 yang sekaligus

menunjukkan efektifitas pelaksanaan sinkronisasi berahi.

Tabel 3. Konsentrasi Hormon Progesteron Ternak Sapi Perah yang TinggiPada Hari Ke 7 dan Rendah Pada Hari Ke 10 Dengan dan TanpaPemberian Progesteron

Perlakuan JumlahTernak

Konsentrasi HormonProgesteron yang Tinggi

pada Hari Ke-7 danRendah pada Hari ke-10

Persentase (%)

CIDR 10 8 80**

Tanpa CIDR 10 4 40

Total 20 12 60**)Berbeda sangat nyata (P<0,01) dibanding tanpa CIDR

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada perlakuan yang tanpa pemberian

CIDR pada pelaksanaan sinkronisasi berahi, dari 10 ekor ternak sapi perah yang

digunakan hanya 4 ekor atau 40% saja yang konsentrasi hormon progesteronnya

tinggi pada hari ke-7 dan rendah pada hari ke-10. Sedangkan pada perlakuan

dengan pemberian CIDR pada pelaksanaan sinkronisasi berahi, ternak-ternak sapi

perah dengan konsentrasi progesteron yang tinggi pada hari ke-7 dan rendah pada

hari ke-10 adalah sebanyak 80% atau sangat nyata lebih tinggi (P<0,01)

dibandingkan dengan tanpa pemberian CIDR (Tabel 3). Ini berarti bahwa

pemberian CIDR pada pelaksanaan sinkronisasi berahi yang menggunakan

kombinasi GnRH dan PGF2α sangat nyata lebih efektif dibandingkan dengan

tanpa pemberian CIDR.

Page 29: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

18

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemberian progesteron dalam bentuk CIDR sangat efektif dalam

mensinkronkan munculnya berahi pada ternak sapi perah yang mendapat

perlakuan sinkronisasi GnRH dan PGF2.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh pada pelaksanaan penelitian ini

dan untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan sinkronisasi berahi yang

mengkombinasikan penggunaan hormon GnRH dan PGF2α serta untuk mencegah

munculnya berahi dini, maka disarankan untuk memberikan tambahan hormon

progesteron dalam bentuk CIDR. Lebih lanjut disarankan adanya penelitian

lanjutan untuk melihat angka konsepsi dengan dan tanpa pemberian CIDR pada

perlakuan sinkronisasi berahi yang menggunakan kombinasi hormon GnRH dan

PGF2α.

Page 30: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

19

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. dan Ramdja, M. 1986. Fisio Patologi Ovarium Sapi Dan AktivitasHormonalnya. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.

Anonim, 2011a. Teknik Sinkronisasi Estrus Pada Sapi. http//.dokterhewanku.comAnonim, 201 1”. Gejala-gejala berahi sapi perah. http//.akhirman.com

Bearden, H.J. and J.W. Fuquay. 1992. Applied Animal Reproduction. ThirdEdition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

Burke, J.M, R.L. De La Sota, C.A. Risco CA, C.R. Staples, E.J.P. Schmitt, W.W.Thatcher. 1996. Evaluation of timed insemination using a gonadotropin-releasing hormone agonist in lactating dairy cows. J. Dairy Sci., 79:1385–1393.

Chenault, J. R., D.D Kratser, R.A Rzepkowski, and M.C. Goodwin. 1990. LH andFSH response of Holstein Heifer To Fertirelin Acetate, Gonadrelin AndBuserin. Theriogenology.

DeJarnette, J.M., R.R. Salverson, C.E. Marshall. 2001. Incidence of prematureestrus in lactating cows and conception rates to standing estrus or fixed-time inseminations after synchronization using GnRH and PGF2α. Anim.Reprod. Sci., 67:27–35.

Djagra, I. B. 1989. Sapi Bali Betina Sebagai Tenaga Kerja. Buletin ISPI Bali No.1 ThnI.

Djajosoebagio, S. 1990. Fisiologi Kelenjar endokrin Volume II. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan. Dirjen. Dikti. Pusat Antar Universitas IlmuHayat, IPB.

Marawali, A. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Reproduksi Ternak. DepartemenPendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Tinggi Badan Kerja SamaPerguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur. Jakarta

Martinez M.F, J.P. Kastelic, G.P. Adams, B. Cook, W.O. Olson, R.J. Mapletoft.2002. The use of progestins in regimens for fixed-time artificialinsemination in beef cattle. Theriogenology, 57:1049–1059.

Pumo, P.P., 2008. Dampak Crossbreeding terhadap Reprociuksi IndukTurunannya:

Hasil Studi Klinis. Lokakarya Lustrum VIII Fak. Peternakan UGM, 8 Agustus2009

Page 31: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

20

Salisbury, R.F. dan W.L. vandemark. 1985. Fisiologi reproduksi dan inseminasibuatan pada sapi. Edisi terjemahan oleh R. Djanuar. Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta.

Solihati, N. 2005.PengaruhMetodePemberian PGF2a Dalam Sinkronisasi EstrusTerhadap angka Kebuntingan Sapi Perah Anestrus. Fakultas Peternakan.Universitas Padjajaran.

Roy, G.L., and H. Twagiramungu. 1999. Time interval between GnRH andprostaglandin injections influences the precision of estrus in synchronizedcattle. Theriogenology, 51:413 [abstract].

Page 32: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

21

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 33: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

22

Lampiran 1. Konsentrasi Hormon Progesteron pada Perlakuan Sinkronisasi yangBerbeda

Perlakuan NoTernak

Konsentrasi Hormon Progesteron(ng/ml) Hari ke- Keterangan

0 7 10

TanpaCIDR

K1 37 0,9 1,6 1,3 RTTK1 14 6,9 1,6 1,3 TRRP 12 3,8 3,8 1,4 TTRK1 02 0,6 0,9 0,8 RRRP 11 2,1 6,3 3,8 RTRP 04 2,2 2,2 1,6 TTRK1 33 1,9 2,5 1,9 RTRK1 01 12,6 0,6 13,8 TRTK1 21 13,2 2,7 15,7 TRTK1 16 1,3 1,3 1,5 RRT

DenganCIDR

K1 27 0,6 2,5 0,6 RTRK1 32 13,5 8,8 0,9 TTRK1 26 1,6 1,7 0,7 RTRP 06 0,6 0,9 0,8 RRRK1 19 0,5 2,5 0,7 RTRK1 02 0,6 0,9 0,8 RRRK1 10 3,1 7,2 2,6 TTRK1 09 7,2 6,9 3,5 TTRK1 17 3,5 5,3 0,6 TTRK1 39 5,3 5,7 0,8 TTR

Keterangan:

R = Konsentrasi hormon progesteron rendahT = Konsentrasi hormon progesteron tinggi

Page 34: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

23

Lampiran 2. Profil Hormon Progesteron pada Perlakuan Sinkronisasi yang Berbeda

Perlakuan Profil Jumlah TR

Tanpa CIDR

RRR 1

40/10(40%)

RRT 1RTR 1RTT 1TTR 3TRT 2TRR 1

Dengan CIDR

RRR 2

80/10(80%)

RRT 0RTR 3RTT 0TTR 5TRT 0

Keterangan:

R = Konsentrasi hormon progesteron rendahT = Konsentrasi hormon progesteron tinggi

Page 35: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

24

Lampiran 3. Hasil perhitungan Chi-square

Chi-Square Test

Test Statistics

Perlakuan

Chi-Square 4.000a

df 1Asymp. Sig. .046Monte CarloSig.

Sig. .060b

99% ConfidenceInterval

Lower Bound .054Upper Bound .066

a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cellfrequency is 50.0.b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 299883525.

Frequencies

Perlakuan

Observed N Expected N Residual

1 60 50.0 10.02 40 50.0 -10.0Total 100

Page 36: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

25

Chi-Square Test

Test Statistics

Treatment

Chi-Square 5.294a

df 1Asymp. Sig. .021Monte Carlo Sig. Sig. .028b

99% Confidence Interval Lower Bound .024Upper Bound .033

a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cellfrequency is 85.0.b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 926214481.

Frequencies

Treatment

Observed N Expected N Residual

Tanpa CIDR 70 85.0 -15.0Dengan CIDR 100 85.0 15.0Total 170

Page 37: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

26

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Treatment 120 1.67 .473 1 2

Chi-Square Test

Test Statistics

Treatment

Chi-Square 13.333a

Df 1Asymp. Sig. .000Monte Carlo Sig. Sig. .001b

99% Confidence Interval Lower Bound .000Upper Bound .002

a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cellfrequency is 60.0.b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 1314643744.

Frequencies

Treatment

Observed N Expected N Residual

Tanpa CIDR 40 60.0 -20.0Dengan CIDR 80 60.0 20.0Total 120

Page 38: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

27

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Treatment 100 1.30 .461 1 2

Chi-Square Test

Test Statistics

Treatment

Chi-Square 16.000a

df 1Asymp. Sig. .000Monte Carlo Sig. Sig. .000b

99% Confidence Interval Lower Bound .000Upper Bound .000

a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cellfrequency is 50.0.b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 624387341.

Frequencies

Treatment

Observed N Expected N Residual

Tanpa CIDR 70 50.0 20.0Dengan CIDR 30 50.0 -20.0Total 100

Page 39: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

28

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Treatment 100 1.50 .503 1 2

Chi-Square Test

Test Statistics

Treatment

Chi-Square .000a

df 1Asymp. Sig. 1.000Monte Carlo Sig. Sig. 1.000b

99% Confidence Interval Lower Bound 1.000Upper Bound 1.000

a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cellfrequency is 50.0.b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 334431365.

Frequencies

Treatment

Observed N Expected N Residual

Tanpa CIDR 50 50.0 .0Dengan CIDR 50 50.0 .0Total 100

Page 40: SKRIPSI - core.ac.uk · respon ovarium dengan pemberian progesteron menggunakan controlled internal drug release (ci dr) pada perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan kombinasi

29

RIWAYAT HIDUP

Andi Rezki Masfirah Putri. Lahir di Makassar pada

Tanggal 31Mei 1990. Penulis adalah anak kelima dari

enam bersaudara dari pasangan H.A.Muh Djufri dan

Hj. Ratnah pendidikan yang ditempuh penulis

adalah tahun 1996 Sekolah Dasar Negeri Impres

Kampus Unhas, tamat pada tahun 2001.

Melanjutkan pendidikan di Sekolah SMP Negeri 30 Makassar. Kemudian

melanjutkan pendidikan di Sekolah Madrasah Aliyah Negri 3 Makassar. Pada tahun

2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan Jurusan Produksi

Ternak Universitas Hasanuddin melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(UMPTN).