SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI...

102
SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI KEPALA PRIMER (MIGREN/ TENSION TYPE HEADACHE) DENGAN GANGGUAN TIDUR INSOMNIA PADA SISWA-SISWI SMA NEGERI 17 MAKASSAR OLEH : Andi Amalia Yasmin C111 14 042 Pembimbing : dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MAKASSAR 2017

Transcript of SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI...

Page 1: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

SKRIPSI 2017

HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI KEPALA PRIMER

(MIGREN/ TENSION TYPE HEADACHE) DENGAN GANGGUAN TIDUR

INSOMNIA PADA SISWA-SISWI SMA NEGERI 17 MAKASSAR

OLEH :

Andi Amalia Yasmin

C111 14 042

Pembimbing :

dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

ii

HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI KEPALA PRIMER

(MIGREN/ TENSION TYPE HEADACHE) DENGAN GANGGUAN

TIDUR INSOMNIA PADA SISWA-SISWI SMA NEGERI 17 MAKASSAR

SKRIPSI

Ditujukan Kepada Universitas Hasanuddin

Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran

Andi Amalia Yasmin

C111 14 042

Pembimbing: dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

MAKASSAR

2017

Page 3: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

iii

Page 4: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

iv

Page 5: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

v

Page 6: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

vi

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Andi Amalia Yasmin

NIM : C111 14 042

Tempat & tanggal lahir : Ujung Pandang, 30 Agustus 1996

Alamat tempat tinggal : Jl. Pongtiku No. 149, Makassar

Alamat email : [email protected]

HP : 082194047948

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “Hubungan antara

Angka Kejadian Nyeri Kepala Primer (Migren/ Tension Type Headache) dengan

Gangguan Tidur Insomnia pada Siswa-Siswi SMA Negeri 17 Makassar” adalah

hasil pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat, atau materi dari sumber lain telah

dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai. Pernyataan ini saya buat

dengan sebenar-benarnya.

Makassar, 27 November 2017

Yang Menyatakan,

Andi Amalia Yasmin

Page 7: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia- Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan skripsi ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.) pada Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin. Terima kasih penulis ucapkan dengan tulus dan ikhlas

kepada kedua orang tua yang telah dengan sabar, tabah dan penuh kasih sayang

serta selalu memanjatkan doa dan dukungannya selama masa studi penulis. Secara

khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang mendalam kepada

dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S, selaku pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dan sabar dalam memberikan arahan, koreksi dan bimbingan

penulis tahap demi tahap selama penyusunan skripsi ini. Waktu yang beliau

berikan merupakan kesempatan berharga bagi penulis untuk belajar. Ucapan

terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Kepala Sekolah SMA Negeri 17 Makassar beserta guru-guru dan

siswa-siswi.

2. Kepala Rumah Sakit Pendidikan Makassar dan staf.

3. Pimpinan dan staf-staf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar.

4. Seluruh keluarga dan dosen-dosen penulis yang juga telah

memberikan dorongan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi

ini.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 8: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, untuk

itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran dari semua

pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Namun demikian, dengan segala

keterbatasan yang ada, mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang

banyak. Akhirnya penulis berdoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan

imbalan yang setimpal kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian

skripsi ini. Amin.

Makassar, November 2017

Penulis

Page 9: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

ix

SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN NOVEMBER, 2017

Andi Amalia Yasmin, C111 14 042 dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S Hubungan antara Angka Kejadian Nyeri Kepala Primer (Migren/ Tension Type Headache) dengan Gangguan Tidur Insomnia pada Siswa-Siswi SMA Negeri 17 Makassar

ABSTRAK

Latar Belakang : Nyeri kepala primer (NKP) dan gangguan tidur merupakan dua keluhan yang sering dijumpai pada remaja. Kedua hal tersebut berhubungan satu sama lain. Angka kejadian nyeri kepala primer pada remaja cukup tinggi terutama migren dan tension type headache (TTH). Selain itu, prevalensi gangguan tidur pada remaja juga cukup tinggi khususnya insomnia. Kedua hal ini bisa muncul secara bersamaan pada suatu individu. Diduga hal tersebut disebabkan karena adanya faktor kronobiologis dan keterlibatan hipotalamus. Masih kurangnya penelitian mengenai hubungan nyeri kepala primer (migren/ tension type headache) dan gangguan tidur insomnia pada remaja melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel berdasarkan probability sampling yaitu simple random sampling. Untuk menentukan karakteristik subyek dilakukan analisis deskriptif, sedangkan untuk menentukan nilai keterkaitan diuji menggunakan chi square dengan program IBM Statistical Product for Social Science (SPSS) versi 24.0®. Hasil : Sampel sebanyak 153 siswa diambil pada bulan Oktober 2017 di SMA Negeri 17 Makassar dan didapatkan angka kejadian nyeri kepala primer (migren/ tension type headache) dan gangguan tidur insomnia yang tinggi (76,47% dan 88,9%), sedangkan nyeri kepala primer dan gangguan tidur insomnia berkorelasi signifikan positif lemah ( r = 0,196 dan p < 0,05). Kesimpulan : Gangguan tidur insomnia akan meningkatkan kemungkinkan seseorang menderita nyeri kepala primer (migren/ tension type headache). Kata Kunci : nyeri kepala primer, migren, tension type headache, insomnia, remaja.

Page 10: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

x

THESIS FACULTY OF MEDICINE

HASANUDDIN UNIVERSITY NOVEMBER, 2017

Andi Amalia Yasmin, C111 14 042 dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S Correlation between Incidence of Primary Headache (migraine/ tension type headache) and Insomnia Sleep Disorder in Students of SMA Negeri 17 Makassar.

ABSTRACT

Background : Primary headache and sleep disturbance are the common complaint in adolescent. Both of them is correlated each other. Incidence of primary headache in adolescent is quite high mostly migraine and tension type headache. Other than that, sleep disturbance prevalence in adolescent also is high. These two things can appear at the same time in an individual. Allegedly it caused by the existence of chronobiology factor and involvement of the hypothalamus. There is lack of research about correlation between primary headache and insomnia in adolescent. This research background is to determine relationship between primary headache (migraine/ tension type headache) and insomnia. Method : This research is an analytical observational research with cross sectional approach, sample gathering are based from probability sampling which is simple random sampling. And for deciding characteristics of the subjects, descriptive analytical were used, while for correlation value using chi square from IBM Statistical Product for Social Science (SPSS) version 24.0®. Result : A total of 153 sample were collected on October 2017 in SMA Negeri 17 Makassar and are concluded that the number of primary headache (migraine/ tension type headache) and Insomnia sleep disorder are high (76,47% and 88,9%), beside that primary headache and Insomnia sleep disorder showing significantly weak positive (r = 0,196 dan p < 0,05) . Conclusion : Insomnia sleep disorder can increase an individual to suffer from primary headache (migraine/ tension type headache). Key Words : primary headache, migraine, tension type headache, insomnia, adolescent.

Page 11: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN CETAK .................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ........................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tidur ................................................................................................................. 6

2.1.1 Definisi ........................................................................................................... 6

2.1.2 Fisiologi Tidur ................................................................................................ 6

2.1.3 Tahapan Tidur ................................................................................................ 7

2.1.4 Siklus Tidur .................................................................................................... 8

2.1.5 Mekanisme Tidur ........................................................................................... 10

2.2 Gangguan Tidur ................................................................................................ 11

2.2.1 Definisi ........................................................................................................... 11

2.2.2 Etiologi Gangguan Tidur pada Remaja .......................................................... 11

Page 12: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

xii

2.2.3 Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja ...................................................... 12

2.2.4 Klasifikasi ....................................................................................................... 14

2.2.5 Insomnia ......................................................................................................... 15

2.3 Nyeri Kepala ..................................................................................................... 16

2.3.1 Definisi ........................................................................................................... 16

2.3.2 Prevalensi NKP pada Remaja ......................................................................... 17

2.3.3 Faktor-faktor Pencetus ................................................................................... 17

2.3.4 Migren ............................................................................................................ 21

2.3.5 Tension type headache ................................................................................... 21

2.4 Hubungan NKP dan Gangguan Tidur ............................................................... 22

2.4.1 Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Penderita NKP ............................. 22

2.4.2 Peranan SCN dan melatonin pada patofisiologi NKP .................................... 26

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori ................................................................................................. 33

3.2 Kerangka Konsep .............................................................................................. 34

3.3 Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 35

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian .............................................................................................. 36

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 36

4.3 Populasi dan Sampel ......................................................................................... 36

4.4 Variabel Penelitian ............................................................................................ 38

4.5 Jenis Data dan Instrumen Penelitian ................................................................. 42

4.6 Manajemen Penelitian ...................................................................................... 42

4.7 Etika Penelitian ................................................................................................. 43

BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................................ 44

BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................................... 51

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 60

Page 13: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

xiii

7.2 Saran ................................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 62

LAMPIRAN

Page 14: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Tahap-tahap Siklus Tidur .................................................................... 8

Gambar 3.1: Kerangka Teori ................................................................................... 33

Gambar 3.2: Kerangka Konsep ................................................................................ 34

Page 15: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Faktor-Faktor yang Mencetuskan NKP (Silberstein, 2002) ............................ 18

Tabel 2.2: Struktur Anatomi yang Terlibat dalam Nyeri Kepala (Silberstein dkk,

2002) ................................................................................................................................. 19

Tabel 2.3: Klasifikasi Nyeri Kepala Terkait dengan Komponen Tidur (Dodick

dkk, 2003) ......................................................................................................................... 23

Tabel 2.4: Beberapa Peranan Melatonin dalam Patofisiologi NKP (Peres, 2005) ............ 30

Tabel 5.1: Karakteristik Subyek Penelitian ....................................................................... 44

Tabel 5.2: Proporsi NKP berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................... 45

Tabel 5.3: Proporsi NKP berdasarkan Umur .................................................................... 46

Tabel 5.4: Proporsi Gangguan Tidur Insomnia ................................................................. 47

Tabel 5.5: Hubungan NKP dengan Jenis Kelamin ............................................................ 48

Tabel 5.6: Hubungan NKP dengan Umur ......................................................................... 48

Tabel 5.7: Hubungan NKP dengan Gangguan Tidur Insomnia ........................................ 49

Page 16: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian

2. Surat Izin Penelitian

3. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik

4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

5. Form Kuesioner

6. Data Penelitian

7. Hasil Uji Statistik

8. Data Diri Penulis

Page 17: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri kepala dan gangguan tidur merupakan dua keluhan yang sering

dijumpai pada masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kedua hal tersebut

berhubungan satu sama lain. Tidur diperkirakan dapat mengurangi nyeri

kepala, namun di sisi lain juga dapat memprovokasi timbulnya nyeri kepala.

(Yagihara, 2012).

Nyeri kepala merupakan gangguan neurologis yang paling sering

dijumpai diantara semua gejala gangguan kesehatan secara umum. Sebanyak

50% populasi dunia mengalami nyeri kepala setiap tahun dan lebih dari 90%

penduduk dunia mempunyai riwayat penyakit kepala selama hidupnya (IASP,

2011).

Menurut Sjahrir (2009), data prevalensi Nyeri Kepala Primer (NKP)

di Indonesia menunjukkan bahwa nyeri kepala primer merupakan salah satu

keluhan tersering yang didapati di praktik klinik. Di samping itu, pengamatan

terhadap jenis penyakit pasien rawat jalan di praktik klinik selama tahun

2003, nyeri kepala menempati peringkat paling atas dengan proporsi sekitar

42% dari seluruh pasien neurologi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, jumlah

penduduk Sulawesi Selatan tahun 2010 sebanyak 8.034.776 jiwa dengan

19,47% diantaranya adalah remaja. Masalah kesehatan yang sering dialami

oleh remaja adalah nyeri kepala. Data dari berbagai penelitian retrospektif

menunjukkan bahwa nyeri kepala generik ditemukan 37-51% pada anak

Page 18: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

2

berumur 7 tahun dan meningkat menjadi 57-82% pada anak berumur 15

tahun (Lewis et al, 2002). Di antara semua nyeri kepala pada anak, migren

dan TTH menunjukkan prevalensi paling tinggi (Lewis, 2009). Prevalensi

migren adalah 3% pada anak pra-sekolah, 4-11% pada anak usia sekolah

dasar, dan 8-23% pada anak sekolah menengah, sedangkan prevalensi TTH

adalah 30-78% (Silberstein et al, 2005).

Secara internal, terjadi perubahan biologis yang mempengaruhi durasi

tidur remaja. Keterlambatan fase sirkadian selama perkembangan usia remaja

menyebabkan memanjangnya latensi tidur remaja. Hal ini diakibatkan oleh

faktor psikososial pada pubertas yang merupakan salah satu stresor eksternal

yang mempengaruhi kehidupan remaja, seperti tanggung jawab akademik dan

meningkatnya akitivitas sosial pada remaja (Carskadon dkk., 1998; Moran

dan Everhart, 2012).

Pada remaja, hampir 25% mengalami gangguan tidur yang bervariasi

mulai dari kesulitan untuk tidur, terbangun tengah malam, sampai dengan

gangguan tidur primer yang serius seperti obstructive sleep apnea syndrome.

Gangguan tidur yang sering terjadi pada remaja ialah insomnia. Insomnia

adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur yang bisa

bersifat sementara atau persisten. Insomnia memiliki dampak buruk bagi

penderitanya, diantaranya insomnia dapat menurunkan kualitas hidup,

menurunkan stamina, menurunkan produktivitas, dan sebagai pencetus

penyakit gangguan jiwa. Prevalensi insomnia meningkat sesuai usia. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Li et al., (2002) di Hongkong didapatkan

prevalensi insomnia pada pria (12,9%), wanita (17,5%) dengan kisaran usia

Page 19: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

3

15-45 tahun.

Prevalensi gangguan tidur pada penderita nyeri kepala cukup besar.

Insomnia adalah jenis gangguan tidur yang sering dihubungkan dengan

chronic daily headache (CDH). Penelitian yang dilakukan Paiva dkk.

mengidentifikasi bahwa adanya gangguan tidur yang spesifik pada 55%

populasi penderita nyeri kepala dengan awitan tidur malam hari. Selain itu,

Boardman dkk. menunjukkan data pada populasi umum bahwa terdapat

hubungan antara meningkatnya gangguan tidur dengan derajat keparahan

nyeri kepala.

Nyeri kepala serta gangguan tidur sering terjadi pada usia remaja dan

bisa muncul bersamaan pada suatu individu. Seperti yang dikutip oleh

Linawaty dkk. (2013), penelitian di Italia menunjukkan bahwa anak-anak dan

remaja dengan migren diketahui memiliki kualitas tidur yang lebih buruk

dibandingkan dengan anak-anak dan remaja yang tidak menderita migren.

Hubungan kedua hal tersebut diduga akibat adanya peranan faktor

kronobiologis pada nyeri kepala khususnya migren serta keterlibatan

hipotalamus yang diduga sangat erat berperanan dalam hubungan keduanya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang adanya hubungan antara angka kejadian nyeri

kepala primer (migren / tension-type headache) dengan gangguan tidur

insomnia pada remaja khususnya siswa-siswi SMA Negeri 17 Makassar.

Page 20: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.2.1 Apakah terdapat hubungan antara angka kejadian nyeri kepala primer

(migren / tension-type headache) dengan gangguan tidur insomnia pada

remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui adanya hubungan antara angka kejadian nyeri kepala primer

(migren / tension-type headache) dengan gangguan tidur insomnia pada

remaja.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui angka kejadian nyeri kepala primer (migren / tension-type

headache) siswa-siswi SMA Negeri 17 Makassar.

2) Mengetahui angka kejadian gangguan tidur insomnia siswa-siswi SMA

Negeri 17 Makassar.

3) Mengetahui hubungan antara angka kejadian nyeri kepala primer

(migren / tension-type headache) dengan gangguan tidur insomnia

pada siswa-siswi SMA Negeri 17 Makassar.

4) Mengetahui hubungan antara angka kejadian nyeri kepala primer

(migren / tension-type headache) dengan jenis kelamin pada siswa-

siswi SMA Negeri 17 Makassar.

Page 21: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

5

5) Mengetahui hubungan antara angka kejadian nyeri kepala primer

(migren / tension-type headache) dengan umur pada siswa-siswi SMA

Negeri 17 Makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan bahan sebagai

referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan oleh peneliti selanjutnya yang

berhubungan dengan nyeri kepala primer pada masa yang akan datang.

1.4.2 Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu tenaga kesehatan khususnya

dokter dalam menangani nyeri kepala primer yang berhubungan dengan

masalah tidur dengan jalan memberikan informasi kepada remaja

mengenai pola tidur yang baik.

Page 22: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tidur

2.1.1 Definisi

Tidur merupakan proses aktif, repetitif serta reversibel yang

dibutuhkan oleh berbagai fungsi, misalnya untuk perbaikan dan

pertumbuhan, konsolidasi memori, dan proses restoratif. Proses tingkah

laku (behavioral), fisiologi, dan neurokognitif terlibat dalam tidur, seperti

halnya fungsi imunologis (Curcio dkk, 2006; Lange dan Born, 2011).

2.1.2 Fisiologi Tidur

Setiap makhluk memiliki irama kehidupan yang sesuai dengan masa

rotasi bola dunia yang dikenal dengan istilah irama sirkadian. Irama

sirkadian bersiklus 24 jam antara lain diperlihatkan oleh menyingsing dan

terbenamnya matahari, layu dan segarnya tanam-tanaman pada malam dan

siang hari, awas waspadanya manusia dan bintang pada siang hari serta

tidurnya mereka pada malam hari (Harsono, 1996). Tidur merupakan suatu

kegiatan susunan saraf pusat, dimana ketika seseorang sedang tidur bukan

berarti bahwa susunan saraf pusatnya tidak aktif, namun sedang bekerja

(Harsono, 1996). Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur

adalah Reticular Activating System (RAS) serta Bulbar Synchronizing

Regional (BSR) yang terletak pada batang otak (Potter & Perry, 2005).

RAS adalah sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan

susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur. RAS terletak dalam

mesenfalon dan bagian atas pons. Selain itu RAS juga dapat memberi

Page 23: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

7

rangsangan visual, nyeri, pendengaran, serta perabaan dan juga dapat

menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan

proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS ini akan

melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat

tidur, hal tersebut disebabkan oleh adanya pelepasan serum serotonin dari

sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter

& Perry, 2005).

2.1.3 Tahapan Tidur

Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau

Rapid Eye Movement (REM) dan pergerakan mata yang tidak cepat atau

Non-Rapid Eye Movement (NREM). Berdasarkan tiga rekaman fisiologis

yang dilakukan sewaktu tidur, yaitu elektroensefalografi (EEG),

elektrookulografi (EOG), dan elektromiografi (EMG), tidur dibagi menjadi

2 tahapan nyata yang berlangsung sesuai dengan pola siklus:

2.1.3.1 Tidur Non-Rapid Eye Movement (NREM), dibagi menjadi 4

stadium, yaitu:

1. Tidur Stadium Satu (tidur dangkal)

2. Tidur Stadium Dua (tidur terkonsolidasi)

3. Tidur Stadium Tiga dan Empat (tidur dalam atau tidur gelombang

lambat)

2.1.3.2 Tidur Rapid Eye Movement (REM)

Siklus akan berulang sebanyak 4-6 kali tiap tidur secara normal

pada orang dewasa, dan setiap siklus berlangsung sekitar 90-110

menit (Lumbantobing, 2008; Chokroverty, 2010).

Page 24: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

8

2.1.4 Siklus Tidur

Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam, REM dan

NREM terjadi berselingan sebanyak 4-6 kali. Apabila seseorang kurang

cukup mengalami REM, maka esok harinya ia akan menunjukkan

kecenderungan untuk menjadi hiperaktif, kurang dapat mengendalikan

emosinya dan nafsu makan bertambah. Sedangkan, jika NREM kurang

cukup, keadaan fisik menjadi kurang gesit (Mardjono, 2008).

Siklus tidur normal dapat dilihat pada skema berikut:

Gambar 2.1 Tahap-tahap siklus tidur (Potter & Perry, 2005)

Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkadian yang

merupakan siklus dari 24 jam kehidupan manusia. Keteraturan irama

sirkadian ini juga merupakan keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu,

maka fungsi fisiologis dan psikologis dapat terganggu (Potter & Perry,

2005).

Sistem sirkadian ini terorganisasi secara pola hirarki dan

pacemaker sentral yang mensinkronisasi osilator sirkadian seluler pada

badan-badan sel paling perifer. Jam biologis ini meliputi pengaturan irama

fungsi-fungsi tubuh seperti tekanan darah, kadar hormonal, temperatur

Page 25: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

9

tubuh, dan tentu saja siklus bangun tidur. Osilator sirkadian terdiri dari

kurang lebih 20.000 neuron-neuron jam biologis yang terletak di daerah

ventrolateral suprachiasmatic nucleus (SCN). Nukleus ini merupakan

“master clock” dalam tubuh manusia yang berlokasi secara bilateral di

bagian anterior hipotalamus, di atas chiasma opticum. Bila terjadi

kerusakan pada SCN, maka irama sirkadian bangun tidur menjadi tidak

teratur lagi (Mahdi dkk, 2011; Bohm, 2012).

Cahaya mempengaruhi tubuh untuk memproduksi berbagai

substansi yang erat hubungannya dengan dengan pola sirkadian tubuh,

misalnya kortisol, serotonin dan terutama melatonin. Kortisol adalah

hormon penanda stres yang produksinya mengikuti irama sirkadian.

Kortisol meningkat saat pagi hari dan menurun di malam hari. Tetapi,

dengan adanya perubahan fungsi aksis Hypothalamus-Pituitary-Adrenal

(HPA) berpengaruh terhadap produksi kortisol. Pada beberapa keadaan

gangguan aksis HPA, misalnya fibromyalgia, produksi kortisol diurnal

cenderung tidak mengalami peningkatan namun terjadi lonjakan kadar

kortisol pada malam harinya. Sedangkan pada sleep deprivation (SD) juga

terjadi perubahan kadar kortisol. Kadar kortisol meningkat secara perlahan

sepanjang paruh kedua tidur dengan kenaikan tajam sebelum waktu

bangun fisiologis (Mahdi dkk, 2011, Bohm, 2012).

Beberapa sitokin dihasilkan secara konsisten mengikuti irama

diurnal dengan kadar puncak sepanjang malam terutama dini hari, kadar

kortisol saat itu paling rendah dan melatonin dalam kadar paling tinggi

(Mahdi dkk, 2011; Prather dkk., 2014).

Page 26: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

10

Produksi melatonin biasanya terjadi pada malam hari. Produksi

melatonin mengaktivasi hipotalamus yang dimana pada akhirnya

menyebabkan penurunan histamin dan oreksin, dua substansi ini akan

meningkatkan kewaspadaan. Melatonin merupakan mediator antara

stimulus cahaya eksternal dengan adaptasi fisiologis tubuh sepanjang siang

dan malam serta memfasilitasi kecenderungan untuk tidur pada malam hari

dan terbangun pada siang hari (Mahdi dkk, 2011).

2.1.5 Mekanisme Tidur

Tidur NREM dan REM berbeda berdasarkan kumpulan parameter

fisiologis. NREM ditandai oleh denyut jantung dan frekuensi pernafasaan

yang stabil dan lambat serta tekanan darah yang rendah. NREM adalah

tahapan tidur yang tenang. REM ditandai dengan gerakan mata yang cepat

dan tiba-tiba, peningkatan saraf otonom serta mimpi. Pada tidur REM,

terdapat fluktuasi luas dari denyut nadi, tekanan darah, dan frekuensi

nafas. Keadaan ini disertai dengan adanya penurunan tonus otot dan

peningkatan aktivitas otot involunter. REM disebut juga dengan aktivitas

otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau tidur paradoks (Ganong,

1998).

Pada tidur yang normal, masa tidur REM berlangsung selama 5-20

menit dan rata-rata timbul setiap 90 menit dengan periode pertama terjadi

80-100 menit setelah seseorang tertidur. Tidur REM menghasilkan pola

EEG yang menyerupai tidur NREM tingkat I dengan gelombang beta,

disertai mimpi aktif, tonus otot sangat rendah, frekuensi jantung dan nafas

tidak teratur (pada mata menyebabkan gerakan bola mata yang cepat atau

Page 27: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

11

rapid eye movement), dan lebih sulit dibangunkan daripada tidur

gelombang lambat atau NREM.

Pengaturan mekanisme tidur dan bangun sangat dipengaruhi oleh

sistem yang disebut Reticular Activity System. Bila aktivitas Reticular

Activity System ini meningkat maka orang tersebut dalam keadaan sadar,

namun jika aktivitas Reticular Activity System menurun, maka orang

tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktivitas Reticular Activity System

(RAS) ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas neurotransmitter seperti sistem

serotoninergik, noradrenergik, kolinergik, dan histaminergik (Japardi,

2002).

2.2 Gangguan Tidur

2.2.1 Definisi

Gangguan tidur adalah suatu kumpulan kondisi yang digambarkan

dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu tidur pada

seseorang (Dawson, 2007).

2.2.2 Etiologi Gangguan Tidur pada Remaja

Setiap manusia memiliki waktu tersendiri, yaitu waktu sirkadian

endogen yang dimana mengalami sinkronisasi dengan waktu harian

selama 24 jam. Hal ini disebut sebagai kronotipe dan dipengaruhi oleh

faktor genetik serta karakteristik individu seseorang, misalnya umur dan

jenis kelamin. Perlu diketahui bahwa kronotipe masing-masing individu

menentukan durasi tidur seseorang, sehingga sering didapati orang dengan

waktu tidur yang lama atau sebaliknya. Siklus gelap terang, irama biologis

Page 28: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

12

tubuh, dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kronotipe seseorang

(Bohm, 2012).

Remaja cenderung terlambat untuk memulai tidur. Remaja yang

berumur 12 tahun-an, yang memulai awitan akil balik akan mulai

mengalami keterlambatan fase tidur dan akan mencapai puncak

keterlambatan saat berumur 20 tahun. Roennerberg dan Kuehnle (2004)

memperkirakan perubahan irama internal ini sebagai suatu “marker

biologis pertama yang menunjukkan akhir fase remaja”. Remaja

perempuan cenderung mengalami puncak keterlambatan tidur saat berusia

sekitar 19,5 tahun, sedangkan remaja laki-laki saat berusia 20,9 tahun.

Keterlambaan fase tidur laki-laki dibandingkan perempuan akan terjadi

sampai umur 50 tahun-an.

2.2.3 Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja

Penelitian Mindell dan Meltzer (2008) menunjukkan bahwa

masalah tidur pada anak dan remaja memiliki prevalensi yang sangat

tinggi dengan kisaran 25%-40%. Lebih banyak ditemukan pada kalangan

spesial khususnya anak-anak dengan masalah psikiatri. Selain itu, masalah

tidur kerap menetap. Sayangnya, gangguan tidur seringkali tidak mendapat

perhatian khususnya sejak mereka sangat menerima untuk diintervensi. Di

samping itu, pada remaja terdapat perubahan besar dalam pola bangun-

tidur yaitu meliputi durasi tidur yang berkurang, waktu tidur tertunda dan

perbedaan pola tidur pada hari kerja serta akhir pekan sehingga kualitas

tidur remaja cenderung berkurang (Mindell dan Owens, 2003).

Page 29: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

13

Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian epidemiologi

menunjukkan bahwa jumlah remaja yang mengalami gangguan tidur

semakin meningkat tiap tahunnya. Pada penelitian Ohida dkk. (2004)

menunjukkan bahwa prevalensi gangguan tidur pada siswa sekolah

menengah bervariasi yaitu sekitar 15,3%-39,2%. Sedangkan, menurut hasil

penelitian Bruni dkk. (1996), prevalensi gangguan tidur pada remaja

adalah 73,4%.

Gangguan tidur pada remaja dapat berupa berkurangnya durasi,

kuantitas serta kualitas tidur. Terdapat kesepakatan antara peneliti di mana

kebutuhan tidur remaja yaitu kurang lebih 9-10 jam setiap malam agar

dapat mencapai fungsi biologis tubuh yang optimal, misalnya regulasi

mood dan fungsi kognitif yang baik. Menurut suatu survei nasional

mengenai pola tidur remaja di Amerika Serikat, ternyata hanya 20%

remaja berumur 11-17 tahun yang memenuhi kebutuhan tidur malam

selama 9 jam sedangkan, 45% tidur kurang dari 8 jam (Moran dan

Everhart, 2012).

Pada suatu penelitian epidemiologi berskala besar yang dilakukan

di Eropa menunjukkan bahwa 30% remaja berumur 15-18 tahun

mengeluhkan setidaknya satu keluhan gangguan tidur. Hampir 20%

mengeluh mengantuk sepanjang siang hari (daytime sleepiness), 13,8%

mengalami tidur non-restoratif dan 12,4% mengeluh sulit untuk jatuh

tertidur, sedangkan 9,25% mengeluh sulit untuk mempertahankan tidur

(Moran dan Everhart, 2012).

Page 30: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

14

2.2.4 Klasifikasi

Pembagian gangguan tidur yang baru menurut American Academy

of Sleep medicine classification of Sleep Disorders, 2005:

1. Insomnia

2. Sleep Related Breathing Disorders

3. Hypersomnias of Central Origin Not Due to a Circadian Rhytm Sleep

Disorders, Sleep Related Breathing Disorders, or Other Cause of

Disturbed Nocturnal Sleep

4. Circadian Rhythm Sleep Disorders

5. Parasomnia

6. Sleep Related Movement Disorders

7. Isolated Symptoms, Apparently Normal Variants and Unresolved Issue

8. Other Sleep Disorders

2.2.5 Insomnia

a. Definisi

Insomnia merupakan kesukaran untuk memulai maupun

mempertahankan tidur yang bersifat sementara ataupun persisten

(Siregar, 2011).

b. Epidemiologi

Insomnia merupakan kasus gangguan tidur tersering dijumpai

dalam praktik sehari-hari. Wanita lebih sering terkena insomnia

dibandingkan dengan pria. Prevalensi insomnia juga meningkat pada

populasi pengguna alkohol atau NAPZA, pasien yang sedang dirawat di

Page 31: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

15

rumah sakit atau asrama, dan pasien yang sedang mengalami gangguan

medis atau neurologis tertentu (Teofilo Lee-Chiong, 2008).

Suatu penelitian berbasis populasi menunjukkan bahwa sekitar

10,7% remaja usia 13-16 tahun pernah mengalami insomnia sepanjang

hidupnya dan 9,4% masih tetap mengalami insomnia. Insomnia juga

disebutkan sebagai faktor paling berpengaruh dari kualitas tidur yang

buruk. Selain faktor genetik, faktor psikososial remaja juga berperan

menimbulkan insomnia pada remaja.

c. Klasifikasi berdasarkan durasi

1) Akut (< 1 bulan)

- Transient : beberapa hari

- Short term : hingga 3-4 minggu

2) Kronis (>1-3 bulan)

d. Patofisiologi

Beberapa faktor penting yang terlibat dalam patofisiologi insomnia

adalah gangguan irama sirkadian siklus bangun-tidur, irama suhu tubuh,

keinginan waktu tidur dan waktu terjaga. Pada beberapa penelitian

dilaporkan bahwa keluhan yang dirasakan pasien insomnia bukanlah

disebabkan oleh adanya gangguan selama mereka tidur malam atau

karena sleep deprivation, melainkan disebabkan oleh karena waktu

terjaga somatik dan kognitifnya selama 24 jam (Teofilo Lee-Chiong,

2008).

Page 32: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

16

e. Penyebab Insomnia

Insomnia merupakan gejala dari berbagai kondisi atau penyakit.

Penyebab insomnia meliputi gangguan tidur primer, gangguan tidur

lainnya, gangguan irama sirkadian bangun-tidur, kelainan medis,

kelainan neurologis, gangguan psikiatri, kelainan behavior, penggunaan

obat, dan efek putus obat. Dengan mengidentifikasi faktor pencetus

secara spesifik mungkin sulit, terutama bila keluhan telah muncul

selama bertahun-tahun (Teofilo Lee-Chiong, 2008).

f. Faktor Predisposisi

Yang termasuk dalam faktor predisposisi adalah:

• Genetik

• Personality traits

• Hyperarousal fisiologis (seperti: peningkatan tekanan otot, suhu

tubuh, tingkat metabolisme, dan denyut jantung, peningkatan

frekuensi EEG pada saat onset tidur dan selama NREM

• Arousal fisiologis (kecenderungan untuk agitasi, anxietas, atau

vigilance)

• Waktu bangun-tidur yang digemari pasien

2.3 Nyeri Kepala

2.3.1 Definisi

Nyeri kepala adalah suatu rasa nyeri atau rasa tidak mennyenangkan pada

daerah kepala termasuk meliputi daerah wajah, tengkuk dan leher

(PERDOSSI, 2013). Beberapa bentuk nyeri kepala yang digolongkan

Page 33: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

17

sebagai NKP adalah migren (umum dan aura), Tension-type Headache

(TTH), nyeri kepala klaster (NKK), dan yang tergolong NKP lainnya

(PERDOSSI, 2013).

2.3.2 Prevalensi NKP pada remaja

Insiden nyeri kepala primer meningkat dan mencapai puncak pada

usia 13 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Pada penelitian berbasis

populasi pada remaja usia 11-12 tahun menunjukkan bahwa lebih dari

90% mengalami keluhan NKP jenis apapun dalam setahun (Gilman dkk.,

2007).

Nyeri kepala merupakan keluhan yang paling sering dialami pada

populasi umum, demikian pula pada anak dan remaja. Prevalensi nyeri

kepala pada populasi usia sekolah berdasarkan 50 penelitian berbasis

populasi di Amerika dan Eropa bahwa sekitar 58,7% anak sekolah

mengalami nyeri kepala dalam satu bulan. Terdapat tendensi

meningkatnya prevalensi NKP pada anak dan remaja umur 11 tahun

sampai 17 tahun yaitu 45,2%-78,7%. Nyeri kepala primer yang dialami

oleh remaja usia sekolah menunjukkan prevalensi yang tinggi, yaitu

sebanyak 66%-71% mengalami NKP sebanyak satu kali dalam seminggu

(Straube dkk., 2013).

2.3.3 Faktor-faktor pencetus

Menurut Kutlu dkk. (2010) yang meneliti faktor-faktor pencetus

NKP terutama migren di Turki, terdapat berbagai faktor lain sebagai

pencetus. Faktor stres psikologis, suara, gangguan tidur dan kelelahan

merupakan faktor pencetus NKP yang paling umum.

Page 34: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

18

Tidur merupakan faktor pencetus yang unik karena di satu sisi

kekurangan tidur dapat memprovokasi nyeri kepala, di sisi lain tidur dapat

meredakan nyeri kepala. Kualitas tidur yang menurun berhubungan

langsung dengan timbulnya serangan migren dan seringkali tidak dapat

dijelaskan secara terpisah dengan komorbiditasnya, seperti depresi atau

gangguan cemas pada individu yang sama. Terbangun saat malam hari

yang terjadi secara kronik dan pola timbulnya nyeri kepala saat pagi hari

merupakan hal yang mendasari pemikiran bahwa gangguan tidur memicu

timbulnya nyeri kepala. Hipotalamus sebagai pusat otonom mengatur

homeostatik tubuh dan mengontrol nyeri. Hipotalamus dan area pada

batang otak yang terhubung secara anatomi berperan terhadap gejala

kronobiologi pada beberapa jenis nyeri kepala primer. Pada penelitian di

Turki ini, gangguan tidur merupakan faktor pemicu NKP tersering setelah

stres psikologis dan faktor lingkungan (Alstadhaug, 2006). Tabel berikut

ini mengklasifikasikan faktor-faktor pencetus timbulnya NKP.

Tabel 2.1 Faktor-Faktor yang Mencetuskan NKP (Silberstein, 2002)

Page 35: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

19

Keterlibatan hipotalamus dalam patofisiologi NKK telah diketahui

sejak lama. Hipotalamus diperkirakan pula memiliki peranan dalam

terjadinya NKP lainnya seperti migren terutama dalam bentuk migren

kronik. Beberapa jalur dan sistem seperti jalur hipotalamik-

tuberoinfundibular (prolaktin dan hormon pertumbuhan), aksis HPA yang

memproduksi kortisol dan peranan badan pineal dalam patofisiologi

migren (Peres dkk., 2001).

Secara umum struktur neuroanatomi yang terlibat dalam

patofisiologi NKP dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.2 Struktur Anatomi yang Terlibat dalam Nyeri Kepala

(Silberstein dkk., 2002)

Selama serangan migren, serabut saraf sensoris melepaskan

peptida-peptida yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan

permeabilitas pembuluh darah. Serabut saraf yang berasal dari ganglion

trigeminovaskular mengandung substansi P, calcitonin gene-related

peptide (CGRP) dan neurokinin A yang diproduksi apabila sistem

trigeminovaskular distimulasi. (Silberstein dkk, 2002).

Peptida-peptida ini muncul sebagai respon inflamasi steril pada

duramater dan menyebabkan sensitisasi pada serabut saraf sensoris

Page 36: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

20

terhadap stimulus nonnoksius terdahulu (misalnya pulsasi pembuluh darah

atau perubahan tekanan vena). Sensitisasi tersebut bermanifestasi sebagai

peningkatan mekanosensitivitas intrakranial dan hiperalgesia yang

diperberat dengan batuk atau gerakan kepala yang mendadak. Kadar

CGRP ditemukan meningkat pada vena jugularis selama serangan migren

berlangsung dan normal kembali setelah pemberian sumatriptan yang

kemudian meredakan nyeri kepala. Vasoactive intestinal polypeptide (VIP)

dan CGRP merupakan petanda aktivasi saraf parasimpatis intrakranial

yang banyak ditemukan pada penderita NKP kronik (Silberstein dkk.,

2002).

Nukleus batang otak termasuk di antaranya PAG, LC, dan nukleus

rafe dorsalis tidak aktif sebagai respon terhadap timbulnya nyeri kepala.

Nukleus noradrenergik dan serotonergik berpartisipasi dalam respon stres,

kecemasan dan depresi. Pada penderita migren menunjukkan terjadinya

hipersensitivitas sentral terhadap stimulasi dopaminergik yang

berhubungan dengan tingkah laku yang terjadi selama serangan migren

(menguap, iritabilitas, hipereaktivitas, gastroparesis, mual dan muntah)

(Silberstein dkk., 2002).

Disamping teori vaskuler dan inflamasi steril tersebut, serotonin

diduga memainkan peranan penting pada patofisiologi migren. Metabolit

utama serotonin, 5- hydroxyindoleacetic ditemukan meningkat dalam urin

penderita migren. Pada kondisi lain, kadar serotonin platelet menurun

dengan cepat pada serangan migren akut. Penurunan kadar serotonin

diduga justru dapat memicu serangan migren (Silberstein dkk., 2002).

Page 37: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

21

2.3.4 Migren

a. Definisi

Menurut International Headache Society (2004), migren adalah nyeri

kepala dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri

biasanya unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang

sampai berat dan diperberat oleh aktivitas, dan dapat disertai mual,

muntah, fotofobia dan fonofobia.

b. Etiologi dan Faktor Pencetus

Perubahan hormonal, kafein, puasa dan terlambat makan, ketegangan

jiwa (stres), cahaya kilat atau berkelip, makanan, banyak tidur atau

kurang tidur, faktor herediter, dan faktor kepribadian.

c. Klasifikasi

• Migren tanpa aura

• Migren dengan aura

• Migren oftalmoplegik

• Migren retinal

• Migren yang berhubungan dengan gangguan intrakranial

• Migren dengan komplikasi

• Gangguan seperti migren yang tidak terklasifikasi

2.3.5 Tension Type-Headache

a. Definisi

Tension type-headache adalah nyeri kepala karena tegang yang

menimbulkan nyeri akibat kontraksi menetap otot-otot kulit kepala,

dahi, dan leher yang disertai dengan vasokonstriksi ekstrakranium.

Page 38: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

22

Nyeri ditandai dengan rasa kencang seperti pita di sekitar kepala dan

nyeri tekan didaerah oksipitoservikalis (Hartwig dan Wilson, 2006).

b. Etiologi

Tension (ketegangan) dan stres; tiredness (kelelahan); anxiety

(kecemasan); lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain);

postur yang buruk; jejas pada leher dan spine; tekanan darah yang

tinggi; physical dan stres emosional (emergency department factsheet,

2008).

c. Klasifikasi

Menurut International Headache Society Classification, TTH terbagi

atas 3 yaitu, episodic tension-type headache, chronic tension type

headache, dan headache of the tension type not fulfilling above criteria.

2.4 Hubungan Nyeri Kepala Primer dan Gangguan Tidur

2.4.1 Prevalensi gangguan tidur pada remaja penderita NKP

Pada penelitian Paiva dkk. (1997) menunjukkan bahwa 26 dari 49

sampel (53%) yang teridentifikasi mengalami gangguan tidur merupakan

penderita nyeri kepala primer.

Boardman dkk. (2005) menunjukkan data bahwa penderita dengan

NKP kronik memiliki kemungkinan 17 kali lebih besar mengalami

gangguan tidur dibandingkan dengan populasi normal. Meningkatnya

kecenderungan gangguan tidur juga berkorelasi dengan derajat keparahan

NKP pada penelitian lainnya (Rains dkk., 2008).

Page 39: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

23

Pada remaja penderita NKP, gangguan tidur merupakan fenomena

klinis. Beberapa penelitian yang memfokuskan pada hubungan antar kedua

fenomena ini melaporkan adanya variasi bentuk gangguan tidur seperti

misalnya kesulitan untuk jatuh tertidur, frekuensi terbangun malam hari

yang sering, terbangun terlalu pagi dan mengantuk hebat pada siang hari.

National Sleep Foundation di Amerika pada tahun 2006 memberikan data

bahwa 45% remaja tidak mencapai kebutuhan tidur dalam semalam. Suatu

penelitian terhadap 69 remaja berumur 13-17 tahun dengan NKP

menunjukkan bahwa 65,7% peserta penelitian tersebut mengalami masalah

tidur dengan pemenuhan kebutuhan tidur yang tidak mencukupi (Gilman

dkk., 2007).

Sahota dan Dexter mengajukan klasifikasi kompleks mengenai

NKP yang berhubungan dengan gangguan tidur seperti yang dikutip oleh

Dodick dkk. (2003) pada tabel 2.3 berikut ini

Tabel 2.3 Klasifikasi Nyeri Kepala Terkait dengan Komponen Tidur

(Dodick dkk, 2003)

Page 40: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

24

Paiva dkk. (1997) mengajukan klasifikasi mengenai hubungan

antara gangguan tidur dan NKP sebagai berikut:

1. Gangguan tidur yang disebabkan oleh nyeri kepala.

2. Nyeri kepala yang diinduksi oleh gangguan tidur.

3. Nyeri kepala dan gangguan tidur timbul tumpang tindih misalnya TTH

dan insomnia yang diinduksi oleh gangguan mood.

4. Nyeri kepala dan gangguan tidur muncul pada satu individu namun

tidak ada interaksi antara keduanya.

Perkembangan tidur pada remaja tidak terlalu pesat jika

dibandingkan dengan anak-anak. Perubahan pola tidur pada remaja

disebabkan oleh adanya perubahan hormonal serta pergeseran irama

sirkadian. Rata-rata durasi tidur harian menurun dari 11 jam di usia 6

tahun menjadi 10 jam di usia 9 tahun dan sekitar 8-9 jam saat usia 16

tahun. Selain itu, maturasi arsitektur tidur ditandai dengan penurunan

secara bertahap proporsi tidur dalam NREM dan sebagai kompensasi yaitu

dengan meningkatnya proporsi stadium tidur ringan NREM. Kantuk di

siang hari yang dialami pada remaja dapat diukur dengan multiple sleep

latency test (MSLT). Hasil dari tes tersebut adalah meningkatnya nilai

MLST menunjukkan bahwa adanya efek berkurangnya durasi tidur secara

relatif terhadap kebutuhan tidur remaja (Hoban, 2010).

Menurut Hoban (2010); Schochat dkk (2010), lingkungan sosial

juga sangat berpengaruh terhadap perubahan pola tidur pada remaja.

Seperti misalnya, penggunaan komputer atau internet, game video dan

Page 41: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

25

telepon, kegiatan tersebut wajar dilakukan oleh remaja, mengganggu

waktu tidur dan meningkatkan risiko mengantuk pada saat siang hari.

Paparan media elektronik seperti televisi (3 jam per hari), penggunaan

fasilitas internet (2,5 jam per hari) akan meningkatkan latensi tidur dan

mengurangi waktu tidur anak dan remaja.

Sleep deprivation memberikan konsekuensi berat terhadap

perkembangan fisik dan mental remaja. Suatu penelitian berbasis populasi

dilakukan terhadap anak sekolah yang tergolong remaja (usia 11-17) tahun

menilai kualitas tidur dan faktor- faktor prediktor gangguan tidur pada

remaja menggunakan beberapa parameter yaitu PSQI dan Epworth

Sleepness Scale (ESS) dan lain-lain. Penelitian tersebut menyebutkan

bahwa rata-rata waktu tidur anak sekolah adalah sekitar 7,02 jam. Hanya

29,4% dari responden penelitian yang tidur lebih dari 8 jam dalam sehari.

Kualitas tidur yang buruk (skor PSQI ≥8) berhubungan signifikan dengan

peningkatan mood negatif (kemarahan, kecemasan, depresi, kelelahan dan

ketegangan). Responden dengan kualitas tidur buruk juga berkorelasi

signifikan dengan penyakit fisik (Lund dkk., 2010; Dinges dkk., 2011;

Moran dan Everhart, 2012).

Gangguan tidur yang dialami remaja selain Delayed Sleep Phase

(DSP) adalah insomnia. Menurut Diagnostic and Statistical Manual

(DSM)-V seperti yang dikutip oleh Tikotzky dan Sadeh (2012), insomnia

ditandai dengan adanya kesulitan memulai tidur, mempertahankan tidur

atau tidur nonrestoratif yang berlangsung minimal satu bulan dan

menyebabkan gangguan harian dan distres yang signifikan. Suatu

Page 42: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

26

penelitian berbasis populasi menunjukkan bahwa sekitar 10,7% remaja

usia 13-16 tahun pernah mengalami insomnia sepanjang hidupnya dan

9,4% masih tetap mengalami insomnia. Insomnia juga disebutkan sebagai

faktor paling berpengaruh dari kualitas tidur yang buruk. Selain faktor

genetik, faktor psikososial remaja juga berperan menimbulkan insomnia

pada remaja.

Berbagai gangguan tidur pada remaja seperti sindrom DSP,

insomnia dan sleep-related breathing disorder berkorelasi kuat dengan

timbulnya nyeri kepala saat pagi hari (Calhoun dan Ford, 2007).

2.4.2 Peranan SCN dan melatonin pada patofisiologi NKP

Hubungan antara gangguan tidur dan NKP secara umum memiliki

dasar struktur neuroanatomi dan mekanisme neurofisiologi yang sama,

meliputi hipotalamus, serotonin dan melatonin. Aktivasi ARAS di batang

otak menyebabkan kondisi terjaga. Pengaruh neurotransmiter kortikal

seperti epinefrin, dopamine dan asetilkolin berperan mempertahankan

kewaspadaan selama terjaga. Tidur fase NREM dikontrol oleh neuron-

neuron GABA di basal otak depan (basal forebrain). Sedangkan generator

fase REM terletak di daerah dorsolateral tegmentum pontin. Fase REM

diawali oleh pelepasan asetilkolin yang diaktivasi oleh neuron pontin

tersebut. Serotonin yang berasal dari nukleus di daerah rafe dorsalis telah

diketahui memegang peranan pada migren (Alberti, 2003).

Kadar melatonin menurun pada beberapa jenis NKP terutama

migren, NKK dan nyeri kepala hipnik. Melatonin memiliki efek terapeutik

terhadap nyeri kepala primer melalui efek antioksidan, antiinflamasi dan

Page 43: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

27

antinosiseptik. Mekanisme yang mendasari efek protektif melatonin

terhadap nyeri kepala belum sepenuhnya jelas. Efek beta endorfin yang

mungkin dimiliki oleh melatonin diperkirakan berperanan penting selain

mekanisme oksida nitrit dan jalur GABA, glutamat dan opiat endogen.

Efek protektif tersebut memungkinkan melatonin digunakan sebagai terapi

farmakologi prevensi migren (Bhasyar dkk., 2009).

Melatonin berperanan dalam ritme sirkadian dan mungkin memiliki

efek terapeutik terutama pada NKK. Nukleus noradrenergik LC dan

nukleus serotonergik rafe dorsalis mengontrol siklus bangun tidur dan

modulasi nyeri. Serotonin terlibat dalam regulasi tidur dan memegang

peranan penting dalam patofisiologi migren. Namun demikian, belum ada

penjelasan yang memuaskan mengenai bagaimana kedua hal tersebut

saling mempengaruhi (Alberti, 2006; Rains dkk., 2008).

Badan pineal adalah organ fotoneuroendokrin yang berbentuk

cemara, berada pada pusat otak di belakang ventrikel ketiga. Organ yang

kaya vaskular ini menghasilkan melatonin, peptida (seperti arginin

vasotosin) dan sel neuroglial. Stimulus eksternal dikonversi oleh badan

pineal dengan jalan menghasilkan hormon melatonin sebagai respon

terhadap sinkronisasi homeostasis internal dan lingkungan (Teron, 2002;

Peres, 2005).

Lokasi SCN di bagian posterior hipotalamus berhubungan dengan

aktivitas korteks oksipital dan nukleus rafe di batang otak sebagai

penghasil serotonin. Aktivitas serotonin memiliki ritme sirkadian dan

sirkanual dibawah kontrol SCN sebagai pacemaker. Jalur serotonergik

Page 44: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

28

seperti traktus serotonergik basal forebrain yang bersifat asenden bermula

pada nukleus rafe dan berakhir pada area otak yang berbeda termasuk

pada SCN di hipotalamus. Stimulasi nukleus rafe akan menginduksi

pengeluaran serotonin pada SCN dan memulai ritme aktivitas sirkadian.

Adanya eksistensi komunikasi anatomi antara SCN dengan nukleus rafe

melalui neurotransmisi serotonin mungkin dapat menerangkan hubungan

antara tidur dengan NKP (Teron, 2002; Peres dkk., 2006).

Nyeri kepala primer yang seringkali dihubungkan dengan tidur

pada berbagai penelitian adalah migren. Serangan migren pada fase

prodromal diawali oleh gangguan fungsional neuronal pada hipotalamus.

Gangguan periodisitas sentral di hipotalamus ini dapat dilihat sesuai

dengan periodisitas serangan migren dan adanya perubahan emosional

oleh mekanisme jalur sistem limbik yang berhubungan dengan

hipotalamus. Gangguan fisiologi bioritmik hipotalamus seperti perubahan

hormonal, gangguan tidur dan perubahan nafsu makan merupakan

beberapa faktor yang sering memicu serangan migren (Teron, 2002).

Migren dipicu oleh perubahan siklus internal atau eksternal,

misalnya perubahan bioritmik hormonal (menstruasi), siklus bangun tidur

dan fase tidur, jet lag, giliran kerja (shift), faktor geoklimatik (siklus

musim, perubahan temperatur tekanan barometri, perubahan siklus gelap

terang), gangguan afektif atau emosional, perubahan kebiasaan rutin (pola

waktu makan, aktivitas istirahat dan akhir pekan). Hal ini menyokong teori

gangguan sirkuit serebral dengan mekanisme adaptasi homeostatik

(Dodick, 2003).

Page 45: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

29

Trigeminal nucleus caudalis di pons dan mesensefalon yang

diperkirakan sebagai “generator migren” mengaktivasi struktur vaskuler

yang memvaskularisasi nukleus ini selama serangan migren. Gejala

migren yang berhubungan dengan fase prodromal dan aura kemungkinan

disebabkan oleh aktivitas hipotalamus atau kortikal, misalnya menguap,

peningkatan rasa lapar, kelelahan, perubahan mood, distorsi visual dan

sensoris. Hipotalamus terhubung dengan sistem limbik, sel-sel melatonin

neuronal di badan pineal dan nukleus di batang otak yang mengatur

kontrol eferen otonom oleh nukleus traktus solitarius, kontrol motorik dan

fase tidur oleh LC dan modulasi nyeri oleh PAG (Alberti, 2006).

Berdasarkan polisomnografi yang dilakukan pada penderita

migren, terdapat hubungan antara nyeri kepala di malam hari dengan fase

REM. Migren yang terjadi saat terjaga, disebabkan oleh pemanjangan fase

3, 4 dan REM. Suatu studi observasional yang dilakukan oleh Kelman dan

Rain (2005) menunjukkan adanya keluhan gangguan tidur pada 1.283

penderita migren.

Penderita TTH kronik mengalami pengurangan waktu tidur tapi

tidak spesifik pada fase tertentu, pemanjangan latensi tidur seringkali

terjaga, peningkatan aktivitas motorik di malam hari dan penurunan tidur

gelombang lambat. Kecemasan dan depresi komorbid dengan TTH

sehingga gangguan tidur khususnya insomnia yang menjadi salah satu

gejala depresi juga sering dialami terutama oleh penderita TTH kronik.

Hal ini menyokong hipotesis adanya hubungan antara NKP, gangguan

tidur dan gangguan psikiatri (Alberti, 2006; Rain dkk., 2008).

Page 46: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

30

Penelitian Brun dkk. (1995) menunjukkan penurunan kadar

melatonin dalam urin pada wanita penderita migren saat serangan bila

dibandingkan pada wanita menstruasi yang tidak mengidap migren. Hal

inilah yang mendasari pemikiran bahwa melatonin terlibat dalam

patofisiologi migren, terutama migren kronis. Peranan melatonin dalam

patofisiologi NKP kronik dimungkinkan oleh adanya efek melatonin

seperti yang dipaparkan pada tabel 2.4 berikut ini.

Tabel 2.4 Beberapa Peranan Melatonin dalam Patofisiologi NKP (Peres, 2005)

Melatonin adalah molekul yang bertanggung jawab terhadap

sinkronisasi internal tubuh dengan lingkungan. Dalam hubungannya

dengan NKP, dalam hal ini migren, melatonin diperkirakan berperan

dalam terjadinya cortical spreading depression (CSD) melalui efeknya

terhadap sistem oksida nitrit, GABA dan glutamatergik. Mekanisme lain

berupa keterlibatan melatonin dalam patofisiologi migren dan gangguan

psikiatri yang komorbid mungkin melalui sistem serotonergik dan

dopaminergik (Peres, 2005).

Page 47: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

31

Migren kronik merupakan sindrom kompleks yang berhubungan

dengan berbagai kondisi termasuk gangguan cemas menyeluruh (70%),

insomnia (71%), dan depresi mayor (80%). Penyebab dan mekanisme

migren kronik masih belum jelas. Sejumlah mekanisme diduga

bertanggung jawab terhadap timbulnya migren kronik, yaitu sensitisasi

sentral, adanya gangguan pada modulasi nyeri sentral, disfungsi

hipotalamus, serta kombinasi keempat mekanisme tersebut (Bruera dkk.,

2008).

Sekresi melatonin oleh badan pineal secara substansial ditekan oleh

paparan cahaya. Penderita migren akan lebih rentan terhadap serangan

sepanjang musim panas saat siang hari dan berlangsung hampir sepanjang

hari selama beberapa bulan. Disfungsi hipotalamus juga diduga berperanan

dalam timbulnya TTH kronik (Bruera dkk., 2008).

Hampir 50% serangan migren timbul saat pukul 4 dan 9 pagi

mengikuti irama sirkadian. Namun serangan migren dikatakan tidak

memiliki hubungan dengan stadium tidur. Penderita mungkin saja

terbangun karena serangan migren di luar tidur fase REM atau serangan

tersebut muncul pada stadium 3 dan 4 tidur NREM. Enam puluh persen

pasien dengan migren melaporkan adanya rasa gembira yang berlebihan

(euforia patologis), iritabilitas, depresi, lapar, haus dan mengantuk

sepanjang 24 jam mendahului munculnya serangan nyeri kepala. Gejala-

gejala tersebut merupakan gejala yang berasal dari disfungsi hipotalamus.

Kemunculan migren yang dipicu oleh siklus alami tubuh atau siklus

lingkungan (perubahan hormonal saat menstruasi, siklus bangun tidur)

Page 48: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

32

mengindikasikan mekanisme hipotalamus, sehingga migren diduga

merupakan gangguan sirkuit serebral dengan mekanisme homeostatik

adaptif (Bruera dkk., 2008).

Suatu penelitian yang dilakukan pada penderita NKK yang

mengalami serangan nyeri kepala melaporkan adanya penurunan

konsentrasi melatonin secara bermakna. Kadar melatonin nokturnal

menurun pada saat serangan bila dibandingkan dengan kadar melatonin

saat remisi. Penurunan kadar melatonin mencapai level terendah pada saat

tidur REM pukul 2 & pukul 3 dini hari dimana pada waktu-waktu tersebut

terjadi serangan nyeri kepala. Nyeri yang diinduksi oleh stres tidak dapat

menjelaskan bagaimana kadar melatonin menurun saat serangan karena di

lain pihak stres memicu pengeluaran norepinefrin endogen yang

sebenarnya meningkatkan produksi melatonin. Dari sudut pandang

biokimia, kadar melatonin yang rendah mungkin disebabkan oleh

penurunan kadar serotonin yang diperlukan untuk sintesis hormon tersebut

(Bruera dkk., 2008).

Serangan NKK timbul pada musim semi dan musim gugur saat

siklus gelap dan terang mengalami perubahan. Berbagai indikator yang

memungkinkan sebagai petunjuk keterlibatan hipotalamus pada NKP

adalah dengan melihat efek terapi litium pada pasien NKK, perubahan

sekresi kortisol dan perubahan regulasi aksis HPA (Bruera dkk., 2008).

Page 49: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

33

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 KERANGKA TEORI

Gambar 3.1 Kerangka Teori

Remaja

Masa Pubertas

Perubahan Hormonal

Gangguan Tidur (Insomnia)

Gangguan Irama Sirkadian

Disfungsi Hipotalamus dan badan pineal

Kadar melatonin << Kadar serotonin <<

Nyeri Kepala Primer (Migren & TTH)

Faktor Pencetus (Makanan, stres, dll)

Page 50: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

34

3.2 KERANGKA KONSEP

Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu variabel dependen dan

variabel independen. Variabel dependen adalah nyeri kepala primer (migren /

TTH), sedangkan variabel independen adalah gangguan tidur (insomnia).

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

Keterangan:

- Tumor otak - Demam - Trauma Capitis - Konsumsi

alkohol dan / kopi

- Jenis Kelamin - Umur

Disfungsi hipotalamus dan

badan pineal

Gangguan Tidur (Insomnia)

Nyeri Kepala Primer

(Migren / TTH)

Variabel independen

Variabel dependen

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Variabel antara

Page 51: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

35

3.3 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara angka

kejadian nyeri kepala primer (migren/ tension type headache) dengan

gangguan tidur insomnia pada remaja.

Page 52: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

36

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

rancangan cross sectional. Pengambilan subyek berdasarkan probability

sampling yaitu simple random sampling.

4.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

4.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 17 Makassar.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober – November 2017.

4.3 POPULASI DAN SAMPEL

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 17

Makassar.

4.3.2 Sampel

4.3.2.1 Besar Sampel

Penghitungan besar sampel pada penelitian ini memakai rumus

besar sampel untuk penelitian analitik korelatif sebagai berikut (Dahlan,

2009):

N = (Zα)2 P Q = (1,96)2 x 0,65 x (1-0,65) d2 0,12

Page 53: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

37

Keterangan:

Zα = Kesalahan tipe I ditetapkan 5 % = 1,96

d = Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki ditetapkan sebesar

10%

Q = 1 - P

P = Proporsi NKP dengan gangguan tidur pada remaja yaitu 65,7%

(Gilman dkk, 2007).

Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus di atas

ditetapkan jumlah sampel minimal sebesar 87 orang.

4.3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

probability sampling yaitu simple random sampling, pengambilan sampel

dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota

populasi.

4.3.2.3 Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

1. Siswa-siswi SMA Negeri 17 Makassar kelas X, XI, XII yang

bersedia untuk dijadikan sampel.

b. Kriteria Eksklusi

1. Menderita demam karena infeksi sistemik maupun intrakranial.

2. Riwayat trauma kepala ringan hingga berat setidaknya 3 bulan

sebelumnya.

3. Telah didiagnosis menderita tumor otak.

Page 54: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

38

4. Mengonsumsi alkohol, kopi dan/atau minuman yang

mengandung kafein, maupun obat-obatan yang dapat

menginduksi nyeri kepala.

5. Tidak mengisi lembar kuesioner dengan lengkap.

4.4 VARIABEL PENELITIAN

4.4.1 Identifikasi Variabel

1. Variabel dependen: nyeri kepala primer.

2. Variabel independen: gangguan tidur.

3. Variabel yang diteliti: jenis kelamin dan umur.

4. Variabel yang tidak diteliti: tumor otak, demam, trauma kapitis,

konsumsi alkohol dan/ kopi.

5. Variabel antara: disfungsi hipotalamus dan badan pineal.

4.4.2 Definisi Operasional & Kriteria Objektif

a. Jenis kelamin

1) Definisi : Jenis kelamin responden berdasarkan yang tercatat

pada kartu pelajar.

2) Hasil Ukur : a) Laki- laki

b) Perempuan

Data berskala kategorikal nominal.

b. Umur

1) Definisi : Lamanya waktu hidup responden yaitu terhitung

sejak lahir sampai dengan sekarang.

2) Hasil Ukur : Data disajikan dalam skala numerik.

Page 55: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

39

c. Gangguan Tidur Insomnia

1) Definisi : Kesulitan untuk memulai tidur, mempertahankan

tidur, merasa tidak segar saat bangun dari tidur, meminum obat-

obatan untuk membantu tertidur, serta ada gangguan kesehatan

yang mengganggu tidur dengan frekuensi kadang-kadang hingga

selalu.

2) Cara Ukur : Dengan menggunakan kuesioner untuk skrining

insomnia yang digunakan oleh JPS Health Network yang terdiri

dari 5 pertanyaan yang merujuk pada insomnia dengan poin 1

(tidak pernah), 2 (jarang), 3 (kadang-kadang), 4 (hampir selalu),

dan 5 (selalu).

3) Hasil Ukur

a) Ya : bila poin 3, 4, atau 5 pada poin pertanyaan mana saja.

b) Tidak: bila poin hanya 1 dan/atau 2 pada semua pertanyaan.

Data berskala kategorikal nominal.

d. Migren

1) Definisi : Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan

selama 4-72 jam. Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut,

intensitas nyeri sedang hingga berat, bertambah berat dengan

aktivitas fisik yang rutin dan diikuti oleh nausea dan/atau fotofobia

dan fonofobia.

2) Cara ukur : Dengan menggunakan kuesioner nyeri kepala primer

yang terdiri dari beberapa pertanyaan dan merujuk pada definisi

migren menurut International Headache Society (IHS).

Page 56: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

40

3) Hasil Ukur : a) Ya

b) Tidak

Data berskala kategorikal nominal.

e. Tension Type Headache

1) Definisi : Nyeri kepala episodik yang infrekuen dan

berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari. Karakteristik

nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat pada dengan intensitas

nyeri ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktivitas

fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau

fonofobia.

2) Cara ukur : Dengan menggunakan kuesioner nyeri kepala primer

yang terdiri dari beberapa pertanyaan dan merujuk pada definisi

Tension Type Headache menurut International Headache Society

(IHS).

3) Hasil ukur : a) Ya

b) Tidak

Data berskala kategorikal nominal.

f. Konsumsi kopi dan/atau minuman mengandung kafein lainnya

1) Definisi : kebiasaan mengonsumsi kopi dan/atau minuman

yang mengandung kafein sejumlah 3-4 cangkir selama tiga bulan

terakhir.

2) Hasil Ukur : a) Ya

b) Tidak

Data berskala kategorikal nominal.

Page 57: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

41

g. Konsumsi alkohol

1) Definisi : kebiasaan mengonsumsi minuman yang

mengandung alkohol dalam waktu paling lama 24 jam sebelum

timbulnya serangan nyeri kepala.

2) Hasil Ukur : a) Ya

b) Tidak

Data berskala kategorikal nominal.

h. Tumor otak

1) Definisi : responden yang telah didiagnosis menderita tumor

otak.

2) Hasil Ukur : a) Ya

b) Tidak

Data berskala kategorikal nominal.

i. Demam

1) Definisi : responden yang mengalami demam (suhu axilla

>37,50) pada saat pengisian kuesioner.

2) Hasil Ukur : a) Ya

b) Tidak

Data berskala kategorikal nominal.

j. Trauma kapitis

1) Definisi : responden yang mengalami cedera mekanik

terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang

menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik,

kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen.

Page 58: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

42

2) Hasil Ukur : a) Ya

b) Tidak

Data berskala kategorikal nominal.

4.5 JENIS DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

4.5.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian adalah data primer yang diperoleh dari

penderita melalui wawancara aktif menggunakan lembar pengumpulan data

atau kuesioner.

4.5.2 Instrumen Penelitian

• Kuesioner

4.6 MANAJEMEN PENELITIAN

4.6.1 Pengumpulan data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer yang

didapatkan secara langsung dari subyek penelitian atau sampel, meliputi

data identitas responden serta kuesioner untuk mengukur gangguan tidur

insomnia dan nyeri kepala primer pada siswa-siswi SMA Negeri 17

Makassar.

4.6.2 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah memasukkan data dari kuesioner ke

dalam tabel, selanjutnya dilakukan analisa data menggunakan uji chi-

square dengan program IBM Statistical Product for Social Science (SPSS)

versi 24.0®

Page 59: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

43

4.6.3 Teknik Penyajian Data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan serta

disusun dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian.

4.7 ETIKA PENELITIAN

Telah mendapatkan persetujuan rekomendasi etik berdasarkan SK

nomor: 792 / H4.8.4.5.3.1 / PP36-KOMETIK / 2017.

Page 60: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

44

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Karakteristik Subyek Penelitian

Pada hasil penelitian ini didapatkan sebanyak 153 subyek penelitian

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berikut merupakan tabel yang

menggambarkan karakteristik subyek penelitian.

Tabel 5.1 Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik Jumlah

N % A. Umur

14 tahun 1 0,7 15 tahun 55 35,9

16 tahun 57 37,3

17 tahun 37 24,2

18 tahun 3 2,0 B. Jenis kelamin

Laki-laki 53 34,6 Perempuan 100 65,4

Jumlah total subyek 153 100 Sumber: Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas maka dapat diketahui bahwa subyek

penelitian merupakan remaja dengan rentang umur 14 tahun sampai 18 tahun.

Kelompok terbesar adalah subyek dengan umur 16 tahun yaitu 37,3%.

Sedangkan, kelompok terkecil adalah subyek dengan umur 14 tahun yaitu

0,7%. Subyek penelitian adalah remaja siswa-siswa SMA Negeri 17

Makassar yang diambil dari kelas X, XI, serta kelas XII. Perbandingan

Page 61: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

45

persentase subyek laki-laki dan perempuan pada penelitian ini adalah 34,6% :

65,4%. Jumlah subyek laki-laki dan perempuan pada penelitian ini cukup

jauh berbeda.

5.2 Proporsi NKP (Migren/ Tension Type Headache) Berdasarkan Jenis

Kelamin

Berikut hasil penelitian yang menunjukkan proporsi nyeri kepala

primer (Migren/ Tension Type Headache) berdasarkan jenis kelamin yang

dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2 Proporsi NKP (Migren/ Tension Type Headache)

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

NKP Total

N (%) Normal Migren TTH

N % N % N %

Laki-laki 17 47,22 23 29,11 13 34,21 53 (34,64)

Perempuan 19 52,78 56 70,89 25 65,79 100 (65,36)

Total 36 100 79 100 38 100 153 (100)

Persentase subyek penelitian dengan nyeri kepala migren sangat jauh

berbeda antara laki-laki dengan perempuan yaitu 29,11% dan 70,89%, begitu

pula dengan persentase subyek penelitian dengan nyeri kepala tipe tegang

(Tension Type Headache) antara laki-laki dengan perempuan yaitu 34,21%

dan 65,79%. Selain itu, perbandingan persentase subyek penelitian tanpa

disertai nyeri kepala primer antara laki-laki dengan perempuan yaitu 47,22%

dan 52,78%.

Page 62: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

46

5.3 Proporsi NKP (Migren/ Tension Type Headache) Berdasarkan Umur

Di bawah ini hasil penelitian yang menunjukkan proporsi nyeri kepala

primer berdasarkan umur.

Tabel 5.3 Proporsi NKP (Migren/ Tension Type Headache) Berdasarkan Umur

Umur NKP

Total N (%) Normal Migren TTH

N % N % N % 14 tahun 0 0 0 0 1 2,63 1 (100)

15 tahun 12 33,33 30 37,97 13 34,21 55 (100)

16 tahun 14 38,89 29 36,71 14 36,84 57 (100)

17 tahun 10 27,78 18 22,79 9 23,69 37 (100)

18 tahun 0 0 2 2,53 1 2,63 3 (100)

Total 36 100 79 100 38 100 153 (100)

Tabel 5.3 di atas menunjukkan proporsi nyeri kepala primer

berdasarkan umur, dimana yang memiliki angka tertinggi yaitu nyeri kepala

migren sejumlah 79 orang dengan kelompok umur 15 tahun sebanyak 30

orang (37,97%). Sedangkan, proporsi nyeri kepala tipe tegang (Tension Type

Headache) sejumlah 38 orang dengan kelompok umur tertinggi yaitu 16

tahun sebanyak 14 orang (36,84%).

Page 63: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

47

5.4 Proporsi Gangguan Tidur Insomnia Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian berikut ini menunjukkan proporsi gangguan tidur

insomnia berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 5.4 Proporsi Gangguan Tidur Insomnia

Gangguan Tidur

Insomnia

Jenis Kelamin Total

N (%) Laki-laki Perempuan

N % N %

Ya 48 90,57 88 88 136 (88,9)

Tidak 5 9,43 12 12 17 (11,1)

Total 53 100 100 100 153 (100)

Pada tabel 5.4 di atas bahwa sejumlah 136 orang (88,9%) mengalami

gangguan tidur insomnia, di mana jenis kelamin perempuan memiliki angka

tertinggi yaitu 88 orang (88%), sedangkan sisanya adalah subyek laki-laki

yaitu 48 orang (90,57%). Selain itu, perbandingan persentase subyek laki-laki

dengan perempuan yang tidak memiliki gangguan tidur insomnia cukup

berbeda yaitu 9,43% dan 12%.

5.5 Hubungan NKP (Migren/ Tension Type Headache) dengan Jenis Kelamin

dan Umur

Hasil penelitian mengenai hubungan NKP (Migren/ Tension Type

Headache) dengan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut,

sedangkan hubungan NKP (Migren/ Tension Type Headache) dengan umur

dapat dilihat pada tabel 5.6 di bawah.

Page 64: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

48

Tabel 5.5 Hubungan NKP dengan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

NKP Total

N (%) P Tidak Ya

N % N %

Laki-laki 17 47,22 36 30,77 53 (34,64%)

0,107 Perempuan 19 52,78 81 69,23 100 (65,36)

Total 36 100 117 100 153 (100)

Chi-Square Test (P < 0,05)

Tabel 5.6 Hubungan NKP dengan Umur

Umur NKP

Total N (%) P Tidak Ya

N % N % 14 tahun 0 0 1 0,86 1 (100)

0,768

15 tahun 12 33,33 43 36,75 55 (100) 16 tahun 14 38,89 43 36,75 57 (100) 17 tahun 10 27,78 27 23,08 37 (100) 18 tahun 0 0 3 2,56 3 (100) Total 36 100 117 100 153 (100)

Chi-Square (P < 0,05)

Tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa hasil uji Chi-Square antara

nyeri kepala primer dengan jenis kelamin tidak signifikan, dimana diperoleh

nilai p-Value 0,107 (p-Value > 0,05). Begitu pula dengan Tabel 5.6

berdasarkan uji Chi-Square didapatkan nilai p-Value 0,768 (p-Value > 0,05)

yang berarti tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan

antara nyeri kepala primer baik dengan jenis kelamin maupun umur

menunjukkan hubungan yang tidak signifikan ataupun bermakna antar kedua

variabel.

Page 65: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

49

5.6 Hubungan NKP (Migren/ Tension Type Headache) dengan Gangguan

Tidur Insomnia

Hasil penelitian yang menunjukkan hubungan antara NKP (Migren/

Tension Type Headache) dengan gangguan tidur insomnia dapat dilihat pada

tabel 5.7 di bawah ini.

Tabel 5.7

Hubungan NKP dengan Gangguan Tidur Insomnia

Chi-Square Test (P < 0,05)

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah subyek penelitian yang

mengalami gangguan tidur insomnia maupun tidak dan mengalami NKP

(Migren/ Tension Type Headache). Sebanyak 108 (92,31%) subyek penelitian

dengan gangguan tidur insomnia dan mengalami nyeri kepala primer

diantaranya nyeri kepala migren sejumlah 72 orang dan nyeri kepala tipe

tegang sejumlah 36 orang. Sedangkan, sebanyak 9 (7,69%) subyek penelitian

tidak mengalami gangguan tidur insomnia tetapi mengalami nyeri kepala

primer diantaranya 7 orang dengan nyeri kepala migren dan 2 orang dengan

nyeri kepala tipe tegang (Tension Type Headache). Selain itu, sebanyak 36

subyek penelitian tidak mengalami nyeri kepala primer baik migren maupun

tension type headache diantaranya sejumlah 28 orang (77,78%) mengalami

gangguan tidur insomnia dan 8 orang (22,22%) tidak mengalami gangguan

Gangguan Tidur

Insomnia

NKP Total

N (%) P r Ya Tidak

N % N %

Ya 108 92,31 28 77,78 136 (88,89)

0.029 0.196 Tidak 9 7,69 8 22,22 17 (11,11)

Total 117 100 36 100 153 (100)

Page 66: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

50

tidur insomnia.

Berdasarkan uji Chi-Square antara nyeri kepala primer dengan

gangguan tidur insomnia maka diperoleh nilai kebermaknaan p-Value adalah

0.029 (p-Value < 0,05) dengan besaran nilai korelasi antar keduanya adalah

0,196 yang menunjukkan kekuatan korelasi lemah. Sehingga pada penelitian

ini berkesimpulan bahwa nyeri kepala primer cukup berkorelasi dengan

gangguan tidur insomnia pada remaja.

Page 67: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

51

BAB 6

PEMBAHASAN

Dari penelitian ini diperoleh sampel subyek remaja usia sekolah

menengah atas (SMA) dengan rentang umur 14-18 tahun. Kelompok terbesar

adalah subyek dengan umur 16 tahun yaitu 37,3%. Perbandingan persentase

perempuan dan laki-laki pada penelitian ini terpaut jauh yaitu 65,4% : 34,6%.

Hal ini sesuai dengan penelitian berbasis populasi di Swedia dengan jumlah

237 sampel remaja sekolah menengah pertama dan lanjut dengan rentang usia

12-18 tahun. Jumlah sampel dengan kelompok usia 15-16 tahun memiliki

angka yang tertinggi yaitu sekitar 26,6%, dengan jumlah subyek perempuan

lebih banyak daripada laki-laki, yaitu dengan perbandingan 57% : 43%

(Larsson dan Fitchel, 2014).

Distribusi nyeri kepala primer pada penelitian ini adalah 76,47% atau

sekitar 115 orang dari 153 subyek penelitian. Hal ini didukung dengan

penelitian yang dilakukan oleh Michelle Katherine et al. mengenai prevalensi

nyeri kepala pada remaja dengan rentang usia 14-19 tahun bahwa sebanyak

954 sampel didapatkan 80,6% yang menderita nyeri kepala.

Pada penelitian ini, nyeri kepala migren memiliki angka kejadian yang

lebih besar yaitu sebanyak 79 orang (51,63%), sedangkan nyeri kepala tipe

tegang (Tension Type Headache) sebanyak 38 orang (24,84%). Hal yang

sama dengan penelitian cross-sectional yang dilakukan di Iran oleh Talebian

A. dkk. (2015), dimana dari 114 sampel didapatkan sekitar 58,8% mengalami

nyeri kepala migren, sedangkan sekitar 33,3% mengalami nyeri kepala tipe

Page 68: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

52

tegang (Tension Type Headache).

Selain itu, pada penelitian ini didapatkan angka kejadian nyeri kepala

migren pada remaja perempuan adalah 70,89%. Angka ini jauh lebih besar

dibandingkan dengan remaja laki-laki yaitu sekitar 29,11%. Begitu pun

dengan nyeri kepala tipe tegang (Tension Type Headache), dimana remaja

perempuan memiliki angka yang lebih tinggi yaitu 65,79%, sedangkan pada

laki-laki sekitar 34,21%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di

Jerman mengenai nyeri kepala primer yang mengambil populasi remaja

bahwa prevalensi nyeri kepala primer baik migren maupun tension type

headache pada remaja perempuan memang lebih tinggi dibandingkan remaja

laki-laki yaitu 78,9% dan 59,5% (Fendrich et al. 2007).

Proporsi nyeri kepala primer berdasarkan umur pada penelitian ini

yang memiliki angka tertinggi yaitu nyeri kepala migren sejumlah 79 orang

(51,63%) dengan kelompok umur 15 tahun sebanyak 30 orang (54,54%).

Sedangkan, proporsi nyeri kepala tipe tegang (Tension Type Headache)

sejumlah 38 orang (24,84%) dengan kelompok umur tertinggi yaitu 16 tahun

sebanyak 14 orang (24,56%). Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan

di Shanghai terhadap 4.812 siswa bahwa sebanyak 466 (9,68%) mengalami

nyeri kepala selama 3 bulan terakhir dimana 44,85% mengalami nyeri kepala

migren dengan proporsi yang paling tinggi pada kelompok usia 14 dan 15

tahun. Sedangkan, proporsi TTH sebesar 29,18%, dan proporsi klaster serta

nyeri kepala lainnya sebesar 6,22% dan 19,74% (Zheng Jin et al., 2012).

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang tidak bermakna

antara nyeri kepala primer dengan jenis kelamin dan umur. Hal ini sesuai

Page 69: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

53

dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zheng Jin dkk. (2013)

mengenai prevalensi nyeri kepala terhadap anak dan remaja di China.

Persentase nyeri kepala pada jenis kelamin perempuan lebih tinggi (51,2%)

dibandingkan laki-laki. Sedangkan, persentase berdasarkan umur lebih tinggi

pada kelompok usia 12-15 tahun. Walaupun begitu, kedua hal tersebut tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan nyeri kepala.

Penelitian ini menunjukkan bahwa sejumlah 136 orang dari 153

subyek penelitian (88,9%) mengalami gangguan tidur insomnia. Dimana jenis

kelamin perempuan memiliki angka tertinggi yaitu 88 orang (88%),

sedangkan sisanya adalah subyek laki-laki yaitu 48 orang (90,57%).

Penelitian yang dilakukan oleh Jodi dan Lisa bahwa gangguan tidur pada

anak dan remaja memiliki prevalensi yang tinggi yaitu sekitar 25-40%. Selain

itu, Xianchen Liu et al. (2000) mempublikasikan hasil penelitian mengenai

prevalensi gangguan tidur di China bahwa insomnia pada remaja perempuan

lebih tinggi dibanding dengan remaja laki-laki. Walaupun begitu, gangguan

tidur insomnia dan jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan.

Tidur merupakan hal yang penting dalam kesehatan perkembangan

pada remaja agar mereka dapat berhasil di sekolah. Pada tahun 2011, dua dari

tiga remaja melaporkan tidur yang tidak cukup, sebagaimana satu dari tiga

remaja lainnya memiliki tidur yang cukup. Pada remaja, tidur yang tidak

memadai, kualitas tidur yang tidak adekuat, dan pola tidur yang tidak teratur

berhubungan dengan rasa kantuk yang berlebih pada siang hari (daytime

sleepiness), mood negatif, kemungkinan meningkatkan rangsangan untuk

mengonsumsi obat-obat terlarang, tingkat perilaku yang berisiko lebih tinggi,

Page 70: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

54

buruknya kinerja di sekolah, dan meningkatkan risiko luka yang tidak

disengaja. Hampir seperempat dari seluruh siswa sekolah melaporkan tertidur

di dalam kelas setidaknya sekali dalam seminggu. Beberapa faktor

berkontribusi terhadap kurangnya waktu tidur pada remaja. Kurangnya waktu

tidur selama periode pertumbuhan yang kritis ini timbul dari fisiologi,

perilaku, budaya sosial, dan perubahan lingkungan. Faktor-faktor yang

diketahui mempengaruhi remaja dan sering terjadi secara simultan,

diantaranya pergesaran waktu hormonal dan waktu masuk sekolah yang

terlalu cepat. Pada awal remaja, mereka mengalami pergeseran irama

sirkadian yang menyebabkan puncak produksi melatonin, hormon yang

menginduksi tidur, terjadi pada malam hari sekitar jam 11 malam hingga jam

8 pagi. Perubahan dalam siklus tidur normal semakin rumit dengan adanya

jadwal sekolah. Selain itu, jadwal yang sibuk sepulang sekolah misalnya

tugas sekolah, olahraga, aktivitas ekstrakurikuler lainnya, kerja paruh waktu,

dan komitmen sosial yang selanjutnya dapat berkontribusi terhadap waktu

tidur yang terlambat. Aktivitas pada waktu senggang misalnya televisi,

internet, dan permainan di komputer dapat menunda waktu tidur pada remaja.

Paparan cahaya juga dapat membuat otak tetap terjaga. Pada malam hari,

cahaya dari televisi, telepon genggam, serta komputer dapat mencegah

produksi melatonin yang adekuat. Gangguan tidur misalnya restless legs

syndrome atau sleep apnea, dapat mempengaruhi seberapa lama tidur yang

mereka dapat (National Adolescent and Young Adult Health Information,

2014).

Page 71: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

55

Prevalensi gangguan tidur insomnia dan nyeri kepala primer pada

penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 70,6% subyek penelitian dengan

gangguan tidur insomnia mengalami nyeri kepala primer baik migren maupun

tension type headache. Jumlah yang cukup tinggi ini menunjukkan

kemungkinan adanya hubungan antara gangguan tidur insomnia dengan

timbulnya nyeri kepala primer (migren/ Tension Type Headache) pada

remaja. Uji statistik juga menunjukkan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara kedua hal tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sancisi et al. (2010) bahwa penderita NKP kronik

menunjukkan prevalensi yang tinggi terhadap insomnia (67,7%), rasa kantuk

berlebih pada siang hari (36,2%) dan mendengkur (48,6%). Dengan

demikian, insomnia dapat mewakili sebagai faktor risiko independen terhadap

nyeri kepala kronik.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Gilman dkk. (2007) mengenai

NKP dan gangguan tidur pada remaja melaporkan sejumlah 69 remaja dengan

rentang usia 13-17 tahun bahwa sebesar 90% mengalami migren dan 10%

mengalami tension type headache (TTH). Sedangkan, prevalensi dari

keluhan tidur disertai nyeri kepala yang dialami oleh remaja diantaranya

kurangnya jumlah waktu tidur (65,7%), rasa kantuk berlebih pada siang hari

(23,3%), sulit untuk jatuh tertidur (40,6%), dan bangun pada tengah malam

(38%). Hubungan yang signifikan secara statistik antara karakteristik nyeri

kepala (frekuensi, intensitas nyeri) dan perilaku tidur yang dialami oleh

remaja juga muncul pada penelitian ini.

Page 72: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

56

Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan yang paling sering dialami

oleh remaja. Lebih dari 90% remaja usia 11-21 tahun di Amerika Serikat

sering mengeluh nyeri kepala dalam jangka waktu 12 bulan (Leger et al.,

2008). Di antara semua nyeri kepala pada anak, migren dan TTH

menunjukkan prevalensi yang paling tinggi (Lewis, 2009).

Disamping itu, gangguan tidur juga merupakan keluhan yang sering

dialami oleh para remaja dan biasanya disertai dengan timbulnya nyeri

kepala. Seperti yang dikutip oleh Linawaty dkk. (2013), penelitian di Italia

menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja dengan migren diketahui

memiliki kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan dengan anak-anak dan

remaja yang tidak menderita migren. Hubungan kedua hal tersebut diduga

akibat adanya peranan faktor kronobiologis pada nyeri kepala khususnya

migren serta keterlibatan hipotalamus yang diduga sangat erat berperanan

dalam hubungan keduanya. Meskipun begitu, masih sedikit penelitian yang

berbasis populasi menerangkan bagaimana hubungan antara gangguan tidur

dengan nyeri kepala primer.

Penelitian lainnya yang dilakukan di Italia mengenai hubungan antara

nyeri kepala dan gangguan tidur yang kemungkinan dapat dimediasi oleh rasa

nyeri: suatu penelitian komunitas yang besar terhadap 622 anak-anak dan

remaja yang menderita nyeri (60% dengan nyeri kepala) melaporkan bahwa

keluhan yang paling sering disebabkan oleh rasa nyeri adalah gangguan tidur

(53,6%), diikuti ketidakmampuan untuk melanjutkan hobi (51,1%), dan

ketidakhadiran di sekolah (48,8%). Selain itu, salah satu pencetus subyektif

yang paling sering dirasakan adalah kurang tidur. Namun, penelitian lain

Page 73: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

57

melaporkan bahwa sebanyak 85% penderita nyeri kepala primer memilih

tidur untuk meredakan nyeri kepalanya (Gilman dkk, 2007; Yagihara dkk,

2012; Roth-Isigkeit et al., 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Francomichele dkk (2004) di Italia

melaporkan bahwa hubungan antara nyeri kepala dan gangguan tidur telah

diteliti selama lebih dari satu abad walaupun hubungan kedua hal ini masih

harus dipahami sepenuhnya. Pada sampel terhadap 464 dewasa dengan nyeri

kepala, prevalensi insomnia mencapai nilai 56,03% tanpa membedakan sesuai

dengan jenis kelamin (58,8% pada wanita, 48,80% pada laki-laki). Menurut

Sahota dan Dexter, hubungan tidur dengan nyeri kepala (selama atau setelah

tidur): fase tidur III, IV, dan REM berhubungan dengan migren. Fase REM

berhubungan dengan nyeri kepala klaster, paroksismal kronik, serta

hemicrania. Sedangkan, menurut Paiva nyeri kepala merupakan gejala dari

gangguan tidur primer dan gangguan tidur merupakan gejala dari NKP.

Penelitian di Norwegia juga melaporkan bahwa adanya hubungan

antara gangguan tidur dengan nyeri kepala primer dimana penderita dengan

NKP kronik khususnya migren berisiko mengalami gangguan tidur 17 kali

lebih besar daripada individu yang tanpa disertai NKP. Penelitian tersebut

sesuai dengan hasil penelitian ini dimana subyek penelitian yang menderita

nyeri kepala migren dan mengalami gangguan tidur insomnia lebih tinggi

dibandingkan dengan TTH. Namun, penelitian tersebut tidak memberikan

penjelasan yang lebih lanjut mengenai gangguan tidur menyebabkan nyeri

kepala primer ataupun sebaliknya. Hal ini disebabkan karena metode

penelitian yang digunakan membatasi untuk mendapatkan penjelasan tersebut

Page 74: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

58

(Odegard dkk., 2010).

Salah satu pendapat megemukakan bahwa gangguan tidur yang

menyebabkan nyeri ataupun sebaliknya, namun kedua hal ini merupakan

fenomena sekunder yang disebabkan akibat disfungsi neurobiologi. Dimana

hipotalamus diperkirakan sebagai tempat utama yang menyebabkan disfungsi

neurobiologi ini dimulai. Hipotalamus berhubungan dengan batang otak

dalam regulasi nyeri dan tidur. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian

lain yang melaporkan bahwa adanya aktivasi dari batang otak serta

hipotalamus yang dinilai melalui MRI fungsional ketika terjadi serangan

nyeri kepala. Meskipun peranan hipotalamus selama serangan nyeri kepala

masih dipertanyakan, namun beberapa hasil penelitian yang terbaru

melaporkan bahwa adanya hubungan yang kuat terhadap hipotalamus pada

penderita nyeri kepala primer khususnya migren dibandingkan dengan TTH.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya gangguan tidur dan rasa

mengantuk yang berlebihan di siang hari pada hampir seluruh penderita

migren (Montagna, 2006; Alstadhaug, 2008; Odegard dkk., 2010).

Hipotalamus posterior mewakili pusat pengaturan utama fungsi

otonom sentral sehingga ketika terjadi perubahan fungsi homeostatik maka

akan menyebabkan perubahan pada kontrol nyeri. Selain itu, hipotalamus

posterior juga memiliki hubungan yang penting dengan sistem modulasi

nyeri, menerima input dari korteks singulatus anterior, nukleus septal lateral,

nukleus preoptik, nukleus ventromedial dan lateral talamus serta PAG.

Selanjutnya, hipotalamus posterior memproyeksikan serabutnya ke

subtalamus, amigdala, dasar dari otak depan, regio limbik, dan nukleus

Page 75: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

59

trigeminal kaudalis. Sehingga, hipotalamus dapat menjelaskan hubungan dari

segi anatomi terhadapnya munculnya nyeri kepala dengan gangguan tidur

(Alstadhaug, 2008).

Di samping itu, teori melatonin juga dapat menjelaskan hubungan

antara kedua hal ini. Suatu penelitian yang dilakukan pada penderita nyeri

kepala kronik (NKK) yang mengalami serangan nyeri kepala melaporkan

bahwa adanya penurunan konsentrasi melatonin secara bermakna. Kadar

melatonin nokturnal menurun pada saat serangan bila dibandingkan dengan

kadar melatonin saat remisi. Melatonin memiliki efek terapeutik terhadap

NKP melalui efek antioksidan, antiinflamasi dan antinosiseptik. Selain itu,

melatonin berperan dalam ritme sirkadian. Ketidakteraturan sirkadian

memicu badan pineal untuk menghasilkan kadar melatonin yang rendah

sehingga akan mencetuskan serangan NKP. Dari sudut pandang biokimia,

kadar melatonin yang rendah juga mungkin disebabkan oleh penurunan kadar

serotonin yang diperlukan untuk sintesis hormon tersebut (Bruera dkk., 2008;

Bhasyar dkk., 2009).

Page 76: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

60

BAB 7

KESIMPULAN & SARAN

7.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian mengenai Hubungan antara Angka

Kejadian Nyeri Kepala Primer (migren / tension-type headache) dengan

Gangguan Tidur Insomnia pada Siswa-Siswi SMA Negeri 17 Makassar maka

dapat disimpulkan :

1. Angka kejadian nyeri kepala primer (migren/ tension type headache)

pada siswa-siswi SMA Negeri 17 Makassar cukup tinggi.

2. Angka kejadian gangguan tidur insomnia pada siswa-siswi SMA Negeri

17 Makassar cukup tinggi.

3. Terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian nyeri kepala primer

(migren/ tension type headache) dan gangguan tidur insomnia dengan

nilai korelasi positif lemah.

4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian nyeri kepala

primer (migren/ tension type headache) dengan jenis kelamin pada

siswa-siswi SMA Negeri 17 Makassar.

5. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian nyeri kepala

primer (migren/ tension type headache) dengan umur pada siswa-siswi

SMA Negeri 17 Makassar.

Page 77: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

61

7.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel lebih besar

dan tempat penelitian yang berbeda untuk mendapatkan data yang lebih

banyak mengenai kejadian nyeri kepala primer dan gangguan tidur

insomia pada remaja.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan metode yang berbeda untuk

menjelaskan hubungan sebab akibat antara nyeri kepala primer dan

gangguan tidur insomnia serta faktor-faktor lain dengan timbulnya nyeri

kepala pada remaja.

3. Memberikan informasi mengenai pola tidur yang baik untuk mencegah

timbulnya nyeri kepala primer pada remaja.

Page 78: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

62

DAFTAR PUSTAKA

Alberti A. 2006. Headache and Sleep. Sleep Medicine Review;10(6):431-437.

Alstadhaug, K. 2009. Migraine and Hypothalamus. Cephalalgia;29(8):809-817.

Boardman, H.F., Thomas, E., Millson, D.S., Croft, P.R. 2005. Psychological,

Sleep, Lifestyle, and Comorbid Associations With Headache. Headache.

45: 657-669.

Bohm, S. 2012. “Sleep and Chronotype in Adolescents” (Dissertation). Munich:

Universität zu Mϋnchen.

Buysse, D., Reynold, C., Monk, T., Berman, S., Kupfer, D.1989. The Pittsburgh

Sleep Quality Index : A New Instrument for Psychiatric Practice and

Research. Psychiatry Res; 28(2):193-213.

Bruera, O., Sances, G., Levin, G., Cristina, S., Medina, C., Nappi, G., Figuerola,

ML. 2008. Plasma Melatonin Pattern in Chronic and Episodic

Headaches: Evaluation during Sleep and Waking. Functional Neurology;

23(2):77-81.

Bruni, O., Ottaviano, S., Guidetti, V., 1996. The Sleep Disturbances Scale for

Children (SDCS) Construction and Validation of an Instrument to

Evaluate Sleep Disturbances in Childhood and Adolescence. J Sleep

Rrs;5: 251-261.

Bruni O, et al. 1997. Prevalence of sleep disorders in childhood and adolescent

with headache.

http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1046/j.14682982.1997.1704492.x?url_ver

=Z39.882003&rfr_id=ori%3Arid%3Acrossref.org&rfr_dat=cr_pub%3Dpubmed&

Carskadon, M., Wolfson, A., Acebo, C., Tzischinsky, O., Seifer, R. 1998.

Adolescent Sleep Patterns, Circadian Timing, and Sleepiness at A

Transition to Early School Days. Sleep;21(8):871-881.

Chokroverty, S. 2010. Overview of Sleep and Sleep Disorder. Indian J Med Res;

13:126-140.

Craven, R., Hirnle, C. 2000. Fundamental of Nursing: Human Health and

Function. 3rdEd. Philadelphia: Lippincott William&Wilkins.

Page 79: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

63

Curcio, G., Ferrera, dkk. 2006. Sleep Loss, Learning Capacity and Academic

Performance. Sleep Med Rev;10(5):323-337.

Dawson P. Sleep Disorders. Free Health Encyclopedia [Internet]. 2007 [cited

2012 Des 12]. Available from URL: http://www.faqs.org/

D.K., Gilman, T.M., Palermo, M.A., Kabbouche, A.D., Hershey, S.W., Powers.

2007. Primary Headache and sleep disturbance in adolescents.

Headache;47(8):1189-1194.

Dodick D, Eross E, Parish J. 2003. Clinical, Anatomical, and Physiologic

Relationship between Sleep and Headache. Headache;43: 282-292.

Dosi, C., Riccioni, A., Corte, M., Novelli, L., Ferri, R., Bruni, O. 2013.

Comorbidities of sleep disorders in childhood and adolescence: focus on

migraine. Nature and Science of Sleep: 77-85.

E., Sancisi, S., Cevoli, L., Vignatelli, M., Nicodemo, G., Pierangeli, S., Zanigni,

D., Grimaldi, P., Montagna. 2010. Increased prevalence of sleep

disorders in chronic headache: a case-control study. Headache: The

Journal of Head and Face Pain; 1464-1472.

Fendrich, K., Vennemann, M., Pfaffenrath, M., Evers,S., May, A., Berger, K.,

Hoffmann, W. 2007. Headache Prevalence Among Adolescents -- The

German DMKG Headache Study. Cephalalgia;27:347-354.

Ganong, W.F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 17. Jakarta: EGC

Gilman, D., Palermo, T., Kabbouche, M., Hershey, A., Powers, SC. 2007.

Primary Headache and Sleep Disturbance in Adolescent. Headache;

47:1189-1194.

Harsono. (1996). Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University.

Hoban, T. 2010. Sleep Disorder in Children. Ann N Y Acad Sci;1184:1-14.

Japardi, Iskandar. 2002. Gangguan Tidur. Laporan Penelitian. Fakultas

Kedokteran.

Jin, Z., Shi, L., Wang, Ya-Jie, Yang, Li-Gang, Shi, Yong-Hui, Shen, Li-Wei, Ren,

Chuan-Cheng. 2012. Prevalence of headache among children and

adolescent in Shanghai, China. Journal of Clinical Neuroscience; 20:

117-121.

Page 80: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

64

Katherine, M., Carolina A., Rodrigues G., Mayaly V., Barros N., Cappato, R.

2015. Prevalence of headache in adolescent and association with use of

computer and videogames. Ciencia & Saude Coletiva; 20(11):3477-

3486.

Kelman, L., Rain, J. 2005. Headache and Sleep: Examination of Sleep Pattern and

Complaint in A Large Clinical Sample of Migraineurs. Headache;45

:904-910.

Lange, T., Born, J. 2011. The Immune Recovery Function of Sleep-Tracked by

Neutrophil Counts. Brain Behave Immune; 25(1):14-15.

Larsson, B., Fichtel, A. 2014. Headache prevalence and characteristics among

adolescents in the general population: a comparison between retrospect

questionnaire and prospective paper diary data. The Journal of Headache

and Pain;15(8).

Lee-Chiong Teofilo, L., 2008. Sleep Medicine Essentials. Wiley-Blackwell

Canada: 1-14.

Leger, D., Porsain, B., Neubauer, D., Uchiyama, M. 2008. An International

Survey of Sleeping Problems in The General Population. Current

Medical research and Opinion; 24(1): 307-317.

Lewis, D. 2002. Headaches in Children and Adolescents. Am Fam Physician,

15;65(4): 625-633.

Lewis DW. Pediatric migraine. Neurol Clin. 2009;27 : 481-501.8.

Lewis DW, Ashwal S, Dahl G, Dorbad D, Hirtz D, Prensky A, et al. Practice 7.

parameter: evaluation of children and adolescents with recurrent

headaches: report of the quality standards subcommittee of the american

academy of neurology and the practice committee of the child neurology

society. Neurology. 2002; 59:1-3.

Lina Waty, Supriatmo, Saing, B. 2013. Relationship between Migraine and Sleep

Disorders in Adolescents. Paediatrica Indonesiana;53(4): 214-17.

Liu, X., Uchiyama, M., Okawa, M., Kurita, H. 2000. Prevalence and correlates of

self-reported sleep problems among chinese adolescent. SLEEP; Vol. 23,

No. 1

Lumbantobing. 2008. Gangguan Tidur. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Page 81: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

65

Indonesia.

Lund, H., Reider, B., Whiting, R., Prichard, J. 2010. Sleep Patterns and Predictors

of Disturbed Sleep in A Large Population of College Students. Journal of

Adolescent Health.

Mahdi, A., Fatima, G., Kumar Das, S., Verma, N. 2011. Abnormality of Circadian

Rhythm of Serum Melatonin and Other Biochemical Parameters in

Fibromyalia Syndrome. Indian Journal of Biochemistry & Biophysics;

48:82-87.

Mardjono, M. 2008.Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat.

Mindell, J., Owens, J., 2003. A Sleep in The Pediatric Practice. In: Mindell J,

editor. A Clinical Guide to Pediatric Sleep: Diagnosis and Management

of Sleep Problems. Lippincott: Williams&Wilkins;1-10.

Mindell, J., Meltzer, L. 2008. Behavioral Sleep Disorders in Children and

Adolescents. Ann Acad med Singapore; 37:722-728. .

Moran, A., Everhart, D. 2012. Adolescent Sleep: Review of Characteristics,

Consequences, and Intervention. Journal of sleep disorders:

treatment&care;1 (2).

National Adolescent and Young Adult Health Information Center. 2014. Sleep

Deprivation in Adolescent and Young Adults. San Fransisco: University

of California, San Fransisco. Retrieved from: http://nahic.ucsf.edu/wp-

content/uploads/2014/08/sleep-brief-final

Odegard, S., Engstrom, M., Sand, T., Stovner, L.J., Zwart, J.A., Hagen, K. 2010.

Assosciations between sleep disturbance and primary headaches: the

third Nord-Trondelag Health Study. J Headache Pain(11):197-206.

Ohida, T., Osaki, Y., Doi, Y., Tanihata, T., Minowa, M., Suzuki, K, dkk. 2004.

An Epidemiologic Study of Self Reported Sleep Problems among

Japanese Adolescent. Sleep.27;978-985.

Paiva T, Farinha A, Martins A, Batista A, Guilleminault C. Chronic Headaches

and Sleep Disorders. 1997. Arch Intern Med;157:1701-1705.

PERDOSSI. 2013. Konsensus Nasional IV: Diagnostik dan Penatalaksanaan

Nyeri Kepala. Dalam: Sjahrir, H., Machfoed, H., Suharjanti, I., Basir, H.,

Surbakti, KP., Mutiawati, E., Basjiruddin, H., Gunawan, BI., Yuanita, A.,

Page 82: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

66

Aninditha, T., dkk. Editor. Kelompok Studi Nyeri Kepala. Surabaya.

Airlangga University Press.

Peres, M. 2005. Melatonin, The Pineal Gland and Their Implications for

Headache Disorders. Cephalalgia;25: 403-411.

Peres M, Marusha M, Zulkerman E, Moreira-Filho J, Cavalheiro E. 2006.

Potensial Therapeutics Use of Melatonin in Migraine and Other

Headache Disorder. Exper OpinInvest Drugs; 15(4): 367-375.

Potter, P. A, Perry, A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,

dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa: Renata Komalasari, dkk.

Jakarta: EGC. 2005.

Prather, A., Puterman, E., Epel, E., Dhabar, F. 2014. Poor Sleep Quality

Potentiates Stress-Indusced Cytokine Reactivity in Postmenopausal

Women with High Visceral Abdominal Adiposity. Brain, Behavior, and

Immunity;35 :155-162.

Rains J, Poceta J, Penzien D. Sleep and Headaches. 2008. Current Neurology and

Neuroscience Reports;8:167–175.

Roennerberg, T., Kuehnle, T. 2004. A Marker for The End of Adolescence. Curr

Biol; 14(24):1038-1039.

Roth-Isigkeit A., Thyen U., Stöven H., Schwarzenberger J., Schmucker P. Pain

among children and adolescents: restrictions in daily living and

triggering factors. Pediatrics. 2005;115:e152–e162.

Sancisi, E., Coveli, S., Vignatelli, L., Mariana, N., Pierangeli, G., Zanigni, S.,

Grimaldi, D., Cortelli, P., Montagna, P. 2010. Increase Prevalence of

Sleep Disorders in Chronic Headache: A Case Control Study. Headache;

50(9):1464-1472.

Schochat, T., Bretler, O., Tzizchinsky, O. Sleep Pattern, Media Exposure, and

Daytime Sleep-Related Behaviors among Israeli Adolescents. Acta

Paediatrica;99:1396-13400.

Silberstein, S., Lipton, R., Goadsby, P. 2002. Headache in Clinical Practice. 2nd

edition. Martin Dunitz Ltd. United Kingdom:16-17.

Page 83: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

67

Silberstein SD, Olesen J, Bousser MG, Diener HC, Dodick D, First M, et al. The

9. International Classification of Headache Disorders, 2nd Edition

(ICHD-II). Cephalalgia. 2005;25 : 460-5.

Siregar, MH. 2011. Mengenal Sebab – Sebab, Akibat – Akibat dan Cara Terapi

Insomnia. Yogyakarta: Flash Books.

Straube, A., Heinen, F., Ebinger, F., Kries, R. 2013. Headache in School

Children: Prevalence and Risk Factors. Dtsch Arztebl Int;110(48):811-

818.

Talebian, A. et al. 2015. Causes and associated of headaches among 5 to 1-year-

old children referred to a neurology clinic in Kashan, Iran. Iran J Child

Neurol;9(1):71-75.

Teron J. 2002. Is The 5-HT7 Receptor Involved in The Pathogenesis and

Prophylactic Treatment of Migraine? European Journal of

Pharmacology;439: 1-11.

Yagihara F, Lucchesi LM, Smith AKA, Speciali JG. Primary headaches and their

relationship with sleep. Sleep Sci. 2012;5 (1):28-32.

Page 84: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

LAMPIRAN

I. JADWAL PENELITIAN

“Hubungan antara Angka Kejadian Nyeri Kepala Primer (Migren/ Tension Type Headache) dengan Gangguan Tidur Insomnia pada Siswa-

Siswi SMA Negeri 17 Makassar”

KEGIATAN Juli Agustus September Oktober November

KET 1 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Mendapatkan Topik

2 Penyusunan/ Seminar

Proposal

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data

5 Penyusunan Laporan

6 Ujian Akhir dan

Pengumpulan Nilai

Page 85: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

II. SURAT IZIN PENELITIAN

Page 86: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

III. SURAT REKOMENDASI PERSETUJUAN ETIK

Page 87: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

IV. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

Page 88: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

V. FORM KUESIONER

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu

JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM. 10, Makassar 90245 Contact person dr. Agussalim Bukhari,Ph.D,Sp.GK (HP. 081241850858), email:

agussalimbukhari@ yahoo.com

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Stambuk :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti mengenai penelitian ini, saya menyatakan bersedia secara sukarela tanpa paksaan untuk menjadi responden penelitian ini dan menaati semua prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini. Saya mengerti bahwa prosedur penelitian terhadap saya tidak akan menyebabkan hal-hal yang merugikan bagi saya.

Makassar, …………………… 2017

Penanggung Jawab, Peneliti Utama Nama : Andi Amalia Yasmin Alamat : Jl. Pongtiku, Makassar No. Telpon : 082194047948

Responden

(……………………)

Saksi 1:

(………..………….)

Saksi 2:

(………………..….)

Page 89: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

Nama : Umur : BB / TB : ......... kg / ........... cm

KUESIONER SKRINING INSOMNIA

Kejadian selama 1 bulan terakhir Lingkari jawaban yang sesuai

Tidak pernah

Jarang Kadang-kadang

Hampir selalu

Selalu

1 Apakan Anda memiliki kesulitan untuk memulai tidur? 1 2 3 4 5

2 Apakah Anda memiliki kesulitan untuk mempertahankan tidur? 1 2 3 4 5

3 Apakah saat bangun tidur Anda merasa tidak segar? 1 2 3 4 5

4 Apakah Anda meminum obat-obatan untuk membantu Anda tidur? 1 2 3 4 5

5 Apakah Anda memiliki gangguan kesehatan yang mengganggu tidur? 1 2 3 4 5

Sumber: JPS Health Network

KUESIONER NYERI KEPALA

1. Apakah anda menderita nyeri kepala dalam tiga bulan terakhir?

(1) Ya

(2) Tidak

2. Jika ya, berapa lama nyeri kepala tersebut berlangsung setiap serangan?

(1) <30 menit

(2) 30 menit – 7 hari

(3) > 7 hari

(4) Beberapa jam atau terus menerus

3. Frekuensi nyeri kepala dalam sebulan:

(1) Sepuluh episode serangan dengan rerata < 1 hari/bulan (infrekuen)

(2) Sepuluh episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama minimal 3

bulan (frekuen)

(3) > 15 hari/bulan selama > 3 bulan (kronis)

4. Tipe nyeri kepala:

(1) Berdenyut

Page 90: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

(2) Tidak berdenyut (menekan/mengikat)

5. Lokasi nyeri kepala

(1) Bilateral (2 sisi / sekitar kepala hingga leher)

(2) Unilateral (satu sisi)

6. Gejala prodromal (muncul 2 jam – 2 hari sebelum sakit kepala perubahan

suasana hati, mudah tersinggung, depresi, euforia, lemas, sangat ingin

makanan tertentu, konstipasi/diare, makin sensitif bau/suara):

(1) Ada

(2) Tidak ada

7. Aura (visual, sensoris, disfasia):

(1) Ada

(2) Tidak

8. Gejala penyerta (fotofobia/sensitif terhadap cahaya, fonofobia/sensitif terhadap

suara, rinore/beringus, lakrimasi/mata berair, edema palpebra/bengkak pada

kelopak mata, dahi/wajah berkeringat ipsilateral, ptosis ipsilateral/kelopak

mata jatuh pada sisi yang sama):

(1) Ada

(2) Tidak ada

9. Gejala mual dan muntah:

(1) Ada

(2) Tidak ada (anorexia/tidak mau makan)

10. Intensitas nyeri kepala yang paling sering dirasakan setiap kali serangan

(1) Ringan: Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 1-4

(2) Sedang: Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 5-7

(3) Berat: Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 8-10

11. Bertambah berat dengan aktivitas

(1) Ya

(2) Tidak

12. Ada faktor pencetus:

(1) Ya

(2) Tidak

13. Jika ada, berupa apa: makanan, cuaca, stres fisik, stres psikis, kurang

Page 91: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

tidur/tidur terganggu, perubahan pola/kebiasaan, menstruasi (sebutkan):

14. Serangan pertama kali nyeri kepala tersebut muncul saat berumur (sebutkan):

15. Tipe nyeri kepala primer yang diderita: migren / nyeri kepala tipe tegang /

lain-lain:.........

Page 92: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

VI. DATA PENELITIAN

“Hubungan antara Angka Kejadian Nyeri Kepala Primer (Migren/ Tension Type

Headache) dengan Gangguan Tidur Insomnia pada Siswa-Siswi SMA Negeri 17

Makassar”

Kode Sampel Jenis Kelamin Kelas Umur Ket. NKP NKP Insomnia 1 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Tidak 2 Perempuan XII 17 Tidak Normal Tidak 3 Perempuan XII 17 Ya TTH Ya 4 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 5 Perempuan XII 17 Tidak Normal Ya 6 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 7 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 8 Laki-laki XII 18 Ya TTH Ya 9 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya 10 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya 11 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Tidak 12 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya 13 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 14 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 15 Perempuan XII 16 Ya TTH Tidak 16 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya 17 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 18 Laki-laki XII 16 Ya TTH Ya 19 Perempuan XII 17 Tidak Normal Ya 20 Laki-laki XII 17 Ya Migren Ya 21 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya 22 Perempuan XII 17 Ya TTH Ya 23 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 24 Perempuan XII 16 Ya Migren Ya 25 Perempuan XII 17 Ya TTH Ya 26 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya 27 Perempuan XII 17 Ya Migren Tidak 28 Perempuan XII 18 Ya Migren Ya 29 Perempuan XII 16 Ya Migren Ya 30 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 31 Laki-laki XII 16 Tidak Normal Ya 32 Perempuan XII 16 Ya TTH Ya

Page 93: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

33 Perempuan XII 16 Ya Migren Ya 34 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya 35 Laki-laki XII 16 Ya TTH Ya 36 Laki-laki XII 16 Ya Migren Ya 37 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya 38 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya 39 Perempuan XII 16 Ya TTH Ya 40 Laki-laki XII 16 Ya TTH Ya 41 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya 42 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya 43 Laki-laki XII 17 Ya Migren Ya 44 Laki-laki XII 17 Ya TTH Ya 45 Laki-laki XII 18 Ya Migren Ya 46 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 47 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya 48 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 49 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 50 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 51 Perempuan XII 16 Ya Migren Ya 52 Laki-laki XII 17 Ya Migren Ya 53 Laki-laki XII 17 Ya TTH Ya 54 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya 55 Perempuan XI 15 Ya Migren Ya 56 Perempuan XI 16 Tidak Normal Ya 57 Perempuan XI 15 Ya TTH Ya 58 Perempuan XI 15 Ya TTH Ya 59 Perempuan XI 15 Ya TTH Ya 60 Laki-laki XI 15 Ya TTH Ya 61 Perempuan XI 15 Ya Migren Ya 62 Laki-laki XI 15 Tidak Normal Ya 63 Perempuan XI 16 Ya TTH Ya 64 Perempuan XI 15 Tidak Normal Ya 65 Perempuan XI 15 Tidak Normal Ya 66 Perempuan XI 15 Tidak Normal Ya 67 Perempuan XI 15 Ya TTH Ya 68 Perempuan XI 15 Ya Migren Ya 69 Laki-laki XI 16 Tidak Normal Ya 70 Perempuan XI 16 Tidak Normal Ya 71 Laki-laki XI 16 Tidak Normal Ya 72 Laki-laki XI 16 Tidak Normal Ya 73 Laki-laki XI 17 Tidak Normal Ya

Page 94: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

74 Laki-laki XI 17 Tidak Normal Ya 75 Perempuan XI 16 Tidak Normal Ya 76 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya 77 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya 78 Laki-laki XI 16 Ya TTH Tidak 79 Perempuan XI 17 Ya TTH Ya 80 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya 81 Perempuan XI 16 Tidak Normal Ya 82 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya 83 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya 84 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya 85 Laki-laki XI 16 Ya Migren Tidak 86 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya 87 Perempuan XI 16 Ya TTH Tidak 88 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya 89 Perempuan XI 16 Tidak Normal Ya 90 Perempuan XI 17 Ya Migren Ya 91 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya 92 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya 93 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya 94 Perempuan XI 16 Ya TTH Ya 95 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya 96 Perempuan XI 15 Ya TTH Ya 97 Perempuan XI 16 Ya TTH Ya 98 Perempuan XI 15 Ya Migren Ya 99 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya 100 Laki-laki XI 16 Ya TTH Tidak 101 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya 102 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya 103 Perempuan XI 16 Ya TTH Ya 104 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya 105 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya 106 Laki-laki X 15 Ya TTH Ya 107 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 108 Perempuan X 15 Ya TTH Ya 109 Perempuan X 15 Ya TTH Ya 110 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 111 Laki-laki X 15 Ya TTH Ya 112 Perempuan X 16 Ya TTH Ya 113 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya 114 Laki-laki X 15 Tidak Normal Ya

Page 95: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

115 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya 116 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya 117 Laki-laki X 16 Ya TTH Ya 118 Perempuan X 15 Ya Migren Tidak 119 Perempuan X 15 Ya Migren Tidak 120 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 121 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 122 Perempuan X 14 Ya Migren Ya 123 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 124 Perempuan X 15 Ya Migren Tidak 125 Perempuan X 16 Ya Migren Ya 126 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya 127 Perempuan X 15 Ya Migren Tidak 128 Perempuan X 15 Ya TTH Tidak 129 Perempuan X 15 Ya TTH Ya 130 Perempuan X 15 Ya Migren Tidak 131 Perempuan X 16 Ya Migren Tidak 132 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 133 Perempuan X 15 Tidak Normal Ya 134 Perempuan X 16 Ya Migren Tidak 135 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya 136 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 137 Perempuan X 15 Ya TTH Ya 138 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 139 Perempuan X 15 Tidak Normal Ya 140 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 141 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 142 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 143 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya 144 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya 145 Perempuan X 15 Ya Migren Ya 146 Laki-laki X 15 Ya TTH Ya 147 Laki-laki X 15 Tidak Normal Ya 148 Laki-laki X 16 Ya Migren Ya 149 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya 150 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya 151 Perempuan X 16 Ya Migren Ya 152 Perempuan X 15 Ya TTH Ya 153 Perempuan X 15 Ya TTH Ya

Page 96: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

VII. HASIL UJI STATISTIK

Frequency Table

Frequencies

Statistics

Sex Umur IMT NKP Insomnia

N Valid 153 153 153 153 153

Missing 0 0 0 0 0

Sex

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Perempuan 100 65.4 65.4 65.4

Laki-laki 53 34.6 34.6 100.0

Total 153 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 14 1 ..7 ..7 .7

15 55 35.9 35.9 36.6

16 57 37.3 37.3 73.9

17 37 24.2 24.2 98.0

18 3 2.0 2.0 100.0

Total 153 100.0 100.0

Page 97: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

Keterangan_NKP * Sex Crosstabulation

Count

Sex

Total Perempuan Laki-laki Keterangan_NKP

Tidak 19 17 36 Ya 81 36 117

Total 100 53 153

NKP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Normal 36 23.5 23.5 23.5

Migren 79 51.6 51.6 75.2

TTH 38 24.8 24.8 100.0

Total 153 100.0 100.0

Insomnia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 17 11.1 11.1 11.1

Ya 136 88.9 88.9 100.0

Total 153 100.0 100.0

Page 98: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided) Pearson Chi-Square 3,291a 1 ,070

Continuity Correctionb 2,605 1 ,107 Likelihood Ratio 3,199 1 ,074

Fisher's Exact Test ,075 ,055 Linear-by-Linear

Association 3,270 1 ,071

N of Valid Cases 153 a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,47. b. Computed only for a 2x2 table

Keterangan_NKP * Umur Crosstabulation Count

Umur

Total 14 15 16 17 18 Keterangan_NKP Tidak 0 12 14 10 0 36

Ya 1 43 43 27 3 117 Total 1 55 57 37 3 153

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Pearson Chi-Square 1,606a 4 ,808 Likelihood Ratio 2,514 4 ,642 Linear-by-Linear Association

,087 1 ,768

N of Valid Cases 153 a. 4 cells (40,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,24.

Page 99: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

Keterangan_NKP * Insomnia Crosstabulation Count

Insomnia

Total Tidak Ya Keterangan_NKP Tidak 8 28 36

Ya 9 108 117 Total 17 136 153

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5,885a 1 ,015 Continuity Correctionb 4,505 1 ,034 Likelihood Ratio 5,145 1 ,023 Fisher's Exact Test ,029 ,021 Linear-by-Linear Association

5,846 1 ,016

N of Valid Cases 153 a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,00. b. Computed only for a 2x2 table

Page 100: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

Correlations

Keterangan_NKP

Insomnia

Spearman's rho

Keterangan_NKP

Correlation Coefficient

1,000 ,196*

Sig. (2-tailed) . ,015 N 153 153

Insomnia

Correlation Coefficient

,196* 1,000

Sig. (2-tailed) ,015 . N 153 153

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sex Umur IMT NKP Insomnia Keterangan_

NKP N 153 153 153 153 153 153

Normal Parametersa,b Mean ,35 15,91 ,63 1,01 ,89 ,76 Std. Deviation

,477 ,838 ,916 ,698 ,315 ,426

Most Extreme Differences

Absolute ,420 ,227 ,350 ,259 ,527 ,475 Positive ,420 ,227 ,350 ,259 ,362 ,290 Negative -,261 -,177 -,244 -,257 -,527 -,475

Test Statistic ,420 ,227 ,350 ,259 ,527 ,475 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c ,000c ,000c ,000c ,000c ,000c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.

Page 101: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

VIII. DATA DIRI PENULIS

Data Pribadi

Nama Lengkap : Andi Amalia Yasmin

Nama Panggilan : Amel

Tempat, Tanggal lahir : Ujung Pandang, 30 Agustus 1996

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Gol. Darah : B

Nama Orang Tua

• Ayah : dr. Junaedi Sirajuddin, Sp.M (K) • Ibu : DR. dr. Andi Sastri Z. Junaedi, Sp.KK

Pekerjaan Orang Tua

• Ayah : PNS • Ibu : PNS

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Hobi : Browsing, travelling

Alamat : Jl. Pongtiku No. 149, Makassar

Nomor Telepon : 082194047948

Email : [email protected]

Page 102: SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 12. 11. · SKRIPSI 2017 HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI

Riwayat Pendidikan Formal

Riwayat Organisasi

1. Marching Band Gema Suara 17 Makassar (2011-2014) 2. Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 17 Makassar (2012-2014) 3. Medical Muslim Family (M2F) FK UNHAS (2014-sekarang) 4. Tim Bantuan Medis Calcaneus FK UNHAS (2015-sekarang) 5. Member of AMSA-Unhas (2016-sekarang)

Prestasi Akademik dan Non-Akademik

1. Peringkat II Field Commander Divisi Utama LANGGAM INDONESIA XXVI / 2013

Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan

2002-2008 SD Islam Athirah Makassar -

2008-2011 SMP Negeri 6 Makassar -

2011-2014 SMA Negeri 17 Makassar IPA

2014-sekarang Universitas Hasanuddin Kedokteran – Pendidikan Kedokteran