PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP …eprints.ums.ac.id/67652/14/Naskah...
Transcript of PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP …eprints.ums.ac.id/67652/14/Naskah...
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP
KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DENGAN BUDAYA
ORGANISASI DAN JOB RELEVANT INFORMATION SEBAGAI
VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris Pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi danBisnis
Oleh:
RIRIN ARIANTI
B 200140369
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP
KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DENGAN BUDAYA
ORGANISASI DAN JOB RELEVANT INFORMATION SEBAGAI
VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris Pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul)
ABSTRAC
This study aimed to examine the effect of the participation of budget
preparation to local government official’s performance and to examine the effect
of organizational culture and job relevant information to the relation between
participation of budget preparation and local government official’s
performance.The population of this study is Badan&Dinas in KabupatenBantul.
The sample collection method has been done by using purposive sampling. And
the data collection technique has been done by distributing questionnaires to
respondents. The sample in this study was 102 respondents. Validity test,
reliability, simple regression and moderated regression analysis is used as the
data analysis technique.The result of this study shows that the participation of
budget preparation have influence to the local government official’s performance.
Whereas organizational culture and job relevant information do not have any
influence to the relation between participation of budget preparation and local
government official’s performance in KabupatenBantul.
Keywords:Budget preparation, government official’s performance, organizational
culture, job relevant information
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah, serta untuk mengetahui
pengaruh budaya organisasi dan job relevant information terhadap hubungan
antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja aparat pemerintah daerah.
Populasi dalam penelitian ini adalah Badan dan Dinas di Kabupaten Bantul.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Adapun teknik pengumpulan data adalah dengan penyebaran kuesioner
kepada responden. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 102 responden. Analisis
data dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas, regresi sederhana dan
Moderated Regression Analysis (MRA).Hasil penelitian menunjukkan bahwa
partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah
daerah di Kabupaten Bantul. Sedangkan, budaya organisasi dan job relevant
information tidak dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten Bantul.
Kata kunci: partisipasi penyusunan anggaran, budaya organisasi, job relevant
information dan kinerja aparat pemerintah
2
1. PENDAHULUAN
UU No.9 tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
membuka peluang yang luas bagi daerah untuk mengembangkan dan membangun
daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritas daerah masing-masing. Dengan
berlakunya kedua undang-undang tersebut, membawa konsekuensi bagi daerah
dalam bentuk pertanggungjawaban atas pengalokasian dana yang dimiliki dengan
cara yang efesien dan efektif. Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah daerah
dituntut agar memiliki kinerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.
Kinerja sendiri merupakan keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan
kualitas yang terukur (PP No.58 Tahun 2005).
Tuntutan akan kinerja aparat pemerintah terkandung
dalamPeraturanPemerintah No.8 Tahun 2006
bahwasetiapinstansipemerintahbaikdaripusatmaupun di
daerahwajibmenyusunlaporankeuangan yang dilengkapidenganlaporankinerja.
Selain itu, dalam UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Satuan Kerja
Perangkat Daerah menyusun sebuah rencana kerja dan anggaran melalui
pendekatan yang didasarkan pada kinerja yang akan dicapai.Anggaran pada sektor
publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap
program dan aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik
rakyat. Proses penyusunan anggaran dapat memotivasi manajer untuk
mengembangkan arah bagi organisasi dan mengembangkan kebijakan masa
depan.
Partisipasi penyusunan anggaran sebagai suatu proses dalam organisasi yang
melibatkan para anggota organisasi dalam mencapai tujuan dan kerjasama untuk
menentukan satu rencana (Dewi, 2015). Partisipasi dalam proses penyusunan
anggaran merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai mempunyai
pengaruh terhadap perilaku dan kinerja (Marani, 2003).Dengan demikian
penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan akan meningkatkan kinerja
aparat pemerintah daerah, hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu
3
tujuan yang akan dirancang secara partisipatif disetujui, maka seseorang memiliki
rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut serta terlibat
dalam proses penyusunan anggaran.
Dalam organisasi, tentunya banyak faktor yang mempengaruhi seseorang
untuk mencapai tujuannya, sedangkan jalannya organisasi dipengaruhi oleh
perilaku banyak individu yang memiliki kepentingan masing-masing. Budaya
organisasi merupakan seperangkat nilai-nilai, keyakinan, dan sikap utama yang
diberlakukan di antara anggota organisasi (Darmawan, 2013). Dengan demikian,
budaya organisasi dapat mempengaruhi anggota organisasi dalam bertingakah
laku, bersikap dan cara kerja untuk mencapai kinerja organisasi. Oleh sebab itu,
budaya organisasi menjadi penting, karena merupakan kebiasaan-kebiasaan yang
ada dalam organisasi. Seperti sikap disiplin dari para anggota organisasi. Maka
dari itu, budaya organisasi dipilih sebagai variabel moderasi dalam hubungan
antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
Selain itu, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak
konsisten.
Sawitri (2015) menyebutkan bahwa tersedianya informasi yang berhubungan
dengan tugas akan meningkatkan pilihan terhadap tindakan yang direncanakan
untuk mencapai tujuan. Dengan adanya job relevant information akan
memberikan perkiraan yang lebih akurat mengenai lingkungan sehingga dapat
dipilih rangkaian tindakan efektif yang terbaik.Menurut Kawedar (2011), Elemen-
elemen yang penting untuk diperhatikan dalam penganggaran berbasis kinerja
adalah tujuan yang disepakati dan ukuran pencapaiannya, serta pengumpulan
informasi yang sistematis atas realisasi pencapaian kinerja dapat diandalkan dan
konsisten, sehingga dapat diperbandingkan antara biaya dengan prestasinya.
Dalam hal ini, job relevan information membantu memberikan pengetahuan yang
lebih baik bagi manajer mengenai alternatif keputusan dan tindakan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, selain budaya organiasi,
job relevant information juga dipilih sebagai variabel moderasi.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Sucitrawati (2017), perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah
4
pada studi empiris dan populasi penelitian. Penelitian terdahulu dilakukan pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung tahun 2016, sedangkan
penelitian ini dilakukan pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
“PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP
KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DENGAN BUDAYA
ORGANISASI DAN JOB RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL
MODERASI”.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Aparat Pemerintah
Daerah pada Badan dan Dinas se Kabupaten Bantul. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel yang menggunakan kriteria tertentu. Adapun kriteria
pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain: Pejabat eselon II atau
pejabat setingkat kepala badan/dinas di Kabupaten Bantul; Pejabat eselon III atau
pejabat setingkat sekretaris/ kepala bidang pada badan/dinas di Kabupaten Bantul;
dan Pejabat eselon IV atau pejabat setingkat kepala sub bagian/ kepala seksi pada
badan/dinas di Kabupaten Bantul.
2.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam
penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada
responden yaitu aparat pemerintah daerah yang bekerja pada Badan dan Dinas di
Kabupaten Bantul. Sedangkan, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
berupa data jumlah Badan dan Dinas di Kabupaten Bantul.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Data
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Aparat Pemerintah
Daerah pada 3 Badan dan 18 Dinas di Kabupaten Bantul. Penelitian ini
merupakan penelitian yang menggunakan data primer berupa kuesioner yang
5
disebar secara langsung kepada responden. Kuesioner yang disebar kepada
responden sebanyak 368 kuesioner. Jumlah kuesioner yang diisi dan kembali
adalah sebanyak 187 kuesioner. Akan tetapi, dari jumlah kuesioner yang kembali,
terdapat 85 kuesioner yang cacat. Sehingga hanya ada 102 kuesioner yang dapat
digunakan dalam penelitian ini.
3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 1
Hasil Uji Validitas
Variabel Item r hitung r tabel Keterangan
Kinerja Aparat
Pemerintah
KA1 0,764
0,1946
Valid
KA2 0,753 Valid
KA3 0,731 Valid
KA4 0,732 Valid
KA5 0,615 Valid
KA6 0,652 Valid
KA7 0,733 Valid
KA8 0,790 Valid
KA9 0,724 Valid
KA10 0,665 Valid
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran
PPA1 0,812
0,1946
Valid
PPA2 0,649 Valid
PPA3 0,742 Valid
PPA4 0,793 Valid
PPA5 0,792 Valid
PPA6 0,754 Valid
Budaya
Organisasi
BO1 0,747
0,1946
Valid
BO2 0,842 Valid
BO3 0,668 Valid
BO4 0,730 Valid
BO5 0,722 Valid
BO6 0,624 Valid
BO7 0,734 Valid
Job Relevant
Information
JRI1 0,611
0,1946
Valid
JRI2 0,615 Valid
JRI3 0,522 Valid
JRI4 0,725 Valid
JRI5 0,750 Valid
JRI6 0,766 Valid
JRI7 0,774 Valid
JRI8 0,721 Valid
Sumber: Hasil output SPSS, 2018
6
Dengan melihat tabel di atas, dapat diketahui hasil perhitungan koefisien
korelasi seluruh Item pernyataan variabel penelitian mempunyai r hitung yang
lebih besar dari r tabel, artinya seluruh Item pernyataan pada variabel
penelitian dinyatakan valid.
Tabel 2
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Kinerja aparat pemerintah 0,890 Reliabel
Partisipasi penyusunan anggaran 0,851 Reliabel
Budaya organisasi 0,840 Reliabel
Job relevant information 0,839 Reliabel
Sumber: Hasil output SPSS, 2018
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui Cronbach’s Alpha lebih besar
dari 0,60 (>0,60), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam
penelitian ini dapat dinyatakan reliabel.
3.3 Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Central Limit
Theorem.Central Limit Theorem untuk ukuran sampel (n>30) mencukupi agar
perkiraan normal (McClave et al. 2011: 300). Karena dalam penelitian ini
sampel yang digunakan lebih besar dari 30, yaitu sebesar 102 responden, maka
sampel dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Sig
Keterangan Tolerance VIF
Partisipasi
penyusunan
anggaran
1,000 1,000 Tidak Terjadi
Multikolinearitas
Sumber: Hasil output SPSS, 2018
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan semua variabel bebas mempunyai
nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Dengan demikian, dapat
7
disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam penelitian ini tidak terjadi
multikolinearitas.
Tabel 4
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Variabel Sig. Keterangan
Persamaan 1
Partisipasi Penyusunan
Anggaran 0,548
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Persamaan 2
Partisipasi Penyusunan
Anggaran 0,889
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Budaya Organisasi 0,949 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Partisipasi Penyusunan
Anggaran*Budaya
Organisasi
0,790 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Persamaan 3
Partisipasi Penyusunan
Anggaran 0,986
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Job Relevant
Information 0,562
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Partisipasi Penyusunan
Anggaran*Job
Relevant Information
0,866 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil output SPSS, 2018
Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat diketahui bahwa seluruh variabel bebas
memiliki nilai signifikasi yang lebih besar dari 0,05 (>0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.
3.4 Uji Hipotesis
Tabel 5
Hasil Analisis Uji Hipotesis Persamaan 1
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig
B Std.Error Beta
(Constant) 18,297 2,827 6,472 0,000
PPATOT 0,954 0,116 0,635 8,216 0,000
Adjusted R Square0,397
Signifikasi F 0,000
Sumber: Hasil output SPSS, 2018
8
Pada tabel diatas, hasil uji ANOVA atau F test didapat nilai tingkat
signifikasi 0,000. Karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05 (<0,05),
maka dapat dikatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran secara simultan
berpengaruh tehadap kinerja aparat pemerintah daerah.Nilai signifikasi 0,000 <
α = 0,05, maka H1 diterima. Artinya partisipasi penyusunan anggaran
berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Bantul.
Tabel 6
Hasil Analisis Uji Hipotesis Persamaan 2
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig
B Std. Error Beta
(Constant) 32,560 20,518 1,587 0,116
PPATOT -0,439 0,831 -0,292 -0,528 0,599
BOTOT -0,076 0,721 -0,053 -0,105 0,916
PPA*BO 0,031 0,028 1,046 1,094 0,277
Adjusted R Square 0,527
Signifikasi F 0,000
Sumber: Hasil output SPSS, 2018
Pada tabel diatas, hasil uji ANOVA atau F test didapat nilai tingkat
signifikasi 0,000. Karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05 (<0,05),
maka dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu kinerja aparat pemerintah.Nilai
signifikasi sebesar 0,277 > α = 0,05, maka H2 dinyatakan ditolak. Ini berarti
interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan budaya organisasi
tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat.
Tabel 7
Hasil Analisis Uji Hipotesis Persamaan 3
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig
B Std. Error Beta
(Constant) 21,737 31,048 0,700 0,486
PPATOT 0,194 1,176 0,129 0,165 0,869
JRITOT 0,072 0,988 0,047 0,072 0,942
PPA*JRI 0,017 0,037 0,546 0,447 0,656
Adjusted R Square 0,473
Signifikasi F 0,000
9
Sumber: Hasil output SPSS, 2018
Pada tabel diatas, hasil uji ANOVA atau F test didapat nilai tingkat
signifikasi 0,000. Karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05 (<0,05),
maka dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu kinerja aparat pemerintah.Nilai
signifikasi sebesar 0,656 > α = 0,05, maka H3 dinyatakan ditolak. Ini berarti
interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan job relevant
information tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat.
3.5 Pembahasan
H1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran Berpengaruh Terhadap Kinerja
Aparat Pemerintah Daerah
Hasil dari analisis regresi sederhana memperoleh nilai signifikasi sebesar
0,000 < 0,05 (5%) dan H1 diterima. Dengan demikian, partisipasi penyusunan
anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah di
Kabupaten Bantul. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wiguna (2017) dan Sucitrawati (2017). Dengan adanya
partisipasi dalam penyusunan anggaran tersebut akan mendorong para aparat
pemerintah daerah untuk bertanggung jawab terhadap masing-masing tugas
yang diembannya, sehingga para aparat pemerintah akan meningkatkan
kinerjanya agar mereka dapat mencapai sasaran atau target yang telah
ditetapkan dalam anggaran.
H2 : Budaya Organisasi Mampu Mempengaruhi Hubungan Antara
Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah
Hasil dari analisis regresi memperoleh nilai signifikasi sebesar 0,277 >
0,05 (5%) dan H2 ditolak. Dengan demikian budaya organisasi tidak dapat
mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten Bantul. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Huseno (2017) dan Wati (2013). Soleman
(2012) menerangkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap
perilaku, cara kerja dan motivasi para manajer dan bawahanya untuk
mencapai kinerja organisasi. Hal tersebut tergantung pada atasan atau
10
pemimpin organisasi. Meskipun bawahannya ikut berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran, namun apabila saran yang diajukan bawahan tidak
dipertimbangkan dalam mengambil keputusan maka penganggaran tersebut
tidak akan berpengaruh terhadap kinerja.
H3 : Job Relevant Information Dapat Mempengaruhi Hubungan Antara
Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah
Hasil dari analisis regresi memperoleh nilai signifikasi sebesar 0,656 >
0,05 (5%) dan H3 ditolak. Dengan demikian job relevant information tidak
dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten Bantul. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sucitrawati (2017) yang
menyimpulkan bahwa job relevant information tidak mampu memoderasi
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial
pada SKPD di Kab. Badung. Ini disebabkan oleh job relevant information
yang tidak menjadi faktor utama dalam penyusunan anggaran.
4 PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah disajikan
dalam bab IV sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi
penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah
di Kabupaten Bantul. Sedangkan, budaya organisasi dan job relevant
information tidak dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten
Bantul.
5 REFERENSI
Darmawan, Didit. 2013. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Surabaya: Pena
Semesta
Dewi, Dian Erma. 2015. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap
Kinerja Manajerial Dengan Kepuasan Kerja, Informasi Yang Relevan,
dan Motivasi Kerja sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada
SKPD Kabupaten Bintan). Universitas Riau. Jom FEKON Vol.2 No.1
Huseno, Tan. 2017. Motivasi, Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Pemoderasi Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja
11
Manajerial (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Padang). Universitas
Dharma Andalas. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.19 No.2
Kawedar, Warsito dkk. 2011. Akuntansi Sektor Publik: Pendekatan
Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah. Buku 1.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Marani, Yohanes. 2003. Motivasi Dan Pelimpahan Wewenang Sebagai
Variabel Moderating Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan
Anggaran Dengan Kinerja Manajerial. Jurnal Maksi. Vol.2 No.3
McClave, James T, P.George Bendon dan Terry Sincich. 2011. Statistik Untuk
Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 2006 Tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
Sawitri, Made dkk. 2015. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengendalian Internal,
Akuntabilitas Publik Dan Job Relevant Information Sebagai Variabel
Pemoderasi (Studi Empiris Pada Skpd Kabupaten Bangli). Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol. 3 No. 1
Soleman, Rusman. 2012. Pengaruh penganggaran partisipatif terhadap
kinerja manajerial dengan budaya dan gaya kepemimpinan sebagai
variabel moderating. Universitas Khairun Ternate. Vol 16 No. 1 : 87-106
Sucitrawati, I Gusti Ayu dan Maria M Ratna Sari. 2017. Pengaruh Partisipasi
Penganggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Budaya
Organisasi Dan Job Relevant Information Sebagai Pemoderasi.
Universitas Udayana. E-Jurnal Akuntansi. ISSN : 2302-8556. Vol. 20
No. 3 : 1791-1819
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
Undang-Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Wati, Eniza. 2013. Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi
terhadap Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja
Pemerintah Daerah. Universitas Negeri Padang. Artikel Ilmiah
Wiguna, Lalu Yoga Putra dkk. 2017. Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran Pada Kinerja Aparat Pemerintah Daerah dengan Budaya
Organisasi, Motivasi, dan Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel
Moderating. Universitas Udayana. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis. ISSN:
2337-3067. Vol. 6 No.8: 3041-3070