Skenario 1_stoma 2 Rev

8
STEP 1 1. Saliva: Cairan yang terdapat dalam rongga mulut yang mengandung bakteri mulut, sisa makanan dan sel-sel epitel yang terdeskuamasi. Saliva disekresi dari glandula saliva mayor dan minor bersama – sama dengan ginggival crevicular fluid(GCF), merupakan cairan oral atau keseluruhan saliva yang menyediakan lingkungan kimiawi dari gigi dan jaringan lunak rongga mulut. 2. Viskositas: Kekentalan suatu zat cair (fluida) 3. Sampel: Sesuatu yang akan diteliti STEP 2: 1. Apa pengaruh makanan, minuman dan gosok gigi terhadap sekresi saliva? 2. Mengapa teknik pengambilan dibedakan? 3. Bagaimana cara mengukur kecepatan, volume dan viskositas saliva? 4. Mengapa pengambilan saliva di bawah lidah? 5. Bagaimana perbedaan viskositas, laju aliran dan volume saliva paada 2 teknik yang berbeda? STEP 3: 1. Menurut Amerongen (1991), makan (mengunyah) dapat merangsang sekresi kelenjar ludah. Sekresi saliva

description

tutor

Transcript of Skenario 1_stoma 2 Rev

STEP 11. Saliva:

Cairan yang terdapat dalam rongga mulut yang mengandung bakteri mulut, sisa makanan dan sel-sel epitel yang terdeskuamasi. Saliva disekresi dari glandula saliva mayor dan minor bersama sama dengan ginggival crevicular fluid(GCF), merupakan cairan oral atau keseluruhan saliva yang menyediakan lingkungan kimiawi dari gigi dan jaringan lunak rongga mulut.

2. Viskositas:

Kekentalan suatu zat cair (fluida)

3. Sampel:

Sesuatu yang akan diteliti

STEP 2:1. Apa pengaruh makanan, minuman dan gosok gigi terhadap sekresi saliva?

2. Mengapa teknik pengambilan dibedakan?

3. Bagaimana cara mengukur kecepatan, volume dan viskositas saliva?

4. Mengapa pengambilan saliva di bawah lidah?

5. Bagaimana perbedaan viskositas, laju aliran dan volume saliva paada 2 teknik yang berbeda?

STEP 3:1. Menurut Amerongen (1991), makan (mengunyah) dapat merangsang sekresi kelenjar ludah. Sekresi saliva tanpa disertai rangsang mengunyah adalah 0,03-0,05 ml/menit/glandula, sedangkan sekresi saliva yang disertai dengan rangsang mengunyah dapat bervariasi atau lebih banyak. Pada sebuah jurnal penelitian di sebutkan mengenai aliran saliva yang dirangsang dengan, stimulasi mekanik dari bahan makanan buatan (chewing inert materials), atau mengunyah makanan alami (natural foods), ditemukan bahwa konsistensi dan volume makanan juga berpengaruh terhadap aliran saliva. Makanan yang membutuhkan daya kunyah besar atau makanan yang rasanya cukup mencolok dapat meningkatkan aliran saliva dan juga mengubah komposisinya.Rangsangan mekanik seperti mengunyah dapat menimbulkan refleks saliva sederhana (tidak terkondisi). Reflex saliva sederhana (tidak terkondisi) terjadi sewaktu kemoreseptor atau reseptor tekanan di dalam rongga mulut berespons terhadap adanya makanan. Sewaktu diaktifkan, reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serat saraf aferen yang membawa informasi ke pusat saliva di medula batang otak. Pusat saliva kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar saliva untuk meningkatkan sekresi saliva. Tindakan-tindakan gigi mendorong sekresi saliva walaupun tidak terdapat makanan karena adanya manipulasi terhadap reseptor tekanan yang terdapat di mulutRasa asam dalam makanan merangsang sekresi saliva dalam jumlah banyak. Bisa 8-20x kecepatan sekresi basal. Stimuli mekanis pada mukosa mulut, yaitu saat mengunyah makanan yang halus maka terjadi peningkatan salivasi sedangkan pada makanan kasar terjadi pengurangan saliva atau bahkan menghambat sekresi saliva. Apabila seseorang mencium atau makan makanan yang disukai, pengeluaran saliva lebih banyak. Efek tersebut diatur oleh daerah nafsu makan pada otak, terletak di depat pusat parasimpatis hipotalamus anterior dan berfungsi sebagai respon sinyal dari daerah pengecapan.Jadi pada subyek penelitian dilarang untuk menggosok gigi dan makan disebabkan karena kedua hal ini dapat menimbulkan rangsangan mekanik dan kimia pada kelenjar saliva. Rangsangan ini selanjutnya akan diterima oleh reseptor mekanik dan kimiawi yang ada dalam rongga mulut. Dengan adanya rangsangan ini dapat meningkatkan produksi saliva. Misalnya rangsangan mekanik yaitu pada saat mengunyah makanan dan pada saat gerakan menyikat gigi. Rangsangan kimiawi misalnya jenis maknan yang kita makan, jika memakan makanan yang sifatnya asam dapat meningkatkan sekresi saliva, selain itu, di dalam pasta gigi juga terkandung berbagai zat kimia yang mungkin dapat merangsang sekresi saliva.2. Metode utama untuk mengukur saliva murni yaitu metode draining, spitting, suction, dan swab. Metode draining bersifat pasif, metode ini memungkinkan saliva pasien mengalir dari mulut ke dalam tabung dalam suatu masa waktu. Metode suction menggunakan sebuah aspirator atau penghisap saliva untuk mengeluarkan saliva dari mulut ke dalam tabung pada periode waktu yang telah ditentukan. Metode swab menggunakan gauze sponge yang diletakkan di dalam mulut pasien dalam waktu tertentu. Metode spitting (metode yang digunakan Nederfords sesuai dengan metode standar Navazesh) dilakukan dengan membiarkan saliva untuk tergenang di dalam mulut dan meludahkan ke dalam suatu tabung setiap 60 detik selama 2-5 menit.Mengapa dilakukan dua kali pengambilan saliva dengan teknik yang berbeda hal ini terkait dengan tujuan dari pengumpulan saliva yang dilakukan peneliti. Teknik pertama saliva diambil di bawah lidah karena di bawah lidah terdapat ductus dari kelenjar submandibularis dan sublingualis, jadi saliva yang dihasilkan akan didominasi oleh kedua kelenjar tersebut. Sedangkan pada teknik yang kedua pengambilan saliva dibiarkan mengucur sendiri. Dengan cara ini akan merangsang ketiga kelenjar saliva utama yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis untuk mensekresikan saliva. Jadi saliva yang dihasilkan tidak hanya dari kelenjar bagian bawah lidah. Selain itu juga, akan nampak perbedaan viskositas saliva yang dihasilkan, karena masingmasing dari kelenjar saliva akan menghasilkan jenis saliva yang berbeda.3. MengukurViskositasSaliva:Syarat viskositas atau kekentalan saliva, yaitu saliva normal tidakkental sehingga mirip sepertiair. Apabila saliva kental dan banyak buih, mengindikasikan bahwa ada kelainan padakekentalan saliva.Kriteria:A. Baik (watery/clear), jika saliva: Bening. Cair. Tidak berbusa. Bila berbusa namun masih mengalir seperti air masih dikatakan normal. Bila gelas dimiringkan, saliva langsung mengalir cepat seperti air.B. Sedang (frothy/bubly), jika saliva: Putih. Berbusa

Bila gelas dimiringkan, saliva mengalir perlahan.C. Buruk, jika saliva: Lengket. Putih. Berbusa. Bila gelas dimiringkan, hampir tidak mengalirMengukur volume saliva:1. Saliva yang sudah ditampung dalam wadah kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur kecil

2. Volume saliva dilihat sesuai dengan garis yang tertera pada gelas ukur, keudian di catat hasilnya

Mengukur kecepatan saliva:Laju aliran saliva sangat mempengaruhi kuantitas saliva yang dihasilkan. Laju aliran saliva tidak terstimulasi dan kualitas saliva sangat dipengaruhi oleh waktu dan berubah sepanjang hari. Terdapat peningkatan laju aliran saliva saat bangun tidur hingga mencapai tingkat maksimal pada siang hari, serta menurun drastis ketika tidur. Refleks saliva terstimulasi melalui pengunyahan atau adanya makanan, asam dapat meningkatkan laju aliran saliva hingga 10 kali lipat atau lebih.Pada orang normal, laju aliran saliva dalam keadaan tidak terstimulasi sekitar 0,3-0,4 ml/menit. Jumlah sekresi saliva per hari tanpa distimulasi adalah 300 ml. Sedangkan ketika tidur selama 8 jam, laju aliran saliva hanya sekitar 15 ml. Dalam kurun waktu 24 jam, saliva rata-rata akan terstimulasi pada saat makan selama 2 jam. Lalu saliva berada dalam kondisi istirahat selama 14 jam, dengan total produksi saliva 700-1500 ml. Sisanya merupakan saliva dalam kondisi istirahat.Ketika saliva distimulasi, laju aliran saliva meningkat hingga mencapai 1,5-2,5 ml/menit. Pasien disebut xerostomia jika saat terstimulasi laju aliran saliva kurang dari 0,7 ml/menit.

4. Karena di bawah lidah sesuai anatominya bermuara kelenjar sublingualis. Dan kelenjar sublingualis itu paling mudah pengambilannya. Bisa diambil tanpa stimulasi.

5. Pada teknik pertama yaitu pengambilan saliva di bawah lidah menggunakan teknik whole saliva, dimana saat pengambilan tidak dilakukan stimulus/rangsangan. Teknik ini dilakukan selama 1 menit dan mengambil saliva di bawah lidah (kelenjar sublingualis dan mandibularis) yang mengandung mukous acini dominan sehingga saliva lebih kental. Sedangkan pada teknik kedua merupakan pengambilan saliva dimana terdapat stimulus /rangsangan dan dilakukan selama 5 menit yang juga melibatkan kelenjar parotis sehingga saliva lebih encer (mengandung serous dominan). Perbedaan kedua teknik ini menyebabkan perbedaan laju aliran dan viskositas saliva.STEP 4:

Reseptor

Kontraksi sel myoepithel

Submandibularis Sublingualis asesoris

Sel sekretori saliva

Parotis

Simpatis

Parasimpatis

vasokontriksi

vasodilatasi

Komposisi saliva

Volume saliva

Saliva