SKRIP BAB II -...

18
BAB II PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN A. Pengembangan Sikap Sosial 1. Pengembangan Sikap Sikap, atau yang dalam bahasa Inggris disebut attitude adalah suatau cara bereaksi terhadap suatu perangsang. 1 Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian sikap, antara lain: a. Menurut Ellis, sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto mengemukakan tentang sikap sebagai berikut: Attitude involve some knowledge of situation. However, the essential aspect of the attitude is found in the fact that some characteristic feeling or emotinon is experienced, and as we would accordingly expect, some definite tendency to action is associated. Jadi menurut Ellis yang sangat memegang peranan penting di dalam sikap ialah factor perasaan atau emosi, dan factor kedua adalah reaksi atau respons atau kecenderungan untuk beraksi. 2 b. Menurut Bruno, sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah, sikap adalah kecenderungan yang relative menetap untuk bereaksi denan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. 3 Hal ini berarti sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu yang dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku belajar anak yang ditandai dengan munculnya kecenderungan- kecenderungan baru yang telah berubah terhadap suatu obyek, tata nilai, atau peristiwa. 1 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. 18, hlm. 141. 2 Ibid, hlm. 141 3 Muhibbin Ssyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 120.

Transcript of SKRIP BAB II -...

Page 1: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

BAB II

PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL ANAK

MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN

A. Pengembangan Sikap Sosial

1. Pengembangan Sikap

Sikap, atau yang dalam bahasa Inggris disebut attitude adalah

suatau cara bereaksi terhadap suatu perangsang.1

Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian sikap, antara

lain:

a. Menurut Ellis, sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto

mengemukakan tentang sikap sebagai berikut:

Attitude involve some knowledge of situation. However, the essential aspect of the attitude is found in the fact that some characteristic feeling or emotinon is experienced, and as we would accordingly expect, some definite tendency to action is associated. Jadi menurut Ellis yang sangat memegang peranan penting di dalam

sikap ialah factor perasaan atau emosi, dan factor kedua adalah reaksi

atau respons atau kecenderungan untuk beraksi.2

b. Menurut Bruno, sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah, sikap

adalah kecenderungan yang relative menetap untuk bereaksi denan

cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.3 Hal ini

berarti sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak

dengan cara tertentu yang dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku

belajar anak yang ditandai dengan munculnya kecenderungan-

kecenderungan baru yang telah berubah terhadap suatu obyek, tata

nilai, atau peristiwa.

1 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet.

18, hlm. 141. 2 Ibid, hlm. 141 3 Muhibbin Ssyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002), hlm. 120.

Page 2: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

c. Menurut Prof. Dr. Mar’at sebagaimana dikutip oleh jalaluddin,

terdapat 11 rumusan mengenai pengertian sikap, yaitu:

1) Sikap merupakan hasil belajar melalui pengalaman dan interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (attitudes are learned)

2) Sikap selalu dihubungkan dengan obyek seperti manusia, wawasan, peristiwa ataupun ide (attitudes have referent).

3) Sikap diperoleh dalam berinteraksi dengan manusia lain baik di rumah, sekolah, tempat ibadat ataupun tempat lainnya melalui nasehat, teladan atau percakapan (attitudes are social learnings).

4) Sikap sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap obyek (attitudes have readiness to respond).

5) Bagian yang dominan dari sikap adalah perasaan dan afektif seperti yang tampak dalam menentukan pilihan apakah positif, negative atau ragu (attitudes are affective)

6) Sikap memiliki tingkat intensitas terhadap obyek tertentu yakni kuat atau lemah attitudes are very intensive)

7) Sikap bergantung terhadap situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu mungkin sesuai sedangkan di saat dan situasi yang berbeda belum tentu cocok attitudes have a time dimension).

8) Sikap dapat bersifat relative consistent dalam sejarah hidup individu (attitudes have duration factor)

9) Sikap merupakan bagian dari konteks persepsi ataupun kognisi individu (attitudes are complex)

10) Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan (attitudes are evalutions).

11) Sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indicator yang sempurna, atau bahkan tidak memadai (attitudes are inferred). 4

d. Definisi Thrustone yang dikutip pleh Eddy Soewardi Kartawidjaja,

sikap adalah pengaruh atau penolakan, penilain, suka atau tidak suka,

atau kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu obyek psikologis. 5

Jadi bahwa sikap adalah merupakan suatu kecenderungan seseorang

4 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta.: Raja Grafindo Persada, 1998), Cet. 3 halm. 187-

188). 5 Eddy Ssoewardi Kartawidjaja, Mengukur Sikap Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, tt), hlm.

4.

Page 3: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan

tindakan yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku tertentu.

2. Ciri-ciri Sikap

Di bawah ini adalah cirri-ciri sikap:

a. Sikap tidak dibawa seseorang sejak ia lahir melainkan dibentuk

sepanjang perkembangannya.

b. Sikap dapat berubah-ubah, oleh karena itu sikap dapat dipelajari.

c. Objek suatu sikap dapat tunggal atau jamak.

d. Sikap mengandung motivasi atau perasaan. Pengetahuan mengenai

suatu objek tanpa disertai motivasi belum berarti sikap. 6

3. Terbentuknya Sikap

Berdasarkan ciri-ciri sikap di atas bahwa manusia tidak dilahirkan

dengan sikap tertentu melainkan dapat dibentuk sepanjang

perkembangannya. Dengan demikian pembentukan sikap tidak dengan

sendirinya tetapi berlangsungnya dalam sebuah interaksi sosial. 7

Pembentukan sikap pembinaan moral dan pribadi pada umumnya

terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Dalam hal ini pendidik atau

Pembina pertama adalah orang tua, kemudian guru. Semua pengalaman

yang dilalui oleh anak waktu kecilnya akan merupakan unsure terpenting

dalam pribadi. 8

4. Pengertian Sosial

Kata sosial, dari kata lain societas, yang artinya masyarakat. Kata

societas dari kata socius, yang artinya teman, dan selanjutnya kata sosial

berarti hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain

dalam bentuknya yang berlain-lainan, misalnya: keluarga, sekolah,

organisasi dan sebagainya. 9

Berdasarkan pengertian di atas maka sikap sosial yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah suatu perbuatan, perilaku yang berkenaan

6 Sutarmo, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), Cet. I, hlm. 42. 7 Ibid, hlm. 42. 8 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 62. 9 Agus Suyanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. 10, hlm. 236.

Page 4: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

dengan masyarakat. Bagi siswa taman kanak-kanak, lingkungan

masyarakat yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat pada umumnya.

Ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan), adalah

upaya menumbuh kembangkan sumber daya manusia melalui proses

hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi) yang berlangsung dalam

lingkungan masyarakat yang terorganisasi. 10

Perkembangan sikap sosial siswa adalah proses perkembangan

kepribadian siswa selaku seorang anggota masyarakat dalam berhubungan

dengan orang lain. Perkembangan sosial merupakan proses pembentukan

social self (pribadi dalam masyarat), yakni pribadi dalam keluarga,

budaya, bangsa, dan seterusnya.

Oleh karena itu guru maupun orang tua harus mampu memberikan

balance (keseimbangan), dengan memberikan sebanyak mungkin

rangsangan, dan kesempatan kepada anak untuk melakukan konsep diri

secara baik. Selain itu juga dikembangkan dengan pengembangan sosial

dan moral yang dikembangkan melalui:

a. Kerjasama dengan anak lain

b. Kegiatan tolong menolong

c. Saling hormat menghormati

d. Mengenal emosi dan bahasa tubuh11

5. Pengembangan Sikap Sosial

Menurut Abdullah Nashih Ulwan, pengembangan sikap sosial pada

anak-anak berkisar pada hal-hal di bawah ini,

a. Penanaman dasar-dasar psikis yang mulia

1) Takwa

2) Persaudaraan

3) Kasih saying

4) Mengutamakan orang lain

10 Ibid. hlm. 75. . 11 Reni Akbar-Hawadi, Psikologi Perkembangan Anak, (Jakarta: Grafindo, 2001), cet. I

hlm. 135.

Page 5: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

5) Pemberian maaf

b. Pemeliharaan hak-hak orang lain

1) Hak terhadap kedua orang tua

2) Hak terhadap saudara-saudara

3) Hak terhadap guru

4) Hak terhadap teman

5) Hak terhadap orang besar

c. Pelaksanaan tata kesopanan sosial

1) Adab makan dan minum

2) Adab memberi salam

3) Adab meminta izin

4) Adab di dalam majlis

5) Adab berbicara

6) Adab Bergurau

7) Adab mengucapkan selamat

8) Adab menjenguk orang sakit

9) Adab berta’ziyah

10) Adab bersin dan menguap

d. Pengawasan dan kritik sosial

1) Amar ma’ruf nahi munkar12

Fenomina perkembangan sosial pada periode awal kanak-kanak

dapat dilihat sebagai berikut:

a. Merasa dirinya sebagai pusat perhatian. Anak yakin bahwa semua

anggota keluarga memperhatikan dirinya.

b. Anak akan bingung bila mendapat perlakuan yang berbeda dari kedua

orang tuanya.

c. Anak mulai memperhatikan teman bermainnya sejak usia 2 tahun

d. Anak selalu ingin lebih dari yang lainnya sejak usia 5 tahun

12 Syaifullah kamalie, Heri Noer Ali, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam (Kairo:

Aasy-Syifa’ Daru’s Salam Li’th-Thiba’ah Wa’n-Nasyr Wa’t-Tauzi’, 1981) Cet. III, halm. 418-480.

Page 6: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

e. Anak sering meniru karakter orang dewasa, misalkan cara berjalan,

cara bicara, dan lain-lain.

f. Perasaan anak terus berkembang, dia peka tentang mana yang baik

dan mana yang buruk.

g. Anak mulai belajar kebiasaan di masyarakat. 13

Pentingnya pengembangan sikap sosial anak mengakibatkan

pentingnya adanya pendidikan terhadap anak mengenai hal tersebut. Hal

ini sesuai dnegan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 110:

“Kamu sekalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan manusia, kau

perintahkan yang baik dank au cegah yang munkar,” (QS. Ali Imran: 110).

14

Dari ayat di atas diambil sebuah pengertian bahwa kehidupan

manusia tidak akan terlepas dari kehidupan sosial masyarakat yang dari

padanya melahirkan etika-etika, juga hak dan kewajiban. Dalam Islam,

etika-etika sosial, hak dan kewajiban yang menyangkut kehidupan

bermasyarakat telah dituntunkan secara lengkap. Adapun bagi anak-anak,

di sinilah letak pentingnya pendidikan, yaitu mendidik sikap sosial anak

sesuai dengan tuntutan Al-Qur’an dan sunnah Rasul.

B. Tinjauan Tentang Media Pengajaran

1. Pengertian Media Pengajaran

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk

jamak dari “medium”. Secara harfiah, kata media berarti perntara atau

pengantar. 15 Adapun Association for Education and Communication

13 Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral, Spiritual Anak dalam

Keluarga Muslim, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1998), hlm. 32. 14 Departemen Agama, Aal-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: Pelita III, 1971), hlm. 94 15 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), cet.

3, hlm. 6

Page 7: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang

dipergunakan untuk suatu proses penyaluran infromasi.

Education Association (NEA)) mendefinisikan sebagai benda yang

dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta

instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar

mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional. 16

Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata

media pengajaran digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pandang

dengar, bahan penajaran (instructional material), komunikasi pandang

dengar (audio visual communication), pendidikan alat peraga pandang

(visual education), teknologi pendidikan (education technology), alat

peraga, dan media penjelas. 17

Dari berbagai rumusan tersebut di atas, media pengajaran dapat

diartikan sebagai alat Bantu yang dipergunakan pendidik untuk

menyampaikan pesan-pesan yang disampaikan lewat simbol-simbol, baik

secara verbal, non verbal ataupun visual yang bertujuan untuk

mempermudah proses penerimaan materi bagi peserta didik serta

menghindari kejenuhan dikalangan peserta didik.

2. Manfaat Media Pengajaran

Adapun manfaat-manfaat dari penggunaan media pengajaran,

yaitu:

a. Manfaat yang berkenaan dengan proses belajar siswa.

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,

apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

16 Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 11. 17 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, tt), hlm. 6

Page 8: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

3) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. 18

b. Mempertinggi proses dan hasil pengajaran yang berkenaan dengan

taraf berfikir siswa.

Taraf berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari

berfikir kongkrit menuju berfikir abstrak, dimulai dari berfikir

sederhana menuju ke berfikir kompleks. Penggunaan media pengajaran

erat kaitannya dengan tahap perkembangan tersebut sebab melalui

media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-

hal yang kompleks dapat disederhanakan.

Sejalan dengan hal di atas, Yunus (1942:78) dalam bukunya

Attarbiyatu Watta’allim yang dikutip oleh Azhar Arsyad

mengungkapkan sebagai berikut: 19

Bahwasanya media pengajaran paling bagus pengaruhnya bagi indra

dan lebih menjamin pemahaman… orang yang mendengarkan saja

tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang

dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat

dan mendengarnya.

Adapun menurut Aristo Rahadi dalam Media Pembelajaran,

mengidentifikasikan manfaat media pembelajaran secara rinci, yaitu:

a. Penyampaian materi dapat diseragamkan. Pemanfaatan media pengajaran dapat menyeragamkan penafsiran dan pemahaman guru terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan demikian, media pengajaran dapat mengurangi kesenjangan informasi diantara siswa di mana pun berada.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, materi sajian bias membangkitkan rasa keingintahuan siswa, merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Media dapat membantu guru menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.

18 Nana Sudjana dan Ahmad Riva’I, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar baru

Aalgesindo, 2001), hlm. 2. 19 Aazhar Arsyad, Op. Cit, hlm. 8

Page 9: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

c. Proses pembelajaran menjadi lebih efektif Dengan pemilihan media yang tepat, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media pengajaran, seorang guru akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa.

d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Media pengajaran memungkinkan seorng guru melakukan efisiensi waktu. Guru tidak perlu menjelaskan materi ajaran berulang-ulangt, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami. Jadi kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum seperti yang sering dikeluhkan selama ini dapat diatasi

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Dengan penggunaan media pengajaran, siswa juga terbantu untuk menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika diperkaya dnegan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri malalui media, maka pemahaman siswa akan lebih baik.

f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun, dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehinga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

h. Merubah peran guru kea rah yang lebih positif dan produktif Dengan media, seorang guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bias berbagi peran dengan media. 20

3. Jenis-jenis media belajar

Jenis-jenis media pengajaran yang biasa digunakan menurut Nana

sudjana, yaitu:

a. Media Grafis, seperti gambar, foto, grafik, bagan atau digram, poster,

kartun, komik, dan lain-lain.

20 Aristo Rahadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Depdiknas, 2003), hlm. 15.

Page 10: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

b. Media Tiga Dimensi, seperti media model padat (solid model), modsel

penampang, model susun, model kerja, dan lain-lain.

c. Media Proyeksi, seperti Slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan

lain-lain.

d. Penggunaan lingkungan. 21

Adapun menurut Rudy Bretz (1971) dalam Aristo Rahadi,

menklasifikasikan jenis-jenis media pengajaran dalam tujuh kelompok,

yaitu:

a. Media audio

b. Media cetak

c. Media visual diam

d. Media visual gerak

e. Media audio semi gerak

f. Media semi gerak

g. Media audio visual diam

h. Media audio visual gerak

Menurut Edgar dale dalam Basyiruddin Usman,

mengklasifikasikan pengalaman belajar anak dalam menentukan alat

belajar tertentu. Klasifikasi tersebut yaitu:

a. Pengalaman langsung dan bertujuan, pengalaman ini diperoleh dengan berhubungan secara langsung dengan benda, kejadian, atau obyek yang sebenarnya. Di sini siswa secara aktif bekerja sendiri, memecahkan masalah sendiri yang kesemuanya didasarkan atas tujuan yang diterapkan sebelumnya.

b. Pengalaman tiruan, pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda atau kejadian-kejadian tiruan yang sebenarnya.

c. Pengalaman melalui dramatisasi, pengalaman semacam ini diperoleh dalam bentuk drama dari berbagai gerakan. Misalnya pertunjukan di panggung, sandiwara bisu (pantomin), sandiwara boneka, dan lain-lain.

d. Demonstrasi, yaitu pengalaman melalui percontohan atau pertunjukan mengenai sesuatu hal atau sesuatu proses. Misalnya: cara membuat panganan, sabun deterjen dan sebagainya.

e. Pengalaman melalui karyawisata, pengalaman semacam ini dieproleh dengan mengajak kelas ke obyek di luar kelas dengan maksud

21 Nana Sudjana dan Aahmad Riva’I, Op. Cit, hlm. 4.

Page 11: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

memperkaya dan memperluas pengalaman siswa. Kelas aktif mengadakan observasi, mencatat, melakukan Tanya jawab, membuat laporan dan lain-lain.

f. Pengalaman melalui pameran (study display), pengalaman tersebut diperoleh melalui pertunjukan hasil pekerjaan siswa, perkembangan dan kemajuan sekolah. Contoh benda-benda yang dapat dipamerkan berupa model, specimen, barang hasil kerajinan dan lain sebagainya.

g. Pengalaman melalui televise, pengalaman ini diperoleh melalui program pendidikan yang ditayangkan lewat televise, misalnya program Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) dan program televisi lainnya.

h. Pengalaman melalui gambar hidup atau film, gambar hidup merupakan rangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan ke layer dengan kecepatan tertentu, bergerak secara kontinyu sehingga benar-benar mewujudkan gerakan yang normal dari apa yang diproyeksikan.

i. Pengalaman melalui radio, pengalaman di sini diperoleh melalui siaran radio dalam bentuk ceramah, wawancara sandiwara dan sebagainya.

j. Pengalaman melalui gambar, pengalaman di sini diperoleh dari segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan dan fikiran, misalnya lukisan ilustrasi, karikatur kartun, poster, potret, slide, dan sebagainya.

k. Pengalaman melalui lambing visual, pengalaman di sini diperoleh melalui lambing-lambang visual. Misalnya, hasil lukisan yang bentuknya lengkap atau tidak lengkap (sketsa), kombinasi garis dengan gambar dijelmakan secara logis untuk meregakan antara dengan ide (bagan), yang bersambung beruipa cerita (komik) dan lain sebagainya.

l. Pengalaman melalui lambang kata, pengalaman semacam ini diperoleh dalam buku dan bahan bacaan. 22

Berdasarkan beberapa media tersebut diatas tidak ada media yang

paling baik digunakan untuk semua tujuan belajar. Banyak factor yang

perlu diperhatikan agfar media benar-benar berfungsisesuai dengan tujuan

penggunaanya. Factor-faktoritu antara lain:

o Kecocockan dengan materi dan tujuan instruksional.

o Sesuai ndengan tingkat kemampuan belajar murid.

o Ketersediaan.

o Kesesuaian pendanaan dengan hasil yang akan dicapai.

o Mutu teknis (kondisi media).

22 Basyiruddin Usman, Op. Cit, hlm. 22-24.

Page 12: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

Oleh karena itu dibutuhkan ketrampilan dalam memilih dan

menggunakan media. Guru tidak cukup hanya memiliki pengtahuan

kemediaan saja, akan tetapi juga harus memiliki ketrampilan memilih dan

dan mengunakanmedia tersebut dengan baik memilih dan menggunakan

media tersebut dengan baik. Memilih dan menggunakan media pendidikan

harus sesuai dengan kriteria –kriteria tertetu yakni:

a. Tujuan mengajar

b. Bahan pelajaran

c. Metode mengajar

d. Tersedianya alat yang dibutuhkan

e. Jalan pelajaran

f. Penilaian hasil belajar

g. Pribadi guru

h. Minat dan kemampuan siswa

i. Situasi pengajaran yang sedang berlangsung23

4. Tujuan Penggunaan Media Pengajaran

Untuk memudahkan terjadinya interaksi dan komunikasi antar

sumber dan obyek, media memegang peranan penting. Penggunan media

dalam proses belajar mengajar bertujuan:

a. Memberi rangsangan kepada peserta didik sehingga tumbuh motivasi

yang tinggi

b. Tidak terjadinya verbalisme, karena siswa mendengar, melihat,

menghayati sekalipun bukan wujud sebenarnya.

c. Menjelaskan obyek yang berbahaya, dimana siswa tidak mungkin

dibawa pada wujud sebenarnya.

d. Mewakili obyek yang terlalu besar yang tidak mungkin media

sebenarnya dibawa ke kelas.

e. Mengamati gerak yang terlalu cepat. Media dapat memberikan gerak-

gerak yang diperlambat sehingga siswa mendapat gambaran tentang

garakan.

23 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya bakti), hlm. 5-6.

Page 13: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

f. Menyajikan informasi belajar secara tepat dan cepat.

5. Media Pengajaran yang ada di TK

Media Pengajaran di TK menurut letaknya dapat digolongkan

menjadi dua yaitu media pengajaran yang berada di dalam kelas dan media

pengajaran yang berada di luar kelas. Adapun media tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Media yang berada di dalam kelas.

Media pengajaran yang berada di dalam kelas menurut sifat dan

aktivitasnya dalam kelompok digolongkan menjadi 5 sudut yaitu:

1) Sudut keluarga

Media pengajaran yang termasukdaalaaam keluarga meeliputi:

kursi tamu, meja makanperalatan di dapur, peralatan di ruang

kamar tidur, boneka dan peralataan lain di ruang tamu.

2) SUDUT alam sekitar dan peeenngetahuan.

Media pengajaran yang terdapatdalam sudut alam sekitar dan

pengetahuan meliputi: aquarium,kulit kerang, biij-bijiban,,batu-

batuan, kaca pembesar, timbangan, besi berani daan sebagainya

3) Sudut pembangunan

Media pengajaran yang terdapat daalam sudut pembangunan

meliputi: alat-alat untuk permainan kontrukksibaalok

baangunan, kendaran-kendaraan kecil,dan sebagainya.

4) Sudut kebudayaan

media pengajaran yang terdapat daalam sudut kebudayaan

antara lain: peralatan

5) Sudut ke-tuhanan

Media pengajaran yang terdapat dalam sudut ke-Tuhanan

antara lain: maket-maket tempat ibadah, peralatan ibadah,

gambar-gambar tokoh misalnya pendeta, kyai, biksu, pastur

b. Media pengajaran yang berada di luar kelas.

Media pengajaran yang berada di luar kelas antara lain:

Page 14: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

1) Jungkitan

2) Ayunan

3) Papn peluncur

4) Papan titian

5) Bak pasir dengan perlengkapannya

6) Bak air dengan perlengkapannya

7) Bola besar dan bola kecil

8) Kereta dorong

9) Alat-alat pertukangan

10) Kebun/tanam-tanaman

11) Kandang dan binatang peliharaan

12) Tangga majemuk

13) Sepeda roda tiga

14) Ban bekas

15) Taman lalu lintas

16) Jala panjatan

6. Tujuan Penggunaan media pengajaran di TK

Penggunaan media pengajaran yang ada di TK, baik yang berada di

dalam kelas maupun yang berada di luar kelas mempunyai tujuan sebagai

berikut:

a. Tujuan penggunaan media pengajaran yang ada di dalam kelas

yaitu:untuk menimbulkan suasana yang menyenangkan dan

keakraban antara sesame teman bermain sehingga anak betah tinggal

di sekolah.

b. Tujuan penggunaan media pengajaran yang ada di luar kelas yaitu:

untuk memupuk perkembangan jasmaniah, intelektual, emosional,

dan sosial. 24

24 Departemen Agama, Petunjuk Pelaksanaan Proses belajar Mengajar di RA, (Jakarta:

Dirjen Pembinaan Kelembagaan Islam, 2001), Cet. 3, hlm. 17-19.

Page 15: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

C. Pengembangan Sikap Sosial Anak Melalui Penggunaan Media

Pengajaran di Taman Kanak-kanak

F. W. A. Frobel, adalah seorang tokoh besar dalam dunia pendidikan,

terutama pendidikan Taman kanak-kanak. Dilahirkan pada tanggal 21 Aapril

1782 dan meninggal dunia pada 21 Juni 1852. berdasarkan pengalaman masa

kecilnya yang pahit, maka frobel memiliki cita-cita ingin membahagiakan dan

mengabdikan hidupnya untuk pendidikan anak. Salah satunya adalah dengan

membuat taman kanak-kanak yang friede, freude, dan freheit (damai, gembira,

dan merdeka). Untuk itulah maka frobel menciptakan sendiri bermacam-

macam alat permainan demi malaksanakan cita-cita pendidikannya.

Nursery school atau taman kanak-kanak tidak sama dengan sekolah-

sekolah biasa. Sebab dalam taman kanak-kanak tidak disiapkan untuk

menerima pelajaran-pelajaran atau ketrampilan-ketrampilan seperti halnya di

SD. Taman kanak-kanak lebih merupakan tempat bermain bersama bagi anak-

anak di bawah asuhan dan pengawasan seorang guru.

Tujuan taman kanak-kanak adalah untuk membantu para orang tua

yang tidak mempunyai waktu atau kesempatan sama sekali untuk mengasuh

daan mendidik anak-anaknya yang masih kecil, disebabkan banyaknya

pekerrjaan sehari-hari. Selain itu taman kanak-kanak juga perlu bagi orang tua

yang kurang mengetahui bagaimana cara-cara mendidik anak sebaik-baiknya.

25

Adapun manfaat taman kanak-kanak sebagaimana tujuan frobel

medirikan kindergarten (taman kanak-kanak), yaitu:

1. Memberikan pendidikan yang lengkap kepada anak-anak (3-6 tahun)

sesuai dengan perkembangannnya yang wajar, karena pendidikan di rumah

tidak mencukupi sama sekali.

2. Memberi pertolongan dan bimbingan kepada ibu dalam mendidik anak-

anaknya. Kebanyakan ibu sekarang pada umumnya kurang mempunyai

waktu yang cukup untuk bergaul dan bermain dengan anak-anaknya

25 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teorities dan Praktis, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), hlm. 131.

Page 16: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

disebabkan karena banyaknya pekerjaan ibu di rumah maupun di luar

rumah tangganya.

3. mendidik dan menyiapkan para calon ibu dalam teori dan praktik untuk

menjadi pemimpin taman kanak-kanak atau untuk menunjang tugasnya

sebagai ibu di kemudian hari. 26

Dengan demikian dapat diambil beberapa keuntungan-keuntungan

dengan adanya taman kanak-kanak, yaitu:

1. Keuntungan Sosiologis

Anak-anak dengan usia di bawah 6 tahun biasanya mengalami

perkembangan yang sangat menyulitkan orang tua. Hal ini disebabkan

karena sifat egosentrisnya sangat tinggi. Masa egosentris adalah suatu

masa dimana anak merasa bahwa semua yang ada di sekitarnya adalah

untuknya, kepunyaannya, dan harus tunduk pada aturan-aturannya.

Perasaan sosialnya belum berkembang. Dengan adanya taman kanak-

kanak, maka anak-anak dilatih untuk mengembangkan sikap sosialnya.

2. Keuntungan Psikologis

Selain mengembangkan sikap sosial, dengan dimasukkannya anak-anak

dalam taman kanak-kanak, maka anak juga dilatih keberaniannya. Hal ini

sering terjadi pada anak-anak yang mengalami perkembangan kurang baik

karena kurang pemeliharaan dan kurang perhatian dari orang tuanya yang

selalu sibuk dengan perjuangan hidupnya yang berat. Perkembangan

psikologis ini juga berfungsi untuk menyiapkan anak-anak matang

bersekolah di tingkat selanjutnya.

Pernyataan Jersild yang dikutip oleh Khotib Ahmad Santut dalam

Menumbuhkan Sikap Sosial,dan Spiritual Anak dalam Keluarga Muslim,

bahwa dampak positif Taman kanak-kanak antara lain:

a. Memperluas aktivits interaksi sosial serta mendidik anak untuk tolong-

menolong dengan kelompok bermainnya.

b. Mengendalikan emosi pada saat bermain, berlatih untuk bekerjasama dan

bekerja secara kolektif. 27

26 Ibid, hlm. 134.

Page 17: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

Peran serta guru dalam mengembangkan sikap sosial anak taman

kanak-kanak sangat dominant, karena sikap terbentuk melalui masukan-

masukan dalam berbagai bidang baik yang berasal dari guru bersangkutan

maupun dari factor-faktor lain yang membuat anak tersebut tumbuh sikap

sosialnya. Selain itu sikap sosial terbentuk melalui kontak langsung maupun

dengan memaksanakn akan untuk berbuat yang lebih baik.

Media merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan bagi anak

dalam pembentukan sikap sosial. Media dan guru saling mendukung

terbentuknya sikap sosial anak, karena pada masa anak-anak itulah

merupoakan masa bermain dan membangkitkan anak untuk melaksanakan

kontak sosial dengan teman sebaya.

Pengenalan media pengajaran bagi anak taman kanak-kanak sangat

perlu untuk merangsang anak melakukan kegiatan-kegiatannya. Tentu saja

dalam kegiatan tersebut peran guru sangat penting untuk mengarahkan

bagaimana menggunakan media yang telah ada tersebut.

Untuk membentuk sikap sosial anak tersebut dapat diwujudkan dalam

kegiatan menggambar keluarga yang meliputi ayah, ibu, dan mungkin

saudaranya yang ada di lingkungan keluarga serta dapat menggambar berbagai

sarana yang ada dalam lingkungan keluarga tersebut seperti kendaraan,

menggunakan permainan dalam mendirikan rumah-rumahan dengan balok

kayu bersama teman-temannya. Pembentukan sikap sosial juga dapat

diwujudkan dalam kebangsaan, serta dapat dilakukan melalui pembiasaan-

pembiasaan yang dilaksanakan secara rutin, spontan, terencana mauun teladan

guru.

Dengan kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh guru dengan

menggunakan media pengajaran tersebut diharapkan anak akan tumbuh sikap

sosial anak dengan melahirkan anak yang suka tolong-menolong, sopan

santun, punya sikap tenggang rasa, menghargai orang, sabar, serta

bertanggung jawab. Lahirnya berbagai sikap sosial anak tersebut diharapkan

akan dapat mampu menerapkan dalam sehari-hari dan berperilaku yang sesuai

27 Khotib Ahmad Santhut, Op. Cit, hlm. 42-43.

Page 18: SKRIP BAB II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/21/jtptiain-gdl-s1... · yang dipengaruhi oleh keadaan psikol[ogis, untuk melakukan tindakan yang

dengan norma-norma yang berlaku di sekolah, masyarakat maupun dalam

lingkungan keluarga serta dalam jangka panjang akan tercipta kualitas

sumberdaya manusia yang sesuai kepribadian bangsa Indonesia.

Sikap sosial anak dapat terbentuk perlu adanya dukungan dari media

yang disediakan untuk kegiatan anak. Mustahil anak dapat berkembang sikap

sosialnya tanpa mengadakan hubungan dengan manusia lain baik melalui

penggunaan media maupun cara yang lain. Media yang sudah ada akan dapat

memberikan rangsangan pada anak untuk berkembang dalam menjalin

bersama dengan teman sebayanya untuk membentuk sikap sosial. Contoh:

anak yang diberi mainan maka mereka berusaha untuk mencari teman main.

Dalam permainan itulah anak akan menjalin kontak sosial dengan teman

sepermainan itu dan terbentuklah perubahan dalam tingkah laku anak tersebut

kea rah yang lebih baik.

Begitu besar peran media pengajaran dalam pembentukan kreativitas

anak, maka dalam proses pembelajaran di TK diharapkan guru untuk selalu

menggunakan media pengajaran dan mengupayakan ketersediaan media

pengajaran untuk dapat menumbuhkan kreativitas sosial anak tersebut.