skripdi fransisca 03010109
-
Upload
meikhel-alexander -
Category
Documents
-
view
50 -
download
4
description
Transcript of skripdi fransisca 03010109
i
HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG DIARE
DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT
PADA ANAK BALITA
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
FRANSISCA STEPHANIE WIBISONO
NIM: 03010109
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA, FEBRUARI 2014
ii
Bidang Ilmu : Komunitas
PROPOSAL SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG
DIARE DENGAN KEJADIAN
DIARE AKUT PADA
ANAK BALITA
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
FRANSISCA STEPHANIE WIBISONO
NIM: 03010109
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA, FEBRUARI 2014
iii
PERSETUJUAN
Skripsi
HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG DIARE
DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT
PADA ANAK BALITA
Nama mahasiswa : FRANSISCA STEPHANIE WIBISONO
NIM 03010109
Telah disetujui untuk diuji dihadapan
Tim Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Pada Hari ………. , Tanggal ……………. 2014
Pembimbing
Dr.dr, Maria Regina Rachmawati, Sp.KFR.
iv
HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG DIARE
DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT
PADA ANAK BALITA
Nama mahasiswa : FRANSISCA STEPHANIE WIBISONO
NIM 03010109
Telah diuji dan disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Pada Hari ................, Tanggal ......... 20...
Pembimbing
Nama : ..................................
NIK : .................................. ……………………………
Penguji 1
Nama : ..................................
NIK : .................................. ……………………………
Penguji 2
Nama : ..................................
NIK : .................................. ……………………………
Jakarta, .................. 20....
Dekan FK Trisakti
Nama: ............................
NIK: ...............................
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fransisca Stephanie Wibisono
NIM : 03010109
Program Studi : Pendidikan Dokter Umum
Alamat Korespondensi : Jalan Tawakal V no 6, Grogol
Telepon / mobile : 081318728652
E-mail : [email protected]
Judul Skripsi : Hubungan Perilaku Ibu tentang Diare dengan Kejadian
Diare Akut pada Anak Balita
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya ilmiah saya sendiri. Skripsi ini belum pernah diajukan sebagai
suatu karya ilmiah untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan SK Permendiknas No. 17
tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat dimanfaatkan
sebagaimana mestinya.
Jakarta, Februari 2014
FRANSISCA STEPHANIE WIBISONO
NIM 03010109
Materai
Rp. 6.000
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat bimbingan-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
“Hubungan Perilaku Ibu tentang Diare dengan Kejadian Diare Akut pada Anak
Balita”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi sebagian
persyaratan mencapai derajat Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti.
Peneliti menyadari sangat sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan proposal
skripsi ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
peneliti menyampaikan terima kasih kepada dr. Suriptiastuti, DAP&E, MS, Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti yang telah berjasa memberikan bantuan
baik berupa fasilitas dan berbagai sarana lainnya demi kelancaran proses pembuatan
proposal skripsi; Dr.dr Maria Regina Rachmawati, Sp.KFR, dosen pembimbing yang
telah berjasa memberikan bimbingan, petunjuk, kritikan dan saran dengan penuh
bijaksana, kesabaran dan tanggung jawab sehingga penyusunan proposal skripsi ini
dapat diselesaikan; Prof.DR.dr.Adi Hidayat, MS yang juga telah berjasa memberikan
bimbingan dan petunjuk; Keluarga dan orang tua yang selama ini terus memberikan
dorongan dan semangat untuk menyelesaikan penelitian ini; serta para sahabat yang
selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan proposal skripsi.
Peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat
baik untuk pendidikan maupun penerapan dalam kehidupan.
Jakarta, Februari 2014
Fransisca Stephanie Wibisono
vii
ABSTRAK
Hubungan perilaku ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada anak balita
Latar belakang Diare dikenal sebagai salah satu penyebab kematian dan kesakitan
anak balita di negara berkembang. Di Indonesia, diare menjadi penyebab utama
kematian dan kesakitan anak balita berdasarkan RISKERDAS tahun 2010. Tahun
2011, daerah Jakarta yang termasuk di dalamnya Grogol Petamburan terjadi 370.808
kasus diare pada anak balita. Kasus diare yang sering terjadi pada anak balita adalah
diare akut. Perilaku ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya diare pada anak
balita.
TujuanMengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, tindakan, umur, dan
pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Grogol Petamburan
MetodePenelitian dengan metode cross sectional ini dilaksanakan di Grogol
Petamburan. Penelitian ini menggunakan data dari 165 orang ibu yang sesuai dengan
kriteria inklusi. Setiap ibu akan ditanya 35 pertanyaan mengenai perilaku ibu tentang
diare. Analisa data menggunakan uji univariat, uji bivariat (chi square), dan uji
kolmogorov smirnov Tingkat kemaknaan yang digunakan adalah 0,005.
Hasil Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil pengetahuan p= 0,000 , sikap p=
0,0410, tindakan p= 0,235, umur p= 0,296 , and pendidikan p= 0,000
KesimpulanTerdapat hubungan antara perilaku ibu yaitu pengetahuan dan sikap
tentang diare dengan kejadian diare akut pada anak balita di Grogol Petamburan
Kata kunci: diare, perilaku ibu
viii
ABSTRACT
The association of maternal behaviour about diarrhea with the incidence of under-
five children’s accute diarrhea
BACKGROUND Diarrhea is recognized as a cause of childhood mortality and
morbidity in developing countries. In Indonesia, diarrhea become a leading cause of
chilhood mortality and morbidity based on RISKERDAS 2010. In 2011, Jakarta
which includes Grogol Petamburan was found 370. 808 of under- five children
diarrhea cases. Most of the cases is acute diarrhea . Maternal behaviour has an
important role in under- five children’s accute diarrhea.
OBJECT Studying the association of maternal knowledge, attitude, practice, age,
and education with the incidence of under- five children’s acute diarrhea in Grogol
Petamburan
METHODS This cross-sectional study was conducted in Grogol Petamburan. This
research using data from 165 mothers. Mother were questioned on 35 questions of
maternal behaviour. Data analysis was performed using univariat, bivariat (Chi
square test) and kolmogorov-smirnov test. With significance level is 0,05
RESULTS Data analysis results showed that mother’s knowledge p= 0,000 , attitude
p= 0,0410, practice p= 0,235, age p= 0,296 , and education p= 0,000.
CONCLUSION This study show maternal behaviour which are knowledge and
attitude about diarrhea are associated with the incidence of under-five children’s
acute diarrhea in Grogol Petamburan.
Keyword: Diarrhea, maternal behaviour
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI DAN DEKAN ...................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ........................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................ .... vi
ABSTRAK........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .................................................................. ................................. ix
DAFTAR TABEL.................................................................. .......................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. .................... xiv
DAFTAR ARTI SINGKATAN .................................................................. .... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ ....... 1
1.1 Latar belakang ....................................... ................................ 1
1.2 Perumusan masalah ......................................... ...................... 3
1.3 Tujuan penelitian................................................ ................... 4
1.3.1 Tujuan umum ............................................................. 4
1.3.2 Tujuan khusus ............................................................ 4
1.4 Hipotesis ..................... .......................................................... 5
1.5 Manfaat penelitian................................ ................................. 5
1.5.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan........................... ...... 5
1.5.2 Manfaat untuk profesi............................... .................... 5
1.5.3 Manfaat untuk masyarakat ........................................... 5
BAB II TINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA..... ...................... 6
2.1 Diare akut ............................................................................. 6
x
2.1.1 Definisi ....................................................................... 6
2.1.2 Epidemiologi ......................... ...................................... 6
2.1.3 Etiologi………………………………………………… 7
2.1.4 Tingkat kematian balita tinggi………………………… 9
2.1.5 Patofisiologi…………………………………………… 12
2.1.6 Manifestasi klinik……………………………………… 13
2.1.7 Tatalaksana…………………………………………….. 14
2.1.8 Pencegahan…………………………………………….. 19
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi diare akut balita....... ....... 20
2.3 Perilaku Ibu terhadap kejadian diare akut pada balita ........... 22
2.3.1 Pengetahuan .................................................................. 22
2.3.2 Sikap ........................................................................... 23
2.3.3 Tindakan ...................................................................... 24
2.4 Ringkasan pustaka .................................................................. 25
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 26
3.1 Kerangka konsep .................................................................... 26
3.2 Variabel……………………………………………………….. 26
3.2 Definisi operasional .............. ................................................ 27
BAB IV METODE ................................................................. .................. 29
4.1 Desain penelitian ........................ ........................................... 29
4.2 Lokasi dan waktu penelitian ...................... ........................... 29
4.3 Populasi dan sampel penelitian .............................. ............... 29
4.3.1 Populasi ................................... ................................... 29
4.3.3 Sampel penelitian ............. ........................................... 29
xi
4.4 Bahan dan instrumen penelitian ............................................ 32
4.5 Analisis data .......................................................................... 33
4.6 Alur kerja penelitian ............................................................. 35
4.7 Etika penelitian ..................................................................... 36
4.8 Penjadwalan penelitian........................................................... 37
BAB V HASIL ........... ................................................................................... 38
5.1 Desain penelitian .................................................................... 38
5.2 Waktu dan lokasi penelitian .................................................. 38
5.3 Sampel penelitian ................................................................. 38
5.4 Metode pengumpulan sampel ............................................... 40
5.5 Bahan dan cara pengambilan data sampel penelitian............. 41
5.6 Alur kerja penelitian .............................................................. 42
5.7 Karakteristik dasar ibu ........................................................... 42
5.8 Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare
akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..... 44
5.9 Hubungan sikap ibu dengan kejadian diare akut pada anak
balita di Kecamatan Grogol Petamburan ............................... 45
5.10 Hubungan tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada anak
balita di Kecamatan Grogol Petamburan ............................... 46
5.11 Hubungan umur ibu dengan kejadian diare
akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..... 47
5.12 Hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare
akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..... 48
xii
BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 49
BAB VII KESIMPULAN........... .................................................................. 54
7.1 Kesimpulan ............................................................................. 54
7.2 Saran ...................................................................................... . 54
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 56
LAMPIRAN…………………………………………………………………. 60
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Enteropatogen penyebab diare.................................................................8
Tabel 2 Manifestasi immune mediated ekstraintestinal.......................................14
Tabel 3 Penilaian derajat dehidrasi......................................................................14
Tabel 4Ringkasan Pustaka....................................................................................25
Tabel 5 Definisi operasional.................................................................................27
Tabel 6 Karakteristik dasar ibu ........................................................................ 42
Tabel 7 Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada
anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..................................... 44
Tabel 8 Hubungan sikap ibu dengan kejadian diare akut pada
anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..................................... 45
Tabel 9 Hubungan tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada
anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..................................... 46
Tabel 10 Hubungan umur ibu dengan kejadian diare akut pada
anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..................................... 47
Tabel 11 Hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada
anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..................................... 48
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1Proporsi cairan ekstrasel.......................................................................11
Gambar 2 Kerangka konsep..................................................................................26
Gambar 3 Metode pengumpulan sampel………………………………………...32
Gambar 3 Alur kerja penelitian ............................................................................36
Gambar 4 Penjadwalan penelitian.........................................................................37
Gambar 5 Metode pengumpulan sampel...............................................................41
xv
DAFTAR ARTI SINGKATAN
AIDS : Aquired Immunodeficiency System
ASI : Air Susu Ibu
BB : Berat badan
C- AMP : Cyclic Amino Monophosphate
C- GMP : Cyclic Guanomonophosphate
Cl : Klorida
CFR : Case Fatality Rate
IR : Incidence Rate
KLB : Kejadian Luar Biasa
Na : Natrium
TPS : Tempat pembuangan sampah
UNICEF : The United Nations Children’s Fund
WHO : World Health Organisation
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Menurut World Health Organization penyakit diare adalah suatu penyakit
yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3
kali atau lebih dalam sehari atau frekuensi diare lebih sering dari frekuensi orang
normal.(1) Diare dapat diklasifikasikan menjadi diare akut, yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 14 hari dan termasuk juga kolera; disentri, yaitu diare yang
disertai dengan darah; diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14
hari.(1) Penyebaran penyakit diare adalah secara fekal-oral yang menyebar dari
seorang ke seorang lainnya. (1)
Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh
wilayah dunia dan di antara segala usia. (2) Survei morbiditas yang dilakukan oleh
Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat
kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 Incidence Rate(IR) penyakit Diare
301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik
menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian
Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatality Rate(CFR)
yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah
kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24
Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR
1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah
penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.).(3)
Dari semua tingkat usia, prevalensi kejadian diare dan tingkat kematian akibat
diare terbanyak pada balita. Hal ini didukung oleh beberapa hasil penelitian yang
menyatakan bahwa prevalensi tertinggi diare terjadi pada anak balita yaitu sebesar
16,7% dan jumlah kematian yang tinggi akibat diare terutama terjadi pada balita.(3)
Pada tingkat global, diare menjadi penyebab kematian dari 2195 anak tiap harinya,
2
angka kematian ini lebih dari angka kematian dari Aquired Immunodeficiency
System (AIDS) , malaria, dan campak apabila dijumlahkan.(4) Data terakhir dari
UNICEF tahun 2012 menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua
bayi di bawah lima tahun (balita) di dunia setelah radang paru atau pneumonia di
dunia sedangkan di Indonesia, diare menjadi penyebab utama kematian pada balita,
yaitu 25,2% , lebih tinggi dibanding pneumonia, 15,5%. (1,3) Di provinsi DKI Jakarta
yang termasuk di dalamnya Kecamatan Grogol Petamburan, tahun 2011 jumlah
kasus diare pada balita mencapai 370.808 kasus.(5)
Berdasarkan data prevalensi kejadian diare dan kematian akibat diare pada
balita yang sudah diuraikan, jika dihubungkan dengan klasifikasi diare maka diare
akut turut berperan dalam angka kematian balita yang tinggi. Diare akut berperan
sebesar 75% dari jenis diare lain pada balita.(6)
Tingginya kejadian diare akut pada balita didukung oleh adanya berbagai
faktor risiko. Salah satu faktor risiko diare akut pada balita adalah faktor lingkungan.
Faktor lingkungan yang berpengaruh yaitu musim, ketersediaan air bersih, jamban
yang sehat dan perilaku ibu. Anak balita dalam keterkaitannya dengan faktor
lingkungan di mana anak balita masih memiliki ketergantungan yang besar terhadap
lingkungan yaitu perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan anak balita.
Kurangnya perilaku ibu bisa menjadi penyebab tingginya angka penyebaran
suatu penyakit termasuk penyakit diare yang mempunyai resiko penularan dan
penyebaran cukup tinggi. Perilaku ibu dapat tercermin dari pengetahuan, sikap, dan
tindakannya.
Pengetahuan ibu mengenai diare akut meliputi pengetahuan dasar akan
definisi, cara penularan, penyebab, faktor risiko diare, manifestasi klinis serta cara
penanganan diare dapat mengurangi prevalensi kejadian diare pada balita. Salah satu
cara memperoleh pengetahuan adalah melalui pendidikan. Semakin tinggi pendidikan
seorang ibu semakin sedikit prevalensi terjadinya diare pada balita (7,8,9)
3
Sikap ibu dalam adanya kesiapan untuk bereaksi terhadap kejadian diare akut
dapat diwujudkan melalui tindakannya. Tindakan ibu dalam mengolah dan
menyediakan makanan, ketersediaannya air bersih, kebiasaan mencuci tangan,
adanya ketersediaan jamban dalam keluarga, pemberian ASI, dan terapi pengganti
cairan dari beberapa penelitian dinilai berhubungan dengan kejadian diare akut pada
anak balita. Cara memasak yang benar sangat ditekankan kepada ibu untuk mencegah
penyakit diare pada balita.(10) Pernyataan ini didukung oleh adanya penelitian yang
menujukkan adanya penurunan jumlah kejadian diare pada anak balita yang cukup
signifikan setelah adanya edukasi perilaku bersih. (10) Ketersediaan air bersih pada
suatu daerah kurang maka tingkat kematian per seribu anak di bawah umur 1 tahun
tinggi. (9, 11) Cuci tangan dengan menggunakan sabun dapat mencegah terjadinya
diare.(10,12) Terjadi penurunan sebesar 40% angka kejadian diare apabila mencuci
tangan dengan sabun. (12) UNICEF juga menyarankan agar adanya ketersediaan
jamban dalam satu keluarga untuk mencegah terjadinya diare.(1) Menurut penelitian,
pemberian ASI dapat mencegah terjadinya diare pada anak balita. (13,14). Pemberian
terapi pengganti cairan untuk balita yang mengalami diare juga penting. Dengan
adanya upaya pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit diare dapat mengurangi
prevalensi stunting pada anak balita dan tingkat kematian.(15)
Berdasarkan beberapa data yang diuraikan di atas, maka diperkirakan terdapat
hubungan antara perilaku ibu terhadap kejadian diare akut pada anak balita.
Diperlukan penelitian untuk mempelajari adanya hubungan antara perilaku ibu
terhadap kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan.
1.2 Perumusan masalah
WHO menyatakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak balita di
dunia adalah peneumonia disusul dengan diare sebagai penyebab kedua. Penyakit
diare menjadi penyebab utama kematian pada balita di Indonesia yaitu 25,2%, lebih
tinggi dibanding pneumonia, 15,5%.(3) Di daerah DKI Jakarta termasuk di dalamnya
4
Kecamatan Grogol Petamburan kejadian diare pada balita cukup tinggi Episode
kejadian diare akut turut berperan dalam angka kematian balita yang tinggi ini yaitu
sebesar 75% dari semua jenis diare.(6) Anak balita dalam proses tumbuh kembangnya
memerlukan peran keluarga terutama sosok ibu. Kurangnya perilaku ibu bisa
menjadi penyebab tingginya angka penyebaran suatu penyakit termasuk penyakit
diare yang mempunyai resiko penularan dan penyebaran cukup tinggi. Perilaku ibu
dapat tercermin dari pengetahuan, sikap, dan tindakannya. Penelitian menunjukkan
dengan adanya edukasi perilaku pada ibu balita dapat menurunkan jumlah kejadian
diare pada balita. Dari data- data yang sudah diuraikan diperkirakan terdapat
hubungan antara perilaku ibu dengan kejadian diare akut pada balita. Berdasarkan
pernyataan mengenai kejadian diare pada anak balita, maka perumusan masalah yang
ingin dipelajari adalah apakah terdapat hubungan antara perilaku ibu tentang diare
dengan kejadian diare akut pada anak balita?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Dari penelitian ini dapat diketahui hubungan antara perilaku ibu tentang diare dengan
kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .
1.3.2 Tujuan khusus
1.Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare akut
pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .
2.Mengetahui hubungan sikap ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada anak
balita di Kecamatan Grogol Petamburan .
3.Mengetahui hubungan tindakan ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada
anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .
4. Mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di di
Kecamatan Grogol Petamburan
5
5. Mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita
di di Kecamatan Grogol Petamburan
1.4 Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare
akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .
2.Terdapat hubungan antara sikap ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada
anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .
3.Terdapat hubungan antara tindakan ibu tentang diare dengan kejadian diare akut
pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .
4.Terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di
di Kecamatan Grogol Petamburan
5. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak
balita di di Kecamatan Grogol Petamburan
1.5 Manfaat
1.5.1 Ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai faktor
risiko diare akut pada anak balita yang berkaitan dengan perilaku ibu.
1.5.2 Profesi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat semakin mendorong tenaga kesehatan
melakukan upaya peningkatan pengetahuan kepada ibu yang memiliki balita sebagai
upaya untuk meningkatkan perilaku ibu terhadap kejadian diare akut pada anak balita
1.5.3 Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terutama
kepada para ibu untuk memahami pentingnya menerapkan perilaku bersih dalam
keluarga serta memotivasi para ibu untuk menambah pengetahuan tentang penyakit
diare.
6
BAB II TINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA
Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai diare akut pada anak balita
berdasarkan definisi, epidemiologi, tingkat kematian anak balita yang tinggi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, tatalaksana, dan upaya pencegahan. Faktor-
faktor risiko secara umum yang menyebabkan peningkatan prevalensi kejadian diare
akut pada anak balita dibahas pada subjudul tersendiri. Lebih spesifik lagi akan
dibahas hubungan pengaruh perilaku ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita
didasarkan judul penelitian yang dipilih peneliti.
2.1 Diare akut
2.1.1 Definisi
Diare akut termasuk kolera adalah diare yang mengakibatkan kehilangan
cairan yang banyak sehingga penderita mengalami dehidrasi. Diare ini berlangsung
beberapa jam sampai beberapa hari. Diare akut berlangsung < 14 hari. (1)
2.1.2 Epidemiologi
Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh
wilayah dunia dan di antara segala usia. (2) Berdasarkan kelompok umur, prevalensi
tertinggi diare terjadi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%.(3) Anak-anak adalah
kelompok usia rentan terhadap diare, insiden diare tertinggi pada kelompok anak
usia dibawah dua tahun, dan menurun dengan bertambahnya usia. (4) Data terakhir
dari UNICEF tahun 2012 menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh
kedua anak balita di dunia setelah radang paru atau pneumonia di dunia . (1) Pada
tingkat nasional Indonesia, diare menjadi penyebab utama kematian pada anak balita,
yaitu 25,2% , lebih tinggi dibanding pneumonia, 15,5%. (3) Diare akut berperan
sebesar 75% dari jenis diare lain pada anak balita. (6)
7
Etiologi dari kejadian diare pada anak bermacam- macam namun, perhatian
global sering tertuju pada diare yang diakibatkan oleh infeksi enteropatogen seperti
bakteri, virus, dan parasit.
Cara penularan penyakit ini umumnya melalui cara fekal- oral yaitu melaui
makanan dan minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung
tangan dengan penderita atau barang- barang yang telah tercemar tinja penderita atau
tidak langsung melalui lalat.
Faktor risiko yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
enteropatogen adalah umur, defisiensi imun, menderita campak, kurangnya
pemberian ASI, terpajan lingkungan yang kotor, ketersediaan jamban dalam keluarga,
konsumsi makanan dan minuman yang tercemar , tingkat pendidikan ibu, dan
kunjungan ke fasilitas kesehatan. (1,16 ,17) Ibu memegang peranan penting dalam
pencegahan dalam lingkungan rumah tangga. (2) Kejadian diare pada anak balita akan
lebih sering pada anak dengan ibu yang berpendidikan rendah dan usia tergolong
muda. (2)
2.1.3 Etiologi
Etiologi dari diare akut pada balita dapat dikelompokkan menjadi infeksi dan
non infeksi. Penyebab infeksi utama timbulnya diare akut umumnya adalah golongan
virus, bakteri, dan parasit. Penyebab non infeksi adalah penyebab selain dari infeksi.
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus,
bakteri, dan parasit. Dua tipe dasar dari diare oleh karena infeksi adalah non
inflammatory dan inflammatory.(16) Enteropatogen menimbulkan non inflammatory
diare melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaaan vili oleh
virus, perlekatan oleh parasit, perlekatan dan/ atau translokasi dari bakteri.
Sebaliknya inflammatory diare biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi
usus secara langsung atau memproduksi sitotoksin. Enteropatogen yang dapat
menyebabkan diare pada manusia tertera pada gambar sebagai berikut:
8
Tabel1Enterpatogen diar (16)
Golongan bakteri
Golongan virus
Golongan parasit
Aeromonas
Bacillus cereus
Campylobacter jejuni
Clostridium difficile
Clostridium perfringens
Escherichia coli
Pleisimonas shigeloides
Shigella
Salmonella
Staphylococcus aureus
Vibrio cholerae
Vibrio parahaemolyticus
Rotavirus
Norwalk virus
Enteric adenovirus
Calicivirus
Astrovirus
Small round virusses
Coronavirus
Cytomegalovirus*
Herpes simplex virus*
Balantidium coli
Blastocystis homonis
Isospora belli
Giardia lamblia
Entamoeba histolytica
Cryptosporidium parvum
Strongyloides stercoralis
Trichuris trichura
9
Keterangan : *umumnya hanya berhubungan dengan diare pada penderita
imunocompromised
Dari antara golongan virus, bakteri, dan parasit beberapa hasil penelitian
mengemukakan bahwa Rotavirus adalah penyebab utama dari timbulnya
gastroenteritis yang terjadi pada masa anak- anak dan bertanggung jawab sebesar
20% dari kematian akibat diare pada anak balita jika dibandingkan dengan bakteri
dan parasit di dunia. (18,19,20)
Etiologi non infeksi seperti kesulitan makan; defek anatomis seperti
malrotasi, penyakit Hirchsprung, short bowel syndrome, stricture, dan atrofi
mikrovili; malabsorpsi seperti defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa-
galaktosa, cystic fibrosis, cholestosis, dan penyakit celiac; endokrinopati seperti
tirotoksikosis, penyakit Addison, dan sindroma adrenogenital; keracunan makanan;
neoplasma seperti neuroblastoma, phaeochromocytoma, dan sindroma zollinger
Ellison; lain- lain yang masuk dalam kategori ini adalah infeksi non- gastrointestinal,
alergi susu sapi, penyakit Crohn, defisiensi imun, colitis ulserosa, gangguan motilitas
usus, dan pellagra (16)
2.1.4 Tingkat kematian anak balita yang tinggi
Umur berperan penting dalam kejadian diare. Komplikasi dan perawatan lebih
banyak pada usia anak balita. (8) Sebagian besar episode diare terjadi pada dua tahun
pertama kehidupan. (15, 21)
Berdasarkan data- data yang telah diuraikan maka beberapa teori yang
mendukung besarnya kematian anak akibat penyakit diare adalah ketergantungan
yang tinggi terhadap lingkungan sekitar, anak- anak memiliki permukaan badan yang
lebih luas dibandingkan dengan orang dewasa, fungsi ginjal yang belum sempurna,
10
peningkatan insensible water loss, metabolisme basal yang tinggi, fungsi imun yang
belum matang dan memiliki proporsi cairan ekstra sel tubuh yang lebih besar.
Lingkungan sekitar bayi terutama ibu berperan penting dalam penyediaan
makanan dan minuman anak dan system imunitas bayi yang didapat dari ASI. Pada
umur kurang dari 6 bulan, ASI eksklusif diberikan oleh ibu di mana ASI mengandung
antibody terhadap penyakit. (22) Setelah berumur lebih dari 12 bulan acquired
immunity anak sudah cukup adekuat untuk melawan penyakit. (23) Insidensi tertinggi
terjadi pada kelompok umur 6 sampai 11 bulan pada saat diberi makanan pendamping
ASI. (24) Pola ini menggambarkan adanya penurunan frekuensi pemberian ASI
sehingga terjadi efek penurunan kadar antibody ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi,
pengenalan makanan yang mungkin terkontaminasi bakteri dan kontak langsung
dengan tinja manusia atau binatang saat bayi mulai merangkak. (17) Kebanyakan
enteropatogen merangsang paling tidak sebagian kekebalan melawan infeksi atau
penyakit yang berulang, yang membantu menjelaskan menurunnya insiden penyakit
pada anak yang lebih besar dan pada orang dewasa. (16)
Hukum Bergmann menyatakan bahwa semakin besar ratio luas permukaan
tubuh dibandingkan dengan volume maka semakin sedikit panas yang hilang ke
lingkungan. Panas yang hilang ke lingkungan lewat evaporasi dan respirasi
(insensible water loss) sehingga berdasarkan hasil perhitungan, anak balita lebih
rentan kehilangan cairan.
Metabolisme basal adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh
untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme basal
termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah,
pekerjaan ginjal, pankreas, dan lain-lain alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di
dalam sel-sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Metabolisme basal pada anak-
anak jauh lebih tinggi daripada dewasa. Kebutuhan basal bayi sekitar 55 kcal/kg/24
jam sedangkan pada dewasa sebesar 25-30 kcal/kg/24 jam. Satu kilo kalori(kcal)
adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kilogram air dari
11
14,50- 15,5 Celcius. Metabolisme basal yang tinggi meningkatkan pengeluaran
insensible water loss. Dengan adanya diare dan gejala- gejala penyerta diare seperti
muntah, demam, dan berkeringat maka Insensible water loss balita akan semakin
meningkat . Untuk setiap derajat celcius demam menaikkan , metabolisme basal naik
10%.
Proporsi cairan ekstrasel yang lebih besar berpengaruh terhadap tingkat
kematian bayi akibat diare. Anak yang berumur kurang dari satu tahun memiliki
cairan ekstrasel 75% dari total berat badan. Saat berusia 1 tahun sampai dengan usia
pubertas, cairan ekstrasel 60% dari total berat badan. Regulasi dari cairan ekstrasel
pada anak- anak lebih besar dikarenakan oleh metabolisme basal yang tinggi.
Semakin tinggi metabolisme semakin tinggi produk sisa metabolisme yang
dihasilkan. Ginjal harus menyaring, menyerap kembali, dan mengsekresikan produk
sisa. Sebagai sarana untuk membuang produk sisa, maka diperlukan air dalam jumlah
yang cukup banyak sehingga jumlah urine yang dihasilkan lebih banyak. Jumlah urin
pada bayi dua hari pertama adalah 0,5-2,5 ml/kgBB/jam sedangkan setelah minggu
pertama jumlah urin 1-5 ml/kgBB/jam.
Gambar 1. Proporsi cairan ekstrasel (17)
Fungsi ginjal yang belum sempurna juga berperan. Laju filtrasi glomerulus pada
saat baru lahir lira- kira 20ml per menit per 1,73 m2 dan mencapai nilai seperti pada
12
dewasa pada usia 2 tahun.Keterbatasan fungsi ginjal ini dapat dilihat dari kadar
ureum dan fosfat darah yang tinggi. Anak yang mengalami dehidrasi akibat diare
dapat membuat cairan dalam tubuh berkurang sedangkan anak dengan usia kurang
dari 2 tahun membutuhkan air yang lebih banyak untuk mengekskresikan prosuk sisa
sehingga dengan keterbatasan laju filtrasi glomerulus maka akan lebih sering
mengalami gangguan dalam keseimbangan elektrolit darah yang dapat berakibat
kematian.
2.1.5 Patofisiologi
Diare akut dapat terjadi melalui diare sekretorik dan diare osmotik. Pada diare
sekretorik, toksin merangsang c-AMP atau c-GMP untuk mensekresikan secara aktif
air dan elektrolit ke dalam lumen usus sehingga terjadi diare. Sedangkan pada diare
osmotik, kenaikan tekanan osmotik dalam lumen usus akibat fermentasi makanan
yang tidak diserap akan menarik air sel kedalam lumen usus sehingga terjadi diare.
(16)
Penyerapan air oleh usus halus ditentukan oleh perbedaan antara tekanan
osmotik di lumen usus dan di dalam sel, terutama yang dipengaruhi oleh konsentrasi
natrium. Penyerapan natrium ke dalam enterosit dapat melalui 3 cara, yaitu: (17)
1. Berpasangan dengan ion klorida, atau bahan non elektrolit seperti glukosa, asam
amino peptida, dll.
2. Pertukaran dengan ion H.
3. Pasif melalui ruang interseluler (tight junction) yang dengan cara ini hanya sebagian
kecil saja yang dapat diserap.
Setelah masuk ke dalam enterosit, Na ini akan dikeluarkan melalui enzim NaK-
ATPase (terdapat di membran baso lateral) ke dalam ruang intraseluler dan
selanjutnya diteruskan ke dalam pembuluh darah. Di dalam ileum dan kolon, cairan
Cl diserap melalui pertukaran dengan cairan bikarbonat.
Proses sekresi merupakan kebalikan proses absorpsi. Penyerapan pasangan NaCl
akan meningkatkan anion Cl didalam sel kripta dan pada waktu yang bersamaan Na
13
akan akan dikeluarkan dari sel kripta dengan bantuan enzin Na-K-ATPase. Sekresi Cl
didalam sel kripta dapat pula ditingkatkan dengan adanya intracellular messenger
(berupa cyclic nucleotide, misalnya cAMP.cGMP, yang dapat menyebabkan
peninggian permeabilitas set kripta), sehingga Cl dengan mudah keluar lumen
usus.(16)
2.1.6 Manifestasi klinik
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya
serta dapat menimbulkan komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi
neurologik. Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut, dan muntah.
Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya.
Gejala gastrointestinal seperti diare dapat menyebabkan dehidrasi. Penderita
dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium,
klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah
dan kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan
dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang
paling berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan
kematian bila tidak diobati dengan tepat. Mual dan muntah adalah simptom
gastrointestinal yang non spesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh
karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas. Muntah juga sering
terjadi pada non inflammatory diare.Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus yang
juga merupakan gejala gastrointestinal terjadi pada perut bagian bawah serta rectum
menunjukkan terkenanya usus besar. Demam juga dapat terjadi pada dimungkinkan
oleh proses peradangan atau akibat dehidrasi. Demam umumnya terjadi pada
penderita dengan inflammatory diare. Gejala neurologic dari infeksi usus bisa berupa
paresthesia, hipotoni, dan kelemahan otot. 16
Manifestasi immune mediated ektraintestinal biasanya terjadi setelah diarenya
sembuh
14
Tabel 2. Manifestasi immune mediated ektraintestinal (16)
Manifestasi Enteropatogen terkait
Reactive arthritis Salmonella, Shigella, Yersenia,
Camphylobacter, Clostridium difficile
Guillain Barre Syndrome Camphylobacter
Glomerulonephritis Shigella, Camphylobacter, Salmonella
IgA nephropathy Camphylobacter
Erythema nodusum Yersenia, Camphylobacter, Salmonella
Hemolytic anemia Yersenia, Camphylobacter
Hemolytic uremic syndrom S, dysentrie, E.coli
2.1.7 Tatalaksana
Sebelum tatalaksana dilakukan sebaiknya lebih dahulu menilai derajat dehidrasi
pada anak. Derajat dehidrasi anak dapat ditentukan berdasarkan:
Tabel 3. Penilaian derajat dehidrasi (33)
Penilaian A B C
Keadaan umum Baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai, dan
tidak sadar
Mata Normal cekung sangat cekung dan
kering
Air mata Ada tidak ada tidak ada
15
Mulut dan lidah basah kering sangat kering
Rasa haus minum biasa *haus, ingin minum *malas minum tidak
banyak bisa minum
Periksa turgor kulit kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat
Lambat
Derajat dehidrasi tanpa dehidrasi ringan dehidrasi berat
dehidrasi Bila ada tanda* bila ada tanda*
ditambah 1 atau ditambah 1 atau
lebih tanda lain lebih tanda lain
Terapi rencana terapi A rencana terapi B rencana terapi C
Setelah menentukan derajat diare pada anak balita, maka kita menggunakan
rencana terapi A, B, atau C untuk mengobati pasien. (26)
Rencana terapi A
Jelaskan kepada ibu tentang aturan perawatan di rumah. Beri cairan tambahan, beri
tablet zinc, lanjutkan pemberian makanan, kapan harus kembali.
1. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau). Jelaskan kepada ibu:
Pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang
utama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
Jika anak memperoleh ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai
tambahan
Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri 1 atau lebih cairan berikut ini:
oralit, cairan makanan( kuah sayur, air tajin) atau air matang
16
Anak harus diberi oralit di rumah jika:
Anak telah diobati dengan rencana terapi B dan C dalam kunjungan ini
Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah
Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus
oralit(200ml) untuk digunakan di rumah.
Tunjukkan pada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus
diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari- hari:
< 2 tahun 50 sampai 100 ml setiap kali BAB
> 2 tahun 100 sampai 200 ml setiap kali BAB
Katakan pada ibu:
Agar meminumkan sedikit- sedikit tetapi sering dari mangkuk dll
Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih
lambat
Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti
2.Beri tablet zinc
Pada anak yang berumur 2 bulan ke atas, beri zinc selama 10 hari dengan dosis:
Umur< 6 bulan : ½ tablet(10 mg) per hari
Umur > 6 bulan: 1 tablet(20 mg) per hari
3.Lanjutkan pemberian makan/ Asi
4.Kapan harus kembali
17
Rencana terapi B
Penangan dehidrasi sedang/ ringan dengan oralit
1.Beri oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam
Tentukan jumlah oralit yang diperlukan 75ml/kgBB:
Jika anak menginginkan oralit dari pedman di atas, berikan sesuai kehilangan
cairan yang berlangsung
Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu beri juga 100-
200 ml air matang selama periode ini
Mulai memberi makan segera setelah anak ingin makan
Lanjutkan pemberian ASI
2. Tunjukkan pada ibu cara memberikan larutan oralit:
Agar meminumkan sedikit- sedikit tetapi sering dari mangkuk dll
Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih
lambat
Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti
3. Berikan tablet zinc selama 10 hari
4. Setelah 3 jam:
Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
Pilih rencana yang sesuai dengan pengobatan
5. Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai
Tunjukkan cara menyiapkan oralit di rumah
Tunjukkan berapa banyak larutan oralit yang harus diberikan di rumah untuk
menyelesaikan 3 jam pengobatan
Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambah 6 bungkus
lagi sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A
Jelaskan 4 aturan perawatan di rumah: Beri cairan tambah, lanjutkan
pemberian makan, beri tablet zinc selama 10 hari, kapan harus kembali
18
Rencana terapi C
Penanganan dehidrasi berat dengan cepat
Jika ya lanjutkan, jika tidak lanjutkan ke pertanyaan berikutnya
1. Dapatkan saudara memberikan cairan intravena?
Beri cairan intravena segera
Ringer laktat atau NaCl 0,9% 100 ml/kgBB
Diulang lagi bila denyut nadi masih lemah atau teraba
Nilai kembali tiap 15- 30 menit. Bila nadi belum teraba, beri tetesan lebih
cepat.
Beri juga oralit(5ml/kgBB) bila penderita bisa minum, biasanya setelah 3-4
jam(bayi) 1-2 jam(anak)
Berikan oabat zinc selama 10 hari berturut- turut
Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi derajat dehidrasi. Kemudian
pilihlah rencana terapi yang sesuai
2. Adapah terapi terdekat ( dalam 30 menit)
Rujuk penderita untuk terapi interavena
Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara
memberikannya selama di perjalanan
3. Apakah dapat menggunakan pipa nasogastrik?
Mulai rehidrasi dengan oralit melalui nasogastrik. Berikan sedikit demi sedikit
20 ml/kgBB/jam selama 6 jam. Nilai setiap 1-2 jam : Bila muntah atau perut
kembung berikan cairan lebih lanjut. Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3
jam rujuk untuk terapi intravena
Setelah 6 jam nilai kembali pilih rencana terapi yang akan diguanakan
4. Apakah penderita bisa minum?
Mulai rehidrasi dengan oralit dengan oralit nelalui mulut. Beri sedikit demi
sedikit, 20 ml/kgBB selama 6 jam
19
Nilai setiap 1-2 jam: Bila muntah atau perut kembung berikan cairan lebih
lanjut. Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk untuk terapi intravena
Setelah 6 jam nilai kembali pilih rencana terapi yang akan digunakan
5. Segera rujuk anak untuk rehidrasi melalui nasogastrik atau interavena
Bila mungkin amati penderitasedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk
memastikan bahwa ibu dapat menjaga mengembalikan cairan yang hilang
dengan memberi oralit
Bila umur anak anak di atas 2 tahun dan kolera baru saja berjangkit di daerah
saudara, pikirkan kemungkinan kolera dan beri antibiotika yang tepat secara
oral begitu anak lahir.
2.1.8 Pencegahan
Upaya pencegahan timbulnya diare akut pada anak balita dapat dilakukan
dengan cara mencegah penyebaran kuman pathogen penyebab diare dan memperbaiki
daya tahan tubuh pejamu.
Kuman- kuman pathogen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal-
oral. Pemutusan penyebaran kuman pathogen penyebab diare perlu difokuskan ada
penyebaran ini. Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi pemberian
ASI yang benar, memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping
ASI, penggunaan air bersih yang cukup, membudayakan kebiasaan mencuci tangan
dengan sabun sehabis buang air besar dan sebelum makan, penggunaan jamban yang
bersih dan higienis oleh seluruh anggota keluarga, membuang tinja bayi yang
benar.(16)
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan
dapat mengurangi resiko diare antara lain memberi ASI paling tidak sampai 2 tahun,
meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi makan dalam
jumlah yang cukup untuk memperbaiki status gizi anak, imunisasi campak.(16)
20
2.2 Faktor- faktor risiko diare akut
Faktor- faktor risiko diare akut adalah faktor pejamu dan faktor llingkungan.
Faktor pejamu terdiri dari umur, lama pemberian ASI, kurang gizi, menderita
penyakit campak dan terkena AIDS. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
kejadian diare akut pada balita berupa musim, ketersediaan air bersih dan jamban
serta perilaku ibu.
Pemberian ASI merupakan cara yang paling efektif untuk menghindarkan
anak- anak dari kematian akibat diare. ASI mengandung antibodi yang dapat
melindungi kita terhadap berbagai agen infeksius penyebab diare seperti rotavirus
campylobacter, caliciviruses, and E. coli ( 1,3)Anak anak yang diberikan ASI selama 4
bulan awal kehidupannya, sebesar 31% dapat terhindar dari perawatan di rumah sakit,
sedangkan anak yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan 53% dapat terhindar dari
perawatan di rumah sakit. (14)
Beratnya penyakit, lama dan risiko kematian karena diare meningkat pada
anak-anak yang menderita gangguan gizi, terutama pada penderita gizi buruk. (27,28,29)
Kebanyakan orang yang menderita penyakit campak mengalami gangguan
pada bagian gastrointestinal. Anak balita lebih sering mengalami campak yang
disertai dengan diare.(1)
Penyakit AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh yaitu CD4 sehingga
menyebabkan orang dengan AIDS sangat rentan terhadap agen infeksius. Semakin
rendah kadar CD4 seseorang semakin tinggi kemungkinan seseorang terinfeksi agen
infeksius yang berakibat penyakit diare. (1)
Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis. Di daerah
subtropis, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas sedangkan diare
karena virus terutama Rotavirus puncaknya terjadi pada musim dingin. Pada daerah
tropis seperti Indonesia penyebab terbesar diare adalah Rotavirus yang dapat terjadi
sepanjang tahun.(30) Dari hasil penelitian Soenarto dkk pada didapatkan peningkatan
prevalensi diare akibat Rotavirus terjadi pada bulan May sampai dengan Juli. (31)
21
Ketersediaan air bersih dan kepemilikan jamban berkontribusi sebesar 1, 5
juta kematian pada anak balita akibat diare. Ketersediaan air bersih pada suatu
daerah/ negara kurang maka tingkat kematian per seribu anak di bawah umur 1 tahun
tinggi.( 14, 16)
Perilaku ibu dapat dinilai dari tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu dapat dipengaruhi oleh usia dan
tingkat pendidikan ibu. Dari penelitian ditemukan bahwa usia ibu berpengruh
trerhadap angka kejadian diare. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu semakin
sedikit prevalensi terjadinya diare pada anak balita (7,8,9) Seorang ibu dengan
pendidikan yang tinggi akan mencari perawatan yang lebih baik untuk mengatasi
diare pada anak. Pemanfaatan informasi dan layanan kesehatan yang lebih baik untuk
memulai dan mengendalikan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
kesehatan lebih sering dilakukan oleh ibu dengan tingkat pendidikan tinggi. Tingkat
kewaspadaan dan pengenalan dini terhadap diare juga lebih baik. Salah satu cara
untuk mencegah kejadian diare pada balita adalah penyiapan dan penyimpanan
makanan. Cara memasak yang benar sangat ditekankan kepada ibu untuk mencegah
penyakit diare pada anak balita.(10) Dalam hal menyiapkan makanan cuci tangan
dengan menggunakan sabun dapat mencegah terjadinya diare.(9,11) Sebuah penelitian
menunjukkan penurunan sebesar 40% angka kejadian diare apabila mencuci tangan
dengan sabun. (12) Penggunaan air yang sudah dimasak, menutup makanan yang
sudah dimasak, menghindari penyajian makanan yang sudah busuk dapat
menurunkan angka kejadian diare pada anaks balita
22
2.3 Perilaku ibu terhadap kejadian diare akut pada anak balita
Perilaku manusia termasuk ibu balita, sangat kompleks dan mempunyai ruang
lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo membagi perilaku
manusia dalam 3 domain. Ketiga domain tersebut adalah sebagai berikut(32)
2.3.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni penciuman, penglihatan, pendengaran, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan tercakup dalam domain kognitif, mempunyai 6 tingkatan yaitu:
1. Tahu, diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan masyarakat dalam mengingat kembali suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
2. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat mempraktekkan materi tersebut secara benar.
Seseorang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyekyang dipelajari.
3. Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4. Analisis, diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan
masih ada kaitanya satu sama lain.
5. Sintesis, menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi, berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu materi
atau obyek
Untuk mencapai 6 tingkatan dalam pengetahuan ibu mengenai diare akut
meliputi definisi, epidemiologi, etiologi, manifestasi, serta pemberian oralit dinilai
23
dapat melalui upaya promosi kesehatan, membaca literatur- literatur mengenai diare
akut, dan banyak cara lainnya. Upaya- upaya yang dilakukan ini diharapkan dapat
menurunkan angka kejadian dan kematian balita karena diare akut.
2.3.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek . Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya
kesesuaian antara reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap derajat sosial. Sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap suatu obyek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatau perilaku, sikap masih
merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang
terbuka. Sikap terdiri dari berbagai tindakan yaitu:
1. Menerima, diartikan bahwa seseorang atau subyek mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan obyek.
2. Merespon, diartikan memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indiksi dari sikap.
3. Menghargai, diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
merupakan sikap yang paling tinggi.
Dari keempat komponen sikap, sikap ibu yang paling tinggi adalah tanggung
jawab di mana ibu harus bisa bertanggung jawab terhadap kejadian diare akut pada
balita dalam hal kunjungan ke tenaga medis, pemberian oralit, serta penyiapan
makanan untuk balita. Tentunya adanya tanggung jawab pada ibu berdasarkan pada
pilihan terbaik yang diambil oleh ibu. Pilihan terbaik didapatkan setelah melalui
24
pertimbangan- pertimbangan baik atau tidaknya suatu keputusan. Untuk mengetahui
baik tidaknya suatu keputusan diperlukan pengetahuan.
2.3.3 Tindakan
Suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau
suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Tindakan mempunyai
beberapa tingkatan yaitu:
1. Persepsi, diartikan dapat mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2. Respon terpimpin, diartikan dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang
benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
3. Mekanisme, diartikan apabila seseorang telah dapat melaksanakan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan, maka ia telah
mencapai praktik tingkat ketiga.
4. Adopsi, merupakan suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran
tindakan tersebut
Tindakan ibu dapat didasari oleh pengetahuan dan sikap ibu mengenai diare
akut. Pengetahuan dan sikap ibu yang baik terhadap diare akut akan mendorong ibu
untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap kejadian diare akut pada anak balita.
25
2.4 Ringkasan Pustaka
Tabel 4. Ringkasan Pustaka
No Judul Peneliti Lokasi Subjek Desain Tahun Variabel Hasil
1. Hubungan Karakteristik, Widya Ayu Jakarta Ibu yang cross 2011 bebas: karakteristik pendidikan, pekerjaan,
Pengetahuan, Sikap Permata(33) Selatan mempunyai sectional pengetahuan, sikap pengetahuan ada
dan Perilaku Ibu terhadap dan perilaku ibu hubungan dengan
Kejadian Diare pada Balita di terikat: kejadian dengan kejadian diare
Wilayah Kerja Puskesmas diare pada anak pada anak balita
Pondok Labu Jakarta Selatan balita
Tahun 2011
1. Faktor Risiko Kejadian Wijaya(34) Semarang Balita cross 2011 bebas: pengetahuan, pengetahuan(p=0,001)
Diare Balita di Sekitar TPS pekerjaan, umur, riwayat ASI(p=0,001)
Banaran Kampus Universitas riwayat ASI, mencuci cuci tangan (p=0,0001)
Negeri Semarang sumber air bersih, jenis jamban(p=0,001)
jarak sumber air kepadatan lalat(p=0,004)
bersih ke TPS jenis pekerjaan(p=0,451)
terikat: kejadian umur ibu(p=0,091)
diare pada anak sumber air bersih
balita (p=1)jarak sumber air
dengan TPS(p=1)
lantai rumah(p=0,340)
26
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep
3.2 Variabel penelitian
3.2.1 Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian diare akut pada anak
balita di Kecamatan Grogol Petamburan
3.2.2 Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik dan perilaku ibu
tentang diare. Karakteristik ibu dinilai dari umur dan tingkat pendidikan sedangkan
perilaku ibu dinilai dari pengetahuan, sikap, dan tindakan
Variabel bebas Variabel terikat
Perilaku ibu tentang
diare
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Karakteristik ibu
Umur
Tingkat
pendidikan Kejadian diare akut pada
anak balita di Kecamatan
Grogol Petamburan
27
3.3 Definisi Operasional
Tabel 5. Definisi Operasional
Variabel definisi operasional alat ukur cara ukur skala hasil
Diare akut Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari kuesioner wawancara nominal 1.Pernah
dengan konsistensi feses yang mencair sampai lembek 2. Tidak pernah
Frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari.
Dialami oleh anak balita dalam 3 bulan terakhir
Balita Anak usia kurang dari lima tahun kuesioner wawancara ratio 1,2,3,4, tahun
.
Ibu Orang perempuan yg telah melahirkan seseorang wawancara wawancara nominal 1.Ya
2. Tidak
Umur ibu Lamanya waktu hidup ibu terhitung kuesioner wawancara ordinal 1. 20 - 30 tahun
sejak lahir sampai dengan sekarang 2. 31- 40 tahun
3. 41- 45 tahun
Tingkat pendidikan Jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh seseorang kuesioner wawancara ordinal 1. Sekolah dasar(SD,
SMP)
2. Menengah
(SMA, SMK)
28
3. Perguruan tinggi(D3,
S1, S2, S3)
Pengetahuan Pengetahuan merupakan suatu hasil tahu dan ini kuesioner wawancara ordinal jawaban” ya”
terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan diberi nilai 1
terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi “tidak”diberi nilai 0.
melalui pancaindra manusia, yakni penciuman, penjumlahan 15
penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Pernyataan. Baik: 8-15
Rendah 0-7
Sikap Reaksi atau respon yang masih tertutup dari kuesioner wawancara ordinal untuk jawaban
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek “setuju” diberi nilai 1
“ tidak setuju” diberi
nilai 0. Penjumlahan dari
10 pertanyaan. Baik: 6-
10. Tidak baik: 0- 5
Tindakan Suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung kuesioner wawancara ordinal jawaban “ya”
atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain diberi nilai 1 “ tidak”
adalah fasilitas diberi nilai 0.
Penjumlahan dari 10
pertanyaan.
Baik: 6-10
Tidak baik: 0-5
29
BAB IV METODE
4.1 Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode Cross-sectional.
4.2 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat.
Pengumpulan data diperkirakan dari bulan September 2013 sampai bulan Desember
2013.
4.3 Populasi dan sampel penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi adalah sekelompok subyek dengan karakteristik tertentu. Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak balita.
4.3.2 Sampel penelitian
Dalam memilih sampel untuk penelitian kriteria inklusi dan ekslusi perlu
ditentukan agar membatasi sampel penelitian dapat lebih relevan dengan masalah
penelitian. Jumlah sampel yang akan diteliti dapat dihitung dengan menggunakan
rumus finit dan infinit. Cara pengambilan sampel yang dipilih oleh peneliti adalah
simple random sampling dan cluster random sampling.
Sampel yang akan diteliti adalah subjek yang memenuhi kriteria inklusi.
Sampel yang masuk dalam kriteria eksklusi tidak diteliti oleh peneliti. Kriteria inklusi
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ibu yang mempunyai anak balita dan bertempat tinggal di Kecamatan Grogol
Petamburan
2. Ibu yang bersedia menjadi responden dan sudah menandatangani informed consent.
3. Ibu yang dapat membaca dan menulis
4. Ibu yang sehat jasmani dan rohani
5. Ibu yang berumur 20 tahun sampai 45 tahun
30
Kriteria eksklusi pada penelitian adalah sebagai berikut :
1. Ibu yang mempunyai balita dengan penyakit kongenital yang sudah didiagnosa
oleh dokter
Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus infinit dan finit
sebagai berikut :
Sampel Infinit :
n = (1,96)2 (0,167)(0,833)
(0,05)2
= 213,76 dibulatkan menjadi 214
Keterangan :
n = besar sampel
α = tingkat kemaknaan, ditetapkan sebesar 5%. Untuk nilai α sebesar 5%, nilai Zα
(derajat kesalahan) adalah 1,96
P =proporsi kejadian diare di Indonesia ditetapkan sebesar 16,7% berdasarkan data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2007
Q = Perkiraan jumlah balita yang tidak mengalami diare, didapatkan dari 1-P
d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki, ditetapkan sebesar 5%
n = Zα2 PQ
d2
31
Sampel finit :
= 214
1 + (214/280)
= 121,3 dibulatkan menjadi 121
Drop out sebesar 15 % maka besar sampel adalah 121 + (121×0,15) = 139,1
Jadi, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah minimal 139 sampel.
Keterangan :
N = Besar populasi, yang ditetapkan sebesar 280 dari data Puskesmas Pondok Labu
tahun 2011
n = Besar sampel yang diteliti
Cara pemilihan sampel berdasarkan simple random sampling dan cluster
random sampling dengan cara memilih ibu yang sesuai dengan kriteria inklusi di
kelurahan yang ada di Kecamatan Grogol. Ada tujuh kelurahan yang ada di
Kecamatan Grogol Petamburan yaitu kelurahan Tomang, kelurahan Grogol,
kelurahan Jelambar, kelurahan Jelambar baru, kelurahan Wijaya Kusuma, kelurahan
Tanjung Duren Utara, dan kelurahan Tanjung Duren Selatan. Secara cluster random
sampling dari 7 kelurahan ini akan dipilih 3 kelurahan dengan jumlah balita
terbanyak. Dari setiap tiga kelurahan akan dipilih 5 RW. Setiap RW akan dipilih 2
RT. Secara simple random sampling dipilih ibu yang memenuhi kriteria inklusi pada
setiap RT kemudian dihitung secara proporsional untuk mencukupi jumlah sampel.
n = n0
1 + (n0/N)
32
Cluster random sampling
Cluster random sampling
Simple random sampling
Gambar 3. Metode pengumpulan sampel
4.4 Bahan dan instrument penelitian
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh
melalui kuesioner dan sekunder dari data jumlah balita yang menderita diare di
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan.
Kuesioner penelitian peneliti diambil dari penelitian Widya Ayu Permata yang
berjudul Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu terhadap
Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Labu Jakarta Selatan tahun
2011. Ada tiga bagian dalam kuesioner yaitu bagian pengetahuan, sikap, dan
perilaku.
Ibu sesuai dengan kriteria inklusi di
Kecamatan Grogol Petamburan
Kel. G Kel. F Kel. E Kel. D Kel. C Kel. B Kel. A
5RW 5RW 5 RW
10 RT 10 RT 10 RT
Ibu
dengan
kriteria
inklusi
Ibu
dengan
kriteria
inklusi
Ibu
dengan
kriteria
inklusi
33
Untuk skor di bagian pengetahuan, jawaban”ya” diberi nilai 1 dan “tidak”
diberi nilai 0. Pengkategorian dari hasil penjumlahan skor dari 15 pernyataan.
Jumlah skor 8 sampai 15 dikategorikan baik sedangkan jika jumlah skor 0 sampai 7
dikategorikan rendah.
Bagian sikap, jawaban “setuju” diberi nilai 1 “tidak setuju” diberi nilai 0.
Pengkategorian dari hasil penjumlahan skor dari 10 pernyataan. Jumlah skor 6 sampai
10 dikategorikan baik sedangkan jika jumlah skor 0 sampai 5 dikategorikan tidak
baik.
Bagian perilaku, , jawaban “ya” diberi nilai 1 “tidak” diberi nilai 0.
Pengkategorian dari hasil penjumlahan skor dari 10 pernyataan. Jumlah skor 6 sampai
10 dikategorikan baik sedangkan jika jumlah skor 0 sampai 5 dikategorikan tidak
baik.
4.5 Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan
bivariat.
4.5.1 Analisis univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat penyajian distribusi frekuensi dari
seluruh data yang diteliti. Data yang diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi berdasarkan masing-masing variabel untuk persentase.
Persentase distribusi frekuensi masing-masing variabel dihitung dengan
memakai rumus sebagai berikut:
%100n
xf
Keterangan :
f = frekuensi
x = jumlah yang didapat (variabel yang diteliti)
34
n = jumlah populasi
Salah satu tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi diare
akut pada balita di Kecamatan Grogol Petamburan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus ini.
4.5.2 Analisis bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
variabel bebas dan variabel tergantung. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data
dengan menggunakan uji Chi-square karena variabel bebas dan tergantung termasuk
dalam jenis variabel kategorik.
Adapun rumus uji Chi Square adalah :
X2 =
E
EO2
X2 = Kai Kuadrat
O (Observed) = Nilai observasi
E (Expected) = Nilai harapan
Hasil akhir uji statistik adalah untuk mengetahui apakah keputusan uji
Hipotesis ditolak atau diterima. Untuk menguji kemaknaan hubungan, digunakan
tingkat kepercayaan 95 % dimana nilai p pada tingkat kepercayaan 95 % sebagai
berikut:
1. P > 0,05 menunjukkan hasil tidak bermakna/ berhubungan (Hipotesis ditolak)
2. P < 0,05 menunjukkan hasil bermakna/ berhubungan (Hipotesis diterima).
Data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan
komputer melalui tahapan editing, coding, processing, cleaning.
1.Editing
Dalam tahap ini data yang dikumpulkan dilakukan pengecekan terhadap
kelengkapannya.
35
2. Coding
Yaitu melakukan pengkodean terhadap beberapa variabel yang akan diteliti.
Coding mempermudah pada saat analisa data dan entry data.
3. Processing
Processing dilakukan dengan cara memindahkan data dari data rekam medik ke
paket komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistical For Social Science )
versi 17.0.
4 .Cleaning
Yaitu Pembersihan data, yang merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah dimasukkan, karena kesalahan dapat terjadi saat memindahkan data pada komputer.
4.6 Alur kerja penelitian
Rumus ini dapat digunakan untuk mencapai tujuan umum yaitu mengetahui
hubungan perilaku ibu dengan kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol
Petamburan yang dijabarkan dalam tujuan khusus. Tujuan khusus penelitian ini
adalah mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada balita
di Kecamatan Grogol Petamburan, mengetahui hubungan sikap ibu dengan kejadian
diare akut pada balita di Kecamatan Grogol Petamburan, dan mengetahui hubungan
tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol
Petamburan
36
Gambar 4. Alur kerja Penelitian
4.7 Etika penelitian
Protokol dari penelitian ini telah memperoleh kelayakan etik (ethical clearance)
dari Komisi Etik Riset Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Surat permohonan
izin dan proposal penelitian juga diajukan terlebih dahulu ke pihak kepala
KESBANGPOL Jakarta Barat, kepala SUDINKES Jakarta Barat, dan kepala
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan untuk memperoleh izin resmi dari instansi
terkait sebelum pengambilan data jumlah balita yang mengalami kejadian diare di
Kecamatan Grogol Petamburan.
Kuesioner yang dibagikan kepada responden harus memenuhi syarat sudah
mengisi informed concent, anonymity, dan confidentiality. Informed concent adalah
Mendapatkan surat perizinan dari kepala
KESBANGPOL Jakarta Barat
Mendapatkan surat perizinan dari
kepala SUDINKES Jakarta Barat
Mendapatkan data sekunder dari
Puskesmas Kecamatan Grogol
Petamburan
Data primer dari kuesioner yang ditujukan pada Ibu yang
memiliki balita di Kecamatan Grogol Petamburan dan
memenuhi kriteria inklusi
Analisa data
37
lembar persetujuan yang akan diberikan responden yang akan diteliti dan memenuhi
kriteria inklusi dan disertai judul penelitian, manfaat penelitian dan dampak
penelitian. Anonymity untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama
responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode. Confidentiality kerahasiaan
informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang
dilaporkan hasil penelitian
4.8 Penjadwalan Penelitian
Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama delapan
bulan, sejak bulan Juli 2013 sampai dengan bulan Januari 2014
Gambar 5. Penjadwalan penelitian
No Tahapan
Kegiatan
Waktu pelaksanaan
Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Jan
1 Persiapan
2 Observasi
3 Pengumpulan
data
4 Pengolahan
dan analisis
data
5 Konsultasi
38
BAB V HASIL
5.1 Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik
observasional dengan pendekatan potong silang. Ada pun kendala yang didapatkan
adalah subjek penelitian susah dikumpulkan sehingga waktu yang digunakan untuk
mengumpulkan data lebih lama.
5.2 Lokasi dan waktu penelitian.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Grogol Petamburan dengan
mengambil tiga kelurahan sebagai tempat penelitian yaitu Kelurahan Jelambar,
Kelurahan Tanjung Duren Utara, dan Kelurahan Tomang. Penelitian ini bekerjasama
dengan beberapa posyandu setempat yang berada di setiap kelurahan. Penelitian ini
dilakukan mulai bulan Oktober 2013 sampai bulan Januari 2014. Pengambilan data
melalui wawancara kepada responden di tiap posyandu dilakukan dalam satu hari
saja.
5.3 Sampel penelitian
Di Puskesmas Grogol Petamburan sepanjang tahun 2013 terdapat 426 kejadian
diare pada anak balita. Melalui perhitungan sampel dan drop out didapatkan 165
sampel. Sebanyak 220 lembar kuesioner dibagikan pada responden yang mendatangi
posyandu yang sudah diseleksi terlebih dahulu melalui wawancara singkat untuk
menyesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 220 kuesioner yang
dibagikan, kuesioner yang dikembalikan sebanyak 165 kuesioner sisanya sebanyak
55 kuesioner tidak dikembalikan karena kendala waktu.
Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus infinit dan finit
sebagai berikut :
39
Sampel Infinit :
n = (1,96)2 (0,167)(0,833)
(0,05)2
= 213,76 dibulatkan menjadi 214
Keterangan :
n = besar sampel
α = tingkat kemaknaan, ditetapkan sebesar 5%. Untuk nilai α sebesar 5%, nilai Zα
(derajat kesalahan) adalah 1,96
P =proporsi kejadian diare di Indonesia ditetapkan sebesar 16,7% berdasarkan data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2007
Q = Perkiraan jumlah balita yang tidak mengalami diare, didapatkan dari 1-P
d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki, ditetapkan sebesar 5%
Sampel finit :
= 214
1 + (214/426)
= 142,66 dibulatkan menjadi 143
Drop out sebesar 15 % maka besar sampel adalah 143 + (143×0,15) = 165
Jadi, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah minimal 165 sampel.
n = Zα2 PQ
d2
n = n0
1 + (n0/N)
40
Keterangan :
N = Jumlah kejadian diare di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan sepanjang
tahun 2013
n = Besar sampel yang diteliti
5.4 Metode pengumpulan sampel.
Untuk mengumpulkan sampel subjek penelitian, penelitian dilakukan di
posyandu setiap RW (rukun warga) yang diadakan oleh puskesmas. Dari setiap tiga
kelurahan akan diambil 3 RW untuk dijadikan tempat penelitian. Sehingga jumlah
RW yang dijadikan tempat penelitian berjumlah 9 RW dengan masing- masing
jumlah sampel minimal 18 orang. Pemilihan RW yang dijadikan tempat penelitian
menggunakan metode cluster random sampling. Sedangkan untuk pemilihan subjek
penelitian dari tiap RW menggunakan metode simple random sampling. Upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan minat subjek berpartisipasi yaitu dengan pemberian
bingkisan setelah subjek penelitian mengisi lembar kuesioner.
41
Cluster random
sampling
Simple random
sampling
Gambar 6. Metode pengumpulan sampel
5.5 Bahan dan cara pengambilan data sampel penelitian.
Pengambilan data penelitian ini menggunakan kuesioner penelitian terdahulu
yaitu kuesioner penelitian Widya Ayu Permata yang berjudul Hubungan
Karakteristik, Pengetahuan, Sokap, dan Perilaku Ibu terhadap Kejadian Diare di
Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Labu Jakarta Selatan tahun 2011.(33)
Cara pengambilan data, pertama pasien ditanya mengenai identitas dan
kriteria inklusi serta ekslusi, setelah itu wawancara dengan menggunakan kuosioner.
Terdapat kendala dalam pengambilan data berupa penggunaan beberapa kalimat
dalam kuesioner yang susah dimengerti oleh subjek penelitian.
Ibu sesuai dengan kriteria inklusi di Kecamatan Grogol Petamburan
Kel.
Tomang Kel.
Tanjung Duren
Utara
Kel.
Jelambar
RW 1
RW 2
RW 3
RW 1
RW 2
RW 5
RW 3
RW 4
RW 8
Ibu dengan kriteria inklusi
42
5.6 Alur kerja penelitian
Bagan ini peneliti gunakan untuk mencapai tujuan umum yaitu mengetahui
hubungan perilaku ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada anak balita di
Kecamatan Grogol Petamburan yang dijabarkan dalam tujuan khusus. Tujuan khusus
penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang diare dengan
kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol Petamburan, mengetahui
hubungan sikap ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada balita di
Kecamatan Grogol Petamburan, mengetahui hubungan tindakan ibu tentang diare
dengan kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol Petamburan, mengetahui
hubungan umur ibu dengan kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol
Petamburan mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada
balita di Kecamatan Grogol Petamburan.
Pelaksanaan kegiatan penelitian berbeda dengan perencanaan yaitu setelah
meminta data dari puskesmas kemudian pengambilan data dilakukan di posyandu
yang terlebih dahulu harus mendapatkan izin dari kelurahan setempat. Izin yang
didapatkan untuk melakukan penelitian di posyandu adalah secara lisan dengan syarat
penelitian ini tidak boleh mengganggu rangkaian kegiatan posyandu.
5.7 Karakteristik dasar ibu
Tabel 6. Karakteristik dasar ibu
Karakteristik dasar jumlah persentase
Usia ibu
20 sampai 30 tahun 113 68,5%
30 sampai 40 tahun 52 31,5%
40 sampai 45 tahun 0 0%
Pendidikan
SD, SMP 70 42,4%
SMA 91 55,2%
43
Perguruan tinggi 4 2,4%
Pekerjaan
Ibu rumah tangga 124 75,1%
Buruh 11 6,7%
Pegawai swasta 26 15,8%
Pegawai negeri 4 2,4%
Pengetahuan
Baik 66 40%
Rendah 99 60%
Sikap
Baik 58 35,2%
Tidak baik 107 64,8%
Tindakan
Baik 100 60,6%
Tidak baik 65 39,4%
Dari tabel di atas didapatkan umur ibu yang menjadi subjek penelitian sebagian besar
adalah ibu yang berusia 20 sampai 30 tahun dengan jumlah 113 orang ibu (68,5%).
Untuk pendidikan ibu, SMA merupakan sebagian besar pendidikan ibu yang menjadi
subjek penelitian yaitu 91 orang ibu (55,2%). Untuk jenis pekerjaan, sebagaian besar
responden adalah ibu rumah tangga(75,1%). Untuk pengetahuan ibu mengenai diare,
diperoleh data ibu yang berpengetahuan rendah sebanyak 107 orang ibu (64,8%)
sedangkan yang berpengetahuan baik hanya 58 orang ibu(35,2%). Untuk sikap ibu
mengenai diare diperoleh data ibu yang bersikap tidak baik sebanyak 99 orang ibu
(60%) sedangkan yang bersikap baik hanya 66 orang ibu(40%) Untuk tindakan ibu
mengenai diare diperoleh data ibu yang bertindakan tidak baik sebanyak 65 orang
ibu(39,4%) sedangkan yang bertindakan baik 100 orang ibu(60,6%).
44
5.8 Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di
Kecamatan Grogol Petamburan
Tabel 7. Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di
Kecamatan Grogol Petamburan
pengetahuan diare akut Jumlah persentase P signifikasi
ya Tidak
Baik 31 35 66 40% 0,000
Rendah 77 22 99 60%
Dari tabel di atas dapat terlihat terdapat 165 responden yang terbagi menjadi dua
kelompok pengetahuan ibu terhadap diare akut pada balita. Kelompok pertama
tergolong berpengetahuan baik dengan jumlah responden 66 orang ibu(40%).
Kelompok kedua berpengetahuan rendah dengan jumlah responden 99 orang ibu
(60%) . Pada kelompok pertama, sebanyak 31 orang ibu yang memiliki anak
mengalami diare akut sedangkan pada kelompok kedua, sebanyak 77 orang ibu yang
memiliki anak mengalami diare akut. Dari uji chi-square didapat p = 0,000 (p <
0,05) maka terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan
kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan.
45
5.9 Hubungan sikap ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan
Grogol Petamburan
Tabel 8. Hubungan sikap ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di
Kecamatan Grogol Petamburan
Sikap diare akut jumlah persentase P signifikasi
ya tidak
Baik 32 26 58 35,2% 0, 041
Tidak baik 76 31 107 64,8%
Dari tabel di atas dapat terlihat terdapat 165 responden yang terbagi menjadi dua
kelompok sikap ibu terhadap diare akut pada balita. Kelompok pertama tergolong
bersikap baik dengan jumlah responden 58 orang ibu ( 35,2 %). Kelompok kedua
bersikap tidak baik dengan jumlah responden 107 orang ibu (64,8%) . Pada kedua
kelompok, sejumlah 108 orang ibu balita yang yang memiliki anak balita mengalami
diare akut. Kelompok pertama berjumlah 32 orang ibu dan kelompok kedua
berjumlah 76 orang ibu yang memiliki anak terkena diare akut . Dari uji chi-square
didapat p = 0,041 (p < 0,05) maka terdapat hubungan yang bermakna antara sikap
ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan.
46
5.10 Hubungan tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di
Kecamatan Grogol Petamburan
Tabel 9. Hubungan tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di
Kecamatan Grogol Petamburan
tindakan Diareakut Jumlah persentase P signifikasi
ya tidak
Baik 69 31 100 60,6% 0,235
Tidak baik 39 26 65 39,4%
Dari tabel di atas dapat terlihat terdapat 165 responden yang terbagi menjadi dua
kelompok tindakan ibu terhadap diare akut pada balita. Kelompok pertama tergolong
dalam tindakan yang baik dengan jumlah responden 100 orang ibu ( 60,6 %).
Kelompok kedua tindakan yang tidak baik dengan jumlah responden 65 orang ibu
(39,4%) . Kelompok pertama sejumlah 69 orang ibu yang memiliki anak balita
mengalami diare akut sedangkan kelompok kedua sejumlah 39 orang ibu yang
memiliki anak balita mengalami diare akut. Dari uji chi-square didapat p = 0,235 (p
> 0,05) maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tindakan ibu dengan
kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan.
47
5.11 Hubungan umur ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan
Grogol Petamburan
Tabel 10 Hubungan umur ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di
Kecamatan Grogol Petamburan
Umur ibu diare akut jumlah persentase P signifikasi
Ya tidak
20 - 30 tahun 71 42 113 68,5% 0,296
30 - 40 tahun 37 15 52 31,5%
Dari tabel di atas dapat terlihat terdapat 165 responden yang terbagi menjadi dua
kelompok usia ibu. Kelompok pertama berusia 20 sampai 30 tahun dengan jumlah
responden 113 orang ibu ( 68,5%). Kelompok kedua berusia 30 sampai 40 tahun
dengan jumlah responden 52 orang ibu (31,5%) . Pada kedua kelompok, sejumlah
108 orang ibu balita yang anak balitanya mengalami diare akut. Kelompok pertama
berjumlah 71 orang ibu dan kelompok kedua berjumlah 37 orang ibu Dari uji chi-
square didapat p = 0,296 (p > 0,05) maka tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara usia ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol
Petamburan.
48
5.12 Hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di
Kecamatan Grogol Petamburan
Tabel 11 Hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di
Kecamatan Grogol Petamburan
Pendidikan diareakut jumlah persentase P signifikasi
ya tidak
SD, SMP 66 4 70 42,4% 0,000
SMA, SMK 41 50 91 55,2%
Perguruan tinggi 1 3 4 2,4%
Dari tabel di atas dapat terlihat terdapat 165 responden yang terbagi menjadi tiga
kelompok pendidikan ibu. Kelompok pertama pendidikan terakhir SD atau SMP
dengan jumlah responden 70 orang ibu ( 42,4 %). Kelompok kedua berpendidikan
SMA atau SMK dengan jumlah responden 91 orang ibu (55,2 %) . Kelompok ketiga
pendidikan terakhir perguruan tinggi dengan jumlah responden 4 orang ibu(2,4%).
Pada ketiga kelompok, sejumlah 108 orang ibu balita yang memiliki anak balita
mengalami diare akut. Kelompok pertama berjumlah 66 orang ibu, kelompok kedua
berjumlah 41 orang ibu sedangkan pada kelompok ketiga 1 orang ibu. Dari uji
kolmogorov- smirnov didapat p = 0,000 (p < 0,05) maka terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita
di Kecamatan Grogol Petamburan.
49
BAB VI PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai karakteristik dasar ibu yang menjadi
subjek penelitian. Selain itu akan dibahas tujuan pembuatan skripsi ini yaitu
hubungan antara perilaku ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada anak
balita di Kecamatan Grogol Petamburan. Perilaku terbagi menjadi tiga domain yaitu
pengetahuan, sikap, dan tindakan. Kemudian akan dibahas tujuan lainnya yaitu
hubungan umur dan tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian diare akut pada anak
balita. Kelemahan- kelemahan pada penelitian ini juga akan dibahas pada bab ini.
Berdasarkan hasil yang didapat dari 165 responden yang sesuai dengan
kriteria inklusi yaitu ibu yang bertempat tinggal di Kecamatan Grogol Petamburan,
dapat membaca dan menulis, sehat jasmani dan rohani, dan berumur 20 sampai 45
tahun maka didapatkan hasil mengenai karakteristik dasar responden dan tujuan pada
penelitian ini
Karakteristik dasar responden mencakup umur, pendidikan, jenis pekerjaan,
pengetahuan, sikap, dan tindakan,. Adapun hasil yang didapat adalah umur ibu yang
menjadi subjek penelitian sebagian besar adalah ibu yang berusia 20 sampai 30
tahun dengan jumlah 113 orang ibu (68,5%). Untuk pendidikan ibu, SMA
merupakan sebagian besar pendidikan ibu yang menjadi subjek penelitian yaitu 91
orang ibu (55,2%). Untuk jenis pekerjaan ibu, sebagaian besar responden adalah ibu
rumah tangga(75,1%). Untuk pengetahuan ibu mengenai diare, diperoleh data ibu
yang berpengetahuan rendah sebanyak 107 orang ibu (64,8%) sedangkan yang
berpengetahuan baik hanya 58 orang ibu(35,2%). Untuk sikap ibu mengenai diare
diperoleh data ibu yang bersikap tidak baik sebanyak 99 orang ibu (60%) sedangkan
yang bersikap baik hanya 66 orang ibu(40%) Untuk tindakan ibu mengenai diare
diperoleh data ibu yang bertindakan tidak baik sebanyak 65 orang ibu(39,4%)
sedangkan yang bertindakan baik 100 orang ibu(60,6%).
50
Berdasarkan data yang didapat dari 165 orang ibu dapat diketahui bahwa
untuk ibu yang berpengetahuan rendah dan anak balitanya mengalami diare akut
adalah 77 orang ibu sedangkan ibu yang berpengetahuan baik namun anak balitanya
mengalami diare akut adalah sebesar 31 orang ibu. Dari penelitian tersebut didapat
hasil uji Chi-square nilai p = 0,000 (p < 0,05) Hasil penelitian ini didukung oleh
beberapa penelitian terdahulu. Penelitian Widya Ayu Permata di daerah Jakarta
Selatan di mana didapatkan hasil pengetahuan ibu berhubungan dengan kejadian
diare pada anak balita.(33) Hasil penelitian yang serupa juga didapatkan oleh Wijaya
dan Khalili dkk (34,35) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang baik
dapat mendorong seseorang berperilaku dengan baik. Hasil penelitian ini
menunjukkan banyak ibu dengan pengetahuan rendah anak balitanya mengalami
diare akut. Hal ini dapat dipahami karena dengan tingkat pengetahuan yang rendah
mengenai definisi, cara penularan, manifestasi,dan penanganan,seorang ibu susah
untuk mencegah terjadinya penyakit diare akut pada anak balita. Berdasarkan hasil
penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol
Petamburan.
Sejumlah 108 orang ibu balita yang balitanya mengalami diare akut
didapatkan dari ibu yang bersikap baik sebanyak 32 orang ibu dan ibu yang bersikap
tidak baik sebanyak 76 orang ibu. Hasil uji Chi-square hubungan sikap ibu dengan
kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol Petamburan didapatkan nilai p
= 0,041 (p < 0,05) Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
beberapa yang menunjukkan adanya penurunan jumlah kejadian diare setelah
responden diberikan edukasi mengenai cara menyikapi diare pada anak balita.(10,36)
Hasil penelitian yang tidak serupa ditunjukkan oleh penelitian Widya Ayu.(33) Hasil
penelitian Widya Ayu menyatakan tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan
kejadian diare pada anak Balita di wilayah kerja puskesmas Pondok Labu Jakarta
51
Selatan. Hasil penelitian ini dapat berbeda disebabkan oleh karakteristik responden
di suatu daerah dengan daerah lain berbeda-beda . Sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai bentuk penghayatan terhadap
suatu objek. Sikap setiap orang terhadap suatu objek dapat berbeda- beda tergantung
dari pengetahuan, kepercayaan, emosi, dan lingkungan masing- masing. Berdasarkan
hasil penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara sikap ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol
Petamburan.
Berdasarkan data yang didapat dari 165 orang ibu dapat diketahui bahwa
untuk ibu yang tindakannya tergolong tidak baik dan anak balitanya mengalami diare
adalah 39 orang ibu sedangkan ibu yang bersikap baik dan anak balitanya
mengalami diare adalah sebesar 69 orang ibu. Dari penelitian tersebut didapat hasil
uji Chi-square nilai p = 0,235 atau (p > 0,05). Dari hasil penelitian Widya Ayu juga
didapatkan hasil yang sama.(33) Hasil ini berbeda dari penelitian sebelumnya yang
menyatakan ada hubungan antara tindakan ibu dengan kejadian diare pada anak
balita.(36) Hasil penelitian ini dapat berbeda dikarenakan metode yang digunakan
adalah studi intervensi yang dilakukan pengambilan data lebih dari satu kali.
Tindakan adalah suatu sikap yang sudah terwujud. Namun dalam prakteknya
seseorang bisa saja bertindakan posisitif meskipun pengetahuan dan sikapnya masih
negatif. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan tindakan masyarakat di
Kecamatan Grogol Petamburan sudah mendukung adanya angka kejadian diare akut
pada balita yang menurun karena tindakan kehidupan sehari- hari yang sudah baik.
Berdasarkan penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di
Kecamatan Grogol Petamburan
Hasil penelitian umur ibu terhadap kejadian diare akut pada anak balita dibagi
beberapa kelompok umur ibu. Kelompok pertama berusia 20 sampai 30 tahun
dengan jumlah responden 113 orang ibu Kelompok kedua berusia 30 sampai 40 tahun
52
dengan jumlah responden 52 orang ibu. Kelompok ketiga berusia 40 sampai 45 tahun
tanpa adanya responden. Pada ketiga kelompok, sejumlah 108 orang ibu balita yang
balitanya mengalami diare akut. Kelompok pertama berjumlah 71 orang ibu,
kelompok kedua berjumlah 37 orang ibu sedangkan pada kelompok ketiga tidak ada
responden Berdasarkan hasil uji chisquare yang didapat dari 165 responden ini
mengenai hubungan usia ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita didapatkan
hasil p=0.296 Hal ini sesuai dengan penelitian Widya Ayu dan Wijaya yang
menyatakan hal yang sama.(33,34) Namun penelitian dari Khalili menyatakan bahwa
ada hubu Umur responden terbanyak adalah 20 sampai 30 tahun. Hal ini dapat
dimengerti karena umur 20 sampai 30 tahun, merupakan usia subur seorang ibu.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan tidak terdapat
hubungan antara usia ibu dengan kejadian diare anak balita di Kecamatan Grogol
Petamburan
Hasil penelitian tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian diare akut pada
anak balita dibagi beberapa kelompok tingkat pendidikan ibu Kelompok pertama
pendidikan terakhir SD atau SMP dengan jumlah responden 70 orang ibu. Kelompok
kedua berpendidikan SMA atau SMK dengan jumlah responden 91 orang ibu.
Kelompok ketiga pendidikan terakhir perguruan tinggi dengan jumlah responden 4
orang ibu. Kelompok pertama berjumlah 66 orang ibu yang anak balitanya menderita
diare akut, kelompok kedua berjumlah 41 orang ibu yang anak balitanya menderita
diare akut sedangkan pada kelompok ketiga 1 orang ibu yang anak balitanya
menderita diare akut. Berdasarkan hasil uji chisquare yang didapat hasil p= 0.000.(33)
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widya Ayu. Pendidikan
merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang. Pendidikan
masyarakat yang rendah menjadikan mereka sulit memahani pentingnya kebersihan
perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular,
yang salah satunya adalah diare. Pendidikan yang tinggi juga akan mendorong
seseorang mencari perawatan dan informasi untuk mengatasi masalah diare akut
53
pada anak balita. Berdasarkan penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan
terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita
di Kecamatan Grogol Petamburan
Kelemahan penelitian ini adalah masih banyak faktor yang mempengaruhi
diare akut pada balita. Faktor lain seperti musim dan lingkungan rumah juga dapat
berpengaruh terhadap kejadian diare akut pada balita. Dari segi metode penelitian,
peneliti hanya menggunakan metode potong silang saja yang di mana pengambilan
data dengan wawancara secara singkat sehingga jawaban ibu berpotensi untuk tidak
objektif. Pengisian data oleh subjek penelitian dilakukan secara berkelompok
sehingga kemungkinan bukan jawaban murni dari masing- masing subjek penelitian.
54
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan:
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada anak
balita di Kecamatan Grogol Petamburan
2. Terdapat hubungan antara sikap ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita
di Kecamatan Grogol Petamburan
3. Tidak terdapat hubungan antara tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada anak
balita di Kecamatan Grogol Petamburan
4. Tidak terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian diare akut pada anak
balita di Kecamatan Grogol Petamburan
5. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak
balita di Kecamatan Grogol Petamburan
7.2 Saran
7.2.1 Ilmu pengetahuan
Dengan adanya hasil penelitian ini, diharap dapat menambah referensi
mengenai perilaku ibu yang berpengaruh terhadap diare akut pada anak balita.
Kuesioner penelitian diharapkan dapat dikembangkan lebih teliti dengan
mengikutsertakan kondisi terkini di Jakarta seperti banjir, musim hujan, dll sehingga
memberi gambaran lebih akurat mengenai perilaku ibu yang berpengaruh terhadap
kejadian diare akut pada anak balita.
7.2.2Masyarakat
Perlunya kesadaran diri untuk menambah pengetahuan dan merubah sikap
terhadap cara penanganan diare akut pada anak balita. Banyak kegiatan yang sudah
dilakukan oleh pemerintah untuk menambah wawasan ibu mengenai masalah
55
kesehatan anak seperti kegiatan posyandu dan penyuluhan. Sebaiknya kegiatan yang
dilaksanakan ini diikuti oleh masyarakat guna merubah pola perilaku masyarakat
dalam mencegah dan menangani kejadian diare akut pada anak balita.
7.2.3 Profesi
Setelah diketahui rendahnya pengetahuan dan sikap ibu terhadap diare akut
pada anak balita, maka diharapkan adanya sosialisasi atau penyuluhan untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap kejadian diare akut pada anak
balita.
56
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organisation. Diarrhoea: Why children are still dying and what can
be done. Available at:
http://www.unicef.org/media/files/Final_Diarrhoea_Report_October_2009_final.
pdf. Accessed July 1, 2013
2. Boschi-Pinto C, Velebit L, Shibuya K . Estimating child mortality due to
diarrhoea in developing countries. Bull World Health Organ 2008; 86: 710–717.
3. Kementerian Kesehatan RI. Buletin jendela dan data dan informasi kesehatan:
situasi diare di Indonesia.
http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdf.Accessed
July 1, 2013
4. Liu L, Johnson HL, Cousens S, Perin J, Scott S, Lawn JE, dkk. Child Health
Epidemiology Reference Group of WHO and UNICEF : Global, regional, and
national causes of child mortality: an updated systematic analysis for 2010 with
time trends since 2000. Lancet 2012;379:2151-61.
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Republik
Indonesia 2010. Available at: http://www.depkes.go.id/Accessed July 1, 2013
6. Haque R, Mondal D, Akther S, Farr BM, Sack RB, Kirkpatrick, et
all. Epidemiologic and Clinical Characteristics of Acute Diarrhea with Emphasis
on Entamoeba histolystica Infection in Preschol Children in an Urban Slum of
Dhaka Bangladesh. Am J Trop Med Hyg 2003;69: 398-405
7. Yilgwan, Okolo S. Prevalence of diarrhea disease and risk factors in Jos
University Teaching Hospital, Nigeria.. An Afr Med 2012: 217-21
8. Colombara DV, Cowgill KD, Faruque ASG. Risk Factors for Severe Cholera
among Children under Five in Rural and Urban Bangladesh, 2000–2008:
AHospital-Based Surveillance Study. PLOS ONE 2008; 8
doi.10.1371/journal.pone.0054395
57
9. Trung Vu Nguyen, Phung Le Van, Chinh Le huy, Khanh Nguyen Ghia,
Wientraub A. Etiology and epidemiology of diarrhea in children in Hanoi,
Vietnam. J Infect Dis 2006; 10: 298-308
10. Sheth M, Obrah M.Diarrhea prevention through food safety education Indian J
Pediatr 2004;71: 879-882
11. Montgomery MA. Water and Sanitation in DevelopingCountries: Including
Health in the Equation Millions suffer from preventable illnesses and die every
year. Available at: http://ouruf.org/d/grad/Montgomery%20-
%20Water%20and%20Sanitation%20Developing%20Countries.pdf Accessed on
July 1, 2013
12. Fewtrell L., et al., Water, Sanitation, and Hygiene Interventions to Reduce
Diarrhoea in Less Developed Countries: A systematic review and meta-analysis,
Lancet 2005;5: 42-52
13. Morrow AL, Ruiz-Palacios GM, Xi Jiang, Newburg DS. Human-Milk Glycans
That Inhibit Pathogen Binding Protect Breast-feeding Infants against Infectious
Diarrhea J. Nutr. 2005; 135 : 1304-1307
14. Quigley MA, Kelly YJ. Sacker A. Breastfeeding and Hospitalization for Diarrheal
and Respiratory Infection in the United Kingdom Millennium Cohort Study.
PEDIATRICS 2007; 119: e837 -e842
15. Checkley, W., et al. Effects of Acute Diarrhea on Linear Growth in Peruvian
Children, AM J EPIDEMIOL 2003; 157: 166-175
16. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar: Gasteroenterologi- Hepatologi. Dalam:
Bambang Subagyo. Diare Akut. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.;2010.hal 87 – 120
17. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatric. In:
Synder JD. Gasterornteritis. New Delhi: Lajpat Nagar-IV; 2006.p.1272-6.
18. Trung Vu Nguyen, Phung Le Van, Chinh Le huy, Khanh Nguyen Ghia,
Wientraub A. Diarrhea Caused by Rotavirus in Children Less than 5 Years of Age
in Hanoi, Vietnam J. Clin. Microbiol. 2004; 42 : 5745-5750
58
19. Wilhelmi, Sanchez-Fauquier A. Viruses causing gastroenteritis. Clin. Microbiol.
Infect. 2003; 9:247-262.
20. Olesen B, Neimann J, Nottiger B, ethelberg S, Schiellerup P, Jensen C, et al.
Etiology of Diarrhea in Young Children in Denmark: a Case-Control Study J.
Clin. Microbiol. 2005; 43: 3636-41
21. Parashar UD, Hummelman EG, Bresee JS, Miller MA, Glass RI. Global Illness
and Deaths Caused by Rotavirus Disease in Children. Emerg Infect Dis. 2003 ; 9 :
565–72
22. Fischer Walker CL, Sack D, Black RE. Etiology of Diarrhea Older Children,
Adolescents andAdults: A Systematic Review. PLoS Negl Trop Dis 4: e768.
Doi.10.1371/journal.pntd.0000768
23. Sherchand J. B., Yokoo M., Sherchand O., Pant A. R., Nakagomi O.Burden of
enteropathogens associated diarrheal diseases in children hospital, Nepal. Sci
World 2009; 7 : 71-75.
24. Ansari S, Scherchand JB, Rijal BP, Parajuli K, Ishra SK, Dahal RK, et al.
Characterization of rotavirus causing acute diarrhoea in children in Kathmandu,
Nepal, showing the dominance of serotype G12. J Med Microbiol 2013; 62 : 114-
120
25. Matan shelomi. Bergmann’s rule. Available at: http://phys.org/news/2012-11-
bergmann-size.html Accesed on July 5 2013
26. World Health Organisation. Pelayanan Kesehatan anak di Rumah Sakit. Jakarta:
Bina Mulia;2009, hal.131-55
27. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Caulfield LE, de Onis M, Ezzati M, Mathers C,
Rivera J. Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and
health consequences. Lancet 2008; 371:243-260
28. Caulfield LE. Undernutrition as an underlying cause of child death assocoated
with diarrhea, pneumonia, malaria, and measles. Am J Clin Nutr Juy 2004; 80
193- 198
59
29. Brown HK. Diarrhea and Malnutrit ion. J. Nutr.2003;133:328S-332S
30. Jiraphongsa C, Breese CS, Pongsuwanna Y, et al. Epidemiology and
burden of rotavirus in Thailand: results of sentinel surveillance. J Infect
Dis 2005; 192:87–93
31. Soenarto Y, Aman AT, Bakri A, Waluya H, Firmansyah A, Kadim M, Martiza I,
et al. .Burden of severe rotavirus diarrhea in indonesia. J Infect Dis 2009:200 doi.
10.1086/605338
32. Efendi E. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika;2009.
Hal. 101- 4
33. Widya Ayu Permata. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Ibu terhadap Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Labu Jakarta
Selatan tahun 2011. Available at:
http://www. library.upvnj.ac.id/pdf/4s1kesmas/207313040/Awal.pdf
http://www. library.upvnj.ac.id/pdf/4s1kesmas/207313040/Abstrak.pdf
http://www. library.upvnj.ac.id/pdf/4s1kesmas/207313040/Bab 3.pdf
http://www.library.upvnj.ac.id/pdf/4s1kesmas/207313040/Bab 4.pdf
Accessed on Juli 2013
34. Wijaya. Faktor Risiko Kejadian Dare Balita di Sekitar TPS Banaran Kampus
Universitas Negeri Semarang. Available at:
https://www.google.com/webhp?source=search_app#fp=75f9dcc692d7da89&q=skrip
si+diare+TPS+banaran Accesed July 2013
35. Khalili M, Mirshahi M, Zarghami A, Rajabnia Chenari M, Farahmand
F. Maternal Knowledge and Practice Regarding Childhood Diarrhea and Diet
in Zahedan, Iran. Health Scope. 2013; 2(1).
36. Ansari M, Shankar Mothers’ Knowledge, Attitude and Practice
Regarding Diarrhea and its Management in Morang Nepal: An Interventional
Study PR Trop J Pharm Res,October 2012;11(5):847
60
LAMPIRAN
INFORMED CONSENT
Penjelasan mengenai penelitian
Penelitian mengenai hubungan perilaku ibu dengan kejadian diare akut pada
balita di Kecamatan Grogol Petamburan dapat memberikan pengetahuan pada ibu
mengenai perilaku ibu yang dapat menyebabkan kejadian diare akut pada balita.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan petunjuk kepada para ibu
sehingga dapat mencegah dan melakukan tindakan penanganan terhadap kejadian
diare akut pada balita.
Oleh karena itu peneliti mengharapkan ibu untuk ikut serta dalam penelitian
ini. Bila bersedia maka peneliti akan melakukan wawancara dan jika memenuhi
persyaratan maka akan diberikan sejumlah pertanyaan dan pernyataan dalam bentuk
kuesioner. Hasil dari kuesioner akan dijaga kerahasiaan identitas dari responden.
Pada pengisiian kuesioner, ada tiga bagian yaitu 20 pertanyaan mengenai
pengetahuan terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutu , 10 pernyataan mengenai
sikap, dan 10 pernyataan mengenai perilaku ibu.
Bila ada pertanyaan, ibu dapat menghubungi peneliti di nomor telepon
081318728652
Ibu bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini. Bila ibu bersedia ikut
dalam penelitian ini peneliti mohon untuk membubuhkan tanda tangan pada formulir
persetujuan di bawah ini.
Jakarta, …………........20…..
Fransisca Stephanie Wibisono
61
FORMULIR PERSETUJUAN
Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan telah saya pahami.
Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU untuk ikut dalam penelitian ini.
Nama peserta penelitian :
Tanda tangan :
Tanggal :
62
KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN
DIARE AKUT PADA BALITA DI KECAMATAN
GROGOL PETAMBURAN
A.Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan/pernyataan di bawah ini dengan baik dan benar berilah tanda (
V ) pada alternative jawaban yang ibu anggap benar
2. Untuk pertanyaan terbuka, jawablah pertanyaan dengan sesuai dengan yang ibu
ketahui dan singkat.
3. Partisipasi ibu sangat bermanfaat dalam penelitian ini dan saya ucapkan terima
kasih.
B. Indentitas responden
No responden : (diisi oleh peneliti)
Nama ibu :
Umur ibu :
Alamat :
Pendidikan terakhir ibu :
Pekerjaan ibu :
Jenis kelamin anak :
Umur anak :
63
C. Pengetahuan ibu terhadap kejadian diare akut pada balita
Pertanyaan terbuka seputar kejadian diare pada balita
1. Apakah anak balita ibu pernah mengalami diare?
2. Diare menyerang organ tubuh bagian apa?
3. Apa saja gejala diare?
4. Dari manakan ibu mendapat info tentang penyakit diare?
No Pernyataan ya tidak nilai
1. Diare merupakan penyakit yang tidak parah karena
diare dapat menyerang umur tertentu saja
2 Penyakit diare biasanya tidak ditandai dengan
keluarnya tinja lunak atau cair tiga kali atau lebih
dalam satu hari
3 Diare merupakan penyakit yang parah karena
berlangsung dalam waktu yang lama
4 Diare tidak dapat mengancam pertumbuhan dan
perkembangan gizi balita
5 Diare mudah menyerang pada balita karena
ditularkan lewat media yang dekat dengan manusia
6 Diare dapat tertular pada balita karena perilaku
keluarga yang tidak sehat
7 Diare dapat menyerang balita karena penggunaan air
minum yang tidak sehat
8 Diare dapat tertular pada balita karena tempat
64
pembuangan tinja yang tidak sehat
9 Balita dapat terserang diare karena diberi ASI oleh
ibu
10 Balita dapat terserang diare karena diberi susu
formula dengan botol susu yang tidak bersih
11 Balita di rumah dapat tertular diare karena ibu
mencuci tangan terlebih dahulu ketika akan memberi
makan pada balita
12 Diare dapat menyerang balita di rumah karena
kondisi lingkungan sekitar rumah tidak sehat
13 Diare dapat menimbulkan penyakit lainnya bagi
tubuh
14 Diare tidak bersifat fatal karena tidak menyebabkan
kematian
15 Penambahan cairan tubuh dengan oralit merupakan
salah satu upaya untuk pengobatan diare
Penilaian:
Jawaban “ya” diberi nilai 1 sedangkan jawaban”tidak” diberi nilai 0. Penjumlahan
dari 15 pernyataan. Dikategorikan baik jika nilai penjumlahannya 8 sampai 15
sedangkan dikategorikan rendah jika 0 sampai 7
65
D. Sikap ibu terhadap kejadian diare akut pada balita
No Pernyataan setuju tidak
setuju
nilai
1 Anak balita ibu mengalami buang air besar(BAB)
terus menerus dengan disertai mual muntah. Ibu
akan segera membawanya ke puskesmas terdekat
2 Ibu akan segera memberikan larutan oralit saat
anak balita buang air besar(BAB) terus menerus
disertai muntah
3 Memproses masakan dengan higienis dan tidak
meletakannya di tempat bersih dan tertutup
4 Ibu tetap memberikan ASI kepada balita yang
mengalami diare agar dapat menggantikan cairan
tubuh yang hilang
5 Ibu tidak menggantikan makanan balita dengan
makanan yang bertekstur lunak selama mengalami
diare
6 Ibu segera menghentikan pemberian oralit bila
diare sudah berhenti
7 Ibu akan tetap menggunakan oralit yang sudah
dibuat lebih dari 24 jam
8 Ibu membawa anak ke puskesmas lagi setelah
berobat, tetapi belum sembuh
9 Ibu lebih sering memberikan minum agar terhindar
66
dari kekurangan cairan
10 Ibu akan memberikan makanan yang dapat
merangsang usus untuk bekerja keras, seperti
makanan yang bertekstur keras dan mengandung
asam
Penilaian:
Jawaban “setuju” diberi nilai 1 sedangkan jawaban”tidak setuju” diberi nilai 0.
Penjumlahan dari 10 pernyataan. Dikategorikan baik jika hasil penjumlahannya 6
sampai 10 sedangkan dikategorikan tidak baik jika 0 sampai 5
E. Perilaku ibu terhadap pencegahan diare akut pada balita
No Pernyataan ya tidak nilai
1 Untuk keluarga, ibu selalu menyediakan air bersih
2 Untuk keluarga ibu sellau menyediakan air minum
yang sudah dimasak
3 Ibu selalu mencuci tangan sebelum memberi makan
pada anak
4 Ibu selalu mencuci tangan setelah buang air
besar(BAB)
5 Ibu mencuci tangan menggunakan sabun
6 Jika tangan ibu kotor karena bekerja, sedangkan
anak ibu menangis minta ASI atau susu formula
apakah ibu segera mencuci tangan?
67
7 Ibu mengajarkan anak untuk mencuci tangan
sebelum makan
8 Ibu memberikan makanan yang bergizi untuk
meningkatkan daya tahan tubuh (antibody) terhadap
penyakit
9 Ibu dan keluarga membuang sampah pada tempat
yang seharusnya
10 Ibu dan keluarga menggunakan jamban sehat
Penilaian:
Jawaban “ya” diberi nilai 1 sedangkan jawaban”tidak” diberi nilai 0. Penjumlahan
dari 15 pertanyaan. Dikategorikan baik jika nilai penjumlahannya 6 sampai 10
sedangkan dikategorikan tidak baik jika 0 sampai 5
Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini diambil dari kuesioner penelitian
Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu terhadap Kejadian
Diare pada Balita di wilayah Kerja Puskesmas Pondok Labu Jakarta Selatan tahun
2011 yang diteliti oleh Widya Ayu Permata.(33)
68
HASIL UNIVARIAT
usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20-30 tahun 113 68.5 68.5 68.5
30-40 tahun 52 31.5 31.5 100.0
Total 165 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD, SMP 70 42.4 42.4 42.4
SMA 91 55.2 55.2 97.6
Perguruan Tinggi 4 2.4 2.4 100.0
Total 165 100.0 100.0
sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 58 35.2 35.2 35.2
buruk 107 64.8 64.8 100.0
Total 165 100.0 100.0
69
pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 66 40.0 40.0 40.0
rendah 99 60.0 60.0 100.0
Total 165 100.0 100.0
tindakan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 100 60.6 60.6 60.6
buruk 65 39.4 39.4 100.0
Total 165 100.0 100.0
diare
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 108 65.5 65.5 65.5
tidak 57 34.5 34.5 100.0
Total 165 100.0 100.0
70
HASIL BIVARIAT
HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN DIARE
Crosstab
diare
Total ya tidak
usia 20-30 tahun Count 71 42 113
Expected Count 74.0 39.0 113.0
% of Total 43.0% 25.5% 68.5%
30-40 tahun Count 37 15 52
Expected Count 34.0 18.0 52.0
% of Total 22.4% 9.1% 31.5%
Total Count 108 57 165
Expected Count 108.0 57.0 165.0
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.091a 1 .296
Continuity Correctionb .754 1 .385
Likelihood Ratio 1.109 1 .292
Fisher's Exact Test .379 .193
Linear-by-Linear Association 1.084 1 .298
N of Valid Cases 165
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,96.
b. Computed only for a 2x2 table
71
Didapat p = 0,296 interpretasinya karena (p > 0,05) maka tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara usia ibu dengan kejadian diare.
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE
Crosstab
diare
Total ya tidak
pendidikan SD, SMP Count 66 4 70
Expected Count 45.8 24.2 70.0
% of Total 40.0% 2.4% 42.4%
SMA Count 41 50 91
Expected Count 59.6 31.4 91.0
% of Total 24.8% 30.3% 55.2%
Perguruan Tinggi Count 1 3 4
Expected Count 2.6 1.4 4.0
% of Total .6% 1.8% 2.4%
Total Count 108 57 165
Expected Count 108.0 57.0 165.0
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 45.376a 2 .000
Likelihood Ratio 52.289 2 .000
Linear-by-Linear Association 43.887 1 .000
N of Valid Cases 165
72
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 45.376a 2 .000
Likelihood Ratio 52.289 2 .000
Linear-by-Linear Association 43.887 1 .000
N of Valid Cases 165
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,38.
Keterangan : karena nilai EC yang < 5 = 33,3% maka syarat uji Chi square untuk hubungan
antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare tidak terpenuhi.
Sehingga digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov.
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Frequencies
diare N
pendidikan ya 108
tidak 57
Total 165
Test Statisticsa
pendidikan
Most Extreme Differences Absolute .541
Positive .541
Negative .000
Kolmogorov-Smirnov Z 3.304
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
73
Test Statisticsa
pendidikan
Most Extreme Differences Absolute .541
Positive .541
Negative .000
Kolmogorov-Smirnov Z 3.304
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: diare
Didapat p = 0,000 interpretasinya karena (p < 0,05) maka terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare
HUBUNGAN SIKAP DENGAN KEJADIAN DIARE
Crosstab
diare
Total ya tidak
sikap baik Count 32 26 58
Expected Count 38.0 20.0 58.0
% of Total 19.4% 15.8% 35.2%
buruk Count 76 31 107
Expected Count 70.0 37.0 107.0
% of Total 46.1% 18.8% 64.8%
Total Count 108 57 165
Expected Count 108.0 57.0 165.0
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%
74
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4.182a 1 .041
Continuity Correctionb 3.510 1 .061
Likelihood Ratio 4.124 1 .042
Fisher's Exact Test .059 .031
Linear-by-Linear Association 4.156 1 .041
N of Valid Cases 165
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,04.
b. Computed only for a 2x2 table
Didapat p = 0,041 interpretasinya karena (p < 0,05) maka terdapat hubungan yang
bermakna antara sikap dengan kejadian diare
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN DIARE
Crosstab
diare
Total ya tidak
sikap baik Count 31 35 66
Expected Count 43.2 22.8 66.0
% of Total 18.8% 21.2% 40.0%
rendah Count 77 22 99
Expected Count 64.8 34.2 99.0
% of Total 46.7% 13.3% 60.0%
Total Count 108 57 165
Expected Count 108.0 57.0 165.0
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%
75
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 16.622a 1 .000
Continuity Correctionb 15.288 1 .000
Likelihood Ratio 16.579 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 16.522 1 .000
N of Valid Cases 165
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22,80.
b. Computed only for a 2x2 table
Didapat p = 0,000 interpretasinya karena (p < 0,05) maka terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan kejadian diare
HUBUNGAN TINDAKAN DENGAN KEJADIAN DIARE
Crosstab
diare
Total ya tidak
tindakan baik Count 69 31 100
Expected Count 65.5 34.5 100.0
% of Total 41.8% 18.8% 60.6%
buruk Count 39 26 65
Expected Count 42.5 22.5 65.0
% of Total 23.6% 15.8% 39.4%
Total Count 108 57 165
Expected Count 108.0 57.0 165.0
% of Total 65.5% 34.5% 100.0%
76
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.411a 1 .235
Continuity Correctionb 1.041 1 .308
Likelihood Ratio 1.402 1 .236
Fisher's Exact Test .246 .154
Linear-by-Linear Association 1.403 1 .236
N of Valid Cases 165
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22,45.
b. Computed only for a 2x2 table
Didapat p = 0,235 interpretasinya karena (p > 0,05) maka tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara tindakan dengan kejadian diare
77
78
79
80
81
82
83
84
85