SKRIPSI ANALISIS METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN …
Transcript of SKRIPSI ANALISIS METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN …
SKRIPSI
ANALISIS METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT.
INDOMARCO PRISMATAMA
MAKASSAR
SURIYANI ISMAIL
105730 1881 10
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
SKRIPSI
ANALISIS METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT
INDOMARCO PRISMATAMA
MAKASSAR
Oleh :
SURIYANI ISMAIL105730 1881 10
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSSAR
2014
V
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Pendidikan bukan hanya untuk
yang muda tapi untuk semua umur
belajar tak mengenal usia
maka menuntut ilmu wajib
sampai nafas terakhir
dan belajar tak berarti tanpa budi pekerti
PERSEMBAHAN
Aku persembahan untuk
Kedua orang tuaku
Yang selalu menuntun aku
Menjadi anak yang berbakti
ABSTRAK
Suriyani Ismail. 2014. Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian PersediaanBarang Dagangan Pada PT Indomarco Prismatama Makassar. Skripsi, JurusanAkuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar(UNISMUH). Dibawah bimbingan Dr. Hj. Euis Eka Pramiarsih. M. Pd dan Hj.Naidah. SE. M. Si
Tekhnik Analisis data yang digunakan adalah Metode penilaian danpencatatan. Adapun tekhnik pengumpulan data yang dipakai adalah penelitianpustaka, penelitian lapang yaitu observasi dan wawancara. Analisis data dalampenelitian ini dengan penelitian lapang yaitu observasi yaitu melakukanpengamatan langsung ketempat penelitian khususnya ke lokasi penelitian danmenemukan makna yang terkait dengan rumusan masalah.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Indomarco PrismatamaMakassar menerapkan metode prefektual dalam proses pencatatan dan penilaianpersediaan barang dagangan, sehingga harga pokok barang yang terjual langsungdapat diketahui dari kartu persediaan pada sistem tekhnologi informasi (STI)tanpa harus melakukan perhitungan secara fisik. Sedangkan untuk menilaipersediaan barang dagangan, di Indomarco Prismatama Makassar menerapakanmetode identifikasi khusus yaitu setiap barang yamg disimpan ditandai secarakhusus sehinga biaya perunitnya dapat diketahui dan metode LIFO ( Last In FirstOut ) kolkulasi biaya persediaan membandingkan persediaan yang dinilai padabiaya perunit, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminalisir sehingga cocokuntuk penjualan barang – barang eceran.
Jadi kesimpulan dari penelitian diatas, yaitu Indomarco Prismatamamenggunakan metode prefektual PT Indomarco prismatama Makassarmenerapkan metode prefektual dalam dalam pencatatan terhadap persediaanbarang dagangan.dalam penggunaan metode ini akun pembelian dan penjualandiganti dengan akun persediaan barang dagangan. Penerapan metode inimemudahkan pihak PT Indomarco Prismatama Makassar untuk mengetahui stockdan nilai barang dagangan sewaktu – waktu dibutuhkan tanpa harus menghitungbarang dagangan digudang atau di toko penjualan.
Kata kunci: pencatatan dan penilaian persediaan barang sesuai denganMetode Prefektual
V
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia,
petunjuk, rahmat, dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
dengan judul:”Analisis Penerapan Metode Pencatatan Dan Penilaian Persediaan
Barang Dagangan Sesusai PSAK no. 14 Pada PT. Indomarco Prismatama
Makassar”.Adapun tujuan penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat dalam memperoleh kelulusan pada program sarjana Akuntansi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar Skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Teriring ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua
penulis, Ayahanda dan Ibunda yang tercinta dan sanak saudara atas segala jerih
payah, dorongan dan doanya demi mencapai keberhasilan penulis dalam menempuh
cita-cita. Dalam penyusunan skripsi ini, berbagai cobaan maupun kesulitan, rintangan
dan hambatan yang penulis temui sejak dari awal pembuatan skripsi hingga
menjelang penyelesaiannya tetapi dapat teratasi berkat prinsip yang disadari penulis.
Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan penulissampaikan pula kepada:
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
ii
VI
2. Bapak Drs. Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Hj. Euis Eka Pramiarsih, M. Pd selaku Dosen Pembimbing 1, terima
kasih atas waktu, kesabaran, bimbingan dan pengarahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Hj. Nuidah, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing 2, terima kasih atas
waktu, kesabaran, bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si, Ak..selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Muhammadiyah Makassar.
6. Mama yang tersayang beserta keluarga Terima kasih atas semua yang
diberikan padaku, kasih sayangnya, doa restunya, bimbingannya, dan semua
nasehat untuk bekal hidupku.
7. Pimpinan PT. Indomarco Prismatama Makassar yang Telah Bersedia
Menerima penulis Untuk Melaksanakan Penelitian.
8. Staf Karyawan PT. Indomarco Prismatama Makassar yang telah bersedia
memberikan bantuan untuk memperoleh data-data dan informasi terim kasih
atas kerjasamanya.
9. Sri Wahyuni dan Risnawati Jahamang yang telah banyak memberikan
bantuan kepada penulis selama menyusun skripsi serta seluruh teman-teman
dari Akuntansi 6 “2010”tanpa terkecuali terima kasih atas kebersamaannya
selama ini.
VII
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini
berbagai hambatan dan rintangan yang dihadapi, Namun berkat bimbingan,
petunjuk dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu dengan hati terbuka penyusun senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak
demi kesempurnaan skripsi ini. Penyusun juga berharap semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang membutuhkannya.
Aamiin. Billahi FiiSabililhaq, Fastabiqul Khaerat, Wassalamu Alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, Juli 2014
Suriyani Ismail
VII
DAFTARA ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... I
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... II
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... III
ABSTRAK .............................................................................................................. IV
KATA PENGANTAR ............................................................................................ V
DAFTAR ISI........................................................................................................... VIII
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. IX
DAFTAR TABEL................................................................................................... X
I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................4
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................4
II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
A. Pengertian Metode Pencatatan Dan Penilaian.........................................5
B. Pengertian Persedian Barang Dagang .....................................................14
C. Arti Penting Persediaan ...........................................................................22
VIII
D. Klasifikasi Jenis-Jenis Persediaan Barang Dagang.................................................................24
E. Kerangka Pikir.................................................................................................................................26
F. Hipotesis...........................................................................................................................................27
III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................................................................28
A. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................................28
B. Metode Pegumpulan Data ..............................................................................28
C. Jenis Dan Sumber Data ..................................................................................29
D. Definisi Operasional....................................................................................... 30
E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 32
IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ....................................................................... 33
A. Gambarang Umun Tentang Penelitian ........................................................... 33
B. Penilaian dan pencatatan Persediaan Barang ................................................. 39
C. Sistem Penilain dan Pencatatan Barang Pesediaan Dagang........................... 48
V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................. 60
A. Kesimpulan..................................................................................................... 60
B. Saran .............................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 63
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................... 64
IX
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Fikir .......................................................................... 27
X
DAFTARA TABEL
TABEL HALAMAN
4.1 Pencatatan dan Penilaian Barang Dagang......................................................... 48
4.2 Penjualan Barang Dagang ................................................................................. 49
4.3 Harga Perolehan Persediaan Akhir ................................................................... 50
4.4 Harga Pokok Barang Yang tersedia .................................................................. 51
1
BAB I
PENDAHULAUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, perusahaan dagang dapat didefiniskan sebagai organisasi
yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak lain /
perusahaan lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Setiap
perusahaan pasti bertujuan untuk menghasilkan laba optimal agar dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan, serta mengembangkan
usahanya ketingkat yang lebih baik.
Salah satu unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah
pencatatan dan penilaian ketersediaan barang dagang. tujuan akutansi
ketersediaan adalah untuk :
1. Menentukan laba-rugi peridik yaitu melalui proses mempertemukan antara
harga pokok barang dijual dengan hasil penjualan dalam suatu periode
akutansi.
2. Menentukan jumlah persediaan yang akan disajikan.
Ketersediaan merupakan barang dagangan yang dibeli kemudian disimpan
untuk dijual dalam operasi normal perusahaan sehingga perusahaan senatiasa
member perhatian yang besar dalam persediaan. Persedian mempunyai arti yang
1
2
sangat strategis bagi perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan
industri.
Modal yang tertanam dalam persedian sering kali merupakan harta lancar
yang paling besar dalam perusahaan, dan juga merupakan bagian yang paling
besar dalam harta perusahaan. Penjualan akan menrun jika barang tidak tersedia,
dalam bentuk, jenis, mutu, dan jumlah yang di inginkan pelanggan. Prosedur
pembelian tidak efisien atau upaya penjualan yang tidak memadai dapat
membebani suatu perusahaan dengan persediaan yang berlebihan dan tidak
terjual. Jadi, penting bagi perusahaan untuk pencatatan dan penilaian
ketersediaan secara cermat untuk membatasi biaya penyimpangan yang terlalu
besar.
Persediaan sangat rentang terhadap kerusakan maupun pencurian.
Pencatatan dan penilaian ketersediaan juga bertujuan melindungi harta
perusahaan dan juga agar informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya.
Pencatatan dan penilaian ketersediaan dapat dilakukan dengan melakukan
tindakan pengamanan untuk mencegah terjadinya kerusakan, pencurian, maupun
tindakan penyimpangan lainnya.
Kerusakan, pemasukan yang tidak benar, lalai untuk mencapai permintaan,
barang yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pesanan, dan semua kemungkinan
lainnya, dapat menyebabkan catatan persediaan berbeda dengan persediaan ynag
sebenarnya yang ada di gudang. Untuk itu, fiperluan pemeriksaan persediaan
secara periodik atas catatan dan penilaian ketersediaan dengan perhitungan yang
3
sebenarnya. Kebanyakan perusahaan melakukan perhitungan fisik sekali setahun.
Namun ada juga melakukannya sebulan sekali dan sehari sekali.
PT. Indomarco Prismatama Makassar adalah sebuah perusahaan nasional di
bidang penjualan barang dagang, atau lebih dikenal sebagai minimarket yang
menjual semua jenis barang yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari,
diantara minyak goreng, terigu, gula pasir, sabun cuci, sabun mandi, kopi, beras,
susu, kacang ijo dan divisi lain-lain. Karena cukup banyak jenis produk dan
mobilitas keluar masuk barang sehingga dikhawatirkan akan terjadi kehilangan
ataupun pencurian stock barang, akibatnya diperlukan pencatatan dan penilaian
ketersediaan barang yang baik agar tidak terjadi penyelewengan
dalammenjalankan tugas.
Menunjukkan nilai suatu barang yang diproduksi untuk dijual atau
dikonsumsi. Nilai total kekayaan dalam bentuk persediaan dalam proses. Pada
umumnya persediaan dinilai berdasarkan biaya (Yamit, 1999;199). Besarnya
biaya atau ongkos persediaan tergantung pada prosedur akuntansi yang
ditetapkan oleh perusahaan dalam menilai persediaan. Metode akuntansi yang
digunakan untuk menilai persediaan sangat penting.
Tujuan utama perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan atau laba.
Tujuan pokok akuntansi persediaan adalah untuk menentukan laba rugi periodik
yaitu melalui proses mempertemukan antara harga pokok barang dijual dengan
hasil penjualan dalam satu periode akuntansi dan menentukan jumlah persediaan
yang akan disajikan dalam neraca (Harnanto, 2002;223).
4
Mengingat bahwa pencatatan dan penilaian ketersediaan barang sangat
penting bagi perusahaan dalam mencapai efesiensi dan efektifitas, maka penulis
tertarik untuk mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka judul dari penelitian ini adalah “Analisis
Metode Pencatatan Dan Penilaian Persediaan Barang Dagangan Pada PT
Indomarco Prismatama Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka masalah pokok
dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah analisis metode pencatatan dan
penilaian persedian barang dagangan pada PT.Indomarco Prismatama Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yakni:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis metode pencatatan
dan penilaian persediaan barang dagang PT Indomarco Prismatama Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan sehubungan dengan metode
pencatatan dan penilaian persediaan barang dagang.
2. Sebagai bahan acuan bagi pihak yang mengadakan penulisan dengan
masalah yang sama.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Metode Pencatatan dan Penilaian
1. Pengertian Metode Pencatatan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan
pencatatan adalah proses, cara, perbuatan mencatat atau Pendaftaran.
mencatat adalah membuku, memperingatkan, memperoleh, mengecamkan,
mencatatkan, mencetak, mencontoh, mendaftar, mendapat, menggores,
mengopi, mengukir, meniru, menjiplak, mentranskripsikan, menulis,
menurun, menyadari, menyalin, menyurat, meraih, merekam.
mendokumentasikan, mengabadikan, menyimpan, merekam.
mencatatkan adalah membukukan, mencantumkan, mengagendakan,
menuliskan. memasukkan, mengikutkan, menyertakan. pencatatan carik,
dabir, juru tulis, katib, notulis, panitera, penulis, penyadur, penyalin,
perekam; pencatatan dan kodifikasi, pencoretan, pendaftaran, pendataan,
penulisan, penyalinan, penyensusan, penyuratan, perekaman, registrasi.
catatan adalah goresan, notasi, tulisan; disposisi, kronik, memo,
pemberitahuan, peringatan, pesan, surat.
Istilah persediaan menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk
dijual dalam kegiatan normal perusahaan serta, untuk perusahaan
manufaktur, barang-barang yang sedang diproduksi atau akan dimasukkan ke
5
6
dalam proses produksi. Sifat barang diklasifikasikan sebagai persediaan
sangat bervariasi menurut sifat aktivitas perusahaan, dan dalam beberapa hal
meliputi aktiva yang biasa tidak dianggap sebagai persediaan. Persediaan
merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, yang
secara kontinue diperoleh dan diproduksi dan dijual. Sebagian besar sumber
daya perusahaan acapkali diinvestasikan dalam bentuk barang-barang yang
dibeli dan diproduksi. Biaya barang-barang ini harus dicatat, dikelompokkan,
diikhtisarkan selama periode akuntansi. Pada akhir periode, biaya
dialokasikan di antara aktivitas periode berjalan dan aktivitas masa
mendatang, yaitu diantara barang-barang yang berada dalam persediaan
untuk dijual pada periode mendatang Metode Pencatatan Persediaan Ada dua
metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan
persediaan:
a. Metode fisik
Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang
yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan
persediaan ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang
masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode
ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku,
setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena
tidak ada catatan mutasi persediaan barang, maka harga pokok penjualan
juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru
7
dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung.
Kelemahan dari metode ini adalah bila barang yang dimiliki jenisnya dan
jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang
cukup lama dan akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. Tidak
diikutinya mutasi persediaan dalam buku menjadikan metode ini sangat
sederhana baik pada saat pencatatan pembelian maupun pada waktu
melakukan pencatatan penjualan.
b. Metode Perpetual
Metode perpetual setiap jenis persediaan dibuat rekening sendiri-
sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rekening yang
digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom
yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan, dan saldo
persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan
dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu
dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan.
Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga
perolehannya.
Dibandingkan dengan metode pencatatan fisik, metode ini
merupakan cara yang lebih baik untuk mencatat persediaan yaitu dapat
membantu memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi, juga
dapat digunakan untuk mengawasi barang-barang dalam gudang.
8
Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang
mendebet akun Persediaan Barang Dagangan dan mengkredit akun
Hutang atau Kas. Pada waktu menjual barang dibuat jurnal yang
mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan
sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari
persediaan yang ada di gudang.
Menggunakan Sistem Periodik, jika ada penjualan barang tidak
dibuat jurnal untuk harga pokok dari barang yang dijual di bagian
akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan yang ada di gudang penyimpanan
dihitung jumlah kuantitasnya dan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk
menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang pernah ada
(persediaan awal ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi
dengan persediaan akhir periode.
Jurnal yang pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan
mengkredit akun Persediaan sejumlah persediaan awal. Jurnal yang kedua
didasarkan atas hasil inventarisasi fisik barang pada akhir tahun.
Jurnalnya mendebet akun Persediaan Barang Dagangan dan mengkredit
akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ini dibuat sekaligus dalam satu
periode.
Ada dua sistem pencatatan persediaan menurut Kieso, dkk
(2001;446) yaitu sistem perpetual dan sistem periodik:
9
1) Sistem perpetual
Menurut sistem persediaan perpetual, catatan yang berkelanjutan
menyangkut perubahan persediaan dicerminkan dalam akun
persediaan. Yaitu, semua pembelian dan penjualan (pengeluaran)
barang dicatat secara langsung ke akun persediaan pada saat terjadi.
Karakteristik akuntansi dari sistem perpetual adalah:
a) Pembelian barang dagang untuk dijual atau pembelian bahan baku
untuk diproduksi didebet ke persediaan dan bukan ke pembelian.
b) Biaya transportasi masuk, retur pembelian dan pengurangan harga,
serta diskon pembelian dicatat dalam persediaan bukan akun
terpisah.
c) Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan dengan
mendebet akun harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan.
d) Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku
besar pembantu yang berisi catatan persediaan individual. Buku
besar pembantu memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap
jenis persediaan yang ada di tangan.
2) Pengaruh Metode Penilaian Persediaan Semua metode penilai
persediaan didasarkan atas harga perolehan. Setiap perusahaan bebas
untuk memilih salah satu metode penilaian persediaan yang dianggap
10
cocok dan perlu diketahui juga pengaruh dari masing-masing metode
yang digunakan.
3) Biaya-Biaya Yang Harus Dimasukkan Dalam Persediaan
Salah satu masalah paling penting dalam menangani persediaan
berhubungan dengan berapa jumlah persediaan yang harus dicatat
dalam akun. Pembelian persediaan, seperti aktiva lain, umumnya
diperhitungkan atas biaya. Berikut biaya-biaya yang harus dimasukkan
dalam persediaan.
a) Biaya produk, adalah biaya yang melekat pada persediaan dan
dicatat dalam akun persediaan.
b) Biaya periode, seperti beban penjualan dan beban umum serta
adminstrasi yang dianggap tidak berhubungan langsung dengan
produksi barang.
c) Biaya manufaktur, barang dalam proses dan barang jadi meliputi
bahan, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead manufaktur.
Biaya overhead manufaktur meliputi bahan tidak langsung, tenaga
kerja tidak langsung, dll.
d) Kepemilikan Persediaan
Barang-barang yang seharusnya dimasukkan dalam persediaan
dari suatu usaha memegang kepemilikan hukum. Pengalihan hak
adalah istilah hukum yang ditujukan pada titik dimana kepemilikan
berubah Barang Dalam Perjalanan Kepemilikan barang dalam
11
perjalan tergantung dari persyaratan penjualan. Ketika
persyaratannya adalah FOB (free on board) shipping point, barang
sudah menjadi milik pembeli ketika barang masih dalam perjalanan
dimasukkan dalam persediaan pembeli. Ketika barang dikirim
dengan persyaratan penjualan FOB (free on board) destination,
barang-barang tersebut masih menjadi milik penjual selama barang
masih dalam perjalanan dan dimasukkan dalam persediaan penjual.
Barang Konsinyan Dalam kepemilikan barang konsinyasi,
pengirim tetap memegang hak kepemilikan dan tetap memasukkan
barang tersebut kedalam persediaan sampai barang tersebut berhasil
dijual atau digunakan oleh penyalur dan pelanggan. Barang lain
yang dimiliki perusahaan tetapi barada dalam pengawasan pihak
lain untuk menyimpan, pemrosesan atau pengiriman juga harus
ditunjukkan sebagai bagian dari persediaan akhir dari perusahaan
yang memiliki barang tersebut. Dalam menghitung jumlah
persediaan sering terdapat barang yang masih dalam perjalanan dan
yang berada di tempat pihak lain (konsinyasi). Untuk tujuan
perpajakan barang itu dapat dianggap berada di tangan wajib pajak
(termasuk persediaan). Untuk tujuan PPN (Pajak Pertambahan
Nilai), Pasal 1 bagian (c) UU PPN 1984 menyatakan penyerahan
barang (kena pajak) kepada pedagang perantara dianggap
merupakan transaksi penyerahan (penjualan). Oleh karena itu,
12
menyimpang dari praktek akuntansi (yang diikuti PPh/ Pajak
Penghasilan), umtuk tujuan pelaporan dan penghitungan PPN
barang konsinyasi tidak termasuk persediaan penitip (consignor)
walaupun barangnya secara nyata belum terjual.
Sistem perpetual, setiap transaksi yang mempengaruhi jumlah
nilai persediaan akan dicatat dalam perkiraan persediaan. Pembelian
barang akan dicatat menambah persediaan dan penjualan barang
akan dicatat mengurangi persediaan. Dengan demikian perkiraan
persediaan dan penjualan barang akan dicatat mengurangi
persediaan. Dengan demikian perkiraan persediaan barang akan
dicatat senantiasa menunjukkan keadaan jumlah sisa persediaan
barang yang masih ada beserta mutasi perubahannya. Oleh karena
itu, dengan melihat catatan dalm perkiraan telah dapat diketahui
sisa persediaan tanpa harus menghitung secara pisik barang
tersebut.
2. Pengertian Metode Penilaian
Penilaian persediaan adalah menentukan nilai persediaan yang akan
disajikan dalam laporan keuangan. Penilaian persediaan mempunyai
pengaruh penting pada pendapatan yang dilaporkan pada posisi keuangan
perusahaan. Oleh karena itu penilaian persediaan atas harus sesuai dengan
kenyataan sehingga persediaan tersebut benar-benar menunjukkan jumlah
atau nilai yang wajar dicantumkan dalam laporan keuangan.
13
Hubungannya dengan persediaan,harga pokok adalah jumlah semua
pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan
dengan perolehan, penyiapan dan penepatan persediaan tersebut agar dapat
dijual. Untuk menentukan nilai persediaan ada banyak metode yang
dipergunakan. Untuk menghindari kerugian atau resiko akibat persediaan,
maka diperlukan metode penilaian persediaan yang baik oleh manajemen
untuk mengoptimalkan persediaan sehingga nilai dari persediaan tersebut
disajikan secara wajar dalam laporan keuangan.
Average Cost Method menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam
persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama
suatu periode. Biaya rata-rata bisa berupa biaya rata-rata tertimbang (weight
average method) digunakan jika menggunakan system periodic dan
biaya rata-rata bergerak (moving average method) jika
menggunakan system perpetual . Pada perpetual inventory system ,
setiap terjadi pemakaian barang perlu diketahui harga pokok barang yang
dipakai. Oleh karena itu setiap kali terjadi pembelian barang harus dihitung
saldo persediaan setelah pembelian tersebut. Perhitungan harga dilakukan
dengan menjumlahkan harga pembelian dan nilai persediaan dibagi dengan
Jumlah persediaan setelah pembelian.
Metode akuntansi yang digunakan untuk menilai persediaan sangat
penting, karena akan berpengaruh terhadap nilai rupiah persediaan dan biaya
14
barang yang dijual. Pemilihan metode akuntansi persediaan di Indonesia
mengacu pada Pernyataan Standart akuntansi Keuangan.
a. FIFO (First In First Out) Metode FIFO
Masuk pertama keluar pertama menganggap bahwa barang yang
terlebih dahulu dibeli akan dijual terlebih dahulu, dengan demikian harga
perolehan barang yang lebih dahulu dibeli dianggap akan menjadi harga
pokok penjualan lebih dahulu juga.
b. LIFO (Last In First Out) Metode LIFO
Masuk terakhir keluar pertama menganggap bahwa barang yang dibeli
lebih akhir akan dijual terlebih dahulu, dengan demikian harga perolehan
barang yang dibeli paling akhir akan dialokasikan terlebih dahulu sebagai
harga pokok pendahuluan.
c. Metode rata-rata Metode rata-rata
Didasarkan pada anggapan bahwa barang tersedia untuk dijual adalah
homogen. Metode ini tidak mudah untuk menentukan berapa unit yang
harus keluar terakhir, dengan demikian pengalokasian harga perolehan
barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas adasar harga perolehan
rata-rata.
15
B. Pengertian Persedian Barang Dagang
1. Pengertian Persedian Barang Dagang
Pengertian Persediaan Menurut Baridwan (1982;123) persediaan
digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual
kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang dijual.
Persediaan menurut Harnanto (2002;222) adalah meliputi semua
barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali dan atau
dikonsumsi dalam operasi normal perusahaan. Menurut Kieso, dkk
(2001;444) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual
dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau
dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual.
Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang
milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha
yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses
produksi. (Jusup, 2003;99). Persediaan barang dagangan menurut Assauri
(1999;169) adalah elemen yang sangat menentukan dalam penentuan harga
pokok penjualan pada perusahaan dagang, eceran, maupun perusahaan partai
besar. Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi semua barang yang
dimiliki perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual atau
dikonsumsi dalam satu siklus operasi normal perusahaan. Jenis-jenis
persediaan terdiri dari bahan baku, barang dalam proses, bahan penolong,
barang jadi, dan persediaan lain - lain. Penilaian persediaan dilakukan dengan
16
tujuan supaya dapat diketahui berapa jumlah barang yang tersisa dan berapa
jumlah barang yang telah dijual. Oleh karena itu, bisa diketahui berapa
jumlah laba yang didapat. Metode pencatatan persediaan.
Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh
yang sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam
akuntansi, persedian adalah harta lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan
yang digunakan untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk
atau untuk diproses lebih lanjut dalam perusahaan manufaktur sehingga
mempunyai nilai dan bentuk baru kemudian dipasarkan. Perusahaan dagang
yang aktifitasnya adalah membeli dan menjualnya kembali, maka
persediannya terdiri dari barang-barang dagangan yang mau dijual.
Beberapa pengertian mengenai persediaan, dapat disimpulkan bahwa
persediaan merupakan salah satu unsur yang paling efektif dalam kegiatan
perusahaan dagang maupun manufaktur karena hampir seluruh
pendapatannya diperoleh dari penjualan barang sebagai persediaan yang
secara terus menerus diperoleh, diubah dan kemudian dijual kembali.
Persediaan adalah meliputi semua barang yang dimiliki dengan tujuan untuk
dijual kembali. Tanpa adanya persediaan pada suatu waktu tertentu
perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang
memerlukannya.
Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14.1) menjelaskan bahwa pengertian
persedian yaitu : ” Persediaan adalah aktiva :
17
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
b. Dalam proses produksi dan atau dalam pengadaan; atau
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan
dalamproses produksi atau pemberian jasa,”
Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14.2) lebih ditegaskan lagi apa saja
yang dapat dikategorikan sebagai persedian yaitu :
”Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembalimisalnya barang dagang dibeli pengecer untuk dijual kembali, ataupengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persedian jugamencakupi barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalampenyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan sertaperlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi”.
Definisi di atas menjelaskan bahwa persediaan merupakan suatu aktiva
milik perusahaan yang tujuannya untuk dijual tanpa mengadakan perubahan
yang mendasar terhadap barang tersebut, baik berupa bentuk maupun
manfaat dari barang tersebut. Definisi tersebut juga menyatakan bahwa
persediaan diperoleh melalui proses produksi sampai menjadi barang yang
siap untuk dijual ke pasar dengan kata lain barang yang dibeli diubah
bentuknya terlebih dahulu.
Kieso, Weygandt, Warfield (2002 : 443) menyatakan bahwa :
”Persediaan adalah pos - pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalamoperasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan / komsumsi dalammemproduksi barang yang akan dijual”.
Soemarso (2004 : 384) menyatakan bahwa:
18
Persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah barangbarang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Untuk perusahaanpabrik, termasuk dalam persediaan adalah barang-barang yang akandigunakan untuk proses produksi selanjutnya. Persediaan dalam perusahaanpabrik terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses danpersediaan barang jadi.Dari uraian di atas diketahui bahwa jenis persediaan yang dimiliki
perusahaan
Pabrik dapat digolongkan menjadi 3 bagian yaitu;
1. persediaan bahan baku (raw material inventory)
2. persediaan barang dalam proses (work in process inventory)
3. persediaan barang jadi (finished good inventory)
Untuk memahami secara lebih jelas perbedaan dan keberadaan tiap-
tiap jenis persediaan tersebut, maka dapat dilihat dari penggolongan
persediaan seperti yang dikemukakan oleh K.Fed Skousen, Earl K.Stice dan
James D.Stice (2001 : 514)
Persediaan bahan baku merupakan barang-barang yang diperole untuk
digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan baku yang diperoleh
secara langsung dari sumber-sumber alam. Namun demikian, lebih sering lagi
Bahan baku diperoleh dari perusahaan lain yang merupakan produksi
akhir dari pemasok tersebut. Sebagai contoh sederhana, kertas cetak
merupakan produk akhir dari pabrik kertas, tetapi merupakan bahan baku
bagi percetakan. Meskipun istilah bahan baku sangat digunakan secara luas
untuk mencakup seluruh bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
19
namun sebutan ini sering dibatasi untuk barang-barang yang secara fisik
dimasukkan kedalam produk yang dihasilkan. Barang-barang dalam proses
(good in process), dapat juga disebut pekerjaan dalam proses (work in
process), barang-barang yang membutuhkan pemrosesan lebih lanjut sebelum
dapat dijual. Demikian juga barang jadi (finished good) merupakan produk
yang telah diproduksi dan menunggu untuk dijual.
2. Klasifikasi Persediaan
Di dalam akuntansi penggolongan persediaan sangat dipengaruhi oleh
sifat dan jenis usaha perusahaan yang bersangkutan. Dalam sebuah
perusahaan dagang, persediaan terdiri dari berbagai macam dan jenis, dimana
barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali. Oleh karena
itu, dalam perusahaan dagang hanya dikenal satu klasifikasi persediaan yang
disebut dengan persediaan barang dagangan. Perusahaan manufaktur juga
memiliki persedian, akan tetapi berbeda halnya dengan persediaan pada
perusahaan dagang, pada perusahaan manufaktur tidak semua persediaan siap
untuk dijual. Oleh karena itu persediaan pada perusahaan manufaktur
diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu (Stice, dkk. 2004;654):
a. Persediaan bahan baku adalah barang-barang yang dibeli untuk digunakan
dalam proses produksi.
b. Persedian barang dalam proses adalah barang yang terdiri dari bahan-
bahan yang telah diproses namun masih membutuhkan pengerjaan lebih
lanjut sebelum dijual. Persediaan ini terdiri dari tiga komponen biaya:
20
1) Bahan baku langsung, yaitu bahan baku yang secara langsung dapat
diidentifikasi dalam barang yang diproduksi.
2) Tenaga kerja langsung, yaitu biaya tenaga kerja yang secara langsung
dapat diidentifikasi dengan barang yang diproduksi
3) Overhead pabrik, yaitu bagian dari overhead pabrik yang dibebankan
atas barang yang diproduksi.
c. Persediaan barang jadi
persedian barang jadi adalah barang yang sudah selesai diproduksi
selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Menurut Harnanto
(2002;222) penggolongan persediaan sangat dipengaruhi oleh sifat dan
jenis uasaha perusahaan yang bersangkutan. Bagi perusahaan dagang
yang didalam usahanya adalah membeli dan menjual kembali barang
dagangan, pada umumnya persediaan yang dimiliki klarisifikasikan
sebagai berikut :
1) Persediaan barang dagangan, barang-barang yang dimiliki dengan
tujuan akan dijual kembali di masa yang akan datang. Barang-barang
ini tidak akan berubah sampai dengan barang dagang tersebut dijual
kembali.
2) Lain-lain persediaan, seperti supplies kantor (toko), dan alat-alat
pembungkus dan lain sebagainya. Barang-barang ini biasanya dipakai
(dikonsumsi) dalam jangka waktu relatif pendek dan akan
dibebankan sebagai beban administrasi dan umum atau beban
21
pemasaran. Oleh karena itu biasanya terhadap jenis persediaan ini
diperlakukan sebagai biaya yang dibayar dimuka atau persediaan
suplies.
C. Arti Penting Persediaan
Menurut Jusup (2003;99) baik dalam perusahaan dagang maupun
perusahaan manufaktur persediaan berpengaruh terhadap neraca maupun laporan
laba rugi. Dalam neraca, persediaan merupakan bagian yang sangat besar dari
seluruh jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Persediaan barang
dagang merupakan salah satu akun penting dalam perusahaan. Apabila
persediaan dikelola dengan tepat maka akan memudahkan perusahaan mencapai
target yang diharapkan, sebaliknya apabila persediaan barang dagang dikelola
secara tidak tepat maka akan mengakibatkan perusahaan jauh dari target yang
diharapkan.
Bagi sebagian perusahaan, persediaan merupakan bagian yang paling aktif
dalam operasi perusahaaan, yang secara terus-menerus dibeli atau diproduksi.
Sebagian besar dari sumber daya perusahaan dapat diinvestasikan dalam barang
yang dibeli atau diproduksi. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya
kegiatan pembelian dan penjualan persediaan dalam operasi perusahaan.
Dalam laporan laba rugi, persedian memegang peranan yang sangat vital
dalam penentuan hasil operasi perusahaan untuk suatu periode. Manajemen harus
berusaha untuk menjaag keseimbangan persediaan agar tidak terlalu tinggi dan
juga tidak tertlalu rendah. Persediaan yang terlalu kecil akan menimbulkan
22
kekecewaan konsumen, sebaliknya persedian yang terlalu tinggi akan
menyebabkan biaya penyimpanan dan pemeliharan persediaan akan melambung.
Menurut Jusup (2003;99) baik dalam perusahaan dagang maupun
perusahaan manufaktur persediaan berpengaruh terhadap neraca maupun laporan
laba rugi. Dalam neraca, persediaan merupakan bagian yang sangat besar dari
seluruh jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Bagi sebagian
perusahaan, persediaan merupakan bagian yang paling aktif dalam operasi
perusahaaan, yang secara terus-menerus dibeli atau diproduksi.
Sebagian besar dari sumber daya perusahaan dapat diinvestasikan dalam
barang yang dibeli atau diproduksi. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya
kegiatan pembelian dan penjualan persediaan dalam operasi perusahaan. Dalam
laporan laba rugi, persedian memegang peranan yang sangat vital dalam
penentuan hasil operasi perusahaan untuk suatu periode. Manajemen harus
berusaha untuk menjaag keseimbangan persediaan agar tidak terlalu tinggi dan
juga tidak tertlalu rendah. Persediaan yang terlalu kecil akan menimbulkan
kekecewaan konsumen, sebaliknya persedian yang terlalu tinggi akan
menyebabkan biaya penyimpanan dan pemeliharan persediaan akan melambung.
Perusahaan dagang mendapatkan persediaan dengan cara membeli barang-
barang jadi yang siap untuk dijual kembali secara langsung. Pada perusahaan
manufaktur persediaan diperoleh dengan cara memproduksi sendiri. Menurut
Harnanto (2002;222) untuk mendapatkan persediaan, perusahaan menufaktur
harus mengeluarkan biaya-biaya produksi yang meliputi:
23
1. Biaya bahan baku
yaitu harga pokok bahan baku yang secara langsung dapat diamati pada
setiap unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada perusahaan
percetakan misalnya, harga pokok kertas merupakan salah satu komponen
biaya bahan bakunya.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja baru yaitu gaji, upah, dan biaya kesejahteraan
karyawan yang secara langsung dapat diamati pada setiap unit produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Untuk perusahaan percetakan, yang termasuk
dalam kategori biaya tenaga kerja langsung tersebut antara lain adalah gaji,
upah, dan biaya kesejahteraan karyawan bagian master, setting, dan finishing
3. Biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik
Biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik yaitu semua
biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Untuk perusahaan percetakan, yang termasuk dalam kategori biaya overhead
pabrik antara lain adalah biaya asuransi, depresiasi dan pemeliharaan mesin.
Sehingga biaya produksi bias dikurangi sekecil mungkin untuk mendapat
harga barang yang maksimal demi tercapainya suatu hasil yang baik dan
bermutu tinggi.
24
D. Klasifikasi Jenis -JenisPersediaan Barang Dagang
1. Jenis-Jenis PersediaanMenurut (Harnanto, 1994), bagi perusahaan dagang yang di dalam
usahanya adalah membeli dan menjual kembali barang-barang, pada
umumnya jenis persediaan yang dimiliki adalah:
a. persediaan barang dagangan, untuk menyatakan barang-barang yang
dimiliki dengan tujuan akan dijual kembali di masa yang akan datang.
Barang-barang ini secara fisik tidak akan berubah sampai barang tersebut
dijual kembali.
b. lain-lain persediaan, seperti umumnya supplies kantor dan alat-alat
pembungkus dan lain sebagainya. Barang-barang ini biasanya akan dipakai
dalam jangka waktu relatif pendek dan akan dibebankan sebagai biaya
administratif dan umum atau biaya pemasaran.
2. Klasifikasi Persediaan Barang Dagang
Bagi perusahaan yang di dalam usahanya mengubah atau menambah
nilai kegunaan barang, pada umumnya mengklasifikasikan jenis-jenis
persediaan ke dalam berbagai kelompok sebagi berikut:
1. persediaan bahan baku, untuk menyatakan barang-barang yang dibeli atau
diperoleh dari sumber-sumber alam yang dimiliki dengan tujuan untuk
diolah menjadi produk jadi. Dalam hal bahanbakuyang digunakan di
dalam proses produksi berupa suku cadang dan harus dibeli dari pihak
25
lain, maka barang - barang demikian sering disebut
sebagai persediaan suku cadang.
2. persediaan produk dalam proses, meliputi barang-barang yang masih
dalam pengerjaan yang memerlukan pengerjaan lebih lanjut sebelum
barang itu dijual. Produk dalam proses, pada umumnya dinilai
berdasarkan jumlah harga pokok bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan atau terjadi sampai
dengan tanggal tertentu.
3. persediaan produk jadi, meliputi semua barang yang diselesaikan dari
proses produksi dan siap untuk dijual. Seperti halnya produk dalam
proses, produk jadi pada umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok
bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang
diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut.
4. persediaan bahan penolong, meliputi semua barang-barang yang dimiliki
untuk keperluan produksi, akan tetapi tidak merupakan bahanbakuyang
membentuk produk jadi, yang termasuk dalam kelompok persediaan ini
antara lain minyak pelumas untuk mesin-mesin pabrik, lem, benang untuk
menjilid dan buku-buku pada perusahaan percetakan.
5. lain-lain persediaan, misalnya supplier kantor, alat-alat pembungkus
seperti halnya pada perusahaan dagang.
26
E. Kerangka pikir
Persediaan barang pada PT. Indomarco Prismatama Makassar, Salah satu
tujuannya adalauntuk menentukan jumlah barang melalui proses pencatatan dan
penilaian Ketersediaan barang dagang dalam kegiatan penjualan.
Perusahaan untuk mereliasasikan Karena ketersediaan merupakan bagian
sangat penting dalam penyusunan penilaian dan pencatatan
merealisasikan penilaian persediaan.
Penilaian dan pencatatan ketersediaan barang sangat berpengaruh terhadap
kemajuan suatu perusahaan, karena dengaan adanya penilaian maka barang
dagang muda dicatat perusahaan tersebut.
Adapun sistem analsis pencatatan dan penilaian ketersediaan barang dagang
yang digunakan oleh PT. Indomarco Prismatama Makassar dapat berpengaruh
positif terhadap peningkatan elektabilitas perusahaan dapat digambarkan pada
bagan skema kerangka pikir, sebagai berikut:
PT. Indomarco Prismatama
Makassar
Gudang Persediaan Barang
Pencatatan dan penilaian Barang
Mini Market( Indomart )
27
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diteliti dan perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis menurut Nasution adalah :
”Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh
karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran
suatu teori, Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori dan,
Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang
dipelajari.”
Menurut Sugiyono (2010:64) menyatakan bahwa “Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan
penelitian telah dinyatakan dalam kalimat” Berdasarkan teori tersebut, dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari
suatu penelitian yang belum diuji kebenarannya dalam bentuk kalimat.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Diduga bahwa metode Pencatatan dan
Penilaian Ketersediaan Barang Dagang Pada PT. Indomarco Prismatama
Makassar sudah sesuai dengan metode FIFO LIFO”.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada PT Indomarco prismatama
Makassar yang. berlokasi di Jalan Sultan Alaudin Makassar, sedangkan waktu
pelaksanaan penelitian berlangsung kurang lebih 2 (dua) bulan.
B. Metode Pegumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Penelitian pustaka (Library research), yaitu pengumpulan data yang bersifat
tertulis melalui buku literatur dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
2. Penelitian lapang (Field research), yaitu pengupulan data yang berkaitan
langsung dengan obyek penelitian yang dapat disesuaikan dengan judul
skripsi yang diajukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan baik
berupa data tertulis maupun data berupa dokumen-dokumen berkaitan
dengan pembahasan tersebut.
Adapun metode pengumpulan data lapang dengan cara, yaitu :
28
29
a. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ketempat
penelitian khususnya pada lokasi penelitian.
b. Wawancara yaitu mengadakan Tanya jawab dengan para karyawan yang
dianggap kapabel dalam memberikan informasi data yang dibutuhkan,
termasuk kepala kasir .
C. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis data
Adapun jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Data Kualitatif, adalah data yang diperoleh berupa keterangan keterangan
atau informasi secara tertulis, yang dilaksanakan oleh PT Indomarco
Prismatama Makassar.
b. Data kuantitatif berupa angka-angka dan dapat dihitung , seperti jumlah
Barang.
2. Sumber data
Adapun Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
30
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan
serta wawancara langsung dengan pimpinan dan para karyawan yang
ada relefansinya dengan objek penulisan.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan
dokumen - dokumen serta literatur - literatur yang erat hubungannya
dengan penulisan ini.
D. Definisi Operasional
Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna
meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Analisis adalah sebuah langkah
penjabaran sebauh masalah dari setiap bagian penelahaan bagian itu untuk
mendapatkan pemahaman yang tepat serta arti keseluruhan dari masalah tersebut.
Analisis adalah sebuah tindakan yang didalamnya terdapat beberapa
aktivitas seperti penguraian, pemilahan dan pembedaan sesuatu untuk kemudian
digolongkan serta dikelompokkan kembali berdasarka criteria tertentu. Analisis
dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas berfikir untuk menguraiakn sebuah
masalah yang menyeluruh menjadi bebarapa bagian.
Analisis berarti melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-
ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan
tentang perbedaan yang muncul. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu
31
peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, sebagainya
Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan
informasi, Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan
dengan rencana tertentu. Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus
dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis).
Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan
dengan mengikuti langkah langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak
dicapai. Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan. Drs. Agus M. Hardjana
Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan
mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Pencatatan adalah proses, cara, perbuatan mencatat atau Pendaftaran.
mencatat adalah membuku, memperingatkan, memperoleh, mengecamkan,
mencatatkan, mencetak.
Penilaian adalah menentukan nilai persediaan yang akan disajikan dalam
laporan keuangan. Oleh karena itu penilaian persediaan atas harus sesuai dengan
kenyataan sehingga persediaan tersebut benar-benar menunjukkan jumlah atau
nilai yang wajar dicantumkan dalam laporan keuangan.
Adapun barang yang akan dikaji dalam peneltian ini adalah gula pasir, Kopi,
Beras, Terigu, Susu, Minyak goreng, Minuman, Rokok, Telur dan Gas Elpiji.
32
E. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data ini adalah metode dengan :
1. Metode kualitatif yaitu analisis deskriptif yang didasarkan pada
penggambaran yang mendukung analisis tersebut, analisis ini menekankan
pada pemahaman mengenai masalah – masalah dalam hal pencatatan dan
penilaian barang pada PT. Indomarco Prismatama Makassar berdasarkan
kondisi realitas dan natural setting yang holi atastis, kompleks, dan rinci yang
sifatnya menjelaskan secara uraian dalam bentuk kalimat.
2. Metode Kuantitaif yaitu analisis deskriptif yang didasarkan pada pengambaran
analsis mengenai nilai-nilai pada penilaian dan pencatatanbarang. Adapun
rumus yang digunakan penulis adalah :
Dengan menggunakan rumus maka kita dapat mengetahui harga pokok
penjualan :
Dimana :
X : Harga pokok penjualan
A : Harga persediaan Barang
Y : Harga penjualan
X = A - Y
33
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum penelitian
1. Sejarah singkat PT. Indomart Prismatama Makassar
Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan
pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2.
Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret di
Makassar dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara, pada tahun 1988.
Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di
Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai.
Bulan Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba
2003″ dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Hingga Mei 2010 Indomaret
mencapai 4261 gerai. Dari total itu 2.444 gerai adalah milik sendiri dan
sisanya 1.817 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di
Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali, Lampung
dan Medan.
Di Makassar ( Sulawesi Selatan ) terdapat sekitar 197 gerai. Indomaret
mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas
umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto “mudah dan
33
34
hemat”. Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan non-makanan tersedia
dengan harga bersaing, memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari.
Pada awal tahun 2011, Indomaret merubah logo baru, yaitu logo
Indomaret di dalam kotak berwarna merah, biru dan kuning dari atasnya.
Dalam segala hal yang paling penting dalam suatu perusahaan adalah adanya
barang -barang yang dicatat keluar dan masuknya barang kesebuah took untuk
mengetahui barang-barang apa saja yang paling diminati oleh konsumen dan
barang-barang apa saja yang kurang diminati bahkan tidak disukai oleh
konsumen maka itulah pentingnya sebuah pencatatan suatu barang.
2. Struktur Organisasi
PT. Indomarco Prismatama dalam pengoperasian usahanya Struktur
Organisasi PT. Indomarco Prismatama adalah serangkaian aktivitas yang
menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan yang
menunjukkan hubungan - hubungan seluruh pekerjaan atau masing - masing
jabatan agar tugas - tugas dalam organisasi efektif dan efesien. Bentuk dan
struktur Organasi PT. Indomarco Prismatama adalah organisasi lini yang
merupakan hubungan wewenang dan tanggung awab langsung serta vertical
yang dikaitkan dengan tugas jabatan tiap atasan atau bawahan .
PT. Indomarco Prismatama mempuanyai mempunyai karakteristik bentuk
organisasi dimana didalamnya terdapat pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang dilegalasikan kepada anggota-anggotanya
35
Gambar 4
Bagan Struktur Organisasi PT.Indomarco Prismatama
ClerkArea Manager Supervisor Officer
FinanceManager
Distribution CenterManager
FinanceManager
Accounting And TaxRegular Manager
BranchManager
Accounting And TaxFrancHIse Manager
Deputy BranchManager
EDP And BICManager
Personal And GeneralAffair Manager
DevelopmentManager
LocationManager
36
Struktur organisasi PT. Indomarco Prismatama terdiri dari :
1. Branch Manajer
2. Deputi Branch Manajer
3. Manajer - Manajer yang masing - masing bertangung jawab terhadap
semua deperteman dibawah pengawasannya
Depertemen - Depertemen yang berada dalam struktur organisasi PT.
Indomarco Prismatama :
a) Distributor Center
System distribusi yang dirancang seefesien mungkin dengan
jaringan pemasok yang handal dalam menyediakan produk yang
terkenal dan berkualitas serta sumber daya manusia yang kompoten,
menjadikan PT. Indomarco Prismatama memberikan pelayanan terbaik
kepada Konsumen.
Saat ini PT. Indomarco Prismatama di Makassar untuk cabang
Makassar menjalin kerja sama dengan pemasok PT. Indomarco
Prismatama memiliki posisi baik dalam menentukan produk yang akan
dijualnya.
b) Area
Bagian yang bertanggung jawab dalam menjalankan aktivitas
toko dalam hal ini yang menentukan tempat - tempat penjualan yang
strategis dan mudah di jangkau konsumen.
37
c) Finance Reguler
Bagian yang bertanggung jawab atas keluar masuknya uang atas
toko - toko yang dimiliki PT. Indomarco Prismatama Makassar.
d) Fiance Francise
Bagian yang bertanggung jawab atas keluar masuknya uang atas
toko - toko yang dimiliki PT. Indomarco Prismatama yang
pengolahannya system Francise yang dikelolah oleh perorangan.
e) Accountin dan Tax Reguler
Bagian yang bertanggung jawab dalam hal menyusun laporan
keuangan dan menyusun laporan pajak untuk toko - toko PT.
Indomarco Prismatama.
f) Accountin dan tax Francise
Bagian yang bertanggung jawab dalam hal menyusun laporan
keuangan dan menyusun laporan pajak untuk toko - toko PT.
Indomarco Prismatama yang pengolahannya system Francise
/waralaba.
g) EDP dan BIC
Electonic Data Procesing yang bertanggung jawab dalam hal
mengentri semua data dan memproses data tersebut untuk
menampilkan laporan keuangan secara terkomputerisasi dan bagian
BIC mengontrol keluar masuknya barang.
38
h) Personel dan General Affair
Bagian yang bertanggung jawab dalam hal perekrutan karyawan
dan mengatur bagian kebutuhan semua departemen yang ada di PT.
Indomarco Prismatama dan bagian ini juga bertanggung jawab dalam
hal pelatihan karyawan agar sesuai standart yang di inginkan PT.
Indomarco Prismatama.
i) Development
Bagian yang bertanggung jawab dalam hal promosi toko.
j) Location
Bertanggung jawab dalam mencari lokasi yang strategis untuk
pembukaan toko-toko baru,yang tujuannya untuk expansi dan bias
dijangkau oleh konsumen dengan mudah.
k) Project
Bagian yang bertanggung jawab dalam hal pengembangan took
dan renovasi toko.
l) Supervisor
Bertanggung jawab memonitor semua rekap dan laporan di
setiap divisi atau depertemen yang membawahinya serta mengontrol
kinerja divisi serta membuat laporan kinerja divisi, sehingga
pengontoral dapat berjalan dengan baik.
39
m) Officer
Staf masing -masing divisi yang membawahinya supervisor dan
bertanggung jawab sepenuhnya kepada supervisor setiap divisi /
depertemen yang membawahinya.
n) Clerk
Staf yang membantu Officer dalam menyelesaikan tugas -
tugasnya.
B. Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang Dagang
1. Jenis - Jenis Persedian Barang
Persediaan yang dimiliki oleh PT. Indomarco Prismatama, produk yang
disediakan oleh PT. Indomarco Prismatama dalam hal ini yang ditulis oleh
peneliti adalah yang bersangkutan dengan penelitian, adapun brang yang
disediakan di PT. Indomarco Prismatama antar lain sebagai berikut :
a. Gula
b. Beras
c. Air Aqua
d. Indomie
e. Sabun
f. Minyak goreng
g. Terigu
h. Kacang ijo
40
i. Makanan Ringan
j. Rokok
2. Metode Penilaian Persedian Barang
a. Penilaian Persediaan Berdasarkan Harga Pokok
Penentuan harga pokok persediaan sangat bergantung dari metode
penilaian yang dipakai yaitu metode identifikasi khusus, FIFO, LIFO dan
metode weighted average.
1) Metode Identifikasi khusus
Dyckman, Dukes, Davis (2000:392) mengatakan bahwa, ”metode
identifikasi biaya khusus mensyaratkan bahwa setiap barang yang
disimpan harus ditandai secara khusus sehingga biaya per unitnya
dapat di identifiksi setiap waktu”. Jika barang yang terlibat berjumlah
besar atau mahal atau hanya dalam jumlah kecil yang ditangani,
mungkin bisa dilaksanakan penandaan atau penomoran setiap barang
ketika dibeli atau diproses.
Metode ini memungkinkan dilakukannya identifikasi biaya per
unit khusus untuk setiap barang yang terjual pada tanggal penjualan
dan tiap barang yang tetap ada di persediaan. Dengan demikian,
metode identifikasi biaya khusus menghubungkan arus biaya secara
langsung dengan arus baya secara periodik. Dari sudut pandang
teoritis, metode identifikasi khusus sangat menarik, khususnya ketika
setiap unsur persediaan unik dan memiliki biaya yang tinggi.
41
Namun ketika persediaan terdiri dari berbagai unsur atau unsur-
unsur identik yang dibeli pada saat berlainan dengan harga yang
berbeda, maka identifikasi khusus akan menjadi lamban membebani
dan memakan biaya. Oleh karena itu, metode ini sangat jarang
digunakan oleh perusahaan dagang.
2) Metode LIFO (Last In First Out)
Ikatan Akuntan Indonesia (2007:14,21) merumuskan metode
LIFO sebagi berikut, “ rumus MTKP/LIFO mengasumsikan barang
yang dibeli atau diproduksi terakhir dijual atau digunakan terlebih
dahulu, sehingga yang termasuk dalam persediaan akhir adalah yang
dibeli atau diproduksi terlebih dahulu”.
Unit-unit yang tetap ada dipersedian akhir dibebankan pada
biaya per unit terlama yang terjadi, dan unit-unit tersebut termasuk
pada harga pokok penjualan yang dibebankan pada biaya per unit
terbaru yang muncul.
Metode LIFO atau MTKP terdiri dari dua macam yaitu:
a) Sistem periodik
Metode LIFO sistem periodik adalah penilaian persediaan
yang ditentukan dengan cara saldo periodik yang ada dikalikan
harga pokok per unit barang yang masuk pada awal periode. Bila
saldo periodik terlalu besar dari barang yang masuk pada awal
42
periode, diambilkan dari harga pokok per unit yang masuk
berikutnya.
b) Sistem perpetual
Metode LIFO penghubung perpetual adalah suatu metode
penilaian persediaan yang pencatatan persediaannya dilakukan
secara terus menerus dalam kartu persediaan. Setiap kali ada
transaksi, baik pembelian maupun penjualan (pemasukan dan
pengeluaran), langsung dicatat dalam kartu persediaan. Harga
pokok penjualan dicatat berdasarkan harga pokok barang pertama
kali masuk. Jumlah yang masih tersisa merupakan nilai persediaan
akhir.
Selama periode inflasi, penggunaan metode LIFO akan
menghasilkan kemungkinan laba bersih yang terendah. Alsannya
adalah karena harga pokok barang yang diperoleh terahkhir akan
mendekati nilai ganti barang yang dijual. Dengan demikian
metode ini memberikan perbandingan yang lebih sesuai antara
harga pokok dan laba. Keutungan lain metode ini adaah
penghematan pajak karena laba yang dihasilkan adalah yang
paling rendah, sehingga akan menghasilkan pajak penghasilan
yang lebih rendah. Bila dibandingkan dentgan metode FIFO
ataupun metode rata-rata dalam periode deflasi, pengaruh yang
43
terjadi adalah kebalikannya. Metode LIFO akan menghasilkan
kemungkinan laba bersih yang tertinggi.
Alasan utama bagi mereka yang membela metode ini adalah
adanya kecenderungan untuk mengurangi pengaruh
perkembangan harga pada laba bersih. Kritik terhadap penggunaan
metode ini adalah nilai persediaan barang dagang yang ditetapkan
di neraca dapat jauh berbeda dengan nilai gantinya. Tetapi hal ini
dapat diungkapkan dalam catatan yang menyertai laporan
keuangan.
3. Metode Pencatatan Persedian Barang
a. Sistem Periodik
Menurut Weygandt, Kieso, Kimmel (2007:262) mengemukakan
bahwa : dalam sistem persediaan periodik (periodic inventory system),
rincian persediaan barang yang dimiliki tidak disesuaikan secara terus
menerus dalam satu periode.
Metode periodik dalam pencatatan persediaan, yaitu setiap pembelian
dan penjualan tidak dicatat pada perkiraan persediaan barang dagangan
(merchandise inventory), mutasi barang dagangan tidak dicatat, sehingga
untuk mengetahui berapa harga pokok barang dagangan yang terjual (cost
of merchandise sold) harus dilakukan terlebih dahulu perhitungan secara
fisik. Dengan kata lain, dengan sistem atau metode ini, pencatatan yang
dilakukan pada saat pembelian (awal) dan pada saat pelaporan akhir.
44
Umumnya metode ini digunakan pada perusahaan-perusahaan yang
menjual barang yang harganya relatif murah, tetapi frekuensi penjualannya
sangat sering. Karena pada perusahaan ini penerapan metode perpetual
dianggap terlalu merepotkan dan mahal.
Dengan metode periodik, maka akun-akun seperti retur pembelian,
diskon pembelian, dan ongkos angkut masuk digunakan secara terpisah.
Sedangkan pada metode perpetual, untuk menentukan harga pokok
penjualan tidak mengenal akun-akun tersebut, namun menggantinya
dengan akun persediaan.
Perusahaan yang menggunakan metode pencatatan periodik, maka
rekening persediaan tidak di debet untuk mencatat pembelian, dan tidak di
kredit apabila terjadi penjualan. Dalam metode ini, transaksi pembelian
dicatat dengan mengdebet akun pembelian dan kredit akun Kas atau Utang
Dagang, sementara pada saat terjadi transaksi penjualan, maka yang
didebet adalah akun kas atau piutang Dagang dan dikredit adalah akun
penjualan.
Perhitungan fisik (stock opname) pada saat akhir periode mutlak
harus dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan metode pencatatan
periodik. Hal ini untuk mengetahui dan menetapkan jumlah persediaan
barang dagangan akhir dan harga pokok penjualan selama satu periode.
Namun sebelum membahas lebih detail mengenai harga pokok penjualan,
Berikut akan dijelaskan beberapa cara untuk menentukan harga pokok
45
pembelian. Harga pokok pembelian ini merupakan salah satu komponen
dalam perhitungan harga pokok penjualan nantinya.
Perusahaan menggunakan metode pencatatan periodik, pada akhir tahun
harus melakukan perhitungan terhadap harga pokok pembelian selama
satu periode. Angka-angka untuk menghitungnya dapat diperoleh dari
catatan dibuku besar.
Harga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode
akuntansi (seara periodik). Pada saat itu, dilakukan perhitungan persediaan
secara periodik untuk menentukan harga pokok barang yang tersedia
(persediaan barang dagang). Untuk menentukan harga okok penjualan dalam
sistem Periodik, harus:
1) Menentukan harga pokok barang yang tersedia pada awal periode (coet
of goods on hand).
2) menambahkannya pada harga pokok barang yang dibeli (cost of goods
purchsed).
3) Mengurangkannya dengan harga pokok barang yang tersedia pada akhir
periode akuntansi.
Menurut Dycman, Dukes, Davis (2000:381) mengatakan bahwa:dalam sistem persediaan periodik, perhitungan periodik aktual atasbarang-barang yang ada ditangan pada akhir periode akuntansiketika menyiapkan laporan keuangan.
Barang-barang dihitung, ditimbang, atau jika tidak diukur, dan
jumlahnya dikaitkan dengan unit biaya untuk memberi nilai persediaan.
46
b. Sistem Perpetual
Menurut Niswonger, Warren, Reeve, dan Fess (1999:366): dalamsistem persediaan perpetual, semua kenaikan dan penurunan barangdagang dicatat dengan cara yang sama seperti mencatat kenaikan danpenurunan kas.
Akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi
mengindikasikan stok pada tanggal tersebut. Pembelian dicatat dengan
mendebit persediaan barang dagang dengan mengkredit kas atau utang usaha.
Pada tanggal penjualan.
Harga pokok barang yang terjual dicatat dengan mendebit harga pokok
penjualan dan mengkredit persediaan barang dagang. Penggunaan sistem
perpetual memberikan sarana pengendalian yang paling efektif atas aktiva
tersebut, demikian juga adanya kekurangan dapat ditentukan dengan
mengadakan perhitungan periodik barang dan membandingkan perhitungan
tersebut dengan saldo buku tambahan. Pemesanan kembali barang secara
tepat waktu dan pencegahan kelebihan persediaan dapat dicapai dengan
membadingkan saldo buku tambahan dengan tingkat persediaan maksimum
dan minimum yang ditentukan terlebih dahulu.
Dycman, Dukes, Devis (2000:383) mengatakan bahwa, ” apabilasistem persediaan atas akun buku besar atas dasar lancar”. Catatanpersediaan perpetual untuk setiap barang harus memberikan informasipenerimaan, pengeluaran dan saldo ditangan.
Dengan inforasi ini, kuantitas periodik dan penilaian barang yang ada
ditangan tersedia setiap waktu. Jadi perhitungan periodik tidak diperlukan
47
kecuali memverifikasi jumlah persediaan. Perhitungan periodik bisanya
dilakukan secara tahunan untuk tujuan audit yang membandingkan
persediaan ditangan dengan catatan perpetual dan menyatakan data untuk
setiap jurnal penyesuaian yang dibutuhkan (misalnya kesalahan dan
kerugian). Catatan persediaan harus disesuaikan ke perhitungan periodik
apabila terdapat perbedaan pencatatan.
Pencatatan persediaan yang dilakukan secara berkelanjutan langsung
pada jumlahnya dan harga pokoknya. Pada sistem ini, perusahaan secara
langsung dapat melihat berapa jumlah persediaan beserta harga pokoknya
secara akurat. Meskipun pada akhir periode ditemukan adanya ketidak
sesuaian jumlah fisik dan pembukuan, penyesuaian persediaan tetap bias
dilakukan.
C. Sistem Penilain dan Pencatatan Barang Pesediaan Dagang
Dalam hal ini adalah barang yang akan diteliti, persediaan barang dagang
aneka jenis makan sehari - hari atau makanan ringan ( Snack ), dalam
pemasangan harganya pun juga diterapkan perunit di barang yang dijual. Dalam
operasinya perusahaan ini, tidak menyedikan jumlah barang dalam jangka
panjang, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dalam jangka pendek. Ini
dilakukan sebagai antisipasi atas barang dagangan yang cepat kadaluarsa.
Proses penentuan nilai barang akhir pada PT Indomatco Prismatama Makassar
48
1. Pencatatan dan Penilaian Barang Dagang
No Tanggal Nama Barang BanyakUnit
Harga
1 02 – 04 – 2014 Gula 25 Kg Rp. 337.500
2 02 – 04 – 2014 Beras 50 kg Rp. 294.500
3 02 – 04 – 2014 Air aqua 20 Dos Rp. 380.000
4 02 – 04 – 2014 Indomie 10 bks Rp.700.000
5 02 – 04 – 2014 Sabun cuci 20 Bks Rp. 350.000
6 02 – 04 – 2014 Minyak Goreng 20 ltr Rp. 290.000
7 02 – 04 – 2014 Terigu 30 kg Rp. 336.000
8 02 – 04 – 2014 Kacang ijo 15 kg Rp. 202.500
9 02 – 04 – 2014 Kopi 20 bks Rp. 356.000
10 02 – 04 – 2014 Rokok 50 bks Rp. 650.000
Jumlah Rp. 3.896.500
Dari daftar table diatas dapat disimpulkan bahwa pencatatan dan
penilaian barang dagang, keseluruhan berjumlah Rp. 3.896.500, 00
49
2. Penjulan Barang Dagang
No Tanggal Nama Barang BanyakUnit
Harga
1 02 – 04 – 2014 Gula 19 Kg Rp. 256.500
2 03 – 04 – 2014 Beras 42 kg Rp. 247.380
3 03 – 04 – 2014 Air aqua 15 Dos Rp. 285.000
4 02 – 04 – 2014 Indomie 7 bks Rp. 490.000
5 04 – 04 – 2014 Sabun 13 Bks Rp. 156.000
6 02 – 04 – 2014 Minyak Goreng 11 ltr Rp. 159.500
7 03 – 04 – 2014 Terigu 23 kg Rp. 257.600
8 03 – 04 – 2014 Kacang iji 9 kg Rp. 121.500
9 02 – 04 - 14 Kopi 12 bks Rp. 213.600
10 02 – 04 – 2014 Rokok 28 bks Rp. 364.000
Jumlah Rp. 2.551.080
50
3. Harga Perolehan Persedian akhir
No Tanggal NamaBarang
BykUnit
Harga
PokokTotal Harga
1 04-04-2014 Gula 6 Kg Rp. 13.500 Rp. 81.000
2 04-04-2014 Beras 8 kg Rp. 5.890 Rp. 47.120
3 04-04-2014 Air aqua 5 Dos Rp. 19.000 Rp. 95.000
4 04-04-2014 Indomie 3 bks Rp. 70.000 Rp. 210.000
5 04-04-2014 Sabun 7 Bks Rp. 12.000 Rp. 84.000
6 04-04-2014 MinyakGoreng
9 ltr Rp. 14.500 Rp. 130.500
7 04-04-2014 Terigu 7 kg Rp. 11.200 Rp. 78.400
8 04-04-2014 Kacang iji 6 kg Rp. 13.500 Rp. 81.000
9 04-04-2014 Kopi 8 bks Rp. 17.800 Rp. 142.400
10 04-04-2014 Rokok 22 bks Rp. 13.000 Rp. 286.000
Jumlah Rp. 1.235.420
51
Harga pokok penjualan dengan pencatatan dan penilaian sebagai berikut :
Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual :
No Tanggal NamaBarang
BykUnit
HargaPokok Total Harga
1 04-04-2014 Gula 6 Kg Rp. 13.500 Rp. 81.000
2 04-04-2014 Beras 8 kg Rp. 5.890 Rp. 47.120
3 04-04-2014 Air aqua 5 Dos Rp. 19.000 Rp. 95.000
4 04-04-2014 Indomie 3 bks Rp. 70.000 Rp. 210.000
5 04-04-2014 Sabun 7 Bks Rp. 12.000 Rp. 84.000
6 04-04-2014 MinyakGoreng
9 ltr Rp. 14.500 Rp. 130.500
7 04-04-2014 Terigu 7 kg Rp. 11.200 Rp. 78.400
8 04-04-2014 Kacang iji 6 kg Rp. 13.500 Rp. 81.000
9 04-04-2014 Kopi 8 bks Rp. 17.800 Rp. 142.400
10 04-04-2014 Rokok 22 bks Rp. 13.000 Rp. 286.000
Jumlah Rp. 1.235.420
52
Harga pokok dan harga jual, harus diterapkan terlebih dahulu untuk
perusahaan perlu mempunyai catatan mengenai harga jual dari semua barang
yang ada harga penjulan ditentukan oleh perusahaan dagang. Hubungan dalam
bentuk nilai :
Persediaan barang : Rp. 3.896.500
Pembelian / pencatatan : Rp. 1.235.420
Penjualan : Rp. 2.551.080
Persediaan barang dagang akhir : Rp. 1.235.420
Dengan menggunakan rumus maka kita dapat mengetahui harga pokok
penjualan :
Harga Pokok Penjualan :Harga Persediaan Barang - Harga
Penjualan
: Rp. 3.896.500 – Rp. 2.551.080
: Rp. 1.235.420
Jadi total barang atau jumlah harga yang disediakan pada waktu
itu,untuk dijual kepada konsumen. Dari dat tersebut diatas maka penilaian
pada suatu persedian barang sangatlah berarti karena tanpa adanya penilaian
maka sebuag perusahaan tidak akan mengetahui barang apa yang paling
banyak diminati oleh para konsumen.
53
Sama halnya dengan pencatatan, penilaian terhadap barang dagang
dalam sebuah perusahaan sangat penting dilakukan, karena dengan
dilakukannya penilaian dan pencatatan ini, perusahaan akan mengetahui
berapa nilai barang dagangan yang masih tersedia diakhir periode. Selain itu
penilaian persediaan diperlukan untuk menghitung persediaan akhir yang
dimasukkan neraca dan harga pokok penjualan yang akan dilaporkan dalam
laba rugi.
Di PT Indomarco Prismatama Makassar analsis metode penilaian dan
pencatatan barang dagangan setiap bulan dilakukan ( setiap Tanggal satu
bulan berikutnya ), proses ini dilakukan pada pagi hari. Penilaian terhadap
barang dagangan sebelum terjadinya transaksi penjualan. Penilaian terhadap
persediaan barang dagangan dilakukan dengan melihat informasi jumlah
persediaan yang ada disistem informasi. Karena disanalah tersimpan data –
data stock barang dagangan yang masih tersisa setelah adanya transaksi
penjualan pada satu bulan periode berjalan.
Dalam sebuah penilaian barang maka perlu adanya yang namanya
pencatatan dari dari pencatatan maka semua barang akan diketahui barang
yang mana kosong stok dan barang – barang mana yang stoknya masih
banyak, Sehingga penilaian dan pencatatan suatu barang sangatlah
berpengaruh terhadap kemajuan suatu perusahaan terutama perusahaan PT
Indomarco.
54
Tentang adapun harga dan barang yang diteliti adalah Gula, Beras, Air
Aqua, Indomie, Sabun, Minyak goreng, Terigu, Kacang hijau,Makanan
Ringan, Rokok.
Daftar harga barang diatas barang yang paling banyak diminati oleh
konsumen adalah rokok karena rata – rata rokok yang terjual dalam satu hari
sebanyak 12 bungkus, dengan demikian barang yang paling banyak
disediakan adalah rokok, dan barang yang kurang diminati konsumen adalah
Terigu.
Dengan demikian maka maka perusahaan ini sudah mengetahui barang
mana yang paling banyak dininati konsumen dan barang mana yang kurang
diminati oleh konsumen, agar perusahaan tersebut tetap berjalan.
Setiap konsumen melakukan berbagai macam putusan tentang
pencarian, pembelian, penggunaan berbagai macam produk dalam kehidupan
sehari – hari. Berbagai macam persedian yang disediakan oleh suatu tokoh
untuk memenuhi hasrat konsumen gara barang dagangan tokoh tersebut cepat
laris atau laku. Maka diperlukan adanya penilaian dan pencatatan terhadap
suatu barang agar barang tersebut dapat diketahui apakah disukai oleh
konsumen atau tidak.
Penelitian bertujuan agar PT Indomarco Prismatam Makassar, dapat
mengetahui barang – barang yang paling banyak dikonsumsi oleh para
konsumen, dalam hal penilaian dan pencatatan persedian barang sangat
berpengaruh karena dengan demikian PT Indomarco Prismatam Makassar
55
tidak susah mencari barang yang disukai konsumen karena barang tersebut
sudah dicatat.
Sistem informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh PT Indomarco
Prismatam Makassar, sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari penyusunan
prosedur yang jelas dalam perusahaan. Termasuk dalam prosedur pengawasan
persedian barang dagang yang melibatkan beberapa fungsi terkait, dokumen,
penilian dan pencatatan yang diperlukan serta laporan yang dihasilkan dari
penilaian dan pencatatan kedalam catatan akutansi harus dilampiri dengan
laporan yang jelas dan tepat, agar dalam mengambil kesimpulan bagus dan
tepat.
Dokumen pendukung dari otoritas atau dari pihak yang berwenang
dalam menentukan pencatatan dalam menyediakan barang dagang yang
diperlukan oleh PT Indomarco Prismatam Makassar, dalam melanjutkan
usahanya dalam bidang perdagangan.
Otoritas transaksi, penilaian dan pencatatan persedian barang dagang,
dilakukan oleh pihak yang berwenang untuk transasksi tersebut mislanya :
laporan penerimaan barang dan pengeluaran barang, menurut penulis,
pemberian otoritas sudah cukup memadai dalam melaksanakan penilaian dan
pencatatan persedian barang dagang oleh PT Indomarco Prismatam Makassar.
PT Indomarco Prismatam Makassar telah mengadakan pemisahan tugas
yang cukup pada setiap transaksi atau kegiatan yang berhubungan dengan
56
penilaian dan pencatatan persedian barang dagang. satu diantaranya adalah
pada kegiatan perhitungan fisik persedian barang dagang.
Dilihat bahwa ada pembagian tugas yang jelas, yakni melaporkan
jumlah persedian barang dagang oleh kasub logistik, menghitung fisik
persedian sehingga dalam dicatatat oleh computer untuk disampaikan kepada
kepala kantor PT Indomarco Prismatam Makassar.
PT Indomarco Prismatam Makassar membuat dokumen – dokumen atau
catatan – catatan yang bertujuan untuk pengawasan persediaan, namun
dokumen – dokumen tersebut tidak mempunyai nomor cetak. Menurut penulis
tidak adanya nomor cetak ini maka penilaian tidak berguna atau berfungsi
dengan semestinya, namun hal ini tidak memberikan dampak yang kurang
baik dalam persediaan barang dagang.
Dalam membuat suatu komponen pencatatan dan penilaian persediaan
barang yang paling penting adalah bagaimana Pt Indomarco Prismatama
Makassar mengelolah dan menganalisis agar barang dagangan tetap lancer
kekonsumen supaya perusahaan tidak merugi dalam periodik malahan
untunglah yang di dapat dalam periodik.
salah satu akun penting dalam perusahaan. Apabila persediaan dikelola
dengan tepat maka akan memudahkan perusahaan mencapai target yang
diharapkan, sebaliknya apabila persediaan barang dagang dikelola secara tidak
tepat maka akan mengakibatkan perusahaan jauh dari target yang diharapkan.
57
Salah satu pengelolaan persediaan barang dagang adalah dengan
melakukan penilaian persediaan barang dagang. Dengan melakukan penilaian
persediaan barang dagang secara tepat maka perusahaan dapat mengetahui
nilai yang persediaan barang dagang dalam periode tertentu dan dapat
mengetahui besarnya harga pokok penjualan barang dagang tersebut. Untuk
melakukan penilaian persediaan barang dagang maka ada dua komponen yang
harus diketahui terlebih dahulu, komponen tersebut adalah jumlah fisik
barang dagang dan harga satuan tiap barang.
Komponen yang pertama dalam penilaian persediaan barang
dagang yaitu jumlah fisik barang. Jumlah fisik barang dapat diketahui dengan
cara menghitung barang tersebut baik dihitung pada ahir periode berjalan
maupun dihitung secara berkala. Sedangkan komponen yang kedua dalam
penilaian persediaan barang dagang yaitu harga barang per unit. Harga barang
per unit dapat diketahui berdasarkan asumsi yang digunakan perusahaan
Perlindungan fisik dalam persediaan barang dagangan pada perusahaan
sudah cukup memadai, yakni dengan tersedianya gudang sebagai tempat
penyimpangan barang dagangan. Perlindungan fisik terhadap pencatatan dan
penilaian barang dagangan PT Indomarco Prismatam Makassar.
PT Indomarco Prismatam Makassar, bergerak dibidang sembako dimana
yaitu barang yang diperlukan dalam kehidupan sehari – hari, penilaian dan
pencatatan persedian barang dagang sangat bermanfaat pada PT Indomarco
58
Prismatam Makassar, karena sangat berguna dalam menentukan arah
kebijakan kedapan untuk kemanjuan usaha tersebut.
Teknik pengukuran persediaan barang dagang seperti pada metode
standar atau metode eceran, demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya
mendekati biaya. Persediaan barang dagang pada PT. Indomarco Prismatama
Makassar. Metode eceran sering sekali digunakan dalam industry eceran
seperti menilai persediaan dalam jumlah besar item yang berubah dengan
cepat, dan memili margin yang sama dimana baik digunakan metode penilaian
dan pencatatan persediaan barang dagang.
Khususnya untuk perusahaan ( ritel ) yang menyediakan jenis barang
dagangan yang dijual dengan cara eceran sehingga tak mungkin mengeluarkan
biaya – biaya dikeluarkan secara rinci setiap unit barang. Seperti halnya
metode penilaian persediaan barang dagang dengan hanya mencatat harga
barang dagang tanpa harus melihat biaya faktur setiap barang dagang sehingga
dapat menghemat waktu dan uang.
Sangat susah menghitung harga setiap penjual, mencatat kode pada
kartu mengubah kode untuk menunjukkan penurunan nilai harga barang
dagang dan mengolasikan biaya seperti biaya transportasi dan biaya – biaya
lainnya.
Apabila terjadi transaksi penjualan, mengakibatkan jumlah barang yang
ada dalam sistem teknologi informasi berkurang dan kas bertambah
Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki
59
perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi
dalam siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki
perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam
klasifikasi persediaan. Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang
menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pencatatan dan
penilaian Persediaan barang dagang PT Indomarco Prismatam Makassar
sudah cukup baik. Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea
impor, pajak lainnya.(kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh
entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganaan dan
biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang
jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat, dan hal lain yang serupa
dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian, sehingga sebuah
perusahaan sangat bergantung pada bagaiamana perusahaan tersebut
menganalsis pencatatan dan penilaian dalam menyediakan barang dagangan
kepada konsumen agar perusahaan berkembang dan maju.
Persediaan barang dangan sangat bergantung pada metode pencatatan
dan penilaian persediaan barang dagang, jadi untuk menghasilkan barang
dagang yang baik untuk dikelolah maka diperlukan adanyan sistem pencatatan
dan penilain yang baik
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis dan mengevaluasi penilaian dan pencatatan
persedian barang dagang pada PT Indomarco Prismatama Makassar, maka
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut
1. PT Indomarco prismatama Makassar menerapkan metode prefektual dalam
dalam pencatatan terhadap persediaan barang dagangan.dalam penggunaan
metode ini akun pembelian dan penjualan diganti dengan akun persediaan
barang dagangan. Penerapan metode ini memudahkan pihak PT Indomarco
Prismatama Makassar untuk mengetahui stock dan nilai barang dagangan
sewaktu – waktu dibutuhkan tanpa harus menghitung barang dagangan
digudang atau di toko penjualan.
2. Metode Penilaian Persediaan Barang Dagang Dagangan yang diterapkan yaitu
metode FIFO. Menganggap bahwa yang terlebih dahulu dibeli akan dijual
terlebih dahulu, dengan demikian harga perolehan yang dahulu dibeli
dianggap akan menjadi harga pokok penjualan.
3. PT Indomarco Prismatama Makassar terdapat beberapa kendala yang
menghambat proses pencatatan dan penilaian terhadap barang dagangan.
Adanya selisih antara pendapatan yang yang tercatat dikasir dengan yang ada
disistem teknologi informasi. Pengaruhnya dalam pencatatan adalah
60
61
berkurangnya jumlah persediaan dan bertambahnya kas akibat terjadinya
transaksi penjualan. Adanya perbedaan jumlah barang yang ada ditoko
maupun digudang. Pengaruhnya pada pencatatan adalah berkurangnya jumlah
persediaan barang dagangan didalam sistem tetapi pendapatan tetap.
4. Metode penilaian dan persediaan barang hanya dapat digunakan dalam
mencatatan transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan. Namun tidak
bias membuat laporan laba rugi maupun neraca secara otomatis.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mencoba memberikan saran
kepada PT Indomarco Prismatama Makassar, dalam menghadapi. Adapun saran –
saran yang akan diberikan penulis yaitu sebagai berikut :
1. Perlu kiranya untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat pada Toko – toko
PT Indomarco Prismatama Makassar, agar masalah seperti hilangnya barang
dagangan dapat dimininalisir sehingga Toko – toko tidak banyak mengalami
kerugian. Selain itu juga perlu dipertimbangkan untuk menambah karyawan
khusus untuk mengawasi para konsumen atau menambah fasilitas pengaman
yang lebih baik.
2. Keberadaan sistem teknologi informasi selama ini sangat membantu dan
mempermudah proses pencatatan dan penilaian persediaan barang dagangan
pada PT Indomarco Prismatama Makassar, namun akan lebih baik jika kedepan
PT Indomarco Prismatama Makassar dapat menggunakan Sistem teknologi
62
yang yang lebih modern dalam membuat laporan pencatatan dan penilaian
persediaan barang dagang.
3. walaupun di PT Indomarco Prismatama Makassar telah menggunakan metode
prepektual dalam proses pencatatannya, sehingga mudah mengetahui jumlah
dan nilai barang dagangan tanpa harus melakukan stock opname. Namun tetap
penting dalam melakukan perhitungan fisik secara berkala terhadap persediaan
barang dagangan. Hal ini untuk memastikan apakah catatan ( data persediaan )
ada dalam sistem informasi ( STI ) sudah sesuai dengan jumlah riil ditoko atau
tidak.
RIWAYAT HIDUP
Suriyani Ismail, lahir di Mangempang pada tanggal 17 Juli
1992 Anak kedua dari lima bersaudara pasangan Ismail Dg.
Nya’la dan Ny. Siang Dg. Coppong. Memulai jenjang
pendidikan pada tahun 1998 di SD Inpres Mangempang
kecamatan bungaya kabupaten Gowa. Lalu melanjutkan
pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (2004 – 2007) di SMP PGRI
Sungguminasa Pada tahun 2007 hingga tahun 2010, penulis tercatat sebagai salah
satu siswi di MA Muhammadiyah Sombalabella Takalar . Pada tahun 2010
penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi,
Penulis memilih program studi Akuntansi bukan sekedar karena
ketertarikan semata, namun lebih dari itu penulis berharap dengan menjadi
pegawai, penulis dapat memberikan kontribusinya bagi kemajuan perusahaan di
Indonesia.