SKK Ganto UNP Edisi 181

24
ISSN: 1412-890X Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

description

Surat kabar Kampus Ganto Edisi 181: Dalam Lingkar Kerja Sama

Transcript of SKK Ganto UNP Edisi 181

Page 1: SKK Ganto UNP Edisi 181

ISSN: 1412-890X

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Page 2: SKK Ganto UNP Edisi 181

Kerja SamaKerja SamaKerja SamaKerja SamaKerja Samauntuk Kerja Samauntuk Kerja Samauntuk Kerja Samauntuk Kerja Samauntuk Kerja Sama

PeningkatanPeningkatanPeningkatanPeningkatanPeningkatanKerja Sama di UNPKerja Sama di UNPKerja Sama di UNPKerja Sama di UNPKerja Sama di UNP

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Surat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): 1412-890X,PelindungPelindungPelindungPelindungPelindung: Rektor UNP: Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram, PenasehatPenasehatPenasehatPenasehatPenasehat: Pembantu Rektor III UNP: Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd., Penanggung JawabPenanggung JawabPenanggung JawabPenanggung JawabPenanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum.,Dewan AhliDewan AhliDewan AhliDewan AhliDewan Ahli: Aai Syafitri, Faeza Rezi S, Mardho Tilla, Wezia Prima Zolla, Ismeirita, Rahmi Jaerman, Winda Yevita Dewi, Ariyanti Staf AhlStaf AhlStaf AhlStaf AhlStaf Ahli: Konsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi Psikologi: NikenHartati, S.Psi., M.A., Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: M. Ismail Nasution, S.S., M.A., KritikKritikKritikKritikKritikPuisPuisPuisPuisPuisi: Zulfadhli, S.S., M.A., Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum: Jefri Rajif, Pemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin Redaksi: Meri Susanti, Pemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin Usaha: Novi Yenti, Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum: Gumala Resti Halin,Kepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan Pengembangan: Liza Roza Lina, SekretarisSekretarisSekretarisSekretarisSekretaris: Juliana Murti, Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana: Wahida Nia Elfiza, Redaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur Berita: Media Rahmi, FitriAziza, Redaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur Tulisan: Ranti Maretna Huri, Redaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Yola Sastra, Redaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan Online: Edo Febrianto, LayouterLayouterLayouterLayouterLayouter: DoniFahrizal, FotograferFotograferFotograferFotograferFotografer: Ratmiati, ReporterReporterReporterReporterReporter: Fidia Oktarisa(NA), Wici Elvinda Rahmaddina, Redda Wanti, Novarina Tamril, Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan: SriGusmurdiah, Sirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan Percetakan: Sonya Putri, Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan: Khadijah Ramadhanti, Iklan: Iklan: Iklan: Iklan: Iklan: Suci Larassaty, Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: SabrinaKhairissa, Yulia Eka Sari, Rizka Wahyuni, Hera Gusmayanti, Ermiati Harahap, Hari Jimi Akbar, Resti Febriani, Rival Mulyadi, Neki Sutria, Putri Rahmi, Windy Nurul Alifa,Kurniati Ramadhani, Siti Ayuna Penerbit: Penerbit: Penerbit: Penerbit: Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Alamat: Alamat: Alamat: Alamat: Gedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar.Kode pos 25131. Laman webLaman webLaman webLaman webLaman web: http://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.id, Post-elPost-elPost-elPost-elPost-el::::: [email protected]@[email protected]@[email protected], Percetakan:Percetakan:Percetakan:Percetakan:Percetakan: Unit Percetakan PT. Genta Singgalang Press (Isi di luar pertanggungjawabanpercetakan), Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan: Rp1.500,- (permilimeter kolom-hitam putih), Rp3.000,- (permilimeter kolom full colour), 1/4 halaman belakang Rp1.000.000,- (full colour), IklanBaris Rp1.000,- (perbaris). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esei, feature, cerpen, resensi buku, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP.Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisiberikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberi imbalan/uang lelah semestinya.

+ UNP Menuju World Class University- Insya Allah.

+ Jagalah Kerahasiaan Password- Password adalah rahasia.

+ Tak Ada Beda UKT untuk RM- Berbeda pun, tak apa-apa.

“Kita harus lebih takut kepada rasa takut itu sendiri,karena rasa takut menghilangkan akal sehat dan

kecerdasan kita.”-Munir

Terlena dengan masa libur kuliah yang panjang,

membuat keredaksian SKK Ganto menjadi tersendat.

Kalender redaksi yang telah ditetapkan sebelumnya

tidak berjalan sesuai rencana. Semestinya, Ganto edisi

terbaru yang sedang berada di tangan pembaca ini

sudah beredar sejak Agustus lalu. Beranjak dari hal

ini, ketakutan akan semakin molornya jalan keredaksian

kian muncul.

Jadi, sebelum kehilangan akal sehat dan kecerdasan

dalam menghadapi hal ini, dengan semangat dan rasa

optimis untuk kembali menghadirkan bacaan yang

bermanfaat bagi pembaca, kru SKK Ganto

menghilangkan rasa takut dan fokus untuk

merampungkan edisi 181 yang akhirnya dapat pembaca

nikmati ini.

Pembaca, untuk edisi kali ini, Ganto

menghadirkan pembahasan laporan

mengenai Program Kerja Sama Uni-

versitas, nasional ataupun internasional.

Juga berita kegiatan-kegiatan yang

diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa

selingkungan UNP. Jangan lupa untuk

berkunjung ke portal berita kami di

http://www.ganto.or.id. Untuk berita

kegiatan yang tidak bisa kami cetak,

sudah kami terbitkan juga di halaman

website tersebut.Selain kegiatan keredaksian, Ganto

juga tetap melaksanakan kegiatan

lainnya untuk tetap mendukung

lancarnya jalan organisasi. Akhir Agustus

lalu, Ganto mengutus seorang kru untuk

mengikuti Pelatihan Jurnalistik Tingkat

Nasional yang diadakan oleh Lembaga

Pers Mahasiswa Suara Kampus Institut Agama Islam

Negeri Imam Bonjol, Padang. Kemudian, Anggota

Magang angkatan ke-19 sebagai calon generasi penerus

organisasi SKK Ganto, sekarang sudah mencapai tahap

Reporter Junior. Beranggotakan 13 orang, kawan-

kawan Reporter Junior ini sudah bergabung dengan

kegiatan keredaksian Ganto. Semoga mereka tetap

mampu bertahan dan terus melangkahkan kaki

bersama Ganto hingga tujuan akhir yang ingin dicapai.Akhir kata, Ganto menyampaikan mohon maaf,

kritik, dan saran dari pembaca setia. Pembenahan

diri akan selalu kami lakukan. Tak lupa, jika ada

dari pembaca yang ingin mengirimkan tulisannya,

silakan langsung mengantarkannya ke sekretariat SKK

Ganto atau mengirimkannya melalui alamat surel di

[email protected].

Hidup Pers Mahasiswa!

2

Kerja sama adalah sebuah kerja. Dan di dalam kerja

ada logika yang mengatur. Pengaturan tersebut bisa saja

berupa perlintasan terhadap arus sitem kerja tersebut.

Menurut Drucker, “kerja” membutuhkan kemampuan

menganalisis, membuat sintesis, dan mengontrol proses.

Dan di dalam sebuah kerja, ada kerja sama di dalamnya.

Kerja sama tersebut berkaitan dengan sebuah hubungan

interaksi dengan sesama makhluk sosial dalam mencapai

tujuan. Harus ada kepentingan di dalamnya, agar har-

monisasi kerja berjalan dengan harmonis. Mereka yang

memiliki kepentingan akan saling berkoordinasi demi

mewujudkan tujuan. Biasanya, hubungan yang mereka

jalin diikat dengan perasaan yang relatif sama. Mereka

berkelompok dengan tingkatan golongan, kelas, lapisan

atau kumpulan manusia yang dibatasi oleh ciri, kondisi,

dan kesamaan kepentingan tertentu.

Dalam praktiknya, kelompok manusia secara

sosiologis perlu diperhatikan kevariasiannya. Di sini

pun, teori tentang perbedaan turut ambil andil. Tentang

sebuah beda yang menguatkan. Perbedaan, kadang

sungguh menjadi pengikat penuh misteri yang tiada

berjawab dalam kebenarannya. Mungkin saja ini ten-

tang perbedaan, seperti berbeda dari segi kuantitas

keanggotaan, aktivitas anggota kelompok, hubungan-

hubungan antarindividu, faktor pengikat para anggo-

tanya, kepentingan-kepentingan, saling ketergantungan,

dan ukuran-ukuran perilaku atau norma-norma yang

sama-sama dipatuhi.

Sargent (dalam Santosa, 1992:29) menyatakan bahwa

kerja sama merupakan usaha terkoordinasi di antara

anggota kelompok atau masyarakat yang diarahkan untuk

mencapai tujuan bersama. Lebih lanjut ia menyatakan

bahwa kerja sama adalah suatu bentuk interaksi sosial

di mana tujuan anggota kelompok yang satu berkaitan

erat dengan tujuan anggota kelompok yang lain atau

tujuan kelompok secara keseluruhan sehingga seorang

individu hanya dapat mencapai tujuan bila individu

lain juga mencapai tujuan.

Begitulah Universitas Negeri Padang bersinergi dalam

pencapaian tujuannya. Dalam deretan sebuah pengharapan.

Demi memenuhi segala keterbatasan yang menyelinap

dalam nyatanya. Kampus pun berupaya dengan segenap

kekuatan untuk menghadapi sistem kerja bersama demi

berbagai kepentingan di dalamnya. Apapun yang tersirat

dalam praktiknya, sudah pasti, orang-orang yang tengah

berharap pun menyatakan sebuah harapan demi kebaikan

univeritas ini. Apapun label kata yang dipergunakan,

usaha nyata telah digerakkan, tinggal kita semua yang

akan mengakarkan dengan erat di kepala, bahwa untuk

mewujudkan lancarnya jalan kerja sama adalah dengan

cara saling bekerja sama.

Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai salah

satu perguruan tinggi negeri di Indonesia pastilah

melaksanakan tugas yang tidak hanya di bidang ilmu,

teknologi, dan seni. Tetapi sekaligus juga mengemban

peranan yang amat penting yakni mengembangkan,

meningkatkan, dan menyelenggarakan Tridarma Per-

guruan Tinggi (pendidikan dan pengajaran, penelitian,

dan pengabdian kepada masyarakat).

Untuk mewujudkan kerja sama tersebut, pimpinan

universitas selalu berusaha menjalin kerja sama, baik

dengan beberapa lembaga maupun dengan deretan

perguruan tinggi lainnya.

Agaknya, Pembantu Rektor IV telah berusaha

mengumpulkan berbagai dokumen kerja sama UNP

dengan lembaga dan perguruan tinggi di dalam negeri

maupun dengan lembaga dan perguruan tinggi di

luar negeri. Dalam dokumen tersebut, setidaknya

ditemukan ratusan dokumen kerja sama yang sudah

ditandatangani oleh pimpinan universitas dan fakultas.

Namun kenyataannya, dari ratusan kerja sama itu,

belum seluruhnya yang ditindaklanjuti dengan berbagai

bentuk aksi atau tindakan nyata.

Selain kerja sama UNP dengan lembaga dan

perguruan tinggi lain, pimpinan fakultas juga perlu

mengimplementasikan berbagai bentuk kerja sama

melalui wadah yang sudah ada secara regional dan

nasional seperti Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi

Negeri (BKS-PTN) bidang masing-masing sesuai

fakultas. Selain itu, pimpinan jurusan dan prodi dapat

pula mengimplementasikan berbagai bentuk kerja

sama melalui wadah atau forum ketua jurusan atau

forum ketua prodi baik di wilayah barat maupun

secara nasional

Implementasi kerja sama jauh sangat penting dari-

pada hanya menambah jumlah kerja sama dengan

lembaga atau perguruan tinggi lain. Artinya, kualitas

implementasi kerja sama itu jauh sangat penting

daripada kualitas kerja sama yang sudah ada dan

bahkan ditambah terus. Pengimplementasian kerja

sama oleh pimpinan universitas, fakultas, jurusan,

dan prodi merupakan hal yang sangat diperlukan.

Hanya dengan kerja sama yang diimplementasikan

secara terus-menerus itulah yang akan memberikan

manfaat bagi UNP dan akan dinikmati pula oleh

seluruh sivitas akademika. Harapan kita, kerja sama

UNP dengan berbagai lembaga dan universitas di

dalam dan luar negeri dapat ditingkatkan. Peningkatan

kuantitas dan kualitas kerja sama itu dapat diwujudkan,

mengembangkan, dan mengimplementasikan kerja

sama tersebut. (Eto)

Foto Bersama: Kru beserta RJ foto bersama pada acara camping yangdiselengarakan oleh SKK Ganto di Sungai Bangek, Lubuak Minturun, Padang,

Selasa (19/8). f/Doc.

Page 3: SKK Ganto UNP Edisi 181

Mahasiswa Abdi BangsaMahasiswa Abdi BangsaMahasiswa Abdi BangsaMahasiswa Abdi BangsaMahasiswa Abdi Bangsa

SKK Ganto menerima surat pembaca baik berupa

keluhan, kritikan, saran, dan permasalahan tentang

lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat

dikirimkan melalui e-mail: [email protected]

atau dapat diantar ke redaksi SKK Ganto, Gedung

Pusat Kegiatan Mahasiswa Ruang G65 UNP dengan

melampirkan kartu identitas; KTP atau KTM.

Oleh Putri Rahmi

Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012

PKM Tidak Ada Air

Sudah lebih dari 3 bulan di Pusat Kegiatan Mahasiswa

(PKM) tidak ada air. Kami, yang sekretariatnya di PKM

merasa kesulitan akan hal ini. Jangankan untuk keperluan

MCK, untuk berwudhu saja kami harus pergi ke Al-Azhar

yang cukup jauh dari PKM. Belum lagi kalau ada tamu dari

ormawa kampus lain yang berkunjung. Kami merasa malu

kalau mereka mau ke kamar mandi.

Ahmadi Satria, Mahasiswa FIK

Kekhawatiran Pejalan Kaki

Ketertiban lalu lintas di lingkungan UNP menurut saya

belum tertib, dan terkesan sembarangan. Terutama ketertiban

di persimpangan jalan menuju gedung MKU dan Perpustakaan

Pusat. Masih ada pengendara yang tidak tertib saat mengendarai

kendaraan mengakibatkan kekhawatiran para pejalan kaki.

Putri Dhea Dwy Yulianti, Mahasiswa FT

Tong Sampah UNP Kurang

Keberadaan tong sampah di UNP masih kurang. Terkhusus

dekat area mahasiswa sering duduk-duduk beristirahat atau

melangsungkan diskusi kelompok seperti halnya di taman

dekat Pustaka Pusat. Semoga jumlah tong sampah di UNP

bisa ditambah agar mahasiswa dan petugas sama-sama bisa

menjaga kebersihan lingkungan UNP.

Media Rahmi, Mahasiswa FBS

Toilet FIP

Saya sering bingung ketika mau pergi ke toilet saat

kuliah di FIP. Toilet FIP kurang mencukupi dan terkadang

airnya mati. Alangkah baiknya, kalau toilet dan air ini

tersedia sesuai dengan kebutuhan masyarakat FIP. Sehingga

semua aktivitas di FIP berjalan dengan lancar.

Rama, Mahasiswa FIP

MaksimalkanPemanfaatan Fasilitas

Fasilitas yang ada di MKU sebaiknya dimanfaatkan secara

maksimal seperti infocus dan pengadaan Wi-Fi. Terdapatbeberapa infocus yang tidak terawat. Bahkan pada saat

pembelajaran berlangsung, infocus tidak digunakan dalam

membantu kelancaran proses belajar mengajar. Saya berharap

agar jaringan Wi-Fi sebaiknya disediakan di gedung MKU

untuk memudahkan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

Tri Aryo Icksan, Mahasiswa FT

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Mahasiswa merupakan akar

dari tumbuh kembangnya bangsa

untuk masa yang akan datang.

Bila kualitas intelektual dan karak-

ter mahasiswa suatu bangsa baik,

maka bangsa tersebut telah

memproduksi setengah dari Sum-

ber Daya Manusia yang berdedi-

kasi. Mahasiswa yang individualis

dan tidak menghiraukan

bangsanya belum bisa dikata-

kan sebagai mahasiswa

seutuhnya.

Mahasiswa adalah wadah

pengisi peran-peran strategis

di tengah-tengah masyarakat

nantinya. Namun apa yang

akan terjadi bila calon-calon

penerus peran strategis ini ti-

dak dapat diharapkan dan ma-

lah tidak memenuhi persyaratan

di tengah masyarakat karena kepe-

dulian sosialnya yang kurang?

Hitung-hitungan dengan seberapa

keuntungan yang ia dapatkan dari

bangsanya?

Pertanyaan ini muncul kare-

na melihat kondisi kekinian. Rasa

peduli dan empati tidak lagi

menjadi ciri khas mahasiswa seba-

gai makhluk yang beridealisme.

Mahasiswa sekarang tidak rela me-

ngorbankan waktu dan tenaganya

untuk orang lain bila tidak men-

datangkan manfaat untuk dirinya

secara pribadi. Peduli sosial tidak

hanya diartikan sebagai rasa sim-

pati atau kasihan terhadap sesuatu,

namun peduli sosial itu harus di-

wujudkan serta terealisasi lewat

tindakan. Peran mahasiswa di sam-

ping sebagai kaum intelektual,

seharusnya juga bisa menjadi

pelaku pergerakan kemajuan

bangsa dan kesejahteraan negara.

Maka jelaslah dalam hal ini maha-

siswa mesti menanamkan sikap

kepeduliannya terhadap bangsa.

Pada masa sekarang, akan

sangat sulit ditemui mahasiswa

yang secara cuma-cuma rela

menjadi abdi bangsanya, pelayan

rakyat-rakyat kecil, dan maha-

siswa yang mati-matian mencer-

daskan bangsa dengan tangan

terbuka tanpa mengharap

imbalan. Apalagi bila mahasiswa

disuruh untuk menggulingkan

tahta pemerintahan demi

kepentingan rakyat, seperti yang

dilakukan oleh gerakan-gerakan

mahasiswa pada pascakemer-

dekaan saat Orde Lama tahun

1966. Kemudian mahasiswa tempo

dulu juga menopang lahirnya

Orde Baru hingga pemerintahan

yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai sosial juga kembali

digulingkan oleh mereka pada

tahun 1998. Sejarah ini menjadi

bukti bahwa tingginya kepedulian

mahasiswa dalam menegakkan

hak-hak rakyat agar terciptanya

bangsa yang adil dan masyarakat

yang sejahtera. Sanggupkah

mahasiswa sekarang melakukan

hal yang sama?

Bentuk kepedulian sosial tidak

hanya dapat diwujudkan lewat hal-

hal besar seperti yang dilakukan

oleh mahasiswa Trisakti. Namun

banyak hal-hal kecil yang dapat

kita lakukan untuk menunjukkan

bahwa kita peduli, seperti menjadi

relawan bencana, mengabdikan

diri memajukan daerah terpencil,

dan menjadi profesional yang

berdedikasi. Mulailah dari hal

yang paling kecil, seperti

membuang sampah pada

tempatnya.

Dalam lingkungan

kampus misalnya, akan jelas

tampak bahwa mahasiswa

sekarang mulai sangat indi-

vidualis. Keindividualisan ini

terlihat dari gaya mahasis-

wa yang membiarkan sampah

berserakan begitu saja dan

menyerahkan semuanya pada o-

rang yang berkewajiban atas itu.

Tidak ada salahnya bila mahasiswa

juga ikut berpartisipasi dalam

menjaga lingkungan demi kepen-

tingan bersama. Bagaimana bisa

maju? Pemudanya saja ogah-ogahan

menjaga lingkungan.

Tidak perlu berbangga menga-

ku mahasiswa jika hanya bisa

mengkritisi suatu sistem tanpa ikut

andil menjadi agen perubahan

sistem itu sendiri. Pupuklah minat

untuk berorganisasi, berusahalah

menjadi orang yang berharga di

tengah-tengah masyarakat dan

lakukanlah hal-hal yang berarti

untuk publik. Hasil yang biasa

didapatkan oleh orang-orang yang

hanya bisa bicara. Tetapi hasil

yang luar biasa akan tampak dari

tindakan nyata.

3

“Tidak seorang

pun yang

menghitung-hitung

berapa untung yang

kudapat nanti dari Republik

ini, jikalau aku berjuang

dan berkorban untuk

mempertahankannya”.

-Ir. Soekarno-

Grafis: Edo Febrianto

Page 4: SKK Ganto UNP Edisi 181

UNP dalam DerUNP dalam DerUNP dalam DerUNP dalam DerUNP dalam Deretanetanetanetanetan

KKKKKerererererja Samaja Samaja Samaja Samaja SamaPayung kerja sama itu ada, lalu bagaimana dengan penerapannya? Harapan tidak hanya sebatasMoU, namun bersambut dengan MoA.

Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Di Ruang Sidang Rektor Uni

versitas Negeri Padang, dua

buah dokumen bersampul

biru tua tergeletak di atas sebuah

meja berbentuk persegi panjang

lengkap dengan lapisan cat

berwarna coklat di permukaanya.

Setelah beberapa menit berselang,

seorang lelaki berkulit putih

berbalutkan blazer abu-abu

menorehkan ujung pena di atas

dokumen tersebut. Lelaki tersebut

bernama Prof. K. Peter Kuchinke,

Coordinator Human Developmentdari The University of Illinois. Saat

itu, Peter tidak sendirian. Di

sampingnya juga telah berdiri

seorang lelaki berdasi dengan

balutan busana kemeja putih, dia

adalah Pembantu Rektor IV UNP,

Dr. Ardipal, M.Pd..

Keberadaaan Profesor dari

Negeri Paman Sam tersebut di

Ruang Sidang Rektor UNP adalah

dalam rangka penandatangan

Memorandum of Understan-ding (MoU) antara Universitas

Negeri Padang dengan The Uni-

versity of Illionois. Dengan artian,

UNP kembali menjalin kerja sama

dengan pihak internasional.

Dalam sambutannya, Peter

menyampaikan bahwasanya kerja

sama yang tengah dirajut dengan

UNP bergerak di bidang penelitian

(joint research), pertukaran pelajar

dan staf (students and staff ex-change), workshop, dan sebagai-

nya. “Semoga mahasiswa UNP

dapat meneruskan studi di Uni-

versity of Illinois,” harap Peter,

Jumat (22/8).

Harapan yang diungkapkan

Peter tidak sekedar harapan,

pasalnya setelah acara pertemuan

tersebut, Peter pun langsung menuju

lokasi wawancara. Di lokasi ter-

sebut telah menunggu beberapa

mahasiswa pascasarjana yang

berniat untuk mengikuti program

pertukaran pelajar ke The Univer-

sity of Illinois. Demikian sekilas

cerita mengenai salah satu kerja

sama luar negeri yang telah dijalin

UNP pada 22 Agustus 2014.

Tak hanya di bulan Agustus,

beberapa bulan lalu, sebelum

kedatangan Peter ke kampus

kuning, kerja sama dengan pihak

luar negeri juga telah disam-

bungkan UNP dengan US-Indone-

sia Teacher Education Consortium

(USINTEC) terkait dengan penelitian

olahraga. Kerja sama yang dijalin

oleh UNP dengan USINTEC

merupakan kerja sama dalam pro-

gram dual degree, penelitian, danpengabdian masyarakat. Untuk

mewujudkan program-program

tersebut, setelah penandatanganan

MoU, kerja sama pun dilanjutkan

dengan penandatanganan  Memo-randum of Agreement (MoA) antara

universitas dengan Fakultas Ilmu

Keolahragaan (FIK) di Ruang Dekan

FIK UNP pada 28 Mei 2014. Begitu

keterangan yang di dapatkan dari

Dekan FIK beberapa waktu lalu.

Menyorot kerja sama dalam

program dual degree. Selain FIK,

fakultas lain yang telah bergerak

memotori program kerja sama

dan telah berlangsung lama adalah

Fakultas Ekonomi. Berfokus pada

Program Studi (Prodi) Manajemen,

program dual degree telah

dimulai semenjak tahun 2007

dengan College of Businees Uni-

versity Utara Malaysia. Menurut

Pengelola program dual degreeProdi Manajemen, Gesit Thabrani,

S.E., M.T., bahwasanya program

dual degree ini merupakan pro-

gram yang diperuntukan bagi

mahasiswa Prodi Manajemen UNP,

dengan sistem pelaksanaannya

yaitu mahasiswa tersebut menja-

lani perkuliahan dari semester 1

sampai 4 di UNP dan melanjutkan

perkuliahan pada semester 5

hingga 7 di Malaysia, setelah itu

kembali lagi ke UNP pada se-

mester 8. Sehingga selesai lulus

dari universitas, mereka menda-

patkan dua gelar sekaligus dari

universitas yang bersangkutan

yaitu Sarjana Ekonomi (S.E.) dan

Bachelor of Administration

Honours (S.E., BBA. Hons) dari

Universitas Malaysia. “Saya rasa,

mahasiswa yang ikut program ini

akan merasakan banyak sekali

manfaat,” ujarnya, Rabu (27/8).

Adanya kerja sama pada pro-

gram dual degree oleh Prodi

Manajemen dan FIK dengan pihak

luar negeri dibenarkan oleh PR

IV UNP, Dr. Ardipal, M.Pd..

Menurut Ardipal, dalam mereali-

sasikan kerja sama program dualdegree ini, langkah menginter-

nalisasikan kurikulum harus

dilakukan, agar kerja sama yang

dilakukan dengan pihak luar dapat

berjalan semestinya. Untuk itu,

prodi atau fakultas yang terlibat

dalam program dual degree iniperlu melakukan revisi kurikulum

dengan tujuan menyesuaikan

dengan kurikulum universitas

yang dituju. “Kurikulum tidak

persis sama, tetapi saling

melengkapi satu sama lain,”

ungkapnya, Jumat (26/8).

Tidak hanya kerja sama luar

negeri saja, kerja sama dalam

negeri pun tidak dilewatkan UNP.

Hal ini diungkapkan kembali oleh

Ardipal yang mengatakan bahwa

banyak bidang kerja sama yang

tengah dijalin oleh UNP baik

dalam maupun luar negeri. Seperti

kerja sama dalam bidang

pendidikan, penelitian, pengab-

dian masyarakat, penyediaan

tenaga ahli dalam berbagai

bidang, pertukaran mahasiswa

dan dosen, serta lainnya. Menurut

Ardipal, UNP terus berusaha

mengembangkan kerja sama

berbagai pihak dengan prinsip

Tridarma Perguruan Tinggi

Negeri. “Prinsip inilah yang

selalu diingat,” ujar Ardipal.

Berdasarkan data yang

diperoleh dari Biro Admi-

nistrasi Akademik Kema-

hasiswaan (BAAK) periode

semester Januari-Juni 2014

bahwasanya terdapat 25

perguruan tinggi atau

instasi pemerintahan dan

swasta dalam negeri yang

tengah menjalin kerja sama

dengan UNP pada tingkat

pusat. Dari data tersebut

hanya kerja sama dengan 6

lembaga saja yang ditindak-

lanjuti dengan MoA,

sedangkan 19 lembaga lain-

nya masih sebatas MoU.

Dari daftar tersebut ada

dua kerja sama yang bertan-

da bintang dengan makna

MoU pada kerja sama ini

masih berada di tingkat

fakultas seperti kerja sama

dengan LPMP Propinsi

Sumatera Barat dan Peme-

rintahan Kabupaten Solok

dalam bidang pendidikan.

Untuk bagian kerja sama

luar negeri pada data

periode Januari-Juni 2014

ada sebanyak 6 perguruan

tinggi/instansi mitra yang

tengah menjalin kerja sama

dengan UNP pusat, namun hanya

satu perguruan tinggi yang telah

ditindaklanjuti dengan MoA, yaitu

kerja sama dengan Universiti

Pendidikan Sultan Idris (UPSI)

dalam bidang pendidikan seperti

penelitian, pertukaran dosen,

pertukaran mahasiswa, dan

publikasi ilmiah. Sedangkan

sisanya masih sebatas MoU. Dari

daftar kerja sama luar negeri

tersebut ada satu lembaga mitra

yang bertanda bintang dengan

keterangan lebih lanjut MoU kerja

sama ini masih berada di tingkat

fakultas.

Ketika dikonfirmasi mengenai

data tersebut, Ardipal mengatakan

bahwasanya kerja sama yang

masih berkategori MoU meru-

pakan kerja sama yang belum

mendapatkan konfirmasi dari

pihak fakultas ke tingkat univer-

sitas, sehingga data-data kerja

sama yang telah dijalin pihak

fakultas belum terinventarisasi

secara keseluruhan di tingkat

universitas. Namun Ardipal tetap

berharap semoga kerja sama

dalam dan luar negeri yang telah

terjalin dapat menjadikan UNP

sebagai universitas yang dikenal

banyak pihak. “Sehingga mimpi

menuju world class universitydapat menjadi kenyataan,”

harapnya.

Laporan Kru SKK Ganto

Laporan4

MoU: PR IV UNP dan Prof. K. Peter Kuchinke, Ph.D. menandatangani kerja sama di bidang penelitian, pertukaran pelajar dan staf, workshop, dan sebagainya. Jumat

(22/8). f/doc.

Ralat Edisi 180

Redaksi SKK Ganto me-

nyampaikan permohonan

maaf atas kesalahan pada rub-

rik Laporan, halaman 4, Edisi

No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni

2014. Di laporan tersebut tertul-

is Drs. H. Amali, M.Pd. seba-

gai Ketua Jurusan Fisika,

yang seharusnya bukan Ketua

Jurusan, melainkan Staff

Pengajar Jurusan Fisika, Drs.

H. Amali Putra, M.Pd..

Page 5: SKK Ganto UNP Edisi 181

Laporan5

AntarAntarAntarAntarAntara Eksistensi dan Hambaa Eksistensi dan Hambaa Eksistensi dan Hambaa Eksistensi dan Hambaa Eksistensi dan Hambatantantantantan

Kuantitas dan kualitas kerja sama semestinya sebanding. Kendalayang muncul ibarat cambuk yang mampu mewujudkan kualitas yangdiharapkan.

Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Pada bulan kedelapan di

tahun 2014 ini, empat or

ang dosen Jurusan Bahasa

dan Sastra Indonesia dan Daerah

bertolak menuju Negara Kang-

guru. Kepergian para dosen

tersebut ke Australia adalah

dalam rangka memenuhi un-

dangan dari University Australia

Worldy untuk melaksanakan pro-

gram Indonesia Language Main-tenance Program untuk guru-guru

di Melbourne. Undangan yang

telah dilayangkan semenjak 28

Mei 2014 lalu merupakan salah

satu bentuk kerja sama yang

tengah dijalani oleh Fakultas

Bahasa dan Seni (FBS) UNP dalam

bidang Bahasa Indonesia Penutur

Asing (BIPA) dengan Deakin

University, Australia.

Menurut Dekan FBS, Prof. Dr.

M. Zaim, M. Hum., kerja sama

yang dijalani dengan Deakin

University ini sudah berlangsung

dalam waktu yang cukup lama.

Dalam sistem pelaksanaannya,

setiap tahun atau sekali dalam

dua tahun, Deakin University akan

mengirim mahasiswanya ke FBS

UNP untuk mempelajari Bahasa

Indonesia. Selain dengan Deakin

University, kerja sama luar negeri

yang tengah dijalani FBS adalah

kerja sama dengan Universitas

Pendidikan Sutan Idris (UPSI) Ma-

laysia. Kerja sama dengan uni-

versitas dari Negeri Jiran ini telah

dimulai semenjak tahun 2009,

dengan bentuk pelaksanaan kerja

samanya berupa pelaksanaan

seminar dan pertukaran dosen.

Untuk kategori seminar, Zaim

mengatakan sudah dua kali

direalisasikan yaitu pada tahun

2010 dan 2012. Sedangkan untuk

pertukaran dosen berupa pengi-

riman tenaga pengajar ke UPSI.

“Sembari kuliah, saat ini salah

seorang dosen FBS sedang berada

di UPSI untuk menjadi tenaga

pengajar,” ungkap Zaim, Jumat

(22/8). Dalam bentuk pelaksanaan

yang sama, FBS juga tengah

mengadakan kerja sama dengan

perguruan tinggi di Jerman. Untuk

realisasi kerja sama, pada tahun

ini akan diadakan seminar di FBS

dengan asal pematerinya dari

universitas di Jerman, dan untuk

ke depannya, acara seminar pun

akan dilaksanakan di Jerman de-

ngan asal pemateri dari FBS. “Jadi

sistemnya saling mengunjungi,”

simpulnya.

Tidak hanya luar negeri, kerja

sama dengan pihak dalam negeri

juga digiatkan oleh FBS. Salah

satu kerja samanya dalam bidang

penyelanggaraan Tridarma

Perguruan Tinggi yaitu pendidikan

dan pengajaran, penelitian, dan

pengabdian masyarakat. Dalam

hal ini FBS UNP menjalin kerja

sama dengan Fakultas Bahasa dan

Seni selingkup IKIP, di dalamnya

tergabung sebanyak 12 universi-

tas, di antaranya universitas di

Medan, Padang, Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya, Malang,

Makassar, Gorontalo, Manado, dan

Bali. Dalam bidang pendidikan

dan pengajaran dilakukan tukar-

menukar dosen serta credit learn-ing (kredit semester) untuk

mahasiswa. Untuk pelaksanaan-

nya, credit learning memberikan

kesempatan kepada mahasiswa

untuk kuliah selama satu semes-

ter di salah satu universitas

tersebut dan kredit semesternya

diakui oleh UNP. “Namun sampai

saat sekarang belum ada

mahasiswa yang mengikuti pro-

gram ini,” ungkapnya.

Ketika disinggung mengenai

kendala yang tengah dihadapi da-

lam menjalani kerja sama, Zaim

mengatakan kesulitan dalam

memperoleh izin dari Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan (Ke-

mendikbud),

sebab Kemen-

dikbud sangat

selektif dalam

member ikan

perizinan untuk

menindaklajuti

kerja sama ke

luar negeri .

Selain itu, ken-

dala lain yang

ditemui berupa

k e c o c o k a n

waktu kunju-

ngan antara ke-

dua pihak yang

menjalin kerja

sama. “Kendala

tersebut yang

sering ditemui,”

ujarnya.

Tidak hanya

di FBS, kendala

kerja sama juga

dirasakan oleh

Fakultas Ekono-

mi (FE), salah satunya dalam bidang

kerja sama dual degree. Menurut

Dekan FE, Prof. Dr. Yunia Wardi,

M.Si., kerja sama yang telah dijalin

semenjak tahun 2007 dengan Col-

lege of Businees University Utara

Malaysia pada tahun ini mengalami

kendala dalam hal pengurusan visa

ke Malaysia, sehingga menyebabkan

keberangkatan mahasiswa dual de-gree ditunda sementara waktu namun

bukan berarti mahasiswa tersebut

batal untuk berangkat. “Mereka pasti

berangkat,” tegasnya, Jumat (22/8).

Lebih lanjut, Yunia juga

mengatakan bahwa dari sekian

banyak kerja sama yang telah

dijalin oleh UNP baik dalam

maupun luar negeri, ada sebagian

kerja sama tersebut yang telah

berjalan sesuai dengan harapan

dan ada juga yang belum berjalan

dengan semestinya.

Salah satu contoh kerja sama

yang telah berjalan sesuai harapan

adalah kerja sama dalam bidang

dual degree. Yunia mengatakan

hingga saat ini sebanyak 80

mahasiswa telah lulus dalam

mengikuti program dual degreeini. Selain itu keberhasilan pro-

gram ini juga dapat dilihat dari

semakin ketatnya seleksi yang

dilakukan dari tahun ke tahun.

Untuk tahun sekarang, mahasiswa

yang mendaftar kurang lebih 200

mahasiswa akan tetapi yang akan

diluluskan untuk mengikuti pro-

gram dual degree ini hanya 30orang mahasiswa. “Karena pro-

gram ini di-handle khusus, mulai

dari kelas khusus, dosen-dosen

pilihan, dan lainnya,” ungkapnya.

Untuk kerja sama yang belum

berjalan dengan semestinya. Yunia

mencontohkan kerja sama FE

dengan Universitas Airlangga.

Menurut Yunia, hal ini disebabkan

oleh program kerja sama ini tidak

memiliki daya tarik oleh maha-

siswa FE. “Alasan secara pasti

tidak jelas, namun kemungkinan

karena alasan finansial,” ujarnya.

Menilik fakultas lainnya,

seperti Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahun Alam (FMIPA).

Ada beberapa kerja sama yang

tengah dijalin oleh FMIPA baik

dengan pihak dalam maupun luar

negeri seperti dengan FKIP Uni-

versitas Sultan Ageng Tirtayasa

(UNTIRTA), STAIN Batusangkar,

STAIN Bukittinggi, STIKES

Yayasan Pengembangan SDM

Padang, Universiti Tun Husein

Onn Malaysia, Ohio State Uni-

versity USA, dan Deakin Univer-

sity Australia.

Menurut Dekan FMIPA, Prof.

Dr. Lufri M.Si., kerja sama yang

dilakukan bertujuan untuk

meningkatan mutu pembelajaran,

meningkatkan jumlah, dan mutu

penelitian. Meningkatkan jumlah

dan mutu pengabdian, mening-

katkan income per kapita, danpertukaran ilmu. “Jika itu semua

tercapai, maka muaranya pada

peningkatan akreditasi universitas,”

ujarnya, Senin (25/8).

Lebih lanjut Lufri mengatakan,

untuk kategori kerja sama dengan

pihak luar negeri, ada beberapa

kendala yang tengah dialami oleh

kampus biru. Di antaranya, banyak

kerja sama FMIPA yang belum

memiliki Memorandum of

Understanding (MoU), kerja sama

yang dilakukan masih belum sesuai

dengan kebutuhan FMIPA,

ketidakpastian dana, dan masalah

prosedur perizinan oleh Kemen-

dikbud.

Pihak FMIPA harus mencari

lembaga sendiri serta kemampuan

dalam berbahasa asing yang masih

kurang. “Kendala-kendala seperti

ini yang harus diatasi,” ungkapnya.

Bicara mengenai kendala

dalam berbahasa asing (Inggris)

juga dirasakan oleh Dekan Fakul-

tas Teknik (FT) Prof. Drs. Ganefri,

M.Pd., Ph.D.. Menurut Ganefri,

kendala berkomunikasi dan

berbahasa asing menjadi salah satu

kendala yang mencolok dalam

menjalin kerja sama, baik dalam

maupun luar negeri. Untuk menga-

tasi hal tersebut, beberapa upaya

telah dilakukan seperti penerimaan

calon tenaga pengajar dengan

syarat berkemampuan bahasa

Inggris yang baik, serta membe-

rikan pelatihan-pelatihan kepada

para dosen di FT. “Karena bahasa

Inggris sangat diperlukan bagi

siapapun yang terlibat dalam kerja

sama,” ujarnya, Rabu (20/8).

Laporan Kru SKK Ganto

Grafik 1. Kerja sama fakultas dalam dan luar negeri periode Januari-Juni 2014

35%

23%

13%

4%

9%

5%

14%

Diskusi: Tiga orang dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas NegeriPadang sedang berdiskusi dengan Prof. Ismet Fanani di Perpustakaan Fakulty of Art and Education Melbourne

Burwood Campus, Kamis (14/80). f/Doc.

Page 6: SKK Ganto UNP Edisi 181

Laporan6

AntarAntarAntarAntarAntara Misi dan Hara Misi dan Hara Misi dan Hara Misi dan Hara Misi dan Haraaaaapanpanpanpanpan

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

OIA: Penandatanganan MoU antara UNP dengan Indiana University merupakan salah satu

bentuk aplikasi fungsi OIA dalam meningkatkan kerja sama luar negeri. Senin (30/6). f/Doc.

OIA:OIA:OIA:OIA:OIA: Langkah Langkah Langkah Langkah Langkah AAAAAwwwwwal Menal Menal Menal Menal Menujuujuujuujuuju

WWWWWorororororld Class Unild Class Unild Class Unild Class Unild Class Univvvvvererererersitysitysitysitysity

Keberadaan sebuah institusi akan

semakin terasa jika institusi tersebut

dikenal oleh berbagai lapisan dan

berbagai ruang lingkup. Hal tersebut dapat

diwujudkan, salah satunya dengan jalan kerja

sama. Sebagai salah satu bagian dari institusi

pendidikan, kegiatan kerja sama bagi UNP

merupakan salah satu komponen yang menjadi

pusat perhatian, apalagi misi mengenai

kerjasama telah tertuang pada poin ke-6 dengan

bunyi, “Meningkatkan kerja sama lokal, nasional,

dan internasional”. Sebagai pihak yang dipercaya

dalam bidang kerja sama dan pemberdayaan

aset, Dr. Ardipal, M.Pd. tentu punya pandangan

sendiri mengenai kerja sama yang telah dijalani

oleh kampus kuning ini. Seberapa jauh

perkembangan kerja sama UNP hingga sekarang

ini? Ikuti wawancara reporter SKK Ganto,

Wahida Nia Elfiza bersama Pembantu Rektor

IV, Dr. Ardipal, M. Pd..

Seberapa penting kerja sama untuk UNP?

Menurut pandangan saya, kerja sama itu

sangat penting bagi UNP. Melalui kerja sama

UNP bisa mengembangkan sumber daya

manusia di dalamnya. Tidak hanya itu saja,

dengan kerja sama kualitas dan posisi UNP

dapat diukur dibandingkan dengan universitas

lain. Contohnya saja, ketika UNP menjalin

kerja sama dengan lembaga lain, dan pihak-

pihak yang terlibat dalam kerja sama dapat

memberikan manfaat di tengah-tengah

masyarakat, tentu eksistensi UNP di mata

masyarakat semakin meningkat, hal ini jelas

saja bisa mempengaruhi akreditasi UNP.

Jika UNP tidak mengadakan kerja sama,

kita tidak akan bisa berkembang. Dampak

kerja sama juga dapat dirasakan bagi lulusan

UNP. Dengan kerjasama lulusan UNP bisa

terpakai di dunia kerja. Makanya di sebuah

universitas sebuah kerja sama dinilai tinggi,

baik dari bidang pertukaran mahasiswa dan

dosen, bidang penelitian, maupun bidang-bidang

lainnya akan menjadi aspek penilaian.

Bagaimana perkembangan kerja sama UNP

dalam negeri hingga sekarang ini?

Untuk kerja sama UNP dalam negeri, para

sivitas akademika UNP telah banyak yang

mengetahui. Untuk saat ini respon mahasiswa

dan dosen sudah mulai tampak. Hal ini

dibuktikan dengan animo mahasiswa dan dosen

dalam mengikuti seminar, terlibat dalam

beasiswa S2 dan S3.

Bagaimana perkembangan kerja sama UNP

luar negeri hingga sekarang ini?

Menurut pandangan saya, kerja sama luar

negeri UNP mengalami peningkatan dari waktu

ke waktu. Contohnya saja, dalam waktu dekat

ini, UNP akan melakukan kerja sama dengan

Jepang. Dan kerjasama lainnya seperti dengan

China, Australia, dan Amerika.

Apa saja kendala yang ditemui dalam

menjalin kerja sama?

Dalam menjalin kerjasama ada beberapa

kendala yang ditemui. Di antaranya kesulitan

dalam rangka memenuhi syarat-syarat yang

Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti

Keberadaan OIA menuntun UNP untuk segera menya-takan harapan menjadi universitas berlevel internasional.

Akhir November 2011 lalu, di Ruang

Serba Guna Fakultas Teknik Uni

versitas Negeri Padang (RSG FT UNP),

Kantor Kerja Sama Luar Negeri (KKLN)

atau dengan nama lain The Office of Inter-national Affairs (OIA) resmi diluncurkan.

Peresmian Kantor Urusan Internasional ini

dilakukan, didasari dengan keluarnya Surat

Keputusan Rektor Bernomorkan 224/UN35/

PP/2011 tertanggal 1 Agustus 2011. Bersumber

pada situs http://oia.unp.ac.id/, lahirnya OIA

di kampus kuning ini bertujuan menangani

tugas-tugas yang berkaitan dengan hubungan

internasional seperti memberikan informasi,

mempermudah prosedur aplikasi, dan

memberikan bantuan kepada siswa yang

berpotensi. Selain itu, OIA UNP juga

bertujuan untuk memastikan bahwa setiap

siswa internasional memiliki pengalaman

positif di UNP.

Pada tahun 2011, OIA diketuai oleh Prof.

Dr. Hermawati Syarief, M.Hum.. Saat itu,

jajaran koordinator OIA terdiri dari koordina-

tor perencanaan yang diduduki oleh Dra.

Hj. Sri Elniati, M.A., koordinator beasiswa

yang diemban oleh Dr. Zul Amri, M.Ed.,

dan koordinator promosi internasional oleh

Havid Ardi S.Pd., M.Hum..

Pada 2013, OIA memperoleh hibah pro-

gram penguatan kantor urusan internasional

untuk pengembangan. Hibah tersebut dipero-

leh dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar

Negeri (BPKLN) sebanyak 60 juta untuk 3 jenis

kegiatan. Seperti Program Penyusunan Stan-dard Operating Procedure (SOP), Program

Pengembangan Kantor International, dan Pro-

gram Pola Promosi Kantor International.

Pada 2014, kepengurusan pun berganti.

Ketua OIA dipercayakan kepada Prof. Dr.

H. Anas Yasin, M.Hum.. Menurut Havid

Ardi, S.Pd., M.Hum. selaku Koordinator

Promosi Internasional OIA bahwasanya untuk

kepengurusan OIA diutamakan bagi dosen

yang pernah kuliah di luar negeri karena

yang lebih tahu mengenai medan yang dituju

serta penyebaran link untuk kemudahan

dalam menjalin kerja sama.

Lebih lanjut, Havid menjelaskan mengenai

OIA. Havid mengatakan bahwa keberadaan

OIA di UNP dilatarbelakangi oleh harapan

terhadap universitas agar mampu berdiplo-

masi dalam dunia pendidikan tingkat inter-

nasional. Hal ini terkait dengan fungsi OIA

yang dikelompokkan dalam tiga bidang.

Fungsi pertama yaitu untuk promosi, bertu-

juan untuk menjadikan UNP sebagai worldclass university, dalam artian OIA mampu

menarik mahasiswa asing agar datang ke

UNP. Selain fungsi promosi, OIA juga bergu-

na untuk meningkatkan produktivitas maha-

siswa dan dosen UNP untuk terjun ke tingkat

internasional. Hal tersebut dilakukan dengan

cara memberikan informasi-informasi menge-

nai jurnal-jurnal internasional karena dengan

cara inilah UNP mampu menunjukkan

bahwa karya-karyanya berada pada level

internasional. Sedangkan untuk fungsi OIA

yang terakhir adalah berkaitan dengan pro-

gram beasiswa. Melalui OIA, dapat

dipromosikan beasiswa bagi dosen dan

mahasiswa untuk ke luar negeri dan juga

berfungsi dalam mengelola dosen asing atau

mahasiswa asing.

Kemudian Havid memberikan salah satu

contoh program internasional yang telah

dikembangkan UNP, yaitu Program Bahasa

Indonesia Penutur Asing (BIPA) yang dikelola

oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Untuk mengatasi masalah ini, langkah yang

dilakukan adalah memasukkan program ini

ke dalam Program Darmasiswa yang dikelola

oleh BPKLN. Namun semenjak tahun 2012

hingga sekarang, program ini belum

ditindaklanjuti karena ada beberapa syarat

yang belum terpenuhi. “Salah satunya

pengadaan asrama atau apartemen di kampus

lengkap dengan air panas,” ungkapnya.

Havid mengungkapkan bahwa pada awal

berdirinya, kendala yang ditemui adalah

ketidaktersediaan sekretariat. Namun

sekarang, sekretariat OIA sudah ada di

rektorat. Selain itu, persoalan dana pun

melintang, pasalnya anggaran khusus untuk

OIA masih belum ada, sehingga kegiatan

terpaksa dijalankan secara mandiri tanpa

pendanaan. “Selama ini dana ditanggung

oleh jurusan yang terkait dengan sebuah

kerja sama,” ungkapnya lagi.

Walaupun demikian, Havid berharap

semoga OIA dapat meningkatkan eksisten-

sinya di UNP. Dengan arti kata, peranan

OIA dapat dirasakan oleh semua kalangan

baik itu oleh dosen maupun mahasiswa.

Laporan Kru SKK Ganto

diajukan oleh Dikti. Selain itu kemampuan

berbahasa inggris dari pihak kita yang masih

kurang. Untuk mengatasi hal tersebut, kami

berupaya mencarikan solusinya, seperti

mendatangkan narasumber dari Dikti untuk

memberikan pengarahan dan memberikan tips

cara meraih beasiswa di luar negeri.

Namun kendala lain muncul kembali, para

mahasiswa dan dosen hanya semangat saat

mengikuti pengarahan itu saja, ketika waktu

pendaftaran beasiswa banyak yang mundur,

alasannya karena syarat toefl yang diminta

tidak mencukupi. Untuk itu kepada seluruh

mahasiswa dan dosen marilah untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa inggris

jika ingin mendapatkan beasiswa.

Bagaimana koordinasi dari pusat ke tingkat

fakultas dalam bidang kerja sama?

Kami selalu mengirimi surat kepada para

dekan dan ketua prodi agar menindaklanjuti

kerja sama tersebut serta, selalu update denganinformasi kerja sama yang ada di website

UNP. Selain itu dihimbau juga untuk segera

melaporkan data kerja sama ke tingkat UNP

pusat, agar data-data tersebut dapat

teriventarisasi dengan baik. Karena ini akan

mempengaruhi akreditasi UNP.

Dr. Ardipal, M.Pd.

Page 7: SKK Ganto UNP Edisi 181

Grafis: Edo Febrianto

Laporan7

Mencoba Peruntungan Melalui Kerja Sama

Tingkatkan Kerja SamaTingkatkan Kerja SamaTingkatkan Kerja SamaTingkatkan Kerja SamaTingkatkan Kerja Sama

Drs. Hadiyanto, M. Ed.

(Dosen Jurusan Administrasi

Pendidikan UNP)

Adrila Syafru Ramadani

(Anggota UKKPK UNP)

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Setri Wulandari

(Mahasiswa

Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

TM 2012)

Gumala Resti Halin

Bendahara Umum SKK Ganto 2014

Facebook: Gumala Resti Halin

Blog: www.gumalarestihalin.wordpress.com

Motto: Pengalaman adalah guru yang terbaik

Seluruh sivitas akademika harus lebih meningkatkan kerja

sama di berbagai bidang. Hal ini ditujukan agar hasil dari

kerja sama tersebut dapat memberikan peluang kepada

universitas dan mahasiswa untuk memperbanyak

link dengan berbagai pihak.Selain itu, pihak birokrat juga harus lebih

gencar menginformasikan kepada mahasiswa

tentang berbagai kerja sama yang ada. Agar

mahasiswa dapat memperoleh informasi de-

ngan mudah. Begitu pun dari pihak mahasiswa

itu sendiri, mahasiswa juga harus lebih peka

dan rajin memburu informasi, agar semua informasi yang

mereka inginkan dapat diperoleh dengan cepat dan maksimal.

Kerja sama UNP dengan berbagai lembaga dan institusi lain ini sangat

bagus, karena dengan adanya kerja sama tersebut akan menambah

peluang bagi UNP untuk bisa belajar dan menjalin hubungan

yang baik dengan berbagai pihak. Selain itu, juga akan menambah

peluang bagi mahasiswa untuk bisa mengikuti pertukaran

pelajar atau melanjutkan pendidikan gratis di institusi lain,

baik di dalam maupun luar negeri. Dan hal tersebut pastinya

juga akan berdampak baik untuk kemajuan UNP ke depannya.

Namun, untuk sosialisasi dari pihak UNP sendiri sejauh ini

saya rasa masih kurang. Karena banyak mahasiswa yang kurang

mengetahui terkait kerja sama maupun beasiswa di dalam dan luar negeri.

Sebaiknya pihak UNP lebih menginformasikan dan menyosialisasikan hal

tersebut, agar tidak ada mahasiswa yang masih buta informasi.

Saya sangat mengapre-

siasi kerja sama yang

dilakukan oleh UNP

dengan berbagai

pihak, baik di In-

donesia mau-

pun di inter-

nasional itu.

Karena dengan

adanya kerja

sama tersebut

dapat membuka

cakrawala sivitas

UNP tentang pendi-

“Datang bersama-sama adalah permulaan.

Menjaga kebersamaan adalah kemajuan.

Bekerja sama adalah kesuksesan.”--Henry Ford

Dalam sebuah kelompok atau organisasi,

tak ada yang lebih penting kecuali kerja

sama. Kerja sama adalah kunci kesuksesan

dari cita-cita kelompok tersebut. Jika salah

satu individu saja melenceng dari kerja sama,

maka kerja sama kelompok dapat terpecah.

Kerja sama antarsesama anggota kelompok

atau satu kelompok dengan kelompok

lainnya harus tetap terjaga. Hal ini

berhubungan dengan sifat dasar manusia

sebagai makhluk sosial. Satu orang manusia

tidak dapat hidup tanpa manusia lain. Sama

halnya dengan seorang individu, sebuah

kelompok tidak akan pernah maju tanpa

bantuan dari kelompok lain.

Pada dasarnya kerja sama merupakan

suatu usaha bagi beberapa orang atau

kelompok untuk bekerja sama guna

menerapkan cita-cita atau visi misi yang

sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indo-

nesia (KBBI), kerja sama adalah kegiatan

atau usaha yang dilakukan oleh beberapa

orang untuk mencapai tujuan bersama.

Bekerja sama juga berarti kedua belah pihak

berusaha mendapatkan keuntungan dalam

suatu hal yang telah disepakati bersama.

Beberapa tahun silam sampai detik ini,

Universitas Negeri Padang (UNP) telah

banyak berusaha menjalin beberapa kerja

sama dengan instansi-instansi negeri maupun

swasta di dalam mau pun di luar negeri.

Hal ini tidak terlepas dari

misi UNP yang dikutip dari

situs www.unp.ac.id salah

satunya terdapat pada poin

ke-6 yang berbunyi “Mening-

katkan kerjasama lokal,

nasional, dan internasional”.Peningkatan kerja sama ini tentunya

untuk mencapai tujuan dari UNP

sendiri. Walaupun tidak terlihat

secara kasat mata upaya peningkatan

kerja sama memiliki andil yang besar

dalam mewujudkan tujuan-tujuan

UNP.

Tujuan-tujuan tersebut di antara-

nya, (1) menghasilkan tenaga yang

profesional yang bermoral dan

agamis di bidang pendidikan, (2) sains,

teknologi, (3) olahraga dan seni,

menghasilkan lulusan yang berdaya saing

dan adaptif terhadap perubahan lingkungan

global, menciptakan mahasiswa yang cerdas,

(4) santun, (5) sehat jasmani dan rohani,

menghasilkan karya ilmiah dan model

pembelajaran yang inovatif, (6) tersebar-

luaskannya ilmu pengetahuan, (7) hasil

penelitian dan model pembelajaran pada

tingkat nasional dan internasional, (8)

meningkatnya mutu dan jumlah imple-

mentasi ilmu kependidikan, sains, teknologi,

olahraga dan seni melalui pengabdian

masyarakat, (9) terbantunya masyarakat

dalam menyelesaikan permasalahan

kemasyarakatan dengan memanfaatkan hasil-

hasil penelitian, (10) terlaksananya pelayanan

berkualitas sesuai dengan kebutuhan

pelanggan, (11) terjalinnya kerja sama di

tingkat lokal, nasional dan internasional,

terwujudnya universitas unggul di kawasan

Asia Tenggara pada tahun 2020, dan (21)

terbangunnya budaya akademik yang bersifat

global.

Untuk mewujudkan impian-impian

tersebut dibutuhkan pembanding yang

mungkin telah lebih dahulu mengaplikasikan

hal tersebut.

Contohnya de-

ngan melihat

kinerja univer-

sitas-universi-

tas lain yang sudah

berhasil menerapkan hal

yang sesuai dengan

tujuan UNP. Kita dapat

menelusuri bagaimana

proses mereka agar dapat

menghasilkan lulusan

yang berkualitas, misal-

nya. Kemudian melewati

penulusuran tersebut kita

juga dapat mengetahui

apa-apa saja yang dibu-

tuhkan selama proses berlangsung dan lain

sebagainya. Akan tetapi sebelum melakukan

penelusuran lebih lanjut harus ada ikatan

kerja sama terlebih dahulu. Dengan begitu

proses mewujudkan tujuan akan lebih mudah,

bahkan ada beberapa universitas yang lang-

sung membantu perwujudan cita-cita

tersebut. Hal ini mengingatkan pada sebuah

pepatah lama mengatakan, “Jika kamu

berteman dengan seorang penjual parfum,

sekurang-kurangnya kamu bisa mencium

bau wanginya setiap hari”. Sama halnya

dengan mendekati seorang penjual parfum

setidaknya dengan bekerja sama dengan

lembaga atau universitas lain yang lebih

baik UNP bisa mengetahui jalan manakah

yang akan ditempuh untuk mewujudkan

tujuannya tersebut.

Saat ini kerja sama yang dilakukan UNP di

dalam dan luar negeri mencakup berbagai

bidang. Di antaranya, penelitian, bidang pendi-

dikan, pelatihan, pelaksanaan praktik kuliah

lapangan (magang), pengabdian masyarakat,

pengembangan IPTEK dan SDM, seminar,

konferensi dan workshop, pertukaran mahasis-

wa dan dosen, beasiswa dan lain sebagainya.

Namun sayangnya banyak dari mahasiswa

UNP yang kurang mendapatkan informasi

mengenai hal tersebut. Contohnya saja kerja

sama dalam bidang beasiswa. Banyak maha-

siswa UNP yang mengaku sering ketinggalan

informasi mengenai informasi beasiswa. Hal

ini disebabkan karena kurangnya promosi yang

besar-besaran dari pihak kampus. Pihak kampus

terkadang hanya mempromosikannya lewat

website saja. Meskipun saat ini informasi melalui

internet lebih banyak dicendrungi para kaum

muda, akan tetapi situs-situs milik UNP tidak

begitu dinikmati oleh mahasiswanya. Terkadang

mahasiswa hanya melirik pada saat ada

perubahan jadwal yang menyangkut dengan

kuliah, bahkan ada pula yang berkunjung pada

saat pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) saja

atau enam bulan sekali. Sebaiknya pihak kampus

lebih menggiatkan lagi di bidang promosi

beasiswa ini.

Pada umumnya kerja sama diperuntukkan

bagi mahasiswa. Mahasiswa lah yang nanti-

nya akan turun langsung ke lapangan saat

kerja sama telah terikat. Misalnya saat kerja

sama dengan Instansi A dalam hal pemagang-

an, maka mahasiswalah yang ikut pemagang-

an tersebut. Begitu juga dengan hal beasiswa,

yang merasakan beasiswa adalah mahasiswa

bukan pihak kampus. Maka dari itu

seharusnya mahasiswalah yang lebih aktif

dalam pencarian informasi. Jangan hanya

menunggu untuk disuapi. Dengan adanya

kedua belah pihak, pihak kampus dan

mahasiswa, saling sambut menyambut maka

pendapatan informasi menjadi tepat sasaran.

dikan tinggi. Khususnya dosen,

kita dapat belajar bagai-

mana sistem pendi-

dikan di luar sana.

Selain itu, dengan

adanya kerja sama

ini juga akan sa-

ngat membantu

dan merupakan

tantangan yang

bagus untuk UNP.

Karena promosi UNP

tidak hanya sekadar di

masyarakat Sumatera

Barat saja, tetapi UNP juga

harus diakui di mata nasional

dan internasional.

Saya berharap, kerja sama ini bisa

membuahkan prodi baru di UNP. Karena

selama ini prodi-prodi baru belum begitu

banyak yang dibuka.

Page 8: SKK Ganto UNP Edisi 181

Grafis: Edo Febrianto

8

Berutang Membuat KayaJika Anda mengalami masalah kesehatan,

silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat

tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik

ini ke e-mail Ganto, [email protected] atau

Gedung PKM UNP Ruang G65 UNP. Setiap

pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.

Diasuh oleh:

dr. Pudia M. Indika

Keringat Berlebihan

Membayar utang dengan mudah ada caranya,bahkan membuat Anda semakin kaya. Hutang mobil,

rumah atau apapun perhatikanlah jenis-jenis utangberikut. Setiap kali berutang uang kepada seseorang,kau menjadi pegawai uang mereka. (Robert T.

Kiyosaki)

Pikiran positif merupakan awal dari tindakan

yang bisa membuat perubahan menuju pada

kesuksesan. Pada biasanya, kebanyakan pemilik

kehidupan menganjurkanagar selalu menggunakan

pikiran positif untuk mendukung segala bentuk

rutinitas kehidupan. Tindakan yang bermanfaat yang

disejalankan dengan pikiran positif, bukan untuk

mensabotase kesuksesan diri sendiri.

Berbagai pilihan hidup tertera dengan nyatanya

untuk sebuah pilihan. Apapun tujuannya, muaranya

juga kebahagiaan juga yang diinginkan. Salah satu

pilihan yang dapat dipilih untuk menjadikan bahagia

itu nyata adalah menyukseskan kehidupan ekonomi.

Pilahan tersebut adalah menjadi kaya. Supaya menjadi

kaya, salah satu solusi yang dapat dicobakan adalah

dengan cara berutang. Untuk itu, diperlukan beberapa

pola pikir yang mendasarinya. Dengan pola pikir

ini, maka kondisi kaya dari berutang menjadi sangat

mungkin. Penolakan pada pola pikir seperti ini akan

menjauhkan dari menggunakan utang sebagai alat

menuju kaya. Dan menyebabkan cenderung akan

menghindari utang.

Untuk mewujudkan im-

pian menjadi kaya, tentu

saja harus mengganti

file-file buruk dalam

benak yang menyata-

kan utang itu tidak

baik. Gantilah filetersebut itu dengan filepositif.

Misalnya, dengan beru-

tang itu usaha akan lebih,

cepat berkembang, diban-

dingkan dengan menge-

lola uang sendiri yang

jumlahnya tidak banyak,

dan sebagainya.

Pengendalian utang

tergantung kepada siapa

yang mengelola. Utang bisa

buruk di tangan orang yang le-

mah dan tidak kreatif. Sebaliknya,

utang bisa baik di tangan orang

yang kuat dan memiliki daya cipta. 

Itulah sebabnya, bila ingin menjadi kaya dari

berutang, harus mempunyai kualitas dalam mengelola

utang. Haruslah yakin bahwa utang adalah hal yang

baik. Dengan demikian, berarti seolah membuka

pintu peluang menggunakan utang dengan sebuah

rencana yang baik. 

Mungkinkah seseorang membuat rencana yang

baik akan sesuatu yang menurutnya buruk? Demi-

kian pula halnya dengan utang. 

Utang adalah akses keuangan yang ce-

pat. Dibandingkan menabung, maka utang bisa menye-

diakan uang dengan lebih cepat. Kecepatan mempe-

roleh uang ini adalah keunggulan utang.

Berbisnis dengan bermodalkan dari utang akan

beresiko besar jikalau belum tahu apa-apa tentang

bisnis tersebut. Atau mempercayakan begitu saja bisnis

tersebut pada orang lain yang juga belum berpengala-

man. Atau jika berbisnis di bidang yang sudah

ditinggalkan orang lain dan berbisnis di bidang

yang melawan pesaing yang sudah besar.  

Tapi, resiko bisnis itu akan mengecil jika sudah

berpengalaman di bisnis tersebut atau bekerja sama

dengan orang yang telah berpengalaman. Modal bisnis

bukanlah semuanya dari yang mengelola, tapi ada

juga dari orang lain.  Atau dengan membeli waralaba

bisnis yang sudah terbukti kehandalan sistemnya.

Terbukti, banyak cara untuk mengecilkan resiko

M. Arifin, S.Pd., M.Pd.

Tempat/Tanggal Lahir:

Diwek/1 Januari 1970

Unit Kerja: FT UNP

Alamat Rumah: Jln. Perdana No.

17 Depan TVRI By Pass

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Salam Sehat dr. Pudia M. Indika.

Saya mengalami masalah dengan keringat yang sering

keluar secara berlebihan. Bahkan keringat dengan mudah

keluar saat melakukan aktivitas yang ringan. Apakah

penyebab keringat yang berlebihan tersebut? Apakah ini

masih dalam batas wajar atau malah sesuatu yang perlu

diwaspadai? Dan bagaimana cara mengatasinya?

Edo Febrianto

Mahasiswa Teknik Pertambangan TM 2011

Salam Sehat Edo Febrianto

Hiperhidrosis adalah suatu keadaan di mana tubuh

berlebihan dalam memproduksi keringat dalam keadaan

yang sering dan menetap. Mengeluarkan keringat

merupakan salah satu cara tubuh untuk menurunkan

suhu tubuh dengan cara penguapan (evaporasi). Ketika

suhu tubuh meningkat, sistem saraf akan merangsang

kelenjar untuk mengeluarkan cairan ke permukaan tubuh.

Penyebab hiperhidrosis berasal dari sistem pengaturan

suhu tubuh khususnya kelenjar keringat. Kulit memiliki

dua jenis kelenjar keringat yaitu kelenjar ekrine yang

berada di sebagian permukaan tubuh (pori–pori) dan

kelenjar keringat apokrin yang berada di daerah permukaan

tubuh yang memiliki folikel rambut seperti di ketiak,

kulit kepala, daerah kemaluan. Berdasarkan penyebabnya

hiperhidrosis dibagi atas 2 bagian berikut.

1. Hiperhidrosis Primer atau Esensial (Tanpa Sebab yang

Diketahui)

Berlokasi pada satu atu beberapa tempat dari tubuh,

lebih sering tangan, kaki, ketiak, atau kombinasi semuanya.

Selalu dimulai dari masa kecil atau masa remaja sebelum

usia 20 tahun. Tipe ini terjadi karena pengaruh dari stres,

emosional, dan adanya respon berlebihan terhadap

rangsangan emosional.

2. Hiperhidrosis Sekunder

Beberapa kondisi dapat menyebabakan keringat

berlebihan. Adanya suatu penyakit yang melibatkan

ganggguan seluruh tubuh seperti hipertiroid, obat–obatan

untuk penyakit endokrin, obesitas (kegemukan),

hipoglikemia (kekurangan gula darah), menopause, leu-

kemia, dan serangan jantung.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengobatan

adalah menggunakan obat anti kolinergik (obat yang

menghambat rangsangan kelenjar keringat), menggunakan

lantophoresis (terapi listrik berdaya rendah), menggunakan

onabotolinumtoxin (Botox), melakukan operasi/bedah pada

kelenjar keringat yang bermasalah.

Tidakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu: mandi

setiap hari, mengeringkan kaki dengan seksama setelah

mandi, memilih sepatu dan kaus kaki yang terbuat dari

bahan alami, bergiliran menggunakan sepatu, menggunakan

kaus kaki yang tepat, mengganti kaus kaki, memberikan

ruang untuk kaki agar kontak langsung dengan udara

sekitar, memilih pakaian dari serat alami, melakukan

teknik relaksasi seperti yoga, meditasi atau biofeedback.

Selamat mencoba.

bisnis. Bila hal

demikian yang

dilakukan, maka

berutang pun un-

tuk mendapat mo-

dal bisnis, ke-

mungkinan untuk

sukses menjadi

lebih besar.

Orang yang

benar-benar kaya

adalah orang yang

mempunyai pon-

dasi kekayaan ter-

sebut, dan mereka

menggunakan u-

tang sebagai salah

satu sumber ke-

kayaannya. Orang

kaya yang tidak

menggunakan u-

tang, maka kekayaannya sangat mungkin terba-

tas. Tetapi, orang kaya yang juga menggunakan utang,

kekayaannya bisa bertambah dengan cepat.

Pada praktiknya, mulailah tidak alergi dengan

lembaga-lembaga keuangan seperti bank. Bahkan,

bukan sekadar tidak alergi, tapi mulai senangi

dengan fungsi bank yang lain, yakni

memberi pinjaman atau utang. 

Inilah sebenarnya fungsi

bank yang lebih hebat dari

pada memberikan keamanan

pada uang tabungan yang

disimpan di sana. Bank

adalah sumber uang, dan

berutang adalah jalannya.

Alasan penting kenapa

utang harus dikembalikan ada-

lah kepercayaan. Apabila ter-

lambat atau tidak mengem-

balikan utang, maka keperca-

yaan orang lain akan menurun

dan akhirnya menjadi rusak.

Ini merupakan kondisi

yang sangat buruk. Sebab

kepercayaan adalah hal yang

perlu dijaga dengan sebaik-

baiknya. Sebab bila orang lain

sudah tidak lagi percaya, maka jalan

menuju sukses semakin kecil, terjal dan

akan lebih banyak rintangannya. Awal dari kesuk-

sesan adalah kepercayaan orang lain.

Sayangnya, banyak orang yang sama sekali tidak

mengindahkan hal tersebut. Mereka menukar keper-

cayaan dengan uang.  Sungguh disayangkan. Padahal

bila kepercayaan sudah ternoda, uang sebanyak apapun

tidak akan bisa menggantinya. Sebab dalam hal

utang, kepercayaan adalah hal berharga yang tak

ternilai dengan rupiah sekali pun.

Berutang untuk membuat kaya, dan jika sudah

kaya, jangan lupa berbagi, karena sebaik-baiknya manusia

adalah manusia yang bisa memberikan manfaat kepada

orang lain. Dan untuk mempercepat kaya, dongkraklah

dengan memperbanyak sedekah. Insya Allah harapan

untuk menjadi orang kaya akan terwujud.

Dan tentang membayar hutang adalah sebuah

kewajiban dalam fitrahnya. dalam Islam, dijelaskan,

bahwa membayar utang adalah wajib hukumnya,

Namun ada yang perlu diingat, jangan pernah

membayar hutang dari gaji, karena utang yang baik

adalah utang yang dibayarkan orang lain kepada

kita. Utang yang buruk adalah utang yang dibayar

dengan keringat sendiri.

Ada sebagian orang mengartikan bahwa utang

adalah buruk. Ada pula orang yang mengartikan

bahwa dengan berutang bisa membuat kita merasai

kenikmatan yang tadinya tidak terjangkau. Namun

yang pasti, tentang utang adalah tentang manajemen.

Page 9: SKK Ganto UNP Edisi 181

9

Pendidikan Berbatas Waktu (?)

Grafis: Edo Febrianto

Rendah Diri atau Minder

Jika Anda mengalami masalah Psikologi, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto,

[email protected] atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.

Saya sering minder jika berada di

lingkungan orang-orang yang hebat. Hal

ini membuat kepercayaan diri saya

luntur. Saya pun jadi pesimis untuk

melakukan apapun. Sehingga apa yang

saya lakukan tidak pernah maksimal.

Padahal seharusnya saya lebih

termotivasi dengan prestasi mereka.

Kenapa hal itu tidak berlaku dengan

saya? Apa yang harus saya lakukan?

Terima kasih.

R. Sophia L.

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia TM 2012

Rendah diri atau minder adalah

istilah yang digunakan untuk meng-

gambarkan rasa tidak aman yang intens.

Rendah diri atau minder juga diakibat-

kan oleh rasa malu yang berlebihan.

Terus-menerus mempunyai perasaan

semacam ini dapat menimbulkan perasaan

hilangnya nilai diri seseorang dan

menyebabkan depresi.

Rasa malu adalah hal yang wajar-wajar

saja, selama dalam ambang batas. Namun

bila keterlaluan, maka hal ini mesti

diberantas. Rendah hati adalah sikap yang

terpuji. Namun bila terlalu rendah, bisa

jatuh ke dalam jurang rasa rendah diri

alias minder. Ini harus kita hindari ya.

Inferior complex adalah rasa rendah diri

yang berlebihan sehingga hal tersebut

dapat menyabotase hidupnya, seperti

mogok makan, malas belajar, mudah

menyerah, bahkan hingga tahapan mau

bunuh diri. Menakutkan bukan? Berikut

ini adalah beberapa tips sederhana

bagaimana cara mengatasi rasa malu dan

minder/kurang percaya diri.

Pertama, akui dan terimalah kondisi

bahwa Anda dalam keadaan malu dan

minder. Mengakui posisi diri adalah salah

satu landasan pokok agar kita bisa bangkit.

Kedua, berhentilah memikirkan segala

kekuranganmu. Syukurilah segala yang ada

sekalipun Anda dalam kondisi tersulit.

Syukurilah segala karunia Allah yang Maha

Pengasih. Dia lah sumber kehidupan kita

dan bila kita bersyukur, yakinlah bahwa

Dia akan menambah kenikmatan kepada

kita. Anda tahu seseorang bernama Nick

Vujicic yang bahkan tidak memiliki kaki

Yulia Eka Sari

Jurusan : Akuntansi TM 2013

Facebook : Yulia Eka Sari

Motto : Mengaduh kepada

kemudahan, akan mudah

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Sudah hampir satu tahun Kurikulum

2013 berlaku. Bak jamur yang tumbuh di

musim hujan, Kurikulum 2013 pun

menambah segar berbagai kasus yang dulu

sempat mencuat hingga naik ke

permukaan. Masalah moral bak agenda

yang enggan hengkang dari ranah

pendidikan negeri ini. Belum lagi baru-

baru ini, kita dikejutkan oleh Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014

tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

(SNPT). Dalam aturan ini, ditentukan bahwa

beban belajar minimal mahasiswa S1/D-IV

adalah 144 Satuan Kredit Semester (SKS).

Untuk menuntaskan seluruh beban SKS,

mahasiswa S1/D-IV diberi batas waktu 4-

5 tahun (8-10 semester). Tidak hanya me-

nyangkut generasi emas bangsa ini,

Kurikulum 2013 juga merambah ke generasi

awal. Penghapusan sekolah hari Sabtu di

ibu kota masih saja jadi pembicaraan yang

belum terselesaikan.

Memberikan batasan waktu pada

pendidikan adalah hal wajib yang harus

dilakukan oleh pemerintah. Jika kita

merujuk bahwa waktu adalah uang,

tentunya berharap jangan banyak uang

yang terbuang dengan cuma-cuma. Namun,

masalah pembatasan waktu tentu tidak

dapat dipotong ringkas sama ketika kita

mempersingkat mata kuliah satu semester

menjadi satu bulan.

Selain itu, Kurikulum 2013 yang me-

ngusung pendidikan karakter bukanlah hal

yang mampu diciptakan dalam tempo yang

singkat. Seperti yang dikemukakan Tho-

mas Lickona, “Walaupun jumlah anak-anak

hanya 25% dari total jumlah penduduk,

tetapi menentukan 100% masa depan.”

Artinya pendidikan karakter sudah dimulai

semenjak dilahirkan ke dunia. Orang tua

yang menjadi tiang utama dalam

pembentukan karakter anak bangsa ini ke

depannya, tentu mendapat tugas yang tepat

karena dibutuhkan proses panjang dan rutin

untuk membangunnya menjadi jati diri

yang melekat kuat. Namun ketika pendi-

dikan yang menjadi sarana bagi pencer-

dasan kehidupan bangsa dan mempertinggi

peradaban dunia dibatasi oleh waktu, masih-

kah ini akan menciptakan kaum terdidik

dengan karakter yang melekat kuat.

Alasan mempercepat waktu dalam

dunia pendidikan, se-

perti cambuk bagi

p e l a j a r

u n t u k

tetap ko-

m i tm e n

dengan pendidikan-

nya. Sarana untuk mem-

praktikkan manajemen waktu yang

tepat hingga nantinya ketika memasuki

dunia kerja tidak canggung, menghemat

biaya kuliah maupun sekolah yang berasal

dari pemerintah atau saku orang tua sendiri

sebagai dampak positifnya masihkah

diagung-agungkan.

Satu hal yang terlupa. Seperti yang

dibicarakan di atas, bahwa pendidikan ka-

rakter tercipta bukan dengan gampang.

Tujuan yang hendak dicapai dari pendi-

dikan tersebut yakni kaum intelektual yang

tidak hanya cerdas namun juga berkarakter.

Tujuan mulia tersebut hendaknya dapat

mengembalikan citra masyarakat Indone-

sia sebagai masyarakat yang ramah di

dunia internasional. Namun pecepatan wak-

tu seperti cara instan yang dipaksa ditempuh

guna melihat hasil yang lebih cepat.

Salah seorang tokoh Psikologi Human-istic, Carl Rogers, mengatakan, “Siswa yang

belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan

dibiarkan belajar bebas. Siswa juga diharap-

kan dapat membebaskan dirinya hingga

ia dapat mengambil keputusan sendiri dan

berani bertanggung jawab atas keputusan-

keputusan yang ia ambil atau pilih.”

Artinya kondisi memaksa tentu tidak

menciptakan kebebasan tersebut, lalu apa

gunanya diterapkan.

Menanggapi biaya pendidikan

bagi mahasiswa tak mampu se-

perti yang disebutkan di atas,

pemerintah telah memberi

jalur Bidikmisi dan beberapa

jenis bantuan belajar peme-

rintahan lainnya. Terlepas

dari tepat atau tidak tepat

sasarannya bantuan tersebut,

masih banyak pemuda Indo-

nesia yang berjuang dengan

pendidikannya seperti kasus di

atas, ini nyata dan tidak bisa

ditutup-tutupi.

Kasus senada yang terkait dengan

implementasi Kurikulum 2013 adalah

pembatalan sekolah hari Sabtu di ibu kota.

Seperti yang diungkapkan Wakil Gubernur

DKI Jakarta, Basuki Thahaja Purnama,

“Sekolah lima hari dalam sepekan lebih

efektif bagi siswa maupun sekolah,”

(Kompas, 15/08). Hal ini terjadi karena

Kurikulum 2013 membuat waktu belajar

bertambah yaitu rata-rata 6.300 jam/tahun

untuk tingkat SD-SMP. Tentunya waktu

belajar menjadi bertambah, setiap harinya.

Membaginya menjadi enam hari dalam

sepekan tidak akan menemui kendala yang

berarti, namun ketika dibagi menjadi lima

hari, akan terasa beratnya ketika pelajaran

berlangsung.

Ditambah dengan berbagai macam

kegiatan, seperti ekstrakurikuler yang juga

sudah termasuk pada lima hari tersebut.

“Hari sekolah itu termasuk kegiatan

ekstrakurikuler dan kegiatan lain di

sekolah,” ungkap Lasri Marbun selaku

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI

Jakarta (Kompas, 15/08). Di sini dilema

keterpaksaan semakin mencuat dan

problemnya lebih besar karena menyangkut

tumbuh kembangnya generasi awal bangsa.

Dua problem di ranah pendidikan

tersebut, terlihat bahwa implementasi dari

Kurikulum 2013 sendiri masih simpang

siur. Waktu sebagai masalah utama dalam

kasus ini tidak boleh dipangkas terlalu

banyak. Pendidikan karakter tidak harus

memaksa pelajarnya untuk mempergegas

hal tersebut terwujud. Ketergesaan hanya

akan membuat kecelakaan yang lebih

besar. Tidak ada salahnya kita mengangsur-

angsur jalan untuk kebaikan, seperti

mengangsur menabung sehingga lama-lama

menjadi bukit seperti yang dikoar-koarkan

guru masa kecil kita.

dan tangan, namun berhasil dalam

hidupnya? Sungguh luar biasa!

Ketiga, cobalah mencari referensi

buku, video, atau MP3 mengenai

bagaimana cara mengatasi malu dan

minder/kurang percaya diri. Sudah

banyak orang yang kondisinya kurang

beruntung, namun karena mereka mau

terus belajar, maka mereka pun berhasil.

Tirulah mereka hingga Anda berhasil.

Lakukan refleksi dan latihan

pernafasan setiap pagi, untuk melatih

visualisasi Anda yang berhasil dan ditiru

bagaimana seharusnya Anda berpikir,

bersikap, dan memutuskan. Bayangkan

bahwa Anda berada di padang rumput

yang indah dan hijau, dan Anda

membayangkan bahwa Anda melihat

seseorang di sana—yaitu Anda sendiri—

adalah orang yang paling beruntung

dan paling bahagia, karena Anda adalah

seorang pemberani yang percaya diri.

(dari berbagai sumber)

Page 10: SKK Ganto UNP Edisi 181

Tak jauh berbeda dengan

Siyus, Syahril Indra juga meng-

alami hal yang sama. Setidak-

nya ia memerlukan 5 liter ben-

sin untuk bisa sampai ke te-

ngah laut. Tak jarang ia harus

berhutang dahulu untuk

mencari modal melaut. Jika

ia telah kembali melaut dan

hasil tangkapan berhasil dijual,

barulah hutang terbayarkan.

“Sisonyo untuak sahari-hari,”

tutur ayah dari empat orang

anak ini.

Nelayan di Pantai Gajah, Air

Tawar Barat, Padang ini juga

mengeluh akibat sulitnya

mendapatkan bensin untuk

melaut. Salah satunya Syamsuir.

Lelaki 70 tahun ini mencemas-

kan jikalau BBM langka, ada

kemungkinan harga sembako

akan naik. Jika harga sembako

melambung, tentu saja kehi-

dupan nelayan akan semakin

terdesak.

Syamsuir yang telah melaut

semenjak 1960 ini beserta nelayan lainnya

di sekitar Pantai Gajah berinisiatif membuat

ikan kering untuk meringankan kebutuhan

hidup. Mereka biasanya juga menggiling

ikan yang tidak laku untuk dijadikan maka-

nan ternak. Para nelayan ini harus mencari

akal untuk tetap bertahan hidup dengan

pendapatan yang semakin tidak menjanjikan.

Jika cuaca baik dan bersahabat, ia bisa

mendapatkan 300 ribu rupiah dalam sehari.

Sebaliknya, jika sedang masa sulit ia bisa

saja hanya mendapat 20 ribu rupiah, bahkan

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Feature10

BBM Langka, Nelayan Merana

“Tak selamanya tangkapan kamimenghasilkan. Kadang ada, kadang

tidak.”

Aktivitas melaut para nelayan di

sekitaran pantai di Kota Padang

dimulai sejak fajar menyingsing di

ufuk timur. Tak seperti biasanya, lelaki

beranak tiga itu tidak pergi melaut.

Bertemankan sebatang rokok, ia malah

sibuk mengelupaskan cat pada sisi kiri

dan kanan biduk kapalnya untuk dicat

kembali.

Sepagi itu, memang tak tampak harapan

baginya untuk melaut, sehingga ia memu-

tuskan untuk membenahi beberapa bagian

kapal yang akan diperbaharui warnanya.

Nelayan itu adalah Siyus. Lelaki yang

bernama asli Yusril ini sudah 11 tahun

menjadi nelayan di daerah Persi Muaro

Ganting, Kelurahan Parupuk Tabing,

Padang, Sumatera Barat. Lelaki paruh baya

yang pernah ditinggal pergi istrinya ini

sudah lima hari tidak melaut karena cuaca

buruk dan sulitnya mendapatkan Bahan

Bakar Minyak (BBM).

Nelayan di daerah Persi Muaro Ganting

menggunakan bensin untuk melaut. Semen-

jak bulan puasa, Siyus dan nelayan daerah

setempat jarang melaut karena cuaca yang

tidak bersahabat. Akhir-akhir ini, perma-

salahan nelayan ditambahpanjangkan

deretnya oleh kelangkaan BBM. Melaut

pun menjadi jarang dilakukan disebabkan

oleh langkanya BBM beberapa hari

belakangan.

merugi karena tidak dapat sama sekali.

Di samping permasalahan BBM yang

sedang melintang, untuk melaut, para

nelayan ini bekerja dalam bentuk

kelompok. Basril yang ditemui setelah

pulang dari mengantarkan rumpun kayu

dan dedaunan tempat tidur ikan ke

tengah laut mengatakan bahwa nelayan

di sana memiliki sebuah komunitas

yang bernama Kelompok Nelayan Nipah

Patenggangan.

Kelompok ini sebagai wadah bagi

Rais: Mahasiswa Mandiri Pekerja Keras

Setidaknya Rais harus bekerjaselama 8 jam dalam sehari. Ia juga

harus segera menyelesaikanstudinya di UNP.

Waktu menunjukkan pukul 05.17

WIB ketika alarmnya berbunyi.

Bagi mahasiswa semester akhir

yang tidak mempunyai mata kuliah lagi

selain skripsi, bangun sepagi itu merupakan

hal yang tidak biasa. Namun, bagi Rais

Fitra hal itu adalah rutinitas. Setelah

menunaikan kewajibannya terhadap Tuhan

yang Maha Esa—salat Subuh—mahasiswa

Pendidikan Kewarganegaraan TM 2009 ini

mulai beraktivitas.

Aktivitas tersebut sudah ia lakoni selama

lebih kurang dua tahun. Membentuk boneka-

boneka danbo dengan bahan dasar kayu

untuk memenuhi pesanan pelanggan atau

dijual langsung ke konsumen merupakan

usaha sampingannya selain pekerjaan yang

tengah ia geluti, sebagai resepsionis hotel.

Tak sedikit uang yang ia peroleh dari bisnis

ini. Setidaknya, Rp1,5 juta bisa ia hasilkan

dalam sebulan dari hasil berjualan danbo.

Pendapatannya sebagai resepsionis hotel juga

lumayan besar. Rais bisa mendapatkan gaji

bersih Rp2 juta dalam sebulan.

Bekerja sebagai resepsionis hotel

menuntut Rais harus pintar-pintar membagi

waktu. Shift kerja yang ia dapatkan tidaklahmenentu, kadang shift siang, kadang shift

malam. Jika ia mendapatkan shift siang,ia bekerja dari jam 3 sore hingga jam 11

malam. Jika mendapatkan shift malam,

Rais harus menahan kantuk semalaman

karena ia harus bekerja dari jam 11 malam

hingga jam 7 pagi.

Bekerja sembari kuliah merupakan

pilihan yang harus diambil oleh Rais. Bera-

sal dari keluarga dengan kemampuan eko-

nomi di bawah rata-rata menjadikan anak

ke-3 dari lima bersaudara ini harus bekerja

sembari menyelesaikan studinya. Berbagai

jenis pekerjaan juga telah ia coba. Mulai

dari menjadi penjual sayur di pasar, bekerja

di mall, bekerja sebagai pegawai catering,

hingga ikut dalam survei Lembaga Survei

Indonseia, dan Survei Kompas.

Keinginan untuk membantu biaya

pendidikan adik-adiknya merupakan

penyemangat utama bagi Rais untuk

terus bekerja paruh waktu. Ditambah

lagi dengan kondisi ibunya yang me-

ngalami stres ringan dengan ayah yang

hanya bekerja sebagai petani semakin

menuntut Rais untuk menjadi kepala

keluarga. Dua orang adiknya terpaksa

putus sekolah karena kekurangan bia-

ya, yang satu hanya sampai bangku

Sekolah Menengah Pertama dan yang

satunya lagi hanya tamatan Sekolah

Dasar. Setidaknya, dengan bekerja paruh

waktu seperti yang tengah ia jalani

sekarang bisa mengurangi beban orang

tuanya.

Kuliah sambil bekerja memang

tidaklah mudah. Karena bagaimanapun

juga, Rais harus tetap menyelesaikan

studinya sebagai mahasiswa. Ia juga

terus mencoba untuk tetap menjadi ma-

hasiswa yang baik dan anak yang

berbakti bagi orang tuanya. Hal ini dibuk-

tikannya dengan Indeks Prestasi tidak pernah

kurang dari 3,00. Berbagai beasiswa pun

juga pernah ia dapatkan, seperti beasiswa

Penunjang Prestasi Akademik yang telah

dua kali ia peroleh dan beasiswa Bank In-

donesia.

Sekarang ini, Rais hanya perlu segera me-

nyelesaikan skripsinya agar bisa wisuda. Untuk

itu, setidaknya Rais menyisakan waktu satu

kali dalam sebulan untuk bimbingan skripsi.

Mendorong Kapal: Basri (42), seorang nelayan dan beberapa orang anak tengah mendorong kapal ke tepi

Pantai Patenggan Kelurahan Air Tawar Barat, Minggu (31/8). f/Suci

nelayan untuk berkoordinasi dengan Dinas

Kelautan dan Perikanan. Kelompok nelayan

yang beranggotakan 40 orang ini menjadi

andalan bagi mereka untuk menerima

bantuan dari dinas. Sayangnya, tidak semua

dari mereka mau bekerja dalam bentuk

kelompok nelayan. Mereka beranggapan

bahwa kelompok hanya akan menambah

perpecahan di antara mereka. Padahal,

keberadaan kelompok ini untuk memudah-

kan memecahkan permasalahan para

nelayan, termasuk BBM.

Oleh Suci Larassaty

Oleh Putri Rahmi

Resepsionis Hotel: Rais Fitra, seorang mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan TM 2009 sedangmenjalankan shift kerjanya sebagai resepsionis hotel, Minggu (14/9).f/Doc.

Page 11: SKK Ganto UNP Edisi 181

11

Tradisi Pacu JawiSebelum berpacu, jawi-jawi ini

didandani dengan kain suntiang.

Ranah Minang: Tuan Rumah Ajang Internasional

Padang merupakan kota pertama diIndonesia yang tercatat dalam

kalender International Dragon BoatFederation (IDBF) sebagai

penyelenggara Festival DragonBoat.

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Dari kejauhan, tiga buah perahu

berkepala naga tampak berjejer rapi

di kawasan Banda Bakali, Padang,

Sumatera Barat. Tak berapa lama setelah

aba-aba diberikan, perahu tersebut melaju

sangat cepat. Teriakan penabuh genderang

pada bagian depan perahu memacu

semangat 10 orang pendayung. Tak kalah

dari penabuh genderang, suara pemandu

perahu pada bagian paling belakang juga

makin keras. Satu perahu mendahului

perahu yang lain. Sorak sorai penonton

pun semakin riuh. Hanya berjarak 800

meter dari garis start, perahu tersebuttelah mencapai garis finish.

Ajang tersebut adalah Festival DragonBoat International ke-12 yang berlangsung

selama empat hari (21-24/8). Menghadirkan

Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura

sebagai peserta dari luar negeri serta

sebanyak 29 tim dari dalam negeri juga

turut andil dalam kompetisi berhadiah

total 205 juta rupiah ini.

Terpilihnya Padang sebagai tuan rumah

penyelenggara festival kelas internasional

tersebut memberikan kebanggaan tersendiri

bagi masyarakat ibu kota Provinsi Sumatera

Barat. Bagaimana tidak, Padang adalah kota

pertama di Indonesia yang tercatat dalam

kalender International Dragon Boat Fed-eration (IDBF) sebagai penyelenggara. Tak

hanya itu, Padang merupakan kota

penyelenggara Festival Dragon Boatterbanyak dibandingkan kota-kota lain di

Indonesia seperti Makassar dan Kutai yang

juga pernah menjadi tuan rumah ajang

ini.

Sambutan peserta pun tak kalah hangat.

Safni Elvita, seorang atlet yang berasal

dari Persatuan Olahraga Dayung Seluruh

Indonesia (PODSI) Pekan Baru mengaku

bahwa Padang lebih indah dari yang ia

bayangkan selama ini. “Senang bisa

menginjakkan kaki di Padang. Masyarakat

dan alamnya sangat berbeda dengan tempat

saya,” ungkap Safni sembari tertawa. Dara

yang baru duduk di kelas tiga Sekolah

Menengah Atas (SMA) ini mengaku bangga

terhadap Kota Padang.

Berasal dari PODSI yang berbeda,

Hamim Rizaldi juga merasa senang ter-

hadap Kota Padang. Ia melihat Kota Padang

dari segi keasrian lingkungannya. Pelajar

kelas dua SMA ini berharap agar Padang

kembali menjadi tuan rumah ajang Festi-

val Dragon Boat tersebut. “Kegiatan ini

harus dilestarikan di Padang,” ujar Rizal

yang berasal dari PODSI DKI Jakarta ini.

Ketua panitia Padang InternasionalDragon Boat Festival 2014, Prof. Dr. Eri

Berlian, M.S. yang selalu standy by pada

garis finish ini membenarkan bahwa Kota

Padang pernah menjadi tuan rumah

penyelenggara Dragon Boat sebanyak 12kali. Menjadi tuan rumah di ajang nasional

maupun internasional.

Eri yang saat itu tengah beristirahat

bersama rekan-rekan panitia lainnya

mengatakan bahawa terlaksananya Festi-

val Dragon Boat ini tak lepas dari

dukungan masyarakat berbagai kalangan

serta pemerintah Kota Padang hingga

Gubernur Sumatera Barat. “Sama dengan

tahun-tahun sebelumnya, Kota Padang

terpilih menjadi penyelenggara. Dan

sekarang berhasil menyelenggarakan

Padang International Dragon Boat Festi-

val 2014 dengan aman dan lancar,” tuturnya

sembari tersenyum.

Bagian kiri-kanan jalan Nagari Talang

Tangah, Kecamatan Sungai Tarab,

Kabupaten Tanah Datar terhampar

sawah milik penduduk. Berwarna-warni, ada

yang hijau, kuning, dan coklat. Beberapa

sawah terlihat baru ditanam padi, masih

pendek dan kecil-kecil. Lainnya, siap untuk

di panen. Tapi, sawah Si Ayang (Sayang)

masih kosong, baru selesai dipanen kira-

kira dua bulan lalu. Sawahnya ada beberapa

petak, berjenjang-jenjang. Sawah paling atas,

jadi tempat parkir sepeda motor. Di tengah,

tempat berdiri warga, pedagang, dan jawi

sebelum di pacu. Dan paling bawah, sawah

basah sebagai arena tempat bapacu.Pacu Jawi namanya. Tradisi adat masya-

rakat Tanah Datar, Sumatera Barat yang

telah dilaksanakan turun temurun sejak

ratusan tahun lalu. Tujuannya, sebagai

hiburan bagi masyarakat seusai masa panen.

Pacu Jawi dilaksanakan secara bergantian

di empat kecamatan, yaitu Rambatan,

Sungai Tarab, Pariangan, dan Lima Kaum.

Kali ini Kecamatan Sungai Tarab jadi tuan

rumah. Dan arenanya adalah sawah milik

Si Ayang –seorang warga disana- yang

dari dulu jadi tempat bapacu. Pacu Jawi

kali ini dilaksanakan pada Agustus, mulai

Sabtu tanggal 9, dilanjutkan 16, 23, dan

ditutup tanggal 30 Agustus.

Sebelum dipacu, jawi-jawi dari

Sungai Tarab didandani dengan kain

suntiang dan aksesoris lainnya. Begi-

tulah aturannya, jawi dari nagari

penyelenggara harus babaju. Jawi-jawi ini diarak warga menuju lokasi

pacu. Dibelakangnya, para bundo

kanduang juga memakai pakaian

adat sembari menjujung dulang beri-

si makanan khas daerah di kepalanya

Sesampainya di lokasi, bundo

kanduang menuju tenda. Di dalam

tenda terdengar alunan nada talem-

pong yang dimainkan Niniak mamak(tetua adat). Bundo kanduang

kemudian menaruh dulang di atas

lapiak (tikar). Sesaat kemudian, musik

dihentikan. Seorang niniak mamakberdiri dan mulai berbicara. Kudato

Tagak orang menyebutnya.

Kudato Tagak adalah salah satuprosesi adat yang dilakukan dalam

acara pacu jawi ini. Niniak mamak

dari suku-suku di 4 kecamatan saling

berbalas pidato adat, mengkaji nilai

luhur adat mulai Gunung Marapi

hingga ke bawah. Pidato disam-

paikan dalam bahasa daerah. Dan

uniknya pidato tersebut dinyanyi-

kan. Selesai itu, baru jawi dipacu.

Sekitar 150 pasang jawi dipacu dalam

kegiatan ini. Jawi tersebut dipasangkan semacam

alat bajak yang terbuat dari kayu dan bambu.

Dalam Pacu Jawi, jawi bukan diadu cepatlarinya. Jawi berlari hanya satu-satu pasang.

Setelah satu pasang sampai di garis akhir,

gantian pasangan lainnya yang akan melaju.

Dalam tradisi ini tidak ada juri atau

tim penilai. Jadi tidak ada juara 1, 2,

dan seterusnya. Pacu jawi hanya menyu-

guhkan jawi berlari. Jawi yang berlari

lurus dan tidak terpisah dari pasangannya

hingga ke finish dianggap jawi yang

kuat dan sehat.

Rangkaian tradisi ini ditutup secara resmi

oleh Kepala Dinas Budaya, Pariwisata,

Pemuda, dan Olahraga Tanah, Datar Marwan,

S.E., mewakili Bupati Tanah Datar. “Terima

kasih untuk para tamu dan wisatawan,

semoga bisa datang kembali pada eventselanjutnya,” tutupnya, Sabtu (30/8).

Oleh Ratmiati

Babaju: Sepasang Jawi yang memakai suntiang dan hiasan ditubuhnya. Jawi daerah Sungai Tarab ini

diarak dengan hiasan-hiasan sebelum dipacu dalam tradisi Pacu Jawi, Sabtu (30/8). f/Doni

Berpacu: PODSI Kota Surabaya (perahu nomor 1) bersama POODSI Riau (nomor perahu

2) saling berpacu menuju garis finish pada ajang Dragon Boat Internasional XII pada 21-24 Agustus 2014 di Banjir Kanal GOR H. Agus Salim Padang, Kamis (21/8). f/Ratmiati

Oleh Doni Fahrizal

Page 12: SKK Ganto UNP Edisi 181

Fokus

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

12

Festival Festival Festival Festival Festival Dragon BoatDragon BoatDragon BoatDragon BoatDragon Boat Internasional XII Internasional XII Internasional XII Internasional XII Internasional XII

Kompak: PODSI Sarolangun kompak mengayuh Perahu Naga pada lintasan 1 di race ke-28, Sabtu (23/8). f/Ratmiati

Foto & Teks Foto: Ratmiati

Desain & Tata Letak: Edo Febrianto dan Doni Fahrizal

TAHUN ini, Ranah Minangmenjadi tuan rumah sebuahajang berkelas internasional.Festival Dragon Boat Inter-nasional XII pada 21-24 Agus-tus 2014 bertempatkan diBanjir Kanal GOR H. AgusSalim, Banda Bakali RiversTaman Air.

Berlokasi tepat di Pusat KotaPadang, serta berfokus padakonsep taman rekreasi,membawa makna tersendiriuntuk keunikannya. Rang-kaian acara ini diselenggara-kan dalam rangka memperi-ngati hari jadi Kota Padang.

Dalam ajang ini, FotograferSKK Ganto ikut mengabadi-kan moment seputar penye-lenggaraan festival kelasinternasional ini.

Dragon Boat Padang : Peserta Dragon Boat atau Perahu Naga tengahberkumpul sebelum menaiki perahu masing-masing, Kamis( 21/8).

Festival Padang International Dragon Boat XII 2014, dilaksanakan 21-24Agustus, dalam rangka perayaan ulang tahun Kota Padang dan menjadi

salah satu daya tarik pariwisata Kota Padang. f/Ratmiati

Tumbang: Beberapa atlet pingsan usai mencapai garisfinish di atas dayung mereka. Hal ini terjadi pada malam

hari ketika diselenggarakan babak semifinal antaraPersatuan Olahraga Dayung Riau, Jakarta, dan Sura-

baya, Kamis (21/8). f/Ratmiati

Antusias: Padang International Dragon Boat Festival XII 2014 yang diselenggarakan padasiang sampai malam hari ini disambut antusias oleh masyarakat Kota Padang yang ikut

menonton perlombaan ini, Kamis (21/8). f/Ratmiati

Alat Musik: Berbagai alat music, diantaranya Secsofon juga ikut menyemangati para

pendayung selama mengikuti Perlombaan Perahu Naga ini, Kamis (21/8). f/Ratmiati

Berdoa: Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia antarkesatuan dari Pekan Baruberdoa bersama di atas dayung mereka sebelum memulai Perlombaan Perahu Naga di

Banjir Kanal GOR H. Agus Salim, Padang, Kamis (21/8). f/Ratmiati

Page 13: SKK Ganto UNP Edisi 181

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

13

PR III: JagalahPR III: JagalahPR III: JagalahPR III: JagalahPR III: JagalahKKKKKerahaerahaerahaerahaerahasiasiasiasiasiaan an an an an PPPPPaaaaasswsswsswsswssworororororddddd

Selasa siang (21/8), masih di hari

pertama pelaksanaan Pengenalan

Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru

(PKKMB) 2014. Seorang anggota Komisi

Disiplin (Komdis) Universitas Negeri Padang

(UNP) menemukan beberapa lembar kertas

yang telah diisi oleh deretan Nomor Induk

Mahasiswa (NIM) beserta password yangsedang diedarkan bersamaan dengan daftar

hadir peserta PKKMB. Lembaran kertas yang

telah dilegalisasikan oleh Badan Perwakilan

Mahasiswa (BPM) salah satu fakultas di

UNP ini, membuat anggota komdis tersebut

mengambil sikap dengan menarik kertas-

kertas itu dari peredaran.

Tindakan BPM ini menimbulkan

beberapa kontroversi dari berbagai pihak.

Seperti yang pernah di posting oleh seorang

mahasiswa UNP di akun Facebook-nya

bernama Senira Ayuni. Dalam posting-annya,Senira menyayangkan perbuatan seperti itu,

karena menurutnya NIM dan password

merupakan privasi seseorang yang tidak

boleh diberikan kepada siapapun dengan

alasan apapun.

Selanjutnya, Adnan Arafani, Ketua

Komdis UNP menganjurkan agar mahasiswa

Gambar 1. Internet Access Universitas Negeri Padang

7 PKM Mahasiswa UNP7 PKM Mahasiswa UNP7 PKM Mahasiswa UNP7 PKM Mahasiswa UNP7 PKM Mahasiswa UNPLulus PIMNASLulus PIMNASLulus PIMNASLulus PIMNASLulus PIMNAS

Universitas Negeri Padang (UNP)

kembali mengutus perwakilannya

untuk mengikuti Pekan Ilmiah

Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-27 di Uni-

versitas Diponegoro pada 25-29 Agustus 2014

lalu. Dari jumlah peserta PIMNAS sebanyak

440 tim Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM)

se-Indonesia, tujuh tim di antaranya adalah

perwakilan dari UNP yang telah lulus seleksi.

Jumlah ini meningkat dibanding tahun lalu

yang lulus hanya tiga judul dan tahun

sebelumnya lagi tidak mengirim satu pun

peserta. Dari tujuh tim yang berangkat

tersebut, satu tim PKM UNP dengan judul

“ALPAKA SPEEDY” Alat Panjat KelapaSuper Cepat, berhasil mendapat peringkat

setara perak untuk kategori poster.

Risno Fendri selaku ketua tim PKM

dengan judul “ALPAKA SPEEDY” Alat PanjatKelapa super Cepat mengatakan bahwa

meningkatnya jumlah PKM UNP yang lulus

PIMNAS ini merupakan prestasi luar biasa

bagi UNP. Ditambah lagi, UNP berhasil

mendapatkan satu perak. “Ini adalah prestasi

membanggakan,” ujarnya, Kamis (21/8).

Selanjutnya, Aldeva Ilhami, anggota tim PKM

yang juga mewakili UNP di ajang PIMNAS

menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak kampus yang telah bersedia

mendanai biaya akomodasi dan

transportasi peserta selama mengikuti

presentasi PKM di Semarang. “Pendanaan

ini merupakan bukti apresiasi UNP,”

ujarnya, Kamis (21/8).

Menanggapi hal di atas, Dr. Syahrial

Bachtiar, M.Pd., Pembantu Rektor III UNP

sangat mengapresiasi keberhasilan tersebut.

“PIMNAS kali ini bagus dan di Sumatera

kita yang terbaik,” pujinya, Jumat (5/9).

Lebih lanjut, Syahrial menyampaikan bahwa

bentuk apresiasi yang diberikan oleh pihak

kampus seperti mengadakan sejumlah bim-

bingan dan pelatihan presentasi PKM untuk

persiapan lomba serta mengadakan work-

shop PKM. UNP juga mendukung dalam

hal pendanaan biaya akomodasi dan trans-

portasi peserta, yang mana Dikti hanya

memberikan dana akomodasi dan transportasi

untuk 3 orang peserta dalam satu tim,

sementara di UNP ada tim yang terdiri

dari 5 orang. Syahrial juga berpesan supaya

mengintensifkan pelatihan agar lebih banyak

lagi mahasiswa yang mengunggah PKM.

Sri, Ayu*

Kilas

baru jangan terlalu mudah memberikan NIM

dan pasword kepada siapapun, termasuk se-

nior. “Organisasi Mahasiswa juga tidak berhak

meminta password, tegasnya dalam akun

facebook Adnan Arafani, Jumat (22/8).

Mengklarifikasi kejadian tersebut, Ketua

Umum BPM terkait, menyatakan bahwa

tindakan yang mereka lakukan adalah untuk

membantu mahasiswa baru yang bermasalah

dengan portal. Seperti masih banyak mahasiswa

baru yang tidak mengerti dan kesulitan mengisi

Kartu Rencana Studi, portal susah dibuka, dan

adanya kesalahan data. “Kalau saya berniat

buruk dan bermain tidak bersih, saya tidak

akan berani mencantumkan tanda tangan,”

ujarnya, Jumat (22/8).

Menanggapi permasalahan tersebut,

Pembantu Rektor III UNP, Dr. Syahrial

Bachtiar, M.Pd., menegaskan bahwa tindakan

meminta NIM dan password itu tidak bagus.Dan jika ada yang mengulangi kembali,

pihak kampus akan memberikan sanksi tegas.

Selain itu, Syahrial berpesan kepada

mahasiswa untuk menjaga kerahasiaan pass-word. “Bagi yang sudah memberikan pass-word, harap diubah kembali password-nya,”

tutupnya, Jumat (5/9). Fitri

Ulang Tahun: Perayaan ulang tahun ala mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa UNP dalammemperingati hari ulang tahun salah seorang rekannya, yakni dengan mengikatnya di

sebuah tiang listrik yang berada di depan Sekretariat SKK Ganto, Jumat (12/9). f/Jimi*

Berserakan: Sampah berserakan tak jauh dari mahasiswa baru ketika menyaksikan acaraperingatan Dies Natalis UNP ke-60 di Lapangan Bola Rektorat UNP, Sabtu (7/9). f/

Ratmiati

Foto Bersama: Tim UNP foto bersama sebelum acara pembukaan PIMNAS di UniversitasDipenogoro, Semarang, Senin (25/9). f/Doc.

Page 14: SKK Ganto UNP Edisi 181

Grafis: Edo Febrianto

14

Bahagia dengan KeyakinanJika Anda mengalami masalah keagamaan,

silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat

tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik

ini ke e-mail Ganto, [email protected] atau

Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap

pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.

Makna JihadApa makna jihad itu sesungguhnya Pak? Saya pernah

baca hadis kalau jihad yang paling besar itu adalah

melawan hawa nafsu. Apakah itu benar Pak? Dan

menggunakan bom bunuh diri itu termasuk jihad/tidak

Pak? Walaupun itu dilakukan oleh warga Palestina terhadap

tentara Israel, sedangkan ganjaran bagi orang yang

membunuh dirinya sendiri adalah neraka jahannam.

Doni Fahrizal

Mahasiswa Akuntansi 2011

Secara etimologi, jihad berasal dari kata Arab “juhdun”

berarti upaya dan kesulitan. Dikatakan “jihad” dan

“mujahadah” artinya meluangkan segala usaha dan berupaya

sekuat tenaga serta menanggung segala kesulitan dalam

memerangi musuh dan menahan agresinya. Jihad tidak

selalu dalam arti peperangan secara fisik, tetapi juga

mencakup peperangan nonfisik seperti perjuangan melawan

godaan-godaan hawa nafsu dan setan.

Para ulama membagi jihad menjadi empat kategori.

Pertama, jihad melawan orang-orang kafir yang memerangi

dan menindas umat Islam. Orang kafir, termasuk

nonmuslim tidak boleh (haram) dibunuh dan diperangi

kalau mereka tidak memerangi, tidak menindas, dan

tidak mengusir umat Islam dari negerinya (menjajah)

(Q.S. Mumtahanah:8). Tetapi apabila orang kafir sudah

memerangi umat Islam, barulah kita boleh memerangi

mereka dan tidak boleh melampaui batas (Q.S. Al-

Baqarah:190). Islam mengajarkan umatnya tidak boleh

bersifat dayuts (tidak mempunyai pertahanan diri, lemah).

Kedua, jihad melawan hawa nafsu (Jihadun Nafsi) dansetan, yaitu berusaha sekuat tenaga untuk dapat

mengendalikan hawa nafsu dan bisikan setan. Bulan

Ramadhan disebut juga bulan berjihad (Syahrul Jihad)karena inti dari ibadah puasa adalah pengendalian hawa

nafsu, baik nafsu makan dan minum maupun nafsu

seksual serta segala nafsu buruk yang dapat merusak

nilai puasanya.

Ketiga, jihad dengan harta (Jihad bil Amwal), yaituberusaha menyumbangkan sebagian harta untuk kemajuan

Islam dan umatnya.

Keempat, jihad memberantas kejahatan dan menegakkan

kebenaran. Bahkan termasuk jihad yang afdhal adalahmenyampaikan kebenaran kepada penguasa yang zalim.

Memberantas kejahatan dan menegakkan kebenaran

merupakan pekerjaan yang sulit dan membutuhkan

perjuangan dan kebersamaan dengan berbagai pihak

penegak hukum. Sedangkan istilah “bom bunuh diri”

untuk berjihad tidak dikenal dalam ajaran Islam. Bahkan

Islam sangat mengutuk perbuatan bunuh diri itu dan

memberi sanksi terhadap pelakunya berupa kekal dalam

neraka jahanam.

Dengan demikian, untuk berjihad pada era ilmu

pengetahuan ini perlu ilmu dan wawasan yang luas,

tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekuatan fisik

atau semangat. Sebuah ide, gagasan atau pemikiran tak

kan dapat dilawan dengan senjata bom atau golok, sebab,

orangnya dapat dibunuh tapi pemikirannya tidak. “O-

rang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan

Kami, pastilah Kami tunjuki banyak jalan Kami dan

Allah beserta orang-orang yang berbuat baik,” (Q.S. Al-

Ankabut:69).

Wallahu a’lam bishawab!

Rival Mulyadi

Mahasiswa Jurusan Biologi

TM 2012

Twitter: @RivalMulyadi

Motto: Hidup tidak berarti tanpa

tantangan

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Diasuh oleh:

Dr. Ahmad Kosasih, M.A.

Sewajarnya, setiap manusia menghendaki

kehidupan yang bahagia. Tidak satu pun manusia

yang ingin hidup susah, gelisah, dan tidak merasakan

ketenteraman. Sebagian dari mereka mengejar

kebahagiaan dengan bekerja keras untuk menghimpun

harta. Mereka menyangka bahwa pada harta yang

berlimpah terdapat kebahagiaan. Ada yang mengejar

kebahagiaan pada tahta dan ada juga pada kekuasaan.

Beragam cara pun dilakukan untuk merebut kekuasaan.

Sebab, dalam sebagian persepsi, kekuasaan identik

dengan kebahagiaan dan kenikmatan dalam hidup.

Dengan kekuasaan, seseorang dapat berbuat banyak.

Mereka yang sakit menyangka bahagia terletak pada

kesehatan, yang miskin mengira bahagia terletak

pada kekayaan, rakyat jelata menganggap kebahagiaan

terletak pada kekuasaan, dan sangkaan-sangkaan

lainnya.

Kebahagiaan bersifat kondisional dan sangat tem-

poral. Jika sedang berjaya, maka di situ ada keba-

hagiaan. Jika sedang jatuh, maka hilanglah. Maka

tidak ada kebahagiaan yang abadi dalam jiwa manusia.

Kebahagiaan itu sifatnya sesaat, tergantung kondisi

eksternal manusia. Kebahagiaan juga menggambarkan

kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan

(iman) dan berperilaku sesuai dengan

keyakinannya itu.

Bilal bin Rabah merasa bahagia

dapat mempertahankan keiman-

annya meskipun dalam kondisi

disiksa. Imam Abu Hanifah

merasa bahagia meskipun

harus dijebloskan ke penjara

dan dicambuk setiap hari,

karena menolak diangkat

menjadi hakim negara. Para

sahabat nabi, rela meninggal-

kan kampung halamannya

demi mempertahankan iman.

Mereka bahagia, hidup dengan

keyakinan dan menjalankan

keyakinan.

Menurut Al-Ghazali, puncak

kebahagiaan pada manusia adalah jika dia

berhasil mencapai makrifatullah, telah mengenal

Allah SWT. Selanjutnya, Al-Ghazali menyatakan,

“Ketahuilah bahagia tiap-tiap sesuatu bila kita rasakan

nikmat, kesenangan dan kelezatannya itu ialah

menurut perasaan masing-masing. Maka kelezatan

(mata) ialah melihat rupa yang indah, kenikmatan

telinga mendengar suara yang merdu, demikian pula

segala anggota yang lain dan tubuh manusia.”

Adapun kelezatan hati ialah makrifat kepada Allah,

karena hati dijadikan tidak lain untuk mengingat

Tuhan. Maka, tentu saja berkenalan dengan Allah

adalah puncak dari segala macam kegembiraan. Lebih

dari apa yang dapat dibayangkan oleh manusia,

sebab tidak ada yang lebih tinggi dari kemuliaan

Allah. Oleh sebab itu tidak ada makrifat yang lebih

lezat daripada makrifatullah.

Makrifatullah adalah buah dari ilmu. Ilmu yang

mampu mengantarkan manusia kepada keyakinan,

bahwa tiada Tuhan selain Allah. Laa ilaaha illallah.

Maka dari itu, untuk dapat meraih kebahagiaan yang

abadi, manusia wajib mengenal Allah. Caranya, dengan

mengenal ayat-ayat-Nya, baik ayat kauniyah maupun

ayat qauliyah. Banyak ayat-ayat Al Quran yang

memerintahkan manusia memperhatikan dan

memikirkan tentang fenomena alam semesta, termasuk

memikirkan dirinya sendiri.

Di samping ayat-ayat kauniyah, Allah SWT juga

menurunkan ayat-ayat qauliyah, berupa wahyu kepada

utusan-Nya yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad

SAW. Karena itu, dalam QS Ali Imran 18-19, dijelaskan,

bahwa orang-orang yang berilmu adalah orang-or-

ang yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah,

dan bersaksi bahwa sesungguhnya Ad-Din dalampandangan Allah SWT adalah Islam. Inilah yang

dapat mengantarkan manusia kepada peradaban dan

kebahagiaan. Jadi

untuk mencapai

hidup bahagia,

maka manusia ha-

ruslah mengenal Al-

lah terlebih dahulu

dengan mengetahui

makrifat kepada

Allah, maka Allah

memberi ilmu dan

hidayah kepada

manusia berupa

akal dan keimanan.

Tindakan dan per-

buatan yang kita

lakukan untuk

meraih kebaha-

giaan sangat tergan-

tung seberapa kuat

kemauan, motivasi,

serta dorongan

yang ada. Sedangkan motivasi itu sendiri erat kaitannya

dengan tujuan dan manfaat yang diinginkan dalam

mencapai hidup bahagia.

Contohnya sebagai seorang muslim, kita

tentu mendambakan hidup bahagia, hidup

dalam keyakinan. Mulai dengan

mengenal Allah dan ridha me-

nerima keputusan-keputusan-Nya,

ikhlas menjalankan aturan-aturan-

Nya serta berusaha menyela-

raskan hidup dengan segala

macam peraturan Allah yang

diturunkan melalui utusan-Nya

dan mendambakan diri bahagia

dalam menjalankan salat, bahagia

menunaikan zakat, bahagia

bersedekah, bahagia menolong or-

ang lain, dan bahagia menjalankan

tugas. Mudah-mudahan Allah mengantar-

kan kita pada sebuah keyakinan

dan kebahagiaan abadi, dunia dan

akhirat.

Bahagia ada dalam diri, bukan

ada di luar. Maksudnya bukan semata disebabkan

tercapainya segala keinginan tetapi sikap menerima

apa yang terjadi baik keberhasilan maupun kegagalan.

Jika bahagia identik dengan terpenuhinya keinginan,

sebaiknya keinginan dikurangi, disesuaikan dengan

kebutuhan, disesuaikan dengan kondisi diri.

Kebahagiaan seorang mukmin semakin bertambah

ketika dia semakin dekat dengan Tuhannya, semakin

ikhlas dan mengikuti petunjuk-Nya. Kebahagiaan

seorang muslim semakin berkurang jika hal-hal di

atas makin berkurang dari dirinya. Seorang muslim

sejati selalu merasakan ketenangan hati dan

kenyamanan jiwa. Mereka menyadari memiliki Tuhan

yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-

Nya.

Rasulullah bersabda, “Sungguh menakjubkankeadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnyaseluruh keadaan orang yang beriman hanya akan

mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikianitu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orangyang beriman. Jika dia mendapatkan kesenanganmaka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan

kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakankesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebutmerupakan kebaikan untuk dirinya.” (HR. Muslim

dari Abu Hurairah)

Ini merupakan puncak dari kebahagiaan.

Kebahagiaan adalah suatu hal yang abstrak, tidak

bisa dilihat dengan mata, tidak bisa diukur dengan

angka-angka tertentu dan tidak bisa dibeli dengan

rupiah maupun dolar. Kebahagiaan adalah sesuatu

yang dirasakan oleh seorang manusia dalam dirinya.

Hati yang tenang, dada yang lapang dan jiwa yang

tidak dirundung malang.

Page 15: SKK Ganto UNP Edisi 181

Grafis: Edo Febrianto

15

Demokrasi Masa Kini

Hari Jimi Akbar

Mahasiswa Prodi Desain

Komunikasi Visual TM 2012

Email: [email protected]

Facebook: Jimi Akbar

Motto: Do the best

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Smartshoes Penunjuk Arah Traveler

Sengketa politik yang tiada berke-

sudahan. Coreng moreng pesta demokrasi

2014 masih menyisakan perkara. Pihak

lawan selalu tidak menerima kekalahannya.

Di tengah kerasnya pergejolakan emosi

dalam berdemokrasi, mereka masih dengan

keangkuhan, keras kepala, dan jauh dari

kebesaran jiwa.

Ketidakberterimaan kekalahan itu men-

cuat deras bahkan seakan me-

mecah peperangan antara

dua kubu yang sempat ber-

saing dalam pesta politik

2014. Tersebutlah pasangan

duet politik Jokowi-JK dan

Prabowo-Hatta. Menjelang

pemilihan umum, hal yang

paling sering terjadi di seluruh

negara demokrasi yang ada di dunia adalah

maraknya pemberitaan jelek terhadap

kandidat yang sedang bersaing. Pem-

beritaan jelek ini sering dilakukan oleh

pihak kandidat satu kepada kandidat

lainnya. Melakukan tuduhan tanpa

bukti ini berlanjut hingga pemilihan

presiden dan wakil presiden pada

9 Juli 2014 lalu.

Pemilihan presiden (pilpres)

di Indonesia yang diikuti

Prabowo-Hatta serta Jokowi-

JK kini telah usai. Rakyat

Indonesia telah memenuhi haknya sebagai

warga negara. Dan presiden terpilih pun

ditetapkan.

Namun, semuanya tidak berakhir pada

9 Juli 2014 begitu saja. Sebelum Komisi

Pemilihan Umum (KPU) mengeluarkan

hasil keputusan Pilpres 2014. Prabowo-

Hatta melakukan gugatan kepada

Mahkamah Konstitusi (MK). Alasan gugatan

Prabowo kepada KPU antara lain adalah

telah terjadi tindakan “tsm” atau tindakan

tidak patut yang bersifat terstruktur,

sistematis, dan masif. Misalnya ada orang

yang mencoblos dua kali, penghitungan

suara yang tidak benar sehingga Prabowo

kehilangan jutaan suara, serta anggapan

keberpihakan. Karena itulah, kemudian

MK mengadakan sidang dengan Prabowo

sebagai pemohon, kemudian KPU sebagai

termohon. Begitulah, hingga perkara ini

dianggap usai, konflik yang terjadi pun

tampaknya belum berkesudahan.

Pemilu 2014 seharusnya berjalan dengan

aman, lancar, tertib, dan transparan. Guna

meningkatkan nilai baik sistem demokrasi

Indonesia. Namun, kenyataan yang terjadi,

penyelenggaraan pilpres tidak sesuai yang

diharapkan. Pemilu, yang seharusnya bisa

menjadi salah satu bentuk perwujudan

lancarnya demokrasi di Indonesia, justru

sebaliknya. Sangat terlihat, bahwa

demokrasi sudah rumpang.

Pemilihan presiden bukanlah hal yang

main-main. Dalam pilpres tidak cukup

dengan melihat keburukan kandidat di

media sosial. Sangat perlu mengenali calon

pemimpin yang akan dipilih dengan

mencari kebenaran mengenai calon

presiden. Hal ini menyangkut masa depan

bangsa Indonesia. Pemerintah juga telah

menyediakan anggaran biaya pemilu

sebesar Rp7,9 triliun.

Kasus compang-camping pemilu lalu

seolah menjelaskan kepada kita bahwa

demokrasi Indonesia belumlah

stabil. Demokrasi di Indonesia

terlalu bebas, sehingga demokrasi

yang diharapkan dapat mewu-

judkan kesejahteraan rakyat, malah

menyengsarakan. Sehingga permasa-

lahan di pemerintahan membuat

masyarakat turut berpartisipasi, dengan

cara berunjuk rasa. Sebut saja hal ini

sebagai buntut kekecewaan rakyat

terhadap kinerja pemerintah.

Sejatinya, demokrasi merupakan suatu

bentuk pemerintahan yang kekuasaan

pemerintahannya berasal dari rakyat,

baik secara langsung ataupun melalui

perwakilan. Jadi maksud dari demokrasi

itu adalah suatu proses pemungutan

suara yang di mana semua warga nega-

ranya mempunyai hak dan nilai yang

sama untuk memilih pemimpinnya agar

negaranya dapat dipimpin atau berjalan

dengan baik.

Masyarakat cenderung menilai para

wakil rakyat belum menjalankan tugas-

nya, mendengarkan, dan menyampaikan

suara rakyat. Para wakil rakyat sebaiknya

ikut berbaur dengan rakyat, untuk men-

dengar keluh kesah rakyat terhadap

pemerintahan untuk disampaikan kepada

para pemimpin, sehingga masyarakat tidak

perlu berunjuk rasa ke jalan. Menimbang

unjuk rasa ini akan mengakibatkan banyak

efek negatif, baik bagi individu maupun

umum.

Sayang, demokrasi yang berjalan di

Belakangan, banyak bermunculan

traveler yang melakukan perjalanan

pribadi maupun berkelompok. Biasanya

para traveler atau yang biasa kita sebutwisatawan itu melakukan berbagai

perjalanan ke berbagai tempat wisata

alam baik yang menantang maupun

tidak.

Tempat-tempat yang sering dikun-

jungi biasanya adalah tempat yang akan

meningkatkan adrenalin atau hanya

sekadar berwisata ria. Kegiatan ini telah

menjadi hobi bagi sebagian orang.

Kegiatan-kegiatan tersebut memiliki arti

kepentingan tersendiri bagi masing-

masing orang.

Mereka akan beranggapan kegiatan

perjalanan hanyalah sebuah penghilang

rasa jenuh setelah beraktivitas dan

sebagian lain memiliki kepentingan

berbeda, seperti mencari nafkah.

Sebagai seorang traveler atau

wisatawan yang melakukan banyak

perjalanan menantang tentu saja banyak

hal yang harus dipersiapkan. Seorang

traveler maupun wisatawan dalam

melakukan sebuah perjalanan wisata

maupun ekspedisi harus mempersiapkan

materi, mental, serta barang-barang yang

berhubungan dengan keselamatan.

Dua orang

pemuda asal

India telah

berhasil me-

nemukan se-

buah pilihan

baru untuk

k e am an a n

para travelerdalam menen-

tukan sepatu.

Sepatu pintar yang diberi nama Lechal

ini dapat membantu para traveler dalam

menunjukkan arah, sehingga mengurangi

resiko tersesat bagi para traveler dalammenelusuri perjalanan.

Lechal dirakit sedemikian rupa oleh

Krispian Lawrence dan Anirudh Sharma.

Sapasang sahabat yang telah akrab sejak

masa kuliah hingga tamat. Kedua pemuda

ini berhasil mengembangkan sepatu yang

awalnya hanya diperuntukkan bagi para

tunanetra untuk petunjuk arah.

Namun setelah dikembangkan kembali

ternyata Lechal ini juga mampu mengukur

kebugaran tu-

buh seseorang

dengan me-

rekam jarak

tempuh dan

juga menge-

tahui jumlah

kalori yang

terbakar.

S e p a t u

yang kelak

diprediksi akan menyaingi produk pintar

lainnya seperti jam tangan dan kaca mata

pintar ini tengah menjadi pembicaraan hangat

di berbagai media terkait teknologi baru

yang memudahkan orang dalam menentukan

arah jalan.

Ide kreatif dari kedua pemuda tersebut

menciptakan sepatu pintar ini bermula dari

beberapa turis yang akan melakukan

perjalanan wisata. Para turis tersebut

disibukkan dengan perangkat navigasi.

Sontak kedua pemuda yang memang

memiliki hobi mengutak-atik berbagai

hal tersebut mendapatkan inspirasi dalam

membuat sebuah sepatu penunjuk arah.

Nama Lechal berasal dari bahasa

Hindi yang artinya “membawa saya

bersama”. Sesuai dengan arti namanya,

Lechal mampu membawa penggunanya

kepada jalan yang hendak dituju hanya

dengan mengaktifkan koneksi bluetoothdari smartphone.

Para traveler akan lebih santai

melakukan perjalanan karena tidak repot

harus memegang smartphone untukmelihat Google Maps. Lechal secara

otomatis akan menuntun pemakainya

kapan waktu untuk berbelok dan terus

berjalan lurus. Jika sepatu sebelah kiri

bergetar maka pertanda pengguna ter-

sebut harus berbelok ke jalan sebelah

kiri, dan jika bergetar sebelah kanan

maka berbelok ke sebelah kanan. Suci

Larassaty (dari berbagai sumber).

Indonesia belum terlaksana dengan baik.

Dalam praktiknya, masih banyak catatan-

catatan buruk yang perlu dicarikan solu-

sinya. Di antaranya partai politik (parpol).

Sekarang memang kebebasan untuk mendi-

rikan parpol sudah dibuka lebar, namun

kebebasan ini justru disalahgunakan.

Dengan adanya kebebasan ini menyebab-

kan munculnya parpol-parpol instan yang

terbentuk menjelang pemilu. Parpol instan

ini umumnya bukan berorientasi untuk

mewakili kepentingan rakyat, tetapi lebih

berorientasi untuk mendapatkan dana

pembinaan parpol yang tidak sedikit.

Selama proses demokrasi berjalan baik,

tentu akan menjadi pembelajaran yang

serupa kepada khalayak. Begitupun,

mahasiswa sebagai generasi penerus,

dituntut untuk berpikir cerdas dan benar

dalam tindakan. Membenahi Indonesia

pelan-pelan, mulai dari lingkungan sekitar,

dan seterusnya. Karena mahasiswa lah yang

akan memegang kendali negeri ini.

Page 16: SKK Ganto UNP Edisi 181

Teropong16

Material PraktikumMaterial PraktikumMaterial PraktikumMaterial PraktikumMaterial PraktikumButuh PButuh PButuh PButuh PButuh Pengelolaengelolaengelolaengelolaengelolaananananan

Lokal SementLokal SementLokal SementLokal SementLokal Sementaraaraaraaraarauntuk Mahasiswa FISuntuk Mahasiswa FISuntuk Mahasiswa FISuntuk Mahasiswa FISuntuk Mahasiswa FIS

Pada akhir periode semester

Januari-Juni 2014 lalu, sebelum

mengakses Lembar Hasil Studi

(LHS), semua yang tercatat sebagai

mahasiswa Universitas Negeri

Padang (UNP) akan disuguhi

angket penilaian yang wajib diisi.

Angket tersebut terdiri atas

tiga bagian yang diisi secara

online. Di antaranya angket

evaluasi pembelajaran, angket

kepuasan mahasiswa terhadap

pelayanan akademik, dan angket

kepuasan mahasiswa terhadap

pelayanan kemahasiswaan.

Pengisian angket ini tidak hanya

ditujukan kepada mahasiswa,

melainkan juga terhadap dosen.

Optimalisasi Mutu PBM dengan Angket Penilaian

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Yakni, angket mengenai kepuasan

dosen terhadap pelayanan uni-

versitas.

Dari pengolahan data yang

dikumpulkan oleh Pusat Kom-

puter (Puskom) UNP, Yonrafdi,

S.E., M.Si., selaku Ketua Puskom

mengatakan sekitar 24.000

mahasiswa dari total 32.000

mahasiswa telah mengisi angket

penilaian tersebut. “Mahasiswa

yang mengisi sudah mewakili

semua program studi yang ada

di UNP,” ujarnya, Jumat (22/8).

Pengisian angket evaluasi

pembelajaran secara online inimerupakan yang perdana dila-

kukan UNP.

Tahun lalu, pengisian angket

dilakukan dengan random sam-pling, yaitu angket dibagikan perprogram studi dan kemudian diisi

oleh sebagian mahasiswa. Kini,

seluruh mahasiswa dilibatkan

dalam pengisian angket penilaian

ini. Namun informasi mengenai

pengisian angket penilaian ini

sebelumnya tidak tampak terlalu

menyebar kepada seluruh

mahasiswa.

Sherly Oktaviani, mahasiswa

Sastra Inggris TM 2010 mengaku

baru mengetahui pengisian angket

ini melalui broadcast BlackBerryMessenger. “Ternyata harus isi

angket dulu biar bisa buka LHS,”

ungkapnya, Senin (25/8).

Dr. Bafirman, M. Kes., AIFO.

selaku Ketua Badan Penjamin

Mutu Internal (BPMI) menjelaskan

bahwa tujuan dari pengisian

angket ini adalah untuk meninjau

apakah Proses Belajar Mengajar

(PBM) berjalan dengan semestinya

atau tidak.

Selain itu, juga akan dilihat

bagaimana dosen melaksanakan

pembelajaran dan bagaimana

dosen mengevaluasi hasi l

pembelajaran. “Kita mengingin-

kan pelaksanaan proses pembe-

lajaran itu lebih optimal,”

tuturnya, Rabu (27/8).

Bafirman menambahkan

Setiap fasilitas yang disediakan

kampus berguna untuk menunjang

kegiatan akademik mahasiswa,

termasuk fasilitas praktikum dalam

perkuliahan. Namun tak jarang

limbah atau material sisa praktikum

dibiarkan menumpuk. Seperti yang

terdapat pada lokasi praktikum

Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik, di mana material sisa

praktikum dibiarkan menumpuk

di jalan menuju Fakultas Bahasa

dan Seni (FBS) atau di belakang

Laboratorium Bahan Mekanika

Tanah Jurusan Teknik Sipil.

Menumpuknya material sisa

praktikum ini menimbulkan

pertanyaan bagi mahasiswa yang

melewati jalan menuju FBS. Salah

satunya Rita Yuliana Sari, maha-

siswa Program Studi (Prodi) Teknik

Sipil TM 2011. Rita menanyakan

apakah material-material tersebut

bisa disumbangkan atau digunakan

untuk hal lain seperti menambal

jalan berlubang.

Tidak jauh berbeda dengan Rita,

Agus, mahasiswa Teknologi Pendi-

dikan TM 2012 yang setiap hari

melewati jalan ini juga memperta-

nyakan pengelolaan material prak-

tikum tersebut. “Material praktikum

ini terlihat tidak rapi dan tidak enak

dipandang,” katanya, Selasa (26/8).

Menanggapi hal ini, Drs. Is-

kandar G. Rani, M.Pd. selaku Ketua

Prodi Teknik Sipil, menjelaskan

bahwa material sisa praktikum yang

tidak bisa digunakan kembali boleh

dipergunakan oleh sivitas akade-

mika atau masyarakat yang membu-

tuhkan. “Material sisa praktikum

yang dimaksud adalah berupa

beton yang sudah digunakan untuk

keperluan praktikum mahasiswa,”

tutur Iskandar yang juga mengampu

Mata Kuliah Praktikum dengan

menggunakan material tersebut,

Jumat (15/8).

Sekretaris Jurusan Teknik Sipil,

Totoh Andoyo, S.T., MT., menje-

laskan bahwa material praktikum

yang masih bisa digunakan

memang seharusnya diletakkan di

dalam bak penampungan. Sebagian

material praktikum tersebut

seharusnya diletakkan di dekat

gedung perkuliahan Prodi Teknik

Pertambangan. Namun, oleh

Rekanan Proyek, material tersebut

dibiarkan terletak di belakang

Laboratorium Bahan Mekanika

Tanah Jurusan Teknik Sipil, hingga

akhirnya material tersebut

menyebar ke jalanan. Totoh juga

membenarkan bahwa material sisa

praktikum boleh dibawa oleh pihak

yang membutuhkan. Totoh

mengatakan material sisa praktikum

ini seharusnya dirapikan, namun

pihak jurusan terkendala dana untuk

pengelolaannya. Nova, Jimi*

PPPPPelaksanaelaksanaelaksanaelaksanaelaksanaan SM-3Tan SM-3Tan SM-3Tan SM-3Tan SM-3TTTTTTetetetetetap Dilanjutkanap Dilanjutkanap Dilanjutkanap Dilanjutkanap Dilanjutkan

Program Sarjana Mendidik di

Daerah Terdepan, Terluar, dan

Tertinggal, (SM-3T) yang dilaksana-

kan oleh Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi (Dikti) saat ini

telah memasuki angkatan IV. Pro-

gram yang bertujuan untuk

memeratakan pendidikan di seluruh

Indonesia ini menerima 205 peserta

dari wilayah Sumatera Barat.

Meskipun begitu, kelanjutan pro-

gram ini tengah dipertanyakan.

Pasalnya, berdasarkan sambutan

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dalam

upacara wisuda ke-100, Sabtu (7/

6), kemungkinan program ini akan

diberhentikan dahulu pada angkatan

ke-5 untuk dilakukan evaluasi

terhadap angkatan-angkatan

sebelumnya.

Hasminar, peserta SM-3T

angkatan IV yang tengah menjalani

tahap prakondisi SM-3T mengatakan

tidak masalah jika program ini

dihentikan dahulu. “Mudah-

mudahan angkatan sebelumnya

sudah mampu memeratakan

pendidikan Indonesia,” ungkapnya,

Minggu (24/8). Di sisi lain, lulusan

Pendidikan Geografi UNP yang

wisuda pada bulan Juni 2014 ini

berharap agar program ini segera

dilanjutkan nantinya.

Hal yang senada dengan

Hasminar juga diungkapkan oleh

Maisarah. Mahasiswa Jurusan Sejarah

TM 2010 ini menyatakan pernah

mendengarkan kabar bahwa pro-

gram SM3T ini akan dievaluasi

dahulu sebelum dilanjutkan. “Hal

itu saya dengar sewaktu coachingsebelum Praktek Lapangan awal

tahun ini,” ujarnya. Mahasiswa yang

akrab disapa Mai ini menambahkan

bahwa program ini sebaiknya terus

berjalan.

Menjawab kesimpangsiuran

kabar tersebut, Azhari Suwir, S. E.,

selaku Kepala Biro Administrasi

Akademik dan Kemahasiswaan

(BAAK) UNP menjelaskan bahwa

belum ada kepastian dari Dikti

mengenai hal tersebut. “Jadi pihak

UNP tetap melaksanakan program

SM-3T untuk tahun depan,” jelasnya,

Senin (25/8). Azhari menambahkan

bahwa program SM-3T merupakan

salah satu sarana untuk berbagi

ilmu. Dengan begitu, program ini

sangat bermanfaat bagi saudara-

saudara kita yang berada di daerah

3T, sehingga sangat disayangkan

jika dihentikan. Liza, Hera*

Mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial (FIS) Universitas Negeri

Padang (UNP) belajar di gedung

lain karena gedung perkuliahan

FIS sedang dalam masa pemba-

ngunan. Pembantu Dekan (PD) II

FIS, Drs. Suryanef, M.Si. ,

mengatakan bahwa mahasiswa

akan belajar di beberapa tempat

perkuliahan untuk sementara

waktu. Tempat perkuliahan terse-

but di antaranya Lokal Darurat

(LD) di samping Balai Bahasa

UNP, gedung Sekolah Laborato-

rium UNP, gedung Mata Kuliah

Umum (MKU), gedung Fakultas

Ekonomi (FE) dan gedung Fakultas

Ilmu Pendidikan (FIP). “Pemakaian

gedung ini telah dikoordinasikan

dengan pihak Rektorat, Biro Admi-

nistrasi Akademik dan Kemaha-

siswaan, dan Pembantu Rektor

II,” tutur Suryanef, Senin (18/8).

Terkait pembagian ruang

perkuliahan, setiap jurusan menca-

but lot untuk mendapatkan lokal

perkuliahan. Dengan rincian,

masing-masing jurusan mendapat-

kan satu lokal di LD, satu lokal di

Aula Sekolah Laboratorium UNP

untuk Jurusan Geografi, dan 3 lokal

di MKU untuk Jurusan Sejarah,

Sosiologi, dan Ilmu Sosial Politik

dengan jumlah keseluruhan 22

lokal. Ruang perkuliahan tersebut

disesuaikan dengan kebutuhan

masing-masing program studi.

Mengenai jadwal perkuliahan,

mahasiswa FIS dapat memakai

gedung Sekolah Laboratorium

UNP setelah jam pelajaran usai.

Namun karena Kurikulum 2013

telah mulai diberlakukan, jam

pelajaran berakhir pukul 15.00

WIB. “Kemungkinan ada yang

diganti ruang perkuliahannya,

karena jadwal perkuliahan

sebelumnya pukul 13.20 WIB,” ujar

PD I FIS, Drs. Emizal Amri, M.Pd.,

M.Si., Jumat (22/8). Sementara itu,

sekitar enam sampai delapan lokal

di gedung FIP dan beberapa lokal

di FE hanya bisa dipakai pada

Sabtu dan Minggu.

Emizal juga menjelaskan

bahwa untuk memuat lebih

banyak mahasiswa FIS di lokal

gedung Sekolah Laboratorium

UNP, maka meja belajarnya

diganti dengan meja belajar yang

biasa digunakan mahasiswa di

perguruan tinggi. “Meja belajar

telah kita sesuaikan dengan meja

belajar perkuliahan, sehingga bisa

memuat sekitar 40-45 mahasiswa,”

jelasnya.

Lebih lanjut, Emizal mengata-

kan bahwa pembangunan gedung

FIS dijadwalkan rampung dalam

jangka waktu 18 bulan, maka untuk

beberapa semester ke depan ruang

kuliah sementara ini tidak akan

dipindah-pindah lagi. Kecuali jika

ada jadwal perkuliahan yang

bentrok. “Semoga perkuliahan

dapat berjalan lancar meskipun

harus menumpang-numpang,”

harapnya. Nova, Neki*

bahwa hasil dari angket evaluasi

ini akan diproses hingga Novem-

ber mendatang.

Selanjutnya, hasil pengolahan

data tersebut akan dikirimkan ke

seluruh fakultas untuk kemudian

ditindaklanjuti hasil penilaiannya.

Setelah itu, Dekan, Pembantu

Dekan I, Gugus Penjaminan Mutu

(GPMI) tingkat program studi, dan

Unit Pengembangan Mutu (UPM)

tingkat fakultas akan diundang

untuk menindaklanjuti hasil

penilaian. Lebih lanjut, Bafirman

berharap, dari hasil angket

penilaian ini mutu dari proses

PBM dalam perkuliahan dapat

ditingkatkan. Wici, Sabrina*

Bertumpuk: Sisa material pratikum yang bertumpuk di belakang Labor

Mekanika Tanah dan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik masihmenunggu proses pemindahan dan pembersihan, Rabu (3/9). f/Ratmiati

Page 17: SKK Ganto UNP Edisi 181

Teropong17

Pemilu Badunsanak2014

AkrAkrAkrAkrAkreditediteditediteditaaaaasi: UNPsi: UNPsi: UNPsi: UNPsi: UNPMasih MenungguMasih MenungguMasih MenungguMasih MenungguMasih Menunggu

Pascapengiriman berkas akreditasi

kepada Badan Akreditasi Nasional

Perguruan Tinggi (BAN-PT), Univer-

sitas Negeri Padang (UNP) tengah

menunggu hasil. Namun, karena be-

lum adanya keputusan pasti, menim-

bulkan berbagai pertanyaan dari ma-

hasiswa mengenai kejelasan akre-

ditasi. Selain itu, juga beredar kabar

bahwa akreditasi UNP telah keluar

dan masih tetap C.

Seperti yang dikemukakan oleh

Marlina, mahasiswa Pendidikan Biologi

TM 2013. Marlina mengatakan bahwa

ia tidak mengetahui akreditasi UNP

sekarang dan ia mempertanyakan

kejelasan akreditasi tersebut. Selain itu,

Marlina mengaku pernah mendengar

kabar bahwa akreditasi UNP tetap C.

Hal senada juga disampaikan Denil

Nilam Sari, mahasiswa Pendidikan

Matematika TM 2013. Ia juga pernah

mendapat informasi bahwa akreditasi

UNP yang baru telah keluar dan

hasilnya masih tetap C.

Menjawab kebingungan mahasiswa

terhadap akreditasi tersebut, Azhari

Suwir, S.E. selaku anggota Tim

Instrumen Akreditasi mengatakan

bahwa akreditasi UNP belum keluar

dan masih menunggu hasil akhir.

Selain itu, Tim Instrumen Akreditasi

sudah cukup bekerja keras dalam

penyusunan borang dan optimis untuk

hasil akreditasi yang didapatkan. “Saya

berharap akreditasi A untuk UNP,”

harapnya, Senin (18/8).

Mempertegas hal yang disam-

paikan Azhari, Dr. Yulkifli, S.Pd.,

M.Si. selaku ketua Tim Instrumen

Akreditasi menegaskan bahwa kabar

yang beredar mengenai akreditasi

UNP telah keluar dan masih tetap

C adalah tidak benar. Sekarang UNP

masih menunggu kedatangan tim

visitasi dari BAN-PT ke UNP guna

memastikan kebenaran data-data

serta dokumen yang telah dikirim.

Setelah tim visitasi datang, baru hasil

akhir akreditasi keluar. “Yang jelas

akreditasi UNP keluar pada 2014,”

ujarnya, Selasa (19/8).

Lebih lanjut, Yulkifli menjelaskan

bahwa UNP telah mempersiapkan hal

yang terkait dengan peningkatan

akreditasi dan siap menyambut

kedatangan tim visitasi dari BAN-PT

nanti. Seperti menyiapkan bukti fisik

berupa jurnal internasional dosen-dosen

UNP dan daftar dosen dan mahasiswa

berprestasi di tingkat nasional maupun

internasional, bukti proses administrasi

akademik di UNP yang pengguna-

annya sudah online, serta pemba-

ngunan fisik UNP dan fasilitas-fasilitas

yang ada di UNP. Irat, Windy*

Memasuki pertengahan Juli 2014,

kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa

(BEM) UNP 2013/2014 berakhir. Menjelang

dibentuknya kepengurusan baru, presiden

dan wakil presiden BEM harus dipilih.

Pada awalnya, pemilihan umum (pemilu)

akan diselenggarakan pada 15 September,

namun karena permintaan dari pihak

birokrat, pemilu diundur hingga 30 Sep-

tember.

Ada empat pasang kandidat yang akan

berkompetisi pada pemilu tahun ini. Pada

mulanya terdapat 20 pasang calon kandidat

yang mendaftar kepada Panitia Pemilihan

Umum (PPU). Namun, hanya enam pasang

calon kandidat yang mengembalikan

berkas. Dari keenam pasang tersebut hanya

empat pasang calon kandidat yang

dinyatakan lulus verifikasi.

Dua pasang lainnya terlambat 15 menit

dari waktu yang ditentukan untuk

menyerahkan berkas ke PPU. “Mereka

sudah mengkonfirmasi keterlambatan

tersebut,” jelas Musi Jauhari selaku Ketua

PPU 2014. Empat pasang kandidat tersebut

di antaranya, pasangan M. Fadli (FIP)-

Ridwan Lubis (FIP) nomor urut satu, Galant

Victory (FE)-Rahmad Satriawan (FBS) nomor

dua, Afizal (FT)-Benny Aulia Rahman (FIP)

nomor tiga, dan pasangan Andra Putra

Utama (FIK)-Andri Eka Putra (FE) nomor

urut empat.

Pemilu kali ini tetap akan menggu-

nakan sistem e-voting. Sedikit berbedadengan e-voting tahun lalu, pada pemilu

kali ini akses pengambilan suara hanya

melalui komputer-komputer yang

disediakan PPU di Tempat Pemungutan

Suara (TPS) yang disediakan. Sekitar 5

TPS per fakultas disediakan dalam pemilu

kali ini. PPU merancang teknis pemungutan

suara dengan aturan one PC one vote.Artinya, komputer lain atau smartphonehanya bisa mengakses satu kali vote. Hanya

komputer TPS yang bisa mengakses lebih

dari dua kali vote.Menghindari berbagai kecurangan yang

mungkin terjadi pada pemilu nanti, tim

sukses hanya perlu mendatangi pos pela-

poran dengan bentuk laporan tertulis disertai

dengan aduan pelapor dan terlapor yang

valid. M. Alfajri selaku Panitia Pengawas

Pemilu mengatakan akan membagi personil

yang ada guna mengamankan pesta rakyat

UNP ini, Minggu (31/8).

Untuk menyukseskan pemilu 2014, PPU

telah menyusun berbagai agenda mulai

dari sosialisasi sistem e-voting,penandatanganan Memorandum of Un-derstanding (MoU), hingga temu kandidat

dengan Pembantu Rektor III. Pemilu kali

ini diharapkan bisa berlangsung aman,

jujur, adil, dan bersih. “Yaitu pemilu yang

badunsanak,” tutup Alfajri.

Sementara itu, Adnan Arafani selaku

pengurus sementara BEM UNP mengatakan

bahwa para pengurus sementara tersebut

akan berpartisipasi menyukseskan pemilu

badunsanak tersebut. Serta berupayamendorong mahasiswa untuk berpartipasi

dalam menyukseskan pemilu ini. “Semoga

pemilu kali ini lebih baik dari pada pemilu

yang sebelumnya,” harapnya, Sabtu (23/

8). Novi, Rival*

PPPPPenerima Bidikmisienerima Bidikmisienerima Bidikmisienerima Bidikmisienerima BidikmisiBisa DigantikanBisa DigantikanBisa DigantikanBisa DigantikanBisa Digantikan

Berdasarkan aturan penerimaan beasiswa

Bidikmisi di Universitas Negeri Padang (UNP),

terhitung dari angkatan 2011, 2012 dan 2013,

penerima Bidikmisi UNP berjumlah 2494 or-

ang. Dari total keseluruhan, setiap mahasiswa

Bidikmisi diharuskan untuk mengikuti semua

alur dan aturan dari universitas demi

kelancaran beasiswa yang diperoleh. Baik itu

dari segi persyaratan akademik ataupun

nonakademik, seperti pembuatan Pekan

Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan berbagai

kewajiban lainnya yang harus dipenuhi oleh

penerima beasiswa Bidikmisi.

Dari sekian banyak penerima Bidikmisi,

ada beberapa yang digantikan posisinya karena

tidak memenuhi persyaratan awal yang telah

disepakati. Seperti halnya yang diperoleh Meci

Wulandari, mahasiswa Program Studi Sastra

Indonesia TM 2012 yang mendapat beasiswa

Bidikmisi pada semester ganjil ini, setelah

memenuhi segala persyratan dan dinyatakan

lulus proses seleksi oleh pihak fakultas .

Menanggapi hal tersebut, Drs. Sudiro

Sembiring, Kepala Bagian Kemahasiswaan Biro

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

UNP membenarkan bahwa memang ada

mahasiswa yang menggantikan mahasiswa

penerima Bidikmisi.

Hal ini sudah berjalan semenjak Bidikmisi

dicanangkan oleh UNP. Hal ini dikarenakan

kuota Bidikmisi harus sesuai dengan data yang

dikirim ke pusat. “Jadi jika ada yang dicabut

akan langsung dicarikan penggantinya,” ujar

Sudiro lebih lanjut, Kamis (21/8).

Mahasiswa pengganti Bidikmisi ini

diutamakan mahasiswa yang sudah

menyerahkan pin Bidikmisi beserta hasil ujian

yang menyatakan ia telah melakukan ujian

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri melalui jalur Bidikmisi namun

tidak lulus, dan hanya lulus melalui jalur

Reguler Mandiri.

Dengan adanya data tersebut, ada harapan

bagi mahasiswa tersebut untuk mendapatkan

beasiswa Bidikmisi apabila nantinya memang

ada mahasiswa Bidikmisi sebelumnya yang

sudah tidak memenuhi persyaratan lagi.

Walaupun mahasiswa dari jalur Reguler Mandiri

bisa menjadi mahasiswa pengganti Bidikmisi,

tetapi tetap lebih diutamakan mahasiswa yang

lulus melalui jalur reguler.

Selain persyaratan di atas, mahasiswa

pengganti Bidikmisi ini juga harus memenuhi

persyaratan lain. Di antaranya adalah nilai di

atas rata-rata, berasal dari angkatan atau tahun

masuk, prodi, dan jenjang studi (S1/D3) yang

sama serta berasal dari keluarga kurang mampu.

Untuk persyaratan berasal dari angkatan, prodi,

dan jenjang studi yang sama ini bertujuan

agar neraca awalnya tidak rusak saat diproses.

Menanggapi perihal adanya kemungkinan

beasiswa Bidikmisi bisa digantikan, Ghiovani

Debian Suares selaku mahasiswa penerima

Bidikmisi TM 2012, yang juga aktif dalam

segala kegiatan Bidikmisi menganjurkan kepada

mahasiswa penerima Bidikmisi agar tetap

menjaga amanah yang telah diberikan. Lebih

lanjut ia berharap agar penerima beasiswa

Bidikmisi mematuhi peraturan yang ada

sehingga Bidikmisinya tidak dicabut. “Kita

adalah mahasiswa yang sangat beruntung. Jadi

tetap jaga amanah yang telah diberikan,”

tutupnya, Sabtu (23/8). Redda

TTTTTak Ada Beda UKTak Ada Beda UKTak Ada Beda UKTak Ada Beda UKTak Ada Beda UKTuntuk RMuntuk RMuntuk RMuntuk RMuntuk RM

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Peraturan pemerintah mengenai penerimaan

mahasiswa baru menyatakan bahwa Perguruan

Tinggi Negeri (PTN) dapat membuka 3 jalur

masuk. Pertama, Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau

disebut jalur undangan. Kedua, Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)

atau jalur ujian tertulis. Dan ketiga, jalur masuk

mandiri. Seleksi SNMPTN berdasarkan kepada

prestasi akademik siswa (nilai rapor, nilai

ujian nasional, dan prestasi lainnya), dan

kuotanya sebanyak 50 persen. Seleksi SBMPTN

melalui ujian tertulis dengan kuota sebanyak

30 persen, sedangkan sisa yang 20 persen lagi

merupakan kuota untuk jalur mandiri.

Sesuai dengan pengumuman Rektor Uni-

versitas Negeri Padang (UNP) Nomor: 1541/

UN35/AK/2014, UNP masih membuka jalur

mandiri tahun ajaran 2014/2015. Jalur mandiri

sepenuhnya diserahkan kepada PTN yang

bersangkutan, penyelenggaranya bukan lagi

pemerintah. “Hal ini sangat membantu bagi

kami calon mahasiswa yang belum berhasil

masuk PTN,” ujar Salsabila Sari Badri seorang

mahasiswa baru jalur mandiri Jurusan Kimia,

Senin (18/8).

Dari beberapa jalur masuk, salah satunya

mahasiswa baru UNP yang masuk melalui

jalur mandiri mengeluhkan membayar UKT

pada level atas. Selain itu, kabar yang beredar

mengatakan bahwa mahasiswa jalur mandiri

membayar UKT lebih tinggi dibandingkan

dengan mahasiswa jalur reguler. Hal tersebut

diungkapkan oleh tiga orang mahasiswa baru

UNP yang masuk melalui jalur mandiri. Dina

Septiani, mahasiwa Jurusan Teknik Elektro

mengatakan pernah mendengar bahwa UKT

mahasiswa jalur mandiri lebih mahal. “Saya

membayar UKT Rp4 juta,” ungkapnya, Senin

(18/8). Hal yang senada juga diungkapkan oleh

Fitri Azura. Fitri, mahasiswa Jurusan Psikologi

ini mengatakan membayar UKT Rp3 juta. Begitu

juga halnya dengan yang disampaikan oleh

Febi Wanda Laksmi, mahasiswa Jurusan PG

PAUD yang juga membayar UKT sebanyak

tiga juta rupiah.

Menanggapi hal tersebut, Azhari Suwir.

S.E, selaku Kepala Biro Administrasi Akademik

dan Kemahasiswaan (BAAK) UNP mengatakan

bahwa tidak ada perbedaan dalam hal menen-

tukan UKT mahasiswa jalur reguler dengan

jalur mandiri. UKT mahasiswa baru ditentukan

berdasarkan tingkat sosial ekonomi mereka.

Semakin tinggi tingkat sosial ekonominya atau

semakin kaya, maka semakin tinggi pula UKT

mahasiswa tersebut. Sebaliknya, semakin rendah

tingkat sosial ekonomi seseorang maka akan

semakin rendah pula UKT-nya. Dengan

demikian, UKT berbanding lurus dengan in-come seseorang. Semua mahasiswa yang masuk

baik SNMPTN, SBMPTN, mau pun jalur mandiri

mendapatkan UKT dari level 1 hingga level 6.

“Jadi mahasiswa reguler dan mandiri sama

saja, yang membedakannya hanyalah jalur

masuknya saja,” ujar Azhari saat ditemui di

ruangannya, Senin (25/8). Wici, Ermi*

Page 18: SKK Ganto UNP Edisi 181

Inter18

FT UNP

Mubes HMTP

Himpunan Mahasiswa

Teknik Pertambangan

(HMTP) FT UNP mengada-

kan musyawarah besar

(mubes) IX di Aula Teknik

Pertambangan, Sabtu-Ming-

gu (30-31/8). Pembukaan

dihadiri oleh Ketua Jurusan

Teknik Pertambangan,

Pembina HMTP, BPM FT,

BEM FT, Mahasiswa Jurusan

Teknik Elektro serta Maha-

siswa Jurusan Teknik Per-

tambangan. “Acara ini ber-

tujuan untuk menyatukan

suara guna menentukan

pemimpin HMTP periode

2014/2015,” jelas Ketua

Pelaksana Jefri Anto Haris.

Dalam sambutannya,

Pembina HMTP FT UNP Heri

Prabowo, S.T, M.T., meng-

apresiasi kinerja kepenguru-

san periode 2013/2014 yang

telah mengukir banyak

prestasi. Lebih lanjut, Agem

Hartias Putra, Ketua HMTP

periode 2013/2014 mengha-

rapkan agar kepengurusan

periode berikutnya lebih

baik daripada kepengurusan

sebelumnya. Edo, Hera*

UNP

Dies Natalis UNP ke-60

Pada awal September

2014, UNP kembali mem-

peringati Dies Natalis ke-

60, terhitung mulai Sabtu

(6/9). Tahun ini UNP

mengusung tema Dengansemangat Dies NatalisUNP ke-60, Kita Bangun

Kampus Religius danBerkarakter Menuju Uni-versitas Unggulan diKawasan Asia Tenggara

pada Tahun 2020.Sejumlah rangkaian

acara untuk satu minggu

lamanya telah dipersiap-

kan, seperti lomba mewar-

nai, da’i cilik, solo song,cosplay Anime Jepang,

lomba catur, dance, lomba

fashion show dan lomba

fashion hijab. Tak hanyaitu, seminar motivasi dan

kurikulum serta jalan sehat

turut memeriahkan acara

ini. “Tanpa semua pihak

yang terlibat, Dies Natalis

in i t idak akan b i sa

berlangsung dengan baik,”

ujar Rektor UNP, Prof. Dr.

Phil. H. Yanuar Kiram.

Wici, Jimi*

FIP UNP

Pengabdian Masyarakat

Sebanyak 32 orang

perwakilan mahasiswa

yang tergabung dalam I-

katan Mahasiswa Bidikmisi

Fakultas Ilmu Pendidikan

(FIP) UNP melakukan

pengabdian masyarakat se-

lama tiga hari, Jumat-

Minggu (5-7/9). Berlokasi-

kan di Nagari Taeh Bukik,

Kecamatan Payakumbuah,

Kabupaten Lima Puluh

Kota, pengabdian ini di

buka langsung oleh Pem-

bantu Dekan III FIP, Drs.

Syahril, M. Pd.. Turut ha-

dir juga di lokasi tersebut

pembimbing Ikatan Ma-

hasiswa Bidikmisi  FIP, Dr.

Rifma, M. Pd..

Pengabdian masyarakat

ini memiliki tiga agenda

utama. Pertama, sosialisasi

ke sekolah yang ada di

Nagari Taeh Bukik, mulai

dari Taman Kanak-kanak

hingga Sekolah Menengah

Atas. Kedua, sosialisasi ten-

tang pentingnya pendidi-

kan kepada masyarakat,

dan ketiga menonton film

motivasi. Sri

FMIPA UNP

Halal Bihalal

Bertempat di Ruang

Standar Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Penge-

tahuan Alam (FMIPA) UNP

mengadakan Halal Bihalal,

Selasa (26/8). Halal Bihalal

tersebut bertujuan untuk

menjalin silaturahmi antar-

keluarga besar FMIPA serta

pelepasan para pensiunan

dan calon jamaah haji tahun

2014. Selain para pimpinan

Jurusan dan Prodi FMIPA

beserta jajaran dan dosen,

acara ini juga dihadiri oleh

Rektor UNP, jamaah haji,

purnabakti (pensiunan), dan

darmawanita.

Dekan FMIPA, Prof. Dr.

Lufri, M. Si., mengharapkan

agar acara Halal Bihalal ini

rutin dilaksanakan setiap

tahun, karena dapat menja-

lin silaturahmi antar dosen

selingkungan FMIPA. “Sela-

ma bulan Ramadhan kita

tidak sempat bertemu ka-

rena keterbatasan waktu,

oleh karena itu dengan

Halal Bihalal ini kita perko-

koh silaturahmi tersebut,”

ujarnya. Rival* Windy*

EDeC

Best Speaker 4 dan 10

English Debate Commu-

nity (EDeC) UNP mempero-

leh dua peringkat pada iven

8th National University De-

bating Championship(NUDC) 2014 yang diadakan

pada 19-24 Agustus lalu di

Universitas Batam. Pering-

kat tersebut diraih oleh

Syafriko Yuliusman sebagai

pembicara terbaik 4 dan Aga

Tasrifan sebagai pembicara

terbaik 10 kategori novice.Sebagai peringkat 11

terbaik nasional, tim EDeC

UNP yang terdiri dari

Syafriko Yuliusman, Aga

Tasrifan, dan Ana Sakinah

berhak mengikuti WorldUniversities Debating

Championship (WUDC)

2015. Lomba ini akrab

dikenal dengan ist i -

lah Worlds di UT MARA,

Malaysia yang akan dise-

lenggarakan pada 27

Desember-4 Januari men-

datang. “Kami tidak ikut

karena kendala dana,” ujar

Ana Sakinah sebagai salah

satu anggota tim EDeC

UNP, Senin (8/9). Media

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Workshop Menuju PIMNAS

UKK UNP

PPIPM

AMOTI 2014Mengusung tema “Kuliah

Berprestasi, Organisasi SoPasti, UNP Pas di Hati” Unit

Kegiatan Kerohanian (UKK)

UNP menyelenggarakan

acara Achievement Motiva-tion Training (AMOTI) 2014

di Teater Tertutup FBS, Ming-

gu (14/9). Acara yang bertu-

juan untuk memberikan

bimbingan kepada mahasis-

wa baru (maba) ini dihadiri

oleh 98 peserta.

Roni Kuncoro, selaku

ketua pelaksana berharap

agar tidak hanya kuliah saja,

tetapi juga bisa mensinkron-

kan antara kuliah dan orga-

nisasi. Acara ini dibuka seca-

ra resmi oleh Dra. Murniati,

M.Ag. selaku Pembina UKK

UNP. Dalam sambutannya ia

mengatakan bahwa orang

yang tidak mampu memper-

baiki diri sendiri otomatis

tidak akan mampu untuk

memperbaiki orang lain.

“Mudah-mudahan Anda akan

mampu berkarya dengan ke-

mampuan yang Anda punya,”

harapnya, Minggu (14/9).

Sonya, Resti*

Bertajuk Kreativitas Tan-pa Batas Mahasiswa UNPdalam Ajang PKM Menuju

PIMNAS 2015, Pusat Pe-

ngembangan Ilmiah dan

Penelitian Mahasiswa

(PPIPM) UNP mengadakan

Workshop Program Kreati-

vitas Mahasiswa (PKM) 5

Bidang, Sabtu (6/9). Acara

ini diikuti 200 orang, di

Auditorium Prof. Kamalud-

din Fakultas Ekonomi.

Ketua Umum PPIPM, An-

dika Putra, menyampaikan

bahwa workshop ini bertuju-

an agar semakin banyak ma-

hasiswa yang kreatif dan ino-

vatif sehingga bisa memberi

sumbangsih untuk UNP ke

depannya. “Tahun ini ada 7

judul yang mewakili UNP

pada PIMNAS,” katanya.

Widya Astuti, salah seo-

rang perwakilan UNP pada

ajang PIMNAS 2014 ikut

bersuara. Widya yang telah

menghadiri workshop untukkedua kalinya ini mulai

mengikuti program PKM

setelah mengikuti workshop

pada tahun lalu. Suci

Berkreasidan Berinovasi

BEM FIP

Terhitung sejak dilan-

tiknya kepengurusan baru

pada 13 Juni 2014 lalu,

Badan Eksekutif Mahasis-

wa (BEM) FIP UNP terus

berusaha mengepakkan

sayapnya. Bervisikan “Me-

rajut Sinergi Bersama Ka-

pal Kreasi”, kepe-

ngurusan ini

merancang

sebuah ge-

brakan baru.

Organisasi

mahasiswa

yang dina-

ungi oleh 40

orang pengu-

rus dengan 5

Dewan Pengurus Hari-

an (DPH) dan 5 anggota

ini, merancang sebuah or-

ganisasi baru yang ber-

gerak di bidang pengem-

bangan minat dan bakat

mahasiswa FIP. “Hal ini

dilatarbelakangi oleh be-

lum tersalurkannya minat

dan bakat mahasiswa pada

kepengurusan BEM FIP

sebelumnya,” tutur Ketua

BEM FIP Rizky Adytyo,

Senin (18/9).

Lebih lanjut, Rizky

menjelaskan bahwa nantinya

organisasi baru ini akan

difokuskan ke bidang

pengembangan seni tari,

drama, puisi, dan band.

Selain itu, pertengahan se-

mester depan mereka juga

merancang gerakan maha-

siswa belajar yang

diperuntukkan

bagi adik-adik

panti asuhan

dan anak ja-

lanan di Kota

Padang. Inagu-

rasi yang me-

rupakan agen-

da tiap tahunnya

bagi mahasiswa

baru FIP juga akan me-

nyusul dalam program kerja

BEM FIP tahun ini.

Selain itu, BEM FIP

juga telah meninggalkan

banyak jejak. Di antaranya

yaitu, bakti panti asuhan,

BEM FIP peduli, PKKMB,

dan agenda terdekat krida,

serta seremonial wisuda

ke-101. Rizky berharap

BEM FIP dapat terus me-

ngepakkan sayapnya

hingga akhir kepengurus-

an mereka nanti. Juliana

MenghasilkanBank Soal

Berkualitas

PR 1

Bertemakan IPTEK bagi Masyarakat (IBM) GuruEkonomi SMA dalam Rekonstruksi dan AnalisisKualitas Butir Soal, tim Prof. Dr. Agus Irianto dari

Universitas Negeri Padang mengadakan workshop

di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Padang.

Workshop mengenai pengembangan soal ini

berlangsung selama 12 hari ini (3-14/9) diikuti oleh

20 peserta. Peserta workshop merupakan guru-guru

SMA di Kota Padang, di antaranya SMAN 5 Padang,

SMAN 12 Padang, SMAN 16 Padang, SMAN 15 Padang,

dan SMA Yayasan Bunda.

Workshop ini bertujuan agar guru-guru dapat

memahami bagaimana merekonstruksi soal serta

menyesuaikannya dengan Kurikulum 2013. Selain

itu, agar para guru mampu menganalisis soal yang

telah dibuat serta menghasilkan bank soal yang

berkualitas.

Pada kegiatan ini, para peserta langsung

menampilkan soal-soal yang telah dibuat sebanyak

20 butir. Soal-soal yang telah direkonstruksi, divalidasi

kualitasnya secara bersama dan direvisi. Setelah itu,

soal-soal tersebut akan langsung diujicobakan kepada

siswa di sekolah masing-masing pada Kamis hingga

Sabtu.

Syafwan Enedi, S. Pd. selaku peserta dari SMAN

12 Padang mengatakan bahwa workshop ini sangatbagus sekali untuk kemajuan pendidikan di Indone-

sia. “Karena selama ini banyak soal yang ngawur,”

ujarnya, Rabu (10/9).

Lebih lanjut, Efni Cerya, S.Pd., M. Pd. selaku

panitia dalam pelaksanaan acara ini mengharapkan

dengan kegiatan seperti ini dapat meningkatkan

kemampuan guru dalam menyusun serta menganalisis

soal. “Soal yang berkualitas akan menentukan kualitas

siswa,” ungkapnya. Jimi*

Foto Bersama: Tim Prof. Dr. Agus Irianto foto bersama

dengan peserta pelatihan workshop bertema “IPTEK bagiMasyarakat (IBM) Guru Ekonomi SMA dalam Rekonstruksi

dan Analisis Kualitas Butir Soal”, di SMAN 5 Padang, Sabtu(14/9). f/Doc.

Page 19: SKK Ganto UNP Edisi 181

51.87%

11.68%8.74%

32.71%

6.29%

17.79%

73.92%

1.99%

39.37%

5.71%

46.08%

8.41%

17.98%14.98%

20.82%

46.21%

2. Apakah Anda pernah mendengar kabar bahwa lulusan universitas

akreditasi C tidak bisa mengikuti tes CPNS?

A. pernah

B. tidak pernah

C. ragu

D. tidak menjawab

5. Menurut Anda apa solusi yang sebaiknya dilakukan UNP terhadap lulusan

berakreditasi C?

A. Memberikan training kewirausahawan untuk mempermudah lulusan mencari

pekerjaan.

B. Menghidupkan fungsi iluni.

C. Membiarkan lulusan berusaha sendiri.

D. Menyediakan informasi

berkaitan lapangan pekerjaan.

3. Bagaimana tanggapan Anda terhadap lulusan perguruan tinggi yang

berakreditasi C?

A. Kasihan kepada lulusan yang keluar menyandang status akreditasi C.

B. Tidak bisa bersaing dengan perguruan tinggi lainnya untuk seleksi CPNS.

C. Kalah saing dengan perguruan tinggi swasta yang

terakreditasi lebih baik.

D. Lulusan akan lebih kesulitan untuk

mencari pekerjaan.

4. Menurut Anda apa yang perlu dibenahi UNP agar bisa

memperbaiki akreditasinya?

A. Melakukan pembenahan dari segi sarana dan prasarana.

B. Pembangunan UNP dipercepat.

C. Mahasiswa ataupun dosen harus memperbaiki

sistem perkuliahan.

D. Menyeimbangi jumlah dosen dan

mahasiswa.

Mahasiswa dan AkreditasiMahasiswa dan AkreditasiMahasiswa dan AkreditasiMahasiswa dan AkreditasiMahasiswa dan Akreditasi

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Hai pembaca setia Ganto!

Bersumber pada Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran UNP No. UN35/KU/2014

bahwasanya akreditasi UNP yang bernilai C sudah habis masa berlakunya pada tahun

2013. Berarti pada tahun 2014 ini, pihak UNP menyusun kembali borang akreditasi untuk

diajukan ke BAN-PT. Sedangkan untuk saat ini, status UNP masih menunggu akreditasi.

Berkaitan dengan belum jelasnya akreditasi UNP membuat kabar mengenai syarat dari

perguruan tinggi yang mengikuti tes CPNS minimal terakreditasi B menjadi topik hangat

yang menyentakkan bagi para mahasiswa, lengkap dengan lulusannya. Dengan kata lain,

perguruan tinggi yang terakreditasi C tidak bisa mengikuti tes CPNS

(http:hariansinggalang.co.id/cpns-akreditas). Menilik hal tersebut, UNP yang merupakan

salah satu perguruan tinggi yang para lulusannya akan bergantung harap pada status ke-

PNS-an dilanda dilema hebat mengenai akreditasi yang akan disandang UNP. Melihat

lulusan UNP cukup banyak per periode, bagaimanakah tanggapan mahasiswa UNP

terhadap kebijakan tersebut? Apa yang dilakukan oleh mahasiswa UNP untuk menyumbang

perbaikan akreditasi UNP? Apa yang perlu dibenahi demi perbaikan akreditasi kampus

untuk ke depannya?

Seputar Mahasiswa19

1. Bagaimana tanggapan Anda terhadap akreditasi UNP saat ini?

A. puas

B. biasa-biasa saja

C. kecewa

D. tidak ada respon

63.28%

21.09%

12.97%

2.66%

Problema akan pengakuan

dan kesempatan mulai

menghampiri masyarakat

Universitas Negeri Padang (UNP).

Ada benarnya, nilai dan peluang

memang sesuatu yang tak bisa

dipisahkan dalam mengejar suatu

sasaran. Bagaiman tidak, setiap

nilai yang dimiliki memang

mempunyai tempat tersendiri

dalam sebagian kesempatan.

Sehingga tak satu pun nilai yang

ada terbuang sia-sia dalam men-

capai setiap tujuan.

Begitu pun halnya dengan

UNP. Setiap lembaga barharap

akan adanya status yang memiliki

pengakuan berupa terdaftar,

diakui, dan disamakan dengan

lembaga lain. Bentuk pengakuan

tersebut itulah yang dinamakan

dengan akreditasi. Pengakuan

akan standar dan nilai sebuah

institusi yang dikeluarkan oleh

Badan Akreditasi National-

Perguruan Tinggi (BAN-PT).

UNP yang telah terdaftar se-

bagai intitusi yang memiliki akre-

ditasi C sejak 2008 yang lampau,

sekarang ini masih berada dalam

masa keraguan. Pasalnya, akredi-

tasi yang dikeluarkan oleh BAN-

PT yang berlangsung selama 5

tahun tersebut telah habis masanya

pada akhir tahun 2013.

Dan pada awal 2014 kemarin,

pihak UNP telah mengirim kembali

borang perlengkapan akreditasi ke

BAN-PT, dan berhembus kabar

bahwa UNP kembali memiliki

akreditasi C.

Keadaan ini pastinya menjadi

problematis tersendiri bagi

masyarakat UNP, khususnya ma-

hasiswa dan lulusan. Karena me-

mang benar, nilai dan kesempatan

merupakan sesuatu yang tidak bisa

dipisahkan. Seiring dengan ber-

hembusnya kabar bahwa Kemen-

terian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi

(PAN-RB) demi mendorong tercip-

tanya sumber daya manusia yang

berkualitas, untuk menjadi Pegawai

Negeri Sipil (PNS).

Maka untuk penerimaan CPNS

tahun ini, pemerintah hanya

menerima pelamar yang berasal

dari lulusan universitas yang mini-

mal berakreditasi B, dengan kata

lain, lulusan universitas dengan

akreditasi C tidak bisa mengikuti

seleksi CPNS.

Hal yang sangat pelik bagi

masyarakat UNP tentunya, karena

sampai sekarang, UNP belum

diketahui status akreditasinya.

Sehubungan dengan hal

tersebut, subdivisi Penelitian dan

Pengembangan Lembaga Pers

Mahasiswa Surat kabar Kampus

Ganto UNP mengadakan pollinguntuk mengetahui bagaimana

tanggapan dan penilaian maha-

siswa UNP terkait akreditasi UNP.

Polling ini menggunakan metode

random sampling dengan menye-

barkan angket sebanyak 700 ke

pada mahasiswa UNP. Angket

terdiri dari 5 pertanyaan dan res-

pondennya diambil secara

accidentil.Menanggapi akreditasi UNP

yang masih C, 20,82 persen, res-

ponden merasa kecewa dengan

akreditasi ini, meskipun 17,98 persen

responden merasa puas. Sementara

lebih dari 50 persen responden

menyatakan biasa-biasa saja dan

memilih tidak memberikan respon.

Hal ini seolah menggambarkan

bahwa mahasiswa tengah berada

dalam dilema antara bangga dan

kecewa sebagai mahasiswa dan

akan menjadi lulusan dari UNP.

Sementara itu, kurang dari 20

persen tanggapan responden

terhadap lulusan perguruan tinggi

yang berakreditasi C adalah merasa

kasihan kepada lulusan yang keluar

menyandang status akreditasi C,

sementara 80 persen lainnya

responden menyatakan bahwa

mahasiswa dan lulusan akan sulit

dan kalah saing dengan perguruan

tinggi lainnya untuk seleksi CPNS,

serta lulusan akan lebih kesulitan

untuk mencari pekerjaan.

Namun, sejalan dengan

masalah yang terjadi, hampir

40 persen responden menyatakan

hal yang harus dibenahi oleh

pihak UNP untuk memperbaiki

akreditasinya, yaitu dengan

melakukan pembenahan dari

segi sarana dan prasarana, dan

47 persen responden menyatakan

bahwa mahasiswa atau pun

dosen harus memperbaiki sistem

perkuliahan. Selebihnya respon-

den menyatakan bahwa pem-

bangunan UNP harus dipercepat

serta jumlah dosen dan maha-

siswa harus diseimbangkan.

Dan berkaitan dengan solusi

yang sebaiknya dilakukan oleh

UNP terhadap lulusan berakre-

ditasi C, lebih dari 50 persen

responden menyatakan bahwa

pihak UNP harus memberikan

training kewirausahaan untuk

mempermudah lulusan mencari

pekerjaan dan selebihnya res-

ponden menyatakan bahwa UNP

harus kembali menghidupkan

fungsi iluni, memberikan

kesempatan bagi untuk lulusan

berusaha sendiri dan menya-

rankan untuk menyediakan

informasi berkaitan lapangan

pekerjaan.

Proses menunggu hasil

akreditasi UNP seolah menjadi

penantian yang berkepanjangan

bagi lulusan UNP. Untung-un-

tung hasil yang keluar sesuai

dengan harapan, jika tidak,

mungkin hal ini akan menjadi

bumerang tersendiri untuk UNP.

Tapi bagaimana pun itu, baik

mahasiswa dan lulusan tidak ser-

ta merta harus bergantung pada

akreditasi dari universitas, skill

dan kemampuan pribadi akan

jauh dipertimbangkan di dunia

pekerjaan.

Usaha dari sivitas UNP bukan

seolah terbuang begitu saja,

harapan untuk memiliki akreditasi

yang lebih baik pun masih berada

di pundak-pundak mereka yang

sedang berjuang. Yang pasti, UNP

tetap dan terus berbenah, sehingga

tidak ada lagi asa yang pupus

oleh akreditasi ini.

Page 20: SKK Ganto UNP Edisi 181

Resensi20

Di Balik Kekuatan Politikdan Kekuasaan

Antara Surga dan Neraka

Judul : Etika Politik dan Kekuasaan

Penulis : Haryatmoko

Penerbit : Kompas

Cetakan : III, Maret 2014

Tebal : 288 Halaman

Foto Jurnalistik dan Maknanya

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Judul : Surga Sungsang

Penulis : Triyanto Triwikromo

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : I, Maret 2014

Tebal : 144 Halaman

Judul : Foto Jurnalistik

Penulis : Taufan Wijaya

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : I, Juni 2014

Tebal : 168 Halaman

Resensiator: Meri Susanti

Mahasiswa Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia

TM 2011

Sekilas, Tanjungkluwung adalah tempat

segala sesuatu yang tampak seperti surga.

Tanjung dipagari hutan bakau dan celotehan

ribuan bangau. Dari balik rerimbunan elok

pohon bakau, mata akan takjub melihat

bangau-bangau seolah melayang dari surga.

Ikan-ikan terbang muncul dari laut yang

gelap, dan manusia-manusia murni nan

ajaib yang seakan hidup pada 1980-an hanya

berzikir dan berselawat terus-menerus.

Namun pada saat yang tak terduga,

ada kalanya sepercik api panas menyeruak

pada pucuk-pucuk daun yang bersemu

dihinggapi embun—bahwa kekacauan akan

datang merusak formasi rapi sebelumnya.

Bangau dan pohon bakau seolah menjadi

petunjuk, juga perumpamaan yang mengin-

dikasikan bahwa legenda bersilangan de-

ngan peristiwa sejarah.

Di sebuah tanjung yang begitu dijaga

dengan sebuah masjidnya, muncul pertenta-

ngan yang kemudian meledak dalam

bentuk tindak kekerasan bahkan pembunu-

han. Jika saja telinga tidak ditulikan cerici-

tan bangau, sesungguhnya ada jeritan pan-

jang terakhir yang menyayat dari laki-

laki dan perempuan dewasa yang dipan-

cung lehernya.

Sesungguhnya, bangau-bangau dan po-

hon bakau sangat cakap menyembunyikan.

Ratusan bangau dan pohon-pohon bakau

membentuk benteng pembatas kokoh, tak

dapat ditembus oleh mata anak-anak yang

kerap bermain ke ujung tanjung untuk

sekadar menyaksikan bangau-bangau

tersebut berkencan, mempertontonkan

gerakan-gerakan apik, dan meninggalkan

ketakjuban pada mata polos mereka. Bocah-

bocah kencur itu tak dapat melihat apa

sebenarnya yang terjadi di balik itu semua.

Mereka tidak

tahu, Allah tidak me-

nyembunyikan sorak-sorai para pembantai

pada bangau-bangau dan pohon bakau.

Tanjungkluwung tak selamanya bebas

dari cela. Seumpama kisah, tentulah tak

selalu berakhiran bahagia. Rupa dedonge-

ngan indah dengan khayalan tak terbatas

seperti yang tersaji pada buku ini pun tak

luput dari kenyataan yang sebenarnya.

Bahwasanya sebuah tanjung dengan sihir

yang diyakini oleh mereka sendiri, adalah

sebuah bentuk diam masyarakat

terbelakang yang jauh ditinggal peradaban.

Hidup damai dalam dunia sendiri pun tak

luput dari incaran dari orang-orang kota

yang ingin menguasai tempat di mana

surga menjelma tersebut. Memaksa tanjung

tersebut dijadikan sebuah resor layaknya

perkembangan zaman. Pada akhirnya semua

musnah. Masjid, manusia-manusia dibantai,

juga burung bangau, mereka dibakar dalam

hangus api serupa neraka yang diciptakan

manusia.

Resensiator: Ranti Maretna Huri

Mahasiswa Sastra Indonesia

TM 2012

Sebahagian pecandu kehidupan duniawi

menyatakan bahwa pangkat, kedudukan,

jabatan, dan kekayaan merupakan sumber

kekuasaan nan berukir kesejatian. Dalam

realisasi pengabdian, pemegang kekuasaan

adalah orang pilihan yang dianggap terbaik

dan paling unggul di antara semua orang

pilihan, pendek kata, adalah mereka

yang memiliki pengetahuan dan

kebijakan yang sempurna. Na-

mun jejak pendapat Plato ini

ditantang oleh Aristoteles,

sebab sangat tidak realistis

bila ditemukan kebaikan

abadi dan kesempurnaan

di bumi ini. Logisnya,

bahwa yang paling baik

dan sangat realistis

ialah bilamana peme-

gang kekusaan itu

terdiri dari banyak

orang yang berasal

dari kelas mene-

ngah, yaitu mereka

yang telah bisa memang-

gul senjata dan yang takluk pada hukum.

Namun tak ayal, dalam praktiknya,

kedudukan terkadang membuat mereka

gila atas suatu keadaan yang dilabelkan

dengan kata kekuasaan. Sebab kekuasaan

seperti senjata, sesuatu yang ampuh, namun

bisa ditinggalkan. Dan sebagaimana senjata,

ia bisa berbahaya juga untuk diri

pemegangnya. Dalam kekuasaan, tak

seorangpun mendapatkan apa yang

dicarinya. Kekuasaan tak akan seberapa,

apalagi ketika politik menjadi arena untuk

mempertaruhkan kepentingan kelompok

dan pribadi serta mendapatkan pengakuan.

Politik bukan lagi seperti yang dikatakan

oleh Hannah Arendt sebagai seni untuk

mengabadikan diri dengan menjamin

kebebasan setiap individu dan mengu-

payakan kesejahteraan bersama.

Dalam kelamnya, tantangan utama

filsafat politik Indonesia adalah kekerasan

dan ketidakadilan. Struktur kejahatan yang

hadir akibat politik

kekuasaan. Praktik

kekuasaan dijalankan

bukan atas dasar etika

politik, melainkan

untuk mempertahan-

kan kekuasaan.

Haryatmoko, da-

lam Etika Politik dan

Kekuasaan, mengata-

kan agar hubungan

etika politik dan kekua-

saan mewujud dalam

perpolitikan, etika politik

membutuhkan tempat

berpijak, yaitu kekuasaan.

Namun terkadang, dalam

berpolitik etika itu mere-

potkan kekuasaan. Tersebut-

lah, bahwa etika politik sekaligus juga

memperlihatkan keterbatasannya karena

ia juga merupakan rezim wacana yang

berarti juga dihasilkan dari hubungan

pengetahuan-kekuasaan. Lalu menjadi

kentara peta kekuatan politik dan apa

yang menjadi sasaran kekuasaan.

Sebuah dilema yang besar mungkin.

Ketika seorang jurnalis foto dihadapkan

pada dua pilihan yang sulit antara

mengambil foto dengan momen langka

atau menolong orang yang menjadi objek

fotonya. Si jurnalis pasti akan berpikir

berulang kali. Memilih tindakan apa yang

paling tepat. Tetap memotret atau menye-

lamatkan si objek.

Memang benar, meninggalkan momen

langka sama dengan membuang kesem-

patan emas. Sehingga seorang fotografer

sekelas Kevin Carter memilih untuk tetap

memotret dan tidak menyelamatkan objek

fotonya. Saat meliput kelaparan yang

melanda Sudan, jurnalis foto lepas yang

bekerja untuk kantor berita Reuters dan

Sygma Photo New York ini memilih untuk

tetap memotret seorang bocah yang

tersungkur kelaparan daripada menolong-

nya. Padahal di

belakang si bocah

ada seekor burung

bangkai yang siap

memangsa.

Foto hasil je-

pretan tersebut

kemudian dimuat

dan memperoleh

penghargaan Pu-

litzer. Namun saat

menerima penghar-

gaan di New York

pada 23 Mei 1994, Carter mengaku sangat

menyesal dan berpikir telah mengambil

keuntungan dari penderitaan si anak.

Karena ia membayangkan anak yang ada

di dalam fotonya telah dimangsa oleh

burung bangkai. Akhirnya, dua bulan

kemudian Carter bunuh diri di

Johannesburg, sebelum sempat

mengetahui bahwa si anak telah

selamat ditolong relawan.

Sulit untuk memutuskan

apakah tindakan Carter benar

atau salah. Tapi yang pasti, foto

hasil jepretannya tidak sia-sia

dan mampu merubah kondisi

Sudan pada saat itu. Relawan

berdatangan membantu masyara-

kat Sudan dari kelaparan. Seja-

tinya, foto jurnalistik dalam misi

kemanusiaan jauh lebih berperan

dibanding sekadar menolong

korban menggunakan tangan

secara langsung. Sama halnya

seperti foto-foto bencana Tsunami

Aceh 2004 dan erupsi Merapi di

Jawa Tengah-Daerah Istimewa

Yogyakarta pada 2010. Mampu menggugah

solidaritas berbagai masyarakat dari dalam

maupun luar negeri untuk membantu.

Foto jurnalistik pada dasarnya tidak

sekadar menceritakan suatu kejadian menit

per menit, tapi foto jurnalistik mampu

mengabadikan satu rekaman dua dimensi

yang mengandung elemen yang diperlukan

oleh pembaca untuk memahami kejadian

keseluruhan peristiwa. Baik dalam

mencapai kualitas hidup yang lebih baik,

maupun menjemput sejarah yang tak

termakan waktu. Foto jurnalistik tidak

sekadar memberikan gambaran tentang

suatu keadaan dari suatu peristiwa, tapi

foto jurnalistik diharapkan mampu

mengungkapkan makna yang mendalam

bahkan menjadi sejarah.

Melalui buku Foto Jurnalistik ini, TaufanWijaya membagi segala kekuatan foto

jurnalistik. Mulai dari sejarah terbentuknya

foto jurnalisik hingga berbagai bentuk

foto jurnalistik. Selain itu, penyajian buku

ini juga dilengkapi dengan karya-karya

jurnalis foto ternama sebagai penguat dan

penjelas dari foto jurnalistik. Kalimat-

kalimat dalam buku ini juga jelas dan

lugas juga menjadi salah satu daya tarik

dari buku ini.

Resensiator: Sri Gusmurdiah

Mahasiswa Administrasi Ilmu Pendidikan

TM 2012

Page 21: SKK Ganto UNP Edisi 181

Cerpen21

Portulaca

Oleh Ariyanti

(Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara TM 2010)

Aku telah benar, aku masih benar,dan aku selalu benar. Dengandemikian, aku telah hidup dan aku

akan dapat hidup dengan cara lain.*Sudah sewindu kami berjanji

untuk tidak lagi saling peduli. Ketika

Tuan memutuskan untuk pergi, ia

membuka sekaligus menutupnya

dengan percakapan asing. “Karena

bagi kalian bertiga, saya akan selalu

menjadi tokoh yang salah.”

Aku diam saja.

Aku dengan segala keberuntu-

ngan dan kesialan yang ada, menoleh

lurus pada siaran televisi yang

semakin samar di telinga dan mata.

Aku lupa tanggalnya, tapi aku ingat

warna mataharinya, aku ingat karena

ia seperti pagi yang tidak siap dengan

siang cerah, sehingga angin yang

ada terdengar begitu gelisah.

“Apa aku harus meralat kata

selamat pada tinggal?”

Aku pikir aku akan bahagia.

Karena separuh dari yang Tuan

sisakan adalah penderitaan,

melepasnya pergi, aku pikir aku akan

berbahagia. Aku pikir aku akan

berbahagia.

***

Tuan adalah kelelawar kesepian.

Ia tinggal sekenanya dan pergi

seenaknya di atas pohon yang adalah

ibuku. Aku tidak perlu bicara banyak

tentang tabiat kelelawar, ia pergi

dan tinggal untuk dirinya sendiri.

Aku juga tidak marah ketika

seseorang sibuk dengan dirinya sendiri,

kebebasan untuk berbahagia sendiri

juga mengalir dalam darahku, darah

kelelawar yang sama sekali tak

kesepian dengan kesunyian.

Aku adalah Klio, ibu menga-

takan aku seperti tumbuhan Portu-

laca. Karena aku lahir dari sebatang

pohon dan seekor kelewar yang

kesepian, namun tumbuh menjadi

sesuatu yang lain, sesuatu yang

berbeda. Walaupun nyatanya aku

selalu menolak disamakan dengan

Portulaca. Sama seperti halnya aku

menolak lahir dari seekor kelelawar.

“Ibu tahu apa yang semut-semut

itu bicarakan tentang kita?”

Ibuku menggerakkan dahannya

ke arah selatan

“Untuk apa kita peduli?” katanya.

“Aku sampai lupa bagaimana

caranya berharap dengan normal, Bu.”

“Untuk apa menjadi normal?”

ketus Ibu yang selalu sibuk.

Konon ia memang tak pernah

punya waktu untuk menanggapi

pertanyaan-pertanyaanku. Ia tidak

suka membuang waktunya sia-sia.

Menurutnya pertanyaanku adalah

salah satu wujud kesia-siaan.

Satu-satunya hal yang tidak

membuang waktunya adalah ketika

ia mengatakan dengan seksama

mengenai orang-orang yang disebut

teman. Kalian sebut ini nasihat, bahwa

ibu tidak suka ketika aku memiliki

teman. Menurutnya, teman bagiku

adalah wujud kesialan. “Satu-satunya

kesialan yang kita miliki adalah

percaya pada seorang teman, Yo.

Jangan pernah berikan siapapun

kepercayaan, mereka akan mem-

buatmu sial!”

Ibu selalu mengulang petuah yang

sama setelah aku bertemu Musae.

Padahal Ibu tidak tahu, ibu sungguh

tidak tahu bahwa aku dan Musae

bukanlah teman. Kami sama sekali

tidak berteman. Kami sama sekali

tidak memiliki persamaan.

Aku sudah terpelajar untuk tak

berharap banyak pada harapan,

sedangkan Musae dibesarkan dengan

harapan.

“Aku liyan yang lain,” kata Musae

pada suatu sore.

Bagiku, Musae tumbuh seperti

diktum klasik. Bahwa kesalahan yang

terus-menerus sengaja diulang, lama

kelamaan akan diterima menjadi

kebenaran. Ia diajarkan menaruh

harapan pada hal-hal mustahil

sekalipun. Seperti halnya ia berharap

banyak pada tetesan air pertama pada

saat turun hujan.

Iya, menurutku percaya pada

harapan adalah kesalahan Musae yang

terus-menerus diulang.

Perilaku liyan yang lainnyalah,

yang membuat Ibu melarangku

mengunjunginya. Sedangkan hutan

gelap, tempat yang aku sebut rumah

sudah terlalu lama membosankan

semenjak Tuan berubah menjadi

kelelawar kesepian.

***

Siapa yang mau bersusah payah

peduli pada butiran air mana yang

jatuh terlebih dahulu ketika hujan?

Bukankah hujan adalah hujan ketika

butiran airnya turun bersamaan?

Musae. Ia selalu percaya bahwa

akan ada butiran pertama yang lebih

dulu jatuh. Tidak peduli seberapa

hebat hujan deras dengan butiran air

mengguyur secara bersamaan, Musae

dengan kesalahan yang selalu

dimilikinya percaya, akan ada setitik

butiran air paling hebat di antara

koloni butiran lainnya di antara hujan

yang akan menerpa tanah paling

pertama.

“Seperti kompetisi, Yo! Ingat saja

seperti seperti kompetisi,” kata Mu.

Entah setan mana yang meng-

gerayangi pikirannya, ia menamai

butiran yang tak pernah ia temui

tersebut sebagai pengharapan

pertama. Dan kita kemudian tahu,

Musae adalah pemburu butiran

pengharapan pertama. Dan Musae

tidak pernah tahu, butiran peng-

harapan pertama yang diharapkan

Musae adalah gabungan antara kesia-

siaan yang aku miliki dengan

kesalahannya yang terlalu banyak

berharap pada harapan.

Hingga suatu hari aku percaya,

Aku dan Musae ternyata hanya

disatukan oleh satu hal, kemalangan.

***

Aku memperhatikan Musae dari

hutan gelap. Ketika awan hitam berat

membawa butiran pertama yang ia

harapkan, Musae adalah orang pertama

yang keluar mengadahkan kepala

menantang langit. Wajahnya adalah

pendar sinar matahari, biasnya

memantul jauh hingga memasuki

hutan tergelap sekalipun. Ketika Musae

menikmati hujan, aku menikmati

pendar-pendar cahaya yang ia biaskan

pada rumahku, sinar terang yang

dingin memasuki hutan gelap.

Suatu malam yang aku lupa

bulannya, Musae menarik keras

tanganku keluar, ia mengatakan

bahwa kami harus menjadi yang

pertama melihat butiran pengha-

rapan jatuh. Musae tidak peduli

ketakutanku akan suara rusuh yang

diciptakan langit, kegilaannya

dengan harapan yang sia-sia itu,

adalah satu dari banyaknya hal

yang menjadi alasan, kami tidak

seharusnya berteman.

“Kita akan beruntung Yo!”

teriakmu di sela-sela guntur yang

hebat.

“Perhatikan sekitar, perhatikan

juga awannya! Ketika butiran pertama

itu jatuh, kita harus bergegas ke sana.

Kita harus menginjaknya, lantas

berdoa agar di sana juga akan tumbuh

harapan kita. Kita harus berdoa lebih

keras hari ini !”

“Kita akan beruntung..!” Musae

teriak seperti orang gila. Sedangkan

aku berusaha mencerna apa maksud

dari kata kita.

***

Aku adalah kejauhan. Kausebut

ini kesunyian. Aku adalah kejauhan.

Kau sebut ini kesepian. Tentang

Tuan, aku pikir akan menyukainya

karena aku tidak begitu menge-

nalnya. Untuk alasan itu, kadang

aku harus tetap menjauhinya, begitu

saja, hanya agar aku tetap bisa

menyukainya.

Aku dan Tuan diciptakan

layaknya kutub magnet. Tuan

adalah selatan, aku adalah utara.

Dia mengajarkan aku harapan, aku

kemudian tumbuh sebagai

pemberontakan. Tuan aku anggap

sebagai tuntutan tak terelakkan,

penanggung semua kesialan, dan

setengah sadar, aku ternyata selalu

memikirkannya justru ketika aku

membencinya.

Aku adalah kejauhan. Menghin-

dari percakapan-percakapan

panjang, menghindari lagu-lagu

sendu, menghindari epidemi patah

hati di pasaran. Menyembunyikan

rona kesedihan dalam hutan,

menyimpan beberapa kenangan

sebagai akar agar tetap bertahan.

Aku adalah sisi-sisi berlawanan

dengan tekanan-tekanan yang

mungkin sial, mungkin menak-

jubkan. Tak lupa dengan berge-

limang bentuk pengkhianatan yang

juga menakjubkan.

Aku adalah kadang-kadang.

Kadang-kadang baik, kadang-kadang

buruk, dan sepenuhnya adalah asing.

Dan dengan sisa kejeniusan yang

diberikan Tuhan, aku telah dengan

telaten memilah dan memisah

kenangan mana yang pantas dan

yang patut untuk diingat. Dan dia

adalah masa kecil, dia adalah sebagian

dari Anda, Tuan.

Bukankah sudah kukatakan

bahwa aku ini jenius? Dalam hutan

gelap aku melindungi satu-satu hal

berharga yang dapat kubongkar kapan

saja, satu-satu yang serba sedikit, serba

bermakna, serba langka karena terlalu

sederhana. Namanya, Musae.

Namanya Tuan dan kenangan.

***

“Tak bisakah kauanggap saja dia

tamu! Tak bisakah kauberbaik hati

sedikit pada tamu?” Ibu membentakku

suatu pagi ketika aku berusaha

mengusir kelelawar dari hutan.

Iya, seluruh yang datang

dalam hidupku agaknya adalah

tamu, beberapa orang datang

membawa kesedihan dan

kebahagiaan. Tuan datang dengan

kebahagiaan, tinggal sebentar

dengan kesedihan, dan harus

pergi untuk kebahagiaan. Musae

datang sebagai harapan, dan harus

pergi untuk kenangan.

Perlu waktu lama bagiku

untuk sadar, bahwa harapan pada

tetesan hujan pertama Musae

adalah seorang ayah yang tak

kunjung pulang. Ibu mengatakan

bahwa ayah Musae pergi ke laut

dan tak pernah kembali. Ibu

kemudian takut, kalau-kalau aku

menukar kelelawar kesepian yang

kami punya dengan sedikit

harapan pada Musae. Ibu takut,

kalau-kalau aku terlalu baik untuk

memberikan kelelawar pada

Musae hanya agar aku memiliki

sedikit harapan, satu hal yang

tak pernah aku miliki.

***

Sekarang Tuan adalah kejauhan,

dan Musae menjelma tanda tanya.

Aku kemudian memiliki Musae dan

Tuan sebagai kenangan. Aku dan

Musae memang tidak pernah

beruntung pada setiap hujan, karena

aku dan Musae tidak pernah

menemukan butiran pertama yang

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Musae impikan.

“Bagaimana jika nasib adalah

kesunyian masing-masing, dan kita

tidak diperbolehkan berbagi nasib?”

Musae pergi meninggalkan

pertanyaan ganjil itu pada guratan-

guratan pohon di dalam hutan, tempat

di mana Tuan biasa menghabiskan

kesepian.

Lantas ketika Musae dan Tuan

pergi, aku memiliki ritus untuk selalu

membagi tangis bersama hujan.

Karena aku tahu, Musae dan Tuan

tidak begitu pintar membedakan mana

yang air mata dan yang mana air

hujan.

***

Bagaimana aku harus mengakhi-

rinya. Bagaimana jika kalian akan

kecewa bila cerita ini tidak akan

pernah kalian lihat di depan mata?

Bagaimana bila cerita ini tidak akan

pernah kalian dengar pada sepasang

telinga? Karena beberapa orang akan

takut pada ketidakpastian seperti Klio.

Beberapa orang akan sedikit merasa

bersalah, sedikit kasihan, sedikit

berpura-pura peduli lantas buru-buru

pergi. Mereka tidak akan mau terlibat

terlalu lama dalam cerita yang tidak

pasti.

Iya, Tuan dan Musae masih

terperangkap di hutan gelap dalam

kepala, di belakang mata. Sedangkan

Klio masih, selalu, dan adalah tanda

tanya. Bagaimana Klio akan

menjawab tanya penasaran bila ia

sendiri adalah pertanyaan?

Bagaimana aku harus mengata-

kannya, bahwa aku menulis cerita

ini bersama teh yang terlanjur dingin

dan segurat luka di kepala. Bisakah

kau percaya bahwa aku menceritakan

ini, ketika sedang sakit kepala? Atau

aku saja yang mungkin lupa, bahwa

aku sebenarnya tidak pernah tidak

sakit kepala.

Bagaimana aku harus menga-

takannya, bahwa aku sudah

menukar kelelawar kesepian demi

setitik harapan. Musae- yang

bukan temanku- pergi membawa

kelelawar kesepian, yang bukan

lagi tamuku. Musae memberikan-

ku satu-satunya harapan yang ia

sisakan. Aku sekarang memiliki

harapan dan Musae memiliki

kelelawar kesepian. Lalu aku pikir

aku akan berbahagia. Memiliki

harapan, aku pikir aku akan

bahagia.

Bagaimana aku mengata-

kannya. Bahwa Klio bukanlah

tokoh utama yang protagonis. Ia

terlalu sinis, dan beberapa pilihan

harus ia ambil dengan egois. Ia

adalah wujud Portulaca yang sama

sekali tak manis. Ia bahkan

menukar ayahnya sendiri agar ia

dapat memiliki harapan.

Iya, aku adalah Portulaca yang

selalu merasa benar. Aku adalah

Portulaca yang tak tumbuh di

taman. Aku portulaca yang

tumbuh dalam hutan gelap.

*dikutip dari novel Orang

Asing, Alber Camus (hal;122)

Grafis:

Edo Febrianto

Page 22: SKK Ganto UNP Edisi 181

Sastra Budaya22

ParfumParfumParfumParfumParfum

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Oleh Novi Yenti

(Mahasiswa Sastra Indonesia 2011)

Siapa yang tidak tahu dengan parfum.

Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun

lalu. Salah satu kegunaan parfum tertua

seperti pembakaran dupa dan herbal

aromatik dalam pelayanan keagama-

an. Walau bentuknya belum seperti parfum

yang kita kenal, parfum sudah mulai

dipakai pada ratusan tahun sebelum

masehi sebagai pewangi tubuh orang-

orang yang dihormati.

Di masa lalu perkembangan parfum

justru terjadi di wilayah timur. Mulai

dari Timur Tengah sampai Asia sebagai

bagian dari seni oriental. Saat itu parfum

mulai digunakan secara lebih meluas di

kalangan bangsawan dan orang-orang

terhormat. Lalu pada abad ke-13 sekitar

tahun 1200-an, pasukan Perang Salib (Cru-

sader) memboyong teknologi parfum dari

wilayah Palestina kuno ke Inggris dan Prancis.

Benda yang sudah digunakan sejak ribuan

tahun lalu ini terkenal dengan aromanya

membuat sang pengguna menjadi wangi.

Semakin banyak parfum digunakan untuk

badan semakin kuat aroma yang akan

dikeluarkan. Tentunya akan lebih mudah

pula tercium oleh indra pembau manusia.

Parfum kadang menjadi kriteria penilaian

terhadap psikologi seseorang. Misalnya seseo-

rang gemar menggunakan parfum beraroma

melati. Akan dapat diketahui sifat orang

tersebut dari jenis aroma parfum yang digu-

nakannya. Namun ada pula yang mengatakan

parfum sebagai interpretasi dari bentuk

kesombongan. Tetapi hal ini perlu diverifikasi

lagi. Sebab parfum merupakan kata benda,

sedangkan sombong merupakan kata sifat.

Berkaitan dengan sombong, semua manusia

berpotensi memiliki sifat sombong. Sombong

merupakan kondisi seseorang yang merasa bahwa

dirinya paling unggul dan orang lain wajib

tahu degan hal itu. Agar keunggulannya

diketahui, tentu dibutuhkan media sebagai

penyalur. Membicarakan apa yang dimiliki me-

rupakan salah satu cara untuk menyalurkan

kesombongan. Semakin banyak berbicara,

semakin banyak pula orang tahu tentang kehe-

batan dan keunggulannya.

Bagi orang yang sombong, hal ini akan

memberi kepuasan tersendiri. Semakin banyak

yang tahu keunggulannya, akan semakin gigih

pula dia menyuarakan kelebihannya. Jika dikaji

kembali, memang cocok bila parfum dijadikan

refleksi dari sifat sombong manusia.

Bila dianalogikan, kapasitas penggunaan

parfum bisa dijadikan tolak ukur kesombongan

seseorang. Semakin banyak parfum digunakan,

akan semakin cepat orang lain menangkap

aroma dari si pengguna parfum.

Demikian juga dengan kesombongan

tadi. Semakin banyak seseorang mema-

merkan keunggulannya, semakin cepat

orang lain tahu apa yang dimilikinya.

Sebaliknya, semakin sedikit seseorang

menggunakan parfum, semakin sulit

pula mengetahui apakah orang tersebut

memakai parfum atau tidak. Bahkan

kita baru akan mengetahuinya setelah

dekat dengan orang tersebut.

Sebaik-baiknya manusia adalah

manusia yang tidak sombong. Sebab

sikap sombong senantiasa akan

menyebabkan masalah di dalam kehi-

dupan. Selain itu sombong akan mem-

buat seseorang semakin dekat dengan

kekufuran. Biarlah orang lain mencari

tahu sendiri keunggulan kita, tanpa

harus susah-susah memamerkannya.

Dan sebagaimana firman Allah dalam

surat An-Nahl ayat 23, “... Sesung-guhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.”

SajakSajakSajakSajakSajak

Asmaraloka

Selaksa cahaya mampir berkedip... dalamkelam lebam kau bertutur seolah berbisikdalam tidurku... mengatakan keserakahanmengekor pada perjalanan kita... wajahmuberkelambur saat remang-remang malammengepung dan menjebakku dalampangkuanmu... gelap yang mabuk dandekapmu terasa galir dalam rasaku...Asmaralokaku... itu kau... tapi... dan tapilagi sedu sedanku tanpa nadi... menyentuhkedalaman karang yang begitu cadas sangatsulit... tak acuh air mata yang sia-sia jatuhlebih baik menguap oleh api... sayang, akutak mampu nyalakan sepercik pun... tapiaku menantikan asmaraloka palsu itumembakarmu kelak... saat rimbaku rimbundan malam elokku bersahaja... akanmembiusmu tanpa bangun....

Putri Rahmi

Mahasiswa Sastra Indonesia

TM 2012

Malam Bisu

Ia berdiri dalam kelammenatap muram pada langit malamtak ada kata terlontar, hanya air mata mewakili semuaentah luka apa merenggut senyumnya

Ia berdiri dalam kelamTerhujam layaknya patungTiba-tiba ibunya bergumam “Kau rasa sekarang?”“Apa kukata, Tuhan itu adil sayang.”Dalam sunyi, keangkuhannya luruh “Maaf.”

Gylang Alhamdina

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

TM 2012

Penghabisan Percayaku

Bahwa aku tak lagi ingin merinduPada buih yang terus saja berlaluMenghianati pantai yang terus saja menungguDi batas penantian yang tiada berpenghabisan

Dan aku tiada akan lagi memintaPada ombak yang terus bersyair kasihMendusta karang yang terus jadi persinggahanDan kembali pada laut yang terus mencumbu

Cukup aku tak lagi ditipu perahuNan berlayar menjemput pesiarMengangkut rindu kembali kepangkuanNyatanya berbalik tanpa serpihan perasaan

Setia Wati

Mahasiswa Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia

TM 2012

Pejabat danPaku Berkarat

Paku tercampak di tepi jalanBerkaratBaiknya begituTak merusuh orang yang lewatKata pejabat berdagu naik

Kuambil kayu dua bilahSeraya memalu hingga melekatBaiknya begini TuanBiar berkarat ada gunanyaBuruk bentuk masih terpakaiMenyatukan semua yang bercerai-beraiDaripada pulpen berharga mewahMalah jadi pemecah belah

Tio Furqan Pratama

Mahasiswa Sastra Indonesia

TM 2012

Wajah

Aku mengenangnya lewat tawaTawa kala semburat bulan purnamaDan saat itu akupun menerka-nerkaBertanya lewat senyuman tanda tanya

Tapi…Kali ini dia berontak tapi tak bersuaraDan aku menatap tajam, tapi berpura-puraTak kudengar ia bersuaraTapi wajahnya berkataDia tengah menelan pil kehidupanyang tak biasa.

Suci Larassaty

Mahasiswa Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia

TM 2012

Page 23: SKK Ganto UNP Edisi 181

23

BEM UNP: Belajar dari Negeri JiranBEM UNP: Belajar dari Negeri JiranBEM UNP: Belajar dari Negeri JiranBEM UNP: Belajar dari Negeri JiranBEM UNP: Belajar dari Negeri Jiran

Sebuah KehidupanSebuah KehidupanSebuah KehidupanSebuah KehidupanSebuah Kehidupan

Oleh Adnan Arafani

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

TM 2010

Tentang sebuah hidup, adalah perihal

sebuah misteri yang menakutkan

sekaligus menyenangkan. Tetapi

kehidupan yang dijalani seseorang dari

lahir hingga mati merupakan konsep

yang tidak terdefenisikan oleh orang

lain. Kecuali oleh si pemilik kehidupan

itu sendiri.

Tergelincir di tempat licin ketika

dalam perjalanan mungkin bisa ditolong

karena kurang berhati-hati, tetapi

tergelincir berkali-kali tanpa berhati-

hati akan menimbulkan luka parah,

bahkan yang paling berbahaya dapat

divonis cacat. Seperti itu juga kehidupan,

kehidupan dapat juga mengalami cacat

walaupun sudah dijalani dengan

sungguh-sungguh. Cacat kehidupan itu

biasanya seperti putus asa yang berujung

pada penyesalan hidup yang abadi.

Perihal cacat fisik, bisa saja

disembuhkan dengan cara terapi, namun

apabila sudah terkena cacat, pasti akan

ada bekasnya. Begitupun dengan

kehidupan. Setiap permasalahan di dalam

kehidupan, lumrahnya akan menjadi

sebuah pembelajaran diri menuju

pendewasaan. Namun, dalam hal ini

bagaimana cara seseorang mengenda-

likan serta memaknai hidup itu sendiri.

Setidaknya, seseorang sedikit

banyaknya akan melalui kehidupan yang

tengah dijalani. Dengan atau tanpa

persoalan yang harus diselesaikan,

sejatinya merupakan pencarian atas jati

diri seseorang. Akankah ia akan

mendapatkan pencapaian yang menjadi

tujuan, atau malah sebaliknya, karena

tantangan yang ditemui sepanjang

perjalanan tak mampu diselesaikan.

Kenyataannya, seseorang akan menemui

dua hal tersebut selama mengarungi

kehidupan, yakni terjatuh, dan kemudian

bangun kembali.

Layaknya sebuah siklus yang

berulang-ulang. Kehidupan ini seperti

siklus serangkaian hidup yang terjadi

secara berkali-kali secara teratur dan

tidak teratur.

Tak bisa dipungkiri bahwa terkadang

dalam kehidupan seseorang selalu saja

menimbulkan masalah, terjerumus ke

dalam permasalahan, bahkan ada yang

sampai tak bisa bangkit dari

permasalahan tersebut. Namun, hal ini

lah yang membuat seseorang itu kuat

dan juga matang sesuai daur hidupnya.

Begitulah seharusnya hidup.

Kehidupan adalah sebuah takdir yang

telah digarisbawahi oleh Tuhan.

Hanyalah mereka yang teguh dan berani

yang mampu memerangi masalah

dalam kehidupannya sendiri. Karena

bayaran untuk kehidupan tidaklah

mudah. Serupa kutipan yang dide-

ngungkan oleh Pramoedya Ananta Toer,

“Dalam hidup kita, cuma satu yangkita punya, yaitu keberanian. Kalau

tidak punya itu, lantas apa harga hidupkita ini?”.

Beriman dan BerilmuBeriman dan BerilmuBeriman dan BerilmuBeriman dan BerilmuBeriman dan Berilmu

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014

Segala aspek merupakan paduan antara

amal dan ilmu di kampus-kampus negeriJiran ini.

Saat itu jarum jam menunjukkan pukul

14.25 WIB, kali pertama saya menginjakkan

kaki di Kuala Lumpur International Airport

(KLIA) pada awal Oktober tahun lalu.

Perjalanan ini merupakan perjalanan dinas

dalam rangka mengikuti Kongres

Pembentukan Forum BEM Indonesia-Malay-

sia dan Forum Pembantu Rektor bidang

kemahasiswaan Indonesia-Malaysia. Menuju

penginapan dengan mobil dari kedutaan

besar Indonesia untuk Malaysia, bendera

Malaysia terlihat di sepanjang jalan. Ternyata

Malaysia baru saja melaksanakan pemilihan

umum. Pelajaran pertama pun saya dapatkan.

Pemilu di Negeri Jiran tersebut tidak

menyisakan satu pun bendera partai usai

pemilu, yang ada hanya bendera kebangsaan

sebagai bentuk persatuan.

Memasuki hari kedua, Kongres Pemben-

tukan Forum BEM Indonesia-Malaysia dan

Forum Pembantu Rektor bidang kemaha-

siswaan Indonesia-Malaysia menjadi agenda

kami. Selanjutnya, mengadakan kunjungan

ke Kementerian Pendidikan Malaysia,

perjalanan dinas ini berakhir di Universiti

Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Universiti

Putera Malaysia (UPM).

Saat pertama kali mata memandang Uni-

versitas Kebangsaan Malaysia, mata saya terpaku

pada sejumlah tulisan yang terpampang di

dinding masuk komplek universitas ini. Tulisan

itu berbunyi “Paduan antara iman kepada Allah

dengan ilmu yang bermanfaat serta gabungan

antara teori dengan amal adalah dasar utama

bagi perkembangan, proses pembinaan

masyarakat terpelajar, dan pembangunan uni-

versitas.” Merenungkan kata-kata tersebut, saya

menyadari betapa pekatnya suasana ilmiah

dan religi di kampus tersebut. Mesjid-mesjid

kampus yang selalu ramai semakin

mempertajam cita rasa Islam dalam berbagai

aktivitas di sana.

Berdiskusi sekaligus sharing bersama di

UKM dan UPM, memberikan kesan tersendiri

bagi kami, mahasiswa Indonesia. Beberapa

catatanpun tertoreh pada notebook saya. Di

kampus UKM dan UPM, atau barangkali di

semua kampus di Malaysia, mereka

memberikan kredit poin akademik bagi yang

aktif dalam organisasi mahasiswa. Misalnya,

pengurus unit kegiatan mahasiswa univer-

sitas yang aktif selama satu periode (2 se-

mester) akan dihitung menyelesaikan masing-

masing 3 SKS untuk tiap semester, artinya

mereka menabung SKS untuk wisudanya.

UKM dan UPM juga memberikan peng-

hargaan khusus bagi aktivis kampusnya,

dengan memberikan semacam ijazah aktivis.

Jadi, para organisator saat wisuda akan

mendapatkan ijazah akademik sebagaimana

biasa dan juga ijazah organisasi kema-

hasiswaan. Selain itu, hak istimewa juga

akan diterima oleh presiden mahasiswa. Pre-

siden mahasiswa di kampus negeri ini akan

diberikan kesempatan untuk dimentoring

langsung oleh menteri.

Perjalanan dinas saya berakhir di UPM.

Namun, pelajaran yang saya petik tidak

hanya sampai disitu saja. Pelajaran selanjutnya

saya dapatkan ketika berada di tengah-tengah

masyarakat Malaysia di Malaka, berbaur

langsung dengan masyarakat kalangan

menengah ke bawah dalam keseharian

mereka. Meskipun terdiri dari berbagai suku

seperti suku Cina, Arab, India, dan

didominasi oleh suku Melayu, mereka bisa

hidup dengan harmonis dalam satu kearifan

lokal. Layaknya negara kita Indonesia yang

kaya akan suku, ras, dan agama, negeri

Jiran tersebut diselimuti oleh Islam sebagai

agama mayoritas. Tak ada diskriminasi,

saling menghargai dan hanya toleransi.

“Setiap kejadian-kejadian kecil hidupkita adalah bagian dari harmoni total

alam semesta, sudah ada yangmengaturnya dengan sempurna. Bahkantanpa disadari kejadian kecil itulah yangmenjadikan perubahan besar dalam

hidup kita.”Sekilas, begitu yang dirasakan oleh

Putri Oviolanda Irianto, seorang

mahasiswa Jurusan Bahasa dan Satra

Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa

dan Seni (FBS) Universitas Negeri

Padang (UNP) tahun masuk 2011.

Bertemu dengan Syafriadi, guru bahasa

Jepang saat SMA, menjadi titik awal

perubahan hidupnya.

Dengan pembinaan iman dan ilmu,

mampu mengubah anak pasangan

Bambang Irianto dan Rafidawati ini dari

sosok biasa menjadi sosok luar biasa

serta memiliki sederetan prestasi. Iman

harus diisi terlebih dahulu. Jika iman

sudah diisi, maka ilmu akan masuk

dengan sendirinya. “Itulah yang selalu

ditanamkan Sensei,” ujar sulung dari

dua bersaudara yang hobi menggambar

anime tersebut.Berani mencoba dan motivasi yang

kuat dari dalam diri, serta diiringi doa

orang tua, mampu mengantarkan peserta

pemilihan Duta Bahasa Sumatera Barat

2013 dan 2014 ini menjadi mahasiswa

berprestasi peringkat dua tingkat FBS

2014, serta meraih penghargaan dari

dekan, dua kategori sekaligus, yaitu

kategori Penulis dan Keterampilan

Berbahasa. Tidak hanya itu, dara manis

yang ramah dan murah senyum ini

juga meraih juara satu lomba baca puisi

di Pekan Seni Mahasiswa Daerah dan

mewakili Sumatera Barat serta UNP

dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional

di Kalimantan pada 13-19 September

2014 mendatang.

Selain memiliki banyak prestasi,

pengurus HMJ Basindoda selama dua

periode ini juga aktif berorganisasi

dan terlibat dalam kepanitiaan acara.

Bagi pemilik motto Man Jadda Wajadatersebut, semua hal yang telah ia raih

sekarang berawal dari mimpi dan

keinginan sederhananya. “Puput hanya

ingin menjadi inspirasi bagi banyak

orang,” ungkap gadis yang memiliki

IPK 3,77 tersebut.

Selain itu, mahasiswa semester tujuh

yang bercita-cita menjadi dosen ini

berpesan bahwa selagi masih muda,

cobalah. “Namun, dalam menggapai

impian itu jangan lupakan Tuhan,”

tutupnya. Fitri Aziza

Oleh Windy Nurul Alifah

(Mahasiswa Biologi TM 2013)

-- Putri Oviolanda Irianto --

Foto Bersama: Peserta Kongres Pembentukan Forum BEM Indonesia-Malaysia dan Forum

Pembantu Rektor bidang kemahasiswaan Indonesia-Malaysia, Selasa (1/10). f/Doc.

Page 24: SKK Ganto UNP Edisi 181

Iklan24

Edisi No. 181/Tahun XXV/Juli-Agustus 2014