skenario 2 kenakalan remaja

73
Skenario 2 : kebebasan yg tidak terkendali Bimo Kusumo 1061050174 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Transcript of skenario 2 kenakalan remaja

Skenario 2 : kebebasan yg tidak terkendali

Bimo Kusumo1061050174

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Tujuan pembelajaran

• Faktor yg mempengaruhi pergaulan remaja• Peran ortu, lingkungan, teman, budaya, etika

dan dokter keluarga pada pergaulan remaja• Dampak pergaulan remaja (pergaulan sehat

dan buruk)• Pencegahan dan penanggulangan pergaulan

bebas

Faktor yg mempengaruhi

pergaulan remaja

Faktor yg mempengaruhi pergaulan remaja

• 1. Kondisi fisik• 2. Kebebasan Emosional• 3. Interaksi sosial.• 4. Pengetahuan terhadap kemampuan diri• 5. Penguasaan diri terhadap nilai-nilai

moral dan agama

Kondisi fisik

• Penampilan fisik merupakan aspek penting bagi remaja dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Kebebasan emosional

• Pada umumnya, remaja ingin memperoleh kebebasan emosional. Mereka ingin bebas melakukan apa saja yang mereka suakai.

Interaksi sosial

• Kemampuan untuk melakukan interaksi sosial juga sangat penting dalam membentuk konsep diri yang positip, sehingga seseorang mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten dan disenangi oleh lingkungan.

Pengetahuan terhadap kemampuan diri

• Setiap kelebihan atau potensi yang ada dalam diri manusia sesungguhnya bersifat laten. Artinya harus terus digali dan dan terus dirangsang agar keluar secara optimal.

Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama

• William James, seorang psikolog yang mendalami psikologi agama, mengatakan bahwa orang yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama cenderung mempunyai jiwa yang lebih sehat.

Peran ortu, lingkungan, teman, budaya, etika dan dokter keluarga pada pergaulan remaja

Peran orang tua

keluarga

• Sebagai ruang lingkup terkecil, keluarga mempunyai peranan yang sangat mendasar dalam kehidupan kita termasuk remaja, seorang remaja yang kurang perhatian dari keluarga akan berbuat seenaknya tanpa takut dilarang, dimarah maupun dinasehati sehingga budaya – budaya atau apa saja yang mereka dapatkan di luar akan langsung mereka telan tanpa harus menyaring dan memilah – milah mana yang baik dan mana yang buruk bagi mereka

REMAJA

ORANG TUA

KASIH SAYANG EDUKASI NORMA KELUARGA

Kasih sayang

• Bila kasih sayang dan perhatian dari orang tua kurang, remaja akan mencoba mencari kekurangan tersebut ke sosok lainnya

edukasi

• Kurangnya edukasi seksual pada remaja sejak dini oleh orang tua karena membicarakan tentang seksual masih bersifat ‘taboo’ di lingkungan masyarakat indonesia membuat remaja salah paham akan arti seksual

Norma keluarga

• Kurang kuatnya penekanan akan norma norma berkehidupan yang baik dari orangtua ke remaja sehingga cenderung remaja tidak mempunyai jalan hidup yang baik dan mudah terpengaruh pengaruh buruk

Lingkungan, budaya, teman

FAKTOR INTERNALFAKTOR EKSTERNAL

REMAJA

LINGKUNGAN, BUDAYA, TEMAN

Lingkungan pergaulan

• Lingkungan pergaulan tempat remaja bergaul termasuk faktor yg mempunyai pengaruh kuat untuk mempengaruhi akan sikap remaja menjalani hidupnya

• Yang termasuk lingkungan pergaulan :1. Lingkungan pertemanan2. Lingkungan budaya tempat remaja tinggal

Lingkungan pertemanan

• Terkadang remaja lebih mempercayai teman dibanding kelarganya sendiri.

• Teman dianggap tempat yang paling mengerti dengan hati mereka (remaja), karena sesama teman mereka beranggapan akan lebih mudah berbicara, bergaul dan berinteraksi karena mereka merasa sejiwa, seusia dan berperasaan serta berpenilaian sama.

budaya• Kita sebagai orang timur dahulunya sangat menjaga tata

krama dalam bergaul namun dengan masuknya budaya yang tanpa batas tata krama dan kesopanan membuat masyarakat dan remaja kita terpengaruh sehingga tanpa kita sadari tidak ada lagi batas antara kesopanan dan kebebasan.

etika

etika

• Apa itu Etika? Dalam bentuk jamak “ta etha” artinya adalah adat kebiasaan. Arti inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah “etika” oleh Aristoteles (384-322 sM): ilmu tentang adat kebiasaan, apa yang biasa dilakukan.

Etika dan moral

• Etika mempunyai pengertian yang cukup dekat dengan moral

Etika dengan pergaulan remaja

• Seorang remaja bertindak tidak hanya dipengaruhi oleh etika yg berlaku, tapi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal dan eksternal, jadi etika secara tunggal tidak dapat secara penuh mempengaruhi tindak seorang remaja

Dokter keluarga

Perhimpunan dokter keluarga indonesia

• Dokter keluarga adalah dokter yg melakukan pelayanan primer secara komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungan dilandasi keterampilan dan ilmu yg mapan

holistik

• Karakteristik pelayanan dokter keluarga adalah secara holistik (menyeluruh)

Tujuan pelayanan dokter keluarga

• Skala kecil:1. Mewujudkan keadaan sehat

bagi setiap anggota keluarga2. Mewujudkan keluarga sehat

sejahtera• Skala besar:Pemerataan pelayanan yang

manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia

Dokter keluarga dan pengaruhnya pada pergaulan remaja

• Dengan edukasi yang tepat secara aktif oleh dokter keluarga pada remaja, remaja akan dapat memandang aspek pergaulan secara lebih positif dengan bekal ilmu yg cukup dari edukasi oleh dokter keluarga

Dampak pergaulan remaja

Pergaulan remaja yang positif

Pergaulan remaja sehat

• Adanya kesadaran beragama bagi remaja• Memiliki rasa setia kawan• Memilih teman• Mengisi waktu dengan kegiatan positif• Antara laki-laki dan perempuan memiliki batas

tertentu• Menstabilkan emosi

Adanya kesadaran beragama

• Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama.

• Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama.

Rasa setia kawan

• Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik, peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan. Sebab kesadaran inilah yang dapat membuat kehidupan remaja masyarakat menjadi tentram

Memilih teman

• Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar kita tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/sehat.

Mengisi waktu dengan kegiatan positif

• Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan yang buruk (misalnya novel/komik seks), maka hal itu akan berbahaya, dan dapat menghalang mereka untuk berbuat baik.

• Maka dari itu, jika ada waktu senggang kita harus mengisinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya menulis cerpen, menggambar, atau lainnya.

Jaga jarak jenis kelamin

• Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Misalnya, jangan duduk terlalu berdekatan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Menstabilkan emosi

• Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar dengan cara menenangkan diri. Harus menyelesaikan masalah dengan komunikasi, bukan amarah/emosi.

Pergaulan remaja yang

negatif

Pergaulan remaja negatif

• Seks bebas• Drugs• Perkelahian dan kejahatan lainnya

Seks bebas

Teori libido freud

• Menurut teori libido Freud, insting sexual dalam perkembangan dari masa kanak-kanak sampai dewasa melalui beberapa fase: oral, anal, falik dan genital.

Teori libido freud (lanjutan)

• Tiap fase didominasi oleh sebuah organ somatic. Bila pada suatu fase tertentu tuntutan tidak terpenuhi secara wajar, maka terjadilah fixasi atau pemberhentian pada fase itu. Fixasi pada fase oral berarti bahwa selanjutnya sampai dewasa terdapat tuntutan-tuntutan akan pemuasan oral yang tidak cocok dengan umur.

Teori interpersonal

• Teori interpersonal memandang gangguan sexual sebagai manifestasi kekacauan hubungan antarmanusia yang dinyatakan dalam bidang sexual

Dorongan seksual

• Dorongan sex, seperti dorongan-dorongan lain pada manusia, merupakan kejadian yang normal dan netral. Tergantung pada manusia dorongan itu akan disalurkan dengan bagaimana.

DORONGAN SEKSUAL REMAJA

PUBERTAS REMAJA

KEHIDUPAN SEKSUAL SEHAT

KEHIDUPAN SEKSUAL

MENYIMPANG (SEKS BEBAS)

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

Penyebab seks bebas

• Faktor internal• Faktor eksternal

Faktor internal

• Faktor internal atau lebih lazimnya dari dalam diri seseorang remaja itu.

Faktor eksternal

• Faktor Eksternal / faktor dari luar pribadi seseorang remaja. Faktor paling terbesar memberi terjadinya prilaku menyimpang seseorang remaja yaitu lingkungan dan sahabat.

teman

• Seseorang sahabat yang sering berkumpul bersama dalam satu geng, otomatis dia akan tertular oleh sikap dan sifat kawannya tersebut.

Dampak seks bebas pada remaja

• Hamil di luar nikah• Aborsi• Penyakit psikologis• Penyakit menular

seksual diantaranya HIV/AIDS, gonorea, jengger ayam, virus herpes, sifilis, HPV (human papiloma virus)

Pencegahan dan penanggulangan pergaulan bebas

pencegahan

• Agama yg kuat• Selektif pertemanan• Hubungan baik dengan orangtua• Jaga tontonan• Jaga pembicaraan• Hasrat seksual sehat

Pondasi keimanan yang kuat dan sehat.

• Apapun agama kita, menjadi pribadi dengan karakter iman yang kuat dan sehat akan membentengi kita dari pergaulan bebas.

Memilih teman pergaulan

• Mau tidak mau, memang ini kenyatan. Anda yang sekarang bergaul dengan teman suka merokok, Anda juga terkena asapnya bukan, padahal Anda tidak merokok. Seperti itulah gambarannya. Hindari dekat dengan orang yang cenderung berbuat sex bebas.

Hubungan dengan orang tua

• Menjaga hubungan baik dengan kedua orang tua. Banyak remaja ABG yang suka menentang orang tua hanya karena dinasehati.

Hindari menonton film berbau seks

• .Anda mungkin tidak sadar, beberapa cuplikan film akan tertanam di pikiran bawah sadar Anda saat melihat film tersebut.

• Adegan-adegan syur bisa muncul kapan saja. Bisa memancing hasrat saat bertemu pasangan, dan ada kecenderungan untuk meniru secara sadar maupun tidak.

Hindari pembicaraan yang mengarah kepada bumbu-bumbu seksual

• Bercanda tentang sex akan membawa suasana memunculkan hasrat. Lekas hindari dan ambil topik lain yang lebih baik untuk dibicarakan.

Hasrat seksual

• Untuk orang yang sudah mampu dan memiliki hasrat sex, segera saja menikah dengan pasangan yang sudah cocok.

• Jika belum ada pasangan yang cocok, harus selalu menahan hasrat sex bagaimanapun juga.

Penanggulangan dari sisi hukum

indonesia

Tindak pidana aborsi

• Ketentuan mengenai tindak pidana aborsi dapat dijumpai dalam BabXIV Buku Kedua KUHP tentang kejahatan terhadap kesusilaan yaitu padaPasal 299, Bab XIX Buku Kedua KUHP tentang kejahatan terhadap nyawa yaitu pada Pasal 346-349 KUHP

Pasal 299• Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau

menyuruhnya supaya diobati, dengan memberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam pidana penjara paling lama empat tahun

• Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaanatau jika ia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapatditambah sepertiga.

• Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu

Pasal 346

• Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikankandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancamdengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 347

• Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

• Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun

Pasal 348

• Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya diancam dengan pidana penjarapaling lama lima tahun enam bulan.

• Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun

Pasal 349

• Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukankejahatan yang tersebut Pasal 346, ataupun melakukan ataumembantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan Pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan

referensi

• Freud, Sigmund (1956). On Sexuality. Penguin Books Ltd.

• Scott, Jill (2005) Electra after Freud: Myth and Culture Cornell University Press

• Jung, Carl (1970). Psychoanalysis and Neurosis. Princeton University Press.

• Sigmund Freud, On Sexuality (London 1991) p. 375• "Sigmund Freud 1856–1939" entry (2000) Encyclopaedia

of German Literature Routledge:London Retrieved 2 September 2009