skripdi fransisca 03010109

100
i HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA ANAK BALITA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran FRANSISCA STEPHANIE WIBISONO NIM: 03010109 UNIVERSITAS TRISAKTI FAKULTAS KEDOKTERAN JAKARTA, FEBRUARI 2014

description

njjdjdjdk

Transcript of skripdi fransisca 03010109

Page 1: skripdi fransisca 03010109

i

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG DIARE

DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT

PADA ANAK BALITA

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

FRANSISCA STEPHANIE WIBISONO

NIM: 03010109

UNIVERSITAS TRISAKTI

FAKULTAS KEDOKTERAN

JAKARTA, FEBRUARI 2014

Page 2: skripdi fransisca 03010109

ii

Bidang Ilmu : Komunitas

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG

DIARE DENGAN KEJADIAN

DIARE AKUT PADA

ANAK BALITA

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

FRANSISCA STEPHANIE WIBISONO

NIM: 03010109

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA, FEBRUARI 2014

Page 3: skripdi fransisca 03010109

iii

PERSETUJUAN

Skripsi

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG DIARE

DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT

PADA ANAK BALITA

Nama mahasiswa : FRANSISCA STEPHANIE WIBISONO

NIM 03010109

Telah disetujui untuk diuji dihadapan

Tim Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Pada Hari ………. , Tanggal ……………. 2014

Pembimbing

Dr.dr, Maria Regina Rachmawati, Sp.KFR.

Page 4: skripdi fransisca 03010109

iv

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG DIARE

DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT

PADA ANAK BALITA

Nama mahasiswa : FRANSISCA STEPHANIE WIBISONO

NIM 03010109

Telah diuji dan disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Pada Hari ................, Tanggal ......... 20...

Pembimbing

Nama : ..................................

NIK : .................................. ……………………………

Penguji 1

Nama : ..................................

NIK : .................................. ……………………………

Penguji 2

Nama : ..................................

NIK : .................................. ……………………………

Jakarta, .................. 20....

Dekan FK Trisakti

Nama: ............................

NIK: ...............................

Page 5: skripdi fransisca 03010109

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fransisca Stephanie Wibisono

NIM : 03010109

Program Studi : Pendidikan Dokter Umum

Alamat Korespondensi : Jalan Tawakal V no 6, Grogol

Telepon / mobile : 081318728652

E-mail : [email protected]

Judul Skripsi : Hubungan Perilaku Ibu tentang Diare dengan Kejadian

Diare Akut pada Anak Balita

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar

merupakan hasil karya ilmiah saya sendiri. Skripsi ini belum pernah diajukan sebagai

suatu karya ilmiah untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau

keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan SK Permendiknas No. 17

tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat dimanfaatkan

sebagaimana mestinya.

Jakarta, Februari 2014

FRANSISCA STEPHANIE WIBISONO

NIM 03010109

Materai

Rp. 6.000

Page 6: skripdi fransisca 03010109

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat bimbingan-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul

“Hubungan Perilaku Ibu tentang Diare dengan Kejadian Diare Akut pada Anak

Balita”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi sebagian

persyaratan mencapai derajat Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran

Universitas Trisakti.

Peneliti menyadari sangat sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan proposal

skripsi ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

peneliti menyampaikan terima kasih kepada dr. Suriptiastuti, DAP&E, MS, Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti yang telah berjasa memberikan bantuan

baik berupa fasilitas dan berbagai sarana lainnya demi kelancaran proses pembuatan

proposal skripsi; Dr.dr Maria Regina Rachmawati, Sp.KFR, dosen pembimbing yang

telah berjasa memberikan bimbingan, petunjuk, kritikan dan saran dengan penuh

bijaksana, kesabaran dan tanggung jawab sehingga penyusunan proposal skripsi ini

dapat diselesaikan; Prof.DR.dr.Adi Hidayat, MS yang juga telah berjasa memberikan

bimbingan dan petunjuk; Keluarga dan orang tua yang selama ini terus memberikan

dorongan dan semangat untuk menyelesaikan penelitian ini; serta para sahabat yang

selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan proposal skripsi.

Peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat

baik untuk pendidikan maupun penerapan dalam kehidupan.

Jakarta, Februari 2014

Fransisca Stephanie Wibisono

Page 7: skripdi fransisca 03010109

vii

ABSTRAK

Hubungan perilaku ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada anak balita

Latar belakang Diare dikenal sebagai salah satu penyebab kematian dan kesakitan

anak balita di negara berkembang. Di Indonesia, diare menjadi penyebab utama

kematian dan kesakitan anak balita berdasarkan RISKERDAS tahun 2010. Tahun

2011, daerah Jakarta yang termasuk di dalamnya Grogol Petamburan terjadi 370.808

kasus diare pada anak balita. Kasus diare yang sering terjadi pada anak balita adalah

diare akut. Perilaku ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya diare pada anak

balita.

TujuanMengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, tindakan, umur, dan

pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Grogol Petamburan

MetodePenelitian dengan metode cross sectional ini dilaksanakan di Grogol

Petamburan. Penelitian ini menggunakan data dari 165 orang ibu yang sesuai dengan

kriteria inklusi. Setiap ibu akan ditanya 35 pertanyaan mengenai perilaku ibu tentang

diare. Analisa data menggunakan uji univariat, uji bivariat (chi square), dan uji

kolmogorov smirnov Tingkat kemaknaan yang digunakan adalah 0,005.

Hasil Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil pengetahuan p= 0,000 , sikap p=

0,0410, tindakan p= 0,235, umur p= 0,296 , and pendidikan p= 0,000

KesimpulanTerdapat hubungan antara perilaku ibu yaitu pengetahuan dan sikap

tentang diare dengan kejadian diare akut pada anak balita di Grogol Petamburan

Kata kunci: diare, perilaku ibu

Page 8: skripdi fransisca 03010109

viii

ABSTRACT

The association of maternal behaviour about diarrhea with the incidence of under-

five children’s accute diarrhea

BACKGROUND Diarrhea is recognized as a cause of childhood mortality and

morbidity in developing countries. In Indonesia, diarrhea become a leading cause of

chilhood mortality and morbidity based on RISKERDAS 2010. In 2011, Jakarta

which includes Grogol Petamburan was found 370. 808 of under- five children

diarrhea cases. Most of the cases is acute diarrhea . Maternal behaviour has an

important role in under- five children’s accute diarrhea.

OBJECT Studying the association of maternal knowledge, attitude, practice, age,

and education with the incidence of under- five children’s acute diarrhea in Grogol

Petamburan

METHODS This cross-sectional study was conducted in Grogol Petamburan. This

research using data from 165 mothers. Mother were questioned on 35 questions of

maternal behaviour. Data analysis was performed using univariat, bivariat (Chi

square test) and kolmogorov-smirnov test. With significance level is 0,05

RESULTS Data analysis results showed that mother’s knowledge p= 0,000 , attitude

p= 0,0410, practice p= 0,235, age p= 0,296 , and education p= 0,000.

CONCLUSION This study show maternal behaviour which are knowledge and

attitude about diarrhea are associated with the incidence of under-five children’s

acute diarrhea in Grogol Petamburan.

Keyword: Diarrhea, maternal behaviour

Page 9: skripdi fransisca 03010109

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI DAN DEKAN ...................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ........................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................ .... vi

ABSTRAK........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI .................................................................. ................................. ix

DAFTAR TABEL.................................................................. .......................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................. .................... xiv

DAFTAR ARTI SINGKATAN .................................................................. .... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ ....... 1

1.1 Latar belakang ....................................... ................................ 1

1.2 Perumusan masalah ......................................... ...................... 3

1.3 Tujuan penelitian................................................ ................... 4

1.3.1 Tujuan umum ............................................................. 4

1.3.2 Tujuan khusus ............................................................ 4

1.4 Hipotesis ..................... .......................................................... 5

1.5 Manfaat penelitian................................ ................................. 5

1.5.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan........................... ...... 5

1.5.2 Manfaat untuk profesi............................... .................... 5

1.5.3 Manfaat untuk masyarakat ........................................... 5

BAB II TINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA..... ...................... 6

2.1 Diare akut ............................................................................. 6

Page 10: skripdi fransisca 03010109

x

2.1.1 Definisi ....................................................................... 6

2.1.2 Epidemiologi ......................... ...................................... 6

2.1.3 Etiologi………………………………………………… 7

2.1.4 Tingkat kematian balita tinggi………………………… 9

2.1.5 Patofisiologi…………………………………………… 12

2.1.6 Manifestasi klinik……………………………………… 13

2.1.7 Tatalaksana…………………………………………….. 14

2.1.8 Pencegahan…………………………………………….. 19

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi diare akut balita....... ....... 20

2.3 Perilaku Ibu terhadap kejadian diare akut pada balita ........... 22

2.3.1 Pengetahuan .................................................................. 22

2.3.2 Sikap ........................................................................... 23

2.3.3 Tindakan ...................................................................... 24

2.4 Ringkasan pustaka .................................................................. 25

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 26

3.1 Kerangka konsep .................................................................... 26

3.2 Variabel……………………………………………………….. 26

3.2 Definisi operasional .............. ................................................ 27

BAB IV METODE ................................................................. .................. 29

4.1 Desain penelitian ........................ ........................................... 29

4.2 Lokasi dan waktu penelitian ...................... ........................... 29

4.3 Populasi dan sampel penelitian .............................. ............... 29

4.3.1 Populasi ................................... ................................... 29

4.3.3 Sampel penelitian ............. ........................................... 29

Page 11: skripdi fransisca 03010109

xi

4.4 Bahan dan instrumen penelitian ............................................ 32

4.5 Analisis data .......................................................................... 33

4.6 Alur kerja penelitian ............................................................. 35

4.7 Etika penelitian ..................................................................... 36

4.8 Penjadwalan penelitian........................................................... 37

BAB V HASIL ........... ................................................................................... 38

5.1 Desain penelitian .................................................................... 38

5.2 Waktu dan lokasi penelitian .................................................. 38

5.3 Sampel penelitian ................................................................. 38

5.4 Metode pengumpulan sampel ............................................... 40

5.5 Bahan dan cara pengambilan data sampel penelitian............. 41

5.6 Alur kerja penelitian .............................................................. 42

5.7 Karakteristik dasar ibu ........................................................... 42

5.8 Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare

akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..... 44

5.9 Hubungan sikap ibu dengan kejadian diare akut pada anak

balita di Kecamatan Grogol Petamburan ............................... 45

5.10 Hubungan tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada anak

balita di Kecamatan Grogol Petamburan ............................... 46

5.11 Hubungan umur ibu dengan kejadian diare

akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..... 47

5.12 Hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare

akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..... 48

Page 12: skripdi fransisca 03010109

xii

BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 49

BAB VII KESIMPULAN........... .................................................................. 54

7.1 Kesimpulan ............................................................................. 54

7.2 Saran ...................................................................................... . 54

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 56

LAMPIRAN…………………………………………………………………. 60

Page 13: skripdi fransisca 03010109

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Enteropatogen penyebab diare.................................................................8

Tabel 2 Manifestasi immune mediated ekstraintestinal.......................................14

Tabel 3 Penilaian derajat dehidrasi......................................................................14

Tabel 4Ringkasan Pustaka....................................................................................25

Tabel 5 Definisi operasional.................................................................................27

Tabel 6 Karakteristik dasar ibu ........................................................................ 42

Tabel 7 Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada

anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..................................... 44

Tabel 8 Hubungan sikap ibu dengan kejadian diare akut pada

anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..................................... 45

Tabel 9 Hubungan tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada

anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..................................... 46

Tabel 10 Hubungan umur ibu dengan kejadian diare akut pada

anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..................................... 47

Tabel 11 Hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada

anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan ..................................... 48

Page 14: skripdi fransisca 03010109

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1Proporsi cairan ekstrasel.......................................................................11

Gambar 2 Kerangka konsep..................................................................................26

Gambar 3 Metode pengumpulan sampel………………………………………...32

Gambar 3 Alur kerja penelitian ............................................................................36

Gambar 4 Penjadwalan penelitian.........................................................................37

Gambar 5 Metode pengumpulan sampel...............................................................41

Page 15: skripdi fransisca 03010109

xv

DAFTAR ARTI SINGKATAN

AIDS : Aquired Immunodeficiency System

ASI : Air Susu Ibu

BB : Berat badan

C- AMP : Cyclic Amino Monophosphate

C- GMP : Cyclic Guanomonophosphate

Cl : Klorida

CFR : Case Fatality Rate

IR : Incidence Rate

KLB : Kejadian Luar Biasa

Na : Natrium

TPS : Tempat pembuangan sampah

UNICEF : The United Nations Children’s Fund

WHO : World Health Organisation

Page 16: skripdi fransisca 03010109

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menurut World Health Organization penyakit diare adalah suatu penyakit

yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai

mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3

kali atau lebih dalam sehari atau frekuensi diare lebih sering dari frekuensi orang

normal.(1) Diare dapat diklasifikasikan menjadi diare akut, yaitu diare yang

berlangsung kurang dari 14 hari dan termasuk juga kolera; disentri, yaitu diare yang

disertai dengan darah; diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14

hari.(1) Penyebaran penyakit diare adalah secara fekal-oral yang menyebar dari

seorang ke seorang lainnya. (1)

Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh

wilayah dunia dan di antara segala usia. (2) Survei morbiditas yang dilakukan oleh

Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat

kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 Incidence Rate(IR) penyakit Diare

301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik

menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian

Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatality Rate(CFR)

yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah

kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24

Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR

1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah

penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.).(3)

Dari semua tingkat usia, prevalensi kejadian diare dan tingkat kematian akibat

diare terbanyak pada balita. Hal ini didukung oleh beberapa hasil penelitian yang

menyatakan bahwa prevalensi tertinggi diare terjadi pada anak balita yaitu sebesar

16,7% dan jumlah kematian yang tinggi akibat diare terutama terjadi pada balita.(3)

Pada tingkat global, diare menjadi penyebab kematian dari 2195 anak tiap harinya,

Page 17: skripdi fransisca 03010109

2

angka kematian ini lebih dari angka kematian dari Aquired Immunodeficiency

System (AIDS) , malaria, dan campak apabila dijumlahkan.(4) Data terakhir dari

UNICEF tahun 2012 menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua

bayi di bawah lima tahun (balita) di dunia setelah radang paru atau pneumonia di

dunia sedangkan di Indonesia, diare menjadi penyebab utama kematian pada balita,

yaitu 25,2% , lebih tinggi dibanding pneumonia, 15,5%. (1,3) Di provinsi DKI Jakarta

yang termasuk di dalamnya Kecamatan Grogol Petamburan, tahun 2011 jumlah

kasus diare pada balita mencapai 370.808 kasus.(5)

Berdasarkan data prevalensi kejadian diare dan kematian akibat diare pada

balita yang sudah diuraikan, jika dihubungkan dengan klasifikasi diare maka diare

akut turut berperan dalam angka kematian balita yang tinggi. Diare akut berperan

sebesar 75% dari jenis diare lain pada balita.(6)

Tingginya kejadian diare akut pada balita didukung oleh adanya berbagai

faktor risiko. Salah satu faktor risiko diare akut pada balita adalah faktor lingkungan.

Faktor lingkungan yang berpengaruh yaitu musim, ketersediaan air bersih, jamban

yang sehat dan perilaku ibu. Anak balita dalam keterkaitannya dengan faktor

lingkungan di mana anak balita masih memiliki ketergantungan yang besar terhadap

lingkungan yaitu perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan anak balita.

Kurangnya perilaku ibu bisa menjadi penyebab tingginya angka penyebaran

suatu penyakit termasuk penyakit diare yang mempunyai resiko penularan dan

penyebaran cukup tinggi. Perilaku ibu dapat tercermin dari pengetahuan, sikap, dan

tindakannya.

Pengetahuan ibu mengenai diare akut meliputi pengetahuan dasar akan

definisi, cara penularan, penyebab, faktor risiko diare, manifestasi klinis serta cara

penanganan diare dapat mengurangi prevalensi kejadian diare pada balita. Salah satu

cara memperoleh pengetahuan adalah melalui pendidikan. Semakin tinggi pendidikan

seorang ibu semakin sedikit prevalensi terjadinya diare pada balita (7,8,9)

Page 18: skripdi fransisca 03010109

3

Sikap ibu dalam adanya kesiapan untuk bereaksi terhadap kejadian diare akut

dapat diwujudkan melalui tindakannya. Tindakan ibu dalam mengolah dan

menyediakan makanan, ketersediaannya air bersih, kebiasaan mencuci tangan,

adanya ketersediaan jamban dalam keluarga, pemberian ASI, dan terapi pengganti

cairan dari beberapa penelitian dinilai berhubungan dengan kejadian diare akut pada

anak balita. Cara memasak yang benar sangat ditekankan kepada ibu untuk mencegah

penyakit diare pada balita.(10) Pernyataan ini didukung oleh adanya penelitian yang

menujukkan adanya penurunan jumlah kejadian diare pada anak balita yang cukup

signifikan setelah adanya edukasi perilaku bersih. (10) Ketersediaan air bersih pada

suatu daerah kurang maka tingkat kematian per seribu anak di bawah umur 1 tahun

tinggi. (9, 11) Cuci tangan dengan menggunakan sabun dapat mencegah terjadinya

diare.(10,12) Terjadi penurunan sebesar 40% angka kejadian diare apabila mencuci

tangan dengan sabun. (12) UNICEF juga menyarankan agar adanya ketersediaan

jamban dalam satu keluarga untuk mencegah terjadinya diare.(1) Menurut penelitian,

pemberian ASI dapat mencegah terjadinya diare pada anak balita. (13,14). Pemberian

terapi pengganti cairan untuk balita yang mengalami diare juga penting. Dengan

adanya upaya pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit diare dapat mengurangi

prevalensi stunting pada anak balita dan tingkat kematian.(15)

Berdasarkan beberapa data yang diuraikan di atas, maka diperkirakan terdapat

hubungan antara perilaku ibu terhadap kejadian diare akut pada anak balita.

Diperlukan penelitian untuk mempelajari adanya hubungan antara perilaku ibu

terhadap kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan.

1.2 Perumusan masalah

WHO menyatakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak balita di

dunia adalah peneumonia disusul dengan diare sebagai penyebab kedua. Penyakit

diare menjadi penyebab utama kematian pada balita di Indonesia yaitu 25,2%, lebih

tinggi dibanding pneumonia, 15,5%.(3) Di daerah DKI Jakarta termasuk di dalamnya

Page 19: skripdi fransisca 03010109

4

Kecamatan Grogol Petamburan kejadian diare pada balita cukup tinggi Episode

kejadian diare akut turut berperan dalam angka kematian balita yang tinggi ini yaitu

sebesar 75% dari semua jenis diare.(6) Anak balita dalam proses tumbuh kembangnya

memerlukan peran keluarga terutama sosok ibu. Kurangnya perilaku ibu bisa

menjadi penyebab tingginya angka penyebaran suatu penyakit termasuk penyakit

diare yang mempunyai resiko penularan dan penyebaran cukup tinggi. Perilaku ibu

dapat tercermin dari pengetahuan, sikap, dan tindakannya. Penelitian menunjukkan

dengan adanya edukasi perilaku pada ibu balita dapat menurunkan jumlah kejadian

diare pada balita. Dari data- data yang sudah diuraikan diperkirakan terdapat

hubungan antara perilaku ibu dengan kejadian diare akut pada balita. Berdasarkan

pernyataan mengenai kejadian diare pada anak balita, maka perumusan masalah yang

ingin dipelajari adalah apakah terdapat hubungan antara perilaku ibu tentang diare

dengan kejadian diare akut pada anak balita?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Dari penelitian ini dapat diketahui hubungan antara perilaku ibu tentang diare dengan

kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .

1.3.2 Tujuan khusus

1.Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare akut

pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .

2.Mengetahui hubungan sikap ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada anak

balita di Kecamatan Grogol Petamburan .

3.Mengetahui hubungan tindakan ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada

anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .

4. Mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di di

Kecamatan Grogol Petamburan

Page 20: skripdi fransisca 03010109

5

5. Mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita

di di Kecamatan Grogol Petamburan

1.4 Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare

akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .

2.Terdapat hubungan antara sikap ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada

anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .

3.Terdapat hubungan antara tindakan ibu tentang diare dengan kejadian diare akut

pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan .

4.Terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di

di Kecamatan Grogol Petamburan

5. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak

balita di di Kecamatan Grogol Petamburan

1.5 Manfaat

1.5.1 Ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai faktor

risiko diare akut pada anak balita yang berkaitan dengan perilaku ibu.

1.5.2 Profesi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat semakin mendorong tenaga kesehatan

melakukan upaya peningkatan pengetahuan kepada ibu yang memiliki balita sebagai

upaya untuk meningkatkan perilaku ibu terhadap kejadian diare akut pada anak balita

1.5.3 Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terutama

kepada para ibu untuk memahami pentingnya menerapkan perilaku bersih dalam

keluarga serta memotivasi para ibu untuk menambah pengetahuan tentang penyakit

diare.

Page 21: skripdi fransisca 03010109

6

BAB II TINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA

Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai diare akut pada anak balita

berdasarkan definisi, epidemiologi, tingkat kematian anak balita yang tinggi,

etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, tatalaksana, dan upaya pencegahan. Faktor-

faktor risiko secara umum yang menyebabkan peningkatan prevalensi kejadian diare

akut pada anak balita dibahas pada subjudul tersendiri. Lebih spesifik lagi akan

dibahas hubungan pengaruh perilaku ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita

didasarkan judul penelitian yang dipilih peneliti.

2.1 Diare akut

2.1.1 Definisi

Diare akut termasuk kolera adalah diare yang mengakibatkan kehilangan

cairan yang banyak sehingga penderita mengalami dehidrasi. Diare ini berlangsung

beberapa jam sampai beberapa hari. Diare akut berlangsung < 14 hari. (1)

2.1.2 Epidemiologi

Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh

wilayah dunia dan di antara segala usia. (2) Berdasarkan kelompok umur, prevalensi

tertinggi diare terjadi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%.(3) Anak-anak adalah

kelompok usia rentan terhadap diare, insiden diare tertinggi pada kelompok anak

usia dibawah dua tahun, dan menurun dengan bertambahnya usia. (4) Data terakhir

dari UNICEF tahun 2012 menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh

kedua anak balita di dunia setelah radang paru atau pneumonia di dunia . (1) Pada

tingkat nasional Indonesia, diare menjadi penyebab utama kematian pada anak balita,

yaitu 25,2% , lebih tinggi dibanding pneumonia, 15,5%. (3) Diare akut berperan

sebesar 75% dari jenis diare lain pada anak balita. (6)

Page 22: skripdi fransisca 03010109

7

Etiologi dari kejadian diare pada anak bermacam- macam namun, perhatian

global sering tertuju pada diare yang diakibatkan oleh infeksi enteropatogen seperti

bakteri, virus, dan parasit.

Cara penularan penyakit ini umumnya melalui cara fekal- oral yaitu melaui

makanan dan minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung

tangan dengan penderita atau barang- barang yang telah tercemar tinja penderita atau

tidak langsung melalui lalat.

Faktor risiko yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi

enteropatogen adalah umur, defisiensi imun, menderita campak, kurangnya

pemberian ASI, terpajan lingkungan yang kotor, ketersediaan jamban dalam keluarga,

konsumsi makanan dan minuman yang tercemar , tingkat pendidikan ibu, dan

kunjungan ke fasilitas kesehatan. (1,16 ,17) Ibu memegang peranan penting dalam

pencegahan dalam lingkungan rumah tangga. (2) Kejadian diare pada anak balita akan

lebih sering pada anak dengan ibu yang berpendidikan rendah dan usia tergolong

muda. (2)

2.1.3 Etiologi

Etiologi dari diare akut pada balita dapat dikelompokkan menjadi infeksi dan

non infeksi. Penyebab infeksi utama timbulnya diare akut umumnya adalah golongan

virus, bakteri, dan parasit. Penyebab non infeksi adalah penyebab selain dari infeksi.

Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus,

bakteri, dan parasit. Dua tipe dasar dari diare oleh karena infeksi adalah non

inflammatory dan inflammatory.(16) Enteropatogen menimbulkan non inflammatory

diare melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaaan vili oleh

virus, perlekatan oleh parasit, perlekatan dan/ atau translokasi dari bakteri.

Sebaliknya inflammatory diare biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi

usus secara langsung atau memproduksi sitotoksin. Enteropatogen yang dapat

menyebabkan diare pada manusia tertera pada gambar sebagai berikut:

Page 23: skripdi fransisca 03010109

8

Tabel1Enterpatogen diar (16)

Golongan bakteri

Golongan virus

Golongan parasit

Aeromonas

Bacillus cereus

Campylobacter jejuni

Clostridium difficile

Clostridium perfringens

Escherichia coli

Pleisimonas shigeloides

Shigella

Salmonella

Staphylococcus aureus

Vibrio cholerae

Vibrio parahaemolyticus

Rotavirus

Norwalk virus

Enteric adenovirus

Calicivirus

Astrovirus

Small round virusses

Coronavirus

Cytomegalovirus*

Herpes simplex virus*

Balantidium coli

Blastocystis homonis

Isospora belli

Giardia lamblia

Entamoeba histolytica

Cryptosporidium parvum

Strongyloides stercoralis

Trichuris trichura

Page 24: skripdi fransisca 03010109

9

Keterangan : *umumnya hanya berhubungan dengan diare pada penderita

imunocompromised

Dari antara golongan virus, bakteri, dan parasit beberapa hasil penelitian

mengemukakan bahwa Rotavirus adalah penyebab utama dari timbulnya

gastroenteritis yang terjadi pada masa anak- anak dan bertanggung jawab sebesar

20% dari kematian akibat diare pada anak balita jika dibandingkan dengan bakteri

dan parasit di dunia. (18,19,20)

Etiologi non infeksi seperti kesulitan makan; defek anatomis seperti

malrotasi, penyakit Hirchsprung, short bowel syndrome, stricture, dan atrofi

mikrovili; malabsorpsi seperti defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa-

galaktosa, cystic fibrosis, cholestosis, dan penyakit celiac; endokrinopati seperti

tirotoksikosis, penyakit Addison, dan sindroma adrenogenital; keracunan makanan;

neoplasma seperti neuroblastoma, phaeochromocytoma, dan sindroma zollinger

Ellison; lain- lain yang masuk dalam kategori ini adalah infeksi non- gastrointestinal,

alergi susu sapi, penyakit Crohn, defisiensi imun, colitis ulserosa, gangguan motilitas

usus, dan pellagra (16)

2.1.4 Tingkat kematian anak balita yang tinggi

Umur berperan penting dalam kejadian diare. Komplikasi dan perawatan lebih

banyak pada usia anak balita. (8) Sebagian besar episode diare terjadi pada dua tahun

pertama kehidupan. (15, 21)

Berdasarkan data- data yang telah diuraikan maka beberapa teori yang

mendukung besarnya kematian anak akibat penyakit diare adalah ketergantungan

yang tinggi terhadap lingkungan sekitar, anak- anak memiliki permukaan badan yang

lebih luas dibandingkan dengan orang dewasa, fungsi ginjal yang belum sempurna,

Page 25: skripdi fransisca 03010109

10

peningkatan insensible water loss, metabolisme basal yang tinggi, fungsi imun yang

belum matang dan memiliki proporsi cairan ekstra sel tubuh yang lebih besar.

Lingkungan sekitar bayi terutama ibu berperan penting dalam penyediaan

makanan dan minuman anak dan system imunitas bayi yang didapat dari ASI. Pada

umur kurang dari 6 bulan, ASI eksklusif diberikan oleh ibu di mana ASI mengandung

antibody terhadap penyakit. (22) Setelah berumur lebih dari 12 bulan acquired

immunity anak sudah cukup adekuat untuk melawan penyakit. (23) Insidensi tertinggi

terjadi pada kelompok umur 6 sampai 11 bulan pada saat diberi makanan pendamping

ASI. (24) Pola ini menggambarkan adanya penurunan frekuensi pemberian ASI

sehingga terjadi efek penurunan kadar antibody ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi,

pengenalan makanan yang mungkin terkontaminasi bakteri dan kontak langsung

dengan tinja manusia atau binatang saat bayi mulai merangkak. (17) Kebanyakan

enteropatogen merangsang paling tidak sebagian kekebalan melawan infeksi atau

penyakit yang berulang, yang membantu menjelaskan menurunnya insiden penyakit

pada anak yang lebih besar dan pada orang dewasa. (16)

Hukum Bergmann menyatakan bahwa semakin besar ratio luas permukaan

tubuh dibandingkan dengan volume maka semakin sedikit panas yang hilang ke

lingkungan. Panas yang hilang ke lingkungan lewat evaporasi dan respirasi

(insensible water loss) sehingga berdasarkan hasil perhitungan, anak balita lebih

rentan kehilangan cairan.

Metabolisme basal adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh

untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme basal

termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah,

pekerjaan ginjal, pankreas, dan lain-lain alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di

dalam sel-sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Metabolisme basal pada anak-

anak jauh lebih tinggi daripada dewasa. Kebutuhan basal bayi sekitar 55 kcal/kg/24

jam sedangkan pada dewasa sebesar 25-30 kcal/kg/24 jam. Satu kilo kalori(kcal)

adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kilogram air dari

Page 26: skripdi fransisca 03010109

11

14,50- 15,5 Celcius. Metabolisme basal yang tinggi meningkatkan pengeluaran

insensible water loss. Dengan adanya diare dan gejala- gejala penyerta diare seperti

muntah, demam, dan berkeringat maka Insensible water loss balita akan semakin

meningkat . Untuk setiap derajat celcius demam menaikkan , metabolisme basal naik

10%.

Proporsi cairan ekstrasel yang lebih besar berpengaruh terhadap tingkat

kematian bayi akibat diare. Anak yang berumur kurang dari satu tahun memiliki

cairan ekstrasel 75% dari total berat badan. Saat berusia 1 tahun sampai dengan usia

pubertas, cairan ekstrasel 60% dari total berat badan. Regulasi dari cairan ekstrasel

pada anak- anak lebih besar dikarenakan oleh metabolisme basal yang tinggi.

Semakin tinggi metabolisme semakin tinggi produk sisa metabolisme yang

dihasilkan. Ginjal harus menyaring, menyerap kembali, dan mengsekresikan produk

sisa. Sebagai sarana untuk membuang produk sisa, maka diperlukan air dalam jumlah

yang cukup banyak sehingga jumlah urine yang dihasilkan lebih banyak. Jumlah urin

pada bayi dua hari pertama adalah 0,5-2,5 ml/kgBB/jam sedangkan setelah minggu

pertama jumlah urin 1-5 ml/kgBB/jam.

Gambar 1. Proporsi cairan ekstrasel (17)

Fungsi ginjal yang belum sempurna juga berperan. Laju filtrasi glomerulus pada

saat baru lahir lira- kira 20ml per menit per 1,73 m2 dan mencapai nilai seperti pada

Page 27: skripdi fransisca 03010109

12

dewasa pada usia 2 tahun.Keterbatasan fungsi ginjal ini dapat dilihat dari kadar

ureum dan fosfat darah yang tinggi. Anak yang mengalami dehidrasi akibat diare

dapat membuat cairan dalam tubuh berkurang sedangkan anak dengan usia kurang

dari 2 tahun membutuhkan air yang lebih banyak untuk mengekskresikan prosuk sisa

sehingga dengan keterbatasan laju filtrasi glomerulus maka akan lebih sering

mengalami gangguan dalam keseimbangan elektrolit darah yang dapat berakibat

kematian.

2.1.5 Patofisiologi

Diare akut dapat terjadi melalui diare sekretorik dan diare osmotik. Pada diare

sekretorik, toksin merangsang c-AMP atau c-GMP untuk mensekresikan secara aktif

air dan elektrolit ke dalam lumen usus sehingga terjadi diare. Sedangkan pada diare

osmotik, kenaikan tekanan osmotik dalam lumen usus akibat fermentasi makanan

yang tidak diserap akan menarik air sel kedalam lumen usus sehingga terjadi diare.

(16)

Penyerapan air oleh usus halus ditentukan oleh perbedaan antara tekanan

osmotik di lumen usus dan di dalam sel, terutama yang dipengaruhi oleh konsentrasi

natrium. Penyerapan natrium ke dalam enterosit dapat melalui 3 cara, yaitu: (17)

1. Berpasangan dengan ion klorida, atau bahan non elektrolit seperti glukosa, asam

amino peptida, dll.

2. Pertukaran dengan ion H.

3. Pasif melalui ruang interseluler (tight junction) yang dengan cara ini hanya sebagian

kecil saja yang dapat diserap.

Setelah masuk ke dalam enterosit, Na ini akan dikeluarkan melalui enzim NaK-

ATPase (terdapat di membran baso lateral) ke dalam ruang intraseluler dan

selanjutnya diteruskan ke dalam pembuluh darah. Di dalam ileum dan kolon, cairan

Cl diserap melalui pertukaran dengan cairan bikarbonat.

Proses sekresi merupakan kebalikan proses absorpsi. Penyerapan pasangan NaCl

akan meningkatkan anion Cl didalam sel kripta dan pada waktu yang bersamaan Na

Page 28: skripdi fransisca 03010109

13

akan akan dikeluarkan dari sel kripta dengan bantuan enzin Na-K-ATPase. Sekresi Cl

didalam sel kripta dapat pula ditingkatkan dengan adanya intracellular messenger

(berupa cyclic nucleotide, misalnya cAMP.cGMP, yang dapat menyebabkan

peninggian permeabilitas set kripta), sehingga Cl dengan mudah keluar lumen

usus.(16)

2.1.6 Manifestasi klinik

Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya

serta dapat menimbulkan komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi

neurologik. Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut, dan muntah.

Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya.

Gejala gastrointestinal seperti diare dapat menyebabkan dehidrasi. Penderita

dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium,

klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah

dan kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan

dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang

paling berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan

kematian bila tidak diobati dengan tepat. Mual dan muntah adalah simptom

gastrointestinal yang non spesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh

karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas. Muntah juga sering

terjadi pada non inflammatory diare.Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus yang

juga merupakan gejala gastrointestinal terjadi pada perut bagian bawah serta rectum

menunjukkan terkenanya usus besar. Demam juga dapat terjadi pada dimungkinkan

oleh proses peradangan atau akibat dehidrasi. Demam umumnya terjadi pada

penderita dengan inflammatory diare. Gejala neurologic dari infeksi usus bisa berupa

paresthesia, hipotoni, dan kelemahan otot. 16

Manifestasi immune mediated ektraintestinal biasanya terjadi setelah diarenya

sembuh

Page 29: skripdi fransisca 03010109

14

Tabel 2. Manifestasi immune mediated ektraintestinal (16)

Manifestasi Enteropatogen terkait

Reactive arthritis Salmonella, Shigella, Yersenia,

Camphylobacter, Clostridium difficile

Guillain Barre Syndrome Camphylobacter

Glomerulonephritis Shigella, Camphylobacter, Salmonella

IgA nephropathy Camphylobacter

Erythema nodusum Yersenia, Camphylobacter, Salmonella

Hemolytic anemia Yersenia, Camphylobacter

Hemolytic uremic syndrom S, dysentrie, E.coli

2.1.7 Tatalaksana

Sebelum tatalaksana dilakukan sebaiknya lebih dahulu menilai derajat dehidrasi

pada anak. Derajat dehidrasi anak dapat ditentukan berdasarkan:

Tabel 3. Penilaian derajat dehidrasi (33)

Penilaian A B C

Keadaan umum Baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai, dan

tidak sadar

Mata Normal cekung sangat cekung dan

kering

Air mata Ada tidak ada tidak ada

Page 30: skripdi fransisca 03010109

15

Mulut dan lidah basah kering sangat kering

Rasa haus minum biasa *haus, ingin minum *malas minum tidak

banyak bisa minum

Periksa turgor kulit kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat

Lambat

Derajat dehidrasi tanpa dehidrasi ringan dehidrasi berat

dehidrasi Bila ada tanda* bila ada tanda*

ditambah 1 atau ditambah 1 atau

lebih tanda lain lebih tanda lain

Terapi rencana terapi A rencana terapi B rencana terapi C

Setelah menentukan derajat diare pada anak balita, maka kita menggunakan

rencana terapi A, B, atau C untuk mengobati pasien. (26)

Rencana terapi A

Jelaskan kepada ibu tentang aturan perawatan di rumah. Beri cairan tambahan, beri

tablet zinc, lanjutkan pemberian makanan, kapan harus kembali.

1. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau). Jelaskan kepada ibu:

Pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang

utama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian

Jika anak memperoleh ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai

tambahan

Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri 1 atau lebih cairan berikut ini:

oralit, cairan makanan( kuah sayur, air tajin) atau air matang

Page 31: skripdi fransisca 03010109

16

Anak harus diberi oralit di rumah jika:

Anak telah diobati dengan rencana terapi B dan C dalam kunjungan ini

Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah

Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus

oralit(200ml) untuk digunakan di rumah.

Tunjukkan pada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus

diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari- hari:

< 2 tahun 50 sampai 100 ml setiap kali BAB

> 2 tahun 100 sampai 200 ml setiap kali BAB

Katakan pada ibu:

Agar meminumkan sedikit- sedikit tetapi sering dari mangkuk dll

Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih

lambat

Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti

2.Beri tablet zinc

Pada anak yang berumur 2 bulan ke atas, beri zinc selama 10 hari dengan dosis:

Umur< 6 bulan : ½ tablet(10 mg) per hari

Umur > 6 bulan: 1 tablet(20 mg) per hari

3.Lanjutkan pemberian makan/ Asi

4.Kapan harus kembali

Page 32: skripdi fransisca 03010109

17

Rencana terapi B

Penangan dehidrasi sedang/ ringan dengan oralit

1.Beri oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam

Tentukan jumlah oralit yang diperlukan 75ml/kgBB:

Jika anak menginginkan oralit dari pedman di atas, berikan sesuai kehilangan

cairan yang berlangsung

Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu beri juga 100-

200 ml air matang selama periode ini

Mulai memberi makan segera setelah anak ingin makan

Lanjutkan pemberian ASI

2. Tunjukkan pada ibu cara memberikan larutan oralit:

Agar meminumkan sedikit- sedikit tetapi sering dari mangkuk dll

Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih

lambat

Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti

3. Berikan tablet zinc selama 10 hari

4. Setelah 3 jam:

Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya

Pilih rencana yang sesuai dengan pengobatan

5. Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai

Tunjukkan cara menyiapkan oralit di rumah

Tunjukkan berapa banyak larutan oralit yang harus diberikan di rumah untuk

menyelesaikan 3 jam pengobatan

Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambah 6 bungkus

lagi sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A

Jelaskan 4 aturan perawatan di rumah: Beri cairan tambah, lanjutkan

pemberian makan, beri tablet zinc selama 10 hari, kapan harus kembali

Page 33: skripdi fransisca 03010109

18

Rencana terapi C

Penanganan dehidrasi berat dengan cepat

Jika ya lanjutkan, jika tidak lanjutkan ke pertanyaan berikutnya

1. Dapatkan saudara memberikan cairan intravena?

Beri cairan intravena segera

Ringer laktat atau NaCl 0,9% 100 ml/kgBB

Diulang lagi bila denyut nadi masih lemah atau teraba

Nilai kembali tiap 15- 30 menit. Bila nadi belum teraba, beri tetesan lebih

cepat.

Beri juga oralit(5ml/kgBB) bila penderita bisa minum, biasanya setelah 3-4

jam(bayi) 1-2 jam(anak)

Berikan oabat zinc selama 10 hari berturut- turut

Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi derajat dehidrasi. Kemudian

pilihlah rencana terapi yang sesuai

2. Adapah terapi terdekat ( dalam 30 menit)

Rujuk penderita untuk terapi interavena

Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara

memberikannya selama di perjalanan

3. Apakah dapat menggunakan pipa nasogastrik?

Mulai rehidrasi dengan oralit melalui nasogastrik. Berikan sedikit demi sedikit

20 ml/kgBB/jam selama 6 jam. Nilai setiap 1-2 jam : Bila muntah atau perut

kembung berikan cairan lebih lanjut. Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3

jam rujuk untuk terapi intravena

Setelah 6 jam nilai kembali pilih rencana terapi yang akan diguanakan

4. Apakah penderita bisa minum?

Mulai rehidrasi dengan oralit dengan oralit nelalui mulut. Beri sedikit demi

sedikit, 20 ml/kgBB selama 6 jam

Page 34: skripdi fransisca 03010109

19

Nilai setiap 1-2 jam: Bila muntah atau perut kembung berikan cairan lebih

lanjut. Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk untuk terapi intravena

Setelah 6 jam nilai kembali pilih rencana terapi yang akan digunakan

5. Segera rujuk anak untuk rehidrasi melalui nasogastrik atau interavena

Bila mungkin amati penderitasedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk

memastikan bahwa ibu dapat menjaga mengembalikan cairan yang hilang

dengan memberi oralit

Bila umur anak anak di atas 2 tahun dan kolera baru saja berjangkit di daerah

saudara, pikirkan kemungkinan kolera dan beri antibiotika yang tepat secara

oral begitu anak lahir.

2.1.8 Pencegahan

Upaya pencegahan timbulnya diare akut pada anak balita dapat dilakukan

dengan cara mencegah penyebaran kuman pathogen penyebab diare dan memperbaiki

daya tahan tubuh pejamu.

Kuman- kuman pathogen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal-

oral. Pemutusan penyebaran kuman pathogen penyebab diare perlu difokuskan ada

penyebaran ini. Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi pemberian

ASI yang benar, memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping

ASI, penggunaan air bersih yang cukup, membudayakan kebiasaan mencuci tangan

dengan sabun sehabis buang air besar dan sebelum makan, penggunaan jamban yang

bersih dan higienis oleh seluruh anggota keluarga, membuang tinja bayi yang

benar.(16)

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan

dapat mengurangi resiko diare antara lain memberi ASI paling tidak sampai 2 tahun,

meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi makan dalam

jumlah yang cukup untuk memperbaiki status gizi anak, imunisasi campak.(16)

Page 35: skripdi fransisca 03010109

20

2.2 Faktor- faktor risiko diare akut

Faktor- faktor risiko diare akut adalah faktor pejamu dan faktor llingkungan.

Faktor pejamu terdiri dari umur, lama pemberian ASI, kurang gizi, menderita

penyakit campak dan terkena AIDS. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi

kejadian diare akut pada balita berupa musim, ketersediaan air bersih dan jamban

serta perilaku ibu.

Pemberian ASI merupakan cara yang paling efektif untuk menghindarkan

anak- anak dari kematian akibat diare. ASI mengandung antibodi yang dapat

melindungi kita terhadap berbagai agen infeksius penyebab diare seperti rotavirus

campylobacter, caliciviruses, and E. coli ( 1,3)Anak anak yang diberikan ASI selama 4

bulan awal kehidupannya, sebesar 31% dapat terhindar dari perawatan di rumah sakit,

sedangkan anak yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan 53% dapat terhindar dari

perawatan di rumah sakit. (14)

Beratnya penyakit, lama dan risiko kematian karena diare meningkat pada

anak-anak yang menderita gangguan gizi, terutama pada penderita gizi buruk. (27,28,29)

Kebanyakan orang yang menderita penyakit campak mengalami gangguan

pada bagian gastrointestinal. Anak balita lebih sering mengalami campak yang

disertai dengan diare.(1)

Penyakit AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh yaitu CD4 sehingga

menyebabkan orang dengan AIDS sangat rentan terhadap agen infeksius. Semakin

rendah kadar CD4 seseorang semakin tinggi kemungkinan seseorang terinfeksi agen

infeksius yang berakibat penyakit diare. (1)

Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis. Di daerah

subtropis, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas sedangkan diare

karena virus terutama Rotavirus puncaknya terjadi pada musim dingin. Pada daerah

tropis seperti Indonesia penyebab terbesar diare adalah Rotavirus yang dapat terjadi

sepanjang tahun.(30) Dari hasil penelitian Soenarto dkk pada didapatkan peningkatan

prevalensi diare akibat Rotavirus terjadi pada bulan May sampai dengan Juli. (31)

Page 36: skripdi fransisca 03010109

21

Ketersediaan air bersih dan kepemilikan jamban berkontribusi sebesar 1, 5

juta kematian pada anak balita akibat diare. Ketersediaan air bersih pada suatu

daerah/ negara kurang maka tingkat kematian per seribu anak di bawah umur 1 tahun

tinggi.( 14, 16)

Perilaku ibu dapat dinilai dari tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan

tindakan. Pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu dapat dipengaruhi oleh usia dan

tingkat pendidikan ibu. Dari penelitian ditemukan bahwa usia ibu berpengruh

trerhadap angka kejadian diare. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu semakin

sedikit prevalensi terjadinya diare pada anak balita (7,8,9) Seorang ibu dengan

pendidikan yang tinggi akan mencari perawatan yang lebih baik untuk mengatasi

diare pada anak. Pemanfaatan informasi dan layanan kesehatan yang lebih baik untuk

memulai dan mengendalikan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

kesehatan lebih sering dilakukan oleh ibu dengan tingkat pendidikan tinggi. Tingkat

kewaspadaan dan pengenalan dini terhadap diare juga lebih baik. Salah satu cara

untuk mencegah kejadian diare pada balita adalah penyiapan dan penyimpanan

makanan. Cara memasak yang benar sangat ditekankan kepada ibu untuk mencegah

penyakit diare pada anak balita.(10) Dalam hal menyiapkan makanan cuci tangan

dengan menggunakan sabun dapat mencegah terjadinya diare.(9,11) Sebuah penelitian

menunjukkan penurunan sebesar 40% angka kejadian diare apabila mencuci tangan

dengan sabun. (12) Penggunaan air yang sudah dimasak, menutup makanan yang

sudah dimasak, menghindari penyajian makanan yang sudah busuk dapat

menurunkan angka kejadian diare pada anaks balita

Page 37: skripdi fransisca 03010109

22

2.3 Perilaku ibu terhadap kejadian diare akut pada anak balita

Perilaku manusia termasuk ibu balita, sangat kompleks dan mempunyai ruang

lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo membagi perilaku

manusia dalam 3 domain. Ketiga domain tersebut adalah sebagai berikut(32)

2.3.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan suatu hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni penciuman, penglihatan, pendengaran, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan tercakup dalam domain kognitif, mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu, diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan masyarakat dalam mengingat kembali suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat mempraktekkan materi tersebut secara benar.

Seseorang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyekyang dipelajari.

3. Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4. Analisis, diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan

masih ada kaitanya satu sama lain.

5. Sintesis, menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi, berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu materi

atau obyek

Untuk mencapai 6 tingkatan dalam pengetahuan ibu mengenai diare akut

meliputi definisi, epidemiologi, etiologi, manifestasi, serta pemberian oralit dinilai

Page 38: skripdi fransisca 03010109

23

dapat melalui upaya promosi kesehatan, membaca literatur- literatur mengenai diare

akut, dan banyak cara lainnya. Upaya- upaya yang dilakukan ini diharapkan dapat

menurunkan angka kejadian dan kematian balita karena diare akut.

2.3.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek . Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya

kesesuaian antara reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap derajat sosial. Sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap suatu obyek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau

aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatau perilaku, sikap masih

merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang

terbuka. Sikap terdiri dari berbagai tindakan yaitu:

1. Menerima, diartikan bahwa seseorang atau subyek mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan obyek.

2. Merespon, diartikan memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indiksi dari sikap.

3. Menghargai, diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko

merupakan sikap yang paling tinggi.

Dari keempat komponen sikap, sikap ibu yang paling tinggi adalah tanggung

jawab di mana ibu harus bisa bertanggung jawab terhadap kejadian diare akut pada

balita dalam hal kunjungan ke tenaga medis, pemberian oralit, serta penyiapan

makanan untuk balita. Tentunya adanya tanggung jawab pada ibu berdasarkan pada

pilihan terbaik yang diambil oleh ibu. Pilihan terbaik didapatkan setelah melalui

Page 39: skripdi fransisca 03010109

24

pertimbangan- pertimbangan baik atau tidaknya suatu keputusan. Untuk mengetahui

baik tidaknya suatu keputusan diperlukan pengetahuan.

2.3.3 Tindakan

Suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau

suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Tindakan mempunyai

beberapa tingkatan yaitu:

1. Persepsi, diartikan dapat mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan

dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2. Respon terpimpin, diartikan dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang

benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.

3. Mekanisme, diartikan apabila seseorang telah dapat melaksanakan sesuatu dengan

benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan, maka ia telah

mencapai praktik tingkat ketiga.

4. Adopsi, merupakan suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran

tindakan tersebut

Tindakan ibu dapat didasari oleh pengetahuan dan sikap ibu mengenai diare

akut. Pengetahuan dan sikap ibu yang baik terhadap diare akut akan mendorong ibu

untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap kejadian diare akut pada anak balita.

Page 40: skripdi fransisca 03010109

25

2.4 Ringkasan Pustaka

Tabel 4. Ringkasan Pustaka

No Judul Peneliti Lokasi Subjek Desain Tahun Variabel Hasil

1. Hubungan Karakteristik, Widya Ayu Jakarta Ibu yang cross 2011 bebas: karakteristik pendidikan, pekerjaan,

Pengetahuan, Sikap Permata(33) Selatan mempunyai sectional pengetahuan, sikap pengetahuan ada

dan Perilaku Ibu terhadap dan perilaku ibu hubungan dengan

Kejadian Diare pada Balita di terikat: kejadian dengan kejadian diare

Wilayah Kerja Puskesmas diare pada anak pada anak balita

Pondok Labu Jakarta Selatan balita

Tahun 2011

1. Faktor Risiko Kejadian Wijaya(34) Semarang Balita cross 2011 bebas: pengetahuan, pengetahuan(p=0,001)

Diare Balita di Sekitar TPS pekerjaan, umur, riwayat ASI(p=0,001)

Banaran Kampus Universitas riwayat ASI, mencuci cuci tangan (p=0,0001)

Negeri Semarang sumber air bersih, jenis jamban(p=0,001)

jarak sumber air kepadatan lalat(p=0,004)

bersih ke TPS jenis pekerjaan(p=0,451)

terikat: kejadian umur ibu(p=0,091)

diare pada anak sumber air bersih

balita (p=1)jarak sumber air

dengan TPS(p=1)

lantai rumah(p=0,340)

Page 41: skripdi fransisca 03010109

26

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep

3.2 Variabel penelitian

3.2.1 Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian diare akut pada anak

balita di Kecamatan Grogol Petamburan

3.2.2 Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik dan perilaku ibu

tentang diare. Karakteristik ibu dinilai dari umur dan tingkat pendidikan sedangkan

perilaku ibu dinilai dari pengetahuan, sikap, dan tindakan

Variabel bebas Variabel terikat

Perilaku ibu tentang

diare

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

Karakteristik ibu

Umur

Tingkat

pendidikan Kejadian diare akut pada

anak balita di Kecamatan

Grogol Petamburan

Page 42: skripdi fransisca 03010109

27

3.3 Definisi Operasional

Tabel 5. Definisi Operasional

Variabel definisi operasional alat ukur cara ukur skala hasil

Diare akut Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari kuesioner wawancara nominal 1.Pernah

dengan konsistensi feses yang mencair sampai lembek 2. Tidak pernah

Frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari.

Dialami oleh anak balita dalam 3 bulan terakhir

Balita Anak usia kurang dari lima tahun kuesioner wawancara ratio 1,2,3,4, tahun

.

Ibu Orang perempuan yg telah melahirkan seseorang wawancara wawancara nominal 1.Ya

2. Tidak

Umur ibu Lamanya waktu hidup ibu terhitung kuesioner wawancara ordinal 1. 20 - 30 tahun

sejak lahir sampai dengan sekarang 2. 31- 40 tahun

3. 41- 45 tahun

Tingkat pendidikan Jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh seseorang kuesioner wawancara ordinal 1. Sekolah dasar(SD,

SMP)

2. Menengah

(SMA, SMK)

Page 43: skripdi fransisca 03010109

28

3. Perguruan tinggi(D3,

S1, S2, S3)

Pengetahuan Pengetahuan merupakan suatu hasil tahu dan ini kuesioner wawancara ordinal jawaban” ya”

terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan diberi nilai 1

terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi “tidak”diberi nilai 0.

melalui pancaindra manusia, yakni penciuman, penjumlahan 15

penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Pernyataan. Baik: 8-15

Rendah 0-7

Sikap Reaksi atau respon yang masih tertutup dari kuesioner wawancara ordinal untuk jawaban

seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek “setuju” diberi nilai 1

“ tidak setuju” diberi

nilai 0. Penjumlahan dari

10 pertanyaan. Baik: 6-

10. Tidak baik: 0- 5

Tindakan Suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung kuesioner wawancara ordinal jawaban “ya”

atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain diberi nilai 1 “ tidak”

adalah fasilitas diberi nilai 0.

Penjumlahan dari 10

pertanyaan.

Baik: 6-10

Tidak baik: 0-5

Page 44: skripdi fransisca 03010109

29

BAB IV METODE

4.1 Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode Cross-sectional.

4.2 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat.

Pengumpulan data diperkirakan dari bulan September 2013 sampai bulan Desember

2013.

4.3 Populasi dan sampel penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok subyek dengan karakteristik tertentu. Populasi

dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak balita.

4.3.2 Sampel penelitian

Dalam memilih sampel untuk penelitian kriteria inklusi dan ekslusi perlu

ditentukan agar membatasi sampel penelitian dapat lebih relevan dengan masalah

penelitian. Jumlah sampel yang akan diteliti dapat dihitung dengan menggunakan

rumus finit dan infinit. Cara pengambilan sampel yang dipilih oleh peneliti adalah

simple random sampling dan cluster random sampling.

Sampel yang akan diteliti adalah subjek yang memenuhi kriteria inklusi.

Sampel yang masuk dalam kriteria eksklusi tidak diteliti oleh peneliti. Kriteria inklusi

pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ibu yang mempunyai anak balita dan bertempat tinggal di Kecamatan Grogol

Petamburan

2. Ibu yang bersedia menjadi responden dan sudah menandatangani informed consent.

3. Ibu yang dapat membaca dan menulis

4. Ibu yang sehat jasmani dan rohani

5. Ibu yang berumur 20 tahun sampai 45 tahun

Page 45: skripdi fransisca 03010109

30

Kriteria eksklusi pada penelitian adalah sebagai berikut :

1. Ibu yang mempunyai balita dengan penyakit kongenital yang sudah didiagnosa

oleh dokter

Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus infinit dan finit

sebagai berikut :

Sampel Infinit :

n = (1,96)2 (0,167)(0,833)

(0,05)2

= 213,76 dibulatkan menjadi 214

Keterangan :

n = besar sampel

α = tingkat kemaknaan, ditetapkan sebesar 5%. Untuk nilai α sebesar 5%, nilai Zα

(derajat kesalahan) adalah 1,96

P =proporsi kejadian diare di Indonesia ditetapkan sebesar 16,7% berdasarkan data

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2007

Q = Perkiraan jumlah balita yang tidak mengalami diare, didapatkan dari 1-P

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki, ditetapkan sebesar 5%

n = Zα2 PQ

d2

Page 46: skripdi fransisca 03010109

31

Sampel finit :

= 214

1 + (214/280)

= 121,3 dibulatkan menjadi 121

Drop out sebesar 15 % maka besar sampel adalah 121 + (121×0,15) = 139,1

Jadi, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah minimal 139 sampel.

Keterangan :

N = Besar populasi, yang ditetapkan sebesar 280 dari data Puskesmas Pondok Labu

tahun 2011

n = Besar sampel yang diteliti

Cara pemilihan sampel berdasarkan simple random sampling dan cluster

random sampling dengan cara memilih ibu yang sesuai dengan kriteria inklusi di

kelurahan yang ada di Kecamatan Grogol. Ada tujuh kelurahan yang ada di

Kecamatan Grogol Petamburan yaitu kelurahan Tomang, kelurahan Grogol,

kelurahan Jelambar, kelurahan Jelambar baru, kelurahan Wijaya Kusuma, kelurahan

Tanjung Duren Utara, dan kelurahan Tanjung Duren Selatan. Secara cluster random

sampling dari 7 kelurahan ini akan dipilih 3 kelurahan dengan jumlah balita

terbanyak. Dari setiap tiga kelurahan akan dipilih 5 RW. Setiap RW akan dipilih 2

RT. Secara simple random sampling dipilih ibu yang memenuhi kriteria inklusi pada

setiap RT kemudian dihitung secara proporsional untuk mencukupi jumlah sampel.

n = n0

1 + (n0/N)

Page 47: skripdi fransisca 03010109

32

Cluster random sampling

Cluster random sampling

Simple random sampling

Gambar 3. Metode pengumpulan sampel

4.4 Bahan dan instrument penelitian

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh

melalui kuesioner dan sekunder dari data jumlah balita yang menderita diare di

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan.

Kuesioner penelitian peneliti diambil dari penelitian Widya Ayu Permata yang

berjudul Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu terhadap

Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Labu Jakarta Selatan tahun

2011. Ada tiga bagian dalam kuesioner yaitu bagian pengetahuan, sikap, dan

perilaku.

Ibu sesuai dengan kriteria inklusi di

Kecamatan Grogol Petamburan

Kel. G Kel. F Kel. E Kel. D Kel. C Kel. B Kel. A

5RW 5RW 5 RW

10 RT 10 RT 10 RT

Ibu

dengan

kriteria

inklusi

Ibu

dengan

kriteria

inklusi

Ibu

dengan

kriteria

inklusi

Page 48: skripdi fransisca 03010109

33

Untuk skor di bagian pengetahuan, jawaban”ya” diberi nilai 1 dan “tidak”

diberi nilai 0. Pengkategorian dari hasil penjumlahan skor dari 15 pernyataan.

Jumlah skor 8 sampai 15 dikategorikan baik sedangkan jika jumlah skor 0 sampai 7

dikategorikan rendah.

Bagian sikap, jawaban “setuju” diberi nilai 1 “tidak setuju” diberi nilai 0.

Pengkategorian dari hasil penjumlahan skor dari 10 pernyataan. Jumlah skor 6 sampai

10 dikategorikan baik sedangkan jika jumlah skor 0 sampai 5 dikategorikan tidak

baik.

Bagian perilaku, , jawaban “ya” diberi nilai 1 “tidak” diberi nilai 0.

Pengkategorian dari hasil penjumlahan skor dari 10 pernyataan. Jumlah skor 6 sampai

10 dikategorikan baik sedangkan jika jumlah skor 0 sampai 5 dikategorikan tidak

baik.

4.5 Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan

bivariat.

4.5.1 Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat penyajian distribusi frekuensi dari

seluruh data yang diteliti. Data yang diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi berdasarkan masing-masing variabel untuk persentase.

Persentase distribusi frekuensi masing-masing variabel dihitung dengan

memakai rumus sebagai berikut:

%100n

xf

Keterangan :

f = frekuensi

x = jumlah yang didapat (variabel yang diteliti)

Page 49: skripdi fransisca 03010109

34

n = jumlah populasi

Salah satu tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi diare

akut pada balita di Kecamatan Grogol Petamburan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus ini.

4.5.2 Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara

variabel bebas dan variabel tergantung. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data

dengan menggunakan uji Chi-square karena variabel bebas dan tergantung termasuk

dalam jenis variabel kategorik.

Adapun rumus uji Chi Square adalah :

X2 =

E

EO2

X2 = Kai Kuadrat

O (Observed) = Nilai observasi

E (Expected) = Nilai harapan

Hasil akhir uji statistik adalah untuk mengetahui apakah keputusan uji

Hipotesis ditolak atau diterima. Untuk menguji kemaknaan hubungan, digunakan

tingkat kepercayaan 95 % dimana nilai p pada tingkat kepercayaan 95 % sebagai

berikut:

1. P > 0,05 menunjukkan hasil tidak bermakna/ berhubungan (Hipotesis ditolak)

2. P < 0,05 menunjukkan hasil bermakna/ berhubungan (Hipotesis diterima).

Data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan

komputer melalui tahapan editing, coding, processing, cleaning.

1.Editing

Dalam tahap ini data yang dikumpulkan dilakukan pengecekan terhadap

kelengkapannya.

Page 50: skripdi fransisca 03010109

35

2. Coding

Yaitu melakukan pengkodean terhadap beberapa variabel yang akan diteliti.

Coding mempermudah pada saat analisa data dan entry data.

3. Processing

Processing dilakukan dengan cara memindahkan data dari data rekam medik ke

paket komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistical For Social Science )

versi 17.0.

4 .Cleaning

Yaitu Pembersihan data, yang merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah dimasukkan, karena kesalahan dapat terjadi saat memindahkan data pada komputer.

4.6 Alur kerja penelitian

Rumus ini dapat digunakan untuk mencapai tujuan umum yaitu mengetahui

hubungan perilaku ibu dengan kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol

Petamburan yang dijabarkan dalam tujuan khusus. Tujuan khusus penelitian ini

adalah mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada balita

di Kecamatan Grogol Petamburan, mengetahui hubungan sikap ibu dengan kejadian

diare akut pada balita di Kecamatan Grogol Petamburan, dan mengetahui hubungan

tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol

Petamburan

Page 51: skripdi fransisca 03010109

36

Gambar 4. Alur kerja Penelitian

4.7 Etika penelitian

Protokol dari penelitian ini telah memperoleh kelayakan etik (ethical clearance)

dari Komisi Etik Riset Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Surat permohonan

izin dan proposal penelitian juga diajukan terlebih dahulu ke pihak kepala

KESBANGPOL Jakarta Barat, kepala SUDINKES Jakarta Barat, dan kepala

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan untuk memperoleh izin resmi dari instansi

terkait sebelum pengambilan data jumlah balita yang mengalami kejadian diare di

Kecamatan Grogol Petamburan.

Kuesioner yang dibagikan kepada responden harus memenuhi syarat sudah

mengisi informed concent, anonymity, dan confidentiality. Informed concent adalah

Mendapatkan surat perizinan dari kepala

KESBANGPOL Jakarta Barat

Mendapatkan surat perizinan dari

kepala SUDINKES Jakarta Barat

Mendapatkan data sekunder dari

Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan

Data primer dari kuesioner yang ditujukan pada Ibu yang

memiliki balita di Kecamatan Grogol Petamburan dan

memenuhi kriteria inklusi

Analisa data

Page 52: skripdi fransisca 03010109

37

lembar persetujuan yang akan diberikan responden yang akan diteliti dan memenuhi

kriteria inklusi dan disertai judul penelitian, manfaat penelitian dan dampak

penelitian. Anonymity untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode. Confidentiality kerahasiaan

informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang

dilaporkan hasil penelitian

4.8 Penjadwalan Penelitian

Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama delapan

bulan, sejak bulan Juli 2013 sampai dengan bulan Januari 2014

Gambar 5. Penjadwalan penelitian

No Tahapan

Kegiatan

Waktu pelaksanaan

Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Jan

1 Persiapan

2 Observasi

3 Pengumpulan

data

4 Pengolahan

dan analisis

data

5 Konsultasi

Page 53: skripdi fransisca 03010109

38

BAB V HASIL

5.1 Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik

observasional dengan pendekatan potong silang. Ada pun kendala yang didapatkan

adalah subjek penelitian susah dikumpulkan sehingga waktu yang digunakan untuk

mengumpulkan data lebih lama.

5.2 Lokasi dan waktu penelitian.

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Grogol Petamburan dengan

mengambil tiga kelurahan sebagai tempat penelitian yaitu Kelurahan Jelambar,

Kelurahan Tanjung Duren Utara, dan Kelurahan Tomang. Penelitian ini bekerjasama

dengan beberapa posyandu setempat yang berada di setiap kelurahan. Penelitian ini

dilakukan mulai bulan Oktober 2013 sampai bulan Januari 2014. Pengambilan data

melalui wawancara kepada responden di tiap posyandu dilakukan dalam satu hari

saja.

5.3 Sampel penelitian

Di Puskesmas Grogol Petamburan sepanjang tahun 2013 terdapat 426 kejadian

diare pada anak balita. Melalui perhitungan sampel dan drop out didapatkan 165

sampel. Sebanyak 220 lembar kuesioner dibagikan pada responden yang mendatangi

posyandu yang sudah diseleksi terlebih dahulu melalui wawancara singkat untuk

menyesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 220 kuesioner yang

dibagikan, kuesioner yang dikembalikan sebanyak 165 kuesioner sisanya sebanyak

55 kuesioner tidak dikembalikan karena kendala waktu.

Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus infinit dan finit

sebagai berikut :

Page 54: skripdi fransisca 03010109

39

Sampel Infinit :

n = (1,96)2 (0,167)(0,833)

(0,05)2

= 213,76 dibulatkan menjadi 214

Keterangan :

n = besar sampel

α = tingkat kemaknaan, ditetapkan sebesar 5%. Untuk nilai α sebesar 5%, nilai Zα

(derajat kesalahan) adalah 1,96

P =proporsi kejadian diare di Indonesia ditetapkan sebesar 16,7% berdasarkan data

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2007

Q = Perkiraan jumlah balita yang tidak mengalami diare, didapatkan dari 1-P

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki, ditetapkan sebesar 5%

Sampel finit :

= 214

1 + (214/426)

= 142,66 dibulatkan menjadi 143

Drop out sebesar 15 % maka besar sampel adalah 143 + (143×0,15) = 165

Jadi, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah minimal 165 sampel.

n = Zα2 PQ

d2

n = n0

1 + (n0/N)

Page 55: skripdi fransisca 03010109

40

Keterangan :

N = Jumlah kejadian diare di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan sepanjang

tahun 2013

n = Besar sampel yang diteliti

5.4 Metode pengumpulan sampel.

Untuk mengumpulkan sampel subjek penelitian, penelitian dilakukan di

posyandu setiap RW (rukun warga) yang diadakan oleh puskesmas. Dari setiap tiga

kelurahan akan diambil 3 RW untuk dijadikan tempat penelitian. Sehingga jumlah

RW yang dijadikan tempat penelitian berjumlah 9 RW dengan masing- masing

jumlah sampel minimal 18 orang. Pemilihan RW yang dijadikan tempat penelitian

menggunakan metode cluster random sampling. Sedangkan untuk pemilihan subjek

penelitian dari tiap RW menggunakan metode simple random sampling. Upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan minat subjek berpartisipasi yaitu dengan pemberian

bingkisan setelah subjek penelitian mengisi lembar kuesioner.

Page 56: skripdi fransisca 03010109

41

Cluster random

sampling

Simple random

sampling

Gambar 6. Metode pengumpulan sampel

5.5 Bahan dan cara pengambilan data sampel penelitian.

Pengambilan data penelitian ini menggunakan kuesioner penelitian terdahulu

yaitu kuesioner penelitian Widya Ayu Permata yang berjudul Hubungan

Karakteristik, Pengetahuan, Sokap, dan Perilaku Ibu terhadap Kejadian Diare di

Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Labu Jakarta Selatan tahun 2011.(33)

Cara pengambilan data, pertama pasien ditanya mengenai identitas dan

kriteria inklusi serta ekslusi, setelah itu wawancara dengan menggunakan kuosioner.

Terdapat kendala dalam pengambilan data berupa penggunaan beberapa kalimat

dalam kuesioner yang susah dimengerti oleh subjek penelitian.

Ibu sesuai dengan kriteria inklusi di Kecamatan Grogol Petamburan

Kel.

Tomang Kel.

Tanjung Duren

Utara

Kel.

Jelambar

RW 1

RW 2

RW 3

RW 1

RW 2

RW 5

RW 3

RW 4

RW 8

Ibu dengan kriteria inklusi

Page 57: skripdi fransisca 03010109

42

5.6 Alur kerja penelitian

Bagan ini peneliti gunakan untuk mencapai tujuan umum yaitu mengetahui

hubungan perilaku ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada anak balita di

Kecamatan Grogol Petamburan yang dijabarkan dalam tujuan khusus. Tujuan khusus

penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang diare dengan

kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol Petamburan, mengetahui

hubungan sikap ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada balita di

Kecamatan Grogol Petamburan, mengetahui hubungan tindakan ibu tentang diare

dengan kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol Petamburan, mengetahui

hubungan umur ibu dengan kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol

Petamburan mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada

balita di Kecamatan Grogol Petamburan.

Pelaksanaan kegiatan penelitian berbeda dengan perencanaan yaitu setelah

meminta data dari puskesmas kemudian pengambilan data dilakukan di posyandu

yang terlebih dahulu harus mendapatkan izin dari kelurahan setempat. Izin yang

didapatkan untuk melakukan penelitian di posyandu adalah secara lisan dengan syarat

penelitian ini tidak boleh mengganggu rangkaian kegiatan posyandu.

5.7 Karakteristik dasar ibu

Tabel 6. Karakteristik dasar ibu

Karakteristik dasar jumlah persentase

Usia ibu

20 sampai 30 tahun 113 68,5%

30 sampai 40 tahun 52 31,5%

40 sampai 45 tahun 0 0%

Pendidikan

SD, SMP 70 42,4%

SMA 91 55,2%

Page 58: skripdi fransisca 03010109

43

Perguruan tinggi 4 2,4%

Pekerjaan

Ibu rumah tangga 124 75,1%

Buruh 11 6,7%

Pegawai swasta 26 15,8%

Pegawai negeri 4 2,4%

Pengetahuan

Baik 66 40%

Rendah 99 60%

Sikap

Baik 58 35,2%

Tidak baik 107 64,8%

Tindakan

Baik 100 60,6%

Tidak baik 65 39,4%

Dari tabel di atas didapatkan umur ibu yang menjadi subjek penelitian sebagian besar

adalah ibu yang berusia 20 sampai 30 tahun dengan jumlah 113 orang ibu (68,5%).

Untuk pendidikan ibu, SMA merupakan sebagian besar pendidikan ibu yang menjadi

subjek penelitian yaitu 91 orang ibu (55,2%). Untuk jenis pekerjaan, sebagaian besar

responden adalah ibu rumah tangga(75,1%). Untuk pengetahuan ibu mengenai diare,

diperoleh data ibu yang berpengetahuan rendah sebanyak 107 orang ibu (64,8%)

sedangkan yang berpengetahuan baik hanya 58 orang ibu(35,2%). Untuk sikap ibu

mengenai diare diperoleh data ibu yang bersikap tidak baik sebanyak 99 orang ibu

(60%) sedangkan yang bersikap baik hanya 66 orang ibu(40%) Untuk tindakan ibu

mengenai diare diperoleh data ibu yang bertindakan tidak baik sebanyak 65 orang

ibu(39,4%) sedangkan yang bertindakan baik 100 orang ibu(60,6%).

Page 59: skripdi fransisca 03010109

44

5.8 Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di

Kecamatan Grogol Petamburan

Tabel 7. Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di

Kecamatan Grogol Petamburan

pengetahuan diare akut Jumlah persentase P signifikasi

ya Tidak

Baik 31 35 66 40% 0,000

Rendah 77 22 99 60%

Dari tabel di atas dapat terlihat terdapat 165 responden yang terbagi menjadi dua

kelompok pengetahuan ibu terhadap diare akut pada balita. Kelompok pertama

tergolong berpengetahuan baik dengan jumlah responden 66 orang ibu(40%).

Kelompok kedua berpengetahuan rendah dengan jumlah responden 99 orang ibu

(60%) . Pada kelompok pertama, sebanyak 31 orang ibu yang memiliki anak

mengalami diare akut sedangkan pada kelompok kedua, sebanyak 77 orang ibu yang

memiliki anak mengalami diare akut. Dari uji chi-square didapat p = 0,000 (p <

0,05) maka terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan

kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan.

Page 60: skripdi fransisca 03010109

45

5.9 Hubungan sikap ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan

Grogol Petamburan

Tabel 8. Hubungan sikap ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di

Kecamatan Grogol Petamburan

Sikap diare akut jumlah persentase P signifikasi

ya tidak

Baik 32 26 58 35,2% 0, 041

Tidak baik 76 31 107 64,8%

Dari tabel di atas dapat terlihat terdapat 165 responden yang terbagi menjadi dua

kelompok sikap ibu terhadap diare akut pada balita. Kelompok pertama tergolong

bersikap baik dengan jumlah responden 58 orang ibu ( 35,2 %). Kelompok kedua

bersikap tidak baik dengan jumlah responden 107 orang ibu (64,8%) . Pada kedua

kelompok, sejumlah 108 orang ibu balita yang yang memiliki anak balita mengalami

diare akut. Kelompok pertama berjumlah 32 orang ibu dan kelompok kedua

berjumlah 76 orang ibu yang memiliki anak terkena diare akut . Dari uji chi-square

didapat p = 0,041 (p < 0,05) maka terdapat hubungan yang bermakna antara sikap

ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan.

Page 61: skripdi fransisca 03010109

46

5.10 Hubungan tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di

Kecamatan Grogol Petamburan

Tabel 9. Hubungan tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di

Kecamatan Grogol Petamburan

tindakan Diareakut Jumlah persentase P signifikasi

ya tidak

Baik 69 31 100 60,6% 0,235

Tidak baik 39 26 65 39,4%

Dari tabel di atas dapat terlihat terdapat 165 responden yang terbagi menjadi dua

kelompok tindakan ibu terhadap diare akut pada balita. Kelompok pertama tergolong

dalam tindakan yang baik dengan jumlah responden 100 orang ibu ( 60,6 %).

Kelompok kedua tindakan yang tidak baik dengan jumlah responden 65 orang ibu

(39,4%) . Kelompok pertama sejumlah 69 orang ibu yang memiliki anak balita

mengalami diare akut sedangkan kelompok kedua sejumlah 39 orang ibu yang

memiliki anak balita mengalami diare akut. Dari uji chi-square didapat p = 0,235 (p

> 0,05) maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tindakan ibu dengan

kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol Petamburan.

Page 62: skripdi fransisca 03010109

47

5.11 Hubungan umur ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan

Grogol Petamburan

Tabel 10 Hubungan umur ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di

Kecamatan Grogol Petamburan

Umur ibu diare akut jumlah persentase P signifikasi

Ya tidak

20 - 30 tahun 71 42 113 68,5% 0,296

30 - 40 tahun 37 15 52 31,5%

Dari tabel di atas dapat terlihat terdapat 165 responden yang terbagi menjadi dua

kelompok usia ibu. Kelompok pertama berusia 20 sampai 30 tahun dengan jumlah

responden 113 orang ibu ( 68,5%). Kelompok kedua berusia 30 sampai 40 tahun

dengan jumlah responden 52 orang ibu (31,5%) . Pada kedua kelompok, sejumlah

108 orang ibu balita yang anak balitanya mengalami diare akut. Kelompok pertama

berjumlah 71 orang ibu dan kelompok kedua berjumlah 37 orang ibu Dari uji chi-

square didapat p = 0,296 (p > 0,05) maka tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara usia ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol

Petamburan.

Page 63: skripdi fransisca 03010109

48

5.12 Hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di

Kecamatan Grogol Petamburan

Tabel 11 Hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di

Kecamatan Grogol Petamburan

Pendidikan diareakut jumlah persentase P signifikasi

ya tidak

SD, SMP 66 4 70 42,4% 0,000

SMA, SMK 41 50 91 55,2%

Perguruan tinggi 1 3 4 2,4%

Dari tabel di atas dapat terlihat terdapat 165 responden yang terbagi menjadi tiga

kelompok pendidikan ibu. Kelompok pertama pendidikan terakhir SD atau SMP

dengan jumlah responden 70 orang ibu ( 42,4 %). Kelompok kedua berpendidikan

SMA atau SMK dengan jumlah responden 91 orang ibu (55,2 %) . Kelompok ketiga

pendidikan terakhir perguruan tinggi dengan jumlah responden 4 orang ibu(2,4%).

Pada ketiga kelompok, sejumlah 108 orang ibu balita yang memiliki anak balita

mengalami diare akut. Kelompok pertama berjumlah 66 orang ibu, kelompok kedua

berjumlah 41 orang ibu sedangkan pada kelompok ketiga 1 orang ibu. Dari uji

kolmogorov- smirnov didapat p = 0,000 (p < 0,05) maka terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita

di Kecamatan Grogol Petamburan.

Page 64: skripdi fransisca 03010109

49

BAB VI PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai karakteristik dasar ibu yang menjadi

subjek penelitian. Selain itu akan dibahas tujuan pembuatan skripsi ini yaitu

hubungan antara perilaku ibu tentang diare dengan kejadian diare akut pada anak

balita di Kecamatan Grogol Petamburan. Perilaku terbagi menjadi tiga domain yaitu

pengetahuan, sikap, dan tindakan. Kemudian akan dibahas tujuan lainnya yaitu

hubungan umur dan tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian diare akut pada anak

balita. Kelemahan- kelemahan pada penelitian ini juga akan dibahas pada bab ini.

Berdasarkan hasil yang didapat dari 165 responden yang sesuai dengan

kriteria inklusi yaitu ibu yang bertempat tinggal di Kecamatan Grogol Petamburan,

dapat membaca dan menulis, sehat jasmani dan rohani, dan berumur 20 sampai 45

tahun maka didapatkan hasil mengenai karakteristik dasar responden dan tujuan pada

penelitian ini

Karakteristik dasar responden mencakup umur, pendidikan, jenis pekerjaan,

pengetahuan, sikap, dan tindakan,. Adapun hasil yang didapat adalah umur ibu yang

menjadi subjek penelitian sebagian besar adalah ibu yang berusia 20 sampai 30

tahun dengan jumlah 113 orang ibu (68,5%). Untuk pendidikan ibu, SMA

merupakan sebagian besar pendidikan ibu yang menjadi subjek penelitian yaitu 91

orang ibu (55,2%). Untuk jenis pekerjaan ibu, sebagaian besar responden adalah ibu

rumah tangga(75,1%). Untuk pengetahuan ibu mengenai diare, diperoleh data ibu

yang berpengetahuan rendah sebanyak 107 orang ibu (64,8%) sedangkan yang

berpengetahuan baik hanya 58 orang ibu(35,2%). Untuk sikap ibu mengenai diare

diperoleh data ibu yang bersikap tidak baik sebanyak 99 orang ibu (60%) sedangkan

yang bersikap baik hanya 66 orang ibu(40%) Untuk tindakan ibu mengenai diare

diperoleh data ibu yang bertindakan tidak baik sebanyak 65 orang ibu(39,4%)

sedangkan yang bertindakan baik 100 orang ibu(60,6%).

Page 65: skripdi fransisca 03010109

50

Berdasarkan data yang didapat dari 165 orang ibu dapat diketahui bahwa

untuk ibu yang berpengetahuan rendah dan anak balitanya mengalami diare akut

adalah 77 orang ibu sedangkan ibu yang berpengetahuan baik namun anak balitanya

mengalami diare akut adalah sebesar 31 orang ibu. Dari penelitian tersebut didapat

hasil uji Chi-square nilai p = 0,000 (p < 0,05) Hasil penelitian ini didukung oleh

beberapa penelitian terdahulu. Penelitian Widya Ayu Permata di daerah Jakarta

Selatan di mana didapatkan hasil pengetahuan ibu berhubungan dengan kejadian

diare pada anak balita.(33) Hasil penelitian yang serupa juga didapatkan oleh Wijaya

dan Khalili dkk (34,35) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang baik

dapat mendorong seseorang berperilaku dengan baik. Hasil penelitian ini

menunjukkan banyak ibu dengan pengetahuan rendah anak balitanya mengalami

diare akut. Hal ini dapat dipahami karena dengan tingkat pengetahuan yang rendah

mengenai definisi, cara penularan, manifestasi,dan penanganan,seorang ibu susah

untuk mencegah terjadinya penyakit diare akut pada anak balita. Berdasarkan hasil

penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol

Petamburan.

Sejumlah 108 orang ibu balita yang balitanya mengalami diare akut

didapatkan dari ibu yang bersikap baik sebanyak 32 orang ibu dan ibu yang bersikap

tidak baik sebanyak 76 orang ibu. Hasil uji Chi-square hubungan sikap ibu dengan

kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Grogol Petamburan didapatkan nilai p

= 0,041 (p < 0,05) Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

beberapa yang menunjukkan adanya penurunan jumlah kejadian diare setelah

responden diberikan edukasi mengenai cara menyikapi diare pada anak balita.(10,36)

Hasil penelitian yang tidak serupa ditunjukkan oleh penelitian Widya Ayu.(33) Hasil

penelitian Widya Ayu menyatakan tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan

kejadian diare pada anak Balita di wilayah kerja puskesmas Pondok Labu Jakarta

Page 66: skripdi fransisca 03010109

51

Selatan. Hasil penelitian ini dapat berbeda disebabkan oleh karakteristik responden

di suatu daerah dengan daerah lain berbeda-beda . Sikap merupakan kesiapan untuk

bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai bentuk penghayatan terhadap

suatu objek. Sikap setiap orang terhadap suatu objek dapat berbeda- beda tergantung

dari pengetahuan, kepercayaan, emosi, dan lingkungan masing- masing. Berdasarkan

hasil penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara sikap ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di Kecamatan Grogol

Petamburan.

Berdasarkan data yang didapat dari 165 orang ibu dapat diketahui bahwa

untuk ibu yang tindakannya tergolong tidak baik dan anak balitanya mengalami diare

adalah 39 orang ibu sedangkan ibu yang bersikap baik dan anak balitanya

mengalami diare adalah sebesar 69 orang ibu. Dari penelitian tersebut didapat hasil

uji Chi-square nilai p = 0,235 atau (p > 0,05). Dari hasil penelitian Widya Ayu juga

didapatkan hasil yang sama.(33) Hasil ini berbeda dari penelitian sebelumnya yang

menyatakan ada hubungan antara tindakan ibu dengan kejadian diare pada anak

balita.(36) Hasil penelitian ini dapat berbeda dikarenakan metode yang digunakan

adalah studi intervensi yang dilakukan pengambilan data lebih dari satu kali.

Tindakan adalah suatu sikap yang sudah terwujud. Namun dalam prakteknya

seseorang bisa saja bertindakan posisitif meskipun pengetahuan dan sikapnya masih

negatif. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan tindakan masyarakat di

Kecamatan Grogol Petamburan sudah mendukung adanya angka kejadian diare akut

pada balita yang menurun karena tindakan kehidupan sehari- hari yang sudah baik.

Berdasarkan penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita di

Kecamatan Grogol Petamburan

Hasil penelitian umur ibu terhadap kejadian diare akut pada anak balita dibagi

beberapa kelompok umur ibu. Kelompok pertama berusia 20 sampai 30 tahun

dengan jumlah responden 113 orang ibu Kelompok kedua berusia 30 sampai 40 tahun

Page 67: skripdi fransisca 03010109

52

dengan jumlah responden 52 orang ibu. Kelompok ketiga berusia 40 sampai 45 tahun

tanpa adanya responden. Pada ketiga kelompok, sejumlah 108 orang ibu balita yang

balitanya mengalami diare akut. Kelompok pertama berjumlah 71 orang ibu,

kelompok kedua berjumlah 37 orang ibu sedangkan pada kelompok ketiga tidak ada

responden Berdasarkan hasil uji chisquare yang didapat dari 165 responden ini

mengenai hubungan usia ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita didapatkan

hasil p=0.296 Hal ini sesuai dengan penelitian Widya Ayu dan Wijaya yang

menyatakan hal yang sama.(33,34) Namun penelitian dari Khalili menyatakan bahwa

ada hubu Umur responden terbanyak adalah 20 sampai 30 tahun. Hal ini dapat

dimengerti karena umur 20 sampai 30 tahun, merupakan usia subur seorang ibu.

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan tidak terdapat

hubungan antara usia ibu dengan kejadian diare anak balita di Kecamatan Grogol

Petamburan

Hasil penelitian tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian diare akut pada

anak balita dibagi beberapa kelompok tingkat pendidikan ibu Kelompok pertama

pendidikan terakhir SD atau SMP dengan jumlah responden 70 orang ibu. Kelompok

kedua berpendidikan SMA atau SMK dengan jumlah responden 91 orang ibu.

Kelompok ketiga pendidikan terakhir perguruan tinggi dengan jumlah responden 4

orang ibu. Kelompok pertama berjumlah 66 orang ibu yang anak balitanya menderita

diare akut, kelompok kedua berjumlah 41 orang ibu yang anak balitanya menderita

diare akut sedangkan pada kelompok ketiga 1 orang ibu yang anak balitanya

menderita diare akut. Berdasarkan hasil uji chisquare yang didapat hasil p= 0.000.(33)

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widya Ayu. Pendidikan

merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang. Pendidikan

masyarakat yang rendah menjadikan mereka sulit memahani pentingnya kebersihan

perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular,

yang salah satunya adalah diare. Pendidikan yang tinggi juga akan mendorong

seseorang mencari perawatan dan informasi untuk mengatasi masalah diare akut

Page 68: skripdi fransisca 03010109

53

pada anak balita. Berdasarkan penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan

terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita

di Kecamatan Grogol Petamburan

Kelemahan penelitian ini adalah masih banyak faktor yang mempengaruhi

diare akut pada balita. Faktor lain seperti musim dan lingkungan rumah juga dapat

berpengaruh terhadap kejadian diare akut pada balita. Dari segi metode penelitian,

peneliti hanya menggunakan metode potong silang saja yang di mana pengambilan

data dengan wawancara secara singkat sehingga jawaban ibu berpotensi untuk tidak

objektif. Pengisian data oleh subjek penelitian dilakukan secara berkelompok

sehingga kemungkinan bukan jawaban murni dari masing- masing subjek penelitian.

Page 69: skripdi fransisca 03010109

54

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan:

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada anak

balita di Kecamatan Grogol Petamburan

2. Terdapat hubungan antara sikap ibu dengan kejadian diare akut pada anak balita

di Kecamatan Grogol Petamburan

3. Tidak terdapat hubungan antara tindakan ibu dengan kejadian diare akut pada anak

balita di Kecamatan Grogol Petamburan

4. Tidak terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian diare akut pada anak

balita di Kecamatan Grogol Petamburan

5. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diare akut pada anak

balita di Kecamatan Grogol Petamburan

7.2 Saran

7.2.1 Ilmu pengetahuan

Dengan adanya hasil penelitian ini, diharap dapat menambah referensi

mengenai perilaku ibu yang berpengaruh terhadap diare akut pada anak balita.

Kuesioner penelitian diharapkan dapat dikembangkan lebih teliti dengan

mengikutsertakan kondisi terkini di Jakarta seperti banjir, musim hujan, dll sehingga

memberi gambaran lebih akurat mengenai perilaku ibu yang berpengaruh terhadap

kejadian diare akut pada anak balita.

7.2.2Masyarakat

Perlunya kesadaran diri untuk menambah pengetahuan dan merubah sikap

terhadap cara penanganan diare akut pada anak balita. Banyak kegiatan yang sudah

dilakukan oleh pemerintah untuk menambah wawasan ibu mengenai masalah

Page 70: skripdi fransisca 03010109

55

kesehatan anak seperti kegiatan posyandu dan penyuluhan. Sebaiknya kegiatan yang

dilaksanakan ini diikuti oleh masyarakat guna merubah pola perilaku masyarakat

dalam mencegah dan menangani kejadian diare akut pada anak balita.

7.2.3 Profesi

Setelah diketahui rendahnya pengetahuan dan sikap ibu terhadap diare akut

pada anak balita, maka diharapkan adanya sosialisasi atau penyuluhan untuk

meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap kejadian diare akut pada anak

balita.

Page 71: skripdi fransisca 03010109

56

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organisation. Diarrhoea: Why children are still dying and what can

be done. Available at:

http://www.unicef.org/media/files/Final_Diarrhoea_Report_October_2009_final.

pdf. Accessed July 1, 2013

2. Boschi-Pinto C, Velebit L, Shibuya K . Estimating child mortality due to

diarrhoea in developing countries. Bull World Health Organ 2008; 86: 710–717.

3. Kementerian Kesehatan RI. Buletin jendela dan data dan informasi kesehatan:

situasi diare di Indonesia.

http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdf.Accessed

July 1, 2013

4. Liu L, Johnson HL, Cousens S, Perin J, Scott S, Lawn JE, dkk. Child Health

Epidemiology Reference Group of WHO and UNICEF : Global, regional, and

national causes of child mortality: an updated systematic analysis for 2010 with

time trends since 2000. Lancet 2012;379:2151-61.

5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Republik

Indonesia 2010. Available at: http://www.depkes.go.id/Accessed July 1, 2013

6. Haque R, Mondal D, Akther S, Farr BM, Sack RB, Kirkpatrick, et

all. Epidemiologic and Clinical Characteristics of Acute Diarrhea with Emphasis

on Entamoeba histolystica Infection in Preschol Children in an Urban Slum of

Dhaka Bangladesh. Am J Trop Med Hyg 2003;69: 398-405

7. Yilgwan, Okolo S. Prevalence of diarrhea disease and risk factors in Jos

University Teaching Hospital, Nigeria.. An Afr Med 2012: 217-21

8. Colombara DV, Cowgill KD, Faruque ASG. Risk Factors for Severe Cholera

among Children under Five in Rural and Urban Bangladesh, 2000–2008:

AHospital-Based Surveillance Study. PLOS ONE 2008; 8

doi.10.1371/journal.pone.0054395

Page 72: skripdi fransisca 03010109

57

9. Trung Vu Nguyen, Phung Le Van, Chinh Le huy, Khanh Nguyen Ghia,

Wientraub A. Etiology and epidemiology of diarrhea in children in Hanoi,

Vietnam. J Infect Dis 2006; 10: 298-308

10. Sheth M, Obrah M.Diarrhea prevention through food safety education Indian J

Pediatr 2004;71: 879-882

11. Montgomery MA. Water and Sanitation in DevelopingCountries: Including

Health in the Equation Millions suffer from preventable illnesses and die every

year. Available at: http://ouruf.org/d/grad/Montgomery%20-

%20Water%20and%20Sanitation%20Developing%20Countries.pdf Accessed on

July 1, 2013

12. Fewtrell L., et al., Water, Sanitation, and Hygiene Interventions to Reduce

Diarrhoea in Less Developed Countries: A systematic review and meta-analysis,

Lancet 2005;5: 42-52

13. Morrow AL, Ruiz-Palacios GM, Xi Jiang, Newburg DS. Human-Milk Glycans

That Inhibit Pathogen Binding Protect Breast-feeding Infants against Infectious

Diarrhea J. Nutr. 2005; 135 : 1304-1307

14. Quigley MA, Kelly YJ. Sacker A. Breastfeeding and Hospitalization for Diarrheal

and Respiratory Infection in the United Kingdom Millennium Cohort Study.

PEDIATRICS 2007; 119: e837 -e842

15. Checkley, W., et al. Effects of Acute Diarrhea on Linear Growth in Peruvian

Children, AM J EPIDEMIOL 2003; 157: 166-175

16. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar: Gasteroenterologi- Hepatologi. Dalam:

Bambang Subagyo. Diare Akut. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.;2010.hal 87 – 120

17. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatric. In:

Synder JD. Gasterornteritis. New Delhi: Lajpat Nagar-IV; 2006.p.1272-6.

18. Trung Vu Nguyen, Phung Le Van, Chinh Le huy, Khanh Nguyen Ghia,

Wientraub A. Diarrhea Caused by Rotavirus in Children Less than 5 Years of Age

in Hanoi, Vietnam J. Clin. Microbiol. 2004; 42 : 5745-5750

Page 73: skripdi fransisca 03010109

58

19. Wilhelmi, Sanchez-Fauquier A. Viruses causing gastroenteritis. Clin. Microbiol.

Infect. 2003; 9:247-262.

20. Olesen B, Neimann J, Nottiger B, ethelberg S, Schiellerup P, Jensen C, et al.

Etiology of Diarrhea in Young Children in Denmark: a Case-Control Study J.

Clin. Microbiol. 2005; 43: 3636-41

21. Parashar UD, Hummelman EG, Bresee JS, Miller MA, Glass RI. Global Illness

and Deaths Caused by Rotavirus Disease in Children. Emerg Infect Dis. 2003 ; 9 :

565–72

22. Fischer Walker CL, Sack D, Black RE. Etiology of Diarrhea Older Children,

Adolescents andAdults: A Systematic Review. PLoS Negl Trop Dis 4: e768.

Doi.10.1371/journal.pntd.0000768

23. Sherchand J. B., Yokoo M., Sherchand O., Pant A. R., Nakagomi O.Burden of

enteropathogens associated diarrheal diseases in children hospital, Nepal. Sci

World 2009; 7 : 71-75.

24. Ansari S, Scherchand JB, Rijal BP, Parajuli K, Ishra SK, Dahal RK, et al.

Characterization of rotavirus causing acute diarrhoea in children in Kathmandu,

Nepal, showing the dominance of serotype G12. J Med Microbiol 2013; 62 : 114-

120

25. Matan shelomi. Bergmann’s rule. Available at: http://phys.org/news/2012-11-

bergmann-size.html Accesed on July 5 2013

26. World Health Organisation. Pelayanan Kesehatan anak di Rumah Sakit. Jakarta:

Bina Mulia;2009, hal.131-55

27. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Caulfield LE, de Onis M, Ezzati M, Mathers C,

Rivera J. Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and

health consequences. Lancet 2008; 371:243-260

28. Caulfield LE. Undernutrition as an underlying cause of child death assocoated

with diarrhea, pneumonia, malaria, and measles. Am J Clin Nutr Juy 2004; 80

193- 198

Page 74: skripdi fransisca 03010109

59

29. Brown HK. Diarrhea and Malnutrit ion. J. Nutr.2003;133:328S-332S

30. Jiraphongsa C, Breese CS, Pongsuwanna Y, et al. Epidemiology and

burden of rotavirus in Thailand: results of sentinel surveillance. J Infect

Dis 2005; 192:87–93

31. Soenarto Y, Aman AT, Bakri A, Waluya H, Firmansyah A, Kadim M, Martiza I,

et al. .Burden of severe rotavirus diarrhea in indonesia. J Infect Dis 2009:200 doi.

10.1086/605338

32. Efendi E. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika;2009.

Hal. 101- 4

33. Widya Ayu Permata. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

Ibu terhadap Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Labu Jakarta

Selatan tahun 2011. Available at:

http://www. library.upvnj.ac.id/pdf/4s1kesmas/207313040/Awal.pdf

http://www. library.upvnj.ac.id/pdf/4s1kesmas/207313040/Abstrak.pdf

http://www. library.upvnj.ac.id/pdf/4s1kesmas/207313040/Bab 3.pdf

http://www.library.upvnj.ac.id/pdf/4s1kesmas/207313040/Bab 4.pdf

Accessed on Juli 2013

34. Wijaya. Faktor Risiko Kejadian Dare Balita di Sekitar TPS Banaran Kampus

Universitas Negeri Semarang. Available at:

https://www.google.com/webhp?source=search_app#fp=75f9dcc692d7da89&q=skrip

si+diare+TPS+banaran Accesed July 2013

35. Khalili M, Mirshahi M, Zarghami A, Rajabnia Chenari M, Farahmand

F. Maternal Knowledge and Practice Regarding Childhood Diarrhea and Diet

in Zahedan, Iran. Health Scope. 2013; 2(1).

36. Ansari M, Shankar Mothers’ Knowledge, Attitude and Practice

Regarding Diarrhea and its Management in Morang Nepal: An Interventional

Study PR Trop J Pharm Res,October 2012;11(5):847

Page 75: skripdi fransisca 03010109

60

LAMPIRAN

INFORMED CONSENT

Penjelasan mengenai penelitian

Penelitian mengenai hubungan perilaku ibu dengan kejadian diare akut pada

balita di Kecamatan Grogol Petamburan dapat memberikan pengetahuan pada ibu

mengenai perilaku ibu yang dapat menyebabkan kejadian diare akut pada balita.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan petunjuk kepada para ibu

sehingga dapat mencegah dan melakukan tindakan penanganan terhadap kejadian

diare akut pada balita.

Oleh karena itu peneliti mengharapkan ibu untuk ikut serta dalam penelitian

ini. Bila bersedia maka peneliti akan melakukan wawancara dan jika memenuhi

persyaratan maka akan diberikan sejumlah pertanyaan dan pernyataan dalam bentuk

kuesioner. Hasil dari kuesioner akan dijaga kerahasiaan identitas dari responden.

Pada pengisiian kuesioner, ada tiga bagian yaitu 20 pertanyaan mengenai

pengetahuan terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutu , 10 pernyataan mengenai

sikap, dan 10 pernyataan mengenai perilaku ibu.

Bila ada pertanyaan, ibu dapat menghubungi peneliti di nomor telepon

081318728652

Ibu bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini. Bila ibu bersedia ikut

dalam penelitian ini peneliti mohon untuk membubuhkan tanda tangan pada formulir

persetujuan di bawah ini.

Jakarta, …………........20…..

Fransisca Stephanie Wibisono

Page 76: skripdi fransisca 03010109

61

FORMULIR PERSETUJUAN

Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan telah saya pahami.

Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU untuk ikut dalam penelitian ini.

Nama peserta penelitian :

Tanda tangan :

Tanggal :

Page 77: skripdi fransisca 03010109

62

KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN

DIARE AKUT PADA BALITA DI KECAMATAN

GROGOL PETAMBURAN

A.Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pertanyaan/pernyataan di bawah ini dengan baik dan benar berilah tanda (

V ) pada alternative jawaban yang ibu anggap benar

2. Untuk pertanyaan terbuka, jawablah pertanyaan dengan sesuai dengan yang ibu

ketahui dan singkat.

3. Partisipasi ibu sangat bermanfaat dalam penelitian ini dan saya ucapkan terima

kasih.

B. Indentitas responden

No responden : (diisi oleh peneliti)

Nama ibu :

Umur ibu :

Alamat :

Pendidikan terakhir ibu :

Pekerjaan ibu :

Jenis kelamin anak :

Umur anak :

Page 78: skripdi fransisca 03010109

63

C. Pengetahuan ibu terhadap kejadian diare akut pada balita

Pertanyaan terbuka seputar kejadian diare pada balita

1. Apakah anak balita ibu pernah mengalami diare?

2. Diare menyerang organ tubuh bagian apa?

3. Apa saja gejala diare?

4. Dari manakan ibu mendapat info tentang penyakit diare?

No Pernyataan ya tidak nilai

1. Diare merupakan penyakit yang tidak parah karena

diare dapat menyerang umur tertentu saja

2 Penyakit diare biasanya tidak ditandai dengan

keluarnya tinja lunak atau cair tiga kali atau lebih

dalam satu hari

3 Diare merupakan penyakit yang parah karena

berlangsung dalam waktu yang lama

4 Diare tidak dapat mengancam pertumbuhan dan

perkembangan gizi balita

5 Diare mudah menyerang pada balita karena

ditularkan lewat media yang dekat dengan manusia

6 Diare dapat tertular pada balita karena perilaku

keluarga yang tidak sehat

7 Diare dapat menyerang balita karena penggunaan air

minum yang tidak sehat

8 Diare dapat tertular pada balita karena tempat

Page 79: skripdi fransisca 03010109

64

pembuangan tinja yang tidak sehat

9 Balita dapat terserang diare karena diberi ASI oleh

ibu

10 Balita dapat terserang diare karena diberi susu

formula dengan botol susu yang tidak bersih

11 Balita di rumah dapat tertular diare karena ibu

mencuci tangan terlebih dahulu ketika akan memberi

makan pada balita

12 Diare dapat menyerang balita di rumah karena

kondisi lingkungan sekitar rumah tidak sehat

13 Diare dapat menimbulkan penyakit lainnya bagi

tubuh

14 Diare tidak bersifat fatal karena tidak menyebabkan

kematian

15 Penambahan cairan tubuh dengan oralit merupakan

salah satu upaya untuk pengobatan diare

Penilaian:

Jawaban “ya” diberi nilai 1 sedangkan jawaban”tidak” diberi nilai 0. Penjumlahan

dari 15 pernyataan. Dikategorikan baik jika nilai penjumlahannya 8 sampai 15

sedangkan dikategorikan rendah jika 0 sampai 7

Page 80: skripdi fransisca 03010109

65

D. Sikap ibu terhadap kejadian diare akut pada balita

No Pernyataan setuju tidak

setuju

nilai

1 Anak balita ibu mengalami buang air besar(BAB)

terus menerus dengan disertai mual muntah. Ibu

akan segera membawanya ke puskesmas terdekat

2 Ibu akan segera memberikan larutan oralit saat

anak balita buang air besar(BAB) terus menerus

disertai muntah

3 Memproses masakan dengan higienis dan tidak

meletakannya di tempat bersih dan tertutup

4 Ibu tetap memberikan ASI kepada balita yang

mengalami diare agar dapat menggantikan cairan

tubuh yang hilang

5 Ibu tidak menggantikan makanan balita dengan

makanan yang bertekstur lunak selama mengalami

diare

6 Ibu segera menghentikan pemberian oralit bila

diare sudah berhenti

7 Ibu akan tetap menggunakan oralit yang sudah

dibuat lebih dari 24 jam

8 Ibu membawa anak ke puskesmas lagi setelah

berobat, tetapi belum sembuh

9 Ibu lebih sering memberikan minum agar terhindar

Page 81: skripdi fransisca 03010109

66

dari kekurangan cairan

10 Ibu akan memberikan makanan yang dapat

merangsang usus untuk bekerja keras, seperti

makanan yang bertekstur keras dan mengandung

asam

Penilaian:

Jawaban “setuju” diberi nilai 1 sedangkan jawaban”tidak setuju” diberi nilai 0.

Penjumlahan dari 10 pernyataan. Dikategorikan baik jika hasil penjumlahannya 6

sampai 10 sedangkan dikategorikan tidak baik jika 0 sampai 5

E. Perilaku ibu terhadap pencegahan diare akut pada balita

No Pernyataan ya tidak nilai

1 Untuk keluarga, ibu selalu menyediakan air bersih

2 Untuk keluarga ibu sellau menyediakan air minum

yang sudah dimasak

3 Ibu selalu mencuci tangan sebelum memberi makan

pada anak

4 Ibu selalu mencuci tangan setelah buang air

besar(BAB)

5 Ibu mencuci tangan menggunakan sabun

6 Jika tangan ibu kotor karena bekerja, sedangkan

anak ibu menangis minta ASI atau susu formula

apakah ibu segera mencuci tangan?

Page 82: skripdi fransisca 03010109

67

7 Ibu mengajarkan anak untuk mencuci tangan

sebelum makan

8 Ibu memberikan makanan yang bergizi untuk

meningkatkan daya tahan tubuh (antibody) terhadap

penyakit

9 Ibu dan keluarga membuang sampah pada tempat

yang seharusnya

10 Ibu dan keluarga menggunakan jamban sehat

Penilaian:

Jawaban “ya” diberi nilai 1 sedangkan jawaban”tidak” diberi nilai 0. Penjumlahan

dari 15 pertanyaan. Dikategorikan baik jika nilai penjumlahannya 6 sampai 10

sedangkan dikategorikan tidak baik jika 0 sampai 5

Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini diambil dari kuesioner penelitian

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu terhadap Kejadian

Diare pada Balita di wilayah Kerja Puskesmas Pondok Labu Jakarta Selatan tahun

2011 yang diteliti oleh Widya Ayu Permata.(33)

Page 83: skripdi fransisca 03010109

68

HASIL UNIVARIAT

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20-30 tahun 113 68.5 68.5 68.5

30-40 tahun 52 31.5 31.5 100.0

Total 165 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD, SMP 70 42.4 42.4 42.4

SMA 91 55.2 55.2 97.6

Perguruan Tinggi 4 2.4 2.4 100.0

Total 165 100.0 100.0

sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 58 35.2 35.2 35.2

buruk 107 64.8 64.8 100.0

Total 165 100.0 100.0

Page 84: skripdi fransisca 03010109

69

pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 66 40.0 40.0 40.0

rendah 99 60.0 60.0 100.0

Total 165 100.0 100.0

tindakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 100 60.6 60.6 60.6

buruk 65 39.4 39.4 100.0

Total 165 100.0 100.0

diare

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 108 65.5 65.5 65.5

tidak 57 34.5 34.5 100.0

Total 165 100.0 100.0

Page 85: skripdi fransisca 03010109

70

HASIL BIVARIAT

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN DIARE

Crosstab

diare

Total ya tidak

usia 20-30 tahun Count 71 42 113

Expected Count 74.0 39.0 113.0

% of Total 43.0% 25.5% 68.5%

30-40 tahun Count 37 15 52

Expected Count 34.0 18.0 52.0

% of Total 22.4% 9.1% 31.5%

Total Count 108 57 165

Expected Count 108.0 57.0 165.0

% of Total 65.5% 34.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.091a 1 .296

Continuity Correctionb .754 1 .385

Likelihood Ratio 1.109 1 .292

Fisher's Exact Test .379 .193

Linear-by-Linear Association 1.084 1 .298

N of Valid Cases 165

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,96.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 86: skripdi fransisca 03010109

71

Didapat p = 0,296 interpretasinya karena (p > 0,05) maka tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara usia ibu dengan kejadian diare.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE

Crosstab

diare

Total ya tidak

pendidikan SD, SMP Count 66 4 70

Expected Count 45.8 24.2 70.0

% of Total 40.0% 2.4% 42.4%

SMA Count 41 50 91

Expected Count 59.6 31.4 91.0

% of Total 24.8% 30.3% 55.2%

Perguruan Tinggi Count 1 3 4

Expected Count 2.6 1.4 4.0

% of Total .6% 1.8% 2.4%

Total Count 108 57 165

Expected Count 108.0 57.0 165.0

% of Total 65.5% 34.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 45.376a 2 .000

Likelihood Ratio 52.289 2 .000

Linear-by-Linear Association 43.887 1 .000

N of Valid Cases 165

Page 87: skripdi fransisca 03010109

72

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 45.376a 2 .000

Likelihood Ratio 52.289 2 .000

Linear-by-Linear Association 43.887 1 .000

N of Valid Cases 165

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1,38.

Keterangan : karena nilai EC yang < 5 = 33,3% maka syarat uji Chi square untuk hubungan

antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare tidak terpenuhi.

Sehingga digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov.

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies

diare N

pendidikan ya 108

tidak 57

Total 165

Test Statisticsa

pendidikan

Most Extreme Differences Absolute .541

Positive .541

Negative .000

Kolmogorov-Smirnov Z 3.304

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Page 88: skripdi fransisca 03010109

73

Test Statisticsa

pendidikan

Most Extreme Differences Absolute .541

Positive .541

Negative .000

Kolmogorov-Smirnov Z 3.304

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: diare

Didapat p = 0,000 interpretasinya karena (p < 0,05) maka terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare

HUBUNGAN SIKAP DENGAN KEJADIAN DIARE

Crosstab

diare

Total ya tidak

sikap baik Count 32 26 58

Expected Count 38.0 20.0 58.0

% of Total 19.4% 15.8% 35.2%

buruk Count 76 31 107

Expected Count 70.0 37.0 107.0

% of Total 46.1% 18.8% 64.8%

Total Count 108 57 165

Expected Count 108.0 57.0 165.0

% of Total 65.5% 34.5% 100.0%

Page 89: skripdi fransisca 03010109

74

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4.182a 1 .041

Continuity Correctionb 3.510 1 .061

Likelihood Ratio 4.124 1 .042

Fisher's Exact Test .059 .031

Linear-by-Linear Association 4.156 1 .041

N of Valid Cases 165

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,04.

b. Computed only for a 2x2 table

Didapat p = 0,041 interpretasinya karena (p < 0,05) maka terdapat hubungan yang

bermakna antara sikap dengan kejadian diare

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN DIARE

Crosstab

diare

Total ya tidak

sikap baik Count 31 35 66

Expected Count 43.2 22.8 66.0

% of Total 18.8% 21.2% 40.0%

rendah Count 77 22 99

Expected Count 64.8 34.2 99.0

% of Total 46.7% 13.3% 60.0%

Total Count 108 57 165

Expected Count 108.0 57.0 165.0

% of Total 65.5% 34.5% 100.0%

Page 90: skripdi fransisca 03010109

75

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 16.622a 1 .000

Continuity Correctionb 15.288 1 .000

Likelihood Ratio 16.579 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 16.522 1 .000

N of Valid Cases 165

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22,80.

b. Computed only for a 2x2 table

Didapat p = 0,000 interpretasinya karena (p < 0,05) maka terdapat hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan kejadian diare

HUBUNGAN TINDAKAN DENGAN KEJADIAN DIARE

Crosstab

diare

Total ya tidak

tindakan baik Count 69 31 100

Expected Count 65.5 34.5 100.0

% of Total 41.8% 18.8% 60.6%

buruk Count 39 26 65

Expected Count 42.5 22.5 65.0

% of Total 23.6% 15.8% 39.4%

Total Count 108 57 165

Expected Count 108.0 57.0 165.0

% of Total 65.5% 34.5% 100.0%

Page 91: skripdi fransisca 03010109

76

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.411a 1 .235

Continuity Correctionb 1.041 1 .308

Likelihood Ratio 1.402 1 .236

Fisher's Exact Test .246 .154

Linear-by-Linear Association 1.403 1 .236

N of Valid Cases 165

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22,45.

b. Computed only for a 2x2 table

Didapat p = 0,235 interpretasinya karena (p > 0,05) maka tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara tindakan dengan kejadian diare

Page 92: skripdi fransisca 03010109

77

Page 93: skripdi fransisca 03010109

78

Page 94: skripdi fransisca 03010109

79

Page 95: skripdi fransisca 03010109

80

Page 96: skripdi fransisca 03010109

81

Page 97: skripdi fransisca 03010109

82

Page 98: skripdi fransisca 03010109

83

Page 99: skripdi fransisca 03010109

84

Page 100: skripdi fransisca 03010109

85