Kenakalan Remaja KTI Arif

21
1 BAB I PENDAHULUAN Banyak orang berkata, bahwa remaja adalah kelompok yang biasa saja, tidak jauh beda dengan kelompok manusia yang lain. Sementara pihak lain menganggap remaja adalah kelompok orang yang sering menyusahkan orang-orang tua. Pada pihak lain lagi menganggap, bahwa remaja adalah manusia yang perlu dimanfaatkan karena memiliki banyak potensi. Namun mana kala remaja sendiri yang angkat bicara tentang dirinya, maka ia akan menyatakan hal lain. Mungkin mereka berbicara tentang ketakutan, ketidak pedulian orang lain atau bahkan ketidak adilan atau juga, mereka berpendapat bahwa remaja adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri yang sukar dijamah oleh orang lain atau orang tua. Pandangan semacam inilah yang nantinya akan memunculkan satu bentuk prilaku yang berlawanan dengan norma sosial. untuk lebih jelasnya tentang hal ini berikut uraian kami dalam pendahuluan : A. Latar Belakang Masalah Remaja sebagai insan manusia yang tergolong dalam masa labil membuat mereka sering melakukan hal-hal yang berlawanan dengan norma, baik disengaja maupun tidak. Namun sebenarnya penyimpangan yang di lakukan oleh remaja bukan tanpa alasan ataupun sebab. Banyak faktor yang mendasari akan munculnya prilaku tersebut. Namun tak sedikit dari kita mampu

Transcript of Kenakalan Remaja KTI Arif

Page 1: Kenakalan Remaja KTI Arif

1

BAB IPENDAHULUAN

Banyak orang berkata, bahwa remaja adalah kelompok yang biasa saja, tidak jauh

beda dengan kelompok manusia yang lain. Sementara pihak lain menganggap remaja adalah

kelompok orang yang sering menyusahkan orang-orang tua. Pada pihak lain lagi

menganggap, bahwa remaja adalah manusia yang perlu dimanfaatkan karena memiliki

banyak potensi. Namun mana kala remaja sendiri yang angkat bicara tentang dirinya, maka ia

akan menyatakan hal lain. Mungkin mereka berbicara tentang ketakutan, ketidak pedulian

orang lain atau bahkan ketidak adilan atau juga, mereka berpendapat bahwa remaja adalah

kelompok minoritas yang punya warna tersendiri yang sukar dijamah oleh orang lain atau

orang tua. Pandangan semacam inilah yang nantinya akan memunculkan satu bentuk prilaku

yang berlawanan dengan norma sosial. untuk lebih jelasnya tentang hal ini berikut uraian

kami dalam pendahuluan :

A. Latar Belakang Masalah

Remaja sebagai insan manusia yang tergolong dalam masa labil membuat mereka

sering melakukan hal-hal yang berlawanan dengan norma, baik disengaja maupun tidak.

Namun sebenarnya penyimpangan yang di lakukan oleh remaja bukan tanpa alasan ataupun

sebab. Banyak faktor yang mendasari akan munculnya prilaku tersebut. Namun tak sedikit

dari kita mampu menganalisis, apa penyebab dari kenakalan remaja itu, padahal problem

semacam ini, nantinya akan sangat merugikan berbagai pihak. Diantaranya remaja itu sendiri,

orang lain dan juga lingkungan. Sebagai generasi muda hendaknya remaja mendapatkan

perhatian serius dari kita semua, agar dikemudian hari mereka dapat menjadi generasi bangsa

yang berkompeten dan dapat mengharumkan nama bangsa

B. Rumusan Masalah

Permasalahan mendasar pada penelitian ini adalah, hampir sebagian besar remaja

melakukan penyimpangan (kenakalan remaja). Berpijak pada permasalahan tersebut, maka

Page 2: Kenakalan Remaja KTI Arif

2

kami melakukan penelitian pada remaja yang terlibat dalam masalah penyimpangan /

kenakalan remaja. Dan memberikan solusi pemecahan masalah tersebut.

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui dengan jelas apa itu kenakalan remaja,

beserta sebab musabahnya

D. Hipoteses Tindakan

Jika kita mampu memberikan sikap yang tepat pada remaja maka kenakalan remaja

yang selama ini menghambat peningkatan SDM yang berkompeten dapat diminimalisir.

E. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

beberapa pihak, antara lain :

1. Keluarga, hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur dalam mendidik anak, agar

anak tidak terjerumus pada kenakalan remaja.

2. Kepolisian, penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk mengambil sikap dalam

menaggulangi kenakalan remaja.

3. Pehak sekolah, hasil penelitian ini dapat di jadikan landasan dalam membina anak

didiknya.

4. Remaja, penelitian ini dapat di jadikan kajian akan pentingnya menempatkan diri

dalam kehidupan bermasyarakat.

Page 3: Kenakalan Remaja KTI Arif

3

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Masa Remaja dan Penggolonganya :

L.C.T. Bigot, Ph. Kohnstam dan B.G. Palland, ahli-ahli psikologi berbangsa Belanda,

pernah mengemukakan berbagai masa kehidupan manusia, seperti dikutip secara lengkap

oleh Drs. B. Simanjuntak, SH. (namun disini kami hanya memaparkan masa remaja saja).

a) Masa Pueral : 13 – 14 tahun

b) Masa Prae pubertas : 14 – 15 tahun

c) Masa Pubertas : 15 – 18 tahun

d) Masa Adolescence : 18 – 21 tahun

Sedang untuk pendapat kedua dalam hal ini, ahli-ahli Indonesia yang berusaha memberi

batasan rentang usia remaja, namun dasar pemikiran para ahli tersebut masih banyak

dipengaruhi oleh ahli di atas. Drs. M.A. Priyatno, S.H yang membahas kenakalan remaja

menurut pandangan agama Islam menyebutkan, rentang usia 13 – 21 tahun adalah masa

remaja. Dra. Singgih Gunarsa dan suami, walau menyatakan kesulitan dalam menentukan

batasan masa remaja di Indonesia tapi akhirnya mereka sepakat bahwa usia antara 12 – 22

tahun sebagai masa remaja. Sedang Dra. Susilowindradini, untuk menghindari salah paham,

berpatokan pada literatur Amerika dalam menentukan masa pubertas (11/12 – 15/16 tahun).

Selanjutnya beliau menguraikan tentang masa remaja awal atau Early Adolescence (13 – 17

tahun) dan remaja akhir atau Late Adolescence (17 – 21 tahun).

Dr. Winarno Surachmad, setelah meninjau banyak literatur luar negeri, menulis usia 12 – 22

tahun adalah masa yang mencakup sebagian terbesar perkembangan Adolenscence. Sedang

Kwee Soen Liang S.H membagi masa pubertas sebagai berikut :

1. Prae Pubertas, Laki-laki : 13 – 14 tahun 3. Adolescence, Laki-laki : 19 – 23 tahun

Wanita : 12 – 13 tahun Wanita : 18 – 21 tahun

2. Puberteit, Laki-laki : 14 – 18 tahun

Wanita : 13 – 18 tahun

Berpijak pada pernyataan dari para ahli tersebut di atas, maka kami mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

Page 4: Kenakalan Remaja KTI Arif

4

1. Masa Pra-Pubertas ( 12-13 Tahun )

Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja.

Pada masa ini banyak perubahan yang dialami oleh remaja. Antara lain, meningkatnya

hormon seksualitas, mulai berkembangnya organ-organ seksual atau organ-organ

reproduksi dan juga perkembangan intelektual yang sangat pesat. Pada masa ini remaja

juga cenderung lebih berani mengutamakan keinginan, mengutarakan pendapat dan juga

mempertahankan pendapat mereka.

2. Masa Pubertas ( 14-16 Tahun )

Masa ini disebut juga masa remaja awal dimana perkembangan fisik mereka sangat

menonjol. pada masa ini emosi mereka sangat labil, Akibat perkembangan hormon-

hormon seksual yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat pada masa ini.

Selain itu remaja pada masa ini mulai mengerti tentang gengsi, penampilan dan daya tarik

seksual. Perasaan sosialnya juga semakin kuat, sehingga mereka mulai bergabung dengan

kelompok-kelompok sosial yang di sukainya dan membuat peraturan dengan pikirannya

sendiri.

3. Masa Akhir Pubertas ( 17-18 Tahun )

Pada masa ini bagi remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik akan

mampu menerima kodratnya, baik sebagai lelaki maupun perempuan. Namun

kematangan psikologi belum mencapai tahap maksimal.

4. Periode Remaja Adolesen ( 19-21 Tahun )

Pada masa ini kebanyakan remaja sudah mencapai tahap kematangan sempurna, baik segi

fisik, emosi dan psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak

dan mulai berjuang mencapai suatu tujuan yang ada di dalam pikirannya. Pada masa ini

sikap remaja pada kehidupan mulai jelas seperti : cita-cita, bakat, minat dan lain-lain

Page 5: Kenakalan Remaja KTI Arif

5

B. Ciri Karakteristik Remaja

1. Perkembangan Fisik.

Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting

dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja awal, perkembangan

fisiknya sangat pesat tetapi tidak proporsional, misalnya pada hidung, tangan dan

kaki. Pada remaja akhir, proporsi tubuh remaja mencapai ukuran tubuh orang dewasa

dalam semua bagian. (Syamsu Yusuf, 2000).

Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah aspek

seksualitas, yang dapat dinilai menjadi dua bagian, yaitu :

A) Seks Primer

Remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembulu yang

memproduksi seperma dan kelenjar prostate. kematangan organ-organ seksualitas

ini memungkinkan remaja pria, sekitar 14-15 tahun mengalami mimpi basah.

Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada ovum rahim dan ovarium

yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Akibat

terjadinya siklus menarche (menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi sering

diiringi dengan sakit kepala, sakit punggung, depresi dan mudah tersinggung.

B) Seks Sekunder

Seksualitas sekunder adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan

individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan. Remaja pria mengalami

pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang janggut, tangan, kaki, ketiak dan

kelaminnya. Pada pria telah tumbuh jakun dan suara remaja pria berubah menjadi

parau dan rendah. Kulit berubah menjadi kasar.Pada remaja waniata juga

mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan

kelamin. Pertumbuhan juga akan terjadi pada kelenjar yang nantinya

memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga

menjadi seperti wanita dewasa secara proporsional.

Page 6: Kenakalan Remaja KTI Arif

6

2. Perkembangan Kognitif

Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12-20 tahun dan Secara

fungsional perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan

sebagai berikut :

a. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.

b. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggiyang membuat remaja strategis

dan membuat keputusan keputusan serta memecahkan masalah.

c. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang kogrit

dengan yang abstrak.

d. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguasai hipotesis.

e. Memikirkan masa depan, perencanaan dan mengekspresikan alternative untuk

mencapainya.

f. Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berintropeksi.

g. Horison berfikirnya semakin luas.

3. Perkembangan Emosi

Remaja mengalami puncak emosionalitas, perkembangan emosi tingkat tinggi.

Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat,

emosinya bersifat negatif dan tempramental (mudah tersinggung, marah, sedih,

murung). Sedangkan remaja akhir mulai mampu mengendalikannya. Remaja yang

berkembang dilingkungan yang kuarang kondusif, kematangan emosionalnya

tehambat. Sehingga mengalami akses negativ berupa tingkahlaku ”Salah Suai”,

misalnya :

a) Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka mengganggu dan lain-lain.

b) Lari dari kenyataan (Regresif) : Suka melamun, pendiam, senang menyendiri,

mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang. Sedangkan

lingkungan yang harmonis dan kondusif dapat membantu kematangan remaja

menjadi :

Adekuasi (kematangan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang

menolong), respek (sikap hormat dan menghormati orang lain) ramah dll.

Mengendalikan emosi : Tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar,

optimis, tidak meledak-ledak, menghadapi frustasi secara sehat dan bijak.

Page 7: Kenakalan Remaja KTI Arif

7

4. Perkembangan Moral

Moral yang muncul dari agama dan lingkungan sosial remaja, memberikan

konsep baik maupun buruk, patu dan tak patut. Pada satu pihak remaja tidak

menerima begitu saja konsep tersebut, tetapi dipertentangnya dengan citra diri dan

setruktur kognetif yang dimiliki. Remaja menganggap bahwa hal yang benar adalah

hal yang praktis dan sesuai dengan tingkat nalarnya. Lebih dari itu, kecenderungan

pada ketidak adilan yang dialami oleh remaja sehari-hari, menimbulkan konflik dalam

diri mereka.

5. perkembangan Sosial

Semakin bertambah usia remaja, maka ia akan mulai mengerti dan mengalami

sendiri kehidupan sosial. Dimana dalam kehidupan itu mereka telah mampu

berinteraksi dengan lingkingan sekitar. Jika saat semacam ini remaja tidak mampu

mendalikan diri dengan baik bisa jadi ia akan salah mengambil langkah, sehingga ia

cenderung melakukan penyimpangan.

6. Perkembangan Kepribadian

Seiring dengan proses sosialisasi yang dilakukan oleh remaja, maka akan

timbul reaksi dari apa yang telah ia perbuat. Pada permasalahan seperti ini

kepribadian remaja akan semakin tampak dan berkembang dengan cukup dinamis.

7. Perkembangan Kesadaran Beragama

Kembali pada masing-masing individu yang sejatinya dibekali suara hati atau

”Gad Sport”, maka ia akan mulai menggunakan nalar dan juga memadukan antara

suara hati yang cenderung membimbing remaja untuk mampu memilih jala untuk

kembali mencari ketenangan batin, salah satunya adalah agama.

B. Definisi Kenakalan Remaja

Page 8: Kenakalan Remaja KTI Arif

8

Karhono, ilmuwan sosiologiKenakalan remaja (juvenile delinguency) merupakan gejala patologis sosial pada

remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka

mengembangkan bentuk prilaku menyimpang.

SantorockKenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai prilaku remaja yang tidak dapat

diterima secara sosial, hingga terjadi tindakan kriminal.

Kenakalan remaja pertama kali mendapat perhatian sejak terbentuknya peradilan anak-

anak nakal (juvenile court) pada tahun 1899 di Illinois, Amerika Serikat

C. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja

Mencuri

Tawuran

Bolos sekolah

Melawan kepada orang tua

BAB III

Page 9: Kenakalan Remaja KTI Arif

9

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah kami mengamati siswa-siswi SMAN dan juga mengumpulkan dari pihak sekolah

kami menyimpulkan :

50% kenakalan remaja di sebabkan oleh faktor orang tua.

15% kenakalan remaja di sebabkan oleh faktor sifat kepribadian.

15% kenakalan remaja di sebabkan oleh faktor lingkungan.

15% kenakalan remaja di sebabkan oleh faktor teman sepermainan.

5% kenakalan remaja di sebabkan oleh faktor kemajuan teknologi.

B. Pembahasan keseluruhan

Setelah mengamati secara sistematis dan mengumpulkan data dari angket dan wawancara,

maka kami mengambil kesimpulan, bahwa faktor yang mengakibatkan kenakalan remaja

diantaranya :

1. Faktor Interen

1.1 Dalam diri remaja secara pribadi

A. Gen / keturunan

Sebagai mahluk hidup yang berkembangbiak manusia selalu membawa sesuatu hal

yang dimiliki orang tuanya, contonya ciri fisik dan juga sifat. Hal inilah yang mendasari

adanya sifat yang dimiliki oleh masing-masing individu. Apabila orang tua memiliki

kebiasanan atau sifat yang kurang baik maka secara alami fifat itu akan menurun pada sang

anak. Begitu juga sebaliknya, jika orang tua punya sifat kasih sayang maka sifat tersebut akan

menurun pada sang anak.

B. Kepribadian

Selain adanya sifat yang merupakan ciri khas itu, manusia yang dikarunia pikiran dan

hasrat juga akan memberikan pandangan tentang suatu permasalahan dengan cara dan

pemikirannya sendiri. Hal inilah yang nantinya memunculkan sifat atau kepribadian. Jika

kebiasaan itu buruk dan tiada upaya untu merubahnya maka suatu saat hal itu akan

memunculkan sebuah prilaku yang mungkin tidak bisa diterima oleh kelompok sosial.

1.2 Keluarga

Page 10: Kenakalan Remaja KTI Arif

10

Lingkungan keluarga adalah satu bentuk kelompok sosial yang dimiliki oleh seorang

anak manusia. Keluarga ini dapat digolongkan dalam faktor interen dan juga eksteren

tergantung dari mana kita mengambil pola pengelompokan. Di sini kami menggolongkan

keluarga sebagai faktor interen berdasarkan pada bentuk interaksi yang dihasilkan.

Di dalam keluarga remaja mendapatkan berbagai macam pengaruh yang nantinya akan

berdampak pada kehidupan seorang anak di masa yang akan datang. Apabila remaja

mendapatkan kasih sayang yang cukup, maka ia akan menjadi pribadi yang baik. Namun jika

kekerasan yang ia dapatkan, maka itu akan menjadi dampak negatif dalam kehidupan remaja.

Berikut fakto-faktor yang mengakibatkan remaja depresi dan melakukan prilaku menyimpang

(kenakalan remaja) yang disebabkan atau berhubungan dengan orang tua (keluarga) :

a. Kurangnya Perhatian

Di era globalisasi seperti sekarang ini, semua keluarga dituntut untuk aktif guna untuk

mencukupi hidupnya. inilah sebabnya, mengapa anak remaja kurang dalam hal perhatian

orang tua. Kesibukan yang dialami oleh orang tua telah menyita waktu mereka untuk

sekedar memperhatikan anak – anak mereka. Akhirnya karena merasa tidak diperhatikan,

maka ia mencari pelarian guna untuk mencari obat dalam kesepian hati dan jiwanya. Hal

inilah yang nantinya membawa remaja pada penyimpangan norma dan salahnya dalam

pelarian. Sebaiknya orang tua dapat menyisihkan sebagian waktu untuk dapat

berkumpulbersama keluarga agar keharmonisan tampak dan secara langsung orang tua

dapat memberikan perhatian pada buah hatinya (remaja).

b. Pemberian contoh dalam keluarga.

Dalam keluarga itulah seorang anak akan pertama kalinya menerima adopsi dari apa

yang ia lihat. Baik disengaja ataupun tidak. Mereka menerima semua bentuk yang ada

dalam keluarga secara utuh selama proses belajar. Bagi remaja yang tak mampu

mengguanakan nalarnya maka ia akan mengadopsi secara utuh semua yang ada dalam

keluarga sebagai pola perilaku. Apabila dalam keluarga tersebut orang tua / anggota

keluarga yang lain melakukan sifat yang kurang terpuji maka sifat itulah yang akan

terekam oleh remaja dan akan menjadi sifat yang terpatri dalam pola pikirnya. Maka

sebagai orang tua hendaknya mampu memberikan contoh yang baik bagi sang anak, ada

atau tidak ia di sisi anda. Sebaiknya orang tua harus selalu bersikap positif sehingga anak

akan meniru kebiasaan anda itu.

c. Konflik Keluarga.

Page 11: Kenakalan Remaja KTI Arif

11

Keluarga memang sangat rawan akan adanya konflik / permasalahan. Karena

keluarga adalah penyatuan antara karakter individu yang harus menjadi satu. Bila dalam

keluarga ada masalah hendaknya hal tersebut tidak berlarut hingga beberapa hari. Agar

anak tidak tertekan dan juga merekam kejadian – kejadian yang nantinya akan

menimbulkan bentuk pribadi remaja yang kurang baik.

d. Cara didik orang tua yang kurang tepat

Memang sudah menjadi kewajiban orang tua untuk dapat memberikan kepada anak

– anaknya dan inilah faktor terbesar yang nantinya akan menentukan pola pribadi anak.

Apabila anak menerima didikan dari orang tua maka ia akan menggunakan sifat aslinya

sebagai pola perilaku namun jika orang tua mampu mendidik anaknya sejak dini dengan

kaidah yang sesuai kemungkinan besar anak akan terbiasa dengan kaidah yang baik.

Misalnya :

1. Ciptakan kesadaran beragama

Agama adalah salah satu yang harus dimiliki setiap insan manusia agar ia mampu

berpijak pada suatu yang benar, selain itu agama juga berfungsi sebagai pedoman hidup.

Apabila agama remaja baik maka ia akan tau kaidah – kaidah yang harus dilakukan dan

dijauhi.

2. Tanamkan sifat – sifat terpuji sejak dini. Diantaranya :

a. Jujur

b. Bijaksana

c. Disiplin

d. visioner / berprinsip

e. Tolong menolong

f. Percaya diri tanpa berprasangka negatif

g. Komitmen

3. Luangkan waktu bersama untuk anak – anak dan jalin hubungan harmonis dengan

mereka.

4.Bekali anak dengan pengetahuan seks agar mereka tau secara pasti dan dapat

meletakkan pribadi yang sesuai.

5. Beri contoh yang baik pada anak.

6. Pantau anak dengan ketentuan yang berlaku.

Berikut cara didik anak yang kurang baik :

Page 12: Kenakalan Remaja KTI Arif

12

1. Orang tua yang terlalu melindungi anaknya.

Sering kali orang tua melakukan hal tersebut pada buah hati mereka. Hal ini

bukan tidak boleh namun sebaiknya jangan terlalu berlebihan karena nantinya

anak akan menjadi kurang mandiri, selalu bergantung diri pada orang lain dan

kurang memiliki kenyakinan, sehingga ia akan cenderung pada orang tua.

2. Orang tua yang menolak anaknya.

Kejadian seperti ini sering terjadi pada pernikahan dini / kehamilan diluar

nikah. Sehingga keberadaan anak membebani orang tua. Hal ini nantinya

membuat anak merasa kurang berarti dalam hidupnya sehingga ia mudah

melakukan penyimpangan.

3. Orang tua bersikap serba bebas.

Ini sangat erat hubungannya dengan cara nomor 1 diatas yang mana orang tua

jika anak dibiasakan pada perilaku semacam ini banyak kemungkinan yang

nantinya akan mempengaruhi pola interaksi anak. Diantaranya : menjadi anak

yang kurang betanggung jawab dan bahkan ia merasa semua boleh sehingga ia

cenderung egois. Akan lebih baik bila orang tua mampu menanamkan kaidah-

kaidah yang harus ia jalani dan ia tinggalkan.

4. Menganak emaskan anak.

Biasanya secara sadar / tidak orang tua sering kali menganak emaskan buah

hatinya. perilaku semacam ini akan sangat merugikan anak baik mereka yang

selalu diperhatikan / kurang diperhatikan. Hal ini akan menimbulkan rasa iri

dengki pada mereka. Terlebih mereka bisa melakukan pemberontakan pada orang

tua.

5. Orang tua selalu menguasai anak.

Hal ini sebaiknya jangan sampai dilakukan karena nantinya anak akan sulit

mencari jati diri dan ia merasa terbebani dalam kehidupannya..

6. Kurang adanya tanya jawab ( sharing )

Hal ini nantinya membuat anak tertutup pada orang tua. Hingga mereka

merasa kurang diperhatikan.

7. Cara menegur anak yang kurang tepat.

Page 13: Kenakalan Remaja KTI Arif

13

Sekali lagi komunitas orang tua pada anak memang harus ada, namun ada

beberapa cara agar anak menerima dengan baik.

Jangan selalu menyalahkan anak.

Jangan membanding-bandingkan anak.

Carilah cara yang lebih halus dalam berkominikasi.

Jangan hanya menegur tapi juga memberi tauladan.

2. Faktor Ekstren

2.1 Lingkungan

Dimana remaja bersosialisasi dengan orang lain. Ini dapat

Smemperngaruhinya tatkala remaja kurang mampu dalam membentengi diri dan

ia menerima begitu saja pengauh dalam lingkungan.

2.2 Teman Sepermainan

Bagi remaja memiliki banyak teman adalah suatu kebanggaan tersendiri. Inilah

yang seharusnya menjadi perhatian orang tua, jangan sampai remaja terisolasi

dengan pengaruh teman yang kurang baik.

2.3 Kemajuan Tekhnologi

Walau tak semua kenakalan remaja disebabkan oleh kemajuan tekhnologi

namun kita harus tetap waspada karena bisa jadi lewat kemajuan tekhnologi ini

ia akan mudah melakukan penyimpangan.

BAB V

Page 14: Kenakalan Remaja KTI Arif

14

PENUTUP

Setelah kami menguraikan penelitian kami pada remaja SMAN maka selanjutnya

kami dapat menarik kesimpulan.

5.1 Kesimpulan

Kenakalan remaja harus menjadi perhatian serius kita semua dengan adanya beberapa

faktor tersebut, harapan kami kita dapat mengkaji satu persatu dan kemudian menjadikan

landasan bagi kita untuk mengambil sifat terbaik guna menanggulangi kenakalan remaja.

Terutama orang tua yang mana adalah salah satu faktor yang dominan.

5.2 Saran

Sebagai generasi penerus bangsa, remaja harus mendapatkan perhatian yang serius

dari kita semua agar kelak muncullah para generasi yang berkompeten dan dapat

membanggakan kita semua.

DATAR PUSTAKA

Page 15: Kenakalan Remaja KTI Arif

15

Prof.Dr.H.SUNARTO .1995. perkembangan peserta didik. Penerbit renaxa cipta

Dra.Ny.B.AGUNG HARTONO.1995Perkembangan peserta didik.

Safiyudin Sastrawijaya.1975.Beberapa hal tentang masalah kenakalan remaja Nusantara.

Moch Idris, Universitas Brawijaya. 1985,Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja dan

dampaknya terhadap kehidupan masyarakat: Universitas Brawijaya

SOSBUD BABINKAR-ABRI, 1977 Kenakalan remaja dengan segala pemasalahannya