Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

50
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuhan menciptakan setiap makhluk hidup dengan kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar dirinya berupa sistem imun. Sistem pertahanan (sistem imun) berfungsi untuk mengatasi dan mengalahkan kuman-kuman penyakit, berupa virus, bakteri, parasit dan jamur. Tetapi bila kuman penyakit itu ganas, sistem pertahanan tubuh (terutama pada anak-anak dengan daya tahan tubuh yang lemah) tidak mampu mencegah kuman itu berkembang biak, sehingga dapat mengakibatkan penyakit berat yang membawa kepada cacat atau kematian (RSPI Sulianti Saroso, 2010). Ketika seorang bayi dilahirkan ke dunia, ia sudah harus menghadapi berbagai “musuh” yang mengancam jiwa. Virus, bakteri dan bibit penyakit lainnya berisiko masuk kedalam tubuhnya yang masih lemah. Untuk menghadapi resiko tersebut sang bayi telah dibekali

description

jjj

Transcript of Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

Page 1: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuhan menciptakan setiap makhluk hidup dengan kemampuan untuk

mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar dirinya berupa sistem imun.

Sistem pertahanan (sistem imun) berfungsi untuk mengatasi dan mengalahkan

kuman-kuman penyakit, berupa virus, bakteri, parasit dan jamur. Tetapi bila

kuman penyakit itu ganas, sistem pertahanan tubuh (terutama pada anak-anak

dengan daya tahan tubuh yang lemah) tidak mampu mencegah kuman itu

berkembang biak, sehingga dapat mengakibatkan penyakit berat yang membawa

kepada cacat atau kematian (RSPI Sulianti Saroso, 2010).

Ketika seorang bayi dilahirkan ke dunia, ia sudah harus menghadapi

berbagai “musuh” yang mengancam jiwa. Virus, bakteri dan bibit penyakit

lainnya berisiko masuk kedalam tubuhnya yang masih lemah. Untuk menghadapi

resiko tersebut sang bayi telah dibekali dengan antibody yang telah diberikan

ibunya. Anti bodi inilah yang disebut sebagai daya imunitas alami atau kekebalan

tubuh (Astaqauliyah, 2008).

Daya imunitas alami tidak cukup adekuat untuk melindungi bayi dari

berbagai penyakit yang ada. Oleh karena itu, bayi dan balita perlu di imunisasi.

Bayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindungi dari

beberapa penyakit berbahaya dan mencegah penularan ke adik, kakak dan teman-

teman disekitarnya. Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak

Page 2: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut.

Anak yang telah di imunisasi bila terinfeksi oleh kuman tersebut tidak akan

menularkan ke orang lain. Jadi imunisasi selain bermamfaat untuk diri sendiri

juga bermamfaat untuk mencegah penyebaran ke orang lain di sekitarnya.

“menurut data World health Organization (WHO) sampai saat ini sekitar 194

negara maju maupun sedang berkembang tetap melakukan imunisasi rutin pada

bayi dan balitanya” (WHO, 2004 dalam Soedjatmiko, 2009).

Anak yang tidak diberikan imunisasi dasar lengkap pada saat masih bayi,

tubuhnya tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut.

Bila kuman yang berbahaya yang masuk sangat banyak maka tubuhnya tidak

mampu melawan kuman tersebut sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat

atau meninggal. Oleh karena itu, bila orang tua tidak mau anaknya dimunisasi

berarti bisa membahayakan keselamatan anaknya dan anak-anak lain

disekitarnya, karena mudah tertular penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan

sakit berat, cacat atau kematian (Soedjatmiko, 2009).

Keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian Universal

Child Immunization (UCI) desa/kelurahan. Target cakupan imunisasi program

UCI (Universal Child Immunization) untuk BCG, DPT, Polio, campak dan

Hepatitis B harus mencapai 80% baik ditingkat nasional, propinsi dan kabupaten

bahkan di setiap desa (Ranuh dkk, 2005). Pemerintah menargetkan hasil

pencapaian UCI tingkat nasional untuk tahun 2014 adalah 100% desa/kelurahan.

Upaya untuk pencapaiannya adalah melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi

Nasional-UCI (GAIN-UCI) yang salah satunya adalah melalui Posyandu.

Page 3: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

Peran orang tua terutama ibu pada program imunisasi sangatlah

penting. Petugas kesehatan harus memberikan pendidikan kesehatan dan

pengetahuan tentang imunisasi sebelum imunisasi diberikan pada bayi dan anak,

menggali pemahaman orang tua tentang imunisasi dengan menggunakan

pertanyaan terbuka untuk mendapatkan informasi seluas-luasnya mengenai

pemahaman orang tua tentang pemeliharaan kesehatan bayi melalui pencegahan

penyakit dengan imunisasi agar dapat memberikan edukasi yang tepat (Ali 2002).

Cahyono (2003) dalam penelitiannya pada anak usia 12-23 bulan di

Indonesia menyebutkan bahwa anak yang berasal dari seorang ibu yang tinggal di

pedesaan, berpendidikan rendah, kurang pengetahuan, tidak memiliki Kartu

Menuju Sehat (KMS), tidak punya akses ke media massa (seperti surat

kabar/majalah, radio dan Tv), dan ayahnya berpendidikan SD ke bawah

mempunyai resiko besar untuk tidak di imunisasi lengkap. Selain itu semakin

banyak jumlah anak, semakin besar kemungkinan seorang ibu tidak

mengimunisasikan anaknya dengan lengkap.

Berdasarkan data awal yang diperoleh peneliti tentang cakupan imunisasi

terhadap 40 sasaran balita di desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan pada

tahun 2013 hanya sebanyak 31 balita yang di imunisasi, (Puskesmas peusangan,

2013). Data tersebut jelas menunjukkan bahwa masih ada bayi yang belum

mendapatkan imunisasi sebagaimana mestinya. Bila terjadi wabah maka bayi

yang belum mendapat imunisasi dasar tersebut akan mudah tertular penyakit

berbahaya, akan sakit berat, meninggal atau cacat.

Page 4: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

Dari hasil wawancara terhadap 10 ibu yang memiliki bayi di desa Cot

Rabo Tunong, peneliti menemukan 4 dari 10 ibu tidak mengimunisasikan

anaknya, tidak dapat menyebutkan definisi imunisasi, beranggapan bahwa

imunisasi tidak begitu penting, serta tidak di izinkan oleh orang tua dan suami

untuk mengimunisasikan anak mereka karena takut menderita panas tinggi dan

lumpuh, sehingga sikap ibu-ibu tidak mau mengimunisasikan anaknya ke

Posyandu

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Sikap dan Perilaku Ibu dengan Pemberian

Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan

Kabupaten Bireuen Tahun 2013”.

B. Perumusan Masalah

Peran orang tua terutama ibu dalam program imunisasi sangatlah penting.

Orang tua yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang imunisasi beresiko

tidak akan mengimunisasikan anaknya secara lengkap. Pengetahuan ibu yang

rendah terhadap imunisasi kemungkinan besar juga akan mendorong sikap yang

negative terhadap imunisasi sehingga ia tidak mau mengimunisasikan anaknya.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui adakah pengaruh sikap ibu

terhadap perilaku pemberian imunisasi dasar pada bayi di Desa Cot Rabo Tunong

Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2013.

Page 5: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap ibu

terhadap perilaku pemberian imunisasi dasar pada bayi di Desa Cot Rabo

Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui sikap ibu tentang pemberian imunisai dasar pada bayi.

b. Untuk mengetahui perilaku ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada

bayi.

c. Untuk mengetahui pengaruh sikap ibu terhadap perilaku dalam pemberian

imunisasi dasar pada bayi.

D. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metode penelitian di

masa yang akan dating dan sebagai wawasan dibidang komunitas yang terkait

dengan imunisasi.

2. Ibu/masyarakat

Sebagai tambahan pengetahuan dan salah satu upaya untuk meningkatkan

pengetahuan responden khususnya tentang pemberian imunisasi dasar pada

bayi.

3. Peneliti Keperawatan

Menjadi data dasar untuk penelitian lebih lanjut dibidang keperawatan

komunitas khususnya berkaitan dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi.

Page 6: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

4. Profesi Keperawatan

Sebagai bahan kajian dalam menganalisa permasalahan yang berkaitan

dengan perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi.

5. Puskesmas Peusangan

Sebagai bahan masukan yang bermamfaat bagi petugas kesehatan tentang

perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi sehingga

diharapkan dapat menigkatkan penyuluhan tentang imunisasi dasar pada bayi.

Page 7: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

1. Pengertian

Menurut Notoadmodjo (2005), perilaku adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Secara singkat

aktivitas manusia dikelompokkan menjadi dua yakni :

a. Aktivitas yang dapat diamati orang lain misalnya : berjalan, bernyanyi,

tertawa dan sebagainya.

b. Aktivitas yang tidak diamati orang lain misalnya berpikir, berfantasi,

bersikap dan sebagainya.

Sejalan dengan batasan perilaku tersebut maka perilaku kesehatan adalah

(healthy behavior) adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang

berkaitan dengan sehat sakit, penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi

sehat sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan

kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau

kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak

dapan diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan. Pemeliharaan ini mencakup mencegah atau melindungi

diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan

mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan

(Notoatmodjo, 2003).

Page 8: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

Perilaku adalah hasil atau resultan antara stimulus (faktor eksternal)

dengan respon (faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku

tersebut. Dengan perkataan lain perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi atau

di tentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Faktor

yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Perilaku

manusia terbentuk dari tiga faktor yaitu faktor-faktor predisposisi, faktor-faktor

pendukung dan faktor-faktor pendorong salah satu contoh faktor predisposisi

adalah seseorang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu disebabkan

karena orang tersebut tidak tahu atau belum mengetahui mamfaat atau tujuan

imunisasi bagi anaknya.

2. Klasifikasi

Perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Perilaku tertutup (covert behavior).

Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih

belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah

berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar.

B. Sikap

1. Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek. Menurut Newcomb dalam (Notoatmodjo, 2005),

sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

Page 9: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan

atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka.

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu

sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Peningkatan cakupan imunisasi melalui pendidikan orang tua telah

menjadi strategi popular diberbagai negara. Strategi ini berasumsi bahwa

anak-anak tidak akan diimunisasi secara benar bila orang tua tidak mendapat

penjelasan yang baik atau karena memiliki sikap yang buruk tentang

imunisasi. Sebaliknya program imunisasi dapat berhasil jika ada usaha yang

sungguh-sungguh dan berkesinambungan pada orang-orang yang memiliki

pengetahuan, sikap dan komitmen yang tinggi terhadap imunisasi.

2. Komponen Sikap

Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2002) sikap itu terdiri

dari tiga komponen pokok, yaitu :

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Artinya,

bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap

objek. Sikap ibu terhadap pemberian imunisasi misalnya, berarti

bagaimana pendapat atau keyakinan ibu terhadap pemberian imunisasi.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian orang tersebut terhadap objek tersebut seperti contoh

butir a tersebut, berarti bagaimana penilaian ibu terhadap pemberian

imunisasi, apakah diperlukan atau tidak.

Page 10: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

c. Kecenderungan untuk bertindak artinya sikap merupakan komponen yang

mendahului tindakan atau perilaku. Sikap adalah ancang-ancang untuk

bertindak atau berperilaku. Misalnya, sikap terhadap pemberian

imunisasi, adalah apakah ibu akan mengimunisasikan anaknya.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh.

dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi

memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya, seorang ibu telah mendengar

tentang penyakit polio (penyebabnya, akibatnya, pencegahannya dan

sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha

agar anaknya tidak terkena polio.

3. Tingkatan

Menurut Notoatmodjo (2005) sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan

menerima stimulus yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subyek, atau seseorang memberikan nilai

yang positif terhadap obyek atau stimulus, dalam arti, membahasnya

dengan orang lain dan bahkan mengajak atau menganjurkan orang lain

untuk merespon.

Page 11: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil

sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil

resiko bila orang lain mencemoohkan atau adanya resiko lain.

4. Pengukuran

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat/pernyataan

responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan

dengan pernyataan-pernyataan kemudian ditanyakan pendapat responden

melalui kuesioner (Notoatmodjo, 2002).

C. Imunisasi Dasar

1. Pengertian

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan

penyakit tersebut tidak akan menderita penyakitnya. Sedangkan imunisasi

dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan

diatas ambang perlindungan. Universal Child Imunization (UCI) adalah suatu

keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi atau

anak dibawah umur 1 tahun (WHO, 2004).

Depkes RI (2000) mendefinisikan imunisasi sebagai upaya yang

dilakukan dengan sengaja untuk memberikan kekebalan (Imunitas) pada bayi

atau anak sehingga terhindar dari penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan

Page 12: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit merupakan upaya penting dalam

memelihara kesehatan anak.

2. Tujuan

Pemberian imunisasi bertujuan untuk merangsang sistem imun agar

imunitas humoral (antigenspesifik humoral antibody) dan imunitas seperti

imunitas pasif yang berlangsung sangat singkat dapat bertahan sampai

beberapa tahun. Vaksin akan berinteraksi dan umumnya menghasilkan respon

imun yang sama dengan infeksi alami. Vaksin juga dapat menimbulkan

immunologic memori yang mirip dengan yang didapat dari infeksi alami

(Depkes RI, 2005).

3. Jenis imunisasi

Kata imun berasal dari bahasa latin immunitas yang berarti

pembebasan (kekebalan). System imun adalah suatu system dalam tubuh

yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja

secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing (antigen) seperti

kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

Imunisasi dibagi menjadi dua yaitu, imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

a. Imunisasi aktif

Pada imunisasi ini, kuman yang telah dimatikan atau dilemahkan

disuntikkan ke dalam tubuh anak. Suntikan ini akan merangsang tubuh

mengembangkan daya tahannya. Tubuh akan memproduksi zat-zat yang

disebut antibody. Antibody ini diciptakan untuk menanggulangi kuman-

kuman yang menyerang tubuh. Antibody yang membentengi tubuh

Page 13: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

terhadap penyakit-penyakit dapat bertahan pada tubuh dalam waktu lama,

kadang-kadang seumur manusia.

b. Imunisasi pasif

Merupakan penginjeksian antibody siap pakai. Antibody yang tidak

dibuat oleh tubuh sendiri, berasal dari serum atau darah binatang,

umpanya kuda, yang sebelumnya di imunisasi secara aktif dengan tujuan

mendapatkan antibody itu. Berbeda dengan imunisasi aktif, imunisasi

pasif menghasilkan kekebalan yang bersifat sementara terhadap penyakit.

Keunggulan dari kekebalan pasif adalah langsung dapat dipergunakan

tanpa menunggu tubuh penderita membentuknya. Sedangkan

kelemahannya adalah tidak dapat berlangsung lama.

4. Jadwal pemberian imunisasi

Imunisasi merupakan program pemerintah untuk melindungi anak dari

bahaya penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan sakit berat, kecacatan

atau kematian. Imunisasi yang disediakan oleh pemerintah ada lima yaitu

Hepatitis B (HB), Polio, BCG, DPT dan Campak (Soedjatmiko, 2008).

a. Imunisasi Hepatitis B

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit hepatitis. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B tiga kali.

Waktu pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0-11 bulan. Cara

pemberian imunisasi ini adalah intramuscular. Efek samping dari

imunisasi hepatitis B adalah demam ringan, rasa tidak enak pada

pencernaan dan terasa nyeri pada tempat suntikan.

Page 14: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

b. Imunisasi polio

Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap

penyakit poliomyelitis. Imunisasi dasar vaksin polio diberikan empat kali

(polio I, II, III, IV) dengan interval tidak kurang empat minggu. Cara

pemberian langsung diteteskan ke mulut anak sebanyak 2 tetes.

c. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Vaksin BCG adalah vaksin mikrobakterium yang dilemahkan,

digunakan pada manusia untuk pencegahan tuberculosis dihampir seluruh

penjuru dunia. Vaksin BCG diberikan pada bayi umur 0-12 bulan secara

suntikan intrakutan dengan dosis 0,05 ml. vaksin BCG dinyatakan

berhasil apabila terjadi tuberculin konversi pada tempat suntikan.

d. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus)

DPT adalah suatu dispense sel bordetella pertusis inaktif

dikombinasikan dengan toksoit difteri atau tetanus, yang diberikan secara

intramuscular. Dosis imunisasi ini adalah 0.5 ml. frekuensi pemberian

imunisasi DPT adalah tiga kali. Efek samping DPT berbentuk efek ringan

dan efek berat. Efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri pada tempat

penyuntikan dan demam sedangkan efek berat dapat menangis hebat

kesakitan, kesadaran menurun, kejang.

e. Imunisasi campak

Vaksin campak adalah vaksin hidup yang dilemahkan dari galur

virus dengan antigen tunggal yang dibiarkan dalam embrio ayam. Vaksin

ini diberikan pada bayi umur 9 bulan, karena masih ada antibody yang

Page 15: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

diperoleh dari ibu. Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu

kali, dengan waktu pemberian pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian

imunisasi ini melalui subkutan dengan dosis 0,5 ml. efek samping dari

pemberian imunisasi campak adalah kejang demam ruam dalam waktu 7-

14 hari, kejang demam. Kontraindikasi vaksinasi campak adalah

kehamilan, alergi telur.

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Pada Anak

Jenis Imunisasi

Umur (Bulan)Lahir 1 2 3 4 5 6 9 10

Program Pengembangan Imunisasi (PPI), diwajibkanBCG BCGHepatisis Hepatitis B1

Hepatitis B2 Hepatitis B3DPT DPT 1

DPT2DPT3

Polio Polio 1 Polio2Polio 3

Polio 4Campak Campak

Sumber : Depkes RI (2005), Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi

5. Mamfaat dan efek samping imunisasi

Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk

mencegah penyakit dan kematian pada bayi dan anak-anak yang di sebabkan

oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong

pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka

kesakitan, kematian pada bayi dan balita. Pemberian tetanus toksoid pada ibu

Page 16: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

hamil dapat mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada bayi baru lahir

yang ditolong dengan tidak steril dan pemotongan tali pusat memakai alat

tidak steril. Imunisasi difteri dan pertusis dimulai sejak umur 2-3 bulan

dengan selang waktu 4-8 minggu sebanyak tiga kali akan memberikan

perlindungan mendekati 100% sampai anak berusia satu tahun. Imunisasi

campak diberikan satu kali akan memberikan perlindungan seumur hidup.

Imunisasi polio dapat memberikan perlindungan seumur hidup apabila telah

diberikan empat kali.

Efek samping imunisasi yang dikenal sebagai Kejadian Ikutan Pasca

Imunisasi (KIPI) adalah suatu kejadian sakit yang terjadi setelah menerima

imunisasi yang diduga berhubungan dengan imunisasi. Gejala klinis KIPI

dapat dibagi menjadi dua yaitu gejala local dan sistemik. Gejala local seperti

nyeri, kemerahan, pembengkakan pada lokasi suntikan. Gejala sistemik antara

lain panas, lemas, rewel dan menangis.

Page 17: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

Sikap Ibu Perilaku Pemberian imunisasi dasar pada bayi

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka peneliti

mencoba mengembangkan suatu kerangka konsep. Menurut skinner (1983)

perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (ransangan dari

luar). Bentuk “Unobservable Behavior” atau “Cover Behavior” yang dapat diukur

adalah sikap dan prilaku ibu. Pengetahuan yang dimiliki ibu dapat mempengaruhi

sikapnya. Adapun bentuk hubungan antara variabel-variabel penelitian ini dapat

dilihat pada gambar berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Variabel Penelitian

Kerangka kerja penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel

dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sikap ibu tentang

pemberian imunisasi dasar pada bayi, sedangkan variabel dependen adalah

perilaku pemberian imunisasi dasar pada bayi.

Page 18: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

C. Hipotesa Penelitian

Ada pengaruh sikap ibu terhadap perilaku pemberian imunisasi dasar pada

bayi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Penelitian

No VariabelDefinisi

OperasionalCara Ukur

Alat Ukur Hasil Ukur

1. Variabel Independen: Sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar

Anggapan atau reaksi ibu terhadap tata laksana pemberian imunisasi dasar (Hepatitis B, Polio, BCG, DPT dan Campak)

Penyebaran kuesioner

Kuesioner dengan skala ordinal

Positif : jika nilai yang peroleh lebih besar sama dengan rata-rata(x >38,19)Negatif: jika nilai yang diperoleh lebih kecil dari rata-rata(x <38,19)

2. Variabel dependen

Perilaku Pemberian imunisasi dasar pada bayi

Tindakan pemberian vaksin (Hepatitis B, Polio, BCG, DPT dan Campak)Kepada bayi

Penyebaran kuesioner

Kuesioner dengan skala ordinal

Baik : jika nilai lebih besar sama dengan rata-rata (14,70)

Tidak Baik: jika nilai yang diperoleh lebih kecil dari rata-rata (14,70)

Page 19: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif yaitu penelitian

dengan tujuan melihat hubungan variabel dalam hal ini hubungan antara sikap

dengan perilaku pemberian imunisasi dasar pada bayi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan

Peusangan Kabupaten Bireuen.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak yang

berusia diantara 1-5 tahun didesa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan

Kabupaten Bireuen. Berdasarkan data dari Puskesmas Peusangan pada akhir

oktober tahun 2012, jumlah seluruh ibu yang memiliki anak yang berusia 1-5

tahun adalah 53 orang.

Page 20: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

2. Sampel

Sampel penelitian adalah semua ibu yang mempunyai anak yang

berusia diantara 1-5 tahun didesa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan

Kabupaten Bireuen. Sampel diambil secara total populasi dengan jumlah 53

orang.

Kriteria sampel yang akan diteliti yaitu :

a. Bertempat tingggal didesa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan

Kabupaten Bireuen.

b. Bersedia menjadi responden

c. Dapat membaca dan menulis

d. Memiliki anak berumur 1-5 tahun

e. Terdaftar dibuku posyandu

f. Memiliki KMS (kartu menuju sehat)

D. Alat dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data menggunakan angket yang dikembangkan

sendiri oleh peneliti dengan mangacu pada tinjauan kepustakaan atau

kerangka konsep yang ada. Secara umum angket tersebut terdiri dari tiga

bagian, yaitu :

a. Bagian A berupa data demografi yang terdiri dari: umur bayi, umur ibu,

pendidikan terakhir ibu dan pekerjaan ibu.

Page 21: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

b. Bagian B berupa kuisioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti untuk

mengukur sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi.

c. Bagian C berupa bentuk pernyataan bahwa ibu telah mengimunisasikan

anaknya yang dilihat berdasarkan KMS yang dimiliki ibu.

2. Uji Kuesioner

Agar diperoleh hasil distribusi nilai hasil pengukuran mendekati

normal maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 10

orang (Notoatmodjo, 2010)

Sebelum digunakan, kuesioner ini dilakukan uji coba terlebih dahulu.

Uji kuesioner dilakukan pada 10 orang responden yang mempunyai criteria

yang sama dengan sampel yang akan diuji didesa Cot Nga Kecamatan

Peusangan Kabupaten Bireuen. Uji coba kuesioner berupa uji validitas dan uji

reabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu indek yang menunjukkan suatu alat ukur,

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2002). Untuk

mengetahui apakah kuesioner yang disusun dalam penelitian mampu

mengukur apa yang diukur, maka diperlukan uji korelasi antara skor

(nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor kuesioner tersebut. Teknik

korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi “Product Moment”, dengan

teknik komputerisasi analisa statistic yaitu signifikan 5% dengan 10 orang

responden. Nilai koefisien korelasi validitas yang ditetapkan adalah 0,632,

maka apabila setelah dilakukan uji kuesioner didapatkan nilai korelasi

Page 22: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

lebih besar dari 0,632 maka kuesioner tersebut adalah valid, sebaliknya

bila nilai korelasi dibawah 0,632 maka pertanyaan dalam kuesioner

tersebut tidak valid.

Adapun seluruh item dalam kuesioner ini setelah dilakukan uji

validitas memiliki nilai diatas 0,632 sehingga semua item dipakai sebagai

instrument dalam penelitian.

2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana

hasil pengumpulan data tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur

yang sama (Notoatmodjo, 2002).

Dengan menggunakan computer berdasarkan nilai reablitas dapat

langsung dihitung dan didapat angka kritis setiap pertanyaan adalah

0,632. Bila hasil (angka korelasi) yang diperoleh sama atau lebih dari

angka kritis pada derajat kemaknaan yaitu nilai alpha per item kuesioner

maka alat ukur yang digunakan reliabel (Notoatmodjo, 2002).

Hasil pengujian menyatakan bahwa semua item dalam kuesioner

dinyatakan reliable karena nilainya diatas 0,632.

3. Metode pengumpulan data

a. Tahap persiapan pengumpulan data

Tahap persiapan pengumpulan data meliputi kegiatan

penyelesaian proses administrasi berupa pengurusan izin dari ketua

Page 23: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

program studi ilmu keperawatan Stikes Darussalam Lhokseumawe dan

izin kepala desa didesa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan

Kabupaten Bireuen untuk melakukan penelitian. Setelah mendapat izin

melakukan penelitian lalu peneliti meminta bantuan salah satu kader

posyandu untuk dapat bekerja sama. Sebelum melakukan penelitian,

peneliti menjelaskan kepada kader posyandu mengenai tata cara

pengumpulan data dan kuisioner.

b. Tahap pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari Kepala

Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.

Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Dalam angket atau kuisioner

terdapat pernyataan berupa pernyataan tentang variabel penelitian.

Kepada ibu-ibu yang menjadi responden, peneliti dengan dibantu oleh

kader posyandu memberikan lembar permohonan menjadi responden dan

jika responden setuju maka mereka diminta menandatangani surat

persetujuan menjadi responden yang telah disediakan. Selajutnya peneliti

memberikan penjelasan tentang pernyataan dalam kuisioner termasuk

cara menjawabnya.

E. Metode Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah pengolahan

data. Pengolahan data dilakukan secara manual dengan mengikuti langkah-

langkah sebagai berikut :

Page 24: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

1. Editing, yaitu mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam pengisian atau

pengambilan data. Pada tahap ini data telah dikumpulkan lalu dilakukan

pengecekan identitas respoden, mengecek kelengkapan data dan tidak

ditemukan data yang missing (hilang) baik itu pada sikap ibu maupun

perilaku ibu.

2. Coding, yaitu memberikan kode berupa nomor pada setiap lembar jawaban

kuisioner dengan diawali 001 sampai 040. Kuesioner sikap ibu terdiri dari

dua alternative jawaban yang diawali dengan kode 001 sampai 040.

3. Transferring, yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari

responden pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan ke dalam

tabel.

4. Tabulating, yaitu mengelompokkan responden berdasarkan katergori yang

telah ditetapkan untuk tiap-tiap sub variabel yang di ukur untuk kemudian

dimasukkan ke dalam table.

F. Analisa Data

a) Analisa Univariat

Presentasi setiap sub variabel akan ditentukan dengan rumus yang

dikemukakan oleh (Sudjana, 1992), yaitu:

P = f / n

Keterangan :

P = Persentase

f = Frekuensi teramati

n = Jumlah responden yang menjadi sampel

Page 25: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

b) Analisa Bivariat

Analisa Bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2002). Dalam analisis ini

menggunakan rumus Chai Square : X2 =

Keterangan : 0 = Frekuensi Observasi

E = Frekuensi Harapan

X2 = Chai Square Test

Pada uji statistik dengan Chai Square ditentukan adalah P – value > 0,05

maka Ha ditolak, sedangkan P – value < 0,05 maka Ha diterima.

Page 26: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 24 sampai dengan 30 April 2013

penelitian pada 53 orang ibu yang memiliki anak berusia 1 - 5 tahun di Desa Cot

Rabo Tunong. Teknik pengumpulan data yang dilakukan terhadap responden

dengan cara mengajukan pernyataan dalam bentuk kuesioner.

Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Data Demografi

a. Umur Bayi

Table 5.1Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Di Desa Cot Rabo Tunong

Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2013 (n=53)No Umur Frekuensi (F) Persentase (%)

1 1 tahun 19 35,8

2 2 tahun 14 26,4

3 3 tahun 12 22,6

4 4 tahun 5 9,4

5 5 tahun 3 5,7

Jumlah 53 100

Sumber : Data Primer (diolah 2013)

Berdasarkan table 5.1 dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi terbesar

umur bayi berada pada kategori 1 tahun yaitu sebanyak 19 orang (35,8%)

Page 27: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

b. Umur Ibu

Table 5.2Distribusi Frekuensi Ibu berdasarkan umur Di Desa Cot Rabo

Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2013 (n=53)

No Umur Frekuensi (F) Persentase (%)

1 <20 tahun 0 0

2 20-35 tahun 41 77,4

3 >35 tahun 12 22,6

Jumlah 53 100

Sumber : Data Primer (diolah 2013)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi terbesar

umur responden berada pada kategori 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 41 orang

(77,4%)

c. Pendidikan Terakhir

Table 5.3Distribusi Frekuensi Ibu Berdasarkan Pendidikan Terakhir Di Desa

Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2013 (n=53)

No Pendidikan Terakhir

Frekuensi (F) Persentase (%)

1 SD/MI 10 18,9

2 SMP/MTs 22 41,5

3 SMU/MA 18 34,0

4 Diploma 2 3,8

5 Sarjana 1 1,9

Jumlah 53 100

Sumber : Data Primer (diolah 2013)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

pendidikan terakhir responden berada pada kategori tingkat menengah

Page 28: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

(Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah) yaitu sebanyak 22 orang

(41,5%)

d. Pekerjaan

Table 5.4Distribusi Frekuensi Ibu berdasarkan pekerjaan Di Desa Cot Rabo

Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten BireuenTahun 2013 (n=53)

No Pekerjaan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 IRT 51 96,2

2 PNS 1 1,9

3 Swasta 1 1,9

4 Lain-lain 0 0

Jumlah 53 100

Sumber : Data Primer (diolah 2013)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa distribusi terbesar pekerjaan

responden berada pada kategori Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 51

orang (96,2%)

2. Analisa Univariat

a. Gambaran Sikap Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi

di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan, maka didapatkan

nilai total bagi masing-masing responden untuk variabel sikap pengkategorian

didasarkan pada standar normal dari tiap-tiap variabel yang dinilai.

Dari hasil jawaban responden tentang sikap ibu terhadap pemberian

imunisasi dasar pada bayi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan

Kabupaten Bireuen didapat hasil pengolahan data dengan total skor 2024,

dengan nilai rata-rata 38,19. Selanjutnya responden dikategorikan pada

Page 29: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

kategori baik apabila nilai lebih sama dengan rata-rata (38,19) dan

dikategorikan kurang apabila kurang dari rata-rata (38,19).

Selanjutnya dimasukkan dalam tabel persentase distribusi frekuensi

berikut ini

Table 5.7Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi

Dasar Di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2013 (n=53)

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Positif 31 58,5

2 Negatif 22 41,5

Jumlah 53 100

Sumber : Data Primer (diolah 2013)

Berdasarkan tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa sikap ibu terhadap

pemberian imunisasi dasar pada bayi Di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan

Peusangan Kabupaten Bireuen berada dalam kategori baik dengan frekuensi

sebanyak 31 orang (58,5)

b. Gambaran perilaku Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Pada

Bayi Didesa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten

Bireuen

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan, maka didapatkan

nilai total bagi masing-masing responden untuk variabel perilaku.

Dari hasil pengolahan data variabel perilaku ibu terhadap pemberian

imunisasi dasar pada bayi Didesa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan

Kabupaten Bireuen didapat hasil pengolahan data dengan total skor 779,

dengan nilai rata-rata 14,70. Selanjutnya perilaku responden dikategorikan

Page 30: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

pada kategori baik apabila nilai lebih besar sama dengan 14,70 dan

dikategorikan tidak baik apabila nilai bebih kecil dari 14,70.

Selanjutnya dimasukkan dalam tabel persentase distribusi frekuensi

berikut ini

Table 5.8Distribusi Frekuensi Prilaku Ibu Tentang Pemberian Imunisasi

Dasar Di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2013 (n=53)

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Baik 33 62,3

2 Kurang 20 37,7

Jumlah 53 100

Sumber : Data Primer (diolah 2013)

Berdasarkan tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa perilaku ibu terhadap

pemberian imunisasi dasar pada bayi Di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan

Peusangan Kabupaten Bireuen berada dalam kategori baik dengan frekuensi

sebanyak 33 orang (62,3)

3. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dilakukan untuk mengukur hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel

independen terdiri dari sikap dan perilaku ibu, sedangkan variabel dependen

yaitu pemberian imunisasi dasar.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan subvariabel sikap dan

perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi didesa Cot Rabo

Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2013, dilakukan

analisa bivariat dengan menggunakan metode analisa statistic Chi Square Test

(x2) dengan nilai alpha (α ) 5% (0,05). Pengolahan data menggunakan tabel

Page 31: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

kontigensi 2 x 2 dan degree of freedom(df) 1. Perhitungan dilakukan dengan

paket program computer. Keputusan statistik diambil berdasarkan pvalue.

Bila pvalue ¿ 0,05 maka Ho ditolak dan bila pvalue ¿ 0,05 maka Ho diterima

a. Hubungan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Pada

Bayi Didesa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten

Bireuen Tahun 2013

Tabel 5.10 Pengaruh Sikap Ibu Terhadap Perilaku Pemberian Imunisasi Dasar

Pada Bayi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2013

Sikap Ibu

Perilaku Pemberian Imunisasi Dasar Total α P value

Baik Tidak Baikf % f % f %

0,05 0,001

Positif 25 47,2 6 11,4 31 58,6Negatif 8 15 14 26,4 22 41,4

Jumlah 33 62,2 20 37,8 53 100

Sumber : data Primer (diolah 2013)

Dari tabel 5.10 diatas, berdasarkan hasil uji statistik yang telah

dilakukan, didapatkan p-value = 0,001 yang berarti p-value lebih kecil dari

nilai α =0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak,

yang berarti ada pengaruh Sikap Ibu Terhadap Perilaku Pemberian Imunisasi

Dasar Pada Bayi Didesa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten

Bireuen.

B. Pembahasan

Page 32: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

Buat pembahasan sesuai hasil diatas

C. Keterbatasan Penelitian

Menurut Burn dan Grove (1991, dalam Nursalam, 2001) menyatakan

keterbatasan penelitian merupakan sebuah kelemahan atau hambatan dalam

penelitian yang dihadapi oleh peneliti. Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam

penelitian ini adalah :

1. Karena keterbatasan waktu dan biaya, sehingga penelitian ini tidak

menggunakan metode observasi sebagai cara ukur dalam mengukur sikap dan

perilaku, sehingga tidak dapat mengamati secara langsung sikap dan perilaku

ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi.

2. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti

dengan berpedoman pada literatur yang ada sehingga bila peneliti lain ingin

melakukan penelitian yang sama hendaknya tetap melakukan uji instrument

kembali

3. Karakteristik responden pada penelitian ini berbeda dengan karakteristik

responden pada tempat lain, sehingga hasil penelitian tidak dapat

digeneralisasikan pada penelitian lain.

BAB VI

PENUTUP

Page 33: Skripsi Bab 1-6 Oke.docx

A. Kesimpulan

1. Sikap di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen

tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi umumnya positif.

2. Perilaku ibu di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten

Bireuen tentang imunisasi dasar pada bayi umumnya Baik.

3. Ada pengaruh sikap ibu terhadap perilaku pemberian imunisasi dasar pada

bayi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.

B. Rekomendasi

1. Bagi peneliti, penelitian ini bisa menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut

untuk menghubungkan intervensi keperawatan, komunitas dengan intervensi

keperawatan dirumah sakit.

2. Bagi ibu agar dapat bekerja sama dengan pemberi pelayanan kesehatan untuk

mengoptimalkan pemberian imunisasi dasar pada bayi sehingga dapat

mengurangi resiko terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

3. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk membuat penelitian lebih

lanjut dalam bentuk metode penelitian atau desain penelitian lebih komplek,

atau bersifat eksperimental dengan jumlah sampel yang lebih banyak

sehingga hasilnyapun lebih akurat dan dapat dijadikan bahan referensi untuk

penelitian lanjutan dalam bentuk yang lebih komplek menyangkut sikap dan

perilaku ibu terhadap pemberian imunisasi.