PERANCANGAN TATA LETAK ONE MAN CONTROLLED … · Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering,...

6
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 AbstrakBridge Deck merupakan pusat dari semua navigasi di atas kapal.Dengan dasar itulah maka diperlukan adanya suatu penanganan dan keahlian khusus untuk penataan dan pengaturan komponen-komponen di dalamnya.Penatan dan pengaturan komponen-komponen tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pemakaian bridge deck dengan menempatkan setiap peralatan yang diperlukan sesuai dengan aturan ergonomic.Desain Bridge Deck yang tidak memperhatikan factor ergonomic akan memberikan akibat yang fatal untuk keamanan kapal, sehingga mengakibatkan naiknya jumlah human error saat pengoperasian kapal. Kenaikan jumlah human error tersebut akan membuat angka kecelakaan di dalam industri perkapalan naik. Permasalahan yang timbul dalam hal ini adalah bagaimana cara untuk menganalisa kapal Indonesia berdasarkan aturan ergonomics. Dari permasalahan diatas maka diperlukan perangkat lunak yang membantu menganalisa suatu kapal untuk memenuhi aturan ergonomic yang mengacu pada rules agar awak kapal maupun pihak galangan lebih mudah untuk menganalisa peletakkan peralatan dan komponen pada bridge deck saat reparasi maupun pembuatan kapal baru. Yaitu dengan mengembangkan sebuah program yang berbasis computer, untuk selanjutnya digunakan sebagai simulator proses analisa ergonomic. Kata KunciErgonomics, Bridge deck, Microsoft Visual Basic I. PENDAHULUAN DA banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan ABK dalam mengoperasikan kapal dan memastikan keamanan “life at sea” selama pengoperasian kapal. Kapal yang mempunyai desain yang tidak sesuai dengan kaidah ergonomic akan menyebabkan kegagalan peralatan, kelelahan, stress dan kebosanan bagi ABK. Desain peralatan yang berbeda dan kurangnya pelatihan yang tepat dalam operasi peralatan, akan mempengaruhi cara di mana sebuah kapal tersebut dioperasikan. Unsur manusia merupakan fitur penting dari semua aspek desain kapal atau sistem dan operasi. Bridge Deck merupakan pusat dari semua navigasi di atas kapal. Dengan dasar itulah maka diperlukan adanya suatu penanganan dan keahlian khusus untuk penataan dan pengaturan komponen-komponen di dalamnya.Penatan dan pengaturan komponen-komponen tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pemakaian bridge deck dengan menempatkan setiap peralatan yang diperlukan sesuai dengan aturan ergonomic. Desain Bridge Deck yang tidak memperhatikan factor ergonomic akan memberikan akibat yang fatal untuk keamanan kapal, sehingga mengakibatkan naiknya jumlah human error saat pengoperasian kapal. Kenaikan jumlah human error tersebut akan membuat angka kecelakaan di dalam industri perkapalan naik. Setiap kapal atau sistem harus dirancang agar dapat beroperasi dengan aman dan efektif, untuk mendukung orang - orang yang mengoperasikannya tanpa merugikan keselamatan, kesehatan dan pertimbangan performance. Permasalahan yang timbul dalam hal ini adalah belum banyak data yang menyatakan bahwa kapal kapal di Indonesia telah mematuhi aturan ergonomic. Sehingga diperlukan perangkat untuk mempermudah menganalisa, apakah peletakan peralatan pada bridge deck tersebut sudah memenuhi aturan ergonomics. Apabila kapal yang di analisa belum memenuhi aturan ergonomics, maka dapat diberikan rekomendasi perbaikan untuk memenuhi aturan tersebut. Hasil analisa juga dapat digunakan untuk acuan dalam pembuatan kapal baru. Dari permasalahan diatas maka diperlukan perangkat lunak yang membantu menganalisa suatu kapal untuk memenuhi aturan ergonomic yang mengacu pada rules agar awak kapal maupun pihak galangan lebih mudah untuk menganalisa peletakkan peralatan dan komponen pada bridge deck saat reparasi maupun pembuatan kapal baru. Yaitu dengan mengembangkan sebuah program yang berbasis computer, untuk selanjutnya digunakan sebagai simulator proses analisa ergonomic. II. TINJAUAN PUSTAKA Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ilmu yang mengatur bagaimana manusia bekerja. Menurut rules ABS tentang “ERGONOMIC DESIGN OF NAVIGATION BRIDGES ABS,2003, ergonomi merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan pemahaman tentang interaksi antara manusia dengan elemen - elemen lain didalam suatu system. Perhatian utama ergonomi adalah pada efisiensi yang diukur berdasarkan pada kecepatan dan ketelitian performance manusia dalam penggunaan alat.Faktor keamanan dan kenyamanan bagi pekerja telah tercakup di dalam pengertian efisiensi tersebut. (Wesley E Woodson). Panduan ABS untuk Desain Bridge dan Navigasi Peralatan atau Sistem menyajikan persyaratan yang "Berlaku untuk kapal yang memiliki Perancangan Tata Letak One Man Controlled Bridge Berdasarkan Aplikasi Maritime Ergonomics Venta Kevara Aprilia, DR. Ir. A.A. Masroeri, M.Eng, Indra Ranu Kusuma, ST., M.ScCeng. CmarEng JurusanTeknikSistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] A

Transcript of PERANCANGAN TATA LETAK ONE MAN CONTROLLED … · Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering,...

Page 1: PERANCANGAN TATA LETAK ONE MAN CONTROLLED … · Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ... Perancangan Tata Letak One Man Controlled ... Gambar 3.1 Flow Chart Pengerjaan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

1

Abstrak— Bridge Deck merupakan pusat dari semua

navigasi di atas kapal.Dengan dasar itulah maka diperlukan

adanya suatu penanganan dan keahlian khusus untuk penataan

dan pengaturan komponen-komponen di dalamnya.Penatan dan

pengaturan komponen-komponen tersebut bertujuan untuk

mengoptimalkan pemakaian bridge deck dengan menempatkan

setiap peralatan yang diperlukan sesuai dengan aturan

ergonomic.Desain Bridge Deck yang tidak memperhatikan factor

ergonomic akan memberikan akibat yang fatal untuk keamanan

kapal, sehingga mengakibatkan naiknya jumlah human error

saat pengoperasian kapal. Kenaikan jumlah human error

tersebut akan membuat angka kecelakaan di dalam industri

perkapalan naik. Permasalahan yang timbul dalam hal ini

adalah bagaimana cara untuk menganalisa kapal Indonesia

berdasarkan aturan ergonomics.

Dari permasalahan diatas maka diperlukan perangkat

lunak yang membantu menganalisa suatu kapal untuk memenuhi

aturan ergonomic yang mengacu pada rules agar awak kapal

maupun pihak galangan lebih mudah untuk menganalisa

peletakkan peralatan dan komponen pada bridge deck saat

reparasi maupun pembuatan kapal baru. Yaitu dengan

mengembangkan sebuah program yang berbasis computer, untuk

selanjutnya digunakan sebagai simulator proses analisa

ergonomic.

Kata Kunci— Ergonomics, Bridge deck, Microsoft Visual

Basic

I. PENDAHULUAN

DA banyak faktor yang dapat mempengaruhi

kemampuan ABK dalam mengoperasikan kapal dan

memastikan keamanan “life at sea” selama pengoperasian

kapal. Kapal yang mempunyai desain yang tidak sesuai

dengan kaidah ergonomic akan menyebabkan kegagalan

peralatan, kelelahan, stress dan kebosanan bagi ABK. Desain

peralatan yang berbeda dan kurangnya pelatihan yang tepat

dalam operasi peralatan, akan mempengaruhi cara di mana

sebuah kapal tersebut dioperasikan. Unsur manusia merupakan

fitur penting dari semua aspek desain kapal atau sistem dan

operasi. Bridge Deck merupakan pusat dari semua navigasi di

atas kapal. Dengan dasar itulah maka diperlukan adanya suatu

penanganan dan keahlian khusus untuk penataan dan

pengaturan komponen-komponen di dalamnya.Penatan dan

pengaturan komponen-komponen tersebut bertujuan untuk

mengoptimalkan pemakaian bridge deck dengan menempatkan

setiap peralatan yang diperlukan sesuai dengan aturan

ergonomic. Desain Bridge Deck yang tidak memperhatikan

factor ergonomic akan memberikan akibat yang fatal untuk

keamanan kapal, sehingga mengakibatkan naiknya jumlah

human error saat pengoperasian kapal. Kenaikan jumlah

human error tersebut akan membuat angka kecelakaan di

dalam industri perkapalan naik. Setiap kapal atau sistem harus

dirancang agar dapat beroperasi dengan aman dan efektif,

untuk mendukung orang - orang yang mengoperasikannya

tanpa merugikan keselamatan, kesehatan dan pertimbangan

performance. Permasalahan yang timbul dalam hal ini adalah

belum banyak data yang menyatakan bahwa kapal – kapal di

Indonesia telah mematuhi aturan ergonomic. Sehingga

diperlukan perangkat untuk mempermudah menganalisa,

apakah peletakan peralatan pada bridge deck tersebut sudah

memenuhi aturan ergonomics. Apabila kapal yang di analisa

belum memenuhi aturan ergonomics, maka dapat diberikan

rekomendasi perbaikan untuk memenuhi aturan tersebut. Hasil

analisa juga dapat digunakan untuk acuan dalam pembuatan

kapal baru. Dari permasalahan diatas maka diperlukan

perangkat lunak yang membantu menganalisa suatu kapal

untuk memenuhi aturan ergonomic yang mengacu pada rules

agar awak kapal maupun pihak galangan lebih mudah untuk

menganalisa peletakkan peralatan dan komponen pada bridge

deck saat reparasi maupun pembuatan kapal baru. Yaitu

dengan mengembangkan sebuah program yang berbasis

computer, untuk selanjutnya digunakan sebagai simulator

proses analisa ergonomic.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering,

suatu ilmu yang mengatur bagaimana manusia bekerja.

Menurut rules ABS tentang “ERGONOMIC DESIGN OF

NAVIGATION BRIDGES ABS,2003, ergonomi merupakan

disiplin ilmu yang berkaitan dengan pemahaman tentang

interaksi antara manusia dengan elemen - elemen lain didalam

suatu system.

Perhatian utama ergonomi adalah pada efisiensi yang diukur

berdasarkan pada kecepatan dan ketelitian performance

manusia dalam penggunaan alat.Faktor keamanan dan

kenyamanan bagi pekerja telah tercakup di dalam pengertian

efisiensi tersebut. (Wesley E Woodson). Panduan ABS untuk

Desain Bridge dan Navigasi Peralatan atau Sistem menyajikan

persyaratan yang "Berlaku untuk kapal yang memiliki

Perancangan Tata Letak One Man Controlled

Bridge Berdasarkan Aplikasi Maritime

Ergonomics

Venta Kevara Aprilia, DR. Ir. A.A. Masroeri, M.Eng, Indra Ranu Kusuma, ST., M.ScCeng. CmarEng

JurusanTeknikSistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected]

A

Page 2: PERANCANGAN TATA LETAK ONE MAN CONTROLLED … · Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ... Perancangan Tata Letak One Man Controlled ... Gambar 3.1 Flow Chart Pengerjaan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

2

sertifikat SOLAS dan dirancang untuk meningkatkan

keamanan dan efisiensi navigasi. "

Panduan ini juga merekomendasikan bahwa desain bridge

harus didasarkan pada prinsip-prinsip ergonomis.Aturan yang

tertulis dalam dokumen ini konsisten dengan principal

international statutory and discretionary guidance yaitu aturan

yang membahas desain system dalam bridge deck (seperti:

Standar IACS untuk Desain Bridge, equipment dan Layout;

SOLAS V; dan IMO Pedoman Kriteria Ergonomi untuk

bridge,equipment dan Layout).

A. Overall arrangement

Sketsa di bawah ini menunjukkan Peralatan yang harus

diinstal pada workstations untuk route monitoring,

manoeuvring, traffic surveillance and monitoring harus

ditempatkan dalam posisi yang mudah dioperasikan dalam

standing position. Sedangkan untuk traffic surveillance,

heading and speed adjustments, internal and external

communication harus ditempatkan dalam posisi yang mudah

pula saat dioperasikan dalam keadaan seated position.

Pada center consoledan general layout dari consoles

disetiapworkstation mempunyai tugas dalam kegiatan

monitoring, termasuk conning yang digunakan pada saat

navigating dan manoeuvring.

Gambar 2.1 Bridge Arrangement dan Working Environment

Workstations

Workstation merupakan sebuah tempat kerja di mana satu atau

beberapa tugas akan membentuk aktivitas tertentu yang

nantinya akan dilaksanakan, dirancang, dan diatur untuk

memberikan informasi, system dan peralatan yang diperlukan

untuk keamanan dan efisien kinerja, tugas khusus serta

kerjasama bridge tim.

Dimensi dari workstation berdasarkan rules ABS adalah

sebagai berikut :

a) Tinggi :

Ketinggian workstation tidak boleh mengganggu jendela

anjungan. Dapat dilihat pada bagian 3-6-1/1.3.4 dan 1.3.5 dari

Peraturan Baja Kapal atau “ Steel Vessel Rules “.

b) Lebar :

Berdasarkan sound ergonomic principles, lebar workstation

dirancang untuk operasi satu orang tidak lebih dari 1,6 m (5 ft

3 in).

B. Instruments and Equipment at Navigating and

Maneuvering Workstation.

Sesuai dengan peraturan International SOLAS 1974 dan

Colreg (collison regulation 1972) seluruh kapal harus

dilengkapi dengan peralatan Navigasi sebagai berikut :

a) Navigation Workstation

The navigation workstation should include the following:

Navigation radar display

Position-fixing systems

Depth indicator

Chart table with instruments.

b) Maneuvering Workstation

The maneuvering workstation, used for collision

avoidance/docking, should include the following:

Radar display

Automatic radar plotting aid (ARPA)

Engine and thruster controls or telegraphs

Rudder angle indicator

Propeller revolution indicator(s)

Pitch indicator

Speed and distance indicator.

c) Manual Steering Workstation

The manual steering workstation should include the following:

• Manual steering device • Gyro repeater

• Rudder angle indicator • Rate of turn indicator

• Magnetic compass display • Course indicator

• Talkback to bridge wings

d) Bridge Wing Workstations

The bridge wing workstations should include the following:

• Engine control • Thruster control

• Rudder control • Rudder angle indicator

• Gyro repeater • Rate of turn indicator

• Sea bottom tracking speed indicator • Whistle control

• Communication (external and internal) • Morse light keys

e) Monitoring Workstation

The monitoring workstation should include the following:

• Radar • VHF radiotelephone

• Intercommunication Systems • Gyro repeater

• Speed and distance indicator • Rudder angle indicator

• Propeller revolution indicator(s) • Alarms

• Emergency stop controls • Monitoring systems

• Rate of turn indicator

C. Man Machine Interface Man Machine Interface adalah sarana yang

operatornya menerima informasi mengenai status mesin atau

sistem dan dapat mengirim kembali perintah dan pengaturan

dari operator yang berjaga, Sehingga memudahkan dalam

pengendalian dan control, Contoh di kapal adalah peletakan

indicator-indicator engine di bridge deck misalnya indicator

RPM suhu dari engine , indicator ballast , indicator bilge

hingga tombol emergency untuk shutdown suatu system yang

berada di kamar mesin, indicator penggerakan kemudi yang

bisa di lihat di navigation deck berapa derajat telah berbelok,

hal ini pastinya harus sama dengan pergerakkan kemudinya

sendiri dalam air di sumbu poros kemudi.

Page 3: PERANCANGAN TATA LETAK ONE MAN CONTROLLED … · Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ... Perancangan Tata Letak One Man Controlled ... Gambar 3.1 Flow Chart Pengerjaan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

3

III. METODOLOGI

Dalam proses sebuah penelitian pastinya memiliki sebuah alur

dalam mengerjakan penelitian tersebut sehingga di hasilkan

sebuah hasil yang sesuai dengan yang di harapkan. Dalam

pembahasan berikut ini akan dijelaskan bagaimana proses

pengerjaan tugas akhir ini dari awal hingga akhir.

IV. HASILDANPEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil dan pembahasan

penelitian mulai dari kegiatan pengumpulan data yang relevan

hingga penelitian dapat berjalan sesuai yang diharapkan

sampai dilakukan pengolahan data dan analisa serta

pembahasannya secara detail yang disesuaikan dengan

metodologi penelitian yang akan dilaksanakan.

A. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang diperlukan untuk penulisan tugas akhir ini

adalah rules yang mengatur tentang ergonomic di bridge Deck.

Rules ergonomic yang digunakan adalah ERGONOMIC

DESIGN OF NAVIGATION BRIDGES ABS, 2003. Rules ini

digunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah peralatan

yang dianalisa sudah memenuhi aturan ergonomic. Selain data

dari rules, pengambilan data dilapangan juga dilakukan

seperti, spesifikasi dan dimensi peralatan serta Bridge

Arrangement pada kapal Chemical Tanker 24000 DWT dan

kapal Container MV.MERATUS BORNEO 368 TEUs. Data

kapal ini diambil di dua tempat yang berbeda yaitu di PT.

PAL dan PT.MERATUS Line. Data – data yang diambil akan

diolah menjadi database ergonomic Dalam software ini

database akan berperan aktif dalam interfacing software

database dan interfacing software ergonomic.

Gambar 4.1 Pembuatan Database

B. Running Program Program yang telah selesai dibuat selanjutnya siap untuk

di running.Running program dilakukan dengan cara meng

entry data – data kapal dan peralatannya untuk dianalisa.

Berikut ini adalah data kapal yang di gunakan untuk running

program :

General specifications:

- Name of vessel : MT.PRIME ROYAL

- Length [LOA] : 170.00 meters

- Length [Lpp] : 162.00 meters

- Breadth [B] : 27.40 meters

- Depth [D] : 13.00 meters

- Draft [Designed] : 7.50

- Draft [Scantling] : 8.50

- Dead weight [At design draft] : 20,000 M. T

- Dead weight [At scantling draft]: 24,000 M. T

- Service Speed [ at 85% MCR,15% SM] :15.50 knots

Gambar 2.2 Man Machine Interface

Gambar 3.1 Flow Chart Pengerjaan

Page 4: PERANCANGAN TATA LETAK ONE MAN CONTROLLED … · Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ... Perancangan Tata Letak One Man Controlled ... Gambar 3.1 Flow Chart Pengerjaan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

4

Data yang Dianalisa:

Angle of View

Bridge Wing and Working Clearances

Console and workspace Design

External Visibility

Internal Visibility

Navigational Equipment

Routes and working Clearances

C. Validasi Program

Validasi program dilakukan dengan cara meng entry data

peralatan yang telah sesuai dengan aturan ergonomic dan

mengentry data yang belum sesuai dengan aturan ergonomic

Berikut ini adalah satu dari beberapa data item yang akan

dianalisa nilai dan tingkat keergonomikannya. Dimana

nantinya akan didapatkan hasil mana item yang sudah

ergonomic dan yang belum.Untuk selanjutnya akan diberikan

rekomendasi nilai ergonomik dari masing-masing item yang

dianalisa.

Item yang akan di analisa yaitu „‟Console and Workspace

Design‟‟, dimana item tersebut mempunyai component

sebanyak 2 buah yaitu :

1) Single Watchstander Console

2) Chart Table Dimensions

COMPONEN : Single Watchstander Console

Width : 1560 mm

Height : 1200 mm

Length upper legroom : 285 mm

Length lower legroom : 510 mm

Gambar 4.2 Validasi program yang belum memenuhi nilai ergonomic

Dari tampilan main interface tersebut terlihat bahwa masih ada

beberapa komponen dari item tersebut yang belum memenuhi

nilai ergonomic sesuai rules.sehingga akan muncul

rekomendasi agar komponen tersebut mampu memenuhi nilai

ergonomic yang diinginkan.

Berikut ini adalah data komponen Chart Table Dimensions

yang dianalisa :

COMPONEN : Chart Table Dimensions

Width : 2000 mm

Depth : 940 mm

Height : 900 mm

Gambar 4.3 Validasi program yang sudah memenuhi nilai ergonomic

Dari tampilan main interface tersebut terlihat bahwa semua

komponen dari item sudah memenuhi nilai ergonomic sesuai

rules.sehingga tidak ada rekomendasi nilai yang di laporkan

agar komponen tersebut mencapai nilai ergonomic sesuai

rules.

D. Hasil Analisa

Berdasarkan validasi program yang telah di lakukan akan

didapatkan hasil nilai dan rekomendasi keergonomikan dari

bridge kapal yang dianalisa. Dari validasi data Bridge Deck

arrangement kapal MT. PPRIME ROYAL CHEMICAL

TANKER 24000 DWT, di dapatkan ítem dan peralatan yang

sudah memenuhi nilai ergonomik dan yang belum memenuhi

nilai ergonomik. Untuk masing-masing dari ítem yang

dianalisa akan diberikan rekomendasi nilai sesuai dengan yang

direkomendasikan oleh Rules. Penjelasan dari Rekomendasi

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Nama Item : ‘’Console and Workspace Design’’,

Nama COMPONEN : Single Watchstander Console

Width : 1560 mm

Height : 1200 mm

Length upper legroom : 285 mm

Length lower legroom : 510 mm

Sehingga ketika dianalisa menggunakan software Ergonomics

for marine application hasilnya adalah

Gambar 4.4 Hasil analisa Single Watchstander Console Kapal CHEMICAL

TANKER 24000 DWT

Page 5: PERANCANGAN TATA LETAK ONE MAN CONTROLLED … · Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ... Perancangan Tata Letak One Man Controlled ... Gambar 3.1 Flow Chart Pengerjaan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

5

Single Watchstander ConsoleMT. PPRIME ROYAL

CHEMICAL TANKER 24000 DW belum memenuhi aturan

ergonomic. Sehingga hasil rekomendasi yang muncul adalah:

Nama peralatan : Single Watchstander Console

Rekomendasi:

Poin[A] Width : Sudah memenuhi aturan ergonomic The console should be designed so that from the normal working

position, can use all instruments and controls necessary for

navigating and maneuvering. The Width of consoles designed for

single person operation should not exceed 1600 mm (63 inches). Poin[B] Height : Sudah memenuhi aturan ergonomic

The console should be designed so that from the normal working

position, can use all instruments and controls necessary for

navigating and maneuvering. The Width of consoles designed for single person operation should not exceed 1600 mm (63 inches).

Poin[C] Lengt upper leg room : Terlalu pendek, sehingga

operator atau watchstanding kurang nyaman dalam mengoperasikan

dan memonitor peralatan di console karena jarak pandang dan jangkauan peralatan di console dengan operator yang terlalu dekat.

,sebaiknya ditambah hingga mencapai antara 450-800mm dan

Ditambah sekitar 215 mm akan lebih ergonomis.

The upper leg room of the console should have a minimum of 450 mm (18 inches) in depth and the lower leg room a minimum of 600

mm (25 inches) in depth.

Poin[D] Length Lower leg room : Terlalu pendek, sehingga

operator atau watchstanding kurang nyaman dalam mengoperasikan dan memonitor peralatan di console karena jarak pandang dan

jangkauan peralatan di console dengan operator yang terlalu dekat.

,sebaiknya ditambah hingga mencapai antara 600-1000mm dan

ditambah sekitar 190 mm akan lebih ergonomis. The upper leg room of the console should have a minimum of 450

mm (18 inches) in depth and the lower leg room a minimum of 600

mm (25 inches) in depth.

COMPONEN : Chart Table Dimensions

Width : 2000 mm

Depth : 940 mm

Height : 900 mm

Gambar 4.5 Hasil analisa Chart Table Dimensions Kapal CHEMICAL

TANKER 24000 DWT

Chart Table Dimensions MT. PPRIME ROYAL CHEMICAL

TANKER 24000 DW sudah memenuhi aturan ergonomic.

Sehingga hasil rekomendasi yang muncul adalah:

Nama peralatan : Chart Table Dimensions

Rekomendasi:

Poin[A] Width : Sudah memenuhi aturan ergonomic The chart table is to be large enough to accommodate all chart sizes

normally used internationally for marine traffic. The dimensions of

the chart table are to be as follows : width, not less than 1.2 m (3 ft 11

in) Poin[B] Depth : Sudah memenuhi aturan ergonomic

The chart table is to be large enough to accommodate all chart sizes

normally used internationally for marine traffic. The dimensions of

the chart table are to be as follows : depth, not less than 0.85 m (2 ft 9 in.)

Poin[C] Height : Sudah memenuhi aturan ergonomic

The chart table is to be large enough to accommodate all chart sizes

normally used internationally for marine traffic. height,not less than 0.9 m (2 ft 11 in)and not more than 1m.

2) Navigational Equipment sesuai Workstation.

Peralatan yang di pilih untuk dianalisa akan disediakan

input box untuk di centang (check) sesuai dengan letak

peralatan di Workstation kapal yang dianalisa. ketika letak

peralatan BCC yang dianalisa sesuai dengan rekomendasi

Workstation berdasarkan Rules ABS maka nama dari

peralatan tersebut akan direkomendasikan dengan diberi

warna hijau. Apabila sebaliknya tidak sesuai dengan

rekomendasi dari ABS maka akan diberikan rekomendasi

dengan warna merah pada nama peralatannya.

Nama Peralatan : AIS

Letak peralatan : Traffic surfeillence

Gambar 4.6 Validasi Navigational Equipment sesuai rekomendasi rules

AIS Navigational Equipment MT. PPRIME ROYAL

CHEMICAL TANKER 24000 DWT sudah memenuhi aturan

ergonomic.

Sehingga hasil rekomendasi yang muncul adalah:

Nama peralatan :AIS

Rekomendasi:

Peralatan AIS : sudah memenuhi aturan ergonomic. Karena peletakan yang sesuai di Traffic surveillance.

Peralatan ini digunakan untuk kegiatan Traffic surveillance –

Collision avoidance

Page 6: PERANCANGAN TATA LETAK ONE MAN CONTROLLED … · Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ... Perancangan Tata Letak One Man Controlled ... Gambar 3.1 Flow Chart Pengerjaan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

6

Peralatan Yang wajib Di install bagi kapal dengan GT 24000 :

ECDIS backup

ECDIS_all size

GNSS_GPS

Heading ctrl. System

Magnetic compass_all size

Paper chart table

Pelorus_gyro repeater

Radar_ARPA

Sound reception system_all size

3) Equipment applicable for ships of various sizes

Nama Peralatan : GNSS_GPS

Letak peralatan :Manoeuvring

GNSS_GPS Equipment applicable for ships of various sizes

MT. PPRIME ROYAL CHEMICAL TANKER 24000 DWT

belum memenuhi aturan ergonomic.

Sehingga hasil rekomendasi yang muncul adalah:

Nama peralatan :GNSS_GPS

Gambar 4.7 GNSS_GPS Equipment applicable for ships of various sizes

Rekomendasi:

Peralatan GNSS_GPS : Belum memenuhi aturan ergonomic. Karena peletakan yang kurang bagus di Manoeuvring Yang

semestinya di letakkan pada bagian Navigation

Peralatan ini digunakan untuk kegiatan Traffic surveillance – Collision avoidance dan juga Navigation – Grounding avoidance

Peralatan Yang wajib Di install bagi kapal dengan GT 24000 :

ECDIS backup

ECDIS_all size

GNSS_GPS

Heading ctrl. System

Magnetic compass_all size

Paper chart table

Pelorus_gyro repeater

Radar_ARPA

Sound reception system_all size

Hasil rekomendasi dapat disimpan atau ditambahkan pada

form report dengan cara menekan tombol add to report.Untuk

menampilkan form report,dapat dilakukan dengan cara

menekan tombol Show report.

Gambar 4.8 Form Report

V. KESIMPULAN

1. Pembuatan software Ergonomics for marine application

ini memberikan hasil yang cukup signifikan untuk

menganalisa suatu peralatan atau item di bridge deck,

apakah sudah memenuhi aturan ergonomic atau belum.

2. Terdapat rekomendasi yang muncul ketika suatu

peralatan yang dianalisa belum memenuhi aturan

ergonomic dan yang telah memenuhi aturan ergonomic.

Masing – masing dari rekomendasi tersebut memuat nilai

ergonomic yang sesuai untuk tiap item yang dianalisa,

sehingga dapat diketahui berapa nilai egonomik yang

harus dimiliki oleh masing – masing item agar sesuai

dengan ergonomic rules.

3. Rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai

acuan perbaikan pengaturan tata letak item dan peralatan

di bridge deck maupun untuk perancangan kapal baru

sehingga didapatkan nilai ergonomic yang sesuai dengan

rules.

DAFTAR PUSTAKA

[1] ABS Technical Papers. Human Factors and Ergonomics in Safe

Shipping: the ABS Approach. London , 2002.

[2] Albatrosa , Guson . Analisa Perancangan Penempatan Peralatan pada

Engine Room di Kapal Berbasis Aturan Ergonomic untuk Aplikasi

Marine. Surabaya : 2010.

[3] American Bureau of Shipping. Bridge Desain and Navigational

equipment/system .Januari , 2010.

[4] American Bureau of Shipping. Ergonomic Desain Of Navigation

Bridges. 2003.

[5] American Bureau of Shipping. (2003). Guidance Notes on the

Application of Ergonomics to Marine Systems. Houston, TX: Author.

[6] Consolidated Edition, IMO .International Convention for the Safety of

Life at Sea, 1974, and 1988 Protocol relating there to , London : 2001.

[7] International Maritime Organization. GuideLines on Ergonomic Criteria

for Bridge Equipment and Layout. 2000.