skala Efektifitas

9
BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi dan kateristik obyek penelitian, maka penjelasan terhadap lokasi dan waktu penelitian penting untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Klungkung, khususnya pada Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Klungkung untuk periode waktu tahun 2001 -2008. Tahun 2001 dipilih sebagai awal penelitian terkait dengan tahun dimulainya era otnomi daerah dan dengan kurun waktu 8 tahun diharapkan sudah bisa memberikan gambaran kondisi penelitian. Dipilihnya Kabupaten Klungkung sebagai lokasi penelitian didasari atas keingintahuan peneliti untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan keuangan daerah dalam membiayai pengeluaran daerah Kabupaten Klungkung dan ingin menggali prospek 3 tahun ke depan (tahun 2009-2011) untuk mencari tahu gambaran potensi yang bisa dicapai, kebetulan peneliti bekerja sebagai PNS Pemerintah Kabupaten Klungkung yang tentunya akan lebih memudahkan akses untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.2.1 Jenis Data Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah berupa data kuantitatif dan kualitatif. 40

Transcript of skala Efektifitas

Page 1: skala Efektifitas

BAB IV

METODA PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi dan

kateristik obyek penelitian, maka penjelasan terhadap lokasi dan waktu penelitian

penting untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten

Klungkung, khususnya pada Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten

Klungkung untuk periode waktu tahun 2001 -2008. Tahun 2001 dipilih sebagai

awal penelitian terkait dengan tahun dimulainya era otnomi daerah dan dengan

kurun waktu 8 tahun diharapkan sudah bisa memberikan gambaran kondisi

penelitian.

Dipilihnya Kabupaten Klungkung sebagai lokasi penelitian didasari atas

keingintahuan peneliti untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan

keuangan daerah dalam membiayai pengeluaran daerah Kabupaten Klungkung

dan ingin menggali prospek 3 tahun ke depan (tahun 2009-2011) untuk mencari

tahu gambaran potensi yang bisa dicapai, kebetulan peneliti bekerja sebagai PNS

Pemerintah Kabupaten Klungkung yang tentunya akan lebih memudahkan akses

untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.

4.2 Jenis dan Sumber Data

4.2.1 Jenis Data

Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah berupa data

kuantitatif dan kualitatif.

40

Page 2: skala Efektifitas

41

a) Data kuantitatif yaitu yang berbentuk angka-angka yang dapat diukur atau

dihitung diantaranya : target dan realisasi PAD; Ringkasan APBD Kabupaten

Klungkung tahun 2001-2008; kontribusi PAD terhadap APBD

Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali tahun 2001-2008; Realisasi sumber-sumber

PAD dan PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Klungkung.

b) Data kualitatif yaitu yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, skema dan

gambar, diantaranya : gambaran umum Kabupaten Klungkung, seperti kondisi

administratifnya; luas wilayah; jumlah penduduk dan mata pencahariannya;

letak geografis termasuk batasan-batasannya dengan kabupaten lain.

4.2.2 Sumber Data

Data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan

merupakan data runtut waktu (time series) yang berkisar antar tahun 2001-2008.

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen-dokumen resmi

serta laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Klungkung, yaitu

diantaranya sebagai berikut :

1) Data target dan realisasi sumber-sumber penerimaan APBD Kabupaten

Klungkung;

2) Data target dan realisasi sumber-sumber PAD Kabupaten Klungkung;

Data dalam Penelitian ini diperoleh dari Dinas Pendapatan dan Aset Daerah

Kabupaten Klungkung dan Biro Keuangan Setda Provinsi Bali, BPS Provinsi

Bali.

Page 3: skala Efektifitas

42

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang dianalisis sesuai dengan masalah utama dan tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1) APBD

2) PAD

3) Pajak Daerah

4) Retribusi Daerah

5) Total Penerimaan Daerah (TPD)

6) Derajat Desentralisasi Fiskal (DDF)

7) PDRB

8) Rasio Efektivitas

4.3.2 Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pengertian dan penafsiran konsep yang digunakan

dalam analisis, maka beberapa batasan dari pengertian dasar/konsep operasional

dari variabel yang diamati dalam penelitian ini perlu diuraikan.

1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu rencana

keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama

oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan

ditetapkan dengan peraturan daerah dalam rupiah. APBD memuat rincian

semua penerimaan daerah disatu sisi, dan pengeluaran daerah disisi lain. Pada

sisi penerimaan APBD terdiri dari sisa lebih anggaran tahun lalu, PAD, bagi

hasil pajak, dan perimbangan dari pemerintah pusat baik berupa Dana Alokasi

Page 4: skala Efektifitas

43

Umum (DAU) dan juga Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan dari provinsi

atau kabupaten lainnya, serta penerimaan lainnya yang sah menurut undang-

undang. Disisi pengeluaran APBD terdiri dari belanja aparatur dan biaya

publik. Sebelum tahun 2003 A P B D dari sisi pengeluaran terdiri dari belanja

rutin dan belanja pembangunan.

2) Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004, Pasal 1, Pendapatan Asli Daerah,

selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang

dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan Berdasarkan Pasal 6 UU No. 33 Tahun 2004, PAD bersumber dari

pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu

penerimaan yang diperoleh Daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya

sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (Deddy Supriady Bratakusumah).

3) Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau

badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan daerah yang berlaku, yang digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah

dalam rupiah.

4) Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian ijin tertentu yang khusus disediakna dan atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan dan

berdasarkan peraturan daerah yang berlaku dalam rupiah.

Page 5: skala Efektifitas

44

5) Total Penerimaan Daerah (TPD) adalah jumlah keseluruhan penerimaan

daerah yang terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu,

pendapatan asli daerah, pendapatan yang berasal dari Pemerintah yang lebih

tinggi, pinjaman pemerintah daerah, dan lain-lain penerimaan sah dalam

rupiah.

6) Derajat desentralisasi fiskal adalah rasio antara jumlah Pendapatan Asli

Daerah dengan jumlah penerimaan dalam satuan persen. Kemandirian

keuangan daerah ditujukan oleh besar kecilnya Derajat Desentralisasi Fiskal

(DDF), yaitu perbandingan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan

Total Penerimaan Daerah (TPD) yang merupakan indikator tingkat

kemandirian daerah. Kemandirian daerah, artinya kemampuan pemerintah

daerah Kabupaten/Kota dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah,

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak

dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah.

Kemandirian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemandirian

keuangan daerah dengan kreteria dari Fisipol U G M dalamTabel 2.1

7) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah sejumlah nilai tambah

(value added) yang timbul dari berbagai unit produksi disuatu wilayah dalam

jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam rupiah. Mardiasmo (2000)

menyebutkan bahwa unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 10

sektor lapangan usaha, yaitu: a) Pertanian, b) Industri pengolahan c)

Pertambangan dan Penggalian, d) Listrik, gas dan air bersih, e) Bangunan, f)

Perdagangan, hotel dan restoran, g) Pengangkutan dan Komunikasi, h)

Page 6: skala Efektifitas

45

Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan i) Perbankan daerah, dan j) Jasa-

jasa.

8) Rasio Efektivitas merupakan tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan atau

prestasi yang dicapai oleh pemerintah kabupaten Klungkung yang diukur

dengan membandingkan realisasi pendapatan dengan target/anggaran

pendapatan dalam satuan persen pada tahun 2001-2007.

4.4 Metoda Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan dengan objek penelitian di kabupaten Klungkung.

Pengumpulan data yang dilakukan adalah metode Observasi, dikumpulkan dengan

mengamati, mencatat dan mengkualifikasi data-data yang diperlukan langsung

dari sumbernya yaitu Biro Keuangan Setda Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali, dan

dari Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Klungkung.

4.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran atau penjelasan mengenai

situasi yang terjadi menggunakan data-data yang telah diolah dari instansi terkait

di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klungkung. Selanjutnya untuk menganalisis

permasalahan yang ada dalam penelitian ini digunakan pendekatan :

1) Analisis kontribusi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi masing-masing sumber A P B D

terhadap total APBD, kontribusi masing-masing sumber PAD terhadap total PAD,

kontribusi masing-masing jenis pajak daerah terhadap total pajak daerah,

kontribusi masing-masing jenis retribusi daerah terhadap total retribusi daerah,

Page 7: skala Efektifitas
Page 8: skala Efektifitas

47

Kriteria Efektivitas

Untuk mengetahui kemampuan keuangan suatu daerah dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah, maka dapat dilihat dengan membandingkan total

PAD dengan total penerimaan daerah atau total penerimaan APBD. Jika

diformulasikan sebagai berikut (Reksohadiprodjo, 1999) :

PAD DDFt = x 100% ( 3 )

t TPDt

K J

keterangan : DDFt adalah derajat desentralisasi fiskal tahun ke t TPAD t adalah total pendapatan asli daerah tahun ke t TPD t adalah total penerimaan daerah atau penerimaan APBD

tahun ke-t

Kemandirian keuangan suatu daerah dapat dilihat dengan membandingkan

DDF suatu daerah dari tahun ke tahun. Semakin tinggi DDF, maka semakin

mandiri pula kemampuan keuangan daerah tersebut dalam melaksanakan otonomi

untuk membiayai pembangunan di daerahnya.

Tingkat kemandirian fiskal antara Pemerintah Pusat dan Daerah dapat

dipelajari dengan melihat pada besarnya derajat desentralisasi fiskal. Menurut

hasil penelitian Tim Fisipol U G M dan Badan Litbang Depdagri (1991)

Page 9: skala Efektifitas

48

perbandingan anatara P A D terhadap TPD menggunakan skala interval sebagai

terlihat dalam tabel 2.1.

4) Analisis trend linear

Analisis trend ini digunakan untuk mengetahui pola data masa lampau,

sehingga dapat digunakan untuk mempelajari faktor-faktor penyebab perubahan di

masa lampau yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk perencanaan masa

mendatang (Boedijoewono, 1987).

Menurut Nata Wirawan (2001), analisis ini digunakan untuk mengetahui

Perkiraan penerimaan komponen potensial sumber-sumber PAD. Rasio Trend

Sumber-sumber Penerimaan P A D daerah menggunakan persamaan trend linear

yaitu Y = a + b X, dimana Y adalah nilai taksiran kemandirian keuangan daerah,

sedangkan X adalah periode waktu.

Trend dari sumber-sumber P A D Kabupaten Klungkung tahun 2008-2011

dengan rumus sebagai berikut :

Y' = a + b X ( 4 )