PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · adherence to controlled glucose index on the patients....
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · adherence to controlled glucose index on the patients....
PENGUKURAN KETAATAN TERAPI ANTIDIABETIKA MENGGUNAKAN METODE MEDICATION POSSESSION RATIO DAN
PENGARUHNYA TERHADAP TERKONTROLNYA INDEKS GLIKEMIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT
PANTI RAPIH YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh : Kalvin Halimawan Susanto
NIM : 148114100
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas bimbingan, rahmat, dan cinta kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PENGUKURAN KETAATAN TERAPI ANTIDIABETIK
MENGGUNAKAN METODE MEDICATION POSSESSION RATIO DAN
PENGARUHNYA TERHADAP TERKONTROLNYA INDEKS GLIKEMIK
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PANTI
RAPIH YOGYAKARTA” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini
merupakan penelitian payung dari ibu Dita Maria Virginia, S.Farm., Apt., M.Sc.,
dengan nomor SK 082.Penel/LPPM USD/VI/2017 dengan judul proposal
“Pengaruh Komorbiditas Terhadap Ketaatan Terapi Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe II”. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan sripsi ini
tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak dan penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Pembimbing utama dan satu-satunya Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt
terimakasih saya ucapkan yang sebesar-besarnya karena telah
memperkenankan saya menjadi anakbimbingan Ibu Dita, dan Ibu Dita telah
memberikan motivasi, semangat, dukungan dan perhatian, tak lupa kritik
dan saran dalam pembuatan proposal hingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini.
3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si.,Apt dan Ibu dr Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku
dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan arahan dalam
penyelesaian penelitian ini.
4. Kedua orang tua, Papa Henry Susanto , Mama Laura Praticia , beserta
Kakak Carla Pramudita Susanto yang setia mendukung, mendoakan penulis
dan mendampingi serta memberikan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
5. Tim skripsi yaitu Anastasia Satya Ari, Ni Luh Putu Meilina Ulandari,
Fransiska Indri Sagala, Erica Kusuma Rahayu Sudarsono dan Mercy Tiara
Kezia Zebua yang setia membantu dan mendukung satu sama lain dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Teman-teman penulis dari kelas FSM C yang telah memberikan semangat
saat penyusunan skripsi ini.
7. Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian ini
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah mendukung
dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, maka penulis terbuka
terhadap kritik dan saran untuk membangun agar hasil karya yang lebih baik dan
bermafaat bagi khalayak yang membutuhkan, terutama dalam bidang kefarmasian.
Terimakasih.
Yogyakarta, 28 September 2017
Penulis
Kalvin Halimawan Susanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Lembar Persetujuan Pembimbing ........................................................................... ii
Lembar Pengesahan ............................................................................................... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ........................................................................ iv
Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ........................................................... v
Prakata ..................................................................................................................... vi
Daftar Isi .............................................................................................................. viii
Daftar Tabel ............................................................................................................ ix
Daftar Gambar ......................................................................................................... x
Daftar Lampiran ...................................................................................................... xi
Abstrak .................................................................................................................. xii
Abstract ................................................................................................................ xiii
Pendahuluan ............................................................................................................. 1
Metode Penelitian .................................................................................................... 2
Hasil Dan Pembahasan ............................................................................................ 5
Kesimpulan ............................................................................................................ 15
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 16
Biografi Penulis ..................................................................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I. Karakteristik Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta ........................................................................................................................... 5 Tabel II.Profil Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta . 6 Tabel IIII. Profil Obat pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 .............................................. 7 Tabel IV. Hubungan faktor risiko terhadap ketaatan ........................................................... 8 Tabel V. Pengaruh Usia, Pendidikan, Jenis Kelamin, Insulin, Jenis Obat Terhadap Terkontrolnya GDS ............................................................................................................ 11 Tabel VI. Pengaruh Usia, Pendidikan, Jenis Kelamin, Insulin, Jumlah Obat Terhadap Terkontrolnya GDP ............................................................................................................ 11 Tabel VII. Perbedaan Rerata GDS dan GDP pada Pasien Taat dan Tidak Taat ................ 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Subjek Penelitian Pasien DM II di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta......3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 19 Lampiran 2. Ethical Clearance ............................................................................. 20 Lampiran 3. Surat keterangan verifikasi data CE&BU ........................................ 21 Lampiran 4. Formulir data penelitian ................................................................... 22 Lampiran 5. Definisi Operasional Penelitian ....................................................... 24 Lampiran 6. Perhitungan Sampel Penelitian ........................................................ 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRAK
International Diabetes Federation memperkirakan terdapat 382 juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia. Ketidaktaatan terapi pada pasien DM tipe 2 dapat meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik pasien DM tipe 2, mengobservasi pengaruh ketaatan terapi antidiabetes dan faktor lain terhadap terkontrolnya indeks glikemik serta tingkat ketaatan pasien pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian cohort retrospective dan teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Total sampel pada penelitian ini berjumlah 216 responden. Data dianalisis menggunakan uji Mann Whitney dan Uji Chi Square atau Fisher. Pasien diabetes mellitus tipe 2 usia ≤60 tahun (53,24%), perempuan (57,87%), taat (64,35%), pendidikan >SMP(78,24) , GDS tidak terkontrol (76,97%), GDP tidak terkontrol (58%), menggunakan obat diabetes oral (56,98%), mengkonsumsi 1 jenis obat (46,81%). Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi berpengaruh terhadap ketaatan (p-value 0,001) namun tidak terdapat pengaruh ketaatan terhadap terkontrolnya indeks glikemik pasien. Penggunaan insulin merupakan faktor yang berpengaruh terhadap terkontrolnya indeks glikemik (p-value 0,03). Kata kunci: Ketaatan, Diabetes Mellitus tipe 2, Indeks glikemik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
International Diabetes Federation predict there are more than 382 millions people in the world that lives with diabetes. Non-adherence in patients with diabetes mellitus type 2 could lead with higher mortality and morbidity. The aim of this research is to identify the characteristic of patients with diabetes type 2, to observe the effect of adherence to antidiabetic theraphy and other factors in corellation with controlled blood glucose and the effect of adherence in patients with diabetes mellitus type 2 in Panti Rapih Hospital Yogyakarta. The type of this research was observasional analytic with cohort retrospective study design. Sampling technique of this research is purposive sampling. Total samples on this research were 216 respondents. Data wass analyzed using Mann Whitney test dan Chi Square or Fisher test. Patients with diabetes mellitus type 2 with an age ≤60 years old (53,24%), female (57,87%), adherence (64,35%), education level > SMP (78,24%), uncontrolled random blood glucose (76,97%), uncontrollled fasting blood glucose (58%), using oral hypoglycemic agents (56,98%), using 1 type of oral hypoglycemic agents (46,81%). The result of this research show that higher level of education has an effect to adherence (p-value <0,01) but there is no effect of adherence to controlled glucose index on the patients. The use of insulin is the factor that has an effect to controlled glucose index (p-value 0,03).
Keywords: Adherence, Diabetes Mellitus type 2, Glucose index
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
International Diabetes Federation memperkirakan terdapat 382 juta orang
yang hidup dengan diabetes di dunia. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
menunjukkan jumlah absolut penderita diabetes sekitar 12 juta penduduk dan
proporsi diabetes mellitus meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun
2007. Data di Yogyakarta menunjukkan hampir 70 ribu penduduk menderita
diabetes (Riskesdas, 2013).
Diabetes mellitus adalah suatu kondisi patologis yang disebabkan
peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif
(ADA, 2017). Glukosa darah sewaktu merupakan pengukuran yang dipilih karena
biayanya yang lebih rendah dibandingkan pengukuran HbA1c, nilai glukosa darah
sewaktu juga memiliki korelasi dengan nilai HbA1c (Rasmussen, 2014). Outcome
yang diharapkan yakni tercapainya indeks glikemik yang meliputi kadar GDP 80-
130 mg/dL dan kadar GDS ≤135mg/dl (ADA, 2017; Rasmussen, 2014). Terdapat
beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi indeks glikemik pasien seperti gaya
hidup, stress, body mass index, periode menstruasi, dan riwayat DM keluarga (Yin,
et.al 2015; ADA, 2017).
Ketidaktaatan terapi pada pasien DM tipe II dapat menyebabkan
hiperglikemia dan meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas, dan juga
meningkatkan biaya terapi (Perez, 2013). Kondisi hiperglikemia dapat
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada pasien diabetes mellitus (ADA,
2017). Tingkat kepatuhan pada pasien diabetes mellitus di salah satu rumah sakit di
Indonesia menunjukkan tingkat kepatuhan rendah (42,7%), tingkat kepatuhan
sedang (39,1%), dan tingkat kepatuhan tinggi (18,2%) (Alfian, 2015). Beberapa
faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap ketaatan terapi pasien seperti
banyaknya jumlah obat yang harus diminum pada pasien dengan komorbiditas, efek
samping obat yang pernah dialami pasien, ataupun faktor sosioekonomi dari pasien
(Perez, 2013).
Komplikasi diabetes mellitus dibagi menjadi komplikasi mikrovaskuler dan
komplikasi makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler meliputi nephropathy,
retinopathy, dan neuropathy. Komplikasi erat hubungannya dengan kadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
hemoglobin A1c (HbA1c). Komplikasi vaskular dapat terjadi apabila kadar
HbA1c>7,0% (Stolar, 2010). Komplikasi makrovaskuler meliputi coronary heart
disease, cerebrovascular disease, dan peripheral arterial disease (ADA, 2017).
Medication Possesion Ratio (MPR) merupakan salah satu metode
pengukuran ketaatan. MPR diartikan sebagai rasio jumlah hari mengkonsumsi obat
dibandingkan dengan total hari pada jangka waktu tertentu. Secara umum, nilai
MPR 0,8 menunjukkan kepatuhan minum obat yang baik (Egede et.al., 2012).
Belum ada penelitian lebih lanjut mengenai profil ketaatan dan pengaruh
ketaatan terapi terhadap terkontrolnya glukosa darah sewaktu dan glukosa darah
puasa pada pasien diabetes mellitus di Yogyakarta dengan metode MPR
(Medication Possession Ratio), sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan.
Penelitian ini dilakukan dengan bekerja sama dengan dokter spesialis endokrin di
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta karena jumlah subjek yang tersedia di Rumah
Sakit Panti Rapih memenuhi jumlah minimal sampel dan dengan bekerja sama
dengan dokter endokrin pengambilan data menjadi lebih efektif. Subjek yang
dipilih berusia 40-74 tahun karena memiliki risiko DM lebih besar (ADA, 2017).
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik pasien DM tipe 2,
menganalisis faktor lain (jenis kelamin, usia, pendidikan, peresepan polifarmasi,
jenis obat, penggunaan insulin) terhadap tingkat ketaatan pasien serta
mengobservasi pengaruh ketaatan terapi antidiabetes, dan faktor lain (jenis kelamin,
usia, pendidikan, peresepan polifarmasi, jenis obat, penggunaan insulin) terhadap
terkontrolnya glukosa darah puasa dan glukosa darah sewaktu pada pasien DM tipe
2 yang berobat di klinik endokrin Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian analitik observasional
dengan rancangan penelitian cohort retrospective. Penelitian analitik observasional
adalah penelitian yang membandingan antar variabel dan dilakukan tanpa adanya
intervesi atau perlakuan pada subjek penelitian (Swarjana, 2012). Penelitian ini
menganalisis efek ketaatan terapi terhadap terkontrolnya kadar glukosa darah dan
glukosa darah sewaktu padapasien dengan diabetes mellitus dengan melihat rekam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
medis dan melihat outcome-nya kedepan. Kadar glukosa darah puasa dianggap
terkontrol apabila nilainya 80-130 mg/dL dan kadar glukosa darah sewaktu nilainya
≤135mg/dl (ADA, 2017; Rasmussen, 2014).
Responden dalam penelitian ini merupakan pasien diabetes mellitus tipe 2
di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Sampel yang diambil berdasarkan kriteria
inklusi pasien DM yang berusia 40-74 tahun, pasien yang mengkonsumsi obat
diabetes, pasien yang melakukan pemeriksaan rutin minimal 3x pemeriksaan.
Kriteria eksklusi dari penelitian ini yaitu pasien diabetes mellitus gestasional,
pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan pasien yang datanya tidak lengkap.
Jumlah sampel minimun pada penelitian ini sejumlah 30 orang yang didapat
melalui perhitungan secara kualitatif dengan Zα (nilai standar normal pada variabel
tipe error 5%) sebesar 1,96; nilai Zβ yaitu nilai kuasa (power) pada penelitian ini
ditetapkan sebesar 80% yaitu nilainya 0,84; nilai P1 yang merupakan probabilitas
kejadian yang taat menjalani terapi sebesar 37% dan P2 yang merupakan
probabilitas kejadian yang tidak taat menjalani terapi yaitu sebesar 5.88%,
kemudian nilai M yang merupakan jumlah kelompok taat dibandingkan dengan
kelompok tidak taat (Charaas, 2013). Total sampel pada penelitian ini sebesar 216
subjek.
Gambar 1.Subjek Penelitian Pasien DM II di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
737subjek periode Mei-Juni 2017
Total sampel:
216 subjek
Kriteria eksklusi:
83 subjek
Kriteria inklusi:
299 subjek
40 orang melakukan pemeriksaan <3 kali
3 orang tidak ada data pendidikan
1 orang tidak ada data diagnosis
39 orang tidak ada data GDS dan GDP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pengumpulan data berupa ketaatan terapi pasien, kadar glukosa darah
sewaktu dan glukosa darah puasa didapatkan melalui data rekam medis pasien
setelah pasien melakukan cek gula dan mendapat resep baru pada hari itu juga.
Pengambilan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Metode Medication Possession Ratio (MPR) digunakan untuk mengukur
ketaatan pasien. Rumus MPR yakni:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎℎ𝑎𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛𝑜𝑏𝑎𝑡ℎ𝑎𝑟𝑖𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚𝑜𝑏𝑎𝑡 + ℎ𝑎𝑟𝑖𝑜𝑏𝑎𝑡𝑝𝑒𝑟𝑒𝑠𝑒𝑝𝑎𝑛𝑡𝑒𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
(Ispor, 2010)
Uji statistik yang dilakukan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 No.
CE&BU/106/PELTH/IX/2017 lisensi UGM. Data responden yang didapat
jumlahnya >50 sehingga uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-
Smirnov. Data yang diuji menunjukkan data tidak terdistribusi normal, sehingga
data kemudian dianalisis menggunakan uji Mann Whitney untuk melihat perbedaan
rerata glukosa darah puasa dan glukosa darah sewaktu kelompok yang taat dan tidak
taat, apabila nilai dari p-value <0,05 dapat disimpulkan bahwa hasilnya bermakna
dan ada perbedaan rerata glukosa darah puasa dan glukosa darah sewaktu kelompok
yang taat dan tidak taat. Uji Chi square digunakan untuk melihat pengaruh antara
ketaatan terapi dan pengaruh faktor-faktor seperti tingkat pendidikan, jenis kelamin,
usia, dan peresepan polifarmasi dengan terkontrolnya kadar glukosa darah sewaktu
dan glukosa darah puasa dengan melihat nilai OR (odds ratio) dan p-value. Nilai p-
value <0,05 menunjukkan bahwa hasil tersebut bermakna secara statistik. Untuk
data yang memenuhi syarat yaitu nilai dalam sel <5 tidak lebih dari 20%, sedangkan
untuk data yang tidak memenuhi syarat digunakan uji Fisher.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik dan profil pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta
Subjek penelitian yang memenuhi kriteria berjumlah 216 orang dengan
karakteristik yang bervariasi. Profil karakteristik pasien diabetes mellitus tipe 2
tersaji dalam Tabel I dan Tabel II. Pasien terbanyak berusia >60 tahun (46,76%)
dengan rata-rata usia 59,45 ± 8,02 tahun dan 58% pasien berjenis kelamin
perempuan. Rerata GDS 195,58 ± 78,79 mg/dL dan rerata GDP 153,70 ± 55,46
mg/dL.
Tabel I. Karakteristik Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Karakteristik Rerata ± SD
p-value Total Taat Tidak taat
Usia 59,45 ± 8,02 58,84 ± 8,16 59,23 ± 7,82 0,77 GDS 195,58 ± 78,79 200,19 ± 79,52 187,56 ± 77,45 0,30 GDP 150, 90 ± 52,24 151,75 ± 53,67 149,38 ± 51,10 0,88
Tabel II menunjukkan bahwa populasi pasien yang memiliki GDS dan GDP
terkontrol lebih kecil dibandingkan yang tidak terkontrol. Populasi didominasi
pasien dengan pendidikan >SMP yaitu sebanyak 169 orang (78,36%) dengan
penggunaan obat oral (56,98%), obat tunggal (48,61%) dan peresepan tidak
polifarmasi sebesar (92,60%). Polifarmasi sendiri diartikan sebagai pengobatan
yang tidak efektif, dan atau duplikasi yang biasanya ≥5 obat (Marcum et.al., 2012;
Maher et.al., 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Tabel III.Profil Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Karakteristik n (216) % (100) Taat Tidak taat p-value n % n %
Jenis kelamin* Perempuan 125 57,87 83 66,4 42 33,6 <0,01 Laki-laki 91 42,13 56 61,54 35 38,46 0,03
Usia* ≤ 60 tahun 115 53,24 75 65,22 40 34,78 <0,01 >60 tahun 101 46,76 64 63,37 37 36,63 <0,01
Obat diabetes * Oral 155 56,98 61 65,69 32 34,40 <0,01 Insulin 58 21,32 38 65,51 20 34,49 0,02 Oral + Insulin
59 21,69 37 58,73 26 41,27 0,17
Banyak obat diabetes*
1 obat 105 48,61 27 25,71 78 74,29 <0,01 2 obat 78 36,11 23 29,49 55 70,51 <0,01 3 obat 32 14,81 8 25 24 75 <0,01 4 obat 1 0,47 0 0 1 100 -
Pendidikan* ≤ SMP 47 21,76% 28 59,57 19 40,43 0,19 > SMP 169 78,24% 111 65,68 58 34,32 <0,01
GDS (n=178)* Terkontrol 41 23,03% 23 56,10 18 43,90 0,43 Tidak terkontrol
137 76,97% 90 65,69 47 34,31 <0,01
GDP (n=50)* Terkontrol 21 42% 14 66,67 7 33,34 0,13 Tidak terkontrol
29 58% 18 62,07 11 37,93 0,19
Polifarmasi* Ya 16 7,40% 11 68,75 5 31,25 0,134 Tidak 200 92,60% 128 64 72 36 <0,01
*Uji Chi Square; p > 0, 05 = tidak berpengaruh signifikan
Pasien yang terdiagnosa DM memiliki risiko terkena komplikasi seperti
hipertensi, neuropati perifer, penyakit jantung koroner, hiperkoagulasi, kelainan
pembuluh darah dan 50% dari orang yang terdiagnosa diabetes memiliki paling
sedikit satu komorbid yang dapat meningkatkan risiko mortalitas (Perkeni, 201;
Laiterapoong, Huang, and Chin, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Profil penggunaan obat pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta
Pada Tabel III disajikan profil obat yang diresepkan pada pasien diabetes
mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Obat yang paling sering
diresepkan adalah golongan sulfonilurea sebanyak 36,17% disusul dengan insulin
33,05% dan golongan inhibitor alfa glukosidase dengan jumlah 13,84%.
Tabel IIII. Profil Obat pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Golongan Obat Monoterapi Kombinasi Jumlah 355 (100%)
Taat Tidak taat
Biguanida 4 44 48 (13,52%) 33 15
Sulfonilurea 39 89 128 (36,06%) 83 45
SGLT-2 Inhibitor 1 0 1 (0,28%) 1 0
GLP-1 Agonis 0 2 2 (0,56%) 1 1
Inhibitor Alfa Glukosidase
2 47 49 (13,80%) 36 13
Thiazolidinedione 0 10 10 (2,82%) 5 5
Insulin 58 60 117 (32,96%) 75 46
Sulfonilurea lebih sering diresepkan sebagai dual terapi bersamaan dengan
metformin dari golongan biguanida. Sulfonilurea merupakan salah satu agen yang
dapat dipilih karena biayanya rendah dan kemampuanya dalam menurunkan HbA1c
secara signifikan (Irons et.al, 2014), sedangkan inhibitor alfa glukosidase banyak
digunakan karena terbukti dapat menurunkan HbA1c pada 52,4% pasien dan
glukosa darah puasa pada 90,6% (Kalra, 2013). Menurut ADA (2017), metformin
dari golongan biguanida seharusnya menjadi lini pertama yang digunakan untuk
pasien dengan diabetes mellitus.
Insulin memiliki frekuensi peresepan yang tinggi karena insulin memiliki
kemampuan untuk menurunkan glukosa darah lebih cepat dan membantu
mengontrol indeks glikemik pada pasien yang tidak dapat mencapai target indeks
glikemik setelah menggunakan obat hipoglikemik oral (OHO) (Chaudhury et.al,
2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan terapi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketaatan pasien diabetes
mellitus tipe 2 dalam menjalankan terapinya. Usia, pendidikan, jenis kelamin, dan
polifarmasi merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketaatan terapi
pasien (Kassahun et.al., 2016; Serap et.al., 2015). Polifarmasi sendiri diartikan
sebagai pengobatan yang tidak efektif, dan atau duplikasi yang biasanya ≥5 obat
(Marcum et.al., 2012; Maher et.al., 2014). Hubungan antara faktor risiko terhadap
ketaatan disajikan dalam Tabel IV.
Tabel IV. Hubungan faktor risiko terhadap ketaatan
Variabel Taat (n=144)
Tidak taat (n=87) p-value OR
(95%CI) Jenis Kelamin*
0,46 0,81 (0,46-1,42) Perempuan 83 42
Laki-laki 56 35 Usia*
0,78 0,92 (0,53-1,61)
Usia ≤ 60 75 40 Usia > 60 64 37
Pendidikan* <0,01 2,60
(1,45-4,65) ≤ SMP 28 38 >SMP 111 58
Polifarmasi* 0,70 1,24
(0,41-3,70) Polifarmasi 11 5 Tidak polifarmasi 128 72
Insulin* 0,99 0,10
(0,50-1,99) Ya 38 20 Tidak 61 32
Obat* 0,46 1,23
(0,71-2,14) Kombinasi 64 41 Tunggal 73 38
*Uji Chi Square; p > 0, 05 = tidak berpengaruh signifikan
Hasil menunjukkan pasien dengan usia ≤ 60 tahun lebih taat dibandingkan
pasien dengan usia >60 tahun (p-value 0,78). Pasien geriatri kurang taat pada
terapinya dimungkinkan karena beberapa faktor, diantaranya pasien geriatri
memiliki kemungkinan 72% lebih besar untuk mendapat resep polifarmasi yang
menimbulkan DRP (Rahmawati et.al., 2014). Faktor lain yang dapat berpengaruh
adalah pasien geriatri memiliki kemungkinan lebih besar untuk lupa meminum obat
(Arifulla et.al., 2013), meskipun usia berpengaruh secara statistik terhadap ketaatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
minum obat pasien namun usia tidak berpengaruh terhadap terkontrolnya indeks
glikemik. Terdapat beberapa faktor lain yang dapat berpengaruh pada ketaatan
pasien seperti banyaknya jumlah obat yang harus diminum pada pasien dengan
komorbiditas, efek samping obat yang pernah dialami pasien, ataupun faktor
sosioekonomi dari pasien (Perez, 2013).
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan hasil yang lebih baik
dalam ketaatan terapinya secara signifikan (p-value <0,01). Hasil ini sesuai dengan
penelitian Serap et.al., (2015) yang menunjukkan tingkat pendidikan yang lebih
tinggi menunjukkan ketaatan terapi yang lebih baik. Manan et.al (2014) juga
mengatakan hal yang serupa, pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
memiliki akses informasi yang lebih baik melalui buku, internet, dan media lainnya
sehingga memiliki kesadaran yang lebih baik pada ketaatan terapinya. Hasil
penelitian juga menunjukkan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap ketaatan
pasien. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Marbaise et.al. (2010) bahwa tidak
ada pengaruh jenis kelamin terhadap ketaatan pasien dalam menjalani terapi
antidiabetik. Penggunaan insulin juga tidak berpengaruh signifikan terhadap
ketaatan pasien, hal ini berbeda dengan yang diungkapan Perez et.al (2013) bahwa
pasien yang menggunakan insulin menunjukkan ketaatan hingga 71% terlebih lagi
apabila insulin tersebut digunakan sebagai monoterapi tanpa dikombinasikan
dengan OHO.
Polifarmasi tidak menunjukkan perbedaan pengaruh yang signifikan
terhadap ketaatan pasien dalam menjalani terapi (p-value 0,70) namun dari data
Tabel VI dapat kita lihat bahwa pasien yang tidak menerima resep polifarmasi
cenderung lebih taat terhadap terapinya. Polifarmasi merupakan salah satu
penghalang bagi pasien dalam meningkatkan ketaatan terapi. Pasien yang
menerima lebih banyak obat cenderung memiliki ketaatan yang buruk (Marcum
et.al., 2012). Jumlah obat (tunggal dan kombinasi) yang digunakan tidak
berpengaruh signifikan secara statistik terhadap ketaatan pasien, namun secara
praktis pasien yang mendapat obat kombinasi 1,23 kali lebih taat daripada pasien
yang mendapat terapi tunggal. Hasil ini berbeda dengan penelitian Zhu et.al (2011)
yang mengatakan bahwa semakin banyak obat yang dikonsumsi pasien akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
meningkatkan ketidaktaatan pasien. Tingginya jumlah pasien taat juga bisa
disebabkan karena hospital setting. Wade et.al (2016) mengatakan bahwa ketaatan
tinggi biasanya hanya di hospital setting, namun ketaatan akan berkurang setelah
pasien tidak berada di rumah sakit.
Perez et.al (2013) mengatakan ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan ketaatan pasien seperti pemberian obat golongan baru (DPP-4
inhibitor atau GLP-1 receptor agonist yang memiliki efek samping lebih sedikit
dari obat-obat seperti golongan sulfonylurea yang dapat meningkatkan BMI),
mengurangi jumlah obat yang diminum dengan fixed-dose combination dan
mengurangi frekuensi administrasi, edukasi untuk meningkatkan pengetahuan
pasien, penjelasan mengenai keuntungan meminum obat, dan meningkatkan
komunikasi pada pasien baik melalui website atau telpon
Faktor yang mempengaruhi GDS pasien
Hasil pada Tabel V menunjukkan adanya pengaruh penggunaan insulin
terhadap terkontrolnya GDS (p-value 0,03). Insulin terbukti secara statistik
meningkatkan nilai HbA1c dibandingkan dengan obat hipoglikemik oral sedangkan
nilai HbA1c sendiri berhubungan dengan nilai GDS yaitu nilai HbA1c 7%
merupakan cut off dari nilai GDS 135mg/dL (Gamble, 2008; Rasmussen 2014).
Tabel V menunjukkan tidak adanya pengaruh usia (p-value 0,77), pendidikan (p-
value 0,80), jenis kelamin (p-value 0,32), dan jumlah obat yang digunakan (p-value
0,63) terhadap GDS. Schillinger (2006) berkata bahwa tingkat pendidikan yang
tinggi berpengaruh terhadap kontrol glikemik yang lebih baik dan Hawthorne
(2011) mengatakan bahwa pasien geriatri cairan intraselulernya akan berkurang,
massa otot berkurang, dan BMI akan bertambah sehingga dapat memicu resistensi
insulin. Hasil ini kurang sesuai dengan data peneliti yang menunjukkan jumlah
pasien dengan usia ≤60 tahun memiliki GDS yang lebih tidak terkontrol
dibandingkan pasien dengan usia >60 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tabel V. Pengaruh Usia, Pendidikan, Jenis Kelamin, Insulin, Jenis Obat Terhadap Terkontrolnya GDS
Variabel Terkontrol (n = 41
Tidak Terkontrol (n = 138)
p-value OR (95% CI)
Jenis kelamin* Laki-laki 20 53 0,32 1,42
(0,71-2,86) Perempuan 22 83 Usia* ≤ 60 tahun 60 33
0,77 0,91 (0,49-1,68) > 60 tahun 53 32
Pendidikan* >SMP 10 32 0,80 1,12
(0,48-2,58) ≤ SMP 32 104 Insulin* Ya 19 85 0,03 0,47
(0,23-0,93) Tidak 24 50 Obat* Kombinasi 23 71
0,63 0,84 (0,42-1,70) Tunggal 18 66
*Uji Chi Square; p > 0, 05 = tidak berpengaruh signifikan
Faktor yang mempengaruhi GDP pasien
Pada Tabel VI pasien dengan usia ≤ 60 tahun memiliki kemungkinan GDP
lebih terkontrol. Tabel VI menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara
usia (p-value 0,85), pendidikan (p-value 0,24), jenis kelamin (p-value 0,60),
penggunaan insulin (p-value 0,20), dan jumlah obat (p-value 0,66) terhadap
terkontrolnya GDP.
Tabel VI. Pengaruh Usia, Pendidikan, Jenis Kelamin, Insulin, Jumlah Obat Terhadap Terkontrolnya GDP
Variabel Terkontrol (n = 21)
Tidak Terkontrol
(n = 29) p-value OR
(95% CI)
Jenis kelamin* Laki-laki 11 13 0,60 1,35
(0,44-4,18) Perempuan 10 16 Usia* ≤ 60 tahun 10 13 0,85 1,12
(0,36-3,45) > 60 tahun 11 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tabel VI. Lanjutan
Variabel Terkontrol (n = 21)
Tidak Terkontrol
(n = 29) p-value OR
(95% CI)
Pendidikan+ ≤ SMP 5 2 0,12 0,24
(0,04-1,37) >SMP 16 27 Insulin* Ya 9 15 0,20 0,48
(0,16-1,47) Tidak 15 12 Obat* Kombinasi 7 8
0,66 0,76
(0,23-2,58) Tunggal 14 21
*Uji Chi Square; +Uji Fisher ; p > 0, 05 = tidak berpengaruh signifikan
Pasien geriatri memiliki kemungkinan peresepan polifarmasi yang lebih
besar, hal ini dapat menyebabkan ketaatan pasien berkurang dan menyebabkan
indeks glikemik pasien tidak terkontrol (Peron, 2015). Menurut Hilawe (2013) laki-
laki memiliki kemungkinan indeks glikemik yang lebih tidak terkontrol
dikarenakan karena laki-laki memiliki sensitivitas insulin yang lebih buruk di hepar,
ditambah laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk merokok. Rokok
dapat mengurangi sensitivitas insulin dan menyebabkan indeks glikemik yang
buruk. Paparan nikotin dengan konsentrasi lebih dari 1µmol/L atau selama 48 jam
dapat menghambat pelepasan insulin (Ario, 2014).
Parameter GDS dan GDP pasien yang tidak terkontrol tidak hanya
dipengaruhi oleh ketaatan pasien, namun faktor lain seperti kurangnya konsumsi
buah, riwayat DM keluarga, dan besarnya nilai BMI juga berpengaruh terhadap
indeks glikemik pasien (Yin et.al, 2015). Jumlah obat yang digunakan
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap terkontrolnya GDS
maupun GDP, hal yang berbeda diungkapkan oleh Zhu et.al (2011) yang
mengatakan bahwa pasien yang diterapi menggunakan berbagai macam golongan
obat hipoglikemik oral menunjukkan nilai HbA1c yang lebih baik dibandingkan
pasien yang hanya diterapi menggunakan satu jenis golongan obat hipoglikemik
oral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pengaruh Ketaatan Terapi terhadap Terkontrolnya GDS dan GDP
Data diolah menggunakan uji Mann Whitney untuk melihat perbedaan rerata
GDS dan GDP di antara dua kelompok pasien yang taat dan tidak taat. Ketaatan
memiliki peranan penting hubungannya dengan terkontrolnya indeks glikemik
pasien, menurut Pascal (2012), pasien yang taat memiliki glukosa darah yang lebih
terkontrol secara signifikan. Rerata GDS pada pasien taat sebesar 114,50 (85-469)
mg/dL dan pada pasien tidak taat sebesar 202,00 (59-424) mg/dLsedangkan rerata
GDP pada pasien taat sebesar 114,00(94-365) mg/dL dan pada pasien tidak taat
sebesar 158,00 (81-280) mg/dL.
Hasil pada Tabel VII menunjukkan tidak adanya perbedaan rerata GDS
dan GDP yang bermakna secara statistik antara kelompok ketaatan terapi terhadap
terkontrolnya GDS. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Cheng et.al.,
(2013) yang mengatakan bahwa pasien yang taat memiliki kadar glukosa yang
terkontrol, namun pasien yang taat pada terapinya menunjukkan rerata GDS dan
GDP yang memenuhi target indeks glikemik, yaitu GDS ≤135mg/dL dan GDP 80-
130 mg/dL (ADA, 2017; Rasmussen, 2014). Tabel rerata GDS untuk pasien taat
menunjukkan angka sebesar 114,50 mg/dL dan GDP untuk pasien taat sebesar
114,00 mg/dL.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ini,
salah satunya pasien bisa saja rutin menebus obat namun sering lupa untuk
meminum obatnya. Hal ini juga merupakan salah satu kelemahan metode MPR
karena tidak dilakukan wawancara terhadap subjek penelitian dan data hanya
didapatkan dari rekam medis sehingga peneliti tidak tahu apakah pasien benar-
benar meminum obatnya atau tidak (Kozma et.al, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel VII. Perbedaan Rerata GDS dan GDP pada Pasien Taat dan Tidak Taat
Kriteria Rerata GDS (n= 178)
(mg/dL) p-value
Rerata GDP (n=50)
(mg/dL) p-value
Taat 114,50(85-469) 0,27
114,00(94-365) 0,98
Tidak Taat 202,00(59-424) 158,00(81-280)
Secara praktis hasil pada Tabel VIII menunjukkan bahwa pasien yang taat
memiliki kemungkinan GDS yang tidak terkontrol sebesar 0,704 kali lebih besar
dibandingkan dengan pasien yang tidak taat, hasil ini berbeda dengan penelitian
Perez et.al (2013) yang menunjukkan bahwa pasien yang memiliki ketaatan tinggi
cenderung memiliki gula darah yang lebih terkontrol. Nitin (2010) mengatakan
bahwa terdapat korelasi antara nilai GDS dengan nilai HbA1c. Nilai A1c 6% sama
dengan nilai GDS 135mg/dL. Tingginya nilai HbA1c bisa dipengaruhi oleh faktor
selain ketaatan seperti kurangnya sel darah merah, kurangnya zat besi, atau
bervariasinya hemoglobin tiap orang.
Tabel VIII. Pengaruh ketaatan terapi terhadap terkontrolnya GDS
Variabel Terkontrol Tidak terkontrol p-value OR
(95% CI) Ketaatan Baik 23 88 0,33* 0,70
(0,35-1,43) Kuran baik 18 49 *Uji Chi Square; p > 0, 05 = tidak berpengaruh signifikan
Tabel IX menunjukkan bahwa pasien yang taat memiliki kemungkinan
GDP lebih terkontrol dibandingkan pasien yang tidak taat terhadap terapinya
walaupun tidak berpengaruh secara signifikan (p-value 0,74). Cheng et.al (2013)
juga mengatakan bahwa pasien yang taat memiliki indeks glikemik yang lebih
terkontrol dan mengurangi risiko komplikasi, sehingga ketaatan pada terapi yang
dijalani tetap menjadi faktor yang penting bagi pasien diabetes mellitus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel IX. Pengaruh ketaatan terapi terhadap terkontrolnya GDP
Variabel Terkontrol Tidak terkontrol p-value OR
(95% CI) Ketaatan Baik 14 19 0,74* 1,22
(0,38-3,97) Kurang baik 7 11 *Uji Chi Square; p > 0, 05 = tidak berpengaruh signifikan
Keterbatasan dari penelitian ini adalah tidak tersedianya data HbA1c pasien,
tidak adanya data baseline, adanya perbedaan jenis obat yang digunakan oleh
pasien yaitu antara insulin dan OHO yang bisa mempengaruhi nilai indeks glikemik
pasien dan adanya perbedaan durasi DM antara pasien lama dan pasien baru yang
dapat mempengaruhi ketaatan pasien. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya
dapat mengukur nilai HbA1c pasien, menetapkan data baseline, mengukur
pengaruh perbedaan jenis obat yang digunakan yang dapat mempengaruhi
terkontrolnya indeks glikemik pasien dan mendapatkan data lama pasien menderita
DM dengan harapan data ketaatan yang didapat lebih baik hasilnya.
KESIMPULAN 1. Karakteristik pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta menunjukkan pasien dengan usia ≤60 tahun sebesar 53,24%,
berjenis kelamin perempuan sebesar 57,87%, ketaatan tinggi sebesar
64,35%, tidak polifarmasi sebesar 92,60%, pendidikan >SMP sebesar
78,24%, menggunakan obat oral sebesar 56.98%, mengkonsumsi 1 jenis
obat sebanyak 48,61%, glukosa darah sewaktu tidak terkontrol sebesar
76,97%, glukosa puasa tidak terkontrol sebesar 58%.
2. Tidak adanya pengaruh ketaatan terapi terhadap terkontrolnya glukosa
darah sewaktu dan glukosa darah puasa pada pasien diabetes mellitus tipe
2, namun ada pengaruh penggunaan insulin terhadap terkontrolnya glukosa
darah sewaktu (p-value 0,03).
3. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi berpengaruh terhadap ketaatan terapi
pasien diabetes mellitus tipe 2 (p-value <0,01) namun tidak adanya
pengaruh polifarmasi, usia, jenis kelamin, penggunaan insulin, dan jumlah
obat yang digunakan terhadap ketaatan terapi pasien diabetes mellitus tipe
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (ADA), 2017, Classification and Diagnosis of Diabetes,Diabetes Care 40(1) : January 2017.
Arifulla, M., John, J.L., Sreedharan, J., et.al., Patients’ Adherence to Anti-DiabeticMedications in a Hospital at Ajman, UAE, Malays J Med Sci. 21(1): 44-49.
Ario, M.D., 2014, Effect of Nicotine in Cigarette for Type 2 Diabetes Mellitus, J Majority, 3(7): 75-80.
Bedard, A., Corneau, L., Lamarche, B., 2014, Sex-Related Differences in the Effects of the MediterraneanDiet on Glucose and Insulin HomeostasisAlexandra, Journal of Nutrition and Metabolism, (1):1-9.
Charas, J., Biswas, T., 2013, How to Calculate Sample Size for Different Study Designs in Medical Research?, Indian J Psychol Med, 35(2): 121-126.
Chaudury, A., Duvoor, C., Dendi, V.S.R., 2017, Clinical Review of Antidiabetic Drugs: Implications for Type 2Diabetes Mellitus Management, Frontiers in Endocrinology, 8(6):1-12.
Cheng, S.H., Chen, C.C., Tseng, C.H., 2013, Does Medication Adherence Lead to Lower Healtcare Expenses for Patients With Diabetes?,The American Journal of Manage Care; 19(8): 662-670.
DiPiro, J.T.,J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Possey, L.M.,2016, Pharmacotherapy : Principles & Practice, 4th edition, Mc Graw Hill, New York, pp. 655, 656.
Egede, L.E., Gebregziabher, M., Dismuke, C.E., et.al., 2012, Medication Nonadherence in Diabetes, Diabetes Care; 35(1): 2533-2539.
Gamble, J.M., Simpson, S.H., Brown, L.C., et.al., 2008, Insulin Versus an Oral Antidiabetic Agents as Add-on Therapy in Type 2 Diabetes After Failure of an Oral Antidiabetic Regimen: Meta Analysis, Open Medicine, 2(2): E1-13
Hawthorne, G., 2011, Diabetes, The Glycaemic Index and Older People, Age and Ageing, (40); 655-656.
Hilawe, E.H., Yatsuya, H., Kawaguchi, L., et.al., 2013, Differences by sex in the prevalence of diabetes mellitus, impaired fasting glycaemia and impaired glucose tolerance in sub-Saharan Africa: a systematic review and meta-analysis, Bull World Health Organ, (91): 671–682D.
International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research (ISPOR), 2010, Medication Adherence: Focus on Secondary Database Analysis, diambil darihttps://www.ispor.org/student/teleconferences/ISPORStudentForumPresentation022410.pdf, diakses tanggal 16 April 2017
Irons, B.K., Minze, M.G., 2014, Drug Treatment of Type 2 Diabetes Mellitus in Patients for Whom Metformin is Contraindicated, Diabetes, MetabolicSyndrome and Obesity,Targets and Therapy, (7): 15-24.
Jimmy, B., Jose, J., 2011, Patient Medication Adherence: Measure in Daily Practice, Oman Medical Journal(2011) 26, No. 3: 155-159.
Kalra, S., Sahay, R.K., Schnell, O., et.al., 2013, Alpha-glucosidase inhibitor, acarbose, improvesglycamic control and reduces body weight intype 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
diabetes: Findings on indian patients fromthe pooled data analysis, Indian Journal of Endocrinology and Metabolism, (17): 307-309.
Kassahun, A., Gashe, F., Mulisa, E., 2016, Nonadherence and factors affecting adherence of diabetic patients to anti-diabetic medication in Assela General Hospital, Oromia Region, Ethiopia, J Pharm Bioallied Sci. 8(2): 124–129.
Kirkman, M.S., Rowan-Martin, M.T., Levin, R., et al, 2015, Determinants of Adherence to Diabetes Medication: Findings From a Large Pharmacy Claim Database, Diabetes Care, (38): 604-609.
Laiterapoong, N., Huang, E.S., Chin, M.H., 2011, Prioritization of Care in Adultswith Diabetes and Comorbidity, Ann N Y Acad Sci, (1243): 69-87.
Manan, M.M., Husin, A.R., Alkhosaiban, A.S., Interplay between Oral HypoglycemicMedication Adherence and Quality of Life among Elderly Type 2 DiabetesMellitus Patients, Journal of Clinical and Diagnostic Research, 8(12): 5-9.
Marbaise, S.G., Stummer, H., 2010, Diabetes adherence does gender matter?, J Public Health, (18) :219–226.
Marcum, Z.A., Gellad, W., 2012, Medication Adherence to Multi-Drug Regimens, Clin Geriatr Med. 28(2): 287–300.
Maher, R.L., Hanlon, J.T., hajjar, E.R., 2014, Clinical Consequences of Polypharmacy in Elderly, Expert Opin Drug Saf. 13(1): 1-11.
Nitin, S., 2010, HbA1c and factors other than diabetesmellitus affecting it, Singapore Med J, (8) : 616-622
Pascal, I.G., Ofoedu, J.N., Uchenna, N.P., Nkwa, A.A., Uchamma, G.U.E., 2012, Blood Glucose Control and Medication Adherence Among Adult Type 2 Diabetec Nigerian Attending A Primary Care Clinic in Under-Resourced Environment of Eastern Nigeria, N Am J Med Sci 4 (7) : 310-315.
Perez, L.G.E., Alvarez, M., Dilla, T., Guillen, V.G., Beltran, D.O., 2013, Adherence to Therapies in Patients with Type 2 Diabetes, Diabetes Therapy (2013), (4):175–194.
Perkeni, 2011, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Jakarta, p. 20.
Peron, E.P., Ogbonna, K.C., Donohoe, K.L., 2015, Diabetic Medications and Polypharmacy, Clin Geriatri Med, 31(1): 1- 14.
Rahmawati, Y., Sunarti, S., 2014, Permasalahan Pemberian Obat pada Pasien Geriatri di Ruang Perawatan RSUD Saiful AnwarMalang, Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(2): 141-145.
Rasmussen, 2014, Random blood glucose may be used to assess long-termglycaemic control among patients with type 2 diabetesmellitus in a rural African clinical setting, Tropical Medicine and International Health,19 (12): 1515-1519.
Riskesdas, 2013, Situasi dan Analisis Diabetes, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, pp. 1-2.
Schillinger, D., Barton, L.R., Karter, A.J., 2006, Does Literacy Mediate the RelationshipBetween Education and Health Outcomes?A Study of a Low-Income Populationwith Diabetes, Public Health Reports, (121): 245-254.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Serap, T., Bayram, S., 2015, FactorsInfluencingAdherence to DiabetesMedicationin Turkey, Sch. J. App. Med. Sci., 3(2A):602-607.
Stolar, Mark., 2010, Glycemic Control and Complications in Type 2 Diabetes Mellitus, Department of Clinical Medicine, Feinberg School of Medicine, Northwestern University, Chicago, Illinois, USA.
Swarjana, I. K., 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, CV Andi Offset, Yogyakarta, hal.52.
Wade, R., Paton, F., Woolacott, N., 2016, Systematic review of patient preference and adherence to the correct use ofgraduated compression stockings to prevent deep vein thrombosis in surgicalpatients, Journal of Advanced Nursing.
Yin, Y., Han, W., Wang, Y., et.al., 2015, Identification of Risk Factors Affecting Impaired Fasting Glucose and Diabetes in Adult Patients form Northeast China, Int. J. Environ. Res. Public Health, (12): 12662-12678.
Zhu, V.J., Tu, W., Marrero, D.G., Rosenman, M.B., and Overhage, J.M., 2011, Race and Medication Adherence and Glycemic Control: Findings from an Operational Health Information Exchange, AMIA Annu Symp Proc 2011 : 1649-1657
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 2. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 3. Surat keterangan verifikasi data CE&BU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 4. Formulir data penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 5. Definisi Operasional Penelitian
Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran
Skala Penilaian
Ketaatan
terapi
Seberapa taat pasien
terhadap terapi yang
direkomendasikan oleh
tenaga kesehatan (Jimmy,
2011). MPR merupakan
salah satu metode yang
digunakan untuk mengukur
ketaatan terapi pasien
(Doggrel, 2014).
Kategorikal 1 = taat (baik)
(MPR ≥ 0,8)
2 = tidak taat
(kurang baik)
(MPR <0,8)
Berdasarkan
skor MPR
Glukosa
Sewaktu
(GDS)
Pengukuran GDS terbukti
memilik korelasi dengan
HbA1c. Nilai GDS <7.0 mmol/l
memiliki sensitivitas 92%
untuk HbA1c <7.8% pada
pasien diabetes mellitus tipe 1
maupun tipe 2.
Rasio
Diubah
menjadi
kategorikal
1 = terkontrol
(≤ 135 mg/dL)
2 = tidak
terkontrol (>
135 mg/dL)
Glukosa
Puasa
(GDP)
GDP menunjukkan produksi
gula yang diproduksi oleh hati
selama puasa (Dipiro et al.,
2016). Rekomendasi nilai GDP
menurut ADA (2017) adalah
80-130 mg/dL
Rasio
Diubah
menjadi
kategorikal
1 = terkontrol
(80-130
mg/dL)
2 = tidak
terkontrol (>
130 mg/dL)
Usia Lama subjek penelitian hidup
dihitung sejak lahir hingga
waktu pengambilan data. Data
Rasio
1 = <60 tahun
2 = ≥ 60 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
usia didapatkan dengan melihat
rekam medis.
Diubah
menjadi
kategorikal
Pendidikan Pendidikan formal terakhir
yang dijalani oleh subjek. Data
pendidikan didapatkan dengan
melihat data informasi pada
rekam medis.
Kategorikal 1 = ≤ SMP
2 = > SMP
Polifarmasi Pengobatan yang tidak efektif,
dan atau duplikasi yang
biasanya ≥5 obat (Marcum
et.al., 2012; Maher et.al.,
2014).
Kategorikal 1 = ya
2 = tidak
Obat Obat yang dikonsumsi pasien
yang terdiri hanya dari 1 jenis
obat untuk obat tunggal
maupun obat yang dikonsumsi
pasien yang berjumlah 2-4
jenis obat dan terdiri dari obat
dengan golongan yang berbeda
untuk obat kombinasi.
Kategorikal 1 = obat
tunggal
2 = obat
kombinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 6. Perhitungan Sampel Penelitian
n =
Zα 1 + :;p 1 − p + Z>
?@ :A?@;
+ pB(1 − pB)
B
(p: − pB)B
p : ?EF;?@;F:
n =
1,96 1 + ::0,22 1 − 0,22 + 0,84 N,NO :AN,NO
:+ 0,37(1 − 0,37)
B
(0,05 − 0,37)B
n = 29.83 ≈ 30 orang
Zα: 1,96 didapat dari taraf kepercayaan yang digunakan peneliti yaitu 95% Zβ: 0,84 didapat dari nilai kuasa (power) diamana pada penelitian ini ditetapkan sebesar 80% P1: Probabilitas kejadian pasien yang taat menurut jurnal Charas (2013) yaitu 0,06 P2 :Probabilitas kejadian yang tidak taat menjalani terapi menurut jurnal Charas (2013) yaitu 0,37 M : jumlah kelompok taat dibandingkan dengan kelompok tidak taat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BIOGRAFI PENULIS
Kalvin Halimawan Susanto lahir di Temanggung, 28 Juli 1996 dan merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara. Anak dari pasangan Henry Susanto dan Laura Praticia . Penulis menempuh pendidikan di SD Pangudi Utami Temanggung 2002-2008. SMP Negeri 2 Temanggung 2008-2011, SMA Karangturi Semarang 2011-2014 dan pada tahun 2014 melanjutkna studi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan dan kepanitiaan seperti Pelepasan wisuda 2014,2015, Pharmacay Road to School 2015, Titrasi 2016, Future
Pharmacist in Action 2016, Student exchange program ke Taylor’s University Malaysia pada tahun 2017 dan 63rd IPSF World Congress di Taipei, Taiwan pada tahun 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI