SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/7256/1/skripsiku...

82
1 PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE BERNYANYI (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 4 TULAKAN PACITAN) SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Agama Islam OLEH: FEBRI NUR HADI KUSUMA NIM: 2103151206 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO JUNI 2019

Transcript of SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/7256/1/skripsiku...

  • 1

    PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    MELALUI METODE BERNYANYI (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA

    KELAS VIII B SMP NEGERI 4 TULAKAN PACITAN)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada

    Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

    Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

    Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

    Pendidikan Agama Islam

    OLEH:

    FEBRI NUR HADI KUSUMA

    NIM: 2103151206

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

    JUNI 2019

  • 2

    2

    ABSTRAK

    Kusuma, Febri Nur Hadi. 2019. Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Pendidikan Agama

    Islam Melalui Metode Bernyanyi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII

    B SMPN 4 Tulakan Pacitan). SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing,

    Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag.

    Kata Kunci : Prestasi Belajar, Antusias Belajar, Metode Bernyanyi, PAI

    Mata pelajaran agama Islam merupakan suatu sarana dalam membentuk kepribadian

    siswa yang riligius. Namun pada kenyataanya pelajaran agama Islam masih belum efektif dalam

    membentuk kepribadian siswa. Hal tersebut dikarenakan kurangan waktu dalam pembelajaran

    PAI di Sekolah Menengah Pertama, pada setiap minggunya hanya diberi waktu 2 jam pelajaran.

    Berdasarkan hasil observasi dilapangan peneliti menemukan suatu masalah pada proses

    pembelajaran PAI, guru belum menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi.

    Hal tersebut berdampak pada proses belajar siswa yang kurang efektif sehingga berdampak pada

    hasil belajar siswa. Penelitian ini memberi solusi bahwa metode bernyanyi membuat

    pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswapun antusias dalam pembelajaran.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan proses belajar PAI melalui

    metode bernyanyi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan (2) peningkatan hasil

    belajar PAI melalui metode bernyanyi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan.

    Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan subjek

    penelitian ini terdiri dari 28 siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan. Penelitian ini

    terdiri dari tiga siklus yaitu Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III. Pada setiap siklusnya

    terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Analisis data

    penelitian menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) proses belajar PAI melalui metode

    bernyanyi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan peningkatan dalam hal

    antusias dalam memperhatikan penjelasan guru, antusias siswa dalam bernyanyi, antusias siswa

    dalam merespon aktivitas pembelajaran. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan antusias belajar

    siswa pada siklus I mencapai 64,28%, Pada siklus II antusias belajar siswa 75,00%, Pada siklus

    III antusias belajar siswa 92,85 %. (2) Hasil Belajar PAI siswa melalui metode bernyanyi pada

    siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan meningkat. Hal ini ditunjukan dengan

    peningkatan hasil belajar siswa siklus I mencapai 78,57 %, pada siklus II mencapai 89,28%,

    dan pada siklus III hasil belajar siswa mencapai 100 %.

  • 3

    3

  • 4

    4

  • 5

    5

  • 6

    6

  • 7

    7

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan

    jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang

    utama.1Pendidikan juga merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai

    keseimbangan antara kedaulatan peserta didik dengan kewibawaan pendidik. Pendidikan

    merupakan usaha penyiapan pesertadidik menghadapi lingkungan yang mengalami

    perubahan yang semakin pesat yang berlangsung seumur hidup.2Dalam arti sederhana

    pendidikan sering diartikan sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

    kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti

    bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia

    menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh

    seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup

    atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 3

    Kenyataannya, pengertian pendidikan ini selalu mengalami perkembangan,

    meskipun secara esensial tidak jauh berbeda. Menurut Langeveld, pendidikan ialah setiap

    usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada

    pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan

    tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan

    oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan

    1 Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: PT ALMA”ARIF, 1947), 20.

    2 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan

    (Bandung: ALFABETA, 2009), 12.

    3Sudirman N., dkk, Ilmu Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung 1992

    7

  • 8

    8

    ditujukan kepada orang yang belum dewasa.4 Sedangkan menurut Driyarkara, pendidikan

    ialah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.5

    Sedangkan menurut Ahmad D Marimba, pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan

    secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik

    menuju terbentuknya kepribadian yang utama.6 Pendidikan juga merupakan proses

    interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan peserta didik dengan

    kewibawaan pendidik. Pendidikan merupakan usaha penyiapan peserta didik menghadapi

    lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat yang berlangsung seumur

    hidup.7

    Dalam adanya pendidikan tentu untuk mencapai tujuan tertentu, salah satunya

    adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang menarik agar siswa tidak merasa

    jenuh karena belajar di kelas hanya begitu-begitu saja. Untuk itu seharusnya guru

    mencari tahu tentang kondisi yang kiranya dapat meningkatkan prestasi belajar di sekolah

    menengah pertama.

    Secara etimologis terdapat beberapa pengertian belajar yang diungkapkan oleh

    para ahli pendidikan. Dibawah ini dikutip beberapa pengertian belajar dari para ahli

    dimaksud:

    1. Muhammad Muzamil al-Basyir menyebutkan belajar adalah “Amaliyatun taghayyiru

    suluki al-talaamidz natijat al-istijabah limuatsiraatin muhaddatin wayuhdatsu hadza

    taqayyur tahta syurut al-asasiyah mitslu al-nadhaja wa al-isti’dad wa al-mumarsah

    li ghardhi isybaai’ al-hajaati wa al-dawaafi’”

    4 Langeveld,(terj.), Paedagogiek Teoritis/Sisgtematis, FIP-IKIP Jakarta, 1971; fatsal 5, 5a.

    5 Driyarkara, Driyarkara Tentang Pendidikan, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1950, hlm. 74.

    6 Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: PT ALMA”ARIF, 1947), 20.

    7 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan

    (Bandung: ALFABETA, 2009), 12.

  • 9

    9

    2. Moh. Surya menyebutkan, belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh induvidu

    untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari

    pengalaman induvidu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkunganya.

    3. Crow & Crow menyebutkan belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,

    pengetahuan dan sikap baru.8

    Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan

    bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Teori-

    teori yang dikembangkan dalam komponen ini meliputi tujuan pendidikan, organisasi

    kurikulum, isi kurikulum, dan modul-modul pengembangan kurikulum. Kegiatan atau

    tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan psikis dan fisis yang saling bekerjasama secara

    terpadu dan komprehensif integral. Sejalan dengan itu, belajar dapat difahami sebagai

    berusaha atau berlatih supaya mendapat kepandaian. Dalam implementasinya, belajar

    adalah suatu kegiatan individu memperoleh pengetahuan. Perilaku dan keterampilan

    dengan cara mengolah bahan belajar.9

    Berbicara tentang belajar tentunya didalamnya memiliki tujuan tersendiri. Untuk

    apa kita belajar sesuatu misalkan belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

    tentunya agar bisa menguasai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dalam proses

    belajar seorang guru harus bisa membangkitkan hasil belajar siswanya. Belajar itu bisa

    membosankan jika pola belajarnya hanya begitu-begitu saja misalkan ceramah saja,

    medianya itu-itu saja, agar belajar tidak membosankan maka guru harus bisa terus

    berinovasi setiap harinya. Pembelajaran dengan menggunakan metode bernyanyi

    diharapkan mampu meningkatkan pemahaman peserta didik dalam proses belajar.

    Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menegah pertama sekarang

    ini adalah Pendidikan Agama Islam (PAI). Didalamnya terdapat mata pelajaran Iman

    8 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: ALFABETA, 2013), 11-12.

    9 Ibid

  • 10

    10

    Kepada Nabi dan Rosul yang dalam penyampainan pembelajaran menggunakan metode

    ceramah. Pembelajaran tersebut sangat monoton sehingga guru memerlukan cara dalam

    menyampaikan pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) agar tercipta pembelajaran yang

    menarik dan menyenangkan.

    Berdasarkan hasil observasi dilapangan peneliti menemukan suatu masalah pada

    proses pembelajaran PAI, guru belum menggunakan metode pembelajaran yang sesuai

    dengan materi. Hal tersebut berdampak pada proses belajar siswa yang kurang efektif

    sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap

    kompetensi siswa dalam penerimaan materi yang mana dapat berdampak pada

    kurangnnya siswa dalam memahami materi iman kepada nabi dan rosul.10

    Peneliti memilih meneliti di SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan kelas VIII mata

    pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) karena di sekolah tersebut terdapat masalah

    yaitu kurang antusias dalam pembelajaran, mereka ada yang main sendiri, ramai dengan

    teman sebangkunnya saat proses pembelajaran yang mana hal tersebut dapat

    mempengaruhi hasil belajar siswa.

    Realita di atas menjadi sebuah masalah yang layak untuk diteliti, karena pada

    hakikatnya pemahaman dan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran mata pelajaran

    PAI yang kurang memuaskan. Agar siswa dapat menerima apa yang disampaikan guru,

    dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus memilih dan menerapkan metode yang

    sesuai dengan materi yang disampaikan.

    Berangkat dari fenomena di atas, penulis berkeinginan untuk mengadakan

    penelitian tentang minat dan hasil belajar, dengan judul penelitian : Peningkatan Proses

    dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam melalui Metode Bernyanyi (Penelitian

    tindakan kelas pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan).

    10 Wawancara Guru dan Murid SMP N 4 Tulakan Pada tanggal 4 maret 20019

  • 11

    11

    B. Identifikasi dan Batasan Masalah

    Dari temuan diatas dapat diidentifikasikan, bahwasanya masalahnya adalah sebagai

    berikut:

    1. Metode pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah yang terlalu monoton

    2. Ada segelintir siswa yang kurang antusias dalam pembelajaran

    3. Rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian

    yang masih di bawah KKM (Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Wiji C selaku

    pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII)

    Dari permasalahan di atas peneliti akan membatasi pada masalah nomer 2 dan 3

    yaitu tentang antusiasa belajar siswa dan kurangnya hasil belajar siswa yang akan

    diperbaiki dengan metode Bernyanyi.

    C. Rumusan Masalah

    Berangkat dari identifikasi dan batasan masalah di atas maka rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana peningkatan proses belajar Pendidikan Agama Islam melalui metode

    bernyanyi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan ?

    2. Bagaimana peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui metode

    bernyanyi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan ?

    D. Tujuan Penelitian

    Dalam sebuah penelitian, penentuan tujuan merupakan hal yang sangat penting.

    Karena menjadi pedoman dalam melakukan penelitian. Dengan rumusan tersebut, maka

    peneliti menetapkan tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui peningkatan proses belajar Pendidikan Agama Islam melalui

    metode bernyanyi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan

  • 12

    12

    2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui

    metode bernyanyi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan

    E. Kontribusi Penelitian

    Kontribusi penelitian tindakan kelas dapat dilihat baik secara teoritis maupun praktis,

    antara lain sebagai berikut:

    1. Secara Teoretis

    Dalam Penelitian ini diharapkan metode bernyanyi dapat meningkatkan antusias dan

    hasil belajar siswa Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama.

    2. Secara praktis

    a. Bagi siswa (peserta didik)

    1. Siswa menjadi sangat antusias dalam belajarnya untuk belajar lebih giat.

    2. Membantu siswa dalam meningkatkan antusias dan hasil belajar pada materi

    iman kepada Nabi dan Rosul .

    3. Membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran dengan baik.

    4. Dengan media yang unik dapat mengatasi kejenuhan siswa terhadap pelajaran.

    b. Bagi pendidik

    1. Mendapatkan informasi tentang antusias siswa.

    2. Mendapatkan informasi tentang hasil belajar siswa.

    3. Menambah wawasan pendidik terhadap media belajar yang unik.

    4. Menambah pegetahuan pendidik untuk perbaikan pembelajaran.

    c. Bagi lembaga pendidikan (sekolah)

    1. Meningkatkan kualitas sekolah.

    2. Sebagai sumbangan pemikiran dan menambah referensi berupa hasil

    penelitian.

  • 13

    13

    3. Meningkatkan antusias belajar siswa yang mana akan berpengaruh terhadap

    mutu pembelajaran.

    4. Meningkatkan hasil belajar siswa yang berpengaruh terhadap prestasi sekolah

    yang bersangkutan.

    F. Sistematika Pembahasan

    Untuk mendapatkan uraian yang jelas dari pemaparan karya ilmiah ini, penulis

    menyesuaikan sistematika pembahasan yang dibagi menjadi lima bab sebagai berikut:

    Pada BAB I. pendahuluan.Setiap penelitian pasti berangkat dari

    fenomena/kejadian/ masalah. Oleh karena itu pada bab pendahuluan memuat latar

    belakang masalah, tujuan penelitian tindakan kelas (PTK), hipotesis tindakan kelas,

    manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

    BAB II. Menjelaskan tentang kerangka teori sebagai dasar untuk memperkuat

    hasil penelitian penggunaan metode bernyanyi untuk meningkatkan proses dan hasil

    belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan yang berisi hasil penelitian

    terdahulu, kajian tentang prestasi belajar, kajian tentang pembelajaran Pendidikan Agama

    Islam dan hakikat tentang metode bernyanyi.

    BAB III. Bagian ini membahas tentang metode yang digunakan untuk penelitian

    yang Berisi tentang metode penelitian mencakup objek tindakan kelas, setting/subyek

    penelitian tindakan kelas, prosedur pelaksanaan PTK, metode pengumpulan data, analisis

    data.

    BAB IV.Bagian ini Menguraikan tentang data dan temuan yang diperoleh dengan

    menggunakan metode dan prosedur yang telah diuraikan pada metode penelitian yang

    berisi tentang hasil penelitian dan pembahasanya yang meliputi gambaran setting

    penelitian, penjelasan siklus, proses analisis data pada siklus, serta pembahasan.

  • 14

    14

    BAB V. Bab terakhir adalah penutup. Bab ini merupakan bab yang didalamnya

    menguraikan (1) kesimpulan sebagai jawaban dari pokok-pokok permasalahan, (2) saran-

    saran yang berhubungan dengan penelitian sebagai masukan-masukan untuk berbagai

    pihak terkait.

  • 15

    15

    BAB II

    TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, LANDASAN TEORI,

    KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN

    A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

    Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan, maka

    peneliti mengambil Hasil penelitian dan skripsi sebagai berikut :

    Skripsi yang disusun oleh Solikhati Resti Purnawita IAIN Purwokerto dengan

    judul Penerapan Metode BCM (Bermain Cerita,Menyanyi) dalam pembelajaran

    Aqidah di RA Masyritoh 03 Banjara Anyar Sokaraja Banyumas. Penelitian ini

    Menggunakan Metode Penelitian Lapangan yang bersifat Kualitatif. Dengan

    rumusan masalah “Bagaimana Penerapan Metode Bermain Cerita dan Bernyanyi

    dalam pembelajaran Aqidah di RA Masyritoh 03 Banjara Anyar Sokaraja

    Banyumas? Kesimpulannya adalah Metode BCM (Bermain, Cerita dan bernyanyi)

    dapat menstimulus respon siswa dalam menangkap materi aqidah yang akan

    digunakan, dengan dibarengi arahan dari guru, serta membangkitkan antusias siswa

    dalam penerimaan pelajaran.11 Sedangkan perbedaannya yaitu Peneliti Menggunakan

    Metode Penelitian Tidakan kelas Dengan Judul Peningkatan Proses dan Hasil Belajar

    Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Bernyanyi (Penelitian Tindakan Kelas

    Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan). Dengan rumusan masalah

    1) “Bagaimana peningkatan proses belajar Pendidikan Agama Islam melalui metode

    bernyanyi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan?” 2) “Bagaimana

    peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui metode bernyanyi pada

    siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan?”

    11 Skripsi, Solikhati Resti Purnawita dengan judul : “ Penerapan Metode BCM (Bermain Cerita,Menyanyi)

    dalam pembelajaran Aqidah di RA Masyritoh 03 Banjara Anyar Sokaraja Banyumas

    15

  • 16

    16

    Skripsi Endah Dwi Safitri dengan judul “ Penerapan Metode BCM (Bermain,

    Cerita, Menyanyi) dalam pembelajaran bidang pengembangan Nilai-Nilai Agama

    dan Moral Di RA Perwanida Banjar Anyar Pekuncen Banyumas. Penelitian ini

    menggunakan Metode Penelitian Lapangan yang bersifat Kualitatif. Dengan rumusan

    masalah “Bagaimana Penerapan Metode BCM (Bermain Cerita,Menyanyi) dalam

    pembelajaran bidang pengembangan Nilai-Nilai Agama dan Moral Di RA Perwanida

    Banjar Anyar Pekuncen Banyumas ?”. Kesimpulannya adalah Guru menggunakan

    metode bermain untuk mengawali pembelajaran agar siswa lebih ber konsentrasi.

    Guru menggunakan metode cerita agar siswa antusias dalam mengikuti kegiatan

    pembelajaran. Guru menggunakan metode bernyanyi bertujuan agar siswa lebih

    memahami materi yang di ajarkan dan lebih mudah dalam menghafal.12 Sedangkan

    perbedaannya yaitu Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

    Melalui Metode Bernyanyi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII B

    SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan). Dengan rumusan masalah 1) “Bagaimana

    peningkatan proses belajar Pendidikan Agama Islam melalui metode bernyanyi pada

    siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan?” 2) “Bagaimana peningkatan

    hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui metode bernyanyi pada siswa kelas

    VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan?”

    Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Ali Muhtar dengan judul

    “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Asmaul Husna Melalui

    Metode Cipta Lagu dan Menyanyi Bagi Siswa Kelas VII C SMP N 2 Pucangwangi

    Tahun Pelajaran 2014/2015”. Dengan rumusan masalah “Bagai Peningkatan Hasil

    12 Skripsi, Endah Dwi Safitri dengan judul : “ Penerapan Metode BCM (Bermain Cerita,Menyanyi) dalam

    pembelajaran bidang pengembangan Nilai-Nilai Agama dan Moral Di RA Perwanida Banjar Anyar Pekuncen

    Banyumas.

  • 17

    17

    Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Asmaul Husna Melalui Metode Cipta Lagu

    dan Menyanyi Bagi Siswa Kelas VII C SMP N 2 Pucangwangi Tahun Pelajaran

    2014/2015 ?” Menyimpulkan bahwa Metode Cipta Lagu dan Bernyanyi dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa.13 Sedangkan perbedaannya yaitu Peneliti

    Menggunakan Metode Penelitian Tidakan kelas Namun Dengan Judul dan Materi

    yang berbeda. Yaitu Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

    Melalui Metode Bernyanyi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII B

    SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan). Dengan rumusan masalah 1) “Bagaimana

    peningkatan proses belajar Pendidikan Agama Islam melalui metode bernyanyi pada

    siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan?” 2) “Bagaimana peningkatan

    hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui metode bernyanyi pada siswa kelas

    VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan?”

    B. Landasan Teori

    1. Antusia Belajar

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, antusiasme berarti gairah, gelora

    semangat, minat besar. Gairah terhadap sesuatu yang ada di dalam

    kehidupan. Antusiasme bersumber dari dalam diri, secara spontan atau melalui

    pengalaman terlebih dahulu. Antusisme adalah suatu perasaan kegembiraan

    terhadap sesuatu hal yang terjadi. Respon yang positif terhadap sesuatu yang ada

    di sekitar kita, tentu sangat diharapkan, karena respon ini akan berdampak pada

    perilaku sehari-hari.14

    13 Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Ali Muhtar dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar

    Pendidikan Agama Islam Materi Asmaul Husna Melalui Metode Cipta Lagu dan Menyanyi Bagi Siswa Kelas VII C

    SMP N 2 Pucangwangi Tahun Pelajaran 2014/2015

    14

  • 18

    18

    Indikator antusiasme siswa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah adanya

    respon, perhatian, konsentrasi, kesadaran dan kemauan yang timbul pada diri

    siswa tanpa adanya paksaan atau suruhan yang diikuti oleh keinginan untuk

    melibatkan diri dalam aktivitas siswa dan proses belajar mengajar yang sedang

    berlangsung dimana :

    a. Siswa dikatakan mempunyai respon terhadap pembelajaran, jika siswa

    aktif dan cepat tanggap dalam merespon guru dan siswa lain saat

    memberikan penjelasan atau jawaban yang kurang tepat.

    b. Siswa dikatakan perhatian dalam pembelajaran, jika siswa memperhatikan

    penjelasan materi yang diberikan guru, memperhatikan proses

    penyelesaian soal yang diberikan oleh guru, dan memperhatikan

    pendapat siswa lain.

    c. Siswa dikatakan mempunyai kemauan dalam pembelajaran, jika siswa

    selalu mengerjakan latihan soal-soal yang diberikan oleh guru, mau

    bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas, mau

    mengemukakan ide atau pendapat.

    d. Siswa dikatakan mempunyai konsentrasi dalam pembelajaran, jika siswa

    selalu mendengarkan penjelasan materi yang diberikan oleh guru,

    tidak ramai pada waktu guru sedang menerangkan pelajaran, cepat

    mengerti dan memahami apa yang diterangkan oleh guru sehingga mampu

    mengerjakan soal-soal dengan benar.

    e. Siswa dikatakan mempunyai kesadarandalam pembelajaran, jika siswa

    mengerjakan PR yang diberikan oleh guru, mempelajari terlebih dahulu

    materi yang belum disampaikan.15

    15 Skrisi Fredy Kustanto”Peningkatan Antusiasme Siswa Dalam Pmbelajaran Matematika Melalui

    Metode Participatory Learning Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang” (PTK Pembelajaran Matematika di

    Kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri)

  • 19

    19

    2. Hasil Belajar

    Hasil atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari

    kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Senada

    dengan hal tersebut Syah, mengungkapkan bahwa hasil belajar ideal meliputi

    segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

    belajar peserta didik.

    Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat

    dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Menurut Hamalik, hasil belajar adalah

    pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta

    apersepsi dan abilitas. Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

    pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah

    dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

    Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik

    perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun

    keterampilan motorik. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan

    siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya.

    Menurut Sugihartono dkk tidak semua aktivitas atau perubahan perilaku pada

    siswa dapat dikategorikan sebagai hasil dari proses belajar. Ciri-ciri perilaku hasil

    belajar yang dilakukan oleh siswa meliputi hal-hal sebagai berikut:

    f. Perubahan perilaku terjadi secara sadar dan disadari.

    g. Perubahan perilaku yang terjadi bersifat kontinu dan

    fungsional.

    h. Perubahan perilaku yang terjadi bersifat positif dan aktif.

    i. Perubahan perilaku yang terjadi bersifat permanen atau

    relatif menetap.

  • 20

    20

    j. Perubahan perilaku dalam belajar bertujuan dan berarah.

    k. Perubahan perilaku yang terjadi mencakup seluruh aspek

    tingkah laku individu yang bersangkutan.16

    Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa

    telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,

    keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh

    siswa. Usman menyatakan bahwa hasil hasil belajar yang dicapai oleh siswa

    sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan

    guru sebelumnya yang dikelompokkan kedalam tiga kategori, yakni domain

    kognitif, afektif, dan psikomotor.

    a. Domain Kognitif

    1) Pengetahuan (Knowledge). Kemampuan kognitif meliputi pengingatan

    tentang hal-hal yang bersifat khusus atau universal, mengetahui metode dan

    proses, pengingatan terhadap suatu pola, struktur atau setting. Dalam hal ini

    tekanan utama pada pengenalan kembali fakta, prinsip, kata-kata yang dapat

    dipakai: definisikan, ulang, laporkan ingat, garis bawahi, sebutkan, daftar

    dan sambungkan.

    2) Pemahaman (Comprehension). Meliputi penerimaan dalam komunikasi

    secara akurat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk penyajian yang

    berbeda, mengorganisasikannya secara setingkat tanpa merubah pengertian

    dan dapat mengeksplorasikan.

    3) Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang baru. Kata-

    kata yang dapat dipakai antara lain: interpretasikan, terapkan, laksanakan,

    16 Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses

    Pembelajaran, h. 124-125.

  • 21

    21

    gunakan, demonstrasikan, praktekkan, ilustrasikan, operasikan, jadwalkan,

    sketsa, kerjakan.

    4) Analisa Menyangkut terutama kemampuan anak dalam memisah-misah

    (breakdown) terhadap suatu materi menjadi bagian-bagian yang

    membentuknya, mendeteksi hubungan diantara bagianbagian itu dan cara

    materi itu diorganisir. Kata-kata yang dapat dipakai: pisahkan, analisa,

    bedakan, hitung, cobakan, test bandingkan kontras, kritik, teliti, dsb.

    5) Sintesis. Yang menghasilkan hubungan yang khas, rencana atau langkah-

    langkah tindakan, perangkat hubungan abstrak.17

    6) Evaluasi. Dianggap paling sulit dalam kemampuan pengetahuan anak didik.

    Disini akan meliputi kriteria, norma internal, norma eksternal. Kata yang

    dipakai seperti menyimpulkan, membuat pola, merangkai, mengatur dll.18

    b. Domain Kemampuan Sikap (Affective)

    1) Menerima atau memperhatikan. Jenjang pertama ini meliputi sifat

    sensitif terhadap adanya eksistensi suatu fenomena tertentu atau suatu

    stimulus dan kesadaran yang merupakan perilaku kognitif. Termasuk di

    dalamnya juga keinginan untuk menerima atau memperhatikan. Kata-kata

    yang dipakai : dengar, lihat, raba, cium, rasa, pandang dan sebagainya.

    2) Merespon. Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan secara puas dalam

    suatu subjek tertentu, fenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan

    mencari-cari dan menambah kepuasan dari bekerja dengannya atau terlibat

    di dalamnya. Kata-kata yang dipakai: melaksanakan, membantu,

    menampilkan, menolong, dsb.

    17 Nasution, Kurikulum Dan Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 66.

    18 Bermawy Munthe, Desain Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), 41.

  • 22

    22

    3) Menilai (Valuing). Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan

    siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Kata-kata

    yag digunakan seperti melengkapi, menggambarkan, menggabungkan dan

    sebagainya.

    4) Mengorganisasikan. Dalam jenjang ini anak didik membentuk suatu

    sistim nilai yang dapat menuntun perilaku.

    5) Karakteristik suatu nilai atau perangkat nilai-nilai. Mengadakan sistesis

    dan internalisasi yang saling berhubungan yang konsisten dan bulat

    termasuk nilai-nilai yang lepas.19

    c. Domain Psikomotorik

    1) Menirukan. Apabila ditunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat

    diamati (observable), maka ia akan mulai membuat suatu tiruan terhadap

    action itu sampai pada tingkat sistem ototototnya dan dituntun oleh

    dorongan kata hati untuk menirukan.

    2) Keterampilan motorik (muscular or motor skills) seperti memperlihatkan

    gerak, menunjukkan hasil, menggerakkan, menampilkan, melompat dan

    sebagainya.

    3) Koordinasi neuromuscular, menghubungkan, mengamati, memotong dan

    sebagainya.20

    Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh proses belajar

    dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan

    ketiga domain tersebut yang dialami peserta didik setelah menjalani proses

    belajar. Baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran yang

    berupa evaluasi, selain mengukur hasil belajar penilaian dapat juga ditujukan

    19 Nasution, Kurikulum Dan Pengajaran, 71.

    20 Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 124.

  • 23

    23

    kepada proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat

    keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Semakin baik proses pembelajaran

    dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka seharusnya hasil

    belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah

    dirumuskan sebelumnya.

    Jadi, intinya hasil belajar peserta didik yang diperoleh itu tidak hanya nilai

    akademisnya saja melainkan juga nilai prosesnya sehingga peserta didik mampu

    menerapkan hasil ilmu yang didapatnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu

    hasil belajar yang dihasilkan peserta didik mampu menciptakan ide-ide dan

    keterampilan-keterampilan yang luar biasa.

    3. Metode Bernyanyi

    Bernyanyi merupakan mengeluarkan suara dengan syair-syair yang

    dilagukan. Mengelola kelas dengan bernyanyi berarti menciptkan dan mengelola

    pembelajaran dengan menggunakan syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-

    syair tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan. Bernyanyi

    membuat suasana belajar menjadi menyenangkan sehingga dapat memstimulus

    anak secara optimal. Hal tersebut dapat mengembangkan seluruh aspek dalam diri

    peserta didik, meliputi Fisik-Motorik, Sosial, Emosinal, Intelektual, Bahasa, Seni,

    serta Moral dan Agama.21

    Menurut Syamsuri Jari, Sebagaimana dikutip oleh Setyoadi menyebutkan

    bahwa diantara manfatnya penggunaan lagu (Menyanyi) dalam pembelajaran

    yaitu :

    a. Sarana relaksasi dengan menetralisasi denyut jantung dan gelombang otak.

    21 M. Fadlan, M.Pd,I., dkk, Edutaiment Pendidikan Anak Usia Dini Memciptakan Pembelajaran Menarik,

    Kreatif dan Menyenangkan (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014)

  • 24

    24

    b. Menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran

    c. Menciptakan pembelajaran lebih humanis dan menyenangkan

    d. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran

    e. Membangun retensi dan menyentuh emosi dan rasa estetika siswa

    f. Proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran

    g. Mendorong motivasi belajar siswa

    Sukses tidaknya menggunakan metode beryanyi dalam pembelajaran sangat

    dipengaruhi oleh pendidik sendiri dan lagu yang akan dibawakannya. Bila

    pendidik pandai bernyanyi atau membawakan lagu, khususnya lagu anak-anak,

    tentu anak akan senang mendengar dan mengikutinya. Namun, bila dalam

    membawakan lagu sangat buruk, pasti anak akan merasa bosan dan bahkan malas

    mendengar, apalagi mengikutinya. Kemudian untuk model lagunya, perlu dicari

    lagu yang sesuai dengan usianya. Jangan sampai lagu orang-orang dewasa

    dinyanyikan oleh anak-anak. Selain tidak sesuai dengan usianya, lagu juga sulit

    dimengerti dan dipahami oleh anak-anak. Oleh karenanya, sebelum

    menggunakan metode bernyanyi dalam kegiatan pembelajaran, alangkah baiknya

    pilihlah lagu yang sesuai dengan karakteristik usia mereka. Supaya anak-anak

    dapat mengerti dan memahami dengan mudah lagu yang telah dinyanyikan, baik

    mudah mengikutinya maupun mudah mengambil makna-maknanya. .22

    Dari uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa pengelolaan kelas

    berbasis bermain dan bernyanyi adalah mengatur, mengarahkan dan melakukan

    pembelajaran dengan menggunakan cara bernyanyi untuk mencapai tujuan yang

    di kehendaki. Hal ini dalam rangka menciptakan pembelajaran berbasis

    idutaiment, yakni pengelolaan kelas yang asyik dan menyenangkan.

    22 Setyoadi Purwanto, Pengembangan lagu model sebagai media Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini.

    Yokyakarta: (Tesis Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2011), hlm.2-3

  • 25

    25

    Di antara manfaat bermain dan bernyanyi ialah dapat membawa suasana

    pembelajaran menjadi asyik dan menyenangkan, sehingga peserta didik tidak

    merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, bermain dan

    bernyanyi juga dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak secara

    optimal.23

    a. Kelebihan metode bernyanyi

    Setiap metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan oleh para

    pengajar di kelas tentu memiliki keunggulannya masing-masing. Ada

    beberapa kelebihan dari metode ini, yaitu:

    1) Metode ini cocok untuk digunakan pada kelas kecil.

    2) Dapat membangitan semangat belajar para anak-anak karena suasana kelas

    menjadi hidup dan menyenangkan.

    3) Membantu guru dalam upaya pengembangan pendidikan karakter,

    yaitu nilai karakter bersahabat/komunikatif karena terjadi interaksi

    yang baik antar warga kelas.

    4) Memungkinkan guru menguasai keadaan kelas.

    5) Lirik lagu dapat digunakan berulang-ulang walaupun pada kelas yang

    berbeda tapi dengan materi yang sama.

    Namun disamping keunggulan seperti yang di sebutkan di atas

    metode ini juga memiliki kekurangan, antara lain :

    1) Sulit digunakan pada kelas besar.

    2) Hasilnya akan kurang efektif pada anak pendiam atau tidak suka

    bernyanyi.

    3) Suasana kelas yang ramai, bisa mengganggu kelas yang lain

    b. Langkah-langkah metode bernyanyi

    23 M.Fadlillah, Op. Cit. h. 47

  • 26

    26

    1) Guru mengetahui dengan jelas isi pokok materi yang akan diajarkan.

    2) Merumuskan dengan benar informasi/konsep/fakta materi baru apa

    saja yang harus dikuasai/dihafalkan oleh peserta didik.

    3) Memilih nada lagu yang familiar dikalangan peserta didik.

    4) Menyusun informasi/konsep/fakta materi yang kita inginkan untuk

    dikuasai peserta didik ke dalam bentuk lirik lagu yang disesuaikan dengan

    nada lagu yang di pilih.

    5) Guru harus mempraktikkan terlebih dahulu menyanyikannya dan di

    waktu mengajarkan nyanyian tersebut dibantu dengan alat bantu

    pembelajaran.

    6) Mendemonstrasikannya bersama-sama secara berulang ulang.

    Usahakan untuk diikuti dengan gerak tubuh yang sesuai.

    7) Menunjukan pertanyaan seputar materi tersebut untuk mengukur

    apakah anak sudah dapat menghafal dan menguasainya melalui lagu yang

    dinyanyikan tersebut.

    4. Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian PAI

    Proses pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan

    keseluruhan sikap kepribadian khususnya mengenai aktivitas dan kreatifitas

    peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.

    Menurut E. Mulyasa, pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang

    menuntut pendidik dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik

    sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.24 Pada hakekatnya pembelajaran

    24E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: Rosdakarya, 2004),

    117.

  • 27

    27

    adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga

    terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.25

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan

    interaksi belajar mengajar yang berlangsung sebagai sebuah proses saling

    mempengaruhi dalam bentuk hubungan interkasi antara guru dan siswa dalam

    setiap proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sengaja diciptakan

    dengan tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku serta meningkatkan

    pengetahuan.

    Sedangkan pendidikan agama Islam (PAI) merupakan sebutan yang

    diberikan kepada salah satu subyek mata pelajaran yang harus dipelajari oleh

    peserta didik muslim dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu.

    Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

    mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

    Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadis, melalui kegiatan

    bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan

    tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan

    kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan

    persatuan bangsa (Kurikulum PAI).26

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam

    itu adalah untuk menyiapkan siswa untuk menjadi insan yang bermoral karena di

    25E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi, (Bandung:

    Rosdakarya, 2003), 100.

    26Abdul Majid, belajar dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),

    11.

  • 28

    28

    dalam pembelajaran PAI sudah mencakup Fiqih,Al-Qur’an Hadist, SKI dan

    Akidah Akhlak.

    b. Ruang Lingkup PAI

    Materi Pendidikan Agama Islam pada sekolah atau madrasah dasar,

    lanjutan tingkat pertama dan lanjutan atas merupakan integral dari program

    pengajaran setiap jenjang pendidikan.Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional.

    Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk membentuk manusia Indonesia

    seutuhnya.

    Adapun materi pokok Pendidikan Agama Islam dapat di klasifikasikan

    menjadi lima aspek kajian, yaitu :

    1) Aspek Al Qur’an dan Hadist

    Dalam aspek ini menjelaskan beberapa ayat dalam Al-Qur’an dan sekaligus

    juga menjelaskan beberapa hukum bacaannya yang terkait dengan ilmu tajwid

    dan juga menjelaskan beberapa hadist Nabi Muhammad Saw.

    2) Aspek keimanan dan aqidah Islam

    Dalam aspek ini menjelaskan berbagai konsep keimanan yang meliputi enam

    rukun iman dalam Islam.

    3) Aspek akhlak

    Dalam aspek ini menjelaskan berbagai sifat-sifat terpuji (akhlak karimah)

    yang harus diikuti dan sifat-sifat tercela yang harus dijauhi.

    4) Aspek hukum Islam atau Syari’ah Islam

    Dalam aspek ini menjelaskan berbagai konsep keagamaan yang terkait

    dengan masalah ibadah dan mu’amalah.

    5) Aspek tarikh Islam

  • 29

    29

    Dalam aspek ini menjelaskan sejarah perkembangan atau peradaban Islam

    yang bias di ambil manfaatnya untuk di terapkan di masa sekarang.27

    c. Metode Pembelajaran PAI

    Metode merupakan cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator

    dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk

    mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, metode sangat berperan penting untuk

    membantu kelancaran proses belajar mengajar.

    Menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengatakan bahwa ada beberapa

    faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mengaplikasi sebuah metode

    pengajaran diantaranya28:

    1) Tujuan yang hendak dicapai

    Setiap orang yang mengerjakan sesuatu haruslah mengetahui dengan jelas

    tentang tujuan yang hendak dicapainya.Demikian juga setiap pendidik atau

    guru yang pekerjaan pokoknya mendidik dan mengajar harus mengerti

    dengan jelas tentang tujuan pendidikan. Pengertian akan tujuan pendidikan ini

    mutlak perlu sebab tujuan itulah yang menjadi sasaran dan menjadi pengarah

    dari pada tindakan-tindakanya dalam menjalankan fungsinya sebagai guru di

    samping menjadi sasaran dan menjadi pengarah, tujuan pendidikan dan

    pengajaran juga berfungsi sebagai pemilih dan penentuan alat-alat (termasuk

    metode) yang digunakan dalam mengajar.

    2) Kemampuan guru

    27Depdiknas Jendral Direktorat Pendidikan Dasar, Lanjutan Pertama dan Menengah, PedomanKhusus

    Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta;2004), 18

    28Undang-undang SISDIKNAS No 20 Tahun 2003, (Bandung: Citra Umbara, 2006), 74

  • 30

    30

    Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar,

    yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang

    potensial di bidang pembangunan. Di dalam metode mengajar, guru di tuntut

    untuk memenuhi syarat-syarat yang perlu di penuhi misalnya tiap guru yang

    akan menggunakan metode tertentu ia harus mengerti tentang metode

    tersebut, (misalnya jalannya pengajaran serta kebaikan dan kelemahanya,

    situasi-situasi yang tepat di mana metode itu efektif dan wajar) dan terampil

    menggunakan metode itu. Guru yang bahasanya kurang baik (kurang dapat

    berbahasa lisan dengan baik) dan tidak bersemangat dalam berbicara kurang

    pada tempatnya apabila menggunakan metode ceramah. Guru yang tidak

    mengetahui seluk beluk tentang metode proyek, tentang metode unit, tidak

    akan memilih metode tersebut dalam menyajikan bahan pelajaran.

    3) Anak didik/siswa

    Siswa merupakan faktor yang tak kalah penting yang harus di pertimbangkan

    oleh guru dalam memilih metode mengajar. Ini sebab metode mengajar itu

    ada yang menuntut pengetahuan dan kecekatan tertentu misalnya: metode

    diskusi menuntut pengetahuan yang cukup banyak supaya peserta diskusi

    dapat mengetahui serta menilai benar atau salahnya suatu pendapat yang

    dikemukakan peserta lain dan penguasaan bahasa serta keterampilan dalam

    mengemukakan pendapat.

    4) Situasi dan Kondisi

    Yang termasuk dalam situsasi di sini ialah keadaan siswa (yang menyangkut

    kelelahan mereka, semangat mereka) keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan

    kelas yang berdekatan yang di berikan pelajaran dengan metode tertentu.

    5) Fasilitas yang tersedia

  • 31

    31

    Yang termasuk dalam faktor fasilitas ini antara lain adalah praga, ruang

    waktu, buku-buku, perpustakan, kerapatan tempat dan alat-alat praktikum,

    fasilitas ini turut menentukan metode mengajar yang akan di pakai oleh guru.

    Pengaruh fasilitas dan pemilihan serta penentuan metode demontrasi dan

    eksperimen tidak dapat di pakai karena tidak tersedianya alat-alat dan bahan-

    bahan untuk mengadakan demonstari dan exsperimen percobaan.

    Metode mengajar yang kurang baik akan berpengaruh terhadap semangat

    belajar siswa, dan itu juga akan berdampak pada minat dan hasil belajar siswa,

    oleh karena itu sebagai pendidik/guru yang baik seharusnya memperhatikan

    hal-hal tersebut khususnya dalam menggunakan metode mengajar, ada

    beberapa metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran PAI, salah satunya

    yaitu metode bernyanyi.

    C. Kerangka Berfikir

    Suatu proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus atau

    rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa terlibat atau

    berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran. Peranan guru hanyalah sebagai

    fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang demokratis, sehingga

    diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk

    kelompok memecahkan masalah atau bimbingan guru.

    Sedangkan di SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan guru lebih berperan aktif,

    dibandingkan dengan siswa. Itu membuat siswa tidak berkembang dan kurang

    tepatnya metode yang digunakan. Menyebabkan kurang maksimalnya potensi siswa,

    sehingga hasil belajar belum memuaskan, peneliti ingin mengubah cara mengajar

    dengan menggunakan metode bernyanyi dan membebaskan siswa untuk berkreasi

  • 32

    32

    dengan kemampuanya dengan tujuan agar siswa lebih dapat memaksimalkan

    potensinya dan diakhiri prestasi belajar yang semakin meningkat.

    Menurut Syamsuri Jari, sebagaimana dikutip oleh Setyoadi menyebutkan

    bahwa diantara manfatnya dan kelebihan penggunaan lagu (Menyanyi) dalam

    pembelajaran yaitu :

    a. Sarana relaksasi dengan menetralisasi denyut jantung dan gelombang otak.

    b. Menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran

    c. Menciptakan pembelajaran lebih humanis dan menyenangkan

    d. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran

    e. Membangun retensi dan menyentuh emosi dan rasa estetika siswa

    f. Proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran

    g. Mendorong motivasi belajar siswa

    Melihat kelebihan metode bernyanyi itu sangat cocok untuk permasalahan di

    SMP Negeri 4 Tulakan yaitu pengetahuan siswa terkait materi pokok iman kepada

    nabi dan rosul yang masih tergolong rendah. Selain itu dalam proses pembelajaran

    siswa kurang antusias. Dengan metode tersebut diharapkan dapat memperbaiki

    antusias dan hasil belajar siswa.

    D. Pengajuan Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan teori-teori dan kerangka berfikir sebagaimana yang telah

    diuraikan diatas, maka hipotesis tindakan dari penelitan ini adalah : dalam penerapan

    pembelajaran Metode bernyanyi dapat meningkatkan antusias dan hasil belajar siswa

    pada pelajaran Pendidikan Agama Islam materi iman kepada nabi dan rosul di SMP

    Negeri 4 Tulakan Pacitan.

  • 33

    33

    BAB III.

    METODE PENELITIAN

    A. Objek Penelitian

    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Dan adapun jenis tindakan

    yang memfokuskan pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa. Maka teknis

    tindakan yang diteliti adalah sebagai berikut:

    1. Proses belajar siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

    menggunakan Metode bernyanyi pada siswa kelas VIII B di Sekolah Menengah

    Pertama Negeri 4 Tulakan Pacitan

    2. Hasil belajar siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

    menggunakan Metode bernyanyi pada siswa kelas VIII B di Sekolah Menengah

    Pertama Negeri 4 Tulakan Pacitan

    B. Setting Subyek Penelitian Tindakan Kelas

    Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan, yang

    beralamat di Desa Wonosidi Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacita. Subjek pelaku

    dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Guru, sedangkan subjek penerimanya

    adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan yang berjumlah 28

    Siswa/Siswi. Siswa dikelas ini dipilih sebagai subjek penelitian karena ditemukan

    permasalahan-permasalahan yang ditemukan seperti yang telah dipaparkan pada latar

    belakang.

    33

  • 34

    34

    C. Variabel Yang Diamati

    1. Variabel Proses

    Variabel proses dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan

    metode bernyanyi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi

    iman kepada nabi dan rosul

    2. Variabel Output

    Variabel output dalam penelitian tindakan kelas ini adalah proses dan hasil

    belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan

    Agama Islam pada materi iman kepada nabi dan rosul dengan metode bernyanyi.

    D. Prosedur penelitiam Tindakan Kelas Per-siklus

    1. Planning

    Plan (rencana) merupakan serangkaian rancangan tindakan sistematis untuk

    meningkatkan apa yang hendak terjadi. Dalam penelitian tindakan tersebut harus

    berorientasi ke depan.29

    Hal yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut :

    a. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) perbaikan.

    b. Menyiapkan sumber/bahan/alat yang digunakan dalam kegiatan

    pembelajaran.

    c. Menyiapkan instrumen penilaian.

    d. Menyiapkan kriteria ketuntasan minimal. Menyiapkan lembar

    pengamatan proses pengumpulan data yang akan digunakan dalam kegiatan

    pembelajaran.

    29Sukardi, Metode Penelitian Tindakan Kelas Implementasi dan pengembangannya (Jakarta: Bumi Aksara,

    2015), 5.

  • 35

    35

    2. Acting

    Acting (intervensi) dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki

    masalah.30Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan oleh peneliti

    sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan

    berpedoman pada rencana tindkaan. rencana tindakan yang ada dalam PTK

    hendaknya selalu didasarkan pada teoritik empiric agar hasil yang diperoleh berupa

    peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.31

    Dalam pelaksaan tindakan kelas menggunakan media yang sesuai, adapun

    penerapanya adalah sebagai berikut:

    a. Sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru membuat

    media pembelajaran dengan menggunakan metode Bernyanyi.

    b. Sebelum kegiatan belajar mengajar, peneliti mengecek media

    pembelajaran dengan menggunakan metode Bernyanyi.

    c. Guru memberikan instruksi bagaimana pembelajaran dengan

    metode bernyanyi berlangsung.

    d. Saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru mengajar

    menggunakan metode Bernyanyi dengan membuat siswa tertarik

    terhadap metode Bernyanyi dan semangat untuk melakukan

    latihan-latihan yang telah disiapkan sekaligus guru mengamati antusias belajar

    siswa yang mencakup antusias belajar siswa dalam memperhatikan penjelasan

    guru, antusias belajar siswa dalam bernyanyi, antusias belajar siswa dalam

    merespon aktivitas pembelajaran

    30Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas(Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 220.

    31Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas (Classroom Managemen): Guru Profesionala

    yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan dan Berprestasi (Bandung: Alfabeta, 2014), 308.

  • 36

    36

    e. Guru memberikan motivasi untuk siswa agar siswa terus dapat memahami dan

    menghayati latihan-latihan tersebut dengan sesuai.

    3. Observe

    Observe (observasi) pada penelitian tindakan kelas mempunyai arti terhadap

    treatment yang diberikan pada kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti

    mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa.32

    Aspek yang diamati dalam penelitian tindakan kelas adalah:

    a. Peneliti mengamati Proses belajar siswa mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam materi iman kepada nabi dan rosul dengan

    menggunakan metode Bernyanyi kelas VIII B di SMP Negeri 4 Tulakan

    Pacitan.

    b. Peneliti mengamati hasil belajar siswa mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam materi iman kepada nabi dan rosul

    dengan menggunakan metodeBernyanyi pada kelas VIII B di SMP Negeri 4

    Tulakan Pacitan.

    4. Reflecting

    Refleksi merupakan kegitan analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap

    semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan dengan mengkaji, melihat

    dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari hasil tindakan sehingga

    dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam berdasarkan teori atau hasil

    penelitian yang telah ada dan relevan.33

    32Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas (Classroom Managemen): Guru Profesionala

    yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan dan Berprestasi, 38.

    33Fitrianti, Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas (Yohyakarta: Budi Utama, 2016), 23.

  • 37

    37

    Merefleksi hasil pengamatan,hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan

    Agama Islam materi iman kepada nabi dan rosul dengan menggunakan metode

    Bernyanyi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan dengan tolok

    ukur telah ditentukan untuk membuat keputusan apakah perlu dilakukan siklus

    selanjutnya atau tidak.

    E. Alur penelitian

    Menurut model Kemmis dan Mc Taggart dalam dalam bukunya Arikunto

    (2006:97),34 alur penelitian itu terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan,

    pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun model tersebut dapat

    digambarkan sebagai berikut :

    Gambar 3.1 Alur PTK Model Spiral Kemmis & Taggart

    34Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas(Jakarta: Bumi Aksara, 2017),62.

    Refleksi

    Tindakan dan

    observasi

    Refleksi

    Tindakan dan

    observasi

    Refleksi

    Tindakan dan observasi

    Rencana awal

    Rencana yang Direvisi

    Rencana yang Direvisi

    Siklus I

    Siklus II

    Siklus III

  • 38

    38

    F. Jadwal Pelaksanaan penelitian Tindakan kelas

    No Kegiatan Pelaksanaan

    1 Persiapan 11 februari 2019

    2 Perencanaan 18 februari 2019

    3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 25 februari 2019

    4 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 4 Maret 2019

    5 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III 11 Maret 2019

    6 Penulisan Laporan PTK 8 April 2019

    Tabel 3.1

  • 39

    39

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 4 KecamatanTulakan Pacitan

    SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan berdiri pada tahun pelajaran 1998/1999 yang

    berlokasi di Desa Wonosidi, Kec. Tulakan, Kab. Pacitan, dengan SK Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0723/0/1998, tanggal 22

    Juni 1998. Pada awal dibuka ada 3 (tiga) rombongan belajar, jumlah siswa sebanyak

    98 orang, jumlah tenaga pengajar sebanyak 18 Guru, 4 orang Tenaga Tata Usaha dan

    2 Orang Tenaga Pesuruh yang dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah bernama Bapak

    Drs. Sutrisno.

    Pada awal berdirinya (Tahun Pelajaran 1998/1999) dalam melaksanakan proses

    belajar mengajar menggunakan gedung yang diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur

    Bpk. Imam Utomo, di atas lahan seluas 7.070 m2 dengan jumlah bangunan/ruang:

    • 6 Ruang Belajar/Kelas

    • 2 Ruang Toilet Siswa

    • 1 Ruang Kantor Guru

    • 2 Ruang toilet guru/ karyawan

    • 1 Ruang Kantor Kepala Sekola

    • 1 Ruang Kantor Tata Usaha

    • 1 Ruang UKS

    • 1 Ruang Rumah Penjaga + Dapur

    39

  • 40

    40

    Selama kurun waktu tersebut SMP Negeri 4 Tulakan sudah dipimpin oleh 6 orang

    Kepala Sekolah, antara lain:

    Tabel 4.1

    Data Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan 1998-2019

    NO NAMA TMT KETERANGAN

    1 Drs. Sutrisno 1998-2000 Wafat

    2 Aris Wijasa S.Pd 2000-2003 Wafat

    3 Drs Ahmad Widarto 2003-2007 Wafat

    4 Dwi Yani S.Pd 2007-2011

    Mutasi ke SMPN 1

    Tegalombo

    5 Bambang Susanto S.Pd 2011-2014 Pensiun

    6 Drs. Soemanto M.Pd 2014-2017

    Mutasi ke SMP N 1

    Ngadirojo

    7 NurHadi S.Pd 2017- Sekarang

    2. Profil SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan

    SMP Negeri 4 Tulakan didukung oleh tenaga pendidik yang professional dengan

    kualifikasi pendidikan S-1. Pada awal berdirinya (tahun 1998) memiliki 3 ruang kelas

    dan sekarang telah berkembang menjadi 20 ruang kelas dengan fasilitas yang semakin

    lengkap. Sekolah yang pada tahun 2013 terakreditasi A ini terletak di Desa Wonosidi

    Kec.Tulakan Kab.Pacitan. SMP Negeri 4 Tulakan terus mengembangkan diri dan

    sekarang sudah sejajar dengan sekolah-sekolah lain di Pacitan. Sementara itu, prestasi

    terus diukir baik akademik maupun non-akademik.

    Prestasi yang pernah diperoleh antara lain:

    a. Juara I bola volly tingkat kabupaten (Th.2011)

    b. Juara III sepak takrow tingkat kabupaten (2011)

  • 41

    41

    c. Juara I Atletik tingkat kabupaten (Th.2011)

    d. Lomba Atletik mewakili kabupaten di tingkat Provinsi (Th.2011)

    e. Juara II bola volly tingkat babupaten(2012)

    f. Juara I Atletik tingkat kabupaten (Th.2012)

    g. Lomba Atletik mewakili kabupaten di tingkat Provinsi (2012)

    h. Juara III Lari 1.500 meter tingkat kabupaten (Th.2013)

    i. Juara I bola volly putri tingkat kabupaten (2013)

    j. Juara I bola volly putri tingkat kabupaten (2014)

    k. Juara I bola volly putri tingkat kabupaten (2015)

    l. Juara I bola volly tingkat kabupaten (Th.2016)

    m. Juara I lomba Karawitan tingkat kabupaten (2016)

    n. Juara II bola volly putri tingkat kabupaten (Th.2017)

    o. Juara I bola volly putri tingkat kabupaten (Th.2018)

    p. Juara I OSN Mipa tingkat kabupaten (2019)

    3. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan

    a. Visi

    Berprestas, Cakap dan Berakhlak Mulia

    b. Misi

    1. Mengefektifkan kegiatan pembelajaran

    2. Menggiatkan pengembangan potensi siswa sesuai bakat dan kemampuan yang

    dimiliki.

    3. Memberikan bekal dasar life skill.

    4. Meningkatkan pemahaman keagamaan dan menggiatkan pengamalannya.

    5. Membiasakan berakhlak mulia dalam beriteraksi sehari-hari.

  • 42

    42

    c. Tujuan

    1. Mengembangkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 dilengkapi silabus

    mata pelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar kegiatan Siswa

    dan Sistem Penilaian.

    2. Mewujudkan budaya membaca lagi warga sekolah.

    3. Mengembangkan model pembelajaran hidup lintas mata pelajaran.

    4. Penggalian, pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada

    hubungannya dengan pelestarian, pencegahan kerusakan dan pencegahan

    pencemaran lingkungan di masyarakat sekitar.

    5. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.

    6. Mengembangkan silabus muatan lokal dengan dilengkapi Rencana Pelaksaan

    Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa dan Sistem Penilaian.

    7. Mengembangkan program-program pengembangan diri beserta jadual

    pelaksaannya.

    8. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan scientific, CTL,

    Pakem, kooperatif learning, Pembelajaran Berbasis Masalah dan Project based

    learning.

    9. Memperoleh nilai Ujian sesuai standar kelulusan.

    10. Mengikut sertakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelatihan

    peningkatan professional melalui kegiatan MGMP, PTBK, PTK, lomba-lomba,

    Seminar, workshop, kursus mandiri, dan kegiatan lain yang menunjang

    profesionalisme.

    11. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran (ruang

    media, perpustakaan, laboratorium IPA, media pembelajaran matematika dan

    IPS dan laboratorium keterampilan) dan saran penunjang berupa tempat ibadah

  • 43

    43

    tempat parkir, kantin sekolah, lapangan olah raga, green house, bank sampah

    dan WC sekolah dengan mengedapankan skala prioritas.

    12. Melaksanakan manajemen berbasis sekolah dan manajemen peningkatan mutu

    berbasis sekolah secara demokratis, akuntabilitas, dan terbuka.

    13. Membantu peserta didik memahami nilai-nilai karakter atau nilai-nilai

    pengetahuan yang berhubungan dengan Tuhan Yang maha esa, diri sendiri,

    sesama manusia, lingkungan serta kebangsaan.

    14. Menggalang pembiayaan pendidikan secara adil dan demokratis dan

    memanfaatkan secara terencan serta dipertanggung jawabkan secara jujur,

    transparan dan memenuhi akuntabilitas publik.

    15. Mengoptimalkan pelaksanaan penilaian otentik secara berkelanjutan.

    16. Mengikut sertakan masyarakat, dan lingkungan di sekitar sekolah demi

    terciptanya suasana belajar yang kondusif.

    17. Mengopyimalkan pelaksaan program remidi dan penggayaan.

    18. Membekali komunitas sekolah agar dapat mengimplementasikan ajaran agama

    melalui kegiatan sholat dhuhur berjamaah, sholat dhuha, sholat jumat dan baca

    tulis al-quran.

    19. Membentuk kelompok kegiatan KIR.

    20. Mengikut sertakan siswa dalam kegiatan porseni tingkat kabupaten atau

    jenjang berikutnya.

    21. Memiliki tim olah raga yang dapat bersaing pada tingkat kabupaten.

    22. Memiliki gudep pramuka yang dapat berperan serta dan aktif dalam jamboree

    daerah maupun jambore nasional, serta even kepramukaaan lainnya.

    23. Menanamkan sikap santun dan berbudaya, budaya hidup sehat, cinta

    kebersihan, cinta kelestarian lingkungan dengan dilandasi keimanan dan

    ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa.

  • 44

    44

    24. Mengoptimalkan kegiatan pengembangan diri untuk meningkatkan

    kedisiplinan berlalu lintas melalui PKS.

    25. Mengoptimalkan kegiatan pengembangan diri untuk menumbuhkan rasa

    kepedulian sosial melalui PMR.

    26. Mengoptimalkan kegiatan pengembangan diri dalam kedisiplinan dan

    kreativitas seni melalui, seni musik, seni tari, seni lukis, seni teater, karawitan.

    4. Struktur Organisasi SMP Negeri 4 Tulakan

    Struktur organisasi di sekolah merupakan suatu bentuk yang berupa urutan atau

    daftar yang berfungsi sebagai suatu upaya dalam menjelaskan tugas dan fungsi dari

    setiap komponen penyelenggara pendidikan yang bersangkutan dengan sekolah

    tersebut.

    Dengan adanya struktur organisasi, sistem pelaksanaan pendidikan di sekolah

    akan semakin teratur, disiplin, kinerja menjadi efektif, efisien serta dapat

    meningkatkan mutu pendidikan sesuai tujuan yang ingin dicapainya.

    Berikut ini struktur SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan:

    a. Kepala Sekolah : NurHadi S.Pd

    b. Waka Kurikulum : Tumardi S.Pd

    Bekti Rahayu S.S

    c. Waka Kesiswaan : Panjang S.Pd

    d. Waka Humas : Primana Agung Nugroho S.Pd

    e. Waka Sarana Prasarana : Eko Winarto S.Pd

    f. Tata Usaha : Heri Cahyono

  • 45

    45

    5. Keadaan Guru dan Siswa SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan

    Tabel 4.2

    Data Jumlah Guru

    Tenaga Kualifikasi Jumlah

    1. Pendidik

    S-2

    S-1

    1

    23

    Jumlah 24

    Tabel 4.3

    Data Jumlah Tenaga Kependidikan

    Tenaga Kualifikasi Jumlah

    1. Kependidikan S-1

    D-3

    SMA/SMK

    SMP

    SD

    1

    1

    7

    -

    -

    Jumlah 9

    Tabel 4.4

    Data Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Tutor SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan

    NO NAMA NIP PANGKAT

    1 NurHadi S.Pd 19601024 198202 1

    003 Pembina Tk. 1

    2 Joko Priyanto S.Pd 19741204 199903 1

    004 Pembina Tk. 1

    3 Achmad Jatikusumo S.Pd 19701230 200212 1

    002 Pembina

    4 Gunawan M.Pd 19760306 200212 1

    008 Pembina

    5 Tumardi S.Pd 19770827 200212 1

    007 Pembina

    6 Panjang S.Pd 19700521 201212 1

    004 Pembina

    7 Dwi Andajani S.Pd 19710524 200212 2

    008 Pembina

    8 Anita Kusumawardani

    S.Pd

    19850206 200903 2

    005 Penata Muda Tk. 1

    9 Bekti Rahayu S.S 19840815 200903 2

    011 Penata Muda Tk. 1

  • 46

    46

    10 Tri Kuntari S.Pd 19800306 201406 2

    006 Penata Muda

    11 Maryatun S.Pd 19660909 200604 2

    006 Penata

    12 Tumingan S.Pd 19680308 200604 1

    009 Penata

    13 Primana Agung N S.Pd 19691001 200701 1

    019 Penata

    14 Wiji C S.Ag 19670501 200701 1

    025 Penata

    15 Mardi Utomo S.Pd 19760716 200701 1

    012 Penata

    16 Yuli Widiastuti S.Pd 19770719 200801 2

    013 Penata

    17 Dewi Ratnasari S.Pd 19760310 200701 2

    014 Penata

    18 Eko Winarto S.Pd 19720721 200801 1

    010 Penata

    19 Wijiono S.Pd 19780610 200801 1

    011 Penata

    20 Suweno S.Pd 19700327 200801 1

    000 Penta Muda Tk.I

    21 Susilo Budi S.Pd 19690726 199802 1

    003 Penata

    22 Gatot Suryono S.Pd 19631103 200604 1

    000 Penata Muda Tk.I

    23 Jahuri S.Pd

    24 Sri Watini S.Pd

    22 Sulastri S.Pd

    23 Sugiyono S.Kom

    24 Raya Cindy L S.Kom

    Tabel 4.5

    Data Jumlah Siswa

    No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

    1 VII 63 54 117

    2 VIII 74 66 140

    3 XI 62 63 125

    Jumlah 199 183 382

  • 47

    47

    6. Sarana dan Prasana SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan

    Tabel 4.6

    Data Sarpras SMP Negeri 4 Tulakan Pacitan

    No. Jenis Prasarana Jumlah

    1. Ruang Kelas 14 Ruang

    2. Perpustakaan 1 Ruang

    3. Laboratorium IPA 1 Ruang

    4. Laboratorium Komputer 1 Ruang

    5. Masjid 1 Ruang

    6. Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang

    7. Ruang Guru 1 Ruang

    8. Ruang Tata Usaha 1 Ruang

    9. Ruang Tamu 1 Ruang

    10. Lapangan Basket 1 Buah

    11. Lapangan Tenis 1 Buah

    12. Lapangan Sepak Bola 1 Buah

    13. Lapangan Upacara 1 Buah

    14. Masjid 1 Ruang

    15. Ruang UKS 1 Ruang

    16. Ruang OSIS 1 Ruang

    17. Ruang Pramuka 1 Ruang

    18. Ruang BP/BK 1 Ruang

    19. Ruang Karawitan 1 Ruang

    20. Ruang Media 4 Ruang

    21. Ruang Musik 1 Ruang

  • 48

    48

    22. KM/WC Guru 2 Ruang

    23. KM/WC Siswa 10 Ruang

    24. Gudang 1 Ruang

    25. Dapur 1 Ruang

    26. Kantin 3 Ruang

    B. Penjelasan Data Per-Siklus

    1. Pra Siklus

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas VIII B SMPN 4

    Tulakan dengan jumlah 28 siswa putra dan putri. Penelitian ini bermaksud untuk

    mengetahui Hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang membahas Pokok bahasa Iman

    Kepada Nabi Dan Rosul. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    diberikan 1 kali dalam seminggu yaitu, hari Senin pukul 7.40-09.00 WIB. Guru mata

    pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah Wiji C, S,Ag.

    Sebelum melaksanakan tindakan dengan menerapkan Metode Bernyanyi,

    peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru seperti biasanya.

    Pada saat pembelajaran, guru hanya menjelaskan materi dan siswa hanya

    mendengarkan. Pada saat suasana seperti ini, siswa merasa bosan dan kurang antusias

    dalam belajar, sehingga ada beberapa siswa yang mengalihkan perhatiannya dengan

    berbicara dengan teman sebangkunya, bermain sendiri, dan ramai yang membuat

    suasana pembelajaran tidak kondusif.

    Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru memberikan kesempatan kepada

    peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Namun siswa

    hanya diam dan tidak memberikan tanggapan. Kemudian guru memberikan

    pertanyaan kepada siswa, dan hanya satu, dua siswa saja yang mampu menjawab

  • 49

    49

    pertanyaan dari guru. Dengan kondisi kelas seperti ini, bahwa guru kurang mampu

    menghidupkan suasana pembelajaran di kelas sehingga pemahaman siswa terhadap

    materipun sangat rendah.

    Untuk selanjutnya, peneliti melakukan evaluasi pra siklus dengan memberikan

    lembar soal yang harus dikerjakan oleh siswa berkaitan dengan materi yang telah

    dibahas. Hal ini bertujuan sebagai tindakan memeriksa lapangan dengan

    menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, yang digunakan sebagai

    tolak ukur perbandingan sebelum ada tindakan kelas dengan sesudah ada tindakan

    kelas, yaitu dengan menerapkan Metode bernyanyi.

    Pada evaluasi pra siklus ini, peneliti belum memperoleh ketercapaian tujuan

    pembelajaran secara individual melalui tes individu. Adapun hasil tes yang telah

    dilakukan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

    Tabel 4.7

    Hasil perolehan nilai siswa pada Pra siklus

    No. Nama Siswa KKM Skor Keterangan

    1. ADI PRAYOGA 75 71 Tidak Tuntas

    2. AGUS TRI SUBAKTI 75 78 Tuntas

    3. AMELIYA NOVITA SARI 75 80 Tuntas

    4. ANTON PRIYANTO 75 79 Tuntas

    5. DESI AMELIA PUTRI 75 85 Tuntas

    6. DHIKA DWI UTAMA 75 80 Tuntas

    7. DWI SRI FATONAH 75 84 Tuntas

    8. EKO PUTRA NUR AINI 75 84 Tuntas

    9. FILZDA ANGGY NUR

    MAULADANY

    75 71

    Tidak tuntas

  • 50

    50

    10. FIRMAN ABY ANSZAH 75 74 Tidak tuntas

    11. HEPPY DEVINA MAIDHA

    MAHARANI

    75 89

    Tuntas

    12. JUNIANTO ARIP PRASTYO 75 68 Tidak tuntas

    13. LUSI DEWIANA 75 76 Tuntas

    14. MILLENIA HEVY

    ADISTASARI

    75 67

    Tidak Tuntas

    15. MUCHAMMAD PRATAMA

    TIRTA AJI

    75 79

    Tuntas

    16. MUHAMAD RIKY NOR

    ROKHIM

    75 70

    Tidak Tuntas

    17. NOFI DEFI ANA 75 84 Tuntas

    18. PITRIANA NUFITASARI 75 87 Tuntas

    19. PRIYO WANSETYO 75 81 Tuntas

    20. RENDI SUSANTO 75 70 Tidak Tuntas

    21. RIKA ASMARA 75 88 Tuntas

    22. RIKI ARDIANTO 75 78 Tuntas

    23. RIZKY MEGABANDANG

    SAYEKTI

    75 74

    Tidak tuntas

    24 SISKA AFRINDA SARI 75 88 Tuntas

    25 SONY KRISDIANTO 75 84 Tuntas

    26 VIKI HENDRAWAN 75 71 Tidak Tuntas

    27 WAHYU TRI UTAMI 75 86 Tuntas

    28 YOGA RAMA DANI 75 78 Tuntas

    Jumlah 2.204

    Rata-rata 78.71

  • 51

    51

    Presentase hasil belajar siswa:

    Tabel 4.8

    Jumlah Siswa Keterangan Presentase

    19 Tuntas 67,85 %

    9 Tidak tuntas 32,14 %

    Berdasarkan tes yang dilakukan pada pra siklus penelitian, dapat dilihat bahwa

    hasil belajar siswa yang diperoleh sangat rendah. Siswa yang mampu mencapai

    ketuntasan berjumlah 19 (67,85 %) dari 28 peserta didik yang ada di kelas VIII B. Itu

    artinya masih 9 anak yang memperoleh hasil belajar di bawah KKM atau dapat

    dikatakan tidak tuntas. Selain itu peserta didik yang mencapai tuntas memperoleh

    nilai yang mendekati KKM sehingga hasil belajar mereka peroleh belum maksimal.

    Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlunya untuk melakukan

    tindakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik

    dan lebih melibatkan peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan

    menggunakan Metode bernyanyi

    2. Siklus I

    Dalam kegiatan pembelajaran di setiap siklus, alur atau tahapannya adalah empat

    kegiatan pembelajaran berbasis PTK yakni perencanaan (plan), tindakan (action),

    pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Adapun gambaran singkat

    kegiatan pembelajaran di siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a. Perencanaan (Plan)

    Pada perencanaan siklus 1, penelitian akan menerapkan metode bernyanyi

    dalan bentuk lirik lirik materi. Metode tersebut metode tersebut di upayakan

    untuk menggugah minat belajar siswa serta untuk mengontrol perhatian siswa

  • 52

    52

    untuk mengikuti pembelajaran. Hal yang yang paling penting adalah untuk

    memberikan pemahaman kepada siswa terkait dengan materi pelajaran. Beberapa

    hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Menyusun Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis PTK. Pengembangan materi

    Pendidikan Agama Islam Menyiapkan media, sumber, bahan, alat pembelajaran.

    serta menyusun metode pembelajaran yang akan digunakan. Menyusun instrumen

    untuk merekam dan menganalisis data mengenai preoses dan hasil tindakan.

    Menyiapkan kriteria ketuntasan minimal pencapaian kompetensi serta

    menyiapkan tolok ukur keberhasilan.

    b. Tindakan (Action)

    Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2019. Proses

    pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode bernyanyi. Pada siklus I,

    proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan

    pembelajaran yang dibuat sebelumnya yaitu sebagai berikut :

    1) Kegiatan awal

    Pada tahap ini guru membuka pembelajaran dengan memanjatkan doa

    bersama-sama dengan siswa. Kemudian guru melanjutkan absensi untuk

    mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan pertanyaan tentang materi

    iman kepada nabi dan rosul untuk mempersiapkan psikologi siswa.

    Selanjutnya guru menyampaikan tujuan, metode serta indikasi pembelajaran

    pada hari itu.

    2) Kegiatan inti

    Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat materi tentang

    metode bernyanyi serta materi-materi Iman kepada Nabi dan Rosul. Guru

    memberikan penjelasan tentang pengertian Nabi dan Rosul dan tugas Nabi

    dan Rosul dengan menggunakan lirik-lirik lagu. Siswa mendengarkan

  • 53

    53

    penjelasan guru dan memperhatiakan lalu menirukan guru. Selanjutnya guru

    menyiapkan sarana dan prasarana atau fasilitas latihan belajar siswa seperti

    buku lks, lirik-lirik lagu, dan lembaran soal. Guru membagikan soal kepada

    siswa satu-satu untuk dikerjakan yang sudah di siapkan dari rumah oleh guru.

    Dilanjutkan siswa berlatih mengerjakan soal.

    3) Kegiatan penutup

    Dalam kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi terhadap proses

    pembelajaran dengan memberikan pertanyaan kepada siswa terkait materi

    iman kepada nabi dan rosul. Kemudian guru memberikan pertanyaan tentang

    apa saja tugas-tugas nabi dan rosul Pembelajaran diakhiri dengan salam dan

    penutup.

    c. Pengamatan (Observation)

    Dalam kegiatan pengamatan (Observation), peneliti mengamati tingkat

    antusias belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi terstruktur dan

    memberikan tanda centang bagi siswa yang menunjukkan sikap sesuai dengan

    aspek yang diteliti.

    Adapun hasil dari pengamatan pada siklus I dapat dilihat pada tabel

    berikut:

    1) Antusias belajar siswa

    Presentase tingkat antusias belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.9

    Antusias Jumlah Presentase

    Sangat Kurang - -

    Kurang 6 21,43 %

    Cukup 4 14,28, %

    Baik 18 64,29%

  • 54

    54

    2) Hasil belajar siswa

    Tabel 4.10

    No. Nama Siswa KKM Skor Keterangan

    1. ADI PRAYOGA 75 78 Tuntas

    2. AGUS TRI SUBAKTI 75 81 Tuntas

    3. AMELIYA NOVITA SARI 75 82 Tuntas

    4. ANTON PRIYANTO 75 72 Tidak Tuntas

    5. DESI AMELIA PUTRI 75 85 Tuntas

    6. DHIKA DWI UTAMA 75 71 Tidak Tuntas

    7. DWI SRI FATONAH 75 74 Tidak Tuntas

    8. EKO PUTRA NUR AINI 75 82 Tuntas

    9. FILZDA ANGGY NUR

    MAULADANY

    75 78

    Tuntas

    10. FIRMAN ABY ANSZAH 75 83 Tuntas

    11. HEPPY DEVINA MAIDHA

    MAHARANI

    75 87

    Tuntas

    12. JUNIANTO ARIP PRASTYO 75 70 Tidak tuntas

    13. LUSI DEWIANA 75 82 Tuntas

    14. MILLENIA HEVY

    ADISTASARI

    75 77

    Tuntas

    15. MUCHAMMAD PRATAMA

    TIRTA AJI

    75 80

    Tuntas

    16. MUHAMAD RIKY NOR

    ROKHIM

    75 79

    Tuntas

    17. NOFI DEFI ANA 75 83 Tuntas

    18. PITRIANA NUFITASARI 75 81 Tuntas

  • 55

    55

    19. PRIYO WANSETYO 75 74 Tidak Tuntas

    20. RENDI SUSANTO 75 79 Tuntas

    21. RIKA ASMARA 75 86 Tuntas

    22. RIKI ARDIANTO 75 82 Tuntas

    23. RIZKY MEGABANDANG

    SAYEKTI

    75 75

    Tuntas

    24 SISKA AFRINDA SARI 75 86 Tuntas

    25 SONY KRISDIANTO 75 78 Tuntas

    26 VIKI HENDRAWAN 75 80 Tuntas

    27 WAHYU TRI UTAMI 75 89 Tuntas

    28 YOGA RAMA DANI 75 73 Tidak Tuntas

    Jumlah 2.227

    Rata-rata 79.53

    Presentase hasil belajar siswa pada siklus I sebagai berikut:

    Tabel 4.11

    Jumlah Siswa Keterangan Presentase

    22 Tuntas 78,57%

    6 Tidak tuntas 21,43 %

    3) Analisis Siklus I

    Dalam setiap siklus kegiatan pembelajaran berbasis PTK, terdapat empat tahap

    yang harus dilakukan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

    Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah diperoleh dua jenis data,

    yaitu hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan data nilai tes akhir

  • 56

    56

    mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Metode yang diterapkan

    dalam kegiatan pembelajaran adalah metode bernyanyi. Hasil penelitian siklus I

    adalah sebagai berikut:

    a. Antusias belajar siswa

    Antusias belajar siswa dalam proses pembelajaran dalam penelitian ini

    dapat diamati pada tiga aspek yakni antusias peserta didik dalam memperhatikan

    penjelasan dari guru, antusias peserta didik dalam bekerja sama dalam kelompok,

    dan antusias peserta didik dalam merespon aktivitas pembelajaran.

    Adapun hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.12

    Hasil analisa pengamatan antusias belajar siswa siklus I

    Uraian Keterangan Jumlah

    Siswa

    Presentase (%)

    Sangat Kurang - - -

    Kurang 1 6 21,43 %

    Cukup 2 4 14,29, %

    Baik 3 18 64,28%

    Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, sudah terjadi perubahan pada

    peserta didik yang lebih baik jika dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran

    pada pra siklus. Antusias peserta didik cukup baik dalam mengikuti pembelajaran,

    namun kurang begitu maksimal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 64,28 %

    atau 18 siswa yang menunjukkan antusias dengan baik dan 14,29 atau 4 siswa

    yang menunjukkan antusias cukup baik. Dengan begitu masih ada 21,43 % atau 6

    siswa yang belum menunjukkan antusias mereka dalam belajar.

  • 57

    57

    b. Hasil belajar siswa

    Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, sudah menunjukkan

    peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya. Adapun data hasil belajar peserta

    didik dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

    Tabel 4.13

    Hasil analisa pencapaian belajar siswa siklus I

    Jumlah Siswa Keterangan Presentase

    22 Tuntas 78,57%

    6 Tidak tuntas 21,43 %

    Hasil belajar yang diperloeh pada siklus I mencapai 78,57 %. Dengan begitu,

    perolehan hasil belajar masih belum maksimal sehingga perlunya pelaksanaan siklus

    II untuk mencapai pembelajaran yang optimal.

    d. Refleksi (Reflection)

    Pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus I, hasil pembelajaran dengan

    menerapkan metode beryanyi sudah cukup baik dibandingkan dengan sebelumnya

    yang masih menggunakan metode belajar konvensional. Peserta didik sudah

    mampu menunjukkan antusias dalam pembelajaran mata pelajaran PAI materi

    pokok nabi dan rosul di dalam kelas.

    Namun, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode bernyanyi

    pada siklus I belum mendapatkan hasil maksimal karena strategi belajar ini baru

    diterapkan pertama kalinya sehingga membutuhkan penyesuaian terhadap peserta

    didik. Selain itu, belum semua siswa menunjukkan antusias belajar sesuai dengan

    yang diharapkan.

    Hasil penelitian menunjukkan, dari jumlah 28 siswa di kelas VIII B, siswa

    yang memiliki antusias dengan baik mencapai 64,29%% atau 18 siswa, dan siswa

    yang memiliki antusias cukup baik mencapai 14,28, %% atau 4 siswa. Sedangkan

  • 58

    58

    hasil belajar siswa yang mencapai tuntas pada siklus I diperoleh 78,57%% atau 22

    siswa. Bagi siswa yang belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimun

    mendapat tugas tambahan yang di kerjakan di rumah dan dikumpulkan pada

    pertemuan selanjutnya.

    Hambatan lain yang menjadi penyebab kurang maksimalnya pembelajaran

    yang dilaksanakan adalah karena siswa banyak yang belum hafal terhadap lirik-

    lirik lagu yang berisi materi iman kepada nabi dan rosul. Jadi diharapkan pada

    siklus ke II siswa sudah lebih termotivasi dangan belajar lebih giat di rumah dan

    minggu depan pada saat siklus ke II mereka lebih siap dalam proses belajar.

    3. Siklus II

    Tahap dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis PTK masih tetap sama

    dengan siklus sebelumnya (siklus I), dimana proses pembelajarannya melalui

    serangkaian empat kegiatan yakni perencanaan (plan), pelaksanaan (action),

    pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Adapun gambaran singkat

    kegiatan pembelajaran di siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a. Perencanaan (plan)

    Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2019 sebanyak 1x

    pertemuan (2x40). Kegiatan penelitian dirancang untuk memenuhi kekurangan-

    kekurangan yang telah di temui pada saat pelaksanaan siklus I dengan tujuan

    untuk terus meningkatkan antusias dan hasil belajar siswa dalam setiap

    pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun atas dasar pengamatan

    yang dilakukan pada siklus I. Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasa yaitu

    tentang Iman kepada nabi dan rosul. Kemudian di jabarkan dalam 2 sub bagian,

    yaitu menyebutkan nama-nama nabi dan rosul dan menjelaskan tentang sifat-sifat

    nabi dan rosul. Secara rinci pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan

    Agama Islam materi iman kepada nabi dan rosul dengan metode bernyanyi adalah

  • 59

    59

    sebagai berikut: Menyusun perbaikan proses pembelajaran untuk memperbaiki

    kegiatan pembelajaran pada siklus I. Menyusun Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP) berbasis PTK. Pengembangan materi Pendidikan Agama

    Islam. Menyiapkan media, sumber, bahan, alat pembelajaran serta menyusun

    metode pembelajaran yang akan digunakan. Menyusun instrumen untuk merekam

    dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. Menyiapkan kriteria

    ketuntasan minimal pencapaian kompetensi serta menyiapkan tolak ukur

    keberhasilan. Serta menyiapkan lembar perekam proses pengumpulan data yang

    akan di gunakan dalam kegiatan pembelajaran.

    b. Tindakan (action)

    1) Kegiatan awal

    Pada tahap ini guru membuka pembelajaran dengan memanjatkan doa

    bersama-sama dengan siswa. Kemudian guru melanjutkan absensi untuk

    mengecek kehadiran siswa. Guru meminta tugas siswa yang pada siklus I

    belum mencapai standar kriteria ketuntasan menimum. Guru memberikan

    pertanyaan tentang materi iman kepada nabi dan rosul untuk mempersiapkan

    psikologi siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan, metode serta

    indikasi pembelajaran pada hari itu.

    2) Kegiatan inti

    Pada kegiatan inti, guru membuat suatu kelompok yang mana setiap

    kelompok terdiri dari 5-6 anak setelah itu guru menjelaskan tujuan

    pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Guru memberi penjelasan tentang

    metode bernyanyi serta materi-materi Iman kepada Nabi dan Rosul. Guru

    memberikan penjelasan tentang materi Iman kepada Nabi dan Rosul dengan

    menggunakan kertas yang berisikan materi yang telah di ubah meenjadi liri-

  • 60

    60

    lirik lagu. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan memperhatiakan lalu

    menirukan guru. Selanjutnya guru menyiapkan sarana dan prasarana atau

    fasilitas latihan belajar siswa seperti buku lks, lirik-lirik lagu, dan lembaran

    soal. Guru membagikan soal kepada siswa satu-satu untuk dikerjakan yang

    sudah di siapkan dari rumah oleh guru. Dilanjutkan siswa berlatih

    mengerjakan soal.

    3) Kegiatan penutup

    Dalam kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi terhadap proses

    pembelajaran dengan menunjuk siswa secara bergantian untuk memberikan

    kesimpulan terhadap materi pembelajaran yang baru saja berlangsung.

    Kemudian guru memberikan contoh rosul ulul azmi. Pembelajaran diakhiri

    dengan salam dan penutup.

    c. Pengamatan (Observation)

    Dalam kegiatan pengamatan (Observation), peneliti mengamati tingkat

    antusias belajar siswa dengan menggunkan lembar observasi terstruktur dan

    memberikan tanda centang bagisiswa yang menunjukkan sikap sesuai dengan

    aspek yang diteliti.

    Adapun hasil dari pengamatan pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

    1) Antusias belajar siswa

    Presentase tingkat antusias siswa/siswi pada siklus II adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.14

    Antusias Jumlah Presentase

    Sangat Kurang - -

    Kurang 3 10,72 %

    Cukup 4 14,28 %

    Baik 21 75,00 %

  • 61

    61

    2) Hasil belajar siswa

    Tabel 4.15

    No. Nama Siswa KKM Skor Keterangan

    1. ADI PRAYOGA 75 77 Tuntas

    2. AGUS TRI SUBAKTI 75 82 Tuntas

    3. AMELIYA NOVITA SARI 75 85 Tuntas

    4. ANTON PRIYANTO 75 79 Tuntas

    5. DESI AMELIA PUTRI 75 86 Tuntas

    6. DHIKA DWI UTAMA 75 80 Tuntas

    7. DWI SRI FATONAH 75 81 Tuntas

    8. EKO PUTRA NUR AINI 75 80 Tuntas

    9. FILZDA ANGGY NUR

    MAULADANY

    75 82

    Tuntas

    10. FIRMAN ABY ANSZAH 75 80 Tuntas

    11. HEPPY DEVINA MAIDHA

    MAHARANI

    75 87

    Tuntas

    12. JUNIANTO ARIP PRASTYO 75 72 Tidak Tuntas

    13. LUSI DEWIANA 75 86 Tuntas

    14. MILLENIA HEVY

    ADISTASARI

    75 74

    Tidak Tuntas

    15. MUCHAMMAD PRATAMA

    TI