Sk3 Respi Asma Bea

11
Abiyya Farah Putri 1102013003 A16 TUGAS MANDIRI SKENARIO : SESAK NAPAS (SKENARIO 3 RESPI) LI 1 Memahami dan Menjelaskan Asma 1.1 Definisi Asma Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas yang terdapat di seluruh dunia dengan kekerapan bervariasi yang berhubungan dengan dengan peningkatan kepekaan saluran napas sehingga memicu episode mengi berulang (wheezing), sesak napas (breathlessness), dada rasa tertekan (chest tightness), dispnea, dan batuk (cough) terutama pada malam atau dini hari. (PDPI, 2006; GINA, 2009). Menurut National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI, 2007), pada individu yang rentan, gejala asma berhubungan dengan inflamasi yang akan menyebabkan obstruksi dan hiperesponsivitas dari saluran pernapasan yang bervariasi derajatnya. 1.2 Etiologi Asma Sampai pada saat ini etiologi asma masih belum jelas diketahui secara pasti,namun ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial (Tanjung, 2003; Muttaqin, 2008). a. Faktor predisposisi Genetik Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan. b. Faktor presipitasi Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : 1. inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan, contoh: debu (Dermatophagoides pteronissynus), bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi 2. Ingestan, yang masuk melalui mulut, contoh: makanan dan obat-obatan 3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit, contoh: perhiasan, logam dan jam tangan Perubahan cuaca Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma.

description

wrap up asma

Transcript of Sk3 Respi Asma Bea

Abiyya Farah Putri1102013003A16TUGAS MANDIRI

Skenario : Sesak Napas (Skenario 3 Respi)

LI 1 Memahami dan Menjelaskan Asma1.1 Definisi Asma Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas yang terdapat di seluruh dunia dengan kekerapan bervariasi yang berhubungan dengan dengan peningkatan kepekaan saluran napas sehingga memicu episode mengi berulang (wheezing), sesak napas (breathlessness), dada rasa tertekan (chest tightness), dispnea, dan batuk (cough) terutama pada malam atau dini hari. (PDPI, 2006; GINA, 2009). Menurut National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI, 2007), pada individu yang rentan, gejala asma berhubungan dengan inflamasi yang akan menyebabkan obstruksi dan hiperesponsivitas dari saluran pernapasan yang bervariasi derajatnya.

1.2 Etiologi AsmaSampai pada saat ini etiologi asma masih belum jelas diketahui secara pasti,namun ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial (Tanjung, 2003; Muttaqin, 2008).

a. Faktor predisposisi GenetikDimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

b. Faktor presipitasi Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : 1. inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan, contoh: debu (Dermatophagoides pteronissynus), bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi 2. Ingestan, yang masuk melalui mulut, contoh: makanan dan obat-obatan 3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit, contoh: perhiasan, logam dan jam tangan

Perubahan cuaca Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu. StressStress / gangguan emosi bukan penyebab asma namun dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati. Lingkungan kerjaMempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

Olah raga/ aktifitas jasmani yang beratSebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut. Obat-obatanBeberapa klien asma bronkhial sensitif atau alergi terhadap obat tertentu seperti pennisilin, salisilat, beta blocker dan kodein

1.3 Klasifikasi AsmaPembagian derajat penyakit asma menurut GINA adalah sebagai berikut :1. IntermittenGejala kurang dari 1 kali/mingguSerangan singkatGejala nokturnal tidak lebih dari 2 kali/bulan ( 2 kali) FEV180% predicted atau PEF 80% nilai terbaik individu Variabilitas PEF atau FEV1 < 20% 2. Persisten ringanGejala lebih dari 1 kali/minggu tapi kurang dari 1 kali/hari Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidurGeajala nokturnal >2 kali/bulan FEV180% predicted atau PEF 80% nilai terbaik individu Variabilitas PEF atau FEV1 20-30%

3. Persisten sedangGejala terjadi setiap hariSerangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur Gejala nokturnal > 1 kali dalam seminggu Menggunakan agonis 2 kerja pendek setiap hari FEV1 60-80% predicted atau PEF 60-80% nilai terbaik individu Variabilitas PEF atau FEV1 > 30%

4. Persisten beratGejala terjadi setiap hariSerangan sering terjadiGejala asma nokturnal sering terjadi FEV1 predicted atau PEF 60% nilai terbaik individu Variabilitas PEF atau FEV1 > 30%Pembagian lain derajat penyakit asma dibuat oleh Phelan dkk. (dikutip dari Konsensus Pediatri Internasional III tahun 1998).

Klasifikasi ini membagi derajat asma menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut:1. Asma episodik jarangMerupakan 75% populasi asma pada anak. Ditandai oleh adanya episode 95%. PaO2normal, biasanya tidak perlu diperiksa. PaCO2< 45 mmHg

Pada serangan asma sedang: Anak tampak sesak saat berbicara. Pada bayi: menangis pendek dan lemah, sulit menyusu/makan. Posisi anak: lebih suka duduk. Dapat berbicara dengan kalimat yang terpenggal/terputus. Kesadaran: biasanyairritable. Tidak ada sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa). Mengi nyaring, sepanjang ekspirasi inspirasi. Biasanya menggunakan otot bantu pernafasan. Retraksi interkostal dan suprasternal, sifatnya sedang. Frekuensi nafas: cepat (takipnea). Frekuensi nadi: cepat (takikardi). Ada pulsus paradoksus (10-20 mmHg) SaO2% sebesar 91-95%. PaO2> 60 mmHg. PaCO2< 45 mmHgPada serangan asma berat tanpa disertai ancaman henti nafas: Anak tampak sesak saat beristirahat. Pada bayi: tidak mau minum/makan. Posisi anak: dudukbertopang lengan. Dapat berbicara dengan kata-kata. Kesadaran: biasanyairritable. Terdapat sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa). Mengi sangat nyaring, terdengar tanpa stetoskop sepanjang ekspirasi dan inspirasi. Menggunakan otot bantu pernafasan. Retraksi interkostal dan suprasternal, sifatnya dalam, ditambah nafas cuping hidung. Frekuensi nafas: cepat (takipnea). Frekuensi nadi: cepat (takikardi). Ada pulsus paradoksus (> 20 mmHg) SaO2% sebesar 45 mmHg

Pada serangan asma beratdisertai ancaman henti nafas: Kesadaran: kebingungan. Nyata terdapat sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa). Mengi sulit atau tidak terdengar. Penggunaan otot bantu pernafasan: terdapat gerakan paradoks torakoabdominal. Retraksi dangkal/hilang. Frekuensi nafas: lambat (bradipnea). Frekuensi nadi: lambat (bradikardi). Tidak ada pulsus paradoksus; tanda kelelahan otot nafas.

1.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding AsmaAnamnesisAnamnesis pada penderita asma sangatlah penting. Tujuannya, selain untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding, anamnesis juga berguna untuk menyususn srategi pengobatan pada penderita asma. Pada anamnesis akan kita jumpai adanya keluhan, batuk, sesak, mengi dan atau rasa berat di dada yang timbul secara tiba-tiba dan hilang secara spontan atau dengan pengobatan. Tetapi adakalanya juga penderita hanya mengeluhkan batuk-batuk saja yang umumnya timbul pada malam hari atau sewaktu kegiatan jasmani ataupun hanya pada musim-musim tertentu saja. Disamping itu, mungkin adanya riwayat alrgi baik pada penderita maupun pada keluarganya, seperti rhinitis alergi, dermatitik atopic dapat membantu menegakakan diagnosis.Yang perlu juga diketahui adalah faktor-faktor pencetus serangan, dengan mengetahui factor pencetus kemudian menghindarinya, diharapkan gejala asma dapat dicegah.

Faktor-faktor pencetus pada asma, terdiri dari: Allergen, baik yang berupa inhalasi seperti debu rumah, tungau, serbuk sari, bulu binatang, kapas, debu kopi atau the, maupun yang berupa makanan seperti udang, kepiting, zat pengawet, zat pewarna dan sebagainya. Infeksi saluran napas, terutama oleh virus seperti Respiratory syncitial, parainfluensa dsb Kegiatan jasmani/ olahraga, seperti lari. Ketegangan atau tekanan jiwa. Obat-obatan, seperti penyekat beta, salisilat, kodein, AINS dan sebagainya. Polusi udara atau bau yang merangsang, seperti asap rokok, semprot nyamuk, parfum dan sebagainya.

Berdasarkan hal-hal di atas, maka seseorang dicurigai menderita asma apabila: Sesak atau batuk yang berkepanjangan setelah menderita influenza Batuk-batuk setelah olahraga, terutama pada anak-anak atau rasa berat atau tercekik pada dada sehabis olahraga (yang terbukti tidak ada kelainan jantung) Sesak atau batuk-batuk pada waktu ruang berdebu atau berasap Batuk-batuk setelah mencium bau tertentu Batuk-batuk atau sesak yang sering timbul pada malam hari dan tidak berkurang sesudah duduk.

Dengan kata lain, bila seseorang mengeluh sesak, batuk atau mengi yang tidak bisa diterangkan penyebabnya, kita perlu mencurigai itu suatu asma. Atau yeng membedakan asma dengan penyakit paru lain yaitu pada asma serangan dapat hilang dengan atau tanpa obat. Artinya, serangan asma ada yang hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Tetapi, membiarkan penderita asma dalam srangan tanpa obat selain tidak etis, juga bisa membahayakan nyawa penderita.

Pemeriksaan Fisik Pada sebagian kecil pasien yang derajat asmanya berat dapat ditemukan mengi diluar serangan. Diagnosis asma pada bayi dan anak kecil 6thn dengan alat spirometer serta pengukuran PEF atau arus puncak respirasi dengan peak flow metre. Pengukuran variabilitas dan reversibilitas fungsi paru dalam 24 jam sangat penting untuk mendiagnosi, menilai derajat berat penyakit asma dan acuan dalam pengelolaan asma. PEF diukur selama 24jam pagi dan malam hari agar tepat variabilitasnya. Cara pengukuran PEF diurnal yang terbaik adalah paling sedikit selama 1minggu dan hasilnya dinyatakan dalam persen nilai terbaim dari selisih nilai PEF pagi hari terendah dengan nilai PEF malam hari tertinggi. Menurut PNAA 2004 untuk mendkung diagnosis asma anak dipakai kriteria sebagai berikut yang diukur selama 2 minggu : Variabilitas PEF atau FEV1 >15% Kenaikan PEF atau FEV1 >15% setelah pemberian inhalasi bronkodilator Penurunan PEF atau FEV1 >20% setelah provokasi bronkus

Analisa gas darah Pemeriksaan ini hanya dilakukan bila kita mencurigai adanya gangguan asam basa dalam tubuh. Gangguan asam basa dicurigai pada asma yang berat atau SpO2 tidak membaik >90%Diagnosis banding asma antara lain sbb :Dewasa Penyakit Paru Obstruksi KronikBronkitis kronikGagal Jantung KongestifBatuk kronik akibat lain-lainDisfungsi laringsObstruksi mekanis (misal tumor)Emboli ParuAnakBenda asing di saluran napasLaringotrakeomalasiaPembesaran kelenjar limfeTumorStenosis trakeaBronkiolitis

1.7 Penatalaksanaan Asma >>>>>>> bener2 gak niat maafinnn

1.8 Komplikasi Asma

- Akut : dehidrasi, gagal napas, infeksi saluran napas- Kronis : kor-pulmonale, PPO kronis, pneumotorak1.9 Prognosis AsmaMortalitas akibat asma sedikit nilainya. Gambaran yang paling akhir menunjukkan kurang dari 5000 kematian setiap tahun dari populasi beresiko yang berjumlah kira-kira 10 juta. Sebelum dipakai kortikosteroid, secara umum angka kematian penderita asma wanita dua kali lipatpenderita asma pria. Juga kenyataan bahwa angka kematian pada serangan asma dengan usia tua lebih banyak, kalau serangan asma diketahui dan dimulai sejak kanak-kanak dan mendapat pengawasan yang cukup kira-kira setelah 20 tahun, hanya 1% yang tidak sembuh dan di dalam pengawasan tersebut kalau sering mengalami serangan common cold 29% akan mengalami serangan ulang. Pada penderita yang mengalami serangan intermitten angka kematiannya 2%, sedangkan angka kematian pada penderita yang dengan serangan terus menerus angka kematiannya 9%.