site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada...

34
Universitas Kristen Petra 33 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih satu minggu dengan menyebar kuesioner kepada responden dalam jumlah kecil yaitu 6 orang untuk mengisi kuesioner tersebut. Pengumpulan kuesioner tersebut dijadikan data awal, selain itu dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang mengisi kuesioner tersebut untuk memberikan masukan-masukan agar kuesioner tersebut dapat lebih mudah dipahami. Perubahan-perubahan yang dilakukan adalah memberi keterangan dan penjelasan serta menyederhanakan kalimat yang digunakan pada kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan selama kurang lebih dua bulan yang dimulai pada periode bulan Maret hingga bulan Mei 2010. Dari penyebaran yang telah dilakukan didapatkan kuesioner sebanyak 48 buah. Selain pengumpulan kuesioner, juga dilakukan pengamatan mengenai unsafe act yang dilakukan pekerja pada proyek. Kendala yang dihadapi peneliti adalah kendala waktu penyebaran, kendala cuaca dan kendala bahasa. Untuk membantu kesulitan pemahaman yang dialami responden maka peneliti membimbing responden untuk menjawab setiap pertanyaan yang ada. 4.2 Gambaran Umum Penyebaran kuesioner dilakukan pada beberapa jenis proyek seperti rumah tinggal, restaurant, ruko, kantor, SPBU, dan lain-lain. Responden yang mengisi kuesioner sebanyak 48. Semua responden berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar responden menjalani pendidikan sampai jenjang STM (31%), tetapi ada juga yang hanya sampai jenjang SD (Gambar 4.1.).

Transcript of site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada...

Page 1: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

33

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Pilot Study dilakukan selama kurang lebih satu minggu dengan menyebar

kuesioner kepada responden dalam jumlah kecil yaitu 6 orang untuk mengisi

kuesioner tersebut. Pengumpulan kuesioner tersebut dijadikan data awal, selain itu

dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang mengisi kuesioner tersebut untuk

memberikan masukan-masukan agar kuesioner tersebut dapat lebih mudah

dipahami. Perubahan-perubahan yang dilakukan adalah memberi keterangan dan

penjelasan serta menyederhanakan kalimat yang digunakan pada kuesioner.

Penyebaran kuesioner dilakukan selama kurang lebih dua bulan yang

dimulai pada periode bulan Maret hingga bulan Mei 2010. Dari penyebaran yang

telah dilakukan didapatkan kuesioner sebanyak 48 buah. Selain pengumpulan

kuesioner, juga dilakukan pengamatan mengenai unsafe act yang dilakukan

pekerja pada proyek. Kendala yang dihadapi peneliti adalah kendala waktu

penyebaran, kendala cuaca dan kendala bahasa. Untuk membantu kesulitan

pemahaman yang dialami responden maka peneliti membimbing responden untuk

menjawab setiap pertanyaan yang ada.

4.2 Gambaran Umum

Penyebaran kuesioner dilakukan pada beberapa jenis proyek seperti

rumah tinggal, restaurant, ruko, kantor, SPBU, dan lain-lain.

Responden yang mengisi kuesioner sebanyak 48. Semua responden

berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar responden menjalani pendidikan

sampai jenjang STM (31%), tetapi ada juga yang hanya sampai jenjang SD

(Gambar 4.1.).

Page 2: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

34

Gambar 4.1. Persentase Distribusi Pendidikan Responden

Responden yang mengisi kuesioner antara lain mandor, pelaksana,

pengawas, site engineering, koordinator lapangan, site manager. Komposisi

responden dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Persentase Distribusi Jabatan Responden

Page 3: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

35

Sedangkan lama waktu responden bekerja sesuai dengan posisi atau

jabatan tersebut dapat dilihat komposisinya pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Persentase Lama Bekerja Responden

Untuk mengetahui lama perusahaan tempat responden bekerja terjun

dalam industri konstruksi dapat dilihat komposisinya pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Persentase Lama Perusahaan Terjun Dalam Industri Konstruksi

Page 4: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

36

Data jumlah responden berdasarkan jenis proyek dapat dilihat pada Tabel

4.1. Pada kuesioner ini 1 responden mewakili 1 proyek, dengan total keseluruhan

48 proyek atau 48 responden.

Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Proyek

Jenis Proyek Jumlah

Responden Ruko 9 SPBU 3 Restaurant 4 Rumah 24 Gereja 2 Kantor 4 Laboratorium 1 Sekolah 1

4.3 Analisa Budaya Keselamatan Kerja

Analisa yang dilakukan berdasarkan jenis proyek yang telah

dikelompokkan yaitu rumah, SPBU, ruko (termasuk laboratorium dan sekolah),

kantor (termasuk restaurant dan gereja). Pengelompokan tersebut dilakukan atas

dasar kemiripan luas bangunan dan keterbatasan sampel. Langkah yang dilakukan

adalah menghitung nilai mean untuk setiap variabel subfaktor sehingga didapat

gambaran mengenai faktor-faktor budaya keselamatan kerja yang ada.

4.3.1 Analisa Faktor Komitmen Top Manajemen

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapat nilai rata-rata

untuk setiap subfaktor yang dapat dilihat pada Tabel 4.2. dan Gambar 4.5

Tabel 4.2. Nilai Rata-Rata Faktor Komitmen Top Manajemen

Mean Rumah Ruko SPBU Kantor

B11 3.63 3.81 3.67 3.17 B12 3.83 3.52 4.00 3.58 B13 2.96 2.81 4.00 2.67 B14 3.88 3.63 4.33 3.83 B15 2.75 2.70 3.67 2.50

Page 5: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

37

Gambar 4.5. Nilai Rata-Rata Faktor Komitmen Top Manajemen (B1)

Pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.5 dapat dilihat secara umum bahwa nilai

rata-rata untuk keseluruhan subfaktor dari komitmen top manajemen yang

menunjukkan nilai tertinggi adalah jenis proyek SPBU, hal ini disebabkan oleh

resiko dari proyek SPBU yang tinggi sehingga kontraktor lebih berkomitmen

untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya.

Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan

pada pengambilan tindakan secara cepat bila terjadi pelanggaran keselamatan

kerja (B14). Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, hal ini

disebabkan karena kurangnya kesadaran dan kompetensi pekerja sehingga

seringkali menimbulkan bahaya keselamatan kerja di lapangan. Bahaya

keselamatan kerja yang sering terjadi antara lain meletakkan peralatan dan

material secara sembarangan, merokok di dalam areal proyek dan berdiri di

Page 6: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

38

ketinggian tanpa sabuk pengaman. Proyek SPBU juga membuktikan

komitmennya dalam menjalankan peraturan bahwa setiap orang yang masuk ke

dalam areal proyek diwajibkan menggunakan helm dan sepatu. Bila tidak

menggunakan helm dan sepatu, pekerja tidak diperbolehkan masuk ke tempat

kerja.

Berdasarkan data, dapat dilihat nilai rata-rata terendah pada jenis proyek

kantor, hal ini disebabkan kurangnya apresiasi pada pekerja yang bekerja secara

aman (B15) dan kurangnya persiapan untuk mengantisipasi bila terjadi kecelakaan

kerja (B13).

4.3.2 Analisa Faktor Komunikasi

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapat nilai rata-rata

untuk setiap subfaktor yang dapat dilihat pada Tabel 4.3. dan Gambar 4.6.

Tabel 4.3. Nilai Rata-Rata Faktor Komunikasi

Mean Rumah Ruko SPBU Kantor

B21 3.79 3.78 4.00 3.50 B22 3.75 2.74 4.33 3.67 B23 2.92 3.37 3.33 3.42 B24 3.42 3.26 4.33 3.75 B25 3.33 3.07 3.67 3.25

Page 7: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

39

Gambar 4.6. Nilai Rata-Rata Faktor Komunikasi (B2)

Pada faktor komunikasi terdapat dua subfaktor, manajemen mengajarkan

pekerja untuk bekerja secara aman (B21) dan pekerja diberikan respon yang

positif dari manajemen apabila membicarakan tentang keselamatan kerja (B24),

yang memiliki nilai rata-rata cukup tinggi bila dibandingkan dengan subfaktor

yang lain. Berdasarkan wawancara pada proyek, pada saat pertama kali pekerja

akan bekerja, setiap pekerja akan mendapatkan pengajaran dan pengarahan

tentang pekerjaan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan dan masalah

keselamatan kerja dari mandor atau manajemen. Respon yang diberikan oleh

manajemen terhadap pekerja pada saat membicarakan keselamatan kerja

cenderung positif, hal ini disebabkan karena komunikasi yang dibangun oleh

pihak manajemen dan pekerja berlangsung dua arah.

Page 8: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

40

Secara umum subfaktor yang memiliki nilai rata-rata terendah adalah

informasi mengenai keberhasilan keselamatan kerja (B23). Hal ini disebabkan

karena pekerja hanya mendapatkan informasi mengenai pekerjaannya saja,

informasi tentang masalah keselamatan kerja kurang diberikan pada pekerja.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, informasi mengenai keberhasilan

keselamatan kerja dianggap kurang penting karena masalah keselamatan kerja

hanya dianggap sebagai formalitas dan lebih mengutamakan pekerjaan yang

sedang dilakukan.

4.3.3 Analisa Faktor Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapat nilai rata-rata

untuk setiap subfaktor yang dapat dilihat pada Tabel 4.4. dan Gambar 4.7.

Tabel 4.4. Nilai Rata-Rata Faktor Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja

Mean Rumah Ruko SPBU Kantor

B31 2.63 2.04 3.00 2.50 B32 3.42 3.07 3.33 3.58 B33 2.42 2.11 3.00 2.00 B34 2.29 2.41 3.00 2.25 B35 2.75 2.30 2.67 3.08

Page 9: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

41

Gambar 4.7. Nilai Rata-Rata Faktor Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja

(B3)

Berdasarkan Tabel 4.4. dan Gambar 4.7. dapat dilihat secara umum

bahwa subfaktor yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi adalah peraturan dan

prosedur keselamatan kerja yang diterapkan tidak rumit (B32), karena pihak

manajemen menyerahkan penjelasan dan pengarahan kepada mandor untuk

pekerja yang relatif mempunyai latar belakang budaya yang sama sehingga

memudahkan penyampaian kepada pekerja untuk menaatinya.

Secara umum pada keempat jenis proyek yang diteliti, nilai rata-rata

faktor peraturan dan prosedur keselamatan berada pada kisaran nilai 2 dan 3

(Gambar 4.7.), hal ini menggambarkan bahwa peraturan yang telah dibuat oleh

manajemen kurang diterapkan secara tegas oleh pengawas lapangan atau mandor

Page 10: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

42

sehingga pekerja tidak mematuhi peraturan yang ada, serta kurangnya

pengawasan dari pihak manajemen.

Berdasarkan wawancara, peraturan dalam menggunakan alat pelindung

diri tidak diwajibkan pada jenis proyek rumah, ruko dan kantor. Hal ini

disebabkan karena kurangnya kesadaran pekerja dalam menggunakan alat

pelindung diri seperti helm dan sepatu karena merasa tidak nyaman saat bekerja,

selain dari pihak pekerja, ada pula dari pihak manajemen yang tidak menyediakan

alat pelindung diri secara lengkap. Pada proyek SPBU ditetapkan sanksi secara

tegas apabila pekerja tidak menggunakan helm dan sepatu. Sanksi berupa

peringatan sebanyak tiga kali, bila lebih dari tiga kali maka pekerja yang

melanggar akan diberhentikan.

Setelah membandingkan dengan keempat jenis proyek, hampir semua

responden menganggap bahwa kecelakaan ringan yang sering terjadi seperti

terkena paku, tertimpa ember, terpeleset, dan lain-lain, dianggap biasa dalam

pekerjaan konstruksi di lapangan. Hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran dari

pihak pekerja maupun pengawas untuk mencegah terjadinya kecelakaan ringan

yang seharusnya dapat dihindari apabila menjalankan peraturan dan prosedur

keselamatan terutama menggunakan alat pelindung diri.

4.3.4 Analisa Faktor Keterlibatan Pekerja

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapat nilai rata-rata

untuk setiap subfaktor yang dapat dilihat pada Tabel 4.5. dan Gambar 4.8.

Tabel 4.5. Nilai Rata-Rata Faktor Keterlibatan Pekerja

Mean Rumah Ruko SPBU Kantor

B41 3.71 3.56 3.67 3.75 B42 3.92 3.52 3.67 3.50 B43 4.08 3.63 4.33 4.17 B44 3.79 3.93 3.67 3.50 B45 2.46 2.07 2.67 3.17

Page 11: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

43

Gambar 4.8. Nilai Rata-Rata Faktor Keterlibatan Pekerja (B4)

Dapat dilihat secara umum pada Tabel 4.5. dan Gambar 4.8. subfaktor

yang memiliki nilai terendah yaitu pekerja dilibatkan dalam pengembangan

prosedur keselamatan kerja B (45). Berdasarkan wawancara, pihak manajemen

berpendapat bahwa masalah keterlibatan pekerja dalam pengembangan prosedur

keselamatan kerja hanya cukup dikomunikasikan dengan mandor saja. Dalam

semua jenis proyek para pekerja sangat aktif dalam melaporkan apabila terjadi

kecelakaan (B43) agar dapat langsung mendapatkan dana untuk berobat dan

memiliki keinginan untuk mendapatkan hasil keselamatan kerja yang baik (B42).

Para pekerja cenderung pula untuk mengingatkan pekerja yang lain tentang

bahaya keselamatan kerja (B44), hal ini disebabkan karena kesamaan kultur dan

Page 12: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

44

banyak dari antara pekerja yang berasal dari satu daerah yang sama dan bahkan

ada yang masih terkait sanak saudara.

4.3.5 Analisa Faktor Kompetensi Pekerja

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapat nilai rata-rata

untuk setiap subfaktor yang dapat dilihat pada Tabel 4.6. dan Gambar 4.9.

Tabel 4.6. Nilai Rata-Rata Faktor Kompetensi Pekerja

Mean

Rumah Ruko SPBU Kantor

B51 3.79 3.56 4.33 3.75 B52 4.08 4.15 3.67 3.75 B53 2.75 2.89 2.67 2.42 B54 3.67 4.11 4.00 4.00 B55 3.75 3.56 3.00 3.33

Dapat dilihat secara umum pada seluruh jenis proyek, nilai subfaktor

terendah adalah pelatihan memberikan pengertian yang jelas terhadap

keselamatan kerja (B53). Berdasarkan wawancara, hal ini disebabkan karena

kurangnya diadakan pelatihan secara khusus mengenai keselamatan kerja,

biasanya hanya diberikan pengarahan mengenai keselamatan kerja. Para pekerja

merasa bahwa dengan diberikannya pengarahan mengenai keselamatan kerja

sudah cukup. Sedangkan pada kenyataannya pelatihan dapat memberikan manfaat

lebih dalam meningkatkan kompetensi pekerja mengenai keselamatan kerja.

Page 13: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

45

Gambar 4.9. Nilai Rata-Rata Faktor Kompetensi Pekerja (B5)

Setiap pekerja mengerti resiko dan tanggung jawab mengenai

keselamatan kerja. Hal ini dapat dilihat dari tingginya nilai rata-rata yaitu pada

kisaran 3 dan 4. Untuk subfaktor pekerja menolak melakukan pekerjaan yang

membahayakan (B55), berdasarkan wawancara banyak pekerja yang merasa harus

melakukan pekerjaan yang telah diberikan oleh mandor walaupun berbahaya,

tetapi ada pekerja yang berani menolak karena menyadari bahaya keselamatan

kerja, seperti ada pekerja yang menolak bekerja di ketinggian karena takut

ketinggian.

Page 14: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

46

4.3.6 Analisa Faktor Lingkungan Kerja

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapat nilai rata-rata

untuk setiap subfaktor yang dapat dilihat pada Tabel 4.7. dan Gambar 4.10.

Tabel 4.7. Nilai Rata-Rata Faktor Lingkungan Kerja

Mean Rumah Ruko SPBU Kantor

B61 3.71 3.37 3.33 3.58 B62 4.04 3.93 4.00 3.92 B63 3.92 3.89 4.00 3.75 B64 2.83 2.11 4.00 2.83 B65 3.92 3.56 4.33 3.50

Dapat dilihat pada Tabel 4.7. dan Gambar 4.10. subfaktor perencanaan

site layout (B64) pada jenis proyek selain SPBU tidak menjadi pertimbangan yang

utama bahkan seringkali tidak ada perencanaan site layout. Berdasarkan

wawancara, perencanaan site layout pada jenis proyek ruko, rumah dan kantor

dilakukan oleh mandor secara langsung.

Pada gambar 4.10. dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, pekerja lebih

merasa puas dengan lingkungan kerjanya. Hal ini disebabkan karena pihak

manajemen lebih memperhatikan keamanan lingkungan kerjanya

mempertimbangkan resiko yang dihadapi lebih tinggi.

Pada subfaktor pekerja bekerja dengan tenang, tidak diberi tekanan yang

berlebihan (B61) kurang terpenuhi karena seringkali pekerja dibebani dengan

tuntutan schedule yang ketat sehingga pekerja lebih memprioritaskan untuk

bekerja secara cepat dan kurang memperhatikan keselamatan kerjanya sendiri.

Berdasarkan wawancara, pada semua jenis proyek juga didapati bahwa tidak ada

budaya saling menyalahkan apabila terjadi kecelakaan karena sesama pekerja

merasa bahwa kecelakaan yang terjadi merupakan takdir dari Tuhan dan suatu

bentuk kesialan.

Page 15: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

47

Gambar 4.10. Nilai Rata-Rata Faktor Lingkungan Kerja (B6)

4.3.7 Analisa Faktor-Faktor Budaya Keselamatan Kerja

Secara keseluruhan untuk tiap-tiap faktor dapat dilihat nilai rata-ratanya

pada Tabel 4.8. dan Gambar 4.11.

Tabel 4.8. Nilai Rata-Rata Faktor-Faktor Budaya Keselamatan Kerja

Faktor - Faktor Mean Komitmen Top Manajemen 3.35 Komunikasi 3.44 Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja 2.67 Keterlibatan pekerja 3.55 Kompetensi pekerja 3.54 Lingkungan kerja 3.59

Page 16: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

48

Gambar 4.11. Nilai Rata-Rata Faktor-Faktor Budaya Keselamatan Kerja

Secara umum dapat dilihat bahwa nilai mean terendah terdapat pada

faktor peraturan dan prosedur keselamatan kerja. Hal ini lebih disebabkan karena

kurangnya peraturan yang tertulis secara tegas dan jelas serta banyak responden

berpendapat bahwa alat pelindung diri tidak diwajibkan untuk dipakai saat bekerja

di proyek-proyek yang tidak berskala besar. Sedangkan nilai mean lebih besar dari

3.5 ada pada 3 faktor yaitu faktor kompetensi pekerja, keterlibatan pekerja dan

lingkungan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja aktif dan bertanggung

jawab mengenai keselamatan kerja, lingkungan yang tercipta di proyek juga

kondusif untuk para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya.

4.4 Analisa Unsafe Act Index

Untuk nilai Unsafe Act Index yang dapat digunakan adalah Unsafe Act

Index tingkah laku, karena nilai Unsafe Act Index untuk alat pelindung diri pada

semua proyek memiliki nilai 100%. Hal ini disebabkan karena tidak ada satu

pekerja pun yang menggunakan alat pelindung diri secara lengkap (helm, sarung

tangan dan sepatu), sehingga faktor alat pelindung diri dikeluarkan. Berdasarkan

perhitungan Unsafe Act Index yang telah dilakukan untuk tingkah laku, didapat

nilai-nilai Unsafe Act Index tingkah laku yang dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Page 17: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

49

Tabel 4.9. Persentase Nilai Unsafe Act Index Tingkah Laku

No. Jenis

Proyek Unsafe Act Index (%)

1 Rumah 55,56 2 Rumah 37,50 3 Rumah 40,00 4 Rumah 61,54 5 Rumah 39,13

6 Rumah 37,04

7 Rumah 28,57

8 Rumah 0,00 9 Rumah 37,50 10 Rumah 53,33 11 Rumah 34,29 12 Rumah 21,05 13 Rumah 43,75 14 Rumah 11,11 15 Rumah 30,77 16 Rumah 45,00 17 Rumah 51,94 18 Rumah 91,67 19 Rumah 60,00 20 Rumah 86,67 21 Rumah 60,00 22 Rumah 47,37 23 Rumah 53,33 24 Rumah 73,33 25 Ruko 42,86 26 Ruko 44,44 27 Ruko 47,06 28 Ruko 31,03 29 Ruko 92,86 30 Ruko 43,75 31 Ruko 40,00 32 Ruko 18,92 33 Ruko 44,00 34 Ruko 21,05 35 Ruko 50,00 36 SPBU 42,11 37 SPBU 33,33 38 SPBU 17,14

Page 18: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

50

Tabel 4.9. Persentase Nilai Unsafe Act Index Tingkah Laku (Sambungan)

No. Jenis

Proyek Unsafe Act Index (%)

39 Kantor 74,07 40 Kantor 35,00 41 Kantor 42,22 42 Kantor 30,00 43 Kantor 31,58 44 Kantor 33,33 45 Kantor 36,67 46 Kantor 53,85 47 Kantor 52,78 48 Kantor 55,00

Dari Tabel 4.9. dapat dikelompokkan untuk mendapatkan Unsafe Act

Index berdasarkan jenis proyek yang dapat dilihat pada Tabel 4.10. dan Gambar

4.12.

Tabel 4.10. Persentase Nilai Unsafe Act Index Tingkah Laku

Berdasarkan Jenis Proyek

No. Jenis

Proyek Total

Sampel Unsafe Act Index (%)

1 Rumah 24 45,85 2 Ruko 11 43,27 3 Kantor 10 44,45 4 SPBU 3 30,86

Page 19: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

51

Gambar 4.12. Persentase Unsafe Act Index Tingkah Laku Berdasarkan Jenis

Proyek

Dapat dilihat pada Tabel 4.10. dan Gambar 4.11. nilai Unsafe Act Index

Tingkah Laku tertinggi ada pada jenis proyek rumah. Hal ini menunjukkan pada

jenis proyek rumah terjadi banyak pelanggaran keselamatan kerja berupa tingkah

laku yang berbahaya. Sedangkan nilai Unsafe Act Index Tingkah Laku terendah

ada pada jenis proyek SPBU, berdasarkan pengamatan pekerja pada proyek SPBU

lebih menaati peraturan-peraturan seperti menggunakan sabuk pengaman apabila

berada di ketinggian, tidak merokok apabila berada di areal proyek karena sangat

berbahaya dan lebih menggunakan alat pelindung diri. Pada jenis proyek SPBU

ditetapkan jam-jam khusus yang digunakan untuk merokok di luar areal proyek,

sehingga pekerja lebih berkemauan untuk menaatinya.

Pelanggaran-pelanggaran yang dipakai dalam Unsafe Act Index Tingkah

Laku didapat dari pelanggaran-pelanggaran yang sering terjadi di lapangan. Untuk

menghitung Unsafe Act Index Tingkah Laku ini, digunakan lima jenis

pelanggaran-pelanggaran yaitu :

1. Melempar

Melempar yang dimaksud pelanggaran adalah melempar material (batu bata,

dan lain-lain) dan peralatan (ember, palu, dan lain-lain).

Page 20: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

52

2. Melompat

Melompat yang dimaksud pelanggaran adalah melompat langsung dari

ketinggian lebih dari 2 meter.

3. Memanjat

Memanjat yang dimaksud pelanggaran adalah memanjat perancah kayu atau

scaffolding tanpa menggunakan tangga yang diberi pengaku.

4. Berdiri

Berdiri yang dimaksud pelanggaran adalah berdiri sambil bekerja di

ketinggian lebih dari 2 meter tanpa menggunakan sabuk pengaman.

5. Merokok

Merokok yang dimaksud pelanggaran adalah merokok di areal proyek atau

merokok didalam jam kerja.

Berdasarkan pelanggaran-pelanggaran yang sering terjadi, persentase

Unsafe Act Index tingkah laku berdasarkan jenis proyek dapat dilihat pada Tabel

4.11. dan Gambar 4.13.

Tabel 4.11. Persentase Nilai Unsafe Act Index Tingkah Laku Berdasarkan Jenis

Pelanggaran-Pelanggaran yang Sering Terjadi

No Jenis Proyek Pelanggaran Tingkah Laku (%)

Melempar Melompat Memanjat Berdiri Merokok 1 Rumah 4,81 0,88 7,22 19,04 12,69 2 Ruko 3,79 1,14 2,65 18,94 13,64 3 SPBU 2,27 0,00 7,95 12,50 7,95 4 Kantor 2,36 0,79 8,14 14,70 13,65

Page 21: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

53

Gambar 4.13. Persentase Unsafe Act Index Tingkah Laku Berdasarkan Jenis

Pelanggaran yang Sering Terjadi

Dapat dilihat pada Tabel 4.11. dan Gambar 4.13. pelanggaran yang

paling sering dilakukan adalah berdiri di ketinggian tanpa sabuk pengaman.

Menurut hasil yang didapat dari wawancara, tingginya pelanggaran berdiri di

ketinggian ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran dari pihak manajemen untuk

menegaskan peraturan-peraturan keselamatan kerja yang sebenarnya penting

untuk dilaksanakan dan diperhatikan, meskipun sebenarnya alat-alat keselamatan

seperti sabuk pengaman juga telah disediakan jika diperlukan. Pelanggaran berdiri

di ketinggian yang paling jarang terjadi adalah pada proyek SPBU. Hal ini

menunjukkan bahwa peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh pihak manajemen

benar-benar dilaksanakan dengan tegas. Adapun pada proyek SPBU diberikan

apresiasi-apresiasi kepada pekerja yang bekerja paling aman pada setiap bulannya,

sehingga memacu para pekerja untuk bekerja lebih aman.

Pelanggaran kedua yang paling sering terjadi adalah merokok. Pekerja

yang paling sering merokok terdapat pada jenis proyek ruko, kantor dan rumah.

Menurut hasil yang didapat pada wawancara, pekerja pada jenis-jenis proyek ini

cenderung menganggap keselamatan kerja kurang penting, acuh tak acuh, serta

kurangnya kesadaran akan keselamatan kerja dengan tidak ditegaskannya

peraturan yang jelas pada proyek.

Page 22: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

54

4.5 Analisa Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja Terhadap Unsafe Act

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil analisa statistik One-Way

ANOVA terhadap 30 subfaktor budaya keselamatan kerja yang mempengaruhi

Unsafe Act. Hasilnya dapat dilihat secara berurutan pada Tabel 4.12. berdasarkan

Level of Significance-nya mulai dari yang paling berpengaruh.

Tabel 4.12. Hasil Analisa Statistik Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja

Terhadap Unsafe Act Index

No

Kode

Subfaktor Sig

1 B21 Di proyek ini manajemen mengajarkan pekerja untuk bekerja secara aman

0,003

2 B32 Di proyek ini peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang diterapkan tidak rumit sehingga pekerja lebih berkemauan untuk menaatinya

0,004

3 B14 Di proyek ini manajemen bertindak secara cepat bila terjadi pelanggaran keselamatan kerja

0,006

4 B64 Di proyek ini perencanaan site layout menjadi pertimbangan yang utama dalam keselamatan kerja

0,008

5 B61 Di proyek ini pekerja bekerja dengan tenang, tidak diberi tekanan yang berlebihan

0,019

6 B45 Di proyek ini pekerja dilibatkan dalam pengembangan prosedur keselamatan kerja

0,022

7 B63 Di proyek ini kondisi kerja yang aman mendukung pekerja untuk bekerja dengan aman pula

0,051

8 B51 Di proyek ini pekerja mengerti tanggung jawabnya terhadap keselamatan kerja

0,093

9 B42 Di proyek ini pekerja memiliki keinginan untuk mendapatkan hasil keselamatan kerja yang baik

0,103

10 B24 Di proyek ini pekerja diberikan respon yang positif dari manajemen apabila membicarakan tentang keselamatan kerja

0,110

11 B41 Di proyek ini pekerja berperan aktif dalam keselamatan kerja

0,111

12 B52 Di proyek ini pekerja mengerti sepenuhnya resiko pekerjaannya

0,147

Page 23: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

55

Tabel 4.12. Hasil Analisa Statistik Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja terhadap

Unsafe Act Index (Sambungan)

No

Kode Subfaktor Sig

13 B43 Di proyek ini pekerja melaporkan bila terjadi kecelakaan 0,168 14 B65 Di proyek ini pekerja puas dengan keamanan lingkungan

pekerjaannya 0,189

15 B53 Di proyek ini pelatihan memberikan pekerja pengertian yang jelas terhadap keselamatan kerja

0,218

16 B11 Di proyek ini manajemen menyadari keselamatan kerja sama pentingnya dengan produksi

0,255

17 B62 Di proyek ini tidak ada budaya saling menyalahkan apabila terjadi kecelakaan

0,281

18 B35 Di proyek ini manajemen tidak mentoleransi kecelakaan ringan seperti terkena paku, terpeleset, tertimpa ember, dan lain-lain

0,286

19 B31 Di proyek ini peraturan dan prosedur keselamatan kerja dapat melindungi pekerja dari kecelakaan kerja

0,378

20 B54 Di proyek ini pekerja tidak pernah melakukan pekerjaan di luar tanggung jawabnya

0,384

21 B34 Di proyek ini pekerja telah menggunakan peralatan yang memadai

0,404

22 B44 Di proyek ini pekerja mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja

0,434

23 B55 Di proyek ini pekerja menolak untuk melakukan pekerjaan yang membahayakan

0,461

24 B12 Di proyek ini manajemen peduli dengan keselamatan kerja dari pekerja

0,522

25 B13 Di proyek ini manajeman melakukan persiapan untuk mengantisipasi bila terjadi kecelakaan kerja

0,563

26 B33 Di proyek ini pekerja diharuskan untuk menggunakan alat pelindung diri di area proyek

0,673

27 B23 Di proyek ini pekerja diinformasikan mengenai hasil dari keberhasilan keselamatan kerja

0,727

28 B22 Di proyek ini komunikasi tentang keselamatan kerja yang dilakukan oleh manajemen berlangsung terus menerus

0,730

29 B15 Di proyek ini manajemen mengapresiasi pekerja yang menjalankan pekerjaannya dengan aman

0,885

30 B25 Di proyek ini manajemen mendengarkan dan bertindak sesuai tanggapan dari pekerja tentang keselamatan kerja di lapangan

0,929

Page 24: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

56

Dari hasil analisa di atas terlihat bahwa subfaktor-subfaktor yang secara

statistik signifikan berpengaruh terhadap Unsafe Act yang memenuhi Level of

Significance (α) sebesar 0.05 adalah sebagai berikut (secara berurutan):

1. Di proyek ini manajemen mengajarkan pekerja untuk bekerja secara aman

2. Di proyek ini peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang diterapkan tidak

rumit sehingga pekerja lebih berkemauan untuk menaatinya

3. Di proyek ini manajemen bertindak secara cepat bila terjadi pelanggaran

keselamatan kerja

4. Di proyek ini perencanaan site layout menjadi pertimbangan yang utama

dalam keselamatan kerja

5. Di proyek ini pekerja bekerja dengan tenang, tidak diberi tekanan yang

berlebihan

6. Di proyek ini pekerja dilibatkan dalam pengembangan prosedur keselamatan

kerja

Berikut di bawah ini merupakan penjelasan lebih detail mengenai

subfaktor-subfaktor yang berpengaruh. Sedangkan untuk subfaktor-subfaktor

yang tidak berpengaruh dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 4.

4.5.1 ANOVA Subfaktor “ Di proyek ini manajemen mengajarkan pekerja

untuk bekerja secara aman” (B21)

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, didapatkan Level of

Significance untuk subfaktor “ Di proyek ini manajemen mengajarkan pekerja

untuk bekerja secara aman” (B21), yang dapat dilihat pada Tabel 4.13. dan

Gambar 4.14.

Tabel 4.13. Anova Subfaktor B21

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Between Groups

24,167 40 ,604 8,458 ,003

Within Groups ,500 7 ,071 Total 24,667 47

Page 25: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

57

B21

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

1 2 3 4 5

Skala Penilaian

Un

safe

Act

In

de

x (

%)

B21

Gambar 4.14. Grafik Skala Penilaian vs Unsafe Act Index Pada Subfaktor B21

Menurut hasil analisa statistik di atas, subfaktor “Di proyek ini

manajemen mengajarkan pekerja untuk bekerja secara aman” merupakan

subfaktor yang secara statistik paling berpengaruh terhadap Unsafe Act yang

dilakukan pekerja pada proyek konstruksi di Surabaya.

Dapat dilihat pada Gambar 4.14. bahwa skala penilaian yang semakin

baik, maka Unsafe Act Index juga semakin rendah, sehingga hasil ini

menunjukkan bahwa subfaktor B21 memang memiliki pengaruh terhadap Unsafe

Act pekerja. Banyak responden yang mengisi pada skala penilaian 4, tetapi

melalui pengamatan Unsafe Act, tidak semuanya menunjukkan hasil yang baik,

meskipun cenderung menunjukkan hasil Unsafe Act Index yang rendah.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan pelaksana dan

pengawas lapangan, subfaktor “Di proyek ini manajemen mengajarkan pekerja

untuk bekerja secara aman” memang sangat berpengaruh terhadap Unsafe Act

yang dilakukan pekerja. Hal ini disebabkan karena pengajaran tentang bekerja

secara aman dilakukan saat pekerja baru akan memulai bekerja di sebuah proyek,

sehingga para pekerja merasa segan dan takut bila tidak menaatinya. Hal ini

menunjukkan bahwa kesadaran pekerja masih sangat kurang untuk bekerja secara

aman. Untuk meningkatkan kesadaran pekerja maka komunikasi yang dilakukan

Page 26: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

58

dalam pengajaran pekerja harus dapat diterima sehingga pekerja mengerti dengan

jelas.

Pihak manajemen yang memiliki kemampuan komunikasi yang efektif

dapat menyampaikan maksud pengajaran kepada pekerja dengan lebih jelas dan

mencapai hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan yang memiliki

kemampuan komunikasi yang buruk. Secara umum, kemampuan komunikasi yang

efektif adalah kunci untuk memberikan pengaruh kepada pekerja dalam arti yang

positif. Komunikator yang efektif akan diakui oleh pekerja, didengarkan dan

mendapat empati dari pekerja (Williams, 2003).

4.5.2 ANOVA Subfaktor “ Di proyek ini peraturan dan prosedur

keselamatan kerja yang diterapkan tidak rumit sehingga pekerja

lebih berkemauan untuk menaatinya” (B32)

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, didapatkan Level of

Significance untuk subfaktor “ Di proyek ini peraturan dan prosedur keselamatan

kerja yang diterapkan tidak rumit sehingga pekerja lebih berkemauan untuk

menaatinya” (B32), yang dapat dilihat pada Tabel 4.14. dan Gambar 4.15.

Tabel 4.14. Anova Subfaktor B32

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Between Groups

22,750 40 ,569 7,963 ,004

Within Groups ,500 7 ,071 Total 23,250 47

Page 27: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

59

B32

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

1 2 3 4 5

Skala Penilaian

Un

safe

Act

In

de

x (

%)

B32

Gambar 4.15. Grafik Skala Penilaian vs Unsafe Act Index Pada Subfaktor B32

Menurut hasil analisa statistik di atas, subfaktor “Di proyek ini peraturan

dan prosedur keselamatan kerja yang diterapkan tidak rumit sehingga pekerja

lebih berkemauan untuk menaatinya” merupakan subfaktor yang secara statistik

berpengaruh terhadap Unsafe Act yang dilakukan pekerja pada proyek konstruksi

di Surabaya. Adapun dari hasil analisa mean budaya keselamatan kerja, diketahui

bahwa faktor peraturan dan prosedur keselamatan kerja merupakan faktor yang

paling kurang diperhatikan, sehingga hal ini memicu adanya pengaruh antara

subfaktor “Di proyek ini peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang

diterapkan tidak rumit sehingga pekerja lebih berkemauan untuk menaatinya”

terhadap Unsafe Act.

Dapat dilihat pada Gambar 4.15. bahwa skala penilaian yang semakin

baik, maka Unsafe Act Index juga semakin rendah, sehingga hasil ini

menunjukkan bahwa subfaktor B32 memang memiliki pengaruh terhadap Unsafe

Act pekerja. Penyebaran responden lebih banyak pada skala penilaian 3 dan 4,

hanya 1 responden yang mengisi 5. Pada skala 3 hasil pengamatan Unsafe Act

mulai menunjukkan hasil Unsafe Act Index yang merata, kemudian pada skala

penilaian 4 mulai menunjukkan hasil Unsafe Act Index yang rendah.

Berdasarkan wawancara, peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang

dibuat sebaik mungkin tidak akan dapat berjalan apabila peraturan yang

Page 28: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

60

disampaikan rumit atau sulit untuk dimengerti oleh pekerja, karena kebanyakan

pekerja memiliki latar belakang pendidikan yang rendah dan berasal dari desa.

Oleh sebab itu peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang diterapkan harus

memenuhi standar keselamatan kerja tetapi juga tidak rumit dalam

penyampaiannya sehingga dapat dimengerti oleh pekerja.

4.5.3 ANOVA Subfaktor “ Di proyek ini manajemen bertindak secara

cepat bila terjadi pelanggaran keselamatan kerja” (B14)

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, didapatkan Level of

Significance untuk subfaktor “ Di proyek ini manajemen bertindak secara cepat

bila terjadi pelanggaran keselamatan kerja” (B14), yang dapat dilihat pada Tabel

4.15. dan Gambar 4.16.

Tabel 4.15. Anova Subfaktor B14

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Between Groups

19,979 40 ,499 6,993 ,006

Within Groups ,500 7 ,071 Total 20,479 47

B14

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

1 2 3 4 5

Skala Penilaian

Un

safe

Act

In

de

x (

%)

B14

Gambar 4.16. Grafik Skala Penilaian vs Unsafe Act Index Pada Subfaktor B14

Page 29: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

61

Menurut hasil analisa statistik di atas, subfaktor “Di proyek ini

manajemen bertindak secara cepat bila terjadi pelanggaran keselamatan kerja”

merupakan subfaktor yang secara statistik berpengaruh terhadap Unsafe Act yang

dilakukan pekerja pada proyek konstruksi di Surabaya.

Dapat dilihat pada Gambar 4.16. bahwa skala penilaian yang semakin

baik, maka Unsafe Act Index juga semakin rendah, sehingga hasil ini

menunjukkan bahwa subfaktor B14 memang memiliki pengaruh terhadap Unsafe

Act pekerja. Banyak sekali responden yang mengisi skala penilaian 4 dan

memiliki Unsafe Act Index yang relatif rendah, kemudian pada skala penilian 5

menunjukkan Unsafe Act Index yang cenderung lebih rendah.

Pendekatan berdasarkan komitmen manajemen pada kesehatan dan

keselamatan kerja lebih efektif apabila dibandingkan dengan kontrol orientasi dan

dapat meningkatkan kinerja pekerja agar lebih percaya pada manajemen sehingga

pekerja dapat memberikan hasil yang maksimal (Barling, 2000)

Berdasarkan pengamatan, pelanggaran keselamatan kerja sering terjadi

karena kurangnya kesadaran dari pekerja sendiri, meskipun manajemen telah

bertindak secara cepat apabila pekerja melakukan pelanggaran keselamatan kerja.

4.5.4 ANOVA Subfaktor “ Di proyek ini perencanaan site layout menjadi

pertimbangan yang utama dalam keselamatan kerja” (B64)

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, didapatkan Level of

Significance untuk subfaktor “ Di proyek ini perencanaan site layout menjadi

pertimbangan yang utama dalam keselamatan kerja” (B64), yang dapat dilihat

pada Tabel 4.16. dan Gambar 4.17.

Tabel 4.16. Anova Subfaktor B64

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Between Groups

53,813 40 1,345 6,278 ,008

Within Groups 1,500 7 ,214 Total 55,313 47

Page 30: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

62

B64

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

1 2 3 4 5

Skala Penilaian

Un

safe

Act

In

de

x (

%)

B64

Gambar 4.17. Grafik Skala Penilaian vs Unsafe Act Index Pada Subfaktor B64

Menurut hasil analisa statistik di atas, subfaktor “Di proyek ini

perencanaan site layout menjadi pertimbangan yang utama dalam keselamatan

kerja” merupakan subfaktor yang secara statistik berpengaruh terhadap Unsafe Act

yang dilakukan pekerja pada proyek konstruksi di Surabaya.

Dapat dilihat pada Gambar 4.17. bahwa skala penilaian yang semakin

baik, maka Unsafe Act Index juga semakin rendah, sehingga hasil ini

menunjukkan bahwa subfaktor B14 memang memiliki pengaruh terhadap Unsafe

Act pekerja. Penyebaran responden lebih banyak yang mengisi pada skala 2, 3 ,

dan 4. Meskipun pada skala penilaian 2 unsafe act index-nya terlihat merata

namun pada skala 3 dan 4 memiliki kecenderungan unsafe act index yang rendah.

Tujuan dari perencanaan site-layout adalah untuk menciptakan

lingkungan kerja yang akan memaksimalkan efisiensi dan meminimalkan resiko

(Gibb and Knobbs, 1995). Dalam penelitian sebelumnya yang telah dilakukan,

Sawacha (1999) menyebutkan bahwa site-layout yang telah direncanakan dengan

baik dan teratur akan menghasilkan tingkat keselamatan kerja yang tinggi.

Berdasarkan wawancara dengan pelaksana, mandor dan pengawas

lapangan. Pihak manajemen kurang menjadikan perencanaan site layout dalam

pertimbangan yang utama dalam keselamatan kerja. Hal ini disebabkan oleh pihak

manajemen yang beralasan bahwa proyek yang ditangani bukanlah proyek besar

Page 31: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

63

sehingga penempatan material dan tempat tinggal pekerja dilakukan di tempat

secara spontan.

4.5.5 ANOVA Subfaktor “ Di proyek ini pekerja bekerja dengan tenang,

tidak diberi tekanan yang berlebihan” (B61)

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, didapatkan Level of

Significance untuk subfaktor “ Di proyek ini pekerja bekerja dengan tenang, tidak

diberi tekanan yang berlebihan” (B61), yang dapat dilihat pada Tabel 4.17. dan

Gambar 4.18.

Tabel 4.17. Anova Subfaktor B61

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Between Groups

26,979 40 ,674 4,721 ,019

Within Groups 1,000 7 ,143 Total 27,979 47

B61

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

1 2 3 4 5

Skala Penilaian

Un

safe

Act

In

de

x (

%)

B61

Gambar 4.18. Grafik Skala Penilaian vs Unsafe Act Index Pada Subfaktor B61

Menurut hasil analisa statistik di atas, subfaktor “Di proyek ini pekerja

bekerja dengan tenang, tidak diberi tekanan yang berlebihan” merupakan

Page 32: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

64

subfaktor yang secara statistik berpengaruh terhadap Unsafe Act yang dilakukan

pekerja pada proyek konstruksi di Surabaya.

Dapat dilihat pada Gambar 4.18. bahwa skala penilaian yang semakin

baik, maka Unsafe Act Index juga semakin rendah, sehingga hasil ini

menunjukkan bahwa subfaktor B14 memang memiliki pengaruh terhadap Unsafe

Act pekerja. Penyebaran responden lebih banyak yang mengisi pada skala 4 dan

menunjukkan unsafe act index yang rendah. Pada skala penilaian 5 semua unsafe

act index-nya menunjukkan hasil di bawah 40%.

Berdasarkan wawancara, dalam suatu proyek yang pekerjanya mendapat

tekanan yang berlebihan saat bekerja cenderung bekerja secara tergesa-gesa dan

kurang memperhatikan prosedur keselamatan kerja. Hal ini banyak disebabkan

karena pihak manajemen hanya menuntut hasil kerja yang cepat untuk mengejar

tenggang waktu proyek sehingga para mandor lebih memprioritaskan hasil kerja

daripada keselamatan kerja.

4.5.6 ANOVA Subfaktor “ Di proyek ini pekerja dilibatkan dalam

pengembangan prosedur keselamatan kerja” (B45)

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, didapatkan Level of

Significance untuk subfaktor “ Di proyek ini pekerja dilibatkan dalam

pengembangan prosedur keselamatan kerja” (B45), yang dapat dilihat pada Tabel

4.18. dan Gambar 4.19.

Tabel 4.18. Anova Subfaktor B45

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Between Groups

38,417 40 ,960 4,482 ,022

Within Groups 1,500 7 ,214 Total 39,917 47

Page 33: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

65

B45

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

1 2 3 4 5

Skala Penilaian

Un

safe

Act

In

de

x (

%)

B45

Gambar 4.19. Grafik Skala Penilaian vs Unsafe Act Index Pada Subfaktor B45

Menurut hasil analisa statistik di atas, subfaktor “Di proyek ini pekerja

dilibatkan dalam pengembangan prosedur keselamatan kerja” merupakan

subfaktor yang secara statistik berpengaruh terhadap Unsafe Act yang dilakukan

pekerja pada proyek konstruksi di Surabaya.

Dapat dilihat pada Gambar 4.19. bahwa skala penilaian yang semakin

baik, maka Unsafe Act Index juga semakin rendah, sehingga hasil ini

menunjukkan bahwa subfaktor B14 memang memiliki pengaruh terhadap Unsafe

Act pekerja. Penyebaran responden lebih banyak yang mengisi pada skala 2 secara

merata. Pada skala 3, 4 dan 5 memiliki kecenderungan unsafe act index yang

semakin rendah.

Tidak hanya dengan partisipasi dari manajemen dan keikutsertaan dalam

aktivitas menjaga keselamatan kerja tetapi juga kemauan manajemen untuk

mengikutsertakan pekerja agar lebih aktif (Niskanen, 1994). Jadi dalam suatu

proyek, manajemen dituntut untuk mengikutsertakan pekerja dalam menentukan

kebijakan yang berlaku mengenai prosedur keselamatan kerja dalam proyek

tersebut.

Page 34: site manager . Komposisi · untuk melindungi keselamatan kerja dari pekerjanya. Dapat dilihat pada jenis proyek SPBU, subfaktor yang lebih diutamakan pada pengambilan tindakan secara

Universitas Kristen Petra

66

Berdasarkan wawancara, dalam suatu proyek sangat jarang sekali pihak

manajemen mau repot-repot untuk mengikutsertakan pekerja dalam menentukan

prosedur keselamatan kerja. Pihak manajemen lebih memilih untuk membuat

kebijakan dan mengharuskan para pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah

ditetapkan.