ske 3

35
DokterSehat.com – Periodontitis merupakan infeksi atau peradangan gusi serius yang melibatkan penghancuran jaringan lunak dan tulang pendukung gigi. Periodontitis dapat menyebabkan kegoyahan gigi atau bahkan kehilangan gigi. Periodontitis merupakan suatu kondisi yang sering terjadi, namun sebagian besar kasus dapat dicegah. Periodontitis biasanya merupakan akibat kebersihan mulut yang buruk. Menyikat gigi sehari-hari, flossing dengan dental floss, dan melakukan pemeriksaan gigi secara teratur dapat sangat mengurangi perkembangan yang mengarah pada terjadinya periodontitis. Penyebab Diperkirakan bahwa periodontitis bermula dengan adanya plak pada gigi. Plak merupakan lapisan film lengket yang terutama terdiri dari bakteri. Plak pada gigi yang merupakan sisa makanan yang dapat mengandung pati dan gula dalam makanan akan berinteraksi dengan bakteri yang ada dalam mulut. Menyikat gigi dapat menghilangkan plak. Tetapi plak dapat kembali dengan sangat cepat, biasanya dalam waktu 24 jam. Plak yang tertinggal di gigi lebih lama dari 2 atau 3 hari dapat mengeras di bawah garis gusi menjadi karang gigi (kalkulus). Tidak seperti plak, kalkulus lebih sulit dibersihkan dengan menyikat gigi. Kalkulus juga dapat sebagai reservoir untuk bakteri. Penghilangan kalkulus dapat dilakukan dengan scaling yang dapat dilakukan oleh dokter gigi. Scaling merupakan tindakan untuk penghilangan karang gigi (kalkulus). Plak dan karang gigi yang menempel lama pada gigi akan menyebabkan kerusakan yang semakin parah. Awalnya, plak dan kalkulus hanya dapat mengiritasi gusi (gingiva). Hal tersebut biasa dikenal dengan gingivitis. Gingivitis merupakan bentuk paling ringan dari penyakit periodontal. Tetapi peradangan yang berlangsung pada akhirnya menyebabkan terbentuknya kantong di antara gusi dan gigi yang mengandung plak, kalkulus, dan bakteri. Lama-kelamaan peradangan tersebut terus berlangsung dan berkembang hingga kebawah jaringan gusi. Sehingga infeksi tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan kehilangan jaringan dan tulang pendukung gigi. Jika terlalu banyak tulang pendukung gigi yang hancur, gigi dapat goyah dan kemudian dapat tanggal. Gejala

description

infeksi jaringan periodontal

Transcript of ske 3

DokterSehat.com Periodontitis merupakan infeksi atau peradangan gusi serius yang melibatkan penghancuran jaringan lunak dan tulang pendukung gigi. Periodontitis dapat menyebabkan kegoyahan gigi atau bahkan kehilangan gigi. Periodontitis merupakan suatu kondisi yang sering terjadi, namun sebagian besar kasus dapat dicegah. Periodontitis biasanya merupakan akibat kebersihan mulut yang buruk. Menyikat gigi sehari-hari, flossing dengan dental floss, dan melakukan pemeriksaan gigi secara teratur dapat sangat mengurangi perkembangan yang mengarah pada terjadinya periodontitis.PenyebabDiperkirakan bahwa periodontitis bermula dengan adanya plak pada gigi. Plak merupakan lapisan film lengket yang terutama terdiri dari bakteri. Plak pada gigi yang merupakan sisa makanan yang dapat mengandung pati dan gula dalam makanan akan berinteraksi dengan bakteri yang ada dalam mulut. Menyikat gigi dapat menghilangkan plak. Tetapi plak dapat kembali dengan sangat cepat, biasanya dalam waktu 24 jam.Plak yang tertinggal di gigi lebih lama dari 2 atau 3 hari dapat mengeras di bawah garis gusi menjadi karang gigi (kalkulus). Tidak seperti plak, kalkulus lebih sulit dibersihkan dengan menyikat gigi. Kalkulus juga dapat sebagai reservoir untuk bakteri. Penghilangan kalkulus dapat dilakukan dengan scaling yang dapat dilakukan oleh dokter gigi. Scaling merupakan tindakan untuk penghilangan karang gigi (kalkulus).Plak dan karang gigi yang menempel lama pada gigi akan menyebabkan kerusakan yang semakin parah. Awalnya, plak dan kalkulus hanya dapat mengiritasi gusi (gingiva). Hal tersebut biasa dikenal dengan gingivitis. Gingivitis merupakan bentuk paling ringan dari penyakit periodontal. Tetapi peradangan yang berlangsung pada akhirnya menyebabkan terbentuknya kantong di antara gusi dan gigi yang mengandung plak, kalkulus, dan bakteri. Lama-kelamaan peradangan tersebut terus berlangsung dan berkembang hingga kebawah jaringan gusi. Sehingga infeksi tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan kehilangan jaringan dan tulang pendukung gigi. Jika terlalu banyak tulang pendukung gigi yang hancur, gigi dapat goyah dan kemudian dapat tanggal.GejalaTanda dan gejala dari periodontitis dapat mencakup:Pembengkakan gusiGusi berwarna kemerahan, merah terang, atau keunguan gusiGusi terasa nyeri bila disentuhResesi gingiva atau gusi turun, sehingga membuat gigi tampak lebih panjang dari normalTerbentuk kantong atau ruang yang berkembang di antara gigi dan gusiNanah yang keluar dari daerah antara gigi dan gusiBau mulutGigi goyahAda berbagai jenis, atau klasifikasi dari periodontitis. Periodontitis kronis merupakan jenis yang paling umum terjadi. Periodontitis kronis sering mempengaruhi sebagian besar orang dewasa, meskipun pada anak-anak juga mungkin terjadi. Periodontitis agresif biasanya dimulai pada masa kanak-kanak atau dewasa awal dan mempengaruhi hanya 1 sampai 2 persen dari populasi.Kapan perlu ke dokter gigiTanda-tanda gusi sehat, antara lain berwarna merah jambu tegas dan pucat, konsistensinya kenyal, dengan bentuk stipling. Jika gusi tampak bengkak, merah kehitam-hitaman, dan mudah berdarah, atau menunjukkan tanda-tanda lain atau gejala dari periodontitis, segera periksa ke dokter gigi. Semakin cepat dilakukan perawatan, semakin baik kesempatan untuk mengembalikan kerusakan yang terjadi oleh karena periodontitis, serta dapat mencegah pada perkembangan penyakit yang lebih parah.PengobatanAda beberapa cara untuk mengobati periodontitis, tergantung pada tingkat keparahannya. Tujuan pengobatan periodontitis adalah untuk benar-benar membersihkan bakteri dan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Pengobatan dapat dilakukan oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis periodonsia. Pengobatan akan berhasil jika pasien memperbaiki pola menjaga kesehatan mulut setiap hari.Perawatan non bedahPerawatan non bedah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi periodontitis, antara lain:Scaling Scaling merupakan tindakan untuk menghilangkan kalkulus dan bakteri dari permukaan gigi dan di bawah gusi. Hal tersebut dapat dilakukan oleh dokter gigi dengan menggunakan instrumen atau perangkat ultrasonik.Root planing Root planing merupakan tindakan menghaluskan permukaan akar, dan mengecilkan penumpukan kalkulus lebih lanjut.Antibiotik Dokter gigi atau dokter gigi spesialis periodonsia mungkin akan meresepkan penggunaan antibiotik topikal atau oral untuk membantu pengendalian infeksi bakteri. Antibiotik topikal umumnya menjadi pengobatan pilihan. Mereka dapat mencakup larutan kumur antibiotik atau penyisipan benang dan gel yang mengandung antibiotik dalam kantong di antara gigi dan gusi. Namun, antibiotik oral mungkin diperlukan untuk sepenuhnya menghilangkan bakteri penyebab infeksi.Perawatan BedahJika pasien memiliki periodontitis yang mungkin tidak merespon atau tidak membaik dengan perawatan non bedah dan kebersihan mulut yang baik. Pada kasus ini, pengobatan periodontitis mungkin memerlukan operasi gigi, seperti:Pembedahan dengan flap (operasi pengurangan kantong gusi) Pada prosedur ini, dokter gigi atau dokter gigi spesialis periodonsia akan membuat sayatan kecil pada gusi sehingga bagian jaringan gusi dapat diangkat kembali, memperlihatkan akar untuk skala yang lebih efektif dan planing (penghalusan). Karena periodontitis sering menyebabkan kerusakan tulang, tulang pendukung gigi mungkin akan dibentuk ulang sebelum jaringan gusi dijahit kembali pada tempatnya. Prosedur tersebut umumnya membutuhkan 1-3 jam dan dilakukan dengan anestesi lokal.Cangkok jaringan lunak (Soft tissue grafts) Ketika kehilangan jaringan gusi oleh karena penyakit periodontal, garis gusi akan turun sehingga membuat gigi tampak lebih panjang. Oleh karena hal tersebut biasanya dilakukan dengan mengambil sejumlah kecil jaringan dari langit-langit mulut. Prosedur ini dapat membantu mengurangi resesi gusi lebih lanjut, tutup akar gigi yang terbuka dapat memungkinkan penampilan yang lebih baik secara estetik.Cangkok tulang (Bone grafting) Prosedur ini dilakukan ketika periodontitis telah menghancurkan tulang sekitar akar gigi. Tulang yang akan dicangkokkan dapat berasal dari fragmen kecil dari tulang pasien sendiri atau tulang sintetik atau tulang dari pendonor. Cangkok tulang dapat membantu mencegah hilangnya gigi. Hal tersebut juga dapat menyebabkan pertumbuhan tulang baru secara alami. Cangkok tulang dapat dilakukan selama masih dimungkinkan regenerasi jaringan.Regenerasi jaringan Cara ini memungkinkan pertumbuhan kembali tulang yang telah dihancurkan oleh bakteri. Dalam satu pendekatan, dokter gigi akan menempatkan sepotong kain khusus yang biokompatibel di antara tulang dan gigi. Bahan tersebut akan mencegah jaringan yang tidak diinginkan memasuki daerah penyembuhan, memungkinkan tulang pengganti untuk tumbuh kembali.Enamel matrix derivative application Teknik lain dapat melibatkan pengolesan gel khusus ke akar gigi yang sakit. Gel tersebut mengandung protein yang sama yang ditemukan dalam pembentukan enamel gigi dan merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan yang sehat. (Sumber: MayoClinic)Sumber : detikhealth.com

Read more:http://doktersehat.com/periodontitis-peradangan-pada-jaringan-pendukung-gigi/#ixzz3cqrBcuUDDefinisi :Periodontitis adalah seperangkat peradangan penyakit yang mempengaruhi periodontium - yaitu, jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi . Periodontitis melibatkan hilangnya progresif dari tulang alveolar di sekitar gigi, dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan melonggarnya dan kemudian kehilangan gigi .

Merupakan suatu penyakit jaringan penyangga gigi yaitu yang melibatkan gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar karena suatu proses inflamasi. Inflamasi berasal dari gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat, dan bila proses berlanjut maka akan menginvasi struktur di bawahnya sehingga akan terbentuk poket yang menyebabkan peradangan berlanjut dan merusak tulang serta jaringan penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi goyang dan akhirnya harus dicabut. Karekteristik periodontitis dapat dilihat dengan adanya inflamasi gingiva, pembentukan poket periodontal, kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar sampai hilangnya sebagian atau seluruh gigi.

Periodontitis adalah penyakit atau peradangan pada periodontium (jaringan penyangga gigi / periodontal), merupakan keradangan berlanjut akibat gingivitis yang tidak dirawat.

Etio :Periodontitis disebabkan oleh mikroorganisme bahwa mematuhi dan tumbuh pada permukaan gigi, bersama dengan terlalu agresif kekebalan respon terhadap mikroorganisme tersebut.

Etiologi Periodontitis Secara Umum Terutama disebabkan oleh mikroorganisme dan produk-produknya yaitu: plak supra dan sub gingiva. Faktor sistemik juga dapat berpengaruh pada terjadinya periodontitis, meskipun tidak didahului oleh proses imflamasi. Tekanan oklusal yang berlebihan juga dapat memainkan peranan penting pada progresivitas penyakit periodontitis dan terjadinya kerusakan tulang (contohnya: pada pemakaian alat ortodonsi dengan tekanan yang berlebihan).

Pato :Periodontitis dimulai dengan gingivitis dan bila kemungkinan terjadi proses inflamasi, maka pada kebanyakan pasien tetapi tidak semua pasien inflamasi secara bertahap akan memasuki jaringan periodontal yang lebih dalam. Bersama dengan proses inflamasi akan timbul potensi untuk menstimulasi resorpsi jaringan periodontal dan pembentukan poket periodontal.Dengan terbentuknya poket, penyakit inflamasi periodontal menjadi dengan sendirinya mengekalkan faktor etiologi prinsipal, yaitu plak, yang pada saat ini terbentuk di dalam lingkungan poket yang lehih anaerob, yang mendorong pertumbuhan organisme patologis periodontal dan lebih sulit diakses untuk dibuang sendiri oleh pasien. Bila urutan kejadian ini bertahan dalam waktu yang lama, infeksi kronis bisa menyebabkan kerusakan periodontium yang parah dan hilangnya gigi-gigi. Penelitian terbaru menunjukan bahwa kemungkinan ada periode aktif resorpsi tulang dikuti dengan waktu tidak aktif dimana ada poket periodontal tetapi tidak menyebabkan attachment loss lebih lanjut.Fak predispos :Faktor predisposing atau faktor etiologi sekunder dari periodontitis dapat dihubungkan dengan adanya akumulasi, retensi dan maturasi dari plak, kalkulus yang terdapat pada gingiva tepi dan yang over kontur, impaksi makanan yang menyebabkan terjadinya kedalaman poket.

Klasifikasi :Periodontitis kronis

Periodontitis agresifPeriodontitis sebagai manifestasi dari penyakit sistemikNecrotizing gingivitis ulseratif / periodontitisAbses dari periodontium

Periodontitis kronis adalah umum penyakit dari rongga mulut yang terdiri dari kronis peradangan dari jaringan periodontal yang disebabkan oleh akumulasi sebesar-besarnya jumlah plak gigi .Signs and symptomsPada tahap awal, periodontitis kronis memiliki beberapa gejala dan banyak orang penyakit itu telah berkembang secara signifikan sebelum mereka mencari pengobatan. Gejala dapat mencakup hal berikut:Kemerahan atau pendarahan dari gusi saat menyikat gigi , menggunakan benang gigi atau menggigit makanan keras (apel misalnya) (meskipun hal ini dapat terjadi bahkan di gingivitis , di mana tidak ada kerugian lampiran)Gum pembengkakan yang berulangHalitosis atau bau mulut, dan rasa logam terus-menerus dalam mulutResesi gingiva , sehingga gigi tampak memanjang. (Ini juga dapat disebabkan oleh berat atau menyikat tangan dengan sikat gigi kaku.)Deep saku antara gigi dan gusi ( saku adalah situs di mana lampiran telah secara bertahap dihancurkan oleh kolagen-menghancurkan enzim, yang dikenal sebagai collagenases )Loose gigi, pada tahap selanjutnya (meskipun hal ini mungkin terjadi karena lain alasan juga)Gingiva peradangan dan kerusakan tulang sering menyakitkan. Kadang-kadang pasien menganggap bahwa pendarahan tanpa rasa sakit setelah membersihkan gigi tidak signifikan, meskipun ini mungkin merupakan gejala dari kemajuan periodontitis kronis pada pasien itu.kalkulus Subgingival adalah menemukan sering.Ada lambat untuk menilai moderat perkembangan penyakit tetapi pasien mungkin mengalami periode perkembangan yang cepat ("ledakan kehancuran"). Periodontitis kronis dapat dikaitkan dengan faktor-faktor predisposisi lokal (misalnya gigi-terkait atau iatrogenik faktor). Penyakit ini dapat dimodifikasi oleh dan terkait dengan penyakit sistemik (misalnya diabetes mellitus , HIV infeksi) ini juga dapat dimodifikasi oleh faktor-faktor lain dari penyakit sistemik seperti merokok dan emosional stres .Mayor faktor risiko: bebas, kurangnya kesehatan mulut dengan plakat memadai biofilm kontrol.PatologiPeriodontitis kronis diinisiasi oleh Gram-negatif -terkait mikroba gigi biofilm yang menimbulkan suatu host respon, yang menghasilkan tulang dan kerusakan jaringan lunak. In response to endotoxin derived from periodontal pathogens , several osteoclast -related mediators target the destruction of alveolar bone and supporting connective tissue such as the periodontal ligament . Menanggapi endotoksin yang berasal dari patogen periodontal , beberapa osteoclast terkait mediator-target penghancuran tulang alveolar dan mendukung jaringan ikat seperti ligamentum periodontal . Major drivers of this aggressive tissue destruction are matrix metalloproteinases (MMPs), cathepsins , and other osteoclast-derived enzymes . Mayor driver ini kerusakan jaringan yang agresif adalah matriks metalloproteinases (MMPs), cathepsins , dan lainnya berasal osteoclast- enzim .[ edit ] Microbiology [ sunting ] MikrobiologiThere are two views of the microbiology of periodontitis: the specific plaque hypothesis and the non specific plaque hypothesis. Ada dua pandangan mikrobiologi periodontitis: plak hipotesis spesifik dan hipotesis plak non spesifik.The disease is associated with a variable microbial pattern. [ 3 ] Penyakit ini dikaitkan dengan pola mikroba variabel. [3]Anaerobic species of bacteria Porphyromonas gingivalis , Bacteroides forsythus , Treponema denticola , Prevotella intermedia , Fusobacterium nucleatum , Eubacterium species have all been implicated in chronic periodontitis. [ 4 ] Anaerobik jenis bakteri Porphyromonas gingivalis , forsythus Bacteroides , denticola Treponema , intermedia Prevotella , nucleatum Fusobacterium , Eubacterium spesies semua telah terlibat dalam periodontitis kronis. [4]Microaerophile bacteria Actinomyces actinomycetemcomitans , Campylobacter rectus , and Eikenella corrodens also may play a role in chronic periodontitis. [ 5 ] Mikroaerofil bakteri Actinomyces actinomycetemcomitans , rektus Campylobacter , dan corrodens Eikenella juga mungkin memainkan peran dalam periodontitis kronis. [5]

Periodontitis agresif1.Localized aggressive periodontitis (LAP) Localized agresif periodontitis (PAP)2.Generalized aggressive periodontitis (GAP) Umum agresif periodontitis (GAP)Periodontitis agresif jauh kurang umum daripada periodontitis kronis dan umumnya mempengaruhi pasien yang lebih muda daripada bentuk kronis.Bentuk-bentuk lokal dan umum tidak hanya berbeda dalam hal luas, mereka berbeda dalam etiologi dan patogenesis.

KarakteristikBerbeda dengan periodontitis kronis , fitur utama yang sama untuk kedua PAP dan GAP adalah sebagai berikut: [4]kecuali adanya penyakit periodontal , pasien dinyatakan sehatcepat hilangnya lampiran dan tulang kehancurankeluarga agregasiSelain itu, periodontitis agresif sering muncul dengan fitur sekunder berikut: [4]Jumlah deposito mikroba tidak konsisten dengan tingkat keparahan dari jaringan periodontal kehancuranproporsi tinggi actinomycetemcomitans Aggregatibacter , dan dalam beberapa kasus, dari Porphyromonas gingivalis sertafagosit kelainanhyperresponsive makrofag fenotipe , termasuk peningkatan kadar prostaglandin E 2 (PGE 2) dan interleukin 1perkembangan patogenesis mungkin membatasi diriLocalized vs bentuk umum periodontitis agresifKonsensus 1999 Laporan diterbitkan oleh American Academy of Periodonti diizinkan pembagian penyakit periodontal agresif ke dalam bentuk-bentuk lokal dan umum berdasarkan fitur cukup spesifik secara individu, sebagai berikut: [4]Localized aggressive periodontitis Localized periodontitis agresifcircumpubertal onset circumpubertal awalrobust serum antibody response to infective agents : the dominant serotype antibody is IgG2 [ 5 ] kuat serum antibodi respon terhadap agen infektif : antibodi serotipe yang dominan adalah IgG2 [5]localized first molar / incisor presentation lokal pertama molar / gigi seri presentasiGeneralized aggressive periodontitis Umum periodontitis agresifbiasanya mempengaruhi pasien di bawah usia 30 tahunantibodi respon terhadap agen infeksiepisodic diucapkan sifat pemusnah periodontalpresentasi umum yang berdampak pada sedikitnya 3 gigi permanen selain geraham pertama dan gigi seriKeparahan kerusakan jaringan periodontal adalah subclassified dengan cara yang sama seperti periodontitis kronis .PengobatanPerawatan biasanya melibatkan terapi mekanik (non-bedah atau bedah debridemen) dalam hubungannya dengan antibiotik .Beberapa studi menunjukkan bahwa jenis kasus merespon terbaik untuk sebuah kombinasi debridement dan antibiotik. Terapi regeneratif dengan prosedur penyambungan tulang sering dipilih dalam kasus-kasus ini disebabkan oleh morfologi yang menguntungkan dari tulang yang cacat akibat penyakit tersebut.

Periodontitis sebagai manifestasi dari penyakit sistemik a Paling tidak 16 penyakit sistemik telah dikaitkan dengan periodontitis:1.Terkait dengan gangguan hematologi :1.Acquired neutropenia2.Leukemia2.Sehubungan dengan kelainan genetik1.Kekeluargaan dan siklik neutropenia2.Sindrom Down3.Adhesi leukosit defisiensi gangguan4.Sindrom Papillon-LeFevre5.Chediak-Higashi syndrome6.Sel Langerhans penyakit ( histiocytosis sindrom)7.Penyakit penyimpanan glikogen8.Kronis granulomatosa penyakit9. Agranulositosis genetik infantil10.Sindrom Cohen11.Danlos sindrom Ehlers- (Jenis IV dan VIII)12.Hypophosphatasia13.Crohn's penyakit ( penyakit inflamasi usus )14.indrom MarfanPenyakit-penyakit sistemik yang berhubungan dengan penyakit periodontal karena mereka umumnya memberikan kontribusi ke salah satu host penurunan resistensi terhadap infeksi atau disfungsi dalam jaringan ikat dari gusi , meningkatkan kerentanan pasien terhadap kerusakan yang disebabkan peradangan. [1]

Abses dari periodontium dilokalisasi akut infeksi bakteri [1] terutama diklasifikasikan berdasarkan lokasi. [2]

JenisAda empat jenis abses yang terkait dengan jaringan periodontal : [1]1.gingival abscesses gingiva abses2.periodontal abscesses periodontal abses3.pericoronal abscesses pericoronal abses4.gabungan periodontal / endodontik absesJenis keempat akan dibahas dalam artikel sendiri karena yang sering berbeda etiology .abses GingivaSuatu abses dari jaringan periodontal disebut abses gingiva ketika lokal, bernanah infeksi hanya melibatkan gusi jaringan lunak dekat gingiva marjinal atau papilla interdental . [1]abses periodontalSuatu abses dari jaringan periodontal disebut abses periodontal ketika lokal, infeksi bernanah melibatkan dimensi yang lebih besar dari jaringan gusi, memperpanjang apically dan berdekatan dengan saku periodontal . [1] semacam lesi dapat berkontribusi pada perusakan ligamentum periodontal dan tulang alveolar . [2]abses PericoronalSuatu abses dari jaringan periodontal disebut abses pericoronal ketika lokal, infeksi bernanah ada dalam jaringan gusi yang mengelilingi mahkota dari sebagian atau seluruhnya meletus gigi. [1] ini juga disebut sebagai pericoronitis.presentasi KlinisKetiga jenis abses akan hadir sebagai merah , bengkak luka yang menyakitkan untuk disentuh . [1] Mereka mungkin memiliki permukaan mengkilat perwakilan dari peregangan mukosa atas abses. Nanah mungkin hadir.PengobatanPengobatan untuk salah satu lesi termasuk insisi dan drainase , dan mungkin inklusi dari antibiotik rejimen. [1]

Gingivitis ulseratif nekrosis akut (ANUG) adalah sebuah sub-klasifikasi nekrotikans penyakit periodontal, sebuah infeksi dari jaringan gusi . [1] ini menyajikan sebagai akut infeksi pada gingiva tanpa keterlibatan jaringan lain yang periodontium . Jika infeksi telah berkembang lebih ke dalam jaringan periodontal , adalah subclassified sebagai "periodontitis ulseratif nekrosis" (nup). [2] [3]

EtiologiNecrotizing penyakit periodontal disebabkan oleh infeksi bakteri yang mencakup anaerob seperti P. intermedia [3] dan Fusobacterium serta spirochetes , seperti Borrelia dan Treponema .Pada awal 1990-an 1980-an, awalnya berpikir bahwa penyakit periodontal nekrotikans yang ketat suatu sequela dari HIV , dan bahkan disebut-terkait HIV periodontitis. [5] Ini sekarang dipahami bahwa kerjasama dengan HIV / AIDS ini disebabkan status kekebalan pasien tersebut, dan itu terjadi dengan lebih tinggi prevalensi dalam kaitannya dengan penyakit lain di mana sistem kekebalan tubuh terganggu. Necrotizing penyakit periodontal dikenal menyakiti. [2]Tanda dan gejalaKlinis dari penyakit periodontal nekrotikans meliputi: [2]nekrosis dan / atau ulserasi dari papila interdental ("menekan-out papila") [3] atau gingival marginpseudomembranosa pembentukanmenyakitkan, merah gingiva marjinal yang berdarah pada manipulasi lembuthalitosisBersamaan faktor termasuk berat merokok dan gizi buruk , [2] terutama bagi mereka penyajian dengan periodontitis ulseratif nekrosis. [3]PengobatanPerawatan termasuk irigasi dan debridemen daerah nekrotik (bidang mati dan / atau mati gusi jaringan), kesehatan mulut instruksi dan penggunaan bilasan mulut dan obat nyeri . Sebagai penyakit ini sering dikaitkan dengan masalah medis sistemik, pengelolaan yang baik dari gangguan sistemik yang sesuai. [2]PrognosisDiobati, infeksi dapat mengakibatkan kerusakan yang cepat dari periodontium dan dapat menyebar, sebagai nekrotikans stomatitis atau Noma, ke jaringan tetangga di pipi, bibir atau tulang rahang. Seperti yang dinyatakan, kondisi dapat terjadi dan sangat berbahaya pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah . ni pengembangan menjadi Noma mungkin pada individu yang rentan kurang gizi, dengan cacat parah mungkin.

Perawatan :

Perawatan periodontitis dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu:Fase I : fase terapi inisial, merupakan fase dengan cara menghilangkan beberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan bedah periodontal atau melakukan perawatan restoratif dan prostetik. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase I :1.Memberi pendidikan pada pasien tentang kontrol plak.2.Scaling dan root planing3.Perawatan karies dan lesi endodontik4.Menghilangkan restorasi gigi yang over kontur dan over hanging5.Penyesuaian oklusal (occlusal ajustment)6.Splinting temporer pada gigi yang goyah7.Perawatan ortodontik8.Analisis diet dan evaluasinya9.Reevaluasi status periodontal setelah perawatan tersebut diatas

Fase II : fase terapi korektif, termasuk koreksi terhadap deformitas anatomikal seperti poket periodontal, kehilangan gigi dan disharmoni oklusi yang berkembang sebagai suatu hasil dari penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi atau rekurensi dari penyakit periodontal. Berikut ini adalah bebertapa prosedur yang dilakukun pada fase ini:1.Bedah periodontal, untuk mengeliminasi poket dengan cara antara lain: kuretase gingiva, gingivektomi, prosedur bedah flap periodontal, rekonturing tulang (bedah tulang) dan prosedur regenerasi periodontal (bone and tissue graft)2.Penyesuaian oklusi3.Pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang ideal untuk gigi yang hilang

Fase III: fase terapi pemeliharaan, dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit periodontal. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase ini:1.Riwayat medis dan riwayat gigi pasien2.Reevalusi kesehatan periodontal setiap 6 bulan dengan mencatat scor plak, ada tidaknya inflamasi gingiva, kedalaman poket dan mobilitas gigi3.Melekukan radiografi untuk mengetahui perkembangan periodontal dan tulang alveolar tiap 3 atau 4 tahun sekali4.Scalling dan polishing tiap 6 bulan seksli, tergantung dari evektivitas kontrol plak pasien dan pada kecenderungan pembentukan kalkulus5.Aplikasi tablet fluoride secara topikal untuk mencegah karies

Sign & Symptom :

Penampakan luar sangat bervariasi tergantung dari lamanya waktu terjadinya penyakit dan respons dari jaringan itu sendiri. Warna gingiva bervariasi dari merah sampai merah kebiruan. Konsistensinya dari odem sampai fibrotik. Teksturnya tidak stippling, konturnya pada gingiva tepi membulat dan pada interdental gingiva mendatar. Ukurannya rata-rata membesar, junctional epithelium berjarak 3-4 mm kearah apikal dari CEJ. Tendensi perdarahan banyak, pada permukaan gigi biasanya terdapat kalkulus diikuti dengan adanya eksudat purulen dan terdapat poket periodontal yang lebih dari 2mm, terjadi mobilitas gigi.

Pemeriksaan : Probing Foto Rontgen INspeksi

Pencegahan :

Pencegahan penyakit periodontal antara lain dengan cara :1.Menyikat gigi setiap habis makan dengan pasta gigi yang mengandung fluoride2.Membersihkan sela-sela antara gigi dengan dental floss, dental floss ini gunanya untuk mengangkat sisa makanan yang terdapat di leher gigi dan di bawah gusi3.Saat ini sudah banyak di produksi "dental water jet" yang terbukti lebih efektif menghilangkan perdarahan gusi di bandingkan dental floss4.Makanan bergizi yang seimbang5.Mengunjungi dokter gigi secara teratur untuk dilakukan pemeriksaan rutin dan cleaningINFEKSI ODONTOGENBy: Risya Cilmiaty, AR

PENDAHULUANRongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob yang berjumlah lebih dari 400 ribu spesies bakteri. Ratio antara bakteri aerob dengan anaerob berbanding 10:1 sampai 100:1. Oragisme-organisme ini merupakan flora normal dalam mulut yang terdapat dalam plak gigi, cairan sulkus ginggiva, mucus membrane, dorsum lidah, saliva dan mukosa mulut. Infeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuitatum, hematogen dan limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal dari gigi nekrosis, dan periodontitis marginalis. Infeksi gigi dapat terjadi melalui berbagai jalan: (1) lewat penghantaran yang pathogen yang berasal dari luar mulut; (2) melalui suatu keseimbangan flora yang endogenus; (3) melalui masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi yang vital dan steril secara normal.Meskipun suatu pertahanan tubuh individual dapat berpengaruh terhadap kecepatan dan kekerasan suatu simtom, namun pada umumnya infeksi gigi dapat dirawat dengan pemberian antibiotik, anti jamur dan anti viral. Pengobatan sistemik dapat membunuh bakteri yang pathogen yang berlokasi pada tempat yang tidak dapat dicapai oleh instrumen gigi atau antiseptik yang diberikan secara topikal.Keberhasilan klinis pada saat ini merupakan gambaran untuk mengetahui etiologi dari infeksi gigi (odontogen), seleksi yang tepat dari pemberian variasi antimikrobial dalam mencegah dan marawat infeksi gigi, dan pengaturan akibat yang terjadi ketika dihubungkan dengan prosedur pengobatan gigi. Rekomendasi didasarkan pada literatur yang mutakhir dan kerentanan mikroorganisme terhadap infeksi dalam rongga mulut.Penting untuk mengetahui perbedaan kerentanan dari organisme yang musiman dan letak organism tersebut. Klinisi juga harus waspada terhadap antimicrobial yang akan diberikan pada daerah tersebut. Sumber klinis seperti petunjuk pada bungkus harus disesuaikan dengan dosis yang tertera, indikasi dan reaksi yang berlawanan untuk tiap pemberiannya.Infeksi odontogenik kebanyakan terjadi pada infeksi human. Keterangan ilmiah menerangkan bahwa adanya hubungan antara infeksi yang parah dengan peningkatan kerentanan karena adnya penyakit sistemik seperti penyakit jantung, DM, kehamilan, dan infeksi paru-paru. Ini karena adanya bakteri gram negative yang menyebabkan terjadinya penyakit periodontal yang memicu produksi lipopolisakarida,heat shock proteindanproinflammatory cytokines. Karena ada hubungan antra penyakit periodontal dan problem medis yang lain, maka penting untuk mencegah terjadinya infeksi gigi sedapat mungkin atau mengetahui sedini mungkin terjadinya infeksi gigi sehingga dapat dicegah atau diobati. Dokter gigi dan dokter umum harus waspada terhadap terjadinya implikasi klinis pada hubungan inter-relasi antara infeksi odontogenik dan kondisi medis lain yang dapat berpengaruh terhadap pasien yang membutuhkan perawatan.

DEFINISIInfeksi odontogen adalah infeksi yang berasal dari gigi.

ETIOLOGI INFEKSI GIGIPaling sedikit ada 400 kelompok bakteri yang berbeda secara morfologi dan biochemical yang berada dalam rongga mulut dan gigi. Kekomplekan flora rongga mulut dan gigi dapat menjelaskan etiologi spesifik dari beberapa tipe terjadinya infeksi gigi dan infeksi dalam rongga mulut, tetapi lebih banyak disebabkan oleh adanya gabungan antara bakteri gram positif yang aerob dan anaerob. Dalam cairan gingival, kira-kira ada 1.8 x 1011anaerobs/gram. Pada umumnya infeksi odontogen secara inisial dihasilkan dari pembentukan plak gigi. Sekali bakteri patologik ditentukan, mereka dapat menyebabkan terjadinya komplikasi lokal dan menyebar/meluas seperti terjadinya bacterial endokarditis, infeksi ortopedik, infeksi pulmoner, infeksi sinus kavernosus, septicaemia, sinusitis, infeksi mediastinal dan abses otak.Infeksi odontogen biasanya disebabkan oleh bakteri endogen. Lebih dari setengah kasus infeksi odontogen yang ditemukan (sekitar 60 %) disebabkan oleh bakteri anaerob. Organisme penyebab infeksi odontogen yang sering ditemukan pada pemeriksaan kultur adalahalpha-hemolytic Streptococcus, Peptostreptococcus, Peptococcus, Eubacterium, Bacteroides (Prevotella) melaninogenicus, and Fusobacterium. Bakteri aerob sendiri jarang menyebabkan infeksi odontogen (hanya sekitar 5 %). Bila infeksi odontogen disebabkan bakteri aerob, biasanya organisme penyebabnya adalah speciesStreptococcus.Infeksi odontogen banyak juga yang disebabkan oleh infeksi campuran bakteri aerob dan anaerob yaitu sekitar 35 %. Pada infeksi campuran ini biasanya ditemukan 5-10 organisme pada pemeriksaan kultur.

KLASIFIKASI / TIPIKAL INFEKSIBerdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen bisa dibagi menjadi :1. Infeksi odontogen lokal / terlokalisir, misalnya: Abses periodontal akut; peri implantitis.2. Infeksi odontogen luas/ menyebar, misalnya:early cellulitis,deep-space infection.3. Life-Threatening,misalnya:FacilitisdanLudwig's angina.

Jalur infeksi odontogen :

Gambar 1 : Jalur infeksi odontogen

Pada umumnya infeksi gigi termasuk karies gigi, infeksi dentoalveolar (infeksi pulpa dan abses periapikal), gingivitis (termasuk NUG), periodontitis (termasukpericoronitisdanperi-implantitis),Deep Facial Space Infectionsdan osteomyelitis. Jika tidak dirawat, infeksi gigi dapat menyebar dan memperbesar infeksi polimikrobial pada tempat lain termasuk pada sinus, ruang sublingual, palatum, system saraf pusat, perikardium dan paru-paru.

Cellulitis

Ludwig'a Angina

PATOFISIOLOGI INFEKSI GIGIInfeksi gigi merupakan suatu hal yang sangat mengganggu manusia, infeksi biasanya dimulai dari permukaan gigi yaitu adanya karies gigi yang sudah mendekati ruang pulpa, kemudian akan berlanjut menjadi pulpitis dan akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi (nekrosis pulpa). Infeksi gigi dapat terjadi secara lokal atau meluas secara cepat. Adanya gigi yang nekrosis menyebabkan bakteri bisa menembus masuk ruang pulpa sampai apeks gigi. Foramen apikalis dentis pada pulpa tidak bisa mendrainase pulpa yang terinfeksi. Selanjutnya proses infeksi tersebut menyebar progresif ke ruangan atau jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang nekrosis tersebut.Penjalaran infeksi odontogen akibat dari gigi yang nekrosis dapat menyebabkan abses, abses ini dibagi dua yaitu penjalaran tidak berat (yang memberikan prognosis baik) dan penjalaran berat (yang memberikan prognosis tidak baik, di sini terjadi penjalaran hebat yang apabila tidak cepat ditolong akan menyebabkan kematian). Adapun yang termasuk penjalaran tidak berat adalah serous periostitis, abses sub periosteal, abses sub mukosa, abses sub gingiva, dan abses sub palatal, sedangkan yang termasuk penjalaran yang berat antara lain abses perimandibular, osteomielitis, dan phlegmon dasar mulut.Gigi yang nekrosis juga merupakan fokal infeksi penyakit ke organ lain, misalnya ke otak menjadi meningitis, ke kulit menjadi dermatitis, ke mata menjadi konjungtivitis dan uveitis, ke sinus maxilla menjadi sinusitis maxillaris, ke jantung menjadi endokarditis dan perikarditis, ke ginjal menjadi nefritis, ke persendian menjadi arthritis.

Gambar 2 : Abses submandibular Gambar 3 : Abses sublingual

Infeksi odontogenik merupakan suatu proses infeksi yang primer atau sekunder yang terjadi pada jaringan periodontal, perikoronal, karena traumatik atau infeksi pasca bedah. Tipikal infeksi odontogenik adalah berasal dari karies gigi yang merupakan suatu proses dekalsifikasi email. Suatu perbandingan demineralisasi dan remineralisasi struktur gig terjadi pada perkembangan lesi karies. Demineralisasi yang paling baik pada gigi terjadi pada saat aktivasi bakteri yang tinggi dan dengan pH yang rendah. Remineralisasi yang paling baik terjadi pada pH lebih tinggi dari 5,5 dan pada saliva terdapat konsentrasi kalsium dan fosfat yang tinggi.Sekali email larut, infeksi karies dapat langsung melewati bagian dentin yang mikroporus dan langsung masuk ke dalam pulpa. Di dalam pulpa, infeksi dapat berkembang melalui suatu saluran langsung menuju apeks gigi dan dapat menggali menuju ruang medulla pada maksila atau mandibula. Infeksi tersebut kemudian dapat melobangi plat kortikal dan merusak jaringan superficial dari rongga mulut atau membuat saluran yang sangat dalam pada daerah fasial.Serotipe daristreptococcus mutans(cricetus, rattus, ferus, sobrinus) merupakan bakteri yang utama dapat menyebabkan penyakit dalam rongga mulut. Tetapi meskipun lactobacilli bukan penyebab utama penyakit, mereka merupakan suatu agen yang progresif pada karies gigi, karena mereka mempunyai kapasitas produksi asam yang baik.Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kegawatan infeksi odontogenik adalah: Jenis dan virulensi kuman penyebab. Daya tahan tubuh penderita. Jenis dan posisi gigi sumber infeksi. Panjang akar gigi sumber infeksi terhadap perlekatan otot-otot. Adanyatissue spacedanpotential space.GEJALA KLINISPenderita biasanya datang dengan keluhan sulit untuk membuka mulut (trismus), tidak bisa makan karena sulit menelan (disfagia), nafas yang pendek karena kesulitan bernafas. Penting untuk ditanyakan riwayat sakit gigi sebelumnya, onset dari sakit gigi tersebut apakah mendadak atau timbul lambat, durasi dari sakit gigi tersebut apakah hilang timbul atau terus-menerus, disertai dengan demam atau tidak, apakah sudah mendapat pengobatan antibiotik sebelumnya.Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda infeksi yaitu ;1. Rubor: permukaan kulit yang terlibat infeksi terlihat kemerahan akibatvasodilatasi, efek dari inflamasi2. Tumor: pembengkakan, terjadi karena akumulasi nanah atau cairan exudat3. Calor: teraba hangat pada palpasi karena peningkatan aliran darah ke areainfeksi4. Dolor: terasa sakit karena adanya penekanan ujung saraf sensorik oleh jaringanyang bengkak akibat edema atau infeksi5. Fungsiolaesa :terdapat masalah denagn proses mastikasi, trismus, disfagia, dangangguan pernafasan.Infeksi yang fatal bisa menyebabkan gangguan pernafasan, disfagia, edema palpebra, gangguan penglihatan, oftalmoplegia, suara serak, lemah lesu dan gangguan susunan saraf pusat (penurunan kesadaran, iritasi meningeal, sakit kepala hebat, muntah).Pemeriksaan fisik dimulai dari ekstra oral, lalu berlanjut ke intra oral. Dilakukan pemeriksaan integral (inspeksi, palpasi dan perkusi) kulit wajah, kepala, leher, apakah ada pembengkakan, fluktuasi, eritema, pembentukan fistula, dan krepitasi subkutaneus. Dilihat adakah limfadenopati leher, keterlibatan ruang fascia, trismus dan derajat dari trismus. Kemudian diperiksa gigi, adakah gigi yang caries, kedalaman caries, vitalitas gigi, lokalisasi pembengkakan, fistula dan mobilitas gigi. Dilihat juga adakah obstruksi ductus Wharton dan Stenson, serta menilai kualitas cairan duktus Wharton dan Stenson (pus atau saliva). Pemeriksaan oftalmologi dilakukan bila dicurigai mata terkena infeksi. Pemeriksaan mata meliputi : fungsi otot-otot ekstraokuler, adakah proptosis, adakah edema preseptal atau postseptal.Pemeriksaan penunjang yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pemeriksaan kultur, foto rontgen dan CT scan (atas indikasi). Bila infeksi odontogen hanya terlokalisir di dalam rongga mulut, tidak memerlukan pemeriksaan CT scan, foto rontgen panoramik sudah cukup untuk menegakkan diagnosis. CT scan harus dilakukan bila infeksi telah menyebar ke dalam ruang fascia di daerah mata atau leher.

DIAGNOSISBerdasarkananamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, ditegakkan diagnosis infeksi odontogen apakah termasuk infeksi odontogen lokal / terlokalisir atau infeksi odontogen umum / menyebar.

TERAPITujuan manajemen infeksi odontogen adalah : Menjaga saluran nafas tetap bebas dasar mulut dan lidah yang terangkat ke arah tonsil akan menyebabkan gagal nafas mengetahui adanya gangguan pernafasan adalah langkah awal diagnosis yang paling penting dalam manajemen infeksi odontogen tanda-tanda terjadi gangguan pernafasan adalah pasien terlihat gelisah, tidak dapat tidur dalam posisi terlentang dengan tenang, mengeluarkan air liur, disfonia, terdengar stridor saluran nafas yang tertutup merupakan penyebab kematian pasien infeksi odontogen jalan nafas yang bebas secara kontinu dievaluasi selama terapi dokter bedah harus memutuskan kebutuhan, waktu dan metode operasi untuk mempertahankan saluran nafas pada saat emergency (gawat darurat). Operasi drainase pemberian antibiotika tanpa drainase pus tidak akan menyelesaikan masalah penyakit abses memulai terapi antibiotika tanpa pewarnaan gram dan kultur akan menyebabkan kesalahan dalam mengidentifikasi organisme penyebab penyakit infeksi odontogen penting untuk mengalirkan semua ruang primer apalagi bila pada pemeriksaan, ruang sekunder potensial terinfeksi juga CT scan dapat membantu mengidentifikasi ruang-ruang yang terkena infeksi Foto rontgen panoramik dapat membantu identifikasi bila diduga gigi terlibat infeksi Abses canine, sublingual dan vestibular didrainase intraoral Abses ruang masseterik, pterygomandibular, dan pharyngea lateral bisa didrainase dengan kombinasi intraoral dan ekstraoral Abses ruang temporal, submandibular, submental, retropharyngeal, dan buccal disarankan diincisi ekstraoral dan didrainase. Medikamentosa rehidrasi (karena kemungkinan pasien menderita dehidrasi adalah sangat besar) merawat pasien yang memiliki faktor predisposisi terkena infeksi (contohnya Diabetes Mellitus) mengoreksi gangguan atau kelainan elektrolit memberikan analgetika dan merawat infeksi dasar bila pasien menderita trismus, pembengkakan atau rasa sakit di mulut. Identifikasi bakteri penyebab diharapkan penyebabnya adalahalpha-hemolytic Streptococcusdan bakteri anaerob lainnya kultur harus dilakukan pada semua pasien melalui incisi dan drainase dan uji sensitivitas dilakukan bila pasien tidak kunjung membaik (kemungkinan resisten terhadap antibiotika) Hasil aspirasi dari abses bisa dikirim untuk kultur dan uji sensitivitas jika incisi dan drainase terlambat dilakukan Menyeleksi terapi antibotika yang tepat penicillin parenteral metronidazole dikombinasikan dengan penicillin bisa dipakai pada infeksi yang berat Clindamycin untuk pasien yang alergi penicillin Cephalosporins (cephalosporins generasi pertama) antibiotika jangan diganti selama incisi dan drainase pada kasus infeksi odontogen yang signifikan jika mediastinal dicurigai terkena infeksi harus dilakukan CT scan thorax segera dan konsultasi kepada dokter bedah thorax kardiovaskular ekstraksi gigi penyebab akan menyembuhkan infeksi odontogen

Tabel 1. Dental Infections That Require Systemic Antimicrobial Therapy Endodontic infections of pulpal origin Streptococcal gingivitis Periodontal disease Periodontal abscess Periodontitis Pericoronitis Peri-implant disease Serious fascial and deep neck infections Acute herpes simplex Candidainfection treatment

1. OSTEMIELITISOsteomielitis rahang adalah suatu infeksi yang ekstensif pada tulang rahang, yang mengenai spongiosa, sumsum tulang, kortex, dan periosteum.Infeksi terjadi pada bagian tulang yang terkalsifikasi ketika cairan dalam rongga medullary atau dibawah periosteum mengganggu suplai darah. Tulang yang terinfeksi menjadi nekrosis ketika ischemia terbentuk. Perubahan pertahanan host yang mendasar terdapat pada mayoritas pasien yang mengalami ostemyelitis pada rahang. Kondisi-kondisi yang merubah persarafan tulang menjadikan pasien rentan terhadap onset ostemielitis, kondisi-kondisi ini antara lain radiasi, osteoporosis, osteopetrosis, penyakit tulang Paget, dan tumor ganas tulang.Komplikasi yang dapat terjadi akibat osteomielitis, serupa dengan komplikasi yang disebabkan oleh infeksi odontogen, dapat merupakan komplikasi ringan sampai terjadinya kematian akibat septikemia, pneumonia, meningitis, dan trombosis pada sinus kavernosus. Diagnosis yang tepat amat penting untuk pemberian terapi yang efektif, sehingga dapat memberikan prognosis yang lebih baik.Osteomielitis pada maksilla jauh lebih jarang dibanding pada mandibula karena suplai darah ke maksilla jaruh lebih ekstensif. Gangguan suplai darah merupakan sebuah faktor penting dalam perkembangan ostemielitis. Mandibula menerima suplai darah utamanya dari arteri alveolar inferior. Sumber sekunder adalah suplai periosteal yang melepaskan pembuluh-pembuluh nutrien yang menembus tulang kortikal dan beranastomosis dengan cabang-cabangarteri alveolar .

Definisi:Osteomielitis dental atau yang disebut osteomielitis pada tulang rahang adalah keadaan infeksi akut atau kronik pada tulang rahang, biasanya disebabkan karena bakteri. Penyakit ini sulit untuk didiagnosis dan diterapi. Gejala-gejala fisik pada penderita yang tidak dapat didiagnosis sebagai penyakit khusus, seperti kelelahan, dan nyeri pada sendi atau edema pada jaringan di sekitar tulang rahang sering disebabkan karena adanya infeksi bakteri yang tersembunyi pada tulang rahang yang kumannya menyebarkan toksin ke jaringan sekitarnya.Patogenesis, Tanda dan Gejala KlinikOsteomielitis pada tulang rahang bermula dari infeksi dari tempat lain yang masuk ke dalam tulang dan membentuk inflamasi supuratif pada medulla tulang, karena tekanan nanah (pus) yang besar, infeksi kemudian meluas ke tulang spongiosa menuju ke daerah korteks tulang, dan akibatnya struktur tulang rahang yang harusnya kompak dan padat jadi rapuh dan lubang-lubang seperti sarang lebah dan mengeluarkan pus yang bermuara di kulit seperti fistel (terlihat seperti bisul) , kalau dibiarkan akibatnya bisa fatal, pada rahang yg rapuh ini bisa terjadi fraktur patologis.Gejala awalnya seperti sakit gigi dan terjadi pembengkakan di sekitar pipi, kemudian pembengkakan ini mereda, selanjutnya penyakitnya bersifat kronis membentuk fistel (saluran nanah yang bermuara di bawah kulit) kadang tidak menimbulkan sakit penderita.Diagnosis penyakit ini sering tidak terdeteksi dari pemeriksaan X-Foto baik digital maupun foto panoramik. Pada sebagian besar kasus, tidak ditemukan adanya nyeri pada daerah wajah, keengganan pihak medis untuk mencabut gigi yang busuk, serta budaya pasien yang sering menunda mengobati giginya yang infeksi. Kesulitan dalam terapi osteomielitis adalah minimnya aliran darah yang menuju daerah infeksi pada rahang tersebut, sehingga mencegah antibiotik mencapai sasarannya.

Etiologi:Penyebab utama yang paling sering dari osteomielitis adalahpenyakit periodontal(seperti gingivitis,pyorrhea,atau periodontitis, tergantung seberapa berat penyakitnya). Bakteri yang berperan terhadap proses terjadinya penyakit ini yang tersering adalahStaphylococcus aureus, kuman yang lain adalahStreptococcusdanpneumococcus.Penyakit periodontal juga dapat menyebabkan penyakit jantung melalui perjalanan infeksinya. Kekurangan vitamin C dan bioflavanoid dapat menyebabkan sariawan yang merupakan awal dari salah satu penyakit periodontal, dapat dicegah dengan mengkonsumsinya secara cukup.Penyebab osteomielitis yang lain adalah tertinggalnyabakteridi dalam tulang rahang setelah dilakukannya pencabutan gigi. Ini terjadi karena kebersihan operasi yang buruk pada daerah gigi yang diekstraksi dan tertinggalnya bakteri di dalamnya. Hal tersebut menyebabkan tulang rahang membentuk tulang baru di atas lubang sebagai pengganti pembentukan tulang baru di dalam lubang, dimana akan meninggalkan ruang kosong pada tulang rahang (disebut cavitas). Cavitas ini ditemukan jaringan iskemik (berkurangnya vaskularisasi), nekrotik, osteomielitik, gangren dan bahkan sangat toksik. Cavitas tersebut akan bertahan, memproduksi toksin dan menghancurkan tulang di sekitarnya, dan membuat toksin tertimbun dalam sistem imun. Bila sudah sampai keadaan seperti ini maka harus ditangani oleh ahli bedah mulut.Penyebab umum yang ketiga dari osteomielitis dental adalahgangren radix.Setelah gigi menjadi gangren radix yang terinfeksi, akan memerlukan suatu prosedur pengambilan, tetapi seringnya tidak tuntas waktu pencabutan sehingga masih ada sisa akar yang tertinggal di dalam tulang rahang, selanjutnya akan memproduksi toksin yang merusak tulang di sekitarnya sampai gigi dan tulang nekrotik di sekitarnya hilang.Pada pembedahan gigi, trauma wajah yang melibatkan gigi, pemakaian kawat gigi, atau pemasangan alat lain yang berfungsi sebagai jembatan yang akan membuat tekanan pada gigi (apapun yang dapat menarik gigi dari soketnya) dapat menyebabkan bermulanya osteomielitis.Selain penyebab osteomielitis di atas, infeksi ini juga bisa di sebabkantraumaberupa patah tulang yang terbuka, penyebaran dari stomatitis, tonsillitis, infeksi sinus, furukolosis maupun infeksi yang hematogen (menyebar melalui aliran darah). Inflamasi yang disebabkan bakteri pyogenik ini meliputi seluruh struktur yang membentuk tulang, mulai dari medulla, kortex dan periosteum dan semakin parah pada keadaan penderita dengan daya tahan tubuh rendah.Terapi:Pada osteomielitis sebaiknya pasien dirawat inap di rumah sakit. Penanganan penyakit ini adalah menghilangkan faktor penyebabnya, gigi yang terinfeksi segera diekstraksi, squester-squester tulang matinya bila ada dibuang (squesterektomy) serta pemberian antibiotik adekuat. Prosedur ini membutuhkan tindakan operasi supaya terbentuk penulangan baru yang sehat. Perbaikan keadaan umum, nutrisi makanan, terapi vitamin, membantu mempercepat proses kesembuhan.

1. PENYAKIT GINGIVA DANNECROTIZING ULCERATIVE GINGIVITIS(NUG)

Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit gingival biasanya dapat dikontrol tanpa penggunaan antibiotik sistemik. Perawatan klinis yang dapat dilakukan termasuk perawatan lokal yaitu dengan menghilangkan kalkulus dan plak (biofilm bakteri) dan pemberian desinfektan pada cairan gingival. Pasien membutuhkan keterangan tentang bagaimana cara merawat sendiri penyakit tersebut dengan menjaga agar jumlah bakteri tetap terkontrol. Perawatan yang membantu termasuk kumur-kumur sehari 2 kali dengan obat kumur, menyikat gigi dengan campuran pasta gigi yang mengandung baking soda plus hydrogen peroksida dan atau kumur-kumur dengan air garam hangat secara berkala.Secara umum pemberian antimikrobial tidak direkomendasikan untuk gingivitis. Meskipunstreptococcal gingivitisdannecritizing ulcerative gingivitis(NUG) merupakan 2 tipe gingivitis yang dapat diberikan terapi antimikrobial.NUG sebelumnya disebutacute necrotizing ulcerative gingivitis(ANUG) juga dikenal sebagaiTrench mouthorVincent's infection, merupakan suatu penyakit dengan rasa sakit yang sangat, berbau busuk, penyakit ulseratif yang lebih sering terjadi pada orang yang mengalami stress berat dengan keadaan kebersihan mulut yang sangat jelek. Hal ini dimanifestasikan secara akut, inflamasi, gusi berdarah dan dihubungkan dengan adanya kehilangan dan kematian dari papilla interdental. Halitosis dan demam sering ada, pemeriksaan mikrobiologis dari bakteri biofilms menemukan bahwa dalam NUG terdapat bakterispirochetesdanfusobacteriadalam jumlah yang sangat tinggi.Managemen dari NUG termasuk pengambilan debridement secara besar-besaran pada semua gigi dengan irigasi copius, bila dimungkinkan dapat menggunakanultrasonic scaler.Aplikasi topikal juga bisa diberikan dengan obat kumur antibakteri seperti 0.12 %chlorhexidine gluconatedan atau kumur-kumur dengan larutan saline steril yang merupakan suatu perawatan efektif untuk mengontrol rasa sakit dan adanya ulserasi dari NUG.Antibiotika sistemik diperlukan jika terjadi simtom yang konstitusional seperti demam malaise (table 6). Pilihan antimikrobial harus mendasar, jika mungkin dilakukan tes suseptibilitas dan tes kultur untuk flora subgingiva. Tes kultur juga harus diperoleh setelah dilakukan terapi untuk meyakinkan bahwa sumber patogen telah hilang.

1. PERIODONTITIS (Lengkapnya pada bahasan Kelainan Jaringan Periodontal)Debridmen,scallingdanroot planninguntuk mengangkat deposit subgingiva dan supergingiva kalkulus dan plak gigi (bacterial biofilm) adalah tindakan yang perlu untuk mengintervensi penyakit periodontitis ini. Tindakan ini dapat dilakukan pada saat kunjungan pertama. Antiseptik yang efektif antara lain yaitupovidine, iodine, chlorhexidine, chloramines-T, atau larutan garam hangat.

Penggunaan antimikrobial sistemik merupakan indikasi utama untuk penyakit khronik periodontitis dan aggressive periodontitis (lihat tabel 2 ). Pemberian antibiotik sistemik yang tepat harus didasarkan pada tes kultur dan tes suseptibilitas pada flora subgingiva. Pemeriksaan kultur juga harus dilakukan setelah terapi untuk meyakinkan bahwa sumber pathogen sudah tereleminasi / hilang. Pemeriksaan kultur tersebut dilakukan jika keadaan memungkinkan.

1. PERICORONITISPericoronitis merupakan suatu infeksi pada jaringan lunak perikoronal (opercula) yang bagian paling besar / utama dari jaringan lunak tersebut berada di atas / menutupi mahkota gigi. Gigi yang sering mengalami perikoronitis adalah pada gigi molar ketiga mandibula. Infeksi yang terjadi disebabkan oleh adanya mikroorganisme dan debris yang terperangkap diantara mahkota gigi dan jaringan lunak di atasnya. Pada umumnya perawatan kasus seperti ini dengan pemberian antibiotik merupakan hal penting untuk dilakukan, agar mencegah meluasnya infeksi.

Terapi yang dilakukan secara lokal termasuk menghilangkan debridmen, melakukan irigasi dan drainase pada daerah yang terkena (termasuk jika timbul abses), kemudian diikuti dengan grinding atau pencabutan gigi yang berlawanan (antagonis). Setelah infeksi terkontrol, maka pada saat yang tepat jika gigi tersebut terpendam (impekted) maka segera dilakukan tindakan pencabutan gigi tersebut. Antimikrobial diberikan jika terjadi pembengkakan local dan difus, terjadi kenaikan suhu tubuh dan terjadi trismus (tabel 2). Antimikrobial ini dapat diberikan secara local dan sistemik.

1. PERI-IMPLANT DISEASEKunci untuk meminimalkan kegagalan suatu implant merupakan tindakan yang tepat dengan menetapkan diagnosis dan perawatan yang efektif pada penempatan suatu implant. Terapi esensial termasuk control plak dan pengambilan semua deposit kalkulus secara professional dengan menggunakan instrument mekanis. Terapi adjuvant termasuk melakukan kumur-kumur dengan menggunakanchlorhexidine gluconateselama 30 detik setelah gogok gigi selama 21 hari. Antibiotik dapat digunakan sebagai perawatan profilaksis pada saat suatu implant ditempatkan, atau pada kasus terjadiperi-implant mucositis, peri-implantitis,dan kegagalan implant. Antibiotik yang dianjurkan adalah clindamycin, amoxicillin / clavulanate atau metronidazole plus penicillin G atau ampicillin atau macrolide.

1. ABSES PERIODONTALMerupakan inflamasi pada jaringan periodontal yang terlokalisasi dan mempunyai daerah yang purulen. Abses periodontal dapat akut maupun kronis, abses yang akut sering menjadi kronis. Penyakit ini diakibatkan oleh infeksi bakteri yang mengenai jaringan periodonsium. Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi di dalam kalkulus (karang gigi) yang biasanya terdapat pada leher gigi. Kelainan yang paling banyak didapat adalah kelainan darigingivakarenagingivaterletak pada bagian permukaan sedangkan penyebab yang paling menonjol adalahplakdankalkulus(karang gigi). Di dalam mulut penuh dengan bakteri, yang dengan mudah akan membentuk plak. Bentuk plak tipis dan tidak berwarna, dan kadang tidak disadari bahwa plak telah terbentuk. Plak harus dibersihkan dengan menyikat gigi teratur, karena plak lama kelamaan akan mengeras membentuk kalkulus (karang gigi), pada kondisi ini hanya bisa dibersihkan oleh dokter gigi.

Karateristik Klinis:Abses periodontal Akut:1. Sekitar gingiva membesar, berwarna merah, oedem dan ada rasa sakit dengan sentuhan yang lembut, permukaan gingiva mengkilat.2. Biasanya terjadi kegoyahan gigi3. Gigi sensitive terhadap perkusi4. Ada eksudat purulen5. Secara sistemis memperlihatkan adanya malaise, demam dan pembengkaan limponodi. Kadang-kadang wajah dan bibir juga terlihat membengkak6. Adanya rasa sakit pada daerah yang membengkak

Abses Periodontal Kronis:Biasanya asimtomatik meskipun kadang-kadang merupakan lanjutan dari fase akut.Etiologi:Abses periodontal dapat dihubungkan dengan poket periodontal meskipun abses dapat terjadi tanpa didahului oleh periodontitis. Perkembangan suatu abses periodontal terjadi ketika poket menjadi bagian dari sumber infeksi.Penyebab terjadinya abses periodontal adalah adanya plak, kalkulus, food debris, benda asing dan pembuatan drainase yang salah. Bakteri plak pada poket periodontal menyebabkan iritasi dan inflamasi, sehingga terjadi produk pus di dalam poket yang menyebabkan abses periodontal.

Perawatan Abses Periodontal:Managemen abses periodontal termasuk menghilangkan debridemen dan pembuatan drainase untuk pus. Terapi antimikrobial adalah penting ketika terjadi penyebaran penyakit secara lokal maupun sistemik (tabel 2). Pencabutan gigi mungkin perlu dilakukan jika terapi antimikrobial gagal dilakukan. Tahap perawatan abses periodontal adalah sebagai berikut:

Tahap 1:Mereduksi abses dan inflamasi akut, membuat drainase dengan cara melakukan kuretase ke dalam poket periodontal atau membuat garis insisi pada abses dan dapat juga dengan cara mencabut gigi jika diperlukan untuk mengeluarkan eksudat purulen.Tahap 2 :Mereduksi poket dan mengambil jaringan granulasi yang menyebabkan abses, biasanya dengan cara bedah flap periodontal.Tahap 3 :Terapi dengan antibiotik bila abses menyebabkan demam atau limfadenopati

Tabel 2. Oral Antimicrobial Therapy for Acute Dento-Alveolar Infection of Pulpal Origin, Necrotizing Ulcerative Gingivitis, Periodontal Abscess and PeriodontitisAntimicrobialsAdult DosagePediatric Dosage

Narrow-spectrum agents

Penicillin VK250 500 mg q6h50 mg /kg q8h

Amoxicillin500 mg q8h15 mg / kg q8h

Cephalexin250 500 mg q6h25 - 50 mg /kg /d q6-8h

Erythromycin250 mg q6h10 mg / kg q16h

Azithromycin500 mg x 1d, then250 or 500 mg q 24h10 mg / kg / d x 1d, then 5 mg / kg / d q24h x 4d

Clarithromycin250 500 mg q12h or 1g PO q24h15 mg / kg / d q12h

Doxycycline i100 mg q12h1 2 mg / kg q12h x 1d, then 1 2 mg / kg q 24h

Tetracycline i250 mg q6h12.5 25.0 mg / kg q12h

Broad-spectrum agents

Clindamycin150 300 mg q8h10 mg / kg q8h

Amoxicillin / clavulanate875 mg q12h45 mg /kg q12h

Metronidazole plus 1 of the following:250 mg q6h or 500 mg q12h7.5 mg / kg q6h or 15 mg / kg q12h

Penicillin VK250 500 mg q6h50 mg /kg

or Amoxicillin500 mg q8h15 mg /kg q8h

or Erythromycin250 mg q6h10 mg / kg q8h

Duration of therapy: 7 10 days. Consideration should be given to administering an initial loading dose of an antimicrobial as the first dose.Also in penicillin-allergic individualsiNot recommended for children younger than 8 years of age or for pregnant women.Cross-allergy with penicillin is about 10 %

DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2007.Ludwig's Angina. Wikipedia, The Free Encyclopedia.http://www.en.wikipedia.org/wiki/ludwigangina

Ariji Y,Gotoh M,Kimura Y,Naitoh M,Kurita K,Natsume N,Ariji E. 2002.Odontogenic Infection Pathway to The Submandibular Space: Imaging Assessment.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgiA. W. Green, E. A. Flower dan N. E. New.. 2001.Mortality Associated with Odontogenic Infection!.British Dental Journal.http://www.nature.com/bdj/journal/vigo/n10/full/48010244.htmlB. Dental Osteomyelitis.http://www.health.com/dental_osteomyelitis/Brook I, Hunter V, Walker RI. Synergistic effect of Bacterioides, Clostridium, Fusobacterium, anaerobic cocci, and aerobic bacteria on mortality and induction of subcutaneous abscesses in mice.J Infect Dis. 1984;149:924-928.Evaldson G, Heimdahl A, Kager L, Nord CE. The normal human anaerobic microflora. ScandJ infect Dis Suppl. 1982;35:9-15.

Evy Indriani V., drg, Sp.BM. 2006.Mengenal Tanda-tanda Sepsis Akibat Infeksi Odontogenik. Bedah Mulut dan Maxillofacial(Informasi dan diskusi mengenai penyakit serta kelainan di dalam Mulut dan Rahang, perawatan serta rekonstruksinya)Evy Indriani V., drg, Sp.BM. 2006.Penyakit Periodontal. Bedah Mulut dan Maxillofacial(Informasi dan diskusi mengenai penyakit serta kelainan di dalam Mulut dan Rahang, perawatan serta rekonstruksinya)George K. B. Sandor, MD. 2006.Unilateral Facial Swelling caused by Ramsay Hunt Syndrome Resembles Odontogenic Infection. Clinical Practice. http://www.cda-adc.com/jcdaHaruoSakamoto, HiroyukiNaito, TakayukiAoki, KazunariKarakida and KazuoShiiki. 1996.Necrotizing fasciitis of the neck due to an odontogenic infection: A case reporthttp://www.springerlink.com/content/6772n7=22kul8u17/

Heimdahl A, von Konow L, Satoh T, Nord CE. Clinical appereance of orofacial infections of odontogenic origin in relationto microbiological findings.J Clin Microbiol Immunol. 1991;16:123-125.H.Thoma. Oral Pathology. St. Louis the CV Mosby Company,1990.Diseases of Jaws: Osteomyelitis of The Jaws. p.859-78KC Toran, Nath S, Shrestha S, Rana BBS JB. 2004.Odontogenic Origin of Necrotizing Fasciitis of Head and Neck- a case report. Kathmandu University Medical Journal.http://www.kumj.com.np/past/vol.2/isske4/361-363.pdfLin LJ., Chiu GK., Corbet EF. Are Periodontal Diseases Risk Factors for Certain Systemic Disorders-What Matters to Medical Practitioners?Hongkong Med J.2003;9:31-37Loesche WJ., Association of the Oral Flora with Important Medical Diseases.Curr Opin Periodontal. 1997;4:21-28.Lynnus Peng, MD. 2006.Excerpt from Dental, Infections. E Medicine Word Medical Library.http://www.emedicine.com/emerg/byname/dentalinfections.htmMaestre-Vera JR. 2004.Treatment options in odontogenic infection.Med Oral Patol Oral Cir Bucal.

http://www.siumed.edu/surgery/otol/ppts/odontogenicinfections.pptMarvin Goldfogel, DDS. 2006.Gingivitis and Periodontits. Healthopedia.http://www.healthopedia.com/gingivitis&periodontitisMichael T. Brennan, DDS, MHS, Michael S. Runyon, MD, Jayne J. Batts, MD, Philip C. Fox, DDS, M. Louise Kent, RN, Timothy L. Cox, DDS, H. James Norton, PhD and Peter B. Lockhart, DDS. 2006.JADA Continuing Education : Odontogenic Signs and Symptoms as Predictors of Odontogenic Infection. A clinical trial.American Dental Association.http://www.jada.ada.org/cgi/content/fulltext/137/1/62Namavar F, Verweij AMJJ, Bal M, Martijn van Steenbergen TJ, de Graaf J, MacLaren DM. Effect of anaerobic bacteria on killing of Proteus mirabilis by human polymorphonuclear leukocytes.Infect Immun. 1983;40:930-935.Namavar F, Verweij-van Vught AMJJ, Vel WAC, Bal M, MacLaren DM. Polymorphonuclear leukocyte chermotaxis by mixed anaerobic and aerobic bacteria.J Med Microbiol. 1984;18:167-172.Nino Zaya, MD. 2006.Diagnosis and Management of Odontogenic Infections.Peter J. Aquilina, Anthony Lynham. 2003.Serious Sequele of Maxillofacial Infections. Royal Brisbane Hospital, Spring Hill.http://www.mja.com.au/public/issues/179-10-171103/aqu10203.fm.pdf