Skrip Sianet Tampi

97
7/23/2019 Skrip Sianet Tampi http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 1/97 i SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH SIANET TAMPI NIM C12113734 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Transcript of Skrip Sianet Tampi

Page 1: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 1/97

i

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT LANSIA

KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU

KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN

Skr ipsi in i diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH

SIANET TAMPI

NIM C12113734

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 2/97

i

Page 3: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 3/97

ii

Page 4: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 4/97

iii

Page 5: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 5/97

iv

ABSTRAK

Sianet Tampi, C12113734. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia ke Posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros. yang di bimbing oleh Kusrini Semarwati Kadar

dan Silvia Malasari. (xii + 66 halaman + 12 tabel + 3 bagan + 7 lampiran).

Latar belakang : Secara demografis, jumlah penduduk yang berusia di atas 60 tahun ke atas

diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050 dan usia harapan hidup diIndonesia sendiri termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun

2014 di Puskesmas Lau Kabupaten Maros, diperoleh bahwa cakupan kunjungan lansia hanya sebesar29,2 %, dan ini merupakan nilai yang sangat rendah dibandingkan dengan nilai Standar Pelayanan

Minimal (SPM) kunjungan lansia yaitu sebesar 70%.Tujuan penelitia : untuk mengetahui faktor  –   faktor yang mempengaruhi minat lansia ke Posyandu

lansia wilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros.Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan metode  survey  analitik dengan menggunakan

rancangan  survey cross sectional . Pengambilan sampel dengan metode total sampling berjumlah 65orang.  Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Uji statistic yang digunakan adalah chi square

dengan tingkat signifikan α=0,05.Hasil : Ada hubungan antara pengetahuan lansia  p=0,000 ( p< α), keaktifan kader  p=0,001 ( p< α),dukungan keluarga  p=0,000 ( p< α), jenis pelayanan  p=0,005 ( p< α), sedangkan aksesibilitas ( p  = -)tidak ada hubungan dengan minat lansia ke posyandu. Kesimpulan : Pengetahuan lansia, keaktifan kader, dukungan keluarga dan jenis pelayanan

 berhubungan dengan minat lansia ke posyandu, selain aksesibilitas, Saran : Bagi kader dan petugas kesehatan dapat meningkatkan pelayanan sehingga lebih memotivasi

lansia untuk ke posyandu melalui pendidikan kesehatan. Meningkatkan dan mempertahankan perankader, peran petugas, dan program pelayanan kesehatan yang telah diberikan di posyandu lansia.

Kata Kunci : Pengetahuan, keaktifan kader, dukungan keluarga, jenis pelayanan, aksesibilitas,

minat lansia.

Daftar pustaka 35 (2006-2014)

Page 6: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 6/97

v

ABSTRACT

Sianet Tampi, C12113734. Factors Related of Elderly Interest to Posyandu in Puskesmas Lau

Maros. which is guided by Kusrini Semarwati levels and Silvia Malasari. (Xii + 66 pages + 12 tables

+ 3 + 7 image attachment).

Background: The number of people aged 60 years and over are expected to increase up to 3-fold in2050. Life expectancy for Indonesia is quite high 71 years old. Based on data obtained in 2014 at Lau

health center. in Maros, found that elderly people who is visit the center is only 29.2%, and this is avery low value compared to the value of Minimum Service Standards (MSS) visits of the elderly

which is about 70%.Objective: to identify factors that related to the interests of the elderly to come to the public health

center in Maros.Methods: This study used analytic survey with cross sectional design. Total sampling technic is used

to get 65 people as respondents. The instrument used was a questionnaire. This study used chi squaretest as its statistical analysis with the test of chi square with a significant level of α = 0.05. Results: The study shows there is relationship between knowledge of elderly p = 0.000 (p <α), active

cadre p = 0.001 (p <α), family support p = 0.000 (p <α), and the type of service p = 0.005 (p <α) withelderly interest to health center (posyandu) whereas accessibility (p =-)has no relationship with theinterest of elderly.

Conclusion:  Knowledge active cadres, family support, and the type of services are to the relatedelderlys interest. However there is no relationship between the accessibility and the elderly interest

education to posyandu. For coming to posyandu.Suggestion:  Cadres and health workers are recommended to improve the service through health in

oder to increace motivate of elderly visiting posyandu. Monitoring the quality of services that have been have given in the posyandu , by cadres and health workers.

Keywords: Knowledge, active cadres, family support, type of service, accessibility, interest in the

elderly.

Bibliography 35 (2006-2014)

Page 7: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 7/97

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan Berkat, hikmah dan kesehatan, sehingga skripsi dengan judul “ Faktor -

faktor yang mempengaruhi minat lansia ke posyandu di wilayah kerja puskesmas Lau

Kabupaten Maros Sulawesi Selatan”  dapat terselesaikan. Berbagai kendala telah

 peneliti temui dalam penyusunan skripsi ini, berkat usaha dan kerja keras serta

 bimbingan dan arahan dari berbagai pihak maka skripsi penelitian ini dapat penulis

selesaikan.

Dengan segala kerendahan hati, melalui kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi  –  tingginya kepada :

1.  Prof. Dwie Aries Tina, MA selaku Rektor Universitas Hasanuddin Makassar

2.  Prof. DR. dr. Andi Asadul Islam, Sp. Bs selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin

3.  DR. Werna Nontji, S.Kp., M.Kes. selaku ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

4.  Kusrini Semarwati Kadar, SKp., MN., Ph. D selaku pembimbing I yang telah

 banyak mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat

selesai.

5.  Silvia Malasari, S.Kep, Ns., MN selaku pembingbing II yang telah banyak

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi penelitian ini dapat

selesai.

Page 8: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 8/97

vii

6.  Seluruh keluarga papa & mama tercinta, kakak dan adik serta suamiku yang

selalu menjadi sumber kebahagiaan dan sumber inspirasiku yang telah

memberikan dukungan baik materi maupun moril serta selalu menopang dalam

DOA dalam penyesuaian studi.

7.  Semua teman –  temanku Ners B 2013 yang tidak dapat saya sebut, terima kasih

semuanya atas bantuan dan kebersamaan kalian selama ini.

8.  Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

9.  Badan Pustan Serdik Kemenkes RI, yang sudah menopang dana selama masa

studi

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan

dalam penulisan ini, oleh karena itu diharapkan kritikan dan saran untuk

kesempurnaan.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat

 bermanfaat bagi semua pihak. kirannya amal baik semua pihak yang telah

membantu penulis semoga mendapat balasan yang setimpal.” Amin”. 

Makassar, Februari 2015

Penulis

Page 9: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 9/97

viii

DAFTAR ISI

Halaman pengesahan ........................................................................................... i

Halaman persetujuan ............................................................................................ ii

Halam Peryataan Keaslian Skripsi. ....................................................................... iii

Abstrak .................................................................................................................. iv

Abstract ................................................................................................................. v

Kata pengantar ..................................................................................................... vi

Daftar isi ............................................................................................................... viii

Daftar Tabel .......................................................................................................... x

Daftar Bagan ......................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan masalah ................................................................... 5

C. Tujuan penelitian .................................................................... 5

D. Manfaat penelitian .................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7

A. Tinjauan umum tentang lansia . ........................................... 7

B. Konsep posyandu lansia ......................................................... 11

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia keposyandu 13

D. Jenis-jenis Posyandu .............................................................. 16

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ................................ 22

A. Kerangka konsep .................................................................... 22

B. Hipotesis ................................................................................. 23

Page 10: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 10/97

ix

BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. 24

A. Desain penelitian ................................................................... 24

B. Lokasi dan waktu penelitian .................................................. 24

C. Populasi dan sampel ............................................................... 24

D. variabel penelitian .................................................................. 26

E. Defenisi operasional ............................................................... 26

F. Alur penelitian ........................................................................ 29

G. Instrument pengumpulan data ............................................... 30

H. Uji validasi dan Reliabilitas ................................................... 30

I. Pengolahan dan analisa data .................................................. 31

J. Etika penelitian ....................................................................... 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 36

A. Hasil ....................................................................................... 36

B. Pembahasan ........................................................................... 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... .61

A. Kesimpulan ............................................................................ 61

B. Saran ..................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63

LAMPIRAN ......................................................................................................... 67

Page 11: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 11/97

Page 12: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 12/97

xi

Tabel 5.10 Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Minat Lansia

mengikuti Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014…………………………………..  43

Tabel 5.11 Hubungan Antara Jenis Pelayanan Dengan Minat Lansia

mengikuti Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014…………………………………..  44

Tabel 5.12 Hubungan Antara Aksesibilitas/jarak Dengan Minat Lansia

mengikuti Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014…………………………………..  45

Page 13: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 13/97

xii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Gambar 2.1 Skema sistim 5 meja diposyandu lansia…………………………….  20

Gambar 3.1  Kerangka konsep…………………………………………………….  22

Gambar 4.1 Alur penelitian…………………………………………………….   29

Page 14: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 14/97

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan

adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin

meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk

lanjut usia (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun. Diseluruh dunia,

 penduduk lansia tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibanding

kelompok usia lainnya. Secara demagrafis, jumlah penduduk tahun 2010 yang

 berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus

meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050. Rata-rata usia harapan hidup di

negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun, dan usia harapan hidup di

Indonesia sendiri termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun ( data Badan Pusat

Statistik, 2010).

Pada tahun 2005  –   2010, jumlah lansia akan sama dengan jumlah anak

 balita, yaitu sekitar 19,3 juta jiwa (±9%) dari jumlah penduduk. Bahkan pada

tahun 2020-2025, Indonesia akan menduduki peringkat ke empat negara dengan

struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah Republik Rakyat Cina (RRC),

India, dan Amerika Serikat, dengan umur harapan hidup di atas 70 tahun

(Nugroho, 2012). Indonesia sendiri adalah termasuk Negara yang memasuki era

 penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena Indonesia

Page 15: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 15/97

2

termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di

dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada 2010 atau 9,6% dari jumlah penduduk

(Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2013). Provinsi Sulawesi

Selatan khususnya Kabupaten Maros menempati urutan kesepuluh dalam jumlah

lansia dengan usia harapan hidup (UHH) sebesar 71,64% pada tahun 2008, dan

tahun 2010 jumlah lansia (60-70 tahun) sebesar 26.535 orang atau (8,3%), dan

 pada tahun 2011 berkurang menjadi 23.114 orang atau (7,2%) (data Badan Pusat

Statistik Kab Maros, 2011).

Melihat populasi lansia semakin meningkat, ini membuat pemerintah perlu

merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk

lansia sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi

masyarakat. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 138 ayat 1 menetapkan

 bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lansia harus ditujukan untuk menjaga

agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis. Ayat 2

menetapkan bahwa Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan memfasilitasi kelompok lansia untuk dapat tetap hidup mandiri dan

 produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2013).

Beberapa bentuk pelayanan kesehatan khusus untuk lansia yang

 berkembang saat ini diantaranya yaitu Posyandu Lansia dan Puskesmas santun

usila. Dimana posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat

usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh

masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan melalui

Page 16: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 16/97

3

Posyandu (Maryam, 2010). Yang penyelenggaraannya melalui program

Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat

dan organisasi sosial. Sedangkan Pusksmas santun usila merupakan pelayanan

kepada usia lanjut untuk memberikan kemudahan dukungan bagi usia lanjut.

Wadah khusus bagi lansia memberikan nilai tambah diantaranya merupakan

wadah berkomunikasi sesama lansia (Depkes, 2013).

Puskesmas Lau merupakan Puskesmas yang terletak di Kecamatan Lau

Kabupaten Maros membawahi 4 kelurahan dan 2 desa diantaranya kelurahan

Macini Baji, Soreang, Allepolea, Marannu, dan desa Bonto kapeta 2, dan Matiro

Deceng. Puskesmas Lau sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan bagi

masyarakat Kecamatan Lau yang hanya memiliki 3 posyandu lansia dari 6

kelurahan yang ada dan dilakukan setiap bulannya. Untuk posyandu Soreang

dilaksanakan setiap tanggal 21, posyandu Bontokapeta 2 tanggal 27, dan

 posyandu Allupolea pada jumat minggu kedua bulan berjalan atau sekitar tgl 17.

Jumlah kader disetiap posyandu hanya berjumlah 3 orang yang seharusnya

kadernya berjumlah 5 orang, sehingga pelayanan yang diberikan tidak

sepenuhnya optimal. Berdasarkan data yang diperoleh dari pengelola lansia di

Puskesmas tersebut, lansia yang lansia yang berumur lebih dari 60 tahun, terdiri

dari laki-laki 157 orang, dan perempuan 185 orang. Sedangkan untuk lansia yang

aktif berkunjung pada bulan tersebut sebanyak 65 orang (umur 60 tahun keatas).

Berdasarkan data diatas, diperoleh bahwa cakupan berkunjung lansia di bulan itu

hanya sebesar 29,2 %, dan ini merupakan nilai yang sangat rendah dibandingkan

Page 17: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 17/97

4

dengan nilai Standar Pelayanan Minimal (SPM) kunjungan lansia yaitu sebesar

70%.

Dari penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Sefti (2007) di Puskesmas

Kakaskasen Tomohon di peroleh hasil adanya hubungan antara pengetahuan,

 jenis pelayanan kesehatan, jarak dan peran kader dengan tingkat kepuasan ibu

 berkunjung ke Posyandu, dan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh

Siaahan (2014) tentang pelaksanaan program posyandu lansia   dan  tingkat

kepuasan. lansia pengguna posyandu di  puskesmas buntu raja kecamatan. siempat

nempu kabupaten dairi, tentang Pelaksanaan Program Posyandu Lansia Dan

tingkat Kepuasan Lansia Pengguna Posyandu di peroleh hasil yaitu adanya

hubungan antara dukungan keluarga, tingkat pengetahuan dengan pemamfaatan

Posyandu lansia. Serta penelitian sebelumnya oleh Darwis (2014), yang di

lakukan di Puskesmas Rapak Mahang, di peroleh hasil adanya hubungan antara

motivasi lansia, dukungan keluarga, peran kader posyandu lansia, petugas

kesehatan program pelayanan kesehatan dan aksesbilitas dengan kunjungan lansia

ke posyandu.

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah

 pokok dalam penelitian ini adalah  “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

minat lansia ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros” 

Page 18: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 18/97

5

C.  Tujuan Penelitian

1.  Tujuan Umum

Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor  –   faktor yang

mempengarumi minat lansia dalam mengikuti Posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Lau.

2.  Tujuan Khusus

a.  Diketahuinya hubungan antara pengetahuan lansia dengan minat lansia ke

Posyandu.

 b.  Diketahuinya hubungan antara tingkat keaktifan kader dengan minat

lansia ke Posyandu.

c.  Diketahuinya hubungan antara dukungan keluarga dengan minat lansia

ke Posyandu

d. 

Diketahuinya hubungan antara jenis pelayanan posyandu dengan minat

lansia ke Posyandu

e.  Diketahuinya hubungan antara jarak/aksesibilitas dengan minat lansia ke

Posyandu.

D.  Manfaat Penelitian

1.  Bagi Profesi Ilmu Keperawatan

Membantu perkembangan ilmu pengetahuan tentang lansia dan sebagai

 bahan untuk mempelajari Posyandu lansia yang ada dilingkungan Pelayanan

Kesehatan

Page 19: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 19/97

6

2.  Bagi Petugas Posyandu

Agar para petugas posyandu lebih posyandu lebih memperhatikan faktor-

faktor yang dapat meningkatkan minat lansia untuk mengikuti posyandu.

3.  Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Dapat digunakan sebagai masukan bagi tempat pelayanan kesehatan guna

meningkatkan pelayanan yang optimal bagi lansia.

Page 20: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 20/97

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Tinjauan Umum Tentang Lansia

Saat ini banyak sekali teori yang menerangkan tentang proses menua atau

lanjut usia, tetapi yang penting diketahui bahwa aktivitas fisik dapat menghabat

atau memperlambat kemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan

 bertambahnya umur (Azizah, 2011)

1.  Definisi lanjut usia ( lansia )

Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 tahun 2012 tentang pelayanan

sosial lanjut usia dimuat dalam Pasal 1 ayat 1 disebutkan, yang dimaksud

dengan lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60

tahun ke atas (Kementrian Sosial RI, 2012).

Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara

tiba – tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak  – anak, dewasa dan

akhirnya menjadi tua. Hal ini normal dengan perubahan fisik dan tingkah laku

yang dapat di ramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka

mencapai usia tahap perkembangan krnologis tertentu. Semua orang akan

mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia

yang terakhir (Azizah, 2011)

Menurut Stanley and Beare (2007), Pengertian lanjut usia berdasarkan

karakteristik sosial masyarakat yang menganggap orang telah tua jika

Page 21: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 21/97

8

menunjukan ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit dan hilangnya

gigi. Adapula yang mendefinisikan bahwa lanjut usia adalah suatu keadaan

yang terjadi di dalam kehidupan manusia, dan merupakan proses sepanjang

hidup, tidak hanya di mulai dari suatu waktu tertentu, tetapi di mulai sejak

 permulaan kehidupan, menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua

(Nugroho, 2012)

2.  Batasan lanjut usia

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), ada empat tahapan lanjut

usia yaitu usia pertengahan (middle age) antara usia 45 – 59 tahun, Lanjut usia

(elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old ) usia 75  –   90

tahun, dan usia sangat tua (very old ) di atas 90 tahun (Mujahidullah, 2012).

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2010, penggolongan lansia dibagi

menjadi tiga kelompok yakni : kelompok lansia dini (45 sampai < 60 tahun)

merupakan kelompok yang baru memasuki lansia / Pra lansia, kelompok

lansia (60-70 tahun), dan kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang

 berusia lebih dari 70 tahun ( Depkes RI, 2010) 

3.  Perubahan –  perubahan yang terjadi pada lansia

Seseorang yang sudah mengalami lanjut usia akan mengalami beberapa

 perubahan pada tubuh/fisik, psikis/intelektual, sosial kemasyarakatan maupun

secara spiritual/keyakinan (Mujahidullah, 2012).

Page 22: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 22/97

9

Ada beberapa perubahan secara alamiah yang terjadi pada setiap lansia yaitu :

1.  Perubahan fisik dan fungsi Pada lansia yaitu jumlah sel akan lebih sedikit

dan ukurannya akan lebih besar. Cairan tubuh dan cairan intraseluler akan

 berkurang, proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati juga ikut

 berkurang. Di samping itu, jumlah sel otak akan menurun, dan mekanisme

 perbaikan sel akan terganggu. Pada sistem persarafan, akan terjadi

 penurunan hubungan persarafan, respon dan waktu untuk bereaksi lambat,

khususnya terhadap stres, saraf panca indra mengecil, saraf penciuman

dan perasa mengecil, lebih sensitive terhadap perubahan suhu, dan

rendahnya ketahanan terhadap dingin, dan menurunya sensitive terhadap

sentuhan. Sendangkan perubahan yang terjadi pada Sistim pendengaran,

yaitu gangguan pendengaran, hilangnya daya pendengaran pada telinga

dalam, terutama bunyi suara atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit

mengerti kata  –   kata, 50% terjadi di atas umur 65 tahun, fungsi

 pendengaran semakin menurun pada usia lanjut yang mengalami

ketegangan/stres (Efendi, 2013)

2.  Perubahan juga terjadi pada Sistem penglihatan,yaitu Sfingter pupil timbul

sclerosis dan hilangya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk

seperti bola, lensa lebih suram, dan mudah menyebabkan katarak, serta

 pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lambat

dan sulit untuk melihat dengan keadaan gelap. Pada Sistem

kardiovaskuler. Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan

Page 23: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 23/97

10

 jantung memompa darah menurun Serta kehilangan elastisitas pembuluh

darah dan kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,

tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari

 pembuluh darah perifer (Efendi, 2013)

3.  Pada Sistem pernapasan yaitu otot – otot penapasan kehilangan kekuatan

dan menjadi kaku, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernapasan

maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun. Perubahan juga

terjadi Pada Sistem gastrointestinal,dengan Kehilangan gigi, indra

 pengecapan mengalami penurunan, sensitivitas akan rasa lapar menurun,

 produksi asam lambung dan waktu pengosongan lambung menuru,. Pada

Sistem integument, Kulit mengerut atau menjadi keriput akibat kehilangan

 jaringan lemak, permukaan kulit menjadi kasar dan bersisik, mekanisme

 protein kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis, serta berwarna

kelabu. Dan pada Sistem muskulokeletal Tulang kehilangan kepadatannya

dan semakin rapuh, kifosis, persendihan membesar dan menjadi kaku,

tendon mengerut dan mengalami sclerosis, atropi serabut otot sehingga

gerak seseorang menjadi lambat, otot-otot kram dan menjadi tremor

(Efendi, 2013). 

Page 24: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 24/97

11

B.  Konsep Posyandu Lansia

1.  Definisi

Komisi Nasional lanjut usia (2010) menyebutkan bahwa Pos

Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan

kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan

 pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya

masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta,

organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan

 pada upaya promotif dan preventif.

Sedangkan Posbindu adalah Pos pembinaan terpadu terhadap factor

resiko penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, hiperkolesterol,

hiperglikemia, maag, remarik, resiko kepikunan, aktifitas fisik, resiko jatuh

dan merokok berupa bentuk peran serta aktif kelompok masyarakat dalam

upaya pencegahan sekaligus peningkatan pengetahuan untuk pencegahan

 penyakit (Maryam, 2010).

Di simpulkan bahwa posyandu lansia adalah program yang telah

dicanangkan oleh Pemerintah sebagai tempat atau wadah kesehatan manusia

usia lanjut yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

dan kemampuannya lanjut usia agar tetap produktif.

2.  Tujuan posyandu lansia

Agar supaya para lanjut usia dapat mengetahui perkembangan

kesehatannya melalui pengukuran tekanan darah, timbang berat badan,

Page 25: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 25/97

12

 bahkan lansia bisa berkonsultasi lansung dengan dokter atau perawat

sebagai petugas lansia, tentang penyakit yang diderita. Dan tidak hanya

layanan itu saja yang ada di posyandu lansia, tetapi kesehatan sehari-hari

 juga dicatat dalam KMS oleh para kader posyandu lansia yang harus dijaga

oleh para lansia setiap harinya. Oleh karena itu berbagai upaya dilaksanakan

untuk mewujudkan masa tua yang sehat,bahagia, berdaya guna dan produktif

untuk usia lanjut. Yang diantaranya dengan meningkatkan cakupan,

keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan

 posyandu usia lanjut (Maryam, 2010)

Tujuan pembentukan posyandu lansia adalah tujuan pelayanan lansia

adalah untunk meningkatkan pengetahuan, sikap, sifat dan berprilaku positif,

meningkatkan derajat kesehatan, serta mengenali masalah kesehatannya

dirinya sendiri dan dapat mengatasi masalah tersebut dan meminta

 pertolongan keluarga dan petugas jika diperlukan (Azizah, 2011)

3.  Sasaran posyandu lansia

Di khususkan bagi semua lansia yang datang ke Posyandu dan

mendapatkan pelayanan seperti pengukuran TD, penimbangan BB,

 penyuluhan kesehatan, pemberian makanan, pembagian KMS tambahan serta

 perberian obat-obatan. Dan sasaran pelaksanaan posyandu usia lanjut antara

lain ; Pra lansia (usia 45 –  59 tahun), Lansia (usia 60  –  69 tahun) dan Lansia

risiko tinggi (usia > 70 tahun) bahkan sasaran posyandu lansia juga di tujukan

Page 26: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 26/97

13

 bagi keluarga lansia, Masyarakat lingkungan lansia, petugas kesehatan yang

melayani kesehatan lansia, serta para masyarakat luas (Maryam, 2010)

4.  KMS lansia

KMS lansia adalah Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut sebagai alat

mencatat kesehatan pribadi usia lanjut (Maryam, 2010). Selain itu, pelayanan

kesehatan di Posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan

mental emosional. Hasil pemeriksaan kesehatan fisik dicatat dan dipantau

dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit

yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat

seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek

kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olahraga seperti senam lanjut

usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran (Maryam, 2010)

C.  Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia ke posyandu

Dari penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Sefti (2007) di

Puskesmas Kakaskasen Tomohon di peroleh hasil adanya hubungan antara

 pengetahuan, jenis pelayanan kesehatan, jarak dan peran kader dengan tingkat

kepuasan ibu berkunjung ke Posyandu, dan penelitian sebelumnya yang di

lakukan oleh Siaahan (2014) tentang pelaksanaan program posyandu lansia dan

tingkat kepuasan. lansia pengguna posyandu di  puskesmas buntu raja kecamatan.

siempat nempu kabupaten dairi, di peroleh hasil yaitu adanya hubungan antara

dukungan keluarga, tingkat pengetahuan dengan pemamfaatan Posyandu lansia.

Page 27: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 27/97

14

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang “Faktor -faktor yang mempengaruhi minat lansia ke posyandu” adapunyang akan di teliti yaitu tentang Pengetahuan lansia, dukungan keluarga, jenis

 pelayanan Posyandu, tingkat keaktifan kader posyandu dan jarak/aksesibilitas.

1. Pengetahuan lansia tentang posyandu

Tingkat pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari

 petugas posyandu, pemerintah desa setempat bahkan dengan cara menghadiri

kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana

cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang

melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi

meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong

minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia

(Sefti, 2007).

2.  Keaktifan Kader Posyandu

Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat

dalam mengajak lansia untuk hadir ke posyandu serta ketepatan dalam

menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan posyandu sangat menentukan

minat lansia untuk ke posyandu (Siaahan, 2014).

3.  Dukungan keluarga

Dukungan dari semua keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau

kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa

menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk

Page 28: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 28/97

15

mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika

lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala

 permasalahan bersama lansia ( Darwis, 2014).

4.  Jenis.Pelayanan.Posyandu

Yang dimaksud dengan Jenis pelayanan posyandu adalah bagaimana persepsi

lansia tentang program pelayanan kesehatan yang di berikan karena Kegiatan

Pelayanan posyandu lansia sangat menentukan minat lansia untuk datang ke

 posyandu. Dan kegiatan pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan

 berat badan, pengukuran, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan,

 pengisian kartu menuju sehat (KMS) serta pemberian obat-obatan

(Siaahan, 2014).

5.  Jarak/Aksesibilitas

Jarak rumah dengan lokasi posyandu sulit di jangkau atau sangat jauh,

sedangkan Jarak antara rumah dan posyandu yang dekat akan membuat

lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau

kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh.

Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan

faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia, Dengan demikian, akan

terbentuknya minat lansia untuk menghadiri posyandu lansia. Tapi bila jarak

yang jauh maka akan mempengaruhi minat lansia untuk datang ke posyandu

(Darwis, 2014).

Page 29: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 29/97

16

D.  Jenis-jenis Posyandu Lansia

Posyandu secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :

Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu

Mandiri (Depkes RI, 2006).

1.  Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai

oleh kegiata bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah

kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak

terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader

yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi

yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi

masyarakat serta menambah jumlah kader

2.  Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya

masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk

 perbaikan peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut

sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan

kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.

Page 30: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 30/97

17

3.  Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta

mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat

yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah

kerja Posyandu.

4.  Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5

(lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber

 pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya

lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu

Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana

sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.

E.  Kegiatan Posyandu Lansia

Menurut Komisi Nasional Lanjut Usia (2010), jenis kegiatan yang

dilaksanakan di posyandu lanjut usia yaitu :

a)  Kegiatan pengukuran IMT melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan.

Kegiatan ini dilakukan 1 bulan sekali.

Page 31: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 31/97

18

 b)  Kegiatan pemeriksaan tekanan darah dilakukan minimal 1 bulan sekali,

namun bagi yang menderita tekanan darah tinggi dianjurkan setiap minggu.

Hal ini dapat dilakukan di Puskesmas atau pada tenaga kesehatan terdekat.

c)  Kegiatan pemeriksaan kadar haemoglobin darah (Hb), gula darah dan

kolesterol darah. Bagi lanjut usia yang sehat cukup di periksa setiap 6 bulan.

 Namun bagi yang mempunyai faktor resiko seperti keturunan kencing manis

dan gemuk sebaiknya 3 bulan sekali dan bagi yang sudah menderita maka

dilakukan di Posyandu lansia setiap bulan. Kegiatan pemeriksaan

laboratorium ini dapat dilakukan oleh tenaga Puskesmas atau dikoordinasikan

dengan laboratorium setempat.

d)  Kegiatan konseling dan penyuluhan kesehatan dan gizi harus dilakukan setiap

 bulan karena permasalahan lanjut usia akan meningkat dengan seiring waktu,

selain itu dapat memantau faktor risiko penyakit-penyakit

degeneratif agar masyarakat mengetahui dan dapat mengendalikanya.

e)  Konseling usaha ekonomi produktif dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

f)  Kegiatan aktivitas fisik/senam dilakukan minimal 1 minggu sekali diluar

 jadwal penyelenggaraan posyandu (Komisi Nasional Lanjut usia, 2010).

Sedangkan menurut Azizah (2011), kegiatan kesehatan di Posyandu

Lansia meliputi :

a)  Pemeriksaan aktifitas sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan

sehari-hari.

 b)  Pemeriksaan status mental

Page 32: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 32/97

19

c)  Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan tinggi badan

d)  Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop dan

serta penghitungan denyut nadi selama 1 menit.

e)  Pemeriksaan hemoglobin

f)  Pemeriksaan gula darah air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit DM

g)  Pemeriksaan kandungan zat putih telur dalam air seni sebagai deteksi awal

adanya penyakit ginjal

h)  Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila ada rujukan

i)  Penyuluhan dilakukan didalam atau diluar Posyandu atau kelompok lanjut

usia.

 j)  Kunjungan rumah yang dilakukan oleh kader didampingi oleh anggota

Puskesmas bila tidak hadir di Posyandu

k)  Pemberian makanan tambahan

l)  Kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia dan jalan santai.

F.  Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia

Penyelenggaraan Posyandu Lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan yang

terlatih, tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari

Puskesmas setempat baik seorang dokter, bidan atau perawat. Penyelenggaraan

Posyandu Lansia dilakukan dengan sistem 5 meja meliputi meja 1 tempat

 pendaftaran, meja 2 tempat penimbangan dan pencatatan berat badan, pengukuran

dan pencatatan tinggi badan serta penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), meja

3 tempat melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan sederhana (tekanan

Page 33: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 33/97

20

darah, gula darah, Hb dan pemberian vitamin, dan lain - lain), meja 4 tempat

melakukan kegiatan konseling (kesehatan, gizi dan kesejahteraan), dan meja 5

tempat memberikan informasi dan melakukan kegiatan sosial (pemberian makan

tambahan, bantuan modal, pendampingan, dan lain  –   lain sesuai kebutuhan)

(Komisi Nasional Lanjut usia, 2010).

Skema sistem 5 meja di posyandu lansia dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Bagan 2.1

Skema Sistim 5 Meja di Posyandu

F

Keterangan :

A.  Meja I : Tempat pendaftaran

B.  Meja II : Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah

C.  Meja III : Pencatatan ( pengisisan kartu menuju sehat)

D.  Meja IV : Penyuluhan

E.  Meja V : Pelayanan medis

F.  Warga/lansia

Page 34: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 34/97

21

G.  Posyandu lansia Kecamatan Lau

Posyandu lansia ini di laksanakan di wilayan kerja puskesmas Lau

Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, dengan bentuk pelayanan sebagai berikut :

1.  Jadwal kegiatan di adakan 1 bulan satu kali

2.  Waktu pelaksanaan pukul 09.00 –  12.00

3.  Untuk posyandu Soreang dilaksanakan setiap tanggal 21, posyandu

Bontokapeta 2 tanggal 27, dan posyandu Allupolea pada jumat minggu kedua

 bulan berjalan atau sekitar tgl 17. 

4.  Pelayanan yang di berikan yaitu di antaranya : penyuluhan kesehatan lansia,

 pengukuran tekanan darah, berat badan, tinggi badan, pengobatan dan

 pemberian makanan tambahan.

Page 35: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 35/97

22

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA

A.  Kerangka Konsep

Sesuai dengan landasan teori yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan gambaran model kerangka

konsep sesuai dengan skema dibawah ini.

Keterangan :

: Variabel independen

: Variabel dependen

Pengetahuan

Keaktifan

Kader

Dukungan

Keluarga

Jenis

Pelayanan

Jarak/

aksesibilitas

Minat Lansia

Mengikuti

Posyandu

Page 36: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 36/97

23

B.  Hipotesis

Berangkat dari kerangka konsep di atas, maka peneliti dapat merumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut :

1.  Ada hubungan antara pengetahuan lansia dengan minat lansia ke

 posyandu.

2.  Ada hubungan antara tingkat keaktifan kader posyandu dengan minat

lansia ke posyandu

3.  Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan minat lansia ke

 posyandu

4.  Ada hubungan antara jenis pelayanan posyandu dengan minat lansia ke

 posyandu

5.  Ada hubungan antara jarak/aksesibilitas dengan minat lansia ke

 posyandu.

Page 37: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 37/97

24

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.  Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan

rancangan  survey cross sectional   untuk melihat faktor  –   faktor yang

mempengaruhi minat lansia ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lau.

Survey cross sectional   adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,

observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. (Ellist & Thampson,

2007).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1.  Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Lau yaitu di

Kelurahan Soreang yang memiliki 2 Posyandu lansia dan kelurahan Allepaleo

desa Bontokapetta 2, dengan 1 Posyandu Lansia.

2.  Waktu penelitian

Penelitian di laksanakan pada bulan September sampai Oktober 2014 yaitu

mulai tanggal 25 September sampai 20 Oktober 2014.

Page 38: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 38/97

25

C.  Populasi Penelitian dan Sampel

1.  Populasi Penelitian

Populasi Pada penelitian ini adalah keseluruhan lansia berusia ≥ 60 tahun

yang tercatat di Posyandu lansia pada bulan Juni tahun 2014. Sedangkan

 populasi terjangkau pada penelitian ini adalah lansia yang datang berkunjung

 pada saat posyandu lansia yaitu berjumlah 65 orang di kelurahan Soreang dan

Allepale desa Bontokapetta 2, Wilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten

Maros, Sulawesi Selatan.

2.  Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik

metode total sampling yang artinya pemilihan sampel dengan memilih

semua individu yang ditemui pada saat mengikuti kegiatan posyandu dan

memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah sampel yang diinginkan

terpenuhi (Dharma, 2011). Adapun sampel yang didapat berdasarkan kriteria

sebagai berikut :

a.  Kriteria Inklusi :

1. Berumur 60 tahun keatas

2. Lansia yang datang di Posyandu Soreang dan Bontokapetta 2 wilayah

kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan

3. Bersedia jadi responden

4. Lansia yang bisa baca tulis, jika tidak bisa baca tulis kuesioner

dibacakan oleh peneliti atau keluarga lansia

Page 39: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 39/97

26

 b.  Kriteria Eksklusi

1. Lansia dengan kelainan fisik berat (stroke, lumpuh)

2. Lansia yang tidak bisa berbahasa Indonesia

3. Lansia yang tidak dapat melihat total (katarak) dan tidak bisa

mendengar.

D.  Variabel Penelitian

a.  Variabel Independen pada penelitian ini yaitu pengetahuan lansia, dukungan

keluarga, jenis pelayanan Posyandu, keaktifan kader Posyandu dan

 jarak/aksesibilitas.

 b.  Variabel dependen pada penelitian ini yaitu minat lansia ke Posyandu.

E.  Definisi operasional variabel

a.  Pengetahuan Lansia

Pengetahuan lansia adalah suatu pemahaman yang dimulai tentang

 pengetahuan individu pada pelayanan Posyandu lansia. dengan mengunakan

kuesioner yang terdiri dari 7 pernyataan dengan penilaian Sangat Setuju = 4,

Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat tidak Setuju =1

Kriteria Objektif :

Baik : Jika nilai dari jawaban ≥ 14 

Kurang baik : Jika nilai dari jawaban < 14

 b.  Keaktifan Kader Posyandu

Yang di maksud dengan keaktifan kader Posyandu adalah anggota

masyarakat yang dipilih oleh pemerintah serta secara aktif setiap bulan

Page 40: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 40/97

27

membantu dalam pelayanan posyandu lansia. Diukur dengan mengunakan

kuesioner yang terdiri dari 8 pernyataan, dengan penilaian Sangat Setuju = 4,

Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat tidak Setuju =1

Kriteria Objektif :

Baik : Jika nilai dari jawaban pertanyaan ≥ 16 

Kurang baik : Jika nilai dari jawaban pertanyaan < 16

c.  Dukungan Keluarga

Dimaksud dengan dukungan keluarga yaitu orang yang berada disekitar

lansia yang selalu mengingatkan tentang jadwal pelaksanaan posyandu dan

mengantar lansia ke posyandu setiap bulan. Dukungan keluarga diukur

dengan mengunakan kuesioner yang terdiri dari 7 pernyataan, dengan

 penilaian Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat tidak

Setuju =1.

Kriteria Objektif :

Baik : Jika nilai dari jawaban ≥ 14 

Kurang baik : jika nilai dari jawaban < 14

d.  Jenis Pelayanan Posyandu

Dalam penelitian ini yang di maksud dengan jenis pelayanan posyandu

meliputi tempat pelayanan posyandu dan bagaimana program pelayanan

kesehatan lansia di laksanakan misalnya Penimbangan BB, pengukuran TD,

 pengisian KMS, penyuluhan kesehatan, dan pemberian obat-obatan, yang di

lakukan oleh petugas posyandu lansia, serta program kesehatan lainya seperti

Page 41: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 41/97

28

 program senam lansia yang terdiri dari 9 pernyataan, dengan penilaian

Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat tidak Setuju =1

Kriteria objektif :

Baik : Jika Pelayanan yang di berikan ≥ 18 

Kurang baik : Jika Pelayanan yang diberikan < 18

e.  Jarak / Aksesibilitas

Jarak atau aksesibilitas yang di maksud dalam penelitian ini adalah ukuran

 jauh dekatnya tempat tinggal lansia dengan posyandu berapa waktu yang

dibutuhkan lansia untuk ke posyandu dan apakah lansia mudah untuk

mendapatkan alat transportasi yang digunakan untuk mengakses pelayanan

 posyandu.

Kriteria Objektif :

Mudah dijangkau : Jika nilai dari jawaban pertanyaan : jarak < 3 km,

waktu yang dibutuhkan < 20 menit dan mudah

mendapatkan alat transportasi

Sulit dijangkau : Jika nilai dari jawaban pertanyaan : jarak > 3 km,

waktu yang dibutuhkan > 20 menit dan sulit

mendapatkan alat transportasi

f.  Minat lansia

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan minat lansia adalah partisipasi

lansia atau kunjungan lansia dalam kegiatan posyandu lansia dihitung dalam

1 tahun terakhir ( Juli 2013-Agustus 2014). Diukur dengan melihat data

Page 42: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 42/97

Page 43: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 43/97

30

G.  Instrumen Pengumpulan Data

Data penelitian berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh

melalui pemberian kuesioner yang dilakukan peneliti kepada lansia yang datang

ke Posyandu Soreang dan Bontokapetta 2 yang berada diwilayah kerja Puskesmas

Lau Kabupaten Maros Sulawesi selatan. Kuesioner diisi oleh responden, peneliti

 bertugas membantu responden yang mengalami kesulitan dalam pengisisan

kuesioner. Misalnya responden yang tidak mampu dalam membaca maka peneliti

maupun keluarga membantu dalam membaca dan menuliskan jawaban pada

kuesioner tanpa mengarahkan jawabannya.

Instrumen yang di sebarkan adalah dengan mengunakan kuesioner yang di

 buat oleh Darwis (2014), dan di modifikasi oleh peneliti yang pertanyaan yang

mengarah pada lansia, yang berisikan pertanyaan –  pertanyaan yang mengacu pada

variabel independen dan juga berisikan tentang pertanyaan  –   pertanyaan yang

mengacu pada variabel dependen. Pengumpulan data sekunder pada penelitian ini

adalah data yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh dari posyandu dan

 puskesmas Lau Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Data sekunder diperoleh

dengan wawancara langsung dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan

informasi yang berkaitan dengan topik yang diteliti.

Adapun prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut: a) Mengajukan surat permohonan izin

 pengambilan data puskesmas Lau Kabupaten Maros. b) Setelah memperoleh izin

kemudian peneliti mengadakan pendekatan serta memberikan penjelasan kepada

Page 44: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 44/97

31

calon responden tentang penelitian yang akan dilaksanakan untuk

menandatangani surat persetujuan menjadi responden. c) Peneliti berada dalam

 pengisian kuesioner untuk memberikan penjelasan secara langsung bila ada

 pertanyaan yang tidak dimengerti.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti dan berpedoman pada kuesioner

 penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Darwis (2014). Oleh karena itu,

sebelum digunakan dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan reliabilitas

khususnya pada variabel pengetahuan lansia.

1.  Uji validitas

Uji coba instrument dilakukan diwilayah kerja puskesmas Bontoa yang

merupakan salah satu Puskesmas diwilayah Kabupaten Maros Sulawesi

Selatan dengan jumlah sampel 10 orang responden yang tergolong lansia

 berumur 60 tahun keatas. Model pengujian dengan menggunakan uji validitas

Corrected Item-Total Correlation. Dari hasil analisis kemudian dibandingkan

antara nilai r hitung dan nilai r tabel untuk menentukan apakah sebuah item

dinyatakan valid atau tidak. Jika r hitung > r tabel berarti valid, sedangkan

 jika r hitung < r tabel berarti tidak valid. Nilai r tabel dilihat dengan tabel r

dengan menggunakan d f = n –  2 sehingga 10 –  2 = 8. Pada tingkat kemaknaan

5%, didapat angka r tabel = 0,632. Setelah dilakukan uji validasi instrument,

diperoleh hasil untuk pertanyaan pengetahuan lansia rentang nilai r hitung =

Page 45: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 45/97

32

0. 678 –  0, 796. Dengan demikian, item pertanyaan pengetahuan nilai r hitung

lebih besar dari nilai r tabel sehingga pertanyaan dinyatakan valid.

2.  Uji Reliabilitas

Setelah semua pertanyaan valid, analisis dilanjutkan dengan uji

reliabilitas dengan cara membandingkan nilai Cronbach’s alpha dengan nilai

standar yaitu 0,6. Jika nilai Cronbach’s alpha ≥ 0,6 maka pertanyaan disebut

reliable, sedangkan jika nilai Cronbach’s alpha < 0,6 berarti pertanyaan tidak

reliabel. Hasil uji diperoleh nilai Cronbach’s alpha   pertanyaan tentang

 pengetahuan 0,845 dengan demikian dikatakan bahwa instrument

 pengetahuan dalam penelitian ini reliabel.

I. Pengolahan dan Analisa data

1.  Pengolahan data

a.  Editing

Adalah penyuntingan data dilakukan setelah semua data terkumpul

kemudian dilakukan kelengkapan data, kesinambungan data dan

keseragaman data.

 b.  Koding atau pengkodean kuesioner

Untuk memudahkan pengolahan data maka semua jawaban atau data diberi

kode. Pengkodean ini dilakukan dengan memberi halaman daftar

 pertanyaan, nomor variabel dan nama variabel.

Page 46: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 46/97

33

c.  Entry data

Jawaban yang sudah diberi kode kategorik kemudian dimasukan dalam

tabel dengan cara meghitung frekuensi data. Memasukan data melalui

 pengolahan komputer.

d.  Cleaning

Adalah pembersihan data, melihat variabel apakah data sudah benar atau

 belum.

e.  Tabulation

Untuk memudahkan tabulasi data maka dibuat tabel untuk menganalisis

data tersebut menurut sifat-sifat yang dimiliki. Dimana variabel

independent bersifat horizontal dan variabel dependen bersifat vertikal.

2.  Analisis data

a.  Analisis univariat

Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian dengan

mengunakan tabel distribusi frekwensi sehingga menghasilkan distribusi

 jumlah dan presentasi dari tiap variabel yang diteliti.

 b.  Analisis bivariat

Dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan variabel independent dan

variabel dependent dengan menggunakan uji statistisk chi-square dengan

 pengolahan data menggunakan SPSS versi 20.

Page 47: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 47/97

34

J.  Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk menjaga kerahasiaan identitas Responden

dengan menekankan masalah etika dalam penelitian yang meliputi :

1.  Respect For Dignity

a.   Informed Consent  (lembar persetujuan)

Diberikan kepada responden yang akan diteliti yang telah memenuhi

kriteria dan peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan

dilakukan serta dampak yang akan mungkin terjadi selama dan sesudah

 pengumpulan data. Responden yang bersedia diteliti harus

menandatangani lembar persetujuan yang sudah disediakan, jika

responden tidak bersedia untuk diteliti/menolak, maka peneliti tidak akan

memaksakan dan tetap akan menghormati hak-hak responden.

 b.   Anonamity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, responden tidak mencantumkan

nama untuk format pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor

kode pada masing-masing lembar tersebut.

c.  Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden di jaga

kerahasiannya oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan sebagai hasil penelitian. Dan data yang telah dikumpulkan

disimpan dan hanya bias diakses oleh peneliti dan pembimbing.

Page 48: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 48/97

35

2.   Beneficence (Manfaat)

Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms

and benefits). Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur

 penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin

 bagi responden. Pada dasarnya penelitian ini akan memberikan akibat

terbukanya informasi subjek terhadap informasi pribadi (Wasis, 2008)

3.   Non-maleficence

Penelitian yang dilakukan hendaknya tidak mengandung unsur bahaya atu

merugikan partisipan, apalagi sampai mengancam jiwa partisipan. Penelitian

adalah upaya baik untuk pengembangan profesi, tetapi jika sampai

mengorbankan partisipan atau mendatangkan bahaya sebaliknya penelitian

tersebut di hentikan (Wasis, 2008).

4.   Justice

Responden harus mendapat perlakuan yang sama dengan moral yang benar

dan layak memperoleh haknya. Pada pelaksanaan penelitian responden harus

terlebih dahulu hadir ke posyandu dan diberikan kesempatan untuk mengisi

kuesioner terlebih dahulu (Wasis, 2008). 

Page 49: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 49/97

36

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 25 September sampai 20

Oktober 2014. Pengambilan data awal dilakukan selama 4 hari mulai dari

tanggal 21 Juni sampai 24 Juni 2014 di Puskesmas Lau Kecamatan Lau

Kabupaten Maros dan di Dinas Kesehatan Kabupaten Maros tentang laporan

kunjungan posyandu lansia selama 1 tahun (Juli 2013 - Agustus 2014) untuk

menilai kunjungan lansia pada periode tersebut serta untuk memperoleh

informasi dari petugas kesehatan puskesmas tentang gambaran secara umum

lokasi dan responden yang akan dilakukan penelitian.

Data - data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada lansia

yang berumur 60 tahun ke atas yang sudah terdaftar di 3 posyandu yang berada

 pada 2 kelurahan yaitu kelurahan Soreang dan Allupolea yang berada diwilayah

kerja puskesmas Lau berjumlah 65 responden. Penyebaran kuesioner bertujuan

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia ke posyandu

yang dilaksanakan pada tanggal 25 September sampai 20 Oktober 2014.

Penyebaran kuesioner berisi tentang pernyataan-pernyataan tentang pengetahuan

lansia, dukungan keluarga, jenis pelayanan, keaktifan kader posyandu dan jarak

tempat tinggal ke posyandu lansia. Pada saat dilakukan penelitian jumlah

Page 50: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 50/97

37

kunjungan lansia yang berumur 60 tahun keatas yang berada di 3 posyandu di 2

kelurahan diwilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros berjumlah 65 orang.

Setelah data kuesioner terkumpul dilakukan pemeriksaan kelengkapan

dan kemudian data diolah, maka berikut ini peneliti akan menyajikan analisa

data univariat terhadap setiap variabel dengan menghasilkan distribusi frekuensi

dan persentasi serta analisa bivariat untuk mengetahui hubungan dari variabel

 bebas dan variabel tergantung dengan menggunakan uji statistik chi square 

dengan menggunakan computer program SPSS 20.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum

mengenai kondisi responden dengan cara mendeskripsikan tiap variabel

 penelitian dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia yang selengkapnya

diuraikan sebagai berikut :

a.  Karakteristik Responden

Tabel 5. 1.

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik

Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014 

Karakteristik f %

Umur

60-74 tahun 54 83,1

75-90 tahun 11 16,990 tahun keatas 0 0

Jenis kelamin

Laki-laki 19 29,2Perempuan 46 70,8

Page 51: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 51/97

38

Karakteristik f %

Pekerjaan

Tidak ada 46 70,8

Petani 13 20,0

 Nelayan 6 9,2

Suku

Bugis 11 16,9

Makassar 54 83,1

Jumlah Responden 65 100Sumber : data primer, Oktober 2014

Tabel 5.1. Menunjukan bahwa dari 65 responden, jumlah umur

responden terbanyak adalah yang termasuk kelompok umur elderly (60-74

tahun). Dilihat dari jenis kelamin, perempuan merupakan responden terbanyak

yaitu 46 orang (70,8%). Dilihat dari pekerjaan, terdapat 46 responden (70,8%)

yang tidak mempunyai pekerjaan dan suku responden terbanyak adalah

Makassar yaitu 54 responden (83,1%).

 b. Distribusi frekuensi berdasarkan kunjungan lansia ke posyandu lansia

Table 5.2

Distribusi Frekuensi Minat Lansia Ke Posyandu

Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten maros Oktober 2014

Minat Lansia f %

Baik 34 52,3

Kurang baik 31 47,7

Jumlah Responden 65 100Sumber : data sekunder, Juli 2014

Tabel 5.2. Menunjukan sebanyak 34 responden (52,3%) memiliki minat

yang baik ke posyandu.

Page 52: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 52/97

39

c.  Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan lansia pada kunjungan lansia

ke posyandu lansia.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Lansia Pada Kunjungan Lansia Ke

Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014

Pengetahuan f %

Baik 43 66,2

Kurang 22 33,8

Jumlah Responden 65 100Sumber : data primer, Oktober 2014

Tabel 5.3. Menunjukan bahwa dari 65 responden, terdapat sebagian

 besar yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 43 responden (66,2%).

d. Distribusi frekuensi berdasarkan keaktifan kader posyandu lansia pada

kunjungan lansia ke posyandu lansia.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Keaktifan Kader Lansia Pada Kunjungan Lansia ke Posyandu

Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014Keaktifan Kader f %

Baik 44 66,7

Kurang 21 32,3

Jumlah Responden 65 100Sumber : data primer, Oktober 2014

Tabel 5.4. Menunjukan bahwa dari 65 responden, terdapat sebagian

 besar berpendapat bahwa keaktifan kader lansia baik yaitu 44 responden

(66,7%).

Page 53: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 53/97

40

e.  Distribusi frekuensi berdasarkan dukungan keluarga pada kunjungan lansia

ke posyandu lansia.

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Pada Kunjungan Lansia ke Posyandu

Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014.

Dukungan Keluarga f %

Baik 40 61,5

Kurang 25 38,5

Jumlah Responden 65 100Sumber : data primer, Oktober 2014

Tabel 5.5. Menunjukan bahwa dari 65 responden, lebih dari setengah

 berpendapat bahwa memiliki dukungan keluarga baik yaitu sebanyak 40

responden (61,5%).

f.  Distribusi frekuensi berdasarkan jenis pelayanan pada kunjungan lansia ke

 posyandu lansia.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Persepsi Lansia Terhadap Jenis Pelayanan pada KunjunganLansia ke Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014.

Jenis Pelayanan f %

Baik 38 58,5

Kurang 27 41,5

Jumlah Responden 65 100Sumber : data primer, Oktober 2014

Tabel 5.6. Menunjukan bahwa dari 65 responden, lebih dari setengah

memiliki persepsi lansia terhadap jenis pelayanan yang baik yaitu sebanyak

38 responden (58,5%).

Page 54: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 54/97

41

g.  Distribusi frekuensi berdasarkan Aksesibilitas pada kunjungan lansia ke

 posyandu lansia.

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Aksesibilitas Pada Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia Di

Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014.

Aksesibilitas f %

Mudah dijangkau 65 100

Sulit dijangkau 0 0

Jumlah Responden 65 100Sumber : data primer, Oktober 2014

Tabel 5.7. Menunjukan dari 65 responden, semua responden (100%)

yang di teliti menggambarkan jarak/aksesibilitas keposyandu lansia mudah

di jangkau.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat berfungsi untuk melihat hubungan variabel independent

terhadap variabel dependen dengan menggunakan program komputer SPSS 20.

a.  Hubungan antara pengetahuan lansia dengan kunjungan lansia ke posyandu

lansia diwilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros

Tabel 5.8

Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Minat Lansia mengikuti Posyandu Lansia

Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014.

Pengetahuan

Minat Lansia Ke Posyandu

LansiaTotal P value

Baik Kurang

f % f % f %

0.000Baik 34 52.3 9 13.8 43 66.2

Kurang 0 0 22 33.8 22 33.8

Total 34 52.3 31 47.7 65 100

P valuae = Continuity Correction

Sumber : data primer, Oktober 2014

Page 55: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 55/97

42

Tabel 5.8 menunjukan hubungan antara pengetahuan dengan minat

lansia ke posyandu lansia. Tabel tersebut menunjukan dari 43 responden

yang memiliki pengetahuan baik, lebih dari setengah memiliki minat

yang baik yaitu 34 orang. Sedangkan dari 22 responden yang memiliki

 pengetahuan kurang baik, sebagian besar memiliki minat kunjungan

kurang baik yaitu 31 orang.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square 

menunjukan Ho ditolak dengan nilai  p < 0,05 (P = 0.000) yang artinya

ada hubungan antara pengetahuan dengan minat lansia ke posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros.

 b. Hubungan antara keaktifan kader dengan kunjungan lansia ke posyandu

lansia diwilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros

Tabel 5.9

Hubungan Antara Keaktifan Kader Dengan Minat Lansia mengikuti Posyandu

Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014.

Keaktifan

Kader

Minat Lansia Ke Posyandu

Lansia TotalP

valueBaik Kurang

f % f % f %

0.001Baik 30 46.2 14 21.5 44 67.7

Kurang 4 6.2 17 26.2 21 32.3

Total 34 52.3 31 47.7 65 100P valuae = Continuity Correction

Sumber : data primer, Oktober 2014

Tabel 5.9 menunjukan hubungan antara keaktifan kader dengan minat

lansia ke posyandu lansia. Tabel tersebut menunjukan dari 44 responden

dengan persepsi yang baik tentang keaktifan kader, lebih dari setengah

Page 56: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 56/97

43

memiliki minat yang baik yaitu 30 orang. Sedangkan dari 21 responden

dengan persepsi yang kurang baik tentang keaktifan kader, sebagian besar

memiliki minat kunjungan kurang baik yaitu 17 orang.

Hasil uji chi square  pada tabel 5.9 diatas menunjukan Ho di tolak

dengan nilai  significancy continuity correction  < 0.05 ( P = 0.001) yang

artinya ada hubungan yang cukup signifikan antara keaktifan kader

 posyandu dengan minat lansia ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros.

c.  Hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke posyandu

lansia diwilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros

Tabel 5.10

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Minat Lansia mengikuti Posyandu

Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014.

DukunganKeluarga

Minat Lansia Ke Posyandu

Lansia Total Pvalue

Baik Kurang

f % f % f %

0.000Baik 30 46.2 10 6.2 40 61.5

Kurang 4 15.4 21 32.3 25 38.5

Total 34 52.3 31 47.7 65 100P valuae = Continuity CorrectionSumber : data primer, Oktober 2014

Tabel 5.10 menunjukan hubungan antara dukungan keluarga dengan

minat lansia ke posyandu lansia. Tabel tersebut menunjukan dari 40

responden yang memiliki dukungan keluarga baik, terdapat lebih dari

setengah memiliki minat yang baik yaitu 30 orang. Sedangkan dari 25

Page 57: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 57/97

Page 58: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 58/97

45

Hasil uji chi square  pada tabel 5.11 diatas menunjukan Ho di tolak

dengan nilai  significancy continuity correction  < 0.05 ( P = 0.005) yang

artinya ada hubungan yang signifikan antara jenis pelayanan dengan minat

lansia ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros.

e.  Hubungan antara Aksesibilitas/jarak dengan kunjungan lansia ke posyandu

lansia diwilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros

Tabel 5.12

Hubungan Antara Aksesibilitas/jarak Dengan Minat Lansia mengikuti Posyandu

Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros, Oktober 2014.

Aksesibilitas /

Jarak

Minat Lansia Ke Posyandu

Lansia Total

P

valueBaik Kurang

f % f % f %

-Mudah dijangkau 34 52.3 31 47.7 65 100

Sulit dijangkau 0 0 0 0 0 0

Total 34 52.3 31 47.7 65 100

P valuae = Continuity Correction

Sumber : data primer, Oktober 2014

Tabel 5.12 Menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara

 jarak/aksesibilitas dengan minat lansia untuk berkunjung ke posyandu

lansia di wilayah kerja puskesmas Lau Kabupaten Maros karena semua

aksesibilitas berada pada kategori mudah untuk dijangkau.

Hasil uji chi square  pada tabel di atas menunjukan Ho di terima

atrinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jarak/aksesibilitas

dengan minat lansia ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros.

Page 59: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 59/97

Page 60: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 60/97

47

motivasi yang dimilikinya. Sebaliknya jika pengetahuan yang rendah, akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan-perubahan

terhadap pola hidup sehat (Notoatmojo, 2009)

Pada penelitian ini sebagian besar lansia memiliki pengetahuan yang

 baik terutama didukung oleh kebiasaan mereka yang secara rutin berkunjung

ke posyandu karena diposyandu mereka memperoleh berbagai pelayanan

seperti pengukuran tekanan darah, berat badan, tinggi badan, pengobatan serta

mendapatkan penyuluhan dari petugas kesehatan. Hal inilah yang

menyebabkan tingkat pengetahuan lansia tentang posyandu menjadi baik.

Menurut Septriliyana (2011) pengetahuan lansia mengenai posyandu lansia

menjadi salah satu faktor yang menentukan seorang lansia dating keposyandu

lansia. Jika pengetahuan lansia mengenai posyandu lansia kurang maka lansia

tersebut akan cenderung lebih memilih untuk berdiam diri saja dirumah

karena tidak mengetahui tentang posyandu lansia. Oleh sebab itu, bila lansia

memiliki pengetahuan yang baik mengenai posyandu lansia, maka lansia

tersebut akan mempunyai sikap yang positif pula mengenai posyandu lansia,

sehingga para lansia mampu memanfaatkan posyandu lansia yang

dilaksanakan diwilayahnya.

Lansia yang mengetahui kondisi kesehatan dirinya tentu akan mengatur

hidupnya secara lebih baik, misalnya makan secara teratur, istirahat yang

cukup, tidak melakukan kegiatan yang berlebihan, melakukan pemeriksaan

kesehatan yang secara rutin sehingga memperkecil resiko timbulnya penyakit.

Page 61: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 61/97

48

Lansia harus paham dalam menjaga dan memelihara kesehatan dirinya yang

ditunjukan dalam bentuk olaraga ringan, rajin beribadah, dan peduli terhadap

kesehatannya (Wulandhani dkk 2014).

Penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan minat lansia ke posyandu lansia. Hubungan antara pengetahuan dan

minat lansia ke posyandu lansia dijelaskan pula oleh Kurniasari dkk (2013)

yang meneliti tentang hubungan antara tingkat pengetahuan, tingkat

 pendidikan dan status pekerjaan dengan motivasi lansia berkunjung ke

 posyandu lansia di desa Dadirejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan

dimana tingkat pengetahuan lansia yang kurang mengakibatkan kurangnya

 pemahaman lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia. Keterbatasan

 pengetahuan ini akan mengakibatkan dampak yang kurang baik dalam

 pemeliharaan kesehatannya.

Salah satu manfaat berkunjung ke posyandu lansia menurut Maryam

(2010) yaitu lansia dapat memeriksakan kesehatan secara periodik sehingga

masalah kesehatan yang biasa dialami dapat dideteksi secara dini. Semakin

kurang tingkat pengetahuan lansia, akan semakin kurang tingkat keikutsertaan

 posyandu lansia. Seseorang yang tidak mau mengikuti posyandu lansia dapat

disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat

 posyandu lansia. Hal ini juga dijelaskan dalam hasil penelitian Fuadi (2008)

tentang studi fenomenologi pengetahuan, motivasi lansia dalam

memanfaatkan posyandu lansia yaitu lansia yang mengetahui manfaat

Page 62: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 62/97

Page 63: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 63/97

50

kenyataannya dipilih oleh pamong atau aparat desa. Jumlah ideal kader

 posyandu lansia menurut Depkes (2006) adalah sebanyak 5 orang atau lebih

namun berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas kesehatan

ternyata kader posyandu yang saat ini aktif diposyandu lansia kelurahan

Soreang, Allupolea, Bonttokapeta 2 hanya tersisa tiga orang kader. Adapun

kriteria untuk dipilih menjadi kader yaitu : bisa membaca dan menulis, wanita

atau pria, berdomisili tetap di kelurahan setempat, mau dan mampu bekerja

secara sukarela untuk kepentingan masyarakat serta mempunyai cukup waktu

untuk bekerja bagi masyarakat disamping usahanya mencari nafkah. (Depkes,

2006)

Tugas kader selain di Posyandu adalah melakukan kunjungan rumah

didampingi oleh tenaga kesehatan atau tokoh masyarakat untuk mendata dan

mencari tahu tentang sebab ketidakhadiran pengguna Posyandu, pendataan

lansia dan keluarga miskin. Tugas kader cukup berat dalam mengelola dan

melayani masyarakat, karena pendataan tentang Posyandu belum dimaknai

sebagai sarana yang dilahirkan dan dikembangkan atas kesadaran dan upaya

sendiri atas partisipasi sosial setiap komunitas baik di desa dan di kota. Tugas

kader posyandu adalah melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan

tokoh masyarakat dalam mengajak lansia untuk hadir ke posyandu serta

ketepatan dalam menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan posyandu sangat

menentukan minat lansia untuk ke posyandu (Siaahan 2014).

Page 64: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 64/97

51

Subarniati (2008) menjelaskan bahwa memanfaatkan pelayanan

tergantung pada penilaian tentang pelayanan tersebut. Jika pelayanan kurang

 baik atau kurang berkualitas, maka kecenderungan untuk tidak

memanfaatkanpun akan semakin besar, karena persepsi tentang pelayanan

sering dikaitkan dengan kepuasan dan harapan pengguna layanan. Konsumen

mengatakan mutu pelayanan baik jika harapan dan keinginan sesuai dengan

 pengalaman yang diterimanya. Pembangunan di bidang kesehatan dapat

dipengaruhi dari keaktifan kader. Kader posyandu yang aktif yaitu kader yang

selalu melaksanakan tugas kader dalam kegiatan posyandu.

Penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

keaktifan kader kader posyandu lansia dengan minat lansia ke posyandu

lansia. Pada saat penelitian lebih besar lansia mempunyai persepsi keaktifan

kader yang baik dalam pelaksanaan posyandu lansia. Data yang diperoleh dari

kuesioner adalah sebagian besar (92,3%) lansia berpendapat bawha pelayanan

yang diberikan kader sudah baik, sebagian besar (85%) lansia menyatakan

kader datang tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, sebagian

 besar (91,1%) berpendapat bawha perlakuan kader baik terhadap lansia,

sebagian besar (90,7%) kader telah memberikan saran dalam meningkatkan

kesehatan lansia, dan sebagian besar (86,3%) lansia berpendapat bahwa kader

telah melakukan kunjungan rumah.

Suhat dkk (2014) menyatakan bahwa ada hubungan faktor-faktor

 partisipasi kader dengan kegiatan posyandu. Artinya walaupun kegiatan

Page 65: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 65/97

52

 posyandu yang sangat beragam, namun ketika semua orang yang telah

menjadi kader selalu aktif dalam kegiatan posyandu tentu kehadiran lansia di

kegiatan posyandu selalu akan meningkat. Pelayanan dan keaktifan kader

yang baik terbukti sebagai faktor yang mempengaruhi keaktifan kunjungan

lansia ke posyandu. hasil penelitian yang sama juga diperoleh dari Darwis

(2014) menyatakan bahwa lansia yang memiliki persepsi yang baik terhadap

kader posyandu memiliki tingkat kepatuhan untuk melakukan kunjungan ke

 posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian peneliti sendiri, maka disimpulkan pula

 peran kader yang baik akan mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu.

untuk itu perlu dilakukan pembinaan kader secara berkala agar kader dapat

melaksanakan perannya secara optimal dalam pelaksanaan kegiatan posyandu

lansia.

3.  Hubungan antara dukungan keluarga dengan minat lansia ke posyandu lansia

Hasil penelitian diperoleh lebih besar lansia (46,2%) yang memiliki

dukungan keluarga yang baik dan memilki minat kunjungan ke posyandu

lansia yang baik pula. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik

menggunakan uji chi square didapatkan nilai  significancy continuity

correction < 0.05 ( P = 0.000), yang artinya terdapat hubungan yang signifikan

antara dukungan keluarga dengan minat lansia ke posyandu lansia.

Page 66: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 66/97

53

Dari data tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga yang

memberi dukungan kepada lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia

cenderung mempunyai minat yang tinggi untuk mengikuti posyandu.

Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam

mempertahankan kesehatannya (Maryam, 2008). Menurut Azizah (2011)

Lansia memiliki ikatan emosional yang paling besar dengan keluarga

sehingga lansia sangat membutuhkan dukungan keluarga untuk mengabil

keputusan dserta menyelesaikan masalah penting dalam hidupnya termasuk

didalamnya masalah kesehatan yang dialaminya. Dalama hal kesehatan,

keluarga sangat memiliki peran penting, sehingga sedapat mungkin bisa

mengontrol dan mengigatkan lansia untuk bisa rutin memeriksakan

kesehatanya ditempat pelayanan kesehatan termasuk posyandu lansia.

Hal ini berarti keluarga responden telah memberikan dukungan bagi

lansia untuk aktif di kegiatan Posyandu Lansia, keluarga juga selalu

memperhatikan kebutuhan lansia, mau mendengar keluhan lansia, dan

memberikan bantuan untuk aktifitas lansia sehari-hari. Dukungan dari orang

yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan (suami/istri), kelahiran (anak), dan

adobsiakan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum dilakukan

 pasien, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial.

Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan cara: 1) Dukungan informasi:

mencakup pemberian nasehat, usulan, saran, petunjuk-petunjuk dan

 pemberian informasi; 2) Dukungan penilaian: mencakup bimbingan umpan

Page 67: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 67/97

54

 balik, membimbing dan menengahi emecahan masalah, sebagai sumber dan

validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,

 penghargaan, perhatian; 3) Dukungan instrumental: mencakup sebuah sumber

 pertolongan praktis dan konkrit, diantaranyakesehatan penderita dalam hal

kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan;

4) Dukungan emosional: mencakup dukungan yang diwujudkan dalam bentuk

afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

Anggota keluarga memandang bahwa anggota keluarga yang bersifat

endukung, selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Dukungan keluarga menyokong rasa percaya diri dan perasaan dapat

menguasai lingkungan, ini dapat mengembangkan kecenderungannya pada

hal-hal positif, sehingga lansia akan merasa nyaman dan lebih tenang.

Dukungan keluarga khususnya dari suami atau istri bermanfaat untuk

 perkembangan menuju kepribadian yang sehat tanpa gangguan menganggap

 posyandu itu bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan para lansia. Hal

tersebut juga didukung penelitian sebelumnya oleh Sefty ( 2007) bahwa

dimana dukungan dari semua keluarga sangat berperan penting dalam

mendorong lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia bahkan keluarga

 juga bisa menjadi motivator yang kuat bagi lansia dalam menyediakan diri

untuk bisa mendampingi bahkan mengantar lansia ke posyandu serta selalu

mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan keluarga juga berusaha

membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Serta penelitian

Page 68: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 68/97

55

yang dilakukan oleh Fuadi (2008) menjelaskan bahwa dukungan keluarga

yakni dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental

dan dukungan emosional yang diberikan kepada lansia sangat berhubungan

dengan pemamfaatan posyandu lansia. Semakin baik dukungan keluarga,

maka semakin baik juga pemamfaatan posyandu lansia.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan

 bahwa Karakteristik responden berdasarkan dukungan keluarga mayoritas

responden mendapatkan dukungan keluarga yang baik dalam kehadiran di

 posyandu lansia. Hal ini juga dikarenakan Lansia merupakan tanggung jawab

anggota keluarga, dengan demikian dukungan keluarga terhadap kesehatan

lansia sangat penting. Salah satu cara bagi keluarga untuk mendukung lansia

adalah dengan memotivasi lansia agar mengikuti kegiatan di posyandu lansia.

Bentuk dukungan terhadap lansia seperti mengantarkan lansia ke posyandu

lansia, menemani lansia dalam kegiatan di posyandu lansia, mengingatkan

 jadwal kegiatan di Posyandu lansia, memberi nasehat apabila lansia tidak mau

hadir di kegiatan posyandu lansia, serta kebutuhan dan dorongan dari keluarga

dalam diri lansia untuk memperoleh pelayanan kesehatan lebih memotivasi

lansia untuk berkunjung keposyandu.

4.  Hubungan antara jenis pelayanan dengan minat lansia ke posyandu lansia

Hasil penelitian diperoleh lebih besar lansia (61,5%) yang memiliki

 persepsi dengan jenis pelayanan yang baik memiliki minat kunjungan ke

 posyandu lansia yang baik pula. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik

Page 69: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 69/97

56

menggunakan uji chi square didapatkan nilai  significancy continuity

correction < 0.05 ( P = 0.005), yang artinya terdapat hubungan yang signifikan

antara jenis pelayanan posyandu dan minat lansia ke posyandu lansia.

Bentuk pelayanan kesehatan posyandu meliputi pemeriksaan

kesehatan fisik dan mental emosional, yang dicatat dan dipantau oleh kartu

menuju sehat (KMS). Beberapa kegiatan pelayanan kesehatan diposyandu

lansia yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan status gizi melalui pengukuran

tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan

laboratorium, pelaksanaan rujukan ke puskesmas, penyuluhan kesehatan, dan

kunjungan rumah oleh kader dan petugas kesehatan. Selain itu posyandu juga

mengadakan kegiatan tambahan seperti senam lansia, pengajian, dan kegiatan

kesenian (Subijanto, 2011).

Program pelayanan posyandu yang baik terbukti sebagai faktor yang

mempengaruhi keaktifan kunjungan lansia ke posyandu. Hasil penelitian

menunjukan sebagian besar sudah merasa puas dengan program pelayanan

 posyandu yang diberikan dan merasa memperoleh manfaat dari penyuluhan

kesehatan yang diberikan oleh petugas atau kader kesehatan, sebagian besar

lansia (90,2%) berpendapat bahwa program pelayanan kesehatan memberikan

manfaat bagi kesehatannya. Semakin banyak pelayanan yang diterima oleh

lansia maka tingkat kunjungan lansia ke posyandu juga akan meningkat.

Kepuasan seorang penerima jasa layanan dapat tercapai apabila kebutuhan,

keinginan, dan harapan yang dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

Page 70: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 70/97

57

dikonsumsinya. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, ditemukan

 pelayanan yang diterima para lansia sudah optimal, sehingga tingkat

kunjungan ke posyandu juga sudah baik.

Hubungan antara jenis pelayanan dan minat lansia berkunjung ke

 posyandu juga sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

Darwis (2014) yang menunjukan bahwa program pelayanan kesehatan yang

 baik akan menurunkan resiko ketidakpatuhan lansia berkunjung ke posyandu

lansia.

Dari hasil distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan program

 pelayanan posyandu lansia di daerah binaan Puskesmas Lau Kabupaten

Maros, didapat bahwa lansia di daerah binaan Puskesmas Lau Kabupaten

Maros yang menjadi responden sebanyak 65 responden mendapatkan

 pelayanan posyandu lansia. Kategori pelayanan yang didapat oleh lansia-

lansia tersebut adalah pelayanan baik (40%). Hal ini menunjukkan bahwa

 puskesmas telah menjalankan program posyandu lansia dengan cukup baik

sesuai peraturan dan ketetapan pemerintah walaupun belum dapat dikatakan

 baik karena ada beberapa program yang belum terlaksanakan. Latihan atau

olahraga adalah salah satu kegiatan yang belum terlaksana dengan baik di

Puskesmas Lau Kabupaten Maros. Apabila latihan fisik pada lansia dapat

dilakukan dengan baik maka pelayanan juga dapat menjadi lebih baik dan

lebih berkualitas. Pelayanan perawatan lansia yang profesional/baik harus

Page 71: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 71/97

58

sesuai dengan standar perawatan keperawatan seperti kualitas, sesuai

kebutuhan, etika dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan, peneliti menyimpulkan

 bahwa lansia yang mengetahui manfaat pelaksanaan program pelayanan

 posyandu lansia akan lebih termotivasi untuk berkunjung ke posyandu

sehingga meningkatkan kunjungan ke posyandu

5.  Hubungan jarak/aksesibilitas dengan minat lansia ke posyandu lansia

Pada penelitian ini menunjukan bahwa jarak/aksesibilitas tidak

 berhubungan dengan minat lansia ke posyandu. Hasil penelitian yang

diperoleh hasil bahwa seluruh lansia (100%) memiliki aksebilitas yang mudah

untuk ke posyandu lansia. Data yang peneliti dapatkan dari hasil kuesioner

 bahwa tidak adanya jarak rumah responden yang melebihi 5 km, waktu

tempuh yang tidak lebih dari 20 menit, serta lansia dapat berjalan kaki untuk

ke posyandu sehingga mereka tidak membutuhkan alat transportasi.

Jarak adalah jarak antara rumah tempat tinggal dan tempat layanan

kesehatan (dalam Km). Jarak Posyandu yang dekat akan membuat lansia

mudah menjangkau Posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau

kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan tubuh atau penuruan kekuatan

fisik tubuh lansia. Kemudahan dalam menjangkau lokasi Posyandu ini

 berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia ke

 posyandu. Penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan antara

Page 72: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 72/97

59

 jarak/aksesibilitas dengan kunjungan lansia ke posyandu karena seluruh lansia

yang menjadi responden memiliki jarak yang mudah untuk ke posyandu

lansia, seperti yang terlihat dipeta berikut ini :

Hasil yang sama pula ditunjukan pada penelitian Rahmawati dkk

(2008) dan Darwis (2014), bahwa akses terhadap posyandu tidak terbukti

sebagai faktor yang mempengaruhi keaktifan dan minat lansia untuk

melakukan kunjungan ke posyandu lansia.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumiati, (2012)

melalui hasil wawancara dengan lansia mengenai aksesibilitas terkait dengan

cara lansia mencapai pelayanan posyandu, jarak rumah yang dekat membuat

lansia lebih menyukai berjalan kaki dengan alasan sambil berolahraga. Akan

tetapi lansia yang memiliki jarak rumah yang jauh dari posyandu dan kurang

PETA PUSKESMAS LAU 

Jarak dari posyandu Soreang

ke puskesmas 2,5 km, waktu

yg di tempuh ≤ 20 mnt. Jarak dari posyanduAllupolea ke puskesmas 1km, waktu yg di tempuh ≤20 mnt.

Jarak dari posyanduBontokapeta 2 ke puskesmas

1,5 km, waktu yg di tempuh≤ 20 mnt. 

Keterangan :

Puskesmas Lau

Posyandu lansia

Page 73: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 73/97

60

mampu untuk berjalan kaki membutuhkan alat transportasi seperti motor ojek

atau bendi serta diantar oleh keluarga. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan

lansia dalam mengakses pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh jarak rumah

dengan posyandu lansia yaitu semakin dekat jarak rumah dengan posyandu

maka lansia semakin aktif memanfaatkan posyandu lansia.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa seluruh

responden (100%) memiliki aksesibilitas antara tempat tinggal lansia dengan

 posyandu lansia mudah dijangkau karena yang menjadi responden penelitian

ini hanya terbatas pada lansia yang terdaftar diposyandu sehingga data hasil

 penelitian tidak bervariasi.

C.  Keterbatasan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menemukan keterbatasan yang

membuat penelitian ini belum sempurna. Keterbatasan yang dimaksud adalah

responden yang diteliti hanya terbatas pada lansia yang mengikuti posyandu dan

lebih dari 60 tahun serta tidak melakukan penelitian pada lansia yang tidak pernah

mengikuti posyandu, sehingga data tentang aksesibilitas tidak bervariasi dan hal

ini mempengaruhi hasil penelitian. Untuk itu diharapkan pada peneliti selanjutnya

agar menggunakan semua responden lansia yang ada ditempat penelitian.

Page 74: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 74/97

61

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti menarik

kesimpulan bahwa :

1.  Ada hubungan antara pengetahuan dengan minat lansia ke posyandu lansia

di wilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros

2.  Ada hubungan antara keaktifan kader posyandu dengan minat lansia ke

 posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros

3.  Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan minat lansia ke

 posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros

4.  Ada hubungan antara jenis pelayanan posyandu dengan minat lansia ke

 posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros

5.  Tidak ada hubungan antara aksesibilitas dengan minat lansia ke posyandu

lansia di wilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros

Page 75: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 75/97

62

B.  Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diberikan beberapa saran

 berupa :

1.  Bagi kader dan petugas kesehatan dapat meningkatkan pelayanan

sehingga lebih memotivasi lansia untuk ke posyandu melalui pendidikan

kesehatan. Meningkatkan dan mempertahankan peran kader, peran

 petugas, dan program pelayanan kesehatan yang telah diberikan

diposyandu lansia.

2.  Bagi institusi dalam hal ini pihak puskesmas, perlunya dilakukan evaluasi

 program kesehatan posyandu lansia, apakah kegiatan posyandu telah

menyentuh kebutuhan kesehatan lansia atau perlunya dilakukan variasi

kegiatan posyandu seperti kegiatan penyaluran hobi dan kesenian.

Puskesmas tetap memperhatikan penyegaran untuk kader posyandu agar

terus termotivasi dalam menjalankan fungsi dan perannya diposyandu.

3.  Bagi peneliti selanjutnya, mengingat adanya keterbatasan penelitian

diharapkan peneliti berikutnya supaya menggunakan responden tidak

terbatas pada lansia yang terdaftar di posyandu saja tetapi lansia yang ada

di masyarakat sehingga hal-hal yang berkaitan dengan kunjungan lansia

dapat terungkap secara keseluruhan. 

Page 76: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 76/97

Page 77: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 77/97

64

Efendi, F. (2013). Keperawatan kesehatan komunitas. Jakarta: Salemba medika.

Elliot, D., & Thompson, D. (2007). Common quantitative methods. In Z.

Schneider, D. Whitehead, D. Elliot, G. Lobiondo-Wood, & J. Haber,

 Nursing and Midwifery Research: Methods and Appraisal for Evidence-

 Based Practice (p. 157). Elsvier: Australia.

Fuadi, H. (2008). Study fenomenologi motivasi lansia dalam memanfaatkan

 posyandu lansia di kelurahan sidomulyo kecamatan metesih kabupaten

karang anyar,diponegoro. Diakses tanggal: 3 November 2014, from

www.eprints.undip.ac.id:http://eprints.undip.ac.id/10167/. 

Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. (2013).  Jumlah lansia

indonesia lima besar terbanyak di dunia. Jakarta.

Kementrian Sosial RI. (2012).  Peraturan menteri sosial republik indonesia

tentang pedoman pelayanan lanjut usia. Jakarta.

Komisi Nasional Lanjut Usia. (2010). Profil penduduk lanjut usia.

Kresnawati, I., K (2011).  Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia

(lanjut usia) dalam mengikuti kegiatan di posyandu lansia desa gonilan

kecamatan kartasura. Diakses tanggal: 3 November 2014

from http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/123456789/3639. 

Kurniasari, L. S., Arifin, M., Arifiyanto. D. ( 2013). Hubungan antara tingkat

 pengetahuan, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan dengan

motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia di desa dadirejo

kecamatan tirto kabupaten pekalongan. Diakses tanggal: 4 November

2014. From http://www.digilib.stikesmuh-pkj.ac.id/e-skripsi/ index .

 php?p=fstream-pdf&fid=408&bid=463

Page 78: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 78/97

65

Maryam, R. S. (2010).  Buku panduan bagi kader posbindu lansia.  (Vol. 1).

Jakarta Timur.

Mujahidullah, K. (2012).  Keperawatan gerinatrik merawat lansia dengan cinta

kasih sayang  (Vol. 1). Yogyakarta.

 Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarja: Rineka Cipta.

 Nugroho, H. W. (2012).  Keperawatan gerontik & geriantrik   (3 ed.). Jakarta:

EGC.

Rahmawati, M., Aprianti, & Magdalena. (2008). Perbedaan tingkat pengetahuan,

 jenis kelamin dan jarak rumah pada lansia aktif dan tidak aktif ke

 posyandu sentosa kecamatan anjir pasar kabupaten barito kuala tahun

2008. Diakses tanggal: 3 November 2014 from

alulum.baak.web.id:http://alulum baak.

Rongers ( 2010).  Hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang posyandu lansia

dengan perilaku mengunjungi posyandu lansia di posyandu blok II puskesmas depok II sleman yogyakarta. Diakses tanggal: 3 November

2014 from https://ilmuparamedis.wordpress.com/2014/02/05/skrips

Sefti, D (2007).  Hubungan kinerja kader posyandu dengan tingkat kepuasan ibu

di wilayah kerja puskesmas kakakasen tomohon sulawesi utara. Skripsi

tidak dipublikasikan. Sulut: Universitas Sulawesi Utara.

Septriliyana (2011 ). Hubungan pengetahuan dengan sikap lansia mengenai

 posbindu di rw 07 desa Kertawangi kecamatan cisarua kabupaten

bandung barat tahun 2011. Diakses tanggal: 3 November 2014 fromhttp://www.stikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/ files/ 2011/ 201108 /

201108-006.pdf  

Page 79: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 79/97

66

Siaahan, N. R (2014).  Pelaksanaan program posyandu lansia  dan tingkatkepuasan. lansia pengguna posyandu  di   puskesmas buntu  raja

kecamatan. siempat nempu kabupaten dairi.  Diakses tanggal: 30 mei2014 from http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/.../39919/6. 

Stanlay, M. D. (2007). Gerontologi nursing.

Subarniati. (2008).  Beberapa faktor   yang berperan terhadap keaktifan 

kunjungan lansia ke posyandu studi kasus di desa tamantirto kecamatan

kasihan kabupaten bantul propinsi diy. Diakses tanggal: 3 November

2014 from http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmi/article/view/3019.

Subijanto, H., Redhono, D., & Vendarani, Y. F. (2011).  Pembinaan posyandu

lansia guna pelayanan kesehatan lansia. Diakses tanggal: 4 November

2014 from fk.uns.ac.id:http://fk.uns.ac.id/static/filebagian/lansia.pdf.

Suhat. S., Ruyatul, H ( 2014) Faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan

kader dengan kegiatan posyandu lansia (studi di puskesmas palasari

kabupaten subang ) Diakses tanggal: 5 November 2014. from Jurnal

Kesehatan Masyarakat, 2014 - journal.unnes.ac.id. 

Sumiati. (2012). Posyandu elderly utilization analysis in the work area health

center wonorejo samarinda. Diakses tanggal: 3 November 2014 from

 pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/71bfc0935f0775fedf3ae8765cdb2693.pdf

Wasis. (2008). Pedoman riset praktis untuk profesi keperawatan . Jakarta: EGC.

Wulandhani, S. A., Sofiana, N., Widia, L. (2014).  Hubungan dukungan keluarga

dengan motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanandarahnya. Diakses tanggal: 3 November 2014. from http://download.

 portalgaruda.org/ article. php? article= 186703&val =6447&title =

Hubungan%20dukungan%20keluarga%20dengan%20motivasi%20lansi

a%20hipertensi%20dalam%20memeriksakan%20%20Tekanan%20dara

hnya.

Page 80: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 80/97

Page 81: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 81/97

68

KUESIONER

Judul Penelitian : Faktor - faktor yang mempengaruhi minat

lansia ke posyandu diwilayah kerja puskesmas

Lau kabupaten Maros

 No responden (diisi oleh peneliti) :

1.  Bagian I

Isilah pertanyaan data demografi dibawah ini :

A.  Data Demografi

1.   Nama (inisial) :

2.  Umur :

3.  Jenis kelamin :

4.  Pekerjaan :

5.  Suku :

6.  Alamat :

7.  Jumlah kunjungan keposyandu dalam setahun (diisi oleh peneliti)

2.  Bagian II

B.  Pengetahuan lansia

Berilah tanda centang (√) pada pertanyaan yang anda anggap paling

sesuai. Ada 4 alternatif jawaban yaitu :

SS : Sangat setuju

S : Setuju

Page 82: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 82/97

69

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju

No PernyataanJawaban

SS S TS STS

1. Posyandu lansia adalah tempat pelayanan kesehatan

warga lanjut usia

2. Posyandu lansia adalah tempat pelayanan kesehatan

untuk semua umur

3. Tujuan dari posyandu lansia adalah meningkatkan

derajat kesehatan lansia

4. Manfaat dari posyandu lansia adalah untuk

mendeteksi dini penyakit atau ancaman kesehatan

yang diderita

5. Jadawal posyandu lansia dilaksanakan sebulan sekali

6. Sasaran dari posyandu lansia adalah masyarakat yang

membutuhkannya

7. Sasaran dari posyandu lansia adalah warga yang

 berusia 60 tahun keatas

C.  Tingkat keaktifan kader

Berilah tanda centang (√) pada pertanyaan yang anda anggap paling

sesuai. Ada 4 alternatif jawaban yaitu :

Page 83: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 83/97

70

SS : Sangat setuju

S : Setuju

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju

No PernyataanJawaban

SS S TS STS

1. Pelayanan (pemeriksaan berkala) yang diberikan oleh

kader posyandu lansia sudah baik

2. Para kader posyandu datang tepat waktu dalam

 pelaksanaan kegiatan posyandu

3. Perlakuan kader posyandu lansia baik terhadap

Bapak/Ibu

4. Informasi kesehatan yang diberikan oleh kader

 posyandu sudah sesuai harapan bapak/Ibu

5. Tempat yang digunakan untuk melaksanakan

kegiatan posyandu sudah sesuai dengan harapan

Bapak/Ibu

6. Kebersihan tempat pelaksanaan posyandu lansia

sudah terjaga

7. Petugas/kader memberikan saran dalam

meningkatkan kesehatan Bapak/Ibu

Page 84: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 84/97

Page 85: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 85/97

72

memeriksakan kesehatan keposyandu lansia

6. Kelurga bapak/Ibu tidak mengetahui jadwal

 pelaksanaan kegiatan posyandu lansia

7. Keluarga tidak membawa bapak/Ibu untuk segera

 berobat bila sakit

E.  Jenis pelayanan posyandu

Berilah tanda centang (√) pada pertanyaan yang anda anggap paling

sesuai. Ada 4 alternatif jawaban yaitu :

SS : Sangat setuju

S : Setuju

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju

No PernyataanJawaban

Ya Tidak

1. Bapak/Ibu sudah merasa puas dengan program

 pelayanan yang diberikan

2. Bapak/Ibu mendapatkan manfaat yang baik bagi

kesehatan dari program pelayanan kesehatan

 posyandu

3. Penyuluhan diberikan oleh petugas kesehatan/kader

Page 86: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 86/97

73

sangat bermanfaat bagi Bapak/Ibu

4. Bapak/ibu diberikan pelayanan senam lansia yang

 berguna bagi kesehatan Bapak/Ibu

5. Bapak/Ibu memiliki KMS untuk menilai

 perkembangan kesehatan bapak/Ibu

6. Bapak/Ibu diberikan pelayanan penimbangan berat

 badan.

7. Bapak/Ibu diberikan pelayanan pengukuran tinggi

 badan

8. Bapak/Ibu diberikan pelayanan pengukuran tekanan

darah

9. Bapak/Ibu diberikan pelayanan pengobatan yang

 berguna bagi kesehatan Bapak/Ibu

F.  Jarak / Aksesibilitas

Jawablah pertanyaan dibawah ini berdasarkan pengalaman bapak/Ibu.

1.  Berapa jarak tempat tinggal Bapak/Ibu dari posyandu?

2.  Berapa waktu yang bapak/Ibu butuhkan untuk ke posyandu?

3.  Apakah alat transportasi yang Bapak/Ibu gunakan ke posyandu?

Page 87: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 87/97

Page 88: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 88/97

75

Page 89: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 89/97

76

OUTPUT DISTRIBUSI FREQUENCIES

Statistics 

Jeniskelamin

N Valid 65

Missing 0

Jeniskelamin 

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 19 29.2 29.2 29.2

Perempuan 46 70.8 70.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

Statistics 

Pekerjaan

N Valid 65

Missing 0

Pekerjaan 

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidakbekerja 46 70.8 70.8 70.8petani 13 20.0 20.0 90.8

Nelayan 6 9.2 9.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

Statistics 

Suku 

N

Valid 65

Missing 0

Suku 

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Makassar 54 83.1 83.1 83.1

Bugis 11 16.9 16.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

Page 90: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 90/97

77

Statistics 

Umur

N Valid 65

Missing 0

Umur  

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 60 - 70 tahun 44 67.7 67.7 67.7

70-90 tahun 21 32.3 32.3 100.0

Total 65 100.0 100.0

Output Crosstabs

pengetahuankategorik * JumlahKunjunganCrosstabulation 

JumlahKunjungan Total

baik tidakbaik

pengetahuankategorik

tidakbaik

Count 0 22 22

Expected Count 11.5 10.5 22.0

% within

pengetahuankategorik0.0% 100.0% 100.0%

% of Total 0.0% 33.8% 33.8%

baik

Count 34 9 43

Expected Count 22.5 20.5 43.0

% within

pengetahuankategorik79.1% 20.9% 100.0%

% of Total 52.3% 13.8% 66.2%

Total Count 34 31 65

Expected Count 34.0 31.0 65.0

% within

pengetahuankategorik52.3% 47.7% 100.0%

% of Total 52.3% 47.7% 100.0%

Page 91: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 91/97

78

Chi-Square Tests 

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 36.474a  1 .000

Continuity Correctionb  33.373 1 .000

Likelihood Ratio 45.850 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 35.913 1 .000

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.49.

b. Computed only for a 2x2 table

JenisPelayanankategorik 

JumlahKunjungan Total

baik tidakbaik

JenisPelayanankategorik

kurangbaik

Count 8 19 27

Expected Count 14.1 12.9 27.0

% within

JenisPelayanankategorik29.6% 70.4%

100.0

%

% of Total 12.3% 29.2% 41.5%

baik

Count 26 12 38

Expected Count 19.9 18.1 38.0

% within

JenisPelayanankategorik68.4% 31.6%

100.0

%

% of Total 40.0% 18.5% 58.5%

Total Count 34 31 65

Expected Count 34.0 31.0 65.0

% within

JenisPelayanankategorik52.3% 47.7%

100.0

%

% of Total 52.3% 47.7%100.0

%

Page 92: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 92/97

Page 93: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 93/97

80

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 21.467a  1 .000

Continuity Correctionb  19.167 1 .000

Likelihood Ratio 23.000 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 21.137 1 .000

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.92.

b. Computed only for a 2x2 table

keaktifankaderkategorik * JumlahKunjunganCrosstabulation 

JumlahKunjungan Total

baik tidakbaik

keaktifankaderkategorik

kurangbaik

Count 4 17 21

Expected Count 11.0 10.0 21.0

% within keaktifankaderkategorik 19.0% 81.0% 100.0%

% of Total 6.2% 26.2% 32.3%

baik

Count 30 14 44

Expected Count 23.0 21.0 44.0

% within keaktifankaderkategorik 68.2% 31.8% 100.0%

% of Total 46.2% 21.5% 67.7%

Total

Count 34 31 65

Expected Count 34.0 31.0 65.0

% within keaktifankaderkategorik 52.3% 47.7% 100.0%

% of Total 52.3% 47.7% 100.0%

Page 94: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 94/97

81

Chi-Square Tests 

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 13.757a  1 .000

Continuity Correctionb  11.858 1 .001

Likelihood Ratio 14.477 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 13.545 1 .000

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.02.

b. Computed only for a 2x2 table

Aksesibilitas * JumlahKunjunganCrosstabulation 

JumlahKunjungan Total

baik Kurangbaik

 Aksesibilitas mudahdijangkau

Count 34 31 65

Expected Count 34.0 31.0 65.0

% within Aksesibilitas 52.3% 47.7% 100.0%

% of Total 52.3% 47.7% 100.0%

Total

Count 34 31 65

Expected Count 34.0 31.0 65.0

% within Aksesibilitas 52.3% 47.7% 100.0%

% of Total 52.3% 47.7% 100.0%

Chi-Square Tests 

Value

Pearson Chi-Square .a

 

N of Valid Cases 65

a. No statistics are computed

because Aksesibilitas is a constant.

Page 95: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 95/97

82

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:

Calon Responden

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar:

 Nama : Sianet Tampi

 NIM : C12113734

Akan mengadakan penelitian dengan judul : “Faktor-Faktor yang

mempengaruhi minat lansia keposyandu diwilayah kerja Puskesmas Lau

Kabupaten Maros”. 

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak/Ibu

sebagai responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu tidak bersedia menjadi

responden, maka tidak ada ancaman/sanksi bagi Bapak/Ibu. Jika Bapak/Ibu telah

menjadi responden dan terjadi hal-hal yang merugikan, maka Bapak/Ibu

diperbolehkan mengundurkan diri untuk tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.

Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk

menandatangani lembar persetujian dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah

saya sediakan.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu sebagai responden, saya ucapkan

 banyak terima kasih.

Peneliti

Sianet Tampi

Page 96: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 96/97

Page 97: Skrip Sianet Tampi

7/23/2019 Skrip Sianet Tampi

http://slidepdf.com/reader/full/skrip-sianet-tampi 97/97