Skenario 1 246

download Skenario 1 246

of 67

Transcript of Skenario 1 246

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    1/67

    1

    Skenario 1

    Gatal

    Seorang perempuan berusia 19 tahun datang dengan keluhan gatal pada kedua

     pergelangan tangan tempat pemasangan jam tangan sejak 2 bulan yang lalu.

    Keluhan gatal bertambah saat berkeringat (+). Keluhan sudah diobati, namun

    keluhan hilang timbul. !alnya timbul pruritus, kemudian timbul eritem dan

    sekarang tampak erosi. "ada pemeriksaan dermatologis tampak adanya ma#ula

    hiperpigmentasi dengan skuama halus pada pergelangan tangan kanan dan tampak 

    eritem numular, papula, $esikel berkelompok dan erosi plakat pada pergelangan

    tangn kiri. %okter menyarankan untuk pemeriksaan tes alergi.

    S&'"

    a. "riritus (gatal) Sensasi kulit yang menimbulkan rangsangan gatal untuk 

    digaruk.

     b. 'ritema *arna kemerahan pada kulit, adanya pelebaran pembuluh darah.

    #. esikel lesi yang menonjol, berbatas tegas, berisi #airan, ukuran -, #m.

    d. 'rosi terkelupasnya kulit yang terbatas sampai bagian epidermis

    e. Skuama suatu lapisan korneum yang terlepas dari jaringan kulit berbentuk 

    halus

    /. "apula penonjolan diatas permukaan kulit berisi masa padat.

    g. 0akula hiperpigmentasi perubahan !arna kulit tanpa perubahan bentuk kulit

    dengan adanya penimbunan pigmen yang berlebihan sehingga kulit ber!arna

    hitam.

    S&'"

    1. agaimana mekanisme gatal

    2. pa saja penyebab gatal

    3. pa saja klasi/ikasi gatal

    4. 0engapa gatal di perberat saat berkeringat

    . 0engapa dapat timbul eritem sampai erosi

    5. agaimana proses terjadinya makula hiperpigmentasi dengan skuama halus,

    eritem nummular, papula, $esikel, serta erosi plakat

    6. agaimana hubungan tes alergi dengan keluhan pasien dan apa saja ma#am

     pemeriksaan tes alergi

    7. pa hubungan pemakaian jam tangan dengan keluhan

    9. 0engapa keluhan hilang timbul, setelah minum obat

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    2/67

    2

    1-. pa saja pemeriksaan dermatologis

    11. pa saja diagnosa kelainan kulit akibat alergi dan sistem imun

    S&'"

    1. agaimana mekanisme gatal

    danya reaksi rangsangan pada serabut sara/ 8 impuls ke otak

    rangsangan gatal

    2. pa saja penyebab gatal

    a. "ruritus lokal

     b. "ajanan terhadap /aktor tertentu

    #. :ormonal

    d. "sikolog

    e. Gangguan kulit

    /. Gangguan sistemik 3. pa saja klasi/ikasi gatal

    a. "ruritus septi/ 

     b. ;europati

    #. ;eurogenik 

    d. "sikogenik 

    4. 0engapa gatal di perberat saat berkeringat

    a. 'ksogen (bahan kimia,sinar, mikroorganisme)

     b. 'ndogen (ri!ayat atopik)

    #. Saat berkeringat tubuh menjadi lembap

    d. "ada biang keringat pori

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    3/67

    3

    1-. pa saja pemeriksaan dermatologis

    a. Kerokan kulit

     b. 'pidermal share biopsi

    11. pa saja diagnose kelainan kulit akibat alergi dan sistem imun

    a. %ermatitis b. %iabete mellitus

    #. ;eurodermatitis

    d. olikolitis alergi#a

    S&'"

    1. agaimana mekanisme gatal

    "ruritogen menyebabkan ujung serabut sara/ 8 pruritosepti/ terakti$asi.

    Serabut sara/ 8 tersebut kemudian menghantarkan impuls sepanjang serabut

    sara/ sensoris. &erjadi input eksitasi di >amina

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    4/67

    4

    terjadi. andingkan saat tangan kita terkena benda panas.

    Gatal dapat timbul apabila pruritoseptor terangsang dan reseptor lainnya tidak 

    terangsang. &idak mungkin pada penghantaran sinyal, terdapat dua reseptor 

    sekalgus yang terangsang oleh satu stimulus. Saat pruriseptor terangsang,

    seseorang akan mulai merasakan sensasi gatal sehingga timbul hasrat untuk 

    menggaruk. Saat menggaruk, polimodal nosiseptor akan terangsang sehingga

     pruritoseptor akan berhenti terangsang. :al ini memberikan penjelasan

    mengapa ketika seseorang menggaruk tubuhnya yang gatal, maka rasa gatal

    akan menghilang. Setelah garukan dihentikan, yang artinya polimodal

    nosiseptor berhenti terangsang, pruritoseptor sangat mungkin untuk kembali

    terangsang sehingga gatal akan timbul kembali. "olimodal nosiseptor juga

    dapat menimbulkan gatal, misalnya pada baju baru yang labelnya kasar akan

    menimbulkan sensasi gatal.Stimulus pada serabu sara/ 8 melalui ganglion

    dorsal dan menyilang pada sara/ tulang belakang ke sisi kontralateral dan

    masuk ke jalur spinotalamikus lateral menuju thalamus dan akhirnya

    men#apai korteks serebri sensori.

      Mediator Penyebab Gatal pada Kulit

    a) :istamin

    Konsentrasi histamin yang rendah pada lapisan dermo

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    5/67

    5

    in/lamasi juga menghasilkan interleukin

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    6/67

    6

    #. Gangguan pada kulit

    "enyebab pruritus yang berasal dari gangguan kulit sangat beragam.

    eberapa diantaranya, yaitu dermatitis kontak, kulit kering, prurigo

    nodularis, urtikaria, psoriasis, dermatitis atopi#, /olikulitis, kutu, s#abies,

    miliaria, dan sunburn.

    d. "ajanan terhadap /aktor tertentu.

    "ajanan kulit terhadap beberapa /aktor, baik berasal dari luar maupun

    dalam dapat menyebabkan pruritus. Eaktor yang dimaksud adalah allergen

    atau bentuk iritan lainnya, urtikaria /isikal, serangga, dan obat

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    7/67

    7

    #. ;eurogenik &idak ada gangguan pada sara/ maupun kulit, namun

    terdapat transmitter yang merangsang gatal. 0isalnya, morphin dan

     penyakit sistemik (ginjal kronis, jaundi#e)

    d. "sikogenik akibat gangguan psikologi. 0isalnya parasitophobia.4. agaimana dapat timbul eritem sampai erosi serta proses terjadinya makula

    hiperpigmentasi denagn skuama halus, eritem nummular, papula, $esikel,

    serta erosi plakat

    =jud Kelainan Kulit (=KK)

    . "rimer 

    1) ulla dan $esikel

    2) 0akula dan pat#h

    3) "apul, nodul, plak 

    4) =rtika

    . Sekunder 

    1) Sikatriks

    2) 'rosi

    3) 'kskoriasi4) ulkus

    ) >ikeni/ikasi

    5) Krusta

    . agaimana hubungan tes alergi dengan keluhan pasien dan apa saja ma#am

     pemeriksaan tes alergi

    . 0a#am tes alergi

    a) =ji tusuk 

     b) =ji gores

    #) =ji tempel

    . 0a#am pemeriksaan dermatologi

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    8/67

    8

    a) >ampu !ood

     b) %iaskopi

    #) %ermoskopi

    6. pa saja diagnosa kelainan kulit akibat alergi dan sistem imun

    Bagan:

    Primer

    • Makula

    • Papul

    • Nodul

    • Plak

    • Vesikel

    • Bula

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    9/67

    9

    S&'"

    1. agaimana gambaran mengenai ujud kelainan kulit (=KK) (gambar, ukuran,

    !arna, kedalaman, diagnosis atau klinis serta pato/isiologinya)

    2. agaimana pendekatan klinis pada pasien dengan keluhan gatal

    3. pa saja ma#am tes alergi dan pemeriksaan dermatologi (#ara dan

    interpretasi)

    4. agaimana perbedaan keadaan penyakit dermatitis (pato/isiologinya). pa saja ma#am penyakit kulit akibat alergi dan sistem imun (pato/isiologi

    serta penatalaksanaan se#ara /armakologi dan non /armakologi)

    5. agaimana edukasi penyakit kulit pada pasien

    6. agaimana Eisiologi kulit

    S&'"

    Sekunder

    • Sikariks

    • !rosi

    • !kskoriasi

    • "lkus

    • #ikeni$kasi

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    10/67

    1&

    1. Gambaran mengenai ujud kelainan kulit (=KK)

    . '/loresensi (ruam) primer

    1. 0akula

    Kelainan kulit berbatasan tegas berupa perubaan !arna semata<

    mata.

    8ontoh meloderma, lekoderma, purpura, petekie, ekimosis

    "ato/isiologi

    < 0akula hiperpigmentasi terjadi karena peningkatan sekresi

    melanin< 0akula hipopigmentasi menurunnya atau tidak adanya sintesis

    melanin

    < 0akula eritem terjadi karena dilatasi pembuluh darah,

    ekstra$asasi sel

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    11/67

    11

     pada eksem atau dermatitis, keru#ut pada keratosis /olikularis,

    datar pada $eruka plana ju$enilis, datar dan berdasar polygonal

     pada liken planus, berduri pada $eruka $ulgaris, bertangkai pada

    /ibroma pendulans dan pada $eruka /ili/ormis. *arna papul dapat

    merah akibat peradangan, pu#at, hiperkrom, putih, atau seperti

    kulit disekitarnya. eberapa in/iltrat mempunyai !arna sendiri

    yang biasanya baru terlihat setelah eritema yang timbul bersamaan

    ditekan dan hilang (lupus, si/ilis). >etak papul dapat epidermal atau

    kutan.

    "ato/isiologi terjadi karena peradangan yang sebagian besar 

    terjadi di dermis, kemudian komponen

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    12/67

    12

    Gambar 1.3 "lak datar, penampang lebih dari 1 #m

    (%juanda2-13)

    4. =rtika

    'dema setempat yang timbul mendadak dan hilang

     perlahan

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    13/67

    13

    Gambar 1. ;odul dengan (a) in/iltrat disubkutan

      (b) in/iltrat di dermis (%juanda2-13)

    5. esikel

    Gelembung berisi #airan serum, beratap, berukuran kurangdari #m garis tengah, dan mempunyai dasarF $esikel berisi darah

    disebut $esikel hemoragik.

    "ato/isiologi terjadi karena plasma yang bo#or dari pembuluh

    darah yang mengisi rungan epidermis sehingga terjadi

     penumpukan #airan.

    (%juanda2-13)

    Gambar 1.5 esikel pada (a) subkorneal (b) intraepidermal (#)suprabasal (%juanda2-13)

    6. ula

    esikel yang berukuran lebih besar. %ikenal juga istilah

     bula hemoragik, bula purulen, dan bula hipopion.

    (%juanda2-13)

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    14/67

    14

    Gambar 1.6 ula dengan #airan serum

    (internet)

    7. "ustul

    esikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap di bagian

     ba!ah $esikel disebut $esikel hipopion.

    8ontoh psoniasis pustulosa

    "ato/isiologi terjadi karena in/eksi bakteri yang menyebabkan

     penumpukan eksudat purulen.

    Gambar 1.7 pustule (nternet)

    9. Kista

    ?uangan berdinding dan berisi #airan, sel, maupun sisa sel.

    Kista terbentuk bukan akibat peradangan. *alaupun kemudian

    dapat meradang. %inding kista merupakan selaput yang terdirir 

    atas jaringan ikat dan biasanya dilapisi sel epitel atau endotel. Kista

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    15/67

    15

    terbentuk dari kelenjar yang melebar dan tertutup, saluran kelenjar,

     pembuluh darah, saluran getah bening, atau lapisan epidermis. si

    kista terdiri atas hasil dindingnya, yaitu serum, getah bening,

    keringat, sebum, sel

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    16/67

    16

    Gambar 1.1- Skuama pada kulit (nternet)

    2. Krusta

    Krusta adalah #airan bedan yang mongering. %apat

     ber#ampur dengan jaringan nekrotik, maupun benda asing

    (kotoran, obat, dan sebagainya). *arnanya ada beberapa ma#am

    kuning muda berasal dari serum, kuning kehijauan berasal dari pus,

    dan kehitaman berasal dari darah.

    "ato/isiologi terjadi karena ketika papul, pustul, $esikel, bula,

    mengalami ruptur atau pe#ah, #airan atau bahan

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    17/67

    17

    Gambat 1.12 Kerusakan Kulit akibat (a) 'rosi (b) eksokoriasi

    (#) =lkus (%juanda2-13)

    4. =lkus

    =lkus adalah hilangnya jaringan yang lebih dalam dari

    ekskoriasi. =lkus dengan demikian mempunyai tepi, dinding,

    dasar, dan isi. &ermasuk erosi dan ekskoriasi dengan bentuk liniar 

    ialah /isura atau rhagades, yakni belahan kulit yang terjadi oleh

    tarikan jaringan disekitarnya, terutama terlihat pada sendi dan bataskulit dengan selaput lendir.

    (%juanda2-13)

    Gambar 1.13 Kerusakan Kulit akibat (a) 'rosi (b) eksokoriasi (#)

    =lkus (%juanda2-13)

    . Sikatriks

    &erdiri atas jaringan tak utuh, relie/ kulit tidak normal,

     permukaan kulit li#in dan tidak terdapat adneksa kulit. Sikatriks

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    18/67

    18

    dapat atro/ik, kulit men#ekung dan dapat hipertro/ik, yang se#ara

    klinis terlihat menonjol karena kelebihan jaringan ikat. ila

    sikatriks hipertro/ik menjadi patologik, pertumbuhan melampaui

     batas luka disebut keloid (sikatriks yang pertumbuhan selnya

    mengikuti pertumbuhan tumor), dan ada ke#enderungan untuk 

    terus membesar.

    "ato/isiologi terjadi karena proli/erasi jaringan /ibrosa digantikan

    oleh kolagen setelah terjadinya luka atau ulserasi.

      (%juanda2-13)

    Gambar 1.14 Sikatriks dengan (a) :ipertro/i

    (b) :ipotro/i (%juanda2-13)

    2. "endekatan klinis pada pasien dengan keluhan gatal

    . namnesis

    1) %imana mulai terjadi gatal

    2) pakah gatalnya menjalar

    3) pakah hilang timbul

    4) erapa lama

    ) pakah di sertai dengan rasa sakit

    5) dakah penyakit

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    19/67

    19

    (ro!n 2-1- )

    8. "emeriksaan penunjang

    a)  Puncture, prick dan scratch test   biasa dilakukan untuk menentukan

    alergi oleh karena alergen inhalan, makanan atau bisa serangga.

     b) Tes intradermal  biasa dilakukan pada alergi obat dan alergi bisa

    serangga

    #)  Patch test (epicutaneus test )  biasanya untuk melakukan tes pada

    dermatitis kontak ("a!arti, 2--4).

    3. 0a#am tes alergi dan pemeriksaan dermatologiA. Tes Tusuk(Prick Tes)

    0ula 0ula Kulit agian olardari >engan a!ah %ibersihkan %engan

    l#ohol, iarkan :ingga Kering . &empat "enetesan lergi %itandai Se#ara

    erbaris %engan Jarak 2arutkan

    :istamine Eos/at -,1 @) . %engan Jarum %isposibel =kuran 25, %ilakukan

    &usukan %angkal 0elalui 0asing< 0asing 'kstrak ang &elah %iteteskan.

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    20/67

    2&

    Jarum ang %igunakan :arus aru "ada &iap &iap &usukan "ada 0asing

    0asing &etesan =ntuk 0enjaga Supaya llergen &idak &er#ampur. &usukan

    %ijaga Sampai 0eniimbulkan "erdarahan. ( unihastuti '$y.2--9)

    "emba#aan %ilakukan Setelah 1ama "erlu %ihentikan

    0inimal 3 0inggu Sebelum %apat 0elakukan &es. =ntuk Kortikosteroid

    &opi#al 8ukup %ihentikan 1 :ari Sebelum &es. Bbat >ain ang Juga :arus

    %ihindari dalah ntidepresan &risiklik (1

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    21/67

    21

    Kulit 0enunjukan ?eaksi , Kemungkinan "asien lergi &erhadap ahan

    ersebut, taupun ahan tau enda >ain ang 0engandung =nsur 

    &ersebut. ( unihastuti '$y.2--9)

    ahan %an Konsentrasi ang Sering %igunakan "ada &es &emple

    dalah enHokain @ 0erkapto enHotiaHol =rea 2 @, Sinamik ldehid 1@ ,

    >anolin l#ohol 3-@ , Karbamiks 3@, ;eomisin Sul/at 2-@ &iuran 0iks 1@,

    'tilendiamin %ihidroklorid 1@, 'poksi ?esin 1@, Kuatemium 1,2@,".

    &ertburti/enol Eormadehid ?esin 1@ , 0erkatomiks 1@, la#k ?ubber 0iC

    -,5@, "osatium %ikronat -,2@, alsam B/peru 2@, ;ikel Sul/at 2@.

    ( unihastuti '$y.2--9)

    ara :

    8ara 0elakukan &es &emple aitu ahan ahan ang kan %ites

    %itaruh "ada Kertas Saring, ang %iletakkan %iatas >embaran "ermeable .

    Kemudian %itempelkan "ada Kulit %engan "lester, &empat "emasangan ias

    %ipunggung. ( unihastuti '$y.2--9)

    "emba#aan %apat %ilakukan Seltelah 24 Jam . Sesudah "lester %ilepasKemudian "asien %iminta 0enunggu Setelah -,

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    22/67

    22

    &es "ro$okasi dalah &es lergi %engan 8ara 0emberikan

    llergen Se#ara >angsung Kepada "asien Sehingga &imbul Gejala. &es ni

    %ilakukan Jika &erdapat Kesulitan %iagnosis %an Ketikdak 8o#okan

    %iagnosis %an Ketidak 8o#okan ntara Gambaran Klinis %ngan &es ang

    >ainnya . &es "ro$okasi ang %apat %ilakukan dalah &es "ro$okasi

     ;asal, &es "ro$okasi ron#hial, &es "ro$okasi Konjungti$al , &es

    'liminasi %an "ro$okasi &erhadap 0akanan. ( unihastuti '$y.2--9)

    Tes Pro!okasi "asal

    "ada &es llergen %iberikan "ada 0ukosa :idung aik %egan

    %isemprotkan tau 0enhgisap llergen ang Kering 0elalui Satu

    >ubang :idung ang >ain %itutp. &es %ianggap "ositi/ ila %alam

    eberapa 0enit &imbul ersin ersin, "ilek , :idung &ersumbat, atuk 

    tau "ada Kasus ang erat 0enjadi Gejala angs Sama . "ada

    "emeriksaan 0ukosa :idung %ampak engkak Sehingga 0enyumbat

    ?ongga :idung. ( unihastuti '$y.2--9)

    Tes Pro!okasi Bronchial

    "asien sma =munya 0empunyai Kepekaan ang erlebih

    &erhadap erbagai ?angsangan, aik entuk llergen 0aupun ;on

    llergen (Kegiatan Jasmani, ahan ahan Kimia , "erubahan 8ua#a %an

    >ain >ain). =ntuk 0elakukan &es "ro$okasi %iperlukan lat lat ang

    8ukup ?umit, &enaga ang erpengalaman %an Sebaiknya %ilakukan

    %irumah Sakit =ntuk 0enjada Kemungkinan &erjadinya

    'nyulit( Bbstruksi >aring , &rakea tau ronkus) %apat %iatasi Segera.

    anyak 8ara =ntuk 0enimbulkan Serangan sma &etapi ang

    "aling Sering %ipakai dalah &es Kegatan Jasmani, &es nhalasi

    ntigen , &es nhalasi 0etakolin %an &es nhalasi :istamine

    . ( unihastuti '$y.2--9)

    4. "erbedaan penyakit dermatitis

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    23/67

    23

    %ermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik 

    terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. %ermatitis

    kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahanAsubstansi yang

    menempel pada kulit. %ermatitis kontak terbagi menjadi dua yaitu

    dermatitis kontak iritan (%K) dan dermatitis kontak alergi (%K)

    (%juanda, 2-13).

    . %ermatitis kontak iritan (%K)

    ?eaksi perdangan kulit nonimunologik yang menimbulkan

    kerusakan kulit yang terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi.

    %ermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai

    golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak 

    iritan diperkirakan #ukup banyak, namun angkanya se#ara tepat sulit

    diketahui. :al ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita dengan

    kelainan ringan tidak datang berobat (%juanda, 2-13).

    1) 'tiologi

    "enyebab mun#ulnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang

     bersi/at iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas,

    asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain

    ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum,

    serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh /aktor lain.

    Eaktor yang dimaksud yaitu lama kontak, kekerapan (terus

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    24/67

    24

    Gambar 1.1 0ekanisme reaksi hipersensiti$itas tipe

    (arata!idjaja, 2-14).

    Gambar 1.15 0ekanisme reaksi hipersensiti$itas tipe

    (arata!idjaja, 2-14).

    %ermatitis kontak iritan (%K) tampak setelah pemaparan

    tunggal atau pemaparan berulang pada agen yang sama. eberapa

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    25/67

    25

    mekanisme dapat menjadi penyebab terjadinya %K. "ertama, bahan

    kimia mungkin merusak sel dermal se#ara langsung dengan absorbsi

    langsung mele!ati membran sel kemudian merusak sistem

    sel.mekanisme kedua, setelah adanya sel yang mengalami kerusakan

    maka akan merangsang pelepasan mediator in/lamasi ke daerah

    tersebut oleh sel & maupun sel mast se#ara non spesi/ik. 0isalnya,

    setelah kulit terpapar asam sul/at maka asam sul/at akan menembus ke

    dalam sel kulit kemudian mengakibatkan kerusakan sel sehingga

    mema#u pelepasan asam arakidonat dari /os/olipid dengan bantuan

    /os/olipase. sam arakidonat kemudian dirubah oleh siklooksigenase

    (menghasilkan prostaglandin, tromboksan) dan lipooksigense

    (menghasilkan leukotrien). "rostaglandin dapat menyebabkan dilatasi

     pembuluh darah (sehingga terlihat merah) dan mempengaruhi sara/ 

    ( sehingga terasa sakit)F leukotrien meningkatkan permeabilitas

    $askuler di daerah tersebut (sehingga meningkatkan jumlah air dan

    terlihat bengkak) serta bere/ek kemotaktik kuat terhadap eosino/il,

    netro/il dan makro/ag. 0ediator pada in/lamasi akut adalah histamin,

    serotonin, prostaglandin, leukotrien, sedangkan pada in/lamasi kronis

    adalah >1, >2, >3, &;EM. ?eaksi ini bukanlah akibat imun spesi/ik 

    dan tidak membutuhkan pemaparan.sebelumnya agar iritan

    menampakkan reaksi (%juanda, 2-13).

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    26/67

    26

    Skema "ato/isiologi %K (:arahap 2---)

    3) Gejala klinis

    Sebagaimana disebabkan diatas bah!a ada dua jenis bahaniritan, maka dermatitis kontak iritan juga ada dua ma#am yaitu

    dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis kontak iritan kronis

    (%juanda, 2-13).

    a. #ermatititis kontak iritan akut

    "enyebabnya iritan kuat, biasanya karena ke#elakaan. Kulit

    terasa pedih atau panas, eritema, $esikel, atau bula. >uas kelainan

    umumnya sebatas daerah yang terkena, berbatas tegas (%juanda,

    2-13).

    "ada umumnya kelainan kulit mun#ul segera, tetapi ada segera,

    tetapi ada sejumlah bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut

    lambat misalnya podo/ilin, antralin, asam /luorohidrogenat,

    sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat. Kelainan kulit

     baru terlihat setelah 12

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    27/67

    27

    setelah esok harinya, pada a!alnya terlihat eritema dan sorenya

    sudah menjadi $esikel atau bahkan nekrosis (%juanda, 2-13).

    Gambar 1.16 %ermatitis kontak iritan akut karena kosmetik (:ogan 2--5)

    Gambar 1.17 %ermatitis kontak iritan akut dengan gambaran eritma

    dan krusta. (:ogan 2--5)

    b. #ermatitis kontak iritan kronis

     ;ama lain ialah dermatitis iritan kumulati/, disebabkan oleh

    kontak dengan iritan lembah yang berulang

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    28/67

    28

     bergabung dengan /aktor lain baru mampu. Kelainan baru nyata

    setelah berhari

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    29/67

    29

    dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka dermatitis iritan

    tersebut akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topikal,

    mungkin #ukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang

    kering (%juanda, 2-13).

    pabila diperlukan, untuk mengatasi peradangan dapat

    diberikan kortikosteroid topikal, misalnya hidrokortison, atau untuk 

    kelainan yang kronis bisa dia!ali dengan kortikosteroid yang lebih

    kuat. "emakaian alat pelindung yang adekuat diperlukan bagi mereka

    yang bekerja dengan bahan iritan, untuk men#egah kontak dengan

     bahan tersebut (%juanda, 2-13).

    . %ermatitis Kontak lergi (%K)%ermatitis yang disebabkan oleh reaksi hipersensiti$itas tipe lambat

    terhadap bahan

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    30/67

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    31/67

    31

    di kulit timbulnya lambat (delayed hypersensitivit ), umumnya dalam

    !aktu 24 jam setelah terpajan dengan alergen (%juanda, 2-13).

    da 2 /ase untuk menimbulkan dermatitis kontak alergi yaitu

    a. Ease "rimer(indukti/Aa//eren) A Ease Sensitisasi

    Sebelum seseorang pertama kali menderita dermatitis kontak 

    alergi, terlebih dahulu mendapatkan perubahan spesi/ik reakti$itas

     pada kulitnya. "erubahan ini terjadi karena adanya kontak dengan

     bahan kimia sederhana yang disebut hapten yang akan terikat

    dengan protein, membentuk antigen lengkap. ntigen ini ditangkap

    dan diproses oleh makro/ag dan sel >angerhans, selanjutnya

    dipresentasikan ke sel &. Setelah kontak dengan antigen yang telah

    diproses ini, sel & menuju ke kelenjar getah bening regional untuk 

     berdi//rensiasi dan berproli/erasi membentuk sel & e/ektor yang

    tersensitisasi se#ara spesi/ik dan sel memori. Sel N sel ini kemudian

    tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh, juga sistem lim/oid,

    sehingga menyebabkan keadaan sensiti$itas yang sama di seluruh

    kulit tubuh. Ease saat kontak pertama alergen sampai kulit menjadi

    sensiti/ disebut /ase "rimerAinduksiA/ase sensitisasi. Ease ini rata N 

    rata berlangsung selama 2

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    32/67

    32

    molecule-1) yang langsung beraksi dengan lim/osit & dan lekosit,

    serta sekresi eikosanoid. 'ikosanoid akan mengakti/kan sel mast

    dan makro/ag untuk melepaskan histamin sehingga terjadi

    $asodilatasi dan permeabilitas yang meningkat. kibatnya timbul

     berbagai ma#am kelainan kulit seperti eritema, edema dan $esikula

    yang akan tampak sebagai dermatitis. "roses peredaan atau

     penyusutan peradangan terjadi melalui beberapa mekanisme yaitu

     proses skuamasi, degradasi antigen oleh enHim dan sel, kerusakan

    sel langerhans dan sel keratinosit serta pelepasan prostaglandin '<

    1dan 2 ("G'

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    33/67

    33

    8iri khas %K adalah radang yang se#ara perlahan meluas,

     batas peradangan tidak jelas (di/us), rasa sakit dan panas tidak sehebat

     pada %K (%ermatitis Kontak ritan)."erjalanan %K dapat

    akut,subakut,ataupun kronis (%juanda, 2-13).

    %ermatitis kronik tampak sebagai kulit kering yang mengalami

    likeni/ikasi dan berskuama serta /issura. Ease kronik sangat sulit

    dibedakan dengan %K, baik se#ara klinis maupun histopatologis,

    karena pada keduanya sama N sama ditemukan eritema, penebalan,

    deskuamasi, /issura dan gatal (%juanda, 2-13).

    Gambar 1.21 %ermatitis kontak alergi akut dengan $esikolobulus

    (:ogan 2--5)

    4) "engobatan

    :al yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak 

    adalah upaya pen#egahan terulangnya kontak kembali dengan alergen

     penyebab, dan menekan kelainan kulit yang timbul(%juanda, 2-13).

      Kortikosteoroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk 

    mengatasi peradangan pada dermatitis kontak alergi akut yang

    ditandai dengan eritema, edema, bula atau $esikel, serta eksudati/.

    =mumnya kelainan kulit akan mereda setelah beberapa hari. Kelainan

    kulitnya #ukup dikompres dengan larutan garam /aal. =ntuk 

    dermatitis kontak alergik yang ringan, atau dermatitis akut yang telah

    mereda (setelah mendapat pengobatan kortikosteroid sistemik), #ukup

    diberikan kortikosteroid topikal (%juanda, 2-13).

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    34/67

    34

    &abel "erbedaan dermatitis kontak iritan dengan dermatitis kontak alergika

    &abel "erbedaan %ermatitis topik, Seboroik, ;ummularis, Statis, steatotik 

     berdasarkan gejala.

    Jenis Gejala

    1. %ermatitis topik a. Gatal

     b. kulit kering,

    #. in/lamasi hilang timbul,d. "ruritus, gatal jika berkeringat,

    e. konjungti$itas,

    /. intoleransi makanan,

    g. pitiriasis alba

    h. Oerosis

    i. khtiosisAkeratosis pilaris

     j. :iperlinearitas palmaris

    2. %ermatitis Seboroik a. >esi simetris dimulai dari

    daerah berambut dan meluas

    meliputi s#alp, alis, lipatnasolabial, belakang telinga,

    terutama di !ajag.

     b. "enyebab Kosmetik 

    3. %ermatitis ;umularis a. er#ak sangat gatal

     b. ersisik 

    #. >esi berbentuk bulat, batas tegas

    d. %e!asa P anak anak 

    e. >esi pada tangan, lengan, badan

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    35/67

    35

    /. Kelainan hilang timbul

    4. %ermatitis stasis a. Kelanjutan hipertensi $ena

     b. &erjadi pada tungkai ba!ah

    #. erat pada tungkai

    d. *anita muda P !anita tuae. 'ksematisasi

    /. Skuamasi

    g. >ikeni/ikasi akibat garukan

    h. =lkus enosum

    . %ermatitis steatotik a. Skuama halus

     b. Kering

    #. Kulit pe#ah pe#ah

    d. Kemerahan

    e. "ada tungkai ba!ah

    /. *anita tua P !anita muda

    (rdhie 2--4)

    . 0a#am penyakit kulit akibat alergi dan sistem imun

    . "ruritis

    "ruritus adalah hasil stimulasi gradasi ringan pada serat sara/ 

     berupa sensasi kulit yang iritati/ dan menimbulkan rangsangan untuk 

    menggaruk. ila gradasi berubah, maka mungkin tidak akan timbul

     pruritus, tetapi rasa nyeri. Sensiti$itas pruritus ber$ariasi bargantung

     pada perbedaan perseorangan dan regio yang terkena. Garukan

    memperingan rasa gatal, karena mengubah ritme impuls a/eren pada

    korpus spinalis. (%juanda, 2-1-)

    "ruritus dapat disebabkan oleh /aktor eksogen atau endogen

    1) Eaktor eksogen misalnya dermatitis, kontak (pakaian, logam,

     benda asing), rangsangan oleh ektoparasit (serangga, tungau

    skabies, pedikulus, lar$a migran), atau /aktor lingkungan yang

    membuat kulit lembab atau kering.

    2) Eaktor endogen misalnya reaksi obat atau penyakit. Sebagai

    #ontoh dapat disebut diskriasia darah, lim/oma, keganasan alat

    dalam, dan kelainan hepar atau ginjal. (%juanda, 2-1-)

    $aktor resiko

    1) Kehamilan

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    36/67

    36

    "ruritus gra$idarum diinduksi oleh estrogen dan kadang<

    kadang ada hubungannya dengan kolestais (obstruksi dan statis

    didalam saluran empedu). "ruritus terutama terjadi pada trimester 

    terakhir kehamilan, mulai pada abdomen atau badan, kemudian

    menjadi generalisata. da kalanya pruritus disertai anoreksia,

    nausea atau muntah. Bbyekti/ terlihat ekskoriasi karena garukan.

    "ruritus akan hilang sesudah penderita melahirkan, tetapi rsidi/ 

     pada kehamilan berikutnya. (%juanda, 2-1-)

    kterus kolestatik timbul setelah penderita mengalami

     pruritus 2

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    37/67

    37

    sirosis hepatis dapat timbul pruritus generalisata, yang disertai

    erupsi papular dan prurigo. "ada 1-

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    38/67

    38

    "ruritus dapat merupakan keluhan pada penderita dengan

    keganasan intern, terutama pada yang berasal dari sistem

    lim/oretikular. "ada penyakit hodgkin insidensinya dapat

     berlangsung berbulan

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    39/67

    39

     prostaglandin, dan beberapa jenis proteinase. kan tetapi, masih tetap

     belum dapat dipahami se#ara mendetail mengapa histamin dapat

    menyebabkan rasa gatal tanpa timbul kelainan apapun dikulit. %apat

    dirasakannya pruritus pasti dipengaruhi oleh pusat

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    40/67

    4&

    erupsi

     pruritus

    menggaruk daerah yang gatal

    Mani%estasi klinis

    0ani/estasi klinis pruritus ialah tandaSK) yang dikenal pula sebagai pruritus

    idiopatik esensial atau pruritus idiopatik primer merupakan tantangan

    terbesar dalam dermatologi. "asien

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    41/67

    41

     perianal dan $ul$a juga bisa terkena. ;odul prurigo mungkin timbul

     bersamaan pada tempat

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    42/67

    42

    Gambar 1.23 "ruritus nogenital

    (Graham

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    43/67

    43

     pemahaman tentang mekanisme yang menyebabkan pruritus. ;amun, tanpa

     pemberantasan penyakit sistemik yang mendasari, pengobatan sering

     paliati/terbaik dan bisa membuat /rustasi baik bagi pasien dan dokter.

    &erapi tertentu, seperti antihistamin dan emolien, mena!arkan man/aat

    marjinal. ntihistamin penenang mungkin e/ekti/ pada pasien dengan pruritus

    nokturnal. 0eskipun antihistamin adalah sebagian e/ekti/ dalam mengobati

     pruritus akibat penyakit sistemik, e/eknya biasanya marjinal dan relati/ tidak 

    memuaskan. %oCepin, antidepresan trisiklik (&8) dengan si/at anti histamin,

     pada dosis 2

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    44/67

    44

    hanya terjadi sekunder akibat proses kronik. a membagi menjadi 2

    kelompok (%juanda, 2-1-)

    1. "rurigo simpleks

    2. %ermatosis pruriginosa

    Ke#uali itu masih ada prurigo lain yang sebenarnya tergolong salah satu

     bentuk neurodermatitis, yaitu prurigo nodularis.

    1. "rurigo Simpleks

    "rurigo papul tampak dalam am#am

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    45/67

    45

    lengan dan tungkai, terutama mengenai bagian ekstensor. >esi

    mulaesi< lesi mun#ul kembali dalam kelompok.iasanya pada

    malam hari.&etapi lesi dapat bertahan sampai 12 hari.Semua

    tingkatan perkembangan dan regresi papulutH

    Kelainan kulitnya berupa papul prurigo, disertai likeni/ikasidan eksematisasi.%i samping itu penderita juga mengalami

     pembesaran kelenjar getah bening (lim/adenitis dermatopatik)

    dan eosinophilia."engobatan bersi/at simtomatik.

    #. "rurigo :ebra

    %i antara berbagai bentuk, prurigo :ebra merupakan

     bentuk yang tersering terdapaat.%i bagian kami, jika kami

    menyebutkan prurigo saja yang dimaksud ialah prurigo :ebra.

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    46/67

    46

    "rurigo :ebra ialah penyakit kulit kronik dimulai sejak 

     bayi atau anak.Kelainan kulit terdiri ats papul

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    47/67

    47

     pemarah akibat kurang tidur, kadang

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    48/67

    48

    sisTtemik menimbulkan urtikaria se#ara imunoTlogik tipe atau

    . 8ontohnya ialah obat

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    49/67

    49

    /) Genetik  

    Eaktor genetik teryata berperan pen

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    50/67

    5&

    1. >angsung mema#u sel mas, sehingga terjadi pelepasan mediator 

    (misalnya obat golongan opiat dan bahan kontras).

    2. ahan yang menyebabkan perubahan metabolisme asam arakidonat

    (misalnya as

     pirin, obat anti

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    51/67

    51

    "ada yang nonimunologik mungkin sekali siklik 0" (adenosine

    mono phosphate) meme

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    52/67

    52

    napas, disebut angio

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    53/67

    53

    Pengobatan

    "engobatan yang paling ideal tentu saja mengobati penyebab atau bila

    mungkin menghin

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    54/67

    54

    dan penekanan pruritus. Selain e/ek ini terdapat pula e/ek yang tidak 

     berhubungan deTngan antagonis reseptor :i, yaitu e/ek antikoliner

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    55/67

    55

    masih dalam penelitian lebih lanjut.&etapi pada dermogra/isme yang kronik 

     pengobatan kombinasi ternyata lebih e/ekti/ daripada antihistamin :1 saja.

    "ada edema angioneurotik kematian hampir 3-@ disebabkan oleh

    karena obstruksi saluran napas.iasanya tidak responsi/ terhadap antihistamin,

    epine/rin, maupun steroid."ada gigitan serangga akut mungkin dapat diberikan

    in/us dengan plasma resh rozen, yang obyekti/ tentusaja pemberian plasma

    yang mengandung 81 estera-se inhibitor, 82, dan 84.:al yang penting ialah

    segera dilakukan tindakan mengatasi edema tarings.

    "engobatan dengan anti

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    56/67

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    57/67

    57

    a) irus, antara lain  #erpes !implex $irus, $irus 'pstein

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    58/67

    58

    akti$itas sel & serta mediator yang dihasilkannya. Kerusakan jaringan yang

    terlihat sebagai kelainan klinis lokal di kulit dan mukosa dapat pula disertai gejala

    sistemik akibat akti$itas mediator serta produk in/lamasi lainnya. danya reaksi

    imun sitotoksik juga mengakibatkan apoptosis keratinosit yang akhirnya

    menyebabkan kerusakan epidermis ( Eoster, 2-13).

    Bleh karena proses hipersensiti$itas, maka terjadi kerusakan kulit

    sehingga terjadi seperti kegagalan /ungsi kulit yang menyebabkan kehilangan

    #airan, stress hormonal diikuti peningkatan resistensi terhadap insulin,

    hiperglikemia dan glukosuria, kegagalan termoregulasi, kegagalan /ungsi imun,

    dan in/eksi ( Eoster, 2-13).

    Mani%estasi Klinis

    !tevens "ohnson !yndrome memiliki /ase perjalanan penyakit yang sangat

    akut. Gejala a!al yang mun#ul dapat berupa demam tinggi, nyeri kepala, batuk 

     berdahak, pilek, nyeri tenggorokan, dan nyeri sendi yang dapat berlangsung

    selama 1

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    59/67

    59

    tertekan seperti pada bagian punggung dan bokong. pabila pengelupasan

    menyebar kurang dari 1-@ area tubuh, maka termasuk sindrom Ste$ens<

    Johnson. Jika 1-atau kerak kehitaman terutama pada bibir penderita. Selain itu, lesi juga dapat

    timbul pada mukosa oro/aring, per#abangan bronkitrakeal, dan eso/agus,

    sehingga menyebabkan penderita sulit untuk bernapas dan men#erna

    makanan. Serta pada saluran genitalurinaria sehingga menyulitkan proses

    mikturia atau buang air ke#il ( Eoster, 2-13).

    #. Kelainan pada mata

    Kelainan pada mata yang terjadi dapat berupa hiperemia konjungti$a.

    Kelopak mata dapat melekat dan apabila dipaksakan untuk lepas, maka dapat

    merobek epidermis. 'rosi pseudomembran pada konjungti$a juga dapat

    menyebabkan sinekia atau pelekatan antara konjungti$a dan kelopak mata.

    Seringkali dapat pula terjadi peradangan atau keratitis pada kornea mata

    ( Eoster, 2-13).

    #iagnosis%okter sering dapat mengidenti/ikasi sindrom Ste$ens

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    60/67

    6&

    a. "erubahan pertemuan epidermal

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    61/67

    61

    . 'rupsi Eototoksik 

    'rupsi /ototoksik disebabkan oleh interaksi langsung bahan kimia dengan

    sinar matahari yang dapat menjadi ra#un untuk kulit. ?eaksi /ototoksik paling

    umum yang dibingungkan dengan SJSA;'& adalah reaksi /ototoksik yang

    terjadi akibat pemakaian oral. Sebagai #ontoh,  luoroquinolones dapat

    menghasilkan reaksi /ototoksik, yang dapat menyebabkan pengelupasan

    epidermis luas.

    5. 'oxic shock syndrome

    'oxic shock syndrome  (&SS) yang klasik disebabkan oleh !taphylococcus

    aureus, meskipun gangguan yang sama dapat disebabkan oleh ra#un rantai

    elaborasi dari Grup streptokokus. %ibandingkan dengan SJSA;'&, &SS

    hadiah dengan keterlibatan lebih menonjol dari beberapa sistem organ.

    6. !taphylococcal scalded skin syndrome

    SSSS dibedakan se#ara klinis dari SJSA;'& terutama oleh epidemiologi dan

    dari selaput lendir. %iagnosis didukung oleh pemeriksaan histologis, yang

    mengungkapkan peluruhan hanya lapisan atas epidermis.

    (;irkhen, 2-13)

    Penatalaksanaan

    "asien harus ditangani dengan perhatian khusus pada jalan na/as dan

    stabilitas hemodinamik, status #airan, lukaApera!atan luka bakar, dan kontrol

    nyeri. 0enghentikan penggunaan obat

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    62/67

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    63/67

    63

    5. 'dukasi pasien penyakit kulit

    Klinisi memainkan peranan yang penting dalam memberikan

     bimbingan atau konseling kepada pasien mengenai tindakan protekti/ bagi

     pera!atan kulit dan bahay pajanan sinar matahari yang berlebihan meskipun

    melanoma sering timbul di daerah tubuh yang tidak terkena sinar matahari,

    ini disebabkan oleh pajanan sinar matahari yang intermiten serta intensi/ dan

    luka bakar tersengat matahari yang disertai lepuh pada !aktu anak

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    64/67

    64

    terkena. "en#egahan melibatkan pera!atan yang tepat dan lengkap in/eksi

    Streptokokus, termasuk radang tenggorokan dan in/eksi luka. Serta menjaga

    daya tahan tubuh agar selalu sehat sehingga tidak mudah terserang penyakit

    serta harus mematuhi minum obat supaya #epat sembuh.

    6. Eisiologi Kulit

    Kulit merupakan organ akti/ se#ara metabolik yang memiliki /ungsi

    $ital, yaitu dalam perlindungan dan homeostasis tubuh. Se#ara alami, kulit

    merupakan ogan imunologis yang penting dan mengandung seluruh elemen

    imunitas seluler, ke#uali sel lim/osit. Komponen imunologis dari kulit

    dibagi atas tiga bagian yaitu struktur organ, sistem /ungsional dan

    imunogenetik.

    Se#ara struktur, sa!ar epidermis merupakan #ontoh imunitas ba!aan

    yang penting karena dengannya banyak mikroorganisme yang tidak mampu

     penetrasi ke dalam tubuh. Selain itu, dengan adanya suplai dari darah dan

    lim/atik memungkinkan sel imun melakukan migrasi dari dan menuju kulit.

    eberapa sel yang memegang peranan penting yaitu sel >angerhan, sel &

    lim/osit, sel mast dan keratinosit. Sel langerhans pada epidermis merupakan bagian terluar dari sistem imun seluler. Sel tersebut meruakan sel dendritik 

    yang memiliki organel sitoplasmik yang unik, yaitu granul irbe#k. Sel

    >angerhan mampu meakukan /agositosis, sekresi sitokin dan sebagai antigen

     presenting cell   ("8). Sel & merupakan sel yang bertanggung ja!ab dalam

    respon seluler, dan dibagi menjadi dua yaitu sel & yang memiliki reseptor 

    8%4+ dan 8%7+. Sel 8%4+ dibagi lagi menjadi dua yaitu sel &h1 (promosi

    in/lamasi, sekresi >3, /W dan &;EM) dan sel &h2 (stimulasi sel

    membentuk antibodi, sekresi >4, >5, >1-), sedangkan sel & 8%7+

    merupakan sel yang berperan dalam sitolitik. Selain itu, ada juga sel &s

    (8%4+ ataupun 8%7+) yang meregulasi sel lim/osit lainnya. %i lapisan kulit

     juga terdapat sel mast yang berperan dalam proses in/lamasi dan sel

    keratinosit yang juga mampu melepaskan sitokin proin/lamasi (>1).

    Se#ara sistem /ungsional, perangkat imun kulit terdiri dari jaringan

    lim/oid yang terhubung kulit (aliran lim/atik, kelenjar lim/atik regional),

    sitokin dan ei#osanoid, komplemen dan molekul adhesi. Sitokin merupakan

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    65/67

    65

    molekul terlarut yang memperantarai aksi antar sel, dan diproduksi oleh sel &

    lim/osit, keratinosit, /ibroblas, sel endotelia dan makro/ag. Sedangkan

    ei#osanoid yang diproduksi dari asam arakidonat oleh sel mast, makro/ag,

    keratinosit merupakan mediator in/lamasi non pada kromosom 5 manusia yang dapat ditranslasi menjadi  %a*or 

     #istocompatibilityComplex (0:8) di sel >angerhan, sel &, makro/ag dan

    keratinosit. Selain itu, dengan adanya gen :> spesi/ik dihubungkan dengan

    sejumlah penyakit autoimun tertentu seperti dermatitis.

    (arata!idjaja2-14)

    Gambar Struktur Eisiologi Kulit

    (:ogan2--5)

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    66/67

    66

    %a/tar "ustaka

    rdhie, 0. 2--4.  +ermatitis +an eran !teroid +alam enanganannya

    (artikel) deCa media, ;o. 4, ol. 16, Bktober < %esember 2--4. Jakarta

    arata!idjaja, Karnen G dan ris ?engganis. 2-14.  munologi +asar disi  .

    Jakarta Eakultas Kedokteran =ni$ersitas ndonesia.

    i#kley, >ynn S dan "eter G SHilagyi. 2-13. /ates /uku 0*ar emeriksaan isik 

    dan 2i3ayat 4esehatan disi $ . Jakarta 'G8.

    %juanda, dhi dkk. 2-13.  lmu enyakit 4ulit dan 4elamin disi $ . Jakarta

    Eakultas Kedokteran =ni$ersitas ndonesia.

    Eoster 8S. !tevens-"ohnson syndrome. %edscape.  2-13. %idapat dari

    httpAAemedi#ine.meds#ape.#omA.

    Graham

  • 8/19/2019 Skenario 1 246

    67/67

    67

    "a!arti % ?. 2--4. 'es 4ulit dalam +iagnosis 2initis 0lergi. Jakarta 0edia

    "erhati.

    *illiams 0. !tevens-"ohnson !yndrome. %idapat dari httpAA!!!.patient.#o.uk .

    unihastuti e$y, tanjung aHhar.2--9.  /uku 0*ar lmu enyakit +alam. "ilid  

     disi. $. Jakarta. nterna publishing.

    http://www.patient.co.uk/http://www.patient.co.uk/