Skenario Asma bronkial
Transcript of Skenario Asma bronkial
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
1/27
Sesak Napas pada Anak Akibat Asma
PENDAHULUAN
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan berbagai sel
inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi
jalan napas, dan gejala pernapasan (mengi dan sesak). Obstruksi jalan napas umumnya bersifat
reversibel, namun dapat menjadi kurang reversibel bahkan relativ nonreversibel tergantung berat
dan lamanya penyakit.
ANAMNESIS
ang dapat ditanyakan pada pasien adalah!"
". #ejala$gejalanya dapat men%akup batuk, mengi, kesulitan bernapas, dada terasa tertekan.
&. 'anyakan tentang penyakit yang menyertai! rhinitis, sinusistis, polip nasal, dermatitis
atopik.
. aktor$faktor yang berpengaruh terhadap asma antara lain! infeksi pernapasan atas oleh
virus, alergen, iritan, emosi, obat, *at aditif pada makanan, udara dingin, olag raga.
+sofagitis refluks merupakan presipitan yang la*im untuk asma terutama jika gejala
no%turnal lebih menonjol.
. -sia saat aitan, perkembangan penyakit.
/. 0enanganan, pengobatan, respons terhadap pengobatan sebelumnya.
1. 0engelolaan sekarang, men%akup ren%ana untuk terjadinya eksaserbasi.
2. 3unjungan ke bagian gaat darurat sebelumnya, peraatan di rumah sakit, intubasi,
peraatan di 45-.
6. 'idak masuk sekolah atau kerja.
7. #ejala$gejala nokturnal.
"8. 0engaruh pada gaya hidup, pertumbuhan, sekolah, kerja.
"". 9erokok, menjadi perokok pasif, terpapar akibat pekerjaan.
"&. :iayat keluarga menderita asma atau atopi.
"
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
2/27
PEMERIKSAAN FISIK
Setelah penilaian umum keadaan pasien, pemeriksaan dada posterior dilakukan ketika
pasien masih duduk. ;engan pasien sebaiknya dilipat dan diletakkan di atas pangkuannya.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
3/27
Apakah pernapasan pasien dibantu oleh kerja otot-otot tambahan> 0emakaian otot$otot
tambahan merupakan salah satu tanda paling dini adanya obstruksi saluran pernapasan. 0ada
distres pernapasan, muskulus trape*ius dan sternokleidomastoideus berkontraksi selama
inspirasi. Otot$otot tambahan membantu dalam ventilasi, karena mereka mengangkat klavikula
dan dada anterior untuk meningkatkan volume paru$paru dan memperbesar tekanan negated di
dalam toraks. 4ni menyebabkan retraksi fosa supraklavikular dan otot$otot interkostal. #erakan
ke atas klavikula dari / mm selama pernapasan berkaitan dengan penyakit obstruksi paru$paru
yang berat.
Inspeksi Kn!i"urasi Da#a
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
4/27
$ambar %. 3onfigurasi dada yang la*im ditemukan.
Menilai Laju #an Pla Respirasi
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
5/27
$ambar () 'eknik memeriksa pergerakan dada posterior. A. 0enempatan tangan selama ekspirasi normal.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
6/27
Pemeriksaan Fremi&us Tak&il
remitus taktil dapat diperiksa dengan salah satu dari dua %ara. 0ada tehnik pertama
pemeriksa meletakkan sisi ulnar tangan kanan pada dinding dada, seperti terlihat pada #ambar ,
dan meminta pasien untuk mengatakan ?tujuh puluh tujuh@. remitus taktil dinilai, dan tangan
pemeriksa di gerakkan ke posisi yang sama pada sisi yang berlaanan. remitus taktil kemudian
dibandingkan dengan sisi yang berlaanan. Dengan menggerakkan tangan dari sisi ke sisi dan
dari atas ke baah, pemeriksa dapat mendeteksi perbedaan penghantaran suara ke dinding dada.
?'ujuh puluh tujuh@ adalah salah satu frasa yang dipakai karena ia menimbulkan bunyi vibrasi
yang baik. 9eminta pasien untuk berbi%ara laebih keras atau lebih dalam akan meningkatkan
sensasi taktil. remitus taktil sebaiknya diperiksa pada lima atau enam lokasi seperti yang
diperlihatkan pada #ambar .
5ara lain untuk memeriksa fremitus taktil adalah memakai ujung jari sebagai pengganti
sisi ulnar tangan. 0osisi yang dipakai sama seperti diperlihatkan dalam #ambar ! sisi ke sisi dan
atas ke baah. Anda hanya perlu melakukan pemeriksaan dengan salah satu tehnik ini. 9ula$
mula pemeriksa harus men%oba kedua %ara ini untuk menentukan metode mana yang lebih
disukainya.
$ambar *) 'eknik memeriksa fremitus taktil. $ambar +) ;okasi pemeriksaan fremitus
taktil pada dada posterior.
'abel " memuat daftar beberapa kelainan patologik penting yang meyebabkan perubahan
pada fremitus taktil.
Tabel %) remitus 'aktil.
1
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
7/27
Prinsip Perkusi
0erkusi adalah mengetuk pada permukaan untuk menentukan struktur di baahnyaa.
Sangat mirip dengan radar atau sistem deteksi dengan gema. 0engetukan pada dinding dada
dihantarkan ke jaringan di baahnya, dipantulkan kembali, dan diindera oleh indera taktil dan
pendengaran pemeriksa.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
8/27
tangan, bukan dari siku. 0emain tenis meja memakai gerakan ini, sebagaimana pemain tenis
lapangan harus memusatkan perhatiannya dengan menggunakan gerakan pergelangan tangan.
'ehnik perkusi ini dilukiskan dalam #ambar /.
$ambar ,) 'eknik 0erkusi.
Perkusi Da#a Ps&erir
'empat$tempat perkusi pada dada posterior adalah di atas, di antara dan di baah s%apula
di sela iga, seperti diperlihatkan pada #ambar 1. 'ulang skapula tidak diperkusi. 0emeriksa harus
mulai dari atas ke baah, dari sisi ke sisi, dengan membandingkan satu sisi dengan sisi lainnya.
$ambar -) A. 9emperlihatkan posisi tangan kanan yang siap melakukan perkusi.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
9/27
Memeriksa $erakan Dia!ra"ma
0erkusi dipakai pula untuk mendeteksi gerakan diafragma. 0asien diminta untuk menarik
napas dalam dan menahannya. 0erkusi pada basis paru$paru kanan menentukan daerah sonor
terendah, yang men%erminkan batas diafragma terendah. Di baah batas ini ada redup hati.
0asien kemudian disuruh untuk mengeluarkan napas sebanyak mungkin, dan perkusinya
diulangi. 0ada ekspirasi, paru$paru akan menge%il, hati akan bergerak ke atas, dan daerah yang
sama akan menjadi redup.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
10/27
ditempelkan se%ara kuat pada kulit. 0ada orang yang sangat kakhetik, bel mungkin lebih berguna
karena pemakaian diafragma lebih sulit pada pasien$pasien ini disebabkan menonjolnya iga$iga
mereka.
$ambar /) 5ara meletakkan kepala stetoskpo. A) 5ara meletakkan diafragma yang tepat. 0erhatikan baha
kepala stetoskop tersebut diletakkan dengan kuat pada kulit. 0) 5ara meletakkan bel. 0erhatikan baha bel
diletakkan se%ara ringan pada kulit.
Jangan mendengarkan melalui pakaianC
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
11/27
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
12/27
Da#a An&erir
0emeriksa sekarang harus pindah ke depan pasein.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
13/27
$ambar %4) 'eknik menentukan posisi trakea. $ambar %%. 'eknik untuk memeriksa tarikan trakea.
Pemeriksaan Per"erakan Da#a An&erir0emeriksaan kesimetrisan pergerakan dada anterior dilakukan dengan meletakkan kedua
tangan sepanjang margi iga lateral. Suruhlah pasien untuk menarik napas dalam ketika pemeriksa
mengamati gerakan tangannya.
$ambar %() 'eknik memeriksa pergerakan dada anterior. A) 9emperlihatkan penempatan tangan selama ekspirasi
normal. 0) 9emperlihatkan lokasinya setelah inspirasi normal.
Pemeriksaan Fremi&us Tak&il
remitus taktil diperiksa di fosa supraklavikular dan sela iga anterior se%ara bergantian,
dimulai di klavikula. 'eknik pemeriksaan fremitus taktil telah diuraikan di atas. 0emeriksaan
mulai dari fosa supraklavikular ke baah, dengan membandingkan satu sisi dengan sisi lainnya.
"
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
14/27
Perkusi Da#a An&erir
0erkusi dada anterior men%akup fosa supraklavikular, aksila dan sela iga anterior.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
15/27
E F Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mu%us plug.&. 0emeriksaan darah
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis. F3adang pada darah terdapat peningkatan dari S#O' dan ;D.
iponatremia dan kadar leukosit kadang$kadang di atas "/.888Gmm dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi.
. 0emeriksaan radiologi
#ambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. 0ada aktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru$paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga inter%ostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat
komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut!
F
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
16/27
2. Spirometri
-ntuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, %ara yang paling %epat dan
sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. 0emeriksaan
spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau
nebuli*er) golongan adrenergik. 0eningkatan +" atau 5 sebanyak lebih dari &8I
menunjukkan diagnosis asma. 'idak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari &8I.
0emeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk
menilai berat obstruksi dan efek pengobatan.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
17/27
kejang, dan pingsang. 0ada pemeriksaan fisik didapat ortopnea, takikardi, gagal jantung kanan,
pleural fri%tion, gallop, sianosis, dan hipertensi.
DIA$N5SIS KER1A
Diagnosis kerja berdasarkan kasus 0
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
18/27
5ua%a lembab dan haa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir
yang mendadak dingin merupakan faktor pemi%u terjadinya serangan asma) 3adang$kadang
serangan berhubungan dengan musim, seperti! musim hujan, musim kemarau, musim bunga. al
ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
• S7&ress
StressG gangguan emosi dapat menjadi pen%etus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera
diobati penderita asma yang mengalami stressGgangguanemosi perlu diberi nasehat untuk
menyelesaikan masalah pribadinya. 3arena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya
belum bisa diobati.
• FLin"kun"an kerja
9empunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. al ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. 9isalnya orang yang bekerja di laboratorium hean,
industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. #ejala ini membaik pada aktu libur atau %uti.
• F5lah ra"a8 ak&i!i&as jasmani 'an" bera&
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani
atau aloh raga yang berat. ;ari %epat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma
karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
PAT5$ENESIS
9eskipun terdapat ketumpangtindihan bermakna antara du kelompok, penyebab asma
dapat dibagi menjadi dua kategori utama! ekstrinsik dan intrinsik.1,2
Asma ekstrinsik (alergis) se%ara umum mempengaruhi anak atau remaja muda yang
sering mempunyai riayat keluarga atau pribadi tentang alergi, bentol$bentol, ruam, dan e%*ema.
asil dari tes kulit biasanya positif pada alergen spesifik, yang menunjukkan kemungkinan
baha asma ekstrinsik adalah alergis. Obstruksi pernapasan akut, tekanan pada aliran udara, danturbulensi dari aliran udara dikaitkan dengan tiga respons berikut ! ") spasme bronkus, yang
melibatkan irama peremasan jalan napas oleh otot yang mengitarinyaB &) produksi mukus kental
yang banyakB dan ) respons inflamasi, yang men%akup peningkatan permeabilitas kapiler dan
edema mukosa.
"6
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
19/27
Asma intrinsik (idiosinkratik) biasanya mempengaruhi orang deasa, termasuk mereka
yang tidak mengalami asma atau alergi sebelum usia deasa tengah. :iayat pribadi atau
keluarga negative untuk alergi, eksema, bentol$bentol, dan ruam.
Asma ringan sampai sedang dikarakteristikan dengan kontraksi otot polos saluran napas,
edema mukosa, infiltrasi seluler, dan sumbatan mukus dalam lumen saluran napas, yang
merupakan faktor yang berkontribusi pada bronkokonstriksi dan hiperaktivitas saluran napas.
al ini dihasilkan dari hiperrespons otot polos dan trakeobronkial terhadap ransangan mekanik
kimia, lingkungan, alergik (asma ekstrinsik), farmakologik, atau ransangan yang tidak diketahui.
ipotesis 9% adden ("761) menyatakan baha pada perangsangan saluran napas
penderita asma akan terjadi reaksi pada sel$sel sasaran, yaitu sel mastosit dan basofil yang
membebaskan mediator aktif reaksi alergi yang menyebabkan terjadinya reaksi lambat dan reaksi
%epat pada saluran napas.
%) Reaksi 6epa&, timbul beberapa menit sampai & jam (maksimum) berupa pembebasan
mediator reaksi alergi dari sel mast . :eaksi %epat terutama menyebabkan bronkospasme.
() Reaksi lamba&, timbul setelah $/ jam kemudian. 0ada reaksi lambat ini juga terjadi
spasme bronkus yang disertai dengan edema mukosa dan inflamasi saluran napas,
men%apai maksimum setelah $6 jam dan menghilang setelah 6$"& jam atau lebih lama.
:eaksi lambat ini berupa reaksi inflamasi (peradangan saluran napas karena infiltrasi sel
radang terutama sel eosinofil9: hiperreaktivitas saluran napas dan bronkospasme.
0eningkatan hiperreaktivitas saluran napas timbul 6 jam setelah perangsangan dengan
alergen atau stimulus lain dan menetap atau bertambah berat sampai beberapa hari,
bahkan dapat sampai beberapa minggu.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
20/27
$ambar %+. ipotesis terjadinya bronkokonstriksi.2
Asma Seba"ai Sua&u Pen'aki& In!lamasi
Sekarang terdapat bukti yang meyakinkan baha beberapa jenis sel in!lamasi, seperti sel
mastosit, makrofag, eosinofil, limfosit dan sel$sel epitel termasuk dalam patogenesis asma.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
21/27
permukaan sel$sel mastosit dan sel basofil. 0ada pemaparan berikutnya terhadap polen yang
sama pada pasien atopik akan menimbulkan reaksi alergik. 0ada aktu ini terjadi, dengan adanya
antigen, sel$sel mastosit yang mengandung 4g+ yang telah disensitisasi membebaskan *at$*at
farmakologik aktif (mediator), seperti hisatamin slo reaction substance of anaph!laxis (S:S$A)
eosinophilic chemotactic factor of anaph!laxis, serotonin, kinin, dan prostaglandin. Kat ini
memberikan efek vasodilatasi, sekresi mukus yang kental, edema mukosa (vasodilatasi),
inflamasi, bronkokonstriksi, dan kombinasi dari faktor$faktor ini menimbulkan obstruksi
bronkial diikuti oleh gejala$gejala khas asma bronkial. 4nfeksi juga mempunyai potensi untuk
menimbulkan bronkokonstriksi yang disebabkan oleh edema dan inflamasi. Senyaa seperti
kromolin natrium yang men%egah pembebasan mediator merupakan *at profilaksis yang sangat
berguna dalam pengelolaan asma.
Mekanisme Neur"enik
Sistem saraf otonom juga memiliki peranan penting dalam pengaturan otot polos
bronkial, pembuluh darah bronkial, dan kelenjar bronkial. Stimulasi serabut parasimpatik (vagus)
menyebabkan vasodilatasi, bronkokonstriksi, dan meningkatkan sekresi kelenjar. Oleh karena
itu, jelaslah baha obat kolinomimetikB seperti metakolin, dikontraindikasikan pada pasien
dengan asma bronkial. Stimulasi serabut simpatik (sisi reseptor beta$&) menimbulkan dilatasi
bronkial dan mengurangi sekresi kelenjar. Agonis beta$adrenergik (misalnya terbutalin)
merupakan obat antiasma yang paling berguna.
Pa&!isil"i #ispnea) "ipoksia dan hiperkapnia menyebabkan dispnea yang berat. 0rinsip
utama terapi dispnea adalah pengobatan penyakit dasar. 0ada pasien asma, pemberian
bronkodilator dapat menghilangkan dispnea se%ara komplet, namun pada pasien dengan
obstruksi saluran napas menahun dispnea tidak dapat dihilangkan se%ara komplet.
MANIFESTASI KLINIS
#ejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat hiperaktivitas
bronkus. Obstruksi jalan napas dapat reversibel se%ara spontan maupun dengan pengobatan.
#ejala$gejala asma antara lain!6
". Dispnea yang bermakna.
&.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
22/27
. 0ernapasan yang dangkal dan %epat.
. 9engi yang dapat terdengar pada auskultasi paru.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
23/27
Asma 0ersisten 'idak perlu •
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
24/27
berupa agonis L& inhalasi
atau oral atau teofilin lepas
lambat.
• 3ortikosteroid oral jangka
panjang
ang termasuk obat antiasma adalah!".
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
25/27
:espon terhadap terapi aal baik, jika didapatkan keadaan berikut!
• :espons menetap selama 18 menit setelah pengobatan.
• 0emeriksaan fisik normal.
• Arus pun%ak ekspirasi (A0+) J 28I
=ika respons tidak ada atau tidak baik terhadap terapi aal maka pasien sebaiknya diraat di
rumah sakit.
'erapi asma kronik adalah sebagai berikut!
". Asma ringan! agonis L& inhalasi bila perlu atau agonis L& oral sebelum exercise atau
terpapar alergen.
&. Asma sedang! antiinflamasi setiap hari dan agonis L& inhalasi bila perlu.
. Asma berat! steroid inhalasi setiap hari, teofilin slo release atau agonis L& long acting ,
steroid oral selang sehari atau dosis tunggal harian dan agonis L& inhalasi sesuai
kebutuhan.
K5MPLIKASI
Status asmatikus adalah keadaan spasme bronkiolus berkepanjangan yang mengan%am
jia yang tidak dapat dipulihkan dengan pengobatan dapat terjadi pada beberapa individu. 0ada
kasus ini, kerja pernapasan sangat meningkat. Apabila kerja pernapasan meningkat, kebutuhan
oksigen juga meningkat. 3arena individu yang mengalami serangan asma tidak dapat memenuhi
kebutuhan oksigen normalnya, individu semakin tidak sanggup memenuhi kebutuhan oksigen
yang sangat tinggi yang dibutuhkan untuk berinspirasi dan berekspirasi melaan spasme
bronkiolus, pembengkakan bronkiolus, dan mukus yang kental. Situasi ini dapat menyebabkan
pneumotoraks akibat besarnya tekanan untuk melakukan ventilasi. Apabila individu kelelahan,
dapat terjadi asidosis respiratorik, gagal napas, dan kematian.6
PR5$N5SIS
Sejalan dengan bertambahnya usia anak, sebagian besar anak akan mengalami perbaikan.
0ada anak$anak prasekolah yang mengalami mengi hanya pada saat pilek, mungkin gejala akan
menghilang setelah usia /$6 tahun. Se%ara umum, semakin berat suatu asma maka perbaikan
akan ter%apai pada usia yang lebih tua. Asma mungkin berulang pada masa deasa, dan remaja
sebaiknya tidak merokok dan menghindari alergen potensial di tempat bekerja. 7
PRE;ENTIF
&/
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
26/27
". 0enyuluhan pasien penting untuk keberhasilan penatalaksanaan, khususnya penjelasan
mengenai pemi%u, penggunaan dan peran obat$obatan dan bagaimana mendeteksi dan
bereaksi terhadap perburukan./
&. 9enghindari pemi%u lingkungan atau alergen penting, terutama menghindari asap rokok./
KESIMPULAN
0enatalaksanaan penderita asma akut berat dan status asmatikus harus dilakukan dengan
%epat, tepat, dan akurat karena keadaan ini selalu dapat mengan%am jia penderita.
-ntuk dapat melakukan penanganan yang baik diperlukan pengetahuan dan kemampuan
yang %ukup dalam mengenal gejala dan tanda serangan penyakit, memberikan pengobtan aal,
meraat penderita di ruangan serta pengobatan lepas raat, yang semuanya itu bertujuan untuk
dapat men%egah kematian, mengembalikan keadaan klinis dan fungsi paruke tingkat yang lebih
baik dan men%egah kekambuhan dini penderita.
0engelolaan penderita asma akut berta dan status asmatikus, aplagi yang menunjukkan
tanda yang sudah mengan%am jia penderita, hendaknya dilaksanakan di -nit 0elayanan
3esehatan yang memiliki tenaga medi% yang sudah berpengalaman dan fasilitas yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
". #rabber 9A, 'oth 00, :obert ;.
-
8/19/2019 Skenario Asma bronkial
27/27