Six sigma

13
Six sigma Strategi penerapan six sigma yang diciptakan oleh DR. Mikel Harry dan Richard Schroeder disebut sebagai The Six Sigma Breakthrough Strategy. Strategi ini merupakan metode sistematis yang menggunakan pengumpulan data dan analisis statistik untuk menentukan sumber- sumber variasi dan cara-cara untuk menghilangkannya (Harry dan Scroeder, 2000). Six sigma mempunyai 2 arti penting, yaitu: Six sigma sebagai filosofi manajemen Six sigma merupakan kegiatan yang dilakukan oleh semua anggota perusahaan yang menjadi budaya dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Tujuannya meningkatkan efisiensi proses bisnis dan memuaskan keiginan pelanggan, sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Six sigma sebagai sistem pengukuran Six sigma sesuai dengan arti sigma, yaitu distribusi atau penyebaran (variasi) dari rata-rata (mean) suatu proses atau prosedur. Six sigma diterapkan untuk memperkecil variasi (sigma). Six sigma sebagai sistem pengukuran menggunakan Defect per Million Oppurtunities (DPMO) sebagai satuan pengukuran. DPMO merupakan ukuran yang baik bagi kualitas produk ataupun proses, sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya dan waktu yang terbuang. Dengan menggunakan tabel konversi ppm dan sigma pada lampiran, akan dapat diketahui tingkat sigma. Cara menentukan DPMO adalah sebagai berikut: Hitung Defect per Unit (DPU) DPU = (1) Hitung DPMO terlebih dahulu menentukan probabilitas jumlah kerusakan. DPMO = (2) Tabel Hubungan sigma dan DPMO Sigma Parts per Million 6 Sigma 3,4 defects per million 5 Sigma 233 defects per million

description

BISNIS INTELIGENT DAN DATA MANING

Transcript of Six sigma

Six sigmaStrategi penerapansix sigmayang diciptakan oleh DR. Mikel Harry dan Richard Schroeder disebut sebagaiThe Six Sigma Breakthrough Strategy. Strategi ini merupakan metode sistematis yang menggunakan pengumpulan data dan analisis statistik untuk menentukan sumber-sumber variasi dan cara-cara untuk menghilangkannya (Harry dan Scroeder, 2000).Six sigmamempunyai 2 arti penting, yaitu: Six sigmasebagai filosofi manajemenSix sigmamerupakan kegiatan yang dilakukan oleh semua anggota perusahaan yang menjadi budaya dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Tujuannya meningkatkan efisiensi proses bisnis dan memuaskan keiginan pelanggan, sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Six sigmasebagai sistem pengukuranSix sigmasesuai dengan arti sigma, yaitu distribusi atau penyebaran (variasi) dari rata-rata (mean) suatu proses atau prosedur.Six sigmaditerapkan untuk memperkecil variasi (sigma).Six sigmasebagai sistem pengukuran menggunakanDefect per Million Oppurtunities(DPMO) sebagai satuan pengukuran. DPMO merupakan ukuran yang baik bagi kualitas produk ataupun proses, sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya dan waktu yang terbuang. Dengan menggunakan tabel konversi ppm dan sigma pada lampiran, akan dapat diketahui tingkat sigma. Cara menentukan DPMO adalah sebagai berikut: Hitung Defect per Unit (DPU)DPU =(1) Hitung DPMO terlebih dahulu menentukan probabilitas jumlah kerusakan.DPMO =(2)TabelHubungan sigma dan DPMOSigmaParts per Million

6 Sigma3,4 defects per million

5 Sigma233 defects per million

4 Sigma6.210 defects per million

3 Sigma66.807 defects per million

2 Sigma308.537 defects per million

1 Sigma690.000 defects per million

Sumber : Pande, Peter. 2000.1. KeunggulanSix SigmaSix Sigmasebagai program kualitas juga sebagaitooluntuk pemecahan masalah.Six sigmamenekankan aplikasitoolini secara metodis dan sistematis yang akan dapat menghasilkan terobosan dalam peningkatan kualitas. Metodologi yang sistematis ini bersifat generik sehingga dapat diterapkan baik dalam industri manufaktur maupun jasa.Six Sigmajuga dikatakan sebagai metode yang berfokus pada proses dan pencegahan cacat (defect) (Snee, 1999). Pencegahan cacat dilakukan dengan cara mengurangi variasi yang ada di dalam setiap proses dengan menggunakan teknik-teknik statistik yang sudah dikenal secara umum.Keuntungan dari penerapanSix Sigmaberbeda untuk tiap perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankannya. BiasanyaSix Sigmamembawa perbaikan pada hal-hal berikut ini (Pande, Peter. 2000):1. Pengurangan biaya2. Perbaikan produktivitas3. Pertumbuhan pangsa pasar4. Retensi pelanggan5. Pengurangan waktu siklus6. Pengurangan cacat7. Pengembangan produk / jasaDitinjau dari alat yang digunakan,Six Sigmacukup luas. Gambar berikut menunjukkan metode-metode yang biasa digunakan dalamSix Sigma.

Metode dan Alat (Tools) Penting dalamSix SigmaKelebihan-kelebihan yang dimiliki Six Sigma dibanding metode lain adalah:1. Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis berdasarkan statistik. Six Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi sampai operasional hingga pelayanan pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha.2. Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non manufaktur disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik, teknologi informasi dan sebagainya.3. Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang dapat dimonitor dan direspon balik dengan cepat.4. Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah, kinerja sigma akan berubah.Salah satu kunci keberhasilan Six Sigma adalah kerja tim dan khususnyaBlack Beltyang dilatih, juga alat-alat yang digunakan dapat memberikan kekuatan pada proses usaha perbaikan dan usaha pembelajaran. Metode atau alat-alat tersebut antara lain:1. SPC (Statistical Process Control) atau pengendalian proses secara statistik, berguna untuk mengidentifikasi permasalahan.2. Pengujian tingkat signifikan statistik (Chi-Square, T-TestdanANOVA), untuk mendefinisikan masalah dan analisa akar penyebab permasalahan,3. Korelasi dan Regresi, berguna untuk menganalisa akar penyebab masalah dan memprediksi hasilnya.4. Desain Eksperimen, untuk menganalisa solusi optimal dan validasi hasil.5. FMEA (Failure Modes and Effect Analysis), berguna untuk mencari prioritas masalah dan pencegahannya.6. Mistake Proofing, berguna untuk pencegahan cacat dan perbaikan proses.7. QFD (Quality Function Deployment), untuk mendesain produk, proses dan jasa.Terminologi yang menjadi kunci utama konsepsix sigmaadalah sebagai berikut: CTQ (Critical to Quality) = atribut utama dari kebutuhan konsumen. CTQ dapat diartikan sebagai elemen dari proses/ kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap pencapaian kualitas yang diinginkan Defect= kegagalan untuk memuaskan pelanggan Process Capability= kemampuan proses untuk bekerja dan menghasilkan produk yang berkualitas Variation= sesuatu yang dirasakan dan dilihat oleh pelanggan.Six sigmaberfoku untuk mengetahui apa penyebab variasi dan mencegah terjadinya variasi itu, sehingga dapat meningkatkan kapabilitas dari proses. StableOperation= menjaga konsistensi dari proses yang telah diprediksi sehingga dapat meningkatkan kapabilitas proses. Design ForSix Sigma(DFSS) = suatu desain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan kemampuan proses. DPMO (Defect Per Million Opportunity) = ukuran kegagalan dalamsix sigmayang menunjukkan kegagalan persejuta kesempatan. DMAIC = merupakan proses untuk peningkatan terus menerus menujusix sigma.2. Pihak-Pihak PelaksanaBrue (2002) mencatat pihak-pihak yang harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaansix sigmadi dalam perusahaan. Pihak-pihak tersebut meliputi:a.Executive LeadersPimpinan puncak perusahaan yang komit untuk mewujudkansix sigma,memulai dan memasyarakatkannya di seluruh bagian, divisi, departemen dan cabang-cabang perusahaan.b.ChampionsYaitu orang-orang yang sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan proyeksix sigma. Mereka merupakan pendukung utama yang berjuang demi terbentuknyablack beltsdan berupaya meniadakan berbagai rintangan/hambatan baik yang bersifat fungsional, finansial, ataupun pribadi agarblack beltsberfungsi sebagaimana mestinya. Bisa dikatakanChampionsmenyatu dengan proses pelaksanaan proyek, para anggotanya berasal dari kalangan direktur dan manajer, bertanggung jawab terhadap aktivitas proyek sehari-hari, wajib melaporkan perkembangan hasil kepadaexecutive leaderssembari mendukung tim pelaksana. Sedangkan tugas-tugas lainnya meliputi memilih calon-calon anggotablack belt, mengidentifikasi wilayah kerja proyek, menegaskan sasaran yang dikehendaki, menjamin terlaksananya proyek sesuai dengan jadwal, dan memastikan bahwa tim pelaksana telah memahami maksud/tujuan proyek.b.MasterBlack BeltOrang-orang yang bertindak sebagai pelatih, penasehat (mentor) dan pemandu.Master blackbelt adalah orang-orang yang sangat menguasai alat-alat dan taktiksix sigma, dan merupakan sumber daya yang secara teknis sangat berharga. Mereka memusatkan seluruh perhatian dan kemampuannya pada penyempurnaan proses. Aspek-aspek kunci dari perananmaster black beltterletak pada kepiawaiannya untuk memfasilitasi penyelesaian masalah tanpa mengambil alih proyek/tugas/pekerjaan.c.BlackBeltsDipandang sebagai tulang punggung budaya dan pusat keberhasilansix sigma, mengingat mereka adalah orang-orang yang: memimpin proyek perbaikan kinerja perusahaan; dilatih untuk menemukan masalah, penyebab beserta penyelesaiannya; bertugas mengubah teori ke dalam tindakan; wajib memilah-milah data, opini dengan fakta, dan secara kuantitatif menunjukkan faktor-faktor potensial yang menimbulkan masalah produktivitas serta profitabilitas; bertanggung jawab mewujudnyatakansix sigma.Para calon anggotablack beltswajib memenuhi syarat-syarat seperti: memiliki disiplin pribadi; cakap memimpin; menguasai ketrampilan teknis tertentu; mengenal prinsip-prinsip statistika; mampu berkomunikasi dengan jelas; mempunyai motivasi kerja yang memadai.d.Green BeltsAdalah orang-orang yang membantu black belts di wilayah fungsionalnya. Pada umumnyagreen beltsbertugas: secara paruh waktu di bidang yang terbatas; mengaplikasikan alat-alatsix sigmauntuk menguji dan menyelesaikan problema-problema kronis; mengumpulkan/ menganalisis data, dan melaksanakan percobaan-percobaan; menanamkan budayasix sigmadari atas ke bawah.3. MetodologiSix SigmaStrategi penerapansix sigmayang diciptakan oleh DR. Mikel Harry dan Richard Schroeder disebut sebagaiThe Six Sigma Breakthrough Strategy. Strategi ini merupakan metode sistematis yang menggunakan pengumpulan data dan analisis statistik untuk menentukan sumber-sumber variasi dan cara-cara untuk menghilangkannya (Harry dan Scroeder, 2000).Proyeksix sigmamempunyai impact besar terhadap kepuasan konsumen dan impact yang signifikan padabottom-lineterpilih. Manajemen puncak mempunyai peranan penting selama seleksi proyek dan sebagai leader. Proyek didefinisikan secara jelas dalam halexpected key deliverables, yaitu DPMO level atausigma quality levels, RTY,QualityCostdsb. Dalam pendekatan keseluruhan, masalah nyata dibalik kedalam masalah satistik. Hal ini dilakukan dengan mapping proses, yaitu mendefinisikan variable-variabel kunci input proses (key process input variablesKPIVs or xs) dan variable-variabel kunci output proses (key process output variablesKPOVs or ys). kekuatanstatistical toolsdigunakan untuk menentukan statistical solution.Ada lima tahap atau langkah dasar dalam menerapkan strategiSix Sigmaini yaituDefine-MeasureAnalyze-Improve-Control(DMAIC), dimana tahapannya merupakan tahapan yang berulang atau membentuk siklus peningkatan kualitas denganSix Sigma. Siklus DMAIC dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.Siklus DMAICSumber : Pande, Peter. 20004. Langkah LangkahSix Sigmaa. Define(D)Langkah ini adalah langkah operasional awal dalam program peningkatan kualitassix sigma. Pada tahapdefineada 2 hal yang perlu dilakukan yaitu: Mendefinisikan proses inti perusahanProses inti adalah suatu rantai tugas, biasanya mencakup berbagai departemen atau fungsi yang mengirimkan nilai (produk, jasa, dukungan, informasi) kepada para pelanggan eksternal. Dalam hal pemilihan temaSix Sigmapertama-tama yang dilakukan adalah mempertimbangkan dan menjelaskan tujuan dari suatu proses inti akan dievaluasi.(Peter S. Pende, 2000) Mendefinisikan kebutuhan spesifik kebutuhan pelangganLangkah selanjutnya adalah mengidentifikasi pemain paling penting didalam semua proses, yakni pelanggan, pelanggan bisa internal maupun eksternal adalah tugasBlack Beltdan tim untuk menentukan dengan baik apa yang diinginkan pelanggan eksternal. Pekerjaan ini membuat suara pelanggan (voice to customerVOC)menjadi hal yang menantang. Dalam hal mendefinisikan kebutuhan spesifik dari pelanggan adalah memahami dan membedakan diantara dua kategori persayaratan kritis, yaitu persyaratan output dan persyartan pelayanan.(Peter S. Pende, 2000)Persyaratan output berkaitan dengan karakteristik dan atau features dari produk akhir (barang/jasa) yang diserahkan kepada pelanggan pada akhir dari suatu proses. Dalam hal ini dapat saja berbagai macam persyaratan output, tetapi pada dasarnya semua itu berkaitan dengan daya guna (usability) dan efektivitas dari produk akhir itu di mata pelanggan.(Vincent Gaspersz, 2002 : 64)Tahap ini mendefinisikan beberapa hal yang terkait dengan:1. Pendefinisian Kriteria Pemilihan ProyekSix Sigma, dimana pemilihan proyek terbaik adalah berdasarkan identifikasi proyek yang terbaik sepadan dengan kebutuhan, kapabilitas, dan tujuan organisasi sekarang.2. Pendefinisian Peran Orang-orang yang Terlibat dalam ProyekSix Sigmasesuai dengan pekerjaannya3. Pendefinisian Kebutuhan Pelanggan dalam ProyekSix Sigmaberdasarkan kriteria pemilihan proyekSix Sigmadimana proses transformasi pengetahuan dan metodologiSix Sigmamelalui sistem pelatihan yang terstruktur dan sistematik untuk kelompok orang yang terlibat dalam programSix Sigma.4. Pendefinisian Proses Kunci Beserta Pelanggan dari ProyekSix Sigmayang dilakukan sebelum mengetahui model proses SIPOC (Suppliers-Inputs-Processes-Outputs-Customers). SIPOC adalah alat yang berguna dan paling banyak digunakan dalam manajemen dan peningkatan proses. Atau SIRPORC (Suppliers-Inputs Requirements-Processes-Output Requirements-Customers) apabila kebutuhan Input dan Output dimasukkan ke dalam SIPOC dan persyaratan Output harus berkaitan langsung dengan kebutuhan pelanggan.5. Pendefinisian Kebutuhan Spesifik dari Pelanggan yang Terlibat dalam ProyekSix Sigma6. Pendefinisian Pernyataan Tujuan ProyekSix Sigma, dimana pernyataan tujuan proyek yang harus ditetapkan untuk setiap proyekSix Sigmaterpilih adalah benar apabila mengikuti prinsip SMART, yaituSpesifik, Measureable, Achievable-Result-oriented, Time-bound.7. Daftar Periksa pada TahapDEFINE(D) untuk memudahkan sekaligus meyakinkan kita bahwa kita telah menyelesaikan tahapDEFINE(D) dengan baik.b. Measure(M)Dalam langkah yang kedua dalam tahapan operasional pada program peningkatan kualitasSix Sigmaterdapat 3 hal pokok yang dilakukan yaitu:(Vincent Gaspersz, 2002: 72-198) Menentukan karakteristik kualitas kunciCTQ ditetapkan berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik pelanggan yang diturunkan secara langsung dari persyaratan persayaratan output dan pelayanan. Dalam buku lain menyebutkan bahwa karakteristik kualitas sama dengan jumlah kesempatan penyebab cacat (opportunities to failure).(Breyfogle III, Forest W, 1999: 140) Mengembangkan rencana pengumpulan dataPada dasarnya pengukuran karakteristik kualitas dapat dilakukan pada tiga tingkat, yaitu: Rencana pengukuran tingkat proses, adalah mengukur setiap langkah atau aktivitas dalam proses dan karakteristik kualitas input yang diserahkan oleh pemasok yang mengendalikan dan mempengaruhi karaktersitik kualitas output yang diinginkan. Tujuan dari pengukuran ini adalah mengidentifikasi setiap perilaku yang mengatur setiap langkah dalam proses. Pengukuran tingkat output, mengukur karakteristik kualitas output yang dihasilkan suatu proses dibandingkan dengan karakteristik kualitas yang diinginkan pelanggan. Rencana pengukuran tingkatoutcome, mengukur bagaimana baiknya suatu produk atau jasa itu memenuhi kebutuhan spessifik dari pelanggan. Jadi pada tingkat ini adalah mengukur kepuasan pelanggan dalam menggunakan produk dan/atau jasa yang diserahkan kepada pelanggan.(Vincent Gaspersz, 2002: 96) PengukuranbaselinekinerjaPeningkatan kualitassix sigmayang telah ditetapkan akan berfokus pada upaya-upaya yang giat dalam peningkatan kualitas menuju kegagalan nol (zero defects) sehingga memberikan kepuasan total kepada pelanggan. Maka sebelum peningkatan kualitassix sigmadimulai, kita harus mengetahui tingkat kinerja sekarang atau dalam terminologiSix Sigmadisebut sebagaibaselinekinerja. Setelah mengetahuibaselinekinerja maka kemajuan peningkatan-peningkatan yang dicapai dapat diukur sepanjang masa berlakuSix Sigma: Pengukuranbaselinekinerja pada tingkat proses, biasanya dilakukan apabila itu terdiri dari beberapa sub proses. Pengukuran kinerja pada tingkat proses akan memberikan baganan secara jelas dan konprehensif tentang segala sesuatu yang terjadi dalam sub proses itu. Pengukuranbaselinekinerja pada tingkat output, dilakukan secara langsung pada produk akhir yang akan diserahkan pada pelanggan. Pengukuran dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana output akhir dari proses itu untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari pelanggan, sebelum produk itu diserahkan pada pelanggan. Pengukuranbaselinekinerja pada tingkatoutcome, dilakukan secara langsung pada pelanggan yang menerima output (produk dan jasa) dari suatu proses.Ukuran hasilbaselinekinerja yang digunakan dalamSix Sigmaadalah tingkat DPMO (Defects Per Millions Oppurtunities) dan pencapaian tingkat sigma.(Vincent Gaspersz, 2002 : 99)c.Analyze(A)Analyzemerupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas. Pada tahap ini, tiga hal yang perlu dilakukan yaitu: Menentukan stabilitas dan kemampuan prosesProses industri harus dipandang sebagai suatu penigkatan terus-menerus, yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk (barang dan/atau jasa), pengembangan produk, proses produksi, sampai kepada distribusi kepada pelanggan. Berdasarkan informasi sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna produk itu dapat dikembangkan ide untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk lama beserta proses produksinya.Dalam menentukan apakah suatu proses berada dalam kondisi stabil dan mampu, maka akan dibutuhkan alat-alat statistika sebagai alat analisis. Prosedur lengkap penggunaan alat-alat statistik untuk pengembangan industri menuju stabil dan mampu (stabilitydancapability). Berikut adalah pengertian ukuran dari proses stabil dan proses yang mampu ditunjukkan pada Tabel 9.2:Tabel 2.Stabilitas dan Kapabilitas ProsesStatus Proses

No.StabilitasKapabilitasSituasiAnalisis

1.TidakTidak Keadaan proses diluar pengendalian Proses akan menghasilkan produk cacat terus menerus (keadaan kronis)Sistem industri berada dalam kondisi paling buruk

2.YaTidak Keadaan proses didalam pengendalian Proses masih menghasilkan cacatSistem industri berada dalam status antara menuju peningkatan kualitas global

3.YaYa Keadaan proses berada dalam pengendalian Proses tidak menghasilkan produk cacat (zero defect)Sistem industri berada dalam kondisi dalam baik, merupakan targetSix Sigma

4.TidakTidakProses berada di luar pengendalian proses menimbulkan masalah kualitas secara sporadisSistem industri tidak dapat diperkirakan (unpredictable) dan tidak diinginkan oleh manajemen industri

(Vincent Gaspersz, 2002 : 203) Menentukan target kinerja dari karakteristik kualitas kunciSetelah melakukan analisis kapabilitas maka langkah selanjutnya adalah menetapkan target-target kinerja dari setiap karakteristik kualitas kunci untuk ditingkatkan. Konseptual penetapan target kinerja dalam program pendekatan kualitasSix Sigmamerupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu harus mengikuti prinsip dari SMART (specific-measurable-achievabl-result oriented-time bound) yaitu : Specific,target kinerja berkaitan langsung dengan peningkatan kinerja dari setiap karakteristik kualitas kunci yang berkaitan langsung dengan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Measurable,target kinerja harus dapat diukur dengan menggunakan indikator pengukuran yang tepat, guna mengevaluasi keberhasilan, peninjauan ulang, dan tindakan perbaikan di waktu mendatang. Achievable,target kinerja peningkatan kualitas harus dapat dicapai melalui usaha yang menantang. Result-oriented,target kinerja dari peningkatan kualitas harus berfokus pada hasil-hasil berupa peningkatan kinerja karakteristik kualitas kunci. Time-bound,target kinerja harus menetapkan batas waktu pencapaian target karakteristik kualitas kunci dan target tersebut harus tercapai pada batas waktu yang telah ditetapkan. Mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitasDalam program peningkatan kualitasSix Sigmamembutuhkan identifikasi masalah secara tepat, menemukan sumber dan akar penyebab dari masalah kualitas tersebut, dan mengajukan solusi masalah yang efektif dan efisien.(Vincent Gaspersz, 2002 : 201-280)Pada prosesanalyzeterdapat pemilihan peta kontrol yang disini digunakan peta kontrol-u karena data yang digunakan adalah data atribut dengan ukuran sampel yang berbeda-beda. Data yang dikumpulkan berupa jumlah ketidaksesuaian dalam sampel. Banyaknya ketidaksesuaian rata-rata per unit dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :.(3)d.Improve(I)Setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas teridentifikasi, maka perlu dilakukan penetapan rencana tindakan untuk melakukan peningkatan kualitasSix Sigma. Pada dasarnya rencana-rencana tindakan akan mendeskripsikan tentang alokasi sumber-sumber daya serta prioritas dan/atau alternatif yang dilakukan dalam implementasi dari rencana tersebut.Menetapkan Suatu Rencana Tindakan untuk Melakukan Peningkatan KualitasSix Sigma: Dilakukan setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas teridentifikasi Rencana Tindakan mendeskripsikan tentang alokasisumber-sumber daya serta prioritas dan/atau alternatif yang dilakukan dalam implementasi dari rencana itu Untuk mengembangkan rencana tindakan dapat menggunakan metode 5W-2HTabel3. Rencana Tindakan dengan Metode 5W-2HJenis5W2HDeskripsiTindakan

Tujuan utamaWhatApa yang menjadi target utama dari perbaikan/peningkatan kualitas?Merumuskan target sesuai dengan kebutuhan konsumen

Alasan kegunaanWhyMengapa rencana tindakan itu diperlukan?Penjelasan tentang kegunaan dari rencana tindakan yang dilakukan

LokasiWhereDi mana rencana tindakan itu akan dilaksanakan?Apakah aktivitas itu harus dikerjakan di sana?Mengubah urutan aktivitas atau mengkombinasikan aktivitas-aktivitas yang dapat dilaksanakan bersama

UrutanWhenBilamana aktivitas rencana tindakan itu akan terbaik untuk dilaksanakan?Apakah aktivitas itu dapat dikerjakan kemudian?

OrangWhoSiapa yang akan mengerjakan aktivitas rencana tindakan itu?Apakah ada orang lain yang dapat mengerjakan aktivitas rencana tindakan itu?Mengapa harus orang itu yang ditunjuk untuk mengerjakan aktivitas itu?

MetodeHowBagaimana mengerjakan aktivitas rencana tindakan itu?Apakah metode yang digunakan sekarang, merupakan metode terbaik?Apakah ada cara lain yang lebih mudah?Menyederhanakan aktivitas-aktivitas rencana tindakan yang ada

Biaya/manfaatHow muchBerapa biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas rencana tindakan ini?Apakah akan memberikan dampak positif pada pendapatan dan biaya (meningkatkan efektifitas dan efisiensi), setelah melaksanakan rencana tindakan itu?Memilih rencana tindakan yang paling efektif dan efisien

Tim Proyek dapat menggunakan metode pendekatan dengan menggunakan alat sepert: diagram CEDAC (Cause Effect Diagram with Additional Curve) atau FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Efektivitas dari rencana tindakan yang dilakukan akan tampak dari: Penurunan persentase biaya kegagalan kualitas (COPQ) terhadap nilai penjualan total sejalan dengan meningkatnya Kapabilitas Sigma penurunan DPMO menuju target kegagalan nol (zero defect) atau mencapai kapabilitas proses pada tingkat lebih besar atau sama dengan 6-sigmaUntuk memudahkan sekaligus meyakinkan bahwa kita telah menyelesaikan tahapIMPROVE(I) dengan baik, maka daftar periksa yang ditampilkan dapat dijadikan panduan atau pedoman kerja. Jika semua pertanyaan dalam daftar periksa itu telah dijawab dengan YA, maka berarti kita boleh melangkah ke tahap berikutnya, yaitu tahapCONTROL(C).e.Control(C)Sebagai bagian dari pendekatanSix Sigma, perlu adanya pengawasan untuk meyakinkan bahwa hasil yang diiginkan sedang dalam proses pencapaian. Hasil dari tahapimproveharus diterapkan dalam kurun waktu tertentu untuk dapat dilihat pengaruhnya terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan, praktek-praktek terbaik yang sukses dalam meningkatkan proses distandarisasikan dan disebarluaskan, prosedur-prosedur didokumentasikan dan dijadikan pedoman kerja standar, serta kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari timSix Sigmakepada pemilik atau penanggung jawab proses.Selain dengan menggunakan langkah-langkah DMAIC yang telah disebutkan di atas, six digma juga menggunakan metodologi DMADV (DefineMeasureAnalyzeDesignVerify). DMAIC digunakan untuk meningkatkan proses yang sudah ada sebelumnya, sedangkan DMADV digunakan untuk menghasilkan desain produk atau proses baru untuk kinerja proses yang dapat diprediksikan dan bebasdefect.DMADV, seperti halnya DMAIC, juga terdiri atas lima langkah yang harus dilaksanakan, yaitu: Define: mendefinisikan tujuan-tujuan dari aktivitas desain yang konsisten dengan keinginan konsumen dan strategi bisnis perusahaan. Measure: mengukur dan mengidentifikasi CTQ (critical to quality), kapabilitas produk, kapabilitas proses produksi, dan taksiran resiko. Analyze: menganalisa alternatif-alternatif yang dirancang dan dibangun, menciptakan rancangan tingkat atas dan mengevaluasi kapabilitas rancangan untuk memilih rancangan yang terbaik. Design: merancang detail, mengoptimalkan rancangan, dan merencanakan verivikasi rancangan. Fase ini mungkin saja membutuhkan proses simulasi. Verify: menguji rancangan dan mengimplementasikan proses produksi dan menyerahkannya pada pemilik proses.