skripsi bab I-V -...

26
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi. Tekanan darah normal adalah refleksi dari cardiac output (denyut jantung dan volume strock) dan resistensi peripheral (Yasmin A, 1993). Hipertensi adalah peningkatan dari tekanan sistolik di atas standar dihubungkan dengan usia. Diagnosa dari hipertensi pada orang dewasa dibuat ketika rata – rata dari dua atau lebih tekanan darah diastolik terbaca pada dua kejadian yang berbeda adalah 90 mmHg (Yasmin A, 1993). Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Apotik Mitra Farma, 2007). Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama) terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu (wikipedia, 2007). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (smeltzer, 2001).

Transcript of skripsi bab I-V -...

Page 1: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Definisi.

Tekanan darah normal adalah refleksi dari cardiac output (denyut

jantung dan volume strock) dan resistensi peripheral (Yasmin A, 1993).

Hipertensi adalah peningkatan dari tekanan sistolik di atas

standar dihubungkan dengan usia. Diagnosa dari hipertensi pada orang

dewasa dibuat ketika rata – rata dari dua atau lebih tekanan darah diastolik

terbaca pada dua kejadian yang berbeda adalah 90 mmHg (Yasmin A,

1993).

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi

adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan

darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan

(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Apotik Mitra Farma, 2007).

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di

mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu

lama) terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di

kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu (wikipedia, 2007).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas

90 mmHg (smeltzer, 2001).

Page 2: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

8

Hipertensi adalah bila didapatkan tekanan darah >140/90 mmHg

atau kenaikan tekanan diastolik >15 mmHg dan atau sistolik >30 mmHg

(Ketut Sudhaberata, 2008).

Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak /

belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari

seluruh hipertensi) (wikipedia, 2007).

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari

adanya penyakit lain (wikipedia, 2007).

2. Klasifikasi dan Kriteria.

a. Klasifikasi Hipertensi.

1). Hipertensi Primer.

Hipertensi primer memiliki banyak penyebab; beberapa

perubahan pada jantung dan pembuluh darah bersama-sama

menyebabkan meningkatnya tekanan darah (wikipedia, 2007).

2). Hipertensi sekunder.

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui

penyebabnya.. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya

adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah

kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya obat KB)

(wikipedia, 2007).

Page 3: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

9

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain

(wikipedia, 2007) :

1). Penyakit Ginjal, terdiri dari : 1). Stenosis arteri renalis;

2). Pielonefritis; 3). Glomerulonefritis; 4). Tumor-tumor ginjal;

5). Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan); 6). Trauma

pada ginjal (luka yang mengenai ginjal); dan 7). Terapi

penyinaran yang mengenai ginjal .

2). Kelainan Hormonal, terdiri dari : 1). Hiperaldosteronisme;

2). Sindroma Cushing

3). Obat-obatan, antara lain : 1). Obat KB; 2). Kortikosteroid;

3). Siklosporin; 4). Eritropoietin; 5). Kokain; 6). Penyalahgunaan

alkohol; 7). Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).

4). Penyebab Lainnya, misalnya : 1). Koartasio aorta; 2). Preeklamsi

pada kehamilan.

Page 4: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

10

b. Kriteria Hipertensi

Untuk mengetahui tingkatan hipertensi dipergunakan klasifikasi

sebagai berikut :

Table 2.1. klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa (wikipedia, 2007).

Kriteria Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah

Diastolik

Normal 120 mmHg - 130 mmHg

85 mmHg - 95 mmHg

Untuk para lansia tekanan diastolik 140 mmHg masih dianggap normal.

Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1 (Hipertensi ringan)

140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium 2 (Hipertensi sedang)

160-179 mmHg 100-109 mmHg

Stadium 3 (Hipertensi berat)

180-209 mmHg 110-119 mmHg

Stadium 4 (Hipertensi maligna)

210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

Page 5: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

11

Table.2.2.

Klasifikasi Hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan

diastolik (Info-sehat, 2007).

Kategori Tekanan Diastolik.

Hipertensi derajat I

tekanan diastoliknya 95-109 mmHg.

Hipertensi derajat II

tekanan diastoliknya 110-119 mmHg.

Hipertensi derajat III

tekanan diastoliknya lebih dari 120 mmHg.

Tabel 2.3. Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 tahun ke

atas (smeltzer, 2001).

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 130 < 85

Normal Tinggi 130 – 139 85 – 89

Hipertensi

Hipertensi stadium 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

Hipertensi stadium 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

Hipertensi stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119

Hipertensi stadium 4 (sangat berat)

= 210 = 110

Page 6: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

12

3. Faktor yang mempengaruhi Hipertensi

a. Usia.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang

mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat

sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai

usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan

menurun drastis. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik

mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari

90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.

Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Pada usia lanjut Arteri besar kehilangan kelenturannya dan

menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat

jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada

setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit

daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Dengan cara

yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi

"vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara

waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam

darah (wikipedia, 2007).

b. Riwayat keluarga.

Sebanyak 75% pasien hipertensi mempunyai riwayat keluarga

dengan hipertensi. Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan

riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi

Page 7: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

13

didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi esensial

lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar

monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita hipertensi.

Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran

didalam terjadinya hipertensi (Apotik Mitra Farma, 2007).

c. Obesitas.

Meningkatnya berat badan pada masa anak – anak atau usia

pertengahan akan meningkatkan resiko hipertensi. Berdasarkan

penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi

dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan

terjadinya hipertensi dikemudian hari. Penyelidikan membuktikan

bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita

obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita

yang mempunyai berat badan normal (Apotik Mitra Farma, 2007).

d. Serum lipid.

Meningkatnya triglyserida atau kolesterol akan meningkatkan

resiko hipertensi. Pada keadaan kadar kolesterol yang tinggi,

kekentalan darah akan meningkat dan kelancaran aliran darah akan

menurun karena banyaknya timbunan kolesterol dalam darah sehingga

kondisi ini akan meningkatkan tekanan darah (Yasmin A, 1993).

Page 8: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

14

e. Diet.

Diet tinggi sodium akan meningkatkan resiko hipertensi.

Sodium meningkatkan retensi (penimbunan) cairan di dalam pembuluh

darah dan oleh karena itu akan meningkatkan volume darah yang akan

menimbulkan efek samping meningkatnya beban kerja jantung dan

cardiac output yang berakibat meningkatkan tekanan darah.. resiko

juga meningkat pada masyarakat industri dengan tinggi lemak, dan diet

tinggi kalori (Yasmin A, 1993).

f. Stress

Hubungan antara stress dengan hipertensi, diduga melalui

aktivasi saraf simpatis. (saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada

saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada

saat kita tidak beraktivitas). Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat

meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu).

Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah

menetap tinggi. Pada keadaan stress dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor (penyempitan)

(Apotik Mitra Farma, 2007).

g. Faktor Hormon.

Perempuan memiliki hormon estrogen yang mempunyai fungsi

mencegah kekentalan darah serta menjaga dinding pembuluh darah

supaya tetap baik. Apabila ada ketidakseimbangan pada hormon

estrogen dan progesteron dalam tubuh, maka akan dapat

Page 9: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

15

mempengaruhi tingkat tekanan darah dan kondisi pembuluh darah

(Gramedia-majalah, 2008).

Gangguan keseimbangan hormonal ini dapat terjadi pada

penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Pada pemakaian hormon

estrogen dan hormon progesteron sintetis, misalnya etunilestradiol

(turunan dari hormon estrogen) untuk menghambat fertilitas akan

memberikan efek – efek tertentu bagi tubuh. Berbagai efek hormon –

hormon ovarium tergadap fungsi gonadotropik dan hipofisis yang

menonjol antara lain dari estrogen adalah inhibisi sekrsesi FSH dan

dari progesteron inhibisi pelepasan LH. Pengukuran FSH dan LH

dalam sirkulasi menunjukan bahwa kombinasi estrogen dan

progesterone menekan kedua hormon. Sehingga terjadi ketidak

seimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh yang akan

memacu terjadinya gangguan pada tingkat pembuluh darah dan kondisi

pembuluh darah yang dimanifestasikan dengan kenaikan tekanan

darah. Efek ini mungkin terjadi karena baik estrogen maupun

progesteron memiliki kemampuan untuk mempermudah retensi ion

natrium dan sekresi air akibat kenaikan aktivitas renin plasma dan

pembentukan angiotensin yang menyertainya (Yayasan Harapan

Permata Hati Kita, 2008; Max Josep Herman, 2008).

Page 10: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

16

4. Manifestasi Klinis

Peninggian tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya

gejala pada hipertensi esensial. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan

tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ

sasaran seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung (Apotik Mitra Farma,

2007).

Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing atau migren

sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi esensial. Pada survei

hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut : 1).

Pusing.2). Mudah marah; 3). Telinga berdengung; 4). Mimisan (jarang);

5). Sukar tidur; 6). Sesak nafas; 7). Rasa berat di tengkuk; 8). Mudah

lelah; 9). Mata berkunang-kunang (Apotik Mitra Farma, 2007).

Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah :

1). Gangguan penglihatan;2). Gangguan saraf;3). Gagal jantung;4).

Gangguan fungsi ginjal;5). Gangguan serebral (otak) yg mengakibatkan

kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan

kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma(Apotik Mitra Farma,

2007).

Page 11: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

17

5. Pencegahan dan Pengobatan.

Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis

yaitu (Apotik Mitra Farma, 2007) :

a. Pengobatan non obat (non farmakologis).

Yang termasuk pengobatan hipertensi non farmakologi antara lain :

1). Mengatasi obesitas / menurunkan kelebihan berat badan.

2). Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.

Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan

makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan

sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai

sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai

pelengkap pada pengobatan farmakologis.

3). Ciptakan keadaan rileks

Berbagaicara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat

mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan

darah.

4). Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama

30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.

5). Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.

Page 12: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

18

b. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

1). Prinsip pengobatan Hipertensi.

Pengobatan hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip sebagai

berikut :

a). Pengobatan hipertensi sekunder lebih mendahulukan

pengobatan penyebab hipertensi.

b). Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan

tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan

mengurangi timbulnya komplikasi. Upaya menurunkan tekanan

darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi.

c). Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang,

bahkan kemungkinan seumur hidup.

2). Jenis – jenis obat Hipertensi :

a). Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara

mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume

cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa

jantung menjadi lebih ringan.

Contoh obat-obatan yang termasuk golongan diuretik

adalah Hidroklorotiazid.

Efek samping yang sering dijumpai adalah : hipokalemia

(kekurang kalsium dalam darah) dan hiponatremia (kekurang

natrium dalam darah) yang dapat mengakibatkan gejala lemas,

Page 13: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

19

hiperurisemia (peningkatan asam urat dalam darah) dan

gangguan lainnya seperti kelemahan otot, muntah dan pusing.

b). Penghambat Simpatetik

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas

saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ).

Contoh obat yang termasuk dalam golongan penghambat

simpatetik adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

Efek samping yang dijumpai adalah : anemia hemolitik

(kekurangan sel darah merah karena pecahnya sel darah

merah), gangguan fungsi hati dan kadang-kadang dapat

menimbulkan Hepatitis.

c). Betabloker

Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui

penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak

dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap

gangguan pernapasan seperti asma bronkial.

Contoh obat-obatan yang termasuk dalam golongan

betabloker adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.

Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena

dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula

dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat

bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala

Page 14: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

20

bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga

pemberian obat harus hati-hati.

d). Vasodilator

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah

dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah).

Contoh obat – obatan yang termasuk dalam golongan ini

adalah : Prasosin, Hidralasin.

Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari

pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.

e). Penghambat ensim konversi Angiotensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat

pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan

peningkatan tekanan darah).

Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah

Kaptopril.

Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering,

pusing, sakit kepala dan lemas.

f). Antagonis kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung

dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas).

Contoh obat yang termasuk golongan obat ini adalah :

Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil.

Page 15: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

21

Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit,

pusing, sakit kepala dan muntah.

g). Penghambat Reseptor Angiotensin II

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi

penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang

mengakibatkan ringannya daya pompa jantung.

Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah

Valsartan (Diovan).

Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala,

pusing, lemas dan mual.

B. Kontrasepsi Hormonal

1. Definisi.

Keluarga Berencana (KB) adalah suatu usaha untuk

menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan

memakai kontrasepsi (Mochtar,1998).

Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian

dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan

kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera (UU No.10, 1992 ).

Page 16: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

22

Konsepsi adalah terjadinya pertemuan antara sel telur (ovum)

istri dengan sel mani (spermatozoa) suami pada saluran telur, sedangkan

maksud dari Kontrasepsi atau antikonsepsi adalah cara untuk mencegah

terjadinya konsepsi (Mochtar,1998).

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang

bahan bakunya mengandung hormon kelamin wanita (estrogen dan

progestin) baik yang sintetis maupun yang alami, kadar hormone dalam

kontrasepsi tersebut tidak sama untuk setiap jenis. Termasuk dalam

kategori alat kontrasepsi hormonal adalah pil, suntikan dan norplant

(BKKBN, 1988).

2. Kontrasepsi Suntik.

a. Definisi.

Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang

pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut pada

wanita usia subur. Obat ini bersisi depo medroxy progesterone acetate

(DMPA ). penyuntikan dilakukan pada otot (intramuscular) di bokong

(gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoid) (Maryani,

2007.

Kontrasepsi suntik adalah alat pencegah kehamilan yang

pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut pada

ibu yang masih subur (BKKBN, 1988).

Page 17: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

23

Lama adalah panjangnya waktu (Surayin, 2001). Lama pemakaian

kontrasepsi suntik adalah panjangnya waktu selama seseorang

mendapatkan kontrasepsi suntik yang dimulai ketika seseorang

pertama kali mendapatkan suntikan (Surayin, 2001; Maryani, 2007).

a. Macam Suntikan Kontrasepsi Hormonal.

Ada 3 (tiga) macam suntikan yang tersedia dalam program yaitu :

Depoprovera, Depoprogesten, dan Noristerat. Depoprovera tersedia

dalam bentuk larutan warna putih susu sebanyak 3 cc/vial dalam botol.

Bahan depoprovera dibuat dari 150 mg depo medroxy 17 alpha

progesterone acetate yang dilarutkan dalam air. Depoprogestin

mempunyai komposisi yang sama dengan depoprovera. Noristerat

tersedia dalam ampul. Setiap ampul berisi 1 ml larutan minyak yang

mengandung 200 mg Noristeron enantat (NET-EN).

b. Cara Kerja.

Ada 3 (tiga) cara mekanisme kerja suntikan sebagai suatu alat

kontrasepsi :

1). Mencegah terjadinya ovulasi dengan cara menekan faktor

pengeluaran FSH pada glandula fituitaria di hipothalamus.

2). Menebalkan lendir dari cervik sehingga merupakan barrier yang

menyulitkan penetrasi dari sperma ke dalam.

3). Menipiskan lapisan endometrium sehingga kurang baik untuk

terjadinya nidasi.

Page 18: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

24

c. Cara Pemberian dan Dosis yang diberikan.

1). Depoprovera atau Depoprogestine.

Suntukan Depoprovera disuntikan kedalam alat (“deep

intramuscular”) pada hari 1-7 haid, pasca abortus ataupun pasca

persalinan dengan jarak penyuntikan setiap 12 minggu sekali.

Dosis yang diberikan adalah 150 mg (3 cc) untuk 12 minggu.

2). Noristerat.

Untuk mendapatkan efektifitas yang tinggi maka penyuntikan

Noristerat haruslah mengikuti cara sebagai berikut :

a). Suntikan I s/d IV setiap 8 (delapan) minggu.

b). Selanjutnya suntikan diberikan setiap 12 minggu.

Setiap suntikan terdiri dari 1 (satu) ampul Noristerat yang berisi

1 ml larutan minyak yang mengandung 200 mg NET-EN.

Pemberian suntikan dapat dilakukan pada waktu – waktu berikut :

a). Hari 1-7 haid.

b). Pasca Abortus.

c). Pasca Persalinan.

Penyuntikan diberikan kedalam otot (“deep intra muscular”) pada:

a). Musculus deltoideus (otot bahu) atau

b). Musculus gluteus (otot bokong).

Page 19: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

25

d. Efek samping dan cara penanggulangan.

1). Gangguan haid.

Gejala dan keluhan : Ammenorrhoe (tidak datangnya haid

pada setiap bulan selama akseptor mengikuti suntikan KB),

metrhoragia (perdarahan yang berlebihan diluar masa haid), spotting

(bercak – bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama akseptor

mengikuti KB suntik), menorrhagia (datangnya darah haid yang

jumlahnya berlebihan).

Penanganan dan pengobatan : bila pasien ingin haid, dapat

dilakukan dengan cara memberikan pil KB hari ke 1 sampai ke 2

masing – masing 3 tablet. Selanjutnya hari ke 4, 1x1 selama 4 – 5

hari. Bila perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen

misalnya : lynoral 2x1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah

perdarahan berhenti dapat diberikan 1x1 tablet selama beberapa hari.

2). Depresi.

Gejala dan keluhan : perasaan lesu dan tidak bersemangat.

Penanganan dan pengobatan : pemberian penjelasan mengenai

kemungkinan timbulnya gejala tersebut. Pemberian vitamin B6, 50

mg per hari sampai gejala depresi perasaan lesu hilang.

Page 20: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

26

3). Keputihan.

Gejala dan keluhan : cairan putih kekuningan keluar dari

vagina, tidak gatal.

Penanganan dan pengobatan : pemberian penjelasan tentang

kemungkinan terjadi hal tersebut karena perubahan hormonal

sehingga timbul jamur, dan perlu kebersihan daerah vagina.

Keputihan ini karena jamur, oleh karena itu diberikan obat anti

jamur, Flagystatin atau Fasigyn-Nystatin.

4). Jerawat.

Gejala dan keluhan : timbul jerawat di wajah. Penganganan

dan pengobatan : penjelasan tentang kemungkinan timbulnya

jerawat, maka kebersihan wajah perlu dijaga dan mengurangi

makanan berlemak. Pemberian Pil yang bersifat estrogenik. Bila

perlu ganti cara kontrasepsi non hormonal.

5). Perubahan Libido.

Gejala dan keluhan : libido menurun atau meningkat pada

akseptor. Hal ini bersifat subjektif dan sulit dinilai.

Penanggulangan dan pengobatan : menjelaskan kepada pasien

kemungkinan hal ini, dan sifatnya yang subjektif. Bila perlu ganti

cara kontrasepsi non hormonal.

Page 21: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

27

6). Perubahan Berat Badan.

Gejala dan keluhan : berat badan bertambah atau turun,

kenaikan berat badan rata – rata 3 kg tiap tahun atau 2 kg turun tiap

tahun.

Penanggulangan dan pengobatan : penjelasan bahwa

pemakaian suntikan dapat mempengaruhi kenaikan atau penurunan

berat badan, tetapi tidak terjadi pada semua orang, serta bersifat

sementara. Dianjurkan untuk melakukan diet makanan dan apabila

dengan diet tidak bisa tertolong maka perlu ganti cara kontrasepsi.

7). Tekanan Darah.

Gejala dan keluhan : pada pemakaian kontrasepsi suntik ini

dapat mempengaruhi kenaikan tekanan darah tetapi dalam tingkatan

yang sedikit dan tidak terjadi pada semua orang.

Penanganan dan pengobatan : pada penderita dengan tekanan

darah yang tinggi dapat diberikan obat anti hipertensi dan dianjurkan

untuk diet rendah garam. Apabila cara ini tidak berhasil maka

dianjurkan untuk mengganti cara kontrasepsi.

8). Pusing dan sakit kepala

Gejala dan keluhan : rasa berputar atau rasa sakit pada

kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau seluruh

bagian kepala. Biasanya bersifat sementara.

Page 22: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

28

Penanganan dan pengobatan : pemberian anti prostaglandin

untuk mengurangi keluhan misalnya acetasol 500 mg 3x1 tablet

per hari.

e. Kontraindikasi kontrasepsi suntik.

1). Hamil atau kemungkinan hamil.

2). Riwayat penyakit hati.

3). Kelainan kardiovaskuler seperti hipertensi berat, varises berat, dan

infark jantung.

4). Tumor ginekologi.

5). Gangguan perdarahan pada vagina yang tidak teratur atau spotting.

f. Kelebihan kontrasepsi suntik.

1). Keuntungan.

a). Tidak menekan laktasi.

b). Dapat dipakai oleh akseptor yang tidak tahan terhadap estrogen.

c). Tidak dipengaruhi faktor subjektif seperti Pil KB.

2). Efektivitas.

Secara umum suntikan adalah kontrasepsi yang efektivitasnya tinggi

yaitu berkisar antara 97,0% – 98,2%.

3). Kembalinya fertilitas.

Bagi akseptor yang menghentikan pemakaian suntikan 90%

akan mendapat siklus haid yang normal dalam waktu 3 (tiga) bulan

dan 100% dalam waktu 6 (enam) bulan. Dalam waktu 12 (dua belas)

bulan, 95% dari mereka itu akan menjadi hamil.

Page 23: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

29

4). Rujukan.

Setiap efek samping atau komplikasi dan kegagalan suntik

yang tidak dapat ditanggulangi sendiri, seperti cara KB yang lain,

hendaknya dirujuk ke fasilitas yang lebih mampu.

C. Hubungan lama penggunaan kontrasepsi hormonal (suntik) dengan

kejadian hipertensi.

Tekanan darah normal adalah refleksi dari cardiac output (denyut

jantung dan volume strock) dan resistensi peripheral (Yasmin A, 1993).

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama) terjadi

pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga

kali dalam jangka beberapa minggu (wikipedia, 2007).

Idealnya orang sehat mempunyai tekanan darah berkisar antara

sistoli < 130 dan diastolik < 85 atau sistolik antara 130 – 139 dan diastolik

antara 85 – 89. Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh

kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan

mengukur tekanan darah kita secara teratur. Diketahui 9 dari 10 orang yang

menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya.

Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika

salah satu orang tua terkena hipertensi, maka kecenderungan anak untuk

menderita hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan mereka yang

tidak memiliki orang tua menderita hipertensi. Selain hal diatas, ada faktor –

Page 24: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

30

faktor lain yang juga berperan dalam munculnya penyakit hipertensi antara

lain : usia, stress, serum lipid, diet, obesitas, faktor hormonal, pemakaian

kontrasepsi hormonal, penyakit ginjal, obat – obatan dan penyebab lainnya.

Diatas disebutkan salah satu faktor pencetus hipertensi adalah

penggunanan alat kontrasepsi hormonal. Efek hormon maupun resiko

hipertensi pada penggunaan kontrasepsi hormonal ini berhubungan dengan

ras, sejarah keluarga, kegemukan, makanan, merokok, dan lama pemakaian

kontrasepsi hormonal.

Page 25: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

31

D. Kerangka Teori

Gbr. 1. Skema kerangka teori modifikasi dari : (BKKBN, 1988; Yasmin.A,1993,

Apotik Mitra Farma, 2007; Gramedia-majalah, 2008).

E. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Gbr. 2. Skema kerangka konsep penelitian

F. Variabel Penelitian

i. Variabel bebas : Lama penggunaan kontrasepsi hormonal (suntik).

ii. Variabel terikat : Hipertensi.

Lama penggunaan kontrasepsi

hormonal (suntik) Hipertensi

Faktor penyebab Hipertensi :

Usia.

Riwayat keluarga.

Obesitas.

Serul lipid.

Diet.

Stress.

Faktor hormon.

Penyakit ginjal.

Kelainan hormonal.

Obat – obatan : obat KB

Hipertensi

Page 26: skripsi bab I-V - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-pramonog2a... · 9 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain (wikipedia,

32

G. Hipotesa

Ha : Ada hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi hormonal (suntik)

dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur.