KENAKALAN REMAJA

download KENAKALAN  REMAJA

of 39

Transcript of KENAKALAN REMAJA

Kenakalan Remaja 2011

KENAKALAN REMAJAPENDAHULUANMasa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dulu di anggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan sekitar 15-18 tahun, kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Untuk memudahkan klasifikasi kenakalan remaja, Drs. Andi Mappiare dengan mengutip Elizabeth B. Hurlock, menyatakan masa remaja awal yaitu dari usia tiga belas tahun atau empat belas tahun sampai tujuh belas tahun dan remaja akhir tujuh belas tahun sampai dua puluh satu tahun. (1,2) Paradigma kenakalan remaja lebih luas cakupannya dan lebih luas dalam bobot isinya. Kenakalan remaja tersebut meliputi perbuatan perbuatan yang sering menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat, sekolah maupun keluarga. Para remaja juga sering

menganggap diri meraka serba mampu, sehingga mereka terlihat tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka. (1,2)

DEFENISIIstilah baku perdana dalam konsep psikologi adalah juvenile delinquency yang secara etimologis dapat dijabarkan bahwa juvenile berarti anak sedangkan delinquency berarti kejahatan. Dengan demikian pengertian secara etimologis adalah kejahatan anak. Jika

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 1

Kenakalan Remaja 2011menyangkut subyek/perilakunya, maka menjadi juvenile deliquency yang berarti penjahat anak atau anak jahat (2) Dalam pengertian yang lebih luas tentang kenakalan remaja ialah

perbuatan/kejahatan/pelanggaran yang dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila, dan menyalahi norma-norma agama. (2)

BENTUK KENAKALAN REMAJAKenakalan Remaja, biasanya dilakukan oleh remaja tanpa disadari atau dipahami bahwa yang dilakukannya itu sebenarnya meresahkan atau membahayakan dirinya dan masyarakat di sekitarnya.Kadang kadang kelakuannya itu hanya untuk menarik perhatian orang.(1) Kenakalan remaja dapat terjadi karena dua faktor, faktor intern dan faktor ekstern :

1.

Faktor InternFaktor intern dapat terjadi karena dua hal : Pertama, individu remaja. Mereka memiliki keinginan yang keluar dari hati dan

pikirannya sendiri. Hal ini biasanya dipicu oleh sifat remaja itu sendiri, seperti ingin mencoba sesuatu yang baru atau ingin diperhatikan orang lain. Mereka tidak menyadari bahwa yang dilakukannya merupakan kenakalan.

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 2

Kenakalan Remaja 2011Kedua, keadaan keluarga. Didalam kehidupan remaja selalu ada konflik, apalagi keluarga yang tidak harmonis. Hal itu akan memicu masalah bagi remaja, akan timbulah kelakuankelakuan remaja yang merupakan kenakalan.(1)

2.

Faktor EksternFaktor ekstern biasanya terjadi karena lingkungan. Remaja melakukan sesuatu

mencontoh dari masyarakat, terutama dari teman sebaya. Kenakalan karena faktor ekstern dilakukan oleh seorang remaja, namun dapat juga dilakukan bersama teman-temannya. Faktorfaktor di atas dapat memicu terjadinya kenakalan remaja. Bentuk-bentuk kenakalan remaja adalah sebagai berikut :

a. Kenakalan UmumKenakalan umum yaitu bentuk kenakalan remaja berupa pelanggaran norma-norma sosial dan norma lainnya yang tidak diatur dalam KUHP. Kenakalan umum merupakan kenakalan yang sering dilakukan oleh remaja, namun tidak semua remaja melakukan kenakalan tersebut. Bentuk kenakalan umum tersebut antara lain : 1. Melarikan diri dari rumah karena konflik dengan anggota keluarga. 2. Menentang orang tua, karena ada sesuatu hal yang bertentangan dengan anggota keluarga. 3. Membolos sekolah, karena malas atau ajakan teman-temannya.

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 3

Kenakalan Remaja 20114. Menentang guru, karena tidak mengerjakan tugas atau ditegur oleh guru karena melakukan insdisipliner. 5. Bergaul dengan orang-orang yang reputasinya kurang baik. 6. Memasuki tempat-tempat terlarang baginya.(1)

b. Kenakalan PelanggaranKenakalan pelanggaran adalah kenakalan yang menjurus kepada pelanggaran atau kejahatan. Kenakalan pelanggaran merupakan kenakalan remaja yang tergolong pelanggaran dan kejahatan yang diatur dalam ketentuan hukum yang berlaku. Kenakalan pelanggaran biasanya dilakukan remaja karena pergaulan dengan orangorang dewasa. Kenakalan pelanggaran antara lain : penganiayaan, pengeroyokan, pembunuhan, penipuan, pencurian, penodongan, melanggar lalu lintas, naik kendaraan umum tidak mau bayar, penyalahgunaan NAPZA (baru tingkat belajar), menentang petugas alat negara, sengaja menjalankan kendaraan roda dua/empat tanpa SIM dan surat-surat kendaraan yang sah.(1)

c. Kenakalan KhususKenakalan khusus adalah kenakalan remaja yang tergolong pelanggaran berat yang diatur dalam ketentuan hukum yang berlaku. Kenakalan khusus merupakan kenakalan yang paling berbahaya yang dilakukan oleh remaja. Hukuman bagi remaja yang melakukan kenakalan khusus tergolong paling berat.

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 4

Kenakalan Remaja 2011Bentuk kenakalan khusus antara lain : 1. Penyalahgunaan NAPZA, baik sebagai pengedar maupun sebagai konsumen. Masalah penggunaan NAPZA hukumannya tidak pilih bulu, baik dilakukan oleh remaja atau orang tua, hukumannya sama berat. 2. Subversi, merongrong kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia. (1)

Dalam sebuah hasil penelitian ilmiah psikiater Dr.Graham Blaine antara lain mengemukakan bahwa biasanya seorang remaja mempergunakan narkotik dengan beberapa sebab, yaitu : 1. Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan- tindakan yang berbahaya seperti ngebut, berkelahi, bergaul dengan wanita dan lain lain. 2. Untuk menunjukkan tindakan menentang otoritas terhadap orang tua atau guru atau norma-norma sosial. 3. Untuk mempermudah penyaluran dan perbuatan seks. 4. Untuk melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman pengalaman emosional. 5. Untuk mencari dan menemukan arti dari hidup. 6. Untuk mengisi kekosongan dan kesepian/kebosanan. 7. Untuk menghilangkan kegelisahan, frustasi dan kepepatan hidup. 8. Untuk mengikuti kemauan kawan kawan dalam rangka pembinaan solidaritas. 9. Hanya iseng iseng atau di dorong rasa ingin tahu. (2)

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 5

Kenakalan Remaja 2011Penyalahgunaan narkotik dan obat obat perangsang yang sejenis oleh kaum remaja erat kaitannya dengan beberapa hal yang menyangkut sebab, motivasi dan akibat yang ingin di capai. Secara sosisologis, penyalahgunaan narkotika oleh kaum remaja merupakan perbuatan yang disadari berdasarkan pengetahuan / pengalaman sebagai pengaruh langsung maupun tidak langsung dari proses interaksi sosial. Secara subjektif individual,

penyalahgunaan narkotik oleh kaum remaja sebagai salah satu akselerasi upaya individual / subyek agar dapat mengungkapkan dan menangkap kepuasan yang belum pernah dirasakan dalam kehidupan keluarga yang hakikatnya menjadi kebutuhan primer dan fundamental bagi setiap individu, terutama bagi anak remaja yang sedang tumbuh dan berkembang dalam segala aspek kehidupannya. Secara objektif penyalahgunaan narkotik merupakan visualisasi dari proses isolasi yang pasti membebani fisik dan mental sehingga dapat menghambat pertumbuhan yang sehat. (2) Mereka yang mengkonsumsi NAPZA akan mengalami gangguan mental dan perilaku, sebagai akibat terganggunya system neuro-transmitter pada sel sel susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada system neuro transmitter tadi mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif ( alam fikiran ), afektif ( alam perasaan/mood/emosi) dan psikomotor ( prilaku ). (3) Kenakalan tersebut jika tidak ditangani sesegera mungkin, maka akan berakibat fatal bagi remaja itu sendiri, maupun bagi keluarga dan masyarakat. Keluarga harus secara aktif memantau pertumbuhan dan kelakuan anggota keluarganya. Jika ada tanda-tanda kelakuan anggota keluarga terutama remaja yang menjurus pada kenakalan maka harus segera diantisipasi agar kenakalannya berhenti dan tidak berkelanjutan.(1)

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 6

Kenakalan Remaja 2011

PEDOMAN DIAGNOSISMenurut PPDGJ III pedoman diagnosis untuk gangguan tingkah laku (F-91) : 1. Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya suatu pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang, yang berulang dan menetap. 2. Penilaian tentang adanya gangguan tingkah laku perlu memperhitungkan tingkat perkembangan anak. Tempertantrums, merupakan gejala normal pada perkembangan anak berusia 3 tahun, dan adanya gejala ini bukan merupakan dasar bagi diagnosis ini. Begitu pula pelanggaran terhadap hak orang lain (secara tindak pidana dengan kekerasan) tidak termasuk kemampuan anak berusia 7 tahun dan dengan demikian bukan merupakan kriteria diagnosis bagi anak kelompok usia tersebut. Contoh-contoh perilaku yang dapat menjadi dasar diagnosis mencakup hal-hal berikut : Perkelahian / menggertak pada tingkat berlebihan, kejam terhadap hewan / sesama manusia, perusakan yang hebat atas barang milik orang lain, membakar, pencurian, pendustaan berulang-ulang, membolos dari sekolah dan lari dari rumah, sering meluapkan tempertantrum yang hebat dan tidak biasa, perilaku profokatif yang menyimpang, dan sikap menentang yang berat dan menetap. Masing-masing dari kategori ini, apabila ditemukan, adalah cukup untuk menjadi alasan bagi diagnosis ini, namun demikian perbuatan dissosial yang terisolasi bukan merupakan alasan yang kuat. 3. Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali bila tingkah laku seperti yang diuraikan di atas berlanjut selama 6 bulan atau lebih.(4)

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 7

Kenakalan Remaja 2011

MENANGGULANGI MASALAH KENAKALAN REMAJAKenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan masalah kenakalan remaja antara lain : A. Tindakan Preventif 1. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja. 2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitankesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan. 3. Usaha pembinaan remaja : a. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. b. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etika. c. Menyediakan sarana-sarana dan meciptakan suasana yang optimal demi

perkembangan pribadi yang wajar. d. Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana terjadi banyak kenakalan remaja. (5) Dengan usaha pembinaan yang terarah para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri akan dicapai dimana tercipta hubungan yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi. Pikiran yang sehat akan mengarahkan mereka keperbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.(5) KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAHPage 8

Kenakalan Remaja 2011B. Tindakan Represif Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. a. Di rumah, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur. b. Di sekolah, Pada umumnya tindakan represif diberikan diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan team guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara atau seterusnya tergantung dari macam pelanggaran tata tertib sekolah yang digariskan.(5)

C. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi Dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkahlaku si pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.(5)

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 9

Kenakalan Remaja 2011

KESIMPULANPedoman yang paling mudah dan amat sederhana untuk mengerti suatu perbuatan tergolong kenakalan remaja, jika perbuatan tersebut melawan hukum, anti social, anti susila dan melanggar norma-norma agama yang dilakukan oleh subyek yang masih remaja yang menurut sebagian psikolog umur 11-21 tahun maka perbutan tersebut cukup alas an untuk disebut kenakaln remaja ( juvenile delinquency ). Kenakalan Remaja, biasanya dilakukan oleh remaja tanpa disadari atau dipahami bahwa yang dilakukannya itu sebenarnya meresahkan atau membahayakan dirinya dan masyarakat di sekitarnya. Upaya upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi masalah kenakalan remaja, yaitu Tindakan Preventif, Tindakan Represif, serta Tindakan Kuratif dan Rehabilitatif. Jadi, di harapkan dengan upaya tersebut kenakalan remaja dapat di atasi sehingga hal hal yang meresahkan atau membahayakan baik bagi diri remaja itu sendiri, keluarga maupun masyarakat di sekitar tidak terjadi.

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 10

Kenakalan Remaja 2011DAFTAR PUSTAKA

1. Aceng U.Bahaya Napza bagi Remaja.CV Alfarisi Putra.Bandung.2008 ; 23 -4 0 2. Sudarsono SH, Drs. Kenakalan Remaja, PT. Rineke Cipta Jakarta, hal. 10 - 91 3. Hawari D, Prof. Psikopat Paranoid Dan Gangguan Kepribadian Lainnya, Balai Penerbit FKUI , Jakarta. 2005 ; hal 97 98 4. Maslim R, Dr. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Risngkas dari PPDGJ III, Jakarta, 2003; hal. 137 5. Menanggulangi Masalah Kenakalan Remaja, available at : http://beb7n.wordpress.com/2008/08/13/menanggulangi-masalah-kenalakan-remaja/

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 11

Kenakalan Remaja 2011

abses heparBAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang Liver abses masih merupakan masalah kesehatan dan sosial pada beberapa negara berkembang. Prevalensi yang tinggi sangat erat hubungannya dengan sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah serta gizi yang buruk. Meningkatnya arus urbanisasi menyebabkan bertambahnya kasus liver abses di daerah perkotaan. Di negara yang sedang berkembang abses hati amebik lebih sering didapatkan secara endemik dibanding dengan abeses hati piogenik. Penyebab infeksidapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit ataupun jamur.Dalam beberapa dekade terakhir ini telah banyak perubahan mengenai aspek epidemiologi,etiologi, bakteriologi, cara diagnostik maupun mengenai pengelolaan serta prognosisnya. Selain hepatitis akibat virus, bisa juga infeksi hati disebabkan bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem GIT dan alkohol. Tapi pada pembahasan kita kali ini, kita tidak membahas alkohol karena pada kasus diatas, pasien tidak terdapat riwayat konsumsi alkohol. Perbandingan jumlah penderita liver abses menurut jenis kelamin adalah pria lebih banyak yang terinfeksi dibandingkan wanita dan menurut prevalensi jumlah penderita paling banyak pada usia dekade keempatKKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 12

Kenakalan Remaja 2011 sampai kelima.Abses hati timbul pada keadaan defisiensi imun (lanjut usia, imunosupresi, kemoterapi kanker disertai kegagalan sumsum tulang)

1.2 .Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang penyakit abses hepar

1.2.2 Tujuan Khusus

Mampu mengenal tentang penanaganan secara medis dan asuhan keperawatannya

BAB II ABSES HEPAR

2.1.Definisi

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 13

Kenakalan Remaja 2011 Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair, yang dikenal sebagai nanah, di suatu tempat di dalam tubuh.Ini adalah hasil dari reaksi pertahanan tubuh terhadap benda asing.

Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan disebabkan oleh bakteri, protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat terjadi di kulit, gusi, tulang, dan organ tubuh seperti hati, paruparu, bahkan otak, area yang terjadi abses berwarna merah dan menggembung, biasanya terdapat sensasi nyeri dan panas setempat(Microsoft Encarta Reference Library, 2004)

Abscess adalah kumpulan nanah setempat dalam rongga yang tidak akibat kerusakan jaringan,Hepar adalah hati (Dorland, 1996).

Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu.(Robins,etal,2002).

Jadi Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan oleh infeksi. Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal,Abses hati dahulu lebih banyakKKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAHPage 14

Kenakalan Remaja 2011 terjadi melalui infeksi porta,sekunder pada peradangan appendicitis, tetapi sekarang abses piogenik sering terjadi sekunder terhadap obstruksi dan infeksi saluran empedu.

Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan oleh infeksi (kamus Kedokteran, 1997). Abses hati terbagi 2 secara umum, yaitu

Abses hati amebic (AHA) Abses hati piogenik (AHP/ Hepatic Abcess, Bacterial Liver Abcess). AHA merupakan salah satu komplikasi amebiasis ekstraintestinal, paling sering terjadi di daerah tropis/subtropik. AHA lebih sering terjadi endemic di negara berkembang dibanding AHP. AHA terutama disebabkan oleh E. Histolytica. AHP tersebar di seluruh dunia, dan terbanyak di daerah tropis dengan sanitasi kurang. Etiologi AHP adalah enterobacteriaceae, microaerophilic streptococci, anaerobic streptococci, klebsiella pneumonia, bacteroides, fusobacterium, S. aureus, S. milleri, candida albicans, aspergillus, actinomyces, eikenella corrodens, yersinia enterolitica, S. typhi, brucella militensis, dan fungal. Pada era pre-antibiotik, AHP terjadi akibat komplikasi apendisitis bersamaan dengan fileflebitis. Bakteri patogen melalui a. hepatica atau sirkulasi vena portal masuk ke dalam hati, sehingga terjadi bakterimia sistemik, atau menyebabkan komplikasi infeksi intraabdominal (diverticulitis, peritonitis, dan infeksi post operasi).KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAHPage 15

Kenakalan Remaja 2011 Sedangkan saat era antibiotik, terjadi peningkatan insidensi AHP akibat komplikasi dari sistem biliaris (kolangitis, kolesistitis). Hal ini karena makin tinggi angka harapan hidup dan makin banyak pula orang lanjut usia dikenai penyakit sistem biliaris ini. AHP juga bisa akibat trauma, luka tusuk / tumpul, dan kriptogenik

2.2.Anatomi dan Fisiologi

Hati merupakan organ terbesar d alam tubuh manusia, mempunyai berat sekitar 1.5 kg . Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh , namun hati terlibat dalam 25-30% pemakaian oksigen. Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, merupakan tempat utama metabolisme intermedier (Koolman,J&RohmK.H,2001) Hati manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, dibawah diafragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1200-1600 gram. Permukaan atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organorgan abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritonium kecuali di daerah posterior-posterior yang berdekatan dengan vena cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma. Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktusKKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 16

Kenakalan Remaja 2011 biliaris. Massa dari hepar seperti spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh karena lapisan endotel yang meliputinya terdiri dari sel-sel fagosit yg disebut sel kupfer. Sel kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro dibandingkan kapiler-kapiler yang lain .Lempengan sel-sel hepar tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli Di tengah-tengah lobuli tdp 1 vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena hepatika (vena yang menyalurkan darah keluar dari hepar).Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris.Cabang dari vena porta dan A.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yg lebih besar , air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu. Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energy tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 25% oksigen darah. Ada beberapa fungsi hati yaitu :KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 17

Kenakalan Remaja 2011 1.Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1 sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen mjd glukosa disebut glikogenelisis.Karena proses-proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam sikluskrebs). 2.Fungsihati sebagai metabolism lemak Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen: 1.Senyawa 4 karbon KETON BODIES 2.Senyawa 2 karbon ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol) 3.Pembentukan cholesterol 4.Pembentukan dan pemecahan fosfolipid Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol. Dimana serum Cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipidKKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 18

Kenakalan Remaja 2011 3.Fungsi hati sebagai metabolisme protein Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan - globulin dan organ utama bagi produksi urea.Urea merupakan end product metabolisme protein. globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang globulin hanya dibentuk di dalam hati.albumin mengandung 584 asam amino dengan BM 66.000 4.Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda asing menusuk kena pembuluh darah yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada hubungan dengan katup jantung yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi. 5.Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K 6.Fungsi hati sebagai detoksikasi Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun, obat over dosis. 7.Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitasKKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 19

Kenakalan Remaja 2011 Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi - globulin sebagai imun livers mechanism. 8. Fungsi hemodinamik Hati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal 1500 cc/ menit atau 1000 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock.Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah

2.3.Etiologi dan Patogenesis1. Salmonella Thypi 2. Entamoeba Hystolytica 3. Streptokokus 4. Escherichia Coli Abses hati piogenik dapat terjadi melalui infeksi yang berasal dari : vena porta yaitu infeksi pelvis atau gastrointestinal, bisa menyebabkan pielflebitis porta atau emboli septik. saluran empedu merupakan sumber infeksi yang tersering. Kolangitis septik dapat menyebabkan penyumbatan saluran empedu seperti juga batu

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 20

Kenakalan Remaja 2011 empedu, kanker, striktura saluran empedu ataupun anomali saluran empedu kongenital. infeksi langsung seperti luka penetrasi, fokus septik berdekatan seperti abses perinefrik, kecelakaan lau lintas septisemia atau bakterimia akibat infeksi di tempat lain. kriptogenik tanpa faktor predisposisi yang jelas, terutama pada organ lanjut usia. Pada amebiasis hati penyebab utamanya adalah entamoeba hystolitica. Hanya sebagian kecil individu yang terinfeksi E.hystolitica yang memberi gejala amebiasis invasif, sehingga ada dugaan ada 2 jenis E.hystolitica yaitu strain patogen dan non patogen. Bervariasinya virulensi berbagai strain E.hystolitica ini berbeda berdasarkan kemampuannya menimbulkan lesi pada hati. Patogenesis amebiasis hati belum dapat diketahi secara pasti. Ada beberapa mekanisme yang telah dikemukakan antara lain faktor virulensi parasit yang menghasilkan toksin, ketidakseimbangan nutrisi, faktor resistensi parasit, imunodepresi pejamu, berubah-ubahnya antigen permukaan dan penurunan imunitas cell-mediated Secara singkat dapat dikemukakan 2 mekanisme : strain E.hystolitica ada yang patogen dan non patogen. secara genetik E.hystolitica dapat menyebabkan invasi tetapi tergantung pada interaksi yang kompleks antara parasit dengan lingkungan saluran cerna terutama pada flora bakteri.KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 21

Kenakalan Remaja 2011 Mekanisme terjadinya amebiasis hati : 1. penempelan E.hystolitica pada mukus usus. 2. pengerusakan sawar intestinal. 3. lisis sel epitel intestinal serta sel radang. Terjadinya supresi respons imun cell-mediated yand disebabkan enzim atau toksin parasit, juga dapat karena penyakit tuberkulosis, malnutrisi, keganasan dll. 4. penyebaran ameba ke hati. Penyebaran ameba dari usus ke hati sebagian besar melalui vena porta. Terjadi fokus akumulasi neutrofil periportal yang disertai nekrosis dan infiltrasi granulomatosa. Lesi membesar, bersatu dan granuloma diganti dengan jaringan nekrotik. Bagian nekrotik ini dikelilingi kapsul tipis seperti jaringan fibrosa. Amebiasis hati ini dapat terjadi berbulan atau tahun setelah terjadinya amebiasis intestinal dan sekitar 50% amebiasis hati terjadi tanpa didahului riwayat disentri amebiasis

2.4.PatofisiologiAkibat masuknya bakteri atau amoeba ke hepar, menyebabkan jaringan yang sehat menjadi rusak dan menimbulkan reaksi radang karena adanya kerusakan jaringan dan radang yang berlangsung lama menyebabkan jaringan hepar menjadi nekrosis. Hati tampak membengkak dan daerah yang abses menjadi pucat kekuningan, berbeda dengan hati sehat yang berwarna merah tua. Sel hepar yang jauh dari fokus infeksi juga mengalami sedikit perubahan meskipun tidak ditemukan amoeba. Abses

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 22

Kenakalan Remaja 2011 tersebut dikelilingi oleh jaringan ikat yang membatasi perusakan lebih jauh kecuali bila ada infeksi tambaha

Penjelasan 1. Amuba yang masuk menyebabkan peradangan hepar sehingga mengakibatkan infeksi 2. Kerusakan jaringan hepar menimbulkan perasaan nyeri 3. Infeksi pada hepar menimbulkan rasa nyeri sehingga mengalami gangguan tidur atas pola tidur. 4. Abses menyebabkan metabolisme dihati menurun sehingga menimbulkan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan. 5. Metabolisme nutrisi di hati menurun menyebabkan produksi energi menurun sehingga dapat terjadi intoleransi aktifitas fisikManifestasi klinis Keluhan awal: demam/menggigil, nyeri abdomen, anokresia/malaise, mual/muntah, penurunan berat badan, keringan malam, diare, demam (T > 38), hepatomegali, nyeri tekan kuadran kanan atas, ikterus, asites, serta sepsis yang menyebabkan kematian. (Cameron 1997)

2.5.Manifestasiklinis

Manifestasi sistemik AHP lebih berat dari pada abses hati amebik. Dicurigai adanya AHP apabila ditemukan sindrom klinis klasik berupa nyeri spontan perut kanan atas, yang di tandai denganKKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 23

Kenakalan Remaja 2011 jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di atasnya.( Herrero, M., 2005)Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama, keluhan lain yaitu nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, dan disertai dengan keadaan syok. Apabila AHP letaknya dekat digfragma, maka akan terjadi iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri pada bahu sebelah kanan, batuk ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan muntah, berkurangnya nafsu makan, terjadi penurunan berat badan yang unintentional, (Tukeva,T.A.etal,2005)

2.6.DiagnosisPenegakan diagnosis dapat ditegakan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, serta pemeriksaan penunjang.Pemeriksaan fisikHepatomegali terdapat pada semua penderita, yang teraba sebesar tiga jari sampai enam jari arcuscostarum. (Molander,P.,2002)

2.7.Pemeriksaan penunjang1. Pada pemeriksaan laboratorium yang di periksa adalah darah rutin termasuk kadar Hb darah, jumlah leukosit darah, kecepatan endap darah dan percobaan fungsi hati, termasuk kadar bilirubin total, total protein dan kadar albumin dan glubulim dalam darah. (KanalE.P.etal,2003) 2. Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan leukositosis yang tinggi dengan pergeseran ke kiri, anemia, 3. peningkatan laju endap darah, peningkatan alkalin fosfatase, peningkatan enzim transaminase dan serum bilirubin, berkurangnya kadar albuminKKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAHPage 24

Kenakalan Remaja 2011 serum dan waktu protrombin yang memanjang menunjukan bahwa terdapat kegagalan fungsi hati yang disebabkan AHP. (Dalinka, M. K. et al, 2007). 4. Foto dada yaitu untuk didapatkan peninggian kubah diafragma kanan, berkurangnya gerak diafragma, efusi pleura, kolaps paru dan abses paru. 5. Foto polos abdomen yaitu untuk Kelainan dapat berupa gambaran ileus, hepatomegali atau gambaran udara bebas di atas hati. 6. Ultrasonografi yaitu untuk Mendeteksi apakah ada kelainan traktus bilier dan diafragma. 7. Tomografi kompeter yaitu untuk Melihat kelainan di daerah posterior dan superior, tetapi tidak dapat melihat integritas diafragma. 8. Pemeriksaan serologi yaitu untuk Menunjukan sensitifitas yang tinggi terhadap kuman.

2.8.PenatalaksanaanPengobatan terhadap penderita abses hepar terdiri dari: 1. Kemoterapi Abses hati ameba tanpa komplikasi lain dapat menunjukan penyembuhan yang besar bila diterapi hanya dengan antiameba. Pengobatan yang dianjurkan adalah: a.. Metronidazole Metronidazole merupakan derivat nitroimidazole. Dosis yangKKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 25

Kenakalan Remaja 2011 dianjurkan untuk kasus abses hati ameba adalah 3 x 750 mg per hari selama 7 10 hari. Derivat nitroimidazole lainnya yang dapat digunakan adalah tinidazole dengan dosis 3x800 mg perhari selama 5 hari. b. Dehydroemetine (DHE) Merupakan derivat diloxanine furoate. Dosis yang direkomendasikan untuk mengatasi abses liver sebesar 3 x 500 mg perhari selama 10 hari. c. Chloroquin Dosis yang dianjurkan adalah 1 g/hari selama 2 hari dan diikuti 500 mg/hari selama 20 hari.

2. Aspirasi Apabila pengobatan medikamentosa dengan berbagai cara tersebut di atas tidak berhasil (72 jam) atau bila terapi dcngan metronidazol merupakan kontraindikasi seperti pada kehamilan, perlu dilakukan aspirasi Pada kasus II, meskipun ukuran abses kurang dari 7 cm. dilakukan aspirasi abses karena keluhan tidak berkurang meskipun telah mendapat terapi metronidazol. 3. Drainase PerkutanKKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 26

Kenakalan Remaja 2011 Drainase perkutan berguna pada penanganan komplikasi paru, peritoneum, dan perikardial. 4. Drainase Bedah Pembedahan diindikasikan untuk penanganan abses yang tidak berhasil mcmbaik dengan cara yang lebih konservatif. Juga diindikasikan untuk perdarahan yang jarang tcrjadi tetapi mengancam jiwa penderita, disertai atau tanpa adanya ruptur abses. Penderita dengan septikemia karena abses amuba yang mengalami infeksi sekunder juga dicalonkan untuk tindakan bedah, khususnya bila usaha dekompresi perkutan tidak berhasil Laparoskopi juga dikedepankan untuk kemungkinannya dalam mengevaluasi tcrjadinya ruptur abses amuba intraperitoneal. Drainase bedah dengan pcrtimbangan kemungkinan perdarahan yang terjadi, meskipun belum didapatkan adanya ruptur abses. Komplikasi yang paling sering adalah rupture abses sebesar 5 15,6 %. Ruptur dapat terjadi ke pleura, paru, perikardium, usus, intraperitoneal atau kulit. Kadang-kadang dapat terjadi superinfeksi, terutama setelah aspirasi atau drainase. Pada ketiga kasus ini tidak didapatkan adanya komplikasi, baik komplikasi ke pleura, usus ataupun lainnya. Khususnya pada kasus pertama, keadaan setelah operasi stabil, tidak didapatkan adanya superinfeksi.

2.9.PrognosisPrognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan pengobatan, jika hasil kultur darah yang memperlihatkan penyebab becterial organisme multiple,tidak dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleural atau adanya penyakitKKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAHPage 27

Kenakalan Remaja 2011 lain.(Bloom,B.J.2007). Peningkatan umur, manifestasi yang lambat, dan komplikasi seperti reptur intraperikardi atau komplikasi pulmonum meningkatkan tiga kali angka kematian. Hiperbilirubinemia juga termasuk faktor resiko, dengan reptur timbul lebih sering padapasien-pasienyangjuendice. (Edelman,R.R.,2002).

2.10.KomplikasiKomplikasi yang paling sering adalah berupa rupture abses sebesar 5 15,6%, perforasi abses keberbagai organ tubuh seperti ke pleura, paru, pericardium, usus, intraperitoneal atau kulit. Kadang-kadang dapat terjadi superinfeksi, terutama setelah aspirasi atau drainase.(Menurut Julius, Ilmu penyakit dalam, jilid I, 1998.) Saat dignosis ditegakan, menggambarkan keadaan penyakit yang berat, seperti septikaemia/bakteriemia dengan mortalitas 85%, ruptur abses hati disertai peritonitis generalisata dengan mortalitas 6-7% kelainan plueropulmonal, gagal; hati, kelainan didalam rongga abses, henobilia, empiema, fisistula hepatobronkial, ruptur kedalam perikard atau retroperitoneum. Sistem plueropulmonum merupakan sistem tersering terkena. Secara khusus, kasus tersebut berasal dari lesi yang terletak di lobus kanan hepar. Abses menembus diagfragma dan akan timbul efusi pleura, empyema abses pulmonum atau pneumonia. Fistula bronkopleura, biliopleura dan biliobronkial juga dapat timbul dari reptur abses amuba. Pasien-pasien dengan fistula ini akan menunjukan ludah yang berwarna kecoklatan yang berisi amuba yang ada. (Adams, E. B., 2006). Pembesaran limpa merupakan temuan patologi yang umum dan penting. Pembesaran pada pulpa merah terjadi karena adanya peningkatan jumlah sel-sel fagosit dan atau peningkatan jumlah sel darah. Pada infeksi yangKKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAHPage 28

Kenakalan Remaja 2011 bersifat kronis, hiperplasia jaringan limfoid dapat ditemukan. splenomegali karena abses hati bisa dimungkinkan oleh : 1. Infeksi Pada kasus infeksi bakterial yang bersifat akut, ukuran limpa sedikit membesar. Pembesaran terjadi akibat peradangan yang menyebabkan peningkatan infiltrasi sel-sel fagosit dan sel-sel neutrofil. Jaringan atau selsel yang mati akan dicerna oleh enzim, sehingga konsistensi menjadi lembek, apabila disayat mengeluarkan cairan berwarna merah, bidang sayatan menunjukkan warna merah merata. Permukaan limpa masih lembut dan terlihat keriput. Peradangan dapat meluas sampai dengan kapsula limpa yang disebut sebagai perisplenitis dengan atau tanpa disertai abses. Pada infeksi kronis non-pyogenik, pembesaran yang terjadi melebihi ukuran limpa pada infeksi akut. Konsistensi mengeras, bidang sayatan memperlihatkan adanya lymphoid aggregates, pulpa merah banyak mengandung sel-sel fagosit yang didominasi oleh sel plasma. 2.Gangguan Sirkulasi Gangguan sirkulasi dapat menyebabkan kongesti buluh darah pada limpa. Keadaan kongesti limpa ini dapat disebabkan oleh 2 kondisi utama, yaitu gagal jantung kongestif (CHF/Congestive Heart Failure) dan sirosis hati (Hepatic Cirrhosis). Kondisi gagal jantung (dilatasi) menyebabkan kongesti umum/sistemik buluh darah balik, terutama vena porta hepatika dan vena splenik. Keadaan ini mengakibatkan tekanan hidrostatik vena meningkat dan mengakibatkan terjadinya pembesaran limpa. Pada kondisi sirosis hati,KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 29

Kenakalan Remaja 2011 aliran darah pada vena porta mengalami obstruksi, karena terjadi fibrosis hati. Keadaan seperti ini menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik vena porta dan vena splenik, sehingga menyebabkan pembesaran limpa. Pembesaran limpa yang diakibatkan oleh sirosis hati ini dapat disertai peneb

BAB III KONSEP KEPERAWATAN

3.1.PengkajianBerdasarkan Marilynn E. Doenges tentang, meliputi : 1. Aktivitas/istirahat, menunjukkan adanya kelemahan, kelelahan, letargi, penurunan massa otot/tonus. 2. Sirkulasi, menunjukkan adanya gagal jantung kronis, kanker, disritmia, bunyi jantung ekstra, distensi vena abdomen. 3. Eliminasi, menunjukkan adanya flatus, distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus, feses warna tanah liat, melena, urine gelap pekat. 4. Makanan/cairan, menunjukkan adanya anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/tidak dapat mencerna, mual/muntah, penurunan berat badan atau peningkatan cairan, edema, kulit kering, turgor buruk, ikterik. 5. Neurosensori, menunjukkan adanya perubahan mental, halusinasi, koma, bicara tidak jelas.

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 30

Kenakalan Remaja 2011 6. Nyeri/kenyamanan, menunjukkan adanya nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas, pruritus, perilaku berhati-hati/distraksi, fokus pada diri sendiri. 7. Pernapasan, menunjukkan adanya dispnea, takipnea, pernapasan dangkal, bunyi napas tambahan, ekspansi paru terbatas, asites, hipoksia. 8. Keamanan, menunjukkan adanya pruritus, demam, ikterik, ekimosis, petekie, angioma spider, eritema.Seksualitas, menunjukkan adanya gangguan menstruasi, impoten, atrofi testis.

3.2.Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan ini juga berdasarkan Marilynn E. Doenges, meliputi : 1. Kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual/muntah. 2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan prosses infeksi 3. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan penurunan produksi energi 4. Gangguan Peningkatan suhu tubuh ( hipertermi) berhubungan dengan proses peradangan.

3.3.PerencanaanPerencanaan berdasarkan Marilynn E. Doenges tentang, yaitu :

Kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual/muntah.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara optimal.

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 31

Kenakalan Remaja 2011o

Intervensi :

Ukur masukan diet harian dengan jumlah kalori Timbang berat badan secara kontinyu. Bentuk dan dorong pasien untuk makan, jelaskan alasan tipe diet.

Beri pasien makan bila pasien mudah lelah, atau biarkan orang terdekat membantu pasien.

Pertimbangkan pilihan makanan yang disukai. Berikan makanan sedikit dan sering. Batasi masukan kafein, makanan yang menghasilkan gas atau berbumbu, terlalu panas dan terlalu dingin.

Berikan makanan halus, hindari makanan kasar sesuai indikasi.

Tingkatkan perode tidur tanpa gangguan, khususnya sebelum makan.

Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh glukosa serum, albumin, total protein, amonia.

teratur. Bantu latihan rentang gerak aktif/pasif. Tinggikan ekstremitas bawah. Pertahankan sprei kering dan bebas lipatan.

Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan proses infeksi Tujuan :Rasa nyeri penderita teratasio

Intervensi :

berikan alas yang lunak ( bantal yang lembek atau handuk yang berlipat-lipat ) pada daerah yang terasa nyeri.

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 32

Kenakalan Remaja 2011

Hindari sentuhan pada daerah yang sakit. Letakkan tempat tidur klien di pinggir/ di pojok ruangan untuk menghindari tersenggol orang lain.

Hindari penggunaan kompres hangat pada daerah yang sakit.

Kaji tingkat nyeri klien secara kontinu. Ajarkan tehnik distraksi selama nyeri. Atur posisi senyaman mungkin. Pertahankan posisi tubuh yang tepat. Kolaborasi analgesik.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan produksi energi Tujuan : Penderita mampu melakukan aktifitaso

Intervensi :

Bantu ADL sesuai dengan kebutuhan. Hemat pengguanaan energi selama fase akut penyakitnya.

Pertahankan tirah baring sampai hasil laboratorium dan status klinis membaik.

Sejalan dengan semakin baiknya keadaan, pantau peningkatan bertahap pada tingkat aktivitas.

Lakukan tindakan yang sesuai dengan usia.

Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses peradangan.

Tujuan: Suhu tubuh normal antara 36-37 Co

Intervensi :

Ukur tanda-tanda vital terutama suhu dan catat hasilnya.Page 33

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Kenakalan Remaja 2011

Beri kompres hangat / dingin. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan masukan cairan yang adekwat sesuai kondisi.

Pantau intake dan output. Jelaskan perlunya penggunaan pakaian yang longgar. Kolaborasikan pemberian antipiretik bila diperlukan.

3.4.PelaksanaanDalam melakukan tindakan harus sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan dokumentasi berupa pencatatan dan pelaporan ( Gafar La Ode Jumadi ). Ada tiga fase implementasi keperawatan, yaitu : 1. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan klien dan lingkungan. 2. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan. Implementasi dapat dilakukan dengan intervensi independen, dependen atau interdependen. 3. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi dilakukan.

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 34

Kenakalan Remaja 2011

3.5.EvalusiFase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketepatan intervensi keperawatan.

Tujuan evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan, menilai dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan melalui perbandingan pelayanan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah ditentukan terlebih dahulu. Kemudahan atau kesulitan evaluasi dipengaruhi oleh kejelasan tujuan dan bisa tidaknya tujuan tersebut diukur

DAFTAR PUSTAKA Tjokronegoro A., Utama H. Amebiasis hati. Buku Ajar Nmu Penyakit Dalam. Edisi tiga. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI; !996.p.328-32. Santoso M, Wijaya. Diagnostik danpenatalaksanaan abses amebiasis hati. Dexa Medica 2004;4:17-20. Andri LA, Rasjid HA. Abses amuba pada hepar Dexa Medica 2004; 21-6 . Microsoft Encarta Reference Library, 2004 Pengaruh abses hepar terhadap kebutuhan manusia. Bruner dan Suddarth, 2000 Patofisiologi terjadinya amobiasishepar, Staf Pengajar Patofisiologi, Fakultas Kedokteran Unibraw Malang 2003

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 35

Kenakalan Remaja 2011 Kapoor OP; Amoebic liver diseases; Bombay Hospital Journal 1990; 32:128-133 Hasan M, Islam MA, Siddiqua SS, Shruva MR. Mymensingh Med J 2003; 12:61-3 www.info-medis.blogspot.com/2008/11/abs... www.kalbe.co.id/files/cdk/files/27a www.netral-collection-knomledge.blogspot...

www.indovet.wordpress.com/2009/10/30/pe...

Artikel yang berkaitan dengan kata kunci:

Penyakit ABSES HATIDiagnosis dan Penatalaksanaan Pada Penyakit ABSES HATITanggal publikasi: 15 November 2010. Kata Kunci: Anemi ringan, Berat badan menurun, Diagnosis Penyakit ABSES HATI, Hepatomegali, Keluhan pokok, Metastasis abses, Pemeriksaan Khusus, pemeriksaan laboratorium, Penatalaksanaan Penyakit ABSES HATI, Penyakit ABSES HATI, Tanda penting, Terapi Umum, Ultrasonografi

Dasar

kelainan

:

Rongga

yang

berisi

sel

hati

terutama

akibat

E.histolitika

I.DIAGNOSIS A.Keluhan pokok

Demam dan menggigil Mual dan muntah Malese, berat badan menurun Nyeri spontan/tekan daerah hepar (sela iga atau hipokondrium) kanan Kadang-kadang disertai nyeri pleura Penderita cenderung membungkuk atau menahan gerakan hipokondrium kanan Ada riwayat diare lender (atau plus darah) beberapa tahun lalu atau bulan laluB.Tanda penting

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 36

Kenakalan Remaja 2011 Ikterus Hepatomegali, nyeri tekan, permukaan rata, mungkin fluktuasi ada Nyeri tekan pada sela iga kanan bawah AnemisC.Pemeriksaan laboratorium

Lekositosis LED (Laju endap darah) tinggi Anemi ringan sampai sedang Peningkatan bilirubin, alkali fosfatase, SGOT,SGPTD.Pemeriksaan khusus

Ultrasonografi (USG) MRI CT Scan abdomen Tes serologi : tes IHA (Imuno Hemaaglutination), titer 1 : 128 dianggap bermaknaII.KOMPLIKASI

Ruptur abses ke pleura, pericardium, paru, usus atau kulit Metastasis abses ke otakIII.PENATALAKSANAAN A.Terapi 1.Istirahat Tirah 2.Diet Diet 3.Medikamentosa Obat pertama : tinggi kalori dan baring protein umum

Metronidazol 3-4 x (500-750) mg/hari selama 7-10 hari Antibiotik spectrum luas bila piogenikObat alternative :

Emetin : 1 mg/kg BB selama 7 hari Klorokin : 3 x 250 mg/hari selama 3 minggu, ditambah amubisid usus (Yatren) 3 x 500 mg/7 hari menjelnagselesai klorokin

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 37

Kenakalan Remaja 20114.Operasi Drainase B.Terapi komplikasi IV.PROGNOSIS pus

Dengan terapi metronidazol prognosis baik Bila ada rupture abses, mortalitas sampai 40-50%

Diagnosis dan Penatalaksanaan Pada PIELONEFRITISDipublikasikan pada 09 December 2010 oleh Evan Hamsafir Defenisi : Pielonefritis adalah radang pada pielum dan nefron yang disebabkan oleh infeksi pada ginjal, umumnya berasal dari infiltrasi bakteri dan pelvis tenis renis kedalam parenkim ginjal, sehingga menyebabkan destruksi yang besar pada ginjal Dasar kelainan : Kerusakan pielum dan nefron I.DIAGNOSIS A.Keluhan pokok

Demam Menggigil Irretative voiding symptoms (sering miksi, mendesak dan disuri) Nyeri pinggang Mual sampai muntahB.Tanda penting

Nyeri ketok pada pinggang yang terkena (angulus costovetebral)C.Pemeriksaan laboratorium

Lekositosis > shift to the left Kultur urine positif hebat Urinalisis : piuri, bakteriuri, hematuri Silinder lekosit +D.Pemeriksaan khusus

USG IVP Imaging > bila komplikasi > hidronefrosis

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 38

Kenakalan Remaja 2011II.KOMPLIKASI 1.Batu 2.Obstruksi 3.Hidronefrosis 4.Insufisiensi 5.Hipo/isostenuri 6.Hipertensi 7.Sepsis III.PENATALAKSANAAN A.Terapi 1. Istirahat umum Saluran saluran kemih kemih ginjal

Hindari hubungan seksual Banyak minum bila fungsi ginjal masih baik2.Diet 3.Medikamentosa Obat pertama :

Antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur/pengalaman Kotrimoksazol 2 x 2 tabletObat alternative :

Bikarbonat 4 x 2 gr untuk alkalinase urine

KKS bagian Ilmu Penyakit Jiwa RSU Dr.Pirngadi Medan Dena febrianty (06-158 ) FK UNBRAH

Page 39